BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA - etheses.uin...
Transcript of BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA - etheses.uin...
49
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri CFBO Soekarno-Hatta Malang
1. Gambaran Umum BSM CFBO Soekarno-Hatta Malang
Penentuan lokasi suatu badan usaha atau perusahaan harus memperhatikan
beberapa pertimbangan analisis kondisi terhadap wilayah/daerah yang akan
digunakan sebagai kantor atau perusahaan, karena kantor merupakan tempat
berlangsung segala jenis kegiatan baik dalam berhubungan dengan pihak luar
maupun kegiatan dalam bank itu sendiri.
Pemilihan lokasi yang tepat dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya dan merupakan salah satu faktor penentu yang berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan sebuah perusahaan. Bank Syariah Mandiri CFBO Soekarno-
Hatta Malang berlokasi di Jl. Soekarno Hatta Jl. Raya Soekarno Hatta Kav
5D/400 Malang, Jawa Timur. Alasannya selain bank menjadi tolak ukur
keberhasilan dalam menjalankan usaha dan memberikan kemanfaatan bagi para
nasabahnya dengan berbasis syariah, letak lokasi juga sangat mudah terjangkau
dengan produk yang ditawarkan berupa murâbahah dalam pembiayaan Griya
BSM dan BSM Oto.
50
Kegiatan Operasional pada BSM CFBO Soekarno-Hatta Malang dimulai
sejak awal Juli 2012, berlokasi 1 kantor dengan Bank Syariah Mandiri KCP
Soekarno-Hatta, akan tetapi memiliki tugas dan segmen yang berbeda. Sehingga
dalam kantor Bank Syariah Mandiri CFBO Malang ini hanya fokus hanya
pembiayaan konsumtif yang dipimpin oleh Bapak Nurul Imansyah selaku Head
Office CFBO Soekarno-Hatta Malang.
2. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri CFBO Soekarno-Hatta Malang
Dalam penerapan aktivitas perbankan sebagai tolak ukur untuk mewujudkan
pembiayaan yang dapat dipercaya kepada masyarakakat luas, adapun visi dan misi
yang diemban pada Bank Syariah mandiri adalah sebagai berikut:1
a. Visi
Visinya yaitu menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha.
b. Misi
1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.
2) Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM.
3) Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan
kerja yang sehat.
4) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
5) Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang
sehat.
1http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/visi-dan-misi/diakses pada tanggal 2
juni 2013
51
3. Budaya Bank Syariah Mandiri CFBO Soekarno-Hatta Malang
Nilai-nilai yang terkandung dalam budaya yang dilaksanakan pada Bank
Syariah Mandiri yang disepakati bersama untuk diaplikasikan oleh seluruh
pegawai Bank Syariah Mandiri. Adapun Budaya Bank Syariah Mandiri yang
dimaksudkan, antara lain sebagai berikut:2
a. Excellence
Berusaha mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan
berkesinambungan.
b. Teamwork
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi serta konsisten.
c. Humanity
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
d. Integrity
Mentaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.
e. Customer Focus
Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank
Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan saling menguntungkan.
2Data diolah dari BSM CFBO Soekarno-Hatta Malang.
52
4. Struktur Organisasi BSM CFBO Malang
Tabel 2.2
Sumber: Bank Syariah Mandiri CFBO Malang
Analisis
Income
SP3 Appraisal Checklist
Data
Manajer Process
Pencairan Akad Id BI
Manajer Disbursement
Asuransi
CFBO Head Malang
Arsip
53
5. Produk-produk pada Bank Syariah Mandiri CFBO Soekarno-Hatta
Malang
a. Pembiayaan Griya BSM
Pembiayaan Griya BSM adalah fasilitas yang disediakan oleh BSM untuk
pembiayaan pemilikan rumah tinggal.
Peruntukkan:
Individu/ perorangan
Manfaat:
1) Angsuran ringan dan tetap
2) Proses yang mudah dan cepat
3) Fleksibel untuk rumah baru, rumah second atau rumah bekas, renovasi
rumah, take over, apartemen, kavling siap bangun.
4) Fasilitas autodebet dari Tabungan BSM
5) Bebas biaya provisi dan appraisal
6) Bebas biaya penalty
Persyaratan:
a) WNI cakap hukum
b) Usia karyawan minimal 21 tahun dan pada saat jatuh tempo pembiayaan
usia maksimal 55 tahun atau belum pensiun, sedangkan untuk wiraswasta
dan professional pada saat jatuh tempo fasilitas pembiayaan maksimal 60
tahun.3
3 Data diolah dari brosur pada BSM CFBO Malang.
54
b. Pembiayaan BSM Oto
Pembiayaan BSM Oto merupakan pembelian untuk kendaraan bermotor
baik baru maupun bekas dengan sistem murâbahah.4
Keunggulan BSM Oto:
1) Ringan
Uang muka mulai dari 20% dengan jangka waktu pembiayaan hingga 5
tahun.
2) Fleksibel
Bebas menentukan jenis kendaraan bermotor, baru maupun bekas.
3) Kepastian dan kenyamanan
Dengan cicilan yang tetap selama masa pembiayaan, nasabah dapat
mengalokasikan angsuran tiap bulan secara pasti dan terkendali.
4) Margin kompetitif
Dengan margin kompetitif dan tidak berubah sampai akhir masa
pembiayaan.
5) Proses cepat dan mudah
Dengan melengkapi persyaratan dokumen dan mengisi aplikasi, pengajuan
pembiayaan akan diproses secepatnya.
6) Bebas biaya penalti
Bagi yang ingin mempercepat pelunasan, maka tidak dikenakan biaya
penalty.
4Data diolah dari brosur pada BSM CFBO Malang.
55
Syarat dan ketentuan:
a) Perorangan dengan masa kerja/usaha minimal 2 tahun di bidangnya.
b) Usia pemohon pada saat pengajuan BSM Oto minimal 21 tahun dan
maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo.
c) Pengajuan BSM Oto dapat dilakukan secara individu atau kolektif oleh
instansi dimana pemohon bekerja.
d) Jumlah pembiayaan minimal Rp 30 juta.5
6. Prosedur Pembiayaan pada BSM CFBO Malang
Prosedur yang dilaksanakan pada Bank Syariah Mandiri CFBO Soekarno-
Hatta Malang:
Bank Syariah Mandiri dalam menawarkan pembiayaan:
a. Penawaran pembiayaan yang dilakukan CFBO Malang yaitu dengan cara:6
1) Canvasing
2) Open table
3) Sebar brosur
4) Pameran
Selanjutnya, langkah awal dalam permohonan pembiayaan sebagai berikut:
b. Permohonan pembiayaan
1) Syarat bagi nasabah (karyawan): Form pengajuan pembiayaan
(disediakan pihak bank), adapun syarat-syarat yang diperlukan untuk
nasabah (karyawan), diantaranya sebgai berikut:
a) Foto copy KTP (suami/istri)
5 Data diolah dari brosur pada BSM CFBO Malang.
6 Raga selaku manager process, Wawancara, (Malang, 31 mei 2013).
56
b) Foto copy surat nikah/cerai/surat keterangan belum menikah
c) Slip gaji asli 3 bulan terkahir
d) SK pengangkatan/surat keterangan kerja
e) Foto copy NPWP, SPT
f) Foto copy rekening tabungan 6 bulan terakhir
g) Surat penawaran rumah/ mobil (dari pihak developer/penjual/
dealer)
h) Foto copy sertifikat: PBB, IMB
i) Foto copy RAB (untuk produk renovasi)
2) Syarat bagi nasabah (wiraswasta): form pengajuan pembiayaan
(disediakan pihak bank), adapun syarat-syarat yang diperlukan
diantaranya sebagai berikut:
a) Foto copy KTP (suami/istri)
b) Foto copy surat nikah /cerai/surat keterangan belum menikah
c) Surat izin usaha perdagangan (SIUP)
d) Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
e) Foto copy NPWP
f) Foto copy rekening tabungan 6 bulan terakhir
g) Invoice/ rekap klien untuk usaha jasa
h) Laporan pembukuan
i) Surat penawaran rumah/mobil (dari pihak
developer/penjual/dealer),
j) Foto copy sertifikat IMB, dan RAB untuk produk (renovasi)
57
3) Syarat bagi nasabah (Profesional):
a) Foto copy KTP (suami/ istri)
b) Foto copy surat nikah/cerai/surat keterangan belum menikah
c) Surat izin praktik
d) Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
e) Foto copy NPWP
f) Foto copy rekening tabungan 6 bulan terakhir
g) Invoice/ rekap klien atau pasien
h) Laporan pembukuan
i) Surat penawaran rumah/mobil (dari pihak
developer/penjual/dealer),
j) Foto copy sertifikat IMB, dan RAB untuk produk (renovasi)
4) Persetujuan komite pembiayaan
Komite pembiayaan mengeluarkan persetujuan setelah melalui analisa
proses dan akan diterbitkan SP3 (Surat Penegasan Persetujuan
Pembiayaan).
5) Pembukaan rekening
Pembukaan rekening berfungsi sebagai perantara pembayaran angsuran.
Angsuran berfungsi sebagai autodebet yang dibantu oleh KC/KCP.
6) Penandatanganan akad
Penandatanganan akad dilakukan setelah seluruh syarat yang disyaratkan
di SP3 terpenuhi. Dalam proses akad, maka akan mempertemukan 3
pihak, yaitu: penjual, pembeli dan notaris.
58
7) Pencairan
Sesuai dengan ketentuan antara pihak bank dengan penjual/developer/
dealer. 7
7. Skema Alur Pembiayaan pada BSM CFBO Malang
Tabel 2.3
Alur pembiayaan murâbahah:8
a. Marketing
Aplikasi permohonan pembiayaan masuk, selanjutnya membawa data dan
berkas-berkas nasabah yang diperlukan.
b. Processing
1) Checklist data: jika persyaratan tidak lengkap maka akan dikembalikan
lagi pada marketing karena ada persyaratan yang belum terpenuhi atau
kurang lengkap.
2) Split berkas: melakukan check Id BI (melihat daftar pembiayaan di
bank lain).
3)
7Data diolah dari CFBOSoekarno-Hatta Malang.
8Skema Pembiayaan Pada CFBO Soekarno-Hatta Malang.
Marketing (CFE)
jjjj
Processing Disbursement
Pengumpulan data
pengajuan
SP3 dan
Penjadwalan akad
Analisa pembiayaan
59
4) Appraisal: melakukan tindakan pada penilaian jaminan.
5) Analisis Income: melakukan tindakan pada penilaian atau analisis
terhadap penghasilan.
6) Komite pembiayaan: mengeluarkan persetujuan setelah melalui
analisis bagian proses dan akan diterbitkan SP3 yaitu adanya
pembiayaan yang disetujui (approve) dan pembiayaan yang ditolak
(reject).
c. Disbursement
1) SP3: menerbitkan SP3 jika pembiayaan telah disetujui
2) Penjadwalan akad: Penandatanganan akad akan dilakukan setelah
seluruh syarat yang disyaratkan pada SP3 sudah terpenuhi. Dalam akad
ini, akan mempertemukan 3 pihak, yaitu: penjual, pembeli dan notaris.
3) Pencairan: Dana akan dicairkan ke rekening nasabah yang telah
disetujui pembiayaannya.9
8. Data Pembiayaan pada CFBO Malang
Data jumlah nasabah yang mengajukan aplikasi pembiyaan pada CFBO
Malang kurang lebih 1000 aplikasi yang diapprove atau setujui sebanyak 300
nasabah sedangkan aplikasi yang direject atau ditolak sebanyak 700 nasabah.
9Achmad Zakaria selaku analisis income, Wawancara, (Malang, 3 Juni 2013).
60
Sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:10
Kategori Pembiayaan Kuota Prosentase Aset
Rumah baru 210 70% 28 Milyar
Rumah second atau bekas 45 15% 6 Milyar
Renovasi, mobil, kavling
& konstruki
45 15% 6 Milyar
Apartement 0 0% 0
Total asset 300 100% 40 Milyar
Tabel 3.1 Data diolah oleh peneliti
Data yang diperoleh oleh peneliti yaitu total nasabah pada pembiayaan
Griya BSM kurang lebih 300 nasabah mulai periode Juli 2012 sampai 31 Mei
2013 dengan nilai total aset yaitu sekitar 40 Milyar. Dalam hal ini Bank Syariah
Mandiri CFBO Soekarno-Hatta Malang mempunyai tahap perkembangan yang
cukup pesat karena belum genap 1 tahun menjalan unit bisnis di bidang consumer
financing lebih tepatnya dalam hal pembiayaan di bidang perumahan/property.
9. Wanprestasi Pembiayaan Murâbahah CFBO Malang
Dari data yang di ambil sekitar 300 nasabah, bahwasannya hanya ditemukan
1 nasabah yang mengalami wanprestasi, akan tetapi tidak sampai terjadi eksekusi
penyitaan jaminan/agunan. Di sini pihak BSM telah melakukan perjanjian MOU
oleh pihak developer yang mana dalam hal ini pihak developer memberikan
garansi buyback.
10
Raga selaku manager process, Wawancara, (Malang, 31 mei 2013).
61
Garansi buyback diberikan pada nasabah dalam pembiayaan kavling siap
bangun atau rumah baru dibangun. Garansi ini diberlakukan pada nasabah yang
sudah tidak mampu membayar angsuran pada Griya BSM karena garansi buyback
hanya berlaku pada kavling siap bangun atau lebih tepatnya pembangunan rumah
yang dimulai dari nol. Dalam garansi buyback Pihak developer membeli kembali
rumah nasabah yang sudah tidak bisa melunasi angsuran kemudian pihak
developer menutupi kekurangan angsuran tersebut kepada BSM serta
mengembalikan agunan/jaminan pada nasabah sepenuhnya.11
B. Implementasi Akad dan Pencegahan Wanprestasi Pembiayaan Murâbahah
di BSM CFBO Malang
Pada implementasi pembiayaan murâbahah tidak jauh berbeda dengan bank
syariah lainnya. Ketika nasabah menginginkan pembiayaan pada objek rumah
maupun kendaraan bermotor maka dapat mengajukan permohonan kepada
Marketing dengan mengisi aplikasi permohonan serta berkas-berkas dari nasabah.
Selanjutnya aplikasi permohonan yang sudah lengkap dari marketing akan
diserahkan kepada staff bagian processing yang pertama yaitu checklist data
apabila persyaratan yang diperlukan tidak lengkap maka akan dikembalikan lagi
pada staff marketing.
Kemudian bagian split berkas akan melakukan chek Id BI pada nasabah
yang bersangkutan yaitu dengan melihat daftar riwayat pembiayaan sebelumnya
maupun di bank lain. Jika dalam tahap ini, history nasabah tidak mengalami
wanprestasi maka dilanjutkan pada pihak staff processing yang paling utama
11
Raga selaku manager process, Wawancara, (Malang, 31 mei 2013).
62
dalam memberikan kelayakan pembiayaan. Dalam hal ini pihak bank melakukan
analisis pembiayaan yang terbagi menjadi dua yaitu bagian appraisal sebagai
pihak dalam penilai jaminan dan analisis income sebagai analisis penghasilan
terhadap calon nasabah. Selanjutnya bagian komite pembiayaan memberikan
konfirmasi persetujuan ataupun penolakan terhadap permohonan pembiayaan
pada bagian processing.
Pada tahap yang ketiga, setelah komite pembiyaan menyetujui pembiayaan
yang diajukan, maka segera diterbitkan SP3 (Surat Penegasan Persetujuan
Pembiayaan kepada nasabah. Kemudian tahap terakhir yaitu bagian disbursement
sebagai staff pencairan. Dalam hal ini setelah diterbitkannya SP3 maka langsung
proses penjadwalan akad dengan melibatkan pihak bank,
penjual/developer/dealer, nasabah sebagai pembeli serta mendatangkan notaris.
Setelah proses akad telah selesai, kemudian pihak bank mencairkan dana sesuai
dengan kesepakatan antara pihak bank, penjual, maupun nasabah.
Implementasi pencegahan wanprestasi yang dilakukan pada bank syariah
mandiri CFBO Malang yaitu menekankan pada bagian staff processing. BSM
dalam mejmmberikan pembiayaan dengan memperhatikan strategi pemasaran
yang cukup baik dan kompetitif serta sebelum menyetujui pembiayaan kepada
nasabah BSM CFBO Malang melakukakan analisis pembiayaan dengan prinsip 5
C. Hal ini diketahui dari pihak bank melakukan analisis pembiayaan
menggunakan prinsip 5 C secara konsisten dan tambahan kebijakan yang
dilakukan sendiri serta adanya staf-staf khusus consumer financing pada CFBO.
Dengan adanya ini, pihak nasabah kemungkinan besar akan mampu membayar
63
serta dapat meminimalisasi terjadinya wanprestasi sehingga Bank BSM CFBO
Malang tidak sampai terjadi NPF (non performing financing). Otomatis BSM
CFBO Malang akan mengalami kontribusi pendapatan yang meningkat.
Prinsip analisis pembiayaan yang dilakukan oleh BSM CFBO malang sudah
konsisten dikarenakan dalam hal ini BSM CFBO Malang memang fokus dalam
pembiayaan konsumtif/consumer financing yang mana hanya fokus pada
pembiayaan konsumtif antara lain Pembiayaan Kendaraan Bermotor, Griya BSM
meliputi rumah baru, rumah bekas, take over, apartemen, dan kavling siap bangun.
BSM CFBO Malang hanya fokus pada pembiayaan konsumtif. Sebagaimana yang
disampaikan oleh Nurul Imansyah selaku Head Office:
“Dalam penerapan analisis pembiayaan disini pasti mengacu pada
prinsip 5 C mas, karena prinsip tersebut wajib digunakan khususnya
pada pembiayaan konsumtif pada produk BSM CFBO”.12
Berdasarkan wawancaraa tersebut dapat diambil “benang merah”, bahwa
staff processing dalam melakukan analisis pembiayaan yaitu tetap berpedoman
pada prinsip kehatian-hatian yang paling utama yaitu prinsip berdasarkan analisis
prinsip 5 C karena sudah mengkover yang terdapat pada bagian 5 P dan 3 R, serta
adanya tambahan yang dikembangkan sendiri oleh BSM CFBO Malang.
12
Nurul Imansyah selaku Head Office CFBO, Wawancara, (Malang 4 Juni 2013).
64
Lebih lanjut dalam analisis pembiayaan yang dilakukan oleh CFBO malang
dapat dilihat dengan prinsip 5 C, sebagai berikut:
1. Analisis berdasarkan prinsip 5 C
a. Character
Menggambarkan watak dan kepribadian calon debitur. Bank perlu
melakukan analisis terhadap karakter calon debitur, tujuannya adalah untuk
mengetahui bahwa calon debitur mempunyai keinginan untuk memenuhi
kewajiban membayar pinjamannya sampai lunas.
Karakter merupakan hal utama yang harus dilakukan dalam proses
pembiayaan. Untuk mengetahui baik buruknya karakter nasabah, Bank
Syariah Mandiri CFBO Malang, melakukan hal-hal sebagai berikut: pertama,
Verifikasi data, yaitu dengan cara mempelajari riwayat hidup nasabah. Kedua,
Melakukan wawancara dengan bendahara/administrasi perusahaan. Misalnya,
dengan menelpon pihak perusahan untuk mengetahui validitas tempat calon
nasabah tersebut bekerja.
Dari proses wawancara tersebut biasanya pihak bank bisa menilai dari
karakter calon nasabah tersebut. Karakter tersebut misalnya: 1) Dapat dipercaya,
dapat dilihat dari jawaban yang diberikan nasabah apakah sudah sesuai dengan
data/persyaratan yang diberikan sebelumnya atau tidak serta bisa melalui lewat
bahasa tubuh calon nasabah. 2) Berprilaku baik, ini dapat dilihat dari surat
rekomendasi perusahaan/instansi tempat nasabah bekerja dan membandingkan
melalui bahasa telepon dengan sikap aslinya. 3) BI Checking, Untuk mengetahui
riwayat pembiayaan yang telah diterima oleh nasabah beserta status nasabah yang
65
ditetapkan oleh BI apakah nasabah tersebut termasuk dalam Daftar Hitam
Nasional atau tidak. Apakah nasabah tergolong nasabah yang aktif atau pernah
mengalami wanprestasi selama melakukan pembiayaan di bank lain.
b. Capacity (Kemampuan)
Analisis terhadap capacity ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan
calon debitur dalam memenuhi kewajibannya sesuai jangka waktu pembiayaan.
Bank perlu mengetahui dengan pasti kemampuan calon debitur. Kemampuan
keuangan calon debitur sangat penting karena merupakan sumber utama
pembayaran kembali pembiayaan yang diberikan oleh bank.
1) Kemauan untuk membayar
Kemampuan untuk membayar di sini artinya calon nasabah tersebut
mempunyai kemauan untuk membayar dikarenakan adanya perhitungan
tingkat DSR (Debt Service Ratio) yaitu perbandingan antara total angsuran
pembiayaan terhadap penghasilan. DSR yang ditetapkan sebesar 40%. 13
Perhitungannya jika si A berpenghasilan Rp 5.000.000,00 dalam satu bulan,
maka penghasilan bersih x DSR (40%)= Rp 2.000.000,00. Sehingga si A
hanya dapat mengangsur pembiayaan perumahan sebesar Rp 2.000.000,00
tiap bulannya. Jadi, jika nasabah ingin mengajukan pembiayaan dengan nilai
angsuran Rp 3.000.000,00 maka pihak bank tidak memberikannya
dikarenakan estimasi pendapatan yang digunakan untuk keperluan hidup
calon nasabah.
13
Acmad Zakaria selaku Analisis Income, wawancara (Malang, 3 Juni 2013).
66
2) Pangkat atau Jabatan Nasabah
Kapasitas nasabah dalam hal ini dapat digunakan untuk mengetahui
kemampuan nasabah dalam bekerja termasuk kemampuan dalam
menghasilkan kas. Dalam hal ini, bank harus memperhatikan golongan
nasabah pada perusahaan/koperasi tersebut. Misalnya: jika PNS ada
golongan IIA, IIIA dst, serta untuk anggota koperasi ada jabatan sebagai
staff collector, dan sebagainya. Jadi, dalam jabatan ini pihak nasabah dapat
diketahui tolak ukur dalam pembiayaannya.
c. Capital (Modal)
Capital atau modal yang perlu disertakan dalam objek pembiayaan perlu
dilakukan analisis yang lebih mendalam. Modal merupakan jumlah modal yang
dimiliki oleh calon debitur atau berapa banyak dana yang akan diikutsertakan
dalam proyek yang dibiayai oleh calon debitur. Semakin besar modal yang
dimiliki oleh calon debitur akan semakin meyakinkan bagi bank akan keseriusan
calon debitur dalam mengajukan pembiayaan.
Dalam hal ini, analisis modal digunakan untuk mengetahui keyakinan
nasabah terhadap usahanya sendiri. Untuk kepentingan tersebut pihak bank harus
melakukan pengecekan terhadap slip gaji yang asli dan surat keterangan kepada
calon nasabah anggota perusahaan/instansi untuk nasabah yang bekerja dan SIUP
untuk nasabah yang mendirikan usaha.
Selanjutnya, dengan melihat apakah gaji yang diterima oleh calon nasabah
tiap bulan mencukupi atau tidak untuk angsuran pembiayaan. Dan hal ini
digunakan pihak Bank Syariah Mandiri untuk menentukan jumlah angsuran
67
nasabah tiap bulan yang disetujui. Analisis ini dilakukan terhadap calon nasabah
dan perusahaannya yaitu: pertama, Modal perusahaan, meliputi: a) Lokasi
perusahaan tersebut strategis atau tidak b) Mesin-mesin dan peralatan yang
digunakan apakah sederhana, modern atau canggih c) Tenaga kerja dalam kategori
berkualitas atau tidak. Kedua, yaitu Modal nasabah, meliputi a) Pengecekan
keaslian slip gaji, terutama berkaitan dengan jumlah gaji yang diterima calon
nasabah tersebut. b) Total penghasilan setiap bulan yang dapat dilakukan dengan
wawancara, berkaitan dengan pekerjaaan sampingan calon nasabah.14
d. Collateral (Jaminan)
Collateral merupakan jaminan atau agunan yang diberikan oleh calon
debitur atas pembiyaan yang diajukan. Agunan merupakan sumber pembayaran
kedua, artinya apabila debitur tersebut tidak dapat membayar angsurannya dan
termasuk dalam pembiayaan, maka bank dapat melakukan eksekusi terhadap
agunan. Hasil penjualan agunan digunakan sebagai sumber pembayaran kedua.
Dalam hal ini, jaminan adalah keyakinan tentang kemauan dan kemampuan
dari pihak bank terhadap nasabah yang diberi pembiayaan. Di Bank Syariah
Mandiri CFBO Malang, yang dijadikan jaminan adalah sertifikat SHM (Sertifikat
Hak Milik) rumah yang dibeli oleh nasabah. Apabila nasabah mengalami
wanprestasi dan sudah tidak lagi mampu untuk membayar, maka alternatif yang
harus dipilih yaitu dengan jalan terkahir mengeksekusi atau menjual sertifikat hak
milik tersebut.
14
Acmad Zakaria selaku Analisis Income, wawancara (Malang, 3 Juni 2013).
68
e. Condition of Economy (Kondisi Ekonomi)
Condition of Economy merupakan analisis terhadap kondisi perekonomian.
Bank perlu mempertimbangkan sektor usaha calon debitur dikaitkan dengan
kondisi ekonomi, apakah kondisi ekonomi tersebut berpengaruh pada usaha calon
debitur di masa yang akan datang.
Dalam analisis ini, digunakan untuk mengetahui kondisi sekitar yang secara
langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap pengangsuran pembiayaan
calon nasabah, seperti keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi adanya
wanprestasi nasabah dalam melakukan angsuran pembiayaan murâbahah.
Misalnya: jumlah yang menjadi tanggungan dari nasabah tersebut, status nasabah
apakah sudah menikah atau belum. Selain itu, mengenai kondisi dapat dilihat dari:
1) Pegawai/karyawan tetap dengan masa kerja minimal 2 tahun, termasuk masa
kerja sebelum diangkat menjadi pegawai tetap 2) Usia pemohon minimal 21 tahun
dan pada saat jatuh tempo fasilitas usia maksimal 55 tahun dan belum pensiun. 3)
Belum menikmati fasilitas pembiayaan serupa dari pemberi pembiayaan lain.
2. Analisis berdasarkan Prinsip 5 P
Adapun pada prinsip 5 P ini, akan dijelaskan sebagai berikut:15
a) Party (Golongan)
Bank mencoba melakukan penilaian terhadap golongan yang terdiri dari
golongan yang sesuai dengan character, capacity, capital. Bank akan melihat
ketiga prinsip tersebut dalam mengambil keputusan kredit. Karena ketiga prinsip
15
Ismail, Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi. (Jakarta: Kencana, 2010), h. 114.
69
tersebut merupakan prinsip minimal yang harus dianalisis oleh bank sebelum
memutuskan pembiayaan yang diajukan oleh calon debitur. Dalam hal ini pihak
bank secara tidak langsung sudah menerapkan bagian dari analisa pembiayaan
yang terdapat pada prinsip 5C.
b) Purpose (Tujuan)
Purpose lebih difokuskan terhadap tujuan penggunaan pembiayaan yang
diajukan oleh calon debitur. Bank akan melihat dan melakukan analisis terhadap
tujuan pembiayaan tersebut dengan mengkaitkannya dengan beberapa aspek sosial
lainnya. Kemudian, yang lebih penting adalah melakukan monitoring setelah
pembiayaan dicairkan, apakah penggunaan pembiayaan tersebut sudah sesuai
dengan tujuan permohonan atau ada penyimpangan.
Dalam hal ini, pihak bank dapat memonitoring penggunaan pembiayaan
yang diberikan. Apakah pembiayaan yang telah dipergunakan sudah sesuai tujuan
(purpose) prinsip syari’ah, pihak bank melakukan pengecekan internal nasabah
dengan cara melihat bukti pembelian alat konstruksi dan pengawasan progress
dengan cara melihat perkembangan rumah yang akan diperbaiki. untuk renovasi
rumah dan melihat perkembangan rumah yang akan dibangun untuk pembiayaan
konstruksi. Sehingga tujuan pembiayaan yang dipergunakan tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.16
c) Payment (Pembayaran Kembali)
Sebelum memutuskan permohonan pembiayaan nasabah, maka yang perlu
dilakukan oleh bank adalah menghitung kembali kemampuan calon nasabah
16
Acmad Zakaria selaku Analisis Income, wawancara (Malang, 3 Juni 2013).
70
dengan melakukan estimasi terhadap pendapatan dan biaya. Estimasi tersebut
dapat digunakan untuk mengetahui besarnya keuntungan atau sisa dana yang tidak
terpakai sebagai dana yang akan dibayarkan sebagai angsuran kepada bank.
Pada tahap ini pihak bank melakukan estimasi terhadap pendapatan dan
biaya dengan menghitung DSR (Debt Service Ratio), sebagaimana telah
dijelaskan pada prinsip 5 C pada aspek Capacity (kemampuan nasabah). Sehingga
bank dapat mengambil keputusan dalam nilai angsuran tiap bulan sesuai dengan
kemapuan nasabah.
d) Profitability (Kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan)
Profitability, tidak terbatas pada keuntungan calon debitur, akan tetapi juga
keuntungan yang akan dicapai oleh bank apabila pembiayaan tersebut diberikan.
Bank akan menghitung jumlah keuntungan yang dicapai oleh calon debitur
dengan adanya pembiayaan dari bank dan tanpa adanya pembiayaan bank.
Dalam hal ini, pihak bank melihat dengan cara validitas tempat nasabah
tersebut bekerja. Contoh jika perusahaan yang telah go public seperti PT.
Pertamina, PT. BSM maka hal tersebut sudah sangat membantu dalam
pengambilan keputusan pembiayaan dikarena perusahaan yang sudah bonafit.17
e) Protection (Perlindungan)
Proteksi merupakan upaya perlindungan yang dilakukan bank dalam rangka
berjaga-jaga apabila calon debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya. Untuk
melindungi pembiayaan tersebut maka bank meminta jaminan kebendaan kepada
17
Nurul Imansyah selaku Head Office CFBO, Wawancara, (Malang 4 Juni 2013).
71
calon nasabah. Jaminan yang diterima oleh bank perlu diasuransikan untuk
berjaga-jaga adanya kerugian yang timbul dari jaminan tersebut.
Dalam hal ini, pihak bank menjadikan jaminan terhadap sertifikat rumah
yang dibeli oleh nasabah. Guna untuk meminimalisir adanya ketidakmampuan
nasabah dalam pembayaran angsuran. Apabila nasabah sudah mengalami
wanprestasi dan sudah tidak mampu lagi untuk membayar, maka jalan yang
diambil oleh pihak bank yaitu dengan mengeksekusi atau menjual jaminan
tersebut.
3. Analisis berdasarkan Prinsip 3 R
Konsep lain yang perlu mendapat perhatian dalam pengambilan keputusan
pemberian pembiayaan adalah prinsip 3 R, sebagaimana berikut:
a) Return (Hasil usaha)
Return dapat diartikan sebagai hasil usaha yang dicapai oleh perusahaan
calon debitur. Bank perlu melakukan analisis terhadap hasil yang akan dicapai
oleh calon debitur. Analisis tersebut dilakukan dengan melihat hasil yang telah
dicapai sebelum mendapat pembiayaan dari bank, kemudian melakukan estimasi
terhadap usaha yang mungkin akan dicapai setelah mendapat pembiayaan. Hal ini
tidak jauh beda terhadap prinsip yang ada pada 5 C dan 5 P dengan kemampuan
perusahaan dalam menggaji karyawan. Bisa dilihat dari bonafiditas suatu
perusahaan dimana tempat nasabah tersebut bekerja.
b) Repayment (Kemampuan pembayaran Kembali)
Repayment diartikan sebagai kemampuan perusahaan calon debitur untuk
melakukan pembayaran kembali pembiayaan yang telah dinikmati. Bank perlu
72
melakukan analisis terhadap kemampuan calon debitur dalam mengelola
usahanya. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan perusahaan dalam menciptakan
keuntungan. Dalam hal ini tidak jauh beda pada analisis yang terdapat pada
prinsip 5 C dan prinsip 5 P yaitu dengan jalan menghitung DSR (Debt Service
Ratio) yaitu perbandingan antara total angsuran pembiayaan terhadap penghasilan.
c) Risk Bearing Ability
Risk Bearing Ability merupakan kemampuan calon debitur untuk
menanggung risiko apabila terjadi kegagalan dalam usahanya. Salah satu
pertimbangan untuk meyakini bahwa calon debitur akan mampu menghadapi
risiko ketidakpastian, yaitu dengan melihat struktur permodalannya.
Pada tahap ini, pihak bank dapat melihat collateral atau jamian pada
nasabah, untuk menghindari ketika nasabah sudah tidak mampu lagi membayar
angsuran. Maka alternatif yang dipilih sebagai bentuk pembayaran tersebut
dengan menyita jaminan atau menjual jaminan tersebut.
Berdasarkan prinsip 5 C, 5 P maupun 3 R yang sudah dikemukakan di atas.
Bank Syariah Mandiri CFBO Soekarno-Hatta Malang, dalam menerapkan
pencegahan adanya wanprestasi terhadap nasabah, secara tidak langsung sudah
menerapkan apa yang ada dalam pedoman pada prinsip 5 C. Dalam hal
melakukan analisis pembiayaan, pihak bagian appraisal serta analisa income pada
dasarnya sudah menggunakan prinsip kehati-hatian yang mana mengacu pada
prinsip 5C+S (sesuai syariah), hal tersebut juga dapat diketahui dari wawancara
Bapak Zakaria selaku Analisis Income, sebagai berikut:
73
“Dalam menganalisa pembiayaan disini mengacu pada pedoman
5C+S, kalau pedoman 5P dan 3R tidak sepenuhnya kita pakai, yang
penting pada CFBO Malang ini sampai di titik aman artinya bisa
menekan laju wanprestasi”.18
Menurut peneliti, bahwasannya pembiayaan yang dilakukan pada CFBO
Malang hanya fokus pada prinsip kehati-hatian yaitu 5C+(S), pada penerapan
tersebut sudah cukup mengkover karena pembiayaan yang dilakukan pada
pembiayaan konsumtif yang umumnya bersifat pribadi, lain halnya dengan
pembiayaan sektor produktif, coorporate maupun modal kerja untuk perusahaan
yang mana pada produk tersebut sering kali mengacu pada prinsip 5C, 5P dan 3 R
dikarenakan berhubungan dengan perusahaan maupun instansi.
Dalam hal untuk mengetahui tujuan pembiayaan khususnya pada
pembiayaan renovasi rumah dan konstruksi, pihak bank dapat memonitoring
penggunaan pembiayaan yang diberikan. Dengan mengecek nota/kwitansi
nasabah dalam pembelian alat renovasi rumah serta melihat perkembangan rumah
yang sedang diperbaiki. Sehingga tujuan pembiayaan yang dipergunakan tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
C. Implementasi Akad dan Pencegahan Wanprestasi Pembiayaan Murâbahah
di BSM CFBO Malang Perspektif Fiqh Muamalah
Dalam praktik akad murâbahah yang terdapat di CFBO Malang, didapati
adanya rukun yaitu penjual (Ba’i), pembeli (Musytari), objek jual beli (Mabi’),
harga (Tsaman) dan ijab qabul. Adapun yang bertindak sebagai penjual adalah
18
Ahmad Zakaria selaku Analisis Income, Wawancara, (Malang 3 Juni 2013).
74
developer maupun dealer, dan pembeli adalah nasabah. Sedangkan pihak bank
sebagai fasilitator diantaranya keduanya. Sedangkan objek jual beli Griya BSM
yaitu rumah baru, rumah bekas, renovasi, konstruksi, kavling siap bangun dan
kendaraan bermotor untuk BSM Oto. Adapun harga (tsaman) yaitu menurut
kesepakatan yang telah diperjanjikan sebelumnya antara penjual dan pembeli.
Kemudian, ijab qabul berupa penandatanganan akta-akta perjanjian yang
dikuatkan di hadapan notaris.
Adapun syarat terjadinya murâbahah yang terjadi di CFBO Malang tidak
jauh beda dengan akad jual beli pada umumnya yaitu: pertama: pihak yang
berakad, yang dimaksud dalam hal ini adalah pihak developer maupun dealer
sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli sedangkan pihak bank dalam hal ini
sebagai fasilitator pembiayaan. Sedangkan ruang lingkup cakap hukum dalam hal
ini adalah pihak developer/dealer selaku penjual dan nasabah selaku pembeli yang
telah memenuhi kriteria-kriteria cakap hukum di antaranya, usia minimal 21 tahun
dan maksimal 55 tahun.
Lebih lanjut, prinsip sukarela menjadi suatu bagian yang tak terpisahkan
dari adanya perjanjian tersebut. Artinya kedua belah pihak murni melakukan
perjanjian tanpa adanya tekanan atau intervensi dari pihak manapun. Kemudian,
syarat yang kedua yaitu: Objek yang diperjualbelikan, meliputi:
1) Tidak termasuk yang diharamkan/dilarang, artinya objek tersebut harus
sesuai dengan norma-norma prinsip syariah. bahwa status kepemilikan
tersebut ada yang punya, ada surat legalitas seperti sertifikat SHM, SHGB
dll.
75
2) bermanfaat, artinya bahwa objek yang diperjualbelikan benar-benar
mengandung nilai manfaat atau unsur saling menguntungkan diantara kedua
belah pihak, baik itu developer/dealer selaku penjual dan nasabah selaku
pembeli.
3) penyerahaannya dari penjual ke pembeli dapat dilakukan, maksudnya objek
dari rumah tersebut harus jelas sehingga penjual dan pembeli mengetahui
secara pasti penyerahan dan penerimaan dari rumah/kendaraan bermotor
tersebut.
4) Merupakan hak milik penuh pihak yang berakad, maksudnya rumah
maupun kendaraan bermotor tersebut tidak sedang milik orang lain atau
mempunyai status kepemilikan ganda serta tidak dalam penguasaan pihak
lain.
5) Sesuai spesifikasinya yang diterima pembeli dan diserahkan penjual,
maksudnya nasabah selaku pihak pembeli sepakat dan menyetujui
pembelian rumah/kendaraan bermotor dengan berbagai pilihan yang telah
diberikan oleh developer kepada nasabah.
Syarat ketiga, Akad/sighat meliputi :
1) Harus jelas dan disebutkan secara spesifik dengan siapa berakad, dalam hal
ini pihak yang berakad adalah pihak bank, developer dan nasabah, pihak
bank sebagai fasilitator pembiayaan, developer/dealer sebagai penjual dan
nasabah sebagai pembeli harus dengan jelas mendeskripsikan objek
spesifikasi tersebut.
76
2) Antara ijab Kabul (serah terima) harus selaras baik dalam spesifikasi barang
maupun harga yang disepakati, artinya pihak developer/dealer dan nasabah
harus sesuai dalam pengambilan perjanjian baik itu berupa rumah/kendaraan
bermotor pada harga yang telah ditentukan.
3) Tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan keabsahan
transaksi pada hal/kejadian yang akan datang, artinya isi klausul perjanjian
harus jelas dan tidak menimbulkan multitafsir yang dapat menimbulkan
kekurangan dalam keabsahan pada transaksi yang terjadi baik itu yang saat
ini dilakukan maupun yang akan dilakukan.
4) Tidak membatasi waktu.19
Dalam hal ini, pembatasan waktu yang diberikan
oleh pihak bank harus sesuai dengan kemampuan dari nasabah tersebut dan
tidak menimbulkan perjanjian secara sepihak dalam pembatasan waktunya,
misal saya jual rumah/motor ini kepada anda untuk jangka waktu 10 tahun
setelah itu jadi milik saya kembali.
Adapun pihak yang berakad dalam hal ini antara nasabah dengan developer
dan bank sebagai fasilitator, kemudian adanya objek jual beli rumah yang jelas
dan dapat diserahterimakan, memiliki manfaat dan sesuai dengan spesifikasi yang
diterima oleh pembeli. Di samping itu, adanya akad atau sighat yang di dalamnya
meliputi kejelasan spesifik terhadap siapa yang berakad serta adanya ijab kabul
antara calon pembeli (nasabah) dengan pihak bank dengan kesepakatan di awal.
Prinsip-prinsip syariah yang diterapkan dalam Bank Syariah Mandiri CFBO
Malang meliputi: keadilan, dalam hal ini hubungan bank dengan nasabah adalah
19
Disarikan dari Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan islam, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010), h. 46.
77
dengan prinsip keadilan atau kemitraan. Tidak seperti bank konvensional yang
sebatas hubungan kreditur dan debitur.
Unsur maslahâh, bahwasannya rumah yang dijual benar-benar membawa
maslahah karena lokasi yang strategis dan jauh dari jangkaun seperti
sawah/pegunungan, pemakaman umum dan dekat pabrik. Sedangkan pada
kendaraan bermotor baru/bekas yang dipilih sesuai dengan keinginan nasabah,
sehingga dapat menghilangkan unsur mudharat.
Prinsip selanjutnya yaitu bebas dari bunga (riba). Dalam hal ini, bank
syariah mandiri dalam pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dengan sistem
margin anuitas, yaitu sistem pembayaran yang dilakukan nasabah dalam hal
angsuran membayar dari awal sampai akhir dengan angsuran tetap. Berbeda
dengan bank konvensional yang dalam pembayarannya menggunakan fluktuasi
tingkat suku bunga, jadi dalam hal angsuran tahun pertama dengan tahun
selanjutnya dimungkinkan bisa berubah, sehingga hal tersebut menimbulkan
bunga (riba).
Kemudian bebas dari kegiatan spekulatif yang nonproduktif seperti
perjudian (maysir), dalam hal ini unsur maysir tidak dipakai karena sangat jelas
dalam jual beli rumah/kendaraan bermotor tidak ada unsur saling untung-
untungan/spekulatif dan diganti dengan unsur tolong-menolong antara nasabah
dengan pihak bank, dan adanya kejelasan serta transparasi pihak bank dalam
waktu akad. Kemudian adanya kejujuran dari pihak bank baik dari segi pelayanan
sumber daya insani pada harga jual rumah maupun motor yang diberikan.
78
Selanjutnya, bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharâr),
ketika proses penandatangan akad, nasabah akan dijelaskan mengenai hak dan
kewajiban dan tidak ada yang ditutupi oleh pihak bank dalam hal spesifikasi pada
objek rumah maupun kendaraan bermotor. Sehingga dari proses tersebut nasabah
tidak merasa dirugikan dan dibohongi oleh pihak bank. Adapun untuk masalah
harga yang diberikan oleh pihak bank tidak menjadi problem karena nasabah dan
bank sudah menyepakatinya di awal. Jika dalam hal angsuran pembayaran
nasabah mengalami telat bayar, maka pihak bank syariah mandiri memberikan
denda sebagai ta’zîr dengan tujuan nasabah tidak akan mengulanginya di
kemudian hari.
Kemudian, bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah (bathil), unsur bathil
(ketidakadilan) dalam Bank Syariah Mandiri CFBO Malang tidak ditemukan,
dikarenakan nasabah sudah dijelaskan secara rinci mengenai hak dan kewajiban
yang harus dilakukan oleh nasabah pada waktu akad berlangsung.
Dalam praktiknya pembiayaan murâbahah pada Griya BSM terhadap rumah
baru maupun bekas dan BSM Oto untuk pembiayaan kendaraan bermotor telah
sesuai dengan prinsip syariah dalam perspektif fiqih muamalah, sedangkan dalam
hal pembiayaan murâbahah mengenai renovasi rumah dan konstruksi, ditemukan
modifikasi akad secara murni dalam akad murâbahah dikarenakan pihak bank
menyetujui pembiayaan renovasi rumah meliputi batu bata, semen, besi dan alat-
alat maupun material konstruksi. Dalam pembelian alat-alat serta kebutuhan
bangunan tersebut dilakukan sendiri oleh pihak pembeli (nasabah) sehingga dalam
hal ini terjadi modifikasi akad yaitu akad murâbahah bil wakâlah, yang mana
79
pihak bank menunjuk/mewakilkan pembeli untuk membeli alat-alat kebutuhan
rumah yang nasabah inginkan. Dalam proses akad wakalah didahulukan dan esok
harinya dilaksanakan akad murâbahah, sehingga hal ini sesuai dengan ketentuan
dalam Fatwa NO.04 DSN-MUI/IV/2000 tentang murâbahah. Jadi bank hanya
memberikan dana sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh nasabah. Hal
serupa juga disampaikan oleh Achmad Zakaria selaku Analisis Income:
“Dalam pembiayaan mengenai renovasi rumah dan konstruksi tidak
mungkin mas pihak bank yang membelikannya, takutnya tidak sesuai
dengan apa yang diinginkan nasabah, disamping itu juga
keterbatasan SDM pegawai yang terbatas”.20
Pada prinsipnya memang seharusnya pihak bank yang membelikan
keperluan alat dan bahan konstruksi sesuai keinginan nasabah. Akan tetapi karena
keterbatasan waktu dan tenaga yang dilakukan oleh pihak CFBO Malang serta
dikawatirkan terjadi ketidaksesuaian apa yang diinginkan oleh nasabah maka
pihak bank mengeluarkan offering letter (surat penguasaan). Dengan surat
penguasaan yang diwakilkan oleh nasabah.
Dalam analisis pembiyaan yang dilakukan terhadap nasabah berdasar
prinsip 5 C, yang pertama yaitu character dalam hal ini mempunyai urgensi dalam
analisis pembiayaan karena melibatkan pelaku perbankan syariah adanya sifat-
sifat mulia yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW yaitu shiddiq (jujur) perilaku
jujur terkait dengan nasabah, amânah (dapat dipercaya) dapat dipercaya dalam
aspek legalitas pada persyaratan yang diajukan pada saat permohonan, tablîgh
20
Ahmad Zakaria selaku analisi income, Wawancara, (Malang 3 Juni 2013).
80
(menyampaikan) artinya menyampaikan ketika nasabah tidak dapat mengangsur
tepat waktu, dan fathônah (cerdas) yakni dapat memahami antara hak dan
kewajiban yang diberikan.
Prinsip yang kedua yaitu capacity (kemampuan), yaitu kemampuan untuk
membayar dengan tepat waktu, jika nasabah mempunyai itikad yang tidak baik
dalam membayar angsuran, maka nasabah dikenakan sanksi yang bersifat ta’zîr
agar nasabah tidak akan mengulanginya kembali, hal ini sesuai dengan Fatwa
NO.04/DSN-MUI/IV/2000 pada pasal lima ayat 1. Prinsip selanjutnya yaitu
capital (modal), yakni modal yang dimiliki nasabah, dapat dilihat dengan
pembayaran uang muka yang telah ditetapkan sesuai dengan kebijakan Bank
Indonesia sehingga nasabah akan dapat dipercaya sebagaimana dalam sifat yang
diterapkan oleh Rasulullah SAW yaitu pada sifat amanah.
Pada prinsip yang keempat yaitu collateral (jaminan), dalam hal ini jaminan
merupakan hal yang penting sebagai alternatif jika nasabah tidak mampu
membayar lagi. Hal ini termuat juga dalam Fatwa DSN-MUI No.4/2000
bahwasannya disebutkan pasal 3 ayat 1 berbunyi jaminan dalam murâbahah
dibolehkan, agar nasabah serius dengan pesanannya. Kemudian prinsip yang lain
yaitu purpose (tujuan), dalam hal ini pembiayaan yang diberikan oleh bank
syariah harus mempunyai tujuan sesuai prinsip syariah. Dalam praktiknya pihak
bank terus memantau nasabah sehingga tujuan pembiayaan diberikan agar tidak
menyimpang sesuai dengan syariah.
Selanjutnya analisis pembiayaan yang dikembangkan pada BSM CFBO
malang dalam hal pencegahan wanprestasi oleh nasabah, adapun aspek lain yang
81
mendukung, disampaikan oleh Bapak Achmad Zakaria selaku Analisis Income,
sebagai berikut:
“Di BSM CFBO Malang untuk meminimalisasi adanya wanprestasi
dari nasabah, pihak bank menerapkan penuh aturan/kebijakan yang
dikeluarkan oleh BI, yaitu adanya DP 30% untuk pembiayaan rumah
diatas tipe 70, yang kedua adanya pengikatan yang sempurna
dengan mewajibkan asuransi, yang ketiga persyaratan sertifikat
pada bagian proses, wajib dipasang hak tanggungan atau APHT”.21
Pada proses pengembangan analisis yang dilakukan pada BSM CFBO
Malang, yang pertama yaitu menerapakan aturan/kebjiakan yang dikeluarkan oleh
BI yaitu DP (uang muka) minimal pada pembiayaan Griya/rumah yaitu DP 30%
untuk pembiayaan griya di atas tipe 70. Rumah tersebut masuk pada segmen
pangsa pasar menengah ke atas, hal ini dikarenakan semakin tinggi tipe rumah
maka semakin mahal pula harga rumah tersebut, sehingga untuk meminimalisasi
terhadap adanya wanprestasi Bank Syariah Mandiri CFBO Malang menerapkan
aturan kebijakan dari Bank Indonesia. Kebijakan tersebut dapat digunakan untuk
mengetahui keseriusan nasabah dalam hal pembiayaan. Prinsip ini tidak lain
dalam capital (modal), yakni modal yang dimiliki nasabah, dapat dilihat dengan
pembayaran uang muka yang telah ditetapkan sesuai dengan kebijakan Bank
Indonesia sehingga nasabah akan dapat dipercaya sebagaimana dalam sifat yang
diterapkan oleh Rasulullah SAW yaitu pada sifat amânah.
Dalam pencegahan yang kedua terhadap adanya wanprestasi, Bank
Syariah Mandiri CFBO Malang menerapkan adanya sistem pengikatan yang
sempurna terhadap pembiayaan yang dilakukan pada waktu akad dilaksanakan
21
Ahmad Zakaria selaku Analisis Income, Wawancara, data emik (Malang 5 Juni 2013).
82
yaitu wajib asuransi. Dalam hal ini pihak Bank Syariah Mandiri CFBO Malang
mewajibkan adanya asuransi jiwa dan asuransi kebakaran, hal ini untuk mitigasi
risiko karena musibah. Jadi, ketika nasabah yang mengajukan pembiayaan maka
wajib menyertakan asuransi, sebagaimana besaran asuransi yang digunakan pada
Bank Syariah Mandiri CFBO Malang. Semakin tinggi nilai pembiayaan, maka
semakin tinggi pula asuransi yang harus dibayar oleh nasabah.
Dalam asuransi yang diajukan pada Bank Syariah Mandiri CFBO Malang,
apabila permohonan pembiayaan yang dilakukan adalah single income22
, baik
dilakukan atas nama suami ataupun istri maka keduanya harus datang ke bank
untuk penandatanganan akad/realisasi. Jika yang mengajukan atas nama suami,
dan ditengah perjalanan meninggal dunia, maka istri dapat mengajukan klaim
asuransi jiwa. Dalam pelunasan pembiayaan sudah ditanggung penuh oleh
perusahaan asuransi.
Pada pembiayaan yang dilakukan dengan joint income23
, secara otomatis
pembiayaan tersebut mengatasnamakan suami dan istri. Pada saat akad/realisasi
suami istri melakukan penandatanganan akad. Apabila selama waktu pelunasan
akad, salah satu dari kewajiban debitur meninggal dunia, maka dapat mengajukan
klaim asuransi jiwa yang idealnya 50% suami dan 50% istri, dan juga tergantung
pada kesepakatan pada waktu awal akad.
Dari berbagai uraian di atas, menurut fiqh muamalah, asuransi lebih dikenal
dengan istilah at-ta’mîn yang artinya memberi perlindungan, ketenangan, rasa
aman dan bebas dari rasa takut. Asuransi ini dinamakan at-ta’mîn dikarenakan
22
Single income dalam konteks ini merupakan pembiayaan yang diajukan oleh 1 pemohon. 23
Joint income dalam konteks ini, yaitu pembiayaan yang diajukan oleh 2 pemohon.
83
pemegang polis sedikit banyak merasa aman dengan mengikatkan dirinya sebagai
anggota atau nasabah dari asuransi. Istilah lain dalam penyebutan asuransi yaitu
takâful. Dalam pengertian muamalah takâful ini mengandung arti saling
menanggung risiko di antara sesama manusia sehingga di antara satu dengan
lainnya menjadi penanggung atas risiko masing-masing.
Pada tahap yang ketiga dalam pencegahan wanprestasi, yang dilakukan oleh
Bank Syariah mandiri CFBO Malang yaitu dengan adanya persyaratan penuh
terhadap sertifikat. Dalam hal ini pihak nasabah akan diberi Akta Pembebanan
Hak Tanggungan (APHT) di hadapan notaris, dimana pembiayaan yang dilakukan
oleh nasabah berdasarkan akad murâbahah tersebut merupakan pembiayaan
dengan sistem angsuran/cicilan dan sesuai kesepakatan antara pihak bank dengan
nasabah. Jadi, pada waktu nasabah sudah melunasi semua pembiayaan akad
murâbahah serta tidak mempunyai tanggungan, maka pihak nasabah harus
mencabut hak roya (berfungsi melepaskan hak tanggungan) tersebut dari notaris
serta mengambil sertifikat objek jual beli murâbahah.
Prinsip ini tidak terlepas dari prinsip yang pertama yaitu prinsip character
(kepribadian nasabah). Prinsip ini dapat dilihat dari aspek tanggung jawab dalam
mekanisme APHT (Akta Pembebanan Hak Tanggungan) yang diberikan, sehingga
nasabah mempunyai tanggung jawab dalam pembebanan hak tanggungan
sebagaimana dalam sifat yang diterapkan oleh Rasulullah SAW pada sifat
amânah.