Biofarmasi famasi
-
Upload
dwi-yuli-yanto -
Category
Documents
-
view
169 -
download
8
description
Transcript of Biofarmasi famasi
ANALISIS INSTRUKSIONAL ( A I ) Mata kuliah : Biofarmasi Nomor Kode / SKS : FA 434720 / 2
TIU: Setelah mengikuti kuliah Biofarmasi ini, Mahasiswa semester IV Jurusan Farmasi FMIPA UNUD dapat menerapkan teori dasar Biofarmasi dalam merancang sediaan farmasi dengan benar. (C3)
1. Menjelaskan pengantar biofarmasi dan farmakokinetika (C2)
4. Menjelaskan biofarmasi sediaan yang diberikan melalui oral, rektum, kulit, mata, paru-paru dan parenteral (C3)
Farmaseutika Dasar Toksikologi Umum Kimia Fisik Farmasi Anatomi fisiologi manusia
„Entry Behavior“
2. Menjelaskan parameter yang berpengaruh terhadap penyerapan obat (C2)
3. Menjelaskan teori pelarutan dan transpor trasmembran. (C2)
5. Menerapkan evaluasi ketersediaan hayati sediaan farmasi (C3)
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JUDUL MATA KULIAH : BIOFARMASI NOMOR KODE : FA 434720 / 2 SKS DESKRIPSI SINGKAT : Mata kuliah ini membahas tentang pengantar ilmu biofarmasi dan farmakokinetika;
perjalanan dan nasib obat dalam tubuh; teori pelepasan, pelarutan, difusi, dan perlintasan membran/absorpsi; membran biologis dan mekanisme absorpsi; berbagai faktor yang berpengaruh terhadap pelepasan, pelarutan, dan absorpsi; biotransformasi sediaan yang diberikan melaui oral, rektal, kulit, mata, paru-paru, dan parenteral; serta evaluasi ketersediaan hayati farmasi.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) : Setelah mengikuti kuliah Biofarmasi ini selama 14 kali pertemuan,
Mahasiswa semester IV Jurusan Farmasi FMIPA UNUD dapat menerapkan teori dasar Biofarmasi dalam merancang sediaan farmasi dengan benar. (C3)
Pokok Bahasan Tujuan Instruksional Khusus Sub Pokok Bahasan Estimasi Waktu
Kepustakaan
1 2 3 4 5 1. Pendahuluan
1. Menjelaskan obat dan
respons klinik 2. Menjelaskan dasar
fisiologik perjalanan dan nasib obat dalam tubuh
3. Menjelaskan penelitian biofarmasetik
1. Batasan dan kegunaan biofarmasi dalam farmasi
2. Perjalanan dan nasib obat dalam tubuh ”sejak dari sediaan sampai tereliminasi dari dalam tubuh”
3. Faktor penentu aktivitas terapetik (Fase Biofarmasetik, Fase Farmakokinetik, fase farmakodinamik)
4. teori umum pelepasan ”liberation”, pelarutan ”disolution, dan difusi/absorpsi ”absorption” (LDA)
5. Faktor fisio-patologik yang mengubah aktivitas obat
1x (2x 50) menit
1,2,3,4
2. Parameter yang berpengaruh terhadap penyerapan obat
1. Menjelaskan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap LDA obat
2. Menjelaskan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap keterserapan dan karakter fisiko-kimia zat aktif
1. Faktor ukuran partikel 2. Faktor kelarutan zat aktif 3. Faktor formulasi dan teknologi 4. Faktor fisiko-kimia dalam traspor
transmembran 5. Faktor sediaan
1x (2x 50) menit
1,2,3,4
3. Teori pelarutan dan transpor trasmembran
1. Menjelaskan teori umum pelarutan sediaan padat
2. Menjelaskan aspek teori transpor transmembran
1. Teori umum pelarutan sediaan padat
2. Aspek teori transpor transmembran
2x (2x 50) menit
1,2,3,4
4. Biofarmasi sediaan farmasi
1. Menjelaskan biofarmasi sediaan yang diberikan melalui oral
1. Anatomi fisiologi saluran cerna, pembuluh darah yang melewati saluran cerna
2. Komponen dan karakteristik cairan saluran cerna
3. Gerakan saluran cerna dan waktu transit
4. Berbagai faktor yang mempengaruhi LDA obat pada pemberian secara oral
5. Evaluasi biofarmasetik sediaan obat yang diberikan secara oral
2x (2x 50) menit
1,2,3,4
2. Menjelaskan biofarmasi sediaan yang diberikan melalui rektum
1. Anatomi dan fisiologi rektum, 2. Pembuluh darah yang melewati
rektum, 3. Komponen dan karakteristik
cairan rektum, 4. Gerakan rektum dan waktu
transit, 5. Berbagai faktor yang
mempengaruhi proses LDA obat pada pemberian secara rektal,
6. Evalusai biofarmasetik sedian obat yang diberikan secara rektal
1x (2x 50) menit
1,2,3,4
3. Menjelaskan biofarmasi sediaan yang diberikan melalui kulit
1. Anatomi dan fisiologi kulit, pembuluh darah yang melewati kulit
2. Komponen dan karakteristik tiap lapisan kulit
3. Berbagai faktor yang mempengaruhi LDA obat pada pemberian secara kutan
4. Evaluasi biofarmasetik sediaan yang diberikan secara perkutan
1x (2x 50) menit
1,2,3,4
4. Menjelaskan biofarmasi sediaan yang diberikan melalui mata
1. Anatomi dan fisiologi mata 2. Pembuluh darah yang melewati
mata 3. Karakteristik tiap lapisan mata 4. Berbagai faktor yang
mempengaruhi proses LDA obat pada pemberian melalui mata
5. Evaluasi biofarmasetik sediaan yang diberikan melalui mata
1x (2x 50) menit
1,2,3,4
5. Menjelaskan biofarmasi sediaan yang diberikan melalui paru-paru
1. Anatomi dan fisiologi saluran nafas
2. Pembuluh darah yang melalui saluran nafas
3. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses LDA obat pada pemberian melalui paru-paru
4. Evaluasi biofarmasetik sediaan obat yang diberikan melalui paru-paru
2x (2x 50) menit
1,2,3,4
4. Biofarmasi sediaan farmasi
6. Menjelaskan biofarmasi sediaan yang diberikan melalui parenteral
1. Anatomi dan fisiologi daerah penyuntikan
2. Pembuluh darah yang melalui daerah penyuntikan
3. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses LDA obat pada pemberian secara parenteral
4. Evaluasi bifarmasetik sedian obat yang diberikan secaran parenteral
1x (2x 50) menit
1,2,3,4
5. Evaluasi ketersediaan hayati sediaan
1. Menerapkan evaluasi ketersediaan hayati sediaan farmasi
1. Metode uji ketersediaan hayati 2. Disain percobaan 3. Pemilihan subjek uji dan jenis
2x (2x 50) menit
1,2,3,4
farmasi sampel yang akan dikumpulkan 4. Protokol pelaksanaan uji
ketersediaan hayati 5. Perhitungan parameter
ketersediaan hayati 6. Penetapan bioekivalen
KEPUSTAKAAN :
1. Aiache, J.P. et al. (Eds), 1993, Biofarmasi, edisi ke 2, terj. W. Soeratri dan N. Zaman-Joenoes, Airlangga University Press, Surabaya
2. Abdou, H.M., 1989, Dissolution, Bioaviability & Bioequivalence, Mack Publ. Co., Pennsylvania 3. Welling, P.G. et al. (Eds), 1991, Pharmaceutical Bioequivalence, Marcel Dekker, New York