Belajar Ngi'Rab Yuk!

20
Syaihul Imam Abu Thayyib atau Abu Syuja’ Shihabul Millah waddin, Ahmad bin Husain bin Ahmad al- Asfahani. Beliau lahir tahun 433 H. di Asfahan, Persi dan wafat di Madinah tahun 593 H. dalam usia 160 tahun dan dikubur dekat “Pintu Jibril” masjid Nabawi di Madinah (al-Bajuri: I/9-10). Pemberian sertifikat tanah (Tahun 925 H/1519 H) kepada para pengungsi Yahudi yang lari dari kekejaman Inkuisisi Spanyol pasca jatuhnya pemerintahan Islam di Andalusia. Surat ucapan terima kasih dari Pemerintah Amerika Serikat atas bantuan pangan yang dikirim khalifah ke Amerika Serikat yang sedang dilanda kelaparan pasca perang dengan Inggris (abad 18). Surat jaminan perlindungan kepada Raja Swedia yang diusir tentara Rusia dan mencari eksil ke Khalifah (30 Jumadil Awwal 1121 H/7 Agustus 1709 H) Pemberian izin dan ongkos kepada 30 keluarga Yunani yang telah berimigrasi ke Rusia namun ingin kembali ke wilayah khalifah, karena di Rusia mereka justru tidak sejahtera (13 Rabiul Akhir 1282/5 September 1865) Khalifah membuat peraturan bebas cukai bagi barang bawaan orang-orang Rusia yang mencari eksil ke Wilayah khalifah Utsmani pasca Revolusi Bolschevik (25 Desember 1920). Pasukan khilafah Turki Utsmani tiba di Aceh (1566-1577) termasuk para ahli senjata api, penembak dan para teknisi. untuk mengamankan wilayah Syamatiirah (Sumatera) dari Portugis. Dengan bantuan ini Aceh menyerang Portugis di Malaka.

description

Belajar Ngi'Rab Yuk!

Transcript of Belajar Ngi'Rab Yuk!

Page 1: Belajar Ngi'Rab Yuk!

Syaihul Imam Abu Thayyib atau Abu Syuja’ Shihabul Millah waddin, Ahmad bin Husain bin Ahmad al-Asfahani. Beliau lahir tahun 433 H. di Asfahan, Persi dan wafat di

Madinah tahun 593 H. dalam usia 160 tahun dan dikubur dekat “Pintu Jibril” masjid Nabawi di Madinah (al-Bajuri: I/9-10).

Pemberian sertifikat tanah (Tahun 925 H/1519 H) kepada para pengungsi Yahudi yang lari dari kekejaman Inkuisisi Spanyol pasca jatuhnya pemerintahan Islam di Andalusia.

Surat ucapan terima kasih dari Pemerintah Amerika Serikat atas bantuan pangan yang dikirim khalifah ke Amerika Serikat yang sedang dilanda kelaparan pasca perang dengan Inggris (abad 18).

Surat jaminan perlindungan kepada Raja Swedia yang diusir tentara Rusia dan mencari eksil ke Khalifah (30 Jumadil Awwal 1121 H/7 Agustus 1709 H)

Pemberian izin dan ongkos kepada 30 keluarga Yunani yang telah berimigrasi ke Rusia namun ingin kembali ke wilayah khalifah, karena di Rusia mereka justru tidak sejahtera (13 Rabiul Akhir 1282/5 September 1865)

Khalifah membuat peraturan bebas cukai bagi barang bawaan orang-orang Rusia yang mencari eksil ke Wilayah khalifah Utsmani pasca Revolusi Bolschevik (25 Desember 1920).

Pasukan khilafah Turki Utsmani tiba di Aceh (1566-1577) termasuk para ahli senjata api, penembak dan para teknisi. untuk mengamankan wilayah Syamatiirah (Sumatera) dari Portugis. Dengan bantuan ini Aceh menyerang Portugis di Malaka.

Bidang Pendidikan

Standar gaji guru yang mengajar anak-anak pada masa pemerintahan Umar bin Khattab sebesar 15 Dinar (1 dinar = 4,25 Gram Emas) atau setara 5.700.000,- rupiah dan diikuti oleh para khalifah berikutnya.

Di Bagdad berdiri Universitas al Mustanshiriyyah, Khalifah Hakam bin Abdurrahman an Nashir mendirikan Univ. Cordoba yang menampung Mahasiswa Muslim dan Barat. Gratis.

Para khalifah mendirikan sarana umum untuk sarana pendidikan berupa perpustakaan, auditorium, observatorium dll.

Page 2: Belajar Ngi'Rab Yuk!

Ja’far bin Muhammad (940 M) mendirikan perpustakaan di Mosul yang sering di kunjungi para ulama baik untuk membaca atau menyalin. Pengunjung perpustakaan mendapat segala alat yang diperlukan (pena, tinta, kertas dll) secara gratis.

Mahasiswa yang secara rutin belajar di perpustakaan diberikan pinjaman buku secara teratur.

Pada masa Khilafah Islam abad 10 M. Seorang ulama Yaqut ar Rumi memuji para pengawas perpustakaan di kota Mer Khurasa karena mengizinkan peminjaman sebanyak 200 buku tanpa jaminan apapun per-orang,

Para khalifah memberikan penghargaan sangat besar terhadap para penulis buku, yaitu memberikan imbalan emas seberat buku yang ditulisnya.

Khalifah Sultan Nuruddin Muhammad Zanky (Abad XI Hijriyah) mendirikan Madrasah an Nuriyah di Damaskus, di sekolah ini terdapat fasilitas seperti asrama siswa, perumahan staff pengajar, tempat peristirahatan, para pelayan, serta ruangan besar untuk ceramah dan diskusi .

Sultan Muhammad I (1416 M) melakukan sensus pertanahan, registrasi berjalan hingga abad 17, jumlah dokumen di pusat arsip ini ada sekitar 1500 ton, meliputi wilayah dari afghanistan sampai Maroko, dari semenanjung Krim di Rusia sampai Sudan.

Bidang Sosial

Pada masa Khalifah Umar Ibn Al Khattab, beliau membangun Dar Ad Daqiq (gudang tepung) tersebar di berbagai kota dan rute perjalanan yang biasa ditempuh para musfir, penuntut ilmu dan para saudagar. Siapa saja diantara mereka yang kehabisan bekal dalam perjalanannya, boleh mengambil bagiannya dari lumbung tersebut tanpa dipungut biaya.

Khalifah Walid ibn ‘Abdul Malik membuat kebijakan dengan memberikan kepada setiap orang jompo dan orang-orang cacat/buta seorang pelayan untuk membantu mereka menjalankan kehidupannya sehari-hari.

Masa khalifah bin Abdul Aziz, tidak seorangpun yang dipandang berhak menerima zakat. Beliau sampai harus memerintahkan para pegawainya berkali-kali untuk menyeru di tengah-tengah masyarakat ramai, kalau-kalau di antara mereka ada yang membutuhkan harta, namun tidak ada seorangpun yang memenuhi seruannya.

Pada masa beliau pula tidak ada satu orangpun penduduk Afrika yang mau mengambil harta zakat.

Gaji para pegawai Negara hingga ada yang mencapai 300 dinar (1275 gram emas) atau setara 114.750.000,- rupiah

Page 3: Belajar Ngi'Rab Yuk!

Masa al Hakim bin Amrillah, di Kairo, khilafah membangun 20.000 unit kios untuk disewakan kepada para pedagang dengan harga yang murah.

Negara juga membangun perumahan untuk rakyat dan bangunan-bangunan besar yang dilengkapi dengan suply air, dengan menyediakan 50.000 ekor unta untuk mendistribusikan air ke perumahan-perumahan rakyat.

Khalifah Sultan Abdul Hamid (1900) berhasil membangun jaringan kereta api Hijaz dari Damaskus ke Madinah dan dari Aqaba ke Maan.

Pada masa beliau juga dibangun jaringan fax/telegraph antara Yaman, Hijaz Syiria, Irak dan Turki; lalu jaringan tersebut dihubungkan dengan jaringan fax India dan Iran, semua jaringan diselesaikan hanya dalam waktu 2 tahun

Bidang Kesehatan

Bani ibn Thulun di Mesir memiliki Masjid yang dilengkapi dengan tempat-tempat mencuci tangan, lemari tempat menyimpan minuman, obat-obatan dan dilengkapi dengan ahli pengobatan (dokter) untuk memberikan pengobatan gratis.

Khalifah Bani Umayyah banyak membangun Rumah Sakit yang disediakan untuk orang yang terkena Lepra dan Tuna Netra.

Bani Abbasyiah banyak mendirikan Rumah Sakit di Bagdad, Kairo, Damaskus dan mempopulerkan Rumah Sakit keliling.

Ar Razi orang pertama yang mengidentifikasi penyakit cacar dan campak dan menggeluti bidang operasi

Ibnu al-Haitsam ahli optik yang menemukan perbandingan antara sudat pemantulan (refleksi) dan pembiasan (refraksi)

Science & Technology

Ilmu Bumi

Masa Khalifah al Makmun (abad XI Masehi) al Khawarizmi dan 99 orang asistennya membuat peta bumi sekaligus peta langit (peta dengan menggunakan petunjuk bintang), pada saat yang sama bangsa eropa masih berkeyakinan bumi itu datar.

Pemetaan bumi (informasi alam, hasil bumi, dan barang tambang) dimulai abad IX oleh al Muqaddisi (Abu Abdulah - 985 M) sehingga tersusun ensiklopedi sederhana mengenai ilmu bumi.

Page 4: Belajar Ngi'Rab Yuk!

Al Astakhri (Abad X M) menerbitkan buku tentang ilmu bumi negeri-negeri Islam yang disertai dengan peta berwarna untuk membedakan potensi masing-masing negeri.

Abu Rayhan Biruni atau Al Biruni (Abad XI M) mengekspose bukunya tentang Ilmu bumi Rusia dan Eropa.

Al Idrisi (Abad XII M) membuat peta langit dan bola bumi berbentuk bulat, kedua karyanya dibuat dari perak dan dihadiahkan kepada raja Roger II dari Sisilia.

Karya Al Idrisi yang lain adalah Peta sungai Nil yang menjelaskan asal sumbernya yang kemudian dijadikan acuan pengelana Eropa dalam menemukan hulu sungai Nil pada abad XIX M.

Quthbuddin As Syirazi (tahun 1290 M) membuat peta laut Mediterania yang kemudian dihadiakan kepada Gubernur Persia.

Yaqut ar Rumi menyusun ensiklopedi bumi setebal 6 Jilid yang dikemas dengan judul Mu’jam al Buldan

Ilmu Astronomi

Al Farabi (796-806) pada masa khalifah al Manshur menerjemahkan buku astronomi sidhandta. Yang kemudian terkenal dengan astronom pertama sejarah Islam

Pakar astronom dimasa khalifah : Ahmad Nihawand; Habsi ibn Hasib (831 M); Yahya Ibn Abi Manshur (870-970). Az Zarqali (1029-1089 M) di barat dikenal dengan arzachel, Nashiruddin at Tusi (Wafat 1274 M) membangun observatorium di kota maragha atas perintah Hulaghu.

An Nayruzi (922 M) pengulas buku euclides dan penulis beberapa buku tentang instrumen untuk mengukur jarak di udara dan laut.

Pakar astronom di masa khalifah al Makmun, Al Majriti (1029-1087 M) Ta’dil al kawakib.

Ibn Jaber al Battani (858-929 M) di-Eropa dikenal Al Batanius, mengembangkan beberapa penyelidikan yang pernah dilakukan ptolemeus.

Ali Ibn Yunus (Wafat 1009 M) mempersembahkan sebuah buku al Zij al Kabir al Hakimi yang disalin ke Bahasa Persia sehingga Umar Khayan berhasil menyusun sistem penanggalan yang lebih teliti dan akurat daripada penanggalan Gregorian.

Al Biruni (1048) memaparkan teorinya mengenai rotasi bumi, perhitungan serta penentuan bujur dan lintang bumi dengan akurasi yang sangat teliti.

Ilmu Pasti / MatematikaAl Khawarizmi menerbitkan bukunya yang termahsyur “Hisab al Jabar wa al Muqabalah” diterjemahkan

Page 5: Belajar Ngi'Rab Yuk!

ke Bahasa Latin dan menjadi rujukan/referensi Barat .

Al Battani (858-929 M) ahli dalam al jabar yang digunakan dalam ilmu ukur sudut, menguraikan persamaan sin Q/cosQ dan menjabarkan lebih lanjut formulasi cos a = cos b cos c + sin b sin c cos a pada sebuah segitiga.

Abu al Wafa’(940-998) pakar matematik yang mengungkapkan teori sinus dalam kaitannya dengan segitiga bola, dan orang pertama menggunakan istilah tangent, cotangent, secant dan cosecant dalam ilmu ukur sudut.

Jabir ibn Aflah (wafat 1150 M) dikenal barat dengan Geber, orang pertama yang menyusun formulasi cos B = cos b sin A, cos C = cos A cos B.

Ilmu Fisika

Al Kindi (abad IX M) pakar Fisika yang menguraikan hasil eksperimen tentang cahaya , karyanya tentang fenomena optic diterjemahkan ke Bahasa Latin yang memberikan pengaruh besar dalam proses pendidikan Roger Bacon.

Ibnu Haytam (965-1039 M) di barat dikenal dengan alhazen, pakar dalam bidang optic dan pencahayaan, 200 judul buku tentang optic dan pencahayaan dinisbatkan kepada beliau. Teorinya lebih dulu ada 5 abad sebelum teori yang sama dikeluarkan Torricelli. Beliau pula yang mulai melakukan eksperimen tentang gravitasi bumi jauh sebelum Newton merumuskan teorinya tentang gravitasi bumi.

Badi’uz Zaman Ismail (al Jazari – awal abad XIII) membahas tentang mekanika dituangkan dalam buku yang berjudul Kitab fii ma’rifah, diuraikan didalamnya berbagai fenomena mekanika sederhana yang menjadi dasar bagi para sarjana modern dalam menyusun ilmu mekanika modern.

Ilmu Sejarah Alam

Baghdad, Cairo, Cordova dll telah dibangun perkebunan (Botanical Garden) tempat untuk melakukan eksperimen para intelektual muslim.

Abu Zakaria Yahya (Abad XI M) Pakar pertanian, menulis buku tentang pertanian berjudul Kitab al Falahah.

Abu Ja’far al Qurthubi (1165 M) menyusun buku yang berisi seluruh jenis tumbuhan yang dijumpai di daerah Andalusia dan Afrika Utara, setiap nama tumbuhan diberi nama Arab, Latin dan Barbar.

Ibn Baythar (1248 M) melakukan eksperimen tentang rumput-rumputan dan berbagai jenis tumbuhan , kemudian menyusun 2 buah buku yang kemudian diterjemahkan ke Bahasa latin pada tahu 1759 di Cremona.

Page 6: Belajar Ngi'Rab Yuk!

Kaum Muslim turut memberikan andil bagi para pakar tumbuhan dan menyediakan informasi yang amat berguna mengenai sekitar 2000 jenis tumbuhan tumbuh-tumbuhan yang sebelumnya belum dikenal.

Al Jahir pakar zology menulis buku berjudul Kitab al Hayawan yang menjelaskan anatomi sederhana, makanan, kebiasaan hidup, serta manfaat yang dapat diperoleh dari berbagai jenis hewan.

Ad Damiri (1405 M) pakar zologi asal Mesir.

Ilmu Kedokteran

Khalifah Harun al Rasyid (abad IX M) membuka Fakultas khusus tentang Ilmu kedokteran di berbagai perguruan tinggi di Baghdad lengkap dengan rumah sakitnya.

Ali at Thabari menulis buku kedokteran pertama “Firdaus al Hikmah” pada tahun 850 M.

Ahmad Ibn at Tabari melakukan eksperimen pertama tentang penyakit kurap, ia pakar kedokteran pertama yang menyingkap penyakit kulit tsb.

Abu Bakar Muhammad ibn Zakaria atau dikenal dengan ar Razi (864-932 M), untuk bidang kedokteran saja ia menyusun sekitar 200 judul buku.

Ali Ibn Abbas (994 M) menusun buku “Kitab al Malik” yang mengupas tentang masalah gizi dan pengobatan dengan rempah-rempah . Juga buku yang memaparkan sistem peredaran darah di dalam pembuluh, kehamilan dan persalinan dll.

Al Haysam (965 M) spesialisasi penyakit mata.

Ali al Baghdadi, ‘Ammar al Moseli menulis buku “al Muntakhah fi al ‘Ilaj al Ayn” buku-buku mereka disalin ke dalam bahasa latin dan dicetak berulang-ulang bagi mahasiswa kedokteran Eropa pada abad pertengahan.

Ibn Bayhthar ad Dimasyqi (1197-1258 M) peletak dasar Ilmu Farmasi, menyusun buku Al Adawiyah al Mufradah yang berisi kumpulan berbagai resep obat-obatan.

Ibn Qasim az Zahrawi al Qurthubi (lahir 1009 M) spesialis bedah, menyusun buku at Tasrih yang menjadi referensi di berbagai perguruan tinggi di

Page 7: Belajar Ngi'Rab Yuk!

Eropa.

Ibn Sina (1037 M) bukunya yang terkenal al Qanun fi ath Thibb, dianggap sebagai ensiklopedia ilmu kedokteran dan ilmu bedah terlengkap di zamannya (kurun abad XII s/d XIV M) dan menjadi referensi utama fakultas kedokteran di berbagai perguruan tinggi Eropa.

Ibn Zuhr (1162 M) spesialis Ilmu tulang dan mikrobiologi, dibarat dikenal dengan avenzoar.

Lisanuddin ibn al Khatib (1313-1374 M) Spesialisasi bidang epidemi dan kesehatan lingkungan, menyusun kitab tentang penularan penyakit.

Ibn Jazlah (110 M) di eropa dikenal dengan Ben Gesla, menyingkap tentang periodesasi dan jadwal berbagai penyakit dengan memperhitungkan cuaca.

Perhatian para khalifah dan kaum muslimin terhadap kesehatan direalisasikan dengan pengadaan Dokter dan sarana kesehatan, pada saat yang bersamaan di Eropa terdapat kepercayaan bahwa mandi itu dapat mengakibatkan penyakit tertentu, dan menggunakan sabun sebagai alat pembersih sangat berbahya bagi mereka.

Para Ilmuwan di Masa Khalifah yang berpengaruh :

Al Khawarizmi orang pertama yang menyusun al Jabar.

Jabir bin Hayan ahli Kimia yang terkenal.

“Saya temukan” (Eureka..!) kata Al Biruni orang yang meletakkan sebuah teori sederhana guna mengetahui volume dari lingkungan geologis.

Khalifah al Makmun mendirikan observatorium untuk para astronomnya Muhammad, Ahmad dan Hasan Bin Musa (Banu Musa asy Syakir).

Avicena (Ibnu Sina 980 - 1037) dan Algazel (Al Ghazali 1053 – 1111) sudah memikirkan hitung diferensial, 700 tahun sebelum orang Inggris Newton dan orang Jerman Leibniz.

Tags: warisan islam

Prev: Menolak Hukum Allah?Next: Misi Islam

Page 8: Belajar Ngi'Rab Yuk!

Biografi As-Syathibi dan Pemikiran-Pemikirannya dalam

Ushul Fiqh[1]Oleh: Tsuroyya Alluma'i[2]

  Muqaddimah 

Seiring dengan perputaran poros waktu, permasalahan-permasalahan pun kian bergulir. Hal inilah yang menggelitik para fuqoha' untuk terus menggali sumber-sumber hukum demi mencari solusi masalah kekinian yang terus menjamur. Dan hal ini pula yang mengakumulasi pemikiran-pemikiran yang berbeda satu sama lain sehingga terjadilah pemetakan ummat Islam dalam beberapa madzhab.

Methodologi inferensi hukum (istinbath al-hukm) yang diterapkan pun berbeda-beda. Sebagian lebih mengedepankan literatur teks dan mengabaikan maqashid al-syari’ah, dan sebagian lain justru mengedepankan maqashid al-syari’ah yang salah kaprah. Asy-Syafi'i yang menurut sebagian orang terlalu literalistik-bibliolatristik (harfiyyah) dan kurang menghiraukan maqashid al-syari’ah, kaum sufi yang tenggelam dalam mistisisme, kalangan Dhahiriyyah yang mengklaim bahwa sebuah teks mampu merefleksikan maqashid al-syari’ah dengan sendirinya, kalangan Bathiniyyah yang meyakini bahwa 'ilm yang otoritatif berada di tangan imam al-ma'shum, serta ahl al-qiyas yang mengunggulkan analoginya daripada suara teks. Di tengah peliknya permasalahan yang menimbulkan perpecahan tersebut, As-Syathibi mencoba untuk mensinkronkan antara suara teks dan maknanya. Riwayat Hidup As-Syathibi             Asy-Syathibi  yang bernama asli Ibrahim bin Musa bin Muhammad ini hidup di Granada. Granada adalah sebuah kerajaan Islam yang berada di bawah pemerintahan Daulah Umawiyah yang mengikuti aturan-aturan Andalusia Selatan (Spanyol). Kerajaan ini dibatasi oleh Selat Giblaltar di sebelah selatan, daerah-daerah Jayyan, Cordova, dan Isybiliyah di sebelah utara, wilayah Mursiyah dan pantai Laut Tengah di sebelah timur, dan daerah Qodis di sebelah barat.[3]            Dalam sejarahnya, Granada beberapa kali alih kekuasaan. Ia pernah berada di bawah pemerintahan orang Barbar lalu jatuh ke tangan Al-Murobithun, Daulah Islamiyah yang berada di Maghrib dan Andalusia selama 60 tahun. Daulah ini dirintis oleh Abu Bakar bin Umar (wafat: 1087 M) dan mengikuti ajaran salaf dalam bermadzhab. Setelah itu, Granada dikuasia oleh Al-Muwahhidun, Daulah Islamiyah yang ada di sebelah utara Afrika dan Spanyol pada tahun 541 H (1156 M). Daulah ini dirintis oleh orang Barbar yang bernama Mahammad bin Tumrat dan mengikuti ajaran sufi.

Page 9: Belajar Ngi'Rab Yuk!

            Saat itulah Muhammad bin Yusuf bin Hud Al-Jadzami mendakwakan wajibnya pembebasan Andalus dari Muwahhidun dan orang-orang Nasrani serta menghidupkan kembali syari'ah dan sunnah-sunnahnya. Saat itu pula Muhammad bin Yusuf An-Nashri yang biasa dikenal dengan Ibnu Ahmar meletakkan batu landasan Kerajaan Islam Granada.            Awalnya, masyarakat Granada hidup dalam kesejahteraan dan kemakmuran. Granada dengan mudah menjalin hubungan perekonomian dan perdagangan dengan daulah lain karena perpindahan kaum muslimin dari kotanya akibat penguasaan orang-orang Nasrani. Hal ini pulalah yang menjadikan Granada sebagai markaz perdagangan terbesar di Eropa. Selain itu Granada juga merupakan penghasil barang tambang seperti besi, emas, dan perak. Namun keadaan itu berubah akibat ulah tangan-tangan mereka sendiri. Granada menjadi kerajaan yang penuh dengan kelaparan dan ketakutan.            Di luar semua itu, keilmuan di Granada tergolong maju. Gerakan pemikiran mulai muncul pada pertengahan awal abad 7 H. Di sinilah Asy-Syathibi menjadi saksi hidup perjalanan Granada dengan warna-warni corak agamanya serta pola pemikiran yang semakin maju.            Nasab Asy-Syathibi disandarkan pada Lakhm bin 'Adi sehingga disebut sebagai Al-Lakhmiy. Lakhm adalah salah satu kabilah arab dari Yaman yang tinggal di Syam yaitu kota kelahiran Nabi Isa a.s, Betlehem (Bait al-lahm). Sebagian orang mengatakan bahwa bait al-lahm menggunakan ha' namun sebenarnya ia menggunakan kho'.[4] Disebut Al-Gharnathi karena ia hidup di Granada dan disebut Asy-Syathibi berdasar pada tempat tinggalnya yang lebih spesifik yaitu Syathibah, kota besar dan maju yang berada di sebelah timur Andalus, sebelah timur Cordova.            Tidak ada keterangan pasti kapan Asy-Syathibi dilahirkan. Tapi Ust. M. Abu Ajfan memperkirakan bahwa Asy-Syathibi lahir sekitar tahun 720 H berdasarkan sejarah beliau yang dimulai sebelum meninggalnya Syekh Abu Ja'far Ahmad bin Ziyat tahun 728 H.            Asy-Syathibi tumbuh dalam lingkungan yang sarat dengan keilmuan serta pemikiran Islam. Hal inilah yang mempengaruhi perkembangan jiwanya hingga membentuknya menjadi seorang imam yang berakhlaqul karimah, yang selalu menyerukan perdamaian, ketakwaan, wara', zuhud, dan iffah.[5]            Perjalanan hidupnya tak pernah lepas dari dakwah Islam hingga akhir hayatnya. Ia pun menutup mata pada hari Selasa, 8 Sya'ban 790 H di Granada.[6] Riwayat Pendidikan Asy-Syathibi             Asy-Syathibi telah mempelajari banyak bidang keilmuan sejak kecil. Ia tak pernah terkungkung dalam satu bidang ilmu tanpa ilmu lain. Ia pun memulai pencarian ilmunya dengan 'ulum al-wasail dan 'ulum al-maqashid. Dia mempelajari ilmu-ilmu yang bisa mengantarkan pada pemahaman maqashid al-syari'ah serta rahasia-rahasia di dalamnya.             Dalam perjalanan keilmuannya, Asy-Syathibi tak lepas dari 27 Syekh pembimbingnya. Yaitu:

1. Syekh Ziyat Al-Kala'i

Page 10: Belajar Ngi'Rab Yuk!

Nama asli beliau adalah Abu Ja'far Ahmad bin Hasan bin Ali bin Ziyat Al-Kala'i. Beliau wafat pada tahun 728 H. Dan salah satu qoul beliau yang dikutip oleh Asy-Syathibi adalah "kalau saja saya mempunyai bait mal maka akan saya gunakan untuk membiayai para pencari ilmu karena mereka adalah panutan dan pegangan kita".

2. Syekh Ibnu Ali Al-Fakhkhar Al-BairiNama asli beliau adalah Muhammad bin Ali, Abu Abdillah Al-Fakhkhar Al-Bairi dan wafat pada tahun 754 H.

3. Syekh Abu Abdillah Al-AbdariBeliau adalah Muhammad bin Muhammad bin Bibs Al-Abdari Al-Nahwi dan waft pada tahun 756 H. Sedang menurut sebagian riwayat pada tahun 753 H.

4. Syekh Abu Ja'far Al-SyaqwariBeliau adalah Abu Ja'far Ahmad bin Abu Al-Basyar Adam Al-Syaqwari. Beliau adalah syekh yang ahli dalam fiqh, nahw, dan faroidl.

5. Syekh Abu Said bin LubbBeliau adalah Faraj bin Qashim bin Ahmad bin Lubb Al-Taghallubi, syekhnya para syekh di Granada. Beliau wafat pada tahun 782 H.

6. Syekh Muhammad Al-BalansiBeliau adalah Muhammad bin Ali bin Ahmad bin Muhammad Al-Ausi Al-Balansi Abu Abdillah dan wafat pada tahun 782 H.

7. Syekh Ibnu Muhammad Al-YahshibiBeliau adalah Muhammad bin Abu Al-Hajjaj Yusuf bin Abdullah bin Muhammad Abu Abdillah Al-Yahshibi dan wafat pada tahun 773 H.

8. Syekh Abu Abdillah Al-Muqri Al-Jadd   Beliau adalah Muhammad bin Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar bin Yahya bin Abd Al-Rahman Al-Qarsyi Al-Muqri Abu Abdillah dan wafat pada tahun 789 H.

9. Syekh Al-sabtiBeliau adalah Muhammad bin Ahmad bin Muhammad A-Husni Al-Sabti dan wafat pada tahun 760 H.

10. Syekh Al-TalamsaniBeliau adalah Muhammad bin Ahmad bn Ali bin Yahya bin Ali bin Muhammad dan wafat pada tahun 771 H.

11. Syekh Abu Ali Manshur bin Ali bin Abdullah Al-Zawawi 12. Syekh Syams Al-Din Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin

Muhammadbin Marzuq, Abu Abdillah. Beliau wafat pada tahun 781 H.13. Syekh Abu Bakar Muhammad bin Umar bin Ali Al-Qarsyi al-Hasyimi.14. Syekh Abu Al-Qasim. Beliau wafat pada tahun 751 H.15. Syekh Ibn Al-Nadzir16. Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Ibrahim Al-

Khaulani17. Syekh Abu Ja'far Ahmad bin Ridlwan bin Abd Al-Adzim 18. Syekh Ibn Al-Bakka' Abu Abdillah Muhammad ibn Al-Bakka'19. Syekh Ibnu Baqi Muhammad bin Said bin Ahmad bin Lubb bin Hasan

bin Baqi. Beliau wafat pada tahun 791 H.

Page 11: Belajar Ngi'Rab Yuk!

20. Imam Ahmad ibn Al-Rawiyah Abu Ja'far. Beliau wafat pada tahun 763 H.

21. Syekh Al-Sururi Al-Miknas Yusuf bin Ali bin Abd Al-Wahid bin Musa. Beliau wafat pada tahun 781 H.

22. Syekh Al-Syaqwari Muhammad bin Ali Abu Abdillah Al-Syaqwari23. Syekh Al-Balawi Khalid bin Isa bin Ahmad bin Ibrahim Abb Al-Baqa'.

Beliau wafat pada tahun 818 H.24. Syekh Al-Namiri Ibrahim bin Abdullah bin Ibrahim bin Musa bin

Ibrahim bin Abd Al-Aziz. Beliau wafat pada tahun 777 H.25. Al-Kahili Ali Abu Al-Hasan26. Syekh Ahmad bin Qasim bin Abd al-Rahman. Beliau wafat pada tahun

779 H.27. Syekh Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Sa'ad Al-

Anshar bin Al-Haffar. Beliau wafat pada tahun 811 H.Dari guru-gurunya, Asy-Syathibi telah menguasai berbagai macam bidang

keilmuan seperti nahwu, shorof, balaghah, bahasa dan sastra, tafsir, hadits, aqidah, 'ilm al-kalam, manthiq dan jadal, ilmu falak, ilmu hisab, kedokteran, 'ilm al-fiqh wa ushuluhu, serta syi'r.

Asy-Syathibi bukan hanya berhasil dalam mempelajari berbagai macam bidang keilmuan tapi juga berhasil mentransfer ilmunya. Terbukti dengan banyaknya murid yang menimba ilmu kepadanya. Seperti:

1. Imam Ibnu Ashim, Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ashim Abu Yahya.

2. Al-Qadhi Ibnu Ashim, Abu Bakar Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ashim Al-Gharnathi.

3. Imam Abu Abdillah Al-Majari, Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Abd Al-Wahid Al-Majari.

4. Syekh Muhammad Al-Bayani, Muhammad Abu Abdillah Al-Bayani.5. Syekh Abu Ja'far Al-Qashshar.

Selain itu Asy-Syathibi juga menuangkan buah pemikirannya dalam beberapa buku. Misalnya:

1. Al-Muwafaqat, buku yang menerangkan tentang rahasia-rahasia di balik hukum taklif  Buku ini tadinya berjudul al-Ta’rif bi Asrar al-Taklif namun Asy-Syathibi menggantinya setelah bermimpi gurunya yang mengatakan bahwa buku karangannya berjudul Al-Muwafaqat.[7]

2. Al-I'tisham,buku yang menerangkan tentang bid’ah dan seluk beluknya3. Al-Maqashid al-syafiyah fi syarhi khulashoh al-kafiyah, buku Ilmu Nahwu

yang merupakan syarah dari Alfiyyah Ibn Malik. 4. Al-Majalis, buku yang merupakan syarah dari Kitab al-Buyu’ yang terdapat

dalam Shahih al-Bukhari5. Unwan al-ittifaq fi 'ilm al-isytiqaq, buku tentang Ilmu Sharf dan Fiqh

Lughah.6. Ushul al-nahw, buku yang membahas tentang Qawaid Lughah dalam Ilmu

Sharf dan Ilm Nahwu7. Al-ifadat wa al-insyadat, buku yang menggambarkan perjalanan hidup

Asy-Syathibi sekaligus menyebutkan guru-guru dan murid-muridnya.

Page 12: Belajar Ngi'Rab Yuk!

Sedangkan buku Fatawa Asy-Syathibi bukanlah hasil tulisan Asy-Syathibi melainkan hanya merupakan kumpulan fatwa-fatwanya yang tersebar dalam kitab Al-I'tisham dan Al-Muwafaqat. Pemikiran-Pemikiran Asy-Syathibi dalam Ushul Al-Fiqh             Pemikiran-pemikiran Asy-Syathibi sebenarnya bukan hanya dalam masalah ushul fiqh. Namun penulis sengaja menitik beratkan pada masalah ini karena menurut penulis, hal ini adalah permasalahan yang paling urgen dan membutuhkan pembahasan yang tidak sedikit.            Bermula dari fenomena yang terjadi pada masanya, yang telah disinggung dalam muqaddimah, Asy-Syathibi meracik buah karyanya demi merespon tantangan berbagai kultur hukum yang ada.             Dalam bukunya, Al-Muwafaqat, Asy-Syathibi membagi al-maqashid menjadi dua. Yaitu qashdu asy-syari' dan qashdu al-mukallaf. Kemudian ia membagi qashdu al-syari' menjadi 4 yaitu: 

1. Qashdu al-Syari’ fi Wadh’i al-Syari’ah (maksud syari' dalam menetapkan syariat).

Menurut Asy-Syathibi, Allah menurunkan syariat (aturan hukum) tiada lain adalah untuk mengambil kemaslahatan dan menghindari kemadaratan (jalbul mashalih wa dar’ul mafasid). Dengan kata lain, aturan-aturan hukum yang Allah tentukan hanyalah untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Asy-Syathibi kemudian membagi maslahat ini menjadi tiga bagian yaitu dharuriyyat  (primer), hajiyyat  (skunder) dan tahsinat  (tersier, lux). Maqashid atau Maslahat Dharuriyyat adalah sesuatu yang mesti adanya demi terwujudnnya kemaslahatan agama dan dunia. Yang termasuk maslahat atau maqashid dharuriyyat ini ada lima, yaitu: agama (al-din), jiwa (al-nafs), keturunan (an-nasl), harta (al-mal) dan aqal (al-aql). Sedangkan cara menjaga lima hal tersebut ada dua, yaitu: dengan cara manjaga dan memelihara hal-hal yang dapat melanggengkan keberadaannya dan mencegah hal-hal yang menyebabkan ketiadaannya. Maqashid atau Maslahah Hajiyyat adalah sesuatu yang sebaiknya ada agar dalam melaksanakannya leluasa dan terhindar dari kesulitan. Misalnya, dalam masalah ibadah adalah adanya rukhsah; shalat jama' dan qashar bagi musafir. Maqashid atau Maslahah Tahsinat adalah sesuatu yang sebaiknya ada demi sesuainya dengan keharusan akhlak yang baik atau dengan adat. Kalau sesuatu ini tidak ada, maka tidak akan menimbulkan kerusakan atau hilangnya sesuatu juga tidak akan menimbulkan masyaqah dalam melaksanakannya, hanya saja dinilai tidak pantas dan tidak layak manurut ukuran tatakrama dan kesopanan. Di antara contohnya adalah menutup aurat dan hilangnya najis. 

2. Qashdu al-Syari’ fi Wadh’I al-Syari’ah lil Ifham (maksud Syari’ dalam menetapkan syari’ahnya ini adalah agar dapat dipahami).

Ada dua hal penting yang dibahas dalam bagian ini. Pertama, syari’ah ini diturunkan dalam Bahasa Arab sebagaimana firmanNya dalam surat Yusuf ayat 2; as-Syu’ara: 195. Oleh kerena itu, untuk dapat memahaminya harus terlebih

Page 13: Belajar Ngi'Rab Yuk!

dahulu memahami seluk beluk dan uslub bahasa Arab. Termasuk ilmu-ilmu lain yang erat kaitannya dengan lisan arab, seperti Ushul Fiqh, Mantiq, Ilmu Ma’ani dan yang lainnya. Kedua, bahwa syari’at ini ummiyyah. Maksudnya untuk dapat memahaminya tidak membutuhkan bantuan ilmu-ilmu alam seperti ilmu hisab, kimia, fisika dan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar syari’ah mudah dipahami oleh semua kalangan manusia. Apabila untuk memahami syari’at ini memerlukan bantuan ilmu lain seperti ilmu alam, paling tidak ada dua kendala besar yang akan dihadapi manusia umumnya, yaitu kendala dalam hal pemahaman dan dalam pelaksanaan. 

3. Qashdu al-Syari’ fi Wadh’I al-Syari’ah li al-Taklif bi Muqtadhaha (maksud Syari’ dalam menentukan syari’at adalah untuk dilaksanakan sesuai dengan yang dituntutNya).

Ada dua macam taklif menurut Asy-Syathibi, yaitu:Pertama, taklif yang di luar kemampuan manusia (at-taklif bima laa yuthaq). Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa tidaklah dianggap taklif apabila berada di luar batas kemampuan manusia. Kedua, taklif yang di dalamnya terdapat masyaqah atau kesulitan (al-taklif bima fiihi masyaqqah). Menurut Asy-Syathibi, dengan adanya taklif, Syari’ tidak bermaksud menimbulkan masyaqah bagi pelakunya (mukallaf) akan tetapi sebaliknya, di balik itu ada manfaat tersendiri bagi mukallaf.

 4. Qashdu al-Syari’ fi Dukhul al-Mukallaf Tahta Ahkam al-Syari’ah

Mukallaf melaksanakan hukum syari'at untuk mengeluarkannya dari tuntutan dan keinginan hawa nafsunya sehingga ia menjadi seorang hamba yang  dalam istilah Asy-Syathibi disebut: hamba Allah yang ikhtiyaran dan bukan yang idthiraran. 

Ikhtitam 

Asy-Syathibi yang notabene adalah seorang ulama Maliki—bahkan Muhammad Makhluf menjadikannya sebagai ulama Maliki tingkatan ke-16 cabang Andalus[8]—namun ia tetap menghargai ulama-ulama madzhab lainnya. Ia bahkan mencoba menyelaraskan dua madzhab, Maliki dan Hanafi. Ia juga memperbaharui pemahaman syari’ah dengan jalan membawa aqal untuk memahami maqashid dan rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya hingga mendapat julukan Mujaddid fi al-Islam.

Selain itu, Asy-Syathibi juga mentransformasikan ushul fiqh dari karakter dhanni ke karakter qath'i. Untuk itu, ia menggunakan methode  observasi-induktif (istiqra') yaitu meneliti banyak dalil juz'i untuk mencapai muara hukum yang kulli.

Asy-Syathibi tidak melakukan semua ini tanpa bekal keilmuan karena ia adalah ulama besar yang tidak puas dengan satu ilmu ataupun satu guru. Para syekhnya pun bukan sembarang orang. Mereka adalah para ulama yang telah mendapat akreditas akan khazanah keilmuan yang mereka miliki.

Sedangkan dalam pemikirannya, secara garis besar, Asy-Syathibi mengatakan bahwa hukum Syari'ah ada demi kemaslahatan manusia, bukan demi kepentingan Allah Rabb al-alamin

Page 14: Belajar Ngi'Rab Yuk!

Re: Apakah Al Quran Alat Kekuasaan Khalifah?

by HILLMAN » Sat Mar 21, 2009 3:52 am

Tambahan informasi mengenai para penulis hadits.

1. Imam Muslim nama lengkap ialah Abu Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi al-Nisaburi, tahun lahir tidak diketahui, meninggal tahun 261 H di Nisabur, Persia.

2. Imam Tirmizi nama lengkap ialah Abul Hasan Muhammad bin Isa berasal dari desa Tirmiz di-pantai sungai Jihun di bukhara, lahir tahun 209 H dan meninggal tahun 267 H.

3. Imam Nasa’I nama lengkap ialah Abu Abdirrahman Ahmad bin Syu’ib bin ‘Ali bin Bahar bin Sizam bin dinar al-Nasa’I al-Syafi’i, lahir di Khurasan pada tahun 214 H dan meninggal di Ramallah, Palestin pada tahun 302 H.

4.Imam Ibnu Majah nama lengkap ialah Muhammad bin Yazid Abi Abdillah Ibnu Majah al-Khuzaini,lahir tahun 207 H dan meninggal tahun 273 H.

5. Imam Malik bin Anas nama lengkap ialah Malik bin Anas bin Abi Amir al-Ansari,dan di gelari Abu Abdillah.Lahir di Madinah pada antara tahun 93 atau 95 H dan meninggal tahun 179 H.

6.Imam Ahmad bin Hanbal nama lengkap ialah Ahmad bin Muhammad bin Hilal al-Syaibani. Lahir di Baghdad pada tahun 164 H dan meninggal tahun 241 di Baghdad.

7.Imam Baihaqi Lahir pada tahun 384 H dan meninggal di Nisabur Persia pada tahun 458 H.

8.Imam Syafi’i nama lengkap ialah Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Abbas bin uthman bin Syafi’I bin Said bin ‘Ubaid bi Abdi Yazin bin Hisyam bin Abdul Mutalib bin Abdi Manaf al-Qurasyi al-Muttalabi, tahun lahir 150 H dan meninggal tahun 204 H.

9. Imam Daruqutni nama lengkap ialah Abu Hasan Ali bin Umar al-Daruqutni, tahun lahir tidak diketahui dan meninggal tahun 385 H.

10. Imam Abu Nuim nama lengkap ialah Abu Nuim bin Abdullah al-Asfahani, lahir pada tahun

Page 15: Belajar Ngi'Rab Yuk!

334 H dan meninggal tahun 430 H.