BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI...

300
BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARA Kajian Akidah dan Implikasinya Terhadap Perkembangan Keberagamaan Masyarakat Islam di Barus

Transcript of BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI...

Page 1: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

iBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

BARUS SEBAGAI TITIK NOLPERADABAN ISLAM

DI NUSANTARA

Kajian Akidah dan Implikasinya TerhadapPerkembangan Keberagamaan Masyarakat Islam

di Barus

Page 2: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

ii Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Page 3: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

iiiBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana

Dr. H. Bahrum Saleh, MA.

Editor:Dr. Anwarsyah Nur, MA.

BARUS SEBAGAI TITIK NOLPERADABAN ISLAM

DI NUSANTARAKajian Akidah dan Implikasinya

Terhadap Perkembangan KeberagamaanMasyarakat Islam di Barus

Page 4: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

iv Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

BARUS SEBAGAI TITIK NOLPERADABAN ISLAM DI NUSANTARA

Kajian Akidah dan Implikasinya TerhadapPerkembangan Keberagamaan Masyarakat Islam di Barus

Penulis: Dr. H. Bahrum Saleh, MA.

Editor: Dr. Anwarsyah Nur, MA.

Copyright © 2020, pada penulisHak cipta dilindungi undang-undang

All rigths reserved

Penata letak: Muhammad Yunus NasutionPerancang sampul: Aulia@rt

Diterbitkan oleh:PERDANA PUBLISHING

Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana(ANGGOTA IKAPI No. 022/SUT/11)

Jl. Sosro No. 16-A Medan 20224Telp. 061-77151020, 7347756 Faks. 061-7347756

E-mail: [email protected] person: 08126516306

Cetakan pertama: Agustus 2020

ISBN 978-623-7842-37-8

Dilarang memperbanyak, menyalin, merekam sebagianatau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau bentuk apapun

tanpa izin tertulis dari penerbit atau penulis

Page 5: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

vBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

ACKNOWLEDGEMENTS(Ucapan Terima Kasih)

Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa dan diiringiSalawat serta Salam diucapkan kepada Rasulullah yang kelak kita harapkan safa’at darinya. Amin

ya Rabbal Alamin.

Berkat rahmat Allah peneliti dapat menyelesaikan penelitianini yang awalnya adalah penelitian disertasi yang kemudiandiolah penulisannya dalam bentuk karya buku yang dapatdibaca oleh banyak kalangan.

Dalam kesempatan penulisan buku ini saya mengucapkanterima kasih yang tak terhingga terutama kepada:

- Kedua orang tua saya, Almarhum ayah Haji Kinan Hasibuandan ibunda Almarhummah Hj. Bulan Pohan.

- Kedua Pembimbing atau Promotor yang saya hormati yangtelah banyak membimbing saya dengan sabar dan susahpayah dalam penelitian disertasi ini yakni Prof. Dr. SyahrinHarahap, MA. dan Dr. Anwarsyah Nur, MA.

- Istri saya tercinta Hj. Sti Saidah dan anak-anak sayatercinta yakni, Rizkia Aprilia Utami Hsb, Mhd. Husni

v

Page 6: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

vi Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Hsb, Mhd. Qory Abdillah Hsb, dan Cucu saya Mhd.Abdullah Mubaroq Hsb, yang telah rela dan ikhlasmenerima saya karena waktu kebersamaan (quality time)dengan mereka dan saya telah berkurang akibat perkuliahandoktoral ini di mana menyita waktu sekitar tiga tahun lebih.

- Saudara-saudara saya, para pegawai atau ASN khususnyadi Kemenang Kota Sibolga dan teman-teman juga pimpinandan seluruh ASN di Jajaran Kanwil Kemenag Provinsi SumateraUtara yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu namanyadisini.

Nara sumber wawancara secara terbuka dengan orang-orang yang kredibel atau dapat dipercaya sebagai sumber data(data sources), dan mereka adalah masyarakat asli Barus(Tapanuli Tengah), sesepuh Kota Barus dan juga orang-orangyang memegang kekuasaan eksekutif seperti Bupati TapanuliTengah, anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat DaerahTapanuli Tengah, Camat, Sekretaris Camat dan sebagainyaantara lain:

1. Bapak Masnurdin Tanjung berumur 94 tahun, sebagaipenduduk asli kota Barus dan diakui sebagai sesepuh yangmasih hidup dan beliau masih kelihatan sehat walafiat ketikaberwawancara dengan peneliti di samping Tugu Titik NolPeradaban Nusantara. Anaknya bernama Sukran JamilanTanjung adalah Pelaksana Tugas (Plt) Bupati TapanuliTengah tahun 2016-2017 menggantikan Bupati Raja BonaranSitumeang yang dijadikan tersangka oleh KPK 2016. Beliaubanyak mengetahui tentang kehidupan sosial, keberagamaan,budaya, ekonomi dan politik masyarakat Tapanuli Tengahkhususnya kecamatan Barus.

Page 7: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

viiBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

2. Bapak Bakhtiar Ahmad Sibarani (lahir di Barus, TapanuliTengah, 2 November 1984 dan pernah menjabat Ketua DPRDTapanuli Tengah, dan sejak 22 Mei 2017 hingga 2022 adalahBupati Tapanuli Tengah. Beliau banyak mengetahui tentangpermasalahan politik di Tapanuli Tengah khususnya di Barus.Di samping beliau sangat banyak mengetahui tentangperpolitikan, beliau juga mengetahui banyak tentang keber-agamaan masyarakat Muslim di Barus dan layak untukmenjadi nara sumber di bidangnya

3. Ustaz Ismail Tarihoran, SE., Ketua MUI KecamatanBarus, ulama dan tokoh agama di Kecamatan Barus yangbanyak mengetahui tentang keberagamaan masyarakatBarus.

4. Ustaz H. Ali Wardana A. Pulungan, S.HI., Kepala KantorUrusan Agama (KUA) Kecamatan Barus. Tokoh Agamaresmi dari pemerintah (Kemenag RI Tapteng) yang jugabanyak mengetahui tentang keberagamaan masyarakatBarus.

5. Bapak Zuardi Mustafa Simanullang atau lebih dikenaldengan panggilan Zurlang, merupakan orang asli Barusdari sejak leluhurnya, beliau adalah kontributor ataukoresponden berita untuk RRI Sibolga. Ketika PresidenJokowi meresmikan Tugu Titik Nol Peradaban Nusantarapada Tanggal 24 Maret 2017, bapak Zurlanglah sebagaiguide atau pemandu wisata yang mendampingi PresidenJokowi sepanjang perjalanan kerjanya di Barus sepertidi Makam Mahligai dan lain-lain. Beliau banyak mengetahuitentang kehidupan sosial, budaya, ekonomi, keberagamaandan politik masyarakat Tapanuli Tengah khususnya kecamatanBarus dan layak menjadi nara sumber di bidangnya.

Page 8: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

viii Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

6. Ahmad Rivai Sibarani adalah anggota DPRD (Nasdem)Tapanuli Tengah Dapil III (Barus) yang sudah mempercayakandirinya duduk di lembaga legislatif Tapanuli Tengah periode2020-2025. Beliau adalah adik kandung dari Bupati TaptengBakhtiar Ahmad Sibarani. Beliau sangat banyak mengetahuitentang perpolitikan di Barus dan layak untuk menjadinara sumber di bidangnya.

7. Adhitia Melfan Tanjung adalah anggota DPRD (Nasdem)Tapanuli Tengah Dapil III (Barus) yang sudah mempercayakandirinya duduk di lembaga legislatif Tapanuli Tengah periode2020-2025. Beliau sangat banyak mengetahui tentangperpolitikan di Barus dan layak untuk menjadi nara sumberdi bidangnya.

8. Andi Hakiki Tanjung adalah Sekretaris Camat KecamatanBarus, beliau adalah asli orang Barus yang banyak mengetahuitentang permasalahan adat istiadat, budaya, ekonomidan keberagamaan masyarakat Barus. Beliau sangat banyakmengetahui tentang perpolitikan dan keberagamaanmasyarakat di Barus dan layak untuk menjadi nara sumberdi bidangnya.

Saya mengucapkan terima kasih yang tak terhinggadan appresiasi yang tinggi kepada semuanya di atas, dantanpa mereka saya tidak akan bisa menyelesaikan penelitianini dengan baik.

Secara khusus saya mengucapkan terima kasih yang takterhingga kepada Abanganda Dr. Anwarsyah Nur, MA.,dosen saya yang sangat banyak memberikan masukan danbimbingannya kepada saya, dan juga kesediaannya mengedittulisan ini sehingga menjadi sebuah karya buku yang bagi

Page 9: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

ixBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

saya merupakan sebuah kehormatan dan dapat memberikontribusi kepada keluarga dan masyarakat pada umumnya.

Terakhir mohon maaf saya kepada mereka para ilmuan,ulama, sejarawan yang saya jadikan sebagai rujukan dansaya sebut namanya dalam catatan kaki pada tulisan ini. Semogasemua ini menjadi amal jariah yang diterima Allah Swt.

Kepada Allah Yang Maha Esa saya berserah diri dan semogahanya Allah yang dapat membalas semua jeri payah dan sumbangsihmereka.

Dalam penulisan disertasi ini tentu banyak kekurangandan kesilapan. Saya mohon kritik yang bersifat konstruktifdari pembaca demi perbaikan tulisan ini selanjutnya. Akhirulkalambillahit taufik wal hidayah.

Medan 30 Agustus 2020

Wassalam,

Dr. H. Bahrum Saleh, MA.

Page 10: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

x Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

SEKILAS DARI EDITOR

Dalam kesempatan mengedit buku karya adinda Dr.H. Bahrum Saleh, MA., saya mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada beliau yang telah

mempercayakan saya untuk mengedit karyanya “BARUSSEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARA”Kajian Akidah Dan Implikasinya Terhadap Perkem-bangan Keberagamaan Masyarakat Islam Di Barus”

Karya ini cukup menarik dikarenakan studi lapangantentang bagaimana perkembangan akidah Islam dalam keber-agamaan yang dilakukan khususnya masyarakat Muslim diBarus. Seperti yang beliau ungkapkan bahwa penelitian inibersifat studi lapangan (field research) dengan pendekatanmodel analisis kualitatif di mana peneliti langsung ke lapanganuntuk mengamati kehidupan sosial dan keberagamaan terutamadi Kabupaten Tapanuli Tengah dan secara khusus kota Barusyang ada di Provinsi Sumatera Utara sebagai riset sosial (socialresearch). Penggunaan Analisis kualitatif (qualitative Analysis)tidak bertujuan untuk generalisasi, melainkan pada kesimpulanyang sifatnya khusus dan terbatas pada subyek penelitian.Analisis Kualitatif tidak menggunakan data-data kuantitatifsebagai dasar analisisnya, melainkan merujuk pada pernyataan-

x

Page 11: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xiBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

pernyataan dan fakta yang terlihat dengan seluruh dinamikadan variasinya. Analisis kualitatif berkembang dengan meng-gunakan model pengambilan data yang khas di dalam analisisini, yakni dengan wawancara secara mendalam (indepth interview),focus group discussion (FGD) atau observasi.

Pendekatan-pendekatan yang digunakan sudah tepatantara lain pendekatan akidah (aqidah approach), pendekatansosiologi (sociological approach), pendekatan antropologi(anthropological approach) dan terakhir adalah pendekatansejarah (historical approach). Dalam mengkaji kehidupankeberagamaan suatu masyarakat, pendekatan sejarah hampirselalu digunakan untuk melihat kejadian-kejadian masa lampauyang dikaitkan dengan kejadian-kejadian yang terjadi di masasekarang dan juga masa yang akan datang. Karena sejarahmerupakan cerminan untuk melakukan sesuatu untuk lebihbaik di masa sekarang dan di masa depan. Itulah sebabnyasejarah merupakan hal yang penting untuk direnungkan.

Seorang orientalist terkenal H.A.R. Gibb1 dalam karyanya

1Sir Hamilton Alexander Rosskeen Gibb (2 January 1895-22 October 1971), dikenal dengan singkatan H. A. R. Gibb, adalahsejarawan Timur Tengah dari Skotlandia. Ia belajar Bahasa Arab diSchool of Oriental and African Studies (SOAS), Universitas London,dan meraih gelar MA apda 1922. Tesisnya mengenai penaklukan Muslimdi Asia Tengah, kelak diterbitkan menjadi buku oleh Royal AsiaticSociety. Pada 1921 hingga 1937 ia mengajar bahasa Arab di SOAS, danmenjadi profesor pada 1930. Pada masa tersebut ia menjadi salah satupenyunting Encyclopedia of Islam. Pada 1937, ia menggantikan D. S.Margoliouth sebagai Laudian Professor of Arabic di St John’s College,Oxford, dan bertugas di sana selama 18 tahun.[3] Pada 1955 ia menjadi JamesRichard Jewett Professor of Arabic and University Professor di UniversitasHarvard. Lihat, Gibb, H. A. R. (Hamilton Alexander Rosskeen) (1895–1971). National Library of Australia. Accessed 3 June 2013. AlbertHourani, “Gibb, Sir Hamilton Alexander Rosskeen (1895–1971)”, Oxford

Page 12: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xii Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

“The Whiter Islam” mengungkapkan sebuah pernyataan yangsangat termasyhur hingga sekarang. Di mana hampir semuailmuan atau mahasiswa Islam yang pernah belajar di perguruan-perguran tinggi Islam terutama di Fakultas Ushuluddin di duniamengetahuinya. Ungkapan itu adalah, “Islam is indeedmuch more than a system of theology, but it is acomplete civilization” (Islam sungguh sebuah agamayang bukan hanya berbicara tentang teologi saja, akan tetapiIslam adalah sebuah peradaban yang sempurna).

Ungkapan yang disampaikan Gibb di atas menunjukkanpengakuannya bahwa di samping Islam sebagai agama rahmatbagi seluruh alam, Islam juga mengatur kehidupan sosialumat manusia dalam segala aspeknya dan tentu saja akanmemberikan kontribusi yang melahirkan kesejahteraan bagiumat manusia baik di dunia maupun di akhirat. Hal ini tentusaja apabila umat memegang teguh ajaran-ajaran Islam (akidah)secara penuh (kaffah), dan diaplikasikan dalam kehidupannyasehari-hari.

Melihat sejarah ke belakang (feedback) adalah suatu yangpenting untuk menjadi renungan atau cerminan mana yangboleh dikerjakan dan atau yang harus ditinggalkan. Itulahsebabnya ungkapan “Jangan Sekali-kali MeninggalkanSejarah” atau disingkat “Jasmerah” adalah semboyan yangterkenal yang diucapkan oleh Soekarno, dalam pidatonya yangterakhir pada Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesiatanggal 17 Agustus 1966.

Menurut A. H. Nasution, Jasmerah adalah judul yangdiberikan oleh Kesatuan Aksi terhadap pidato Presiden, bukanjudul yang diberikan Bung Karno. Presiden memberi judulpidato itu dengan “Karno mempertahankan garis politiknya

Page 13: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xiiiBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

yang berlaku “Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah”. Dalampidato itu Presiden menyebutkan antara lain bahwa kita meng-hadapi tahun yang gawat, perang saudara, dan seterusnya.Disebutkan pula bahwa MPRS belumlah berposisi sebagai MPRmenurut UUD 1945. Posisi MPRS sebenarnya nanti setelahMPR hasil pemilu terbentuk.2

Intinya adalah bahwa mengingat masa lalu atau sejarahmasa lampau merupakan hal yang penting sebagai cambukbagi manusia mana yang harus dilakukannya untuk kebajikanumat manusia di masa kini.

Sejarah dan peradaban Islam merupakan bagian pentingyang tidak mungkin dipisahkan dari kehidupan kaum Muslimindari masa ke masa. Betapa tidak, dengan memahami sejarahdengan baik dan benar, kaum Muslimin bisa bercermin untukmengambil banyak pelajaran dan membenahi kekuranganatau kesalahan mereka guna meraih kejayaan dan kemuliaandunia dan akhirat. Semoga Allah meridai sahabat yangmulia, Abdullah bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu yang meng-ungkapkan hal ini dalam ucapannya, “Orang yang berbahagia(beruntung) adalah orang yang mengambil nasehat (pelajaran)dari (peristiwa yang dialami) orang lain.” Sampai-sampai Allah bersumpah dengan al-‘ashr (masa/zaman) karena padanyabanyak terdapat peristiwa-peristiwa yang bisa menjadi bahanrenungan dan pelajaran bagi manusia. Itulah zaman meraihkeberuntungan dan amal saleh bagi orang-orang yang beriman,serta saat mendapatkan kerugiaan dan kecelakaan bagi

Dictionary of National Biography, Oxford University Press, 2004,accessed 6 August 2008.

2Lihat, Nasution M. Haris, Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah,Wikipedia.

Page 14: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xiv Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

orang-orang yang berpaling dari petunjuk, perhatikan firmanAllah dalam Alquran, sebagai berikut:

Demi masa! Sesungguhnya manusia itu benar-benar beradadalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakanamal shaleh, saling menasehati supaya mentaati kebenaran,dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran. [al-‘Ashr/103:1-3] 3

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka (para Nabi dan umatmereka) itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyaiakal (sehat). al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya danmenjelaskan segala sesuatu, serta sebagai petunjuk dan rahmatbagi orang-orang yang beriman [Yusuf/12:111].4

Ayat di atas menginformasikan kisah-kisah yang meng-gambarkan keadaan para Nabi dan umat mereka tersebut,serta yang menjelaskan kemuliaan orang-orang yang berimandan kebinasaan orang-orang kafir yang mendustakan seruan

نسبحن لفي خسر .والعصر الحات. إن الإ إلا الذين آمنوا وعملوا الصبر . وتواصوا بالحق وتواصوا بالص

للجن ى و ة لأولي الألباب ما کبحن حديثا يفتر لقد کبحن في قصصهم عبرلقوم ورحمة وهدى شيء کل وتفصيل يديه بين الذي تصديق يؤمنون

3Lihat, Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, (Jakarta:Penerbit Lentera Abadi, Edisi 2011), h. 1099

4Ibid., h. 316.

Page 15: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xvBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

para nabi, berisi pelajaran bagi orang-orang yang berimanuntuk memantapkan keimanan mereka dan menguatkanketakwaan mereka kepada Allah dengan menjalankanperintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya”

Dalam sejarah peradaban Islam banyak contoh-contohkeberhasilan yang dicapai umat Islam, serta sebab-sebab kemajuanyang dicapai dan kemunduran umat Islam. Sebab-sebab kemun-duran umat Islam penyebab utamanya adalah ketidakpatuhanatau kata yang lebih ekstrem yakni kemungkaran umat Islamterhadap akidah yang diajarkan Allah lewat Rasulnya MuhammadSaw. Dengan kemungkaran terhadap akidah Islam yang benar,umat Islam menjadi lemah yang berujung kepada etos kerjayang tidak produktif, statis dan tidak kreatif.

Ungkapan Gibb dan Soekarno di atas yang menyatakanbahwa; Islam adalah agama dengan peradaban yang sempurnadan jangan meninggalkan atau melupakan sejarah bisa menjadirujukan dan inspiratif bagi semua pecinta ilmu khususnyagenerasi milenial. Pengetahuan yang diperoleh secara telitidan mendalam mengenai sejarah dan akidah Islam bisa menjadiblue print atau cetak biru dalam membangun kembali peradabanIslam di Nusantara khususnya di Barus Tapanuli Tengah yangdikenal sebagai Titik Nol Awal Peradaban Islam Nusantara.

Oleh karenanya apa yang diteliti dan ditulis oleh Sdr. Dr.H. Bahrum Saleh, MA., merupakan hal yang penting sekaliuntuk diketahui oleh generasi milenial sekarang. Kejadianmasa lampau dalam sejarah harus diketahui oleh merekamengapa perkembangan akidah Islam di Barus sebagai TitikNol Awal adanya Peradaban Islam Nusantara tidak berkembangdengan baik, bahkan boleh dikatakan statis dan tidak produktif.Padahal Islam adalah agama Rahmatan lilalamin yang dinamis

Page 16: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xvi Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

dan produktif. Apalagi dari sudut sejarah, masyarakat Islamsudah ada di Barus berabad-abad lamanya, dan mengapatidak memberikan kontribusi infrastruktur seperti yang adadi Kerajaan Mughal atau Moghul di anak benua India di abadPertengahan antara lain; Taj Mahal, Masjid Agung, PerguruanTinggi Islam yang bonafit dan lain-lain. Sepertinya tidak adasesuatu yang menumental dapat dilihat oleh generasi sekarangsebagai situs peninggalan sejarah di Barus selain makam-makam kuno yang konon kata para sejarawan masih diragukanakurasi keaslian makam-makam tersebut. Artinya semua kebenaransitus-situs itu masih debatable.

Sdr. Bahrum Saleh sudah benar dalam hal ini, bahwa beliaubukan meneliti benarkah Barus atau Aceh sebagai tempatawal datangnya Islam di Nusantara? Karena hal ini masihdianggap debatable bagi para sejarawan. Di samping beliaubukan seorang sejarawan, Sdr. Bahrum Saleh juga tidak ber-kompeten untuk meneliti hal tersebut karena beliau adalahseorang birokrat di Kementerian Agama RI Kota Sibolga. Makamenjadi sangat kompeten kalau Sdr. Bahrum Saleh mengkajitentang bagaimana perkembangan akidah Islam dalam keber-agamaan masyarakat Muslim di Barus karena yang bersangkutanmenggapai keilmuannya di Program Studi Doktor (S3) Akidahdan Filsafat Islam Pascasarjana UIN SU Medan.

Dalam hal etos kerja untuk mencapai kesejahteraan hidupdi dunia dan akhirat, sebuah ayat sebagai firman Allah, bisadipedomani dari Alquran wajib menjadi tuntunan dalammenghadapi perjuangan hidup di dunia ini.

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum

وا ما بأنفسهم يغير ما بقوم حتى لا يغير إن ٱلله

Page 17: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xviiBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri merekasendiri.”5

Ayat ini memerintahkan umat Islam agar terus berikhtiardan berupaya, bekerja keras, berdoa kepada Allah Sang Penciptasegalanya sambil bekerja (ora et labora). Tanpa etos kerjayang baik dan penuh semangat, umat manusia tidak akanbisa menggapai cita-citanya untuk memperoleh kesejahteraandalam hidupnya. Dari etos kerja yang baik dan bekerja kerasdiiringi doa maka Allah akan mengubah nasib manusia itu.

Gaung perintah Allah inilah yang sesungguhnya harusdiketahui dan dipraktikkan oleh masyarakat Muslim Barusjika mereka ingin maju dan sejahtera seperti kaum muslimindi zaman klasik sebelumnya. Sdr. Dr. H. Bahrum Saleh, MA.,lewat buku ini telah memulai untuk memberikan pemahaman-pemahaman awal tentang kebenaran akidah Islam kepadamasyarakat Barus khususnya, dan umat Islam pada umumnyayang akan membawa mereka pada kehidupan keberagamaanyang sesuai dengan syariat Islam.

Saya mengharapkan kepada sdr. Dr. H. Bahrum Saleh,MA., tidak menjadikan ini sebagai karya terakhir beliau. Sayaakan menunggu karya-karya berikutnya yang dapat memberikansumbangsih bagi pembangunan kehidupan keberagamaanmasyarakat Muslim. Karena masyarakat Muslim masih mem-butuhkan tuntunan dan petunjuk yang benar untuk meningkatkankualitas keberagamaan mereka.

Secara pribadi, dalam kesempatan ini, saya juga meng-ucapkan terima kasih kepada senior saya di UIN SU Medan

5Ibid., h. 76

Page 18: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xviii Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA., yang banyak menginspirasisaya dalam pengembangan pemikiran Islam.

Semoga tulisan ini dapat memberikan solusi untuk mem-bangun masyarakat Islam di Tapanuli Tengah, khususnyadi Kota Barus dalam menggapai kesejahteraan bagi masyarakatnya.Akhirul kalam, mohon maaf atas kemungkinan adanya kesilapan-kesilapan dalam penulisan kata maupun kalimat.

Jakarta, 30 Agustus 2020

Editor:

Dr. Anwarsyah Nur, MA.

Page 19: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xixBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

PRAKATA PENULIS

Seperti diketahui bahwa pada hari Jumat tanggal24 Maret 2017, Presiden Joko Widodo berkunjungke Kota Barus untuk meresmikan Tugu Titik Nol awal

Peradaban Islam Nusantara. Para sejarawan memandangpenyebutan ini adalah tepat dikarenakan sejak abad ke 7Masehi, Barus sebagai kota pelabuhan di masa itu cukupramai, dan disinggahi oleh kapal dagang dari berbagai belahandunia terutama dari negara- negara Eropa, Timur Tengah,Persia, Gujarat, India dan Tiongkok. Barus menjadi terkenalketika itu adalah sebuah kota yang menghasilkan rempah-rempah yang sangat dibutuhkan oleh bangsa-bangsa Eropa,Arab dan lain-lain. Salah satu rempah yang terkenal adalahkapur barus (campher) dan kemenyan (styrax benzoin). Berbagaibangsa singgah di Barus, khususnya para pedagang Arab yangsudah beragama Islam sehingga secara tak langsung jugamenyebarkan agama Islam bagi penduduk setempat. Pernyataanini masih debatable bagi kalangan sejarawan. Atau juga parapedagang beragama Islam tadi hanya menjadikan Barus sebagaikota lintasan saja untuk membeli kapur barus yang menjadikomoditas primadona pada masa itu. Itulah sebabnya sampaihari ini belum ada kesepakatan yang mutlak yang menyatakanbahwa Islam memang pertama kali masuk di Nusantara adalahdi Kota Barus. Sebagian sejarawan ada yang mengatakanbahwa Islam pertama kali masuk ke Nusantara dimulai diAceh pada abad ke 7 atau abad ke 13 Masehi. Namun semuatemuan ini masih debatable.

xix

Page 20: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xx Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Presiden Joko Widodo Menandatangani Prasasti Tugu Titik NolPradaban Islam Nusantara Jumat 24 Maret 2017 di Barus denganLatar Belakang Tugu di Pinggir Pantai Kota Barus Tapanuli Tengah,Foto: Laily Rachev, Biro Pers Set.Pres

Kapan pun Islam masuk ke Barus, apakah pada abad ke7 Masehi atau pada abad ke 13 Masehi, dalam hal ini penulistidak mempermasalahkannya. Penulis bukan meneliti kapansesungguhnya pertama kali Islam masuk di Nusantara. KalaupunIslam masuk ke Barus pada abad ke 13 Masehi, berarti masyarakatIslam sudah ada di Barus selama 8 abad hingga sekarang(sekarang abad ke 21), dan kalau dihitung dari abad ke 7Masehi, berarti sudah 14 abad lamanya. Penulis hanya inginmelihat mengapa selama 8 abad masyarakat Islam di Barushingga kini tidak memberikan kontribusi dalam bentuk bangunan-bangunan monumental Islam, perguruan-perguruan tinggiIslam yang bonafit dan lain-lain. Dibanding dengan DinastiIslam Mughal (abad ke 16 hingga akhir abad ke 19) di anakbenua India, umat Islam di sana dapat membangun infrastrukturyang menakjubkan dunia seperti Taj Mahal, Masjid Jamik

Page 21: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xxiBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Delhi, Benteng Red Fort dan lain-lain. Sementara umat Islamdi Barus selama berabad-abad tidak berkembang dengan baik,statis, dan tidak produktif. Padahal Islam sebagai agama adalahbersifat dinamis, produktif dan rahmat bagi seluruh alam.Kenyataan yang ada (das sein) ini tidak sesuai dengan yangkita harapkan/cita-citakan (das sollen). Inilah sesungguhnyayang menjadi permasalahan pokok dalam tulisan ini.

Jadi, kajian dalam tulisan ini bertumpu pada kajian bagai-mana “Akidah dan Implikasinya Terhadap PerkembanganKeberagamaan Masyarakat Islam Di Barus”. KotaBarus dalam hal ini dipandang sebagai Titik Nol awal PeradabanIslam Nusantara berdasarkan Prasasti yang telah ditandatangaioleh Presiden Joko Widodo pada hari Jumat tanggal 24 Maret2017.

Berdasarkan hal di atas, maka masalah pokok tersebutdiurai dalam beberapa pertanyaan antara lain; BagaimanaPerkembangan Akidah Islam pada Masyarakat Muslim diBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam Nusantara? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Perkembangan AkidahIslam di Barus? Bagaimana Implikasi Akidah Islam bagi KehidupanKeberagamaan Masyarakat Muslim Barus (Sosial, Politik,Ekonomi dan Toleransi)?

Untuk lebih memahami judul di atas, dan juga memahamiapa yang akan dikaji dan dianalisis, maka penulis perlu membuatbatasan istilah dari judul di atas sebagai berikut:

1. Akidah, kata ini hanya terdapat dalam terminologi Islam,artinya apabila disebut “akidah” sudah dapat dipastikanadalah kata yang diperuntukkan pada Islam, seperti jugakata lain misal “zakat”. Akidah Islam, yang dimaksudakidah Islam adalah Akidah (bahasa Arab: , translit.العقيدة

Page 22: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xxii Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

al-’aqîdahý) dalam istilah Islam yang berarti iman. Semuasistem kepercayaan atau keyakinan bisa dianggap sebagaisalah satu akidah. Fondasi akidah Islam didasarkan padahadits Jibril, yang memuat definisi Islam, rukun Islam, rukunIman, ihsan dan peristiwa hari akhir. Jadi, Akidah Islamiyyahadalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepadaAllah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dantaat kepada-Nya, beriman kepada para malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan burukdan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentangprinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yangghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensus)dari salafush shalih, serta seluruh berita-berita qath’i (pasti),baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telahditetapkan menurut Alqur’an dan As-Sunnah yang shahihserta ijma’ salaf as-shalih.1 Akidah dalam konteks dalampenelitian ini adalah bagaimana akidah Islam sebagai pedomanhidup bagi keberagamaan masyarakat Islam di Barus.

2. Implikasi, kata ini berarti 1 keterlibatan, pengaruh ataukeadaan terlibat: Implikasi manusia sebagai objek percobaanatau penelitian semakin terasa manfaat dan kepentingan-nya; 2 yang termasuk atau tersimpul; yang disugestikan,tetapi tidak dinyatakan: apakah ada implikasi dalam pertanyaanitu?; berimplikasi, mempunyai implikasi; mempunyaihubungan keterlibatan: kepentingan umum berimplikasi

1Lihat, Nashir bin ‘Abdul Karim al-’Aql, Buhuuts fii ‘Aqiidah AhlisSunnah wal Jamaa’ah, h. 11-12, Cet. II/ Daarul ‘Ashimah/ th. 1419 H,Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah, h. 13-14. Juga Lihat, karya SyaikhMuhammad bin Ibrahim al-Hamd dan Mujmal Ushuul Ahlis Sunnahwal Jamaa’ah fil ‘Aqiidah (Daarul ‘Ashimah/ th. 1419 H), h. 11-12.

Page 23: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xxiiiBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

pada kepentingan pribadi sebagai anggota masyarakat.mengimplikasikan, melibatkan. terimplikasi, termasukatau tersimpul; terlibat.2 Implikasi dalam penelitian iniadalah bagaimana keterlibatan atau paengaruh akidahIslam bagi keberagamaan masyarakat Islam di Barus.

3. Perkembangan, berarti perihal berkembanganya sesuatusama dengan pertumbuhan atau bagaimana proses pertumbuhansesuatu dalam hal ini pertumbuhan atau perkembanganakidah Islam termasuk di dalamnya yang berkaitanuntuk kemajuan Islam seperti bidang pendidikan, kebudayaan,sosial masyarakat, politik, ekonomi dan lain-lain khususnyamasyarakat Islam di Barus.3

4. Keberagamaan berarti; prihal beragama baik individumaupun kelompok,4 menurut Raymond F. Paloutzian maknakeberagamaan adalah kesadaran yang disengaja atau tidakakan ketergantungan kepada yang gaib atau Tuhan yaitusesuatu yang transenden. Ketergantungan sebagai pengakuanyang dibuktikan pada diri pribadi seseorang berupa pengalaman-pengalaman, keyakinan dan pemikiran serta menjadipendorong untuk melaksanakan praktik keagamaan sebagaiperilaku dalam semua aktivitasnya.5 Jadi keberagamaan

2Lihat, http://kbbi.web.id3Ibid.,4Ibid.,5Lihat, “Religiuosness is more or less conscious depedency on a

diety or God and the transcenden. This depedency or commitment isevident in one’s personality-experiences, belief and thinking, and motivatesone’s devotional practice and more behaviuor and other activity” RaymondF Paloutzian dalam Willard B. Frick, Humanistic Psychology: Conver-sations with Abraham Maslow cs. (New York: Wyndham Hall Pr, 1989),h. 12

Page 24: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xxiv Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

di sini maksudnya adalah kebergamaan yang dilakukanoleh masyarakat Islam di Barus sejak awal adanya masyarakatIslam di sana.

5. Masyarakat berarti sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang merekaanggap sama, misalnya; masyarakat madani, 1. masyarakatkota; 2. masyarakat yang menjunjung tinggi nilai, norma,hukum yang ditopang oleh penguasaan iman, ilmu, danteknologi yang berperadaban; masyarakat Islam, adalahmasyarakat pemeluk agama yang berperadaban atauMasyarakat Madani (civil society)6 yang bermula didirikan

6Masyarakat Madani (dalam bahasa Inggris: civil society) dapatdiartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam membangun,menjalani, dan memaknai kehidupannya (Qodri Azizy, 2004.) Kata“madani” sendiri berasal dari bahasa arab yang artinya civil ataucivilized (beradab), (Qodri Azizy. 2004.) Istilah masyarakat madaniadalah terjemahan dari civil atau civilized society, yang berarti masyarakatyang berperadaban (Qodri Azizy, 2004.) Untuk pertama kali istilahMasyarakat Madani dimunculkan oleh Anwar Ibrahim, mantan wakil perdanamenteri Malaysia (Komaruddin Hidayat dan Azyumari Azra, 2006),Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani.Jakarta: ICCEUIN Hidayatullah Menurut Anwar Ibrahim, masyarakat madani merupakansistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjaminkeseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat(Komaruddin Hidayat dan Azyumari Azra, 2006), Inisiatif dari individudan masyarakat akan berupa pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintahyang berdasarkan undang-undang dan bukan nafsu atau keinginanindividu (Komaruddin Hidayat dan Azyumari Azra, 2006).

Dawam Rahardjo mendefinisikan masyarakat madani sebagaiproses penciptaan peradaban yang mengacu kepada nilai-nilai kebijakanbersama. Dawam menjelaskan, dasar utama dari masyarakat madaniadalah persatuan dan integrasi sosial yang didasarkan pada suatu pedomanhidup, menghindarkan diri dari konflik dan permusuhan yang menyebabkanperpecahan dan hidup dalam suatu persaudaraan Masyarakat Madanipada prinsipnya memiliki multimakna, yaitu masyarakat yang demokratis,

Page 25: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xxvBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

di Kota Madinah Al Munawwaroh dan dipimpin pertamakali oleh Nabi Muhammad Berakidah dan bertauhidserta berpedoman pada Kitab Suci Alquran yang diturunkanke dunia melalui wahyu Allah dan Sunnah RasulullahMuhammad . Inilah masyarakat Islam Madani yangdiharapkan.7

6. Barus, adalah sebuah kota kecamatan di Kabupaten TapanuliTengah Provinsi Sumatera Utara. Para sejarahwan menganggapbahwa kata “barus” berasal dari tumbuhan atau tanamanbarus yang banyak tumbuh di Barus yang menghasilkangetah yang kemudian diolah menjadi kapur barus yangpada abad ke 7 Masehi menjadi komoditas primodanadaerah itu selain kemenyan dan banyak dibeli oleh para

menjunjung tinggi etika dan moralitas, transparan, toleransi, berpotensi,aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi, konsisten memiliki bandingan,mampu berkoordinasi, sederhana, sinkron, integral, mengakui, emansipasi,dan hak asasi, namun yang paling dominan adalah masyarakat yangdemokratis (H.A.R Tilaar, 2002).

Masyarakat madani adalah kelembagaan sosial yang akan melindungiwarga negara dari perwujudan kekuasaan negara yang berlebihan.Bahkan Masyarakat madani tiang utama kehidupan politik yang demokratis.Sebab masyarakat madani tidak saja melindungi warga negara dalamberhadapan dengan negara, tetapi juga merumuskan dan menyuarakanaspirasi masyarakat. Lihat, Qodri Azizy. Melawan Golbalisasi ReinterpretasiAjaran Islam: Persiapan SDM dan Terciptanya Masyarakat Madani.(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 126-128., Lihat juga, KomaruddinHidayat dan Azyumari Azra. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan MasyarakatMadani. (Jakarta: ICCE UIN Hidayatullah Jakarta dan The Asia Foundation,2006), h. 302-325., Lihat juga, H.A.R Tilaar. Pendidikan, KebudayaanDan Masyarakat Madani Indonesia (Bandung: PT Remaja Rosdakaryadengan Yayasan Adikarya IKAPI dan The Ford Foundation), 2002), h. 5.,Lihat juga, M. Dawan Rahardjo. Masyarakat Madani: Agama, KelasMenengah dan Perubahan Sosial (Jakarta: LP3ES, 1999), h. xxiii.

7Lihat, http://kbbi.web.id

Page 26: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xxvi Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

pedagang dari Timur Tengah di Kota Barus sebagai kotaPelabuhan.

Beberapa Kajian Terdahulu antara lain:

Ada beberapa karya tulis dalam bentuk buku maupunmakalah yang ditulis oleh beberapa pengarang yang terkaitdengan kota Barus sebagai Pusat Peradaban Islam Nusantaraantara lain sebagai berikut:

a. Beberapa tulisan-tulisan tentang Titik Nol Peradaban IslamNusantara yang dapat ditelusuri di internet (google), namunsemua tulisan berkaitan dengan sejarah tentang peradabanIslam mengenai peresmian Titik Nol Peradaban Islam Nusantaradi Barus. Dari hasil penelusuran peneliti tidak ada satupuntulisan yang membahas tentang akidah dan implikasinyaterhadap perkembangan keberagamaan masyarakat Barus.Dengan demikian peneliti tidak menuliskan semua topikyang ada.

b. Rusmin Tumanggor menulis buku, Gebang Agama–AgamaNusantara, Hindi, Yahudi, Ru-Konghucu, Islam dan Nasrani,Kajian Antropologi Agama dan Kesehatan di Barus (2017)Terbitan Komunitas Bambu, Depok, menjelaskan tentangsistem kepercayaan berbagai agama seperti Islam, Kristen,Yahudi, Hindu, Budha, Konghucu dan sebagainya dalampengobatan tradisional yang digunakan masyarakat Barusuntuk menjaga kesehatan maupun mengobati orang-orangyang sakit.

c. Claude Guillot (Editor) menulis buku, Lobu Tua SejarahAwal Barus (2014) Terbitan Yayasan Obor Indonesia Jakarta,menjelaskan bahwa Barus dan Lobu Tua merupakan tempat

Page 27: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xxviiBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

dari situs-situs tua yang pernah dihuni antara abad ke 9hingga awal abad ke 12 Masehi juga memuat Barus sebagaipusat penghasil kapur barus dan kemenyan yang menjadikomoditas dagang dengan bangsa-bangsa dari Timur Tengah,Cina dan India.

d. Rizem Aizid menulis buku, Sejarah Islam Nusantara: DariAnalisis Historis hingga Arkeologis tentang Penyebaran Islamdi Nusantara. Sebagai Pengantar Prof. Dr. Azyumardi Azra,MA. CBE. (Guru Besar Sejarah Perdaban Islam UIN SyahidJakarta (2016), Terbitan DIVA Press, Yogayakarta menjelaskantentang analisis sejarah masuknya agama Islam di berbagaitempat di Nusantara dan penyebarannya.

e. Buku Seminar Internasional Titik Nol Islam Nusantara KerjasamaMUI SU dengan UMSU yang diadakan pada tanggal 15Oktober 2019 di Gedung Pascasarjana UMSU Jalan PanglimaDenai Medan yang berisi 4 makalah tentang Barus hanyaberbicara secara umum tentang benarkah atau pantaskahBarus ditetapkan sebagai Titik Nol Islam di Nusantara.Salah satu Nara Sumber yaitu Sejarawan UNIMED Dr. Phil.Ichwan azhari, M.S., dan antropolog Prof. Dr. Usman Pellymengatakan bahwa sangat tidak setuju dengan penetapanBarus sebagai Titik Nol Bermulanya Islam Masuk ke Barusapabila berdasarkan Nisan Shekh Rukunuddin tersebut,namun beliau sangat setuju dengan Penetapan Barus sebagaiTitik Nol Peradaban Islam Nusantara seperti yang terterapada prasasti.

f. Dari berbagai penulusuran penulis di internet (browsing)tentang tulisan khusus mengenai perkembangan akidahIslam di Barus yang dikaitkan dengan Barus sebagai TitikNol Peradaban Islam Nusantara dan juga buku-buku lain,

Page 28: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xxviii Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

makalah ilmiah, berbagai tulisan ilmiah di jurnal dan lain-lain yang tentunya tidak dapat disebutkan satu persatudi sini belum ada penelitian sejenis yang sama denganpenelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yakni khususmengenai akidah dan perkembangannya terhadap masyarakatIslam di Barus. Dengan demikian apa yang penulis telitiini merupakan hal yang baru.

Penelitian ini bersifat studi lapangan (field research) denganpendekatan model analisis kualitatif8 di mana peneliti langsungke lapangan untuk mengamati kehidupan sosial dan keagamaanterutama di Kabupaten Tapanuli Tengah dan secara khususkota Barus yang ada di Provinsi Sumatera Utara sebagai risetsosial (social research).9 Penggunaan Analisis kualitatif (qualitativeAnalysis)10 tidak bertujuan untuk generalisasi, melainkan padakesimpulan yang sifatnya khusus dan terbatas pada subyekpenelitian. Analisis Kualitatif tidak menggunakan data-datakuantitatif sebagai dasar analisisnya, melainkan merujukpada pernyataan-pernyataan dan fakta yang terlihat denganseluruh dinamika dan variasinya. Analisis kualitatif berkembangdengan menggunakan model pengambilan data yang khasdi dalam analisis ini, yakni dengan wawancara secara mendalam(indepth interview), focus group discussion (FGD) atau observasi.

8Lihat, Jemmy Rumengan, Metodologi Penelitian (Bandung: CitaPustaka Media, 2009), h. 41.

9Social Research adalah penelitian dalam ilmu-ilmu sosial dankemanusiaan dalam segala aktivitas berdasarkan ilmiah untuk mengumpulkan,mengklasifikasikan, menganalisa dan menafsirkan fakta-fakta alam,masyarakat, kelakuan dan rohani manusia guna menemukan prinsip-prinsip pengetahuan dan metode-metode baru dalam usaha menanggapihal-hal tersebut. Lihat, Syafaruddin, Metodologi Penelitian, (Bandung:Cita Pustaka Media, 2006), h. 24.

Page 29: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xxixBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Sumber data primer dikumpulkan melalui wawancara(interview) langsung dengan responden dan juga dari pengamatanlangsung (direct observation) di lapangan ditambah dengandata sekunder dari studi dokumen (documnetary study) ataustudi perpustakaan (library research) terutama buku-buku,brosur dan catatan-catatan tentang keberagamaan dan kehidupanmasyarakat Tapanuli Tengah khususnya kota Barus.

Semua data yang terkumpul dianalisis dengan dua metodeyakni: Deductive Method, suatu penarikan kesimpulan dariyang bersifat umum ke khusus dan Inductive Method, suatupenarikan kesimpulan dari hal yang bersifat khusus ke umum.Dalam melakukan analisis data, yakni melakukan prosesmengatur muatan data dengan cara mengorganisasikannyake dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar,11 makadilakukan dengan menggunakan analisis isi (content analysis),meliputi upaya klasifikasi serta menggunakan teknik analisistertentu sebagai pembuat prediksi.12 Dengan demikian, yangdimaksudkan dengan analisis isi (content analysis) dalampenelitian ini adalah melakukan analisis secara kritis danmendalam terhadap keberagamaan atau perkembangan akidahIslam khususnya di Kecamatan Barus Sumatera Utara.

Michael Quinn Patton, dalam “Qualitative EvaluationMethods” (1995) seperti yang dikutip Syafaruddin mengemukakanbahwa penyajian data kualitatif dapat dibagi menjadi dua:

Pertama, adalah data yang diperoleh dari wawancara

10Jemmy Rumengan, Metodologi Penelitian,…………. h. 4111Michael Quinn Patton, Qualitative Evaluation Methods (Baverly

Hills: Sage Publicatios, 1995), h. 26812Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Yogyakarta:

Rake Sarasin, 1986), h. 48.

Page 30: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xxx Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

atau interview, dan Kedua, adalah data yang diperoleh melaluipengamatan atau observasi. Dalam praktiknya analisis databerdasarkan hasil wawancara dan observasi tidak jauh berbeda.Data tersebut dianalisis dengan dua cara:

a. Analisis kronologis. Analisis ini menekankan pada urutanwaktu. Data diorganisasikan berdasarkan kejadian, di manayang terjadi lebih dahulu merupakan “antecedent” terjadinyasuatu fenomena sosial dideskripsikan.

b. Analisis berdasarkan isu utama. Analisis data denganstrategi ini memusatkan pada faktor lingkungan dan dimung-kinkan mendorong terhadap timbulnya suatu fenomena.Secara garis besar penyajian analisis setting ini menekankanpada interaksi antara organisasi atau unsur setting di manasuatu fenomena terjadi.13

Sebagai kajian terhadap literatur, metode yang dipakaidalam penelitian ini lebih bersifat eklektis, berbaur antarakualitatif dengan analisis isi (content analysis). Metode semacamini diajukan dengan pertimbangan bahwa kajian sejarah,apalagi sedikit banyaknya penelitian ini bermuatan pemikiranfilosofis, tidak hanya ditembus dengan satu metode saja. Jikadigunakan satu metode saja, sudah pasti akan memiskinkanbobot analisisnya. Sejarah dan pemikiran manusia begitukompleks, berdimensi banyak. Setiap dimensi mempunyaidaya tarik tersendiri jika orang pandai melihatnya melaluikacamata yang serius dan kritis.14

13Lihat, Syafaruddin dkk., Materi Kuliah: Metodologi Penelitian(Medan: IAIN Press, 2006), h. 85-86.

14Lihat, Ahmad Syafii Maarif, Ibnu Khaldun Dalam PandanganPenulis Barat dan Timur (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h. 8-9.

Page 31: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xxxiBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalahpendekatan sejarah (historical approach),15 yakni suatu usahapemahaman terhadap suatu kejadian masa lalu dengan melihatnyasebagai suatu kenyataan yang mempunyai kesatuan denganwaktu, tempat, sosial budaya, golongan, dan lingkungan dimanakejadian itu muncul. Karena itu metode sejarah merupakanproses pengujian dan penganalisaan secara kritis terhadaprekaman peninggalan masa lalu.16 Di samping penggunaanpendekatan sejarah juga menggunakan pendekatan akidah,sosiologi, dan antropologi agama. Untuk memperkuat tulisanini penulis mencoba berlandaskan 3 (tiga) landasan teori17

yang sudah teruji, yakni teori masa yang dibuat oleh AkbarS. Ahmed, Teori Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia, danteori Joachim Wach yakni bahwa studi dengan pendekatansejarah terhadap agama maupun masyarakatnya (keberagamaan)

15Pendekatan ini digunakan karena data-data yang dikumpulkanadalah data-data mengenai masa lalu, mempelajari tentang peristiwamasa lampau kemudian dianalisis guna mengambil makna hakiki darirealitas sejarah dalam upaya menemukan kebenaran, eksplanasi kritistentang sebab dan genesis kebenaran suatu hal/benda dan kedalamanpengetahuan tentang “bagaimana” dan “mengapa” mengenai peristiwa-peristiwa itu terjadi. Lihat, Taufik Abdullah, dan Rusli Karim, at. al.,(ed), Metodologi Penelitian Agama (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1989),h. 70.

16Louis Gottschalk, Understanding History, A Primary of HistoricalMethod (New York: Alfred & Knop, 1956), h. 49.

17Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yangmengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebutyang membantu kita memahami sebuah fenomena. Teori merupakansalah satu konsep dasar penelitian sosial. Secara khusus, teori adalahseperangkat konsep/konstruk, defenisi dan proposisi yang berusahamenjelaskan hubungan sistimatis suatu fenomena, dengan cara memerincihubungan sebab akibat yang terjadi. Lihat, Azyumardi Azra, PengantarMetodologi Penelitian. (Jakarta: Raja Grafindo, 2008), h. 8

Page 32: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xxxii Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

baik yang sudah pernah dilakukan maupun yang dapat dikerjakandi masa-masa yang akan datang.

Penggunaan metode sejarah dalam penelitian ini dimaksudkanuntuk mengetahui kenyataan sejarah yang terjadi pada masapara pedagang dari Timur Tengah datang ke Barus untuk ber-dagang dan membeli kapur barus, kemenyan, lada dan lain-lain. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pendekatansejarah dimaksud adalah, pertama dengan membaca buku-buku, jurnal ataupun naskah-naskah yang berkenaan denganBarus sebagai kota tua yang bersejarah. Setelah itu, dilakukanklarifikasi data secara kritis melalui kartu-kartu. Langkahselanjutnya adalah menginterpretasi data-data tersebut denganmelihatnya sebagai satu kenyataan yang memiliki kesatuandengan waktu, tempat, sosial budaya, golongan, dan lingkungandimana kejadian itu muncul.18

A. Landasan Teori

Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) landasan teori19,

18Dalam karya-karya historiografi, sejarah sosial indentik dengansejarah pergerakan sosial seperti gerakan petani, gerakan protes, gerakanagama, gerakan kebangsaan dan gerakan aliran ideologi atau politik.Untuk pembahasan peristiwa-peristiwa semacam itu, antara lain digunakanpendekatan behavioral/biographical. Tindakan atau prilaku manaditonjolkan dalam pembahasannya mengenai aktor yang memimpinsebuah penggerakan: latar belakang kehidupannya baik internal maupuneksternal dan juga latar belakang masyarakat yang dipimpinnya. Lihat,Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah (Jakarta: LogosWacana Ilmu, 2000), h. 11-19.

19Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yangmengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebutyang membantu kita memahami sebuah fenomena. Teori merupakan

Page 33: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xxxiiiBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

yakni teori masa yang dibuat oleh Akbar S. Ahmed, Teori SejarahMasuknya Islam ke Indonesia, dan teori Joachim Wach yaknibahwa studi dengan pendekatan sejarah terhadap agamamaupun masyarakatnya (keberagamaan) baik yang sudahpernah dilakukan maupun yang dapat dikerjakan di masa-masa yang akan datang.

Menurut Akbar S. Ahmed bahwa dalam teori sejarahIslam (a theory of Islamic history) memiliki enam (6) kategori(six socio-historical categories of the theory of Islamic History)yang salah satu kategorinya adalah: The Three Muslim Empiresatau Tiga imperium Muslim (The Mughal Dynasty, The SavavidDynasty and The Uthmani Dynasty).

Keenam kategori sejarah Islam tersebut secara sosialdan budaya sangat berbeda satu dengan lainnya dan memilikikarakteristik masing-masing yang berbeda bila dikaitkan denganwaktu dan tempat dimana kejadian itu terjadi juga denganumat Islam yang hidup ketika itu. Itulah sebabnya penelitiansejarah Islam dalam hal ini tentang Barus Ditetapkan sebagaiTitik Nol Peradaban Islam Nusantara oleh Pemerintah Indo-nesia ini adalah sangat penting karena Barus menjadi perbincanganoleh para sejarawan sedunia di mana sebagai tempat pertamadatangnya agama Islam di Nusantara namun masih sangatdebatable karena sebagian para sejarawan menolak dengantegas dan mengatakan hal ini merupakan catatan yang menye-satkan. Dikarenakan tidak ada bukti-bukti yang akurat kalauIslam pertama kali datang ke Nusantara bermula di Barus.

“To place our theory of Islamic history in context and toidentify the main developments, we will creat six socio-historical categories. These broad categories, overlappingand borrowing from each other, also identify distinct social

Page 34: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xxxiv Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

characteristics correlating the time and place within whichMuslims lived. It is a frame to help us view Muslim history andsociety simply, an otherwise formidably complex task. Althougha clear common theme, the more towards the ideal runs throughthem, the categories are culturally and socially distinct fromone another. Each possesses a characteristics way of lookingat the world. The six categories are: 1). The time of the Prophetand the ideal caliphs. 2). The Arab dynasties. 3). The threeMuslim empires. 4). Islam of the periphery. 5). Islam underEuropean rule. 6). Contemporary Islam.”20

[“Untuk menempatkan teori tentang sejarah Islam dalamkonteks mengidentifikasi perkembangannya, terdapat enamkategori sosial-historis. Kategori-kategori luas ini, yangtumpang tindih dan saling berkaitan, juga mengidentifikasikarakteristik sosial yang berbeda yang menghubungkanwaktu dan tempat di mana umat Islam hidup. Ini adalahbingkai untuk membantu dalam memandang sejarah danmasyarakat Muslim secara sederhana, sebuah tugas yangrumit. Meskipun tema umum yang jelas, kategori secarabudaya dan sosial berbeda satu sama lain. Masing-masingmemiliki karakteristik cara memandang dunia. Enam kategoritersebut adalah: 1). Pada Masa Nabi dan para Khalifahyang ideal (Khulaur Rasyidin). 2). Dinasti-Dinasti Arab.

salah satu konsep dasar penelitian sosial. Secara khusus, teori adalahseperangkat konsep/konstruk, defenisi dan proposisi yang berusahamenjelaskan hubungan sistimatis suatu fenomena, dengan cara memerincihubungan sebab akibat yang terjadi. Lihat, Azyumardi Azra, PengantarMetodologi Penelitian. (Jakarta: Raja Grafindo, 2008), h. 8

20Lihat, Akbar. S. Ahmed, Discovering Islam, Making Sense of MuslimHistory and Society: A Theory of Islamic History (London and New York:Routledge, 1988), h. 32-33.

Page 35: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xxxvBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

3). Tiga Kerajaan Muslim pad Abad Pertengahan. 4). Islamdi pinggiran. 5). Islam di bawah pemerintahan/keuasaanBangsa Eropa. 6). Islam kontemporer.”]

Enam kategori teori sejarah Islam tersebut adalah:

1) Masa Rasulullah dan Khulafaurasyidin.2) Masa Dinasti-Dinasti Arab.3) Masa Tiga Imperium Muslim (Mughal Dynasty, Savavit Dynasty,

Turkey Osmany Dynasty).4) Masa Islam Periferi.5) Islam pada Masa Penguasaan Bangsa Eropa.6) Masa Islam Kontemporer.21

Enam kategori ini penting untuk menjadi parameterpeneliti dalam mengukur betapa lama masa yang sudah dilaluiBarus sebagai pusat peradaban Islam jika sejak abad ke 7Masehi, Kota Barus sudah menjadi pusat peradaban Islamdi Nusantara, maka sudah barang tentu banyak pula peninggalan-peninggalan seperti bangunan bersejarah, masjid-masjid bersejarah,atau tempat-tempat yang dianggap bekas kerajaan Islam yangbesar. Namun apa yang dapat kita lihat sebaliknya (das seindas sollen). Kenapa kedua istilah itu dijadikan prinsip dalammetodologi penelitian? Karena adanya ‘masalah’. Penelitianbiasanya menjabarkan/membahas masalah hingga mencaritahu jawabannya. Tidak akan ada penelitian jika tidak adamasalah yang akan diteliti. Lalu, apa itu masalah? Yaitu keadaandi mana kenyataan yang sebenarnya (das sein) tidak sesuai denganyang diharapkan atau dicita-citakan (das sollen).

21Ibid., h. 32

Page 36: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xxxvi Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Mengenai penyebutan “Titik Kilometer Nol PeradabanNusantara” di Barus adalah suatu yang memang harus diikuti,karena penyebutan tersebut cukup jelas dicantumkan padaprasasti yang telah ditandatangani oleh Presiden Joko Widodopada tanggal 24 Maret 2017 pada waktu peresmian Tugu TitikKilometer Nol Peradaban Nusantara di Barus. Peneliti dalamhal ini tidak mempersoalkan sebutan tersebut karena memangBarus sebagai titik awal masuknya Islam di Nusantara masihdebatable. Oleh karenanya peneliti lebih banyak mengkajibagaimana perkembangan keberagamaan khususnya masyarakatIslam di Barus.

Dari uraian di atas kalau diambil masa Islam dimulaidari abad ke 7 Masehi (Teori Arab/Makkah, Cina, Persia danMaritim) sudah ada di Barus, maka masyarakat Islam sudahada di Barus selama lebih kurang 14 abad hingga sekarang(sekarang abad ke 21 Maehi). Jika Islam mulai masuk ke Baruspada abad ke 13 Masehi (Teori Gujarat), maka masyarakatIslam sudah ada di Barus selama 8 (delapan) abad hingga kini.Jika dipilih pada pilihan kedua saja maka umat Islam sudahcukup lama keberadaannya di Barus yakni sekitar 8 abad dimana apabila ditinjau dari pendekatan sejarah maka masaitu adalah masa yang cukup panjang. Kerajaan Islam Mughalatau Dinasti Moghul/Mughal berkuasa selama 3.5 abad dapatmembangun berbagai peradaban seperti gedung-gedungyang hingga kini masih eksis dan juga kesusastraan dan seniyang masih bisa dilihat.22

22Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya…..h.56-89

Page 37: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xxxviiBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Diagram 1Six Socio-Historical Categories of the Theory of Islamic History

(Enam Kategori Teori Sejarah Islam)

Page 38: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xxxviii Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Diagram 2Lima Teori Masuknya Islam Ke Indonesia

Keterangan: C: Century = Abad

Kajian keberagamaan atau perkembangan akidah Islampada masyarakat Barus hanya dapat ditelusuri pada masaIslam Kontemporer yakni pada abad ke 20 hingga sekarang.Namun apabila ditelusuri sejak Zaman Pra-Islam di manamenurut para sejarawan bahwa orang-orang Timur Tengahsudah mengenal Barus sebagai pusat penghasil komoditaskapur barus atau campher dan kemenyan atau styrax benzoinyang sangat digemari oleh mereka.23 Maka apabila berangkat

23Lihat, Claude Guillot (Editor), Penterjemah Daniel Perret, Lobu

1. Teori Gujarat (C. XIII)2. Teori Arab (C. VII)3. Teori Persia (C.VII)4. Teori Maritim (C.VII)5. Teori Cina (C. VII)

NUSANTARA

Page 39: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xxxixBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

dari enam kategori masa ini seharusnya Barus sudah memilikiperadaban yang tinggi dalam berbagai hal seperti arsitektur,lembaga pendidikan dan sebagainya. Namun sebaliknya dilihatdari sisi perkembangan peradaban Islam sungguh sangatmemprihatinkan, bahkan bisa dikatakan Barus masih terbelakangbila dibanding daerah-daerah lain di Sumatera Utara khususnyabidang pengembangan akidah Islam.

Di samping teori masa di atas, penelitian ini juga meng-gunakan teori tentang “Masuknya Islam di Nusantara” Teoriini digunakan untuk menentukan bagaimana tujuan awalmasuk berkembangnya Islam, apakah disebabkan hanya karenalewat perniagaan atau perdagangan saja tanpa menyebarkanagama Islam di daerah yang dikunjungi, atau disebabkan lewatperdagangan dan sekaligus melakukan membawa misi Islamdan menyebarkannya, atau sambil berdagang langsung meng-adakan hubungan kekeluargaan dengan cara mengawinipenduduk setempat. Travers menyebutkan, bahwa “A theoryconsists of generalizations intended to explain phenomena andthat the generalizations must be predictive.” 24 Teori terdiri darigeneralisasi yang dimaksudkan untuk menjelaskan dan memprediksisebuah fenomena yang terjadi. Little John & Karen Foss: “Atheory is an abstract concept system and the relation of thatconcept helps us to understand a phenomenon”, Teori merupakansebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-hubungankonsep tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuahfenomena.”25

Tua Sejarah Awal Barus (Jakarta: Terbitan Yayasan Obor Indonesia,2014), h. 257 dan 301.

24Lihat, Azyumardi Azra, Pengantar Metodologi Penelitian. (Jakarta:Raja Grafindo, 2008), h. 8

25Ibid., h. 8

Page 40: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xl Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Teori tentang masuknya agama Islam ke Indonesia merupakanhasil pendapat dari beberapa para ahli sejarah tentang agamaIslam. Agama Islam ini merupakan agama yang masuk keIndonesia di akhir–akhir kejayaan agama–agama sebelumnyayaitu Hindu dan Buddha. Jadi tidak mengherankan bila pengaruhagama Islam sangatlah kuat dan cepat di Indonesia.

Awal Masuk Agama Islam

Agama Islam pertama kali masuk ke wilayah Nusantaradimulai dari daerah pesisir pantai di Pulau Sumatera yangkemudian dilanjutkan ke daerah pedalaman oleh para ulamadan penyebar ajaran agama Islam. Hal tersebut didukungdengan adanya perkembangan hubungan para pedagangyang berasal dari Persia dan Gujarat, India dan para pedaganglainnya. Dengan menyebarkan ajaran agama Islam, makamereka dapat mempererat hubungan yang terjadi diantarameraka. Sejarah masuknya Islam ke Indonesia tidak pernahlepas dari keberadaan perdagangan dan pelayaran antar benuayang pada waktu itu berlangsung. Sehingga hal ini membuatpara ahli saat itu masih bersilang pendapat tentang prosessejarah masuknya agama Islam dan budayanya tersebut hinggabisa mengalahkan agama dan kebudayaan yang ada sebelumnyaseperti agama Hindu dan Buddha.26

Pada dasarnya, proses masuk dan berkembangnya ajaran

26Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara: Dari Analisis Historishingga Arkeologis tentang Penyebaran Islam di Nusantara. SebagaiPengantar Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA. CBE. (Guru Besar SejarahPerdaban Islam UIN Syahid Jakarta (Yogyakarta: Terbitan DIVA Press,2016), h. 16

Page 41: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xliBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

agama Islam ke Indonesia dilakukan dengan jalan damaiyaitu melalui beberapa jalur atau saluran seperti perdaganganyang dilakukan oleh para pedagang Arab, Persia dan Gujarat.Para pedagang tersebut melakukan interaksi dan saling bergauldengan masyarakat Indonesia.

Selanjutnya para pedagang tersebut ada yang terus menetapdan mendirikan sebuah perkampungan di Indonesia. Misalnyasaja seperti pedagang yang berasal dari Gujarat yang mendirikansebuah perkampungan Pekojan. Adanya perkampungan tersebutmembuat interaksi yang terjadi semakin sering bahkan adajuga yang sampai menikah dengan wanita yang berasal dariIndonesia. Jadi, hal ini membuat proses penyebaran agamaIslam akan semakin cepat berkembang.27

Akibat dari perkembangan Islam yang sangat cepat diIndonesia membuat munculnya para tokoh ulama atau mubalighyang juga menyebarkan ajaran Islam melalui pendidikandengan mendirikan pondok-pondok pesantren di nusantara.Pondok pesantren merupakan tempat para pemuda dari beberapadaerah dan kalangan masyarakat yang akan menimba ilmudan ajaran agama Islam. Setelah selesai atau lulus dari pondokpesantren tersebut, maka para pemuda akan menjadi jurudakwah untuk menyebarkan agama Islam di daerah merekamasing-masing.

Selain penyebaran agama Islam dilakukan dengan jalurpendidikan, penyebaran agama Islam juga dilakukan melaluijalur kesenian. Misalnya saja melalui pertunjukkan seni gamelanataupun pergelaran wayang kulit. Sehingga hal itu membuat

27Ibid., h. 17

Page 42: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xlii Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Islam akan semakin berkembang dengan cepat dan mudahditerima oleh masyarakat Indonesia.28

Dalam proses penyebarannya, proses asimilasi ajaranagama Islam tidak terlepas dari peranan para pedagang,ulama atau mubaligh, bangsawan, raja-raja, dan para adipati.Di Pulau Jawa, penyebaran agama Islam tidak lepas dari perananmuballigh dan ulama yang telah tergabung dalam kelompokpara wali. Kemudian kelompok para wali tersebut dikenaldengan sebutan Wali Songo atau Wali Sembilan yang terdiridari:

Tokoh Islam Wali Songo:

1. Maulana Malik Ibrahim atau yang sering juga dikenal dengannama Syeikh Maghribi. Beliau menyebarkan ajaran agamaIslam di daerah-daerah Jawa Timur.

2. Sunan Ampel atau dengan nama asli yaitu Raden Rahmat.Beliau menyebarkan ajaran agama Islam di daerah AmpelSurabaya.

3. Sunan Bonang yang memiliki nama asli Maulana MakdumIbrahim. Beliau merupakan putra dari Sunan Ampel danmenyebarkan ajaran agama Islam di Bonang atau Tuban.

4. Sunan Drajat yang nama aslinya adalah Syarifuddin. Beliaujuga merupakan putra dari Sunan Ampel dan menyebarkanajaran agama Islam di daerah Gresik atau Sedayu.

5. Sunan Giri yang nama aslinya adalah Raden Paku. Beliaumenyebarkan ajaran agama Islam di daerah Bukit Giri,Gresik.

28Ibid., h. 17

Page 43: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xliiiBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

6. Sunan Kudus yang nama aslinya adalah Syeikh Ja’far Sodik.Beliau menyebarkan ajaran agama Islam di daerah Kudus.

7. Sunan Kalijaga yang nama aslinya adalah Raden Mas Syahidatau R. Setya. Beliau menyebarkan ajaran agama Islam didaerah Demak.

8. Sunan Muria merupakan putra dari Sunan Kalijaga yangmemiliki nama asli yaitu Raden Umar Syaid. Beliau menyebarkanajaran agama Islam di daerah Gunung Muria.

9. Sunan Gunung Jati yang memiliki nama asli Syarif Hidayatullah.Beliau menyebarkan ajaran agama Islam di daerah JawaBarat yaitu Cirebon.29

Mereka merupakan para sembilan wali yang sangat ter-kenal di daerah– daerah Pulau Jawa. Bahkan sebagian besarmasyarakat Jawa memandang para wali sebagai seseorangyang memiliki kesempurnaan dalam hidup dan selalu dekatdengan Allah SWT. Sehingga mereka mendapat sebutan Waliullahyang memiliki arti orang yang dikasihi oleh Allah SWT.

Beberapa teori muncul tentang sejarah masuknya Islamke Indonesia sehingga bisa dijadikan bukti mengenai pem-benarannya.

Berikut penjelasannya:

Teori Sejarah Masuknya Islam di Indonesia

Dengan adanya gerakan dari para pedagang yang sangatgiat dalam menyebarkan ajaran agama Islam sendiri membuat

29Ibid., h. 133-157

Page 44: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xliv Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

masyarakat Indonesia menjadi mudah dalam menerima denganamat terbuka. Hal ini juga memiliki pengaruh yang sebandingdengan proses mudahnya Islam masuk ke Indonesia saat itu.

Mengenai sejarah masuknya Islam beserta teori–teoritetang masuknya ajaran agama Islam di Indonesia, semuanyasejajar posisinya.

Ada beberapa teori yang telah berkembang tentang sejarahmasuknya agama Islam ke Indonesia. Teori–teori tersebutdapat dikatakan bisa mengungkapkan mengenai asal mulanyaIslam berkembang di negara kita ini. Beberapa teori tersebutada yang menyebut bahwa penyebaran Islam di indonesiaini berasal dari Gujarat, India; Persia; Arab Saudi; bahkanada pula yang menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesiaberasal dari Cina.30

1. Teori Gujarat

Dalam teori Gujarat ini menyatakan bahwa Islam masukke Indonesia dibawa oleh para pedagang yang berasal dariGujarat India. Pertama kali teori ini dicetuskan oleh dua orangsejawaran yang berasal dari Belanda yaitu Snouck Hurgronjedan J. Pijnapel. Menurut sejarawan tersebut, Islam masukke Indonesia sejak awal abad ke 13 Masehi. Hal tersebutbersamaan dengan hubungan perdagangan yang telah terjalinantara masyarakat Indonesia dengan para pedagang yangberasal dari Gujarat India yang datang ke Indonesia.

Selain itu, teori mengenai masuknya Islam ke Indonesiayang dibawa oleh para pedagang dari Gujarat ini dibuktikan

30Ibid., h. 16

Page 45: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xlvBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

dengan adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu MalikAs Saleh pada tahun 1297 Masehi yang memiliki corak khasIslam dari Gujarat. Selain itu ada juga catatan Marcopolodan adanya warna tasawuf pada aliran Islam yang telahberkembang di Indonesia sampai saat ini.

Yang menjadi dasar dari adanya teori Gujarat ini adalahsebagai berikut:

1. Kurangnya fakta yang di dalamnya menjelaskan mengenaiperanan bangsa Arab dalam menyebarkan ajaran AgamaIslam di Indonesia.

2. Hubungan antara Indonesia dengan India telah terjalinlama terutama dalam hubungan dagang. Jalur yang merekagunakan melalui jalur Indonesia– Cambay–Timur Tengah–Eropa.

3. Adanya batu nisan Sultan Samudera Pasai yaitu Malik AlSaleh pada tahun 1297 Masehi yang coraknya khas denganGujarat.

Banyak ahli yang mendukung adanya teori Gujarat inidengan banyak memusatkan perhatiannnya pada saat timbulnyakekuasaan politik Islam yaitu dengan adanya kerajaan SamuderaPasai.

Akan tetapi, selain ada bukti mengenai kebenaran dariteori ini, teori gujarat ini juga memiliki kelemahan. Kelemahan–kelemahan mengenai teori Gujarat tersebut ditunjukkan atasdua sangkalan. Kedua sangkalan tersebut seperti, yang pertamamasyarakat Samudera Pasai menganut Mazhab Syafii, sedangkanmasyarakat Gujarat lebih banyak yang menganut Mazhab

Page 46: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xlvi Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Hanafi, dan yang kedua adalah ketika proses Islamisasi KerajaanSamudera Pasai, di Gujarat masih merupakan kerajaan Hindu.31

2. Teori Arab atau Makkah

Teori Arab atau juga bisa disebut sebagai teori Makkahmenyebutkan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesiaberlangsung pada abad ke 7 Masehi. Pada waktu itu, Islammasuk ke Indonesia dengan dibawa oleh para musafir yangberasal dari Arab. Para musafir tersebut sangat bersemangatdalam menyebarkan Islam ke seluruh belahan dunia. AdanyaTeori Arab ini didukung oleh Van Leur, Anthony H. Jons, T.WArnold, dan Buya Hamka. Dalam teori ini dijelaskan bahwaIslam di Nusantara dibawa langsung oleh para musafirdari Arab yang memiliki semangat untuk menyebarkanIslam ke seluruh dunia pada abad ke 7 M. Hal ini diperkuatdengan adanya sebuah perkampungan Arab di Barus,Sumatera Utara yang dikenal dengan nama Bandar Khalifah.

Selain itu, di Samudera Pasai Mazhab yang terkenal adalahMazhab Syafi’i. Mazhab ini juga terkenal di Arab dan Mesirpada saat itu. Kemudian yang terakhir adalah digunakannyagelar Al-Malik pada raja-raja Samudera Pasai seperti budayaIslam di Mesir. Teori inilah yang paling benyak mendapatdukungan para tokoh seperti, Van Leur, Anthony H. Johns,T.W Arnold, dan Buya Hamka.32

Teori Arab tentang masuknya Islam ke Indonesia tersebutdidukung oleh beberapa bukti utama. Bukti-bukti tersebutseperti misalnya pada abad ke 7 Masehi, di Pantai Timur Sumatera

31Ibid., h. 18-2032Ibid., h. 21-22

Page 47: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xlviiBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

memang telah terdapat perkampungan Islam yang khas dengangaya Dinasti Ummayah dari Arab. Kemudian yang kedua,Mazhab yang sangat populer ketika itu khususnya di SamuderaPasai adalah Mazhab Syafii yang juga sangat populer di wilayahArab dan Mesir. Sedangkan yang ketiga adalah adanya penggunaangelar Al Malik pada raja–raja Samudera Pasai yang sangat lazimdan banyak ditemui budaya Islam di Mesir.33

Dalam dokumen dari Cina yang ditulis oleh Chu Fan Chiyang menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia sekitar625 Masehi (Abad ke 7), waktu itu terjadi setelah 9 tahunRasulullah Saw. menyebarkan ajaran agama Islam secaraterbuka. Kemudian pada tahun 672 Masehi terdapat makamSyekh Rukunuddin yang wafat. Pada abad ke 9–12 Masehi,para ahli arkeologi berpendapat bahwa Barus menjadi salahsatu perkampungan dari berbagai suku yang mendatangkandan mempengaruhi masuknya ajaran agama Islam ke Indo-nesia.

Sampai saat ini, teori Arab atau teori Makkah tersebutdianggap sebagai teori mengenai masuknya Islam ke Indo-nesia yang paling kuat. Kelemahan mengenai teori ini hanyaterletak pada kurangnya bukti dan juga fakta penjelasan mengenaiperan bangsa Arab dalam proses Islamisasi atau penyebaranagama Islam di Indonesia.34

3. Teori Persia

Pencetus dan pendukung teori dari Persia ini adalah UmarAmir Husen dan Hoesein Djajadiningrat. Kedua pencetus

33Ibid., h. 21-2234Ibid., h. 21-22

Page 48: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xlviii Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

tersebut menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia padaabad ke 7 Masehi dan dibawa oleh kaum syiah dari Persia.

Adanya teori ini telah didukung dengan beberapa buktipembenaran. Beberapa bukti pembenaran tersebut adalahadanya kesamaan budaya Islam Persia dengan Islam Nusantara(misalnya adanya peringatan Asyura serta peringatan Tabut).Selain itu, teori tersebut juga dibuktikan kebenarannya denganadanya kesamaan ajaran sufi, penggunaan istilah persia untukmengeja huruf Arab, kesamaan seni kaligrafi yang digunakandalam batu nisan, dan adanya bukti yang marak tentang aliranIslam Syiah khas Iran pada awal Islam masuk ke Indonesia.

Banyaknya bukti yang menjadi pendukung dari teoriini, membuat teori Persia ini sempat diterima sebagai teorimasuknya agama Islam ke Indonesia yang paling betul olehbeberapa ahli sejarah. Namun, setelah ditelusuri, ternyatabanyak sekali kelemahan dalam teori ini. Bila dalam teoriini dikatakan bahwa Islam masuk pada abad ke 7 Masehi,maka kekuasaan Islam di Timur Tengah masih dalam genggamanKhalifah Umayyah yang saat itu berada di Damaskus, Bagdad,Mekkah, serta Madinah. Jadi tidak dimungkinkan bila ulamadari Persia tersebut menyokong penyebaran ajaran agamaIslam secara besar-besaran ke Indonesia.35

Dasar adanya teori ini adalah sebagai berikut yaitu:

Kesamaan antara budaya Persia dengan budaya Islamdi Indonesia seperti:

1. Adanya peringatan 10 Muharam atau Asyura atas meninggal-nya Hasan dan Husein cucu dari Nabi Muhammad Haltersebut sangat dijunjung oleh orang Islam Iran atau orang

35Ibid., h. 23-24

Page 49: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

xlixBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Syiah. Di Pulau Jawa peringatan tersebut ditandai denganpembuatan bubur Syuro. Sedangkan di Sumatera Baratperingatan tersbut dilakukan dengan upacaraTabuik atautabut.

2. Antara ajaran Sufi yang di anut oleh Syaikh Siti Jenar denganSufi dari Iran yaitu Al-Hallaj terdapat kesamaan.

3. Di Indonesia penggunaan istilah bahasa Iran dalam mengejahuruf Arab untuk tanda-tanda bunyi Harakat.

4. Pada tahun 1419 di Gresik ditemukan makam MaulanaMalik Ibrahim.

5. Di Giri daerah Gresik terdapat perkampungan Leren atauLeran. Leren atau Leran tersebut merupakan nama salahsatu pendukung pada teori Persia ini.

4. Teori Cina.

Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby merupakanpencetus adanya teori masuknya Islam ke Indonesia yangdibawa oleh Cina. Mereka menyebutkan bahwa Islam masukke Indonesia karena dibawa oleh para perantau dari Cinayang beragama muslim yang datang ke Indonesia.36

Teori tentang masuknya agama Islam dari Cina ini didasarioleh beberapa bukti. Bukti-bukti tersebut di antaranya adalahadanya fakta perpindahan orang-orang muslim Cina dariCanton ke Asia Tenggara, khususnya ke Palembang pada abadke 879 M. Kemudian bukti yang kedua adalah adanya masjidtua yang berarsitektur Cina di Jawa. Yang ketiga adanya gelarraja-raja Demak yang ditulis menggunakan istilah Cina. Yang

36Ibid., h. 24

Page 50: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

l Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

keempat raja Demak pertama berasal dari keturunan Cinayaitu Raden Patah. Dan yang kelima adanya catatan Cina yangmenyatakan bahwa pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pertamakali diduduki oleh para pedagang yang berasal dari Cina.37

5. Teori Maritim

Pertama kali yang mencetuskan adanya teori maritimini adalah sejarawan yang berasal dari Pakistan yaitu N.ABaloch. Teori tersebut menyatakan bahwa penyebaran Islamdi Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kemampuan paraumat Islam yang menjelajahi samudera. Dalam hal ini, tidakada yang bisa dijelaskan mengenai dari mana asal Islam yangberkembang di Indonesia. Bahwa penjelasan lebih jelasnyaberdasarkan teori ini bahwa Islam masuk ke Indonesia padasekitar abad ke 7 Masehi.

Pada dasarnya teori-teori tersebut masing-masing memilikikebenaran serta kelemahan. Untuk itu, menurut dari beberapateori tersebut bisa disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indo-nesia dengan jalan damai yaitu pada abad ke 7 Masehi danmengalami perkembangan pada abad ke 13 Masehi. Dalamhal ini, yang menjadi pemegang peranan dalam penyebaranajaran agama Islam di Indonesia adalah bangsa Arab, bangsaPersia, Bangsa Gujarat (India), dan Cina.38

6. Teori Cina

Teori ini dicetuskan oleh Slamet Mulyana dan Sumanto

37Ibid., h. 24-3038Ibid., h. 25

Page 51: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

liBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Al Qurtuby baru-baru ini menyebutkan Islam masuk ke Indo-nesia dibawa oleh perantau Islam dari Negeri Cina. Teori inididasari oleh fakta adanya perpindahan orang-orang muslimCina dari Canton ke Asia Tenggara, khususnya Palembangpada abad ke 879 M. Lalu, adanya masjid tua beraksitekturCina di Jawa; Raja pertama Demak yang berasal dari keturunanCina (Raden Patah); gelar raja-raja Demak yang ditulis meng-gunakan istilah Cina; serta catatan Cina yang menyatakanpelabuhan-pelabuhan di Nusantara pertama kali didudukioleh para pedagang Cina. Berbagai catatan dari Hamka, AgusSalim, Zainal Arifin Abbas, T.W. Arnold, D.G.E Hall sepakatmendukung teori Cina tentang awal masuknya Islam di Nusantarapada abad ke 7 Masehi.39

Dari berbagai teori yang telah diungkapkan dan diuraikandi atas bahwa waktu atau masa teori masuknya Islam ke Nusantarayang paling kuat adalah pada abad ke 7 Masehi.

Agar penelitian ini semakin akurat dan kritis dalam peng-ambilan sumber datanya, maka teori Joachim Wach40 menjadi

39Ibid., h. 2540Joachim Wach, disebut oleh para ilmuan sebagai the father of

comparative religions atau “bapak perbandingan agama” lahir 25Januari 1898 di Chemnitz Jerman dan wafat 27 Agustus 1955. Menurutnyatentang pendekatan studi agama dengan pendekatan sejarah adalah:“Historical approach is the attempt to trace the origin and growth ofreligious ideas and institutions through definite periods of historicaldevelopment and to asses the role of forces with which religion con-tended during these periods.” Pendekatan sejarah adalah usaha untukmenelusuri asal-usul dan pertumbuhan ide dan lembaga agama melaluiperiode-periode tertentu dari perkembangan sejarah dan juga usahauntuk memperkirakan peranan kekuatan-kekuatan yang sangat mempengaruhiagama. “Lembaga keagamaan” dalam hal ini memiliki makna ganda,bisa berbentuk organisasi atau doktrin atau peraturan-peraturan. (akan

Page 52: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

lii Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

salah satu pegangan atau landasan teori bagi penulis dalampenelitian ini: yakni bahwa studi dengan pendekatan sejarahterhadap keberagamaan masyarakatnya. Teori Joachim Wachtersebut dapat dilihat melalui skema sebagai berikut:

Diagram 3Perkembangan Keberagamaan Teori Jachim Wach

Di samping pendekatan sejarah (historical approach),penulis juga menggunakan pendekatan yang telah dikenaldalam ilmu-ilmu sosial seperti Pendekatan Sosio-Kultural(socio-cultural approach).

Pendekatan sosio-kultural dimaksudkan adalah melihatbahwa keberagamaan masyarakat pesisir Tapanuli Tengahyang mayoritas beragama Islam sangat beragam sekali biladitinjau dari asal muasal etnis karena ada yang berasal dariPerantauan Minang, Batak Toba, Tapanuli Selatan, Angkoladan dari luar Sumatera Utara seperti Suku Jawa, Aceh terutama

Page 53: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

liiiBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Aceh Selatan, Karo dan dari daerah-daerah lain yang terleburmenjadi satu suku yang disebut dengan “Suku Pesisir” denganbahasa tersendiri pula yang disebut dengan “Bahasa Pesisir”.

Penduduk Barus sesungguhnya adalah keturunan Melayudan Batak dengan mayoritas beragama Islam. Sebaliknyadi kampung-kampung sekitar Barus yang kebanyakan penduduknyaadalah orang Batak, berbagai aliran agama Kristen Katolik,Protestan merupakan agama terbesar.41

Salah satu jenis penelitian sejarah adalah penelitian biografis(biographical research), yaitu penelitian terhadap kehidupanseorang tokoh dalam hubungannya dengan masyarakat ataukelompok masyarakat itu sendiri, sifat-sifat, watak, pengaruhpemikiran dan idenya, serta pembentukan watak tokoh ataumasyarakat tersebut selama hayatnya.42

Sumber data penelitian ini adalah dengan cara menelaahkepustakaan (library research) seperti buku-buku, jurnal-jurnalilmiah, situs-situs bersejarah yasng terkait dengan penelitianini, juga sumber data diambil dari hasil wawancara atauinterview langsung dengan para penduduk asli atau putra

di bahas dalam bab berikutnya) Lihat, Joachim Wach, The ComparativeStudy of Religions (New York and London: Columbia University Press,1966), h. 21. Juga lihat, Romdon, Metodologi Perbandingan Agama(Jakarta: RajaGrafindo Persada,1996), h. 78.

41Lihat, Claude Guillot (Editor), Penterjemah Daniel Perret, LobuTua Sejarah Awal Barus (Jakarta: Terbitan Yayasan Obor Indonesia,2014), h. 13

42Lihat, Muhammad Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: GhaliaIndoonesia, 1988), h. 56-67, 62. Lihat juga, Anton Bakker et al. (ed.),Metode Penelitian Filsafat (Yogyakarta: Kanisius, 1990), h. 41. AntonBakker secara jelas memasukkan studi tokoh sebagai bagian dari penelitiansejarah, serta memberikan langkah-langkah pelaksanaannya. Lihatjuga, Syahrin Harahap, Studi Tokoh, h. 8-9.

Page 54: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

liv Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

asli daerah pengetua adat, sesepuh masyarakat Barus yangdianggap memiliki kapabilitas dalam memberikan informasitentang kota Barus sebagai Titik Nol Peradaban Islam Nusantara.

Untuk lebih akurat penelitian ini dalam analisisnya jugadi samping mengunakan historical approach juga digunakantiga (3) pendekatan yakni; Pertama, pendekatan akidah (aqidahapproach), yaitu pendekatan Akidah Islamiyyah adalah ber-landaskan keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taatkepadaNya, beriman kepada para malaikatNya, rasul-rasulNya,kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimaniseluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsipAgama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, berimankepada apa yang menjadi ijma’ (konsensus) dari salafush shalih,serta seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupunsecara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Alqurandan As-Sunnah yang shahih serta ijma’ salaf as-shalih.43

Kedua, yaitu pendekatan sosiologis (sociological approach),Pendekatan sosiologis merupakan pendekatan atau suatumetode yang pembahasannya atas suatu objek yang dilandaskanpada masyarakat yang ada pada pembahasan tersebut. Ber-dasarkan perkembangan ilmu pengetahuan kontemporer,ilmu ini digunakan sebagai salah satu metode dalam rangkamemahami dan mengkaji agama. Secara sosiologis diakuibahwa masyarakat mengalami perubahan dan pergeseran.Perubahan suatu masyarakat dapat memengaruhi pola pikirdan tata nilai yang ada pada masyarakat tersebut. Semakinmaju cara berpikir suatu masyarakat, maka akan semakin

43Nashir bin ‘Abdul Karim al-’Aql, Buhuuts fii ‘Aqiidah Ahlis Sunnahwal Jamaa’ah........Ibid., h. 11-12.

Page 55: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

lvBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

terbuka untuk menerima kemajuan ilmu pengetahuan danteknologi. Bagi umat Islam, kenyataan ini dapat menimbulkanmasalah, terutama bila dihubungkan dengan norma-normaagama. Akibatnya, pemecahan atas masalah tersebut diperlukan,sehingga syariat Islam dapat dibuktikan tidak bertentangandengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lebih dariitu dapat diyakini bahwa syariat Islam sesuai untuk setiapmasyarakat.44

Ketiga, pendekatan antropologi (anthropological approach),Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkahlaku dan tata cara kehidupan serta proses perjalanan manusia.Allah menciptakan manusia dengan sempurna dengan segalapotensi yang luar biasa, yaitu: yang pertama, potensi untukmemenuhi kebutuhan jasmani. Sesuai dengan tujuan antropologiyaitu memperoleh suatu pemahaman totalitas manusia sebagaimakhluk, baik di masa lampau maupun sekarang, baik sebagaiorganisme biologis maupun sebagai makhluk berbudaya.Dari hasil kajian ini, maka sifat-sifat fisik manusia serta sifatkhas budaya yang dimilikinya bisa diketahui.

Jadi pengertian pendekatan antropologi dapat diartikansebagai salah satu upaya memahami agama dengan caramelihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembangdalam masyarakat. Dari beberapa penjelasan di atas bisadisimpulkan bahwa pendekatan antropologi itu sebagai suatusudut pandang atau cara melihat dan memperlakukan sesuatu

44Lihat, Fathurrahman Djamil, Metode Ijtihad Tarjih Muhammadiyah(Cet.1; Jakarta: Logos Publising House,1995), h. xvii-1.

Page 56: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

lvi Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

gejala yang menjadi perhatian terkait bentuk fisik dan kebudayaansebagai hasil dari cipta, karsa dan rasa manusia.45

B. Analisis Data

Dalam melakukan analisis data, yakni melakukan prosesmengatur muatan data dengan cara mengorganisasikannyake dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar,46 makadilakukan dengan menggunakan analisis isi (content analysis),meliputi upaya klasifikasi serta menggunakan teknik analisistertentu sebagai pembuat prediksi.47 Dengan demikian, yangdimaksudkan dengan analisis isi dalam penelitian ini adalahmelakukan analisis secara kritis terhadap perkembanganakidah Islam yang begitu sangat memperihatinkan bila dibanding-kan dengan kurun waktu selama 14 abad yang lalu sejak Barusditetapkan sebagai Titik Nol Peradaban Islam Nusantara.Seyogianya selama 14 (empat belas) abad pastilah peradabanatau akidah Islam dan atau keberagamaan masyarakat Islamdapat dikatakan maju atau berkembang pesat dan masih adameninggalkan gedung-gedung atau situs-situs Islam di Barus.

Dalam eksplorasi data (data exploration) dilakukan melaluitiga tahapan kerja antara lain:

1. Inventarisasi, yaitu dengan membaca secara luas danmendalam atau mempelajari secara kritis tentang perkembangan

45Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Ed. Revisi (Jakarta: RajawaliPres, 2011), h. 35

46Michael Quinn Patton, Qualitative Evaluation Methods (BaverlyHills: Sage Publicatios, 1995), h. 268

47Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Yogyakarta:Penerbit Rake Sarasin, 1986), h. 48.

Page 57: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

lviiBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

akidah Islam di Kecamatan Barus khususnya dan daerahsekitarnya yang mencakup Kabupaten Tapanuli Tengandan daerah Kabupaten Singkil Provinsi yang menjadi perbatasanlangsung dengan Kabupaten Tapanuli Tengah. Hal ini penting,sebab suatu kajian yang kritis dan filosofis-sosiologis-historistentang keberagamaan masyarakat Islam di Barus, makapemahaman yang mendalam terhadap objek yang sedangditeliti akan semakin akurat. Di samping juga membacadan mempelajari secara mendalam bahan-bahan yangtersebar dalam kepustakaan mengenai Barus yang dulunyapernah menjadi pusat peradaban Islam awal sejak abadke 7 Masehi di Nusantara.

2. Evaluasi Kritis, yaitu berdasarkan studi langsung dilapangan (field research) dengan membuat perbandinganantara uraian-uraian ahli sejarah dan responden mengenainyadengan cara wawancara langsung secara kritis dan terbuka,serta memperlihatkan kekuatan dan kelemahan analisismereka, juga ketepatan dan kesalahannya. Untuk supayalebih kritis data yang diambil dari para nara sumber yangtelah disebutkan di atas akan dibandingkan dengan datayang dibuat para ahli sejarah khususnya mengenai keber-agamaan masyarakat Barus.

3. Sintesis, yaitu menentukan pendapat yang memperkayadan yang menyeleweng, disusun sistesis yang menyimpansemua unsur baik yang sesuai, dan menyisihkan segalayang tidak sesuai.48

48Lihat, George J. Mouly, The Science of Educational Research (NewYork: American Book Company, 1963), h. 226. Lihat juga, SyahrinHarahap, Studi Tokoh, h. 41-42

Page 58: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

lviii Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Demikian prakata atau mukaddimah tulisan saya ini.Semoga hal ini akan lebih dapat dipahami oleh para pembacasebelum betul-betul mengetahui isi dari buku ini. Kepada AllahYang Maha Esa saya mohon ampun dan berserah diri. Akhirulkalam saya ucapkan ribuan terima kasih kepada semua pihakyang telah mendorong saya dalam menyelesaikan penelitianini.

Penulis:

Dr. H. Bahrum Saleh, MA.

Page 59: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

lixBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 : Peta Kabupaten Tapanuli Tengah danPosisi Kota Barus ................................... 12

Gambar 2 : Gapura Selamat Datang di Kota BarusKota Bertuah ......................................... 24

Gambar 3 : Pantai Indah di Kota Barus .................... 40Gambar 4 : Makam Syeikh Mahmud Barus

di Papan Tinggi...................................... 41Gambar 5 : Tugu Titik Nol Peradaban Islam

Nusantara di Barus yang Diresmikanoleh Presiden Jokowi pada Tanggal24 Maret 2017 ....................................... 54

Gambar 6 : Prasasti Kilometer O Peradaban IslamNusantara Barus yang DitandatanganiPresident Jokowi 24 Maret 2017 ........... 60

Gambar 7 : Presiden Jokowi Mengunjungi KawasanObjek Wisata Religi PemakamanMahligai Barus ...................................... 65

Gambar 8 : Presiden Jokowi Mengunjungi ObjekWisata Religi: Pemakaman MahligaiBarus ..................................................... 66

Gambar 9 : Bupati Tapteng Bakhtiar AhmadSibarani bersama dengan Wakilnya danKetua DPRD Tapteng serta Wakil, saatDiskusi Bersama dengan 20 Mahasiswa

lix

Page 60: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

lx Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Penerima Beasiswa dari PemkabTapteng pada 30 Juni 2020 ................ 206

Gambar 10 : Bupati Tapteng Bakhtiar AhmadSibarani Saat Melakukan PeletakanBatu Pertama Masjid Al MusliminPada 8 Mei 2020.................................. 207

Gambar 11 : Sambutan Bupati Bakhtiar AhmadSibarani dalam Peletakan BatuPertama Pembangunan MasjidAl-Muslimin ........................................ 207

Gambar 12 : Bupati Tapteng Bakhtiar AhmadSibarani (kedua dari kiri) Menyerah-kan Proposal Pembangunan MasjidAl-Muslimin Pandan dan Masjid RayaBarus kepada Ketua DPRD ProvinsiSumatera Utara Wagirin Arman(4 Juni 2018 di Gedung DPRD SU) ..... 208

Page 61: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

lxiBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Jumlah Penduduk dan KepadatanPenduduk Kecamatan Barus Tahun 2018 . 30

Tabel 2 : Jumlah Penduduk Menurut JenisKelamin Perkecamatan Tahun 2018 ......... 30

Tabel 3 : Jumlah Penduduk Menurut Agama yangDianut dalam Persentase % di KecamatanBarus Tahun 2012 ..................................... 33

Tabel 4 : Jumlah Sarana Ibadah Menurut Agama diKecamatan Barus Tahun 2012 .................. 34

lxi

Page 62: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

lxii Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 1 : Six Socio-Historical Categories of TheTheory of Islamic History (EnamKategori Teori Sejarah Islam) ............ xxxvii

Diagram 2 : Teori Masuknya Islam di Indonesia .. xxxviiiDiagram 3 : Teori Perkembangan Keberagamaan

Teori Jachim Wach ............................ lii

lxii

Page 63: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

lxiiiBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

DAFTAR SINGKATAN

ASN : Aparatur Sipil NegaraC : CenturyCOREMAP : Coral Reef Rehabilitation and Management ProgramEFEO : Ecole Francaise D’extreme-OrientFGD : Focused Group DiscussionH : HijriyahJBMI : Jamiyah Batak Muslim IndonesiaKBBI : Kamus Besar Bahasa IndonesiaLIPDK : Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Dinas Kelautan

dan PerikananM : MasehiPPAN : Pusat Penelitian Arkeologi NasionalPPAN : Pusat Penelitian Arkeologi NasionalQS : Quran SurahRI : Republik IndonesiaSDM : Sumber Daya ManusiaSKPD : Satuan Kerja Perangkat DaerahSTIT HASIBA : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hamzah Al-

Fansuri Barus.Sumut : Sumatera UtaraSWT : Subhana Wa Ta’alaUIN : Universitas Islam NegeriUMSU : Unversitas Muhammadiyah Sumatera Utara

lxiii

Page 64: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

lxiv Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

UNIMED : Universitas Negeri MedanVOC : Verenigde Oostindische Compagnie

Page 65: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

lxvBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

DAFTAR ISI

Acknowledgements ................................................... vSekilas dari Editor ..................................................... xPrakata Penulis ......................................................... xixDaftar Gambar .......................................................... lixDaftar Tabel .............................................................. lxiDaftar Diagram ......................................................... lxiiDaftar Singkatan ...................................................... lxiiiDaftar Isi ................................................................... lxv

BAB IPENDAHULUAN .................................................... 1

A. Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islamdi Nusantara ........................................................ 1

BAB IIGAMBARAN UMUM KECAMATAN BARUSDAN SEKITARNYA ................................................ 12A. Profil Kecamatan Barus ....................................... 12

1. Kota Barus ....................................................... 132. Pahlawan dari Barus ........................................ 18

B. Sejarah Daerah ..................................................... 19C. Letak Geografis .................................................... 27D. Agama dan Etnis .................................................. 30E. Perekonomian ...................................................... 34

lxv

Page 66: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

lxvi Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

1. Sektor Perikanan.............................................. 342. Pertanian.......................................................... 373. Industri ............................................................ 384. Jasa .................................................................. 385. Perdagangan .................................................... 39

F. Sarana Pendidikan ............................................... 39G. Potensi Wisata ...................................................... 41H. Hubungan Jazirah Arab dengan Barus ............... 47

BAB IIIKORELASI BARUS SEBAGAI TITIK NOLPERADABAN ISLAM NUSANTARA DENGANPERKEMBANGAN AKIDAH ISLAM ................... 54A. Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam

Nusantara ............................................................ 54B. Kualitas Akidah dalam Keberagamaan

Masyarakat Islam ................................................. 67C. Perkembangan Akidah Islam Sejak Abad ke 7

Masehi Hingga Sekarang ..................................... 110

BAB IVAKIDAH ISLAM DAN PERKEMBANGANKEBERAGAMAAN MASYARAKAT ISLAMDI BARUS ................................................................ 157A. Akidah dan Keberagamaan Masyarakat Muslim

di Barus ................................................................ 157B. Akidah dan Kehidupan Sosial, Politik, dan

Ekonomi Masyarakat Muslim di Barus ................ 174C. Akidah dan Toleransi Umat Islam di Barus ......... 197

Page 67: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

lxviiBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

BAB VPENUTUP ................................................................ 210A. Kesimpulan ........................................................... 210B. Saran-Saran ......................................................... 212

GLOSSARIUM ......................................................... 216BIBLIOGRAFI ......................................................... 221TENTANG PENULIS .............................................. 229TENTANG EDITOR ............................................... 231

Page 68: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

lxviii Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Page 69: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

1Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

BAB I

PENDAHULUAN

A. Barus Sebagai Titik Nol Peradaban IslamDi Nusantara

Barus adalah sebuah kota kecamatan yang termasukdalam jurisdiksi Kabupaten Tapanuli Tengah di SumateraUtara. Kabupaten Tapanuli Tengah yang beribukota

di Kota Pandan yang terletak percis di sisi pantai nan indahdi sebelah barat menghadap Samudra Hindia (Indian Ocean).Saat tulisan ini dibuat, Kabupaten Tapanuli Tengah dipimpinoleh seorang Bupati terpilih yang masih muda dan energikyaitu Bakhtiar Ahmad Sibarani dengan wakilnya Darwin Sitompul(2017-2022). Bupati Bakhtiar Ahmad Sibarani adalah putraasli Barus dan para leluhurnya juga berasal dari kota Barusyang sangat terkenal sejak abad ke 7 Masehi. Sebagai putradaerah, beliau juga sangat berkomitmen untuk membangunTapanuli Tengah menjadi salah satu daerah yang dapat dibanggakanoleh masyarakatnya.

Sejarah mencatat bahwa sejak abad ke 7 Masehi, Barussebagai pelabuhan di sebelah barat Pulau Sumatera memangsudah terkenal di kalangan para pedagang dari Eropa, TimurTengah, India dan Tiongkok. Rempah-rempah seperti kapurbarus (campher), kemenyan (styrax benzoin) dan lada ataumerica (piper nigrum) menjadi komoditas dagang yang sangat

1

Page 70: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

2 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

diminati oleh para pedagang tersebut di atas. Dengan singgahnyakapal-kapal dagang khususnya pedagang dari Timur Tengahyang notabene beragama Islam, menjadikan Barus sebagaikota persinggahan yang terkenal bagi pedagang Muslim. Parasejarawan menduga umat Islam sudah ada di sana sejak abadke 7 Masehi dan atau pada abad ke 13 Masehi.

Bagaimana keberadaan masyarakat Muslim dan aktivitaskeberagamaannya di kota Barus jika dikaitkan dengan implementasiakidah Islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam.Bagaimana perkembangan akidah Islam dalam kurun waktuyang panjang tersebut, dan bagaimana pula perkembangansosial, politik, ekonomi dan toleransi antar umat beragamapada masyarakat Barus akan dianalisis dalam tulisan ini.

Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-’aqdu( ) yang berarti ikatan, at-tautsiiqu ( ) yang berartikepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu ( )yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthubiquw-wah ( ) yang berarti mengikat dengan kuat.

Sedangkan menurut istilah (terminologi), akidahadalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguansedikit pun bagi orang yang meyakininya.1

Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguhdan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaankewajiban, bertauhid dan taat kepadaNya, beriman kepada para

العقد

1Lihat, Nashir bin ‘Abdul Karim al-’Aql, Buhuuts fii ‘AqiidahAhlis Sunnah wal Jamaa’ah, h. 11-12, Cet. II/ Daarul ‘Ashimah/ th.1419 H, Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah, h. 13-14. Juga Lihat,karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd dan Mujmal UshuulAhlis Sunnah wal Jamaa’ah fil ‘Aqiidah (Daarul ‘Ashimah/ th. 1419H), h. 11 – 12.

التـوثيق الإحكام

الربط بقوة

Page 71: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

3Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, hari Akhir, takdirbaik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telahshahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’(konsensus) dari salafush shalih, serta seluruh berita-beritaqath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyahyang telah ditetapkan menurut Alquran dan As-Sunnahyang shahih serta ijma’ salaf as-shalih.2

Dari penjelasan di atas jelas bahwa akidah merupakanhal yang pokok dan prinsip-prinsip dasar yang wajib diketahuidan dilaksanakan oleh setiap muslim yang di dalamnya ajaranIslam terdapat hubungan vertical dalam hal ini hablum minallahdan hubungan horizontal yakni hubungan antar sesamamanusia hablum minannas di dunia. Dengan demikian hubunganvertical dan horizontal dengan ikatan akidah yang kuat danteguh akan membawa manusia ke arah kedamaian hidupdan juga kesejahteraan di dunia dan di akhirat. Akidah Islamiyahyang kuat merupakan fondamen bagi setiap muslim dalammenuju kehidupan yang bahagia dan sejahtera baik di duniamaupun di akhirat, sebagaimana firman Allah dalam AlquranSurah Al Baqaroh: 201

“Ya Allah, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia, berikanpula kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari azab/siksaneraka.” (QS. al-Baqarah : 201).3

2Nashir bin ‘Abdul Karim al-’Aql, Buhuuts fii ‘Aqiidah Ahlis Sunnahwal Jamaa’ah........ h. 13

3Lihat, Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, (Jakarta:Penerbit Lentera Abadi, Edisi 2011), h. 31

نيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار ربنا آتنا في الد

Page 72: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

4 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Bila akidah yang kuat serta melekat pada setiap muslimdan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh masyarakatmuslim secara baik sesuai dengan tuntutan ajaran Islam yangterkandung dalam Alquran dan Hadis, maka dapat dipastikanakan membawa kesejahteraan hidup bagi masyarakat muslimdi dunia dan di akhirat. Dengan hidup yang sejahtera padagilirannya akan menghasilkan inovasi-inovasi, kreativitasdan budaya atau peradaban yang tinggi sebagai kontribusiumat Islam terhadap peradaban dunia. Dalam hal ini HarunNasution (1985) mengungkapkan bahwa kontribusi yangbesar dan berskala dunia itu sudah pernah dihasilkan dandibuktikan oleh umat Islam pada Zaman Klasik (abad ke 7 –abad ke 13 Masehi), Zaman Tiga Dinasti Islam yang Besarpada abad ke 16 - abad ke 17 Masehi). Sebaliknya umat Islambeberapa kali mengalami kemunduran yang dahsyat akibatlalai dalam melaksanakan dan mempraktikkan akidah Islamyang benar dalam tatanan kehidupan sehari-hari.4

4Harun Nasution dalam hal aspek Sejarah dan Peradaban Islammembagi ke dalam tiga periode yakni: I. Periode Klasik: 650-1250 Mdibagi ke dalam dua masa yakni: a). Masa Kemajuan Islam: 650-1000M dan b). Masa Disintegrasi: 1000-1250 M II. Periode Pertengahan:1250-1800 M dibagi ke dalam dua masa yakni a). Masa KemunduranI dan b). Masa Tiga Kerajaan Besar (Kerajaan Mughal di India, KerajaanSafawi di Iran, Kerajaan Turki Usmani) dan masa ini dibagi ke dalamdua fase yakni a). Fase Kemajuan (1500-1700 M), b). Fase KemunduranII (1700-1800 M), III. Periode Moderen: 1800 M. Periode ini merupakanZaman Kebangkitan Islam dimana hal ini dimulai dengan ekspedisiNapoleon yang membawa peradaban Barat yang lebih tinggi daripadaIslam di Mesir yang berakhir tahun 1801 M. akhirnya membuka matadunia Islam, terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahanumat Islam di samping kemajuan dan kekuatan Barat. Raja dan paraPemuka Islam mulai berpikir untuk mengembalikan balance of poweryang mebahayakan Islam. Islam sedang dalam kegelapan dan kiniterbalik, Islam ingin belajar dari Barat agar bisa kembali lagi mencapai

Page 73: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

5Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Oleh sebab itu akidah bisa menjadi alat ukur atauparameter bagi maju dan mundurnya sebuah bangsa ataumasyarakat khususnya masyarakat Islam. Hal ini dapat dilihatketika Islam berada pada Masa atau Zaman Klasik dan di ZamanTiga Kerajaan atau Dinasti Besar. Begitu juga akan mengalamikemunduran seperti yang disebutkan di atas oleh HarunNasution. Lebih lanjut Harun mengatakan dengan munculnyaberbagai aliran sesat, pengabaian ajaran Islam yang benaratau pelanggaran terhadap prinsip-prinsip ajaran Islam (akidahIslam), dan fanatisme kesukuan yang tinggi di akhir-akhirmasa kekuasaan Dinasti Abbasiyah (1258 Masehi) yang kemudianmerusak keimanan dan mengabaikan akidah Islam padawaktu itu, sehingga mengakibatkan mudahnya invasi pasukanMongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan (Cucu Jengis Khan)untuk menerobos dan menghancurkan Kota Baghdad sebagaipusat peradaban Islam ketika itu tepat pada tanggal 12 Februari1258 Masehi. Dengan demikian akidah Islam bisa berimplikasiluas terhadap perkembangan, kemajuan maupun kemunduransuatu bangsa atau masyarakat di suatu daerah atau negara.5

Berbicara masalah akidah dan bagaimana implikasinyaterhadap perkembangan sebuah komunitas atau masyarakatdi suatu daerah khususnya masyarakat Islam tentu saja tidakterlepas atau sangat terkait juga membicarakan bagaimanasejarah awal adanya masyarakat itu. Bagaimana perkembanganawal adanya masyarakat itu, bagaimana pelaksanaan keber-agamaan, kehidupan sosial, politik, toleransi dan perekonomiannya,

kejayaan seperti pada Periode Klasik. Lihat, Harun Nasution, IslamDitinjau dari Berbagai Aspeknya (Jakarta: UI Press, 1985), h. 56-89.

5Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya…..h.56-89

Page 74: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

6 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

juga lembaga-lembaga pendidikan apa saja yang telah merekadirikan sehingga melahirkan peradaban Islam yang dapatberkontribusi bagi masyarakatnya maupun masyarakat diluar daerahnya, tentu akan dibahas pada penelitian ini.

Dari berbagai uraian di atas maka peneliti berpendapatkalau Barus yang pernah disebut sebagai pusat perdabanIslam di bagian barat Nusantara sejak abad ke 7 Masehi jugapantas dan sangat layak untuk diteliti atau dianalisis bagaimanaperkembangan akidah Islam yang dianut masyarakatnya.

Daerah Barus atau sekarang lebih dikenal sebagai KecamatanBarus di mana terdapat Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantaraterletak di Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi SumateraUtara terkenal sebagai kota tua dan banyak terdapat sisa-sisa peradaban kuno yang menunjukkan bahwa Barus sebagaipelabuhan di bagian barat Sumatera pernah menjadi persinggahankapal-kapal niaga asal Timur Tengah seperti; India dan Tiongkokuntuk membeli kapur barus (campher) atau kemenyan (Styraxbenzoin). Barus oleh sebagian sejarawan dipercaya sebagaitempat pertama kali Islam masuk ke Nusantara walaupunhal ini masih debatable di kalangan sejarawan.

Persoalannya adalah bahwa dalam hal ini peneliti sekalilagi tidak mempersoalkan apakah Penetapan Titik Nol Islamdi Barus Sebagai Peradaban Nusantara oleh Presiden Jokowiadalah tempat yang benar atau tidak, karena dari berbagaipendapat para ahli sejarah tentang hal ini masih debatable(masih bisa didiskusikan dari berbagai aspek). Hal tersebutdianggap wajar karena tidak adanya peninggalan sebuahkerajaan Islam yang besar di Tapanuli khususnya di Barus.Tidak seperti di Aceh adanya Kerajaan Islam Besar SamudraPasai misalnya, atau adanya Kesultanan Melayu Deli yang

Page 75: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

7Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

pernah berkuasa di daerah Sumatera Timur dan meninggalkansitus-situs budaya yang sampai hari ini bisa dilihat sepertiIstana Maimun, Masjid Raya Al-Mashun Medan, Masjid Labuhan,dan atau kerajaan Islam Mataram yang besar di Jawa.6

Dari berbagai uraian di atas terlepas Penetapan TitikNol Islam Sebagai Peradaban Nusantara oleh Presiden Jokowiadalah tempat yang benar atau tidak. Dari 5 teori masuknyaIslam di Nusantara, hanya teori Gujarat yang menyatakanIslam masuk ke Nusantara pada abad ke 13 Masehi, sementara4 teori lainnya menyatakan pada abad ke 7 Masehi. Namun

6Penjelasan Prof. Dr. Usman Pelly seorang antropolog UNIMED,Bahwa kedatangan Islam ke Tapanuli, tidak ada pendakwah sepertiWali Songo yang dapat berselancar dengan penetrasi damai (pen-etration of pacific) dan akluturasi budaya, dari keluarga ke keluarga,dari desa ke kota dan sebaliknya. Wali Songo secara gemilang telahmenghasilkan penetrasi Islamis sampai sebuah kerajaan yang besarseperti Majapahit dapat dilebur menjadi kerajaan-kerajaan Islamyang berjaya (Demak, Pajang dan Mataram). Dari kacamata kolonialBelanda, masyarakat Aceh yang terkenal heroik karena ketaatanmereka terhadap ajaran Islam dan Sumatra Barat (Minangkabau)yang berjaya dengan mengutamakan pendidikan Islam modern, dikhawatirkan,kalau keduanya bersatu, maka mustahillah bagi pemerintah Belandauntuk menjalankan misi kolonialisme imperialismenya. Sebab itu,kesatuan Aceh dan Minangkabau (Sumatra Barat harus) disekatatau diputus. Kebijakan ini yang dikenal sebagai “kebijakan penyekatan”(wedge policy) yang harus segera dilakukan. Agar kedua daerah ituAceh dan Sumatra Barat tidak bersatu (seperti juga Sulawesi Selatandan Sulawesi Utara (Gorontalo), disekat dengan kristenisasi Toraja).Strategi “devide et impera” atau politik pecah belah atau adu dombaini memang perlu dilakukan oleh pemerintah Kolonial Belanda.Strategi inilah yang dikatakan “a must,” sesuatu yang sesegera mungkinharus dilaksanakan. Lihat, Usman Pelly dalam makalahnya, DinamikaIslam di Tapanuli (Medan: Seminar International di Gedung PascasarjanaUMSU tentang Masuknya Islam di Tapanuli dan Barus Sebagai TitikNol Peradaban Islam Nusantara, 2019), h. 3.

Page 76: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

8 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

para ahli sejarah sependapat kalau Barus adalah sebuahtempat yang pada abad ke 7 Masehi merupakan pelabuhanlintasan atau sebagai pusat perdagangan di bagian barat Nusantaradi mana para pedagang Arab abad ke 7 Masehi sudah mengenalnyasebagai tempat penghasil kapur barus (campher) dan kemenyanstyrax benzoin) yang pada waktu itu sangat diperlukan sebagaibahan pengawet mayat dan pewangi bagi bangsa-bangsa diTimur Tengah.7

Setelah Penetapan Titik Nol di Barus Sebagai PeradabanIslam Nusantara oleh Presiden Jokowi pada hari Jumat tanggal24 Maret 2017, yang menunjukkan bahwa pada abad ke 7Masehi sudah ada peradaban Islam Nusantara yang dimulaidari Barus. Barus yang saat ini sebagai sebuah kota kecamatanadalah masuk dalam jurisdiksi Kabupaten Tapanuli TengahProvinsimSumatera Utara.

Suatu hal yang menjadi persoalan adalah mengapasetelah lebih 14 abad sejak dari abad ke 7 Masehi. Kota Barusyang merupakan Titik Nol Islam sebagai Peradaban Nusantarahingga kini merupakan daerah yang perkembangan akidahkeberagamaannya sangat lamban dan tidak dinamis bahkantidak produktif. Bila dilihat dari peninggalan situs-situs sepertimakam-makam para ulama baik lokal maupun dari negara-negara Timur Tengah semisal Persia, Yaman dan Tanah Arabdan lain-lain, maka seyogianya Barus atau daerah sekitarnyapasti sudah tumbuh peradaban Islam seperti adanya perguruan-

7Dijelaskan juga bahwa orang-orang Timur Tengah datang keBarus pada abad ke 7 bisa saja beragama Islam tetapi juga bukanberagama Islam, bahkan memeluk agama lainnya. Karena merekadatang ke Barus hanya sekedar sebagai peniaga bukan sebagai penyebaragama Islam (penulis).

Page 77: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

9Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

perguruan tinggi sekelas Al Azhar di Mesir, Perguruan TinggiIslam di India dan Universitas Cordova yang masih ada diSpanyol. Juga akan kelihatan bangunan-bangunan arsitekturIslam kuno seperti masjid atau monumen Islam yang menakjubkanserta menunjukkan bahwa dahulu Islam pernah berjaya diBarus. Bahkan perkembangan Akidah Islam juga sangatmemperihatinkan dan tergerus dengan perkembangan agamamaupun kepercayaan lain. Sampai saat ini tidak ada terdapatbahkan tanda-tanda telah atau akan adanya pendirian PerguruanTinggi Islam yang besar dan bonafit.8

8Yang memperihatinkan ini dapat kita lihat langsung adanyabangunan Gereja Advent di samping Gerbang Masuk ke Makam Mahligai,juga adanya sejak lama kandang-kandang ternak babi di sekitaranjalan tangga masuk ke Makam Papan Tinggi. Bahkan Makam Raja-Raja Sorkam di Sorkam yang se wilayah dengan Barus di TapanuliTengah tidak terurus dan dekat dengan komunitas non-muslim. Begitujuga giat perkembangan ekonomi di Kecamatan Barus tidak segiatatau seramai dengan daerah-daerah lain di Sumatera Utara terutamaSumatera Bagian Timur. Fakta menunjukkan bahwa kegiatan perekonomianakan lebih semarak di sebua kota apabila terdapat pedagang-pedagangketurunan Tionghoa dengan rumah-rumah tokonya seperti di Sibolga,Pematangsiantar, Padangsidimpuan, Tebing Tinggi dan lainnya. Tidakakan kita jumpai satu pun pedagang Tionghoa yang ada di Kota Barus,padahal di awal kemerdekaan RI tahun 1945 masih banyak Orang-orang Tionghoa membuka toko-tokonya berdagang di Kota Barus. Orang-orang Tionghoa diusir keluar dari Barus akibat Agresi Militer Belandapada tahun 1948 yang mengakibatkan Barus menjadi seperti kota matidan lesu yang akhirnya sampai saat ini orang-orang Tionghoa akanmerasa trauma dan tidak aman apabila masuk kembali ke Barus. Demikianwawancara langsung peneliti dengan seorang responden sesepuh KotaBarus berumur 94 tahun bapak Masnurdin Tanjung dan Bapak ZuardiMustafa Simanullang salah satu cucu Sesepuh Kota Barus, dan paratokoh pemuda lainnya di sebuah Kedai Kopi percis di samping TuguTitik Nol Peradaban Islam Nusantara pada hari Sabtu 12 Oktober 2019jam 10.00 – 12.00 WIB. (penulis)

Page 78: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

10 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Berdasarkan kondisi yang langsung peneliti lihat di atas,maka menjadi suatu keharusan, dan masalah ini pentingbagi penulis untuk meneliti, mengkaji serta menganalisismengapa perkembangan akidah Islam di Tapanuli Tengahkhususnya di Barus sebagai Titik Nol Islam Peradaban Nusantarasepertinya tidak sesuai di lapangan yang dilihat oleh masyarakatdengan kenyataan dan fakta yang ada (das sein – das sollen).Seandainya Barus sejak abad ke 7 Masehi sudah menjadibagian dari peradaban Islam Nusantara, mengapa agamaIslam maupun bisa dikatakan kurang berkembang atau majuseperti di daerah-daerah lainnya. Bahkan tidak terdapat sesuatuyang sangat membanggakan seperti peninggalan-peninggalanatau monumen berbentuk bangunan atau lembaga pendidikanseperti Taj Mahal di India atau Perguruan Tinggi Islam Cordovadi Spanyol kecuali makam-makam tua yang masih debat-able bagi kalangan sejarahwan mengenai akurasi usianya.Akan tetapi para sejarawan sepakat kalau Barus pada abadke 7 Masehi sudah menjadi pusat perdagangan dengan parapedagang Timur Tengah (Bangsa Arab). Kesultanan Delidi Sumatera Timur (1632-1945) misalnya, meninggalkan banyakbangunan-bangunan bersejarah seperti Masjid Raya Al-Mashun,Istana Maimun, Masjid Labuhan dan sebagainya.

Oleh sebab itu menjadi sangat memprihatinkan, bahkanboleh dikatakan perkembangan akidah umat Islam di Barustergerus oleh perkembangan dan pembangunan agama non-muslim lainnya, juga kepercayaan lama yang masih adaseperti animisme dan dinamisme. Berangkat dari kenyataanyang peneliti lihat di atas, maka peneliti menganggap pentinguntuk menganalisisnya dalam sebuah karya tulis dengan judul“Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam Di Nusantara,

Page 79: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

11Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Kajian: “Akidah dan Implikasinya Terhadap PerkembanganKeberagamaan Masyarakat Islam di Barus”

Page 80: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

12 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

BAB II

GAMBARAN UMUM KECAMATAN BARUSDAN SEKITARNYA

A. Profil Kecamatan Barus.

Gambar 1:Peta Kabupaten Tapanuli Tengah dan Posisi Kota Barus

12

Page 81: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

13Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

1. Kota Barus

Kota Barus adalah sebuah kecamatan di Kabupaten TapanuliTengah, Sumatra Utara, Indonesia. Ibukota kecamatan iniberada di kelurahan Padang Masiang. Kota Barus sebagaikota Emporium dan pusat peradaban pada abad 1 – 17 Masehi,dan disebut juga dengan nama lain, yaitu Fansur.1 KecamatanBarus berada di Pantai Barat Sumatra dengan ketinggianantara 0 – 3 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Barusterletak pada Koordinat 02° 02’ 05"- 02° 09’29" Lintang Utara,98° 17’18"- 98° 23’28" Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasandengan Kecamatan Andam Dewi, sebelah Selatan denganKecamatan Sosorgadong, sebelah Timur dengan KecamatanBarus Utara, sebelah Barat berbatasan dengan SamuderaHindia (Indian Ocean).2

Pada masa lalu kapur barus (campher) dan rempah-rempah seperti kemenyan (styrax benzoin), lada atau merica(piper nigrum) merupakan salah satu komoditas perdaganganyang sangat berharga dari daerah ini dan diperdagangkansampai ke Arab, dan Parsia. Kapur barus sangat harum danmenjadi bahan utama dalam pengobatan di daerah Arabdan Persia. Kehebatan kapur ini pun menjalar ke seluruh duniadan mengakibatkan kapur barus dan juga kemenyan diburudan harganya pun semakin tinggi. Eksplorasi yang berlebihandari kapur barus ini mengakibatkan tidak ada lagi regenerasi

1Lihat, Claude Guillot (Editor), Penerjemah Daniel Perret, LobuTua Sejarah Awal Barus (Jakarta: Terbitan Yayasan Obor Indonesia,2014), h. 9

2Koordinator Statistik, Kecamatan Barus, Buku Statistik DaerahKecamatan Barus, (Tapteng: BPS, 2012), h. 1. Lihat juga, BPS KabupatenTapanuli Tengah/BPS-Statistics of Tapanuli Tengah Regency, Dicetakoleh/Printed by: CV BIMA MASA (Cetakan I: September 2018)

Page 82: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

14 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

dari pohon yang berusia lama ini. Saat ini sangat susah menemuipohon kapur barus, kalaupun ada umurnya masih belummencapai usia memproduksi bubuk yang ada di tengah batangpohon.3

Barus sebagai kota tua, menjadi salah satu tujuan wisatabagi para peneliti arkeologi Islam, baik dari dalam negerimaupun dari luar negeri, khususnya di Lobu Tua di manapeneliti Prancis dan Indonesia melakukan eksplorasi arkeologi.Saat ini kita dapat melihat peninggalan sejarah Islam di Barus,yaitu dengan adanya makam Papan Tinggi dan makam Mahligai.4

Sejarah mencatat bahwa Barus dalam sumber-sumberinternasional sangat terkenal di antara banyaknya jeniskomoditi dagang internasional, terdapat dua jenis komoditashasil hutan khas Nusantara yang memiliki daya pikat tinggi,sangat dicari, dan bahkan harganya hampir disetarakan denganemas. Komoditas tersebut adalah kapur barus dan kemenyanyang banyak tumbuh di hutan-hutan Sumatera bagian utara.Keberadaan kapur barus (campher) di kawasan ini kemungkinanbesar yang belakangan menjadi latar belakang penamaansalah satu bandar dagang penting di Pantai Barat Sumaterayaitu Barus. Tempat ini bahkan telah diberitakan oleh ClaudiusPtolemaeus pada abad ke-2 Masehi dalam bukunya GeographykeHyphegeiss yang menyebut Barus sebagai Barousai (Ambary,1998).5

3Lihat, Claude Guillot (Editor), Penerjemah Daniel Perret, LobuTua Sejarah Awal Barus.............., h. 9

4Lihat, Claude Guillot (Editor), Penerjemah Daniel Perret, LobuTua Sejarah Awal Bh. 10

5Ichwan Azhari, “Politik Histiografi” Sejarah Lokal: Kisah Kemenyandan Kapur dari Barus, Sumatera Utara, (Medan: Jurnal Sejarah danBudaya, Tahun Kesebelas Nomor 1, Juni 2017), h. 10-11.

Page 83: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

15Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Besarnya animo pedagang asing pada masa lalu terhadapperdagangan kapur barus dan kemenyan juga terbukti darikeberadaan Prasasti Tamil yang ditemukan di Desa Lobu Tua,Kecamatan Andam Dewi pada tahun 1873 oleh kontrolir Belandadi Barus bernama Dr. J. Brandes. Berdasarkan analisis epigrafiyang dilakukan oleh Y. Subbrayalu disebutkan bahwa prasastiitu adalah prasasti dari perkumpulan pedagang Tamil yangbermukim di Lobu Tua bernama “Yang Ke Lima Ratus DariSeribu Arah” dengan tarikh 1010 Saka atau 1008 Masehi (Guillot,2002:22). Meskipun di dalam prasasti tersebut tidak disebutkanjenis komoditas dagang seperti kapur barus maupun kemenyan,akan tetapi prasasti itu dapat menjadi bukti keberadaan kelompokpedagang Tamil yang mendiami Lobu Tua hampir tiga abaduntuk mendapatkan kapur barus dan kemenyan dari sumbernyalangsung.6

Pentingnya kapur barus dan kemenyan sebagai komoditasdagang juga dapat ditelusuri melalui catatan dan laporanperjalanan yang ditulis oleh pedagang-pedagang asing sepertibangsa Armenia, Tamil, Arab, Persia, China, Melayu, Jawa danEropa. Selain itu historiografi mengenai kapur barus dan kemenyanjuga telah diteliti, ditulis, dan diterbitkan oleh para penelitidalam skala internasional. Catatan dan laporan perjalananbangsa-bangsa asing tersebut serta berbagai karya tulis yangdihasilkan oleh para peneliti mengenai kapur barus dan kemenyanmerupakan literatur penting yang harus diulas untuk mengkajikapur barus dan kemenyan sebagai komoditas dagang pentingpada masa lalu.7

6Ichwan Azhari, “Politik Histiografi” Sejarah Lokal: Kisah Kemenyandan Kapur dari Barus, Sumatera Utara……………h. 10

7Ichwan Azhari, “Politik Histiografi” Sejarah Lokal: Kisah Kemenyandan Kapur dari Barus, Sumatera Utara………. h. 11

Page 84: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

16 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Keberadaan kapur barus dan kemenyan sebagai salahsatu komoditi dagang cukup berpengaruh terhadap eksistensidan berkembangnya bandar-bandar pelabuhan yang adadi Pulau Sumatera. Di Barus misalnya, perdagangan kapurbarus dan kemenyan menjadi salah satu indikator maju danmundurnya pelabuhan di kawasan tersebut. Sumber-sumbertertulis asing juga sering kali menginformasikan mengenaiperdagangan kapur barus dan kemenyan yang banyak diambildari hutan-hutan di Sumatera. Oleh sebab itu untuk menelisikseberapa besar peran kapur barus dan kemenyan dalam diasporaperdagangan Nusantara abad ke-7 Masehi sampai abadke-20 Masehi maka tidak dapat dilepaskan dari keberadaansumber-sumber asing tersebut. Sumber-sumber sejarah itumenjadi salah satu literatur utama dan pijakan awal untukmengkaji historiografi kapur barus dan kemenyan dalamperdagangan internasional kuno hingga modern di Nusantara.Sumber-sumber tertulis asing yang dimaksud adalah berasaldari sumber Arab, Persia, Armenia, Tamil, China dan Eropa.8

Lokasi sumber kapur barus yang paling sering disebutdalam sumber-sumber asing adalah tempat bernama Fansur.Akan tetapi terdapat perbedaan pendapat dari beberapa ahlimengenai di mana lokasi bernama Fansur itu saat ini. E.Edward McKinnon berpendapat bahwa Fansur terletak diujung barat Aceh dengan nama Teluk Pancu. Hipotesis tersebutdiperkuat dengan pertimbangan letak geografis dan datadari berbagai sumber sejarah seperti sumber Armenia abadke-12 Masehi, Arab yang ditulis oleh Sulaiman al-Mahri padaabad ke-17 Masehi, sumber dan peta-peta Eropa yang menyebut

8Ichwan Azhari, “Politik Histiografi” Sejarah Lokal: Kisah Kemenyandan Kapur dari Barus, Sumatera Utara………. h. 11

Page 85: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

17Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

nama Panchu di bagian barat Aceh dari abad ke-18 sampaike-19 Masehi (McKinnon, 2016). Uraian McKinnon ini memberidimensi baru tentang Fanchu yang menurutnya ada di UtaraAceh dan bukan di Pantai Barat Sumatera Utara. Bisa jadi menurutMckinnon dengan kapal kecil Kapur dari Barus itu dibawake Pancu dan dari Pancu di perdagangkan ke dunia internasional.9

Kéram Kévonian berpendapat letak lokasi Fansur yangbanyak disebut dalam sumber-sumber asing saat ini belumjelas. Dia mengusulkan tiga lokasi yang kemungkinan dimaksuddengan Fansur yaitu Barus, sebuah kota di Semenanjung Malayadan seluruh kawasan pantai barat Sumatera (Barus) – bagianutara pantai timur Sumatera. Pendapatnya itu didasarkanpada sumber Arab yang ditulis oleh Sulayman al-Mahri danIbn Khordadbih, sumber Armenia dan sumber Eropa (Kevonian,2002). Selain itu Roderich Ptak berpendapat bahwa Fansurterletak di Barus. Sumber sejarah dan peta-peta Cina dari DinastiMing seperti Peta Mao Kun, dokumen resmi Ming Shilu, laporanekspedisi Zheng He dan buku sejarah Ming Shi dinilai meng-gambarkan Fansur/Fansu’er/Pancur terletak di Pantai BaratSumatera yakni Barus (Ptak, 2002).10

Berikut sebahagian pakar yang terlibat dalam eksplorasimaupun pelestarian kebudayaan Barus: Prof. Dr. Hasan MuarrifAmbari (Arkeolog Islam), Prof. Dr. Ludwick Kalus, Prof. Dr.C. Guillot dan Dr Daniel Perret (arkeolog Prancis), Prof. Dr.Datok Nik Hassan Shuaimi (pakar sejarah Universiti KebangsaanMalaysia), Prof. Dr. Azyumardi Azra (pakar sejarah Universitas

9Ichwan Azhari, “Politik Histiografi” Sejarah Lokal: Kisah Kemenyandan Kapur dari Barus, Sumatera Utara………. h. 11

10Ichwan Azhari, “Politik Histiografi” Sejarah Lokal: Kisah Kemenyandan Kapur dari Barus, Sumatera Utara………. h. 11.

Page 86: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

18 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta), Prof. Dr. M. DachnelKamars, MA. (pakar administrasi pendidikan Universitas NegeriPadang), Dr. M. Nur, MS. (pakar sejarah Universitas Andalas,Padang). Dr, Fil. Ichwan Azhari, MA. (Sejarawan UniversitasNegeri Medan).11

2. Pahlawan dari Barus

Salah seorang pahlawan sebelum kemerdekaan dari KotaBarus, yang gigih melawan Belanda (Penjajah) adalah SidiMarah (Marah Sidi). Walaupun dia bukan Asli dari Kota Barus(sebagai perantau) akan tetapi perjuangan heroiknya perluditeladani. Sidi Marah tidak setuju dengan kebijakan Belandayang semena-mena terhadap rakyat. Belanda menerapkankebijakan hoofd belasting (pajak kepala atau individu), inkomstenbelasting (pajak pemasukan suatu barang/cukai), hedendisten(pajak rodi), landrente (pajak tanah), wins belasting (pajakkemenangan/keuntungan), meubels belasting (pajak rumahtangga), slach belasting (pajak penyembelihan), tabak belasting(pajak tembakau), adat huizen belasting (pajak rumah adat).12

Akibat kebijakan itu rakyatpun tertindas, Penindasanpun melahirkan konsekuensi perlawanan. Belanda sangattakut dengan penggalangan dan pengorganisasian Sidi Marahuntuk berperang dengan kaum penjajah. Salah satu pertempuranpaling heroik yang tercatat pada tanggal 4 Desember 1829bersama si Songe dengan menggempur benteng Port Tapanoelydi Poncan, di mana pertempuran itu banyak memakan korbandi pihak Belanda. Akibatnya Barus diserang habis-habisan,

11Lihat, https://id.wikipedia.org/wiki/Barus, Tapanuli_Tengah12https://id.wikipedia.org/wiki/Barus, Tapanuli_Tengah

Page 87: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

19Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

karena pihak Belanda menduga Sidi Marah sehabis menyerangPoncan mundur ke arah Barus.13

Tercatat dalam sejarah bahwa Sidi Marah berjuang mem-pertahankan Pantai Barat Tapanuli khususnya Barus hampirkurang lebih tujuh tahun. Sedang untuk pahlawan setelahkemerdekaan, salah satunya adalah Kiai Haji Zainul Arifinatau lengkapnya Kiai Haji Zainul Arifin Pohan (lahir di Barus,Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, 2 September 1909 – danmeninggal di Jakarta, 2 Maret 1963 pada umur 53 tahun).Di zaman penjajahan Belanda, Kiai Haji Zainul Arifin sudahaktif di organisasi (NU-GP Ansor), sesuatu kegiatannya yangdianggap penjajah sebagai penggalangan rakyat untuk melawanmereka. Semasa penjajahan Jepang Kiai Haji Zainul Arifinmenjadi Panglima Hizbullah Masyumi, dengan tugas utamamengkoordinasi pelatihan-pelatihan semi militer di Cibarusa,dekat Bogor. Pascakemerdekaan, Kiai Haji Zainul Arifin banyakdipercaya di legislatif dan eksekutif. Salah satu jabatan terpentingyang pernah diembannya adalah Wakil Perdana Menteri Indonesiadalam Kabinet Ali Sastroamijoyo I yang memerintah dua tahunpenuh (1953-1955). Masa jabatan 30 Juli 1953 – 12 Agustus1955, akan tetapi dalam sejarah Organisasi NU Kiai Haji ZainulArifin tercatat sebagai orang pertama yang menduduki jabatantersebut.14

B. Sejarah Daerah

Kesultanan Barus merupakan kerajaan Islam yangterletak di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. Dalam

13https://id.wikipedia.org/wiki/Barus, Tapanuli_Tengah14https://id.wikipedia.org/wiki/Barus, Tapanuli_Tengah

Page 88: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

20 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

menjalankan roda pemerintahannya, Kesultanan Barus lebihbersifat demokratis seperti halnya nagari-nagari di Minangkabau,dengan “balai” sebagai tempat permusyawaratan dan mufakat.Setiap masyarakat berperan dalam pengambilan keputusandi kerajaan. Kesultanan ini didirikan oleh Sultan Ibrahimsyahdan berakhir pada saat pendudukan Hindia Belanda padaabad ke-19 Masehi.15

Barus atau yang sebelumnya dikenal dengan Fansur,merupakan salah satu pelabuhan tua yang sudah berdagangemas serta kamper sejak ribuan tahun lalu. Menurut kronikBarus yang berjudul Sejarah Tuanku Badan Kesultanan Barusbermula dari berpindahnya anggota keluarga KesultananIndrapura ke Tarusan, Pesisir Selatan. Dari sini kemudian merekapergi ke utara hingga tiba di Barus.16

Menurut kronik itu, Kesultanan Barus didirikan oleh SultanIbrahimsyah bin Tuanku Sultan Muhammadsyah dari Tarusan,Pesisir Selatan, tanah Minangkabau. Kepergian Sultan Ibrahimsyah(Ibrahim) ke Barus setelah ia berseteru dengan keluarganyadi Tarusan. Ia pergi menyusuri pantai barat Sumatra hinggatiba di Batang Toru. Dari sini ia terus ke pedalaman menujuSilindung. Di pedalaman, masyarakat Silindung mengangkatnyasebagai raja Toba-Silindung. Di Silindung, Ibrahim juga membentukinstitusi empat penghulu seperti halnya di Minangkabau.Penghulu ini berfungsi sebagai wakilnya di Silindung. Selanjutnyaia menuju Bakara dan menikah dengan putri pimpinan setempat.

15Lihat, Claude Guillot (Editor), Penerjemah Daniel Perret, LobuTua Sejarah Awal Barus (Jakarta: Terbitan Yayasan Obor Indonesia,2014), h. 9

16Claude Guillot (Editor), Penerjemah Daniel Perret, Lobu TuaSejarah Awal Barus……h.9

Page 89: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

21Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Dari putri Batak itulah, Sultan Ibrahim memiliki putra yangbernama Sisingamangaraja.17

Setelah itu ia melanjutkan perjalanannya ke Pasaribu.Disana masyarakat setempat menanyakan dari mana asalnyadan bertujuan untuk apa datang kesana. Untuk menyenangkanhati raja, Ibrahim menjawab bahwa ia datang dari Bakaradan bermarga Pasaribu. Mendengar kesamaan marganyadengan Ibrahim, Raja Pasaribu sangatlah senang. Ia kemudianmeminta Ibrahim untuk tinggal di Pasaribu. Namun Ibrahimmerasa bahwa tempat ini tidaklah cocok untuknya. Maka bersamaraja dari Empat Pusaran (empat suku) ia pergi hingga tibadi tepi laut. Tempat ini kemudian dinamainya Barus, serupadengan nama kampung kecilnya di Tarusan, Pesisir Selatan.Disini ia diangkat sebagai raja dengan gelar Tuanku SultanIbrahimsyah.18

Pada abad ke-14 Masehi, Kesultanan Barus merupakansalah satu pelabuhan Kerajaan Pagaruyung, bersama Tikudan Pariaman, yang menjadi tempat keluar masuk perdagangandi Pulau Sumatra. Tahun 1524, Barus jatuh di bawah kekuasaan.Kesultanan Aceh. Posisi kesultanan ini kemudian menjadivassal (pengikut) Aceh hingga tahun 1668. Selama pendudukanAceh banyak penduduk Barus yang sebelumnya penyembahberhala menjadi muslim.19

Dalam perkembangannya Kesultanan Barus dipimpin

17Claude Guillot (Editor), Penerjemah Daniel Perret, Lobu TuaSejarah Awal Barus ….h. 15

18Lihat, Claude Guillot (Editor), Penerjemah Daniel Perret, LobuTua Sejarah Awal Barus ……… h. 9

19Claude Guillot (Editor), Penerjemah Daniel Perret, Lobu Tua SejarahAwal Barus….h. 9.

Page 90: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

22 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

oleh dua orang raja, yakni Raja di Hulu yang memimpin masyarakatToba-Silindung (pedalaman) dan Raja di Hilir yang membawahiorang-orang Minangkabau (pesisir) yang bermukim dari Barushingga Batahan. Pembentukan dua raja ini bertujuan untukmemberikan keuntungan terhadap dominasi Aceh di Barus,sekaligus melegitimasi kedudukan raja-raja Batak. Sejakkehadiran VOC pada tahun 1668, kedua raja ini memiliki sikapyang berbeda. Raja di Hulu menolak kehadiran VOC20 dan meng-angkat setia kepada sultan Aceh, sedangkan Raja di Hilir

20Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda(Vereenigde Oostindische Compagnie atau disingkat VOC) yangdidirikan pada tanggal 20 Maret 1602. VOC adalah persekutuan dagangasal Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia.Disebut Hindia Timur karena ada pula Geoctroyeerde WestindischeCompagnie yang merupakan persekutuan dagang untuk kawasanHindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasionalpertama di dunia sekaligus merupakan perusahaan pertama yangmengeluarkan sistem pembagian saham. Meskipun sebenarnya VOCmerupakan sebuah persekutuan badan dagang saja, tetapi badandagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitasserta hak-hak istimewa (octrooi). Misalnya VOC boleh memiliki tentara,memiliki mata uang, bernegosiasi dengan negara lain hingga menyatakanperang. Banyak pihak menyebut VOC sebagai negara di dalam negara.VOC memiliki enam bagian (Kamers) di Amsterdam, Middelburg (untukZeeland), Enkhuizen, Delft, Hoorn,dan Rotterdam. Delegasi dari ruangini berkumpul sebagai Heeren XVII atau 17 tuan. Kamers menyumbangkandelegasi ke dalam tujuh belas sesuai dengan proporsi modal yangmereka bayarkan; delegasi Amsterdam berjumlah delapan. Di kalanganorang Indonesia bahkan juga di Malaysia, VOC memiliki sebutanpopuler Kompeni atau Kumpeni. Istilah ini berasal dari kesalahanorang Indonesia ketika mengucapkan compagnie dalam bahasa Belandayang merujuk pada makna perusahaan[. Tetapi rakyat Nusantara lebihmengenal Kompeni sebagai tentara Belanda karena penindasannyadan pemerasan kepada rakyat Nusantara yang sama seperti tentaraBelanda. Lihat dalam, https://id.wikipedia.org/wiki/Vereenigde_Oostindische_Compagnie

Page 91: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

23Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

menerimanya dan menentang monopoli Aceh di Barus. Padaabad ke-19, Barus berada di bawah kekuasaan Hindia Belandadan menjadi bagian provinsi Sumatra’s Weskust yang berpusatdi Padang.21

Sebelum kemerdekaan R.I, wilayah Barus meliputi daerah-daerah yang berada di Kecamatan Barus, Manduamas, Sirandorung,Andam Dewi, Sosorgadong, Kecamatan Sorkam, Sorkam Baratdan Kolang (Korlang) yang sekarang masuk ke dalam daerahKabupaten Tapanuli Tengah. Seterusnya Kecamatan Pakkat,Parlilitan, Tara Bintang dan Onan Ganjang yang sekarangmasuk wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan. Sebagiandaerah Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam diProvinsi Aceh. Daerah Barus dulunya dikenal dengan namaBarus Raya. Nama Barus juga muncul dalam sejarah peradabanMelayu dengan penyair Mistik terkenal Hamzah Fansyuri,kemudian situs Lobutua merupakan salah satu situs kotakuno di daerah Barus yang pernah dihuni antara abad ke 9hingga abad ke 12 Masehi. Daerah Barus yang terbentangdari perbatasan Aceh Singkil dan Parlilitan juga Pakkat, kinikeduanya sudah masuk menjadi wilayah jurisdiksi KabupatenHumbang Hasundutan.22

21Lihat, Claude Guillot (Editor), Penerjemah Daniel Perret, LobuTua Sejarah Awal Barus………….h. 15

22Lihat, Zuardi Mustafa Simanullang, Barus Kota Bertuah (Barus:Pordarwis Mahligai, 2019), h. 1

Page 92: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

24 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Gambar 2:Gapura Selamat Datang Di Kota Barus Kota Bertuah

Wilayah Barus Raya terdiri atas:

- BARUS KOTA, meliputi Dewan Nagari Barus, Kota Barus,Barus Mudik, Tukka Holbung, Dewan Negeri Pasaribu Dolokberikut desa-desanya antara lain, Kinali, Ladang Tengah,Ladang Baru, Lobu Tua, Uratan, Rina Bolak, Sirami-ramian,Sogar, Pangaribuan, Parik Sinomba, Sihorbo, Purba Tua,Aek Dakka, Siharbangan, Pananggahan, Bukit Hasang,Patupangan, Sigambo-gambo, Kadei Gadang, dll.

- BARUS TIMUR, terdiri dari Dewan Nagari Sorkam, SorkamKanan, Sorkam Kiri, Pasar Sorkam, Bottot, Teluk Roban,Pahieme, Bukkit, Pagaran-Tombak, Riana Bidang, PasaribuTobing, Gotting Mahe, Hurlang dengan ibu kotanya Kolang,Sipakpahi, dan lain-lain.

- BARUS UTARA, meliputi Dewan Nagari Tukka Dolok,Kecamatan Pakkat, Kecamatan Parlilitan dan Onan Ganjang

Page 93: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

25Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

(di Tapanuli Utara, Negeri Siranggason, Negeri Simanullang,Negeri Rambe, berikut desa-desanya antara lain Batu GajaSiantar-sitanduk, Situbu-tubu, Tara Bintang, Aek Riman,Sibua Kare, Huta Ambasang, Sigalapang, Aek Sopang, Tolping,Siambaton Julu, Temba, Arbaan, Parbotihan, Sanggaran,Huta Julu, Sihikkit, Banuarea, Sijarango, Sitonong, Sampean,Kalasan, Pusuk, dan lain-lain.

- BARUS BARAT, terdiri dari Dewan Nagari SiambatonNapa, Manduamas, Gosong-Telaga, Laebutar, Singkil Baru(Suraya) berikut desa-desanya antara lain Pardomuan,Tumba, Binjohara, Pagaran-Pinang, Saragih, Purti, Balno,Rimau, Oboh, Runding, Tambisi, Sikoran, Napagalu, Bistang,Pangkalan Surambi, Lipek Kajang, Pakkiraman, Sirimo-Bunga-Tolu, Kampung Keras, Lae Gambir, Bonang, Siteraju,Namasondol, Suro, Uruk-datar, Tanjung Mas, Subulussalam,dan lain-lain.

- BARUS SELATAN, adalah samudera Indonesia yangdi depannya ada Pulau Mursala, Pulau Sorkam, Pulau Panei,Pulau Karang, Ulak Bumi, Pulau Lipan, Pulau Mangki-Gadang, Pulau Panjang, Pulau Sarok, dan Pulau Sikandang.Luas wilayah Barus Raya diperkirakan lebih dari 400.000ha., memanjang sepanjang pantai Barat Sumatera, antaraMuara Kolang di Tenggara sampai muara sungai SimpangKanan. Sungai-sungainya yang terbesar antara lain, AekRaisan melintas di negeri Kolang, Aek Sibondong, hulunyaKota Dolok Sanggul di Humbang Hasundutan dan bermuaradi Pasar Sorkam.23

23Lihat juga, BPS Kabupaten Tapanuli Tengah/BPS-Statistics ofTapanuli Tengah Regency Dicetak oleh/Printed by: CV BIMA MASA (CetakanI: September 2018)

Page 94: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

26 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Pada bulan Juni 1946 melalui sidang Komite NasionalDaerah Keresidenan Tapanuli, dibentuklah Kabupaten TapanuliTengah termasuk kota Sibolga. Seiring itu pula di TapanuliTengah mulai dibentuk kecamatan-kecamatan untuk meng-gantikan sistem Pemerintahan Onder Distrik Afdeling. Sibolgaadalah kecamatan yang pertama kali dibentuk, menyusulLumut dan Barus. Dengan demikian pada waktu itu statusBarus resmi menjadi sebuah Kecamatan. Dengan sendirinyawilayah Barus Raya sudah terbagi-bagi sesuai ketentuan yangberlaku pada saat itu. Adapun Sorkam masih dalam wilayahKecamatan Barus. Dengan Undang-Undang Darurat No. 7 Tahun1956, di Sumatera Utara dibentuklah daerah otonom kabupaten,termasuk Tapanuli Tengah. Melalui Undang-Undang itu jugaSibolga kemudian menjadi Kota Praja (Kota Madya).24

Terpisahnya Sorkam dari Kecamatan Barus didasarkanadanya ketentuan yang menyatakan bahwa setiap kabupatenharus mempunyai dua kewedanaan dan satu kewedanaanminimal harus dua Kecamatan. Wedana Barus terdiri dariKecamatan Barus dan Kecamatan Sorkam. Berdasarkan PPNo. 35/1992 tanggal 13 Juli 1992 tentang pembentukan 18kecamatan yang ada di Sumatera Utara, maka KabupatenTapanuli Tengah mendapat 2 daerah pemekaran yakni KecamatanManduamas yang merupakan hasil pemekaran dari KecamatanBarus dan Kecamatan Kolang hasil pemekaran dari KecamatanSibolga. Sesuai dengan perkembangan pemekaran wilayahyang terjadi di seluruh Indonesia, maka Kecamatan Baruspun dimekarkan berkali-kali. Dalam berberapa tahun sajamenjadi kecamatan, Manduamas dimekarkan menjadi duakecamatan yakni Kecamatan Manduamas dan Kecamatan

24https://id.wikipedia.org/wiki/Barus, Tapanuli_Tengah

Page 95: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

27Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Sirandorung. Sementara Kecamatan Barus dimekarkan lagimenjadi beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Barus, KecamatanSosorgadong, Kecamatan Andam Dewi dan Kecamatan BarusUtara.

Setelah Sorkam lepas dari Barus, maka Kecamatan Barussebelum dimekarkan mempunyai banyak nama desa dankelurahan sebagai berikut: Sibintang, Barangbang, Sosorgadong(yang kemudian menjadi nama kecamatan tersendiri), SiantarCA, Muara Bolak, Siantar Dolok, Huta Tombak, Unte Boang,Purba Tua, Huta Ginjang, Sijungkang, Pariksinomba, Sihorbo,Pananggahan, Kade Gadang, Sigambo-gambo, Kampung Solok,Pasar Terandam, Kinali, Kelurahan Pasar Batu Gerigis, GabunganHasang, Patupangan, Ujung Batu, Kelurahan Padang Masiang,Sawah Lamo, Ladang Tengah, Labu Tuo, Uratan, KampungMudik, Aek Dakka, Bondar Sihudon, Rina Bolak, Sosorgonting,Sirami-ramian, Pangaribuan, Sogar, Sigolang, Pasar OnanManduamas (sekarang menjadi ibukota Kecamatan Manduamas),Simpang III/Lae Bingke, Manduamas Lama, Siordang, Saragih,Pardomuan, Tumba CA, Sigolang, Binjohara dan SampangMaruhur.25

C. Letak Geografis

Untuk menentukan keadaan letak geografis denganpendekatan astronomi suatu daerah yang didasarkan padaletak lintang dan bujurnya maka wilayah Barus terletak beradapada Koordinat 02° 02’ 05"- 02° 09’29" Lintang Utara, 98° 17’18"-98° 23’28" Bujur Timur. Sebelum pemekaran Kecamatan Barus

25https://id.wikipedia.org/wiki/Barus, Tapanuli_Tengah

Page 96: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

28 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

berbatasan langsung dengan Provinsi Aceh dan KabupatenTapanuli Utara. Setelah pemekaran maka Kecamatan Barusberbatasan dengan:

Sebelah Timur dengan Kecamatan Sosorgadong, SebelahSelatan dengan Samudera Indonesia (Lautan Hindia), SebelahBarat Kecamatan Andam Dewi, Sebelah Utara KecamatanBarus Utara.

Kecamatan Barus mempunyai 2 Kelurahan dan beberapadesa. Kelurahannya adalah Pasar Batu Gerigis dan PadangMasiang. Kedua kelurahan ini mempunyai fungsi dan kedudukanmasing-masing. Kelurahan Pasar Batu Gerigis yang letaknyalangsung berbatasan dengan Samudera Indonesia menjadipusat perdagangan dan jasa. Di kelurahan ini berdiri gedungpusat perdagangan dan pertokoan. Gedung perkantoranlainnya adalah Kantor Pos dan Bank Sumut. Di KelurahanPasar Batu Gerigis berdiri pula Gedung SD, SMP Muhammadiyahtepat di Jl. R.A. Kartini. Bidang Jasa daerah ini merupakanpusat jasa angkutan ke luar wilayah Kecamatan Barus. Stasiunatau agen angkutan umum penumpang pusatnya di sekitarJl. K.H. Zainul Arifin. Angkutan yang dilayani adalah TujuanMedan, Sibolga, Padang Sidempuan, Dolok Sanggul dan Singkil.Karena sudah menjadi sentral pengangkutan umum, tentudi sana juga terdapat penginapan dan rumah-rumah makan.26

Sementara di Kelurahan Padang Masiang merupakanpusat pemerintahan dan pendidikan. Di kelurahan ini berdirigedung-gedung perkantoran di antaranya Kantor CamatKecamatan Barus, KAPOLSEK, KORAMIL, PLN, BRI, TELKOM,PUSKESMAS dan Kantor KUA. Gedung lain yang berdiri yakni

26https://id.wikipedia.org/wiki/Barus, Tapanuli_Tengah

Page 97: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

29Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

SD Negeri, SMP Negeri 1, SMA Negeri 1, Madrasah AliyahNegeri, Perguruan N.U, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah HASIBA)27

dan STKIP-Barus (afiliasi STKIP Padang Sidempuan).

Di antara kelurahan dan desa-desa yang berada di KecamatanBarus masing-masing mempunyai areal pertanahan yangdigunakan oleh penduduknya. Tanah-tanah tersebut tergolongsubur dan ditumbuhi oleh pepohonan dari berbagai jenis sepertipohon kelapa sepanjang pantai Samudra Indonesia. Pemanfaatantanah di Kecamatan Barus yang terdiri dari perkampunganpenduduk, persawahan, ladang, kolam, rawa-rawa dan lain-lain.

Pengungkapan secara singkat tentang letak geografisdi suatu daerah memberi pemahaman bahwa Kecamatan Barusadalah salah satu wilayah di Kabupaten Tapanuli Tengah.Adapun jarak antara Barus dengan ibukota kabupaten, KotaPandan berkisar lebih kurang 75 Km. ditempuh rata-rata lamaperjalanan 2,5 jam untuk pemakai kenderaan roda empatdan dua.

27Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hamzah Al-Fansuri Sibolga Barus(STIT HASIBA), satu-satunya Perguruan Tinggi Islam yang ada diBarus terletak di Jalan Barus –Sibolga KM 4, Kode Pos. 22564 TapanuliTengah, Prov. Sumatera Utara, didirikan pada tanggal 01 Mei 2001,status: Aktif. Sekolah Tinggi yang masih terbilang baru. Sumber ber-dasarkan wawancara dengan responden Dr. Mardinal Tarigan, MA.,mantan Kakankemenag Tapteng dan sekarang adalah KakankemenagKabupaten Nias yang juga Ketua Yayasan STIT HASIBA, di Barus padatanggal 27 Desember 2019.

Page 98: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

30 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Tabel 1Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk

Kecamatan Barus Tahun 201828

Daerah yang padat penduduknya adalah Kelurahan PasarBatu Gerigis dan Desa Pasar Terandam. Jumlah penduduk dankepadatan penduduk di Kecamatan Barus berdasarkan DinasKependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tapanuli Tengah2018 dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut:

Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Perkecamatan Tahun 201829

D. Agama dan Etnis

Sejarah mencatat bahwa, Barus merupakan wilayah awalmasuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia. Masyarakat

Kecamatan Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Jumlah Keluarga

(KK)

Kepadatan Jiwa/Km

(Jiwa) Keterangan

Barus 17.543 4.258 805

Kecamatan Laki-Laki

(Jiwa) Perempuan

(Jiwa) Jumlah

Sex-Ratio %

Barus 8.961 8.562 17.543 104,42%

28Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil KabupatenTapanuli Tengah 2018.

29Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil KabupatenTapanuli Tengah 2018.

Page 99: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

31Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

di Barus menganut tiga agama yang diakui di dunia, yakniagama Islam, Kristen Protestan dan Kristen Katholik. Bentukkeyakinan lainnya adalah kepercayaan Parmalim (UgamoMalim)30 yang merupakan agama nenek moyang suku Batak.

30Ugamo Malim adalah kepercayaan dan keyakinan terhadapPencipta alam semesta Tuhan Yang Maha Esa, Mulajadi Nabolon, yangmerupakan kelanjutan dari perkembangan simultan sistem religiuske-Tuhanan yang dianut suku Batak sejak dahulu kala. Orang Batakmemahami dan memaknai religiusitas dengan memperlakukan alamsebagai tumpuan hidup dan merupakan anugrah Mulajadi Nabolonyang harus dijaga, baik sebagai sumber kehidupan (keberadaan dirinya)maupun sebagai sumber penghidupan (keberlangsungan dan kepemilikanhidupnya). Spiritualitas memelihara alam ciptaaan Mulajadi Nabolon,dipadukan dengan rasa syukur dan berserah diri pada kuasa Sang Penciptadipelihara dengan rirual-ritual yang diselaraskan dengan kronologiKEHIDUPAN dan PENGHIDUPAN. Beberapa ritual tersebut dilaksanakandalam bentuk upacara persembahan kepada sang Pencipta. Aktivitasmempersiapkan perlengkapan upacara dan perlengkapan “Pelean”(persembahan), dilakukan dengan sangat hati-hati menurut tata laksanadan aturan ketentuan yang telah menjadi “Patik” dalam upacara terkait.Kegiatan menata persiapan upacara dan terutama menata “Pelean”persembahan dinamakan “mang-UGAMO-hon”. Selaras dengan ituorang-orang yang senantiasa melaksanakan ritual persembahan, men-dapat julukan “par-UGAMO” atau “parugama” dalam bahasa Bataklama. Sebutan “parugamo” itu kembali populer di Toba, ketika pengaruh“religiusitas – asing” sudah marak di tanah Batak, menjadi entitas danidentitas orang yang eksis dengan sistem keyakinan religiusitas asliBatak. Ugamo artinya keberaturan, penataan dengan benar. Orangsering juga menyebut atau menuliskannya Agama Malim.

Dalam bahasa Batak, orang yang menganut dan mengikuti sertamenghayati ajaran Ugamo Malim disebut par-Ugamo Malim, dandisingkatkan menjadi Parmalim. Namun dalam sebutan populer saatini, kata Parmalim sering digunakan (pihak eksternal) juga untuklembaga kepercayaan UGAMO MALIM itu sendiri. Sekumpulan orangdalam melaksanakan satu kegiatan dan satu tujuan dalam bahasaBatak disebut Punguan. Punguan Parmalim dapat diartikan sebagaiperkumpulan penganut Ugamo Malim dan wadah maupun sarana tempatperkumpulan Parmalim melakukan ritual kepercayaanya. Punguan

Page 100: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

32 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Sebagian besar penduduknya adalah suku Batak, suku lainseperti Minangkabau, Batak Toba, Mandailing, Aceh, Pakpak,Nias, Bugis dan Jawa juga dapat ditemui di daerah ini. Demikiandengan penduduk yang berasal dari keturunan Arab, India,dan Cina. Walau berbeda keyakinan dan etnis dan budaya,masyarakat tetap dapat hidup damai berdampingan dalamkebhinekaan.31

Penduduk Barus yang mayoritas berada di daerah Pesisirsebagian besar menganut agama Islam. Nilai-nilai kebudayaanPesisir telah melekat di dalam kehidupan masyarakat, halini dilihat dari ragam budaya dan bahasa Pesisir32 yang digunakanmasyarakat sehari-hari. Penduduk yang tinggal di daerah Pesisir

Parmalim (inganan parpunguan) sebagai identitas tempat ibadah danlembaga perkumpulan parmalim. lazim digunakan sejak awal berdirinya BalePasogit Partonggoan di Hutatinggi Laguboti, yang diamanahkanRaja Sisingamangaraja – Raja Nasiakbagi – Patuan Raja Malim kepadamuridnya Raja Mulia Naipospos. Lihat, BPS, “Penduduk Menurut Agamayang Dianut Wilayah Kabupaten Toba Samosir”. www.bps.go.id. Diaksestanggal 20 November 2019.

31https://id.wikipedia.org/wiki/Barus, Tapanuli_Tengah32Bahasa Pesisir Sibolga atau disingkat Bahasa Pesisir (bahasa

Pesisir: bahaso Pasisi) adalah salah satu bahasa dalam rumpun Melayuyang dituturkan oleh Suku Pesisir yang merupakan penduduk TapanuliTengah dan Sibolga, Sumatra Utara. Bahasa ini menyebar di sepanjangpesisir barat Pulau Sumatra mulai dari Mandailing Natal, Sibolga,hingga Barus. Bahasa ini dianggap sebagai salah satu dialek dalambahasa Minangkabau, karena sejarah bahasa ini dimulai dari adanya perantauMinang dari daerah Pariaman yang pergi berdagang di sepanjang pesisirbarat Pulau Sumatra bagian utara. Para perantau ini kemudian berkomuni-kasi dengan suku bangsa lain seperti Melayu dan Batak, sehingga terjadilahakulturasi dengan kedua bahasa tersebut. Bahasa ini memiliki kemiripandengan dialek Pariaman. Lihat, Setiana. Simorangkir, Struktur bahasaPesisir Sibolga. (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986). Lihat juga, CortesaoA., The Suma Oriental of Tome Pires, (London, Routledge, 1944), h. 45.

Page 101: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

33Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

umumnya mempunyai marga sesuai dengan suku induknya,sebagian besar bermarga Batak Toba seperti: Pasaribu, Sinaga,Sinambela, Simanullang, Tarihoran, Sitanggang, Sihombing,Tanjung, Pohan, Samosir, Limbong dan lain-lain. Ada juga BatakMandailing yang bermarga Nasution, Lubis, Batubara, Matondangdan bersuku Minang di antaranya marga Chaniago, Tanjungdan lain-lain. Dari etnis Nias ada marga Harefa, Lase, Laoly,Zega dan lain-lain. Begitu juga dari marga Pakpak yakni Gaja,Tumanggor dan lain-lain.33

Tabel 3Jumlah Penduduk Menurut Agama yang Dianut

dalam Persentase % Di Kecamatan Barus Tahun 201234

Julukan ‘Kota Tua’ seolah telah melekat pada daerahBarus, hal ini karena Barus memiliki sejarah panjang di Indo-nesia, sebagaimana diketahui bahwa dulunya Barus merupakanpelabuhan internasional yang disinggahi oleh berbagai pedagangyang berlabuh dari berbagai negeri di belahan dunia denganberbagai etnis dan suku untuk mendapatkan kapur barusdan rempah-rempah.35

Islam Katolik Protestan Hindu Buddha Lainnya Jumlah 67.64 10.19 19.76 - - 2.41 100%

33https://id.wikipedia.org/wiki/Barus, Tapanuli_Tengah34Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Tapanuli Tengah 2018.35Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Tapanuli Tengah 2018

Page 102: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

34 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Tabel 4Jumlah Sarana Ibadah Menurut Agama

Di Kecamatan Barus Tahun 201236

E. Perekonomian

Untuk menunjang kehidupan yang layak maka perekonomiansangat menentukan tingkat kemakmuran suatu daerah.Di Kecamatan Barus mata pencarian masyarakatnya sebagaitulang punggung penunjang kehidupan yang layak tersebut.Profesi masyarakatnya ada yang menjadi nelayan, pegawai,petani dan berdagang. Mata pencarian ini dapat dibagi menjadiberbagai sektor di antaranya sektor perikanan atau kelautan,sektor perindustrian, sektor Jasa dan perdagangan.

1. Sektor Perikanan

Sebagai daerah yang langsung berbatasan dengan SamuderaIndonesia, maka penduduk Kecamatan Barus banyak yangmenjadi nelayan. Umumnya nelayan di Kecamatan Barus sangatbergantung dari hasil perikanan laut. Desa yang menjadipusat transaksi hasil laut tersebut berada di Desa Pasar Terandamatau Kualo (istilah masyarakat setempat) dan Desa Kade Gadang.Kualo menjadi pusat kegiatan nelayan, tempat ini dilengkapidengan pelelangan ikan. Pelabuhan Kualo yang berada di DesaPasar Terandam merupakan kawasan yang paling aktif di Barus.

Masjid Musala Gereja Kuil Vihara Lainnya Jumlah 20 16 12 - - 1 49

36Sumber, Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Barus 2012.

Page 103: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

35Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Di antara kegiatan yang berkaitan dengan penangkapan ikan,terdapat pula pembuatan kapal bot, pembuatan es, kenderaanpengangkutan ikan segar ke ibukota Provinsi Sumatera Utara,Medan, ke Sibolga, Padang, Dolok Sanggul dan daerah lainnya.Penjualan ikan yang murah di daerah Barus dijajakan olehpedagang keliling bersepeda atau kenderaan sepeda motor.Masyarakat setempat menyebutnya pangalong-along. Penjualikan pun ada pada hari ‘onan’ (pekan) pada hari Sabtu danRabu.37

Sebagai sarana angkutan atau tempat bagi nelayanuntuk menangkap ikan maka diperlukan kapal motor angkutyang biasa disebut “BOT” (Berasal dari Bahasa Inggris Boat)yang berjumlah ratusan buah, terbuat dari kayu meranti dankayu kapur yang dibawa dari Pulau Mursala38 terdapat di lepaspantai Sibolga. Kapal motor ini terdiri dari badan, satu ruangankabin yang sederhana satu motor penggerak yang dapat meng-

37"Onan”, adalah pasar tradisional tempat penjualan kebutuhanharian penduduk (pada umumnya di daerah di mana banyak bermukimSuku Batak), seperti sembako dan lain-lain. Biasanya Onan dibukaatau diselenggarakan sekali seminggu atau dua kali dalam seminggu(penulis).

38Secara Geografis, Pulau Mursala berada Samudera Hindia danmasuk ke dalam wilayah adminsitratif Kabupaten Tapanuli Tengah.Pulau Mursala berada di tengah selat yang memisahkan antara PulauSumatera dan Nias. Kota paling dekat dari Pulau ini adalah Sibolgadengan jarak sekitar 22 kilometer. Luasnya 8.000 hektar dan dihunioleh segelintir penduduk saja. Kendati belum banyak yang tahu soalkeberadaan pulau indah ini, belakangan pulau Mursala sudah banyakdiincar oleh wisatawan, penyebabnya adalah saat santer gosip jikapulau ini jadi lokasi syuting Film Kingkong. Tapi kabar tersebut belumbisa dipastikan kebenarannya, hanya terlanjur banyak yang percayajika Film besutan Hollywood tersebut pernah syuting pada 2005 lalu.Lihat, google.com.pulaumursala.

Page 104: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

36 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

angkut antara 170 hingga 280 m3. Di samping Bot para nelayanjuga memberdayakan sarana angkutan perahu jongkong (jukung),perahu papan (biduk), motor tempel (sitempel), bagan tancapdan bagan perahu.

Untuk menunjang sarana perlengkapan angkutan dantempat maka para nelayan memakai peralatan penangkapanberupa jaring atau pukat. Di daerah Barus sekitarnya terdapatlahpukat payang, pukat pantai/dogal, pukat kantong, perangkapbubu, rawai, pancing, jaring insang tetap, jaring lingkar danjaring insang hayut. Selain melaut, para nelayan pun mem-punyai kegiatan lain seperti pembuatan keranjang, perbaikanjaring dan tempat penjemuran ikan.39

Catatan terakhir pada tahun 2018 menurut InformasiLaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah KabupatenTapanuli Tengah Tahun Anggaran 2018. Bahwa Urusan Kelautandan Perikanan Produksi perikanan Kabupaten Tapanuli Tengahtahun 2018 meliputi hasil tangkap ikan laut sebesar 40.430Ton, hasil tangkap perairan umum sebesar 1.230 Ton, hasilbudidaya kolam 278.895 Ton, hasil budidaya tambak 139,44755Ton dan hasil budidaya keramba jaring apung sebesar 46.482,5Ton. Produksi ini diharapkan dapat ditingkatkan pada tahun-tahun yang akan datang sehubungan dukungan pemerintahyang cukup besar selama ini kepada masyarakat dan kelompoknelayan di Kabupaten Tapanuli Tengah. Pada tahun 2017diserahkan Kartu Nelayan sebanyak 646 orang.40

39https://id.wikipedia.org/wiki/Barus, Tapanuli_Tengah40Lihat, Menurut Buku Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Anggaran 2018, h. 14.

Page 105: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

37Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

2. Pertanian

Selain nelayan, masyarakat Barus mempunyai penghasilandari hasil pertanian. Wilayahnya terdapat hamparan sawahyang ditanami padi. Hasil panen padi diperlukan oleh masyarakatuntuk kebutuhan sehari-hari. Oleh karena tanah persawahannyakebanyakan mengharapkan air hujan, maka selesai panenmasyarakatnya tak dapat berbuat banyak untuk membuathasil pertanian yang lain.41

Urusan Pertanian Kebutuhan beras Kabupaten TapanuliTengah Tahun 2018 sebesar 55.200 Ton, sedangkan produksiberas 92. 410 ton, dari angka ini dapat dilihat produksi berasmelebihi dari kebutuhan. Untuk perkembangan produksi tanamanpangan seperti ubi kayu mengalami peningkatan di manatahun 2018 sebesar 3.200 ton, sedangkan di tahun 2017 sebesar4.094 ton. Populasi ternak ayam kampung adalah yang terbesaryaitu sebanyak 574.137 ekor diikuti dengan populasi ternakbabi sebesar 75.705 ekor. Sementara urusan kehutanan, dimana Pelaksanaan Urusan Kehutanan sejak tahun 2017 sudahtidak menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota telahdialihkan ke Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara. Informasiini diperoleh dari Laporan Penyelenggaraan PemerintahanDaerah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Anggaran 2018.Mengenai Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral PelaksanaanUrusan Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2018 dilaksanakanoleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Hasil monitoringdi Tapanuli Tengah dari 12 kecamatan tedapat 32 unit PLTD/Genset, 1 unit PLTA, 1 unit PLTU, 2 unit PLTMH dan 50 unitPLTS. Pengawasan dan penertiban kegiatan pertambangan

41Menurut Buku Informasi Laporan Penyelenggaraan PemerintahanDaerah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Anggaran 2018, h. 14.

Page 106: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

38 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

rakyat yang berpotensi merusak lingkungan ada di 10 kecamatanseperti Kecamatan Pandan, Sorkam, Badiri, Sitahuis, Sarudik,Andam Dewi, Pasaributobing, Tukka dan Tapian Nauli di manapotensi kerusakannya adalah abrasi dan longsor.42

3. Industri

Di Kecamatan Barus berkembang industri usaha kecilmenengah UKM (Usaha, Kecil, dan Menengah) yang dikelolasecara perorangan. Industri itu di antaranya pengasinan ikan,kilang es batu, kilang kopi, industri pembuatan stroop (siroop),kerupuk, anyaman daun pandan.

4. Jasa

Pandai besi, bengkel mobil, bengkel sepeda motor, reperasisepeda, cas baterai, tambal ban, fotokopi, salon, tukang foto,reperasi radio/TV, bengkel perahu, bengkel las, pertukanganperabot rumah tangga, pembuatan batako, galangan kapal.Jasa angkutan, jasa penginapan (hotel) dan rumah makan(yaitu Rumah Makan Pangeran-terkenal). Di Kecamatan Barusterdapat berbagai penginapan yakni Hotel Fansyuri terletakdi Jl. A. Yani Barus, dan penginapan Pesanggarahan di KelurahanPadang Masiang.43

42Lihat, Buku Informasi Laporan Penyelenggaraan PemerintahanDaerah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Anggaran 2018, h. 14.

43Menurut Buku Informasi Laporan Penyelenggaraan PemerintahanDaerah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Anggaran 2018, h. 15.

Page 107: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

39Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

5. Perdagangan

Masyarakat yang berprofesi menjadi pedagang umumnyaberdomisili di Keluarahan Pasar Batu Gerigis. Kegiatan jualbeli dilaksanakan di onan (pasar) yang terjadi pada hari Rabudan Sabtu. Para pedagang berdatangan dari luar Barus. Pedagangsayur-sayuran datang dari Dolok Sanggul, Pakkat. Sementarauntuk kebutuhan sehari-hari disediakan masyarakat setempat.Hari Rabu dan Sabtu merupakan hari sibuk bagi bagi masyarakatBarus. Pedagang bahan material bangunan, pedagang pakaianmenempati kios-kios. Sementara pedagang sayur mayur berjualandi kaki lima.44

F. Sarana Pendidikan

Pada tahun 2011 terdapat sebanyak 247 orang guru SD,mengajar sebanyak 2.728 orang murid pada 22 sekolah. Sementarapada tingkat SLTP terdapat 142 orang guru, mengajar 1.533orang murid pada 7 sekolah. Selanjutnya pada tingkat SLTAterdapat 84 guru mengajar 1.202 orang murid pada 3 sekolah.Sementara untuk tingkat perguruan tinggi terdapat 42 tenagapengajar, yang mengajar 792 mahasiswa pada 2 PerguruanTinggi Swasta di Kecamatan ini. Selain Sekolah negeri di Kecamatanini juga terdapat sekolah swasta. Dari 22 SD/Sederajat terdapat14 sekolah negeri dan 8 sekolah swasta. Dari 7 SLTP/Sederajatterdapat 2 sekolah negeri dan 5 sekolah swasta sedangkanuntuk tingkat SLTA/sederajat hanya ada 2 sekolah negeri dan1 sekolah swasta.

44Menurut Buku Informasi Laporan Penyelenggaraan PemerintahanDaerah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Anggaran 2018, h. 16

Page 108: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

40 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Untuk tingkat pendidikan tinggi, Barus telah memilikidua perguruan tinggi yakni Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah HamzahAlfansuri Sibolga Barus (STIT HASIBA), dan Sekolah TinggiKependidikan Ilmu Ilmu Pendidikan (STKIP). Dalam bidangpendidikan di Kecamatan Barus khususnya dan KabupatenTapanuliTengah umunya sedikit agak terlambat perkembangannyajika dibandingkan dengan daerah-daerah lain. Akan tetapibukan berarti dari sini tidak lahir cendekiawan yang diseganidalam bidangnya, sebut saja Prof. Dachnil Kamars M.A (UNP),Prof. P. Marbun (UI), Dr. Bahdin Nur Tanjung (UMSU) danlain-lain, dan saat ini banyak putra-putri asal Barus sedangmelanjutkan studi di jenjang S-2 dan S-3 baik dalam dan luarnegeri.45

Gambar 3:Pantai indah di Kota Barus

45Ibid.

Page 109: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

41Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

G. Potensi Wisata

Daerah Barus sekitarnya ditinjau dari segala aspek mempunyaipotensi yang sangat besar terutama potensi pariwisatanya.Sektor pariwisata adalah wisata bahari dan keindahan alamlainnya. Hal ini didukung dengan kondisi alam dan masyarakatBarus yang ramah tamah serta banyak objek wisata yangtersebar di wilayahnya. Objek wisata pantai adalah primadonatersendiri yang dimiliki Barus. Di samping itu KecamatanBarus juga memiliki objek wisata sejarah berupa BentengPortugis dan makam-makam kuno yang merupakan makampara penyebar agama Islam tempo dulu. Makam yang terkenaladalah Makam Mahligai dan Papan Tinggi.46

Gambar 4:Makam Syeikh Mahmud Barus di Papan Tinggi.

46Lihat, Buku Informasi Laporan Penyelenggaraan PemerintahanDaerah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Anggaran 2018, h. 15.

Page 110: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

42 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

1. Makam Mahligai

Makam Mahligai47 adalah salah satu situs bersejarahyang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Kompleks ini berlokasidi Aek Dakka Kecamatan Barus 4 Kilometer dari kota Barus,dan berada pada ketinggian 15-120 meter dari permukaanlaut. Pada tahun 1963 di pemakaman inilah ditemukan makamseorang ulama terkemuka yang datang dari negeri Arab, yangkemudian diketahui dengan nama Syekh Rukunuddin yangwafat pada 13 Syafar tahun Ha-Mim atau 48 Hijriyah dalamusia 102 tahun 2 bulan 10 hari, batu nisan aslinya di bawake Medan pada tahun 1964 untuk disimpan di Musium NegeriSumatera Utara dalam rangka pengamanan dan untuk keperluanseminar masuknya Islam pertama di Sumatera Utara. SelainSyekh Rukunuddin, di kompleks pemakaman ini juga ditemukanmakam para ulama lainnya seperti Syekh Muazzamzyah, SyekhZainal Abidin Ilyas, Syekh Imam Khatib murid dari Syekh Muaz-zamsyah dan makam pemuka agama lainnya. Areal pemakamanMahligai luasnya mencapai 1 hektar dengan dilatarbelakangipersawahan penduduk.48

Pada tahun 1978 kompleks pemakaman Mahligai sudahditeliti oleh Tim Arkeologi Pusat Peneltian Arkeologi Nasional

47Nama Mahligai sesungguhnya berasal dari bahasa Arab yangterdiri dari dua kata yakni mahalli dan jai, mahalli berarti; tempatatau lokasi, sedang jai berarti; datang atau pendatang yang berartitempat bagi sekumpulan orang-orang yang datang yakni para saudagarArab yang berlayar ke Barus untuk mencari dan membeli rempah-rempah seperti kemenyan, lada, kapur barus. Nama Mahalli Jai lama-lama kemudian oleh penduduk setempak disebut menjadi Mahligaidan kata ini tersohor sampai saat ini. Lihat, Lihat, Zuardi Mustafa Simanullang,Barus Kota Bertuah…..h. 2

48Lihat, Zuardi Mustafa Simanullang, Barus Kota Bertuah…..h. 2

Page 111: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

43Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

(Puslit Arkenas) yang dipimpin oleh Prof, Dr, Hasan MuarifAmbary. Dari hasil penelitian mennjukkan bahwa bentuk ragamhias yang ada pada nisan kubur berupa hiasan kaligrafi danragam hias pada batu nisan kubur berbentuk kubah memberikangambaran persamaan dengan hiasan Persia yang sudah dikenaldunia sejak abad ke 6 Masehi.49

2. Pemakaman Papan Tinggi atau Tuan Tompat

Selain situs Mahligai, salah satu makam lainnya yang dianggappaling keramat oleh penduduk setempat adalah PemakamanPapan Tinggi atau Tompat berlokasi di Desa PananggahanKecamatan Barus Utara, 3,5 Km dari Kota Barus, posisi makamberada pada ketinggian 20 meter dari permukaan laut, PemakamanPapan Tinggi juga disebut juga dengan Tuan Tompat, dan untuksampai ke puncak bukit harus menaiki anak tangga sebanyak780 anak tangga.50

Di kompleks Pemakaman Papan Tinggi terdapat 7 makamdan salah satunya adalah makam seorang ulama besar padawaktu itu, panjang batu nisan antara kepala dan kaki mencapai9 meter, dan tinggi batu nisannya 2 meter, pada batu nisankuburnya tertulis: Syekh Alim Al Mukhtazam Syekh MahmudQodasallahu Rohahu Al Mukhtarach yang wafat pada tahunDal-Mim yang berarti tahun 44 Hijiriyah. Itulah sebabnyaBarus dikenal juga dengan nama AULIYA 44, dan menurutcerita atau catatan pada batu nisan kubur Syekh Mahmuddikirim oleh istrinya dari Hadramaut (Selatan SemenanjungArabiyah). Selain itu pada sebelah kiri menjelang Pemakaman

49Zuardi Mustafa Simanullang, Barus Kota Bertuah……..…h. 2.50Zuardi Mustafa Simanullang, Barus Kota Bertuah………..h. 3

Page 112: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

44 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Papan Tinggi sekitar 200 meter dari arah sebelah kanan jalanterdapat pemakaman Islam lainnya yang dikenal denganMakam Tuan Batu Ambar. Pemakaman Mahligai, PemakamanPapan Tinggi dan Pemakaman Tuan Batu Ambar telah terdaftarsebagai Situs Benda Cagar Budaya yang dilindungi oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992.51

3. Pemakaman Tuan Ibrahimsyah atau Tuan BatuBadan

Pemakaman Tuan Ibrahimsyah atau Tuan Batu Badanberada di desa Gabungan Hasang tepatnya di persimpangan3 bukit Hasang sekitar 3 Kilometer dari Kota Barus. Di kompleksini terdapat beberapa makam antara lain Makam TuankuSultan Ibrahimsyah yang lebih dikenal dengan Tuan BatuBadan yang wafat pada abad ke 7 Masehi, di sebelah makamini terdapat makam seorang perempuan Tuhar Amisyuri yangwafat pada 17 Syafar 602 Hijiriyah. Menurut cerita rakyat,Sultan Ibrahimsyah adalah seorang yang memiliki ilmu tinggidan sakti, dan sewaktu beliau wafat dimakamkan dengankepala terpisah dengan tubuhnya, di mana sewaktu dikuburdi antara badan dan kepalanya diganjal atau dihalangi denganbatu, jika tidak diganjal menurut cerita, badan dan kepalanyabersatu kembali. Itulah sebabnya makam tersebut dikenalmasyarakat setempat dengan nama Makam Tuan Batu Badan.Sekitar 200 meter dari makam tersebut arah ke Kota Barusdi sebelah kiri terdapat juga kompleks Pemakaman Muslimlainnya yang dikenal dengan Situs Tuan Maghdum. Pemakaman

51Zuardi Mustafa Simanullang, Barus Kota Bertuah………..h. 3

Page 113: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

45Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Tuan Batu Badan dan Pemakaman Tuan Maghdum juga telahdilindungi oleh Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1992.52

Selain objek wisata pantai dan pemakaman-pemakamantua ternyata Kecamatan Barus menyimpan objek wisata bahariPulau Badalu (Snorkeling di Pulau Badalu, Sumatera Utara).Objek wisata bahari Pulau Badalu tidak kalah keindahannya(Hidden Paradise) dengan Kepulauan Seribu (DKI Jakarta),Barelang (Kepulauan Riau), Lombok, Bali dll. Surat kabaronline “Berdikarinews.com” pada tanggal 1 Januari 2016 bycontributor Candra Irawan menyatakan Pulau Badalu, SurganyaSnorkeling. Jika Anda pecinta snorkeling dan sedang di SumateraUtara, sejenak berhentilah di sebuah pulau yaitu Pulau Badalu.Pulau tersebut terletak di kawasan kecamatan Barus, TapanuliTengah, Sumatera Utara. Jika berada di pulau tersebut Andaakan disuguhkan keindahan alam bawah laut menggunakanalat menyelam (diving).53

Padatnya terumbu karang di bibir pantai harus diwaspadaiagar kaki tidak terluka menginjaknya. Indahnya terumbukarang tersebut telah menjadi salah satu target tempat konservasiterumbu karang yang dilakukan Coral Reef Rehabilitationand Management Program (COREMAP) sebuah lembaga yangdinaungi oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)dan Dinas Kelautan dan Perikanan untuk menjaga kelestarianterumbu karang. Banyak jenis ikan-ikan bahwa laut sepertimoorish idol, butterfly fish, angel fish, anthias, bahkan sampailion fish dan ikan badut. Namun, beberapa ikan-ikan tersebuthanya muncul di saat-saat tertentu seperti cuaca yang baik.

52Zuardi Mustafa Simanullang, Barus Kota Bertuah………h. 453Buku Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Anggaran 2018, h. 15.

Page 114: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

46 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Kabarnya, untuk menuju ke pulau ini masih sulit karena harusmenyeberang dari Sibolga dengan biaya sekira Rp 1,5 jutadengan menyewa kapal. Pulau ini masih belum banyak dijangkaubanyak orang terbukti dari belum adanya penginapan, hanyaada beberapa rumah penduduk untuk homestay. Masalahtersebut membuat para wisatawan lebih memilih mengunjungipulau-pulau yang mudah dikunjungi. Sebagai informasitambahan bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke PulauBadalu bisa menyewa kapal langsung dari Desa Pasar Terandam,Kecamatan Barus yang relatif murah dan waktu tempuh jauhlebih singkat.54

Selama tahun 2018 berdasarkan data Dinas Pariwisata,jumlah kunjungan wisata baik masyarakat lokal dan luardaerah sebanyak 208.352 orang dan wisatawan mancanegara162 orang. objek wisata yang sering dikunjungi antara lainobjek wisata Pantai Bosur, Air Terjun Sihobuk, Makam Mahligai,Makam Papan Tinggi, Pantai Kalangan, Pantai Pandan, PantaiBinasi, Pantai Kedai Gedang, Pantai Sitiris-Tiris, serta PulauPutri dan Air Terjun Pulau Mursala.55

Sangat disayangnya potensi wisata di Kecamatan Barusbelum betul-betul belum dimanfaatkan secara maksimalmenjadi daerah tujuan wisata seperti Pulau Dewata Bali, Yogyakartadan lain-lain sehingga banyak yang terlantar dan belum dikelolasebagaimana mestinya.

54Lihat, Claude Guillot (Editor), Penerjemah Daniel Perret, LobuTua Sejarah Awal Barus (Jakarta: Terbitan Yayasan Obor Indonesia,2014), h. 16

55Lihat, Buku Informasi Laporan Penyelenggaraan PemerintahanDaerah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Anggaran 2018, h. 14.

Page 115: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

47Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

H. Hubungan Jazirah Arab dengan Barus

Di masa kepemimpinan Khalifah keempat Ali Bin AbiThalib ra., hubungan Jazirah Arab dan Barus sudah terjalinhubungan perdagangan melalui jalur laut. Letak Barus yangstrategis di pinggir laut di gugusan Pulau Sumatera bagianbarat Nusantara sangat strategis sebagai tempat berlabuhnyakapal-kapal dagang dari Jazirah Arab, Gujarat, Persia untukmencari rempah-rempah seperti kapur barus, lada dan lain-lain yang pada waktu itu menjadi rebutan komoditas perdagangandi Asia Tenggara khususnya kapur barus yang dihasilkandari pohon kanfer atau pohon Kapur, di mana dalam batangpohon kapur tersebut terkandung semacam minyak yangaromanya sangat harum. Minyak yang ada di dalam pohonkapur tersebut mengkristal dengan warna putih bersih. Sedangkanminyaknya berwarna kekuningan dan minyak tersebut dinamakanMinyak Umbil. Konon Kapur Barus inilah yang digunakan sebagaibahan pengawet mummi jenazah Fira’aun yang ada di Mesir.56

Sebelum menjadi sebuah kecamatan di Kabupaten TapanuliTengah, Sumatera Utara, Barus merupakan kota Emporiumdan pusat peradaban pada abad 1 – 17 Masehi, Barus disebutjuga dengan nama lain, yaitu Fansur.57 Kampung kecil inimerupakan sebuah kampung kuno yang berada di antarakota Singkil dan Sibolga, sekitar 414 kilometer selatan Medan.Pada zaman Sriwijaya, kota Barus masuk dalam wilayahnya.Namun, saat Sriwijaya mengalami kemunduran dan digantikan

56Lihat, Zuardi Mustafa Simanullang, Barus Kota Bertuah……. h. 557http://id.wikipedia.org/wiki/Barus,_Tapanuli_Tengah, data ada

yang di ambil dari buku Rizki Ridyasmara, Gerilya Salib di SerambiMekkah: Dari Zaman Portugis hingga Paska Tsunami, (Jakarta: Pustakaal-Kautsar, 2006), h. 5

Page 116: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

48 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

oleh kerajaan Aceh Darussalam, Barus pun masuk dalamwilayah Kerajaan Aceh. Lalu kenapa Barus di sebut sebagaikota tertua? Karena mengingat dari seluruh kota di Nusantara,hanya Barus yang namanya sudah disebut-sebut sejak awalmasehi oleh literatur-literatur Arab, India, Tamil, Yunani, Syria,Armenia, China dan sebagainya. Sebuah peta kuno yang dibuatoleh Claudius Ptolomeus, salah seorang Gubernur KerajaanYunani yang berpusat di Alexandria, Mesir, pada abad ke-2Masehi, juga telah menyebutkan bahwa di pesisir barat Sumateraterdapat sebuah bandar niaga bernama Barousai (Barus) yangdikenal menghasilkan wewangian dari kapur barus. Bahkan,dikisahkan pula bahwa kapur barus yang diolah dari kayukamfer dari kota itu telah dibawa ke Mesir untuk dipergunakanbagi pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Fir’aunsejak Ramses II atau sekitar 5.000 tahun sebelum Masehi.58

Berdasarkan buku Nuchbatuddar karya Addimasqi, Barusjuga dikenal sebagai daerah awal masuknya agama Islamdi Nusantara sekitar abad ke-7 Masehi. Sebuah makam kunodi kompleks pemakaman Mahligai, Barus, di batu nisannyatertulis bahwa Syekh Rukunuddin wafat tahun 672 Masehidan terdapat pula makam Syaikh Ushuluddin yang panjangnyakira-kira 7 meter. Ini memperkuat dugaan bahwa komunitasMuslim di Barus sudah ada pada era itu.59

58Ibid, h. 4-5. Lihat, Akhir Perjalanan Sejarah Barus, HarianKOMPAS, 1 April 2005.

59Lihat, Naskah Jawi yang dialihtuliskan dan dipetik dari kumpulannaskah Barus dan dijilidkan lalu disimpan di Bagian Naskah MuseumNasional Jakarta dengan no. ML 16. Dalam Katalogus van Ronkel naskahini yang disebut Bat. Gen. 162, dikatakan berjudul “Asal ToeroenanRadja Barus”. Seksi Jawi pertama berjudul “Sarakatah Surat Catera AsalKeturunan Raja Dalam Negeri Barus”, lihat juga Sejarah Raja-Raja Barus,

Page 117: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

49Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Sebuah tim Arkeolog yang berasal dari Ecole FrancaiseD’extreme-Orient (EFEO) Perancis yang berkerjasama denganpeneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PPAN) diLobu Tua-Barus, telah menemukan bahwa pada sekitar abadke 9-12 Masehi, Barus telah menjadi sebuah perkampunganmulti-etnis dari berbagai suku bangsa seperti Arab, Aceh,India, China, Tamil, Jawa, Batak, Minangkabau, Bugis, Bengkuludan sebagainya. Tim tersebut menemukan banyak benda-benda berkualitas tinggi yang usianya sudah ratusan tahun,dan ini menandakan dahulu kala kehidupan di Barus itusangatlah makmur.60 Hal ini dapat dibuktikan dari banyaknyapedagang Islam yang terdiri dari orang Arab, Aceh dan sebagainya,hidup dengan berkecukupan di kota Barus dan sekitarnya.61

1. Kapan Islam masuk ke Barus?

Masuknya cahaya Islam ke kota Barus juga tak terlepasdari peran Kutaraja sekarang bernama Banda Aceh yangrute pelayaran perniagaannya telah dikenal sejak zamandahulu oleh para pedagang Arab, India dan China. Adanyajalur perdagangan utama dari Nusantara – terutama Sumateradan Jawa – dengan Cina diakui oleh sejarawan G.R Tibbetts.Tibbetts meneliti hubungan perniagaan yang terjadi antarapara pedagang dan jazirah Arab dengan para pedagang dari

Ecole Franéaise d’Extréme-Orient, 1988 dan A Kingdom of Words: Languageand Power in Sumatra, Oxford University Press, 1999.

60Sagimun M.D., Peninggalan Sejarah, Masa Perkembangan Agama-Agama di Indonesia, h. 5

61Lihat juga, Sagimun M.D., Peninggalan Sejarah, Masa PerkembanganAgama-Agama di Indonesia, (Jakarta: CV. Haji Masagung, cet. 1, 1998,),h. 58.

Page 118: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

50 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

wilayah Asia Tenggara pada zaman pra Islam. Tibbetts menemukanbukti-bukti adanya kontak dagang antara negeri Arab denganNusantara saat itu. “Keadaan ini terjadi karena kepulauan Nusantaratelah menjadi tempat persinggahan kapal-kapal pedagang Arabyang berlayar ke negeri Cina sejak abad kelima Masehi”.62

Sebuah dokumen kuno asal Tiongkok juga menyebutkanbahwa menjelang seperempat tahun 700 Masehi atau sekitartahun 625 Masehi – hanya berbeda 25 tahun setelah Rasulullahsaw. menerima wahyu pertama atau sembilan setengah tahunsetelah Rasulullah berdakwah secara terang-terangan kepadabangsa Arab – di sebuah pesisir pantai Sumatera sudah ditemukansebuah perkampungan Arab Muslim yang masih beradadalam kekuasaan wilayah Kerajaan Buddha Sriwijaya. Disebutkanpula bahwa di perkampungan-perkampungan ini, orang-orang Arab bermukim dan telah melakukan asimilasi denganpenduduk pribumi dengan jalan menikahi perempuan-perempuanlokal secara damai. Mereka sudah beranak-pinak di sana.Dari perkampungan-perkampungan ini mulai didirikan tempat-tempat pengajian Alquran dan pengajaran tentang Islamsebagai cikal bakal madrasah dan pesantren, umumnya jugamerupakan tempat beribadah (masjid). Selain itu, merekajuga memiliki kedudukan yang baik dan mempunyai pengaruhcukup besar di dalam masyarakat maupun pemerintah (KerajaanBuddha Sriwijaya). Bahkan, kemudian ada juga yang ikutberkuasa di sejumlah bandar. Semakin lama, semakin banyakpula penduduk setempat yang memeluk Islam. Bahkan, ada

62Lihat, G.R Tibbetts, Pre Islamic Arabia and South East Asia,JMBRAS, 19 pt.3, 1956, h. 207. Penulis Malaysia – Dr. Ismail Hamiddalam Kesusastraan Indonesia Lama Bercorak Islam, (Jakarta: Pustakaal-Husna, cet.1, 1989), h. 11 juga mengutip Tibbetts.

Page 119: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

51Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

pula raja, adipati, atau penguasa setempat yang akhirnyamasuk Islam. Tentunya dengan jalan damai.63

Bahkan, Buzurg bin Shahriyar al-Ramhurmuzi pada tahun1000 Masehi menulis sebuah kitab yang menggambarkanbetapa di zaman keemasan Kerajaan Sriwijaya sudah berdiribeberapa perkampungan Muslim. Perkampungan itu berdiridi dalam wilayah kekuasaan Sriwijaya. Hanya karena hubunganyang teramat baik dengan dunia Islam, Sriwijaya memperbolehkanorang-orang Islam yang sudah ada di wilayahnya sejak lamahidup dalam damai dan memiliki perkampungannya sendiri,dimana di dalamnya berlaku syari’at Islam.64

Temuan lain mengenai Barus juga diperkuat oleh Prof.Dr. Hamka, yang menyebutkan bahwa, seorang pencatat sejarahTiongkok yang mengembara pada tahun 674 Masehi telahmenemukan satu kelompok bangsa Arab yang membuatkampung dan berdiam di pesisir Barat Sumatera. Ini sebabnya,Hamka menulis bahwa penemuan tersebut telah mengubahpandangan orang tentang sejarah masuknya agama Islamdi Nusantara. Hamka juga menambahkan bahwa temuanini telah diyakini kebenarannya oleh para pencatat sejarahdunia Islam di Princetown University di Amerika.65

Perjalanan dari Sumatera sampai ke Mekkah sendiri padaabad itu (dengan mempergunakan kapal laut dan transitlebih dulu di Tanjung Comorin, India, konon memakan waktu

63G.R Tibbetts, Pre Islamic Arabia and South East Asia,…….. h.3-4. Lihat Kitab Chiu Thang Shu, tanpa tahun.

64G.R Tibbetts, Pre Islamic Arabia and South East Asia,…………h.12. Lihat juga, Buzurg bin Shahriyar al Ramhurmuzi, Aja’ib al Hind.

65Lihat, Hamka, Dari Perbendaharaan Lama, (Jakarta: PustakaPanjimas, cet. 3, 1996), h. 4-5.

Page 120: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

52 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

2,5 hingga hampir 3 tahun. Jika tahun 625 dikurangi 2,5 tahun,maka yang didapat adalah tahun 622 Masehi lebih enam bulan.Untuk melengkapi semua syarat mendirikan sebuah perkampunganIslam, setidaknya memerlukan waktu 5-10 tahun. Jika ini yangterjadi, maka sesungguhnya para pedagang Arab yang mula-mula membawa Islam masuk ke Nusantara adalah orang-orang Arab Islam generasi pertama para sahabat RasulullahSaw., segenerasi dengan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu.

Dalam literatur kuno asal Tiongkok tersebut, orang-orang Arab disebut sebagai orang-orang Ta Shib, sedangkanAmirul Mukminin disebut sebagai Tan mi mo ni’. Disebutkanbahwa duta Tan mi mo ni’, utusan Khalifah, telah hadir di Nusantarapada tahun 651 Masehi atau 31 Hijriyah dan menceritakanbahwa mereka telah mendirikan Daulah Islamiyah dengantiga kali berganti kepimimpinan. Maka dengan demikian,duta Muslim itu datang ke Nusantara di perkampungan Islamdi pesisir pantai Sumatera pada saat kepimimpinan KhalifahUtsman bin Affan (644-656 Masehi). hanya berselang 20 tahunsetelah Rasulullah Saw. wafat (632 Masehi).66

Dari bukti-bukti di atas, dapatlah dipastikan bahwa Islamtelah masuk ke Nusantara pada masa Rasulullah masih hidup.Secara ringkas dapat dipaparkan sebagai berikut:

- Rasulullah menerima wahyu pertama di tahun 610 Masehi,2,5 tahun kemudian menerima wahyu kedua (kuartal pertamatahun 613 Masehi).

- Lalu selama 3 tahun lamanya berdakwah secara diam-diam–periode Arqam bin Abil Arqam (sampai sekitar kuartal pertama

66Hamka, Dari Perbendaharaan Lama……………. h. 9

Page 121: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

53Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

tahun 616 Masehi) dan setelah itu baru melakukan dakwahsecara terbuka dari Mekkah ke seluruh Jazirah Arab.

- Menurut literatur kuno Tiongkok, sekitar tahun 625 Masehitelah ada sebuah perkampungan Arab Islam di pesisir Sumatera(yang disebut Barus).

Hanya sekitar sembilan tahun sejak Rasulullah Saw.memproklamirkan dakwah Islam secara terbuka, di pesisirSumatera sudah terdapat sebuah perkampungan Islam.67

Inilah, yang oleh banyak sejarawan dikenal dengan TeoriArab atau Mekkah. Sehingga Teori Gujarat yang berasal dariOrientalis Snouck Hurgronje terbantahkan dengan sendirinya,dan Barus akan tetap menjadi sejarah peradaban Islam yangtak akan terlupakan bagi siapa saja yang mengetahuinya.[BS]

67Hamka, Dari Perbendaharaan Lama, ………….. h. 7. Lihatjuga, Joesoef Sou’yb, Sejarah Khulafaur Rasyidin, (Jakarta: BulanBintang, cet. 1, 1979), h. 390-391.

Page 122: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

54 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

BAB III

KORELASI BARUS SEBAGAI TITIK NOLPERADABAN ISLAM NUSANTARA

DENGAN PERKEMBANGAN AKIDAH ISLAM

A. Barus Sebagai Titik Nol Peradaban IslamNusantara

Gambar 5:Tugu Titik NolPeradaban IslamNusantara di Barusyang Diresmikan OlehPresiden Jokowi padaTanggal 24 Maret 2017,Kelihatan Keadaan Tuguyang Kurang Perawatanoleh MasyarakatSetempat, Foto Tanggal29 September 2019

54

Page 123: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

55Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Tepat pada hari Jumat tanggal 24 Maret 2017, PresidenJokowi dan Mendikbud meresmikan Tugu Titik Nol1

Peradaban Islam Nusantara di kota Barus TapanuliTengah, Provinsi Sumatera Utara. Kunjungan kerjaPresiden Joko Widodo ke kota Barus Kabupaten Tapanuli Tengah,Sumatera Utara, sarat dengan agenda kebudayaan. Agendapertamanya di kabupaten tersebut adalah mengunjungi MakamMahligai yang terletak di Kecamatan Barus. Didampingi MenteriPendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy,Presiden Jokowi juga meresmikan Tugu Titik Nol PeradabanIslam Nusantara di Barus, Tapanuli Tengah, Provinsi SumateraUtara. Bahkan Presiden Jokowi mengatakan:

“Barus sudah sering disebut dalam lintasan sejarah sebagaisumber kapur barus yang dijadikan bahan memumi jenazahdi Timur Tengah. Dengan demikian, jauh sebelum adanyaIslam, hubungan Barus dengan dunia luar termasuk TimurTengah sudah terjadi. Islam menginjakkan kakinya di Baruspada abad ke 7 Masehi (periode Nabi Muhammad menye-barkan agama Islam selama 22 tahun setelah menerimawahyu dari Allah ). Kapur barus juga disebutkan dalamHadis Rasulullah untuk pemandian jenazah dengan kata’bi

1Tugu Titik Nol adalah merupakan tanda bermulanya sesuatudihitung dalam sistem metrik (mectric system) yaitu kilometer (seribumeter), misalnya Tugu Titik Nol Sabang yang berarti tanda bermulanyakilometer nol di ujung barat Indonesia. Hampir di setiap kota di Indo-nesia memiliki titik nol yang ditandai dengan pendirian sebuah Tugusebagai titik nol di kota tersebut. Tugu Titik Nol Peradaban IslamNusantara adalah sebuah tugu tanda bermulanya Agama Islam masukke Indonesia pada abad ke 7 Masehi yang telah diresmikan oleh PresidenJokowi pada tanggal 24 Maret 2017 di Kecamatan Barus KabupatenTapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara. (Penulis).

Page 124: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

56 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

kafuuran’ sebagai kapur barus. Para Ulama Indonesia mener-jemahkan kata bi kaafuran sebagai kapur barus.”2

Hadis Rasulullah tentang kapur barus dapat dilihatmatannya sebagai berikut:

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hamid bin ‘Umar telahmenceritakan kepada saya Hammad bin Zaid dari Ayyubdari Muhammad dari Ummu ‘Athiyyah radliallahu‘anha berkata: Ketika salah satu puteri Nabi shallallahu‘alaihi wasallam wafat, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam keluar

2Lihat, Rusmin Tumanggor, Gerbang Agama–Agama Nusantara,Hindi, Yahudi, Ru-Konghucu, Islam dan Nasrani, Kajian AntropologiAgama dan Kesehatan di Barus (Depok: Komunitas Bambu, 2017),h. vii.

ثنا حماد بن زيد عن أيوب عن محمد ثنا حامد بن عمر حد حد عليه عن أم عطية قالت توفيت إحدى بنات ال الله بي ص

بي ص عليه وسلم فقال اغسلنها ثلاثا أو وسلم فخرج ال اللهلك إن رأيتن بماء وسدر واجع في الآخرة خمسبح أو أكثر من ذ

ئا من کبحفور فإذا فرغتن فآذنني قالت فلما فرغنا کبحفورا أو شنا حقوه فقال أشعرنها إياه وعن أيوب عن حفصة إل آذناه فأل

عنهما بنحوه وقالت إنه قال اغسلنها عن أم عطية رضي اللهثلاثا أو خمسبح أو سبعا أو أكثر من ذلك إن رأيتن قالت حفصة

عنها وجعلنا رأسها ثلاثة قرون قالت أم عطية رضي الله

Page 125: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

57Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

seraya berkata: “Mandikanlah dengan mengguyurkan air yangdicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali atau lebihdari itu jika kalian anggap perlu dan jadikanlah yang terakhirnyadengan kafur barus (wewangian) atau yang sejenis dari kapurbarus (kamper). Dan bila kalian telah selesai beritahu aku”.Berkata, Ummu ‘Athiyyah radliallahu ‘anha: “Ketika kami telahselesai, kami memberi tahu Beliau, kemudian Beliau memberikankain, Beliau kepada kami seraya berkata: “Pakaikanlah inikepadanya”. Dan dari Ayyub dari Hafshah dari Ummu‘Athiyyah radliallahu ‘anha dan dia berkata, bahwa Beliaubersabda: “Mandikanlah ia tiga kali, lima kali, tujuh kali ataulebih dari itu jika kalian anggap perlu “. Berkata, Hafshah telahberkata, Ummu ‘Athiyyah radliallahu ‘anha: “Kami kepang rambutkepala puteri Beliau dengan tiga kepang”.3

Begitu pentingnya bahan kapur barus bagi kepentinganmanusia sehingga disebut dalam Alquran Surah 76 Al Insaanayat 5 yang berbunyi sebagai berikut

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan(selama hidup mereka) kelak dalam syurga minum dari gelas(berisi minuman) yang campurannya adalah air kapur barus.4

ان الأبرار يشربون من کبحس کبحن مزاجها کبحفور

3Lihat, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Himpunan Putusan Tarjih(Yogyakarta: Terbitan Majlis Tarjih. 1967), h. 237-238. Lihat juga, RusminTumanggor, Power Point dalam (Medan: Seminar International diGedung Pascasarjana UMSU tentang Masuknya Islam di Tapanuli danBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam Nusantara, 2019), h. 3. RusminTumanggor, Gerbang Agama–Agama Nusantara, Hindi, Yahudi, Ru-Konghucu, Islam dan Nasrani, Kajian Antropologi Agama dan Kesehatandi Barus, h. 5. Dan h. 103

4Lihat, Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,..................,h. 578

Page 126: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

58 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Dari kedua sumber di atas menunjukkan bahwa kapurbarus adalah bahan yang penting untuk manusia yang padaabad ke 7 Masehi sudah menjadi komoditas dagang bagiorang-orang Timur Tengah di mana pada waktu itu Barusadalah sebagai “pusat penghasil kapur barus yang sangatberkualitas” dibanding kapur barus dari daerah lain.

Salah satu Situs bersejarah di Kecamatan Barus adalahMakam Mahligai termasuk salah satu situs sejarah tertuadi Indonesia yang juga menjadi cagar budaya. Makam bersejarahitu terletak di Barus, sebuah kota kecil yang berada di KabupatenTapanuli Tengah, dan menjadi salah satu pintu masuk Islamke nusantara. Makam Mahligai menjadi pertanda peradabanIslam sudah masuk ke Nusantara sejak abad ke-7. Salah satunisan di makam itu bertanggal 48 Hijriyah atau 661 Masehi.5

5Jane Drakard seorang Arkeolog (2000) dalam buku SejarahRaja-Raja Barus mengutip dari O.W. Wolters, Early Indonesian Commerce(Ithaca, 967) menulis: “Dalam penulisan sejarah Indonesia, Barus palingbanyak dikenal sebagai tempat kediaman penyair Melayu HamzahFansur dan sebagai sumber kapur barus dan kemenyan. Kedua damarini sudah termasuk perdagangan Sumatera dengan Cina sekurang-kurangnya mulai abad ke 7, dan pada waktu-waktu tertentu jugadicari oleh pedagang dari India dan Timur Tengah. Nama Barus dalamcatatan Cina masa dulu dihubungkan dengan damar kapur barus yangpaling tinggi mutunya dan paling murni sifatnya.

Abad ke 17 Raja-Raja Barus baik Raja di Hulu maupun Raja diHilir disamping menghadapi persaingan internal yang tidak sehatatas rasa cemburu tentang peluang dalam mengelola dan mendapatkanrezeki dari hasil alam dan perdagangan rempah barus, juga menghadapihegemoni tentara Aceh dan penjajahan Belanda serta kelicikan VOCBelanda dalam menguasai masyarakat dan hasil buminya. Namunbegitu sesuai perubahan politik kenegaraan Penjajah, Kerajaan Aceh,kearifan lokal Barus sendiri, pemerintahan Barus dapat berjalan tanpamenelan korban yang dahsyat, sehingga diperoleh kerukunan hiduplintas etnis, agama dan sosial budaya. Sampai awal abad millineum

Page 127: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

59Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

“Ini menunjukkan bahwa hubungan antara Timur Tengah(Middle-East) dengan Indonesia itu sudah ada sejak abad ke-7. Jadi kalau di Masehi itu 661 Masehi, 48 Hijriah, jadi artinyamemang ratusan tahun yang lalu hubungan itu telah ada,”ujar Presiden Jokowi usai mengunjungi Makam Mahligaidi Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Jumat (24/3/2017).

Pemakaman Mahligai di Barus yang terbentang di atasbukit seluas 3 hektar tersebut terdapat sejumlah makamulama besar asal Timur Tengah. Hal ini menunjukkan hubunganIndonesia dan Timur Tengah juga terjalin dalam rangka penyebaranagama Islam sekaligus jejak sejarah masuknya agama Islamke Indonesia. “Dan juga di situ pasti ada syiarnya,” ucap Presiden.6

Saat ini atas kesepakatan Muspida Kecamatan Barus,Prasasti aslinya dicopot dari Tugu tersebut untuk menghindaritangan-tangan jahil yang mungkin bisa terjadi dari masyarakat.Prasasti tersebut disimpan di tempat yang aman di KantorCamat Kecamatan Barus.7

ke tiga ini masih terpertahankan oleh Masyarakat Barus atas dalamnyanilai Islam dalam jiwa warganya mengayomi nilai lintas agama dansuku bangsa. Lihat, Rusmin Tumanngor, Gerbang Agama–Agama Nusantara,Hindi, Yahudi, Ru-Konghucu, Islam dan Nasrani, Kajian AntropologiAgama dan Kesehatan di Barus,………… h. 5.

6Rusmin Tumanggor, Gerbang Agama–Agama Nusantara, Hindi,Yahudi, Ru-Konghucu, Islam dan Nasrani, Kajian Antropologi Agamadan Kesehatan di Barus,.................h. 5

7Keterangan didapat dari Bapak Zuardi Mustafa Simanullang,tokoh masyarakat Barus. Demikian wawancara langsung peneliti denganseorang responden sesepuh Kota Barus berumur 94 tahun bapak MasnurdinTanjung dan Bapak Zuardi Mustafa Simanullang salah satu cucu SesepuhKota Barus, dan para tokoh pemuda lainnya di sebuah Kedai Kopi percisdi samping Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara pada hari Sabtu12 Oktober 2019 jam 10.00 – 12.00 WIB. (penulis)

Page 128: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

60 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Gambar 6 :Prasasti Kilometer O Peradaban Islam Nusantara Barusyang Ditandatangani Presiden Jokowi 24 Maret 2017

Dalam kunjungannya ke Barus, Presiden Jokowi jugameresmikan Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara yangterletak di pinggir pantai Barus. Sebagai simbol peresmian,Presiden dan Mendikbud Muhadjir Effendy bersama-samamenekan tombol sirine tanda diresmikannya tugu itu.

Saat acara peresmian, Gubernur Sumatera Utara ketikaitu, Tengku Erry Nuradi8 mengatakan, selama 71 tahun Indo-nesia merdeka, baru pertama kali ini Barus mendapat kunjungandari orang nomor satu di Indonesia. Ia pun mengawali sambut-annya dengan berpantun. “Berbilang Kaum negeri ternama.

8Tengku Eri Nuradi adalah Gubernur Sumatera Utara, lahir diMedan 30 Juni 1964, dan menjabat Gubsu dari 25 Mei 2016 – 16 Juni2018. Kemudian Beliau digantikan dengan Edy Rahmayadi GubernurSumatera Utara sekarang 2018 – 2023, lahir di Sabang, Prov. Aceh,10 Maret 1961. Jabatan terakhir sebelum Gubsu adalah Panglima KomandoCadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) 2015-2018. Lihat,Edy Rahmayadi, www.wikipedia.co.id

Page 129: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

61Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Sumatera Utara kaya budaya. Senang hati kami tiada terkira.Menyambut Bapak Presiden dan Ibu datang ke Sumatera Utara”.

Tengku mengatakan, Barus adalah salah satu kota tertuadi Indonesia dan sudah terkenal di dunia. Sejak abad ke-6Barus sudah terkenal dengan kapur barus, campher, dan hasilhutan lainnya. Berjarak 75 kilometer dari Kota Sibolga, Barusmasih menyimpan misteri dan pemakaman kuno yang masihbisa digali, dan menarik bagi ahli sejarah dan arkeolog dalamdan luar negeri untuk menguak kisah sejarahnya. “Barus jugajadi percontohan harmonisasi Negeri Berbilang Kaum diSumatera Utara.”, “Semua etnis hidup bersama dengan damai,tidak ada pertikaian. Semoga bisa menjadi contoh bagi harmonisasikehidupan antarumat beragama,” tutur Tengku.

Sebelum meresmikan Tugu Titik Nol Peradaban IslamNusantara, Presiden Jokowi pun menyampaikan pesan persatuan.“Saya titip, mengingatkan kita semua bahwa bangsa Indo-nesia terdiri dari bermacam-macam suku dan agama. Sukusaja ada 714 suku. Kita ini beragam. Anugerah yang diberikanAllah. Kalau kita damai akan jadi kekuatan besar, potensibesar,” ujar Presiden Jokowi.

Presiden berharap, kunjungannya ke Barus dan peresmianTugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara di Barus membuatmasyarakat untuk tidak melupakan sejarah yang ada di Barus,Kabupaten Tapanuli Tengah. “Dengan mengucap bismillah,Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara saya resmikan,”ucapnya.9

Dalam pandangan Islam banyaknya suku bangsa, pemelukagama yang berbeda-beda, perbedaan warna kulit juga merupakan

9Zuardi Mustafa Simanullang, Tokoh Masyarakat Barus...… h. 45

Page 130: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

62 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

aset suatu bangsa yang harus dijaga dan dipelihara, karenaperbedaan adalah suatu keniscayaan yang tidak bisa ditolakatau dibantah. Akidah Islam juga mengajarkan kepada pemeluknyayakni umat atau masyarakat Islam agar saling hormat meng-hormati di antara mereka (hablum minannas). Pada hakikatnyadijadikan-Nya manusia bermacam-macam suku dan bangsaagar bisa saling terjadi litaarafu atau saling mengenalsatu sama lain atau saling bersosialisasi walaupun berbedakeyakinan, dan orang yang paling mulia di sisi Allah menurutIslam adalah orang yang paling bertakwa (hablum minallah),sebagaimana firman Allah dalam Surah Al Hujarat ayat 13yang berbunyi sebagai berikut:

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seoranglaki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisiAllah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. SesungguhnyaAllah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal/Teliti.10

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa bagai-manapun juga penelitian ini tidak terlepas kaitannya dengansejarah mengapa Barus secara resmi telah dinyatakan sebagai“Awal Pusat Peradaban Islam Nusantara Sejak Abad ke 7 Masehi”.Meskipun penetapan ini masih debatable oleh para sejarawan.

التـعارفو

10Lihat, Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,...................,h. 517

كر وأنثى وجعلنلجم شعوبا وقبآئل يأيها ٱلناس إنا خلقنلجم من ذ عليم خبير لجم إن ٱلله أتق لتعارفوا إن أكرمكم عند ٱلله

Page 131: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

63Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Namun setidaknya masyarakat Islam sudah ada sejak abadke 7 Masehi hingga sekarang (abad ke 21) lebih kurang sudah14 abad lamanya umat Islam ada di Barus. Oleh karenanyadalam Seminar Internasional Titik Nol Islam di Indonesia diGedung Pascasarjana UMSU Medan 15 Oktober 2019 menyepakatibahwa Barus sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara.Sementara awal masuknya Islam di Nusantara masih de-batable di kalangan sejarawan hingga kini.

Sekali lagi bahwa penelitian ini bukan mempertentangkanpendapat-pendapat di atas. Akan tetapi untuk menunjukkanbetapa sejarah adalah sangat penting untuk dijadikan rujukanatau titik mula/berangkat (starting point) bagi sebuah penelitianyang menyangkut keberadaan dan perkembangan suatu bangsaatau masyarakat. Sejarah adalah bagian yang tidak terpisahkandengan kehidupan manusia di permukaan bumi ini, apabilakita akan mengkaji keberadaan suatu bangsa secara utuh.Semua kreativitas manusia baik itu kehidupan sosial-politiknya,keberagamaannya, hubungan antara bangsa, taradisi-tradisiatau adat istiadat (lokal wisdom) yang mereka lakukan sangaterat hubungannya dengan pengaruh kejadian-kejadian yangtelah terjadi pada masa lampau.

Seorang ahli geografi yang juga matematikawan berdarahYunani, Claudius Ptolemaeus pada abad ke-1 Masehi menyebutada lima pulau yang salah satunya bernama ‘Barousai’. Namunbelum terbukti benar apakah Barousai adalah Barus. Meskitak ada catatan yang memastikan bahwa Barus adalah Barousaiyang dimaksud Ptolemaeus, tetapi memang sejak dahuluBarus dikenal sebagai penghasil kamper. Pada zaman dahulutak semua tempat bisa ditumbuhi pohon kemenyan dan kamper

Page 132: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

64 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

(campher), dan komoditas ini amat disukai orang-orang TimurTengah, India dan Tiongkok.11

Bahkan dalam beberapa leteratur tidak hanya rempah-rempah seperti kapur barus dan kemenyan menjadi komoditasprimadona di zaman itu, rempah-rempah lain seperti ladaatau merica, pala, damar dan lain-lain juga menjadi barangdagangan yang sangat dibutuhkan di Timur Tengah. Namunkapur barus dan kemenyan adalah bahan rempah yang palingdisukai dan dicari oleh para pedagang-pedagang dari TimurTengah tersebut.12

Komoditas kapur barus (campher) dan kemenyan sangatdisukai oleh para pemburu rempah-rempah dari Negeri-negeriTimur Tengah (Middle East Countries) disebabkan memilikiaroma harum yang sangat dibutuhkan oleh mereka di sampinguntuk bahan-bahan perobatan seperti bahan pengawet danlain-lain. Kualitas kamfer dan kemenyan dari Barus dikenalsangat baik oleh para pedagang di masa itu.

11Lihat juga, Ichwan Azhari, “Politik Histiografi” Sejarah Lokal:Kisah Kemenyan dan Kapur dari Barus, Sumatera Utara, (Medan:Jurnal Sejarah dan Budaya, Tahun Kesebelas Nomor 1, Juni 2017),h. 10-11.

12Ichwan Azhari, “Politik Histiografi” Sejarah Lokal: Kisah Kemenyandan Kapur dari Barus, Sumatera Utara,………….h. 11.

Page 133: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

65Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Gambar 7:Presiden Jokowi mengunjungi kawasan objek wisata religiPemakaman Mahligai Barus. Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres,nampak Zuardi Mustafa Simanullang (pakai peci) Juru KunciTugu Titik Nol Islam seorang putra asli daerah Barus sedangmenjelaskan secara historis keberadaan Makam Mahligaikepada Presiden Jokowi dan Gubsu Bapak Eri Nuradi (berkacamata).

Sumber Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres.

Kemudian masuklah pedagang dari Timur Tengah keBarus yang pada abad ke-7 Masehi merupakan pelabuhandi tepi barat Sumatera Utara. Kala itu memang belum bernamaSumatera Utara. Tak hanya pedagang dari Arab, bahkan diBarus juga sudah berdatangan para pedagang dari Aceh,India, Cina, Tamil, Jawa, Batak, Minangkabau, Bugis, Bengkulu,dan sebagainya. Keanekaragaman suku bangsa yang datangke Barus terbukti dengan adanya catatan-catatan berbahasa

Page 134: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

66 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Arab, Yunani, Syria, Tamil, Melayu, Jawa, hingga Armeniatentang Barus.13

Gambar 8:Presiden Jokowi mengunjungi objek wisata religi:

Pemakaman Mahligai BarusFoto: Laily Rachev, Biro Pers Set.Pres

Masuknya Islam ke Nusantara dipercaya turut dalamjalur perdagangan ke Barus ini. Jalur perdagangan ini dikenalsebagai “Jalur Rempah” karena memang para pedagang memilikimisi untuk mencari rempah-rempah. Bukti bahwa Islam pertamakali masuk ke Nusantara lewat Barus adalah ditemukannyamakam Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun 672 Masehiatau 48 Hijriah. Makam tersebut terdapat di kompleks MakamMahligai di Barus. Penemuan ini juga masih debatable.14

13Ichwan Azhari, “Politik Histiografi” Sejarah Lokal: Kisah Kemenyandan Kapur dari Barus, Sumatera Utara,……….h. 11.

14Ichwan Azhari, “Politik Histiografi” Sejarah Lokal: Kisah Kemenyandan Kapur dari Barus, Sumatera Utara,……….h. 11.

Page 135: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

67Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Dari berbagai uraian sebelumnya di atas jelas bahwapersoalan Barus sebagai Titik Nol Peradaban Islam Nusantaramasih debatable. Masih banyak para sejarawan bahkan belumsetuju dan menolak mentah-mentah tentang penetapan Barussebagai Titik Nol Peradaban Islam Nusantara. Oleh karenaitu dalam kasus ini perlu adanya cek dan ricek atau tabayyunatau tafakkur bahwa benarkah Barus sebagai Titik Nol PeradabanIslam Nusantara. Terlepas apakah Barus sebagai Titik NolPeradaban Islam Nusantara atau bukan, akan tetapi 14 abadyang lalu umat Islam sudah ada di sana sebagai sebuah komunitas.Bagaimana korelasi perkembangan kualitas akidah dankeberagamaan masyarakat muslim di Barus dengan masayang begitu panjang akan dianalisis pada sub-sub bab berikutnya.

B. Kualitas Akidah Dalam KeberagamaanMasyarakat Islam

Kualitas akidah dalam keberagamaan masyarakat dimanapun akan sangat berpengaruh dan berperan pentingterhadap pola kehidupan atau maju mundurnya suatu bangsaatau masyarakat. Kualitas akidah bisa menjadi tolok ukuratau parameter bagi maju dan mundurnya sebuah bangsaatau masyarakat khususnya masyarakat Islam. Hal ini dapatdilihat ketika Islam berada pada Masa atau Zaman Klasikdan di Zaman Tiga Kerajaan atau Dinasti Besar. Begitu jugaakan mengalami kemunduran seperti yang disebutkan diatas oleh Harun Nasution (Lihat, pada Bab I).

Lebih lanjut Harun mengatakan dengan munculnyaberbagai aliran sesat, dan pengabaian terhadap ajaran Islamyang benar. Pelanggaran terhadap prinsip-prinsip ajaran Islam

Page 136: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

68 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

(akidah Islam), juga fanatisme kesukuan yang tinggi di akhir-akhir masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah (tahun 1258 Masehi).Hal inilah yang kemudian merusak keimanan dan mengabaikanakidah Islam pada waktu itu, sehingga mengakibatkan mudahnyainvasi pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan (CucuJengis Khan) untuk menerobos dan menghancurkan Kota Baghdadsebagai pusat peradaban Islam ketika itu tepat pada tanggal12 Februari 1258 Masehi. Dengan demikian, akidah Islam bisaberimplikasi luas terhadap perkembangan, kemajuan, maupunkemunduran suatu bangsa atau masyarakat di suatu daerahatau negara.15

Pada bab pertama sebelumnya telah dijelaskan secararingkas etimologi asal muasal kata akidah, dan dalam babini masalah akidah Islam akan dianalisis lebih rinci juga denganpembagiannya serta akan dijelaskan bagaimana yang terjadikepada suatu bangsa atau kaum bila mengabaikan dan melanggarprinsip-prinsip akidah Islam yang telah ditetapkan oleh AllahYang Maha Kuasa.

Oleh karenanya penjelasan tentang apa itu akidah danbagaimana penerapannya akan dibahas dalam sub bab ini.Dijelaskan sebelumnya di bab pertama bahwa akidah berasalbahasa Arab dari kata al-’aqdu ( ) yang berarti ikatan,at-tautsiiqu ( ) yang berarti kepercayaan atau keyakinanyang kuat, al-ihkaamu ( ) yang artinya mengokohkan(menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah ( ) yangberarti mengikat dengan kuat.

Sedangkan menurut istilah (terminologi), akidah adalah

العقد

15Lihat, Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya(Jakarta: UI Press, 1985), h. 56-89.

التـوثيقالإحكام

الربط بقوة

Page 137: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

69Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikitpun bagi orang yang meyakininya.16

Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh danbersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban,bertauhid dan taat kepadaNya, beriman kepada para malaikatNya,rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik danburuk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahihtentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkarayang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensus)dari salafush shalih, serta seluruh berita-berita qath’i (pasti),baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkanmenurut Alquran dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’salaf as-shalih.17

Penjelasan lain tentang kata akidah atau i’tiqod secarabahasa berasal dari kata al ‘aqdu yang artinya berputar sekitarmakna kokoh, kuat, dan erat.18 Adapun secara istilah umum,kata akidah bermakna keyakinan yang kokoh akan sesuatu,tanpa ada keraguan.19 Jika keyakinan tersebut sesuai dengan

16Lihat, Nashir bin ‘Abdul Karim al-’Aql, Buhuuts fii ‘AqiidahAhlis Sunnah wal Jamaa’ah, h. 11-12, Cet. II/ Daarul ‘Ashimah/ th. 1419H , Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah, h. 13-14. Juga Lihat, karyaSyaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd dan Mujmal Ushuul AhlisSunnah wal Jamaa’ah fil ‘Aqiidah (Daarul ‘Ashimah/ th. 1419 H), h.11 – 12.

17Nashir bin ‘Abdul Karim al-’Aql, Buhuuts fii ‘Aqiidah Ahlis Sunnahwal Jamaa’ah........Ibid.

18Lihat, kata “ ” dalam Mu’jam Maqoyisil Lughoh, Ibn Faris(4/86-87), Madkhol Lidiroosatil Akidah Al Islamiyah, Dr. Utsman Jum’ahAd Dhomairiyah 9 (Maktabah As Sawaadi At Tauzi’, Cet 1; 1425 H,Jeddah), h. 87

19Al Mu’jam Al Washith 2/614.

عقد

Page 138: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

70 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

realitas yang ada maka akidah tersebut benar, namun jikatidak sesuai maka akidah tersebut bathil.20

Setiap pemeluk suatu agama memiliki suatu akidah tertentu.Namun kebenaran akidah hanya ada dalam Islam. Karenadia bersumber dari Zat yang Maha Mengetahui, yaitu Allah ta’ala.Sehingga karenanya tidak ada perbedaan antara akidah yangdibawa oleh para Nabi dari masa ke masa.

Adapun akidah yang bathil, mencakup semua akidahyang bertentangan dengan wahyu, yaitu akidah yang hanyabersumber dari akal manusia, atau berasal dari wahyu namundirubah dan diselewengkan. Seperti akidahnya orang Yahudibahwa Uzair adalah anak Allah, atau akidahnya orang Nasranibahwa Al Masih adalah anak Allah , atau akidah Syiahyang berkeyakinan bahwa Allah menyesal setelah berkehendak,yang dinamakan akidah bada’.21

Dalam definisi syar’i, akidah dalam agama Islam bermaknamasalah- masalah ilmiyah yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya, yang wajib bagi setiap muslim untuk meyakininya sebagaipembenaran terhadap Allah dan Rasul- Nya.22

Meskipun kata akidah dalam hal ini merupakan istilahbaru23 yang tidak dikenal dalam Alquran maupun Sunnah,24

20Lihat: Ibnu Utsaimin Syarhul Akidah Wasathiyah, h.37 (DarTsuroyya Linnasyr, cet. 2 1426 H) dan Muhammad Kholil Harros, SyarhulAkidah Al Wasathiyah. h. 15 (Dar Imam Ahmad, cet 1, 1429 H)

21Muhammad Kholil Harros, Syarhul Akidah Al Wasathiyah…… h. 1522Lihat, Sulaiman Umar Al Asyqor, Akidah Fillah (Beirut: Dar

Nufasaa, Cet ke 15 1423 H, Urdun), h. 1223Meskipun asal katanya ada dalam Alquran, seperti dalam Surat

Al Ma’idah ayat 1 dan 89.24Lihat, dalam Madkhol Lidiroosatil Akidah Al Islamiyah, ……. h. 63

Page 139: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

71Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

namun para ulama menggunakan istilah ini. Mereka menunjukankebolehan penggunaan istilah ini. Tidak ada masalah dalampenggunaan istilah jika maknanya dipahami.

Di antara para ulama yang menggunakan istilah ini adalahImam Al Laalakaai (418 H) dalam kitabnya Syarhul ushul I’tiqodahlu sunnah wal jama’ah, kemudian Imam As Shobuni (449H) dalam kitabnya Aqidas Salaf Ashaabul Hadis.

Kemudian ada beberapa istilah yang semakna denganakidah yang juga digunakan oleh para ulama, di antaranya:

1. Al Fiqhul Akbar

Pada awal kemunculannya kata fikih dimaksudkan kepadailmu tentang agama Islam secara umum, dan terkhusus ilmuberkenaan dengan akhirat, masalah masalah hati, penghancuramal dan sebagainya.25 Namun kemudian makna ini berubahmenjadi ilmu tentang hukum hukum zahir praktis syar’i yangsekarang dikenal dengan Ilmu Fikih.26

Sehingga karenanya Ilmu Fikih di masa dahulu mencakupseluruh ilmu agama baik ilmu akidah yang bersifat batin maupunilmu hukum-hukum yang bersifat zahir. Dari sinilah kemudianmuncul istilah Fiqhul Akbar yang dimaksudkan ilmu akidah.Karena ilmu akidah lebih agung dibandingkan ilmu cabanghukum-hukum zahir yang merupakan Fiqhul Ashghor.

Ulama yang pertama kali menggunakan istilah ini adalahAbu Hanifah (150 H) dalam kitabnya Al Fiqhul Akbar. Beliau

25Lihat, Mukhtashor Minhajil Qosidin, …………….. h. 2226Lihat, Madkhol Lidiroosatil Akidah Al Islamiyah, ……………..

h. 65

Page 140: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

72 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

berkata, “Al Fiqhul Akbar dalam agama lebih baik dari fikihdalam ilmu, seseorang fakih tentang bagaimana cara beribadahkepada Rabb nya lebih baik dari mengumpulkan seluruh ilmu”27

2. Al Iman

Iman secara Bahasa bermakna At Tashdiq (pembenaran)dan Al Iqroor (penetapan). Adapun secara istilah syar’i imanadalah pembenaran dan penetapan serta ketundukan terhadapkebenaran yang berasal dari wahyu. Dan para ulama sepakatbahwa Iman mencakup perkataan dan perbuatan, perkataanhati dan lisan, perbuatan hati dan anggota badan.28

Istilah iman merupakan kata yang paling sering disebutkandalam Alquran maupun sunnah. Diantara para ulama yangmenggunakan istilah ini adalah Ibnu Mandah (395 H) dalamkitabnya Kitabul Iman, dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (728H) juga dalam dua kitabnya yaitu Al Iman Ausath dan Al ImanulKabir, kemudian juga Imam Bukhori dalam Shahihnya nyamembuat bab di awal sohihnya dengan nama kitabul iman.29

27Madkhol Lidiroosatil Akidah Al Islamiyah, …………….. h.67-68

28Lihat, Fathul bari (1/46) Dr. Muhammad bin Ibrohim Al Hamd, AlIman Haqiiqotuhu Wa Maa Yata’allaqu Bihi Minal Masaail (Dar IbnuKhuzaimah,2012), h. 14

29Imam Bukhori membuka Shohih Bukhori nya dengan kitabulIman dan menutupnya dengan kitabut Tauhid. Ini menunjukan fiqihbeliau dalam setiap bab yang beliau tulis. Beliau ingin menunjukanbahwa tauhid atau iman merupakan kewajiban yang pertama danyang terakhir. Namun ada perbedaan antara keduanya. Kitabul iman berisipenjelasan tentang iman, hakekat, cabang cabang cabangnya dankelompok yang menyimpang dalam masalah ini yaitu murji’ah. Adapuntauhid berkenaan dengan tauhid terutama asma wa sifat serta bantahan

Page 141: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

73Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

3. As Sunnah

Kata sunnah memiliki makna yang bermacam macamtergantung disiplin ilmu masing masing30. Dalam Ilmu Fikih,sunnah adalah hal hal yang jika dikerjakan mendapatkan pahala,dan jika ditinggalkan tidak apa apa. Dalam ilmu Ushul Fikih,assunnah bermakna sumber wahyu kedua setelah Alquran.Dalam Ilmu Hadis, assunnah merupakan persamaan katadari akidah, dan seterusnya. Terkadang juga sunnah digunakansebagai antitesa dari kata bid’ah. Namun kemudian banyakulama yang menggunakan istilah sunnah ditunjukan kepadamakna akidah dikarenakan urgensi ilmu akidah yang merupakanpokok agama Islam. Di antara para ulama yang menggunakanistilah sunnah adalah Imam Ahlus Sunnah Ahmad bin Hambal(327 H) dalam kitabus Sunnah dan Imam Al Barbahaari (329H) dalam kitabnya Syarhus Sunnah.

4. At Tauhid

Kata tauhid terdapat dalam Hadis Mu’adz ketika diutuske Yaman di atas. Di antara para ulama yang menggunakankata ini adalah Ibnu Khuzaimah (311 H) dalam Kitabut TauhidWa Itsbaatu Shifaatir Rabb ‘Azza Wa Jalla, juga Imam Al Maqriizi(845 H) dalam kitabnya Tajridut Tauhid Al Mufid, serta SyaikhulIslam Muhammad bin Abdul Wahhab (1206 H) dalam KitabutTauhid Alladzi Huwa Haqqullah ‘Alal ‘Abid. Kitab-kitab yangditulis dengan istilah tauhid hanya membahas hal hal yangberkaitan dengan tauhid dengan ketiga macamnya, yang

terhadap kelompok yang menyimpang dalam hal ini yaitu jahmiyahal mu’athilah.

30Tentang makna sunnah lihat Al Kuliyyat (3/9-12) Madkhol LidiroosatilAkidah Al Islamiyah, h. 74-75

Page 142: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

74 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

merupakan bagian dari ilmu akidah. Sehingga kitab-kitabakidah lebih bersifat komprehensif (syumul). Selain membahasmasalah tauhid, kitab kitab Akidah juga membahas hal hallain seperti iman dan rukun rukunnya, Islam dan rukun rukunnya,hal hal yang bersifat gaib, kaidah kaidah dalam akidah yangpasti yang disepakati para ulama, bantahan terhadap aliransesat31 dan lain-lain.32

5. As syari’ah

Secara umum akidah seperti sunnah, terkadang dimaksudkanseluruh yang disyariatkan oleh Allah kepada hambanyaberupa hukum-hukum yang disampaikan oleh para nabi.Terkadang dimaksudkan hanya masalah akidah, dan terkadangdimaksudkan masalah amaliyah fiqhiyah saja. Dalam Alquran

31Dalam konteks Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telahmengeluarkan Pedoman Identifikasi Aliran Sesat pada tanggal 6November 2007. Dalam Pedoman tersebut ditetapkan sepuluh kriteriasesat, yaitu 1). Mengingkari salah satu rukun Islam, 2). Meyakini ataumengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalil syar’i, 3). Meyakiniturunnya wahyu sesudah Alquran, 4). Mengingkari autentisitas dankebenaran isi Alquran, 5). Melakukan penafsiran Alquran yang tidakberdasarkan kaedah-kaedah tafsir, 6). Mengingkari kedudukan HadisNabi sebagai sumber ajaran Islam, 7). Menghina, melecehkan danmerendahkan para nabi dan rasul, 8). Mengingkari Nabi Muhammadsaw. sebagai Rasul terakhir, 9). Mengubah, menambah dan atau mengurangipokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariat, seperti melaksanakanhaji tidak ke Baitullah, sholat fardu tidak dilakukan dengan lima waktu,10). Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar’i, seperti mengkafirkanMuslim hanya karena bukan kelompoknya. Lebih lanjut tentang aliran-aliran sesat, Lihat, Ramli Abdul Wahid, Kupas Tuntas Ajaran Ahmadiyah(Medan: Perdana Publishing, 2011), h. 17-15-25

32Lihat, Dr. Muhamad bin Ibrohim Al Hamd, Rosaail Fil Akidah (DarIbnu Khuzaimah, Riyadh, cet 1 1432 H), h. 11

Page 143: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

75Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

pun makna syariah berbeda-beda, terkadang syariat bermaknaseluruh ajaran yang dibawa para nabi, seperti dalam SurahAl Jatsiah, ayat 18, berbunyi sebagai berikut:

Artinya: Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikutisyariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilahsyariat itu dan janganlah engkau ikuti keinginan (hawa nafsu)orang-orang yang tidak mengetahui.33

Bahkan terkadang dikhususkan ajaran setiap nabi yangberbeda antara satu nabi dengan yang lainnya, seperti yangtertera dalam Surah Al Maidah, ayat 48 yang berbunyi sebagaiberikut:

Artinya: Dan Kami telah turunkan kepadamu (Muhammad)

33Lihat, Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, …………..h. 500

شريعة من الأمر فاتبعها الذين لا يعلمون ولا ثم جعلناك عبع أهواء ت

قا لما بين يديه من اللجتاب وأنزلنا إليك اللجتاب بالحق مصدبع أهواءهم ولا ت مح بما أنزل الله ومهيمنا عليه فاحكم بلو شبحء لکل جعلنا منلجم شرعة ومنهاجا و عما جاءك من الحقبقوا كم فاس بلوكم في ما آتا ة واحدة وللجن ل لجعللجم أم اللهتم فيه ئكم بما ك مرجعكم جميعا فين ات إلى الله الخير

تختلفون

Page 144: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

76 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yangsebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya)dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlahperkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlahkamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaranyang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antarakamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. SekiranyaAllah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat(saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,34

Bahkan terkadang dikhususkan kepada kesamaan da’wahseluruh nabi yaitu tauhid, seperti yang tertera dalam SurahAsy Syuro, ayat 13 yang berbunyi sebagai berikut:

Artinya: Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agamaapa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yangtelah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kamiwasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlahagama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amatberat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka

ين به نوحا والذي ۞ شرع للجم من الد نا إليك وما ما و أوحقوا ين ولا تتفر أن أقيموا الد وع نا به إبراهيم ومو وص

كبر فيه ما تدعوهم إليه المشركين ع بي إليه من الله يجيب يشبحء ويهدي إليه من ي

34Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, ........ .h. 116

Page 145: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

77Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yangkembali (kepada-Nya).35

Adapun secara khusus makna syari’ah adalah akidahyang diyakini oleh ahlu sunnah wal Jama’ah. Dan inilah yangdimaksud oleh para ulama ketika menulis kitab kitab akidahdengan nama As Syari’ah. Di antara ulama yang menggunakanistilah ini adalah Imam Al Ajurri (360 H) dalam kitab beliauAs Syarii’ah dan Ibnu Bathoh (387 H) dalam kitab beliau AlIbaanah ‘Alaa Syarii’ati Firqotun Naajiyah.

6. Ushuluddin

Ashlu atau pokok adalah apa yang dibangun di atasnyasesuatu. Maka ushuluddin adalah sesuatu yang agama dibangundi atasnya. Agama Islam dibangun di atas akidah yang benar.Sehingga para ulama menggunakan istilah ini dengan maknailmu akidah. Ini yang dikenal dalam perguruan perguruantinggi di Timur Tengah, Saudi Arabia khususnya fakultas yangberkonsentrasi membahas masalah akidah adalah FakultasUshuluddin. Di antara ulama yang menggunakan istilah iniadalah Abu Hasan Al Asy’ari (324 H) dalam karyanya Al Ibanah‘An Ushulid Diyanah, dan Ibnu Bathoh (387 H) dalam karyanya AsySyarhu wal Ibanag ‘An Ushulis sunnah Wad Diyanah.

7. Pembagian Akidah Tauhid

Walaupun masalah qadha’ dan qadar menjadi ajang per-selisihan di kalangan umat Islam, tetapi Allah telah membukakan

35Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya,………. h. 484

Page 146: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

78 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

hati para hambaNya yang beriman, yaitu para Salafush Shalihyang mereka itu senantiasa menempuh jalan kebenaran dalampemahaman dan pendapat. Menurut mereka qadha’ dan qadaradalah termasuk rububiyah Allah atas makhlukNya. Makamasalah ini termasuk ke dalam salah satu di antara tiga macamtauhid menurut pembagian ulama:

1. Tauhid Al-Uluhiyyah, (al-Fatihah ayat 4 dan an-Nasayat 3) mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadahhanya kepada Allah dan karenaNya semata.

Artinya: Yang menguasai di Hari Pembalasan.

Artinya: Sembahan manusia.

2. Tauhid Ar-Rububiyyah, (al-Fatihah ayat 2, dan an-Nasayat 1) mengesakan Allah dalam perbuatanNya, yaknimengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang mencipta,menguasai dan mengatur alam semesta ini.

Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

3. Tauhid Al-Asma’ was-Sifat, mengesakan Allah dalam asma dan sifatNya, artinya mengimani bahwa tidakada makhluk yang serupa dengan Allah , dalam dzat,asma maupun sifat.36

ين مالك يوم الد

36Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd dan Mujmal UshuulAhlis Sunnah wal Jamaa’ah fil ‘Aqiidah (Daarul ‘Ashimah/ th. 1419 H),h. 11 – 12.

إله الناس

الحمد لله رب العالمين

Page 147: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

79Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Iman kepada qadar adalah termasuk tauhid ar-rububiyah.Oleh karena itu Imam Ahmad berkata: “Qadar adalah kekuasaanAllah ”. Karena, tak syak lagi, qadar (takdir) termasukqudrat dan kekuasaanNya yang menyeluruh. Di sampingitu, qadar adalah rahasia Allah yang- tersembunyi, takada seorangpun yang dapat mengetahui kecuali Dia, tertulispada Lauh Mahfuzh dan tak ada seorangpun yang dapatmelihatnya. Kita tidak tahu takdir baik atau buruk yangtelah ditentukan untuk kita maupun untuk makhluk lainnya,kecuali setelah terjadi atau berdasarkan nash yang benar.37

Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang tersebut di atasdan tidak ada istilah Tauhid Mulkiyah ataupun Tauhid Hakimiyahkarena istilah ini adalah istilah yang baru. Apabila yang dimaksuddengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah , makahal ini sudah masuk ke dalam kandungan Tauhid Rububiyah.Apabila yang dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaanhukum Allah di muka bumi, maka hal ini sudah masuk kedalam Tauhid Uluhiyah, karena hukum itu milik Allah dantidak boleh kita beribadah melainkan hanya kepada Allah semata.Lihatlah firman Allah pada surat Yusuf ayat 40.

37Disalin dari kitab Al-Qadha wal Qadar, edisi Indonesia Qadha& Qadhar, Penyusun Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin, PenerjemahA. Masykur Mz, Penerbit Darul Haq, Cetakan Rabi’ul Awwal 1420H/Juni 1999M

تموها إلا دونه من ما تعبدون أنتم وآباؤكم ما أنزل أسماء سملك أمر ألا تعبدوا إلا إياه ذ بها من سلطان إن الحكم إلا لله الله

للجن أكثر الناس لا يعلمون ين القيم و الد

Page 148: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

80 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Artinya: Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya(menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmumembuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpuntentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaanAllah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembahselain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusiatidak mengetahui”.38

8. Akidah Akhlak

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskanbahwa akidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan ataukeyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaranIslam yang wajib dipegangi atau dipedomani oleh setiap muslimsebagai sumber keyakinan yang mengikat.

Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab,yaitu [Î áÞ] jamaknya [à ÎáÇ] yang artinya tingkah laku,perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam KamusBesar Bahasa Indonesia (KBBI), akhlak dapat diartikan budipekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telahmelekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkandalam tingkah laku atau perbuatan. Jika tindakan spontanitu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebutakhlak yang baik atau akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah.Akan tetapi apabila tindakan spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela atau akhlakulmadzmumah.

Dasar akidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri yangmerupakan sumber-sumber hukum dalam Islam yaitu Alquran

خلق

38Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, ..............h. 40

أخلاق

Page 149: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

81Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

dan Al Hadis. Alquran dan Al Hadis adalah pedoman hidupdalam Islam yang menjelaskan kriteria atau ukuran baik buruknyasuatu perbuatan manusia. Dasar akidah akhlak yang pertamadan utama adalah Alquran dan. Ketika ditanya tentang akidahakhlak Nabi Muhammad, Siti Aisyah berkata.” Dasar akidahakhlak Nabi Muhammad SAW adalah Alquran.”

Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatanbaik dan menjauhi perbuatan buruk. Ukuran baik dan buruktersebut dikatakan dalam Alquran. Karena Alquran merupakanfirman Allah , maka kebenarannya harus diyakini oleh setiapmuslim.

Dalam Surat Al-Maidah ayat 15-16 disebutkan:

Artinya: Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kalianRasul Kami, menjelaskan kepada kalian banyak dari isi Al-Kitabyang kalian sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya.Sesungguhnya telah datang kepada kalian cahaya dari Allah,dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjukiorang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan,dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang

تم للجم كثيرا مما ك يا أهل اللجتاب قد جاءكم رسولنا يبين نور ويعفو عن اللجتاب تخفون من كثير قد جاءكم من الله

تبع يهدي به .مبين وكتاب من ا لام الله نه سبل الس رضوالمات من ويخرجهم بإذنه ويهديهم إلى صراط إلى النور الظ

.مستقيم

Page 150: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

82 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang denganseizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.39

Dasar akidah akhlak yang kedua bagi seorang muslimadalah Al Hadis atau Sunnah Rasul. Untuk memahami Alquranlebih terinci, umat Islam diperintahkan untuk mengikuti ajaranRasulullah , karena perilaku Rasulullah adalah contoh nyatayang dapat dilihat dan dimengerti oleh setiap umat Islam (orangmuslim).

Akidah tersebut dalam tubuh manusia ibarat kepalanya.Maka apabila suatu umat sudah rusak, bagian yang harusdirehabilitasi adalah akidahnya terlebih dahulu. Di sinilahpentingnya akidah ini, apalagi ini menyangkut kebahagiaandan keberhasilan di dunia dan di akhirat. Akidah merupakankunci kita menuju surga. Akidah juga menjadi dasar dariseluruh hukum-hukum agama yang berada di atasnya. AkidahIslam adalah tauhid, yaitu mengesakan Tuhan yang diungkapkandalam syahadat pertama. Sebagai dasar, tauhid memiliki implikasiterhadap seluruh aspek kehidupan keagamaan seorang muslim,baik ideologi, politik, sosial, budaya, pendidikan dan sebagainya.

9. Tujuan Mempelajari Akidah.

Bagi umat Islam, mempelajari akidah yang benar adalahsuatu kewajiban. Mengacu pada pengertian akidah di atas,adapun beberapa tujuan mempelajari akidah adalah sebagaiberikut:40

39Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya,..............h. 11040Disalin dari kitab Al-Qadha wal Qadar, edisi Indonesia Qadha

& Qadhar, Penyusun Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin, Penerjemah

Page 151: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

83Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

a. Meningkatkan Ibadah Kepada Allah SWTOrang yang paham Akidah akan bisa dengan mudah meng-ikhlaskan ibadahnya semata-mata hanya untuk Allah .Dari sini, mereka akan terus berusaha meningkatkan ibadahnyatanpa ada keraguan lainnya.

b. Menenangkan JiwaAkidah bertujuan untuk membuat hati menjadi lebih tenangkarena bisa menerima semuanya dengan ikhlas, baik takdirbaik maupun buruk. Hal ini karena mereka meyakini bahwasemuanya ini sudah diatur oleh Allah . Mereka juga akanpercaya bahwa rencana Allah jauh lebih indah sehinggatidak perlu khawatir apa yang akan terjadi esok hari.

c. Meningkatkan Amal BaikTujuan Akidah sebenarnya untuk menghindarkan diridari perbuatan sesat. Oleh karena itu, mereka yang memahamidengan baik Akidah akan senantiasa melakukan amalanbaik dan menjauhi perbuatan buruk yang dilarang Allah.Mereka akan selalu ingat bahwasannya setiap perbuatandosa yang dilakukan akan mendapat balasan dan siksaan.

d. Menegakkan AgamanyaMereka yang mempelajari Akidah tidak akan pernah ragudalam berbuat baik, terutama untuk menegakkan agamanya.Selain itu, mereka juga akan selalu berusaha untuk memperkuattiang penyangga agamanya, termasuk berjihad. Pada dasarnya,akidah akan membuat orang tahu bahwasannya yang perludikejar tidak semata-mata kebahagiaan di dunia tetapi jugadi akhirat.

A. Masykur Mz, Penerbit Darul Haq, Cetakan Rabi’ul Awwal 1420H/Juni 1999 M.. h. 67

Page 152: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

84 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

10. Fungsi Akidah Dalam Islam

Sesuai dengan fungsinya sebagai dasar agama, makakeberadaan akidah Islam sangat menentukan bagi seorangmuslim, sebab dalam sistem teologi agama ini diyakini bahwasikap, perbuatan dan perubahan yang terjadi dalam perilakudan aktivitas seseorang sangat dipengaruhi oleh sistem teologiatau akidah yang dianutnya. Untuk itu signifikansi akidahdalam kehidupan seseorang muslim dapat dilihat paling tidakdalam empat hal, yaitu:

1. Akidah Islam merupakan landasan seluruh ajaran Islam.Di atas keyakinan dasar inilah dibangun ajaran Islam lainya,yaitu syari’ah (hukum Islam) dan akhlaq (moral Islam).Oleh karena itu, pengamalan ajaran Islam lainya sepertisalat, puasa, haji, etika Islam (akhlak) dan seterusnya, dapatdiamalkan di atas bagunan keyakinan dasar tersebut. Tanpakeyakinan dasar, pengamalan ajaran agama tidak akanmemiliki makna apa-apa.

2. Akidah Islam berfungsi membentuk kesalehan seseorangdi dunia, sebagai modal awal mencapai kebahagiaan diakhirat. Hal ini secara fungsional terwujud dengan adanyakeyakinan terhadap kehidupan kelak di hari kemudian dansetiap orang mempertanggungjawabkan perbuatannyadi dunia.

3. Akidah Islam berfungsi menyelamatkan seseorang darikeyakinan-keyakinan yang menyimpang, seperti takhyul,bid’ah, khurafat, dan penyelewengan-penyelewengan lainnya.

4. Akidah Islam berfungsi untuk menetapkan seseorangsebagai muslim atau non muslim. Begitu pentingnya kajianakidah Islam hingga bidang ini telah menjadi perbincanganserius di kalangan para ahli sejak zaman awal Islam sampai

Page 153: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

85Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

hari ini, termasuk di Indonesia. Di dalam apresiasinya, kajianmengenai bidang ini melahirkan beberapa aliran, sepertiSunni [Maturidiyah, Asy’ariyah, Ahlussunnah wal Jama’ah]Murjiah, Muktazilah, Wahabiyah, Syiah, Khawarij, Qadariyah,Jabbariyah dan lain-lain.41

11. Tingkatan Akidah

Tingkatan akidah seseorang berbeda-beda antara satudengan yang lainya tergantung dari dalil, pemahaman, peng-hayatan dan juga aktualisasinya. Tingkatan akidah ini palingtidak ada empat, yaitu:

1. Tingkat TaqlidTingkat taqlid berarti menerima suatu kepercayaan dariorang lain tanpa diketahui alasan-alasannya. Sikap taklidini dilarang oleh agama Islam sebagaimana disebutkandalam Q.S. al-Isra’ (17): 36.

Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamutidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnyapendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintapertanggungan jawabnya”.42

مع والبصر والفؤاد کل س لك به علم إن الس ولا تقف ما ل أولئك کبحن عنه مسئولا

41Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin, Penerjemah A. MasykurMz, Penerbit Darul Haq, Cetakan Rabi’ul Awwal 1420H/Juni 1999M.. h. 67

42Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, ...... h. 286

Page 154: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

86 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

2. Tingkat Ilmul Yaqin.Tingkat ilmul yaqin adalah suatu keyakinan yang diperolehberdasarkan ilmu yang bersifat teoretis. Sebagaimana yangdisebutkan dalam Alquran Surah At-Takatsur (102): 1-5.

Artinya: “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampaikamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamuakan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlahbegitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jikakamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin.”43

3. Tingkat ‘Ainul YaqinTingkat ‘ainul yaqin adalah suatu keyakinan yang diperolehmelalui pengamatan mata kepala secara langsung tanpaperantara. Hal ini disebutkan di dalam Alquran Surah At-Takatsur (102): 6-7.

Artinya: “Niscaya kamu benar-benar akan melihat nerakaJahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnyadengan ainul yaqin”.44

4. Tingkat Haqqul YaqinTingkat haqqul yaqin adalah suatu keyakinan yang diperolehmelalui pengamatan dan penghayatan pengamalan (empiris).

كم التکبحثر ثم کلا.کلا سوف تعلمون .حتى زرتم المقابر .ألها .کلا لو تعلمون علم اليقين .سوف تعلمون

ون الجحيم ونها عين اليقين . لتر .ثم لتر

43Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, ......... h. 60044Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, ......... h. 600

Page 155: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

87Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Sebagaimana disebutkan di dalam Alquran Surah Al-Waqi’ah(56): 88-99.

Artinya: “Adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orangyang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh keten-teraman dan rezki serta surga keni`matan. Dan adapun jikadia termasuk golongan kanan, maka keselamatan bagimukarena kamu dari golongan kanan. Dan adapun jika dia termasukgolongan orang yang mendustakan lagi sesat, maka dia mendapathidangan air yang mendidih, dan dibakar di dalam neraka.Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinanyang benar. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) namaTuhanmu Yang Maha Besar”45

Beberapa dalil tentang akidah. Di antaranya adalah firmanAllah dalam Alquran Surah An-Nisaa: 80

Artinya: “Barangsiapa yang taat kepada rasul maka sungguh diatelah taat kepada Allah.”46

بين وأما إن. فروح وريحان وجنة نعيم . فأما إن کبحن من المقروأما . لك من أصحاب اليمين فسلام . اليمين أصحاب من کبحن

بين من کبحن إن الين المكذ ل . الض وتصلية . حميم من ف .إن هذا لهو حق اليقين ! فسبح باسم ربك العظيم .جحيم

45Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, ........... h. 53746Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, ............ h. 91

سول فقد أطاع الله من يطع الر

Page 156: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

88 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Dan firman-Nya dalam Alquran Surah An Nur ayat 56:

Artinya: “Taatlah kalian kepada rasul semoga kalian dirahmati.”

Dan firman-Nya dalam Alquran Surah An Nur ayat 54:

Artinya: “Katakanlah: “Taat kepada Allah dan taatlah kepadarasul; dan jika kamu berpaling Maka Sesungguhnya kewajibanRasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajibankamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu.dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk.dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan(amanat Allah) dengan terang”.47

Dan Allah Azza wajalla berfirman dalam Alquran SurahAli Imran ayat 32:

Artinya: “Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamuberpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”.48

Telah datang pula perintah dari Allah Azza wajalla untuk

سول لعللجم ترحمون وأطيعوا الر

سول فإن تولوا فإنما عليه ما حمل وأطيعوا الر قل أطيعوا اللهسول إلا وما وإن تطيعوه تهتدوا حملتم وعليلجم ما الر ع

البلاغ المبين

لا يحب الکبحفرين سول فإن تولوا فإن الله والر قل أطيعوا الله

47Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, ........... h. 35748Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, ............ h. 54

Page 157: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

89Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

mengikuti Rasul-Nya Shallallahu alaihi wasallam berupa perintahuntuk menjadikannya sebagai suri tauladan dalam banyaktempat (dalam Alquran).

Allah Azza wajalla berfirman dalam Alquran Surah AliImran ayat 31, sebagai berikut:

Artinya: “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintaiAllah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampunidosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”49

Allah Azza wajalla juga berfirman dalam Alquran SurahAl Araf, ayat 158 yang berbunyi sebagai berikut:

Artinya: “Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepadakalimat-kalimat-Nya dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapatpetunjuk”.50

12. Penyimpangan Akidah.

Sebab-Sebab Penyimpangan dari Akidah Shahihah, yaitu:

1. Kebodohan terhadap akidah shahihah, karena tidak

ويغفر للجم بلجم الله فاتبعوني يح تم تحبون الله قل إن ك غفور رحيم ذنوبلجم والله

تبعوه وکلماته وا بي الأمي الذي يؤمن بالله ورسوله ال فآمنوا بالله لعللجم تهتدون

49Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, ............ h. 5450Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, .......... h. 170

Page 158: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

90 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

mau mempelajari dan mengajarkannya, atau karena kurangnyaperhatian terhadapnya. Sehingga tumbuh generasi yangtidak mengenal akidah shahihah dan juga tidak mengetahuilawan atau kebalikannya. Akibatnya, mereka menyakiniyang haq sebagai sesuatu yang batil dan yang batil dianggapsebagai yang haq. Sebagaimana yang dikatakan oleh Umarbin Khatab R.a.: “Sesungguhnya ikatan simpul Islam akanpudar satu demi satu manakala di dalam Islam terdapatorang yang tumbuh tanpa mengenal kejahiliyahan”.

2. Ta’ashshub (fanatik) kepada sesuatu yang diwarisidari bapak dan nenek moyangnya, sekalipun hal itu batil,dan mencampakkan apa yang menyalahinya, sekalipunhal itu benar. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarahayat 170, yang artinya:

Artinya: “Dan apabila dikatakan kepada mereka, ’ikutilahapa yang telah diturunkan Allah ’, mereka menjawab, ’(tidak),tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapatidari (perbuatan) nenek moyang kami.’ (Apakah mereka akanmengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidakmengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”51

3. Taqlid Buta, dengan mengambil pendapat manusia dalammasalah akidah tanpa megetahui dalilnya dan tanpa menyelidikiseberapa jauh kebenarannya.

4. Ghuluw (berlebihan), dalam mencintai para wali dan

نا عليه بع ما ألف قالوا بل ن تبعوا ما أنزل الله وإذا قيل لهم ائا ولا يهتدون لو کبحن آباؤهم لا يعقلون ش آباءنا أو

51Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, ............ h. 26

Page 159: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

91Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

orang-orang shalih, serta mengangkat mereka di atas derajatyang semestinya, sehingga menyakini pada diri merekasesuatu yang tidak mampu dilakukan kecuali oleh Allah, baik berupa mendatangkan kemanfaatan maupunmeolak kemudharatan. Juga menjadikan para wali itu perantaraantara Allah dan makhlukNya, sehingga sampai padatingkat penyembahan para wali tersebut dan bukan menyembahAllah .

5. Ghaflah (lalai), terhadap perenungan ayat-ayat Allah yang terhampar di jagat raya ini (ayat-ayat kauniyah)dan ayat-ayat Allah yang tertuang dalam kitabNya (ayat-ayat Qura’niyah). Di samping itu, juga terbuai dengan hasilteknologi dan kebudayaan, sampai-sampai mengira bahwaitu semua adalah hasil kreasi manusia semata, sehinggamereka mengagung-agungkan manusia dan menisbatkanseluruh kemajuan ini kepada jerih payah dan penemuanmanusia semata. Pada umumnya rumah tangga sekarangini kosong dari pengarahan yang benar menurut Islam.

6. Enggannya media pendidikan dan media informasimelaksanakan tugasnya. Kurikulum pendidikan kebanyakantidak memberikan perhatian yang cukup terhadap pendidikanagama Islam, bahkan ada yang tidak peduli sama sekali.Sedangkan media informasi, sosial media baik cetak maupunelektronik berubah menjadi sarana penghancur dan perusak,atau paling tidak hanya memfokuskan pada hal-hal yangbersifat meteri dan hiburan semata. Tidak memperhatikanhal-hal yang dapat meluruskan moral dan menanamkanakidah serta menangkis aliran-aliran sesat.52

52Lihat, Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin, Kitab Tauhid 1,Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah al Fauzan, Penerjemah A. Masykur

Page 160: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

92 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Dari berbagai uraian di atas tentang masalah akidah,maka jelas bahwa pengingkaran dan atau pengabaian terhadapakidah Islam seperti yang telah disebutkan Harun Nasutionsebelumnya pada bab I dalam penulisan ini, menunjukkanbetapa pentingnya peran akidah yang kuat dan benar dalammembangun sebuah masyarakat madani yang sejahtera sepertiyang pernah dialami umat Islam di zaman Khulafaur Rasyidin.Sebaliknya pengingkaran dan pengabaian akidah Islam dapatdipastikan akan membuat suatu masyarakat atau bangsamenjadi terpuruk dan mengalami kemunduran (disintegrasi).Umat Islam telah mengalami ini pada Masa Disintegrasi: 1000-1250 M. dan pada Fase Kemunduran II Tiga Kerajaan Besar(1700-1800 M.)53

Tentang pengingkaran akidah Islam ini, menarik apayang diungkapkan oleh Amir Syakib Arslan dalam sebuahpertanyaan yang merupakan judul sebuah buku terkenalkarya Amir Syakib Arslan54 yang ditulis pada awal abad ke

Mz, Al-Qadha wal Qadar, edisi Indonesia Qadha & Qadhar PenerbitDarul Haq, Cetakan Rabi’ul Awwal 1420H/Juni 1999 M.

53Lihat, Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya(Jakarta: UI Press, 1985), h. 56-89.

54Shakib Arslan (Arabic: , 25 December 1869 – 9December 1946) was a Druze prince (amir) from Lebanon who wasknown as Amir al-Bayân (Arabic for “Prince of Eloquence”) becausein addition to being a politician, he was also an influential writer, poetand historian. A prolific author, he penned some 20 books and 2000articles, to which can be added two collections of poetry and a “prodi-gious correspondence.” Influenced by the ideas of al-Afghani and MuhammadAbduh, Arslan became a strong supporter of the Pan-Islamic policiesof Abdul Hamid II. He also advocated the proposition that the survivalof the Ottoman Empire was the only guarantee against the division ofthe ummah and its occupation by the European imperial powers. ToArslan, Ottomanism and Islam were closely bound together and the reform

شكيب أرسلان

Page 161: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

93Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

dua puluh. Beliau menulisnya sebagai hasil analisisnya terhadapkondisi terpuruk dan terpecah-belahnya umat Islam pada masaitu. Sesudah hampir satu abad sejak ditulis, ternyata isi bukunyamasih cukup relevan dengan realitas umat Islam dewasa ini.Beliau menjadi saksi sejarah keruntuhan Kesultanan TurkiUsmani serta semakin mencengkeramnya pihak imperialispenjajah Eropa di berbagai negeri Islam.

Beliau mencatat bagaimana negeri-negeri Islam tidakberdaya dijajah oleh aneka penjajah, seperti Inggris, Perancis,Itali, Belanda dan beliau sangat risau serta prihatin dengannya.Akhirnya beliau menjadi heran sehingga mengajukan pertanyaan,“Limadza ta’akhkhara l-muslimuna wa limadza taqaddamaghayruhum?” ”Mengapa Kaum Muslimin Mundur danKaum Selainnya Maju?”55

Secara garis besar Syakib Arslan berkesimpulan bahwakaum muslimin menjadi mundur dikarenakan mereka mening-galkan agama mereka yakni; Akidah Islam atau DienulIslam. Sedangkan pihak Eropa (Barat) kafir justeru menjadi

of Islam would naturally lead to the revival of the Ottoman Empire.Exiled from his homeland by the French Mandate authorities, Arslan passedmost of the interwar years in Geneva serving as the unofficial represen-tative of Syria and Palestine at the League of Nations and writing aconstant stream of articles for the periodical press of the Arab countries.(See, Wikipedia, Syakib Arslan), Lihat, KH. Moenawar Kholil ke dalamBahasa Indonesia “Mengapa Kaum Muslimin Mundur, dan MengapaKaum Selain Mereka Maju?, Jakarta: (Terbitan PT. Bulan Bintang, 1992),h. 196,

55Judul Bukunya adalah, “Limadza ta’akhkhara l-muslimunawa limadza taqaddama ghayruhum?” Diterjemahkan oleh KH. MoenawarKholil ke dalam Bahasa Indonesia “Mengapa Kaum Muslimin Mundur,dan Mengapa Kaum Selain Mereka Maju?, Terbitan PT. Bulan Bintang,Jakarta, 1992 dengan jumlah halaman 196, di dalamnya disebut mengapadan apa saja penyebab umat Islam mundur.

Page 162: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

94 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

maju karena mereka meninggalkan agama mereka, yaitu agamaNasrani atau Kristen. Mengapa bisa demikian? Karena Islamadalah agama yang benar, sempurna dan saling menyempurnakanantara satu bagian dengan bagian lainnya. Sedangkan agamapara penjajah merupakan agama yang telah kehilangan keasli-annya. Agama Nasrani telah mengalami banyak penyimpanganserta kontaminasi nilai akibat ulah tangan-tangan jahil pararahib, pendeta dan pastornya. Mereka telah sengaja mengubahisi Al-Kitab Bible di sana-sini. Perubahan tersebut dilakukankarena berbagai kepentingan duniawi dan hawa nafsu. Olehsebab itu Nabi Muhammad pernah bersabda:

Artinya: “Jangan kalian benarkan ahli kitab, dan jangan pulakalian mendustakannya, dan katakan saja ‘Kami beriman kepadaAllah, dan apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkankepadamu’.” Riwayat Bukhari.56

Sedangkan sumber utama ajaran Al-Islam, yakni Alqurandan As-Sunnah, keduanya memperoleh jaminan terpeliharakeasliannya dari Allah :

Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an,dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”57

كر وإنا له لحافظون لنا الذ إنا نحن نز

56Lihat, Kitab Hadis Bukhari No. 6816.57Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian

Alquran selama-lamanya. Lihat, Departemen Agama RI, Alqurandan Terjemahnya, ................. h. 262

وما أنزل بوهم وقولواآمنا بالله قوا أهل اللجتاب ولا تلجذ لا تصدنا وما أنزل إليلجم الآية إل

Page 163: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

95Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Artinya: “…dan tiadalah yang diucapkannya (Nabi Muhammad) itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannyaitu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),”58

Selain itu, kaum muslimin menjadi mundur saat meninggal-kan agamanya karena Islam dan ilmu pengetahuan berjalanseiring. Sehingga begitu kaum muslimin meninggalkan Islamsecara otomatis juga meninggalkan ilmu pengetahuan, makaakibatnya mereka menjadi mundur. Sebaliknya, kaum kafirEropa memiliki agama yang diwakili oleh pihak gereja padaabad kegelapan. Dan bukan rahasia lagi bahwa pada masaitu banyak doktrin dan ajaran pihak gereja alias agama Nasranibertolak belakang dengan ilmu pengetahuan. Sehingga ketikamasyarakat kafir Eropa berontak terhadap belenggu gerejamereka secara otomatis mendekat kepada ilmu pengetahuandan itu menyebabkan mereka menjadi maju.59

Dalam situasi seperti itu Amir Syakib Arslan membedahpersoalan kaum muslimin. Dengan piawai beliau berhasilmerumuskan secara tertib rangkaian sebab mundurnya kaummuslimin dan majunya kaum selainnya. Ada lima sebab menurut-nya. Dan kelima sebab tersebut memiliki hubungan sebab-akibat satu sama lainnya. Uniknya lagi, kelima sebab tersebutjika kita perhatikan baik-baik, masih sangat relevan dengan

وما ينطق عن الهوى إن هو إلا وحي يو

58Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, ........... h. 52659Lihat, Amir Syakib Arselan, “Mengapa Kaum Muslimin Mundur,

dan Mengapa Kaum Selain Mereka Maju?, KH. Moenawar Kholil kedalam Bahasa Indonesia (Jakarta: Terbitan PT. Bulan Bintang, Jakarta,1992), h. 60. Lihat Juga, Syaikh Syakib Arslan, Kenapa Umat IslamTertinggal, Dengan Kata Pengantar Syaikh Rasyid Ridha, (Jakarta: PenerbitAl Kautsar, 2012), h. 39.

Page 164: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

96 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

keadaan kaum muslimin hingga saat ini. Kelima sebab inijuga akan menjadi pisau analisis dalam mengalisis bagaimanaperkembangan akidah dan implikasinya terhadap perkembangankeberagamaan masyarakat Islam di Barus.

Kelima sebab tersebut ialah sebagai berikut:

1. Jauh dari Kitabullah Alquranul Karim dan As-Sunnah An-Nabawiyyah.

2. Hilangnya tsiqoh (kepercayaan) terhadap Islam inhizamundakhily (inferior/rendah diri).

3. At-Taqlid (mengekor secara mambabi buta).4. At-Tafriqoh (perpecahan).5. Tertinggal dalam berbagai urusan dunia.60

Pertama, kaum muslimin pada umumnya jauh daridua sumber utama kemuliaan mereka, yakni Kitabullah Alqurandan As-Sunnah An-Nabawiyyah. Padahal Nabi Muhammad secara gambalang mewasiatkan agar kita senantiasa berpegangteguh kepada kedua warisan suci tersebut. Hanya denganbersikap demikianlah kita tidak bakal menjadi tersesat darijalan lurus yang Allah telah bentangkan bagi orang-orangberiman.

Rasulullah bersabda, “Telah aku tinggalkan untuk kalian,dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang

وسنة كتم بهما كتاب الله تركت فيكم أمرين لن تضلوا ما تمسيه ن

60Amir Syakib Arselan, “Mengapa Kaum Muslimin Mundur, danMengapa Kaum Selain Mereka Maju?........... h. 65

Page 165: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

97Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

teguh dengan keduanya; Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya.”(HR. Malik 1395).

Semestinya kedua perkara ini menjadi rujukan utamakaum muslimin, baik dalam urusan kecil maupun besar, baikurusan pribadi maupun bermasyarakat. Kedua perkara inimerupakan sumber kemuliaan dan kebanggaan kaum muslimin.Jika mereka akrab dengannya, niscaya mereka menjadi mulia.Jika mereka jauh dari keduanya, niscaya mereka akan dihinggapikehinaan sebagaimana yang tampak dewasa ini.

Artinya: “Andai kata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka,pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya.Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaanmereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.”61

Realitasnya, dewasa ini hubungan kaum muslimin umumnyajauh dari kedua sumber utama ajaran Islam tersebut. Kalaupunada hubungan biasanya hanya hubungan parsial. Ada yanghubungannya dengan Alquran hanya sebatas tilawah (membacanya).Atau kalaupun ada yang lebih daripada itu ialah hubungantahfizh (menghafalkannya). Ini bukan berarti kita tidak meng-anggap penting aktifitas tilawah dan tahfizh Alquran. Tetapimasalahnya ini tidaklah cukup. Allah tidak menurunkanAlquran dengan maksud sebatas itu. Allah menurunkanAlquran agar menjadi petunjuk, pedoman hidup bagi umatIslam, bahkan segenap umat manusia. Allah menghendaki

ماوات والأرضومن فيهن بل تبع الحق أهواءهم لفسدت الس ولو اناهم بذكرهم فهم عن ذكرهم معرضون أت

61Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, ............. h. 346

Page 166: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

98 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

agar dengan berpedoman kepada Alquran umat manusiakeluar dari kegelapan jahiliyah menuju terangnya hidayahcahaya Islam. Maka sepatutnya kaum muslimin juga tadabbur(memahami) dan tathbiq (mengamalkan) Alquranul Karim.Tetapi hal di atas tidak terjadi. Malah banyak muslim yanglebih bangga hidup berpedoman kepada berbagai sumber kebang-gaan selain daripada Alquran dan Sunnah Nabi . Merekabangga dengan berbagai kitab karya manusia. Ada yang lebihbangga dengan kitab warisan nenek moyangnya yang bukanIslam. Ada yang membanggakan kitab produk kaum kuffarEropa. Ada yang membanggakan kitab lokal-tradisional sukuatau bangsanya yang bukan berpedoman kepada Kitabullah.Dan banyak lagi lainnya. Padahal Allah sudah memperingatkanapa yang bakal terjadi jika mereka meninggalkan sumberkebanggaan yang berasal dari Allah dan Sunnah Nabi Muhammad.62

“…dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Kuyang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikutijalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikankamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allahkepadamu agar kamu bertakwa.”63

Kedua, hilangnya tsiqoh (kepercayaan) terhadap Islam—inhizamun dakhily (inferior). Dikarenakan kaum muslimin

ق بكم بلفتفر بعواالس وأن هذا صراطي مستقيما فاتبعوه ولا تكم به لعللجم تتقون ا لكم وص يله ذ عن س

62Syaikh Syakib Arslan, Kenapa Umat Islam Tertinggal......, DenganKata Pengantar Syaikh Rasyid Ridha...........h. 65.

63Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, ............. h. 149

Page 167: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

99Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

jauh dari sumber kebanggaan dan kemuliaannya, maka mulailahtumbuh sikap minder atau malu menjadi seorang muslim.Mulailah kaum muslimin terjangkiti penyakit inferior (rendahdiri) untuk menampilkan nilai-nilai Islam dalam kesehariannya.Mereka tidak ingin dianggap terbelakang dan ketinggalanzaman. Sedangkan agama Islam sudah terlanjur di-asosiasi-kan dengan segala sesuatu yang mengindikasikan keterbelakangandan ketinggalan zaman. Hilang sudah kebanggaan diri sebagaiseorang muslim. Padahal di dalam Alquran justeru Allah muliakan orang-orang beriman dengan menamakan merekakaum muslimin.

Artinya: “Dia (Allah ) telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.(Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamaikamu sekalian muslimin dari dahulu, dan (begitu pula) dalam(Alquran) ini.” 64

Karena jauh dari Alquran, maka kaum muslimin menjadiseolah tidak pernah membaca ayat di atas. Mereka tidak sadarbahwa justeru tampil dengan identitas Islam merupakan tuntutandari Allah dan barangsiapa bangga dengan nilai-nilai Islamberarti ia sedang mengejar rida Allah . Dan ini berarti merekabelum benar-benar beriman. Sebab Allah berjanji bahwa

ين من حرج ملةأبيكم كم وما جعل عليلجم في الد با هو اجكم المسلمين من قبل وفي هذا إبراهيم هو سما

64Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, ........... h. 341

Page 168: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

100 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

barangsiapa yang beriman dengan benar, niscaya hilanglahrasa rendah diri dan kesedihan hidupnya.65

Artinya: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula)kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang palingtinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”66

Ketiga, At-Taqlid (mengekor secara mambabi buta). Karenasudah tidak memiliki tsiqoh (kepercayaan) terhadap Islamsebagai jalan hidup, maka mulailah kaum muslimin melirikberbagai ajaran selain agama Allah . Karena mereka mindermenyebut diri sebagai muslim, minder bila tampil denganidentitas Islam semata, tidak yakin bakal diterima di tengahmasyarakat modern bila hanya mengkampanyekan Islamsaja, maka mulailah mereka mencari alternatif lain yang diyakinibakal lebih “laku” di tengah zaman penuh fitnah ini. Mulailahmereka mencari alternatif lain yang mereka yakini bakalsecara cepat mendatangkan dukungan luas masyarakat.Sambil melupakan pentingnya dukungan Allah sebelumsegala sesuatunya. Apalah artinya mendapat dukungan luasmasyarakat bila Allah tidak rida. Jauh lebih penting dansudah semestinya kaum muslmin selalu mengutamakan dukunganatau rida Allah daripada dukungan masyarakat luas. Walaupunsudah barang tentu ideal bila dapat memperoleh dukunganAllah sekaligus dukungan masyarakat luas. Tetapi di zamanpenuh fitnah seperti sekarang ini, pilihan yang ada seringkali

تم مؤمنين ولا تهنوا ولا تحزنوا وأنتم الأعلون إن ك

65Syaikh Syakib Arslan, Kenapa Umat Islam Tertinggal......, DenganKata Pengantar Syaikh Rasyid Ridha...........h. 65.

66Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, .............. h. 67

Page 169: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

101Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

sangat pahit. You can’t win them all…! Masing-masing diri dankelompok mencari seruan, jalan hidup, ideologi, pandanganhidup, nilai-nilai selain Islam yang dia lebih tsiqoh kepadanya.Lalu mereka mengikutinya dengan semangat taqlid aliasmembabi-buta. Mereka tidak mengkritisi ajaran baru yangmereka pandang menjadi solusi lebih baik dari Islam, baikmengikutinya secara murni maupun dengan mengkombinasi-kannya bersama ajaran Islam. Biasanya sebelum merekataqlid dengan ajaran baru tersebut mereka mengaku sudahmeneliti dan mempelajarinya secara mendalam. Dan kesimpul-annya mereka katakan bahwa ajaran baru tersebut sejalanalias tidak bertentangan dengan Islam. Itulah sebabnya merekamenganutnya. Mereka lupa bahwa kalaupun ajaran baru itutampak sejalan dengan Islam, namun ia merupakan produkmanusia yang sudah barang tentu tidak sempurna bebas-cacatdan penyimpangan, serta tidak pantas disetarakan, apalagiditinggikan lebih daripada ajaran produk Allah . Subaahanallahi‘amma yusyrikun (Maha Suci Allah dari apa-apa yang merekapersekutukan/asosiasikan). Dan lagi, kalaupun ada ajaranselain Islam yang “sejalan” dengan Islam, mengapa tidak merasacukup dengan menganut Islam saja? Mengapa harus lebihmengedepankan ajaran selain Islam-nya? Mengapa tidak Islam-nya saja yang dikedepankan? Bukankah Allah sudah meng-arahkan kita untuk senantiasa menampilkan Islam dan meng-aku muslim dalam berbagai kiprah saat kita mengajak manusiamenuju Allah alias saat sedang terlibat dalam aktifitasmengajak manusia yang biasa dikenal dengan istilah ad-da’wah.67

67Syaikh Syakib Arslan, Kenapa Umat Islam Tertinggal......, DenganKata Pengantar Syaikh Rasyid Ridha....................... .h. 66.

Page 170: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

102 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Artinya: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripadaorang yang menyeru (mengajak) kepada Allah , mengerjakanamal yang saleh dan berkata, ‘Sesungguhnya aku termasuk kaummuslimin (orang-orang yang berserah diri)?’”68

Mulailah penyakit taqlid alias mengekor secara membabibuta menjadi fenomena di tengah kaum muslimin. Kaum musliminterlalu kagum dengan asal-usul identitas bangsa dan nenekmoyangnya mengambil nasionalisme. Kaum muslimin over-kagum dengan tatanan sosial masyarakat barat mengambilsekularisme dan demokrasi. Kaum muslimin berlebihan meng-utamakan toleransi dan perdamaian mengambil pluralisme.Kaum muslimin tidak kuasa mengendalikan hawa nafsunyadan terlena dengan kesenangan dunia fana mengambil liberalismedan hedonisme. Kaum muslimin mendewakan akalnya, dansibuk berlomba mengejar ketertinggalan di bidang materi,sains dan teknologi, tanpa melihat halal-haramnya. Kaummuslimin mengutamakan aspek spiritual modern mengambilnew age religion yang mengutamakan spiritual tradisionalmengambil paham kearifan lokal alias mistik-klenik. Pendek kata,masing-masing telah memiliki alternatif lain ajaran yang diikutiselain Islam. Ada yang terang-terangan mengaku mengikutinyatanpa menyertakan Islam dalam identitasnya. Tetapi yangkebanyakan adalah yang malu-malu untuk mengaku bahwaia telah menganut ajaran selain Islam dan meninggalkanIslam. Sehingga akhirnya mereka cenderung mengkombinasi-

ومن أحسن قولا ممن دعا إلى اللهوعمل صالحا وقال إنني من المسلمين

68Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, ............ h. 479

Page 171: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

103Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

kannya dengan Islam sebagai identitas. Artinya ajaran barunyaitu biasanya “dicantolkan” bersama dengan identitas Islamyang -kata mereka- masih mereka anut. Akhirnya muncullahistilah-istilah asing seperti Islam-nasionalis, Islam-demokrat,Islam-liberalis, Islam-modernis, Islam-pluralis, Islam-progressif,Islam-universalis, Islam-humanis, Islam-spiritualis dan lainsebagainya. Pada praktiknya justeru ajaran selain Islam yangditempelkan kepada identitas Islam itulah yang lebih diutamakandaripada Islamnya itu sendiri. Perlu diingat bahwa Islam-plusatau Islam-minus atau apapun namanya dia bukanlah Islam.Sebab Islam adalah Islam. Ia adalah agama Allah yangtelah sempurna. Tidak memerlukan tambahan dan tidak sepatutnyadikurangi atau ditawar-tawar…!69

Artinya: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu,dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.”70

Keempat, At-Tafriqoh (perpecahan). Karena masing-masing kelompok tenggelam di dalam kebanggaan ajaranselain Islam, maka otomatis merebaklah perpecahan di dalamtubuh umat Islam. Masing-masing kelompok membanggakanseruan kelompoknya. Padahal seruannya sudah tidak murniajaran Allah . Lalu apa yang mereka harapkan? Apakah

اليوم أكملت للجم دينلجم وأتممتعليلجم نعمتي ورضيت للجم الإسلام دينا

69Syaikh Syakib Arslan, Kenapa Umat Islam Tertinggal......, DenganKata Pengantar Syaikh Rasyid Ridha......................... .h. 66.

70Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, .......................h. 107

Page 172: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

104 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

mereka mengira jika manusia menyambut seruan merekaberarti itu pertanda benarnya seruan mereka? Inilah dua pasalyang dibahas dengan tajam oleh Syakib Arsalan: (1) DalamBerjuang jangan Membanggakan Jumlah Pengikut dan (2) KemenanganSuatu Umat Tidak Bergantung Kepada Kuantitas Tetapi Kualitas.Mereka menjadi sibuk mengutamakan kuantitas pengikut,kohesitas kelompok, daya konsolidasi dan kemampuan mobilisasianggotanya daripada memfokus kepada substansi ajaran yangmereka serukan. Padahal sudah jelas di dalam Alquran Allah menyuruh umat Islam untuk memastikan komitmen kepadaagama Allah sebelum membangun soliditas kebersamaan.Bahkan komitmen murni dan konsekuen kepada agama Allah itulah syarat lahirnya sebuah jama’ah yang solid, mumpuni,tidak terpecah dan selamat di dunia-akhirat.

Artinya: “Dan berpegang-teguhlah kamu semuanya kepadatali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.”71

Ayat ini sering disalah-pahami sebagai ayat yang memerintah-kan pentingnya berjamaah. Padahal berjamaah merupakanhasil dari pelaksanaan perintah utama di dalam ayat ini, yakniberpegang-teguhlah kamu kepada tali (agama) Allah. Bila sekumpulanmuslim berpegang-teguh secara murni dan konsekuen kepadaagama Allah, niscaya kesatuan hati di antara mereka Allah tumbuhkan. Mereka menjadi akrab satu sama lain, baiksecara resmi berada di dalam satu kelompok maupun tidak.Tapi sebaliknya, berbagai pengelompokan yang berlandaskanselain agama Allah, baik secara eksplisit maupun tersamar

قوا جميعا ولا تفر واعتصموا بحبل الله

71Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, ........................h. 63

Page 173: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

105Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

alias malu-malu, maka ia tidak akan dijamin kesatuan hatinya,Kalaupun nampak solid, ia hanya akan solid sebatas tampilanluar saja dan sebatas di dunia saja, sedangkan di akhirat merekapasti akan bercerai-berai bahkan saling mencela satu samalain.

Artinya: “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadimusuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.”72

Bahkan kepatuhan mereka kepada pimpinan kelompokmasing-masing yang sewaktu di dunia dibanggakan sebagaibukti kedisiplinan dan kemuliaanan komitmen, justru menjadipenyesalan di akhirat.

Artinya: “Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalamneraka, mereka berkata, “Alangkah baiknya, andai kata kamitaat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul.” Dan merekaberkata, “Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah mentaatipemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu merekamenyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Rabb kami, timpakanlahkepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengankutukan yang besar.”73

الأخلاء يومئذ بعضهم لبعض عدو إلا المتقين

نا يا يقولون النار في وجوههم تقلب يوم أطعنا لي وأطعنا اللهيلاربنا اءنا فأضلونا الس لوا ربنا إنا أطعنا سبحدتنا وكبر سولاوقا الر

لعنا كبيرا آتهم ضعفين من العذاب والعمح

72Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, ............ h. 49473Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, ............ h. 427

Page 174: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

106 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Masing-masing kelompok yang berjuang dengan anekaseruan selain Islam salingmembanggakan seruan dan kelompoknya.Sehingga berpecah-belahlah umat Islam. Solusi yang tiap-tiap kelompok tawarkan bukanlah kembali kepada kemurnianIslam, tetapi malah semakin bersemangat mempromosikankehebatan dan keutamaan masing-masing kelompoknya.Akhirnya group values menjadi lebih utama daripada Islamicvalues. Apa saja yang berasal dari kelompoknya dia bela danapa saja yang datang dari luar kelompknya dia curigai. Akhirnyatolok-ukur benar-salah bukan lagi Islam, tetapi kelompoknyadan apa saja yang bersumber dari pimpinan kelompoknya.74

Artinya: “…dan janganlah kamu termasuk orang-orang yangmempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecahbelah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan.Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada padagolongan mereka.”75

Kelima, tertinggal dalam berbagai urusan dunia. Akhirnya,menurut Syakib Arslan, tenggelamnya kaum muslimin dalamperpecahan secara otomatis melemahkan umat Islam secarakeseluruhan. Dan Allah jelas telah menegaskan bahwaketidak-kompakkan umat dalam mentaati Allah dan Rasul-Nya pasti melahirkan kelemahan dan menghilangkan kekuatanumat Islam.

قوا دينهموکبحنوا شيعا کل ولا تلجونوا من المشركين من الذين فر حزب بما لديهم فرحون

74Syaikh Syakib Arslan, Kenapa Umat Islam Tertinggal......, DenganKata Pengantar Syaikh Rasyid Ridha...........h. 68.

75Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, ........... h. 407

Page 175: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

107Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Artinya: “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlahkamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadigentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. SesungguhnyaAllah beserta orang-orang yang sabar.”76

Semua bersumber dari lebih bangganya kaum musliminterhadap seruan selain Islam, baik sendirian maupun bersamaIslam. Apakah itu dengan cara menampilkan seruan Islam-plus atau Islam-minus, maka apapun seruannya jika kaummuslimin tidak menerima Islam secara utuh dan apa adanyadari Allah , niscaya mereka bakal menjadi hina di duniadan merugi di akhirat.77

Artinya: “Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab(Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalahbalasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkankenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat merekadikembalikan kepada siksa yang sangat berat.”78

وا ورسوله ولا تنازعوا فتفشلواوتذهب ريحكم واصبر وأطيعوا اللهابرين مع الص إن الله

أفتؤمنون ببعض اللجتاب وتلجفرون ببعضفما جزاء من يفعل نيا لك منلجم إلا خزيفي الحياة الد ويوم القيامة يردون إلى ذ

أشد العذاب

76Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, ........... h. 18377Syaikh Syakib Arslan, Kenapa Umat Islam Tertinggal......, Dengan

Kata Pengantar Syaikh Rasyid Ridha...........h. 69.78Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, .........h. 13.

Page 176: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

108 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Walaupun ayat di atas turun berkenaan dengan kaumYahudi, namun Allah menyuruh umat Islam untuk mengambilpelajaran dari kisah umat-umat terdahulu. Sebab bila umatIslam mengikuti kekeliruan kaum Yahudi, niscaya nasib yangsama bakal menimpa mereka. Hina di dunia dan azab di akhirat.

Dari berbagai uraian tentang akidah Islam di atas menun-jukkan bahwa betapa penting peranan akidah dalam membangunkesejahteraan suatu bangsa. Bila hal ini dikaitakan denganteori Ahmed S Akbar tentang kategori masa di mana kalauIslam sudah masuk ke Barus sejak abad ke 7 Masehi (hanyasebagai lintasan saja) atau katakan pada abad ke 13 Masehiberarti Islam sudah dikenal sebagai sebuah agama 14 abadsilam di Barus. Namun apabila Islam sudah masuk sebagaiagama misi dan manjadi agama yang dianut mayoritas masyarakatdi Barus, tentu Islam sudah ada sebagai agama selama 8 abadlamanya hingga saat ini. Delapan ratus tahun atau 8 abadmasyarakat Islam sudah berkembang sebagai sebuah komunitasdi Barus namun tidak tampak adanya suatu kemajuan ataumemberikan kontribusi peradaban Islam yang dapat dibanggakan.Menurut Teori Gujarat bahwa sesungguhnya Islam baru mulaiberkembang di Sumatera (Barus) pada abad ke 13.79

Kerajaan Mughal di anak benua India berkuasa sejakabad 16 Masehi menjadi Adikuasa atau Super Power Countryketika itu hingga pertengahan abad ke 19 Masehi di manaKolonial Inggris kenudian dapat menguasai anak benua Indiadan mengakhiri kekuasaan Dinasti Mughal yang eksis hanya

79Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara: Dari Analisis Historishingga Arkeologis tentang Penyebaran Islam di Nusantara. SebagaiPengantar Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA. CBE. (Guru Besar SejarahPerdaban Islam UIN Syahid Jakarta ............................. h. 18-20

Page 177: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

109Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

sekitar 3.5 abad. Namun Kerajaan atau Dinasti Mughal memberikontribusi peradaban tingkat dunia seperti Taj Mahal salahsatu Tujuh Keajaiban Dunia (Seven Wonders of the World). TajMahal dibangun oleh Raja atau Kaisar Mughal ke 5 yaitu ShahJahan (1628-1658). Shah Jahan adalah cucu dari Raja KerajaanMughal yang terbesar yaitu Sultan Akbar the Great (1556-1530).Kemenangan Kolonial Inggris di Plassey 1757 yang kemudianmenjadi kekuatan terbesar pertama kali di anak benua Indiapada tahun 1818. Kolonial Inggris (1858-1947) secara penuhmenguasai India dengan membubarkan Kekuasaan Mughalyang terakhir, di mana raja Mughal terakhir Bahadur Shahkemudian diasingkan ke Rangoon Burma dan Bahadur Shahwafat di sana pada tahun 1858.80

Dengan demikian kajian mengapa Barus yang pernaheksis di sana terdapat sebuah kerajaan Islam dan atau komunitasIslam, akan tetapi tidak menghasilkan suatu peradaban yangdapat membanggakan Bangsa Indonesia yang penduduknyamayoritas Islam tentu merupakan tanda tanya besar. Mengapaumat Islam sudah ada di sana berabad-abad lamanya tidakmemberikan kontribusi pembangunan baik fisik maupunmental yang dapat mensejahterakan masyarakat Islam. Lemahnyaapplikasi akidah Islam yang dianut masyarakat Islam di Barussejak dahulu kala hingga sekarang dapat dipastikan mundurnyaumat Islam dalam segala bidang. Bahkan apabila melihat langsungkeadaan masyarakat Islam di Barus sekarang, sungguh per-kembangan akidah Islam di dalam praktiknya boleh dikatakanmemperihatinkan dan tergerus oleh kreatifitas masyarakatnon-muslim lainnya. Dalam pandangan penulis, hal ini disebabkan

80Lihat, Ira M. Lapidus, A History of Islamic Societiies (New York:Cambridge University Press, 1988), h. 438

Page 178: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

110 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

masih kuatnya kepercayaan lain (prilaku syirik) yang melekatpada masyarakat Barus di luar kepercayaan hanya semata-mata kepada Sang Pencipta yaitu Allah. Oleh karenanya penguatanakidah Islam terhadap masyarakat Barus saat ini adalah suatukeniscayaan.

C. Perkembangan Akidah Islam Sejak Abadke 7 Masehi hingga Sekarang.

Korelasi antara kedatangan atau masuknya Islam keBarus sebagai Titik Nol Islam Peradaban Nusantara merupakanhal yang sangat penting untuk dikaji karena jarak waktu yangsangat jauh. Dari 5 (lima) teori masuknya Islam di Nusantaraternyata hanya satu teori yang menyebut bahwa Islam masukke Nusantara melalui Barus pada abad ke 13 Masehi yakniTeori Gujarat, sementara 4 (empat) teori lainnya menyebutkanIslam masuk ke Nusantara pada abad ke 7 Masehi. Sepertiyang telah disebutkan di atas bahwa apabila pada abad ke7 Masehi Islam telah masuk ke Barus. Maka betapa panjangrentang waktu yang dialami Barus yakni sepanjang 14 abad.Korelasi yang begitu panjang dari segi waktu atau masa namuntidak menghasilkan peradaban Islam yang menakjubkan. KerajaanMughal yang hanya berkuasa lebih kurang 3.5 abad menghasilkanparadaban Islam seperti, arsitektur bangunan, perguruantinggi, karya-karya seni seperti lukisan, kaligrafi dan lain-lain. Bagaimana perkembangan akidah Islam di Barus sejakmasuknya Islam pada abad ke 7 Masehi hingga sekarang akandianalisis pada sub-sub bab berikut bila ditinjau dari pendekatansejarah:

Page 179: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

111Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

1. Sejarah Penyebaran Islam di Pulau Sumatera.

Islam masuk ke Nusantara, salah satunya, melalui jalurperdagangan. Adapun wilayah pertama masuknya Islam keNusantara adalah Sumatera, terutama Sumatera Utara. Meskipundemikian, pada bab ini tidak dijelaskan secara detail dan komperhensifmengenai sejarah penyebaran agama Islam mulai dari SumateraUtara, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, hingga SumateraTimur.

2. Bukti-Bukti Penyebaran Islam di Sumatera

Sebelum membahas proses penyebaran Islam di Sumatera,terlebih dahulu diperlihatkan beberapa catatan tentang buktipenyebaran Islam di Sumatera. Meskipun teori-teori menyebutkanbahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-7 Masehiatau abad ke-1 Hijriah, sayangnya belum ada bukti tertulismengenai adanya masyarakat Islam di Indonesia sampaiabad ke-4 H atau abad ke-10 Masehi. Bukti tertulis yang dimaksud,seperti bangunan-bangunan masjid, makam, ataupun lainnya.81

Bukti tertulis mengenai Islam di Nusantara, khususnya diSumatera, baru ditemukan sekitar abad ke-10 Masehi, yaitumakam seorang wanita bernama Tuhar Amisuri di Barus.Akan tetapi catatan lain menunjukkan bahwa makam bertuliskanSiti Tuhar Amisyuri di Barus tersebut bukanlah ditemukanpada abad ke-10 Masehi, melainkan abad ke-13 Masehi, yakni

81Lihat A. Hasyimy, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islamdi Indonesia, (Aceh: Tanpa Nama, 1993), h. 193. Lihat juga, RizemAizid, Sejarah Islam Nusantara: Dari Analisis Historis hingga Arkeologistentang Penyebaran Islam di Nusantara. Sebagai Pengantar Prof. Dr.Azyumardi Azra, MA. CBE. (Guru Besar Sejarah Perdaban Islam UINSyahid Jakarta (Yogyakarta: Terbitan DIVA Press, 2016), h. 45

Page 180: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

112 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

pada tahun 602 H. atau 1206-1206 Masehi.82 Peninggalan inimerupakan peninggalan Islam tertua di Sumatera, dan sekaligusmenjadi bukti bahwa di Barus pada permulaan abad ke-13Masehi sudah ada orang yang beragama Islam bermukimdi tempat tersebut.83

Siti Tuhar ada Tuhar Amisuri tersebut merupakan keturunanArab. Hal itu karena pada namanya terdapat istilah sayyidah,istilah yang berasal dari Arab. Memang, tidak ditemukan petunjukadanya dinasti raja-raja Islam pada abad itu di Barus. Namun,hal tersebut membuktikan bahwa pernah ada kelompok ataukomunitas Islam di daerah tersebut. Batu nisan dan jirat makamTuhar Amisuri terbuat dari batu andesit.84 Pada abad itu pula,

82Anonim, Treasures of Sumatera (Jakarta: Direktorat JenderalKebudayaan, 1999), h. 60

83Endjat Djaenuderadjat, Atlas Pelabuhan-Pelabuhan Bersejerahdi Indonesia, (Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya KemendikbudRI, 2013), 101

84Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik, ekstrusif,komposisi menengah, dengan tekstur afanitik hingga porfiritik. Dalampengertian umum, Andesit adalah jenis peralihan antara basal dandasit, dengan rentang silikon dioksida (SiO2) adalah 57-63% sepertidigambarkan di diagram TAS. Susunan mineral biasanya didominasioleh plagioklas ditambah piroksen dan/atau hornblende. Magnetit,zirkon, apatit, ilmenit, biotit, dan garnet adalah mineral aksesori umum.[1]

Alkali feldspar dapat hadir dalam jumlah kecil. Kelimpahan feldspar-kuarsa di batuan vulkanik andesit dan lainnya diilustrasikan dalam diagramQAPF. Batuan andesit umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonikdi wilayah perbatasan lautan seperti di pantai barat Amerika Selatanatau daerah-daerah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti Indo-nesia. Nama andesit berasal dari nama Pegunungan Andes. Batu andesitbanyak digunakan dalam bangunan-bangunan megalitik, candi danpiramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman prasejarah banyakmemakai material ini, misalnya: sarkofagus, punden berundak, lumpangbatu, meja batu, arca dll. Di zaman sekarang batu andesit ini masihdigunakan sebagai material untuk nisan kuburan orang Tionghoa,

Page 181: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

113Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

setelah penemuan batu nisan Siti Tuhar, ditemukan pula beberapabukti tertulis lainnya di Sumatera sebagai bukti adanya orangIslam yang bermukim di daerah tersebut. Beberapa buktitertulis lain yang ditemukan adalah sebagai berikut:

Pertama, cerita Marco Polo.85 Bukti tertulis yang ditemukan

cobek, lumpang jamu, cungkup/kap lampu taman dan arca-arca untukhiasan. Salah satu pusat kerajian dari batu andesit ini adalah Magelang.Pusat kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di daerahCirebon dan Majalengka Jawa Barat. Karena di daerah ini banyakterdapat perbukitan yang merupakan daerah tambang Batu Andesit.Untuk batu Andesit di daerah Cirebon umum nya bewarna abu-abudan terdiri dari 2 Jenis utama: Andesit Bintik dan Andesit Polos. Lihat,Blatt, Harvey and Robert J. Tracy, Petrology, (London: Freeman, 1996),ISBN 0-7167-2438-3 Wikipedia.

85Marco Polo (lahir 15 September 1254 – meninggal 8 Januari1324 pada umur 69 tahun) adalah seorang pedagang dan penjelajahItalia yang pernah menyusuri jalan sutera. Ia pergi ke Tiongkok semasaberkuasanya Dinasti Mongol. Ia belajar tentang perdagangan selagiayah dan pamannya, Niccolo dan Maffeo, melakukan perjalanan melaluiAsia dan tampaknya bertemu Kubilai Khan. Pada 1269, mereka kembalike Venesia dan bertemu Marco untuk pertama kalinya. Mereka bertigamemulai sebuah perjalanan epik ke Asia, dan kembali setelah 24 tahun,menemukan Venice berperang dengan Geno. Marco dipenjarakan,dan mengisahkan cerita kepada teman satu selnya. Ia dibebaskan tahun1299, menjadi pedagang kaya, menikah dan punya tiga anak. Ia terkenalkarena kisah-kisahnya sangat menarik dan aneh bagi bangsa Eropa.Pada masa itu, bangsa Barat tidak mengenal dunia Timur. Sebagiancendekiawan berpendapat bahwa Marco Polo memang pergi ke Tiongkok,tetapi tidak mengunjungi semua tempat yang digambarkan dalambukunya (misalnya Xanadu). Salah satu kisah Marco Polo yang menarikuntuk bangsa Indonesia adalah cerita tentang unicorn atau kuda bertanduksatu yang menurutnya dijumpainya di pulau Sumatra. Tetapi, ilmupengetahuan membuktikan bahwa yang ditemukan Marco Polo itubukanlah unicorn melainkan badak Sumatra. Ia meninggal pada1324, dan dimakamkan di San Lorenzo. Lihat, Reid, Anthony, “SumatraTempo Doeloe, dari Marco Polo sampai Tan Malaka”. (Jakarta: PenerbitKomunitas Bambu, 2010), h. 43

Page 182: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

114 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

tentang berita Islam di Sumatera adalah cerita dari MarcoPolo, seorang penjelajah asal Italia. Pada tahun 1292 Masehi,Marco Polo singgah di bagian Utara Aceh dalam perjalanannyadari Tiongkok ke Persia melalui jalur laut. Saat tiba di Perlak(Peureula), ia menjumpai penduduk yang telah memeluk agamaIslam, dan juga banyak pedagang Islam yang berasal dariIndia yang giat menyebarkan agama Islam. Akan tetapi, disekitar kota masih banyak orang kafir. Hal ini menunjukkanbahwa pada masa kedatangannya, pengislaman di wilayahitu belum lama berlangsung.86

Kedua, makam Malik As-Saleh. Batu nisan Malik As-Saleh ditemukan pada abad ke-13 Masehi. makam ini beradadi Meunahasah Beringin, Kabupaten Aceh Utara. Makam initerbuat dari andesit. Jiratnya sudah rusak, namun nisan masihdalam keadaan baik tercantum nama Malik As-Saleh yangwafat pada Ramadhan 696 H (1297 Masehi). dalam hikayatRaja-Raja Pasai, ia dikenal sebagai raja pertama kerajaanSamudra Pasai. Ditemukannya makam Sultan Malik As-Salehyang berangka tahun 1297 ini semakin memperkuat buktibahwa Islam telah masuk dan berkembang di daerah Acehpada abad-13, bahkan jauh sebelum abad tersebut, yaitu sebelumMalik As-Saleh mendirikan kesultanan Islam pertama di Nusantara,Samudra Pasai.

Ketiga, cerita Ibnu Bathutah.87 selain Marco Polo, terdapat

86R. Soekmono, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia, (Yogyakarta:Penerbit Kanisius, 2001), h. 42

87Dalam berbagai literatur Ibnu Bathutah disejajarkan denganMarco Polo di zamannya, Hsien Tsieng, Drake, dan Magellan sehinggaia mendapat julukan Marcopolo-nya Arab. Nama lengkapnya adalahAbu Abdullah Muhammad Ibnu Abdullah al-Lawati al-Tanj lahir diTangiers Afrika Utara tanggal 24 Februari 1304 M. dan wafat pada

Page 183: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

115Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

seorang penjelajah dan pelaut tersohor yang pengalamannyadalam menjelajah tidak kalah dari Marco Polo, yaitu IbnuBathutah. Pemilik nama lengkap Abu Abdullah MuhammadBin Batutah ini berasal dari Tangier, Maroko. Ia seorangpengembara suku Berber. Ia telah berangkat menunaikanhaji dan berziarah ke Makkah sejak usianya masih dua puluhtahun. Kemudian, ia melanjutkan perjalanannya hingga melintasi120.000 kilometer (sekarang sekitar 44 negara bangsa) sepanjangdunia muslim.88 Pelaut muslim tersohor ini juga pernah mengun-jungi Samudra Pasai pada tahun 1345. Ia menceritakan bahwaSultan Samudra Pasai sangat baik terhadap ulama dan rakyatnya.Di samping itu, ia menceritakan bahwa Samudra Pasai merupakankesultanan dagang yang sangat maju. Di kerajaan tersebut,ia bertemu dengan para pedagang India, Tiongkok, dan Jawa.

Demikianlah beberapa bukti tertulis tentang sejarah Islamdi Sumatera. Selain empat bukti yang tersaji, bukti-bukti laintentang Islam di Sumatera juga dapat ditemukan dalam catatan-catatan Tiongkok, seperti catatan Ling Wa-Tai-Ta (1178 Masehi).Bukti-bukti itu setidaknya menginformasikan bahwa Islamtelah berkembang di Sumatera pada abad ke-13 Masehi.

tahun 1378 M. dari suku Barbar, di India ia dikenal sebagai MaulanaBard al-Din. Ia adalah seorang ahli geografis dunia, pengembaradan juga ahli sejarah. Ia sangat memuji kerajaan Islam di India ketikamengadakan perjalanan kesana. Dalam kisah perjalanannya di Indiaia menulis bagaimana “shutee (baca: sati)” atau upacara tradisi pembakaranjanda dalam keadaan hidup-hidup yang harus dilakukan oleh kalanganHindu ketika suaminya wafat, dimana upacara ini kemudian dilarangketika Akbar berkuasa, ia juga memuji sistem pos di India di bawahPenguasa Muslim yang sangat teratur. Lihat, Jamil Ahmad, HundredsGreat Muslims (Lahore-Pakistan, Ferozsons, 1984), h. 504-514.

88Salman Iskandar, 99 Tokoh Muslim Dunia for Kids (Bandung,DAR Mizan, 2010), 210

Page 184: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

116 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Itu artinya, masuknya Islam ke daerah tersebut jauh sebelumabad ke-13 Masehi, dan kemungkinan besar pada abad ke-7 Masehi sebagaimana diberitakan dalam teori Makkah danteori Tiongkok. Kemudian, pada abad ke-13 Masehi sebagaimanaberita teori Gujarat, baru Islam berkembang pesat.89

3. Kepercayaan Orang Sumatera Sebelum DatangnyaIslam

Sebelum Islam datang, kepercayaan apakah yang dianutoleh masyarakat Sumatera? Melalui pertanyaan ini, akandisinggung tentang kepercayaan orang Sumatera sebelumIslam datang. Seperti telah dijelaskan, Islam masuk ke Nusantarapada abad ke-7 Masehi dan berkembang pada abad ke-13sebelum abad ke-7 Masehi, tentu masyarakat Nusantara,termasuk Sumatera, telah memiliki keyakinan tersendiri terhadapTuhan Yang Maha Esa.

Dalam berbagai Literatur sejarah tentang agama-agamadi Nusantara, disebutkan bahwa sebelum agama Islam datang(masuk) ke Nusantara, masyarakat Nusantara telah menganutagama Hindu dan Buddha. Kedua agama ini merupakan agamaardhi (bumi: tidak berasal dari wahyu Tuhan).90 Agama Hindu-

89Salman Iskandar, 99 Tokoh Muslim Dunia for Kids………. H. 21090Agama dikategorikan menjadi dua yakni agama samawi dan

agama ardhi, agama samawi juga disebut sebagai agama abrahamic,karena ia pertama kali diperkenalkan oleh Nabi Ibrahim (Abrahammenurut Jahudi). Agama samawi adalah agama yang berasal darilangit, karena ia diturunkan langsung oleh Allah Tuhan Yang MahaEsa melalui wahyu-Nya kepada para Rasul-rasul-Nya (Islam, Kristendan Yahudi). Adapun agama ardhi adalah agama yang diciptakan sendirioleh manusia. Contohnya adalah agama Hindu, Sikh, Sinto dan Buddhadan lain-lain. (penulis)

Page 185: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

117Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Buddha lahir di India, kemudian tersebar luas di wilayah AsiaTenggara, termasuk Nusantara. Maka, sebelum kedatanganIslam, dua agama inilah yang menguasai Nusantara. Halitu dibuktikan dengan fakta berdirinya kerajaan Hindu Buddhadi Nusantara, dari mulai Kalingga sampai Majapahit (kerajaanbercorak Hindu terakhir).

Sama seperti wilayah-wilayah lain di Nusantara, sebelumagama Islam masuk ke Sumatera, masyarakat setempat telahmenganut agama Hindu. Hal ini dibuktikan dengan kabaryang menyebutkan bahwasanya Sultan Malik As-Saleh menganutagama Hindu sebelum akhirnya diislamkan oleh Syekh Ismail.91

Berbeda dengan Sumatera Utara, masyarakat di SumateraSelatan menganut agama Buddha. Hal ini dibuktikan dengantelah berdirinya Kerajaan Sriwijaya yang bercorak Buddhadi daerah tersebut. Pada masa kejayaannya, Kerajaan Sriwijayamerupakan salah satu kerajaan terbesar di Nusantara, terutamadari segi kekuatan maritimnya yang sangat luar biasa. Mengingatkerajaannya bercorak Buddha, sudah barang tentu mayoritasrakyatnya menganut agama Buddha.

4. Sejarah Masuknya Islam dan Perkembangannyadi Sumatera

Bila mengacu pada teori masuknya Islam ke Nusantara,Islam pertama kali masuk ke Sumatera pada abad ke-7 Masehi.Pada waktu itu, telah berdiri kerajaan Buddha Sriwijaya (683-1030 Masehi) yang menyebabkan Islam sulit masuk ke Sumatera.Baru ketika Sriwijaya mendapat serbuan dari India, Islammulai bisa masuk ke daerah-daerah Sumatera. Islam di Sumatera

91Lihat, A. Hasyimy, Sejarah Masukknya.................... h. 194

Page 186: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

118 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

merupakan cikal bakal bagi Islam di seluruh Nusantara. Ituartinya, Sumatera adalah daerah pertama kali masuknyaIslam ke Nusantara. Dari Sumatera, Islam kemudian menyebarke Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan daerah-daerah lainnya.Islam mula-mula masuk ke Sumatera Utara,92 kemudian menyebarhingga ke seluruh Sumatera.93

5. Sejarah Masuknya Islam Ke Sumatera Utara

Sumatera Utara sekarang berbeda dengan SumateraUtara dahulu dari segi keluasan wilayahnya. Saat ini, SumateraUtara hanya terbatas pada Provinsi Sumatera Utara. Tetapi,Sumatera Utara dahulu mencakup semua wilayah di daerahtersebut, seperti Barus, Aceh, Mandailing, Tapanuli dan lain-lain.

Sumatera Utara juga dikenal dengan julukan Tanah Batak.94

Hal itu karena suku Batak adalah suku yang paling berpengaruhdan dominan di wilayah tersebut. Di Sumatera Utara, terdapatbeberapa macam suku Batak seperti Batak Toba, Batak Simalungun,Batak Karo, Batak Mandailing, dan Batak Angkola. Penyebaran

92Para sejarawan berbeda-beda pendapat dalam hal ini, sebagianmengatakan bahwa Islam pertama kali masuk adalah ke tanah AcehPeurlak, sebagian mengatakan Islam pertama kali masuk ke Sumateraadalah di Barus Sumatera Utara. Namun perlu dicatat bahwa peneltianini bukan meneliti di mana dari kedua daerah ini yang paling benarmasuk pertama kali Islam. Karena masalah ini masih debatable olehpara sejarawan, dan seperti pada bab pertama dikatakan bahwa peneltianini hanya akan meneliti tentang bagaimana perkembangan akidahIslam sejak Barus ditetapkan sebagai Titik Nol Peradaban Islam Nusantara(penulis).

93Lihat, Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara.................... h. 4994Lihat, Jan S Aritonang, Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam

di Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), h. 101

Page 187: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

119Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

agama Islam di Sumatera Utara bermula dari tiga daerah,yakni Barus, Aceh, Mandailing. Penyebaran agama Islam ditiga daerah tersebut sering disebut dengan istilah Tiga GelombangPenyebaran Islam di Sumatera Utara.95

a. Gelombang Penyebaran Islam di Barus.

Gelombang pertama penyebaran Islam di Sumatera Utarabermula di kota Barus. Barus adalah sebuah kota yang terkenalkarena perdagangan hasil buminya, yakni kapur Barus dankemenyan, yang diperdagangkan hingga ke daratan Tiongkok,Armenia, Arab, dan Mesir.96 Dengan hasil bumi tersebut, sangatmasuk akal bila Islam pertama kali masuk melalui kota ini.Sebab, seperti dijelaskan dalam teori-teori masuknya Islamke Nusantara. Salah satu tempat tujuan para pedagang itusudah tentu adalah Barus.

Barus merupakan kota tertua di Indonesia yang terletakdi pantai Barat Sumatera Utara, tepatnya di Tapanuli TengahMungkin, nama kota ini saat ini tidak begitu terkenal. Bisadibilang, tidak sedikit masyarakat Indonesia sekarang yangtidak mengetahui mengenai kota penghasil kapur barus dankemenyan ini. Padahal, zaman dahulu, kota ini memiliki perananpenting bagi lahirnya Islam di Nusantara. Di Barus inilah,berdiri perkampungan muslim pertama di Nusantara.

Bukti arkeologis tentang barus sebagai perkampunganmuslim pertama di Nusantara berhasil ditemukan oleh parapeneliti gabungan tim dari Ecola Francaise d’Extreme-Orient

95Lihat, Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara…………….. h. 5096Ahmad Yunus, Meraba Indonesia, (Jakarta: Serambi Indonesia,

2011), h. 73

Page 188: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

120 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

(EFEO) Prancis dan tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional(PPAN) di Lobu Tua pada 1995-2000. Penelitian itu menyimpulkanbahwa Barus adalah tempat Islam pertama kali “mendarat”di Nusantara pada abad ke-7. Adapun bukti arkeologis yangdi temukan adalah sebuah makam tua di kompleks pemakamanMahligai, Barus. Nisan makam tersebut bertuliskan SyekhRukunuddin yang wafat pada 672M/46 H. penemuan batunisan tersebut dijadikan dasar untuk memperkuat dugaanbahwa Islam telah menjangkau Nusantara sejak awal kelahirannya,yakni sejak didakwahkan oleh Rasulullah Saw. dan KhulafaurRasyidin. Dengan penemuan tersebut, maka barus dijadikansebagai saksi sejarah tertua persilangan agama dan budayadi Nusantara, serta menjelma sebagai bandar kosmopolitandan pusat pendidikan agama Islam di Nusantara sejak pertengahanabad ke-10 sampai abad ke-15 Masehi.97

Penemuan batu nisan Syekh Rukunuddin hanyalah satudi antara sekian ratus penemuan arkeologis lainnya di Barus.Artinya, selain batu nisan Syekh Rukunuddin, masih banyakbatu nisan lain yang menjadi bukti kedatangan Islam di Barus.Di Barus, jumlah keseluruhan batu nisan yang mempunyaitulisan adalah 36 buah, termasuk batu nisan fragmentaris.Kecuali, dua buah batu nisan yang kini disimpan di MuseumNegeri di Medan.98

97Lihat, Ali Masykur Musa, Membumikan Islam Nusantara: ResponsIslam Terhadap Isu-Isu Aktual, (Jakarta: Serambi, 2014), h. 269.

98Lihat, Claude Guillot dkk, Barus Seribu Tahun Yang Lalu, (Jakarta:KPG, 2007), h. 297. Batu Nisan atas nama Sheikh Rukunuddin sebagaibukti sejarah disimpan di Museum Negeri Jalan Gedung Arca Medanoleh pemerintah daerah untuk menghindari adanya pencurian ataupengerusakan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Begitujuga Prasasti Titik Nol Peradaban Islam Nusantara yang ditandatangani

Page 189: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

121Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Bukti lain tentang “mendaratnya” Islam pertama kali dikota Barus adalah makam Syekh Machmudsyah di Bukit PapanTinggi yang wafat pada tahun 440 Hijriah berdasarkan hasilpenafsiran tulisan pada nisannya. Di kompleks pemakamanPapan Tinggi ini juga, terdapat makam tuan Syekh MahmudBarus, salah satu pembawa syiar agama Islam di Indonesia.

Makam tertua yang ada di kompleks itu adalah makamTuhar Amisuri. Makam tersebut 94 tahun lebih tua dibandingkanmakam Sultan Malik-As Saleh di Meunasah Beringin, Kutakarang,Aceh. Hal itu menunjukkan bahwa Islam lebih dahulu masukke Barus daripada ke Aceh. Sehingga, tidak heran bila gelombangpertama penyebaran agama Islam bermula dari kota Barus,Tapanuli Tengah. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian HasanMuarif Ambary dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional padatahun 1978-1980 dan diulangi pada tahun 1995, di dua kompleksmakam kuno itu (Pemakamam Mahligai dan Papan Tinggi),terdapat lebih dari 100 kuburan.99

Gelombang pertama masuknya Islam di Sumatera Utaramelalui kota Barus berlangsung sebelum Dinasti Sisingamangarajadimulai, yakni sekitar pertengahan tahun 1500-an. Karenapada masa itu Barus adalah kota pelabuhan besar di SumateraUtara, maka dugaan paling kuat tentang awal masuknya Islam

oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 24 Maret 2017 juga disimpandi Kantor Camat Kecamatan Barus. Hasil wawancara wawancaralangsung peneliti dengan seorang responden sesepuh Kota Barusberumur 93 tahun bapak Masnurdin Tanjung dan Bapak Zuardi MustafaSimanullang salah satu cucu Sesepuh Kota Barus, dan para tokoh pemudalainnya di sebuah Kedai Kopi percis di samping Tugu Titik Nol PeradabanIslam Nusantara pada hari Sabtu 12 Oktober 2019 jam 10.00 – 12.00WIB.

99Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara..................... h. 53

Page 190: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

122 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

ke Sumatera Utara adalah melalui jalur laut, yakni transitpelayaran antara India atau Persia di sebelah barat Tiongkokdi bagian timur. Dahulu, pedagang dari Gujarat dan Persiaselalu singgah sebelum melanjutkan pelayaran di BandarBarus (kini terletak di Kecamatan Barus, Kabupaten TapanuliTengah, sekitar 280 km dari kota Medan). Barus waktu itutermasuk tempat persinggahan terbesar di pantai barat Sumatera.100

Berdasarkan pemaparan beberapa bukti tersebut, sudahjelas bahwa Islam masuk ke Nusantara pertama kali melaluiBarus. Sebab, berita tentang kerajaan Islam di Aceh barudiketahui setelah Marco Polo101 menuliskan keterangannya

100Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara..................... h. 53101Beberapa nama tempat di Indonesia yang disebutkan dalam

buku perjalanan Marco Polo, antara lain:- Pulau Jawa Besar (pulau Jawa); diperkirakan sangat luas karena

pantai selatannya tidak sempat dikunjungi oleh Marco Polo. Jugadiceritakan mengenai ekspedisi penyerangan Kubilai Khan keJawa dan kegagalannya.

- Pulau-pulau Sondur dan Condur (belum jelas); diperkirakan merupakanpulau-pulau kecil di Laut Cina Selatan yang pernah digunakan sebagaipatokan pelayaran.

- Pulau Pentam (pulau Bintan); disebutkan mengenai letak pulauini dari selat Singapura

- Kota Malaiur (Melayu, atau Palembang?); diceritakan pula tentangraja-raja Melayu, diantaranya adalah Paramasura.

- Pulau Jawa Kecil (pulau Sumatra?); diperkirakan sebutan untukSumatra, karena ciri-ciri komoditas dan hewan (gajah, badak, elanghitam) yang disebutkannya.

- Kerajaan-kerajaan Ferlec (Perlak) dan Basman (Peusangan -didaerah Bireuen sekarang-); diceritakan tentang beberapa kerajaanbertetangga dan keberadaan suku Battas (Batak) di pedalaman.

- Kerajaan-kerajaan Samara (Samudra) dan Dagroian (Pidie) disebutkanmengenai pohon kelapa (palem Melayu) dan legenda kanibalisme familiyang meninggal.

Page 191: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

123Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

bahwa dirinya sempat singgah di Kerajaan Samudra Pasaibukanlah kerajaan Islam pertama di Aceh, melainkan kerajaanIslam kedua setelah Peurlak dengan raja pertamanya SultanAlaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah. Selain itu, pengembangIslam di Aceh berhubungan erat dengan raja pertama SamudraPasai, yaitu Sultan Malik-as Saleh (1276-1297 Masehi). Biladilihat dari penemuan batu nisannya, batu nisan Sultan MalikAs-Saleh ditemukan setelah batu nisan Tuhan Amisuri. Itumembuktikan bahwa makam-makam di Barus lebih tua umurnyadibanding masa berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di Aceh.Makam-makam tersebut juga lebih tua bila dibandingkan denganIslam di Jawa. Namun sayangnya, karena dahulu tidak adapendakwah yang secara khusus menyebarkan agama Islamdi Barus, corak keislaman di sana masih dangkal. Praktikkeislaman masih bercampur dengan mistik-mistik warisanagama terdahulu, yakni animisme. Selain itu, masa persinggahanpedagang Arab juga tidak cukup lama untuk menanamkanajaran Islam secara utuh. Kemudian, pada abad ke-15, Barusmulai hilang dari peta pelayaran internasional setelah dikuasaiPortugis yang selalu menyerang para pedagang muslim.Akibatnya, para pedagang muslim tidak lagi singgah di Barus.Pusat pedagangan pun berpindah ke Selat Malaka.102

- Kerajaan-kerajaan Lambri (Lamuri) dan Fansur (Barus); disebutkanmengenai legenda manusia berbulu dan berekor (orangutan?), kapurbarus, dan sagu kelapa. Reid, Anthony, “Sumatra Tempo Doeloe,dari Marco Polo sampai Tan Malaka”. (Jakarta: Penerbit KomunitasBambu, 2010), h. 43, Lihat juga, Marcus Polus venetus totius orbiset Indie peregrator primus. Potret ini terdapat dalam Nordisk familjebok Berg1915, h. 1261

102Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara...................... h. 54

Page 192: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

124 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

b. Gelombang Penyebaran Islam di Aceh

Setelah Barus, gelombang kedua penyebaran agamaIslam di Sumatera Utara berlangsung di Aceh. Seperti diketahui,Aceh merupakan salah satu tempat lahirnya kerjaan Islamterbesar di Nusantara, Yakni Samudra Pasai. Dengan lahirnyakerajaan Islam tersebut, Aceh menjadi terkenal sebagiantempat penyebaran Islam yang cukup ekspansif di SumateraUtara. Seperti apakah penyebaran Islam di Aceh berlangsung?Berikut uraiannya.

Aceh pada waktu itu juga merupakan salah satu pelabuhanbesar selain Barus. Maka, para pedagang dari Persia yangsinggah di Barus juga singgah di Aceh sebelum melanjutkanperjalanan dagangnya dengan tujuan utama Daratan Tiongkok.Saat singgah di Aceh inilah, diduga kuat terjadi proses penyebaranagama Islam yang lebih serius daripada di Barus. Salah satubukti seriusnya penyebaran Islam di Aceh tersebut adalahberdirinya Kerajaan Samudra Pasai, yang kemudian menjadikerajaan Islam pertama di Nusantara - meski secara de facto103

bukanlah kerajaan Islam pertama, melainkan kedua setelahkerajaan Peurlak. Sejarah mencatat, Aceh menjadi kerajaankuat. Kekuasaannya membentang hingga Bengkulu, Malaka,dan termasuk Minangkabau. Di Minangkabau, kekuasaanAceh terutama di kawasan pesisir barat seperti Tiku, Padang,Salido, Indrapura, dan Pariaman.

Menurut hasil seminar Sejarah Masuknya Islam di Indonesiadi Aceh, Islam datang ke Nusantara melalui saluran langsung

103Pengakuan secara de facto adalah pengakuan secara kenyataan,yang berdasarkan fakta, Lihat PNH. Simanjuntak, dalam PendidikanKewarganegaraan Untuk SMP/Mts Kelas IX (Jakarta: Grasindo, 2007),h. 11

Page 193: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

125Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

dari Arab abad pertama Hijriah, dan daerah yang mula-mulamemeluk Islam adalah Aceh. Pendapat ini didukung oleh sejarawanseperti Crawfurd (1861) Keyzer (1859), Niemann (1861), DeHollander (1861), dan Vent (1878). Hal ini membuktikan bahwapenyebaran Islam di Aceh memang cukup masif dan lebih seriusketimbang di Barus.104

Mengenai masuk dan menyebarkan Islam di Aceh, terdapatdua versi, pertama, versi yang menyatakan bahwa Islammasuk ke Aceh pada abad ke 7 Masehi yang didukung olehHamka. Kemudian Islam menjadi agama populis pada abadke-9 Masehi. Kedua, versi yang menyatakan bahwa Islammasuk ke Aceh pada abad ke-13 Masehi. Pendapat ini dikemukakanoleh orientalis seperti Snouck Hourgronje, dengan mendasarkanargumennya pada sejarah kerajaan Samudra Pasai yang berdiripada abad ke-13. Bila dilihat dari awal masuk dan penyebarannya,kedua pendapat tersebut dapat dibenarkan. Sebab, Islam masukke Nusantara pada abad ke-7 Masehi. Kata “masuk” di sini berbedaarti dengan “menyebar” Islam hanya masuk, artinya bahwaIslam telah ada di Nusantara, termasuk Aceh, pada abad ke-7 Masehi. Kemudian, Islam menyebar secara luas pada abadke -13 Masehi.105

Bukti yang menguatkan penyebaran Islam di Aceh adalahberita dari Marco Polo sebagaimana disebutkan sebelumnnya.Berita dan catatan dari Ibnu Batutah yang pernah singgahdi Samudra Pasai, daerah itu sudah menjadi sebuah kerajaanIslam. Hal itu berarti, Islam telah ada jauh sebelum kerjaan

104Lihat, Nur Syam, Islam Pesisir (Yogyakarta: LkiS, 2005), h. 61.105Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara..................... h. 55

Page 194: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

126 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Samudra Pasai berdiri. Sekali lagi, ini menegaskan bahwaIslam telah ada di Aceh sejak abad ke-7 Masehi.106

Sebelum Islam datang dan menyebar di Aceh, masyarakatAceh masih dipengaruhi oleh kepercayaan Hindu, hal ini dibuktikanoleh Snouck Hurgronye dengan memperhatikan cara berpakaianpara wanita Aceh dikatakannya bersanggul miring mirip denganpara para wanita Hindu. Menurutnya pula langsung atau tidaklangsung, Hinduisme pada saat itu menjadi waktu mengalirke dalam peradaban dan bahasa Aceh, walaupun hal ini sangatsulit diteliti dalam riwayat dan adat. Pernyataan Snouck Hurgronyeini diperkuat oleh Julias Jacob seorang ahli kesehatan yangpernah bertugas di Aceh pada tahun 1878. Ia menyatakan bahwapengaruh Hindu atas penduduk setidak-tidaknya dapat ditemukandengan bahasa Hindu istilahnya terdapat dalam bahasa Aceh.107

Bukti lain yang menguatkan fakta bahwa masyarakataceh dipengaruhi agama Hindu adalah pada bidang kesusastraan.Salah satu contoh kesusastraan Aceh yang dipengaruhi Hinduadalah hikayat Sri Rama dalam bahasa Melayu, dikenal sebagaisaduran dari kakawin Ramayana karya walmiki. Baik versiAceh maupun Melayu dari hikayat Sri rama maupun Rahwanatelah menimbulkan dugaan bahwa hikayar itu menceriminkansejarah Aceh dan Raja Rahwana yang dimaksud di dalamnyaadalah raja yang pernah bertahta di Indrapuri (Aceh Besar).108

Meskipun masyarakat Aceh dipengaruhi oleh agamaHindu sebelum kedatangan Islam, namun pengaruh itu tidaklahkuat sehingga menyebabkan Islam mudah masuk dan berkembang

106Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara..................... h. 55107Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara..................... h. 55108Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara..................... h. 56

Page 195: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

127Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

di Aceh. Terbukti, setelah Islam masuk ke Aceh, lambat launMasyarakat Aceh mulai memeluk agama Islam. Karena penyebaranagama Islam di Aceh lebih serius dan masif daripada di Barus.Maka Islam di Aceh pun menjadi agama yang dianut olehmayoritas penduduk Aceh.

Ada dua faktor penting yang menyebabkan Islam mudahberkembang di Aceh, yakni:

1. Letaknya sangat strategis dalam hubungannya denganTimur Tengah dan Tiongkok.

2. Pengaruh Hindu-Buddha dari Kerajaan Sriwijaya di Palembangtidak begitu berakar kuat di kalangan rakyat Aceh, karenajarak antara palembang aceh cukup jauh.109

Itulah dua faktor yang menyebabkan Islam mudah diterimadi Aceh. Penyebaran Islam dengan-cepat ini terjadi pada abadke-13 Masehi, yakni setelah kerajaan Samudra Pasai resmiberdiri. Selain Samudra Pasai, Kerajaan Perlak juga memainkanperanan penting dalam dakwah Islamiyah di Aceh. Perkembangandakwah Islamiyah itupun manarik perhatian banyak ahli tasawuf,terutama dari orang-orang Parsi sehingga mereka tertarikuntuk datang ke Nusantara dan ikut memasifkan penyebaranagama Islam di kawasan ini. Salah satu ahli tasawuf itu adalahJihan Syah yang datang dari pesisir Malabar (pantai India Barat)ke Aceh pada tahun 1204 M./601 H.

Di Aceh, Jihan syah memperoleh gelar “Seri Paduka Sultan”sebuah gelar yang berasal dari percampuran bahasa Sansekertadengan bahasa Arab. Ia kemudian membangun sebuah kerajaanIslam di pantai Aceh yang dinamkan “Aceh Besar”. Ia pun menjadi

109Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara....................... h. 57

Page 196: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

128 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

sultan pertamanya dengan pusat pemerintahannya di Ramni(sekarang Kampoeng Pandee).110 Dinasti Jihan Syah memerintahAceh selama lebih kurang dua abad (1205-1408). Nah, kelahirankerajaan Islam Aceh tersebut semakin memasifkan penyebaranagama Islam, sehingga ada tiga kerajaan Islam di Aceh yangberperan penting dalam penyebaran agama Islam di daerahtersebut, yakni Perlak, Samudra Pasai, dan Aceh.

Kemudian, datang lagi sekumpulan pendakwah yangmenajadikan Aceh sebagai lahan garapan mereka. Para pendakwahitu dipimpin oleh seorang ulama bernama Abdullah al-Malikulmubin.Ia memilih Aceh sebagai daerah untuk berdakwah denganalasan karena Aceh di masa itu merupakan tempat yang sangattepat dijadikan pusat gerakan dakwah Islamiyah bagi Nusantarakhususnya dan Asia Tenggara umumnya, yaitu karena kedudukan-nya sebagai sebuah pusat perniagaan yang penting.111 Adapunpara pendakwah yang berada di bawah pimpinan Abdullahal-Malikulmubin dan rute dakwahnya antara lain. (1) Al-SaidSyekh Ahmad Attawari: Kedah ke Semenanjung Tanah Melayu.(2) Al-Said Syekh Muhammad Said ke Campa (Kamboja). (3)Al-Said Syekh Muhammad ke Minangkabau. (4) Al-Said MuhammadDaud: Patani Utara Semenanjung Tanah Melayu. (5) Al-SaidSyekh Abdul Wahab ke Kedah.112

Dengan masifnya penyebaran agama Islam yang dilakukanoleh para pendakwah dan pihak kerajaan Islam, maka dakwahIslam di Aceh pun semakin gencar hingga pelosok-pelosok

110Lihat, HM. Zainuddin, Tarikh Aceh dan Nusantara, (Medan:Penerbit dan Percetakan Indonesia, 1961), h. 1392

111A. Hasyimy, Sejarah Masuk........................... h. 211-212112Lihat, M. Hasbi Amiruddin, Aceh dan Serambi Mekkah, (Tanpa

Kota: Yayasan Pena Banda Aceh. 2006), h. 20.

Page 197: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

129Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Aceh dan luar Aceh. Karena Islam sudah mengakar kuat diAceh, yang tergambang dalam pelaksanaan ajaran Islam dalambidang amar makruf nahi munkar, maka Aceh kemudian terkenaldengan pengadilan berdasarkan agama.113

6. Gelombang Penyebaran Islam di Mandailing

Gelombang ketiga penyebaran agama Islam di SumateraUtara adalah Mandailing Natal, atau yang juga disebut Madina.Dahulu, sebelum menjadi kabupaten, Madina termasuk wilayahTapanuli Selatan. Wilayah ini menjadi wilayah perbatasanantara Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Di masa lampau,wilayah ini berada di bawah kekuasaan kerajaan-kerajaanbesar Nusantara sebelum datangnya Islam. Nama Mandailingsendiri terdapat dalam surat tumbaga Holing (serat tembagaKalingga). Dalam surat itu, kata Mandailing berasal dari kataMandala (pusat Federasi) dan Hiling atau Holing (Kalingga).Jadi, wilayah ini awalnya berada di bawah kekuasaan KerajaanKalingga. Kemudian setelah Kalingga hancur dan digantikanoleh Kerajaan Sriwijaya, wilayah ini pun berada di bawah kekuasaanSriwijaya. Setelah itu, mandailing berpindah-pindah kekuasaandari satu dinasti ke dinasti lainnya.

Lalu bagaimanakah agama Islam masuk dan menyebardi Mandailing Natal, Tapanuli Selatan?

Penyebaran agama Islam di Mandailing ini terjadi melaluiekspedisi bernama Paderi. Ada dua tokoh utama yang berperanpenting dalam penyebaran agama Islam di tapanuli Selatanini, yakni Tuanku Rao dan Tuanku Tambusai. Misi pengislaman

113Ismail Sunni, Bunga Rampai Tentang Aceh (Jakarta: Bhratara,1981), h. 232

Page 198: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

130 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

yang dilakukan kedua tokoh Paderi tersebut pada akhirnyamenjadikan Mandailing masa kini, yakni Kabupaten MandailingNatal dengan ibukotanya Panyambungan, Kabupaten TapanuliSelatan dengan ibukotanya Sipirok, dan Kota Padang Sidempuan,sebagai daerah dengan persentase pemeluk Islam terbesardi Sumut. Dan serangan Paderi di bawah pimpinan keduatokoh itu merupakan gelombang terakhir dari tiga gelombangmasuknya Islam ke Sumatera Utara. Namun sayangnya, merekagagal menyebarkan Islam di tanah Batak, wilayah Tapanuliutara dan Toba Samosir sekarang.

Dalam islamisasi Mandailing yang dilakukan oleh TuankuRao dan Tuanku Tambusai, ada tiga motif utama yang diusung,yakni politik, keagamaan, dan balas dendam pribadi.114

a. Penyebaran Islam oleh Tuanku Rao

Orang pertama yang berjasa dalam penyebaran agamaIslam di Mandailing bernama Tuanku Rao, siapakah TuankuRao itu? Tuanku Rao bernama Ali Pongki Nangolngolan Sinambelaatau disingkan PNS. Ia lahir sekitar tahun 1787 (ada yang menyebut1790), dan merupakan keturunan raja Sisingamangaraja (SSM)VIII dan IX: ayahnya yang bernama Gindoporang Sinambelaadalah anak dari SSM VIII, saudara dari SSM IX. Sedangkanibunya yang bernama Gana Boru Sunambela adalah putridari SSM IX.115 Tuanku Rao adalah panglima perang dan tokohPaderi terkemuka, serta salah seorang penyebar Islam di tanahBatak. Saat remaja Tuanku Rao mendalami ilmu agama Islamdi surau Tuanku Nan Tuo, Koto Tuo, Agam, dan kemudian

114Jan S Aritonang, Sejarah Perjumpaan................. h. 107115Jan S Aritonang, Sejarah Perjumpaan................. h. 107

Page 199: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

131Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

melanjutkan di Bonjol. Setelah menyelesaikan ilmu fiqh al-Islam dengan predikat thayyib jiddan (sangat memuaskan),ia dianugerahi gelar Fakih Muhammad. Maka, Fakih Muhammadpun menjadi nama lainnya. Adapun nama Tuanku Rao sendirisebenarnya gelar yang diberikan kepadanya karena menjadipimpinan pemerintahan Rao. Menurut cerita, Fakih Muhammadmenikah dengan seorang wanita bangsawan, yakni Putriyang Dipertuan Rao. Karena mertuanya bukan seorang penganutWahabi dan tidak memiliki keinginan menentang penjajahanHindia-Belanda, maka Fakih Muhammad yang kemudianmengambil alih posisi pimpinan pemerintahan Rao, sehinggaia pun diberi gelar Tuanku Rao.116

Dalam proses islamisasi di Mandailing, Tuanku Rao memimpinsekitar 5.000 orang pasukan berkuda tentara Paderi pada sekitartahun 1816 masehi. Tentara Paderi pimpinan Tuanku Rao itumasuk ke Mandailing melalui Muara Sipongi dan menaklukkanPanyambungan, dan terus bergerak ke utara. Adapun misi utamadari espansi tersebut adalah untuk mengajarkan Islam yangkaffah, yang sesuai dengan Alqur’an dan Hadis sesuai denganpahan Islam Wahabi yang dianut kaum Paderi.117

Namum, seperti dijelaskan sebelumnya, misi TentaraPaderi tidak hanya di ranah keagamaan, tetapi juga di ranahpolitik dan balas dendam pribadi. Dalam dua misi ini, pasukanTuanku Rao berhasil memancung kepala SisingamangarajaX dalam penyerbuan ke Bakkara, ibukota Dinasti Sisingamangaraja

116Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara…………….. h. 60117Tentara Paderi ini awalnya adalah tentara Wahabi Minangkabau

bentukan para tawanan Raja Abdullah bin Saud yang dikenal dengansebutan “Tingki Ni Pidari”. Lihat. J. Sumardianta, Simply Amazing:Inspirasi Menyentuh, Bergelimang Makna (Jakarta: Gramedia PustakaUtama, 2009), h. 178

Page 200: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

132 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

pada tahun 1819. Seperti diketahui, Tuanku Rao adalah keturunanSisingamangaraja VIII dan IX. Maka, dengan berhasilnya TentaraPaderi yang dipimpinnya mengalahkan SisingamangarajaX, berarti ia telah membalaskan dendam pribadinya. Alasanutama dari balas dendam itu adalah karena Tuanku Rao dibuang,dan dianggap sebagai anak haram dan sumber aib keluarga.Hal itu mengingat ia adalah anak perkawinan Sumbang (incest),yakni putri Gana Sinambela dengan pamannya sendiri, PangeranGindoporang Sinambela. Selama bertahun-tahun, TuankuRao berada di pengasingan di Angkola dan Sipiriok. Kemudian,ia merantau ke Minangkabau karena takut dijatuhi hukumanmati. Maka setelah memiliki posisi cukup kuat di Minangkabau,yakni sebagai pimpinan Tentara Paderi, Tuanku Rao pun melakukanekspansi ke Mandailing untuk melancarkan tiga misi sekaligus:menyebarkan Islam Wahabi, Meruntuhkan kekuasaan Sisinga-mangaraja X, dan membalaskan dendam dirinya karena telahdibuang oleh keluarganya.118

Kembali kepada misi pertama Tuanku Rao di ranah keagamaan.Ternyata, tentara Paderi tidak begitu kesulitan dalam mengakkansyariat Islam di Mandailing, hal ini karena ternyata sebagianorang Mandailing dan Angkola (Sekarang Kabupaten MandailingNatal, Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kota Padang SidempuanSumut) sudah ada yang memeluk Islam. Itu artinya, di Mandailingtelah ada pemeluk agama Islam sebelum Tuanku Rao melakukanproses penegakan syariat Islam.119

Keberhasilan menegakkan syariat Islam di Mandailing

118J. Sumardianta, Simply Amazing: Inspirasi Menyentuh, BergelimangMakna,..….. h. 178

119J. Sumardianta, Simply Amazing: Inspirasi Menyentuh, BergelimangMakna,..….. h. 178

Page 201: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

133Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

tidak membuat Tuanku Rao dan pasukannya berhenti. Merekaterus melanjutkan ekspansi jauh ke utara. Bahkan, merekaberencana menakhlukkan Tanah Batak yang belum tersentuhIslam, yang saat itu masih menganut animisme dan dinamisme.Untuk melancarkan rencana tersebut, mereka berhenti diSipirok, kini salah satu kecamatan di Tapanuli Selatan, untukmenyusun strategi dan menambah kekuatan pasukan. TuankuRao lalu merekrut ribuan penduduk setempat yang sudahdiislamkan. Setelah pasukan dirasa cukup dan strategi telahmatang, maka Tuanku Rao melanjutkan penyerangan ke pusatKerajaan Batak yang dipimpin Sisingamangaraja X yang bernamaOmpu Tuan Nabolon. Dalam penyerangan itu, tentara Paderibergerak melewati Silantom, Pangaribuan, Silindung, danterus ke Butar Humbang yang merupakan pusat kekuasaanSisingamangaraja X.120

Di Desa Butar, tentara Paderi bertemu dengan pasukanSisingamangaraja X. dan seperti di jelaskan sebelumnnya,tentara Paderi berhasil memancung kepala SisingamangarajaX dalam pertempuran itu. Waktu itu, Sisingamangaraja X baruberusia 34 tahun dan baru berkuasa sebagai raja selama empattahun.121

Setelah tanah Batak berhasil dikuasai, perjuangan TuankuRao tidak berhenti sampai disitu, kini, ada musuh baru yangdatang dari luar negeri, yakni Kolonial Belanda. Sebagai seorangpanglima Perang Paderi yang tangguh, Tuanku Rao dengangigih melakukan perlawanan terhadap kolonial Hindia-Belandadi wilayah Pasaman, Kotanopan, Padang Lawas, hingga Padang

120J. Sumardianta, Simply Amazing: Inspirasi Menyentuh, BergelimangMakna,..………….. h. 178

121Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara,………………. h. 62

Page 202: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

134 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Sidempuan. Namun sayangnya, dalam perlawanannya ini,Tuanko Rao berhasil dikalahkan oleh Belanda setelah Belandaberhasil menaklukkan Matur dan Lubuk Sikaping pada bulanOktober 1832. Kekalahan Tuanku Rao bukan dalam peperangan,melainkan karena bujukan dari seorang komandan pasukanBelanda, Letnan Bevervoorden, agar menyerah. Maka, dalampertemuan itu, Tuanku Rao berdalih akan pergi haji dan menyerahkanpimpinan pemerintahan Rao kepada mertuanya, yang dipertuanRao. Adapun Tuanku Rao sendiri sebenarnya tidaklah naikhaji, melainkan menarik diri dan bersembunyi di dalam hutan.Tuanku Rao meninggal setelah menderita luka berat akibatdihujani peluru oleh pasukan Belanda yang menghadangnyapada tanggal 29 Januari 1833. Ia meninggal di kapal saatdiasingkan. Kuat dugaan pasukan Belanda membuang jenazahTuanku Rao ke laut.122

b. Penyebaran Islam Oleh Tuanku Tambusai

Tokoh kedua setelah Tuanku Rao yang berjasa besar dalamislamisasi di Tapanuli Selatan, tepat nya Mandailing, adalahTuanku Tambusai. Lahir di Riau pada tanggal 5 November1822. Nama Tuanku Tambusai masuk dalam daftar pahlawanIndonesia dengan SK Presiden No. 071/Tk/Tahun 1995, Tgl.7Agustus 1995.123

Tuanku Tambusai dilahirkan dengan nama asli MuhammadSaleh. Ia adalah putra dari pejabat tinggi agama KerajaanTambusai. Ia bertemu dengan pemimpin Paderi, yakni Tuanku

122Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara,………………. h. 63123Tim Media Pusindo, Pahlawan Indonesia, (Jakarta: Penerbit

Pustaka Media Pusindo, 2008), h. 31

Page 203: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

135Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Imam Bonjol, ketika menimba ilmu agama pada tokoh-tokohulama di Sumatera Barat.124 Dari perkenalan itulah, TuankuTambusai masuk ke dalam golongan Paderi dan menjadi pimpinanTentara Paderi setelah Tuanku Rao meninggal. Dibandingkandengan Tuanku Rao, Tuanku Tambusai lebih banyak berhadapandengan Belanda. Bisa dibilang, misi utamanya ke Mandailingbukan soal urusan agama (menegakkan syariat Islam), tetapilebih kepada perlawanan terhadap penjajah Belanda. Atasdasar inilah, tidak heran bila Tuanku Tambusai masuk dalamdaftar para Pahlawan Indonesia.

Dalam ekspansinya ke Mandailing, Tuanku Tambusai danpasukannya masuk melalui Sibuhuan, Padang Lawas, PadangBolak, dan akhirnya Sipirok. Di Sipirok, terdapat peninggalanIslam berupa Masjid yang bernama Masjid Raya Sri Alam DuniaSipirok Mashalih, yang pemugarannya dalam wujud sekarangdibangun sejak 16 Juli 1926, dan secara resmi dimasuki pada16 Juli 1933. Sampai saat ini masjid tersebut masih ada.

Meskipun kedatangan Tuanku Tambusai dan pasukannyaadalah untuk membantu perjuangan Tuanku Rao dalam menegakkanagama Islam di tanah Batak, dan yang paling utama adalahmelawan Belanda, namun islamisasi di tanah Batak tidakberhasil. Metode pengislaman Tuanku Tambusi bertolak belakangdengan Tuanku Rao. Tuanku Tambusai lebih menggunakankelembutan daripada kekerasan. Kegagalan islamisasi di tanahBatak tampaknya disebabkan oleh pola yang salah, belumlagi tentara Paderi meninggalkan luka mendalam bagi masyarakatBatak. Dalam sejumlah catatan cendekiawan Batak, seranganPaderi merupakan kepedihan pertama yang dialami masyarakat

124Arya Ajisaka, Mengenal Pahlawan Indonesia, (Jakarta: PenerbitKawan Pustaka, 2004), h. 51

Page 204: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

136 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Batak. Sedangkan kepedihan kedua diakibatkan perang melawanpenjajahan Belanda tahun 1877. Inilah alasan mengapa islamisasidi Tanah Batak mengalami kegagalan.125

Dalam perjuangan melawan Belanda, Tuanku Tambusaimenggantikan Tanku Rao yang meninggal dalam sebuahpertempuran dengan Belanda di Air Bangis, Sumatera Baratbagian Utara. Kemudian, Belanda berhasil menguasai bentengRao pada September 1832. Hal itu menyebabkan Tuanku Tambusaidan pasukannya harus menyingkir ke Tapanuli Selatan, danmendirikan benteng pertahanan berlapis-lapis di Dalu-Dalu.Ternyata, Tuanku Tambusai sangat cerdik dalam membangunbenteng pertahanan, sehingga benteng-benteng pertahananitu sangat sulit ditembus oleh pasukan Belanda. Tuanku Tambusaikemudian mulai menyerang Belanda di bagian Utara SumateraBarat dan daerah sekitar Tapanuli Selatan. Namum sayangnya,perjuangan Tuanku Tambusai tidak berhasil. Belanda padatahun 1835-1837 berhasil menguasai Benteng Bonjol pada16 Agustus 1837. Butuh waktu tiga tahun bagi Belanda yangberkekuatan 14.000 prajurit untuk menguasai Bonjol. Halitu karena pos-pos Belanda yang berada di utara SumateraBarat mendapat serangan dari Tuanku Tambusai, sehinggamemecah konsentrasi Belanda dalam penyerangan Bonjol.126

Dikuasainya Bonjol oleh Belanda membuat Tuanku ImamBonjol ditawan. Akan tetapi, penawanan Tuanku Imam Bonjolitu tidak membuat Tuanku Tambusai berhenti menyerangBelanda. Justru, Tuanku Tambusai terus melanjutkan perlawanannya,dan Belanda sempat kewalahan menghadapinya. Pada akhirnya,Belanda pun menang. Belanda berhasil melumpuhkan benteng

125Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara,…………. h. 64126Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara,…………. h. 65

Page 205: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

137Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Dalu-Dalu pada 28 Desember 1838. Saat bentengnya dikuasaiBelanda, Tuanku Tambusai berhasil melarikan diri ke Malaysia.Tuanku Tambusai pun menetap di Malaysia hingga akhir hayatnyadan ajal menjemput pada tanggal 12 November 1882. Dengandemikian, berakhirlah perjuangan Tuanku Tambusai dalammenyebarkan perjuangan Tuanku Tambusai ini menjadi gelombangpenyebaran agama Islam terakhir di Sumatera Utara.127

Untuk membahas bagaimana perkembangan akidahIslam pada masyarakat Tapanuli khususnya Barus (TapanuliTengah), sebagai bandingan dua Guru Besar bidang SosiologiAgama (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) yakni MuhammadRidwan Lubis dan Guru Besar bidang Antropologi Agama danKesehatan Fakultas Ilmu Tarbiyah Universitas Islam NegeriSyarif Hidayatullah, Jakarta) Rusmin Tumanggor menjadiacuan dalam pembahasan ini.

Menurut Muhammad Ridwan Lubis terdapat tiga gelombangpenyebaran Islam di Tapanuli yakni:

Gelombang pertama; yakni masuknya Islam ke Sumut(Sumatera Utara) berlangsung sebelum dinasti Sisingamangarajadimulai pada sekitar pertengahan tahun 1500-an. Dugaanpaling kuat tentang awal masuknya Islam ke Sumut, adalahmelalui transit pelayaran antara India atau Persia di sebelahbarat dengan Tiongkok di bagian timur. Seperti dinyatakanRidwan, pelaut-pelaut itu singgah di Barus dalam urusanpribadi, untuk berdagang, bukan penyebaran agama.128

Bandar Barus, kini di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli

127Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara,…………. h. 165128Lihat, M. Ridwan Lubis dalam https://batakislam.blogspot.com.2010.

Diakses pada tanggal 30 Mei 2020.

Page 206: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

138 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Tengah, sekitar 280 kilometer dari Medan, waktu itu termasuktempat persinggahan terbesar di pantai barat Sumatera. PedagangGujarat dan Parsia selalu singgah di sini sebelum melanjutkanpelayaran. Salah satu bukti atau petunjuk tentang mula masuknyaIslam masih bisa dijumpai hingga sekarang, berupa makamIslam tua di 11 lokasi. Misalnya komplek makam Syekh Machmudsyahdi Bukit Papan Tinggi, dan makam Syeh Rukunuddin di BukitMahligai di Desa Aek Dakka. Keduanya wafat pada tahun440 dan 480 Hijriah. Angka itu diperoleh setelah menafsirkantulisan pada nisannya.

Menurut penelitian Hasan Muarif Ambary dari PusatPenelitian Arkeologi Nasional pada tahun 1978 hingga 1980dan diulangi pada tahun 1995, di dua komplek makam kunoitu terdapat lebih dari 100 kuburan. Makam tertua di komplekitu adalah makam Tuhar Amisuri. Wafat tahun 602 Hijriahatau 1212 Masehi. Makam tersebut 94 tahun lebih tua dibandingmakam Sultan Malikul Shaleh di Meunasah Beringin, Kutakarang,Aceh.

Dengan bukti baru itu, Hasan yang juga guru besar diFakultas Adab, Institut Agama Islam Negeri Jakarta dan KetuaDewan Kurator Bayt Al Qur’an dan Museum Istiqlal, Jakarta,menduga bahwa komunitas Islam lebih dulu terbentuk diBarus, daripada di Aceh. Namun karena tak ada bukti-buktisejarah lebih kuat, tidak bisa disimpulkan bahwa Barus yangmasuk dalam wilayah Tapanuli, merupakan kota Islam pertamadi Nusantara.129

Kesimpulan sementara bahwa Islam masuk pertamasekali melalui Barus cukup beralasan. Berita tentang Kerajaan

129M. Ridwan Lubis dalam https://batakislam.blogspot.com.2010

Page 207: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

139Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Islam di Aceh baru diketahui setelah seorang penjelajah duniaMarcopolo menulis, dia sempat singgah di Kerajaan SamuderaPasai tahun 692 Hijriyah atau tahun 1292 Masehi. Di sanaMarcopolo menemui banyak orang Arab menyebarkan Islam.

Catatan lain bersumber dari Ibnu Batuthah, seorangpengembara Muslim dari Maroko yang wafat tahun 1377.Ia singgah di Samudera Pasai tahun 746 H atau tahun 1345Masehi. Raja waktu itu Malik Al-Dzahir II (1326-1348 Masehi),seorang yang kuat berpegang pada agama Islam dalam aliranMazhab Syafi’i. Menurutnya Pasai telah menerima Islam dalamjangka masa satu abad sebelum kedatangannya. SamuderaPasai memang bukan kerajaan Islam pertama di Aceh. Ia adalahkerajaan kedua setelah Peureulak (Perlak) yang berdiri padahari Selasa, 1 Muharram 225 H dengan raja pertamanya SultanAlaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah. Bahkan Perlak jugajadi kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara. Setelah itubaru muncul Samudera Pasai, Kerajaan Aceh Darussalamdan kerajaan-kerajaan bercorak Islam lainnya di Indonesiaseperti Malaka, Demak, Cirebon serta Ternate. Namun pengem-bangan Islam di Aceh sangat berhubungan erat dengan rajapertama Samudera Pasai Sultan Malikul Saleh (1276-1297Masehi). Sultan Malik Al – Salih atau biasa disebut MalikulSaleh, nama aslinya Marah Silu sebelum disyahadatkan SheikhIsmail dari Makkah dan mendapat gelar Al Marhum PadukaSaid Samudera setelah meninggal dunia. Dengan demikian,makam-makam di Barus lebih tua umurnya dibanding masaberdiri kerajaan-kerajaan Islam di Aceh. Bahkan jauh lebihtua dibanding makam Fathimah binti Maimun di Gresik, JawaTimur. Sebelumnya makam ini dianggap peninggalan Islamtertua di Indonesia karena pada nisan makam wanita asal

Page 208: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

140 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Arab ini, tertulis angka tahun 475 H/1082 Masehi, atau padazaman Kerajaan Singasari.

Walau Islam pertama sekali masuk melalui Tapanuli,namun karena ketiadaan pendakwah secara khusus itu,maka Islam diterima dengan dangkal serta masih dicampuridengan mistik karena adat budaya lokal masa itu adalahanimisme130 dan dinanisme.131

Masa persinggahan pedagang Arab itu ternyata tidakcukup lama untuk menanamkan ajaran Islam secara utuh.Sesudah kedatangan bangsa Portugis ke Nusantara sekitarabad ke 15 Masehi, maka para pelaut pedagang Islam itumenghilang karena selalu mendapat serangan dari pelautPortugis. Pusat perdagangan pun sudah berpindah ke SelatMalaka. Akibatnya Barus hilang dalam peta pelayaran inter-nasional.

Namun kedatangan sementara pedagang Muslim itutelah menyebabkan pembauran budaya. Sebagian orang Batakdi wilayah Barus mulai mengadaptasi Islam. Mereka yangberagama Islam karena proses pernikahan antara para pedagangPersia dengan penduduk lokal, dengan sendirinya menyisakancorak Islam, walau ajaran Islam belum diterima secara sempurna.Menurut Ridwan, proses masuknya Islam ke Barus itu lebih

130Animisme, yaitu kepercayaan kepada roh yang mendiami semuabenda seperti; pohon, batu, sungai, gunung dan sebagainya. Lihat, DepartemenPendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Jakarta:Balai Pustaka, Cet., III, 2005), h. 53.

131Dinamisme, yaitu kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyaitenaga atau kekuatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan ataukegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidup. Lihat, DepartemenPendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),…ibid….,h. 265

Page 209: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

141Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

menekankan pada hal bersifat tauhid, menekankan pada aspekpembentukan keyakinan.132

Lebih lanjut Ridwan menebutkan:

“Ternyata perkembangan Islam melalui Barus tidak terlaluekspansif. Mungkin ada persoalan perbedaan kultur, budaya.Kedua mungkin perbedaan ras, mungkin orang Arab ituberkulit putih, sedangkan Batak berkulit hitam. Kemudianada tantangan dari kepercayaan lokal yang menganutanimisme dan dinamisme. Karena itu Islam hanya beredardi situ saja tidak melebar lebih jauh,” tukas Ridwan.133

Ditamsilkan Ridwan, sebenarnya hampir semua sejarahdunia, kalau pendakwah berpindah tempat, biasanya Islamitu akan tersebar di tempat kepindahannya itu. Karena Islammudah masuk dalam ke semua masyarakat.

“Lihat saja di Indonesia. Islam tidak dikembangkan denganekspansi, tetapi kok bisa menyebar seperti sekarang ini?” katanya.

Gelombang Kedua, yakni melalui Aceh, Pedagang Parsiayang singgah di Barus, diyakini merupakan suatu kafilahdengan tujuan utama daratan Tiongkok (Cina). Selain di Barus,sebagian di antara mereka juga mendarat di Aceh. Didugakuat, di sini proses penyebaran lebih serius. Terbukti KerajaanSamudera Pasai kemudian berdiri dan menjadi kerajaanIslam pertama di Nusantara.

Sejarah mencatat, Aceh menjadi kerajaan kuat. Sempatberkuasa hingga ke Bengkulu, Malaka dan termasuk Minangkabau.

132M. Ridwan Lubis dalam https://batakislam.blogspot.com.2010.Diakses pada tanggal 30 Mei 2020.

133M. Ridwan Lubis dalam https://batakislam.blogspot.com.2010

Page 210: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

142 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Di Minangkabau, kekuasaan Aceh terutama di kawasan pesisirbarat, seperti Tiku, Padang, Salido, Indrapura serta Pariaman.

Aceh pernah mengangkat seorang sultannya di Pariaman,Sulthan Mughal, cucu dari Sultan Aceh Ali Mughayat Syah.Pada tahun 1576 dia dijeput ke Pariaman dan dilantik menjadiSultan Aceh dengan gelar Sultan Seri Alam. Kekuasaan Acehberakhir tahun 1663, seiring dengan masuknya kongsi dagangBelanda, VOC (Verenigde Oostindische Compagnie).

Aceh juga tercatat pernah menaklukkan Kerajaan Aruatau Haru, Kota Medan sekarang, pada bulan Januari danNopember 1539. Penyerangan itu akhirnya membuat sebagianbesar penduduk Haru masuk Islam. Haru lantas menjadikerajaan Islam pertama di wilayah Sumut sekarang. Islamdari Aceh ini menyebar kawasan pantai timur Sumut. Sebabitu umat Islam yang bermukim di pinggiran pantai timur sepertiMedan, Asahan hingga Labuhan Batu merupakan buah penyebarandari Aceh ini.134

“Polanya juga mudah dilihat sebab penyebaran Islam dariAceh dalam bentuk tasawuf atau tharekat. Lebih banyak menekankanpada pada amaliyah ubudiyah. Sebab itu kita lihat di sinihampir tidak ada masalah atau ketegangan hubungan antaraIslam dengan agama lokal. Karena kalau kita bicara tasawufatau tharekat itu adalah pendekatan esoteris,” kata Ridwan.135

Dikatakan Ridwan lagi, pendekatan tasawuf atau tharekat

134Ibid. Prof. Dr. M. Ridwan Lubis, sebelum pindah ke UINSyarif Hidayatullah Jakarta, beliau juga sebelumnya adalah GuruBesar di Fakultas Ushuluddin IAIN Sumatera Utara, beliau juga termasukpendiri awal organisasi FKUB Sumatera Utara (penulis).

135Ibid. Lihat juga, http://bs-ba.facebook.com/topic.php?uid=47641186265&topic=9675

Page 211: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

143Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

itu lebih diutamakan pada pendalaman makna. Tidak memper-soalkan simbol-simbol sosial. Sepanjang makna sudah masuk,tidak ada persoalan.136

“Karena itu pola Islam seperti ini lebih mudah masukdan bertahan lebih lama. Tidak menciptakan ketegangan.Seperti tepung tawar, orang melakukan acara tepung tawarbiasa saja. Sebelum Islam tepung tawar, setelah Islam tepungtawar juga. Biasa saja. Persoalannya bukan pada bentuk tepungtawar, tetapi makna di balik tepung tawar kalau makna inisudah sesuai dengan peraturan silahkan saja,” Lepas daritiga pola tersebut, saat ini penganut Islam merupakan mayoritasdi Sumut. Data dari Kantor Wilayah Departemen Agama Sumutmenyebutkan dari 11.814.233 penduduk Sumut (berbedadengan data Biro Pusat Statistik Sumut yang menyatakanpenduduk Sumut berjumlah 11.890.399 jiwa) sebanyak 7.506.103orang memeluk Islam. Hal itu juga berpengaruh pada banyaknyajumlah rumah ibadah.

Jadi kendatipun tiga gelombang pengislaman tetap tidakberjalan di Tanah Batak, namun toh kini Islam terus berkembangdan menjadi mayoritas di Sumut.

Gelombang Terakhir, pada bulan Syawal 1233 Hijriahatau sekitar tahun 1816 Masehi. Tak kurang dari lima ribuorang pasukan berkuda Tentera Paderi masuk ke Mandailing,yang merupakan daerah perbatasan Sumatera Utara (Sumut)dengan dengan Sumatera Barat sekarang. Seperti semua penunggangkuda, Tuanku Rao yang bernama Fakih Muhammad, pemimpinpasukan ini mengenakan jubah putih dengan serban di kepala,khas Tuanku Imam Bonjol.

136M. Ridwan Lubis dalam https://batakislam.blogspot.com.2010

Page 212: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

144 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Mereka masuk melalui Muara Sipongi dan menaklukkanPanyambungan dan terus bergerak ke utara. Misi utama penyeranganitu untuk mendirikan Islam yang kaffah, yang sesuai denganAlquran dan Hadis sesuai dengan paham Islam Wahhabi yangdianut Paderi. Tidak begitu sulit proses penegakan syariat Islamini karena ternyata sebagian orang Mandailing dan Angkola(sekarang Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten TapanuliSelatan dan Kota Padang Sidempuan di Sumut) ternyata sudahada yang memeluk Islam. Usai menaklukkan Mandailing,pasukan dengan pedang di pinggang ini, bergerak lebih keutara. Rencananya mereka akan menaklukkan tanah Batakyang pada saat itu masih menganut animisme dan dinamisme.137

Di Sipirok, kini salah satu kecamatan di Tapanuli Selatan,mereka berhenti untuk menyusun strategi dan menambahkekuatan pasukan. Tuanku Rao lalu merekrut ribuan penduduksetempat yang sudah diislamkan/telah masuk Islam dalampasukannya. Pasar Sipirok yang sekarang dahulunya merupakantempat latihan infantri dan kavaleri, pasukan berkuda. Setelahjumlah pasukan dirasa cukup dan strategi telah matang, TuankuRao melanjutkan penyerangan ke pusat kerajaan Batak yangdipimpin Sisingamangaraja X yang bernama Ompu TuanNabolon. Pasukan Paderi bergerak melewati Silantom, Pangaribuan,Silindung dan terus ke Butar dan Humbang yang merupakandaerah pusat kekuasaan Sisingamangaraja X. Di Desa Butarpasukan Paderi bertemu dengan pasukan SisingamangarajaX. Naas, dan dalam pertempuran itu, Sisingamangaraja Xtewas dengan leher terputus. Menurut Ompu Buntilan aliasBatara Sangti dalam bukunya Sejarah Batak, SisingamangarajaX yang lahir pada tahun 1785, meninggal dunia pada tahun

137M. Ridwan Lubis dalam https://batakislam.blogspot.com.2010

Page 213: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

145Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

1819 dalam usia 34 tahun. Waktu dia baru berkuasa sebagairaja selama empat tahun saja.

Satu hal yang pasti, penyerangan itu memakan banyakkorban. WA. Braasem dalam bukunya Proza en Poëzie om herHeilige Meer der Bataks menulis, “Pada permulaan abad yanglalu maka oleh apa yang dinamakan Penyerbuan Paderi (mazhabIslam ortodoks yang datang dari Minangkabau untuk menye-barkan Islam dengan api dan ujung pedang) ke pusat TanoBatak yang menurut tafsiran Junghuhn lebih dari 200 ribuorang yang mati terbunuh, di mana rakyat toh tidak menjadiIslam.”138

Kesan agak berlebihan tentang serangan itu tertulis dalamSejarah Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang ditulisDr. J. Sihombing. Disebutkan, pasukan Tuanku Rao membakarrumah-rumah penduduk, ternak dipotong, barang-barangberharga dirampas. Rakyat berlarian, bersembunyi di hutan-hutan dan dalam gua-gua. Mulut anak kecil disumpal dengankain, agar tidak terdengar suara atau tangisannya. Perlawananmemang dilakukan rakyat Batak, tetapi Paderi sangat kuat.Mereka pun kalah. Penyerangan itu mengakibatkan tanahBatak banjir darah dan mayat. Perang ini juga mengakibatkanrakyat Batak menjadi miskin luar biasa. Lalu muncul dampakbaru, penyakit kolera yang bersumber dari gelimpangan mayat-mayat. Belum ada obat penyembuh. Setiap orang yang terjangkit,paling lama dalam dua atau tiga hari dan akhirnya meninggaldunia.

Wabah kolera itu turut menjadi alasan keluarnya Paderidari Batak. Mereka kembali ke Minangkabau untuk menghadapiBelanda yang semakin menancapkan kukunya. Dalam sebuah

138M. Ridwan Lubis dalam https://batakislam.blogspot.com.2010

Page 214: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

146 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

pertempuran di Air Bangis, Kab. Pasaman, Sumatera Barat,pada Januari 1833, Tuanku Rao akhirnya meninggal dunia.Mayatnya tidak ditemukan, kemungkinan dicampakkan Belandake tengah laut.

Usai Tuanku Rao memimpin pasukan ke Batak, datanglagi satu pasukan Paderi lainnya ke Mandailing, dipimpinTuanku Tambusai. (lihat Rao dan Tambusai Jadi Rebutan).

Berbeda juga dengan Tuanku Rao yang masuk ke Mandailingmelalui Muara Sipongi, maka pasukan masuk melalui Sibuhuan,Padang Lawas, Padang Bolak, walau akhirnya juga ke Sipirok.Di sini pula dibangun cikal-bakal masjid pertama di Sipiroksecara sederhana. Mesjid bernama Raya Sori Alam Dunia SipirokMashalih yang pemugarannya dalam ujud yang sekarangdibangun sejak 16 Juli 1926 itu secara resmi dimasuki pada16 Juli 1933 dan masih dipergunakan hingga sekarang.139

Kendati sama-sama berasal dari Paderi, namun dalampengislaman pola Tuanku Tambusai sudah lebih lembut dibandingTuanku Rao. Namun yang pasti kedua misi pengislaman tersebutpada akhirnya menjadikan Mandailing masa kini, yakni KabupatenMandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kota PadangSidempuan sebagai daerah dengan persentase pemeluk Islamterbesar di Sumut.

Serangan Paderi di bawah pimpinan kedua tokoh tersebut,merupakan gelombang terakhir dari tiga gelombang masuknyaIslam ke Sumut. Yang unik, dari tiga gelombang masuknyaIslam itu, tidak satupun berhasil membuat Islam tersebar diTanah Batak, wilayah Kabupaten Tapanuli Utara dan TobaSamosir sekarang.

139M. Ridwan Lubis dalam https://batakislam.blogspot.com.2010

Page 215: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

147Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

“Seolah ada rantai yang terputus dalam proses penyebaranIslam di Tanah Batak,” kata Ridwan Lubis,

Menurut Ridwan kegagalan proses pengislaman di TanahBatak karena polanya salah. Apalagi tentara Paderi meninggalkanluka mendalam bagi masyarakat Batak. Dalam sejumlahcatatan cendekiawan Batak, serangan Paderi merupakankepedihan pertama yang dialami masyarakat Batak. Sedangkankepedihan kedua diakibatkan perang melawan penjajahanBelanda tahun 1877.

“Saya melihat kegagalan itu karena Wahhabi membawacorak Islam puritan gerakan kepada pemurnian. KedatanganIslam ke sana bukan dalam wacana tasawuf, tetapi dalamwacana fikih. Mereka membawa tema perubahan simbol,”tukas Ridwan. Pola ini, kata Ridwan, tentu akan menghadapiperlawanan, berkontroversi dengan budaya lokal. WacanaWahhabi itu cocoknya untuk mereka yang baru masuk Islam,makanya berjalan di Mandailing. “Jika pakai tasawuf mestinyaTapanuli akan Islam juga,” tukas Ridwan.140

Kesulitan Penentuan, menurut Ridwan, sebenarnya agaksulit menentukan tentang bagaimana proses masuknya Islamke Sumut. Dibutuhkan studi lebih mendalam, terutama tentangpeninggalan-peninggalan sejarah, sehingga akan diperolehgambaran lebih jelas tentang proses masuknya Islam tersebut.

Menurut Ridwan ada tiga teori menentukan bagaimanaIslam masuk.

Pertama, bagaimana Islam datang, paling tidak adasatu dua orang yang sudah Islam.

140M. Ridwan Lubis dalam https://batakislam.blogspot.com.2010

Page 216: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

148 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Kedua, bagaimana Islam berkembang, artinya Islamsudah membentuk komunitas suatu masyarakat. Biasanyajika ini jadi patokan, maka kita melihat adanya peninggalankomunitas seperti adanya masjid dan musala.

Ketiga, ketika Islam sebagai kekuatan politik, Islamsebagai sebuah kerajaan,” kata Ridwan.

Agak sulit, kata Ridwan, menentukan waktu masuksebenarnya. Pasalnya Islam datang ke Sumut bukan dalambentuk ekspedisi khusus. Jadi kehadiran Islam karena kedatangan,aktivitas, kreativitas dan gagasan pribadi.

“Ini bukan hanya di Sumut, tetapi di Indonesia atau AsiaTenggara. Karena Islam datang dalam bentuk dakwah, bukanekspansi. Makanya sulit menentukan,” kata Ridwan.141

Dari uraian di atas jelas bahwa masih adanya sisa-sisakepercayaan lama dan peninggalan agama sebelumnya sepertiHinduisme dan Buddhisme yang dipercaya nenek moyangatau leluhur orang Barus dan orang Sumatera pada umumnya,walaupun mereka sudah masuk Islam. Kepercayaan lain yangbegitu melekat yakni animisme, suatu kepercayaan kepadaroh yang mendiami semua benda seperti; pohon, batu, sungai,gunung dan sebagainya. Dinamisme yakni kepercayaan bahwasegala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapatmempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusiadalam mempertahankan hidup begitu sangat melekat padamasyarakat Batak dalam hal ini juga di Tapanuli Tengah (Barus).Bila ditinjau dari sudut pandang akidah Islam, kepercayaanini termasuk suatu dosa besar karena sudah menyekutukan

141Lihat juga, http://bs-ba.facebook.com/topic.php?uid=47641186265&topic=9675

Page 217: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

149Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Allah Tuhan yang Maha Esa. Kepercayaan ini sudah berlangsunglama sejak sebelum Islam masuk ke Barus, dan ketika Islammasuk ke Barus yang diperkirakan pada abad ke 7 Masehi,kepercayaan itu masih juga melekat pada sebagian besarumat Islam, sehingga terjadi sinkretisme142 di kalangan umatIslam sampai sekarang.

Kedatangan orang-orang Tamil yang beragama Hindu,Cina beragama Buddha dan bangsa-bangsa lain seperti Arab,Persia, Eropa dan sebagainya yang membawa kebiasaanmasing-masing atau budaya sangat mempengaruhi budayaatau adat istiadat penduduk lokal (Barus). Oleh karena itukeyakinan terhadap animisme dan dinamisme yang sudahmerasuk ke berbagai bidang kehidupan seperti bidang sosialkekeluargaan, kesehatan terutama dalam hal pengobatandan lain-lain ditambah lagi dengan masuknya budaya-budayaasing semakin memperkuat keyakinan atau tradisi penduduklokal (Barus). Itulah sebabnya perkembangan akidah Islambagi masyarakat Barus bisa dikatakan lamban dan tidak ber-kembang dengan baik, bahkan bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam akibat kepercayaan yang masih kuat terhadapanimisme dan dinamisme tersebut.

142Sinkretisme adalah paham atau aliran baru yang merupakanperpaduan dari beberapa paham (aliran) yang berbeda untuk mencarikeserasian, keseimbangan dan sebagainya. Sinkretisme, berasal darikata Latin syn dan kretiosein yakni suatu paham yang mencoba mengambilunsur-unsur penting yang terdapat pada semua agama dan berupayamerekonsiliasi dan menyatukannya, kaum sinkretis berpendapat, semuapada intinya dan pada hakikatnya adalah sama, untuk menunjukkan“kesamaan” semua agama, kaum sinkretis mengibaratkan agama-agamaitu sebagai ombak-ombak dari Samudra yang Satu atau sebagai cahayadari Terang yang Satu. Gelombang ombak berbeda-beda, tetapi berasaldan kembali ke pautan lautan yang Satu. . Lihat, Departemen PendidikanNasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),…ibid….,h. 1072.

Page 218: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

150 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Begitu juga pandangan Rusmin Tumanggor yang mengatakanbahwa sebagai kota transit, Barus pada abad ke 7 Masehiyang terletak di pantai barat Sumatera menjadi salah satutempat yang paling banyak dan ramai dikunjungi oleh kapal-kapal pedagang dari Arab dan Cina. Akibatnya terjadilah kontaksosial dan budaya antara masyarakat Barus dengan parapedagang dari seantero dunia ketika itu. Lebih lanjut beliaumengatakan setelah datangnya agama-agama di tanah Batak,pandangan hidup mereka, konsepsi mereka tentang kesehatandan penyakit dan kepercayaan mereka yang kuat terhadapdatu atau dukun serta persentuhan dengan budaya lokalmengakibatkan sangat berpengaruh terhadap agama-agamayang mereka anut, terutama akidah Islam yang dianut sebagianbesar umat Islam di Barus. Para Datu atau Dukun dianggapsebagai orang sakti yang dapat mengobati orang-orang sakitseperti seseorang yang kemasukan atau kesurupan. Dalampraktik pengobatan para datu atau dukun tentunya seringmenggunakan mantra-mantra dalam bahasa leluhur mereka.Keyakinan para penduduk lokal ini sudah berlangsung berabad-abad lamanya sebelum agama-agama besar datang ke tanahBarus. Pengobatan tradisional di Barus dijalankan oleh datu.Datu tidak hanya ahli mengobati, tapi juga memberikanbimbingan ke masyarakat untuk mengatasi permasalahankeseharian, misalnya menentukan kapan memulai masa tanamatau pergi melaut, mencari tanggal baik untuk menggelar pestaatau melamar, serta mendapatkan jodoh atau pekerjaan.“Istilah datu dipakai hampir di semua suku Batak, seperti TapanuliSelatan, Tapanuli Utara, Simalungun, Karo, dan Dairi. Sedangkandi Barus pesisir dan Sibolga disebut dukun,” kata Rusmin.143

143Lihat, Rusmin Tumanggor, Gerbang Agama-Agama Nusantara:

Page 219: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

151Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Dari uraian Rusmin, peneliti berpendapat bahwa sangatjelas sistem perdukunan atau perobatan dan lain-lain yangmasih sangat kuat mereka yakini hingga saat ini. Tentu sajahal tersebut sangat bertentangan dengan ajaran akidah Islamsebagai agama tauhid atau monoteisme yang sangat tegasmelarang bagi umatnya untuk mengikuti atau mempercayaiadanya kekuatan lain selain dari pada Allah yang Maha Kuasadan Maha Esa. Oleh karenanya menurut analisis peneliti dalamhal ini bahwa keyakinan masyarakat setempat yang sangatkuat tersebutlah yang menghambat perkembangan berjalannyaakidah Islam yang sesungguhnya sesuai dengan ajaran Islamyang praktis, dinamis, dan inovatif.

Lebih lanjut beliau juga mengatakan bahwa animismedan dinamisme merupakan sistem kepercayaan yang sangatmelekat dan bagian dari sistem religi atau agama. Itulah sebabnyamasyarakat Tapanuli Tengah (Barus) sejak zaman belummasuknya agama-agama besar di Barus, mereka sudah memilikikepercayaan turun temurun dari nenek moyang mereka. Halini akan sulit bagi mereka meninggalkan kepercayaan lamayang sudah berabad-abad melekat pada kehidupan mereka,walaupun mereka sudah masuk ke dalam agama baru sepertiIslam dan Kristen dan lain-lain.144

Rusmin juga menjelaskan bahwa agama atau kepercayaanpertama yang hadir di Barus adalah animisme dan dinamisme.Animisme yang dimaksud adalah sistem religi berdasarkan

Hindu, Yahudi, Ru- Konghucu, Islam dan Nasrani, Kajian AntropologiAgama dan Kesehatan di Barus (Depok: Penerbit Komunitas Bambu,2017), h. 13-17.

144Rusmin Tumanggor, Gerbang Agama-Agama Nusantara: Hindu,Yahudi, Ru- Konghucu, Islam dan Nasrani, Kajian Antropologi Agamadan Kesehatan di Barus,………. h. 48-72.

Page 220: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

152 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

keyakinan berbagai macam roh dan makhluk halus yang menempatialam sekitar tempat tinggal manusia, dan selalu mempunyaihubungan dengan manusia yang hidup. Sementara dinamismeadalah sistem religi yang berdasarkan keyakinan bahwa masing-masing unsur alam itu memiliki kekuatan luar biasa berupatuah atau kesaktian mana yang dapat mempengaruhi keberhasilanatau kegagalan usaha manusia mempertahankan hidupnya.Dengan kata lain, semua benda alam termasuk manusia mem-punyai roh dan unsur kesaktian serta bisa saling mempengaruhi.Kedua sistem kepercayaan ini terjalin erat dalam satu religipribumi yang disebut dengan “Sipele Begu” oleh para pemukaagama Kristen dan Islam, atau “Sipele Sumangot”145 oleh parapenganutnya. Sistem kepercayaan ini tersusun rapi dalamsistem kosmologi masyarakat pendukung kebudayaannyasecara holistik.146

Dari uraian kedua pakar sosiologi agama dan antropologiagama dan kesehatan tersebut di atas jelas bahwa sistem keper-cayaan animisme dan dinamisme inilah penyebab terganggunyaperkembangan akidah Islam. Perkembangan akidah Islamberjalan di tempat tanpa inovasi-inovasi yang dinamis danproduktif. Perkembangan akidah Islam menjadi stagnan hingga

145Kepercayaan “Sipele Begu” dan “Sipele Sumangot” pada tahun70-an bernama “Parbaringin” (Pencinta Pohoon Beringin), namun kiniorganisasi itu berubah nama karena belakangan lahir partai politikberlambang pohon beringin dan anggotanya bercampur antara Islam,Kristen, Buddha dan Hindu. Alhasil untuk menghindari kerancuan,pada tahun 80-an mereka berganti nama menjadi “Parmalim” artinya“Pecinta Kesucian” hingga sekarang. Lihat, Rusmin Tumanggor, GerbangAgama-Agama Nusantara: Hindu, Yahudi, Ru- Konghucu, Islam danNasrani, Kajian Antropologi Agama dan Kesehatan di Barus……..h. 107.

146Rusmin Tumanggor, Gerbang Agama-Agama Nusantara: Hindu,Yahudi, Ru- Konghucu, Islam dan Nasrani, Kajian Antropologi Agamadan Kesehatan di Barus………. h. 107.

Page 221: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

153Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

kini di daerah Barus sejak Barus dianggap sebagai daerahpertama kali kedatangan Islam sekitar abad ke 7 Masehi menurutbeberapa teori, dan kemungkian pada abad ke 13 Masehi menurutteori Gujarat. Terlepas apakah Barus dianggap sebagai awalmasuknya Islam pada abad ke 7 Masehi atau pada abad ke13 Masehi. Peneliti dalam hal ini hanya menganalisis bagaimanaperkembangan keberagamaan masyarakat Barus dalam perjalanansejarah yang ada.

Dari pendapat kedua tokoh di atas (Ridwan dan Rusmin)juga dibenarkan oleh dua ulama Barus yakni Ustaz IsmailTarihoran sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KecamatanBarus dan Ustaz Ali Wardana A Pulungan sebagai Kepala KantorUrusan Agama (KUA) Kecamatan Barus dalam wawancaradengan peneliti.147

Dampak dari sikap dan karakteristik masyarakat IslamBarus yang sangat kuat keyakinannya terhadap animismedan dinamisme tersebut akhirnya melemahkan perkembanganakidah Islam yang oleh Amir Syakib Arsalan memberikanulasan akibat-akibat dari masyarakat yang jauh dari mengikutiakidah Islam yang benar.

Berkaitan dengan di atas, dalam hal ini Ridwan juga menga-takan bahwa di samping keyakinan animisme dan dinamisme,juga penyakit TBC masyarakat Islam lokal (Tachayul, Bid’ahdan Churafat/C-dalam ejaan lama) merupakan salah satupenghambat besar dalam mengembangkan akidah Islam yangbenar, dan ini perlu diberantas dengan memberikan penyuluhan-

147Wawancara dengan kedua tokoh di atas di Barus pada hariSelasa tanggal 14 Juli 2020 di kediaman mereka, di samping beberapakali bincang-bincang via telepon seluler dengan mereka di beberapatempat di Sibolga, Tapanuli Tengah.

Page 222: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

154 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

penyuluhan agama yang benar tentang ajaran Islam yangbersumber dari Alquran dan Hadis.148

Seperti yang telah disebut sebelumnya bahwa Amir SyakibArslan membedah persoalan kaum muslimin. Dengan piawaibeliau berhasil merumuskan secara tertib rangkaian sebabmundurnya kaum muslimin dan majunya kaum selainnya.Ada lima sebab menurutnya. Dan kelima sebab tersebut memilikihubungan sebab-akibat satu sama lainnya. Uniknya lagi,kelima sebab tersebut jika kita perhatikan baik-baik, masihsangat relevan dengan keadaan kaum muslimin hingga saatini. Kelima sebab ini juga akan menjadi pisau analisis dalammengalisis bagaimana perkembangan akidah dan implikasinyaterhadap perkembangan masyarakat Islam di Barus.

Kelima sebab tersebut ialah sebagai berikut:

1. Jauh dari Kitabullah Alquranul Karim dan As-Sunnah An-Nabawiyyah.

2. Hilangnya tsiqoh (kepercayaan) terhadap Islam inhizamundakhily (inferior/rendah diri).

3. At-Taqlid (mengekor secara mambabi buta).4. At-Tafriqoh (perpecahan).5. Tertinggal dalam berbagai urusan dunia.149

Umat Islam di Tapanuli Tengah khususnya di Kecamatan

148M. Ridwan Lubis dalam https://batakislam.blogspot.com.2010.Diakses pada tanggal 30 Mei 2020.

149Lihat, Amir Syakib Arselan, “Mengapa Kaum Muslimin Mundur,dan Mengapa Kaum Selain Mereka Maju?, KH. Moenawar Kholil kedalam Bahasa Indonesia (Jakarta: Terbitan PT. Bulan Bintang, Jakarta,1992), h. 60. Lihat Juga, Syaikh Syakib Arslan, Kenapa Umat IslamTertinggal, Dengan Kata Pengantar Syaikh Rasyid Ridha, (Jakarta: PenerbitAl Kautsar, 2012), h. 39.

Page 223: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

155Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Barus sebagai masyarakat yang mayoritas boleh dikatakanjauh dari betul-betul memahami isi ataupun kandungan KitabullahAlquranul Karim dan As-Sunnah An-Nabawiyyah. Hal ini ditandaidengan minimnya kegiatan-kegiatan pendidikan keagamaanseperti ketiadaan Perguruan Tinggi Islam atau Pesantren Islamyang moderen yang dapat membina dan mendidik umat Islamdalam beragama yang baik sesuai dengan ajaran Islam. Kurangnyagreget pendidikan Islam di Tapanuli Tengah khususnya Barussebagai kota kecamatan mengakibatkan hilangnya tsiqoh(kepercayaan) terhadap Islam inhizamun dakhily (menjadiinferior/rendah diri). Kurangnya pendidikan keagamaan Islamyang baik di daerah Barus berakibat suburnya sikap At-Taqlid(mengekor secara mambabi buta). Juga terjadi ketidakbersatuandalam masyarakat umat Islam itu sendiri dan sering terjadiperpecahan sehingga sulit untuk membangun infrastrukturseperti lembaga pendidikan tinggi yang bonafit. Akibatnyaumat Islam tertinggal dalam berbagai urusan dunia.150

Padahal bila dihubungkan dengan korelasi masa padaabad ke 7 Masehi Islam masuk pertama kali di Barus sungguhsangat memprihatinkan perkembangan akidah Islam di Barus,di mana selama rentang waktu yang begitu panjang lebih kurang14 abad lamanya tidak ada suatu monumen Islam yang dapat

150Hasil wawancara peneliti dengan beberapa tokoh masyarakatBarus antara lain Bapak Masurdin Tanjung, Zuardi Mustafa Simanullang,Bakhtiar Ahmad Sibarani, Ahmad Rivai Sibarani, Andi Hakiki Tanjungpada bukan Desember 2019 di Tapanuli Tengah (Barus). Namun demikianpara tokoh khususnya Bupati Tapteng akan terus berusaha memberibantuan berupa beasiswa kepada putra/putri daerah yang berprestasiuntuk menuntut ilmu di pelbagai perguruan tinggi di luar Tapteng.Para legislator seperti Ahmad Rivai Sibarani dan Adhitia Melfan Tanjungdan juga lainnya telah bertekat untuk memajukan peningkatan kesejahteraankhususnya masyarakat Barus.

Page 224: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

156 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

dibanggakan masyarakat setempat dan juga bagi bangsaIndonesia secara menyeluruh. [BS]

Page 225: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

157Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

BAB IV

AKIDAH ISLAM DAN PERKEMBANGANKEBERAGAMAAN MASYARAKAT ISLAM

DI BARUS

A. Akidah dan Keberagamaan Masyarakat Muslimdi Barus

Sebelum membahas tentang perkembangan keberagamaanmasyarakat Islam di Barus, perlu lebih dulu dibahastentang pengertian kata “keberagamaan”. Dalam bab

sebelumnya sudah dibahas secara panjang lebar tentangpengertian “akidah”. Dalam bab ini akan dibahas lebih duluapa pengertian “Keberagamaan”. Kata keberagamaan adalahberasal dari kata “beragama”, mendapat awalan “ke” dan akhiran“an”. Kata beragama sendiri memiliki arti “memeluk (menjalankan)agama”. Menurut Poerwadarminta, agama adalah “segenapkepercayaan (kepada Tuhan, Dewa serta sebagainya) sertaajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian(berhubungan) dengan kepercayaan itu.1 Pengertian ini adalahpengertian agama dalam arti umum, yaitu untuk semua jenisagama. Selanjutnya, imbuhan “ke” dan “an” pada kata “beragama”,

157

1Lihat, Purwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:Penerbit Balai Pustaka, 1978), h. 19.

Page 226: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

158 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

menjadikan kata “keberagamaan” mempunyai arti, cara atausikap seseorang dalam memeluk atau menjalankan (melaksanakan)ajaran agama yang dipeluk atau dianutnya.2 Dalam pembahasanini, istilah agama dimaksudkan sebagai Agama Islam, atau“dinullah” atau “dinul haq”, yaitu agama yang datang dari Allahatau agama yang haq.3

Jadi keberagamaan Islam dimaksud juga adalah untukkeberagamaan masyarakat Islam yang mayoritas di KecamatanBarus. Agama adalah hubungan makhluk dan Khaliq-nya.Hubungan ini terwujud dalam sikap batinnya serta tampakdalam ibadah yang dilakukannya dan tercermin pula dalamsikap kesehariannya pada masyarakat Islam di Barus.

Keberagamaan berasal dari kata dasar agama yang dalamThe Encyclopedia of Philosophy, “Agama adalah kepercayaankepada Tuhan yang selalu hidup, yakni kepada jiwa dan kehendakIlahi yang mengatur alam semesta dan mempunyai hubunganmoral dengan umat manusia”.

Berdasarkan sudut pandang kebahasaan-bahasa Indonesiapada umumnya “agama” dianggap sebagai kata yang berasaldari bahasa sansekerta yang artinya “tidak kacau”. Agama diambildari dua akar suku kata, yaitu a yang berarti “tidak” dan gamayang berarti “kacau”. Hal itu mengandung pengertian bahwaagama adalah suatu peraturan yang mengatur kehidupanmanusia agar tidak kacau.4 Maksudnya orang yang memeluk

2Lihat, Ibid., h. 20.3Lihat, Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Agama (Sebuah Pengantar),

(Bandung: Mizan, 2005), h. 50.4Lihat, Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2002), h. 13. 15

Page 227: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

159Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

agama dan mengamalkan ajaran-ajarannya dengan sungguh-sungguh, hidupnya tidak akan mengalami kekacauan.

Perkataan agama dalam bahasa arab ditransliterasikandengan ad-din. Dalam Kamus Al-Munjid, yang dikutip oleh AliAnwar Yusuf dalam karyanya “Studi Agama Islam” perkataandin memiliki arti harfiah; pahala, ketentuan, kekuasaan, peraturan,dan perhitungan. Kemudian dalam Kamus Al-Muhith, yangdikutip oleh Ali Anwar Yusuf dalam karyanya “Studi AgamaIslam” kata din diartikan dengan kekuasaan, kemenangan,kerajaan, kerendahan hati, kemuliaan, perjalanan, peribadatan,dan paksaan. Selain din dalam wacana Islam ditemukandua istilah yang identik dengan istilah din yaitu millah danmadzhab.

Dalam kamus At-Ta’rifat, yang dikutip oleh Ali AnwarYusuf karyanya “Studi Agama Islam istilah din, millah, danmadzhab memiliki nisbah dengan Allah dan disebut dengandinullah, artinya agama yang diturunkan Allah. Kemudianmillah mempunyai nisbah dengan nabi tertentu seperti millahIbrahim, artinya agama yang diamalkan nabi Ibrahim. Sedangkanmadzhab memiliki nisbah pada seorang mujtahid tertentu,seperti madzhab Syafi’i, artinya agama menurut paham imamSyafi’i.5 Michel Mayer yang juga dikutip oleh Fuad Nashoridan Rachmy Diana Mucharam berpendapat bahwa religi adalahseperangkat aturan dan kepercayaan yang pasti untuk mem-bimbing manusia dalam tindakannya terhadap Tuhan, oranglain, dan diri sendiri.6

5Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, (Bandung: Pustaka Setia,2003), h. 17-18.

6Lihat, Fuad Nashori dan Rachmy Diana Mucharam, MengembangkanKreativitas dalam Perspektif Psikologi Islami, (Yogyakarta: MenaraKudus Jogjakarta, 2002), Cet.1, h. 69-70.

Page 228: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

160 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Adapun pengertian Islam seperti yang banyak diungkapkandi berbagai literatur keislaman dapat dilihat dari pengertianasal kata “Islam” itu sendiri. Kata “Islam” berasal dari kata aslamayang artinya bersih dan selamat dari kecacatan lahir dan batin.Dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam Islam terkandungmakna suci bersih tanpa cacat atau sempurna. Kata “Islam”juga dapat diambil dari kata “as-silm” dan “as-salm” yang berartiperdamaian dan keamanan. Dari asal kata ini Islam mengandungperdamaian dan keselamatan. Kata “assalam” “as-silm” dan“as-salm” juga berarti menyerahkan diri, tunduk dan taat.Dari penegasan di atas, dapat dipahami bahwa Islam adalahagama yang diturunkan Allah kepada manusia melalui Rasulnyayang berisi hukum-hukum yang mengatur suatu hubungansegitiga yaitu hubungan antara manusia dengan Allah (hablum-minallah) disebut juga sebagai hubungan vertikal (verticalrelationship), hubungan manusia dengan manusia (hablum-minannas) disebut juga sebagai hubungan horizontal (horizontalrelationship), dan hubungan manusia dengan lingkunganalam semesta (ecosystem).7

Raymond F. Paloutzian mendefinisikan agama sebagaiberikut: Religiousness is more or less conscious dependency ona deity or God and the transcendent. This dependency or com-mitment is evident in one’s personality-experiences, beliefs, andthinking, and motivates one’s devotional practice and moralbehavior and other activity.8

[Keberagamaan adalah banyak atau sedikitnya kesadaran

7Lihat, Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Tt: Erlangga,2011), h. 3-4. 17

8Lihat, Reymond F Palautzion, Invitation To The Psychology ofReligion, (Massachuset Aliyn an Bacon, 1996), h. 12. 18

Page 229: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

161Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

akan ketergantungan pada seorang dewa atau Tuhan yangtransenden. Ketergantungan atau komitmen ini dibuktikanpada diri pribadi seorang, pengalaman-pengalaman, keyakinan-keyakinan dan angan-angan dan mendorong seseorang melak-sanakan kebaktian keagamaan dan bertingkah laku yangsusila dan aktivitas lainnya.]

Keberagamaan berasal dari kata dasar agama. Agamadalam arti teknis religion (bahasa Inggris), relegere (bahasaLatin), Religie (bahasa Belanda), Din (bahasa Arab), dan Agama(bahasa Indonesia). dari segi etimologi, agama itu berasaldari dua kata dalam bahasa sansekerta yaitu “a” yang berartitidak dan “gama” yang berarti kacau, sehingga agama berartitidak kacau. Lebih jelas lagi kata agama itu adalah teratur,beres. Jadi yang dimaksud kata agama itu ialah: peraturan.Yang dimaksud disini ialah suatu peraturan yang mengaturkeadaan manusia, maupun mengenai sesuatu yang ghaib,ataupun yang mengenai budi pekerti, pergaulan hidup bersamadan lainnya.9

Menurut Mumhammad Quraish Shihab, “Agama adalahhubungan makhluk dan Khaliq-nya”. Hubungan ini terwujuddalam sikap batinnya serta tampak dalam ibadah yang dilaku-kannya dan tercermin pula dalam sikap kesehariannya.10

Keberagamaan atau religiusitas menurut Islam adalahmelaksanakan ajaran agama atau berislam secara menyeluruh

9Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama, (Bandung:PT Bina Ilmu, 1979), h. 113-114.

10Muhammad Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Cet.XXVIII, (Bandung: Mizan, 2004), h. 210.

Page 230: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

162 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

(kaffah). Karena itu, setiap muslim, baik dalam berfikir, bersikapmaupun bertindak diperintahkan untuk berislam.11

Setiap muslim, baik dalam berpikir, bersikap maupunbertindak, diperintahkan untuk ber-Islam. Dalam melakukanaktivitas ekonomi, sosial, politik atau aktivitas apapun, seorangmuslim diperintahkan untuk melakukannya dalam rangkaberibadah kepada Allah . Di manapun dan dalam keadaanapapun, setiap muslim hendaknya ber-Islam. Esensi Islamadalah tauhid atau peng-Esaan Tuhan, tindakan menegaskanAllah sebagai yang Esa, pencipta yang mutlak dan transenden,penguasaan segala yang ada. Tidak ada satupun perintahdalam Islam yang bisa dilepaskan dari tauhid. Agama sudahdinilai sebagai bagian dari kehidupan pribadi manusia yangerat kaitannya dengan gejala-gejala psikologis. Segala bentukperilaku keagamaan merupakan ciptaan manusia yang timbuldari dorongan agar dirinya terhindar dari bahaya dan dapatmemberikan rasa aman. Untuk keperluan itu manusia menciptakanTuhan dalam pikirannya. Perilaku keagamaan menurut pandanganBehaviorisme erat kaitannya dengan prinsip reinforcement (rewardand punishment). Manusia berperilaku agama karena didorongoleh rangsangan hukuman (menghindarkan siksaan) danhadiah (mengharapkan pahala).12

Sementara keyakinan masyarakat muslim Barus selamaini sudah bercampur aduk dengan keyakinan lama dari nenekmoyang mereka yang syirik dan turun temurun seperti animisme

11Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya MengefektifkanPendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2001), h. 293.

12Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2010), h. 160.

Page 231: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

163Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

dan dinamisme. Tentu saja keyakinan ini sangat bertentangandengan akidah Islam yang berlandaskan tauhid. Dari sisi inilahsesungguhnya timbul kecenderungan bahwa animisme dandinamisme sangat menghambat kemajuan dalam perkembanganakidah Islam.

Keberagamaan masyarakat Barus yang dimaksud adalahaktivitas dalam melaksanakan ajaran agama dalam kehidupansehari-hari yakni dalam aktivitas salat, puasa dan berbaktikepada kedua orang tua, ukhuwah, tolong-menolong antarsesamanya, dan segala aktivitas yang didasarkan pada nilai-nilai agama. Kaitannya dengan masyarakat Barus, religiusitasatau keberagamaan dimanifestasikan dalam budaya dan tradisimereka, tidak hanya dipandang dari satu sisi dimensi saja,namun meliputi berbagai macam sisi atau dimensi. Keberagamaanyang dimaksud dalam penulisan ini adalah keberagamaanmasyarakat muslim Barus yang mencakup seberapa jauh penge-tahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa pelaksanaanibadah dan kaidah serta seberapa dalam penghayatan atasagama yang dianut masyarakatmya. Dalam konteks agamaIslam, maka bagi masyarakat muslim, religiusitas dapat diketahuidari seberapa jauh pengetahuan, keyakinan, pelaksanaandan penghayatan atas agama Islam dalam kehidupan sehari-harinya.

Dari uraian di atas jelas bahwa apabila masyarakat Islamjauh dari melaksanakan ajaran-ajaran akidah dalam Islamyang benar sesuai dengan syariat Islam, seperti masih kuatnyakepercayaan lain (animisme dan dinamisme) di luar darikepercayaan mutlak hanya satu-satunya kepada Allah yangMaha Kuasa dan Maha Segalanya. Seperti yang disampaikanoleh Prof. Ridwan sebelumnya,

Page 232: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

164 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

“Walau Islam pertama sekali masuk melalui Tapanuli, namunkarena ketiadaan pendakwah secara khusus itu, maka Islamditerima dengan dangkal serta masih dicampuri dengan mistikkarena adat budaya lokal masa itu adalah animisme dandinanisme.”13

Dasar-dasar Keberagamaan Dasar Alquran mengenaipengertian dari Agama (Ad-Diin) terdapat di dalam firmanAllah Q.S. At-Taubah ayat 33.

Artinya: Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa)petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNyaatas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidakmenyukai.14

Kemudian Dasar Alquran mengenai pengertian dari Agama(Al-Millah) terdapat di dalam firman Allah Q.S. Al An’am ayat161, sebagai berikut:

Artinya: Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Rabb-ku kepada jalan yang lurus, (yaitu) dîn (agama) yang benar;

ين ٱلد هو ٱلذى أرسل رسولهۥ بٱلهدى ودين ٱلحق ليظهرهۥ ع کلهۦ ولو كره ٱلمشركون

يفا قل إنني هداني ربي إلى صراط مستقيم دينا قيما ملة إبراهيم ح وما کبحن من المشركين

13M. Ridwan Lubis dalam https://batakislam.blogspot.com.2010.Diakses pada tanggal 30 Mei 2020.

14Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,............ h. 98

Page 233: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

165Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

millah (agama) Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlahtermasuk orang-orang yang musyrik.15

Dasar Alquran mengenai pengertian dari Agama (Islam)terdapat di dalam firman Allah Q.S. Ali Imran ayat 19 yangberbunyi sebagai berikut:

Artinnya: “Sesungguhnya agama (yang diridai) disisi Allah hanyalahIslam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitabkecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karenakedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafirterhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangatcepat hisab-Nya.”16

Dasar Alquran mengenai Keberagamaan di antaranyaadalah terdapat dalam firman Allah Q.S. Al-Baqarah ayat 43.

Artinya: Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku’lahbeserta orang-orang yang ruku’.17

Pada ayat ini terdapat tiga macam perintah Allah yaitu:

ٱلإسلم وما ٱختلف ٱلذين أوتوا ٱللجتب إلا من ين عند ٱلله إن ٱلد بعد ما جآءهم ٱلعلم مح بغيا ب فإن ٱلله ٴايت ٱلله ومن يلجفر بـ

سريع ٱلحسبحب

كعين كوة وٱركعوا مع ٱلر توا ٱلز لوة وءا وأقيموا ٱلص

15Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,........... h. 1916Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,..............

h. 470-47117Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,..................

h. 91-92

Page 234: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

166 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

1. Melaksakan salat setiap waktu dengan cara yang sebaik-baiknya, melengkapi segala syarat dan rukunnya, serta menjagawaktu-waktunya yang telah ditentukan, menghadapkan seluruhhati kepada Allah dengan tulus dan khusuk. 2. Menunaikanzakat, karena zakat merupakan salah satu pernyataan syukurkepada Allah atas nikmat yang telah dilimpahkan-Nya

Ruku’ bersama orang-orang yang ruku’. Maksudnya masukIslam dan melaksanakan salat berjamaah bersama kaummuslim. Salat merupakan ibadah yang rutin sehari-hari yangdiwajibkan pada setiap orang muslim. Dengan menjalankansalat tersebut bertujuan untuk membiasakan anak hidupteratur sehingga dalam mengarungi hidup akan terarah. Danhikmah yang lain yang dapat dipetik dari pelaksanaan salatini adalah untuk hidup bersosialisasi, memperkokoh persatuankebersamaan dalam mengabdikan diri kepada Allah . Salatdan zakat merupakan bentuk dari keberagamaan karenaada hubungannya dengan perilaku beragama yang dilakukandalam kehidupan sehari-hari. Puasa juga merupakan salahsatu bentuk dari “keberagamaan” yang terdapat dalam firmanAllah QS. Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi sebagai berikut:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamuberpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelumkamu agar kamu bertakwa.18

الذين من يام كما كتب ع يا أيها الذين آمنوا كتب عليلجم الص قبلكم لعللجم تتقون

18Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,................h. 269

Page 235: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

167Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Allah mewajibkan puasa kepada semua manusia yangberiman, sebagaimana diwajibkan kepada umat-umat sebelummereka agar mereka menjadi orang yang bertaqwa. Jadi, puasasungguh sangat penting bagi kehidupan orang yang beriman.

Umat Islam harus dapat juga merasakan bagaimana rasanyamenjadi orang-orang yang kelaparan dan haus, dan perasaanseperti ini akan menimbulkan kasih sayang kepada mereka-mereka yang hidupnya jauh dari kecukupan. Puasa yang dilakukandengan secara benar sesuai dengan syariat Islam juga akanmenjadikan tubuh menjadi sehat lahir dan batin.

Dalam Surah Al Hujarat ayat 13 menceritakan bahwabetapa hubungan antar manusia berbeda agama, warna kulit,suku bangsa adalah menjadi kewajiban yang wajib ditaatibagi setiap muslim, saling kenal mengenal maupun berbedapendapat merupakan hubungan antar manusia harus terusdijaga untuk melestarikan dan mempererat kerukunan antarumatberagama. Namun apa yang harus diingat umat Islam bahwasesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalahorang yang paling bertaqwa kepadaNya. Inilah keberagamaanyang mesti dilakukan umat Islam di manapun. Keberagamaanyang dilakukan oleh umat Islam sebagai mayoritas di Barusmenjadi statis dan tidak dinamis dalam berbagai hal dikarenakanmasih adanya kepercayaan dari nenek moyang mereka (animismedan dinamisme) yang masih kuat melekat pada diri mereka.Kepercayaan itu bercampur aduk dengan ajaran Islam yangharus mereka lakukan. Di samping itu juga kurangnya pencerahan-pencerahan agama yang disampaikan oleh para ulama di sana.19

19Demikian wawancara langsung peneliti dengan seorang respondensesepuh Kota Barus berumur 94 tahun bapak Masnurdin Tanjung danBapak Zuardi Mustafa Simanullang salah satu cucu Sesepuh Kota Barus,

Page 236: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

168 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seoranglaki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisiAllah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. SesungguhnyaAllah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal/Teliti.20

Dari berbagai uraian di atas dan kutipan dari beberapaayat Alquran menjelaskan bahwa Islam adalah agama tauhidyang tatacara keberagamaannya wajib dilaksanakan oleh setiappemeluk Islam antara lain seperti, melaksanakan salat, puasa,membayar zakat, melaksanakan puasa, menunaikan ibadahhaji ke Baitullah bagi yang sanggup, hubungan sosial denganantar manusia di dunia yang berbeda warna kulit dan negaramerupakan bagian penting dalam keberagamaan yang wajibdilaksanakan bagi umat Islam. Namun dalam praktiknya dilapangan semua aktivitas keberagamaan ini akan melaluibanyak rintangan atau hambatan seperti sosial, ekonomi,budaya, tradisi, dan politik penduduk lokal dalam hal ini masyarakatIslam di Barus. Yang paling menghambat untuk mengembangkanakidah Islam yang sesungguhnya dinamis dan produktif ituadalah kepercayaan lokal yang masih sangat kuat dan melekat

لجم شعوبا وقبآئل كر وأنثى وجعلن أيها ٱلناس إنا خلقنلجم من ذ ي عليم خبير لجم إن ٱلله أتق لتعارفوا إن أكرمكم عند ٱلله

dan para tokoh pemuda lainnya di sebuah Kedai Kopi percis di sampingTugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara pada hari Sabtu 12 Oktober2019 jam 10.00 – 12.00 WIB. (penulis)

20Lihat, Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,............,h. 847

Page 237: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

169Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

pada masyarakat Islam di Barus yaitu masih adanya kepercayaananimisme dan dinamisme. Sementara hambatan lain sepertisosial, ekonomi, dan politik akan dibahas pada sub-bab dalampasal berikutnya.

Untuk memperkuat pendapat ini, menarik apa yangdinyatakan Guru Besar Sosiologi Agama UIN Sahid Hidayatullahyaitu Muhammad Ridwan Lubis bahwa perkembangan akidahmasyarakat Islam terhambat di Barus seperti pernyataan beliausebelumnya:

“Ternyata perkembangan Islam melalui Barus tidak terlaluekspansif. Mungkin ada persoalan perbedaan kultur, budaya.Kedua mungkin perbedaan ras, mungkin orang Arab itu berkulitputih, sedangkan Batak berkulit hitam. Kemudian ada tantangandari kepercayaan lokal yang menganut animisme dan dinamisme.Karena itu Islam hanya beredar di situ saja tidak melebarlebih jauh,”.21

Lemahnya aqidah (dhafaul aqidah) adalah penyebab utamadari kemunduran umat Islam saat ini. Akidah hanya dipahamisebatas sebuah keyakinan kepercayaan. Akidah hanya dipahamisebatas ingat yang dalam bahasa Jawa disebut eling. Padahalakidah yang dipahami generasi para sahabat tidak demikian.Akidah generasi para sahabat memiliki sebuah konsekwensi,memiliki sebuah tuntutan yang kemudian mereka aplikasikandalam kehidupan mereka. Kualitas keislaman kita sangat ditentukanoleh sejauh mana akidah itu terhujam dalam dada kita. Bukanditentukan oleh berapa lama usia kita dalam Islam. Jadi walaupunBarus dianggap tempat masuknya Islam pertama kali pada

21M. Ridwan Lubis dalam https://batakislam.blogspot.com.2010.Diakses pada tanggal 30 Mei 2020.

Page 238: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

170 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

abad ke 7 Masehi, atau lebih kurang sudah 14 abad lamanyahingga kini tidak menjadi jaminan kalau masyarakatnya akanberkembang dengan baik dan maju. Hal ini disebabkan lemahnyaaplikasi akidah Islam selama ini bagi orang-orang Barus.

Dalam sebuah riwayat, pada suatu hari di kota Madinahmenghadap seorang pemuda Madinah kepada Rasul yangmulia, meminta penjelasan tentang Islam. Setelah mendapatpenjelasan tentang Islam dari Rasul Saw, iapun menyatakankeislamannya. Setelah menyatakan keislamannya, tanpa diperintahia langsung mengikuti saudara-saudara muslim lainnya untukterjun ke medan pertempuran yang segera akan berkecamukyaitu Perang Uhud, dan dalam pertempuran tersebut ia terbunuh.Maka ia mati dalam keadaan syahid fii sabilillah.

Pasca pertempuran, Rasulullah Saw mengatakan kepadapara sahabat-sahabatnya: “Wahai sahabat-sahabatku, maukahengkau aku tunjukkan kepada seseorang yang Allah berkenanmemasukkannya ke dalam surga, padahal ia belum mengamalkansesuatu apapun di dalam Islam.” Para sahabat terkejut mendengarucapan Rasulullah Saw ini. Merekapun bertanya: “Bagaimanamungkin seseorang yang belum pernah mengamalkan sesuatuapapun dalam Islam dimasukkan ke dalam surga?” Ternyataorang tersebut adalah Amr bin Tsabit bin Waqsyi.

Allah maha berkehendak, Dialah yang memasukkannyake dalam surga. Para perawi Hadis meriwayatkan bahwa usia,Amr bin Tsabit bin Waqsyi di dalam Islam tidak lebih dari 4 jamsaja. Tetapi dengan kualitas kekuatan akidah, Allah berkenanmemasukkanya ke dalam surga.

Lantas bagaimana dengan umat yang sudah tahunanberada dalam Islam, bahkan berabad-abad lamanya (sepertimasayarakat Islam di Barus sejak abad ke 7 Masehi hingga

Page 239: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

171Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

sekarang abad ke 21 Masehi)? Di sinilah perlunya terus mengkajidan mempelajari Islam dimulai dengan masalah akidah. Kelemahanakidah umat Islam merupakan penyebab utama merosotnyaumat Islam. Umat Islam memahami akidah hanya sebatasucapan. Tidak merasuk ke dalam kalbunya, apalagi teraplikasidalam sebuah amal perbuatan yang nyata, sehingga segalatuntutan dan konsekuensi yang ada dalam akidah, tidak merekalaksanakan secara utuh.22

Rasul yang mulia bersabda: “Laisal imani bittamanni wala bittakhalli. Walakinnal imana ma waqara fi qalbi wa saddaqahulamal”. (Iman itu bukanlah dengan angan-angan, tetapi ia ber-semayam di dalam qalbu. Dan kemudian dibenarkan dengansebuah aktivitas amal).

Sering didapati orang yang sudah menyatakan syahadah,orang yang sudah menyatakan dirinya sebagai sorang muslim,tetapi kehidupannya tidak Islami. Inilah yang Allah kabarkandi dalam firman-Nya dalam surat 4 ayat 60. Allah berfirmanyaitu : “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yangmengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkankepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu?Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal merekatelah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksudmenyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.

Sering dinemukan khususnya wanita, misalnya ketikakeluar rumah, mereka tidak menutupi auratnya. Berarti diatelah memutuskan satu urusan atau perkara yang tidak sejalan

22Disalin dari kitab Al-Qadha wal Qadar, edisi Indonesia Qadha& Qadhar, Penyusun Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin, PenerjemahA. Masykur Mz, Penerbit Darul Haq, Cetakan Rabi’ul Awwal 1420H/Juni 1999 M.

Page 240: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

172 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

dengan perintah Allah . Padahal dia menyatakan iman kepadaapa yang telah diturunkan kepada Rasul yang mulia. Menyatakankeimanan tetapi masih memutuskan satu urusan atau perkarayang tidak sejalan dengan konsepsi Islam itu sendiri. Masihbanyak lagi cara kehidupan umat Islam khususnya di Barusyang belum mencerminkan nilai-nilai Islam yang sesungguhnya,disebabkan karena memahaminya Islam dengan keliru.

Jauhnya dari Alquran dan Sunnah, maksud jauh di sinibukan berarti jauh secara fisik, tetapi jauh dalam aplikasi.Tidak bisa dikatakan seseorang itu dekat dengan Alquran karenaia selalu membawa Alquran atau karena ia selalu membacanya,atau bahkan memperlombakannya, sehingga yang diperlombakanadalah bacaan bukan amalan. Namun yang dimaksud jauhdari Alquran adalah belum diamalkannya secara utuh dalamkehidupan umat saat ini.

Alquran diturunkan kepada manusia agar dapat mengangkatharkat dan martabat serta kemuliaan kita umat Islam. Rasulyang mulia bersabda: Innallah yarfa’u bihadzal kitab aqwaman,wayadhou bihi akhorin. (Sesungguhya Allah mengangkatderajat suatu kaum dengan kitab ini (Alquran) dan merendah-kannya juga dengan kitab ini). Jadi rendah tidaknya atau muliatidaknya kita, sangat tergantung sejauh mana interaksi kitadengan Alquran.23

Alquran merupakan sebuah cahaya yang terang benderang,sebuah obor yang dapat menerangi kehidupan kita. Sehinggajelas bagi kita, mana yang harus kita tempuh, dan mana yang

23Disalin dari kitab Al-Qadha wal Qadar, edisi Indonesia Qadha& Qadhar, Penyusun Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin, PenerjemahA. Masykur Mz, Penerbit Darul Haq, Cetakan Rabi’ul Awwal 1420H/Juni 1999 M.

Page 241: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

173Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

harus kita hindari. Kalau hidup di bawah nungan Alquran,maka keindahan dan kebahagiaan dalam kehidupan ini akankita raih, serta kemuliaan pun akan kita dapatkan.

Pelaksanaan kegiatan keberagamaan masyarakat Islamdi Barus seperti yang diungkapkan oleh Bapak MasnurdinTanjung dan Zuardi Mustafa Simanullang:

“Bahwa keberagamaan masyarakat asli Barus adalah biasa-biasa saja, seperti masyarakat Islam lain pada umumnyaseperti melaksanakan salat, berpuasa, membayar zakat,melaksanakan haji bagi mereka yang sanggup, memperingatiHari-hari Besar Islam seperti Maulid Nabi, Isyra’ Mi’raj, IdulFitri dan Idul Adha dan lain-lain. Namun cenderung statistidak ada perkembangan yang signifikan ataupun peningkatandalam pelaksanaannya bahkan dapat dikatakan etos kerjamereka cenderung lemah. Hal ini mungkin dikarenakankurangnya pencerahan-pencerahan yang diberikan olehpara ulama, muballigh ataupun ustaz yang berkompetendi bidangnya sehingga orang Barus bisa mengubah polapikir atau mindset mereka sendiri yang selama ini cenderunglebih yakin dengan masalah yang bersifat mistis. OrangBarus pada umumnya sangat kuat menjunjung adat istiadatyang berasal dari nenek moyang leluhur mereka. Merekajuga sangat kuat mempertahankan tanah ulayat atau tanahadat mereka dari penguasaan orang-orang luar Barus.Sehingga sulit bagi para investor luar untuk mengembangkanusahanya di Barus.24

24Demikian wawancara langsung peneliti dengan dua orangresponden sesepuh dan tokoh masyarakat Kota Barus berumur 94tahun bapak Masnurdin Tanjung dan Bapak Zuardi Mustafa Simanullangsalah satu cucu Sesepuh Kota Barus, dan para tokoh pemuda lainnya disebuah Kedai Kopi percis di samping Tugu Titik Nol Peradaban Islam

Page 242: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

174 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Dengan demikian dari berbagai ulasan di atas bahwa relasiakidah Islam dengan perkembangan keberagamaan masyarakatIslam di Barus sangat erat bila dikaitkan dengan kemundurandan tidak dinamisnya kehidupan umat Islam di sana.

B. Akidah dan Kehidupan Sosial, Politik, danEkonomi Masyarakat Muslim di Barus

Relasi antara akidah dan kehidupan sosial, politik danperekonomian masyarakat sangat erat hubungannya. Islamsebagai agama yang dinamis dan produktif akan bisa melahirkansesuatu yang sangat mengagumkan untuk kesejahteraanmanusia di permukaan bumi ini. Dari konteks inilah Islamdisebut sebagai rahmatanlilalamin atau rahmat bagi seluruhalam semesta. Namun di balik semua itu, apabila umat Islamtidak mengaplikasikan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupanseharian, maka sebaliknya umat Islam akan tertinggal dalamsegala hal. Hal inilah yang dialami oleh sebagian besar masyarakatIslam di Kecamatan Barus yang dulu pernah berjaya sebagaitempat awalnya terbangun Peradaban Islam Nusantara. Kesejah-teraan dan kemajuan hidup manusia juga tergantung kepadaetos kerja manusia itu sendiri yang dalam Islam sesungguhnyamerupakan akidah atau keyakinan yang harus mau tak maudilaksanakan dalam kehidupan seharian. Etos kerja yang penuhdengan semangat dan diniatkan bukan hanya semata-matasebagai ibadah, akan tetapi juga untuk hidup yang baik yangdiridai oleh Allah. inilah yang tidak nampak atau belum ter-aplikasikan dalam kehidupan masyarakat Barus.

Nusantara pada hari Sabtu 12 Oktober 2019 jam 10.00 – 12.00 WIB.(penulis)

Page 243: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

175Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Menarik apa yang disampaikan Prof. Dr. Syahrin Harahap,MA., dalam karyanya “Jalan Islam, Menuju Muslim Paripurna”25

Beliau menyatakan bahwa manusia dan kerja adalahdua hal yang tak dapat dipisahkan. Bahkan menurut Islamkeadaan dan keberadaan manusia ditentukan oleh aktivitaskerjanya. Sebagaimana firman Allah dalam Alquran SurahAl Rad ayat 11 yang berbunyi sebagai berikut:

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatukaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada dirimereka sendiri.”26

Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperolehselain apa yang telah diusahakannya”.

Berangkat dari petunjuk Allah tersebut di atas maka sangatrelevan kalau berbicara tentang etos kerja sebagai salah satuciri dari manusia moderen. Secara harfiah perkataan etosberasal dari bahasa Yunani yang berarti watak atau karakter.Dengan demikian etos adalah karakteristik dan sikap, kebiasaan,kepercayaan, dan seterusnya, dari seseorang atau kelompokorang, dan bahkan bangsa dalam memandang dan menanganikerja.27

وا ما بأنفسهم يغير ما بقوم حتى لا يغير إن ٱلله

ن إلا ما س نس س للإ وأن ل

25Lihat, Syahrin Harahap, Jalan Islam, Menuju Muslim Paripurna(Jakarta: Prenada Media Group, 2016), h. 238-241

26Lihat, Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,..........,h. 76

27Syahrin Harahap, Jalan Islam, Menuju Muslim Paripurna……...h. 239

Page 244: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

176 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Dalam Islam didapat suatu nuktah yang sangat funda-mental menyangkut etos kerja itu, yaitu bahwa kerja, amal,atau praksis adalah bentuk keberadaan (mode of existence)manusia. Artinya manusia ada karena kerja, dan kerja itulahyang membuat atau mengisi eksistensi kemanusiaan. Lebihlanjut Syahrin menyebutkan bahwa kesulitan dan tantanganyang dihadapi dalam kehidupan sosial, politik dan ekonomiharus dihadapi, sebab Islam mengajarkan agar mengerjakansesuatu itu dengan sungguh-sungguh, dan demikian jugadalam mengerjakan urusan dan program selanjutnya. Dariuraian di atas, Syahrin menyimpulkan ada empat kesimpulanyang terkait dengan etos kerja dalam Islam bila dikaitkan dengankesejahteraan dan kemajuan umat.

1. Manusia dan kerja atau amal adalah suatu kesatuan yangtak bisa dipisahkan, bahkan eksistensi manusia itu ditentukanoleh nilai kerjanya.

2. Dalam menangani kerja seorang manusia harus memilikiprinsip-prinsip: (a) kerja merupakan ibadah; (b) kerja harusberkualitas, sebab semakin tinggi kualitas pekerjaannyaakan semakin tinggi pula nilai ibadahnya; (c) setiap pekerjaanakan berpapasan dengan tantangan dan cobaan. Tantangandan cobaan itu harus dihadapi penuh dengan optimisme,sebab di balik kesulitan pasti ada kemudahan dan jalan keluar.

3. Karena kerja merupakan ibadah, maka ia harus dijalankansecara sungguh-sungguh dan terencana.

4. Allah-lah yang menciptakan manusia beserta kerja, danbahkan tantangan-tantangan di dalamnya, serta Dia pulalah

Page 245: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

177Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

tempat bersandar dalam menjalani, melaksanakan, danmengatasinya.28

Watak atau karakter dan sikap, kebiasaan, kepercayaan,dan seterusnya, dari seseorang atau kelompok orang, danbahkan bangsa dalam skala besar memandang dan menanganikerja. Hal tersebut tidak akan berhasil dengan baik dan memper-oleh suatu kesejahteraan yang bisa dinikmati oleh masyarakatbanyak apabila mereka sebagai umat Islam jauh dari akidahIslam yang benar yang sesuai dengan ajaran Islam. Hal inipercis sama dengan apa yang dinyatakan oleh Syahrin diatas juga didukung oleh responden Zuardi Mustafa Simanullangdan para ulama dan ustaz seperti Ismail Tarihoran dan AliWardana A. Pulungan dalam wawancara dengan penulis.Bahwa sikap atau karakteristik yang kurang mendukungbagi kemajuan sosial, politik dan ekonomi ini terdapat masihmelekat pada orang-orang Barus seperti yang dinyatakan olehBapak Zuardi Mustafa Simanullang sebagai berikut:

“Ada tiga hal yang menghambat kemajuan bagi kesejahteraanmasyarakat Islam di Barus yang mayoritas antara lain: bahwa;pertama, orang Barus belum menerima Islam sebagai agamadengan ajaran-ajarannya secara utuh (kaffah), mereka masihjuga mempercayai atau meyakini kekuatan lain di luar kekuatanAllah yang Maha Kuasa dan Maha Segalanya, kekuatan lainitu adalah animisme dan dinamisme yang mistis dan terbiaskeperyaannya kepada para datu atau dukun dalam pengobatandan penentuan tanggal baik atau buruk dalam hari pernikahanmaupun perjodohan dan lain-lain; kedua, belum dapat menerima

28Syahrin Harahap, Jalan Islam, Menuju Muslim Paripurna ……..h. 241

Page 246: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

178 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

pihak investor dari pihak orang luar (bukan Orang Barus asli)untuk mengelola pembangunan ekonomi di daerahnya. Padahalbanyak pantai-pantai yang bersih dan lebih indah daripadapantai di Pulau Dewata Bali. Jika kita menelusuri jalan di sepanjangpantai menuju ke kota Barus, masih banyak pantai yang belumterkelola dengan baik dan bahkan cenderung dibiarkan begitusaja; ketiga, karakteristik orang Barus yang apabila merantauke luar daerah dan sukses di luar sana tidak pernah terpikiruntuk membangun daerahnya sendiri, seperti orang BatakToba, dan mindset atau pola pikir inilah yang harus diubah.”29

Bila dibandingkan keindahan pantai yang ada di Barusdengan pantai timur di Sumatera bagian timur, maka pantaibarat di Tapanuli Tengah (Barus) jauh lebih indah dan bersihdengan pasir memutih dan air laut yang membiru. Sementarahampir sepanjang pantai di bagian timur Pulau Sumaterabagian utara airnya keruh dan berlumpur. Namun dengankerja sama antara pemerintah daerah (Kabupaten Deli Serdangdan Kabupaten Serdang Bedagai), juga masyarakat lokal dapatmenerima kerja sama dengan para investor. Pantai yang tadinyakelihatan kumuh dan kotor sekarang telah terkelola manjadi

29Demikian wawancara langsung peneliti dengan sesepuh dantokoh masyarakat Kota Bapak Zuardi Mustafa Simanullang salah satucucu Sesepuh Kota Barus dan juga wartawan kontributor RRI Sibolga,dan para tokoh pemuda lainnya di sebuah Kedai Kopi percis di sampingTugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara pada hari Sabtu 12 Oktober2019 jam 10.00 – 12.00 WIB. Zuardi juga menyebut bahwa OrangTapteng atau Tokoh terkenal yang sukses di Jakarta yakni Dr. AkbarTanjung, Prof. Dr. Yasonna Laoly dan lain-lain yang sampai hari inibelum memberikan kontribusinya yang menonjol untuk membangundaerahnya yang tertinggal. Wawancara peneliti juga dilakukan denganhubungan telepon langsung dengan Bapak Zuardi atau sering dipanggildengan sebutan nama Zurlang, pada hari Jumat, tanggal 19 Juni2020 pukul 11 WIB. (penulis)

Page 247: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

179Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

tempat wisata yang menarik dan banyak dikunjungi para wisatawanbaik lokal maupun manca negara seperti Pantai Wong Rame,Pantai Bali Lestari, dan Theme Park di Pantai Cermin dan lain-lain.

Perlu dicatat bahwa walaupun pantai-pantai tersebuttelah dikelola dengan baik, namun tidak bisa mengalahkankeindahan dan kejernian air laut yang ada di sepanjang pesisirpantai bagian barat pulau Sumatera.

Orang Barus sepertinya harus mengubah mindset ataupola pikir mereka untuk memajukan daerahnya. Mereka harusmenerima para investor luar yang memiliki modal besar untukmembangun pantai-pantai tersebut menjadi tempat wisatayang menarik dan menjanjikan. Masyarakat lokal dan investorharus bekerjasama untuk membangun daerahnya tanpa melanggaraturan-aturan budaya lokal dan akidah Islam yang dianut mayoritasmasyarakat. Dengan demikian gaung pergerakan perekonomianakan menjadi lebih baik dari sekarang dan juga akan menambahlapangan pekerjaan bagi warga setempat. Pada gilirannya akanmenghidupkan pergerakan perekonomian yang aktif dan majuyang akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat setempat.

Adanya kekhawatiran masyarakat Barus terhadap kemungkinanpenguasaan (diambil alih) lahan atau tanah yang akan dikelolaoleh orang luar (asing), maka pemerintah daerah dalam halini harus memberikan jaminan dengan menerbitkan peraturan-peraturan daerah. Pemerintah daerah harus bekerja samadengan para ulama, tokoh masyarakat, cendekiawan untukmemberikan pemahaman-pemahaman tentang bagaimanamembangun perekonomian umat. Dengan demikian masyarakatlokal akan menerima secara terbuka bagi orang luar untukmembangun daerahnya.

Page 248: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

180 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

1. Di Bidang Sosial

Di bidang sosial kemasyarakatan Allah berfirman dalamAlquran Surah Al Maidah ayat 2 menjelaskan dengan gamblangbahwa pentingnya hidup bersosialisasi dengan sesama manusiatanpa meninggalkan rasa takwa kepada Allah semata-mata.Karena Allah tempat bagi seluruh umat manusia untuk memintapertolongan. Juga meminta perlindungan serta memohonampunan-Nya. Saling tolong menolong dalam mengerjakankebaikan adalah perintah Allah, dan melakukan pelanggarandalam berbuat dosa merupakan larangan Allah. Rasa sosial(sense of social) ini merupakan keyakinan atau akidah Islamyang wajib tertanam dalam sanubari dari setiap individualyang mengaku beragama Islam.

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuatdosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”30

Penjelasan ayat bahwa makna al-birru ( ) dan at-taqwa

تقوا ثم والعدوان وا الإ البر والتقوى ولا تعاونوا ع وتعاونوا ع شديد العقاب إن الله الله

30Lihat, Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,...................,h. 157

dua kata ini, memiliki hubungan yang sangat erat. Karena ( )التـقوىmasing-masing menjadi bagian dari yang lainnya. Secara sederhana,al-birru ( ) bermakna kebaikan. Kebaikan dalam hal iniadalah kebaikan yang menyeluruh, mencakup segala macamdan ragamnya yang telah dipaparkan oleh syariat. Imam Ibnul

البر

البر

Page 249: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

181Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Qayyim rahimahullah mendefinisikan bahwa al-birru adalahsatu kata bagi seluruh jenis kebaikan dan kesempurnaan yangdituntut dari seorang hamba. Lawan katanya al-itsmu (dosa)yang maknanya adalah satu ungkapan yang mencakup segalabentuk kejelekan dan aib yang menjadi sebab seorang hambasangat dicela apabila melakukannya.

Dari sini dapat diketahui, bahwa termasuk dalam cakupanal-birru, keimanan dan cabang-cabangnya, demikian pulaketakwaan. Allah Azza wa Jalla telah menghimpun ragamal-birru (kebaikan, kebajikan) pada firman Allah dalam AlquranSurah Al-Baqarah ayat 177 yang berbunyi sebagai berikut:

Artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timurdan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikanitu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainyakepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir(yang memerlukan pertolongan) dan orangorang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat,dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinyaapabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,

س البر أن للجن البر من المشرق قبل تولوا وجوهكم ل والمغرب و المال ع واليوم الآخر والملائكة واللجتاب والنبيين وآ آمن بالله

كين والمسبح تا بحئلين وفي حبه ذوي القربى وال يل والس وابن السقاب لاة وأقام الر الص کبحة وآ عاهدوا إذا بعهدهم والموفون الز

ابرين اء البأسبحء في والص ر الذين أولئك البأس وحين والضصدقوا وأولئك هم المتقون

Page 250: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

182 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orangyang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yangbertakwa.”31

Kebaikan (kebajikan) yang tertera di ayat di atas mencakupseluruh unsur agama Islam; prinsip-prinsip keimanan, penegakansyariat seperti mendirikan salat, membayar zakat dan infakkepada orang yang membutuhkan dan amalan hati sepertibersabar dan menepati janji. Dalam ayat ini, setelah memberitahu-kan ragam kebaikan, di penghujung ayat, Allah Azza wa Jallamenjelaskan itulah bentuk-bentuk ketakwaan (sifat-sifatkaum muttaqîn). Adapun hakikat ketakwaan yaitu melakukanketaatan kepada Allah Azza wa Jalla dengan penuh keimanandan mengharap pahala; baik yang berupa perintah ataupunlarangan. Kemudian perintah itu dilaksanakan atas dasarkeimanan dengan perintah dan keyakinan akan janji-Nya,dan larangan ditinggalkan berlandaskan keimanan terhadaplarangan tersebut dan dan takut akan ancaman-Nya. Dalamayat ini Allah Azza wa Jalla memerintahkan hamba-Nya yangberiman untuk saling membantu dalam perbuatan baik danitulah yang disebut dengan albirru dan meninggalkan kemung-karan yang merupakan ketakwaan. Dan Dia Azza wa Jallamelarang mereka saling mendukung kebatilan dan bekerjasamadalam perbuatan dosa dan perkara haram. Inilah relasi akidahdengan kehidupan sosial umat manusia.

Di bidang sosial, masyarakat Barus sangat kental dantaat dengan adat istiadat yang mereka anut. Karakteristikgotong royong yang diturunkan oleh nenek moyang bangsa

31Lihat, Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,.................,h. 43

Page 251: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

183Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Indonesia sejak dulu terlihat masih tertanam di kalangan bangsaIndonesia pada umumnya, begitu juga bagi masyarakat asliBarus. Pengaruh berbagai ajaran agama yang datang ke Barussejak berabad-abad yang lalu khususnya Islam menjadikanmasyarakat Barus memiliki sikap gotong royong dan kerjasamayang baik dengan masyarakat sekitarnya walaupun berbedagolongan, suku, agama dan sebagainya. Sikap ini sudah jugamenjadi karakter nenek moyang orang Barus yang harus salingmeghargai dan saling tolong menolong satu sama lainnya (lihat,QS. Al-Hujarat ayat 13).

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seoranglaki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisiAllah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. SesungguhnyaAllah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal/Teliti.32

Dalam beberapa hal misalnya; apabila musim kemarautiba pada bulan Maret-Juli setiap tahun, seperti tanpa komandomasyarakat baik dari pemeluk Kristen dan Islam dan agamalainnya sama-sama turun ke sawah untuk memperbaiki irigasiperairan, membersihkan atau memberantas hama rumput,lalang, tikus, wereng, dan lain-lain secara bersama-sama. Bahkan

لجم شعوبا وقبآئل كر وأنثى وجعلن أيها ٱلناس إنا خلقنلجم من ذ ي عليم خبير لجم إن ٱلله أتق لتعارفوا إن أكرمكم عند ٱلله

32Lihat, Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,................h. 517

Page 252: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

184 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

acara makan bersama di daerah persawahanpun dilakukansecara gotong-royong dan dilakukan secara bergilir.33

Dalam hal pendirian rumah ibadah seperti gereja ataumasjid, kedua masyarakat juga saling bantu membantu dantidak ada timbul permasalahan yang menyebabkan konflik.Saling membantu dalam pengurusan penguburan jenazahbaik Islam dan Kristen, Katolik, Adventis maupun penganutagama nenek moyang Parmalim, dan dalam hal ini masyarakatBarus dikenal sangat sosial sekali. Hal ini dimungkinkan karenasama-sama sedaerah (atau dalam bahasa daerah Batak disebutdongan sahuta), apalagi semarga dengan mendiang walaupunberbeda kepercayaan. Bagi penganut agama lain di luar Islamseperti Kristen, Katolik, Adventis pengaruh animisme dandinamisme juga sangat kuat, bahkan disinyalir adat istiadatdan keyakinan nenek moyang mereka lebih donminan dariajaran agama yang mereka anut. Saling kunjung mengunjungipada hari-hari Lebaran, dan Tahun Baru antar orang asli Barusdi Kecamatan Barus dan sekitarnya adalah hal yang sudahmenjadi tradisi sejak zaman nenek moyang mereka selamaberabad-abad.

Organisasi-organisasi sosial keagamaan seperti Muham-madiyah, Nahdlatul Ulama, Al-Jamiatul Washliyah, MUI danlain-lain seperti biasa, dan tidak menonjol dalam melaksanakanberbagai kegiatan sosial moderen bagi kepentingan masyarakatpada umumnya seperti seminar, forum dialog, diskusi publikdan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan tidak adanya lembaga-

33Wawancara dengan sdr Zurlang, di Tugu Titik Nol PeradabanNusantara 7 Oktober 2019, dan juga hasil observasi langsung penelitidi lapangan pada Bulan Oktober dan Desember 2019.

Page 253: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

185Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

lembaga pendidikan yang menonjol dan aktif untuk mendukunghal dimaksud seperti yang ada di daerah lainnya.

Peranan lembaga-lembaga agama seperti yang disebutdi atas dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan sosial khususnyadalam pendidikan yang ditujukan kepada masyarakat nampaknyaseperti penyakit lesu darah yang diidap seseorang. Hal-hal inilahyang membuat kegiatan sosial kemasyarakatan orang Barusmenjadi statis dan tidak dinamis apalagi produktif. PadahalIslam sebagai agama yang dianut mayoritas masyarakat Barusadalah agama Rahmatanlilalamin yakni agamas rahmat bagiseluruh alam. Namun karena masyarakatnya lemah dalamakidah keislamannya, akhirnya masyarakat Islam menjadimundur dan etos kerjapun menjadi lemah dan hal tersebutmempengaruhi pendapatannya (income) untuk kesejahteraandalam kehidupan umat.

2. Di Bidang Politik

Dalam Islam sendiri bahwa keterlibatan umat Islam dalamperpolitikan di sebuah negara atau daerah adalah sangatpenting. Dapat dibayangkan kalau umat Islam di suatu daerahtidak mau atau enggan mengikuti Pemilihan Umum KepalaDaerah (PILKADA), Pemilihan Umum Legislator (PILEG), danPemilihan Umum Presiden (PILPRES). Maka dapat dipastikanorang-orang di luar Islam atau non-Muslim akan menguasaihasil pemilihan dengan calon dari pihak mereka (non-Muslim).Hal ini tentu akan merugikan umat Islam sendiri dalam menentukanperkembangan pembangunan di daerahnya. Trio Kepemimpinanatau Trias Politika yang terdiri dari Pimpinan Eksekutif (PemerintahDaerah), Pimpinan Legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah),dan Pimpinan Yudikatif (Jajaran Pimpinan di Peradilan) harus

Page 254: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

186 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

berada dan dipimpin oleh orang-orang Islam yang kompetendi bidangnya masing-masing. Dalam hal ini akidah Islammengajarkan bagaimana umat Islam seharusnya bersikapkhususnya dalam perpolitikan ketatanegaraan.

Kekuasaan trias politika juga dapat disebut sebagai ulilamri34 yaitu para pemimpin sesuai dengan petunjuk Allah dalamAlquran Surah An Nisaa ayat 59 yang berbunyi sebagai berikut:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dantaatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudianjika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah

سول وأولى ٱلأمر منكم وأطيعوا ٱلر أيها ٱلذين ءامنوا أطيعوا ٱلله ي تم تؤمنون بٱلله سول إن ك وٱلر ء فردوه إلى ٱلله عتم فى فإن ت

لك خير وأحسن تأويلا وٱليوم ٱلءاخر ذ

34Ulil Amri adalah seseorang atau sekelompok orang yang menguruskepentingan-kepentingan umat. Ketaatan kepada Ulil Amri (Pemimpin)merupakan suatu kewajiban umat, selama tidak bertentangan dengannash yang zahir. Adapun masalah ibadah, maka semua persoalanharuslah didasarkan kepada ketentuan Allah SWT dan Rasul-Nya.Ketaatan kepada Ulil Amri atau Pemimpin sifatnya kondisional (tidakmutlak), karena betapa pun hebatnya Ulil Amri itu maka ia tetapmanusia yang memiliki kekurangan dan tidak dapat dikultuskan.Jika produk dari Ulil Amri tersebut sesuai dengan ketentuan Allahdan Rasul-Nya maka wajib diikuti, sedangkan jika produk Ulil Amriitu bertentangan dengan kehendak Tuhan maka tidak wajib ditaati.Dengan demikian, model keataatan kepada Ulil Amri itu terlaksana,jika ia menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya. Sebaliknya jikatidak, maka ketaatan itu dengan serta merta tidak mesti adanya.Lihat, Kaizal Bay, pengertiannya dalam, Jurnal Ushuluddin Terakreditasiyang diterbitkan oleh Fak. Ushuluddin UIN Syahid Jakarta, Vol. 28Nomor 2, Tahun 2020.

Page 255: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

187Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamubenar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yangdemikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”35

Dalam Surat Al-Maidah ayat 51 Allah berfirman sebagaiberikut:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambilorang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu);sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yanglain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadipemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganmereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepadaorang-orang yang zalim.”36

Tafsir Alquran Surat Al-Ma’idah Ayat 51 dapat ditafsirkanbahwa orang-orang yang percaya kepada Allah dan mengikutirasul-Nya, janganlah kalian menjadikan orang-orang Yahudidan Nasrani sebagai sekutu dan orang-orang pilihan yangkalian jadikan sebagai wali (pemimpin) kalian. Karena orang-orang Yahudi hanya menjadi wali bagi para pemeluk agamamereka saja. Dan orang-orang Nasrani pun hanya menjadiwali bagi para pemeluk agama mereka saja. Sedangkan keduagolongan itu sama-sama memusuhi kalian. Barangsiapa di

رى أوليآء بعضهم أيها ٱلذين ءامنوا لا تتخذوا ٱليهود وٱلنص ۞ يليآء منكم فإنهۥ يتولهم ومن بعض أو لا يهدى ممح إن ٱلله

لمين ٱلقوم ٱلظ

35Lihat, Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,...........h. 128

Page 256: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

188 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

antara kalian menjadikan mereka sebagai walinya berarti iatermasuk ke dalam golongan mereka. Sesungguhnya Allahtidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yangzalim karena menjadikan orang-orang kafir sebagai temansetia. Tafsir Al-Mukhtashar/Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasanSyaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikanorang-orang yahudi dan nasrani sebagai sekutu-sekutu danpenolong-penolong untuk menghadapi kaum beriman. Demikianitu, karena sesungguhnya mereka tidak sayang kepada kaumMukminin. Orang-orang yahudi itu, sebagian mereka loyalkepada sebagian yang lain. Begitu pula kaum nasrani. Dandua golongan itu bersatu untuk memusuhi kalian, sedangkalian (wahai kaum mukminin), sepantasnya sebagain darikalian membela sebagian yang lain. Dan barang siapa darikalian yang memberikan loyalitasnya kepada mereka, sesungguhnyadia akan menjadi bagian dari mereka, dan hukumnya akanseperti hukum mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberikantaufik kepada orang-orang zalim yang membela orang-orangkafir.37

Berlandaskan dari ke dua ayat di atas, jelas bahwa akidahIslam menuntut umat Islam agar harus melibatkan diri dalamperpolitikan ketatanegaraan. Umat Islam harus selalu aktifdalam perpolitikan karena politik merupakan sarana bagiumat dalam menentukan masa depan pembangunan di daerahnyamasing-masing. Tanpa keikutsertaannya dalam politik, umat

36Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,.................h. 169

37Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,..................h. 169

Page 257: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

189Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Islam dapat dipastikan akan ketinggalan untuk merebut kemajuanyang ingin dicapai. Karena sesungguhnya inti dari semua perintahAllah kepada umat manusia berujung kepada untuk kesejahteraan,kedamaian dan kemajuan umat manusia itu sendiri.

Di bidang perpolitikan khususnya di Kecamatan BarusKabupaten Tapanuli Tengah, pada Pemilihan Umum PresidenRI atau Pilpres 2019-2024, partai-partai Islam yang besar sepertiPartai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera(PKS) anjlok dalam memperoleh suara dan simpati umat Islamdi Kecamatan Barus. Ini juga mengindikasikan bahwa umatIslam di Barus kurang mempercayai kemampuan parpol-parpol Islam tadi bisa mengubah tingkat kesejahteraan dalamkehidupan mereka. Nasdem atau Partai Nasional Demokratadalah partai yang unggul dan memenangkan dua anggotaDewan Perwakilan Rakyat Daerah yang berasal dari KecamatanBarus untuk Kabupaten Tapanuli Tengah, mereka adalahAhmad Rivai Sibarani dan Adithia Melfan Tanjung. Keduanyadiusung oleh Partai Nasdem. Ahmad Rivai Sibarani yang jugaadik kandung dari Bakhtiar Ahmad Sibarani Bupati TapanuliTengah yang sekarang. Partai Golongan Karya dan PDIP adalahpartai kedua dan ketiga setelah Nasdem.38

38Sumber: Menurut Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU)Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 96/PL.01.8-Kpt/1201/KPU-Kab/V/2019, tentang penetapan rekapitulasi hasil perhitungan perolehansuara peserta pemilihan umum anggota DPRD Kabupaten TapanuliTengah tahun 2019, partai NasDem berhasil menguasai perolehan kursidi DPRD Tapteng. Partai besutan Surya Paloh itu diprediksi meraih 14kursi untuk duduk di gedung DPRD Tapteng dengan rincian, Dapil satu2 kursi, Dapil dua 3 kursi, Dapil tiga 5 kursi dan Dapil empat 4 kursi.Partai Golongan Karya (Golkar) dan PDIP meraih 4 kursi, Demokrat3 kursi, Gerindra 3 kursi, Perindo 3 kursi. Sementara partai Hanura,PBB, PKS dan PAN meraih masing-masing 1 kursi. Diperkuat Juga dari

Page 258: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

190 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Diharapkan kedua legislator yang mewakili masyarakatBarus untuk tahun 2019-2024, juga Bupati Tapteng yang seorangMuslim muda yang taat dapat mengembangkan pembangunandi daerah Tapteng dan secara khusus Kecamatan Barus. Suatuhal yang mengembirakan bahwa atas peran politik dan prakarsapara pemimpin di Tapteng, antara lain Bupati Bakhtiar AhmadSibarani, legislator, dan para tokoh masyarakat Islam di Barustersebut pada bulan Mei 2020 ini sedang mulai dibangun sebuahMasjid Agung yang besar untuk kebutuhan masyarakat Islam.39

3. Di Bidang Ekonomi

Masalah ekonomi dalam Islam juga diatur secara baik,dan megembangkan ekonomi dipandang sebagai suatu halyang mutlak dan harus dilaksanakan oleh umat Islam, sepertiyang disebut dalam Alquran Surah Al-Maidah ayat 3 yangberbunyi sebagai berikut:

Artinya: ”Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamudan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah KuridhaiIslam itu jadi agamamu.”40

للجم ورضيت نعمتي عليلجم وأتممت دينلجم للجم أكملت اليوم دينا الإسلام

hasil wawancara dengan Bapak Zuardi Mustafa Simanullang via teleponpada hari Jumat, tanggal 19 Juni 2020 pada jam 11 WIB.

39Wawancara peneliti juga dilakukan dengan hubungan teleponlangsung dengan Bapak Zuardi atau sering dipanggil dengan sebutannama Zurlang, pada hari Jumat, tanggal 19 Juni 2020 pukul 11 WIB.(penulis)

40 Lihat, Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,.......,h. 157

Page 259: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

191Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Di dalam ayat ini Allah telah menjelaskan bahwa Diatelah menyempurnakan agama kita untuk kita. Maka, agamaini tidak akan kurang selama-lamanya, dan tidak butuh tambahanselama-lamanya. Ayat yang mulia ini merupakan nash (teks)yang nyata, bahwa agama Islam tidaklah meninggalkan sesuatupunyang dibutuhkan oleh manusia di dunia dan di akhirat, kecualiagama ini telah menerangkannya dan telah menjelaskannya,apa saja perkara itu. Di antara masalah besar yang dijelaskanoleh Islam dan merupakan topik pembicaraan dunia adalahmasalah ekonomi. Alquran telah menjelaskan prinsip-prinsipekonomi yang semua cabang-cabang kembali kepadanya.Hal itu karena masalah-masalah ekonomi kembali kepadadua prinsip: Pertama, Kecerdasan di dalam mencari harta.Kedua: Kecerdasan di dalam membelanjakan pada tempat-tempatnya.

Perhatikanlah bagaimana di dalam kitab-Nya, Allah mem-buka jalan-jalan untuk mencari harta, dengan cara-cara yangsesuai dengan kehormatan dan agama. Allah telah menerangijalan di dalam hal tersebut. Sebagaimana Allah berfirman dalamSurah Al-Jumuah ayat 10 yang berbunyi sebagai berikut:

Artinya: “Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlahkamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlahAllah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”41

لاة قضيت فإذا بتغوا الأرض في فانتشروا الص االله فضل من وا تفلحون لعللجم كثيرا االله واذكروا

41Lihat, Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,..........h. 933

Page 260: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

192 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Allah juga berfirman dalam Alquran Surah Al-Muzammilayat 20:

Artinya: ”Ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karuniaAllah”.42

Selanjutnya Allah juga berfirman, dalam Surah Al-Baqarohayat 198:

Artinya:”Tidak ada dosa bagimu mencari karunia (rezeki hasilperniagaan) dari Rabb-mu.”43

Allah juga berfirman dalam Surah An-Nisaa ayat 29:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamusaling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecualidengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-sukadi antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnyaAllah adalah Maha Penyayang kepadamu.”44

تغون الأرض في يضربون وءاخرون االله فضل من ي

س تغوا أن جناح عليلجم ل بلجم من فضلا ت ر

نلجم بٱلبطل إلآ أن تلجون للجم ب أيها ٱلذين ءامنوا لا تأکلوا أمو يرة إن أنفسكم تقتلوا ولا تراض منكم عن تج بكم کبحن ٱلله رحيما

42Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,......... h. 99043Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,......... h. 48.44Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,......... h. 122

Page 261: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

193Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Allah juga berfirman dalam Alquran Surah Al-Baqarahayat 275:

Artinya: “Dan Allah menghalalkan jual beli.”45

Allah juga berfirman dalam Alquran Surah Al-Anfaal ayat69:

Artinya: “Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yangtelah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik.” 46

Dari berbagai landasan ayat Alquran tentang ekonomidi atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan permasalahanekonomi di muka bumi adalah merupakan ajaran Islamyang mutlak dan harus dilaksanakan sesuai dengan tuntunanAllah dan Rasul-Nya.

Perkembangan ekonomi masyarakat Barus sejak awalkemerdekaan RI tampak berjalan lamban dan tidak berkembangdengan baik. Apalagi setelah pemerintah RI di zaman ordelama masa kekuasaan Presiden Soekarno dengan menerbitkanPeraturan Presiden Nomor 10 Tahun 1959 pada tanggal 16November 1959, tentang “larangan bagi usaha perdagangankecil dan eceran jang bersifat asing di luar ibukota Daerah Swatantratingkat I dan II serta Karesidenan”. Peraturan ini pada intinyamelarang orang Tionghoa untuk melakukan perdagangan

يع االله وأحل ال

غنمتم مما فکلوا با حلالا ط

45Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,......... h. 69.46Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,......... h. 272.

Page 262: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

194 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

eceran di bawah tingkat kabupaten, kecuali di luar ibu kotadaerah.

“Orang asing” yang dimaksud dalam PP 10/1959 ditafsirkansebagai orang-orang Tionghoa yang memiliki kewarganegaraanRRT, tanpa memedulikan apakah mereka juga memiliki kewarga-negaraan Indonesia karena kondisi yang diatur oleh Undang-Undang Kewarganegaraan 1958. Dengan PP 10/1959 meng-akibatkan orang-orang Tionghoa yang tinggal sejak lamadi kota Barus sebagai pedagang terpaksa meninggalkan Baruspindah ke daerah lain seperti ke Sibolga, Pematangsiantar,Medan dan lain-lain.47

Begitu juga giat perkembangan ekonomi di KecamatanBarus tidak segiat atau seramai dengan daerah-daerah laindi Sumatera Utara terutama Sumatera Bagian Timur. Faktamenunjukkan bahwa kegiatan perekonomian akan lebihsemarak di sebuah kota apabila terdapat pedagang-pedagangketurunan Tionghoa dengan rumah-rumah tokonya sepertidi Sibolga, Pematangsiantar, Padangsidimpuan, Tebing Tinggidan lainnya. Tidak akan kita jumpai satu pun pedagang Tionghoayang ada di Kota Barus saat ini, padahal di awal kemerdekaanRI tahun 1945 masih banyak Orang-orang Tionghoa membukatoko-tokonya berdagang di Kota Barus. Orang-orang Tionghoadiusir keluar dari Barus akibat Agresi Militer Belanda padatahun 1948 yang mengakibatkan Barus menjadi seperti kotamati dan lesu yang akhirnya sampai saat ini orang-orang Tionghoaakan merasa trauma dan tidak aman apabila masuk kembali

47Lihat, PP Nomor 10/1959 dalam artikel, “Peraturan yang MenggusurTionghoa”. tempo.co. Tempo. 13 Agustus 2007. Diakses tanggal 17 Mei2020.

Page 263: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

195Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

ke Barus. Di samping akibat PP Nomor 10 Tahun 1959 tidakada lagi orang-orang Tionghoa tinggal di Barus hingga kini.48

Dua alasan di atas menjadi penyebab mengapa orang-orang Barus tidak semangat atau gigih dalam menjalankanperdagangan di Kota Barus. Saat ini Barus bagaikan kotamati yang jauh dari hingar bingar kegiatan perdagangan.Barus tidak seperti kota-kota lain di Sumatera Utara di manapusat perdagangan di kota masih dipegang oleh kalanganpara pedagang Tionghoa bercampur dengan penduduk setempat.49

Secara perekonomian Barus memang ketinggalan apabiladibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di SumateraUtara, seperti pernyataan yang disampaikan sesepuh KotaBarus berumur 94 tahun Bapak Masnurdin Tanjung dan ZuardiMustafa Simanullang:

48Guillot menyebutkan bahwa, “Di sepanjang jalan di Kota Barusterdapat sebuah jalan yang ramai menuju ke laut. Di sepanjang pinggirjalan itu terdapat rumah-rumah lama dari kayu dan beratapkan seng,yang dibangun kembali pada tahun 1912 oleh pedagang keturunanTionghoa yang pada waktu itu banyak tinggal di Barus. Mereka meninggalkankota itu pada tahun 1950-an ketika orang keturunan Tionghoa dilarangtinggal di kawasan kampung, dan terpaksa menetap di daerah setingkatkewedanaan. Beberapa unsur kebudayaan orang keturunan Tionghoamasih kelihatan di rumah tersebut, sperti ukiran kayu atau perhiasanbalok di langit-langit. Sekarang rumah-rumah itu didiami oleh pedagangeceran atau grosir untuk daerah Barus oleh penduduk lokal. Lihat,Claude Guillot (Editor), Penerjemah Daniel Perret, Lobu Tua SejarahAwal Barus (Jakarta: Terbitan Yayasan Obor Indonesia, 2014), h. 12.

49Penjelasan ini disampaikan dan juga dibenarkan dalam wawancaralangsung peneliti dengan seorang responden sesepuh Kota Barusberumur 94 tahun bapak Masnurdin Tanjung dan Bapak Zuardi MustafaSimanullang salah satu cucu Sesepuh Kota Barus, dan para tokohpemuda lainnya di sebuah Kedai Kopi percis di samping Tugu TitikNol Peradaban Islam Nusantara pada hari Sabtu 12 Oktober 2019 jam10.00 – 12.00 WIB. (penulis)

Page 264: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

196 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

“Ada beberapa penyebab yang membuat kegiatan perekonomiandi Barus menjadi stagnan dan tidak semaju di daerah-daerahlain di Sumatera Utara antara lain; pertama, terusirnyaorang-orang Tionghoa dari daerah Barus yang sebagianbesar adalah pedagang pasca Kemerdekaan RI pada tahun50-an; kedua, sarana pendidikan yang minim; ketiga,karakter orang Pesisir (Barus) yang tidak mau bersatuuntuk membangun daerahnya apabila sudah suskses diperantauan; keempat, matinya pelabuhan Barus sebagaipelabuhan persinggahan kapal-kapal dagang dunia akibatberpindahnya mereka ke Malacca di Semananjung Malaysiapada abad ke 16 Masehi, ketika Portugis menginvasi Malaya,dan berpidahlah pelabuhan dagang singgahan dari Baruske Selat Malaka, dan terakhir kelima, kurangnya peranserta pemerintah pusat untuk mem-bangun daerah Barus.”50

Untuk itu orang Barus, kata bapak Zurlang harus bisamengubah mindset atau pola pikir mereka untuk memajukanperekonomiannya; pertama, mengubah mindset yangsebelumnya tidak menerima investor atau orang luar Barusmenjadi menerima secara terbuka untuk membangun ataumenanamkan modalnya di Barus, kedua, orang-orang Barusharus bersatu untuk memajukan dan merelakan tanah-tanahmereka yang potensial dan produktif untuk dikelola sebagailahan bisnis misalnya menjadi daerah wisata pantai yang indahdan lainnya, ketiga, mau bekerjasama dengan pihak pemerintahpusat yang mempunyai otoritas untuk membangun daerah-daerah terpencil.

Inilah sesungguhnya beberapa kendala atau hambatandalam memajukan perekonomian di Kecamatan Barus. Perlu

50Ibid.

Page 265: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

197Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

diketahui bahwa perekonomian tidak akan semarak dan majuberkembang apabila tidak mau bergabung dengan berbagaikelompok dagang atau pebisnis lainnya. Sebab pemasaran(marketing) hasil perekonomian bukan hanya untuk segelincirorang, akan tetapi untuk semua orang yang membutuhkan.Masyarakat Barus harus lebih terbuka dengan siapapun dengantidak melupakan untuk taat mengikuti peraturan daerah maupunperaturan pemerintah yang sudah ada. Sesungguhnya semuacara berbisnis untuk memajukan perekonomian rakyat sudahmemiliki aturan-aturan yang dibuat, dan tidak perlu takutakan kehilangan haknya.

C. Akidah dan Toleransi Umat Islam di Barus

Akidah dalam bertoleransi cukup jelas disampaikan olehAllah di dalam Alquran Surah Al-Kafirun yang berbunyi sebagaiberikut:

Artinya: “Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, (1) Aku tidakakan menyembah apa yang kamu sembah. (2) Dan kamu bukanpenyembah Tuhan yang aku sembah. (3) Dan aku tidak pernahmenjadi penyembah apa yang kamu sembah, (4) dan kamutidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.(5) Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”. (6)”51

ولا أنتم عابدون ما. لا أعبد ما تعبدون .الکبحفرون قل يا أيها للجم. ولا أنتم عابدون ما أعبد . ولا أنا عابد ما عبدتم .أعبد

.دينلجم ولي دين

51Lihat, Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,...., h. 1112

Page 266: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

198 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

“Kerukunan umat beragama dalam pandangan Islamadalah sesuatu yang wajib dilaksanakan seperti firman Allahdalam Surah Al Hujarat ayat 13 yang berbunyi:

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamudari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikankamu berbangs-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu salingkenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antarakamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antarakamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”52

“Kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungansesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling mengerti,saling menghormati, menghargai kesertaraan dalam pengamalanajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara di dalam Negara Kesatuan RepublikIndonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang DasarRepublik Indonesia Tahun 1945”. Bahkan Pemerintah mengem-bangkan kebijakan trilogi kerukunan yaitu; kerukunan internumat beragama, kerukunan antarumat beragama, dan kerukunanantara umat beragama dengan pemerintah.53

Dari ayat di atas jelas bahwa Islam tidak memandangketurunan seseorang, warna kulit, suku dan bangsa. Justru

لجم شعوبا وقبآئل كر وأنثى وجعلن أيها ٱلناس إنا خلقنلجم من ذ ي عليم خبير لجم إن ٱلله أتق لتعارفوا إن أكرمكم عند ٱلله

52Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,.......... h. 51753M. Ridwan Lubis (Ed). Konsep Kerukunan Hidup Umat Beragama.

(Bandung: Cita Pustaka Media, 2004), h. 65-103. Lihat juga, Harahap,AR. (Ed.), Ensiklopedi Praktis Kerukunan Umat Beragama (Medan:Perdana Publishing, 2012), h. 236-238.

Page 267: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

199Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

perbedaan suku, bangsa dan warna kulit adalah untuk salingkenal mengenal dan hidup bersama dengan rukun dan damai.Di mata Allah orang yang paling mulia di sisi-Nya adalah orangyang paling bertaqwa. Mengenai kepercayaan atau agamayang dianut orang atau suku lain. Islam sendiri bermaknaselamat atau damai di mana para pemeluknya harus memberikehormatan dan saling menghargai satu sama lain dengancinta damai.54

Dalam Surah Al Kafirun disebutkan sebagai berikut: “Lakumdinukum waliyadin” Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku.Dalam ajaran Islam cukup jelas bahwa toleransi sangat dianjurkan,namun sangat tidak dibolehkan bahkan haram hukumnyaapabila berkaitan dengan hal iman atau akidah Islam maupunmasalah ibadah yang telah cukup jelas diperintahkan dalamagama Islam dan tidak boleh dicampuradukkan atau ditoleransikandengan ajaran agama lainnya. Oleh karena toleransi di luardari masalah-masalah iman dan ibadah, seperti dalam masalah-masalah sosial kemasyarakatan atau kerukunan umat beragamaseperti yang telah disebutkan di atas sangat dianjurkan.55

Namun demikian, dalam hal apabila umat Islam digangguatau diperangi karena agamanya (Islam), atau diusir olehorang-orang kafir padahal umat Islam tinggal di tanah ataunegeri mereka sendiri, maka umat Islam siap untuk membalasbahkan memerangi orang-orang yang mencoba menggangguagama Islam. Dalam konteks ini tidak ada toleransi denganorang-orang kafir yang mengganggu umat Islam. PerhatikanFirman Allah dalam Surah Mumtahanah ayat 8-9:

54Harahap, AR. (Ed.), Ensiklopedi Praktis Kerukunan Umat Beragama………h. 236-238

55Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,............ h. 924

Page 268: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

200 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Artinya: “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik danberlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimukarena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”

Tafsir Surat Al-Mumtahanah Ayat 8. Allah tidak melarangkalian dari orang-orang yang tidak memerangi kalian karenakeislaman kalian dan tidak mengusir kalian dari rumah-rumahkalian untuk berbuat baik kepada mereka dan adil di antaramereka dengan cara memberikan kepada mereka apa yangmenjadi hak mereka atas kalian. Sebagaimana yang dilakukanAsma‘ binti Abu Bakar ac-biddiq terhadap ibunya ketika iamengunjunginya setelah minta izin dari Nabi, lalu beliaumemerintahkannya untuk menyambung silaturrahim dengannya.Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang adil, yangberbuat adil terhadap diri mereka sendiri, keluarga merekadan orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya.

Berikutnya penjelasan tentang toleransi di Surah Mumtahanaayat 9:

Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikansebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agamadan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain)

ين ولم يخرجوكم تلوكم فى ٱلد عن ٱلذين لم يق لجم ٱلله لا ينه يحب ٱلمقسطين إن ٱلله وهم وتقسطوا إلله ركم أن تبر من دي

عن إنما لجم ٱلله ين قتلوكم ٱلذين ينه وأخرجوكم من فى ٱلد إخراجكم أن تولوهم ومن يتولهم فأولئك هروا ع ركم وظ دي

لمون هم ٱلظ

Page 269: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

201Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagaikawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”

Tafsirnya sesungguhnya Allah hanyalah melarang kaliandari orang-orang yang memerangi kalian karena keimanankalian dan mengusir kalian dari rumah-rumah kalian danmembantu untuk mengusir kalian, Allah melarang kalianuntuk menjadikan mereka sebagai teman setia. Barangsiapadi antara kalian menjadikan mereka teman setia maka merekaadalah orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiridengan meletakkan dirinya pada sumber-sumber kehancurandisebabkan karena membangkang kepada perintah Allah.56

Dari penjelasan berbagai ayat-ayat Alquran tentangkerukunan ataupun masalah toleransi, maka cukup jelasbahwa masalah toleransi dalam Islam hanya boleh dilakukandi luar masalah akidah atau iman dan ibadah. Keyakinan initernyata sudah tertanam pada setiap sanubari umat Islamdi Barus. Masalah toleransi umat Islam dengan penganutagama lain di Barus berjalan cukup baik dan damai. Terdapatbeberapa sikap toleransi yang berdasarkan hasil pengamatanlangsung (direct observation) peneliti di lapangan dan jugadari narasumber responden Bapak Zuardi Mustafa Simanullangdan kawan-kawan. Berikut beberapa hal yang sudah menjaditradisi dan adat istiadat orang-orang Islam dengan para penganutagama lain di Kecamatan Barus yang menunjukkan toleransiantarumat di sana berjalan baik, tradisi tersebut antara lain:

- Jika umat Kristen, Katolik, Parmalim dan Penganut Adventisatau orang-orang non-Muslim dan lainnya yang disebutdalam bahasa daerah setempat sebagai Parsalom, mengadakan

56Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ,............ h. 924

Page 270: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

202 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

pesta adat perkawinan, pesta peresmian gereja, pesta adatlainnya, maka orang-orang Islam juga turut menghadiriacara tersebut, dan dalam hal pemberian makanan dibagikepada dua tempat. Pertama, tempat acara makan khususbagi mereka yang parsolam yang tentu saja ada kemungkinanpada unsur cara memasak makanannya terdapat hal yangdiharamkan dalam Islam. Kedua, tempat makan akan disediakansecara khusus dibuat bagi umat Islam saja. Ketiga, semacamada kesepakatan antara umat Islam dan parsalom tadi, agarpara pemasak (atau tukang masak) dalam setiap pestaapa saja diharuskan dilakukan oleh orang-orang Muslim,hal ini untuk menghindari keraguan masyarakat Islamdi sana dalam menghadiri acara pesta tersebut.

- Bekerja sama dan sama-sama bekerja antara parsalomdengan umat Islam pada musim kemarau (Mei-Juli), merekabekerja sama untuk berupaya mengairi sawah-sawah merekadengan membangun irigasi sementara dan juga membersihkanpersawahan mereka.

- Untuk memeriahkan kedatangan Bulan Suci Ramadansetiap tahun, umat Islam di Barus mempunyai tradisi mamogangatau memotong hewan ternak seperti kerbau, lembu ataukambing untuk santapan pada awal masuk puasa. Hasilpemotongan hewan tidak hanya dibagi kepada umat Islamakan tetapi juga dibagi kepada para parsalom yang jugaturut sama-sama membantu memotong hewan tadi. Jadikeikutsertaan para parsalom dalam tradisi mamogang sudahlama terlaksana, dan ini menunjukkan betapa baiknyahubungan antarumat beragama di Barus dengan toleransiyang sangat baik.

- Tradisi marpangir atau balimau, yakni mandi dengan air

Page 271: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

203Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

bunga yang wangi, dicampur dengan perasan air jeruklimau, daun pandan dan lain-lain untuk “menyucikan diri”secara beramai-ramai di Sungai Sirahar dalam rangkamenyambut Bulan Suci Ramadan bukan hanya dilakukanoleh umat Islam, akan tetapi juga ikut serta para parsalomdalam rangka memeriahkan even tersebut untuk menunjukkanbetapa toleransinya mereka, walau berbeda agama dankepercayaan.

- Dalam kehidupan keseharian, nampak bahwa tidak adahal-hal yang menonjol yang menimbulkan konflik akibatintoleransi di Barus. Adanya berdiri belakangan ini sebuahGereja Adven di sebelah kiri pintu masuk ke Makam Mahligaisesungguhnya sudah mendapat kesepakatan untuk dipindahkangereja tersebut ke tempat lain. Kemudian adanya kandang-kandang babi di dekat jalan naik ke Makam Papan Tinggisudah sepakat akan memindahkannya. Hanya menugguwaktu yang tepat dilaksanakan, dan sampai hari ini tidakmenimbulkan konflik antarumat beragama di sana. Diharapkanyang berwenang (pemerintah daerah) dapat segera menyelesaikanmasalah ini dengan baik tanpa menimbulkan konflik (win-win solution).

- Saling menghadiri untuk saling mengucapkan salam danmaaf pada hari-hari Lebaran Islam dan Tahun Baru adalahtradisi yang masih berlangsung hingga kini.

- Kegiatan yang sering dilakukan adalah gotong-royong bersama-sama antar orang-orang Muslim dan parsalom dalam mengerja-kan kebersihan lingkungan tempat tinggal mereka, kebersihanrumah-rumah ibadah baik Gereja maupun Masjid, membangunrumah-rumah ibadah seperti Gereja maupun Masjid secarabersama karena merasa satu kampung atau dongan sahuta.

Page 272: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

204 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Demikian beberapa ulasan tentang akidah Islam dikaitkandengan kehidupan sosial, politik, perekonomian, dan sikaptoleransi masyarakat Barus yang sampai hari ini masih berjalanseperti yang langsung diamati (direct observation) oleh peneliti.Juga dengan pemberian informasi, tambahan data maupunpenjelasan dari para responden orang-orang asli Barus sepertiBapak Masnurdin Tanjung (orang tertua di kota Barus saatini, usia sekitar 94 tahun), Bapak Zuardi Mustafa Simanullang,Bupati Tapanuli Tengah Bapak Bakhtiar Ahmad Sibarani, KetuaMUI Kecamatan Barus Ustaz Ismail Tarihoran, Legislator AhmadRivai Sibarani, Adhitia Melfan Tanjung, Sekretaris CamatKecamatan Barus Bapak Andi Hakiki Tanjung dan tokoh mudaBarus saudara Azwirdan Tanjung.

Wawancara langsung dengan Bupati Tapanuli TengahBakhtiar Ahmad Sibarani bahwa beliau sangat berkomitmenuntuk membangun Tapanuli Tengah khususnya Barus yangdikenal sejak dulu sebagai sebuah kota peradaban nusantaradan tempat awal berdirinya peradaban Islam Nusantara, sehinggadidirikannya sebuah Tugu Peringatan Titik Nol Peradaban Nusantarayang telah ditandatangani prasastinya oleh Presiden Joko Widodopada tahun 2017 yang lalu.

Bakhtiar Ahmad Sibarani (lahir di Barus, Tapanuli Tengah,Sumatera Utara, 2 November 1984; umur 35 tahun) adalahPolitikus muda Indonesia. Ia pernah menjabat Ketua DPRDTapanuli Tengah, dan sejak 22 Mei 2017 menjabat sebagaiBupati Tapanuli Tengah hingga 22 Mei 2022 adalah putraasli Barus dan orang muda yang betul-betul berkomitmenuntuk membangun daerahnya. Bahkan dalam pemberianbeasiswa kepada 20 putra/putri daerah Tapteng yang berasaldari berbagai penganut agama untuk kuliah di berbagai PT

Page 273: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

205Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

di Indonesia seperti UGM, USU, UNIMED dan lain-lain. Salahsatu siswa beragama Kristen bernama Kristian Anugrah NotatemaGea, warga Kelurahan Muara Nibung, Kecamatan Pandan,Tapteng, yang saat ini menempuh pendidikan di UniversitasGajah Mada (UGM) mengakui besaran beasiswa yang dia perolehnyadari Pemkab Tapteng cukup besar., yakni 12 juta persemester.57

Hal yang menarik ketika pemberian beasiswa tersebut, Bupatimengatakan,”Saya bukan sarjana, tapi saya akan menjadikankalian sarjana.”

Hal sama juga disampaikan Novi Yanti Situmorang yangberdomisili Tano Ponggol, Kelurahan Sibuluan Nalambok,Kecamatan Sarudik. Saat ini ia menempuh pendidikan di UniversitasBengkulu Prodi Peternakan.

“Saya berasal dari keluarga yang miskin, dan saya tidakmenyangka akan bisa kuliah. Namun dengan adanya beasiswayang diberikan Pemkab Tapteng, akhirnya saya memiliki kesempatanuntuk mewujudkan mimpi menjadi sarjana. Semoga saya mampumeraih cita-cita dan harapan saya bisa membantu keluarga danmasyarakat Tapteng,” ujarnya.

Inilah salah satu komitmen Bakhtiar Ahmad Sibaranidalam mewujudkan berbagai pembangunan baik infrastruktur(fisik) maupun pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia)di Tapteng. Dengan lahirnya SDM yang berkualitas, kelak merekadiharapkan akan membangun daerahnya masing-masing.

57Wawancara dengan Bapak Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibaranidi Ruang Kerja Kantor Bupati Tapteng pada tanggal 30 Juni 2020.

Page 274: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

206 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Gambar 9:Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani bersama denganWakilnya dan Ketua DPRD Tapteng serta Wakil, saat diskusibersama dengan 20 Mahasiswa penerima beasiswa dari PemkabTapteng. 30 Juni 2020 (FOTO: ANTARA/HO)

Dalam hal toleransi Bupati Tapanuli Tengah Bakhtiar AhmadSibarani menyerahkan bantuan pembangunan gereja HKBPSarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah, sebesar Rp500 jutarupiah pada hari Minggu (21/6/2020). Bantuan yang bersumberdari APBD Pemkab Tapanuli Tengah itu sudah ditransfer langsungke rekening panitia sebagai wujud kepedulian Pemkab kepadaantar umat beragama yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah,Sumatera Utara. Bupati Tapteng juga mengusulkan 40 Milyar571 Juta Rupiah Pembangunan Masjid Agung Barus dan MasjidAl Muslimin Pandan ke DPRD SU. Masjid Agung Al MusliminPandan dan Masjid Agung Barus saat ini sedang dalam tahappembangunan yang insyaallah akan segera dapat digunakantahun 2021.

Page 275: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

207Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Gambar 10: Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani saat melakukanpeletakan batu pertama Masjid Al Muslimin 8 Mei 2020

Gambar 11:Sambutan Bupati Bakhtiar Ahmad Sibarani dalam PeletakanBatu Pertama Pembangunan Masjid Al-Muslimin

Page 276: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

208 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Gambar 12 :Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani (kedua dari kiri)menyerahkan proposal pembangunan Masjid Al Muslimin Pandandan Masjid Raya Barus kepada Ketua DPRD Provinsi SumateraUtara Bapak Wagirin Arman (4 Juni 2018 di Gedung DPRD SU)

Dari berbagai komitmen dan kegiatan kerja yang dilakukanoleh Bupati Tapanuli Tengah Bapak Bakhtiar Ahmad Sibaranidan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dan jugapihak legislatif dan yudikatif Kabupaten Tapanuli Tengah, penelitiyakin dan percaya bahwa pembangunan baik fisik dan mentalakan terwujud dengan baik sesuai harapan masyarakat setempat.Kerja sama yang baik atau sinergi antara pihak pemerintahdan umat beragama di Tapteng secara umum dan khususnyadi Barus ke depan akan menghasilkan pembangunan yangberperadaban, religius serta moderen tanpa meninggalkan

Page 277: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

209Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

budaya setempat yang tentunya tidak bertentangan denganajaran akidah Islam yang berlandaskan Alquran dan SunnahRasul. [BS]

Page 278: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

210 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ditinjau dari segi masa yang cukup lama sejak Barusmenjadi titik awal adanya Peradaban Islam Nusantarapada abad ke 7 Masehi, maka Barus hingga kini

(abad ke 21 Masehi) sudah melampaui lebih kurang 14 abadlamanya di mana masyarakat Islam dipercaya sudah ada diBarus. Namun selama 14 abad lamanya tidak nampak peradabanyang menghasilkan bangunan-bangunan monumental bercirikhas Islam seperti masjid, perguruan tinggi yang bonafit ataulainnya kecuali hanya makam-makam kuno dengan nisan-nisan yang akurasi kebenaran tahun berdirinya masih debatableoleh para ahli sejarah. Tidak seperti halnya Dinasti Mughal,Dinasti Turki Usmani dan Dinasti Savawi (abad XVI-XIX) diAsia dan Eropa yang hanya memerintah selama lebih kurang3,5 abad namun melahirkan monumen-monumen yang sekarangmasih eksis seperti Taj Mahal, Masjid Jamik di kawasan Delhi,Benteng Red Fort, Bangunan Monumental seperti MasjidBiru di Kota Istambul, Masji-masjid di Isfahan Iran dan lain-lain.Bahkan Taj Mahal merupakan salah satu dari “The SevenWonders of the World” atau Tujuh Keajaiban Dunia. Contoh lainKesultanan Melayu Deli (Sumatera Timur) yang berdiri tahun1632, lebih kurang 3,5 abad menghasilkan banyak Situs Cagar

210

Page 279: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

211Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Budaya seperti Istana Maimun, Masjid Raya Al Mashun, MasjidSultan di Labuhan Deli dan lain-lain.

Dari berbagai ulasan pada bab-bab sebelumnya dapatditarik beberapa kesimpulan sebagai jawaban dari tujuanpenelitian ini, kesimpulan hasil penelitian ini adalah sebagaiberikut:

1. Perkembangan akidah Islam pada Masyarakat Muslim diBarus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam Nusantara sejakabad ke 7 Masehi hingga sekarang tidak menunjukkanperkembangan yang signifikan dan bahkan bisa dikatakanstatis dan tidak produktif, padahal Islam sebagai suatukepercayaan adalah agama yang dinamis, produktif danmembawa rahmat bagi seluruh alam. Namun yang terjadidi Barus adalah sebaliknya, umat Islam selama berabad-abad lamanya tidak menghasilkan peradaban yang dapatmensejahterakan umat Islam di sana.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan AkidahIslam di Barus antara lain adalah: pertama, masih kuatnyakepercayaan turun temurun dari nenek moyang merekayakni kepercayaan animisme dan dinamisme dalam kehidupansehari-hari masyarakat Barus, sehingga masyarakat IslamBarus belum sepenuhnya sebagai penganut Islam secarapenuh (kaffah), kedua, juga masih kuatnya kepercayaanmereka terhadap para datu atau dukun dalam persoalanpengobatan orang yang sakit, penentuan hari baik danburuk untuk tanggal perkawinan, nasib, rezeki dan perjodohan.

3. Implikasi Akidah Islam bagi kehidupan keberagamaanmasyarakat Muslim Barus terhambat dan tidak dinamiskarena masih adanya keyakinan yang kuat pada animismedan dinamisme. Di bidang sosial, politik dan toleransi cukup

Page 280: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

212 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

terlaksana dengan baik. Sementara di bidang ekonomi,terhambat dengan sikap atau karakteristik orang Barusyang belum mau menerima investor orang luar untukmenanamkan modalnya di Barus.

B. Saran-Saran

- Agar para ulama, muballigh, ustadz, cendekiawan Muslimdan ahli-ahli agama yang kompeten di bidangnya dikirimke daerah Barus untuk memberikan pencerahan-pencerahanakidah Islam yang sebenarnya sebagai agama rahmat bagiseluruh alam. Bupati Tapanuli Tengah dan Camat KecamatanBarus dibantu dengan ormas-ormas Islam seperti MUI,NU, Aljamiatul Washliyah dan Muhammdiyah segera bisamenseponsori kegiatan ini.

- Pemerintah daerah setempat disarankan memberi beasiswakontrak bagi para putra-putri daerah untuk menimbailmu di luar daerah untuk belajar di perguruan-perguruantinggi yang berkualitas. Sehingga apabila mereka kembalimau dengan ikhlas dan kerja keras membangun daerahnyasesuai dengan bidang masing-masing.

- Agar orang-orang Barus asli bisa lebih terbuka, menerimadan bisa kerjasama dengan para investor luar untuk membangundaerahnya. Jangan lagi takut kalau tanah ulayat atau tanahadat akan dikuasai oleh para investor karena sudah adaperaturan daerah untuk mengaturnya. Jika tidak makapara investor sampai kapanpun enggan untuk menanammodalnya di Barus.

- Masyarakat Barus harus kerjasama menjaga keamananatas situs-situs yang ada terutama dari tangan-tangan jahil

Page 281: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

213Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

untuk merusaknya. Karena begitu khawatirnya SKPD KecamatanBarus akan hal ini, sehingga mencopot prasasti asli dariTugu Titik Nol Peradaban Nusantara yang ditandatanganioleh Presiden Jokowi untuk disimpan di tempat yang aman.Akibatnya tugu menjadi kehilangan estetika keindahandan seni karena tanpa prasasti.

- Disarankan agar putra-putra daerah Barus yang sudahsukses di daerah lain mau kembali dan membangun daerahnyamasing-masing (masipature huta nabe). [BS]

Page 282: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

214 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Penulis dengan Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani bertemuusai Rapat Paripurna DPRD Tapteng 21 Juli 2020 di KantorDPRD Kota Pandan. Protokol Kesehatan dengan memakai maskertetap harus dilakukan di masa Pandemi Covid-19. Ini menunjukkanagar masayarakat Tapteng bisa mengikutinya dengan baik.

Page 283: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

215Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Makam Tua Islam Raja-Raja Sorkam sebagaiSitus Cagar Budaya yang kurang terawat dengan baik

Situs Cagar Budaya Makam Mahligai:Bapak Zurlang, Penulis dan Editor

Page 284: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

216 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

GLOSSARIUM

Adat huizen belasting, kebijakan Kolonial Belanda dalampelaksanaan pajak rumah adat.

Akidah Islam, yang dimaksud akidah Islam adalah Akidah(bahasa Arab: , translit. al-’aqîdahý) dalam istilahIslam yang berarti iman. Semua sistem kepercayaanatau keyakinan bisa dianggap sebagai salah satu akidah.Fondasi akidah Islam didasarkan pada hadits Jibril,yang memuat definisi Islam, rukun Islam, rukun Iman,ihsan dan peristiwa hari akhir. Jadi, Akidah Islamiyyahadalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepadaAllah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhiddan taat kepada-Nya, beriman kepada para malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdirbaik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yangtelah shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin),perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yangmenjadi ijma’ (konsensus) dari salafush shalih, sertaseluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiahmaupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurutAlqur’an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’ salafas-shalih.

Akuntabilitas, maksudnya pelayanan itu dapat dipertanggung-jawabkan dan sesuai dengan peraturan ataupun perundang-undangan yang berlaku.

216

العقيدة

Page 285: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

217Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Animisme, yaitu kepercayaan kepada roh yang mendiamisemua benda seperti; pohon, batu, sungai, gunungdan sebagainya.

Bahasa Pesisir Sibolga atau disingkat Bahasa Pesisir (bahasaPesisir: bahaso Pasisi) adalah salah satu bahasa dalamrumpun Melayu yang dituturkan oleh Suku Pesisiryang merupakan penduduk Tapanuli Tengah danSibolga, Sumatra Utara. Bahasa ini menyebar di sepanjangpesisir barat Pulau Sumatra mulai dari MandailingNatal, Sibolga, hingga Barus. Bahasa ini dianggapsebagai salah satu dialek dalam bahasa Minangkabau,karena sejarah bahasa ini dimulai dari adanya perantauMinang dari daerah Pariaman yang pergi berdagangdi sepanjang pesisir barat Pulau Sumatra bagian utara.Para perantau ini kemudian berkomunikasi dengansuku bangsa lain seperti Melayu dan Batak, sehinggaterjadilah akulturasi dengan kedua bahasa tersebut.Bahasa ini memiliki kemiripan dengan dialek Pariaman.

Das Sein, yaitu keadaan di mana kenyataan yang sebenarnya,tidak sesuai dengan yang diharapkan atau dicita-citakan (das sollen).

Debatable, suatu permasalahan yang belum dijumpai titiktemu persamaan (masih bisa didiskusikan dari berbagaiaspek).

Deductive Method, suatu penarikan kesimpulan dari yangbersifat umum ke khusus

Dinamisme, yaitu kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyaitenaga atau kekuatan yang dapat mempengaruhikeberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalammempertahankan hidup.

Page 286: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

218 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Hedendisten, kebijakan Kolonial Belanda dalam pelaksanaanpajak rodi.

Hoofd belasting, kebijakan Kolonial Belanda dalam pelaksanaanpajak kepala atau individu.

Inductive Method, suatu penarikan kesimpulan dari halyang bersifat khusus ke umum.

Inkomsten belasting, kebijakan Kolonial Belanda dalampelaksanaan pajak pemasukan suatu barang/cukai.

Kepercayaan “Sipele Begu” dan “Sipele Sumangot”pada tahun 70-an bernama “Parbaringin” (PencintaPohoon Beringin), namun kini organisasi itu berubahnama karena belakangan lahir partai politik berlambangpohon beringin dan anggotanya bercampur antaraIslam, Kristen, Buddha dan Hindu. Alhasil untuk meng-hindari kerancuan, pada tahun 80-an mereka bergantinama menjadi “Parmalim” artinya “Pecinta Kesucian”hingga sekarang.

Landrente, kebijakan Kolonial Belanda dalam pelaksanaanpajak tanah.

Mamogang, adalah upacara adat memotong hewan sepertikambing, kerbau, lembu untuk disantap dalam menyambutBulan Suci Ramadan setiap tahunya di Barus, acaramamogang juga sering diikuti oleh parsalom.

Marpangir atau balimau, adalah mandi dengan air bungawangi-wangian bercampur dengan jeruk limau, pandan.Dilakukan masyarakat Islam Barus secara beramai-ramai di sepanjang Sungai Sirahar Kecamatan Barusdalam rangka untuk mandi menyucikan diri sebelummelakukan puasa wajib di setiap bulan Ramadan.

Page 287: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

219Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Masyarakat Madani (dalam bahasa Inggris: civil society)dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradabdalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidup-annya (Qodri Azizy, 2004.) Kata “madani” sendiri berasaldari bahasa arab yang artinya civil atau civilized (beradab),(Qodri Azizy. 2004.) Istilah masyarakat madani adalahterjemahan dari civil atau civilized society, yang berartimasyarakat yang berperadaban (Qodri Azizy, 2004.)Untuk pertama kali istilah Masyarakat Madani dimuncul-kan oleh Anwar Ibrahim, mantan wakil perdana menteriMalaysia (Komaruddin Hidayat dan Azyumari Azra,2006), Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan MasyarakatMadani.Jakarta: ICCE UIN Hidayatullah Menurut AnwarIbrahim, masyarakat madani merupakan sistem sosialyang subur berdasarkan prinsip moral yang menjaminkeseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilanmasyarakat (Komaruddin Hidayat dan Azyumari Azra,2006), Inisiatif dari individu dan masyarakat akanberupa pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintah yangberdasarkan undang-undang dan bukan nafsu ataukeinginan individu (Komaruddin Hidayat dan AzyumariAzra, 2006).

Meubels belasting, kebijakan Kolonial Belanda dalampelaksanaan pajak rumah tangga.

Parsalom, adalah sebutan dari orang-orang Islam di Barusuntuk orang-orang penganut agama Kristen, Katolik,Adven dan Parmalim.

Slach belasting, kebijakan Kolonial Belanda dalam pelaksanaanpajak penyembelihan.

Social Research, adalah penelitian dalam ilmu-ilmu sosial

Page 288: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

220 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

dan kemanusiaan dalam segala aktivitas berdasarkanilmiah untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan,menganalisa dan menafsirkan fakta-fakta alam, masya-rakat, kelakuan dan rohani manusia guna menemukanprinsip-prinsip pengetahuan dan metode-metode barudalam usaha menanggapi hal-hal tersebut.

Tabak belasting, kebijakan Kolonial Belanda dalam pelaksanaanpajak tembakau.

Tabayyun artinya mencari kejelasan sejelas-jelasnya, datadan validitas sejarah. Adapun tafakkur artinya merenungdan menimbang bagaimana harus bersikap terhadapdata-data yang telah diperoleh. Karena tabbayyun tanpatafakkur akan menghasilkan keputusan yang akuratnamun “tidak bijak” dan tafakkur tanpa tabayyun akanmenghasilkan keputusan yang “terlihat bijak”, namuntidak akurat.

Tugu Titik Nol adalah merupakan tanda bermulanya sesuatudihitung dalam sistem metrik (mectric system) yaitukilometer (seribu meter), misalnya Tugu Titik Nol Sabangyang berarti tanda bermulanya kilometer nol di ujungbarat Indonesia. Hampir di setiap kota di Indonesiamemiliki titik nol yang ditandai dengan pendiriansebuah Tugu sebagi titik nol di kota tersebut. Tugu TitikNol Peradaban Islam Nusantara adalah sebuah tugutanda bermulanya Agama Islam masuk ke Indonesiapada abad ke 7 Masehi yang telah diresmikan oleh PresidenJokowi pada tanggal 24 Maret 2017 di Kecamatan BarusKabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara.

Wins belasting, kebijakan Kolonial Belanda dalam pelaksanaanpajak kemenangan/keuntungan.

Page 289: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

221Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

BIBLIOGRAFI

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Ed. Revisi, Jakarta:Rajawali Pres, 2011.

Ahmad Rivai Harahap dkk (Ed.), Ensiklopedi Praktis KerukunanUmat Beragama, Cet. II. Medan: Perdana Publishing, 2012.

Ahmad Yunus, Meraba Indonesia, Jakarta: Serambi Indonesia,2011

Ahmed, Akbar S. Citra Muslim: Tinjauan Sejarah dan Teologi.Terj. Nuding Ram. Jakarta: Erlangga, 1992.

Ahmed, Akbar S. Discovering Islam, Making Sense of MuslimHistory and Society, London and New York; Routledge,1988.

Ahmed, Akbar S. From Samarkand to Stonorway: Living Islam.London: BBC Books Limited, 1993.

Ali Abdul Mu’ti Muhammad. Filsafat Politik Antara Baratdan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2010.

Ali Hasyimy, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indo-nesia, Aceh: Tanpa Nama, 1993

Ali Masykur Musa, Membumikan Islam Nusantara: ResponsIslam Terhadap Isu-Isu Aktual, Jakarta: Serambi, 2014

Anonim, Treasures of Sumatera, Jakarta: Direktorat JenderalKebudayaan, 1999

Arnold, Thomas W. The Preaching of Islam. Jakarta: PenerbitWidjaja, 1977.

221

Page 290: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

222 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Arya Ajisaka, Mengenal Pahlawan Indonesia, (Jakarta: KawanPustaka, 2004

AS. Hornby, Oxford Advanced Leaner’s Dictionary of CurrentEnglish, Oxford: Oxford University Press, 2010.

Atang Abdul Hakim & Jaih Mubarok. Metodologi Studi Islam,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010.

Azyumardi Azra, Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta:Raja Grafindo, 2008.

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 1993.

Claude Guillot (Editor). Lobu Tua Sejarah Awal Barus. Jakarta:Terbitan Yayasan Obor Indonesia, 2014.

Claude Guillot dkk, Barus Seribu Tahun Yang Lalu, (Jakarta:KPG, 2007

Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya , Jakarta:Lentera Abadi, Edisi 2002.

Depdikbud RI. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga.Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Ensiklopedi Islam. Jakarta:PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2000.

Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, Jakarta:Logos Wacana Ilmu, 2000.

Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama, Bandung:PT Bina Ilmu, 1979.

Endjat Djaenuderadjat, Atlas Pelabuhan-Pelabuhan Bersejerahdi Indonesia, Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai BudayaKemendikbud RI, 2013

Page 291: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

223Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Glasse. Cyrill. The Concise Encyclopedia of Islam. Jakarta:RajaGrafindo Persada, 1996.

H.A.R Tilaar. Pendidikan, Kebudayaan Dan Masyarakat MadaniIndonesia, Bandung: PT Remaja Rosdakarya denganYayasan Adikarya IKAPI dan The Ford Foundation, 2002.

Hamka. Sejarah Umat Islam. Jilid III. Jakarta: Bulan Bintang,1975.

Harun Nasution. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya. Jakarta:UI Press, 1985.

Harun Nasution. Islam Rasional. Bandung: Mizan, 1995.

Harun Nasution. Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikirandan Gerakan. Jakarta: Bulan Bintang, 1991.

Harun Nasution. Teologi Islam: Aliran-Aliran Sejarah AnalisaPerbandingan. Jakarta: Bulan Bintang, 1970.

Hasbi Ash Shiddiqy. Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam.Jakarta: Bulan Bintang, 1970.

Hidayat Siregar, Tarekat, Doktrin dan Sejarah, Bandung: CitaPustaka Media, 2008.

Hitty, Philiph K. History of Arab. London: Macmillan Co. Ltd.,1958.

HM. Zainuddin, Tarikh Aceh dan Nusantara, Medan: Penerbitdan Percetakan Indonesia, 1961

Hodgson, Marshall G.S. The Venture of Islam, Iman dan Sejarahdalam Peradaban Dunia, terjemahan Mulyadhi Kartanegara.Jakarta: Paramadina, 1999.

Ichwan Azhari, “Politik Histiografi” Sejarah Lokal: Kisah Kemenyandan Kapur dari Barus, Sumatera Utara, Medan: JurnalSejarah dan Budaya, Tahun Kesebelas Nomor 1, Juni 2017.

Page 292: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

224 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Ira M. Lapidus, A History of Islamic Societiies, New York:Cambridge University Press, 1988,

Ismail Sunni, Bunga Rampai Tentang Aceh, Jakarta: Bhratara,1981

J. Sumardianta, Simply Amazing: Inspirasi Menyentuh, BergelimangMakna,Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009

Jacques Waadenburg (Ed), Classical Approaches to the Studyof Religions, Vol. I, Paris: Mouton-The Haque, 1973.

Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2018.

Jan S Aritonang, Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam diIndonesia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001

Jane Drakard seorang Arkeolog dalam buku Sejarah Raja-Raja Barus mengutip dari O.W. Wolters, Early IndonesianCommerce. New York: Ithaca, 2000.

Jemmy Rumengan, Metodologi Penelitian. Bandung: Cita PustakaMedia, 2009.

Joachim Wach, The Comparative Study of Religions. New Yorkand London: Columbia University Press, 1966.

Joesoef Sou’yb. Agama-Agama Besar Di Dunia. Jakarta: AlHusna, 1993.

Joesoef Sou’yb. Aliran Kebatinan (Mistik) dalam Perkembangannya.Medan: Rimbow, 1988.

John M. Echols and Hassan Shadily. An English-Indonesian Dicitionary/Kamus Inggris-Indonesia, Ithaca and London: Cornell UniversityPress atau Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997.

Jujun S. Sumantri. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer,Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1999.

Page 293: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

225Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Kaizal Bay, pengertiannya dalam, Jurnal Ushuluddin Terakreditasiyang diterbitkan oleh Fak. Ushuluddin UIN Syahid Jakarta,Vol. 28 Nomor 2, Tahun 2020.

Komaruddin Hidayat dan Azyumari Azra. Demokrasi, HakAsasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta: ICCEUIN Hidayatullah Jakarta dan The Asia Foundation, 2006.

Louis, Gottschalk. Understanding History: A Primary of HistoricalMethod. New York: Alfred & Knop, 1956.

M. Dawan Rahardjo. Masyarakat Madani: Agama, Kelas Menengahdan Perubahan Sosial, Jakarta: LP3ES, 1999.

M. Hasbi Amiruddin, Aceh dan Serambi Mekkah, Tanpa Kota:Yayasan Pena Banda Aceh. 2006

M. Ridwan Lubis (Ed). Konsep Kerukunan Hidup Umat Beragama.Bandung: Cita Pustaka Media, 2004.

Mouly, George J. The Science of Educational Research. NewYork: American Book Company, 1963.

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya MengefektifkanPendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: RemajaRosdakarya, 2016.

Muhammad Daud Ali dan Habibah Daud, Lembaga-LembagaIslam di Indonesia, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1995.

Muhammad Legehausen. Satu Agama Atau Banyak Agama,Jakarta: Lentera, 2002.

Muhammad Nazir. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indo-nesia, 1988.

Muhammad Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Cet.XXVIII, Bandung: Mizan, 2004.

Page 294: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

226 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Muhammad Ridwan Lubis, Agama Dalam Perbincangan Sosiologi,Bandung: Cita Pustaka Media, 2010.

Muhammad Tohir. Sejarah Islam: Dari Andalusia SampaiIndus. Jakarta: Pustaka Jaya, 1981.

Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, Jakarta: PrenadaMedia, 2003

Nashir bin ‘Abdul Karim al-’Aql, Buhuuts fii ‘Aqiidah Ahlis Sunnahwal Jamaa’ah, h. 11-12, Cet. II/ Daarul ‘Ashimah/ th. 1419 H

Noeng Muhajir. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta:Rake Sarasin, 1986.

Nur Syam, Islam Pesisir, Yogyakarta: LkiS, 2005

Nurcholis Madjid. Kaki Langit Peradaban Islam, Jakarta; Paramadina,1997.

Nurcholis Madjid. Islam Doktrin dan Peradaban, Sebuah TelaahKritis tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaanm danKemoderenan. Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 1992.

Patton, Michael Quinn. Qualitative Evaluation Methods. BaverlyHills: Sage Publications, 1995.

PNH. Simanjuntak, dalam Pendidikan Kewarganegaraan UntukSMP/Mts Kelas IX, Jakarta: Grasindo, 2007

R. Soekmono, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia, Yogyakarta:Kanisius, 2001

Rahmat Subagya. Agama Asli Indonesia. Jakarta: Sinar Harapan,1981.

Reymond F Palautzion, Invitation To The Psychology of Religion,Massachuset: Aliyn an Bacon, 1996.

Rizem Aizid. Sejarah Islam Nusantara: Dari Analisis Historishingga Arkeologis tentang Penyebaran Islam di Nusantara.

Page 295: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

227Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Sebagai Pengantar Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA. CBE.(Guru Besar Sejarah Perdaban Islam UIN Syahid Jakarta:Terbitan DIVA Press, 2016.

Romdon. Metodologi Ilmu Perbandingan Agama. Jakarta: RajaGrafindoPersada, 1995.

Rusmin Tumanggor. Gerbang Agama –Agama Nusantara,Hindi, Yahudi, Ru-Konghucu, Islam dan Nasrani, KajianAntropologi Agama dan Kesehatan di Barus. Depok: KumunitasBambu, 2017.

Salman Iskandar, 99 Tokoh Muslim Dunia for Kids, Bandung:DAR Mizan, 2010

Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, Setangkai BungaSosiologi, Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 1964.

Syafaruddin, Metodologi Penelitian. Bandung: Cita PustakaMedia, 2006.

Syafi’i Maarif, Ahmad. Ibnu Khaldun Dalam Pandangan PenulisBarat dan Timur. Jakarta: Gema Insani Press, 1996.

Syahrin Harahap, Jalan Islam, Menuju Muslim Paripurna,Jakarta: Prenada Media Group, 2016.

Syahrin Harahap. Sejarah Agama-Agama. Medan: Widyasarana,1994.

Syahrin Harahap. Studi Tokoh Dalam Bidang Pemikiran Islam.Jakarta: Istiqamah Mulya Press, 2006.

Syahrin Harahap. Teologi Kerukunan. Jakarta: Prenada MediaGroup, 2011.

Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd dan Mujmal UshuulAhlis Sunnah wal Jamaa’ah fil ‘Aqiidah, Daarul ‘Ashimah/th. 1419 H

Page 296: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

228 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin, Penerjemah A. MasykurMz, Penerbit Darul Haq, Cetakan Rabi’ul Awwal 1420H/Juni 1999 M.

Syamsul Bakri. Peta Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta:Fajar Media Press, 2011.

Taufik Abdullah dan Rusli Karim (Ed). Metodologi PenelitianAgama. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1989.

Thahir, Ajid. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Tim Media Pusindo, Pahlawan Indonesia, Jakarta: PenerbitPustaka Media Pusindo, 2008

Usman Pelly dalam makalahnya, Dinamika Islam di Tapanuli.Medan: Seminar International di Gedung PascasarjanaUMSU tentang Masuknya Islam di Tapanuli dan BarusSebagai Titik Nol Peradaban Islam Nusantara, 2019.

Zuardi Mustafa Simanullang. Barus Kota Bertuah, Bersih TerkenalUnik dan Bersejarah. Barus: Pordarwis Mahligai, 2017.

Internet:

Ml. Ridwan Lubis dalam https://batakislam.blogspot.com.2010.Diakses pada tanggal 30 Mei 2020.

https://id.wikipedia.org/wiki/Barus, Tapanuli_Tengah

http://kbbi.web.id

Edy Rahmayadi, www.wikipedia.co.id

https://www.ajnn.net/news/salah-titik-nol-aceh-atau-barus/index.html.

Page 297: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

229Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Karya-karya dalam bentuk penelitian: Analisis KajianMasalah Syariah Terhadap Kebijakan Memasukkan Tenaga KerjaAsing ke Indonesia, Kebebasan Manusia Difrensasiasi KajianFilsafat Agama, Hermeneutika Jurgen Habernas, Karya Buku:BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARA,Kajian: “Akidah dan Implikasinya Terhadap PerkembanganKeberagamaan Masyarakat Islam di Barus”

Seminar-seminar: Peserta Kegiatan Muzakarah PerhajianIndonesia Tahun 2013 dengan Tema “Reaktualisasi PemahamanHukum di Bidang Haji” di Jakarta, Nara Sumber: Sertifikasi

229

TENTANG PENULIS

Dr. H. Bahrum Saleh, MA.,lahir dari pasangan Alm: H. KinanHasibuan dan Hj. Bulan Pohan di KualaBangka, Kabupaten Labuhan BatuSumatera Utara, 02 Oktober 1970.Istri: Hj. Siti Saidah. Pendidikan SDNKuala Bangka (1983), TsanawiyahMu’allimin UNIVA (1986), MadrasahAliyah Mu’allimin UNIVA (1989), S1,S2, S3 Akidah dan Filsafat Islam Prog.

Pascasarjana UIN SU Medan (2020). Guru SMP Al-Azhar Medan(1999), Guru SMA Plus Al Azhar (1999), Guru MIN Beringin(2001), Sebagai ASN Pengawas TK, SD dan MIN (2009),Kasi Haji dan Umrah di Kanwil Kemenag SU (2018), KepalaKantor Kementerian Agama RI Kota Sibolga (2018-sekarang).

Page 298: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

230 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Pembimbing Manasik Haji Tahun 2015 Medan: Kerja samadengan Ditjen PHU Kemenag RI dengan Fakultas dakwahdan Komunikasi UIN SU Medan 2007, Kegiatan Luar Negeri:Koordinator Lapangan di Makkatul Mukarromah Saudi ArabiaBagian transportasi, Memperoleh 4 Piagam Penghsargaandari PT. Garuda Indonesia, terakhir sebagai peserta padaSeminar Internasional Titik Nol Islam di Indonesia atas prakarsadan kerjasama MUI Sumut dengan UMSU, pada tanggal15 Oktober 2019 di Gedung Pascasarjana UMSU Medan.

Page 299: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

231Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Negara-negara yang pernah dikunjungi antara lain:Amerika Serikat (TESOL Training), Jerman, Swiss, Belgia,Belanda dan Perancis (post-doctoral research), Jepang, China,Taiwan (comparative-study), India, Myanmar, Thailand, Malaysia,Brunei Darussalam, Singapore, Saudi Arabia (ibadah), Abu

231

TENTANG EDITOR

Dr.Anwarsyah Nur, MA.,lahir dari pasangan Alm: R. Chaniagodan Zahara Lena di Pematangsiantar,30 Mei 1957, Sumatera Utara. Istri:Merry Linton Boru Siboro. Pendidikanformal SD/Taman Muda Perg. TamanSiswa Pematangsiantar (1970), PGAP& PGAA TPI (Taman Pendidikan IslamMedan: 1976), Sarjana Muda UISU (1984),S1, S2, S3 Islamic Studies/Pemikiran

Islam IAIN SU Medan sekarang Universitas Islam Negeri SUMedan. Non-formal Education: TESOL (Teachers of English toSpeakers of Other Languages yakni Tesol Training di AmerikaSerikat (Detroit, Tampa City Florida, Washington DC., and Marylandatas beasiswa dari US Department of State/Deplu Amerika(2006). Pernah mengikuti English Language Training di Inter-national Islamic University (IIU) Kuala Lumpur Malaysia (1990),Dosen PNS di UIN SU sejak tahun 1993, Kepala Pusat PembinaanBahasa (PUSBINSA) IAIN SU (2004-2010), Ka. Lab. FUSI (2015-2016), Ka. Prodi Doktor Aqidah dan Filsafat Islam (2016-2020).

Page 300: BARUS SEBAGAI TITIK NOL PERADABAN ISLAM DI NUSANTARArepository.uinsu.ac.id/9935/1/BARUS SEBAGAI TITIK NOL.pdf · 2020. 11. 18. · Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

232 Barus Sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Dhabi, Philipines, Hong Kong, Macau, Australia dan Cambodia(4th International Conference the Community Development ofASEAN in Phnom Penh City (2017).

Karya-karya tulis yang sudah terbit: English-IndonesianSynonym, A History of English, Daily Expression and Word-Studyin Conversation, Simple and Basic Grammar, Text Reading: IslamicStudies I, Islamic Studies II, Islamic Studies III, English for SpecificPurposes: Law (Bahasa Inggris Hukum), A Religious Sycretism ofSultan Akbar, India: 1556-1605, English-Indonesian Terminology,Fungsi Perguruan Tinggi Islam dalam Mencegah RadikalismePemikiran (Kerjasama dengan Prof. Dr. Syahrin Harahap dan Dr.Abu Syahrin), Editor 2 Karya buku dari Dr, Ibnu Affan, SH.,M.Hum. dan 2 Karya Alumni AFI.