Bab Vii Kurva Normal
-
Upload
nur-wakhid-hidayat -
Category
Documents
-
view
433 -
download
2
Transcript of Bab Vii Kurva Normal
BAB VII
KURVA NORMAL
Kurva Normal adalah kurva yang memiliki nilai sedang lebih banyak daripada nilai
yang kurang atau nilai yang lebih. Suatu alat statistik yang sangat penting untuk
menaksir dan meramalkan peristiwa-peristiwa yang lebih luas. Suatu data membentuk
distribusi normal bila jumlah data di atas dan di bawah mean adalah sama. Kurva normal
bukan hanya satu kurva, melainkan mempunyai sejumlah kurva yang tidak terbatas yang
mungkin dapat dibuat, dan semua itu dideskripsikan dengan suatu persamaan aljabar
berikut.
Secara umum, pemahaman atas persamaan aljabar ini tidak menjadi kebutuhan
atau diperlukan untuk mengapresiasi dan menggunakan kurva normal. Namun
demikian persamaan ini perlu dijelaskan untuk memahami bagaimana konsep dan
aplikasi suatu kurva normal.
Pertama, penggunaan simbol-simbol dalam persamaan ini dimaksudkan untuk
menyederhanakan proses perhitungan. Simbol-simbol itu termasuk “2". “p”, dan “e”.
Lambang “e” untuk menunjukkan adanya perhitungan dengan bilangan irasional atau
untuk menunjukkan batasan yang sangat panjang. Hal ini dimungkinakn untuk
menunjukkan “sejumlah keunikan”, dalam kasus “e” ini, yang menunjukkan
“kekuatan khusus”
Kedua, adanya sekumpulan simbol yang menjadi kepedulian termasuk simbol
“X”, yaitu melambangkan variabel responden untuk suatu skor nilai. Tinggi dari suatu
kurva pada satu titik merupakan fungsi dari X (fx).
Ketiga, dua simbol terakhir dalam persamaan adalah “mu (μ) lambang dari rata-
rata ” dan “sigma (σ) lambang dari stadar deviasi” kedua lambang ini disebut dengan
parameter atau nilai-nilai. Kedua parameter ini memberikan kemungkinan pembuatan
kurva normal menjadi tidak terbatas, yaitu dengan menghubungkan kedua parameter
Page 78
ini. Dalam hal ini konsep parameter menjadi sangat penting dan perlu diperhatikan
secara sungguh-sungguh.
Kurva normal memiliki 2 unsur: yaitu rata-rata populasi (lambang: miu) dan
variansi (lambang: sigma kuadrat). Dua hal itu lah yang bakal mempengaruhi bentuk
dari kurva normal (luas dan tingginya).Sebelumnya perlu ditekankan bahwa kurva
normal ini dimaksudkan untuk mengetahui sebaran data, apakah sesuai dengan kurva
ini atau tidak. Kalo misalnya ada data yang ga sesuai, bukan berarti untuk dibuang),
tapi berarti kalo misal ada yang ga sesuai, kita harus memakai analisis yang non
parametrik. Jadi ini bener-bener cuma ngaruh ke analisa lanjutan aja. Kurva normal
ini bisa didapatkan dari 2 hal: dari hasil penelitian empirik atau dari grafik poligon
yang dihaluskan.Tapi, pada prakteknya, ga ada distribusi data yang "senormal kurva
normal". Tapi biasanya cuma mendekati dengan kurva normal.
Dimana μ adalah rata-rata, σ adalah standar deviasi dan π = 3,14159… Contoh
grafik fungsi kerapatan probabilitas dari distribusi normal digambarkan dalam
Gambar 1.
Gambar 1. Grafik fungsi probabilitas distribusi normal
Grafik fungsi distribusi normal tersebut di atas membentang dari minus tak
hingga hingga tak hingga. Hanya saja, semakin jauh dengan rata-rata (M1), nilai
probabilitas akan semakin mendekati nol.
Contoh soal 1:
Dari penelitian terhadap 150 orang laki-laki yang berumur 40–60 tahun
didapatkan rata-rata kadar kolesterol (μ) mereka 215 mg % dan simpangan baku σ =
45 mg %. Hitunglah peluang kita mendapatkan seorang yang kadar kolesterolnya:
Page 79
a. < 200 mg %
b. > 250 mg %
c. antara 200 –275 mg %
Jawab :
Untuk menghitung nilai probabiltas dari pertanyaan di atas, kita gunakan rumus
fungsi probabilitas distribusi normal. Karena nilai probabilitas yang dibutuhkan
adalah pada rentang nilai x tertentu, maka kita harus menggunakan integral untuk
menghitungnya.
a. P (<200 mg) = ∫−∞
2001
σ √2πe−
(x−μ)2
2σ2
dx
b. P (> 250 mg) = ∫250
∞1
σ √2πe−
( x−μ )2
2 σ2
dx
c. P(200< x <275) = ∫200
2751
σ √2πe−
( x−μ )2
2 σ2
dx
Untuk mengatasi permasalahan di atas, terdapat cara lain untuk menghitung nilai
peluang distribusi normal. Untuk menentukan nilai peluang pada soal di atas, kita
pelajari dulu cara menghitung nilai Z dan membaca tabel luas kurva normal. Nilai Z
didapat dengan rumus berikut:
Sedangkan tabel luas kurva normal adalah tabel yang memuat luas kurva normal
dari titik minus tak hingga sampai titik x. Tabel luas kurva normal ini sangat
bermanfaat untuk menghitung soal-soal seperti contoh soal 1b. Hanya saja, tabel
kurva normal ini disusun berdasarkan nilai Z. Sehingga kita harus menghitung nilai Z
terlebih dahulu
Z= x−μσ
Page 80
Tabel luas kurva normal untuk distribusi normal ditunjukkan dalam Tabel 1a dan 1b.
Tabel 1a. Nilai luas kurva normal untuk nilai Z < 0 (negatif)
Tabel 1a. Nilai luas kurva normal untuk nilai Z > 0 (positif)
Penyelesaian contoh soal 1 dengan menggunakan tabel kurva normal.
Dari penelitian terhadap 150 orang laki-laki yang berumur 40–60 tahun didapatkan -
rata kadar kolesterol (μ) mereka 215 mg % dan simpangan baku σ = 45 mg %.
Hitunglah peluang kita mendapatkan seorang yang kadar kolesterolnya:
a. > 250 mg %
b. < 200 mg %
c. antara 200 –275 mg %
Page 81
Jawab :
μ = 215
σ = 45
Untuk memudahkan pengerjaan, kita kerjaan contoh soal 1.b terlebih dahulu.
b. P(x < 200)
Z=200−μσ
Z=200−21545
Z=−0 . 67
Berdasarkan tabel kurva normal, untuk nilai Z = -0,67, luasnya adalah 0.2514.
Sehingga peluang untuk menemukan laki-laki dengan kadar gula kurang dari 200 mg
% adalah 0.2514.
a. P(x > 250)
Untuk menghitung soal 1a, kita cari dulu peluang menemukan laki-laki dengan
kadar gula kurang dari 250 mg atau P (x <250 )
Z=250−21545
Z=0 .78
Berdasarkan tabel kurva normal, untuk nilai Z = 0.78, luasnya adalah 0.7794.
Sehingga peluang untuk menemukan laki-laki dengan kadar gula kurang dari 250 mg
% , P (x < 250) adalah 0.7794. Peluang untuk menemukan laki-laki dengan kadar gula
lebih dari 250 mg % , atau P (x > 250) dapat dilakukan dengan cara berikut :
P ( x > 250) = 1 - P ( x < 250 )
= 1 - 0.7794
Page 82
= 0.2206
Keluarga Distribusi
Kurva normal merupakan salah satu bentuk (anggota keluarga) dari sekian
banyak (tidak terbatas) pola distribusi. Model setiap anggota keluarga ditentukan oleh
seperangkat parameter (μ dan σ) dengan nilai (perhitungan) khusus. Sebab parameter
σ dapat ditempatkan pada suatu nilai, posisitf atau negatif, dan parameter μ
mempunyai nilai posisitf, hubungan dari kedua parameter ini membuat keluarga kurva
normal menjadi luas sekali yang mempunyai anggota anggota tidak terbatas. Atas
dasar itu, kurva normal diusulkan menjadi suatu model umum, karena asumsi kurva
normal mampu menjelaskan sejumlah besar fenomena yang terjadi secara alami,
mulai dari skor tes sampai ke fenomena bintang-bintang di langit.
Kesamaan Anggota Keluarga Kurva Norma
Anggota keluarga kurva normal sangat bervariasi mempunyai perbedaan, akan
tetapi mempunyai sejumlah sifat-sifat umum yang sama, sifat-sifat umum ini disebut
juga dengan kesamaan anggota keluarga kurva normal. Kesamaan (sifat-sifat umum
ini) mencakup: bentuk simetri, mendekat ke ujung tetapi tidak pernah bersentuhan
dengan sumbu X (asimtot), dan mempunyai wilayah di bawah kurva.
Dalam hal bentuk, semua anggota keluarga kurva normal mempunyai kesamaan yaitu
berbentuk “lonceng”, kemudian sumbu X mempunyai kesamaan skala yang tepat.
Sebagian besar wilayah di bawah kurva berada di sekitar titik tengan atau rata-rata.
Ujung garis distribusi mendekat ke sumbu X tetapi tidak pernah menyentuh, dan luas
wilayah di bawah kurvanya sangat kecil
Kesamaan dalam hal simetris, semua anggota keluarga kurva normal berada pada
dua sisi sejajar dan simetris. Artinya, jika satu kurva normal digambarkan pada
permukaan kertas dua dimensi, maka jika kertas itu dilipat pada garis tengahnya (garis
rata-rata) maka kedua sisi kurva normal itu harus tepat sama. Keadaan simetris ini
juga tergambar dalam struktur tubuh manusia, secara umum dalam posisi sejajar atau
mendekati simetris antara sisi kiri dan kanan. Begitu juga dalam perkembangan
kehidupan manusia baik individual maupun sosial.
Page 83
Semua keluarga kurva normal mempunyai ekor mendekati sumbu X, tetapi tidak
pernah menyentuhnya. Implikasinya, dibagian manapun suatu titik yang berada pada
kurva (arah positif atau negatif) tetap saja mempunyai wilayah yang berada di bawah
kurva normal. Oleh karena itu, gambar dari satu kurva normal harus mempunyai
panjang garis yang tidak berhingga. Sehingga untuk mengeahui luas wilayah yang
berada di bawah kurva normal harus dilihat dari suatu rentang yang dibatasi oleh
sejumlah garis, hanya sebagaian kecil dari segmen garis yang digambarkan untuk
kurva normal khusus.
Semua anggota keluarga kurva normal mempunyai total wilayah di bawah kurva
sama dengan satu (1.00) , seperti yang terjadi pada model-model kemungkinan atau
distribusi frekuensi. Sifat ini, menjadi tambahan pada sifat simetri, implikasinya
bahwa wilayah pada setiap setengah dari distribusi adalah 0,50 atau setengah.
Ciri-Ciri Kurva Normal
1. Bentuk Kurva Normal
Bentuk kurva normal menyerupai bentuk genta (bel). Kurva normal merupakan
suatu poligon yang dilicinkan yang mana ordinatnya memuat frekuensi dan absisnya
memuat nilai variabel. Bentuk kurva normal adalah simetris, sehingga luas rata-rata
(mean) ke kanan dan ke kiri masing-masing mendekati 50 %. Memiliki satu modus,
jadi kurva unimodal
2. Daerah Kurva Normal
Ruangan yang dibatasi daerah kurva dengan absisnya disebutdaerah kurva
normal. Luas daerah kurva normal biasa dinyatakan dalam persen atau proporsi.
Dengan kata lain luas daerah kurva normal adalah seratus per sen, apabila dinyatakan
dalam persen,dan apabila dinyatakan dengan proporsi, luas daerah kurva
normaladalah satu.
Page 84
Kurva Normal Standart (Kurva Normal Baku)
Kurva normal standar atau kurva normal baku adalah kurva normalyang mana
nilai rata-ratanya sama dengan nol (m = 0 ) dan simpangan bakunya adalah 1 (s = 0 ).
Dalam kurva normal umum nilai rata-rata sama dengan x dan nilai simpangan baku
1s, 2s, 3s. dengan kata lain dalam kurva normal umum nilai rata-ratanya tidak sama
dengan nol (m ¹ 0) dan nilai simpangan bakunya tidak sama dengan 1 (s ¹ 1).
Nilai kurve normal adalah 100%
Z score adalah nilai standar dari nilai tak terhingga
Z score = x−MSD
=xSD
Contoh soal
Hasil penelitian terhadap 100 orang siswa diperoleh sebagai berikut, rata-rata 15,
standar deviasi 7. Berapakah siswa yang dapat nilai 17 ke atas?
Z-score = x−MSD
= 17−15
7 =
27
= 0,28 berdasarkan tabel 11,03%
Bentuk kurva normal tergantung pada distribusi nilai/ skor yang akan dibuat
kurvanya. Penyebaran skor dan panjang pendeknya rentangan distribusinya
berpengaruh besar atau menentukan bentuk kurvanya. Jika jumlah responden sama,
rentangan nilainya tidak sama,sedangkan simpangan bakunya tidak sama, maka kurva
normal dari distribusi nilai tersebut akan berbeda bentuknya.
Jenis bentuk kurva yang diakibatkan oleh perbedaan rentangan nilai dan
simpangan baku ada 3 macam:
Page 85
1. leptokurtic, merupakan bentuk kurva normal yang meruncing tinggikarrena
pengumpulan nilai pada nilai sekitar niai rata-rata sangat banyak.
2. platykurtic, merupakan bentuk kurva normal yang endatar rendah karena perbedaan
frekuensi pada skor-skor yamg mendekati rata-rata sangat kecil.
3. normal, merupakan bentuk kurva normal yang biasa, artinya bentuknya merupakan
bentuk antara leptorkutic dan platykurtic, karena penyebaran nilai biasa dan tidak
terjadi kejutan-kejutanyang berarti
Kurva Normal Standart (Kurva Normal Baku)
Distribusi Normal
Page 86
Data populasi akan berdistribusi normal jika rata-rata nilainya sama dengan
modenya serta sama dengan mediannya. Ini berarti bahwa sebagian nilai mengumpul
pada posisi tengah, sedangkan frekuensi skor yang rendah dan yang tinggi
menunujukkan kondisi yang semakin sedikit dan seimbang. Oleh karena penurunan
frekuensi pada nilai yang semakin rendah dan nilai yang semakin tinggi adalah
seimbang, maka penurunan garis kurva ke kanan dan ke kiri akan seimbang.
Kurva normal mempunyai hubungan erat dengan data yang kontinue (interval
maupun ratio). Distribusi yang normal kurvanya merupakan distribusi yang paling
banyak dijumpai dan digunakan sebagai pengembangan rumus-rumus statistik
parametric (inferensial statistik). Disamping itu sifat normal ini yang paling banyak
ditunjukkan oleh sifat populasi.
Distribusi normal mempunyai sifat-sifat yang khusus yaitu:
1. Bentuknya simetri dengan sumbu X
2. Nilai rata-rata = mode = median
3. Mode hanya satu (unimodal)
4. Ujung-ujung grafiknya hanya mendekati sumbu X atau dengan kata lain tidak akan
bersinggungan maupun berpotongan dengan sumbu X.
5. Kurva akan landai jika rentangan nilai besar, sebaliknya jika rentangan skor kecil
maka kurvanya akan meninggi.
6. Luas daerah kurva akan sama dengan luas satu persegi empat.
Page 87
Dibawah ini adalah contoh:
Persamaan di atas dapat membuat para pelajar menjadi panik dan/atau
mengalami kesulitan untuk memahami konsep kurva normal. Secara umum,
pemahaman atas persamaan aljabar ini tidak menjadi kebutuhan atau diperlukan untuk
mengapresiasi dan menggunakan kurva normal. Namun demikian persamaan ini perlu
dijelaskan untuk memahami bagaimana konsep dan aplikasi suatu kurva normal.
Pertama, penggunaan simbol-simbol dalam persamaan ini dimaksudkan untuk
menyederhanakan proses perhitungan. Simbol-simbol itu termasuk “2". “p”, dan “e”.
Lambang “e” untuk menunjukkan adanya perhitungan dengan bilangan irasional atau
untuk menunjukkan batasan yang sangat panjang. Hal ini dimungkinakn untuk
menunjukkan “sejumlah keunikan”, dalam kasus “e” ini, yang menunjukkan
“kekuatan khusus” Kedua, adanya sekumpulan simbol yang menjadi kepedulian
termasuk simbol “X”, yaitu melambangkan variabel responden untuk suatu skor nilai.
Tinggi dari suatu kurva pada satu titik merupakan fungsi dari X (fx). Ketiga, dua
simbol terakhir dalam persamaan adalah “mu (μ) lambang dari rata-rata ” dan “sigma
(σ) lambang dari stadar deviasi” kedua lambang ini disebut dengan parameter atau
nilai-nilai.Kedua parameter ini memberikan kemungkinan pembuatan kurva normal
menjadi tidak terbatas, yaitu dengan menghubungkan kedua parameter ini. Dalam hal
ini konsep parameter menjadi sangat penting dan perlu diperhatikan secara sungguh-
sungguh.
Page 88