Biologi Tugas Salak
-
Upload
widia-linta-nurjanah -
Category
Documents
-
view
245 -
download
9
description
Transcript of Biologi Tugas Salak
SalakDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk kegunaan lain dari Salak, lihat Salak (disambiguasi).
?Salak
Buah salak
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Arecales
Famili: Arecaceae
Genus: Salacca
Spesies: S. zalacca
Nama binomial
Salacca zalacca
(Gaertn.) Voss
Sinonim
Salacca edulis Reinw.
Calamus zalacca Gaertn.
Salak adalah sejenis palma dengan buah yang biasa dimakan. Ia dikenal juga
sebagai sala (Min., Mak., Bug., [1] dan Thai). Dalam bahasa Inggrisdisebut salak atau snake fruit,
sementara nama ilmiahnya adalah Salacca zalacca. Buah ini disebut snake fruit karena kulitnya mirip
dengan sisikular.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Pemerian botanis
2 Kegunaan
3 Ragam jenis dan penyebaran
4 Macam-macam Salak
o 4.1 Salak pondoh
5 Rujukan
6 Pranala luar
Pemerian botanis[sunting | sunting sumber]
Wanatani salak.
Palma berbentuk perdu atau hampir tidak berbatang, berduri banyak, melata dan beranak banyak, tumbuh
menjadi rumpun yang rapat dan kuat. Batang menjalar di bawah atau di atas tanah, membentuk rimpang,
sering bercabang, diameter 10-15 cm.
Daun majemuk menyirip, panjang 3-7 m; tangkai daun, pelepah dan anak daun berduri panjang, tipis dan
banyak, warna duri kelabu sampai kehitaman. Anak daun berbentuk lanset dengan ujung meruncing,
berukuran sampai 8 x 85 cm, sisi bawah keputihan oleh lapisan lilin.
Karangan bunga jantan.
Kebanyakan berumah dua (dioesis), karangan bunga terletak dalam tongkol majemuk yang muncul di
ketiak daun, bertangkai, mula-mula tertutup oleh seludang, yang belakangan mengering dan mengurai
menjadi serupa serabut. Tongkol bunga jantan 50-100 cm panjangnya, terdiri atas 4-12 bulir silindris yang
masing-masing panjangnya antara 7-15 cm, dengan banyak bunga kemerahan terletak di ketiak sisik-sisik
yang tersusun rapat. Tongkol bunga betina 20-30 cm, bertangkai panjang, terdiri atas 1-3 bulir yang
panjangnya mencapai 10 cm.
Buah tipe buah batu berbentuk segitiga agak bulat atau bulat telur terbalik, runcing di pangkalnya dan
membulat di ujungnya, panjang 2,5-10 cm, terbungkus oleh sisik-sisik berwarna kuning coklat sampai
coklat merah mengkilap yang tersusun seperti genting, dengan banyak duri kecil yang mudah putus di
ujung masing-masing sisik. Dinding buah tengah (sarkotesta) tebal berdaging, kuning krem sampai
keputihan; berasa manis, masam, atau sepat. Biji 1-3 butir, coklat hingga kehitaman, keras, 2-3 cm
panjangnya.[2], [3]
Kegunaan[sunting | sunting sumber]
Buah salak yang masih muda di pohonnya.
Salak terutama ditanam untuk dimanfaatkan buahnya, yang populer sebagai buah meja. Selain dimakan
segar, salak juga biasa dibuat manisan, asinan, dikalengkan, atau dikemas sebagai keripik salak. Salak
yang muda digunakan untuk bahan rujak. Umbut salak pun dapat dimakan.
Helai-helai anak daun dan kulit tangkai daunnya dapat digunakan sebagai bahan anyaman, meski tentunya
sesudah duri-durinya dihilangkan lebih dahulu.[3]
Karena duri-durinya hampir tak tertembus, rumpun salak kerap ditanam sebagai pagar. Demikian pula,
potongan-potongan tangkai daunnya yang telah mengering pun kerap digunakan untuk mempersenjatai
pagar, atau untuk melindungi pohon yang tengah berbuah dari pencuri.
Untuk pengobatan seperti untuk menghentikan diare, jadi bila kebanyakan makan salak akan
menyebabkan kesulitan membuang air besar dalam kadar menengah. kadang kulit salak juga di gunakan
dalam traditional china medicine/jamu sebagai bahan obat.[4][5]
Ragam jenis dan penyebaran[sunting | sunting sumber]
Tanaman salak sebagai pagar pekarangan.
Salak ditemukan tumbuh liar di alam di Jawa bagian barat daya dan Sumatra bagian selatan. Akan tetapi
asal usul salak yang pasti belum diketahui. Salak dibudidayakan di Thailand, Malaysia dan Indonesia, ke
timur sampai Maluku. Salak juga telah diintroduksi ke Filipina, Papua Nugini, Queensland dan juga Fiji.
Sebagian ahli menganggap salak yang tumbuh di Sumatra bagian utara berasal dari jenis yang berbeda,
yakni S. sumatrana Becc.. S. zalacca sendiri dibedakan lagi atas dua varietas botani, yakni
var. zalacca dari Jawa dan var. amboinensis (Becc.) Mogea dari Bali dan Ambon.[3]
Macam-macam Salak[sunting | sunting sumber]
Berdasarkan kultivarnya, di Indonesia orang mengenal antara 20 sampai 30 jenis di bawah spesies.
Beberapa yang terkenal di antaranya adalah :
1. Salak Sidimpuan dari Sumatera Utara,
2. Salak condet dari Jakarta,
3. Salak pondoh dari Yogyakarta
4. Salak Bali dari Bali
5. Salak Madura dari Bangkalan Madura.
Salak pondoh[sunting | sunting sumber]
Salak pondoh.
Salak pondoh merupakan kultivar yang dikembangkan dari populasi di lereng Gunung Merapi sisi tenggara
dan mulai dikembangkan pada tahun 1980-an. Salak pondoh memiliki ciri khas daging buah yang manis,
garing, dan tidak sepat sewaktu muda[6]. Buah ini menjadi salah satu simbol penting untuk
kepariwisataan Yogyakarta.
Salak pondoh sendiri ada bermacam-macam lagi variannya. Beberapa yang terkenal di antaranya
adalah pondoh super, pondoh hitam, pondoh gading,pondoh nglumut yang berukuran besar, dan lain-lain.
Di wilayah DIY, sentra penghasil salak pondoh ini adalah kawasan lereng Gunung Merapi yang termasuk
wilayah Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.
Salak pondoh nglumut atau kerap pula disebut salak nglumut, namanya diambil dari nama desa penghasil
varietas salak unggul ini yaitu Desa Nglumutyang juga berada di hamparan Merapi dan termasuk ke dalam
wilayah Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Kini perkebunan salak pondoh telah meluas ke mana-mana, seperti ke
wilayah Wonosobo, Banjarnegara, Banyumas, Kuningan dan lain-lain.
Salak (Salacca zalacca)
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas: Liliopsida (berkeping satu/monokotil)Sub Kelas: Arecidae Ordo: ArecalesFamili: Arecaceae (suku pinang-pinangan)Genus: SalaccaSpesies: Salacca zalacca
Gambar: Pohon Salacca zalacca
Tumbuhan palma berbentuk perdu atau hampir tidak berbatang, tangkai berduri banyak, tumbuh menjadi rumpun yang rapat dan kuat. Batang menjalar di bawah atau di atas tanah, membentuk rimpang, tumbuhan ini tidak berkayu.
Gambar: Tangkai daun Salacca zalacca
Daun majemuk menyirip, panjang 3-7 m; tangkai daun, pelepah dan anak daun berduri panjang, tipis dan banyak, warna duri kelabu sampai kehitaman. Anak daun berbentuk lanset dengan ujung meruncing, berukuran sampai 8 x 85 cm, sisi bawah keputihan oleh lapisan lilin. daging daun seperti perkamen.
Manfaat Salacca zalacca :Salak terutama ditanam untuk dimanfaatkan buahnya, yang
populer sebagai buah meja. Selain dimakan segar, salak juga biasa dibuat manisan, asinan, dikalengkan, atau dikemas sebagai keripik salak. Salak yang muda digunakan untuk bahan rujak. Helai-helai anak daun dan kulit tangkai daunnya dapat digunakan sebagai bahan anyaman, meski tentunya sesudah duri-durinya dihilangkan lebih dahulu.
PENDAHULUAN
Komoditi salak merupakan salah satu jenis buah tropis asli Indonesia yang
menjadi komoditas unggulan dan salah satu tanaman yang cocok untuk
dikembangkan. Di Indonesia terdapat berbagai varietas salak diantaranya:
salak pondoh, salak swaru, salak enrekang, salak gula pasir, salak bali,
salak padang sidempuan, salak gading ayu, salak pangu, salak sibakua,
salak sangata, salak condet, salak manonjaya, salak madura, salak
ambarawa, salak kersikan, salak bongkok. Diantara berbagai jenis serta
varietas salak tersebut, varietas salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang,
dan gula batu atau bali mempunyai nilai komersial yang tinggi, sehingga
varietas tersebut ditetapkan oleh pemerintah sebagai varietas unggul
untuk dikembangkan.
Daerah-daerah di Indonesia yang tercatat sebagai sentra produksi salak
diantaranya: Padangsidempuan (Sumatra Barat), Serang (Banten),
Sumedang, Tasikmalaya, Ciamis, Batujajar (Jawa Barat), Magelang,
Ambarawa, Wonosobo, Banyumas, Purworejo, Purbalingga, Banjarnegara
(Jawa Tengah), Sleman (Yogyakarta), Bangkalan, Pasuruan (Jawa Timur),
Karang Asem (Bali), Enrekang (Sulawesi Selatan). Akan tetapi pada
umumnya daerah-daerah sentra salak tersebut memproduksi buah salak
yang khas.
Salak pondoh memiliki kandungan vitamin C yang lebih tinggi, kadar gula
yang lebih tinggi serta kadar asam yang lebih rendah dibanding dengan
jenis salak lain (Redaksi Agromedia, 2007). Rata-rata kadar vitamin C
dalam salak pondoh adalah 19,63 mg per 100 gr, kadar gula reduksi
sebesar 21,72 persen, kadar asam adalah 4,93 mg per 100 gr, dengan
rasio gula asam adalah 3,93. Salak pondoh juga mempunyai keunggulan
dibanding dengan salak lain, dari segi rasa salak pondoh memiliki rasa
yang manis dan tidak sepet saat masih muda, dan daya simpan yang
lebih lama karena buah salak pondoh tergolong buah yang berpola
respirasi non klimaterik yang memiliki umur penyimpanan yang relatif
lebih lama dimana salak pondoh mulai membusuk setelah 13 hari
penyimpanan pada suhu kamar (Santoso, 1990), serta salak pondoh
merupakan salah satu buah lokal yang pemasarannya dapat memasuki
supermarket.
KLASIFIKASI, MORFOLOGI DAN AGROKLIMAT SALAK
Klasifikasi Salak
Tanaman salak tidak hanya dikenal di beberapa daerah di Indonesia saja,
melainkan juga di Burma, Thailand, Philippina dan di Malaya. Jenis salak
yang umumnya di tanam di Burma berbeda dengan yang biasa ditanam di
Malaya, demikian pula jenis yang umumnya dibudidayakan di Sumatra
berbeda dengan yang ada di Jawa (Sulastri, 1986). Salak yang merupakan
tanaman asli Indonesia sudah dikenal dan dideskripsikan pada tahun 1825
dengan nama Salacca edulis Reinw., dan kemudian dikoreksi dengan
nama Salacca zalacca (Gaertner) Voss. (Schuiling and Morgan, 1992
dalam Purnomo, 2010).
Purnomo (2010) menjelaskan bahwa selain Salacca zalacca (Gaertner)
Voss., marga Salacca yang berasal dari suku Palmae memiliki beberapa
jenis lain, seperti:
1. Salacca wallichiana C. Mart. Dengan sinonim Zalacca rumphii Walich
ex. Blum. Salak ini banyak tumbuh di Burma Selatan, Pantai Provinsi
Bangkok, Thailand, dan Malaysia;
2. Salacca affinis Griffith, yang mempunyai daerah distribusi Sumatra,
Malaysia, dan Singapura, dikenal dengan nama daerah Linsum (Sumatra)
dan Salak hutan (Malaysia);
3. Salacca glabrescens Griffith, banyak dijumpai di Malaysia dan dikenal
dengan nama daerah Salak hutan atau Pokok rengam;
4. Salacca sumatrana Becc. yang tumbuh di Sumatra bagian utara;
5. Salacca dransfieldiana J.P. Mogea, sebagai tanaman hias;
6. Salacca magnifika J.P. Mogea, sebagai tanaman hias;
7. Salacca minuta J.P. Mogea, sebagai tanaman hias;
8. Salacca multiflora J.P. Mogea, sebagai tanaman hias;
9. Salacca ramosiana J.P. Mogea, sebagai tanaman hias.
Banyak jenis dan varietas salak yang dapat tumbuh baik di Indonesia,
setidaknya terdapat 21 jenis dan varietas salak yang terdapat di Indonesia
(Tabel 1). Varietas unggul yang telah dilepas oleh pemerintah untuk
dikembangkan diantaranya adalah salak pondoh, swaru, nglumut,
enrekang, dan gula batu atau bali (Sunarjono, 2005). Sebenarnya jenis
salak yang ada di Indonesia ada tiga varietas botani, yaitu: Salacca
zalacca var. zalacca dari Jawa yang berbiji 2 – 3 butir, Salacca zalacca var.
amboinensis (Becc) Mogea dari Bali dan Ambon yang berbiji 1 – 2 butir,
dan Salacca sumatrana (Becc) dari Padang Sidempuan yang berdaging
merah.
Morfologi
Batang dan Daun
Tanaman salak berakar serabut dan menyerupai pohon palem yang
seolah-olah tidak berbatang, rendah dan tegak dengan tinggi tanaman
salak antara 1,5 – 7 meter, tergantung dari jenisnya. Batangnya hampir
tidak kelihatan karena tertutup oleh pelepah daun yang tersusun rapat,
pelepah dan tangkai daunnya berduri panjang (Steenis, 1975 dalam
Sulastri, 1986; dan Harsoyo, 1999). Batang tanaman salak lemah dan
mudah rebah, pada batangnya dapat tumbuh tunas yang berakar sendiri,
yang bila dibiarkan tumbuh di batang, tunas-tunas tersebut dapat tumbuh
menjadi rumpun tanaman salak yang besar.
Tanaman salak pondoh memiliki akar serabut dengan sistem perakaran
dangkal sampai sedang, atau dengan kata lain bahwa penetrasi akar
salak pondoh hanya mencapai kedalaman 10 cm hingga 50 cm (Purnomo,
2010). Santoso (1990) menjelaskan bahwa batang salak pondoh termasuk
pendek dan hampir tidak kelihatan secara jelas, karena selain ruas-
ruasnya padat juga tertutup oleh pelepah daun yang tumbuh memanjang.
Selain itu, sekalipun umur tanaman masih muda, sekitar 1 sampai 2
tahun, tanaman salak pondoh dapat bertunas.
Salak pondoh memiliki daun majemuk, tersusun roset, menyirip genap
terputus-putus, beranak daun gasal, pada bagian ujung 2 – 3 helai anak
daun menyatu, duduk daun tersebar berjejal di ujung batang, tangkai
daun silinder, panjang 100 – 200 cm, pada bagian bawah dan tepi tangkai
daun berduri banyak, tajam, pipih dengan panjang 4 – 5 cm, berwarna
kelabu sampai kehitaman, helai daun memiliki panjang 140 – 300 cm,
poros daun berduri temple, anak daun tipis berwarna hijau sampai kelabu,
berbentuk garis lanset 50 x 4,5 cm dengan ujung meruncing, dan tepi
berduri temple yang halus, pada sis bawah berlapis lilin. Khusus jenis
salak pondoh hitam, daunnya lebih lebar dibandingkan salak pondoh
kuning, dan berwarna hijau tua. Sedangkan salak pondoh kuning,
daunnya berwarna hijau muda dan agak sempit dibandingkan salak
pondoh hitam (Santoso, 1990 dan Purnomo, 2010).
Bunga dan Buah
Tanaman salak berbunga banyak, tersusun dalam tandan rapat dan
bersisik dengan tandan bunga jantan dan tandan bunga betina terletak
pada pohon yang berlainan, sebagian tandan bunga terbungkus oleh
seludang atau tongkol yang berbentuk seperti perahu yang terletak
diketiak pelepah daun (Sulastri, 1986). Menurut Sunarjono (2005), bunga
salak ada tiga macam, yaitu bunga betina, jantan, dan campuran
(sempurna), dimana bunga jantan terbungkus oleh seludang (spandex)
dengan tangkai panjang sedangkan bunga betina terbungkus oleh
seludang dengan tangkai pendek. Tongkol bunga jantan memiliki panjang
50 – 100 cm, terdiri atas 4 – 12 bulir silindris yang masing-masing
panjangnya antara 7 – 15 cm, dengan banyak bunga kemerahan terletak
di ketiak sisik-sisik yang tersusun rapat, sedangkan tongkol bunga betina
panjangnya antara 20 – 30 cm, bertangkai panjang, terdiri atas 1 – 3 bulir
yang panjangnya mencapai 10 cm.
Menurut Sunarjono (2005), dikenal tiga macam tipe tanaman salak dalam
satu varietas/kultivar, yaitu: (1) Salak sempurna campuran (tipe A),
tanaman salak tipe ini mampunyai seludang bunga jantan dan seludang
bunga sempurna (hermaprodit) yang seluruhnya fertil, sehingga terdapat
kemungkinan besar tanaman menyerbuk sendiri; (2) Salak betina (tipe B),
tanaman salak betina mampunyai seludang bunga jantan rudimenter
(tumbuh kerdil), sementara bunga jantan dari seludang bunga sempurna
redimenter juga, sehingga yang tampak hanya bunga betina saja; dan (3)
Salak jantan (tipe C), tanaman salak jantan hanya mempunyai seludang
jantan yang fertil, sementara bunga betina pada bunga sempurna
termasuk rudimenter, sehingga yang tampak hanya bunga jantan saja.
Salak bali termasuk tipe salak A, sedangkan tipe salak B dan C
diantaranya banyak terdapat pada salak swaru, condet dan pondoh.
Santoso (1990) dan Purnomo (2010) mengungkapkan bahwa tanaman
salak pondoh mempunyai dua periode tumbuh, yaitu periode vegetatif
dan periode reproduktif. Periode vegetatif adalah periode tumbuh dari
mulai tanam sampai dengan terbentuk bunga pertama. Sedangkan
periode reproduktif dinyatakan sejak waktu berbunga, hingga
perkembangan buah dan saat matang. Ciri khas tanaman salak pondoh
merupakan tanaman berumah dua, sehingga dapat ditemukan tanaman
jantan dan tanaman betina. Bunga jantan memiliki panjang 25 – 30 cm,
bertangkai, seludang berwarna coklat merah, robek pada satu sisi,
mengurai serupa serabut, tongkol berjumlah 3 – 7 dengan panjang antara
7 – 13 cm, diameter 1 – 2 cm, silinder, sisik berwarna putih-cokelat
tersusun seperti genting, dari setiap ketiak sisik muncul sepasang bunga
berwarna merah muda, ujung coklat-merah, sehingga tongkol tampak
berwarna cokelat merah. Sedangkan bunga betina memiliki panjang 20 –
30 cm, bertangkai panjang, seludang lebih pendek dan lebih lebar dari
pada jantan, berwarna cokelat-merah, robek pada satu sisi, mengurai
serupa serabut, tongkol berjumlah 1 – 3 dengan panjang antara 6,5 – 8
cm, diameter 3 – 3,5 cm, oval, berwarna merah. Tanaman jantan tidak
dapat menghasilkan buah, tetapi tanaman jantan diperlukan sebagai
sumber benang sari.
Buah salak merupakan tipe buah batu berbentuk segitiga agak bulat atau
bulat telur terbalik, runcing di pangkalnya dan membulat di ujungnya
dengan panjang buah dapat mencapai 2,5 – 10 cm dengan ketebalan
daging buah sekitar 1,5 cm. Buah salak tersusun dalam tandan dimana
dalam setiap tandan terdiri dari 15 – 40 buah (Sulastri, 1986; dan
Sunarjono, 2005).
Buah salak terdiri atas kulit, daging buah dan biji. Kulit buah salak yang
membungkus daging buah menyerupai sisik yang berbentuk segi tiga,
berwarna kekuningan hingga coklat kehitaman atau kemerah-merahan
yang tersusun seperti genting, dengan banyak duri kecil yang mudah
putus di ujung masing-masing sisik. Daging buah tidak berserat berwarna
putih kekuningan, kuning kecoklatan atau merah tergantung varietasnya,
dan biasanya terdiri dari tiga septa dalam tiap buah. Biji salak yang masih
muda berwarna pucat dan lunak, sedangkan setelah matang berwarna
kuning hingga kehitaman dan keras, dan dalam setiap buah terdapat 1 – 3
biji (Sulastri, 1986; Budagara, 1998; Sunarjono, 2005; dan Purnomo,
2010).
Buah salak pondoh pada umumnya lebih kecil dibandingkan dengan jenis
salak lainnya. Buah salak pondoh memiliki berbagai variasi mulai dari
warna kulit yang coklat kehitam-hitaman, coklat kemerah-merahan, coklat
kekuning-kuningan, dan merah gelap kehitam-hitaman, serta semua buah
salak pondoh memiliki rasa manis (Santoso, 1990). Buah salak pondoh
tergolong buah yang berpola respirasi non klimaterik yang memiliki umur
penyimpanan yang relatif lebih lama dibanding buah klimaterik, dimana
salak pondoh mulai membusuk setelah 13 hari penyimpanan pada suhu
kamar.
Tumbuhan salak dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun, tetapi
secara umum masa panen tanaman salak ada empat musim, yaitu: (1)
panen raya pada bulan November, Desember dan Januari; (2) panen
sedang pada bulan Mei, Juni dan Juli; (3) panen kecil pada bulan-bulan
Februari, Maret dan April; dan 4) masa kosong atau masa istirahat pada
bulan-bulan Agustus, September dan Oktober, dan apabila pada bulan-
bulan ini ada buah salak maka dinamakan buah slandreN.
Agroklimat
Tanaman salak sesuai bila ditanam di daerah berzona iklim Aa bcd
dengan jumlah bulan basah tinggi yaitu 11 – 12 bulan per tahun; Babc
dengan jumlah bulan basah yaitu 8 – 10 bulan per tahun; dan Cbc dengan
jumlah bulan basah yaitu 5 – 7 bulan per tahun, dengan curah hujan rata-
rata per tahun 200 – 400 mm per bulan dimana curah hujan rata-rata
bulanan lebih dari 100 mm sudah tergolong dalam bulan basah yang
berarti salak membutuhkan tingkat kebasahan atau kelembaban yang
tinggi. Untuk pertumbuhan optimum, salak pondoh membutuhkan curah
hujan yang merata sekitar 200 – 400 mm per bulan (Santoso, 1990).
Salak tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 800 mdpl dengan
tipe iklim basah, dan tipe tanah podzolik dan regosol atau latosol yang
subur, gembur dan lembab, serta lingkungan yang dikehendaki
mempunyai pH antara 5 – 7 dengan humus yang tinggi. Suhu yang baik
untuk bertumbuhan tanaman salak berkisar antara 200 – 300 C, apabila
suhu terlalu tinggi akan berpengaruh terhadap perkembangan buah dan
biji salak dan apabila suhu terlalu rendah akan menghambat pembungaan
tanaman salak.
Tanaman salak pondoh tumbuh baik pada tanah yang berdrainase baik
karena tanaman salak tidak tahan terhadap genangan air atau dengan
kata lain bahwa, tanaman salak tidak membutuhkan kebasahan tanah
yang berlebihan. Sehingga pada musim hujan, lahan pertanaman
memerlukan drainase yang baik untuk menghindarkan tanaman dari
genangan yang berlebihan. Sedangkan untuk menjamin pertumbuhan
yang optimal pada musim kemarau lahan pertanaman memerlukan
kelembaban tanah yang cukup oleh karena itu dianjurkan di tengah-
tengah lahan kebun salak dibuat kolam yang diharapkan dapat
menyangga kelembaban tanah yang diharapkan.
Selain memerlukan garis permukaan air yang dangkal dan pengairan
sepanjang tahun tetapi tidak tahan terhadap genangan yang dikarenakan
sistem perakaran salak pondoh yang dangkal hingga sedang. Tanaman
salak pondoh juga tidak tahan terhadap sinar matahari langsung yang
dapat mengakibatkan daunnya menjadi kekuning-kuningan dan pucuknya
mengering, sehingga tanaman ini membutuhkan intensitas cahaya
matahari sekitar 30 sampai 70 persen, karena itu salak pondoh umunya
ditanam dibawah naungan, baik pohon pelindung atau peneduh maupun
tanaman tumpang sari untuk mengurangi transiprasi dan evaporasi
(Santoso, 1990 dan Purnomo, 2010).
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salak pondoh merupakan salah satu jenis buah yang bentuknya seperti palma, nama ilmiahnya adalah Salacca Zalacca. Buah ini juga
disebut snake fruit karena kulitnya mirip dengan sisik ular. Klasifikasi salak divisi spermatophyta, sub divisi Angiospermae, kelas monocotyledonae, bangsa palmates, suku palmae, marga salacca, jenis salacca adulis reinw.
Salak pondoh muntilan merupakan tanaman asli Indonesia yang dapat ditemukan di pulau jawa bagian barat daya dan sumatera bagian selatan. Salak pondoh adalah salah satu jenis salak yang digemari di Indonesia. Daging buahnya berwarna putih kekuningan ditutupi sisik kasar berwarna kecoklatan. Salak pondoh adalah jenis salak yang paling manis diantara jenis salak lainnya.
Kandugan gizi salak pondoh per 100 gram adalah 77 kalori; 0,40 gram protein; 20,90 gram karbohidrat; 28,00 mg kalsium; 18,00 mg fosfor; 0,20 mg zat besi; 0,40 mg vitamin B; 2,00 mg vitamin C dan 78,00 mg air.
Selain bisa dimakan langsung salak pondoh dapat dibuat makanan ringan seperti keipik salak yang berasa lebih manis padahal dibuat tanpa pemanis. Keunggulan keripik salak pondoh ini yaitu praktis dibawa kemana-mana daripada membawa salaknya sendiri, rasanya nikmat dan segar seperti buah aslinya. Selain itu, keripik salak pondoh ini bisa tahan sampai 10 bulan hingga 1 tahun. Harga per 100 gram yaitu Rp 1000,00 dan dapat di temukan di Kabupaten Sleman. Pada hari Senin 10 November 2008 di Sleman sejumlah petani salak pondoh mulai mengekspor salak pondoh ke China, ekspor salak itu diharapkan bisa meningkatkan ekonomi para petani salak pondoh.
Salak pondoh bisa bertahan lama bila dibiarkan di tempat terbuka daripada di simpan di lemari es yang akan cepat busuk.
Salak pondoh sebenarnya tidak memiliki aroma khas salak. Selain itu , daging buahnya relatif kering. Karena sudah manis semenjak masih muda, petani lalu punya kebiasaan memetik buahnya dalam keadaan masih muda. Ternyata saat ini di Bali juga ditemukan varietas salak yang justru lebih manis dibanding salak pondoh. Namanya salak gula pasir, disebut begitu karena tingkat kemanisannya yang luar biasa.
1.2 Rumusan masalah
Budidaya salak pondoh Muntilan mempunyai peluang besar untuk peningkatan ekonomi warga Muntilan. Hal ini disebabkan karena salak pondoh memiliki rasa yang cukup enak, maka permintaan buah salak terus meningkat. Salak merupakan buah
yang disenangi oleh hampir semua lapisan masyarakat dan harganya cukup terjangkau.
Adanya wisata salak pondoh Muntilan tidak hanya menguntungkan bagi pedagang, tapi juga menguntungkan bagi warga sekitar, mereka bisa mempunyai lapangan pekerjaan baru seperti jasa tukang ojek sepeda motor, tukang becak, tukang delman, kios penjualan makanan ringan, dan pembuatan penginapan disekitar wisata salak pondoh pun juga menguntungkan karena tidak jarang pengunjung memutuskan menginap hanya untuk berkunjung ke wisata salak pondoh. Bagaimana pengaruh wisata salak pondoh Muntilan terhadap peningkatan ekonomi warga sekitar?
1.3 Tujuan
Salak pondoh mempunyai daya tarik tersendiri dibandingkan dengan salak jenis lain. Dengan demikian usaha wisata salak pondoh bisa menguntungkan bagi warga yang membudidayakan salak pondoh. Karena salak pondoh banyak peminatnya. Selain menguntungkan bagi masyarakat yang membudidayakan salak pondoh, wisata salak pondoh ini menguntungkan bagi warga sekitar. Apabila kita berkunjung ke tempat wisata salak pondoh Muntilan dan kita tidak membawa kendaraan, kita bisa memanfaatkan jasa tukang becak, delman maupun ojek, kegiatan para pengojek ini dilakukan semata-mata untuk memenuhi ekonomi keluarganya melalui adanya wisata salak pondoh ini. Selain menguntungkan bagi pengojek, kita juga diuntungkan agar kita tidak tersesat dan kita tidak lelah saat berkunjung ke lokasi wisata salak pondoh.
Di kawasan wisata salak pondoh juga terdapat warung atau depot makanan yang disediakan warga untuk tempat makan dan minum pengunjung atau sekedar beristirahat. Hal ini dapat mempengaruhi peningkatan ekonomi warga sekitar wisata salak pondoh. Oleh karena itu, melalui karya tulis ilmiah ini kami ingin mengetahui bagaimana pengaruh wista salak pondoh Muntilan terhadap peningkatan ekonomi warga sekitar.
1.4 Manfaat
2
Salak merupakan tanaman asli Indonesia yang menjadi primadona masyarakat karena rasanya manis, gurih, tidak terlalu berair, dan harganya pun cukup murah. Hal tersebut dimanfaatkan oleh para pedagang salak pondoh Muntilan untuk meningkatkan ekonomi keluarganya. Selain itu, salak menjadi komoditas ekspor ke negara China. Dengan adanya kegiatan ekspor salak ini kami berharap dapat meningkatkan ekonomi warga yang membudidayakan salak pondoh.
Kami berharap wisata salak pondoh juga memiliki pengaruh yang besar bagi warga sekitar, mereka bisa membuka usaha disekitar wisata salak pondoh seperti depot makanan, penginapan dan alat transportasi untuk menuju ke wisata salak pondoh. Kegiatan tersebut diharapkan juga dapat meningkatkan ekonomi warga sekitar salak pondoh.
Manfaat Dan Khasiat Buah SalakBuah salak yang memiliki Nama Ilmiah yakni Salacca zalacca, Kulit buah salah mempunyai sisik dan berwaran Kecoklatan, Sementara buahnya mempunyai Warna Putih bersih di dalamnya terdapat Biji bulat yang berwarna hitam kecoklatan, buah salak biasanya dapat dengan mudah kita dapatkan di Pasar Buah atau pun di Supermarket terdekat yang ada di daerah kita, Siapa sangka jika buah salak ini mempunyai Kandungan, Serta Khasiat dan juga Manfaat Buah Salakyang baerguna untuk Manusia, salah satu manfaat buah salak yang terkenal adalah Untuk mengobati Diare dan Juga Kesehatan mata.
Ilustarasi Buah Salak
Siapa sih yang tidak mengenal buah yang satu ini, Namun belum tentu banyak orang yang mengetahui khasiat dari buah yang satu ini, Maka dari itu kami dari blog Khasait Buah akan berbagi info di sini sekarang, seperti apakah manfaatnya mari kita simak saja di bawah ini.
Manfaat Dan Khasiat Buah Salak
Manfaat Buah Salak Untuk Obat Diare Ketika anda tidak berhenti-henti BAB atau Diare sebaiknya anda mengkomsumsi buah salak ini, karena salak mempunyai serat yang tinggi sehingga dapat mampu mengobati diare
Khasiat Buah Salak Untuk Kesehatan MataBuah salak mengandung betakaroten yang sangat baik untuk menjaga kesehatan mata. Dan salak juga lebih besar 5,5 kali dari buah mangga dan 5 kali lebih besar dari semangka.
Manfaat Buah Salak Untuk DietBagi anda yang ingin menguruskan badan atau Diet, maka buah salak baik untuk anda kosumsi. Dengan kandungan fitonutrien yang ada di dalam salak dapat membantu diet anda. Salak juga mempunyai 2mg Vitamin C. Kenapa serat bisa membantu? karena serat bisa membuat anda lebih cepat kenyang dan tahan lama.
Semoga saja artikel ini bisa bermanfaat untuk kita semua, jangan lupa untuk membaca artikel kami sebelumnya yang pernah kami posting di blog ini yakni Manfaat Buah Anggur dan akhirnya kami berharap semoga bisa menambah wawasan, salam sehat ^^
Salak Bermanfaat untuk obat mencret atau diare:Jika anda sering mengalami gangguan masalah seputar perut, mencret misalnya anda bisa manfaatkan buah salak sebagai obat dengan mengkonsumsi sebanyak 20 gram daging buah salak yang masih muda.
Salak bermanfaat juga sebagai obat mata:Berdasarkan penelitian para ahli dibidang kesehatan, ternyata buah salak mengandung betakaroten yang tentu sangat bagus buat kesehatan mata. Betakaroten adalah salah satu zat anti oksidan yang banyak terdapat dalam sayuran seperti wortel. Buah salak juga sangat baik untuk kesehatan kuku dan kulit.
Manfaat dan khasiat daun salak untuk mengobati ambeien dan cara meramunya:Ambil 5 lembar daun salak, lalu rebus daun salak tersebut dengan 2 gelas air berukuran sedang, campurkan air rebusan daun salak dengan gula merah. Saring air rebusan tersebut, minum ramuan ini minimal 2 kali sehari.
Manfaat dan khasiat kulit salak dapat digunakan untuk pengobatan dan meredakan diabetes kering dan juga menjaga kestabilan tekanan darah dalam tubuh:
Kupas l kulit buah salak secukupnya, cuci kulit salk dengan air hingga bersih, masukkan kulit buah salak ke dalam panci berisi air, lalu rebus hingga mendidih, saring air rebusan dan kemudian dinginkan lalu diminum, Minum ramuan ini minimal 3 kali sehari, lakukan cara ini secara rutin selama 2 minggu.
PENYERBUKAN SALAK
Pendahuluan
Salak merupkan salah satu buah tropis asli Indonesia yang banyak
digemari masyarakat, karena rasa buahnya yang manis, masir, enak dan
mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi. Pusat asal dan persebaran salak
berada di Indonesia. Salak termasuk tanaman ‘polygamous’ artinya
tanaman jantan hanya menghasilkan bunga jantan dan tanaman betina
hanya menghasilkan bunga betina, tetapi tanaman sempurna dapat
menghasilkan bunga jantan dan bunga betina atau bunga jantan dan
bunga sempurna.
Biologi Bunga
Tanaman salak yang berbunga jantan ( monocious) adalah tanaman yang
bunganya hanya mempunyai benangsari ( setamen ), tanpa putik
( pistillum ). Jenis bunga ini disebut bunga bunga tidak sempurna atau
mandul ( steril ), karena butir tepung sari hanya membentuk sel kelamin
jantan. Walaupun bunga ini mandul, tidak menghasilkan buah, namun
fungsinya sebagai donor dalam penyerbukan silang sangat diperlukan
dalam pembentukan buah. Pada jenis salak jawa memeiliki serbuk sari
yang banyak, mudah dirontokkan, jumlah tongkol tiap tandan 4-7
tongkol. Pada jenis salak Sumatera jumlah tongkol tiap tandan banyak
( 10-20 tongkol), serbuk sari tidak sebanyak salak Jawa dan agak sulit
dirontokkan.
Tanaman yang berbunga betina hanya mempunyai putik, tanpa benang
sari. Bunga betina berbentiuk agak bulat, mempunyai mahkota dan mata
tunas pada tangkai, lebar dan jelas dengan satu putik dan bakal biji yang
tersusun rapi dalam kuntum bunga, jika bunga mekar maka kelopaknya
berwarna agak merah.
Tanaman salak yang berbunga sempurna ( diocious ) umumnya terdiri
dari bunga jantan dan bunga sempurna. Malai bunga berbentuk agak
bulat lonjong, mempunayi 3 daun mahkota dan 3 daun kelopak. Tersusun
2 kuntum bunga yang terdiri atas satu kuntum bunga besar memiliki
putik dengan hanya satu bakal biji yang sempurna dan enam helai
benang sari, dan satu kuntum bunga kecil yang lepas, tetapi bersatu
dalam satu dasar kelopak bunga. Jumlah bunga dalam satu mayangi
antara 90-120 bunga. Bunga pada tanaman diocious mekar selama 1-3
hari. Warna bunga saat mekar adalah merah cerah, sedangkan seludang
bunga berwarna coklat, biasanya pembuahan terjadi sebelum bunga
mekar.
Penyerbukan
Pada tanaman salak yang menyerbuk silang, penyerbukan tidak akan
terjadi bila tidak ada bantuan angin, serangga atau manusia.
Penyerbukan dengan bantuan angin hasilnya lebih rendah bila
dibandingkan dengan penyerbukan bantuan manusia atau serangga;. Hal
ini karena benang sari dari bunga salak mempunyai sifat lengket
sehingga tidak mudah diterbangkan oleh angin.
Saat yang terbaik serbuk sari dari bunga jantan dipergunakan untuk
penyerbukan yaitu ketika bunga jantan mekar dan mengeluarkan serbuk
warna kuning.; Biasanya bunga berbau harum yang khas dan dapat
tercium dari jarak yang agak jauh. Apabila persediaan bunga jantan
sedikit maka serbuk sari dapat disimpan.
Cara memanen dan menyimpan bunga jantan yaitu dengan mengambil
tiap tongkol bunga jantan yang sudah mekar dan memiliki serbuk sari
warna kuning, kemudian diketuk-ketukan pada alas kertas kemudian
dibersihkan dari kotoran, dimasukkan plastik kedap udara dan disimpan
di suhu 5-10oC. Dengan cara ini serbuk sari dapat dipertahankan
kualitasnya antara 1-3 bulan.
Penyerbukan dengan bantuan manusia dapat dilakukan dengan
membersihkan seludang bunga yang sudah mekar kemudian meletakkan
satu malal bunga jantan yang mekar diatas bunga sempurna atau bunga
betina dan selanjutnya diberi sungkup dari daun salak agar tidak terkena
air hujan. Persarian dapat juga dilakukan dengan cara mengetuk-ngetuk
bunga jantan yang sudah mekar pada bunga betina. Waktu penyerbukan
sebaiknya dilakukan 2 hari setelah bunga mekar.
Cara lain penyerbukan adalah dengan membersihkan seludang bunga
yang sudah mekar kemudian setiap putik diolesi dengan serbuk sari
menggunakan kuas kecil. Untuk menghindari gangguan dari luar seperti
hujan, sinar matahari atau angin maka bunga perlu disungkup dengan
pucuk daun salak. Pada penyerbukan dengan tujuan mendapatkan biji
hasil persilangan untuk perbaikan varietas, maka bunga perlu dibungkus
dengan kertas minyak agar tidak terkontaminasi dengan serbuk sari
bunga lain.
Cara penyerbukan lainnya yaitu dengan bantuan serangga. Penyerbukan
dengan bantuan serangga hasilnya akan lebih baik daripada
penyerbukan dengan bantuan manusia, asalkan syaratnya terpenuhi
yakni terdapat sejumlah pohon jantan dalam kebun salak tersebut
dengan perbandingan yang sesuai dengan jumlah pohon betina yaitu 1 :
10 atau tanaman jantan dipakai sebagai pagar. Serangga yang
membantu dalam penyerbukan adalah jenis “Cucurlionidae”, tubuh
serangga penyerbuk berbulu, sehingga tubuh dapat terselimuti dengan
tepung sari bunga jantan, selalu berputar-putar keluar dan masuk malai
bunga betina maka tepung sari dapat tertempel pada putik bunga betina
sampai pada bulir bunga bagian dalam. Kisaran waktu infestasi serangga
penyerbuk untuk membantu penyerbukan salak adalah 1-3 hari setelah
bunga mekar. Jumlah serangga penyerbuk yang diinfestasikan minimal 5
ekor pertandan.
Serangga polinator ‘Cucurlionidae” berkembang biak pada dasar bunga
jantan, kemudian setelah menjadi pupa akan terbang ke bunga betina,
pada kebun yang baru, untuk investasi serangga tersebut diperlukan
ketersediaan bunga jantan dan bunga betina yang siap mekar sebagai
tempat tinggal dan sumber makanannya.