Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta...
Embed Size (px)
Transcript of Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta...

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIAN
BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO-HATTA
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
2015

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Keadaan Umum 2
1.3 Tugas dan Fungsi 4
1.4 Sumber Daya 5
BAB II KEGIATAN PENGELOLAAN 3 M
2.1 Perencanaan dan Keuangan 8
2.2 Realisasi Keuangan 12
2.3 Realisasi Penerimaan Bukan Pajak (PNBP) 15
2.4 Perlengkapan (Sarana dan Prasarana) 16
2.5 Kepegawaian dan Tata Usaha 18
2.6 Permasalahan dan Solusi 21
BAB III KEGIATAN OPERASIONAL KARANTINA HEWAN
3.1 Gambaran Umum 22
3.2 Kegiatan Operasional Bidang Karantina Hewan 24
A Impor 25 B Ekspor 32 C Domestik Masuk 37 D Domestik Keluar 43
3.4 Penyelenggaraan Laboratorium 52
3.5 Pemantauan HPH/HPHK 53
3.6 Kegiatan Lain-lain 61
A Akreditasi SNI ISO/IEC 17025 : 2008 61 B Studi Banding 64 C Kalibrasi Alat Laboratorium 65 BAB IV KEGIATAN OPERASIONAL KARANTINA TUMBUHAN
4.1 Kegiatan Pemeriksaan Karantina Tumbuhan 66
A Gambaran Umum 66

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
B Kegiatan Sertifikasi dan Operasional Pemeriksaan 67 Karantina Tumbuhan
C Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium Karantina Tumbuhan 73 dan Keamanan Hayati Nabati
D Kegiatan Intersepsi OPT/OPTK 82
E Akreditasi laboratorium 85
4.2 Kegiatan Pemantauan OPT/OPTK 96
4.3 Kegiatan Operasional Lainnya 100
A Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan 100
B Surveilens PSAT 100
44 Permasalahan dan Solusi 101
BAB V KEGIATAN PENGAWASAN DAN PENINDAKAN
A Kegiatan Pre-Emtif 105
B Kegiatan Preventif 106
C Kegiatan Represif Yustisial 107
5.1 Pelaksanaan Kegiatan 107
A Pelaksanaan kegiatan Pre-emtif 107
B Pelaksanaan kegiatan Preventif 111
C. Pelaksanaan kegiatan Represif 113
5.2 Pemusnahan 114
5.3 Permasalahan dan Solusi 114
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1 Revisi DIPA Tahun 2015 : SP.DIPA-018.12.2.528860/2015 11 Tanggal 14 Nopember 2015 Tabel 2 Data Realisasi Anggaran Tahun 2015 14 Tabel 3 Perbandingan anggaran belanja DIPA Tahun 2011 s/d 2015 15 Tabel 4 Data Target dan Realisasi PNBP Tahun 2011 s/d 2015 16 Tabel 5 Data pelatihan/magang yang telah diikuti pegawai Balai 19 Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta Tabel 6 Data penggunaan dokumen utama karantina hewan TH 2015 24 Tabel 7 Kegiatan laboratorium karantina hewan Tahun 2015 52 Tabel 8 Rekapitulasi data dinas peternakan Propinsi Jawa Barat 53 dan Balai Veteriner Tahun 2014 Tabel 9 Data Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat Tahun 2014 54 Tabel 10 Manajemen pemeliharaan DOC dalam skala peternakan 60 Tabel 11 Manajemen Transportasi DOC 61 Tabel 12 Daftar peserta validasi/verifikasi metode 62 Tabel 13 Hasil uji banding laboratorium karantina tumbuhan tahun 2015 76 Tabel 14 Partisipasi laboratorium karantina tumbuhan sebagai peserta 77 Uji banding yang diselenggarakan laboratorium lain Tabel 15 Rekapitulasi data pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal 82 Tumbuhan Tahun 2015 Tabel 16 Frekuensi penggunaan metode uji di laboratorium karantina 83 Tumbuhan Tahun 2015 Tabel 17 Frekuensi temuan jenis OPT/K di laboratorium karantina 84 Tumbuhan tahun 2015

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
Tabel 18 Tindakan perlakuan kegiatan impor karantina tumbuhan 2015 94 Tabel 19 Tindakan perlakuan kegiatan ekspor karantina tumbuhan 2015 95 Tabel 20 Tindakan perlakuan kegiatan antar area karantina tumbuhan 96 2015

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta i
KATA PENGANTAR
Bandar Udara Internasional Soekarno merupakan Bandar udara yang paling
sibuk pada pelayanan lalu-lintas manusia maupun barang dengan tujuan domestik
maupun ke manca negara. Seiring perkembangan lalu-lintas manusia dan barang
yang yang semakin padat, maka disusunlah Grand Desain Bandar Udara
Internasional Soekarno Hatta untuk dapat melayani peningkatan lalu-lintas manusia
dan barang yang menggunakan jasa penerbangan melalui Bandar Udara
Internasional Soekarno Hatta, selain target ingin menjadi bandar udara terbaik no 2 se
Asia Tenggaran setelah Bandara Changi Singapura.
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta yang merupakan institusi
pengemban tugas pelaksanaan sistem perkarantinaan di Bandar Udara Internasional
Soekarno Hatta juga harus dapat mengantisipasi dan mengimbangi perkembangan
tersebut agar pelaksanaan tugas dan fungsi karantina pertanian tidak terkendala.
Oleh sebab itu, maka pada tahun 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno
Hatta berusaha mengoptimalkan semua unsur sumber daya yang dimiliki untuk dapat
melaksanakan fungsi pengawasan lalu-lintas media pembawa HPHK dan OPTK yang
dilalu-lintaskan melalui Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta dan Bandar Udara
Halim Perdana Kusuma.
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta secara konsisten
mengedepankan prinsip maximum security didalam operasionalisasinya.
Penyelenggaraan perkarantinaan hewan dan tumbuhan selain berlandaskan
peraturan perundang-undangan yang terkait, juga berdasarkan justifikasi ilmiah
terkini. Hal ini secara kontinyu dilakukan untuk dapat merefleksikan profesionalitas
perkarantinaan pertanian Indonesia dimata internasional.
Operasionalisasi perkarantinaan pertanian Balai Besar Karantina Pertanian
Soekarno Hatta meliputi kegiatan utama dan kegiatan pendukung. Kegiatan utama
adalah layanan sertifikasi kesehatan hewan dan tumbuhan serta pengawasan
keamanan hayati (hewani dan nabati), dan didukung penyelenggaraan pengawasan
dan penindakan. Pengawasan dan penindakan ditujukan dalam upaya penciptaan
pengetahuan dan pemahaman hingga kepatuhan publik terhadap penyelenggaraan
perkarantinaan pertanian.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta ii
Disamping pelayanan uji laboratorium, kemudahan pelayanan karantina
ditunjukkan dengan terjadinya peningkatan pemanfaatan layanan permohonan
pemeriksaan karantina (PPK) secara online baik pada E-QVet maupun E-plaq lingkup
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta.
Laporan tahunan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan
DIPA Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta sepanjang tahun 2015 yang
bersumber dari APBN murni dan PNBP, laporan ini juga berisi penjelasan-penjelasan
secara detail terhadap capaian output sesuai indikator kinerja yang telah ditetapkan,
kendala-kendala yang dihadapi dalam rangka pencapaian kinerja termasuk serta
solusi penyelesaian dan/atau antisipasi kendala tersebut.
Tangerang, Januari 2016
Kepala Balai,
Dr. Ir. M. Musyaffak Fauzi, SH. M.Si.
NIP. 19611231 199003 1 004

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta merupakan merupakan
gerbang utama masuk ke wilayah Indonesia. Sehingga keberadaan Balai Besar
Karantina Pertanian (BBKP) Soekarno Hatta sebagai salah satu institusi
pemerintah yang membidangi perkarantinaan hewan dan tumbuhan dilingkup
Bandar udara Internasional Soekarno Hatta mempunyai peranan penting dan
strategis.
Seiring dengan meningkatnya mobilitas barang dan manusia, maka
ancaman masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK ke wilayah Republik
Indonesia semakin tinggi pula. Selain itu kebijakan pemerintah untuk
meningkatkan ekspor memberikan peran karantina pertanian menjadi sangat
strategis terutama untuk memfasilitasi ekspor produk-produk pertanian berupa
sertifikat karantina.
Tantangan nyata yang dihadapi adalah peningkatan profesionalitas dan
simplicity pelayanan perkarantinaan yang berazaskan maximum security. Hal
ini merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh jajaran BBKP Soekarno
Hatta, karena dapat dijadikan salah satu cerminan pelaksanaan perkarantinaan
hewan dan tumbuhan di Indonesia bagi dunia internasional.
BBKP Soekarno Hatta mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan
keamanan hayati hewani dan nabati berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008. Amanat yang diemban tersebut
membawa konsekuensi untuk meningkatkan profesionalisme sehingga mampu
dan handal serta menjadi barometer nasional dalam penyelenggaraan
perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati di lingkup bandar udara.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 2
Bandara Soekarno Hatta saat ini berpacu dengan waktu agar target
sebagai bandara terbaik ke 2 setelah Changi Singapura dapat tercapai pada
tahun 2016, hal ini menuntut BBKP Soekarno Hatta untuk dapat lebih
meningkatkan kualitas pelayanan. Terkait pengembangan terminal 3 Ultimate
diperlukan antisipasi tersendiri BBKP Soekarno Hatta termasuk ketersediaan
sarana prasarana pemeriksaan, ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang berkualitas dengan jumlah yang cukup memadai dan anggaran yang
mencukupi.
Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh BBKP Soekarno Hatta saat ini
berjumlah 148 personil yang masih jauh dari jumlah ideal untuk melaksanakan
operasional perkarantinaan di Bandara Soekarno Hatta.Sebagai perbandingan
jumlah personil Bea Cukai yang hanya melakukan pengawasan impor dan
ekspor barang saat ini diperkuat sebanyak 582 personil sedangkan petugas
Imigrasi diperkuat oleh 600 personil. Hal ini menyebabkan pelaksanaan
kegiatan operasional karantina pertanian di Bandara Soekarno Hatta tidak bisa
dilaksanakan secara maksimal.
1.2 Keadaan Umum
BBKP Soekarno Hatta mempunyai karakteristik yang spesifik. Kedudukan
dan wilayah kerja BBKP Soekarno Hatta meliputi Bandar Udara Internasional
Soekarno Hatta, Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, dan Kantor Pos Tukar
Soekarno Hatta. BBKP Soekarno Hatta memiliki cakupan area pengawasan
yang cukup banyak titik dalam rangka pelaksanaan tindakan karantina hewan
dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati.
Area pengawasan dan tindakan karantina di kawasan Bandar Udara
Soekarno Hatta ini berjumlah 29 titik, yang terdiri dari: Terminal I-A, I-B, dan I-C
(Keberangkatan dan Kedatangan) Terminal II-D, II-E, dan II-F (Keberangkatan
dan Kedatangan) Terminal III (Domestik Masuk, Domestik Keluar, Impor dan
Ekspor), Kargo (DHL, FEDEX, Domestik GIA dan Non GIA, UNEX, Ekspor dan
Impor Gapura, Impor GIA dan JAS), Kargo Rush Handling (RH), Kantor POS

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 3
Tukar Soekarno Hatta, dan Bandar Udara Halim Perdana Kusuma (Terminal
dan Kargo). Dengan segala keterbatasan yang dimiliki dan tantangan yang
dihadapi, maka Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta perlu memiliki
rancangan skala prioritas dan strategi sehingga fungsi perkarantinaan di
Bandara Soekarno Hatta dapat berjalan secara optimal.
VISI DAN MISI
Sejalan dengan visi Badan Karantina Pertanian, visi Balai Besar
Karantina Pertanian Soekarno Hatta adalah “Menjadi Balai Besar Karantina
Pertanian yang tangguh dan terpercaya dalam perlindungan kelestarian
sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan, lingkungan, dan
keanekaragaman hayati serta keamanan pangan tahun 2019”.
Upaya mewujudkan visi tersebut, Balai Besar Karantina Pertanian
Soekarno-Hatta memiliki misi sebagai berikut:
1. Melaksanakan pengawasan terhadap lalu-lintas media pembawa
hama/penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan
karantina (OPTK) dalam upaya perlindungan dan pelestarian sumber daya
alam hayati;
2. Melindungi masyarakat dari ancaman penyakit zoonosis dan menjamin
keamanan pangan hayati dan nabati;
3. Mendukung daya saing komoditas hewan dan tumbuhan dalam
perdagangan domestik dan internasional melalui sertifikasi;
4. Meningakatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan karantina
pertanian;
5. Mengembangkan transparansi pelayanan melalui teknologi informasi;
6. Meningkatkan citra dan kualitas pelayanan.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 4
MOTTO
Motto penyelenggaraan perkarantinaan pertanian di Balai Besar Karantina
Pertanian Soekarno-Hatta adalah pemberian pelayanan yang lebih cepat,
lebih mudah, dan aman dilalulintaskan (we serve faster easier and safe).
PROGRAM KERJA
Berdasarkan visi dan misi, BBKP Soekarno Hatta menyusun program
kerja sebagai berikut:
1. Pengawasan secara intensif pada 29 area pengawasan di wilayah Bandar
Udara Soekarno-Hatta termasuk wilayah kerja Bandar Udara Halim
Perdana Kusuma;
2. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum yang
efektif bekerjasama dengan instansi terkait;
3. Penggunaan E-QVet dan E-plaq serta pemanfaatan PPK online dan
Indonesian National Single Window (INSW);
4. Pelatihan dan magang teknis untuk fungsional khusus dan administrasi
untuk fungsional umum;
5. Penyempurnaan instalasi karantina, tata ruang laboratorium, dan perbaikan
sarana operasional karantina pertanian;
6. Sosialisasi karantina pertanian melalui kegiatan pertemuan dengan
pengguna jasa karantina, mengikuti pameran dan penyebaran publikasi
berupa booklet/leaflet.
1.3 Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22 Tahun 2008 maka
BBKP Soekarno Hatta menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan;
b. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa
HPHK dan OPTK;

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 5
c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK;
d. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;
e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;
f. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan
tumbuhan;
g. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan
hayati hewani dan nabati;
h. Pengelolaan sistem informasi,dokumentasi, dan sarana teknik karantina
hewan dan tumbuhan;
i. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran
peraturanperundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina
tumbuhan, dan keamanan hayati hewani dan nabati;
j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
1.4 Sumber Daya
Upaya menjamin pelaksanakan tugas pokok dan fungsi berjalan dengan
baik, BBKP Soekarno Hatta dilengkapi dengan sumberdaya berupa anggaran,
sumberdaya manusia, dan sarana-prasarana, serta fasilitas penunjang lainnya.
Pada tahun 2015 Anggaran untuk kegiatan peningkatan kualitas
perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati jumlah anggaran yang
dialokasikan untuk BBKP Soekarno Hatta sebesar Rp. 22.733.593.000,- yang
terdiri dari Rp.8.436.796.000,- belanja pegawai dan Rp.14.296.797.000,-
belanja barang yang diperuntukkan untuk keperluan sehari-hari perkantoran
dan kegiatan operasional karantina pertanian.
DIPA BBKP Soekarno Hatta pada tahun 2015 mengalami 6 kali revisi
terkait dengan kebijakan pemerintah maupun dalam rangka memenuhi
kegiatan mendesak dan harus segera dilaksanakan. Akhir tahun anggaran
2015 alokasi anggaran BBKP Soekarno Hatta berjumlah Rp.23.930.190.000,-
yang terdiri dari belanja pegawai sebesar Rp.9.098.577.000,- belanja barang
untuk keperluan sehari-hari perkantoran dan kegiatan operasional karantina

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 6
pertanian sebesar Rp.13.950.113.000,- dan belanja modal sebesar
Rp.881.500.000,-.
Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki BBKP Soekarno Hatta terdiri
dari perangkat struktural dan fungsional. Perangkat struktural terdiri atas 1
(satu) eselon IIb, 4 (empat) eselon IIIb dan (sembilan) eselon IVa. Perangkat
fungsional terdiri dari fungsional khusus (Kelompok Jabatan Fungsional Medik
Veteriner (MV), Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT Ahli
dan Terampil),dan Paramedik Veteriner (PMV) serta fungsional umum.
Total SDM BBKP Soekarno Hatta berjumlah 148 orang. Jumlah kelompok
jabatan fungsional Medik Veteriner 20 orang , Paramedik Veteriner 26 orang,
POPT Ahli 22 orang, POPT terampil 30 orang dan tenaga PMHP sebanyak 2
orang, total jumlah fungsional MV/PMV dan POPT Ahli dan Terampil sebanyak
98 orang tidak sebanding dengan 29 titik area pengawasan yang harus dijaga
dimana kondisi Terminal Internasional beroperasi hampir 24 jam. Namun
demikian, pengawasan tetap dilakukan ditempat-tempat pemasukan dan/atau
pengeluaran dengan mempertimbangkan tingkat risiko/kerawanan terhadap
pemasukan HPHK dan OPTK. Beberapa pegawai pada tahun 2015 masih
menjalankan tugas belajar untuk memperoleh jenjang pendidikan S2 sebanyak
5 orang dan untuk S3 sebanyak 1 orang.
Secara ideal BBKP Soekarno Hatta seharusnya diperkuat oleh SDM
sebanyak minimal 640 orang, jumlah tersebut merupakan jumlah ideal yang
masih minimal, karena kedepan BBKP Soekarno Hatta berencana akan
meluaskan cakupan pengawasan secara intensif meliputi Bandara Halim
Perdana Kusuma yang meliputi terminal keberangkatan dan kedatangan,
Kantor Pos, Instalasi Karantina Hewan dan Tumbuhan dan petugas terbagi
dalam 4 shift dan masih masing titik pengawasan terdiri dari 4 orang petugas.
Sarana dan prasarana yang dimiliki BBKP Soekarno Hatta berupa
infrastruktur gedung kantor seluas 2.832 m² yang merupakan asset Perum
Angkasa Pura II yang diperuntukka kegiatan administrasi BBKP Soekarno
Hatta, bangunan instalasi karantina hewan termasuk laboratorium seluas 3.836
m² dan bangunan instalasi karantina tumbuhan termasuk laboratorium seluas

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 7
868 m². bangunan merupakan asset BBKP Soekarno Hatta dan lahan seluas
14.097 M2 merupakan asset PT Perum Angkasa Pura II. Fasilitas penunjang
lainnya berupa peralatan perkantoran, peralatan pelaksanaan tindakan
karantina hewan dan tumbuhan termasuk peralatan laboratorium, perangkat
manajemen informasi, serta kendaraan operasional roda-4 sebanyak 27 unit
dan roda-2 sebanyak 41 unit.
Namun demikian, untuk tujuan peningkatan kinerja dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi, perlu dilakukan penyempurnaan sarana
pendukung yang telah ada. Penyempurnaan difokuskan untuk optimalisasi
instalasi dan laboratorium baik untuk karantina hewan dan karantina tumbuhan.
Penambahan peralatan laboratorium, dan penambahan kendaraan operasional
juga mendapat perhatian untuk optimalisasi penyelenggaraan perkarantinaan.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 8
BAB II
KEGIATAN PENGELOLAAN 3 M
2.1 Perencanaan dan Keuangan
DIPA Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta pada anggaran tahun
2015 terbagi beberapa keluaran (output) :
1. Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
(1823.002)
Output Sertifikasi Karantina Pertanian dan Pengawasan Kemanan Hayati
terdiri dari beberapa SubOutput antara lain :
a. Sertifikasi Karantina Hewan dan Pengawasan Keamanan Hayati Hewani
b. Sertifikasi Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati
c. Akreditasi Laboratorium
d. Koordinasi, Pengawasan dan Penindakan Karantina Pertanian
e. Dukungan Manajemen UPT
f. Penguatan operasional karantina pertanian dalam mendukung peningkatan
produksi pangan.
Komponen kegiatan di output 1823.002 terdiri dari kegiatan utama seperti
Sertifikasi Karantina Hewan dan Pengawasan Keamanan Hayati Hewani dan
Sertifikasi Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati,
pemantauan HPHK dan OPTK serta kegiatan utama lainnya yang masuk pada
kegiatan 8P, pengawasan penindakan, sosialisasi dan kegiatan akreditasi
laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta serta kegiatan
yang bersifat dukungan manajemen.
2. Layanan Perkantoran (1823.994)
Kegiatan yang masuk pada output layanan perkantoran adalah kegiatan
yang bersifat rutin, antara lain untuk pembayaran gaji pegawai, pemeliharaan
gedung dan bangunan, pemeliharaan barang inverntaris peralatan dan mesin
serta untuk kegiatan yang bersifat mendukung terselenggaranya operasional
karantina pertanian di Bandara Soekarno Hatta.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 9
3. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi (1823.996)
Kegiatan untuk pengadaan laptop
4. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran (1823.997)
Kegiatan antara lain pengadaan alat laboratorium, sarana kantor, meubelair, TV
LED Monitor Display, alat pemadam api ringan, sarana kelengkapan laboratorium
AC dan portal serta perbaikan panel listrik.
5. Gedung/Bangunan (1823.998)
Kegiatannya berupa renovasi ruang pelayanan karantina hewan dalam rangka
menambah kenyamanan pengguna jasa karantina hewan.
Pada Tahun Anggaran 2015 pagu anggaran yang diperoleh Balai Besar
Karantina Pertanian Soekarno Hatta mengalami beberapa revisi, sepanjang tahun
2015 tercatat sebanyak 6 kali revisi, revisi terkait dengan penyesuaian total pagu
maupun revisi yang terkait dengan penyesuaian anggaran.
Pagu DIPA awal yang diperoleh Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno
sebesar Rp.22.733.593.000,- yang meliputi Belanja Pegawai Rp.8.436.796.000,-
belanja barang Rp.14.296,797.000,- sedangkan belanja modal pada tahun 2015
pada DIPA awal tidak teralokasikan.
Rincian keluaran (output) terdiri dari:
1. Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
alokasi anggaran sebesar Rp.7.164.810.000,-
2. Layanan Perkantoran alokasi anggaran sebesar Rp.15.568.783.000,-
Periode awal anggaran sesuai dengan kebijakan pemerintah tentang
penghematan anggaran, maka pada awal tahun anggaran 2015 dilakukan
penghematan terutama untuk kegiatan perjalanan.
Anggaran Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mengalami
penghematan belanja barang khususnya untuk belanja perjalanan sejumlah
Rp.1.514.316.000,- sehingga belanja barang mengalami penurunan 10,66%, dengan
adanya penghematan pagu belanja barang menjadi Rp.12.782.481.000,- dan total

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 10
pagu menjadi Rp.21.219.277.000,- sesuai DIPA Revisi ke 01 Tanggal 05 Januari
2015.
DIPA revisi ke 02 tanggal 05 Februari 2015 Pagu anggaran Balai Besar
Karantina Pertanian kembali mengalami penambahan disebabkan adanya
penambahan belanja barang sebesar Rp.47.632.000,- dan modal sebesar
Rp.881.500.000, - sehingga pagu total menjadi Rp.22.148.409.000,-.
Penambahan belanja modal antara lain dialokasikan untuk belanja Perangkat
Pengolah Data dan Komunikasi, Peralatan dan Fasilitas Perkantoran dan
Gedung/Bangunan.
DIPA revisi ke 03 tanggal 06 Maret 2015 Belanja Barang memperoleh
penambahan sebesar Rp.1.120.000.000,- yang dialokasikan untuk memfasilitasi
kegiatan Penguatan Operasional Karantina Pertanian Dalam Mendukung
Peningkatan Produksi Pangan dengan detil kegiatan antara lain perjalanan
pengamatan media pembawa HPH/HPHK dan perjalanan pengamatan media
pembawa OPT/OPTK.
DIPA revisi ke 04 tanggal 15 April 2015 pagu anggaran belanja pegawai,
berlanja barang dan belanja modal masih sama, revisi hanya dilakukan dalam
rangka refocusing kegiatan kegiatan yang ada pada DIPA tahun 2015.
DIPA revisi ke 05 tanggal 22 September 2015 Balai Besar Karantina Pertanian
Soekarno Hatta memperoleh penambahan alokasi anggaran belanja pegawai
sebesar Rp.661.781.000,- untuk menutupi kekurangan alokasi anggaran belanja
pegawai sebelumnya, sedangkan untuk belanja barang dan belanja modal tidak
mengalami perubahan.
DIPA revisi ke 06 tanggal 19 Nopember 2015 dilakukan revisi untuk
memunculkan Akun baru yaitu Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi
(521811) untuk kegiatan pengadaan barang yang bersifat habis pakai.
Setelah revisi ke 6 pagu anggaran Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno
Hatta mengalami penambahan, sehingga total pagu menjadi Rp. 23.930.190.000,-.
Apabila dibandingkan dengan alokasi anggaran tahun 2014 sebesar Rp.
23.203.390.000 -, maka anggaran tahun 2015 hanya mengalami kenaikan sebesar
Rp. 726.800.000 atau sebesar 3,13 % , hal ini untuk menambah pagu anggaran
belanja belanja pegawai yang tidak boleh terjadi minus anggaran. Terjadinya

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 11
penambahan anggaran belanja pegawai antara lain diperuntukkan Kenaikan
pangkat pegawai, kenaikan gaji berkala dan kenaikan jabatan fungsional, secara
ringkas kegiatan revisi DIPA ke 01 s/d 06 dapat dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 1 Revisi DIPA Tahun 2015 Nomor: SP DIPA-018.12.2.528860/2015 tanggal 14 Nopember 2014
NO
REVISI DIPA KE
TGL REVISI PERUBAHAN ANGGARAN (Rp.000)
KETERANGAN PEGAWAI BARANG MODAL
1 - - 8.436.796 14.296.797 - DIPA Awal
2 01 05 Januari 2015 8.436.796 12.782.481 - Penghematan belanja barang
3 02 05 Februari 2015 8.436.796 12.830.113 881.500 Penambahan belanja
modal
4 03 06 Maret 2015 8.436.796 13.950.113 881.500 Penambahan belanja barang dalam rangka Opsus
5 04 15 April 2015 8.436.796 13.950.113 881.500 Refocusing kegiatan
6 05 22 Sept 2015 9.098.577 13.950.113 881.500 Penambahan kekurangan belanja gaji pegawai
7 06 19 Nov 2015 9.098.577 13.950.113 881.500 Akun baru Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (521811)
Alokasi anggaran DIPA tahun 2015 yang bersumber dari PNBP pada tahun
2015 berjumlah Rp.1.500.000.000,- untuk membiayai belanja bahan dan perjalanan
selama 1 tahun. Pada tahun anggaran 2015 ada 4 keluaran yakni :
1. Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian dan Keamanan Hayati (1823.002)
volume kegiatan 12 bulan, dan alokasi anggaran sebesar Rp.6.770.494.000,-
2. Layanan Perkantoran (1823.994) volume kegiatan 12 bulan, dan alokasi
anggaran sebesar Rp.16.278.196.000,-
3. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi (1823.996) volume kegiatan 5 unit,
dan alokasi anggaran sebesar Rp.75.000.000,-
4. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran (1823.997) volume kegiatan 10 unit, dan
alokasi anggaran sebesar Rp.706.500.000,-
5. Gedung dan Bangunan (1823.998) volume kegiatan 50 M2, dan alokasi
anggaran sebesar Rp.100.000.000,-

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 12
Belanja modal dialokasikan antara lain untuk pengadaan sarana dan prasarana
seperti laptop, display TV, meubelir kantor, air conditioner, kelengkapan dan sarana
laboratorium serta dalam rangka kenyamanan para pengguna jasa, maka pada
tahun anggaran 2015 dialokasikan anggaran untuk melakukan renovasi ruang
pelayanan khususnya pelayanan karantina hewan.
Untuk ketertiban parkir dan keamanan kendaraan, maka pada tahun anggaran 2015
juga telah dialokasikan anggaran untuk pengadaan portal di pintu masuk parkir
kendaraan, dan untuk mengantisipasi bahaya kebakaran maka pada tahun
anggaran 2015 juga dialokasikan anggaran untuk pengadaan tabung pemadam
kebakaran.
Seluruh kegiatan belanja modal merupakan dana relokasi yang diperoleh dari
anggaran Badan Karantina Pertanian karena DIPA awal BBKP Soekarno Hatta
tidak teralokasi belanja modal.
2.2 Realisasi Keuangan
Kegiatan BBKPSoekarno Hatta Tahun 2015 secara umum terdiri atas 2
komponen, yaitu yang bersifat belanja rutin antara lain : pembayaran gaji dan
tunjangan pegawai, pemeliharaan sarana dan prasarana, belanja barang keperluan
sehari-hari perkantoran, belanja kegiatan operasional dan belanja modal.
Anggaran belanja modal pada tahun anggaran 2015 antara lain dilaksanakan
untuk:
1. Pengadaan alat pengolah data
Dilaksanakan untuk mendukung kegiatan pengolahan data operasional dan
pengelolaan administrasi keuangan, berupa pengadaan laptop sebanyak 5
(lima) unit dengan pagu anggaran sebesar Rp.75.000.000,- dengan realisasi
sebesar Rp. 74.920.000,- atau sebesar 99,89 %
2. Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran berupa 10 paket terdiri dari :
a. Alat penunjang kegiatan laboratorium sebanyak 1 paket dengan pagu
sebesar Rp. 200.000.000, realisasi sebesar Rp. 199.430.000 atau sebesar
99,72 %.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 13
b. Sarana kantor sebanyak 1 paket senilai Rp. 66.500.000,- dengan realisasi
sebesar Rp. 65.000.000 atau sebesar 97,74 %.
c. Meubelair sebanyak 1 paket dengan pagu anggaran sebesar Rp.
85.000.000,- realisasi sebesar Rp. 81.745.400,- atau sebesar 96,17 %.
d. TV Led Monitor untuk keperluan informasi sebanyak 6 unit dengan nilai
anggaran sebesar Rp. 60.000.000,- realisasi 59.202.000,- atau sebesar
98,67 %.
3. Pengadaan Peralatan Teknis
Pengadaan peralatan teknis yang diadakan oleh BBKP Soekarno Hatta tahun
2015 berupa.
a. Alat pemadam api ringan untuk keperluan pengamanan gedung kantor
sebanyak 20 set dengan pagu anggaran sebesar Rp. 30.000.000,- realisasi
sebesar Rp. 29.040.000, atau sebesar 96,8 %.
b. Sarana kelengkapan laboratorium sebanyak 1 paket dengan pagu anggaran
sebesar Rp. 70.000.000, realisasi sebesar Rp. 68.750.000,- atau sebesar
98,21 %.
4. Pengadaan AC
Pengadaan ini untuk melengkapi ruangan yang masih memerlukan AC
dialokasikan sebanyak 10 unit dengan nilai anggaran sebesar Rp. 65.000.000,-
realisasi sebesar Rp. 64.831.250,- atau 99,74 %.
5. Penambahan Jaringan Listrik
Dilaksanakan penambahan jaringan listrik untuk mencukupi kebutuhan dengan
adanya penambahan sarana peralatan kantor berupa komputer dan alat
laboratorium , pagu anggaran untuk 1 paket sebesar Rp. 30.000.000 , realisasi
sebesar Rp. 27.852.000,0 atau sebesar 92,84 %.
6. Portal Tempat Partkir
Dalam rangka pengamanan gedung dan kendaraan pada areal gedung kantor,
dilaksanakan pengadaan portal parkir sejumlah 2 paket dengan nilai sebesar Rp.
100.000.000,- realisasi sebesar Rp. 99.979.000, - atau sebesar 99,97 %.
7. Renovasi Ruang Pelayanan Karantina Pertanian
Dalam rangka mendukung pelayanan terhadap para pengguna jasa karantina
dilaksanakan renovasi ruang pelayanan yang lebih memadai sesuai dengan

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 14
standar pelayanan publik, kegiatan ini dialokasikan dana sebesar Rp. Rp.
200.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 98.072.370,- atau sebesar 98,07%
Secara keseluruhan realisasi Anggaran Tahun 2015 Balai Besar Karantina
Pertanian Soekarno Hatta sebesar Rp. 23.540.839.738,- atau 98,37 %, dengan
rincian belanja pegawai sebesar Rp. 8.964.972.206,- (98,53%), belanja barang
sebesar Rp. 13.707.045.512,- (98,26%), dan belanja modal sebesar Rp.
868.822.020,- (98,56%). Anggaran dan realisasi DIPA TA 2015 sebagaimana
tercantum dalam Tabel. 2
Tabel 2. Realisasi Anggaran Belanja TA.2015
No Uraian Pagu Realisasi %
1.
2.
3.
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
9.098577.000
13.950.113.000
881.500.000
8.964.972.206
13.707.045.512
868.822.000
98,53
98,26
98,56
Jumlah 23.930.190.000 23.540.839.738 98,37
Pagu anggaran DIPA BBKP Soekarno Hatta selama 4 tahun terakhir
mengalami fluktuatif . Hal ini terjadi adanya kebijakan pemerintah untuk melakukan
penghematan anggaran yang berasal dari belanja perjalanan dinas dan
pembangunan gedung baru. Namun demikian pada tahun 2015 untuk mendukung
kelancaran kegiatan operasional perkarantinaan, belanja modal berupa pengadaan
alat laboratorium dan keperluan sarana teknis lainnya masih tetap dialokasikan
anggarannya. Sedangkan Perbandingan anggaran tahun 2011-2015 seperti
ditunjukan dalam Tabel 3

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 15
Tabel 3. Perbandingan Anggaran Belanja antara DIPA TA.2011 s/d 2015)
(dlm ribuan)
No Uraian Belanja
Pegawai
Belanja
Barang
Belanja
Modal Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
DIPA TA.2011
DIPA TA.2012
DIPA TA. 2013
DIPA TA. 2014
DIPA TA.2015
5.750.795
7.168.977
7.450.296
8.048.162
9.098.577
10.841.322
13.880.753
15.204.281
13.264.558
13.950.113
6.718.440
2.931.585
18.401.000
1.890.670
881.500
23.310.557
23.981.315
41.055.577
23.203.390
23.930.190
2.3 Realisasi Penerimaan Bukan Pajak (PNBP)
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada tahun 2015 sebesar Rp.
4.451.397.001,- yang terdiri atas penerimaan umum Rp. 41.732.180 dan
penerimaan fungsional Rp. 4.399.348.890,-.
Hal ini menunjukan bahwa PNBP yang berasal dari penerimaan fungsional
melampaui target yang ditetapkan sebesar 147 % atau sejumlah Rp.
1.399.348.890,-. Jika dibandingkan dengan Penerimaan Negara Bukan Pajak
Tahun 2014 sebesar Rp.4.563.117.173,- yang terdiri dari penerimaan umum
Rp.205.031.872,- dan penerimaan fungsional Rp. 4.328.511.731,- mengalami
penurunan sebesar Rp. 234.605.442,- atau 5,42 %. Hal ini terjadi karena komoditas
wajib periksa karantna yang dilalu lintaskan melalui pintu pemasukan dan
pengeluaran Bandara Internasional Soekarno Hatta, mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 16
Secara lebih rinci perkembangan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
selama 5 tahun dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Target dan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) TA.2011 s/d 2015
No Uraian Target Realisasi Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5
TA.2011
TA.2012
TA.2013
TA.2014
TA.2015
1.700.000.000
2.000.000.000
2.050.000.000
2.100.000.000
3.000.000.000
2.820.776.612
3.794.677.765
4.544.124.907
4.563.117.173
4.451.397.001
165,93%
189,73%
221,67%
206 %
147 %
2.4 Perlengkapan (Sarana dan Prasarana)
Sarana dan prasarana yang telah dimiliki oleh Balai Besar Karantina Pertanian
Soekarno Hatta saat ini untuk menunjang pelaksanaan tupoksi adalah:
1. Kendaraan dinas Operasional Roda 4 sebanyak 27 unit dan Roda 2 sebanyak
36 unit, yang digunakan untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional
perkarantinaan. Namun demikian dari segi umur teknis penggunaan kendaraan
ada beberapa unit yang kondisi sudah mulai rusak, sehingga dari segi biaya
pemeliharaan akan lebih besar biayanya dibandingkan dengan manfaatnya
yang tidak optimal sehingga akan diusulkan untuk dilakukan penghapusan.
2. Instalasi karantina hewan berfungsi untuk melakukan tindakan pemeriksaan
hewan sampai dengan masa karantina selesai dan dinyatakan sehat. Fasilitas
instalasi antara lain untuk anjing, kucing, unggas, reptil serta kuda. Selain
Instalasi untuk karantina hewan, fasilitas lain yang tersedia adalah Incenerator

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 17
yang digunakan untuk melaksanakan pemusnahan baik komoditas hewan
maupun tumbuhan yang tidak memenuhi persyaratan karantina pertanian.
3. Instalasi karantina tumbuhan berupa Green House yang berfungsi tempat
melakukan pemeriksaan karantina dan pengamatan sampai dengan selesainya
masa karantina, selain itu instalasi karantina tumbuhan juga digunakan sebagai
tempat penahanan sebelum dilakukan tindakan pemusnahan
4. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 Tentang
Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan
Pemindahtangan Barang Milik Negara, Balai Besar Karantina Pertanian
Soekarno Hatta telah melakukan usulan Penetapan Status Penggunaan (PSP)
terhadap seluruh aset Barang Milik Negara pada Balai Besar Karantina
Pertanian Soekarno Hatta. Sampai dengan sekarang jumlah aset yang sudah
mendapat status penggunaan sebesar Rp. 19.721.724.939,-, dalam proses
pengusulan sebesar Rp. 26.560765.169,- sehingga jumlah aset yang sudah
diusulkan dan dalam proses pengusulan sebesar Rp. 46.282.490.108 atau
sekitar 57,23 %. Sedangkan aset yang belum ditetapkan sebesar Rp.
34.592.514.705 atau sekitar 42,77 %.
5. Hasil audit Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian yang dilakukan Tahun
Anggaran 2014 dan 2015, terkait dengan Barang Milik Negara berdasarkan hasil
pemeriksaan fisik dan administrasi disarankan untuk membentuk Tim
Penghapusan Barang Milik Negara. Saran tersebut telah ditindaklanjuti dengan
dibuatnya Surat Keputusan Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno
Hatta No. 20/Kpts/PL.160/L.8.A.1/2016 tanggal 05 Januari 2016. Tentang
Pembentukan Panitia Penghapusan Barang Milik Negara Pada Balai Besar
Karantina Pertanian Soekarno Hatta.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 18
2.5 Kepegawaian dan Tata Usaha
Jumlah pegawai Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta sampai akhir
tahun 2015 tercatat sebanyak 148 orang dengan komposisi sebagai berikut :
1. Pejabat struktural : 14 orang
2. Medik Veteriner (MV) : 18 orang
3. Paramedik Veteriner : 26 orang
4. POPT Ahli : 20 orang
5. POPT Terampil : 30 orang
6. PMHP : 1 orang
7. Tenaga Administrasi : 32 orang
8. Tugas Belajar S3 dan S2 : 6 orang
9. Atase Pertanian : 1 orang
Tingkat pendidikan pegawai Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
sampai akhir tahun 2015 dapar digambarkan sebagai berikut:
1. Strata-3 (S3) : 1 orang
2. Strata-2 (S2) : 17 orang
3. Strata-1 (S1) : 57 orang
4. Diploma 3 (D3) : 18 orang
5. SLTA : 52 orang
6. SLTP : 1 orang
7. SD : 2 orang
Dalam rangka peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), pada
tahun anggaran 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta telah
melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan kemampuan pegawai dengan
mengadakan kegiatan pelatihan yang bersifat In House Training maupun dengan
cara mengirimkan pegawai untuk magang/berlatih di lingkup Badan Karantina
Pertanian atau instansi lain. Pelatihan/magang yang diikuti pegawai pada tahun
2015 meliputi pelatihan yang bersifat teknis maupun administrasi.
Adapun pelatihan/magang yang diikuti oleh pegawai Balai Besar Karantina
Pertanian Soekarno Hatta adalah sebagai berikut :

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 19
Tabel.5 Pelatihan/magang yang telah diikuti pegawai Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
NO Nama Pelatihan/magang Tempat Penyelenggaran
1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Pengujian Residu Hormon dan
Antibiotik Karantina Hewan.
PCR Karantina Tumbuhan
Peningkatan Kompetensi
Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah
Pendeteksian OPTK pada
produksi unggulan padi,
jagung, kedele dan tebu
Analisis dan Pengolahan Data
Pengujian Residu Pestisida
dan Logam Berat pada PSAT
Deteksi dan Identifikasi OPTK
Virus dengan Real Time PCR
Isolasi Virus dengan Metode
Kultur Jaringan Karantina
Hewan
Pengembangan Karakter
Pembinaan Laboratorium
peserta uji profisiensi
Indonesia Veterinery
Leadership
Latihan Dasar Perkarantinaan
Karantina Tumbuhan
Pengenalan Tugas Karantina
Pertanian
Pengujian dengan PCR Rabies
Pemeriksaan Logam Berat dan
Bogor
Sumatera Utara
Jakarta
Cibitung
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Cibitung
Bogor
Bogor
Cibitung
Yogyakarta
Banjarbaru
Jakarta
BPMPP
USU
Kementan
BUTTMKP
BBUS KP
BBUS KP
BBUS KP
BUTTMKP
BBLITVET
IPB
BUTTMKP
STPP
BVET
BBUS

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 20
15
16
Cemaran Kimia pada sarang
burung wallet
Cemaran Microbiologi pada
sarang burung wallet
PCR AI
Jakarta
Jakarta
BBUS
BBUS
Dalam rangka peningkatan kualitas SDM yang telah dimiliki, maka Balai Besar
Karantina Pertanian juga mengirimkan pegawai yang memiliki kemampuan dan
keinginan untuk menambah jenjang pendidikan untuk mengikuti pendidikan formal
jenjang Strata-2 (S2) dan Strata-3 (S3). Sampai saat ini jumlah pegawai Balai Besar
Karantina Pertanian Soekarno Hatta yang mengikuti pendidikan formal Strata-2 (S2)
sebanyak 5 orang di IPB Bogor dan UGM Jogyakarta serta Strata-3 (S3) 1 orang di
IPB Bogor.
Data secara detail pengawai yang telah mengikuti pendidikan formal, pelatihan
dapat dilihat pada lampiran 1.
Sepanjang tahun 2015 pegawai yang memperoleh kanaikan pangkat sebanyak
22 orang yang terdiri dari kenaikan pangkat regular dan fungsional.
Penambahan pegawai karena mutasi pada tahun 2015 sebanyak 5 orang terdiri dari
2 orang Struktural, 2 orang POPT dan 1 orang Medik Veteriner. Pegawai mutasi
tersebut berasal dari Barantan dan UPT SKP Kelas I Menado. Pegawai mutasi
keluar sebanyak 4 orang terdiri dari 1 orang Struktural, 1 orang POPT, 1 orang
Medik Veteriner dan 1 orang Fungsional umum.
Ada pengurangan jumlah pegawai pada tahun 2015 disebabkan karena meninggal
dunia pada tanggal 16 Juli 2015 an. Imma Himmatul Aliyah, SP NIP. 19820826
200912 2 006 pangkat/gol Penata Muda TK.I, III/b jabatan POPT Pertama.
Sebagai upaya untuk meningkatkan disiplin pegawai dan motivasi kerja, maka
pada tahun 2015 telah dilakukan kegiatan yaitu :
1. Kegiatan peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan agama masing-masing
2. Meningkatkan pengawasan kehadiran pegawai dengan menerapkan absensi
deteksi wajah

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 21
Selama tahun 2015 banyak mahasiswa dari Perguruan Tinggi dan Siswa SMK
yang melaksanakan magang/ Praktek Kerja Lapang untuk mengembangkan
pengetahuannya.
2.6 Permasalahan dan Solusi
Pengelolaan kegiatan-kegiatan yang bersifat umum pada dasarnya dapat
dilakukan dengan lancar, namun demikian beberapa kendala yang dihadapi pada
kegiatan tahun 2015 antara lain:
1. Terjadinya kekurangan alokasi belanja pegawai terutama belanja Gaji dan
Tunjangan karena adanya penambahan jumlah pegawai, baik dari
pengangkatan baru maupun mutasi.
2. SDM yang menangani tindak karantina tidak sebanding dengan area yang harus
diawasi.
3. Kurangnya anggaran belanja modal pengadaan sarana dan prasarana untuk
mendukung pelayanan tindakan karantina.
Atas permasalahan tersebut maka upaya solusi yang dilakukan pada tahun 2015
antara lain :
1. Dilakukan pergeseran antar Akun Belanja Pegawai dalam rangka menutupi
kekurangan Gaji dan Tunjangan Pegawai.
2. Mengajukan kekurangan belanja Gaji dan Tunjangan ke Kantor Pusat.
3. Prioritas kegiatan-kegiatan yang bersifat Belanja Modal.
4. Mengusulkan penambahan pegawai.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 22
BAB III
KEGIATAN OPERASIONAL KARANTINA HEWAN
3.1. Gambaran Umum
Bidang Karantina Hewan Selama Tahun 2015 telah melaksanakan kegiatan
sesuai tugas dan fungsi berdasarkan Peraturan Perundangan Karantina yang
berlaku. Penyelenggaraan perkarantinaan hewan menggunakan sumber dana yang
teralokasi dalam DIPA BBKP Soekarno Hatta Tahun Anggaran 2015. Bidang
Karantina Hewan memiliki program kerja berupa peningkatan kualitas
perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati hewani.
Program kerja ini dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan kualitas
pelayanan sertifikasi kesehatan hewan yang terdiri dari: Pemeriksaan, Pengasingan,
Pengamatan, Penyelenggaraan Laboratorium, Perlakuan, Penahanan, Penolakan,
Pemusnahan atau pembebasan. Operasional karantina hewan tersebut dilandasi
alasan ilmiah atau scientific base.
Pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan oleh bidang karantina hewan terdiri
dari : 1).Pemeriksaan fisik didalam ataupun diluar tempat tempat pemasukan
dan/atau pengeluaran, 2).Pemeriksaan laboratorium karantina hewan untuk
peneguhan diagnosa klinis dan 3). Penilaian kelayakan instalasi milik pengguna jasa
karantina sebagai tempat pemeriksaan fisik kesehatan hewan dan keamanan hayati
hewani. Sedangkan pengasingan dan pengamatan dilaksanakan terhadap media
pembawa HPHK yang dilakukan di Instalasi BBKP Soekarno Hatta. Bilamana
pemeriksaan tidak dimungkinkan untuk dilaksanakan di Instalasi BBKP Soekarno
maka pengasingan dan pengamatan dilakukan di instalasi karantina hewan/produk
hewan di tempat pemilik.
Penyelenggaraan Laboratorium Bidang Karantina Hewan BBKP Soekarno
Hatta telah menerapkan sistem manajemen mutu laboratorium (SMM laboratorium)
sejak tahun 2012. Penerapan SMM laboratorium berdasarkan ISO-IEC 17025 :
2008 dan telah menerima sertifikat akreditasi dari KAN sebagai Laboratorium
Penguji. Sertifikat akreditasi Nomor : LP 646 IDN dengan ruang lingkup pengujian

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 23
serum darah anjing dan kucing melalui metode deteksi Titer Antibodi terhadap
penyakit Rabies menggunakan metode ELISA Ab IndirectSynbiotic dan Pusvetma.
Pelaksanaan Perlakuan di Instalasi Karantina Hewan telah dilakukan dengan
pemberian pengobatan dan vaksinasi pada hewan selama masa pengamatan
karantina. Pengobatan ditujukan pada hewan-hewan yang didiagnosa mengalami
sakit. Disamping itu, perlakuan yang diberikan pada hewan-hewan yang berada di
instalasi tidak terbatas pengobatan melainkan juga pemberian zat promotif untuk
segera menstabilkan kondisi hewan setelah mengalami stress selama diperjalanan
(penerbangan).
Kegiatan Penunjang yang dilakukan Bidang Karantina Hewan BBKP
Soekarno Hatta selama Tahun 2015 adalah telah melakukan vefikasi dokumen.
Vefikasi lebih dikhususkan terhadap dokumen yang belum memenuhi persyaratan
karantina yaitu dokumen pengeluaran, impor dan ekspor. Verifikasi dokumen
dilakukan oleh Tim Verifikator yang terdiri dari Seksi Wasdak Hewan, Seksi Yanops
KH dan Seksi Insartek KH.
Kegiatan Verifikasi dilakukan setiap hari serta melaksanakan rapat verifikasi
dokumen setiap awal bulannya dan melakukan pembuatan laporan verifikasi
dokumen karantina hewan. Kegiatan lain adalah melakukan pencetakan segel
karantina hewan berupa stiker karantina check dan stiker karantina seal yang
digunakan untuk memudahkan identifikasi media pembawa HPHK lalu lintas antar
area (domestik).
Tindakan karantina hewan selain dilaksanakan di instalasi karantina hewan
BBKP Soekarno Hatta dalam wilayah bandara, juga dilaksanakan di luar tempat
pemasukan dan/atau pengeluaran. Pelaksanaan tindakan karantina terhadap hewan
dan/atau produk hewan diluar tempat pemasukan dan/atau pengeluaran
dilaksanakan di instalasi karantina untuk hewan(IKH) atau produk hewan (IKPH)
milik perusahaan. Lokasi Instalasi lingkup BBKP Soekarno Hatta berada dibeberapa
daerah antara lain : Bandung, Bogor, Cianjur, Cilacap, Cipelang, Jakarta, Jepara,
Lampung, Lembang, Malang, Medan, Nganjuk, Palembang, Pare-Kediri, Pontianak,
Purwakarta, Subang, Sukabumi dan Tangerang.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 24
Target pemeriksaan terhadap Media Pembawa Impor adalah mendeteksi
adanya Hama Penyakit Hewan Karantina baik dari golongan I maupun golongan II.
Hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap Media Pembawa Impor baik Hewan,
Bahan Asal Hewan, Hasil Bahan Asal Hewan yang masuk melalui Balai Besar
Karantina Pertanian Soekarno Hatta adalah ditemukan adanya HPHK pada Media
Pembawa berupa sapi perah impor asal Australia yang dinyatakan PI BVD.
Terhadap MP tersebut kemudian dilakukan pemotongan bersyarat.
3.2 Kegiatan Operasional Bidang Karantina Hewan
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mengacu pada ketentuan yang
diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 02/Kpts/OT.140/1/2007 tanggal
5 Januari 2007 tentang Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan dan Surat
Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No. 244/Kpts/PD.670.230/L/6/2007
tanggal 25 Juni 2007 tentang Petunjuk dan Pelaksanaan Pengelolaan Dokumen dan
Sertifikat KarantinaHewan.
Penggunaan dokumen karantina hewan di BBKP Soekarno Hatta tahun 2015
sejalan dengan penyelenggaraan perkarantinaan hewan sebanyak 43. 323
dokumen. Penggunaan ini turun dibanding tahun 2014 yang mencapai 49.458
dokumen karantina (KH 9, KH 10, KH 11 dan KH 12). Pelayanan pemeriksaan
kesehatan hewan hidup sebanyak 19.908 kali. Pelayanan pemeriksaan karantina
terhadap Bahan Asal Hewan sebanyak 11.536 kali. Pelayanan pemeriksaan
karantina terhadap Hasil Bahan Asal Hewan sebanyak 12.746 kali. Pelayanan
pemeriksaan karantina terhadap Benda Lain sebanyak 23.121 kali.
Penggunaan dokumen karantina hewan di Balai Besar Karantina Pertanian
Soekarno Hatta tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6 Pengggunaan Dokumen Utama Karantina Hewan Tahun 2015
No Jenis Dokumen Pemakaian Batal
1 KH-9 8.424 321
2 KH-10 11.503 337
3 KH-11 6.116 127
4 KH-12 17.280 266

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 25
Evaluasi penggunaan aplikasi Permohonan Pemeriksaan Karantina Hewan
secara on line untuk pengguna jasa karantina pertanian yang melalui Balai Besar
Karantina Pertanian selama tahun 2015 sebanyak 21.554 (50,46%) dari total 42. 715
permohonan yang diajukan. Secara prosentase meningkat dari tahun sebelumnya
yang 17.163 kali (48%) dari total operasional sebanyak 35.186 kali.
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mengacu pada ketentuan yang
diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 02/Kpts/OT.140/1/2007 tanggal
5 Januari 2007 tentang Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan dan Surat
Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No. 244/Kpts/PD.670.230/L/6/2007
tanggal 25 Juni 2007 tentang Petunjuk dan Pelaksanaan Pengelolaan Dokumen dan
Sertifikat Karantina Hewan.
Penggunaan dokumen karantina hewan di BBKP Soekarno Hatta tahun 2015
sejalan dengan penyelenggaraan perkarantinaan hewan sebanyak 43. 323
dokumen. Penggunaan ini turun dibanding tahun 2014 yang mencapai 49.458
dokumen karantina (KH 9, KH 10, KH 11 dan KH 12). Pelayanan pemeriksaan
kesehatan hewan hidup sebanyak 19.908 kali. Pelayanan pemeriksaan karantina
terhadap Bahan Asal Hewan sebanyak 11.536 kali. Pelayanan pemeriksaan
karantina terhadap Hasil Bahan Asal Hewan sebanyak 12.746 kali. Pelayanan
pemeriksaan karantina terhadap Benda Lain sebanyak 23.121 kali.
A. Impor
Bandara Soekarno Hatta merupakan salah satu pintu masuk utama ke
Indonesia, hal tersebut menjadikan Balai Besar Karantina soekarno Hatta menjadi
salah satu UPT Karantina yang sibuk dalam menangani masuknya MP HPHK dari
berbagai negara dengan macam yang cukup beragam. Berikut gambaran Frekuensi
dan volume MP HPHK yang masuk melalui BBKP Soekarno Hatta pada tahun 2015
1. Hewan
Hewan impor yang masuk merupakan hewan kesayangan dan hewan bibit. Satwa
liar juga banyak masuk melalui Bandara Soekarno Hatta.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 26
Grafik 1. Frekwensi Impor Hewan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno
Hatta 2015
Pada Grafik 1 menunjukkan bahwa hewan yang sering masuk adalah anjing.
Dimana anjing sering dibawa sebagai hewan kesayangan yang menyertai pemilik
atau sebagai anjing kontes, begitu juga kucing. Sebanyak 546 kali pemasukkan
anjing dari luar negeri terjadi selama tahun 2015 dengan volume sebanyak 784 ekor
(Bagan 2). Unggas bibit dalam hal ini adalah DOC GPS juga masuk melalui
Bandara Soekarno Hatta yang tujuannya bukan hanya di sekitar jawa tetapi juga
luar Jawa. Pemasukkan DOC ini mencapai 257.994 ekor selama tahun 2015.
0
100
200
300
400
500
600
Anjing Kucing UnggasBibit
UnggasKesayang
an
UnggasLiar
MamaliaLain
Reptildan
Amphibia
Frekuensi 546 251 29 44 51 58 16
Frekuensi

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 27
Grafik 2. Volume impor Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015
2. Bahan Asal Hewan
Bahan Asal Hewan yang masuk didominasi oleh daging sapi. Sebanyak 478
kali permohonan pemeriksaan karantina untuk daging sapi. daging sapi impor
umumnya adalah daging sapi chilled yang diperuntukkan untuk konsumsi hotel,
restoran dan katering.
Semenjak ditutupnya Inggris, Jerman dan Belanda maka alternatif sarana
produksi ternak untuk ayam dialihkan dari pemasukkan DOC menjadi pemasukkan
telur tetas. Sebanyak 2.428.572 butir telur tercatat diimpor melalui Bandara
Soekarno Hatta pada tahun 2015.
Anjing; 784
Kucing; 439
Unggas Bibit; 25799,4
Unggas Kesayangan; 1655
Unggas Liar; 7666,6
Mamalia Lain; 3146
Reptil dan Amphibia; 2388

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 28
Grafik 3. Frekwensi Impor Bahan Asal Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015
Grafik 4. Volume Impor Bahan Asal Hewan BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
Daging Sapi DagingLainnya
Telur Kulit BAH LainPangan
BAH LainNon
Pangan
Frekuensi 478 71 94 3 13 29
Frekuensi
Daging Sapi; 893766,83
Daging Lainnya; 70513,54
Telur; 2428572
Kulit; 3191
BAH Lain Pangan; 26837,7
BAH Lain Non Pangan;
15095,58

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 29
3. Hasil Bahan Asal Hewan
Grafik 5. Frekwensi Impor Hasil Bahan Asal Hewan BBKP Soekarno Hatta
Tahun 2015
Frekuensi impor untuk Hasil Bahan Asal Hewan terbesar adalah kulit jadi.
Dimana tujuan importasi kulit tersebut dipergunakan untuk industri sepatu atau
peralatan lain yang menggunakan kulit. Daerah tujuan pemasukkan bukan hanya
disekitar Jakarta tetapi hingga Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebanyak 6.324 kali
pemasukkan kulit jadi melalui BBKP Soekarno Hatta pada tahun 2015 dengan
volume sebanyak 103.394.053 Kg.
Media Pembawa yang tergolong HBAH yang masuk lainnya adalah hasil olahan
susu, yang terdiri antara lain keju, yoghurt dan krim. Pemasukan HBAH susu
sebanyak 266 kali dan volume 84.808.389 Kg.
0
100
200
300
400
500
600
700
HBAH Daging HBAH Susu Kulit Jadi HBAH untukIndustri
Frekuensi 23 266 632,4 58
Frekuensi

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 30
Grafik 6. Volume Impor Hasil Bahan Asal Hewan BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015
4. Benda Lain
MP HPHK yang tergolong benda lain yang diimpor didominasi oleh
importasi vaksin dengan 563 kali permohonan. Bahan biologik juga termasuk
MP HPHK impor dan juga bahan diagnostik. Gambaran lengkapnya seperti
terlihat pada Grafik 7 dan 8
HBAH Daging; 22824,8
HBAH Susu; 84808,389
Kulit Jadi; 103394,053
HBAH untuk Industri; 12764,08

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 31
Grafik 7. Frekwensi Impor Benda Lain BBKP Soekarno Hatta 2015
Grafik 8. Volume Impor Benda Lain BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015
0
100
200
300
400
500
600
Pakan Hewan Vaksin Bahan Biologik bahanDiagnostik
Frekuensi 3 563 150 87
Frekuensi
Pakan Hewan; 1121
Vaksin; 37156,4809
Bahan Biologik; 31207
bahan Diagnostik; 533

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 32
B. Ekspor
1. Hewan
Ekspor hewan masih didominasi oleh hewan kesayangan berupa anjing dan
kucing. Hewan tersebut biasanya ikut bepergian dengan pemilik atau dalam rangka
kontes hewan. Maraknya pemeliharaan reptil dan amphibia sebagai hewan
kesayangan juga mebdorong tingginya frekuensi dan volume ekspor media
pembawa ini ke luar negeri. Gambaran jumlah frekuensi dan volume dapat dilihat
pada Grafik 9 dan 10
Grafik 9. Frekwensi Ekspor Hewan BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
anjing Kucing Unggas danBurung
Mamalialainnya
Seranggadan
invertebrata
Reptil danAmphibia
Frekuensi 494 422 46 58 141 492

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 33
Grafik 10. Volume Ekspor Hewan BBKP Soekarno HattaTahun 2015
2. Bahan Asal Hewan
Sebagaimana tahun tahun sebelumnya, Bahan Asal Hewan yang diekspor
melalui bandara soekarno Hatta didominasi oleh sarang burung walet. Pasar sarang
burung walet ke Tiongkok yang telah dibuka kembali semakin membuka peluang
ekspor sarang burung ke negara tersebut. Pada tahun 2015 juga dimulai eksportasi
telur tetas dengan tujian Myanmar. Komoditi tetap yang diekspor dari tahun ke
tahun adalah kulit reptil dan bulu bebek. Frekuensi dan volume lengkap dapat dilihat
pada Grafik 11 dan 12
Anjing; 674
Kucing; 422 Unggas dan Burung; 3816
Mamalia Lainnya; 2888
Serangga dan Invertebrata;
386892
Reptile dan Amphibia; 84979

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 34
Grafik 11. Frekwensi Eksport Bahan Asal Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015
Grafik 12. Volume Eksport Bahan Asal Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000 3548
11 101 4 86 5
Sarang Burung Kulit Sapi dan Kambing Kulit Reptil
Telur Tetas Bulu Bebek Lainnya (Kuku, Madu, Tanduk)
Sarang Burung; 193.261
Kulit sapi dan Kambing; 313
Kulit Reptil; 66.458
Telur tetas; 132.500
Bulu Bebek; 33.765
Lainnya (Kuku, Madu, Tanduk); 12

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 35
3. Hasil Bahan Asal Hewan
Kulit jadi atau biasa disebut finished leathers adalah kulit hewan yang telah
melalui proses lebih lanjut sehingga siap untuk dipergunakan. Kulit sapi jadi
merupakan MP HPHK HBAH yang paling banyak diekspor melalui Bandara
Soekarno Hatta, diikuti oleh kulit kambing jadi. Sedangkan bulu bebek banyak
diekspor dalam bentuk jaket. Jumlah frekuebsi dan volume total untuk ekspor HBAH
dapat dilihat pada Grafik 13 dan 14.
Grafik 13. Frekuensi Ekspor Hasil Bahan Asal Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
Kulit Sapi Jadi Kulit KambingJadi
Hasil Bahan AsalHewan / Unggas
Lainnya untukIndustri
Daging Unggas
Frekuensi 1964 159 53 1

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 36
Grafik 14. Volume Ekspor HBAH BBKP Soekarno Hatta 2015
4. Benda Lain
Selain mengimpor vaksin, Indonesia ternyata juga melakukan eksportasi
vaksin, khusunya vaksin untuk ayam komersial. Hal ini dapat dilihat dari frekuensi
dan volume yang cukup tinggi terhadap ekspor vaksin. Jenis, frekuensi dan volume
lebih lengkap tentang ekspor MP HPHK yang tergolong benda lain dapat dilihat pada
Grafik 15 dan 16.
Grafik 15. Frekuensi Ekspor Benda Lain BBKP Soekarno Hatta 2015
Kulit Sapi Jadi; 80249
Kulit Kambing Jadi; 27545
Hasil Bahan Asal Hewan / Unggas
Lainnya untuk Industri; 28251
Daging Unggas; 15
0
50
100
150
200
Vaksin Bahan BiologikLainnya
Bahan diagnostiklainnya
Pakann HewanKesayang
192
7 2 2
Frekuensi

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 37
Grafik 16. Volume Ekspor Benda Lain BBKP Soekarno Hatta 2015
C. Domestik Masuk
Bandara Soekarno Hatta merupakan salah satu Bandara Pengumpul yang
ada di Indonesia, sehingga banyak penerbangan dari daerah yang menuju ataupun
transit di Bandara ini. Tingginya frekuensi penerbangan dan penumpang secara
langsung juga berdampak pada tingginya frekuensi dan volume MP HPHK yang
harus diperiksa oleh BBKP Soekarno Hatta.
1. Hewan
Media Pembawa Hewan yang masuk melalui Bandara Soekarno Hatta pada
tahun 2015 tercatat paling banyak didominasi oleh unggas kesayangan. Frekuensi
yang tinggi terjadi karena banyak dari hewan tersebut dibawa oleh penumpang
pesawat sebagai barang bawaan penumpang. Anjing dan kucing juga merupakan
MP HPHK yang banyak dilalulintaskan. Grafik 17 dan 18 dapat memberikan
Vaksin; 1445
Bahan Biologik Lainnya; 12
Bahan diagnostik lainnya; 4
Pakann Hewan Kesayang; 52

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 38
informasi frekuensi dan volume MP HPHK hewan yang melalui BBKP soekarno
Hatta.
Grafik 17. Frekuensi Domestik Masuk Hewan BBKP Soekarno Hatta2015
Grafik 18. Volume Domestik Masuk Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
Anjing danKucing
UnggasBibit
UnggasKesayanga
n
Unggas Liar Reptil danserangga
Mamalialainnya
Frekuensi 114 282 1772 831 177 17
Frekuensi
Anjing dan Kucing; 160
Unggas Bibit; 21207,92
Unggas Kesayangan; 117847Unggas Liar; 178303
Reptil dan serangga; 2305
Mamalia lainnya; 475

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 39
2. Bahan Asal Hewan
Tempat pemrosesan sarang burung walet di sekitar jakarta banyak mendapat
suplai dari daerah/provinsi lain di Indonesia. Hal ini membuat banyak kiriman sarang
burung walet yang masuk dari daerah ke wilayah jakarta melalui Bandara Soekarno
Hatta. Selain sarang burung walet juga terdapat telur tetas dan daging yang
diperiksa oleh BBKP Soekarno Hatta. Info selengkapnya dapat dilihat pada Grafik
19 dan 20.
Grafik 19. Frekuensi Domestik Masuk BAH BBKP Soekarno Hatta2015
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
Sarang Burung BAH Daging Telur Tetas BAH Lainnya
Frekuensi 453,2 21 52 19
Frekuensi

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 40
Grafik 20. Volume Domestik Masuk BAH BBKP Soekarno Hatta 2015
3. Hasil Bahan Asal Hewan
Hasil Bahan Asal Hewan yang masuk melalui bandara soekarno hatta adalah
barang bawaan penumpang yang frekuensi dan volumenya tidak cukup banyak. Hal
ini dapat dilihat dari Grafik 21 dan 22.
Sarang Burung; 130660
BAH Daging; 3239
Telur Tetas; 102654
BAH Lainnya; 1018

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 41
Grafik 21. Frekuensi HBAH Domestik Masuk BBKP Soekarno Hatta 2015
Grafik 22. Volume HBAH Domestik Masuk BBKP Soekarno Hatta 2015
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Daging SapiOlahan
Hasil OlahanLainnya yangberasal dari
Daging Hewan
Daging UnggasOlahan
Keju
frekuensi 1 1 1 1
frekuensi
Daging Sapi Olahan; 45
Hasil Olahan Lainnya
yang berasal dari
Daging Hewan; 7
Daging Unggas Olahan; 10
Keju; 1

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 42
4. Benda Lain
Pakan hewan kesayangan merupakan salah jenis MP HPHK yang tergolong
benda lain yang masuk melalui Bandara Soekarno Hatta. Secara lengkap variasi MP
HPHK Benda Lain dapat dilihat pada Grafik 23 dan 24.
Grafik 23. Frekuensi Benda Lain Domestik Masuk BBKP Soekarno Hatta 2015
Grafik 24. Volume Benda Lain Domestik Masuk BBKP Soekarno Hatta 2015
0
50
100
150
200
PakanHewanTernak
PakanHewan
Kesayangan
Vaksin Anti Serum
Frekuensi 3 162 2 2
Frekuensi
Pakan Hewan Ternak; 63
Pakan Hewan Kesayangan; 5882
Vaksin ; 2Anti Serum; 3

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 43
D. Domestik Keluar
Bandara Soekarno Hatta yang memiliki jaringan penerbangan ke seluruh
wilayah Indonesia menjadi pilihan dalam melakukan pengiriman MP HPHK melalui
udara. Daerah disekitar Jakarta banyak menggunakan fasilitas kargo bandara untuk
melakukan pengiriman barangnya.
1. Hewan
Hewan yang banyak dilalulintaskan selain anjing dan kucing adalah DOC.
Banyak breeding farm yang berada di wilayah Jawa Barat dan Banten melakukan
pengiriman melalui udara lewat kargo Bandara Soekarno Hatta. Pengiriman hewan
hingga mencapai wilayah Indonesia Bagian Timur. Frekuensi dan volume
pengiriman domestik dapat dilihat pada Grafik 25 dan 26.
Grafik 25. Frekuensi Domestik Keluar Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
Anjing Kucing Unggasbibit
Unggaskesayang
an
UnggasLiar
Reptildan
serangga
MamaliaLainnya
Frekuensi 969 324 3341 1183 102 45 105
Frekuensi

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 44
Grafik 26. Volume Domestik Keluar Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015
2. Bahan Asal Hewan
Banyaknya tempat pemrosesan hewan menjadi bahan Asal Hewan di wilayah
Jakarta dan sekitarnya dan pemasaran yang berada diluar jakarta membuat banyak
pengirimabn dilakukan lewat Bandara Soekarno Hatta, disamping penumpang yang
membawa sebagai barang bawaan penumpang. Daging ruminansia dan daging
unggas banyak yang dilalulintaskan secara domestik. Gambaran selengkapnya
dapat dilihat pada Grafik 27 dan 28.
Anjing; 1662
Kucing; 521
Unggas bibit; 13949,731
Unggas kesayangan; 4654
Unggas Liar; 7295
Reptil dan serangga; 1327
Mamalia Lainnya; 1609

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 45
Grafik 27. Frekuensi BAH Domestik Keluar BBKP Soekarno Hatta 2015
Grafik 28. Volume BAH Domestik Keluar BBKP Soekarno Hatta 2015
SarangBurung
DagingUnggas
DagingRuminan
sia
Daginglainnya
Telur Susu SemenBeku
frekuensi 742 388 903 24 15 45 41
frekuensi
Sarang Burung; 24748
Daging Unggas; 28054
Daging Ruminansia; 80548
Daging lainnya; 716
Telur; 15310
Susu; 45712
Semen Beku; 59

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 46
3. Hasil Bahan Asal Hewan
Hasil Bahan Asal Hewan yang merupakan hasil olahan lebih lanjut dari bahan
asal hewan menjadi komoditi yang cukup banyak dilalulintaskan melalui bandara
Soekarno Hatta. Hasil olahan daging baik berupa bakso, nuget dan sosis serta
olahan susu berupa keju, es krim dan susu pasteurisasi merupakan contoh HBAH
yang mengajukan permohonan pemeriksaan karantina. Frekuensi dan volume
pengiriman domestik HBAH dapat dilihat pada Grafik 29 dan 30.
Grafik 29. Frekuensi HBAH Domestik Keluar BBKP Soekarno Hatta 2015
Grafik 30. Volume HBAH Domestik Keluar BBKP Soekarno Hatta 2015
0
500
1000
1500
2000
Daging SapiOlahan
Daging UnggasOlahan
Olahan DagingKonsumsi dan
pakan
Olahan dariSusu
Frekuensi 1368 369 67 1854
Frekuensi
Daging Sapi Olahan; 64897,88
Daging Unggas Olahan; 39014,4
Olahan Daging Konsumsi dan pakan; 7076
Olahan dari Susu; 22970,488

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 47
4. Benda Lain
Semakin tumbuhnya industri peternakan di berbagai wilayah di Indonesia juga
mendorong permintaan terhadap sarana produksi, salah satunya adalah vaksin.
Vaksin untuk peternakan khususnya peternakan unggas merupakan MP Benda lain
yang banyak diperiksa oleh petugas BBKP Soekarno Hatta sebelum dikirim ke
berbagai wilayah di Indonesia. Begitu juga bahan diagnostik dan bahan biologik.
Frekuensi dan Volume selengkapnya dapat dilihat pada Grafik 31 dan 32.
Grafik 31. Frekuensi Benda Lain domestik Keluar BBKP Soekarno Hatta 2015
Grafik 32. Volume Benda Lain domestik Keluar BBKP Soekarno Hatta2015
0
200
400
600
800
1000
Pakan Bahan Biologikdan diagnostik
Vaksin
Frekuensi 21 164 816,6
Frekuensi
Pakan; 2622
Bahan Biologik dan diagnostik; 18847
Vaksin; 28316,96

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 48
3.2. Uraian Data Operasional Karantina Hewan 2015
1. Proporsi Jenis Pelaksanaan Penilaian Instalasi Karantina berdasarkan jenis Hewan dan Produk Hewan.
DOD/DOC26%
Kuda2%
Burung8%
Satwa Liar15%
Telur Tetas5%
Daging dan Jeroan
18%
Sarang Burung Walet26%
DOD/DOC; 10
Kuda; 1
Burung; 3
Satwa Liar; 6
Telur Tetas; 2
Daging dan Jeroan; 7
Sarang Burung Walet; 10

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 49
2. Proporsi Jenis Media Permohonan Pemeriksaan Karantina
3. Jumlah Jenis Dokumen Tindakan Karantina Hewan Tahun 2015
KH-9; 8.424
KH-10; 11.503
KH-11; 6.116
KH-12; 17.280

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 50
4. Komposisi Jenis Permohonan Pemeriksaan Karantina Tahun 2015
5. Frekuensi & Volume Ekspor Media Pembawa berdasarkan Negara Tujuan Peringkat 6 Besar.
Media Pembawa
Frekuensi Volume Negara Tujuan
Sarang Burung 3.548 193.261
Singapore, Vietnam, Hong Kong, Taiwan, Thailand, China, Germany, Cambodia, Australia, Slovenia, Japan, kamboja, Malaysia, Niger, South Korea, South Africa, Canada, United States of America, Macau, Netherlands, Poland, Philippines
Anjing
494 674
South Korea, Malaysia, Brazil, Philippines, Thailand, Japan, Switzerland, Germany, India, Singapore, United States of America, Denmark, Taiwan, Netherlands, France, Vietnam, Russian Federation, Spain, Myanmar, Belgium, Canada, Hungary, Italy, United Arab Emirate, Nepal, Bulgaria, South Africa, United Kingdom, Hong Kong, Latvia, Qatar, Cambodia, Sweden, Mexico, kamboja, Angola, China, Rwanda, Finland, Senegal, Portugal, Egypt, Greece, Norway, Czech Republic, Austria, Brunei Darussalam, Luxembourg, Romania, Serbia, Pakistan, Chile, Algeria, Bangladesh, Venezuela
Kucing
255 422
Philippines, Italy, Germany, Malaysia, Angola, Brunei Darussalam, South Africa, India, China, Singapore, Turkey, Netherlands, Romania, Canada, Thailand, Switzerland, United States of America, Hungary, Vietnam, Cambodia, Myanmar, United Kingdom, Sweden, Russian Federation, United Arab Emirates, Belgium, Denmark, France, Japan, South Korea, Greece, Oman, Pakistan, Algeria, Saudi Arabia, Taiwan, Austria, Spain, Norway
Reptil Kecil yang termasuk Satwa Liar Lainnya
168 41.984
Hong Kong, Japan, Czech Republic, Kyrgyzstan, United States of America, Netherlands, South Korea, Germany, Canada, Thailand, United Kingdom, Taiwan, France, Malaysia, Belgium, Spain, Russian Federation, Pakistan, Philippines
Kulit Kambing
159 27.545 Vietnam, China, Hong Kong, Philippines, Thailand, Italy, Germany, South Korea,
E I K M
PPK Manual 4.106 2.019 7.152 1.949
PPK Online 3.054 7.009 11.477 14
-
5.000
10.000
15.000
20.000
Do
kum
en
Jenis Permohonan Pemeriksaan Karantina Berdasarkan Media Permohonan
Tahun 2015

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 51
Jadi Cambodia, India
Ular 152 13.904
United States of America, Japan, Netherlands, Hong Kong, Canada, South Korea, France, Slovakia, United Kingdom, Czech Republic, Malaysia, Spain, Russian Federation, Germany, Thailand, Taiwan, Philippines, Kyrgyzstan
Serangga 121 379.267 Japan, Germany, Mexico, Czech Republic, Italy, United States of America
6. Frekuensi & Volume Impor Media Pembawa berdasarkan Negara Asal Peringkat 9 Besar.
Media Pembawa
Frekuensi Volume Negara Asal
Kulit Sapi Jadi
6.010 963.716
South Korea, Thailand, Vietnam, Taiwan, China, Hong Kong, Italy, United Kingdom, Turkey, United States of America, Pakistan, India, Portugal, Uruguay, Indonesia, France, Japan, Argentina, MESIR, Australia, New Zealand, Germany, Brazil, Virgin Islands (USA), North Korea, Spain, Israel, Poland, Slovakia, Bangladesh, Kenya, Virgin Islands (British), Ethiopia, Philippines
Anjing
555
797
Singapore, Malaysia, United States of America, United Kingdom, France, Indonesia, Thailand, South Korea, Germany, Slovakia, Czech Republic, Norway, Philippines, Spain, Lithuania, Australia, Japan, Vietnam, United Arab Emirates, Hungary, Italy, Netherlands, Hong Kong, Qatar, China, Egypt, India, Russian Federation, Poland, Serbia, Switzerland, Romania, Belarus, Taiwan, South Africa, Mexico, Brunei Darussalam, Canada, Cyprus, Portugal, Turkey, Finland, Kenya, Pakistan, Austria, Greece, Belgium, Ukraine, Slovenia, Kazakhstan, Croatia, Bulgaria, Bahrain, Brazil, Denmark, Bangladesh, Israel, Laos, Uganda, Myanmar
Vaksin
552 3.672.432
France, India, Italy, United States of America, Netherlands, Singapore, Brazil, Malaysia, South Korea, Germany, Mexico, Czech Republic, Hungary, Spain, Venezuela, Denmark, Australia, Netherlands Antilles, Romania, Netherlands, Czech Republic, Hungary, United States of America, Italy, Spain, Brazil, Venezuela, Germany, France, Mexico, Singapore, South Korea, Malaysia, India, Japan
Daging Sapi 478 893.767 Australia, United States of America, Austria, Japan
Kulit Kambing Jadi 314 70.225
South Korea, United Kingdom, Australia, Pakistan, India, Hong Kong, China, Italy, New Zealand, Malaysia, France, North Korea, Germany, Ethiopia, United States of America, Slovakia, Kenya, Uganda, Spain
Kucing
256
446
Australia, France, Saudi Arabia, Malaysia, Italy, Ukraine, Belgium, Uganda, Russian Federation, United States of America, Vietnam, Bahrain, China, Thailand, Japan, South Africa, Switzerland, Ireland, Poland, Brunei Darussalam, Brazil, Canada, Moldova, Spain, Germany, Belarus, Netherlands, Hungary, Czech Republic, India, United Kingdom, South Korea, Kazakhstan, Singapore, Jordan, Nigeria, Taiwan, United Arab Emirates, Norway, Oman, Myanmar, Iceland, Azerbaijan, Philippines, Hong Kong, Latvia, Venezuela, Mongolia
Unggas Kecil yang termasuk Satwa Liar Lainnya
140 77.567
Malaysia, Mali, Pakistan, Tanzania, Philippines, Belgium, Uganda, Turkey, Senegal

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 52
Ke33ju 134 216.645
Italy, Australia, Netherlands, France, Denmark, Switzerland, Japan, United States of America, New Zealand, Austria
Hasil Olahan Lainnya yang berasal dari Susu
111 602.044
Switzerland, Australia, France, New Zealand, Netherlands, United States of America, Austria, Ireland, China, Brazil
3.4. Penyelenggaraan Laboratorium
Kegiatan penyelenggaraan laboratorium berupa pemeriksaan media
pembawa HPHK yang dilalulintaskan baik ekspor, impor maupun antar area.
Sepanjang tahun 2015 laboratorium karantina hewan telah melakukan pemeriksaan
terhadap media pembawa HPHK antara lain Anjing, Kucing, Unggas, Sapi, Kuda
dan Burung. Pengujian yang dilakukan meliputi Uji ELISA Rabies, ELISA EIA,
HA/HI, Uji PCR, RBT dan parasit darah. Secara ringkas hasil intersepsi terhadap
sampel dari berbagai jenis media pembawa HPH/HPHK selama tahun 2015
selengkapnya tercantum pada tabel dibawah ini.
Tabel 7. Kegiatan Laboratorium Karantina Hewan BBKP Soekarno HattaTahun 2015
No Jenis Pengujian
Jumlah Sampel
Keterangan
1 Elisa Rabies 1296 Akreditasi SNI ISO/IEC 17025:2008
2 Elisa EIA 65
3 HA/HI AI 332
4 PCR 151
5 Parasit Darah 73
Secara detai kegiatan laboratorium karantina hewan sepanjang tahun 2015
terangkum pada laporan intersepsi HPH/HPHK bulanan laboratroium karantina
hewan mulai bulan Januari s/d Desember 2015 lampiran 4.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 53
3.5. Pemantauan HPH/HPHK. Pemantauan daerah sebar HPHK yang dilakukan pada tahun 2015 ini
menggunakan metode pengamatan status dan situasi HPHK secara tidak langsung
dengan mengambil informasi dari instansi berwenang seperti BBVet/Balai Veteriner,
dan Dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan di Propinsi, Kabupaten
dan/atau Kota. Informasi status dan situasi HPHK yang telah diperoleh selanjutnya
diverifikasi dan dikompilasi dalam bentuk Peta Status dan Situasi HPHK. Data yang
diperoleh kemudian dilakukan tabulasi, verifikasi dan analisis kualitatif. Dari
pengambilan data tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 dari Dinas Peternakan
Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor, Kabupaten Subang dan BVet Subang hasil
yang didapat data kasus kejadian penyakit Avian Influenza, Anthrax, Rabies, BVD,
dan Brucellosis, sebagai berikut :
Tabel 8. Rekapitulasi Data Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dan Balai Veteriner Subang Tahun 2014
No HPHK
2012 2013 2014
Dinas Prov. Jabar
Bvet Subang
Dinas Prov. Jabar
Bvet Subang
Dinas Prov. Jabar
Bvet Subang
1 AI 0 18 8 27 69 267
2 Anthrax 0 31 1 20 0 167
3 Rabies 92 0 35 0 0 0
4 BVD 20 0 2 0 0 729
5 Brucellosis 0 8 49 0 236 243
Dari data diatas dapat dilihat untuk kasus penyakit Avian Influenza terjadi
peningkatan kasus cukup signifikan dalam kurun waktu tahun 2012 sd 2014 baik
kasus yang terjadi yang dilaporkan oleh Dinas Prov. Jabar maupun BVet. Subang.
Menurut data kasus penyakit anthrax pada Dinas Prov. Jabar sudah tidak terdapat
kasus penyakit anthrax di tahun 2014 namun data tersebut berbeda dengan data

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 54
kasus penyakit Anthrax pada Bvet Subang yang tercatat dalam jumlah cukup besar
di tahun 2014 yaitu sejumlah 167 kasus. Hal ini berbeda dengan kasus penyakit
Rabies yang sudah tidak terdapat kasus di tahun 2014. Penyakit BVD menduduki
jumlah kasus yang sangat besar di tahun 2014 sesuai data dari Bvet Subang
sejumlah 729 kasus. Sama halnya dengan penyakit Brocellosis sejumlah 236 kasus
sesuai data Dinas Prov. Jabar dan 243 kasus pada data Bvet Subang.
Hasil data yang diperoleh oleh tim pemantauan BBKP Soekarno Hatta
khususnya penyakit Avian Influenza dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 9. Data Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat tahun 2014
NO
KABUPATEN/
KOTA
JUMLAH
LOKASI KASUS
JENIS HEWAN MATI DIAGNOSA
AK AB AA AL ABR
IT ET PY METODA HASIL
1 BOGOR 1 17 Rapid Test
Positif AI
2 SUKABUMI 10 724 120 791 75 1100 Rapid Test
Positif AI
3 CIANJUR 1 443 Rapid Test
Positif AI
4 BEKASI 1 1350 Rapid Test
Positif AI
5 SUBANG 1 1 Rapid Test
Positif AI
6 MAJALENGKA
3 67 Rapid Test
Positif AI
7 KUNINGAN 10 856 Rapid Test
Positif AI
8 INDRAMAYU 29 338 14 17 99 1230 88 Rapid Test
Positif AI
9 KAB. BANDUNG
1 21 Rapid Test
Positif AI
10 BANDUNG BARAT
6 1424 300 Rapid Test
Positif AI
11 KOTA BANDUNG
1 169 Rapid Test
Positif AI
12 GARUT 1 150 Rapid Test
Positif AI

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 55
13 TASIKMALAYA
1 20 Rapid Test
Positif AI
14 CIAMIS 1 1000 Rapid Test
Positif AI
15 KOTA BANJAR
2 173 Rapid Test
Positif AI
JUMLAH 69 3877 14 17 10099 120 4114 358 1100
JUMLAH TOTAL
15585
Persentase kasus AI Jawa Barat Tahun 2014 : AK : Ayam Kampung : 24,8% AB : Ayam Bangkok : 0,089% AA : Ayam Arab : 0,1% AL : Ayam Layer : 64,7% AB : Ayam Broiler : 0,77% IT : Itik : 26,3% ET : Entok : 2,29% PY : Puyuh : 7,05%

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 56
Grafik 33. Persentase Kematian Kasus AI Jawa Barat Tahun 2014
Berdasarkan informasi tabel data sekunder dari Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Jawa Barat selama kurun waktu tahun 2014, kita dapat melihat
bahwa terdapat 69 kasus unggas mati di Jawa Barat pada tempat yang berbeda dan
selanjutnya dilakukan pemeriksaan Rapid Tes AI dengan hasil Positif. Dari masing
masing kasus kematian unggas menggambarkan bahwa kasus kematian tertinggi di
Jawa Barat terjadi pada ayam layer sebesar 64,7% hal ini menunjukkan bahwa virus
AI sangat patogen terhadap ayam layer, selanjutnya Itik 26,3%, dan ayam kampung
24,8%. Sedangkan unggas lainnya persentase kematian cukup kecil diantaranya
burung puyuh 7,05%, entok 2,29%, ayam broiler 0,77%, ayam arab 0,1%, dan ayam
Bangkok 0,089%. Dinas melakukan pemeriksaan berdasarkan laporan kejadian dari
penduduk setempat. Misalnya untuk kasus kejadian ayam yang mati mendadak
pada suatu populasi kemudian petugas datang dan melakukan pemeriksaan dengan
rapid test. Demikian juga dengan kasus penyakit lainnya diperiksa berdasarkan
laporan penduduk.
010203040506070
Persentase Kematian Kasus AI
Persentase KematianKasus AI

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 57
Grafik 34. Jumlah kasus Kematian AI Jawa Barat Tahun 2014
Penyakit AI pada unggas masih endemik di Indonesia. Saat ini penyakit
tersebar di 32 Provinsi. Kejadiannya terus berlangsung, mengakibatkan kematian
pada unggas, untuk wilayah Jawa Barat kasus kematian unggas sudah menyebar ke
suluruh wilayah kabupaten di Jawa Barat, kasus tertinggi berada di Kab. Indramayu
yang tersebar pada 29 desa. Selanjutnya diikuti Kabupaten Sukabumi sejumlah 10
desa, Kabupaten Kuningan sejumlah 10 desa dan Kabupaten Bandung Barat
sejumlah 6 desa. Berdasarkan dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat tahun
2012-2014 untuk kasus AI cenderung sama, tidak ada kenaikan kenaikan yang
cukup signifikan.
0
5
10
15
20
25
30
35
Jumlah Kasus Kematian Unggas Karena AI Pada Kabupaten/Kota
Jumlah Kasus KematianUnggas Karena AI

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 58
Peta I. Sebaran Avian Influenza di Jawa Barat Berdasarkan Pemeriksaan Rapid Tes Positif Tahun 2014
Gambar I. Sebaran Avian Influenza di Jawa Barat Berdasarkan Pemeriksaan Rapid Tes Positif Tahun 2014
Pada tahun anggaran 2015 Bidang Karantina Hewan memperoleh kegiatan
dalam rangka Penguatan Operasional Karantina Pertanian dalam mendukung
Peningkatan Produksi Pangan berupa kegiatan Perjalanan
Pengamatan/Pemantauan Media Pembawa HPH/HPHK.
Pengamatan/Pemantauan dilakukan terhadap pemasukan DOC (day old chicken)
galur Grand Parent Stock/Parent Stock yang sedang menjalani masa karantina di
instalasi milik swasta yang telah ditetapkan Kepala Badan Karantina Pertanian
sebagai Instalasi Karantina.
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pemantauan ini adalah ; Melihat
ada/tidaknya indikasi keberadaan HPHK AI di daerah sebar karantina sehingga
berdasarkan data penyakit AI yang terjadi di daerah sebar diharapkan dapat dibuat
peta penyebaran penyakit AI dan mengetahui penerapan biosekuriti pada IKH DOC

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 59
BBKP Soekarno Hatta. Manfaat yang diharapkan dari kegiatan pemantauan ini
adalah dapat memberikan informasi tentang status dan situasi Penyakit High
Pathogenic Avian Influenza (AI) dan penyebarannya dari Unggas Pedaging Impor
yang melalui UPT Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta serta
mengetahui penerapan biosekuriti pada IKH DOC BBKP Soekarno Hatta, sehingga
memberikan gambaran untuk masyarakat umum dan pemegang kebijakan sehingga
dapat dijadikan bahan rekomendasi.
Pemantauan dilakukan oleh Balai Besar Karantina Hewan Soekarno-Hatta
terhadap 14 IKH DOC BBKP Soekarno Hatta yang tersebar di Provinsi Jawa Barat.
Pengumpulan data-data menggunakan kuisioner sebagai perangkat untuk
mengetahui penerapan terhadap biosecurity pada farm IKH dimaksud. Aspek yang
ditanyakan dalam kuisioner meliputi isolasi, penerapan obat dan vaksin, kontrol lalu
lintas dan sanitasi.
Pengumpulan data dilakukan dengan mendatangi lokasi IKH DOC BBKP
Soekarno Hatta. Metode wawancara langsung terhadap manajer IKH DOC, dokter
hewan, dan pekerja kandang. Serta observasi terhadap IKH DOC terkait kondisi
biosekuriti IKH DOC. Pada saat kegiatan, dilakukan pengambilan sampel swab
kloaka untuk selanjutkan dilakukan uji laboratorium PCR AI di Laboratorium milik
BBKP Soekarno-Hatta. Disamping itu diamati pula situasi HPHK AI dan kondisi
penerapan biosecurity secara tidak langsung dengan mengambil informasi dari
manajemen farm dalam bentuk kuisioner. Informasi status dan situasi HPHK yang
telah diperoleh selanjutnya dikompilasi dan dijelaskan secara deskriptif.
Semua IKH yang digunakan dalam kegiatan merupakan instalasi milik
perusahaan peternakan swasta yang aktif melaksanakan impor pada tahun 2104.
Peternakan ayam yang digunakan sebagai IKH pada kegiatan ini adalah tipe
grandparent stock (GPS) dan parent stock (PS). FAO (2004) menyatakan bahwa
peternakan dengan sistem industri yang terintegrasi dan level biosekuriti yang tinggi
termasuk dalam peternakan sektor satu. Peternakan tipe ini bertujuan untuk
memproduksi ayam yang kemudian dipasarkan secara komersial. Perusahaan-
perusahaan swasta pemilik IKH ini merupakan pemasok utama bibit ayam (DOC)
final stock (FS) yang kemudian akan dipelihara oleh peternak.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 60
Sumber informasi kuisioner yang digunakan untuk kegiatan ini adalah personel IKH.
Satu IKH mempunyai personel yaitu manajer, dokter hewan, dan pekerja kandang.
Pada beberapa sampel IKH yang diambil hanya terdapat satu dokter hewan untuk
beberapa IKH, hal ini karena merupakan kebijakan perusahaan tersebut untuk
menempatkan satu dokter hewan untuk beberapa IKH.
Penilaian tingkat biosekuriti IKH dilakukan dengan menggunakan checklist
yang berisi pernyataan-pernyataan mengenai biosekuriti yang mencakup isolasi,
kontrol lalu lintas, dan sanitasi. Terdapat total 21 pertanyaan yang mencakup isolasi,
kontrol lalu lintas, dan sanitasi. Biosekuriti didefinisikan sebagai penerapan kontrol
kesehatan dan usaha-usaha untuk mencegah tersebarnya agen infeksius baru ke
dalam lingkungan. Isolasi merujuk kepada penempatan hewan di dalam lingkungan
yang terkontrol. Kontrol lalu lintas sehubungan dengan biosekuriti mencakup lalu
lintas keluar dari peternakan. Sanitasi merujuk kepada disinfeksi material maupun
sarana prasarana di lingkungan peternakan. Berikut rekapitulasi hasil kuisioner
kegiatan yang disampaikan dalam bentuk tabel :
Tabel 10. . Manajemen Pemeliharaan DOC dalam skala peternakan

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 61
Tabel 11. Manajemen Transportasi DOC
3.6. Kegiatan Lain-lain.
A. Akreditasi SNI ISO/IEC 17025 ; 2008
Untuk mendukung terselenggaranya Sistem Manajemen Laboratorium perlu
adanya sarana dan prasarana yang secara langsung berkaitan dengan Anggaran
yang terencana dengan baik. Berdasarkan kegiatan ”Akreditasi SNI ISO/IEC 17025
: 2008” Laboratorium Karantina Hewan Soekarno telah melakukan beberapa
kegiatan yang berkaitan dengan Akreditasi SNI ISO/IEC 17025 : 2008.
Kegiatan Akreditasi SNI ISO/IEC 17025;2008 yang telah dilakukan Laboratorium
Karantina Pertanian Soekarno Hatta adalah :
1. Validasi Metode Elisa Rabies Platelia
Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta berketetapan
untuk melaksanakan sistem manajemen mutu laboratorium yang berdasarkan SNI
ISO/IEC 17025:2008. Sesuai dengan persyaratan Komite Akreditasi Nasional bahwa
laboratorium pengujian yang terakreditasi harus mampu menjamin unjuk kerja/
performa laboratorium yang dapat dibuktikan dengan melakukan validasi

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 62
metode/verifikasi metode antar personel laboratorium. Laboratorium Karantina
Hewan BBKP Soekarno Hatta akan melakukan penambahan ruang lingkup terhadap
elisa Rabies dengan metode Elisa Rabies Platelia. Validasi metode/verifikasi metode
antar personel laboratorium merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk mengetahui
objektivitas hasil pengujian laboratorium dengan cara membandingkan hasil uji antar
personel laboratorium dengan personel laboratorium lainnya dengan menggunakan
contoh uji / spesimen dan metode uji yang sama serta waktu yang berbeda. Pada
validasi /verifikasi metode tahun ini dilakukan untuk penambahan ruang lingkup
pengujian yang akan diajukan yaitu ruang lingkup Elisa Rabies dengan Metode Elisa
Rabies Platelia.
Validasi/ Verifikasi Metode dilaksanakan oleh 5 personel Laboratorium .
Adapun susunan peserta Validasi/ Verifikasi metode adalah sebagai berikut
Tabel 12. Daftar Peserta Validasi/Verifikasi Metode
No. Peserta Jabatan
1. Drh Heny Sulistiyowati Medik Veteriner
2. Drh Sri Idealti Purba Medik Veteriner
3. Drh Evie Setyani Medik Veteriner
4. Endang Setyasih Y A, A.Md Paramedik Veteriner
5. Lusi Adriani, A.Md Paramedik Veteriner
2. Uji Profisiensi
Untuk memenuhi salah satu persyaratan SNI ISO/IEC 17025;2008, bahwa
laboratorium harus melakukan uji profisiensi yang diselenggarakan oleh KAN
sebagai bukti unjuk kerja laboratorium. Kegiatan profisiensi dilaksanakan minimal
satu kali dalam setahun untuk semua parameter sesuai ruang lingkup pengujian
selain itu bertujuan untuk pengendalian mutu terkait dengan pemantauan
keabsahan pengujian.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 63
Sehubungan dengan pentingnya kegiatan tersebut Laboratorium Karantina
Hewan ikut berpartisipasi uji profisiensi dengan lingkup pengujian RBT Brucella pada
tanggal 26 Agustus 2015 dan Mikrobiologi TPC pada tanggal 31 Agustus 2015 yang
diselenggarakan oleh BBUSKP dan lingkup pengujian HA/HI AI pada tanggal 30
Juni 2015 dan HA/HI ND pada tanggal 1 Juli 2015 yang diselenggarakan oleh
Bbalitvet, Bogor.
3. Uji Banding
Uji banding antar laboratorium adalah pengelolaan, unjuk kerja dan evaluasi
pengujian atas bahan yang sama atau serupa oleh beberapa laboratorium yang
berbeda sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, sebagai unjuk kerja personel
dan memantapkan performance laboratorium serta memenuhi salah satu
persyaratan untuk mendapatkan akreditasi.
1. Sebagai Penyelenggara Uji Banding
Pada tanggal 17-18 Februari 2015 Laboratorium Karantina Hewan Soekarno
Hatta menyelenggarakan Uji Banding Elisa Rabies dengan metode Elisa Rabies
Pusvetma dan Elisa Rabies Platelia yang diikuti oleh enam laboratorium veteriner
lainnya yaitu, Laboratorium KH BBKP Surabaya, BKP Kelas I Cilegon, Dinas
Pertanian dan Perikanan DKI Jakarta, BBUSKP, BBVet Subang.
Hasil dari Uji Banding setelah dilakukan pengolahan data dinyatakan bahwa
Laboratorium Karantina Hewan dengan laboratorium veteriner lainnya tidak
berbeda nyata.
Kegiatan ini menggunakan anggaran DIPA tahun 2015 dan diikuti oleh enam
laboratorium termasuk laboratorium BBKP Soekarno-Hatta.
2. Sebagai Peserta Uji Banding
Elisa Rabies Pusvetma dan Pewarnaan Giemsa Terhadap Trypanosoma sp
pada tanggal 12 November 2015 diselenggarakan oleh BBKP Makassar
RBT Brucella pada tanggal 5 November 2015 diselenggarakan oleh BKP
kelas II Palangkaraya
HA/HI AI dan ND pada tanggal 19 November 2015 diselenggarakan oleh BKP
Kelas I Palembang

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 64
Deteksi Mycobacterium avium subsp. Paratuberculosis dengan metode PCR
pada tanggal 1-2 Desember 2015 diselenggarakan oleh BBUSKP
Elisa Rabies Pusvetma dan HA/HI AI pada tanggal 14-15 Desember oleh
BKP Kelas I Balikpapan.
4. Audit Internal
Laboratorium harus secara periodik, dan sesuai dengan jadwal serta prosedur
yang telah ditetapkan melakukan audit internal untuk memverifikasi kegiatan
berlanjut sesuai dengan persyaratan standard sistem manajemen mutu berdasarkan
SNI ISO/IEC 17025;2008. Kegiatan audit internal laboratorium dilakukan bersama-
sama dengan laboratorium karantina tumbuhan dilaksanakan pada tanggal 19-21
Oktober 2015.
5. Kaji Ulang Manajemen
Kaji ulang manajemen dilakukan untuk menentukan kesesuaian, kecukupan
dan efektifitas penerapan sistem manajemen mutu sehingga mencapai sasaran
yang ditetapkan. Agar sistem berjalan sesuai dengan panduan mutu yang telah
ditetapkan, maka Laboratorium BBKP Soekarno Hatta melakukan Kaji Ulang
Manajemen secara rutin setiap tahunnya.
Pada tahun 2015 Kaji ulang Manajemen dilaksanakan pada tanggal 23-27
November 2015.
B. Studi Banding
Dalam rangka meningkatkan referensi penerapan sistem manajemen mutu dan
untuk mengaplikasikannya dalam kegiatan pengujian dilaksanakan kegiatan studi
banding. Studi banding tahun 2015 dilaksanakan ke beberapa tempat yaitu:
a. BBVet Denpasar dan BKP kelas I Denpasar pada tanggal 12-14 Agustus 2015
b. BBVet Wates pada tanggal 17-18 Agustus 2015
c. BBKP Surabaya pada tanggal 25-26 September 2015
d. BBVet Medan pada tanggal 5-7 Oktober 2015

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 65
C. Kalibrasi Alat
Semua peralatan untuk melakukan pengujian telah dilakukan kalibrasi guna
menjamin akurasi atau keabsahan hasil pengujian. Data alat yang telah dikalibrasi
ada pada lampiran 5.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 66
BAB IV
KEGIATAN OPERASIONAL KARANTINA TUMBUHAN
4.1. Kegiatan Pemeriksaan Karantina Tumbuhan
A. Gambaran Umum
Bidang Karantina Tumbuhan telah melaksanakan tugasnya dalam pemberian
pelayanan operasional karantina tumbuhan, pengawasan keamanan hayati nabati,
dan sarana teknik, serta pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penyelenggaraan
perkarantinaan tumbuhan menggunakan sumber dana yang teralokasi dalam DIPA
BBKP Soekarno Hatta Tahun Anggaran 2015.
Pemberian pelayanan operasional karantina tumbuhan yang meliputi
pelayanan kegiatan karantina tumbuhan impor, ekspor dan antar area dilaksanakan
di 28 tempat pemasukan dan pengeluaran. Pelaksanaan kegiatan operasional
karantina tumbuhan dilaksanakan dengan tindakan 8 P yaitu Pemeriksaan,
Penahanan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penolakan, Pemusnahan dan
Pembebasan. Dalam pemberian pelayanan operasional karantina tumbuhan, Bidang
Karantina Tumbuhan sudah menerapkan standar pelayanan publik.
Pengawasan keamanan hayati nabati dilakukan terhadap (1) pemasukan
agensia hayati yang mengacu pada Keputusan Menteri Pertanian No.
411/Kpts/TP.120/6/1995 tentang Pemasukan Agens Hayati Ke Dalam Wilayah
Negara Republik Indonesia dan (2) keamanan pangan segar asal tumbuhan yang
mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian No. 88/Permentan/PP.340/12/2011
tentang Pengawasan Keamanan Pangan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran
Pangan Segar Asal Tumbuhan.
Dalam rangka pemberian pelayanan operasional karantina tumbuhan dan
Pengawasan keamanan hayati nabati tersebut, Bidang Karantina Tumbuhan
didukung oleh jumlah sumberdaya manusia sebanyak 60 orang (3 struktural, 14
POPT Ahli dan 4 POPT Ahli Tugas Belajar, 30 POPT Terampil, 2 PMHP dan 7
tenaga Fungsional Umum), Laboratorium, instalasi karantina tumbuhan dan sarana
pendukung lainnya.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 67
Laboratorium Karantina Tumbuhan sudah dapat melakukan pengujian
terhadap organisme pengganggu tumbuhan karantina jenis virus, bakteri,
phytoplasma, cendawan, nematoda, moluska, gulma, serangga, dan tungau. Untuk
dua ruang lingkup pengujian yaitu Elisa Test terhadap Clavibacter michiganensis pv.
michiganensis (CMM) dan Pseudomonas syringae pv. syringae (PSS) sudah
mendapat akreditasi dari KAN (Komite Akreditasi Nasional). Pada tahun 2015 ini
Laboratorium Karantina Tumbuhan telah mengusulkan penambahan dua ruang
lingkup pengujian yaitu Pengujian Polymerase Chain Reaction (PCR) pada
Pseudomonas syringae pv. syringae (PSS), dan pengujian nematoda
Aphelenchoides besseyii pada padi.
Hasil intersepsi laboratorium karantina tumbuhan selama tahun 2015 telah
menemukan sebanyak 11 jenis organisme pengganggu tumbuhan karantina pada 15
jenis media pembawa. Dewasa ini lalu-lintas media pembawa OPTK semakin
meningkat baik jenis media pembawanya ataupun frekuensinya, perkembangan
teknologi pengujian semakin meningkat, maka kemampuan pengujian laboratorium
karantina tumbuhan harus selalu ditingkatkan.
B. Kegiatan Sertifikasi dan Operasional Pemeriksaan Karantina Tumbuhan
Kegiatan sertifikasi dan Operasional Pemeriksaan Karantina Tumbuhan
meliputi kegiatan Karantina Tumbuhan Impor, ekspor, Antar Area Masuk dan Antar
Area Keluar. Data Kegiatan Sertifikasi dan Operasional Pemeriksaan Karantina
Tumbuhan tersaji dalam tabel 1.
Pada tahun 2015 frekuensi kegiatan sertifikasi dan operasional pemeriksaan
karantina tumbuhan di BBKP Soekarno Hatta adalah 55.309 kali. Frekuensi tersebut
meningkat 29,86 % (12.717 kali) dibandingkan dengan frekuensi tahun 2014 yang
lalu yaitu 42.592 kali. Kegiatan Sertifikasi dan Operasional Pemeriksaan Karantina
Tumbuhan di BBKP Soekarno Hatta paling banyak adalah Kegiatan Karantina
Tumbuhan Antar Area Keluar (28.855 kali), disusul secara berurut oleh Kegiatan
Karantina Tumbuhan Ekspor (15.205 kali), Kegiatan Karantina Tumbuhan Impor
(4.958 kali) dan Kegiatan Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk (11 kali).

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 68
Frekuensi Kegiatan Sertifikasi dan Operasional Pemeriksaan Karantina Tumbuhan
tersaji dalam Grafik.
Volume impor media pembawa OPTK pada tahun 2015 adalah
13.771.466,93 kilogram, 122.927.306 batang, 813.271,50 kemasan, 25.847,85 M3,
900.000 ekor dan 435 botol.
Grafik 35. Frekwensi Kegiatan Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta 2015.
05.000
10.00015.000
20.000
25.000
30.000
ImporEkspor
Antar AreaMasuk Antar Area
Keluar
5.13013.359
17
24.086
4.958
15.205
11
28.855
KA
LI
Impor Ekspor Antar Area Masuk Antar Area Keluar
Tahun 2014 5.130 13.359 17 24.086
Tahun 2015 4.958 15.205 11 28.855

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 69
1. Kegiatan Karantina Tumbuhan Impor
Pada tahun 2015 frekuensi pemasukan/impor media pembawa OPTK melalui
BBKP Soekarno Hatta adalah sebanyak 4.958 kali. Frekuensi tersebut menurun 3,35
% (172 kali) dibandingkan dengan frekuensi tahun 2014 yang lalu yaitu 5.130 kali.
Dalam kegiatan impor tersebut frekuensi media pembawa yang paling banyak
masuk adalah hasil tanaman hidup (2.891 kali), kemudian disusul secara berurut
oleh pemasukan hasil tanaman mati (1.829 kali), benih (236 kali) dan benda lain (2
kali) (Lihat Grafik 2.).
Volume impor media pembawa OPTK pada tahun 2015 adalah 3.103.429,16
kilogram, 2.943.403 batang, 625,13 M3, 900.000 ekor dan 435 botol.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 70
Grafik 36. Frekuensi Kegiatan Karantina Tumbuhan Impor BBKP Soekarno Hatta 2015
2. Kegiatan Karantina Tumbuhan Ekspor
Pada tahun 2015 frekuensi ekspor media pembawa OPTK ke luar negeri
melalui BBKP Soekarno Hatta adalah sebanyak 15.205 kali. Frekuensi tersebut
meningkat 3,35 % (1.846 kali) dibandingkan dengan frekuensi tahun 2014 yang lalu
yaitu 13.359,00 kali. Dalam kegiatan ekspor tersebut frekuensi media pembawa
yang paling banyak masuk adalah hasil tanaman hidup (13.115 kali), kemudian
disusul secara berurut oleh pemasukan hasil tanaman mati (1.314 kali), benih (756
kali) dan benda lain (20 kali) (Lihat Grafik 3.).
Volume ekspor media pembawa OPTK pada tahun 2015 adalah
8.941.856,30 kilogram, 113.508.206,00 batang, 0,50 kemasan, 25.222,72 M3.
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
Benih HasilTanaman
Hidup
HasilTanaman
Mati
Benda Lain
Tahun 2014 304 3.015 1.808 3
Tahun 2015 236 2.891 1.829 2
304
3.015
1.808
3236
2.891
1.829
2
KA
LI

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 71
Grafik 37. Frekuensi Kegiatan Karantina Tumbuhan Ekspor BBKP Soekarno Hatta 2015
3. Kegiatan Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk
Pada tahun 2015 frekuensi kegiatan karantina tumbuhan antar area masuk
media pembawa OPTK dari Area Lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia
yang dilaporkan di BBKP Soekarno Hatta adalah sebanyak 11 kali. Frekuensi
tersebut menurun 35,29 % (6 kali) dibandingkan dengan frekuensi tahun 2014 yang
lalu yaitu 17 kali. Dalam kegiatan karantina antar area masuk tersebut frekuensi
media pembawa yang paling banyak masuk adalah benih (8 kali), kemudian disusul
secara berurut oleh pemasukan hasil tanaman mati (2 kali), dan hasil tanaman hidup
(1 kali) (Lihat Grafik 37.).
Volume kegiatan karantina tumbuhan antar area masuk media pembawa
OPTK pada tahun 2015 adalah 1.228,60 kilogram dan 14,00 batang.
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
Benih Hasil TanamanHidup
Hasil TanamanMati
Benda Lain
Tahun 2014 887 8.901 3.567 4
Tahun 2015 756 13.115 1.314 20
887
8.901
3.567
4756
13.115
1.31420
KA
LI

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 72
Grafik 38. Frekuensi Kegiatan Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk BBKP Soekarno Hatta 2015.
4. Kegiatan Karantina Tumbuhan Antar Area Keluar
Pada tahun 2015 frekuensi kegiatan karantina tumbuhan antar area keluar
media pembawa OPTK ke Area Lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia
melalui BBKP Soekarno Hatta adalah sebanyak 28.855 kali. Frekuensi tersebut
meningkat 19,80 % (4.769 kali) dibandingkan dengan frekuensi tahun 2014 yang
lalu yaitu 24.086,00 kali. Dalam kegiatan karantina tumbuhan antar area keluar
tersebut frekuensi media pembawa yang paling banyak keluar adalah hasil tanaman
hidup (17.093 kali), kemudian disusul secara berurut oleh pengeluaran hasil
tanaman mati (9.361 kali), dan benih (2.401 kali) (Lihat Grafik 5.).
Volume kegiatan karantina tumbuhan antar area keluar media pembawa OPTK
pada tahun 2015 adalah 1.724.952,87 kilogram, 6.475.683,00 batang dan
31.109,00 kemasan
0123456789
10
Benih Hasil TanamanHidup
Hasil TanamanMati
Benda Lain
Tahun 2014 4 3 10 0
Tahun 2015 8 1 2 0
43
10
0
8
12
0
KA
LI

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 73
Grafik 39. Frekuensi Kegiatan Karantina Tumbuhan Antar Area Keluar BBKP Soekarno Hatta 2015
C. Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati
1. Kegiatan Laboratorium OPTK
Laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta merupakan sarana
kegiatan pengujian berupa deteksi, identifikasi dan diagnostik dimana hasil
pelaksanaan pengujian tersebut merupakan tahapan penting dalam mendukung
keputusan setiap pemasukan dan pengeluaran lalu lintas komoditas tumbuhan yang
melalui Bandara Soekarno Hatta.
Pengujian adalah penentuan satu atau lebih karakteristik dari suatu obyek
penilaian menurut prosedur. Prosedur sendiri adalah cara tertentu untuk
melaksanakan suatu kegiatan atau proses. Pengujian biasanya berlaku untuk
bahan, produk atau proses menurut prosedur. Kegiatan pelayanan pengujian dan
laboratorium secara umum adalah untuk memenuhi standarisasi, dimana segala
jenis bahan, produk, dan proses adalah sesuai dengan standar tertentu yang
ditetapkan untuk menjaga kualitas dan keberterimaan suatu produk/jasa di
masyarakat/konsumen.
0
10.000
20.000
Benih HasilTanaman
Hidup
HasilTanaman
Mati
BendaLain
Tahun 2014 1.998 13.134 8.954 0
Tahun 2015 2.401 17.093 9.361 0
1.998
13.134
8.954
02.401
17.093
9.361
0
KA
LI
Grafik 5. Frekuensi Kegiatan Karantina Tumbuhan Antar Area Keluar

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 74
Dalam melaksanakan pengujian, Laboratorium BBKP Soekarno-Hatta selalu
berusaha memberikan jaminan akurasi hasil uji, salah satu cara yang ditempuh
adalah dengan menerapkan sistem manajemen mutu laboratorium SNI ISO/IEC
17025:2008.
Beberapa kegiatan harus dilaksanakan oleh laboratorium guna memenuhi
standar yang telah ditetapkan sesuai SMM Laboratorium 17025:2008.
Adapun kegiatan – kegiatan dimaksud dan telah dilaksanakan oleh
Laboratorium Karantina Tumbuhan adalah sebagai berikut:
a. Verifikasi metode dan validasi personel.
Validasi adalah konfirmasi melalui pengujian dan pengadaan bukti yang
obyektif bahwa persyaratan tertentu untuk suatu maksud khusus dipenuhi.
Verifikasi metode dilakukan untuk memastikan bahwa metode pengujian
dimaksud merupakan metode uji yang efektif digunakan dalam pengujian
sedangkan validasi personel diperlukan untuk memastikan serta memelihara
kompetensi personel dalam melakukan pengujian.
Tahapan pelaksanaan adalah sebagai berikut:
Tahap persiapan dan penyusunan Tim pelaksana kegiatan.
Tahap persiapan antara lain meliputi : penyediaan sampel uji validasi yang
seragam, penyediaan bahan uji validasi sesuai dengan metoda uji yang akan
divalidasi .
Tahap pelaksanaan validasi: dilaksanakan pada masing-masing laboratorium
pelaksana validasi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Tahap pengolahan data hasil validasi: data hasil validasi metoda yang
diperoleh dari masing-masing laboratorium pelaksana, diolah dan dianalisis
oleh pengelola validasi kemudian di bahas dalam rapat internal untuk
menyimpulkan hasil validasi laboratorium Karantina Tumbuhan.
Tahap pelaporan : tahap ini merupakan tahap akhir dari kegiatan validasi.
Validasi/ verifikasi metode dilaksanakan oleh personel laboratorium
Karantina Tumbuhan dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
Verifikasi metode PCR dan validasi personel untuk deteksi Pss dan Cmm

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 75
Verifikasi metode Baerman Funnel dan validasi personel untuk deteksi dan
identifikasi nematoda Aphelenchoides besseyi
Validasi personel menggunakan Uji ELISA terhadap Pss menggunakan teknik
Indirect ELISA dan uji ELISA terhadap Cmm menggunakan teknik Direct
ELISA
b. Uji Banding
Uji banding merupakan rangkaian kegiatan untuk membandingkan hasil uji
suatu sampel laboratorium yang satu dengan laboratorium sejenis lainnya
dengan metode pengujian yang sama, setara, atau dengan metode yang lebih
canggih, dalam rangka mendeteksi dan mengidentifikasi OPT/OPTK.
Kegiatan ini dimaksudkan agar kompetensi personel laboratorium akan
tetap terpelihara sehingga dapat melakukan pengujian dengan akurasi hasil yang
dapat dipertanggungjawabkan
Kegiatan ini meliputi unjuk kerja terhadap pengujian OPTK Pss, Cmm
dengan menggunakan metode Elisa test dan PCR serta deteksi dan identifikasi
Aphelenchoides besseyi dengan metode Baerman Funnel.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
Tahap persiapan antara lain meliputi : penyediaan sampel uji banding yang
seragam, penyediaan bahan uji banding, dan uji homogenitas.
Tahap pengiriman sampel dan bahan uji banding ke masing-masing
laboratorium pelaksana.
Tahap pelaksanaan uji banding : dilaksanakan pada masing-masing
laboratorium pelaksana uji banding secara serentak sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan oleh laboratorium BBKP Soekarno Hatta sebagai
penyelenggara uji banding.
Tahap pengolahan data dan pelaporan hasil uji banding : data hasil uji
banding yang diperoleh dari masing-masing laboratorium pelaksana, diolah
dan dianalisis oleh pengelola uji banding kemudian di bahas dalam rapat
internal untuk menyimpulkan hasil uji banding laboratorium

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 76
Kegitan uji banding laboratorium karantina Tumbuhan ( sebagai
penyelenggara) dilaksanakan pada bulan Pebruari 2015 dan diikuti oleh 7 (tujuh)
laboratorium sebagai peserta. Hasil uji banding dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 13. Hasil Uji Banding Laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno
Hatta 2015.
Waktu pelaksanaan
(tgl. Bln, tahun)
Parameter
Uji Banding Lab. Peserta
Hasil
Uji Banding Lab Peserta
12-17 Februari 2015
Aphelenchoides besseyi
BBUSKP
Memuaskan
BBKP Tanjung Priok Memuaskan
BBKP Makasar Memuaskan
BBKP Surabaya Memuaskan
BKP Denpasar Memuaskan
BKP Palembang Memuaskan
12-17 Februari 2015
Clavibacter michiganensis subsp. michiganensis
BBUSKP Memuaskan
BBKP Tanjung Priok Memuaskan
BBKP Makasar Memuaskan
BBKP Surabaya Memuaskan
BKP Palembang Memuaskan
BKP Denpasar Memuaskan
BBKP Medan
12-17 Februari 2015
Pseudomonas syringae pv.syringae
BBUSKP Memuaskan
BBKP Tanjung Priok Memuaskan
BBKP Makasar Memuaskan
BBKP Surabaya Memuaskan

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 77
BKP Palembang Memuaskan
BKP Denpasar Memuaskan
BBKP Medan
Dari hasil kegiatan uji banding dapat disimpulkan bahwa unjuk kerja serta
kompetensi personel laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta
masih terpelihara dengan baik.
Selain sebagai penyelenggara, laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP
Soekarno Hatta juga berpartisipasi sebagai peserta uji banding yang
diselenggarakan oleh laboratorium lain seperti tertera pada Tabel 3.
Tabel 14. Partisipasi Laboratorium Karantina Tumbuhan sebagai Peserta Uji Banding yang Diselenggarakan Laboratorium Lain.
NO
.
PENYELEN
GGARA RUANG
LINGK
UP
METODE
PENGUJIA
N
WAKTU
PELAKSA
NAAN
ANALIS PENYE
LIA UJI
BANDING
1
BKP Kelas II
Pangkalpinan
g
Triboliu
m
castaneu
m
Direct
inspection
09-10
Pebruari
2015
S. Mona
Astrid S.,
S.Si
Ratih K,
SP. M.Si
2 BKP Kelas I
Jambi
Helminth
osporiu
m solani
Direct
inspection
15-22 April
2015
Mila seri
Rezeki, SP
Juwarti,
SP
Araeceru
s
fascicula
tus
Direct
inspection
25-26 Nov
2015 Dewi
Susanti, SP
Ratih K,
SP. M.Si
3
BBKP
Tanjung
priok
Lalat buah Direct
inspection
25-27 Mei
2015
Ratih K,
SP. M.Si
Iman
Suryaman,
SP, M.Si
Helmintos
porium
solani
Direct
inspection
25-27 Mei
2015 Juwarti, SP
Dra.
Endang
Winarni

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 78
Panonychu
s citri
Direct
inspection
25-27 Mei
2015
Davit
Dariansyah,
SP
Agusman
Jaya, SP,
M.Si
SLRSV TAS ELISA 25-26 Mei
2015 Dewi
Susanti, SP
Sri
Setiyawati,
S.Si, M.Si
Pantoea
stewartii
Coumpound
, ELISA
25-26 Mei
2015
S. Mona
Astrid
Sibarani,
S.Si
Morisa
Purba, SP,
M.Si
4 BBUSKP
Trogode
rma
granariu
m Direct
inspection
27 Agustus
2015
Aprilyani,
SP
Ratih K,
SP. M.Si (uji
profisien
si )
Aphelenc
hoides
besseyi
Direct
inspection
14-17
September
2015
Davit
Dariansyah,
SP
Juwarti,
SP
5 BKP Kelas I
Mataram
Bactroce
ra sp
Direct
inspection
25-27 Mei
2015 Dewi
Susanti, SP
Ratih K,
SP. M.Si
6
BKP Kelas II
Tanjung
pinang
Triboliu
m
castaneu
m
Direct
inspection
05-06 Mei
2015 Dewi
Susanti, SP
Ratih K,
SP. M.Si
7 BKP Kelas I
Denpasar
Araecerus
fasciculatu
s
Direct
inspection
10-11
September
2015
Mila seri
Rezeki, SP
Ratih K,
SP. M.Si
Hypothene
mus
hampei
Sitophilus
oryzae
Tribolium
sp
Rhizophert
a
domonica
Oryzaephil
us sp
Globode Parineal 10-11 Davit Aprilyan

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 79
ra
rostochie
nsis
pattern September
2015
Dariansyah,
SP i, SP
8 BBKP
Makassar
Ahasverus
advena
Araecerusf
asciculatus
Direct
inspection
14-16
September
2015
Mila seri
Rezeki, SP
Ratih K,
SP. M.Si
Cryptolest
es
ferrugineu
s
Carpophil
us
dimidiatus
Oryzaephil
us
surriname
nsis
Tribolium
castaneum
Alternaria
alternata
Direct
inspection
14-16
September
2015
Mila seri
Rezeki, SP
Juwarti,
SP Curvularia
lunata
Ephelis
oryzae
9 BKP Kelas I
Palembang TuMV ELISA test
15-16
Oktober
2015
Aprilyani,
SP
Sri
Setiyawati,
S.Si, M.Si
10 BKP Kelas II
Palagkaraya Lethal
Yellowing PCR 20-Nov-15
Sri
Setiyawati,
S.Si, M.Si
Dra.
Endang
Winarni
11 BKP Kelas I
Pontianak
Alfalfa
mosaic
virus
(AMV)
ELISA test
24-25
November
2015
Aprilyani,
SP
Morisa
Purba, SP,
M.Si

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 80
c. Kalibrasi alat.
Peralatan laboratorium merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Untuk itu alat perlu dipelihara
dan dikalibrasi sacara teratur.
Kalibrasi dalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara
nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai
yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang
berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.
Setiap instrumen ukur harus dianggap tidak cukup baik sampai terbukti
melalui kalibrasi dan atau pengujian bahwa instrumen ukur tersebut memang
baik.
Tahun 2015 alat – alat laboratorium KT telah dikalibrasi dan diutamakan
alat-alat untuk pengujian yang termasuk dalam ruang lingkup akreditasi yaitu alat
untuk pengujian dengan menggunakan metode ELISA test, PCR dan baerman
funnel.
d. Bahan Pengujian Laboratorium.
Selain alat uji, ketersediaan bahan pengujian di laboratorium Karantina
Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta juga merupakan faktor penting dalam
pelaksanaan pengujian.
Pengadaan bahan laboratorium diharapkan dapat menjadi fasilitas dalam
melakukan fungsi laboratorium dalam mendukung kegiatan pemeriksaan fisik
dalam mendeteksi dan mengidentifikasi OPT/OPTK yang terbawa oleh media
pembawa.
2. Kegiatan Laboratorium Keamanan Hayati Nabati
Dewasa ini tuntutan mutu dan keamanan pangan seperti pangan yang
berkualitas, pangan yang sehat untuk dikonsumsi, pangan yang tidak mengandung
cemaran baik cemaran biologi ataupun cemaran kimia merupakan suatu kebutuhan.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 81
Keputusan yang diambil harus berdasarkan bukti ilmiah (Scientific Justification)
yang kuat. Pengujian laboratorium dengan menggunakan peralatan yang mampu
mendeteksi adanya cemaran dalam waktu cepat sangat diperlukan.
Laboratorium Pangan Segar Asal Tumbuhan yang dimiliki oleh Laboratorium
Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta sudah memiliki peralatan untuk deteksi
residu pestisida, logam berat, mikotoksin dan cemaran biologi. Peralatan tersebut
adalah:
a) Atomic Absorption Spectrofotometer (Untuk Pengujian Logam Berat)
b) High Performance Liquid Chromatography (Untuk Pengujian Logam Berat,
Residu Pestisida, dan Formalin)
c) Gas Chromatography (Untuk Pengujian Residu Pestisida)
d) Polymerase chain reaction (PCR) untuk pengujian kandungan E. coli dan
Salmonella spp
Bahan uji yang dimiliki oleh Laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP
Soekarno Hatta adalah 50 bahan standar untuk pengujian cemaran seperti yang
tercantum dalam permentan 88 Tahun 2011.
Sumber daya manusia yang mampu menjalankan laboratorium keamanan
pangan segar asal tumbuhan 2 (dua) orang. Saat ini satu orang petugasnya sedang
mengambil program Strata S2 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kegiatan laboratorium pangan segar asal tumbuhan di Laboratorium PSAT,
Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta pada tahun 2015 tidak ada, karena
tenaga pengujinya sedang pendidikan. Pengujian Pangan Segar Asal Tumbuhan
yang masuk melalui BBKP Soekarno Hatta pada tahun ini, khususnya yang berasal
dari negara-negara yang belum mendapatkan pengakuan dari Badan Karantina
Pertanian menggunakan laboratorium pihak ketiga yaitu PT. Angler di Surabaya.
Berdasarkan rekapitulasi data pengawasan keamanan pangan segar asal
tumbuhan tahun 2015 yang tertera pada Tabel 4. menunjukkan bahwa PSAT yang
masuk melalui BBKP Soekarno Hatta lebih banyak dari negara-negara yang sudah
mendapatkan pengakuan dari Badan Karantina Pertanian seperti Australia, USA,
Selandia Baru dan Kanada dibandingkan dari negara yang belum mendapatkan
pengakuan.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 82
D. Kegiatan intersepsi OPT/OPTK
Laboratorium Karantina Tumbuhan terdiri dari delapan (8) unit laboratorium
yaitu: laboratorium mikologi, laboratorium entomologi, laboratorium biomolekuler,
laboratorium virologi, laboratorium bakteriologi, laboratorium nematologi,
laboratorium Gulma. Masing – masing laboratorium melayani pengujian untuk
deteksi dan atau identifikasi OPT/OPTK sesuai target pengujian.
Dalam tahun 2015 ini Laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno
Hatta menerima 468 permohonan pengujian, jumlah ini meningkat sekitar 30 %
dibanding penerimaan permohonan pengujian pada tahun 2014 sebanyak 320
permohonan pengujian.
Jenis-jenis komoditas yang diuji di laboratorium Karantina Tumbuhan Tahun
2015 adalah: Padi, jagung, kedelai, strawberi, bibit krisan, bibit lilium, benih cabe,
tomat, rasberi, tembakau, terong, tomat, bunga kol, dll.
Pengujian untuk mendeteksi dan atau identifikasi dilakukan dengan
menggunakan metode Blotter test, Washing test, Growing on test untuk identifikasi

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 83
target pengujian OPTK golongan cendawan; metode Elisa, metode PCR dan
Diagnostik agar untuk target pengujian OPTK golongan Bakteri; metode Elisa,
metode Growing on test dan metode PCR untuk target pengujian OPTK golongan
Virus; metode Baerman Funnel untuk identifikasi OPTK golongan nematoda;
Identifikasi secara morfologi untuk identifikasi target pengujian OPTK golongan
serangga; dan metode analisa kemurnian untuk pengujian OPTK golongan gulma.
Berdasarkan metode yang digunakan, laboratorium Karantina Tumbuhan
telah menggunakan beberapa metode untuk pengujian. Frekuensi penggunaan
metode uji selama tahun 2015 tersaji pada Tabel 5.
Tabel 16. Frekuensi Penggunaan Metode Uji di Laboratorium Karantina Tumbuhan
BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015.
No. Metode Uji
Frekuensi
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agts Sep Okt Nov Des Jum
1 Baermann funnel 9 17 20 25 60 11 13 117 21 44 13 29 379
2 Blotter test 33 24 18 24 80 38 25 149 25 58 27 31 532
3 Direct inspection 31 51 49 59 139 61 25 69 41 82 61 29 697
4 ELISA test 31 25 20 35 123 27 12 144 18 26 18 16 495
5 PCR 37 20 23 39 131 45 21 188 37 48 25 34 648
6 Washing test 0 1 0 1 3 0 0 0 0 0 4 0 9
Sedangkan dari hasil pengujian, laboratorium Karantina Tumbuhan telah
dapat mendeteksi dan mengidentifikasi adanya target pengujian. Frekuensi Temuan
Jenis OPT/K Di Laboratorium Karantina Tumbuhan dapat dilihat pada Tabel 6.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 84
Tabel 17. Frekuensi Temuan Jenis OPT/K Di Laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta 2015
No. Jenis OPT/K
Frekuensi Temuan Pada Bulan
Jml
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Aphelenchoide
s besseyi 2 1 1 2 0 1 0 1 3 6 1 5 23
2 Aphelenchoide
s fragariae 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
3
3
Pseudomonas
syringae pv.
syringae
5 1 0 1 1 0 1 2 0 0 0 0 11
4 Burkholderia
glumae 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
3
5
Botrytis cinerea
(anamorph
Botryotinia
fuckeliana)
0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3
6
Clavibacter
michiganensis
subsp.
michiganensis
2 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 4
7 Pantoea
stewartii 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
1
8 Pratylenchus
vulnus 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
2
9 Pseudomonas
viridiflava 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1
10
Erwinia
carotovora
subsp.
atroseptica
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1
11 PNRSV 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 85
Selama tahun 2015 Laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno
Hatta telah menemukan sebanyak 11 Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina dengan jumlah frekuensi temuan sebanyak 53 kali. Frekuensi jenis OPTK
dari yang paling sering ditemukan secara berurut adalah Aphelenchoides besseyi
(23 kali), Pseudomonas syringae pv. syringae(11 kali), Clavibacter michiganensis
subsp. michiganensis (4 kali), Aphelencoides fragariae(3 kali), Burkholderia glumae
(3 kali), Botrytis cinerea (anamorph Botryotinia fuckeliana)(3 kali), Pratylenchus
vulnus (2 kali), Pantoea stewartii (1 kali), Pseudomonas viridivlava (1 kali), Erwinia
carotovora subsp. atroseptica (1 kali), dan virus PNRSV (1 kali).
E. Akreditasi Laboratorium
Laboratorium BBKP Soekarno Hatta, telah menerapkan sistem manajemen
manajemen mutu berdasarkan SNI ISO 17025 tahun 2008, terhitung tanggal 1
Oktober 2010. Selanjutnya pada bulan Oktober 2012 Laboratorium BBKP Soekarno
Hatta telah mendapatkan akreditasi SNI 17025 dari Komite Akreditasi Nasional.
Audit survelen pertama oleh Komite Akreditasi Nasional pada tanggal 26 september
2013 dengan hasil 23 Temuan Katagori 2 dan 9 Temuan katagori 3. Ketidakseuaian
meliputi persyaratan manajemen 12 dan persyaratan teknis 12. Untuk menjaga
status akreditasi dapat dipertahankan telah dilakukan perbaikan pada 12 Nopember
2013, hingga selesai pada April 2014. Selanjutnya survelen KAN pada tanggal
tahun 2014. Tahun 2014 telah dilakukan survelen 28-29 Mei 2015 dengan 10
temuan dan 7 temuan penambahan ruang lingkup laboratorium nematologi BBKP
Soekarno Hatta. Hasil survelen yang telah dilakukan perbaikan dan tindakan
kesesuaian selesai sesuai dengan Surat KAN No. 5854/4.a2/LP/10/15 tanggal 15
Oktober telah menetapan untuk mempertahankan status akreditasi laboratorium
BBKT Soekarno Hatta. Tahun 2016 Laboratorium BBKP Soekarno Hatta akan
menjalani penilaian ulang atau reasesment sesuai dengan masa berlakunya
akreditasi KAN bulan September 2016.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 86
1. Audit Internal
Didalam penerapan sistem manajemen mutu berdasarkan SNI ISO/IEC
17025 tahun 2008, pelaksanaan audit internal merupakan salah satu kegiatan yang
disyaratkan untuk dilaksanakanpada laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian
Soekarno Hatta.
Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta, telah
dilakukan survelens oleh KAN pada tanggal 5-8 Mei 2015, dimana dalam temuan 10
bidang yang ditinjau dan 7 bidang dalam Penambahan ruang lingkup. Audit internal
tahun ini merupakan audit untuk menyempurnakan hasil survelen eksternal dengan
harapan akan terpenuhinya pelaksanaan SMM Laboratorium Balai Besar Karantina
Pertanian Soekarno Hatta. Perbaikan audit internal dilakukan pada tanggal 17 s/d
28 Oktober 2015 dengan tengat waktu sampai dengan dilakukannya reiveu kaji
ulang manajemen. Audit internal berdasarkan surat perintah Kepala Balai Besar
Karantina Pertanian Soekarno Hatta nomor 2672/KP.340/L.8.A/10/2015 tanggal 13
Oktober 2015.
Maksud Audit Internal Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian
Soekarno Hatta adalah memeriksa pemenuhan sistem manajemen mutu yang
diterapkan terhadap SNI ISO 17025-2008 atau kriteria yang relevan; dengan
sasaran adalah, memeriksa kesesuaian penerapan semua kebijakan dan prosedur
yang terdokumentasi pada seluruh tingkatan kerja. Memenuhi persyaratan standar
mutu dan merupakan alat manajemen untuk melakukan perbaikan; Memonitor
pencapaian sasaran mutu terhadap sasaran mutu yang telah direncanakan;
Monitoring pemeliharaan dan efektifitas sisitem mutu yang telah diterapkan;
Mengumpulkan, memecahkan kendala pelaksanaan prosedur dalam rangka
perbaikan sistim mutu. Selain itu audit internal sebagai mata dan telinga manajemen
yang membutuhkan kepastian bahwa kebijakan yang telah diterapkan tidak akan
dilaksanakan secara menyimpang, serta merupakan monitoring dari struktur
manajemen organisasi yang dibuat untuk memantau efektivitas dari elemen SMM
dalam panduan mutu yang telah ditetapkan.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 87
2. Kaji Ulang Manajemen SNI ISO/IEC 17025 tahun 2008
Audit survelen 2015 telah dilaksanakan oleh KAN pada tanggal 28-29 Mei
2015 oleh asessor Drh. Tati Aryanti MP, Ir. Dewi Taliroso, MM, MSi.; juga telah
memperbaiki sistim mutu laboratorium sebagai hasil dari perbaikan yang merupakan
tindak lanjut survelen, demikian pula penambahan ruang lingkup laboratorium
nematology karantina tumbuhan yang masih terus dalam perbaikan berikut dokumen
mutu, teknis dan formulir yang berkaitan dengan ruang lingkup.
Kaji Ulang manajemen merupakan rapat evaluasi tahunan, yang dipimpin oleh
Manajer Puncak. Dalam Standar ISO/SNI 17025:2008 point 4.15 tentang kaji ulang
manajemen adalah untuk memastikan kesinambungan kecocokan kebijakan
prosedur, laporan staf manajerial dan penyelia, analis, hasil audit internal dan
eksternal, hasil uji banding dan profisiensi, perubahan volume dan jenis pekerjaan,
feed back customers, pengaduan, rekomendasi peningkatan, QC laboratory,
sumberdaya dan pelatihan.
Rapat Kaji Ulang Manajemen Sistim Manajemen Mutu Laboratorium BBKP
Soekarno Hatta dilaksanakan di Hotel Batiqa Cirebon Jawa Barat pada tanggal 23-
25 Nopember 2015 yang menetapkan perihal perbaikan dalam rangka meningkatkan
sistim manajemen mutu di BBKP Soekarno Hatta, adalah sbb:
1) Penyiapan peningkatan pemahaman SMM oleh Pegawai baru Calon PNS dan
Pegawai/ Pejabat Baru karena mutasi pegawai, serta penetapan keputusan
Kepala BBKP Soekarno Hatta tentang Personil Lab dan Manajemen SMM
berkaitan dengan Mutasi Pegawai Badan Karantina Pertanian Tahun 2015.
2) Pengadaan Barang dan Bahan
Pengadaan barang dan bahan laboratorium harus tepat pada waktunya, dan
pada saat bahan telah datang harus segera di identifikasi untuk mengurangi
risiko kerusakan dan ketepatan penyimpanan. Demikian pula dalam perbaikan
alat dan kalibrasi alat laboratorium yang tepat waktu dan up date dan copy
dokumen kalibrasi tersedia di dalam ruangan dimana peralatan lab berada.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 88
3) Metoda Uji
Metoda uji yang digunakan harus sesuai dengan standar metode uji baku,
apabila menggunakan metode yang tidak baku maka metode tersebut di validasi
terlebih dahulu, tetapi apabila menggunakan metoda baku dilakukan verifikasi.
4) Pelayanan Publik
Mengacu pada standar pelayanan publik bahwa kegiatan/palayanan laboratorium
merupakan bagian dari pelayanan publik, namun demikian Komite Akreditasi
Nasional masih menghendaki sistim mutu yang terpisah antara pelayanan publik
dengan SMM Laboratorium. Untuk meningkatkan kualitas layanan segala bentuk
pengaduan publik harus dikumpulkan, rekaman pengaduan lalu dianalisis dan
dilakukan tindakan perbaikan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan.
5) Personel (sumber daya manusia)
Agar para SDM yang ada di BBKP Soekrno Hatta mengerti dan kompeten maka
dilakukan sosialisi minimal 1 kali dalam 6 bulan secara rutin.
6) Uji Banding
Minimal dilakukan 1 tahun sekali dan metoda uji harus sesuai
standar/kompetensi/kalibrasi alat, personel dan bahan sudah disiapkan dengak
baik. Dalam penambahan ruang lingkup tetap dapat langsung dilakukan
dilakukan walaupun verifikasi belum maksimal, namun harus
mencantumkan/melampirkan bukti dari lembaga yang telah melakukan verifikasi
seperti BBUSKP.
7) Penambahan Ruang Lingkup
Rencana penambahan ruang lingkup Laboratorium Karantina Tumbuhan Adalah
pada laboratorium Nematologi dengan deteksi taksonomi morfologi pada
Aphelechoides besseyi
Saat ini dalam taraf penilaian oleh KAN dan dalam proses perbaikan pada 7
temuan perbaikan yang sudah dilakukan dan sedang menunggu hasil dari verifikasi
PRL KAN. Disamping itu kendala lain adanya mutasi pada tenaga kompeten lab.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 89
nematology karantina tumbuhan adalah mutasi ke SKP Cilegon dan tugas belajar
S2.
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam penambahan ruang lingkup
Dilakukan Validasi atau bukti Validitas (BBUSKP)
Bukti Verifikasi
Kalibrasi Alat
Instruksi Kerja
Instruksi alat
3. Pemutahiran Dokumen
Pemutahiran dokumen tahun 2015 Laboratorium BBKP Soekarno Hatta
dilakukan dalam kaji ulang manajemen dan evaluasi dari hasil audit internal dan
audit external yang mengakibatkan perubahan dalam penulisan SMM baik Level 1
Panduan Mutu, Level 2 Dokumen Prosedur, Level 3 Instruksi Kerja Dan Level 4
Formulir seperti tercantum dalam daftar berikut dibawah ini:
1. PM 2.0 Istilah dan Defenisi
2. PM 4.1 Organisasi
3. PM 4.2 Sistim Manajemen
4. PM 5.5 Peralatan
5. PM 4.11 Tindakan Perbaikan
6. PM 4.15 Kaji Ulang Manajemen
7. DP 4.6-1 Permohonan Pengadaan Jasa dan Perbekalan
8. DP 4.8-1 Penyelesaian Pengaduan
9. DP 5.8-1 Penanganan Sampel
10. DP 4.11-1 Tindakan Perbaikan
11. DP 4.15-1 Kaji Ulang Manajemen
12. DP 5.2-1 Personal
13. DP 5.3-1 Kondisi Akomodasi Dan Lingkungan
14. DP 4.5-1 Metoda Pengujian dan Validasi Metoda
15. DP 5.5-2 Peralatan

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 90
16. DP 5.5-3 Menjamin Peralatan yang rusak ditangani dengan benar
17. DP 5.7-1 Penerimaan Sampel
18. DP 5.9 Jaminan Mutu Hasil Pengujian
19. IKA 01H Pemeliharaan Waterbath
20. IKA 03H Pemeliharaan Mikroplate Shaker
21. IKA 04H Pemeliharaan Laminar Air Flow
22. IKA 05H Pemeliharaan Mikropipet
23. IKA 06H Pemeliharaan Pharmaceutical Refrigerator
24. IKA 07H Pemeliharaan Sentrifuse
25. IKA 09H Pemeliharaan Inkubator
26. IKA 01T Hot Plate Stirer
27. IKA 02T Timbangan Digital
28. IKA 03T Inkubator
29. IKA 04T Gelas Ukur
30. IKA 05T Biomedical Freezer
31. IKA 06T Shaker
32. IKA 07T Reader
33. IKA 08T Pipet Mikro
34. IKA 09T Sentrifuse
35. IKA 010T Sentrifuse Thermo
36. IKA 011T Autoclave
37. IKA 012T Autoclave otomatis
38. IKA 013T Pharmaceutical Refrigerator
39. IKK 02 Pengelolaan Bahan Pengujian dan Acuan
40. IKK 02A/DP 4.11 Investigasi Ketidaksesuaian Hasil
41. IKK 06/DP 5.3-1 Tata Tertib Laboratorium
42. IKK 08/DP 5.8-1 Persyaratan Sampel Uji Laboratorium
43. IKK 09/DP 5.8-1 Penanganan Sampel
44. IKK 10/DP 6.7-1 Tata Cara Mencuci Tangan
45. IKK 11/DP 5.3-1 Monitoring Laminar Air Flow
46. IKK 13/DP 5.2-1 Pengendalian Personel Laboratorium
47. IKK 14/DP 5.2-1 Pengendalian Mutu Personel Laboratorium

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 91
48. IKK 11H/DP 5.3-1 Monitorium Laminar Air Flow
49. IKK 14 Uji Banding
50. IKMH 01 Validasi Metoda
51. IKM 05T Deteksi Bakteri Pss Menggunakan Metode ELISA
52. IKM 05T Deteksi Bakteri Cmm Menggunakan Metode ELISA
53. FT 16/DP 5.5-2 Kartu Kendali Alat
54. FT 18/DP 5.5-3 Formulir Identifikasi Alat Rusak, Berbeban Lebih dan Salah
Penggunaan
55. FT 19/DP 5.5-3 Formulir Usulan Perbaikan Alat
56. FT 22/DP 5.9-1 Formulir Identifikasi Alat Uji
57. FT 28/DP 5.4-3 Formulir Laporan Hasil Pengujian Laboratorium KT
58. FT 36/DP 5.5-2 Formulir Laporan Hasil Sterilisasi Autoclave
59. FA 08/DP 4.8-3 Pengaduan
60. FA 08/DP 4.8-1 Penyelesaian Pengaduan
61. FA 08/DP 4.8-3 Kop surat laboratorium
62. FM 09/DP 4.9-1 Formulir Pengendalian Pengujian yang tidak sesuai dan
Tindakan Perbaikan yang dilakukan
63. FM 10/DP4.11-1 Formulir Identifikasi Ketidaksesuaian dan Tindakan Perbaikan
64. FM 14/DP 5.2-1 Formulir Program Pendidikan dan Pelatihan
4. Peningkatan Kompetensi Personel
Peningkatan kompetensi personel laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP
Soekarno Hatta dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan
personel, sehingga laboratorium dapat meningkatkan kualitas hasil pengujian
laboratorium karantina tumbuhan dan dapat memberikan jaminan mutu hasil
pengujian yang semakin baik.
Peningkatan kompetensi personel laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP
Soekarno Hatta dilakukan dengan melakukan Pelatihan/Magang/Inhouse training.
Dalam usaha jaminan mutu hasil pengujian, Tahun 2015 laboratorium KT
melaksanakan peningkatan kompetensi personel dengan cara Pelatihan/ magang
yang dilaksanakan di lingkup Badan Karantina Pertanian atau institusi lain.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 92
5. Kegiatan Studi Banding
Kegiatan study banding dilaksanakan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan personel laboratorium dengan cara menggali informasi dan tatacara
pengelolaan serta penerapan SMM laboratorium secara konsisten sehingga
pelaksanaan kegiatan di laboratorium dapat berjalan dengan lebih baik.
Study banding telah dilaksanakan dengan laboratorium tujuan adalah
sebagai berikut:
Laboratorium Balai Besar Veteriner Denpasar
Laboratorium Balai Pengujian Mutu Benih, Surabaya
Laboratorium Balai Pengujian Mutu Benih, Solo.
Laboratorium PT. Angler Biochem Laboratory, Surabaya
Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Belawan.
1.2. Perlakuan Karantina Tumbuhan
Fasilitas perlakuan yang dimiliki BBKP Soekarno Hatta selain UV, Green
house, dan perlakuan spraying atau perendaman air panas, bertambah dengan
adanya peralatan oven kapasitas besar untuk melaksanakan perlakuan udara
panas. Pemanasan dengan oven dilakukan salah satunya adalah untuk devitalisasi
media pembawa. Perlakuan pemanasan dilakukan 1 kali tahun 2015 yaitu
komoditas jagung. Kegiatan perlakuan pada tahun 2015 yang dilakukan oleh
BBKP Soekarno Hatta berupa perlakuan penyinaran ultra violet umumnya media
pembawa yang berasal dari Amerika Selatan, yaitu Brazil, Ekuador, Kostarika, Chile,
Argentina dan Columbia. Komoditas yang di lakukan penyinaran dengan Ultra Violet
berupa bunga potong, tembakau, buah naga, delima sebanyak total 433 kali dengan
rincian, Buah Naga 23 kali, Delima 7 kali, Bunga Gypsophilla sejumlah 24 kali,
Mawar merah frekwensi 150 kali sejumlah Batang dan Bunga potong lainnya 84
kali, tembakau 70 kali. Total Perlakuan UV tahun 2014 sejumlah 387 kali; tahun
2013 sejumlah 473 kali, dan perlakuan UV tahun 2012 sejumlah 332 kali, tahuni ini
2015 sebanyak 433 kali terjadi peningkatan 25 persen dari tahun lalu. Perlakukan
lainnya yaitu dipping atau pelapisan dengan fungisida, untuk domestik keluar
tahun 2015 sebanyak 38 kali umumnya adalah bibit tanaman buah dan 2 kali impor

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 93
dengan komoditas padi dan strawberry karena ditemukan Aphelenchoides besseyi,
A. fragarie dilakukan dengan perlakuan air panas.
Perlakuan fumigasi oleh Fumigator PT Era Resik Hunian yang di bawah
pengawasan karantina tumbuhan tahun 2015 sejumlah 8 kali fumigasi dengan
volume 350 koli komoditas Mahoni ekpor ke Hongkong, Genetri dan Kenari.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 94
Tabel 18. Tindakan Perlakuan Kegiatan Impor Di BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015
No Media
Pembawa Frekuensi Alasan Metode Negara
1 BAHAN BAKU
LAIN 1 Pencegahan SALB
Penyinaran
Ultraviolet BRASIL
2 BIBIT
AGLAONEMA 1 Pencegahan SALB
Penyinaran
Ultraviolet KOSTARIKA
3 BUAH NAGA 29 Pencegahan SALB Penyinaran
Ultraviolet
EKUADOR,
KOLOMBIA
4 BUAH-
BUAHAN 2 Pencegahan SALB
Penyinaran
Ultraviolet EKUADOR
5 BUNGA
GYPSOPHILLA 1 Pencegahan SALB
Penyinaran
Ultraviolet EKUADOR
6 BUNGA
MAWAR 151 Pencegahan SALB
Penyinaran
Ultraviolet EKUADOR
7
BUNGA
MAWAR, BIBIT
GYPSOPHILA
20 Pencegahan SALB Penyinaran
Ultraviolet EKUADOR
8
BUNGA
MAWAR,
BUNGA
GYPSOPHILLA
3 Pencegahan SALB Penyinaran
Ultraviolet EKUADOR
9
BUNGA
POTONG
SEGAR
83 Pencegahan SALB Penyinaran
Ultraviolet EKUADOR
10 DELIMA 7 Pencegahan SALB Penyinaran
Ultraviolet
MEXICO,
PERU
11 DRAGON 23 Pencegahan SALB Penyinaran EKUADOR,

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 95
Tabel. 19 Tindakan Perlakuan Kegiatan Ekspor Di BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015
No
Media
Pembawa Frekuensi Alasan Metode Negara
1 JERUK
PURUT 1
Persyaratan
negara tujuan
Dipping, Sodium
Orthophenyl Phenate,
100 g/L air
BELANDA
Sumber : Data Operasional BBKP Soekarno-Hatta, 2015
FRUIT Ultraviolet KOLOMBIA
12 TEMBAKAU
DAUN 41 Pencegahan SALB
Penyinaran
Ultraviolet
BRASIL,
MEXICO
13 TEMBAKAU
KERING 30 Pencegahan SALB
Penyinaran
Ultraviolet
BRASIL,
MEXICO
14 BENIH PADI 1
Ditemukan
nematoda
Aphelenchoides
besseyi
HOT WATER
TREATMENT, 57
DERAJAT CELCIUS
PHILIPHINA
15 BIBIT
STRAWBERRY 1
DITEMUKAN OPTK
A1 GOLONGAN 2 :
Aphelenchoides
fragraria
DIPPING,
CARBOSULFAN
0.5%, 10 MENIT
BELANDA
16 JAGUNG 1
Dilakukan
Devitalisasi dengan
metode Pemanasan
Pemanasan (OVEN), AFRIKA
SELATAN

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 96
Tabel 20. Tindakan Perlakuan Kegiatan Antar Area Di BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015
No Media
Pembawa Frekuensi
Alasan Metode
Keterangan
1 Bibit Belimbing 1 BERASAL DARI DAERAH
ENDEMIK OPT/OPTK DIPPING
Marshal
0,2%/L
2 Bibit Durian 3 BERASAL DARI DAERAH
ENDEMIK OPT/OPTK DIPPING
Marshal
0,2%/L
3 Bibit Jambu Air 2 BERASAL DARI DAERAH
ENDEMIK OPT/OPTK DIPPING
Marshal
0,2%/L
4 Bibit Mangga 27 BERASAL DARI DAERAH
ENDEMIK OPT/OPTK DIPPING
Marshal
0,2%/L
5 Bibit Rambutan 2 BERASAL DARI DAERAH
ENDEMIK OPT/OPTK DIPPING
Marshal
0,2%/L
6 Cengkeh 1 BERASAL DARI DAERAH
ENDEMIK OPT/OPTK DIPPING
Marshal
0,2%/L
7 Jambu Bol 1 BERASAL DARI DAERAH
ENDEMIK OPT/OPTK DIPPING
Marshal
0,2%/L
8 Srikaya 1 BERASAL DARI DAERAH
ENDEMIK OPT/OPTK DIPPING
Marshal
0,2%/L
Sumber : Data Operasional BBKP Soekarno-Hatta, 2015
4.2. Kegiatan Pemantauan OPT/OPTK
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta merupakan salah satu unit
pelaksana teknis (UPT) lingkup Badan Karantina Pertanian sesuai Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian yang menelenggarakan salah satu fungsi
pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 97
Tujuan dilaksanakannya pemantauan Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina Tahun 2015 adalah:
Mendeteksi OPT/OPTK pada tanaman pangan yaitu padi, jagung dan kedelai
serta tanaman unggulan daerah dan jenis-jenis OPTK yang kemungkinan
terbawa melalui benih/produk non benih impor
Melakukan verifikasi ulang terhadap temuan OPTK A1 dan/atau OPTK A2 yang
pernah ditemukan di wilayah pemantauan masing-masing UPT sekaligus
memantau keberadaan OPTK yang telah ditemukan oleh UPT/ instansi lain.
Hasil dari kegiatan ini diharapkan menjadi bahan masukan dan informasi bagi
Badan Karantina Pertanian (Barantan) Khususnya adalah pemantauan dalam
rangka upaya khusus swasembada tanaman pangan Padi, Jagung dan Kedele.
Tujuan identifikasi di Laboratorium : untuk menindaklanjuti hasil temuan pada
sampel yang diambil di lapangan dan gudang-gudang oleh Tim Pemantauan
hingga diketahui spesies dari OPT/OPTK yang menyerang.
Sasaran OPTK yang harus dipantau terdiri dari OPTK A1 dan A2 menurut
Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No. 28/ Kpts/HK.060/ 1/2009,
khususnya pada tanaman yang menjadi komoditas unggulan setempat seperti
Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura dan jika ada tanaman perkebunan.
a. Kegiatan surveilens daerah sebar OPT/OPTK bertujuan untuk mendeteksi
keberadaan OPTK yang benihnya dimasukkan dari Negara-negara yang memiliki
resiko bagi introduksi OPTK;
b. Memverifikasi temuan bakteri Pantoea stewartii subsp. stewartii, Clavibacter
michiganensis subsp.michiganensis,Pseudomonas syringae pv. lacchryman, dan
Erwinia carotovora subsp. atrosepticadi wilayah surveylen BBKP Soekarno Hatta;
c. Memantau keberadaan Trogoderma granarium di gudang-gudang penyimpanan,
Pasar Modern dan Pasar Tradisionaldi wilayahsurveilens BBKP Soekarno Hatta;
d. Memantau Nematoda Hirscmaniella oryzae pada Tanaman Padi; dan
e. Hasil dari kegiatan ini diharapkan menjadi bahan masukan dan informasi bagi
Badan Karantina Pertanian (Barantan) dalam menentukan kebijakan
perkembangan perkarantinaan di wilayan RI.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 98
Waktu pelaksanaan Pemantauan Daerah Sebar OPT/K dilaksanakan
sebanyak 2 kali yakni pada Musim Pertaman bulan Mei 2015 dan Musim Kedua
pada bulan Agustus 2015.
Tempat pelaksanaan Pemantauan Daerah Sebar OPT/K dilakukan di
Propinsi Banten pada Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten
Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.
Pelaksana pemantauan OPTK adalah Pejabat Fungsional POPT BBKP
Soekarno Hatta yang terbagi dalam dua kelompok pertama musim penghujan dan
musim kedua kemarau.
Kegiatan pemantauan daerah sebar OPTK Tahun 2015 diselenggarakan oleh
Tim Pelaksana yang ditunjuk berdasarkan SK Kepala Balai Besar Karantina
Pertanian Soekarno Hatta Nomor :41/Kpts/KT.110/L.8.A/02/15 Tanggal 09 Februari
2015.
Dari kegiatan Pemantauan BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015 di dapat
kesimpulan sebagai berikut
a. Kesimpulan terkait metode yang dipergunakan
1. Berdasar analisa deskriptip di atas dapat disimpulkan bahwa target
pengujian bakteri CMM positif dengan metode PCR terjadi pada komoditi
tomat dan cabe dengan lokasi Majasari desa Sukaratu dan kecamatan
Cimanuk desa Rocek
2. Target bakteri PSS positif dengan metode PCR terjadi pada komoditi padi
dan terjadi pada lokasi Kecamatan Majasari desa Sukaratu.
3. Dengan metode PCR juga menghasilkan positif terjadi bakteri P.viridiflava
dengan komoditi cabe di Kecamatan Labuhan desa Caringin.
4. Dengan metode PCR pula menunjukan hasil positif terjadi juga pada
bakteri Pantoea stewartii pada komoditi daun jagung (jagung) di
Kecamatan Labuhan desa Caringin.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 99
b. Kesimpulan terkait dengan temuan lain
1. Temuan untuk Nematoda : Eucephalobus striatus, Eucephalobus oxyuroides,
Hirschmanniella oryzae, Caenohabditis elegans, Heterodera avenae, Plectoid
sp, Mononchus truncates, Mesodorylaimus pseudobastiani, Rhabditis sp
2. Temuan untuk Cendawan : Phoma sp., Nigrospora oryzae, Fusarium solani,
3. Fusarium semitectum, Colletotricum truncantum, Curvularia lunata,
Cladosporium oxysporum, Acremonium macroclavatum, Drecshlera maydis,,
Geotrichum candidum, Curvularia affinis, Glomerella cingulate, Cercospora
apii, Penicillium sp, Streptomyces sp, Acremonium macroclavatum,
Cladosporium herbarum, Cercospora apii, Nigrospora sp, Alternaria alternate,
Drecshlera sp
4. Temuan untuk Lalat Buah : Bactrocera umbrosa
Adapun kesimpulan dari hasil pemantauan daerah sebar OPT/K di Kabupaten
Tangerang :
1. Tanaman pisang di Desa Palasari Kecamatan Legok terdeteksi penyakit
bunchi top yang disebabkan BBTV dengan metode Serologi.
2. Tanaman Padi di Desa Palasari (Kec. Legok), tanaman jagung di Desa
Sindang Sono (Kec. Sindang Jaya) terdeteksi positif bakteri Pseudomonas
syringae pv. syringae dengan metode Serologi, namun terdeteksi negatif
dengan metode PCR.
3. Tanaman Jagung di Kp. Kadu, Desa Kadu (Kec. Curug)
terdeteksi positif Pseudomonas syringae pv. syringae dengan metode PCR.
4. Tanaman Tomat di BPPT (Kec. Curug) dan tanaman cabe di Desa Sindang
Sono (Kec. Sindang Jaya) terdeteksi Positif bakteri Clavibacter
michiganensis sub.sp. michiganensis (CMM) dengan metode Serologi, namun
terdeteksi negatif dengan metode PCR.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 100
4.3. Kegiatan Operasonal Lainnya
A. Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan
Tindakan karantina tumbuhan tahun 2015 dilakukan terhadap pemasukan
dilakukan penahanan dengan bergagai jenis media pembawa yang berasal dari
kantor pos, terminal penumpang yang umumnya tidak melengkapi persyaratan
administrasi karantina dari negara atau bandara asal dan ditemukannya OPTK tahun
ini telah dilakukan 111 kali pemusnahan sejumlah182 koli, 5.327,4 kg dan 1.469
batang. Rincian pemusnahan yang disebabkan tidak bebas OPTK adalah Tomat dari
India OPTK Cmm 30 koli 306 kg; Padi Phillipines OPTK Bg 1koli 1.5 kg; Canola
Australia OPTK Pss 16 koli 400 Kg; pemusnahan yang dilakukan ditemukannya
OPTK sebanyak 3 kali setelah hasil uji laboratorium karantina tumbuhan
mengidentifikasi temuan positif OPTK yaitu:
e. Clavibacter michiganensis subsp michiganensis
f. Pseudomonas syringae pv. syringae
g. Bulkhoderia glumae sebanyak 3 kali pemusnahan
Dalam pelaksanaan tindakan karantina berupa penahanan, terhadap barang
bawaan penumpang di Terminal II Bandara Soekarno Hatta tahun 2015 dilakukan
penahanan sebanyak 60 kali penahanan barang penumpang yang umumnya
dilanjutkan dengan pemusnahan karena barang bawaan penumpang tersebut tidak
diurus lagi sehingga busuk dan rusak.
B. Surveilans PSAT
Surveilans adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai tingkat
kepatuhan Negara asal yang telah diakui sistem keamanan PSATnya oleh
Pemerintah Republik Indonesia melalui pengujian kandungan cemaran kimia,
cemaran biologi dan bahan kimia yang dilarang.
Kegiatan surveilans dilaksanakan secara berkala terhadap pemasukan
pangan segar asal tumbuhan dari Negara – Negara yang telah sistem keamanan
PSATnya oleh pemerintah Republik Indonesia yaitu Australia, Amerika Serikat, New
Zealand dan Kanada.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 101
Surveilans dimaksudkan untuk mengetahui kepatuhan negara atau tempat
produksi yang telah diakui sistem keamanan pangan dan/atau negara yang memiliki
perjanjian ekivalensi terhadap pemenuhan persyaratan keamanan pangan
Indonesia.
Tujuan dilakukannya surveilans adalah untuk mengetahui pemasukan PSAT
yang berasal dari negara-negara tersebut tidak mengandung cemaran kimia dan
cemaran biologi melebihi batas maksimum yang ditetapkan serta tidak mengandung
bahan kimia yang dilarang sehingga aman dikonsumsi masyarakat.
Pelaksanan surveilen telah dilaksanakan pada bulan Juni 2015 sampai
dengan bulan November 2015 terhadap jenis – jenis PSAT sesuai Permentan
Nomor 88/Permentan/PP.340/12/2011 yaitu nektarin, selada daun, plum, blubery
yang berasal dari Australia dan USA (Lihat Tabel 4).
Tempat pelaksanaan pengambilan sampel uji dikenakan terhadap PSAT yang
dilalulintaskan melalui pintu pemasukan BBKP Soetta untuk selanjutnya dikirim ke
laboratorium penguji PSAT yang ditunjuk atau yang terakreditasi.
Hasil pengujian laboratorium PSAT yang terakreditasi menunjukkan bahwa
pada jenis PSAT tidak ditemukan cemaran kimia dan cemaran biologi melebihi batas
maksimum yang ditetapkan serta tidak mengandung bahan kimia yang dilarang.
4.4 Permasalahan dan Solusi
Permasalahan-permasalahan yang ditemui dalam penyelenggaraan
perkarantinaan tumbuhan di Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta adalah
sebagai berikut:
1. Buah manggis asal Indonesia belum bisa ekspor ke Negara China karena
persyaratan negara tujuan yang sulit dipenuhi yaitu:
a. Persyaratan Umum
1. Buah harus bebas dari OPT karantina China antara lain : Jenis Serangga
(Planococcus sp., Dysmicoccus sp., Pseudococcus sp.,Exallomochulus

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 102
sp.). Jenis Cendawan (Colletottrichum sp., Geotrichum sp., tanah
dan/atau bagian/ sisa tanaman lainnya.
2. Buah harus bebas dari zat beracun dan bahan berbahaya yang melebihi
standar kesehatan dan peraturan keselamatan (Cadmium 0,05 mg/kg).
3. Kemasan buah harus mencantumkan nama buah, tempat asal, nama
atau kode pabrik atau rumah dalam bahasa China atau bahasa Inggris.
b. Persyaratan Khusus
1. Buah Manggis harus bebas dari OPT karantina China, baik OPT yang
berada di bagian bawah calyx, permukaan buah, maupun pada rongga di
kedua ujungnya.
2. Pembersihan OPT lainnya jenis laba laba, kutu putih, dan semut harus
dilakukan terhadap setiap buah hingga ke bagian bawah calyx.
3. Sebelum diekspor terhadap buah yang sudah dikemas harus diberi
perlakuan fumigasi dengan (i) Metil Bromida pada dosis 32 g/m3 selama 2
jam pada 2loC atau lebih., atau (ii) Ethyl Format pada dosis 24 – 47 g/m3
selama 2 – 4 jam pada 21oC atau lebih.
Terkait dengan ekspor buah manggis ke Negara China ini Ada indikasi buah
manggis asal Indonesia di ekspor ke China melalui negara Malaysia,
Thailand, Hong Kong dan Vietnam.
Solusi permasalahan tersebut adalah Perlu diplomasi yang lebih intensif di
tingkat Kementerian Pertanian Indonesia dengan Otoritas Karantina China
(AQSIQ).
2. Walaupun sudah disetujui ekspor buah manggis asal Indonesia ke Australia dan
Selandia Baru, namun para eksportir belum percaya diri untuk melakukan
ekspor ke negara tersebut karena adanya persyaratan perlakukan fumigasi (kulit
manggis menjadi keras) sehingga mempengaruhi kualitas buah. Sedangkan
apabila tidak dilakukan fumigasi masih ada kemungkinan masih ditemukan
serangga hidup.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 103
Solusi permasalahan ini adalah Perlu dilakukan diplomasi lebih intensif lagi
dengan kedua negara tersebut (Australia dan Selandia Baru). Kalau
memungkinkan fumigasi dilakukan di negara tujuan.
3. Dalam Permentan No.38 Th. 2014 Tindakan Karantina di Luar Tempat
Pemasukan dan Pengeluaran belum diatur tentang Penetapan/persetujuan
untuk Instansi Pemerintah dan Perguruan Tinggi; dan Persetujuan “Tempat Lain”
diluar wilayah layanan.
Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah Revisi Permentan tersebut.
4. Terkait dengan implementasi Peraturan Menteri Pertanian No. 04 Th.2015 yang
sudah semakin dekat yaitu pada bulan Februari 2016, masih belum ada data
Laboratorium luar negeri yang teregistrasi Badan Karantina Pertanian yang
diinformasikan ke UPT.
Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah Barantan harus memberikan
data Laboratorium Negara lain yang teregistrasi ke UPT.
5. Aplikasi e_Plaq belum terkoneksi secara online antara Gedung Utama dengan
Gudang, Kantor Pos, Terminal 1,2,3, Ultimite dan Bandara Halim.
Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah BBKP Soekarno Hatta harus
melakukan pemasangan jaringan Fiber Optic.
6. Aplikasi e_Plaq masih memiliki kelemahan antara lain:
a. Entry data hasil tangkapan MP tidak dapat dilanjutklan ke DP-1 kecuali oleh
ADMIN.
b. Dalam pengisian data Transit (KT-1) tidak dapat ,dilanjutkan pengisian data
Serah Terima (DP-6). Dan sebaliknya.
Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menyampaikan informasi
ke Badan Karantina Pertanian agar melakukan penyempurnaan aplikasi e_Plaq
dengan mengusulkan agar Entry Data dilakukan oleh level Fungsionisor dan
Supervisor.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 104
7. Sistem Informasi Manajemen Laboratorium belum bisa diaplikasikan, karena
tidak bisa terhubung dengan e_Plaq.
Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan mengusulkan ke
Badan Karantina Pertanian agar melakukan penyempurnaan terhadap Sistem
Informasi Manajemen Laboratorium tersebut.
8. Daya listrik Laboratorium Karantina Tumbuhan kurang, akibatnya ruangan
panas, sehingga berpengaruh terhadap alat alat dan bahan laboratorium yang
sensitive, serta kurangnya alat stabilizer untuk peralatan-peralatan yang memiliki
tegangan tinggi.
Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan Penambahan daya
listrik dan Stabilizer berdaya besar (UPS).

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 105
BAB V
KEGIATAN PENGAWASAN DAN PENINDAKAN
Kegiatan Pengawasan dan Penindakan merupakan kegiatan Pembinaan
Kesadaran Masyarakat, Kerjasama dan Penindakan Pelanggaran Karantina
Pertanian. Hal ini dilakukan dalam rangka mengawal dan menjalankan amanat
Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992, Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996
tentang Pangan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina
Hewan, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan
dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu Dan
Gizi Pangan di tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran,
Ada 3 kegiatan strategis bidang Pengawasan dan Penindakan yaitu :
A. KEGIATAN PRE-EMPTIF;
Kegiatan pre-emptif dilakukan untuk mencegah adanya niat melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan yang berlaku. Adapun kegiatan pre-emtif
antara lain :
1. Melaksanakan sosialisasi kepada semua pihak yang terkait, baik internal maupun
eksternal tentang pengawasan dan penindakan pelanggaran di bidang karantina
hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati hewani dan
nabati dalam rangka meningkatkan efektifitas pencegahan masuknya HPHK dan
OPTK serta keamanan hayati;
2. Melakukan koordinasi dan kerjasama internal maupun eksternal dengan instansi
terkait dalam pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pre-emptif terhadap
pelanggaran di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan
keamanan hayati;
3. Melakukan kompilasi dan mengelola peraturan perundangundangan yang terkait
dengan pengawasan dan penindakan di bidang karantina hewan, karantina
tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati;
4. Mengadministrasikan kegiatan pre-emptif terhadap pelanggaran di bidang
karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati;

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 106
B. KEGIATAN PREVENTIF;
Kegiatan preventif dilakukan untuk menutup/menghalangi adanya kesempatan
untuk melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan yang berlaku. Adapun
kegiatan preventif antara lain :
1. Membangun jejaring kerja (net working) untuk menggali informasi adanya
dugaan pelanggaran di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan
pengawasan keamanan hayati;
2. Melakukan tindakan preventif dalam pengawasan dan penindakan
perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati
terhadap sistem perkarantinaan dan keamanan hayati, media pembawa HPHK,
media pembawa OPTK, PSAT, tindakan karantina, orang, alat angkut, peralatan,
air, atau pembungkus yang diketahui atau diduga membawa HPHK atau OPTK,
media pembawa lain (sampah), baik di tempat pemasukan dan pengeluaran
yang tidak ditetapkan maupun di tempat pemasukan dan pengeluaran yang
ditetapkan termasuk di luar tempat pemasukan dan pengeluaran, meliputi: a)
kegiatan intelijen karantina; b) kegiatan patroli karantina; dan c) kegiatan
monitoring dan evaluasi;
3. Menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk penyelenggaraan
tugas dan fungsi preventif terhadap pelanggaran di bidang karantina hewan,
karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati, baik di tempat
pemasukan dan pengeluaran yang tidak ditetapkan maupun di tempat
pemasukan dan pengeluaran yang ditetapkan termasuk di luar tempat
pemasukan dan pengeluaran;
4. Melakukan koordinasi dan kerjasama internal maupun eksternal dengan instansi
terkait dalam pelaksanaan dan evaluasi kegiatan preventif terhadap pelanggaran
di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan
hayati;

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 107
C. KEGIATAN REPRESIF YUSTISIAL.
Kegiatan represif yustisial dilakukan sebagai upaya penegakan hukum terhadap
tindakan pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan yang berlaku. Adapun kegiatan
preventif antara lain :
1. Melakukan penanganan pelanggaran dan tindak pidana melalui kegiatan
penyidikan oleh PPNS sesuai bidangnya,
2. Melakukan koordinasi dan kerjasama internal dan eksternal dengan instansi
terkait dalam penanganan kasus pelanggaran dan tindak pidana di bidang
karantina hewan, tumbuhan dan keamanan hayati;
3. Mengadministrasikan kegiatan represif terhadap pelanggaran di bidang
karantina hewan, tumbuhan dan keamanan hayati;
4. Melakukan tindak lanjut atas pengaduan dari masyarakat dan informasi lainnya
mengenai dugaan adanya pelanggaran di bidang karantina hewan, tumbuhan
dan keamanan hayati.
5.1. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan kegiatan Pre-emtif :
1. Sosialisasi Karantina Pertanian/Sarasehan
Sosialisasi ini bertujuan untuk mewujudkan kesadaran dan partisipasi
masyarakat dalam upaya Melindungi Kelestarian Sumber Daya Pertanian
Indonesia (quarantine minded) dan terbentuknya citra karantina sebagai
instansi pelayanan publik yang berperan sebagai, barrier negara dalam
mencegah masuk dan tersebarnya hama penyakit karantina dan perlu
didukung oleh stakeholder , masyarakat umum, dan instansi lainnya. Kegiatan
yang dilakukan salah satunya adalah penyelenggaraan bulan bakti karantina
pertanian.
BBKP Soekarno-Hatta saat ini didukung SDM, infrastruktur, kelembagaan dan
perangkat hukum dalam menjalankan amanah perlindungan dan fasilitasi
perdagangan global produk pertanian sehingga mengantarkan lembaga ini
sebagai supporting institution yang strategis.
Dukungan stakeholder yang terdiri atas masyarakat pemegang kebijakan,
akademisi, pers, penggguna jasa/dunia usaha dan masyarakat umum

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 108
disadari sebagai komponen yang sangat penting dalam upaya perlindungan
kekayaan alam hayati Indonesia serta meningkatkan akselerasi ekspor
produk pertanian. Beberapa kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan Balai
Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta pada Tahun Anggaran 2015
adalah
a. Sosialisasi dengan Tema ”Penanganan Komoditas Pertanian Ilegal
melalui Bandara International Soekarno Hatta” yang diselenggarakan
pada tanggal 3 Februari 2015 dengan peserta berjumlah 50 (lima puluh
orang) dari Ekspedisi, Karantina Ikan, BKSDA DKI Jakarta, Pejabat
fungsional Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan, serta PPNS dan
Intelejen Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta, dengan
Narasumber dari Sub Direktorat I Tindak Pidana Tertentu (Tipidter)
Mabes Polri. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan
kepada peserta bagaimana penanganan kasus apabila menemukan
kasus pelanggaran lalulintas Komoditas pertanian secara ilegal.
b. Kegiatan sosialisasi yang kedua dengan tema ”Pengawasan Lalulintas
Komoditas Pertanian melalui Bandara International Soekarno Hatta”
yang diselenggarakan pada tanggal 4 Maret 2015 di ruang Rapat Kantor
Otoritas Bandara Wilayah I Soekarno Hatta yang diikuti 50 (lima puluh)
orang dari Regulated Agent dan Warehouse yang ada di Wilayah
Bandara International Soekarno Hatta dengan narasumber dari Balai
Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta. Sosialisasi ini bertujuan
untuk memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi karantina dalam pengawasan lalulintas komoditas pertanian serta
meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak yang berkepentingan di
Lingkup Bandara International Soekarno Hatta.
c. Kegiatan Sosialisasi yang ketiga dengan tema ”Penggunaan ID Card
Karantina Pertanian dan Koordinasi Pengawasan Satwa Liar” yang
dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2015 di restoran Bukit Randu Jl.
Husein Sastranegara Tangerang dengan peserta 155 orang dari Instansi

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 109
terkait, Regulated Agent, Warehouse dan Pengguna Jasa Karantina
Pertanian. Sosialisasi ini bertujuan untuk mensosialisasikan
penggunakan ID Card bagi pengurus Jasa Karantina dalam rangka
peningkatan pelayanan karantina seerta mempermudah identifikasi bila
terjadi permasalahan dalam pelayanan, dan dalam rangka peningkatan
kerjasama pengawasan lalulintas komoditas karantina terutama satwa
liar.
d. Kegiatan Sosialisasi keempat dengan tema ”Peran Karantina dalam
Mendukung Tersedianya Pangan Yang Asuh” yang dilaksanakan
pada tanggal 9 Juli 2015 dengan peserta 150 (seratus lima puluh) orang
dari Instansi terkait di bandara (Bea Cukai, Imigrasi, Otoritas Bandara,
Penerbangan, Warehouse, Karantina Ikan, Pengguna Jasa dan Pegawai
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta), lokasi di Aula Balai
Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta. Sosialisasi ini bertujuan
untuk memberikan pemahaman tentang peran karantina dalam
mendukung tersedianya pangan yang asuh yang akan dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia, sehingga diharapkan kerjasama dari instansi/
stakeholder lingkup Bandara Internasinal Soekarno Hatta dalam
pengawasan lalulintas produk=produk pertanian.
e. Kegiatan Sosialisasi kelima dengan tema ”Penanganan Emergency
Hewan di Bandara Soekarno Hatta” yang dilaksanakan pada Bulan 25
Agustus 2015, jumlah peserta 60 orang, dari pegawai Cargo Bandara,
agent, Medik Veteriner, Paramedik veteriner dan Mahasiswa, dengan
narasumber dari IPB dan Praktisi Dokter Hewan. Sosialisasi ini
diadakan di Instalasi Karantina Hewan Balai Besar Karantina Pertanian
Soekarno Hatta. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memeberikan
pengetahuan terhadap peserta dalam rangka menangani hewan apabila
ditemukan kasus dalam keadaan emergency untuk mencegah terjadinya
kematian hewan di lapangan serta meningkatkan kemampuan medik
veteriner dan paramedik veteriner dalam menangani hewan terutama

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 110
hewan kesayangan dengan menggunakan peralatan yang dimiliki oleh
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta.
f. Penyelenggaraan Bulan Bakti Karantina Pertanian yang dicanangkan
setiap tanggal 8 Juni – 8 Juli merupakan momentum public awareness
BBKP Soekarno-Hatta, bertolak dari diundangkannya UU Nomor 16
tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan. Namun
sebenarnya penyelenggaraan karantina pertanian di Indonesia sudah
dimulai melalui terbitnya Ordonansi 19 Desember 1877 (Staatsblad No.
262). Pelaksanaan di Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
dimulai dengan pemasangan spanduk dan umbul-umbul di Lingkungan
Kantor Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta pada tanggal 1
Juni 2015 sampai dengan 8 Juli 2015 dan diisi dengan berbagai acara
dalam rangka pengenalan Karantina ke Masyarakat di seputar Bandara
International Soekarno Hatta.
2. Pameran
Sebagaimana diamanahkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 1992 pasal 28 bahwa pemerintah bertanggung jawab
membina kesadaran masyarakat dalam perkarantinaan hewan, ikan dan
tumbuhan. Selanjutnya pada pasal 29 dinyatakan bahwa peran serta rakyat
dalam perkarantinaan hewan, ikan dan tumbuhan diarahkan dan digerakkan
oleh pemerintah melalui berbagai kegiatan yang berdayaguna dan berhasil
guna
Sarana pengenalan masyarakat terhadap tugas pokok dan fungsi
karantina adalah melalui kegiatan public awareness. Kegiatan tersebut dapat
berbentuk kampanye karantina, sosialisasi serta pameran tentang produk
karantina pertanian. Salah satu kegiatan dalam rangka pengenalan kepada
masyarakat adalah kegiatan pameran. Kegiatan Pameran yang
diikuti/dilaksanakan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta antara
lain :

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 111
Pameran Produk Pertanian baik hewan maupun tumbuhan yang
dilaksanakan pada saat kegiatan bulan bakti karantina pertanian tanggal 9
Juni 2015 yang memamerkan hasil produk pertanian : benih sayuran,
bunga, reptile, burung, makanan hewan, dan produk makanan olahan.
Pameran Indopet Expo 2015 yang berlokasi di Indonesia Convention
Exhibition (ICE) BSD City pada tanggal 11-13 September 2015 yang
diselenggarakan oleh Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan
Indonesia (PDHI). Maksud dari tujuan mengikuti kegiatan ini untuk
mensosialisasikan Tugas dan Fungsi Karantina Pertanian kepada
masyarakat / pengunjung Indopet expo 2015. Peserta yang mengikuti
kegiatan ini adalah dari berbagai organisasi pecinta binatang, pets shop,
Perguruan Tinggi dan lembaga-lembaga konservasi. Selain pameran
dalam kegiatan ini Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta juga
diminta sebagai narasumber dalam acara talk show/ seminar edukasi
mengenai Peraturan-peraturan Karantina Hewan mengenai lalulintas
Media Pembawa melalui Bandar Udara.
B. Pelaksanaan Kegiatan Preventif
1. Patroli.
Dalam rangka peningkatan pengawasan komoditi karantina hewan yang
dilalulintaskan melalui Bandara Soekarno-Hatta dilaksanakanlah kegiatan
Turjawali. Dimana dalam kegiatan ini dilakukan pelaksanaan patroli untuk
mengetahui sejauh mana kesadaran pengguna jasa dan masyarakat untuk
melaporkan kepada petugas karantina komoditas pertanian yang
dilalulintaskan melalui Bandara Sekarno-Hatta terutama komoditas impor.
Pelaksanaan kegiatan “PATROLI” dimaksudkan untuk meningkatkan
kesadaran Pengguna Jasa dan masyarakat untuk melaporkan dan
menyerahkan komoditas pertanian khususnya komoditas impor kepada
petugas karantina untuk dilakukan tindakan karantina.
Selama tahun 2015 dilaksanakan sebanyak 8 kali kegiatan. Dalam
Pelaksanaan kegiatan ini masih banyak ditemukan pemasukan komoditas

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 112
karantina pertanian yang berasal dari luar negeri yang dibawa penumpang
sebagai barang tentangan dan terhadap komoditas tersebut dilakukan
penahanan dan terhadap pemilik dilaksanakan kegiatan pembinaan dengan
mensosialisaikan tugas pokok dan fungsi karantina pertanian dalam rangka
mencegah pemasukan dan penyebaran HPHK dan OPTK serta keamanan
hayati.
2. Kegiatan Intelejen
Kegiatan intelejen yang dilaksanakan pada tahun 2015 yang dilaksanakan
yaitu melakukan pengumpulan data dan informasi terhadap pemasukan benih
anggur yang dimasukkan secara illegal dari Ukraina dan Mesir. Lokasi
penampungan benih tersebut berada di wilayah Bekasi, Tasikmalaya dan
Karawang. Kegiatan ini dapat memperoleh informasi adanya pemasukan
secara illegal bibit tanaman dari Ukraina dan Mesir, dan ditindaklanjuti
dengan melakukan penyitaan dan pemusnahan terhadap bibit tanaman
tersebut.
3. Kegiatan Koordinasi
Kegiatan Koordinasi selama tahun 2015 dilaksanakan dalam rangka
peningkatan pelayanan di Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno – Hatta.
Kegiatan yang telah terlaksana diantaranya : Tugas pembinaan ke wilker
halim perdanakusumah, koordinasi dengan Mabes Polri, Polda Metro Jaya,
koordinasi dengan instansi Kelautan dan pertanian, koordinasi dengan
BBKP Tanjung Priok, BBKP Surabaya, BKP Kelas II Medan, BKP kelas II
Yogyakarta, BKP kelas I Padang, BKP Kls I Banjarmasin , BKP Kelas I
Mataram, SKP Kelas I Bandung, SKP Kelas I Aceh dan Mengikuti rapat
neraca bahan makanan 2015 di Dinas Kelautan dan Pertanian Jakarta.
Hasil kegiatan koordinasi yang telah dilaksanakan selama tahun 2015
dirasakan memberikan dampak dalam peningkatan pelayanan di BBKP
Soekarno-Hatta, dengan adanya pelaksanaan kegiatan tersebut keterkaitan
data anta Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta dengan UPT
lainnya dapat lebih terkoneksi dengan baik dan dapat membangun

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 113
kesepahaman dengan instansi lainnya untuk meminimalisir kelolosan Media
HPHK dan OPTK yang dilalulintaskan dari dan ke Balai Besar Karantina
Pertanian Soekarno Hatta.
C. Pelaksanaan Kegiatan Represif
Penyidikan dan/atau Pelanggaran Peraturan Karantina Pertanian.
Pada Tahun 2015 terdapat beberapa kegiatan penyidikan / Investigasi yang
dilaksanakan olen Bidang Pengawasan dan Penindakan Balai Besar Karantina
Pertanian Soekarno-Hatta bekerjasam dengan Mabes Polri diantaranya adalah
1. Pada Bulan Februari 2015 telah dilakukan penyidikan terhadap
penyelundupan Benih anggur asal Ukraina yang dilakukan oleh seorang
berkewarganegaraan Indonesia yang berlokasi di Bekasi dengan putusan
pengadilan 10 bulan percobaan
2. Pada Bulan Oktober 2015 telah dilakukan penanganan terhadap upaya
penyelundupan Varanus Borneensis (kadal Kalimantan) sejumlah 8 ekor yang
dilakukan oleh seorang berkewarganegaraan Jerman. Kasus ini dilakukan
penyidikan di Direktorat Tindak Pidana Tertentu Mabes Polri dan telah sampai
diterimanya berkas oleh Kejaksaan (P21);
3. Pada Bulan November 2105 dilakukan kegiatan repesif terhadap upaya
penyelundupan Owa sejumlah 2 ekor yang dilakukan oleh seorang
berkewarganegaraan Kuwait
4. Pada bulan November 2015 dilakukan kegiatan repesif terhadap upaya
penyelundupan gigi harimau, tulang harimau dan empedu yang dilakukan
oleh seorang berkewarganegaraan China
5. Pada bulan Desember 2015 dilakukan kegiatan repesif terhadap upaya
penyelundupan yang dilindungi Varanus Borneensis 10 ekor, Malayopython
timoriensis (Ular Sanca Timor) 3 ekor , Varanus indicus (biawak Maluku) 1
ekor, dan Varanus prasinus (Biawak Hijau) 3 ekor oleh seorang
berkewarganegaraan Arab Saudi

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 114
5.2. Pemusnahan.
Selama Tahun 2015 Bidang Pengawasan dan Penindakan telah
melaksanakan sebanyak 4 kali pemusnahan terhadap Media Pembawa HPHK dan
OPTK. Pelaksanaan pemusnahan dilakukan karena komoditasnya tidak memenuhi
persyaratan dokumen, dan pemusnahan karena ditemukan adanya bibit penyakit
pada media HPHK dan OPTK. Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar dengan
incenerator. Kegiatan pemusnahan ini juga disaksikan oleh beberapa instansi
lingkup Bandara Internasional Soekarno-Hatta antara lain Polres Bandara Soekarno
Hatta, Otoritas Bandara Wilayah I Soekarno Hatta, Kantor Pelayanan Utama Bea
dan Cukai Bandara Soekarno Hatta, Kantor Pos Tukar Bandara Soekarno Hatta dan
Aviation Security Bandara Soekarno Hatta.
5.3. Permasalahan dan Solusi
Kegiatan Bidang Pengawasan dan Penindakan dalam pelaksanaannya
mempunyai beberapa kendala dengan adanya target-target yang tidak tercapai
dengan optimal. Kendala-kendala tersebut antara lain :
Pelaksanaan sosialisasi dapat berjalan dengan baik akan tetapi tidak semua
peserta yang diundang datang dan peserta yang mengikuti kegiatan bukan
pemangku kepentingan sasaran kegiatan sosialisasi sehingga sosialisasi tidak
tercapai dengan optimal.
Pelaksanaan kegiatan Intelejen/Penyidikan belum berjalan dengan optimal
karena keterbatasan Intelejen dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), selain
itu Intelejen dan PPNS Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
merangkap sebagai Pejabat Fungsional di Bidang Keilmuan masing-masing yang
mempunyai tugas cukup banyak dalam melaksanakan tindakan karantina. Solusi
akan lebih mengoptimalkan kinerja PPNS yang ada.
Masa Keanggotaan PPNS sudah tidak aktif. Hal ini disebabkan antara lain habis
masa berlakunya, adanya mutasi pegawai dan pegawai yang telah mengikuti
diklat PPNS belum dilakukan sumpah sebagai PPNS. Solusi segera melakukan
permohonan ke Badan Karantina Pertanian dalam rangka pengaktifkan
keanggotaan sebagai PPNS dan mengusulkan ke Kementerian Hukum dan Ham
Wilayah Banten untuk mengikuti pelantikan PPNS.

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 115
Kurangnya anggaran dalam rangka pelaksanaan kegiatan, terutama dalam
rangka kegiatan pencegahan dan penanganan kasus penyelundupan-
penyelundupan baik dengan kegiatan preventif maupun represif. Dalam rangka
mencegah hal tersebut diperlukan perencanaan yang baik dalam hal pengusulan
anggaran disesuaikan dengan kegiatan berdasarkan permasalahan-
permasalahan yang dihadapi tahun sebelumnya sebagai data dukung rencana
kerja tahun yang akan datang.

DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1 Data pelatihan pegawai BBKP Soekarno Hatta 1 Lampiran 2 Rekapitulasi kenaikan pangkat periode April Tahun 2016 3 Lampiran 3 Rekapitulasi kenaikan pangkat periode Oktober Tahun 2016 4 Lampiran 4 Rekapitulasi CPNS Tahun 2015 5 Lampiran 5 Data alat laboratorium Karantina Hewan yang telah di kalibrasi 6 Tahun 2015 Lampiran 6 Matrik pemantauan status penyakit di Jawa Barat Tahun 2014 7 Lampiran 7 Matrik pemantauan data UPSUS 11

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
DAFTAR GRAFIK
Hal
Grafik 1 Frekuensi Hewan Impor 2015 26
Grafik 2 Volume Hewan Impor 2015 27
Grafik 3 Frekuensi impor Bahan Asal Hewan Impor 2015 28
Grafik 4 Volume Bahan Asal Hewan Impor 2015 28
Grafik 5 Frekuensi Hasil Bahan Asal Hewan Impor 2015 29
Grafik 6 Volume Hasil Bahan Asal Hewan Impor 2015 30
Grafik 7 Frekuensi Benda Lain Impor 2015 31
Grafik 8 Volume Benda Lain Impor 2015 31
Grafik 9 Frekuensi Ekspor Hewan 2015 32
Grafik 10 Volume Ekspor Hewan 2015 33
Grafik 11 Frekuensi Bahan Asal Hewan Ekspor 2015 34
Grafik 12 Volume Ekspor Bahan Asal Hewan 2015 34
Grafik 13 Frekuensi Ekspor Hasil Bahan Asal Hewan 2015 35
Grafik 14 Volume Ekspor Hasil Bahan Asal Hewan 2015 36
Grafik 15 Frekuensi Ekspor Benda Lain 2015 36
Grafik 16 Volume Ekspor Benda Lain 2015 37
Grafik 17 Frekuensi Domestik Hewan masuk 2015 38
Grafik 18 Volume Domestik Hewan Masuk 2015 38
Grafik 19 Frekuansi Domestik Masuk Bahan Asal Hewan 2015 39
Grafik 20 Volume Domestik Masuk Bahan Asal Hewan 2105 40
Grafik 21 Frekuensi Hasil Bahan Asal Hewan Domestik Masuk 2015 41
Grafik 22 Volume Hasil Bahan Asal Hewan Domestik Masuk 2015 41
Grafik 23 Frekuensi Benda Lain Domestik Masuk 2015 42
Grafik 24 Volume Benda Lain Domestik Masuk 2015 42
Grafik 25 Frekuensi Domestik Keluar Hewan 2015 43
Grafik 26 Volume Domestik Keluar Hewan 2015 44
Grafik 27 Frekuensi Bahan Asal Hewan Domestik Keluar 2015 45
Grafik 28 Volume Bahan Asal Hewan Domestik Keluar 2015 45
Grafik 29 Frekuensi Hasil Bahan Asal Hewan Domestik Keluar 2015 46
Grafik 30 Volume Hasil Bahan Asal Hewan Domestik Keluar 2015 46

Laporan Tahunan 2015
Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
Grafik 31 Frekuensi Benda Lain Domestik Keluar 2015 47
Grafik 32 Volume Benda lain Domestik Keluar 2015 47
Grafik 33 Persentase kematian kasus AI Jawa Barat 2014 56
Grafik 34 Jumlah kematian kasus AI Jawa Barat 57
Grafik 35 Frekuensi kegiatan karantina tumbuhan 2015 68
Grafik 36 Frekuensi kegiatan karantina tumbuhan impor 2015 70
Grafik 37 Frekuensi kegiatan karantina tumbuhan ekspor 2015 71
Grafik 38 Frekuensi kegiatan karantina tumbuhan antar area masuk 72 2015
Grafik 39 Frekuensi kegiatan karantina tumbuhan antar area keluar 73 2015