Bahan Ajar Dasar-dasar Akuakltur 2012

82
 P3-UGM 2012, BA HAN AJ AR : DASAR -DASA R AK UAKULTUR (BUDIDAYA PERA IRAN)  1 PERTEMUAN MINGGU I (SATU) 1. Pokok Bahasan : Pendahuluan/Ruang lingkup 2. Sub pokok bahasan : Ruang lingkup mata kuliah Dasar- dasar Akuakultur, aturan kuliah dan ujian serta kontrak pembelajaran I. PENDAHULUAN 1.1. Pengert ian  Aquaculture secara harfiah (asal kata) terdiri atas dua kata, yakni aqua berarti air dan culture berarti budi day a ata u pemeli hara an. Maka peng ert ian Aquaculture secara harfiah adala h budid aya atau pemeli haraan air, yai tu memel ihara semua biota yang h idup da lam air, baik sebagian maupun seluruh masa hidupnya. Pemeliharaan meliputi kegiatan memproduksi dan men ebar ben ih, memup uk dan memberi paka n, mengen dalikan hama dan penyaki t, dan memane n serta memas arkan hasil ikan. Menurut Bar dach et al. (1972)  Aquaculture ada lah pemeli hara an at au budi day a bio ta (org anisme ) air dal am per air an yang t erkontr ol. Li ngku nga n perai ran ya ng dimaksu d melip uti air tawar, air asin (air lau t) maupu n air payau (campur an air tawar dan air laut), sedangkan terkontrol artinya lingkungannya dibatasi sehingga biota yang diplihara tidak keluar dan peng elola annya bi as dia tur. Biota air ya ng dipe lihara meliput i hewan maupun tumbuh an air yang secara al ami hidup dal am masing- masing tipe peraira n tersebut . Stickney (1979) Aquaculture adalah seni dan teknol ogi pemelih araan atau budiday a b iota (organi sme) air dalam perairan yang terkontrol maupun semi-terkontrol. Hal tersebut tidak terlepas dari kenyataan bahwa tidak seluruh kegiatan budidaya dapat dikontrol manusia tetapi tergantung pada alam, seperti budidaya rumput laut, budidaya kerang mutiara, budidaya ranching, budidaya penangkaran dan sebagainya. Pengert ian l ai n ya ng le bih pada budi day a ikan dik emukakan oleh Berkoff dan Huet . Berkoff dalam Hickl ing (1971) menyat akan bahwa budiday a ada lah usaha menaikan h asil ikan di atas hasil yang diberikan alam dengan segala cara yang dapat dilakukan. Sementara Huet (1972) Aquac ulture: usaha memel ihara ikan secara rasion al termasu k mengont rol per tumbuhan dan per kembang bia kanny a (pro duksi dan kual ita s). Pembudiday aan “ikan” adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan ikan dan memanen hasilny a (UU Perikan an No. 9. Tahun 198 5) digant i dengan UU No. 31 Tahun 2004. UU No.

description

materi dasar-dasar akuakultur

Transcript of Bahan Ajar Dasar-dasar Akuakltur 2012

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 1

    PERTEMUAN MINGGU I (SATU)1. Pokok Bahasan : Pendahuluan/Ruang lingkup2. Sub pokok bahasan : Ruang lingkup mata kuliah Dasar-dasar Akuakultur,

    aturan kuliah dan ujian serta kontrak pembelajaran

    I. PENDAHULUAN

    1.1. PengertianAquaculture secara harfiah (asal kata) terdiri atas dua kata, yakni aqua berarti air dan

    culture berarti budidaya atau pemeliharaan. Maka pengertian Aquaculture secara harfiahadalah budidaya atau pemeliharaan air, yaitu memelihara semua biota yang hidup dalam air,baik sebagian maupun seluruh masa hidupnya. Pemeliharaan meliputi kegiatan memproduksidan menebar benih, memupuk dan memberi pakan, mengendalikan hama dan penyakit, danmemanen serta memasarkan hasil ikan.

    Menurut Bardach et al. (1972) Aquaculture adalah pemeliharaan atau budidaya biota(organisme) air dalam perairan yang terkontrol. Lingkungan perairan yang dimaksudmeliputi air tawar, air asin (air laut) maupun air payau (campuran air tawar dan air laut),sedangkan terkontrol artinya lingkungannya dibatasi sehingga biota yang diplihara tidakkeluar dan pengelolaannya bias diatur. Biota air yang dipelihara meliputi hewan maupuntumbuhan air yang secara alami hidup dalam masing-masing tipe perairan tersebut. Stickney(1979) Aquaculture adalah seni dan teknologi pemeliharaan atau budidaya biota (organisme)air dalam perairan yang terkontrol maupun semi-terkontrol. Hal tersebut tidak terlepas darikenyataan bahwa tidak seluruh kegiatan budidaya dapat dikontrol manusia tetapi tergantungpada alam, seperti budidaya rumput laut, budidaya kerang mutiara, budidaya ranching,budidaya penangkaran dan sebagainya.

    Pengertian lain yang lebih pada budidaya ikan dikemukakan oleh Berkoff dan Huet.Berkoff dalam Hickling (1971) menyatakan bahwa budidaya adalah usaha menaikan hasilikan di atas hasil yang diberikan alam dengan segala cara yang dapat dilakukan. SementaraHuet (1972) Aquaculture: usaha memelihara ikan secara rasional termasuk mengontrolpertumbuhan dan perkembangbiakannya (produksi dan kualitas). Pembudidayaan ikanadalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan ikan dan memanenhasilnya (UU Perikanan No. 9. Tahun 1985) diganti dengan UU No. 31 Tahun 2004. UU No.

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 2

    45 tahun 2009 tentang perubahan Undang-Undang Perikanan No. 31 tahun 2004 Budidayaikan (Aquaculture) adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkanikan dan memanen hasilnya dalam lingkungan terkontrol, termasuk kegiatan menggunakankapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolahdan/atau mengawetkan. Jenis ikan berdasarkan undang-undang adalah sebagai komoditas(bukan berdasarkan sistetematika biologi). UU PERIKANAN N0. 9 TAHUN 1985,diperbaiki dengan UU No. 31 Tahun 2004 dan UU No., pengertian biota (organisme) airadalah:

    1. PISCES: ikan bersirip2. CRUSTACEA: udang-udangan, rajungan, kepiting dan sebagainya3. MOLLUSCA : kerang-kerangan, tiram, cumi-cumi, gurita, siput dan sebagainya4. COELENTERATA: ubur-ubur dan sebagainya5. ECHINODERMATA: tripang, bulu babi dan sebagainya6. AMPHIBIA: kodok dan sebagainya7. REPTILIA: buaya, penyu, kura-kura, biawak, ular dan sebagainya8. MAMMALIA: paus, lumba-lumba, pesut, duyung dan sebagainya9. ALGAE: rumput laut dan tumbuhan lainnya yang hidup dalam air10. BIOTA AIR LAINNYA: yang ada kaitannya dengan jenis-jenis tersebut di atas;

    seperti cacing Lumbricus sp., Artemia salina, Daphnia sp., Chlorella sp.,Skeletonema sp., Tetracelmis sp.)

    Pemeliharaan baik pembesaran maupun pembenihan di dalam lingkungan perairanterbatas/ tertutup maupun semi tertutup untuk meningkatkan produktivitas atau kualitas diatas kemampuan alami dengan berbagai manipulasi (SDA = sumber daya alam meliputilahan, air, ikan dan sarana/prasarana.

    Pada kuliah minggu pertama disampaikan juga tentang aturan perkuliahan, ujian danpenilaian. Dosen dan mahasiswa berusaha memulai kuliah tepat waktu, mahasiswa masihboleh masuk apabila terlambat kurang 15 menit dari jam mulai kuliah. Disepakati pula agarmahasiswa mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku, misal tentang pakaian dan sepatuyang dipakai, sopan santun dan etika dalam berbicara dan beraktivitas di kampus. Sistempembelajaran yang diterapkan adalah SCL (Student Centered Learning) plus atau STAR(Student Teacher Aesthetic Role-sharing).

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 3

    Rangkuman

    Akuakultur dapat diartikan secara harfiah, menurut pakar dan cabang ilmu pengetahuandan seni. Akuakultur adalah pemeliharaan organism air, meliputi hewan maupun tumbuhandalam lingkungan perairan terkontrol maupun semi-terkontrol. Perairan yang dimaksudmeliputi perairan tawar, payau dan laut (asin). Selain pengertian akuakultur yang luas, jugapengertian yang lebih spesfik pada jenis ikan dan kegiatannya (memelihara, membiakkan danmembesarkan) ikan.

    Pengertian ikan dalam kuliah ini adalah pengertian secara luas sesuai dengan Undang-undang tentang Perikanan, disamping pengertian sempit sebagai fin fish sesuai ilmusistematika hewan. Pada kuliah awal juga disampaikan tentang aturan-aturan tentangperkulihan, ujian dan penilaian.

    Kuliah diakhiri dengan penyampaian rencana materi yang akan diberikan mingguberikutnya, yaitu konsep, strategi dan paradigma akuakultur. Mahasiswa diminta menyiapkandiri dengan mendownload dan membaca materi kuliah.

    Bahan Latihan

    1. Apa yang dimaksud dengan pengertian akuakultur secara harfiah dan menurut ahliakuakultur?.

    2. Sebutkan jenis-jenis ikan menurut Undang-undang Perikanan!.

    PERTEMUAN MINGGU II (DUA)1. Pokok Bahasan : Melanjutkan Pendahuluan/Ruang lingkup mata kuliah2. Sub pokok bahasan : Konsep, strategi dan paradigma akuakultur

    1.2. Prinsip dan Konsep Produksi Akuakultur

    Prinsip Akuakultur

    Prinsip adalah kebenaran yang menjadi dasar/kaidah bagi seseorang atauinstitusi/lembaga (pemerintah/swasta) untuk melaksanakan tindakan. Prinsip-PrinsipAkuakultur:

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 4

    a. Produktif. Produksi/hasil ikan budidaya dapat diperoleh tidak hanya dihitungberdasarkan luas, tetapi juga volume (panjang, lebar dan dalam/jeluk) karena ikandapat menempati seluruh kolom air, sehingga dalam luasan yang sempit dapatdihasilkan produksi ikan yang tinggi. Pengembangan budidaya ikan juga harusberkelanjutan, yaitu harus dilakukan secara berkesinambungan dan terakselerasisehingga dapat meningkatkan produksi yang telah ada.

    b. Berkualitas: kualitas disamping secara fisik (kenampakan), juga kandungan gizi sertaaman untuk dikonsumsi manusia.

    c. Efisien: Efisien tidak berarti biayanya murah tetapi bagaimana biaya itu digunakansecara tepat dan efektif sehingga didapatkan keuntungan.

    d. Dapat diterima masyarakat. Produk budidaya secara umum diterima masyarakat.Namun ada beberapa praktek budidaya yang bisa menyebabkan tidak diterima produkoleh masyarakat misalnya penggunaan bahan pakan atau pupuk yang tidak diterimamasyarakat (berupa kotoran), dan karena merusak lingkungan hutan bakau (udang).

    e. Resiko rendah. Mulai dari pemilihan lahan, spesies ikan yang akan diusahakanteknologi budidaya sampai panen betul-betul dapat dikuasai dan dikendalikan, makapeluang berhasilnya lebih besar, sehingga resiko gagal menjadi kecil.Untuk menekan resiko kegagalan usaha, maka perlu memperhatikan isu-isu penting

    dan terbaru yang muncul. Isu-isu budidaya ikan, antara lain:1. Pencemaran lingkungan, terutama pencemaran air yang bisa berasal dari aktivitas luar

    (eksternal) industri, transportasi, pertambangan, pemukiman, pertanian, dsb.nya, dandari aktivitas budidaya ikannya sendiri.

    2. Wabah penyakit: wabah penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri phatogen,jamur dan parasit.

    3. Kesenjangan sosial; Usaha budidaya ikan dipraktekkan untuk dapat mendekatkan dankerjasama sinergi antara pemilik modal dengan pemilik tenaga kerja sehinggakesenjangan sosial bisa ditekan.

    4. Gangguan keamanan; Gangguan keamanan diantaranya disebabkan karena adanyakesenjangan sosial dan tidak adanya kepedulian terhadap lingkungannya.

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 5

    5. Keamanan konsumen: Produk hasil budidaya ikan hampir seluruhnya adalah untukdikonsumsi, maka harus ada jaminan aman tidak ada residu dan obat-obatan yangmembahayakan manusia.

    Paradigma Akuakultur

    Paradigma atau pola pikir pengelolaan akuakultur dilakukan dengan komprehensifterpadu, yang mempertimbangkan aspek-aspek pertumbuhan (growth), social dan konservasisecara seimbang. Untuk meningkatkan pertumbuhan produksi akuakultur yang cepat hanyadapat dilakukan secara rasional, dikembangkan dengan industri kawasan, melibatkan semuastakeholder yang ada. Akuakultur merupakan kegiatan produksi yang terbarukan (renewable)namun semakin terasa sda lahan dan air makin terbatas maka harus diusahakan secarakonserv/efisien dan merusak/mencemari lingkungannya. Paradigma atau pola pikirpengelolaan akuakultur

    Konsep (paham/bagan) Akuakultur1. Daya dukung (carrying capacity): Akuakultur dikembangkan sesuai daya dukung

    (fisio-kimia, teknik produksi, social-ekonomi dan lingkungan).2. Sustainable Equilibrium Aquaculture: Akuakultur yang berkelanjutan harus dapat

    diperhitungkan seimbang antara input dan output. Sebagai contoh dalam penggunaanair, kuantitas dan kualitas harus dikeluarkan sama dengan ketika air masuk.

    P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 5

    5. Keamanan konsumen: Produk hasil budidaya ikan hampir seluruhnya adalah untukdikonsumsi, maka harus ada jaminan aman tidak ada residu dan obat-obatan yangmembahayakan manusia.

    Paradigma Akuakultur

    Paradigma atau pola pikir pengelolaan akuakultur dilakukan dengan komprehensifterpadu, yang mempertimbangkan aspek-aspek pertumbuhan (growth), social dan konservasisecara seimbang. Untuk meningkatkan pertumbuhan produksi akuakultur yang cepat hanyadapat dilakukan secara rasional, dikembangkan dengan industri kawasan, melibatkan semuastakeholder yang ada. Akuakultur merupakan kegiatan produksi yang terbarukan (renewable)namun semakin terasa sda lahan dan air makin terbatas maka harus diusahakan secarakonserv/efisien dan merusak/mencemari lingkungannya. Paradigma atau pola pikirpengelolaan akuakultur

    Konsep (paham/bagan) Akuakultur1. Daya dukung (carrying capacity): Akuakultur dikembangkan sesuai daya dukung

    (fisio-kimia, teknik produksi, social-ekonomi dan lingkungan).2. Sustainable Equilibrium Aquaculture: Akuakultur yang berkelanjutan harus dapat

    diperhitungkan seimbang antara input dan output. Sebagai contoh dalam penggunaanair, kuantitas dan kualitas harus dikeluarkan sama dengan ketika air masuk.

    P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 5

    5. Keamanan konsumen: Produk hasil budidaya ikan hampir seluruhnya adalah untukdikonsumsi, maka harus ada jaminan aman tidak ada residu dan obat-obatan yangmembahayakan manusia.

    Paradigma Akuakultur

    Paradigma atau pola pikir pengelolaan akuakultur dilakukan dengan komprehensifterpadu, yang mempertimbangkan aspek-aspek pertumbuhan (growth), social dan konservasisecara seimbang. Untuk meningkatkan pertumbuhan produksi akuakultur yang cepat hanyadapat dilakukan secara rasional, dikembangkan dengan industri kawasan, melibatkan semuastakeholder yang ada. Akuakultur merupakan kegiatan produksi yang terbarukan (renewable)namun semakin terasa sda lahan dan air makin terbatas maka harus diusahakan secarakonserv/efisien dan merusak/mencemari lingkungannya. Paradigma atau pola pikirpengelolaan akuakultur

    Konsep (paham/bagan) Akuakultur1. Daya dukung (carrying capacity): Akuakultur dikembangkan sesuai daya dukung

    (fisio-kimia, teknik produksi, social-ekonomi dan lingkungan).2. Sustainable Equilibrium Aquaculture: Akuakultur yang berkelanjutan harus dapat

    diperhitungkan seimbang antara input dan output. Sebagai contoh dalam penggunaanair, kuantitas dan kualitas harus dikeluarkan sama dengan ketika air masuk.

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 6

    3. Aquaculture Engineering; Penerapan rekayasa teknologi akuakultur harus dilakukanmeliputi aspek perancangan tempat budidaya, penggunaan benih dan pakan,pengelolaan kualitas air sampai pemanenan.

    4. Tata ruang yang baik; tata ruang dirancang dengan baik dalam skala usaha akuakulturmaupun dalam kawasan dengan kegiatan usaha terkait.

    RANGKUMANPrinsip kegiatan akuakultur adalah produktif, produknya berkualitas, efisien dan resiko

    rendah. Untuk menjaga atau mencegah terjadinya resiko kegagalan maka perlumemperhatikan isu-isu penting yang meliputi: pencemaran lingkungan, wabah penyakit,kesenjangan sosial, gangguan keamanan dan keamanan konsumen. Oleh karena itu makaparadigma atau pola pikir pengembangan akuakultur dilakukan secara komprehensif terpadudan seimbang antara aspek-aspek rasionalisasi (secara industri untuk mencapaipertumbuhan), aspek social/kemiskinan dan aspek konservasi, sedangkan konseppelaksanaannya adalah sesuai daya dukung (carrying capacity), keseimbangan yangberkelanjutan (Sustainable Equilibrium Aquaculture), pemanfaatan rekayasa akuakultur danpenerapan tata ruang yang baik.

    LATIHAN SOAL

    1. Apa yang dimaksud dengan daya dukung dan apa saja macamnya?2. Bagaimana konsep pengembangan akuakultur di Indonesia?

    PUSTAKA

    Bardach, J.E. J.H. Ryther and W.O. McLarney. 1972. Aquaculture: The Farming andHusbandry of Freshwater and Marine Organisms. 1972. John Wiley and Sons Inc.Toronto. 868 p.

    Hickling, C.F. 1971. Fish Culture. Faber and Faber. London. 303 p.Huet, M. 1972. Textbook of Fish Culture, Breeding and Cultivation of Fish. Fishing News

    Books, Ltd. Surrey. 436 p.Stickney, R. R., 1979. Principles of Warmwater Aquaculture. A Wiley Interscience

    Publication, John Wiley & Sons. New York. 371 p.

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 7

    PERTEMUAN MINGGU III (TIGA)1. Pokok Bahasan : Perkembangan akuakultur, keunggulan dan kelemah-

    annya.

    2. Sub pokok bahasan : a. Perkembangan akuakultur: lokal dan duniab. Keunggulan dan kelemahan akuakultur, peluang

    dan tantangannya

    II. Perkembangan, Keunggulan dan Kelemahan Akuakultur2.1. PerkembanganNasional

    Undang-undang Kutara Manawa yang dibuat kira-kira tahun 1400, berisi tentanglarangan menangkap ikan alias mencuri ikan di kolam atau tambak (Schuster 1950). Inimenunjukan bahwa budidaya ikan air tawar di kolam dan budidaya air payau (tambak) sudahmenjadi kegiatan usaha yang sudah dapat ditarik pajaknya dan apabila terjadi pencurian akanberkurang pemasukan pajaknya.

    Di pedesaan kolam taman di pekarangan halaman rumah biasanya digunakan untukpemeliharaan ikan di panen pada hari-hari seperti Hari Raya Idul Fitri atau AcaraPerkawinan. Kolam-kolam taman juga sudah dilakukan di lingkungan keraton. Budidayakeramba bambu, ikan Leptobarbus hoeveni dari penangkapan dipelihara di danau MundungJambi awal tahun 1920an, jenis karper dilakukan di Bandung sejak 1940 (Vass dan Sachlan1957).Dunia

    Budidaya air tawar dimulai di China. Hickling (1971) dan Bardach dkk. (1972)mengutip berbagai informasi bahwa pemijahan ikan karper sudah dilakukan di China sejaktahun 2000 SM. Buku pertama yang terbit tentang pembenihan ikan karper diusahakan danpertama ditulis oleh Li pada tahun 475 SM dan diterjemaahkan pada tahun 1940. Selain itu,di Mesir berdasarkan relief kuburan kuno yang dibangun tahun 2000 SM, telah digambarkanada kolam taman dan ikan nila yang sedang ditangkap.

    Perkembangan Budidaya Ikan

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 8

    Informasi tentang budidaya ikan secara otentik tercatat pada buku yang palingpertama terbit tentang budidaya karper di China yang ditulis oleh Fan Lai tahun 475. Ikankarper kemudian diintroduksi ke Eropa sekitar tahun 1150, budidaya karper di Austriatercatat (1227) dan tahun 1860 ke seluruh Eropa serta ke USA pada pertengahan abad 19untuk penebaran di sungai-sungai kecil, kolam bekas tambang dan danau. Budidaya ikankarper sendiri di USA kurang berkembang. Di Asia Tenggara ikan cyprinid lokal, sebagaicontoh di Indonesia ikan tawes Puntius javanicus telah dibudidayakan di kolam, sendangkanintroduksi karper antara tahun 1914-1957.

    Tilapia diteliti untuk budidaya di Kenya tahun 1920 an, di Indonesia ditemukannnyaikan Tilapia mossambica (Java tilapia) oleh Pak Mujair tahun 1939. Ternyata ikanmujair ini bukan asli Jawa, meskipun beberapa Negara Asia Tenggara Filipina,Malaysia dan Thailand, ikan mujair disebut sebagai Java tilapia.

    Budidaya terpadu diperkenalkan John Taverner (1600) mengenai hasil percobaannyapemeliharaan karper di kolam dan buah-buahan.

    Budidaya ikan dengan pendekatan ilmiah tidak sekedar seni, dimulai di AS dalamabad 19, jenis ikan catfish dan salmon.

    Perkembangan perbaikan genetik dan teknik pemeliharaan: Genetik karper sudahsejak lama dilakukan, ini terbukti dari jumlah varietas yang dihasilkan dari usahapemuliaan, paling menonjol ikan salmon Norwegia sejak 1940 dan tahun 1990dihasilkan pertumbuhan 100%, tilapia baru diteliti dapat mencapai pertumbuhan 23%dari hasil perbaikan genetik

    2.2. Kelemahan dan Keunggulan Akuakultur

    Analisi SWOT Budidaya

    KEKUATAN (Strength)1. Potensi dan ketersediaan lahan luas2. Jenis komoditas banyak dan beberapa ekonomis penting3. Ikan berdarah dingin, efisien energi produksi protein lebih tinggi (20-40%), berdarah

    panas (5-15%)4. Produksi tidak tergantung musim

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 9

    5. Jenis komoditas, ukuran dan bentuk produk dapat disesuaikan permintaan pasar6. Efisiensi usaha tinggi (ICOR budidaya udang 2,75, pembenihan ikan laut 3,05,

    rumput laut 3,55, budidaya air tawar 3,55, hortikultura 3,60, tanaman pangan 3,90,perkebunan 3,95)

    7. Usaha masa depan karena lestari dan renewable, produktivitas intensif mencapai200-3.000 ton/ha/tahun

    8. Dapat memanfaatkan lahan margin9. Dapat terpadu10. Mengatasi kejenuhan pasar dan masalah dengan jenis baru, seleksi (breeding) dan

    impor

    11. Mempunyai multiplier effect sangat besar12. Dapat merintis pengembangan wilayah13. Mampu menunjang otonomi daerah

    KELEMAHAN (Weakness)1. Merubah/mengkonversi lahan, fungsi alami berubah dan timbulkan konflik

    kepentingan

    2. Kebutuhan air relatif besar3. Mencemari melaui eutrofikasi akibat utama penggunaan pakan4. Rentan penyakit dan penyebab penyebaran penyakit5. Rentan terhadap pencemaran lingkungan6. Kemajuan cenderung over produksi, akibatnya penurunan harga dan keuntungan7. Beberapa teknologi mempunyai tingkat resiko, tradisional produksi tdk pasti, intensif

    wabah penyakit dan penurunan daya dukung8. Ketersediaan IPTEK dasar dan terapan terbatas

    PELUANG (Opportunity)1. Peluang dan pangsa pasar besar, jenis komoditas, ukuran dan kualitas (hidup, segar

    dan olahan)2. Peluang pengembangan besar, ketersediaan lahan, air dan jenis ikan3. Dapat dilakukan oleh berbagai tingkat masyarakat/pelaku, teknologi berbeda dan

    modalANCAMAN (Threat)

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 10

    1. Konflik kepentingan utama antar sektor

    2. Persaingan pasar tinggi antar pengusaha dalam dan luar negeri3. Ancaman wabah dan pencemaran plasma nutfah akibat distribusi berbagai benih,

    induk dan ikan hias4. Daya dukung lahan dan air seluruh kawasan turun bila tidak dikelola dengan baik,

    menjadi tidak produktif dan resiko wabah penyakit tinggi akibatnya tidak bisadigunakan lagi.

    RANGKUMAN

    Perkembangan akuakultur di Indonesia diperkirakan sudah lama dipraktekkan, namuntidak/belum ditemukan bukti yang otentik. Bukti yang tertulis berupa Undang-undangKutara Manawa yang dibuat kira-kira tahun 1400. Perkembangan akuakultur duniadiperkirakan dimulai di China sejak tahun 2000 SM. Sementara bukti tertulis berupa bukutentang pembenihan ikan karper diusahakan dan pertama ditulis oleh Li pada tahun 475 SM.

    Selanjutnya akuakultur baik nasional maupun dunia berkembang dari satu negara kenegara lain dan pada speies lain, selain karper. Perkembangan tersebut lebih pada praktekdan seni, sedangkan perkembangan akuakultur sebagai ilmu dan teknologi dimulai diAmerika (USA) pada abad 19.

    Indonesia sebagai negara yang memiliki perairan laut dan darat yang lebih luasdaripada daratannya memiliki potensi pengembangan akuakultur yang sangat besar.Disamping memiliki keunggulan, pengembangan akuakultur di Indonesia juga mempunyaikelemahan, maka perlu dinilai dengan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,Threat).

    CONTOH PERTANYAAN1. Dari negara/benua manakah akuakultur dan kapan dimulai?.2. Ceritakan jenis ikan apa yang pertama dipelihara dan bagaimana dengan jenis lain serta

    perkembangannya masing-masing?3. Sebutkan secara ringkas analisis SWOT terhadap pengembangan akuakultur!

    PERTEMUAN MINGGU IV (EMPAT)

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 11

    1. Pokok Bahasan : Manfaat, peranan, potensi dan pemanfaatan sumber-daya serta jenis budidaya perairan

    2. Sub pokok bahasan : a. Manfaat dan peranan budidaya perairanb. Potensi sumberdaya budidaya perairan

    III. MANFAAT, PERANAN DAN POTENSI

    3.1. Manfaat

    Manfaat Budidaya1. Kecukupan dan keamanan pangan2. Peningkatan gizi dan kesehatan3. Penyediaan bahan baku industri4. Menunjang usaha terkait5. Membuka lapangan kerja6. Pemanfaatan sumber daya perikanan7. Meningkatkan pendapatan masyarakat, PDA, devisa.8. Konservasi sumber daya biota air9. Pengembangan wilayah10. Mendukung OTDA11. Estetika dan rekreasi12. Kontrol polusi/re-sekling limbah

    Manfaat Produk Perikanan1. Sumber protein hewani utama2. Industri pangan3. Industri kesehatan (minyak, Omega-3)4. Industri bioteknologi (farmasi dan kosmetik)

    PENDAPATAN USAHA PERIKANANIncremental Capital Output Ratio (ICOR)

    1. Perikanan : 3,552. Holtikultura : 3,60

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 12

    3. Tanaman pangan : 3,904. Perkebunan : 3,95

    ICOR PERIKANAN lainnya:1. Perikanan laut : tuna/cakalang = 2,80

    2. Perikanan laut lain = 3,503. Budidaya ikan laut = 3,954. Budidaya rumput laut = 3,855. Pembenihan ikan laut = 3,056. Penangkapan lobster = 3,257. Budidaya air tawar = 3,558. Budidaya air payau = 3,159. Budidaya udang = 2,7510. Pembenihan udang = 2,95

    Manfaat dan Peranan Budidaya Perikanan(Sumber Pidato Pengukuhan Guru Besar UGM, Rustadi 2011)

    Secara historis budidaya ikan di Indonesia sudah lama dipraktekkan sebagai tradisi(seni) yang tidak diketahui sejak kapan dimulai. Namun budidaya ikan di tambak dan kolamtelah tersirat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun menambah penghasilankeluarga sejak abad ke-14. Arsip tua berupa surat dari Residen Surabaya kepada DewanKeuangan menunjukkan bahwa dalam tahun 1821 di Surabaya dan Gresik telah terdapatusaha tambak yang harus membayar pajak (Schuster, 1950). Selain itu Schuster menyatakanbahwa dalam History of Java yang ditulis Raffles pada tahun 1817 menyebutkan bahwaperempangan (kolam/tambak) pertama kali dibuat di Jawa Timur. Namun dalam kitab udang-undang yang lebih tua, Kutara Manawa yang dibuat tahun 1400 telah mencantumkan

    pelarangan mencuri ikan dan telah dibedakan dengan jelas antara empang air tawar (siwakan)dan air laut (tambak). Sebagai pembanding di China yang merupakan negara penghasil ikanbudidaya terbesar, kolam budidaya ikan dibuat pertama pada awal 1100 SM dan bukupertama, Fish Culture Classic berisi tentang budidaya ikan karper (common carp) untukbahan makanan ditulis oleh Fen Li pada tahun 460 SM (Bardach et al., 1972). Perkembangan

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 13

    budidaya perikanan di Indonesia secara signifikan produksinya dimulai tahun 1970an denganadanya teknologi pembenihan dan pembuatan pakan buatan. Budidaya tambak lebih cepatberkembang karena daya tarik udang sebagai komoditas ekspor dan keberhasilan pemijahaninduk udang matang telur dari laut dan pendederan larvanya di bak-bak budidaya (Poernomo,2004).

    Budidaya perikanan semakin penting peranannya secara nasional maupun global.Kegiatan ini merupakan suatu cara untuk memproduksi bahan makanan yang mengandungprotein tinggi dalam usaha ketahanan pangan (food security), membuka lapangan kerja,meningkatkan pendapatan dan penerimaan devisa (FAO, 2010a). Bagi negara-negaraberkembang, budidaya ikan dengan biaya rendah dapat mengentaskan kemiskinan melaluipenyediaan bahan makanan, membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatansehingga kemampuan membeli bahan makanan lebih besar. Sementara di negara-negaramaju, pemeliharaan jenis ikan mahal (salmon dan udang) secara intensif dilakukan denganskala komersial untuk memenuhi permintaan dalam negeri dan ekspor sehingga lebihmementingkan keuntungan daripada sebagai sumber pendapatan dan lapangan kerja.Berdasarkan laporan The State of World Fisheries and Aquaculture (FAO, 2010b), produksibahan makanan ikan dunia dari budidaya dalam periode 1970-2008 mengalami kenaikanrata-rata 8,3% per tahun. Sementara pertambahan penduduk dunia rata-rata 1,6 %/tahunsehingga potensi konsumsi ikan penduduk naik 10 kali, yaitu dari 0,7 kg tahun 1970 menjadi7,8 kg pada tahun 2008. Selama periode tersebut kenaikan produksi ikan rata-rata51,24%/tahun dari 2,56 juta ton (1970) menjadi 52,5 juta ton (2008). China merupakannegara produsen ikan budidaya tertinggi, produksinya mencapai 32,7 juta ton (62,29%) dariproduksi total dunia dan telah menggeser hasil penangkapan (14,8 juta ton). Produksi ikandari budidaya sebagian besar adalah untuk konsumsi manusia, secara global tercatat 45,7%(tahun 2008), sedangkan di China mencapai 80,2%.

    Saat ini Indonesia menjadi negara penyumbang bahan makanan dari budidayaperikanan terbesar ke-4 di dunia, sesudah China, India, Viet Nam, dan sedang mencapaiperingkat ke-3. Pada tahun 2008 Indonesia menyumbang 1,69 juta ton atau 3,22% dariperikanan budidaya total (52,5 juta ton), dengan pertumbuhan per tahun 7% dalam kurunwaktu 19902008. Penyediaan ikan untuk konsumsi domestik meningkat sebesar 8,74% pertahun yakni dari 4,9 juta ton pada tahun 2004 menjadi 6,85 juta ton pada tahun 2008. Dengan

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 14

    meningkatnya ketersediaan ikan, konsumsi ikan penduduk per kapita meningkat 7,35% pertahun, yaitu dari 22,58 kg/kapita menjadi 29,98 kg/kapita pada tahun 2008. Sampai dengantahun 2009 konsumsi ikan telah mencapai 30,17 kg/kapita (KKP, 2010). Namun konsumsiikan di Indonesia tidak merata, di luar Jawa pada umumnya lebih tinggi dari rata-rata,sedangkan di Jawa lebih rendah bahkan kurang dari 20 kg/kapita.

    Dari segi penyediaan lapangan kerja, kegiatan budidaya perikanan dapat menyeraptenaga yang cukup banyak, baik secara langsung maupun tidak langsung seperti perdaganganbenih dan sarana produksi berupa pakan, pupuk dan obat-obatan. Budidaya perikananmenyerap tenaga kerja lebih banyak daripada penangkapan ikan, namun lebih rendahdaripada pengolahan, pemasaran ikan dan jasa penunjangnya. Jumlah tenaga kerja di bidangbudidaya perikanan selama 2005-2009 mengalami peningkatan sebesar 3,49% dari 2,51 jutaorang menjadi 2,83 juta orang.

    Komoditas ekspor hasil budidaya perikanan terdiri atas: udang, ikan nila, paha kodok,ikan laut, rumput laut, ikan hias dan mutiara. Selama periode 5 tahun terakhir (2005-2009),volume ekspor hasil perikanan budidaya mengalami penurunan rata-rata sebesar 1,42% pertahun, sedangkan nilainya hanya mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar 6,17%per tahun, yakni dari US$1,92 miliar pada tahun 2005 menjadi US$2,37 miliar pada tahun2009. (KKP, 2010). Turunnya volume rata-rata komoditas ekspor hasil perikanan, terutamaudang disebabkan adanya RAS (Rapid Alert System) yaitu larangan produk perikananIndonesia di luar negeri (Eropa) sebagai dampak isu lingkungan, embargo perikanan produkperikanan di China serta sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan yang semakinketat. Hambatan-hambatan perdagangan tersebut sekarang sudah diperbaiki. Besarnyakontribusi nilai ekspor kegiatan budidaya telah dapat meningkatkan surplus neraca ekspor-impor produk perikanan. Neraca perdagangan komoditas perikanan masih mengalami surplusyang cukup tinggi dengan pertumbuhan rata-rata 5,54% per tahun dalam periode 2005-2009.Hal ini membuktikan bahwa sektor perikanan tidak membebani neraca pembayaranperdagangan Indonesia, justru sebaliknya merupakan andalan untuk memperoleh devisa.Pada gilirannya para pembudidaya juga meningkat pendapatannya, menarik lebih banyakinvestor dan membuka lapangan kerja baru lebih banyak.

    Budidaya perikanan juga digunakan sebagai cara domestikasi untuk menyelamatkansumberdaya ikan asli (FAO, 2010b) dan plasma nutfah khususnya spesies ikan yang

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 15

    dikhawatirkan bisa punah (endanger species). Dalam hal ini budidaya pembenihan dapat jugamemproduksi benih untuk keperluan: penebaran kembali (restocking) di perairan alami(sungai, danau, waduk, dsb.). Disamping itu, ikan hasil pemeliharaan dapat digunakan untukumpan dalam penangkapan ikan di laut dan untuk pemancingan dalam kegiatan rekreasi danolah raga, sedangkan hasil budidaya ikan hias digunakan untuk keindahan. Adanya air didalam kolam, juga dapat memperbaiki kondisi lingkungan (micro climate) setempat.Ikan mengandung asam lemak tidak jenuh, long-chain polyunsaturated fatty acids(LCPUFAs), docosahexaenoic acid (DHA) dan eicosapentaenoic acid (EPA), protein yangtinggi (17-20%) dengan kandungan asam amino esensial yang lengkap, mikronutrien(vitamin, mineral), hormon dan nutrien lain (contoh taurin), yang tinggi sehingga berperanpenting untuk mencegah penyakit pada manusia (Williams & Poh-Sze, 2003). Ikan bersiripdisebut white meat mengandung kholestrol yang rendah sehingga dapat mencegah penyakittekanan darah tinggi dan jantung koroner (coronary heart disease=CHD). DHA dan iodinedari organisme akuatik adalah nutrien esensial untuk perkembangan otak dan sistem syarafserta untuk menanggulangi depresi dan demensia. Manfaat lain adalah meningkatkankecerdasan, vitalitas dan produktivitas serta memperlambat penuaan jaringan, menekanreumatik, anti kanker, anti AIDS, anti bakteri, anti diabetes (insulin dari minyak ikan pausdan tuna), penurunan lemak dan cholesterol (Kamiso, 2000). Berbagai jenis organisme lautseperti mikrobia, plankton dan rumput laut menghasilkan bahan aktif dan bahan alami yangdigunakan untuk industri farmasi (obat anti tumor, anti kanker, anti biotik), untuk bidangpertanian dan sumber makanan sehat. Dengan alasan-alasan tersebut di atas, makaWidyakarya Nasional Pangan dan Gizi V menentukan konsumsi ikan setiap orang Indonesiasebanyak 9 g dari ikan untuk memenuhi kecukupan konsumsi protein rata-rata per kapita perhari 15 g, sisanya 6 g dari protein ternak (LIPI, 1994). Di Jepang, Korea dan Taiwan, ikandianggap sebagai Sumber Protein Bangsa. Oleh sebab itu tingkat konsumsi ikan di tiganegara tersebut sangat tinggi dibanding negara lain, di Jepang rata-rata 60 kg/kapita/tahun,Korea dan Taiwan 40 kg/kapita/tahun (Kamiso, 2000), sedangkan Indonesia baru 30,17kg/kapita (KKP, 2010). Selain itu, Expert Consultation on the Risk and Benefits of FishConsumption PBB yang terdiri atas ahli nutrisi, toxikolog dan ahli asesmen pada 25-29Januari 2010 di Roma merekomendasikan agar mengkonsumsi ikan karena bermanfaatuntuk: 1) mengurangi kematian CHD pada penduduk dewasa, 2) meningkatkan

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 16

    perkembangan syaraf janin dan bayi sehingga ikan sangat penting bagi wanita subur, hamildan wanita menyusui (FAO, 2010a).3.2. Peranan3.2.1. Produksi bahan makanana. Nasional

    Budidaya perikanan (Akuakultur) mempunyai peranan yang penting dalam ketahananpangan baik secara nasional maupun global, khususnya dalam penyediaan bahan makananberprotein. Secara Nasional produksi total ikan dari akuakultur pada tahun 2002 mencapai1,14 juta ton (20,56% produksi perikanan total), yang dihasilkan dari usaha budidaya secaraberurutan dari budidaya payau 41,1%, budidaya tawar 35,6% dan budidaya laut 22,8%.Produksi perikanan total di Indonesia tahun 2003 adalah 5.308.680 ton, konsumsi per kapitaper tahun rata-rata 24,67 kg (Dahuri 2004). Standar kebutuhan protein hewani asal ikan yangdirekomendasikan oleh Widya Karya Pangan dan Gizi yaitu sebesar 26,55 kg/kapita/tahun.DIY pada tahun 2001 baru mencapai 8,6 kg/kapita/tahun.b. Global/DuniaAkuakultur secara global dalam penyediaan bahan makanan berprotein sangat pentingperanannya dan khususnya bagi Negara-negara miskin karena dengan usaha yang murah danteknologi yang sederhana dapat menghasilkan ikan. Budidaya menyumbang produksi ikanglobal tahun 1996, nasional sekitar 16%. Sebagian besar produksi budidaya dunia berasaldari budidaya tawar, sisanya dari budidaya laut dan budidaya air payau,Produksi budidaya tawar didominasi oleh China dengan jenis ikan cyprinidae dan Indonesiadi urutan 3 (FAO 1999).2. Penyediaan lapangan kerja3. Perlindungan sumberdaya ikan, yaitu dengan melakukan pembenihan dan benihnaya dapatditebar kembali sehingga populasi tetap terjaga.4. Kontrol lingkungan, yaitu sebagai salah satu cara untuk mengolah limbah buangan,misalnya kotoran ternak.

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 17

    Perkembangan Konsumsi Ikan Nasional Tahun 1999-2003 di Indonesia

    TahunRincian 1999 2000 2001 2002 2003

    Konsumsi Total (1000ton)

    4.352,93 4.506,93 4.687,64 4.841,55 5.308,68

    (1000 Ton)

    Konsumsi Perkapita21,22 21,57 22,47 22,84 24,67

    (Kg/Kap/Thn)Produksi Total 4.728 4.888 5.062 5.243 5.774

    Produksi Perikanan Dunia (juta ton)

    1998 1999 2000 2001 2002 2003Tangkap darat 8,1 8,5 8,7 8,7 8,7 9,0Budidaya darat 18,5 20,2 21,3 22,5 23,9 25,2Total darat 26,6 28,7 30,0 31,2 32,6 34,2Tangkap laut 79,6 85,2 86,8 84,2 84,5 81,3Budidaya laut 12,0 13,3 14,2 15,2 15,9 16,7Total laut 91,6 98,5 101,0 99,4 100,4 98,0Total tangkap 87,7 93,8 95,5 92,9 93,2 90,3Total budidaya 30,6 33,4 35,5 37,8 39,8 41,9Total dunia 118,2 127,2 131,0 130,7 133,0 132,2

    Akuakultur

    Akuakultur terus berkembang, lebih cepat daripada produksi bahan makanan hewaniSektor ini tumbuh rata-2 8,9%/thn sejak 1970, dibanding perikanan tangkap 1,2% dan 2,8%produksi bhn makanan hewani terestrial

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 18

    Sepuluh Negara Produser Akuakultur Tertinggi

    Negara 2000 2002 Pertumbuhan/th(%)

    China 24 580,7 27 767,3 6,3India 1 942,2 2 191,7 6,2Indonesia 788,5 914,1 7,7

    Jepang 762,8 828,4 4,2Bangladesh 657,1 786,6 9,4Thailand 738,2 644,9 -6,5Norwegia 491,2 553,9 6,2Chile 391,6 545,7 18,0

    Viet Nam 510,6 518,5 0,8Amerika Serikat 456,0 497,3 4,4Subtotal 10 negara 31 318,8 35 248,4 6,1

    Sisa Negara dunia 4 177,5 4 550,2 4,4Total 35 496,3 39 798,6 5,9

    Produksi Perikanan Budidaya Tahun 1980-2000

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    900

    1980

    1981

    1982

    1983

    1984

    1985

    1986

    1987

    1988

    1989

    1990

    1991

    1992

    1993

    1994

    1995

    1996

    1997

    1998

    1999

    2000

    2001

    2002

    Tahun

    Ribu Ton

    Total Produksi Budidaya Perikanan Tambak Kolam Karamba Sawah

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 19

    RANGKUMAN

    Akuakultur memiliki manfaat yang sangat besar dan luas, dari tingkat individu,masyarakat, pembangunan daerah, Negara dan dunia. Pada individu, akuakulturmenyediakan pangan bergizi, lapangan kerja dan pendapatan bagi seseorang yangmengusahakan. Akuakultur sebagai penghasil pangan yang unggul karena kandungan proteindengan asam amino dan vitamin yang lengkap, serta cholesterol rendah. Disamping itu, dapatdihasilkan bahan aktif untuk farmasi/obat, penyehat dan kosmetik.

    CONTOH PERTANYAAN1. Apa manfaat akuakultur bagi manusia secara individu dan masyarakat?.2. Jelaskan apa peranan akuakultur bagi pembangunan daerah dan Negara?

    PERTEMUAN MINGGU V (LIMA)1. Pokok Bahasan : Melanjutkan potensi dan pemanfaatan sumberdaya serta

    jenis akuakultur2. Sub pokok bahasan : a. Pemanfaatan potensi sumberdaya budidaya perairan

    b. Jenis/macam akuakultur

    Potensi dan pemanfaatan

    POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA BUDIDAYA

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 20

    POTENSI & PEMANFAATAN SUMBERDAYA BUDIDAYA DI INDONESIA1. Budidaya Air Payau

    Budidaya TambakLuas hutan bakau : 4,3 juta haPotensi lahan (tdk lebih 20%) : 420.000 840.000 ha (10-20% luas)Potensi produksi : 1.101.900 1.495.500 ton/tahun

    (produktivitas: 500-5.000 kg/ha/tahun monokulturudang (30% luas potensi)300-750 kg/ha.tahun udang dan 200-600 kg/ha.thnbandeng polikultur(30% luas potensi) 800-4.000 kg/ha/tahun bandengmonokultur (40% luas potensi)

    JENIS: Udang : - Udang Windu (Penaeus monodon)- Udang Putih/Jerbung (P. indicus

    P. merguensis)- U. Api-api (Metapenaeus monoceros)- Udang cendana (M. brevicornis)

    Ikan : - Bandeng (Chanos-chanos)- Beronang/Samadar (Siganus spp.)- Belanak (Mugil spp.)- Kakap (Lates calcarifer)

    No Aquaculture Areas Total PotentialAreas (Ha)

    Total Used NetAreas (Ha)

    Probability forAreas Development

    (Ha)

    Percentageareas in used

    1 Mariculture 8,363,501 84,481 8,279,020 1%2 Brackishwater culture 1,224,076 452,901 771,175 37%3 Freshwater culture 2,218,815 224,938 1,993,877 10%

    Ponds 541,100 105,127 435,973 19%Open water 139,336 1,491 137,845 1%

    Rice - Fish culture 1,538,379 118,320 1,420,059 8%11,806,392 762,320 11,044,072 6%Total

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 21

    - Nila (Oreochromis/Tilapia niloticus)Tambak yang ada : 54.084 (31-45,5% LUAS

    2. Budidaya Air Tawar2.1. Kolam

    Luas sawah irigasi teknis : 4.196.582 haPotensi pengembangan kolam : 180.000 ha (10% luas)Potensi produksi : 881.300 ton

    (60% luas untuk polikultur, produksi. 750-5.000 kg/ha/tahun,40% untuk monokultur, produksi 500-10.000kg/ha/tahun.)

    Kolam yang ada : 54.084 (30%)2.2. Mina padi

    Potensi lahan irigasi teknis : 1.571.136 HAPotensi pengembangan : 157.000 hapotensi produksi : 140.900 TON

    (Produktivitas mina-padi 300-500 ton/ha/thn)Jenis ikan budidaya : 20 Jenis (pasar lokal dan ekspor)Sawah yang diusahakan : 99.870 HA (62%)

    2.3. Budidaya Perairan UmumLuas lahan perairan umum : 135.794.929 haPotensi pengembangan : 135.700 hapotensi produksi : 676.000 ton

    (Produktivitas 3-10 ton/ha/thn)Jenis ikan budidaya : 7 Jenis (pasar lokal dan ekspor)Perairan yang diusahakan : 30%)

    3. BUDIDAYA LAUT

    Potensi Lahan Perairan : 18.700 haPotensi Produksi : 14.664.500 ton- Ikan : 570.000 ton/tahun- Kerang : 14.087.500 ton/tahun- Rumput Laut : 7.000 ton/tahun

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 22

    a. Ikan : - Siganus/Samadar: Siganus javus, S. puntatus, S. canaliculatus,S. vermiculatus);

    - Kerapu (Plextropoma maculata, Epinephelus spp.)- Tambangan (Lutjanus johni);- Kakap (Lates calcalifer)

    b. Kerang-kerangan: - Tiram (Cassostrea cuculata)

    - Kerang darah (Anadara granosa)- Kerang hijau (Perna viridis)

    c. Rumput laut

    : - Ramukasang (Euchema spinosum)- Agar-agar mayang (Gacillaria conformoides)- Ganggang coklat (Sargassum sp.)

    Potensi dan Pemanfaatan Budidaya Perikanan di Indonesia (Sumber PidatoPengukuhan Guru Besar UGM, Rustadi 2011)

    Indonesia sebagai negara kepulauan dengan jumlah 17.508 pulau dan garis pantaisepanjang 81.000 km tidak hanya menyimpan kekayaan sumber daya ikan, tetapi jugamemiliki potensi budidaya perikanan yang luas. Potensi luas perairan dan lahan untukbudidaya perikanan di Indonesia diperkirakan 7.231.039 ha terdiri atas: 3.775.539 ha untukbudidaya laut, 1.225.000 ha untuk budidaya air payau (tambak), dan 2.230.500 ha untukbudidaya air tawar (Ditjen Budidaya, 2004a). Untuk meningkatkan produksi budidayaperikanan, Indonesia mempunyai peluang yang besar karena pemanfaatan potensi yang adamasih kecil. Pemanfaatan lahan budidaya laut baru 0,03% (1.333 ha), budidaya air payau39,25% (480.813 ha) dan budidaya air tawar 11,22% (250.262 ha) (KKP, 2010). Budidayaperikanan air tawar terdiri atas: budidaya kolam, keramba (kurungan) dan KJA di perairanumum, dan budidaya ikan di sawah yang masing-masing baru dimanfaatkan 18,32%,0,0093% dan 58,86%. Pengembangan budidaya perikanan dapat dilakukan melalui usahaekstensifikasi (perluasan lahan) dan melalui intensifikasi.

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 23

    Pengembangan budidaya perikanan di laut memiliki peluang yang sangat besarkarena pemanfaatan potensinya masih sangat rendah, teknologinya tersedia danmenguntungkan karena produknya diminati pasar baik lokal maupun ekspor. Ada dua tipebudidaya laut yang dapat dilakukan, yaitu pertama budidaya ekstensif untuk rumput laut,terutama Euchema spp., Gracillaria spp., dan Gelidium spp., dan tiram (Crassostra spp.),abalon (Haliotis spp.) dan kerang (Pinctada maxima), dan kedua budidaya intensif untukikan. Budidaya rumput laut, tiram dan abalone hanya membutuhkan sarana dan tenagapemeliharaan, tidak membutuhkan pakan dari luar tetapi lebih memanfaatkan sepenuhnyapada kesuburan perairan laut, sedangkan benihnya dari alam atau hasil pembenihan.Budidaya tiram dan abalon belum dilakukan secara luas karena produksi benihnya masihterbatas dan nelayan lebih suka mengumpulkan hasil perikanan dari perairan laut. Budidayatiram di Jepang menggunakan rakit ukuran 16x25 m, benih (spat) digantung sedalam kolomair 10 m, setelah pemeliharaan 18 bulan dapat menghasilkan ukuran 5-10 g daging (30-60 gdengan kulit) dengan produksi 53 ton daging/ha. Budidaya kerang (Mytilus sp.) secaraintensif menggunakan 10 rakit/ha dapat menghasilkan 6000 ton/ha/tahun kerang berkulit atau3000 ton daging/ha/tahun. Di USA, pemeliharaan kerang dengan menebar di dasar perairanlaut kedalaman 1-12 m, arus air sedang dan dilakukan pembersihan lumpur, predator danpenjarangan, setelah pemeliharaan selama 3 tahun dapat menghasilkan rata-rata 1000kg/ha/tahun pada lahan privat, sedangkan lahan publik 10-100 kg/ha/tahun. Budidaya jeniskerang mutiara (Pinctada maxima) diusahakan sebagai industri yang eksklusif, meskipunmenggantungkan pada kesuburan perairan tetapi diperlukan pemilihan lokasi yang spesifikdan bersih, pemeliharaan yang intensif dan teliti.

    Demikian pula dengan rumput laut, benihnya dapat diperoleh dari hasil panen ataudipetik dari habitat alami. Pemeliharaan rumput laut dilakukan secara ekstensif di perairanpantai menggunakan rakit bambu atau tali panjang (long line) di bawah permukaan laut ataudengan tali pancang di dasar perairan. Budidaya rumput laut, Euchema spp. dengan sistemtali panjang sebagai tempat mengikat tali ris, tempat menggantungkan rumput laut sebanyak30-40 rumpun, panjang masing-masing 25 m dapat menghasilkan 10-16,5 ton/ha (70-114ton/ha/tahun) rumput laut basah hanya dalam waktu 45-50 hari (6-8 kali/tahun) (Rustadidkk., 2004). Tiap hektar lahan perairan laut terdiri atas 4-5 unit sistem budidaya danproduksinya tergantung kesuburan perairan dan musim. Bibit diambil dari hasil setiap panen

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 24

    rumput laut yang muda, biasanya 1/7 dari hasil panen dan hanya dilakukan selama setahunatau 7 kali berturut-turut karena kualitasnya akan menurun. Untuk memperbaiki kualitasbenih pada periode berikutnya dilakukan persemaian dengan benih dari alam atau dari balaiperbenihan. Sampai saat ini rumput laut kebanyakan dijual atau diekspor dalam bentukkering dengan harga Rp 10.000-12.000/kg, padahal apabila diolah menjadi bentuk chips(kepingan) bisa dijual sampai Rp 60.000 per kg sehingga didapatkan nilai tambah.Pemanfaatan perairan pantai dan selat di pulau-pulau perbatasan untuk budidaya perikananekstensif, disamping membuka lapangan kerja dan peningkatan pendapatan penduduk, jugasebagai bukti pemilikan pulau dan perairannya oleh Negara Indonesia.

    Berbeda dengan budidaya rumput laut dan tiram, budidaya ikan membutuhkan saranakeramba jaring apung, benih ikan, pakan, obat-obatan dan tenaga pemeliharaan, sertainvestasi yang besar. Ikan yang dipelihara bersifat karnifor, yaitu jenis kerapu (Cromileptesspp.) dan kakap (Lutjanus spp.) dengan benih dari hasil pembenihan atau tangkapan. Adabeberapa jenis kerapu yang sudah dibudidayakan secara komersial, yaitu kerapu tikus/bebek(C. activelis), kerapu sunu (C. fuscoguttaus), kerapu macan (Epinephelus fuscoguthatus).Jenis pakan yang digunakan bisa berupa pakan buatan (pelet) komersial atau ikan rucah,yaitu ikan segar hasil penangkapan dan harganya murah. Budidaya spesies ikan laut iniberkembang relatif cepat karena permintaannya tinggi dan harganya mahal baik di pasarlokal maupun ekspor. Harga ekspor ikan kerapu hidup ukuran 0,5-1,0 kg/ekor mencapai US$47-50/kg. Budidaya ikan kerapu di Lampung menggunakan KJA ukuran 3x3x3m ditebaribenih 250 ekor ukuran 10 cm (harga Rp 9.000/ekor) dapat menghasilkan jumlah ikan yanghidup (SR=survival rate) 70% dan berat 87,5 kg. Selama pemeliharaan diberi pakan, vitamindan probiotik. Apabila menggunakan pakan pelet komersial (harga Rp 16.000,-/kg) setiap kgikan membutuhkan 3 kg, sedangkan bila ikan rucah memerlukan 7 kg (harga Rp 6.000/kg),Pendapatan bersih untuk 1 siklus dengan jumlah benih 10.000 ekor (jumlah yang hidup 70%) sebesar Rp 80.015.980 (Bangun Sitepu, 2009).

    Selain potensi perikanan budidaya laut, Indonesia juga memiliki potensipengembangan budidaya berbasis darat yang cukup besar, terdiri atas budidaya air payau(tambak), budidaya air tawar di kolam dan di sawah, serta budidaya di perairan umumdengan menggunakan keramba dan keramba jaring apung (KJA). Lahan utama potensialuntuk pengembangan usaha tambak adalah di daerah hutan bakau (mangrove), meskipun

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 25

    lahan pasir dan lahan marginal lainnya di pantai juga dapat digunakan. Denganmemperhatikan ketentuan agar keseimbangan ekologi hutan mangrove tidak terganggu,hanya 20% dari luas total yang dapat digunakan (KKP, 2010). Pemanfaatan lahan untukbudidaya tambak baru 39,25% sehingga potensi pengembangannya masih cukup besar. Jenisorganisme yang dibudidayakan di tambak terutama jenis ikan: ikan bandeng (Chanoschanos), dan berbagai jenis udang seperti udang windu (Penaeus monodon), udang putih (P.merguensis), udang rostris (Liptopenaeus rostris) dan udang vaname (L. vannamei) yangbenihnya sudah dapat diproduksi secara massal. Sementara organisme yang hidup danberkembang dalam air payau (eurihayaline) lainnya seperti ikan belanak (Mugil spp.),baronang (Siganus spp.), kepiting bakau (Scilla spp.) dan rajungan (Portunnus pelagicus)masih sedang diusahakan secara komersial karena benihnya belum diproduksi secara massal.

    Budidaya tambak diawali dengan pemeliharaan bandeng yang dilakukan secaraekstensif sampai semi-intensif. Pemeliharaan bandeng sebanyak 1500 benih tokolan/hadipupuk dengan pupuk organik, setelah dipelihara selama 4-6 bulan dapat menghasilkan 300-1.000 kg/ha/tahun, sedang dengan pemberian pakan tambahan menghasilkan 2.168kg/ha/tahun (Chong et al., 1984). Ikan bandeng juga dapat dipelihara bersama dengan udangwindu, masing-masing dapat menghasilkan 600 kg dan 100-300 kg/ha/tahun. Sebenarnyabudidaya bandeng sangat produktif karena bandeng memiliki rantai makanan yang pendeksehingga dengan pengelolaan yang semi-intensif dapat lebih menguntungkan. Akan tetapikarena pembudidaya lebih tertarik pada budidaya udang dengan harapan mendapatkankeuntungan yang lebih besar namun investasinya tinggi dan bila mengalami kegagalan panenakibat serangan penyakit, mereka enggan kembali mengusahakan bandeng.

    Berbeda dengan bandeng, pengelolaan budidaya udang bervariasi dari ekstensifsampai super-intensif. Teknologi budidaya tersebut membutuhkan persyaratan khusus dalamhal: desain tambak (luas dan bentuk), jumlah dan kualitas benih, pakan, pengendalian hamadan penyakit, penggunaan obat-obatan, kuantitas dan kualitas air, dan penanganan hasilnya.Hasil panen udang windu tiap ha per musim tanam di tambak berdasarkan pengelolaannyaadalah sebagai berikut: ekstensif 0,6-1,0 ton (kepadatan benih 3-4 PL (post larva)/m2, SR65%); semi-intensif 2,5-6,0 ton (kepadatan 10-25 PL/m2, SR 70%) dan intensif 6,5-10,0 ton(kepadatan 30->40 PL/m2, SR 70%), hasil yang jauh lebih tinggi dicapai udang vanamaedengan pengelolaan super intensif berkisar 24-37 ton/ha/musim tanam (kepadatan 170-244

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 26

    PL/m2) (Poernomo, 2004). Harga udang windu pada saat ini cenderung naik, yang biasanyaberkisar Rp 35.000-Rp 40.000 per kg menjadi Rp 60.000-Rp 65.000 per kg, padahal biayaprodukasi tiap kgnya berkisar Rp 25.000-Rp30.000 sehingga lebih menguntungkan daripadabudidaya ikan. Budidaya udang di tambak juga dapat dipelihara bersama dengan rumput lautdan bandeng. Budidaya polikultur rumput laut (jenis Euchema spp. dan Gracillaria spp.)dengan udang dan bandeng cukup berhasil karena setiap hektar tambak dapat menghasilkanrumput laut kering 2-5 ton/tahun, udang 1-2 kwintal/siklus dan bandeng 1 kwintal/siklus(Poernomo, 2004).

    Budidaya ikan yang telah lama berperan dalam meningkatkan konsumsi ikanpenduduk dan membuka lapangan usaha khususnya di daerah pedalaman adalah budidaya airtawar. Budidaya air tawar dilaksanakan di kolam, perairan umum (danau, waduk, sungai danrawa), dan di sawah (mina padi, penyelang dan palawija). Pemanfaatannya budidaya airtawar masih rendah (11,22%). Semua jenis ikan air tawar dapat dibudidayakan, yakni:gurami (Osphronemus gouramy), nila (Oreochromis spp.), lele (Claris spp.), ikan mas/karper(Cyprinus carpio), tawes (Puntius javanicus), nilem (Osteochilus hasselti), tambakan(Helostoma temincki), kowan (Ctenopharyngodon idellus), mola (Hypothalmichthysmolitrix), sepat siam (Trichogaster pectoralis), jambal/patin (Pangasius spp.), bawal airtawar, sidat (Anguilla spp.), udang galah (Macrobrachium rosenbergii), lobster ( kodok(Rana spp.) dan jenis-jenis kerang air tawar. Nila warna hitam dan merah (pemakanplankton) tumbuh cepat dan mudah berkembangbiak dipelihara untuk lokal dan ekspor, ikanmas (omnifor) tumbuh cepat dan tahan pada kepadatan tinggi. Udang galah dan kodokharganya mahal dan diekspor. Jenis tawes dan kowan (herbifor); nilem, tambakan, mola dansepat siam (pemakan plankton), jambal dan sidat dapat dipelihara di kolam. Jenis-jeniskerang air tawar memiliki potensi sebagai filter untuk perbaikan kualitas air. Disamping itu,berbagai jenis ikan hias air tawar dipelihara dan diperdagangkan di pasar lokal daninternasional antara lain: arwana (Scleropages formosus), koi (C. carpio), mas koki(Carrasius auratus), cupang (Beta splendens), oskar (Astonotus ocellatus) dan sebaginya.

    Ikan gurami (herbifor) meskipun pertumbuhannya lambat tetapi harganya mahal,dagingnya lezat dan tahan dipelihara dalam air stagnan karena memiliki labyrinth, sehinggadapat menyerap oksigen langsung dari udara. Demikian pula jenis ikan lele (karnifor)memiliki florescent sehingg tahan pada kepadatan tinggi dalam air stagnan dan

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 27

    pertumbuhannnya cepat. Beberapa contoh budidaya air ikan tawar memberikan keuntunganbagi pembudidaya. Budidaya pembesaran gurami dengan kolam 350 m2 ditebari benihgurame 20 ekor/m2 ukuran 7-15 g/ekor dipelihara selama 120 hari diberi pakan pelletkandungan protein 28% dengan ransum 1-3% per hari dan ditambah daun talas ataukangkung. Hasil panen 1.995 kg, SR 95%. Dengan harga Rp 15.000,-/kg mendapatkankeuntungan Rp 2.467.000,-/perode. Bila benih yang ditebar ukuran 200-300 g/ekordipelihara dalam waktu dan pakan yang sama menghasilkan panenan 1.247 kg, SR 95%.Dengan harga Rp 20.000,-/kg mendapatkan keuntungan Rp 6.367.000,-/perode (DirjenPerikanan Budidaya, 2010). Pembesaran lele Sangkuriang di kolam terpal plastik 6x9m2

    sebanyak 3 buah ditebari benih ukuran 5-8 cm sebanyak 25.263 ekor (kepadatan 150-160ekor/m2) diberi pakan pellet komersial kandungan protein 28-32%, sebanyak 3% bobotikan/hari, menggunakan obat-obatan probiotik dan garam. Dipelihara selama 3-4 bulanmenghasilkan 4800 kg, konversi pakan 1 dan keuntungan Rp 2.418.947 (Ditjen Budidaya,2010).

    Pembesaran nila (hitam/merah) dalam kolam air deras (8x2x2m), ditebari benih 20g/ekor sebanyak 2500 ekor (156 ekor/m2, diberi pakan pelet mengandung protein 26-28%ransum 3-4% bobot ikan/hari diberikan 3-4 kali/hari, menghasilkan ukuran 400 g/ekordengan SR 90%, produksi 900 kg/kolam/musim dan FCR 1,3 dipelihara selama 4 bulan (3kali/tahun) (Dirjen Perikanan Budidaya, 2010). Nila juga sangat cocok dipelihara di perairanumum (waduk, danau) menggunakan KJA. Setiap petak KJA ukuran 7x7x2 m ditebari 200-300 kg diberi pakan komersial dapat menghasilkan 1-1,5 ton setelah 3 bulan (Effendi, 1992).bahkan bisa mencapai produksi 10 ton/tahun/KJA dengan teknik kantong jaring ganda. DiWaduk Sermo dan Kedungombo dengan jenis nila merah berat 200-300 kg/petak diberipakan komersial produksinya sampai 1,3-1,5 ton/periode dan konversi pakan 1,3 (Rustadi etal., 2001).

    Selain potensi sumber daya alam yang besar, juga tersedia sumber daya manusia yangbanyak, tersedia kelembagaan (pemerintah, swasta dan masyarakat), sarana dan prasarana(unit pelaksanan teknis budidaya, pusat/balai pembenihan dan riset), teknologi serta modalyang besar, memberikan peluang untuk meningkatkan produksi ikan. Pada tingkat pelakuusaha, pengembangan budidaya perikanan dilakukan melalui penerapan manajemen kawasanyang dikenal sebagai Mina-politan. Kawasan Mina-politan budidaya sebagai unit usaha yang

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 28

    dikelola secara professional, berkembang dalam suatu kemitraan; sebagai sentra produksimenerapkan teknologi inovatif dengan kemasan dan mutu terjamin; sebagai kawasanekonomi unggulan dengan komoditas bernilai ekonomi tinggi, permintaannya besar,dilakukan secara missal dan teknologi produksinya tersedia. Tiap kawasan terbagi ataskelompok usaha bersama (KUB), kemudian KUB terbagi menjadi kelompok usaha budidayayang didukung dengan modal melalui kredit ataupun program pembinaan. Skala usahanyadibagi menjadi skala usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah (UMKM) dan usaha industri.Teknologi produksi budidaya ikan telah tersedia dari tingkat yang sederhana (ekstensif),semi-intensif dan intensif) dan terus dikembangkan untuk menemukan teknologi baru gunameningkatkan pemanfaatan sumber daya secara lestari dan berkelanjutan. Dalam penerapanteknologi dan pelaksanaan budidaya perikanan dilakukan melalui penyuluhan danpendampingan. Dari segi kelembagaan, di tingkat pusat telah dibentuk Kementerian Kelautandan Perikanan (KKP), di tingkat provinsi dan kabupaten ada yang memiliki dan ada pulayang digabung dengan dinas lain tergantung pada potensi sumber daya kelautan danperikanan yang ada. Sayangnya dari segi kualitas sumberdaya manusia dari tingkat pusatsampai daerah sebagian besar masih rendah, memiliki kompetensi yang tidak sesuai denganbidang kelautan atau perikanan.

    Tujuan Budidaya Perairana. Menghasilkan produk konsumsib. Benih atau indukc. Bahan pakan ikan

    d. Bahan baku industri (pangan, farmasi/kesehatan/kosmetik/perhiasan)e. Peningkatan kualitas produk (rasa, bau, tekstur)f. Ikan hias

    g. Konservasi lingkungan perairan

    h. Pengendalian kesehatani. Ranching

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 29

    PELUANG USAHA (AGRIBISNIS) PERIKANAN(Peluang Besar, Menguntungkan, Berkelanjutan)

    I. Menunjang Proses Produksi (Prasarana dan Sarana):

    PENANGKAPAN Kapal

    Alat tangkap

    Bengkel/Dok

    Sarana produksi (BBM, es, umpan, pangan, perlengkapan, alat bantu,dll.) Modal, asuransi, jasa, dll, Biro konsultasi, LPK dan SDM

    Kegiatan Proses Produksi (Pemanfaatan SDA/SDI/SDP, SDM, IPTEK)o Untuk penangkapan di berbagai daerah, pantai, lepas pantai, ZEE, Samudra,

    Jenis ikan, alat tangkap dan kapal (dimana saja, berbagai tingkat usaha),Ransing, Wisata / sport fishing

    Pemanfaatan Hasil Perikanan:o Prasarana/ sarana penunjang Penanganan, pengawetan, pengolahan Distribusi

    dan pemasaran Dll yang terkait,o Dapat terpadu dengan operasi penangkapan dan budidaya

    Perlu diperhatikan :- mengikutsertakan masyarakat

    - isu lingkungan

    - proses produksi dan mutu hasil

    Potensi dan Peluang Budidaya Perairana. Lahan cukup tersediab. Jenis komoditas sangat banyakc. Kebutuhan dalam dan luar negeri meningkat

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 30

    d. Penangkapan over fishing, isu lingkungan, pencemaran, naiknya biaya, turunnyaproduktivitas dan efisiensi, konflik serta persaingan

    Peluang Pasar

    a. Pasar dalam dan luar negeri sangat besarb. Sumber protein (20% berat kering) hewani murahc. Konsumsi ikan/kapita/tahun masih rendah (19,3 kg/kapita/tahun, target 26,6

    kg/kapita/tahun)d. Kebutuhan dalam negeri 5,3 juta ton/tahun (200 juta jiwa), produksi total baru 4,8

    juta tone. Asam amino esensial, vitamin (A,D,E,K), mineral, omega-3 tinggi, mineral (Ca dan

    P)f. Tidak mengandung kolestrol atau rendahg. Meningkatkan kecerdasan, vitalitas dan produktivitash. Memperlambat penuaan jaringan/mempercepat regenerasi

    Kebutuhan konsumsi dunia dari budidaya 19,6 juta ton tahun 2000 dan 62,4 ton tahun2025.

    Ketersediaan Lahana. Panjang pantai 81.000 km untuk budidaya lautb. Lahan tambak 900.000 ha (bandeng dan udang)c. Perairan umum 13,8 juta ha (danau dan waduk)d. Irigasi teknis 1,5 juta ha (kolam, mina padi)e. Tingkat produktivitas sangat rendah

    Iklim sangat baik (daerah tropis), dapat berproduksi sepanjang tahun

    Jenis dan Keragaman Komoditas Perikanana. Tingkat keragaman (biodiversitas) sangat besarb. Mempunyai 37 % spesies dunia

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 31

    c. Bakteri perairan 300 dari 4.700 spesies, rumput laut 1.800 dari 21.000 spesies,mollusca 20.000 dari 50.000 spesies, ikan 8.500 dari 19.000 spesies, amphibia 1.000dari 4.200 spesies.

    d. Jenis yang dibudidayakan masih sedikite. Produksi budidaya dunia : ikan bersirip (50 %), rumput laut (25 %), mollusca (21 %),

    lain-lain (0,003 %)f. Benua penghasil : Asia (81 %), Eropa (10 %), Amerika Serikat dan Karibia (5 %),

    Amerika Selatan (1 %), Afrika (1 %).

    Jenis Usahaa. Berupa kegiatan produksi atau mata rantai agribisnisnyab. Mata rantai budidaya : menyediakan prasarana/sarana produksi, menggunakan produk

    budidaya/paska panen (penyediaan benih, pakan, alat-alat, perdagangan benih, pupuk,tenaga kerja, pengolahan, perdagangan produk budidaya atau olahannya dll)

    c. Salah satu mengalami kendala, semua terpengaruhd. Mata rantai budidaya perikanan :

    Sifat Usaha Budidaya Perikanana. Ikan (poikiloterm) : lebih efisien dalam konversi energi pakan jadi protein (Tiap 1

    M.cal : ikan = 30-40 g protein, ayam = 15 g protein, lembu = 2-40 g protein, babi = 6g protein. Tiap 100 kg pakan = 65 kg daging salmon, 20 kg ayam, 13 kg babi)

    b. Tidak tergantung musimc. Menyesuaikan kebutuhan pasar (jenis, ukuran dan kualitas/hidup, segar, olahan)d. Produktivitas sangat tinggi (budidaya intensif : 200.000-300.000 ton/ha/th)

    P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 31

    c. Bakteri perairan 300 dari 4.700 spesies, rumput laut 1.800 dari 21.000 spesies,mollusca 20.000 dari 50.000 spesies, ikan 8.500 dari 19.000 spesies, amphibia 1.000dari 4.200 spesies.

    d. Jenis yang dibudidayakan masih sedikite. Produksi budidaya dunia : ikan bersirip (50 %), rumput laut (25 %), mollusca (21 %),

    lain-lain (0,003 %)f. Benua penghasil : Asia (81 %), Eropa (10 %), Amerika Serikat dan Karibia (5 %),

    Amerika Selatan (1 %), Afrika (1 %).

    Jenis Usahaa. Berupa kegiatan produksi atau mata rantai agribisnisnyab. Mata rantai budidaya : menyediakan prasarana/sarana produksi, menggunakan produk

    budidaya/paska panen (penyediaan benih, pakan, alat-alat, perdagangan benih, pupuk,tenaga kerja, pengolahan, perdagangan produk budidaya atau olahannya dll)

    c. Salah satu mengalami kendala, semua terpengaruhd. Mata rantai budidaya perikanan :

    Sifat Usaha Budidaya Perikanana. Ikan (poikiloterm) : lebih efisien dalam konversi energi pakan jadi protein (Tiap 1

    M.cal : ikan = 30-40 g protein, ayam = 15 g protein, lembu = 2-40 g protein, babi = 6g protein. Tiap 100 kg pakan = 65 kg daging salmon, 20 kg ayam, 13 kg babi)

    b. Tidak tergantung musimc. Menyesuaikan kebutuhan pasar (jenis, ukuran dan kualitas/hidup, segar, olahan)d. Produktivitas sangat tinggi (budidaya intensif : 200.000-300.000 ton/ha/th)

    P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 31

    c. Bakteri perairan 300 dari 4.700 spesies, rumput laut 1.800 dari 21.000 spesies,mollusca 20.000 dari 50.000 spesies, ikan 8.500 dari 19.000 spesies, amphibia 1.000dari 4.200 spesies.

    d. Jenis yang dibudidayakan masih sedikite. Produksi budidaya dunia : ikan bersirip (50 %), rumput laut (25 %), mollusca (21 %),

    lain-lain (0,003 %)f. Benua penghasil : Asia (81 %), Eropa (10 %), Amerika Serikat dan Karibia (5 %),

    Amerika Selatan (1 %), Afrika (1 %).

    Jenis Usahaa. Berupa kegiatan produksi atau mata rantai agribisnisnyab. Mata rantai budidaya : menyediakan prasarana/sarana produksi, menggunakan produk

    budidaya/paska panen (penyediaan benih, pakan, alat-alat, perdagangan benih, pupuk,tenaga kerja, pengolahan, perdagangan produk budidaya atau olahannya dll)

    c. Salah satu mengalami kendala, semua terpengaruhd. Mata rantai budidaya perikanan :

    Sifat Usaha Budidaya Perikanana. Ikan (poikiloterm) : lebih efisien dalam konversi energi pakan jadi protein (Tiap 1

    M.cal : ikan = 30-40 g protein, ayam = 15 g protein, lembu = 2-40 g protein, babi = 6g protein. Tiap 100 kg pakan = 65 kg daging salmon, 20 kg ayam, 13 kg babi)

    b. Tidak tergantung musimc. Menyesuaikan kebutuhan pasar (jenis, ukuran dan kualitas/hidup, segar, olahan)d. Produktivitas sangat tinggi (budidaya intensif : 200.000-300.000 ton/ha/th)

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 32

    e. Memanfaatkan limbah rumah tangga, industri dan pertanian dll (terpadu)f. Menggunakan lahan yang tidak dapat dipakai usaha lain (pasang-surut, pantai,

    rawa/paya-paya, laguna dll)g. Tingkat efisiensi investasi lebih tinggi (ICOR budidaya = 2,75-3,55, penangkapan

    2,80-3,85, hortikultura = 3,60, tanaman pangan = 3,95)h. Multiplayer effect besar

    Permasalahan Pengembangan Perikanan BudidayaPeta permasalahan budidaya ikan dapat diklasifikasi menjadi permasalahan

    kebijakan, teknis, social ekonomi, sumberdaya, finasial, financial, institusional. Secara rincimasing-masing permasalahan sebagai berikut:

    1. Permasalahan kebijakan Kebijakan riset belum kondusif Implementasi tata ruang lemah

    Pengertian Product safety lemah

    Orientasi riset jangka pendek2. Permasalahan teknis

    Pasok benih kualitas & kuantitas

    Penyakit

    Pakan, bhn baku masih impor

    Data statistik kuarang akurat

    Infrastuktur hatchery, pabrik pakan, Cold Storage

    Sumber Daya Manusia (SDM)3. Permasalahan sosek

    Perlu modal besar

    Keamanan investasi blm kondusif

    Konflik pemanfaatan lahan

    Insentif berusaha blm mendukung

    Pungutan terlalu banyak jenisnya Pasar masih terbatas

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 33

    4. Permasalahan sumber daya

    SD air terbatas

    Peruntukan lahan dan air sering menjadi sumber sengketa Polusi semakin meningkat baik eksternal maupun internal

    5. Pemasalahan finansial

    Kredit lunak belum tersedia

    Tersedia kridit komersil, syarat memberatkan

    Protokol pengajuan kridit dirasa rumit Adanya Persepsi usaha BD tidak bankable

    6. Permasalahan institusional

    Kerjasama R&D belum solid Fasilitas Riset belum memadai

    Penyebaran instansi R & D blm merata

    Orientasi riset komersil rendahSistem budidaya dan air budidayaKlasifikasi aquakultur

    1. Tujuan budidaya:- bahan makanan manusia- peningkatan stok alami: benih- olah raga dan rekreasi: kolam pemancingan- estetika: ikan hias

    - umpan: komersial & sport: bandeng- produksi industri: mutiara

    2. Tempat pengurung :

    - kolam & tambak- pagar (pen) & keramba (cage)- budidaya rakit (raft culture)- sea ranching & culture based fisheries- tangki/bak: closed high-density culture (recycling)

    3. Sumber benih:- benih alam

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 34

    - induk dara penangkapan di alam- pembenihan (hatchery)

    4. Tingkat pengelolaan :

    - ekstensif

    - semi intensif

    - intensif

    5. Jumlah spesies ikan :- monoculture: satu food & feeding habit- polyculture :lebih satu satu food & feeding habit

    6. Salinitas air:- air tawar: kurang 0,5 - 5 0/00- air payau : 5 25 0/00- air laut : > 25 0/00

    7. Gerakan air:

    - air tenang (static): mengganti airmenguap dan rembes

    - air mengalir (running water): airberganti lebih dari 1 kali dari volume

    8. Suhu air :- air dingin (cold): 15 25 oc- air hangat (warm): 25 -30 (35)

    9. Kebiasaan makanan (food habit):- herbivora:- omnovora

    - carnivora

    10. Kombinasi usaha lain:- mina padi (agric-aquac, Systems)- mina ternak

    - mina-hutan (silvo-aquac, Systems)11. Landasan lahan:

    - lahan tanah (land based systems)

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 35

    - lahan perairan (water based systems)

    RANGKUMANPotensi sumberdaya budidaya perikanan di Indonesia sangat besar, sementara

    pemanfaatannya masih kecil. Potensi akuakultur meliputi: budidaya laut (mariculture),budidaya air payau (brackishwater culture), budidaya air tawar (freshwater culture) yangterdiri atas budidaya kolam dan budidaya di perairan terbuka (contoh keramba jaring apung)serta budidaya mina padi (rice-fishculture). Jenis ikan/udang budidaya dan produksinyaberbeda-beda pada setiap jenis budidaya. Demikian pula tujuan akuakultur juga bervatiasi.

    CONTOH PERTANYAAN1. Berapa potensi dan pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya di Indonesia?2. Apa tujuan usaha akuakultur dilakukan?

    PUSTAKABangun Sitepu, 2009. Industri Budidaya Ikan Kerapu Terpadu; Pasar, Kendala dan Solusi.

    Balai Budidaya Laut. Lampung. 43 hal.

    Bardach J.E., J.H. Ryther & W.O. McLarney, 1972. Aquaculture: The Farming andHusbandry of Freshwater and Marine Organisms, John Wiley and Sons Inc.Toronto.868 p.

    Chong, K.C., A. Poernomo & F. Kasryno, 1984. Economic and Technological Aspects of theIndonesia Milkfish Industry. In: Advances in Milkfish Biology by J.V. Juario, R.P.Ferraris and L.V. Benitz (Eds.). Island Pub.House, Inc., Manila. 199213 pp.

    Direktorat Jenderal Budidaya, 2004a. Statistik Produksi Budidaya Perikanan (Akuakultur)2003. Jakarta, Indonesia.121 hal.

    FAO (Food and Agricultural Organization), 2010a. Assessing the Contribution Aquacultureto Food Security. FAO, Rome, 2010).

    FAO (Food and Agricultural Organization), 2010b. The State of World Fisheries andAquaculture 2010. FAO, Rome.

    KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan), 2010. Rencana Strategis Kementerian Kelautandan Perikanan 2010-2014. KKP Jakarta.

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 36

    Poernomo A., 2004. Sejarah Perkembangan dan Pilihan Teknologi Budidaya Udang diTambak. Paper the Nat. Symp. on Dev. and Scient.and Techn. Innovatiom inAquaculture, Semarang. January 27-29, 2004. 15 hal.

    Rustadi, Kamiso H.N., Supardjo S.D. dan Slamet Hartono, 2004. Budidaya Rumput Laut;Adaptive Research untuk Aktivitas Mata Pencaharian Alternatif. Lap.Akhir. KerjasamaPUSTEK Kelautan UGM dengan BAPEDA Kab. Sumbawa.

    Rustadi, Kamiso H.N, dan Kuwabara. 2001, Water Quality and Planktological Approach toMonitor Eutrophication by Cage Culture of Red nile (Oreochromis sp.) in SermoReservoir, Yogyakarta, Indonesia. Asian Fisheries Sciences Journal (15):135-144.

    Schuster W.H., 1950. Fish-culture in Salt Water Ponds in Jawa. Diterjemahkan oleh R.Rustami Djajadiredja. Kementerian Pertanian No.2,d ari Urusan Perikanan Darat. 245hal.

    PERTEMUAN MINGGU VI (ENAM)1. Pokok Bahasan : Persyaratan pengembangan akuakultur2. Sub pokok bahasan : a. Persyaratan fisik lahan dan air serta aspek biologi

    b. Persyaratan sosial dan ekonomi dan peraturan danundang-undang

    IV. PERSYARATAN BUDIDAYA

    4.1. FISIK1. Tersedia lahan ataupun perairan2. Tinggi tempat: topografi (kemiringan)3. Suplai air: kuantitas dan kualitas serta tidak terpolusi

    Kuantitas air untuk kolam:

    Tradisional 5-15 l/dtk/ha, Sawah 2 l/dtk/haSemi deras 15-50 l/dtk/ha,Deras > 50 l/dtk/ha

    4. Sifat tanah: fisik dan kimia

    Pemilihan Lokasi

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 37

    Lokasi pengembangan budidaya sering tidak sesuai dengan peruntukan dan ataumelebihi daya dukungnya. Pengembangan budidaya (akuakultur) pada sepuluh tahun yanglalu (1990 2000), khususnya budidaya tambak udang dan ikan dalam jaring apung diwaduk lebih berorientasi pada komoditas, bukan pada lokasi. Lokasi pengembangan seringmelanggar peruntukannya atau belum ada zonasi, merubah fungsi dan melebihi dayadukungnya. Hal tersebut didorong oleh permintaan pasar dan harga komoditas udang danikan yang tinggi. Sehingga memacu pembudidaya (rakyat/investor) membuka hutan bakautanpa memperhatikan fungsi ekologis dan biologis, tidak melakukan evaluasi kesesuaian dandaya dukungnya. Selain itu, pemerintah daerah (propinsi/kabupaten) belum seluruhnyamemiliki tata ruang dan zonasi perwilayahan pengembangan budidaya dan sub sektor yanglain.

    Pemerintah dalam menunjang keberhasilan pembangunan budidaya harus menetapkantara ruang (RUTR/RUTRW), baik kawasan darat maupun perairan sesuai dengan Undang-Undang No. 24 Tahun 1992. Hal ini untuk menjamin pemanfaatan sumberdaya lahan dan airuntuk pembangunan akukultur yang tepatguna dan bertanggunjawab. Pemerintah (DinasPerikanan dan Kelautan), pembudidaya (penduduk) dan pengusaha harus menjamin bahwakegiatan budidaya ditempatkan pada lokasi yang cocok untuk poses produksi yangberkelanjutan (sustainble), layak secara ekonomi dan sosial, minimum konflik denganpengguna sumberdaya lainnya, menghormati/melindungi suaka alam, kawasan lindung danhabitat yang kritis. Penetapan ini mengatur pembukaan dan perluasan areal untukpengembangan budidaya (budidaya tambak, kolam, jaring apung, keramba, rumput laut dankerang) harus sesuai dengan daya dukung lahan/perairan dan dinamika lingkungannya.Demikian pula penerapan teknologinya: sederhana, madya (semi-intensif) atau maju(intensif) harus disesuaikan dengan kondisi lahan/perairan, sarana yang tersedia, sosial danekonomi masyarakat setempat.

    Penetapan kebijakan pembukaan dan perluasan peruntukan budidaya yang ramahlingkungan: seperti pengembangan jaring apung waduk tidak melebihi 1-2% luas total danlahan budidaya tambak tidak melebihi dari 20% total area sehingga fungsi ekologisnya tetapterjamin, Pada daerah manggrove, perluasan dan pembukaan tambak harus sesuai denganstatus rasio tambak dengan manggrovenya. Daerah yang kondisi rasio tambak denganmanggrovenya kritis ditetapkan kewajiban bagi pembudidaya (penduduk/pengusaha)

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 38

    melakukan penghijauan. Pembudidaya melakukan pemilihan dan penetapan lokasi yangcocok dari segi teknis, lingkungan dan sosial-ekonomi. Selanjutnya pemerintah harus pulamenjamin dan mengakui hak-hak dan kebutuhan sub sektor budidaya: untuk mendapatkan airdan prasarana irigasinya serta perlindungan dari ancaman lingkungan eksternal sepertipengurangan kuantitas dan kualitas air yang dibutuhkan. Monitoring dan evaluasi secarateratur pelaksanaan peraturan dan perudangan-undangan di lapangan oleh Pemda melaluidinas teknis dan terkait.

    Faktor tanah

    Variabel tanah meliputi sifat fisik (tekstur dan struktur), kimia (pH dan kandunganunsur hara) serta biologi (cacing dan larva insekta). Tekstur dan struktur tanah menentukankemampuan pematang menahan air dan beban bangunan serta tingkat rembesan air. Faktorkimia dan biologi akan berpengaruh terhadap kesuburan air kolam. Meskipun demikian,lahan marjinal atau bermasalah seperti lahan gambut, lahan pasir dan lahan berpadas kapur(karst) dapat digunakan untuk lokasi kolam budidaya menggunakan plastik atau terpal, lahanberbatu kerikil dan lahan kapur (kars) dibangun dengan konstruksi permanen.Faktor Iklim

    Iklim memegang peranan yang penting dalam kolam budidaya ikan. Iklim bervariasidari satu daerah ke daerah lain, dan bahkan dalam satu daerahpun berbeda tiap hari ke hari.Faktor iklim menentukan jumlah curah hujan, radiasi matahari, evaporasi/penguapan, anginhumiditas dan kisaran suhu dalam suatu daerah. Perbedaan iklim diantara daerah disebabkankarena 1) kedudukan bumi dari porosnya yang menyebabkan perubahan musim; 2) rotasibumi yang menyebabkan siang dan malam; 3) kondisi atmosfer, terutama adanyakabut/mendung, yang dapat merefleksikan jumlah radiasi sinar yang diterima bumi; dan 4)bentuk bumi yang bulat sehingga jumlah radiasi matahari yang mencapai bumi pada daerahyang terletak di garis lintang. Radiasi matahari diserap dan disebarkan dalam jumlah yangsama oleh bumi dan air, tetapi karena perbedaan fisik antara kedua permukaan, responpenyerapannya menjadi berbeda. Air dan bumi berbeda dalam hal panas (spesific heat),translucency, evaporasi dan mobilitas (Akin, 1991).

    Specific heat adalah jumlah enerji yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 oC suatubahan berat 1 g. Iklim berpengaruh pada ketersediaan air, kualitas air, neraca air kolam (airmasuk dan air menguap), iklim mikro di sekitar perkolaman. Daerah yang beriklim basah

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 39

    memiliki ketersediaan air: air tanah, air permukaan dan air hujan yang melimpah, sebaliknyadi daerah kering ketersediaan airnya terbatas. Kelimpahan terjadi selama musim penghujan,sedangkan air terbatas ketika musim kemarau. Tiap-tiap sumber air mempunyai kualitas airyang berbeda-beda. Radiasi matahari secara langsung berpengaruh terhadap suhu air,sedangkan penguapan, humiditas dan gerakan angin mempengaruhi pengurangan air kolamdan iklim mikro di sekitar kolam.

    4.2. Biologi

    1. Adaptasi dengan lingkungan2. Kecepatan tumbuh dan ukuran tubuh3. Kemudahan berkembangbiak4. Respon terhadap pakan dan efisien5. Ketahanan dalam kepadatan tinggi6. Disukai konsumen: dagingnya lezat, duri sedikit7. Tahan terhadap hama dan penyakit

    4. 3. Sosio, ekonomi dan budaya1. Adanya kebutuhan protein di masyarakat2. Sumber perikanan terbatas3. Kemudahan mendapat saprodi dan pemasaran hasil4. Adanya keterpaduan dengan usaha lain5. Tidak ada persaingan kepentingan lahan dan air6. Tidak bertentangan dengan norma agama7. Keamanan terjamin: pencuri, hama dan banjir dsb.8. Legalitas terjamin

    4.4. FAKTOR TEKNIK DAN MAMAJEMEN AKUAKULTUR

    1. Lahan

    Air (volume, debit, kualitas) Tanah (jenis, tekstur, struktur)

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 40

    2. Komoditas Sifat biologi Kualitas produksi

    3. Teknologi

    Tradisional Semi Intensif Intensif

    4. Penanganan dan Pengolahan5. Pemasaran

    Harga Daya serap Cara (rantai-mekanisme)

    6. Sarana dan Prasarana Pengairan Benih Pakan Transportasi & komunikasi Energi

    7. SDM Pengusaha/petani ikan Tenaga ahli/ pekerja

    8. Kelembagaan Pengusaha/petani ikan Pembina Modal Pemasaran IPTEK

    9. Skala usaha dan skala produksi

    4.5. Persyaratan Perundang-undangan UU No. 9/1985 tentang Perikanan disempurnakan UU No. 31/2004

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 41

    UU No. 22/1999 tentang Otonomi Daerah UU No. 6/1968 jo No. 12 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri UU No. 1/1967 jo No. 11/1970 tentang Penanaman Modal Asing PP No. 54/2002 tentang Usaha Perikanan UU No. 23/1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup PP No. 19 Tahun 1999, Pengend Pencemaran & Perusakana Laut PERDA (Kabupaten/Kota) tentang Tata Ruang

    RANGKUMANPersyaratan yang perlu dipertimbangkan atau dipenuhi dalam pengembangan

    akuakultur meliputi faktor fisik, biologi, sosio-ekonomi budaya serta legalitas/perundang-undangan yang berlaku. Kemudian secara rinci faktor-faktor teknik dan pengelolaan yangperlu diperhatikan adalah: lahan, komoditas (sifat biologi dan kualitasnya), teknologiakuakultur, penanganan dan pengolahan, pemasaran, sarana dan prasarana, sumberdayamanusia, kelembagaan, skala usaha dan skala produksi.

    CONTOH PERTANYAAN1. Sebutkan faktor-faktor fisik yang perlu diperhatikan dalam pengembangan akuakultur!2. Apa yang dimaksud dengan pertimbangan mudah berkembangbiak, respon dan efisien

    terhadap pakan?3. Sebutkan faktor-faktor sosio-ekonomi dan budaya yang perlu diperhatikan dalam

    pengembangan akuakultur!

    PERTEMUAN MINGGU VII (TUJUH)1. Pokok Bahasan : Teknologi akuakultur dan rekayasa2. Sub pokok bahasan : a. Teknologi tradisional (sederhana) dan semi-intensif

    b. Teknologi intensif dan rekayasa teknologiakuakultur

    V. TEKNOLOGI BUDIDAYA PERIKANAN

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 42

    1. Tradisional / ekstensifa. Padat penebaran rendah (di bawah 10 ekor/m, benih berukuran kecil)b. Pakan alamic. Manipulasi lingkungan sedikitd. Produktivitas rendah (< 1 ton/ha/th)e. Hasil tidak menentu

    2. Semi intensifa. Padat penebaran sedang (10-20 ekor/m)b. Pakan alami + tambahanc. Manipulasi lingkungan: pemupukan, ganti air, pengapuran

    d. Pencegahan penyakite. Produktivitas sedang (sekitar 2 ton/ha/th)f. Hasil belum menentu

    3. Intensif

    a. Padat penebaran tinggi (> 30 ekor atau 5 kg/m) ukuran benih besarb. Pakan buatan/peletc. Manipulasi lingkungan intensif (desain dan konstruksi tempat, pengairan, alat

    tambahan)d. Penanggulangan pnyakite. Produksi tinggi (> 4 ton/ha/th- > 20 ton/ha per panen)f. Hasil lebih pasti (predictable)g. Padat teknologi dan modal serta resiko tinggi (penurunan lingkungan-penyakit)10. Kelemahan Budidaya Perikanan

    Pencemaran : sangat tinggi pada budidaya intensif (sisa pakan dan hasil metabolisme) Menurunkan kualitas air dan lingkungan sekitar, wabah penyakit

    Kebutuhan air relatif besar

    Konflik kepentingan dan keamanan

    Tingkat Teknologi

    a. Tergantung penguasaan teknologi, modal, kondisi lahan, dan kondisi ekonomib. Secara umum : tradisional/ ekstensif, semi intensif, dan intensif

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 43

    CONTOH: PERSYARATAN TEKNIS BUDIDAYA TAMBAK UDANG

    NNoo Keterangan EEkksstteennssiiff SSeemmii IInntteennssiiff IInntteennssiiff11.. LLuuaass ppeettaakk ((HHaa)) 11--33 00,,55--11 00,,44--00,,5522.. BBeennttuukk ppeettaakkaann SSeeggii ppaannjjaanngg BBuujjuurr

    ssaannggkkaarr//ppeerrsseeggiippaannjjaanngg

    BBuujjuurr ssaannggkkaarr

    33.. TTaannaahh ddaassaarr SSeeddiikkiitt lleemmbbeekk TTaannaahhkkeerraass//ppaassiirr

    TTaannaahh kkeerraass//ppaassiirr//kkeerriikkiill

    P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 43

    CONTOH: PERSYARATAN TEKNIS BUDIDAYA TAMBAK UDANG

    NNoo Keterangan EEkksstteennssiiff SSeemmii IInntteennssiiff IInntteennssiiff11.. LLuuaass ppeettaakk ((HHaa)) 11--33 00,,55--11 00,,44--00,,5522.. BBeennttuukk ppeettaakkaann SSeeggii ppaannjjaanngg BBuujjuurr

    ssaannggkkaarr//ppeerrsseeggiippaannjjaanngg

    BBuujjuurr ssaannggkkaarr

    33.. TTaannaahh ddaassaarr SSeeddiikkiitt lleemmbbeekk TTaannaahhkkeerraass//ppaassiirr

    TTaannaahh kkeerraass//ppaassiirr//kkeerriikkiill

    P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 43

    CONTOH: PERSYARATAN TEKNIS BUDIDAYA TAMBAK UDANG

    NNoo Keterangan EEkksstteennssiiff SSeemmii IInntteennssiiff IInntteennssiiff11.. LLuuaass ppeettaakk ((HHaa)) 11--33 00,,55--11 00,,44--00,,5522.. BBeennttuukk ppeettaakkaann SSeeggii ppaannjjaanngg BBuujjuurr

    ssaannggkkaarr//ppeerrsseeggiippaannjjaanngg

    BBuujjuurr ssaannggkkaarr

    33.. TTaannaahh ddaassaarr SSeeddiikkiitt lleemmbbeekk TTaannaahhkkeerraass//ppaassiirr

    TTaannaahh kkeerraass//ppaassiirr//kkeerriikkiill

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 44

    44.. CCaarreenn CCaarreenn kkeelliilliinngg TTaannppaa ccaarreenn TTaannppaa ccaarreenn55.. TTaanngggguull

    - BBaahhaann- LLeerreenngg

    TTaannaahh11 :: ((11--11,,55))

    TTaannaahh11 :: ((11--11,,55))

    TTaannaahh//tteemmbbookk11::11 ss..dd.. tteeggaakk

    66.. PPiinnttuu aaiirr SSaattuu DDuuaa,, tteerrppiissaahhppiinnttuu bbuuaanngg ddii

    tteennggaahh// ddiippeemmaattaanngg

    DDuuaa,, tteerrppiissaahhppiinnttuu bbuuaanngg ddiitteennggaahh ddaann ddii

    ppeemmaattaanngg77.. KKeeddaallaammaann aaiirr 4400--6600 110000--115500 115500-- >>11550088.. PPeennggggaannttiiaann aaiirr ((%% //

    hhrr))>881100.. PPoommppaa SSttaanndd bbyy MMuuttllaakk MMuuttllaakk1111.. PPaaddaatt ppeenneebbaarraann

    ((PPLL2200 // mm))33--44 1100-- 2255 3300--4400

    1122.. KKeelluulluusshhiidduuppaann ((%%)) 6655 7700 77001133.. PPrroodduukkttiivviittaass

    ((TToonn//HHaa//MMTT))00,,66--11,,00 22,,55--66,,00 66,,55--1100

    1144.. MMaakkaannaann AAllaammii ++ ppaakkaannttaammbbaahhaann

    PPaakkaann bbuuaattaann++ ttaammbbaahhaann

    PPaakkaann bbuuaattaann ++ttaammbbaahhaann

    1155.. DDaammppaakk LLiinnggkkuunnggaann kkeecciill KKeecciill --sseeddaanngg bbeessaarr -- ssaannggaattbbeessaarr

    1166.. RReessiikkoo ppeennyyaakkiitt KKeecciill KKeecciill --sseeddaanngg BBeessaarr ssaannggaattbbeessaarr

    1177.. TTaannaahh- lleemmppuunngg //ccllaayy

    ((%%))- ddeebbuu//ssiilltt ((%%))- PPaassiirr//ssaanndd ((%%))

    225533554400

    115511553300

    110022007700

    Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap pertumbuah dan produkasi ikan

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 45NNoo JJeenniiss iikkaann PPeerraaiirraann TTeekknniikk bbuuddiiddaayyaa JJeenniiss uussaahhaa PPaassaarr SSkkaallaa

    uussaahhaa

    P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 45NNoo JJeenniiss iikkaann PPeerraaiirraann TTeekknniikk bbuuddiiddaayyaa JJeenniiss uussaahhaa PPaassaarr SSkkaallaa

    uussaahhaa

    P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 45NNoo JJeenniiss iikkaann PPeerraaiirraann TTeekknniikk bbuuddiiddaayyaa JJeenniiss uussaahhaa PPaassaarr SSkkaallaa

    uussaahhaa

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 46

    11.. IIkkaann mmaass AAiirr ttaawwaarr KKoollaamm,, kkaarraammbbaa,,jjaakkaa,, mmiinnaa ppaaddii

    PPeemmbbeenniihhaannPPeemmbbeessaarraann

    LL,, PP,, DDPP KK,, SS

    22.. NNiillaa AAiirr ttaawwaarr KKoollaamm.. kkaarraammbbaa,,jjaakkaa,, mmiinnaa ppaaddii

    PPeemmbbeenniihhaannPPeemmbbeessaarraann

    DDNN,, LLNN KK,, SS,, BB

    33.. GGuurraammii AAiirr ttaawwaarr KKoollaamm,, mmiinnaa ppaaddii PPeemmbbeenniihhaannPPeemmbbeessaarraann

    LL,, PP,, DDPP KK,, SS

    44.. IIkkaann ppaattiinn AAiirr ttaawwaarr KKoollaamm,, kkaarraammbbaa PPeemmbbeenniihhaannPPeemmbbeessaarraann

    LL,, PP,, DDPP KK,, BB

    55.. UUddaannggggaallaahh

    AAiirr ttaawwaarr KKoollaamm PPeemmbbeenniihhaannPPeemmbbeessaarraann

    DDNN,, LLNN SS,, BB

    66.. UUddaanngg llaauutt AAiirr ppaayyaauu TTaammbbaakk PPeemmbbeenniihhaannPPeemmbbeessaarraann

    LLNN SS,, BB

    77.. KKeerraappuu AAiirr llaauutt JJaarriinngg kkaarraammbbaaaappuunngg

    PPeemmbbeenniihhaannPPeemmbbeessaarraann

    LLNN SS,, BB

    88.. IIkkaann hhiiaass AAiirr ttaawwaarr,,llaauutt

    KKoollaamm PPeemmbbeenniihhaannPPeemmbbeessaarraann

    DDNN,, LLNN KK,, SS,, BB

    Keterangan :L : Lokal DP : Dalam Pulau K : KecilP : Propinsi DN : Dalam Negeri S : SedangLN : Luar Negeri B : Besar

    Sistem Manajemen Agribisnis Perikanan Budidaya

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 47

    Lokasi:

    1. Ekosistem: laut, payau, tawar

    2. Potensi (luas, produksi)3. Tata ruang

    4. Prasarana & sarana pendukung5. Peraturan perundangan6. Program pembangunan7. Kendala

    Sarana produksi1. Benih: a. Jumlah, b. Kualitas (Genetik dan Fenotipik), c. Waktu, d. Harga

    e. Sumber & ketersediaan2. Pakan: a. Jenis, b. Kualitas, c. Harga, d. Sumber & ketersediaan3. Alat & bahan4. Kendala

    Proses produksi IPTEK

    P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 47

    Lokasi:

    1. Ekosistem: laut, payau, tawar

    2. Potensi (luas, produksi)3. Tata ruang

    4. Prasarana & sarana pendukung5. Peraturan perundangan6. Program pembangunan7. Kendala

    Sarana produksi1. Benih: a. Jumlah, b. Kualitas (Genetik dan Fenotipik), c. Waktu, d. Harga

    e. Sumber & ketersediaan2. Pakan: a. Jenis, b. Kualitas, c. Harga, d. Sumber & ketersediaan3. Alat & bahan4. Kendala

    Proses produksi IPTEK

    P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 47

    Lokasi:

    1. Ekosistem: laut, payau, tawar

    2. Potensi (luas, produksi)3. Tata ruang

    4. Prasarana & sarana pendukung5. Peraturan perundangan6. Program pembangunan7. Kendala

    Sarana produksi1. Benih: a. Jumlah, b. Kualitas (Genetik dan Fenotipik), c. Waktu, d. Harga

    e. Sumber & ketersediaan2. Pakan: a. Jenis, b. Kualitas, c. Harga, d. Sumber & ketersediaan3. Alat & bahan4. Kendala

    Proses produksi IPTEK

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 48

    1. Cara budidaya (kolam, tambak, jaka, dll.)2. Teknologi

    a. intensif

    b. Semi intensifc. Tradisional

    3. Komoditasa. Monokultur

    b. Polikultur4. Terpadu5. Jadwal budidaya (musim tanam)6. Kapasitas produksi7. Kendala

    Penanganan dan Pengolahan1. Ikan hidup2. Ikan segar

    a. Utuh

    b. Fillet3. Ikan olahana. Tradisionalb. Modern

    4. Rantai dingin5. KendalaDistribusi dan Pemasaran

    1. Orientasi pasar2. Kreasi pasar

    3. Kebutuhan pasar4. Harga

    5. Mekanisme & sistem pemasaran6. Sarana transportasi/ distribusi7. Jadwal panen & produksi

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 49

    8. Kendala

    REKAYASA BUDIDAYA1. Desain dan konstruksi2. Pembenihan (seleksi/breeding/hormon/ rekayasa genetik)3. Pengembangan pakan4. Peningkatan kualitas air

    5. Pengendalian penyakit6. Penggunaan mineral dan hormon7. Manajemen budidayaDiawali : Studi potensi, kelayakan, master plan lokasi budidaya

    PERBEDAAN TEKNOLOGI EKSTENSIF DAN INTENSIF

    KKEETTEERRAANNGGAANN EEKKSSTTEENNSSIIFF IINNTTEENNSSIIFFLLaahhaann//ppeerraaiirraann lluuaass sseemmppiittKKeeppaaddaattaann bbeenniihh rreennddaahh ttiinnggggiiDDeebbiitt aaiirr rreennddaahh ttiinnggggiiPPaakkaann AAllaammii ddaann ppuuppuukk ppaakkaann bbuuaattaann,, kkoommpplliittPPrroodduukkttiivviittaass rreennddaahh ttiinnggggiiKKeetteerrlliibbaattaann mmaannuussiiaa rreennddaahh ttiinnggggiiIInnvveessttaassii rreennddaahh ttiinnggggii

    Keunggulan dan Kelemahan EkstensifKKeeuunngggguullaann KKeelleemmaahhaann

    KKeebbuuttuuhhaann aaiirr lleebbiihh sseeddiikkiitt LLaahhaann yyaanngg ddiippeerrlluukkaann lluuaassKKeebbuuttuuhhaann tteennaaggaa lleebbiihh bbaannyyaakk KKoonnttrrooll hhaammaa ddaann ppeennyyaakkiitt ssuulliitt ddaann bbiiaayyaa

    ttiinnggggiiLLiimmbbaahh tteerraassiimmiillaassii,, bbaahhaayyaa ppeennuurruunnaannookkssiiggeenn ddaann wwaabbaahh ppeennyyaakkiitt lleebbiihh kkeecciill

    KKoonnttrrooll uukkuurraann iikkaann yyaanngg ddiippaanneenn ssuulliitt

    IInnvveessttaassii rreennddaahh PPaanneennaann bbeerrttaahhaapp kkuurraanngg eeffeekkttiiff

    Keunggulan dan Kelemahan EkstensifKKeeuunngggguullaann KKeelleemmaahhaann

  • P3-UGM 2012, BAHAN AJAR: DASAR-DASAR AKUAKULTUR (BUDIDAYA PERAIRAN) 50

    TTeerrkkoonnttrrooll ddaann mmaanniippuullaassii