BATUAN METAMORF (MONERALOGI)

7

Click here to load reader

description

Makalah tentang Batuan Metamorf

Transcript of BATUAN METAMORF (MONERALOGI)

Page 1: BATUAN METAMORF (MONERALOGI)

BATUAN METAMORF

(METHAMORPHIC ROCKS)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Mineralogi

Yang dibina oleh Bapak Bagus Setiabudi Wiwoho, S.Si, M.Si.

Oleh: Kelompok III

Sahesti Andriani NIM: 106351400647

Wahyu Wardani NIM: 106351400649

Saiful Amin NIM: 106351400667

Kartika Fajar Lestari NIM: 106351400671

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN GEOGRAFI

Mei 2007

Page 2: BATUAN METAMORF (MONERALOGI)

BATUAN METAMORF

(METHAMORPHIC ROCKS)

A. Pengertian Batuan Metamorf

Metamorfis adalah hasil kecenderungan batuan untuk melakukan

penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Dalam melakukan penyesuaian ini

diperlukan keseimbangan antar mineral yang merupakan penyusun batuan. Faktor

yang mempengaruhi keseimbangan antar mineral dalam batuan ini, yaitu

temperatur, tekanan, dan komposisi ketiga faktor ini lebih dikenal sebagai faktor

fisika-kimia dalam metamorfosis.

Didalam ilmu geologi, ada beberapa versi pengertian tentang batuan

metamorf, yaitu : • Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan, asalnya dari

batuan yang telah ada baik batuan beku maupun batuan sedimen.

• Batuan metamorf (batuan malihan) adalah jenis batuan yang sangat padat dan

kedap air.

• Batuan metamorf ialah batuan yang sifatnya telah berubah sesudah

pembentukan asalnya melalui proses yang terjadi di dalam bumi.

Perubahan yang dialami berupa perubahan fisik dan kimia. Batuan

metamorf dapat terjadi juga karena adanya lokasi yang bersentuhan atau

berdekatan dengan magma yang disebut kontak metamorf atau karena suhu tinggi

(dynamo metamorf).

B. Faktor Penyebab Terjadinya Batuan Metamorf

Ada beberapa faktor yang menyebabkan menyebabkan terjadinya batuan

metamorf, yaitu:

• Temperatur adalah salah satu faktor yang paling kuat , karena paling besar

pengaruhnya dalam menyebabkan metamorf. Kebanyakan reaksi kimia akan

dipercepat oleh kenaikan temperatur, bahkan ada beberapa reaksi yang hanya

bisa berlangsung pada temperatur yang tinggi.

• Tekanan merupakan faktor penting lain dalam proses metamorfosis. Ada dua

tipe tekanan, yaitu:

Page 3: BATUAN METAMORF (MONERALOGI)

a. Tekanan statis, yaitu tekanan yang disebabkan oleh berat batuan yang ada

diatasnya. Makin dalam letak batuan makin besar pula tekanan statisnya.

b. Tekanan dinamis, tekanan yang dihasilkan oleh pergerakan kerak bumi

atau tektonisme.

C. Struktur, Tekstur dan Komposisi Batuan Metamorf

Tekstur batuan metamorf tidak didasarkan pada besarnya butir-butir batuan

melainkan atas dasar orientasi atau kecenderungan berlapis. Tekstur batuan

metamorf dibedakan atas Foliasi dan Non-Foliasi.

• Tekstur Foliasi, yaitu tekstur yang berlapis-lapis dimana butir-butir batuan

penyusunnya pipih sehingga memperlihatkan lapisan atau belahan kearah mana

batuan cenderung membelah, yang termasuk dalam tekstur foliasi adalah:

Slaty, Phyllitic, Schistose, Gneissic

• Tekstur Non-Foliasi, yaitu tekstur yang tidak menunjukkan kecenderungan

berlapis, yang termasuk dalam tekstur foliasi adalah: Marmer, Serpentinit,

Antrasit.

D. Jenis Struktur dan Tekstur Pada Batuan

Sekistositas atau foliasi. Segala macam struktur sejajar yang terjadi oleh

proses metamorfosa seperti pada sekis.

• Genes, struktur seperti pada batuan genes. Di sini terlihat foliasi yang tak nyata

dan kurang teratur kaerna masih banyaknya mineral yang tak berlembar yang

berukuran kasar.

• Batutanduk (hornfels), struktur seperti pada batu tanduk (hornfels) yakni

batuan berbutir halus, rapat dan bila dibelah memberikan pecah konkoidal

(betuk kulit terang).

• Kataklastik, struktur remukoleh gaya-gaya mekanik yang bekerja pada batuan

dan disertai rekristalisasi,pembubukan batuan, atau berubahnya sifat fisik dan

optik mineral.

• Kristaloblastik, struktur mikro atau tekstur yang terjadi oleh tumbuhnya

mineral atau agregat dalam medium padat.

• Idioblastik, mineral metamorfosa yang idiomorf.

• Xenoblastik, mineral metamorfosa yang xenomorf.

• Porfiroblastik, struktur portir yang terjadioleh metamorfosa

Page 4: BATUAN METAMORF (MONERALOGI)

• Relik (relict), segala gejala (struktur) atau mineral dari batuan asal yang tetap

cirinya walaupun asal batuan itu telah mengami proses metamorfosa. Misalnya

pada tekstur portir batuan beku masih tersimpan dalam batuan metamorfosa,

maka tekstur barunya disebut blastoportir.

• Lineasi, pengarahan mineral atau unsur lain (sumbu lipatan kecil) dalam baris

yang terlihat pada batuan metamorfosa.

E. Klasifikasi Batuan Metamorf Tekstur Nama Batuan Komposisi Batuan Induk Metamorfosis

Foliasi

-Slate

-Phyllit

-Sciht (mika-

scist, khlorit-

scist,

amphibole-

scist)

-Gneiss

(garnet-gneiss,

granit-gneist)

kaya mineral

silikat (mika,

khlorit, talk,

serpentin,

hornblende,

kuarsa).

kaya

feldspar,

kuarsa, &

silikat; yang

berwarna

gelap

amphibol,

pyroksen,

mika, garnet

-Shale, Tuff

-Shale, Tuff

-Shale, batuan

beku

intermediate

sampai basa.

-Batuan beku

asam sampai

sedang, arkose,

greywacke,

mika-schist

Increase

Regional

Regional

Metamorphism

Page 5: BATUAN METAMORF (MONERALOGI)

Non-

Foliasi

-Metaquarts

-Marbel

(Marmer)

-Hornfels

-Antracite Coal

-Dominan

kuarsa

-Kalsit &

Dolomit,

dengan atau

tanpa silikat

Ca & Mg

-Mineral

silikat yang

gelap lebih

dominan.

-92-98 %

Carbon

-Kuarsa & batu

pasir kuarsa

-Limestone atau

Dolomit, tanpa

atau dengan

campuran

-Shale, Slate,

Batuan dari

ekstrusi sedang

sampai basa

-Peat, Lignit,

Coal

-Regional/

Kontak

-Sda

-Kontak

-Regional/

Kontak

F. Jenis Batuan Metamorf dan Pemeriannya

Jenis batuan metamorfosa beserta pemeriannya ialah sebagai berikut:

• FILIT

Batuan berbutir halus yang mudah belah menjadi lembaran tipis dengan

bidang sekistositas yang berkilap sutra yang disebabkan oleh kandungan butiran

halus terdiri atas mineral mikaan (silikat filo) seperti serisit (muskovit), paragonit

(mika-Na) atau pirofilit (silikat-Al), yang jumlahnya lebih dari 50 %.

Kwarsa kebanyakan terkumpul dalam lapisan atau lensa yang terpisah.

Butirannya lebih kasar daripada batu sabak, tetapi lebih halus daripada sekis.

Batuan ini kaya akan Al dan karena itu umumnya berasal daribatuan lempungan.

Berwarna hitam keperakan karena adanya mineral clorit, muskovit dan serisit

yang membentuk saling sejajar.

• SEKISMIKA

Batuan berbutir menengah sampai kasar, tercirikan oleh paralelisma dan

urusan tekstur kelurusan. Tanpa mikroskop pun mineralnya dapat

dibedakan,kecualoi feldsparnya. Kwarsa terkonsentrasikan dalamlapisan ataupun

lensa-lensa. Berwarna putih keperakan karena adanya mika.

Page 6: BATUAN METAMORF (MONERALOGI)

• GENES

Batuan berbutir menengah sampai kasar, bila terbelah berupa lempeng

atau bongkah menyudut yang beberapa cm sampai beberapa puluh cm tebalnya,

tetapi dapat juga mirip batangan pensil bila dengan lineasinya. Pada bidang

sekistositasnyaterlihat mika atau hornblende sebagai mineral utamanya,

sedangkan pada arah tersebut tampak perselinga antara lapisan kaya kwarsa

felspar dan lapisan kaya mika atau amfibol. Memiliki kesan berlapis karena

adanya pemisahan antara mineral-mineral berwarna gelap dan mineral berwarna

terang.

• AMFIBOLIT

Baatuan yang terutama terdiriatas hornblende dan plagioklas sedangkan

kwarsa sedikit saja jumlahnya. Tidak selalu membelh secara sempurna seperti

halnya sekis,walaupun sebagian besar daripadanya terletak dalam satu yang

merupakan bidang sekistositas. Seringkali berlapis karena adanya perselingan

antara lapisan kaya dan miskin hornblende.

• MARMER

Batuan yang berbutir halus terdiri atas kalsit dan atau dolomit yang

terhablur ulang. Berwarna terang dan sangat keras, merupakan perubahan dari

batu gamping.

• KWARSIT

Batuan yang berbutir halus sampai kasar lebih dari 80 % terdiri atas

kwarsa yang saling bertautan dan berwarna putih terang.

• FELS

Istilah umum untuk batuan metamorfosa yang tidak bersekistositas,tidak

memiliki pengarahan tertentu (masif) dan keras sifatnya.

• BATUTANDUK

Batuan berbutir halus dan bersekistositas. Bila dipukul pecahannya

berserakan dengan mata pecah yang baur seperti tanduk.

• MIGMATIT

Batuan berbutir menengah sampai kasar serta keras sifatnya. Berlapis-lapis

sederhana, mirip sedimen tetapi dapat pula rumit. Komponennya yang terang pada

Page 7: BATUAN METAMORF (MONERALOGI)

umumnya tak terarah dan bertekstur mirip batuan beku, sedangkan komponennya

yang gelap terarah pada bidang sekistositas.

• .GRANULIT

Batuan berbutir merata (even-grained),tak bersekistositas, terdiri atas

kwarsa, felspar kalium, sejumklah piroksen orto dan garnet, serta miskin mika.

Foliasi yang tampak terjadi oleh adanya perselingan antara lapisan gelap dan

terang atau adanya oleh adanya lensa pipih kwarsa atau felspar yang saling sejajar.

• EKLOGIT

Batuan berbutir menengah berwarna hijau terdiri atas omfasit (jadeit-

diopsida) dan sejumlah garnet yang merah coklat.

• SKARN

Batuan metamorfosa kontak dan metasormatik terdiri atas silikat kalsium

berwarna merah (garnet) dan hijau (epidot,diopsida).

• MILONIT

Batuan berbutir halus sampai kecaan, atau seperti rijang tampaknya, baik

terlapis atau tergerus oleh proses permukaan, walaupun terkadang masih

menyimpan batuan asalnya yang berupa lensa-lensa.

• KATAKLASIT

Batuan yang lebih kasar butirannya daripada milonit.

• FILONIT

Batuan yang mirip filit, berkilap sutra,tetapi hasil permukaan batuan yang

kasar.

G. Daftar Pustaka

Buranda, JP. TT. Geologi Umum. Malang : Lab. Geografi FMIPA UM.

B.E., Masrubi, dkk. Praktek Ilmu Batuan. Jakarta : Depdikbud.

Berry, L.G., B. Maron.1959. Tabel Determinasi Mineral. London : W. H.

Freeman co.

Chester R. Longweel, Adolph Knopf, and Richard F. Flint. 1960. Physical

Geology. New York : John Wiley & Sons, INC. London.