BAB VI. MENULIS UKURAN-UKURAN - bp3ipjakarta.ac.idbp3ipjakarta.ac.id/attachments/article/617/gambar...

55
BAB VI. MENULIS UKURAN-UKURAN Syarat yang penting, untuk melengkapkan gambar teknik, ialah supaya semua ukuran yang diperlukan untuk membikin potongan kerja, dicatat. Sebaliknya orang juga harus menjaga jangan sampai orang mencatat terlalu banyak, jangan ada ukuran-ukuran yang tidak perlu atau tidak masuk akal. Oleh karena cara menulis ukuran-ukuran adalah bagian yang terpenting untuk menggambar secara teknis, maka kita akan memperlihatkan beberapa contoh, untuk dapat mencatat ukuran-ukuran yang diperlukain dengan cara yang betul. Dalam mencatat ukuran-ukuran orang perlu memperhatikan hal berikut : A. Terdiri dari bentuk-bentuk pokok bagaimanakah potongan kerja itu dan ukuran mana yang diperluknn untuk membikin bentuk-bentuk pokok ini? Sekarang silinder itu telah lengkap ditentukan dengan panjangnya dan garis tengah, potongan-kerucut ditentukan oleh panjangnya garistengah yang paling besar dan paling kecil. Ukuran ini sudah tentu dipeitlukan untuik mengerjakannya. B. Bagaimana orang dapat mengukur ukur an-ukuran ini, waktu - mengerjakan pada mesin perkakas ? Tukang-bubut meratakan lebih dahulu bidang-ujung S, itu adalah bidang- dasar, darimana ia dapat membikin silinder A menurut panjangnya dengan menyelesaikan bi-dang R. Panjangnya silinder B dibikin lagi menurut ukuran dengan menyelesaikan bidang Q dengan ukuran dari bidang R. Begitu juga ia membikin panjangnya potongan *kerucut C menurut ukuran dengan menyelesaikan bidang P dengan ukuran dari bidang Q. Jadinya sangat tidak masuk akal kalau kita memberikan ukuran-ukuran X, Y, Z, atau ukuran-ukuran X t , Yi, dan Zi, sebab tukang-bubut terpaksa membikin pengurangan untuk mendapatkan ukuran-ukuran-panjang yang ter-pisahkan dari silinder-silinder atau dari potongan kerucut (gambar 75). Cara memperhitungkan ukuran-ukuran ini oleh tukang-tukang ahli, harus dihindarkan, karena kekeliruan yang membikin potongan-kerja kebanyakan tidak berharga lagi, selalu ada. Pemberitahuan yang betul dari ukuran-ukuran adalah : X 2 , Y 2 , dan Z 2 .

Transcript of BAB VI. MENULIS UKURAN-UKURAN - bp3ipjakarta.ac.idbp3ipjakarta.ac.id/attachments/article/617/gambar...

BAB VI.

MENULIS UKURAN-UKURAN

Syarat yang penting, untuk melengkapkan gambar teknik, ialah supaya semua ukuran yang diperlukan untuk membikin potongan kerja, dicatat. Sebaliknya orang juga harus menjaga jangan sampai orang mencatat terlalu banyak, jangan ada ukuran-ukuran yang tidak perlu atau tidak masuk akal. Oleh karena cara menulis ukuran-ukuran adalah bagian yang terpenting untuk menggambar secara teknis, maka kita akan memperlihatkan beberapa contoh, untuk dapat mencatat ukuran-ukuran yang diperlukain dengan cara yang betul. Dalam mencatat ukuran-ukuran orang perlu memperhatikan hal berikut : A. Terdiri dari bentuk-bentuk pokok bagaimanakah potongan kerja itu

dan ukuran mana yang diperluknn untuk membikin bentuk-bentuk pokok ini? Sekarang silinder itu telah lengkap ditentukan dengan panjangnya dan garis tengah, potongan-kerucut ditentukan oleh panjangnya garistengah yang paling besar dan paling kecil. Ukuran ini sudah tentu dipeitlukan untuik mengerjakannya. B. Bagaimana orang dapat mengukur ukur an-ukuran ini, waktu - mengerjakan pada mesin perkakas ?

Tukang-bubut meratakan lebih dahulu bidang-ujung S, itu adalah bidang-dasar, darimana ia dapat membikin silinder A menurut panjangnya dengan menyelesaikan bi-dang R. Panjangnya silinder B dibikin lagi menurut ukuran dengan menyelesaikan bidang Q dengan ukuran dari bidang R. Begitu juga ia membikin panjangnya potongan *kerucut C menurut ukuran dengan menyelesaikan bidang P dengan ukuran dari bidang Q. Jadinya sangat tidak masuk akal kalau kita memberikan ukuran-ukuran X, Y, Z, atau ukuran-ukuran Xt, Yi, dan Zi, sebab tukang-bubut terpaksa membikin pengurangan untuk mendapatkan ukuran-ukuran-panjang yang ter-pisahkan dari silinder-silinder atau dari potongan kerucut (gambar 75). Cara memperhitungkan ukuran-ukuran ini oleh tukang-tukang ahli, harus dihindarkan, karena kekeliruan yang membikin potongan-kerja kebanyakan tidak berharga lagi, selalu ada. Pemberitahuan yang betul dari ukuran-ukuran adalah : X2, Y2, dan Z2.

Tebalnya silinder A dan B, hanya dapat diukur oleh tukang bubut sebagai garistengah dengan mempergu-nakan mistar-ingsut atau lain-lain perkakas-ukur

Adalah betul-betul salah, jikalau untuk garistengah dari silinder B diberi ukuran di dan m, karena tukang bubut diharuskan menjumlahkannya. Bilamana ia akan dapat membikin silinder B me-nurut ukuran dengan ukuran m yang diukur dari sisi-iuar dari silinder A, maka hal ini tidak perlu dibicara- kan lagi. Untuk benda-benda-bubutan orang selamanya harus mencatat garis tengahnya, jadi dalam hal mi ukuran-ukuran di, d:, da, dan d4, gambar 76. Ukuran d4 kadangnkadang diganti dengan memberi-kan ketirusan dari potongan-^kerucut, yang dalam hal ini besarnya kira-kira 1:6. Soal ketirusan pada umumnya berarti : perubahan garistengah pada tiap-tiap satuan dari pan-jang. Perbedaan di antara garistengah yang terbesar dan yang terke-cil dalam gambar 77 adalah 10 mm. Perbedaan ini terbagi teratur sepanjang 100 mm. Tiap-tiap 1 mm. panjang perubahannya adalah 10 1 —— = — mm. Orang sekarang 100 10 menyatakan hahwa ketirusan besar? nya 1 banding 10 atau 1/10

Dengan pendakian pada umumnya dimaksudkan tangens dari sudut-pendakian (gambar 77). Pendakiau = tangens a = ^ = -35. Pada bagian yang tirus, maka pendakian sama-dengan separuhnya dari ketirusan Lihat jugalah lembaran N 24 €. Ukuran-ukuran mana yang diperlukan oleh juru-contoh ? Untuk dapat menuang lubang dalam sumbat dan untuk menempatkan pada tempatnya, orang memerlu- kan ukuran-ukuran yang diterangkan dalam gambar 78 Ukuran ini tidak diperlukan untuk penyelesaian, karena lubang di sebelah dalam dituang licin dan kebanyakan tidak dikerjakan terus. Biarpun ukuran itu tidak diperlukan, dalam banyak hal orang masih memberikan- nya juga dari sisi bawah lubang hingga sisi bawah dari sumbat. Untuk mendapat pengertian yang betul kita akan menerangkan dengan cara yang jelas dan singkat ten-tang hal menuang. Dalam gambar 79 diperlihatkan contoh sumbat dari .kayu, seperti yang dibikin oleh juru-contoh.

Contoh-contoh dari kayu kebanyakan dilak-merah untuk menjaga jangan sampai kena pengaruh-air. Ditem- pat lubang pada kedua sisi dari bagian yang tirus dipasang apa yang dinama-kan gambar-gambar-teras, dan untuk membedakannya dilak hitam. Bentuk-jaya gambar-gambar-teras sama dengan bentuknya lubang. Dengan mempergunakan contoh dari kayu ini tukang-bentuk membikin bentuk-tuangan. Untuk potong-an-potongan-tuang kecil-kecil orang membikin bentuk-tuangan dalam peti-tuang yang di bawah dan atas diisi dengan bentukan-pasir yang padat. Pada peti ini diadakan pena-pena dan mata-mata, sehingga peti-peti itu sewaktu-waktu dapat disusun dengan rapih. Gambar 81 Dalam bentukan pasir pada kedua peti, tuang bentuk membikin cetakan dari separuhnya contoh kayu dengan sedemikian rupa, hingga bidang-tangkupan dari contoh terletak pada bidang-pemisah pada, kedua peti-tuang. Karena gambar-gambar-teras dari contoh, timbullah sekarang sponing-sponing-teras dalam bentuk-tuang (gambar 79). Tukang

membikin teras selama itu teiah membikin suatu teras-tuang untuk lubang dari bahan pem-bcntuk (gambar 79). Teras-tuang ini masuk tepat dalam sponing-sponing-teras dari bentuk-tuang dan tertutup di dalamnya, apa-bila kedua peti itu disusun satu sama lain. Apabila bentuk-tuang itu sekarang diisi dengan logam-cair, maka di tempat teras akan tetap tinggal ada lubang dalam sumbat. Contoh lainnya untuk menjelaskan ukuran. bagi tukang-membikin-contoh, diperoleh keterangan dari gambar 80. Gambar ini memisalkan suatu kursi dari Gambar 82 41

besituang, di mana hanya ukuran-ukuran di sekelilingnya yang diperlukan untuk penyelesaian pada mesin-mesin perkakas. Kecuali ukuran-ukuran ini, dengan keistimewaan jarak-jarak-sumbu dari lubang-lubang-baut, maka tukang-membikin-contoh juga memerlukan ukuran lain untuk membikin contoh dari kayu. Gambar 81 menjelaskan, bagaimana bagian-bagian masing-masing dari contoh ini disusun. Di tempat lubang Hiberi gambar-gambar-teras algi. D. Ukuran mana yang diperlukan untuk menggambar potongan-kerja sebagaimana mestinya ? Untuk penjelasan diperlukan hal seperti berikut. Benda-benda tempaan dan tuangan yang kasar kebanyak-an harus digambar lebih dahulu, sebelum orang memulai dengan penyelesaian. Dengan menggambar pekerjaan dimaksudkan menarik garis-garis sumbu dan garis-garis lainnya, dari garis mana orang dapat mengatur potongan-kerja pada mesin-mesin-perkakas untuk penyelesaian yang sempurna. Gambar 82 menggambarkan tuas dari tempaan baja, yang disusun dari sebuah silinder dan suatu rangka-segi-panjang, di mana di tengah-tengahnya ditem-patkan tuas sebenarnya yang dibuat miring. Untuk menyelesaikan garis-garis, sepanjang mana sisi lurus dari tuas harus diselesaikan, yang memenuhi hanya ukuran-ukuran yang diberikan pada gambar 82. Juru-garis, ialah orang yang mengguris pekerjaan-pekerjaan, menetapkan lebih dahulu titik-tengah M 1 dari silinder, dan setelah itu titik-tengah M 2 dari rangka. Selanjutnya ia dapat membatasi titik M 3 dan ini disam-bung dengan M 1, dengan demikian ia mendapat garis-sumbu dari tuas. Setelah itu ia membatasi ukuran-ukuran X dan Y pada titik-potong M 1 dan M 3 tegaklurus pada garis-sumbu dari tuas, setelah mana garis-garis batas dari tuas betul-betul telah ditetapkan dan dapat ditarik.

Jadi dari yang tersebut diatas ternyata, bahwa untuk mencatat ukuran-ukuran diperlukan sekedar pandangan menurut cara, dengan mana potongan-kerja itu dikerjakan dan digambar. § 2. PETUNJUK-PETUNJUK UMUM UNTUK MENCATAT UKURAN-UKURAN. Untuk sementara kita akan memberikan petunjuk-petunjuk umum untuk mencatat ukuran-ukuran, selama cara-cara mencatat ini diperlukan bagi potongan-potongan-kerja, yang hanya digambar pada pandangan-pandang-aa, yang sering terjadi untuk potongan-potongan kerja yang pejal.

ke 1. a. Gambarlah angka-angka ukuran dengan jelas dan jangan di tulis. b. Angka-angka-ukuran tingginya 2,5 sampai 3 mm dan ditempatkan 1 mm diatas garis ukuran dan sejajar dengan garis-ukuran. Ukuran-ukuran yang besar-besar sedikit lebih besar dari yang lainnya. c. Angka-angka-ukuran digambarkan sedemikian, hingga dapat dibaca di bawah dan di sebelah kanan dari gambar. d. Garis-garis penunjuk ukuran ditonjolkan kira-kira 2 mm dimuka garis ukuran (gambar 83). e. Bikngan-ukuran, sedapat-dapat, ditulis berganti-gantt di sebelah kiri dan kanan dari garis-sumbu, ke 2. Ukuran-ukuran ditulis di tempat, di mana orang ketika pembikinan akan mencarinya, yaitu diproyeksi, di mana bentuk atau profi! dari potongan-kerja diperlihatkan paling jelas. Dalam gambar 84 diberikan lagi ukuran-ukuran yang sama seperti diatas pada pandangan muka maupun pada pandangan-atas dan akan jelaslah bahwa ukuran dari pandangan-muka dengan garistengah mana yang dimaksud, lebih baik daripada ukuran pada pandangan-atas. ke 3. Garis-garis sumbu dan garis-garis-gambar tidak boleh dipakai sebagai garis- garis-ukuran. ke 4. Jumlah ukuran panjang seluruhnya dari potongan-kerja dalam banyak hal harus diberi tanda tersendiri. Waktu mengerjakan alat seluruhnya, seperti sumbat dari keran tegak, maka jumlah panjang itu adalah ukuran-pemeriksa bagi tukang-bubut dan juru-contoh. Jadi biarpun panjangnya dapat dihitung dari jumlah beberapa

ukuran lainnya, tetapi orang betu( juga harus menjelaskan jumlah-panjang tersendiri (gambar 86). Juga semua ukuran lainnya sedapat-dapatnya dengan tidak memperhitungkan lagi Iqngsung dapat dibaca. Begitu juga panjangnya bagian- tims dari sum-bat dapat dihitung dari jumlah tiga ukuran lainnya, akan tetapi tukang bubut Gambar 84 harus menjumlahkannya, sebab untuk membubut serongan yang betul ia mem* butuhkan selainnya itu juga panjang seluruhnya, jadi panjangnya ini harus dicatat tersendirf. Dalam beberapa hal kita dapat menganggap ukuran dari jumlah-panjang itu tidak diperlukan. BegitupuQ flens besi-tuang (gambar 87) lengkap cjitentukan dengan ukuran yang dicatat dan panjang seluruhnya juga diabaikan sebagai ukuran pemeriksaan. Late halnya dengan batang-bandulan baja (gambar 88). Ini juga, dengan tidak memakai panjang seluruhnya cukup ditetapkan oleh ukuran-ukuran lainnya. Tetapi batang semacam itu dibikin dari sepotong batang baja, seMngga orang yang harus menggergaji, dengan cepat harus dapat membaca panjang seluruhnya.

ke 5. a. Garis-garis ukuran dan garis-garispenunjuk-ukuran harus sedikit mungkin berpotongan satu lain.

b. Ukuran-ukuran itu, kalau hal ini menjelaskan gambar, sedapat mungkin harus dhempatkan di hiar gambar.

Sebaliknya orang mengikuti petunjuk ini jangan sampai melampaui \T batas. Begitulah dalam gambar-kanan dari gambar 89 terdapat beberapa

ukuran di luar gambar tetapi dengan begitu gambar menjadi tidak terang. Tetapi dalam gambar yang di tengah terdapat beberapa ukuran yang ditempatkan dalam gambar dan cara mencatat ukuran ini tidak ada artinya untuk menjelaskan gambar. ke 6. Tiap-tiap ukuran hanya boleh terdapat satu kali saja dalam gambar.

Apabila dalam satu gambar terdapat beberapa kali satu macam ukuran, hal ini adalah tidak perlu dan tidak menghemat. Hal ini dapat membahayakan, jika orang mengubah ukuran itu lupa mengubah salah satu dari ukuran-ukuran ini, sehingga bisa mengakibatkan kekeliruan. kc 7. Batasilah sedapat mungkin jumlah proyeksi dari suatu potongan-kerja, dengan mempetgunakatt tanda-tanda 0 dan [p penjelasan Lie SI. w. (= Sleutelwijdtc). Dalam gambar 90 dipandang-an-muka tertulis semua ukuran, yang diperlukan untuk pembuatan dan penyelesaiannya. Untuk menjelaskan, bahwa potongan kerja tersusun dari dua silinder dan satu potongan keru-cut, dan pula untuk memberitahu-kan, bahwa ujungnya tangkai dari sumbat mempunyai segi-empat untuk menempatkan kunci keran, orang harus menggambar juga pan-dangan-atas. Pandangan-atas ini se-karang dapat diganti, dengan menempatkan di belakang bilangan-bi-langan ukuran dari bagian-bagian yang silindris dan bentuk-kerucut dengan tanda 0.

1)

1) Bilt orang menulls ukuran pas. maka orang menempatkan tanda di depan bilangan ukuran. untuk. dap*t meHulli ukuran pas di belakangnya. Umpamanya : 0 120 H 7. Llhat Bab VI § 3. 43 ditarik tl* pis, dan ukuran dari segi-empat dari bidang sampai bidang lainnya dengan petunjuk l.k. (sl.w. — lebar-kunci). Bidang-bidang datar dari segi-empat pada ujungnya tangkai, dinyatakan dengan garis-silang yang ditarik tl* pis, dan ukuran dari segi-empat dari bidang sampai bidang lainnya dengan petunjuk l.k. (sl.w. — lebar-kunci). Pandangan sisi-kanan diperlukan untuk dapat menyatakan, bahwa lubang tembus dalam sumbat, dan ini dijelaskan dengan garis-garis-gores. Seringkali orang juga menghapus pandangan-sisi, karena orang dengan mudah dapat mengerti, bahwa lubang dalam sumbat dari keran- tegak selamanya tembus. Tetapi hal ini tidakkh tepat benar. Bik orang menganggap tidak perlu menggambar pandangan sisi, maka diharapkan supaya membuat po tongan-mendatar melalui tengah-tengah lubang, seperti dijelaskan dalam gambar 44. Contoh lainnya dari gambaran yang dibikin seder hana diberikan dalam gambar 91 a dan b. Bagian silindris dijelaskan lagi dengan tanda [J] dan bagian segi-empat dengan tanda ditempatkan di-bikngan-ukuran, sedang bidang-datar dijelaskan dengan palang.

Contoh dalam gambar 92 a dan b sekarang dengan sendirinya akan dimengerti. ke 8. Dalam beberapa lingkaran-lingkaran yang konsentris maka garistengah garistengah tidak boleh dipakai untuk menjelaskan garis-tengah (lihat gambar 93). Ketetapan ini tidak lagi dapat dipertahankan, bahwa adalah salah bila suatu ukuran dijelaskan dengan cara ini. Malahan banyak sekali dipergunakan pemakaian cara ini untuk menjelaskan, garistengah dari suatu lingkaran-jarak untuk lubang-lubang baut, di antaranya dalam suatu flens. Seringkali orang menambahkan penjelasan lagi dengan l.d. (steek-cirkel = lingkaran-jarak) untuk angka* ukuran atau bilangan-ukuran

Jarak lubang-lubang, di mana titik-titik-tengah tidak terletak di suatu lingkaran, orang menjelaskan selama* nya dari titiktengah sampai titiktengah lainnya (gambar 94). ke 9. Ukuran-ukuran selamanya menyatakan ukuran dari bagian yang akan dikerjakan yang diselesaikan sclu ruhnya, yakni apa yang dinamakan ukuran-ukuran bersih. Ukuran-ukuran tidak sekmanya menyangkut ukuran-ukuran yang diperoleh potongan-kerja waktu dikerjakan. Pada beberapa hal ada juga kekecualian dari peraturan ini, yang akan dijelaskan menurut contoh sc- lanjutnya. Bila sebuah pabrik-mesin tidak disusun untuk menempa potongan-potongan kerja yang besar, seperti batang-penggerak, orang menyuruh menempa potongan-kerja ini ditempat lain yang dinamakan bengkel-tempaan kasar. Waktu menrresan orang mengirimkan apa yang dinamakan gambar-tempa, di mana hanya terdapat ukuran yang besar. Mengingat pada penyelesaian kemudian, juru-api yang menempa batang-penggerak harus mengerti, berapa mm ia harus membikin ukuran dari barang-tempa itu lebih besar daripada batang-penggerak yang akan di-selesaikan. Apa yang dinamakan kelebihan untuk penyelesaian, dapat diberikan dengan dua cara : a. ukuran dari gambar-tempa terus ditambah dengan kelebihan untuk penyelesaian ; b. mencatat ukuran yang betul pada gambar-tempa dan di antaranya ditempatkan dengan jelas tanda ,,kelebihan untuk penyelesaian ............ mm". ke 10. Ukuran selamanya diberikan dalam mm. Bila perlu bilangan-ukuran memuat pecahan perse puluhan, dengan pecahan biasa tidak diperkenankan. Kita boleh menulis begin!: 20,5 tetapi tidak 20i. Untuk ukuran Inggris sebaliknya pecahan-biasa boleh dipakai. Pakailah sedapat mungkin ukuran-ukuran yang dinormalisasi menurut N 1313 dan jangan mengambil ukuran-ukuran yang ganjil pada benda-benda yang simetris untuk menjaga jangan sampai mengerjakan dengan tengahan milimeter ke 11. Apabila suatu ukuran karena suatu hal tidak cocok dengan skala dari gambar, maka bilangan-ukuran itu diberi garis di bawahnya, Contoh dari ini diberikan dalam gambar 95, Oleh karena sumbu sangat panjang dan pada panjang. seluruhnya antara flens-flens-penghubung mempunyai bentuk yang sama, orang menghilangkan sebagian. Hal ini disebut memutuskan dan dinyatakan dengan mem-batasi potongan-potongan yang tinggal dengan garis-gores-ber-titik. Sekarang orang menggambar garistengah dari sumbu, garistengah dari flens-flens penghubung dan tebalnya menurut skala.

Panjang seluruhnya tidak lagi menurut skala. Oleh karena itu ukuran ini diberi garis di bawahnya. ke 12. Apabila suatu lubang harus digcrek tetnbus pada dua benda dalam keadaan terpasang, orang memberi pe-tunjuk : ,,menggerek dalam pemasangan" atau ,,menetapkan dalam pemasangan". Dalam gambar 96 diberi petunjuk, bila lubang untuk pena tirus dalam pemasangan harus digerek. ke 13. Ruang untuk menempatkan bilangan-ukuran atau panah-ukuran adalah terlalu kecil. Bila orang tidak mempunyai cukup ruang untuk menempatkan bilangan-ukuran, orang dapat menjalankan, seperti dijelaskan dalam gambar 97. Apabila ruang antara dua garis-garis-penunjuk-ukutan juga masih terlalu kecil untuk menempatkan panah-ukuran, maka orang dapat menggantikan dengan suatu titik, seperti dijelaskan dalam gambar 98 antara ukuran-ukuran 1,5 dan 3

Jari-jari dari dap-dap pembulatan, meskipun kecil sekali orang harus menjelaskannya. Orang Gambar 95 tetapKan pada pemasanqan jari-jari dengan menempatkai* huruf R di dcpan bilangan-ukuran. Gambar 99 a menunjukkan, bagaimana orang men-jelaskan jari-jari umpamanya dari pembulatan dari tutup. Bila jari-jari dari pembulatan terlalu kecil untuk menu- Gambar 96 lis bilangan-ukuran di atasnya atau jika ada garis lainnya, maka orang menempatkan ukuran seperti dijelaskan dalam gambar 99 b dan c, Garis-penunjuk kecil di c harus ditarik sejajar dengan jari-jari. Kalau orang boleh memilih, tariklah ukuran-jari-jari miring ke ka-nan dan ke atas. Ini adalah kedudukan, di mana ukuran dapat dibaca dengan mudah (gambar 99 d). Gambar 97

Ambillah untuk jari-jari-pembulatan juga bilangaa-bilangan yang dinormalisasi menurut lembaran N 1313. 45 Bila jari-jari dalam pembulatan besar, seperti kepala dari batang-penggerak yang digambar dalam gambar 90 e dan apakah letaknya titiktengah mempunyai ukuran ter tentu, maka orang menjelaskan jari-jari, seperti dilukit-kan dalam gambar. ke 15. Untuk bagian bagian tirus kita hams menjelaskan garistengah terbesar dan garistengah terkecil begitu juga panjangnya. Gambar 100 mengumpamckan sebuah baut baja, sebagai titik-berputar untuk menempatkan tuas enteng. Oleh karena dengan pembulatan-pembulatan kedua bidang-bidang-ujung dari bagian tirus B tidak terang betul batasnya, orang menarik garis-garis yang dilukis di luar dari potongan ke-rucut dan bila perlu juga bidang-bidang-ujung dengan garis tipis. Di titik-titiknpotong dari garis-garis ini, yang untuk penjelasan biasanya juga mempunyai titik-tebal, orang sekarang betui, member! garistengah yang terbesar dan terkecil.

Ukuran 45 tidak pula dapat diukutr,tetapi tukang-bubut dapat menetapkan ke tirusan atau serongan dan kemudian menyelesaikan bagian B

Pada umumnya kita dapat mengatakan demikian. Apabila kita harus menulis suatu ukuran pada suatu peralihan yang bulat kita menarik garis-

garis ke-liling tipis dan menulis ukuran-ukuran di titik-titik-potong dari garis-garis ini. Gambar 101 mengumpa-makan suatu bubutan kolom baja, yang pada kedua ujung diberi flens-flens bulat. Flens-flens ini berpindah dengan pembulatan yang tajam pada bagian yang tirus. Untuk membubut bagian yang tirus diperlukan, supaya orang menjelaskan dengan terang, di mana berakhirnya pembulatan-pembulatan dan di mana dimulainya bagian yang tirus. Cara, yang dapat dijalankan dengan jelas, diperlihatkan pada gambar tsb. di at as

ke 16. Pada serongan orang menjelaskan atau dengan ukuran pada siku ciku atau sudut dari serongan dalam derajat. Pada penyelesaian serongan tidak dengan mesin kebanyakan orang menjelaskan ukuran pada siku-siku, seperti dijelaskan di tutup-besi-tu-ang, yang diperlihatkan pada gambar 102 a. Pada penyelesaian serongan dengan mesin, seperti umpamanya bidang-duduk dari tingkap, kebanyakan diterangkan sudut dari serongan seperti pada gambar 102 b. Gambar 102 Oleh karena sering terdapat tingkap dalam perkakas-bangunan, maka ukuran-ukuian yang penting ditulis pada bagian yang akan dikerjakan ini. Untuk menjelaskan, bahwa garistengah pada sisi-bawah dari serongan-bidang duduk, sama dengan garistengah dari tingkap-sayap, maka kita menarik garis-tipis sampai pada sisi bawah dari bidang-duduk. ke 17. Bilangan-ukuran antara garis-kurung berarti, bahwa ukuran yang dtcatat harus diukur dalam bidang yang bekerja. Gambar 103 mengumpamakan sebuah lemari-engkol dari mesin-uap-kecil. Pada salah satu dari sisi-sisi serong terdapat suatu lubang-tangan, yang dengan sebuah tutup dan delapan buah ujung-ujung tap dengan mur-mur dapat ditutup. Jarak-jarak sumbu dari ujung-ujung tap dapat dengan mudah dijelaskan di sisi muka. Dengan cara mencatat ukuran ini ukuran A memberi jarak yang betul sebaliknya ukuran B jarak yang tidak betul.

Dengan ukuran B orang bermaksud sebenarnya ukuran Bl di pandangan sisi. Untuk dapat lekas dime-ngerti oleh setiap orang, bahwa jarak-jarak sumbu dari ujung-ujung-tap harus diukur pada bidang-pengerjaan, maka orang menempatkan ukuran B dalam garis-kurung.

Untuk menghindarkan kekeliruan, diharapkan sangat supaya arti garis-kurung pada ukuran-ukuran semacam itu, dijelaskan dengan terang di atas gambar. ke 18. Bilangan-ukuranr dalam segi-empat menjelaskan ukuran dari pelaksanaan kedua dari satu macam alat. Apabila suatu pena, yang diperlihatkan dalam gambar 104, harus dibikin dua pelaksanaan yang sama macamnya, yang hanya berbeda dalam suatu ukuran, orang menempatkan ukuran dari pelaksanaan kedua dalam segi-empat. Kedua pelaksanaan itu diberi nomor bagian tersendiri. Juga di sini diharap-kan supaya arti dari segi-empat keliling bilangan-ukuran atau angka-ukuran dijelaskan dengan terang pada gambar.

ke 19. Benda-benda berbentuk bulat dijelaskan di depan bilangan ukuran dari garistengah terbesar dengan menempatkan tan-da JBola". Dalam gambar 105 digamEarltan suatu bubutan-engkol-baja, terdiri dari pegangan-tangan tirus lemah dan tombol berbentuk bulat dengan dua bagian yang rata. Untuk men-jelaskannya bila perlu orang menarik garis-tengah dari bola yang terbesar dengan garis-Gambar 105 tipis atau dengan garisrgores-bertitik

Ukuran-utama dari potongan-kerja selamanya harus kelihatan terang dan lebih baik dijelaskan dengan angka-ukuran dan garis-panah yang sedikit besar. Gambar 106 menggambarkan kursi-besi tuang, di mana terdapat dua logam. Ukuran-utama dari potongan-kerja ini adalah jarak sumbu dari

logam-logam satu sama lain dan jarak dari sumbu logam-logam sampai pada sisi bawah dari alas-kaki. Ukuran-utama selamanya harus ditulis terlebih dulu.

ke 21. Hanya ukuran yang diperlukan untuk pembi-kinan dalam pabrik yang dicatat. Untuk penjelasan diperlihatkan batang-penggerak dari mesin-uap-kecil, dalam gambar 107. Ukuran P dan Q dari bidang X, yang dibatasi dengan garis-potong istimewa, seperti ukuran pada bidang Y, harus dianggap sebagai ukuran yang memang tidak perlu. Juga ukuran T dari kerokan di sekeliling lubang baut dan ukuran U pada kaki dari batang-penggerak tidak diperlukan. Kita menunjukkan lagi mengenai hal 47 ini kepada hal berikut: Tidak perlu untuk menggambar pada potongan A B , bagian-bagian yang menonjol-keluar pada kaki dari batang-penggerak. Memang adalah suatu maksud untuk menjelaskan potongan A B, bahwa bagian luar dari cabang harus dibubut bulat, tetapi bukan untuk menjelaskan bentuk dari kaki. Ini terbukti di antaranya dari pandangan bawah dari kaki. Dari sebab itu pula orang juga tidak menggambar pandangan bawah bagian yang menonjol dari cabang.

ke 22. Bagian yang akan dikerjakan dari pefat-baja diberi ukuran teitulis pada bentangan. Sebagai contoh kita mengambil pelat-jaminan, yang dengan perspektif digambarkan dalam gambar 108 a. Pelat-kecil ini dipotong atau digunting dari potongan faidang pelat-baja. Untuk menggambarkan di atasnya diperlukan. bentangan dengan ukuran, (gambar 108 b). Garis-garis sepanjang fnana ber-macam-macam bagian 48 harus dibengkokkan, dijelaskan dengan garis-gores-bertitik, yang berlainan dengan garis-garis-sumbu, mempunyai tebal sania dengan garis-garis gambar. Orang hanya memberi ukuran-ukuran yang perlu pada gambar kerja, untuk membentuk pelat-jaminan me-nurut bentuk yang dikehendaki. ke 23. Bagian yang akan dikerjakan kerja-bagian-kiri dan bagian kanan. Ada kcmungkinan, bahwa sebuah potongan-kerja mempunyai apa yang dinamakan pelaksanaan bagian kiri dan bagian kanan. Dalam gambar 109 umpamanya diperlihatkan bagian kiri dan bagian kanan dari tuns lutut, yang seterusnya mempunyai ukuran yang sama. Bila terdapat semacam itu, maka orang menggambar umpamanya pelaksanaan kanan misalnya ini mempunyai ncmor bagian 5) dan diberitahukan dalam daftar bagian di bawahnya nomor bagian 6 : tuas-lutut bagian kiri se bagai nomor bagian 5.

Apabila bagian yang akan dikerjakan mempunyai bentuk yang sulit, maka orang menggambar kedua pelaksanaan itu dan menulis-umpamanya dalam pelaksanaan kanan semua ukuran dan lain-lain petunjuk. Untuk ukuran dari

pelaksanaan kiri orang menunjukkan saja bagian kanan. Bila bagian-alat-alat dimaksudkan untuk kcdua mesin dari kapal-sekerup-kembar, maka orang mengatakan pelaksanaan dari bingkai-kemudi dan bing-kai-bak. 49

Ukuran dengan tanda * jangan dicatat Tiiflt-tuas Tuas -tu as yang kirus maupun yang terputus, dengan atau tidak dengan pegangan-tangan, banyak dipergunakan dalam teknik-bangunan. Tiias-tuas yang berbentuk sederhana kebanyakan dibikin dari tempaan-batang-baja ; yang berbentuk lebih tersusun kebanyakan dibikin 'dari baja-tuang. Tuas dengan bagian no. 1, menurut contoh di sebelah, adalah tempaan-po-tongan, yang kemudian seluruhnya diselesaikan pada bangku-bubut. Tuas-tuas dengan nomor bagian 2 dan 3 dari batang-baja terus diselesaikan dengan bangku-ketam, bangku bubut atau bangku frais menurut bentuk yang dikehendaki. Ukuran-ukuran terpenting dari tuas-tuas ini, yang pasti adalah jarak-jarak sumbu dari lubang-lubang ; ukuran-ukuran ini adalah ukuran-ukuran yang besar dari bagian yang akan dikerjakan. Dari bagian yang akan dikerjakan yang pejal ini orang hanya menggambar dua pandangan, karena bentuk dan ukutan-ukuran dengan proyeksi ini dapat cukup menjelaskan dengan terang.

Engkol-engkoJ

Ini adalah bagian yang akan dikerjakan dari baja, yang diselesaikan seterusnya pada bangku-bubut dan ketam. Engkol dengan dua pipi-engkol, yang juga dinamakan engkol-kembar, adalah yang paling sering didapat untuk pemakaian di kapal. Kedua leher-poros dengan pipa-engkol dan pena-engkol berbentuk satu, dan yang sangat terpakai untuk mesin-mesin-kecil. Untuk mesin-mesin-darat dan juga untuk kompresor-kompresor, orang biasanya mempergunakan engkol-engkol dengan satu pipi-engkol, yakni yang dinamakan engkol-engkol tunggal atau engkol menggantung. Pipi-engkol dan pena-engkol berbentuk satu : leher-sumbu menjadi susut. Supaya metal-pena-engkol jangan sampai menempel pada pipi-engkol, yang dapat menyebabkan pinggiran menjadi lecet dan untuk menjaga jangan sampai metal dari pada engkol bergeser keluar, maka pada kedua sisi dari pena terdapat tepi yang melebar di mana metal memegang di tengah-tengahnya. Untuk kedua engkol panjangnya engkol-engkol, yaitu jarak-sumbu dari pena-engkol sampai leher-poros, adalah yang ter pen ting, karena itu adalah ukuran yang besar dari bagian yang terpenting dan ukuran yang besar dari bagian yang akan dikerjakan. 52

BAB V § 1. POTONGAN-POTONGAN. Seperti telah kita katakan, dari bagian yang pejal pada umumnya yang digambar hanya pandangan-pandangan. Bila orang akan melaksanakan juga cara mi pada bagian yang akan dikerjakan, yang tidak pejal atau yang tidak pejal seluruhnya, maka bentuk dari ruangan dalam, sukar untuk dapat dibayangkan. Dengan menggambar satu atau lebih potongan mengenai ruangan ini, setiap orang juga jelas akan bentuk di da-lamnya. Pada umumnya kita dapat mengatakan, bahwa orang harus memberikan potongan-potongan satu atau lebih pada benda-benda yang cekung atau sebagian cekung untuk dapat menjelaskan bentuk dalam, maupun bentuk luar, dan untuk dapat mencatat ukuran-ukuran.

Gambar 110 V/aktu menggambar potongan-potongan kita bayangkan, bahwa bagian yang akan dikerjakan itu digergaji. Setelah digergaji bagian yang terletak di antara gergaji dan yang mengerjakan, kita umpamakan diambil, setelah mana orang menggambar profil dan bidang-potongan. Gambar llOa menggambarkan dudukan-tingkap dalam perspektip, yang digergaji tegak menumt garis-tengah. Profil dari bidang-potongan diberikan dalam gambar 11Gb dalam proyeksi-segi-empat, di mana bahan yang dipotong dijelaskan dengan arsiran. Garis-garis dalam perspektip yang lengkung P, Q dan R, dalam proyeksi segi-empat menjadi garis-garis-lurus, yang dinamakan garis-garis-pandangan, apabila bidang proyeksi dipilih sejajar dengan garis-sumbu dari dudukan-tingkap. Jadi potongan-potongan kita ar.ggap sebagai pandangan pada bagian yang tertinggal dari potongan-kerja. Crang menempatkan potongan-potongan dengan cara yang sama satu terhadap yang lain, seperti yang tcrpakai pada pandangan-pandangan. Dalam gambar Ilia adalah sebuah bagian penekan-(paking yang digambarkan dalam tiga proyeksi. Di tempat, di mana mestinya terletak pandangan-muka, sekarang digambar potongan tegak liwat A—B. Di atas potongan ini terletak pandangan atas, di mana garis-sumbu A—B menunjukkan tempat dari potongan, sedang panalv

panah menunjukkan, darimana bagian yang ketinggalan harus dilihat. Menurut panah-panah orang harus melihat 54 potongan C—D dari kanan, sehingga orang harus menggambar potongan ini di tempat, di mana seharusnya ditempatkan pandangan-sisi-kanan. (lihat juga lembaran N 65). Sekarang kita harus selalu berusaha untuk menggambar benda dengan lengkap dengan proyeksi sedikit mungkin. Dengan begitu umpamanya potongan C—D dalam gambar Ilia dapat dihilangkan, apabila orang menjelaskan sisi-luar dari bagian-silindris dengan garis-gores dalam pandangan-atas, seperti diperlihatkan dalam gam-bar 111 b dengan sederhana.

Apabila di belakang bilangan-ukuran orang naenempatkan tanda 0 dalam potongan A—B pada bagian silindris, maka lingkaran yang digambar dengan garis-gores dalam pandangan atas juga tidak diperlukan. Suatu potongan dapat juga digambar melalui garis terputus. Dudukan-tingkap, yang digambarkan dalam gambar 112, mempunyai buah telinga dengan mana orang dapat menyekerupnya atau menyimpannya dalam rumah-tingkap dengan baut-baut kecil. Bila orang memilih bidang dari potongan melalui garis-tengah di antara telinga-telinga, maka orang tidak dapat menjelaskan, bahwa lubang-lubang itu tembus di dalam telinga. Bila orang 'sebaliknya mengadakan bidang dari potongan pada telinga, maka orang tidak dapat me-mutuskan profil dari potongan di samping telinga. Dalam hal semacam itu orang mengadakan bidang dari potongan limat garis-terputus A—M—B, di mana po-tongan M—B dalam bidang dari gambar diproyeksi-kan. Panah-panah juga menjelaskan di sini, darimana potongan yang ditinggalkan harus dilihat, sedang garis terputus, yang

menjelaskan bidang dari potongan, untuk ielasnya digambar lebih tebal di tempat di mana itu ber-ubah jurusan. Gambar 113a adalah contoh lainnya dari suatu potongan melalui garis terputus. Gambar itu adalah gambar-kerja dari pipa-teleskop dengan bentuk me-ja istimewa untuk pendingin torak dari motor. Gambar 113b memberikan suatu gambaran per-spektipnya. Potongan A—M dipilih tegaklurus pada punggung R, sehingga ini terpotong tegak dan kare-nanya orang dapat melihat tebal bahan yang sebenarnya. Potongan ini diproyeksikan dalam bidang dari gambar. Potongan M—B yang sering terpakai, dipilih tegak-lurus pada garis-sumbu tegak dari sambungan-pipa, sehingga juga pada bagian ini ukuran-ukuran dapat dicatat dengan baik. Contoh ketiga dari suatu potongan melalui garis terputus diberikan dalam gambar 114. Gambar lemari tingkap yang diberikan mempunyai beberapa corot, dimana corot P membentuk sudut 45* dengan garis-sumbu ' mendatar (atau tegak) dari pandangan atas. Supaya kita dapat menjelaskan, bahwa corot ini 55

ekarang dalam potongan tegak, orang harus memotong rumah itu dengan cara istimewa. Potongan dari separuhnya bagian kanan dari rumah, karena itu dipilih melalui garis C - D. Potongan ini di-proyeksikan dalam bidang dari gambar. Corot Q yang lengkung dipotong melalui garis-sumbu yang lengkung sampai titik B dan seterusnya tegaklurus padanya. Dengan ini potongan-tegak dari corot itu mendapatkan bentuk, yang dapat diumpamakan dengan busur-lingkaran dan garis-lurus. Potongan-kerja kita boleh juga menggambarkan separuh dalam padangan dan separuh dalam potongan. Di dalam banyak hal, seperti pada torak-uap kecil, yang dalam perspektif digambarkan digambar 115, di-perlukan supaya pandangan muka dan potongan digambar sejajar dengan pandangan-muka, untuk dapat meng-gambarkan bentuk yang betul. Cara yang sering dipakai dan menghemat, di mana kita dapat memberi pandang menurut X maupun potongan melalui pandangan alas A B, digambarkan dalam gambar 115. Orang memisalkan, bahwa seperempat bagi dari bagian yang akan dikerjakan digergaji, dimana pan ah-pan ah menunjukkan,bagaim ana bagian

yang ketinggalan dari bagian yang akan dikerjakan

harus dilihat. Dengan begini bagian yang akan dikerjakan digambar separuh dalam pandangan, dan separuh dalam potongan, di mana garis-sumbu tegak menunjukkan terpisahnya pandangan dengan potongan. Orang memilih garis pemisah di antara pandangan dan potongan sedemikian rupa, hingga garis itu tidak her-impit dengan garis gambar. Potongan-potongan istimewa dapat ditempatkan di mana saja, asal saja orang menjelaskan dengan terang, potongan mana yang dimaksud. Gambar 116 memberi gambaran suatu tingkap-penggerak, yang untuk menghantar ke dalam rumah-tingkap mempunyai tiga sayap-tingkap. Untuk dapat menjelaskan hal ini, orang harus menggambar potongan istimewa melalui sayap tingkap. Potongan ini dapat ditempatkan di mana saja. Tetapi dianjurkan pula, supaya menempat-kan potongan-potongan istimewa sedapat mungkin seperti potongan biasa, karena dengan demikian gambar le-bih jelas. 56 Gambar dalam gambaran 117 memberikan sebuah torak-uap-kecil, di mana potongan istimewa C—D diperlukan untuk menggambarkan potongan yang lengkap. Potongan ini juga dapat ditempatkan di mana

saja ; tetapi sebaliknya akan membikin gambar kurang jelas, apabila orang menempatkan potongan ini di samping pandangan-bawah atau di atas-nya pandangan-atas. Dalam hal ini, tempat sebenarnya dari potongan C—D adalah tempat yang dijelaskan dalam gambar 117.

\

Bagian-bagian yang tcrletak di muka bidang dari potong an, kita jelaskan dengan garis-gores-bertitik. Gambar 118 a adalah suatu potongan-perspektip dari apa yang dinamakan po-tongan-T, di mana dipotong seperempat bagi-an. Apabila bagian yang akan dikerjakan ini dipotong tegak melalui garistengah A—B, maka corot dan flens R terletak di depan bidang potongan. Gambar 118b menggambarkan potongan T seperti ini juga dalam pro-yeksi segiempat, di mana dalam potongan A—B, flens dan corot R dijelaskan dengan garis-

gores-bertitik. Tetapi cara ini hanya diper-gunakan, apabila orang tidak dapat dengan cara lain menjelaskan potongan ini. Dalam keadaan sebenarnya, orang akan memilih potongan untuk menggambarkan po- tongan-kerja di atas bidang, yang memuat garis- sumbu tegak maupun garis sumbu mendatar, jadi melalui bidang, yang berdiri tegaklurus fl pada bidang melalui garis A—B. Lubang-lubang baut dalam flens P dan Q tidak terletak dibidang dari potongan. Untuk dapat menjelaskan sekarang, bahwa lubang-Iu- bang baut ini tembus, orang memproyeksikan hal ini dalam bidang dari potongan dan dijelaskan dengan garis-gores-bertitik

Untuk menghemat pekerjaan gambar, seringkali kita membentangkan flens flens dalain bidang dari gam Gambar 119a memisalkan sebuah rumah dari kund-penutup. Bentuk dari rumah digambarkan cukup

jelas dengan potongan tegak. Tetapi untuk dapat menjelaskan lubang-lubang baul dalam flens-flens, selanjuf-nya masih diperlukan pandangan-sisi-kiri-bawah dan atas.

Apabila urang membentangkan flens-flens dalam bidang dari gambar dan menjelaskan dengan garis-gores-bertitik, maka terjadi gambar yang sederhana dari gambar 119b, sehingga tiga buah proyeksi dapat dihilangkan. Lebih menghemat ad a 1 ah, apabila orang hanya oftembentangkan lubanglubang haul dan lingkaran jarak untuk ini, seperti dijelaskan dalam gambar 114 Untuk menjaga jangan sampai ada kesukaran tehnik-menggambar, kita diperbolehkan menggambar pandangan dalam kedudukan miring. Gambar 120a menggambarkan suatu potongan-tikungan, di mana cara biasa untuk memproyeksi dipcr gunakan. Di dalam pandangan-sisi-kanan ini menimbul beberapa kesukaran, karena flens yang miring itu harus digambar sebagai clips.

Untuk menghindari hal ini, dalam keadaan semacam itu orang dapat menjelaskan pandangan pada flens yang miring, seperti dalam gambar 120b. Lebih mudah pada bagian yang akan dikerjakan ini dengan memben-tangkan flens yang miring, seperti diperlihatkan dalam gambar 120c. § 2. BAGIAN-BAGIAN PEJAL, YANG TIDAK ATAU TIDAK SELURUHNYA DIPOTONG ME- NUBUT JURUSAN TEBTENTU ke 1. Bentukbentuk bola, bagian alat pejal, seperti peluru peluru dsb., tidak dipotong terus. Gambar 121 menjelaskan, bagaimana balok-peluru itu seharusnya dipotong atau tidak. ke 2. a. Bagian bagian silindris, seperti baut-baut, paku-paku keling, poros-poros, pena-pena, hubungan rantai, d$b., kita tidak memotongny* menu rut garis sumbu.

Gambar 122 memberikan contoh-contoh dari potongan yang betul dan yang salah. h. Apabila suatu bagian yang akan dikerjakan silindris hampir atau seluruhnya pejal, karena suatu hal harus dipotong menurut jurusan sumbu, kita tidak menggambar potongan itu tidak lebih daripada yang sangat di perlukan, Gambar 123 menggambarkan suatu ujung sumbu, di mana di dalamnya diberi tabling tembaga. Untuk menjelaskan tabung ini, maka ujung-sumbu dipotong menu-rut keperluan. Batas di antara pandangan dan potongan dijelaskan dengan ga-ris-gores-bertitik. Garis-pemisah ini tidak boleh berimpit seluruhnya atau sebagian garis-gambar. Dalam gambar I23a potongan dikerjakan berlebihan, dalam gambar 123 b garis-pemisah berimpit di-antara pandangan dan potongan dengan garis-gambar, sedang gambar 123c menunjukkan cara yang betul.

Waktu menggambar sumbu-sumbu panjai^g, yang metnpunyai bentuk sama, sepanjang sumbu untuk mempermudah hanya diberikan bagian-bagian ujung saja dan orang menghapus ba gian yang di tengah. Hal ini dinamakan memutuskan dan cara urv tuk menunjukkan pada sumbu-pejal, digam-barkan dalam gambar 124 a. Gambar 124c menjelaskan pemutusan dari sumbu-berlubang. Oleh karena menggambar dengan tangan garis-garis terputus yang leng-kung dapat menimbulkan kesukaran, garis-garis ini dijelaskan juga untuk sumbu-sumbu yang berlubang, maupun yang pejal, sepertiditunjukkan dalam gambar 124 b

Punggung penguat atau rusuk-nisuk penguat, begitu pula spi, sayap tingkap, ruji-ruji dari roda, tidak dipotong menurut panjangnya. . Gambar 125a menggambarkan sebuah ttitup-besi-tuang, yang untuk perkuatan mempunyai palang panggung.

Apabila kita menggambar tu- P tup ini menurut garis A—B dalam potongan, maka punggung P dipotong menurut pan- A jangnya dan punggung Q me-nurut lebarnya. Jika punggung P dipotong menurut panjangnya, maka dengan ini didapat bayangan yang berlainan daripada bentuk sebenarnya dari tutup, seperti dijelaskan dalam gambar 125c. Oleh karena itu punggung tidak dipotong menurut panjangnya, tetapi digambar dalam pandangan, bi-arpun punggung itu terletak pada bidang dari potongan. Tetapi dalam jurusan melintang orang juga memotoitg sebuah punggung, seperti diperlihatkan digambar 125 b. Punggung P di sini dalam pandangan, tetapi punggung Q digambar dalam potongan, sehingga bentuk dari potongan lebih nyata. Contoh lain dari cara memotong menurut punggung-punggung digambarkan dalam gambar 126. Torak, yang mempunyai empat buah pung gung, dipotong tegak menurut A—B, dimana punggung-punggung R dan S terletak pada bidang dari potongan. Apabila kita menggambarkan punggung-punggung ini dalam potongan, maka potongan menurut A—B kelihatan seperti diperlihatkan dalam gambar 126b.

Tetapi potongan ini memberi gambaran yang sangat berlainan daripada bentuk itu. Bila orang menggambar punggung-punggung R dan S dalam pandangan, seperti dalam gambarl26a, maka bentuk luar dapat memberi gambar yang lebih jelas. h. Gambar 127 menggambarkan sebuah cakera* dawai, yang diikat dan disimpan dengan spi-kepala pada sebuah sumbu. Potongan panjang dari cakera berimpit dengan potongan sumbu dan spi-kepala. Kita menggambarkan spi-kepala dalam pandangan dan sumbu dalam potongan menurut keperluan. Dalam pandangan sisi-kiri, sumbu digambar dalam potongan. Gambar 128 menggambarkan sebuah kopeleng-bulusan dengan dua buah spi yang rata, perlunya ialah supaya orang dapat menghubungkan dua batang itu satu sama lain. Spi spi yang rata semacam itu tidak digambar dalam potongan menurut panjangnya. Di sebelah kiri dari gambar dijelaskan cara yang betul, di sebekh kaftan cara yang salah.

c. Gambar 129a menggambarkan sebuah macam tingkap yang sering didapat, yang berhubung dengan bentuk di dalamnya harus

digambar dalam potongan. Dua buah dari empat sayap-tingkap terletak padabidang dari potongan ; tetapi walaupun demrkian orang menggambarnya dalam pandangan. Bila orang menggambarkan sayap-sayap ini dalam potongan, seperti digambarkan dalam gambar 129a,

maka bila orang kurang memperhatikannya akan mendapat kesan, bahwa tatakan-tingkap pada sisi-bawah, mempunyai perpanjangan silindris.

Gambar 130 memberikan contoh lain. Tingkap ini di an-tara sayap-tingkap-tingkap mempunyai rumah silindris, yang bekerja sebagai penghantar tingkap untuk tingkap yang ditaruh di bawahnya.

Untuk dapat menjelaskan bentuk di dalamnya dan ukuran-ukuran dari penghantar-tingkap ini, perlu digambarkan dalam potongan. Dua buah dari empat sayap-tingkap terletak pada bidang yang sama, di mana penghantar tingkap dipotong.

Sayap-tingkap-tingkap ini untuk jelasnya sedapat mungkin digambar dalam pandangan. Batas dari pandangan dan potongan dijelaskan lagi dengan garis-gores-bertitlk.

Gambar 13Ic adalah gambar perspektip dari roda-tangan dengan empat buah ruji. Pada umumnya sebuah roda dipotong menurut ruji-ruji, jadi di sini menurut A—B, Bib orang juga akan menggambar dalam potongan maka terjadi suatu pambaran, yang diberikan dalam gambar 13la,

Cambaran ini menimbulkan kesan, seakan-akan ruji dari roda bersambung pada pelek. Oleh karena

itu orang menggambar ruji-ruji dalam pandangan, seperti diberikan dalam gambar I3lb. Dalam pandangan-atas orang menjelaskan bentuk dari potongan-melintang dengan garis-gores-bertitik. § 3. MENCATAT UKURAN-U KURAN DALAM POTONGAN Kecuali hermacam-macam aturan dan pemakaian, yang telah diberikan mengenai cara mencatat ukuran-ukuran masih akan menjelaskan beberapa petunjuk, yang penting waktu mencatat ukuran-ukuran dalam potongan

1. Jagalah supaya ukuran ukuran panjang di dalam dan di luar terpisah. Dalam gambar 132a diberikan potongan dari sebuah rumah-besi-tuang dari penutup-siku, di mana ukuran-panjang-dalam dan luar menggabung satu sama lain dengan cara yang sama sekali tidak betul. Cara mencatat ukuran-ukuran semacam itu, mengharuskan tukang-bubut membikin banyak penjumlahan, untuk mendapat ukuran-ukuran yang diperlukannya untuk mengerjakannya, Tetapi bila orang mencatat ukuran-ukuran seperti dijelaskan dalam gambar 132b, maka tidak mudah terjadi kekeliruan

ke 2. Tulislah garistengah untuk semua bagian silindris di dalam dan luar. Untuk bagian yang akan dikerjakan, yang bagian dalamnya maupun bagian luar dikerjakan pada bangku-bubut, tidak akan memerlukan penjelasan lagi. Karena tukang-bubut hanya dapat mengukur garistengah-garis-•tengah

sehingga orang itu tidak perlu menulis ukuran lain-lain, kecuali ukuran garistengah itu.

Juga untuk bagian yang akan dikerjakan yang silindris, yang bagian dalam dan bagian luarnya tidak diker-jakan, perlu dicatat ukuran-ukuran itu. Untuk penjelasan kita mengambil contoh potongan T dari besi-tuang, di-mana hanya flens-flensnya yang dikerjakan pada bangku-bubut (gambar 133). Corot-corot bagian dalam dan bagian luar sedapat mungkin dituang licin, dan tidak dikerjakan selanjutnya. 63 Pada bagian yang akan dikerjakan semacam ini, di mana scmua flens sama, orang dapat memahamkan dengan ukuran-ukuran dari satu flens yang ditulis lengkap. Juru-juru-contoh yang menyusun contoh-contoh bagian luar dari bermacam-macam silindris kayu, seperti dijelaskan dalam gambar 134a, memerlukan garistengah luar untuk corot-corot dan flens-flens, dan untuk gambar inti, juga diperlukan garistengah dalam dari corct-corot itu. Berhubung dengan pembikinan bentuk-tuangan, ma-ka contoh dibikin dari dua bagian. Pemisahan diadakan pada bidang, yang memuat garis-garis-sumbu dari kedua silinder itu.

Untuk membikin inti-tuangan dari bentuk bagian dalam dari potongan-kerja, juru-inti masih juga memerlukan garistengah bagian dari corot-corot. Bentuk-tuang bagian dari yang akan dikerjakan ini, untuk jelasnya juga berikan dalam gambar 134b. ke 3. Tempatkanlah ukuran-ukuran yang utama yang terang-nyata. Untuk penjelasan dalam pengertian ukuran-ukuran-utama, kita menggambarkan ini dalam potongan pan-dangan-atas dari lemari-tingkap, yang digambarkan dalam gambar 135. ke 4. Alat alat yang dibagi lebih baik jangan dipotong menurut garis-potongan. Sebagai contoh diperlukan potongan-jepitan dari tangkai-tingkap dari sebuah tingkap-buangan, yang digambarkan perspektip dalam gambar 136a. Waktu pemasangan, garis-potongan tetap terbuka. Bila orang memilih bidang dari potongan sejajar dengan garis-potongan, jadi menurut C—D, maka orang tidak dapat mencatat garistengah dengan betul, karena pandangan dari garis-potongan tidak terletak dalam bidang tegak me-lalui garis-sumbu (gambar 136a). Oleh karena itu orang memilih bidang dari potongan, tegaklurus pada 64 garis-potongan, jacli menurut A—ft dalam hal itu maka ukuran-ukuran yang dicatat adalah garistengah, (gambar 136c)<

5. Apabilft untuk penjelasan diperlukan sangat menulis ukuran-ukuran, maka dibiurt gambar perincian. Jika orang menggambar bagian yang akan diker jakan yang besar dengan memperkecil skala, dapat terjadi, bahwa skala terlalu kecil untuk dapat mencatat ukuran-ukuran yang jelas, pada satu perincian yang tertentu. Dalam hal demikian orang menggambar da-lam perincian, dan orang menggambar dengan skala yang lebih besar. Dengan sendirinya orang harus men jelaskan, perincian mana yang dimak-sudkan dan disamping itu pada skala berap* gambar itu dibuat. Gambar 137, sebuah rum ah dari tingkap-buangan, memberikan sebuah con-toh. Yang tersebut di atas berlaku juga untuk ba* gian yang akan dikerjakan yang pejal. ke 6. Bila ini diperlukan, orang dapat mem bubuhi garistengah atau jarak dengan setengah garis-ukuran. Cara ini untuk mencatat garistengah, da* pat terjadi pada hal-hal sbb. dalam maka

f. Bila orang menggambar bagian yang akan dikerjakan yang berlubang separuh dalam pandangan dan separuh dalam potongan, maka orang tidak akan mencatat garistengah bagian dalam dengan garis-garis ukuran se-luruhnya (gambar 138). b* Bila orang harus mencatat banyak garistengah dalam ruangan yang terbatas, maka dianjurkan supaya mema-kai setengah garis-garis ukuran. Dengan ini gambar dapat dibaca dengan jelas (gambar 139a dan 139b). r. Bila orang dengan mengingat penghematan menggam bar benda-benda simetris hanya setengahnya (lihat gam-gar 140). </. Kejadian ini diterangkan dengan pertolongan gambar 14la. Rumah dari lemari-tingkap, bagian dalam dan bagian luar adalah silindris, tetapi melalui corot pembuang tidak dapat dicatat garis-garis ukuran seluruh.

dan cukup dengan setengah garis-garis ukuran saja. Tetapi dalam keadaan demikian adalah lebih baik untuk menjelaskan bentuk dari rumah pada tempatnya dari corot-pembuang dengan garis-gores-bertitik yang tipis (gambar 141b), Dengan ini kita dapat menggambar garif-garis ukuran seluruhnya, sedang di samping itu — dan ini bukan yang tidak penting — bentuk ilmu-ukur dari rumah lebih baik tampaknya.

Dalam semua hal ini orang menarik garis-garis-ukuran terus sampai sedikit meliwati garis-sumbu. Kita tidak ragu-ragu, apakah jari-jari itu dimaksudkan sebagai garistengah. Juga orang menempatkan, untuk penjelasan bahwa garis-ukuran diputuskan, suatu tanda-sama di belakang garis-ukuran terputus, seperti digambarkan dalam gambar 140. Mengingat dari sudut penghematan biasanya sekarang orang menyampingkan hal itu. ke 7. Bila garis-garis penunjuk-ukuran hampir berimph dengan garis-garis gambar, orang menempatkan garis-garis-penunjuk-ukuran di bawah sudut dengan garis gambar.

Gambar 142 memberikan sebuah tingkap-katufv balik dengan torak-pengantar. Torak pengantar di-bikin sebagian berlubang untuk menguratigi berat-nya. Garis-garis-penunjuk-ukuran untuk garistengah-alas hampir berimpit dengan garis-gambar. Ini adalah ti-dak jelas, karena itu lebih baik supaya membuat garis-penunjuk-ukuran, seperti dijelaskan dalam gamfcur 142b-Dalam hal ini kita harus hati-hati jangan sampai garis-penunjuk-ukuran berimpit dengan arsiran. Juga pada bagian yang akan dikerjakan yang pejal hal yang di atas tadi dapat dilaksanakan Jengan hasil baik. ke 8. Bila orang tidak dapat menjelaskan baut-baut-jaminan, pena-pena tirus dan alat-alat semacatn itu dalam susunan, orang menggambarkannya dalam perincian dengan garis-gores bertitik. Dalam gambar 143 digambar sebuah bagian-jembatan dan bis-uliran untuk itu. Seteiah pemasang-an, bis-uliran harus dijamin dengan i" ujung-uliran dalam bagian-jembatan. Orang menyatakannya dengan menggambar bis-uliran dan ujung-uliran dengan garis-gores-bertitik dalam bagian-jembatan, di mana di sam-ping itu orang dapat mencatat ukuran-ukuran yang diperlukan untuk itu. Penjelasan-penjelasan H7 dan p6 ada hubungan-nya dengan cara penyesuaian bis-uliran ke dalam bagian-jembatan. Untuk ini lihatlah Bab 653. Gambar 143

Nomor bagian a adalah sebuah bis-tembaga, seperti umpamanya dipakai dalam alas dari kamar-paking atau dalam penekan-paking dari besi-tuang (gambar 144). Dalam hal pertama orang menamakannya cincin alas dan yang kedua lapisan-kecil. Maksud dari ke-dua itu adalah : untuk sedapat mungkin me nahan aus batang-baja. Nomor bagian b menggambarkan sebuah tutup dari lemari tingkap (gambar 145)

Tutup itu mempunyai penghantar untuk tingkap. Dengan gambar paking yang juga bekerja sebagai pemu-satan-tepi, penghnntar-tingkap tepat ter-letak di atas sumbu dari tingkap. Untuk menghindari, supaya air dan hawa dalam penghamar-tingkap menghalangi waktu membuka tingkap, maka lubang-lubang pembuang di atas dalam penghantar-ting-kap dibor. Nomor bagian c menggambarkan sebuah flens-baja dari macam yiing di-pakai orang untuk hubungan pipa-uap dengan tekanan tinggi (gambar 146). Flens ini diputar-keras dulu pada pipa, sehingga dinding pipa sedikit banyak tertekan-masuk ke dalam paril yang tidak dalam. Selanjutnya flens itu dilas de

: ngan listrik pada pipa di tcmpat yang sudah ditunjukkan, sehingga

diperoleh hubungan yang kuat dan rapat-uap

Setclah dilas orang membubut bkiang-penutup dengan licin. Sedapat mungkin orang menggambar sebuah potongan dari flens menurut lubang-lubang-baut. Nomor bagian d adalah sebuah bagian-jembatan baja-tuang, yang dipakai untuk penutup dengan ulir-sekerup-luar (gambar 147). Dalam bagian-jembatan baja, orang menempatkan suatu bis-tembaga, yang di dalamnya diadakan ulir sekerup segi-panjang (lembaran N 73, gambar 3). Tepi dari bis-ulir, yang masuk sesuai ke dalam lubang dari bagian jembatan, menjaga jangan sampai itu tertekan keluar dari bagian-jembatan waktu tingkap ditutup. Nomor bagian e adalah sebuah torak-pembuang dari perkakas-keamanan dengan pegas-muatan langsung untuk tekanan uap-tinggi. Mengenai maksud dari bagian-alat ini kita tidak dapat membicarakan lebih dalam.

Nomor bagian a adaiah suatu pelat-dek baja, umpamanya dari batang-ayunan, yang menghalangi mdengkungnya logam atas (gambar 148). Pada peninggian silindris di tengah-tengah ada periuk-minyak untuk memulasi metal-metal. Lubang-lubang-baut sedikit dihaluskan untuk menjaga jangan sampai timbul beram. Nomor bagian b adalah sebuah tutup-besi-tuang dengan kamar-paking. Bagian ini gunanya untuk meneruskan kerapatan-gas dan kerapatan-air dari sumbu yang menyorong atau berputar. Kamar-paking di sekeliling sumbu, diisi penuh dengan bahan-paking, yang ditekan dengan alat-penekan. Untuk mengeraskan penekanan ini, orang memakai dua buah baut-baut-kepala-martil, di mana orang memasukkan dalam parit dari flens bulat-panjang dari kamar-paking (gambar 72). Nomor bagian c adalah sebuah tutup teinbaga dari rumah-keran. Untuk apandasi dari ketel-uap, tutup ini ditetapkan dengan tulisan menurut hukum, Kf1*man* lubang-pembuang dari keran lebih-besar dari 33 mm (gambar 72 dan 45). Juga dalam hal ini orang memasang penekan-paking dengan dua buah baut-kepala-martil, yang ditempatkan dalam parit dari flens bulat-panjang. Yang dinamakan tutup berganda atau tutup-keamanan ini, menjaga jangan sampai sumbat dapat tertekan keluar dari rumah waktu baut-baut-kepala-martil putus.nomor bagian d adalah sebuah kursi-baja-tuang untukpengantar dari sumbu atau bidang.

Potongan-potongan kiri-atas : tutup-besi-tuang dengan punggung-punggung-penguat. kiri-bawah : roda-tangan besi-tuang untuk penutup. kanan-atas : kursi-besi-tuang dengan punggung-punggung-penguat untuk ujung-sumbu.

§ 4. MACAMNYA UUR-SEKERUP Dalam ilmu-bangunad mesin orang membedakan dua-macam pokok mengenai ulir-sekerup. ke 1 : Ulir-sekerup-pengikat dengan profil tajam: ke 2 : Ulir sekerup penggerak dengan bentuk-trapesium atau profil siku-siku. Ulir-sekerup-pengikat berhubung deilgan keperluannya mempunyai kisar kecil dan karena itu selamanya berulir-sekerup tunggal. Ulir-sekerup-penggerak berhubung dengan keperluannya sering kali mempunyai kisar febih besar dan dipergunakan untuk tunggal maupun berlipat-ganda.

Dengan kisar dari ulir-sekerup itu, dimaksudkan jarak dari dua titik yang sesuai berturut-turut dari jalan- sekerup, diukur melalui garis lukisan (gambar 149). Dengan garis-tengah dari ulir-sekerup, dimaksudkan garistengah terbesar. Jadi pada ulir sekerup bagian luar garistengah itu diukur pada sisi luar dari ulir sekerup. Garistengah inti adalah garistengah terkecil, jadi pada ulir-sekerup bagian luar diukur clalam torehan dari ulir-sekerup. Orang menamakan ulir-sekerup tunggal, bi-la di situ hanya ada sa-tu kisar-sekerup dan berlipat-ganda bila ter-dapat dua atau tiga buah ulir-sekerup

her-jejer. Ulir-sekerup berlipat-ganda dengan sen-dirinya, pada ukuran yang sama, mempunyai kisar lebih besar daripada ulir-sekerup-tunggal. Oleh karena itu maka pemindahan dari batang atau mur menu-rut jurusan sumbu tiap-tiap perputaran pada ulir-sekerup berlipat-ganda lebih besar daripada ulir-sekerup tunggal. Untuk pengikat lebih banyak dipergunakan macam-niacam sebagai berikut : 74 a. Ulir-sekerup Whitworth (British Standard Whitworth, lembaran N 83). Macam ini yang dinyatakan dengan huruf W dan yang diberi garistengah dalam dim Inggris, pada garistengah tertentu mempunyai kisar terbesar dari segala macam ulir-sekerup tajam dan karena itu juga ditoreh paling dalam. Dengan ini dengan langsung kita dapat membeda kan ulir sekerup Whitworth dari semua macam ulir sekerup lainnya ; ulir sekerup itu mempunyai sudut-puncak 55*.Persamakanlah dengan ini gambaran-gambar-an perspektif dari gambar-gambar 150, 153 dan 154. 74

Dalam keahlian bangunan umum orang hampir selalu memakai ulir-sekerup Whitworth untuk baut-baut-seke- rup, ujung-ujung-tap dsb.

Dalam gambar 150 dijelaskan, bagaimana bagian dalam dan bagian luar dari ulir-sekerup Whitworth digambarkan dan dinyatakan. Gambar 151 memperlihatkan dengan jelas, bagaimana terjadinya lubang-ulir-sekerup. Lebih dahulu orang mengebor lubang dengan suatu garistengah, sama dengan garistengah inti dari ulir sekerup yang dikehendaki. *) Oleh karena sisi-pemotong dari bor-spiral mem-bentuk sebuah sudut 120*, maka dasar lubang yang dibor berbentuk-kerucut.

Setelah dibor bagian dalam dari lubang diberi ulir-sekerup dengan mempergunakan tap-baja yang diperke-ras. Biarpun tidak mungkin menoreh ulir-sekerup dengan tap terus sampai pada alas dalam lubang sedalam-dalam-nya, orang menggambar garis-gores, yang menjelaskan garistengah luar dari ulir-sekerup di dalam lubang, untuk mempermudah, baiknya terus sampai pada alasnya. Dalam gambaran, di mana digambarkan ujung tap di atas lubang yang ditap, lebih jelas terlihat penunjuk-kan tanda-tanda perbedaan di antara ulir-sekerup luar dan dalam. Gambar 153 Sisi bawah dari ujung tap kebanyakan tidak dibiarkan menyentuh pada alas lubang, sebab dengan begitu orang tidak akan dapat menarik keras ujung-tap dengan baik ke dalam ulir-sekerup lubang. Ujung ulir-sekerup berimpit dengan tepi-luar dari bahan. 1) Untuk mempermudah mengetap ulir-aekerup orang mengebor lubang-tap bebermps sepersepuluhan milimet«r lebih pada garUtengah inti. besat dari- 75

Mengenai panjangnya dari bagian-ulir sekerup dari ujung-tap, yang disekerup di dalam bahan, kita dapat membicarakan selanjutnya. Apabik terdapat cukup tebal-bahan, orang mengambil panjangnya ini, untuk baja dan baja-tuang sama dengan li kali garistengah dari ulir-sekerup.

Gambar 154 Oleh karena ulir-sekerup dalam besi-tuang lebih mudah terpecah daripada dalam baja, orang mengambil untuk besi-tuang 2 kali garistengah dari ulir-sekerup. Pada tebal bahan yang kurang cukup, untuk baja cukup dengan panjangnya, yang sama dengan garis tengah dari ulir-sekerup dan untuk besi-tuang dengan panjang yang sama dengan li kali garistengah dari ulir sekerup. Sebagaimana telah kita katakan, maka lubang-uliran selamanya lebih dalam daripada panjang bagian yang dise-kerup dari ujung-tap. Kecuali macam yang kasar ada juga macam yang halus dari ulir-sekerup, yang umumnya juga mempunyai sudut-puncak dari 55*. Untuk menjelaskan, bahwa itu ulir-sekerup Whitworth, jadi untuk menjelaskan bahwa sudut-puncaknya 55*, orang memberi tanda pada macam-ulir-seke-rup ini juga dengan huruf-besar W. ini Garistengah luar orang dapat mengata-kannya dalam dim Inggeris ataupun dalam mm. Untuk membedakan dari macam yang kasar, orang harus menjelaskan kecuali dengan garistengah luar juga dengan kisar dari ulir-sekerup dalam dim Inggeris atau banyaknya kisar dalam tiap-tiap dim Inggeris. Gambar 152 Gambar 155 adalah suatu contoh dengan gabungan ukuran Inggeris dan ukuran metrik. Jika D merupakan garistengah luar dari ulir-sekerup Whitworth, dengan tidak memandang apakah ini kasar, halus atau uliran-gas, maka garistengah pada al*s dari ulir-sekerup, apa yang dinamakan garistengah inti: Dk = D — -^ mm, jika n merupakan jumlah ulir dari ulir-sekerup tiap-tiap dim Inggeris.

b. Ulir-sckrup Metris. (Lembaran N 81 dan 82), Ulir-sekerup ini, yang diberi tanda dengan huruf M dan dimana orang memberikan garis tengahnya dalam milimeter, mempunyai kisar lebih kecil daripada ulir-sekerup Whitworth dan juga ditoreh kurang dalam. Su-dut puncak dari ulir-seke'rup ini adalah 60°. Dengan kisar yang lebih kecil, lebih-lebih pada garistengah yang lebih besar, dengan kekuatan yang sama dan dengan pan jangnya-kunci-engkol kita dapat memperoleh pemasangan 76 Tr.14X4

ulir-sekerup yang lebih keras. Sambungan yang umpamanya karena getaran, mudah terlcpas, kebanyakan diberi metris untuk menghalangi kekurangan ini. Gambar 153 memperlihatkan macam ulir-sekerup ini pada ujung dari batang-torak dan dalam mur yang sesuai padanya. Bila D adalah garistengah luar dari ulir-sekerup, Dk garistengah inti dan S kisar, maka pada umumnya berlakulah untuk ulir-sekerup metris, bahwa Dk = D— 13, S mm. c. Ulir-seketup Metris halus (lembaran N 1144 dan 1305). Ulir-sekerup ini dipa-kai apabila orang menghen-daki adanya kisar yang lebih kecil lagi. Untuk membeda- Gambar 156 kan dari ulir-metris biasa di samping garis? tengah-luar dari ulir diberikan juga kisar-nya umpamanya M 16 X 1,3. d. Ulir-gas (British Standaard Pipe lembaran N 176). Ulir-gas mempunyai kisar yang lebih kecil dan terutama dipergunakan pada dan di-dalam silinder-silinder berdinding-tipis, seper-ti pipa-pipa, wartel-wartel dsb, karena ulir-sekerup ini tidak di torch dalam, sehingga itu menimbulkan kelemahan yang sekecil-kecil-nya. Juga untuk pemasangan keras lain-lain-nya, yang sedapat mungkin pada ulir-sekerup hams tahan gas dan air, maka untuk ini banyak dipergunakan ulir-gas. Sudut-puncak dari ulir-gas ialah 55°, seperti sudut dari ulir-sekerup Whit worth. Orang memberi tanda pada ulir-gas dengan huruf G. dan ukurannya diberikan dalam dim-Inggcris ; tetapi orang menulis-kan itu tidak sebagai garistengah, seperti ternyata dalam gambar 154. Perbedaan ini terhadap ulir-sekerup macam lainnya sebab-sebabnya adalah dalam hal selanjutnya. Apabila kita mengatakan mengenai ulir-gas i", maka yang kita maksudkan ialah, yang dapat diiris pada pipa yang garistengah dalamnya ada i". Garistengah luar dari pipa ini, jadi dari ulir-sekerup itu juga ada i" + 2 X tcbalnya dinding pipa. Jadi garistengah ulir-gas i" adalah lebih besar dari i". Sekarang untuk menjaga kekeliruan,

berhubung dengan macam-macam ulir-sekerup lainnya, orang menulis ukuran ulir-gas tidak sebagai garistengah. Untuk ulir-sekerup-bergerak sering dipergunakan macam berikutnya. e. Ulir-sekerup trapesium. (lembaran N 364 dan 365). Ulir-sekerup-trapesium, yang sering dipergunakan untuk batang-tingkap dari penutup-penutup, batang-ulir-an dari sekerup-pengangkat dan jepit-jepit-ketel, dsb. di bikin dengan tunggal maupun berlipat-ganda. Macam ulir-sekerup ini kita beri tanda dengan

A singkatan Tr; garistengah dan kisar

kita berikan dalam milimeter, seperti diperlihatkan digambar 155 Biarpun penjelasan Tr telah cukup, kadang-kadang orang menggambar juga pada ulir-sekerup luar dan dalam, profilnya ulir-sekerup pada se-bagian dari panjangnya. I kurang be>ul lebih betul- - -——— —— lebih betul ——kurang betul- Gambar 157 A dan Ulir-sekerup segi-empat ulir-sekerup siku-siku. Ulir-sekerup ini, yang dipakaS dalam hal-hal sama seperti macam tsb. di at as, tidak dinormalisasi, ka-rena komisi-normalisasi menganggap bahwa dalam teknis ulir-sekerup-tra-pesium lebih baik. Tetapi ulir-sekerup siku-siku masih terdapat sangat banyak ; karena itu untuk macam ini dicetak

sebuah daftar. Ulir-sekerup segi-panjang diberi tanda dengan singkatan Rh. Garis-tengah luar diberikan dalam mm. Apabila ulir-sekerup seluruhnya dibikin me- nurut ukuran metris, maka orang juga memberikan kisar dalam mm. Dalam gambar 156 dijelaskan, bahwa pada batang dan mur terdapat ulir-sekerup segl-cmpat dengan garistengah luar dari 28 mm dan kisar dari 5 mm.

Masih banyak juga terjadi, bahwa orang memberikan jumlah-ulir tiap dim Inggris yang seharusnya kisar, Jika ulir-sekerup mempunyai 5 ulir tiap dim Inggris, maka kisar ada V5". Dalam gambar 156b dijelaskan, bahwa batang dan mur mempunyai ulk-sekerup siku-siku dengan garistengah-luar dari 28 mm dan kisar dari V5". Seperti pada ulir-sekerup-trapesium terdapat juga, bahwa orang menggambar profil dari ulir-sekerup pada sebagian dari panjangnya. Jika D adalah garistengah luar, Dk garistengah-inti dan S kisarnya, maka berlakulah untuk ulir-sekerup siku-siku pada umumnya Dk = D — S. Untuk memberi tanda pada ulir-sekerup dipersilah kan orang melihat juga lembaran N 784. Jika diperhatikan betul-betul pada perspektip dalam gambar 156 orang melihat, bahwa ulir-sekerup mulai dan berakhir dengan suatu bagian dari jalan-sekerup yang tidak mendadak. Dalam gambar 157 hal ini diper-lihatkan pada A untuk batang dan pada B untuk lubang. Lembaran-lembaran metal tipis ini mudah me-lengkung sehingga perlu sekali pada pangkal dan ujung dari ulir-sekerup dikerjakan dengan tangan. Ini adalah tidak menghemat dan harus dihindarkan. Oleh karena itu diharapkan supaya juga pada ulir-sekerup-siku-siku maupun pada ulir-sekerup segitiga pada pangkal dan ujung batang atau lubang dimiringkan dengan sudut-puncak 120°, seperti diperlihatkan dalam gambar 157. § 5. CABA MEMINDAHKAN PEG AS-SPIRAL DALAM GAMBAR Menurut arti perkataan^

1), ada dua macam pegas-spiral. Dalam hal

keahlian-bangunan mesin sering kali orang mernakai suatu macam yang perputarannya berakhir menurut garis-sekerup.

1) Spelrao (bahasa Orlek) = memutar, berbelok-belok. 78 Karena itu macam ini dinamakan juga pegas-pegas-sekerup. Pegas-pegas-spiral, dimana semua perputaratv nya terletak dalam satu bidang, dipakai diantaranya dalam pabrik-arloji. Untuk keahlian-bangunan macam ini kecil artinya. Berhubung dengan keadaan beratnya orang menamakan pcgas-sekerup juga pegas-torsi dan macam lain-lain-pegas-pegas-lengkung. Orang membagi pegas-sekerup dalam dua macam-pokok, yaitu pegas-tarik dan pegas-tekan. Pegas-pegas ini tidak digambar, orang hanya menjelaskan dengan reng-rengan saja. Dalam gambar 158 diberikan bentuk-bentuk dan macam-rupa yang sering terdapat pada cara pemakaian-nya serta diberi ukuran-ukuran yang perlu dan petunjuk-petunjuk.

Kadang-kadang semua ukuran dan petunjuk dikumpulkan menjadi satu daftar, yang ditempatkan disamping pegas. Lo adalah panjang yang tidak ditarik, yakni panjang pegas dalam keadaan, dimana tidak ada tenaga luar bekerja. D adalah garis-tengah putaran dan d tebal-uliran. Pada pegas-pembentuk kerucut maka Dk adalah garis-tengah putaran yang terkecil dan Dg garis tengah putaran yang terbesar.

Untuk pegas-pegas-penekan orang harus memberikan atau dengan kisar-putaran S atau jumlah putaran yang bekerja n. Kecuali ukuran-ukuran ini orang masih harus men catat, apakah pegas harus diputar kekanan atau kekiri dan juga bagaimana ujungnya putaran itu harus diselesaikan. Kebanyakan ujung-ujung-putaran diratakan tegak-lurus pada garis-sumbu dan kemudian diasah. Karena ini maka potongan-bahan scbagian dari ujung-putaran tidak penuh. Bagian-bagian ini tidak dimasukkan dalam putaran yang bekerja. Menurut lembaran N 1152 untuk ini orang mengambil kira-kira } putaran pada kedua bidang ujung dari pegas. Jika jumlah putaran kerja sama dengan n, maka jumlah putaran sama dengan 79 Jika tekanan dari pegas dalam muatan maksimal sama dengan £m, dan dalam keadaan begini jumlah jarak bebas diantara putaran dinamakan kclonggaran, maka kesimpulan dari yang diatas: Lo = (n + li) X d + fm + kelonggaran. i Lo

Kisar-putar S = —————» <(n+ li) Ukuran-ukuran pegas-pegas-penekan selamanya harus ditentukan sedemikian rupa hingga pada tekanan paling besar yang ada masih ada cukup ruangan-bebas diantara putaran berturut-turut. Dengan ini orang menghindarkan adanya gangguan pukulan pada putaran satu sama lain dan menyebabkan putusnya sebelum pada waktunya. Dalam hal, dimana orang mengumpulkan beberapa pegas-penekan satu sama lain dalam sebuah ,,sarang" dianjurkan supaya pegas-pegas diputarkan berganti-ganti kekanan dan kekiri. Dengan im orang menghindarkan, menggesernya putaran dari pegas yang bekerja-sama ke dalam satu sama lain, yang dapat menyebabkan putus. Pada pegas-pegas-boper sebagai gantinya dari jumlah putaran atau kisar-putar, orang mencatat tekanan fi dari pegas dalam mm pada muatan tertentu dari Pi kg. Pada pegas*pegas-tarik duduknya putaran selamanya tersusun satu sama lain, sehingga untuk memberikan kisar tidak diperlukan. Juga jumlah uliran tidak usah diberikan, sebab ini ditentukan dengan Lo dan d. Untuk pegas-pegas tank orang juga harus mencatat, apakah matanya sejajar (//) dan juga apakah membentuk 90* ( ) satu sama lain. Dalam keadaan teliti dimana pegas-pegas harus memenuhi syarat syarat tertentu dari ke-kuatgn-pegas pada tarikan atau tekanan tertentu, diharapkan supaya syarat-syarat ini dijelaskan pada pegas dalam pegas-diagram, seperti digambarkan dalam gambar 159 untuk pegas-tarik dan tekan. Pembikinan pegas se-kerup dan pegas lain adalah suatu pekerjaan, dimana orang lebih baik mempercayakan saja pada pabrik yang khusus ^fllftrn lapangan ini. Untuk memilih bahan orang menyerahkan saja menurut pandangan dari spesialis ini. Pada daftar-bagian orang hanya mengisi ,,baja-pegas". Untuk memilih bahan yang betul orang mencatat selain itu. muatan maksimal, frekwensi dari muatan, temperatur-kerja, maksimal, macam muatan (kejut-kejut, diam, berganti-ganti) dan Juga, apakah pegas-pegas-bebaa-karat dan ataukah harus dapat melawan asam. 80 4 GARIS-GARIS-POTONG ISTIMEWA Dalam paragrap ini dimasukkan konstruksi-konstruksi beberapa garis-potong istimewa yang banyak ter-dapat. Teori yang menjadi dasar di sini, termasuk dalam mata pelajaran Ilmu-Ukur Lukis dan di sini tidak dibicarakan. Oldb karena juga dalam praktek di kamar-gambar, selamanya hanya ditentukan beberapa titik garis sema-cam itu untuk menetapkan jalan seluruhnya, makar dalam bab ini kami hanya memberikan petunjuk-petunjuk untuk dapat menentukan titik-titik ini. Konstruksi garif-potong luar dan dalam dari corot silindris. dengan nimah sebuah penutupan-bulat (gambar 187) Oleh karena garis-garis potong ini adalah simetris, maka di sini sudahlah cukup dengan petunjuk-petunjuk 101

untuk konstruksi setengah garis-garis-potong dalam penampang atau pandangan. Selanjutnya konstruksi garis-potong luar dan dalam adalah sama, sehingga kami hanya akan membicarakan konstruksi garis-garis-potong dalam* Peralibao corot silindris pada rumah adalah tajam. Tariklah busur PQ, sepettl garis pelukis XY, cukup jauk Lukiskanlah dengan jari-jari Rm — Mm' suatu busur-lingkaran dari M, yang memotong XY pada m. Titik-potong garis pemroyeksi dari m dengan garis-sumbu yang tegak memberikan titik terbawah B dari garis-potong. Lukiskanlah kemudian dengan jari-jari yang lebih besar R 1 busur-lingkaran kedua, yang memo tong garis XY dalam 1 dan busur PQ dalam 1'. Garis-potong garis-garis pemroyeksi dari titik-titik 1 dan 1* memberikan titik kedua A dari garis-potong. Jika kita melalui titik C, ialah titik-potong garis XY dan busur PQ, dan titik-titik A dan B melukiskan suatu garis lengkung, maka setengah garis-potong telah tergambar. Konstruksi garis-potong dalam dari corot silindris deng an rumah-tingkap berbentuk kerucut.

(gambar 188) Garis-potong semacam itu selalu tidak simetris ter hadap garis-sumbu dari corot silindris, sehingga kita harus menentukan beberapa titik. Tariklah garis-garis pelukis PQ dari rumah-keran dan garis-garis pelukis XY dan X'Y' dari corot cukup jauh. Tentukanlah sekarang lebih dahulu dengan M seba gai titik-tengah suatu jari-jari Rm dari lingkaran-lingkaran pada PQ. Busur-lingkaran ini memberikan titik-singgung 4 dengan garis PQ dan titik-titik-potong 4' dengan garis-garis XY dan X'Y'. Titik-potong garis pemroyeksi dari 4 dan satu dari titik-titik 4' memberikan titik D dari garis-potong yang dinyatakan. Titik ini adalah titik yang berada paling luar dari garis-potong dan juga suatu titik, dimana garis-potong itu mulai lagi melengkung ke dalam. Untuk menetapkan titik 4 dengan teliti, kita turunkan dari M suatu garis-tegak pada PQ ; titik-kaki dari garis-tegak ini adalah titik 4. Tentukanlah selanjutnya dengan jari-jari yang agak besar, umpamanya R 3, titik-titik-potong 5 dan 5', ber-tumt-turut dengan PQ dan XY dan titik-titik-potong 3 dan 3' berturut-turut dengan PQ dan X'Y'. Titik-potong dari garis-garis pemroyeksi dari 5 dan 5' memberikan titik £ dari garis-potong, sedang

titik-potong dari garis-garis pemroyeksi dari 3 dan 3' menentukan titik C dari garis-potong. Dengan bantuan dari jari-jari sekehendak R 1 dan R 2 masih dapat dicentukan berturut-turut titik-titik A danB. Jika sekarang dilukiskan suatu garis lengkung dengan titik-titik F, E, D, C, B, A, dan G, maka tergam-barlah garis-potong yang ditanyakan. Gambar 188 102 Konstruksi garis-potong dari corot dengan nunah-keran (gambar 139). Titik-titik 3' dan 4' ataju 3 dan 4 ditentukan dengan cara biasa, umpamanya dengan mengukur penampang* penampang AB dan/atau EF. Dengan bantuan jari-jari R 1 dan R 2 kita dekati dalam pandangan atas dan jika perlu juga dalam penampang CD berturut-turut sisi-atas dan bawah dari corot dengan busur-busur-ling-Jbran, Titi-titik 1" dan 2" didapatkan dengan faantuan jarak-jarak I a dan i b, yang dapat diambil dari penampang AB. Titik-titik I' dan 2" menggambarkan, se-perti titik-titik 2' dan 2", dalam berma-cam-macam penampang dan/atau pandangan titik-titik-sudut yang bersangkut-an. Titik 1 dari garis-potong yang dita-nyakan, didapatkan sebagai titik-potong dari garis-garis pemroyeksi dari titik-titik T dan 1", sedang titik 2, titik ke-dua, dengan mana garis-potong yang di-tanyakan dapat ditentukan, dapat diper-oleh sebagai titik-potong dari garis pemroyeksi dari titik-titik 2' dan 2"

penampang A-B Gambar 189 Garis-garis lengkung 3'!' dan 4'2' (penampang A—B), kita dekati dalam penampang EF dengan leng-kungan-lengkungan-lingkaran, yang menghubungkan berturut-turut titifc-titik 1 dan 2 pada titik-titik-potong 3" dan 4" dari rumah-keran dengan sisi-atas dan bawah dari corot. Titik 5" didapatkan sebagai titik-potong garis pemroyeksi dari titik 5 dengan busur-lingkaran dengan jari-jari R 4. Sebagai pengganti mengukur jari-jari R 1 dan R2 dalam penampang EF, dapat juga ditentukan titik-ttrik 4" dan 3" sebagai titik-titik-potong dari garis-garis pemroyeksi, berturut-turut dari titik-titik 4 dan 3, dengan garis-sumbu EF. Konstruksi dari garis-potong pada cabang dari batang-eksentrik atau peoggerak (gambar 190) Konstruksi ini dilaksanakan dalam gambar 190. Sisi dalam dari cabang terdiri untuk sebagian dari busur-lingkaran dengan jari-jari Rs dari titik-tengah Ms Sisi-luar cabang dibentuk sebagian besar oleh dua busur-lingkaran; yang satu dengan jari-jari Rq dari titik.

cengah Mq, sedang yang lain dari titik-tengah MP dilukiskan dengan jari-jari Rp. Busur-busur-lingkaran ini beralih patu sama lain pada tkik 2 pada garis-sambungan dari titik-titik-tengah Mq dan Mp. Bagian garis-potong, yang ada antara titik-titik 1' dan If, adalah konsentris dengan keliling-luar dari cabang dan dapat ditarik dengan jari-jari Rt dari titik-tengah Mq. Titik T dapat diperoleh seba-gai titik-potong garis-pemroyeksi tegak dari titik 1 dengan garis-sumbu mendatar melalui Mq. Jadi RT adalah sama dengan Mq— 1'. Titik 2' menjelma seba-gai titik-potong dari busur-ling-karan dengan jari-jari Rt dan garis pemroyeksi mendatar dari titik 2. Untuk menentukan titik V" yang paling bawah dari garis-potong kita bekerja sebagai berikut. Ling-karkan titik 3 dari titik-tengah Mr sampai titik-potong >' dengan garis-sumbu A—B. Garis pemroyeksi tegak dari titik 3' memotong keli-ling dari cabang pada titik V. Titik potong dari garis pemroyeksi men daftar dari titik V dengan garis sumbu menghasilkan titik paling bawah dari garis-potong.

Titik-titik yang ada diantara garis-potong, kita lukiskan dengan cara demikian juga. Disini kita bagi keliling cabang antara titik-titik 2 dan 3" dalam beberapa bagian se-kehendak, setelah mana kita tarik melalui tiap titik-bagian suatu garis mendatar. Ini adalah untuk titik 4 garis C—D. Kita proyeksikan titik 4 tegak pada garis-sumbu A—B. Titik 4' yang didapat dengan demikian, kita lingkarkan dari titik-tengah Mr. Busur-lingkaran ini memberikan dengan bidang muka dari cabang dua titik-potong 4". Titik-titik-potong dari garis pemroyeksi tegak dari titik-titik 5" dengan garis-potong mendatar C—D, menghasilkan kedua titik 4" dari lengkung. Jika kita hubungkan titik-titik yang didapat dengan cara ini oleh suatu lengkung, maka terdapatlah garis-potong yang ditanyakan. Konstruksi dari garis-potong pada kaki dari ba tang-eksentrik atau-penggerak (Gambar 191) Konstruksi ini dilaksanakan sebelah kiri dari garis-sumbu A—B dalam gambar 191. Lebih dahulu kita ten-tukan titik yang paling * tinggi dan yang paling bawah dari lengkung. Titik yang paling bawah didapatkan sebagai berikut. M 2 ( = titik 1) adalah titik-tengah dari pembulatan cemuk dalam bidang-atas dari kaki. Kita proyeksikan titik ini tegak pada garis-sumbu C—D ; ini memberikan titik-potong 1'. Dengan M 1 sebagai titik-tengah kita lingkarkan titik V sampai titik-potong 1" dengan bidang-muka dari kaki. Titik-potong dari garis pemroyeksi tegak dari titik 1" dengan bidang-muka-atas dari kaki merupakan titik 1"' yang paKng bawah dari lengkung. Untuk menentukan titik yang paling atas garis-potong, kita lingkarkan titik 2 dari titik-tengah M 1 fjari-jari = setengah lebar dari kaki) sampai titik-potong

2' dengan garis-sumbu C—D. Selanjutnya kita proyeksikan titik 2' tegak pada pembulatan cemuk : ini adalah titik 2". Titik-potong dari garis pemroyeksi mendatar 104 Gambar 190 . Untuk membentuk titik yang berada diantaranya, kita bagi busur-bulatan antara titik 2" dan bidang-atas dari kaki dalam beberapa bagian sekehendak dan menarik melalui tiap titik-pembagi suatu garis mendatar. Garis P—Q untuk titik 3 adalah garis mendatar. Titik 3 kita proyeksikan tegak pada garis-sumbu C—D, setelah mana titik-potong 3 yang terdapat diling-karkan dari Ml sampai titik-potong V dengan bidang-muka dari kaki. Titik-potong dari garis pemroyeksi tegak dari titik 3" dengan garis mendatar P—Q menghasilkan 3"' dari lengkung. Jika kita hubungkan titik-titik yang didapat dengan cara ini oleh garis lengkung, maka terdapatlah garis potong y*mg ditanyakan.

Gambar 191 Konstruksi dari garis potong dari penggerekan sekeliling lobang-baut (gambar 191) Konstruksi ini dilaksanakan sebelah kanan dari garis-sumbu A—B, dalam gambar 191.' Dalam pan-dangan-atas kita gambar penggerekan dengan jari-jari Ru yang dikehendaki. Titik 4, titik-potong dari garis-sumbu C—D dengan busur-lingkaran ini, kita proyeksikan tegak pada lengkung-pembulatan dari corong, dengan mana kita dapatkan titik 4' paling tinggi dalam penampang. Selanjutnya kita proyeksi titik ini mendatar pada garis-sumbu E—F, sehingga jilga dalam pandangan-sisi ditentukan titik 4" paling tinggi dari lengkung. Selanjutnya kita tentukan titik paling bawah. Untuk ini kita proyeksikan titik-tengah Mi (= titik 5) dari bulatan corong, tegak pada garis-sumbu C—D. Titik-potong 5' yang didapat, dilingkarkan dari titik-tengah Ml, hingga terdapat titik-potong 5", yang dalam pandangan-atas menyatakan ujung dari penggerekan. Garis-garis pemroyeksi tegak dari titik-titik 5 dengan bidang-atas dari kaki memberi dalam penampang titik-potong 5'" dan dalam pandangan-sisi, titik-titik-potong 5"" sebagai titik-titik paling bawah dari lengkung. Untuk menentukan titik-titik yang berada diantaranya, kita bagi lengkung bulatan antara titik 4' paling atas dan bidang-atas kaki dalam beberapa bagian sekehendak. Melalui tiap titik-pembagi kita tank garis mendatar, yang harus memotong baik penampang maupun pandangan-sisi. Untuk titik 6 garis ini adalah V—W. Titik 6 kita proyeksikan tegak pada garis-sumbu C—D dan titik-potong 6' yang didapat, kemudian kita lingkarkan dari titik-tengah Ml, sehingga didapatkan titik-titik potong 6"

dengan penggerekan. Garis-garis pemroyeksi tegak dari titik 6" memberikan dalam penampang titik-potong 6'" dan dalam pandangan sisi-titik-titik-potong

!6"" dengan garis V—W. Jika kita hubungkan titik-titik

didapat dengan cara ini oleh garis lengkung, maka terdapatlah garis-potong yang ditanyakan. Konstruksi dari garis-potong dari lobang sumbat dengan badan-tumbat berbmtuk kcrucut. (Gambar 192) penampang P-Q Konstruksi ini dilaksanakan dalam gambar 192. Konstruksi lubang dalam sumbat itu dinyatakfm dengan garis-putus-putus titik. Melalui titik 2 paling atas dari lubang-sumbat dan jugd melalui titik-titik 1 kita tarifc garis-garis mendatar, yang memotong bidang-kerucut masing-masing dalam titik-titik B dan A. B adalah titik paling atas dari garis-potong. Dari M 1 kita tarik busur-lingkaran dengan jari-jari R 1 — jarak Ml — A. Selanjutnya kita lingkarkan titik 1 dari M 1, sampai titik-potong I dengan garis-sumbu tegak. Melalui titik ini kita tarik lagi garis mendatar, yang memotong busur-lingkaran dengan jari-jari R 1 dalam titik-titik 1"

Titik-titik-potong dari garis pemroyeksi tegak dari titik-titik 1" dengan garis mendatar A—A menghasilkan titik-titik l**

f

Dengan cara demikian juga kita lukiskan titik paling bawah D dan titik V". Jika kita hubungkan titik-titik B dan V" seperti juga titik-titik D dan 3

///,

dengan garis lengkung dan titik-titik 1"' dan 3'" dengan garis lurus, maka tej: dapat garis-potong yang dltanyakan, Diatas pandangan-muka dari sumbat digambar penampang mendatar melalui P—Q. Gambar 193 untuk itu memberikan gambaran perspektif. R 3 adalah jari-jari pada garis C—C. Pada garis P—Q, a adalah lebar lubang dalam sumbat dan pada C—C lebarnya adalah b. Gambar 193

Konstruksi garis-potong dari hubung an-baut silindris dengan kap dari balok bantalan. (Gambar 194) Konstruksi ini dilaksanakan dalam gambar 194. Dalam pandangan-muka kita gambarkan hubungan pada tempat sebenarnya. Kita bentangkan pandangan-atas dan kelilingnya kita bagi umpamanya dalam 12 bagian yang sama. Melalui tiap-tiap titik-pembagi kita tarik garis-tegak, yang dengan tutup menghasilkan titik-potong 1 s/d 7. Dalam pandangan sisi kita gambar juga bidang atas dari bubungan. Bentangan pandangan-atas kita bagi juga dalam 12 busur yang sama. Dari titik-titik pembagi ini kita tarik lagi garis-garis-tegak. Gambar 192 Titik 1 paling atas dan titik 7' paling ba-v/ah dari lengkung-potong kita dapatkan sebagai titik-potong garis pemroyeksi mendatar dari titik-titik 1 dan 7 dengan garis-tegak dari titik-titik-pembagi a dan g. Peralihan dari bagian yang kelihatan ke dalam bagian yang tidak kelihatan dari lingkung-potong, titik-titik 4', kita dapatkan sebagai titik-potong dari garis pemroyeksi dari titik 4 dengan garis-garis-tegak dari titik-pembagi j dan d. Titik-titik-lainnya kita dapatkan dengan cara demikian juga, seperti dinyatakan dalam gambar. Gambar 194 Konstruksi garis-potong dari baut-hubungan berbentuk kerucut dengan tutup berbentuk-bola dari balok- bantalan. Konstruksi ini dilaksanakan dalam gambar 195. Dalam pandangan muka kita gambar bentuk bubung-axi-baut, sedangkan bidang-atas digambar juga dalam pandangan-sisi dan atas. Titik paling tinggi 1 dan 106 titik 2 paling bawah dari garis-potong dalam pandangan-muka diproycksikan tegak pada garis-sumbu C—D dan mendatar pada garis-sumbu E—F. Ini memberikan berturut-turut titik-titik 1' dan 2' dan 1" dan 2". Se-lanjutnya kita bagi keliling-luar dari tutup antara titik -titik 1 dan 2 dalam beberapa bagian sekehendak, dan sctdah itu kita tarik melalui tiap-tiap titik pembagi suatu garis mendatar, yang harus memotong baik pan-dangan muka maupun pandangan-sisi. Untuk titik 3 garis itu ialah PQ. Titik-potong R dari garis ini dengan keliling-luar dari hubungan-baut kita proyeksikan pada garis-sumbu C—D setelah mana kita lingkarkan titik R' dari titik-tengah M2 dari bubungan-baut. Selanjutnya kita prbyeksikan titik 3 pa-da garis-sumbu C—D, setelah itu kita lingkarkan titik 3 dari titik tengah Ml. Titik-titik-potong dari busur-busur-ling-karan ini menghasilkan titik-titik 3'. Titik-titik potong garis pemroyeksi tegak dari titik-titik 3' dengan garis P—Q menghasilkan dalam pandangan-muka titik 3" dan dalam pandangan-sisi titik-titik 3"". Titik-titik selebihnya dari lengkung-potong dalam pandangan-muka, atas, dan sisi ditentukan dengan cara demikian juga.

Untuk menentukan peralihan bagi an vane kelihatan ke dalam yang tidak kelihatan dari lengkung-potong dalam pandangan-sisi, kita proyeksikan titik 4 (titik-potong lengkung-potong dalam pan- Gambar 195 dangan-muka dengan garis-sumbu tegak A—B) tegak dan mendatar. Garis pemroyeksi tegak memotong lengkung-potong dalam pandangan-atas dalam titik-titik 4'. Titik-titik 4' kita proyeksikan tegak dalam pandangan-sisi sampai ti tik-titik-potong 4" dengan garis pemroyeksi mendatar dengan titik 4. Suatu garis-lengkung yang melalui titik-titik yang didapat dengan cara semacam ini memberikan garis-potong yang ditanyakan dalam tiga pandangan. Konstruksi-pendekatan untuk suatu bulat-panjang Walaupun orang tidak memasukkan bulat-panjang itu ke dalam garis-garis-potong istimewa, kita lukiskan juga di sini konstruksi-pendekatan, karena terdapat suatu saat, di mana kita harus menggambar suatu bulat-panjang. Yang paling mudah kita buat ini dengan ban-tuan busur-busur lingkaran, seperti dinyatakan dalam gambar 196. Jika AM adalah setengah-sumbu-panjang dan BM setengah sumbu-pendek dari bulat-panjang, maka kita tarik garis-penghubung AB. Dengan selisih dari AM dan BM sebagai jari-jari, kita lingkarkan dari B sampai titik-potong C dengan AB. Gambar 196 Pada AC kita dirikan selanjutnya suatu garis-tcgak-tengah, yang memotong sumbu-panjang di P dan perpanjangan dari sumbu-pendek di Q. Dengan AP = R 1 sebagai jari-jari dan P sebagai titik-tengah kita tarik busur-lingkaran AD sampai titik-potong D dari garis-tegak-tengah PQ, Jika kita sekarang menarik dengan BQ = R 2 sebagai jari-jari dan Q sebagai titik-tengah busur-lingkaran DB, maka pada titik D ia akan bcralih kc dalam lengkung. 107