Beton_K-175

11
Kelas dan Mutu Beton 1. Beton Kelas I Beton kelas I adalah beton untuk pekerjaan- pekerjaan non struktural yang pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian khusus. Pengawasan mutu hanya dibatasi pada pengawasan ringan terhadap mutu bahan- bahan, sedangkan terhadap kekuatan tekan tidak disyaratkan. Pemeriksaan mutu beton kelas I dinyatakan dengan Bo. 1. B-0, K-100, K-125, K-150, K-175, K-200 adalah mutu beton untuk konstruksi Non Stuktual) 2. Beton Kelas II Beton kelas II adalah beton untuk pekerjaan struktural secara umum. Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan di bawah pengawasan tenaga ahli. Beton kelas II dibagi dalam mutu-mutu standart B1, K125, K175, K225. Pengawasan mutu terdiri dari pengawasan yang ketat terhadap bahan-bahan dengan keharusan untuk memeriksa beton secara kontinyu. K-225, K-250, K-275, K-300 adalah mutu beton untuk Konstuksi Struktural ( misal: lantai, jalan, kolom, dsb 3. Beton Kelas III Beton kelas III adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan struktural dimana dipakai mutu beton dengan kekuatan tekan lebih tinggi dari K125 kg/cm 2 . Dalam pelaksanaannya memerlukan keahlian khusus dan memerlukan laboratorium dengan peralatan yang lengkap yang dilayani tenaga-tenaga ahli yang dapat melakukan pengawasan mutu beton secara kontinyu. K-350, K-325, K-375, K-400, K-450, K-500 adalah beton khusus pratekan ( misal: balok, jembatan, dsb) maksud dari K175 itu: sebenarnya K175 Mpa. itu menggambarkan kekuatan tekan beton itu adalah 175 Mpa setiap satuan luas permukaan kubus yang berdimensi 15x15x15 cm. K - XXX menyatakan karakteristik dari kuat tekan beton yang digunakan. karakteristik beton beda-beda, tergantung perbandingan campurannya K - 175 artinya kuat tekan betonnya 175 kg/cm2 K- 225 artinya kuat tekan betonnya 225 kg/cm2 dan seterusnya. Beton mutu K - 175 juga kira-kira setara dengan mutu beton fc' 14,5 MPa atau kuat tekan 14,5 MPa / m2. Untuk mendapat kuat tekan beton ini, tergantung campurannnya terutama semen dan air, semakin sedikit air semakin bagus. biasanya kuat tekan ini diperoleh setelah betonnya berumur 28 hari (dari pembuatan). Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 14,5 MPa (K 175), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,66 Kebutuhan Satuan Indeks Bahan Portland cement 326,000 kg PB 760 kg KR (maksimum 30 mm) 1029 kg Air 215 Liter Tenaga kerja Pekerja OH 1,650 OH Tukang batu OH 0,275 OH Kepala tukang OH 0,028 OH Mandor OH 0,083 OH

description

Beton K175

Transcript of Beton_K-175

Page 1: Beton_K-175

Kelas dan Mutu Beton

1. Beton Kelas I

Beton kelas I adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan non struktural yang pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian khusus. Pengawasan mutu hanya dibatasi pada pengawasan ringan terhadap mutu bahan-bahan, sedangkan terhadap kekuatan tekan tidak disyaratkan. Pemeriksaan mutu beton kelas I dinyatakan dengan Bo.

1. B-0, K-100, K-125, K-150, K-175, K-200 adalah mutu beton untuk konstruksi Non Stuktual)

2. Beton Kelas II

Beton kelas II adalah beton untuk pekerjaan struktural secara umum. Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan di bawah pengawasan tenaga ahli.

Beton kelas II dibagi dalam mutu-mutu standart B1, K125, K175, K225. Pengawasan mutu terdiri dari pengawasan yang ketat terhadap bahan-bahan dengan keharusan untuk memeriksa beton secara kontinyu.

K-225, K-250, K-275, K-300 adalah mutu beton untuk Konstuksi Struktural ( misal: lantai, jalan, kolom, dsb

3. Beton Kelas III

Beton kelas III adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan struktural dimana dipakai mutu beton dengan kekuatan tekan lebih tinggi dari K125 kg/cm2. Dalam pelaksanaannya memerlukan keahlian khusus dan memerlukan laboratorium dengan peralatan yang lengkap yang dilayani tenaga-tenaga ahli yang dapat melakukan pengawasan mutu beton secara kontinyu.

K-350, K-325, K-375, K-400, K-450, K-500 adalah beton khusus pratekan ( misal: balok, jembatan, dsb)

maksud dari K175 itu: sebenarnya K175 Mpa. itu menggambarkan kekuatan tekan beton itu adalah 175 Mpa setiap satuan luas permukaan kubus yang berdimensi 15x15x15 cm.

K - XXX menyatakan karakteristik dari kuat tekan beton yang digunakan. karakteristik beton beda-beda, tergantung perbandingan campurannya

K - 175 artinya kuat tekan betonnya 175 kg/cm2

K- 225 artinya kuat tekan betonnya 225 kg/cm2

dan seterusnya.

Beton mutu K - 175 juga kira-kira setara dengan mutu beton fc' 14,5 MPa atau kuat tekan 14,5 MPa / m2.Untuk mendapat kuat tekan beton ini, tergantung campurannnya terutama semen dan air, semakin sedikit air semakin bagus. biasanya kuat tekan ini diperoleh setelah betonnya berumur 28 hari (dari pembuatan).

Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 14,5 MPa (K 175), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,66

Kebutuhan Satuan Indeks

Bahan

Portland cement 326,000 kg PB 760 kg KR (maksimum 30 mm) 1029 kg Air 215 Liter

Tenaga kerja

Pekerja OH 1,650 OH Tukang batu OH 0,275 OH Kepala tukang OH 0,028 OH Mandor OH 0,083 OH

Page 2: Beton_K-175

kita sering menemukan istilah K pada beton yang diiringi dengan angka, misal K300, K275 dan K lainnya. Sejatinya istilah ini untuk menunjukkan kualitas beton dimaksud. Kualitas ini menentukan kemampuan dan kekuatan beton. Bila sebuah bangunan dibangun dengan beton yang kualitasnya dibawah standar yang dibutuhkan, dikhawatirkan kekuatannya tidak bertahan lama, bahkan mungkin membahayakan bagi pemakainya. Kualitas beton ini didapatkan selain dari ketepatan dalam memilih material yang digunakan, juga dari takaran material dalam pencampuran. 

Batu Split, Bahan Material BetonNah, bagaimana rumus takaran material dalam melakukan pencampuran bahan beton, berikut ini rumusan berdasarkan standar nasional Indonesia atau SNI : 

A. Beton K100 Untuk membuat 1 m3 beton mutu f’c = 7,4 MPa (K 100), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,87 diperlukan bahan :1. Portland cement 247,000 kg2. PB 869 kg3. KR (maksimum 30 mm) 999 kg

4. Air 215 Liter

B. Beton K125 Untuk membuat 1 m3 beton mutu f’c = 9,8 MPa (K 125), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,78 diperlukan bahan :1. Portland Cement 276,000 kg2. PB 828 kg3. kerikil (maksimum 30 mm) kg 1012 KR4. Air 215 Liter

C. Beton K150Untuk membuat 1 m3 beton mutu f’c = 12,2 MPa (K 150), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,72 diperlukan bahan :1. Portland cement 299,000 kg2. PB 799 kg3. Kerikil (maksimum 30 mm) 1017 kg4. Air 215 Liter

D. Beton K175 Untuk membuat 1 m3 beton mutu f’c = 14,5 MPa (K 175), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,66 diperlukan bahan :1. Portland cement 326,000 kg2. PB 760 kg3. KR (maksimum 30 mm) 1029 kg4. Air 215 Liter

E. Beton K200 Untuk membuat 1 m3 beton mutu f’c = 16,9 MPa (K 200), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,61 dibutuhkan bahan material :1. Portland cement 352,000 kg2.PB 731 kg3. KR (maksimum 30 mm) 1031 kg4. Air 215 Liter

F. Beton K225 

Untuk membuat 1 m3 beton mutu f’c = 19,3 MPa (K 225), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58 diperlukan bahan material :1. Portland cement 371,000 kg2. PB 698 kg3. KR (maksimum 30 mm) 1047 kg4. Air 215 Liter

G. Beton K250 Untuk membuat 1 m3 beton mutu f’c = 21,7 MPa (K 250), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,56 diperlukan bahan material :1. Portland cement 384,000 kg2. PB 692 kg3. KR (maksimum 30 mm) 1039 kg4. Air 215 Liter

H. Beton K275 Untuk membuat 1 m3 beton mutu f’c = 24,0 MPa (K 275), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,53 diperlukan bahan material :1. Portland cement 406,000 kg2. PB 684 kg3. Bahan KR (maksimum 30 mm) 1026 kg4. Air 215 Liter

I. Beton K300Untuk membuat 1 m3 beton mutu f’c = 26,4 MPa (K 300), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,52 diperlukan bahan material :1. Portland cement 413,000 kg2. PB 681 kg3. Bahan KR (maksimum 30 mm) 1021 kg4. Air 215 Liter

J. Beton K325 Untuk membuat 1 m3 beton mutu f’c = 28,8 MPa (K 325), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,49 diperlukan bahan material :

Page 3: Beton_K-175

1. Portland cement 439,000 kg2. PB 670 kg3. Bahan KR (maksimum 30 mm) 1006 kg4. water 215 Liter

K. Beton K350 Untuk membuat 1 m3 beton mutu f’c = 31,2 MPa (K 350), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,48 diperlukan bahan material :1. Portland cement 448,000 kg2. PB 667 kg3. KR (maksimum 30 mm) 1000 kg4. Air 215 Liter

Catatan : 1. Bobot isi pasir = 1.400 kg/m3, Bobot isi kerikil = 1.350 kg/m3, Bukling factor pasir = 20 %. 2. Perbandingan bahan tersebut dapat menghasilkan mutu beton mendekati rencana K sekian menyesuaikan kondisi bahan material dimana beton dibua

BETON MUTU YANG LEBIH TINGGI SANGAT MEMPENGARUHI KEKUATAN DAN EFISIENSI BIAYA KOMPONEN STRUKTUR KOLOM BETON BERTULANG

BETON MUTU YANG LEBIH TINGGI SANGAT MEMPENGARUHI KEKUATAN DAN EFISIENSI BIAYA KOMPONEN STRUKTUR KOLOM BETON BERTULANG

AbstrakPemakaian mutu beton (concrete)yang lebih

tinggi, adalah aspek yang sangat penting untuk menentukan besarnya kekuatan dan efisiensi biaya komponen struktur beton bertulang. Metode analisis biaya (cost analysis method) dengan “regresi dan korelasi”, dipergunakan untuk memprediksi besarnya efisiensi biaya komponen struktur bangunan gedung yang minimun, dan mutu beton. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi maksimum biaya komponen struktur beton bertulang untuk komponen struktur unsur tekan akan bertambah (maksimal sebesar 2,2% untuk peningkatan setiap 1 Mpa) besar seiring dengan peningkatan mutu beton sampai dibatasi oleh luas tulangan minimum komponen struktur. Efisiensi biaya komponen unsur tekan sebesar 42,4% terjadi pada mutu beton K-400.

Kata Kunci: Kekuatan, Efisiensi, Biaya, Mutu, Beton

I. PendahuluanBelajar dari Gempa Sumbar yang berkekuatan 7.6 Skala Richter (SR), dengan banyaknya bangunan gedung yang ambruk. Keseluruhan banguan yang ambruk tersebut adalah terjadi keruntuhan kolom lantai dasar. Konsep “kolom kuat balok lemah” yang selama ini terabaikan perlu diperhatikan dengan serius, di masa-masa mendatang. Menurut (Dipohusodo, 1994: 287), kolom menempatui posisi penting di dalam sistem struktur bangunan. Kegagalan kolom akan berakibat langsung pada runtuhnya total keseluruhan struktur bangunan. Gambar 1 memperlihatkan struktur-struktur kolom beton bertulang.

Gambar 1. Struktur Kolom Beton BertulangPada umumnya kegagalan atau keruntuhan komponen tekan tidak diawali dengan tanda dan peringatan yang jelas, bersifat mendadak. Oleh karena itu, dalam merencanakan struktur kolom harus memperhitungkan secara cermat dengan memberikan cadangan kekuatan lebih tinggi daripada untuk komponen lainnya. Gambar 1 memnperlihatan pelaksanaan pekerjaan kolom-kolom struktur beton, yang memenuhi persyaratan “kolom kuat balok lemah”, pada bangunan gedung Perpustakaan Universitas Islam Riau Pekanbaru.

Gambar.2 Struktur kolom kuat – Balok lemah

Hampir 60% meterial yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi di Indonesia adalah beton (concrete), pada umumnya dipadu dengan baja (composite) atau jenis lainnya (Mulyono, 2004: 135), tidak terkecuali dengan kota Pekanbaru, ibukonta Propinsi Riau. Dari keseluruhan bangunangedung yang ada di kota ini, keculai dua atau tiga bangunan dari struktur baja profil. Sedangkan yang lainnya (bisa dikatakan 99%)

Page 4: Beton_K-175

dengan struktur beton bertulang. Dengan penggunaan jenis konstruksi beton bertulang ini, secara otomatis akan meningkatkan pemakaian tulangan baja. Karena bajalah merupakan komponen material termahal dalam struktur beton bertulang, maka perlu direncanakan kombinasi yang ekonomis tapi tetap mengahasilkan kekuatan struktur kolom beton bertulang yang kuat.Beton bertulang adalah bahan yang sangat luas digunakan untuk sistem-sistem konstruksi. Beton sangat kuat terhadap tekan, kekuatan tarik beton relatif rendah, kira-kira 10% sampai 15% dari kekuatan tariknya (Ferquson, 1986:11), sebaliknya tulangan yang langsing lemah terhadap tekan, tetapi kuat untuk menahan gaya tarik. Kombinasi sifat kedua bahan ini sangat baik untuk memikul beban-beban yang bekerja. Dengan menaikkan mutu beton pada perencanaan struktur bangunan gedung, terutama pada komponen-komponen struktur berunsur tekan (seperti kolom), akan dapat mengurangi pemakaian tulangan baja dalam jumlah besar seperti pada struktur kolom dengan gaya eksentrisitas kecil, efisiensi pemakaian tulangan baja akan menjadi lebih besar. Harga material beton cor yang ada di kota Pekanbaru relatif murah bila dibandingkan dengan harga tulangan baja yang sangat mahal sebagai unsur biaya total beton bertulang.

II. Rumusan MasalahBedasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain sebagai berikut ini. Sampai seberapa besar efisiensi biaya dapat dicapai dengan peningkatan mutu beton terhadap komponen-komponen struktur tekan (struktur kolom) bangunan gedung tersebut?

Mengingat penggunaan mutu beton yang tinggi pada komponen tekan akan dibatasi oleh tulangan minimu, maka berapa mutu beton yang paling optimum yang dapat digunakan pada struktur kolom?

III. Landasan TeoriEkonomi konstruksi (construction economy) adalah upaya-upaya yang dilakukan dalam proses pra konstruksi maupun masa konstruksi dengan tujuan menekan biaya konstruksi (cost estimate). Penerapan construction economy ada dua versi, yang masing-masing mempunyai tujuan sendiri-sendiri, yaitu versi Owner dan versi kontraktor (Asiyanto,2003:46). Pemakaian mutu beton dan baja terhadap efisiensi biaya komponen struktur beton bertulang, dapat dikategorikan dalam versi Owner. Yang dimaksud dengan versi Owner adalah untuk menekan biaya investasi yaitu dengan sasaran menurunkan nilai kontrak proyek, agar kondisi proyek menjadi layak atau lebih layak lagi. Sedangkan versi kontraktor berbeda sekali, yaitu dengan sasaran mengendalikan pembiayaan, agar dapat memperoleh laba yang direncanakan dan menghindari resiko kerugian.Dalam menganalisis efisiensi biaya komponen struktur, mau tak mau harus melalui tahap analisis struktur. Menyiapkan data-data untuk mendapatkan saran-saran dalam pemilihan alternatif yang akan ditinjau. Pada tahap ini harus dilakukan perhitungan secara detail, sehingga akan didapatkan gambaran secara jelas. Perhitungan teknis dilakukan dengan bantuan soft ware yang dikenal dengan program SAP 2000, berguna untuk menghitung analisis dari struktur bangunan gedung. Program SAP 2000 versi 7.42 disamping mempunyai kecepatan dan ketelitian kerja yang tinggi, juga sangat tepat

dipakai untuk menganalisis berbagai model struktur, khususnya elemen frame, baik untuk dua dimensi (2D) maupun tiga dimensi (3D). Menurut (Wigroho, 2001:1), SAP 2000 merupakan program versi terakhir yang paling lengkap dari seri-seri program analisis SAP, baik SAP 80 maupun SAP 90. Keunggulan program SAP 2000 antara lain ditunjukkan dengan adanya fasilitas untuk desain elemen, baik untuk material baja maupun beton. Di samping itu juga adanya fasilitas disain baja dengan mengoptimalkan penampang profil yang paling optimal atau ekonomis.Analisis regresi meliputi beberapa pola persamaan regresi dan uraian tentang regresi linear. Persoalan yang menyangkut dan sekelompok peubah (variabel) seringkali dijumpai dalam praktek bila diketahui bahwa diantara peubah tersebut terdapat suatu bangunan alamiah. Hubungan antara variabel-variabel yang dicocokkan pada data percobaan ditandai dengan persamaan prediksi disebut ”persamaan regresi”(Walpole, 1995:404). Analisis korelasi digunakan untuk mengukur eratnya hubungan antara dua variabel dengan menggunakan suatu bilangan yang disebut ”koefisien korelasi” (Wapole, 1995:443). Pada penelitian untuk menyelidiki sejauh mana pengaruh peningkatan mutu beton terhadap suatu komponen struktur bangunan agar mendapatkan pemakaian tulangan baja yang seefisien mungkin, mutu beton disebut sebagai variabel bebas dan efisiensi tulangan baja disebut sebagai variabel tak bebas.

IV. Metode Penelitian

4.1 Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan dengan dua metode

Page 5: Beton_K-175

yaitu metode random dan non random dengan uraian sebagai berikut. Pengambilan data mix design dilakukan dengan secara acak (simple random sampling), yaitu pengambilan dilakukan secara acak tanpa strata dan memberikan peluang yang sama pada setiap unsur (elemen) populasi. Teknik ini dipilih berdasarkan asumsi bahwa metode yang dipergunakan pada laborotorium formal bersifat standar atau homogen. Pemilihan jenis atau tipe struktur ruko yang dipakai dalam penelitian dilakukan secara non-acak (purvosif sampling), yaitu pengambilan sampel secara sengaja dalam hal ini harus mengetahui apa kriteria dari sampel yang dipilih. Cara mendapatkan data primer dan data sekunder adalah sebagai berikut. Data primer, diperoleh dengan metode penelitian/pengamatan langsung yaitu langsung survey ke lapangan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan seperti mengambil dokumentasi struktur ruko (existing), mengukur dimensi komponen dan tulangan struktur ruko yang sedang dalam tahap pembangunan. Selain itu juga dilakukan wawancara kepada pihak terkait sebagai masukan data lanjutan. Data sekunder, data – data seperti mix design diperoleh dari laboratorium teknologi beton dari Fakultas Teknik Sipil Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru.Data-data primer maupun sekunder seperti mix design, survey harga satuan dan spesifikasi teknis yang dapat dipergunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar 2.

4.2 Cara AnalisisUntuk menganalisis harga satu kubik beton bertulang berbagai komponen struktur bangunan dengan berbagai mutu beton, dihitung berdasarkan koefisien BOW dan dari data mix design. Nilai besi per meter kubik beton bisa dirubah besarnya menjadi 2 sampai 2,5 atau lebih nilai berat besi BOW, atau disesuaikan dengan jumlah tulangan yang ada. Data analisis struktur ruko berupa luas tualangan untuk berbagai jenis komponen struktur diperoleh dari hasil analisis dengan mempergunakan program SAP 2000 versi 7.42, dengan elemen frame 3 (tiga) dimensi. Pengaruh pemakaian mutu beton dari K-175 s/d K-400 dianalisis dengan cara trial and error , dengan memasukkan nilai-nilai mutu beton tersebut ke dalam diagram interaksi kolom. Diagram interaksi kolom telah dipersiapkan dengan bantuan microsoft excel yang berdasarkan SKSNI. Contoh diagram interaksi yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 4. Diagram Interaksi Kolom Yang Digunakan

Analisis optimalisasi untuk mencari hubungan antara peningkatan mutu beton terhadap efisiensi jumlah tulangan maupun biaya komponen struktur bangunan, dipergunakan analisis regresi dan Korelasi. Interprestasi terhadap korelasi secara kasar atau sederhana dilakukan dengan mempergunakan pedoman pada tabel interpretasi koefisien product moment. Analisis regresi dan korelasi dipakai untuk mencari hubungan antara peningkatan mutu beton terhadap efisiensi jumlah tulangan maupun biaya komponen struktur bangunan. Teknik korelasi yang dipergunakan berhubungan dengan penelitian ini adalah korelasi ”product moment”. Koefisien korelasi product moment, diperoleh dengan merumuskan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (H0), dimana Ha dan H0.

V. Hasil dan Pembahasan

Komposisi campuran dari material-material tersebut diatas untuk satu meter kubik beton cor dapat dilihat dalam Tabel 5.1

Tabel 5.1 Komposisi Campuran untuk 1 m3 BetonMutu Beton Semen (Zak) Agg. Halus (m3) Agg. Kasar (m3) Admixture (kg) KeteranganK- 175 6.16 0.583 0.749 2.43

K- 225 6.84 0.545 0.761 2.74 K- 250 7.06 0.531 0.767 2.82 K- 300 7.74 0.496 0.778 3.10 K- 350 8.54 0.460 0.785 3.42

Page 6: Beton_K-175

K- 400 9.12 0.429 0.794 3.65 K- 175 6.16 0.583 0.749 2.43 Sumber : Laboratorium Konstruksi Beton Fakultas Teknik Universitas Islam Riau

Untuk kota Pekanbaru dari hasil analisis diperoleh harga satuan beton cor yang dipakai dalam analisis ini seperti yang tercantum dalam Tabel 5.2

Tabel 5.2 Daftar Harga Satuan Per Meter Kubik Beton CorMutu Beton Harga Satuan Bahan (Rp)(1) Harga Satuan Upah (Rp)(2) Harga/m3 (Rp)(3)=(2)+(1)K – 175 Rp246,266 Rp 180,245 Rp 426,511K – 225 Rp247,287 Rp 180,245 Rp 427,532K – 250 Rp251,749 Rp 180,245 Rp 431,994K – 300 Rp261,722 Rp 180,245 Rp 441,967K – 350 Rp270,184 Rp 180,245 Rp 450,429K – 400 Rp279,427 Rp 180,245 Rp 459,672

Daftar harga satuan hasil analisis dapat dilihat dalam Tabel 5.3.Tabel 5.3 Harga Satuan Komponen-Komponen Beton BertulangNo Meterial + Upah H. Satuan (Rp) Satuan1 baja tulangan U-24 10,643.94 per 1 kg2 baja tulangan U-32 14,222.51 per 1 kg3 baja tulangan U-39 15,082.89 per 1 kg4 begisting per m3 beton 723,110.00 per 10 m2

Hasil analisis SAP 2000 berupa momen, gaya geser dan gaya normal dibutuhkan seperti yang tercantum dalam Tabel 5.4.

Tabel 5.4 Daftar Gaya Dalam dan Hasil SAP 2000

No Jenis Frame Komponen Struktur Lantai Dimensi (mm) Momen(ton.m) Geser(ton)Normal(ton)Lebar Tinggi 1 Balok Balok Utama 2 250 450 7.466373 -5.333 2 Balok dag 3 250 450 6.913995 3.552 3 Kolom Kolom tengah 1 250 450 0.025336 -53.67574 Kolom tepi 1 250 450 -2.40683 -84.76715 Kolom tengah 2 250 450 0.101313 -32.79186 Kolom tepi 2 250 450 3.094312 -51.55727 Kolom tengah 3 250 450 0.009029 -12.15288 Kolom tepi 3 250 450 -3.38453 -20.0508

Besarnya pengaruh peningkatan mutu beton terhadap efisiensi biaya pada komponen struktur yang berunsur tekan dapat dilihat pada Tabel 5.5. Tabel 5.5 Pengaruh Peningkatan Mutu Beton terhadap Efisiensi Biaya pada Komponen Stuktur Berunsur TekanJenis Komponen Struktur Efisiensi Biaya (%)K-175 K-225 K-250 K-300 K-350 K-400Kolom tengah Lantai. 1 0 11.92843 11.54148 23.55407 35.33359 34.43008KolomTepi Lantai. 1 0 10.62493 21.20795 31.90785 42.40013 41.59536

Kolom tengah Lantai. 2 0 -0.45392 -0.97067 13.86546 14.23665 13.03008KolomTepi Lantai. 2 0 -0.45392 -0.97067 13.86546 14.23665 13.03008Kolom tengah Lantai. 3 0 -0.54665 -1.16897 7.053466 7.500489 6.047415KolomTepi Lantai. 3 0 -0.54665 -1.16897 7.053466 7.500489 6.047415

Dari Tabel 5.5 dapat dilihat peningkaran mutu beton pada komponen struktur berunsur tekan yaitu balok dapat meningkatkan efisiensi biaya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Pada Gambar 5.

Gambar 5. Pengaruh Peningkatan Mutu Beton terhadap Efisiensi Biaya padaKomponen Stuktur Berunsur Tekan

Berikut ini dianalisis pengaruh peningkatan mutu tulangan baja pada beton K-175 dan U-24Tabel 5.6 Pengaruh Peningkatan Mutu Baja terhadap EfisiensiNo. Jenis Komponen Struktur Efisiensi (%)U-32 U-391 Kolom tengah lantai 1 10.39246 8.3837892 Kolom tepi lantai 1 8.922628 6.7756253 Kolom tengah lantai 2 -1.98035 -4.100884 Kolom tepi lantai 2 -1.98035 -4.100885 Kolom tengah lantai 3 -1.76017 -3.644956 Kolom tepi lantai 3 -1.76017 -3.644957 Balok lantai 14.32083 12.771898 Balok dag 7.419842 5.6344469 Pelat lantai 9.135314 11.7922110 Pelat dag 6.341744 9.303607

Berdasarkan Tabel 5.6 dapat diketahui bahwa peningkatan mutu tulangan baja dapat

Page 7: Beton_K-175

meningkatkan efisiensi biaya komponen struktur pada komponen struktur yang berunsur tarik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Pada Gambar 6 dan Gambar7.

Gambar 6 Pengaruh Peningkatan Mutu Baja dari U-24 ke U-32 terhadapEfisiensi Biaya

Gambar 7 Pengaruh Peningkatan Mutu Baja dari U-24 ke U-39 terhadapEfisiensi BiayaUntuk memprediksi hubungan mutu beton dengan efisiensi biaya diluar enam mutu beton yang dipergunakan, digunakan grafik persamaan regresi linear sederhana. Regresi linear untuk masing-masing komponen struktur yang dimabil dari persamaan regresi pada Tabel 5.6, grafik hasil regresi dapat dilihat pada Gambar 8 .

Gambar 8. Grafik Persamaan Garis Hasil Korelasi Komponen StrukturBeberapa hal yang berkaitan dengan persamaan garis regresi ini dapat dijelaskan antara lain, sebagai berikut ini.1. Persamaan garis regresi untuk komponen struktur unsur tekan adalah positif, artinya semakin besar peningkatan mutu beton maka efisiensi biayapun akan semakin besar. Efisiensi biaya terbesar untuk kolom seharusnya terjadi pada mutu beton K-400, karena pada mutu beton ini luas tulangan tulangan kolom telah dibatas minimum, yakni 1.230,88 mm2, dimana luas tulangan minimumnya adalah 1.000 mm2(dapat dilihat pada Lampiran G.23).2. Berbeda halnya dengan komponen struktur

unsur tekan, komponen struktur unsur tarik mempunyai persamaan garis regresi yang negatif, artinya semakin besar peningkatan mutu beton maka efisensi biaya akan semakin kecil. Efisiensi biaya komponen struktur unsur tarik pada umumnya terjadi pada mutu beton yang rendah yaitu mutu beton K-175, karena pada komponen struktur unsur tarik seperti balok dan pelat, penambahan biaya akibat peningkatan mutu beton selalu lebih besar dibandingkan pengurangan biaya yang disebabkan oleh pengurangan tulangan baja. Pengaruh kenaikan 1 % harga baja hanya terjadi efisiensi biaya struktur sebesar 0,071%, hal ini dapat dilihat pada grafik yang ditunjukkan oleh Gambar 9 dengan persamaan garis linear adalah Y= 0,02286x - 0,0004 dengan R2=0,9912

Gambar 9. Grafik Hubungan Kenaikan Harga Baja terhadap Besarnya EfisiensiUntuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 10

Gambar 10. Pengaruh Kenaikan Harga Tulangan Baja terhadap Efisiensi Biaya

VI. kesimpulanAnalisis dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemakaian mutu beton dan baja terhadap efisiensi biaya komponen struktur beton bertulang, untuk bangunan ruko di kota Pekanbaru dan sekitarnya ini. Dari blok ruko tiga pintu berlantai tiga yang dianalisis, dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut ini.1. Efisiensi biaya komponen struktur unsur tekan akibat peningkatan mutu beton, lebih

besar dibandingkan komponen struktur unsur tarik. Efisiensi biaya maksimum pada komponen struktur unsur tekan didapat pada mutu beton yang tinggi (efisiensi biaya maksimum sebesar 42,4% terjadi pada kolom tepi lantai satu dengan mutu baja U-24 dan mutu beton K-350). Sedangkan pada komponen struktur unsur tarik didapat pada mutu beton yang rendah (efisiensi maksimum sebesar 9,743% terjadi pada balok lantai mutu baja U-39 dan mutu beton K-225).2. Efisiensi biaya komponen struktur ’unsur tekan’struktur kolom beton bertulang maksimum akibat peningkatan setiap 1 Mpa mutu beton, adalah sebesar 2,2 %. 3. Dengan regresi linear, efisiensi biaya pada kolom mempunyai nilai positif, sedangkan pada balok dan pelat bernilai negatif. Berarti pada komponen struktur unsur tekan akan terjadi efisiensi yang semakin besar sehubungan dengan peningkatan mutu, sebaliknya pada komponen unsur tarik akan terjadi efisiensi biaya yang semakin kecil sehubungan dengan peningkatan mutu beton.

VII. SaranUntuk menghindari kegagalan struktur kolom beton bertulang, seperti keruntuhan yang diakibatkan oleh gempa Sumbar baru-baru ini. Kolom perlu direncanakan mengikuti kaedah “kolom kuat balok lemah”, agar bisa diperoleh suatu struktur kolom sesuai dengan yang disyaratkan, maka perlu mempergunakan mutu beton yang lebih tinggi. Mutu beton yang lebih tidak hanya memperoleh suatu struktur kolom beton bertulang yang kuat, tetapi juga menghasilkan suatu struktur kolom yang sangat efisien