Belalang Kembara PP

download Belalang Kembara PP

of 13

Transcript of Belalang Kembara PP

Belalang Kembara (Locusta migratoria)

Marfologi Biologi Belalang dewasa panjang tubuhnya 35-50 mm pada jantan, 45-55 mm pada betina. dewasa gregarius bervariasi dalam ukuran antara 40 dan 60 mm menurut jenis kelaminnya dan lebih kecil daripada dewasa yang hidup soliter. Frons vertical; elytra panjang, mengkilat, 43.5-56.0 mm pada jantan, 49.0-61.0 mm pada betina.

Warna dan ukuran belalang kembara bervariasi sesuai fase (bentuk gregarius atau soliter) dan umur. Nimfa gregarius berwarna kuning hingga oranye dengan bintik-bintik hitam. Nimfa soliter berwarna hijau atau coklat.

Gambar 1.

gambar 2.

DISTRIBUSI Belalang kembara (Locusta migratoria) memiliki sebaran yang luas, mulai dari Afrika, Asia, Australia, dan Selandia Baru. Belalang ini juga tersebar pada hampir semua daerah beriklim sedang dan tropis di belahan timur bumi, batas utara di Eurasia hingga batas selatan zona taiga, bagian tengah dan selatan Eropa, Kaukasus, selatan Siberia dan Primorskii Territory, Kazakhstan, Asia Tengah, pulau Kurile.

EKOLOGI

Setelah telur belalang menetas, perkembangan berlangsung 35-40 hari (yaitu, 7-8 hari untuk setiap instar). Nimfa fase gregarius umumnya ada bersama kelompok pada hari-hari pertama setelah menetas. Kepadatan maksimum mencapai 80.000 indidvidu/m2 untuk nimfa instar pertama dan 7.000 individu/m2 untuk nimfa instar ke-5. Nimfa instar ke-5 dapat bermigrasi mencapai 3 km/hari. Pengembaraan (migrasi) belalang dimulai sekitar 10 hari setelah bersayap. Kopulasi mulai terjadi dalam 2-4 minggu setelah bersayap; dalam 2-3 minggu, betina mulai bertelur.

Perkembangan populasi belalang juga terjadi akibat dari perubahan iklim dengan curah hujan rata-rata 177,9 mm/tahun dengan hari hujan 11,3 kali/bulan; suhu rata-rata berkisar 23,6C 26,8C dengan rata-rata suhu siang hari 31,1C. Belalang kembara memiliki alat indra mata, telinga dan kumis yang digunakan sebagai antena. Alat indra tersebut berfungsi untuk mengatur sistem perpindahan, informasi serta komunikasi antara jantan dan betina dalam perkembangbiakannya. Belalang kembara fase gregarius aktif terbang pada siang hari dalam kelompokkelompok besar. Pada senja hari, kelompok belalang hinggap pada suatu lokasi.

POLIFENISME Belalang kembara bersifat polyphonic, yaitu memiliki fase transisi (intermediate) antara dua fenotipe utama dalam responnya terhadap kepadatan populasi, fase soliter dan fase gregarius. Karena meningkatnya kepadatan populasi, belalang berubah secara progresif dari fase soliter ke fase gregarius melalui fase intermediate Gambar 8.

Gambar 8.

SIGNIFIKANSI EKONOMI Nimfa dan dewasa fase gregarius sangat berbahaya bagi tanaman gandum, jagung, beras, sorgum, kacang polong, kacang panjang, kentang, tembakau, semangka, melon, dan jenis labu lainnya, kapas, sayuran, tanaman buah yang masih muda, tanaman hutan, dan tanaman rempah, padang rumput ternak.

Studi Kasus Kumbara Populasi belalang kembara yang sangat tinggi dapat menimbulkan kerusakan tanaman holtikultura (padi, jagung dan sayur-sayuran) sampai dengan tanaman kelapa sawit. Pada tahun 1999 serangan hama belalang kembara mencapai 9 kecamatan di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, dengan luas daerah serangannya mencapai 4420 ha daerah pertanian dan perkebunan.

PENGENDALIAN Belalang kembara dapat dikendalikan melalui pengendalian dengan musuh alami.o Menggunakan: jamur Metarhizium anisopliae dan Beauveria bassiana. o kultur teknis: pola tanam dengan cara pengaturan pola tanam dan sanitasi lingkungan, fisik/mekanis.

o pemusnahan kelompok telur dengan pengolahan tanah langsung dan penangkapan dengan menggunakan jaring kemudian dimusnahkan. o Pengendalian dengan insektisida berbahan aktif BPMC, betasiflutrin, deltametrin, klorprifos, sipermetrin, tiodikarb, MIPC, fipronil, dan karbaril.