BAYI PREMATUR

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bayi premature atau berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram serta umur hamil kurang dari 37 minggu (Manuaba, 2002). Periode segera setelah lahir merupakan awal kehidupan yang tidak menyenangkan bagi bayi. Hal tersebut disebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intra uterus) dengan lingkungan kehidupan sekarang (ekstra uterus) yang sangat berbeda. Di dalam uterus, janin hidup dan tumbuh dengan segala kenyamanan karena ia tumbuh dari hari ke hari tanpa upaya dari dirinya. Hal ini berarti, janin tumbuh dan hidup bergantung pada ibunya. Hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh dunia kesehatan supaya kasus-kasus tersebut dapat teratasi atau paling tidak memperkecil kemungkinan segala komplikasi. Untuk dapat mencapai target dan tujuan diatas serta untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010 dalam dunia kesehatan dan masyarakat diperlukan kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan yang bewrkualitas, baik dokter, bidan perawat maupun tenaga kesehatan yang lain yang berkecimpung di dalamnya. 1.1 Tujuan Penulisan 1.1.1 Tujuan Umum 1

description

laporan pendahuluan bayi dengan prematur

Transcript of BAYI PREMATUR

Page 1: BAYI PREMATUR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bayi premature atau berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi lahir dengan berat

badan kurang dari 2500 gram serta umur hamil kurang dari 37 minggu (Manuaba, 2002).

Periode segera setelah lahir merupakan awal kehidupan yang tidak menyenangkan

bagi bayi. Hal tersebut disebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intra uterus)

dengan lingkungan kehidupan sekarang (ekstra uterus) yang sangat berbeda.

Di dalam uterus, janin hidup dan tumbuh dengan segala kenyamanan karena ia

tumbuh dari hari ke hari tanpa upaya dari dirinya. Hal ini berarti, janin tumbuh dan hidup

bergantung pada ibunya.

Hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh dunia kesehatan supaya

kasus-kasus tersebut dapat teratasi atau paling tidak memperkecil kemungkinan segala

komplikasi.

Untuk dapat mencapai target dan tujuan diatas serta untuk mewujudkan Indonesia

sehat 2010 dalam dunia kesehatan dan masyarakat diperlukan kerjasama yang baik antara

tenaga kesehatan yang bewrkualitas, baik dokter, bidan perawat maupun tenaga kesehatan

yang lain yang berkecimpung di dalamnya.

1.1 Tujuan Penulisan

1.1.1 Tujuan Umum

Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan pada bayi dan neonatus dapat

memperluas, memperbanyak pengetahuan keterampilan mengenai tindakan

kegawat daruratan

1.1.2 Tujuan Khusus

Setelah pembuatan asuhan kebidanan pada By Ny “S” dengan premature

diharapkan mahasiswa dapat :

1. Melakukan pengkajian

2. Mengidentifikasi masalah

3. Membuat rencana tindakan yang akan di lakukan

4. Melaksanakan tindakan

5. Melaksanakan evaluasi

1

Page 2: BAYI PREMATUR

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Bayi Prematur

2.1.1 Pengertian

Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum waktunya,biasanya kurang dari

37 minggu dengan berat badan bayi premature antara 1000-2500 gram (Supardan, 2001).

Bayi premature atau berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi lahir dengan

berat badan kurang dari 2500 gram serta umur hamil kurang dari 37 minggu (Manuaba,

2002).

Berdasarkan atas timbulnya bermacam-macam problematika pada derajat

prematuritas maka Usher menggolongkan bayi tersebut dalam 3 kelompok:

a. Bayi yang sangat premature (extremely prematuyre) : 24-30 minggu bayi

dengan masa gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup terutama

dinegara yang belum atau sedang berkembang

b. Bayi pada derajat premature sedang (moderately premature) : 31-36 minggu

c. Borderline premature :masa gestasi 37-38 minggu. Bayi ini mempunyai sifat

premature dan matur

2.1.2 Etiologi Premature

1. Faktor ibu

1) Gizi saat hamil yang kurang

2) Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun

3) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat

4) Penyakit menahun ibu: hipertensi, jantung,gangguan pembuluh darah

(perokok)

5) Faktropekerja yang terlalu berat

2. Faktor kehamilan

a. Hamil dengan hidromnion

b. Hamil ganda

c. Perdarahan antepartum

d. Komplikasi hamil: pro-eklampsia/ eklampsia, ketuban pecah dini

3. Faktor janin

a. Cacat bawaan

b. Infeksi dalam rahim

2

Page 3: BAYI PREMATUR

4. Keadaan sosial ekonomi rendah

5. Kebiasaan: pekerjaan yang melelahkan, merokok

6. Faktor yang masih belum diketahui

2.1.3 Problematik : bayi premature

Alat tubuh bayi premature belum berfungsi seperti bayi matur,oleh sebab itu, ia

mengalami lebih banyak kesulitan untuk hidup di luar uterus ibunya. Makin pendek masa

kehamilannya makin kurang pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya, dengan akibat

makin mudahnya terjadi komplikasi dan makin tinggi angka kematiannya. Dalam

hubungan ini sebagian besar kematian perinatal terjadi pada bayi premature.

Berdasarkan dengan kurang sempurnannya alat-alat dalam tubuhnya baik

anatomic maupun fisiologik maka mudah timbul beberapa kelainan diantaranya :

1. Suhu tubuh

a. Pusat mengatur nafas badan masih belum sempurna

b. Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya bertambah

c. Otot bayi masih lemah

d. Lemah kulit dan lemah coklat kurang, sehingga cepat kehilangan panas

badan

e. Kemampuan metabolisme panas masih rendah, sehingga bayi dengan berat

badan lahir perlu diperhatikan agar tidak terjadi atau banyak kehilangan

panas badan dan dapat di pertahankan sekitar 38oC sampai 37oC

2. Gangguan pernafasan

a. Di sebabkan oleh kurangnya surfaktan (rasio lesitin /sfingo myelin kurang

dari 2)

b. Pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum sempurna

c. Otot pernafasan yang masih lemah dan tulang iga yang muka melengkung

d. Penyakit gangguan pernafasan yang serin diderita bayi premature adalah

penyakit membrane hialin dan aspirasi pheumonia

3. Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi

a. Distensi abdomen akibat dari motalitas usus berkurang

b. Volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan lambung

bertambah

c. Daya untuk mencernakan dan mengabserbi lemak,laktosa, vitamin yang larut

dalam lemak dan beberapa mineral tertentu berkurang

3

Page 4: BAYI PREMATUR

4. Hepar yang belum matang (immature)

Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin,sehingga mudah terjadi

hiperbilirubinemia (kuning) sampai kern ikterus

5. Ginjal masih belum matang (immature)

Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum

sempurna sehingga mudah terjadi oedema

6. Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh (fragile),

kekurangan faktor pembukuan seperti protrombin,faktor vitamin, dan faktor

Christmas

7. Gangguan monologik

Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar 19E

gamma glubolin. Bayi premature relatif belum sanggup membentuk antibody dan

daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik.

8. Perdarahan intraventrikuler

Lebih dari 50% bayi premature menderita perdarahan intraventrikuler. Hal

ini disebabkan oleh karena bayi premature sering menderita apnea, asfiksia berat

dan sindroma gangguan pernafasan

9. Pemberian O2 belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadi perdarahan

dan nekrosis

2.1.4 Penatalaksanaan

Yang perlu diperhatikan adalah pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan

dan siap sedia dengan tabungan O2. Pada bayi premature makin pendek masa kehamilan,

makin sulit dan banyak persoalan yang akan dihadapi dan makin tinggi angka kematian

disebabkan gangguan pernafasan, infeksi, cacat bawaan, dan trauma pada otak

1) Pengaturan suhu lingkungan

Bayi dimasukkan dalam incubator dengan suhu yang diatur

a. Bayi berat badan dibawah 2 kg 35oC

b. Bayi berat badan 2 kg sampai 2,5 34oC

Suhu incubator diturunkan 1oC setiap minggu bayi dapat ditempatkan pada suhu

lingkungan sekitar 24-27oC

4

Page 5: BAYI PREMATUR

2) Makanan bayi premature

Umumnya bayi premature belum sempurna refleks mengisap dan batuk,

kapasitas lambung masih kurang. Maka makan diberikan dengan pipet sedikit-

sedikit namun lebih sering.sedangkan pada bayi small for date sebaiknya

kelihatan seperti orang kelaparan, rakus minum dan makan yang harus

diperhatikan adalah terhadap kemungkinan terjadinya pneumonia aspirasi

Kemungkinan cairan untuk bayi baru lahir 120-150 ml/kg/hari atau 100-120

call/kg/hari pemberian dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan bayi untuk

segera mungkin mencukupi kebutuhan cairan /kalori

Oleh karena mudahnya terjadi reglugitasi dan pnemoni aspirasi pada bayi

premature,maka hal-hal berikut harus diperhatikan pada pemberian minum bayi

a. Bayi diletakkan pada posisi kanan untuk membantu menggosongkan

lambung atau dalam posisi setengah duduk di pangkuan perawat dengan

meninggikan kepala dan bahu 30oC di tempat tidur bayi atau bayi tengkurap

b. Sebelum susu diberikan, diteteskan dahulu di punggu tangan untuk

merasakan apakah susu cukup hangat dan apakah keluar satu tetes dalam

setiap detik

c. Pada waktu bayi minum harus diperhatikan apakah dia menjadi biru, ada

gangguan pernafasan atau perut kembung pengamatan dilakukan terus

sampai kira-kira setengah jam sesudah minum. Gumpalan susu dimulut harus

dibersihkan dengan memberikan 3-4 sendok air yang sudah dimasak

d. Untuk mencegah perut kembung, bayi diberi minum sedikit-sedikit dengan

perlahan-lahan dan hati-hati penambahan susu setiap kali minum tidak boleh

lebih dari 30 ml sehari atau tidak boleh dari 5 ml tiap hari

e. Sesudah minum bayi didudukan atau diletakkan diatas pundak selama 10-15

menit untuk mengeluarkan udara dilambung dan kemudian ditidurkan pada

sisi kanan /tidur dalam posisi tengkurap. Hal dilakukan dengan maksud agar

terjadi regusgitasi atau muntah oleh karena dalam posisi tengkurap ini susu

berada di atrium politikom yang letaknya agak jauh dari esophagus, udara

bergeser kearah kardia dan terjadilah pengeluaran udara tanpa makanan

f. Bila bayi biru/ mengalami kesukaran dalam bernafas pada waktu minum

kepala bayi harus segera direndahkan 30o, cairan di mulut dan difaring

dihisap. Bila ia masih tetap biru dan tidak Bernafas harus segera diberi O 2

dan pernafasan buatan kalau perlu melakukan resusitasi dan memasang

endotrakeal intubasi5

Page 6: BAYI PREMATUR

Kadang-kadang diperlukan pemberian makanan melalui kateler

sebaiknya dipakai kateler dari pelietiken yang dapat ditinggalkan dilambung

selama 4-5 hari tanpairitasi .Kateter dari karet mudah menyebabkan iritasi

dan infeksi

a) Yang dipakai kateler no.8 untuk bayi kurang dari 1500 gram dan no.10

untuk bayi diatas 1500 gram

b) Panjang kateler yang dimasukkan bila melalui mulut ialah sama dengan

ukuran pangkal hidung processus xypoideus bila melalui hidung

ditambah dengan jarak dan pangkal hidung keliang telinga

c) Mula-mula dicoba dahulu dengan air yang sudah masak apakah kateler

dapat dilalui

d) Setelah kateler dimasukkan dilihat apakah bayi menjadi sesak nafas atau

tidak, bila sesak nafas, mungkin kateler masuk trakea

e) Kemudian cairan lambung dihisap dan periksa keasamannya dengan

kertas lakmus. Bila cairan berwarna hijau, kateler ditarik kira-kira 2 cm,

kemudian dihisap lagi

f) Sebuah corong berukuran (misalnya tabung suntikan 10-20 ml)

diletakkan pada ujung kateler setelah luar cairan susu dimasukkan

kedalam corong lalu dibiarkan mengalir kelambung

g) Setelah minum, bayi didudukan atau diletakkan kepalannya dipundak si

pemberi minum selama 10-15 menit dan kemudian ditidurkan pada posisi

kanan / tengkurap.

2.2 Konsep dasar Asuhan kebidanan

2.2.1 PENGKAJIAN

1. Biodata

Nama            : berhubungan dengan identitas klien

Tanggal lahir : berhubungan dengan umur klien

Jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat akan memudahkan

dalam mengidentifikasikan klien.

2. Keluhan utama

      Berhubungan dengan keadaan klien saat ini

3. Riwayat natal / persalinan

6

Page 7: BAYI PREMATUR

Bayi lahir, muka dibersihkan, jenis kelamin perempuan jalan nafas tidak terganggu,

seluruh badan bayi diusap sampai kering dan dinilai agar skorenya 1menit, 2 menit

dan 10 menit

4. Riwayat neonatus

Berhubungan dengan keadaan bayi saat dianamnesa

5. Riwayat maternal dan perinatal

      Mengetahui Riwayat kehamilan ibu

6. Riwayat kesehatan keluarga

Mengetahui apakah dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit kronis

dan menahun seperti hipertensi, diabetes militus, jantung dan asma, serta tidak ada

yang mempunyai Riwayat kembar

7. Riwayat perkawinan

Mengetahui status pernikahan ibu klien

8. Keadaan psikososial

Klien merupakan anak pertama dan juga seorang anak yang sangat diharapkan namun

saat ini ibu klien menerima kondisi bayinya

9. Latar belakang budaya

Dalam keluarga terdapat kebiasaan adanya selamatan 7bulan untuk menyambut

kelahiran bayinya dan mendo’akan agar bayi lahir dengan sehat dan selamat

10. Data spiritual

Ibu menganut agama islam dan tetap rutin menjalankan kewajiban sebagai seorang

muslim, sholat 5 waktu

B. Data Obyektif

Keadaan umum : baik sampai lemah (jika terjadi infeksi)

Kesadaran : compos mentis sampai samnolen

BB lahir : (BB lahir normal lebih dari 2500 gr)

PB : (PB normal 48-50cm)

RR : (RR normal 30 – 60 x/menit)

HR : HR normal 100 – 180 x/menit)

A-S : normal

Suhu : (suhu normal 36 – 37oC)

1. Pemeriksaan Fisik

a. Infeksi

7

Page 8: BAYI PREMATUR

Kepala : Adakah caput succedaneum, cepal hematoma, cacat

bawaan.

Rambut dan wajah : adakah kelainan, oval atau bulat, ada oedema /

tidak

Mata : adakah ikterus / tidak, sclera pucat / tidak

Hidung : simetris / tidak, adakah pernafasan cuping hidung atau

tidak

Mulut : Bersih / tidak, bagaimana reflek menelan dan mengisap

Telinga : simetris / tidak, adakah serumen / tidak

Leher : adakah pembesaran kelenjar tyroid/tidak

Ketiak : adakah kelainan / tidak

Dada : simetris / tidak, adakah retraksi dada/tidak

Abdomen : simetris, adakah kelainan / tidak

Genetalia : simetris, BAK (+) atau (-)

Anus : adakah kelainan, anus (+) atau (-)

Ekstremitas : simetris, adakah kelainan / tidak

b. Palpasi

Leher : Adakah pembesaran kelenjar tyroid/tidak

Dada : simetris, ada retraksi dada /tidak

Abdomen : simetris, adakah kelainan / tiak

Ekstremitas : adakah kelainan/tidak

c. Auskultasi

Dada : adakah rochi / wheezing tidak, atau adakah kelainan

Abdomen : adakah bising usus / tidak

d. Perkusi

Abdomen : kembung atau tidak

2. Pemeriksaan neorologis

a. Reflek moro (+) / (-)

b. Reflek menggenggam (+)/(-)

c. Reflek rotting (+) / (-)

d. Reflek sucking (+) / (-)

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

Dx : Neonatus umur …….. hari, BB < 2500 gram dengan premature

Ds : Ibu mengatakan bahwa berat badan bayinya saat lahir < 2500 gram8

Page 9: BAYI PREMATUR

Do : Keadaan umum : cukup

Kesadaran : composmentis

BB lahir : (BB normal lebih dari 2500 gram)

PB : (PB normal 48-50cm)

RR : (RR normal 30 – 60 x/menit)

HR : HR normal 100 – 180 x/menit)

A-S : normal

Suhu : (suhu normal 36 – 37oC)

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

1. Potensial hipotermi

2. Sindrom gawat nafas

3. Hipoglikemia

4. Rentan terhadap infeksi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

1. Perawatan dalam incubator

2. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan lebih lanjut

V. INTERVENSI

Dx : Neonatus umur …….. hari, BB < 2500 gram dengan premature

Tujuan : tidak terdapat komplikasi

Kriteria hasil : Keadaan umum bayi baik

tidak ada tanda-tanda infeksi

TTV dalam batas normal

Suhu tubuh bayi dapat dipertahankan

Intervensi

1. Lakukan pendekatan pasien dan keluarga

R/ pasien dan keluarga dalam pelaksanaan tindakan

2. lakukan perawatan dengan teknik aseptic

R/ Pencegahan infeksi

3. Lakukan observasi TTV dan keadaan umum

R/ deteksi dini adanya komplikasi

4. lakukan kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan lanjut

R/ fungsi dependent9

Page 10: BAYI PREMATUR

Masalah

Bayi dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan umum

Tujuan : berat badan bayi naik / segera bertambah

Kriteria hasil : keadaan umum bayi

Berat badan bayi naik

Pemenuhan kebutuhan nutrisi terpenuhi

Intervensi

1. Letakkan bayi pda incubator dengan suhu yang teratur

Bayi berat badan dibawah 2 kg = 35oC

Bayi berat badan 2 kg – 2,5 kg = 34oC

R/ Suhu bayi tetap stabil mencegah hipotermi

2. Pantau asuhan cairan bayi dengan menggunakan sonde

a. Pemasangan selang sonde yang digunakan 5 Fr 40 cm

1) panjang selang sonce yang digunakan atau dimasukkan

diukur dari hidung bayi sampai epigstrum (ulu hati)

2) selang sonde dimasukkan secara cepat dengan

menggunakan spuit 5 cc udara yang masuk didengarkan

pada epigastrum bayi

b. Pemberian minum personde lambung

1) Jumlah cairan sesuai dengan usia

2) Frekuensi pemberian tergantung pada BB bayi, berkisar

ntara 8-12 kali perhari. Makin rendah BB nya pemberian

makin sering

3) Cairan dimasukkan secara perlahan-lahan untuk

menghindari terjadinya aspirasi

4) Setiap akan memberikan cairan berikutnya harus selalu

dilakukan penghisapan (retraksi) untuk mengetahui apakah

cairan terdahulu diserap seluruhnya atau tersisa dan dibilas

dengan aqua atau NS (normal saligra

c. Lakukan penimbangan BB setiap hari

R/ mengetahui peningkatan berat badan 10

Page 11: BAYI PREMATUR

VI. IMPLEMENTASI

Sesuai dengan intervensi

VII. EVALUASI

Mengacu pada kriteria hasil

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN

Tanggal pengkajian : 7 maret 2015

Jam : 14.50 WIB

Ruang/Tempat : Perinatologi RSIA BEN MARI

11

Page 12: BAYI PREMATUR

1. Biodata

Nama : Bayi Ny”S”

Tanggal lahir : 7 maret 2015

Jenis kelamin : Perempuan

Anak ke : I

Umur : 0 hari

Identitas Orang Tua

Nama ibu : Ny “S” Nama ayah : Tn”K”

Umur : 23 th Umur : 28 th

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Alamat :

2. Keluhan utama

Ibu mengatakan bahwa anaknya Berat Badannya 2100 grm 46 cm.

3. Riwayat natal /persalinan

Bayi lahir dengan spontan oleh Bidan dengan premature, tanggal 7 maret

2015, jam 14.30 WIB, AS :7 -9. Bayi lahir dengan usia kehamilan 35 – 36

minggu dengan BB : 2100 gram, PB : 46cm jenis kelamin ♀ (perempuan),

bayi dimasukkan di incubator tidak ada kelainan congenital dan anus (+).

4. Riwayat neonatus

Setelah bayi lahir pada tanggal 7 maret 2015, bayi langsung dibawa ke ruang

perinatologi jam 14.40 WIB

5. Riwayat maternal dan perinatal

Ibu melahirkan bayinya pada usia 23 tahun, kondisi ibu sehat saat hamil ibu

memeriksakan kehamilannya sebanyak 4 kali pada usia kehamailan 4 sampai

7 bulan di Bidan. Selama ibu memeriksakan kehamilannya, ibu mendapatkan

tablet tambah darah dan vitamin, ibu juga mendapatkan suntik TT sebanyak

2x, ibu mulai merasakan gerakan janin sejak umur kehamilan 4 bulan tidak

mempunyai kebiasaan merokok ,minum obat-obatan atau jamu-jamuan

selama hamil.

6. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun (Jantung,ginjal),

menurun(DM,asma, hipertensi), dan menular (TBC,HIV/AIDS).12

Page 13: BAYI PREMATUR

7. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam tidak ada keluarga yang menderita penyakit menahun

(Jantung, ginjal), menurun (DM, asma, hipertensi), dan menular (TBC,

HIV/AIDS)

8. Riwayat KB

Ibu mengatakan belum pernah mengikuti KB apapun karena ingin segera

punya anak. Rencana KB yang akan datang, ibu mau KB suntik yang 3

bulanan.

9. Riwayat perkawinan

Nikah : 1x (kali)

Lama nikah : 1 tahun

Umur pertama kali nikah istri : 22 tahun

Suami : 27 tahun

10. Keadaan Psikososial

Ibu mengatakan ini merupakan anak pertama dan juga seorang anak yang

sangat diharapkan namun saat ini ibu menerima kondisi bayinya.

11. Latar Belakang Budaya

Dalam keluarga terdapat kebiasaan adanya selamatan 7 bulan untuk

menyambut kelahiran bayinya dan mendo’akan agar bayi sehat dan selamat

12. Data spiritual

Ibu menganut agama Islam dan menjalankan sholat 5 waktu, saat ini ibu tidak

sholat karena masa nifas

DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Cukup

Kesadaran : Composmentis

BB lahir : 2100 gram

PB lahir : 46 cm

RR : 44 x/menit

HR : 133 x/menit

A-S : 7-9

Suhu axila : 36,7o C

2. Periksaan fisik13

Page 14: BAYI PREMATUR

a. Inspeksi

Kepala : caput succedaneum (-), cepal hematoma (-), cacat bawaan

(-), tidak ada luka, rambut tipis, halus dan lurus

Wajah : oval, tidak odema /luka, warna kulit wajah kemerahan

Mata : simetris, ikterus (-), perdarahan (-), skera normal,

konjungtiva normal, tidak terdapat hematoma

Hidung : simetris, berlubang kanan dan kiri, tidak ada pernafasan

cuping hidung

Mulut : bibir berwarna kemerahan,reflek menghisap dan menelan

kuat

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid atau limpe dan vena

jugularis

Telinga : simetris, tidak ada serume,tidak kelainan

Dada : simetris, jaringan mamae belum sempurna demikian pula

putting susu belum terbentuk dengan baik

Abdomen : normal, tidak ada benjolan,perut buncit dan mengkilap

Anus : (+) berlubang, BAB (+) 2x kalam dalam satu hari

Ekstremitas : simetris,sindaktini (-),polidaktini (-),gerakan ekstremitas

aktif, tidak ada kelainan.

b. Palpasi

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid atau limpe dan tidak

ada pembesaran vena jugularis

Dada : tidak ada benjolan abnormal

Abdomen : tidak ada benjolan yang abnormal, tidak kembung

Ekstremitas : tidak ada kelainan

c. Auskultasi

Dada : HR 133 x/menit tidak ada richi maupun wheezing

Abdomen : bising usus (+)

d. Perkusi

Abdomen : bising usus (+)

3. Pemeriksaan neologis

Reflek moro (+)

Reflek menggengam (+)

Reflek rooting (+)

Reflek sucking (+)14

Page 15: BAYI PREMATUR

3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

Dx : Bayi Ny “S” usia 0 hari, BB 2100 gram dengan premature.

Ds : Ibu mengatakan bahwa berat badan bayinya saat lahir 2100 gram.

Do : Keadaan umum : Cukup

Kesadaran : Composmentis

BB lahir : 2100 gram

PB lahir : 46 cm

RR : 44 x/menit

HR : 133 x/menit

A-S : 7-8

Suhu axila : 36,7o C

Masalah : bayi premature

Ds : Ibu mengatakan bahwa berat badan bayinya saat lahir 2100 gram, saat ini dalam

perawatan di Ruang perinatologi

Do : Keadaan umum : Cukup

Kesadaran : Composmentis

BB lahir : 2100 gram

PB lahir : 46 cm

RR : 44 x/menit

HR : 133 x/menit

A-S : 7-9

Suhu rectal : 36,7o C

Usia kehamilan : 35-36 minggu

3.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

1. Potensial hipotermi

2. Potensial hipoglikemia

3. Rentan terhadap infeksi

3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

1. Perawatan dalam incubator

2. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan lebih lanjut

3.5 INTERVENSI

Tanggal pengkajian : 7 maret 201515

Page 16: BAYI PREMATUR

Jam : 14.50 WIB

Dx : Bayi Ny “S” usia 0 hari, BB 2100 gram dengan premature.

    Tujuan : tidak terdapat komplikasi

    Kriteria hasil : Keadaan umum bayi baik

Tidak ada tanda-tanda infeksi

TTV dalam batas normal

Suhu tubuh dapat dipertahankan

Intervensi

1. Lakukan pendekatan pada pasien dan kelularga

R/ pasien dan keluarga kooperatif dalam pelaksanaan tindakan

2. Lakukan perawatan dengan tehnik aseptic

R/ pencegahan infeksi

3. Lakukan observasi TTV dan keadaan umum

R/ deteksi dini adanya komplikasi

4. Lakukan KIE tentang pemberian ASi eksklusif pada ibu klien

R/ kekebalan terhadap bayi secara alami

5. Lakukan perawatan tali pusat dengan dibungkus kasa yang sudah diberi

antiseptic dan diganti setiap sudah mandi / terkenal kencing dan BAB bayi

dan apabila kotor

R/ pencegahan dini tetanus neonaturum

6. Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak

R/ pencegahan dini atau penanganan tidak lanjut atau fungsi dependen

Masalah : bayi dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan umur

Tujuan : berat badan bayi naik/ segera bertambah

Kriteria hasil :

Keadaan umum bayi baik

Berat badan bayi naik

Pemenuhan kebutuhan nutrisi terpenuhi

Intervensi

Letakkan bayi pada incubator dengan suhu teratur

Bayi berat badan dibawah 2 kg : 35oC

Bayi berat badan 2 kg-2,5 kg : 34oC

R/ suhu tubuh bayi tetap stabil dan mencegah hipetermi

Lakukan pemberian cairan ASI eksklusif / PASI pada bayi16

Page 17: BAYI PREMATUR

Pemberian minum

1. Jumlah cairan I 60 cc/ kg BB / hari

2. Hari 2 80 cc/ kg BB / hari

3. Hari 3 100 cc/ kg BB/ hari

Frekuensi pemberian tergantung pada BB bayi, berkisar antara 8-12 kali

perhari. Makin rendah BB nya pemberian makin sering

R/ mencegah terjadinya dehidrasi

Lakukan penimbangan berat badan setiap hari

R/ mengetahui peningkatan berat badan

3.6 IMPLEMENTASI

       Tanggal : 7 maret 2015        

      Jam : 14.50 WIB

Dx : Bayi Ny “S” usia 0 hari, BB 2100 gram dengan premature.

Implementasi:

14.50 WIB : Melakukan pendekatan dengan ibu dan keluarga pasien

14.55 WIB : Melakukan perawatan dengan tehnik aseptic

Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi dengan air

mengalir dan sabun kemudian dikeringkan dengan handuk kering

15.00 WIB : Melakukan observasi TTV

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

RR : 44 x/menit

HR : 133 x/menit

Suhu rectal : 36,7o C

15.05 WIB : Melakukan KIE pada ibu klien tentang pemberian ASI segera

setelah bayi lahir yaitu selain pada bayi yang mendapatkan

nutrisi, bayi juga mendapatkan kekebalan alamiah dari ASI, serta

bermanfaat pada ibu yaitu dengan pemberian ASI pada bayi

dapat mencegah terjadinya bendungan ASI juga dapat

merangsang rahim untuk tetap kontraksi sehingga rahim kembali

dalam keadaan normal seperti sebelum hamil.

15.10 WIB : Melakukan perawatan tali pusat

17

Page 18: BAYI PREMATUR

Dengan cara membungkus tali pusat dengan kasa yang sudah

diberi antiseptic, dan mengganti setiap sudah mandi, atau apabila

terkenal BAK dan BAB atau kotor

15.15 WIB : Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-

obatan atau untuk tindakan lanjut

15.20 WIB : Perawatan di incubator

15.25 WIB : Minum ASI BBLR 12x10 sampai 12,5 cc/ hari atau sesering

mungkin dan apabila bayi nanggis habis minum tengkurap

Masalah : bayi dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan umur

Implementasi :

1. Meletakkan bayi pada incubator dengan suhu teratur (34 ºc)

2. Melakukan pemberian cairan ASI eksklusif pada bayi

Pemberian minum

16 Jumlah cairan I 60 cc/ kg BB / hari

17 Hari 2 80 cc/ kg BB / hari

18 Hari 3 100 cc/ kg BB/ hari

Frekuensi pemberian tergantung pada BB bayi, berkisar antara 8-12 kali

perhari. Makin rendah BB nya pemberian makin sering.

3. Melakukan penimbangan berat badan setiap hari

3.7 EVALUASI

Tanggal : 7 maret 2015

Jam : 16.00 WIB

Dx : Bayi Ny “S” usia 0 hari, BB 2100 gram dengan premature.

S : -

O   : Keadaan umum : Cukup

Kesadaran : Composmentis

BB lahir : 2100 gram

PB lahir : 46 cm

RR : 44 x/menit

HR : 133 x/menit

A-S : 7-8

Suhu axila : 36,7o C18

Page 19: BAYI PREMATUR

Bayi menghisap ASI BBLR kuat

Bayi menangis ,warna kulit merah muda

BAB 2 kali dalam satu hari, konsisten lunak

BAK 5-6 dalam satu hari, konsisten jernih, bau khas

A : Bayi Ny “S” usia 0 hari, BB 2100 gram dengan premature dalam

keadaan baik.

P : Lakukan perawatan tali pusat setiap kali bayi dimandikan.

1. ASI 12x10 cc – 12,5 cc /perhari, atau apabila bayi nangis dan

sesering mungkin

2. Perawatan incubator

BAB IV

PEMBAHASAN

Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum waktunya,biasanya kurang dari

37 minggu dengan berat badan bayi premature antara 1000-2500 gram (Supardan, 2001)

Bayi premature atau berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi lahir dengan

berat badan kurang dari 2500 gram serta umur hamil kurang dari 37 minggu (Manuaba,

2002)

Umumnya bayi premature belum sempurna refleks mengisap dan batuk, kapasitas

lambung masih kurang. Maka makan diberikan dengan pipet sedikit-sedikit namun lebih

sering.sedangkan pada bayi small for date sebaiknya kelihatan seperti orang kelaparan,

rakus minum dan makan yang harus diperhatikan adalah terhadap kemungkinan

terjadinya pneumonia aspirasi

19

Page 20: BAYI PREMATUR

Kemungkinan cairan untuk bayi baru lahir 120-150 ml/kg/hari atau 100-120

call/kg/hari pemberian dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan bayi untuk segera

mungkin mencukupi kebutuhan cairan /kalori

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah pada usia di bawah 20 tahun, pada

multigravida yang jarak antara kelahirannya terlalu pendek, kejadian terendah ialah usia

antara 26-35 tahun.

Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkan

oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang.

Pada bayi Ny “S” merupakan bayi premature yang berat badan lahir 2300 gram

dengan usia kehamilan 35-36 minggu.

5.2 Saran

20

Page 21: BAYI PREMATUR

Seperti kasus diatas hendaknya perlu dilakukan pemantauan sedini mungkin sehingga

di peroleh keterangan yang dapat dijadikan pertimbangan dalam penanganan sehingga ibu

yang melahirkan bayi premature harus mendapat perawatan yang mekasimal, untuki

mempertahankan suhu dan memperbaiki keadaan umum.

21

Page 22: BAYI PREMATUR

DAFTAR PUSTAKA

Parwirohardjo, Sarwono, 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP

Ede Manuaba, Ida Bagus, 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk pendidikan bidan.Jakarta :EGC

Mochtar,Rustam, 2002. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Soe Pardam, Suryani dan Retno Widyani, 2001,Panduan Perawatan Bayi Sakit,Cetakan I. Jakarta : Puspa Swara

Sujiyatini, dkk, 2009, Asuhan Patologi Kebidanan, Jogjakarta, Nuha Litera Offset

22