Bakteri Staphylococcus

19
Bakteri Staphylococcus aureus Klasifikasi S. aureus menurut Bergey dalam Capuccino (1998) adalah : Kingdom : Monera Divisio : Firmicutes Class : Bacilli Order : Bacillales Family : Staphylococcaceae Genus : Staphilococcus Species : Staphilococcus aureus Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak, tidak berspora dan mampu membentuk kapsul. (Boyd, 1980), berbentuk kokus dan tersusun seperti buah anggur (Todar, 2002) sebagaimana terlihat pada gambar 2.4. Ukuran Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada media pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan pada media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-1,0 mm dengan koloni berwarna kuning. Dinding selnya mengandung asam teikoat, yaitu sekitar 40% dari berat kering dinding selnya. Asam teikoat adalah beberapa kelompok antigen dari Staphylococcus. Asam teikoat mengandung aglutinogen dan N-asetilglukosamin. (Boyd, 1980). Staphylococcus aureus adalah bakteri aerob dan anaerob, fakultatif yang mampu menfermentasikan manitol dan menghasilkan enzim koagulase, hyalurodinase, fosfatase, protease dan lipase. Staphylococcus aureus mengandung lysostaphin yang dapat menyebabkan lisisnya sel darah merah. Toksin yang dibentuk oleh Staphylococcus aureus adalah haemolysin alfa, beta, gamma delta dan apsilon. Toksin lain ialah leukosidin, enterotoksin dan eksfoliatin. Enterotosin dan eksoenzim dapat menyebabkan keracunan makanan terutama yang mempengaruhi saluran pencernaan. Leukosidin menyerang leukosit sehingga daya tahan tubuh

description

bakteri stapilokokus

Transcript of Bakteri Staphylococcus

Bakteri Staphylococcus aureus

Klasifikasi S. aureus menurut Bergey dalam Capuccino (1998) adalah :

Kingdom : MoneraDivisio : FirmicutesClass : BacilliOrder : BacillalesFamily : StaphylococcaceaeGenus : StaphilococcusSpecies : Staphilococcus aureusStaphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak, tidak berspora dan mampu membentuk kapsul. (Boyd, 1980), berbentuk kokus dan tersusun seperti buah anggur (Todar, 2002) sebagaimana terlihat pada gambar 2.4. Ukuran Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada media pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan pada media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-1,0 mm dengan koloni berwarna kuning. Dinding selnya mengandung asam teikoat, yaitu sekitar 40% dari berat kering dinding selnya. Asam teikoat adalah beberapa kelompok antigen dari Staphylococcus. Asam teikoat mengandung aglutinogen dan N-asetilglukosamin. (Boyd, 1980).

Staphylococcus aureus adalah bakteri aerob dan anaerob, fakultatif yang mampu menfermentasikan manitol dan menghasilkan enzim koagulase, hyalurodinase, fosfatase, protease dan lipase. Staphylococcus aureus mengandung lysostaphin yang dapat menyebabkan lisisnya sel darah merah. Toksin yang dibentuk oleh Staphylococcus aureus adalah haemolysin alfa, beta, gamma delta dan apsilon. Toksin lain ialah leukosidin, enterotoksin dan eksfoliatin. Enterotosin dan eksoenzim dapat menyebabkan keracunan makanan terutama yang mempengaruhi saluran pencernaan. Leukosidin menyerang leukosit sehingga daya tahan tubuh akan menurun. Eksofoliatin merupakan toksin yang menyerang kulit dengan tanda-tanda kulit terkena luka bakar. (Boyd, 1980; Schlegel, 1994).Suhu optimum untuk pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah 35o – 37o C dengan suhu minimum 6,7o C dan suhu maksimum 45,4o C. Bakteri ini dapat tumbuh pada pH 4,0 – 9,8 dengan pH optimum 7,0 – 7,5. Pertumbuhan pada pH mendekati 9,8 hanya mungkin bila substratnya mempunyai komposisi yang baik untuk pertumbuhannya. Bakteri ini membutuhkan asam nikotinat untuk tumbuh dan akan distimulir pertumbuhannya dengan adanya thiamin. Pada keadaan anaerobik, bakteri ini juga membutuhkan urasil. Untuk pertumbuhan optimum diperlukan sebelas asam amino, yaitu valin, leusin, threonin, phenilalanin, tirosin, sistein, metionin, lisin, prolin, histidin dan arginin. Bakteri ini tidak dapat

tumbuh pada media sintetik yang tidak mengandung asam amino atau protein. (Supardi dan Sukamto, 1999).Selain memproduksi koagulase, S. aureus juga dapat memproduksi berbagai toksin, diantaranya :1. Eksotoksin-a yang sangat beracun2. Eksotoksin-b yang terdiri dari hemosilin, yaitu suatu komponen yang dapat menyebabkan lisis pada sel darah merah.3. Toksin F dan S, yang merupakan protein eksoseluler dan bersifat leukistik.4. Hialuronidase, yaitu suatu enzim yang dapat memecah asam hyaluronat di dalam tenunan sehingga mempermudah penyebaran bakteri ke seluruh tubuh.5. Grup enterotoksin yang terdiri dari protein sederhana. (Supardi dan Sukamto, 1999).Staphylococcus aureus hidup sebagai saprofit di dalam saluran-saluran pengeluaran lendir dari tubuh manusia dan hewan-hewan seperti hidung, mulut dan tenggorokan dan dapat dikeluarkan pada waktu batuk atau bersin. Bakteri ini juga sering terdapat pada pori-pori dan permukaan kulit, kelenjar keringat dan saluran usus. Selain dapat menyebabkan intoksikasi, S. aureus juga dapat menyebabkan bermacam-macam infeksi seperti jerawat, bisul, meningitis, osteomielitis, pneumonia dan mastitis pada manusia dan hewan. (Supardi dan Sukamto, 1999).

Staphylococcus aureusDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

?Staphylococcus aureus

Klasifikasi ilmiah

Domain: Bacteria

Kerajaan: Eubacteria

Filum: Firmicutes

Kelas: Bacilli

Ordo: Bacillales

Famili: Staphylococcaceae

Genus: Staphylococcus

Spesies: S. aureus

Nama binomial

Staphylococcus aureusRosenbach 1884

Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob

fakultatif, tidak menghasilkanspora dan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan

diameter sekitar 0,8-1,0 µm.[1][2] S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC dengan waktu pembelahan 0,47

jam. [3] S. aureus merupakan mikroflora normal manusia [3] . Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernafasan

atas dan kulit[1][4]. Keberadaan S. aureus pada saluran pernafasan atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan

penyakit, individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier [1]. Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang

melemah karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit, luka, atau perlakuan menggunakan steroid atau obat

lain yang memengaruhi imunitas sehingga terjadi pelemahan inang[1].

Infeksi S. aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi, diantaranya bisul, jerawat, pneumonia, meningitis,

dan arthritits [1] . Sebagian besar penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini memproduksi nanah, oleh karena itu

bakteri ini disebut piogenik[1]. S. aureus juga menghasilkan katalase, yaitu enzim yang mengkonversi H2O2 menjadi

H2O dan O2, dan koagulase, enzim yang menyebabkan fibrin berkoagulasi dan menggumpal[1]. Koagulase

diasosiasikan dengan patogenitas karena penggumpalan fibrin yang disebabkan oleh enzim ini terakumulasi di

sekitar bakteri sehingga agen pelindung inang kesulitan mencapai bakteri dan fagositosis terhambat[1].

Daftar isi

[sembunyikan]

1 Mikrobiologi

o 1.1 Quorum Sensing

2 Faktor Virulensi

o 2.1 Koagulase

o 2.2 Protein A

o 2.3 Eksotoksin sitolitik

o 2.4 Enterotoksin

o 2.5 Leukocidin

o 2.6 Exfoliatin

3 Resistensi

o 3.1 Resisten penisilin

o 3.2 Resisten Metisilin (Methicillin-resistant S. aureus/MRSA)

4 Kontrol

5 Referensi

6 Lihat pula

[sunting]Mikrobiologi

S. aureus termasuk bakteri osmotoleran, yaitu bakteri yang dapat hidup di lingkungan dengan rentang konsentrasi

zat terlarut (contohnya garam) yang luas, dan dapat hidup pada konsentrasi NaCl sekitar 3 Molar.[3] Habitat alami S

aureus pada manusia adalah di daerah kulit, hidung, mulut, dan usus besar, di mana pada keadaan sistem

imun normal, S. aureus tidak bersifat patogen (mikroflora normal manusia).[3]

[sunting]Quorum Sensing

S. aureus memiliki kemampuan Quorum sensing menggunakan sinyal oligopeptida untuk memproduksi toksin dan

faktor virulensi .[3]

[sunting]Faktor Virulensi

[sunting]Koagulase

S. aureus produksi enzim koagulase yang berfungsi unuk menggumpalkan fibrinogen di dalam plasma

darah sehingga S. aureus terlindung dari fagositosis dan respon imun lain dari inang. [3]

[sunting]Protein A

Letak protein A ada pada dinding sel S. aureus dan dapat mengganggu sistem imun inang dengan

mengikat antibodi immunoglobin G (IgG).[3]

[sunting]Eksotoksin sitolitik

α-toksin, β-toksin, γ-toksin, dan δ-toksin menyerang membran sel mamalia[2]. α-toksin, β-toksin, dan δ-toksin dapat

menyebabkan hemolisis[1]. δ-toksin juga menyebabkan leukolisis sel inang[1]. Sementara itu, γ-toksin menyebabkan

terbunuhnya sel inang[1].

[sunting]Enterotoksin

Enterotoksin menyebabkan keracunan makanan[2]. Enterotoksin merupakan superantigen yang lebih stabil pada suhu

panas jika dibandingkan dengan S. aureus[2]. enterotoksin (A, B, C, D, dan E) menginduksi diare, muntah dan

shock[1].

[sunting]Leukocidin

Toksin ini memusnahkan leukosit sel inang[1].

[sunting]Exfoliatin

Exfoliatin termasuk dalam superantigen juga, menyebabkan sindrom kulit melepuh pada anak-anak[2].

[sunting]Resistensi

[sunting]Resisten penisilin

Hampir semua isolat S. aureus resisten terhadap penisilin G[2]. Hal ini disebabkan oleh keberadaan enzim β-

laktamase yang dapat merusak struktur β-laktam pada penisilin[2]. Untuk mengatasi hal ini, dapat digunakan penisilin

yang bersifat resisten β-laktamase, contohnya nafcillin atau oksasilin[2].

[sunting]Resisten Metisilin (Methicillin-resistant S. aureus/MRSA)

Sebagian isolat S. aureus resisten terhadap methisilin karena adanya modifikasi protein pengikat penisilin[2]. Protein

ini mengkode peptidoglikan transpeptidase baru yang mempunyai afinitas rendah terhadap antibiotic β-laktam,

sehingga terapi β-laktam tidak responsif[2]. Salah satu contoh antibiotik yang digunakan terhadap MRSA

adalah vankomisin [5]

[sunting]Kontrol

Tidak ada vaksin yang efektif terhadap S. aureus[2]. Kontrol infeksi lebih ditujukan pada tindakan menjaga kebersihan,

contohnya mencuci tangan[2].

[sunting]Referensi

1. ^ a b c d e f g h i j k l m Madigan MT, Martinko JM, Dunlap PV, Clark DP. 2008. Biology of Microorganisms 12th edition. San

Francisco: Pearson.

2. ^ a b c d e f g h i j k l [WHO] World Health Organization. 2004. Guidelines for Drinking-water Quality 3rd Edition. Geneva:

World Health Organization.

3. ^ a b c d e f g (Inggris) Prescott LM, Harley JP, Klein DA. 2002. Microbiology. 5th Ed. Boston: McGraw-Hill.

4. ̂  Honeyman AL, Friedman H, Bendinelli M. 2001. Staphylococcus aureus Infection and Disease. New York: Plenum

Publishers.

5. ̂  Pollard AJ, McCracken GH, Finn A. 2004. Hot Topics in Infection and Immunity in Children. USA: Springer Science and

Business Media Inc.

Gram-positifDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Bakteri gram positif Bacillus anthracis (batang ungu) pada cairan serebrospinal. Sel yang lain adalah sel darah putih.

Gram-positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan

Gram sehingga akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop. [1]

Disisi lain, bakteri gram-negatif akan berwarna merah atau merah muda. [1] Perbedaan keduanya didasarkan pada

perbedaan struktur dinding sel yang berbeda dan dapat dinyatakan oleh prosedur pewarnaan Gram. [2] Prosedur ini

ditemukan pada tahun 1884 oleh ilmuwan Denmarkbernama Christian Gram dan merupakan prosedur penting dalam

klasifikasi bakteri.[3]

Bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus (bakteri patogen yang umum pada manusia) hanya

mempunyai membran plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel tebal berupa peptidoglikan.[2] Sekitar 90 persen dari

dinding sel tersebut tersusun atas peptidoglikan sedangkan sisanya berupa molekul lain bernama asam

teikhoat. [1] Di sisi lain, bakteri gram negatif (seperti E. coli) memiliki sistem membran ganda di mana membran

pasmanya diselimuti oleh membran luar permeabel.[2] Bakteri ini mempunyai dinding sel tebal berupa peptidoglikan,

yang terletak di antara membran dalam dan membran luarnya.[2]

Daftar isi

[sembunyikan]

1 Karakteristik

2 Peptidoglikan

3 Klasifikasi

4 Penyakit

5 Lihat pula

6 Referensi

[sunting]Karakteristik

Berikut ini adalah karakteristik dari bakteri Gram positif dan negatif. [4]

Karakteristik Gram positif Gram negatif

Dinding sel

Homogen dan tebal (20-80 nm0 serta sebagian besar

tersusun dari peptidoglikan. Polisakarida lain dan

asam teikoat dapat ikut menyusun dinding sel.

Peptidoglikan (2-7 nm) di antara membran dam dan

luar, serta adanya membran luar (7-8 nm tebalnya)

yang terdii dari lipid, protein, dan lipopolisakarida

Bentuk selBulat, batang atau filament Bulat, oval, batang lurus atau melingkar seprti tand

koma, heliks atau filamen; beberapa mempunyai

selubung atau kapsul

ReproduksiPembelahan biner Pembelahan biner, kadang-kadang pertunasan

MetabolismeKemoorganoheterotrof Fototrof, kemolitoautotrof, atau kemoorganoheterotrof

MotilitasKebanyakan nonmotil, bila motil tipe flagelanya

adalah petritrikus (petritrichous)

Motil atau nonmotil. Bentuk flagela dapat bervariasi-

polar,lopotrikus (lophtrichous), petritrikus

(petritrichous).

Anggota tubuh (apendase) Biasanya tidak memiliki apendase Dapat memiliki pili, fimbriae, tangkai

EndosporaBeberapa grup dapat membentuk endspora Tidak dapat membentuk endospora

[sunting]Peptidoglikan

Peptidoglikan (murein) adalah komponen utama dinding sel bakteri yang bersifat kaku dan bertanggungjawab

untuk menjaga integritas sel serta menentukan bentuknya. [5]

Protoplas  adalah sel yang telah dihilangkan dinding selnya dan karena suatu sel hidup di

lingkungan hipotonis (lebih encer dibanding sitoplasma sel) maka kecenderungannya air akan masuk ke dalam

sel sehingga protoplas yang tidak memiliki perlindungan dinding sel akan pecah. [5]

Peptdoglikan adalah polisakarida yang terdiri dari dua gula turunan yaitu asam-N-asetil glukosamin serta asam-

N-asetil muramat, dan sebuah rantai peptida pendek yang contohnya terdiri dari asam amino l-alanin, d-alanin,

d-asam glutamat, dan baik l-lisin atau asam diaminopimelik (DAP). [5]

DAP adalah asam amino langka yang hanya ditemukan pada dinding sel prokariot.[5]

Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Skema dinding sel bakteri gram positif

[sunting]Klasifikasi

Clostridi

um

Mycoba

cterium

Propioni

bacteriu

m

Mycopla

sma

karies gigi

enteritis

listeriosis

anthrax

tetanus, b

otulisme

difteri

tuberkulos

is

jerawat

pneumoni

a

Salmone

lla

Escheric

hia

Shigella

Neisseri

a

Bordetel

la

Legionel

la

Pseudo

monas

Vibrio

Campyl

obacter

Helicob

acter

Haemop

hilus

Trepone

ma

salmonelo

sis

gastroente

ritis/

radang

saluran

cerna

disentri

meningitis,

gonorea

batuk

rejan

legionnaire

s' disease

infeksi luka

bakar

kolera

gastroente

ritis

tukak

lambung

bronkitis,

Chlamy

dia

pneumoni

a

sifilis

pneumoni

a, uretritis,

trakoma

Gram-negatifDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

bakteri gram negatif Pseudomonas aeruginosaberbentuk batang berwarna merah muda.

Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan

Gram sehingga akan berwarna merah bila diamati dengan mikroskop.[1]

Disisi lain, bakteri gram-positif akan berwarna ungu.[1] Perbedaan keduanya didasarkan pada perbedaan

struktur dinding sel yang berbeda dan dapat dinyatakan oleh prosedur pewarnaan Gram.[2]. Prosedur ini ditemukan

pada tahun 1884 oleh ilmuwan Denmark bernama Christian Gram dan merupakan prosedur penting dalam klasifikasi

bakteri.[3] Bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus (bakteri patogen yang umum pada manusia) hanya

mempunyai membran plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel tebal berupa peptidoglikan [2]. Sekitar 90% dari

dinding sel tersebut tersusun ataspeptidoglikan sedangkan sisanya berupa molekul lain bernama asam teikhoat.[1] Di

sisi lain, bakteri gram negatif (seperti E. coli) memiliki sistem membran ganda di mana membran pasmanya diselimuti

oleh membran luar permeabel. [2] Bakteri ini mempunyai dinding sel tebal berupa peptidoglikan, yang terletak di

antara membran dalam dan membran luarnya. [2]

Banyak spesies bakteri gram-negatif yang bersifat patogen, yang berarti mereka berbahaya bagi organisme inang.

[4]Sifat patogen ini umumnya berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel gram-negatif, terutama

lapisan lipopolisakarida (dikenal juga dengan LPS atau endotoksin).[4]

Daftar isi

[sembunyikan]

1 Karakteristik

2 Peptidoglikan

3 Penyakit

4 Klasifikasi

5 Lihat pula

6 Referensi

[sunting]Karakteristik

Berikut ini adalah karakteristik dari bakteri Gram positif dan negatif[4]:

Karakteristik Gram positif Gram negatif

Dinding sel

Homogen dan tebal (20-80 nm) serta sebagian besar

tersusun dari peptidoglikan. Polisakarida lain dan

asam teikoat dapat ikut menyusun dinding sel.

Peptidoglikan (2-7 nm) di antara membran dam dan

luar, serta adanya membran luar (7-8 nm tebalnya)

yang terdii dari lipid, protein, dan lipopolisakarida

Bentuk selBulat, batang atau filament Bulat, oval, batang lurus atau melingkar seprti tand

koma, heliks atau filamen; beberapa mempunyai

selubung atau kapsul

ReproduksiPembelahan biner Pembelahan biner, kadang-kadang pertunasan

MetabolismeKemoorganoheterotrof Fototrof, kemolitoautotrof, atau kemoorganoheterotrof

MotilitasKebanyakan nonmotil, bila motil tipe flagelanya

adalah petritrikus (petritrichous)

Motil atau nonmotil. Bentuk flagela dapat bervariasi-

polar,lopotrikus (lophtrichous), petritrikus

(petritrichous).

Anggota tubuh (apendase) Biasanya tidak memiliki apendase Dapat memiliki pili, fimbriae, tangkai

EndosporaBeberapa grup dapat membentuk endspora Tidak dapat membentuk endospora

[sunting]Peptidoglikan

Peptidoglikan (murein) adalah komponen utama dinding sel bakteri yang bersifat kaku dan bertanggungjawab

untuk menjaga integritas sel serta menentukan bentuknya. [5]

Protoplas  adalah sel yang telah dihilangkan dinding selnya dan karena suatu sel hidup di

lingkungan hipotonis (lebih encer dibanding sitoplasma sel) maka kecenderungannya air akan masuk ke dalam

sel sehingga protoplas yang tidak memiliki perlindungan dinding sel akan pecah. [5]

Peptdoglikan adalah polisakarida yang terdiri dari dua gula turunan yaitu asam-N-asetil glukosamin serta asam-

N-asetil muramat, dan sebuah rantai peptida pendek yang contohnya terdiri dari asam amino l-alanin, d-alanin,

d-asam glutamat, dan baik l-lisin atau asam diaminopimelik (DAP). [5]

DAP adalah asam amino langka yang hanya ditemukan pada dinding sel prokariot. [5]

Untuk keterangan lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

[sunting]Penyakit

Berikut ini adalah penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan bakteri Gram positif dan negatif[5]:

Gram Genus Penyakit

Gram positif Staphyl impetigo,

ococcus

Streptoc

occus

Enteroc

occus

Listeria

Bacillus

Clostridi

um

Mycoba

cterium

Propioni

bacteriu

m

Mycopla

sma

keracunan

makanan,

bronkitis

pneumoni

a/radang

paru,

meningitis,

karies gigi

enteritis

listeriosis

anthrax

tetanus, b

otulisme

difteri

tuberkulos

is

jerawat

pneumoni

a

Salmone

lla

Escheric

hia

Shigella

Neisseri

a

Bordetel

la

Legionel

la

Pseudo

monas

Vibrio

Campyl

salmonelo

sis

gastroente

ritis/

radang

saluran

cerna

disentri

meningitis,

gonorea

batuk

rejan

legionnaire

s' disease

infeksi luka