BAYI PREMATUR
-
Upload
rendiachiq -
Category
Documents
-
view
133 -
download
0
description
Transcript of BAYI PREMATUR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bayi premature atau berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram serta umur hamil kurang dari 37 minggu (Manuaba, 2002).
Periode segera setelah lahir merupakan awal kehidupan yang tidak menyenangkan
bagi bayi. Hal tersebut disebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intra uterus)
dengan lingkungan kehidupan sekarang (ekstra uterus) yang sangat berbeda.
Di dalam uterus, janin hidup dan tumbuh dengan segala kenyamanan karena ia
tumbuh dari hari ke hari tanpa upaya dari dirinya. Hal ini berarti, janin tumbuh dan hidup
bergantung pada ibunya.
Hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh dunia kesehatan supaya
kasus-kasus tersebut dapat teratasi atau paling tidak memperkecil kemungkinan segala
komplikasi.
Untuk dapat mencapai target dan tujuan diatas serta untuk mewujudkan Indonesia
sehat 2010 dalam dunia kesehatan dan masyarakat diperlukan kerjasama yang baik antara
tenaga kesehatan yang bewrkualitas, baik dokter, bidan perawat maupun tenaga kesehatan
yang lain yang berkecimpung di dalamnya.
1.1 Tujuan Penulisan
1.1.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan pada bayi dan neonatus dapat
memperluas, memperbanyak pengetahuan keterampilan mengenai tindakan
kegawat daruratan
1.1.2 Tujuan Khusus
Setelah pembuatan asuhan kebidanan pada By Ny “S” dengan premature
diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengkajian
2. Mengidentifikasi masalah
3. Membuat rencana tindakan yang akan di lakukan
4. Melaksanakan tindakan
5. Melaksanakan evaluasi
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Bayi Prematur
2.1.1 Pengertian
Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum waktunya,biasanya kurang dari
37 minggu dengan berat badan bayi premature antara 1000-2500 gram (Supardan, 2001).
Bayi premature atau berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 gram serta umur hamil kurang dari 37 minggu (Manuaba,
2002).
Berdasarkan atas timbulnya bermacam-macam problematika pada derajat
prematuritas maka Usher menggolongkan bayi tersebut dalam 3 kelompok:
a. Bayi yang sangat premature (extremely prematuyre) : 24-30 minggu bayi
dengan masa gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup terutama
dinegara yang belum atau sedang berkembang
b. Bayi pada derajat premature sedang (moderately premature) : 31-36 minggu
c. Borderline premature :masa gestasi 37-38 minggu. Bayi ini mempunyai sifat
premature dan matur
2.1.2 Etiologi Premature
1. Faktor ibu
1) Gizi saat hamil yang kurang
2) Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
3) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
4) Penyakit menahun ibu: hipertensi, jantung,gangguan pembuluh darah
(perokok)
5) Faktropekerja yang terlalu berat
2. Faktor kehamilan
a. Hamil dengan hidromnion
b. Hamil ganda
c. Perdarahan antepartum
d. Komplikasi hamil: pro-eklampsia/ eklampsia, ketuban pecah dini
3. Faktor janin
a. Cacat bawaan
b. Infeksi dalam rahim
2
4. Keadaan sosial ekonomi rendah
5. Kebiasaan: pekerjaan yang melelahkan, merokok
6. Faktor yang masih belum diketahui
2.1.3 Problematik : bayi premature
Alat tubuh bayi premature belum berfungsi seperti bayi matur,oleh sebab itu, ia
mengalami lebih banyak kesulitan untuk hidup di luar uterus ibunya. Makin pendek masa
kehamilannya makin kurang pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya, dengan akibat
makin mudahnya terjadi komplikasi dan makin tinggi angka kematiannya. Dalam
hubungan ini sebagian besar kematian perinatal terjadi pada bayi premature.
Berdasarkan dengan kurang sempurnannya alat-alat dalam tubuhnya baik
anatomic maupun fisiologik maka mudah timbul beberapa kelainan diantaranya :
1. Suhu tubuh
a. Pusat mengatur nafas badan masih belum sempurna
b. Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya bertambah
c. Otot bayi masih lemah
d. Lemah kulit dan lemah coklat kurang, sehingga cepat kehilangan panas
badan
e. Kemampuan metabolisme panas masih rendah, sehingga bayi dengan berat
badan lahir perlu diperhatikan agar tidak terjadi atau banyak kehilangan
panas badan dan dapat di pertahankan sekitar 38oC sampai 37oC
2. Gangguan pernafasan
a. Di sebabkan oleh kurangnya surfaktan (rasio lesitin /sfingo myelin kurang
dari 2)
b. Pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum sempurna
c. Otot pernafasan yang masih lemah dan tulang iga yang muka melengkung
d. Penyakit gangguan pernafasan yang serin diderita bayi premature adalah
penyakit membrane hialin dan aspirasi pheumonia
3. Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi
a. Distensi abdomen akibat dari motalitas usus berkurang
b. Volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan lambung
bertambah
c. Daya untuk mencernakan dan mengabserbi lemak,laktosa, vitamin yang larut
dalam lemak dan beberapa mineral tertentu berkurang
3
4. Hepar yang belum matang (immature)
Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin,sehingga mudah terjadi
hiperbilirubinemia (kuning) sampai kern ikterus
5. Ginjal masih belum matang (immature)
Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum
sempurna sehingga mudah terjadi oedema
6. Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh (fragile),
kekurangan faktor pembukuan seperti protrombin,faktor vitamin, dan faktor
Christmas
7. Gangguan monologik
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar 19E
gamma glubolin. Bayi premature relatif belum sanggup membentuk antibody dan
daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik.
8. Perdarahan intraventrikuler
Lebih dari 50% bayi premature menderita perdarahan intraventrikuler. Hal
ini disebabkan oleh karena bayi premature sering menderita apnea, asfiksia berat
dan sindroma gangguan pernafasan
9. Pemberian O2 belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadi perdarahan
dan nekrosis
2.1.4 Penatalaksanaan
Yang perlu diperhatikan adalah pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan
dan siap sedia dengan tabungan O2. Pada bayi premature makin pendek masa kehamilan,
makin sulit dan banyak persoalan yang akan dihadapi dan makin tinggi angka kematian
disebabkan gangguan pernafasan, infeksi, cacat bawaan, dan trauma pada otak
1) Pengaturan suhu lingkungan
Bayi dimasukkan dalam incubator dengan suhu yang diatur
a. Bayi berat badan dibawah 2 kg 35oC
b. Bayi berat badan 2 kg sampai 2,5 34oC
Suhu incubator diturunkan 1oC setiap minggu bayi dapat ditempatkan pada suhu
lingkungan sekitar 24-27oC
4
2) Makanan bayi premature
Umumnya bayi premature belum sempurna refleks mengisap dan batuk,
kapasitas lambung masih kurang. Maka makan diberikan dengan pipet sedikit-
sedikit namun lebih sering.sedangkan pada bayi small for date sebaiknya
kelihatan seperti orang kelaparan, rakus minum dan makan yang harus
diperhatikan adalah terhadap kemungkinan terjadinya pneumonia aspirasi
Kemungkinan cairan untuk bayi baru lahir 120-150 ml/kg/hari atau 100-120
call/kg/hari pemberian dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan bayi untuk
segera mungkin mencukupi kebutuhan cairan /kalori
Oleh karena mudahnya terjadi reglugitasi dan pnemoni aspirasi pada bayi
premature,maka hal-hal berikut harus diperhatikan pada pemberian minum bayi
a. Bayi diletakkan pada posisi kanan untuk membantu menggosongkan
lambung atau dalam posisi setengah duduk di pangkuan perawat dengan
meninggikan kepala dan bahu 30oC di tempat tidur bayi atau bayi tengkurap
b. Sebelum susu diberikan, diteteskan dahulu di punggu tangan untuk
merasakan apakah susu cukup hangat dan apakah keluar satu tetes dalam
setiap detik
c. Pada waktu bayi minum harus diperhatikan apakah dia menjadi biru, ada
gangguan pernafasan atau perut kembung pengamatan dilakukan terus
sampai kira-kira setengah jam sesudah minum. Gumpalan susu dimulut harus
dibersihkan dengan memberikan 3-4 sendok air yang sudah dimasak
d. Untuk mencegah perut kembung, bayi diberi minum sedikit-sedikit dengan
perlahan-lahan dan hati-hati penambahan susu setiap kali minum tidak boleh
lebih dari 30 ml sehari atau tidak boleh dari 5 ml tiap hari
e. Sesudah minum bayi didudukan atau diletakkan diatas pundak selama 10-15
menit untuk mengeluarkan udara dilambung dan kemudian ditidurkan pada
sisi kanan /tidur dalam posisi tengkurap. Hal dilakukan dengan maksud agar
terjadi regusgitasi atau muntah oleh karena dalam posisi tengkurap ini susu
berada di atrium politikom yang letaknya agak jauh dari esophagus, udara
bergeser kearah kardia dan terjadilah pengeluaran udara tanpa makanan
f. Bila bayi biru/ mengalami kesukaran dalam bernafas pada waktu minum
kepala bayi harus segera direndahkan 30o, cairan di mulut dan difaring
dihisap. Bila ia masih tetap biru dan tidak Bernafas harus segera diberi O 2
dan pernafasan buatan kalau perlu melakukan resusitasi dan memasang
endotrakeal intubasi5
Kadang-kadang diperlukan pemberian makanan melalui kateler
sebaiknya dipakai kateler dari pelietiken yang dapat ditinggalkan dilambung
selama 4-5 hari tanpairitasi .Kateter dari karet mudah menyebabkan iritasi
dan infeksi
a) Yang dipakai kateler no.8 untuk bayi kurang dari 1500 gram dan no.10
untuk bayi diatas 1500 gram
b) Panjang kateler yang dimasukkan bila melalui mulut ialah sama dengan
ukuran pangkal hidung processus xypoideus bila melalui hidung
ditambah dengan jarak dan pangkal hidung keliang telinga
c) Mula-mula dicoba dahulu dengan air yang sudah masak apakah kateler
dapat dilalui
d) Setelah kateler dimasukkan dilihat apakah bayi menjadi sesak nafas atau
tidak, bila sesak nafas, mungkin kateler masuk trakea
e) Kemudian cairan lambung dihisap dan periksa keasamannya dengan
kertas lakmus. Bila cairan berwarna hijau, kateler ditarik kira-kira 2 cm,
kemudian dihisap lagi
f) Sebuah corong berukuran (misalnya tabung suntikan 10-20 ml)
diletakkan pada ujung kateler setelah luar cairan susu dimasukkan
kedalam corong lalu dibiarkan mengalir kelambung
g) Setelah minum, bayi didudukan atau diletakkan kepalannya dipundak si
pemberi minum selama 10-15 menit dan kemudian ditidurkan pada posisi
kanan / tengkurap.
2.2 Konsep dasar Asuhan kebidanan
2.2.1 PENGKAJIAN
1. Biodata
Nama : berhubungan dengan identitas klien
Tanggal lahir : berhubungan dengan umur klien
Jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat akan memudahkan
dalam mengidentifikasikan klien.
2. Keluhan utama
Berhubungan dengan keadaan klien saat ini
3. Riwayat natal / persalinan
6
Bayi lahir, muka dibersihkan, jenis kelamin perempuan jalan nafas tidak terganggu,
seluruh badan bayi diusap sampai kering dan dinilai agar skorenya 1menit, 2 menit
dan 10 menit
4. Riwayat neonatus
Berhubungan dengan keadaan bayi saat dianamnesa
5. Riwayat maternal dan perinatal
Mengetahui Riwayat kehamilan ibu
6. Riwayat kesehatan keluarga
Mengetahui apakah dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit kronis
dan menahun seperti hipertensi, diabetes militus, jantung dan asma, serta tidak ada
yang mempunyai Riwayat kembar
7. Riwayat perkawinan
Mengetahui status pernikahan ibu klien
8. Keadaan psikososial
Klien merupakan anak pertama dan juga seorang anak yang sangat diharapkan namun
saat ini ibu klien menerima kondisi bayinya
9. Latar belakang budaya
Dalam keluarga terdapat kebiasaan adanya selamatan 7bulan untuk menyambut
kelahiran bayinya dan mendo’akan agar bayi lahir dengan sehat dan selamat
10. Data spiritual
Ibu menganut agama islam dan tetap rutin menjalankan kewajiban sebagai seorang
muslim, sholat 5 waktu
B. Data Obyektif
Keadaan umum : baik sampai lemah (jika terjadi infeksi)
Kesadaran : compos mentis sampai samnolen
BB lahir : (BB lahir normal lebih dari 2500 gr)
PB : (PB normal 48-50cm)
RR : (RR normal 30 – 60 x/menit)
HR : HR normal 100 – 180 x/menit)
A-S : normal
Suhu : (suhu normal 36 – 37oC)
1. Pemeriksaan Fisik
a. Infeksi
7
Kepala : Adakah caput succedaneum, cepal hematoma, cacat
bawaan.
Rambut dan wajah : adakah kelainan, oval atau bulat, ada oedema /
tidak
Mata : adakah ikterus / tidak, sclera pucat / tidak
Hidung : simetris / tidak, adakah pernafasan cuping hidung atau
tidak
Mulut : Bersih / tidak, bagaimana reflek menelan dan mengisap
Telinga : simetris / tidak, adakah serumen / tidak
Leher : adakah pembesaran kelenjar tyroid/tidak
Ketiak : adakah kelainan / tidak
Dada : simetris / tidak, adakah retraksi dada/tidak
Abdomen : simetris, adakah kelainan / tidak
Genetalia : simetris, BAK (+) atau (-)
Anus : adakah kelainan, anus (+) atau (-)
Ekstremitas : simetris, adakah kelainan / tidak
b. Palpasi
Leher : Adakah pembesaran kelenjar tyroid/tidak
Dada : simetris, ada retraksi dada /tidak
Abdomen : simetris, adakah kelainan / tiak
Ekstremitas : adakah kelainan/tidak
c. Auskultasi
Dada : adakah rochi / wheezing tidak, atau adakah kelainan
Abdomen : adakah bising usus / tidak
d. Perkusi
Abdomen : kembung atau tidak
2. Pemeriksaan neorologis
a. Reflek moro (+) / (-)
b. Reflek menggenggam (+)/(-)
c. Reflek rotting (+) / (-)
d. Reflek sucking (+) / (-)
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx : Neonatus umur …….. hari, BB < 2500 gram dengan premature
Ds : Ibu mengatakan bahwa berat badan bayinya saat lahir < 2500 gram8
Do : Keadaan umum : cukup
Kesadaran : composmentis
BB lahir : (BB normal lebih dari 2500 gram)
PB : (PB normal 48-50cm)
RR : (RR normal 30 – 60 x/menit)
HR : HR normal 100 – 180 x/menit)
A-S : normal
Suhu : (suhu normal 36 – 37oC)
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
1. Potensial hipotermi
2. Sindrom gawat nafas
3. Hipoglikemia
4. Rentan terhadap infeksi
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
1. Perawatan dalam incubator
2. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan lebih lanjut
V. INTERVENSI
Dx : Neonatus umur …….. hari, BB < 2500 gram dengan premature
Tujuan : tidak terdapat komplikasi
Kriteria hasil : Keadaan umum bayi baik
tidak ada tanda-tanda infeksi
TTV dalam batas normal
Suhu tubuh bayi dapat dipertahankan
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pasien dan keluarga
R/ pasien dan keluarga dalam pelaksanaan tindakan
2. lakukan perawatan dengan teknik aseptic
R/ Pencegahan infeksi
3. Lakukan observasi TTV dan keadaan umum
R/ deteksi dini adanya komplikasi
4. lakukan kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan lanjut
R/ fungsi dependent9
Masalah
Bayi dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan umum
Tujuan : berat badan bayi naik / segera bertambah
Kriteria hasil : keadaan umum bayi
Berat badan bayi naik
Pemenuhan kebutuhan nutrisi terpenuhi
Intervensi
1. Letakkan bayi pda incubator dengan suhu yang teratur
Bayi berat badan dibawah 2 kg = 35oC
Bayi berat badan 2 kg – 2,5 kg = 34oC
R/ Suhu bayi tetap stabil mencegah hipotermi
2. Pantau asuhan cairan bayi dengan menggunakan sonde
a. Pemasangan selang sonde yang digunakan 5 Fr 40 cm
1) panjang selang sonce yang digunakan atau dimasukkan
diukur dari hidung bayi sampai epigstrum (ulu hati)
2) selang sonde dimasukkan secara cepat dengan
menggunakan spuit 5 cc udara yang masuk didengarkan
pada epigastrum bayi
b. Pemberian minum personde lambung
1) Jumlah cairan sesuai dengan usia
2) Frekuensi pemberian tergantung pada BB bayi, berkisar
ntara 8-12 kali perhari. Makin rendah BB nya pemberian
makin sering
3) Cairan dimasukkan secara perlahan-lahan untuk
menghindari terjadinya aspirasi
4) Setiap akan memberikan cairan berikutnya harus selalu
dilakukan penghisapan (retraksi) untuk mengetahui apakah
cairan terdahulu diserap seluruhnya atau tersisa dan dibilas
dengan aqua atau NS (normal saligra
c. Lakukan penimbangan BB setiap hari
R/ mengetahui peningkatan berat badan 10
VI. IMPLEMENTASI
Sesuai dengan intervensi
VII. EVALUASI
Mengacu pada kriteria hasil
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 7 maret 2015
Jam : 14.50 WIB
Ruang/Tempat : Perinatologi RSIA BEN MARI
11
1. Biodata
Nama : Bayi Ny”S”
Tanggal lahir : 7 maret 2015
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke : I
Umur : 0 hari
Identitas Orang Tua
Nama ibu : Ny “S” Nama ayah : Tn”K”
Umur : 23 th Umur : 28 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Alamat :
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan bahwa anaknya Berat Badannya 2100 grm 46 cm.
3. Riwayat natal /persalinan
Bayi lahir dengan spontan oleh Bidan dengan premature, tanggal 7 maret
2015, jam 14.30 WIB, AS :7 -9. Bayi lahir dengan usia kehamilan 35 – 36
minggu dengan BB : 2100 gram, PB : 46cm jenis kelamin ♀ (perempuan),
bayi dimasukkan di incubator tidak ada kelainan congenital dan anus (+).
4. Riwayat neonatus
Setelah bayi lahir pada tanggal 7 maret 2015, bayi langsung dibawa ke ruang
perinatologi jam 14.40 WIB
5. Riwayat maternal dan perinatal
Ibu melahirkan bayinya pada usia 23 tahun, kondisi ibu sehat saat hamil ibu
memeriksakan kehamilannya sebanyak 4 kali pada usia kehamailan 4 sampai
7 bulan di Bidan. Selama ibu memeriksakan kehamilannya, ibu mendapatkan
tablet tambah darah dan vitamin, ibu juga mendapatkan suntik TT sebanyak
2x, ibu mulai merasakan gerakan janin sejak umur kehamilan 4 bulan tidak
mempunyai kebiasaan merokok ,minum obat-obatan atau jamu-jamuan
selama hamil.
6. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun (Jantung,ginjal),
menurun(DM,asma, hipertensi), dan menular (TBC,HIV/AIDS).12
7. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam tidak ada keluarga yang menderita penyakit menahun
(Jantung, ginjal), menurun (DM, asma, hipertensi), dan menular (TBC,
HIV/AIDS)
8. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah mengikuti KB apapun karena ingin segera
punya anak. Rencana KB yang akan datang, ibu mau KB suntik yang 3
bulanan.
9. Riwayat perkawinan
Nikah : 1x (kali)
Lama nikah : 1 tahun
Umur pertama kali nikah istri : 22 tahun
Suami : 27 tahun
10. Keadaan Psikososial
Ibu mengatakan ini merupakan anak pertama dan juga seorang anak yang
sangat diharapkan namun saat ini ibu menerima kondisi bayinya.
11. Latar Belakang Budaya
Dalam keluarga terdapat kebiasaan adanya selamatan 7 bulan untuk
menyambut kelahiran bayinya dan mendo’akan agar bayi sehat dan selamat
12. Data spiritual
Ibu menganut agama Islam dan menjalankan sholat 5 waktu, saat ini ibu tidak
sholat karena masa nifas
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
BB lahir : 2100 gram
PB lahir : 46 cm
RR : 44 x/menit
HR : 133 x/menit
A-S : 7-9
Suhu axila : 36,7o C
2. Periksaan fisik13
a. Inspeksi
Kepala : caput succedaneum (-), cepal hematoma (-), cacat bawaan
(-), tidak ada luka, rambut tipis, halus dan lurus
Wajah : oval, tidak odema /luka, warna kulit wajah kemerahan
Mata : simetris, ikterus (-), perdarahan (-), skera normal,
konjungtiva normal, tidak terdapat hematoma
Hidung : simetris, berlubang kanan dan kiri, tidak ada pernafasan
cuping hidung
Mulut : bibir berwarna kemerahan,reflek menghisap dan menelan
kuat
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid atau limpe dan vena
jugularis
Telinga : simetris, tidak ada serume,tidak kelainan
Dada : simetris, jaringan mamae belum sempurna demikian pula
putting susu belum terbentuk dengan baik
Abdomen : normal, tidak ada benjolan,perut buncit dan mengkilap
Anus : (+) berlubang, BAB (+) 2x kalam dalam satu hari
Ekstremitas : simetris,sindaktini (-),polidaktini (-),gerakan ekstremitas
aktif, tidak ada kelainan.
b. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid atau limpe dan tidak
ada pembesaran vena jugularis
Dada : tidak ada benjolan abnormal
Abdomen : tidak ada benjolan yang abnormal, tidak kembung
Ekstremitas : tidak ada kelainan
c. Auskultasi
Dada : HR 133 x/menit tidak ada richi maupun wheezing
Abdomen : bising usus (+)
d. Perkusi
Abdomen : bising usus (+)
3. Pemeriksaan neologis
Reflek moro (+)
Reflek menggengam (+)
Reflek rooting (+)
Reflek sucking (+)14
3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx : Bayi Ny “S” usia 0 hari, BB 2100 gram dengan premature.
Ds : Ibu mengatakan bahwa berat badan bayinya saat lahir 2100 gram.
Do : Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
BB lahir : 2100 gram
PB lahir : 46 cm
RR : 44 x/menit
HR : 133 x/menit
A-S : 7-8
Suhu axila : 36,7o C
Masalah : bayi premature
Ds : Ibu mengatakan bahwa berat badan bayinya saat lahir 2100 gram, saat ini dalam
perawatan di Ruang perinatologi
Do : Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
BB lahir : 2100 gram
PB lahir : 46 cm
RR : 44 x/menit
HR : 133 x/menit
A-S : 7-9
Suhu rectal : 36,7o C
Usia kehamilan : 35-36 minggu
3.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
1. Potensial hipotermi
2. Potensial hipoglikemia
3. Rentan terhadap infeksi
3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
1. Perawatan dalam incubator
2. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan lebih lanjut
3.5 INTERVENSI
Tanggal pengkajian : 7 maret 201515
Jam : 14.50 WIB
Dx : Bayi Ny “S” usia 0 hari, BB 2100 gram dengan premature.
Tujuan : tidak terdapat komplikasi
Kriteria hasil : Keadaan umum bayi baik
Tidak ada tanda-tanda infeksi
TTV dalam batas normal
Suhu tubuh dapat dipertahankan
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada pasien dan kelularga
R/ pasien dan keluarga kooperatif dalam pelaksanaan tindakan
2. Lakukan perawatan dengan tehnik aseptic
R/ pencegahan infeksi
3. Lakukan observasi TTV dan keadaan umum
R/ deteksi dini adanya komplikasi
4. Lakukan KIE tentang pemberian ASi eksklusif pada ibu klien
R/ kekebalan terhadap bayi secara alami
5. Lakukan perawatan tali pusat dengan dibungkus kasa yang sudah diberi
antiseptic dan diganti setiap sudah mandi / terkenal kencing dan BAB bayi
dan apabila kotor
R/ pencegahan dini tetanus neonaturum
6. Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak
R/ pencegahan dini atau penanganan tidak lanjut atau fungsi dependen
Masalah : bayi dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan umur
Tujuan : berat badan bayi naik/ segera bertambah
Kriteria hasil :
Keadaan umum bayi baik
Berat badan bayi naik
Pemenuhan kebutuhan nutrisi terpenuhi
Intervensi
Letakkan bayi pada incubator dengan suhu teratur
Bayi berat badan dibawah 2 kg : 35oC
Bayi berat badan 2 kg-2,5 kg : 34oC
R/ suhu tubuh bayi tetap stabil dan mencegah hipetermi
Lakukan pemberian cairan ASI eksklusif / PASI pada bayi16
Pemberian minum
1. Jumlah cairan I 60 cc/ kg BB / hari
2. Hari 2 80 cc/ kg BB / hari
3. Hari 3 100 cc/ kg BB/ hari
Frekuensi pemberian tergantung pada BB bayi, berkisar antara 8-12 kali
perhari. Makin rendah BB nya pemberian makin sering
R/ mencegah terjadinya dehidrasi
Lakukan penimbangan berat badan setiap hari
R/ mengetahui peningkatan berat badan
3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal : 7 maret 2015
Jam : 14.50 WIB
Dx : Bayi Ny “S” usia 0 hari, BB 2100 gram dengan premature.
Implementasi:
14.50 WIB : Melakukan pendekatan dengan ibu dan keluarga pasien
14.55 WIB : Melakukan perawatan dengan tehnik aseptic
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi dengan air
mengalir dan sabun kemudian dikeringkan dengan handuk kering
15.00 WIB : Melakukan observasi TTV
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
RR : 44 x/menit
HR : 133 x/menit
Suhu rectal : 36,7o C
15.05 WIB : Melakukan KIE pada ibu klien tentang pemberian ASI segera
setelah bayi lahir yaitu selain pada bayi yang mendapatkan
nutrisi, bayi juga mendapatkan kekebalan alamiah dari ASI, serta
bermanfaat pada ibu yaitu dengan pemberian ASI pada bayi
dapat mencegah terjadinya bendungan ASI juga dapat
merangsang rahim untuk tetap kontraksi sehingga rahim kembali
dalam keadaan normal seperti sebelum hamil.
15.10 WIB : Melakukan perawatan tali pusat
17
Dengan cara membungkus tali pusat dengan kasa yang sudah
diberi antiseptic, dan mengganti setiap sudah mandi, atau apabila
terkenal BAK dan BAB atau kotor
15.15 WIB : Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-
obatan atau untuk tindakan lanjut
15.20 WIB : Perawatan di incubator
15.25 WIB : Minum ASI BBLR 12x10 sampai 12,5 cc/ hari atau sesering
mungkin dan apabila bayi nanggis habis minum tengkurap
Masalah : bayi dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan umur
Implementasi :
1. Meletakkan bayi pada incubator dengan suhu teratur (34 ºc)
2. Melakukan pemberian cairan ASI eksklusif pada bayi
Pemberian minum
16 Jumlah cairan I 60 cc/ kg BB / hari
17 Hari 2 80 cc/ kg BB / hari
18 Hari 3 100 cc/ kg BB/ hari
Frekuensi pemberian tergantung pada BB bayi, berkisar antara 8-12 kali
perhari. Makin rendah BB nya pemberian makin sering.
3. Melakukan penimbangan berat badan setiap hari
3.7 EVALUASI
Tanggal : 7 maret 2015
Jam : 16.00 WIB
Dx : Bayi Ny “S” usia 0 hari, BB 2100 gram dengan premature.
S : -
O : Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
BB lahir : 2100 gram
PB lahir : 46 cm
RR : 44 x/menit
HR : 133 x/menit
A-S : 7-8
Suhu axila : 36,7o C18
Bayi menghisap ASI BBLR kuat
Bayi menangis ,warna kulit merah muda
BAB 2 kali dalam satu hari, konsisten lunak
BAK 5-6 dalam satu hari, konsisten jernih, bau khas
A : Bayi Ny “S” usia 0 hari, BB 2100 gram dengan premature dalam
keadaan baik.
P : Lakukan perawatan tali pusat setiap kali bayi dimandikan.
1. ASI 12x10 cc – 12,5 cc /perhari, atau apabila bayi nangis dan
sesering mungkin
2. Perawatan incubator
BAB IV
PEMBAHASAN
Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum waktunya,biasanya kurang dari
37 minggu dengan berat badan bayi premature antara 1000-2500 gram (Supardan, 2001)
Bayi premature atau berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 gram serta umur hamil kurang dari 37 minggu (Manuaba,
2002)
Umumnya bayi premature belum sempurna refleks mengisap dan batuk, kapasitas
lambung masih kurang. Maka makan diberikan dengan pipet sedikit-sedikit namun lebih
sering.sedangkan pada bayi small for date sebaiknya kelihatan seperti orang kelaparan,
rakus minum dan makan yang harus diperhatikan adalah terhadap kemungkinan
terjadinya pneumonia aspirasi
19
Kemungkinan cairan untuk bayi baru lahir 120-150 ml/kg/hari atau 100-120
call/kg/hari pemberian dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan bayi untuk segera
mungkin mencukupi kebutuhan cairan /kalori
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah pada usia di bawah 20 tahun, pada
multigravida yang jarak antara kelahirannya terlalu pendek, kejadian terendah ialah usia
antara 26-35 tahun.
Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkan
oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang.
Pada bayi Ny “S” merupakan bayi premature yang berat badan lahir 2300 gram
dengan usia kehamilan 35-36 minggu.
5.2 Saran
20
Seperti kasus diatas hendaknya perlu dilakukan pemantauan sedini mungkin sehingga
di peroleh keterangan yang dapat dijadikan pertimbangan dalam penanganan sehingga ibu
yang melahirkan bayi premature harus mendapat perawatan yang mekasimal, untuki
mempertahankan suhu dan memperbaiki keadaan umum.
21
DAFTAR PUSTAKA
Parwirohardjo, Sarwono, 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP
Ede Manuaba, Ida Bagus, 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk pendidikan bidan.Jakarta :EGC
Mochtar,Rustam, 2002. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Soe Pardam, Suryani dan Retno Widyani, 2001,Panduan Perawatan Bayi Sakit,Cetakan I. Jakarta : Puspa Swara
Sujiyatini, dkk, 2009, Asuhan Patologi Kebidanan, Jogjakarta, Nuha Litera Offset
22