Bmf 21 cahaya injil

550
MENTORING-21 (CAHAYA INJIL) BMF collections - 2015

Transcript of Bmf 21 cahaya injil

MENTORING-21 (CAHAYA INJIL)

BMF collections - 2015

i | P a g e

Table of Contents PENDAHULUAN ........................................................................................................ iii

Mengapa Allah Menciptakan Manusia? ................................................................... 1

Dosa dan Maut........................................................................................................ 16

Allah Memperlihatkan Kasih-Nya ........................................................................... 34

Apakah Anda Membutuhkan Allah? ....................................................................... 40

Apa itu Hidup yang Kekal dan Maut? ..................................................................... 57

Akibat dan Dampak Dosa ........................................................................................ 77

Pembebasan dari Dosa ........................................................................................... 86

Delapan Jenis Belenggu yang Merantai Manusia ................................................... 96

Hal yang menghambat pengenalan akan Tuhan? ................................................ 103

Bagaimana untuk mengetahui dan menyingkirkan dosa dari hidup kita? ........... 109

Arti Percaya ........................................................................................................... 125

Bagaimana Menerapkan kepercayaan kita? ......................................................... 132

Apakah Allah itu Nyata? ....................................................................................... 145

Bukti Tentang Kenyataan Allah ............................................................................. 148

Apakah Anda Mencintai Kebenaran? ................................................................... 163

Akankah Anda Meresponi Kebenaran? ................................................................ 167

Aku Punya Impian! ................................................................................................ 180

Aku tetap berharga di mata-Mu ........................................................................... 191

Apa akar dari Penyakit Tidak Percaya? ................................................................. 220

Ketidak-Setiaan ..................................................................................................... 237

Apakah Anda Orang yang Bijak? ........................................................................... 255

Bagaimana Seharusnya Hubungan di antara Sesama Jemaat? ............................ 277

Berbahagialah Orang Yang Suci Hatinya (Rahasia Kebahagiaan) ......................... 284

Hidup Adalah Kristus............................................................................................. 295

Ia Bukanlah Allah Orang Mati, Tetapi Allah Orang Hidup ..................................... 315

Kehidupan Kristen Yang Tak Terkalahkan ............................................................. 339

ii | P a g e

Keselamatan Dan Kelemahan ............................................................................... 357

Makna Salib di dalam Kehidupan Seorang Murid ................................................. 378

"Membenci": Mempersembahkan apa yang Anda Kasihi .................................... 397

Memiliki Allah Sebagai Sahabat ............................................................................ 421

5 alat untuk memupuk kedewasaan rohani .......................................................... 436

Sebuah Hidup Yang Berkelimpahan ...................................................................... 438

Sepuluh Langkah Doa ............................................................................................ 450

Siapa itu orang bijak? ............................................................................................ 469

Sikap kita Sehubungan dengan Hal Memikul Salib ............................................... 484

Yesus, Tanda Yang Menimbulkan Perbantahan (Sebuah Pesan Natal) ................ 509

Tiga prinsip yang merangkum segenap ajaran Injil ............................................... 524

Tinggal di dalam Hadirat Allah .............................................................................. 529

Untuk Apakah Anda Hidup? .................................................................................. 531

PENUTUP ............................................................................................................... 542

iii | P a g e

PENDAHULUAN

Apakah Injil itu? Kabar baik.

Apakah artinya bagiku?

Apakah itu penting bagiku?

Apa maknanya bagi dunia?

Bagaimana hidup tanpa Injil Kristus?

Siapakah Yesus? Apa yang Dia ajarkan? Apakah tujuanNya datang ke dunia?

Kiranya pengenalan kita akan Injil dan Kristus menjadikannya sangat berharga dan

bernilai, sehingga sama seperti rasul Paulus & Petrus kita dapat berkata:

II Korintus 2

2:14 Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di

jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman

pengenalan akan Dia di mana-mana.

II Korintus 10

10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang

dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah.

Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,

Filipi 3

3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus

Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku

telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku

memperoleh Kristus,

II Petrus 1

1:2 Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan

Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.

II Petrus 3

3:18 Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan

Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan

sampai selama-lamanya.

iv | P a g e

Tuhan Yesus memberkati kita semua.

BMF collections - 2015

1 | C A H A Y A I N J I L

Mengapa Allah Menciptakan Manusia?

oleh Pendeta Mark Lee

Kita akan memulai satu seri yang baru hari ini - seri tentang

pengenalan Injil. Seri ini akan dibagi menjadi 10 sesi. Saya akan

memulai dari kitab Kejadian, mengikuti urut-urutan kitab di dalam

Alkitab. Kitab yang pertama di dalam Alkitab disebut 'Kejadian'. Kitab

Kejadian adalah catatan tentang bagaimana Allah menciptakan alam

semesta dan isinya, termasuk umat manusia.

Pertanyaan yang sering diajukan oleh orang banyak adalah - "Mengapa

Allah menciptakan manusia?" Mengapa Allah menciptakan manusia

setelah Dia menciptakan alam beserta isinya? Apakah tujuannya?

Dapatkah penciptaan ini diibaratkan seperti suatu eksperimen dengan

tikus percobaan di dalam laboratorium? Apakah Dia menciptakan

sekumpulan manusia, menempatkan mereka di bumi ini untuk

mengamati bagaimana mereka mencari tempat berlindung di tengah

hutan, bagaimana degup jantung mereka saat mendengarkan suara

guntur, bagaimana mereka bereaksi terhadap berbagai keadaan, dan

bagaimana mereka mengutarakan berbagai macam perubahan isi

hatinya? Atau mungkin, seperti yang dikatakan oleh beberapa orang,

bahwa alam semesta ini, termasuk Anda dan saya, bermula dari satu

ledakan besar yang terjadi milyaran tahun yang lalu? Dengan kata lain,

segala sesuatunya berlangsung secara kebetulan.

Pertanyaan tentang mengapa Allah ingin menciptakan manusia secara

erat terkait dengan pertanyaan mengenai makna kehidupan. Apakah

arti dari keberadaan Anda dan saya? Menurut teori Big Bang (teori

ledakan besar alam semesta) jawabannya sangat sederhana. Hidup

Anda dan saya hanyalah suatu hasil dari peristiwa kebetulan. Nah, jika

kita eksis hanya karena kebetulan, itu berarti hidup ini tidak ada

maknanya!

2 | C A H A Y A I N J I L

Apakah hidup Anda terasa Kosong?

Filsafat Nihilisme berasal dari teori Big Bang. Aliran ini menyatakan

bahwa kita tidak perlu mencari makna hidup ini. Ada pepatah Tionghoa

yang mengatakan minumlah selagi masih ada anggur untuk dinikmati.

Mari kita nikmati sepuas-puasnya hari-hari kita. Persoalan tentang

mengapa kita hidup dan apa tujuannya hidup ini - semua itu, tidak

perlu kita renungkan, apalagi dipersoalkan. Jika hidup Anda dan saya

hanyalah hasil dari suatu peristiwa kebetulan, maka rencana yang

paling bijak adalah nikmati saja selagi bisa.

Banyak orang yang berkata, manusia berjuang dari fajar hingga

petang, hanya sekadar untuk bisa hidup. Apakah hidup ini sedemikian

sengsara? Sedemikian tak berarti? Apakah kita ini tidak sedang

merendahkan diri kita sampai ke tingkatan binatang? Bukankah

pencarian makanan itu yang membuat hewan-hewan berjuang siang

dan malam? Bukankah anjing dan kucing liar menjalani hidup mereka

hanya untuk mencari makanan? Apakah kita hidup hanya demi

makanan? Jika memang demikian halnya, lalu apa bedanya manusia

dengan binatang?

Ada perbedaan yang sangat nyata antara manusia dengan binatang!

Manusia punya visi! Jika Anda merasa bahwa hidup Anda sangat hampa

dan kosong, hal itu terjadi bukan karena kekurangan materi tetapi

karena adanya kekosongan batin. Tidak peduli sekaya apapun

seseorang, dan sepenuh apapun jadwal kegiatan sosialnya, kekosongan

itu tetap ada. Perasaan hampa ini akan meningkat tajam saat setelah

kesenangan dan kegembiraan dilewati. Hal-hal material dan juga

hiburan duniawi tidak dapat mengisi kekosongan di dalam hati ini.

Seperti yang tertulis di dalam Alkitab, "Manusia tidak hidup hanya dari

roti saja." Manusia memerlukan visi, dia memerlukan tujuan. Hanya

mereka yang hidup dengan visi, dengan tujuan, yang tahu bagaimana

harus berjuang. Melalui perjuanganlah kehidupan seseorang menjadi

penuh dan bermakna. Dalam terang pemahaman ini, mari kita cermati

pertanyaan-pertanyaan berikut: Apakah tujuan dari keberadaan ini?

Apakah makna hidup ini? Mengapa Anda dan saya eksis? Apakah

tujuan Allah menciptakan Anda dan saya?

3 | C A H A Y A I N J I L

Ada satu poin yang aneh yang diutarakan di dalam pasal pertama dari

kitab Kejadian - pernyataan bahwa Allah menciptakan manusia

menurut gambar dan rupa Dia! Dengan kata lain, manusia memiliki

gambaran Allah; manusia dan Allah itu mirip! Mari kita melakukan

pengamatan yang lebih teliti atas pertanyaan-pertanyaan yang

ditimbulkan di atas dari sudut ini.

Mengapa Manusia diciptakan dalam Gambar dan Rupa Allah?

Allah menciptakan manusia dalam gambar dan rupa Dia, dan mengapa

Dia tidak melakukan hal yang sama pada binatang-binatang? Mengapa

Dia tidak menciptakan monyet, singa, atau bahkan malaikat di dalam

gambaran dan rupa-Nya? Mengapa hanya di dalam penciptaan manusia

saja Dia memakai gambar-Nya yang menjadikan kita mirip dengan Dia?

Apakah keistimewaan dari penciptaan menurut gambar dan rupa Dia?

Banyak orang, khususnya yang tinggal di pedesaan, senang

memelihara anjing. Saat saya masih muda, saya tinggal dengan

kerabat yang mencintai anjing. Karena anak anjing yang baru lahir

tidak bisa menggigit tulang, maka saudara saya ini membeli bakso

ikan, memotong-motongnya, lalu merebusnya di dalam susu untuk

dimakan oleh anak anjing itu. Bayangkan betapa istimewa perhatian

yang dia berikan kepada anjingnya itu. Kebanyakan waktu luangnya

digunakan untuk mengurusi anjingnya. Belakangan, saudara saya itu

pindah tempat dari rumah kayunya di atas gunung ke sebuah

apartemen yang tinggi di kota. Pemilik bangunan tidak mengizinkan

anjing di gedungnya, maka dia terpaksa meninggalkan anjingnya.

Anjing yang disayanginya itu seolah-olah tahu bahwa tuannya akan

pergi, matanya berkaca-kaca seperti tidak rela melihat kepergian

tuannya.

Anjing adalah hewan yang sangat perhatian dan sangat setia - itu

sebabnya mengapa banyak orang yang lebih memilih anjing ketimbang

kucing. Kucing cenderung lebih angkuh, tidak seperti anjing yang bisa

membangun hubungan yang akrab dengan manusia. Saat Anda pulang

kerja, mungkin tidak ada anggota keluarga Anda yang menyahut

seruan, "Aku pulang!" dari Anda. Akan tetapi anjing Anda akan

memberi sambutan yang paling hangat, sambil menggoyang-

goyangkan ekornya, dia akan melompat ke pangkuan Anda. Jika

4 | C A H A Y A I N J I L

dibandingkan dengan anggota keluarga yang lain, sambutan anjing

jelas jauh lebih hangat.

Di samping itu, anjing akan membela tuannya! Mereka yang tinggal di

rumah-rumah pedesaan yang terpencil sangat tahu akan hal ini.

Gonggongan anjing berfungsi sebagai isyarat tentang adanya orang

asing di sekitar rumah. Banyak orang yang senang bepergian bersama

anjing. Sekalipun mereka dihadang penjahat, mereka tidak takut.

Anjing akan sekuat tenaga melindungi tuannya. Jika teman perjalanan

Anda bukanlah anjing, tetapi teman Anda, maka situasinya bisa sangat

berbeda. Teman Anda bisa saja lari lebih kencang daripada Anda dan

meninggalkan Anda menghadapi bahaya sendirian! Kesetiaan anjing

terhadap tuannya adalah hal yang sudah diketahui secara luas. Banyak

anjing yang akan berkelahi untuk membela tuanya sekalipun itu dapat

mengakibatkan dia kehilangan nyawanya.

Banyak pemilik anjing yang begitu mencintai anjing sehingga mereka

bersedia membayar harga yang sangat mahal untuk bisa memelihara

anjing. Mereka bahkan rela mengorbankan sebagian kebebasan mereka

demi anjing-anjing mereka. Tentu saja, ada banyak masalah yang

timbul sehubungan dengan hal memelihara anjing ini. Anda perlu

mengajak mereka berjalan-jalan pada saat-saat tertentu, mereka akan

kencing dan buang hajat sembarangan, melolong di rumah tanpa

sebab, dan membuat Anda pusing.

Sekalipun memang banyak orang yang sangat mencintai anjing, tetapi

komunikasi yang mendalam tidak akan dapat dijalin dengan anjing

karena anjing dan manusia adalah spesies yang berbeda. Saat Anda

pulang ke rumah, si anjing akan menggoyang-goyangkan ekornya, dan

Anda bisa bermain-main dengannya, akan tetapi Anda tidak akan dapat

berbagi beban perasaan Anda dengannya. Sebagai contoh, Anda

menghadapi hari yang sangat berat di kantor dan setelah pulang ke

rumah, Anda berkata kepada anjing Anda, "Oh Doggie, Doggie,

tahukah kamu, hari ini bos aku sangat menyebalkan! Tahukah kamu

betapa kesalnya aku hari ini?" Apakah yang akan dilakukan oleh si

anjing? Dia akan menatap Anda dengan matanya yang lugu, sama

sekali tidak mengerti apa yang Anda inginkan dari dia. Atau mungkin

Anda sedang putus dengan pacar Anda, si anjing tidak akan mampu

memberi hiburan atau saran karena dia bahkan tidak mengerti

bagaimana perasaan Anda. Tak peduli seberapa keras upaya Anda

5 | C A H A Y A I N J I L

untuk berkomunikasi dari hati ke hati dengan anjing Anda, dia tidak

akan dapat memahami Anda. Ini adalah karena Anda dan dia bukan

dari spesies yang sama. Hanya mereka yang berasal dari satu jenis

yang bisa memahami perasaan terdalam Anda.

Sekalipun anjing setia dan memiliki perasaan, mereka tidak akan

mampu memahami isi hati Anda. Ada perbedaan yang tak dapat

dijembatani. Mereka berasal dari jenis yang berbeda dengan Anda. Jika

mereka tidak mirip dengan Anda, bukan spesies yang sama dengan

Anda, maka Anda dan anjing itu, tidak akan dapat saling mencurahkan

isi hati.

Manusia diciptakan untuk Menjadi Sahabat Allah

Sekarang dapatkah Anda memahami tujuan Allah menciptakan

manusia? Mengapa Dia tidak menciptakan kita seperti kuda, yang bisa

bergerak cepat? Seperti sapi, yang kuat dan bisa membajak sawah?

Seperti burung, yang bisa melayang-layang tinggi di udara? Makhluk-

makhluk itu tidak mampu menyelami isi hati Allah karena mereka dari

jenis yang berbeda. Allah menciptakan manusia sesuai dengan

gambaran-Nya, sesuai dengan rupa-Nya dalam rangka menciptakan

komunikasi yang mendalam dengan manusia! Tuhan melakukan semua

itu dengan tujuan untuk membangun persahabatan yang paling

mendalam dengan manusia!

Sebelum Allah menciptakan manusia, Dia sudah memiliki segalanya -

singa, harimau, semua ciptaan, bahkan malaikat. Walau pun demikian,

Dia tetap ingin menciptakan manusia, dan yang satu ini ingin Dia

ciptakan dalam gambar dan rupa Dia. Dan apakah tujuan-Nya? Dia

berharap untuk membangun keakraban dengan manusia.

Kata 'kawan akrab (confidantes)' adalah kata yang sangat indah. Hati

mereka sudah sangat selaras dengan kita - Anda mengenal dia dengan

baik, dan dia mengenal Anda dengan baik. Tentu saja, jika Anda bukan

dari jenis yang sama dengan dia, atau tidak memiliki keserupaan,

maka Anda tidak akan bisa menjadi kawan akrab. Sama seperti kerabat

saya, tak peduli seberapa besar kasihnya pada anjingnya, sekalipun ia

menghidangkan bakso ikan yang dimasak dengan susu kepada

anjingnya, mereka tetapi tidak dapat menjadi kawan akrab.

6 | C A H A Y A I N J I L

Dapatkah Anda menangkap gambarannya? Apa tujuan Allah

menciptakan manusia? Tujuannya adalah untuk membangun

persahabatan dengan Allah. Ini juga menjawab pertanyaan tentang

makna hidup. Allah menciptakan manusia dengan harapan agar

manusia dapat bersahabat dengannya. Ini bukan sekadar tujuan dari

penciptaan manusia, tetapi juga tujuan dari penyelamatan manusia.

Mengapa Allah ingin menyelamatkan Anda dan saya? Apakah supaya

kita segera memberitakan Injil? Ini juga benar, akan tetapi bukan

alasan yang utama. Yang paling penting bagi Allah adalah harapan-Nya

agar kita dapat menjadi sahabat-Nya! Sedihnya, manusia

meninggalkan Dia, menolak untuk bersahabat dengan-Nya.

Demikianlah, Allah ingin mencari kembali manusia, untuk memulihkan

tujuan pertama dari penciptaan manusia. Allah ingin membangun

kembali persahabatan dengan manusia.

Aku Menyebut kamu "Sahabat"

Mari kita lihat sebuah ayat - di Yohanes pasal 15, ayat 15. Yesus

berkata kepada para muridnya, "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba,

sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku

menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada

kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." Dapatkah

Anda memahami isi hati Allah yang diungkapkan oleh Yesus Kristus di

sini? Dia memanggil kita untuk mengikut dan melayani dia. Akan tetapi

dia tidak menginginkan kita menjadi budaknya, di mana kita hanya

akan menunggu dan menerima perintah saja. Dia bermaksud

menjadikan Anda dan saya sebagai sahabatnya - "Aku menyebut kamu

sahabat."

Apakah arti dari "Aku menyebut kamu sahabat"? Yesus Kristus

menjelaskan, "Hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya..."

Seorang hamba hanya tahu bahwa dia harus menjalankan perintah

tuannya. Jika sang tuan ingin agar dia menyediakan makanan, maka

dia akan menyediakan makanan; jika tuannya ingin agar dia berbelanja

sesuatu, maka dia segera berbelanja. Dia tidak akan memiliki

pemahaman yang sempurna akan isi hati tuannya. Akan tetapi Yesus

Kristus berkata, "Aku telah memberitahukan kepada kamu segala

sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." Apa yang disampaikan

oleh Yesus kepada para muridnya adalah rahasia isi hati Allah! Inilah

persahabatan! Saat dua sahabat duduk bersama, mereka akan saling

7 | C A H A Y A I N J I L

memberitahukan isi hati mereka. Inilah tujuan utama Allah memanggil

kita dan menyelamatkan kita.

Seringkali, kita mendengar orang menggabarkan Injil dengan berbicara

tentang keselamatan Allah atau tentang karya luar biasa yang telah

Allah kerjakan melalui Yesus Akan tetapi kita jarang mendengar

penjelasan tentang mengapa Allah menyelamatkan manusia.

Keselamatan dari Allah tidak sama dengan regu penyelamat atau

kepolisian. Mereka menolong orang-orang yang terjebak di tanah

longsor atau yang menjadi korban kecelakaan kapal laut. Penyelamatan

yang semacam ini hanya merupakan suatu pelaksanaan tugas, dan

mereka yang terlibat tidak akan menjalin hubungan lebih lanjut setelah

tugas tersebut diselesaikan. Paling-paling mereka hanya menerima

kartu ucapan selamat Natal. Sangat sedikit petugas penyelamat yang

akan menjalin hubungan persahabatan dengan mereka yang menerima

pertolongan. Bagi kebanyakan petugas penyelamat, menolong orang

tak lebih dari pelaksanaan tugas, sesuatu yang merupakan bagian dari

pekerjaan mereka. Jika tugas sudah selesai, maka dia tidak lagi

memiliki kepentingan pribadi dengan orang yang sudah

diselamatkannya.

Keselamatan dari Allah bukan sekadar pelaksanaan tugas - demikian

pula halnya dengan pemberitaan Injil. Apakah Anda memandang

pemberitaan Injil sebagai suatu tugas? Apakah penugasan Anda

berakhir setelah Anda membawa seseorang ke gereja untuk

mendengarkan khotbah? Apakah itu berarti Anda telah menyerahkan

PR Anda? Atau tugas seterusnya adalah menunjukkan keprihatinan saat

yang bersangkutan tidak masuk ke gereja dan mungkin harus terus

bertugas sampai orang tersebut dibaptiskan? Apakah ini yang kita

lakukan?

Apakah Anda benar-benar ingin membangun persahabatan dengan

orang itu? Atau apakah Anda memandang bahwa ini hanyalah suatu

tugas yang tercakup di dalam pekerjaan pemberitaan Injil? Anda masih

belum mengerti isi hati Allah jika Anda memandang bahwa

pemberitaan Injil adalah semacam pekerjaan. Niat hati Allah adalah

untuk membangun persahabatan yang kekal dan tak berubah. Jika Dia

sekadar menyelamatkan Anda dan berhenti di titik itu, maka hidup ini

tidak ada tujuan atau maknanya.

8 | C A H A Y A I N J I L

Indahnya Persahabatan

Pernahkah Anda merasakan indahnya persahabatan? Pernahkah Anda

memiliki sahabat sejati, seorang kawan akrab? Jika belum, maka Anda

kehilangan satu bagian yang terindah di dalam hidup Anda. Tak ada

yang lebih berharga daripada persahabatan di dunia ini. Hal apakah

yang sedang Anda kejar sekarang ini? Apakah Anda mengejar rumah

yang lebih mewah, mobil model terakhir, atau gelar akademis yang

lebih tinggi? Apakah Anda yakin bahwa hal yang Anda kejar itu

memang berharga? Anda perlu tahu bahwa di dunia ini, di dalam hidup

ini, tak ada yang lebih penting, tak ada yang lebih indah, dan tak ada

yang lebih memuaskan daripada persahabatan. Sangatlah

menyedihkan jika Anda belum pernah merasakan persahabatan, dan

Anda juga tidak akan mengerti apa yang sedang saya bicarakan ini.

Saya telah merasakan persahabatan yang akrab, itu sebabnya saya

mengerti. Saya memiliki seorang kawan karib ketika saya masih duduk

di kelas satu SMP. Kami segera menjadi sahabat setelah saling

berkenalan. Saat itu, kami tinggal sangat berjauhan. Tapi bagi kami,

jarak bukanlah masalah.

Suatu kali, teman saya mengalami masalah di saluran pencernaan yang

parah dan dirujuk ke Rumah Sakit yang lokasinya agak jauh dan

terpencil. Pada masa itu, saya baru berusia sekitar sebelas atau dua

belas tahun, dan sekalipun saya sangat jarang pergi sendirian, saya

bersedia dan berani menempuh jarak yang jauh itu untuk

mengunjunginya di rumah sakit. Perjalanan menuju ke rumah sakit

pada masa itu adalah perjalanan yang jauh. Sarana transportasi tidak

sebagus yang ada sekarang. Jadi, pertama-tama saya harus naik bus

ke pelabuhan, kemudian naik kapal feri kecil menyeberang laut, lalu

naik bus lagi ke jurusan lain. Dan dari sana, saya masih harus naik truk

menuju rumah sakit itu (tidak ada kendaraan umum yang menuju ke

rumah sakit itu pada waktu itu). Truk itu dari jenis yang berbobot satu

setengah atau dua ton - ukuran yang cukup besar, dengan sebuah

papan tanda yang menunjukkan jurusan ke Rumah Sakit. Tidak ada

tempat duduk di truk tersebut, Anda harus berdiri dan berpegangan

erat pada palang-palang besi yang ada.

Sekalipun saya baru berusia sekitar sepuluhan tahun, saya tidak

memandang bahwa perjalanan menjenguk sahabat saya ini

9 | C A H A Y A I N J I L

melelahkan. Begitulah, saya sendiri memiliki pengalaman pribadi

mengenai persahabatan. Bahkan sampai sekarang ini, jika saya

mengenangnya, hati saya terasa hangat.

Saya bersyukur kepada Tuhan - saya masih memiliki beberapa sahabat

yang lain. Setiap kali menyebutkan tentang para sahabat ini, hati saya

dipenuhi sukacita dan kehangatan. Para kawan akrab membuat hidup

kita lebih berwarna-warni. Mereka memberi gizi dan memuaskan jiwa

kita. Saat Anda berada bersama sahabat baik, Anda tidak memerlukan

segala macam barang-barang atau hiburan untuk memuaskan Anda.

Secangkir teh dan obrolan santai sudah memenuhi semua itu. Anda

tidak perlu membeli tiket bioskop atau menonton film bagus untuk

melewatkan waktu.

Jika Anda belum pernah menikmati persahabatan yang nyata, izinkan

saya memakai gambaran yang lain untuk membantu Anda

memahaminya. Pernahkah Anda jatuh cinta? Saat seseorang dilanda

asmara, sekalipun langit runtuh, hal itu tidak akan membuatnya

berhenti memikirkan tentang si dia, karena perasaan jatuh cinta

menimbulkan semacam kepuasan di dalam diri seseorang. Bagi orang

yang sedang jatuh cinta, dia tidak akan tertarik pada kesempatan

untuk mendapatkan uang lebih banyak karena kepuasan yang

sempurna telah memenuhi kekosongan di dalam batinnya.

Ada banyak poin yang mirip antara persahabatan dengan percintaan.

Saat seseorang sedang jatuh cinta, ia akan merasakan suatu gairah

dan sukacita yang tak terkirakan, sama seperti jika dua sahabat

bertemu, atau saat kawan lama bertemu. Persahabatan benar-benar

membawa sukacita yang awet.

Akan tetapi, ada beberapa perbedaan antara percintaan dengan

persahabatan. Sangat sedikit hubungan romantis yang bisa bertahan -

ini adalah suatu hal yang dapat dipahami dengan baik oleh mereka

yang telah menikah. Sebaliknya, persahabatan itu lebih murni, lebih

awet. Jika Anda tidak mengubah dasar hubungan Anda dengan kekasih

Anda melampaui daya tarik jasmani menuju hubungan jiwa, dan

membangun persahabatan yang akrab, maka hubungan Anda tidak

akan bertahan lama.

10 | C A H A Y A I N J I L

Apa yang Paling Penting dalam Hidup ini?

Saya ingin mengajukan satu pertanyaan kepada Anda - menurut Anda

apakah hal yang penting bagi hidup Anda? Hal apakah yang Anda

kejar? Apakah hal-hal yang fana? Benarkah anggapan bahwa Anda

akan bisa mendapatkan banyak sahabat jika Anda memiliki uang

banyak; mobil mewah yang meluncur mulus di jalanan; jam tangan

emas di pergelangan Anda; rantai emas di leher yang memamerkan

status Anda?

Benar, hal-hal tersebut jelas akan menarik banyak perhatian. Akan

tetapi, apakah Anda mengejar semua itu untuk bisa mendapatkan

perhatian dari orang lain? Jika memang demikian, maka Anda adalah

orang yang kurang percaya diri. Hanya orang yang kurang percaya diri

yang membutuhkan segala macam hal tersebut untuk memikat orang

lain. Sesungguhnya, apa yang benar-benar diperlukan oleh seseorang

adalah persahabatan yang tulus, persahabatan yang mendalam antara

Anda dengan teman Anda.

Janganlah berpikir bahwa Anda akan dipuji dan dikagumi karena

memberi kesempatan kepada orang lain untuk menaiki kendaraan

mewah Anda. Tidak tahukah Anda bahwa pujian bisa berubah menjadi

cercaan dalam sekejap saja? Orang itu bisa saja berkomentar, "Dia

mengantarkan kita hanya untuk memamerkan kekayaannya!" Tahukah

Anda bahwa daya tarik jasmaniah tidak ada gunanya? Yang Anda

inginkan adalah membangun persahabatan yang saling memberi

manfaat.

Sekalipun kita bisa menikmati persahabatan antar manusia yang cukup

awet, yang sangat murni, semua itu tidak bisa dibandingkan dengan

persahabatan dengan Allah. Hari ini, Alkitab memberitahu kita bahwa

Allah ingin bersahabat dengan kita! Mengapa Allah mencitpakan kita?

Mengapa kita hadir di dunia ini? Bagaimana bisa Anda sampai

mendengarkan khotbah hari ini? Allah punya rencana. Dia sangat ingin

agar Anda mengenal Dia. Dia sangat ingin agar Anda tahu isi hati-Nya.

Dia benar-benar ingin menjadi sahabat Anda.

Mengapa Allah mau Bersahabat dengan kita?

Pikirkanlah hal itu... siapakah kita ini? Kita bukanlah pimpinan dari

sebuah perusahaan; kita tidak punya kekayaan yang melimpah; kita

11 | C A H A Y A I N J I L

tidak punya banyak rumah atau tanah yang luas. Mengapa Allah ingin

berteman dengan makhluk seperti kita? Mengapa Allah begitu tertarik

pada orang-orang kecil yang tidak penting seperti kita ini? Manusia

memang berbeda - saat seseorang sedang jatuh dan tak bisa berbuat

apa-apa, tak ada orang yang mau berkawan dengannya; tetapi saat

seseorang berada di puncak apakah dari segi kekayaan atau status,

segerombolan besar orang akan mengelilinginya dan dengan penuh

semangat menunggu untuk melakukan kehendaknya.

Mengapa Allah ingin menjadi sahabat kita? Inilah inti dari pesan hari

ini. Allah tidak sekadar ingin menjadi sahabat Anda, Dia bahkan

mengambil inisiatif untuk berinteraksi dengan manusia. Hal ini dapat

kita lihat di seluruh kitab Suci. Terlebih lagi, Dia benar-benar ingin

mengundang Anda untuk datang ke rumahNya! Ini adalah suatu hal

yang sangat unik!

Jika ratu Inggris ingin bertemu dengan Anda, maka dia akan

mengeluarkan undangan kepada Anda. Jika Presiden ingin mengundang

Anda ke istana, maka dia juga akan mengirimkan undangan kepada

Anda. Saat Anda menerima undangan semacam itu, Anda mungkin

merasa seperti sudah terbang ke surga ketujuh. Mungkin Anda akan

segera membingkai undangan tersebut dan memajangnya di ruang

tamu. Suatu kehormatan yang luar biasa mendapat undangan dari

orang penting semacam itu!

Cara Allah mengerjakan sesuatu sangatlah berbeda. Dia tidak

mengutus Yesus ke istana Raja. Yesus lahir di Nazaret, sebuah kota

kecil yang tidak penting. Tahukah Anda apa yang Alkitab katakan

tentang reaksi orang-orang saat para murid memperkenalkan Yesus

sebagai orang Nazaret? "Dapatkah hal yang baik datang dari Nazaret?"

Belum pernah seorang penting pun yang berasal dari Nazaret. Tinggal

di Nazaret seperti tinggal di daerah pinggiran. Bukan daerah yang bisa

Anda banggakan kepada orang lain.

Saat saya masih kecil, saya tinggal di daerah kumuh. Daerah itu

biasanya disebut "Kandang Ayam". Daerah kumuh itu telah dibongkar

dan diganti dengan satu blok apartemen dengan nama yang lebih

modern - Emerald Way Garden. Jika Anda berkata kepada seseorang,

"Aku dilahirkan di Kandang Ayam," maka orang itu akan meremehkan

Anda. Akan tetapi jika Anda memperkenalkan diri Anda sebagai orang

12 | C A H A Y A I N J I L

yang dilahirkan di "Emerald Way Garden", maka reaksi orang juga

berbeda.

Nazaret adalah tempat yang biasa-biasa saja. Yesus lahir dan menetap

di desa yang sangat miskin dan tidak ada keistimewaannya ini, dan

menjalankan pekerjaan kelas rendahan sebagai seorang tukang kayu.

Yesus tidak pernah belajar di universitas atau bekerja di perusahaan

besar seperti Microsoft. Dia hanya seorang tukang kayu. Dalam

pemahaman zaman sekarang ini, dia mungkin adalah salah satu dari

sekian banyak buruh. Dia datang ke lingkungan ekonomi dan sosial

semacam ini untuk bisa menjalin hubungan dengan Anda dan saya.

Inilah cara kerja Allah yang dicermikan oleh seluruh kehidupan Yesus.

Yesus merendahkan dirinya ke tingkatan kita untuk mencari kita untuk

bisa berteman dengan kita. Tidaklah sukar untuk membayangkan

bahwa jika Presiden RI datang, mungkin Anda tidak akan punya

kesempatan untuk menjabat tangannya atau bercakap-cakap

dengannya. Para pengawal dan ajudannya akan mengelilingi dia.

Bayangkan jika Anda baru selesai memperbaiki sebuah mobil, dan

Anda masih dilumuri oleh kotoran dan oli, bagaimana mungkin Anda

bisa berjabat tangan dengan seorang penting semacam itu, apalagi jika

dia berpakaian resmi? Situasinya sangatlah tidak memungkinkan. Tidak

akan dapat dijalin suatu persahabatan. Jurang perbedaan status terlalu

jauh untuk dapat dijembatani.

Tetapi cara kerja Allah sangat berbeda. Yesus diutus ke tengah-tengah

masyarakat biasa. Dia bertumbuh di suatu daerah pinggiran yang

miskin sebagai seorang tukang kayu yang sederhana. Dia duduk di

salah satu sudut warung dan berbagi isi hati dengan kita sambil

ditemani secangkir teh. Dia tidak akan menjumpai Anda di hotel

berbintang lima atau tempat-tempat mewah lainnya, tetapi dia akan

menjumpai Anda di warung mie di pinggir jalan atau di tempat minum-

minum. Seperti inilah Yesus yang ingin berteman dengan kita.

Mari kita pelajari ayat lain yang merujuk tentang persahabatan.

Yohanes pasal 15 ayat 13. Yesus di sini berkata, "Tidak ada kasih yang

lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk

sahabat-sahabatnya." Yesus tidak sekedar berbicara tentang hal

persahabatan dengan kita. Dia menyerahkan nyawanya untuk

menyatakan ketulusannya! Tentu saja, sangatlah menyenangkan bisa

13 | C A H A Y A I N J I L

makan, minum dan bercakap-cakap sebagai sahabat. Tidak ada kasih

di dunia ini yang bisa melampaui kasihnya. Tak ada harga yang terlalu

mahal bagi Yesus untuk dibayar demi sahabat-sahabatnya. Allah,

melalui Yesus, mengungkapkan kedalaman dari ketulusannya untuk

bisa berteman dengan kita, bahkan sampai rela menyerahkan

nyawanya. Dia memang Allah yang sangat menghargai persahabatan!

Persahabatan dengan Allah dapat Dialami

Tentu saja, kita tahu bahwa ada banyak macam sahabat. Ada beberapa

orang yang hanya sekadar kenal dengan Anda. Mereka mungkin

bahkan tidak ingat siapa nama Anda. Ada orang yang memiliki

hubungan lebih dekat dengan Anda. Mereka mungkin akan

mengunjungi Anda di hari raya, dan mungkin akan bertukar kado

dengan Anda di Natal. Mereka, misalnya, mungkin akan memberi kita

parsel di tahun baru, atau memberi anak-anak kita 'ang pao' di tahun

baru Cina. Akan tetapi, yang sedang kita bahas sekarang ini

sebenarnya adalah sahabat sejati. Persahabatan yang paling dalam.

Tak ada persahabatan yang lebih akrab daripada yang satu ini. Dan

Yesus bersedia mati demi para sahabatnya, untuk menawarkan kepada

kita persahabatan semacam ini.

Saya mengenal Yesus secara akrab selama sekitar dua puluhan tahun.

Sejak saat saya mengenalnya, saya telah mengalami persahabatannya.

Di dalam hal ini, saya masih berada di tingkat yang dangkal. Akan

tetapi apa yang dikatakan oleh Alkitab sangatlah jelas bagi saya -

Persahabatan dan kasih Allah lebih berharga daripada hidup! Jika Anda

tidak mengalami hal ini secara pribadi, maka Anda tidak akan dapat

memahaminya. Tak banyak hal di dunia ini yang lebih berharga, dan

yang lebih indah daripada hidup. Akan tetapi persahabatan Allah jauh

melampaui nilai hidup itu sendiri! Tentu saja, saya tidak sedang

merujuk kepada berbagai macam berkat dan hal-hal lainnya yang telah

Dia berikan kepada saya.

Sebenarnya, di dalam masa dua puluhan tahun saya mengikut Tuhan,

saya banyak sekali mengalami Allah. Ya, Dia memang banyak

memberkati saya, entah secara keuangan, kesehatan atau pun dalam

pendidikan. Akan tetapi saya tidak mau mengutamakan semua berkat

itu. Persahabatan jauh melampaui berkat, dan inilah hal yang

paling penting. Jika Anda seorang pimpinan dari sebuah perusahaan

14 | C A H A Y A I N J I L

besar, atau mungkin pimpinan perusahaan media, akan ada banyak

orang yang ingin menjadi sahabat Anda karena ada banyak keuntungan

yang bisa diperoleh dari persahabatan ini. Akan tetapi, inikah jenis

persahabatan yang Anda inginkan? Apakah Anda mau berteman

dengan seseorang yang ingin bersahabat dengan Anda hanya supaya

dia bisa bekerja di perusahaan Anda? Tidak, saya rasa Anda tidak akan

menyukai persahabatan semacam ini.

Inilah hal yang sangat vital. Saat Anda mengejar Allah, janganlah

menekankan pada apa yang dapat Anda peroleh atau berkat-berkat

yang akan Anda dapatkan. Ya, Allah akan memberkati kita. Akan

tetapi, jika Anda menempatkan penekanan Anda di aspek itu saja,

maka Anda masih belum memahami apa arti persahabatan. Bagi saya,

yang paling penting bukanlah berkatnya. Allah boleh saja memberi

saya berkat, akan tetapi Dia juga boleh menarik kembali semua berkat

itu. Dia pernah menarik sebuah berkat dari saya pada masa lalu; saat

itu Dia menguji apakah saya menghargai persahabatan dengan Dia di

atas segalanya.

Apakah Anda menghargai persahabatan dari orang lain? Tahukah Anda

bagaimana cara menghargai persahabatan yang Allah berikan kepada

Anda? Hari ini, Anda beroleh kesempatan untuk mendengarkan

pesannya - Allah sekarang ini sedang mengulurkan tangan-Nya untuk

bersahabat dengan Anda, Dia memberitahu Anda bahwa Dia ingin

menjadi sahabat Anda. Jadi, apakah respons Anda?

Maukah Anda Menjadi Sahabat Allah?

Dalam pesan tersebut di atas, kita bisa mengerti mengapa Allah

menciptakan kita, apa arti keberadaan kita, dan sebagainya. Inti dari

semua itu adalah bahwa kita boleh berkenalan dengan Allah. Kita boleh

membangun persahabatan dengan Dia, persahabatan yang paling

mendalam. Di dalam hidup ini, tak ada hal yang lebih berharga, dan

tak ada hal yang bisa memberikan kepuasan melebihi persahabatan.

Persoalannya adalah: sudahkah Anda menanggapi? Sangatlah penting

untuk memberi tanggapan.

Ada beberapa orang yang telah bergabung dengan gereja untuk waktu

cukup lama. Ada yang mungkin sudah menghadiri gereja sekitar

setahun, atau mungkin lebih lama lagi. Mereka semua telah

15 | C A H A Y A I N J I L

mendengarkan beberapa khotbah. Hanya ada satu penjelasan jika Anda

masih belum mengalami kemajuan rohani, walaupun Anda sudah

mendengarkan khotbah-khotbah ini - yaitu bahwa Anda tidak memberi

tanggapan. Jika Anda ingin maju, maka Anda harus memberi respons!

Anda perlu merenungkan dengan serius permasalahan ini. Jika hari ini

Anda sudah tahu persis bahwa Allah ingin menjadi sahabat Anda, maka

Anda harus memberi tanggapan di dalam hati Anda. Apakah Anda

benar-benar ingin menjadi sahabat Allah? Apakah Anda ingin menerima

persahabatan ini? Anda tidak akan melangkah maju jika Anda tidak

berminat untuk menanggapi. Tak peduli seberapa banyak khotbah yang

telah Anda dengarkan, selama Anda tidak menanggapi, maka tidak

akan ada manfaatnya bagi hidup Anda. Jika Anda pikir bahwa khotbah

ini cukup menarik, tidak terlalu membosankan, akan tetapi Anda tetap

tidak memberi respons, maka yang pasti terjadi adalah Anda akan

segera melupakan isi khotbah ini dalam satu atau dua hari.

Di sisi lain, jika Anda ingin menerima persahabatan dari Allah, Anda

bisa berkata kepada Allah di dalam hati Anda, "Ya Allah, saya

memahami isi hati-Mu. Engkau tidak sekadar menciptakan saya,

Engkau sendiri telah datang ke dunia ini, merendahkan diri-Mu ke

tingkatan saya untuk mencari saya, untuk memperkenalkan diri-Mu

dengan harapan bisa membangun persahabatan ini dengan saya. Ya

Allah, saya bersedia. Saya bersedia mengenal-Mu. Datang dan

bangunlah persahabatan ini." Jika hati Anda memberi tanggapan yang

tulus dan Anda berharap bisa berbuat sesuatu dalam hal ini, beritahu

kami, karena Anda memerlukan pertolongan. Izinkanlah kami

membantu Anda untuk melangkah maju. Allah telah mengutus kami

untuk memberitakan pesan ini kepada Anda. Untuk memberitahu Anda

tentang isi hati dan rencana-Nya, yaitu mengajak setiap orang masuk

ke dalam persahabatan yang lebih berharga ketimbang hidup!

16 | C A H A Y A I N J I L

Dosa dan Maut

oleh Pendeta Mark Lee

Hari ini, kita sampai pada pesan yang ketiga dari seri pengenalan Injil

dan kita akan membahas permasalahan dosa. Apakah sebenarnya dosa

itu? Banyak orang berpikir bahwa dosa adalah hal yang mudah

ditangani. Persoalan lainnya adalah, dapatkah seseorang menahan diri

dari berbuat dosa?

Apa itu Dosa?

Sebelum kita dapat menjawab pertanyaan ini, kita perlu tahu apa itu

dosa. Seperti apa rupa dosa? Beberapa orang percaya bahwa

melakukan sesuatu hal yang bertentangan dengan hati nurani sudah

merupakan dosa. Ya, hati nurani adalah pengukur yang bagus. Akan

tetapi, setiap orang memiliki standar yang berbeda jika sudah berbicara

tentang hati nurani. Tuan A mungkin menilai sesuatu sebagai dosa

akan tetapi Tuan B tidak menilainya demikian. Jadi, hati nurani bukan

jawaban yang memadai untuk memecahkan masalah ini. Kita perlu

meneliti persoalan ini lebih jauh lagi.

Beberapa waktu yang lalu, ada sebuah debat panas mengenai legalisasi

perjudian di beberapa negara, misalnya di Singapore dan Hong Kong.

Ada dua kubu yang bertentangan: yang satu menilai bahwa tidak ada

masalah dengan perjudian karena bidang ini akan menambah

pendapatan pemerintah. Bagi mereka, kegiatan ini tidak bisa

dipandang sebagai dosa. Di sisi lain, kubu penentang berkata bahwa

judi adalah dosa dan tidak boleh dijadikan kegiatan legal. Di sini kita

melihat orang-orang yang berbeda dengan masing-masing pendapat

yang berbeda pula. Lalu bagaimana kita akan memahami persoalan

dosa ini?

Contoh lain adalah masalah pengguguran kandungan atau aborsi. Di

Amerika perdebatan besar tentang hal ini tidak pernah berhenti, dan

para presiden Amerika selama ini tidak berani berurusan dengan

masalah yang sangat sensitif ini. Orang-orang kembali terbelah

17 | C A H A Y A I N J I L

menjadi dua kelompok. Yang satu menekankan bahwa aborsi sama

dengan pembunuhan, dan membunuh janin bayi termasuk dalam

kategori dosa yang membawa maut. Di pihak lain, ada yang percaya

bahwa orang tua memiliki hak penuh untuk menentukan apakah

mereka akan membiarkan bayi tersebut hidup atau tidak. Situasinya

begitu memanas sampai ada yang menyerang klinik aborsi dan dokter-

dokter yang sedang melakukan aborsi. Bahkan pernah terjadi peristiwa

di mana para pelaku aborsi ditembak mati. Bukankah pembunuhan

tersebut sangat ironis, mengambil nyawa seseorang, untuk

menyelamatkan hak bayi untuk hidup?

Kita juga menghadapi masalah homoseksualitas. Perilaku ini dipandang

legal di beberapa tempat, dan dipandang illegal di tempat-tempat yang

lainnya. Masyarakat barat memegang pandangan Liberal untuk

persoalan ini, sementara masyarakat timur berpandangan konservatif.

Di Taiwan, kaum homoseks bebas menikah. Ada berbagai pandangan

yang bertentangan mengenai persoalan ini.

Jadi, apakah sebenarnya dosa itu? Apa yang bukan dosa? Tampaknya

setiap orang berpegang pada pendapatnya sendiri, dan sangat sulit

untuk mencapai kesepakatan. Di dalam kenyataannya, akan selalu ada

pandangan positif dan negatif tentang segala sesuatu, dari masalah

yang sekadar main-main sampai yang penting. Mengapa begitu banyak

pandangan yang muncul jika pembahasannya menyangkut masalah

dosa? Tampaknya sulit bagi orang untuk memberi jawaban yang tepat

tentang apa itu dosa, dan apa yang bukan dosa. Apakah penyebab dari

munculnya pemahaman yang kacau balau tentang dosa?

Ciri-ciri Dosa

Pertama-tama, kita perlu memahami beberapa ciri unik dari dosa. Hal

pertama yang perlu kita pahami adalah bahwa dosa akan menipu kita!

Sangat sulit mengungkapkan wajah asli dari dosa karena dosa memang

sifatnya memperdaya! Dosa itu seperti penjual obat di pinggir jalan

yang punya berbagai muslihat. Jika kita tidak berhati-hati, maka kita

akan tertipu oleh dosa. Hal yang aneh adalah walaupun sudah tertipu,

kita mengira bahwa kita telah memperoleh suatu manfaat. Alasan

mengapa kita tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang dosa

adalah karena dosa itu sifatnya menipu. Dosa memakai tipuan yang

jauh lebih canggih ketimbang yang dipakai oleh pedagang kaki lima

18 | C A H A Y A I N J I L

yang berjualan obat palsu itu. Karena itu memang sulit untuk memilah

persoalan dosa.

Pembenaran

Pada dasarnya, dosa menggunakan dua cara untuk menipu. Pertama

adalah saat kita melakukan sesuatu hal yang tidak benar, kita akan

berusaha mencari alasan untuk membenarkan hal itu. Kita akan

menjelaskan mengapa kita melakukan suatu hal dan mengapa kita

harus melakukannya. Dengan demikian, yang salah menjadi benar,

karena Anda menemukan alasan untuk mendukungnya. Ambillah

kegiatan merokok sebagai contoh. Mereka yang merokok tentu telah

melihat iklan peringatan yang menunjukkan bahwa rokok bisa

menimbulkan kanker. Akan tetapi, saat Anda mencoba untuk

menasehati seorang perokok, dia akan berkata kepada Anda, "Tidak

mungkin. Orang tua yang tinggal di seberang jalan itu berusia sekitar

80 atau 90 tahun dan dia merokok sekitar satu atau dua bungkus

sehari. Saya tidak melihat ada masalah dengan dirinya. Coba lihat

pemimpin Tiongkok, Deng Xiao Ping. Dia merokok seperti cerobong

asap, dan masih hidup sampai di usianya yang ke delapan puluh! Jadi,

jangan khawatir - tak ada yang salah dengan kegiatan merokok."

Sekali kita mendapatkan alasan, kita akan melanjutkan perbuatan kita

dengan tenang. Ini sebabnya mengapa saya katakan bahwa dosa itu

sifatnya menipu.

Kita lihat laporan setoran pajak sebagai contoh lainnya, ada sebagian

orang yang melakukan penggelapan pajak. Ketika diperiksa, mereka

berkata, "Mengapa membesar-besarkan masalah, padahal setiap orang

melakukan hal ini?" Atau, pimpinan perusahaan akan berkata, "Saya

harus melakukan hal ini, kalau tidak, kami terpaksa gulung tikar."

Mereka akan menemukan banyak alasan untuk menjelaskan, sambil

terus melanjutkan perbuatannya. Pemahaman mereka tentang dosa

menjadi sangat kacau.

Jadi, inilah hal pertama yang perlu kita ketahui berkaitan dengan

masalah dosa ini. Dan kita juga perlu menguji diri kita sendiri dengan

bertanya, "Apakah aku ini termasuk orang yang suka mencari alasan

untuk membela tindakan aku?"

19 | C A H A Y A I N J I L

Mengalihkan Tanggungjawab

Cara kedua yang dipakai dosa untuk menipu kita adalah dengan

mengalihkan tanggung jawab. Saat kita tahu bahwa kita telah berbuat

salah, kita masih - secara naluriah - mencoba untuk mengalihkan

sebanyak mungkin tanggung jawab ke pundak orang lain. Saya anggap

setiap orang di sini sudah tahu tentang kisah yang sangat terkenal

yaitu tentang Adam dan Hawa di dalam Alkitab. Apakah yang terjadi

setelah mereka makan buah yang sudah diperintahkan oleh Allah untuk

tidak dimakan itu? Ketika Allah bertanya kepada Adam, "Apakah kamu

telah memakan buah terlarang itu?" Ingat bagaimana Adam menjawab

Allah? Dia berkata, "Perempuan yang Kau berikan padaku, dia yang

memberiku buah dari pohon itu sehingga aku memakannya." Adam

menimpakan kesalahan kepada Allah dan perempuan itu! Dengan kata

lain, dia sedang berkata, "Mengapa Engkau memberi aku perempuan

ini? Jika Engkau tidak menciptakan perempuan ini sebagai

pendampingku, hal ini tidak akan terjadi." Kemudian, Allah menanyai

Hawa, "Apa yang telah kau lakukan?" Jawabnya, "Ular ini telah menipu

aku sehingga aku memakannya." Hawa mengalihkan kesalahan itu

kepada ular. Tentu saja, Allah tidak akan menerima penjelasan

semacam itu. Walaupun ular itu memang menggoda mereka, mereka

tetap bisa memilih untuk tidak mendengarkannya.

Dari Adam dan generasi-generasi seterusnya, umat manusia memupuk

kebiasaan mengalihkan tanggung jawab. Sifat saling menyalahkan

nyaris menjadi penyakit yang menulari seluruh masyarakat. Pada masa

itu, Adam hanya bisa menyalahkan Allah dan Hawa, dan Hawa

menyalahkan ular. Di zaman sekarang ini, ada banyak sasaran yang

bisa dituding sebagai pihak yang bersalah. Ada masyarakat,

lingkungan, orang-orang tertentu dan masih banyak lagi.

Adakah yang pernah mendengar nama Polpot? Dia adalah pimpinan

Khmer Merah dan dia memerintah Kamboja selama empat tahun.

Beberapa tahun yang lalu, Khmer Merah kehilangan kekuasaannya, dan

organisasi ini sudah tidak lagi eksis sekarang. Tetapi tahukah Anda

berapa banyak nyawa yang mati karena pemerintahan Polpot? Sekitar

dua sampai tiga juta! Saya kenal seorang perempuan China asal

Kamboja yang berkata bahwa pada masa itu rata-rata setiap keluarga

kehilangan dua atau tiga anggota keluarganya. Beberapa anaknya mati

20 | C A H A Y A I N J I L

di Kamboja dan beberapa yang lainnya mati ketika berusaha melarikan

diri.

Pada akhirnya, Polpot disingkirkan dan tertangkap, lalu diadili. Saat dia

diwawancarai oleh para wartawan dan penulis, dia dengan tegas

menyatakan bahwa dia tidak merasa bersalah atas semua yang telah

dia lakukan. Ketika para wartawan bertanya, "Banyak dari antara

pemimpin politik dengan pandangan yang berbeda yang ditangkap dan

dibunuh pada masa pemerintahan Anda. Apakah Anda juga tidak

merasa bersalah akan hal ini?" Jawabannya adalah, "Ya." Dia berkata

bahwa dia melakukan semua itu demi perjuangan melawan

ketidakadilan sosial. "Perjuangan melawan ketidakadilan sosial" adalah

kalimat yang lazim dipakai oleh kaum komunis. Mereka percaya bahwa

membunuh orang adalah hal yang tak terhindarkan dalam rangka

revolusi untuk perjuangan melawan ketidakadilan sosial. Itu sebabnya

Polpot menyatakan bahwa dia tidak merasa bersalah.

Kita lihat betapa dosa bisa menipu orang sampai sedemikian jauhnya!

Polpot membunuh begitu banyak orang tetapi dia bisa berkata bahwa

semua itu demi revolusi, demi perjuangan melawan ketidakadilan

sosial, demi kepentingan rakyat Kamboja! Dia menekankan bahwa

sekalipun ada kekeliruan di dalam pelaksanaan dalam menegakkan

pemerintahan Khmer Merah, dia berhasil menahan agresi dari Vietnam

(pada waktu itu, Vietnam mencoba untuk mengambil alih Kamboja di

tengah-tengah kekacauan tersebut). Dia benar-benar mencoba

mengklaim bahwa ia sebenarnya sudah berjasa kepada Kamboja! Kalau

dia bisa mendapatkan alasan untuk membela dirinya tentang

pembunuhan yang ia lakukan, apalagi untuk kejahatan lain yang telah

ia lakukan? Apakah Anda terkejut melihat ada orang yang bisa berpikir

seperti ini?

Akan tetapi, orang macam apakah Polpot itu? Dia dilahirkan di sebuah

pedesaan di Kamboja. Dia menyelesaikan pendidikan dasarnya di

sebuah biara (pada masa itu, tidak banyak sekolah umum dan anak-

anak biasanya dikirim ke biara-biara untuk belajar di bawah bimbingan

para bhiksu). Lalu dia melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi, bahkan sampai belajar ke luar negeri. Belakangan, dia memulai

karir politiknya dan bergabung dengan Khmer Merah. Saat dia mulai

memiliki kekuasaan, dia menyamar dan kembali ke desanya. Dia juga

berkunjung ke biara tempatnya belajar dulu. Bhiksu yang pernah

21 | C A H A Y A I N J I L

mengajar Polpot pada saat itu sudah lanjut usianya. Namun daya

ingatnya masih cukup baik dan dia masih bisa mengingat masa lalu

Polpot. Setelah kunjungannya itu, Polpot memerintahkan anak buahnya

untuk membunuh bhiksu tersebut! Alasannya adalah karena ingatan

bhiksu ini masih jelas! Dia masih ingat hal-hal yang tidak dikehendaki

oleh Polpot untuk tersebar luas. Setelah kunjungan itu, Polpot tidak

hanya memerintahkan pembunuhan atas bhiksu tersebut, tetapi juga

termasuk beberapa kerabat dan teman-temannya. Mereka tahu banyak

hal yang ingin dirahasiakan oleh Polpot. Namun, setelah melakukan

semua kejahatan ini, dia masih bisa menyatakan bahwa dia tidak

merasa bersalah! Di manakah hati nurani orang semacam ini?

Hati manusia sangat licik

Mari kita lihat sebuah ayat - Yeremia 17:9-10 "Betapa liciknya hati,

lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah

yang dapat mengetahuinya? Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang

menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal

dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya." Ayat

ini berbicara tentang kondisi manusia. Ia berbicara tentang persoalan

yang sangat serius, tentang hati manusia yang lebih licik dari segala

yang lainnya. Alkitab mengungkapkan kondisi sesungguhnya dari hati

manusia kepada kita. Mengapa Polpot dan orang-orang yang lainnya di

dunia ini bisa sampai pada kesimpulan semacam itu? Karena hati

memang lebih licik daripada segala yang lain. Kita tahu bahwa ada

banyak binatang yang cerdik di dunia ini, seperti rubah, musang,

bunglon dan sebagainya. Akan tetapi Alkitab memberitahu kita bahwa

manusia lebih licik daripada segala binatang. Manusia sesungguhnya

sangat melarat dan tidak dapat diselami hatinya. Siapa yang bisa

mengetahui apa yang terdapat di dalam hati seseorang? Ini adalah hal

yang sangat sulit untuk dilakukan.

Secara umum, orang menutup dirinya terhadap orang lain. Kita tidak

akan mudah percaya kepada teman baru, sampai dia menjadi kawan

akrab kita. Sayangnya, bahkan orang yang paling akrab dengan kita

pun bisa membuat kita syok berat, saat kita mendapati bahwa mereka

mampu melakukan hal-hal yang tak terbayangkan oleh kita.

Hati manusia sangatlah tidak sederhana itu. Ada semacam kelicikan di

dalamnya. Perhatikan sekali lagi lanjutan dari ayat, "lebih licik dari

22 | C A H A Y A I N J I L

pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu"? Lanjutannya adalah,

"Siapakah yang dapat mengetahuinya?" Kita bukan saja tidak bisa

mengetahui isi hati orang lain, kita bahkan tidak tahu isi hati kita

sendiri. Sangatlah mungkin bahwa Polpot sendiri tertipu ketika dia

menyatakan bahwa hati nuraninya bersih! Sangatlah mungkin bahwa

dia mengira tak ada yang salah dengannya dan bahwa dia melakukan

semuanya itu demi negara, demi rakyat dan demi revolusi. Mao Ze

Dong adalah contoh lainnya. Dia menipu dirinya sendiri dan menipu

orang lain pada saat yang bersamaan.

Demikianlah, Alkitab menyatakan, "Siapa yang bisa mengetahuinya?"

Inilah pertanyaan yang menusuk langsung ke dalam batin kita - siapa

yang bisa mengetahui isi hatinya sendiri? Mungkinkah terjadi bahwa

ketika kita mengira kita ini orang baik-baik, ternyata kita ini tertipu

oleh diri kita sendiri? Ini adalah hal yang perlu direnungkan secara

mendalam.

Dosa berasal dari Dalam

Mari kita perhatikan sekali lagi Yeremia 17:10. Di sini dikatakan

tentang Allah? Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin,

untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah

langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya." Dikatakan bahwa

Allah menyelidiki hati dan menguji apa yang di dalam kita. Tentu saja

hati dan batin mengacu kepada bagian terdalam pada diri manusia.

Ayat ini memberitahu kita bagaimana Allah menilai manusia. Dia

melihat ke dalam diri kita! Di sini terlihat perbedaan besar dari cara

Allah melihat manusia dengan cara manusia melihat sesamanya. Orang

melihat sesamanya berdasarkan tampilan luarnya. Berdasarkan

penampilannya, kita menilai apakah orang tersebut adalah orang baik-

baik atau perampok yang paling jahat. Dalam kenyataannya, tampilan

luar tidak dapat mewakili seseorang secara sepenuhnya. Beberapa

orang tampil rapi tetapi ternyata munafik. Beberapa orang terlihat

kasar tetapi ternyata sangat baik. Itu sebabnya sangatlah susah untuk

menilai seseorang dari penampilannya.

Namun ayat ini memberitahu kita bahwa Allah itu berbeda. Allah

melihat ke isi hati manusia dan bukan pada tindakan lahiriahnya. Allah

meneliti isi hati dan menguji batin. Poin ini sangat erat berkaitan

dengan masalah dosa yang sedang kita bicarakan - dosa adalah

23 | C A H A Y A I N J I L

sesuatu yang tersimpan di dalam. Tentu saja, dosa terwujud dalam

tindakan. Akan tetapi akan terlalu dangkal jika menilai apakah kita

berdosa atau tidak hanya dengan melihat pada perbuatan lahiriah.

Allah tidak melihat pada yang lahiriah tetapi pada yang batiniah! Jika

kita ingin tahu apakah seseorang berdosa atau tidak, kita tidak boleh

melihat perbuatan lahiriahnya melainkan melihat sikap hatinya. Ini hal

yang sangat penting. Kita tidak akan mengerti tentang dosa tanpa

memahami prinsip ini. Dosa itu ada di dalam!

Alkitab memakai kata penyakit untuk menggambarkan dosa. Dosa

disamakan dengan penyakit, suatu penyakit rohani. Jika orang terkena

penyakit jasmani, mereka harus pergi ke dokter. Jika mereka

mengalami sakit jiwa, mereka pergi ke psikiater. Ada jenis penyakit

ketiga selain yang dua itu. Itulah penyakit di tingkat roh yakni dosa!

Ketiga penyakit itu bisa saling mempengaruhi antara satu dengan yang

lain. Ada beberapa orang yang mengalami sakit di badan akan tetapi

tidak ditemukan penyakit jasmani apapun dalam pemeriksaannya.

Akhirnya, didapati bahwa mereka ternyata mengalami penyakit

kejiwaan. Menurut beberapa dokter, diperkirakan dua per tiga dari

penyakit manusia berasal dari masalah kejiwaan dan hanya sepertiga

yang benar-benar murni penyakit jasmani.

Jika membahas tentang penyakit, kita dapat mengerti mengapa kita

perlu melihat dosa sebagai sesuatu di dalam dan bukannya di luar.

Secara eksternal kita hanya tahu kita sakit jika penyakit itu sudah

menunjukkan gejala yang nyata. Padahal kita sudah mengidap penyakit

itu di waktu ia mulai bersarang dan bertumbuh di dalam tubuh kita.

Beberapa orang menunggu sampai gejala-gejala penyakit terlihat

sebelum mereka ke dokter. Akan tetapi seringkali sudah terlambat.

Penyakit kanker sifatnya seperti ini. Pada tahap awalnya, tidak terlihat

gejala apapun. Namun bukan berarti bahwa Anda tidak mengidap

penyakit itu. Ketika Anda sudah berada dalam kondisi kritis, sudah

sangat terlambat dan dokter tak bisa lagi berbuat sesuatu bagi Anda.

Itu sebabnya mengapa ketika dokter mendiagnosa penyakit, mereka

meneliti bagian dalam tubuh seseorang. Mereka menggunakan alat

yang disebut stetoskop untuk mendengarkan suara nafas dari paru-

paru Anda. Mereka menggunakan alat berfrekuensi tinggi seperti

roentgen atau USG untuk melihat organ di dalam tubuh Anda. Jadi,

mereka meneliti keadaan di dalam tubuh Anda. Ini sangat mirip dengan

cara Allah melihat manusia. Jika hal ini diterapkan pada penyakit

24 | C A H A Y A I N J I L

jasmani, apalagi dalam hal penyakit rohani! Itu sebabnya Anda harus

memahami poin ini, yaitu jangan melihat dosa dari tampilan luar saja.

Saya akan memberi beberapa contoh untuk membantu Anda

memahami apa arti melihat dosa dari sisi dalam. Jika kita berbicara

tentang dosa, banyak orang yang percaya bahwa mereka tidak begitu

berdosa. "Aku tidak mencuri, tidak merampok, tidak menculik, tidak

berbohong, dan aku tidak merugikan orang lain demi kepentingan

sendiri - aku tidak berbuat dosa apapun." Diagnosa pribadi semacam

ini salah. Mengapa? Karena diagnosa ini dilandaskan pada sisi luar saja.

Mungkin masih ada masalah di dalam yang belum terlihat.

Mari kita lihat Matius 5:21-22 - "Kamu telah mendengar yang

difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa

yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap

orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang

berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah

Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam

neraka yang menyala-nyala."

Bagian awal ayat ini berbicara tentang ajaran lama yaitu, jangan

membunuh. Mereka yang membunuh harus diadili! Setiap orang tahu

persis akan hal ini. Akan tetapi, penekanan Yesus Kristus bukan pada

masalah ini. Dia ingin memberitahu kita bahwa bukan saja mereka

yang membunuh harus dihukum, tetapi mereka yang marah kepada

saudaranya juga harus dihukum! Ayat ini berkata, "Siapa yang berkata

kepada saudaranya, 'Raca'" - "Raca" di dalam bahasa Yunani berarti

"tidak berotak"; ayat ini juga berkata bahwa barangsiapa yang berkata,

"Bodoh," - "Bodoh" di sini bermakna "dungu". Yesus berkata bahwa

barangsiapa yang berkata kepada saudaranya bahwa dia tidak berotak

dan dungu, orang itu layak untuk diadili dan layak dilemparkan ke

dalam neraka yang menyala-nyala! "Mahkamah Agama" di sini bisa kita

samakan dengan pengadilan negeri. Barangsiapa yang menghina orang

lain sudah layak untuk diadili! Di mata Allah, bukan hanya pembunuhan

yang bisa disebut sebagai dosa; menghina orang lain juga merupakan

dosa yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah!

Pada awalnya, mungkin baru sekadar kemarahan yang tersimpan di

dalam hati. Akan tetapi, kemarahan sudah menumbuhkan dosa di

dalam hati, dan berawal dari kejengkelan, ia berubah menjadi

25 | C A H A Y A I N J I L

kebencian dan kemurkaan. Mungkin orang lain pernah melukai hati

Anda. Sebagai contoh, dia mengadukan Anda kepada atasan, atau dia

menjatuhkan Anda di depan orang lain. Dan setelah itu, Anda mulai

tidak menyukainya dan membencinya setengah mati. Tentu saja, Anda

tidak akan membunuhnya. Akan tetapi, sangat mungkin alasan Anda

tidak membunuhnya adalah karena Anda takut dihukum sebagai

pembunuh. Saya teringat ketika saya masih mengajar di sebuah

sekolah, seorang guru bercerita kepada saya tentang perseilisihannya

dengan guru yang lain. Dia sangat membenci guru tersebut dan dia

berkata kalau saja dia memiliki pistol, maka dia akan menembak mati

orang tersebut. Tentu saja, sangatlah susah mendapatkan senjata api.

Begitulah keadaannya jika di dalam hati ini terdapat kebencian yang

mendalam terhadap orang lain. Kita sangat menghendaki agar orang

tersebut dilenyapkan dari muka bumi ini. Dan karena hukum melarang

Anda, maka Anda tidak atau belum melaksanakannya.

Juga di dalam Matius 5:27-29 disebutkan, "Kamu telah mendengar

firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang

yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah

dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan

menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik

bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu

dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka." Ayat-ayat tersebut juga

berkata bahwa akar dari dosa terdapat di dalam hati!

Dunia punya hukum yang menentang perzinahan, yang juga terdapat

di dalam Sepuluh Perintah Allah. Akan tetapi, Yesus berkata kepada

kita bahwa kita berdosa bukan saja setelah tindakan itu terjadi tetapi

juga di saat kita menatap seorang perempuan dengan penuh berahi.

Dosa yang satu ini dapat mengakibatkan kita dilemparkan ke dalam

neraka, dibinasakan di dalam neraka! Alkitab berkata bahwa Allah

melihat ke dalam hati manusia. Sekalipun seseorang tidak

menggerayangi orang lain atau pun melakukan tindakan kriminal

lainnya, di mata Allah, mengkhayalkan perzinahan di dalam hati saja

sudah merupakan dosa perzinahan itu sendiri. Jika Anda mewujudkan

hal ini ke dalam tindakan, maka hukum negara akan menindak Anda.

Seringkali kita tidak berani berbuat karena kita takut menanggung

akibat hukumnya. Jika ada kesempatan untuk melakukan tanpa takut

pada peraturan hukum, atau jika tidak ada orang lain yang tahu,

26 | C A H A Y A I N J I L

apakah Anda akan melakukannya? Itu sebabnya mengapa kita harus

tahu persis bagaimana keadaan batin kita.

Mari kita ambil contoh yang lain. Adakah dari antara Anda yang pernah

berwisata ke Jepang? Seperti apakah orang Jepang itu? Bukankah

mereka sangat sopan, sangat tertib, sangat taat hukum? Dapatkah

Anda membayangkan hal tersebut di masa Perang Dunia II, ketika

tentara Jepang menyerang China dan melakukan berbagai macam

kejahatan? Segala kejahatan mereka lakukan - perampokan,

pembakaran, pemerkosaan dan pembunuhan seperti yang terjadi di

Nanking. Orang-orang macam apakah yang melakukan semua ini?

Mereka adalah orang-orang Jepang biasa! Orang-orang yang tidak

berbeda dengan yang kita jumpai di Jepang. Mereka yang tergabung

dalam angkatan perang Kekaisaran Jepang bisa saja bekerja sebagai

guru dan pekerja kantor sebelum perang.

Pertanyaannya adalah, mengapa mereka berperilaku seperti hewan

buas ketika sampai di Tiongkok? Dan kemudian, setelah perang,

bagaimana mereka dapat kembali menjadi warga biasa yang beradab

dan sopan? Ini sebabnya mengapa saya berkata - hal yang sangat

mengerikan adalah dosa bersarang di dalam hati! Ketika masanya tiba,

dosa ini akan menampilkan dirinya. Tentu saja orang Jepang bukanlah

masyarakat yang paling jahat di dunia. Orang-orang dari berbagai

negara juga sama saja. Jika kejadian di dalam Perang Dunia II terulang

kembali, dan para perwira pasukan sekali lagi mengizinkan

bawahannya untuk melakukan apa pun yang mereka mau,

pembantaian yang tak berperi kemanusiaan pasti terjadi lagi.

Di Perang Dunia II, di Yangzhou pernah terjadi pembantaian 10 hari

yang sangat ngeri. Pada waktu itu, untuk menghukum warga daerah

Yangzhou yang melakukan perlawanan terhadap pasukan Jepang, para

perwira mengeluarkan perintah bahwa para prajurit tidak akan

dipersalahkan atas apa pun tindakan yang mereka lakukan selama

sepuluh hari itu. Dalam keadaan di mana aturan hukum dan rintangan-

rintangan eksternal disingkirkan, Anda akan melihat betapa licik dan

jahatnya hati ini. Kita tidak dapat melihatnya sekarang karena hukum

membatasi kita. Banyak hal mengerikan yang bisa terjadi jika

seseorang tidak berada di bawah kendali hukum dan lingkungan.

Sebagian orang akan melakukan hal-hl yang tidak akan berani mereka

kerjakan di negara asal mereka. Kejahatan yang sama juga akan

27 | C A H A Y A I N J I L

muncul jika terjadi kerusuhan. Jika tidak ada hukum, tidak ada tekanan

yang mengekang seseorang, tak ada orang lain yang mengawasi dan

tak ada rasa takut harus menanggung hukuman atas tindakannya,

maka kejahatan di dalam hati akan tampil keluar. Dan ketika hal itu

terjadi, peristiwanya akan begitu mengerikan sehingga Anda sendiri

akan sulit percaya pada apa yang telah Anda lakukan!

Dosa bukankah hal yang baru

Apa yang ada di dalam adalah wajah asli manusia dan di sanalah Allah

melihat, bukan di sisi luarnya. Itu sebabnya, kita harus memulai dari

dalam jika kita ingin mengenal baik seseorang. Pada zaman Adam dan

Hawa masih belum ada peraturan hukum. Lalu apakah kejahatan di

dalam hati mereka termanifestasi? Alkitab memberitahu kita bahwa

segera setelah Allah menciptakan Adam dan Hawa, mereka

memberontak terhadap-Nya. Dan pada generasi selanjutnya, kita

menemukan kejadian pembunuhan pertama. Kain membunuh adiknya,

Habel. Beberapa generasi kemudian, Allah menghakimi penduduk di

Timur Tengah yang dipenuhi oleh kejahatan dengan membinasakan

mereka dengan air bah. Kemudian, Allah menjatuhkan hujan api ke

atas dua kota yaitu Sodom dan Gomorah. Mengapa? Karena mereka

melakukan dosa homoseksual. Dari sini kita mendapati bahwa

homoseksualitas bukanlah sesuatu hal yang baru, tetapi sudah ada

sejak zaman kuno. Malahan, sudah begitu tersebar luas sehingga Allah

sendiri harus turun tangan membinasakan dua kota itu!

Janganlah berpikir bahwa masyarakat kuno adalah masyarakat yang

baik. Tentu saja, di antara umat manusia di zaman itu, pasti ada

beberapa orang baik. Namun, hal yang kita bahas adalah keadaan

secara umum. Kita punya kecenderungan untuk mengira bahwa yang

hidup di zaman kuno lebih baik daripada orang yang hidup di zaman

modern dalam hal kelicikan dan kebusukan di dalam hati manusia.

Buku-buku sejarah yang kita baca kebanyakan terisi dengan dua hal

ekstrim - yaitu catatan tentang orang besar atau perang. Tidak banyak

terdapat catatan tentang kehidupan rakyat biasa. Buku sejarah

Tiongkok umpamanya mencatat tentang orang-orang hebat seperti

Konfusius, Sun Tze, Lao Tze dan sebagainya. Janganlah berpikir bahwa

hanya karena ada beberapa orang yang luar biasa itu maka mereka

bisa mewakili kemurnian masyarakat pada zaman itu. Pada zamannya,

Konfusius tidak diterima dengan baik masyarakat dan dia harus pergi

28 | C A H A Y A I N J I L

dari satu tempat ke tempat yang lain sekalipun ajaran dan

kehidupannya sangat luhur. Kita bisa melihat dari sini generasi macam

apa yang hidup pada zamannya. Sangat sedikit orang yang mau

mengikuti ajarannya. Belakangan, dia malah nyaris kehilangan

nyawanya.

Mengapa Dosa Bisa Membawa Maut?

Selain memahami bahwa akar dari dosa itu berada di dalam hati, kita

juga perlu memahami apa saja yang termasuk dosa yang membawa

maut - dosa yang hukumannya adalah mati. Kita sekarang tahu bahwa

manusia punya dosa, dan dosa berawal dari dalam hati. Akan tetapi,

dosa macam apakah yang layak dihukum mati? Apakah tidak terlalu

berlebihan jika seseorang harus dihukum mati karena telah berbohong?

Banyak orang akan mengakui bahwa mereka tidaklah sempurna dan

mereka telah melakukan beberapa hal yang buruk seperti berbohong

dan marah. Bagaimana mungkin kita harus mati hanya karena pernah

beberapa kali marah? Lalu, dosa macam apakah yang berhujung pada

maut?

Alkitab memberitahu kita bahwa Yesus Kristus mati di kayu salib bagi

dosa Anda dan saya. Akan tetapi, kita mungkin merasa bahwa

kematian tidak sepadan dengan dosa yang pernah kita buat dan bahwa

Yesus seharusnya tidak perlu mati bagi kita. Jika hukuman yang patut

bagi saya adalah tiga puluh cambukan, maka Yesus hanya perlu

menanggung tiga puluh cambukan bagi saya. Jika dosa saya membuat

saya dihukum enam bulan di penjara, maka dia bisa masuk penjara

selama enam bulan untuk saya. Akan tetapi Alkitab berkata bahwa

Yesus mati di kayu salib bagi dosa kita. Itu berarti bahwa dosa-dosa

kita layak mendapat hukuman mati! Dosa apakah yang telah kita buat

sehingga layak mendapat hukuman mati? Bagaimana mungkin

beberapa kebohongan dan kemarahan layak untuk dihukum mati?

Apakah ini masuk akal?

Itu sebabnya, kita perlu melanjutkan pada pemahaman akan sesuatu

hal lain yang berkaitan dengan dosa. Di dalam Yoh 8:34, "Kata Yesus

kepada mereka: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang

yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.'" Ada satu kebenaran yang

sangat penting yang disampaikan di sini - perbuatan dosa itu bukanlah

persoalan yang sederhana. Begitu Anda berbuat dosa, maka Anda

29 | C A H A Y A I N J I L

menjadi budak dosa! Apakah artinya menjadi budak dosa? Artinya

adalah bahwa Anda tidak akan dapat lepas dari belenggu dosa itu

sekalipun Anda ingin lepas.

Saya percaya bahwa banyak orang yang pernah bertekad untuk

meninggalkan beberapa kebiasaan buruknya. Mereka berkata, "Ini

terakhir kalinya, aku tidak mau melakukannya lagi." Akan tetapi, sering

kali, kita melakukannya lagi dan lagi dan kata 'terakhir kalinya' itu

selalu diulangi lagi. Apa yang Yesus katakan sangatlah benar! Saat

Anda menjadi budak dosa, maka Anda tidak akan pernah mengalami

apa yang disebut 'yang terakhir kalinya' itu. Apapun yang Anda

kerjakan sebelumnya, Anda akan kembali meneruskannya, dan Anda

benar-benar tidak akan dapat menghentikannya.

Tadi kita menanyakan apakah Allah memiliki sifat yang keras karena

menuntut hukuman mati atas kebohongan. Pahamkah Anda sekarang

bahwa persoalannya tidak terletak pada beberapa kebohongan tersebut

melainkan karena kita akan terus melakukan kebohongan dan tidak

berhenti karena kita tidak akan mampu menghentikannya? Pahamkah

Anda akan keseriusan masalah ini? Begitu seseorang memulai

perbuatan dosa, maka dosa akan terus bertumbuh sampai orang itu

tidak mampu menolong dirinya sendiri. Tentu saja, masing-masing dari

kita memiliki kelemahan yang berbeda. Tak peduli di bidang apa

kelemahan itu - dusta, judi, menyukai tontonan porno, atau mudah

marah, kita akan terus melakukannya dan tidak dapat

menghentikannya.

Alkitab berkata di Yakobus 1:14-15, "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh

keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan

apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila

dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." Di sini dikatakan bahwa

alasan seseorang melakukan dosa berkaitan dengan keinginan di dalam

hati kita sendiri. Harap diperhatikan bahwa arahnya adalah dari dalam

ke luar! Ketika hasrat itu sudah muncul, ia melahirkan sesuatu, dan

yang dilahirkan ini adalah 'dosa'. Ketika dosa dilanjutkan sampai pada

kedewasaannya/kematangannya, ia akan berakhir pada maut. Ada

gambaran yang dipakai di sini, dosa disamakan dengan sesuatu yang

hidup -hidup dalam kejahatan yang bertumbuh secara bertahap. Ia

akan tumbuh terus sampai akhirnya menghasilkan buah, dan buah itu

adalah kematian!

30 | C A H A Y A I N J I L

Tadi kita sudah melihat apa yang dikatakan oleh Yesus, "Engkau sudah

cukup bersalah dan layak dilemparkan ke dalam neraka yang menyala-

nyala." Hal ini bukan berarti bahwa kita akan segera dilemparkan ke

dalam neraka. Kita dapat menghindari api neraka dengan bertobat! Jika

orang itu ditebus, maka, selanjutnya dia berubah, dosanya bisa

diampuni, dan dia bisa lolos dari penghakiman. Akan tetapi, jika

seseorang menolak untuk berubah, dan terus membangun dosa, akan

sulit baginya untuk menghindari api neraka. Dosa adalah suatu

kehidupan jahat yang bertumbuh. Di sinilah letak persoalannya. Sama

halnya dengan virus, mereka memulai dari yang kecil. Diawali dengan

masuknya virus yang kecil ke dalam tubuh Anda. Jika tubuh Anda

memiliki cukup kekebalan, Anda akan bisa menangkal virus tersebut.

Jika tidak, bahkan virus yang paling kecil seperti virus flu sekalipun

dapat menyebabkan kematian. Ada orang yang dilahirkan dengan

sistem kekebalan tubuh yang kacau dan tidak mampu menangkal virus.

Dengan demikian, virus tersebut akan bertumbuh dan menyusup ke

organ tubuh yang vital sampai akhirnya menyebabkan kematian. Itu

sebabnya, kita perlu memahami bahwa dosa itu bersifat menular dan

mampu menyebar luas.

Kematian yang berlangsung secara pelahan-lahan

Jawaban atas pertanyaan "dosa macam apakah yang berujung pada

maut"? Sangatlah sederhana - semua dosa berujung pada maut! Sama

seperti contoh kita yang tadi, jika Anda tidak memiliki kekebalan di

dalam tubuh Anda, maka semua virus mampu membunuh Anda. Jika

Anda tidak memiliki kekebalan untuk menangkalnya, mereka akan

bertumbuh terus dan pada suatu hari, mereka akan menyebabkan

kematian Anda. Di sinilah letak persoalannya, dan di sisi inilah Alkitab

memandang dosa. Malahan semakin perlahan kematiannya, maka akan

semakin berbahaya. Ini adalah hal yang sangat bertentangan dengan

pemikiran manusia - kita berpikir bahwa semakin cepat kematiannya

maka semakin berbahaya persoalannya.

Ada dua macam virus yang sangat menakutkan di dunia ini - virus

AIDS dan virus E. Boli. Akan tetapi, jika Anda bandingkan keduanya,

banyak petugas medis yang akan berkata bahwa virus AIDS jauh lebih

menakutkan ketimbang virus E. boli. Ini karena E. Boli mengakibatkan

kematian yang sangat cepat. Setelah Anda terkena virus ini, Anda akan

segera mati. Anda akan mati bahkan sebelum sempat menularkan virus

31 | C A H A Y A I N J I L

ini ke orang lain. Hal yang perlu diperhatikan adalah kehati-hatian di

dalam menangani jenazah.

Di sisi lain, masa inkubasi virus AIDS berlangsung antara tujuh sampai

sepuluh tahun. Anda bisa bayangkan ada berapa banyak orang lain

yang mungkin ditulari pada kurun waktu tersebut! Sangatlah mungkin

bahwa penyakit ini menunjukkan wujudnya setelah menulari puluhan

ribu orang. Jadi, virus mana yang menurut Anda lebih menakutkan?

Tentu saja virus AIDS, yang tidak langsung menunjukkan gejalanya itu.

Demikian pula, kita bisa bandingkan rokok dengan daging sapi yang

terkontaminasi. Tak ada orang yang berani makan daging yang

kandungan virusnya berjumlah 0.157, akan tetapi banyak orang yang

masih suka merokok, padahal mereka tahu bahwa merokok bisa

mengakibatkan kanker. Mengapa? Karena kita mati secara perlahan

jika kita merokok. Sebenarnya, kita mungkin saja tidak mati sekalipun

kita makan daging sapi yang kandungan virusnya sebesar 0.157 itu,

akan tetapi orang tidak berani memakannya. Di sisi lain, tak ada orang

yang takut pada rokok. Seringkali kita mengabaikan faktor waktu -

yang cepat dan yang lambat dalam menunjukkan gejalanya.

Saya beritahu Anda sebuah perumpamaan, yang sebenarnya

merupakan suatu fakta. Setiap orang tahu bahwa kodok adalah hewan

berdarah dingin. Tidak seperti manusia, kodok tidak mampu

menyesuaikan suhu tubuhnya secara otomatis. Ia hanya bisa

mengubah suhu tubuhnya mengikuti suhu udara atau air di sekitarnya.

Sekelompok ilmuwan telah melakukan suatu percobaan di mana

sekumpulan kodok ditempatkan dalam sebuah bak air yang besar. Dan

suhu air itu dinaikkan satu derajat setiap beberapa waktu. Kodok-

kodok itu mati setelah suhu air mencapai tingkat tertentu. Mereka tidak

mampu mendeteksi serta menyesuaikan diri terhadap perubahan suhu

air yang berlangsung secara bertahap dan perlahan. Sebenarnya, bak

air tersebut tidak ditutup rapat. Kodok-kodok itu bisa saja melompat

keluar, akan tetapi mereka tidak melakukannya karena mereka tidak

menyadari bahwa suhu air telah meningkat.

Namun jika air itu telah dipanaskan sebelum kodok-kodok tersebut

dimasukkan ke dalamnya, maka mereka akan tahu bahwa air itu panas

dan akan segera melompat keluar. Mereka akan mendeteksi adanya

perubahan suhu yang mendadak (tubuh mereka dingin dan suhu air itu

32 | C A H A Y A I N J I L

panas) dan mereka akan berusaha melarikan diri. Akan tetapi, karena

peningkatan suhu itu dilakukan secara perlahan, kodok-kodok itu tidak

tahu bagaimana harus bereaksi.

Kondisi manusia sama saja. Kita akan menjadi sangat cemas jika

terjadi suatu peristiwa yang mendadak, akan tetapi kita tidak

menanggapi dengan serius pertumbuhan kejahatan di dalam diri yang

berlangsung secara perlahan. Sama seperti kebanyakan orang tua yang

membiarkan anak mereka bebas berkeliaran. Anak-anak itu bebas

pergi kemana pun mereka suka, dan makan apapun yang mereka mau.

Para orang tua tidak melihat dampak serius yang bertumbuh secara

perlahan. Masalah itu mungkin tidak segera kelihatan sampai bertahun-

tahun kemudian, dan pada saat masalah itu terlihat, sudah sangat

terlambat untuk mengusahakan perbaikannya. Banyak orang tua yang

tidak mengerti bahwa memanjakan anak justru akan mencelakakan

mereka.

Kembali ke masalah para kodok ini, yang kita bahas bukanlah seekor

kodok saja, tetapi sekumpulan kodok. Mereka tidak mati secara

bersamaan karena setiap kodok memiliki daya tahan yang berbeda.

Dan karena proses yang berlangsung secara perlahan, mereka benar-

benar tidak bisa mendeteksi adanya bahaya, dan mereka juga tidak

mengerti mengapa rekan-rekan mereka mati satu demi satu secara

perlahan-lahan. Mereka benar-benar tidak siap menghadapi dampak

yang muncul secara perlahan dan mereka tidak tahu bahwa mereka

harus lari untuk menyelamatkan hidup mereka.

Manusia juga seperti itu. Mereka melihat orang lain yang dipenuhi oleh

berbagai persoalan. Dan mereka tidak merasa perlu untuk bermawas

diri untuk melihat apakah mereka harus mengambil suatu keputusan

untuk mengatasi persoalan mereka sendiri. Jika Anda melihat orang

lain bergumul dengan persoalan berat yang menimpa mereka, akan

tetapi Anda tidak memanfaatkan pengetahuan itu untuk menangani

persoalan Anda sendiri, maka Anda akan seperti para kodok itu, yang

mati pada saat suhu air secara perlahan-lahan menjadi panas.

Apakah Anda Mau Berobat?

Pokok utama yang ingin saya sampaikan kepada Anda hari ini, adalah

persoalan tentang dosa dan maut. Tidaklah mudah menangani dosa.

33 | C A H A Y A I N J I L

Untuk bisa mengatasi persoalan ini, pertama-tama kita perlu

memahami ciri uniknya, dan baru setelah itu kita tahu bagaimana

mengatasinya. Kita juga perlu tahu bagaimana cara menyelidiki dosa-

dosa kita sendiri. Jika kita memiliki dosa di dalam diri ini, sama seperti

yang dikatakan oleh Alkitab, bahwa kalau kita sakit maka kita perlu

kesembuhan. Langkah pertama di dalam penyembuhan itu adalah

menyadari bahwa kita ini sakit. Jika kita tidak mengakui hal ini,

penyakit kita tidak akan dapat disembuhkan. Itu sebabnya Anda harus

mengakuinya dan Anda harus tahu persis apa penyakit Anda.

Selanjutnya, Anda harus datang kepada Dokter yang terkenal ini dan

membiarkan Dia menyembuhkan Anda. Biarkan Dia mengampuni dosa

Anda, jika tidak maka Anda akan mati.

Bisa dikatakan bahwa saya sekarang ini sedang menguraikan cara

memahami laporan kesehatan. Yang kita bicarakan sekarang ini

merupakan isi dari laporan tersebut dan dengan pemahaman ini, Anda

bisa melihat betapa kritisnya kondisi Anda dan sudah pada tahap mana

penyakit Anda berlangsung. Saat kita menyadari bahwa kita sudah

tertular, kita perlu segera meminta pertolongan dari Sang Dokter, dan

jangan menunggu sampai penyakit itu menjadi kritis.

Saya teringat pada sebuah artikel yang mengisahkan tentang seorang

pasien yang menyerang dokter beberapa waktu yang lalu. Persoalan ini

berujung ke pengadilan karena si pasien memukul dokter tersebut

ketika diberitahu bahwa dia mengidap suatu penyakit. Sangatlah tidak

menyenangkan jika kita diberitahu bahwa kita sedang sakit. Dan lebih

menyakitkan lagi jika penyakit itu ternyata tidak bisa disembuhkan.

Pada umumnya, sekalipun kita tidak akan memukul sang dokter seperti

yang dilakukan oleh pasien tersebut, kita juga tidak bersedia

menghadapi persoalan ini. Sebagai contoh, banyak orang yang tidak

suka pergi ke dokter. Banyak kerabat saya yang tidak suka pergi ke

dokter jika mereka sakit. Tak peduli seberapa keras usaha Anda

merayu agar mau berobat, tetapi mereka lebih suka menunggu dengan

harapan penyakit itu sembuh sendiri. Begitulah kondisi manusia.

Hari ini, jika Anda telah mendengar pesan ini, Anda perlu memberi

tanggapan secepatnya. Tanyalah diri Anda, apakah hal yang telah

disampaikan pada hari ini memang terjadi pada diri Anda. Jika memang

demikian, maka Anda perlu mengambil tindakan, bangkit dan mengaku

kepada Allah bahwa Anda mengalami masalah. Anda perlu mengakui

34 | C A H A Y A I N J I L

dosa Anda, mintalah Allah untuk menyelamatkan Anda dan menolong

Anda menyingkirkan semua dosa itu. Dosa harus disingkirkan dan Allah

memiliki kuasa serta kewenangan yang mutlak untuk mengampuni

dosa-dosa kita.

Kita akan melanjutkan seri pengenalan Injil ini pada waktu-waktu

selanjutnya. Anda akan memahami dengan lebih baik lagi tentang

bagaimana Allah dapat menolong kita menyingkirkan dosa. Pertama-

tama, kita perlu mencari Dia. Dan selanjutnya, kita perlu memberi

tanggapan. Jika kita tidak memberi tanggapan setelah mendengar

kebenaran, maka hati kita akan menjadi semakin keras nantinya. Saat

pertama kali mendengarkan, Anda akan merasa tertusuk di dalam hati.

Akan tetapi jika hal ini tidak dilanjutkan dengan tindakan yang tepat,

maka kelanjutannya adalah kita menjadi kebal pada waktu

mendengarkan bagian yang berikutnya. Itu sebabnya, sangatlah

penting bagi kita untuk melanjutkan dengan mengambil tindakan

setelah kita mendengarkan! Jika tidak, sama seperti menghadapi

bakteri, kita akan membangun semacam kekebalan. Jika kita tidak

mengambil tindakan setelah dosis terakhir dari obat telah diberikan,

maka obat yang sama tidak akan berdampak apa-apa lagi bagi Anda

jika Anda meminumnya. Prinsip yang berlaku dalam pengobatan

jasmani juga berlaku di dalam pengobatan rohani. Kehidupan jasmani

seringkali mencerminkan kehidupan rohani, karena keduanya

diciptakan oleh Allah yang satu dan keduanya memiliki prinsip yang

sama.

Allah Memperlihatkan Kasih-Nya

oleh Pendeta Mark Lee

Pengampunan dan Penebusan

Pada bagian yang lalu, kita membahas tentang keadaan manusia,

bagaimana manusia berada di bawah belenggu dosa dan bagaimana

35 | C A H A Y A I N J I L

dia harus memilih antara hidup yang kekal atau maut. Allah telah

menciptakan manusia untuk menjadikan kita sahabat-Nya tetapi

kelihatannya Allah tidak berhasil mencapai tujuan-Nya. Dosa telah

membuat manusia menjauh dari Allah. Lalu, apa yang telah Allah

lakukan karena manusia tidak dapat mengatasi persoalan dosa itu

sendiri?

Allah mengutus Yesus Kristus ke dunia untuk mati dan menebus dosa

kita. (Sebenarnya Allah telah bekerja tanpa henti selama 4.000 tahun

sebelum Yesus datang ke dunia dan segala yang Ia lakukan

disimpulkan di dalam Yesus Kristus). Tetapi mungkin kita bertanya jika

Allah ingin memaafkan dosa kita, Dia hanya perlu membuat pernyataan

pengampunan dan hal itu pasti terlaksana. Mengapa Dia sampai

memerlukan kematian Yesus?

Di dalam Injil, dosa kerap kali dilambangkan dengan hutang (Mat 6:12;

Luk 7:40-50). Sebagai contoh, jika ada orang yang berhutang kepada

Anda sebesar 100 dolar - Anda mengampuninya dan Anda tidak

menuntutnya untuk membayar hutang tersebut, tetapi apakah hal itu

menyelesaikan masalah? Tidak, karena sekalipun Anda telah

mengampuninya, hutang 100 dolar itu masih tetap ada. Hutang itu

masih perlu dibayar. Siapa yang akan membayarnya? Entah dia harus

membayarnya atau Anda yang harus menutupi jumlah tersebut. Dosa,

sama halnya dengan hutang, tak dapat dituntaskan sekadar dengan

pengampunan. Ada yang harus menutupi hutang tersebut.

Satu lagi contoh yang lain - jika Anda menyinggung hati seseorang dan

setelahnya Anda mengaku di hadapan Allah. Apakah persoalannya

selesai saat Allah mengampuni Anda? Tidak, sekalipun Allah telah

mengampuni Anda, orang tersebut belum mengampuni Anda. Luka hati

yang dia alami harus ditebus. Dan dia akan pergi kepada Allah dan

menuntut keadilan.

Itulah sebabnya mengapa Yesus Kristus harus membayar hutang

tersebut. Hutang itu harus ditebus dan Yesus memakai nyawa-Nya

sebagai pembayaran dan membayarnya buat kita. Karena setelah kita

berbuat dosa, sekadar pengampunan oleh Allah saja tidaklah cukup.

Keadilan dan Kasih

36 | C A H A Y A I N J I L

Dari Injil Lukas 15:18, yaitu Perumpamaan tentang Anak yang hilang,

kita melihat adanya dua aspek dosa yang dijalankan: satu adalah dosa

terhadap Allah dan yang satunya adalah dosa terhadap manusia.

Bagaimana cara kita membayar hutang dosa terhadap Allah? Melalui

pengakuan dan pertobatan. Akan tetapi, kita masih harus melakukan

pelunasan atas dosa terhadap manusia. Sebagai contoh, seseorang

pernah mencuri uang orang dan sekarang ia mau bertobat. Pada

tingkat ilahi, Allah sudah mengampuni dia di saat dia bertobat dan

mengakui dosanya. Akan tetapi, pada tingkat manusiawi, dia juga

harus melunasi kerugian orang yang telah menjadi korban itu. Tentu

saja, ada beberapa keadaan yang membuat pelunasan ini menjadi

mustahil. Sebagai contoh, jika seseorang membunuh orang lain,

tidaklah mungkin bagi dia membuat pelunasan - dalam keadaan ini

hanya Yesus Kristus yang dapat melakukan restitusi.

Dengan demikian, ada dua aspek dari perwujudan kasih Allah: yang

satu adalah kasih Allah dan yang satunya lagi adalah keadilan Allah.

Jika kita hanya membahas tentang kasih, maka Yesus tidak perlu mati.

Kita hanya membutuhkan pengampunan dari Allah. Akan tetapi karena

Dia adalah Allah yang adil, maka Yesus perlu mati untuk melunasi

hutang dosa.

Kita melihat kasih dan keadilan Allah di Roma 8:32, "Ia, yang tidak

menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi

kita semua." Dari sudut kasih Allah - Dia sangat mengasihi orang-orang

di dunia sehingga Dia bahkan memberikan Anak-Nya. Anak-Nya harus

mati untuk membayar tebusan, Dia tidak menyayangkan Anak-Nya.

Mengutus anak sendiri untuk mati bukanlah tindakan yang mudah. Dari

sini, kita dapat melihat betapa seriusnya Allah memandang dosa.

Dalam hal penyaliban Yesus, banyak orang yang hanya memandang

kepada kasih kebaikan Allah dan tidak melihat keseriusan Allah

menangani dosa. Allah akan bertindak adil atas semua dosa. Allah tidak

akan memberi keringanan bagi Anda hanya karena Anda adalah

seorang Kristen. Dia adil terhadap setiap orang. Dia adalah Hakim yang

adil.

Yesus dan Musuhnya

Pertanyaan yang muncul seringkali adalah: mengapa Yesus harus mati

di kayu salib? Apakah perbedaannya antara mati di kayu salib dengan

37 | C A H A Y A I N J I L

mati dengan cara yang lain? Seperti apakah yang disebut mati di kayu

salib itu? Jika kematian Yesus bertujuan menebus dosa, maka dia tidak

perlu sampai mati di kayu salib, bukankah begitu? Lalu mengapa dia

sampai mati di kayu salib?

Selama masa perang teluk, saat Irak menyerbu Kuwait, tentara Irak

menangkap orang-orang asing sebagai sandera dan memakai mereka

sebagai tameng manusia di berbagai fasilitas militer sehingga Amerika

Serikat tidak berani membom tempat-tempat tersebut. Untuk

menghindari penangkapan, para warga Amerika bersembunyi di

rumah-rumah penduduk Kuwait, akan tetapi angkatan perang Irak

melarang keras warga Kuwait untuk menampung orang asing,

mengancam bahwa mereka yang tidak taat akan dihukum mati. Pernah

ada satu keluarga Kuwait yang tertangkap karena memberi tumpangan

kepada orang asing. Semua laki-laki di keluarga itu dihukum mati oleh

regu tembak. Inilah contoh dari pengorbanan nyawa seseorang. Jika

Anda, sebagai orang asing, ditampung oleh warga Kuwait, apakah

perbedaan antara pengorbanan nyawa mereka bagi Anda dengan

pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib bagi keselamatan Anda?

Adakah perbedaan antara keduanya?

Roma 5:6-8 berkata bahwa sulit bagi seseorang untuk mau mati bagi

orang yang benar, akan tetapi bagi orang yang baik, mungkin masih

ada yang mau. Itulah tepatnya hal yang dilakukan oleh orang-orang

Kuwait tersebut, mereka menolong orang-orang asing itu karena

mereka merasa bahwa orang-orang yang ditolong adalah orang-orang

yang baik. Akan tetapi, kematian Kristus sepenuhya berbeda.

Perbedaannya dapat kita lihat di ayat 10. Dikatakan di ayat itu, Yesus

mati bagi musuh-musuhnya.

Ada beberapa contoh di dalam sejarah Tiongkok tentang orang-orang

yang rela mati bagi para sahabat dan keluarganya. Ada juga contoh

mereka yang mati bagi kebenaran atau orang yang mereka kasihi.

Akan tetapi kasih Kristus melampaui semua itu, dia rela mati bagi

musuh-musuhnya. Apakah menurut Anda gampang untuk mati bagi

musuh-musuh Anda? Tentu saja ini bukanlah hal yang mudah untuk

dilakukan, akan tetapi seberapa sulitkah tindakan ini?

Cobalah untuk memaafkan musuh Anda. Sangatlah sulit untuk

memberi maaf itu, apalagi untuk mati bagi dia? Biasanya, saat orang

38 | C A H A Y A I N J I L

menyinggung hati Anda, maka Anda menjadi sangat marah, dan akan

menuntut keadilan. Anda bahkan mungkin ingin menuntut pembalasan

- itu sebabnya, banyak film Kung Fu yang berkisah tentang balas

dendam. Niatnya adalah untuk membuat impas kerugian Anda. Seperti

inilah tanggapan manusia. Kematian Kristus itu spesial karena dia tidak

sekadar mati untuk seseorang, tetapi ia mati bagi para musuhnya. Saat

kita masih menjadi musuh Allah, saat kita masih memberontak kepada-

Nya, Dia telah merencanakan keselamatan bagi kita yang yang

melibatkan kematian Yesus. Dengan demikian, yang dibicarakan di sini

bukanlah sekadar pengampunan tetapi suatu pengorbanan nyawa.

Mati bagi musuh-musuh berarti mati bagi orang-orang berdosa.

Bagaimana Anda bereaksi ketika Anda bertemu dengan orang berdosa?

Kita cenderung tidak ingin bertemu dengan mereka karena kita melihat

mereka sebagai menjijikkan. Sebagai contoh, Anda mungkin akan

enggan bertemu dan berteman dengan pelacur atau kaum homoseks.

Anda akan merasa tidak nyaman karena dosa menimbulkan rasa jijik.

Sebaliknya, kita senang memeluk bayi karena mereka begitu murni dan

manis dan mereka memberi rasa bersih kepada kita.

Mengapa Kristus harus disalibkan di kayu salib? Alasannya adalah

karena dia mati bagi musuh-musuh-nya. Mati bagi seorang sahabat

bisa berarti kematian yang nyaman, seperti mati dengan cara dibius

sampai mati. Tetapi jika ada orang yang harus mati di tangan

musuhnya, ia pasti akan disiksa. Dan sang musuh pasti akan

memikirkan cara yang paling kejam untuk menyiksanya. Itu sebabnya

mengapa Yesus dipaku di kayu salib, karena ia ditangani musuhnya.

Musuhnyalah yang memaku dia di sana, bukan Allah. Kita tahu bahwa

tidak ada proses kematian yang lebih menyakitkan ketimbang

penyaliban. Dikatakan di Ibrani 12:2-3 bahwa salib melambangkan

penganiayaan yang sangat hebat.

Dia bukan saja disalibkan tetapi sebelumnya, musuh-musuhnya turut

menghina dia di depan publik. Matius 26:66-67 - Imam Besar bertanya

kepada orang-orang Yahudi di Mahkamah Agama tentang apakah

tuntutan mereka, dan mereka menjawab bahwa Yesus layak untuk

mati. Mereka tidak sekadar menginginkan kematiannya, mereka juga

meludahi, meninju dan menampari dia. Mungkin kita bisa menolerir

pukulan, akan tetapi sangatlah sukar bagi kita untuk menerima

penghinaan sampai diludahi. Musuh-musuhnya lebih memilih untuk

39 | C A H A Y A I N J I L

membebaskan seorang penjahat bernama Barrabas ketimbang Yesus

yang tidak bersalah (Matius 27:15-17). Di Lukas 23:13[14] - sang

hakim memutuskan bahwa Yesus tidak bersalah akan tetapi hati

musuhnya begitu dipenuhi kebencian dan mereka menuntut

kematiannya. Dan memang merupakan suatu hal yang biasa bagi para

prajurit untuk mencambuki penjahat (Matius 27:26-31), akan tetapi hal

selanjutnya yang mereka kerjakan bukanlah hal yang lazim. Tak ada

yang memerintahkan mereka untuk melakukannya akan tetapi mereka

tampaknya memendam kebencian yang sangat serta rasa muak yang

ekstrim terhadap Yesus. Lukas 23:33-34 menambahkan bahwa

sekalipun Yesus disiksa dengan kejam oleh mereka, tanggapan yang

Yesus berikan adalah berdoa buat mereka, meminta Allah untuk

memaafkan mereka. Tak ada jejak kebencian di dalam hatinya.

Dari sini, kita bisa melihat perbedaan antara kasih yang berisi

pengorbanan ini dengan kasih manusia. Pikirkanlah hal itu - akankah

Anda mengorbankan diri Anda bagi orang-orang semacam itu? Sangat

mustahil bagi manusia untuk berkorban demi musuhnya. Bahkan di

saat Yesus tergantung di kayu salib, dalam penderitaannya yang paling

berat, dia tidak memikirkan penderitaan dan kesakitannya, Yesus

memikirkan keperluan orang lain, berdoa bagi mereka dan memohon

Allah untuk mengampuni mereka.

Kita baca di Roma 5:8 bahwa Kristus mati bagi kita di saat kita masih

orang dalam dosa. Dia tidak mati bagi kita karena kita adalah orang-

orang baik. Dia tidak mati bagi kebenaran. Allah memperlihatkan kasih-

Nya kepada kita melalui kematian Yesus. Tidaklah cukup bagi kita

hanya mengetahui kasih Allah bagi kita, yang diungkapkan lewat

pengorbanan Yesus, tetapi kita dituntut untuk memberi tanggapan

kepada kasih Allah, entah itu berupa penerimaan atau penolakan. Jika

Anda tidak membuat keputusan itu, hal tersebut sama artinya dengan

penolakan.

Inilah pokok penting lainnya untuk kita renungkan. Apakah dampak

dari kematian Kristus bagi manusia? Dampak penebusannya tidak

kepada semua orang. Jika berlaku untuk semua orang, maka semua

orang di dunia ini tidak akan dihakimi lagi. Kematian ini hanya

berdampak kepada mereka yang memiliki hubungan dengan Allah,

hubungan yang dibangun melalui pertobatan dan pengakuan dosa.

Apakah Anda termasuk orang yang sudah ditebus oleh kematian Yesus?

40 | C A H A Y A I N J I L

Apakah Anda Membutuhkan Allah?

oleh Pendeta Mark Lee

Tujuan Allah Menciptakan Manusia

Tema diskusi yang sebelumnya adalah tentang tujuan Allah dalam

menciptakan manusia. Apakah tujuan Allah dalam menciptakan

manusia? Saat kita menelaah masalah ini dari sudut pandang Alkitab,

kita menyadari bahwa Allah tidak sekadar menciptakan sekumpulan

orang lalu membuat pengamatan dari atas untuk melihat bagaimana

cara orang-orang itu menjalani kehidupannya, seperti peneliti yang

melakukan pengamatan di laboratorium.

Niat Allah menciptakan manusia adalah untuk bersahabat dengannya!

Untuk membangun hubungan yang hidup dengan manusia! Untuk

menjalin persahabatan yang sangat akrab! Allah tidak menciptakan kita

supaya kita berjuang mempertahankan hidup ini selama beberapa

puluh tahun lalu lenyap begitu saja. Dia ingin menjadi sahabat kita.

Kita juga melihat bahwa banyak orang di dunia ini yang masih belum

tahu apa itu persahabatan. Banyak orang yang masih belum

merasakan apa arti persahabatan yang sejati. Tidak masalah, kita

punya kesempatan untuk melakukannya. Kita punya peluang untuk

bersahabat bukan hanya dengan manusia tetapi dengan Allah di surga.

Pencipta langit dan bumi bersedia mengulurkan tangan-Nya untuk

bersahabat dengan kita!

Sebenarnya pesan ini tidak melulu ditujukan kepada orang yang belum

kenal Tuhan. Pesan ini juga tertuju kepada orang-orang yang sudah

percaya. Apakah tujuan menjadi orang percaya jika bukan untuk

bersahabat dengan Allah? Jika Anda sudah menjadi orang percaya,

sudahkah Anda menjadi sahabat Allah? Seberapa dekat Allah dengan

Anda?

Ada seorang pengabar Injil terkenal yang bernama John Sung di China.

Dia berkata bahwa Yesus Kristus berdiri tepat di sampingnya saat dia

41 | C A H A Y A I N J I L

berlutut untuk berdoa setiap hari. Dia bukan sedang berdusta. Setiap

hari, saat dia berdoa, Yesus Kristus akan berdiri di sampingnya. Apakah

ini juga merupakan pengalaman Anda? Inilah maksudnya Allah

bersahabat dengan manusia. Persahabatan Allah dengan manusia

bukanlah persahabatan jarak jauh. Bukan seolah-olah kita harus

menggunakan telepon jarak jauh. Berhubungan dengan Allah tidaklah

seperti itu. Dia bisa sangat dekat. Dia bisa berada di sisi Anda setiap

hari.

Sahabat mendampingi Anda di saat Anda dalam kesusahan. Pernahkah

Anda mengalami persahabatan semacam ini? Inilah isi hati Allah. Dia

ingin berhubungan sedekat itu dengan kita. Saya harap Anda tidak

menampik hasrat Allah ini. Janganlah mengira sudah cukup hanya

dengan datang ke gereja mendengarkan khotbah, percaya kepada

Yesus, dan dibaptiskan. Allah menginginkan lebih dari itu, Ia ingin

bersahabat dengan kita.

Mengapa sedikit yang menjadi Sahabat Allah?

Apakah Anda sahabat akrab Allah? Tentu saja, kita tahu bahwa hanya

sedikit orang yang dapat menjadi sahabat Allah. Alkitab dengan

sejujurnya mengakui hal ini. Sekalipun Allah menginginkan setiap

orang bisa menjadi sahabat-Nya, tetapi berapa orang dari kita yang

telah menjadi sahabat-Nya? Ada berapa orang dari kalian yang dapat

disebut sebagai sahabat Allah? Atau, dengan kata lain, apakah Allah itu

sahabat Anda? Tanya pada diri Anda - apakah ada hubungan

persahabatan antara Anda dengan Allah? Jika tidak, lalu mengapa tidak

ada? Allah ingin bersahabat dengan kita, menjadi sahabat kita, lantas

mengapa kita tidak bisa menjadi sahabat-Nya? Apa alasannya?

Apakah karena dosa? Tentu saja jawaban ini benar akan tetapi masih

terlalu kabur. Banyak orang yang berkata bahwa dosa membuat kita

terpisah dari Allah. Ini bukanlah jawaban yang salah. Akan tetapi, jika

hanya karena dosa, maka akan ada beberapa persoalan yang tidak

akan dapat dijelaskan.

Contohnya dalam persahabatan antara Anda dengan kawan Anda,

apakah yang akan Anda lakukan jika kawan itu menyinggung hati

Anda? Apakah Anda tidak mau lagi berurusan dengannya? Apakah

Anda akan memutuskan hubungan? Begitukah cara Anda

42 | C A H A Y A I N J I L

memperlakukan teman Anda? Hanya karena dia telah menyinggung

hati Anda, lalu Anda tidak mau lagi berurusan dengannya? Tidakkah

persahabatan semacam ini terlalu dangkal?

Apakah penyebab mengapa banyak orang tidak dapat menjadi sahabat

Allah walaupun Dia sungguh-sungguh ingin bersahabat dengan kita?

Apakah karena kita telah menyinggung hati-Nya, lalu Dia tidak mau

peduli lagi dengan kita? Saya kira bukan.

Saya mau bertanya apakah reaksi yang lazim dari orang-orang ketika

Anda mengundang mereka untuk mendengar Injil? Bukankah reaksi

mereka umumnya adalah, "Aku sibuk, tidak ada waktu?" Sebagai

contoh, hari ini topik kita adalah Pengenalan Injil, dan Anda

mengundang teman Anda untuk bergabung. Anda bertanya, "Apakah

Anda punya waktu luang? Kami ada acara khusus untuk

memperkenalkan Injil pada hari Minggu ini." Atau, Anda mengundang

orang lain untuk kegiatan diskusi Injil, "Apakah Anda punya waktu?"

Bagaimanakah tanggapan normal dari kawan Anda itu? "Oh. Kebetulan

sekali ini adalah hari ulang tahun Ibu saya. Saya tidak ada waktu

walaupun sebenarnya saya ingin sekali untuk hadir. Seluruh keluarga

kami akan keluar makan-makan. Maaf, saya benar-benar tidak ada

waktu." Atau, "Saya harus kerja lembur minggu ini. Ada banyak urusan

yang harus dikerjakan di kantor. Saya benar-benar tidak ada waktu."

Mereka selalu sibuk. Dengan demikian, jika Anda mencoba untuk

mengundang kawan-kawan Anda ke gereja, reaksi mereka bukan

karena mereka tidak mau mendengarkan khotbah melainkan karena

mereka tidak ada waktu. Tentu saja ada beberapa orang yang memang

tidak mau mendengarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan Yesus,

akan tetapi mereka itu jumlahnya tidak banyak. Banyak orang yang

mau mendengar akan tetapi sayangnya mereka terlalu sibuk. Mereka

harus bekerja selama lima hari dan hanya punya hari Sabtu dan

Minggu untuk bersama keluarga. "Anak-anak perlu kehadiran saya, dan

jika sekolah sudah masuk lagi, saya harus mencari buku pelajaran dan

buku-buku latihan buat mereka. Saya benar-benar tidak punya waktu."

Orang-orang di kota besar menjalani kehidupan yang sangat sibuk,

sedemikian sibuknya sehingga mereka tidak punya waktu untuk

bersahabat dengan Allah! Itu sebabnya, bagi beberapa orang, pergi ke

gereja adalah suatu kesempatan istimewa yang hanya dapat dinikmati

43 | C A H A Y A I N J I L

oleh para pensiunan. Setelah pensiun, kita tinggal di rumah dari Senin

sampai Minggu, dan karena kita tidak punya kegiatan untuk dikerjakan,

maka sebaiknya kita pergi ke gereja untuk mendengarkan khotbah.

Manusia Menolak Allah

Hari ini, saya ingin bagikan kepada Anda sebuah perumpamaan dari

Yesus Kristus. Silakan buka Lukas 14:15

Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus:

"Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah."

Pada waktu itu, Yesus Kristus sedang makan bersama beberapa orang,

dan salah satu dari orang itu berkata, "Berbahagialah orang yang akan

dijamu dalam Kerajaan Allah." Gambaran tentang perjamuan adalah

hal yang biasa ditemukan dalam Alkitab. Gambaran jamuan makan

bersama Allah melukiskan keakraban hubungan antara Allah dengan

manusia. Ini menggambarkan satu hubungan yang sangat santai,

seperti para sahabat lama yang sedang duduk mengitari meja sambil

mengobrol. Gambaran tentang perjamuan juga dipakai untuk

menjelaskan tentang perjamuan keselamatan. Orang ini berkata,

"Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah." Lalu,

bagaimanakah tanggapan Yesus Kristus? Kita lanjutkan dengan melihat

Lukas 14:16-24

Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan

perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. Menjelang

perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada

para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. Tetapi

mereka bersama-sama meminta maaf.

Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku

harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan.

Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku

harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan.

Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat

datang. Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu

kepada tuannya.

44 | C A H A Y A I N J I L

Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah

dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari

orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan

orang-orang lumpuh.

Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu

sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat.

Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan

lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena

rumahku harus penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada

seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati

jamuan-Ku."

Yesus Kristus menggunakan gambaran ini untuk menyatakan betapa

Allah sangat ingin mengundang orang-orang untuk masuk ke dalam

hidup kelimpahan, untuk bersahabat dengan-Nya, untuk menikmati

perbincangan dan makan bersama. Perjamuan besar ini mirip dengan

pesta pernikahan. Setiap orang akan berpartisipasi dengan penuh

semangat dan sukacita. Di perjamuan, para tamu akan makan

sepuasnya, sampai mereka benar-benar kekenyangan. Tidaklah sukar

untuk memahami, bahwa perjamuan ini melambangkan keselamatan

Allah yang berkelimpahan. Allah dengan setulus hati mengundang

manusia untuk berpartisipasi di dalam perjamuan besar keselamatan.

Dari perumpamaan ini kita melihat bahwa tak seorang pun dari mereka

yang telah diundang itu mau datang sekalipun pesta itu sudah siap

untuk dilaksanakan. Yang satu berkata, "Aku baru saja membeli tanah,

dan aku harus memeriksanya, maafkan." Jika Anda baru saja membeli

sebuah apartemen, saya rasa Anda ingin segera melihat apartemen itu.

Itu sebabnya, jawabannya adalah "Maafkan saya, saya tidak bisa

datang." Orang yang kedua baru saja membeli lima pasang lembu

kebiri. Dia tentunya seorang pengusaha; jika tidak, dia tidak akan

membeli lima pasang lembu sekali beli. Dia tidak dapat menunda untuk

segera mencoba hewan belanjaannya itu, untuk melihat seberapa

bagus hewan-hewan itu, untuk melihat apakah mereka dapat

melakukan pekerjaan yang perlu dilakukan; kalau tidak, maka dia perlu

membeli beberapa pasang lagi!

45 | C A H A Y A I N J I L

Apakah orang-orang ini berminat untuk pergi ke perjamuan tersebut?

Tentu saja mereka mau, mereka tidak berkata bahwa mereka tidak

ingin hadir. Mereka semua agak malu mengakui bahwa mereka tidak

dapat hadir di perjamuan itu. Mereka merasa tidak ada pilihan lain

kecuali meminta maaf, dan mereka sangat berat hati. Mereka benar-

benar tidak ada waktu. Mungkin lain kali. Mereka akan hadir di lain

kesempatan! Mereka tidak mengarang alasan. Mereka tidak berkata,

"Kami tidak mau menghadiri perjamuan Anda. Kami harus menempuh

perjalanan jauh. Di samping itu, kami juga tidak tahu apakah akan ada

hidangan yang sesuai dengan selera kami. Perjamuan itu tentu akan

selesai pada larut malam, dan esok harinya kami masih harus bekerja

lagi. Begitulah, kami bahkan tidak akan dapat pulang jika sudah terlalu

larut malam! Terlalu banyak kerugiannya...kami tidak mau datang!"

Mereka bukan jenis orang seperti itu. Mereka benar-benar ingin hadir di

perjamuan. Masalahnya adalah mereka harus mengurusi hal yang lain

di waktu yang bersamaan. Mereka tidak mengarang alasan untuk

menolak undangan tersebut. Saya pikir, kita semua pernah

menghadapi keadaan seperti itu.

Orang yang terakhir disebutkan di dalam perikop ini bahkan memiliki

alasan yang sangat kuat. Dia baru saja menikah, jadi, dia bahkan tidak

menunjukkan rasa penyesalan sama sekali. Dia cukup terus terang

dalam memberi jawaban dan berkata, "Aku baru saja menikah, jadi aku

tidak dapat datang! Apakah kamu akan bersikap kejam dengan

memaksa aku mengabaikan istriku?" Secara umum, jika ada orang

yang baru saja menikah di hari Sabtu, maka dia tidak akan hadir di

ibadah hari Minggu. Hal pertama yang dilakukan setelah menikah

adalah menikmati bulan madu. Bagaimana mungkin kita bisa hadir di

kebaktian hari Minggu! Pasti tidak cukup waktu! Aku mengambil cuti

selama lima hari, ditambah dengan akhir minggu, berarti aku hanya

punya 7 hari! Dengan begitu, Allah pasti akan memaafkanku, dan pasti

akan memahami keadaan-ku. Belum terlambat untuk hadir jika aku

sudah ada waktu nanti. Ada banyak orang yang berpikir seperti itu.

Kita sering mendengar, "Aku harus kerja lembur minggu ini. Aku tidak

dapat datang. Kita perlu penghasilan untuk hidup! Aku akan dipecat

kalau menolak kerja lembur. Kebanyakan orang menempatkan

makanan sebagai prioritas utamanya. Hal yang paling penting adalah

makanan. Tak ada asalan bagiku untuk kehilangan pekerjaan hanya

karena aku ingin pergi ke gereja. Tingkat pengangguran sekarang ini

46 | C A H A Y A I N J I L

tinggi sekali. Jika aku kehilangan pekerjaanku, aku mungkin harus

menunggu sampai setengah tahun lagi sebelum mendapatkan

pekerjaan lain. Bagaimana aku bisa hidup tanpa pekerjaan?" Bagi

orang semacam ini, akan ada satu alasan minggu ini, dan alasan lain

lagi di minggu berikutnya. Jadi, sekalipun dia benar-benar ingin datang,

sangat susah buatnya untuk dapat datang beribadah.

Apakah Anda Membutuhkan Allah?

Mari kita lihat ayat yang terakhir di dalam perumpamaan ini - "Sebab

Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang

telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku.." Sang tuan berkata,

"Sesungguhnya kukatakan kepadamu, tak seorang pun dari mereka

yang telah diundang itu, yang telah menolak undanganku, tak seorang

pun dari mereka yang akan menikmati jamuanku, tak satu pun!" Jika

Anda merasa bahwa perjamuan-Nya tidak penting, maka Dia tidak

akan memaksa Anda untuk datang. Akan tetapi, harap jangan berpikir

bahwa Anda bisa mendapatkan yang terbaik dari dunia dan akhirat.

Tak ada hal semacam itu!

Apakah yang akan Anda lakukan jika Anda merupakan salah satu dari

orang yang di dalam perumpamaan ini, dan Anda menghadapi keadaan

yang sama, apakah Anda akan hadir atau tidak hadir di perjamuan itu?

Anda akan pergi atau tidak? Anda baru saja membeli sebuah

apartemen dan Anda ingin melihat tempatnya untuk memperkirakan

hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki; atau mungkin Anda seorang

pengusaha, dan waktu yang tersedia bagi klien Anda untuk bertemu

dengan Anda adalah pukul 8 pagi di hari Minggu, dan jika Anda tidak

menemuinya, maka dia akan mencari rekan bisnis yang lain. Apa yang

akan Anda pilih? Akan lebih berat lagi jika Anda baru saja menikah.

Pernahkah Anda melihat pasangan Kristen yang baru menikah

menghadiri acara PA? Sangat jarang bisa melihat yang seperti itu. Jika

Anda adalah satu dari mereka, bagaimana pilihan Anda?

Demikianlah, perumpamaan yang disampaikan Yesus Kristus bukan

perumpamaan yang sederhana. Mungkin Anda akan berkata, "Ya Allah,

apakah hal yang Kau ingin aku kerjakan? Apakah Engkau ingin agar

aku menjadi bangkrut atau menganggur? Apakah Kau ingin agar

bisnisku gagal? Apakah Kau ingin agar aku bertengkar dengan istriku?

Apakah menghadiri ibadah adalah satu-satunya hal yang akan

47 | C A H A Y A I N J I L

membuat-Mu senang? Apakah Engkau ingin membuat aku sengsara?

Ya Allah, apakah sebenarnya yang Engkau mau?"

Apakah yang Allah kehendaki dari Anda? Sangat sederhana. Anda

hanya perlu meneliti perumpamaan ini dan Anda akan mengerti. Begitu

mereka berkata tidak punya waktu untuk datang, sang tuan menyuruh

para hambanya untuk mengundang orang-orang lain. Siapa orang lain

itu? Para hamba pergi ke berbagai tempat, jalan raya dan lorong-

lorong, untuk mengundang orang-orang miskin, orang buta dan orang

lumpuh ke pesta perjamuan. Tidakkah Anda mendapati bahwa hal ini

aneh? Mengapa mengundang orang-orang semacam itu? Tak ada satu

pun dari antara kita yang memiliki cacat tubuh seperti itu, akan tetapi

jika berbicara tentang kemiskinan, mungkin Anda akan berkata, "Aku

orang miskin." Di beberapa negara, pemerintah menetapkan garis

batas kemiskinan dan mereka yang berada di bawah garis itu boleh

menerima tunjangan dan tidak perlu membayar pajak. Apakah Anda

termasuk yang berada di bawah garis kemiskinan? Apakah yang

dimaksudkan oleh Alkitab saat berbicara tentang hal menjadi miskin?

Kemiskinan yang dibahas di dalam Alkitab jauh berbeda artinya dengan

kemiskinan yang kita pahami. Definisi kemiskinan di Hong Kong dan

Amerika mungkin masih kaya bagi ukuran kita. Kenyataannya, sudah

sekitar dua puluh tahun saya hidup di bawah garis kemiskinan. Saya

tidak perlu membayar pajak. Pemerintah tidak menuntut saya untuk

membayar pajak. Jika digabungkan dengan penghasilan istri saya juga,

kami tetap tidak perlu membayar pajak, karena gabungan penghasilan

kami berdua tidak akan melewati garis kemiskinan. Akan tetapi, ini

bukan kemiskinan yang dimaksud oleh Alkitab.

Orang-orang miskin, menurut Alkitab, adalah para pengemis. Saya

tidak perlu meminta-minta, jadi saya tidak dianggap miskin. Saya pikir

Anda juga tidak pernah merasakan bagaimana menjadi pengemis.

Orang miskin di dalam Alkitab adalah para pengemis. Sebagai contoh,

di dalam perumpamaan tentang orang Kaya dan Lazarus di dalam

Lukas pasal 16, si orang kaya sangatlah makmur, sementara Lazarus

sangatlah miskin. Bagaimana orang miskin digambarkan di dalam

Alkitab? Mereka digambarkan sebagai orang yang meminta-minta

makanan di depan rumah orang kaya, harus mengharapkan belas

kasihan orang lain. Kata 'miskin' dan 'pengemis' di dalam Alkitab,

memiliki arti yang sama.

48 | C A H A Y A I N J I L

Dengan demikian, orang miskin yang dibicarakan di dalam Alkitab

berbeda dengan orang miskin yang kita bayangkan. Mungkin pada

awalnya Anda akan mengira, "Aku ini cuma pekerja biasa, untuk

kebutuhan makanku saja sudah susah. Aku harus bangun sebelum

fajar dan berdesakan di angkutan umum untuk berangkat kerja."

Alkitab tidak berbicara tentang orang miskin yang semacam ini; yang

dibicarakan adalah mereka yang bahkan tidak punya pekerjaan. Orang

cacat, orang buta dan orang lumpuh merupakan orang-orang yang

tidak punya pekerjaan. Mereka semua pengemis. Mereka yang memiliki

cacat tubuh pada zaman dulu berbeda dengan yang kita lihat di zaman

sekarang ini. Orang cacat di zaman sekarang menikmati berbagai

perlakuan istimewa. Ada penampungan buat mereka. Bagi yang

bermasalah dengan kakinya, tersedia kursi roda atau angkutan khusus

yang mengantarkan mereka pergi dan pulang kerja. Mereka juga

menerima tunjangan orang cacat. Dan juga, sebagian besar orang

cacat sekarang ini memiliki sikap hati yang kurang baik yaitu, "Seluruh

dunia berhutang kepadaku." Mereka merasa bahwa semua orang harus

menolong mereka dan mereka ingin menerima semua pertolongan

secara gratisan. Sementara itu, orang cacat di masa Yesus tidak akan

memiliki sikap hati semacam ini. Taka ada orang yang mau

mempekerjakan mereka. Hanya ada jalan buntu bagi mereka. Satu-

satunya harapan adalah jika ada seseorang yang mau memberi mereka

makanan.

Tahukah Anda mengapa sang tuan ini mengundang semua orang yang

cacat itu? Karena hanya merekalah yang mau datang ke pesta itu!

Hanya orang-orang seperti itu yang tidak akan ragu untuk menerima

undangan ini! Mereka akan segera bergegas datang jika ada orang

yang mengundang mereka ke pesta perjamuan atau makan besar.

Yang timpang akan berusaha merangkak datang, yang buta akan

berpegangan pada pundak orang lain dan dibimbing ke sana...begitu

semangatnya mereka untuk datang ke pesta perjamuan tersebut. Bagi

mereka, tidak akan ada alasan, "Aku tidak punya waktu."

Waktu, bukan Masalahnya

Apakah sekarang Anda mengerti arti perumpamaan itu? Apakah yang

sedang disampaikan oleh perumpamaan ini kepada kita? Apakah hal

yang mau disampaikan oleh perumpamaan ini? Apakah bahwa karena

49 | C A H A Y A I N J I L

kita tidak punya waktu maka kita tidak pergi ke gereja, tidak

mendengarkan pengajaran Yesus Kristus dan tidak bersahabat dengan

Allah? Apakah kita harus menunggu sampai pensiun baru kita bisa

punya waktu? Apakah kita harus menunggu sampai setiap orang di

dunia ini kehilangan pekerjaannya atau sampai tingkat pengangguran

mencapai 100% baru kita punya waktu untuk pergi ke gereja? Lantas,

apakah seluruh dunia akan mempercayai Yesus Kristus pada waktu itu?

Masalahnya bukanlah hal waktu. Masalahnya adalah banyak orang

tidak melihat bahwa mereka tidak punya arah tujuan dalam hidup ini.

Masalahnya adalah Anda tidak merasa bahwa Anda sedang berada di

jalan buntu! Itu sebabnya Anda merasa tidak begitu memerlukan Allah.

Anda tidak bersedia meluangkan waktu untuk mengejar Allah.

Persoalannya tidak terletak pada ketersediaan waktu, melainkan pada

apakah Anda merasa punya kebutuhan. Apakah Anda merasa

membutuhkan Allah?

Orang dunia senang dengan kesibukan. Mengapa? Karena kesibukan

adalah lambang dari kesuksesan. Pernahkah Anda perhatikan hal itu?

Setiap orang membawa handphone. Saat mereka sibuk menjawab

panggilan demi panggilan telepon, mereka akan merasakan suatu

kebanggaan yang tersembunyi - "Lihat betapa sibuknya aku! Semua

orang memerlukanku!" Anda lihat, kesibukan menimbulkan rasa sukses

pada diri seseorang.

Di Jepang, orang tidak langsung pulang setelah bekerja. Jika langsung

pulang, maka istri mereka akan berkata bahwa mereka tidak berguna.

"Mengapa kamu tidak pergi menjalin hubungan kerja dengan orang

lain? Apakah kamu tidak punya janji pertemuan dengan seseorang?

Mengapa kamu begitu tidak berguna?" Itu sebabnya, beberapa pria

Jepang tidak berani langsung pulang setelah bekerja, walaupun

sebenarnya mereka sudah tidak ada pekerjaan yang harus dilakukan

lagi. Mereka akan pergi makan-makan bersama, dan kumpul-kumpul

sampai menjelang pagi baru mereka berani pulang. Jika tidak, jika

mereka terlihat oleh tetangga mereka pulang terlalu awal, mereka akan

kehilangan muka. Jika seseorang pulang terlalu awal, sebagian orang

akan menilai bahwa mereka orang yang tidak berguna. Mereka juga

memperkirakan bahwa orang ini tak lama lagi akan dipecat atau jatuh

bangkrut. Itu sebabnya mengapa banyak pria Jepang yang harus

memainkan 'peran sebagai orang sibuk' agar terlihat seolah-olah

50 | C A H A Y A I N J I L

banyak orang yang membutuhkannya, karena kesibukan adalah

lambang kesuksesan.

Apakah Anda seorang yang sukses? Anda mungkin berkata, "Tentu

saja! Perusahaan membutuhkanku, keluarga membutuhkanku, aku

dibutuhkan di mana-mana - aku orang yang sangat sukses!" justru

karena masalah inilah, maka Anda jadi tidak membutuhkan Allah!

Untuk apa lagi Anda membutuhkan Allah? Anda sudah sangat sukses!

Tak ada kebutuhan akan Allah sama sekali!

Orang macam apakah Anda? Orang yang sukses? Atau orang yang

jatuh bangun? Jika Anda orang yang sukses, menghadiri ibadah

mungkin menjadi sesuatu yang tidak penting. Mungkin Anda

memandang ikut beribadah di hari Minggu hanya sebagai kesempatan

untuk bersantai. Anda sudah muak melihat wajah atasan Anda selama

enam hari. Setidaknya, saat Anda datang ke gereja di hari Minggu,

Anda akan menerima senyuman bersahabat dari pendeta dan saudara-

saudari seiman. Tidak seperti yang Anda terima dari rekan kerja Anda

di kantor yang kerjanya hanya mempergunjingkan orang di balik

punggung.

Kita sering mendengar ucapan orang yang tidak percaya seperti ini,

"Kamu mau supaya aku percaya kepada Allah? Sederhana. Minta Allah

muncul di hadapan saya! Kalau Allah muncul di hadapan saya, maka

saya akan percaya kepada-Nya." Banyak orang yang berpikir seperti

ini. Hal yang menyedihkan adalah, Allah tidak akan pernah

menunjukkan diri-Nya kepada orang semacam itu! Tahukah Anda

mengapa? Karena orang-orang semacam itu tidak benar-benar

memerlukan Allah. Jika Anda tidak membutuhkan Allah, hal apakah

yang akan Anda lakukan? Anda akan membuat persyaratan kepada

Allah - "Nah, Engkaulah yang membutuhkanku agar percaya kepadaMu.

Dan karena Engkau yang membutuhkanku untuk percaya kepadaMu,

dengarkan baik-baik persyaratanku. Malam ini, pukul delapan malam,

tolong tunjukkan diriMu kepadaku. Apakah aku akan puas dengan

penampakan-Mu itu, akan kukabarin besok pagi."

Negosiasi adalah prinsip bisnis. Akan tetapi negosiasi bukanlah prinsip

dalam mengenal Allah. Allah tidak akan menunjukkan diri-Nya kepada

orang semacam itu. Karena orang-orang itu tidak membutuhkan Allah

51 | C A H A Y A I N J I L

di dalam hidup mereka. Percuma saja memperlihatkan diri-Nya kepada

mereka.

Faktor yang sangat menentukan apakah Anda mengenal Allah atau

tidak bukanlah apakah Allah muncul di hadapan Anda atau tidak,

melainkan apakah Anda membutuhkan Dia? Apakah hadir ke gereja itu

hanya merupakan kegiatan bersantai-santai? Jika demikian halnya,

maka kita bisa datang di saat kita ada waktu dan tidak datang di saat

kita tidak ada waktu. Sama seperti mengunjungi bioskop, jika kita ada

waktu, maka kita bisa bersenang-senang di bioskop. Jika kita tidak ada

waktu, maka kita bisa menyewa film dan menontonnya di rumah saja.

Pergi ke gereja sama seperti itu juga. Jika kita tidak ada waktu, maka

kita hanya perlu meminjam beberapa rekaman dan mendengarkan

khotbah di rumah.

Kapan kita Sadar bahwa kita Membutuhkan Allah?

Masalahnya adalah: Apakah Anda orang yang sukses? Atau apakah

Anda seorang yang merasa hidup ini kosong? Jika Anda adalah orang

yang sukses, maka Anda tidak membutuhkan Allah. Maka, Anda akan

pergi ke gereja dengan niat bersantai saja. Anda datang jika Anda ada

waktu tetapi menghilang jika Anda tidak punya waktu. Jika demikian

halnya, maka Anda tidak akan pernah mengenal Allah sebelum Anda

jatuh dalam kesusahan. Orang-orang yang putus asa tidak akan

menetapkan syarat untuk Allah. Mereka tidak akan meminta Allah

untuk muncul di hadapan mereka. Malahan, mereka akan merendahkan

diri mereka di hadapan Allah, memohon belas kasihan-Nya. Jadi, hal itu

bergantung kepada kondisi hati Anda, bergantung pada sikap Anda.

Apakah di dalam hati Anda, Anda membutuhkan Allah?

Ada pepatah Inggris yang mengatakan, "Tak ada ateis di parit

perlindungan." Apakah parit perlindungan itu? Parit perlindungan di

medan perang adalah parit yang digali oleh pasukan di garis depan.

Biasanya, mereka yang berada di parit perlindungan tersebut adalah

orang-orang yang paling duluan mati. Mereka bisa disebut sebagai

umpan peluru. Mereka tidak punya tempat untuk melarikan diri jika

diserang, atau jika ada bom yang menghantam. Jika mereka telah

keluar dari parit perlindungan itu, mereka akan menjadi sasaran empuk

penembak lawan. Demikianlah, tidak ada ateis di parit perlindungan.

Jika Anda tanyakan kepada mereka yang pernah bertahan di parit

52 | C A H A Y A I N J I L

perlindungan, mereka akan berkata, "Sebaiknya ada Allah, jika Allah

tidak ada, maka aku mungkin akan mati."

Itu sebabnya, yang menjadi persoalan adalah apakah Anda memang

benar-benar membutuhkan Allah? Sayangnya, jika orang tidak sedang

dalam keadaan terdesak, masih mampu, tidak cacat, tidak buta,

mereka tidak bisa melihat kebutuhan ini. Hal apakah yang membuat

orang tidak merasa memerlukan Allah? Atau, hal apakah yang

membuat Anda merasa tidak memerlukan Allah? Pekerjaan Anda,

kesehatan Anda, keluarga Anda, segala yang Anda miliki! Semua itu

akan membuat Anda merasa tidak ada yang kurang dan Anda berkata,

"Aku punya pekerjaan yang bagus, rumah yang bagus. Aku tidak cacat,

tidak buta. Aku tidak merasa memerlukan Allah di dalam hati ini."

Dalam kenyataannya, apakah kebutuhan itu ada atau tidak, sangat

bergantung pada apakah Anda bisa melihat kebutuhan itu!

Beberapa tahun yang lalu, saya membagikan Injil kepada seorang

teman. Dia adalah seorang perempuan yang sangat cerdas. Ketika

kami membicarakan tentang Injil, dan saya menjelaskan tentang

beberapa prinsip alkitabiah kepadanya, dia bersedia ikut dalam

kelompok Pendalaman Alkitab. Dia mempelajari Perjanjian Lama dan

Baru. Dia mengajukan banyak pertanyaan setiap kali datang ke

kelompok diskusi Alkitab kami. Sebagai contoh, "Mengapa Allah ingin

membasmi bangsa lain di dalam Perjanjian Lama? Mengapa harus

membunuh semua, termasuk orang tua dan anak-anak? Mengapa laki-

laki boleh masuk ke dalam Bait Allah sedangkan perempuan tidak?

Mengapa Allah memperlakukan perempuan seperti itu?" Dalam dua

tahun, dia terus saja mengajukan banyak pertanyaan. Mengapa dia

mengajukan banyak pertanyaan? Alasannya sangat sederhana - karena

dia tidak membutuhkan Allah! Bagi dia, Allah hanyalah sekadar bahan

diskusi yang menarik. Dia tidak membutuhkan Allah dalam hidupnya.

Setelah setahun berlalu, dia tetap mengikuti diskusi Alkitab setiap

minggu. Di tahun kedua, dia masih bertahan. Di tahun yang ketiga, dia

mengalami perampokan. Dalam perjalanan pulang, seorang pria

berkulit hitam merampoknya. Pria itu merampas tas tangannya dan

mendorongnya jatuh ke tanah. Pada saat itu, kepalanya terbentur

keras dan mengalami sedikit gegaran otak. Setelah peristiwa itu,

seluruh kepribadiannya berubah!

53 | C A H A Y A I N J I L

Melalui kejadian ini Allah mengingatkan dia, "Jangan mengandalkan

dirimu sendiri. Segala yang kamu anggap sebagai hal yang bisa kau

andalkan itu adalah hal yang semu. Apakah kamu pikir karena kamu

punya pekerjaan yang bagus, keluarga yang bagus, tubuh yang sehat,

kecerdasan dan kecantikan, lalu engkau tidak membutuhkan Allah?

Semua itu telah mengelabui pikiranmu, semua itu semu! Saat bencana

terjadi, semua itu tidak bisa menolongmu." Setelah kejadian ini, dia

benar-benar tersadar. Sesudah itu, sikapnya benar-benar berbeda

dalam mempelajari Firman Allah. Semua yang tadinya dia anggap baik

ternyata memang tidak berguna di saat yang sangat menentukan. Hal-

hal yang ia anggap penting benar-benar tidak bisa menolongnya. Dia

tahu sekarang bahwa satu-satunya yang bisa menolong dia di dalam

hidup ini adalah Allah!

Banyak orang yang seperti perempuan ini. Mereka merasa bahwa

segala sesuatunya berada di dalam kendali mereka, dan mereka

berkata, "Aku punya ini, aku punya itu, semuanya tidak ada yang

buruk, aku tidak membutuhkan Allah." Akan tetapi, di dalam keadaan

tertentu, dalam hitungan detik muncul kesadaran bahwa semua yang

dimiliki itu kosong belaka. Rasanya seperti jatuh ke lembah yang

kelam. Di saat seperti itu, baru dia menyadari bahwa segala

sesuatunya itu hanya semu belaka. Tak ada satupun hal yang bisa

diandalkan.

Setahun yang lalu, salah satu saudari dirampok. Tahun ini, ada saudari

lainnya lagi yang dijambret. Tampaknya peristiwa penjambretan

sekarang ini sering sekali terjadi. Pernahkah Anda berpikir tentang apa

yang akan Anda lakukan jika Anda yang mengalami hal tersebut?

Kemarin, saya mendengar seorang saudari yang bersaksi - malam

sebelumnya, sekitar tengah malam, dia dirampok di dalam sebuah lif

sepulangnya dari kantor. Kedua perampok itu merampas tasnya dan

salah satu perampok itu memukul kepalanya berkali-kali dengan botol

Coca Cola. Dia berkata bahwa dia sangat bersyukur kepada Allah.

Petugas polisi berkata bahwa dia beruntung karena perampok itu

menggunakan botol Coca Cola dan bukannya botol bir. Botol bir mudah

pecah. Jika dipukulkan ke kepala seseorang, maka orang itu pasti akan

menderita luka-luka, dan bahkan bisa cacat. Sementara botol Coca

Cola tidak mudah pecah. Botol Coca Cola baru akan pecah kalau

dilemparkan sekuat tenaga dari tempat yang tinggi.

54 | C A H A Y A I N J I L

Hidup tidak berada di dalam kendali Anda atau saya - inilah

perlindungan dan peringatan dari Allah! Di permukaannya, kita

mungkin terlihat memiliki segala banyak hal akan tetapi, pada saat-

saat yang genting, Anda akan menyadari semua hal tersebut tidak bisa

menolong Anda. Semua yang Anda miliki di dunia ini kosong

melompong.

Jepang adalah negara dengan penelitian tentang gempa bumi yang

paling maju di dunia. Setiap hari, mereka membelanjakan sekitar satu

milyar dolar AS untuk riset pencegahan gempa bumi. Sasaran

penelitian mereka mencakup perkiraan gempa bumi, bagaimana

mencegah runtuhnya bangunan selama terjadi gempa bumi dan

sebagainya. Menurut suatu penelitian, 50% orang Jepang percaya

bahwa gempa bumi dapat dicegah dengan kemajuan teknologi. Mereka

juga percaya dengan kemampuan perkiraan tentang tempat dan waktu

akan terjadinya gempa bumi.

Siapakah yang tahu bahwa gempa di Kobe akan terjadi? Tak ada yang

tahu. Gempa di Kobe tak hanya menghancurkan seluruh kota, tetapi

juga menghancurkan mitos bahwa teknologi bisa melakukan keajaiban,

bahwa teknologi bisa menjamin keselamatan. Orang Jepang tidak lagi

berpikir seperti itu sekarang dan mimpi indah mereka tentang

kemampuan teknologi sudah berantakan.

Dua hari yang lalu, di awal bulan September, merupakan hari latihan

penanganan gempa di Jepang. Jumlah pesertanya jauh lebih banyak

daripada yang sebelumnya. Jumlah peserta pada tahun-tahun

sebelumnya sangatlah sedikit. Setiap orang tahu mengapa ada begitu

banyak peserta di dalam latihan tahun ini. Karena gempa yang terjadi

di Kobe baru-baru ini.

Saya tidak tahu apakah Anda sampai membutuhkan terjadi sesuatu

dengan hidup Anda, sampai Allah menarik Anda dari tempat yang tinggi

untuk menempatkan Anda pada kedudukan sebagai orang miskin, tidak

mampu, buta dan cacat. Saat hal-hal tersebut terjadi, Anda akan

melihat bahwa Anda benar-benar membutuhkan Allah! Saya harap

Anda tidak perlu sampai mengalami hal-hal semacam itu baru Anda

mau melihat kebutuhan Anda. Jika Anda bisa melihat, Anda akan

menemukan bahwa kenyataannya Anda berada dalam kondisi yang

sama dengan orang-orang yang miskin itu. Segala sesuatu yang Anda

55 | C A H A Y A I N J I L

kira bisa menolong Anda pada kenyataannya hampa dan tidak bisa

menolong Anda. Apakah Anda mampu melihat dengan jelas?

Tahukah Anda Keadaan Anda yang sebenarnya?

Terakhir, saya ingin menyimpulkan khotbah hari ini dengan satu ayat.

Mari kita buka Wahyu 3:17

Yesus Kristus berkata, "Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku

telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan

karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin,

buta dan telanjang."

Ayat ini dengan tepat menjelaskan tentang jenis orang yang sedang

kita bicarakan tadi. Ayat ini juga merangkum perumpamaan tentang

perjamuan besar.

Apakah Anda pikir bahwa Anda kaya dan bahwa Anda terpuaskan

sehingga Anda tidak membutuhkan apa-apa? Kadang kala, saat

seorang teman berulang tahun dan Anda ingin membeli kado buat dia,

Anda memeras otak Anda dan berpikir keras tanpa hasil tentang apa

yang harus Anda berikan padanya. Karena, dia tidak kekurangan apa-

apa, dia memiliki segalanya. Sama seperti yang dikatakan oleh ayat ini,

kamu kaya, kamu makmur, dan tidak membutuhkan apa-apa. Anda

tidak membutuhkan apa-apa; Anda tidak membutuhkan keselamatan

Allah. Anda datang ke gereja hanya sekadar untuk mengisi waktu dan

bersantai saja. Keselamatan bukanlah suatu pilihan.

Bagaimana bunyi bagian akhir ayat itu? Yesus Kristus berkata, "dan

karena engkau tidak tahu..." Persoalan terbesarnya adalah bahwa Anda

tidak tahu. Anda tidak tahu apa yang akan terjadi, Anda tidak tahu

Anda sekarang ini berada dalam kondisi apa. Banyak hal yang tidak

Anda ketahui.

Sama seperti orang yang merasa tidak sehat dan mereka pergi

memeriksa kesehatannya di rumah sakit. Jika tidak ada pemeriksaan

kesehatan, maka mereka tidak akan tahu. Setelah mereka diperiksa,

mereka menjadi ketakutan karena diberitahu doktor bahwa kanker

telah menggerogoti tubuhnya. Masalah terbesar dari umat manusia

adalah ini: Anda tidak tahu bahwa Anda "melarat, dan malang, miskin,

56 | C A H A Y A I N J I L

buta dan telanjang." Apakah arti dari semua itu? Semuanya itu dapat

dijelaskan dengan satu kata, yaitu belenggu.

Apakah yang terjadi pada seseorang yang lumpuh? Bagaimana rasanya

duduk di kursi roda? Apakah terasa sakit? Tidak, tidak terasa sakit. Jika

Anda duduk di kursi roda dan Anda melihat orang lain bebas bergerak,

anak-anak berlarian dengan gembira, Anda akan merasa terbelenggu.

Tahukah Anda bahwa ketika seseorang mengalami kelumpuhan,

segenap dirinya berada dalam belenggu? Tahukah Anda bahwa hidup

Anda berada dalam belenggu? Apakah Anda manusia yang merdeka?

Ada berapa dari kita yang merdeka? Anda bisa saja kaya. Anda bisa

makmur, namun di saat yang sama, Anda juga bisa menjadi budak

uang. Uang tidak bisa membeli kemerdekaan. Kemerdekaan tak bisa

ditukar dengan uang. Orang miskin bisa menjadi budak uang; orang

kaya lebih rawan lagi terhadap perbudakan oleh uang. Apakah Anda

sekarang ini orang yang merdeka? Atau apakah Anda seorang budak?

Sangatlah mungkin bahwa Anda adalah budak uang kelas kakap (dalam

perbudakan ada juga perbedaan kelas).

Alkitab berbicara tentang berbagai macam belenggu. Kita tidak punya

waktu untuk membahas semuanya hari ini. Pada dasarnya, ada delapan

macam belenggu. Pertama, belenggu kekayaan, yang membuat

seseorang menjadi budak uang. Kedua, belenggu kedagingan, yang

membuat seseorang menjadi budak nafsu (ada berapa banyak orang

dari antara kita yang masih menjadi budak nafsu? Anda dibuat

melakukan apa yang tidak Anda kehendaki). Ketiga adalah belenggu

dosa. Manusia tidak punya kuasa untuk berhenti berbuat dosa. Kita

terus saja berbuat dosa dan terus saja menjadi budak dosa tak peduli

sekeras apapun usaha kita. Keempat, belenggu ketakutan, banyak

orang di dunia ini yang menjadi budak dari rasa takut. Anda perlu tahu

bahwa obat yang paling laris terjual adalah obat penenang, banyak

orang yang tidak dapat tidur tanpa obat penenang - ketakutan dan

kekhwatiran saling berhubungan. Kelima adalah belenggu manusia.

Banyak orang yang menjadi budak orang lain. Mereka begitu takut

kalau-kalau orang lain tidak menyukai mereka. Dan mereka berjuang

untuk bisa tampil baik di hadapan orang lain dengan harapan mendapat

penghormatan dari orang lain. Mereka tersanjung oleh pujian orang

lain tetapi mundur jika dikecam oleh orang lain. Mereka dibelenggu

manusia. Yang keenam adalah budak peraturan. Sangat terikat pada

57 | C A H A Y A I N J I L

berbagai macam peraturan - tentang apa yang harus dan yang tidak

boleh dilakukan. Mereka sangat kaku dan tidak bisa luwes. Ketujuh,

belenggu roh jahat, penyembahan berhala. Ada orang yang tidak

berani keluar di jalan pada Hari Perayaan Hantu (All Souls Day) karena

mereka pikir hari itu sangatlah angker. Mereka hidup di dalam bayang-

bayang ketakutan pada roh jahat. Mereka menjadi budak

penyembahan berhala. Terakhir, yang kedelapan, adalah belenggu

maut. Apakah hidup Anda masih dicekam ketakutan pada maut?

Apakah Anda yakin dengan hidup Anda? Apakah Anda merasa yakin

pada hidup yang kekal? Hari ini, Anda perlu memikirkannya dengan

jelas. Apakah Anda memiliki kebutuhan akan Allah atau tidak, sangat

bergantung pada keadaan Anda sendiri. Jangan mengandalkan hal-hal

yang jasmaniah. Yang jasmaniah akan segera berlalu. Semua itu tidak

akan bertahan menghadapi ujian. Akan sangat terlambat jika Anda

menyadari bahwa Anda salah pada Hari Penghakiman!

Apa itu Hidup yang Kekal dan Maut?

oleh Pendeta Mark Lee

Apa itu hidup Kekal

Kita akan membahas topik yang sangat penting di dalam pesan

keempat seri pengenalan Injil ini. Topik tentang hidup yang kekal.

Alkitab berkata di Yohanes 3:16, "setiap orang yang percaya kepada-

Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Mari kita lihat

apa arti hidup yang kekal. Apa yang sebenarnya Anda peroleh ketika

dikatakan bahwa Anda beroleh "hidup yang kekal"? Apakah itu berarti

bahwa kita tidak akan masuk ke neraka, bahwa kita akan hidup

selamanya dan tidak pernah mati?

Lalu apa arti tidak pernah mati itu? Apakah roh atau tubuh jasmani kita

yang tidak akan mati? Apakah kita ini seperti orang yang ingin

58 | C A H A Y A I N J I L

mendapatkan ramuan hidup abadi? Dan setelah meminum ramuan itu

kita tidak akan mati? Akan tetapi, jawaban ini tampaknya tidak tepat.

Ada sebuah film yang berjudul 'Mencintaimu Selama Tiga Ratus Enam

Puluh Lima Tahun (Loving You For Three Hundred And Sixty-Five

Years)'. Film ini berkisah tentang seseorang yang tidak ingin mati.

Suatu hari, dia bertemu dengan peri yang memberinya kekuatan sihir;

bukan untuk hidup selamanya, tetapi untuk dapat hidup sampai 365

tahun. Selama tiga ratus enam puluh lima tahun, orang ini bekerja dan

membangun bisnisnya. Dia menjadi sangat kaya raya. Dengan

berlalunya waktu, teman-temannya menjadi semakin tua dan mati satu

demi satu. Istrinya juga menjadi tua dan merasa tidak cocok lagi

dengan suaminya, yang masih terlihat muda dan tampan. Lalu sang

istri menjalani operasi plastik. Sayangnya, operasi ini gagal, dan dia

lalu bunuh diri. Pria ini semakin lama semakin merasa kesepian.

Akhirnya, hanya dia saja yang tersisa dari kumpulan para sahabat ini.

Dia juga merasa tidak ingin hidup lebih lama lagi, dan dia mencoba

berbagai macam upaya untuk bunuh diri. Dia melompat dari atas

gedung yang tinggi, tetapi dia malah mendarat di atas truk beratap

kain kanvas yang kebetulan sedang melintas. Sang peri

mengingatkannya bahwa selama365 tahun itu dia tidak akan dapat

mati. Sebab jika dia mati dalam masa itu, berarti kekuatan sang peri

terbukti tidak manjur!

Mungkinkah hidup yang kekal seperti itu? Bahwa seseorang tidak akan

dapat mati sekalipun dia menginginkannya? Itukah konsep yang benar

mengenai hidup yang kekal, yaitu bahwa kita tidak akan mati?

Apa pandangan firman tentang persoalan ini? Wahyu 20:10, "Dan Iblis,

yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan

belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa

siang malam sampai selama-lamanya." Ayat ini membahas tentang

iblis yang dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang di mana dia

akan disiksa sampai selama-lamanya. Ini berarti bahwa dia tidak akan

pernah mati, karena jika dia mati maka dia tidak akan dapat disiksa!

Jadi karena iblis tidak dapat mati, apakah itu berarti bahwa iblis juga

memiliki hidup yang kekal? Jika definisi hidup yang kekal adalah bahwa

seseorang tidak akan pernah mati, maka iblis juga memiliki hidup yang

kekal. Tentunya sangat jelas, konsep ini tidak bisa dipertahankan. Ini

pemahaman yang salah.

59 | C A H A Y A I N J I L

Hidup yang kekal bukan berarti bahwa seseorang tidak akan mati.

Tidak pernah mati juga bukan berarti bahwa memiliki hidup yang kekal.

Ini adalah poin pertama yang perlu kita tegaskan. Hidup yang kekal

jelas bukan berarti bahwa kita tidak akan pernah mati. Memiliki

keberadaan yang bersifat selamanya tidak dapat disamakan dengan

hidup yang kekal. Kita harus jelas dalam berpikir. Kehidupan dan

keberadaan jelas tidak dapat disamakan. Dengan demikian, hidup

selamanya tidak sama dengan eksis selamanya. Keberadaan tidak

harus menunjukkan adanya kehidupan. Hidup sebagaimana yang

dibicarakan oleh Alkitab jelas tidak memiliki makna keberadaan atau

tidak mati.

Yang dimaksudkan oleh hidup di dalam firman Tuhan sangatlah

berbeda. Jika kita mengacaukan konsep hidup dalam firman Tuhan,

maka kita akan mendapatkan konsep yang kacau tentang hidup yang

kekal. Banyak orang yang memiliki keberadaan di dunia ini akan tetapi

tidak berarti mereka memiliki hidup sebagaimana yang dimaksud oleh

Injil! Ada orang yang dapat digambarkan sebagai "mayat berjalan."

Pada umumnya, ungkapan ini menggambarkan orang yang hatinya

seolah-olah sudah mati, yang tidak lagi punya semangat untuk hidup,

namun secara jasmani dia masih hidup.

Di perumpamaan tentang anak yang hilang di Injil Lukas 15:32,

dikatakan, "Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah

mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

Mereka yang sudah akrab dengan perikop ini tahu bahwa anak yang

bungsu di dalam perumpamaan ini tidaklah mati. Dia hanya mengambil

warisan dari ayahnya, meninggalkan ayahnya, dan hidup bersenang-

senang. Jadi, mengapa sang ayah berkata bahwa dia tadinya mati dan

sekarang hidup kembali? Di sini, sang ayah tidak bermaksud berkata

bahwa anaknya sudah tidak ada lagi, tetapi anaknya tidak lagi memiliki

hidup sebagaimana seharusnya. Tidak memiliki hidup sama dengan

mati, akan tetapi tidak berarti bahwa dia tidak lagi memiliki

keberadaan jasmani. Keberadaan dan hidup adalah dua hal yang

berbeda.

Kematian dan Dosa

Saya ingin bertanya tentang peristiwa Adam memakan buah terlarang

di dalam kitab Kejadian - apakah Adam akan mati jika dia tidak

60 | C A H A Y A I N J I L

memakan buah itu? Apakah dia akan hidup terus di dalam taman Eden?

Apakah tubuhnya tidak akan mengalami penuaan? Apa yang dikatakan

oleh Allah? Dia berkata bahwa Adam pasti mati pada hari dia memakan

dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Menurut Anda apakah Adam nantinya akan mati juga sekalipun dia

tidak memakan buah itu? Jika makan atau tidak makan tetap

membawa kematian buatnya, lalu apa artinya Allah berkata, "Pada hari

kamu memakannya, kamu pasti mati."? Allah berkata bahwa dia pasti

mati pada hari dia memakan buah itu. Maka tentunya dia tidak perlu

mati jika dia tidak memakan buah itu.

Jadi, apakah penyebab kematian itu? Di dalam firman Tuhan, hal

apakah yang mengakibatkan kematian? Hanya ada satu penyebab,

yaitu dosa. Tak ada penyebab lain selain ini. Firman Tuhan berkata,

"Upah dosa ialah maut." Di mana ada dosa, di sana ada maut.

Perhatikanlah Adam - dia masih hidup selama sekitar sembilan ratusan

tahun lagi setelah melakukan dosa itu. Jika dia tidak berbuat dosa,

tentunya tidak akan ada masalah baginya untuk hidup seberapa lama

pun. Ciptaan Allah yang mula-mula sangatlah hebat - Adam tidak perlu

khawatir pada kerutan di kulit atau harus memakai kaca mata setelah

rabun tua. Satu-satunya penyebab merosotnya hidup adalah dosa.

Sampai sekarang ini, kita sudah terbiasa melihat kematian. Kita bahkan

tidak bisa membayangkan bahwa manusia memiliki potensi untuk tidak

mati. Kita tidak berani berharap akan hal itu.

Mengapa manusia harus mati? Manusia yang pada dasarnya diciptakan

oleh Allah tidak harus mati! Tentu saja ada beberapa contoh nyata

tentang manusia yang tidak mati. Sebagai contoh, Elia dan Henokh.

Mereka selalu melangkah bersama Allah dan mereka tidak melewati

kematian. Pada akhirnya Allah mengangkat mereka ke surga. Mari kita

sekali lagi lihat pada Adam. Tidak ada petunjuk sedikitpun bahwa dia

akan mati jika dia tidak berbuat dosa. Tak ada petunjuk atau bukti di

dalam Alkitab yang menyatakan bahwa seseorang harus mati jika dia

tidak berbuat dosa. Alkitab secara konstan berkata bahwa akibat dari

dosa adalah maut. Jika tidak ada dosa, maka kesimpulannya tentu

adalah tidak ada akibat yang bernama maut. Dengan demikian, kita

melihat bahwa pada awalnya tidak ada masalah bagi Adam untuk tetap

hidup; artinya, untuk memiliki hidup yang kekal, untuk hidup

selamanya tanpa harus mengalami kematian. Persoalan muncul setelah

61 | C A H A Y A I N J I L

dia berbuat dosa dan kehilangan hidup yang kekal itu. Dosa membawa

kematian.

Pernahkah Anda mendengarkan ajaran yang mengatakan, "Sekali

selamat tetap selamat"? Pemahaman yang umum dari ajaran ini adalah

bahwa jika kita memiliki hidup yang kekal, maka kita tidak akan mati.

Dan kita akan diselamatkan selamanya. Sekali kita menerima hidup

yang kekal, maka kita akan terus memiliki hidup yang kekal itu.

Tetapi ajaran ini tidak sejalan dengan ajaran Alkitab. Konsep bahwa

memiliki hidup yang kekal itu berarti bahwa seseorang tidak akan

pernah mati adalah konsep yang salah. Adam, yang mulanya memiliki

hidup yang kekal itu, harus menghadapi maut sebagai akibat berbuat

dosa. Sama seperti orang yang memiliki hidup yang kekal pada

tingkatan rohani lalu melakukan bunuh diri dengan menghirup asap

beracun yakni dosa. Dia membunuh dirinya dengan berbuat dosa! Dia

pasti mati! Sama seperti Adam, yang awalnya memiliki hidup yang

kekal dan tidak harus menghadapi maut, akan tetapi dia berbuat dosa

dan akibatnya dia harus menanggung akibat dari dosa - maut!

Lalu mengapa orang-orang beranjak tua? Menurunnya fungsi tubuh

sejalan dengan usia adalah fenomena menuju kematian. Ada dua

kekuatan yang bekerja di hidup kita. Pertama adalah yang mengarah

ke atas, yang bertumbuh secara perlahan dan meningkatkan

kesegaran. Yang kedua adalah yang mengarah ke bawah, yang

menurunkan kemampuan dan meningkatkan usia. Sama seperti

menaiki dan menuruni bukit. Ada dua kekuatan yang bekerja di sana.

Yang satu adalah kekuatan dari kehidupan dan yang satunya adalah

kekuatan dari maut. Semua penurunan kemampuan dan penuaan

adalah bagian dari kekuatan maut.

Lalu kapan kuasa maut itu mulai bekerja? Kuasa maut mulai bekerja

dengan masuknya dosa. Saat dosa belum masuk ke dalam hidup

seseorang, yaitu, ketika seseorang masih harus belajar untuk secara

aktif memilih antara yang baik dan yang jahat, kehidupan orang itu

mengalami pertumbuhan. Anda akan tahu hal ini dengan mengamati

anak-anak. Pada sekitar usia 10, atau mungkin sedikit di atas itu,

mereka mulai tahu bagaimana memilih antara yang baik dan yang

jahat. Banyak, sayangnya, yang memilih untuk berbuat dosa. Sejak

saat itu, dosa menyusup ke dalam kehidupan manusia dan membawa

62 | C A H A Y A I N J I L

mereka secara perlahan menuju maut. Setiap dari kita, seperti Adam,

begitu melakukan dosa, kita masuk ke jalan menuruni bukit, mengarah

kepada maut. Dengan kata lain, kapankah seseorang mulai melangkah

menuju maut? Dimulai sejak saat kita berbuat dosa. Mungkin pada usia

sembilan, sebelas atau tiga belas tahun kuasa maut itu mulai bekerja

dan menimbulkan kerusakan dalam hidup kita.

Hidup kekal dan Kebinasaan

Mungkin seseorang akan bertanya, bagaimana kita akan menjelaskan

ayat-ayat yang disampaikan di Yohanes 10:28-29, "dan Aku

memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak

akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan

merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka

kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak

dapat merebut mereka dari tangan Bapa." Apakah Anda

memperhatikan bahwa ayat yang sebelum ini berkata, "Domba-domba-

Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka

mengikut Aku"? Ada hubungan yang erat antara hidup yang kekal

dengan mendengarkan suara Allah. Hanya mereka yang mendengarkan

suara Allah dan yang mengikut Allah yang akan memiliki hidup yang

kekal. Mereka tidak akan binasa.

Ada poin lain yang ditekankan lebih jauh oleh Yesus. Yesus berkata,

"seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku" dan

"seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa." Hal ini

sangat penting dan Yesus sampai mengulang-ulanginya karena ini

berkaitan dengan perkara hidup dan mati seseorang. Jika seseorang

tidak akan binasa setelah memperoleh hidup yang kekal, bagaimana

mungkin dia dapat direbut? Seseorang tidak akan dapat direbut jika ia

tidak akan dapat binasa! Jika seseorang itu tidak dapat direbut, apa

maknanya Yesus mengulangi menggunakan kata "rebut" sampai dua

kali. Ini menunjukkan kepada kita, walaupun setelah kita memperoleh

hidup kekal, masih ada masalah yang akan timbul untuk mengancam

kita. Anda bisa direbut oleh orang lain, atau oleh iblis!

Saya ulangi lagi - dengan memiliki hidup yang kekal bukan berarti

bahwa seseorang tidak akan binasa. Karena kita akan binasa jika kita

sampai direbut! Di sini kita melihat bahwa hidup yang kekal ternyata

tidak sama dengan tidak akan pernah binasa. Jika memiliki hidup yang

63 | C A H A Y A I N J I L

kekal itu sama dengan tidak akan binasa, maka, tidak akan menjadi

masalah apakah kita sampai direbut oleh iblis karena kita tidak akan

pernah binasa sekalipun kita sudah bersama iblis. Tentu saja,

penalaran semacam ini tidak sejalan dengan firman Tuhan.

Ada syarat penting lainnya yang dikaitkan dengan hal tidak akan binasa

- orang itu harus selalu mengikut Tuhan dan memiliki hubungan

dengan-Nya. Hanya dengan begitu maka dia tidak akan binasa.

Sekadar memiliki hidup yang kekal tidak menjamin bahwa dia tidak

akan binasa. Agar tidak binasa, ia harus selalu mengikut Tuhan. Bagi

orang seperti itu, tak ada satu pun kuasa yang bisa memisahkannya

dari Tuhan. Firman Tuhan berkata bahwa jika seseorang adalah domba

Allah dan dia mendengarkan suara Allah, maka dia tidak akan binasa.

Tak pernah disebutkan bahwa orang yang memiliki hidup lalu

meninggalkan Allah tidak akan binasa. Alkitab tidak pernah

mengatakan hal itu. Tak peduli seberapa besar jaminan hidup yang

kekal yang Anda miliki, Anda akan binasa pada hari Anda meninggalkan

Allah. Jadi, syaratnya adalah Anda harus mengikut Allah. Jika Anda

mengikut Allah dan Anda memiliki hubungan yang akrab dengan Dia

(tanpa ada sesuatu pun yang menjadi penghalang), Allah tidak akan

pernah membiarkan siapapun merebut Anda. Itu sebabnya Anda tidak

akan pernah binasa.

Kita mengawali pembahasan dengan mengatakan bahwa hidup yang

kekal bukan berarti tidak akan pernah mati. Poin yang kedua adalah

bahwa kehidupan itu tidak sama dengan keberadaan. Apakah Anda

memiliki hidup sekarang ini? Atau Anda sekadar ada dan menjalani

keberadaan Anda? Kehidupan dan keberadaan adalah dua hal yang

berbeda. Mungkin, selama ini Anda memang memiliki keberadaan di

dunia ini, akan tetapi dibandingkan dengan keberadaan orang lain,

apakah ada sesuatu yang layak disebut sebagai kehidupan di dalam diri

Anda?

Apa itu Kehidupan?

Apakah kehidupan itu? Seseorang bisa saja "ada" tetapi tanpa memiliki

hidup. Lalu apakah arti hidup itu? Mari kita buka 1 Yoh 1:1-2 - "Apa

yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami

lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami

raba dengan tangan kami tentang Firman hidup itulah yang kami

64 | C A H A Y A I N J I L

tuliskan kepada kamu. Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah

melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada

kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan

yang telah dinyatakan kepada kami."

Susunan tata bahasanya memang rumit akan tetapi maknanya jelas.

Apakah yang dimaksudkan dengan, "Apa yang telah ada sejak semula,

yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang

telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami"?

Apa itu Firman hidup yang dinyatakan oleh Bapa kepada kita? Apa arti

raba, dengar dan lihat? Tentu saja, yang disebutkan di sini adalah

Yesus sendiri. Jadi, bukannya memakai sebutan "Yesus", tetapi sebutan

yang dipakai adalah 'Hidup kekal'! Kata 'hidup kekal' dipakai untuk

menggambarkan Yesus Kristus! Hidup kekal ini mewujudkan diri dan

murid-murid telah melihat, mendengar dan meraba-nya.

Hidup yang kekal adalah hal yang sangat abstrak bagi kebanyakan

orang. Kita tidak tahu persis bagaimana menggambarkan seperti apa

itu percaya kepada Yesus dan memiliki hidup yang kekal. Dimana hidup

kekalnya? Suatu kata yang sangat kabur dan tidak bisa kita lihat. Akan

tetapi, Alkitab memberitahu kita bahwa bukan saja hidup kekal yang

diberikan oleh Bapa itu bisa dilihat, malahan bisa didengar dan diraba.

Alkitab adalah buku yang sangat praktis dan apa yang disampaikannya

sangatlah nyata: hidup yang kekal itu bisa dilihat, didengar dan diraba!

Hal apa yang lebih nyata dari sesuatu yang bisa didengar dan diraba?

Artinya, hidup yang kekal sama nyatanya dengan bunga dan

pepohonan! Konsep ini harus kita pahami dengan jelas: bahwa hidup

yang kekal itu bukanlah sesuatu yang abstrak. Hidup kekal adalah hal

yang sangat nyata - bisa dilihat, bisa didengar, dan bisa disentuh!

Memang tidak salah jika dikatakan bahwa hidup yang kekal itu adalah

Yesus Kristus. Akan tetapi bagaimana kita bisa menguraikan

pemahaman ini agar bisa dimengerti oleh orang lain? Tentu saja, ketika

Yesus masih hidup bersama para muridnya, Dia bisa dilihat, didengar

dan dijamah. Dapatkah kita merabanya sekarang saat kita memiliki

Yesus? [Ingatlah bahwa Yesus itu hidup kekal] Di ayat tadi dikatakan,

"memberitakan kepada kamu". Tata bahasanya adalah dalam bentuk

sekarang (present time), bukan dalam bentuk lampau (past). Ini

berarti kita masih dapat melakukannya sekarang.

65 | C A H A Y A I N J I L

Hidup, sebagaimana yang dimaksudkan dalam Alkitab, adalah kualitas

hidup, bukan filsafat. Hidup menurut filsafat sangatlah abstrak. Sebagai

contoh, jika kita menangkap serta membedah seekor kodok yang

masih hidup, dia akan kehilangan nyawanya. Akan tetapi, apakah

sebenarnya yang hilang itu? Tampaknya semua organnya masih berada

pada tempatnya: hati, paru-paru, ginjal, dan bahkan darah di dalam

urat-uratnya. Jika kita masukkan darah yang tercecer selama

pembedahan dan menjahit kodok itu lagi, bahkan bobotnya tidak

berubah. Lalu unsur apakah yang hilang jika dibandingkan dengan

keadaan kodok itu sebelumnya? Apanya yang hilang? Apakah persisnya

hidup itu? Kita tidak tahu! Hidup, sebagaimana yang kita lihat dari

dalam Alkitab, bukanlah sesuatu yang abstrak. Ia merupakan kualitas

kehidupan, ciri-ciri khusus dari kualitas kehidupan! Tadi saya katakan

bahwa dengan memiliki keberadaan tidak berarti bahwa seseorang

memiliki hidup. Keberadaan di dunia ini tanpa ciri khusus kualitas

kehidupan tidak dipandang sebagai memiliki hidup.

Kualitas hidup dapat dilihat dan didengar. Dapatkah Anda melihat

kualitas hidup seseorang? Apa yang Anda lihat dari kualitas hidup

seseorang? Bisakah Anda melihat apakah seseorang itu lemah lembut

atau pemarah? Tentu saja Anda bisa melihatnya dengan jelas. Bisakah

Anda mendengar apakah orang tersebut cerewet atau pendiam? Tentu

saja Anda bisa mendengarnya. Hidup yang kekal yang bisa didengar

dan dilihat adalah hal yang baru bagi kita. Anda salah jika mengira

bahwa sangatlah susah mengetahui apakah seseorang memiliki hidup

yang kekal atau tidak. Sama sekali tidak susah. Jika Anda mengerti

konsep ini, bahkan hal yang paling abstrak berubah menjadi sangat

praktis.

1 Yoh 3:14-15 berkata, "Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari

dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita.

Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. Setiap orang

yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan

kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki

hidup yang kekal di dalam dirinya."

Di sini dikatakan bahwa hidup yang kekal tidak ada dalam diri seorang

pembunuh. Juga ditambahkan bahwa mereka yang membenci

disamakan dengan pembunuh. Dapatkah Anda melihat dan mendengar

apa arti membenci serta tidak mengampuni orang lain? Tentu saja

66 | C A H A Y A I N J I L

Anda bisa. Bisa diketahui bahwa seseorang tidak memiliki hidup yang

kekal dalam dirinya, tak ada hidup Allah di dalam dirinya, jika dia

masih membenci dan tidak mau mengampuni orang lain. Sia-sia dia

membual, menipu dirinya sendiri dan orang lain dengan menyatakan

bahwa dia memiliki hidup yang kekal.

Hidup yang kekal adalah kualitas hidup Allah. Bisa langsung dilihat oleh

siapa saja. "Barangsiapa tidak mengasihi ia tinggal di dalam maut"

bukan berarti bahwa orang ini secara jasmani telah mati dan tidak ada

lagi. Dikatakan bahwa orang ini hidup di dalam maut, hidup tanpa kasih

dan tidak sesungguhnya hidup. Akan tetapi, ketika seseorang

berpindah dari kebencian dan hatinya dipenuhi oleh kasih Allah, kita

bisa tahu bahwa dia sudah melangkah dari maut ke dalam hidup. Dia

telah meninggalkan maut, dan masuk ke dalam hidup yang kekal. Jadi,

saya harap semua orang bisa menangkap makna konsep ini dengan

jelas.

Apakah Anda memiliki Hidup Kekal?

Kita bisa mengamati diri kita sendiri dan melihat apakah kita memiliki

hidup yang kekal atau tidak, yaitu, dengan melihat apakah kita

memiliki kualitas hidup Yesus. Kita tidak berbicara tentang hal

mencapai kesempurnaan yang menyamai Yesus Kristus. Namun

setidaknya, apakah kita memiliki jenis kualitas hidup yang sama?

Sekalipun ada perbedaan dalam tingkatannya, akan tetapi dengan

memiliki jenis kualitas hidup yang serupa berarti memiliki hidup yang

kekal. Beberapa pengabar Injil berkata bahwa untuk percaya kepada

Yesus cukup dengan mengacungkan tangan dalam menjawab panggilan

altar, maka orang itu akan memiliki hidup yang kekal. Entah dia

memiliki hidup yang kekal atau tidak, dapat dilihat dari kualitas

hidupnya keesokan harinya. Janganlah menipu diri Anda sendiri dan

orang lain. Jika Anda tidak memiliki hidup dari Yesus Kristus di dalam

diri Anda, akan sia-sia saja sekalipun ada pendeta terkenal yang

memberi kesaksian bahwa Anda memiliki hidup yang kekal. Karena hal

tersebut tidak sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Alkitab.

Seperti apakah kualitas hidup Yesus Kristus itu? Mungkinkah pokok ini

dijelaskan lebih jauh lagi? Ayat-ayat yang baru saja kita baca itu

berbicara tentang kasih, barangsiapa mengasihi berarti dia telah pindah

dari maut dan masuk ke dalam hidup. Dan barangsiapa yang tidak

67 | C A H A Y A I N J I L

mengasihi, yang membenci orang lain, masih marah dan menolak

untuk mengampuni; dia masih tinggal di dalam maut. Orang jenis ini

tidak tahu sama sekali apa arti hidup itu. Tak peduli seberapa lama dia

telah beribadah di gereja dan seberapa banyak pelatihan yang telah dia

jalani, semua itu tidak ada gunanya. Tak ada hidup yang kekal di

dalam dirinya.

Alkitab berkata di Galatia 5:22-23, "Tetapi buah Roh ialah: kasih,

sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,

kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang

hal-hal itu." Kesemuanya itu adalah buah Roh dan buah Roh adalah

kualitas hidup. Dapatkah Anda melihat, mendengar dan meraba

kualitas hidup? Bagaimana Anda tahu bahwa seseorang memiliki

kesabaran? Saat Anda melihat dia marah-marah, maka Anda akan tahu

bahwa dia bukan orang yang sabar. Bagaimana Anda tahu bahwa

seseorang itu lemah lembut? Anda akan tahu itu dengan berinteraksi

dengan dia. Anda akan melihat dari nada suara dan sikapnya. Ini

bukanlah sesuatu yang abstrak. Semua ini adalah hidup kekal yang

dimaksudkan oleh Alkitab. Apakah kita memiliki kualitas-kualitas ini?

Jika kita memilikinya, maka kita memiliki hidup yang kekal. Jika Anda

tidak memilikinya, maka saya benar-benar tidak tahu di manakah

hidup kekal Anda itu?

Mengapa saya katakan bahwa kualitas-kualitas tersebut adalah hidup

yang kekal? Mari kita lihat bukti yang lebih khusus. Galatia 6:8 "Sebab

barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan

dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan

menuai hidup yang kekal dari Roh itu." Barangsiapa menabur dalam

Roh akan menuai hidup yang kekal dari Roh - bagaimana hubungan

antara kedua bagian tersebut? Mengapa saya katakan bahwa buah Roh

Kudus adalah hidup yang kekal? Apakah yang kita tuai dengan

menabur dalam Roh? Tentu saja, kita menuai buah dari roh. Orang

yang menabur dalam Roh, akan menuai buah dari Roh. Kita sudah

mendapat penjelasan tentang buah Roh tadi. Tidak bisa lagi dibuat

pernyataan yang lebih tegas daripada yang terdapat di dalam ayat ini -

"menuai hidup yang kekal dari Roh itu". Jadi, hidup yang kekal adalah

perkara yang sangat praktis, yang bisa diamati dari kehidupan

seseorang.

68 | C A H A Y A I N J I L

Pernahkah Anda melihat seseorang yang memiliki kualitas hidup yang

kekal? Ada banyak orang Kristen di dunia ini akan tetapi tidak banyak

yang memiliki kualitas hidup yang kekal. Kebanyakan orang jatuh

dalam penipuan diri sendiri. Saya bersyukur kepada Allah karena

sebelum saya datang kepada-Nya, saya mengenal seseorang yang

memiliki kualitas hidup yang kekal. Orang ini sangat spesial, sangat

berbeda dari kebanyakan orang lain yang saya kenal. Dia memiliki daya

tarik yang luar biasa yang membuat saya ingin bercakap-cakap dan

membina hubungan dengannya. Saya merasa sangat nyaman berada di

dekatnya. Tadinya saya tidak tahu, akan tetapi sekarang saya tahu -

dia memiliki kualitas dari Yesus Kristus! Pada waktu itu, saya mengenal

banyak orang Kristen akan tetapi hanya orang ini yang memiliki

kualitas hidup yang menonjol.

Kualitas hidup seperti - kasih, sukacita dan damai sejahtera. Damai

sejahtera - pernahkah Anda melihatnya? Apakah Anda memilikinya?

Apakah orang di sekitar Anda memilikinya? Apakah orang-orang di

dunia ini memilikinya? Apakah lawan dari damai sejahtera? Tidak

damai. Apa artinya tidak memiliki damai sejahtera? Kekhawatiran.

Perhatikanlah seseorang. Mungkin dengan segera Anda akan tahu

apakah dia orang yang mudah khawatir atau orang yang dipenuhi oleh

damai sejahtera. Tak ada tempat bagi kekhawatiran jika hati ini

dipenuhi oleh damai sejahtera.

Tahukah Anda bahwa penjualan obat penenang di Amerika Utara

sangat tinggi jumlahnya? Banyak orang yang tidak dapat tidur tanpa

menelan obat penenang. Terlalu banyak hal yang membuat mereka

khawatir. Apakah Anda memiliki kehidupan yang penuh dengan

kekhawatiran, atau Anda memiliki kehidupan yang penuh damai

sejahtera? Anda lihat, hidup yang kekal itu sangatlah praktis. Bukan

saja Anda sendiri tahu tetapi orang lain juga bisa melihatnya. Apakah

Anda memiliki damai sejahtera yang seperti ini? Jika tidak, dan Anda

masih dibebani dengan banyak kekhawatiran, di manakah hidup yang

kekal milik Anda itu?

Yesus berkata bahwa dia memberi damai sejahteranya kepada Anda

dan tak seorang pun yang bisa merampasnya. Dalam keadaan apa pun

Yesus tidak akan meninggalkan kita dalam keadaan apa pun. Ia akan

selalu bersama kita - inilah hidup yang kekal. Tentu saja, ini bukanlah

jenis kedamaian sementara yang bisa dimiliki oleh setiap orang, tetapi

69 | C A H A Y A I N J I L

jenis kedamaian yang tidak bisa dirampas oleh siapa pun, damai

sejahtera yang selalu ada bersama Anda.

Ada juga kasih dan sukacita di dunia ini. Sebagai contoh, Anda pulang

dari liburan ke luar negeri, dan Anda berada dalam keadaan yang

gembira. Tak lama kemudian, seseorang mengatakan sesuatu yang

tidak Anda sukai. Wajah Anda langsung muram dan kegembiraan Anda

hilang. Saya tidak sedang berbicara tentang kegembiraan yang sesekali

saja, yang bisa dimiliki oleh setiap orang. Yang saya bicarakan adalah

tentang damai sejahtera dan sukacita yang tak dapat dirampas oleh

orang lain - inilah hidup yang kekal. Apakah Anda memilikinya?

Dulu ada seorang penginjil yang terkenal bernama John Wesley. Dia

mendirikan Gereja Methodist Wesley. Suatu hari, ketika dia sedang

dalam pelayarannya dari Inggris ke Amerika, terjadi satu badai yang

hebat di Samudera Atlantik, badai ini melontarkan kapal tersebut ke

sana kemari, sehingga kapal itu terasa akan tenggelam. Wesley sangat

ketakutan, sukacita dan damai sejahteranya musnah. Akan tetapi, ada

sekelompok orang Kristen dari Jerman di atas kapal yang terlihat

sangat tenang, benar-benar bebas dari kekhawatiran. Mereka

menyanyikan lagu pujian dan berdoa bersama. Bukannya doa yang

penuh ketakutan melainkan doa yang penuh sukacita. Tangan

pemusiknya sama sekali tidak gemetar. Lalu Wesley datang untuk

menanyai kumpulan orang-orang ini, "Apakah kalian tidak merasa

takut?" jawaban mereka adalah, "Tak satupun dari kami yang

ketakutan - baik yang dewasa maupun yang anak-anak." Inilah damai

sejahtera. Sekalipun Wesley sudah menjadi Kristen pada saat itu, dia

tidak memiliki hidup yang kekal. Dia tidak memiliki damai sejahtera

yang mampu bertahan dalam keadaan seperti itu seperti yang dimiliki

oleh orang Kristen dari Jerman itu.

Jika seseorang menghabiskan hari-harinya dengan meratapi dirinya,

mengkhawatirkan hal ini dan itu, maka dia tidak hidup dalam apa yang

Alkitab maksudkan sebagai kehidupan. Dia berada dalam keadaan yang

digambarkan oleh Kitab Suci sebagai kematian. Bagaimana mungkin

seseorang yang berwajah muram sepanjang hari, dan dibebani oleh

banyak kekhawatiran bisa memiliki sukacita dan damai sejahtera? Jelas

sekali bahwa dia harus menyeret kakinya untuk melangkah di

sepanjang hidupnya. Dia menggertakkan gigi dan merayap di jalan

hidupnya. Ini jelas bukanlah hidup.

70 | C A H A Y A I N J I L

Saya pernah mengunjungi saudara-saudara seiman yang berada di

dalam penjara. Hal yang paling tidak lazim adalah bahwa sekalipun

mereka secara jasmani di penjara, mereka memiliki hidup yang kekal;

mereka dipenuhi oleh hidup! Salah satu saudara kita ini sangatlah unik.

Dia memiliki damai sejahtera dan keteguhan yang berasal dari luar

dunia ini. Banyak orang di dalam penjara itu yang senang bercakap-

cakap dengannya serta meminta nasehat darinya. Mereka semua

berada dalam keadaan yang sama, akan tetapi karena dia mengenal

Tuhan di dalam penjara, Tuhan memberinya hidup, hidup yang kekal.

Dan ini adalah sesuatu yang sangat jelas terlihat oleh orang-orang di

sekitarnya. Mereka akan mencari dia untuk meminta nasehat setiap

kali mereka menghadapi masalah. Anda dapat bayangkan betapa

sibuknya dia. Seseorang yang memiliki vitalitas seperti dia ini akan

memiliki daya tarik. Orang ini sangat spesial dan orang-orang di

sekitarnya tertarik kepadanya. Mereka mau tahu apa yang dimilikinya

yang membuatnya spesial dan mereka juga ingin memiliki hidup yang

semacam itu! Inilah hidup yang kekal! Jika seseorang tak pernah

melihat hidup yang kekal, Anda bisa mengundangnya ke gereja di

mana dia bisa melihat orang yang memilikinya.

Saya rasa, setiap orang seharusnya sudah jelas akan konsep hidup

yang kekal sekarang ini. Mulai dari sekarang, seharusnya Anda sudah

paham tentang apa itu hidup yang kekal, dan tidak lagi merasa bahwa

hidup yang kekal adalah sesuatu yang tidak jelas.

Apa itu Maut?

Baiklah, sekarang Anda telah mengetahui apa itu hidup yang kekal,

tahukah Anda apa itu maut? Balikkan saja pengertian hidup yang kekal

dan Anda akan mengetahui apa itu maut. Dalam sesi sebelumnya, kita

berbicara tentang bagaimana seseorang menjadi budak dosa saat dia

melakukan dosa. Tentu saja, terbelenggu oleh dosa, diperbudak oleh

dosa bukanlah persoalan kecil. Mari kita lihat Roma 6:23 - "Sebab upah

dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam

Kristus Yesus, Tuhan kita."

Upah dosa ialah maut; tetapi apakah maut itu? Apakah maut berarti

akhir dari keberadaan kita? Tak heran jika banyak orang yang tidak

takut pada maut. Kemungkinan yang terburuk adalah, tidak memiliki

keberadaan lagi! Tetapi tidak, ini bukanlah definisi maut yang

71 | C A H A Y A I N J I L

alkitabiah. Definisi kita tentang hidup dan mati tidak berkaitan dengan

masalah ada atau tidak ada. Mungkin Anda akan bertanya, "Lalu apa

itu? Tidak ada atau tidak eksis sama artinya dengan sudah berakhir.

Jika yang dimaksudkan tidak berhubungan dengan hal tidak ada atau

tidak eksis, lalu apa yang menjadi makna sebenarnya dari maut itu?"

Mari kita lihat Efesus 2:1 - "Kamu dahulu sudah mati karena

pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu." Apa itu artinya "mati

karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa"? Secara logika, jika

seseorang tidak eksis lagi, maka dia tidak berbuat dosa, jadi

bagaimana dia bisa mati karena pelanggaran dan dosa-dosa? Makna

dari mati bukanlah tidak eksis melainkan menjalani hidup di dalam

pelanggaran dan dosa! Lalu apa itu artinya hidup di dalam pelanggaran

dan dosa? Apakah itu berarti tenggelam dalam kebejatan moral?

Apakah makna yang konkrit dari kata mati ini?

Mati juga bisa dilihat, didengar dan dijamah. Sangat sederhana karena

mati adalah lawan dari hidup. Tadi kita sudah berbicara tentang hidup

dalam arti kualitas hidup. Makna mati juga berkaitan dengan kualitas

yang berlawanan dengan yang ada di dalam hidup. Balik saja semua

yang baru saja kita bahas tentang hidup dan Anda akan tahu apa itu

mati! Apakah lawan dari kasih? Kebencian. Hidup di dalam kebencian

dan permusuhan adalah mati! Orang semacam itu akan selalu tidak

suka terhadap orang ini atau orang itu dan hidup menjadi sangat

melelahkan! Apakah lawan dari sukacita? Kekhawatiran, kesedihan,

kepahitan. Hidup dalam keadaan seperti itu sama saja dengan mati!

Banyak sekali kepahitan yang muncul akibat membenci orang lain dan

marah kepada mereka. Banyak ketidak-bahagiaan datang menyusul -

ia hidup dalam kekhawatiran dan tidak memiliki damai sejahtera.

Orang semacam ini tidak hanya kekurangan damai sejahtera di dalam

hatinya, dia tidak akan menemukan perdamaian dalam berhubungan

dengan orang lain juga. Sama seperti api yang tidak bisa

berdampingan dengan air, dia akan selalu marah terhadap orang lain di

sekitarnya. Suasana menyedihkan semacam ini adalah makna mati

yang dimaksudkan oleh Alkitab.

Lebih jauh lagi, lawan dari sukacita adalah kehampaan. Ketika

seseorang dipenuhi sukacita, dia tidak membutuhkan berbagai hiburan.

Dia akan gembira mengerjakan apa saja. Sebaliknya, hanya mereka

yang mengalami kehampaan di dalam batin yang membutuhkan

72 | C A H A Y A I N J I L

berbagai macam hiburan. Jadi, apakah Anda sedang menjalani hidup

yang kekal? Atau Anda menjalani hidup di dalam kematian?

Surga dan Neraka

Terakhir, mari kita telaah ajaran firman Tuhan tentang surga dan

neraka. Di manakah surga itu? Di atas langit? Tidak! Bagaimana saya

bisa tahu bahwa di atas sana benar-benar ada surga jika surga hanya

terdapat di atas langit? Apakah saya harus berkelana ke sana seperti

para pemburu emas di zaman dulu? Mereka pergi ke Amerika dan

Kanada untuk mencari emas dan setelah sampai baru mereka tahu

betapa besarnya penderitaan yang menunggu mereka. Apa yang

menantikan mereka di sana bukanlah gunung emas, melainkan kerja

keras yang melumatkan tulang - membangun jalur rel kereta dan

menggali bukit-bukit batu. Mereka baru tahu bahwa mereka telah

ditipu setelah mereka sampai di sana.

Surga dan neraka dalam Alkitab bukanlah suatu tempat. Surga dan

neraka bukanlah tempat yang bisa Anda datangi setelah Anda melewati

berlapis-lapis langit, atau menuruni lapisan-lapisan di bumi. Mari kita

lihat Efesus 2:6 - "dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan

kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga."

Kita perlu tahu bahwa kedua kata kerja di dalam "mati karena

pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu" dan "memberikan

tempat bersama-sama dengan Dia" ditulis dalam bentuk lampau (past

tense). Allah telah mengerjakan hal ini. Dia sudah membangkitkan kita

bersama-sama dengan Yesus Kristus, membangkitkan kita dari

kematian, dari maut masuk ke dalam hidup yang kekal, untuk

diberikan tempat bersama dengan Allah di surga. Semua itu

merupakan hal yang sudah terlaksana.

Jika Anda mengerti makna 'surga', maka Anda akan tahu bahwa kita

sekarang ini sedang duduk bersama dengan Allah di surga! Memiliki

hidup yang kekal sama maknanya dengan diberikan tempat di surga.

Memiliki hidup yang kekal sama artinya dengan surga. Itu sebabnya,

surga di dalam Alkitab bukanlah tempat yang ingin kita tuju. Kami tidak

tahu bagaimana orang bisa sampai pada ungkapan 'pergi ke surga'

karena istilah tersebut tidak ada di dalam Kitab Suci. Kita tidak perlu

pergi ke atas untuk mencapai surga yang dimaksudkan oleh Alkitab.

Jika kita memilikinya - surga itu ada di dalam diri kita. Kitab Suci

73 | C A H A Y A I N J I L

berbicara tentang hidup yang kekal dan memiliki hidup yang kekal itu

berarti surga.

Karena surga bukanlah suatu tempat, lalu apakah surga itu? Surga

adalah suatu keadaan. Ya, kita semua sedang eksis sekarang, akan

tetapi dalam keadaan seperti apakah eksistensi Anda itu? Apakah

dalam keadaan surga? Atau dalam keadaan neraka? Itu sebabnya,

neraka juga bukan merupakan tempat. Kita tidak perlu turun sampai

18 tingkatan neraka untuk sampai di tempat di mana lidah kita

dipotong, dan sebagainya - ini adalah konsep orang Buddha tentang

neraka. Surga di dalam Alkitab adalah keadaan diri Anda dan neraka

juga demikian.

Tadi kita melihat bahwa iblis akan berada dalam keadaan di mana dia

akan disiksa selama-lamanya. Itu adalah suatu keadaan, bukannya

tempat. Lalu keadaan apakah itu? Surga adalah keadaan yang berisi

kehidupan sedangkan neraka adalah keadaan yang berisi kematian.

Akan tetapi, akan ada perbedaan tingkat dalam keadaan yang berisi

kehidupan dan kematian itu. Sebagai contoh, kita memiliki hidup yang

kekal dan kita memiliki kualitas kehidupan dari Yesus Kristus, akan

tetapi kita ini berada dalam tingkatan yang jauh sekali dari kualitas

kehidupan Yesus. Sekalipun jenis kualitasnya sama, akan tetapi

tingkatannya berbeda. Kita memang memiliki hidup ini tetapi hidup ini

masih harus bertumbuh dan akan terus dibangun, untuk menjadi

semakin berkelimpahan sampai kita mencapai tingkatan terakhir, dan

tingkatan terakhir itu adalah surga.

Anda mungkin belum banyak memiliki kasih dan sukacita saat ini akan

tetapi jika Anda lipat-gandakan kasih dan sukacita ini sepuluh kali atau

seratus kali - itulah surga. Ada sukacita besar di surga. Surga tidak

seperti gambaran tentang pulau yang indah di Pasifik Selatan dengan

banyak pepohonan kelapa, pantai yang indah - sangat memuaskan

panca indera Anda. Tentu saja Anda akan bergembira menikmati

liburan di tempat semacam itu selama seminggu, karena memang

terasa seperti surga akan tetapi saya yakin bahwa Anda akan bosan

jika Anda harus tinggal di sana selama beberapa bulan.

Memiliki sukacita atau tidak, tidak bergantung pada tempatnya

melainkan pada keadaan Anda sendiri. Lipat-gandakanlah sedikit

sukacita yang telah Tuhan berikan kepada Anda sampai seratus kali

74 | C A H A Y A I N J I L

atau berapapun itu, dan itulah surga. Sebaliknya, lipat-gandakanlah

kepedihan, kebencian, kecemburuan sampai seratus kali lipat - dan

itulah neraka. Kehidupan tersedot keluar ketika seorang rekan

mendapat promosi dan Anda merasa bahwa hal tersebut sangat tidak

adil. Anda merasa bahwa bos Anda bersikap berat sebelah atau dia

meremehkan Anda. Cemburu lahir di dalam hati dan jika Anda melipat-

gandakannya sampai seratus kali, dan terus melakukannya - itulah

neraka.

Jika kita masih belum merasakan surga atau neraka di dalam

keberadaan kita sekarang ini, bagaimana kita bisa percaya bahwa

surga itu begitu baik dan neraka itu adalah siksaan? Catatan alkitabiah

tentang hal ini juga tidak akan berarti apa-apa bagi kita. Neraka

bukanlah tempat pembakaran di mana orang-orang dipanggang seperti

babi. Neraka adalah suatu keadaan.

Sebagai contoh, di dalam kehidupan Anda sekarang ini di dunia, Anda

mungkin telah melalui kematian, dan kepedihan, atau Anda memiliki

perselisihan dengan orang lain. Anda mungkin berada di tengah

keluarga yang berantakan, dalam pernikahan yang berantakan - semua

itu menimbulkan banyak kesengsaraan. Setiap hari, Anda bertemu

dengan obyek atau sumber kesedihan Anda, dan Anda tidak bisa bebas

dari semua luka di hati Anda. Lipat-gandakanlah perasaan semacam ini

sampai lima puluh kali, atau seratus kali. Secara bertahap Anda akan

sampai pada kebencian terhadap orang itu. Sekalipun orang itu berbuat

sedikit hal saja, itu sudah menimbulkan luka hati yang besar bagi

Anda. Pada bulan pertama, mungkin Anda baru sekadar tidak suka

dengannya. Pada bulan kedua, Anda mulai membencinya. Pada bulan

ketiga, Anda sudah ingin membunuhnya. Jika tingkat kebencian Anda

meningkat terus, Anda akan mencapai tingkatan neraka.

Lukas 15:18 mengandung kata 'surga' di dalamnya - "Aku akan bangkit

dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah

berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa;" kata anak bungsu di

dalam perumpamaan tentang anak yang hilang itu. "Aku telah berdosa

terhadap surga". Lalu kata 'surga' di sini mengacu kepada apa? Apakah

artinya berdosa terhadap surga? Artinya adalah berdosa terhadap

Allah! Di dalam Alkitab, surga adalah nama lain bagi Allah. Ada juga

pembicaraan tentang kerajaan Surga, yang berarti kerajaan Allah.

Sama seperti surga melambangkan Allah, kerajaan Surga juga

75 | C A H A Y A I N J I L

melambangkan kerajaan Allah. Artinya, Allah adalah surga. Berada di

tempat di mana Allah berada, berarti bersama dengan Allah, dan itu

adalah surga.

Jika hidup yang Anda jalani sekarang ini benar-benar bersama dengan

Allah, maka Anda berada di surga. Tentu saja, ada perbedaan tingkatan

di dalam surga ini, sekalipun Anda bersama dengan Allah, kedalaman

hubungan itu mungkin saja berbeda. Akan tetapi, Anda dapat berkata

bahwa Anda telah menikmati rasa awal dari surga, sedangkan rasa

tertingginya masih harus terus dibangun. Dengan demikian, ada suatu

proses yang terlibat di sini, entah itu menuju ke surga atau ke neraka.

Pertama, Anda menikmati sedikit rasa surga, atau neraka. Dan

kembangkan sampai ke ujung tertinggi dari salah satu keadaan itu, dan

itulah surga atau neraka.

1 Yohanes pasal 4 berkata bahwa barangsiapa hidup di dalam kasih

berarti hidup di dalam Allah, dan hidup di dalam Allah berarti hidup di

surga. Pernyataan ini berbicara tentang keadaan dari kehidupan yang

dijalani seseorang. Kembangkanlah sukacita sampai ke tingkat

maksimalnya, dan itulah surga. Demikian pula halnya, kembangkanlah

kepedihan sampai ke tingkat maksimalnya, dan itulah neraka. Ketika

seseorang mencapai titik ekstrim dari kepedihan, maka dia tidak akan

mau hidup lagi. Setiap hari, ada begitu banyak orang yang ingin mati

dan yang ingin bunuh diri. Itu sebabnya mengapa kepedihan itu seiring

dengan kematian.

Tetapi, mengapa harus menambahi kepedihan? Jika Anda tidak

mengambil kesempatan yang ada sekarang ini untuk mengubah sikap

Anda dan malah menunggu sampai kepedihan itu menjadi permanen,

maka Anda akan sampai kepada titik ujungnya. Berbagai penyesalan,

kepedihan dan keputus-asaan akan berkembang sedemikian besarnya,

melampaui kemampuan Anda untuk membayangkannya. Itulah neraka!

Itu sebabnya, kita perlu berubah selagi masih ada kesempatan untuk

melakukannya - yaitu dengan kasih karunia Allah mengubah kepedihan

menjadi tawa ria, mengubah kutuk menjadi berkat, mengubah

perselisihan dengan keselarasan. Harap jangan menunggu sampai

perubahan itu menjadi mustahil dan akan sangat terlambat untuk

menyesal!

76 | C A H A Y A I N J I L

Semoga setiap orang bisa memahami secara jelas akan kedua poin ini.

Perhatikanlah kemana arah hidup Anda - ada yang mengarah kepada

kehidupan, ada yang mengarah kepada kematian. Hasil akhir dari

kedua arah tujuan itu adalah surga atau neraka. Dengan demikian,

yang disebut sebagai tempat penyucian (purgatory)itu tidak ada. Hidup

itu seperti ini - jika baik, maka akan menjadi semakin baik; jika jahat,

maka akan menjadi semakin jahat. Hidup bukanlah sesuatu yang

bersifat tetap.

Sebagian orang dewasa dan tua memiliki sifat yang sangat buruk.

Mereka egois dan keras kepala. Kondisi ini akan meningkat dalam hal

kekerasannya seiring dengan peningkatan usia karena hal ini bersifat

akumulatif (bertambah terus). Mungkin kita sekarang ini masih muda

dan masih belum mengalami hal ini sepenuhnya.

Di sisi lain, jika kita terus membangun hidup, maka kita membangun

ke arah surga. Itu sebabnya, kedua hal itu memiliki arah tujuannya

masing-masing. Tak ada keadaan di tengah-tengah di mana seseorang

bisa diam tetap. Kebencian yang Anda miliki terhadap seseorang akan

meningkat jika Anda berhubungan dengannya setiap hari, kecuali jika

Anda berniat untuk tidak pernah bertemu lagi dengannya. Hanya

dengan cara itu kebencian bisa berkurang. Itu sebabnya, bagi

kebanyakan orang, keluarga dan hubungan rumah tangga sama

buruknya dengan neraka.

Ringkasan

Pesan-pesan dalam seri ini akhirnya membawa kita kepada fokus yang

semakin tajam. Pertama, kita berbicara tentang tujuan Allah

menciptakan manusia, dan bahwa Dia ingin bersahabat dengan

manusia. Akan tetapi manusia tidak mau bekerjasama dalam tujuan ini

dan malah meninggalkan Allah. Alasan di balik itu adalah dosa. Dosa

membawa belenggu dan tidak ada kemerdekaan jika seseorang

menjadi budak dosa. Kemudian, dalam pesan yang keempat ini - dosa

membawa kepada keadaan mati, yang akan terus berkembang

mengarah ke neraka, dan berakhir di sana.

Lalu bagaimana dengan Allah sendiri? Dia telah menciptakan manusia

dengan harapan untuk bersahabat dengan manusia. Namun, orang-

orang meninggalkan-Nya dan secara berangsur-angsur menuju

77 | C A H A Y A I N J I L

kematian, dan bahkan neraka. Akankah Allah menyerah? Apakah yang

telah Dia perbuat untuk menghadapi hal ini? Ini akan menjadi topik

selanjutnya. Sejauh ini, yang kita bicarakan adalah keadaan manusia,

selanjutnya nanti kita akan melihat sisi Allah. Akankah Dia membiarkan

manusia mati secara perlahan? Mengapa Allah mengutus Yesus?

Mengapa Yesus harus mati? Mengapa Mesias harus dibunuh di kayu

salib? Ini bukanlah pertanyaan yang sederhana. Kita akan

membahasnya nanti. Kita akhiri pembahasan ini sampai di sini.

Akibat dan Dampak Dosa

oleh Pendeta Mark Lee

Matius 5.21-22

Kita memulai dengan ayat Matius 5.21-22.

"Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita:

Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku

berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya

harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus

dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus

diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala."

Yesus memulai dengan berbicara tentang orang yang membunuh akan

mendapat hukuman yang pantas. Ini bukan suatu ajaran yang baru.

Tetapi setelah itu, Yesus melanjutkan dengan berkata bahwa

barangsiapa marah kepada saudaranya dan berkata, 'Raca!'

(menyatakan bahwa saudaranya itu orang yang bodoh atau berotak

kosong) harus diserahkan kepada mahkamah agama.

Saya ditanya, "Apakah mengatakan bahwa seseorang itu tidak berotak

atau berotak miring sudah membuat saya masuk neraka? Saya sudah

sering berkata kepada seseorang bahwa dia gila. Apakah saya akan

78 | C A H A Y A I N J I L

masuk neraka untuk perbuatan itu?" Mari kita membahas secara

singkat tentang masalah ini.

Sengaja menyakiti orang lain

Ada dua macam ejekan - yang satu adalah ejekan tanpa niat buruk,

hanya sekadar bercanda; yang satunya lagi adalah ejekan dengan niat

memfitnah. Ayat ini mengacu pada jenis ejekan yang kedua.

Kadang kala, jika kita sudah berkawan lama dengan seseorang, kita

cenderung ceroboh dalam memilih kata-kata saat bercanda, dan kita

bisa saja mengucapkan sesuatu yang berlebihan tanpa disertai niat

untuk merendahkan atau mempermalukan orang itu. Hal ini tidak

termasuk dalam batasan makna ayat ini. Namun, tentu saja kita perlu

berhati-hati di saat bercanda, janganlah mencari kesenangan dengan

cara melukai perasaan orang lain.

Ayat ini berbicara tentang niat menyakiti hati orang lain secara

sengaja, sesuatu yang dilakukan dalam kebencian dan kemarahan. Ini

adalah dosa di mata Allah! Ini adalah poin pertama yang ingin saya

uraikan.

Pandangan kita tentang dosa

Hal lain adalah tentang betapa seriusnya masalah dosa. Ini adalah poin

yang sangat ditekankan oleh Yesus di dalam ayat ini.

Setiap orang dapat mengakui bahwa dia berdosa tetapi saya belum

bertemu dengan orang yang punya cukup nyali untuk berkata bahwa

dia tidak berdosa. Akan tetapi, jika kita tanyakan seberapa berat dosa

yang telah diperbuat, responnya pasti, dosa yang kecil saja.

Banyak orang yang akan mengakui bahwa mereka memiliki dosa,

tetapi menurut pandangan mereka semuanya adalah dosa-dosa kecil

yang tidak penting, dan mereka tidak memandang persoalan dosa

dengan serius. Apa yang dinyatakan oleh ayat ini sangatlah

bertentangan.

Perhatikan kontras antara ayat 21 dengan ayat 22. Ayat 21 berbicara

tentang hal pembunuhan, perbuatan yang disepakati sebagai dosa

yang besar oleh semua orang. Jika ayat ini berhenti sampai di situ saja,

maka kita tidak perlu membaca Alkitab lagi, karena kita sudah tahu

79 | C A H A Y A I N J I L

bahwa membunuh itu dosa tanpa perlu membaca Alkitab. Alkitab ingin

memberitahu kita sesuatu yang tidak kita ketahui dan itulah yang

dinyatakan oleh Yesus di dalam ayat 22.

Ayat 22 dapat dibagi menjadi tiga bagian.

Bagian yang pertama berbicara tentang kemarahan terhadap saudara.

Ketika seseorang menyinggung hati Anda dan Anda marah dan

kehilangan kendali emosi. Hal ini akan membuat Anda berada dalam

bahaya harus berhadapan dengan pengadilan setempat.

Bagian yang kedua berbicara tentang hal mengatai seorang saudara

sebagai bodoh atau raca. Orang semacam ini berada dalam bahaya

harus berhadapan dengan mahkamah agama atau Sanhedrin.

Mahkamah agama bisa disamakan dengan pengadilan tingkat yang

tertinggi pada zaman ini, yaitu mahkamah agung. Sangat jelaslah

bahwa hakekat dari tuntutannya akan lebih serius, dan hakekat

dosanya juga lebih serius. Bagian yang ketiga adalah tentang mengatai

seorang saudara sebagai jahil, yang merupakan suatu pelecehan

terhadap diri pribadi seseorang. Pada bagian sebelumnya, dengan

mengatakan bahwa seseorang itu bodoh atau otak kosong (raca) maka

yang diserang adalah kemampuan orang tersebut untuk berpikir atau

kecerdasan orang tersebut. Mengatakan bahwa seseorang itu jahil

atau fool berarti mempersoalkan kepribadiannya. Ini adalah pelecehan

terhadap moralitas dan nama baik seseorang. Tentu saja akibat dari

tindakan ini sangatlah serius. Itulah sebabnya, Yesus berkata, "harus

diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala."

Saya percaya bahwa sebelum membaca Alkitab, Anda tidak akan

berpikir bahwa hal itu sampai seserius itu! Ada perbedaan yang sangat

besar antara cara Allah menilai dosa dengan cara kita menilainya. Kita

biasanya memandang remeh dosa yang telah kita perbuat dan tidak

begitu memikirkannya. Akan tetapi, Allah memandang dosa sebagai

sesuatu yang sangat serius dan Dia ingin membuat kita mengerti

tentang keseriusan hal itu lewat ajaran-Nya di dalam firman.

Jika Anda belum menyadari akan beratnya dosa, maka pesan yang

sebelumnya (Allah Memperlihatkan Kasih-Nya) tidak ada artinya buat

Anda. Masihkah Anda ingat tentang hal yang dibahas dalam pesan yang

sebelumnya? Kita berbicara tentang Yesus yang disalibkan untuk

80 | C A H A Y A I N J I L

menebus dosa-dosa kita. Jika kita tidak menyadari beratnya persoalan

dosa, maka kita tidak akan sadar bahwa sebuah dosa yang sangat kecil

bisa memberi kerusakan yang sangat besar. Dan jika kita gagal melihat

beratnya persoalan dosa maka penyaliban Yesus di kayu salib tidak

akan ada kaitannya dengan kita.

Kata-kata dapat membunuh

Beberapa tahun yang lalu, terdapat berita tentang seorang pelajar

sekolah menengah atas yang berpacaran dengan seorang gadis.

Karena cintanya kepada sang gadis, pelajar ini mengganti namanya

menjadi sama dengan nama gadisnya. Tentu saja sangatlah aneh bagi

seorang pria untuk memakai nama perempuan, dan kawan-kawan

sekelasnya terus saja menggoda dia akan hal ini.

Setelah beberapa waktu, dia tidak tahan lagi dengan rasa sakit di

dalam hatinya dan ia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. "Wah!

Apa mungkin separah itu? Bagaimana seseorang sampai bunuh diri

hanya untuk masalah sekecil itu?" - mungkin inilah reaksi Anda.

Akan tetapi, ketika mereka yang mengejek remaja ini akhirnya sadar

akan dampak perbuatan mereka, mereka merasa sangat sedih dan

menyesal. Mereka tidak menyangka bahwa kata-kata yang dilontarkan

dalam canda bisa berakhir dengan kematian seorang teman. Memang

susah bagi seorang remaja untuk menerima ejekan yang terus

menerus dari teman-teman sekelasnya, karena pendapat orang lain

terhadap dirinya adalah hal yang sangat penting baginya. Sangatlah

disayangkan bahwa nyawa seorang yang masih muda harus berakhir

dengan cara ini.

Seringkali, kita menilai dosa-dosa yang kita lakukan sebagai dosa-dosa

kecil. Sering kita tidak perhatikan betapa besar kepedihan akibat dari

dosa-dosa kecil ini terhadap orang lain! Sama seperti para pelajar yang

mengira bahwa mereka hanya sekadar bercanda dan setelah selesai

tertawa, mereka pulang ke rumah dan tidak ingat lagi dengan semua

itu. Akan tetapi, berbeda dengan orang yang disakiti hatinya, yang

tidak akan pernah lupa pada setiap kata hinaan yang dilontarkan. Kata-

kata yang menimbulkan kepedihan dan membuat korban memendam

perasaan sakit. Yang menghina pasti akan merasa bahwa hal itu tidak

81 | C A H A Y A I N J I L

akan berdampak apa-apa sementara yang menjadi korban akan

merasa bahwa besarnya persoalan itu melebihi langit!

Dampak dosa kita ke atas orang lain

Izinkan saya menyampaikan kisah lain kepada Anda. Peristiwa ini

terjadi pada seorang pemuda yang berusia sekitar dua puluhan tahun.

Orang tua dari pemuda ini sudah tidak rukun sejak dia masih kecil (hal

yang lazim ditemui pada masyarakat zaman sekarang) dan akhirnya

mereka bercerai. Dengan demikian, sejak masa mudanya, dia tinggal

bersama kerabatnya dan berada di bawah asuhan kakek serta paman

dari pihak ibunya. Tentu saja, kakek serta pamannya itu harus bekerja

dan tidak memiliki banyak waktu untuk mengasuhnya. Oleh sebab itu,

dia terbiasa berkeliaran di jalanan dan akhirnya berkenalan dengan

beberapa berandalan. Dia terlibat dalam kenakalan para berandalan itu

seperti berkelahi dan pemakaian obat-obat terlarang. Dia sering

ditahan oleh polisi akan tetapi segera dibebaskan karena dia masih

belum dewasa. Sekalipun dia sudah dibebaskan, akan tetapi tidak ada

orang yang dapat mendidik dan mengasuh dia sepenuhnya. Jadi,

kenakalan yang sama terus berlanjut dan akhirnya dia menjadi

'pengunjung tetap' di penjara. Pada akhirnya, dia merasa bahwa dia

sudah tidak punya masa depan lagi, tidak ada harapan, dan bahwa

peluang untuk berubah sudah tidak mungkin ada lagi dalam keadaan

seperti itu. Lalu, dia mengisi suntikan dengan minyak tanah, menyuntik

dirinya sendiri dengan minyak tanah itu, dan mati. Demikianlah, dia

mengakhiri riwayatnya.

Menurut Anda, siapakah yang telah berbuat dosa besar dalam kejadian

ini? Orang tua yang tidak dapat akur, yang selalu bertengkar dan

akhirnya bercerai? Kakek dan paman yang tidak punya waktu untuk

mendidik si anak? Para siswa yang bergabung untuk mengejek teman

mereka? Saya mengutip contoh-contoh ini dengan harapan agar setiap

orang dapat mengerti bahwa beratnya masalah dosa ini jauh

melampaui apa yang pernah kita bayangkan pada waktu kita

melakukannya. Tidak seorang pun yang dapat memperkirakan apa

akibat yang bisa ditimbulkan oleh dosa.

Orang tua si pemuda itu, mereka tidak pernah mengira bahwa

percekcokan mereka akan berhujung pada perceraian dan

mendatangkan efek yang sedemikian pada anak mereka. Tidak seorang

82 | C A H A Y A I N J I L

pun yang dapat memperkirakannya. Kita biasanya menilai dosa sebagai

sesuatu yang sangat remeh. Ini adalah karena jarak pandang kita yang

terlalu pendek, terlalu dangkal, terlalu sempit, dan kita tidak bisa

memperkirakan dampak jangka panjang yang ditimbulkan oleh dosa!

Dalam kenyataannya, kita memang jarang memikirkan dampak dosa-

dosa yang kita perbuat hari ini. Masalahnya tidak dapat dikatakan

sederhana seolah-olah segala sesuatunya akan beres setelah kita tidur.

Renungkanlah hal ini - jika Anda telah menyinggung perasaan

seseorang hari ini, akankah segala sesuatunya menjadi beres besok

hari? Tentu saja tidak. Sangatlah sulit untuk menutupi jurang yang

tercipta antara Anda dengan orang yang telah Anda sakiti hatinya!

Dua contoh yang saya sampaikan tadi berakhir dengan kematian.

Mungkin Anda mulai dapat sedikit menyadari betapa beratnya urusan

dosa ini dari kedua contoh tersebut. Saya ingin bertanya - apakah

harus ada orang yang mati dulu baru sesuatu hal akan dipandang

serius? Saya tidak yakin dengan ketentuan semacam ini.

Ada begitu banyak pertengkaran di tengah keluarga, persoalan rumah

tangga dan perpecahan antar generasi di zaman modern ini. Itu semua

beserta masalah-masalah lainnya mengakibatkan banyak orang hidup

dalam penderitaan setiap hari. Akan tetapi, sebagian besar dari mereka

yang hidup dalam kepedihan itu tidak mengambil keputusan untuk

bunuh diri. Dapatkah hal ini dikatakan sebagai sesuatu yang baik?

Sebagai contoh, Anda menyakiti hati seseorang dan menimbulkan

banyak sakit hati serta siksaan kepadanya sehingga dia terus menerus

berada dalam keadaan sedih. Sekalipun luka hati yang Anda timbulkan

itu tidak membuatnya bunuh diri, dapatkah tindakan melukai ini

dipandang sebagai hal yang sepele? Mungkin siksaan jangka panjang

menimbulkan kepedihan yang lebih berat bagi orang-orang

dibandingkan dengan maut!

Dapatkah Anda mulai mengerti mengapa Allah memandang masalah

dosa secara sangat serius? Kita terlalu memandang enteng dosa! Saat

kita berbuat dosa, kita selalu berpikir bahwa itu hanya masalah kecil,

bukan persoalan besar. Justru karena kita memandang remeh masalah

dosa maka ada begitu banyak orang yang melakukan dosa. Sangat

sedikit orang yang akan berbuat dosa secara sengaja setelah

mengetahui bahwa hal itu akan berujung pada akibat yang berat.

83 | C A H A Y A I N J I L

Secara umum, jika Anda adalah seorang pembuat onar, maka Anda

adalah orang yang memandang remeh dosa itu. Jika Anda ganti posisi

dan menilai dosa dari sudut pandang si korban, tidak akan sulit untuk

memahami betapa berat masalah dosa itu. Anda tidak berpikir bahwa

kata yang sama yang Anda lontarkan kepada seseorang, akan

menimbulkan perasaan yang sangat menyakitkan jika dilontarkan oleh

orang lain terhadap Anda. Satu kata, hanya satu kata, seringkali bisa

tertancap di hati Anda, dan membuat Anda membenci seseorang

sampai selama-lamanya. Kita dapat melihat dari sini betapa besar

kerusakan yang bisa ditimbulkan oleh dosa itu. Ini jelas bukan masalah

yang kecil!

Efek dosa bersifat menimbun

Terlebih lagi, dosa perbuatan kita yang dipandang kecil itu akan terus

berlanjut tahun demi tahun. Tak seorang pun yang dapat secara

otomatis berhenti berbuat dosa setelah melakukannya satu atau dua

kali. Pikirkan ada berapa banyak orang yang telah Anda sakiti hatinya

entah dengan sengaja ataupun tidak selama seminggu atau sebulan

terakhir. Atau, sudah seberapa sering Anda melukai hati orang yang

sama? Bagaimana Anda mau menghitung penimbunan sakit hati itu?

Sekarang ini banyak orang yang memakai kartu kredit. Di zaman ini,

kartu kredit telah menjadi mode. Banyak bank yang mempromosikan

pemilikan dan pemakaian kartu kredit. Ada orang yang memiliki lima

sampai enam kartu kredit di dompetnya. Mungkin Anda akan berkata,

"Aku bukan orang jenis itu. Aku sangat berhati-hati dalam memakai

kartu kreditku. Aku tidak akan mau berbelanja melampaui seribu dolar

sebulan."

Mari kita buat sedikit perhitungan - kita berhutang seribu dolar

sebulan, lantas berapa banyak hutang kita dalam setahun? Secara

kumulatif, jumlahnya dua belas ribu dolar. Mungkin Anda akan berkata,

"Aku mampu menanggung beban hutang sebanyak dua belas ribu

dolar."

Akan tetapi, jangan lupa bahwa apa yang sedang kita bicarakan di sini

adalah masalah dosa. Mungkin Anda tidak berbuat banyak dosa setiap

harinya. Anggaplah bahwa dosa-dosa Anda itu jika dikumpulkan dalam

setahun tidak terlalu banyak, akan tetapi Anda tidak pernah membayar

84 | C A H A Y A I N J I L

hutang dosa itu! Mungkin angka dua belas ribu dolar itu kecil bagi Anda

(sama seperti Anda menilai bahwa Anda tidak pernah berbuat dosa

yang besar) akan tetapi masalahnya adalah bahwa jika Anda memakai

kartu kredit Anda untuk berbelanja tanpa membuat pelunasan sama

sekali dan sekarang Anda diminta untuk membayar lunas semuanya -

dengan cara bagaimana Anda akan melunasinya? Apa yang dapat kita

pakai untuk melunasinya?

Katakanlah sekarang ini Anda berusia tiga puluh tahun. Anda

berhutang rata-rata dua belas ribu dolar setiap tahun. Tiga puluh tahun

berarti hutang itu berjumlah tiga ratus enam puluh ribu dolar. Jika kita

terus saja menumpuk hutang seperti ini, angka terakhirnya akan

sangat besar sekali. Lagi pula, saya belum menghitung bunganya! Anda

tahu bahwa perusahaan yang menerbitkan kartu kredit mengenakan

bunga dan jika Anda belum mulai membayar hutang Anda, maka

perhitungan bunganya akan sangat mengerikan! Jumlah bunga yang

harus dibayar untuk masa puluhan tahun dapat melampaui jumlah

hutang aslinya!

Beratnya masalah dosa adalah karena bunga pasti ditambahkan ke

atasnya. Mengapa harus ada bunga yang ditambahkan? Karena dosa

akan melahirkan dosa, sama halnya dengan hutang yang beranak

hutang saat Anda meminjam uang. Jangan berpikir bahwa Anda hanya

perlu membayar hutang lima ribu dolar kepada perusahaan penerbit

kartu kredit. Jika Anda tidak cepat melunasinya, maka jumlah uang

yang harus Anda bayarkan akan meningkat sejalan dengan waktu.

Sama seperti contoh yang kita angkat - pada awalnya dosa itu berupa

ketidak-cocokan antara suami dan istri, yang akhirnya berlanjut

dengan menimbulkan dampak pada generasi berikutnya. Lalu apa yang

terjadi dengan generasi berikutnya? Dia berkeliaran di jalanan, terlibat

dalam perkelahian antar gang, dan terlibat narkoba. Jadi kita dapat

melihat bahwa dosa beranak dosa. Dosa akan meluas dari satu

generasi ke generasi berikutnya. Dosa itu juga akan bertumbuh

menjadi semakin besar dan semakin jahat. Sebagai contoh, Anda

mungkin tidak banyak memanfaatkan kartu kredit Anda ketika pertama

kali memilikinya. Belakangan, saat Anda sudah terbiasa memakainya,

Anda akan semakin sering menggunakannya.

85 | C A H A Y A I N J I L

Dosa-dosa yang berkaitan dengan kemarahan juga demikian. Pada

awalnya, hal itu terjadi karena kita sedang dalam keadaan kesal dan

kita hanya melontarkan beberapa patah kata saja sebagai pelampiasan.

Kemudian, kita menjadi semakin pemarah dan mungkin dapat

berkembang sampai tidak terkendali. Karena dosa itu mirip dengan

hutang, ia akan bertumbuh dan menjadi semakin buruk sejalan dengan

waktu. Sekarang apakah Anda mengerti mengapa Alkitab memberitahu

kita untuk tidak meremehkan "dosa-dosa kecil"?

Hal yang menakutkan adalah penumpukan jumlah yang kecil itu selama

bertahun-tahun. Bagaimana kita dapat melunasi hutang ini setelah

sepuluh, dua puluh atau lima puluh tahun? Adakah jalan bagi kita

untuk melunasi hutang ini tanpa pertolongan? Tidak bisa. Tidak ada

orang yang dapat melunasi hutang dosanya!

Manusia tidak dapat membersihkan dosanya sendiri

Persoalan yang paling serius dari dosa adalah bahwa sangatlah

mustahil bagi seseorang untuk membersihkan dosanya sendiri. Anda

tidak akan dapat membersihkan diri sepenuhnya dari dosa, entah itu

dosa besar atau pun kecil. Sama seperti sehelai kertas yang mulus,

sekali terlipat, ia tidak dapat lagi kembali kepada keadannya yang

semula, walaupun Anda coba menyeterikanya.

Contoh yang lain adalah pakaian yang indah dan putih seputih salju,

sekali ternoda, tak peduli sekuat apa usaha Anda mencucinya, ia tidak

akan dapat kembali pada keadaannya yang seputih semula. Saat

seseorang berbuat dosa, hati nuraninya terusik dan tak peduli seberapa

keras usahanya melakukan perbuatan baik, tetaplah mustahil untuk

dapat kembali pada keadaan nurani yang bersih seperti sebelum

berbuat dosa.

Satu lagi contoh adalah tindakan melukai hati sesama manusia. Paling

tidak, di permukaannya, setiap orang tidak begitu peduli akan hal itu,

dan berlaku seolah-olah tidak ada masalah. Namun secara perlahan,

Anda akan melihat bahwa persoalan itu bukannya menghilang, tetap

ada bayang-bayang yang menghantui Anda, sama seperti luka yang

meninggalkan bekas. Inilah persoalan utama yang ditimbulkan oleh

dosa. Tidak dapat dikatakan bahwa jika kita ingin kembali pada

keadaan yang sebelumnya maka kita dapat melakukannya.

86 | C A H A Y A I N J I L

Di saat masalah antar pribadi muncul, Anda akan sangat takut untuk

mempercayai orang lain lagi, dan Anda tidak akan dapat bersikap

terbuka lagi dengan dia. Hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah

tidak mengungkit masa lalu dan tidak berusaha untuk menyinggung

persoalan tersebut. Akan tetapi, kedua belah pihak sangat menyadari

bahwa bayang-bayang itu ada dan bekas luka itu juga ada.

Kita melihat anak-anak yang berusia empat atau lima tahun dan

mereka tampak sangat menyenangkan dan murni. Namun setiap kita

yang dewasa telah melewati masa-masa tanpa dosa itu. Saya memiliki

foto diri saya ketika berusia sekitar empat sampai enam tahun. Saya

mengenakan sesuatu yang sangat saya sukai dan foto itu menonjolkan

suasana yang menyenangkan dan murni. Ketika saya bertumbuh

semakin tua, dan masuk ke dalam kawah dunia, kemurnian itu hilang.

Seolah-olah seperti pakaian putih yang seputih salju, namun telah

dinodai oleh banyak kotoran. Tak peduli seberapa keras usaha

mencucinya, tetap saja tersisa bekas-bekas noda itu. Ketika saya

mencapai usia sekitar tujuh sampai delapan tahun, saya sudah tahu

cara mencuri, berbohong dan mengambil keuntungan dari orang lain.

Karena dosa, kemurnian itu cepat sekali menghilang. Dosa ini tidak

sekadar tercermin dalam tindakan di permukaan, ia bahkan lebih

tercermin lewat banyaknya kenajisan di dalam hati.

Jadi bagaimanakah kita dimerdekakan dari dosa dan dibersihkan dari

dosa? Apakah mungkin untuk kita kembali pada keadaan tanpa dosa?

Kita akan membahas hal ini di pesan yang berikutnya, "Pembebasan

dari Dosa?" Ubahlah cara pandang Anda tentang dosa. Janganlah

menganggapnya masalah yang sepele.

Pembebasan dari Dosa

oleh Pendeta Mark Lee

87 | C A H A Y A I N J I L

Hari ini kita akan melihat topik bagaimana kita bisa dimerdekakan dari

dosa. Bagaimana kita dapat kembali pada keadaan tanpa dosa?

Mari kita lihat sebuah kutipan dari 1 Yoh 1:7-9 - "Tetapi jika kita hidup

di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita

beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus,

Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. Jika kita berkata,

bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan

kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka

Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa

kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."

Selama hidup ini, kita sudah begitu banyak menimbun dosa. Kita

menumpuk keserakahan, kebencian, kecemburuan, nafsu berahi dan

sebagainya di dalam hati kita. Siapa yang dapat mengatasi dosa-dosa

itu? Kita jelas tidak dapat mengatasinya sendiri. Dari ayat di atas, satu-

satunya cara di mana dosa-dosa kita dapat dibersihkan adalah dengan

darah Yesus! Hanya darah Anak Allah, Yesus, yang dapat

membersihkan kita dari segala dosa! Inilah satu-satunya jalan yang

tersedia di muka bumi ini. Tak ada jalan lainnya!

Sekarang, dapatkah Anda melihat apakah hubungan antara kematian

Yesus dengan kita?

Apakah arti dari darah Yesus itu? Darah Yesus merujuk kepada

kematiannya! Darah yang mengalir ketika dia dipaku ke kayu salib

melambangkan kematiannya. Hanya kematian Yesus yang dapat

menebus dosa-dosa kita dan melunasi hutang-hutang dosa kita.

Sama seperti orang yang tidak mampu membayar hutang yang telah

menggunung selama bertahun-tahun karena pemakaian kartu kredit.

Kita tidak dapat membayar hutang dosa kita. Jika Yesus tidak mati

untuk menebus hutang dosa itu kita tidak akan mampu membayarnya.

Tentu saja setiap hutang akan dihapuskan seiring dengan kematian. Itu

sebabnya, kematian Yesus di kayu salib mewakili kita untuk

menghapus semua dosa-dosa kita dan membuat kita menjadi bersih

kembali tanpa noda.

Dua tahap pertolongan Allah

88 | C A H A Y A I N J I L

Ada dua bagian di dalam kutipan ini. Bagian yang pertama adalah ayat

delapan - Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita

menipu diri kita sendiri. Kita harus memahami dengan jelas poin ini.

Hati nurani kita memberitahu kita bahwa kita memiliki dosa, dan bukan

sekadar dosa yang remeh. Bagian yang kedua ada di dalam ayat

sembilan - Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil,

sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita

dari segala kejahatan.

Dengan cara bagaimana Allah menolong kita?

Pertama-tama, Dia akan mengampuni dosa-dosa kita, lalu Dia

membersihkan kita dari segala kejahatan kita. Ada dua hal yang

berbeda di sini. Allah menolong kita dalam dua tahapan.

Tahap yang pertama adalah dengan mengampuni dosa-dosa kita, yaitu,

semua hutang dosa kita dilunasi lewat kematian anak domba Allah. Ini

mirip dengan skenario tentang pemakaian kartu kredit - ada orang-

orang yang terbiasa memakai kartu kredit mereka dan menumpuk

hutang yang sangat besar. Akan tetapi tak peduli seberapa besar

hutang kita itu, nyawa Anak Allah cukup untuk membayarnya lunas.

Dengan demikian, Allah mengampuni dosa-dosa kita, dan melupakan

dosa-dosa kita - inilah tahapan yang pertama.

Apa yang akan terjadi dengan orang yang semua hutangnya telah

diampuni dan dihapuskan? Pernahkah Anda mencoba menolong

seseorang melunasi hutangnya? Seringkali setelah Anda melunasi

hutangnya, apa yang akan dia lakukan? Dia akan pergi dan memakai

lagi kartu kreditnya - bukankah begitu? Jadi, tidaklah cukup bagi Anda

sekadar menolong dia melunasi hutang tersebut. Dia akan terus

meminjam uang dan kembali terjerat dalam lingkaran yang menjebak

ini. Itu sebabnya, tidaklah cukup bagi Yesus untuk sekadar menolong

Anda melunasi hutang dosa Anda.

Jadi, bagian yang kedua sangatlah penting. Dikatakan bahwa darah

Yesus tidak sekadar mengampuni segala dosa kita di masa lalu tetapi

juga menolong kita merdeka dari kendali dosa di saat ini. Ia tidak

sekadar mengampuni tapi Ia mencuci semua kejahatan kita. Tidak ada

lagi dosa-dosa dari masa lalu di dalam diri kita. Kita tidak lagi berada di

dalam belenggu kendali dosa.

89 | C A H A Y A I N J I L

Bagian yang kedua ini sangatlah penting. Bagian yang pertama adalah

bahwa Allah akan mengampuni semua dosa yang telah Anda perbuat,

dan melunasi semua dosa itu bagi Anda. Bagian yang kedua adalah

bahwa Dia menolong Anda untuk merdeka dari kendali dosa dan Anda

memiliki kuasa untuk tidak berbuat dosa lagi. Kedua hal itu sama

pentingnya - yang satu tidak dapat jalan tanpa yang lainnya. Ada dua

hal penting yang Allah kerjakan di dalam diri kita - Dia telah

mengampuni hutang dosa kita dan menyucikan kita dari segala

kejahatan kita sehingga kita memiliki kuasa untuk berhenti dari

melakukan segala macam dosa!

Bagaimana kita tahu Allah itu Ada?

Masih banyak orang yang masih meragukan apakah Allah itu benar-

benar ada? Kita tidak dapat melihat atau meraba-Nya jadi bagaimana

saya dapat percaya kepada-Nya?

Saya telah mendiskusikan masalah intelektul ini dengan banyak orang.

Pertanyaan demi pertanyaan diajukan. Jawaban demi jawaban

diberikan. Tapi pertanyaan-pertanyaan itu tidak akan ada akhirnya.

Karena Allah bukanlah obyek ilmu pengetahuan, Ia bukan bahan

pelajaran. Dia tidak dapat dipelajari dengan pikiran Anda dan dengan

cara Anda memanfaatkan pengetahuan serta informasi. Jika ini adalah

persoalan matematika, maka akan ada akhir dari semua pertanyaan itu

karena matematika adalah obyek pelajaran. Akan tetapi, Allah tidak

seperti itu. Tidaklah mungkin kita sampai kepada kesimpulan bahwa

Allah itu memang ada hanya dengan mengandalkan akal pikiran.

Bagaimana kita bisa tahu bahwa Allah itu ada? Kita akan tahu jika kita

kembali kepada ayat-ayat yang sedang kita pelajari sekarang ini.

Pertama-tama, kita perlu tahu bahwa kita ini berdosa - ini adalah poin

yang diketahui oleh setiap orang jauh di lubuk hati mereka. Kedua, kita

perlu datang ke hadapan Allah untuk mengakui semua dosa kita.

Kemudian, Dia akan mengampuni kita, dan menyucikan kita dari segala

kejahatan kita, dan membebaskan kita dari dosa.

Anda akan tahu apakah Allah itu nyata atau tidak jika Anda mengalami

kemerdekaan dari dosa di dalam hidup Anda. Bukankah ini jalan yang

lebih langsung untuk membuktikan bahwa Allah itu ada? Jika Allah itu

tidak nyata, bagaimana mungkin kita dapat merdeka dari dosa? Anda

90 | C A H A Y A I N J I L

tidak akan lagi meragukan realitas Allah jika Anda telah mengalami apa

artinya dimerdekakan dari dosa.

Apakah Allah itu nyata? Ini bukanlah sesuatu hal yang dapat kita

analisa dengan pikiran kita - Anda dapat bertanya dan saya akan

memberikan jawaban. Akan tetapi, tak peduli seberapa keras usaha

saya untuk menjelaskan, keraguan Anda tidak akan hilang. Jika Anda

tidak mengalami Allah secara langsung seperti yang dikatakan oleh

ayat-ayat Alkitab ini, maka Dia hanya akan menjadi semacam

kesimpulan dari akal pikiran Anda saja.

Rasa bersalah

Dalam kenyataannya, kita bukan sekadar dapat mengalami

kemerdekaan dari dosa, kita juga dapat mengalami pengampunan dari

Allah! Anda akan tahu, jika Anda telah mencobanya, bahwa memang

mungkin untuk mengalami kedua aspek tersebut.

Ketika seseorang berbuat dosa, dia akan mengalami rasa bersalah yang

besar. Kebanyakan orang akan segera merasa bersalah di dalam

hatinya sekalipun ada juga orang yang membungkam hati nurani

mereka dan tidak merasa bersalah setelah berbuat dosa. Rasa bersalah

ini tak dapat disingkirkan dan akan terus membelit di hati sampai lama

khususnya jika kita melakukan dosa yang serius, jika kita melukai hati

seseorang secara parah.

Beberapa orang mengalami insomnia [penyakit susah tidur] ketika

mereka melakukan dosa yang berat, dan hati nurani mereka mengusik

mereka. Mereka menjalani kehidupan mereka dalam tekanan berat.

Jika Anda telah mengalami pengampunan dari Allah, maka Allah sendiri

yang akan menyingkirkan rasa bersalah dan beban di dalam hati Anda

itu. Anda secara pribadi akan mengalami rasa lega yang tak terkirakan

ketika Allah memerdekakan Anda. Itu sebabnya, tidak perlu bertanya

apakah Allah telah mengampuni dosa Anda. Anda pasti akan tahu jika

Anda telah mengalaminya. Anda akan tahu persis ketika Allah telah

benar-benar mengampuni dosa Anda, dan menyingkirkan balok beban

dan menyucikan Anda dari segala kenajisan dosa. Ini adalah perasaan

yang sangat nyata sama nyatanya dengan perasaan ketika Anda

berganti pakaian dari yang jorok dan kotor ke yang bersih. Pakaian

91 | C A H A Y A I N J I L

yang bersih akan membuat Anda merasa enteng dan nyaman. Pakaian

yang kotor membuat Anda merasa sangat tidak nyaman.

Alamilah pembebasan dari Allah

Saya tahu akan hal ini karena saya telah mengalaminya. Rasa

ringannya seperti ketika sebuah batangan besi seberat puluhan kilo

yang tadinya Anda panggul tetapi sekarang Anda tidak perlu lagi

berjalan sambil memanggul besi tersebut. Anda sudah bebas melompat

ke sana kemari. Adalah mungkin untuk mengalami pengampunan dosa,

dan lebih jauh lagi, Anda dapat mengalami kemampuan untuk berhenti

berbuat dosa. Jika kemerdekaan dari penguasaan dan belenggu dosa

adalah bagian dari pengalaman pribadi Anda, maka tentu saja Anda

telah tahu bahwa Allah itu nyata. Hal ini juga merupakan cara yang

paling cepat dan langsung yang disediakan oleh Alkitab untuk

mengalami realitas Allah.

Anda boleh mengundang Allah untuk melakukan hal-hal tersebut di

dalam hidup Anda sampai hidup Anda berubah dan Anda akan tahu

bahwa Allah itu nyata. Dengan demikian, persoalan apakah Allah itu

nyata atau tidak bukanlah persoalan analisa intelektual. Injil juga

demikian. Anda tidak dapat memperlakukannya sebagai semacam

bahan pelajaran di mana Anda tinggal duduk dan mendengar, dan

menilai bahwa khotbah yang satu ini tidak buruk, sementara khotbah

yang satunya lagi tidak meyakinkan. Bukan begitu caranya memahami

Injil.

Apakah Injil itu benar atau salah? Apakah Allah itu nyata atau tidak?

Semua itu perlu dibuktikan dalam pengalaman pribadi Anda dan tidak

bergantung kepada kemampuan berbicara orang lain. Kemampuan

berbicara bergantung kepada keahlian seseorang untuk berpidato akan

tetapi ini bukanlah sarana untuk membuktikan bahwa sesuatu itu nyata

karena hanya berupa hasil dari kepandaian berbicara - sama seperti

yang sering Anda alami ketika Anda ditipu oleh lidah si penjual yang

begitu lihai merayu Anda untuk membeli sebuah produk.

Memahami Injil tidak bergantung pada seberapa pintar si pembicara

melainkan pada seberapa besar kesediaan Anda untuk mengalami

sendiri realitas Allah, kesediaan Anda untuk melihat bagaimana Dia

akan mengubah Anda. Saya sangat yakin akan hal ini karena saya

92 | C A H A Y A I N J I L

telah mengalaminya. Jika seseorang telah menyerahkan segenap

hidupnya ke dalam tangan Allah, maka Allah pasti akan mengubah

Anda dan membebaskan Anda dari dosa yang telah membelenggu Anda

selama ini.

Contoh pembebasan sejati

Saya ingin menyampaikan tentang contoh dari kehidupan nyata supaya

Anda dapat menjadi lebih paham lagi. Suatu kali, seorang pendeta di

gereja kami berkunjung ke Eropa dan kemudian bertemu dengan

seorang dokter yang membagikan pengalaman dan kesaksiannya. Dia

adalah seorang asing yang datang ke Swiss setelah menyelesaikan

kuliah di bidang kedokteran. Dia mendapat banyak penghasilan dari

karir yang bagus ini dan kemudian, dia membawa semua keluarganya

untuk menetap di Swiss. Tempat tinggalnya merupakan penghasil

anggur [iklim di sana sangat cocok untuk bertanam anggur] dan

anggur yang dihasilkan sangat bagus untuk dibuat minuman keras.

Karena melimpahnya produksi anggur di sana, maka harga buah

anggur dan minumannya menjadi sangat murah.

Dokter itu mulai gemar minum anggur, dan dia menjadi semakin sering

minum sampai-sampai dia ketagihan. Seperti yang telah disampaikan

sebelumnya - dosa akan bertumbuh sama seperti kebiasaan minum itu.

Pada awalnya, hanya satu atau dua gelas. Secara perlahan, dengan

meningkatnya kemampuan untuk minum, beberapa gelas besar anggur

tidak lagi mencukupi ketagihannya akan anggur. Dia mencapai tahapan

di mana segelas anggur harus selalu ada di tangannya dan dia selalu

berbau alkohol. Apakah ada pasien yang mau terus berlangganan

dengan dokter yang berbau minuman keras setiap waktu? Pasien pasti

akan kaget dan meragukan apakah dokter ini akan mampu

mendiagnosa penyakit dengan benar. Prakteknya segera saja ambruk

akibat keadaan ini.

Kecanduan alkoholnya malah semakin parah saja dan semakin banyak

uang dia hamburkan untuk meinuman keras. Minuman anggur biasa

tidak lagi memuaskan kecanduannya dan dia ingin minuman yang lebih

keras serta lebih mahal, sehingga uang dari praktek kedokterannya

dihabiskan untuk membeli minuman keras.

93 | C A H A Y A I N J I L

Teman-temannya mengingatkan dia bahwa kebiasaan minumnya sudah

terlalu berlebihan dan menganjurkan dia untuk berhenti. Akan tetapi,

dia tidak punya keberanian untuk mengakui bahwa dia telah kecanduan

alkohol dan menjawab bahwa dia hanya sekadar menyukai alkohol

saja. Dia berkata bahwa kebiasaan minumnya masih terkendali dan dia

dapat berhenti kapan saja dia mau. Untuk menolong dia, kawan-

kawannya bertaruh dengannya - jika dia dapat berhenti minum untuk

satu hari saja, maka mereka akan memberinya dua puluh dolar. Dia

segera setuju.

Kawan-kawannya menunggu sampai esoknya untuk melihat bagaimana

keadaannya. Esoknya dia membayar dua puluh dolar kepada mereka

karena dia kalah. Dia bahkan tidak mampu lepas dari minuman keras

itu untuk sehari saja. Sebenarnya, kawan-kawannya itu tidak

menginginkan uangnya. Mereka hanya ingin agar dia tahu sudah

sampai di mana keadaan kecanduannya! Akan tetapi, apa yang dapat

dia lakukan setelah dia tahu keadannya itu? Dia memang akhirnya tahu

akan keadaan yang dihadapi, akan tetapi untuk menghentikan

kebiasaan itu adalah masalah lain lagi. Malahan sebenarnya dia sudah

tahu sejak sebelumnya, tetapi dia tetap dia tidak dapat berhenti. Suatu

hari, istrinya meminta uang kepadanya untuk membeli susu bubuk

buat anak-anak. Dia tidak punya uang untuk diberikan, tidak satu sen

pun.

Dia sangat terpukul dan terus saja bertanya-tanya mengapa dia bisa

sampai sejauh itu? Dia lalu kembali ke klinik kosongnya, mengunci

pintu, dan duduk linglung di mejanya. Ada sebuah pistol kecil yang

tersimpan di laci bawah mejanya untuk berjaga-jaga. Dikeluarkannya

pistol itu dan dia bersiap-siap untuk bunuh diri. Dia tahu persis bahwa

tak ada seorang pun yang akan bisa menolongnya mengatasi masalah

kecanduan alkohol ini dan bahwa dia memang sudah tidak dapat

menanggalkan kecanduannya. Dalam jangka panjang, dia akan

menjadi beban bagi keluarganya dan akan mengakibatkan mereka

tenggelam dalam beban hutang. Dia bahkan tidak mampu membeli

susu bubuk untuk anak-anaknya. Bagaimana dia dapat berhadapan lagi

dengan anak dan istrinya? Bunuh diri adalah satu-satunya jalan.

Ketika dia mengeluarkan pistol tersebut, dia menemukan Alkitab di

bawah pistol itu. Sebenarnya, dia adalah seorang Kristen. Dia dibaptis

ketika masih kecil dan sedikit memahami tentang kekristenan

94 | C A H A Y A I N J I L

(mungkin orang tuanya pernah mengajarkan sewaktu dia masih kecil).

Dia tahu bahwa Allah itu ada akan tetapi dia tidak pernah pergi ke

gereja dan Alkitabnya itu juga hadiah dari orang lain. Ketika dia melihat

Alkitab itu, dia berpikir bahwa lebih baik dia baca dulu sebelum mati,

karena toh dia juga akan mati sebentar lagi! Kemudian, dibukanya

Alkitab itu - Alkitab itu sangatlah tebal sehingga dia bingung mau

memulai dari bagian mana. Dia membuka sembarangan dan tiba-tiba

matanya tertarik secara kuat ke arah sebuah ayat - "Akulah TUHAN

Allahmu yang menebus dan menyelamatkanmu". Dia sangat yakin

bahwa kata-kata, "Akulah Allahmu, Tuhan yang menyelamatkanmu,"

adalah komunikasi langsung dari Allah! Pada saat itu, dia menyadari,

"Allah bisa menyelamatkanku. Mengapa aku harus bunuh diri? Allah ini

pasti benar-benar bisa menyelamatkanku!"

Lalu, dia berlutut di lantai kliniknya, dan untuk pertama kalinya ia

berdoa dengan setulus hatinya. Dia meminta kepada Allah, dan

memohon kepada-Nya agar melepaskan dia dari belenggu kecanduan

alkohol. Ajaibnya, Allah benar-benar mendengarkan doanya dan

menjawab permohonannya. Pada waktu dia berlutut untuk berdoa,

Allah memerdekakan dia dari belenggu alkohol di dalam dirinya. Ini

adalah sesuatu pengalaman yang benar-benar dia rasakan.

Ketika dia selesai berdoa dan berdiri, dia sudah menjadi orang yang

telah sepenuhnya merdeka! Kemerdekaan yang sejati telah bekerja di

dalam dirinya! Mulai saat itu, dia tidak lagi berada di bawah kendali

alkohol dan menjadi orang yang telah diselamatkan oleh Allah! Ketika

dia pulang ke rumah dan melihat alkohol lagi, dia benar-benar tidak

tergoda. Dia bahkan tidak tertarik pada alkohol itu. Itu adalah hal yang

tidak pernah terjadi sebelumnya sejak dia mulai kecanduan alkohol!

Saya percaya bahwa dia mungkin sudah bunuh diri sejak lama jika

Allah tidak berbicara langsung kepadanya pada saat itu serta

menyelamatkan dia.

Sama seperti yang sudah saya sampaikan dalam pesan yang lalu -

Allah tidak sekadar mengampuni dosa kita, Dia juga membuat kita

merdeka dari kekuasaan dosa. Kecanduan alkohol adalah salah

satunya. Kecanduan ini mengakibatkan orang menghambakan diri

mereka, menjadi terikat sepenuhnya, dan tidak dapat meloloskan diri

dari sana. Ini adalah salah satu akibat dari berbuat dosa. Anda akan

dikendalikan oleh berbagai hal.

95 | C A H A Y A I N J I L

Rencana Pembebasan Allah bagi kita

Apa tujuan atau sasaran dari rencana Allah? Tujuan dari rencana Allah

adalah untuk memerdekakan semua orang yang telah menjadi budak

dosa serta terbelenggu olehnya! Renungkan hal ini - apakah sekarang

ini Anda dapat melihat bahwa Anda berada dalam kendali dosa?

Apakah Anda rindu untuk dimerdekakan dari dosa-dosa ini? Jika

jawaban atas kedua hal tersebut adalah 'ya', maka Injil akan sangat

berarti bagi Anda. Jika jawabannya adalah 'tidak', maka Injil tidak akan

berarti apa-apa bagi Anda. Anda perlu memahami bahwa sasaran

utama dari Injil adalah membebaskan kita dari dosa. Saat Allah

membebaskan Anda dari dosa, akan ada perubahan yang sangat besar

dalam hidup Anda.

Mengapa Yesus harus mati di kayu salib? Kematian Yesus bukan untuk

memuaskan pengetahuan intelektual kita melainkan untuk

membebaskan kita dari dosa! Saya harap setiap orang bisa melihat

pokok ini. Jika tidak, maka apa yang telah kita bahas hari ini tidak ada

artinya bagi Anda. Injil bukanlah bahan pelajaran buat Anda, seperti

bahan penelitian, tetapi untuk memerdekakan Anda dari dosa.

Setiap manusia berada di bawah belenggu. Setidaknya terdapat

delapan jenis belenggu yang lazim merantai manusia. Kita akan

membahas kedelapan jenis belenggu itu di pesan yang akan datang.

Tetapi tidak kira apa yang sedang membelenggu Anda, yakinlah bahwa

sejak semula memang sudah menjadi rencana Tuhan untuk

membebaskan kita dari segala macam belenggu. Semoga kita semua

mengalami pembebasan sejati yang hanya dapat diberikan oleh Tuhan!

96 | C A H A Y A I N J I L

Delapan Jenis Belenggu yang Merantai Manusia

oleh Pendeta Mark Lee

Kebanyakan manusia dirantai dan ditawan oleh berbagai jenis

belenggu. Saya akan memberi uraian singkat mengenai delapan jenis

belenggu. Tentu saja saya tidak berkata bahwa setiap orang pasti

terikat oleh kedelapan jenis belenggu itu, akan tetapi satu, dua atau

beberapa belenggu itu mungkin sedang mengikat Anda.

Belenggu dosa

Belenggu jenis yang pertama adalah kita ditawan dosa dan itu

menjadikan kita budak dosa. Dikatakan di Yohanes 8:34 - "Kata Yesus

kepada mereka: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang

yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.'" Dikatakan di sini bahwa

setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa. Menjadi budak

berarti masuk ke dalam keadaan tidak dapat menolong diri sendiri -

sangatlah mustahil untuk berhenti berbuat dosa sekalipun Anda

menginginkannya. Berdasarkan kekuatan kehendak Anda, Anda

mungkin dapat berhenti berbuat dosa satu atau dua kali, akan tetapi

Anda tidak dapat berhenti terlalu lama karena pada akhirnya Anda

akan tetap menjadi tawanan "penguasa" ini. Ini adalah jenis pertama

dari belenggu itu, yang juga merupakan belenggu yang paling parah -

yaitu menjadi budak dosa.

Belenggu Mamon

Belenggu jenis yang kedua dapat kita lihat di Matius 6:24 - "Tak

seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia

akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan

setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu

tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." Mamon

adalah kekayaan, status dan uang - berarti segala sesuatu yang

bersifat materialistis. Jadi, belenggu jenis yang kedua adalah

diperbudak oleh uang dan hal-hal materi - dimanipulasi oleh hal-hal ini.

97 | C A H A Y A I N J I L

Bagaimana Anda tahu bahwa seseorang adalah budak harta? Hal ini

dapat dilihat dari beberapa tanda dan gejala. Ayat ini dilanjutkan

dengan ayat 25 - "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah

khawatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau

minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang

hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada

makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?"

Salah satu gejala orang yang menjadi budak uang adalah

kekhawatiran. Mereka dikuasai kekhawatiran yang tak terkendali akan

banyak hal di dunia ini. Itu sebabnya, kutipan ini berlanjut dengan -

"Siapakah di antara kamu yang karena kekhawatirannya dapat

menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?" jawabannya tentu

saja adalah "Tidak". Tak seorang pun yang bisa menambah umurnya

karena kekhawatirannya. Persoalannya adalah mengapa kita terus saja

khawatir padahal kita tahu bahwa kekhawatiran itu tidak ada gunanya?

"Aku memang tidak mau khawatir!" Akan tetapi ternyata kehawatiran

adalah suatu jenis emosi yang tak terkendali.

Jadi salah satu gejala yang timbul akibat diperbudak oleh harta adalah

kekhawatiran. Banyak orang yang terus saja cemas akan berbagai hal

dalam hidupnya. Beberapa orang cemas kalau-kalau dia menjadi

miskin. Kenyataannya, kekhawatiran tidak dapat mencegah Anda dari

menjadi miskin. Dan mengapa Anda khawatir akan hal itu sementara

Anda belum miskin?

Jadi, kekhawatiran sebenarnya bukanlah masalah penalaran.

Kekhawatiran tidak dapat disingkirkan hanya dengan penalaran. Alasan

dari kekhawatiran itu adalah karena orang yang khawatir itu

diperbudak oleh harta dan hal-hal material dan dia sangat ketakutan

kalau-kalau dia nanti kehilangan apa yang dia miliki sekarang. Inilah

jenis belenggu yang kedua.

Belenggu Nafsu dan Keinginan

Jenis belenggu yang ketiga dapat dilihat dari Titus 3:3 - "Karena dahulu

kita juga hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba

berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan

kedengkian, keji, saling membenci." Dikatakan di sini "hamba berbagai-

98 | C A H A Y A I N J I L

bagai nafsu dan keinginan" - kata "menjadi hamba" berarti kita

menjadi budak dari berbagai nafsu dan keinginan.

Orang memiliki berbagai keinginan atau hasrat. Sangatlah banyak jenis

keinginan. Sebagai contoh, nafsu seksual, mirip dengan rantai, telah

mengikat banyak orang di dalamnya. Orang-orang itu tidak dapat

mengelak dari keterlibatan dalam perkara-perkara seksual karena

mereka telah menjadi budak nafsu seksual. Mereka tidak dapat

menghindar dari belenggu yang telah merantai mereka ini. Contoh

lainnya adalah kesenangan-kesenangan jasmani. Bukan berarti bahwa

menikmati kesenangan itu tidak baik, melainkan bahwa sangatlah

disesali jika seseorang akhirnya menjadi budak dari kesenangan-

kesenangan itu.

Ada beberapa orang yang begitu menyukai kegiatan merakit mainan

sampai-sampai menjadi kecanduan pada kegiatan ini. Sekalipun

rumahnya sudah dipenuhi oleh berbagai macam mainan rakitan, dia

tidak bisa berhenti untuk merakit yang baru lagi. Mereka telah menjadi

budak dari kesenangan merakit mainan itu. Banyak hal yang juga bisa

menimbulkan ketagihan. Contoh lainnya termasuk membaca komik dan

bermain game komputer.

Pernah ada seseorang yang harus dirawat di rumah sakit akibat kram

saat bermain game komputer. Bermain game komputer atau membaca

komik itu sendiri bukanlah hal yang buruk, masalahnya adalah jika

orang yang melakukannya sampai pada tingkatan ia sepenuhnya

berada di bawah kendali dan menjadi budak kegiatan ini.

Sebagai contoh, beberapa orang menjadi budak internet - mereka tidak

dapat melewatkan harinya tanpa tersambung ke internet; sebagian lagi

menjadi budak rokok dan alkohol - mereka juga tidak dapat

melewatkan harinya tanpa minuman keras atau rokok. Bukan berarti

bahwa kita tidak boleh menjamah minuman beralkohol, akan tetapi ada

perbedaan yang besar antara sekadar minum dengan kecanduan

alkohol. Inilah yang dimaksudkan dengan ayat tadi sebagai menjadi

hamba dari berbagai nafsu dan keinginan.

Belenggu Perasaan

Masih ada jenis belenggu yang lainnya - yang disebutkan di dalam

bagian kedua dari ayat itu: persoalan kedengkian dan kebencian, yaitu,

99 | C A H A Y A I N J I L

belenggu emosi. Belenggu jenis ini mengikat orang-orang pada emosi.

Mereka sering cemburu pada sesamanya. Orang yang selalu cemburu

atau iri dirinya sangatlah tersiksa. Hal yang sama berlaku juga pada

kebencian. Jika Anda membenci seseorang, yang akan mengalami

kerugian paling besar bukanlah orang yang Anda benci tetapi diri Anda

sendiri. Sakit hati yang meracuni diri akan tumbuh dari kebencian

dalam hidup Anda, sementara orang yang Anda benci mungkin bahkan

tidak tahu apa-apa tentang hal itu.

Ada sebagian orang yang sangat mudah tersinggung. Mereka bahkan

dapat menjadi emosi hanya karena perubahan cuaca - ini mungkin

masalah yang lebih mudah menyerang para wanita, jika dibandingkan

dengan pria. Ini juga jenis belenggu yang membuat Anda tidak

merdeka.

Belenggu pada Rasa Takut

Mari kita lihat Ibrani 2:15 untuk jenis belenggu yang kelima - "dan

supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur

hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada

maut." Di sini dikatakan bahwa Yesus datang untuk membebaskan

mereka yang akibat takutnya kepada maut telah diperbudak oleh maut.

Belenggu atas orang-orang semacam ini adalah rasa takut, rasa takut

yang ditimbulkan oleh ketakutan akan maut. Ketakutan adalah

belenggu yang sangat berat. Sebagian orang takut pada kegelapan.

Saya yakin bahwa rasa takut pada kegelapan ini dilandasi oleh

ketakutan terhadap maut.

Sebagian orang takut terbang. Sekalipun perjalanan yang harus

ditempuh itu jauh, mereka akan memilih untuk naik kereta api dan

tidak pernah memilih pesawat terbang. Mereka hidup di bawah

belenggu ketakutan. Selanjutnya, ada orang yang takut pada hewan-

hewan kecil. Ketika hewan-hewan itu muncul, orang-orang ini benar-

benar dicekam oleh rasa takut mereka. Inilah belenggu jenis yang

kelima - ketakutan.

Dibelenggu Manusia

Belenggu yang keenam bisa dilihat dari 1 Korintus 7:23 - "Kamu telah

dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu

menjadi hamba manusia." Di sini, Allah memberitahu kita untuk tidak

100 | C A H A Y A I N J I L

menjadi hamba manusia. Apakah artinya menjadi hamba manusia?

Artinya Anda berada di bawah pengaruh dan kendali orang-orang di

sekitar Anda. Anda akan menemui bahwa banyak di antara kita berada

dalam belenggu ini. Banyak orang yang hilang kemerdekaannya karena

mereka ingin mendapat pujian dan penghargaan dari orang lain, atau

karena mereka takut dikecam oleh orang lain, atau karena mereka

tidak mau diremehkan oleh orang lain. Akibatnya, mereka tidak mampu

melakukan hal-hal yang mereka pikir seharusnya mereka kerjakan.

Contohnya, di tempat kerja banyak orang yang ingin disukai oleh

atasan dan rekan kerja mereka. Mereka bekerja, mungkin, bukan

karena uang melainkan untuk mendapat pujian dari supervisor mereka

- "Perusahaan kita tidak dapat jalan tanpa Anda!" Sebagian orang

bahkan mendapati bahwa sangatlah layak mengorbankan nyawa demi

pujian. Untuk itu, mereka dengan bahagia bekerja sampai mati-matian

demi kepentingan perusahaan. Sayangnya, semua hal tersebut hanya

angan saja. Ketika perusahaan memerlukan Anda, mereka akan

memuji Anda. Ketika perusahaan tidak memerlukan Anda, mungkin

orang pertama yang akan dipecat adalah Anda.

Salah satu teman saya bekerja di sebuah perusahaan yang cukup besar

dan kelihatannya sangat disayang oleh bosnya. Dia dikirim ke luar

negeri untuk menjalankan tugas perintisan dan diberi akomodasi, gaji

serta tunjangan yang sangat bagus. Ketika tugasnya telah diselesaikan

dengan baik, bosnya cepat sekali berubah dan menjadi dingin

terhadapnya. Orang mudah berubah. Saya rasa segala sesuatunya

akan sia-sia jika Anda mengejar pujian dan pengakuan dari orang yang

mudah berubah. Sebagian orang dapat saja memperlakukan Anda

dengan baik hari ini, akan tetapi sikap mereka dapat berubah

sepenuhnya dalam waktu bahkan seminggu saja. Akan tetapi, banyak

orang yang diperbudak oleh hal ini.

Ada juga orang yang sangat takut menghadapi kecaman, celaan dan

penolakan. Itu sebabnya, apapun yang mereka lakukan, mereka

mengerjakannya demi mengikuti arus - apapun yang dilakukan oleh

banyak orang, aku ikut saja. Mereka sangat takut bertindak melawan

arus, takut didiskriminasi dan diremehkan. Situasi semacam ini sangat

terlihat jelas di kalangan remaja. Mereka sangat takut ditolak oleh

kawan-kawannya. Itu sebabnya, mereka ikut saja apa yang dikerjakan

101 | C A H A Y A I N J I L

oleh teman-teman mereka. Jika kita juga berperilaku seperti ini, berarti

kita masih diperbudak oleh orang lain.

Dibelenggu Takhyul dan Berhala

Untuk belenggu jenis yang ketujuh, mari kita lihat Galatia 4:8 -

"Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan

diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah." Ini adalah

perbudakan oleh berhala dan takhyul. Banyak orang yang terikat oleh

hal-hal seperti ini. Jangan mengira bahwa mereka yang berpendidikan

bukan orang yang terikat takhyul. Kenyataannya, mereka juga

mempercayai Feng Shui, dan akan mencemaskan arah kemujuran.

Orang yang belum mengenal Allah akan mudah disuruh taat kepada

takhyul karena mereka masih belum dimerdekakan. Banyak aturan-

aturan yang akan mengikat hidup kita.

Sebagai contoh, sangatlah tabu bagi orang Tionghoa untuk

mengucapkan kata "mati". Seolah-olah orang yang mengatakan hal

tersebut akan segera berada di dalam bayang-bayang kematian jika

sampai mengucapkan kata itu. Banyak orang tidak menyukai nomor 4

atau 13. Di gedung yang tinggi, kita jarang bertemu dengan lantai 13.

Inilah belenggu takhyul.

Belenggu Kesia-siaan

Untuk belenggu yang terakhir, mari kita lihat Roma 8:20 - "Karena

seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh

kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah

menaklukkannya,." Belenggu yang kedelapan adalah kesia-siaan -

berada dalam kendali kesia-siaan dan hidup di dalam kesia-siaan.

Hal ini dilanjutkan di ayat 21 - "tetapi dalam pengharapan, karena

makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan

kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak

Allah." Kesia-siaan berjalan seiring dengan kebinasaan (corruption =

kerusakan, pent.). Mengapa sia-sia? Karena segala sesuatu di dunia ini

akan berlalu, akan binasa, dan tidak dapat bertahan.

Pernahkah Anda memperhatikan bahwa budaya "momen ini" sudah

menjadi trend sekarang ini? Orang makan, minum dan bermain

sepuasnya. Bagaimana perasaan Anda setelah Anda makan, minum

102 | C A H A Y A I N J I L

dan bermain sepuasnya? Mungkin Anda akan segera merasakan

kekosongan yang luar biasa! Penyebabnya adalah karena setelah Anda

membenamkan diri Anda sampai melumpuhkan kepekaan [panca

indera] Anda, maka Anda akan benar-benar merasa hampa. Anda tidak

akan mendapatkan kepuasan yang sejati. Tak ada satu hal pun yang

bisa memuaskan kita.

Anda tentu pernah mengalami perasaan seperti ini, "Kalau saja aku

bisa mendapatkan barang itu, aku akan puas!" Akan tetapi, akan

puaskah Anda setelah memperolehnya? Anda akan mendapati bahwa

Anda masih belum puas. Jika Anda mengejar sesuatu, Anda berpikir

Anda akan sangat puas setelah memperolehnya. Namun, setelah

mencapainya, Anda akan mendapati bahwa kekosongan ini masih

belum terisi. Ini adalah suatu jenis belenggu juga.

Demikianlah belenggu-belenggu yang umum mengikat kebanyakan

orang. Ketika seseorang berkubang di dalam dosa, berbagai jenis

belenggu akan mengikat dia. Masalahnya tidak sesederhana apakah

Anda dibelenggu oleh satu atau dua jenis ikatan itu. Anda bisa saja

diikat oleh berbagai jenis belenggu di waktu yang bersamaan. Oleh

karena itu, jika Anda belum benar-benar mengalami keselamatan dan

kemerdekaan dari Allah, Anda hanya akan melanjutkan peranan Anda

sebagai budak dosa di dalam hidup Anda - tanpa kemerdekaan dan

dikendalikan oleh berbagai masalah, hal, orang, dan bahkan berhala,

emosi, dan sebagainya.

Namun, Alkitab berkata kepada kita bahwa Anak Allah telah mati bagi

kita. Keselamatan dan pembebasan telah disediakan bagi kita. Kalau

saja kita datang kepada-Nya, maka dia akan memerdekakan kita dan

kemerdekaan ini adalah hal yang dapat langsung kita alami! Jika Anda

telah mengalaminya, Anda akan tahu bahwa semua yang disampaikan

di sini adalah benar.

Kebenaran dan kesesatan tidak dapat dipastikan hanya dengan

mengandalkan akal pikiran kita - diperlukan pengalaman pribadi untuk

memastikan hal-hal tersebut. Jika Anda telah mengalaminya, maka

Anda akan tahu bahwa semua yang telah Anda alami itu benar dan tak

dapat diragukan lagi. Demikianlah, saya dengan setulus hati

mengundang setiap orang untuk mengalami kemerdekaan ini.

103 | C A H A Y A I N J I L

Hal yang menghambat pengenalan akan Tuhan?

oleh Pendeta Mark Lee

Pengenalan akan Allah bukan melalui sarana akal budi

Saat kita berbicara tentang hal mengenal Allah, cara pembahasannya

tidaklah sama dengan penelitian ilmiah atau pembahasan tentang

pengetahuan teoritis. Berbicara tentang mengenal Allah juga bukan

dengan cara rayuan, diskusi atau debat di mana kita akhirnya sampai

pada suatu kesimpulan. Adalah sia-sia coba meneliti Allah dengan

menggunakan akal pikiran atau melalui berbagai macam penelahaan

teoritis! Ini adalah karena perkara mengenal Allah itu berkaitan

dengan hal menjalin hubungan dengan Dia! Mengenal Allah berkaitan

dengan Hidup! Hidup tidak dapat dipahami dan dijangkau sepenuhnya

dengan akal budi. Jika Anda tidak mengalaminya sendiri, maka apa

yang telah Anda dengarkan ini tidak akan memanfaatkan Anda.

Renungkanlah - hal manakah yang Anda inginkan? Apakah Anda ingin

mengalami realitas Allah atau Anda sekadar menginginkan

pengetahuan tentang Allah? Yang manakah yang Anda hendaki?

Manakah yang lebih penting dan yang lebih nyata?

Pengetahuan sangatlah terbatas. Bahkan pengetahuan yang kita miliki

sekarang ini, tidak peduli di bidang ilmu apapun, apakah tentang tubuh

manusia, meja, alat-rekaman atau apa saja sangatlah terbatas. Ahli

fisika terkenal, Isaac Newton pernah berkata bahwa pengetahuan kita

bahkan tidak mencapai satu persen dari pengetahuan yang ada.

Sebagai contoh, Anda sedang duduk di sebuah kursi. Apa yang Anda

mengetahui tentang logam atau plastik yang merupakan bahan baku

kursi itu? Bagaimana dengan kertas yang ada di tangan Anda? Berapa

banyak yang Anda ketahui tentang kualitas kertas, komposisi kertas

dan sebagainya? Newton dengan jelas menyatakan bahwa

pengetahuan yang dimiliki oleh manusia tentang segala sesuatu,

bahkan tidak mencapai satu persen dari apa yang harus diketahui.

Dengan demikian, Anda dapat membayangkan bahwa jika pengetahuan

104 | C A H A Y A I N J I L

kita tentang apa yang telah Allah ciptakan saja tidak mencapai satu

persen, apa lagi pengetahuan kita tentang Penciptanya?

Inilah faktanya. Setiap ilmuwan tahu bahwa semakin banyak yang kita

ketahui tentang sesuatu, maka semakin banyak pertanyaan yang

muncul tanpa ada jawabannya. Sebagai contoh, di dalam penelitian di

bidang kedokteran, semakin banyak penelitian yang dilakukan, maka

akan semakin banyak pertanyaan yang tidak ada jawabannya. Itu

sebabnya, apa yang diketahui oleh orang-orang sangatlah sedikit, apa

lagi jika menyangkut pengetahuan tentang Allah.

Alkitab berkata bahwa pengenalan akan Allah tidak melalui sarana akal

budi. Kita dapat melihatnya di Matius 11:25 - "Pada waktu itu

berkatalah Yesus: 'Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan

bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan

orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.'"

Di sini Yesus berkata kepada Allah, "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa,

Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan" -

hal apakah yang Yesus maksudkan? Hal apa yang disembunyikan

Allah? Tentu saja, hal-hal rohani, yaitu hal-hal tentang Allah. Yesus

bersyukur kepada Allah karena telah menyembunyikan perkara-perkara

rohani itu dari orang-orang bijak, pandai dan sangat berpengetahuan!

Lalu kepada siapa Allah mengungkapkan perkara-perkara rohani itu?

Kepada orang kecil (babes = bayi-bayi). Kepada mereka yang belum

lama dilahirkan! Tentu saja, kata 'bayi' di sini dipakai sebagai lawan

dari kata 'orang-orang bijak'. Bayi-bayi adalah mereka yang tidak

memiliki banyak pengetahuan, tidak tahu apa-apa. Kadang kala kita

berkata kepada anak-anak, "Diam, kamu tidak tahu apa-apa." Akan

tetapi, cara Allah mengerjakan sesuatu sangatlah spesial. Dia

menyembunyikan hal-hal rohani tersebut dari orang bijak, namun Dia

mengungkapkannya kepada mereka yang tidak tahu apa-apa.

Apa artinya ini? Artinya adalah bahwa Allah menyatakan diri-Nya

kepada mereka yang rendah hati. Orang bijak mengira bahwa dia

memiliki pengetahuan tentang banyak hal, dan memakai akal

pikirannya untuk mempelajari Allah dan untuk mencari tahu apakah

Allah itu nyata. Anda akan menemukan bahwa pencarian seperti ini

tidak akan ada membuahkan hasil karena memang mustahil untuk

105 | C A H A Y A I N J I L

mendapatkan jawaban dengan memakai akal pikiran manusia. Allah

menyembunyikan semua itu dari orang-orang semacam ini. Dia hanya

menyatakan diri-Nya kepada mereka yang bersedia untuk

merendahkan dirinya!

Mungkin Anda akan berkata, "Ah celaka! Aku sudah bersekolah sampai

sepuluh, dua puluh tahun - apakah itu berarti aku tidak akan pernah

mengenal Allah? Apakah itu berarti bahwa lebih baik aku tidak

sekolah?" Bukan itu yang dimaksudkan. Alkitab berbicara tentang

masalah sikap hati. Mereka yang mengira dirinya bijak dan berhati

sombong tidak akan pernah menemukan Allah. Bagi seseorang seperti

Newton, orang yang rendah hati, sekalipun dia sangat terpelajar dan

merupakan ilmuwan kelas satu, namun dia dapat mengerti bahwa di

hadapan Allah yang maha kuasa, dia tak lebih dari seorang bayi yang

tidak tahu apa-apa. Dia mengakui bahwa pengetahuannya tidak lebih

dari satu persen dan dapat dikatakan tidak tahu apa-apa. Justru karena

dia memiliki kerendahan hati dan bersedia diajar oleh Allah, maka

Newton menemukan Allah.

Pada dasarnya, saya tidak akan menguraikan kepada Anda tentang hal

'mengapa' melainkan tentang hal 'bagaimana' karena perkara

'bagaimana' ini lebih penting daripada perkara 'mengapa'! Anda harus

memahami bahwa dalam hal mengenal Allah dan dalam hal

mempelajari Alkitab, perkara 'bagaimana' itu yang penting! Anda harus

berpikir, "Bagaimana supaya aku dapat mengenal Allah?" dan

bukannya, "Mengapa aku harus mengenal Allah?" Karena ada banyak

hal yang tidak dapat dijelaskan secara pasti. Sebagai contoh, mengapa

bulan tetap berada di atas langit sana? Mengapa matahari terus saja

menyinarkan terangnya? Pertanyaan "mengapa" tidak selalunya

berarti.

Bagaimana mengenal Allah? Bagaimana mengalami Allah? Inilah isi dari

apa yang ingin saya sampaikan pada hari ini. Setelah mendengar

tentang hal 'bagaimana' ini, maka Anda perlu menindak-lanjutinya,

dengan mengambil tindakan yang sesuai. Ini perbedaan di antara

'bagaimana' dengan 'mengapa'.

Jika kita berbicara tentang perkara "mengapa", yang akan muncul

hanyalah uraian yang tiada akhirnya dan tidak ada pembahasan

tentang apa yang harus kita lakukan. Namun, jika saya menyampaikan

106 | C A H A Y A I N J I L

kepada Anda tentang hal 'bagaimana', maka Anda dapat menindak-

lanjuti dengan mengambil tindakan yang perlu. Itu sebabnya, perkara

'bagaimana' ini lebih penting dan lebih praktis ketimbang perkara

'mengapa'.

Marilah kita belajar mengalami Allah dan bagaimana mengikut Dia.

Yang paling penting adalah bahwa Anda mengikut Dia dan

mengerjakannya dengan benar! Jika Anda tidak melakukannya dengan

benar, sekalipun Anda mendengarkan banyak khotbah, tidak akan ada

gunanya bagi Anda. Itu sebabnya, kerjakanlah apa yang telah Anda

pelajari dan dengar!

Jadi, mari kita lihat bagaimana seseorang dapat mengalami Allah.

Mungkin kita dapat melihatnya dari sudut yang berlawanan - apa saja

yang menghalangi seseorang dari pengenalan akan Allah? Pertama-

tama, kita perlu mengetahui di mana letak persoalannya, maka, kita

dapat menyingkirkan rintangan dan halangan tersebut. Kemudian, kita

dapat masuk ke dalam hubungan dengan Allah.

Hambatan dalam Mengenal Allah

Apa saja hal yang menghambat seseorang dari pengenalan akan Allah?

Kesombongan adalah penyebab yang paling utama. Demikianlah,

Alkitab berkata, bahwa mereka yang bijak dan pandai tidak dapat

memiliki pengenalan akan Allah. Jadi, ini adalah salah satu

penghalangnya.

Mari kita melihat hambatan utama yang lain dengan membaca dari

Perjanjian Lama, kitab Yesaya 59:1-3, "Sesungguhnya, tangan TUHAN

tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya

tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah

antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang

membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak

mendengar, ialah segala dosamu. Sebab tanganmu cemar oleh darah

dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu mengucapkan dusta, lidahmu

menyebut-yebut kecurangan."

Di sini dikatakan bahwa tangan Allah tidak kurang panjang untuk

menyelamatkan dan membantu. Tangan melambangkan kuasa Allah.

Artinya, jika Anda tidak mendapatkan keselamatan dari Allah, itu bukan

karena kuasa Allah tidak mencukupi. Juga bukan karena telinga-Nya

107 | C A H A Y A I N J I L

tidak cukup tajam untuk mendengarkan doa Anda. Lalu apakah

penyebabnya? Mengapa kadang kala doa kita tidak didengarkan oleh

Allah? Mengapa tidak ada tanggapan atau reaksi dari Dia? Jawabannya

adalah karena dosa-dosa kita! Dosa memisahkan kita dari Allah.

Dosa bersifat seperti alat penyekat. Saat seseorang berkubang di

dalam dosa, jalur hubungan kedua pihak tertutup, sehingga terjadilah

pemisahan yang membuat kita tidak dapat berhubungan dengan Allah.

Penyebab yang paling utama di balik ketidakmampuan kita untuk

berhubungan dengan Allah adalah dosa. Demikianlah, Alkitab

menjabarkan kebenaran itu bagi. Kita tidak mengenal Allah bukan

karena pengetahuan kita terlalu sedikit atau karena kita kurang belajar,

tetapi melainkan karena dosa! Pembelajaran yang sebanyak mana pun

tidak akan ada gunanya jika Anda tidak menuntaskan [atau]

menangani persoalan dosa ini. Jika Anda belum menyingkirkan dosa,

Anda tidak akan dapat berhubungan dengan Allah, tak peduli seberapa

banyak pengetahuan yang Anda miliki. Dosa seperti alat penyekat yang

memisahkan Anda dari Allah.

Lalu, bagaimana agar kita dapat mengenal Allah? Berdasarkan Alkitab,

langkah pertama adalah menyingkirkan semua dosa Anda! Ketika Anda

menyingkirkan semua dosa Anda, pembungkus yang melingkupi Anda

akan tergusur, dan Anda akan mulai dapat berhubungan dengan Allah,

Anda akan dapat memulihkan jalan masuk menuju Allah ini..

Ayat tiga dalam kutipan ini berbicara tentang dosa, termasuk dosa

perbuatan tangan - perilaku yang jahat; dosa perkataan -

mengucapkan dusta, menyakiti hati orang lain dengan kebohongan.

Jadi kita dapat melihat bahwa dosa-dosa perbuatan dan ucapan

membuat kita tidak dapat berhubungan dengan Allah. Itu sebabnya,

dalam prakteknya, jika kita ingin berhubungan dengan Yesus, jika kita

ingin mengikut Dia, langkah pertama yang perlu Anda ambil, adalah

mengatasi dosa-dosa Anda sepenuhnya! Adalah mustahil berhubungan

dengan Allah tanpa sepenuhnya mengatasi dosa-dosa kita.

Baru-baru ini, saya membaca buku tentang seorang penginjil Tiongkok.

Nama penginjil ini adalah Song Shang Jie atau yang lebih dikenal

sebagai John Sung. Dia adalah seorang penginjil yang sangat terkenal

di zaman gereja Tiongkok modern. Buku ini mencatat tentang kisah-

kisah di sepanjang pelayanannya.

108 | C A H A Y A I N J I L

Dia pernah datang ke sebuah desa yang sangat kecil yang bernama

desa Dong Chang. Kepala desanya adalah seorang yang percaya pada

Tuhan. John Sung berdoa untuk kepala desa ini agar dipenuhi Roh

Kudus. Sekalipun dia berdoa berulang kali, Roh Kudus tidak

memenuhinya. Pendetanya lalu menumpangkan tangannya ke atas

kepala desa ini dan berdoa baginya, akan tetapi tetap tidak ada respon.

Akhirnya, pendetanya meminta dia untuk pulang [ke rumah] dan

bertanya kepada Allah apakah masih ada hal yang menghalang

hubungannya dengan Tuhan.

Si kepala desa ini mengikuti petunjuk dari pendetanya dan menghadap

Allah di dalam doa. Selama doa itu, muncullah di dalam benaknya,

gambaran tentang sebuah pohon. Ketika dia melihat ke arah pohon itu,

dia teringat bahwa itu adalah pohon milik tetangganya yang telah dia

tebang lima belas tahun yang lalu. Buku ini tidak memberi perincian

tentang kisah lama itu; hanya disebutkan bahwa dia pernah menebang

pohon milik tetangganya. Ketika Allah mengingatkan dia tentang

persoalan ini, dia segera pergi mendatangi tetangganya, meminta maaf

dari si tetangga, dan memberinya pembayaran ganti rugi atas pohon

tersebut, karena pohon agak bernilai di daerah pedesaan.

Ketika dia pulang ke rumah, dia melanjutkan doanya. Kali ini, Allah

mengingatkan dia akan sebuah cangkir teh. Beberapa waktu

sebelumnya, dia membawa pulang sebuah cangkir dari kereta. Para

penumpang kereta diberi cangkir untuk minum di kereta akan tetapi

dia malah membawa cangkir itu pulang. Jadi, pergilah dia menuju ke

stasiun kereta, berniat untuk mengembalikan cangkir tersebut.

Sebenarnya, rumahnya cukup jauh dari stasiun kereta. Perlu waktu dua

hari untuk berjalan kaki ke sana. Ketika dia telah mengembalikan

cangkir tersebut, membayar ganti rugi, dan meminta maaf, dia harus

berjalan kaki lagi selama dua hari untuk kembali ke gereja. Ketika dia

sampai di gereja, dia meminta si penginjil untuk menumpangkan

tangan ke atasnya dan berdoa buat dia, sebagaimana lazimnya

dilakukan oleh seorang penginjil. Ajaibnya, sebelum doa itu

dipanjatkan, dia sudah dipenuhi oleh Roh Kudus - Allah telah

memenuhi seluruh dirinya.

Karena itulah, saya menekankan bahwa hidup tanpa dosa adalah

landasan yang paling penting. Adakah sesuatu yang menjadi

penghalang di antara Anda dengan Allah? Yang terutama adalah dosa

109 | C A H A Y A I N J I L

di dalam hidup kita. Jika dosa sudah dibersihkan dengan tuntas dan

rintangan yang menghalangi sudah disingkirkan, maka Anda akan

menemukan, seperti yang disampaikan di dalam kisah ini, bahwa

bahkan sebelum doa dilakukan, Roh Kudus sudah turun dan memenuhi

diri Anda.

Untuk alasan ini, apa yang sudah saya sampaikan tadi, bukanlah

sekadar teori, atau doktrin, melainkan sesuatu yang harus Anda alami

sendiri, sesuatu yang sangat praktis, sesuatu yang dapat Anda

lakukan. Jika Anda mengikuti dan melakukan dengan benar, maka

Anda akan dapat mengalami realitas Allah. Jadi, saya tidak ingin Anda

sekadar membuktikan apakah sebuah teori dapat dibuktikan atau tidak,

tetapi agar Anda mengalami karya Allah di dalam hidup Anda!

Demikianlah, mengalami Allah tidak berada dalam ruang lingkup

pengetahuan. Ia berada dalam ruang lingkup praktek - ia menuntut

Anda untuk memprakteknya. Pertama-tama, kita tahu bahwa dosa

menghalangi hubungan kita dengan Allah. Jika kita ingin mengalami

Allah dan berhubungan dengan Dia, Alkitab menyatakan dengan jelas

kepada kita, misalnya di Yesaya pasal 59, bahwa langkah pertamanya

adalah menyingkirkan dosa kita.

Tetapi bagaimana kita menyingkirkan dosa dari hidup kita? Di pesan

yang akan datang, kita akan melihat bagaimana kita dapat mengetahui

apa saja dosa yang ada di dalam hidup kita dan selanjutnya,

bagaimana kita menyingkirkan dosa dari hidup kita.

Bagaimana untuk mengetahui dan menyingkirkan dosa

dari hidup kita?

oleh Pendeta Mark Lee

Dosa disingkapkan oleh Roh Kudus

110 | C A H A Y A I N J I L

Banyak orang yang belum dapat memahami dengan pasti apa dosa-

dosa mereka. Jika kita tidak tahu dosa apa yang ada dalam diri kita

maka akan sulit sekali menanganinya. Jadi, apa yang harus kita

lakukan dalam keadaan seperti ini? Jika kita tidak tahu persis apa dosa

kita, dan kita sungguh-sungguh ingin tahu, Allah akan memberitahu

kita. Inilah karya penting dari Roh Kudus.

Salah satu pekerjaan Roh Kudus adalah mengingatkan orang akan

dosa. Injil Yohanes pasal 16:8 di dalam Perjanjian Baru berkata - "Dan

kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran

dan penghakiman". Kata 'Dia' ini mengacu kepada Roh Kudus. Yesus

berkata kepada para muridnya bahwa Roh Kudus akan datang. Ketika

Roh Kudus datang, Dia akan mengingatkan setiap orang di dunia

mengenai hal-hal dosa, kebenaran dan penghakiman. Ini berartinya

Roh Kudus akan menerangi hati orang-orang untuk melihat dosa-dosa

mereka. Itulah pekerjaan Roh Kudus, yaitu memberitahu kita akan

dosa-dosa kita!

Satu-satunya hal yang memisahkan kita dari Allah adalah dosa. Itu

sebabnya, hal pertama yang Allah lakukan adalah menangani

permasalahan dosa. Tuhan juga tahu bahwa seringkali kita tidak

melihat dengan jelas dosa kita dan karena itu kita memerlukan terang

dari Roh Kudus. Keadaan ini sama seperti jika kita memasuki ruangan

yang gelap. Dalam ruangan yang gelap itu, kita tidak dapat melihat

lantai yang kotor atau debu-debu di perabotan rumah dan sampah-

sampah di dalamnya. Hanya setelah ada cahaya baru Anda menyadari

seberapa kotor ruangan itu. Setelah Anda menyadari betapa kotornya

ruangan itu, baru Anda akan melakukan kegiatan pembersihan.

Mazmur pasal 139 di dalam Perjanjian Lama berbicara tentang sikap

hati yang harus kita milikiMazmur 139:23-24 berbunyi, "Selidikilah aku,

ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;

lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang

kekal!"

Jika kita serius dalam menangani persoalan dosa, kita harus memiliki

hati yang mengizinkan Allah untuk menyelidiki hati kita. Bukan sekadar

mengizinkan Allah menyelidiki hati kita, tetapi juga memohon pada Dia

untuk menguji kita, untuk melihat apakah keadaan di dalam hati kita

ini lurus [benar] atau bengkok [menyimpang]; untuk melihat yang ada

111 | C A H A Y A I N J I L

di dalam, bukan yang di luar! Adakah terdapat pikiran yang jahat di

dalam lubuk hati yang terdalam? Apakah ada kesesatan di dalam hati

kita? Dan kemudian, kita memohon Allah untuk memimpin kita di jalan

yang kekal.

Jika Anda sama sekali tidak dapat melihat apa dosa mereka, mintalah

Allah untuk membantu Anda untuk dapat melihatnya. Jika kita benar-

benar ingin tahu di mana letak persoalan kita, maka berdoalah seperti

ini: "Ya Allah! Selidikilah aku, ujilah aku, lihatlah apakah terdapat

kejahatan di dalam diriku. Nyatakanlah hal itu kepadaku supaya aku

benar-benar bisa menanganinya dan memisahkan diri darinya!" Tentu

saja, jika Anda sudah melihat persoalannya, maka mulailah menangani

hal tersebut.

Sikap peka terhadap dosa merupakan ciri utama orang-orang yang

dipakai secara luar biasa oleh Tuhan. Contohnya, John Sung, penginjil

besar. Dia sering menguji apakah ada dosa di dalam dirinya. Dia sering

memohon, "Ya Allah! Adakah sesuatu yang tidak bersih di dalam

hatiku? Apakah aku telah melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan

kehendak-Mu?"

Suatu kali, saat ia berdoa Allah mengingatkan dia akan dosanya.

Kejadian itu terjadi sehari sebelum ia berdoa. Dia sedang bekerja

dengan beberapa orang penginjil di sebuah daerah. Mereka adalah para

rekan sekerja, dan sangat akrab antara satu dengan yang lain. Salah

satu dari antara mereka, seorang pendeta yang bernama Ji, perlu

menghubungi seseorang di tempat lain dengan telegram. Pendeta Ji

bertanya kepadanya, "Apakah kamu punya uang?" John Sung

menjawab, "Tidak." Sebenarnya, dia punya sedikit [uang]. Dalam doa

itu, Allah mengingatkan dia akan dosa kebohongannya.

Setelah diingatkan oleh Allah, John Sung segera mencari Pendeta Ji dan

mengaku kepadanya kan dosa kebohongannya - "Kemarin, ketika kamu

ingin meminjam uang untuk mengirim telegram, aku berkata bahwa

aku tidak punya uang. Sebenarnya, aku punya uang. Ini pengakuan

dosaku dan aku ingin meminta maaf darimu."

Mungkin Anda akan merasa bahwa ini bukanlah perkara yang besar.

Karena sekalipun Anda punya uang tapi uang Anda tidak banyak. Atau

walaupun Anda mengambil pulang sebuah cangkir yang digunakan di

112 | C A H A Y A I N J I L

kereta, tapi bukankah itu hanya barang kecil yang nilainya tidak

seberapa. Mungkin Anda akan merasa bahwa setidaknya, semua itu

hanyalah dosa yang kecil saja. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa dosa

itu akan bertumbuh?

Yang perlu kita persoalkan adalah - "mengapa kita menginginkan

cangkir yang bukan milik kita?" Tentu saja tindakan ini dilakukan

karena adanya keserakahan di dalam hati Anda. Mengambil cangkir

adalah keserakahan, mencuri jam emas juga adalah keserakahan. Jika

Anda bisa mencuri cangkir, Anda juga bisa mengambil jam Rolex atau

sebuah kalung berlian milik orang lain. Sumbernya sama saja -

keserakahan!

Karena yang perlu kita lihat adalah apa sumber dosa itu? Polisi tentu

saja akan menjatuhkan hukuman yang berbeda di antara mengambil

cangkir dan mengambil jam tangan emas milik orang lain. Akan tetapi,

Allah melihat apa yang ada di dalam kita! Sekalipun dosa yang

diperbuat oleh orang-orang mungkin memiliki derajat yang berbeda,

akar dari persoalannya sama saja. Satu dosa kebohongan yang Anda

ucapkan sudah menyatakan bahwa Anda tidak jujur. Sama saja dengan

orang yang mengucapkan seratus dusta - keduanya termasuk dalam

kategori berdusta.

Sama seperti dalam hal penanganan penyakit.. Hal yang ingin kita

tangani adalah penyakit yang ada di dalam, dan bukannya gejala yang

terlihat di luar. Anda tidak boleh berkata bahwa kebohongan kecil tidak

dapat dimasukkan ke dalam kelompok dusta. Yang perlu dipertanyakan

adalah, "Mengapa Anda harus berdusta? Mengapa sampai perlu

menutupi sesuatu kebenaran?" Bukankah benar jika dikatakan bahwa

ada kebohongan di dalam hati Anda? Inilah bagian yang perlu Anda

lihat. Penanganan dosa menuntut penanganan pada akarnya.

Yesus sangat mengenal manusia, ia berkata di Injil Markus, pasal

7:21-23, "Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran

jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan,

kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan,

kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan

orang."

113 | C A H A Y A I N J I L

Dari manakah dosa timbul menurut Yesus? Dari dalam hati kita. Jika

kita memiliki bibit kejahatan yang tersimpan di dalam hati kita maka

secara perlahan ia akan mulai bertumbuh. Bibit kejahatan yang terus

berkembang di dalam hati kita akan mencemari kita.

Sama seperti orang yang sedang sakit. Beberapa penyakit tidak banyak

menunjukkan gejala. Akan tetapi, seorang dokter yang terampil dapat

melihat kondisi di dalam tubuh seseorang sejak saat gejala itu muncul.

Dari gejala berbohong kita dapat melihat bahwa sangatlah jelas bahwa

masih ada dusta di dalam hati mereka. Itu sebabnya pula mengapa

mereka mengucapkan kebohongan. Dari gejala mengambil barang

yang bukan menjadi miliknya, ini memberitahu kita bahwa masih ada

keserakahan di dalam hati orang itu. Karena jika masih ada pikiran

jahat di dalam benak seseorang, suatu saat pikiran jahat itu pasti akan

mewujudkan dirinya. Hal yang sama juga berlaku dalam hal

kesombongan, keserakahan, iri hati dan lain-lain.

Yesus memakai gambaran tentang membersihkan cangkir dalam

sebuah perumpamaan. Anda tentunya pernah membersihkan mangkok

atau cangkir. Bagian manakah yang paling penting untuk kita

bersihkan? Anda tentu tidak bisa membersihkan bagian luarnya saja

dan menganggap bahwa cangkir itu sudah bersih. Hal yang sama juga

berlaku dalam 'mencuci' seseorang - yang paling penting adalah bagian

dalamnya harus dicuci. Itu sebabnya, janganlah terlalu meremehkan

dosa kecil karena yang perlu ditangani adalah akar dosa itu bukan

hanya gejala yang kelihatan di luar. Gejala yang terlihat bisa saja

berbeda karena tingkatan pengendalian diri orang berbeda-beda.

Sebagian orang bisa tampil sangat baik. Akan tetapi, jika akar dosa

belum disingkirkan, maka persoalan tersebut masih belum dituntaskan.

Jadi, sekali lagi, saya ulangi - kita harus memulai dengan menangani

akar dosanya.

Langkah-langkah untuk menangani dosa

Dua aspek pengakuan

Apakah langkah selanjutnya jika kita sudah tahu bahwa kita telah

berbuat dosa dan terdapat masalah di dalam hidup kita? Bagaimana

caranya kita untuk menangani dosa? Langkah pertama adalah, kita

perlu mengakui bahwa ada dosa di dalam diri kita. Poin ini sangatlah

114 | C A H A Y A I N J I L

penting. Mari kita cermati dengan teliti sebuah kutipan dari 1 Yohanes

supaya kita dapat dengan jelas memahami langkah-langkah yang

perlu kita ambil.

1 Yohanes 1:9, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan

adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan

kita dari segala kejahatan." Alkitab berkata bahwa jika kita benar-

benar bersedia mengakui dosa-dosa kita, Allah itu adil dan setia - Dia

akan mengampuni dosa-dosa kita, dan membersihkan kita dari segala

kejahatan. Akan tetapi, persyaratannya adalah kita harus mengakui

dosa-dosa kita.

Sama seperti yang disampaikan dalam pasal yang itu juga, 1 Yoh 1:7,

"Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam

terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan

darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa."

Jika kita hidup di dalam terang, darah Yesus yang berharga itu akan

membersihkan kita dari segala dosa. Di sini ada lagi persyaratan yang

lainnya, dan syarat itu adalah [agar] 'hidup di dalam terang'. Apakah

artinya 'hidup di dalam terang'? itulah 'mengakui dosa kita'

sebagaimana yang dikatakan di dalam ayat sembilan.

Lawan dari terang adalah kegelapan. Bagaimana rasanya berada dalam

kegelapan? Kegelapan memberikan gambaran berada di bawah

selubung dan tersembunyi. Keadaan ini membuat kita tidak dapat

melihat dosa-dosa kita, dan kita juga tidak mengizinkan orang lain

melihat dosa-dosa kita. Bukankah sangat alami di saat kita berbuat

dosa, kita akan menyembunyikannya. Apa yang akan Anda lakukan jika

Anda menemukan bahwa terdapat noda atau lubang di pakaian Anda

saat Anda sedang berada di tempat umum? Lazimnya, Anda akan

mencoba untuk menutupi dan menyembunyikan noda itu atau lubang

itu. Anda menutupinya atau berdiri di belakang orang lain. Sama

halnya dengan orang yang berbuat dosa. Dosa mendorong orang untuk

hidup di dalam kegelapan untuk menutupi dan menyembunyikan

dosanya.

Itu sebabnya Alkitab memberitahu kita agar tidak menjadi seperti ini.

Alkitab meminta kita untuk hidup di dalam terang dan membiarkan

terang itu mengungkapkan dosa kita. Setelah melihatnya maka kita

harus dengan tegas menanganinya. Sama seperti kegiatan menyapu

115 | C A H A Y A I N J I L

lantai. Anda memerlukan cahaya yang memadai untuk bisa menyapu

sampai bersih. Jika kita tidak menyukai terang dan kita tetap lebih suka

untuk menutupi serta menyembunyikan dan berjalan dalam kegelapan,

maka dosa kita tidak akan bisa ditangani, apalagi diampuni. Itu

sebabnya Allah ingin agar kita mengakui dosa-dosa kita.

Kepada siapa kita harus mengaku? Kepada Allah. Dan juga kepada

orang yang telah menjadi korban dosa kita. Setelah mencuri milik

orang lain, maka kita perlu mengembalikan barang tersebut dan

mengaku kepadanya. John Sung mengucapkan dusta dan dia juga

harus mengaku kepada orang-orang itu.

Demikianlah, ada dua aspek di dalam pengakuan dosa: mengaku

kepada Allah dan kepada manusia. Kedua aspek itu sama pentingnya.

Jangan berpikir bahwa mengaku kepada Allah saja sudah cukup. Anda

juga perlu untuk secara pribadi mengaku kepada orang yang telah

menjadi korban perlanggaran Anda itu. Anda perlu bertanggungjawab

atas perlanggaran Anda. Ini bukanlah perkara yang mudah untuk

dijalankan. Sangatlah sulit untuk membuka mulut Anda. Dari sini bisa

dilihat apakah kita memiliki tekad untuk menangani dosa.

Seorang ibu pernah bersaksi tentang hubungannya dengan anak

perempuannya, bahwa pada suatu ketika, hubungan tersebut sudah

menjadi begitu parah dan mereka sudah tidak dapat saling menerima.

Ada satu periode di mana mereka sama-sama saling membenci, di

mana mereka bahkan tidak dapat secara normal bercakap-cakap. Sang

ibu merasa bahwa anaknya terlalu memberontak dan bahwa si anak

tidak bersungguh-sungguh belajar serta berlatih piano. Si anak merasa

bahwa ibunya tidak memberi dia kebebasan karena sang ibu terlalu

ingin ikut campur dalam segala hal.

Karena hubungan si anak dengan keluarganya tidak begitu baik, dan

dia tidak dapat mendapatkan kehangatan yang seharusnya ada di

dalam sebuah keluarga, akhirnya dia terlibat dalam kelompok anak-

anak yang nakal. Pada usianya yang masih sangat muda, dia telah

melakukan berbagai hal yang jahat seperti memalsukan tanda tangan

orang tua dan sebagainya. Pemalsuan tanda tangan adalah suatu

pelanggaran yang sangat berat, jadi, ketika pihak sekolah akhirnya

mengetahui hal tersebut, anak ini dihukum dengan diberi catatan

tentang kelakuan yang tidak baik. Catatan semacam ini ditulis di dalam

116 | C A H A Y A I N J I L

ijazah dan berlaku seumur hidup. Dengan kata lain, situasinya menjadi

semakin gawat.

Selama ini, ibu tersebut tidak menyadari akan adanya masalah di

dalam dirinya sendiri karena dia selalu bersikap lemah lembut. Pada

masa lalunya, semua teman sekelasnya berkata bahwa dia adalah

orang yang sangat lemah lembut dan bahwa orang yang akan

menikahinya nanti pastilah sangat beruntung. Itu sebabnya, dia jadi

ikut menilai bahwa dia adalah orang yang lemah lembut, dan mengira

bahwa semua kesalahan berada di pundak anaknya.

Dia tetap bersikap seperti ini sampai persoalan ini akhirnya menjadi

sangat buruk dan dia mencari pertolongan dari pimpinan jemaat. Dia

juga meminta pendapat dari pekerja sosial di sekolah dan tentu saja,

dia berdoa kepada Allah. Kita dapat melihat bahwa dia sangat serius

dalam menangani persoalan ini.

Dari pertolongan yang dia terima dari berbagai pihak dan peringatan

yang datang dari Allah, dia melihat kesalahannya sendiri. Dia melihat

bahwa ternyata dia salah dalam beberapa hal. Lalu, dia kumpulkan

keberaniannya dan mengakui kesalahannya kepada anaknya. Ini

bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Akan tetapi, dia tahu bahwa

dia salah dan bahwa dia harus memberi contoh yang baik kepada

anaknya, jadi, dia memberanikan diri untuk mengaku kesalahannya.

Belakangan, terjadi perselisihan ketika dia sedang mengajar anaknya

bermain piano, dan dia benar-benar ingin menegur anaknya. Akan

tetapi, dia berdoa dan Allah berkata kepadanya, "Kamu tidak boleh

berbuat begitu, sikapmu itu tidak baik. Bukan karena kamu tidak dapat

mengajar anakmu tetapi seharusnya kami tidak kehilangan

kesabaranmu dan tidak seharusnya kamu mengucapkan hal yang tidak

baik." Demikianlah, sekali lagi dia meminta maaf kepada anaknya.

Anehnya, si anak segera mengakui kesalahannya juga, dan mengakui

bahwa semua pertengkaran itu muncul akibat pemberontakan dan

kemalasannya untuk belajar.

Sering kali itulah hal yang terjadi. Jika kita mengakui kesalahan kita

sesuai dengan kebenaran, maka pihak yang lain juga akan tersentuh

dan melihat kesalahan mereka. Jika Anda berkeras menekan orang

lain, maka orang tersebut juga akan berkeras menekan Anda. Orang

117 | C A H A Y A I N J I L

lain itu mirip dengan cermin. Jika Anda menatap cermin dan mengolok-

olok bayangan di cermin itu, maka tindakan itu sama saja dengan

mengolok-olok diri Anda sendiri.

Ibu ini bertindak sesuai dengan prinsip alkitabiah. Ketika dia memiliki

keberanian untuk secara terus terang mengakui kesalahannya kepada

anaknya, kesembuhan dari Allah terjadi. Ketika persoalan terus

berlanjut, dia mengubah caranya dan Allah juga mengubah hubungan

mereka. Dia juga bersaksi bahwa belakangan hubungan di antara

mereka benar-benar menjadi baik. Begitu baiknya sehingga pihak

manajer di apartemen tempat tinggal mereka itu memuji mereka

karena sangatlah jarang bisa melihat hubungan seharmonis itu antara

ibu dan anak perempuan. Mereka sering berjalan bergandengan,

tertawa dan bercanda. Sangatlah jarang memiliki hubungan antara

generasi muda dengan orang tuanya yang semacam ini.

Itu sebabnya, kita harus berperilaku sesuai dengan ajaran yang

alkitabiah. Janganlah berpikir bahwa sebagai orang yang lebih tua,

sangatlah memalukan untuk mengaku kepada yang lebih muda jika

Anda tahu bahwa Anda telah berbuat salah. Justru jika Anda berbuat

demikian Anda akan memperoleh penghormatan dari orang lain.

Mereka akan tahu Anda adalah orang yang serius dalam mengasihi

kebenaran.

Demikianlah, bagian pengakuan dosa ini sangatlah penting. Bukan saja

kita perlu mengaku kepada Allah akan dosa-dosa kita (hal ini akan

lebih mudah karena tak ada orang lain yang melihatnya), kita juga

perlu mengaku kepada orang lain. Memang hal ini lebih susah

dilakukan). Kedua aspek itu harus dilakukan karena ini adalah

perwujudan dari tekad kita untuk menyangkal diri setiap hari.

Tahukah Anda di mana letak persoalan yang menyangkut dosa?

Masalahnya terletak pada diri sendiri. Semua dosa adalah akibat dari

usaha untuk mengejar keuntungan bagi diri kita sendiri. Dosa terjadi

karena kita egois. Jika kita mengusut lebih jauh, kita akan melihat

bahwa akar dari dosa terletak pada kepentingan pribadi. Anda merasa

bahwa jika Anda mengakui dosa Anda, maka tindakan itu akan

membuat Anda sangat kehilangan muka. Itu sebabnya, ketika Anda

mengaku kepada seseorang dan meminta maaf, apa yang terjadi

adalah Anda seolah-olah sedang menghancurkan ego Anda sendiri.

118 | C A H A Y A I N J I L

Alkitab memberitahu kita bahwa kita harus mengakui dosa kita dulu,

kemudian, barulah dosa kita diampuni.

Restitusi

Ada hal lain lagi yang perlu kita lakukan selain mengakui dosa kepada

orang yang menjadi korban kita. Di dalam Injil Lukas, pasal 19:1-10

kita dapat membaca suatu contoh orang yang bertobat.

Di sini dikisahkan tentang pemungut cukai bernama Zakheus. Dalam

istilah zaman sekarang ia sejajar dengan pejabat tinggi bidang

perpajakan. Mereka yang bekerja di bidang ini sangtlah kaya karena

sistem perpajakan pada zaman itu tidak sempurna - pajak yang akan

ditarik hanya didasarkan pada perkiraan. Itu sebabnya, orang-orang

mengambil kesempatan untuk memungut lebih banyak uang dan

menimbun keuntungan bagi diri mereka sendiri di dalam proses itu.

Dengan cara itulah Zakheus menjadi kaya. Dia adalah seorang pejabat

tinggi pemerintah yang sangat kaya dan berkuasa.

Ketika dia mendengar bahwa Yesus lewat di kotanya, dia mencoba

berbagai macam cara untuk dapat melihat Yesus. Sayangnya, dia

bertubuh pendek sehingga tidak dapat melihat wajah Yesus di tengah

orang banyak. Lalu dia memanjat sebuah pohon. Yesus berbaik hati

kepadanya. Disebutkan di dalam Injil Lukas pasal 19:5 "Ketika Yesus

sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: 'Zakheus,

segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.'"

Yesus mengambil inisiatif untuk menawarkan kepada Zakheus bahwa ia

mau menginap di rumah Zakheus! Segera saja, dikatakan di dalam

ayat 6 bahwa Alkitab berkata, "Lalu Zakheus segera turun dan

menerima Yesus dengan sukacita."

Pada masa itu, banyak orang yang mengenal Zakheus sebagai pejabat

yang serakah dan korup. Dia dicap sebagai orang berdosa. Ketika

orang-orang melihat apa yang terjadi, mereka sangat tidak senang

akan hal itu dan mengecam Yesus karena menginap di rumah orang

berdosa. Apa yang dikatakan oleh Zakheus? Perhatikan baik-baik Lukas

19:8 - "Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: 'Tuhan,

setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan

sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan

empat kali lipat.'"

119 | C A H A Y A I N J I L

Empat kali lipat! Empat kali lipat adalah bunga yang sangat tinggi.

Tentu saja, hal itu bergantung pada seberapa banyak uang yang telah

Anda gelapkan. Jika Anda menipu sebanyak 500 dolar sepuluh tahun

yang lalu, dan Anda kembalikan 500 dolar itu sepuluh tahun kemudian,

tentu saja pembayaran itu tidak memadai. Akan tetapi, jika Anda

membayarnya empat kali lipat dari jumlah sebelumnya, maka jumlah

itu sudah lebih dari cukup. Dan empat kali lipat memang merupakan

ketentuan yang ditetapkan oleh hukum Taurat dalam kasus penipuan.

Apa yang mau disampaikan kepada kita lewat perumpamaan ini? Satu

hal yang dapat kita lihat adalah kita tidak boleh sekadar beromong

kosong. Tidak cukup sekadar meminta maaf kepada orang lain. Anda

harus memberi ganti rugi, sesuai kemampuan Anda dan juga sesuai

dengan kerugian yang diderita oleh orang tersebut. Tentu saja, kita

tahu bahwa ada beberapa kerugian yang tidak dapat diganti. Sebagai

contoh, jika Anda menyakiti hati orang, Anda tidak dapat membayar

gantirugi akan hal tersebut. Atau jika Anda telah melukai tangan

seseorang, Anda tidak bisa memotong tangan Anda dan

menyambungkannya ke orang tersebut. Semua kerugian ini tidak dapat

diganti kerugiannya. Akan tetapi, Alkitab menuntut agar kita

mengusahakan yang terbaik, sesuai dengan kemampuan kita. Ini

adalah prinsip yang adil. Anda tidak boleh berkata, "Aku hanya perlu

meminta maaf kepadamu, dan semua hutangku akan terhapus." Tidak

semudah itu.

Kita baru saja mengamati kasus Zakheus, si pemungut cukai. Ketika

Allah memancarkan terang padanya, dia benar-benar melihat dosanya.

Di samping itu, dia juga merasa sangat menyesal atas segala dosa

yang telah dia lakukan. Ia merasa bersalah terhadap semua orang

yang telah dia tipu dan peras. Begitu mendalam penyesalannya

sehingga dia bersedia mengganti kerugian mereka.

Hal yang sama berlaku pada kita. Menurut prinsip di dalam Alkitab, kita

bukan hanya perlu mengaku kepada Allah, kita juga perlu mengaku

kepada manusia, dan mengganti kerugian sampai batas kemampuan

kita sehingga kita tidak berhutang lagi kepada siapapun.

Bertobat

120 | C A H A Y A I N J I L

Selain mengaku dosa dan mengganti kerugian, langkah selanjutnya

adalah bertobat. Jadi, setelah kita melihat dosa kita, kita mengakuinya,

di hadapan Allah dan manusia. Setelah membereskan akibat dari dosa

kita terhadap orang lagi, hal yang harus kita lakukan adalah bertobat.

Di Kisah para Rasul 2:37-38, dikatakan, "Ketika mereka mendengar hal

itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus

dan rasul-rasul yang lain: 'Apakah yang harus kami perbuat, saudara-

saudara?' Jawab Petrus kepada mereka: 'Bertobatlah dan hendaklah

kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus

Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima

karunia Roh Kudus.'"

Di sini disebutkan tentang pertobatan. Sebagian orang, setelah

mendengarkan khotbah Petrus, mereka merasa sangat terharu.

Perasaan terharu berarti mereka merasa sangat tersentuh dan mereka

menyadari akan kesalahan dan dosa mereka. Lalu apa yang

diperintahkan oleh Petrus? Petrus meminta mereka untuk bertobat.

Apa artinya bertobat? Makna bertobat adalah berpaling kepada Allah.

Mengubah jalan hidup Anda supaya selaras dengan kehendak Allah.

Harap diperhatikan bahwa pertobatan yang dimaksudkan oleh Alkitab

tidak berkaitan dengan hal memperbaiki diri di mana mulai dari hari

itu, kita berhenti untuk melakukan dosa-dosa yang tertentu.

Dikarenakan oleh sifat dan ciri dosa, kita tahu bahwa tidak begitu

mudah untuk begitu saja berhenti dari berbuat dosa.

Sama seperti para penjudi dan pemabuk. Di saat mereka kehabisan

uang, mereka akan berjanji untuk tidak pernah berjudi atau minum

lagi. Beberapa orang bahkan bersedia memotong jari mereka untuk

berhenti dari kecanduan mereka. Akan tetapi, akhirnya apa yang

terjadi? Mereka tetap saja meneruskan kebiasaan mereka berjudi dan

bermabuk-mabukan.

Itu sebabnya mengapa saya katakan bahwa pemahaman makna

pertobatan yang semacam ini tidaklah memadai. Anda berkata, "Saya

tidak akan pernah melakukan dosa ini lagi!" Sangatlah mudah untuk

diucapkan, tetapi dalam prakteknya, Anda tidak dapat melakukannya.

Anda perlu mengalami perubahan dalam segenap hidup Anda sebelum

semua itu terlaksana! Anda harus mengalihkan jalan hidup Anda

kepada Allah! Hanya jika Anda mengizinkan Allah mengubah hidup

121 | C A H A Y A I N J I L

Anda dan menganugerahkan hidup baru kepada Anda baru Anda dapat

terlepas dari belenggu dosa.

Yang perlu kita lakukan adalah mengaku dan bertobat. Jika Anda

mempraktekkan kedua hal tersebut, maka Anda akan mengalami

sendiri apa itu pengampunan Allah atas dosa. Dan Anda akan tahu apa

itu kelegaan saat dilepaskan dari beban-beban. Anda akan memahami

perubahan seperti apa yang dapat dikerjakan oleh Allah dalam diri

manusia. Dengan kata lain, Anda akan mengalami mukjizat di dalam

hidup Anda!

Saat seseorang hidup di dalam dosa, hati nuraninya akan membuat dia

merasa sangat tidak nyaman, sepertinya sedang memikul beban yang

sangat berat. Hidup dalam damai sejahtera yang sejati merupakan

suatu perasaan yang agak menakutkan.

Pernahkah Anda perhatikan bahwa sebagian besar orang di zaman

sekarang mengalami berbagai macam penyakit yang diakibatkan oleh

tekanan di dalam batin mereka? Ada yang menderita sakit kepala,

depresi, insomnia dan sebagainya. Jadi, jangan mengira bahwa beban

di dalam hati adalah sesuatu yang boleh dipandang ringan. Ketika

beban ini sepenuhnya terangkat, Anda akan mengalami kemerdekaan

yang luar biasa. Baru setelah itu Anda akhirnya tahu betapa besarnya

damai sejahtera yang berasal dari Allah!

Jika Anda belum mengalami kemerdekaan ini, Anda akan sulit sekali

tersentuh saat seseorang berbicara tentang kematian Yesus di kayu

salib bagi Anda. Anda tidak akan mendapat manfaat apa-apa dari salib,

dan Anda tidak dapat mengalami besarnya kasih karunia Allah. Hanya

jika seseorang menyadari betapa sakitnya hidup di dalam dosa, dan dia

mengalami sukacita dan damai sejahtera dari kemerdekaan atas dosa,

barulah dia dapat dengan tepat mengalami betapa besar kasih karunia

Allah itu!

Anda perlu memahami satu hal - tak ada jalan untuk menyingkirkan

kenajisan dosa. Tak ada jalan untuk mengganti kerugian atas buah dari

kejahatan akibat perbuatan dosa karena waktu tidak dapat dibalikkan.

Hakekat dosa itu sedemikian hingga suatu perbuatan, sekali dilakukan,

tidak akan dapat dihapuskan. Akan tetapi, Yesus telah menolong kita

122 | C A H A Y A I N J I L

dengan memberi kita jalan keluar atas masalah yang sebenarnya tak

terpecahkan ini. Begitu besar kasih karunia ini!

Saya sendiri telah mengalaminya. Hal ini terjadi bertahun-tahun yang

lalu. Saya pernah menyakiti hati orang lain. Dapat dikatakan bahwa

saya sangat menyakitinya. Hubungan kami menjadi sangat buruk

setelah kejadian itu, kami tidak lagi saling berhubungan satu dengan

yang lain.

Saya merasa sangat menyesal atas hal ini. Saya telah berbuat salah,

menyinggung dan melukai perasaannya. Saya benar-benar ingin

meminta maaf kepadanya tetapi saya tidak tahu di mana orang itu.

Persoalan ini sangat membebani hati saya dan hati saya menjadi tidak

tenang untuk jangka waktu yang cukup lama. Selama masa itu, saya

merasa sangat tidak damai, sangat aneh jika saya pergi ke gereja.

Saya tidak berani maju dan berbuat sesuatu bagi Allah secara terbuka.

Ini diakibatkan perasaan bersalah saya. Saya tahu bahwa ada sesuatu

yang tidak benar di dalam hidup saya yang harus ditangani.

Suatu hari, ketika saya sedang membaca Alkitab, saya melihat ayat di

dalam Injil Matius, pasal 5:23-24, "Sebab itu, jika engkau

mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau

teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap

engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan

pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk

mempersembahkan persembahanmu itu."

Allah memberitahu kita di sini, "Kalau kamu masih memiliki dosa yang

belum ditangani, janganlah mempersembahkan sesuatu kepada-Ku.

Kamu harus selesaikan dulu persoalan antara kamu dengan saudaramu

sebelum datang untuk mempersembahkan sesuatu kepada-Ku. Kalau

kamu sudah melakukannya, maka Aku akan menerima

persembahanmu." Saat saya membaca kedua ayat tersebut hari itu,

saya merasa bahwa Allah ingin agar saya menyelesaikan masalah ini.

Saya tidak mau urusan ini berlarut-larut karena saya merasa sangat

terganggu dengan persoalan ini sampai sekitar 2 bulan. Selama dua

bulan itu, tekanan yang saya hadapi sangatlah mengerikan.

Akan tetapi, masalahnya adalah bahwa saya sudah kehilangan kontak

dengan orang tersebut, dan saya tidak bisa menghubungi dia. Lalu

123 | C A H A Y A I N J I L

bagaimana cara saya untuk dapat meluruskan persoalan ini?

Bagaimana cara agar saya dapat mengatasi persoalan ini? Setelah saya

selesai membaca Alkitab, saya berlutut di dalam doa dan berkata

kepada Allah bahwa saya benar-benar ingin menghadapi dosa ini, dan

memohon Allah untuk membuka jalan bagi saya agar mendapat

kesempatan mengatasi persoalan ini.

Saya bangkit setelah menyampaikan doa tersebut. Saat saya berdiri,

ada suara yang menyuruh saya keluar. Allah berkata kepada saya,

"Pergilah keluar." Pergi keluar? Untuk apa? Peristiwa ini terjadi di

tengah musim dingin di Kanada. Di luar sedang hujan salju dan suhu

sedang berada di bawah nol derajat jadi tentunya saya tidak akan mau

keluar tanpa tujuan.

Pada waktu itu, saya hanya tahu bahwa Allah yang menyuruh saya

untuk keluar dari apartmen saya. Lalu saya segera berangkat keluar.

Saya mengenakan baju hangat, jaket, sarung tangan dan sepatu bot.

Pada waktu itu, saya tinggal di lantai dua atau tiga. Saya harus turun

tangga untuk menuju ke lantai dasar dan membuka gerbang utama.

Ketika saya sampai di luar, saya melihat orang yang telah saya lukai itu

sedang melintas! Pada waktu itu, cuacanya bersalju dan sangat dingin,

sangat sedikit orang yang bepergian ke luar rumah. Saya cukup

terkejut ketika melihat dia! Kalau saja saya keluar setengah menit

kemudian, maka saya tidak akan melihatnya. Kalau saya setengah

menit lebih awal, saya juga tidak akan dapat melihatnya. Penetapan

waktu Allah sangatlah tepat sehingga Dia bahkan menghitung waktu

yang saya butuhkan untuk berpakaian, kecepatan saya menuruni

tangga, dan kecepatan langkah orang itu - semuanya bertautan dengan

sangat tepat seperti sarung tangan. Ketika saya melihatnya, saya tahu,

jauh di dalam hati saya bahwa Allah memberi saya kesempatan ini

untuk mengatasi persoalan dengan orang ini. Saya lalu menemuinya

dan membuat pengakuan kepadanya.

Sulit untuk membayangkan sukacita yang dirasakan ketika dosa yang

telah menimbulkan tekanan yang sangat berat itu dibersihkan. Ini

adalah suatu hal yang tidak dapat dibeli dengan uang. Hati saya penuh

dengan sukacita dan rasa syukur yang luar biasa. Di satu sisi, saya

bersyukur kepada Allah karena memberi saya kesempatan untuk

menangani dosa yang telah begitu membebani hati saya. Di sisi lain,

124 | C A H A Y A I N J I L

saya juga dapat menyaksikan bahwa Allah itu nyata. Dia tidak pernah

memandang dosa secara gampangan. Dia sangat serius terhadap dosa

sehingga Dia sendiri turun tangan membuka jalan untuk saya

mengatasi masalah dosa saya.

Sangatlah sulit untuk menggambarkan bagaimana perasaan saya

setelah saya mengakui kesalahan itu karena berbagai macam perasaan

bercampur baur di dalam hati saya. Saya sangat gembira sehingga

saya menangis sambil berdiri di jalan dan menangis tak terkendali

(walaupun saya ini laki-laki). Perasaannya cangat campur aduk. Saya

sangat bersyukur karena Allah begitu peduli kepada saya, dan saya

sangat bersyukur karena Allah menyucikan saya dari dosa.

Saya ingin agar setiap orang tahu bahwa Anda akan merasa sesuatu

yang sangat berbeda di dalam hidup Anda jika Anda mengalami

penyucian ini. Ini adalah hal yang harus Anda alami sendiri. Saya telah

mengalami hal ini sebelumnya, tetapi Anda perlu untuk mengalaminya

sendiri untuk bisa mengetahui apakah ini hal yang nyata atau tidak.

Allah sangat serius. Dia sangat serius terhadap dosa! Jika Anda juga

serius terhadap dosa, maka Dia akan menolong Anda! Anda dapat

mengalami Allah secara pribadi. Anda dapat mengalami bagaimana Dia

menyingkirkan dosa Anda sehingga Anda tidak lagi terganggu olehnya.

Anda dapat mengalami penyucian, terang, dan damai sejahtera yang

sempurna setelah Dia membersihkan dosa Anda. Anda dapat juga

mengalami kedalaman sukacita yang mengalir dari damai sejahtera ini.

Sukacita ini bukan sukacita yang dangkal melainkan sukacita yang

dalam dan teduh jauh di dalam lubuk hati.

Pada waktu itulah Anda akan tahu bagaimana caranya bersyukur

kepada Allah! Karena semua itu tidak dapat dikerjakan oleh siapapun

kecuali Dia. Anda tidak dapat sekadar berkata, "Maafkan aku, aku telah

berbuat salah," dan menutup persoalan jika Anda telah melukai hati

seseorang. Dosa kita telah ditangani karena Yesus telah mati bagi kita

di kayu salib dan telah menolong kita membayar lunas hutang dosa. Itu

sebabnya, kita dapat merdeka dari beban berat kita dan mengalami

penyucian, dami sejahtera dan sukacita di dalam batin ini. Jika Anda

telah mengalami ini maka Anda akan benar-benar dapat bersyukur

kepada Yesus karena dia telah mati bagi kita dan menganugerahkan

kita hidup yang baru.

125 | C A H A Y A I N J I L

Saya harap Anda tidak akan menganggap apa yang telah disampaikan

hanya sebagai semacam pengetahuan saja. Tetapi Anda akan

menindak-lanjuti apa yang telah disampaikan. Hanya dengan cara ini

Anda akan tahu apakah semua yang disampaikan oleh Alkitab itu benar

atau tidak! Allah itu nyata tetapi Anda hanya akan tahu jika Anda telah

mengalami-Nya! Saya harap Anda akan termasuk orang yang telah

mengalami Tuhan secara pribadi. Saya harap ketika Anda mengerti

akan apa yang harus Anda lakukan, maka Anda benar-benar akan

melakukannya. Allah akan membantu Anda. Jika saja Anda bersedia,

maka Allah akan benar-benar menolong Anda. Saya harap agar setelah

Anda membaca pesan ini, Anda dapat berkata dengan penuh

keyakinan, "Aku telah melakukan sesuai yang dianjurkan Injil, dan aku

telah secara langsung mengalami realitas-Nya!"

Arti Percaya

oleh Pendeta Mark Lee

Bagaimana seseorang dapat diselamatkan? Jawaban yang umumnya

diberikan adalah dengan percaya pada Yesus. Lalu apa artinya percaya

pada Yesus? Kita akan memusatkan perhatian pada apa artinya

percaya pada Yesus.

Anda sering diminta untuk percaya kepada Yesus. Mungkin Anda akan

bertanya, "Apa yang harus saya percaya?" Jawaban yang umum

adalah, "Percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah, bahwa dia telah

turun dari surga ke dunia untuk mati bagi dosa-dosa kita di kayu salib

dan selanjutnya, percaya bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang

mati".

Saya mau katakan bahwa kepercayaan semacam ini tidaklah memadai.

Yakobus pasal 2:19 berkata - "Engkau percaya, bahwa hanya ada satu

Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu

126 | C A H A Y A I N J I L

dan mereka gemetar." Di sini disampaikan sesuatu hal yang sangat

aneh - memang bagus jika Anda percaya kepada Allah, akan tetapi

setan-setan juga percaya akan adanya satu Allah. Lalu, apakah setan-

setan itu diselamatkan juga? Tidak. Mengapa? Mereka yang percaya

diselamatkan akan tetapi Alkitab memberitahu kita dengan gamblang

bahwa setan-setan percaya namun tidak diselamatkan.

Apakah ini suatu bentuk diskriminasi? Semua yang percaya

diselamatkan, tetapi setan-setan percaya namun tidak diselamatkan.

Bukankah ini suatu bentuk diskriminasi terhadap setan? Mengapa

mereka tidak dapat diselamatkan?

Mari kita lihat penjelasannya pada ayat yang berikutnya di Yakobus

2:20. Di manakah letak persoalannya? Apakah kekurangan dari setan?

Alkitab berkata bahwa iman menuntut adanya tindakan. Seperti yang

dikatakan dalam Yakobus 2:17 - di sini, disebutkan tentang dua macam

iman: yang satu adalah iman yang hidup dan yang satunya lagi adalah

iman yang mati. Iman yang hidup dapat menyelamatkan sedangkan

iman yang mati tidak. Jadi menurut Alkitab, hanya iman yang hidup

yang menyelamatkan. Iman yang mati tidak dapat menyelamatkan.

Jadi, ini bukanlah diskriminasi terhadap setan melainkan karena setan

memiliki iman yang mati. Mereka percaya, dan isi dari kepercayaan

mereka sangatlah tepat. Sayangnya, kepercayaan mereka itu mati

karena hanya merupakan iman tanpa perbuatan. Itu sebabnya,

bukannya Allah yang bias, dan mendiskriminasikan setan. Setiap orang

yang memiliki iman yang mati tidak akan diselamatkan.

Apakah perbedaan antara iman yang hidup dan iman yang mati?

Di sini dikatakan, perbedaannya terletak pada masalah perbuatan atau

tindakan. Perbuatan macam apakah yang perlu kita miliki? Tindakan

macam apakah yang perlu kita ambil?

Saya akan menyajikan satu contoh. Pernahkah Anda mencoba kegiatan

terjun payung? Kita dibawa naik pesawat terbang sampai pada

ketinggian sekitar 3.000 meter dan Anda semua diberikan parasut, lalu

Anda ditanya, "Apakah Anda percaya pada parasut ini? Apakah parasut

ini menjamin Anda sampai dengan selamat ke darat?" Banyak orang

akan percaya pada parasut tersebut. Malahan, setiap orang akan

127 | C A H A Y A I N J I L

memeriksa parasutnya dengan sangat teliti, memastikan bahwa

parasut itu adalah buatan pabrik yang terpercaya dari Jerman. Itu

sebabnya, banyak orang saat ditanya "Apakah Anda percaya bahwa

parasut ini dapat menjamin Anda selamat sampai di bawah?"

Jawabannya adalah, "Ya, aku percaya."

Lalu apa artinya percaya tanpa tindakan?

Artinya adalah ketika Anda berada pada ketinggian sekitar 3.000

meter, lalu sang pelatih berkata, "Satu, dua, tiga, lompat!" Tetapi Anda

tidak bergerak sama sekali. Dia berulang kali menghitung tetapi Anda

tetap tidak mau melompat. Inilah yang disebut sebagai iman tanpa

tindakan atau iman yang mati. Iman yang hidup adalah Anda percaya

pada sesuatu dan kepercayaan Anda itu terwujud di dalam kehidupan

Anda dalam bentuk tindakan.

Setan memiliki iman semacam ini. Apakah mereka percaya bahwa Allah

itu ada? Apakah mereka percaya bahwa Yesus itu Anak Allah? Mereka

percaya pada semua itu. Di dalam Injil Anda akan melihat bahwa

seringkali, ketika setan dan roh jahat bertemu dengan Yesus, mereka

akan berkata, "Engkau adalah Anak Allah. Engkau adalah Yang Kudus."

Setan-setan juga tahu akan hal ini.

Apakah Anda percaya bahwa Yesus telah diutus sebagai Mesias untuk

menggenapi rencana Allah bagi umat manusia? Tentu saja Anda

percaya. Setan juga percaya karena dia ada di tempat kejadian. Setan

menyaksikan ketika Yesus dipaku di kayu salib. Setan juga tahu bahwa

Yesus telah dibangkitkan. Setan percaya akan semua hal itu. Itu

sebabnya Alkitab berkata bahwa memang baik jika Anda percaya akan

semua hal itu, tetapi setan juga percaya pada semua hal itu. Anda bisa

saja percaya pada semua itu tetapi kepercayaan itu tidak akan

menyelamatkan Anda. Anda bisa saja percaya namun tidak

diselamatkan karena iman Anda adalah iman yang mati.

Jika iman Anda tidak dapat diterapkan ke dalam hidup Anda, maka

iman Anda tidak akan menyelamatkan Anda. Setan, sekalipun dia

percaya, dia tidak menerapkan kepercayaan itu di dalam hidupnya.

Lalu apa sesungguhnya arti percaya kepada Yesus? Apakah Yesus itu?

Jika saya bertanya, "Apa itu nyamuk?"

128 | C A H A Y A I N J I L

Anda akan menjawab, "Nyamuk adalah sejenis serangga".

Lalu, apa itu Yesus?

Anda akan menjawab, "Seorang manusia".

Jadi, pertama-tama, mari kita pahami apa makna percaya kepada

manusia.

Izinkan saya bertanya, "Apakah Anda percaya kepada teman baik

Anda?"

"Ya, Aku percaya kepadanya".

Hal apa dari dia yang Anda percayai? Apakah Anda percaya bahwa dia

tidak akan mengkhianati Anda?

"Ya, itu benar".

Sebagai contoh, Anda bisa mempercayakan sesuatu yang penting

kepadanya. Apakah Anda khawatir jika Anda memberikan dompet Anda

kepadanya? Jika Anda percaya kepada seseorang, Anda dapat

memberikan kartu ATM Anda kepadanya berserta nomor PIN Anda dan

meminta dia untuk menarik uang buat Anda.

Mungkin jika orang yang lain, maka Anda tidak akan mempercayainya

karena Anda belum mengenalnya dengan baik. Arti kepercayaan

adalah, misalnya, Anda bisa mempercayakan sesuatu pada seseorang.

Akankah Anda mengizinkan teman baik Anda memakai komputer

Anda? Jika Anda percaya kepada seseorang, Anda akan mengizinkan

dia memakai komputer Anda. Jika Anda tidak mempercayai seseorang,

Anda akan khawatir jangan-jangan dia akan merusak komputer Anda,

atau Anda mungkin tidak ingin dia tahu isi komputer Anda. Jika Anda

tidak percaya pada seseorang, Anda tidak akan mempercayakan milik

Anda kepadanya. Itu sebabnya, tidaklah sulit untuk memahami apa arti

percaya pada seseorang.

Lalu apakah artinya percaya kepada Yesus? Dengan menggunakan

contoh di atas, apa yang bisa Anda perbuat jika Anda percaya kepada

Yesus? Apa yang bisa Anda lakukan? Anda dapat mempercayakan

hidup Anda dan segala sesuatunya kepada dia dan merasa tenang. Jika

Anda telah mempercayakan sesuatu kepadanya akan tetapi Anda masih

129 | C A H A Y A I N J I L

sering cemas akan hal itu, ini menunjukkan bahwa Anda belum

memiliki kepercayaan yang besar kepadanya. Jadi, tidaklah susah

untuk memahami apa arti percaya kepada Yesus.

Anda bisa mempercayakan segalanya kepada dia, merasa tenteram,

dan merasa aman. Dia tidak akan mengecewakan Anda. Anda akan

taat jika dia menyuruh Anda melakukan sesuatu. Anda akan menurut

karena Anda tahu bahwa dia tidak akan memimpin Anda ke jalan yang

salah. Apapun yang dia kehendaki adalah demi kebaikan Anda, adalah

baik buat Anda. Inilah artinya percaya kepada seseorang.

Jika Anda harus merangkum dalam satu kata tentang semua yang telah

kita bicarakan mengenai iman, apa yang Anda katakan? Iman artinya

adalah percaya kepada seseorang. Ini juga yang merupakan makna

alkitabiah dari iman, yaitu percaya. Pada umumnya, kebanyakan dari

kita berpikir bahwa makna percaya menurut Alkitab mengacu pada

pokok mempercayai kebenaran dari sepotong informasi. Pemahaman

ini sangat menyesatkan. Kita tidak sedang membahas pokok tentang

hal mempercayai suatu data - hal percaya ini berbeda dengan hal

mempercayai apakah ada kelembaban di planet Mars dan apakah ada

lapisan es di bagian inti bumi. Itu hanya sekadar mempercayai data.

Mempercayai seseorang tidak sekadar masalah mempercayai

kebenaran suatu data. Saat Anda mempercayai teman baik Anda,

apakah itu berarti bahwa Anda mempercayai bahwa dia dilahirkan pada

tahun 1974? Hal percaya yang kita bahas ini bukan sekadar mengacu

pada masalah data biografi atau latar belakangnya. Mempercayai Yesus

juga tidak seperti ini. Bukan tentang masalah anak siapa dia, bukan

masalah biografinya - atau apa yang terjadi di sepanjang hidupnya,

atau bahwa dia akhirnya ditangkap dan dibunuh. Yang Anda percayai

bukanlah informasi mengenai orang tersebut tetapi ini masalah apakah

Anda percaya kepada orang tersebut.

Kita harus memahami hal ini dengan jelas karena ajaran gereja zaman

sekarang sangatlah kabur. Sedemikian kaburnya sehingga banyak

orang yang mengira bahwa mereka adalah orang percaya karena

mereka telah memeriksa semua data, dan mereka percaya bahwa apa

yang dikatakan oleh Alkitab adalah benar. Tetapi hanya dengan

percaya akan semua fakta itu tidak akan menyelamatkan jika mereka

130 | C A H A Y A I N J I L

tidak menerapkan semua fakta itu sehingga terwujud menjadi iman

kepercayaan kepada Yesus.

Tadi, kami menyatakan bahwa setan-setan percaya dan gemetar. Anda

harus percaya untuk bisa gemetar. Jika Anda menilai bahwa Yesus itu

hanya bahan olokan, dan Anda tidak percaya bahwa dia itu ada maka

Anda tidak akan gemetar saat namanya disebut. Itu sebabnya, hal ini

membuktikan bahwa setan-setan juga percaya. Akan tetapi, mereka

tidak beriman kepadanya. Mereka percaya bahwa Yesus itu ada,

mereka percaya bahwa dia memiliki kuasa; itu sebabnya, mereka takut

akan masa depan mereka, takut akan penghakiman yang akan datang.

Itu sebabnya mereka gemetar.

Percaya kepada Yesus berarti percaya kepada seseorang - sama halnya

seperti Anda percaya kepada ayah, guru, atau dokter Anda. Anda

mempercayai semua orang itu bukan karena Anda percaya pada

biodatanya mereka sekalipun menelaah riwayat hidup mereka bisa

membantu Anda untuk menentukan apakah akan mempercayainya

mereka atau tidak.

Sebagai contoh, Anda menemui seorang dokter, Anda melihat bahwa

dia adalah lulusan dari Universitas yang kurang bagus, Anda mungkin

akan sedikit cemas walaupun dia mestinya tidak harus merupakan

seorang dokter yang buruk. Akan tetapi, Anda akan merasa lebih

nyaman jika Anda melihat bahwa dia adalah lulusan dari sebuah

universitas ternama di Inggris. Informasi ini akan menolong Anda

untuk memastikan apakah Anda akan mempercayainya, namun

kesembuhan Anda tidak ditentukan oleh pengetahuan Anda tentang

kualifikasinya, bukankah begitu? Tidak. Lalu apa yang Anda perlukan?

Anda harus menghabiskan obat dari resep yang dia tetapkan, dan

bertindak sesuai dengan apa yang dia perintahkan untuk Anda sebelum

Anda bisa sembuh - inilah artinya mempercayai dokter tersebut. Anda

tidak akan sembuh hanya dengan mengamati riwayat hidupnya. Anda

perlu benar-benar mempercayainya, mengerjakan apa yang dia

suruhkan buat Anda, baru Anda bisa sembuh.

Ada seorang perempuan yang tidak mau percaya sekalipun suaminya

telah bertahun-tahun menjadi Kristen. Dia merasa bahwa ajaran

Kristen yang meminta agar kita percaya akan serangkaian fakta

sangatlah aneh. Dia merasa bahwa ini semua konyol dan aneh, yaitu

131 | C A H A Y A I N J I L

bahwa kita akan diselamatkan setelah mempercayai semua itu. Dan

baginya, ini merupakan kriteria aneh untuk menentukan apakah

seseorang itu akan diselamatkan atau tidak. Percayalah kepada semua

fakta ini dan Anda akan diselamatkan; jika Anda tidak percaya pada

semua fakta ini, maka Anda tidak akan diselamatkan.

Ini memang sangat aneh. Mengapa Allah harus memakai cara ini untuk

menentukan siapa yang akan diselamatkan? Tak ada bedanya apakah

Anda percaya atau tidak kepada fakta-fakta tersebut. Tidak terlihat

hubungan antara iman dan keselamatan.

Akan tetapi, jika Anda tahu bahwa iman itu memiliki makna percaya

kepada satu pribadi, maka Anda akan memahami sepenuhnya

hubungan antara iman dan keselamatan. Jadi Anda harus

mempercayainya seperti mempercayai seorang dokter yang baik. Anda

perlu untuk percaya kepada sang dokter untuk bisa disembuhkan. Anda

tidak akan dapat disembuhkan tanpa mempercayai sang dokter. Anda

mempercayakan hidup Anda kepadanya, dan dia akan memberi Anda

kesembuhan. Anda meminum obatnya sekalipun Anda tidak pernah

belajar tentang farmasi, dan Anda juga tidak tahu apa nanti hasil dari

meminum obat tersebut. Ini sangat mendasar bagi kesembuhan Anda.

Anda tidak akan dapat disembuhkan jika Anda tidak percaya pada

dokter ini dalam pengertian ini.

Alkitab berkata bahwa Allah mengasihi dunia, dan menyerahkan Anak-

Nya yang tunggal kepada kita supaya semua yang percaya kepada

Yesus tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.

Perhatikan bahwa yang dikatakan adalah percaya kepadanya, bukan

percaya kepada fakta, doktrin atau konsep.

Jika seseorang berkata, "Aku percaya kepada Yesus" - bagaimana Anda

tahu bahwa dia benar-benar percaya kepada Yesus? Tentu saja kita

akan tahu dengan mengamati kehidupannya karena kepercayaan ini

harus diwujudkan di dalam kehidupannya.

Sama seperti kisah tentang parasut tadi - Anda boleh saja berkata

sampai ribuan kali bahwa Anda sangat percaya bahwa parasut itu akan

membantu Anda mendarat dengan aman, akan tetapi Anda tetap tidak

melompat. Itu berarti Anda sedang menipu diri Anda sendiri. Jika Anda

132 | C A H A Y A I N J I L

benar-benar percaya, maka Anda akan memiliki keberanian untuk

melompat.

Apakah Anda sesungguhnya percaya pada Yesus?

Bagaimana Menerapkan kepercayaan kita?

oleh Pendeta Mark Lee

Di pesan yang lalu, kita telah melihat apa arti percaya. Di pesan ini kita

akan melihat bagaimana kita menerapkan kepercayaan kita pada

Yesus?

"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah khawatir akan hidupmu,

akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah

khawatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.

Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu

lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit,

yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal

dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di surga.

Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?" (Matius 6.25-26)

Di kedua ayat ini Yesus sedang mengajarkan murid-muridnya tentang

makna iman. Di sini dikatakan untuk jangan khawatir akan hidup,

makan, minum dan pakaian kita. Kita disuruh untuk melihat burung-

burung di udara dan bunga di padang yang dipelihara Allah. Burung-

burung di udara yang sangat sehat dan bunga bakung di padang yang

sangat indah berkat pemeliharaan Allah. Bukankah manusia lebih

berharga dibandingkan dengan tumbuhan dan hewan?

Kepercayaan kepada Yesus harus terwujud di dalam kehidupan Anda.

Jika Anda benar-benar mempercayai Allah, Anda tidak akan khawatir.

Anda tidak akan khawatir akan hidup Anda, sekolah dan pekerjaan

Anda. Kehidupan di zaman sekarang ini memang sangat berat yang

mengakibatkan orang-orang khawatir.

133 | C A H A Y A I N J I L

Tetapi kedua hal ini, iman dan kekhawatiran tidak mungkin hadir

bersamaan. Jika Anda benar-benar memiliki iman, Anda tidak akan

khawatir. Jika Anda khawatir, itu berarti bahwa Anda tidak memiliki

iman yang sejati. Itu sebabnya, dengan melihat pada diri kita, kita

akan tahu apakah kita beriman atau tidak

Selama lebih dari dua puluh tahun mengikut Yesus sebagai Raja atas

hidup saya, saya benar-benar bebas dari kekhawatiran. Bukan karena

saya tidak pernah mengalami kesulitan atau masalah. Saya juga

pernah mengalami banyak kesulitan, akan tetapi saya tidak khawatir

sama sekali. Ini bukan karena saya ini orang yang spesial. Ini adalah

karena saya percaya pada janji Allah yang disampaikan lewat Yesus.

Dialah yang spesial.

Dia adalah Allah yang menciptakan alam semesta dan segala sesuatu di

dalamnya. Dia yang menciptakan alam semesta ini yang jaraknya dari

timur ke barat belum selesai diukur oleh para ilmuwan. Tidak ada

ilmuwan yang dapat memastikan di mana batas pinggir alam semesta

ini. Jika alam semesta yang Dia ciptakan itu tak terukur, apalagi

dengan Dia sendiri yang adalah Sang Pencipta? Tahukah Anda sebesar

mana Allah kita?

Jika Anda berkata bahwa Anda percaya kepada Allah, akan tetapi Anda

khawatir akan hidup Anda, maka Anda sebenarnya sedang mengolok-

olok iman Anda. Apakah Allah yang besar ini tidak mampu

menyediakan sesuap nasi bagi Anda? Bukankah Anda sedang

membohongi diri sendiri?

Iman harus diterapkan ke dalam hidup kita. Saya memulai dari aspek

ini ketika saya mulai mengenal Allah. Saya mengenal Allah waktu saya

sedang belajar di Kanada. Saya lahir di tengah keluarga yang agak

miskin, kebanyakan dari kami bekerja sebagai buruh kasar.

Berdasarkan tingkat penghasilan keluarga, mereka tak akan pernah

mampu membiayai pendidikan bagi saya. Setelah lulus SMA, saya

bekerja sekitar satu atau dua tahun untuk menabung uang cukup untuk

membayar tahun pertama kuliah dan tiket pesawat terbang.

Sama seperti mahasiswa asing yang lain, saya harus bekerja sambilan

untuk bisa hidup. Sebenarnya, bekerja adalah kegiatan yang ilegal

karena visa pelajar bukanlah izin untuk bekerja. Akan tetapi, saya tidak

134 | C A H A Y A I N J I L

bisa sekadar kuliah saja karena saya harus membiayai hidup saya

sendiri. Pada masa itu, saya kuliah dari hari Senin sampai Jumat.

Setelah kuliah hari jumat, saya bekerja di restoran masakan Chinese

hingga hari Minggu. Jadi, saya punya cukup uang untuk makan,

akomodasi dan keperluan hidup lainnya. Di musim panas, saya bekerja

full-time. Jadi, saya mendapatkan hasil yang lebih dari cukup, saya

bahkan mendapatkan cukup uang untuk membeli mobil. Pada waktu

itu, saya merasa bahwa hidup ini cukup indah dan nyaman - saya

bukan saja mendapat kesempatan untuk kuliah tapi saya juga dapat

bersenang-senang.

Belakangan, ada orang yang mulai memberitakan Injil kepada saya.

Saya pernah mendengar tentang Allah dan berdoa kepada-Nya

sebelum itu. Akan tetapi, saya tidak benar-benar mempercayai-Nya.

Selanjutnya, saya dan teman sekelas saya belajar Alkitab bersama, dan

secara perlahan-lahan saya sampai pada kesadaran bahwa Allah langit

dan bumi itu memang ada. Saya ingin percaya kepadaNya dan

mengikut Dia. Tentu saja, Anda akan mau mengikut Dia jika Anda

percaya kepadaNya - lalu apa lagi yang terjadi jika kita berhubungan

dengan Allah yang hidup ini?

Ujian datang ketika saya sampai di tahap ini. Saudara itu berkata

kepada saya, "Kamu percaya dan ingin ikut Allah, akan tetapi kamu

harus tahu bahwa Allah adalah Allah yang kudus. Jika kamu mau ikut

Dia, kamu tidak boleh berbuat dosa dan hidup di dalam dosa."

Dia berkata bahwa saya bekerja secara ilegal pada saat itu. Akan

sangat susah untuk mengaku kepada orang lain bahwa saya adalah

orang Kristen, jika saya sedang melakukan hal yang terang-terang

melanggar hukum. Saya akan kehilangan kesaksian saya sebagai

seorang Kristen. Pada waktu itu, saya setuju dengan teman saya. Saya

tidak boleh melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan hati-Nya jika

saya ingin ikut Dia.

Namun di sisi lain, saya baru masuk tahun pertama kuliah. Sebelum

itu, saya harus mengikuti kuliah persamaan. Siapa yang akan memberi

saya makan jika saya harus berhenti bekerja? Saya tidak ada saudara

di sana dan orang tua saya di Hong Kong tidak akan mungkin

membiayai hidup saya di Kanada. Itu berarti bahwa saya harus

berkemas dan pulang tanpa menyelesaikan kuliah saya.

135 | C A H A Y A I N J I L

Pulang ke rumah tanpa menyelesaikan kuliah jelas membutuhkan kulit

muka yang tebal. Bagaimana saya akan menghadapi semua kawan dan

keluarga saya - semua orang tahu bahwa saya telah berangkat ke luar

negeri untuk kuliah dan mereka bahkan mengantarkan saya ke

bandara. Saya sangat menyadari bahwa ini adalah kesempatan yang

sangat langka karena tak seorang pun dari keluarga saya (selain saya)

yang mendapatkan kesempatan untuk kuliah ke luar negeri. Di antara

semua saudara kandung dan sepupu saya, tidak ada yang beroleh

kesempatan untuk masuk ke universitas. Sayalah satu-satunya. Jadi,

ini adalah suatu pergumulan yang sangat berat buat saya. Pada masa

itu, saya menghadapi tantangan yang sangat besar.

Setelah saya tahu tentang persyaratan untuk mengikut Allah Yang

Kudus. Saya terus menerus merenungkannnya. Saya ragu - apakah

saya harus menjalaninya atau tidak? Saya tidak dapat tidur di malam

hari. Sekalipun saya tertidur, benak saya tetap dipenuhi oleh persoalan

ini di saat saya bangun. Berhenti atau tidak? Mampu atau tidak? Saya

bergumul selama dua hari dan dua malam.

Akhirnya, saya merasa yakin sepenuhnya bahwa Allah nyata. Lalu saya

berpikir, "Jika Allah ada, maka dia dapat menolong saya jika saya

bertindak sesuai dengan kehendakNya." Jika Allah yang Anda percayai

tidak dapat menolong Anda ketika Anda bertindak sesuai dengan

kehendak-Nya, maka Anda tidak perlu percaya kepada-Nya karena Dia

adalah Allah yang tidak berguna.

Saya tahu bahwa Allah eksis, dan saya memiliki keyakinan bahwa Dia

pasti mampu menolong saya jika saya mengikut Dia. Oleh sebab itu,

saya bertindak berdasarkan keyakinan ini. Inilah makna kepercayaan -

yaitu Dia dapat dipercayai.

Lalu saya pergi ke restoran dan mengundurkan diri. Jika Anda

menyerahkan segalanya ke dalam tangan-Nya dan Dia tidak dapat

menjaga apa yang Anda percayakan, maka lupakan saja semuanya.

Akan tetapi, iman adalah keyakinan bahwa Allah tidak akan

mengecewakan. Dengan demikian, pada saat itu, saya benar-benar

menyerahkan segalanya ke dalam tangan-Nya, dan selanjutnya, saya

hidup berdasarkan iman, yaitu hidup yang sepenuhnya bergantung

kepada Allah sebagaimana yang dijelaskan di dalam Alkitab.

136 | C A H A Y A I N J I L

Banyak orang yang telah membaca ayat ini tetapi persoalannya adalah

apakah mereka telah mengalaminya. Anda dapat saja membacanya

dan percaya akan apa yang disampaikan tetapi kepercayaan itu tetap

mati jika Anda belum menerapkannya. Sudahkah Anda menerapkan hal

ini di dalam hidup Anda

Saya benar-benar mengalami apa yang disampaikan di sini. Selama

dua puluh bulan, sejak saat saya mengundurkan diri sampai saat saya

lulus sarjana muda saya hanya bergantung pada Allah yang kekal.

Saya tidak memiliki penghasilan atau segala macam bentuk dukungan

keuangan dari keluarga dan teman-teman saya. Ternyata tidak ada

masalah untuk melalui periode tersebut. Ini membuat saya benar-

benar melihat realitas Allah.

Penting untuk dicatat bahwa saya tidak memberitahukan orang-orang

di sekitar saya tentang hal ini sekalipun saya tetap dengan setia

beribadah ke gereja. Saya bisa saja menceritakan hal ini dan

memperoleh simpati dan membiarkan orang lain menolong saya. Tetapi

hidup di dalam iman, berarti dibimbing menuju Allah, bukan manusia.

Jadi, pada waktu itu, saya bertekad di dalam hati untuk hidup oleh

iman. Saya hanya bergantung kepada Allah. Dan saya mendapati

bahwa Allah selalu peduli pada saya dan saya tidak kekurangan apa-

apa.

Ini adalah hal yang ajaib - Allah benar-benar bisa menghidupi

seseorang selama dua puluh bulan tanpa kekuarangan apa pun. Bukan

karena Allah memberi Anda setumpuk uang - tidak ada orang tua yang

bijaksana yang mau melakukan hal tersebut. Allah tidak berbuat

seperti itu. Dia menyediakan dengan perlahan dan Dia memimpin

dalam berbagai cara.

Pernah, saya sedang mengerjakan sesuatu di pusat kegiatan

mahasiswa. Ketika saya sampai, saya mendengar seseorang berkata

bahwa mereka dapat mengusahakan agar para mahasiswa

dipekerjakan di rumah-rumah sebagai pengasuh anak-anak dan tinggal

bersama keluarga tersebut. Baru saat itu saya mengetahui akan

adanya hal semacam ini. Tak ada pembayaran yang diberikan.

Tugasnya hanyalah tinggal bersama keluarga tersebut dan semua

kebutuhan makan dan akomodasi akan disediakan. Karena pekerjaan

ini tidak dibayar maka pemerintah mengizinkan kegiatan ini. Jadi, saya

137 | C A H A Y A I N J I L

menemui salah satu keluarga ini dan dipercayakan untuk mengasuh

dua anaknya di jam-jam saya selesai kuliah. Saya hidup seperti ini

selama sekitar setengah tahun. Pada liburan musim panas berikutnya,

salah seorang anaknya pulang setelah kuliah di Amerika. Saat itu saya

tinggal di kamarnya, jadi mereka tidak dapat lagi menampung saya dan

saya harus keluar.

Pada saat itu saya mendengar dari gereja bahwa mereka memerlukan

seorang petugas keamanan. Gereja itu berlantai tiga dan merupakan

bangunan yang berdiri sendiri. Gedungnya cukup besar. Pada

umumnya tidak ada orang yang pergi ke sana selain di waktu ada PA

atau ibadah di hari Minggu. Lebih sering gedung itu berada dalam

keadaan kosong. Jadi, pendeta menganjurkan untuk mencari penjaga

gedung. Saya menawarkan diri untuk pekerjaan itu karena saya tidak

punya tempat tinggal. Setelah membicarakan hal ini dengan

pendetanya, saya mendapati bahwa pekerjaan ini cocok dan saya

pindah ke gereja.

Bukan saja masalah akomodasi saya bisa diatasi, keperluan makan

saya juga dipenuhi. Seringkali ada acara makan-makan setelah selesai

ibadah. Seringkali banyak hidangan lezat yang tersisa. Saya teringat,

satu kali, mungkin di hari Thanksgiving atau di hari Natal, jemaat

memasak ayam kalkun yang besar, separuhnya masih tersisa. Hal

pertama yang saya lakukan adalah memotong dan membekukannya.

Selanjutnya itu, selama hampir sebulan saya bisa menikmati ayam

kalkun goreng, rebus, panggang, dan nasi goreng ayam kalkun.

Sungguh luar biasa. Demikianlah, Allah mencukupi terus menerus.

Seringkali, saya berada dalam keadaan tanpa uang dan akhirnya saya

menutup rekening bank saya. Akan tetapi, hal yang luar biasa adalah,

Allah secara terus menerus membimbing saya di sepanjang dua puluh

bulan itu sehingga saya tak pernah kekurangan.

Pernah suatu kali, pada akhir masa libur musim panas, banyak

universitas di Kanada menyelenggarakan perkemahan musim panas.

Ini adalah acara besar dan yang hadir ada enam ratus mahasiswa,

termasuk saya. Saya berharap untuk bisa belajar dari acara

perkemahan yang berjalan selama satu minggu. Saya kuliah di

Montreal, dan lokasi perkemahan ada di tempat yang bernama Trent,

jaraknya sekitar sepuluh jam perjalanan dengan bus. Jadi, saya bayar

138 | C A H A Y A I N J I L

ongkos perkemahan itu, dan membeli tiket bus karena saya punya

cukup uang di tangan, dan berangkat ke sana dengan bus antar kota.

Saya merasa mendapat banyak manfaat dari acara perkemahan itu.

Khotbah-khotbah yang disampaikan sangat menguatkan saya. Pada

hari terakhir dari perkemahan, pimpinan acara mengumumkan bahwa

siapa yang ingin menyumbangkan dana untuk perkemahan ini dapat

melakukannya. Karena acara perkemahan ini diselenggarakan terutama

untuk para mahasiswa, jadi ongkos perkemahan ditetapkan sangat

rendah, kegiatan ini banyak mengandalkan bantuan dana.

Pada saat itu, saya ingin memberi respon kepada Allah dengan apapun

yang saya miliki, sekecil apapun itu nilainya. Sekalipun saya tidak

punya banyak uang, saya merasa bahwa saya harus ikut menyumbang

karena saya telah memperoleh begitu banyak manfaat dari acara ini.

Jadi, saya mengeluarkan sisa uang di kantong saya dan

memasukkannya ke dalam kotak persembahan tanpa berpikir tentang

bagaimana saya bisa pulang nantinya.

Hari itu adalah hari terakhir. Saya benar-benar tidak khawatir karena

tak ada yang akan menjadi masalah jika Anda kenal siapa yang Anda

percayai. Kesulitan-kesulitan yang Anda hadapi tidak akan menjadi

masalah. Saya yakin bahwa Allah akan memimpin dan akan memenuhi

keperluan saya.

Setelah semua acara berakhir, saat tiba waktunya untuk berpisah,

seorang saudara yang lebih tua, yang juga berasal dari Montreal,

mendatangi saya. Dia bertanya apakah saya akan pulang ke Montreal,

karena ada tempat kosong di mobilnya. Dia datang dengan

keluarganya, tetapi mereka tidak ikut pulang karena mereka masih

ingin menikmati liburan di Trent. Tentu saja saya menerima

tawarannya. Begitulah cara Allah mengatur kepulangan saya.

Ketika kami sedang berada di dalam mobil dan siap-siap untuk

berangkat, penyelenggara perkemahan mendatangi mobil kami dengan

membawa sebungkus besar ayam goreng KFC. Dia tahu bahwa kami

akan menempuh perjalanan sekitar sepuluh jam dan pada saat kami

sampai nantinya, mungkin sudah tengah malam. Dia khawatir kalau-

kalau nanti kami kelaparan di tengah jalan jadi dia membelikan kami

satu bungkus besar ayam goreng KFC. Saya tidak punya uang sama

139 | C A H A Y A I N J I L

sekali - bukan saja tidak punya uang untuk ongkos bus, saya bahkan

tidak ada uang untuk membeli makanan. Di dalam pengaturan Allah,

ongkos pulang dan makan malam telah ditanggung.

Jadi, yang ajaibnya adalah bahwa seringkali saya berada dalam

keadaan tanpa uang, tetapi saya tidak pernah kelaparan. Allah sangat

jeli menyediakan setiap porsi makanan, sama seperti ayah Anda yang

akan menyediakan makanan tepat pada waktunya. Dia tidak akan

membiarkan anak-anak-Nya kelaparan.

Di dalam Yohanes 11:40, dikatakan "Jikalau engkau percaya engkau

akan melihat kemuliaan Allah". Kalau Anda percaya kepada Allah dan

Anda benar-benar hidup dengan mempercayainya, maka Anda akan

melihat kemuliaan Allah.

Hal ini sangat bersifat interaktif. Saat seseorang percaya kepada-Nya,

maka orang itu akan melihat kemuliaan dan kuasa Allah bekerja. Apa

yang akan terjadi jika Anda melihat kemuliaan dan kuasa Allah? Anda

tentu akan menjadi lebih percaya lagi kepada-Nya. Jika Anda semakin

percaya kepada-Nya, maka Anda akan melihat lebih banyak lagi

kemuliaan-Nya. Seiring dengan langkah maju Anda, maka Anda akan

melihat semakin banyak, dan menjadi semakin percaya kepada-Nya.

Sayangnya, banyak orang Kristen yang tidak tahu apa itu kemuliaan

Allah. Mereka juga tidak mengalami kuasa Allah di dalam hidup

mereka. Hal ini karena mereka tidak melangkah di jalur mempercayai

Allah ini. Tidak ada gunanya memiliki sekumpulan aturan yang mati

dan beberapa doktrin. Anda tidak akan melihat kuasa-Nya.

Sama seperti ketika saya mengambil langkah yang pertama, dan

selanjutnya saya terus mengalami Dia. Semakin saya mengalami

mengalami realitas-Nya semakin saya bertindak sesuai kehendak-Nya,

dan oleh karena itu kepercayaan saya terhadap-Nya juga semakin

bertumbuh. Sama seperti kepercayaan Anda kepada seseorang. Anda

perlu lebih mengakrabkan diri dengan orang itu. Anda tidak akan serta-

merta mempercayai orang tersebut hanya dengan duduk di dekatnya

tanpa mengadakan kontak atau interaksi apapun dengan dia.

Jika Anda terus berhubungan dengan Dia, dan semakin mempercayai-

Nya, maka Anda akan mendapatkan bahwa Dia sangat layak

diandalkan. Anda dapat membayangkan berapa besar peningkatan

140 | C A H A Y A I N J I L

iman saya di masa dua puluh bulan itu ketika Allah mengajarkan saya

banyak hal tentang iman. Jadi, saya tidak lagi mengenal kekhawatiran

karena Allah telah terbukti sangat bisa diandalkan dan dipercayai. Hal

ini sudah terbukti di dalam kehidupan saya. Jadi apa lagi yang harus

dikhawatirkan?

Setelah saya selesai kuliah dan pulang ke negara asal saya. Karena

kerinduan saya untuk memberitakan Injil, saya akhirnya berangkat ke

suatu tempat untuk melayani Tuhan. Saya ke tempat itu dengan tujuan

memberitakan Injil bersama dengan rekan-rekan yang lain. Pekerjaan

di tempat itu gajinya tidaklah banyak. Hanya sekitar beberapa ratus

sampai seribu dolar per bulan tapi sekarang saya sudah bernikah dan

harus menghidupi dua orang, Itu sebabnya, kadang kala, gaji saya

tidak cukup dan kami membawa mata uang asing tabungan kami untuk

mencukupinya.

Jadi, pernah sekali saya pergi menukar uang di dekat stasiun. Saat itu

saya memegang uang tujuh ratus dolar. Setelah menukarnya, saya

pulang dan mendapati bahwa jumlahnya berselisih lima ratus dolar.

Penukar uang entah bagaimana telah menipu saya sebanyak lima ratus

dolar. Nilai uang yang ada di tangan saya hanya setara dengan dua

ratus dolar. Akibatnya kami tidak mempunyai uang untuk membayar

uang sewa bulan itu.

Lalu bagaimana kami dapat bertahan kalau kami tidak mampu

membayar uang sewa? Saat itu sudah akhir bulan dan saya masih ingat

bahwa hari itu adalah hari Jumat. Istri saya bertanya, "Apa yang harus

kita lakukan? Sudah tiba waktunya untuk membayar uang sewa" Saya

berkata, "Jika kamu kenal Allah yang satu ini, percayakanlah masalah

ini kepada Dia." Saya meneruskan persiapan PA untuk malam itu dan

mempercayakan persoalan ini hanya kepada Tuhan - "Ya Tuhan,

Engkau tahu kebutuhan aku, mohon sediakanlah." Selanjutnya, saya

tidak memusingkan lagi urusan itu.

Setelah akhir minggu, saya kembali bekerja. Saya bekerja di bagian

pelatihan di sebuah pabrik. Saya mengajar bahasa Inggris bagi para

pekerja. Ketika saya masuk ke kantor untuk mengurus sesuatu, saya

melihat pengajar bahasa Inggris yang lain sedang berbicara dengan

bagian personalia mengenai suatu perhitungan.

141 | C A H A Y A I N J I L

Guru bahasa Inggris itu memberitahu saya bahwa dia telah mengatur

jadwal dengan empat siswanya akan tetapi salah satu dari mereka

tidak bisa datang karena sangat sibuk dengan pekerjaan di

departemennya. Lalu, saya berkata bahwa ia tidak akan menerima

bayaran karena siswanya tidak datang. Akan tetapi, dia berkata bahwa

masalahnya tidak demikian. Siswa itu memang tidak dapat datang

akan tetapi dia sudah membuat kesepakatan jadwal belajar dan guru

itu harus menunggu dia di kelas. Jika dia memang membatalkan jadwal

itu, berarti guru yang menungguhnya itu tetap menerima bayaran

untuk itu. Saya menanyakan hal ini ke kepala bagian personalia,

apakah memang ada pengaturan semacam itu. Bagian personalia

menjawab, "Ya. Karena Anda telah mempersiapkan bahan-bahan

pelajaran untuk kelas itu dan sudah menunggunya, jadi Anda berhak

untuk mengklaim bayaran untuk kelas itu." Sebelumnya, saya tidak

pernah melakukan klaim semacam itu. Saya hanya menerima bayaran

untuk siswa yang hadir saja. Kemudian, saya pulang dan menghitung

uang yang dapat saya klaim. Jumlahnya mencapai lebih dari lima ratus

dolar.

Jadi, jika Anda benar-benar kenal dengan Allah yang hidup ini, maka

Anda akan tahu bahwa tak ada hal yang mustahil bagi Dia. Sangatlah

sulit bagi Anda untuk dilanda kekhawatiran jika Anda telah mengalami

dan mengenal seperti apa kuasa dan kemuliaan Allah itu. Saya telah

melalui berbagai macam situasi. Seperti dengan di Kanada. Hal yang

sama terjadi juga di ladang misi. Tidak kira di mana, kedaulatan Allah

tidak berkurang sedikitpun. Tak ada satu wilayah pun di muka bumi ini

yang tidak berada di bawah pemeliharaan dan kedaulatan Allah. Itu

sebabnya, jika kita terus mengalaminya, dan semakin melihat

kemuliaan Allah, maka iman Anda akan terus bertumbuh.

Akan tetapi, ada syarat yang harus Anda ketahui. Matius 6:31-33

sangatlah penting. Ini adalah syarat yang sangat penting yang bisa

dipakai untuk melihat apakah kita mempercayai Allah atau sekadar

mau memanfaatkan-Nya. Ya, Allah akan mengurus kebutuhan kita.

"Apakah yang akan kita makan? Apakah yang akan kita minum?" -

semua orang memerlukan hal tersebut. Bapa Surgawi Anda tahu akan

hal itu. Dia adalah Bapa Anda. Jika kita terlebih dulu mencari kerajaan

serta kebenaran-Nya, maka Dia akan menambahkan semuanya kepada

kita.

142 | C A H A Y A I N J I L

Syaratnya adalah bahwa kita tidak memanfaatkan Allah melainkan

percaya penuh kepada-Nya. Itu sebabnya mengapa kita bertindak

sesuai dengan kehendak-Nya dan mendengarkan segala perintah-Nya.

Jika kita benar-benar mengejar Allah, maka Dia akan menolong kita,

dan menyediakan segala yang kita butuhkan. Jadi hal mengejar Allah

ini adalah perkara yang amat penting.

Dari kesaksian yang disampaikan menunjukkan bahwa saya tidak

malas dan saya hanya duduk diam saja dan tidak mau bekerja. Allah

tidak akan menolong orang-orang semacam itu. Mengapa saya bisa

sampai mengalami kesulitan-kesulitan itu? Karena saya bertindak

sesuai dengan kehendak Allah. Tanggung jawab saya adalah bertindak

sesuai dengan kehendak Allah. Jika kesulitan datang, maka itu adalah

bagian dari tanggung jawab-Nya. Allah akan mengatasi persoalan yang

tidak dapat kita atasi. Dengan demikian, ini bukanlah tindakan

memanfaatkan Allah melainkan tindakan bergantung sepenuhnya

kepada Allah.

Barangsiapa tidak percaya kepada Allah, tetapi percaya kepada hal-hal

yang lain, dapat dikatakan sebagai orang yang telah membuat

kekeliruan yang paling bodoh. Tak ada yang lebih bodoh daripada ini.

Kalau tidak percaya kepada Allah, berarti mempercayai diri sendiri saja.

Anda keliru jika Anda mengira bahwa diri Anda muda dan kuat, dan

masih mampu mengerjakan berbagai hal karena Anda sangat

berpendidikan dan sangat cerdas. Jika Anda percaya akan semua hal

ini, Anda akan mendapati bahwa akan tiba masanya di mana

kemudaan, kekuatan, pengetahuan, pendidikan dan hikmat duniawi

Anda tidak dapat menolong Anda. Kalau sudah begitu, sudah sangat

terlambat.

Atau mungkin, Anda percaya pada dunia ini. Jika demikian halnya,

maka Anda juga merupakan orang yang sangat bodoh. Minggu yang

lalu, saya menghubungi seorang sahabat lama saya. Dia berkerja di

sebuah jaringan super market yang terkenal sebagai kepala cabang. Ia

telah bekerja selama lebih dari sepuluh tahun. Tetapi jaringan super

market ini sangat menentang pegawai yang telah bekerja lebih dari

sepuluh tahun di tingkat manajer karena orang-orang ini pada

umumnya telah mencapai tingkat gaji yang sangat tinggi. Pertama-

tama, mereka akan mencoba membicarakan ulang isi kontrak Anda,

yaitu, mereka ingin memotong gaji Anda. Jika tidak berhasil Anda akan

143 | C A H A Y A I N J I L

diberhentikan dengan diberi pesangon. Teman saya merasa bahwa

semuanya sia-sia. Seringkali dia harus bekerja keras sampai larut

malam atau mungkin malah sampai subuh. Pada awalnya, dia

beribadah di gereja tetapi akhirnya ia tidak beribadah lagi karena

pekerjaannya sangat menyibukkan dan melelahkan. Lalu apa yang dia

dapatkan setelah lebih dari sepuluh tahun? Dia tidak mendapatkan

Allah dan perusahaannya memperlakukan dia seperti itu. Hatinya

menjadi pahit dan dingin.

Demikianlah, jika Anda mempercayai dunia ini, dunia ini justru sangat

tidak layak dipercaya. Janganlah mempercayai dunia, dunia sangat

tidak dapat diandalkan. Allah adalah Allah yang paling layak dipercaya.

Sering kali, orang-orang membuat keputusan yang bodoh akan tetapi

Allah tidak pernah membuat keputusan semacam itu. Jalan-Nya selalu

merupakan yang terbaik. Akan tetapi, jika Anda tidak mengikut Dia dan

memilih jalan Anda sendiri, Anda akan sangat menyesal di kemudian

hari. Mungkin Anda bahkan harus menebusnya dengan mahal sekali

karena telah memilih jalan sendiri.

Izinkan saya menyampaikan kisah nyata yang lain sebelum kita tutup.

Hal ini diceritakan oleh seorang dokter yang bernama Dehanan. Pada

suatu malam dia mendapat panggilan darurat dari seorang janda di

sebuah kota. Janda itu lalu menceritakan bahwa lebih dari sepuluh

tahun yang lalu, anak perempuannya yang berusia tiga tahun sakit

parah. Pada waktu itu, suaminya sudah meninggal. Banyak dokter yang

dia datangi tidak bisa menangani penyakit anaknya dan menganjurkan

dia untuk merelakan kepergian anaknya. Dia sangat sedih karena dia

tidak bisa menerima mengapa anaknya harus menghadapi kematian di

usia yang begitu muda. Dia tadinya adalah orang percaya, dan

akhirnya hatinya mulai memberontak. Dia sangat marah kepada Allah

dan mengecam-Nya. Di sisi lain, dia memohon kepada Allah untuk

menyembuhkan anak perempuannya. Dia bahkan sampai menyatakan

bahwa dia tidak mau lagi menjadi Kristen jika anaknya tidak

disembuhkan.

Belakangan, kondisi anaknya mendadak berbalik, dan secara ajaib ia

disembuhkan dari penyakitnya. Anak itu bertumbuh besar. Ketika anak

itu berusia tiga belas tahun, dia bergaul dengan anak-anak nakal dan

melakukan banyak hal jahat yang menyakiti hati ibunya. Pada usianya

yang ketujuh belas, dia melakukan sesuatu hal yang sangat keliru yang

144 | C A H A Y A I N J I L

membuatnya nekat untuk membunuh diri. Anak perempuan itu

gantung diri di rumah. Malam ketika dokter ini mendapat panggilan

darurat, adalah malam kejadian itu. Anak itu telah mati ketika

diturunkan dari tali gantungannya. Dalam kondisi seperti itulah si ibu

menceritakan kisah ini kepada sang dokter. Ibu ini berkata kepada

dokter dengan air mata berlinangan bahwa dia lebih memilih jika Allah

mengambil anaknya, Jenny, ke rumah surgawi ketika dia berusia tiga

tahun. Akan lebih baik dari pada harus berakhir seperti ini.

Demikianlah, dia dipenuhi oleh penyesalan ketika menyadari bahwa

jalan Allah adalah yang terbaik. Karena kebebalan kita, dan ketidak-

taatan kita kepada Allah, kita berkeras menolak jalan Allah dan memilih

jalan kita. Pada akhirnya, kita harus menghadapi begitu banyak

persoalan yang seharusnya tidak perlu terjadi. Pada waktu itu, ibu ini

begitu menyesal - dia membesarkan anak perempuannya sampai usia

belasan, tetapi anak itu harus berakhir hidupnya dengan cara seperti

itu. Suatu akhir yang sangat tragis. Lalu, ibu itu berlutut dan mengakui

bahwa dia telah menyadari betapa salahnya dia.

Melalui kisah ini, saya ingin berkata bahwa jalan yang telah disediakan

oleh Allah adalah yang terbaik sekalipun Anda mungkin belum dapat

memahaminya saat ini. Jika Anda berkeras mengambil jalan Anda

sendiri, Anda akan menjadi orang yang harus menebus akibatnya

nanti. Anda harus mengerti bahwa tidak ada satupun hikmat manusia

yang dapat dibandingkan dengan hikmat Allah dan tak ada kasih yang

dapat melebihi kasih Allah. Dia akan melakukan yang terbaik buat Anda

sekiranya Anda mau melangkah di jalan-Nya.

Tentu saja, Anda perlu mempercayai-Nya. Mempercayai Allah yang

tidak saja menciptakan saya, tetapi juga bersedia mengorbankan

nyawa-Nya bagi saya. Allah yang satu ini mutlak layak dipercaya. Tak

seorang pun yang akan mau mengorbankan nyawanya bagi Anda

sampai ke tingkat dipakukan di kayu salib. Tak ada lagi hal yang layak

dipercaya jika Anda mendapati bahwa Allah yang ini tidak layak

dipercaya.

145 | C A H A Y A I N J I L

Apakah Allah itu Nyata?

oleh Pendeta Mark Lee

Hari ini kita telah sampai pada bagian ke kedua belas dari seri

pengenalan akan Injil. Pesan kali ini mengenai apakah Allah itu nyata.

Tidak ada hal yang lebih penting dari ini. Apakah Allah benar-benar

ada? Pernahkah Anda melihat Dia? Saya rasa Anda tidak pernah! Lalu

bagaimana kita bisa tahu apakah Allah itu ada? Pernahkah Anda

bertemu secara fisik denganNya? Pernahkah Anda bercakap-cakap

denganNya? Anda belum mengalami semua itu, lalu bagaimana Anda

bisa tahu bahwa Allah itu nyata?

Persoalan keberadaan Allah adalah masalah yang sangat mendasar.

Jika Allah itu tidak ada, tidak kira betapapun indahnya pesan saya,

semua itu hanya omong kosong belaka. Alkitab berkata bahwa jika

Allah itu tidak ada, maka orang Kristen adalah orang yang paling

malang di dunia ini. Jika Allah benar-benar tidak ada, maka kita ini

memang orang-orang yang paling malang di dunia.

Sebagai contoh, apakah yang sedang saya kerjakan di sini jika Allah itu

tidak ada? Apakah kami melayani di gereja ini hanya sekadar untuk

mencari penghasilan? Apakah saya melayani di gereja sekadar untuk

menghindari pengangguran karena dunia sedang dilanda resesi

ekonomi dan tingkat pengangguran sangat tinggi? Kalau saya benar-

benar ingin bekerja, hal itu tentunya sudah saya lakukan bertahun-

tahun yang lalu. Jika saya bekerja di sekuler saya yakin bahwa tidaklah

susah bagi saya untuk mendapatkan satu atau dua properti. Saya

adalah seorang guru dan istri saya bekerja sebagai asisten peneliti di

Chinese University of Hong Kong. Belum pernah ada kejadian tentang

adanya pekerja yang diberhentikan di Chinese University, atau di

sekolah. Jadi, tidak sulit bagi kami untuk bekerja dan mendapatkan

uang. Mengapa kami bersedia melepaskan pekerjaan kami, melepaskan

kesempatan untuk menghasilkan uang, dan menghabiskan sebagian

besar waktu kami untuk melayani Tuhan?

146 | C A H A Y A I N J I L

Saya telah melayani Tuhan selama sekitar 13 atau 14 tahun. Anda

dapat bayangkan berapa banyak penghasilan yang bisa saya dapatkan

jika saya bekerja. Tapi mengapa saya tidak mengejar penghasilan itu?

Mungkinkah itu karena saya ini begitu bodohnya? Benar! Jika Allah itu

tidak ada, maka saya ini benar-benar bodoh, sangat bodoh malahan.

Namun persoalannya adalah, apakah Allah itu ada? Itulah sebabnya

mengapa Alkitab berkata bahwa semua orang Kristen lebih malang

daripada setiap orang di dunia ini jika Allah itu tidak ada.

Saya sempat melayani Tuhan di suatu tempat yang terpencil. Saya

kehilangan berat badan sampai lebih dari lima kilo. Anda tidak akan

mengenal saya jika melihat saya pada saat itu. Lingkungan dan kondisi

kehidupan di sana sangatlah buruk, saya begitu kurus sehingga saya

perlu mengikat sabuk sekencang mungkin agar celana saya tidak jatuh.

Karena lingkungan dan sanitasi yang sangat buruk, saya harus minum

antibiotik setiap hari sampai sekitar satu tahun. Saya harus terus saja

meminumnya karena saya akan merasa sakit di tenggorokan, seolah-

olah ada sekumpulan bakteri yang akan menyerang jika saya berhenti

meminumnya. Saya tinggal di lingkungan seperti itu sampai sekitar dua

tahun. Untuk apa semua itu? Kalau Allah tidak nyata, mengapa saya

harus menderita seperti itu? Mengapa saya harus mengorbankan

kesempatan untuk mencari kehidupan yang lebih nyaman? Jika Allah

tidak nyata, maka saya adalah orang yang paling malang - bukan saja

saya tidak punya apa-apa, bukan saja saya menjadi miskin dan

menderita, pada akhirnya, saya sendiri ternyata tidak tahu apa yang

akan terjadi dengan hidup saya.

Jadi, persoalan tentang keberadaan Allah sangatlah penting. Jika Allah

itu tidak nyata, maka saya ini adalah orang yang sangat idiot. Akan

tetapi, renungkan - bagaimana jadinya kalau Allah itu nyata?

Tahukah Anda bahwa Anda sedang menaruh hidup Anda di dalam suatu

perjudian jika Allah itu ternyata ada dan Anda tidak percaya

kepadaNya? Saya sendiri juga mempertaruhkan hidup saya.

Sebenarnya tidak ada bedanya antara Anda dengan saya, masalahnya

adalah kita memasang taruhan di tempat yang berbeda. Saya

mempertaruhkan hidup saya, dan saya akan kehilangan segalanya jika

Allah ternyata tidak ada.

147 | C A H A Y A I N J I L

Sama halnya dengan Anda - jika Allah itu ada, akan kemanakah jalan

hidup Anda? Pada saat Anda tahu bahwa Anda telah memasang

taruhan di tempat yang salah, maka Anda akan tahu betapa bodohnya

Anda. Pada saat itu, ketika Anda harus berdiri di hadapan Allah dan

Anda tahu bahwa Allah itu nyata, Anda akan teringat bahwa Anda

pernah membaca pokok perbahasan ini pada hari ini dan Anda akan

berkata pada diri sendiri, "Mengapa aku tidak percaya akan kenyataan

Allah? Mengapa aku melewatkan kesempatan yang sebagus itu?

Mengapa kubiarkan semua itu berlalu dengan gampangnya?" Pada saat

itu Anda akan berkata bahwa Anda sangat bodoh. Pada saat itu, Anda

akan dipenuhi oleh penyesalan.

Jadi, Anda perlu menyimak pertanyaan ini dengan cermat - adakah

Allah di dunia ini? Apakah Allah itu nyata? Ini adalah pertanyaan yang

sangat penting. Jika Anda menggampangkan persoalan ini, saya bisa

beritahu Anda bahwa Anda telah berbuat salah terhadap diri Anda

sendiri. Pada masa itu nanti, tidak akan ada orang yang menyalahkan

Anda, Andalah yang akan menyalahkan diri sendiri karena tidak

mempercayai - "Mengapa kubiarkan kesempatan itu berlalu?"

Allah yang saya percayai, dan Allah yang dibicarakan di dalam Alkitab,

adalah Allah yang sangat adil. Dia tidak akan meminta Anda untuk

percaya kepada-Nya jika Anda tidak tahu apakah Dia itu ada. Dia

sangat adil. Dia pasti akan memberikan bukti yang cukup mengenai

keberadaan-Nya supaya ketika Anda berdiri di hadapan kursi

penghakiman nanti Anda tidak akan dapat memberi alasan bahwa Anda

tidak tahu apakah Dia itu ada atau tidak.

Allah akan memberi Anda banyak sekali bukti - pertanyaannya adalah,

apakah Anda membuka mata Anda untuk melihat atau Anda justru

menutup mata Anda, dan menyumpal mata dan telinga Anda sehingga

Anda tidak dapat melihat dan mendengar. Dia memanggil Anda untuk

percaya kepada-Nya, maka Dia pasti akan memberikan bukti yang

cukup buat Anda sehingga Anda tidak dibiarkan berada dalam keadaan

tanpa kepastian.

Di pesan yang berikutnya (Seri Pengenalan Injil 9.2) kita akan melihat

setidaknya tiga bukti yang telah Allah berikan.

148 | C A H A Y A I N J I L

Bukti Tentang Kenyataan Allah

oleh Pendeta Mark Lee

Allah sangat adil. Dia telah memanggil kita untuk percaya kepada-Nya,

maka Dia pasti akan memberikan kita bukti yang cukup supaya kita

tidak bingung dan meragukan kenyataan-Nya. Di sini kita akan melihat

pada tiga macam bukti.

Renungkan hal ini dengan saksama karena hal ini berkaitan dengan

hidup Anda.

Ciptaan

Alam semesta ini merupakan bukti yang paling sederhana yang telah

Allah sediakan. Bukti fisik ini tersedia bagi semua orang. Di saat kita

melihat pada gunung, sungai-sungai dan keindahan alam di sekeliling

kita, kita akan segera merasa bahwa semua itu tidak hadir begitu saja.

Mengapa alam bisa seajaib dan seindah itu?

Ilmu pengetahuan manusia telah berkembang sampai pada tingkatan di

mana kita bukan sekadar bisa mengamati planet bumi saja, kita dapat

juga mengamati seluruh alam semesta yang tanpa batas ini. Adakah

orang yang tahu seberapa besarnya alam semesta ini?

Dibutuhkan waktu satu milyar tahun cahaya, untuk melakukan

perjalanan dari planet bumi untuk mencapai sisi lain dari alam semesta

ini. Seberapa lama satu milyar tahun cahaya itu? Kecepatan yang

paling tinggi di dunia ini adalah kecepatan cahaya. Satu tahun cahaya

adalah jarak yang bisa ditempuh oleh cahaya dalam waktu satu tahun.

Cahaya dapat mengelilingi bumi sebanyak delapan kali dalam satu

detik. Hanya diperlukan seperdelapan detik untuk mengelilingi bumi.

Ini berarti ketika Anda mengedipkan mata Anda, cahaya sudah

melintas mengelilingi bumi sekali putaran. Cahaya bergerak sangat

cepat. Walaupun demikian tetapi masih diperlukan waktu satu milyar

tahun untuk bisa mencapai pinggiran alam semesta! Dan ini baru

149 | C A H A Y A I N J I L

bagian yang diketahui oleh manusia. Para ilmuwan masih belum tahu

ada apa di bagian yang lebih jauh dari satu milyar tahun cahaya itu..

Bertahun-tahun yang lalu, Rusia meluncurkan pesawat luar angkasa

yang dapat membawa manusia ke angkasa luar. Pada waktu itu

mereka masih belum dapat mendarat di bulan. Namun mereka dengan

sangat bangga berkata, "Allah itu tidak ada karena kami telah sampai

di bulan dan tidak bertemu dengan Allah." Ilmu pengetahuan pada

masa itu belum memungkinkan bagi mereka untuk mengetahui

seberapa luas alam semesta ini. Itu sebabnya, ketika mereka pergi ke

bulan dan tidak bertemu dengan Allah, mereka menyimpulkan bahwa

Allah itu tidak ada. Mereka mengira bahwa tidak ada Allah, padahal

mereka baru mencapai bulan saja.

Alam semesta ini bukan sekadar luar biasa besarnya, tetapi juga

sangatlah teratur. Rakyat Tiongkok tahu persis bahwa seringkali hujan

turun sebelum dan sesudah perayaan "Qing Ming" [perayaan

memperingati leluhur yang berlangsung sekitar bulan April dan Mei]

jadi mereka selalu membawa payung. Segenap alam semesta ini

sangatlah teratur. Para ilmuwan dapat memperkirakan sejak jauh hari

bintang-bintang mana yang akan bertabrakan. Sejak ratusan tahun

yang lalu mereka sudah dapat menghitung posisi bintang dengan tepat.

Namun kita bahkan tidak pernah dapat mengukur waktu dengan tepat

jika kita bepergian dengan angkutan umum. Struktur alam semesta

yang dikelola Allah begitu rapi tertata dibandingkan dengan angkutan

umum yang dikelola oleh manusia. Itu sebabnya, orang Tiongkok bisa

mengembangkan perhitungan kalendar 'Yin' dan 'Yang' didasarkan

pada pergerakan bulan dan perubahan musim. Perhitungannya sangat

akurat, mengapa bisa demikian? Karena adanya keteraturan dalam

segala sesuatu.

Hal-hal yang kejadiannya tidak beraturan sangatlah susah

diperhitungkan. Seluruh alam semesta bergerak dalam suatu

keteraturan. Dapatkah alam semesta yang terjadi akibat dari suatu

'ledakan besar' akan menjadi begitu teratur? Tidak mungkin! Dari

berbagai film kita melihat bahwa setelah terjadinya ledakan besar,

keadaan justru menjadi kacau balau dan berantakan, sama sekali tidak

ada keteraturan.

150 | C A H A Y A I N J I L

Bagaimana mungkin dunia dan alam semesta ini bergerak sedemikian

teratur jika tidak ada yang mencipta dan mengaturnya? Kita tahu

kapan datangnya musim semi, dan kapan musim gugur. Mungkinkah

semua itu tertata tanpa ada yang mengelolanya dan semua itu berjalan

secara sendiri-sendiri? Itu sebabnya, jika kita amati betapa ajaibnya

alam semesta ini, kita akan melihat bahwa pasti ada Penciptanya.

Kita juga dapat mengetahui bahwa Pancipta itu ada dengan mengamati

keajaiban biologis planet ini. Para ahli biologi sangat mengetahui hal

ini. Sebagai contoh, ada satu jenis laba-laba yang sebesar biji kedelai

yang tinggal di tepi pantai. Laba-laba ini memiliki cara hidup yang

sangat tidak lazim. Mereka akan mengerumuni kulit kepiting dan

membungkus kepiting tersebut dengan jaring-jaring mereka. Lalu

mereka akan menariknya sekitar satu atau dua meter dari permukaan

tanah, untuk menghindari serangan hewan lain dan terjangan air laut.

Bayangkan laba-laba yang ukurannya hanya sebesar biji kedelai, akan

tetapi ia mampu menarik kulit kepiting sampai sekitar satu atau dua

meter dari pemukaan tanah. Sangatlah sulit membayangkan betapa

beratnya pekerjaan ini. Sebanding dengan upaya seseorang yang ingin

mengangkat besi seberat satu ton sampai setinggi hampir dua

kilometer dari permukaan tanah. Dapatkah manusia melakukan ini?

Lalu bagaimana laba-laba tersebut dapat melakukan pekerjaan yang

berat ini?

Tentu saja mereka memiliki caranya. Pertama, mereka akan mencari

dahan yang kokoh di antara ranting-ranting pohon. Kemudian mereka

memanjat lokasi itu dan mengulurkan jaring mereka ke kulit kepiting.

Tetapi mungkinkah makhluk kecil itu menarik kulit kepiting yang jauh

lebih besar dan berat darinya? Sebenarnya, apa yang terjadi adalah

jaring yang diulurkan oleh laba-laba itu berada dalam keadaan basah.

Dan setelah jaring itu berangsur kering, jaring itu akan mengerut dan

dengan demikian menarik kulit kepiting itu ke atas, mungkin sekitar

lima atau sepuluh milimeter. Kemudian, laba-laba itu akan memanjat

ke bagian yang lebih tinggi dan mengulurkan rangkaian jaring yang

berikutnya. Setelah jaring itu kering, kulit kepiting itu akan diangkat ke

lokasi yang lebih tinggi. Demikianlah hal ini dilakukan berulang-ulang.

Sebagai sentuhan akhirnya ia akan mengeluarkan rangkaian jaring-

jaringnya untuk mengokohkan kedudukan kulit kepiting itu. Tidakkah

ini hal yang ajaib? Manusia saja mungkin tidak secerdas mereka.

151 | C A H A Y A I N J I L

Dapatkah evolusi mengajarkan hal semacam itu kepada laba-laba ini?

Bagaimana laba-laba itu bisa tahu cara untuk mengerjakan hal

semacam itu jika bukan karena Allah yang menciptakan dan menaruh

kemampuan itu di dalam dirinya? Bagaimana dia bisa berevolusi

sampai ke tingkatan ia tahu cara untuk mengerjakannya? Generasi

leluhur yang mana yang mengajarkan hal itu kepada laba-laba itu??

Ada contoh lain lagi di samping laba-laba. Ada berbagai macam lebah.

Di antara sekian macam itu, ada jenis tawon yang memiliki ciri-ciri

yang unik. Tawon ini akan mati setelah berkembang biak. Persoalan

terbesarnya adalah bagaimana keturunannya bisa dirawat setelah ia

mati? Tawon jantan tidak peduli. Ia akan pergi begitu saja. Hanya

tawon betina yang mau merawat keturunannya. Namun masalahnya

adalah, ia akan segera mati setelah selesai bertelur. Lalu bagaimana ia

bisa menyimpan makanan supaya anak-anak tawon yang baru lahir itu

tidak akan mati kelaparan?

Sebelum sang induk bertelur, ia akan menangkap beberapa serangga

dan menyuntiknya dengan sengatnya. Jumlah racun yang disuntikkan

cukup untuk sekadar membuat korbannya pingsan. Kemudian, induk

tawon itu akan bertelur dan terbang ke tepat lain untuk mati. Ketika

bayi-bayi tawon itu keluar dari kepompongnya, makanan yang

berlimpah sudah disediakan bagi mereka. Jumlahnya cukup untuk

mereka makan sampai mereka cukup dewasa dan mampu untuk

berburu mangsa mereka sendiri. Bukankah ini hal yang ajaib? Induk

tawon tahu bagaimana menyimpan persediaan makanan, dan yang

paling aneh adalah ketepatan takaran pembius yang dia gunakan -

cukup untuk menidurkan tetapi tidak sampai membunuh. Jika serangga

itu mati, maka ia tidak akan dapat dimakan karena akan membusuk

dalam beberapa hari, dan bayi-bayi tawon tidak akan mendapatkan

persediaan makanan saat mereka lahir.

Diperlukan penelitian bertahun-tahun bagi kita untuk bisa menakar

dosis yang tepat. Sudah ada kasus-kasus medis di mana jumlah obat

bius yang dipakai doktor terlalu banyak sehingga pasien yang dibius

tidak bangun setelah operasi. Akan tetapi, tawon ini sangat tepat

dalam mengukur dosisnya sehingga serangga yang dibiusnya tidak

mati dan juga tidak mendadak terbangun karena kurangnya dosis bius.

Jika serangga-serangga itu terbangun sebelum bayi-bayi tawon itu

lahir, mungkin malah bayi-bayi tawon itu yang menjadi santapannya!

152 | C A H A Y A I N J I L

Hal yang ajaib adalah, siapakah yang mengajarkan hal itu kepada

mereka? Apakah sumber dari keajaiban itu kalau bukan Allah Yahweh

yang maha pencipta?

Itu sebabnya, jika kita mengamati ilmu pengetahuan, entah itu

astrologi, astronomi, atau biologi, kita akan melihat bahwa semuanya

mengarah kepada Allah yang tidak sekadar memiliki kuasa, tetapi juga

hikmat yang tidak ada batasnya. Anda dan saya tidak akan sampai

pada kemampuan membuat rancangan semacam itu, akan tetapi Dia

maha kuasa, maha tahu, dan maha pengasih. Dia adalah Allah yang

sangat mengasihi dan kebesaran-Nya terletak pada perlindungan-Nya

atas semua makhluk-makhluk ciptaan-Nya termasuk serangga-

serangga kecil itu.

Ilmu pengetahuan dan Alkitab tidak saling bertentangan. Semakin

lama, ilmu pengetahuan semakin membuktikan kebenaran dan

ketepatan Alkitab. Semakin banyak penelitian ilmiah yang

mengungkapkan bahwa makhluk hidup tidak mungkin berasal dari

evolusi.

Firman Tuhan

Jenis bukti yang kedua adalah Alkitab. Alkitab ini membuktikan bahwa

Allah itu ada. Bagaimana cara Alkitab membuktikan bahwa Allah itu

ada? Alkitab di Yesaya pasal 44, ayat 6 dan 7 berkata, "Beginilah

firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: 'Akulah

yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain

dari pada-Ku.'" Anda mungkin bertanya, "Bagaimana bisa?" Dia

berkata, "Adakah Allah lain yang dapat memberitahukan hal-hal yang

akan datang selain Aku?"

Peristiwa-peristiwa yang akan datang sudah diberitahukan sebelumnya

- Allah sudah sejak dahulu kala menuliskan semua itu di dalam Alkitab

dan Dia sudah memberitahu Anda - "Sebab memang dari dahulu telah

Kukabarkan dan Kuberitahukan hal itu kepadamu. Kamulah saksi-saksi-

Ku." Jika Anda membaca Alkitab dan Anda melihat bahwa peristiwa-

peristiwa yang dinubuatkan sejak dahulu telah digenapi, maka Anda

akan mengetahui bahwa "Tak ada Allah lain selain Aku, tak satu pun."

Banyak orang akan bertanya, "Ada begitu banyak agama di dunia ini,

mengapa saya harus percaya pada yang satu ini? Semuanya menyuruh

153 | C A H A Y A I N J I L

orang untuk menjadi baik dan membimbing orang ke jalan yang baik,

jadi bagaimana kita bisa tahu mana Allah yang benar?" Kita diberitahu

satu cara untuk menguji di sini. Jika Dia adalah Allah yang benar, maka

Dia pasti bisa memberitahukan apa yang akan terjadi di masa depan.

Sebagai alat pembuktian-Nya, Ia dapat memberitahu Anda apa yang

akan terjadi. Bukankah ini ujian yang adil?

Jumlah nubuat di dalam Alkitab bukan sekadar sepuluh atau dua puluh

buah. Ada lebih dari seribu atau dua ribu nubuat di dalam Alkitab. Jika

hanya ada satu atau dua nubuat, maka kegenapan mungkin terjadi

secara kebetulan. Sebagian orang, dalam rangka menentang

kebenaran Alkitab, menyatakan bahwa Alkitab ditulis setelah terjadinya

peristiwa-peristiwa tersebut. Akan tetapi, penelitian arkeologi

menunjukkan bahwa Alkitab ditulis sebelum peristiwa-peristiwa itu

berlangsung.

Saya akan membagikan beberapa contoh. Nubuat di dalam Alkitab

tidak kabur seperti yang biasa dibuat oleh para peramal. Apa yang

diucapkan oleh si peramal bisa diartikan sesuka hati Anda karena

ucapannya sangatlah kabur, bukan yang ini juga bukan yang itu. Akan

tetapi, jika Anda perhatikan isi Alkitab, Anda akan tahu bahwa apa

yang disampaikan sangatlah berbeda.

Yeremia pasal 51 ditulis sebelum tahun 1000 Sebelum Masehi. Ia

berbicara tentang akhir dari negara kuno Babel. Apa nubuat Allah

tentang negara ini? Yeremia 51:58 - "Beginilah firman TUHAN semesta

alam: Tembok-tembok tebal Babel akan disamaratakan, dan pintu-

pintu gerbangnya yang tinggi akan dibakar dengan api, sehingga

bangsa-bangsa bersusah-susah untuk yang sia-sia dan suku-suku

bangsa berlelah untuk api saja." Nasib akhir dari Babel dinubuatkan di

sini. Sangat jelas, bahkan bagaimana nasib tembok kotanya juga

dinubuatkan. Dengan sangat jelas dituliskan bahwa tembok kota itu

akan dihancurkan sepenuhnya (utterly broken) dan dalam beberapa

terjemahan lain diterjemahkan dengan kata diratakan dengan tanah

(completely razed). Segenap tempat itu akan diratakan dengan tanah,

tidak ada yang akan tersisa. Demikianlah apa yang dinubuatkan oleh

Alkitab sebelum hal itu terjadi.

Kota macam apakah Babilon itu? Ini adalah kota yang paling besar dan

paling tidak bisa ditembus sejak awal sejarah umat manusia. Tembok

154 | C A H A Y A I N J I L

kotanya setinggi sekitar 65 meter yang sebanding dengan bangunan

bertingkat 14 atau 15 di zaman ini. Kota ini dibangun dengan teknologi

yang sangat mengagumkan untuk ukuran zaman dahulu. Bagian dasar

dari tembok kota itu tebalnya sekitar 60 meter. Ada ruang-ruang di

dalamnya untuk keperluan tempat tinggal, pos jaga, tangga-tangga

dan sebagainya. Ia merupakan kota yang paling kokoh

perlindungannya dalam sejarah umat manusia.

Pemandangan di balik tembok kota itu juga sangatlah indah. Kota

Babilon adalah salah satu dari sepuluh keajaiban dunia zaman purba.

Di dalamnya terdapat taman gantung Babilon yang sangat terkenal,

telaga-telaga, paviliun dan bangunan-bangunan lainnya. Kota-kota

modern sekalipun akan sulit dapat bersaing dengannya.

Allah berkata bahwa kota yang aman dan megah itu akan dimusnahkan

sepenuhnya dan tembok kota yang tidak bisa ditembus itu akan

diratakan dengan tanah. Mungkin Anda akan berkata, "Babilon adalah

kota yang ada pada sekitar lebih dari seribu tahun yang lalu. Tentu

saja, kota kuno itu akan diratakan dengan tanah, karena sekarang

adalah tahun 2000 Sesudah Masehi."

Benarkah? Apakah persoalannya sesederhana itu?

Seberapa tua tembok besar di China? Apakah ia sudah diratakan

dengan tanah? Jangan berpikir bahwa semua tembok tua akan hancur

sejalan dengan waktu. Tembok besar China tidak sebesar tembok kota

Babilon dan tembok besar China dibangun melintasi pegunungan.

Walaupun demikian, tetapi ia bisa bertahan menghadapi angin dan

hujan tanpa runtuh. Tembok besar China berusia lebih tua daripada

kota Babilon dan masih berdiri teguh. Jadi, janganlah berpikir bahwa

kota-kota kuno pasti sudah rubuh sekarang. Tentu saja ia akan

mengalami kerusakan akan tetapi tentunya masih akan ada sisa-sisa

keberadaannnya.

Ambillah contoh Tembok Ratapan yang sangat terkenal di Yerusalem.

Bait Allah yang asli sudah rubuh dan hanya menyisakan tembok bagian

barat. Oleh karena itu, Tembok Ratapan ini juga disebut Tembok Barat.

Tembok kuno ini masih bertahan sejak lebih dari dua ribu tahun yang

lalu. Jadi, janganlah berpikir bahwa kota-kota kuno pasti sudah runtuh

155 | C A H A Y A I N J I L

sekarang. Belum tentu runtuh. Hanya kota Babilon ini yang hancur

lebur karena Allah sudah menubuatkannya.

Keruntuhan tembok kota ini tidak langsung terjadi. Tentara Persia

mengepung Babel sekitar tahun 500 Sebelum Masehi dan berhasil

merebut kota itu. Sejak saat itu, Babel tidak lagi menjadi suatu negara.

Tetapi bangsa Persia tidak menghancurkan kota Babilon. Kota itu tetap

ada dan tembok kota itu bahkan masih bertahan sampai pada zaman

Yunani selama masa pemerintahan Aleksander Agung di tahun 300

Sebelum Masehi. Belakangan, tampillah Kekaisaran Roma yang

mengambil alih kota itu di masa Yesus Kristus, sekitar tahun 0 Masehi.

Pada zaman ini, bahkan setelah lewat 500 tahun, kota itu masih ada

berikut tembok kotanya.

Di tahun 300 Masehi, salah satu kaisar Roma, Julian, berperang dengan

raja-raja Persia dan peperangan itu berlangsung di kota Babilon. Para

musuhnya memanfaatkan reruntuhan tembok kota itu sebagai kubu

pertahanan, dan kaisar Julian, di dalam kemarahannya,

memerintahkan pasukannya untuk menghancurkan reruntuhan kota itu

sepenuhnya sehingga pihak musuh tidak lagi memiliki kubu pertahanan

dan Julian berhasil mengalahkan mereka. Demikianlah, baru di dalam

peperangan di tahun 300 M inilah reruntuhan kota Babilon benar-benar

dihancurkan.

Memerlukan waktu sekitar 800 tahun sebelum nubuatan ini digenapi.

Lalu kapankah nubuatan ini dituliskan jika anggapan bahwa nubuatan

ini ditulis setelah peristiwa itu terjadi? Sangatlah mustahil nubuatan itu

ditulis setelah kejadian karena kita tahu bahwa Perjanjian Lama sudah

ada jauh sebelum Yesus datang ke dunia. Perjanjian Baru ditulis di

sekitar jaman Yesus, jadi sangatlah mustahil kalau nubuatan ini ditulis

setelah itu. Apa yang tertulis Kitab Suci sangatlah tepat.

Mari kita lihat pasal 51:26 - "Orang tidak akan mengambil batu penjuru

atau batu dasar dari padamu, tetapi engkau akan menjadi tempat

tandus yang kekal, demikianlah firman TUHAN." Ini adalah nubuatan

lain yang tidak sekadar berbicara tentang penghancuran tetapi juga

tentang ketandusan tempat itu selamanya. Ini sangat berbeda dengan

kota-kota kuno lainnya. Sekalipun banyak kota kuno yang dihancurkan

tetapi setelah itu kotanya dibangun kembali. Ada beberapa kota kuno

yang sampai lebih dari 10 kali dibangun. Akan tetapi, ayat ini berkata

156 | C A H A Y A I N J I L

bahwa Babilon tidak akan pernah dibangun kembali, bahwa ia akan

tandus selamanya.

Pernyataan ini sangatlah serius dan dapat dengan mudah untuk

dibatalkan karena orang-orang yang tidak percaya pada Alkitab bisa

dengan sengaja menentang nubuatan ini dan mengumpulkan segala

sumber daya untuk membangun kembali kota ini. Pernah ada satu

orang yang berniat seperti itu. Pada zaman itu, sekalipun kota Babilon

belum diratakan dengan tanah dan keadaannya sudah tidak bisa

diperbaiki lagi tetapi penguasa dunia pada waktu itu, Aleksander Agung

mengeluarkan perintah untuk memindahkan ibu kota kekaisarannya ke

kota Babilon. Ia memilih lokasi itu karena ia sangat strategis.

Sungai Efrat menyediakan sumber air yang berlimpah dan letaknya

juga sangat sesuai dengan kepentingan militer. Jadi, Aleksander Agung

memilih untuk pindah ke sana dan berniat untuk membangun kembali

kota Babilon. Tetapi, apakah dia berhasil? Tidak, dia gagal karena dia

mati muda. Dia mati oleh suatu penyakit, dua minggu setelah

mengeluarkan perintah itu. Dia gagal mewujudkan niatnya.

Sampai dengan sekarang ini, Anda tidak akan menemukan apa-apa jika

Anda mengunjungi lokasi bekas kota Babilon. Pemandu wisata akan

memberitahu Anda bahwa lokasi itu adalah bekas kota purba Babilon.

Tapi yang terlihat sekarang hanyalah padang pasir belaka. Sesuai

nubuat Alkitab, tandus selama-lamanya dan tidak ada orang yang

akan tinggal di sana.

Di dalam pasal yang sama, ayat 42-43 dikatakan, "Laut telah naik

meliputi Babel, gelombang-gelombangnya yang menderu telah

melingkupinya. Kota-kotanya sudah menjadi tempat tandus, menjadi

negeri yang kering dan padang belantara, negeri yang tidak didiami

oleh seorangpun dan yang tidak dilewati oleh seorang manusiapun."

Apanya yang spesial dari kedua ayat ini? Yang pertama berkata tentang

laut yang meliputi kota Babel, yang belakangan berkata tentang Babel

yang menjadi negeri yang kering dan padang belantara. Keduanya

bertolak belakang. Lalu manakah yang benar? Ia akan diliputi oleh air

laut atau menjadi padang belantara?

Demikianlah, jika Anda membaca Alkitab dengan teliti, Anda akan

melihat banyak keganjilan seperti ini. Jangan pernah menganggap

157 | C A H A Y A I N J I L

bahwa ini adalah suatu kontradiksi. Kita memiliki pandangan semacam

ini hanya karena pengetahuan kita yang terlalu dangkal. Anda tidak

akan berani mengkritik Alkitab jika Anda melakukan penelitian yang

lebih mendalam lagi.

Sekarang ini, ada masa dua bulan di mana sungai Efrat mengalami

banjir. Banjir itu akan meliputi segenap daerah di sekitarnya dan

menenggelamkan Babilon, dan mengubah daerah itu menjadi rawa-

rawa, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Alkitab - air laut akan

naik dan meliputinya. Akan tetapi, banjir itu hanya akan berlangsung

selama dua bulan di dalam setahun, dan pada bulan-bulan yang lainnya

tanah itu menjadi kering karena cuaca di tempat itu kering dan panas.

Retakan-retakan muncul di permukaan tanah dan memperlihatkan

tanah yang tandus dan kering. Bukankah ini ajaib?

Allah menubuatkan dengan ketepatan yang sempurna dan sangat jelas

setiap perincian sampai yang paling kecil. Pada permukaannya, terlihat

seperti ada kontradiksi akan tetapi jika Anda meneliti kenyataannya,

maka Anda akan melihat bahwa tidak ada pertentangan.

Saya ingin bertanya, jika Allah itu tidak ada, lalu siapakah yang

menuliskan semua ini? Bagaimana orang itu bisa tahu bahwa semua ini

akan terjadi? Sampai dengan hari ini, tidak ada satu orang pun dan

tidak ada satu bukti arkeologi pun yang bisa memastikan bahwa

nubuatan Alkitab itu salah. Tentu saja, tidak semua nubuatan sudah

terlaksana. Bahkan nubuatan yang baru saja kita bicarakan

memerlukan waktu 800 tahun untuk digenapi.

Sebenarnya, Alkitab juga menubuatkan tentang Mesir di dalam

Yehezkiel 29:14-15 - "Dan Aku akan memulihkan keadaan Mesir dan

mengembalikan mereka ke tanah Patros, yaitu tanah asal mereka, dan

di sana mereka menjadi kerajaan yang lemah. Di antara kerajaan-

kerajaan ia akan yang paling lemah dan tidak akan dapat meninggikan

dirinya lagi di atas bangsa-bangsa lain. Aku akan membuat mereka

begitu lemah, sehingga mereka tidak akan memerintah bangsa-bangsa

lagi." Perhatikanlah keadaan dunia sekarang ini. Anda akan mendapati

bahwa Mesir sekarang ini hanya sebuah negara kecil tanpa pengaruh

yang berarti di kancah politik dunia. Nubuatan di dalam Alkitab

sangatlah akurat. Tidak dinubuatkan bahwa Babel akan menjadi negara

kecil dan Mesir akan kosong tidak berpenghuni. Demikianlah, Anda

158 | C A H A Y A I N J I L

akan mendapati bahwa Alkitab sangatlah tepat. Sekarang ini, segala

nubuat yang ditetapkan mengenai Babel dan Mesir sudah menjadi

kenyataan. Bagaimana mungkin Allah itu tidak nyata?

Mukjizat

Karena keterbatasan waktu, kita akan masuk segera ke dalam jenis

bukti yang ketiga. Jenis bukti ini adalah tanda dan mukjizat yang masih

terjadi sampai sekarang ini. Ini membuktikan bahwa Allah tidak

berhenti bekerja. Sampai dengan sekarang, Allah tetaplah Allah yang

hidup. Allah masih mengerjakan berbagai tanda dan mukjizat untuk

membuktikan keberadaan-Nya kepada kita.

Saya akan mengutip satu contoh yang nyata. Contoh ini dimuat di

dalam majalah 'Times'. Saya sengaja mengambil contoh yang ini dari

majalah 'Times' dan bukan dari buku-buku Kristen, yang mungkin

memiliki bias tertentu. Majalah Times adalah salah satu majalah di

dunia ini yang tingkat penjualannya termasuk yang tertinggi. Majalah

ini yang beredar secara internasional dan tentunya memiliki ketepatan

dan keterbukaan, sebagaimana yang telah menjadi ciri utamanya. Ia

tidak akan berat sebelah dan memihak pada kekristenan.

Pada tahun lalu, Times menuliskan suatu artikel tentang sebuah

keluarga di North Carolina. Keluarga ini memiliki bayi yang berusia

empat bulan yang bernama Elizabeth. Ayahnya melihat bahwa mata

kanan bayi ini selalu saja berair dan tidak bertenaga. Hal ini bukan

karena si bayi sedang mengantuk melainkan karena bola matanya tidak

bereaksi terhadap cahaya. Kakeknya, seorang ahli bedah lulusan

Harvard, merasa khawatir dan menganjurkan agar orang tua Elizabeth

membawa anak mereka ke dokter.

Demikianlah, mereka lalu membawa bayi itu ke dokter mata. Dokter

mata lalu menyarankan mereka untuk mendatangi dokter anak.

Kemudian si dokter anak menyuruh mereka mendatangi dokter syaraf.

Keadaan semakin lama tampaknya semakin buruk saja, dari sekadar

masalah bola mata sampai ke masalah kelainan fisik, sampai ke

masalah gangguan syaraf. Pada akhirnya, Elizabeth divonis menderita

tumor otak yang mungkin mempengaruhi penglihatannya.

Orang tuanya adalah orang Kristen dan mereka berdoa dengan

sepenuh hati. Mereka memohon kepada Allah untuk menyembuhkan si

159 | C A H A Y A I N J I L

anak. Belakangan, para dokter menyarankan mereka untuk menjalani

operasi pemeriksaan. Operasi di otak sangatlah berbahaya karena

banyaknya jaringan syaraf maka mereka tidak berani melakukan

operasi yang bersifat luas. Para dokter menyarankan untuk melakukan

operasi pemeriksaan yang memiliki 20% peluang untuk menimbulkan

kerusakan otak yang berdampak pada kehilangan sebagian ingatan

atau bahkan sebagian kemampuan yang lain. Namun mereka tidak

punya pilihan lain kecuali menjalani operasi ini sekalipun ada 20%

resiko kerusakan otak. Mereka melakukan operasi itu dan mengambil

sedikit contoh dari tumor itu untuk diteliti.

Hasilnya menunjukkan bahwa kondisinya jauh lebih buruk dari yang

diperkirakan sebelumnya. Tumor itu ternyata adalah jenis tumor yang

sangat jarang dan sangat mematikan. Dalam sejarah kedokteran, tak

seorang pun yang mengidap tumor jenis ini yang dapat bertahan hidup.

Anda bisa bayangkan bagaimana perasaan orang tuanya

mendengarkan laporan tersebut. Para dokter meramalkan bahwa bayi

ini akan mengalami penurunan kondisi sampai ke tingkat lumpuh dan

akhirnya mati.

Demikianlah, keluarganya menjadi sangat sedih dan berdoa sepenuh

hati buatnya. Mereka juga meminta segenap jemaat untuk berdoa bagi

dia. Di pihak lain, secara kejiwaan, mereka mempersiapkan diri untuk

menerima rencana Allah seandainya dia tidak disembuhkan. Kakeknya

telah menjadi dokter bedah selama tiga puluh tahunan. Dia tahu

tentang penyakit ini dan setelah memeriksa laporan medis, dia bersaksi

bahwa dia tidak memiliki keyakinan untuk berdoa bagi kesembuhan

bagi cucunya. Karena dia tahu betapa ganasnya sel-sel tumor jenis ini,

dia tidak yakin bahwa penyakit itu akan sembuh. Jadi, dia hanya bisa

berdoa agar Allah merawat cucunya dan mengurangi tingkat

penderitaan yang harus dia lalui.

Setelah beberapa waktu, kondisinya menjadi semakin buruk. Nanah

mulai menumpuk di otaknya dan kanker itu sudah bertumbuh sampai

menekan beberapa jaringan syaraf. Dia tidak bisa melihat apapun

dengan mata kanannya, sehingga para dokter harus mengeluarkan

nanah tersebut untuk mengurangi tekanan di otaknya. Kemudian,

mereka menilai bahwa tindakan mengeluarkan nanah ini sudah tidak

memadai lagi. Jadi, satu-satunya alternatif mereka adalah melakukan

operasi yang lebih besar. Resikonya sangatlah tinggi, akan tetapi tidak

160 | C A H A Y A I N J I L

ada lagi pilihan lain karena tumor itu telah mempengaruhi kerja organ

tubuh Elizabeth. Dia terus muntah setiap hari sehingga mereka

merencanakan untuk melakukan operasi ini pada hari Senin berikutnya.

Pada akhir pekan sebelum operasi ini, keluarganya menerima seorang

tamu yang sedang melewati kota mereka. Dia adalah seorang pelayan

full-time. Keluarga ini menampungnya di rumah selama akhir pekan

itu, lalu dia ikut berdoa bersama mereka. Orang tua si anak juga

meminta hamba Tuhan ini untuk mendoakan kesembuhan bagi si anak

menurut ajaran Alkitab, yaitu dengan mengurapi dahi anak dengan

minyak zaitun. Lalu hamba Tuhan ini melakukannya, mengurapi si bayi

dengan minyak dan berdoa kepada Allah. Dia juga meninggalkan sisa

minyak itu supaya keluarganya bisa melanjutkan doa pengurapan itu

jika mereka memerlukannya nanti.

Sehari sebelum operasi, ketika doktor sedang melakukan tindakan rutin

membuang nanah, mereka menemukan bahwa tidak ada tanda-tanda

sama sekali bahwa ada nanah di dalam otak. Karena merasa aneh

dengan hal ini, sekumpulan dokter mendiskusikannya sampai cukup

lama, lalu memutuskan untuk melanjutkan operasi. Setelah membuka

bagian otak, mereka tidak menemukan adanya tumor. Sungguh ajaib,

akan tetapi, para dokter tetap dengan rencana mereka membuang

sebagian dari otak si bayi. Tentu saja mereka tahu bahwa dengan

memotong bagian tersebut bisa berakibat kebutaan bagi mata kanan si

bayi. Demikianlah, mata kanan Elizabeth lalu menjadi buta. Ketika

bagian otak yang diangkat itu diperiksa ternyata tidak ada tanda-tanda

adanya tumor. Sayangnya, mereka telah mengambil keputusan yang

sangat salah. Belakangan, ketika mereka memakai alat ultrasound

[MRI] untuk memeriksa otaknya, tidak ditemukan adanya sel tumor

atau kanker.

Tahun ini, Elizabeth telah berusia tiga belas tahun. Sekalipun mata

kanannya buta sampai sekarang tetapi dia sangatlah sehat. Sayangnya

dia kehilangan penglihatan di mata sebelah kanannya akibat para

dokter tidak memahami kuasa Allah. Akan tetapi, setiap kali

keluarganya berbicara tentang masalah ini, mereka bersyukur kepada

Allah karena telah mendengar doa mereka dan bukannya meratapi

hilangnya penglihatan mata kanan itu. Allah adalah Allah yang ajaib.

Dapatkah Anda memberitahu saya bagaimana persoalan ini bisa

dijelaskan?

161 | C A H A Y A I N J I L

Kisah ini ditemukan di dalam majalah "Times", bukan kisah yang

dikarang oleh saya atau salah satu dari para pengikut Kristus yang

fanatik. Apakah kesembuhan itu terjadi sebagai suatu kebetulan yang

alami? Kita tidak melihat adanya kebetulan lain yang serupa, bukankah

begitu? Allah itu nyata. Sampai dengan saat ini, Allah masih

menggunakan berbagai bentuk bukti untuk menyatakan bahwa Dia ada

supaya kita bisa mencari dan mengenal Dia.

Tentu saja Anda akan bertanya mengapa Dia tidak menyembuhkan

orang lain. Tidaklah penting bagi Dia untuk melakukan hal itu. Allah

hanya ingin menyediakan bukti bagi kita. Dia hanya perlu

melakukannya sesekali saja untuk membuktikan bahwa Dia itu nyata.

Dia tidak perlu melakukannya berulang kali untuk menyatakan

realitasNya - sekali saja sudah cukup. Keinginan Allah bukanlah untuk

menyembuhkan semua orang di dunia ini, kalau demikian, maka semua

dokter di dunia ini akan menganggur dan Allah akan punya masalah

baru untuk diurus!

Allah tidak berminat untuk merusak kehidupan normal manusia di bumi

ini. Dia hanya ingin mengerjakan beberapa mukjizat untuk memberi

bukti bagi kita akan realitas-Nya. Sebenarnya, satu atau dua bukti

sudah lebih dari cukup untuk menyatakan keberadaan-Nya.

Saya telah melihat orang mati yang dibangkitkan kembali. Saya telah

berbicara dengan orang yang dibangkitkan dari kematian. Jadi

bukannya saya tidak pernah melihat hal-hal semacam itu. Bagi saya,

mengapakah saya merelakan segala-galanya demi Tuhan? Karena saya

tahu pasti bahwa Allah yang ini nyata. Saya mempertaruhkan hidup

saya untuk ini. Memang benar bahwa orang mati bisa dibangkitkan -

saya telah melihat kejadian ini dengan mata saya sendiri.

Yang lebih penting bukanlah perkara bahwa orang mati telah

dibangkitkan, tetapi kehidupan orang-orang yang diubahkan. Mukjizat

terbesar adalah melihat hidup orang dibalikkan sepenuhnya. Di masa

lalunya, dia adalah seorang penjudi, di masa lalunya, dia adalah

pecandu obat bius, di masa lalunya, dia adalah pecandu alkohol, di

masa lalunya, dia seorang pemarah yang telah membuat keluarganya

berantakan. Satu demi satu, saya melihat bagaimana mereka diubah

oleh Allah. Mukjizat ini jauh lebih berharga ketimbang penyakit yang

162 | C A H A Y A I N J I L

disembuhkan. Saya telah menyaksikan banyak kejadian ini selama

lebih dari sepuluh tahun saya melayani Tuhan.

Apa yang akan Anda lakukan?

Persoalannya terletak pada diri Anda, bukan pada diri saya. Seperti

yang telah saya katakan, Allah adalah Allah yang sangat adil. Dia ingin

agar Anda percaya kepada-Nya. Dia akan memberikan bukti yang tidak

sekadar mencukupi bagi Anda, tetapi bukti yang berlimpah.

Sebenarnya satu jenis bukti saja sudah memadai akan tetapi Dia

berulang kali menyediakan begitu banyak bukti kepada kita. Anda

boleh mengutarakannya jika Anda merasa semua ini masih belum

cukup. Anda boleh sebutkan bukti macam apa yang Anda inginkan dan

jika apa yang Anda inginkan itu memang wajar, maka Allah akan

menyediakan bukti itu bagi Anda. Allah sangatlah adil dan berbelas

kasih. Persoalannya adalah apakah Anda ingin mengenal Dia atau

tidak? Anda akan punya kesempatan untuk menjawab pertanyaan ini di

hadapan Allah nanti.

Di manakah kedudukan Anda sekarang? Apa tanggapan Anda setelah

mendengarkan semua ini dan setelah mengetahui begitu banyak hal?

Mengapa Anda tidak bersedia mengamati semua fakta itu dengan jelas?

Mungkin Anda akan berkata bahwa Anda sangat sibuk dan tidak punya

waktu untuk memeriksa semua bukti itu..

Apakah Anda pikir Allah akan menerima jawaban semacam itu? Jadi

pokok persoalannya terletak pada Anda. Sebenarnya, keberadaan Anda

itu juga merupakan suatu bukti, akan tetapi saya tidak punya waktu

untuk menguraikannya. Anda adalah bukti bahwa Allah itu nyata.

Renungkanlah persoalan ini. Banyak orang yang hati nuraninya akan

mengatakan bahwa ada Satu Pribadi di balik langit dan di bumi ini

sekalipun mereka tidak yakin sepenuhnya siapa Pribadi itu. Jika Anda

menanyakan hati nurani Anda, Anda akan tahu bahwa ada

penghakiman atas dunia ini. Penulis skrip drama dan film tahu akan hal

ini. Tidak ada drama yang berakhir dengan semua orang baik mati dan

semua orang jahat lolos dari penghakiman. Drama semacam itu tidak

akan laris di pasaran. Orang-orang tahu bahwa ada sebab dan akibat di

dunia ini.

163 | C A H A Y A I N J I L

Akan tetapi bagaimana mungkin ada pembalasan jika Allah tidak ada?

Bagaimana ada pembalasan jika dunia ini tercipta akibat dari sebuah

ledakan besar (Bing Bang)? Anda sendiri adalah saksi - tanyakanlah

hati nurani Anda dan Anda akan menemukan jawabannya.

Jadi, saya berharap Anda bersedia memeriksa apa yang telah saya

sampaikan. Anda harus memeriksa lebih jauh lagi perkara ini, sama

seperti kasus di pengadilan, di mana dasar-dasar dari bukti yang

memadai telah disampaikan. Paling sedikit, saya telah memberikan

Anda bukti-bukti itu. Entah Anda akan menindak-lanjutinya dengan

suatu perbuatan atau tidak, terserah pada Anda. Namun hal ini akan

mempengaruhi kehidupan Anda ke depannya.

Allah tidak takut diuji. Jika Anda ingin mencari tahu, Anda pasti akan

mengerti bahwa Dia itu nyata. Pertanyaannya adalah - apakah Anda

berani menerima tantangan ini?

Apakah Anda Mencintai Kebenaran?

oleh Pendeta Mark Lee

Saya akan memulai dengan mengajukan satu pertanyaan - coba

tanyakan kepada diri Anda apakah Anda orang yang mencintai

Kebenaran? Bagaimana menurut Anda? Apakah selama ini Anda orang

yang mencintai Kebenaran? Apakah Anda memiliki hati yang mengasihi

Kebenaran?

Seperti apakah orang yang mengasihi Kebenaran itu? Apa ciri orang

yang mencintai Kebenaran? Sangat sederhana. Lihat reaksinya saat

orang menunjukkan kesalahannya.

Apa reaksi Anda saat orang menunjukkan kesalahan Anda? Apakah

Anda akan sangat senang dan berkata, "Terima kasih! Saya tidak

melihat kesalahan ini sebelumnya. Baru sekarang ini saya tahu. Terima

kasih karena tidak takut untuk memberitahu saya!"

164 | C A H A Y A I N J I L

Namun kebanyakan orang tidak seperti itu. Banyak orang akan marah

saat kesalahan mereka diungkapkan. Mereka tidak mau lagi berbicara

dengan orang yang telah menyinggung hati mereka, atau mereka akan

menghindari orang itu seperti menghindari penyakit menular.

Orang itu telah mengambil resiko besar untuk jujur dengan Anda.

Bukankah kerelaan dia menanggung resiko itu menunjukkan bahwa dia

adalah seorang sahabat yang baik? Atau Anda justru berkata, "Tahukah

kamu bahwa kamu keliru? Kamu tidak kenal aku. Kamu tidak mengerti

siapa aku. Apa yang kamu katakan semuanya itu omong kosong!"

Apakah Anda akan bereaksi seperti ini?

Di Amsal 12.1 berkata, "Siapa mencintai didikan, mencintai

pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu."

Jadi Alkitab memberitahu kita bahwa orang yang pandai dan berhikmat

akan bersyukur dan mengasihi orang yang mengungkapkan

kesalahannya. Dan karena ini dia akan menjadi lebih bijak lagi. Dia

menjadi lebih pandai karena dia mendengarkan koreksi dari orang lain.

Namun Kitab Suci mengatakan bahwa orang yang bodoh justru

bersikap sebaliknya. Orang bodoh akan membenci mereka yang

mengungkapkan kesalahannya. Demikianlah, Alkitab menyuruh kita

agar jangan pernah memberitahu si bodoh akan kesalahannya. Karena

dia akan membenci Anda sampai mati.

Jadi, apakah Anda seorang yang bijak atau yang bodoh?

Apakah Anda dapat dengan cepat menerima kesalahan Anda? Atau

apakah Anda termasuk yang harus bergumul setengah mati, nyaris

seperti sedang berperkara di pengadilan, mengumpulkan para saksi,

menanyai banyak orang sampai akhirnya Anda tidak punya pilihan lain

kecuali mengakui bahwa Anda memang salah? Anda termasuk orang

yang bagaimana?

Saya pernah menemukan orang semacam ini dulu. Saat saya masih di

sebuah gereja di Amerika. Pada waktu itu, ada dua orang yang

mendatangi saya dan membicarakan tentang niat mereka untuk

kembali ke suatu tempat, dan kami menyajikan manfaat serta kerugian

jika mereka melakukannya. Yang satu dengan cepat memahami apa

yang kami maksudkan serta melihat bahwa mungkin tidak baik bagi dia

165 | C A H A Y A I N J I L

untuk pulang ke tempat itu. Bagaimana dengan yang satunya lagi?

Situasi mereka kurang lebih sama. Akan tetapi, yang satu ini tidak

segera mengerti. Keesokan harinya, ia tetap saja dia tidak bisa melihat.

Dia tetap saja berpikir bahwa apa yang disampaikan itu masih belum

pasti benar atau salahnya!

Apakah Anda termasuk orang yang mudah paham jika Anda salah dan

orang lain memberi Anda sedikit petunjuk kepada Anda, atau Anda

termasuk orang yang cenderung mengajak orang lain untuk berdebat

lalu Anda baru akan mengakui kesalahan setelah merasa kalah. Jika

demikian halnya, maka akan sedikit orang yang mau menunjukkan

kepada Anda di mana letak kesalahan Anda.

Alkitab juga memberitahu kita di Kejadian pasal 6 bahwa Roh Kudus

juga tidak mau berlama-lama bergumul dengan manusia. Dia akan

berusaha mengingatkan Anda untuk beberapa waktu, dan jika Dia

mendapati bahwa Anda termasuk yang jenis ini, maka Dia akan

membiarkan Anda karena tidak ada gunanya buat Dia untuk

melanjutkan hal itu.

Ada juga orang yang bisa mengerti dengan cepat. Cukup dengan

sedikit peringatan, ia sudah tahu bahwa dia salah. Sebagian lagi malah

lebih maju - Anda tidak perlu memberitahu dia, dia akan memeriksa

dirinya sendiri serta mencari tahu apakah dia telah melakukan suatu

kesalahan yang sama saat dia melihat seseorang melakukan kesalahan.

Dia tidak akan menuding orang tersebut. Dia belajar setiap kali dia

melihat orang lain melakukan kesalahan. Orang jenis ini memiliki

kerohanian yang lebih dewasa.

Memang ada berbagai tingkatan. Saya tidak tahu Anda sekarang

berada di tingkatan yang mana. Seberapa peka Anda terhadap

kesalahan Anda sendiri? Hal ini, tentu saja, akan mencerminkan tingkat

kerohanian Anda.

Bagaimana jika seseorang mengatakan bahwa Anda salah sedangkan

apa yang dia ucapkan itu tidak sepenuhnya tepat - bagaimana Anda

akan bersikap? Sebagai contoh, kita memberitahu seseorang, "Kamu

salah karena memperlakukan orang ini dengan cara itu." Lalu reaksinya

adalah, "Kamu yang salah paham. Tahukah kamu hal yang

sebenarnya? Kamu tidak tahu? Biar aku aku ceritakan!"

166 | C A H A Y A I N J I L

Sekalipun teguran yang disampaikan mungkin tidak sepenuhnya benar,

tetapi seorang yang rohani tidak mempersoalkan hal-hal itu. Yang dia

utamakan adalah apakah ada kebenaran di dalam teguran itu. Yang

penting baginya adalah, "Apakah aku salah juga? Besarnya kesalahan

orang lain tidak penting buatku. Mungkin salah aku hanya 10%, tetapi

aku perlu memperbaiki yang 10% ini." Beginilah cara orang yang bijak

bertindak.

Akan tetapi, orang yang bodoh tidak seperti itu. "Jangan salahkan aku,

lihat kesalahanya dulu. Selama kesalahannya tidak dibenahi, jangan

salahkan aku." Orang bijak tidak peduli seberapa besar tingkat

kebenaran pernyataan orang lain, dan seberapa banyak bagian yang

tidak tepat. Dia hanya peduli pada bagian yang akurat, bagian yang

memang benar, sehingga dia bisa segera membuat perubahan.

Seberapa besar cinta Anda pada kebenaran? Seberapa peka Anda

terhadap kesalahan Anda? Atau Anda hanya memperhatikan betapa

tidak adilnya sikap orang lain terhadap Anda karena telah mencoba

mengoreksi diri Anda? Ini bukan masalah keadilan. Seseorang

mengungkapkan kesalahan Anda dalam rangka mengingatkan Anda,

dengan harapan agar Anda berubah menjadi lebih baik. Mengapa Anda

menuntut keadilan padahal dia tidak sedang menyeret Anda ke

pengadilan? Jadi, penekanannya salah. Ini bukan persoalan keadilan.

Apakah Anda orang yang sangat mencintai Kebenaran? Mungkin Anda

akan bertanya, "Mengapa Anda berbicara tentang hal ini? Apa

kaitannya dengan Injil?" Hal ini sangat berkaitan dengan Injil. Banyak

orang yang telah mendengarkan Injil. Akan tetapi, berapa banyak

orang yang diselamatkan? Penentuannya ada di sini - entah Anda

termasuk orang yang mencintai Kebenaran atau tidak.

Sebagai contoh, di dalam 2 Tesalonika 2:10. Orang macam apakah

yang akan diselamatkan? Mereka yang mengasihi Kebenaran! Alkitab

berkata karena mereka tidak mau menerima kasih akan Kebenaran,

maka mereka tidak diselamatkan. Anda tidak akan diselamatkan jika

Anda bukan orang yang mengasihi Kebenaran, tidak kira apakah Anda

sudah Kristen atau belum. Anda hanya akan menipu diri sendiri.

Dari pengalaman Anda sendiri, Anda tentunya tahu bahwa hanya

sedikit orang di dunia ini yang mengasihi Kebenaran. Mayoritas orang

167 | C A H A Y A I N J I L

melindungi dan mempertahankan kepentingan mereka. Mereka tidak

bersedia menghadapi Kebenaran dan tidak bersedia mengakui dosa-

dosa mereka.

Jika Anda katakan bahwa Anda ingin mempercayai Injil, apa

maksudnya? Injil berbicara tentang dosa-dosa. Apa reaksi Anda

terhadap firman yang membahas tentang dosa-dosa? Apakah Anda

bereaksi membela diri? Apakah Anda merasa bahwa hal ini tidak ada

kaitannya dengan Anda? Jadi, persoalannya terletak pada kenyataan

apakah Anda mengasihi Kebenaran. Mampukah Anda menerima jika

ada orang yang memberitahu Anda bahwa Anda salah? Jika Anda

bersedia menerimanya, maka Anda akan bersedia merendahkan diri

Anda, mengakui kesalahan Anda dan mengakui bahwa kita ini adalah

budak dosa seperti yang digambarkan di dalam Alkitab. Apakah Anda

adalah orang yang mencintai Kebenaran akan menentukan apakah

Anda akan dapat menerima Injil.

Hanya orang yang mencintai Kebenaran yang akan dapat menerima

pesan Injil yang menuntut kita untuk melihat diri kita apa adanya,

termasuk dosa-dosa dan semua hal yang tidak beres di dalam hati kita.

Tanpa cinta yang sejati pada Kebenaran, kita hanya akan melihat pada

hal-hal yang menyenangkan daging kita dan bukannya pada Kebenaran

itu sendiri.

Akankah Anda Meresponi Kebenaran?

oleh Pendeta Mark Lee

Kita ini sudah masuk ke bagian yang terakhir dari seri pengenalan Injil.

Jadi sudah waktunya kita membuat suatu keputusan dan suatu pilihan.

Ada sebagian orang yang datang untuk mendengarkan Injil tetapi

mereka tidak pernah membuat tanggapan. Sepuluh tahun berlalu dan

keadaan rohani mereka tetap sama saja. Saya khawatir, jika hal ini

berlangsung terus, mereka akan menjadi fosil.

168 | C A H A Y A I N J I L

Di Injil Matius 11:16-17 - "Dengan apakah akan Kuumpamakan

angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar

dan berseru kepada teman-temannya: Kami meniup seruling bagimu,

tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu

tidak berkabung."

Yesus mengatakan bahwa angkatan itu seperti anak-anak yang sedang

bermain di jalanan. Anak-anak pada zaman itu tidak punya banyak

mainan. Karena itu, mereka akan meniru apa yang dilakukan oleh

orang-orang dewasa. Beberapa anak akan bermain masak-masakan,

atau meniru gaya dokter, perawat dan yang lainnya. Anak-anak sangat

suka bermain seperti itu.

Di sini disebutkan tentang anak-anak yang sedang menirukan dua hal

yang dilakukan oleh orang dewasa. Mereka melihat orang dewasa

bermain seruling, dan mereka ikut bermain seruling. Seruling adalah

alat musik yang lazimnya dipakai dalam upacara-upacara pada zaman

itu. Di zaman dulu, terdapat sangat sedikit alat musik, jadi seruling

dipakai untuk acara pernikahan dan juga di acara pemakaman. Yang

membedakan adalah nada lagu-lagu yang dimainkan.

Menari yang dibicarakan di sini, tentu saja, mengacu pada suasana

pernikahan. Di sini digambarkan suasana pesta pernikahan yang penuh

sukacita dan lagu-lagu yang gembira dimainkan. Akan tetapi, ada

beberapa anak yang duduk saja dan tidak tergerak sama sekali. Anda

ingin dia ikut menari, tetapi dia tidak menari, ada yang malah meniru

upacara pemakaman!

Acara pemakaman di kalangan Yahudi adalah suatu upacara besar.

Keluarga yang sedang berduka cita akan menyewa para juru tangis

bayaran. Ini karena mereka mengira bahwa dengan ratap tangis yang

hebat akan menunjukkan betapa besarnya penghormatan terhadap

orang yang sudah mati itu. Terutama jika jumlah anggota keluarga itu

kecil, atau mereka sebenarnya tidak terlalu bersedih, maka mereka

akan menyewa para juru tangis profesional untuk menangis dan

meratap di sepanjang upacara pemakaman. Anak-anak melihat hal ini

sebagai suatu hiburan sehingga mereka gemar menirunya.

Di sini disebutkan tentang mereka yang sedang menyanyikan lagu-lagu

sedih di pemakaman, akan tetapi Anda tidak mau ikut meniru mereka

169 | C A H A Y A I N J I L

yang sedang menangis keras itu. Keadaan di zaman sekarang sangat

mirip dengan yang di zaman Yesus dulu. Sering kali, kita hanya mau

duduk dan menyaksikan dan tidak mau ikut terlibat. Kita hanya mau

menjadi penonton saja. Orang-orang di zaman sekarang tidak mau

mengkomitkan diri. Oleh sebab itu, kumpul kebo sangat populer

sekarang ini. Tidak perlu bertanggungjawab. Anda datang jika Anda

suka, dan Anda pergi jika ada yang tidak beres. Anda bahkan tidak

perlu repot mengisi formulir perceraian nantinya.

Pemikiran angkatan zaman sekarang ini adalah mereka tidak mau

memberikan diri mereka. Mereka tidak mau berkomitmen. Yesus

dengan tepat menggambarkan keadaan generasi sekarang yang tidak

mau memberikan respon. Anda perlu membuat tanggapan setelah

Anda mendengarkan Injil. Apakah Anda termasuk orang yang tidak

memberi tanggapan? Saat Anda mendengarkan hal-hal yang

menggembirakan di dalam Injil, tentang kabar baik yang terdapat di

dalamnya: apakah Anda memberikan respons? Atau Anda justru

mematung, tidak bereaksi terhadap tragedi, atau kepada hal-hal yang

menyedihkan seperti dosa dan kejahatan? Anda tidak tergerak melihat

keadaan orang-orang yang hidup di dalam dosa dan tidak terharu

melihat persoalan yang ditimbulkan oleh dosa seperti kematian,

kesedihan dan kesakitan.

Kebiasaan membuat kita puas diri

Persoalan dengan generasi zaman sekarang ini sama saja - mereka

sebenarnya mendengarkan, bukannya tidak mendengarkan. Minggu

demi minggu mereka datang ke gereja untuk mendengarkan khotbah,

namun mereka tidak pernah memberikan respons. Di sinilah letak

kesulitannya. Mengapa tidak ada reaksi? Apakah in semacam

kemalasan? Mereka tidak merasa tergerak. Banyak orang yang seperti

itu. Mereka sudah sangat terbiasa dengan cara hidup seperti ini. Atau

mungkin mereka tidak mampu memandang lebih jauh lagi, dan puas

berada di tempat mereka sekarang.

Beberapa waktu yang lalu, saya menyimak satu berita yang sangat

menarik tentang sebuah tempat yang terkenal di Filipina yang disebut

Smoky Mountain atau dapat disebut sebagai "Gunung Sampah" juga.

Tempat itu adalah gunung yang terdiri dari tumpukan sampah yang

170 | C A H A Y A I N J I L

sudah ada sejak zaman Marcos. Ia melambangkan sisi yang paling

gelap dan jahat dari Filipina. Tempat yang sangat mengerikan.

Yang mengejutkan adalah, ada sekitar 15.000 orang yang tinggal di

gunung sampah itu. Situasi ini sangat menarik untuk diamati. Apa yang

mereka lakukan di sana? Mereka memunguti sampah dan tinggal serta

makan di sana. Mengapa mereka mau tinggal di gunung sampah ini?

Karena pekerjaan mereka mengharuskan mereka untuk berkeliaran di

tumpukan sampah itu. Banyak truk sampah yang datang dan

menambah tinggi tumpukan itu setiap harinya, dan orang-orang ini

akan pergi ke puncak gunung itu untuk melihat apakah ada sesuatu

yang masih berharga untuk dimanfaatkan.

Lima belas ribu orang tinggal di gunung sampah. Tentu saja, udara di

sana sangat terpolusi, dipenuhi dengan berbagai bau busuk. Anda

dapat membayangkan seperti apa kondisi di tempat itu dengan

timbunan sampah yang tertumpuk selama bertahun-tahun.

Belakangan Ramos menjadi presiden dan dia memutuskan untuk

menyingkirkan tempat itu. Dia merasa bahwa tempat itu tidak layak

untuk ditempati dan juga tempat itu mempermalukan bangsa Filipina.

Jadi, di tahun 1994 ia mengadakan rencana pemindahan warga tempat

itu yang memerlukan biaya 6,5 milyar dolar Amerika. Suatu mega

proyek yang sangat mahal.

Sebuah fasilitas pembakaran sampah dan sebuah perumahan yang

cukup bagus dibangun untuk mengakomodasi kelima belas ribu orang

itu. Rencana ini mencakup kursus-kursus pengembangan karir untuk

memperlengkapi para pemulung yang tinggal di situ untuk tahu

berdagang atau mencari sumber pendapatan yang baru. Juga akan

tersedia fasilitas perpustakaan, klinik dokter, dan pusat lowongan

pekerjaan.

Di tahun 1995, Presiden mendatangi gunung sampah itu untuk

mengumumkan rencananya. Bagaimana sambutan warga terhadap

Presiden Ramos? Warga melempari dia dengan batu! Saya sangat

heran ketika membaca berita ini. Awalnya, saya kira mereka kecewa

karena sang Presiden mungkin seharusnya sudah sejak dulu

menjalankan rencana ini, bukannya menunggu sampai sekarang!

Tetapi ternyata tidak. Mereka enggan pindah. Akhirnya, polisi

171 | C A H A Y A I N J I L

dikerahkan untuk memindahkan penduduk dari gunung sampah itu.

Tetapi perselisihan timbul di antara masyarakat dengan polisi dan

bentrokan pun terjadi yang mengakibatkan satu korban jiwa dan 20

orang luka-luka.

Bayangkan, mereka diundang untuk pindah dari tumpukan sampah ke

sebuah apartemen yang bagus. Lalu, apa yang terjadi? Mereka

menolak untuk pindah dan malah bentrok dengan polisi. Setelah itu

para pekerja sosial diminta untuk membujuk mereka pindah. Tetapi

para petugas sosial ini juga gagal.

Apakah orang Filipina ini orang-orang yang aneh? Mengapa mereka

menolak untuk pindah? Jawabannya tidak sulit. Menjadi pemulung

sampah memberikan penghasilan yang cukup bagus. Rata-rata

penghasilan mereka adalah sekitar US $11. Padahal seorang pekerja

terampil, misalnya tukang las dan tukang bangunan hanyalah diupah

US $6 sehari. Jika Anda adalah bagian dari mereka, maukah Anda

pindah? Apakah Anda lebih memilih untuk pindah, belajar keterampilan

baru, dan kemudian menerima penghasilan US $6 sehari? Atau

mungkin Anda akan berkata, "Tidak, terima kasih. Tak jadi masalah

apakah keadaan di sini jorok, yang penting saya mendapat 11 dolar

sehari."

Apa yang akan Anda lakukan jika Anda adalah mereka? Mungkin kita

tidak akan jauh berbeda dengan orang-orang Filipina itu! Jadi, Anda

tentu dapat memaklumi perasaan mereka. Mungkin kalau kita adalah

mereka, sangatlah sulit untuk meninggalkan gunung sampah itu.

Demikianlah, judul berita itu tertulis sebagai berikut "Susahnya

Berpisah Dengan Tumpukan Sampah". Ini memang merupakan suatu

perpisahan yang sulit. Sebagian dari pemulung itu memamerkan

kalung emas mereka, jam tangan Rolex berlapis emas, dan cincin emas

kepada wartawan ketika mereka diwawancarai. Dan mereka berkata,

"Beritahu saya - mengapa saya harus pindah?" Jawabannya sangat

jelas. Mengapa mereka harus pindah kalau di sana ada emas yang

dapat digali?

Tetapi tentu saja, masalahnya tidak sesederhana itu. Memang benar

bahwa di sana ada emas yang bisa didapatkan, akan tetapi

pengorbanannya terlalu tinggi karena polusi di lingkungan itu

mengakibatkan anak-anak mereka diancam berbagai macam jenis

172 | C A H A Y A I N J I L

penyakit. Mereka juga tidak mendapatkan persediaan air bersih dan

listrik. Jadi apa pilihan Anda?

Manusia adalah makhluk yang sangat menarik. Mengapa orang-orang

itu tidak mau berubah? Mengapa mereka puas tinggal di dalam kondisi

mereka yang seperti itu?

Kita tahu bahwa dunia ini sangat tercemar, seperti tumpukan sampah.

Dunia sangat tercemar, penuh dengan dosa dan segala kejahatan.

Akan tetapi, kita tetap mentolerirnya. Karena kita bisa memperoleh

emas dari sana. Kita tidak dapat lagi mendapatkan emas jika kita

meninggalkan tempat ini, jadi kita puas dalam keadaan demikian! Mari

kita tetap tinggal di sini dan melanjutkan hidup kita seperti apa

adanya, sekalipun ini akan membuat kita jatuh sakit, sekalipun

kesehatan tubuh dan roh kita terancam, sekalipun kita dicemari oleh

kenajisan dunia dan roh kita menjadi sakit!

Jika ada orang yang menganjurkan Anda untuk pindah ke tempat yang

lebih baik, Anda mungkin menjawab, "Tidak. Ada emas yang bisa

didapat di sini. Tidak masalah kalau aku jatuh sakit. Hal yang paling

penting adalah uang." Apakah itu berarti bahwa kita bersedia

mempertaruhkan nyawa kita demi itu? Sekalipun aku harus menutupi

hidung dan setiap hari mengorek-ngorek sampah dan tinggal di

lingkungan yang sangat jorok, tetapi aku tetap mau karena ada

sesuatu yang dapat diperoleh.

Bagi kita, orang-orang ini berada dalam keadaan yang jauh lebih baik.

Karena, setidaknya, mereka sudah menetapkan pendirian. Mereka

memutuskan untuk tidak pindah. Tetapi banyak di antara kita yang

sulit membuat keputusan. Aku sepertinya ingin mempercayai Yesus,

tetapi rasanya bukan pilihan yang terbaik, tetapi kalau tidak

mempercayai Yesus juga sepertinya bukan hal yang tepat. Mengapa

Anda tidak langsung saja memilih untuk tidak percaya kepada Yesus

dan tidak usah kembali lagi setelah itu? Akan tetapi, Anda tetap datang

selama satu bulan, dua bulan, setengah tahun, setahun, dua tahun,

dan terus saja datang beribadah ke gereja. Kalau ditanya, "Apakah

engkau percaya?" Anda masih belum dapat memberikan respon.

Mengapa Anda tidak melupakan saja persoalan ini dan tidak usah pergi

ke gereja lagi? Akan tetapi Anda tidak sanggup. Anda takut kalau-kalau

173 | C A H A Y A I N J I L

terjadi sesuatu di masa depan. Sama seperti ketika Anda mau

memasang taruhan. Lalu Anda ragu, "Bagaimana kalau Anda salah?"

Akhirnya Anda tidak memasang sama sekali karena Anda benar-benar

tidak dapat mengambil keputusan. Keadaan tidak mampu mengambil

keputusan ini jelas jauh lebih menyedihkan.

Ada satu peristiwa di Perjanjian Lama di mana Elia, nabi kepada bangsa

Israel bertanya kepada bangsa Israel, "Berapa lama lagi engkau tidak

mau mengambil keputusan? Berapa lama lagi waktu yang kalian

perlukan? Berapa lama lagi?" Orang-orang itu tidak menjawab.

Saya ingin mengajukan pertanyaan yang sama terhadap Anda, "Berapa

lama lagi waktu yang Anda perlukan untuk mempertimbangkannya?

Anda tidak mengambil keputusan, tidak memberi tanggapan -

kapankah Anda berniat untuk melakukannya?" Anda harus menjawab

pertanyaan ini. Anda berkata, "Aku ingin melakukannya hari ini." Bagus

sekali. Atau Anda tidak mau melakukannya hari ini. Kalau begitu

kapan. Dapatkah Anda menentukan tenggat waktunya?

Mengapa tidak Anda beritahukan apa alasan Anda tidak dapat

mengambil keputusan? Atau, mengapa tidak katakan saja hal-hal yang

dapat membantu Anda dalam mengambil keputusan? Katakan saja -

"Ya Allah, jika Engkau dapat melakukan hal ini, atau hal itu, maka aku

akan membuat keputusan."

Sayangnya, Anda seperti orang Israel, diam membisu, tak sepatah

katapun.

Mintalah dan hal itu akan diberikan. Anda dapat mengatakan kepada

Allah jika Anda merasa ada sesuatu yang harus ditegaskan sebelum

Anda mengambil keputusan. Jika hal itu memang wajar, maka Allah

akan menjawab permintaan Anda. Dia akan menolong Anda.

Akan tetapi, masalahnya adalah Anda tidak pernah memberitahu Dia

tentang hal-hal yang menjadi penghalang bagi Anda. Jika Anda berkata

kepada Allah, "Kalau saja masalah ini dapat diselesaikan, maka aku

akan membuat keputusan." Dia akan menolong Anda, akan tetapi,

sama halnya dengan umat Israel, persoalannya terletak pada

keengganan Anda mengungkapkan hal itu. Jika demikan tidak ada

orang yang dapat menolong Anda.

174 | C A H A Y A I N J I L

Demikianlah, sang nabi berkata bertanya kepada mereka, kapan

mereka dapat memutsukan. Berapa lama lagi? Pertanyaan ini diajukan

dalam konteks peristiwa pertentangan antara sang nabi dengan para

nabi palsu di Gunung Karmel dalam rangka menunjukkan siapa nabi

sejati dan siapa Allah yang sejati. Elia berkata, "Berapa lama lagi kamu

berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah

Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Setidaknya persoalan ini sangat

sederhana, - Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia! Kalau tidak ada Allah

di muka bumi ini, maka pergilah makan dan bersenang-senang.

Bersenang-senang sampai Anda jatuh mabuk di karaoke. Jawabannya

sangat sederhana. Ini bukanlah persoalan yang rumit.

Anda hanya perlu merenungkan persoalan ini dengan cermat di dalam

hati Anda. Tentu saja hal yang terjadi selanjutnya berbeda. Lalu Elia

berseru agar diturunkan api dari langit. Sudah pasti, saya akan segera

percaya jika saya melihat api turun dari langit. Akan tetapi, Anda harus

ingat bahwa Elia menyampaikan perkataan tersebut kepada mereka

sebelum ia memanggil api turun dari langit, bukan sesudahnya. Dia

tidak perlu bertanya lagi sesudah peristiwa itu terjadi karena semua

orang tentunya akan segera berlutut dan percaya. Adakah orang yang

tidak mau percaya setelah melihat api yang turun dari langit? Namun

perhatikanlah, bahwa ucapan tersebut disampaikan sebelum mukjizat

terjadi. Apakah maksud dari sang nabi dengan berbuat seperti itu? Dia

tidak ingin mereka percaya karena mukjizat. Kepercayaan yang timbul

setelah melihat mujizat bisa jadi tidak ada gunanya.

Saya telah bertemu dengan orang-orang yang sudah pernah melihat

berbagai macam mukjizat lalu mereka jadi percaya. Akan tetapi

kepercayaan sedemikian tidak selalunya berdasarkan pada landasan

yang kokoh. Apakah yang diinginkan oleh sang nabi dari mereka? Elia

ingin agar mereka memiliki kepercayaan yang berdasarkan hati nurani

mereka, kepercayaan yang timbul atas tanggapan terhadap Kebenaran.

Mengapa di pesan lalu kita melihat pada persoalan apakah Anda benar-

benar mencintai Kebenaran? Ini adalah karena kepercayaan kita harus

muncul karena Kebenaran dan bukan karena kita telah melihat

mukjizat.

Dengan cara yang sederhana inilah saya mempercayai Tuhan untuk

pertama kalinya. Pada saat itu, teman sekelas saya memberitakan Injil

175 | C A H A Y A I N J I L

kepada saya. Suatu malam, dia mengundang saya ke rumahnya untuk

bercakap-cakap. Ia mulai berbicara tentang Alkitab dan Injil. Lalu saya

menjadi percaya dalam waktu 30 menit. Dia juga merasa bahwa

kejadian itu sangat cepat dan berkata, "Kalau saja semua orang seperti

kamu, maka aku hanya perlu meluangkan waktu 30 menit saja, dan

tidak harus memboroskan nafasku." Dalam waktu 30 menit, saya

memutuskan untuk mengikut Dia dan menyerahkan hidup saya kepada

Tuhan. Sejak saat itu, sekitar 20 tahun yang lalu, saya tidak pernah

membatalkan keputusan saya.

Sangat sederhana. Tak ada hal yang rumit. Saya memahaminya ketika

ia menyampaikan tentang persoalan dosa saya. Saya mengakui hal itu

ketika dia mulai bericara - saya tahu bahwa saya hidup di dalam dosa.

Hati nurani saya memberitahu saya bahwa ini semua adalah

kenyataan. Ini adalah Kebenaran.

Dia lalu melanjutkan dengan berkata bahwa ada Allah di dunia ini dan

Dia adalah Allah Maha pencipta - dan hal ini juga, dapat saya pahami.

Dunia dan segala isinya tidak mungkin muncul begitu saja dari

bebatuan. Tidaklah mungkin manusia berasal dari makhluk bersel

tunggal. Ini sangat bertentangan dengan logika ilmu pengetahuan. Jika

Anda melakukan sedikit penelitian ilmiah, Anda akan tahu bahwa para

ilmuwan modern mengalami kesulitan dalam menjelaskan teori Evolusi.

Mereka masih berpegang pada teori ini karena mereka belum

mendapatkan teori yang lebih bagus.

Saya mengerti semua ini. Sangat sederhana - tanyakan saja hati

nurani Anda. Anda tahu itu semua - Anda tahu tentang dosa-dosa Anda

tanpa perlu dinyatakan oleh orang lain. Anda tahu bahwa pasti ada

Tuhan, karena bagaimanapun juga, harus ada yang menguasai semua

ini. Anda tahu ini. Saya juga tahu bahwa Dia adalah Allah, Dialah yang

telah menciptakan saya, karena inilah saya melayani Dia. Jadi, kita

bahkan tidak memerlukan waktu sampai 30 menit. Setiap pertanyaan

adalah pertanyaan yang logis dengan jawaban yang sederhana. Apakah

menurut Anda ini semua sangat sulit? Di manakah letak kesulitannya?

Persoalannya adalah apakah Anda taat pada Kebenaran, apakah Anda

mendengarkan apa yang dikatakan oleh hati nurani Anda. Anda boleh

saja berkata, "Aku tidak tahu yang manakah Allah yang benar. Kalau

saja aku tahu, maka aku pasti akan mengikut dan melayani Dia seumur

176 | C A H A Y A I N J I L

hidupku." Dia akan memberitahu Anda siapa Dia. Anda tidak perlu

khawatir dan bersusah payah mencari Dia.

Masalah yang terbesar tidak terletak pada pengetahuan. Tidak peduli

apakah saya tahu mana yang benar-benar Allah - apakah Buddha itu

Tuhan atau siapakah nabi Muhammad itu. Bukan itu persoalannya.

Masalah yang terbesar tidak terletak pada aspek pengetahuan,

melainkan pada aspek sikap hati.

Allah yang ini adalah Allah yang bersedia menghadapi tantangan. Anda

tidak perlu khawatir. Dia adalah Allah yang mampu mengungkapkan

dengan jelas kepada Anda bahwa Dia adalah Allah yang sejati. Untuk

yang satu ini, saya tidak perlu menjelaskan lebih jauh. Yang penting

adalah apakah Anda memiliki sikap hati yang mengasihi Kebenaran

atau Anda mungkin malah berkata kepada Allah, "Pertama-tama,

izinkan aku melihat-Mu dulu, untuk mengetahui bahwa Engkau

memang nyata, selanjutnya aku akan mempertimbangkan apa yang

akan kulakukan, entah akan mengikut Engkau atau tidak." Pengaturan

semacam ini tidak akan berjalan karena Anda tidak memiliki sikap hati

yang jelas dalam mentaati Kebenaran di dalam hati Anda.

Kebenaran berbicara dengan sangat jelas, "Jika Dia adalah Allah, kalau

Dia adalah Tuhan yang telah menciptakan Anda, apakah hati nurani

Anda tidak akan mengarahkan Anda untuk mentaati Firman-Nya?"

Tidakkah Anda harus melayani Dia dalam sepanjang hidup Anda? Dia

adalah Allah yang telah menciptakan Anda! Pokok ini ditegaskan

dengan sangat nyata oleh Kebenaran.

Jadi persoalannya terletak pada sikap hati kita, bagaimana cara kita

menilai Kebenaran. Ini bukanlah persoalan pengetahuan. Masalahnya

bukan pada seberapa lama kita perlu menyimak tentang Kebenaran.

Jika Anda bertanya, "Berapa lama kita perlu datang ke gereja untuk

mendengarkan khotbah-khotbah sebelum kami bisa membuat

keputusan? Setengah tahun? Setahun?" Jawabannya adalah, "Anda

tidak perlu menunggu. Anda dapat membuat keputusan dengan segera

jika Anda bisa bereaksi terhadap Kebenaran." Sama seperti hari ketika

saya mendengarkan selama 30 menit dan dengan segera memahami

apa yang sedang terjadi. Saya segera tahu bahwa saya ingin mengikut

Allah yang satu ini, bahwa Dia adalah Tuan dan Raja di dalam hidup

177 | C A H A Y A I N J I L

saya. Apa lagi yang Anda tunggu? Jika Anda bereaksi pada Kebenaran,

Anda bisa membuat keputusan itu sekarang juga.

Ya, Alkitab juga mengajarkan kita untuk duduk tenang dan memikirkan

ongkosnya dengan cermat. Bagaimana pun juga, Anda harus camkan

bahwa Yesus ingin agar Anda bersikap tenang, jangan terburu-buru,

dan memikirkan harga yang harus dibayar dengan cermat. Tapi berapa

lama waktu yang Anda perlukan untuk membuat perhitungan? Satu

atau dua tahun? Lima tahun? Apakah Anda punya waktu selama itu?

Apa yang dilakukan oleh para murid ketika Yesus memanggil mereka?

Apakah mereka berkata, "Tunggu sebentar. Kami akan datang padamu

minggu depan dengan jawabannya"? Tidak. Mereka memberikan

respons yang jelas. Para murid dengan segera ikut ketika Yesus

memanggil mereka. Mereka membuat keputusan di tempat dan saat itu

juga. Yesus tidak perlu menunggu. Dia tidak harus mencari bangku

untuk duduk menunggu sampai mereka memberikan tanggapan. Para

murid dengan segera datang. Yesus memanggil Petrus, Yakobus,

Yohanes dan Andreas - mereka semua menanggapi dengan segera.

Pada saat itu, beberapa dari mereka sedang menebar jala,

memperbaiki jaring, atau sedang menangkap ikan. Akan tetapi mereka

segera membuat keputusan dengan segera, meninggalkan jala mereka

dan pergi!

Alkitab mencatat adanya tanggapan dalam bentuk keikutsertaan dan

juga penolakan yang bersifat langsung. Seperti pada catatan tentang

Yesus dan orang muda yang kaya. "Tinggalkan semua kekayaanmu dan

ikutlah Aku" - akan tetapi orang kaya ini tidak mampu melakukannya,

jadi dia memilih untuk meninggalkan Yesus. Jika dia tidak mau

berpisah dari harta kekayaannya, maka dia harus mengucapkan

selamat tinggal kepada Yesus. Orang muda yang kaya itu tidak

berkata, "Tolong beri saya waktu untuk pulang dan

mempertimbangkannya lagi. Saya akan memberi jawabannya nanti.

Beri saya nomor HP Anda, dan saya akan menghubungi Anda jika saya

sudah mendapatkan jawabannya!" Tidak, kita tidak melihat itu.

Ada banyak kejadian seperti itu di dalam Kitab Suci. Yesus memanggil

murid-muridnya, dan ada yang menjawab, "izinkan aku pulang dulu,

untuk menyelesaikan semua urusan, dan mengucapkan selamat tinggal

178 | C A H A Y A I N J I L

kepada ayahku." Yesus berkata, "Tidak. Engkau harus membuat

keputusan sekarang juga.

Melalui semua ini, Yesus mau menyampaikan pesan bahwa Anda harus

membuat keputusan segera bagi Kebenaran tanpa penundaan. Kita

punya kebiasaan menunda sesuatu - "Hari ini bukanlah hari baik.

Tunggu sampai besok." Besok dan besok lagi. Ada berapa banyak hari

esok? Saya yakin bahwa setiap orang sudah tahu fakta bahwa sekali

Anda menunda sesuatu, maka Anda akan terus menundanya tanpa

akhir.

Sama seperti beberapa orang yang sudah bertahun-tahun hadir di

gereja. Apa yang membuat Anda berpikir bahwa Anda pasti akan

membuat keputusan suatu hari nanti jika Anda tidak dapat membuat

keputusan itu sejak awal? Sekali Anda menundanya, maka Anda akan

menundanya lagi.

Kami tidak ingin memaksa Anda untuk membuat keputusan. Keputusan

itu harus berupa suatu tanggapan dari dalam hati Anda kepada Allah.

Saya tidak bertanya apakah Anda berminat untuk menjadi orang

Kristen atau berencana untuk dibaptiskan setelah mendengarkan

pesan-pesan di seri pengenalan injil ini. Ini bukan suatu keputusan

dangkal, melainkan keputusan dari dalam hati. Keputusan apakah yang

akan Anda buat, tanggapan apakah yang akan Anda berikan setelah

mendengarkan Kebenaran?

Dunia ini fana dan tidak kekal. Bagaimana reaksi Anda pada

pernyataan ini? Apakah Anda akan pulang dan memeriksa hubungan

Anda dengan dunia ini secara cermat? Apakah Anda hanya

menginginkan ketenaran, kekayaan dan kesenangan duniawi? Jika

memang demikian, apakah gunanya Anda datang ke gereja dan

mendengarkan khotbah?

Jika Anda telah mendengar pesan hari ini dan mengetahui dengan jelas

bahwa dunia ini fana dan tidak dapat diandalkan, akan tetapi Anda

masih mengandalkan kebahagiaan Anda pada semua itu, maka

keadaan Anda sama seperti bursa saham, bahagia hari ini, sengsara

bulan depan. Inilah Kebenaran.

Izinkan saya bertanya, "Apakah tanggapan Anda?" Renungkan dan

bertindaklah sesuai dengan suara hati Anda. Inilah respons dari dalam

179 | C A H A Y A I N J I L

batin yang sedang saya bicarakan. Bukannya tindakan yang Anda

pertontonkan kepada orang.

Jika Alkitab berbicara tentang masalah dosa, sudahkah Anda pulang

dan mengakui dosa Anda? Sudahkah Anda bertobat dari dosa Anda?

Sudahkah Anda meresponi Kebenaran ini.

Anda harus mengerti bahwa satu-satunya orang yang dapat menolong

Anda selain Allah adalah diri Anda sendiri. Apakah Allah dapat

menolong Anda, hal itu bergantung pada apakah Anda mau menolong

diri Anda sendiri. Hal ini bergantung pada reaksi Anda kepada

Kebenaran.

Hanya ada satu penjelasan mengapa saya percaya kepada Yesus -

karena saya tahu bahwa ini adalah Kebenaran dan saya meresponi itu.

Bukan karena saya tahu apa itu surga atau neraka, dan sebagainya.

Ada orang yang berkata, "Saya tidak begitu paham tentang apa itu

surga dan neraka. Saya tidak percaya kalau kedua hal itu ada." Tidak,

kedua hal itu sangat abstrak, Anda tidak akan dapat memahami kedua

hal itu dengan sepenuhnya sekarang ini. Ada lagi yang berkata, "Aku

belum mengalami kasih Allah." Saya sendiri juga belum mengalami hal

tersebut pada saat itu. Saya hanya mendengarkan selama 30 menit.

Pada saat itu saya tidak merasakan seberapa besar kasih Allah kepada

saya.

Belakangan, selama dua puluh tahun melayani Dia, saya mengalami

banyak hal yang tidak saya alami pada saat pertama itu. Jika Anda

tanyakan bagaimana perasaan saya saat itu, saya tidak mengalami

suatu perasaan khusus, hanya sekadar keyakinan bahwa semua itu

benar pada saat itu. Anda tidak harus mengalami sesuatu hal. Terlebih

lagi, saat itu pengetahuan dan kemampuan berpikir saya masih sangat

sedikit. Buku-buku arkeologi yang menjelaskan tentang seperti apa

makam Yesus dan seperti apa batu yang menutup makam itu belum

saya baca saat itu. Saya juga tidak menelaah naskah-naskah Alkitab

dalam bahasa aslinya.

Saya tidak memiliki semua pengetahuan itu, akan tetapi saya tahu

bahwa ada satu hal yang sangat jelas di dalam hati nurani saya - inilah

Kebenaran, ini semua nyata. Lalu saya ikut, begitu saja. Yesus hanya

peduli pada respons Anda terhadap hati nurani Anda - akankah Anda

180 | C A H A Y A I N J I L

taat atau menolaknya? Jika Anda menentang, tak akan ada gunanya

bagi Anda untuk datang mendengarkan lebih banyak lagi. Anda hanya

akan semakin jauh masuk ke dalam posisi menentang.

Jadi saya harap Anda dapat menegaskan sikap hati dan tanggapan

Anda sehingga Anda tidak datang hanya untuk mendengarkan saja.

Apakah Anda seorang yang mengasihi Kebenaran?

Aku Punya Impian!

Pesan ke tiga dari seri khotbah tentang "Kualitas Hidup" oleh Pdt. Eric

H. H. Chang

Pesan ini disampaikan di Chinese Gospel Church di Montreal, PQ,

Kanada

"Aku punya impian (I have a dream)!" Apakah kata-kata ini

kedengarannya tidak asing lagi bagi anda? Ini adalah kata-kata

terkenal dari Pdt. Martin Luther King. Seorang aktivis Amerika

keturunan Afrika, beliau menyampaikan pidato yang menggebu-gebu

ini sewaktu berkampanye melawan diskriminasi ras di Amerika. Demi

impian itu beliau harus menyerahkan nyawanya dengan dibunuh.

Apakah anda mempunyai impian? Apakah impian anda itu? Apakah

anda siap mati demi impian anda seperti Pdt. Martin Luther King?

Ketika saya berkunjung ke Amerika, saya merasakan hal yang luar

biasa melihat banyak sekali kota-kota dimana jalan-jalannya diberi

nama Martin Luther King. Kelihatannnya impian beliau itu mempunyai

dampak yang besar terhadap masyarakat Amerika. Beliau telah

menjadi suatu lambang pengharapan, seorang idola bagi masyarakat

Amerika. Karena impian beliau itulah sekarang ini orang-orang

Amerika keturunan Afrika mempunyai status dan posisi yang jauh lebih

baik di Amerika. Apakah impian itu begitu berharganya sehingga

pantas untuk mengorbankan nyawa? Di sini kelihatan jelas kalau

kematian Pdt. Martin Luther King merupakan faktor yang berpengaruh

kuat di dalam penggenapan impian tersebut.

Impian Anda Menentukan Hidup Anda

Impian anda menentukan arah hidup anda. Jika anda tidak

181 | C A H A Y A I N J I L

mempunyai impian, ini berarti anda tidak mempunyai arah hidup. Jika

impian anda adalah agar dapat memiliki rumah dan mobil yang bagus,

hal itu akan menjadi segala-galanya di dalam hidup anda. Bila pada

akhirnya anda memiliki rumah dan mobil tersebut, anda tidak akan

mempunyai impian lagi. Impian anda telah terkabul dan berakhir.

Saya ingin membicarakan mimpi-mimpi anda yang indah itu. Dan saya

juga ingin membicarakan kenyataan hidup yang keras yang dapat

merubah impian indah menjadi impian buruk.

Sebagai orang-orang Kristen, kita harus menjadi tukang mimpi. Allah

menjanjikan kita menjadi tukang mimpi di saat Dia memberikan Roh

Kudus kepada kita. "Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku

akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia, maka anak-anakmu

laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua

akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-

penglihatan" (Yoel 2:28, Kisah Para Rasul 2:17). Yang menjadi beban

pikiran bagi saya adalah kenyataan begitu sedikitnya orang Kristen

yang mempunyai penglihatan atau mimpi. Allah mengilhamkan mimpi

kepada kita. Tidak ada hal yang lebih menjenuhkan atau

membosankan selain daripada orang Kristen yang tidak mempunyai

penglihatan atau impian. Mereka adalah orang-orang Kristen tanpa

Roh Allah. Bila orang-orang tidak mempunyai penglihatan, Alkitab

berkata, orang-orang tersebut binasa.

Mengapa Impian Kita Gagal?

Namun di dalam kenyataan hidup yang keras ini, mimpi indah dapat

berubah menjadi mimpi buruk. Ambil sebuah contoh misalnya negara

Cina saat ini. Cina sekarang ini adalah sebuah negara tanpa

penglihatan (visi). Pada satu masa lalu mereka pernah mempunyai

impian komunisme sosialisme yang ideal bagi negara mereka. Tetapi

sekarang impian ideal itu telah berubah menjadi impian buruk.

Meskipun kita harus menjadi tukang mimpi, kita perlu mempunyai

pengertian jelas akan kerasnya kenyataan hidup jikalau kita ingin

mewujudkan impian kita.

Mengapa impian kita gagal? Impian itu gagal karena kita tidak bisa

bertahan menghadapi tantangan kekerasan hidup. Inilah yang disebut

dosa dalam hati kita. Dosa selalu merubah impian indah menjadi

182 | C A H A Y A I N J I L

impian buruk. Kita mengetahui hal ini melalui pengalaman kita

sendiri. Di dalam pernikahan, kedua mempelai memulai hidup baru

mereka dengan memasuki sebuah impian yang indah. Lihatlah cara

mereka memandang satu sama lain, cara mereka tersenyum dikala

berbincang-bincang satu sama lain. Upacara pemberkatan pernikahan

di gereja, alunan musik organ, rangkaian bunga-bunga, pengantin

wanitanya dengan gaun putih, pengantin prianya dengan jas hitam

yang elegan - benar-benar sebuah impian! Saya telah memimpin

banyak upacara pemberkatan pernikahan, dan saya selalu berdoa,

"Semoga mimpi ini tidak akan berakhir." Tetapi dengan tidak

tersangka sama sekali, mereka seolah-olah terbangun dari mimpinya

dan mulai bertengkar serta berkelahi. Tidak lama kemudian pasangan

yang sama itu datang kepada saya untuk konseling perkawinan.

Bagaimanakah Sebuah Impian Indah Berubah Menjadi Impian

Buruk?

Apa yang terjadi dengan mimpi indah tersebut yang sekarang telah

menjadi mimpi buruk? Suatu kali saya dipanggil malam-malam oleh

sepasang suami-istri yang meminta konseling perkawinan. Selama dua

jam saya mendengarkan impian indah mereka yang sekarang telah

menjadi impian buruk. Sang istri tidak berhenti-hentinya menangis.

Benar-benar mimpi yang buruk!

Tetapi anda berkata hidup kekristenan itu sendiri adalah sebuah mimpi

buruk. Ada mimpi indah apa lagi yang tersisa di dalam hidup itu? Kita

mempunyai Allah yang kudus dan benar yang memperhatikan setiap

gerak-gerik kita, yang siap untuk menghukum setiap kali kita gagal.

Setiap hari kita bergumul dengan dosa, seringkali tanpa kemenangan.

Jika hal ini belum menjadi mimpi buruk, sedikitnya hal ini sudah cukup

untuk membuat kita sakit kepala. Pada akhirnya, kita harus

merangkak ke hadapan Allah dan memohon berulang-ulang, "Ampuni

aku, ampuni aku, ampuni aku." Sepertinya seluruh hidup kekristenan

kita itu penuh dengan kesalahan. Jadi bila kita baca Filipi 4:4 dan 1

Timotius 6:17 yang terdapat di dalam kedua pesan yang lalu, dimana

Paulus membicarakan tentang kesukacitaan dan Allah yang memberi

kita segalanya untuk dinikmati, kelihatannya hal tersebut adalah hal

kekristenan yang berbeda yang kita tidak mengerti sama sekali.

Dosa Menghancurkan Impian Kita

Dosalah yang menghancurkan impian kita. Kalau kita lihat kata "dosa"

183 | C A H A Y A I N J I L

ini, kita tidak boleh melihatnya seolah-olah Allah selalu ingin

mengingatkan kita bahwa kita adalah orang-orang berdosa dan

mengancam kita dengan kengerian neraka. Kadang-kadang kita

membayangkan Allah itu seperti ayah kita sendiri, yang bisa jadi

seorang yang sangat keras dan tidak masuk akal. Tetapi Allah tidaklah

demikian. Sebaliknya, kita harus memandang hal ini dari segi kasihNya

untuk kita sebagai keinginanNya untuk menyelamatkan kita dari dosa.

Dia ingin kita mengerti kasihNya, dan dengan penuh kasih Dia

memberitahu kita, "Aku mengasihimu, Aku ingin memberitahukan

kasihKu kepadamu."

Dosa merusak kualitas hidup kita. Dosa menghilangkan kesukacitaan

meskipun dosa dapat memberikan kesenangan sementara (Ibrani

11:25). Kalau dosa tidak mampu memberikan kesenangan kepada

kita, tak ada seorangpun yang akan berdosa. Manusia melakukan

sesuatu karena mereka sedang mencari kualitas hidup yang lebih baik.

Jadi kalau dosa bisa memberi sedikit kesenangan meskipun hanya

untuk sementara saja, mengapa tidak? Tetapi anda harus memikirkan

konsekuensinya lebih jauh lagi. Anda menginginkan kesukacitaan

jangka panjang, bukan kesenangan jangka pendek. Demi kesenangan

karena mendapatkan sesuatu dengan cuma-cuma, banyak orang yang

mencuri di toko-toko. Di Kanada saja, kasus pencurian toko memakan

biaya $2,4 milyar setahun. Dapatkah anda bayangkan hal ini? Ini

bukan hanya sejuta dollar ataupun seribu juta (semilyar) dollar. Ini

adalah 2,4 milyar dollar! Satu milyar ada 9 nol-nya! Betul-betul tidak

masuk akal. Kalau dipukul rata ini berarti 83 dollar untuk setiap laki-

laki, perempuan dan anak-anak di Kanada. Ini berarti anda dan saya

membayar jauh lebih banyak daripada 83 dollar setahun (karena anak-

anak tidak perlu membayar) untuk barang-barang yang dicuri oleh

orang lain. Jadi dosa tidak hanya disinggung di dalam gereja saja.

Dosa adalah mereka para pencuri toko di Kanada, dan pada akhirnya

kitalah yang membayarnya. Ada beberapa pencuri toko yang

tertangkap dan akibatnya masa depan mereka hancur oleh karena

catatan kriminal mereka. Dosa macam inilah yang mengubah impian

indah menjadi impian buruk bagi setiap orang.

Dosa memutuskan tali perkawinan. Perkawinan yang hancur

membawa penderitaan kepada kedua belah pihak dan anak-anak serta

keluarga. Hal apakah yang menghancurkan sebuah perkawinan?

Sikap yang menuntut, egois, atau dosa-dosa yang lain menghancurkan

184 | C A H A Y A I N J I L

perkawinan. Untuk pasangan yang saya sebut diatas tadi dimana sang

istri menangis sampai dua jam lebih, sang suami berkali-kali

menegaskan, "Aku punya hak! Akulah suaminya, jadi aku punya hak!"

Saya merasa capai mendengar perkataan itu, jadi saya beberkan

persoalan dengan dirinya: keegoisannya yang bukan main. Dimatanya,

istrinya tidak mempunyai hak apapun. Saya tidak mengerti mentalitas

seperti ini dimana suami dan istri bertengkar demi hak mereka masing-

masing.

Apakah Mimpi Ini?

Apakah mimpi ini? Saya adalah seorang yang sangat praktis. Bila kita

membicarakan pembangunan sebuah gereja, kita harus mempunyai

sebuah impian, sebuah konsep. Benar kita harus bekerja-sama, tetapi

apa tujuannya? Jika kita ingin membangun struktur yang indah,

terlebih dahulu kita harus bisa melihat struktur tersebut di dalam

pikiran kita. Kita harus mempunyai konsep yang jelas di dalam hati

kita.

Kita dipanggil untuk membangun gereja sebagai suatu masyarakat

baru. Sayangnya, apabila kita merenungkan kata "gereja" sekarang

ini, yang terpikir adalah sebuah bangunan, atau sekelompok manusia,

besar ataupun kecil. Kita tidak memikirkan gereja sebagai suatu

masyarakat baru yang dirancang oleh Allah.

Kita lihat negara Cina, contohnya, kita melihat bahwa negara Cina

sudah tidak lagi mempunyai impian untuk menjadi masyarakat baru.

Jikalau negara Cina tidak mempunyai impian, negara itu akan musnah.

Kalau kita peduli dengan negara Cina, kita harus membawa kembali

sebuah impian bagi negara itu. Sewaktu saya beberapa kali

berkunjung ke negara Cina, hati saya terasa sangat berat. Kebanyakan

orang di Cina sudah tidak lagi mempunyai tujuan, terutama di kalangan

kaum muda yang masih mempunyai suatu idealisme. Beberapa

mahasiswa yang berbincang-bincang dengan saya di sana sepertinya

sudah tidak berpengharapan lagi atas masa depan studi mereka. Hal

ini mengandung beberapa arti. Arti pertama, bagi para kaum muda,

negara Cina sudah kehilangan arah. Orang-orang tidak tahu lagi

mereka sedang menuju ke arah mana. Arti kedua, penghasilan

seorang tamatan akademis sangatlah kecil. Penghasilan seorang

pedagang kecil-kecilan atau penjual kaos baju di jalanan malah jauh

lebih besar. Jadi apa gunanya studi itu? Lagi pula, kelihatannya tak

185 | C A H A Y A I N J I L

ada lagi seorangpun yang peduli melakukan sesuatu bagi negara

mereka. Korupsi yang meraja-lela menghancurkan segala impian yang

masih tersisa. Mungkin orang-orang Komunis ini dulunya mempunyai

suatu impian masyarakat baru. Tetapi sekarang mereka telah

kehilangan impian tersebut. Setiap dari mereka menggunakan

posisinya untuk menjadi kaya. Jikalau hal ini terus berlangsung,

tahukah anda apa yang akan terjadi dengan negara Cina kita? Kita

yang duduk santai diluar negeri berkata, "Kita tidak bisa melakukan

apa-apa." Ini tidak benar. Ada yang bisa kita lakukan jika kita

mempunyai impian. Itulah sebabnya saya berkata bahwa Allah kita

adalah Allah yang memberi impian. Di hari Pentakosta, Yoel 2 dipenuhi

(sebenarnya tercatat di Kisah Para Rasul 2) - pencurahan Roh.

Sudahkah Anda Tangkap Visi Itu?

Apakah anda telah menerima Roh itu? Apakah anda telah menangkap

visiNya? Oleh karena visi tersebut anda mampu menahan segala

macam penderitaan. Itu adalah unsur yang penting dalam visi seorang

Kristen. Seorang Kristen menyadari kenyataan hidup yang keras itu,

tetapi ia maju terus dan mampu mengatasi semuanya. Bila seorang

Kristen selalu jatuh setiap kali menghadapi masalah, kita tahu orang itu

tidak mempunyai visi. Sayangnya, terlalu banyak orang seperti itu ada

di dalam gereja. Untuk menjadi seorang prajurit Kristus dan mampu

menahan segala macam penderitaan, anda harus mempunyai impian

dimana anda siap untuk mati demi impian itu.

Saya berdoa agar anda dapat menangkap impian tersebut bila Roh

Allah datang ke atas anda. Penderitaan akan selalu ada, karena dosa

dan mereka yang mendukung dosa akan menentang anda kemanapun

anda pergi. Bersiap-siaplah untuk hal ini dimana bila anda mempunyai

impian, beberapa dari musuh terbesar anda adalah orang-orang Kristen

sendiri. Ini akan menjadi keterkejutan paling besar di dalam hidup

anda, karena mereka yang mempunyai impian selalu ditentang oleh

mereka yang tidak mempunyai impian. Mereka akan menertawakan

anda. Mereka akan menentang anda. Di dalam Perjanjian Lama kita

lihat Yusuf, seorang tukang mimpi besar. Karena mimpi-mimpinya,

bahkan saudara-saudaranya sendiri ingin membunuhnya. Hanya

campur tangan Allahlah yang menyelamatkan nyawanya.

Mencengangkan, bukan?

186 | C A H A Y A I N J I L

Sewaktu para Komunis masih mempunyai impian, dan hal ini sudah

lama berselang, mereka bersedia melakukan Long March. Mereka

menahan segala macam penderitaan. Banyak yang mengorbankan

nyawa mereka demi impian itu. Tetapi sekarang impian itu telah

musnah. Tak ada seorangpun yang bersedia untuk menderita segala

apapun. Sekarang adalah saat korupsi. Dengan cara yang sama, bila

gereja tidak mempunyai impian lagi, korupsi merembes ke dalam

gereja. Maka akan terjadi kekurangan kasih, bahkan juga

pertentangan atas kebenaran. Itulah kenyataan keras yang dihadapi

setiap pemimpi.

Dosa Menghancurkan Impian

Dosa ada di dalam dunia. Betapa mengerikannya kuasa dosa! Baru-

baru ini di dalam siaran berita, saya mendengar kabar tentang seorang

anak yang menyewa seorang pembunuh untuk membunuh kedua

orang-tuanya sendiri demi harta warisan. Dia ingin menikmati

kesenangan dosa dengan menggunakan harta warisan orang-tuanya.

Tetapi dia hanya dapat menikmati harta warisan tersebut dalam waktu

singkat saja karena sekarang dia akan menghabiskan hampir seluruh

sisa hidupnya di penjara dimana dia akan mempunyai banyak waktu

untuk merenungkan tindakan keji yang telah dia lakukan. Hasrat egois

untuk bersenang-senang begitu kuatnya sampai-sampai nyawa orang-

tuanya sendiripun dikorbankan. Rasa kasih dan hormat antara orang-

tua dengan anak-anaknya adalah prinsip yang penting agar impian kita

bisa terwujud, tetapi dosa akan menghancurkan setiap prinsip dan

kualitas hidup. Anda kira dosa hanyalah suatu konsep theologi di

dalam Alkitab? Bukan, dosa adalah kenyataan hidup: anak membunuh

orang-tua, orang-tua membunuh anak. Sungguh mengerikan!

Karena itu, untuk mewujudkan sebuah impian, kita harus mempunyai

kekuatan untuk menguasai dosa. Dan dosa haruslah menjadi hal

pertama yang kita kuasai, karena dosa ada di dalam setiap dari kita.

Biarlah kita menjadi orang-orang yang praktis. Bagaimana kita dapat

mempunyai impian yang realistis, jikalau kita tidak dapat menjalin

hubungan rumah-tangga sendiri dengan harmonis. Saya hanya tahu

sejumlah kecil saja rumah-tangga yang harmonis. Bagi kebanyakan

pasangan suami-istri, yang ada hanyalah ketegangan terus-menerus.

Jikalau perkawinan kita tidak lain daripada suatu kesengsaraan yang

mendalam, bagaimana akan ada kesukacitaan untuk sebuah impian

indah? Jikalau kuasa Allah tidak cukup untuk menangani kesulitan di

187 | C A H A Y A I N J I L

dalam perkawinan, bagaimanakah kuasa itu akan cukup untuk

medirikan sekelompok masyarakat baru? Kita hanya berbicara omong

kosong saja.

Saya seorang pemimpi, tetapi saya juga seorang realis. Saya

menyadari sepenuhnya kesulitan-kesulitan di muka. Kita mengetahui

kenyataan dosa, tetapi kita mempunyai kekuatan untuk menguasainya.

Isi dari Mimpi Kita

Apakah impian kita? Apakah prinsip daripada masyarakat baru ini?

Apakah yang sedang kita bangun bersama? Marilah kita mulai dengan

melihat prinsip yang sangat dasar yang ditemukan di Roma 15:1-5:

Kita yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat

dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di

antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya

untuk membangunkannya. Karena Kristus juga tidak mencari

kesenanganNya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: "Kata-kata cercaan

mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai Aku." Sebab segala

sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi

kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan

dan penghiburan dari Kitab Suci. Semoga Allah, yang adalah sumber

ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu,

sesuai dengan kehendak Kristus Yesus.

Saya ingin anda memperhatikan penggunaan dari ungkapan "mencari

kesenangan" di ayat-ayat ini. Ungkapan ini tertulis di ayat pertama,

"jangan kita mencari kesenangan kita sendiri", dan di ayat kedua, "kita

harus mencari kesenangan sesama kita", dan di ayat ketiga, "Kristus

juga tidak mencari kesenanganNya sendiri". Kemudian muncul kata

"penghiburan" di ayat keempat dan kelima. Ayat-ayat ini menolong

kita untuk mengerti bahwa tujuan mencari kesenangan sesama kita

adalah untuk menghibur dan membangun orang lain. Sekarang mari

kita bayangkan suatu masyarakat dimana orang-orangnya tidak lagi

mempedulikan kesenangan mereka, tetapi selalu memikirkan

bagaimana caranya untuk menghibur dan membangun orang lain.

Cobalah terapkan hal ini ke dalam kehidupan perkawinan kita. Kenapa

perkawinan menjadi hancur? Kenapa sebuah perkawinan yang diawali

dengan masa pacaran sampai ke bulan madu berjalan begitu baik

188 | C A H A Y A I N J I L

kemudian dengan sangat cepat berubah menjadi buruk? Jawabannya

sangat mudah. Rahasianya ada disini, mudah tetapi betul. Kita tidak

boleh berpikir bahwa kebenaran itu harus penuh dengan komplikasi

untuk menjadi benar. Kebenaran adalah hal yang mudah akan tetapi

penerapannya sulit sekali. Anda lihat saja, sebelum kita menikah, kita

berusaha untuk menyenangkan pasangan kita. Kita selalu bertanya:

"Apa yang kamu ingin lakukan? Kamu ingin pergi kemana? Sukakah

kamu dengan ini atau itu?" Kedua belah pihak selalu mencoba untuk

menyenangkan satu sama lain. Ah, betapa manisnya saat kita

memasuki jenjang perkawinan!

Tetapi apa yang terjadi setelah pernikahan? Begitu selesai berbulan

madu, mulai terjadi perubahan pokok di dalam prinsip kita. Sekarang

kamulah yang harus menyenangkan saya! Berdasarkan prinsip ini,

setiap hubungan manusia akan retak. Hal yang sama berlaku di dalam

hubungan antara orang-tua dengan anak-anaknya. Kita memanggil

persoalan ini dengan nama yang keren seperti "generasi gap", akan

tetapi persoalannya sebenarnya tidak berbelit-belit. Orang-tua

menuntut anak-anaknya untuk menyenangkan mereka, karena mereka

adalah orang-tua. Di sisi yang lain, anak-anak itu berpikir :"Kenapa

saya harus menyenangkan kalian jikalau kalian tidak menyenangkan

saya terlebih dahulu?" Itulah sebabnya hubungan manusia bisa

menjadi begitu tegang.

Apa yang terjadi bila kita mengikuti prinsip "menyenangkan sesama"?

Apabila dua sejoli menikah, mereka seharusnya mempunyai impian

bersama. Jikalau impian tersebut hanya berpusat kepada hal-hal untuk

mencari kesenangan bersama, impian itu kurang berarti. Tetapi jika

mereka mempunyai tujuan dan arah hidup bersama, maka dengan

bersama-sama mereka akan menghasilkan sesuatu bagi Allah. Dengan

demikian pernikahan tersebut mempunyai tujuan dan impian

didalamnya. Tetapi tujuan itu harus dibagi bersama. Kalau hanya satu

pihak saja yang mempunyai impian, pernikahan itu tidak akan sukses.

"Mencari kesenangan" bukan berarti memuji-muji atau menyanjung

orang lain. Ini bukan berarti mengatakan hal-hal yang mereka suka

dengar untuk "menyenangkan" hati mereka. Ini berarti menghibur

sesama untuk maju terus mencapai tujuan bersama tersebut.

Masalah Yang Sama Di Dalam Gereja

Sama halnya dengan masalah yang timbul di gereja. Kita mempunyai

189 | C A H A Y A I N J I L

tuntutan terhadap satu sama lain. Kita menuntut bahwa sebagai

seorang Kristen, ia harus jauh lebih mengerti, ia harus begini dan

begitu. Ia kurang rohaniah. Ia tidak mencapai standar Allah menurut

pengertian saya. Sebagai akibat dari tuntutan tersebut, kita memberi

tekanan kepada sesama.

Tetapi impian itu sebenarnya adalah untuk memberi inspirasi kepada

orang-orang. Dimana ada impian, orang-orang akan tertarik. Anda

tidak perlu memaksa mereka. Jika diberi motivasi, orang-orang akan

dengan senang hati melakukannya. Namun bila impian itu musnah,

anda bisa saja memarahi orang-orang tersebut setiap hari, tetapi tidak

akan ada gunanya. Malahan masalahnya akan menjadi lebih buruk.

Saya waktu dulu pernah menjadi seorang pelatih tim sepak-bola.

Sebagai seorang pelatih, kalau tidak memaksa para pemainnya dengan

keras ia dapat mendorong mereka secara halus. Ia dapat memberi

kecaman keras agar mereka bisa bermain dengan lebih baik, atau

sebaliknya ia dapat mendorong mereka dengan menunjukkan

bagaimana cara bermain yang lebih baik agar bisa menang. Ia

memberikan suatu impian kepada mereka, dan kemudian mendorong

mereka untuk mencapainya. Itu adalah suatu cara yang berbeda, dan

pengaruh dari dorongan yang membangun itu sungguh hebat!

Secara pribadi saya sendiri harus lebih banyak belajar tentang hal ini.

Saya adalah seorang yang sangat pelit dalam memberikan pujian.

Tahun lalu, seusai kebaktian gereja, saya berkata kepada salah

seorang rekan kerja saya bahwa dia telah memberikan khotbah yang

sangat baik. Ia begitu terkesiapnya sampai-sampai mulutnya hampir

terbuka lebar. Dia menjawab, "Komentar seperti ini sungguh sangat

sulit datang darimu." Sesudah itu saya merenungkan pernyataanya,

dan saya merasa insaf. Saya menyadari kalau di tahun-tahun

belakangan ini saya memberikan sedikit sekali pujian. Mungkin hal ini

karena saya sedang mencoba untuk meninggikan standar rekan-rekan

kerja kami. Tetapi saya belum cukup memberikan dorongan yang

membangun dan itulah kekurangan saya.

Masyarakat Baru Berdasarkan Kasih

Hanya atas satu butir ini saja, bayangkanlah suatu masyarakat baru

berdasarkan impian yang telah Allah berikan kepada kita. Misalnya,

bagaimanakah seharusnya masyarakat baru ini memelihara orang-

190 | C A H A Y A I N J I L

orang miskin ditengah-tengah kita? Di Hong Kong, kami mencoba

melakukannya di gereja-gereja kami. Di masyarakat barat,

pemerintahlah yang melakukannya. Pemerintah-pemerintah Kristen

ini, yang Kristen dinamanya saja, telah mengambil alih ide daripada

masyarakat baru yang ada di dalam Alkitab. Setiap hal yang dulunya

dikerjakan oleh gereja (seperti rumah-sakit, rumah yatim-piatu, rumah

jompo) untuk memenuhi macam-macam kebutuhan, sekarang

dikerjakan oleh pemerintah-pemerintah Kristen itu. Akan tetapi di

Hong Kong tidaklah demikian. Jadi di gereja-gereja kami, kami

memperhatikan orang-orang miskin dan jompo di tengah-tengah kami.

Kami menolong mereka yang dalam kesulitan dan memelihara para

janda. Tak ada seorangpun di gereja kami yang akan kelaparan.

Jadi masyarakat baru ini bukanlah suatu angan-angan belaka. Kami

mempedulikan siapa saja yang membutuhkan pertolongan. Kadang-

kadang ada orang yang memerlukan uang untuk melanjutkan studi

mereka, dan kami akan mencoba untuk menolong mereka. Orang-

orang sakit akan dijenguk dan dirawat. Setiap kebutuhan di gereja

akan dipenuhi. Pada saat Roh Kudus turun ke atas gereja di Yerusalem

di Kisah Rasul 2, masyarakat baru itu dengan segera berfungsi.

Mereka yang kaya memberi dengan penuh kedermawanan untuk

memastikan agar mereka yang miskin tidak kekurangan. Setiap orang

hidup berkecukupan.

Mencari kesenangan sesama kita berarti memikul beban mereka, tidak

peduli apakah itu penyakitnya, kesunyian hatinya, ataupun banyak

masalah lainnya, seperti yang dikatakan di Galatia 6:2: "Bertolong-

tolonganlah menanggung bebanmu!" Inilah konsep masyarakat baru

itu, yaitu peduli satu terhadap yang lain. Apabila anda termasuk ke

dalam masyarakat ini, masalahnya bukanlah tentang berapa banyak

yang dapat anda peroleh, tetapi berapa banyak yang dapat anda

berikan. Jikalau setiap orang mencoba untuk memberi, kita akan

memperoleh dengan penuh berkelimpahan.

Kekuasaan Untuk Mengerjakan Semua Ini

Agar supaya bisa melakukan semuanya ini, harus ada suatu kuasa

untuk mengubah hati manusia. Kuasa itu adalah kuasa kebangkitan,

seperti yang dikatakan di Efesus 1:19-20.

191 | C A H A Y A I N J I L

Dan betapa hebat kuasaNya bagi kita yang percaya, sesuai dengan

kekuatan kuasaNya, yang dikerjakanNya di dalam Kristus dengan

membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di

sebelah kananNya di sorga.

Kuasa untuk membangkitkan Yesus dan kuasa untuk membangkitkan

anda dan saya dari antara orang mati, itulah kehebatan dari kuasa

tersebut. Paulus tidak hanya membicarakan tentang masa depan,

tetapi juga tentang masa kini. Untuk mewujudkan impian ini anda

harus mempunyai kuasa untuk mengubah hati manusia, dari seseorang

yang ingin diberi kesenangan untuk diri sendiri ke seseorang yang ingin

memenuhi kebutuhan orang lain. Saya pernah dihampiri beberapa

orang Kristen yang ingin mempersembahkan uang mereka untuk

Kerajaan Allah. Uang ini bukan dalam jumlah yang kecil, tetapi jumlah

yang melebihi $100.000 uang Kanada. Bagaimana mungkin?

Hal ini adalah karena kuasa Allah yang ajaib: mengubah kita dari

seseorang yang hanya mencari apa yang bisa kita peroleh ke seseorang

yang mencari apa yang bisa kita beri. Orang-orang Kristen tersebut

tidak peduli banyak akan mobil-mobil bagus dan pakaian-pakaian

mewah yang dapat mereka peroleh. Mereka mempunyai impian yang

berbeda, dan kuasa kebangkitan itu telah mengubah mereka.

Bagaimana dengan anda? Apakah impian anda?

Aku tetap berharga di mata-Mu

H.Ying

Setelah empat

tahun

berpacaran

selama kuliah,

192 | C A H A Y A I N J I L

M dan saya mendaftarkan pernikahan kami di catatan sipil. M pulang ke

kota kelahirannya dan saya mendaftar untuk mengikuti program pendidikan

untuk menjadi seorang guru. Saya yakin setelah saya lulus, saya akan diutus

ke kota kelahiran M. Setelah bekerja di sana, kami akan mengadakan pesta

pernikahan dan mulai meniti kehidupan bersama. Inilah ambisi sederhana

saya.

Namun yang terjadi tidak sesuai dengan perencanaan saya. Bukannya diutus

ke kota kelahiran M, saya malah diutus ke tempat yang lain yang jauh dari

keluarga saya. Dua minggu setelah saya pindah ke kota kecil itu di saat saya

masih berusaha untuk beradaptasi di tempat kerja yang baru dan kolega

baru, saya mendapat kabar yang mengejutkan. Ternyata M mempunyai

seorang pacar di tempat kerjanya dan mereka sudah berpacaran bahkan

sebelum kami mendaftarkan pernikahan kami! Yang membuat kesal adalah

M bahkan tidak merasa bersalah. Dia berkata dia akan memutuskan

hubungan dengan pacarnya kalau saya sudah dipindahkan ke kotanya.

Saya tidak dapat menerima ketidak-setiaannya dan memutuskan untuk

mengakhiri hubungan kami. Saya mulai mencari nasehat hukum. Setiap

pengacara yang saya datangi berkata bahwa penikahan saya itu legal dari

segi hukum karena saya sudah melakukan catatan sipil. Saya harus

mengajukan permohonan cerai dan status saya akan menjadi janda. Saya

tidak dapat menerima bahwa saya harus menyandang status seorang janda.

Pada waktu itu, saya merasa lebih baik mati dari menjadi seorang janda.

Saya marah besar karena semua itu adalah ulah M mengapa saya harus

menderita akibatnya?

Setiap akhir pekan saya akan menempuh perjalanan selama tiga jam untuk

pulang ke keluarga saya dan mencari orang untuk curhat. Namun saya

menemukan setiap kali saya membagikan kesedihan saya, orang yang

mendengarkan akan menangis karena mereka sangat mengasihani saya.

Mereka bahkan lebih sedih dari saya. Lama-kelamaan saya merasa bersalah

karena telah menyebarkan kesedihan ke semua orang. Lalu, saya menahan

diri untuk tidak lagi membagikan pergumulan saya dengan orang lain dan

berusaha menanggung semuanya sendiri.

Sewaktu saya di SMA, teman sekelas saya yang baru dibaptis mengundang

saya ke gerejanya. Waktu itu saya sangat tertekan dengan studi dan saya

juga sedang mencari makna kehidupan. Jadi saya mengiyakan undangannya.

193 | C A H A Y A I N J I L

Saya menghadiri kebaktian selama satu atau dua bulan dan menjadi sangat

tertarik dengan kehidupan orang Kristen. Saya merasakan sukacita di dalam

kehidupan mereka. Suatu hari, saya dengan senang memberitahu ibu bahwa

saya mau menjadi orang Kristen. Karena pengakuan saya itu, orang tua saya

langsung melarang saya ke gereja lagi! Setelah itu karena disibukkan

dengan kehidupan, saya melupakan urusan menjadi orang Kristen ini.

Di titik terendah di dalam hidup saya, entah mengapa saya teringat sesuatu

yang pernah saya dengar saat saya menghadiri gereja dulu. "Saat Anda tidak

dapat berbicara kepada orang, Anda bisa berbicara kepada Allah." Jadi saya

mulai berbicara kepada Allah setiap hari, saat saya sedih atau saat saya tidak

bisa tidur. Saya merasa nyaman berbicara dengan Tuhan, dan saya tidak

perlu khawatir akan membebani Allah karena Dia pasti dapat

menanggungnya.

Hal-hal yang menakjubkan mulai terjadi saat saya mulai berbicara kepada

Allah. Sekalipun Allah tidak kelihatan, tetapi saya dapat merasakan Dia

nyata karena Dia menjawab doa-doa saya. Sebagai contoh, ada kalanya saya

akan berkata bahwa Tuhan, "Saya tahu Engkau mendengarkan, tetapi Anda

tidak berbicara. Saya sangat sedih sekarang dan sangat membutuhkan orang

untuk berbicara kepada saya." Langsung setelah itu telpon saya akan

berdering.

Pada waktu itu, saya bahkan belum kembali ke gereja dan belum pernah

membaca Alkitab. Saya tidak kenal siapa itu Allah dan Yesus. Namun Allah

telah menjadi sahabat baik saya. Bercakap-cakap dengan Allah telah

menjadi kebiasaan saya. Selesai pekerjaan, saya akan bercakap-cakap

dengan Dia.

Pada waktu itu, urusan perceraian saya belum selesai. Setiap hari saya

memberitahu Allah, "Saya tidak tahu mengapa saya harus menderita

semuanya ini. Saya tidak dapat menerima bahwa saya harus menyandang

status seorang janda." Lewat pengaturan Allah, saya menemukan seorang

pengacara yang berkata dia akan berusaha untuk dapat membantu saya

membatalkan pernikahan saya dan saya tidak perlu mengajukan perceraian.

(Pembatalan pernikahan atau anulmen adalah pengajuan kepada pengadilan

untuk mendeklarasi bahwa pernikahan itu tidak terjadi secara teknis dan

karena itu tidak valid). Prosesnya memang tidak sederhana, tetapi setelah

satu setengah tahun, pengadilan memutuskan pernikahan saya tidak valid.

194 | C A H A Y A I N J I L

Saya mendapat kembali status saya sebagai belum pernah bernikah. Yang

aneh adalah setelah kasus saya berhasil, seorang teman saya berada dalam

situasi yang sama dan saya memperkenalkan dia kepada pengacara ini.

Pengacara memberitahu saya tidak mengambil kasus seperti itu. Lalu,

mengapa dia mengambil kasus saya? Sangat aneh cara Allah bekerja!

Sekalipun urusan ini sudah selesai namun, saya masih dihantui oleh sikap

tidak mengampuni. Kekosongan dan kepahitan mengisi hati saya; saya tidak

mempunyai tujuan hidup. Saya menyibukkan diri dengan banyak kegiatan.

Saya mengikuti kelas aerobik, yoga, dansa dan giat bermain bulutangkis.

Saya juga mencari penghasilan tambahan dengan memberi les. Semua

penghasilan akan saya hamburkan dengan berbelanja. Saya benar-benar

orang yang kehilangan arah dan tujuan hidup. Saya melakukan apa saja

yang saya inginkan namun di momen-momen saya berdiam diri dan

sendirian, saya dapat melihat dengan jelas, manusia batin saya tidak

bahagia. Jiwa saya kosong dan kering.

Tidak lama setelah itu saya mulai berkenalan dengan seorang cowok dan

saya jatuh ke dalam dosa. Pada waktu itu, saya sebenarnya tidak tahu saya

sudah berbuat dosa. Namun, hati nurani saya sangat terganggu dan saya

merasa sangat bersalah. Sejak itu, saya merasakan suatu perbedaan yang

cukup besar saat saya berdoa. Allah tidak ada lagi di sekitar saya. Selama

berminggu-minggu saya tidak dapat tidur, dan saya tidak lagi merasakan

hadirat Allah. Hidup saya sangat melarat pada waktu itu. Pada akhirnya,

saya memutuskan untuk putus dengan pacar saya karena saya menemukan

dia bukan orang yang benar.

Saya mulai berdoa dengan serius dan tanpa henti-henti kepada Allah. "Saya

tidak pasti apakah saya telah berbuat dosa terhadap Engkau, tetapi saya

merasa saya telah berbuat salah karena hati nurani saya sangat tidak tenang.

Saya meminta pengampunan."

Jauh di dalam lubuk hati saya, saya tidak dapat mengampuni diri saya

sendiri. Jadi saya mulai berkata kepada Allah, "Tuhan, saya mau bertemu

orang. Saya membutuhkan teman-teman, dan saya mau hidup seperti orang

yang normal." Lewat seorang teman dari teman saya, saya diajak bermain

bulutangkis dengan sekelompok orang Kristen. Mereka semua anggota

sebuah jemaat. Pada waktu itu, saya mulai melihat Allah mau saya bertemu

dengan umat-Nya!

195 | C A H A Y A I N J I L

Saat saya mulai bergabung dengan jemaat ini, saya melihat bagaimana

suami dan istri saling menghormati dan mengasihi. Kehidupan keluarga

mereka terlihat bahagia dan penuh kasih. Hati saya yang dingin mulai

mencair. Walaupun jemaat terdiri dari orang yang dari latar belakang yang

berbeda, mereka saling menerima dan bergaul. Mereka tidak dipisahkan

oleh status sosial. Saya merasa nyaman berada di tengah-tengah mereka.

Setelah agak lama ke gereja, ada seorang teman yang memberikan Alkitab

kepada saya. Setiap hari saya akan membacanya dan air mata akan

mengalir, tetapi saya terus membaca. Semakin saya membaca, hati saya

semakin tersentuh, karena saya menemukan diri saya orang yang sangat

berdosa. Terkandung di dalam buku ini, ajaran yang sangat menakjubkan.

Saya sangat menyesal, saya tidak membacanya lebih awal.

Tanggal yang sangat berarti bagi saya adalah 11 November 2011. Terdapat

enam angka '1' di tanggal itu. Hal yang penuh kenangan bagi saya karena di

hari itu, saya buat kedua kalinya mengikuti kelas pendalaman Alkitab (PA).

Di akhir PA itu, Pendeta itu berbicara tentang dosa. Sepulang saya ke rumah

pada malam itu, saya menangis tanpa henti-henti. Saya berkata kepada

Allah, "Aku tahu aku telah berbuat salah di mata Engkau, tetapi apa yang

sudah terjadi, tidak bisa dibalikkan lagi. Bukankah Engkau telah

mengampuni aku? Tetapi mengapa saat orang berbicara tentang dosa, hati

nurani aku menjadi tidak tenang? Jika Engkau tidak memberitahu aku,

bagaimana aku akan tahu bahwa Engkau telah mengampuni aku? Apa yang

harus aku lakukan sekarang??"

Setelah hati saya mulai tenang, saya membaca Alkitab seperti biasa. Yang

membuat saya takjub adalah Allah menjawab saya lewat Yohanes 8.11

Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi

mulai dari sekarang." (Yoh 8:11 ITB)

Di malam itu, jiwa saya yang dirantai oleh dosa untuk sekian lama

dibebaskan! Sejak itu, Firman Allah menjadi sangat atraktif bagi saya.

Hanya Firman yang dapat memuaskan kehausan saya.

Belakangan saya menemukan ayat 2 Korintus 5.17

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama

sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. (2 Ko 5:17 ITB)

196 | C A H A Y A I N J I L

Karena janji ini, saya membuat keputusan untuk berpegang kepada Allah,

karena firman-Nya berkata, "di dalam Kristus, saya memperoleh hidup

baru."

Di hidup lama saya, saya didorong oleh ketakutan, kemarahan, kebencian

dan rasa bersalah. Saya merasa hidup itu begitu melelahkan dan tanpa

tujuan. Allah telah satu per satu menghancurkan rantai yang membelenggu

saya – dan telah mengizinkan saya untuk mencicipi sedikit dari

kemerdekaan yang akan datang.

Satu minggu sebelum baptisan saya, saat saya sedang membenahi rak buku,

foto mantan tunangan saya jatuh dari salah satu buku. Foto itu memaparkan

wajahnya yang tersenyum gembira. Saat saya masih menyimpan dendam di

dalam hati saya, saya sudah pasti akan mencabik-cabik foto itu.Tetapi pada

momen itu, saat saya melihat foto itu, saya bisa tersenyum. Dari lubuk hati

saya yang paling dalam, saya berharap dia menjalani hidup yang bahagia.

Saya sendiri tidak menyangka saya dapat berpikiran positif terhadapnya

karena saya tahu saya orang yang pendendam, tidak mudah untuk

mengampuni. Di saat itu saya tahu, kasih Allah Yahwehlah yang telah

memenuhi hati saya dan menyingkirkan semua kebencian.

Saya sangat mengagumi hikmat Allah. Dulu saya tidak pernah mengerti

kenapa, kalau dia mengasihi saya, Dia mengizinkan saya melewati semua

penderitaan ini. Yang lebih berat adalah, mengapa Allah mengutus saya ke

kota yang begitu jauh dari keluarga dan saya harus menghadapi semua

masalah sendirian. Awalnya saya sering menuduh Allah tidak mengasihi

saya. Tetapi sekarang, saya dapat melihat hikmat Allah dengan jelas. Dia

begitu memperhatikan kehidupan saya, mengatur semua dengan sempurna

setiap detil kehidupan saya, agar pada akhirnya saya lewat darah Yesus

dapat kembali kepada Dia. Sekarang dosa saya sudah diampuni dan saya

sudah diperdamaikan dengan Dia!

Hanya di saat saya berada di dalam situasi tanpa jalan keluar, saya dengan

sungguh-sungguh dan sepenuh hati mencari Allah. Allah juga terbukti

sangat setia mendampingi saya di saat-saat penderitaan saya. Saya tidak

pernah ditinggalkan sendirian, Dia selalu ada bersama saya. Dia

mendengarkan, dan Dia adalah kekuatan dan penopang saya. Yang lucu

adalah, pada saat saya terpuruk, bulutangkis adalah satu-satunya hal yang

mendatangkan sukacita di dalam hidup saya. Dan Allah memakai

197 | C A H A Y A I N J I L

kegemaran saya bermain bulutangkis untuk membawa saya ke gereja. Kasih

karunia-Nya yang telah memimpin saya langkah demi langkah sampai ke

hari ini. Saya telah memutuskan untuk mengkomitkan kehidupan saya ke

dalam tangan-Nya. Mengenal Allah Yahweh adalah berkat yang paling

besar di dalam hidup saya!

Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati

untuk kita, ketika kita masih berdosa. (Rom 5:8 ITB)

http://www.cahayapengharapan.org/kesaksian_hidup/texts/aku_tetap_berharga

_di_matamu.htm

Anak Domba Atau Serigala?

Yang Pertama dari serangkaian khotbat-khotbah penafsiran 2 Korintus

12:9

"Dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna"

Disampaikan oleh Pastor Eric Chang

Di Gereja Christian Disciples Pulau Pinang (Malaysia), Kebaktian

Permulaan

Apakah Kita Melihat Keadaan Yang Menyedihkan Di Sekeliling

Kita?

Di sekitar tempat tinggal kami yang baru di Hong Kong, ada orang yang

sedang membangun jalan yang baru yang mana di kedua sisi jalan itu

ditanami pohon-pohon guna untuk menarik lebih banyak orang supaya

pindah ke daerah itu. Sayangnya, usaha itu hanya sebagian saja yang

berhasil. Saya suka berjalan-jalan di sekitar tempat itu. Saya perhatikan

bahwa pohon-pohon yang masih muda ini sangat kurus dan hanya

mempunyai beberapa dahan yang jarang; pohon-pohon itu berusaha

keras untuk tumbuh di dalam satu lingkungan yang tidak bersahabat.

Mengapa saya mengatakan satu lingkungan yang tidak bersahabat?

Karena sangat sulit bagi pohon-pohon tersebut untuk tumbuh subur

dalam keadaan yang demikian. Pemerintah setempat telah memasang

pipa air di sepanjang sisi jalan. Pipa tersebut diberi lubang kecil di setiap

tempat yang ditanami pohon dengan tujuan sebagai persediaan air bagi

198 | C A H A Y A I N J I L

pohon-pohon tersebut selama musim panas di Hong Kong. Lubang-

lubang di atas pipa air tersebut mungkin tersumbat sehingga pengairan

tidak berjalan lancar. Bila saya melihat pohon-pohon yang kecil itu, saya

merasa sangat sedih karena saya melihat bahwa kebanyakan dari

pohon-pohon kecil itu layu. Daun-daunnya kering dan warnanya sudah

berubah menjadi coklat tua. Usaha mereka untuk melangsungkan

kehidupannya kelihatannya telah gagal.

Yang paling menyedihkan, pohon-pohon tersebut tidak mendapatkan air

sekalipun terdapat satu aliran air yang besar melewati ujung-ujung akar

mereka. Mereka sedang layu, sedangkan air segar mengalir dengan

deras di atas mereka. Kehidupan sesungguhnya begitu dekat, akan

tetapi pada kenyataannya begitu jauh. Bayangkan jika hal ini terjadi

pada kita, kalau kita adalah salah satu dari pohon ini: melihat air

mengalir dengan limpahnya di atas kita dan sementara itu kita sekarat

dalam kehausan, terbakar di bawah terik matahari dan merindukan

beberapa tetesan air; Dan air itu hanya mengalir melewati kita begitu

saja. Di suatu tempat lebih jauh di bawah di sepanjang pipa tersebut,

beberapa pohon mendapat air dan mereka tampak tumbuh dengan

subur sekali dengan daun-daunnya yang berwarna hijau. Namun,

kebanyakan dari pohon-pohon yang ada sedang sekarat tepat di bawah

pipa air itu juga. Saya berpikir: "Di mana pengurus taman ini? Apa yang

sedang dikerjakannya? Apakah ia sedang menunggu sampai mereka

semua mati?"

Jadi, setiap kali saya berjalan di sepanjang jalan tersebut, saya berpikir

bahwa terdapat banyak hal yang dapat dipelajari dari situasi ini.

Sebagai umat Allah, di dalam diri kita terdapat aliran-aliran air hidup ini.

Seperti yang dikatakan Paulus di dalam 2Korintus 4:7, kita mempunyai

harta ini (air hidup ini) di dalam bejana tanah liat (2 Korintus 4:7)

Saya tidak tahu berapa banyak orang yang berada di sekeliling kita akan

menengadah sambil berkata, "Berikan kami sedikit air, kami sedang

binasa! Jika tidak cepat, mungkin akan terlambat!" Apakah kita begitu

disibukkan dengan hal-hal yang lain sehingga kita mengabaikan

mereka yang berada di sekeliling kita dan membiarkan mereka untuk

binasa? Seringkali kita terlalu sibuk menyalurkan air itu ke tempat lain

yang lebih jauh dan lupa untuk membagikan pada mereka yang ada di

dekat kita. Barangkali kita mengucap selamat pada diri sendiri dan

199 | C A H A Y A I N J I L

mengatakan: "Ya, di sebelah sana, terdapat beberapa pohon yang

bertumbuh subur karena perhatian kita. Pipa kita masih berfungsi."

Tetapi bagaimana dengan kebanyakan orang yang sedang mati

kehausan dan sedang binasa di sepanjang jalan?

Di Manakah Air Hidup Itu?

Di manakah gereja? Di manakah gereja yang berfungsi? Di sana sini

terdapat satu dua pohon kecil yang bertumbuh, dan kita merasa bangga

dengan diri kita sendiri dan berkata bahwa karena kita, pohon-pohon

kecil ini bertumbuh. Dan lihat di sebelah sana, ada satu lagi!

Tetapi bagaimana dengan sejumlah besar orang yang sedang binasa?

Kita tidak mempunyai waktu untuk memikirkan mereka. Kita hanyalah

satu pipa air. Bagaimanapun, berapa banyak pohon yang dapat kita

perhatikan? Di dalam pipa air dekat rumah saya tersebut, terdapat

cukup air untuk semua pohon, andai saja terdapat kerelaan untuk

membuka diri sedikit. Andai saja tukang kebun mau memastikan bahwa

lubang-lubang di pipa tersebut tidak tersumbat maka semua pohon tadi

dapat diairi.

Saya bertanya-tanya apakah kita seperti pipa air yang tersumbat

tersebut?

Hari ini di Pulau Pinang, kita memiliki satu aliran air yang baru. Saya

berharap, oleh anugerah Allah, orang-orang yang haus dan bersungguh-

sungguh merindukan air dapat menemukannya di sini.

Saya Menemukan Banyak Orang Yang Kehausan Di Mana-Mana

Beberapa bulan yang lalu, dalam penerbangan kembali ke Montreal dari

Timur Tengah, saya duduk di samping seorang pria. Sementara kami

berbicara, saya mendapati bahwa pria tersebut telah mencari kebenaran

sejak masa mudanya. Ia berusaha mencari jawaban dari pertanyaan-

pertanyaan yang timbul tentang kehidupan, namun sia-sia. Ia tidak

pernah menemukan apa-apa, dan tidak ada orang yang dapat

memberitahukan apa artinya kehidupan itu. Dia duduk di samping

putranya, pemuda yang tampan dan merupakan seorang ahli ilmu

purbakala. Saya berbicara dengan pria ini dan bertanya tentang

kehidupannya. Ia bercerita kepada saya, "Sebenarnya dulu aku adalah

seorang mahasiswa kedokteran dan hatiku rindu untuk mengetahui apa

artinya kehidupan ini. Aku berusaha mencari jawaban untuk pertanyaan-

200 | C A H A Y A I N J I L

pertanyaanku yang begitu banyak." Akhirnya, iapun meninggalkan studi

kedokterannya untuk beberapa waktu untuk mempelajari ilmu filsafat,

dengan harapan dapat menemukan jawaban untuk pertanyaan-

pertanyaannya. Namun, bukan jawaban yang ia temukan tetapi

sebaliknya timbul lebih banyak pertanyaan lagi yang tidak ada

jawabannya. Dia sekarang menjadi seorang Profesor Filsafat di McGill

University dan ia juga membuka praktek sebagai dokter penyakit jiwa,

karena sebelumnya, ia mengambil studi kedokteran umum tetapi

kemudian beralih profesi ke ilmu penyakit jiwa. Sementara itu, dia juga

mengajar filsafat di Universitas.

Dua puluh tahun kemudian, saya duduk di sampingnya dan bertanya,

"Bagaimana pandangan kamu terhadap kehidupan sekarang, apakah

hingga saat ini kamu masih belum menemukan jawabannya juga?" Dan

ia berkata, "Aku sudah menyerah dan menerima kenyataan bahwa

kehidupan ini tidak ada jawabannya, tidak ada jawaban yang dapat

ditemukan. Yang ada hanya pertanyaan, dan kita cuma perlu menerima

keadaan itu."

Lalu saya bertanya lagi, "Apa yang kamu ajarkan selama ini, mengingat

kamu hanya mempunyai pertanyaan dan tidak ada jawabannya?" Dan ia

menjawab, "Baik, aku mengajar mereka untuk melihat pertanyaan-

pertanyaan itu." Saya bertanya lagi, "Tetapi bagaimana dengan orang-

orang yang datang untuk mencari jawaban?" Ia menjawab, "Seperti aku,

mereka harus mengerti bahwa tidak ada jawabannya." Saya berkata

kepadanya, "Apakah pernah terlintas di pikiranmu bahwa mungkin ada

jawabannya?" Katanya, "Oh iya, tetapi di mana?" Saya berkata, "Apakah

kamu tidak keberatan kalau saya menceritakan sedikit tentang

kehidupan saya?" Ia berkata, "Oh, silakan saja, ceritakan."

Jadi saya menceritakan kepadanya dan ia sangat tertarik. Ia berkata,

"Sungguh? Kamu benar-benar bertemu dengan Allah? Apakah mungkin

untuk seseorang mengenal Allah?" Suatu wawasan yang baru mulai

terbuka bagi dia. Bangkit di dalam dirinya satu semangat yang baru. Dan

ia berkata, "Mungkin masih ada jawabannya." Setibanya kami di

Montreal, saya mengatakan bahwa saya akan menghubunginya lagi,

sambil memberi padanya beberapa kopian dari kesaksian saya, dan

beberapa buku lagi yang menceritakankan tentang pekerjaan-pekerjaan

Allah yang ajaib dan nyata. Karena saya harus melanjutkan perjalanan

201 | C A H A Y A I N J I L

ke Timur jauh, kami sepakat untuk bertemu lagi bila saya kembali lagi

akhir tahun ini. Bila Tuhan mengizinkan, kami akan bertemu lagi.

Kisah ini menggambarkan seseorang yang rela meninggalkan

kedokterannya untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan

tentang kehidupan, tetapi dia tetap tidak menemukan jawabannya.

Orang tersebut diumpamakan sebagai sebatang pohon, satu pohon yang

muda, seorang mahasiswa kedokteran yang muda yang sedang mencari

air kehidupan. Pada saat yang bersamaan, kehidupan rohaninya sudah

layu karena kehausan. Ia menjadi seorang yang sinis: karena terdapat

terlalu banyak pertanyaan, tetapi tidak menemukan jawaban. Dan ia

menerima kenyataan itu dengan berani.

Dalam perjalanan dari Montreal ke Hong Kong, sekali lagi saya berada di

atas pesawat. Kali ini saya duduk berdampingan dengan seorang pria

Thai dari Bangkok. Kami bercakap-cakap dan ia menceritakan kepada

saya tentang kehidupannya. Ia baru saja kembali dari satu tour keliling

Eropa. Ia telah mengambil pensiun lebih awal dan ia berkata kepada

saya: "Tidak ada gunanya bekerja sampai mati, bukan? Apa tujuannya

kehidupan ini? Apakah ada artinya kehidupan ini? Saya sudah mencapai

puncak karir, sebagai seorang eksekutif perusahaan Shell di Thailand,

dan saya memutuskan untuk mengambil pensiun lebih awal. Saya telah

memiliki semua uang yang saya butuhkan dan jika saya melanjutkan

bekerja seperti itu maka pernikahan saya akan berantakan karena saya

jarang sekali berada di rumah, terlalu sibuk dengan pekerjaan. Bahkan

kesehatan sayapun akan terganggu. Jadi bagi saya sekarang, semua

keinginan saya sudah tercapai, dan itu sudah cukup. Sekarang saya

ingin menikmati apa yang tersisa dari hidup ini." Bagi dia, menikmati

hidup berarti melakukan perjalanan keliling Eropa, meskipun kewalahan

untuk mengunjungi 7 negara dalam 10 hari. Itulah cara orang ini

menikmati hidup. Saya dapat memikirkan cara yang lebih baik untuk

menikmati hidup. Bagi saya, mengadakan perjalanan sangat

melelahkan. Bahkan hanya berpikir untuk melakukan perjalanan keliling

7 negara dalam 10 hari saja sudah cukup melelahkan saya.

Bagaimanapun, mungkin hal itu merupakan sesuatu yang baru baginya.

Saat kami bercakap-cakap, ia memberikan kartu namanya kepada saya.

Saat mengeluarkan kartu namanya, tampak pula kartu emas American

Expressnya. Kami berbicara tentang tujuan hidup. Bagi dia, kehidupan

202 | C A H A Y A I N J I L

ini tidak ada tujuan. Saya berpikir sendiri bahwa orang ini telah

mencapai usia pensiun, dan telah memanjat tangga kehidupan sampai

ke atas, namun masih belum mengerti apa artinya kehidupan. Orang ini

merupakan salah satu dari pohon yang ditanam di tepi jalan itu. Andai

saja pada masa mudanya, seseorang telah membawakan sedikit air

padanya. Maka sekarang, dengan mengadakan sedikit perjalanan saja

sudah cukup untuk memuaskannya. Saya bertanya, "Apakah kamu tidak

bosan; bagaimana kamu menghabiskan waktumu?" Dia berkata, "Saya

bermain golf."

Coba bayangkan; jika tidak ada lagi yang tersisa di dalam kehidupan ini

selain golf, sebenarnya kehidupan ini tidak berarti lagi. Kehidupan

macam apa itu? Menyedihkan sekali! Tragis sekali! Tidak berarti! Tetapi

apa yang dapat kita katakan? Kehidupan rohaninya sudah layu dan mati.

Tidak ada lagi yang tertinggal. Sekarang ia menghabiskan sisa hidupnya

dengan memukul bola golf seminggu dua kali. Dan saya tidak

melanjutkan untuk bertanya kegiatan apa lagi yang ia lakukan dengan

hari-harinya yang lain. Mungkin ia hanya berbaring di serambi dan tidur.

Sungguh mengerikan!

Kita harus membawa air kehidupan kepada orang-orang seperti ini. Apa

yang terjadi kepada jiwa, roh, potensi-potensi kekal yang ada dalam

orang-orang ini? Menjadi layu tanpa air? Alangkah besar sukacitanya

karena air hidup ini dapat dibawa ke Pulau Pinang!

Di dalam waktu yang sisa ini, saya ingin membahas sedikit lagi

mengenai air kehidupan ini. Bagaimana kita dapat memenuhi misi ini?

Dengan jalan apakah supaya misi itu dapat digenapi? Apakah karakter

gereja; Dan mengapa kita sebagai gereja dan sebagai orang-orang

Kristen, sering gagal?

Mungkin kita sendiri masih belum memahami dengan baik tentang pesan

dari Injil yang sebenarnya. Kita tidak mengetahui apakah Injil itu. Bila

saya berbicara tentang air kehidupan, tentu saja, saya berbicara tentang

Injil Kristus. Tetapi apakah Injil itu? Mungkin anda sudah lama menjadi

orang Kristen, tetapi apakah anda yakin anda tahu apakah Injil itu?

Tahukah anda bagaimana untuk menyampaikan Injil kepada orang yang

haus jika anda tidak tahu apakah Injil itu! Tidak heran bila anda belum

dapat memberikan air kehidupan itu kepada siapapun. Apakah karakter

Injil yang paling penting? Dan bagaimana Injil seharusnya disampaikan?

203 | C A H A Y A I N J I L

Saya akan membahas dari Lukas 10:3. Kepada tujuh puluh murid yang

akan diutus-Nya, Yesus berkata: "Pergilah, sesungguhnya Aku

mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala."

Ayat ini begitu kaya dalam arti. Lebih banyak saya merenungkan ayat

ini, semakin ragu-ragu saya untuk mengkhotbahkannya. Kekayaan

yang terdapat di dalam ayat ini dapat dikatakan berkelimpahan.

Mengapa ayat ini begitu penting? Karena pada ayat ini terletak inti Injil,

apa yang ia lakukan dan bagaimana ia harus memberitakannya. Lebih

dari itu, ayat ini juga mudah diingat karena ayat ini membandingkan

dua gambaran yang bertentangan: serigala dan anak domba, atau lebih

tepat lagi, sekelompok serigala dan sekelompok anak domba.

Tuhan Yesus berkata: "Pergilah sekarang, Aku mengutus kamu seperti

anak domba ke tengah-tengah serigala." Lebih banyak anda

merenungkan gambaran ini, lebih mengherankan. Anda tidak perlu

menggunakan imajinasi (daya khayal) yang baik untuk melihat apa

yang akan terjadi kepada anak-anak domba yang diutus ke tengah-

tengah serigala. Dapatkah anda bayangkan berapa lama anak-anak

domba itu dapat bertahan hidup? Apakah mereka dapat bertahan

selama 5 menit? Atau 10 menit? Anak-anak domba yang malang dan

tidak berdaya tersebut akan segera dicabik-cabik. Bahkan Tuhan Yesus

tidak menyebut "domba", setidak-tidaknya, domba lebih besar, hampir

sebesar serigala. Tetapi anak domba! Anak domba melawan serigala?

Ini benar-benar anak-anak domba yang diutus untuk dibantai.

Di sini Yesus berkata, "Aku akan mengutus kamu keluar, dan kamu

akan berhadapan dengan lawan yang tidak sebanding." Apakah tujuan

dari semua ini? Apakah terdapat semacam strategi di sini? Apakah ini

sekedar satu lelucon? Jika ini sekedar satu lelucon, ini adalah satu

lelucon yang kejam terhadap anak-anak domba itu. Jadi apakah yang

ingin disampaikan Yesus kepada kita?

Bila anda membaca Alkitab, saya bertanya-tanya apakah dampak dari

gambaran yang dipakai membangkitkan imajinasi (daya khayal) anda.

Marilah kita bersama-sama meneliti ayat ini dan menguraikannya ke

dalam beberapa poin yang singkat.

Apakah Karakter (Sifat) Serigala?

Pertama-tamanya, kita harus memahami karakter (sifat) serigala.

204 | C A H A Y A I N J I L

Tahukah anda tentang serigala? Bangsa Palestina tahu banyak tentang

serigala karena mereka adalah pengembara. Domba adalah nafkah

penghidupan mereka. Mereka harus melindungi domba-domba mereka,

dan ancaman yang paling besar yang harus dihadapi tentu saja adalah

serigala.

Baru-baru ini, saya membaca satu artikel yang menarik di dalam

majalah National Geographic terbitan tahun 1989 mengenai serigala,

terutamanya serigala Arktik. Serigala Arktik sama saja seperti serigala

di tempat-tempat lain, hanya mereka tinggal di benua Arktik. Beberapa

penyelidik berhasil mendekati serigala-serigala tersebut, dan

membiarkan serigala-serigala tersebut membiasakan diri dengan

mereka, supaya mereka dapat memperhatikan tingkah laku serigala-

serigala itu dari dekat.

Dari penelitian itu, mereka menyimpulkan karakter (sifat) serigala

dalam tiga kata: agresif, menuntut dan sangat egois. Itulah sifat dasar

serigala. Artikel ini tidak ditulis oleh seorang Kristen demi kepentingan

khotbah saya. Mereka menulis artikel ini sebagai hasil dari penelitian

mereka tentang serigala-serigala tersebut dari jarak yang dekat.

Masyarakat serigala terdiri dari satu masyarakat yang berdisiplin, yang

berdasarkan kepimpinan dan penguasaan dari satu serigala jantan.

Sistem kehidupan adalah satu sistem di mana satu memerintah yang

lain. Yang kuat (tentu saja, serigala yang lebih besar, yang lebih

berkuasa, yang memiliki gigi lebih tajam, yang lebih licik, yang lebih

kejam) menguasai seluruh kelompok dan memimpin kelompok itu ke

mana saja ia ingin pergi. Masyarakat serigala berjalan berdasarkan pola

ini. Sangat menarik.

Masyarakat manusia juga berjalan dengan cara yang sama, sekalipun

kadang-kadang dengan cara yang lebih halus. Itulah sebabnya Tuhan

Yesus berkata di Matius 20:25,

Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa

memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-

pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.

Masyarakat manusia berjalan berdasarkan prinsip yang sama seperti

masyarakat serigala. Siapa pada akhirnya yang lebih berkuasa? Pada

kebiasaannya orang yang bersaing, orang yang berinisiatif, orang yang

205 | C A H A Y A I N J I L

cerdik dan dapat mempengaruhi orang lain, orang yang pandai

memikat hati dan memenangkan suara. Orang seperti inilah yang

menjadi pemenang, apakah ia melakukannya dengan senyuman, atau

dengan kekerasan. Pada akhirnya orang jahatlah yang menang. Ia

ingin memberikan satu kesan bahwa ia adalah seorang yang baik,

seorang penyelamat dunia, penyelamat bangsa, dan lebih lagi,

penyelamat anda. Selama anda mengikutinya, anda tidak akan lapar.

Ia akan melindungi anda dan ia akan melakukan yang terbaik untuk

anda - ia adalah seorang manipulator yang hebat. Orang seperti inilah

yang akan menjadi pemimpin.

Saat Tuhan berbicara mengenai serigala dan kelompoknya, Ia

sebenarnya berbicara tentang masyarakat dunia sebagaimana adanya.

Setiap kita yang hidup di dalam masyarakat ini tahu siapa yang

berpengaruh. Di perusahaan umpamanya, hanya ada satu orang saja

yang dapat mencapai puncak atau hanya ada satu orang saja yang

dapat menambatkan ekornya untuk mencoba mencapai puncak. Jadi

kalau anda tidak dapat menjadi nomor satu, anda dapat menjadi nomor

dua dengan menjilat orang yang memegang posisi nomor satu untuk

dapat mencapai puncak. Kehidupan manusia berjalan dengan cara

seperti ini. Itulah caranya seseorang mendapatkan kekuasaan.

Jadi apabila Tuhan mengatakan, "Aku mengutus kamu ke tengah-tengah

serigala", Yesus sebetulnya berkata, "Inilah masyarakat dunia dan

lihatlah bagaimana bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah berfungsi?

Mereka menguasai satu sama lain." Mereka semua ingin menjadi bos

besar. Para bandit tidak begitu halus dan lebih terang-terangan: "Mari

sini. Pergi sana. Aku tembak kamu jika kamu tidak mengikut perintah

aku." Banyak politikus melakukan hal yang sama tetapi dengan cara

yang lebih sopan. Di dalam perebutan kuasa di perusahaan, hal yang

sama terjadi, bukan? Di mana-mana sama saja, sama seperti

masyarakat serigala.

Jadi apabila Tuhan berkata, "Aku mengutus kamu keluar", Ia sebetulnya

berkata, "Aku mengutus kamu keluar ke dalam dunia serigala".

Bagaimana perasaan anda masuk ke dalam kelompok seperti ini?

Bagaimana perasaan murid-murid-Nya saat mendengar, "Aku akan

mengutus kamu pergi dan kamu akan dibantai oleh serigala." Atau,

206 | C A H A Y A I N J I L

benarkah mereka akan dibantai? Kita akan datang pada itu sebentar

lagi.

Menjadi Seorang Kristen Yang Sejati Berarti

DITRANSFORMASIKAN Dari Seekor Serigala Menjadi Anak Domba

Tetapi mungkin anda berkata, "Tunggu dulu, sebelum kita pergi sejauh

itu, bukankah kita semuanya serigala sebelum kita menjadi orang

Kristen?" Memang benar. Sebelum saya menjadi seorang Kristen, saya

ialah seekor serigala. Kalau bukan karena anugerah Allah, saya ialah

seekor serigala, dan mampu melenyapkan semua lawan dan merebut

tempat tertinggi sama seperti semua yang lain. Biar setiap orang

menantang, saya tidak akan takut. Sebelum saya menjadi orang

Kristen, cita-cita saya adalah bergerak dalam bidang militer. Untuk

mencapai puncak di dalam bidang militer, anda dituntut untuk bersikap

kejam. Saya siap melakukan apa saja yang diperlukan untuk mencapai

puncak dengan alasan demi menyelamatkan negara, belum lagi

menjadikan diri saya sebagai kepala negara.

Kesombongan yang sangat mendalam namun tersembunyi. Seringkali

kita menyembunyikan motif kita. Dahulu saya memang adalah seekor

serigala.

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku mengutus kamu keluar

sebagai anak domba." Di manakah anak-anak domba tersebut? Jadi,

pertama-tama, mereka harus menjadi anak-anak domba dulu sebelum

mereka diutus keluar. Dalam pernyataan yang menakjubkan ini, Tuhan

sedang mengatakan: untuk menjadi seorang Kristen yang sejati berarti

harus ditransformasikan terlebih dahulu dari seekor serigala menjadi

anak domba. Prinsip transformasi disimpulkan di dalam ayat ini. Allah

harus melakukan sesuatu pada saya. Ia harus menangkap serigala ini

dengan gigi-giginya yang tajam, dengan semua kelicikannya dan

kekejamannya, dan mengubah karakternya (sifatnya) secara

menyeluruh menjadi seekor anak domba.

Seringkali kita berkata, "Tunggu sebentar, saya suka menjadi serigala.

Saya suka gigi yang tajam. Tanpa gigi yang tajam, siapa yang akan

melindungi saya? Tidak ada yang akan membela saya. Anda baru saja

menyatakan bahwa masyarakat dunia ini adalah masyarakat serigala.

Saya merasa nyaman hidup di tengah-tengah masyarakat ini. Saya telah

mendapatkan tempat saya di dalam masyarakat ini. Sekarang anda

207 | C A H A Y A I N J I L

ingin mengubah saya menjadi seekor domba, dan akhirnya,

menjadi steak domba? Semua serigala ini akan menghabisi saya dengan

segera. Saya tidak menyukai hal ini. Saya ditinggalkan tanpa

pertahanan. Saya tidak mau diubahkan."

Dan tahukah anda, bahwa masih ada banyak orang Kristen yang tidak

mau diubahkan karena alasan yang saya sebutkan diatas, karena anda

ditinggalkan dalam keadaan mudah diserang. Masih terdapat banyak

juga orang yang hanya berubah di kulit luarnya saja, menjadi serigala

dengan kulit domba. Dan anda menjadi anak domba sebatas kulitnya

saja, tetapi di dalam diri anda masih tetap menjadi seekor serigala.

Saya berharap anda memahami kiasan ini. Itulah gambaran yang

dipakai oleh Tuhan Yesus di Matius 7:15.

Seringkali kita menemukan banyak orang di dalam gereja yang kelihatan

seperti anak domba. Tatkala kita menyinggung perasaan mereka, kita

akan terkejut betapa tajamnya gigi "anak-anak domba" ini. Mereka akan

mengigit dan anda berpikir, "Aku tidak tahu anak domba mempunyai gigi

yang tajam. Aku pikir hanya serigala yang mempunyai gigi setajam itu."

Pernahkah anda melihat orang-orang Kristen yang selalu bertengkar?

Ketika mereka berlumuran darah dan luka-luka, anda ingin tahu di mana

anak-anak domba itu? Inikah kelompok domba?

Berbicara tentang anak domba, saya dapati hal yang menarik karena

salah satu lambang favorit orang-orang Kristen adalah "rajawali". Saya

seringkali diberi ayat yang indah ini dari Yesaya 40:31, "mereka yang

menanti-nantikan Tuhan itu seumpama rajawali yang naik terbang

dengan kekuatan sayapnya". Kadang-kadang kita lupa bahwa bagian

yang berlaku bagi kita bukanlah paruh dan cakar rajawali (yang dapat

mengoyakkan bahkan seekor serigala muda), tetapi "naik terbang

dengan kekuatan sayapnya". Tidak ada cakar pada sayap. Tidak ada

paruh yang tajam pada sayap.

Kita menyukai lambang kekuatan. Bila anda melihat lambang

kebangsaan, apakah anda melihat anak domba di sana? Tentu tidak. Apa

yang anda lihat? Seekor naga. Lambang ini sangat populer di Hong

Kong, begitu juga di Negeri Cina. Yang saudara lihat adalah singa, atau

kuda bertanduk (unicorn), binatang-binatang yang tangkas dan cerdas.

Siapa yang mau anak domba sebagai lambang? Sulit sekali untuk

208 | C A H A Y A I N J I L

menemukan orang-orang Kristen yang tertarik untuk menjadi anak

domba.

Paulus menggunakan gambaran tentang "saling menggigit dan saling

menelan." Ia berkata kepada Jemaat Galatia, "tetapi jikalau kamu saling

menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling

membinasakan." (Galatia 5:15) Tahukah anda apa yang ingin Paulus

sampaikan kepada Jemaat Galatia? "Aku meragukan bahwa kamu

semua adalah anak domba. Kamu masih serigala di dalam." Banyak

orang membaca pernyataan yang cerdik dari Paulus kepada Jemaat

Galatia ini, tetapi tidak memahami artinya dengan sempurna.

Apakah anda sudah diubahkan? Apakah gigi anda masih terlalu lancip?

Ketika kita menjadi anak domba, kita berkata, "Semua gigi serigala saya

sudah hilang." Kemudian kita mengeluarkan kikiran kuku dan

menajamkan gigi sambil berkata, "Aku masih membutuhkan semacam

pertahanan supaya saat serigala menyerang, aku dapat membalas

dengan beberapa gigitan." Jadi benarkah kita sudah berubah?

Yesus Disebut Sebagai Anak Domba

Adalah sangat luarbiasa bahwa Tuhan Yesus sendiri disebut Anak Domba

(Yohanes 1:29, Kisah 8:32, 1 Petrus 1:19). Dalam kitab Wahyu, Ia

disebut "Anak Domba" sebanyak 28 kali! Lebih dari itu, Ia adalah Anak

Domba yang disembelih (Wahyu 5:6). Dapatkah kamu bayangkan

seekor anak domba yang terluka, seekor anak domba yang telah

disembelih? Apakah ia masih mempunyai kekuatan? Seekor anak

domba yang sehat saja cukup lemah, bagaimana dengan seekor anak

domba yang terluka dan telah disembelih? Inilah gambaran untuk

transformasi atau perubahan yang sempurna. Jika anda tidak suka

menjadi seekor anak domba, jangan pernah berpikir untuk menjadi

seorang Kristen. Kalau tidak, anda akan salah dalam memberitakan

Injil.

Anak Domba Diutus Keluar Ke Tengah-Tengah Serigala

Ini adalah "mission impossible" - misi yang mustahil. Seperti saya

katakan tadi, anak domba tidak dapat bertahan lebih dari beberapa detik

di tengah-tengah serigala. Pergilah ke kebun binatang dan lemparkan

beberapa anak domba dan lihat berapa lama mereka dapat bertahan.

Saya tidak yakin mereka dapat bertahan lama. Serigala dengan rahang

209 | C A H A Y A I N J I L

yang tajam dan kuat itu akan segera melahap mereka. Apakah anda

takut anda tidak dapat bertahan?

Apakah rahasianya? Apakah strategi yang dipakai oleh Tuhan?

Beberapa hari yang lalu saya meminum kopi yang panas. Saya merasa

sangat haus. Tetapi bagaimana saya harus meminumnya, terutamanya

di negara yang panas seperti ini? Maka istri saya, Helen, pergi ke

pelayan dan meminta sedikit es batu. Kami memasukkan es itu ke dalam

kopi dan dengan segera kopi tersebut menjadi dingin. Seperti inikah

strategi Tuhan?

Apakah kita melepaskan anak-anak domba di tengah-tengah serigala,

supaya serigala akan kehilangan sifat agresifnya dan menjadi anak

domba? Itu tidak akan berhasil. Serigala tidak akan menjadi anak domba

dengan memakan habis anak-anak domba. Anda mungkin pernah

mendengar ungkapan, "anda menjadi seperti apa yang anda makan."

Jika itu benar, maka strategi itu mungkin akan berhasil: lebih banyak

anak domba yang dimakan, semakin mereka menjadi seperti anak

domba. Tapi sayangnya, kenyataan tidak berfungsi seperti itu, bukan?

Maka, itu tidak mungkin strateginya.

Jadi, apa strateginya? Apa gunanya mengutus anak domba ke tengah-

tengah serigala?

Sekarang kita sampai pada gagasan kunci: strateginya adalah untuk

mengandalkan kuasa Allah. Yaitu, kuasa Allah bekerja melalui anak

domba itu untuk mengubah serigala itu. Hal ini tidak akan berhasil dalam

kehidupan alami. Jika strateginya bukan untuk mengubah serigala

melalui anak domba, jadi apa tujuannya mengutus anak domba untuk

dibunuh? Tentu saja anak domba manapun yang diutus ke tengah-

tengah serigala harus siap untuk mati, dan memang ada yang benar-

benar akan dibunuh oleh serigala. Tetapi serigala tidak diubahkan hanya

dengan melakukan apa yang alamiah bagi mereka - seperti memakan

anak domba. Jelaslah di sini hanya kuasa Allah yang bekerja melalui

anak domba itu yang dapat mengubah serigala itu.

Injil - Harus Diberitakan Dengan Nyawa Kita

Murid-murid diutus Yesus untuk memberitakan Injil. Jadi, Injil

diberitakan kepada serigala dengan nyawa anak domba sebagai korban.

Sejak dulu anak domba dipersembahkan sebagai kurban persembahan di

210 | C A H A Y A I N J I L

dalam Alkitab. Makanya, kita dapat melihat bahwa Injil harus diberitakan

dengan nyawa kita sebagai korban. Tidak ada jalan yang murah dan

mudah untuk membawa Injil kepada orang lain. Anda mungkin tidak

mempercayainya mengingat cara Injil diberitakan hari ini. Anda mungkin

berpikir bahwa memberitakan Injil merupakan pekerjaan yang paling

mudah di dunia ini. Persatuan Uni-Sovyet baru saja membuka diri dan

dari berita kita melihat bahwa banyak orang bergegas masuk, dan

mereka berdiri di tengah-tengah Red Square untuk memberitakan Injil.

Banyak orang berkumpul untuk mendengarkan khotbah mereka.

Tampaknya, tidak ada hal yang lebih mudah dari memberitakan Injil.

Tidak ada pekerjaan yang lebih mudah daripada mengubah serigala

menjadi anak domba, hanya bicara dan bicara saja. Lebih fasih anda

berbicara, maka lebih berhasil anda. Menurut pepatah Cina, "semuanya

bergantung pada lidah sepanjang tiga inci." Anda dapat berbicara

sehingga seluruh dunia tunduk kepada anda: anak domba berbicara

kepada serigala sehingga serigala menjadi anak domba.

Tetapi itu bukan gambarannya. Itulah sebabnya saya mengatakan tadi

bahwa mungkin kita masih belum mengerti bagaimana Injil harus

diberitakan. Lebih buruk lagi, mungkin kita juga masih belum mengerti

apakah karakter Injil. Tolonglah mengerti bahwa Injil menuntut supaya

anda mengalami transformasi, dan anda pribadi yang tahu apakah anda

sudah diubahkan atau belum. Seringkali kita tidak rela diubahkan

karena kita tahu saat kita diubahkan, kita tidak dapat lagi menggunakan

cara kita sendiri untuk hidup di dunia ini. Itulah yang menjadi sebab

mengapa banyak orang Kristen tidak mau diubahkan. Kita akan

kehilangan tempat tengah-tengah serigala. Yang pasti, tidak ada anak

domba yang memiliki status di tengah-tengah serigala.

Dengan bahasa yang sederhana, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya

sangat sedikit orang Kristen yang benar-benar sudah diubahkan.

Pahamilah hal ini dengan jelas. Tuhan Yesus mengatakan hal itu sendiri,

bahwa hanya sedikit yang akan diselamatkan (Matius 7:14; 22:14; cf 1

Petrus 3:20).

Saya sering merenungkan hal itu dan saya mengerti sekarang. Mengapa

hanya sedikit yang akan diselamatkan? Karena kebanyakan tidak mau

menjadi anak domba. Jika anda menjadi seekor anak domba, anda tidak

dapat bertahan hidup di dunia ini (yakni, di tengah-tengah serigala)

211 | C A H A Y A I N J I L

kecuali dengan satu cara tertentu, dan hal inilah yang akan kita tangani

sekarang.

Bagaimana Injil Diberitakan?

Prinsip apa yang digunakan oleh Tuhan? Ini adalah satu prinsip yang

menakjubkan, akan tetapi, harga yang harus dibayar juga sangat mahal.

Itulah sebabnya mengapa terdapat begitu sedikit orang Kristen yang

sejati. Percayalah, terdapat hanya sedikit. Jika anda dapat menemukan

seorang Kristen yang sejati, pergilah kepadanya dan minumlah air yang

tak ternilai itu. Jangan membiarkan air itu berlalu, karena anda sulit

untuk mencari di seluruh dunia untuk satu tempat di mana Injil

diberitakan sebagaimana harusnya; Anda akan mengalami kesulitan

menemukannya. Bukan karena orang tidak mau memberitakannya,

tetapi entah bagaimana, Injil yang sejati telah hilang. Injil terlalu sukar

untuk dimengerti.

Saya akan menutup khotbah saya dengan poin ini: bagaimana Injil harus

diberitakan? Apakah sifat Injil?

Inti dari Injil adalah Yesus sendiri. Pertimbangkan bagaimana Injil

diberitakan oleh Tuhan Yesus. Ketika Yesus datang ke dunia ini, Ia tidak

datang sebagai raja yang mulia yang lahir di istana. Bahkan Yesus tidak

mempunyai tempat yang layak untuk dilahirkan. Ia dilahirkan bukan di

tempat manusia lahir, tetapi di tengah-tengah binatang. Dengan kata

lain, Yesus dilahirkan dalam kelemahan.

Ketika Yesus memulai pelayanan-Nya, bagaimana Ia menjalankan

kehidupan-Nya? Ia berkata, "Aku tidak dapat mengerjakan sesuatu dari

diri-Ku sendiri." Ia hidup dalam kelemahan yang total. Ia memilih untuk

menjadi lemah. Itulah sebabnya di Yohanes 5:19, Yesus mengatakan,

Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat

mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia

melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa,

itu juga yang dikerjakan Anak.

Dan sekali lagi di Yohanes 5:30,

Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku

menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan

212 | C A H A Y A I N J I L

penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku

sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.

Yesus berkata: "Aku tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Ku

sendiri. Apa saja yang Ku-lihat yang dikerjakan Bapa, Aku kerjakan. Apa

saja yang Ku-dengar dari Dia, itulah yang Ku-perbuat. Aku hidup hanya

oleh kehendak-Nya. Aku tidak ada kekuatan dari diri-Ku sendiri. Aku

tidak ada kuasa di dalam diri-Ku sendiri. Aku tidak berfungsi dari

kekuatan diri-Ku sendiri. Aku tidak berarti apa-apa dan Dialah

segalanya." Yesus dilahirkan dalam kelemahan dan Ia hidup dalam

kelemahan.

Tahukah anda apa yang terjadi di Taman Getsemani? Apakah anda

melihat Dia dalam kekuatan? Dalam keagungan? Dalam jubah imam

besar yang mulia? Tidak. Yang anda lihat di Taman Getsemani adalah

seseorang dengan muka-Nya sampai ke tanah, air mata tangisan

membasahi muka-Nya sambil berseru, "Ya Bapa-Ku, kalau boleh,

biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tolonglah biarlah cawan ini lalu.

Aku tidak dapat meminumnya. Aku tidak dapat." Apakah orang ini

seorang pahlawan? Apakah orang ini, yang berlinangan air mata, akan

menakluk dunia ini? Sangat memalukan. Ia tergeletak di atas tanah,

seorang pria dewasa yang menangis. Dalam tradisi kami, sesuatu yang

sangat memalukan jika seorang pria menangis. Dan di Taman

Getsemani Yesus sedang menangis dengan muka-Nya sampai ke

tanah.

Dalam Ibrani 5:7, kita baca:

Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan

doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada

Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena

kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.

Apa? Menyelamatkan-Nya dari maut? Memalukan! Lihat pada prajurit-

prajurit kita yang berbaris maju dengan berani menuju kematian.

Pantang mundur! Mulia! "Serbu!" - dan mereka maju ke dalam medan

perang. Rebah dan rubuh ke atas tanah, tanpa ratapan dan tanpa satu

keluhanpun mereka mati. Orang-orang seperti inilah memang pahlawan!

Itulah pria sejati. Tetapi bagaimana dengan Yesus? Sang Anak domba.

Lemah! Pernahkah anda melihatnya seperti itu? Itulah kenyataannya.

213 | C A H A Y A I N J I L

"Ratap tangis dan keluhan" - gambaran bagi kelemahan yang dahsyat.

Apakah Ia didengarkan karena keberanian-Nya? Tidak. Ia didengarkan

karena "ketakutan-Nya".[Kata 'takut' diambil dari teks Yunani yang

berarti "ketakutan, kekuatiran" secara umum, tetapi banyak sarjana

teologia berpikir bahwa di sini dan di beberapa tempat yang lain dalam

Perjanjian Baru, kata itu memiliki arti yang khusus, yaitu "takut akan

Allah, kesalehan"] Yesus bukan seorang pahlawan, dan Ia sendiri tidak

bermaksud untuk menjadi seorang pahlawan. Ia adalah Anak Domba,

yang lemah dan tidak berdaya, dilahirkan dalam kelemahan dan hidup

dalam kelemahan atas pilihan-Nya sendiri. Di Taman Getsemani, anda

tidak dapat melihat apa-apa melainkan kelemahan. Tidak ada kekuatan

yang dapat dilihat. Inginkah anda mengikut pahlawan seperti ini?

Kemudian pada akhirnya, disalib, apa yang anda lihat di situ? Seorang

pahlawan yang mulia tersalib tanpa mengeluh sedikitpun? Bukankah

kedengaran Yesus berkata: "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau

meninggalkan Aku?" Tidakkah ini kedengaran seperti satu keluhan

terhadap Allah? Apa yang terjadi di sini? Apakah orang-orang yang

berada di sekitar salib pada waktu itu tahu bahwa Yesus sedang

mengutip Mazmur 22? Apakah anda mengetahui bahwa mazmur ini,

sebenarnya adalah satu seruan dari hati dalam kelemahan total,

sementara masih tetap percaya hanya kepada Allah untuk pembelaan

dan kemenangan pada akhirnya?

Paulus menyimpulkan semua ini dengan kata-kata ini di 2 Korintus 13:4,

Karena sekalipun Ia telah disalibkan oleh karena kelemahan,

namun Ia hidup karena kuasa Allah.

Yesus tidak pernah hidup oleh kekuatan-Nya sendiri. Ia disalibkan

dalam kelemahan. Tanamkan hal ini dalam pikiran kita. Ia lemah dari

awal sampai akhir, sejak dilahirkan sehingga disalibkan. Seumur hidup-

Nya hanya sebagai anak domba. Tidak ada sifat serigala di dalam diri-

Nya. Hanya seekor anak domba yang lemah, tetapi kuat di dalam

kuasa Allah. Sangat menakjubkan bahwa di Wahyu 5:5, Yesus disebut

sebagai Raja dengan satu gelar yang deskriptif, "Singa dari Suku

Yehuda", sedangkan dalam ayat yang berikutnya, Ia digambarkan

sebagai "Anak Domba", dan kemudian tiga kali lagi (5:8, 12, 13) di

dalam fasal yang singkat ini, Ia digambarkan sebagai "Anak Domba"

yang disembah oleh semua yang setia kepada Allah.

214 | C A H A Y A I N J I L

Apakah Gambaran Yesus Ini Mengecewakan Anda?

Mungkin anda berkata, "Aku tidak pernah tahu Yesus begitu lemah.

Sekarang aku akan mencari pemimpin yang lebih kuat." Ini

menunjukkan bahwa anda masih terbiasa dengan masyarakat serigala,

masih mencari "serigala alpha" (serigala #1) untuk diikuti. Anda tidak

tahu bagaimana untuk mengikut Yesus yang lemah seperti ini.

Masalahnya, saudara-saudaraku, adalah anda masih belum memahami

sifat dasar dari Injil. Apakah saya membuat anda bingung? Saya pikir

demikian karena anda belum pernah memahami Injil dengan cara ini.

Apakah Injil itu? Injil adalah kelemahan Kristus, tetapi Injil juga adalah

kekuatan Allah di dalam Kristus.

Bacalah dengan teliti sekali lagi. Terdapat banyak perikop di dalam

Alkitab yang tidak dapat anda mengerti sehingga anda menangkap

prinsip ini dengan jelas. Jika anda melihat 2 Korintus 12, anda dapat

mempelajari rahasia bagaimana Injil berfungsi. Cara berfungsinya dapat

kita lihat dalam pribadi rasul Paulus. Apakah rasul Paulus seorang

karismatik yang penuh kuasa? Ia memang seorang yang sangat pintar.

Tetapi menurut laporan yang ada dari jemaat mula-mula, Paulus adalah

seorang yang bertubuh pendek, botak dan tidak mengesankan. Ia bukan

serigala yang karismatik seperti anggapan kita, tetapi hanya satu lagi

anak domba. Kalau kita membaca surat-surat Paulus, kita dapat melihat

bahwa pada kenyataannya, dia memiliki pikiran yang tiada

tandingannya. Tetapi jemaat di Korintus berkata bahwa ketika Paulus

berada di tengah-tengah mereka ia tampak lemah (2Kor. 10:10; 1Kor.

2:3; 4:10), sehingga mereka menghinanya (2Kor. 11:5, 6, 16). Mereka

berani menggertaknya, menghakiminya (1Kor. 4:3, 5). Aneh, semua

kesan dan anggapan kita mengenai Paulus ternyata keliru. Dan tahukah

anda, bahwa itulah yang diinginkan Paulus. Ia memilih untuk menjadi

"lemah" (1 Korintus 2:1-3). Sudah pasti sifat kedagingan Jemaat

Korintus sangat mendukakan hati Paulus. Meskipun demikian, ia tetap

memilih untuk menjadi "hambamu karena kehendak Yesus" (2Kor. 4:5).

Itulah caranya Paulus berfungsi, karena ia mengetahui satu-satunya

rahasia yang tidak kita ketahui.

Apakah Sifat Dasar Dari Injil?

Saya akan membacakan untuk anda 2 Korintus 12:10,

215 | C A H A Y A I N J I L

Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam

siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan

kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku

kuat.

Jika anda tidak dapat mengingat apa-apa dari khotbah yang sudah

disampaikan ini, ingatlah kata-kata ini. Inilah intisari dari Injil - "sebab

jika aku lemah, maka aku kuat". Apakah anda memahami kata-kata

itu? Saya pikir tidak. Bahkan saya sendiri membutuhkan waktu yang

sangat lama untuk memahaminya, karena pada dasarnya saya tidak

lemah, dan karena itu sulit bagi saya untuk memahaminya. Tetapi saya

harus memahaminya dan saya harus melakukannya, kalau tidak saya

tidak dapat berfungsi dalam kuasa Allah. Dan jika saya membawa

seseorang kepada Tuhan, apa yang saya lakukan adalah hanya sekedar

menyakinkan serigala tersebut untuk setuju menjadi orang Kristen.

Saya menyakinkan mereka dengan satu ideologi yang lebih baik, akan

tetapi mereka masih tetap serigala. Mereka masih belum berubah di

dalam. Mereka enggan menjadi lemah. Mereka mau tetap kuat. Mereka

menginginkan satu ideologi yang lebih baik. Saya dapat memenangkan

seluruh dunia dengan cara ini. Sayangnya, gereja sebenarnya telah

memenangkan dunia persis dengan cara ini. Dengan cara demikian,

gereja telah mengkristenkan dunia dan menghasilkan satu masyarakat

serigala yang sudah dikristenkan. Gereja sudah menjadi serigala yang

paling berkuasa. Gereja menjadi organisasi yang paling kaya, paling

berpengaruh, dan menurut ukuran apapun, merupakan institusi yang

paling terorganisir. Gereja di Amerika menguasai negara itu. Mereka

dapat menggoyangkan pemerintah. Setiap Presiden Amerika harus

berjaga-jaga dalam berbicara, karena gereja dapat menurunkan dia

kapan saja. Kalau kita perhatikan, setiap Presiden Amerika akan

mengaku sebagai orang Kristen, kalau tidak ia tidak akan pernah dapat

dipilih menjadi Presiden.

Pada dasarnya dunia ini sekarang dipenuhi oleh serigala-serigala yang

telah dikristenkan. Itulah sebabnya saya mengatakan bahwa anda akan

menghadapi kesulitan menemukan Injil yang diberitakan dengan benar

di mana saja di dunia ini. Kita dapat mengkristenkan seluruh dunia

dengan mengatakan: "Anda boleh tetap sebagai serigala." Hanya saja

bersikap lebih baik sedikitlah terhadap sesama, hanya perlu lebih

bermoral sedikit, atau percaya saja pada beberapa doktrin tertentu.

Percaya sajalah bahwa Yesus telah datang ke dalam dunia ini, dan Ia

216 | C A H A Y A I N J I L

menjalankan satu kehidupan yang suci di dunia ini, dan bahwa Yesus

telah mati untuk kita. Selama Ia yang mati untuk saya, saya tidak perlu

mati. Jadi biarlah Dia yang mati dan saya yang hidup. Karena Ia telah

membayar hukuman bagi dosa saya, saya dapat terus hidup dalam dosa.

Sesudah itu, saya hanya perlu kembali dan melakukan pengakuan. Saya

akan mendapat pengampunan dan saya dapat melanjutkan kehidupan

saya. Saya merasa aman begini. Kehidupan kekristenan sangat cocok

bagi saya. Saya akan melahap beberapa anak domba lagi dan hari

Minggu berikutnya, saya akan bertobat dan berkata, "Bapa, (atau,

Pendeta), saya minta maaf saya menelan beberapa anak domba

kelmarin". "Oh ya? Kamu serigala jelek, atau kamu domba jelek (kamu

tampak seperti anak domba untuk saat), pergilah dan tebuslah dosamu,

dan saya akan memberikan beberapa disiplin kepada kamu. Kamu

berdoa dengan berlutut selama 15 menit setiap hari selama beberapa

bulan. Dan pergilah dan menjadi domba (atau apapun kamu itu) yang

lebih baik."

Seperti inilah kekristenan pada masa kini. Jadi minggu yang berikutnya,

anda menelan seekor anak domba yang lain dan anda berkata, "Bapa

Pendeta, saya menyesal, saya agak lapar. Saya masih belum belajar

makan rumput. Saya membutuhkan sedikit waktu lagi untuk

menyesuaikan diri dengan perubahan diet. Saya sudah berusaha untuk

memakan rumput, tetapi tidak terlalu cocok dengan pencernaan saya."

Rahasia Kehidupan Kristen: Kuasa Melalui Kelemahan

Kita tidak tahu bahwa rahasia kehidupan Kristen adalah kuasa melalui

kelemahan - kuasa Allah melalui kelemahan kita. "Jika aku lemah, maka

aku kuat." Saya tidak tahu apakah saya berhasil menyampaikan pesan

ini kepada anda. Saya hampir tidak mau mengkhotbahkannya karena

saya tahu betapa sulitnya untuk dimengerti. Saya curiga setelah anda

keluar dari tempat ini hari ini, anda akan berkata, "Saya tidak tahu harus

berbuat apa dengan khotbah itu. Saya tidak dapat mengubah diet saya.

Saya suka makan daging domba. Saya masih belum bisa makan rumput,

masih belum terbiasa hanya makan sayuran." Dan anda dengan senang

hati tetap menyebut diri sebagai orang Kristen sekalipun dengan sifat

serigala di dalam. Dan pada Hari itu, saat anda bertemu dengan Tuhan

Yesus, anda akan malu sekali.

Anda akan berhadapan dengan Anak Domba, dan Ia akan

menatap anda dan berkata, "Mengapa kamu ada di sini?"

217 | C A H A Y A I N J I L

"Aku orang Kristen, dan aku memanggil Engkau 'Tuhan'", anda

menjawab.

"Kamu bukan milik-Ku karena kamu mempunyai sifat yang

berbeda. Kamu seekor serigala."

"Aku sekali-sekali makan rumput, Tuhan," anda membela diri.

Itu tidak cukup untuk membuat perbedaan.

Kita akan tutup khotbah ini sebentar lagi. Kita harus mengerti rahasia

ini. Seluruh kehidupan kekristenan, sama seperti Tuhan Yesus sendiri,

diawali dalam kelemahan dan ditempuh dalam kelemahan. Anda harus

mengaku bahwa anda adalah seorang yang berdosa dan bertobat dari

dosa-dosa anda. Adakah hal yang lebih lemah dan lebih memalukan dari

pada menjadi seorang berdosa yang merendahkan diri, merangkak di

atas lutut dan bertobat? Sebelumnya, anda berdiri tegak, tetapi saat ini

anda merendahkan diri di atas lutut dalam kelemahan untuk

menyatakan pertobatan. Dalam baptisan, seseorang mengangkat anda

dan membenamkan anda ke dalam air, basah, dan air menetes di semua

tempat. Bukankah ini satu penghinaan? Jika seseorang berbuat seperti

itu kepada saya sewaktu saya masih non-Kristen, saya akan meninju

matanya. Tetapi di sini anda menundukkan diri kepada seseorang yang

memegang leher anda dan membenamkan anda ke dalam air. Apakah

ini bukan kelemahan?

Pertobatan merupakan suatu ekspresi kelemahan yang paling sempurna.

Jika tidak ada ekspresi kelemahan, maka tidak ada pertobatan.

Sebelumnya, mungkin orang lain memandang kepada anda untuk

mendapatkan belas kasihan. Andalah yang membagikan belas kasihan,

kalau tidak anda menancapkan gigi yang runcing pada mereka. Tetapi

sekarang, anda harus pergi kepada orang-orang yang anda sakiti dan

meminta belas kasihan, dengan kata-kata, "Tolong ampunilah aku."

Tetapi bagaimana selanjutnya? Apakah anda dapat melanjutkan dalam

kelemahan? Seringkali tidak. Anda masih belum melihat banyak

perubahan terjadi dalam hidup anda. Anda masih orang yang sama

seperti dulu. Anda masih berpikir dengan cara yang sama dan

bertingkah laku dengan cara yang sama. Tujuan anda menjadi orang

Kristen adalah untuk menjadi kuat. Tidakkah Yesus sendiri berkata Ia

akan memberikan kehidupan yang berkelimpahan dan damai sejahtera

218 | C A H A Y A I N J I L

dan sukacita? Bukankah damai dan sukacita kekuatan? Di mana lagi

saya harus berubah?

Hal ini juga merupakan salah satu misteri kepada saya: saya sering

melihat banyak orang berada di gereja selama bertahun-tahun dan saya

tidak melihat adanya perubahan pada diri mereka. Jika anda masih

belum menjadi samasekali lemah, anda tidak akan pernah mengalami

kuasa-Nya. Pengalaman pertama saya dengan Allah merupakan juga

saat dimana saya menjadi lemah untuk pertama kalinya. Pada saat

itulah saya merendahkan diri secara total di hadapan Allah, rela

menyembah-Nya di dalam debu, rela menjadi tidak berarti di hadapan-

Nya, dan saat itulah Ia menyatakan hadirat-Nya kepada saya. Itulah

sebabnya saya menjadi seorang Kristen sampai saat ini, karena Tuhan

menunjukkan kemuliaan-Nya dan keagungan-Nya kepada saya. Sejak

saat itu, saya tidak pernah mau berbalik lagi. Setiap kali saya menjadi

lemah dan rela merendahkan diri di hadapan-Nya, Ia terus-menerus

menyatakan diri-Nya kepada saya. Saya sudah membagikan di dalam

kesaksian saya keajaiban demi keajaiban yang saya alami ketika Ia

memelihara saya di dalam kelemahan, seperti kekurangan makanan.

Demikianlah caranya Tuhan membuat saya menjadi lemah supaya saya

dapat mengalami-Nya setiap saat.

Itulah sebabnya mengapa Paulus berkata, "Aku akan bermegah di dalam

kelemahan," karena justru dengan cara itulah, ia mendapat pengalaman

dengan Allah. Anda terlalu kaya. Anda terlalu kuat. Anda memiliki

kedudukan yang tinggi. Itulah sebabnya anda tidak mendapat

pengalaman dengan Allah. Saya dapat menjamin hal ini: jika anda kaya,

anda tidak akan mengalami dimana Allah mencukupi dan menyediakan

segala kebutuhan anda. Anda tidak membutuhkan Dia untuk

memelihara anda. Jika anda mempunyai kedudukan yang tinggi, anda

merasa puas dengan diri sendiri. Sebagai seorang yang puas dengan diri

sendiri, apakah anda akan membutuhkan Allah? Saya jamin tidak. Anda

mungkin berkomat-kamit menyaksikan sedikit pengalaman dengan

Tuhan di sana-sini, tetapi anda pribadi tahu bahwa semua itu bukan

pengalaman yang mendalam. Jika anda ingin mempunyai pengalaman

Allah dengan cara yang lebih mendalam, anda harus turun ke dalam

kelemahan.

Turun Ke Dalam Kelemahan

"Jika aku lemah, maka aku kuat." Mengapa? Karena dalam beberapa

219 | C A H A Y A I N J I L

ayat sebelumnya, Tuhan berkata kepada Paulus: "dalam kelemahanlah

kuasa-Ku menjadi sempurna." Tuhan tidak pernah gagal. Setiap kali

anda menjadi benar-benar lemah, menjadi anak domba, dan

merendahkan diri ke dalam debu, Allah akan menyatakankan kekuatan

dan kemuliaan-Nya. Anda dapat mencobanya. Jika prinsip ini tidak

berhasil, maka Alkitab tidak menyatakan kebenaran. Jika Alkitab tidak

menyatakan kebenaran, maka lebih baik jangan menjadi orang Kristen.

Jangan pernah datang ke gereja lagi, karena semua ini omong kosong.

Apakah Injil itu benar atau tidak? Ini adalah persoalan yang berkaitan

dengan kekuatan Allah yang menjadi nyata melalui kelemahan kita.

Persoalan ini adalah persoalan hidup atau mati. Janganlah bermain-

main dengan Injil. Saya tidak mempunyai waktu untuk hal yang

dangkal. Apakah Allah nyata atau kita sedang menyia-yiakan waktu

kita dengan khotbah ini? Itulah kenyataannya.

Sebagai kesimpulan, kita telah menyimpulkan tiga poin yang

berhubungan dengan Injil.

1.

Diselamatkan - kita telah diselamatkan dan keselamatan berarti

perubahan (transformasi).

2. Diutus - kita diutus sebagai anak-anak domba ke tengah-tengah

serigala. Hal ini tersendiri adalah satu keajaiban, karena di

dalam kelemahan anak domba, kuasa Allah dinyatakan. Anak

domba akan mengalahkan serigala oleh kuasa Allah (Roma

12:21; 1 Yohanes 5:4).

3. Kekuatan - pengalaman yang terus-menerus hidup di dalam

kekuatan Allah sementara kita menerima dengan senang hati

kelemahan kita. Dengan cara demikian kita mengalami

kenyataan Allah setiap hari. Itulah caranya kita dapat menjadi

seorang Kristen yang dinamis: seekor anak domba yang dapat

mengalahkan serigala-serigala. Seluruh dunia akan melihat dan

menjadi heran. Anak domba yang menaklukkan seluruh dunia

dengan kuasa Allah (Yohanes 16:33). Anak domba Allah

mengalahkan segala sesuatu (Wahyu 17:14).

220 | C A H A Y A I N J I L

Apa akar dari Penyakit Tidak Percaya?

(Akankah Yesus Menemukan Iman 1?)

Lukas 18:8b

Khotbah oleh Pendeta Eric Chang

Dapatkah kita mempercayai Pancaindra kita?

Dapatkah mata Anda melihat dengan jelas? Atau apakah penglihatan

Anda agak kabur? Baiklah, saya kira mata Anda dapat melihat segala

sesuatu di sekeliling Anda. Sekarang perhatikan indra Anda. Dan jika

Anda memiliki indra yang keenam sekalipun, gunakan juga indra itu

untuk merasakan dan mengamati lingkungan Anda. Apakah Anda

merasakan bahwa kita sedang bergerak-gerak dalam kecepatan yang

tinggi? Apakah Anda merasakan adanya gerakan? Dapatkah Anda

melihatnya?

Anda mungkin akan berkata, "Sebenarnya apa yang sedang ingin Anda

sampaikan?"

Tidak, saya bukan sedang memainkan permainan psikologis dengan

Anda. Saya bukanlah seorang psikolog. Saya hanya meminta Anda

untuk melatih pancaindra Anda. Apakah semuanya berfungsi dengan

baik?

Anda mungkin berkata, "Saya mungkin sedikit lelah tetapi saya tidak

sebegitu lelahnya atau bodohnya sampai-sampai saya tidak dapat

melihat sesuatu yang sedang bergerak. Tidak ada yang bergerak di sini

selain dari bibir Anda. Gerakan seperti apa yang Anda maksudkan?

Saya sama sekali tidak merasakan adanya gerakan. Mungkin tirai yang

bergerak-gerak karena tiupan angin. Tetapi kalau tentang sensasi

kecepatan, saya tidak merasakannya."

Kita tidak merasa seperti sedang berada di atas kapal di mana segala

sesuatunya bergerak-gerak. Indra kita memberitahu kita bahwa kita

sedang berada di atas terra firma yaitu di atas dataran yang solid.

Tetapi dari pelajaran fisika di sekolah, kita tahu bahwa bumi sedang

bergerak lebih dari 1.000 mil per jam. Ini berarti bahwa kita sedang

bergerak-gerak dengan kecepatan 1.000 mil saat ini.

221 | C A H A Y A I N J I L

Manakah yang benar? Ternyata ada yang salah dengan pancaindra kita.

Pancaindra kita tidak memberitahu kita bahwa pada kenyataannya kita

sedang bergerak. Mengapa kita tidak merasakan adanya gerakan?

Mengapa indera-indera kita tidak terus-menerus memberikan informasi

bahwa kita sedang bergerak pada kecepatan lebih dari 1.000 mil per

jam pada saat ini? Pada saat saya berbicara, kita sudah bergerak

ratusan mil.

Bumi ini berputar pada porosnya dengan kecepatan lebih dari 1.000 mil

per jam. Ini suatu fakta yang sudah diketahui secara umum. Namun

ternyata kita tidak mampu merasakan sensasi gerakan itu sedikitpun.

Indra-indra kita dan seluruh persepsi kita bahkan indra keenam kita

pun tidak mampu memberitahukan kita bahwa kita sedang bergerak-

gerak pada saat ini. Bukankah hal ini benar? Itulah fakta yang ada.

Saya berusaha untuk membantu Anda memahami dengan

mempergunakan ilustrasi ini, bahwa pancaindra kita sama sekali tidak

memberikan kepada kita informasi yang sangat penting ini. Indra kita

hanya dapat memberitahukan kita apa yang sedang terjadi dalam

lingkungan kita saat ini. Tetapi mereka tidak benar-benar

memberitahukan kepada kita tentang semua yang sedang terjadi.

Sensasi kecepatan

Ketika Anda mengemudi mobil, Anda mungkin melaju dengan

kecepatan 140 km per jam. Pada saat Anda mengemudi dengan

kecepatan 140 km per jam atau 100 km per jam, apakah Anda

merasakan sensasi dari kecepatan tersebut? Tentu saja Anda

merasakan. Anda mendengar bunyi deruan angin jika jendela

diturunkan. Anda harus berteriak-teriak untuk berbicara antara satu

dengan yang lainnya. Telinga Anda memberitahukan adanya gerakan

yang disebabkan suara angin itu. Tentu saja apabila Anda tidak melihat

ke speedometer, mungkin Anda tidak akan menyadari kecepatan Anda.

Pancaindra kita tidak dapat memberitahu kita kecepatan itu dengan

akurat. Kita memerlukan speedometer untuk memberitahu kita. Itulah

sebabnya ada kalanya Anda mendengar sirene polisi di belakang Anda

dan Anda akan bertanya, "Kesalahan apa yang telah aku lakukan?"

Ternyata Anda telah melebihi batas kecepatan. Jadi, karena Anda tidak

melihat "speedo" itu, Anda ditilang. Anda seharusnya memperhatikan

"speedo' itu untuk memastikan diri Anda tidak ditilang, karena

pancaindra Anda tidak dapat memberitahu kecepatan kendaraan Anda.

222 | C A H A Y A I N J I L

Pernahkah Anda mengemudikan mobil dengan kecepatan 170 km per

jam? Saya pernah lebih dari sekali mengemudikan mobil melebihi 170

km per jam. Dapatkah Anda mengalami sensasi gerakan dengan

kecepatan setinggi itu? Tentu saja, tergantung pada jenis mobil yang

Anda kendarai. Yang pertama saya menguji coba mobil sport Fiat, dan

ketika mobil itu melaju sampai 170 km per jam, saya mendapatkan

sebuah sensasi kecepatan yang luar biasa, mungkin karena mobil itu

agak rendah. Jadi saya merasakan saya begitu dekat dengan tanah

sehingga segala sesuatu terasa bergerak dengan sangat cepat di

semua sisi. Hal itu agak mirip ketika Anda memainkan sebuah video

game di mana segala sesuatu bergerak-gerak dan Anda mulai

kebingungan mencari cara untuk menghindari tabrakan dengan benda

yang ada di depan. Begitulah rasanya.

Pada kesempatan yang lain, saya mengendarai mobil rancangan Opel

dari Jerman. Walaupun dengan kecepatan di atas 170 km per jam,

saya hampir tidak mendapatkan sensasi kecepatan. Dengan kecepatan

yang sama di kedua mobil tersebut, ternyata pancaindra saya telah

memberikan saya informasi yang berbeda. Hal ini disebabkan karena

desain kedua mobil tersebut berbeda. Sekali lagi pancaindra kita tidak

dapat diandalkan. Kita tidak dapat bergantung padanya untuk

memberikan kita informasi yang akurat karena terlalu banyak faktor

lainnya yang terlibat.

Di pesawat udara

Saya yakin sebagian besar dari Anda sudah pernah naik pesawat

udara. Pada saat Anda naik ke pesawat, pancaindra Anda semuanya

aktif. Anda melihat ke pramugari untuk melihat apakah dia orang yang

menarik atau galak. Dia tersenyum, khususnya di pesawat Singapore

Airlines, dan dengan ramah ia berkata, "Boleh saya menawarkan Anda

sesuatu? Apakah Anda mau membaca surat kabar? Bagaimana kalau

manisan? Permen karet?"

Lalu Anda melirik jam tangan Anda, "Katanya pesawat ini akan lepas

landas pukul 10. Mengapa pesawat ini belum juga berangkat? Ada apa

dengan pesawat ini?" Perasaan cemas mulai muncul. Kemudian Anda

mendengar sebuah pengumuman yang mengatakan pesawat itu sedikit

tertunda karena pengawas lalu lintas udara mengatakan harus

223 | C A H A Y A I N J I L

menunggu kira-kira lima menit. Suara merdu si pembaca pengumuman

itu membuat Anda merasa sedikit lebih tenang.

Kemudian telinga Anda mendengar bunyi mesin pesawat. Anda mulai

merasa gugup dan berdoa, "Tuhan, tolong, saya harus bertemu ibu

saya. Ibu saya akan menjadi sangat sedih apabila ada kecelakaan yang

terjadi pada saya. Dia menunggu saya di bandara dan dia memang

sudah banyak menderita. Lindungilah penerbangan ini, jangan

membuat ibu saya sedih." Selesai doa Anda mengunyah permen karet

yang sedikit membantu mengendurkan tekanan pada telinga.

Hal ini kedengarannya lucu, tetapi bukankah itu yang kita lakukan?

Ayolah, jujur saja. Hidup kita akan menjadi sangat lucu apabila orang-

orang dapat melihat apa yang kita kerjakan dari hari ke hari. Cara

hidup yang menggelikan dari "Kekristenan" yang kita anut bahkan

sangat lucu bagi diri kita sendiri. Tentu saja Anda tidak menginginkan

orang di sebelah Anda mengetahui bahwa Anda sedang berdoa. Anda

memegang majalah di depan Anda seolah-olah sedang membaca dan

bukannya berdoa.

Pesawat itu mulai meluncur secara pelahan-lahan dan kemudian

akhirnya berbelok di sudut menuju landasan pacu. Kemudian pesawat

itu melaju di landasan pacu dan Anda melihat segala sesuatu mulai

bergerak dengan kecepatan yang semakin tinggi.

Saat pesawat itu melaju dengan kecepatan 170 km per jam, semuanya

terasa sedang bergerak dengan sangat cepat. Dan kemudian pesawat

itu melaju sampai 250 km, 350 km, dan tiba-tiba hidung pesawat mulai

terangkat, badan Anda terdorong serta kaki Anda terangkat. Dan tiba-

tiba pesawat itu lepas landas dan mengudara. Kita menarik napas lega

dan berkata, "Terima kasih Tuhan. Engkau sudah mendengarkan

doaku. Sekarang saya bisa santai, nanti saya akan berdoa lagi untuk

pendaratan ketika kita sudah mendekati bandara tujuan."

Setelah pesawat itu mengudara, Anda tiba-tiba kehilangan sensasi

kecepatan. Apa yang terjadi pada saat pesawat itu mencapai ketinggian

35.000 kaki? Pancaindra Anda tidak lagi memberikan informasi tentang

kecepatan pesawat. Setelah itu Anda diperbolehkan melepaskan sabuk

pengaman Anda. Bukankah aneh, pada kecepatan 170 km per jam di

daratan, Anda akan merasakan sensasi kecepatan yang sangat luar

224 | C A H A Y A I N J I L

biasa. Sekarang, kecepatan Anda sebenarnya sudah tiga kali lipat atau

mungkin empat kali lipat kecepatan mobil. Pesawat itu sekarang ini

melaju dengan kecepatan 1200 km per jam tetapi Anda tidak

merasakan sensasi kecepatan sedikitpun. Anda dapat berjalan keliling

dan Anda tidak jatuh di antara deretan tempat duduk. Anda dapat

mengambil secangkir kopi dan dengan tenang meminumnya. Tidak

terasa adanya pergerakan.

Apakah yang terjadi? Anda berjalan keliling di ketinggian 35.000 kaki

dengan cara yang sama seperti yang Anda lakukan di daratan. Satu-

satunya perbedaan adalah Anda berada di kelas ekonomi dan siku

orang di sebelah Anda menempel di tulang rusuk Anda. Tetapi terlepas

dari semuanya itu, suasananya benar-benar seperti di daratan. Apakah

Anda paham apa yang saya katakan? Selama ini Anda telah begitu

mempercayai pancaindra Anda, tetapi ternyata pancaindra itu tidak

dapat diandalkan.

Bumi itu datar atau melengkung?

Untuk periode waktu yang lama, umat manusia mempercayai bahwa

bumi ini adalah datar, benar? Lihatlah pada danau atau laut, apakah

kelihatannya melengkung? Tidak, danau itu kelihatannya datar. Jika

danau itu melengkung, maka akan lebih melelahkan untuk berenang

"ke puncak" menuju ke tengah danau dan kemudian Anda dengan

mudah dapat meluncur turun di sisi lainnya. Tetapi yang terjadi tidak

demikian. Sama lelahnya menuju ke tengah-tengah danau dan

berenang ke tepian. Bagaimana mungkin danau itu melengkung?

Jangan bodoh, danau itu tidak melengkung.

Sepanjang sejarah manusia, kita telah percaya bahwa bumi ini datar

karena pancaindra kita memberitahukan kita seperti itu. Tentu saja

terdapat bukit-bukit dan lembah-lembah, tetapi berbicara secara

umum, bumi ini datar, benar? Kemudian beberapa orang bodoh datang

dan memberitahu kita bahwa bumi ini bulat. Ini adalah jenis orang-

orang yang akan Anda masukkan ke rumah sakit jiwa! Tetapi mereka

diperlakukan lebih buruk dari itu. Di dalam sejarah manusia, orang-

orang seperti itu dijatuhkan hukuman mati karena telah menyampaikan

omong kosong semacam itu. Kita, orang-orang yang terpelajar, pintar,

dengan daya indra kita yang sangat sempurna selalu melihat bahwa

225 | C A H A Y A I N J I L

bumi itu datar! Dan kita mempercayai apa yang disampaikan oleh mata

kita!

Dapatkah Anda mendengar gelombang suara?

Apakah Anda memiliki sebuah radio di mobil atau di rumah Anda?

Apakah Anda senang mendengarkan program-program yang disiarkan

oleh radio tersebut? Udara di sekeliling kita selalu dipenuhi dengan

gelombang-gelombang suara. Dapatkah Anda mendengarnya?

Pasanglah telinga Anda, apakah Anda dapat mendengarnya? Mungkin

ada dua puluhan stasiun yang sedang memancarkan siaran sekarang

dalam frekuensi-frekuensi yang berbeda-beda dan gelombang-

gelombang tersebut sedang memenuhi setiap sudut ruangan ini. Tetapi

yang dapat Anda dengar hanyalah suara saya yang membosankan.

Mungkin Anda berharap untuk dapat mendengarkan saluran dengan

musik pop. Tetapi justru Anda harus mendengarkan pesan saya yang

memberitahukan Anda bahwa pancaindra Anda tidak berfungsi. Siapa

yang ingin mendengarkan hal itu?

Saya tidak sedang mempermainkan Anda. Saya barangkali berbicara

dengan suatu cara yang mungkin membuat orang tertawa dari waktu

ke waktu, tetapi saya ingin menyampaikan suatu pokok yang vital.

Pokok ini penting karena jika Anda tidak memahaminya, Anda tidak

akan pernah berkembang secara rohani. Anda tidak akan

pernah memiliki iman. Dan Anda akan berada di antara orang-orang

yang tidak beriman. Alasannya akan menjadi jelas begitu kita

melanjutkan ke bagian berikutnya.

Dapatkah Anda melihat sebuah atom?

Saya ingin membantu Anda untuk melihat permasalahan dengan indra-

indra fisik kita. Sebagai contoh, kita telah mempelajari bahwa setiap

benda di dunia ini terdiri dari atom-atom. Apa yang kita ketahui

tentang atom? Suatu atom adalah suatu ruangan dengan beberapa

neutron dan elektron serta beberapa benda-benda lainnya berputar-

putar mengelilinginya. Atom itu pada dasarnya hanyalah ruangan

kosong. Apabila Anda memadatkan ruangan itu, contohnya jika kita

menghilangkan semua ruangan di antara atom di dalam tubuh kita,

maka kita akan menjadi tidak kelihatan. Tetapi pancaindra kita tidak

memberitahu kita bahwa segala sesuatu itu adalah ruangan.

226 | C A H A Y A I N J I L

Tembok ini terdiri dari atom, tetapi ia kelihatan sangat solid. Coba

benturkan kepala Anda pada tembok tersebut. Anda tidak akan dapat

menembusinya. Para ahli fisika memberitahu kita bahwa atom itu

hanyalah ruangan kosong. Mungkin Anda berpikir, "omong kosong apa

lagi ini?" Pasti mereka itu salah lagi. Teori-teori mereka ini sangatlah

menggelikan. Apakah masuk akal untuk menyatakan bahwa segala

sesuatu adalah energi dan ruang? Indra-indra kita memberitahukan

kita bahwa hal tersebut mustahil.

Tetapi bukankah itu yang kita pelajari di sekolah? Kita percaya teori

mengenai atom tersebut. Tetapi sudah pernahkah Anda melihat sebuah

atom? Sudah pernahkah Anda mendengarkan bunyi yang dihasilkan

sebuah atom? Sudah pernahkah Anda mencium bau atom? Sudah

pernahkah indra-indra Anda behubungan dengan sebuah atom? Tidak

pernah, bahkan kebanyakan ahli fisika nuklir pun tidak pernah. Lalu

mengapa kita percaya semua omong kosong yang disampaikan oleh

ahli fisika tentang atom dan ruang hampa ini? Anda tidak melihatnya.

Saya tidak pernah melihat sebuah atom. Kemungkinan besar tidak

seorang pun di ruangan ini yang sudah pernah melihat sebuah atom,

tetapi meskipun demikian kita mempercayainya.

Sekarang kita dapat melihat bahwa pancaindra kita tidak dapat

menyampaikan informasi seperti ini kepada kita. Ilmuwan itu benar

tetapi ia mendapatkan informasi tentang atom itu dari sumber yang

lain. Kita bahkan tidak memahami sumber tersebut karena melibatkan

berbagai macam perhitungan yang rumit.

Lewat semua contoh di atas, saya berharap Anda dapat melihat bahwa

indra-indra kita benar-benar tidak dapat memberitahu kita banyak

kenyataan. Kita perlu memakai aturan-aturan, peralatan, perhitungan-

perhitungan lain yang jauh di luar kekuatan indra-indra kita untuk

menentukannya.

Sebagai contoh, pernahkah Anda melihat kuman? Kebanyakan orang

belum pernah melihatnya. Mungkin ada yang pernah melihatnya di

bawah mikroskop. Walaupun kita tidak pernah melihat, merasa atau

mencium kuman atau bakteri, tetapi kuman-kuman tersebut nyata dan

bahkan sudah sering mengancam kesehatan kita.

Akal Budi kita

227 | C A H A Y A I N J I L

Baru-baru ini saya mempelajari tulisan dari seorang ahli penyakit jiwa

Kristen. Sebagai seorang ahli penyakit jiwa, dengan spesialisasinya

adalah studi mengenai pikiran manusia, dan dia menulis bahwa pikiran

sadar manusia merupakan persentase yang sangat kecil dari seluruh

akal budi kita. Sebagian besar akal budi kita terdiri dari pikiran tidak

(atau bawah) sadar. Itulah sebabnya mengapa tugas dari seorang

doktor jiwa adalah untuk membantu orang-orang menggali ke dalam

aspek bawah sadar pikirannya. Tahukah Anda bahwa 95% dari akal

budi Anda adalah pikiran bawah sadar, dan barangkali hanya 5% yang

merupakan pikiran sadar? Dengan kata lain, Anda bahkan tidak

mengetahui diri Anda sendiri karena 95% dari pikiran Anda merupakan

pikiran di bawan kesadaran Anda!

Di awal usia remaja saya, saya bersekolah di Swiss karena saat itu,

ayah saya mewakili Cina di Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa.

Pada saat itu Perserikatan Bangsa-Bangsa belum dipindahkan ke New

York. Saya bersekolah di bagian negara Swiss yang berbahasa Jerman

di mana putra-putra para diplomat dari berbagai negara bersekolah.

Dan di sana, saya belajar bahasa Jerman hanya untuk satu tahun.

Kemudian kami kembali ke Cina setelah masa kerja ayah saya berakhir

dan saya tidak berbicara sepatah katapun dalam bahasa Jerman paling

tidak selama sepuluh atau dua belas tahun. Tidak sepatah kata pun.

Dua belas tahun kemudian, saya kembali ke Swiss dan saya berpikir,

"Tentu saja saya tidak dapat berbahasa Jerman kecuali mungkin

mengucapkan 'terima kasih' dan 'selamat tinggal'. Setelah sepuluh atau

dua belas tahun, bahasa Jerman saya pasti sudah lenyap." Tetapi yang

sangat mengherankan saya dan orang-orang di sekitar saya, saya

dapat berbahasa Jerman dalam waktu beberapa hari. Saya dapat

memahami apa yang sedang dibicarakan. Pada hari pertama atau

kedua, percakapan saya masih sedikit terbata-bata tetapi selang

beberapa hari saya berbicara bahasa Jerman seolah-olah saya tidak

pernah berhenti memakai bahasa itu. Di mana informasi ini tersimpan

dalam otak saya? Pikiran sadar saya memberitahu saya bahwa saya

tidak dapat mengingat bahasa Jerman lagi. Tetapi ternyata

pengetahuan akan bahasa Jerman itu tersembunyi di pikiran bawah

sadar saya, seolah-olah semuanya terekam dalam disket, dan entah

bagaimana semua yang pernah saya pelajari muncul kembali setelah

saya mendengar orang lain menggunakan bahasa itu. Menakjubkan!

228 | C A H A Y A I N J I L

Demikianlah doktor jiwa ini memberitahu kita bahwa pikiran bawah

sadar memiliki kapasitas yang sangat luar biasa. Ia berkata bahwa

manusia hanya mempergunakan sekitar 10% dari kapasitas mental

kita. Tetapi indra kita bahkan tidak sadar akan adanya pikiran di bawah

kesadaran kita. Jadi kita melihat bahwa pancaindra kita tidak dapat

dengan tepat menginformasikan kepada kita hal-hal yang fisik, mental,

dan terlebih lagi hal-hal spiritual.

Apa Akar dari Penyakit Tidak Percaya?

Apa tujuan saya mengatakan semua ini? Kita hidup dengan

mengandalkan indra-indra kita. Kelima indra kita merupakan sumber

informasi utama yang diterima oleh otak kita. Kita mengandalkan

sepenuhnya pada indra-indra kita untuk memberikan masukan

informasi yang eksternal. Tetapi ternyata sumber ini tidak dapat

diandalkan. Dan kita belum pernah mencoba untuk mempergunakan

sumber-sumber informasi lainnya. Kita sudah begitu terbiasa

mengandalkan pancaindra fisik ini dan di saat kita berusaha untuk

memahami atau merasakan hal-hal spiritual, kita menemukan bahwa

kita berada di jalan buntu.

Pola pendidikan kita telah mengajarkan kita untuk mempergunakan

indra-indra kita: mata, telinga, hidung, lidah dan otak kita yang mungil

ini. Kita selalu membayangkan bahwa kita memiliki kehebatan

intelektual yang luar biasa. Kita sudah terbiasa memproses informasi

yang diperoleh lewat mata dan telinga kita. Berdasarkan pengetahuan

dan daya pikir kita, kita menjadi terlalu percaya diri dan merasa yakin

bahwa kita mengetahui semua fakta-fakta yang ada.

Namun saya baru saja memperlihatkan kepada Anda bahwa seluruh

pancaindra Anda, bahkan jika kemampuannya digabungkan menjadi

satu pun tidak dapat memberitahukan kepada Anda bahwa Anda

sekarang ini sedang bergerak dengan kecepatan lebih dari 1.000 mil

per jam. Ras manusia (dengan mempergunakan seluruh kecerdasan

dan indranya) baru beberapa abad terakhir ini mengetahui bahwa pada

kenyataannya bumi ini sedang berputar. Hal itu baru diketahui dengan

menggunakan beberapa proses lainnya, bukan dengan mengandalkan

kedua proses standar dari pancaindra kita yaitu persepsi dan observasi.

229 | C A H A Y A I N J I L

Ketika orang pertama berkata bahwa bumi ini berputar pada sebuah

poros, yang lainnya menjawab, "Benar-benar tolol!" Dari sejarah

Gereja kita tahu bahwa orang-orang ini bahkan dikecam Gereja. Gereja

telah membuat kesalahan yang sama seperti orang-orang lainnya.

Mereka berfungsi menurut persepsi indranya. Marilah berbicara

mengenai kebodohan Gereja, artinya kita semua yang ada di

dalamnya. Kita bodoh karena kita tetap mengandalkan indra-indra kita.

Tema pesan ini adalah, "Jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia

mendapati iman?" yang diambil dari bagian kedua ayat Lukas 18:8. Itu

adalah sebuah pertanyaan retoris yang bermakna bahwa jawaban

kepada pertanyaan ini adalah 'tidak'. Yesus tidak akan mendapatkan

iman pada saat Dia datang kembali.

Dan ketika Dia mengamati kita, kumpulan jemaat di sini, akankah Dia

mendapatkan iman? Jawabannya mungkin adalah tidak bagi 90%

orang. Jenis iman yang Dia cari tidak ada di sini. Anda mungkin berkata

Anda memiliki iman tetapi kita bukanlah hakim atas iman kita. Dia

yang akan memutuskan apakah kita memiliki iman atau tidak. Dan

mungkin perkiraan bahwa 10% dari kita yang ada di sini memiliki jenis

iman yang Yesus cari merupakan perkiraan yang terlalu optimis.

Saya ingin bertanya, "Apakah patologi dari ketidak-percayaan? Apakah

akar dari penyakit tidak percaya? Mengapa orang-orang tidak percaya?

Injil menyebut kita sebagai "manusia duniawi (carnal man)". Ini

berarti, kita berfungsi menurut daging kita, mengikuti kehendak mata

dan bukan menurut jiwa. Kita tidak berfungsi menurut apa yang Injil

sebut sebagai "manusia rohani". Bagaimana hal yang jasmani dapat

merasakan hal yang rohani?

Banyak orang bertanya kepada saya, "Saya tidak tahu bagaimana

caranya berdoa." Saat Anda berdoa, apa yang Anda lakukan? Anda

berkata, "Tuhan, saya sedang mendengarkan. Lihatlah, saya sudah

berbicara kepada Engkau selama 25 menit tetapi saya belum

mendengar sepatah kata pun dari-Mu. Saya akan menunggu 25 menit

lagi." Kemudian kita memasang telinga. Apakah Anda mendengar Allah

mengatakan sesuatu kepadamu? Tidak. Tidak terjadi apa-apa. Saya

ditanya lagi, "Bagaimana saya dapat tetap berdoa? Setiap kali saya

membuka mata, yang saya lihat hanyalah tembok itu, dan setiap kali

saya menutup mata, saya tidak melihat apa-apa."

230 | C A H A Y A I N J I L

Mengapa Anda mengalami kesulitan untuk berdoa? Karena Anda

melihat melalui indra-indra jasmani Anda. Anda ingin merasa,

mendengar atau melihat sesuatu!

Sepanjang sejarah manusia, indra kita memasukkan informasi yang

kita pikir akurat tetapi belakangan kita mengetahui bahwa ternyata

semuanya itu salah. Tetapi kita masih tetap mempercayai indra kita.

Jika kita bahkan tidak memahami apa yang sedang terjadi dalam dunia

fisik dengan mengandalkan indra kita, bagaimana kita dapat

memahami apa yang sedang terjadi dalam dunia spiritual? Tetapi tetap

kita bersikeras untuk hidup mengandalkan pancaindra kita.

Bagaimana untuk menjadi bagian di antara orang-orang yang

beriman?

Di 2 Korintus 4:18, Rasul Paulus berkata, kami tidak memperhatikan

yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan. Hal ini tampaknya

seperti sebuah pernyataan yang disampaikan secara kontradiksi.

Bagaimana kita dapat melihat pada apa yang tidak dapat dilihat? Tentu

saja Paulus tahu apa yang sedang ia katakan karena Paulus melihat

pada apa yang tidak terlihat tetapi bukan dengan menggunakan mata

fisiknya.

Masing-masing dari kita memiliki kemampuan untuk melihat hal-hal

rohani. Kita dapat melihat yang tidak terlihat. Kita dapat memahami

yang rohani tetapi kita harus belajar bagaimana caranya. Tetapi jika

kita tidak mempelajari bagaimana caranya untuk hidup tanpa

mengandalkan indra-indra fisik, maka kita tidak akan ditemukan di

antara orang-orang yang memiliki iman.

2 Korintus 5:7 mengatakan, sebab hidup kami ini adalah hidup karena

percaya, bukan karena melihat. Melihat adalah yang paling penting di

antara pancaindra fisik kita. Tetapi Paulus berkata, "Apabila Anda

terbiasa hidup dengan melihat, Anda tidak dapat hidup dengan iman.

Untuk hidup dengan iman, Anda harus berhenti dari mengandalkan

penglihatan fisik Anda." Hal tersebut menuntut pengorbanan akan

banyak hal. Seluruh kehidupan kita mengandalkan pada pancaindra

kita. Kebanyakan orang Kristen hidup dengan mata fisiknya. Tanyakan

diri Anda sendiri dengan jujur pada saat ini, "Apakah saya hidup

dengan iman atau dengan mata?" Anda akan berkata, "Jawabannya

231 | C A H A Y A I N J I L

mudah! Saya menjalani hidup dengan keduanya." Itulah yang namanya

ketidak-setiaan! Hal tersebut membawa saya ke poin yang kedua.

Kita orang yang sangat cerdik. Dengan kokohnya kita menempatkan

satu kaki di dunia ini dan kemudian kita berpikir bahwa kaki yang

lainnya dapat kita tempatkan di dalam Kerajaan Allah. Kita telah

mendapatkan yang terbaik dari kedua dunia itu. Kita tidak seperti

orang-orang bodoh yang tidak percaya itu. Kita berpikir, "Pada saat

Yesus datang, paling tidak Dia menemukan saya berdiri di sisi

Kerajaan-Nya, walaupun hanya dengan satu kaki, tetapi saya dapat

dengan mudah ditarik ke dalam Kerajaan itu. Apabila Dia tidak datang,

tidak masalah. Saya masih memiliki kaki yang lainnya yang dengan

teguh berdiri di dalam dunia ini. Apabila Yesus datang atau tidak

datang, tidak akan terlalu mempengaruhi saya. Saya sudah memiliki

tempat saya yang aman di kedua dunia tersebut."

Apa yang Paulus katakan lagi di dalam 2 Korintus 5:7? Apakah kita

hidup baik dengan penglihatan maupun dengan iman? Tidak, itu

bukanlah apa yang dikatakan Paulus. Di dalam dunia rohani, Anda

harus memilih untuk hidup dengan penglihatan ataupun dengan iman

tetapi tidak dengan keduanya.

Bukan maksud saya bahwa setelah ini Anda berkata, "Puji Tuhan,

sekarang saya hanya akan hidup dengan iman, dan saya akan menutup

mata saya." Inilah yang dilakukan oleh seorang teman saya di

Cambridge. Dia memutuskan bahwa dia harus menutup matanya pada

saat dia berdoa walaupun ia sedang berjalan. Jadi ia berjalan di jalanan

di Cambridge dengan mata tertutup. Dia adalah seorang ahli

matematika yang sangat pintar. Hal itu memperlihatkan bahwa

kepintaran di dalam ilmu pengetahuan, tidak membantu Anda untuk

hidup dengan baik secara rohani.

Setelah dia melakukan hal yang lucu itu dengan penuh kegembiraan ia

menemui saya dan berkata, "Indah sekali! Engkau tahu, saya berdoa

dan saya berjalan di sepanjang jalan yang sempit ini dengan mata

tertutup tetapi saya tidak pernah menabrak pohon!" Dan saya pun

senang dia tidak menabrak apa-apa atau dia tidak akan dapat

menceritakan hal itu kepada saya. Jalan itu adalah jalan yang sangat

sempit dengan tembok di satu sisinya dan banyak pepohonan di sisi

yang lainnya. Dia lebih khawatir menabrak pohon daripada menabrak

232 | C A H A Y A I N J I L

tembok karena apabila dia bersentuhan dengan tembok ia tidak akan

terluka, tetapi apabila dia menabrak pohon, maka kaca matanya yang

mahal akan pecah.

Saya tidak menyuruh Anda hidup di dalam dunia ini dengan mata Anda

tertutup. Saya berbicara tentang kehidupan rohani. Pada saat Anda

datang untuk berdoa, Anda harus memahami bahwa di dalam hal

berdoa, Anda harus belajar hidup dengan roh dan bukan dengan

pancaindra Anda. Tahukah Anda bahwa Anda memiliki roh?

Anda mungkin berkata, "Ya, mungkin saya memiliki roh tetapi rasanya

seperti saya tidak memilikinya karena roh itu sudah mati!" Apabila

Anda tahu hal itu, terpujilah Allah! Karena sekarang Anda dapat

meminta Tuhan untuk memberi Anda kehidupan. Dan apabila roh Anda

dibutakan oleh Iblis sebagaimana yang Paulus katakan dalam 2

Korintus 4:4, maka berkatalah seperti orang buta dalam Kitab Injil,

"Tuhan, pulihkanlah pandangan saya. Sembuhkanlah pandangan rohani

saya sehingga saya dapat melihat seperti Musa yang tetap hidup

setelah melihat Dia Yang tidak terlihat."

Ada beberapa orang yang berkeinginan untuk melihat tetapi tidak

dapat. Kita tidak dapat membuat diri kita menjadi melihat.

Keselamatan berasal dari kasih karunia. Kita tergantung pada-Nya

untuk memberikan kita penglihatan yang tidak kita miliki.

Sesungguhnya apabila Anda mengandalkan mata Anda, Anda tidak

akan dapat bertahan saat kedatangan Tuhan.

Indra fisik kita menghambat jalan keselamatan

Mari kita kembali ke perumpamaan tentang hakim yang lalim di dalam

Lukas 18:1-8 yang menjadi dasar bagi tema pesan ini. Apakah janda

yang meminta pembelaan dari hakim itu mendapatkan keadilan pada

awalnya? Tidak. Yang ia dapatkan adalah ketidakadilan. Apakah

persamaan di antara Allah dengan hakim di dalam perumpamaan ini?

Pernahkah Anda, seperti janda ini, memiliki perasaan bahwa Anda telah

berulang kali memohon pada Allah tetapi Allah tidak pernah menjawab?

Anda mengerahkan seluruh pancaindra Anda. Tetapi Anda merasa

seperti janda yang malang ini. Anda merayu dan merintih, "Saya

hanyalah seorang janda yang malang. Janganlah memperlakukan saya

233 | C A H A Y A I N J I L

seperti ini. Saya adalah seorang yang lemah. Tolonglah, jawablah

saya?"

Bahkan dalam Mazmur, si pemazmur itu telah mengalami hal ini. Dia

berkata, "Ketakutan menyertai saya siang dan malam. Saya

membasahi bantal saya dengan air mata. Hati saya meleleh bagaikan

lilin." Dia sangat menderita. Dia memohon dengan sangat kepada

Allah, Hakim dari seluruh bumi untuk membantu, "Mengapa Engkau

diam, o Allahku? Dapatkah Engkau mendengarkan aku? Apakah karena

banyak dosa yang tersembunyi di dalam hatiku dan aku tidak

menyadarinya? Aku sudah menyatakan penyesalan dengan air mata

dihadapan-Mu. Tidakkah Engkau mendengarkan hamba-Mu? (Mzm.

22:1-21, Mzm. 28:1-5). Anda lihat, ia memandang Allah seperti Hakim

yang tidak adil.

Ayub bertanya, "Kesalahan apa yang telah saya perbuat? Anak-anakku

telah meninggal. Istriku bahkan memberontak melawan-Mu. Harta

milikku telah habis. Aku sudah tidak punya apa-apa!" Dia sudah putus

asa. Dia sudah menjerit tetapi Surga bagaikan kuningan, bumi

bagaikan besi. Allah tidak memberikan jawaban. Dan dalam keadaan

seperti itu, kebanyakan dari kita berhenti. Itulah bagian pokok dari

perumpamaan ini. Kita berhenti terlalu awal.

Tetapi dalam keadaan tersebut, bukankah setiap detik seperti berjalan

lambat sekali? Setiap menit kita berdoa tampaknya seperti 10.000

tahun dan Allah tidak memberikan jawaban. Pada saat Anda berdoa

dan Allah tidak langsung menjawab, hal itu seperti bayi yang menangis

meminta susu. Ibunya hanya memerlukan waktu dua menit untuk

menghangatkan susu itu, tetapi bagi bayi tersebut, rasanya seperti

sudah 10.000 tahun. Bayi itu mungkin berpikir, "Aku mati kelaparan.

Seberapa lama ibuku memanaskan susu itu? Ibu macam apa ini?

Mengapa aku memiliki seorang ibu seperti ini? Dia tidak memberikan

perhatian kepada bayi yang lemah seperti aku. Bukankah aku patut

dikasihani?"

Bukankah itu yang kita lakukan. "Aku sudah menjerit di hadapan-Mu

sepanjang hari. Sudah satu hari suntuk! Kehidupan aku hanya sekitar

70 tahun, dan aku sudah menunggu sepanjang hari dan Engkau belum

menjawab aku."

234 | C A H A Y A I N J I L

Indra kita memberontak melawan Allah karena kita ingin

mendengarkan sesuatu. Kita ingin melihat sesuatu. Kita ingin

merasakan sesuatu. Tuhan memberitahukan kita dalam perumpamaan

ini bahwa jika Anda berfungsi seperti ini, Anda tidak akan bertahan

hidup. Pada akhirnya, Anda akan menjadi seorang Kristen yang tidak

fungsional, yang nominal dan yang berkompromi. Allah muncul untuk

Anda sebagai seorang Hakim yang tidak adil.

Tetapi Dia tidak seperti itu. Anda perlu bertekun. Tekun dalam berdoa.

Tetapi hal ini tidak dapat kita lakukan karena indra kita memberontak.

Kita merasa bosan. Kita menginginkan sebuah jawaban secara

langsung, saat itu juga! Kita menginginkan Allah sama seperti kita

menginginkan kopi instan atau mie instan. Apabila Anda harus

menunggu dua puluh menit untuk mie Anda, Anda akan mati

kelaparan. Anda perlu waktu untuk memakan mie itu dalam waktu

rata-rata satu menit setelah Anda menuangkan air ke dalamnya. Dan

kita berharap bahwa Allah akan turut bekerja dengan cara yang sama

dengan arus zaman modern yang serba instan ini. Tetapi rencana

keselamatan Allah tidak berfungsi dengan cara itu. Rencana

keselamatan Allah menuntut kita untuk belajar bertekun sampai pada

akhirnya.

Jika kita tidak memahami bahwa kita sudah disalibkan bagi dunia dan

mati bagi kelima atau keenam indra yang berusaha menguasai kita,

maka kita tidak pernah dapat belajar untuk berhubungan mesra

dengan Allah dan juga untuk dipimpin oleh Roh-Nya.

Dari kitab Kejadian, kita tahu bahwa dari awal Allah menciptakan

manusia dengan tujuan untuk berkomunikasi dengan kita. Setiap hari,

Dia berjalan dengan Adam dan berbicara dengannya. Dia memang

berencana untuk dapat berbicara dengan Anda sekarang ini. Tetapi

sudahkah Dia berbicara kepada Anda? Sudahkah Anda mendengar-

Nya? Andalah yang tahu jawabannya. Dia sudah berbicara dengan

saya, dan dengan banyak orang yang lain. Orang yang mendengarkan

Allah itu bukanlah orang-orang khusus, mereka hanyalah orang yang

biasa-biasa saja. Allah ingin berbicara kepada setiap dari kita. Tetapi

apabila Anda tetap mengandalkan pancaindra fisik Anda, maka Anda

sudah berada di jalan yang salah. Kita harus belajar untuk hidup secara

rohani.

235 | C A H A Y A I N J I L

Jadi hal pertama yang harus kita pahami adalah bahwa yang penting

bukanlah bahwa kita percaya pada salib Yesus, tetapi apakah salib

Yesus itu sudah masuk ke dalam hidup kita dan menyalibkan kita.

Dapatkah kita berkata seperti Paulus, misalnya, di Galatia 2:20 dan

6:14 bahwa dengan salib Kristus aku telah disalibkan bagi dunia dan

dunia bagi aku. Aku tidak lagi berfungsi pada tingkat ini. Aku berfungsi

pada sebuah tingkatan yang baru. Pikirkanlah dengan serius persoalan

ini. Belajarlah untuk berhenti hidup dalam tingkat jasmaniah dan

hiduplah secara rohani.

Tidak mungkin kita dapat melihat Allah dengan indra fisik kita

Pancaindra kita tidak akan pernah mampu untuk mempercayai cara

Allah menyelamatkan orang-orang. Mungkin kita berpikir bahwa kita

mempercayai hal ini, tetapi sesungguhnya kita tidak mempercayainya.

Ada sejenis iman yang merupakan penipuan diri sendiri dan Karl Marx

benar bahwa jenis iman itu menjadi candu bagi orang banyak. Itu

adalah penipuan terhadap diri sendiri karena berpura-pura menerima

sesuatu yang sebenarnya sangat tidak dapat kita terima.

Saya berikan satu contoh. Bagaimana Allah menyelamatkan dunia ini di

zaman Nuh? Sebelum Ia mendatangkan air bah Allah memberi ide yang

menggelikan pada Nuh, yaitu membangun sebuah bahtera.

Perlu diketahui bahwa yang dibangun Nuh itu bukanlah sebuah kapal.

Bahtera (Ark) bukanlah sebuah kapal. Alkitab tidak mengatakan bahwa

Nuh membuat sebuah kapal. Dia membuat sebuah kotak karena

sebuah ark adalah sebuah kotak kayu yang sangat besar dengan dua

buah pintu dan hanya ada sedikit jendela. Mungkin kita akan bertanya-

tanya apakah dunia akan diselamatkan dengan benda yang

kelihatannya menggelikan ini. Lagipula Nuh bukanlah seorang tukang

kayu. Dia tidak mengetahui apa-apa tentang hal bangunan atau

arsitektur.

Bagaimana orang-orang itu akan diselamatkan? Bagaimana seluruh

dunia dapat dimasukkan ke dalam kotak ini? Kotak itu tidaklah cukup

besar untuk menempatkan seluruh dunia ini ke dalamnya. Demikianlah,

Allah mengirim Nuh beserta keluarganya dan banyak pasangan

binatang yang berbeda-beda ke dalam kotak ini. Apabila saya ingin

diselamatkan, saya tidak mungkin akan mau membuat sebuah kotak

236 | C A H A Y A I N J I L

seperti itu. Desain bahtera ini akan hancur berkeping-keping pada saat

badai datang. Setiap orang yang tahu sedikit tentang pertukangan

mengetahui bahwa desain yang berbentuk seperti sebuah kotak itu ini

tidak akan pernah dapat menahan beban yang harus ditanggungnya.

Seluruh bahtera itu akan pecah dan menenggelamkan semua isinya.

Lagi pula Anda akan berpikir, "Tidaklah higenis bagi anak-anakku untuk

masuk ke dalam tempat ini. Ada berbagai jenis hewan di dalam sana,

termasuk singa, macan dan ular. Apakah Engkau ingin agar bayiku

hidup bersama dengan singa-singa dan beruang-beruang?" Nuh jelas

bukan orang yang waras. Ia sama seperti orang-orang konyol yang lain

yang berkata bahwa bumi ini bulat!

Cara keselamatan Allah benar-benar tidak masuk akal jika kita

memandang dari sudut pandang intelektual atau menilai menurut indra

kita. Bagaimana mungkin kita diminta untuk menyakini bahwa bahtera

itu merupakan sarana untuk menyelamatkan dunia?

Tetapi jika bagi Anda ide bahtera Nuh itu konyol, tunggu sampai Anda

melihat pada salib. Sekarang ini Anda sudah terbiasa mendengarkan

tentang salib. Bagi Anda salib itu sudah menjadi suatu kehormatan.

Dua ribu tahun yang lalu, ide bahwa salib itu mulia tidak pernah

terlintas di benak orang banyak. Tidak ada sesuatu apa pun di dalam

salib yang dapat dianggap mulia. Salib adalah alat eksekusi. Ide bahwa

salib merupakan sarana keselamatan manusia sangatlah tidak masuk

akal. Semua indra kita memberontak.

Yesus, pada kenyataannya, tidak disalibkan dalam keadaan yang mulia.

Dia direndahkan, diludahi dan dibunuh di depan semua musuh-Nya.

Mereka melihat kelemahan dalam wajah-Nya. Darah-Nya mengucur

deras. Kematian-Nya tidaklah seindah yang digambarkan. Apa yang

terjadi di Kalvari? Suatu hal yang sangat mengerikan. Saya tidak akan

terkejut apabila ada wanita yang pingsan di tempat itu. Pandangan

penyaliban dan penyiksaan yang terjadi sangatlah mengerikan! Darah

dan ludah melekat pada-Nya. Dapatkah Anda membayangkan hal itu?

Dia bahkan sudah tidak kelihatan seperti seorang manusia lagi. Dia

terlalu lemah sehingga Dia bahkan tidak dapat memikul salib-Nya

menuju tempat penyaliban. Dia sudah tidak lagi memiliki kekuatan. Dia

terjatuh ke tanah, hampir tidak mampu untuk berdiri di atas kaki-Nya.

Dia lemah, lelah dan tidak berdaya. Apakah masih ada kehormatan

saat Ia didera dan diludahi?

237 | C A H A Y A I N J I L

Kalau saja kita dapat masuk ke dalam jiwa Sang Penyelamat pada

waktu itu! Siapa yang dapat membayangkan apa yang ada dalam

pikiran-Nya? Eli Eli, lama sabachthani. Itulah kata-kata yang terekam

untuk kita di Matius 27:46. Eli Eli atau Allah-Ku, Allah-Ku. Saya dapat

mendengar bisikan dari bibir-Nya, "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa

Engkau mengabaikan Aku? Mengapa Engkau meninggalkan-Ku? Adakah

Aku melakukan sesuatu yang jahat? Adakah Aku membuat-Mu tidak

senang?" Hakim yang tidak adil. Dia menggunakan kata-kata dalam

Mazmur 22. Dapatkah Anda memahami hal ini?

Saya tidak meminta Anda untuk menjadi emosional. Saya tidak tertarik

dalam emosionalisme. Saya hanya meminta Anda untuk memahami

secara rohani apa yang terjadi dalam pikiran-Nya. Apa yang sudah

terjadi pada Ayub tidak dapat dibandingkan dengan hal tersebut.

Apakah ada orang yang menderita ketidakadilan lebih dari yang

menimpa Yesus? Dan dengan kekuatan-Nya yang terakhir, Dia berkata,

"Bapa, ampunilah mereka."

Inikah Sang Penyelamat dunia? Ini pasti sebuah lelucon yang bahkan

tidak lucu! Bagaimana bisa orang yang tergantung pada kayu seperti

seorang penjahat Romawi - yang ditolak oleh Allah (dalam kata-kata-

Nya, "Mengapa Engkau meninggalkan Aku?"), ditentang oleh pemimpin

agama dan ditolak oleh penguasa sipil, kaum Romawi - dapat menjadi

Penyelamat dunia ini?

Semua indra kita memberitahu kita bahwa ini adalah hal yang

mustahil. Tidak mungkin orang ini dapat menjadi Sang Penyelamat.

Lalu bagaimana kita tahu bahwa Dia adalah Sang Penyelamat? Kita

memang tidak akan tahu. Kita tidak akan tahu sebelum salib itu

menyentuh kita dan mencelikkan mata rohani kita. Jadi jika hal ini

belum terjadi, berdoalah kepada-Nya, "Tuhan, tolong berikan aku

penglihatan sehingga aku dapat melihat apa yang tidak dilihat oleh

pancaindra fisik-ku."

Ketidak-Setiaan

(Akankah Yesus Menemukan Iman di Bumi - bagian 2?)

238 | C A H A Y A I N J I L

Lukas 18:8b

Khotbah oleh Pendeta Eric Chang

Bagian pertama dari pesan "Akankah Yesus menemukan Iman di Bumi"

telah membuka wawasan baru bagi banyak orang. Banyak yang

menyukai isi pesannya. Namun perlu diketahui bahwa Firman Allah

adalah seperti pedang bermata dua dan pedang bukanlah sekadar

untuk dikagumi. Selalunya kita hanya akan mengagumi sebilah pedang

karena kita masih belum merasakan tikamannya.

Kompromi orang Kristen

Tema pesan ini diambil dari Lukas 18.8b, "Akan tetapi, jika Anak

Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" Akankah Ia

mendapati iman?

Tentu saja Dia tidak mengharapkan untuk mendapati iman di kalangan

orang dunia, karena mereka tidak peduli sama sekali akan Allah dan

kerajaan-Nya. Orang dunia tidak peduli pada Alkitab dan pada hal-hal

rohani. Perhatian mereka disita oleh hal-hal duniawi seperti mobil

mewah dan hal-hal semacam itu.

Orang dunia akan berkata, "Aku tidak mengharap terlalu banyak. Aku

tidak bermimpi untuk memiliki mobil mewah seperti Mercy. Cukup

mobil apa saja asal dapat dibanggakan." Lalu kita menguras tenaga,

bekerja delapan jam sehari untuk membayar cicilan mobil dan kredit

rumah. Tidak ada waktu untuk berbicara tentang Alkitab, Allah atau

hal-hal rohani seperti malaikat, hidup yang kekal dan sebagainya. Kaki

ini harus terus berpijak di bumi. Kita tidak boleh terlalu berkhayal.

Kami adalah orang-orang praktis yang tidak punya waktu untuk

dongeng-dongeng semacam itu. Biar orang-orang Kristen saja yang

mengurusi hal-hal yang tidak penting itu. Mereka orang-orang yang

punya banyak waktu untuk berkutat dengan urusan semacam itu

karena mereka sudah jenuh dengan kehidupan ini. Kami harus

memusatkan perhatian pada perkara-perkara yang lebih penting.

Apakah kalimat-kalimat semacam itu terdengar akrab di telinga Anda?

Saat Anda menjadi orang Kristen dan mulai berbicara kepada teman-

teman Anda, bahkan teman yang beragama Kristen, mereka akan

berkata, "Janganlah terlalu fanatik. Sedikit iman dicampur dengan

sedikit keduniawian akan lebih menyenangkan. Sedikit iman dicampur

239 | C A H A Y A I N J I L

dengan sedikit pragmatisme. Hidupmu harus seimbang. Satu mata

ditujukan kepada iman dan yang satunya lagi biarkan bebas. Jangan

mengarahkan kedua matamu hanya pada iman saja." Lalu Anda

berpuas diri, dan berkata, "Kami tidak sama dengan orang duniawi

yang lain. Kami masih punya satu mata yang tertuju pada iman. Dan

sama dengan orang dunia yang lain, kami juga harus bersikap

realistis."

Jadi tekanan untuk berkompromi akhirnya membuat kita tidak setia

kepada firman Allah, namun kita tidak mengakuinya. Kita berkilah

bahwa kita masih mempunyai sedikit iman. Inilah jenis kekristenan

yang sering kita temukan sekarang, termasuk di antara hamba-hamba

Tuhan yang melayani full time. Persoalannya adalah bagaimana

mungkin orang-orang yang telah berkompromi dengan dunia berbicara

tentang salib?

Apakah Yesus mati supaya kita boleh bersenang-senang? Apakah

penderitaan merupakan bagian-Nya dan bagian kita adalah untuk

menikmati dunia ini saja? Ini bukanlah ajaran yang berasal dari Alkitab.

Saya menantang Anda untuk meluangkan waktu sepuluh hari untuk

membaca Perjanjian Baru dan menandai ayat-ayat yang berbicara

tentang penderitaan. Setelah membaca sepuluh halaman Anda akan

berkata, "Sepertinya marker saya sudah mulai kehabisan tinta. Terlalu

banyak ayat-ayat yang menyentuh penderitaan!" Dapatkah Anda

menemukan halaman yang tidak ada kaitannya dengan pembahasan

tentang penderitaan?

Apakah Anda termasuk orang yang munafik?

Gereja dipenuhi oleh orang-orang munafik. Bagaimana kita

mengetahuinya? Perhatikan orang yang akan meninggal dan Anda akan

mengetahui apakah dia itu orang Kristen atau bukan. Orang yang

berkata, "Tuhan, jangan biarkan aku cepat mati. Aku masih muda. Aku

baru berusia 75 tahun. Aku masih belum meraih semua yang

kuimpikan. Aku belum sempat ke Australia dan belum lagi ke benua

Afrika. Berilah aku sedikit waktu lagi. Aku harus bertemu dengan cucu

dari cucu-ku. Aku baru sempat bertemu dengan cucuku saja. Aku mau

bertemu dengan cucunya. Seperti apa rupanya? Aku masih ingin hidup

lebih lama di dunia ini. Aku tidak ingin mati sebelum pertemuan itu.

Cepat, suruh pendeta datang dengan segera! Ah, ternyata pendeta ini

240 | C A H A Y A I N J I L

kurang bagus, doanya kurang mapan. Panggil pendeta yang lain. Nah,

yang itu tampaknya punya cukup kuasa. Ia dapat membantu supaya

aku tidak segera mati."

Lalu Anda menggaruk-garuk kepala sambil berkata, "Bukankah orang

ini mengasihi Allah? Atau mungkin aku yang salah dengar. Tidakkah ia

sering berbicara tentang kasihnya pada Allah. Mengapa di saat akan

bertemu dengan Allah yang dikasihinya, ia justru tidak mau

melangkah?" Munafik! Apakah kita termasuk orang yang seperti ini?

Jika Tuhan memberi Anda kesempatan, perhatikanlah cara saya

meninggal. Saya harap yang akan Anda lihat adalah orang yang

dipenuhi sukacita dan harapan. Saya akan berkata, "Tuhan, aku

datang. Sudah lama aku menantikan hal ini." Inilah hal yang dikatakan

oleh rasul Paulus. Dia orang yang aneh, bukankah begitu? Ia berkata,

"Jika Engkau memberiku pilihan untuk tinggal atau pergi, pilihanku

adalah aku ingin pergi. Aku tidak mau tinggal di sini. Aku tidak sabar

untuk bertemu dengan Tuhan-ku. Namun aku akan tinggal di sini

Tuhan, jika itu adalah kehendak Engkau bagiku."

Hati saya sedih ketika melihat seorang pendeta yang saya kenal baik

dan cukup ternama di gereja-gereja barat mendekati saat-saat

akhirnya. Pendeta ini berjuang sekuat tenaga untuk bertahan hidup.

Ketika doktor sudah menyerah ia berkeliling ke berbagai negara,

mencari orang-orang yang memiliki karunia penyembuhan untuk

berdoa bagi kesembuhannya. Cukup banyak orang dan gereja yang

berdoa bagi dia, namun ia tidak disembuhkan juga. Ia takut ketika

harus berhadapan dengan maut.

Saya berpikir, "Anda memberitakan Injil yang menyatakan tentang

indahnya berjalan bersama Allah yang hidup, tetapi Anda ternyata tidak

mau bertemu dengan-Nya." Kami para pendeta juga merupakan orang-

orang munafik, bukankah begitu? Sungguh memalukan. Dan saya ingin

berkata kepada Anda, dengan kasih karunia Allah, perhatikanlah saat-

saat ajal menjemput saya. Semoga kehidupan saya menyatakan

kemuliaan yang lebih lagi di saat menjelang kematian saya

dibandingkan dengan di saat saya masih hidup sehat. Itulah yang

dikatakan oleh rasul Paulus, "Kami senantiasa membawa kematian

Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi

241 | C A H A Y A I N J I L

nyata di dalam tubuh kami." (2 Kor 4:10). Apakah Anda juga akan

berkata seperti itu?

Tidak ada iman tanpa salib

Di pesan ini saya akan menguraikan tentang mengapa kita menjadi

tidak setia. Apa gunanya mencari tahu apakah kita akan tetap setia

saat Yesus datang nanti kalau sekarang ini saja kita sudah tidak setia?

Jika Anda tidak setia sekarang, maka Anda tidak akan setia di Hari itu.

Saya rasa kita tidak perlu menjadi seorang jenius untuk memahami hal

itu. Untuk memastikan bahwa kita akan tetap setia di Hari itu, maka

kita sudah harus setia sejak sekarang, bukankah begitu?

Di pesan yang lalu, Apakah Akar dari Penyakit tidak percaya, kita

melihat bahwa kita menjadi tidak setia karena kita tidak berfungsi

secara rohani. Kita mengandalkan pada apa yang dapat kita lihat dan

dengar dengan indra kita. Penglihatan dan pendengaran yang baik

memang sangat berguna. Indra kita sangat berharga karena ia

memberikan kita informasi tentang hal-hal di sekeliling kita. Tetapi

indra kita tidak memberitahu kita segala kenyataan yang ada. Indra

kita bahkan dapat menyesatkan kita. Kita dibesarkan untuk

mengandalkan pancaindra kita, dan kita tidak pernah diajar untuk

mengenal anggota tubuh kita yang bersifat rohani.

Anda mungkin berkata, "Ah, aku mengerti sekarang. Bagaimana kalau

kita coba bermeditasi seperti yang diajarkan oleh guru-guru Hindu?"

Yang ini memang jauh lebih mudah. Anda tinggal duduk santai dan

menarik nafas dalam-dalam, untuk memusatkan pikiran Anda. Dan

kalau cara ini kurang berhasil, Anda dapat mencoba berbagai macam

gaya yoga. Sebagai kegiatan olah raga, yoga memang bisa

bermanfaat. Saya sendiri pernah mendalaminya. Namun percayalah,

hal-hal seperti ini, tidak akan memberi kita pemahaman akan perkara-

perkara rohani ataupun kuasa rohani.

Satu-satunya jalan menuju kuasa rohani dan pemahaman tentang

perkara rohani adalah jalan iman. Dan jalan iman adalah jalan salib.

Namun kita senang sekali berhenti hanya di titik iman. "Jalan menuju

hidup kekal, kuasa dan pemahaman rohani adalah iman." Bagi kita ini

adalah kalimat yang sangat indah! Tetapi kita jarang sekali mau

242 | C A H A Y A I N J I L

mengakui bahwa "Jalan iman adalah jalan salib!" Kita hanya berhenti di

titik iman tanpa berbicara mengenal salib.

Seperti apakah pemahaman rohani Anda sekarang ini? Apakah Anda

memahami perkara-perkara rohani? Dapatkah Anda berkata seperti

Paulus di dalam 2 Korintus 4:18 bahwa kami tidak memperhatikan

yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan

adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal? Apakah

kalimat itu nyata di dalam kehidupan Anda? Atau apakah kalimat itu

hanya dapat Anda ucapkan di bibir saja? Mengapa Anda tidak melihat

pada apa yang tidak kelihatan? Tahukah Anda apa alasannya? Akan

saya katakan kepada Anda, Anda tidak melihat karena Anda tidak

mengerti apa itu iman. Hal ini bukanlah suatu persoalan nalar, dogma

ataupun filsafat. Tapi suatu realitas kehidupan rohani yang dapat

dialami.

Di dalam Firman Allah, tidak ada iman tanpa salib. Sama sekali tidak

ada! Yang saya bicarakan adalah iman yang menyelamatkan. Iman

yang membuat Anda mampu untuk berkata seperti Paulus, "Aku juga

memperhatikan hal yang tidak kelihatan, yang kemuliaannya jauh

melebihi yang kelihatan sehingga yang kelihatan ini hanya tampak

seperti bayang-bayang saja. Hal-hal yang kekal adalah kenyataan yang

sesungguhnya." Apakah Anda mengalami semua hal itu sebagai

kenyataan? Pertanyaan yang sejajar dengan ini adalah, "Apakah Anda

dapat berkata bahwa di dalam kehidupan Anda salib itu nyata?"

Mengapa saya menjadi orang Kristen. Saya menjadi orang Kristen

karena saya mempedulikan dunia ini. Anda mungkin bertanya, "Apa

saya tidak salah dengar?" Benar, saya mengasihi dunia ini, saya tidak

suka mengurung diri di 'atas awan'. Berdiam di atas awan dalam arti

hanya menikmati sendiri persekutuan yang indah dengan Allah

sementara umat manusia menderita setiap harinya. Sebagai contoh,

ada jutaan orang Kamboja yang dibantai di ladang-ladang

pembantaian, lalu ada sekitar 6 juta orang Yahudi dan sekitar 3 sampai

4 juta orang Kristen dan yang lainnya yang dibunuh oleh kaum Nazi.

Apakah kita memiliki hak untuk terbang ke awan dan menikmati

persekutuan yang indah dengan Allah tanpa harus peduli dengan umat

manusia yang lain?

243 | C A H A Y A I N J I L

Salib berarti melibatkan diri dengan penderitaan umat manusia.

Kekristenan bukanlah candu yang menolong Anda untuk melarikan diri

dari persoalan dan penderitaan ke alam khayal. Kekristenan yang tidak

membawa salib bukanlah jenis yang diajarkan dalam Alkitab.

Kalimat di Lukas 18:8b, "Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang,

adakah Ia mendapati iman di bumi?" adalah suatu pertanyaan retorik.

Pertanyaan retorik berarti bahwa jawaban kepada pertanyaan itu

adalah, "Tidak, Ia tidak akan mendapati iman." Akankah Dia mendapati

iman di antara kita? Jawabannya mungkin lebih dari 90% dari kita tidak

memilikinya. Kita tidak memiliki iman dari jenis yang diinginkan-Nya.

Anda bisa saja berkata bahwa Anda memiliki iman. Namun kita

bukanlah hakim atas iman masing-masing. Dialah yang menghakimi

apakah kita memiliki iman atau tidak. Saya pikir perkiraan saya tidak

meleset jauh, bahwa tidak banyak orang Kristen yang memiliki iman

yang dicari oleh Yesus.

Apakah penyakit yang melandasi ketidak-percayaan? Apakah akar dari

penyakit tidak percaya? Mengapa orang tidak percaya? Karena kita

secara alami adalah manusia duniawi (carnal) atau menurut Alkitab kita

adalah manusia yang dikuasai oleh daging. Kita bertindak menuruti

kemauan daging, mengikuti pandangan mata jasmani, dan bukannya

menuruti roh atau mengikuti apa yang disebut oleh Alkitab sebagai

'manusia batiniah' (inner man). Mana mungkin yang jasmani dapat

memahami yang rohani?

Dalam batas-batas tertentu, kita semua adalah kaum 'intelektual',

bukankah begitu? Kita sudah melewati bangku pendidikan dasar. Dan

beberapa dari antara kita berhasil melewati jenjang universitas, dan

keluar dengan membawa selembar kertas yang menyatakan bahwa kita

berhak menyandang predikat sebagai sarjana. Dan kita mengira bahwa

kita sudah menjadi 'intelektual'. Semua pendidikan kita telah

membentuk kita untuk bergantung pada pancaindra kita - pada mata,

telinga, hidung, lidah, kulit dan otak kita yang mungil ini. Lalu kita

menganggap bahwa kita bisa memproses informasi tentang iman yang

tidak melibatkan salib. Kita bahkan menolak 'perbuatan baik' yang

merupakan perwujudan dari iman itu.

Di dalam Alkitab, tidak ada iman yang menyelamatkan tanpa salib. Dan

jika Anda dapat membuktikan bahwa saya telah menyatakan hal yang

244 | C A H A Y A I N J I L

salah, maka saya akan mengaku di hadapan umum bahwa saya telah

melakukan kesalahan. Saya berjanji, bahwa saya akan menerbitkan

pengakuan tentang kesalahan ini dan menanggung akibatnya. Saya

menantang semua teolog atau pendeta untuk membuktikan bahwa

saya telah melakukan kesalahan dengan menyatakan bahwa iman di

dalam pengajaran Yesus, di dalam pengajaran Paulus, Petrus, atau

siapapun itu di dalam Perjanjian Baru, melibatkan penderitaan.

Penjelasan mengapa gereja kita sekarang ini telah menjadi munafik

adalah karena kita telah menyaring unsur penderitaan dari iman. Kita

membiarkan Yesus menderita sendirian di kayu salib.

Sudahkah Anda disalibkan bersama dengan Dia? Banyak teolog yang

berkata, "Biarlah Yesus saja yang menanggung penderitaan-Nya,

bagian kita adalah merentangkan sayap dan terbang menuju rumah

surgawi tanpa harus memikul salib."

Begitu banyak pengkhotbah yang dengan fasih berkata bahwa

kehidupan Kristen adalah kehidupan yang bebas dari segala macam

tekanan. Ini bukan kehidupan yang diajarkan oleh Alkitab. Jika pendeta

Anda menyatakan hal yang seperti itu, dari gereja manapun Anda

berasal, katakan padanya untuk membaca kembali isi Alkitab dan

mengerjakan PR yang sama dengan Anda. Ajak dia untuk membeli

sebuah marker dan mencari kata 'penderitaan' serta uraian yang

berkaitan dengan penderitaan di dalam Perjanjian Baru.

Sudahkah kita mati bersama dengan Dia?

Saya percaya kepada Yesus. Saya percaya pada salib. Dapatkah Anda

menyatakan kedua hal itu sekaligus? Bukan salib-Nya saja, tapi

termasuk salib Anda. Yesus berkata, "Barangsiapa tidak memikul

salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku" (Luk

14:27). Maksud Yesus adalah, "Kamu tidak akan dapat menjadi orang

Kristen kalau tidak mematuhi perintah-Ku untuk memikul salibmu,

(bukan salib-Ku), dan mengikut Aku." (Kata 'Kristen' hanya sekadar

istilah lain bagi kata 'murid', hal ini dapat dilihat di Kis.11:26; 1 Pet.

4:16).

Mengapa? Telusuri saja akar persoalannya. Bagaimana jika suatu hari

nanti dokter mendiagnosa bahwa Anda terkena kanker. Hal ini bisa

terjadi pada siapa saja, bukankah begitu? Nah, anggaplah Anda

245 | C A H A Y A I N J I L

ternyata mengidap kanker tahap akhir, dan yang termasuk jenis ganas,

tetapi masih dapat diobati.

Lalu dokter berkata kepada Anda, "Sobat, jangan khawatir. Telanlah

beberapa butir aspirin ini, maka rasa sakitnya akan berlalu, dan Anda

akan merasa lebih sehat besok pagi."

Lalu Anda berkata, "Saya tidak keberatan menelan aspirin ini. Tetapi

bagaimana dengan kanker saya?"

"Kanker? Ya, telan saja beberapa butir aspirin lagi. Itu akan

menyelesaikan semua persoalan Anda."

Dan Anda berkata, "Saya tidak pernah mendengar bahwa aspirin bisa

menyembuhkan kanker."

"Ah, jangan khawatir sobat. Yang perlu Anda lakukan adalah

menambah takaran aspirin jika Anda masih merasa kurang tenang."

Nah, bagaimana penilaian Anda terhadap dokter yang seperti itu? Anda

tentu akan berpikir, "Keterlaluan! Apa betul orang itu dokter? Lulusan

dari mana dia? Siapa yang pernah mendengar bahwa aspirin dapat

menyembuhkan kanker? Aku lebih pintar dari dokter itu. Kalau aku

yang menjadi dokter, aku akan lebih paham bagaimana menanganinya

ketimbang orang itu."

Lalu bagaimana cara menangani dosa? Tidak masalah! Nyanyikanlah

beberapa lagu rohani. Kita akan merasa lebih baik.

Anda mungkin akan berkata, "Jangan bercanda! Kita sedang berbicara

tentang masalah dosa."

Tunggu, ada seorang Dokter yang pernah melakukan satu karya besar,

tahukah Anda apa yang Ia kerjakan? Ia mati bagi kanker Anda. Ia mati

bagi dosa Anda.

Anda berkata, "Permisi, tapi saya tidak sedang membicarakan tentang

kematian-Nya karena kanker. Yang punya kanker adalah saya! Sayalah

pasiennya."

246 | C A H A Y A I N J I L

Nah, yang perlu Anda lakukan adalah percaya dengan segenap hati

Anda bahwa Ia telah mati dan kanker yang membuat Ia mati itu

sebenarnya adalah kanker Anda.

"Oh! Ini pasti teori kedokteran yang baru. Saya harus memikirkannya

dulu."

Ya, sang Dokter memang berkata seperti itu. Jadi alasan mengapa

Anda tidak sembuh-sembuh juga adalah karena Anda kurang percaya

bahwa Dokter besar ini mati bagi kanker Anda.

Apakah hal tersebut terdengar seperti lelucon? Mengapa kita

sedemikian buta? Tidakkah Anda melihat bahwa pernyataan ini tidak

masuk akal? Bahwa yang perlu dilakukan adalah sekadar percaya

kepada Yesus saja. Percaya bahwa Ia telah mengangkut semua dosa

dunia ini dan bahwa Ia mati bagi dan karena dosa.

Tetapi justru banyak sekali orang Kristen yang berkata, "Ya. Hanya itu

yang perlu Anda lakukan. Pendeta mengajarkan itu kepada saya sejak

saya masih di sekolah minggu. Ia memberitahu saya bahwa iman

adalah percaya kepada Yesus." Sebagian besar gereja di dunia ini

mengajarkan hal ini. Anda tinggal percaya bahwa Yesus menanggung

kanker dari dosa Anda dan Haleluya, itu saja! Dia yang menderita, dan

cukup Dia saja!

Anda mungkin berkata, "Hey, tunggu dulu! Apakah Anda bermaksud

mengajarkan sesuatu yang berbeda? Jangan-jangan ini ajaran sesat."

Saya sudah mempelajari teologi. Saya tahu hal-hal yang terkait dengan

pernyataan saya ini baik secara teologi maupun alkitabiah. Dan saya

menantang Anda, dan juga setiap orang yang mungkin membaca pesan

ini, termasuk para pendeta untuk menilai apakah hal yang saya

katakan ini suatu ajaran yang sesat.

Kebenaran di akhir zaman ini telah diputar-belitkan menjadi kesesatan,

seperti yang dikatakan oleh Yeremia, "Yang gelap dijadikan terang dan

yang terang dijadikan gelap" (Yer. 13:16). Saya tidak khawatir apakah

seluruh dunia akan menentang saya, seperti yang terjadi pada

Yeremia. Pada akhir pelayanannya, Yeremia dituduh sebagai

pengkhianat oleh kaum sebangsanya. Malahan, mereka berusaha

membunuhnya berulang kali.

247 | C A H A Y A I N J I L

Memang benar bahwa Yesus menanggung dosa-dosa kita di salib. Ini

hal yang benar dan penting. Di pokok ini, analogi saya dengan kisah

dokter tersebut memang tidak sejajar. Tetapi memang ada beberapa

peneliti di bidang kedokteran yang menguji obat temuan mereka ke diri

mereka sendiri. Mereka meresikokan nyawa mereka untuk mengetahui

apakah obat itu memang mujarab atau tidak. Jika obat itu ternyata

tidak manjur, maka mereka mati. Mereka rela menanggung resiko

maut untuk menyelamatkan kita. Dan mereka adalah para pahlawan

besar di bidang kedokteran. Orang yang menemukan radium, akhirnya

meninggal akibat radiasi. Radium telah menjadi salah satu barang

penting di dalam perawatan kanker. Si penemu meninggal oleh bahan

temuannya. Di dalam pengertian ini, kita bisa melihat adanya paralel

dengan Yesus.

Akan tetapi, mempercayai bahwa mereka mati bagi kita tidak berarti

bahwa obat itu tidak perlu kita minum. Anda harus jelas dalam

memahami hal ini. Yesus mati bagi Anda dan saya, dan kematian ini

bukanlah dalam rangka menjalankan suatu eksperimen, melainkan Ia

mati mewakili kita. Ia mengambil semua dosa kita dan menaruh di

dalam hati-Nya, dan Ia mati di kayu salib bagi kita. Saya percaya akan

hal ini dengan sepenuh hati karena saya sudah mengalami kuasa dari

kematian-Nya yang memberikan keselamatan. Saya tidak akan bebas

dari kuasa dosa jika bukan karena kematian-Nya. Itu adalah bagian

yang mendasar dalam penebusan.

Akan tetapi jika kita berhenti di titik ini, berarti kita sudah

menyelewengkan ajaran Yesus dan juga ajaran di dalam Perjanjian

Baru. Kematian-Nya di kayu salib memang menebus dosa-dosa kita,

akan tetapi di dalam pengalaman hidup kita, kematian-Nya di kayu

salib tidak akan pernah membebaskan kita dari kuasa dosa jika kita

hanya sekadar percaya akan hal itu di dalam otak saja.

Apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus di kitab Roma? Kita akan hidup

bersama Dia dan oleh Dia hanya jika kita mati terlebih dahulu

bersama-Nya. Jika Anda membuang pernyataan yang terakhir, berarti

Anda telah merusak Injil, hal yang sayangnya, telah dilakukan oleh

gereja. Yesus telah mati di kayu salib. Lalu apa yang Yesus katakan

kepada kita? Ia berkata, "Ikutlah Aku." Jadi bukan sekadar percaya

dalam kapasitas intelektual bahwa Yesus telah mati. Yang terpenting

adalah mengikuti jejak langkah-Nya.

248 | C A H A Y A I N J I L

Bersediakah Anda menderita bagi Dia?

Bukti tentang pokok ini banyak ditemukan di dalam Alkitab. Mari kita

baca tulisan Rasul Petrus, di 1 Petrus 2:21, "Sebab untuk itulah kamu

dipanggil (Untuk apa Allah memanggil kita?), karena Kristuspun telah

menderita untuk kamu (Ini adalah bagian di mana kita semua percaya.

Tetapi apa kelanjutan dari ucapan rasul Petrus? Mengapa Kristus

menderita? Untuk apa kita dipanggil?) karena Kristuspun telah

menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya

kamu mengikuti jejak-Nya" (Jejak penderitaan-Nya). Itulah yang

dengan jelas tertulis di Alkitab.

Bersediakah Anda mengikuti jejak-Nya? Jika Anda tidak bersedia, maka

tidak ada pesan bagi Anda di sini. Tak ada hal yang layak untuk

dibicarakan. Lupakan tentang perkara hidup yang kekal, Allah yang

hidup dan perkara mengenal serta berjalan bersama Dia. Tidak ada

jalan yang mudah dan murah untuk itu. Saya bukan penjual obat

palsu. Tidak ada jalan lain.

Apakah hanya Petrus yang berkata seperti itu? Bagaimana dengan

Paulus? Penderitaan adalah salah satu unsur terkuat di dalam tulisan-

tulisan Paulus. Contohnya, di Filipi 1:29, "Sebab kepada kamu (kita

semua) dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus

melainkan juga untuk menderita untuk Dia. Jadi, bukan sekadar iman

saja. Yang dikaruniakan kepada kita bukan sekadar untuk percaya saja,

melainkan juga untuk menderita.

Ingatlah hal ini, iman menurut Perjanjian Baru adalah respons kepada

Yesus yang mencakup kesediaan untuk menderita bagi Dia. Nah,

penting untuk ditegaskan bahwa yang dikatakan di sini

adalah menderita untuk Dia. Bukan asal menderita saja. Saya bisa saja

menderita karena teman saya telah bersikap tidak baik terhadap saya.

Saya bisa saja menderita karena tekanan rasa rendah diri. Saya bisa

saja menderita karena tingkat pendidikan yang rendah, miskin, dan

sebagainya. Semua hal itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan

Injil. Yang kita bicarakan adalah iman kepada Dia yang mencakup

kesediaan untuk menderita bagi Dia karena Injil.

Saya percaya pada salib Yesus. Saya percaya bahwa Ia mati bagi dosa-

dosa saya. Saya percaya bahwa agar Ia membebaskan saya dari dosa-

249 | C A H A Y A I N J I L

dosa saya, maka saya tidak boleh hanya sekadar mempercayai

peristiwa itu saja, tetapi juga percaya bahwa salib-Nya berlaku di

dalam kehidupan saya, sehingga saya mampu untuk berkata seperti

Paulus, "Aku telah disalibkan bersama Kristus. Hidup yang kujalani

sekarang ini bukan hidupku lagi." Paulus berbicara tentang kehidupan,

bukannya tentang doktrin. "Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah,

selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah

disalibkan bagiku dan aku bagi dunia" (Gal 6:14). Telah terjadi

perubahan mendasar dalam diriku. Aku sekarang berhubungan dengan

Kristus dan tidak berhubungan lagi dengan dunia". Dapatkah Anda

mengucapkan hal itu?

Saya percaya pada salib Yesus karena itulah satu-satunya jalan keluar

bagi persoalan umat manusia. Apa maksud pernyataan saya?

Maksudnya adalah bahwa salib dapat mengubah seseorang yang

berdosa menjadi ciptaan baru, akan tetapi hal itu baru terjadi bila salib

diterapkan dalam hidup Anda. Ini bukan teori. Saya sudah cukup lama

menjadi pelayan Firman Allah dan saya berani berkata dengan pasti

bahwa tidak pernah ada orang yang diubah dengan sekadar

mempercayai bahwa Yesus telah mati bagi dia. Ia memang harus

percaya akan hal itu. Saya juga percaya akan hal itu. Akan tetapi ia

tidak boleh berhenti di titik itu. Anda harus percaya bahwa Yesus telah

mati bagi Anda dan bahwa kematian itu juga harus terjadi di dalam

hidup Anda. Itulah yang dilambangkan oleh baptisan.

Apa makna dari baptisan? Baptisan adalah lambang bagi kematian.

Anda mati dan bangkit lagi di dalam hidup yang baru. Peristiwa itu

melambangkan sesuatu yang telah terjadi jauh di dalam hati Anda. Jika

peristiwa di dalam hati itu tidak terjadi, Anda dapat saja keluar-masuk

air sampai ratusan atau ribuan kali, tetapi Anda tetap manusia yang

lama, masih sama seperti yang dulu. Orang lain yang mengamati

kehidupan Anda akan berkata, "Saya tidak melihat ada perubahan

dalam hidupmu." Iman Anda tidak menghasilkan apa-apa.

Apakah Yesus mendapati iman sekarang ini?

Apakah kita setia sekarang? Tidak, karena Gereja telah mengubah Injil.

Paulus mengingatkan kita di dalam Galatia 1:7, "Jika ada orang yang

datang padamu dan memberitakan Injil yang lain, Injil tanpa

melibatkan salib atas hidupmu, janganlah percaya padanya." Tetapi

250 | C A H A Y A I N J I L

Injil tanpa salib sudah menjadi standar Injil di gereja zaman sekarang,

bukankah begitu? Jadi, ketika Yesus datang kembali, akankah Dia

mendapati kesetiaan? Kita sudah tahu jawabannya. Tidak, Dia tidak

akan menemukan itu. Akankah Dia mendapati iman yang tidak

terpisahkan dari salib? Tidak. Kita sekarang ini bahkan tidak

memberitakan hal itu lagi, lalu bagaimana Yesus akan mendapatkan

iman semacam itu?

Ketidak-setiaan adalah hal yang paling memuakkan, bahkan di dalam

penilaian manusia duniawi sekalipun, apalagi bagi Allah. Dan Yesus

berkata, "Aku telah mati bagimu. Namun jika Aku kembali lagi nanti,

akankah kamu tetap setia kepada-Ku di dalam kehidupan-mu? Akankah

kamu menjadi orang yang setia?" Ia sendiri sudah menyatakan

jawaban atas pertanyaan bergaya retorik ini. Tidak, Ia tidak akan

menemukan iman.

Baru-baru ini, saya melihat sebuah buku berjudul Spy Catcher di toko

buku. Buku ini ditulis oleh Peter Wright yang adalah mantan Asisten

Direktur pada Dinas Rahasia Inggris (MI5). Badan ini dapat kita

samakan dengan FBI di AS. Pemerintah Inggris berusaha keras untuk

menghentikan peredaran buku ini. Mengapa pemerintah Inggris tidak

mau buku ini beredar?

Dalam buku ini Peter Wright berusaha untuk membuktikan bahwa dinas

rahasia Inggris (MI5) telah disusupi oleh agen-agen Rusia. Di tahun

1950 hingga 60an terdapat banyak agen yang berkebangsaan Inggris,

yang merangkap sebagai agen Uni Soviet. Posisi mereka cukup tinggi.

Setidaknya ada sekitar 4 atau 5 agen top Rusia yang menyusup ke

dalam dinas rahasia Inggris, di MI5 dan juga MI6 (yang dapat

disamakan dengan lembaga CIA di AS). Walaupun kedok orang-orang

itu terungkap, Peter Wright yakin bahwa masih ada banyak lagi hal

yang belum terungkap karena para agen top tersebut berhasil

meloloskan diri sebelum ditangkap. Jadi Wright yakin bahwa ada orang

yang memiliki akses ke bagian informasi di dalam dinas rahasia yang

ikut bermain di dalam urusan ini. Para agen yang terungkap sebagai

agen Rusia memegang jabatan penting seperti kepala bagian, maka

orang yang meloloskan mereka tentulah memiliki kedudukan yang lebih

tinggi lagi. Lalu Peter Wright menyimpulkan bahwa bos-nya sendirilah,

yaitu direktur MI5, yang merupakan agen ganda yang meloloskan

251 | C A H A Y A I N J I L

mereka. Jadi, Anda tentunya paham mengapa pemerintah Inggris tidak

mau buku ini beredar luas.

Roger Hollis, direktur MI5, telah berkarir di dalam dinas rahasia Inggris

dalam jangka waktu yang sangat panjang, bisa dikatakan seluruh

karirnya dihabiskan di sana. Ia telah menjadi pimpinan M15 selama

sekitar dua atau tiga dekade. Ia mengetahui segala rahasia MI5. Peter

Wright sendiri bukanlah seorang agen rahasia, ia adalah seorang

ilmuwan. Ia belajar elektronika di Cambridge dan tidak pernah bercita-

cita untuk menjadi seorang agen rahasia. Ia dimasukkan ke dalam

dinas rahasia untuk bekerja di bagian penyadapan dengan

menggunakan berbagai macam peralatan yang canggih. Dan ia

menjumpai kejutan besar di sana. Dinas rahasia tempatnya bekerja

ternyata telah disusupi oleh agen pihak lain. Lewat kerja kerasnya,

dengan menggunakan berbagai peralatan yang dikembangkan secara

canggih beberapa agen ganda terungkap kedoknya. Namun sayangnya

mereka berhasil meloloskan diri. Malahan belum lama ini, salah satu

dari yang lolos itu sempat muncul dalam wawancara di stasiun TV milik

Soviet. Pengkhianatan semacam ini membuat kita muak, bukankah

begitu? Orang-orang itu mengkhianati negaranya sendiri, mereka tidak

punya moral dan bekerja untuk kepentingan musuh. Sungguh

menjijikkan.

Tapi kita jangan terburu-buru merendahkan mereka. Sebenarnya,

ketidak-setiaan semacam itulah yang akan Yesus temui di dalam diri

kebanyakan orang yang menyebut dirinya 'orang Kristen'. Janganlah

berpuas diri dan berkata, "Kami tidak akan berbuat seperti itu." Pihak

berwenang di Inggris berusaha untuk menyeret Roger Hollis ke

pengadilan. Akan tetapi penyelidikan terhadap kasus ini memakan

waktu yang terlalu lama, dan di waktu itu Roger Hollis sudah memasuki

masa pensiunnya, dan ada pihak-pihak yang menyembunyikan

berbagai bukti. Akhirnya, upaya menyeret Roger Hollis ke pengadilan

menjadi tidak bernilai lagi. Hal itu hanya akan menimbulkan ketidak-

percayaan yang meluas terhadap dinas rahasia Inggris, baik oleh

rakyat maupun oleh agen-agennya sendiri.

Mengapa manusia duniawi dikuasai oleh ketidaksetiaan? Mengapa

Roger Hollis dan agen ganda yang lainnya melakukan hal yang bisa

disebut sebagai tindakan menjual bangsa sendiri? Motivasinya adalah

uang. Mengapa para agen mau bekerja? Bisa juga karena rasa

252 | C A H A Y A I N J I L

pengabdian kepada negaranya, suatu hal yang bisa saja terjadi pada

agen-agen Soviet. Itu pun masih berupa kemungkinan. Setiap orang

tentunya akan muak melihat tingkah laku para agen yang menjual

negaranya demi uang. Mereka adalah para 'Yudas'.

Tapi bagaimana dengan Anda? Apakah Anda setia sekarang ini? Saya

bahkan tidak akan menjawab pertanyaan apakah Yesus akan

mendapati iman kalau datang kembali nanti. Akankah Ia mendapati

iman di antara kita sekarang ini? Atau mungkinkah kita justru

merupakan para "pengkhianat" yang menyusup ke dalam gereja? Apa

yang kita lakukan saat kita menyusup ke dalam gereja? Kita tetap

mengutamakan kepentingan duniawi. Demi mobil, demi rumah dan

demi uang kita akan menjual Tuhan kita. Sudahkah kita

mempermalukan nama-Nya dengan cara kita menjalani hidup ini?

Saya percaya pada salib karena jika salib tidak masuk ke dalam hidup

saya dan memotong kanker dosa seperti layaknya pisau bedah, maka

saya tidak akan pernah bisa bebas dari kuasa dosa yang mematikan

itu. Salib harus memotong habis dosa-dosa. Adalah hal yang sangat

penting mempercayai bahwa Yesus telah mengambil alih beban dosa,

tetapi itu baru langkah pertama. Langkah selanjutnya adalah

mengijinkan kuasa penyembuhan itu masuk ke dalam diri Anda. Terang

salib atau pedang salib (bentuk salib memang menyerupai pedang)

harus masuk ke dalam diri Anda dan menyingkirkan kuasa dosa.

Mungkin Anda bukanlah seorang agen ganda, akan tetapi Anda tidak

ada bedanya dengan para agen ganda tersebut jika Anda masuk ke

dalam gereja tanpa kesetiaan yang sejati kepada Yesus. Kesetiaan

iman kepada Yesus berarti Anda bersedia untuk menderita bagi Dia.

Baru-baru ini koran melaporkan sebuah pembunuhan yang sadis. Ada

sepasang suami istri yang sudah menikah sekitar dua puluh atau tiga

puluh tahunan. Dan si istri mendapati bahwa sang suami telah

menyeleweng dengan wanita lain. Setelah lewat sekian waktu, sang

istri sudah tidak tahan lagi dan hatinya menjadi semakin pahit karena

merasa telah dikhianati. Ketidak-setiaan memang membuat kita semua

merasa pedih, bukankah begitu? Kepahitan dan kemarahan hati

perempuan ini mendorongnya untuk membunuh suaminya yang telah

hidup bersamanya selama tiga puluhan tahun itu. Ini masih belum

253 | C A H A Y A I N J I L

seberapa. Setelah membunuhnya, wanita ini memotong-motong mayat

suaminya.

Bagaimana cara dia melakukannya? Ia membeli sebuah gergaji mesin!

Dipotong-potongnya mayat suaminya sampai menjadi potongan yang

kecil-kecil. Kemudian ia merebus semua potongan itu di dalam panci.

Apakah hal ini membuat Anda merasa muak? Setelah selesai merebus

potongan-potongan tersebut, ia lalu membuang semuanya ke dalam

tong sampah. Nasib suaminya berakhir di dalam panci dan tong

sampah!

Suatu hari, anaknya merasa heran mengapa ayahnya lama tidak

muncul. Sang ayah menghilang begitu saja. Cukup banyak orang yang

hilang di kota besar, akan tetapi biasanya mereka adalah anak kecil

atau remaja. Jarang ada orang yang berminat untuk menculik kakek

tua berusia sekitar 60 tahunan melainkan ia seorang yang kaya raya.

Si anak ini juga curiga dengan beberapa hal di dalam rumah. Ia juga

bertanya-tanya mengapa ibunya membeli sebuah gergaji mesin?

Apakah ibunya ingin menjadi tukang kayu? Jadi ia meminta pihak

kepolisian untuk menyelidiki hilangnya sang ayah. Dan akhirnya,

seluruh kisah itu terungkap. Ini adalah salah satu peristiwa

pembunuhan yang paling tragis dan mengerikan yang terjadi di antara

orang-orang yang seharusnya memiliki jalinan cinta. Sang suami

mengkhianati cinta istrinya dan istrinya membalas dengan

membunuhnya secara sadis!

Peristiwa ini memberitahu kita tentang seberapa busuknya hati

manusia yang egois. Si suami terkena kanker dosa yang sangat parah.

Dan si istri juga menderita kanker dosa yang sama parahnya. Setiap

orang menderita kanker dosa yang sangat parah. Apakah menurut

Anda semua itu bisa disembuhkan dengan 'aspirin spiritual' atau

dengan menyanyikan beberapa lagu rohani di gereja?

Saya ingin tutup dengan suatu pertanyaan: Apakah Anda

menginginkan iman? Apakah Anda menginginkan iman yang

menyelamatkan? Apakah setelah menjadi orang Kristen Anda

mendapati bahwa semua yang dijanjikan oleh sang pengkhotbah

kepada Anda ternyata tidak benar? Ia menjanjikan damai sejahtera dan

sukacita dan sebagainya, namun apa yang Anda dapatkan ketika Anda

masuk ke dalam kehidupan Kristen? Yang Anda dapatkan adalah sakit

254 | C A H A Y A I N J I L

kepala yang tidak dapat disembuhkan oleh aspirin. Segala sesuatunya

menjadi serba salah. Dunia Anda serasa runtuh. Segala sesuatunya

berbalik menentang Anda, dan Anda mengeluh, "Apa sebenarnya yang

dijanjikan oleh si pengkhotbah dulu? Di mana damai sejahtera dan

sukacitanya? Aku tidak mendapatkannya. Yang terjadi justru hidupku

menjadi semakin kacau setelah menjadi Kristen."

Tentu saja hal-hal itu terjadi karena Anda hanya sekadar mempercayai

bahwa Yesus telah mati bagi dosa Anda tetapi Anda belum mengijinkan

pedang salib memotong kanker dosa dan manusia lama untuk

membebaskan Anda dari kuasa dosa!

Salib Yesus harus bekerja di dalam hidup Anda untuk mematikan

manusia lama Anda, dan memutuskan keterikatan Anda dengan dunia.

Lewat salib Anda akan diubah dari seorang pendosa menjadi manusia

baru yang menjalin hubungan yang hidup dengan Kristus. Kemudian

hidup yang berisi watak memberi dari Kristus dan juga kehendak

Kristus akan tumbuh lewat manusia baru Anda. Dan hidup baru ini

berisi kesediaan untuk menderita bagi Dia. Inilah iman menurut

Perjanjian Baru.

Apakah Anda masih benar-benar menginginkan iman yang

menyelamatkan? Yesus berkata di dalam Lukas 18:8b, "Aku mati

bagimu, akan tetapi kalau Aku kembali lagi nanti, akankah kamu tetap

setia pada-Ku di dalam hidup yang kau jalani? Apakah Anda akan

setia?"

Apakah Anda setia sekarang?

255 | C A H A Y A I N J I L

Apakah Anda Orang yang Bijak?

(Melepaskan apa yang tak bisa Anda pertahankan untuk

memperoleh apa yang tak akan hilang dari Anda)

Lukas 9:23-27

Pendeta Eric Chang

Di zaman ini, kita menghadapi sangat banyak gunung. Kita semua

menghadapi gunung dalam kehidupan kita; dunia ini penuh dengan

gunung; dan Gereja juga penuh dengan gunung. Hari ini hati saya

terasa sangat berat. Ini karena adanya gunung-gunung yang

mengepung kita dan juga yang berada di dalam Gereja. Jadi kita butuh

iman dalam memanjatkan doa ini: Berilah aku iman yang dapat

memindahkan dan meruntuhkan gunung menjadi tanah datar dan juga

untuk menyingkirkan gunung-gunung.

Saudara, bagi Gereja hal ini mungkin sudah terlambat. Namun saya

harap masih belum terlambat bagi Anda secara pribadi. Khotbah ini

akan terdiri dari dua bagian: bagian yang pertama berkaitan dengan

Anda secara individu; bagian yang kedua berkaitan dengan Gereja

Kristus, di mana Anda dan saya berada di dalamnya.

Jika masih ada setitik harapan bagi Gereja, maka Andalah harapan itu,

harapan bagi Gereja Kristus di hari-hari akhir ini. Kita hidup di zaman

yang sangat penting. Jika yang Anda pikirkan di sepanjang hidup Anda

adalah bagaimana meneruskan pekerjaan Anda, bagaimana

mengumpulkan lebih banyak uang, bagaimana mengejar gelar yang

lebih tinggi, izinkan saya memberitahu Anda, bahwa Anda masih belum

tahu di zaman apa Anda sedang menjalani hidup ini. Dan Anda akan

berada di antara kelima gadis bodoh yang terkunci di luar serta

kehilangan saat-saat yang menjadi kesempatan mereka.

Apakah Anda memiliki hubungan yang hidup dengan Allah?

Bagian pertama dari khotbah ini adalah bagaimana kita bisa masuk ke

dalam hubungan yang hidup dengan Batu Karang keselamatan kita.

Kira-kiranya berapa orang di dalam Gereja yang memiliki hubungan

yang hidup dengan Allah dalam seharian mereka. Saya tahu, sebagai

orang yang telah bertahun-tahun menjalani tugas pastoral, saya tahu

bahwa sangat sedikit sekali orang di dalam setiap gereja yang memiliki

256 | C A H A Y A I N J I L

hubungan yang hidup dan mendalam dengan Allah. Tentu saja, Gereja

terdiri dari para individu, dan jika benar bahwa jumlah orang Kristen

yang punya hubungan dengan Tuhan itu sangat sedikit, maka apakah

yang akan terjadi dengan Gereja?

Apakah Anda terjaga secara rohani atau sedang tertidur?

Pertanyaannya adalah bagaimana dengan Anda? Secara rohani, apakah

Anda sedang tidur atau terjaga? Apa arti 'terjaga' itu? Kata 'terjaga'

memiliki arti bahwa Anda sadar akan apa yang sedang berlangsung di

sekitar Anda. Jika Anda tertidur secara jasmani, maka Anda tidak tahu

apa yang sedang berlangsung di sekitar Anda. Jika Anda tertidur secara

rohani, itu berarti Anda tidak akan tahu peristiwa-peristiwa rohani yang

terjadi di sekitar Anda. Anda tidak tahu makna rohaniah dari dekade

terakhir di mana Anda sedang menjalani hidup Anda. Lebih buruk lagi,

Anda tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Anda secara rohani,

apalagi pada diri orang lain. Anda bahkan tidak tahu bahwa Anda telah

mati ketika sedang tertidur. Gereja penuh dengan orang-orang yang

tidak memahami perkara-perkara rohani. Gereja penuh dengan orang-

orang yang tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Gereja. Mereka

bahkan tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan kehidupan rohani

mereka, lebih buruk lagi, mereka ternyata tidak peduli.

Saya yakin bahwa Anda semua mampu membaca dan menulis. Alasan

apa yang akan Anda berikan pada saya, jika saya membacakan ayat-

ayat dari Alkitab pada Anda dan Anda berkata pada saya, "Saya tidak

mengerti apa artinya itu karena saya tidak menguasai Alkitab; saya

tidak paham Alkitab"? Atau, apakah Anda akan berkata, "Maafkan saya,

pendidikan saya tidak memadai; isi Alkitab terlalu mendalam bagi saya;

hanya cocok untuk orang-orang yang lebih pandai." Atau, mungkinkah,

alasan yang sebenarnya mengapa Anda tidak bisa memahami isi

Alkitab, adalah karena Anda sedang tertidur? Secara rohani Anda tidak

peka terhadap Firman Allah. Kita bahkan belum masuk ke dalam

tingkatan hikmat rohani. Hikmat adalah perkara yang terlalu tinggi bagi

kita. Saat ini saya sekadar berbicara tentang keadaan terjaga atau

tertidur; tak bisa lebih rendah dari bahan ini. Jika saya membahas

pengajaran yang alkitabiah tentang hikmat, Anda mungkin malah akan

bingung. Mari kita berbicara hal yang paling sederhana saja bagi orang-

orang semacam kita ini. Mari kita berbicara tentang keadaan terjaga

dan tertidur, lupakan masalah bijak atau bodoh.

257 | C A H A Y A I N J I L

Anggaplah Anda adalah orang-orang yang sedang terjaga, dan mari

kita baca Lukas 9:23-27. Jika Anda terjaga, maka beritahukan saya apa

arti ayat-ayat ini:

Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut

Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan

mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia

akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya

karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang

memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan

dirinya sendiri? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena

perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila

Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan

malaikat-malaikat kudus. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di

antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum

mereka melihat Kerajaan Allah."

Ini adalah perikop yang saya yakin tentunya sudah sering Anda baca.

Apakah masalah pemahaman atas ayat-ayat ini merupakan persoalan

kecerdasan? Yaitu, jika yang membaca adalah orang pandai maka dia

akan berkata, "Ya, aku bisa memahami ayat-ayat itu," namun bagi kita

yang tidak memadai kepandaiannya, saat kita membacanya kita

berkata, "Aku tidak tahu artinya." Atau apakah yang menjadi masalah

sebenarnya adalah persoalan apakah Anda terjaga secara rohani atau

sedang tertidur? Anda tahu, Yesus tidak pernah memakai teka-teki

sekadar untuk membingungkan orang-orang sehingga mereka tidak

tahu apa yang sedang dia bicarakan. Yang Yesus mau adalah agar

Anda mengenal Allah yang hidup dan membangun kehidupan Anda di

atas Batu Karang. Dia ingin memberi Anda petunjuk di jalan menuju

hidup yang kekal.

Akar dari tidur rohani: kita tidak mau menyimak apa yang telah

kita dengar

Kebanyakan dari keadaan tertidurnya kita secara rohani adalah karena

kita cenderung tidak mau menyimak apa yang telah kita dengar. Dan

saya sering perhatikan bahwa ketika isi khotbah mulai benar-benar

menusuk ke dalam hati orang, mereka mulai menutup matanya karena

hal itu mulai menimbulkan rasa tidak nyaman. Apakah yang sedang

disampaikan oleh Yesus? Bahasanya sederhana, "Setiap orang yang

258 | C A H A Y A I N J I L

mau mengikut Aku..." - tentu saja, jika Anda tidak berminat untuk

mengikut dia, Anda bisa mulai tidur sekarang. "...ia harus menyangkal

dirinya." - oh, aku tidak suka menyangkal diriku. "...memikul salibnya

setiap hari." - Apa arti salib itu? Memikulnya setiap hari? Oh tidak!

Yang berikut ini kalimat yang menarik: "Karena barangsiapa mau

menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan

nyawanya.""Barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya" - apakah ada

orang yang tidak mau menyelamatkan nyawanya? Tampaknya, setiap

orang mau menyelamatkan nyawanya. Tapi Yesus berkata,

"Barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan

nyawanya," itu berarti bahwa setiap orang di sini akan kehilangan

nyawanya karena semua orang mau menyelamatkan nyawanya.

"Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan

menyelamatkannya." Apakah benar, kata-kata ini disampaikan oleh

Yesus? Anda terbelalak.

Perhatikanlah sekali lagi: jika Anda kehilangan nyawa Anda, maka Anda

menyelamatkan nyawa Anda. Apakah itu yang Yesus maksudkan?

Tidak. Tetapi yang dikatakan Yesus adalah, "barangsiapa kehilangan

nyawanya," lalu disambung dengan kata-kata yang penting, "karena

Aku, ia akan menyelamatkannya." Artinya, jika segenap arah hidup

Anda berubah dan Anda hidup demi dan untuk Dia, maka Anda akan

diselamatkan. Itulah kata-kata hikmat.

Tidaklah bodoh orang yang melepaskan apa yang tidak bisa dia

pertahankan

Bisakah kita menyatakannya lewat cara lain? Saya pernah mendengar

kata-kata tersebut dinyatakan dalam bentuk lain yang sangat memberi

pencerahan, sungguh ucapan dari orang yang sangat bijak. Isinya

sama persis dengan kata-kata tersebut: Tidaklah bodoh orang yang

melepaskan apa yang tidak bisa dia pertahankan, demi memperoleh

apa yang tidak akan hilang darinya. Kabarnya, ini adalah ucapan dari

Jim Elliot, orang yang menjadi martir bagi Kristus di Amerika Selatan.

Mungkin tidak ditulis olehnya akan tetapi ditemukan tertulis di dalam

journalnya setelah mereka menemukan mayatnya di tepi sungai di

pendalaman Ekuador.

259 | C A H A Y A I N J I L

Renungkanlah kata-kata tersebut. Segala sesuatu yang Anda peroleh

akan direnggut dari Anda. Gelar Anda tidak akan ada artinya jika Anda

mati, prestasi Anda tidak akan bertahan, kekayaan Anda tidak akan

bertahan. Alkitab berkata bahwa Anda datang ke dunia ini dengan

telanjang dan Anda akan meninggalkan dunia ini dengan telanjang

juga; Anda tidak bisa membawa apapun bersama Anda. Anda bekerja

sangat keras, tetapi tak ada satupun yang bisa Anda bawa! Pikirkanlah

tentang segala sesuatu yang Anda sukai dan Anda akan mendapati

bahwa tak ada satupun dari semua itu yang bisa Anda pertahankan.

Kesehatan Anda pernah sangat baik, bukankah begitu? Seiring dengan

berlalunya tahun demi tahun, Anda bahkan tidak bisa mempertahankan

kesehatan Anda; makin lama makin memburuk. Demikianlah, sama

halnya dengan diri saya, apa yang akan Anda lakukan? Kita bisa

mencoba latihan kungfu and Taichi untuk manula, dan mungkin jenis

latihan yang lebih berat untuk yang berusia muda. Akan tetapi kita

tetap tak bisa mempertahankan kesehatan kita. Hari-hari gemilang di

masa lalu telah hilang.

Tapi bagaimana dengan hasil pendidikan Anda? Tentunya, Anda bisa

mempertahankan hasil pendidikan dan pengetahuan Anda.

Sebagaimana yang pernah saya sampaikan, ayah saya lulus dengan

berbagai penghargaan, di tengah usia dua puluhan tahun, di saat

masih muda sudah memiliki dua gelar Doktor; dan saya masih

menyimpan ijazah Doktornya itu. Dapatkah ayah saya membawa mati

ijazahnya? Tidak. Setiap kali saya melewati Hawaii, tempat ayah saya

dikuburkan, di luar kota Honolulu, saya berdiri hening dan mengamati

makam ayah saya, dan saya terkenang akan ayah saya sebagai orang

besar, tetapi dia tak bisa membawa apa-apa bersamanya -

pasukannya, pendidikannya, apapun itu, bahkan rambut di kepalanya

tidak bisa dia bawa bersamanya.

Saya kembali pada pertanyaan ini, "Apa yang bisa Anda bawa bersama

Anda? Apa yang bisa Anda pandang sebagai sesuatu yang benar-benar

milik Anda sekarang ini yang bisa Anda bawa pergi saat Anda mati

nanti?" Tidaklah bodoh orang yang melepaskan apa yang tak bisa dia

pertahankan, dengan satu syarat yaitu untuk memperoleh apa yang

tidak akan hilang darinya. Itulah hikmat! Itulah orang yang bijak! Dia

melepaskan segalanya karena dia tidak bisa mempertahankan apapun,

dan karena - sebagai gantinya, dia memperoleh apa yang tidak akan

hilang darinya.

260 | C A H A Y A I N J I L

Sekarang Anda bisa memahami apa maksud Yesus dengan perkataan,

"Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku." Anda bahkan tidak

bisa mempertahankan nyawa Anda, Anda harus kehilangan nyawa

Anda, mengapa tidak melepaskan saja sesuatu yang memang layak

dilepaskan? "Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan

menyelamatkannya dalam kekekalan." Akan tetapi orang-orang yang

bodoh secara rohani, masih mencoba untuk mempertahankan hal-hal

yang sudah jelas tak mampu mereka pertahankan. Mereka akan

berakhir dalam kehampaan. Termasuk yang manakah Anda? Apakah

Anda orang yang bijak? Dapatkan Anda memahami arti ayat-ayat itu?

Para pekerja full-time adalah orang-orang bijak

Saya berpikir, "Allah telah mengerjakan karya yang ajaib di dalam diri

kami semua di gereja dan saya memandang itu sebagai suatu

kesempatan istimewa untuk bisa bekerja bersama dengan ratusan

pekerja full time. Semuanya ini adalah atas kasih karunia Allah. Setiap

orang dari mereka adalah tenaga ahli di bidang pekerjaan mereka

sebelumnya. Saya pikir setidaknya 98% dari mereka memiliki gelar

sarjana, para sarjana dari berbagai universitas di seluruh dunia. Dan

banyak pula dari mereka yang memegang gelar yang lebih tinggi.

Jemaat di gereja kita benar-benar sangat beruntung. Umpamanya di

Melbourne ini. Ada 3 pekerja full time. Dan setiap dari mereka memiliki

dua gelar dari universitas ternama, karena masing-masing dari mereka

memiliki ijazah S2. Akan tetapi, apakah mereka mencari uang banyak?

Saya memperkirakan bahwa dalam satu tim, jika penghasilan mereka

digabungkan, maka jumlahnya masih lebih kecil jika dibandingkan

dengan apa yang bisa diperoleh oleh setiap dari mereka jika mereka

bekerja untuk dunia. Akan tetapi mereka melayani penuh dengan

sukacita dan kepuasan.

Gereja kita yang di Shatin memiliki 10 pekerja full-time; dari 10 orang

itu, 5 di antaranya memegang gelar S2. Secara umum, semua mitra

full-time kita sangat terdidik dalam ilmu pengetahuan. Dan di dalam

tim pelatihan yang ke-5 kali ini, ada 27 orang yang ikut, kebanyakan

dari mereka ahli komputer dari berbagai bidang. Banyak dari antara

mereka yang pernah memegang jabatan tinggi di bidang administrasi

dan penelitian. Namun jika Anda kunjungi kami di Shatin, Anda akan

lihat bagaimana mereka menjalani kehidupan mereka. Mereka telah

261 | C A H A Y A I N J I L

meninggalkan rumah mereka yang besar, mobil mereka yang mewah

dan mereka berebut kesempatan untuk tinggal di kamar yang paling

kecil. Dan saya sendiri harus terlibat dalam pengaturan untuk

memastikan bahwa setiap orang mendapat tempat yang nyaman untuk

tidur. Mereka adalah orang yang sangat sangat bijak; akan tetapi di

mata dunia, mereka adalah orang bodoh!

Jika semua pekerja full time meninggalkan pelayanan dan bekerja

sesuai dengan bidang keahlian mereka, saya yakin penghasilan

tahunan mereka akan sangat besar. Mereka memang orang-orang yang

bijak. Mengapa? Karena mereka telah melepaskan apa yang tak dapat

mereka pertahankan untuk memperoleh apa yang tak akan hilang dari

mereka. Dan apa yang tak akan hilang dari mereka adalah sesuatu

yang akan mereka dapatkan suatu hari nanti. Bahkan sekarang ini

mereka sudah mengalami apa artinya memperoleh sesuatu yang tak

akan hilang dari mereka, karena mereka mengalami realitas Allah yang

hidup! Bukankah ini hal yang mengesankan?

Mereka semuanya adalah orang-orang merdeka. Setiap orang bisa saja

memutuskan untuk meninggalkan tim mereka setiap saat. Tak ada

kontrak, tak ada ikatan atas mereka, mereka boleh melangkah keluar

pintu dan tak pernah kembali lagi. Saya berkata pada mereka, "Hanya

ada satu hal yang mengikat kita semua, yaitu kasih Kristus dan tugas

yang telah dibebankan-nya ke dalam hati kita. Jika ada mitra kerja

yang kehilangan visi atau tidak berminat untuk melanjutkan, Anda

bebas untuk keluar dan tidak perlu kembali lagi."

Di sisi lain, jika ada dari antara mitra kerja kita yang gagal memenuhi

standar kesempurnaan yang tertinggi - dan standar kesempurnaan

yang sudah ada saja sudah cukup untuk membuat pusing kebanyakan

orang - maka saya akan berbicara padanya dari hati ke hati dan

berkata, "Maafkan saya, saya pikir Anda kurang cocok bagi pekerjaan

Allah. Kembalilah ke dunia. Kembalilah pada profesi yang telah Anda

tinggalkan. Perolehlah penghasilan di dunia, bangunlah rumah

bagusmu, belilah mobil idamanmu, namun tinggalkanlah tim."

Salah satu tantangan terberat di dalam tim pelayanan adalah

kegagalan di dalam memenuhi standar kesempurnaan. Bagi yang

gagal, mereka akan dikeluarkan buat sementara dari tim. Mereka akan

diminta untuk meninggalkan tim untuk masa 2 atau 3 tahun, atau

262 | C A H A Y A I N J I L

bahkan secara permanen. Mereka telah mengorbankan segalanya bagi

Tuhan, akan tetapi bahkan dari antara mereka ada yang tidak bisa

memenuhi standar yang ditetapkan oleh Allah bagi kita. Dan standar

itu berlaku tidak hanya atas semua mitra kerja tetapi juga atas saya.

Jika saya gagal - kiranya Allah menolong saya agar hal itu tidak terjadi

- maka saya juga keluar.

Allah mengerjakan perkara-perkara yang ajaib. Demikianlah, jika saya

menatap para mitra kerja yang terkasih, jika saya amati cara mereka

hidup di hadapan Allah, saya melihat kemuliaan Allah di dalam hidup

mereka. Dan jika saya tidak bisa melihatnya, saya beritahu Anda, tak

mungkin saya bisa melanjutkan hidup sampai sekarang ini. Saya tahu

bahwa Allah itu nyata karena saya bisa melihat kuasa karya-Nya dia

dalam kehidupan mereka dalam cara di mana mereka sendiri tidak bisa

melihatnya. Hal inilah yang membuat saya bisa bertahan hari demi

hari, walau kadang kala saya begitu kelelahan akibat beban pekerjaan

sehingga saya nyaris tidak bisa bangun dari tempat tidur di pagi hari.

Saya rasa beberapa dari antara Anda mulai bisa membayangkan

bagaimana rasanya melayani sebagai semacam supervisor bagi

puluhan gereja, sambil memberikan pelatihan untuk melatih pekerja

full-time minggu demi minggu.

Mari kita simpulkan pernyataan tersebut sekali lagi. Tidaklah bodoh

orang yang melepaskan apa yang tidak bisa dia pertahankan, demi

memperoleh apa yang tidak akan hilang darinya. Inilah prinsip di balik

ajaran Yesus ketika dia berkata, "Jangan menimbun hartamu di bumi,

di mana pencuri, pembobol, perampok, perang atau apapun itu, akan

merampasnya darimu." Anda tak akan mampu mempertahankan harta

kekayaan itu. Tetapi transfer-lah harta kekayaan itu ke tempat di

mana Anda tidak akan kehilangan.

Saya pernah hidup di tengah dua masa peperangan di China: masa

Perang Jepang dan Perang Komunis. Saya pernah melihat orang-orang

yang memiliki uang jutaan dolar mengemis di jalanan demi sepiring

nasi. Mereka tak cukup bijak untuk memahami tentang hal apa saja

yang tak mungkin bisa mereka pertahankan; semestinya mereka bisa

saja menukar uang mereka dengan hal-hal yang tak akan hilang dari

mereka. Mereka orang-orang yang bodoh! Mereka tidak mengerti dunia

macam apa yang sedang mereka tinggali.

263 | C A H A Y A I N J I L

Sekarang ini di dalam rekening bank Anda, mungkin Anda memiliki

uang sampai jutaan dolar, tapi jangan terkejut, mungkin dibutuhkan

tidak lebih dari beberapa bulan untuk Anda kehilangan semuanya. Ada

seorang kenalan saya di masa saya masih sekolah di London, seorang

multi-jutawan, namun ketika pasar modal ambruk, ia menjadi

bangkrut. Hari ini dia adalah orang kaya, besok dia sudah tidak punya

apa-apa. Dan saya juga teringat pada sabda Yesus kepada orang kaya

yang bodoh, "Hai kamu orang bodoh! Malam ini nyawamu akan diambil

darimu." Bahkan nyawa Anda sekalipun akan lenyap, lantas apa yang

akan Anda kerjakan dengan uang jutaan Anda?

Bagaimana cara kita menukar apa yang tak bisa kita pertahankan

dengan apa yang tak akan hilang dari kita? Yesus memberitahu kita

bagaimana melakukan hal ini. Seperti yang sudah saya sampaikan,

Yesus bukan Pribadi yang gemar membuat bingung orang-orang. Saya

akan merangkumnya dengan kata Royal.

'R' di dalam Royal Law (hukum Raja) adalah untuk

kata repentance (pertobatan)

Langkah yang pertama di dalam hukum Royal, hukum Raja - jika

diterjemahkan secara harfiah, adalah repentance (pertobatan).

Anda tentu sudah mendengar kata "bertobat". Akan tetapi, tahukah

Anda apa arti pertobatan itu? Salah satu masalah terbesar di dalam

pengajaran adalah mengajar orang yang mengira bahwa mereka

tahu sesuatu yang sebenarnya tidak begitu mereka ketahui. Di saat

kita menyebutkan kata 'pertobatan', setiap orang berkata, "Oh, aku

tahu apa arti pertobatan itu." Apakah Anda telah sampai pada

pemahaman tentang apa arti pertobatan itu?

Di dalam Matius 4:19, kata pertama yang Yesus khotbahkan adalah

kata "bertobat." Mengapa bertobat? Karena Kedaulatan Allah akan

dijalankan. Allah akan mulai memerintah sebagai Raja di bumi ini. Dan

lagi, Alkitab tidak mengajarkan bahwa Allah akan menjadi hanya Raja

di Surga. Itu bukanlah ajaran yang Alkitabiah. Dia memang Raja di

Surga, akan tetapi kenyataan itu bukan pokok utama dari Alkitab. Poin

penting dari Alkitab adalah bahwa Allah akan memerintah di sini, di

tempat ini; Allah akan memerintah sebagai Raja di bumi. Dan Yesus

264 | C A H A Y A I N J I L

berkata, karena Allah akan segera memerintah, sebaiknya kalian

bertobat.

Dalam rangka memasuki hubungan yang hidup dengan Allah, Anda

harus bertobat, artinya Anda harus mengubah arah tujuan hidup Anda.

Bertobat tidak cukup sekadar berkata "Maaf," dan kemudian Anda

mengulanginya lagi. Itu bukanlah pertobatan. Bertobat menurut artinya

di dalam Alkitab berarti seluruh arah tujuan hidup Anda berubah. Inti

yang sejati dari pertobatan adalah memahami bahwa sekarang saya

melepaskan apa yang tak bisa saya pertahankan, untuk memperoleh

apa yang tak akan hilang dari saya. Ada pembalikan sepenuhnya dari

arah dan tujuan hidup.

'O' untuk kata Obedience (ketaatan)

Yang kedua adalah hal 'ketaatan'. Jika Anda ingin mengenal Allah yang

hidup, Anda harus belajar apa arti ketaatan. Dan di dalam Alkitab,

ketaatan tidak diartikan sebagai ketaatan sambil menggerutu. Ketaatan

di dalam Alkitab mencakup unsur sukacita. Seperti yang kita baca di

dalam surat Ibrani, "Aku bersukacita, ya Tuhan, dalam melakukan

kehendak-Mu." Jika Anda datang pada saya dan berkata, "Sejak saat

ini, saya akan mentaati Tuhan," namun wajah Anda cemberut dan Anda

menggerutu, maka saya akan berkata, "Lupakan saja." Akan tetapi jika

Anda berkata, "Bolehkah saya memperoleh kesempatan istimewa dan

sukacita untuk taat pada-Nya dan untuk hidup dalam ketaatan pada-

Nya?" maka saya dapat melihat bahwa Anda telah mulai memahami

kebenaran. Alkitab berbicara tentang mentaati Injil; Injil sekarang ini

dikhotbahkan di gereja-gereja seperti sesuatu yang boleh Anda

percayai sebagai bahan pelajaran saja: percaya dan Anda sudah

selamat. Injil itu tidak sekadar untuk dipercayai saja, ia juga harus

ditaati, seperti yang Anda baca di dalam 1 Petrus 4:17 dan di dalam

banyak ayat yang lainnya.

'Y' untuk kata 'yoked' (memikul kuk)

Poin yang ketiga adalah 'memikul kuk'. 'Memikul kuk' berarti dikenakan

ikatan, disatukan dengan Tuhan. Saat Anda dibaptis, Anda dikuk-kan

bersama Kristus. Sama seperti dua orang yang akan menikah, mereka

di-kuk-kan satu dengan yang lain; mereka terikat dan menjadi satu

melalui pernikahan. 'Memikul kuk' berarti komitmen; saya

265 | C A H A Y A I N J I L

berkomitmen pada Tuhan dan Tuhan berkomitmen pada saya. Dan kuk

ini sangatlah penting karena itulah sumber kekuatan kita. Jika satunya

menjadi lemah; maka orang yang satunya lagi bisa membantunya

tetap teguh.

Apakah tujuan orang menikah? Apakah tujuan menikah itu agar Anda

bisa saling menjambak? Apakah tujuan dari pernikahan itu agar Anda

bisa bekerja keras seharian, dan sesudahnya Anda bertengkar satu

dengan yang lain? Apakah tujuan Anda menikah adalah untuk saling

melemparkan piring satu dengan yang lain? Apakah tujuannya saling

mengenakan kuk? Pada saat dua hewan dikenakan satu kuk di ladang,

tujuannya adalah agar keduanya saling membantu dalam menarik

beban; beban dibagi kepada dua orang; bukan yang satu saja yang

mengangkut beban itu, keduanya mengangkut beban bersama-sama.

Akan tetapi di dalam kebanyakan rumah tangga sekarang ini,

tampaknya kuk itu sudah patah entah di bagian yang mana, sampai-

sampai yang satu ingin melangkah maju tetapi yang satunya justru

ingin melangkah mundur. Hal ini mengingatkan saya pada mobil yang

dipakai di sekolah mengendara mobil di mana instrukturnya memiliki

pedal remnya sendiri dan sang siswa juga memiliki pedal rem dan

gasnya sendiri. Kemudian sang siswa menekan pedal gas dan terheran-

heran mengapa mobil itu tidak mau bergerak. Dia tidak tahu bahwa

sang instruktur sedang menginjak pedal rem di tempatnya. Dan

begitulah kejadian yang berlangsung di banyak rumah tangga,

bukankah begitu?

Izinkan saya untuk meyakinkan Anda bahwa Tuhan tidak ingin kita

mengikatkan diri dengannya supaya kita boleh bertengkar dengannya

setiap hari. Saya yakin masih banyak urusan yang lebih berguna yang

perlu Tuhan kerjakan ketimbang mengurusi hal yang semacam ini.

Tuhan ingin kita melangkah maju bergandengan tangan bersama Dia di

dalam persekutuan yang manis, saling bercakap-cakap, membicarakan

persoalan masing-masing, dan saling menguatkan satu dengan yang

lain.

'A' untuk kata 'All, Absolute' (semua, mutlak)

Yang berikutnya adalah huruf 'A' untuk kata 'all (semua)' atau

'absolute (mutlak)'. Bagian ini sangatlah penting di dalam pengajaran

266 | C A H A Y A I N J I L

Yesus. Di titik inilah sebagian besar orang Kristen mengalami

kemacetan. Dan saya tidak tahu sudah berapa ribu jam konseling yang

sudah saya luangkan dengan orang-orang yang tidak mengerti prinsip

dasar bagaimana seseorang harus berkomitmen kepada Tuhan. Ada

orang yang berkata, "Aku berkomitmen 75% kepada Tuhan, bolehkah

aku dibaptis?" Dan kami berkata, "Tidak, tidak cukup. 75% tidak

diterima." "80%?" "Tidak." "85%?" Rasanya saya seperti sedang

berada di sebuah pasar dan sedang tawar menawar harga barang.

Mereka tampaknya tidak mengerti bahwa yang Tuhan minta

adalah semua, semua atau tidak sama sekali. Itulah pengajaran yang

alkitabiah; ini bukan ajaran ciptaan kami sendiri. Dan bagi Anda yang

telah mengikuti Commitment Training tahu tentang hal ini, jadi saya

tidak perlu meluangkan waktu untuk poin ini. Anda harus mengasihi

Allah dengan segenap hati Anda, segenap jiwa Anda, segenap pikiran

Anda, segenap kekuatan Anda, dengan segala sesuatu yang ada pada

diri Anda, Anda harus mengasihi Dia dengan segalanya.

Kata-kata Yesus malah semakin mengerikan di dalam Lukas 14:33 -

"Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak

melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-

Ku." Hal ini tidak selalu berarti bahwa Anda pulang ke rumah dan

segera menjual mobil dan rumah Anda dan tidur menggelandang di

pinggir jalan. Yang dimaksud ayat itu adalah, mulai sekarang, terhadap

segala sesuatu yang Anda miliki, Anda berkata, "Tuhan, semua ini

milik-Mu karena Engkau telah telah menebusku; aku ini milik-Mu. Itu

sebabnya, segala milikku sekarang adalah milik-Mu."

Sama seperti di dalam pernikahan. Semua yang saya miliki, termasuk

jaket yang indah ini, menjadi milik istri saya. Anda lihat, saya telah

menyerahkan segalanya karena ketika saya menikahinya dalam kuk

tersebut, maka jika dia menginginkan sapu tangan saya, dia bisa

memilikinya, jika kebetulan dia suka dengan sepatu saya, dia bisa

memakai sepatu saya. Tak bisa saya berkata, "Ini punyaku, jangan

sentuh ini, ini milikku." Hal yang sama berlaku dalam arah yang

sebaliknya, dia memiliki sepasang sepatu putih yang indah, dan jika

saya ingin memakainya, tak masalah. Dia akan berkata, "Kamu boleh

memakai sepatuku." Lalu mengapa kita memandang ajaran Tuhan

sebagai sangat menakutkan? Mengapa Tuhan berkata, "Jika seseorang

belum melepaskan dirinya dari segala miliknya, dia tidak bisa menjadi

murid-ku"? Tentu saja, saat saya menikahi istri saya, saya melepaskan

267 | C A H A Y A I N J I L

segala-galanya - diri dan segala milik saya ini menjadi miliknya, dan

dia menjadi milik saya.

'L' untuk kata 'Launch (berangkat)'

Sekarang poin yang terakhir. Huruf 'L' berarti 'launch (berangkat)',

yaitu diluncurkan. Poin ini juga sangatlah penting, tetapi karena

keterbatasan waktu, saya hanya akan menyinggungnya sekilas saja.

Salah satu alasan mengapa orang-orang Kristen tidak masuk ke

hubungan yang mendalam dengan Allah adalah karena mereka

penakut. Dibutuhkan keberanian untuk mau menikah. Jika Anda belum

menikah, maka Anda tidak akan tahu persoalan seluruhnya. Maksud

saya, Anda akan menyerahkan hidup Anda pada seseorang untuk sisa

waktu hidup Anda, ini membutuhkan keberanian yang besar. Akan

tetapi dibutuhkan keberanian yang jauh lebih besar lagi untuk menjadi

orang Kristen. Masalah yang dihadapi banyak orang Kristen adalah

bahwa mereka tidak punya keberanian untuk masuk ke sesuatu yang

baru.

Pernikahan adalah sesuatu yang baru, akan tetapi menjadi orang

Kristen adalah sesuatu yang jauh lebih baru lagi. Amerika menjadi

besar karena semangat pionirnya; Pergi ke barat, anak muda!

Berangkat menuju tanah yang masih asing! Itulah yang dimaksudkan

dengan berangkat atau launch. Itulah jenis sikap yang Anda temukan

dalam diri rasul Petrus. Yesus menguji dia dan berkata, "Bertolaklah ke

tempat yang dalam. Arahkan perahumu ke tempat yang dalam." Anda

bisa baca itu di dalam Lukas 5:4 sebagai contoh. Di dalam Lukas 8:22,

Yesus menyuruh murid-murid untuk melayari Danau Galilea. Dan jika

Anda baca perikop itu, Anda akan melihat apa yang terjadi setelah

mereka bertolak. Mereka bertolak langsung menuju badai. Tentu saja,

Yesus tahu bahwa badai akan datang, akan tetapi Yesus berkata

kepada murid-murid itu, "Marilah berlayar." Dan di tengah badai itulah

mereka melihat kemuliaan Tuhan, namun hal ini terjadi hanya setelah

mereka berlayar. Menjadi orang Kristen, sebagaimana yang telah saya

katakan, tidak cocok bagi orang penakut. Dibutuhkan keberanian untuk

berangkat menuju sesuatu yang baru. Dan tentu saja, dibutuhkan

keberanian yang sangat besar untuk melepaskan apa yang sebenarnya

tidak bisa Anda pertahankan - untuk memperoleh apa yang tidak akan

hilang dari Anda.

268 | C A H A Y A I N J I L

Gereja Kristus telah berakhir; ia telah mati

Izinkan saya untuk masuk ke bagian terakhir dari khotbah ini. Bagian

yang pertama berkaitan dengan tiap-tiap kita secara individual;

tentang bagaimana kita bisa masuk ke dalam hubungan yang hidup

dengan Allah. Dan menurut Alkitab, hubungan yang hidup dengan Allah

adalah hikmat. Di dalam menit-menit yang terakhir ini, mari kita bahas

tentang Gereja. Di saat berbicara tentang Gereja, hati saya menjadi

sangat berat. Saya tidak sedang berbicara tentang gereja-gereja lain;

saya tidak sedang menjelek-jelekkan gereja-gereja lain sambil memuji

gereja sendiri. Setiap orang yang memahaminya seperti ini berarti

belum memahami apa yang sedang saya bicarakan, karena Anda dan

saya, jika kita semua ini orang Kristen sejati, kita semua adalah bagian

dari segenap Gereja Kristus, yang tersebar di seluruh tempat. Saya

tidak sedang berbicara tentang gereja Anda atau gereja saya; saya

sedang berbicara tentang Gereja Kristus di zaman sekarang ini, di

seluruh bumi.

Gereja induk kita di Montreal, adalah anggota dari Persekutuan Gereja-

gereja Baptis Injili di Kanada. Saya sendiri diberi kartu identitas khusus

dari Persekutuan Gereja-gereja Baptis Injili yang menyatakan bahwa

saya diakui oleh Persekutuan Gereja-gereja Baptis Injili di Kanada

sebagai seorang pendeta di Persekutuan tersebut. Jadi, pada dasarnya,

kita ini termasuk dalam gereja Baptis. Jadi, saya tekankan sekali lagi

poinnya, saat saya berbicara tentang situasi gawat yang dihadapi oleh

Gereja sekarang ini, saya tidak bermaksud mengatakan bahwa gereja-

gereja lain itu jahat dan gereja kita baik. Kita adalah bagian dari

seluruh situasi yang buruk ini.

Apakah masalah yang dihadapi oleh Gereja? Sangat sulit bagi saya

untuk berbicara tentang poin ini karena hati saya rasanya menjadi

semakin berat saja setiap kali memikirkannya. Masalah itu dapat kita

ucapkan dengan satu kalimat, Gereja sudah tidak menjadi Gereja yang

dimaksudkan oleh Tuhan. Gereja yang kita sebut sebagai Gereja

Kristus sekarang ini, bukanlah Gereja yang dibangun oleh Kristus

dengan mengorbankan nyawanya. Bangkit dan amatilah situasi yang

ada jika Anda memang belum tertidur secara rohani. Gereja sudah

dibusukkan dan dikorsupsi sepenuhnya oleh dunia. Saya ulang, Gereja

sudah dibusukkan sepenuhnya oleh dunia. Jika Anda memang benar-

269 | C A H A Y A I N J I L

benar melangkah bersama Tuhan, maka situasi ini akan menyakiti hati

Anda seperti hati saya.

Gereja tidak sekadar tertidur, Gereja mengalami kebutaan! Jika

sekadar tertidur, hal itu tidak akan menjadi masalah besar. Gereja

sedang buta! Gereja tidak mengerti bahaya yang sedang dihadapi.

Lebih buruk lagi, Gereja sudah berakhir! Ucapan saya ini direkam. Saya

mempertaruhkan reputasi saya sebagai seorang hamba Allah, pada

ucapan tersebut. Gereja Kristus di bumi ini sudah berakhir. Ia sudah

mati. Sudah menjadi bangkai. Dan penghakiman Allah yang akan

dijalankan terhadap Gereja-Nya.

Gereja telah dibusukkan oleh dunia

Saya selalu memantau perkembangan terakhir dalam berita-berita, dan

saya juga mengumpulkan bahan-bahan bacaan yang menarik. Di salah

satu koran saya menemukan gambar ini. Saya rasa Anda bisa melihat

bahwa di gambar ini ada ular yang sangat besar, ular piton. Ular piton

membunuh mangsanya dengan melilitnya sampai mati remuk sebelum

ditelannya. Potongan koran ini memberitahu kita bahwa ular piton ini

panjangnya 7 meter, artinya, sekitar 22-23 kaki panjangnya.

Bayangkanlah seberapa panjang ular itu, panjangnya mulai dari ujung

ke ujung ruangan ini. Dan jika Anda perhatikan gambar itu, di sana

terlihat ada seorang anak kecil yang sedang bermain-main dengan ular

ini. Anak itu masih kecil dan ular tersebut kadang-kadang

melingkarinya. Dan anak itu bisa bersantai-santai dengan ular tersebut.

Ular ini bisa saja memakan anak kecil ini hanya dalam waktu sekitar 3

menit, kalau dia kebetulan sangat lapar. Dan ular ini tentunya tidak

sedang kelaparan saat itu. Ular sepanjang 7 meter sanggup menelan

seekor sapi bulat-bulat, apalagi anak kecil berusia 6 tahun.

Saat saya melihat di gambar ini, tahukah Anda apa yang saya lihat?

Saya melihat Gereja dan dunia. Ular di dalam Alkitab melambangkan

setan, namun, ia punya daya tarik yang besar. Perhatikanlah foto ular

di sini; ada pola-pola yang indah di kulitnya. Dan ular ini sangat

bersahabat, sangat lembut dan sangat jinak, karena itu orang tua anak

itu berani membiarkan anak mereka bermain dengannya. Anak itu

sama sekali tidak tahu apa yang bisa dilakukan oleh ular itu padanya,

sama seperti Gereja, dia tidak tahu apa yang bisa dilakukan oleh dunia

padanya. Ini menjadi semacam perumpamaan bagi saya. Dan saya

270 | C A H A Y A I N J I L

bertanya, "Tuhan, apakah hal ini sudah terjadi pada Gereja?" Si ular,

musuh Gereja yang paling mematikan telah menjadi sahabat Gereja.

Telah terjadi hal yang sangat aneh.

Kami yang menjadi pendeta di Gereja menerima penghormatan dari

dunia. Saat saya diundang untuk menggembalai gereja di Kanada, saya

mengajukan permohonan imigrasi di Kanada. Dan karena saya adalah

seorang pendeta, mereka memajukan saya dari belakang ke depan.

Setiap orang harus antri, akan tetapi pendeta boleh langsung ke depan.

Ular sudah menjadi sahabat saya! Apakah yang telah terjadi pada

Gereja? Gereja telah terkorupsi.

Tuhan mengharapkan Gereja-Nya menjadi seperti apa?

Mari kita lihat beberapa poin dari apa yang Allah harapkan bagi Gereja-

Nya. Mari kita simpulkan secara ringkas saja:

Gereja itu adalah satu

Gereja itu adalah satu. Di bagian Alkitab manapun yang Anda baca

tentang Gereja, Anda akan membaca kata 'satu'. Kita dibaptiskan oleh

satu Roh ke dalam satu tubuh. Di dalam 1 Korintus pasal 12 sampai 14,

disebutkan, "Kita semua ini, yang terdiri dari banyak orang, adalah

anggota dari satu tubuh di dalam Kristus." Dan Paulus meminta Gereja

untuk memelihara kesatuan di dalam Roh melalui ikatan kasih,

sehingga melalui kesatuan Gereja, maka dunia bisa melihat keesaan

Allah. Satu bukan berarti satu lembaga, melainkan ada harmoni, ada

kasih dan ada damai dalam hubungan antara satu dengan yang lain.

Ada kerjasama dan kepedulian. Tak peduli apakah Anda dari gereja

Baptis, Methodist atau Anglikan, kita semua satu. Anda bahkan tak

perlu menjadi seorang Kristen untuk bisa melihat bahwa Gereja itu

tidak menunjukkan kesatuan. Sudah sejak lama Gereja berhenti

menjadi satu. Bukan saja tidak ada kesatuan, malahan mereka juga

berkelahi antara satu dengan yang lain. Setiap orang saling mencela.

Inikah yang disebut Gereja Kristus? Itu sebabnya mengapa saya

katakan bahwa ini bukanlah Gereja Kristus. Apakah Yesus mati untuk

Gereja semacam ini? Sungguh memalukan! Gereja sudah menjadi noda

bagi nama Allah, mari kita berterus terang saja! Jika Anda pernah

menghadiri pertemuan para hamba Tuhan, Anda akan keluar dari sana

dengan hati sekeras batu. Mungkin tidak ada hal di dunia ini yang lebih

271 | C A H A Y A I N J I L

memalukan daripada pertemuan para hamba Tuhan! Saat mereka

berkumpul, dan tidak ada jemaat di sana, hanya ada para pendeta,

sungguh mengerikan! Saya beritahu Anda, rapat para pengusaha

mungkin lebih harmonis, lebih damai, lebih positif ketimbang rapat

mereka yang menyebut dirinya 'pendeta'. Bukan untuk Gereja seperti

ini Kristus mengorbankan nyawa!

Gereja adalah terang

Hal apa lagi yang seharusnya ada pada Gereja? Tuhan berkata, "Kamu

seperti kota yang terletak di atas bukit dan yang menyinarkan

terangnya untuk dilihat oleh semua orang." Gereja adalah terang,

dahulunya Anda adalah kegelapan, kata Paulus kepada jemaat di

Efesus, sekarang kamu adalah terang di dunia (Efe 5:8). Izinkan saya

bertanya pada Anda, bahkan pada Anda yang bukan Kristen, menurut

Anda, apakah Gereja itu terang? Ia sudah menjadi cela! Memalukan!

Saya malu menjadi anggota Gereja. Bukalah surat kabar: pendeta ini

melarikan uang, pendeta itu melarikan perempuan, dan pendeta yang

lainnya membuat onar yang lain... saya sangat muak membaca hal-hal

semacam itu. Dan ketika para hamba Tuhan itu berbuat dosa, apakah

yang dilakukan oleh Gereja? Tak ada. Dosa tidak dianggap masalah

penting di Gereja. Inikah Gereja Kristus? Coba lihat Perjanjian Baru,

seperti apa itu Gereja Perjanjian Baru? Coba lihat Gereja di sekitar

Anda, maka Anda akan melihat bahwa keduanya jauh berbeda.

Gereja adalah satu keluarga

Mari kita bahas hal yang paling mendasar sebelum kita tutup. Gereja

adalah satu keluarga. Itulah yang diajarkan oleh Alkitab kepada kita.

Itu sebabnya mengapa kita saling memanggil "saudara atau saudari."

Kita saling menyayangi. Namun saat Anda masuk ke sebuah gereja,

Anda mendapati bahwa tak seorangpun yang menyapa Anda. Jika Anda

masuk ke dalam rumah dan tak seorangpun yang menyapa Anda, Anda

tentu akan berpikir, "Aku salah masuk. Apakah ini rumahku?" Tak

seorang pun yang menyapa Anda di dalam kumpulan yang menyebut

dirinya 'tubuh Kristus' itu. Itukah Gereja Kristus? Kemudian Anda

bertemu dengan pendetanya. Oh! Dia orang yang disegani. Seperti

saya, dia memakai kaca mata berkerangka emas. Dan tindak

tanduknya seolah-olah dengan angkuh menyatakan, "Tahukah kamu

siapa aku? Akulah pendeta di sini." Maka Anda akan berkata, "Maafkan

272 | C A H A Y A I N J I L

saya. Maaf kalau saya tidak mengenal Anda." Di manakah kita dapat

menemukan keindahan, kerendahan hati dan kemuliaan Kristus? Jika

Gereja Allah dipimpin oleh orang-orang semacam ini, maka apakah

yang akan terjadi pada Gereja? Ya Allah, tolonglah kami!

Gereja tidak munafik

Saya tidak bermaksud menyatakan bahwa saya lebih baik daripada

mereka semua. Akan tetapi saudara-saudariku, ada satu hal yang tak

tahan saya melihatnya, yaitu kemunafikan. Izinkan saya memberitahu

Anda, ada banyak kelemahan di dalam diri saya; akan saya

beritahukan pada Anda segala sesuatu yang berkaitan dengan

kelemahan saya itu. Datanglah mengunjungi saya sewaktu-waktu. Jika

saya tak bisa mengingatnya, maka saya akan minta istri saya untuk

menceritakannya pada Anda tentang kelemahan-kelemahan saya itu.

Jangan ragu untuk bertanya tentang kelemahan-kelemahan saya.

Namun saya percaya bahwa ada satu hal yang tidak menjadi

kelemahan saya, dan hal itu adalah kemunafikan. Satu hal yang tidak

bisa saya pahami adalah kemunafikan yang terdapat pada para hamba

Tuhan; benar-benar tak terjangkau oleh akal pikiran saya.

Saya teringat ketika saya pergi ke Toronto, ke gereja, yang

pendetanya tiada hentinya menjelek-jelekkan saya di balik punggung

saya. Dia adalah seorang pendeta yang terkenal do Toronto. Dan suatu

hari, sepasang calon pengantin, pindahan dari gereja kami di Montreal,

bersikeras agar saya yang berkhotbah dalam upacara pernikahan

mereka di gereja di Toronto, tempat pendeta ini menggembalai. Jadi,

demi sepasang pengantin baru ini, saya pergi berkhotbah di sana.

Ketika saya tiba di gereja besar di Toronto itu, sang pendeta segera

menyambut saya, "Ah, Pendeta Chang, bagaimana kabar Anda?

Apakah Anda baik-baik saja?" Saya menatapnya dan tidak berkata

apapun. Dia mengulurkan tangannya ke arah saya tetapi saya tidak

mau berjabat tangan dengannya. Anda tidak tahu bahwa saya ternyata

seburuk itu, bukankah begitu? Sekarang Anda tahu. Tahukah Anda

mengapa? Karena saya tidak tahan dengan kemunafikan. Pendeta ini,

yang, di balik punggung saya, telah menjelek-jelekkan saya selama

bertahun-tahun, ketika berhadapan muka dengan saya, apa yang

dilakukannya? Dia menjadi aktor yang sempurna; maksud saya,

bintang film Hollywood tak akan mampu menyaingi kualitasnya! Saat

itu saya hanya berkata padanya, "Selamat pagi."

273 | C A H A Y A I N J I L

Saya beritahu Anda, saudara-saudari, kalau dia itu bukan hamba

Tuhan, dan dia mengabarkan hal yang buruk-buruk tentang saya,

maka saya justru mau berjabat tangan dengannya; saya akan

menunjukkan kasih Kristus padanya; dan jika memungkinkan, saya

akan membersihkan sepatunya sekalian. Akan tetapi saya tidak tahan

jika melihat kemunafikan pada hamba Tuhan. Saya tidak akan

mentolerir pendeta yang pembohong dan munafik. Jadi, setelah

berkata, "Selamat pagi," padanya, tanpa senyum di muka, saya

berjalan melewatinya. Dia mencoba ikut di belakang saya untuk bisa

berbicara dengan saya, tetapi saya tidak mau berbicara dengannya.

Saya tidak mau berbicara dengan orang munafik karena Tuhan saya

tidak suka dengan kemunafikan. Anda bisa baca sendiri di dalam Matius

pasal 23, Yesus berbicara kepada para pemimpin agama, para pendeta

di dalam lingkungan umat Yahudi, "Celakalah kamu, orang-orang

Farisi, kamu yang munafik! Kamu seperti orang yang dilabur putih di

luarnya, seperti kuburan, tetapi di dalamnya, kamu cuma tulang

belulang orang mati!" Allah muak melihat Gereja dan kemunafikannya,

hal ini saya beritahukan pada Anda, saudara-saudaraku, sama seperti

saya, Anda mungkin punya banyak kelemahan, namun saya mohon,

semoga kemunafikan bukan salah satu dari kelemahan Anda itu.

Jadilah orang yang jujur; orang yang murni. Dunia mungkin akan

membenci Anda karena hal itu. Pendeta yang terkenal di Toronto itu

terus saja bercerita ke sana kemari, bahwa saya tidak pernah

tersenyum padanya selama saya berada di gerejanya. Yah, memang

begitu kejadiannya. Saya tidak pernah tersenyum padanya, dan tidak

akan, sampai suatu hari nanti dia bertobat dari kebohongan dan

kemunafikannya di hadapan Tuhan. Itulah penyakit yang melanda

Gereja. Apa yang akan terjadi pada gereja jika dipimpin oleh orang

semacam ini? Mari kita bersikap adil pada orang ini, dia bukan satu-

satunya orang munafik di dalam Gereja; dia bukan satu-satunya orang

munafik yang menjadi pendeta.

Saya adalah hamba Allah; saya bukan politisi gereja; minimal saya

adalah seorang nabi kecil Allah. Dan itulah sebabnya mengapa gereja-

gereja di banyak tempat sangat membenci saya, karena saya tidak

bersikap ramah pada mereka, karena saya akan membongkar dosa

mereka, karena saya akan menelanjangi kejahatan mereka di depan

muka mereka.

274 | C A H A Y A I N J I L

Tapi saya akan memberitahu Anda sisi lain dari diri saya, sekiranya

Anda berpikir, "Wah! Orang ini menakutkan!" Saya berusaha untuk

menjadi satu macam orang; menjadi sahabat orang-orang berdosa,

menjadi sahabat mereka yang lemah, melayani mereka yang miskin,

menjadi sahabat mereka yang lemah lembut dan rendah hati. Jika

Anda termasuk di antara mereka yang lemah lembut dan rendah hati,

maka saya ingin berkata, saya bukan sekadar ingin menjadi sahabat

Anda, saya ingin menjadi pelayan Anda, karena Yesus berkata, "Aku

datang ke dunia bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani."

Allah membinasakan Gereja-Nya yang tidak bertobat, yang

mengejar dunia

Sebagai penutup, saya ingin membagikan kepada Anda sebuah mimpi

yang saya dapatkan di Kuala Lumpur, tepat sebelum saya datang ke

acara perkemahan ini. Saya sudah membaginya dengan para mitra kita

di Kuala Lumpur. Sangat jarang saya bermimpi, dan jika saya sampai

bermimpi, itupun biasanya saya tidak ingat lagi setelah itu. Mimpi yang

saya dapatkan pada saat itu adalah mimpi tentang saya sedang

berjalan di tepi kolam, sebuah kolam yang sangat besar, kolam yang

sangat tua, mungkin berasal dari zaman Kristus. Kolam itu terletak di

luar Yerusalem. Saya pernah belajar di Yerusalem di masa kuliah dulu

di Hebrew University, dan itulah sebabnya saya bisa mengenali kolam

yang ada di dalam mimpi itu. Sekarang ini, kolam itu sudah dipagari

oleh pagar besi, karena sudah menjadi obyek wisata. Kolam itu

menyediakan air bagi kota Yerusalem, dan di dalam mimpi itu saya

sedang berjalan di dekat Kolam Mamila itu. Dii dalam mimpi itu, saya

ingat bahwa saya sedang berada di Yerusalem. Dan saat saya sedang

berjalan kaki di sana, saya berpikir, "Mengapa aku ada di Yerusalem?"

Lalu saya mengangkat mata saya dan menatap sekeliling dan yang

mengejutkan saya adalah bahwa semua bangunan di sana terlihat

seperti baru saja dihantam bom atom. Segala sesuatunya mati. Tak

ada air di dalam kolam, bangunan-bangunan rusak, Yerusalem hancur.

Dan tiba-tiba, saya merasa hati saya menjadi sangat berat. Kemudian,

saya melihat ada terowongan, lalu saya melangkah ke arah terowongan

itu. Hati saya sangat berat. Yerusalem mati! Saya ingat bahwa saat itu

saya tidak bisa lagi berjalan tegak karena beban berat di dalam hati

saya. Saya berlutut, dan saya melangkah dengan lutut saya. Saya

melangkah di dalam terowongan itu dengan lutut saya, permukaannya

275 | C A H A Y A I N J I L

sangat kasar, berbatu-batu. Permukaan yang kasar itu mengoyak lutut

saya, tetapi saya tidak menyadarinya.

Lalu saya perhatikan terowongan itu, di dalam terowongan itu ada

banyak orang. Kota yang di atas sudah mati, Yerusalem sudah mati,

tetapi di bawah, ada terowongan-terowongan dan orang-orang hidup di

sana. Dan saya pikir saya akan melihat pertobatan dalam diri mereka

karena penghakiman Allah telah tertimpa atas mereka, kita tahu dari

Alkitab bahwa jika penghakiman Allah tercurah atas satu bangsa, maka

bangsa itu akan binasa. Akan tetapi saya tidak melihat adanya

pertobatan. Malahan, sungguh mengejutkan hati saya, saya melihat

pertunjukan film, dan orang-orang berebutan merangkak untuk

menonton film. Saya menatap ke arah lain, dan di sana juga ada

pertunjukan film, dan orang-orang di sana juga berebutan untuk bisa

menikmati hiburan tersebut. Lalu saya berkata, "Ya Allah! Penghakiman

sudah tertimpa atas Yerusalem tetapi orang-orang ini tidak bertobat!"

Hati orang-orang itu tertuju pada dunia. Mereka mencari hiburan dan

kesenangan di tengah kebinasaan dan kematian. Mereka mencoba

melupakan masalah yang tengah menghimpit mereka.

Saya akan persingkat saja kesaksian tentang mimpi ini, tentang

penglihatan ini. Saya terbangun dan kepedihan memenuhi hati saya.

Yerusalem di dalam Alkitab melambangkan gereja dan penghakiman

Allah di dalam penglihatan itu berarti penghakiman sudah dijatuhkan

pada Gereja, akan tetapi adakah orang yang bertobat? Gereja

diharapkan untuk menjadi tubuh yang mulia, Paulus berbicara tentang

Gereja sebagai kemuliaan Kristus, sesuatu yang indah yang

mewujudkan terang Allah ke seluruh dunia, agar bangsa-bangsa di

dunia berdatangan ke Gereja hanya dengan membawa satu

permintaan: Ajarilah aku bagaimana mengenal Allah, Allah yang hidup.

Itulah uraian tentang Gereja yang Anda temukan di Alkitab. Akan tetapi

Gereja sudah mati. Ia sudah terpecah belah. Ia sudah dipimpin oleh

orang-orang munafik. Tak ada kasih, tak ada kebenaran; kebenaran

sudah ditolak dan dibuang. Untuk Gereja semacam inikah Kristus mati?

Allah akan mengumpulkan sisa-sisa orang bijak. Apakah Anda

termasuk orang bijak?

Jika saya merenungkan tentang Yesus yang tergantung di kayu salib,

dan darahnya mengalir bagi kita agar kita bisa membangun

276 | C A H A Y A I N J I L

masyarakat yang baru; masyarakat baru yang benar dan yang hidup

dalam kebenaran bahwa Allah adalah Raja, dan kemuliaan Tuhan

memancar darinya, di manakah Gereja itu? Tunjukkan kepada saya, di

manakah Gereja itu? Apakah Kristus telah mati secara sia-sia? Jika

masih ada harapan yang tersisa, saudara-saudariku, maka Andalah

harapan itu. Dapatkah Anda menyatakan kemuliaan Allah yang

terpancar melalui kehidupan Anda dalam hari-hari sebelum Gereja

nantinya disingkirkan oleh Allah? Saya beritahu Anda, Allah akan

membinasakan Gereja. Bacalah Alkitab Anda dan Anda akan tahu hal

itu. Allah tidak bisa mentoleransi hal-hal semacam ini, akan tetapi Dia

akan mempertahankan yang tersisa, sama seperti yang pernah Dia

lakukan di dalam Perjanjian Lama, ada sisa orang bijak. Itulah yang

disebut dalam Alkitab sebagai orang bijak; orang bijak adalah mereka

yang bertahan sampai pada akhirnya, sisa-sisa yang setia. Apakah

Anda termasuk sisa-sisa itu, di mana jika orang lain melihat Anda maka

mereka akan berkata, "Sekarang aku telah melihat kemuliaan Allah

dengan mata kepalaku sendiri! Aku telah melihatmu dan aku telah

melihat kemuliaan-Nya di dalam dirimu." Waktu yang tersisa bagi dunia

ini sudah sangatlah singkat, dan jika memang masih ada harapan yang

tersisa, maka kalianlah harapan itu. Apakah Anda orang bijak?

Doa penutup

Ya Tuhan dan Raja kami, Bapa dan Allah kami, kami tidak tahu

bagaimana berdoa sebagaimana yang seharusnya. Bagi kami yang

telah mengerahkan segenap tahun-tahun terbaik di dalam hidup kami

untuk membangun Gereja-Mu, dan yang kami lihat ternyata Gereja-Mu

membusuk dan korup, kami tidak tahu apa yang harus kami katakan.

Tetapi yang terlebih penting lagi, kami menyadari bahwa kematian

Yesus di kayu salib adalah untuk memunculkan ciptaan baru, tetapi sia-

sia kami mencari di sekeliling dunia, di manakah ciptaan baru itu? Dan

jika hati kami dirundung kepedihan akan hal ini, tak dapat kami

bayangkan seberapa pedihnya hati-Mu melihat seluruh masalah ini.

Kami hanya bisa berdoa untuk satu hal: kiranya Engkau menemukan

sukacita karena kehidupan kami, kiranya Engkau masih menemukan

sukacita di dalam kumpulan orang-orang setia yang sangat sedikit ini,

dan kumpulan-kumpulan kecil orang-orang setia di seluruh gereja yang

ada di seluruh dunia. Kami percaya bahwa dari beribu-ribu gereja di

segenap penjuru dunia ini, akan tersisa beberapa yang setia dari setiap

277 | C A H A Y A I N J I L

gereja itu. Kami berdoa kiranya Engkau menemukan sukacita karena

mereka.

Dengarlah doa kami. Berbelaskasihlah atas kami. Ampunilah dosa dan

kegagalan kami. Berilah kami kekuatan, ya Bapa, untuk sekali lagi di

akhir zaman ini, dengan kasih karunia dan kuasa-Mu, untuk

membangun gereja di mana pun kami berada, tak peduli seberapa

besar atau kecil; gereja sebagai persekutuan orang-orang yang

bijaksana yang dipenuhi oleh hikmat-Mu, yang akan memberi sukacita

bagi hati-Mu. Kami memohon demi kemuliaan-Mu, Amen.

Bagaimana Seharusnya Hubungan di antara Sesama

Jemaat?

Efesus 5.21-33

Khotbah oleh Pendeta Eric Chang

Hubungan antara sesama bermodelkan hubungan antara suami

dengan istri. Ini dapat dilihat di Efesus 5:21-33 yang berkata,

"rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan

Kristus. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada

Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah

kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh .Karena itu

sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri

kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu

sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan

diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya

dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan

demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan

cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya

jemaat kudus dan tidak bercela.

Perhatikan bahwa di saat Paulus berbicara tentang hal pernikahan,

pembahasannya melebar ke sana kemari. Di satu saat dia berbicara

tentang pernikahan, di saat berikutnya dia berbicara tentang Jemaat.

278 | C A H A Y A I N J I L

Bagi Paulus, pernikahan itu dimaksudkan sebagai gambaran dari

realitas rohani tentang bagaimana semestinya hubungan di antara

Kristus dengan Jemaat-Nya, dan bagaimana hubungan di tengah

Jemaat. Ini adalah hal yang mudah untuk dipahami. Mengapa? Karena

sebagaimana cara Allah menangani kita, sebagaimana cara Kristus

menangani Jemaat-Nya, maka seperti itu pulalah cara kita saling

berurusan. Demikianlah kita menjadi peniru-peniru Kristus.

Di ayat 28: Demikian juga suami harus mengasihi isterinya (perhatikan

kata-kata berikut ini) sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang

mengasihi isterinya (perhatikan lagi kata-kata berikut ini) mengasihi

dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri,

tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap

jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Sebab itu laki-laki

akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan

istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini

besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.

Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah

isterimu (perhatikan lagi) seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah

menghormati suaminya.

Saya akan menarik tiga poin di sini.

1. Mengasihi "sesama seperti dirimu sendiri". Kita tentunya

sangat akrab dengan ungkapan, "Kasihilah sesamamu manusia seperti

dirimu sendiri." Tapi Anda mungkin bingung, "Bagaimana saya bisa

mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri?" Dia adalah orang lain,

bukan diri saya sendiri. Saya tidak bisa mengasihi dia karena dia bukan

diri saya. Saya bisa mengasihi dia sampai pada batas-batas tertentu,

akan tetapi saya tidak bisa mengasihi dia 'seperti diri sendiri' karena

dia bukanlah saya. Masalahnya memang begitu.

Siapa sesama manusia bagi orang Yahudi? Kata 'sesama manusia'

di dalam Kitab Suci tidak memiliki arti siapa saja. Kata 'sesama

manusia' sebenarnya merupakan terjemahan kata Ibrani 'rea', yang

berarti teman atau sekutu. Kata ini tidak berarti siapa saja. Kata

'sesama manusia' di dalam Perjanjian Lama secara khusus mengacu

pada orang yang merupakan teman Anda, yakni orang yang memiliki

hubungan pertemanan dengan Anda, walaupun secara jasmani dia

tinggal di tempat yang cukup jauh dari Anda. Kata ini memiliki arti

279 | C A H A Y A I N J I L

bahwa Anda dan dia merupakan bagian dari suatu kumpulan

masyarakat tertentu. Kata 'sesama manusia' bagi orang-orang Yahudi

tidak termasuk orang asing, atau orang yang kebetulan berdekatan

dengan Anda, tapi tidak Anda kenal.

Sesama manusia, dalam pengertiannya yang paling minimum adalah

sesama orang Israel. Orang tersebut paling tidak harus termasuk ke

dalam bangsa Israel. Atau bisa saja orang yang bukan Israel akan

tetapi sudah menganut agama mereka (orang-orang proselit). Ini

adalah hal yang sangat penting untuk dipahami, bahkan di dalam

ajaran Yesus kata 'sesama manusia' ini tidak sembarangan diartikan

sebagai orang yang kebetulan berada dekat dengan Anda.

Sebagai contoh, ada orang Yahudi yang bertanya, "Siapakah sesamaku

manusia?" Dan Yesus menjawab di perumpamaan tentang orang

Samaria yang baik hati itu bahwa orang Samaria itulah sesamamu

manusia. Cukup tepat. Orang-orang Samaria berhak untuk disebut

sebagai sesama manusia bagi orang Yahudi, bukan karena secara

jasmaniah mereka tinggal berdekatan melainkan juga karena mereka

menyembah Allah yang sama dan membaca Kitab yang sama. Malahan,

pada dasarnya, mereka memiliki iman yang sama. Orang-orang

Samaria adalah umat yang teguh berpegang pada kelima Kitab Musa.

Musa adalah pemberi hukum bagi orang-orang Samaria. Jadi, mereka

juga beriman pada Allah yang sama. Sesungguhnya, mereka memang

adalah sesama manusia bagi orang Yahudi, sekalipun orang-orang

Yahudi begitu membenci mereka.

Sebagaimana yang telah Anda ketahui, tidak ada kebencian yang

melebihi kebencian dengan alasan agama. Kebencian antara kaum

Prostestan dengan Katholik, bahkan kebencian di dalam kalangan

Prostestan, di antara berbagai denominasi memang sangat mengakar

dan memuakkan! Demikianlah, begitu mendalamnya kebencian orang

Yahudi terhadap orang Samaria, dan juga sebaliknya. Akan tetapi,

entah kita suka atau tidak, orang yang tergabung dalam gereja Metodis

atau Injili atau apapun itu, mereka adalah sesama manusia bagi kita.

Mereka memiliki iman kepada Allah yang sama. Mereka membaca

Alkitab yang sama. Mungkin saja kita tidak suka dengan struktur

jemaat mereka, namun itu bukan urusan kita. Kita tidak berhak

meniadakan mereka dari makna sesama manusia bagi kita. Jadi,

280 | C A H A Y A I N J I L

sesama manusia menurut Alkitab, pertama-tama mengacu pada orang

yang berhubungan dengan kita di dalam iman yang sama.

Siapa 'sesama manusia' di dalam Perjanjian Baru? Di PB, sesama

manusia berarti sesama orang Kristen, anggota gereja lokal yang

sama. Di dalam Efesus 4:25 disebutkan, "Karena itu buanglah dusta

dan berkatalah benar seorang kepada yang lain," lalu ayat ini

melanjutkan dengan berkata, "karena kita adalah sesama anggota."

Surat Efesus ini tentunya berbicara tentang anggota gereja sebagai

'sesama anggota'. Sebagai anggota dari tubuh yang sama.

Dua kali di Efesus pasal 5 dikatakan kepada pihak suami untuk

mengasihi istrinya seperti dirinya sendiri. Ayat di Efesus 5:33 berbunyi,

"Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah

isterimu seperti dirimu sendiri.

Mengapa Anda sanggup mengasihi istri Anda seperti diri sendiri? Paulus

sudah menjelaskan di ayat yang sebelumnya. Dia berkata karena Anda

berdua telah menjadi satu tubuh, satu daging. Demikian juga kita

sebagai Jemaat adalah anggota satu tubuh. Itulah sebabnya mengapa

Anda seharusnya bisa mengasihi sesama manusia seperti diri Anda

sendiri. Tentu saja, jika Anda tidak memandang sesama manusia

sebagai satu tubuh dengan Anda, maka Anda tidak akan mengasihinya

seperti diri Anda sendiri. Itulah pokok intinya.

Dua kali di dalam ayat-ayat ini disebutkan adanya kesejajaran antara

hubungan yang diharapkan dari kita terhadap sesama manusia dengan

yang diharapkan untuk hubungan di antara suami dengan istri.

Dapatkah Anda melihat kesejajarannya?

Parallel ini begitu mengakar di dalam Kitab Suci. Parallel ini

mengejutkan saya karena selama ini tak pernah memandang sesama

orang Kristen sebagai orang-orang yang sedemikian rupa disatukan

dengan saya, secara rohani, sama seperti bagaimana istri saya

disatukan dengan saya.

Dapatkah Anda menatap setiap orang di sekeliling Anda dan berkata,

"Saya mengasihi orang itu karena saya telah disatukan dengan orang

itu"? Anda tidak merasa disatukan dengan orang tersebut. Mengapa?

Karena Anda belum berkomitmen kepada orang tersebut. Dan orang

tersebut juga belum memberikan komitmennya kepada Anda, jadi

281 | C A H A Y A I N J I L

adakah Anda merasakan adanya komitmen? Tak ada. Dengan

demikian, karena kurangnya komitmen antara yang satu dengan yang

lain, maka kita tidak memiliki rasa kesatuan, kita tidak memiliki kasih.

Kasih ini hanya bisa timbul jika kita menyadari bahwa kita semua ini

adalah satu tubuh.

2. Saling menerima sebagai satu tubuh. Hal ini dimungkinkan

hanya jika kita taat dan menerima satu sama lain sebagai anggota

tubuh yang sama - satu tubuh. Sekali lagi, di Efesus 5:31, ayat ini

adalah dasar bagi hubungan pernikahan. Mereka berdua bukan lagi

merupakan dua orang akan tetapi menjadi satu daging, satu tubuh.

Akan tetapi, di dalam perikop yang sama ini, berulang kali Paulus

menyebutkan Jemaat sebagai 'satu tubuh', persis sama seperti

pernikahan yang membentuk satu tubuh, satu daging.

Kata di dalam Perjanjian Lama yang diterjemahkan dengan istilah 'satu

daging', basar, secara harfiah bermakna tubuh. Jika Anda buka kamus

bahasa Ibrani, umpamanya kamus karangan Brown, Driver & Briggs,

artinya adalah tubuh. Jadi suami dan istri disebutkan menjadi satu

tubuh. Demikian pula halnya dengan kita, Jemaat adalah satu tubuh.

Itulah inti keseluruhannya. Berulangkali Paulus berkata bahwa Jemaat

adalah satu tubuh.

Namun apakah Anda menyadari dan merasakan bahwa kita ini satu

tubuh? Mungkin tidak. Kekristenan kita terlalu dangkal untuk komitmen

semacam itu. Komitmen kita antara satu dengan yang lain sangatlah

dangkal. Komitmen kita satu sama lain baru sebatas komitmen sopan

santun. Tak ada kedalaman di sana. Kita tidak menyadari bahwa

dengan dibeli oleh darah Kristus, berarti kita telah dibaptis oleh Roh

Kudus ke dalam satu tubuh supaya kita menjadi demikian tersatukan

dan terhubungan antara yang satu dengan yang lain sama seperti

suami dan istri yang menjadi satu tubuh. Uraian yang mengejutkan,

bukankah begitu?

3. Tunduk kepada sesama. Di dalam hubungan suami istri, istri

dipernitahkan untuk tunduk kepada suami dan suami yang harus

mengasihi istri. Jenis hubungan semacam ini persisnya adalah jenis

hubungan yang menggambarkan hubungan antar anggota gereja.

Perhatikan ayat 21, rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di

dalam takut akan Kristus. Akan tetapi ayat ini, sebagaimana yang telah

282 | C A H A Y A I N J I L

kita lihat, merupakan bagian dari ayat-ayat sebelumnya, yang

menguraikan tentang hubungan di kalangan sesama orang Kristen.

Pernyataan ini diulangi di sepanjang surat-surat yang ditulis oleh

Paulus. Paulus, berulangkali menyuruh orang-orang Kristen untuk

menempatkan orang lain lebih tinggi, untuk tunduk kepada sesama dan

itu sama saja artinya dengan saling merendahkan diri, dan ungkapan

ini justru dipakai juga di dalam kaitannya dengan hubungan antara

suami dan istri.

Namun jika dibalik, pemahamannya juga benar. Dikatakan bahwa

suami harus mengasihi istri dengan cara bagaiamana? Sebagaimana

Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya

baginya, demikian dikatakan di dalam ayat 25. Dengan cara bagaimana

suami harus mengasihi istrinya? Sampai dengan mengorbankan nyawa

bagi istrinya. Dan pernyataan ini sejajar dengan perintah yang

diberikan kepada orang Kristen di dalam berhubungan antara satu

dengan yang lain. Di dalam 1 Yohanes 3:16 dikatakan bahwa kita harus

saling mengasihi sampai ke tingkat mengorbankan nyawa. Dengan kata

lain, apa yang seharusnya diperbuat oleh suami kepada istri adalah hal

yang juga berlaku bagi orang Kristen terhadap sesama Kristen. Tidak

ada bedanya; perintah yang persis sama. Bukankah hal ini luar biasa?

Memang luar biasa!

Sekarang kita bisa melihat dari bukti-bukti alkitabiah yang ada bahwa

jika kita meneliti poin-poin ini, maka kita aka melihat

bahwa hubungan pernikahan menggambarkan hubungan

spiritual di antara anggota gereja. Dengan cara inilah kita saling

berhubungan dengan sesama anggota gereja.

Memberikan yang terbaik kepada Allah berarti saling memberi

diri. Kita diminta untuk memberikan yang terbaik bagi Allah. Apa yang

harus kita perbuat untuk bisa memberikan yang terbaik? 'Memberikan

yang terbaik' ternyata berarti saling memberikan diri kita, dan hal ini

ternyata bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan karena Anda

mungkin akan memandang ke arah orang lain dan berkata, "Aku, harus

memberikan diriku kepada orang itu? Oh tidak! Mungkin aku bisa

melakukannya terhadap satu atau dua orang. Terhadap orang-orang

tertentu bisa saja - akan tetapi terhadap yang lain, tidak akan bisa."

283 | C A H A Y A I N J I L

Jika Kristus telah mengasihi kita secara itu, lalu apakah kita akan

selamat? Jika Kristus memandang ke arah kita dan berkata, "Aku lihat

ada beberapa orang yang baik di sini, Aku mau mati bagi mereka.

Tetapi untuk yang lainnya, mereka tidak layak untuk menerima

pengorbanan sampai mati. Singkirkan mereka."

Jika kita memperlakukan orang lain dengan cara seperti ini, maka Allah

- pada hari Penghakiman - akan memperlakukan kita sama seperti cara

kita memperlakukan orang lain. Apa yang akan terjadi pada diri kita

pada hari Penghakiman nanti? Saya harap Anda mau memahaminya.

Allah akan menolak kita berdasarkan sikap penolakan kita terhadap

orang lain, bukankah begitu? Kita akan disingkirkan pada hari

penghakiman nanti.

Jadi saya harap kita semua bisa menangkap gambaran yang luar biasa

tentang seperti apa seharusnya gereja itu! Kita memang masih jauh

dari gambaran itu. Saya rasa, Anda dan saya sama-sama

mengetahuinya. Akan tetapi setidaknya kita sekarang memiliki satu

tujuan di hadapan kita. Kita tahu apa yang harus kita tuju. Dan saat

kita berkata bahwa kita akan memberikan yang terbaik dari kita

dengan kasih karunia Allah, maka kita tahu apa yang harus kita

perbuat, kita tahu apa yang harus kita perjuangkan di tengah angkatan

ini, bahwa gereja akan kembali menjadi sebagaimana seharusnya.

Di dalam rencana Allah, pernikahan itu direncanakan untuk

mengajar kita. Allah menghendaki agar hubungan pernikahan itu

menjadi suatu titik awal di mana dua orang mulai belajar untuk saling

memberi diri. Sebagai contoh, jika Anda tidak bisa memberi diri kepada

satu orang, bagaimana bisa Anda memberi diri kepada segenap

Jemaat? Anda bisa memulainya dengan satu orang. Jadi pernikahan

dimaksudkan untuk mengajar kita langkah awal menuju masyarakat

tersebut. Itulah keindahan dari rencana Allah.

Jika Anda teliti isi kitab Kejadian, di sana terlihat sekali seperti apa

rencana Allah itu. Apakah alasan dari suatu pernikahan? Kejadian 2:18

berkata, "Tidaklah baik bagi manusia itu jika dia sendirian." Tidaklah

baik bagi kerohanian Anda jika Anda sendirian.

Lalu bagaimana? Jadi Anda harus memulai dengan membangun

hubungan dengan orang lain. Anda memulainya dengan satu orang

284 | C A H A Y A I N J I L

saja. Dan inilah model yang akan kita tiru di dalam gereja. Membangun

hubungan antara saudara atau saudari seiman, lalu membangun

hubungan lagi dengan saudara atau saudari yang lain. Yang lainnya

lagi, dan begitu seterusnya sehingga komunitas ini berkembang.

Demikianlah, "Tidaklah baik jika manusia itu sendirian," akan tetapi

sekalipun Anda berdua, dalam hal tertentu Anda tetap bisa merasa

sendirian juga. Allah lalu menunjukkan hal ini di dalam Kejadian 1:28,

"Berkembang-biaklah." Pernikahan dimaksudkan sebagai suatu titik

awal dari suatu komunitas yang baru. "Berkembang-biaklah." Jangan

sekadar tetap menjadi dua saja, akan tetapi bertambah-tambahlah

sampai terbentuk suatu komunitas. Inilah tujuan yang dimaksudkan

dari pernikahan.

Dengan cara yang sama, kita diperintahkan untuk mulai membangun di

dalam gereja ini suatu jenis komitmen yang diawali dari kepada satu

orang, lalu berlanjut kepada orang-orang lainnya. Hal ini bermula

dengan tim kepemimpinan, ke anggota tim pelatihan dan untuk terus

mengembangkannya sampai pada penerapan komitmen ke setiap

tingkat Jemaat.

Berbahagialah Orang Yang Suci Hatinya (Rahasia

Kebahagiaan)

Pesan ke dua dari seri khotbah tentang "Kualitas Hidup" oleh Pdt. Eric

H. H. Chang

Pesan ini disampaikan di Gospel Disciples Church di Toronto, Kanada

Bagaimanakah Kualitas Hidup Anda Sebagai Seorang Kristen?

Akhir-akhir ini saya banyak berpikir tentang 'kualitas hidup'. Di

khotbah saya yang lalu, saya menunjukkan bahwa setiap hal di dalam

kehidupan ini ada sangkut-pautnya dengan kualitas hidup. Hal ini

termasuk keputusan kita untuk menjadi seorang Kristen.

Bayangkan anda mendengar kesaksian seorang Kristen sebagai berikut,

"Sewaktu aku belum menjadi orang Kristen, aku hidup dengan penuh

kebahagiaan. Setiap hari aku mempunyai sukacita di dalam hatiku.

285 | C A H A Y A I N J I L

Kesukacitaanku begitu penuhnya sehingga akhirnya aku merasa sudah

tiba saatnya untuk menjadi sengsara. Lalu aku berkeputusan untuk

menjadi seorang Kristen."

Saya tidak pernah mendengar kesaksian seperti ini. Pernahkah anda

mendengar kesaksian seperti ini? Walaupun kita tidak pernah

mendengarnya, namun kelihatannya dalam kenyataan sehari-hari

itulah yang terjadi dengan orang Kristen. Memang saya tidak tahu

kalau mereka itu benar-benar bahagia atau tidak sebelum menjadi

orang Kristen, tetapi kelihatannya sesudah menjadi orang Kristen,

mereka menjadi sengsara. Meskipun mereka mencoba dengan

sepenuh hati untuk kelihatan bahagia, kadang-kadang mereka gagal

melakukannya.

Apakah masalahnya? Inilah pertanyaan yang ingin saya bahas: Seperti

apakah kualitas hidup kekristenan anda?

Kenapa seseorang ingin datang kepada Kristus pada mulanya? Apakah

karena ia ingin menjadi sengsara? Mungkin beberapa di antara kita

telah menyadari pada saat kita belum menjadi orang Kristen, bahwa

untuk menjadi seorang Kristen itu memerlukan komitmen, dan bahwa

kehidupan kekristenan adalah kehidupan yang sulit. Akan tetapi kita

juga tidak mau menjadi seperti orang muda yang kaya yang berkata

kepada Tuhan Yesus, "Tidak, tidak. Aku rasa persyaratanMu terlalu

tinggi. Lain kali lagi saja." Lalu kenapa kita masih tetap mau menjadi

orang Kristen setelah mengetahui dengan jelas harga yang harus

dibayar dan komitmen yang diminta?

Semangat Seorang Pendaki Pegunungan Himalaya

Tahun lalu saya berkunjung ke Nepal. Ketika pesawat sedang menuju

ke Nepal dari India, setiap orang di pesawat begitu inginnya melihat

pegunungan Himalaya sampai-sampai hampir seluruh penumpang

menggeser ke satu sisi pesawat untuk melihat dengan sekilas

pegunungan itu. Ini membuat saya berpikir jangan-jangan pesawatnya

akan terbalik. Setiap orang begitu terpesona dengan keindahan dan

keagungan pegunungan Himalaya. Enak juga bisa melihat pegunungan

itu dari jauh, sejauh kabin pesawat yang terbang tinggi diatasnya.

Tetapi ada orang yang tidak puas dengan cara melihat seperti ini. Apa

yang mereka lakukan? Mereka datang sendiri ke Nepal lalu mendaki

286 | C A H A Y A I N J I L

pegunungan itu, dengan menantang hawa dingin, penderitaan, dan

bahaya yang luar biasa.

Kenapa mereka melakukan hal itu? Ada pendaki yang merasa tidak

puas dengan hanya mendaki bagian yang rendah dari jajaran

pegunungan Himalaya. Mereka ingin mendaki puncaknya yang

tertinggi. Mereka benar-benar mempertaruhkan nyawanya dan banyak

orang yang akhirnya kehilangan nyawa mereka karena mendaki.

Mungkin definisi kita akan kualitas hidup ialah suatu gaya hidup yang

santai, tetapi bagi para pendaki itu kualitas hidup berarti mendaki

gunung tinggi dan melihat dunia dari atas puncak gunung, meskipun

hal itu berarti pelatihan pendakian yang keras selama bertahun-tahun,

dan kerelaan memikul penderitaan menghirup udara yang tipis. Bagi

mereka kualitas hidup bukan berarti mempunyai waktu untuk

bermalas-malasan, tetapi mempunyai waktu yang berkualitas. Hanya

para pendaki itulah yang memahami arti kepuasan atas keberhasilan

mendaki puncak tertinggi, memandangi dunia yang terhampar di

bawahnya. Pelatihan yang bertahun-tahun itu adalah suatu persiapan

untuk saat yang telah dinanti-nantikan. Bagi mereka, kualitas hidup

adalah suatu penaklukan, suatu kemenangan atas tantangan-

tantangan luar biasa.

Mungkin orang-orang seperti inilah yang sedang dicari oleh Tuhan

Yesus. Karena Dia berkata kalau kita ingin menjadi murid-muridNya,

caranya tidak gampang. Dia suka mencari orang-orang yang

memahami kualitas hidup sebagai suatu kesiagaan untuk menaklukan

puncak-puncak gunung rohani, dan bukan sebagai waktu untuk

bersantai-santai.

Seluruh Aspek Kehidupan Adalah Tentang Pengejaran Kualitas

Hidup Yang Lebih Baik

Setiap aspek kehidupan adalah tentang kualitas hidup, tidak peduli

bagaimana pengertian kita. Kalau kita pergi ke shopping mal atau

toko-toko, kita bisa melihat banyak sekali toko-toko yang menjual

pakaian. Kadang saya bertanya-tanya siapa yang akan membeli begitu

banyak pakaian, karena kebanyakan pakaian yang saya miliki

cenderung bertahan sangat lama. Di sini jelas sekali dapat kita lihat

bahwa untuk kebanyakan orang, pakaian berarti kualitas hidup.

Mereka harus membeli pakaian. Bagi mereka, itulah pengertian

mereka akan kualitas hidup.

287 | C A H A Y A I N J I L

Satu contoh lagi. Apakah anda mempunyai televisi di rumah? Tentu

saja, setiap orang mempunyainya. Apakah televisinya hitam putih?

Tentu saja tidak. Itu barang kuno. Saya tanya anda lagi, apa salahnya

dengan televisi hitam putih? Kalau anda menonton siaran berita lewat

TV hitam putih, apakah berita yang anda dengar itu menjadi salah?

Apakah penting bagi anda untuk melihat warna pakaian yang dipakai

oleh sang penyiar? Tidak juga! Kalau begitu kenapa kita semua

membeli televisi berwarna? Kita berkata bahwa yang berwarna lebih

baik, lebih bagus kelihatannya. Akan tetapi hal ini sedikit sekali

kaitannya dengan kualitas berita. Seluruh kaitannya adalah dengan

kualitas hidup. Agar supaya kita bisa terus-menerus meningkatkan

kualitas hidup ini, riset jutaan dolar Amerika sedang dilaksanakan

untuk memperoleh mutu warna yang lebih tinggi dan kecanggihan

teknis yang lebih unggul, sehingga mereka bisa mengorek lebih banyak

uang dari kantong baju kita.

Mengapa kita melakukan riset medis? Karena kita ingin mencari obat

penyembuhan untuk penyakit-penyakit seperti kanker. Tetapi apakah

kita pernah bertanya: apa salahnya kalau menderita penyakit kanker?

Apa persoalannya, terlebih lagi sekarang ini banyak sekali orang yang

menderita penyakit kanker. Untuk menanyakan hal seperti ini

kedengarannya bodoh sekali, karena bagi kita hal ini sudah jelas

dengan sendirinya. Untuk kebanyakan dari kita, menderita penyakit

kanker itu adalah suatu hal yang serius karena kanker dapat

membunuh kita. Seperti yang kita ketahui kematian berarti akhir dari

kualitas hidup. Berapa banyak di antara kita yang mampu hidup secara

demikian di mana kanker tidak mempengaruhi kualitas hidup kita?

Karenanya banyak sekali uang dan tenaga kerja yang telah dicurahkan

ke dalam riset medis, untuk mencoba mencari jalan keluar agar kita

dapat mempertahankan kualitas hidup. Kita melihat banyak sekali

bentuk dan ragam obat penghilang rasa sakit dan obat batuk di apotik,

karena kita tahu bahwa penyakit dan batuk merusak kualitas hidup

kita. Kita tidak lagi dapat menikmati hidup kita.

Apakah Tuhan Ingin Kita Hidup Sengsara?

Sekarang kita bisa lihat dengan cukup jelas bahwa jika kualitas hidup

itu penting untuk kehidupan jasmani, maka demikian jugalah halnya

untuk kehidupan rohani. Janganlah kita mempunyai mentalitas yang

berbeda tentang Allah, misalnya kita menjadi curiga jangan-jangan Dia

mempunyai pandangan yang berbeda akan kualitas hidup rohaniah.

288 | C A H A Y A I N J I L

Mungkin bagi Dia, seorang Kristen yang baik adalah seorang Kristen

yang sengsara. Semakin sengsara, semakin rohaniah. Apakah ini

kedengarannya tidak asing lagi? Jalan pikiran kita kadang seperti ini:

karena dunia orang tidak percaya banyak membicarakan tentang

kesenangan hidup, maka kita berkesimpulan bahwa segala bentuk

kesenangan hidup tentu saja bersifat kedagingan. Hal sebaliknya pasti

benar: menjadi sengsara berarti menjadi rohaniah. Maka kita merasa

bersalah kalau kadang-kadang kita merasa senang, karena kita berpikir

bahwa kita telah melakukan sesuatu hal yang tidak rohaniah.

Lihatlah para biarawan di biara-biara. Bukankah mereka menganggap

kesengsaraan suatu kerohanian? Mereka mengenakan pakaian dari

bahan yang kasar dengan corak sangat sederhana, makan makanan

yang bersahaja, hidup tanpa kenikmatan duniawi sama sekali. Mereka

juga harus hidup di dalam kebungkaman, karena di kebanyakan biara,

mereka telah disumpah untuk menjadi bungkam. Jadi kalau berbicara

dengan sesama mereka saja tidak diizinkan, bayangkan apa

hukumannya kalau mereka tertawa. Segala bentuk kesenangan telah

dilarang. Bagi kita mereka kelihatannya sedang mencari

kesengsaraan.

Mungkin kita telah menyalahfahami mereka. Sama seperti para

pendaki Himalaya itu, mereka sedang mencari suatu kualitas hidup

yang lain. Para pendaki itu tidak memerlukan pakaian yang indah

sewaktu mendaki Himalaya. Mereka tidak bisa menikmati 'Kentucky

Fried Chicken' sewaktu menggantung di lereng yang terjal. Jadi

kenikmatan hidup yang normal harus disisihkan disaat mereka sedang

mencoba untuk menjangkau tujuan mereka yaitu mencapai puncak

gunung tertinggi. Jika seorang biarawan benar-benar sedang mencari

kesukacitaan di dalam Allah, itu adalah hal yang baik; ia tahu bahwa ia

sedang mencari suatu kualitas hidup yang lain. Tetapi jika ia berpikir

bahwa ia akan mendapatkan keselamatan hanya dengan cara hidup

dalam kesengsaraan, dan jalan menuju keselamatan adalah dengan

menjadi sengsara, ia telah salah menanggapi.

Paulus Memiliki Kualitas Kesukacitaan

Rasul Paulus mengatakan sesuatu hal yang sangat penting di 1

Timotius 6:17, "Allah yang dalam kekayaanNya memberikan kepada

kita segala sesuatu untuk dinikmati." Rasul Paulus adalah seorang yang

begitu mengenal penderitaan dan kesengsaraan. Ia adalah seorang

289 | C A H A Y A I N J I L

prajurit Kristus sejati. Tetapi jika anda pernah tinggal dengannya,

anda akan menemukan kualitas kesukacitaan di dalam hidupnya.

Bagaimana dengan diri kita sendiri? Apakah orang-orang yang

mengenal kita melihat sesuatu di dalam hidup kita? Kualitas hidup

macam apakah yang mereka temukan di dalam hidup kita? Apakah

mereka melihat buah Roh di dalam hidup kita?

Kita semua tahu buah Roh (Galatia 5:22-23). Apabila kita mengamati

kesembilan buah Roh itu, kita akan melihat bahwa setiap buah itu

bersangkut-paut dengan kualitas hidup. Apakah pesannya masih

belum jelas bagi kita? Allah memberikan Roh Kudus kepada kita

supaya kita dapat memiliki kualitas hidup yang istimewa: kehangatan

kasih, kesukacitaan yang meluap-luap, ketenangan damai sejahtera.

Daftarnya berlanjut dengan kesabaran dan kelemah-lembutan dan

segala hal lainnya yang indah. Itu berarti jika Roh Kudus memenuhi

hidup kita, kita akan hidup di dalam kualitas hidup yang demikian. Jika

kita dipenuhi dengan semuanya ini, apakah kita bisa merasa sengsara?

Sebaliknya, jika anda merasa sengsara, apakah mungkin anda dipenuhi

oleh Roh? Lihatlah kehidupan anda. Lihatlah situasi kehidupan anda

sekarang ini. Seperti apakah kualitas hidup anda sekarang ini?

Tuhan Peduli Akan Kebahagiaan Kita

Di mana saja di kitab Suci, akan anda temukan bahwa keprihatinan

Allah berkaitan dengan kualitas hidup. Sewaktu Tuhan Yesus memulai

pelayananNya, Dia mengajarkan apa yang kita kenal sebagai Ucapan-

ucapan Bahagia (Matius 5:3-11). Alkitab Cina menyebutnya 'Delapan

Ucapan Bahagia', tetapi sebenarnya ada sembilan ucapan dengan kata

'berbahagialah', cocok sekali dengan kesembilan buah-buah Roh. Hal

yang menarik juga adalah kata "berbahagialah" yang berarti

'bergembiralah'. Jadi kita bisa terjemahkan Ucapan Bahagia yang

pertama sebagai: "Bergembiralah orang yang miskin di hadapan

Allah." Saya lebih suka ucapan itu diterjemahkan dengan demikian,

karena kata "berbahagialah" tidak mempunyai banyak arti lagi. Jadi

kita lihat di Matius sembilan kali Tuhan berkata: "Bergembiralah

orang".

Satu hal menarik lagi untuk dicatat ialah Tuhan memulai pelayananNya

dengan menekankan kegembiraan sembilan kali. Apakah anda

gembira? Apakah saya gembira? Jika tidak, maka pelayananNya

masih belum menjangkau kita.

290 | C A H A Y A I N J I L

Hati Yang Suci - Rahasia Kegembiraan

Apakah rahasia kegembiraan?

Marilah kita lihat salah satu dari ayat-ayat ini: "Bergembiralah

(Berbahagialah) orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat

Allah" (Matius 5:8). Di sini kita melihat bahwa Allah akan memberi kita

kegembiraan kalau hati kita bersih, dan kegembiraan itu adalah karena

akan melihat Allah. Menurut ayat ini, prinsipnya adalah kita tidak akan

bisa bergembira di dalam Tuhan jika hati kita tidak suci. Kata yang

diterjemahkan sebagai 'suci' secara harfiah berarti 'bersih'. Jika ada

ketidak-bersihan di hati anda, anda tidak akan memiliki kesukacitaan.

Ini bukan hanya sekedar teori. Ini adalah hal yang praktis. Jika kita

mempunyai semacam kepahitan, misalnya, di dalam hati kita, atau jika

kita iri hati kepada seseorang, apakah kita masih bisa bergembira?

Tidak bisa, karena dosa atau kotoran itu telah mencemarkan seluruh

batin kita. Ambillah contoh sederhana seperti keserakahan. Selama

keserakahan itu ada di dalam hati kita, kita tidak akan dapat menjadi

gembira, karena kita tidak akan pernah puas dengan apa yang kita

miliki. Jadi kalau saya iri hati dengan mobil yang dikendarai seorang

jemaat gereja, kegembiraan saya akan lenyap. Kegembiraan itu tidak

akan ada karena hati saya yang tidak bersih. Ini bukanlah teori yang

abstrak. Hal ini bisa diuji, seperti tes yang dilakukan di laboratorium.

Kita bisa mengetahuinya dari kehidupan kita sendiri.

Biarlah Roh Allah Menyelidiki Hati Kita

Itulah sebabnya, jika kita menginginkan kegembiraan dan kesukacitaan

di dalam Tuhan, kita harus membiarkan Roh Allah menyelidiki setiap

ketidak-bersihan di hati kita. Karena meskipun hanya sedikit saja

ketidak-bersihan di hati itu masih tetap akan merampas kesukacitaan

kita. Ingatlah bahwa Allah menginginkan kita untuk menikmati hidup

dengan sepenuhnya. Tetapi ini bukanlah hanya untuk kepuasan diri

sendiri, tetapi supaya kita bisa menjadi terang dunia! Sayangnya

untuk menjadi terang bagi diri sendiri saja seringkali sulit apalagi

menjadi terang dunia. Kita hampir tidak bisa melihat kemana arah

tujuan kita, apalagi menolong orang lain menujukan arah tujuan

mereka.

Kita semua mengerti jikalau saya memeras jeruk, sari jeruk yang akan

keluar. Anak kecilpun tahu. Tetapi bagaimana kalau saya memeras

291 | C A H A Y A I N J I L

jeruk itu dengan sekuat tenaga, apakah sari apel yang akan keluar?

Bagaimana kalau saya memerasnya dengan lemah-lembut sambil

berkata: "Tomat, tomat, tomat!", apakah saya akan mendapatkan sari

tomat? Kita tahu sendiri jawabannya. Tetapi untuk kebanyakan orang

Kristen, kita melihat fenomena yang menarik. Kalau anda 'memeras'-

nya dengan lemah-lembut, dengan hanya memberi sedikit tekanan,

yang keluar masih kelihatan mirip seorang murid Kristus, masih

kelihatan mirip sari jeruk. Tetapi kalau hidup menghantam mereka

dengan keras, misalnya kecelakaan mobil, yang akan keluar mungkin

lebih jelek dari sari tomat!

Jika rekan kerja anda dengan tidak sengaja menumpahkan kopi

sehingga membasahi anda besok pagi di kantor, bagaimanakah reaksi

anda? Apakah yang akan keluar itu sari jeruk, atau sari tomat, atau

sari buah lain yang lebih jelek? Apakah anda akan melompat dari

tempat duduk anda dan menarik kerah bajunya seraya berkata: "Kamu

ini bagaimana? Buta ya matamu? Lihat bajuku, rusak semua!" Rekan

kerja anda mungkin berpikir gereja anda melatih singa-singa sebagai

murid-muridnya!

Belajar Melihat Diri Kita Sendiri Melalui Sari Buahnya

Apa yang dapat kita pelajari dari semuanya ini? Jika hati kita suci dan

tanpa ketidak-murnian, reaksi kita tidak akan berbeda meskipun kita

di-'peras' dengan sekuat tenaga atau dielus-elus dengan lemah-

lembut. Tentu saja kita bisa berdalih; kalau kita tidak dikagetkan

seperti itu, kita tidak akan bereaksi demikian. Saya bertanya-tanya

bagaimana reaksi anda kalau tiba-tiba saya kagetkan. Suatu hari saya

akan menyamar dan kemudian menubruk anda sampai jatuh.

Bagaimana reaksi anda? Apakah anda akan berkata: "Kamu ini

bagaimana? Buta ya matamu?" Mungkin anda akan memberi

beberapa hantaman kepada saya.

Namun hanya dengan cara inilah Allah mencari tahu apa yang

terkandung di dalam hati kita. Pernahkan anda memperhatikan bila

Tuhan memberi anda sebuah sentakan secara mendadak, reaksi anda

akan menyatakan siapa anda sesungguhnya?

Apakah reaksi anda jika tiba-tiba seseorang menanyakan tentang

kehidupan perkawinan anda? Atau tentang anak-anak anda? Apakah

anda mencoba menghindari topik itu? Apakah anda mendadak teringat

292 | C A H A Y A I N J I L

akan janji pertemuan yang sudah terlambat? Hal-hal sensitif apakah

yang tidak mau kita bicarakan? Kalau kita mempunyai hal-hal sensitif

seperti ini, tidaklah mengherankan bila kita tidak mempunyai

kesukacitaan.

Tuhan Ingin Kita Menjadi Bahagia

Apa yang saya katakan adalah suatu hal yang praktis. Allah

menginginkan kita untuk mempunyai kesukacitaan. Tidak hanya agar

anda bisa menjadi gembira, tetapi karena kesukacitaan itu

mempengaruhi orang lain. Pernahkan anda memperhatikan jikalau kita

merasa tidak senang , kita membuat setiap orang di dalam keluarga

dan di gereja juga tidak senang? Kalau ada seseorang yang hadir di

persekutuan dengan wajah murung, maka dalam waktu singkat setiap

orang akan menatapnya, dan setiap orang akan mulai merasa tidak

senang. Akhirnya ketidaksenangan itu mempengaruhi gereja secara

menyeluruh.

Kita dipanggil untuk menjadi 'terang dunia'. Ini kedengarannya sangat

rohaniah. Tetapi apa arti kerohanian itu sebenarnya? Dapatkah kita

memberi definisinya? Banyak orang yang mempunyai dugaan kalau

seorang yang rohaniah adalah seorang yang kelihatan sakit berat,

dengan punggung terbungkuk karena kerendahan-hatinya, dan

mempunyai citarasa yang buruk atas pakaian yang dipakainya karena

dia tidak mempunyai waktu untuk hal-hal duniawi. Dia juga bersikap

sangat serius di gereja, tersenyum hanya sedikit saja, tidak terlalu

banyak, karena dia tahu sikap yang terlalu gembira bukanlah sikap

yang pantas ditunjukkan di gereja. Apakah ini arti kerohanian yang

benar? Saya percaya kalau kita mengerti Tuhan dengan lebih baik, kita

akan banyak merubah ide-ide kita tentang kerohanian.

Apakah Kualitas Hidup Anda Membuat Orang Lain Tertarik?

Di tempat kerja kita, apakah rekan kerja kita tertarik kepada kita

karena kita selalu mengacung-acungkan Alkitab kita? Apakah mereka

tertarik kepada Tuhan karena kita mempunyai lencana yang bertuliskan

"Aku milik Yesus"? Atau apakah karena kualitas hidup kita yang

membuat mereka berkata: "Wah! Orang ini sungguh berbeda. Ada

kasih, kesukacitaan, kedamaian. Saya tidak mengerti, tetapi yang

jelas orang itu mempunyai sesuatu." Kualitas seperti ini adalah suatu

kualitas yang tidak bisa dibuat-buat. Kualitas seperti ini memberi

kesan yang mendalam karena diri kita begitu dipenuhi dengan kualitas

293 | C A H A Y A I N J I L

itu sehingga meluap keluar dengan sendirinya, tanpa mempedulikan

bagaimana cara kita di-'peras'.

Orang-orang yang mengenal Tuhan Yesus menceritakan kepribadian

Tuhan Yesus supaya kita bisa menjadi seperti Dia. Seperti apakah Dia

itu? Kita bisa membacanya di Yohanes 1:14, "Kita telah melihat

kemuliaanNya, ... penuh dengan kasih karunia dan

kebenaran." Perhatikan kata 'penuh'. Kasih karunia adalah ekspresi

lain dari kasih. Dimana ada kasih, disitu ada kasih karunia. Dimana

ada kasih karunia, disitu ada kasih. Kedua-duanya tidak terpisahkan.

Lalu ada kata 'kebenaran', dan kebenaran itu selalu bersih. Kebenaran,

kesucian, dan kebersihan juga tidak terpisahkan.

Karena Yesus itu penuh dengan kasih karunia dan kebenaran, 'sari

buah' yang keluar dariNya tidak akan pernah mengejutkan kita. Apa

yang sudah penuh di dalam akan meluap keluar. Meskipun Dia

dikejutkan, dipukul dan dicemooh, yang keluar masih tetap kasih

karunia dan kebenaran. Inilah sebabnya ketika Yesus sedang dicaci-

maki, Dia tidak membalasnya. Begitu juga dengan rasul Paulus yang

berkata: "Kalau kami dimaki, kami memberkati" (1Korintus 4:12).

Ketika mereka menyalibkan Tuhan Yesus, kualitas hidupNya masah

tetap sama: "Bapa, ampunilah mereka" (Lukas 23:34). Penuh dengan

kasih karunia dan kebenaran. Ketika tombak menembus sisi tubuhNya,

darah dan air mengalir keluar: lambang atas kasih karunia dan

kebenaran.

Segala apa yang terkandung di dalam anda dan saya akan mengalir

keluar. Dan saya berdoa agar apa yang mengalir keluar akan sama

seperti apa yang dikatakan oleh rasul Paulus: "Kami adalah bau harum

dari Kristus yang menghidupkan" (2 Korintus 2:16). Jika anda ambil

sehelai daun peppermint dan kemudian anda remas, anda dapat

mencium bau harumnya. Kalau anda 'diremas', apa yang keluar?

Apakah yang keluar itu suatu reaksi yang keji atau tetap kemanisan

Yesus?

Perhatikan Stres Batiniah Kita

Saya ingin praktis dalam menolong kita semua meneliti reaksi batin

kita. Perhatikanlah diri anda sewaktu anda beristirahat di rumah atau

di tempat kerja. Perhatikanlah ketegangan di dalam tubuh anda,

karena hal ini menyatakan sesuatu akan 'sari buah' kita. Di saat anda

294 | C A H A Y A I N J I L

menjadi tegang, anda tidak dapat mempunyai kesukacitaan. Ada

orang-orang yang menggertakkan gigi sewaktu mereka tidur.

Temukan dan tanganilah sumber-sumber dari ketegangan itu. Apakah

sumbernya itu kecemasan? Contohnya, kita mempunyai banyak

kekuatiran kalau tiba saatnya bagi kita untuk ber-'sharing' di dalam

grup. Menjadi kuatir adalah hal yang biasa/ alamiah karena adalah

alamiah bagi kita untuk peduli dengan pendapat orang lain tentang

'sharing' kita. Di segi lain, jikalau kita benar-benar mengasihi satu

sama lain di dalam grup, ketakutan dan kecemasan itu akan lenyap.

Ketakutan melahirkan kecemasan, dan kecemasan melahirkan

ketegangan. Telitilah diri kita untuk melihat kalau sumber ketegangan

itu berasal dari ketakutan akan manusia atau kekurangan akan kasih.

Menjaga Hidup Kita Supaya Tidak Bernoda

Setiap dari kita mempunyai noda-noda yang berbeda di dalam hidup

kita yang perlu dibersihkan supaya hati kita dapat menjadi suci. Kalau

hanya 1% dari air di botol itu tercemar, maka kita tidak akan

mempunyai air yang murni lagi. Bagian 1% yang tercemar itu akan

mencemari 99% yang lainnya. Untuk menjadi bersih berarti harus

bersih total, kalau tidak maka tidak akan bersih. Seperti kalau ada

noda kecil di atas sprei putih, sprei itu tidak bersih lagi.

"Berbahagialah orang yang suci hatinya" berarti hati itu harus suci,

tidak boleh ada noda didalamnya. Karena itu Daud berdoa kepada

Tuhan seperti ini: "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku. Ujilah

aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong,

dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" (Mazmur 139:23-24). Daud

ingin melihat apakah ada kejahatan atau ketidak-bersihan dalam

kehidupannya betapapun kecilnya. Mengapa Daud begitu peduli akan

hal ini? Bukankah ini adalah hal yang biasa bagi kita semua jika ada

sedikit noda di dalam kehidupan kita? Tidak bisa, terutama kalau anda

menginginkan kesukacitaan, kalau anda ingin menikmati hidup yang

penuh di dalam Kristus. Bersamaan dengan maksud itu, kita berseru

kepada Tuhan: "Bersihkanlah aku, ya Allah, dan aku akan menjadi

bersih!"

Maka dengan sungguh-sungguh saya berdoa agar setiap dari anda

dapat memasuki tahun yang baru ini dengan suatu pengalaman seperti

apa yang dikatakan rasul Paulus: "Allah yang dalam kekayaanNya

memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati". Paulus juga

295 | C A H A Y A I N J I L

berkata di 1 Korintus 11:28: "Hendaklah tiap-tiap orang menguji

dirinya sendiri" di saat perjamuan kudus, tetapi tidak hanya di saat

perjamuan kudus saja. Dia meneruskan dengan berkata bahwa ada

beberapa di antara mereka yang sakit, dan ada beberapa yang telah

meninggal. Sedikit ketida-bersihan akan meracuni seluruh sistim hidup

kita secara jasmaniah dan rohaniah.

Malam ini sebelum anda tidur, biarkanlah Tuhan menyelidiki hati anda

dan anda juga menyelidikinya dengan Tuhan untuk melihat jikalau ada

sesuatu (kebencian, kepahitan, atau hal lain yang mungkin telah anda

lupakan) yang Tuhan ingin keluarkan. Dengan demikian anda dapat

tidur nyenyak nanti malam, dan anda tidak akan menggertakkan gigi

anda sewaktu tidur.

Hidup Adalah Kristus

Yang ketiga dari serangkaian khotbah-khotbah penafsiran 2 Korintus

12:9

"Dalam Kelemahanlah Kuasa-Ku Menjadi Sempurna"

Disampaikan oleh Pastor Eric Chang

Kamp Gereja CDC Singapura

Bagaimana Menerapkan Tema Kamp Ini?

Sebagai bagian dari tema kamp ini "Hidup adalah Kristus", pokok yang

ditugaskan kepada saya hari ini adalah: "Strategi untuk menerapkan

tema kamp ini".

Dengan "strategi", saya mengira bahwa kita ingin tahu "bagaimana"

kita seharusnya menghidupi hidup ini yang adalah Kristus. Sebelum

kita dapat sampai pada pokok tentang "bagaimana" menghidupi hidup

ini, kita harus mengerti lebih dahulu tentang hidup ini yang harus kita

jalani. Tetapi di sinilah masalah saya dimulai, karena untuk

menguraikan "hidup adalah Kristus", saya mungkin perlu memberikan

satu uraian yang lebih cocok untuk tingkat pelatihan sepenuh waktu

dari pada khotbah kamp seperti yang satu ini.

Jadi saya telah mempertimbangkan bagaimana menyederhanakan hal

ini. Tetapi dalam menyederhanakan bahan mungkin berarti saya harus

296 | C A H A Y A I N J I L

berbicara berputar-putar dan pada akhirnya tidak menjelaskan apa

yang sesungguhnya yang dimaksudkan dengan tema ini. Izinkan saya

mencoba untuk menerangkan sesederhana mungkin.

Pentingnya "Nothingness" (Kekosongan)

Saya akan memulai dengan berbicara tentang "nothingness"

(kekosongan).Untuk mengerti tema ini, kita harus mengerti sedikit

tentang "nothing" (kosong). Saya tidak mencoba untuk berfilosofi.

Sehubungan dengan tema kamp ini, saya akan memusatkan pada arti

"nothing" (kosong) dalam Perjanjian Baru.

Mengapa kita harus membicarakan hal ini dengan pokok pembicaraan

"nothing" (kosong)? Karena tema kamp kita diambil dari Filipi 1:21

"karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan", dan

kita harus memahami kalimat "mati adalah keuntungan" jika kita ingin

memahami apa artinya "hidup adalah Kristus". Kedua kalimat ini sama

seperti dua sisi dari koin yang sama. Jika "mati adalah keuntungan"

tidak berarti apa-apa buat anda, sudah pasti tema dari kamp ini "hidup

adalah Kristus" juga akan tidak berarti apa-apa buat anda.

Mati Adalah Keuntungan

"Mati adalah keuntungan" - apakah ini berarti apa-apa kepada anda

sekarang? Bagaimana mungkin "mati" adalah keuntungan? Ketika anda

mati, anda kehilangan segala-galanya. Sejak kapan kematian berarti

keuntungan bagi seseorang? Mati secara harfiah berarti menjadi

"nothing" (kosong). Jika anda tidak ada lagi, anda telah menjadi

"nothing" (kosong). Anda telah menjadi nol. Jika anda adalah seorang

pimpinan sebuah perusahaan, ketika anda mati, apakah anda masih

pimpinan bagi perusahaan tersebut? Tentu saja tidak. Tempat anda di

perusahaan itu tidak ada lagi. Anda sudah selesai. Jika anda

dijadualkan untuk mengambil ujian dan anda mati, apakah itu berarti

anda lulus ujian itu? Tentu saja tidak! Anda tidak perlu menjadi

seorang jenius untuk memahami hal ini. Jika anda mati, anda tidak

dapat menghadiri ujian itu, makanya anda tidak lulus. Jika anda akan

berkawin dan anda mati, perkawinan itu dibatalkan. Semuanya

dibatalkan. Jika anda hampir mewarisi kekayaan yang besar dan anda

mati, anda tidak akan mendapat satu senpun. Nama anda akan

dihapuskan dari surat wasiat. Anda tidak ada lagi.

297 | C A H A Y A I N J I L

Mati adalah keuntungan? Sedang berbicara tentang apa kita ini? Mati

adalah menjadi "nothing" (kosong). Sejauh berkenaan dengan dunia,

anda telah habis. Hilang. Kematian menghapus bersih papan tulis

sejauh ada hubungannya dengan anda. Nama anda mungkin pernah

ada disitu, mungkin sebagai direktur atau eksekutif, atau apa saja,

ketika anda mati, nama anda dikeluarkan. Jika anda akan mewarisi

sesuatu, nama anda akan dikeluarkan dari daftar wasiat. Mati adalah

menjadi "nothing" (kosong). Bagaimana mungkin kematian menjadi

keuntungan?

Hal ini sungguh merupakan satu pertentangan (paradoks). Kalau kita

tidak mengerti pertentangan (paradoks) ini, bagaimana kita dapat

mengerti "hidup adalah Kristus? Dalam ayat ini, kita menemukan dua

bagian dalam kalimat yang sama: "hidup adalah Kristus" dan "mati

adalah keuntungan". Kalau satu bagian tidak benar, maka bagian yang

lain juga tidak benar. Ini merupakan logika dasar. Kalau bagian "mati

adalah keuntungan" tidak benar, maka bagian "hidup adalah Kristus"

juga tidak benar.

Nol

Mari kita melihat arti secara alkitabiah tentang menjadi "nothing"

(kosong). Anda semua pasti pernah melihat angka nol. Bayangkan

sebuah lingkaran di sini dan saya akan bertanya kepada anda: Sebuah

lingkaran melambangkan apa? Sebuah lingkaran melambangkan nol.

Tetapi, sebagai sebuah simbol, apakah lingkaran mempunyai arti yang

lain?

Dalam sebuah pernikahan, pasangan yang baru biasanya memberikan

kepada masing-masing pasangan sebuah cincin pernikahan sebagai

jaminan. Sebuah cincin adalah sebuah lingkaran. Apa artinya ini?

Apakah itu berarti bahwa sebagai janji dalam pernikahan untuk tidak

memberikan apa-apa kepada pasangan yang lain? Sumpahnya

seharusnya berbunyi: Dengan ini saya memberikan kepadamu sebuah

cincin yang melambangkan dalam pernikahan ini bahwa saya tidak

memberikan apa-apa kepada anda. Nah, ini merupakan ide yang baru!

Anda membuat angka nol itu dari emas yang menyaksikan bahwa anda

tidak memberikan apa-apa kepada masing-masing pasangan. Anda

berjanji untuk tidak memberikan apa-apa. Itukah arti dari cincin itu?

Mungkin dalam kehidupan nyata itulah yang terjadi, bahwa anda tidak

298 | C A H A Y A I N J I L

memberikan apa-apa kepada masing-masing pasangan kecuali sakit

kepala.

Apakah yang ditandakan oleh cincin pernikahan itu? Itu merupakan

lambang kesempurnaan. Sebuah lingkaran menjadi lambang kasih

yang sempurna. Sebuah lingkaran, yang tidak memiliki awal dan akhir,

melambangkan kesempurnaan, bahwa dengan komitmen yang total,

anda tidak mempertahankan apa-apa dari pasangan anda.

Karena itu kita mempunyai arti ganda yang luar biasa: lingkaran yang

melambangkan "nothing" (kosong), dan di lain pihak, juga

melambangkan kesempurnaan. Tidakkah ini menakjubkan? Hal ini

menyimpulkan ajaran Alkitab tentang pokok ini dengan sempurna.

Tujuh poin tentang "nothingness" (kekosongan) yang juga berarti

"perfection" (kesempurnaan)

Saya akan membawa anda untuk mempelajari ajaran Perjanjian Baru

tentang tujuh "nothingness" yang melambangkan kesempurnaan.

1. "I Am Nothing" - Aku Tidak Berarti Apa-Apa

Kita menemukan pernyataan ini "I am nothing" atau "Aku tidak berarti

sedikitpun" di 2 Korintus 12:11, "Sungguh aku telah menjadi bodoh;

tetapi kamu yang memaksa aku. Sebenarnya aku harus kamu puji.

Karena meskipun aku tidak berarti sedikitpun, namun di dalam segala

hal aku tidak kalah terhadap rasul-rasul yang luar biasa itu." Disini,

"nothing" muncul dua kali (di dalam teks Yunani). Disini kita

menemukan pernyataan yang penting ini - "Aku tidak berarti

sedikitpun".

Juga di Galatia 6:3, rasul Paulus berkata: "Sebab kalau seorang

menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia

menipu dirinya sendiri." Ini adalah orang yang tidak mengerti bahwa

dia tidak berarti apa-apa ketika dia berpikir dia adalah sesuatu.

Lagi di 1 Korintus 13:2, "........tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,

aku sama sekali tidak berguna." Sisi sebaliknya dari pernyataan ini

berarti bahwa hanya kasih yang menjadikan kita sesuatu dalam

pandangan Allah. Anda tidak menjadi sesuatu dalam pandangan Allah

karena anda dapat berbicara dengan bahasa lidah, atau anda dapat

bernubuat, atau anda mengetahui segala sesuatu tentang rahasia-

299 | C A H A Y A I N J I L

rahasia rohani. Tidak satupun dari hal-hal ini yang akan menjadikan

anda sesuatu dalam pandangan Allah. Satu-satunya hal yang

diperhitungkan sebagai berarti dalam pandangan Allah adalah kasih.

Kalau anda dikuasai oleh kasih Allah, dengan demikian anda menjadi

sesuatu. Apabila hal itu tidak menjadi bagian dalam hidup anda, di

pandangan Allah anda tidak berarti apa-apa.

Ingatlah hal ini apabila kita berbicara tentang Filipi 1:21. Terdapat dua

cara untuk memahami dua tipe "nothingness" dalam Perjanjian Baru.

Ada "nothing" dalam arti positif, dan ada juga "nothing" dalam arti

negatif. Itu berarti, ada arti yang baik dan arti yang jelek tentang

"nothingness".

Contoh dari arti yang baik adalah ketika Paulus berkata bahwa dia

menyadari bahwa dia tidak berarti apa-apa. Tanpa kesadaran itu,

secara rohani anda tidak akan menjadi apa-apa. Dengan kata lain,

anda hanya dapat menjadi sesuatu dalam pandangan Allah ketika anda

siap untuk menjadi tidak berarti. Bagaimana dapat mengerti hal ini?

Hal ini merupakan prinsip pembalikan atau prinsip dwipolaritas. Saya

tidak akan membahas hal ini sekarang.

"Nothingness" (Kekosongan) Dan Keselamatan Kita

Sebelum saya melanjutkan, saya perlu menerangkan apa hubungannya

semua ini dengan keselamatan. Banyak dari anda telah dibesarkan

dalam bentuk kekristenan yang mengatakan bahwa anda diselamatkan

melalui percaya kepada Yesus, tanpa dijelaskan lebih lanjut tentang

apa artinya percaya kepada Yesus. Apabila seseorang bertanya kepada

anda: "Apakah Yesus mati untuk anda?" Anda berkata, "Ya". "Apakah

anda percaya Yesus mengasihi anda?" "Ya, tentu saja. Jika Ia mati

untukku, pasti Ia mengasihiku." "Jadi anda percaya Yesus, benar?"

"Ya." "Anda telah diselamatkan, haleluya." Nah, itu cepat sekali. Hanya

membutuhkan beberapa detik untuk menerima keselamatan.

Sekarang, ketika sampai pada persoalan tentang pemuridan, kita

berhadapan dengan suatu masalah yang lebih besar. Apakah

pengajaran yang standar di gereja masa kini? Dimanakah pemuridan

dapat disesuaikan dalam hal ini? Mengapakah Alkitab berkata bahwa

anda harus menjadi seorang murid sebelum anda diselamatkan?

"Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat

menjadi murid-Ku." Dapatkah anda diselamatkan tanpa menjadi murid?

300 | C A H A Y A I N J I L

Jika jawabannya adalah "tidak", kalau begitu apa yang terjadi kepada

pernyataan sebelumnya yang mengatakan bahwa anda diselamatkan

melalui percaya kepada Yesus? Apabila jawabannya adalah "ya", maka

apa yang harus kita lakukan dengan tuntutan Yesus yang mutlak untuk

menjadi murid-muridNya? Untuk diselamatkan, anda harus menjadi

murid dan memikul salib anda untuk mengikuti Dia. Memikul salib

artinya berada di jalan menuju penyaliban. Disalibkan berarti mati, dan

itu berarti menjadi "nothing" (tidak berarti) bagi dunia (Galatia 6:14).

Tetapi kehilangan nyawa dengan jalan ini adalah menemukannya

(Matius 10:39, Markus 8:35, Lukas 9:24) dan menemukannya adalah

sungguh-sungguh memperolehnya. Oleh karena itu, kematian adalah

keuntungan.

Persoalan disini adalah Paulus berkata bahwa dia tidak berarti apa-apa.

Mengapa? Supaya Yesus menjadi segalanya. Apakah artinya "Bagiku

hidup adalah Kristus"? Artinya adalah aku tidak berarti apa-apa dan

Kristus adalah segala-galanya. Buat saya, "hidup" tidak berarti apa-apa

kecuali itu berarti Kristus. Apakah itu yang diartikan? Dapatkah anda

menyatakan kepada saya arti lain dari ini? Dalam menafsirkan firman

Tuhan dengan prosedur eksegese yang teliti, kalimat "hidup adalah

Kristus" tidak berarti apa-apa kecuali kalau artinya Kristus menjadi

segala-galanya bagi saya, sehingga bagi saya hidup adalah Kristus dan

saya tidak berarti apa-apa.

Apakah Ajaran Ini Sangat Tidak Masuk Akal?

Anda mungkin berkata, "Wow! Ini pelajaran yang mengerikan.

Bagaimana kalau sedikit Dia dan sedikit aku? Ayo, ini lebih masuk akal.

Apakah itu berarti ketika aku menjadi orang Kristen, aku hilang?"

Jawabannya, temanku, adalah ya. Masihkah anda ingin dibaptis?

Pikirkan hal ini hati-hati. Kalau ada yang salah dengan eksegese saya,

tolong tunjukkan pada saya.

"Hidup adalah Kristus" berarti bahwa Kristus adalah segalanya dalam

hidup saya. Hidup adalah Kristus. Tidak ada yang lain adalah hidup.

"Bagi saya hidup" berarti, sama dengan "Kristus". Kalau kita berkata

hidup adalah Kristus, kita artikan hidup sama dengan Kristus dan

Kristus sama dengan hidup. Mundur dan maju berada dibawah tanda

persamaan . Hal ini merupakan persamaan logika yang sederhana. Itu

berarti bahwa saya tidak berarti apa-apa jikalau hidup sama dengan

301 | C A H A Y A I N J I L

Kristus. Apakah anda mengerti maksud saya? Apakah sulit untuk

dimengerti?

Apa yang dikatakan oleh Paulus disini? Tidakkah Filipi 1:21 berlaku

untuk semua orang Kristen, untuk anda dan untuk saya? Mungkin di

benak kita, moga-moga tidak. Tetapi jika dia sungguh mengatakannya,

maka kita ada dalam kesulitan karena kita tidak tahu bagaimana

menghidupi ayat ini. Kalau ayat ini tidak berlaku untuk anda dan saya,

mengapa ayat itu ada di Perjanjian Baru? Mengapa tidak dicoret saja?

Mungkin hal ini untuk orang Kristen yang super. Saya hanya ingin

menjadi seorang murid biasa dan saya sudah selangkah lebih maju dari

kebanyakan orang Kristen. Jangan meminta lebih banyak dari saya.

Dalam pemuridan, saya dapat memiliki definisi saya sendiri. Saya

dapat menentukan "bagi aku hidup adalah" sedikit saya dan sedikit

Kristus. Dengan rumus ini, saya bisa tenang. Mungkin 70% saya dan

30% Kristus. Kalau tidak cukup, kita dapat mengubahnya menjadi 50%

saya dan 50% Kristus.

Secara tepat bagaimana hal ini dapat dipadankan kedalam kehidupan

kekristenan? Paulus adalah seorang Kristen yang radikal. Bahkan dia

adalah orang yang sangat ekstrim. "Aku tidak berarti apa-apa dan

Kristus adalah segalanya". Bagi kita, hal ini tidak praktis dalam

kehidupan kekristenan setiap hari, bukan? Lebih praktislah. Dapatkah

kita menentukan 50-50? Bagaimana anda dapat menyesuaikan hal ini

dengan pernyataan yang lain: "percayalah kepada Tuhan Yesus, maka

kamu akan diselamatkan, kamu dan seisi rumahmu" (Kisah Para Rasul

16:31)? Apakah kedua kalimat ini saling ekslusif atau kita harus

menerangkan satu dengan yang lain? Jika demikian, yang mana

menerangkan yang mana?

Anda berkata hal ini menjadi makin membingungkan. Saya sedang

mencoba untuk menjelaskan dengan sesederhana mungkin. Apakah

yang saya maksudkan dengan satu menerangkan yang lain?

Pertanyaan saya ialah: dapatkah kita mengunakan kalimat dalam Kisah

Para Rasul 16:31 untuk menerangkan Filipi 1:21, atau sebaliknya? Jika

kita menggunakan Filipi 1:21 untuk menerangkan Kisah 16:31, maka

"percaya kepada Tuhan Yesus" mempunyai arti "hidup adalah Kristus".

Anda tidak dapat berkata "aku percaya Tuhan Yesus" kecuali anda

dapat juga berkata "bagiku hidup adalah Kristus". Definisi dari

302 | C A H A Y A I N J I L

"percaya" berarti "hidup adalah Kristus". Itulah yang saya maksudkan

dengan mengambil ayat ini untuk menerangkan yang lain.

Bagaimana kalau sebaliknya? Dapatkah kita menemukan hasil yang

lebih menyenangkan? Sayang sekali jawabannya adalah tidak. Anda

mencoba menggunakan kalimat yang satu lagi untuk menerangkan

yang satu ini. Mari kita lihat kalau ada cara untuk meringankan

pernyataan "hidup adalah Kristus". Bagaimana kita melakukannya?

Perhatikan baik-baik kalau ada cara lain untuk meringankan sampai

"kepercayaan yang biasa". Anda bisa memakai cara yang mana saja,

kalau anda menghubungkan kedua ayat tersebut bersama-sama,

hasilnya selalu sama. Kita harus memilih arti yang lebih tinggi. Yang

lebih tinggi tidak boleh diturunkan kepada yang lebih rendah. Sangat

penting untuk kita menangkap prinsip ini, karena kita berbicara tentang

hal yang bersangkutan dengan keselamatan kita.

Apakah Definisi Kita Tentang "Percaya" Cukup Memadai?

Kalau anda berpikir bahwa untuk diselamatkan adalah semata-mata

percaya bahwa Yesus mati untuk anda dan ternyata definisi itu tidak

memadai, maka keselamatan anda akan hilang. Anda sedang

mendasari harapan anda untuk keselamatan dengan dasar yang salah.

Anda telah mengizinkan dasar itu dipalsukan untuk disesuaikan dengan

definisi anda dan anda sedang menipu diri sendiri.

Seperti yang rasul Paulus katakan, kalau anda berpikir bahwa anda itu

sesuatu, yakni anda berpikir anda telah diselamatkan tetapi sebenarnya

tidak, maka sesungguhnya anda harus dikasihani. Berapa banyak orang

pada masa kini yang berpikir bahwa mereka telah diselamatkan namun

pada kenyataannya tidak? Anda dapat mengetahuinya dari kehidupan

mereka bahwa mereka belum diselamatkan. Anda tahu dari percakapan

mereka bahwa mereka belum. Anda tahu dari cara mereka melakukan

segala sesuatu. Meskipun demikian untuk beberapa alasan yang

misterius, mereka berpikir bahwa mereka selamat Mereka berpikir

bahwa mereka adalah sesuatu, yaitu menjadi milik Kristus, meskipun

mereka bukan milikNya. Pada hari terakhir, seperti disebutkan di

Matius 7:21, "Aku akan menyuruh mereka enyahlah daripadaKu, Aku

tidak mengenal kamu." "Selama ini aku sudah memanggil Engkau

Tuhan, Engkau kenal aku." "Tidak, Aku tidak mengenalmu." Mereka

berpikir mereka adalah sesuatu.

303 | C A H A Y A I N J I L

Mari kita memikirkan tentang hal ini dengan lebih berhati-hati lagi.

Bagaimana kalau definisi kita tentang keselamatan salah? Kita

mendengar pengajaran ini terus menerus di dalam gereja bahwa

keselamatan adalah semata-mata "percaya dan diselamatkan",

sedangkan definisi "percaya" tidak ditetapkan oleh Perjanjian Baru,

tidak oleh Filipi 1:21, tetapi oleh mereka sendiri semata-mata sebagai

suatu kepercayaan bahwa Yesus mati untuk anda. Tidakkah hal ini

kedengarannya biasa bagi anda? Bagaimana kalau definisi ini benar-

benar tidak selaras dan bahkan salah, saya bertanya kepada anda lagi?

Keselamatan anda tergantung pada hal ini. Anda jawablah pertanyaan

itu sendiri. Bukan saya yang harus memberitahu anda bagaimana

menjawabnya. Saya hanya meminta anda untuk melihat pada Alkitab.

Hanya Ada Satu Macam Orang Kristen Di Dalam Alkitab

Apakah anda yakin dengan jawaban bahwa ada dua level kekristenan?

Yang satu adalah orang Kristen kelas rendah yang biasa, orang Kristen

yang berkeliling dengan kelas Ekonomi. Anda tetap dapat sampai ke

tempat tujuan tetapi anda duduk di kelas Ekonomi. Sedikit tidak

nyaman tetapi pada akhirnya anda akan tetap sampai disana. Orang

percaya yang biasa-biasa berada dalam kelas Ekonomi ini. Yang satu

lagi adalah orang Kristen yang memilih untuk dimuridkan dan memilih

kursi empuk. Apakah hal ini menyelesaikan masalah kita? Tentu saja

tidak. Tidak ada dua kelas orang Kristen yang berbeda di dalam

Alkitab. Saya tidak pernah menemukannya. Jika anda menemukan dua

kelas orang Kristen yang berbeda, tolong tunjukkan kepada saya

dimana. Saya pasti kehilangan sesuatu dari Alkitab. Ada orang-orang

Kristen yang lemah dan yang duniawi, tetapi mereka tidak pernah

dibenarkan: mereka dimarahi.

Sebagaimana telah saya tunjukkan, Paulus selalu menggambarkan

orang percaya yang benar sebagai orang kudus. Dia tidak mengenal

orang Kristen kelas dua. Saya kuatir bahwa kita mereka-reka sendiri

orang Kristen yang semacam itu. Jika anda menanyakan kepada

gereja, mereka akan berkata bahwa terdapat orang Kristen yang kelas

lebih tinggi. Tetapi izinkan saya bertanya kepada anda pertanyaan

yang semula: "Jika saya dapat sampai ke Beijing dari Hong Kong

dengan memakai kelas Ekonomi, mengapa saya harus merepotkan diri

dengan kelas yang lebih tinggi? Apakah karena lebih nyaman?" Jika

analogi (kiasan) itu digunakan, hal ini memang tidak masuk akal

menurut Perjanjian Baru, karena setiap orang tahu bahwa Perjanjian

304 | C A H A Y A I N J I L

Baru menunjukkan bahwa orang-orang Kristen "kelas pemuridan"

memikul kehidupan yang lebih keras. Tentu saja hanya orang Kristen

macam itulah yang dikenal dalam Perjanjian Baru. Kalau kita memutar-

balikkan analogi (kiasan) itu dan berkata bahwa anda dapat sampai di

Beijing dengan dua kelas, satu adalah kelas Ekonomi (pemuridan), dan

yang lain adalah kelas mewah (orang percaya yang mudah), kalau

demikian siapa yang ingin pergi dengan kelas Ekonomi dan membayar

lebih? Anda pasti gila jika anda memilih kelas ini.

2. "I Have Nothing" - Aku Tidak Punya Apa-Apa

Murid yang sejati tidak mempunyai apa-apa. Murid yang palsu memiliki

segala sesuatu yang dia inginkan. Mari kita melihat pada 2 Korintus

6;10, "sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita;

sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai

orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu." Hal ini

merupakan satu paradoks dengan kebenaran dwikutub yang penting.

Jika anda memiliki segala sesuatu secara rohani, maka anda dapat

berkata bahwa anda benar-benar kaya. Tetapi anda tidak memiliki

segala sesuatu kecuali anda juga tidak memiliki apa-apa. Mengertikah

anda hal itu? Paulus berkata secara harfiah dia miskin dan meskipun

demikian dia selalu membuat orang lain kaya. Bagaimana anda dapat

menjadi miskin namun memperkaya banyak orang? Itu adalah

kekayaan rohani yang anda berikan. Orang yang kaya adalah sangat-

sangat miskin secara rohani. Mereka tidak memiliki apa-apa untuk

diberikan. Tetapi, bagi murid yang benar, apakah yang telah dia

lakukan? Dia melihat dirinya sendiri tidak memiliki apa-apa. Dia

semata-mata seorang pengurus kepada semua yang ada padanya. Dia

tidak melihat dirinya sendiri memiliki apa-apa. Seperti murid-murid

dalam Kisah Para Rasul, mereka tidak menganggap milik mereka

sendiri sebagai milik mereka. Mereka hanyalah pengurus dari apa yang

mereka punya. Hanya orang-orang yang memiliki mental seperti ini

adalah murid-murid yang sejati. Orang-orang seperti itulah yang kaya

secara rohani.

Kita melihat dalam Alkitab sisi negatif dan positif dari tidak memiliki

apa-apa. Ada sisi negative di Wahyu 3:17 yang mana sangat cocok

sebagai gambaran kondisi rohani zaman ini. "Karena engkau berkata

"Aku kaya dan telah memperkaya diriku, dan tidak kekurangan apa-

apa", dan karena engkau tidak tahu bahwa engkau melarat dan

malang, buta dan telanjang." Mereka menyangka mereka tidak

305 | C A H A Y A I N J I L

membutuhkan apa-apa. Pada kenyataannya, mereka tidak memiliki

apa-apa. Itu merupakan satu situasi yang tragis. Banyak orang Kristen

yang tidak memiliki apa-apa secara rohani. Ada juga orang Kristen

yang memiliki segala sesuatu. Hanya membutuhkan beberapa menit

saja untuk menemukan orang Kristen macam apakah yang sedang

berbicara dengan anda. Anda berbicara kepada satu macam orang

Kristen dan anda melihat kekayaan dalam hidup mereka, dinamika

kehidupan mereka. Anda tahu kehidupan mereka penuh. Mereka

mungkin tidak memiliki banyak uang dalam dompet mereka. Bukan

karena mereka tidak dapat memilikinya. Tetapi karena mereka telah

berpaling dari hal-hal itu. Bukan karena mereka tidak bisa memilikinya

tetapi mereka melihat diri mereka hanya sebagai pengurus kepada apa

saja yang mereka miliki. Semuanya itu ada pada pengendalian Tuhan.

Apabila Tuhan berkata untuk menggunakannya untuk tujuan tertentu,

dengan senang hati diberikan. Dan meskipun mereka tidak memiliki

apa-apa, mereka memiliki kekayaan-kekayaan rohani yang membuat

orang lain kaya.

Apakah kehidupan anda memperkaya siapa saja ataukah membuat

orang lain miskin? Apabila anda tinggal satu rumah dengan orang lain,

apakah kehadiran anda membuat orang lain miskin, membuat orang-

orang lain capek, mengambil sukacita dari orang lain, menjengkelkan

mereka, dan melelahkan orang lain, atau kehadiran anda di dalam

rumah tangga itu memperkaya orang lain? Anda tahu bagaimana

menjawab pertanyaan itu. Dari itu, anda tahu apakah tema kamp ini

mempunyai arti bagi anda atau tidak. Bagi seseorang yang hidup

dengan sedemikian sehingga Kristus menjadi hidupnya, orang itu

selalu akan memperkaya orang lain. Setelah bersama dengan orang

seperti itu, anda pergi dengan perasaan yang diperkaya. Anda

merasakan sudah menerima banyak. Tetapi ada orang lain yang kalau

anda bersama dengan mereka sebentar saja, anda merasa capek

sekali. Mereka mengeringkan anda. Seringkali saya melihat bahwa

pemimpin-pemimpin gereja terlalu capek dan lelah. Pasti ada banyak

orang-orang miskin secara rohani di dalam gereja yang sudah

mengeringkan mereka itu. Dimanakah orang-orang yang baginya

"hidup adalah Kristus?" Anda tahu sendiri. Apakah anda macam orang

yang memperkaya orang-orang lain atau anda membuat mereka

kecapekan?

306 | C A H A Y A I N J I L

3. "I Do Nothing" - Aku Tidak Berbuat Apa-Apa

Ya, aku tidak berbuat apa-apa. Apakah artinya ini? Untuk mengerti hal

itu, kita dapat membuka dalam Yohanes 8:28, "Maka kata

Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu

tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari

diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana

diajarkan Bapa kepada-Ku." Aku tidak berbuat apa-apa, tentu saja

tidak dari diriku sendiri. Itu sangatlah penting. Itu merupakan prinsip

dasar yang mengendalikan seseorang yang hidupnya adalah Kristus.

Jadi siapakah yang memegang peranan penting dalam mengendalikan

hidup kita? Siapakah yang menjadi peran utama yang mengendalikan

kehidupan Yesus? Bapa, "Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku

sendiri." Dorongan yang mengontrol hidup kita adalah Kristus. Itulah

yang dimaksudkan. "Bagiku hidup adalah Kristus" berarti Kristuslah

yang mengarahkan seluruh segi hidup anda sampai ke hal-hal yang

terkecil. Itu tidak berarti anda menjadi robot. Anda tidak dapat menjadi

robot karena anda dengan sadar, menurut pilihan anda sendiri,

meminta Dia mengarahkan anda. Dengan kata lain, mencari pimpinan

merupakan suatu tindakan menurut kehendak anda sendiri. Tidak

pernah secara otomatis. Apakah anda melakukannya? Apakah anda

bertanya kepada Tuhan apa yang harus anda lakukan, atau apakah

anda semata-mata melakukan apa yang anda inginkan dan membuat

keputusan-keputusan anda sendiri?

Menjadi orang Kristen pada tingkatan ini dalam Perjanjian Baru

merupakan kekristenan dasar. Yaitu menjalani suatu kehidupan yang

diarahkan oleh Tuhan sendiri. Itulah yang memerdekakan anda. Itu

merupakan sumber kuasa anda. Dia adalah hidup anda karena Dia

mengarahkan cara berpikir anda, cara anda melakukan sesuatu, dan

apa yang harus anda lakukan. Dapatkah anda berkata dengan jujur

bahwa: Aku tidak berbuat apa-apa dari diriku sendiri?

Mungkin anda berkata bahwa "aku tidak melakukan apa-apa dengan

betul". Di dalam rumah tangga, anda menyinggung perasaan setiap

orang, dan anda membuat malu setiap orang dalam rumah itu.

Memang anda tidak dapat melakukan sesuatu pun dengan betul. Ada

orang Kristen yang tidak melakukan apa-apa sama sekali karena, jika

mereka melakukan sesuatu, mereka melakukan hal-hal yang salah.

Mereka benar-benar membuat orang lain gusar karena mereka tetap

307 | C A H A Y A I N J I L

melakukan hal yang salah. Anda mau berkata, "Tolonglah, aku

memohon agar kamu jangan melakukan apa-apa. Dengan cara ini,

paling sedikit, kamu tidak akan menjengkelkan orang lain. Kamu tidak

akan menghanguskan nasi, atau merusakkan perabotan. Kamu tidak

akan menjatuhkan piring. Tolong jangan melakukan apa-apa. Paling

sedikit dengan cara ini, anda tidak berbuat dosa." Setidak-tidaknya,

pada tingkatan ini, kita dapat belajar untuk tidak berbuat apa-apa.

Tentu saja menjadi seorang murid berarti lebih daripada tidak

melakukan apa-apa dalam pengertian itu. Saya secara pribadi akan

sangat puas jika beberapa orang Kristen tertentu mau untuk tidak

melakukan apa-apa. Jauh lebih damai jika mereka tidak berbuat apa-

apa. Setiap kali mereka membuka mulut mereka, mereka menyatakan

hal yang salah. Sangat luarbiasa. Mungkin kita sendiri telah melakukan

hal yang sama. Bayangkan betapa damainya dalam suatu pernikahan

jika kedua pihak mau menutup mulut. Setidak-tidaknya anda tidak

dapat bertengkar jika anda berdua tutup mulut. Setiap kali mereka

membuka mulut, mereka bertengkar. Kadang-kadang merupakan

berkat untuk menjadi bisu. Anda tidak mendengar dua orang bisu

bertengkar. Betapa indahnya.

Coba bayangkan kehidupan orang Kristen yang hidup diatas prinsip

tidak melakukan apa-apa dari dirinya sendiri. Tuhan mau kita

mengambil satu langkah ke depan dan disitulah masalah kita dimulai.

"Aku tidak melakukan apa-apa kecuali apa yang dikatakan Bapa untuk

Aku lakukan." Itu tingkat yang terlalu tinggi, bukan? Namun itulah

kehidupan kekristenan yang dasar. Itulah yang dimaksudkan dengan

percaya kepada Yesus, mempercayai bahwa Dia dapat mengarahkan

anda. Untuk mengatakan bahwa saya percaya Yesus yang telah mati

untuk saya adalah sama dengan berkata bahwa saya percaya suatu

kejadian yang terjadi pada 2000 tahun yang lalu. Apakah Dia masih

melakukan sesuatu hari ini? Ya, Dia masih. Dia mengarahkan hidup

saya setiap saat dari setiap hari. Beranikah anda menyatakan hal itu?

Mari saya katakan pada anda bahwa Yesus anda benar-benar hidup.

Beberapa orang percaya pada Yesus yang mati yang telah meninggal

2000 tahun yang lalu. Ia seharusnya telah bangkit dan naik ke surga

namun sejak itu tidak melakukan apa-apa.

Kalau kita tidak melakukan apa-apa dari diri sendiri, maka Dialah yang

melakukan segala sesuatu. Kalau Dia melakukan segala sesuatu, maka

308 | C A H A Y A I N J I L

Dia adalah hidup saya. Itulah yang dimaksud dalam Filipi 1:21. Saya

berharap setelah khotbah ini, tidak ada yang akan berkata saya belum

menjelaskan ayat ini dengan rinci. Jika anda tidak dapat

menghidupinya, jangan salahkan saya.

"Aku tidak melakukan apa-apa". Dalam Yohanes 5:30, Yesus berkata,

"Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri." Itu lagi. Itu

tidak berarti bahwa Dia tidak mampu melakukannya. Dia telah memilih

untuk tidak melakukannya. "Tidak dapat berbuat apa-apa" itu adalah

atas kehendak-Nya, atas pilihan-Nya sendiri. "Aku tidak dapat berbuat

apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang

Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti

kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku."

"Tidak dapat berbuat apa-apa" disini justru diartikan sebagai tidak

melakukan apa-apa menurut kehendak pribadi kita. Sangat jelas sekali,

kehendak Bapalah yang Dia lakukan. Jadi kita terus memakai cara ini di

dalam Yohanes 5:19, "Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku

berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan

sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa

mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang

dikerjakan Anak." Apa yang dikerjakan Bapa, Anak juga

mengerjakannya. Itulah yang dimaksudkan dengan "Hidup adalah

Allah." Tuhan adalah hidup saya dan Dia mendefinisikan hidup saya.

Saya tidak mau melakukan apa-apa selain dari kehendak-Nya.

Dapatkah anda menyatakannya dengan jujur? Seperti itukah kehidupan

Kristen yang anda hidupi, atau apakah anda berharap untuk

diselamatkan oleh semacam pengakuan yang dangkal tentang

kepercayaan bahwa Yesus mati untuk anda? Kekristenan semacam ini

tidak ada dalam Perjanjian Baru.

Apakah ini terlalu radikal untuk anda? Jika Yesus adalah hidup saya,

maka itulah caranya saya harus hidup. Kalau tidak demikian, Yesus

bukan hidup saya. Dan kalau Dia bukan hidup saya, maka beritahukan

pada saya bagaimana saya dapat diselamatkan! Kita sedang berbicara

tentang kehidupan. Hidup adalah keselamatan dan keselamatan adalah

hidup. Hanya ini satu-satunya macam keselamatan, satu-satunya

macam kehidupan, yang dapat saya lihat dalam Perjanjian Baru.

4. "I Know Nothing" - Aku Tidak Mengetahui Apa-Apa

"Aku tidak mengetahui apa-apa!" - kita bergerak dari satu

309 | C A H A Y A I N J I L

"nothingness" ke satu "nothingness" yang lain! Kehidupan Kristen

adalah tidak mengetahui apa-apa. Sungguh indah, bukan? 1 Korintus

2:2 adalah prinsip yang menuntun kehidupan rasul Paulus, rahasia

bagaimana dia hidup. Apa yang ia tahu? Izinkan ia menjawab

pertanyaan itu sendiri dari 2 Korintus 2:2, "Sebab aku telah

memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain

Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. (1 Korintus 2:2).

Paulus selanjutnya mengatakan bahwa dia telah mempelajari filsafat

dunia ini. Paulus adalah orang yang terpelajar, begitu terpelajar

sehingga ketika dia diadili, hakim itu berkata kepadanya: "Engkau gila,

Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila. Engkau

mengetahui terlalu banyak. Engkau terlalu banyak belajar dan

kepandaianmu sudah membuat engkau gila!" (Kisah Para Rasul 26:24).

Paulus berkata bahwa ia tidak gila (ayat 25). Ia tahu dengan jelas apa

yang dia bicarakan. Mengapa mereka mengira dia gila? Lihatlah ini.

Baginya, sejak ia datang kepada Tuhan, satu-satunya hal yang berarti

baginya adalah Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Bagian yang

menyangkut "Yesus Kristus" kita masih dapat mengerti, tetapi "Dia

yang disalibkan", seorang yang mati? Apakah ini? Mungkin ia benar-

benar sudah gila. Paulus selanjutnya berkata bahwa Kristus yang

disalibkan itu adalah kuasa Allah yang menyelamatkan! Apa? Kristus

yang disalibkan? Apa yang sedang ia bicarakan?

Saya tidak akan menjabarkan hal itu sekarang. Cukuplah dengan

menyatakan bahwa orang yang hidup menurut prinsip "hidup adalah

Kristus" juga memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa. Hal itu

tidak berarti bahwa anda akan meninggalkan pengetahuan sekular

anda, seperti halnya jika anda dilatih dalam bidang computer, anda

tidak akan dengan tiba-tiba tidak mengerti computer sama sekali.

Maksudnya adalah pengetahuan semacam itu tidak lagi menentukan

cara hidup anda. Sebelumnya itu merupakan segalanya. Anda bangga

karena kepandaian dan pengetahuan anda. Anda menganggap diri

anda itu sesuatu. Sekarang prinsip yang menuntun kehidupan anda

bukan hal-hal itu lagi. Bagi anda, prinsip yang beroperasi dalam hidup

anda (yang menentukan pengetahuan anda dan segala sesuatu yang

lain) adalah Yesus Kristus. Yesus Kristus yang ini tidak dipandang

terutamanya sebagai Raja dari alam semesta ini. Ia memang seorang

Raja tetapi bukan itu yang ditekankan di Perjanjian Baru. Yang

ditekankan ialah Yesus Kristus yang rendah hati dan lemah lembut.

310 | C A H A Y A I N J I L

Itulah yang dimaksudkan dengan "Yesus, yang disalibkan". Bagaimana

rendah diri-Nya dan bagaimana lemah lembut-Nya? Ingat kita sedang

membicarakan Filipi 1:21. Filipi 2 menyatakan bahwa Ia sama dengan

Allah, Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuhan. Apa

yang telah Ia lakukan? Ia merendahkan diri-Nya untuk turun ke dalam

dunia ini. Ia dilahirkan dalam palungan. Itu bukan yang paling rendah.

Ia turun jauh lebih rendah lagi dari pada itu. Ia mati dengan kematian

sebagai seorang penjahat di atas kayu salib. Begitulah rendahnya Ia

merendahkan diri-Nya. Yesus yang inilah, bukan Raja di atas segala

raja dengan suatu mahkota di atas kepala, yang kita sedang bicarakan.

Yesus sebagai Raja, secara mengherankan, tidak menjadi pusat dari

pengetahuan Paulus. Apa yang menjadi pusat? Yesus yang tidak

memakai mahkota di kepala-Nya kecuali mahkota duri. Dapatkah anda

mengerti hal ini? Hal ini membawa kita masuk kepada hal-hal yang

dalam. Adalah mudah untuk memuliakan Tuhan yang bertakhta di atas

alam semesta ini. Itu bukanlah Tuhan yang dimuliakan Paulus. Ia

memuliakan Allah yang merendahkan diri-Nya sampai menjadi seorang

hamba. Bayangkan apa yang akan terjadi jikalau pikiran seperti ini

menguasai pikiran anda. Anda akan menjadi seorang Kristen dengan

kualitas yang berbeda, bukanlah semacam orang Kristen yang disebut

"power Christian", atau "glory Christian" yang membanggakan Allah

sebagai Raja di atas segala raja (meskipun Ia memang demikian),

tetapi semacam orang Kristen yang membanggakan Allah yang telah

merendahkan diri-Nya lebih rendah dari seorang hamba.

Mentalitas semacam ini menentukan seluruh proses cara berpikir

Paulus. Ini adalah semacam kualitas, semacam kerendahan hati,

semacam keramahan, semacam kelemah-lembutan di dalam kehidupan

seseorang yang tidak dapat dilukiskan. Saya masih mencoba untuk

belajar hal ini.

Setiap hari saya merenungkan salib Kristus. Saya tidak merenungkan

pada Yesus sebagai Raja di atas segala raja karena hal itu mudah

untuk dimengerti. Hal yang membuat saya sulit untuk mengerti adalah

Yesus sebagai seorang yang lebih rendah dari seorang hamba, yang

membasuh kaki murid-murid-Nya, dan mau mati untuk semua murid-

murid-Nya dan untuk kita semua yang telah menjadi murid-murid-Nya,

dan yang untuk selamanya berada di surga dengan bekas paku pada

tangan-Nya, bekas-bekas luka pada kening-Nya, dan luka tikaman

311 | C A H A Y A I N J I L

pada hati-Nya. Yesus seperti inilah yang saya berusaha untuk

mengerti. Sangat lambat sekali untuk saya mengerti namun saya

masih berusaha. Dan Paulus berkata bahwa Yesus seperti inilah yang ia

ingin kenal. Mengenal Dia adalah mengerti seluruh rahasia yang ada,

dan ia tidak ingin mengetahui yang lainnya lagi.

5. "I Fear Nothing" - Aku Tidak Takut Apa-Apa

Poin yang kelima: aku tidak takut apa-apa. "I fear nothing." Sekarang

kekuatan dari manusia rohani mulai muncul. Aku tidak takut apa-apa.

Ini adalah hal yang menarik. Di sini sekali lagi, saya mempunyai begitu

banyak ayat. Terdapat banyak ayat tentang "jangan takut". Filipi 1:28

"dan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu." Seorang yang

memiliki sifat seperti ini adalah orang yang tidak mempunyai rasa

takut. Di masa remaja saya, tahukah anda nama apa yang saya pilih

untuk tim bola saya? Namanya ialah "Dreadnought". Saya sangat

tertarik dengan pengetahuan kemiliteran dan ada sebuah kapal perang

yang sangat terkenal namanya "Dreadnought" (artinya "Tidak Gentar")

yang dikatakan tidak dapat tenggelam. Jadi dalam bahasa Cina tim

kami bernama "Da Wu Wei".

Orang Kristen yang benar tidak takut apa-apa untuk suatu alasan yang

sangat sederhana, karena satu-satunya pribadi yang dia takuti adalah

Allah. Di Lukas 8:24, ketika Tuhan Yesus berada ditengah-tengah badai

dan kapalnya sedang tenggelam, apakah anda melihat sedikit

ketakutan pada diri-Nya? Ia sedang tidur dengan nyenyak, tanpa

ketakutan. Di sini anda melihat kualitas tidak takut apa-apa. John

Wesley begitu terkesan dengan sekelompok orang Kristen yang naik

kapal berlayar ke Amerika Utara. Pada waktu itu, seperti begitu banyak

dari kita, ia masih belum lahir baru, dan ia melihat orang-orang Kristen

ini (yang dikenal sebagai 'pietists' oleh orang-orang Jerman) yang

memiliki keyakinan yang demikian rupa di dalam Yesus Kristus

sehingga mereka tidak memiliki rasa takut. Kepercayaan mereka

menghapuskan rasa takut. Seperti inikah percaya anda kepada Yesus?

Apakah ujian sekolah membuat anda cemas? Atau, kesehatan anda

membuat anda cemas? Atau, pernikahan anda membuat anda cemas?

Segala sesuatu membuat anda cemas. Anda adalah orang Kristen yang

takut dan cemas. Kalau anda hidup seperti itu, anda tidak tahu apa

artinya menjadi orang Kristen. "Hidup adalah Kristus" berarti anda

tidak memiliki rasa takut karena Ia hidup di dalam anda. Tanggung

jawab ada pada-Nya.

312 | C A H A Y A I N J I L

Saya dapat berbicara tentang hal ini dari pengalaman saya sendiri.

Saya hidup hampir tiga tahun di Cina dalam keadaan kemiskinan hina

papa. Saya kehilangan segalanya semenjak kedatangan kaum komunis.

Tidak satu senpun yang tinggal. Setiap hari, saya harus mempercayai

Tuhan untuk memenuhi kebutuhan saya. Saya akan bangun setiap pagi

tanpa mengetahui sama sekali dari mana saya akan mendapat

makanan selanjutnya. Bayangkan hal itu. Saya tidak memiliki uang

sama sekali dan hampir tiga tahun hidup seperti itu.

Jika anda bangun pagi tanpa satu sen dalam saku anda, tanpa makan

siang apalagi makan malam di hadapan anda untuk minggu-minggu

dan bulan-bulan yang akan datang, bagaimanakah kondisi anda?

Dapatkah anda rileks dan penuh dengan damai dan sukacita? Hanya

kalau Kristus adalah hidup anda. Saya akan bangun pagi dan berkata

"Tuhan, inilah anak-Mu. Aku lapar dan tidak ada apa-apa untuk

dimakan dan aku juga tidak memiliki uang untuk membeli makan

siang. Aku tidak takut. Aku tahu bahwa bagaimanapun Engkau akan

mencukupi kebutuhanku hari ini." Pernahkah Ia gagal? Tidak pernah.

Mengapa saya memberitakan Injil dengan keyakinan? Karena saya tahu

bahwa Allah yang memberi makan dua juta orang di padang gurun

dengan manna dari surga, adalah Allah yang sama, yang memberi saya

makan setiap hari dan mengatur supaya saya tidak mati kelaparan.

Begitulah praktisnya Tuhan saya itu. Kalau seseorang bertanya kepada

saya, "Apakah Allah memberi kamu makan ketika kamu lapar?"

Jawaban saya ialah: tentu saja. Apakah mungkin Allah yang

menciptakan surga dan bumi tidak dapat membuat cukup makanan

untuk memberi makan anda? Tidak takut. Saya dapat menjelaskan hal

ini dalam waktu yang panjang tapi waktu saya terlalu cepat berlalu.

6. "I Lack Nothing" - Aku Tidak Kekurangan Apa-Apa

Aku tidak kekurangan apa-apa. Apakah secara jasmani atau rohani,

orang yang hidup di dalam Kristus memiliki segalanya. Tidak memiliki

apa-apa meskipun memiliki segalanya. Ia tidak kekurangan apa-apa. 1

Tesalonika 4:12 "bahwa kamu tidak kekurangan sesuatu apapun."

Hiduplah sedemikian sehingga anda tidak kekurangan suatu apapun.

Tidak kekurangan apa-apa ini bisa saja karena pemeliharan Tuhan

secara langsung, atau apabila situasi mengizinkan, anda juga dapat

bekerja dengan tangan anda sendiri (seperti yang dilakukan oleh rasul

Paulus) dan mencukupi kebutuhan anda sendiri. Perhatikan bahwa

Allah mencukupi kebutuhan saya di China karena tidak ada jalan lain

313 | C A H A Y A I N J I L

bagi saya untuk memperoleh pendapatan. Tetapi di kemudian hari

ketika ada kesempatan bagi saya untuk memperoleh pendapatan saya

sendiri, saya tidak begitu manja dan bergantung kepada Tuhan dan

berkata, "Engkau dapat mencukupi aku dengan makanan, jadi aku

tidak perlu bekerja lagi." Tidak, saya keluar untuk bekerja. Ketika

pertama kali saya menjadi gembala sidang di Liverpool, gereja terlalu

kecil sehingga mereka tidak dapat membantu saya. Saya katakan

kepada mereka bahwa hal itu tidak menjadi masalah buat saya, saya

akan mencari pekerjaan. Maka saya keluar untuk mengajar. Saya

mengajar dari Senin sampai Jumat dan saya bekerja di gereja hari

Sabtu dan Minggu. Sangat tidak Alkitabiah! Saya bekerja tujuh hari

dalam seminggu tanpa satu hari pun untuk beristirahat. Setelah enam

bulan, Allah di dalam kebaikan-Nya membuat gereja itu bertumbuh

dalam jumlah yang cukup besar sehingga mereka mampu memberi

saya jumlah yang sama dengan yang saya terima melalui mengajar.

Apakah Allah mencukupi secara langsung atau melalui pekerjaan kita

sendiri, yang lebih penting, kita tidak kekurangan sesuatu pun di

tingkat rohani. Bagaimana kondisi rohani anda? Apakah anda merasa

ada kekosongan dalam batin anda? Apakah anda merasa bahwa setiap

hari anda kekurangan sesuatu dalam hidup anda tetapi anda tidak tahu

apa kekurangannya? Jawabannya sangat sederhana. Apa yang anda

kurang justru adalah tema Kamp ini. Anda belum menerapkan

kebenaran rohani ini bahwa Kristus adalah hidup anda. Selama Kristus

tidak menjadi hidup anda, percayalah pada saya, anda dapat mencoba

semampu anda untuk memenuhi kekosongan dalam hidup anda, itu

tidak akan berhasil. Anda akan selalu dihantui oleh kekosongan yang

menggangu itu. Tetapi setelah menerima pesan hari ini, jangan pernah

berkata anda tidak mengetahui bagaimana mengisi kekosongan itu.

Saya telah mengatakan kepada anda apa yang Alkitab ajarkan. Tidak

ada cara mudah. Tidak ada cara murah. Tetapi ada cara yang ajaib.

Kristus akan memenuhi hidup anda sampai melimpah dan anda tidak

akan kekurangan apapun sama sekali.

7. "I Withhold Nothing" - Aku Tidak Menahan Apa-Apa

Karena anda tidak kekurangan apa-apa, anda juga seharusnya tidak

menahan apa-apa. Anda memiliki begitu banyak untuk diberikan

sehingga anda tidak perlu menahan suatu apapun. Pernahkah anda

bertemu orang Kristen yang kelihatannya memiliki sumber-sumber

yang tidak ada batasnya? Mereka selalu mempunyai sesuatu untuk

314 | C A H A Y A I N J I L

diberikan. Mereka begitu kaya sehingga mereka tidak harus menahan

apapun. Mereka tidak perlu menjadi kikir.

Kisah Para Rasul 20:20, "dan sekarang aku tidak pernah melalaikan

(atau, menahan) apa yang berguna bagi kamu, baik dimuka umum

maupun dalam perkumpulan perkumpulan di rumah kamu." Pernahkah

anda menahan sesuatu dari Tuhan? Apakah anda mempunyai sesuatu

untuk diberikan kepada Tuhan atau kepada sesama? Apakah kehidupan

anda sebuah kehidupan yang kaya? Apakah kehidupan anda kehidupan

yang berkuasa? Ketika rasul Paulus berkata kepada jemaat di Efesus di

Kisah Para Rasul 20 bahwa dia tidak menahan apa-apa, kualitas apakah

yang ada pada orang ini sehingga Tuhan menggoncangkan dunia

melaluinya? Kehidupan Kekristenan yang bagaimana yang ingin anda

jalani?

Kesimpulan

Sebagai penutup, saya ingin bertanya kepada anda: Kehidupan

Kekristenan yang bagaimana yang ingin anda hidupi? Apakah anda

ingin menjadi yang biasa, Kristen yang rata-rata, yang tidak begitu

baik tapi juga tidak begitu jelek? Atau anda ingin membuat hidup anda

dihitung dalam generasi ini, sebagai seseorang yang melaluinya Tuhan

dapat mengoncang bukan saja Singapura tetapi seluruh dunia? Allah

sedang mencari orang yang seperti ini. Saya kuatir berapa banyak

orang Kristen yang hidup menurut pelajaran yang telah kita dapatkan

di sini: "bagiku hidup adalah Kristus".

Paulus begitu berkelimpahan sehingga ia berkata adalah suatu sukacita

baginya untuk menjadi korban bagi orang lain. Itulah mentalitasnya

saat dia menulis 2 Korintus 12:15, "Aku suka mengorbankan segala

milikku, bahkan mengorbankan diriku untuk kamu." Di Roma 9:3,

Paulus begitu rela tidak mempertahankan apa-apa, bahkan sampai

pada keselamatannya sendiri. Beberapa orang mungkin mau untuk

memberikan segala sesuatu kepada anda - kecuali keselamatan

mereka. Paulus berkata bahkan keselamatannya sendiri tidak berharga

baginya, jika, melalui kebinasaannya, orang lain dapat diselamatkan.

Roma 9:3 membuat saya meneteskan air mata: di mana Paulus

berkata bahwa jika, melalui kebinasaannya, kaum sebangsanya dapat

diselamatkan, ia dengan senang hati akan menyerahkan

keselamatannya bagi kesejahteraan kekal mereka. Apa sebenarnya

yang sedang dikatakan Paulus? Paulus sedang berkata bahwa ia mau

315 | C A H A Y A I N J I L

pergi ke neraka kalau bangsa Yahudi dapat pergi ke surga. Berapa

banyak dari anda yang berani berkata di sini bahwa anda mau pergi ke

neraka kalau orang-orang di Singapore dapat pergi ke surga? Berapa

banyak dari kita yang berani berkata kami mau ke neraka kalau orang-

orang Indonesia dapat mendengar Injil dan diselamatkan? Dimanakah

Allah dapat menemukan orang seperti ini?

Semuanya itu merupakan bagian dari "hidup adalah Kristus". Ini

bukanlah semacam kekristenan yang super. Itu hanyalah sebagian dari

definisi dari artinya "hidup adalah Kristus".

Ia Bukanlah Allah Orang Mati, Tetapi Allah Orang Hidup

Matius 22:23-33 - Khotbah oleh Pdt. Eric Chang

Mari kita lanjutkan mempelajari firman Tuhan di dalam Matius 22:23-

33. Di sini kita melihat orang-orang Saduki bertanya kepada Tuhan

Yesus sebuah pertanyaan tentang Kebangkitan, dan alasannya adalah

orang-orang Saduki tidak percaya akan hal Kebangkitan. Mereka

adalah sekelompok orang-orang Yahudi yang memiliki kuasa politik

yang sangat penting di Israel, tetapi tidak seperti orang-orang Farisi

yang percaya akan Kebangkitan, orang-orang Saduki kebanyakan

adalah keturunan bangsawan dari masyarakat Yahudi, termasuk juga

pegawai-pegawai pemerintahan mereka. Mereka tidak percaya tentang

hal Kebangkitan.

Orang-orang Saduki Tidak Mempercayai Kebangkitan, Mencobai

Yesus

Orang-orang Saduki memiliki satu keanehan; mereka mendasari iman

mereka pada dasarnya atas kelima buku pertama dari Perjanjian Lama

yang disebut Pentateukh - kelima buku pertama - dari Kejadian sampai

Ulangan. Bagi mereka ini adalah otoritas tertinggi dalam hal iman dan

mereka mempertahankan bahwa di dalam Pentateukh mereka tidak

dapat menemukan ajaran tentang Kebangkitan. Iman orang Saduki

pada dasarnya didasari oleh Pentateukh, bahwa itulah dokumen

otoritas yang tertinggi bagi mereka, karena itu mereka tetap

mempertahankan bahwa apabila mereka tidak dapat menemukan

316 | C A H A Y A I N J I L

pengajaran yang eksplisit tentang Kebangkitan di dalam kelima buku

pertama itu, makanya mereka tidak percaya akan hal itu.

Di sini mereka menyampaikan pertanyaan itu dengan tujuan untuk

memperdayakan: bahwa jikalau Kebangkitan itu benar, maka keadaan-

keadaan yang tidak mungkin akan muncul, seperti situasi yang akan

mereka ceritakan kepada Tuhan Yesus. Mereka berharap bahwa dengan

pertanyaan yang memperdayakan semacam ini, mereka dapat

menjebak Tuhan Yesus dan dapat membawa Dia ke dalam posisi

terjepit, yang mana Dia tidak dapat memberikan sebuah bantahan

perlawanan.

Jadi inilah yang menjadi latar belakang dari pasal ini kalau kita

membacanya dari ayat 23 dari Matius pasal 22.

Mat 22:23-38 Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa

orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan.

Mereka bertanya kepada-Nya: "Guru, Musa mengatakan, bahwa

jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya

harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan

bagi saudaranya itu. Tetapi di antara kami ada tujuh orang

bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan

karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya

itu bagi saudaranya. Demikian juga yang kedua dan yang ketiga

sampai dengan yang ketujuh. Dan akhirnya, sesudah mereka

semua, perempuan itupun mati. Siapakah di antara ketujuh

orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari

kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia."

"Ah," mereka berpikir, "ini adalah pertanyaan yang mematikan, yang

satu ini sungguh akan mematikan semua perlawanan." [Kita lanjutkan

membaca:]

Tetapi Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak

mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah! Karena pada waktu

kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan

hidup seperti malaikat di surga. Tetapi tentang kebangkitan

orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan

Allah, ketika Ia bersabda: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan

Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah

317 | C A H A Y A I N J I L

orang hidup." Dan orang banyak yang mendengar itu takjub

akan pengajaran-Nya.

Bagi Tuhan Yesus, jawaban kepada pertanyaan ini terdiri dari dua

bagian. Yang pertama, berbicara tentang isteri siapakah perempuan

ini: Anda lihat, situasinya dapat dilihat kemudian di surga, apabila

mereka sampai di surga nanti, semua ketujuh saudara laki-lakinya

akan menuntut bahwa perempuan ini adalah isteri mereka. Mungkin

mereka akan bertarung tinju di surga dan mengakibatkan kebingungan

yang besar dan memalukan di pengadilan surga, di mana tujuh orang,

bertengkar tentang siapa yang berhak atas perempuan itu sebagai

isterinya pada waktu itu karena mereka semua pada suatu waktu

pernah mengawininya. Tentu saja hal ini merupakan bagian dari

Hukum Musa, karena apabila saudara laki tertua mati dengan tidak

meninggalkan warisan, itu akan menyebabkan bermacam-macam

persoalan. Yang pertama adalah garis keturunannya akan terhenti, dan

ini juga berarti tidak akan ada ahli waris atas miliknya, atas tanah-

tanah yang dia miliki. Jadi, hal ini dianggap oleh orang-orang Yahudi

sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima. Oleh karena itu,

saudaranya akan mengawini isteri saudaranya yang telah mati itu dan

anak-anak dari istrinya yang ini akan dianggap anak-anak dari

saudaranya itu, bukan dirinya sendiri. Anak-anak itu akan menjadi

warisan-warisan bagi saudaranya yang telah meninggal itu. Dia akan

membesarkan anak-anak itu bagi saudaranya. Itu merupakan suatu

kewajiban bagi seseorang untuk melakukan sesuatu untuk meneruskan

garis keturunan dari saudaranya yang telah meninggal itu. Jikalau

begitu kasusnya, mereka mempunyai pemikiran secara hipotesis

tentang apa yang akan terjadi apabila saudara yang kedua juga mati

tanpa meninggalkan satu anakpun bagi saudaranya yang telah lebih

dahulu mati sebelum dia, dan demikian juga sampai kepada saudara

yang ketujuh. Hal ini akan menciptakan suatu keadaan yang sangat

membingungkan dan memalukan di surga, apabila anda menemui tujuh

orang laki-laki bertengkar mengenai isteri siapakah sebenarnya

perempuan itu.

Tuhan Yesus berkata, "Kamu sungguh-sungguh tidak mengerti

mengenai kenyataan perkara-perkara ini di surga. Pada kenyataannya,

di surga tidak seorangpun mengawini siapapun di surga, bahwa

kematian merupakan akhir dari perkawinan. Perkawinan diakhiri

dengan kematian. Di surga kamu tidak lagi menjadi isteri dari

318 | C A H A Y A I N J I L

siapapun, dari segi hukum. Oleh karena itu, persoalan ini sebenarnya

tidak akan muncul. Tetapi yang kedua, apakah kamu tidak membaca di

dalam Pentateukh? Kamu berkata bahwa Pentateukh merupakan

otoritas terakhir bagi kamu. Karena itu, izinkan Aku menunjukkan

sesuatu kepada kamu dari Pentateukh. Di dalam Keluaran 3:6 Tuhan

berbicara kepada Musa pada waktu Dia menampakkan DiriNya kepada

Musa di dalam semak belukar yang terbakar, dan berkata kepada

Musa, "Akulah Allah Abraham dan Allah Ishak dan Allah Yakub.'" Itulah

yang Dia katakan.

Mengerti Kitab Suci Berarti Memahami Rohnya

Mari kita lihat beberapa hal. Tuhan Yesus berkata, "Kamu sesat, sebab

kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah." [ayat 29] Ini

adalah suatu pernyataan yang mengejutkan karena mereka sungguh-

sungguh mengira bahwa mereka sendiri telah mengerti Kitab Suci

dengan sangat baik. Ketika Tuhan Yesus berbicara tentang mengerti

Kitab Suci, Dia tidak bermaksud berapa tahun anda sudah

mempelajarinya di Sekolah Alkitab. Anda dapat saja menghabiskan

waktu yang sangat panjang di sekolah Alkitab dan tidak mengerti Kitab

Suci. Pada kenyataannya, anda dapat belajar teologia dan tidak

mengerti Kitab Suci. Ini tentu saja bukanlah sesuatu yang

mengherankan. Ketika saya berada di Institut Alkitab, di tengah-tengah

kami ada seseorang dari Oxford - lulusan dari Oxford - sedang

mengikuti pelajaran di Institut Alkitab tersebut. Kami semua bertanya

kepadanya, "Bukankah saudara telah lulus dari jurusan teologia di

Oxford? Buat apa saudara datang ke sini, ke Institut Alkitab ini?" Dia

menjawab, "Saya datang untuk belajar Alkitab, untuk itulah saya

datang. Ketika saya berada di Oxford, saya belajar teologia. Saya tidak

mengerti Alkitab. Sekarang saya ingin mengerti Alkitab." Tetapi biarkan

saya mengatakan kepada anda bahwa anda dapat menghabiskan

seluruh waktu anda di Institut Alkitab dan sedikitpun tidak mengerti

Kitab Suci juga. Adalah satu hal untuk mengetahui tentang Kitab Suci,

mengetahui cukup banyak hal yang dikatakan Alkitab; tetapi

merupakan hal yang berbeda untuk mengerti apa yang

dimaksudkannya. Jadi untuk mengerti Kitab Suci menurut Tuhan Yesus,

adalah berbicara tentang pengertian akan rohnya, memahami apa yang

dikatakannya, bukan hanya sekedar memiliki pengetahuan yang

banyak tentang hal itu.

319 | C A H A Y A I N J I L

Seorang profesor theologia - seorang professor! - boleh saja

mengetahui banyak tentang Alkitab. Dia dapat memberitahu anda

fakta-fakta dan angka-angka mengenai hal ini dan latar belakang dari

hal itu dan latar belakang dari hal ini. Itu tidak berarti dia mengerti

Alkitab. Mengerti Alkitab adalah mengerti pikiran Tuhan. Anda dapat

saja belajar Alkitab sebagai kesusasteraan. Sebenarnya, anda dapat

menemukan di banyak toko buku, sebuah buku yang benar-benar

berjudul 'Alkitab Sebagai Kitab Kesusasteraan'. Anda dapat mengetahui

Alkitab sebagai hasil sastra dengan sangat baik. Itu tidak berarti anda

telah mengerti Kitab Suci; itu tidak berarti bahwa anda memahami

semangat dari apa yang dikatakannya.

Mengerti Kuasa Allah Berarti Mengalami KuasaNya

Hal yang kedua secara langsung berhubungan dengannya: 'maupun

kuasa Allah'. Anda tidak mengerti Kitab Suci; anda juga tidak akan

mengerti kuasa Allah. Jadi satu hal yang penting di dalam mengerti

Kitab Suci adalah mengerti kuasa Allah, dan mengerti kuasa Allah ada

hubungannya dengan mengalami kuasaNya. Itulah sebabnya mengapa

seorang professor teologia tidak semestinya mengerti Kitab Suci,

karena dia tidak mengerti kuasa Allah. Jikalau dia tidak mengerti kuasa

Allah, maka pengetahuannya tentang Kitab Suci secara mendasar

hanyalah mengetahui Kitab Suci sebagai hasil sastera, yaitu

mengetahui Kitab Suci sebagai semacam filsafat, atau mengetahui

Kitab Suci sebagai sejarah. Alkitab memang berisi sejarah dan juga

berisi kesusasteraan dan ia juga berisi, kalau anda suka menyebutnya,

suatu filsafat keagamaan atau suatu filsafat tentang agama. Alkitab

berisi semuanya ini. Anda juga dapat mempelajarinya dari sudut

pandangan ilmu purbakala. Anda dapat mempelajarinya dari sudut

pandangan linguistik (ilmu bahasa). Anda dapat mempelajarinya dari

sudut pandangan ilmu asal mula bahasa-bahasa (filologi). Dan semua

ahli-ahli ini, dalam bidang filologi, dalam bidang ilmu purbakala, atau

dalam bidang sejarah, semuanya dapat mengklaim bahwa mereka

mengetahui Alkitab dengan baik dari sudut pandang mereka masing-

masing. Namun, itu bukanlah mengerti Alkitab. Mengerti Alkitab

berdasarkan pada, dan tidak dapat dipisahkan dari pengertian akan

kuasa Allah. Mengerti kuasa Allah, bagaimanapun juga, berhubungan

dengan suatu persekutuan yang hidup dengan Allah. Dan apabila anda

tidak memiliki persekutuan yang hidup dengan Allah ini, bagaimana

mungkin anda dapat mengalami kuasaNya? Dan apabila anda tidak

320 | C A H A Y A I N J I L

mengalami kuasaNya, anda juga tidak akan dapat mengerti Kitab Suci.

Ini berarti bahwa cara terbaik untuk mempelajari Kitab Suci bukanlah

di suatu seminari teologia, tetapi di dalam kehidupan sehari-hari,

dengan mempraktekkan firman Tuhan di dalam setiap keadaan yang

terjadi hari demi hari.

Tetapi tidak ada salahnya kalau kita mengambil studi di sebuah

seminari untuk mempelajari sesuatu tentang sejarah dan sesuatu

tentang ilmu purbakala dan sesuatu tentang hal ini dan itu. Beberapa

dari kita telah melakukan semua hal-hal ini dan kita lulus dari sana

dengan suatu kesadaran yang sangat dalam tentang betapa bodohnya

kita dalam pengertian Kitab Suci. Ketika saya keluar, saya menyadari

diri saya sebagai orang yang sangat bodoh tentang firman Tuhan. Saya

telah belajar linguistiknya (ilmu bahasanya); saya telah belajar ilmu

purbakalanya; saya belajar sejarahnya; saya belajar filsafatnya; namun

saya masih tidak mengerti firman Tuhan. Kalau anda tanya kepada

saya di manakah pasal-pasal ini dan itu, mungkin saya dapat

mengatakan kepada anda di mana. Saya tahu Kitab Suci dengan

sangat baik secara eksternal. Saya tidak mengerti apa yang terdapat di

dalamnya. Hal itulah yang membuat saya sengsara. Dan saya mulai

mencari bagaimana dapat lebih dalam lagi masuk ke dalam Kitab Suci,

bagaimana untuk memahami artinya dengan memahami arti

rohaninya. Kemudian saya menyadari bahwa cara untuk melakukannya

adalah dengan menghidupinya. Cara untuk melakukannya adalah hidup

di dalam persekutuan yang hidup dengan Allah, dan mengalami

kuasaNya.

Sebagai contoh, dalam pasal 8 di Kisah Para Rasul, dikatakan bahwa

Tuhan berbicara kepada Filipus tentang hal ini dan itu. Bagaimana anda

dapat mengerti hal ini secara akademis atau secara linguistik (ilmu

bahasa)? Anda tidak dapat mengerti sama sekali arti rohani dari

semuanya itu kecuali jika Tuhan telah pernah berbicara kepada anda.

Maksud saya, urusan mengenai Tuhan berbicara kepada para nabi,

atau Tuhan mengatakan kepada Filipus untuk pergi ke sini, ke sana,

dan menemui seseorang di padang gurun, semua hal ini tidak masuk

akal. Anda mengerti apa yang dimaksudkannya. Anda tahu apa yang

dimaksudkan dari kata-kata itu secara linguistik (ilmu bahasa). Anda

dapat mempelajari tata bahasa Yunani bagi ayat-ayat itu; anda dapat

mempelajari sejarahnya; anda dapat mempelajari tentang seperti

apakah sida-sida itu; anda dapat mempelajari tentang apa yang terjadi

321 | C A H A Y A I N J I L

dengan gereja di Samaria, dan lain sebagainya. Hal ini dapat anda

lakukan, tetapi anda masih tidak mengerti apa yang dimaksudkan

ketika Tuhan berbicara kepada Filipus, "Pergi dan temuilah sida-sida

itu." Anda tidak mempunyai bayangan, karena anda belum

mengalaminya. Anda tidak mengerti apa yang dimaksudkannya.

Roh Tuhan turun pada hari Pentakosta - apa artinya itu? Anda tidak

dapat mengerti apa yang dimaksudkan dengan mempelajari sejarahnya

atau dengan menyelidiki bahasa Yunaninya. Anda tidak mengerti apa

yang dimaksudkannya. Apakah artinya Roh Allah masuk ke dalam

kehidupan seseorang? Anda lihatlah, tidak ada cara untuk mengerti hal

ini kecuali anda telah mengalaminya, mengalami kuasa Allah masuk ke

dalam hidup anda.

Kita Dapat Mengerti Kebangkitan Apabila Kita Mengalaminya

Tetapi apakah artinya Kebangkitan itu? Apa artinya hal itu? Bagaimana

anda akan menjelaskan hal ini dari sudut pandangan sejarah, dari segi

linguistik, dan sebagainya? Anda dapat berdebat tentang historisnya

Kebangkitan, itu hal yang baik, dan ada banyak orang yang melakukan

hal ini. Tetapi meskipun anda menyetujui bahwa Kebangkitan itu, dari

segi sejarah memang benar, anda tetap tidak dapat mengerti hal itu,

bukan? Anda masih belum masuk ke dalam arti rohaninya. Anda masih

tidak mengerti. Tetapi apabila kuasa Tuhan masuk ke dalam hidup

anda dan membangkitkan anda, maka anda akan mengerti apa itu

Kebangkitan karena sekarang anda sudah mengalaminya. Sekarang

baru kita memahami apa arti semuanya itu.

Ketika Tuhan mengangkat anda, orang yang mati rohaninya, dan

membangkitkan anda ke dalam kehidupan rohani, dan mengubahkan

anda menjadi suatu ciptaan yang baru, anda mulai mengerti tentang

apa artinya Kebangkitan itu karena sekarang anda sudah mengalami

Kebangkitan. Anda sudah mengalami apa artinya menjadi manusia

baru oleh kuasa Allah. Ketika anda mengalaminya, anda mengerti

Kebangkitan lebih baik daripada profesor teologia siapapun yang belum

pernah mengalami kuasa Tuhan yang dapat menciptakan manusia baru

dari seseorang, bukan? Hal itu mudah untuk dipahami. Dia tidak

mengerti Kebangkitan. Dia tahu bahasa Yunani lebih baik daripada

anda, tetapi karena dia belum pernah mengalami kuasa Tuhan yang

dapat mengubah dia, membangkitkan dia dari kematian rohani masuk

ke dalam kehidupan rohani, dia tidak mengerti Kebangkitan. Bagi dia,

322 | C A H A Y A I N J I L

Kebangkitan merupakan sesuatu yang dapat diperdebatkan di tingkat

ilmu filsafat. Dia hanya dapat melakukan itu oleh karena dia tidak

mengerti apa yang dimaksudkannya; dia belum mengalaminya. Kalau

demikian Kebangkitan adalah suatu hal yang harus kita alami - di

dalam batin kita - sehingga dapat menghargai bagaimanakah kuasa itu,

dan kemudian anda dapat melanjutkan untuk melihat apa artinya

dibangkitkan secara jasmani.

Saya mengenal seorang dokter yang suatu kali berkata kepada saya

bagaimana Tuhan telah membangkitkan seorang yang telah mati, mati

jasmani, melaluinya, melalui doa-doanya. Melalui doa permohonannya

dan doa syafaatnya, orang yang mati jasmani ini hidup kembali. Orang

itu mengerti arti Kebangkitan. Saudara itu, yaitu dokter itu dapat

memberitahu anda apa artinya Kebangkitan itu. Dia melihatnya dengan

matanya sendiri. Maksud saya dia itu seorang dokter; dia tahu kalau

seseorang itu mati. Mungkin anda tidak mengetahui apakah seseorang

itu benar-benar mati atau tidak, mungkin orang lain tidak mengetahui,

tetapi dia tahu. Paling tidak, walaupun dia tidak mengerti hal-hal yang

lain, dia tahu seperti apa orang yang mati itu. Tetapi melalui doa,

memohon kepada Tuhan, meratapi - dia berlutut di samping orang mati

ini dan meratap dan memohon kepada Tuhan - tiba-tiba, orang itu

bangkit dari kematian, dia yang telah mati selama kira-kira satu jam.

Ini luarbiasa sekali. Orang-orang seperti ini yang mengalami kuasa

Tuhan mengerti apa artinya Kebangkitan. Dokter ini mengerti

Kebangkitan jauh lebih baik daripada seorang profesor teologia karena

seorang professor teologia, yang duduk di dalam menara akademisnya,

belum pernah mengalaminya.

Kitab Suci Dan Kuasa Allah Itu Terikat Bersama-sama Dan Tidak

Terpisahkan

Sekarang, inilah yang dikatakan Tuhan, kamu tidak mengetahui Kitab

Suci sama sekali sebab kamu tidak mengerti kuasa Allah. Kedua hal ini

- Kitab Suci dan kuasa Allah - terikat bersama-sama dan tak

terpisahkan. Anda tidak dapat hanya belajar yang satu dan

mengabaikan yang lain. firman Tuhan berhubungan dengan kehidupan,

dan mengalami kuasa Allah dalam kehidupan kita sehari-hari

merupakan jalan untuk mengerti Kitab Suci. Semakin anda berjalan

bersama Tuhan, semakin lebih anda akan mengerti Kitab Suci. Inilah

sebabnya mengapa ada banyak orang yang rendah hati yang tidak

pernah kuliah di institusi-institusi akademis yang mengetahui firman

323 | C A H A Y A I N J I L

Tuhan lebih daripada beberapa pengkhotbah, bahkan lebih daripada

beberapa profesor, karena mereka telah lama hidup bergaul dengan

Allah. Hal ini sangatlah penting! Di sini saya tidak berkata bahwa

tidaklah penting untuk mengerti ilmu purbakala dan sejarah dan yang

lainnya; ada tempatnya masing-masing untuk semuanya itu. Tetapi

hal-hal ini tidak dapat menuntun anda masuk ke dalam kedalaman

yang sepenuhnya dari Firman Kehidupan, kecuali anda hidup bergaul

dengan Allah.

Hal lain yang dapat kita lihat ketika kita berbicara tentang Kebangkitan

adalah pengertian Tuhan Yesus yang amat sangat dalam akan Firman

Allah. PengertianNya akan Firman Allah begitu dalam sekali sehingga

para penafsir seringkali mendapatkan masalah besar untuk

menerangkan perkataan-perkataan Tuhan Yesus. Ajaran Tuhan Yesus

tidak mudah untuk diterangkan, kecuali anda dapat masuk ke dalam

pemikiranNya, masuk ke dalam RohNya, masuk dengan hidup bergaul

denganNya ke dalam suatu pengertian yang lebih dalam akan cara

kerja akal budi Tuhan Yesus, cara Dia berpikir, untuk mengerti pikiran

Allah. Inilah sebabnya saya mendapatkan bahwa saya dapat mengerti

firman Tuhan lebih banyak dengan bergulirnya waktu, seraya saya

belajar hidup bergaul lebih dekat dengan Tuhan. Itulah caranya untuk

mengerti firman Tuhan dengan lebih baik.

Untuk Membuktikan Kebangkitan, Yesus Mengutip: "Akulah

Allah Abraham, Ishak dan Yakub"

Bagi bagian yang penting ini, kita akan berkonsentrasi pada ayat 32

pada hari ini. Tuhan Yesus berkata kepada orang-orang Saduki bahwa

justru di dalam buku yang berotoritas bagi mereka, yaitu Pentateukh,

kelima buku yang pertama dari Musa, "Tuhan Allah berkata

kepadamu." Perhatikan kata-kata ini: "Tidakkah kamu baca apa yang

difirmankan Allah kepadamu...". Kata-kata itu sebenarnya ditujukan

kepada Musa, namun Firman Kehidupan selalu tetap berlaku bagi

setiap orang. Dan Dia berkata bahwa perkataan-perkataan ini ditujukan

kepada anda sama seperti kepada Musa. Di dalam semak belukar yang

terbakar, Allah memperlihatkan diriNya kepada Musa dan berkata

kepadanya, "Akulah Allah Abraham dan Allah Ishak dan Allah Yakub."

Itulah yang Dia katakan. Kebangkitan ada justru di dalam perkataan-

perkataan itu. Di dalam perkataan-perkataan itu? Di mana? Hmm?

Anda membacanya berulang-ulang dan anda masih tidak dapat melihat

adanya Kebangkitan. Bagaimana hal itu dapat membuktikan

324 | C A H A Y A I N J I L

Kebangkitan? Saya yakin berulangkali anda telah melihat ayat ini, dan

bertanya-tanya, "Bagaimana hal ini dapat membuktikan Kebangkitan?"

Dia hanya berkata, "Akulah Allah Abraham, dan Allah Ishak, dan Allah

Yakub." Di manakah terdapat Kebangkitan di situ? Kadang-kadang,

terdapat suatu kedalaman di dalam Kitab Suci yang dengan begitu saja

kita melewatkan tanpa melihat kedalaman artinya. Kita melihatnya dan

melihatnya berulang kali dan kita sama sekali tidak melihat adanya

Kebangkitan di sana. Namun, Tuhan hanya berkata kepada orang-

orang Saduki, tanpa menerangkannya, "Itulah yang Allah katakan.

Tidakkah kamu melihat? Di sanalah ada Kebangkitan." Dan anda

menggaruk kepala anda dan berkata, "Kebangkitan? Di mana? Aku

tidak melihatnya." Saya bertanya-tanya apakah orang-orang Saduki

dapat melihatnya?

Sekarang, bagaimana kita dapat mengerti pernyataan ini? Pernyataan

ini sering kali menantang hati saya, dan ini merupakan salah satu

bagian yang lebih sulit dari pengajaran Tuhan untuk dipahami dan

dijelaskan. Dan oleh karena kebutaan kita sendiri, kita menemui

kesulitan yang besar untuk memahami hal ini. Jadi apa sebenarnya

yang diterangkan di sini? Sejak awalnya di Gereja mula-mula, hal itu

diterangkan demikian: "Akulah Allah Abraham." Jadi, tekanannya

terdapat pada perkataan "Aku adalah" (I am), bukan "Aku dahulu Allah

Abraham" (I was), tetapi "Aku adalah Allah Abraham." (I am the God of

Abraham...., bukan I was the God of Abraham......) Melihat bahwa

pernyataan ini adalah katakerja masa kini, hal ini menunjukkan bahwa

karena Allah berkata, "Akulah Allah mereka," maka Abraham, Ishak

dan Yakub masih hidup karena jika mereka mati, orang akan mengira

bahwa Allah akan berkata, "Aku dahulu adalah Allah Abraham, Ishak

dan Yakub." (I was the God of Abraham, Isaac and Jacob.) Karena

sekarang mereka tidak ada lagi. Mereka telah mati. Mereka telah

lenyap. Oleh karena itu, "Aku adalah" menunjukkan bahwa mereka

juga masih tetap hidup. Penafsiran ini telah dipakai sejak masa Gereja

mula-mula, tetapi penafsiran ini belum benar-benar memuaskan,

karena dua alasan.

Yang pertama adalah bahwa Bahasa Ibrani tidak memiliki kata 'adalah'

: "Aku Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub." Itulah yang ditemukan

di dalam kitab bahasa Ibrani. Kitab Septuaginta (*Alkitab yang ditulis

dalam Bahasa Yunani), tentu saja, karena mirip dengan bahasa Inggris,

anda harus memasukkan katakerja di suatu tempat. Anda tidak boleh

325 | C A H A Y A I N J I L

mengadakan satu kalimat tanpa suatu katakerja. Anda boleh begitu di

dalam bahasa Ibrani; tetapi anda tidak boleh di dalam bahasa Yunani.

Septuagint memang menterjemahkan "Aku adalah" - dalam katakerja

masa kini. Tetapi sudah tentu, itu hanya terjemahan. Dalam bahasa

Ibrani, yaitu bahasa aslinya, tidak memiliki hal itu. Tetapi sudah jelas

mereka harus menterjemahkan suatu katakerja di dalamnya dan

Septuagint dapat dibenarkan kalau menterjemahkannya dengan

katakerja masa kini.

Tetapi yang kedua, cara penjelasannya saja sudah salah, jikalau anda

memperdebatkannya dengan cara ini. Mengatakan bahwa "Aku adalah

Allah Abraham, Ishak dan Yakub" belum tentu dapat membuktikan

bahwa Abraham, Ishak dan Yakub masih hidup, bukan? Sekarang,

jikalau anda menggunakan perkataannya seperti ini, "Aku adalah guru

x, y, dan z", itu dapat menyatakan secara tidak langsung bahwa x, y,

dan z bisa saja masih hidup karena saya telah mengatakan bahwa saya

guru mereka. Tetapi kalau mereka telah mati, anda akan mengira saya

akan mengatakan, "Aku dahulu adalah guru mereka" karena mereka

tidak lagi hidup. Hal itu sebenarnya belum tentu demikian. Anda masih

menjadi guru mereka, walaupun anda sebenarnya sudah tidak

mengajar mereka lagi. Lebih dari itu, pada kenyataannya tetap benar

bahwa anda adalah guru mereka, meskipun mereka tidak hidup lagi.

Hal ini lebih jelasnya demikian. Saya dapat berkata, "Saya adalah

bapanya x, y, dan z." Kalimat ini tidak salah meskipun jikalau x, y dan

z tidak hidup lagi. Sayalah bapa mereka, mereka sudah mati, tetapi

saya tidak perlu mengatakan, "Saya dahulu adalah bapa mereka."

Sejak itu anda sudah menjadi apa? Maksud saya, sementara ini,

apakah anda sudah berhenti menjadi bapa mereka? Anda masih: "Saya

adalah bapanya x, y dan z." Itu hanya membuktikan bahwa saya masih

hidup. Hal itu tidak membuktikan bahwa mereka masih hidup. Maka

pernyataan bahwa "Akulah Allah Abraham, Ishak dan Yakub" akan

membuktikan bahwa Allah itu hidup; ia tidak membuktikan secara

logika bahwa Abraham, Ishak dan Yakub masih hidup, bukan? Tidak

demikian secara logika. Oleh karena itu, perdebatan mereka dan cara

pemikiran mereka tidak dapat diikuti. Terdapat terlalu banyak

penafsiran yang adalah salah karena cara pemikiran yang salah. Kita

berpikir bahwa kita sudah membuktikan sesuatu padahal kita belum

benar-benar membuktikan apa-apa sama sekali.

326 | C A H A Y A I N J I L

Jikalau kita tidak dapat mengikuti cara ini dan mendasari perdebatan

kita atas cara pemikiran ini, maka di manakah Kebangkitan itu dapat

terlihat? Kalau kita tidak dapat menafsirkan dengan menggunakan

kalimat ini, "Aku adalah Allah Abraham, Ishak dan Yakub," lalu

bagaimanakah kita dapat membuktikan hal itu? Justru di sinilah letak

masalahnya. Sudah tentu, bagian ini telah memberi para komentator

sakit kepala yang tidak ada habisnya, melihat bahwa mereka tidak

berhasil memperoleh penjelasannya. Tetapi mari kita membuktikannya

dengan cara lain.

Andainya kita mendekati persoalan ini dengan cara ini: seandainya kita

hanya membaca pernyataan ini sebagai, "Aku dahulu adalah Allah

Abraham, dan Allah Ishak dan Allah Yakub." Apa yang dapat kita

peroleh sebagai pengertiannya? Andaikata untuk sementara ini kita

membacanya seperti ini, berarti Allah berkata, "Aku adalah Allah

Abraham, Ishak dan Yakub ketika mereka masih hidup. Ketika mereka

masih hidup, Aku adalah Allah Abraham, Ishak dan Yakub yang mereka

pernah kenal." Jadi kurang lebih itulah artinya kalimat tersebut. Benar?

Tetapi pernyataan semacam itu akan menghasilkan sebuah balasan

seperti ini: "Jika demikian halnya, apakah manfaat yang telah diperoleh

oleh Abraham, Ishak dan Yakub karena pengenalan mereka akan Allah?

Kebaikan apakah yang telah diperoleh mereka? Engkau mengatakan

kepada saya bahwa Engkau adalah Allah Abraham, Ishak dan Yakub

dan mereka semua telah mati dan dikuburkan, jadi manfaat apakah

telah diperoleh mereka karena mempunyai Engkau sebagai Allah

mereka?"- jikalau kita dapat mengatakannya seperti ini.

Kita sedang beralasan dengan cara yang agak tidak memberi hormat

yang sepatutnya, tetapi sekalipun demikian, kita sedang mengejar

kebenaran tentang hal ini. Jikalau percaya kepada Allah hanya berakhir

pada kematian, sama seperti yang dialami oleh Abraham, Ishak dan

Yakub, jadi beritahukan kepada saya apakah perbedaannya antara

percaya kepada Allah dan tidak percaya kepada Allah? Apakah

perbedaannya antara mengenal Allah atau tidak mengenal Allah?

Adakah perbedaannya? Perbedaan apakah yang dihasilkan? Apakah

penting kalau kita percaya kepada Allah atau tidak percaya kepada

Allah? Ini merupakan pertanyaan yang menentukan bagi kita sekarang.

Jikalau tidak ada perbedaan penting, jikalau orang-orang yang beriman

binasa sama seperti orang-orang yang tidak beriman, maka tidak ada

artinya percaya kepada Allah, bukan? Apakah itu berarti bahwa percaya

327 | C A H A Y A I N J I L

kepada Allah membuat hidup ini sedikit lebih mudah? Sebenarnya,

kenyataannya tidak demikian, ya kan? Saya tidak menganggap bahwa

menjadi orang Kristen menjadikan hidup lebih mudah dari pada tidak

menjadi Kristen. Ya kan? Dan di dalam Perjanjian Lama juga, tidak

pernah ada argumen bahwa menjadi orang Kristen berarti hidupnya

lebih mudah dari pada tidak menjadi Kristen. Untuk melihat hal ini,

anda hanya perlu membaca Kitab Mazmur untuk mendapati bahwa

orang-orang yang beriman selalu dianiaya oleh orang-orang yang tidak

beriman, bahwa orang-orang benar selalu berada di bawah penindasan

dan tekanan di dalam kehidupan ini. Orang benar tidak memiliki hidup

yang lebih mudah daripada mereka yang tidak benar. Pada

kenyataannya, seringkali, sebagaimana yang dinyatakan oleh Kitab

Mazmur, orang-orang yang tidak beriman kelihatannya memiliki

keberadaan yang lebih baik. Mereka kelihatannya dapat lolos dari

segala sesuatu, sementara orang beriman selalu dibuat menderita. Jadi

apakah untungnya percaya kepada Allah?

Orang yang tidak percayapun dapat mengalami kehidupan yang sama

seperti orang yang percaya dalam hal kesejahteraan. Keuntungan

apakah yang diperoleh karena mempercayai Tuhan? Jadi intinya

kembali kepada hal ini: ketika Tuhan berbicara kepada Musa, "Aku

adalah Allah Abraham, Ishak dan Yakub," apakah sebenarnya yang

dimaksudkan Dia? Yang telah Dia katakan hanyalah ini: "Aku adalah

Allah dari beberapa orang mati." Dan apakah pentingnya bagi saya

untuk mengetahui hal itu? Atau anda dapat mengatakan bahwa Dia

adalah Allah dari beberapa orang benar, tetapi bagaimanapun juga,

mereka semua telah mati dan dikuburkan, jadi apakah gunanya

mengetahui hal itu? Hal itu membawa kita tepat kepada pertanyaan

yang telah saya katakan, bahwa percaya kepada Allah sebenarnya

tidak membawa perbedaan, karena itu apakah anda percaya kepada

Dia atau tidak menjadi suatu pilihan. Oleh sebab itu, pernyataan itu

masih tinggal mengambang tanpa pengertian yang khusus.

Lagi pula, Abraham, Ishak dan Yakub, pada kenyataannya tidak

mewarisi janji-janji yang Allah telah berikan kepada mereka. Jadi justru

mereka mengakhiri dengan tidak mendapatkan apa-apa sama sekali.

Anda bertanya, "Apakah maksud anda?" Nah, hal inilah yang dikatakan

Kitab Ibrani. Izinkanlah saya membacakan untuk anda di dalam Ibrani

pasal 11. Di dalam kitab Ibrani pasal 11, kita membaca persis tentang

hal ini. Ibrani 11:13 berbunyi demikian: "Hal-hal ini" - hal-hal ini

328 | C A H A Y A I N J I L

menunjukkan kepada Abraham, secara khusus, dan juga kepada Ishak

dan Yakub dalam ayat 9. "Dalam iman mereka semua ini telah mati

sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang telah dijanjikan

itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai

kepadanya dan yang mengakuinya, bahwa mereka adalah orang asing

dan pendatang di bumi ini." Mereka mati tanpa memperoleh janji-janji

mereka. Mengapa? Karena mereka mencari janji-janji mereka di luar

kehidupan ini. Perhatikan lagi. Mari kita membaca lagi sedikit lebih

lanjut. Kita membaca mengenai Abraham, yang disebut di dalam ayat

8, "Oleh iman Abraham taat", Ishak dan Yakub disebut dalam ayat 9,

"turut menjadi ahli waris" - bahwa Ishak dan Yakub bersama-sama

Abraham mewarisi janji yang sama. Dalam ayat 10, "Sebab ia" -

Abraham - "menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang

direncanakan dan dibangun oleh Allah." Dan selanjutnya kita baca

dalam ayat 14, "Sebab mereka yang berkata demikian" - yaitu mereka

yang mengakui bahwa mereka adalah orang-orang asing dan orang-

orang buangan di dalam dunia ini, dalam ayat 13 - "Sebab mereka

menyatakan demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu

mencari suatu tanah air. Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka

ingat akan tanah asal yang telah mereka tinggalkan," yaitu, warisan

duniawi yang sudah mereka tinggalkan, "maka mereka cukup

mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ." Mereka dapat kembali

kepada kehidupan mereka yang lama di sana yang pernah mereka

miliki. Tetapi ayat 16 membaca, "Tetapi sekarang, mereka merindukan

tanah air yang lebih baik, yaitu, satu tanah air surgawi. Sebab itu Allah

tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan

sebuah kota bagi mereka", yang disebut, Yerusalem baru.

Anda lihat, mereka mencari sebuah tanah air surgawi. Mereka mencari

janji-janji mereka di dalam tanah air surgawi itu. Mereka adalah

peziarah-peziarah dan pendatang-pendatang di atas bumi ini. Mereka

tidak mencari janji-janji duniawi. Mereka mencari Allah yang akan

menunaikan janji-janji-Nya kepada mereka di tanah air surgawi. Di

bumi ini mereka adalah peziarah-peziarah dan pendatang-pendatang,

orang-orang asing. Abraham tidak mempunyai warisan di dalam dunia

ini. Dia tidak memiliki sedikitpun tanah di Tanah Perjanjian, seperti

yang kemudian disebut oleh bangsa Israel. Abraham tidak mewarisi

sedikitpun tanah dari padanya. Dia tidak memperoleh Tanah Perjanjian.

Dia tidak memiliki apa-apa kecuali satu bidang tanah di mana Sarah

329 | C A H A Y A I N J I L

dikuburkan. Hanya itu yang dia miliki. Dia membeli satu bidang tanah

yang sempit karena dia tidak mempunyai tempat untuk menguburkan

istrinya, Sarah, dan oleh karena itu dia bertanya apakah dia boleh

membeli satu bidang tanah kecil untuk menguburkan istrinya di dalam

tanah itu. Lebih dari itu dia tidak menginginkannya. Dia tidak memiliki

tanah yang dapat disebut sebagai miliknya. Dan oleh karena itu,

apakah yang telah dia perolehi dari mengikuti Tuhan? Dia telah

meninggalkan tanah kelahirannya; dia pergi sebagai seorang

pendatang di mana saja; dia tidak menerima tanah yang dijanjikan.

Tetapi ia mencari sebuah kota, kota surgawi.

Jikalau demikian, Allah adalah Allah Abraham, dan Abraham tidak akan

mendapatkan janji-janjinya, dan jikalau Abraham tidak memiliki

sedikitpun warisan, jadi apa gunanya mengatakan bahwa Allah

Abraham menampakkan diriNya kepada Musa? Apakah keuntungannya

bahwa Abraham memiliki Allah sebagai Allahnya? Apakah yang

diperoleh oleh Abraham dari ikat-janjinya (kovenannya) dengan Allah?

Anda dapat berkata, sebenarnya apa yang telah dia peroleh hanyalah

kematian, sama seperti semua orang juga mati. Dia juga mati, dan

berakhirlah di situ. Oleh karena itu, menurut orang-orang Saduki,

ketika Allah berdiri di hadapan Musa, tidak berkata, "Aku adalah Allah

Abraham," ketika Abraham tidak ada lagi, karena pernyataan itu

bagaimanapun juga tidak memiliki arti. Itu adalah pernyataan yang

tidak ada artinya. Apakah anda melihat adanya manfaat di dalamnya?

Itu adalah pernyataan yang tidak berarti. Yang ada di sana hanyalah

kekecewaan.

Apakah Yang Disampaikan Allah Kepada Musa dan Israel secara

Keseluruhan?

Anda lihat, kunci untuk memahami ayat ini berkisar pada satu

pengertian yang penting. Pengertian yang penting itu adalah: Apakah

yang dinyatakan Allah kepada Musa, dan kepada Israel secara

keseluruhan melalui Musa? Apakah yang telah diproklamasikan oleh

Allah ketika Dia berkata, "Aku adalah Allah Abraham, Ishak dan

Yakub"? Penjelasannya mudah sekali dimengerti jika anda telah dapat

melihatnya. Secara sederhana artinya begini: hanya ada dua

kemungkinan: apakah Abraham, Ishak dan Yakub masih hidup atau

mereka semua telah mati. Hanya ada dua kemungkinan: Apakah

mereka hidup atau mereka mati. Pilihan ada di tangan anda. "Menurut

kamu, hai orang-orang Saduki, mereka mati." Oleh karena itu, jikalau

330 | C A H A Y A I N J I L

mereka mati, maka apa yang telah dinyatakan Allah adalah ini: "Aku

adalah Allah Abraham yang telah mati; Aku adalah Allah Ishak yang

telah mati; Aku adalah Allah Yakub yang telah mati." Benar? Apakah

yang telah dinyatakan oleh Allah? Dia memproklamasikan DiriNya

sebagai Allah orang mati. Itukah yang dinyatakan oleh Allah? Apakah

yang anda percaya ialah Allah seperti itu? Sekarang, anda mulai dapat

melihat betapa dalamnya perkataan-perkataan Tuhan ini.

Kita masih dapat mempelajarinya lebih lanjut untuk memahami apa

yang Tuhan Yesus maksudkan. "Jikalau kamu, orang-orang Saduki,

percaya kepada Allah orang mati, melihat bahwa Abraham, Ishak dan

Yakub sudah mati, maka izinkan Aku menjelaskan kepadamu seperti

ini: 'entah apakah Tuhan tidak mau, atau Tuhan tidak mampu untuk

membangkitkan Abraham, Ishak dan Yakub.' Kamu hanya mempunyai

dua pilihan. Kamu mengira dengan mengatakan kepada Aku bahwa di

surga, akan terjadi suatu situasi yang memalukan, izinkan Aku

mengatakan kepada kamu, posisi kamu jauh lebih buruk karena kamu

percaya pada Allah orang mati. Dan jikalau Dia adalah Allah orang

mati, Dia adalah Allah orang mati hanya karena dua alasan yang

memungkinkan. Tidak ada pilihan yang ketiga. Salah satunya yaitu Dia

tidak mau membangkitkan mereka, atau Dia tidak mampu

membangkitkan mereka, dan kedua-dua dari pilihan-pilihan ini akan

meninggalkan anda dalam suatu posisi yang tanpa harapan. Jikalau

Allah tidak mau membangkitkan Abraham, Ishak dan Yakub, maka Dia

bukanlah Allah yang berbelas kasihan. Dan juga Dia bukanlah Allah

yang adil."

Allah macam apakah ini yang melihat seseorang yang Dia kasihi dan

yang telah mengikat janji denganNya, mati dan hanya membiarkan

mereka tinggal dalam kematian? Anda menyebut itu sebagai belas

kasihan? Dan Dia juga bukan Allah yang adil karena tidak adil kalau

orang yang benar dan orang yang fasik menerima akhir yang sama

persis. Oleh karena itu, tidak ada keuntungannya menjadi orang benar

jikalau akhir mereka sama persis dengan orang fasik. Tentu saja, justru

disinilah di mana orang kafir berharap untuk menang; mereka berkata,

"Kamu percaya kepada Tuhan, baiklah. Tetapi akhir hidupmu akan

sama dengan aku. Kita berdua akan berakhir 6 kaki di bawah tanah.

Kamu akan mendapatkan batu kubur kecil di sana. Batu kuburku bisa

saja kelihatan lebih indah daripada batu kuburmu karena, ya, aku

sudah dapat menipu lebih banyak uang selama hidupku dan oleh

331 | C A H A Y A I N J I L

karena itu, aku mampu mendapatkan batu kubur yang lebih baik.

Sementara bagi kamu, karena kamu begitu jujur dan membayar semua

pajak pendapatan dan membayar semua ini dan itu, dan ketika orang

mengembalikan sisa uang yang salah, kamu bahkan

mengembalikannya kepada mereka, maksudku kamu agak tidak waras.

Tidak heran kalau kamu pantas mendapatkan batu kubur yang lebih

buruk daripada batu kuburku. Dan aku akan mendapatkan bidang

tanah yang lebih besar dan lebih baik dan aku bahkan akan mempunyai

tukang kebun yang akan meletakkan bunga-bunga indah di sana setiap

waktu. Tentu saja kamu tidak mampu mendapatkan semua ini. Jadi

akhir dari keadaan orang-orang fasik bahkan lebih baik daripada orang-

orang benar. Jadi apa keuntungannya percaya pada Allah?"

Entah apakah Allah enggan membangkitkan Abraham, Ishak dan

Yakub, (dan jika demikian Dia bukanlah Allah yang berbelas kasihan

maupun Allah yang adil, yang memperlakukan orang benar dan orang

fasik dengan sama), atau Dia tidak sanggup. Sekarang apa yang

dikatakan Alkitab? Alkitab menyatakan kepada kita bahwa Allah itu

berbelas kasihan dan Dia itu adil. Oleh karena itu, jikalau anda

mengerti Kitab Suci, anda harus membuang kemungkinan itu: bahwa

Allah enggan membangkitkan Abraham, Ishak dan Yakub. Hal itu hanya

meninggalkan bagi kita satu pilihan saja: yaitu Dia tidak mampu untuk

membangkitkan Abraham, Ishak dan Yakub. Dia tidak mampu

melakukannya. Dia tidak memiliki kuasa; Dia sebenarnya ingin sekali

melakukannya. Dia sangat berbelas kasihan dan Dia adil; Dia tidak

ingin memperlakukan orang benar dan orang fasik dengan cara yang

sama, tetapi Dia tidak memiliki kuasa. Oleh karena itu, Dia tidak

mampu. Sekarang di sinilah anda melihat Tuhan Yesus berkata, "Kamu

tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah." "Oleh karena jikalau

kamu mengerti Kitab Suci," Dia berkata kepada orang-orang Saduki,

"Kamu tidak akan menuduh Dia sebagai Allah yang tidak berbelas

kasihan dan tidak adil. Tetapi jikalau kamu mengerti kuasa Allah, kamu

tidak akan pernah berkata bahwa Dia tidak sanggup karena dengan

mengatakan bahwa Allah tidak sanggup membangkitkan orang mati

adalah sama dengan mengatakan bahwa kematian itu lebih berkuasa

daripada Allah; kalau begitu Allah bukanlah yang Maha Kuasa.

Kematianlah yang Maha Kuasa; Allah bukanlah yang Maha Kuasa

karena kematianlah yang ternyata lebih berkuasa daripada Allah. Allah

332 | C A H A Y A I N J I L

tidak dapat mengalahkan kematian. Dia tidak dapat membangkitkan

yang mati."

Kepentingan Kebangkitan - Bukti Bahwa Allah Itu Adil, Penuh

Belas Kasihan Dan Penuh Kuasa

Sekarang anda dapat melihat mengapa Kebangkitan itu sangat penting

- yaitu Kebangkitan Kristus. Hal itu membuktikan bahwa Allah adalah

kedua-duanya adil dan penuh belas kasihan dan juga bahwa Dia penuh

kuasa, dan Dia mau membangkitkan orang mati dan Dia sanggup

membangkitkan orang mati. Itulah kepentingan Kebangkitan. Sekarang

anda dapat melihat kedalaman pengertian yang menakjubkan dari

perkataan-perkataan Tuhan Yesus. Di dalamnya terdapat suatu

pengertian yang dalam dan ruwet yang dinyatakan dengan sederhana

dan mudah sekali. Kalau anda tidak memiliki pengertian yang dalam

tentang apa yang Dia maksudkan, anda akan terhenti. Anda tidak

memahami apa yang sedang Dia katakan. Oh ya, sekarang kita mulai

dapat melihat apa artinya perkataan-perkataan ini, seperti yang

dijelaskan oleh Tuhan Yesus sendiri, apakah Dia adalah Allah dari orang

mati atau Dia adalah Allah dari orang hidup. Oleh sebab itu, Dia

menyimpulkan pernyataanNya dengan perkataan-perkataan ini, "Ia

bukanlah Allah orang mati; melainkan Allah orang hidup."

Dapatkah anda melihat keindahannya? Tuhan Yesus memberikan kunci

dari apa yang Dia katakan hanya dalam perkataan-perkataan itu. Anda

harus membuat pilihan: apakah Dia Allah orang mati atau Dia Allah

orang hidup. Jikalau Dia adalah Allah orang hidup, maka Dia mau dan

juga sanggup untuk membangkitkan orang-orang yang percaya

kepadaNya, terutama orang-orang seperti Abraham. Di sini anda

melihat pengertiannya. Dapatkah anda melihat Kebangkitan di sana?

Sekarang sudah jelas. Hanya ada dua cara supaya anda dapat mengerti

isi Alkitab, dan tergantung pada iman anda, anda akan mengambil

yang satu atau yang lainnya. Orang-orang Saduki, secara tersimpul,

mempercayai Allah yang adalah Allah orang mati, sebab mereka

percaya bahwa Abraham dan yang lainnya telah mati, dan mati dalam

arti untuk selama-lamanya, karena tidak ada Kebangkitan. Tetapi

Tuhan Yesus menunjukkan bahwa jikalau demikian keadaannya, iman

mereka kepada Allah sia-sia saja. Tidak ada maknanya sama sekali jika

percaya kepada Allah. Tepat seperti yang Paulus katakan di dalam 1

Korintus pasal 15, bahwa: "Jikalau tidak ada Kebangkitan, jikalau

kematian merupakan yang terakhir," kemudian Paulus berkata, "kita

333 | C A H A Y A I N J I L

pelayan-pelayan Allah adalah orang-orang yang paling celaka." Untuk

apakah dia bertahan dalam semua penderitaan? Mengapa kita

membelakangi dunia ini? Untuk apa kita melalui semuanya ini? Untuk

kesia-siaan! Karena semuanya akan berakhir dalam kematian. Segala

sesuatu sudah selesai. "Jadi marilah kita," Paulus berkata di dalam 1

Korintus, mengutip dari Perjanjian Lama, "lebih baik kita pergi dan

makan, dan minum dan bersenang-senang." [1 Korintus 15:32] Mari

kita menyenangkan diri kita sendiri di dunia ini, di dalam dosa, secara

maksimal. Mari kita pergi ke sana dan berdansa. Mari kita pergi dan

mengunjungi ke tempat pelacuran. Mari kita pergi dan bermain-main

menghabiskan hidup kita ini. Paling sedikit kita mati dalam

kebahagiaan." Mungkin. "Nikmati saja sebanyak kamu dapat. Mari kita

jangan seperti orang-orang Kristen ini, selalu berpuasa. Kalau ada

makanan enak di sana, mereka tidak memakannya. Mereka semakin

kurus dengan berpuasa terus-menerus, menghancurkan bagian lutut

dan kaki dari celana mereka karena berdoa, karena berjalan ke gereja,

karena menghabiskan uang mereka membeli Alkitab-Alkitab, percaya

kepada Allah yang adalah Allah orang mati. Siapa mau membaca hal

semacam ini? Akibatnya, kamu harus memakai kacamata di mukamu

karena membaca cetakan-cetakan kecil di dalam Alkitab. Tidak ada

artinya! Semuanya tidak berarti apa-apa."

Kalau Tidak Ada Kebangkitan, Kita Orang-orang Percaya Adalah

Yang Paling Bodoh

Itulah yang Paulus katakan: bahwa jikalau tidak ada Kebangkitan, kita

adalah orang-orang yang paling bodoh. Kita sungguh-sungguh bodoh.

Anda bisa menjadi seperti itu. Jadi implikasinya, tentu saja, orang-

orang Saduki adalah bodoh; mereka percaya kepada Allah orang mati.

Untuk apa anda percaya kepadaNya? Mereka membangun sebuah

tempat ibadah yang sangat besar di sana untuk Dia. Untuk apa? Anda

dapat saja pergi membeli beberapa bahan dan membangun rumah-

rumah untuk orang-orang miskin daripada sebuah tempat ibadah yang

besar dan megah untuk satu Allah yang adalah Allah orang mati." Tidak

ada gunanya! Anda harus membuat pilihan ini hari ini. Macam apakah

Allah anda? Apakah Allah anda Allah orang-orang Saduki, atau apakah

Allah anda Allah Tuhan Yesus? Apakah Allah anda Allah orang mati,

atau apakah Allah anda Allah orang hidup? Yang mana satu Allah anda?

Jujur, seperti yang sering saya katakan berulang-ulang kepada orang-

orang Kristen, entah Allah adalah nyata, dan karena itu anda hidup

334 | C A H A Y A I N J I L

bergaul dengan Dia dan melayani Dia, atau jikalau Allah tidak nyata,

mengepak saja dan pulanglah! Lupakan saja segalanya. Jangan pergi

ke gereja lagi. Tidak ada gunanya hidup dalam khayalan. Tidak ada

gunanya menggunakan agama sebagai candu yang memberi anda

sedikit kenyamanan, yang pada kenyataannya merupakan khayalan

belaka karena jikalau Allah adalah Allah orang mati, kenyamanan

apakah yang dapat anda peroleh pada akhirnya? Hal itu benar-benar

membuang waktu.

Agama seperti ini tidak ada harganya. Tidak ada gunanya kita

berusaha, tidak ada gunanya kita berdoa. Tidak berarti sama sekali.

Apa yang anda dapatkan hanyalah rasa bersalah yang sangat ruwet;

setiap kali anda berbuat dosa, anda merasa sangat bersalah. Maksud

saya, bagi seseorang yang tidak mempunyai hati nurani, dia berbuat

dosa dan dia tetap tersenyum. Dia masih merasa bahagia. "Aku

mencuri uang orang itu. Ah, hebat! Sekarang aku bertambah kaya. Aku

tidak suka orang ini; aku bunuh dia. Sekarang, musuhku berkurang

satu! Sekarang aku harus melihat dia setiap minggu dan mencoba

untuk mengasihi dia, mencoba untuk mengasihinya. Kamu melelahkan

dirimu untuk mengasihi seseorang yang tidak layak dikasihi. Hidup

kekristenan seperti ini menjadi bahan tertawaan. Maksudku, bayar saja

beberapa orang, beberapa penjahat untuk menghabiskan dia pada

tengah malam. Bayarlah orang itu beberapa ratus dolar dan pikiran

tenang yang anda dapatkan, tanpa perlu melihat orang itu lagi,

sungguh sangat menyenangkan sekali. Jadi, anda lihat, anda tidak

perlu membiarkan hati nurani anda mengganggu anda terus dengan

perasaan bersalah yang ruwet dan yang tidak ada akhirnya tetapi yang

akan menghancurkan hidup anda. Anda berbuat dosa dan nikmatilah.

"...makan dan minumlah, karena besok kita mati."" [1 Korintus 15:32]

Jadi, ada siapa yang peduli?

Oleh karena itu, jikalau tidak ada Kebangkitan, maka anda dan saya

adalah orang-orang yang paling bodoh. Kita tidak seharusnya berada di

sini membuang-buang waktu setiap orang. Nikmatilah terang cahaya

matahari yang indah. Berjalan-jalanlah di taman. Hiruplah udara segar

dan dapatkanlah sedikit vitamin D dari sinar matahari daripada duduk

di sini di dalam bangunan yang agak aneh ini mendengarkan orang ini

berbicara terus. Tidak ada gunanya. Saya tidak mengerti mengapa

orang senang menyiksa diri mereka sendiri. Orang ini berbicara terus,

lama dan panjang sekali selama satu jam, membuat saya kelelahan

335 | C A H A Y A I N J I L

total. Saya harus bekerja sepanjang satu minggu itu dan kemudian

harus mendengarkannya selama satu jam. Jelas sekali, kita ini orang-

orang bodoh jikalau tidak ada Kebangkitan. Maksud saya, kita benar-

benar bodoh. Jadi anda harus mengambil keputusan dalam pikiran

anda. Anda harus menangkap hal ini benar-benar dalam pikiran anda.

Apakah Allah adalah Allah orang mati, atau Allah orang hidup? Karena

jikalau Dia adalah Allah orang mati, walaupun Dia nyata, hal itu

sungguh-sungguh tidak berarti sama sekali. Kita tidak perlu menjadi

orang atheis, kita dapat saja berkata, "Pasti, pasti Allah itu hidup!"

Sama seperti orang-orang Saduki, "Allah itu nyata. Sesungguhnya Allah

ada, dan karena itu saya masih tergolong sebagai seorang yang

beragama karena saya percaya pada Allah. Tetapi Dia adalah Allah

orang mati, makanya hal itu tidak berarti apa-apa."

Dia Adalah Allah Orang Hidup, Demikianlah Kita Hidup Di

Hadapan Dia

Atau ini adalah pilihan yang lain: bahwa Allah adalah Allah orang hidup.

Dan oleh karena Dia adalah Allah orang hidup, kita harus menghadap

Dia. Itulah yang dikatakan Kitab Suci, bahwa sesungguhnya Dia akan

membangkitkan bukan hanya orang-orang percaya, tetapi bahkan

orang-orang yang tidak percaya akan dibangkitkan untuk menghadap

penghakiman. Itulah yang diajarkan Kitab Suci. Setiap orang akan

mati, tetapi setiap orang akan dibangkitkan untuk menghadapi

penghakiman Allah. Tidak ada yang dapat lolos dari penghakimanNya.

Sebenarnya, dalam perikop yang sejajar dengan perikop ini di Lukas,

kita membaca dengan jelas, satu pernyataan penutup di sana. Dalam

Lukas 20:38, pernyataan yang sama dibuatnya. Inilah yang kita baca di

sana: "Sekarang Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang

hidup; sebab di hadapan Dia semua orang hidup." Apakah artinya, "di

hadapan Dia semua orang hidup"? Pernyataan ini, dalam kasus datif

bahasa Yunani, berarti bahwa setiap orang hidup oleh kuasaNya dan

hidup memberi pertanggungan-jawab kepada Dia. Setiap orang hidup

bagi Dia. Pernyataan ini, singkatnya, menyimpulkan kenyataan bahwa

segala sesuatu dari kehidupan ini berada dalam tangan Allah. Hidup

anda ada di dalam tangan Tuhan. Anda akan hidup atau mati, bukan

karena kematian itu lebih berkuasa untuk dikendalikan Tuhan, tidak

sama sekali; hidup dan mati ada di tangan Allah. Dia membangkitkan

siapa saja yang Dia mau dan Dia akan mematikan siapa saja yang Dia

kehendaki.

336 | C A H A Y A I N J I L

Inilah yang dikatakan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya di dalam

Matius pasal 10, "Janganlah takut kepada manusia. Jangan takut

kepada mereka yang dapat membunuh tubuh dan tidak dapat

membunuh jiwa, tetapi takutlah kepada Dia, yaitu, Allah yang dapat

membinasakan, baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka." Allah adalah

satu-satunya yang memegang segala sesuatu yang hidup di dalam

tanganNya. Kehidupan ada di tangan Allah. Kehidupan bukanlah di

tangan kematian, tetapi di dalam tangan Allah. Dia adalah satu-satunya

yang menentukan siapa yang hidup dan siapa yang mati. Semua yang

hidup akan memberi pertanggungan-jawab kepada Dia. "... di hadapan

Dia semua orang hidup." Jadi Kitab Suci mengatakan kepada kita

bahwa bahkan orang-orang berdosa, bahkan penjahat-penjahat, bos-

bos mafia, mereka tidak dapat lari dari apa yang telah mereka lakukan

karena orang-orang jahatpun akan dibangkitkan untuk

mempertanggungjawabkan perbuatan mereka. Hal ini dapat kita baca

dalam kitab Wahyu, bahwa di sana terdapat dua kebangkitan:

kebangkitan yang pertama dan kebangkitan yang kedua. Anda

membaca tentang kebangkitan yang kedua di dalam Wahyu pasal 20,

ketika Tuhan akan membangkitkan semua orang yang pernah hidup.

Dia akan membangkitkan semua orang besar dan kecil untuk memberi

pertanggungan-jawab di hadapanNya karena kita semua hidup

bertanggungjawab kepadaNya. Anda lihat, Allah tidak hanya akan

membangkitkan orang-orang benar, melainkan Dia juga akan

membangkitkan orang-orang jahat karena orang-orang yang jahat

tidak dapat lari dari perbuatan mereka. Hal ini sangat penting untuk

dimengerti. Dia adalah Allah Kebangkitan. Dia adalah satu-satunya

yang memegang segala sesuatu dari hidup ini di dalam tanganNya.

Mengenal Allah Adalah Hidup Yang Kekal

Sampai di sini kita dapat menyimpulkan dua pokok yang penting dan

setelah itu kita harus mengakhiri. Saya harap, sampai di sini, anda

sudah mulai dapat mengerti apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di

sini, bahwa Allah adalah Allah orang hidup. Tetapi lebih lanjut lagi,

prinsip yang satu lagi dalam Kitab Suci kita harus mengerti adalah:

bahwa mengenal Allah adalah hidup yang kekal. Mengenal Allah adalah

hidup yang kekal. Mengenal Allah berarti berada di dalam suatu

persekutuan dengan Dia seperti Abraham, Ishak dan Yakub. Berada di

dalam suatu persekutuan dengan Allah, berarti berada di dalam suatu

hubungan kovenan dengan Allah seperti yang dilakukan oleh Abraham,

337 | C A H A Y A I N J I L

Ishak dan Yakub. Itulah kehidupan yang kekal. Ini adalah satu prinsip

dasar dalam Kitab Suci.

Anda ingat ketika pemuda yang kaya bertanya kepada Tuhan Yesus,

"Bagaimanakah aku dapat masuk ke dalam kehidupan yang kekal?"

Apakah jawaban Tuhan Yesus kepadanya? "Kamu mengetahui perintah-

perintah Allah. Turutilah segala perintah itu dan kamu akan hidup."

Turutilah itu dan kamu akan hidup! Perintah-perintah dalam Pentateukh

adalah perintah-perintah kehidupan. Orang-orang yang hidup oleh

kuasa Allah, oleh kasih karunia Allah yang memampukan kita - karena

kita tidak dapat melakukannya dengan kekuatan kita sendiri - tetapi

apabila dengan kasih karunia dan kuasa Allah, oleh Roh KudusNya, kita

dapat hidup di dalam FirmanNya, di situlah akan terdapat kehidupan.

Abraham, Ishak dan Yakub adalah orang-orang yang hidup menurut

Firman Allah. Mereka hidup - menurut firman yang ada di dalam

Ulangan 8:3 - mereka hidup oleh firman Tuhan: "Manusia hidup bukan

dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan."

Jadi Abraham, Ishak dan Yakub adalah orang-orang yang hidup

menurut FirmanNya, oleh karena itu mereka akan hidup. Mengenal

Allah adalah hidup yang kekal. Itulah yang Rasul Yohanes katakan di

dalam 1 Yohanes 5:20, "Mengenal Yesus Kristus, adalah mengenal

hidup yang kekal."

Tidak Ada Sesuatupun Yang Dapat Memisahkan Kita Dari Allah -

Tidak Juga Kematian!

Pokok bahasan yang terakhir sebagai penutup adalah: kematian dapat

memisahkan antara manusia dengan manusia. Tetapi kematian tidak

dapat memisahkan antara Allah dan manusia. Sesungguhnya kematian

akan memisahkan kita pada suatu ketika, ia akan memisahkan kita dari

orang yang kita cintai untuk sementara waktu. Tetapi kematian, seperti

yang kita lihat di waktu yang lalu, tidak dapat memisahkan antara Allah

dan manusia. Kita telah melihat bahwa pada saat seorang Kristen

mati, dia pergi bersama-sama Kristus. Kematian tidak pernah dapat

memisahkannya dari Allah untuk satu detikpun. Itulah keindahannya.

Bukankah hal itu mengherankan? Inilah dasarnya. Inilah yang

dikatakan Rasul Paulus di dalam Roma 8:38. Bagian firman itu sangat

indah dan saya ingin bacakan untuk anda. Inilah yang dikatakan Rasul

Paulus di sini:

338 | C A H A Y A I N J I L

"Sebab aku yakin bahwa baik maut maupun hidup," - yaitu, tidak ada

sesuatupun yang dapat terjadi dalam hidup ini - "baik malaikat-

malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang,

maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas,

maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan

dapat memisahkan kita dari kasih Allah di dalam Yesus Kristus Tuhan

kita."

Inilah sebuah prinsip dasar: kematian tidak dapat memisahkan antara

Allah dan manusia. Orang yang hidup di dalam persekutuan itu, suatu

hubungan kovenan (ikat janji) dengan Allah seperti Abraham, Ishak

dan Yakub lakukan, kematian tidak dapat memisahkannya. Tidak ada

sesuatupun, Paulus berkata, yang dapat memisahkan antara Dia dan

kita, antara mereka yang Dia kasihi dan yang mengasihi Dia. Tidak ada

suatupun yang dapat memutuskan di antara anda dengan Dia dan

merebut anda dari Dia berlawanan dengan pilihan anda dan kehendak

anda sendiri. Tidak ada! Itu juga merupakan satu prinsip dasar.

Jadi, sampai di sini, saya berharap kita sungguh-sungguh telah

mengerti dengan jelas pengajaran Tuhan Yesus dan juga belajar dari

hal ini bagaimana dapat menembus lebih dalam lagi ke dalam firman

Tuhan. Sebab saya mengaku bahwa sebagai seorang Kristen yang baru

bertobat, ketika saya berulang kali melihat ayat ini, saya tidak dapat

mengerti bagaimana firman ini dapat membuktikan Kebangkitan.

Sesungguhnya beberapa sarjana mengusulkan bahwa dalam ayat ini,

Tuhan Yesus sedang menggunakan suatu cara perdebatan yang, di

zaman modern ini, tidak dapat diterima, yaitu semacam perdebatan

rabinik Yahudi tentang Kebangkitan.

Tetapi sudah jelas bahwa dengan mengatakan hal itu, mereka

menunjukkan mereka tidak mengerti apa yang Tuhan Yesus katakan.

Bukan, bukan! Ketika anda memahami apa yang dikatakan Tuhan

Yesus, artinya begitu jelas. Hal itu sangat amat dalam sehingga tidak

ada pilihan lain yang dapat saudara ambil karena kita hanya punya dua

pilihan. Apakah Allah adalah Allah orang hidup atau Dia adalah Allah

orang mati. Anda hanya memiliki dua pilihan itu dan orang yang

beriman akan mengetahuinya. Dia mengenal kuasa Allah. Dia tahu

bahwa Allah adalah Allah orang hidup. Dan diberkatilah anda, jika anda

dapat berkata seperti yang Rasul Paulus katakan, "Aku tahu kepada

siapa aku percaya, dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan

339 | C A H A Y A I N J I L

apa yang telah dipercayakanNya kepadaku hingga pada hari Tuhan." [2

Timotius 1:12] Saya telah mempercayakan diri saya kepada Dia dan

saya tahu bahwa Dia akan membangkitkan saya pada hari terakhir.

Tubuh jasmani ini akan dibangkitkan, tetapi lebih daripada itu, bahkan

pada saat kematian, saya akan langsung masuk ke dalam hadiratNya.

Kematian tidak akan dapat memisahkan saya dari Dia untuk sedetikpun

karena saya tahu Dia adalah Allah yang hidup. Kiranya anda juga

mengenal Dia pada Hari Kebangkitan ini!

Kehidupan Kristen Yang Tak Terkalahkan

Bagian keempat dan terakhir dari satu seri khotbah yang terpusat pada

2 Korintus 12:9

"KuasaKu menjadi sempurna dalam kelemahan" Khotbah oleh Pdt. Eric

Chang

Gereja Central CDC Hongkong

Mari kita membuka satu pasal yang penting dari firman Tuhan di 2

Korintus 12:7b-10.

Maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang

utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan

meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru

kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.

Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku

bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi

sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas

kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena

itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan,

di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh

karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

Perhatikan setiap kata. Apabila anda memperhatikan dengan saksama,

anda akan melihat bahwa tanpa melebih-lebihkan, pasal ini merupakan

satu pasal yang terpenting. Kapan anda pernah merasakan bahwa

kelemahan anda merupakan sesuatu yang dapat dibanggakan? Kapan

anda pernah berpikir bahwa masalah-masalah, kesulitan-kesulitan,

340 | C A H A Y A I N J I L

kesukaran-kesukaran, dan aniaya-aniaya, merupakan hal-hal yang

dapat membuat kita bersukacita?

Kekristenan Yang Bagaimana?

Kita sedang hidup dalam suatu masa dimana banyaknya pengajar-

pengajar yang mengatakan bahwa Tuhan sedang memberkati anda

apabila tidak ada kesukaran-kesukaran, apabila semuanya berjalan

dengan lancar. Tetapi Paulus berbicara tentang kesukaran-kesukaran,

penderitaan-penderitaan dan semua jenis kehinaan yang menimpa

dirinya sebagai sesuatu yang dapat membuat ia bersukacita dan

bangga. Kekristenan semacam ini dapat disebut sebagai kekristenan

yang tak dapat dikalahkan, tidak mudah untuk menyerah. Kekristenan

semacam ini sangat sulit ditemukan pada zaman ini.

Jenis khotbah-khotbah yang kita dengar hari-hari ini di Amerika Utara

dan berbagai tempat lainnya adalah apabila anda mengalami

penderitaan-penderitaan dan kesukaran-kesukaran, itu bukanlah dari

Tuhan. Apabila anda miskin, itu bukanlah kehendak Allah. Apabila anda

menderita sakit penyakit, itu juga bukanlah kehendak Allah. Semua

penyakit harus disembuhkan. Setiap kemiskinan harus disingkirkan.

Apabila anda miskin, itu karena anda tidak memiliki iman. Kalau anda

memiliki iman anda dapat meminta sebuah mobil Cadillac, atau

Mercedes. Kalau anda tidak mendapatkan Cadillac, berarti anda tidak

memiliki iman. Kekristenan semacam inilah yang sedang dikabarkan di

seluruh dunia.

Dengan kekristenan semacam ini, anda heran apakah anda membaca

Alkitab yang sama dengan yang dibaca oleh rasul Paulus. Kalau saja

dia mendengarkan semuanya ini, ia akan heran kalau-kalau tidak ada

seorangpun yang dapat mengerti tentang apa yang ia sudah tuliskan.

Apakah Anda Sedang Menjalani Kehidupan Kekristenan Yang

Berkemenangan?

Hari ini, saya ingin membahas sesuatu yang amat penting - yaitu,

intisari dan sifat kehidupan Kekristenan. Apakah kehidupan Kekristenan

yang berkemenangan itu? Apakah anda hidup di dalamnya? Apakah

rahasia kekuatan rohani? Apakah anda memiliki kekuatan rohani dalam

hidup anda? Apakah kerohanian yang sejati itu? Kalau saya meminta

anda untuk mendefinisikannya, tahukah anda apa itu kerohanian?

341 | C A H A Y A I N J I L

Pertanyan-pertanyan ini sangat penting. Tanpa kuasa rohani, kita tidak

dapat menjalankan kehidupan kekristenan.

Ketika Aku lemah Maka Aku Kuat

Saya ingin menarik perhatian anda pada 2 Korintus 12:10, "Ketika aku

lemah, maka aku kuat". Perhatikan setiap kata. Sudah jelas ada dua

bagian dalam kalimat ini. Bagian terakhir dalam kalimat ini adalah:

"Aku kuat". Apakah anda kuat? Apakah anda merasa anda kuat?

Sepanjang minggu ini, apakah anda memiliki kekuatan untuk

mengatasi semua masalah yang anda hadapi? Kalau kita melihat pada

kalimat ini, kita cenderung ingin menekankan bagian keduanya, bukan?

"Aku kuat" - inilah bagian yang menarik bagi kita.

Anda dapat memikirkan pasal-pasal yang sejajar yang Rasul Paulus

gunakan, seperti Filipi 4:13, "Aku dapat melakukan segala sesuatu di

dalam Kristus." Ah, inilah kehidupan Kekristenan yang indah "Aku

dapat melakukan segala perkara". Paulus memiliki kemampuan untuk

bertahan dalam setiap kesukaran. Anda dapat melemparkan segala

sesuatu kepadanya dan ia tetap kuat. Ia seorang Kristen semacam itu.

Bagaimana dengan anda dan saya? Kita ditimpa masalah sedikit saja

dan kita jatuh. Sayangnya hidup ini penuh dengan masalah. Sebagai

akibatnya, kita menemukan diri kita sendiri sering kali jatuh. Kapan

kita dapat bangkit? Barang kali ketika kita ke gereja. Jadi selama 6 hari

kita jatuh, dan pada hari ke-7, kita mengumpulkan sedikit kekuatan

untuk bangkit. Tetapi dengan kondisi yang demikian, kita akan

mengalami defisit yang tak terbatas. Saya takut kalau pada waktu yang

akan datang apabila saya datang untuk berkhotbah lagi, saya tidak

akan melihat anda lagi, karena defisit itu telah mengakibatkan

kebangkrutan rohani.

Hal-hal Apakah Yang Dibanggakan Oleh Rasul Paulus?

Tetapi kemampuan Paulus untuk bertahan sangat mengagumkan.

Bacalah saja daftar yang panjang di 2 Korintus 11:22-30. Apakah anda

melihat hal-hal yang Paulus lihat sebagai sesuatu yang layak

dibanggakan? Inilah sungguh-sungguh seorang yang hebat benar.

Silakan anda melihat daftar tersebut. Yang mana satu dapat

ditanggung anda? Ia mengalami karam kapal tiga kali, dan terkatung-

katung di tengah-tengah laut Mediterranian yang dingin. Maukah anda

mencobanya? Mungkin Paulus itu seorang perenang yang baik,

sehingga ketika kapal mulai tenggelam, itu tidak menjadi masalah.

342 | C A H A Y A I N J I L

Tetapi kalau anda tidak tahu bagaimana untuk berenang, barangkali

Tuhan tidak akan menguji anda dengan cara ini?

Jika anda seorang missionari yang melayani Tuhan, sepenuh waktu

bekerja sebagai pemberita Injil, tentu saja anda akan berpikir bahwa

Tuhan akan meratakan jalan-Nya bagi anda. Tetapi apa yang Ia

lakukan? Ia mengizinkan kapal anda tenggelam. Anda boleh saja

protes: "Tetapi Tuhan, maafkan aku, itu bukan caranya

memperlakukan hamba-Mu. Yang penting bukan aku bisa berenang

atau tidak, tetapi menggantung-gantungkan hamba-Mu di tengah air

laut seperti ini pasti bukan caranya untuk memperlakukan hamba-Mu!

Tuhan, kalau Engkau melakukan hal ini sekali saja kepadaku, aku

masih dapat memaafkan-Mu. Tetapi tiga kali!? Ini tidak dapat diterima.

Pada waktu pertama kali aku sudah punya cukup banyak masalah,

tetapi tiga kali, aku tidak sanggup menerimanya. Bukan saja karena

Alkitabku basah dan hancur, tetapi semua catatan khotbahku hilang

dan aku tidak dapat mengingat apa yang akan kukhotbahkan."

Saya ragu-ragu apakah iman kekristenan anda cukup kuat untuk

mengatasi hal ini. Saya percaya iman anda tidak sanggup untuk

mengatasinya, jika kekristenan anda adalah semacam ini, bahwa Tuhan

tidak akan pernah mengizinkan satu perkara buruk pun terjadi kepada

anda. "Inilah aku hamba-Mu, siap untuk diutus dan memberitakan

Firman-Mu. Tentu saja Tuhan akan meratakan jalan-Nya bagiku,

benarkah?" Dan apa yang terjadi? Lif mogok, dan anda menderita malu

ketika anda coba membetulinya, dan anda tidak berhasil. Jadi anda lari

ke lantai bawah dan mendapati anda telah ketinggalan bis. Sudah pasti

ini bukanlah caranya memperlakukan seorang hamba Tuhan.

Anda mengalami beberapa masalah lalu anda berkata, "Tuhan,

mengapa Engkau memperlakukan aku seperti ini?" Itulah sebabnya

saya berkata anda perlu mengerti intisari dari Kekristenan. Anda

mungkin saja sudah dibesarkan dalam Kekristenan yang semacam ini,

yaitu selama anda berjalan dalam kehendak-Nya, maka semuanya

akan menjadi lancar. Ia boleh saja tidak meratakan jalan anda dengan

bunga-bunga mawar, tetapi paling tidak bukan dengan begitu

banyaknya duri.

Ketika Paulus menuliskan hal-hal itu di 2 Korintus 11, apakah

tujuannya? Apakah ia menulis untuk menggerutu melawan Tuhan? Ia

343 | C A H A Y A I N J I L

menuliskan hal-hal ini untuk membuktikan kepada jemaat Korintus

bahwa ia adalah seorang hamba Tuhan yang sejati (ayat 23). Inilah

yang menjadi penghubung antara bagian pertama dan bagian kedua

dari 2 Korintus 11. Paulus mengatakan: "Apakah mereka hamba-

hamba Tuhan? Aku lebih lagi. Apakah buktinya? Kapalku karam."

Bukankah ini hal yang menakjubkan? Kapal mereka tidak tenggelam

dan dengan demikian mereka bukan hamba Tuhan yang sejati. Inikah

pemikirannya? Apakah saya lagi membuat lelucon? Anda bacalah dan

temukanlah, kalau anda dapat menemukan penghubung yang lain.

Belajar Berjalan Dengan Tuhan

Di dalam berjalan dengan Tuhan, saya sering kali mengalami hal-hal

yang menakjubkan. Saya banyak sekali membaca, tidak pernah

seharipun saya lalui tanpa membaca. Kebanyakan dari buku-buku yang

saya baca berkaitan dengan teologia. Tetapi bahkan dari apa yang

saya baca, heran sekali bagaimana Tuhan memimpin saya. Saya tidak

sembarangan mengambil satu buku dan membacanya. Saya berkata,

"Tuhan, apa yang Engkau ingin saya baca berikutnya?" Ini bukanlah

buku-buku renungan tetapi merupakan buku-buku teologia yang

berurusan dengan eksegesis.

Saya baru saja membaca sebuah buku dalam dua minggu terakhir, dan

kemarin saya sampai pada bagian akhir dari buku tersebut. Ketika saya

membuka halaman berikutnya, saya sulit sekali mempercayai mata

saya. Judul dari bagian itu justru bertepatan dengan apa yang saya

khotbahkan hari ini, yaitu bukti-bukti kwalifikasi yang menunjukkan

bahwa Paulus layak menjadi seorang rasul. Ia merujuk kepada nas

yang sama yang saya tuliskan dalam buku catatan saya lebih dari 5

minggu yang lalu. Bukankah ini sesuatu yang luar biasa? Penulisnya

membahas hal yang sama persis dengan yang saya bicarakan

sekarang.

Bukti-bukti Kerasulan

Paulus menyebut kesukaran-kesukaran, pukulan-pukulan dan

lemparan-lemparan batu sebagai bukti yang sungguh-sungguh

menunjukkan kerasulannya. Ini sangat mengagumkan. Dalam perikop

itu, ia tidak menunjuk kepada penglihatannya ketika dalam perjalanan

ke Damsyik. Dalam suratnya kepada jemaat Korintus, ia mengklaim

dirinya sebagai rasul yang sejati, bertentangan dengan mereka yang

mengklaim diri sebagai rasul-rasul sejati, dengan argumen bahwa

344 | C A H A Y A I N J I L

mereka seharusnya tahu bahwa ialah seorang rasul yang sejati justru

karena lemparan-lemparan batu, pukulan-pukulan dan peristiwa kapal

karam yang harus ia alami demi Injil.

Ketika Paulus keluar untuk berkhotbah, ia tidak mengharapkan Tuhan

untuk melembutkan hati orang banyak supaya mereka tidak akan

melemparinya dengan batu atau memukulnya. Kadang-kadang, saya

keheranan mendengar banyak orang berkata, atau saya membaca

dalam majalah-majalah, bahwa bukti dari kebaikan Allah adalah kalau

mereka pergi ke sana dan hati orang-orang di situ sudah dipersiapkan.

Mereka menerima sambutan yang baik sekali. Bahkan meskipun pada

awalnya ada sedikit permusuhan, hati orang-orang yang mendengar

telah diubahkan begitu mereka sampai di sana. Penerimaan dari para

pendengar tentu saja kadang-kadang merupakan bukti dari pekerjaan

Tuhan dalam hati manusia. Tetapi sudahkah kita mengerti kenyataan

bahwa pertentangan yang hebat terhadap suatu khotbah sering kali

merupakan bukti yang pasti bahwa Roh Kudus sedang bekerja dengan

penuh kuasa di dalam hati para pendengar untuk menyatakan dosa

mereka dan perlunya untuk berpaling kepada Tuhan supaya

diselamatkan (misalnya dalam Kisah Rasul 7)?

Rasul Paulus yang malang ini dilempari batu sementara di waktu yang

lain ditinggalkan untuk mati. Ia dirajam batu dengan hebat sekali

sehingga berlumuran darah seluruh tubuhnya. Ia dipukul sampai

pingsan dalam suatu timbunan tanah sehingga mereka menyangka ia

sudah mati. Jika anda melihat wajah rasul ini, anda akan melihat

banyak sekali bekas-bekas luka di seluruh wajahnya. Dan bekas-bekas

luka ini, disebut Paulus sebagai "tanda-tanda kematian Yesus di dalam

tubuhnya" (2 Korintus 4:10). Tidak, Paulus tidak selalu diterima

dengan sambutan yang hangat.

Dan berapa kali dia dipukuli? Setiap kali Paulus dipukul, ia dipukul

dengan memakai cambuk, 39 pukulan di punggungnya. Setiap kali

cambuk itu mengenai tubuhnya, itu akan mengambil keluar sedikit dari

kulitnya. Ketika cambuk itu mengenai tubuhnya terdapat 4 atau 5

sayatan pada waktu yang sama. Ia diberikan 40 pukulan kurang 1

sebagai tindakan belas kasihan menurut ketentuan hukum Yahudi.

Dapatkah anda tahan menderita satu pukulan seperti itu, apalagi lima?

Bagaimana keadaan punggung rasul Paulus? Inikah penyambutan yang

baik?

345 | C A H A Y A I N J I L

Tetapi anda mungkin berpikir bahwa tentu saja kalau Roh Kudus

bekerja melalui Paulus, kuasa dari perkataannya akan menginsafkan

para pendengarnya dan mereka akan jatuh tersungkur di atas tanah

dan bertobat. Nah, ketika Stefanus di Kisah Para Rasul 7 berkhotbah

dengan penuh kuasa, ia dirajam batu sampai mati. Mengapa Tuhan

tidak melindungi hamba-Nya yang berharga ini, tetapi sebaliknya

membiarkannya untuk dirajam dengan batu sampai mati?

Beranikah anda pergi dan memberitakan Injil? Jangan berpikir bahwa

Tuhan akan meratakan jalanmu. Pada umumnya, Ia tidak akan

melakukan itu. Mungkin kadang-kadang, tetapi jarang sekali Ia akan

meluruskan jalanmu, sebagaimana yang anda lihat dalam Alkitab.

Memahami Sifat Kehidupan Kekristenan

Kecuali anda memahami sifat kehidupan Kekristenan, anda tidak akan

dapat bertahan. Paulus bukan hanya tidak mengeluh tentang hal-hal

ini, ia bahkan bermegah karena hal-hal itu dan bersukacita di dalam

penderitaannya. Ia sungguh hebat.

Ia sesungguhnya seorang Superman rohani karena dapat bertahan

menanggung semuanya itu.

Barangkali anda berkata kepada saya, "Aku mengerti maksud anda.

Jangan mengingatkan aku lagi, aku sudah tangkap maksudnya. Untuk

menjadi seorang Kristen, kita perlu kemampuan untuk bertahan. Tetapi

Rasul Paulus seorang Superman dan aku bukan. Aku tidak dapat

bertahan. Jadi biarkan si Superman maju terus dan menanggung

semua itu." Nah, apakah anda ingin menjadi Superman?

Benarkah Paulus Seorang Superman?

Benarkah Paulus seorang Superman? Kita baca di Roma 8:37 bahwa

Tuhan selalu menjadikan kita lebih dari pemenang. Itu sepertinya

gambaran "mimpi" dari kehidupan Kekristenan - "lebih dari pemenang".

Tetapi bagi banyak di antara kita cukup puas untuk menjadi pemenang,

jangankan "lebih dari" pemenang. Kita tidak dapat mengalami apa

yang "lebih dari" itu. Kita mempunyai cukup banyak masalah untuk

mengalami kemenangan.

Dalam dunia tinju, kadang-kadang kita menyaksikan pertandingan

dimana kedua petinju saling meninju satu dengan yang lainnya sampai

lebam biru dan hitam, sementara para juri mengalami kesulitan untuk

346 | C A H A Y A I N J I L

memutuskan yang mana menang dengan meraih angka lebih. Namun

ada juga pertandingan dimana benar-benar ada pemenang K.O. yang

jelas, dimana yang kalah terbaring di atas kanvas. Pemenang K.O.

inilah contoh dari "lebih dari pemenang".

Jadi ketika Paulus berkata "lebih dari pemenang", ia tidak bermaksud

bahwa anda menang dengan nilai angka, tetapi menang tanpa

tandingan. Jadi Paulus kelihatannya sedang berbicara tentang suatu

Kekristenan Superman, bukan? Tetapi ini bukan pengalaman

kebanyakan orang Kristen.

Apa yang akan terjadi kalau anda tidak mengalami kekuatan yang

berlebihan itu? Anda menjadi jera dan mungkin menderita frustrasi.

Justru akan terjadi sesuatu yang sangat berbahaya, yaitu suatu rasa

bersalah. Anda mulai bertanya-tanya misalnya, "Apakah aku sudah

lahir baru? Aku membaca di Alkitab bahwa kita lebih dari pemenang,

tetapi aku tidak. Mengapa?" Apakah ini pengalaman anda?

Kemudian anda pandang ke sekeliling kepada saudara-saudara yang

lain. Apakah saya saja yang mengalami kekalahan? Anda segera

menemukan bahwa mereka juga tidak lebih baik dari anda. Mereka

juga berbabak-belur. Kenyataannya, mereka juga bukan Superman.

Kemudian anda melihat di sekeliling, adakah orang-orang Super di

sekitar anda? Bagaimana dengan pendeta-pendeta dan pemimpin-

pemimpin di gereja anda? Bahkan mereka juga kelihatannya memiliki

kelemahan di sana sini. Apakah Superman juga membuat kesalahan?

Mungkin mereka sedikit lebih baik, namun yang pasti mereka bukan

Superman.

Apakah Kita Sedang Bertempur Dalam Peperangan yang Kalah?

Sekarang anda mempunyai masalah. Anda mulai merasa sangat

kecewa. Anda mulai bersikap sinis. Apabila hal ini menjadi lebih buruk,

anda mulai merasa putus asa. Anda mulai membuat kesimpulan bahwa

kehidupan Kekristenan tidak mungkin dijalani. Ternyata pahlawan-

pahlawan yang anda segani, para pemimpin di gereja, tidak begitu

sempurna juga. Perasaan putus asa ini mulai mencengkram anda,

membuat kehidupan Kekristenan anda merosot menjadi semakin

lemah. Anda tidak dapat menang. Tidak ada seorangpun, bahkan tidak

pula para pemimpin, dapat menang. Kita sedang berperang dalam

peperangan yang kalah.

347 | C A H A Y A I N J I L

Apakah jalan keluarnya? Saya melihat begitu banyak orang Kristen

yang menjadi semakin negatif. Segala sesuatu yang mereka lihat

tampaknya tidak ada harapan. Mereka berada di ujung keruntuhan.

Tetapi ketika anda membaca surat Rasul Paulus, apakah ia berpikir

seperti demikian? Ia tidak berpikir seperti ini karena ia tidak berpikir

seperti anda dan saya. Paulus memang tidak dapat dikalahkan tetapi ia

bukan Superman.

Dari Manakah Gagasan Superman Ini Datang?

Saya akan menerangkan apa yang saya maksudkan dengan pernyataan

saya yang terakhir. Tetapi pertama-tama kita harus meninjau gagasan

tentang "Superman" ini, dan memahami sifat kerohanian yang sejati.

Kita harus berusaha untuk mengerti dari mana datangnya kesalahan

gagasan tentang "Superman" ini, karena kalau anda memulai dengan

pemikiran superman, anda akan mengalami kerugian, dan melakukan

kesalahan yang serius.

Gagasan ini datang dari seorang ahli filsafat Jerman yang bernama

Friedrich Nietzsche. Orang ini adalah seorang ahli filsafat yang anti-

kristen. Meskipun ayahnya seorang pendeta, ia melawan segala

sesuatu tentang kekristenan. Bukanlah suatu perkara yang luar biasa

untuk orang-orang yang dibesarkan dalam keluarga Kristen

kemudiannya berbalik dan melawan kekristenan karena jenis

kekristenan yang mereka lihat di rumah. Nietzsche adalah seorang

yang sangat pandai tetapi entah mengapa ia memiliki obsesi untuk

melawan Tuhan. Dari sekian banyak buku yang ditulisnya, salah

satunya berjudul "Anti-Kristus", di mana ia menyatakan dirinya sebagai

Anti-Kristus. Ia berbalik melawan Allah karena Allah disampaikan

kepadanya dengan cara yang salah. Tetapi dengan berbaliknya dari

Allah, ia tidak ada lagi tujuan hidup. Ia telah kehilangan semua arti

hidup. Menolak Injil bearti menolak semua dasar pengharapan. Tidak

ada suatu apapun yang kekal, segala sesuatu adalah fana. Nietzsche

menjadi gila pada usia 45 tahun dan meninggal 11 tahun kemudian,

yaitu tahun 1900.

Superman - Memuliakan Manusia Itu Sendiri

Sebagai akibatnya, Nietzsche mengembangkan gagasan tentang

Superman. Ia berpendapat bahwa manusia dapat berkembang menjadi

Superman, paling tidak beberapa orang dapat. Baginya, pengharapan

adalah perkembangan manusia hingga ke tahap pencapaian yang

348 | C A H A Y A I N J I L

paling tinggi. Manusia dapat menyelamatkan dirinya dengan

mengembangkan dirinya sendiri. Beberapa dari kita dapat berkembang

menjadi sejenis bangsa yang super. Tentu saja, gagasan tentang

bangsa yang super inilah yang diambil dan diterapkan oleh pihak Nazi.

Menjelang akhir perang dunia kedua, berakhir jugalah impian Nazi akan

satu bangsa yang super. Namun demikian, gagasan ini dilanjutkan oleh

beberapa seniman kartun. Manusia masih saja ingin mempelajari untuk

mempercayai dirinya sendiri. Tetapi siapakah yang dapat kita percayai?

Baru-baru ini saya dengar dari berita mengenai seorang pria di Cina

yang menyembah Mao Tse Tung. Ia mengumpulkan segala macam

potret Mao Tse Tung: dalam buku-buku kecil, lencana-lencana atau

patung-patung. Tujuannya adalah mengumpulkan 25,000 barang-

barang seperti itu. Di dalam kamarnya tergantung potret Mao Tse Tung

yang sangat besar. Setiap hari ia membakar kemenyan di depan potret

Mao itu. Mengapa ia melakukan hal tersebut? Karena Mao Tse Tung

merupakan superman baginya.

Karena tidak seorangpun yang sesuai dengan gambaran Superman,

seniman-seniman kartun masih dapat membayangkan seorang pria

yang cakap dengan rambutnya yang bergelombang, bentuk tubuh V

dengan otot-otot yang besar, berpakaian biru yang ketat dengan

mengenakan mantel dipunggungnya yang akan menolongnya untuk

terbang di udara. Inilah hal-hal yang kita lakukan hanya di dalam

mimpi. Pernahkah anda terbang dalam mimpi? Pasti kita pernah

terbang dalam mimpi. Jikalau anda tidak dapat menjadi Superman

dalam kehidupan sehari-hari, setidak-tidaknya anda dapat menjadi satu

dalam mimpi!

Sekarang anda mengerti mengapa kita tidak dapat menggunakan

gagasan "Superman" dalam kehidupan Kekristenan. Itu adalah

mengagungkan manusia itu sendiri. Itu adalah pemujaan terhadap

kekuatan manusia yang sama sekali melupakan Allah. Dalam film

kartun, Superman dapat menghentikan dan memutar-balikkan roket.

Apa artinya ini? Artinya manusia dapat menyelesaikan masalah-

masalahnya sendiri dan tidak membutuhkan Allah. Manusia hanya perlu

mengembang ke tingkat yang lebih tinggi dan ia dapat melakukan

segala sesuatu. Pemikiran ini bukanlah sesuatu yang baru. Kita dapat

melihatnya di kitab Kejadian, di mana kita lihat makhluk-makhluk yang

349 | C A H A Y A I N J I L

sangat perkasa yang disebut anak-anak Allah. Kita juga membaca

tentang keberhasilan manusia dalam membangun menara Babel.

Manusia akan membangun jalannya sendiri masuk ke surga. Ia akan

mengambil kursinya sendiri di takhta Allah.

Keberhasilan manusia sungguh sangat banyak sekali. Ia dapat

meluncurkan roket-roket, dan ia ingin menerobos surga. Saya pernah

membaca sebuah laporan tentang teleskop yang baru dan lebih besar

di Hawaii yang memampukan manusia untuk melihat jauh lebih ke

dalam alam semesta ini. Sebenarnya semakin banyak kita tahu tentang

alam semesta ini, semakin kita sadar betapa rendahnya dan kecilnya

manusia itu. Keberhasilan kita yang paling besarpun dalam bidang

roket tidaklah seberapa dibandingkan dengan keluasan alam semesta

ini.

Kebohongan Dari Menjadi Superman Rohani

Jadi pemujaan akan pencapaian manusia adalah inti kepada gagasan

Superman itu. Karena itu, penerapan gagasan Superman ke dalam

kehidupan kekristenan adalah suatu penyimpangan yang besar.

Sayangnya, pemikiran semacam ini masih kuat dalam gereja. Kita

masih dapat melihat pemikiran tentang pengembangan diri ini dengan

maksud untuk mencapai status Superman rohani. Kita telah

diindoktrinasi oleh sistem pendidikan masa kini sehingga kita percaya

pada gagasan pengembangandiri sendiri yang terus-menerus ini.

Mengapa kita belajar sungguh-sungguh? Pengembangan diri sendiri.

Kita belajar supaya kita dapat berkembang dari satu tingkat pendidikan

ke tingkat yang lebih tinggi, dari satu derajat ke derajat yang lain. Kita

belajar untuk mengembangkan memori kita dan konsentrasi kita. Kita

bahkan dapat minum pil untuk mengembangkan "kemampuan otak".

Dengan segala usaha ini, kita mengembangkan diri sendiri.

Ketika kita datang ke gereja, tidakkah kita lakukan hal yang sama?

Mengapa anda mempelajari Alkitab anda? Anda berkata, "Saya ingin

mengetahui kehendak Allah." Mengetahui kehendak Allah biasanya

hanya sebagian kecil dari alasan yang sesungguhnya. Alasan yang

sesungguhnya adalah untuk mengembangkan pengertian anda tentang

Firman Allah, bukan? Bukankah hebat apabila seseorang mengajukan

pertanyaan dalam pelajaran Alkitab, anda membuka Kitab Suci pasal ini

dan itu kepada mereka dan anda mampu mencelikkan mata mereka.

350 | C A H A Y A I N J I L

Mereka semua memandang kepada anda, mengagumi pengertian anda

yang begitu dalam tentang Kitab Suci. Tentu saja, anda tidak akan

berkata bahwa anda melakukannya untuk mengesankan orang lain.

Anda akan berkata bahwa anda ingin mengetahui kehendak Allah.

Tetapi jikalau anda sudah mengetahui kehendak Allah dengan begitu

baik, mengapa anda tidak dapat hidup berkemenangan?

Bagaimana dengan doa? Tentu saja itu sangat rohani. Tetapi berdoa

bisa saja tidak begitu rohani. Kita dapat berdoa dengan cara seperti

"meditasi transendental". Kita memusatkan pikiran kita dan

mengembangkan akal budi kita. Hal ini dapat menolong kita untuk

memfokuskan kemampuan mental kita. Adalah sehat bagi pikiran dan

jiwa kita untuk meluangkan 10 menit waktu untuk memusatkan seluruh

perhatian dengan tenang. Kita terjual kepada gagasan pengembangan

diri. Jika anda memiliki alasan-alasan yang tersembunyi untuk

menggembangkan diri sendiri ketika mempelajari Alkitab dan berdoa,

anda telah kehilangan intinya dan anda tidak akan mengalami

kemajuan rohani dalam kehidupan kekristenan anda.

Apakah Program Pelatihan Pemuridan Mendorong Kita Menjadi

Superman?

Anda boleh berkata, bagaimana tentang pelatihan pemuridan? Tentu

saja dengan segala tingkat pelatihan pemuridan yang berbeda, anda

dapat bertumbuh secara rohani dan dapat hidup dalam kehidupan

kekristenan yang berkemenangan. Jikalau anda sudah menyelesaikan

tingkat dasar dan anda masih bergumul untuk hidup berkemenangan,

sebagai jalan keluarnya anda akan melanjutkan ke tingkat selanjutnya.

Program ini sungguh akan mendorong anda untuk menjadi Superman.

Kerohanian yang sejati sekarang tidak begitu jauh dari jangkauan kita.

Apakah semua pelatihan seperti ini sungguh berhasil? Apakah anda

mendapati anda hidup dalam kemenangan? Pernahkah anda

mengalami setelah mengikuti beberapa pelatihan, dengan tiba-tiba

anda memiliki beberapa sifat Superman dalam hidup anda? Pada

kenyataannya, meskipun anda mulai menyadari bahwa anda baru

setengah jalan untuk menjadi Superman, namun anda harus rendah

diri tentang itu. Tetapi begitu anda mencapai setengah jalan untuk

menjadi Superman, tidak begitu mudah lagi untuk merendahkan diri.

Tetapi anda masih ingin mencoba. Jadi kita ada banyak orang di gereja

yang mencoba untuk mengerti bagaimana menjadi lebih rendah hati.

351 | C A H A Y A I N J I L

Semua kekuatannya dikeluarkan di dalam pergumulan untuk

merendahkan diri.

Namun anda tetap frustrasi. Barangkali Anda berkata: "Setelah

menyelesaikan semua sesi dalam pelatihan-pelatihan pemuridan ini,

kapan saya benar-benar akan hidup berkemenangan? Jikalau jalan

satu-satunya untuk mencapai kesuksesan adalah dengan melanjutkan

pelatihan ke tingkat selanjutnya, saya tidak tahu apakah saya akan

berhasil sampai ke sana. Kehidupan Kekristenan seperti ini sangatlah

sukar".

Izinkan saya menyatakan hal ini kepada anda. Jikalau kita mengikuti

semua pelatihan pemuridan dengan maksud untuk mengalami

kemajuan rohani, dalam pengertian untuk menjadi Superman, anda

telah salah besar. Bahkan lebih buruk lagi, sesi-sesi dalam pelatihan itu

akan menjadi berbahaya bagi anda. Pelatihan-pelatihan itu sebenarnya

sangat berbahaya apabila anda mengikutinya dengan motif yang salah.

Saya sangat menguatirkan hal ini. Pelatihan sangat berharga, akan

tetapi setiap sesuatu yang berharga dapat disalahgunakan. Di sinilah

bahayanya.

Inti Dari Kerohanian

Jadi kalau begitu, bagaimana kita harus melanjutkan? Seperti yang

telah kita simpulkan, kita harus mengerti inti dari apa yang Paulus

katakan kepada kita. Kecuali kita mengerti hal itu, kita tidak akan

pernah dapat hidup berkemenangan. Anda harus pikirkan dengan

saksama 2 Korintus 12:10, "Ketika aku lemah, maka aku kuat". Paulus

tidak pernah mengklaim dirinya sebagai Superman. Pada

kenyataannya, ia tidak pernah menjadi Superman. Lebih menakjubkan

lagi, ia selanjutkan berkata di 2 Korintus 13:4, "Sesungguhnya Ia

disalibkan karena kelemahan-Nya" untuk menunjukkan bahwa bahkan

Kristuspun bukan Superman. Cara yang berbeda untuk menyusun ayat

ini ialah "Yesus telah disalibkan sebagai seorang lemah". Di Perjanjian

Baru, Yesus tidak pernah tampil sebagai Superman. Sepanjang Injil

Yohanes, Yesus tidak pernah melakukan apapun dengan kekuatan-Nya

sendiri. Tatkala anda tidak berfungsi dengan kekuatan sendiri, itu

berarti bahwa anda sendiri bukan apa-apa dan hanya Allahlah

segalanya dalam hidup anda.

352 | C A H A Y A I N J I L

Kecuali anda mengerti hal ini, anda tidak mengerti apa-apa tentang

kehidupan kekristenan. Jangan bayangkan bahwa satu hari kelak anda

dapat mencapai tingkat dimana anda dapat berfungsi dengan kekuatan

Superman. Karena apabila anda mencapai tingkat itu, anda tidak

membutuhkan Allah lagi. Tetapi selama anda masih bergantung

sepenuhnya kepada Allah, itu berarti anda selalu lemah.

Dapatkah anda melihat bahaya dari gagasan Superman ini? Anda harus

mengerti dengan jelas. Jangan bayangkan bahwa anda dapat mencapai

tingkat dimana anda memiliki kekuatan yang begitu besar sehingga

anda dapat berfungsi sendiri secara rohani. Jangan pernah berpikir

bahwa kehidupan kekristenan anda itu umpama baterai yang dapat

dicas dengan pelatihan-pelatihan, pelajaran Alkitab dan doa. Anda diisi

ke tingkat yang tertentu, supaya setelah waktu doa dan pelajaran

Alkitab, anda dapat keluar dan berlari untuk waktu yang lama dengan

cas dari baterai itu. Kemudian anda kembali kepada Allah untuk dicas

ulang hanya apabila anda merasa bahwa cas itu mulai berkurang. Ini

sama sekali tidak benar. Kita harus hidup dalam kelemahan saat demi

saat, dan senantiasa menarik kekuatan dari-Nya.

Kekristenan Yang Berbeda - Bermegah Dalam Kelemahan

Apa yang Paulus maksudkan ialah: "Ketika aku lemah, ketika itu

jugalah aku menjadi kuat". Itu berarti untuk menjadi kuat kapanpun,

anda harus menjadi lemah. Hal ini sangat penting untuk anda

mengerti. Kedua bagian dari kalimat ini tidak akan pernah dapat

dipisahkan. Saat anda merasa lemah, itulah saatnya untuk bersyukur

pada Tuhan. Inilah yang dimegahkan oleh Paulus.

Apakah anda merasakan kesakitan dalam tubuh anda seperti saya?

Paulus berbicara tentang duri di dalam dagingnya. Cobalah

menusukkan duri ke dalam tubuhmu dan rasakan seperti apa rasanya.

Itu gambaran kesakitan yang dasyat di dalam daging. Banyak sarjana

berusaha untuk memahami artinya. Tidak seorangpun dapat

menyatakan dengan pasti. Jika anda selalu mengeluh kepada Tuhan

mengapa anda mengalami rasa sakit di tubuh, anda belum memahami

rahasia kehidupan Kristen. Justru dalam kelemahan itulah kuasa Allah

akan dinyatakan di dalam diri anda. Justru di ayat inilah, Paulus

membanggakan hal yang satu ini: kesakitannya. Ini kekristenan yang

sama sekali berbeda.

353 | C A H A Y A I N J I L

Bilamana anda mengalami kekurangan, itu merupakan kesempatan

Allah untuk memperlihatkan kuasa-Nya kepada anda, dan melalui anda

kepada orang lain. Anda semua tahu ceritera tentang Joni, seorang

wanita atlit yang sangat menarik. Tulang lehernya patah,

mengakibatkan lumpuh dari leher ke bawah. Ia seorang wanita yang

masih muda dan seluruh hidupnya harus dihabiskan di atas kursi roda.

Mengapa Allah mengizinkan hal seperti ini terjadi? Namun melalui

kehidupannya, tak terhitung banyaknya orang telah diberkati.

Mengapa? Justru karena kuasa Tuhan dinyatakan di dalam

kelemahannya.

Bagaimana Kita Menghadapi Masalah-masalah Kita?

Namun saat anda merasa kurang sehat, anda merasa kurang senang.

Saya sering kali merasakan sakit punggung yang melemahkan.

Perhatikan kata "melemahkan". Setiap penyakit dan rasa sakit

melemahkan kita. Untuk menjadikan Paulus lebih kuat, Allah harus

pertama-tama melemahkannya dulu dengan menusukkan duri ke

dalam dagingnya. Mengertikah anda prinsip ini? Barangkali kita belum

mencapai tahap di mana Allah dapat menusukkan duri ke dalam daging

kita. Kita mengalami kesulitan mengatasi masalah-masalah kecil yang

kita hadapi setiap hari. Kualitas Kekristenan kita dapat dilihat dari cara

kita menghadapi masalah-masalah kita.

Ingatkah anda tentang "The Queen of the Dark Chambers" (Ratu

Kamar Gelap), bagaimana matanya begitu peka terhadap sinar cahaya

sehingga ia harus hidup di dalam kegelapan? Betapa tragisnya! Ia

harus hidup di dalam kegelapan siang dan malam. Ia secara harfiah

hidup di dalam kegelapan. Sekali lagi melalui kelemahannya kuasa

Allah dinyatakan dan jutaan orang diberkati melalui kehidupannya.

Kelemahan Kita - Kesempatan Allah

Kelemahan anda merupakan kesempatan Allah untuk menunjukkan

betapa dahsyat kuasa-Nya di dalam hidup anda. Inilah kemuliaan

Kekristenan. Bukan karena anda tidak ada masalah tetapi justru di

dalam setiap masalah, ada kekuatan untuk mengatasinya, bahkan

patah tulang leher ataupun kelumpuhan. Di mana lagi kuasa Allah akan

dinyatakan di dalam kehidupan kita? Apakah kemuliaan Allah

dinyatakan melalui saya karena saya mengendarai sebuah Mercedes?

Saya tidak perlu menjadi orang Kristen untuk mengendarai Mercedes.

Tetapi saya perlu menjadi orang Kristen untuk memuliakan Tuhan,

354 | C A H A Y A I N J I L

untuk mengizinkan kuasa-Nya dinyatakan melalui saya dengan duri di

dalam daging. Saya tidak membutuhkan kuasa Allah untuk hidup di

dalam sebuah rumah yang bagus dan besar. Tetapi saya membutuhkan

kuasa Allah ketika demi Injil, saya tidak ada tempat tinggal sama

sekali.

Betapa Bahagianya Menjadi Lemah

Di awal pengalaman kekristenan saya, saya melihat kuasa Allah

dinyatakan melalui saudara Yang. Ia memiliki rahasia rasul Paulus

dalam kehidupan kekristenannya. Ia menerima kemiskinan karena

memberitakan Injil. Itu merupakan sesuatu yang ia banggakan dan

megahkan. Seperti yang telah saya bagikan sebelumnya, kami hidup

bersama selama beberapa bulan. Menurut anda, apa yang paling

banyak saya pelajari darinya? Bukan bagaimana cara membaca Alkitab,

atau bagaimana dapat berdoa berjam-jam. Tetapi dari cara ia

mengatasi masalah-masalah dan kesukaran-kesukarannya, saya

belajar apa itu kemuliaan Allah. Kami berdua tidak mempunyai uang.

Kadang-kadang, hanya ada satu ikan kecil untuk kami berdua. Tidak

ada uang bahkan untuk membeli sayur. Kami punya uang cukup hanya

untuk membeli beras. Saya masih ingat ucapan syukur dan pujiannya

kepada Tuhan untuk ikan yang kecil itu. Ia selalu dikejar-kejar polisi.

Ini terjadi di Shanghai. Sukacitanya di dalam Tuhan saat menghadapi

setiap masalah yang membuat saya melihat kemuliaan Allah.

Mengertikah anda rahasia ini?

Paulus berkata bahwa "Aku disalibkan dengan Kristus" (Galatia 2:19).

Bukan "Aku telah disalibkan" (I was), tetapi "Aku disalibkan"(I am).

Disalibkan berarti dianggap sebagai penjahat. Itu juga berarti

penderitaan dan kematian. Penyaliban merupakan lambang dari

kelemahan yang total. Inilah yang dipandang Paulus sebagai pusat

kehidupannya. Justru di situlah ia menikmati persekutuan dengan

Kristus. Apakah anda mempunyai pengalaman semacam ini dengan

Kristus?

Di Ucapan Bahagia (Matius 5:3-12), kita dapat melihat bahwa setiap

ucapan bahagia itu ada hubungannya dengan kelemahan.

"Berbahagialah orang yang miskin": orang miskin itu lemah.

"Berbahagialah orang yang lemah lembut": orang yang lemah lembut

adalah orang lemah. "Berbahagialah orang yang dianiaya": mereka

dianiaya karena mereka tidak ada pertahanan. Demikianlah caranya

355 | C A H A Y A I N J I L

Tuhan membuka pengajaran-Nya. Ia ingin menegaskan kepada kita

bahwa seluruh rahasia kehidupan Kekristenan ialah bahwa Allah itu

Allah bagi yang lemah. Kuasa-Nya dinyatakan hanya melalui

kelemahan.

Daud disebut sebagai seorang yang berkenan di hati Allah (Kis 13:22).

Apakah karena ia Superman? Justru sebaliknya. Ia seorang yang

sangat menghargai kenyataan bahwa Allah mengasihi dan hidup di

antara orang yang miskin, yang rendah hati, dan yang lemah, dan ia

menulis, "Tuhan itu dekat dengan orang yang patah hati, dan

menyelamatkan mereka yang remuk jiwanya." (Mazmur 34:18)

Sebenarnya ucapan bahagia yang satu ini, "Berbahagialah orang yang

lemah lembut", adalah berdasarkan perkataan Daud di Mazmur 37:11,

"Orang-orang yang lemah lembut akan mewarisi negeri (atau bumi)".

Anda Merasa Cukup Puas, Sehingga Anda Tidak Mengalami

Tuhan

Saya telah mengalami keajaiban Tuhan di dalam hidup saya. Anda

dapat melihatnya di dalam kesaksian saya. Saya telah banyak kali

mengalami pernyataan kuasa Allah di dalam hidup saya. Tetapi yang

mengkuatirkan saya adalah saya jarang mendengar orang lain

membagikan pengalaman yang serupa. Saya bertanya-tanya mengapa

anda tidak mengalami keajaiban pekerjaan Allah. Apakah karena saya

Superman dan anda bukan? Bukan, saya bukan Superman. Saya bukan

apa-apa. Justru karena itu, Allah dapat bekerja dalam hidup saya.

Karena di dalam kelemahan dan kekurangan saya, Allah menyatakan

Diri-Nya kepada saya.

Masalahnya ialah anda jauh lebih "super" dari saya. Anda tidak

mengalami kekurangan yang saya alami dan itulah sebabnya anda

tidak mengalami Tuhan. Itulah sebabnya saya menyesal untuk anda.

Anda terlalu mewah. Saya tidak berkata bahwa anda kaya, tetapi anda

berkecukupan, jadi anda tidak perlu mengalami persediaan Tuhan.

Pernah terjadi di Shanghai saya tidak mempunyai apa-apa untuk

dimakan. Allah melakukan suatu yang ajaib untuk saya. Ia tidak akan

membiarkan saya dalam kelaparan. Jika Ia membiarkan saya dalam

kelaparan, saya tetap akan menerimanya juga. Tetapi Ia tidak

membiarkan saya menderita kelaparan. Saya mengalami mukjizat yang

356 | C A H A Y A I N J I L

mengagumkan dimana Ia melipat gandakan makanan buat saya. Saya

telah bagikan hal ini di dalam kesaksian saya.

Apakah Allah Nyata Untuk Anda?

Itulah sebabnya saya katakan bahwa anda tidak beruntung karena

anda hidup terlalu mewah. Anda juga terlalu sehat. Anda memiliki

paspor dan kewarganegaraan sehingga Allah tidak perlu menolong

anda. Selidikilah hidup anda dan tanyalah pada diri sendiri: di mana

kemiskinan dan kekurangan saya? Berbahagialah orang yang miskin.

Mereka lemah dan Allah akan campur tangan. Jika kekurangan anda

bersifat psikologis, yang anda butuhkan hanyalah hiburan mental. Jika

itu saja yang anda butuhkan, anda bisa saja menempelkan mata pada

TV dan itu akan menyelesaikan semua masalah anda. Kalau anda

mengalami masalah psikologis, anda mencari solusi psikologis. Anda

tidak pernah akan mengetahui apakah Allah itu nyata atau tidak. Ketika

saya menceritakan mukjizat-mukjizat yang saya alami, barangkali anda

berkata bahwa saya ini merupakan pengecualian. Barangkali ada juga

yang menganggap saya melebih-lebihkan. Sangat sulit untuk

mempercayai hal-hal seperti ini jika anda tidak pernah mengalaminya

sendiri. Sebenarnya, saya cenderung untuk mengekang ceriteranya.

Kalau anda benar-benar mengalaminya, itu jauh lebih menggairahkan

dari menceriterakannya. Dapatkah anda membayangkan perasaannya

ketika anda melihat ke dalam panci, memikirkan makanannya sudah

habis tetapi ternyata menemukan masih ada makanan? Dapatkah anda

membayangkan perasaannya ketika anda mengeluarkan makanan dari

dalam panci dan kemudian menemukan bahwa jumlah makanan dalam

panci masih tetap sama seperti sebelumnya? Sangat menakjubkan

kalau anda mengalaminya sendiri.

Apakah anda ingin mengalami kehidupan kekristenan yang tidak

terkalahkan seperti yang Paulus alami? Apakah anda ingin memiliki

kuasa rohani seperti yang dialaminya di dalam kehidupan kekristenan

anda? Apakah Allah kita nyata bagi anda?

Berbahagialah orang yang miskin dan yang lemah karena Allah akan

menyatakan diri-Nya kepada mereka. Siapkah anda menjadi miskin

dan lemah supaya anda dapat mengalami kehidupan yang tak

terkalahkan seperti Paulus?

357 | C A H A Y A I N J I L

Keselamatan Dan Kelemahan

Yang Kedua dari serangkaian khotbat-khotbah penafsiran 2 Korintus

12:9

"Dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna"

Disampaikan oleh Pastor Eric Chang

Di Gereja Christian Disciples Kuala Lumper (Malaysia).

Kerjakan Keselamatanmu Dengan Takut Dan Gentar

Sesuai dengan kehendak Allah, hari ini saya akan menjelaskan satu

pokok yang sangat penting dalam Firman Allah. Filipi 2:12

mengatakan, "Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa

taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan

gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula

sekarang waktu aku tidak hadir."

Kita akan meneliti kata-kata ini, "Kerjakan keselamatanmu dengan

takut dan gentar." Di sepanjang kehidupan kekristenan saya (yang

meliputi waktu yang sangat panjang), saya tidak pernah mendengar

seorangpun menjelaskan kata-kata tersebut. Namun kata-kata tersebut

sangat penting karena mereka berhubungan dengan keselamatan.

Keselamatan kita harus dikerjakan, heran benar, dengan "takut dan

gentar". Kita cenderung untuk berpikir bahwa kehidupan kekristenan

berhubungan dengan kasih, sukacita dan damai sejahtera semata-

mata, tetapi tahukah anda bahwa takut dan gentar bersangkut-paut

dengan kehidupan kekristenan dan dengan keselamatan?

Jika anda mencari jawabannya dalam buku-buku tafsiran, anda akan

mencari dengan sia-sia untuk satu penjelasan yang memuaskan. Saya

sudah menanyakan kepada banyak orang, "Tolong jelaskan kepada

saya arti dari kata-kata ini," namun tidak seorangpun yang dapat

menjelaskan kepada saya. Rupanya kita telah kehilangan kunci untuk

memahami Firman Allah dan memahami arti keselamatan. Dan jika kita

kehilangan kunci untuk memahami keselamatan, kita sesungguhnya

telah kehilangan segala sesuatu.

Sekalipun kita melakukan satu "penyelidikan kata" (word study) atas

ayat ini, kita belum tentu dapat menemukan jawabannya. Kita harus

memahami dasar yang mendasari kata-kata tersebut. Jadi hari ini kita

358 | C A H A Y A I N J I L

meminta agar Tuhan menolong kita untuk memahami kata-kata yang

amat penting ini.

Paulus Mengerjakan Keselamatannya Dengan Takut Dan Gentar

Bagaimana anda harus mengerjakan keselamatan anda? Jawabannya

sangat mengherankan: yaitu, dengan takut dan gentar. Paulus adalah

seorang rasul yang memberitakan kemerdekaan; dialah rasul yang

berbicara tentang kemerdekaan di dalam Roh (Galalatia 5:1) dan

tentang kasih, sukacita dan damai sejahtera. Namun di sini Paulus

berbicara tentang takut dan gentar dalam konteks mengerjakan

keselamatan kita! Kita tidak suka mendengar khotbah semacam ini.

Pada masa kini banyak pengkhotbah yang berbicara tentang "power

evangelism", tentang kuasa dan kekuatan, tentang kemuliaan dan

kebesaran. Dan kita tidak terbiasa mendengar tentang "takut dan

gentar". Bagaimana kita dapat memahami hal ini?

Jika anda menyelidiki kata-kata tersebut dengan menggunakan sebuah

konkordansi, anda akan menemukan bahwa Paulus menggunakan kata

"takut" dan kata "gentar" beberapa kali dalam kombinasi dan susunan

yang sama, yaitu "takut dan gentar". Ungkapan tersebut mempunyai

arti yang sedikit berbeda di dalam konteks yang berbeda. Kadang-

kadang ia berarti sikap patuh atau taat, seperti seorang hamba harus

patuh dan taat kepada tuannya. Kita mungkin merasa heran karena

Paulus mau memberikan nasihat seperti ini kepada seorang hamba,

akan tetapi Paulus juga mempergunakan istilah "takut dan gentar"

untuk dirinya sendiri. Misalnya di 1 Korintus 2:2-3, Paulus mengatakan,

"Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di

antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku juga

telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan

gentar."

Di sini Paulus berbicara tentang Yesus Kristus "yang disalibkan" - bukan

Yesus Kristus Raja kemuliaan, maupun Yesus Kristus Tuhan segala

tuhan, maupun Yesus Kristus Allah segala allah. Paulus berbicara

tentang Yesus Kristus yang disalibkan, yang tergantung di atas kayu

salib dalam kelemahan dan tidak berdaya sama sekali. Paulus berkata

kepada jemaat di Korintus: "Untuk sekarang ini, aku telah memutuskan

untuk tidak mengetahui apa-apa, bahkan ketuhanan Kristus juga tidak,

tetapi hanya Yesus Kristus yang disalibkan!" Karena melalui kematian-

Nya di atas saliblah, Yesus diakui sebagai Tuhan (Filipi 2:8-11). Ia

359 | C A H A Y A I N J I L

melanjutkan untuk berkata, "Aku juga telah datang kepadamu......"

Dalam apa? Dalam menjalankan kuasa dan otoritas seorang rasul?

Tidak. Paulus telah datang kepada mereka "dalam kelemahan". Dan

seolah-olah masih tidak cukup, Paulus meneruskan untuk berkata

bahwa ia berada dalam keadaan "sangat takut dan gentar" - ungkapan

yang sama yang dipakai di dalam suratnya kepada jemaat di Filipi.

Bagaimana kita dapat memahami pernyataan yang mengherankan ini?

Paulus, sebagai rasul yang begitu besar dan berkuasa, memberitahu

jemaat di Korintus bahwa ia datang kepada mereka dalam "kelemahan"

dan dengan sangat "takut dan gentar". Paulus menjadi begitu lemah

sehingga dia gemetar.

Pernahkah anda mengalami hal ini? Seringkali saya berada dalam

keadaan yang begitu lemah sehingga saya gemetar ketika mengangkat

tangan. Saya akan berkata sendiri, "Apa sudah terjadi kepada saya?

Lihat tangan saya!" Banyak di antara kita mungkin pernah mengalami

demam yang begitu melemahkan sehingga anda menggigil dan

gemetar.

Tetapi rasul Paulus gentar karena ketakutan! Ya, ia merasa takut dan

gentar. Ini merupakan satu gambaran bagi seorang yang sangat

lemah. Dapatkah anda memahaminya? Sejak semula anda berpikir

bahwa kehidupan kekristenan berhubungan dengan kuasa semata-

mata. Masa kini kita mendengar begitu banyak tentang kuasa, bahkan

"power evangelism". Semua orang merindukan kuasa. Seseorang yang

bernama A. Robbins menggunakan kata "Power" di kulit bukunya, dan

buku tersebut terjual dengan laris sekali. Ingin menjual buku? Tulislah

sesuatu tentang "HOW TO GET POWER" ("Bagaimana untuk

mendapatkan kuasa") dan buku tersebut akan laris.

Dan siapa mau membeli sebuah buku tentang kelemahan? Jika sebuah

buku diberi judul "Bagaimana untuk menjadi lemah," buku tersebut

akan duduk di atas rak buku untuk selama-lamanya, tidak akan dapat

dijual. Orang bodoh yang mana yang akan membeli sebuah buku

tentang menjadi lemah? Kedengaran tidak masuk akal. Namun begitu,

hari ini saya akan menyampaikan satu khotbah yang tak masuk akal

tentang kelemahan.

360 | C A H A Y A I N J I L

Gereja Menolak Prinsip Kelemahan

Teologia masa kini lebih banyak menangani tulisan-tulisan Paulus.

Siapakah yang menulis surat yang sedang kita pelajari hari ini? Tentu

saja Paulus. Apa rahasia kekuatannya? Rahasianya ialah kelemahan,

dan Paulus sedang membagikan rahasia tersebut dengan kita. Paulus

mengatakan, "Aku datang kepada kamu, dan apa yang aku lakukan?

Apakah aku berlaga dan meninggikan daguku dan meninggikan diriku -

dan menundukkan kamu dengan kehadiranku dan kuasa karismatikku?

Apakah di dalam kekaguman kamu semua memandang aku - seorang

rasul yang besar dengan satu halo (lingkaran) cahaya di atas kepala?"

Gambaran seperti inilah yang diharapkan oleh dunia. Satu penampilan

yang mengesankan sangat penting di dunia ini. Jika anda berkelakuan

seperti seekor tikus, anda tidak dapat menjadi direktur sebuah

perusahaan. Anda harus berjalan dengan penuh kepercayaan,

melambai-lambaikan tongkat anda, mempunyai penampilan yang

mengesankan, dan tampak penting.

Apa yang dikatakan oleh Paulus? Paulus mengatakan bahwa ia lemah di

tengah-tengah mereka. Kita mendapati pernyataan tersebut begitu

sulit untuk diterima sehingga kita mencurigai bahwa seseorang telah

menyisipkan kata-kata tersebut ke dalam surat Paulus. Maaf, kata-kata

tersebut adalah kata-kata Paulus sendiri. Dan sejauh mana Paulus

lemah? Sehingga sangat takut dan gentar. Bayangkan, rasul Paulus

berdiri di situ dan bergemetar. Dapatkah anda bayangkan Paulus di

dalam keadaan ini?

Tetapi kelemahan ialah satu prinsip yang berkaitan dengan

keselamatan. Paulus menyuruh kita untuk mengerjakan keselamatan

kita. Bagaimana? Dengan takut dan gentar! Kata-kata tersebut

mengungkapkan kelemahan yang intens.

Apakah anda mengerjakan keselamatan anda dengan takut dan

gentar? Apakah anda merasakan kelemahan yang mendalam di dalam

kehidupan anda? Itulah yang menjadi masalah bagi kebanyakan orang.

Banyak orang Kristen merasa lemah di dalam, tetapi mereka berpikir

bahwa tidak pantas dan tidak-kristiani untuk tampak lemah. Jadi

sekalipun mereka tidak ingin senyum, mereka tetap memberikan satu

senyuman yang lebar, kalau tidak, saudara-saudara mungkin berkata

kepada anda, "Apa sudah terjadi? Kamu pusing atau sakit perut? Istri

kamu memarahi kamu?" Makanya kita berusaha untuk memberikan

361 | C A H A Y A I N J I L

satu senyuman yang manis sekalipun kita merasa buruk sekali. Kita

sudah dilatih untuk memberikan senyuman Colgate (atau, Ciptadent).

Tekniknya agak sederhana, anda hanya perlu melonggarkan otot di

bibir sedikit, dan kemudian senyum. Dan apa perasaan anda? Anda

merasa seperti seorang bodoh dan munafik, bukankah begitu? Anda

berkata, "Baik, bagus" sekalipun anda tidak memaksudkannya sama

sekali.

Kita tidak berani mengaku bahwa kita lemah atau sengsara. Karena itu

kita hidup di dalam kemunafikan. Setiap minggu sore anda kewalahan

dari berlakon di dalam gereja. Anda berlakon dengan begitu baik

sehingga anda layak mendapatkan pekerjaan di Hollywood. Semua

orang berpikir bahwa anda bahagia sekali meskipun sebenarnya anda

merasa melarat sekali. Kedengaran familier, bukan? Kita tidak

mempunyai keberanian untuk mengaku, "Hari ini saya lemah dan lelah

dan muram. Sepanjang minggu saya tidak dapat menjalankan

kehidupan kekristenan. Saya kewalahan dari berpura-pura tampil kuat.

Lebih banyak saya berpura-pura, lebih capek saya. Sekarang saya

telah kehilangan keinginan untuk tampil kuat. Saya tidak lagi peduli

apa pendapat orang lain terhadap saya." Jika itu menggambarkan

keadaan anda, mungkin anda pada akhirnya telah tiba di mana anda

seharusnya sejak dari awal.

Menurut saya suasana di dalam gereja adalah lebih sehat jika kita bisa

datang ke persekutuan doa atau perjamuan kudus dan berkata dengan

jujur, "Saudara-saudara, saya merasa jelek hari ini. Maafkan saya jika

saya tidak senyum. Saya berterima kasih jika anda berdoa untuk saya.

Jujur saja, saya tidak dapat hidup dalam kemenangan sepanjang

minggu lalu. Saya telah melakukan hal-hal tidak harus dilakukan, dan

mengatakan apa yang tidak harus dikatakan. Jadi, maafkan saya jika

saya tidak senyum hari ini. Ingatlah saya di dalam doa kalian." Menurut

saya, itu jauh lebih ikhlas dari kepura-puraan yang seringkali menjadi

ciri kehidupan kekristenan.

"Kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar" berarti, setidak-

tidaknya, menjadi ikhlas dan mengaku kelemahan kita. (Tentu saja, ia

berarti jauh lebih banyak dari itu.) Ikhlas berarti kita mengaku bahwa

kita tidak sebesar yang kita bayangkan, atau sebagaimana kita ingin

orang lain memikirkan kita.

362 | C A H A Y A I N J I L

Paulus Memilih Untuk Menjadi Lemah

Rasul Paulus tidak akan pernah berpura-pura. Bukan saja Paulus telah

memutuskan untuk tidak berpura-pura, ia malah meletakkan dirinya di

dalam kelemahan. Hal ini sangat sulit untuk dimengerti, bukan? Apabila

kita mempelajari cara Paulus melakukan segala sesuatu, kita akan

terus-menerus diherankan.

Izinkan saya memberikan satu contoh lagi. Di 2 Korintus 10:10 Paulus

mengutip apa yang disebutkan oleh jemaat di Korintus tentang dirinya:

"surat-suratnya memang tegas dan keras, tetapi bila berhadapan muka

sikapnya lemah dan perkataan-perkataannya tidak berarti."

Kelihatannya, Paulus tidak mempunyai penampilan yang karismatik dan

mengesankan. Catatkan kata "lemah" yang dipakai oleh jemaat di

Korintus untuk menggambarkan Paulus. Dan Paulus sendiri

memberitahu jemaat di Korintus bahwa di tengah-tengah mereka ia

berada dalam keadaan yang "lemah". Penampilan jasmaninya lemah

dan tidak mengesankan; perkataan-perkataannya tidak berarti, dan

cara berbicaranya juga tidak fasih.

Meskipun memiliki ilmu yang banyak dan kecerdasan yang hebat (dan

hal ini diakui oleh semua orang), Paulus berbicara dengan cara yang

rendah dan tidak mengesankan. Sebenarnya ilmunya begitu banyak

sehingga seorang pejabat tinggi pernah berkata kepadanya, "Engkau

gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila." (Kisah

26:24). Paulus, ilmunya sangat banyak, dan ilmu, tentu saja, adalah

dasar bagi kefasihan dan perbendaharaan kata yang luas. Dengan

pendidikan yang baik disertai oleh kemampuan intelek yang tinggi,

anda dapat mengemukakan maksud dengan fasih dan meyakinkan.

Mengapa perkataan-perkataan Paulus begitu tidak berarti? Terdapat

hanya satu penjelasan untuk hal tersebut. Memandangkan kecerdasan

Paulus yang begitu tinggi, terdapat hanya satu penjelasan mengapa

perkataan-perkataannya dapat menjadi tidak berarti: yaitu, atas

pilihannya sendiri.

"Aku telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat

takut dan gentar" (1Kor. 2:3). Paulus memilih untuk menjadi lemah

daripada mengesankan orang lain dengan kefasihannya. Mengapa? Ia

menjelaskan di ayat berikutnya di ayat 5, "supaya iman kamu jangan

bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah." Itulah

363 | C A H A Y A I N J I L

sebabnya mengapa Paulus mengesampingkan semua hikmat manusia.

Sekarang kita mulai memahami cara bekerja Paulus yang

menakjubkan, yang sangat bertolak belakang dengan cara manusia.

Pengkhotbah-pengkhotbah yang dilatih di seminari diajar untuk

menjadi fasih dan mempamerkan suatu penampilan di atas mimbar,

tetapi Paulus berbuat yang sebaliknya.

Di 2 Korintus 10:1 Paulus mengatakan, "Aku, Paulus, merayu kepada

kamu....." Apakah ia berkata, "Aku, Paulus, bos dan rasul kepada

jemaat di Korintus, memerintahkan kamu"? Tidak, ia berkata, "Aku,

Paulus, merayu kepada kamu demi Kristus yang lemah-lembut dan

ramah....." Di sini jelas sekali Paulus merujuk lagi kepada Yesus Kristus

yang disalibkan. Oleh karena itu, ia merayu kepada mereka di dalam

kelemahlembutan dan keramahan Kristus yang tersalib demi dosa kita

tersebut, dan berkata, "Aku, Paulus, seorang yang tidak berani bila

berhadapan muka dengan kamu, tetapi berani terhadap kamu bila

berjauhan" (yakni, berani di dalam surat-suratnya, menurut jemaat di

Korintus dalam ayat 10). Di sinilah letaknya rahasia Paulus. Ia tidak

menggunakan teknik-teknik manusia; dan itulah sebabnya Allah dapat

memakainya.

Gereja Telah Menjadi Serupa Dengan Dunia

Di Amerika Utara saya suka mengunjungi toko-toko buku, dan

seringkali saya menjadi heran melihat bagaimana gereja masa kini

menggunakan metode-metode dunia untuk memberitakan Injil. Anda

dapat menemukan buku-buku seperti "Keys to Excellence" ("Kunci

kepada Keunggulan") atau "Strive for Excellence" ("Mengejar

Keunggulan"). Akan tetapi, keunggulan yang mereka cari adalah

keunggulan yang berasal dari teknik-teknik dunia, dari administrasi

bisnis di dunia, dari prinsip-prinsip kepemimpinan di dunia. Hal-hal

seperti inilah yang mereka praktekkan di dalam gereja. Dan buku-buku

seperti ini yang dapat ditemukan di toko-toko buku Kristen adalah

buku-buku yang termasuk "best-sellers". Beberapa dari penulisnya

bahkan bukan orang Kristen, mereka hanya merupakan ahli-ahli dalam

bidang bisnis. Kita sudah begitu jauh menyimpang dari Injil sehingga

kita tidak lagi menyadari bahwa prinsip-prinsip duniawi tersebut tidak

dapat dipraktekkan di dalam gereja. Prinsip-prinsip tersebut bertolak

belakang dari cara berfungsi gereja yang seharusnya.

364 | C A H A Y A I N J I L

Karena itu, Paulus memilih untuk menjadi rendah. Ia memilih untuk

mengesampingkan hikmat manusia ketika berbicara, dan menahan diri

dari mengesankan orang lain dengan ilmunya yang banyak dan

kemampuan inteleknya yang tinggi. Banyak orang menilai Paulus

sebagai seorang jenius. Kepandaiannya jelas kelihatan dari surat-

suratnya (misalnya Roma). Akan tetapi pada waktu yang sama, juga

jelas kelihatan dari surat-suratnya bahwa ia tidak berusaha untuk

mengesankan pembacanya dengan kepandaiannya yang luarbiasa.

Tanpa sikap seperti itu, anda tidak dapat menjalankan kehidupan

kekristenan, jangankan mengerjakan keselamatan anda dengan takut

dan gentar. Bahkan anda tidak akan pernah tahu apa artinya takut dan

gentar. Takut dan gentar adalah satu persoalan yang berkaitan dengan

pilihan. Tidak ada orang yang memaksakan hal tersebut ke atas diri

anda. Tidak ada orang yang memaksa Paulus supaya menjadi lemah

lembut dan ramah. Ia menjadi lemah atas pilihannya sendiri.

Ia tidak mempergunakan otoritasnya, apa lagi menyalahgunakannya.

Ia tidak menunjukkan pengaruhnya atau suka memerintah orang lain.

Ia berkata, "Aku merayu kepada kamu demi Kristus yang lemah lembut

dan ramah." Ia tidak memukul-mukul mimbar. Siapa saja yang

memukul mimbar pasti berpikir ia mempunyai wewenang untuk

memukul mimbar dan memarahi orang lain. Pernahkah anda

mendengar pengkhotbah seperti itu? Mereka bukan main sombong.

Mereka menyamakan memukul mimbar dengan kuasa dan otoritas.

Betapa tak masuk akal!

Sekolah Kristus

Pada waktu saya masih seorang pemuda non-Kristen, saya suka

membaca majalah-majalah yang diminati oleh pemuda laki-laki.

Banyak dari majalah-majalah tersebut mengiklankan program-program

olahraga pembentuk tubuh. Mereka akan menunjukkan gambar satu

bentuk tubuh yang kurus seperti kerangka hidup, yang layak dijadikan

spesimen bagi penelitian medis. Kemudian terdapat satu gambar lagi

untuk orang yang sama setelah ia mendaftar menjadi anggota program

olahraga tersebut. Wow, sekarang tubuhnya penuh otot-otot yang

menonjol dalam segala arah - satu pria yang sejati! Anda memandang

tubuh anda dan berkata, "Hei, saya lebih mirip kerangka itu. Jadi saya

harus berusaha menjadi serupa seperti gambar yang satu lagi dan

menjadi seorang He-man!"

365 | C A H A Y A I N J I L

Hal-hal yang bagaimana menarik perhatian anda? Inginkah anda

menjadi seperti He-man dengan otot-otot yang menonjol? Mengapa

kita begitu tertarik dan menginginkan otot-otot yang menonjol? Karena

otot-otot tersebut adalah kekuasaan dan kekuatan. Jika ada yang

berani menganggu anda, anda dapat menghajarnya.

Tetapi andaikata iklan tersebut dibalikkan: "Wahai orang-orang berotot,

datanglah ke sekolah kami dan kami akan menurunkan anda menjadi

batang kayu! Hasilnya dijamin!" Apakah banyak orang akan berantrian

dan menunggu untuk menjadi batang kayu? Tentu saja tidak.

Kedengaran begitu menggelikan.

Akan tetapi itulah sekolah Kristus. Percaya atau tidak, Tuhan akan

menurunkan anda menjadi batang kayu. Apakah ada yang rindu untuk

melamar masuk sekolah Kristus? Sudah banyak tahun saya memasuki

sekolah itu, dan lihat apa yang terjadi kepada saya. Lihatlah bentuk

badan yang cantik ini!

Kekuatan Masa Muda Saya

Ketika saudara Chris Wong menjemput saya dari bandara dalam mobil,

saya menceritakan kepadanya tentang masa muda saya. Pada waktu

itu, saya adalah seorang olahragawan yang tidak berminat sama sekali

dengan subyek-subyek yang membosankan seperti sejarah,

kesusasteraan, dan kimia. Siapa mempunyai waktu untuk omong

kosong seperti itu apabila anda dapat bermain di lapangan olahraga?

Jadi saya meluangkan sepanjang hari di lapangan olahraga. Setelah

beberapa tahun berbuat demikian, otot-otot saya menonjol di mana-

mana. Saya tidak terlalu iri dengan iklan yang disebutkan tadi karena

saya mempunyai otot-otot saya sendiri. Saya selalu mengagumi diri

saya di hadapan cermin. Saya akan menegangkan otot berbentuk-V ini,

dan menggerakkan dada saya atas bawah. Enak sekali. (Anda tidak

dapat membayangkan saya seperti itu sekarang, betul?)

Saya akan melihat ke dalam cermin untuk melihat otot-otot di perut

saya - terdapat enam pelat bersegi empat di situ. Saya juga suka

beradu tinju, makanya sangat penting untuk saya mempunyai sedikit

otot di perut kalau-kalau saya ditinju. Jadi kalau ditinju di perut, itu

tidak jadi masalah bagi saya. Saya mengagumi diri saya setiap hari.

Bapa saya sering berkata, "kamu buat apa di dalam kamar mandi itu?"

Saya akan berkata, "Sikat gigi!" "Mengapa begitu lama?" Sebenarnya

366 | C A H A Y A I N J I L

sikat gigi hanya membutuhkan setengah menit; waktu yang sisa saya

sedang mengagumi diri saya. Tetapi lihatlah saya sekarang, dan anda

mungkin bertanya-tanya bagaimana saya bisa menjadi seperti ini.

Tetapi seperti itulah saya sewaktu masih muda.

Sepanjang hari saya berada di lapangan olahraga bermain softbal,

baseball, badminton. Olahraga kesukaan saya adalah berenang,

baseball, sofbal dan bela-diri.

Bagaimana dengan studi saya? Baik, pada waktu senggang saya

berusaha menyelipkan sedikit waktu untuk belajar. Belajar adalah

kegiatan waktu-luang. Saya memikirkan satu strategi yang sangat

membuahkan hasil, dan saya tidak mengerti mengapa orang lain

menghabiskan begitu banyak waktu belajar. Strategi saya agak

sederhana. Dengan menguasai dua subyek, saya dapat lulus ujian

penerimaan apa saja dan diterima di sekolah manapun. Di Negeri Cina,

penerimaan siswa sekolah ditentukan oleh ujian penerimaan. Bapa

saya berpikir bahwa anak mudanya ini, yang meluangkan sepanjang

hari di lapangan olahraga, tidak akan berhasil masuk sekolah tinggi.

Nah, saya mengambil ujian tersebut di empat sekolah yang terbaik di

Shanghai, dan diterima oleh keempat-empat sekolah tersebut. Bapa

saya menjadi bingung.

Rahasia saya sangat sederhana. Pertama, saya akan unggul dalam

bahasa Inggeris (satu hal yang mudah bagi saya karena saya belajar

bahasa Inggeris sejak sekolah dasar). Saya banyak membaca buku-

buku bahasa Inggeris, jadi standar saya di Negeri Cina dianggap sangat

tinggi. Saya selalu mendapat nilai di atas 90% dalam ujian bahasa

Inggeris manapun tanpa perlu mempelajarinya. Karena itu, hanya

tinggal satu subyek lagi untuk dikuasai: yaitu, matematika. Saya

menyukai matematika karena saya menganggapnya seperti satu

permainan. Anda dapat bermain-main dengan matematika dan

mendapat nilai yang tinggi. Bermain-main dengan ilmu hitung adalah

suatu kesenangan, bukan pekerjaan berat. Saya hampir selalu

mendapat nilai 100% dalam mata pelajaran matematika. Ada guru

yang tidak akan pernah memberikan nilai penuh, jadi saya harus puas

dengan 99%. Dengan kedua subyek tersebut melebihi nilai 90%, saya

dijamin mendapat satu tempat di sekolah manapun selagi saya lulus

subyek-subyek lain yang membosankan - seperti kimia, di mana saya

pada kebiasaannya mendapat kira-kira 70%. Itulah rahasia yang

367 | C A H A Y A I N J I L

membolehkan saya untuk menghabiskan sepanjang hari di lapangan

olahraga dan membina satu bentuk tubuh yang mengesankan.

Allah Mengajar Kita Untuk Menjadi Lemah

Akan tetapi setelah Tuhan menangkap saya, Ia benar-benar bekerja

atas diri saya. Sekolah Kristus menuntun saya ke arah yang

bertentangan: dari seorang yang berotot menjadi sebatang kayu.

Banyak di antara kalian tahu dari kesaksian saya bahwa setelah

menjadi seorang Kristen, saya menderita kelaparan selama tiga tahun,

dan setelah itu saya hanya tinggal kulit dan tulang. Saya tampak

menyedihkan di depan cermin. Di satu sisi, anda dapat bermain gitar,

dan di sisi yang lain anda dapat bermain banjo. Apa sudah terjadi

kepada semua otot-otot saya? Mereka menyerap ke dalam tubuh;

semuanya hilang. Allah benar-benar bekerja dalam arah yang

berlawanan, mengubah saya dari seorang yang kuat menjadi seorang

yang lemah (Mazmur 102:23).

Siapa saja yang pernah menjadi kuat akan mengetahui apa dampaknya

hal tersebut terhadap kesehatan emosional seseorang. Banyak orang

melakukan olahraga pembentuk tubuh bukan saja untuk tampak

bagus, tetapi juga untuk mendapatkan manfaat psikologisnya. Tubuh

yang berotot memberikan keyakinan diri. Anda merasa seperti berada

di puncak dunia. Anda merasa tangkas. Sekarang saya sudah lupa

bagaimana rasanya perasaan tersebut. Sekarang untuk kebanyakan

waktu, saya merasa lemah. Dan semakin lama saya belajar di sekolah

Kristus, semakin lemah saya. Akan tetapi Allah ingin memberi kepada

kita kekuatan; karena itu Ia mengajar kita untuk menjadi lemah.

Ini tidak berarti bahwa Firman Allah mengajar kita untuk mengabaikan

kesehatan kita, apa lagi dengan sengaja merusakkannya. Umpamanya,

ada banyak orang yang sangat antusias namun tersesat karena mereka

merusakkan kesehatan mereka melalui puasa yang terlalu lama. Kita

harus sentiasa mengingat bahwa "tubuhmu bukan milik kamu sendiri,

sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar" (1 Korintus

6:19-20). Tubuh kita adalah milik Tuhan yang telah membeli kita

dengan darah-Nya sendiri, dan karena itu kita tidak mempunyai hak

untuk merusakkannya. Hanya Tuhan yang berhak untuk menangani

kita karena Dia, di dalam hikmat-Nya yang sempurna, mengetahui apa

yang terbaik untuk kita dan untuk gereja-Nya. Hanya Tuhan yang

368 | C A H A Y A I N J I L

mengetahui bagaimana untuk menangani kita sehingga kuasa dan

kemuliaan-Nya dapat diperlihatkan melalui kelemahan kita.

Dalam Kelemahanlah Kuasa-Ku Menjadi Sempurna

Paulus juga melewati pengalaman yang sama. Paulus mengatakan di

dalam 2 Korintus 12:7, "Dan supaya aku jangan meninggikan diri

karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi

suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk

menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri." Bahkan rasul

Paulus sendiri dapat dicobai dengan kesombongan, sehingga ia harus

diberikan satu penyakit. Di ayat 8 dan 9 Paulus berkata, "Tentang hal

itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu

mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: 'Cukuplah kasih

karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku

menjadi sempurna.'"

Tiga kali Paulus berdoa, dan tiga kali Tuhan menjawab "tidak".

Bagaimana kuasa disempurnakan? Ia disempurnakan di dalam

kelemahan. Itulah azas di sebalik pernyataan-pernyataan Paulus yang

telah kita baca tadi. Paulus telah mempelajari rahasia bahwa kuasa

Allah dinyatakan hanya ketika kita menjadi lemah.

Paulus melanjutkan untuk berkata, "Sebab itu terlebih suka aku

bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi

aku." Paulus tidak hanya menerima kelemahan yang dialaminya, ia

bahkan bermegah di dalamnya. Ia menerima dengan sukacita duri di

dalam daging tersebut.

Cobalah menusukkan satu duri bunga mawar ke dalam daging anda,

dan anda akan mengetahui apa yang dialami oleh Paulus. Kata "duri"

menyatakan perasaan sakit. Paulus diberikan suatu penyakit yang

sangat menyakitkan dia. Tetapi Paulus tidak mengatakan dengan

pasrah, "Pada akhirnya aku menerima duri tersebut." Sebaliknya, ia

bersukacita di dalam kesakitan dan kelemahan. Apakah Paulus sudah

gila? Tidak sama sekali, karena Paulus tahu bahwa pada saat dia

lemah, saat itulah kuasa Kristus akan turun menaunginya (kata bahasa

Yunani berarti "tinggal di dalam" dia).

Di ayat 10 Paulus mengatakan, "Karena itu aku senang dan rela di

dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam

369 | C A H A Y A I N J I L

penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus." Kemudian ia

menegaskan sekali lagi rahasia tersebut: "Sebab jika aku lemah, maka

aku kuat." Sekarang kita tahu mengapa Paulus memilih untuk menjadi

lemah. Karena ketika itulah kuasa Allah menjadi sempurna. Andai saja

anda mengetahui hal ini, anda tidak akan berpura-pura tampak kuat

dan berusaha untuk mengesankan orang lain dengan kekuatan anda.

Apakah anda merasa sedih? Jika jawabnya 'ya', maka anda sedang

merasa lemah. Ini merupakan satu kesempatan bagi Allah untuk

menunjukkan kekuatan-Nya melalui anda. Jadi mengapa anda

berusaha untuk menekan perasaan lemah tersebut? Mengapa tidak

menyambut kenyataan bahwa Allah pada akhirnya telah menurunkan

anda ke tahap yang lemah, lelah dan bahkan depresi? Depresi adalah

keputus asaan, atau kehilangan semangat. Apakah hal-hal yang

menyebabkan seseorang putus asa? Salah satu adalah, kegagalan.

Apakah kegagalan sesuatu yang buruk? Hanya di dalam kegagalanlah

Allah dapat bekerja di dalam kehidupan anda buat pertama kalinya!

Allah harus merendahkan anda terlebih dulu. Ketika Kristus dipaku di

atas kayu salib, murid-murid-Nya berpikir bahwa Ia telah gagal sama

sekali. Kematian-Nya telah mengakhiri seluruh pelayanan-Nya yang

agung menjadi satu kegagalan yang besar. Tidak terbayang di pikiran

mereka bahwa "kegagalan" tersebut adalah kemenangan Allah atas

dosa dan maut.

Paulus mengatakan di 1 Korintus 1:25 bahwa "yang bodoh dari Allah

lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah

lebih kuat dari pada manusia." Paulus mempelajari rahasia ini dengan

baik sekali.

Marilah kita melihat dengan lebih teliti kelima-lima hal yang telah kita

bacakan di 2 Korintus 12:10 tadi: "kelemahan, siksaan, kesukaran,

penganiayaan, dan kesesakan." Saya ingin menjelaskan dengan singkat

kelima-lima hal yang menjadi kesenangan Paulus tersebut.

1. KELEMAHAN

Kata yang diterjemahkan sebagai "kelemahan" mempunyai dua arti,

dan kedua arti tersebut berlaku untuk Paulus. Pertama, kata tersebut

memang pada dasarnya berartikelemahan, atau yang kedua, ia juga

berarti penyakit.

370 | C A H A Y A I N J I L

Sedihkah anda jika Allah mengizinkan anda untuk jatuh sakit? Bila saya

mendapat sakit punggung, menyesalkah anda untuk saya? Terima

kasih untuk simpati anda, tetapi pernahkah terlintas di pikiran anda

bahwa melalui penyakit ini, Allah sedang menjadikan saya kuat secara

rohani? Jika anda menyadari akan hal ini, anda akan bersyukur kepada

Allah untuk setiap kelemahan dan penyakit. Kita menganggap hal-hal

seperti itu sebagai kesialan karena kita masih belum mengerti rahasia

untuk berfungsi di dalam kuasa Allah. Ketika kita mendapat sakit

kepala, kita bertanya-tanya mengapa Allah begitu tidak bertimbang-

rasa. Karena kita masih belum mengerti bahwa di dalam kelemahan

kitalah, Allah akan menunjukkan kuasa-Nya. Itulah sebabnya Tuhanlah

yang akan dipermuliakan, bukan diri kita sendiri.

Beberapa tahun yang lalu saya berkhotbah di London, Ontario (bukan

London di Inggeris), dan saya dijadualkan untuk berbicara di

Persekutuan Kristen di Universitas Ontario Barat pada waktu sore.

Tetapi ketika saya berusaha untuk bangun pada pagi tersebut, kaki

saya melengkung dan saya rebah kembali ke tempat tidur. Saya tidak

dapat bangun. Saya berusaha lagi untuk bangun dan saya jatuh sekali

lagi. Saya tidak tahu apa yang sudah terjadi kepada saya. Saya merasa

lemah sekali, mungkin karena kelelahan dari berkhotbah dari hari ke

hari. Saya berusaha beberapa kali lagi, akan tetapi saya masih tidak

dapat bangun. Saya tinggal bersama-sama dengan beberapa anggota

dari persekutuan tersebut, dan saya memanggil mereka ke dalam

kamar. Saya berkata, "Saya minta maaf saya tidak dapat bangun. Kaki

saya tidak ada tenaga." Mereka menjadi gelisah dan berkata, "Kami

telah mengiklankan engkau sebagai pengkhotbah untuk malam ini, dan

banyak orang yang akan datang dari berbagai tempat untuk

mendengar engkau berkhotbah, dan kau tidak bisa berkhotbah? Wah,

tidak cukup waktu untuk mencari pengkhotbah yang lain. Sekalipun

kami dapat menemukan seorang, mereka akan kecewa karena beliau

bukan pengkhotbah yang diiklankan." Saya berkata, "Saya mengerti

bahwa ini adalah satu masalah." Mereka bertanya kepada saya apa

yang harus mereka lakukan. Saya berkata, "Kamu berdoa saja."

Mereka ingin memanggil dokter, tetapi saya berkata, "Jangan, jangan

panggil dokter, dokter tidak dapat berbuat apa-apa. Berdoa saja. Kalau

Tuhan izinkan, saya akan berkhotbah malam ini." Mereka memandang

saya terbaring di tempat tidur, dan mereka bertanya-tanya bagaimana

371 | C A H A Y A I N J I L

saya dapat bangun untuk menghadiri persekutuan tersebut. Akan

tetapi saya berkata, "Tinggalkan saja masalah ini di tangan Tuhan."

Sementara waktu berlalu, saya masih tidak dapat bangun. Saya tidak

ada kekuatan sama sekali. Ini merupakan satu pengalaman yang tidak

pernah saya alami. Saya sudah diubahkan dari seorang yang berotot

menjadi seorang yang tidak dapat bangun dari tempat tidur. Kasihan,

bukan? Akan tetapi hal tersebut terjadi supaya Allah dapat

menunjukkan kuasa-Nya.

Setengah jam sebelum pertemuan dimulai, pemimpin-pemimpin

persekutuan kelihatannya sangat kuatir sekali. Saya berkata, "Baik,

oleh anugerah Tuhan, saya sekarang bangun dalam iman." Dan saya

bangun. "Wow! Ia bangkit! Namun dapatkah dia berjalan ke pintu

tanpa rebah?" Saya berjalan ke pintu. "Lumayan, tetapi dapatkah dia

berjalan sampai pada mobil?" Saya berjalan sampai pada mobil. Ketika

kami sampai di Universitas, saya harus menaiki banyak anak tangga.

Saya berjalan naik tangga. Dan sore tersebut saya berkhotbah dengan

kuasa yang begitu besar dari Tuhan seumpama rajawali yang naik

terbang dengan kekuatan sayapnya. Saya berkhotbah dengan tenaga

dan kuasa yang begitu besar dan saya dapat melihat wajah pemimpin-

pemimpin persekutuan itu terbelalak menatap saya dalam ketakjuban,

sambil berpikir, "Apakah ini benar-benar terjadi?"

Peristiwa tersebut menunjukkan bagaimana kuasa Allah menjadi nyata

melalui kelemahan saya. Itulah jalan yang dipilih Paulus. "Jadikanlah

aku lemah supaya kuasa-Mu dapat dinyatakan." Seringkali saya harus

berkhotbah dalam keadaan yang samasekali lemah. Baru-baru ini saja

di Singapura, saya merasa sakit dan demam, keringat saya

bercurahan. Saya harus menyandarkan diri pada mimbar ketika

berkhotbah. Tuhan memelihara saya dalam keadaan lemah supaya Dia

dapat menyatakan kuasa-Nya.

Pernah satu kali saya berkhotbah di Edmonton, Kanada. Saya

mengalami demam panas dan sekali lagi mereka berkata, "Kaulah

pengkhotbah yang diiklankan dan banyak orang akan datang untuk

mendengarkan kau." Saya bertanya kepada seorang pendeta yang lain

apakah beliau ingin berkhotbah mengantikan saya. Tetapi beliau

berkata, "Mereka tidak datang untuk mendengarkan aku, mereka mau

mendengarkan engkau." Jadi saya berkata, "Tapi lihatlah keadaan

372 | C A H A Y A I N J I L

saya. Saya sedang demam panas dan berkeringat meskipun suhu

kamar agak sederhana." Tetapi beliau berkata, "Tidak, aku tidak dapat

melakukannya. Mereka semua akan kecewa." Pendeta tersebut

sebenarnya adalah seorang pendeta yang terkenal, tetapi beliau

enggan mengambil tempat saya. Jadi saya tetap harus naik mimbar

dan berkhotbah sambil keringat bercurahan. Pada malam tersebut,

saya berkhotbah di dalam kelemahan.

Mengapa Tuhan mengizinkan hal seperti ini terjadi? Tidakkah Tuhan

tahu bahwa saya akan berkhotbah, jadi mengapa Ia tidak

menyembuhkan saya? Sebaliknya, Tuhan membiarkan saya berkhotbah

dalam kelemahan, sekalipun dengan demam yang begitu panas

sehingga saya tidak dapat berpikir dengan lurus. Akan tetapi, inilah

rahasia kehidupan kekristenan.

Kelemahan tidak terbatas hanya kepada kelemahan secara fisik tetapi

juga perasaan lemah di dalam. Di dalam 2 Korintus 11:32-33 Paulus

menceritakan bagaimana di Damsyik ia diturunkan di dalam sebuah

keranjang melalui sebuah jendela. Begitu memalukan dan tidak

terhormat! Dapatkah anda bayangkan seorang rasul yang besar seperti

Paulus diturunkan dari tembok kota di dalam keranjang sayur yang

kotor? Tidak ada terompet atau karpet merah dipersiapkan untuk rasul

yang besar itu. Tidak, Paulus diturunkan di dalam keranjang sayur;

mungkin saja dia juga ditutupi dengan sayur supaya pengawal-

pengawal tidak dapat melihatnya. Di manakah martabatnya?

Kelemahan seperti ini adalah suatu perasaan lemah di dalam.

Ketika anda merasa lemah, dapatkah anda bersyukur kepada Allah?

Paulus berkata, "aku senang di dalam kelemahan, dan malah bermegah

di dalamnya." Ini merupakan suatu mentalitas yang baru, bukan?

2. SIKSAAN

Paulus juga senang di dalam siksaan. Kata yang diterjemahkan sebagai

"siksaan" berarti cercaan, penghinaan, penganiayaan, kebiadaban.

Dapatkah anda bersukacita ketika orang menghina anda,

mentertawakan anda, atau menganiaya anda? Paulus berkata, "Aku

bersyukur kepada Tuhan karena aku dihina."

Saya biasa pergi dari rumah ke rumah untuk memberitakan Injil. Suatu

kali di Wales, di UK, saya melakukan penginjilan rumah-ke-rumah.

373 | C A H A Y A I N J I L

Pernahkah anda mencobanya? Anda mengetuk pintu dan berkata, "Halo

nyonya, di sini ada selebaran Injil untuk anda." Bang! Pintu itu

dibanting di muka anda. Apa yang dapat anda lakukan? Apakah anda

akan berkata, "Tahukah kamu siapa aku ini? Jika kamu tahu, kamu

tidak akan berani membanting pintu di mukaku!"

Anda merasa dipermalukan dan dihina. Namun, saya bersyukur kepada

Tuhan karenanya. "Terima kasih Tuhan karena pintu dibanting di muka

saya. Terima kasih karena saya diizinkan untuk menderita sedikit

penghinaan demi Engkau." Bagi seseorang yang datang dari

latarbelakang seperti keluarga saya, dibanting pintu di muka bukanlah

sesuatu yang mudah diterima. Dulu di Negeri Cina, jika seseorang

membanting pintu kepada seorang yang berkuasa, orang tersebut

kemungkinan besar akan ditembak. Karena itu, penghinaan seperti ini

adalah satu pengalaman yang baru bagi saya.

Kata yang diterjemahkan sebagai "siksaan" juga berarti bencana

(malapetaka), kerusakan, atau kesukaran. Kesukaran berarti diusir dari

rumah karena kepercayaan anda pada Kristus; dan anda terpaksa tidur

di bangku kebun. Atau, anda menjadi sasaran olok-olok bagi teman-

teman dan sanak-saudara. Mereka berkata anda sudah menjadi gila

karena berubah menjadi orang Kristen. Semua orang memandang anda

dengan wajah yang sedih, atau dengan senyum sinis, sambil berkata,

"Orang ini seharusnya berada di rumah sakit jiwa." Anda menderita

penghinaan demi Kristus.

Suatu hari nanti, anda mungkin harus berterus-terang dengan bos

anda, "Maaf, saya tidak dapat memalsukan angka-angka ini." "Apa

maksud kamu tidak dapat? Kamu bodoh! Tahukah kamu apa akan

terjadi kepada kamu? Kamu tidak akan mendapat kenaikan gaji. Lebih

dari itu, aku akan memotong gaji kamu!" Jadi anda merasa dihina. Gaji

anda dipotong dan banyak peristiwa yang lain mulai terjadi kepada

anda. Apakah perasaan anda? Dapatkah anda berkata bersama Paulus,

"Aku senang di dalam penghinaan?"

Saya akan menggunakan satu contoh yang lebih umum. Anda berdoa

di tempat umum dan orang berkata kepada anda, "Hey, kami tidak

tahu kamu begitu saleh! Apakah kamu mengenakan halo (lingkaran

cahaya) pagi ini?" Bagaimana perasaan anda? Tidak ada orang yang

374 | C A H A Y A I N J I L

menyukai sindiran seperti itu. Tetapi dapatkah anda bersukacita? Hal

ini membutuhkan transformasi.

3. KESUKARAN

Kesukaran bersangkut paut dengan kebutuhan kita. "Kesukaran"

mempunyai beberapa arti di dalam bahasa Yunani. (Ketika saya

menjelaskan arti dari kata-kata ini, saya sebenarnya memberikan

artinya dalam bahasa Yunani.) Kata "kesukaran" pada umumnya

berarti tekanan dalam bentuk apa saja. Kita hidup di dalam dunia yang

penuh dengan tekanan. Kadang-kadang begitu sulit untuk tidur pada

waktu malam karena syaraf kita berkecai-kecai (gelisah), dan kita

membutuhkan alkohol atau obat untuk menenangkan diri kita. Tetapi di

sini Paulus mengatakan bahwa ia senang di dalam stres dan tekanan

yang timbul karena kewajiban terhadap Kristus.

Andaikata anda harus memimpin satu Pendalaman Alkitab di gereja.

Anda dijadualkan memimpin Pendalaman Alkitab, dan saudara-saudara

di gereja menaruh pengharapan yang besar terhadap anda. Oleh

karena itu, anda merasa tertekan dan stres. Anda begitu tertekan

sehingga anda memutuskan untuk tidak memimpin Pendalaman Alkitab

lagi. Lebih buruk lagi, mereka mengkritik Pendalaman Alkitab yang

anda pimpin tersebut. Anda bekerja begitu keras, tetapi mereka masih

berkata, "Bagaimana anda bisa keliru? Mengapa anda mengutip ayat

yang salah dan melihat di halaman yang salah?" Dan anda berpikir

sendiri, "Aku telah memberikan yang terbaik, dan lihatlah balasan yang

kuterima." Itu adalah stres dan tekanan.

Namun begitu, Paulus bersyukur. Itulah artinya mengerjakan

keselamatan anda: yaitu menerima dengan senang hati segala

kelemahan, kekurangan, dan penghinaan. Dapatkah anda memahami

Paulus? Paulus mempunyai mentalitas yang berbeda. Mengerjakan

keselamatan bukan berarti berpura-pura menjadi kuat, atau berusaha

menjadi sesuatu yang bukan anda, tetapi dengan sederhana menerima

semua tekanan - di luar dan di dalam - dengan sukacita. Itulah

kehidupan kekristenan yang sejati.

Di ayat-ayat yang berikutnya, Paulus menyebutkan hal-hal yang lebih

besar yang tidak berlaku kepada kita sekarang. Kata bahasa Yunani

yang diterjemahkan sebagai "kesukaran" dapat juga berarti

penganiayaan atau juga siksaan, menurut kamus Yunani. Paulus

375 | C A H A Y A I N J I L

bersyukur kepada Allah untuk kesakitan dan penyesahan dan

lemparan-lemparan batu yang ditimpakan kepadanya, dan bukan

hanya penolakan atau penghinaan (2 Korintus 11:24-27)

4. PENGANIAYAAN

Di 2 Timotius 3:11 Paulus berbicara tentang penganiayaan yang

dideritainya di Antiokhia, Ikonium dan Listra, satu rujukan kepada

peristiwa-peristiwa yang tercatat di dalam Kisah Rasul 13 dan 14.

Penganiayaan yang bagaimana yang paling sulit ditanggung oleh kita?

Karena kita tidak tinggal di Negeri Cina, tidak usahlah kita berbicara

tentang penganiayaan di Negeri Cina. Penganiayaan yang bagaimana

yang anda alami di sini? Salah satu penganiayaan yang paling dahsyat

adalah fitnah (apabila orang mengatakan hal-hal yang tidak benar

tentang anda). Tidak ada gunanya membela diri karena saat anda

berusaha untuk membela diri, keadaan hanya akan bertambah buruk.

Paulus mengalami hal ini di Antiokhia dan Ikonium. Ia sentiasa difitnah,

dan ajarannya diputarbalikkan. Hal-hal yang jelek dikatakan tentang

Paulus dan rekan-rekan sekerjanya (misalnya di Roma 3:8). Di Listra

Paulus malah dilempar batu akibat dari fitnah-fitnah yang dilemparkan

terhadap dia (Kisah 14:8-20). Fitnah seringkali membuka jalan kepada

serangan secara fisik. Dan untuk membenarkan serangan mereka,

mereka akan menuduh anda sebagai orang yang jahat dan layak

dihukum. Makanya Paulus dilempar batu dan dibiarkan untuk mati.

Namun begitu, hal-hal seperti inilah yang disyukuri oleh Paulus.

Bayangkan penderitaan yang dialaminya di Listra. Ia dilempar batu

sehingga pingsan dan banyak kehilangan darah. Ia ditinggalkan

terbaring di atas tanah, disangka sudah mati. Murid-murid yang

mengelilinginya juga menyangka bahwa ia telah mati, tetapi tiba-tiba ia

bangkit oleh kuasa Allah dan melanjutkan pelayanannya. Kenyataan

bahwa ia disangka telah mati berarti batu-batu tersebut pasti

mengenainya dengan keras, mungkin meninggalkan luka-luka yang

mengerikan di atas kepalanya. Paulus menanggung semua itu demi

Kristus. Bagaimana kalau anda dilukai sehingga muka anda menjadi

cacat? Saudara perempuan sangat peka terhadap hal ini, dan saya pikir

saudara laki-laki juga sama pekanya. Malukah anda jika terdapat bekas

luka di muka akibat dari dilempar batu? Namun Paulus bermegah

karena hal-hal seperti itu. Ia tidak malu jika wajahnya menjadi cacat.

Tidak dapat disangkal bahwa ia memang dipermalukan, tetapi ia

bermegah di dalamnya. Di akhir surat Paulus kepada jemaat di Galatia,

376 | C A H A Y A I N J I L

Paulus mengatakan, "Selanjutnya janganlah ada orang yang

menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus."

Sekarang kita mulai melihat kebesaran Paulus dan mengapa Allah

memakainya dengan begitu luar biasa. Karena Paulus adalah seorang

manusia yang senang dan bermegah di dalam setiap kelemahan; dari

penyakit sehingga pencacatan; dari kesedihan batin sehingga kesakitan

jasmani. Paulus berbicara tentang kesakitan, kekurangan tidur, dan

berbagai macam kesukaran seperti kelaparan dan kemiskinan.

5. KESESAKAN

Kata bahasa Yunani "stenochoria" secara harfiah berarti "kesempitan"

atau "dikurung di suatu tempat yang sempit"; secara kiasan ia berarti

kesesakan atau kesulitan. Paulus menanggung segala bentuk kesulitan,

termasuk kelaparan. Apakah anda menikmati kelaparan? Jika anda

tidak makan satu kali, anda cukup merasa lemah. Tetapi Paulus

sentiasa hidup di dalam kelaparan. Saya sendiri sudah banyak

mengalami kelaparan. Saya hidup di dalam kelaparan selama dua

setengah tahun. Allah membawa saya melalui sekolah kelaparan, dan

menurunkan saya menjadi kulit dan tulang.

Sanggupkah Anda Bersukacita Di Dalam Kelemahan?

Saya akan mengakhiri khotbah ini sekarang. Kita harus mengerti

dengan jelas bahwa kuasa Allah disempurnakan hanya dalam satu

cara: yaitu, di dalam kelemahan kita. Oleh karena itu, langkah yang

pertama adalah untuk menerima kelemahan kita. Paulus bersukacita

atas kelemahannya. Karena gereja kita mempunyai begitu banyak

kelemahan, kita mempunyai banyak alasan untuk bersukacita.

Apakah anda merasa terganggu karena tingkat pendidikan anda tidak

setinggi orang lain? Apakah anda merasa minder karena itu?

Sahabatku, jika anda merasa terganggu, ini menunjukkan bahwa anda

masih belum mengerti prinsip kelemahan ini. Allah tidak peduli akan

tingkat pendidikan anda. Manusia peduli, anda peduli, tetapi Allah tidak

peduli. Allah tidak peduli apakah anda memiliki sarjana-sarjana

akademis, atau tidak. Di dalam tubuh Kristus, siapa saja yang merasa

minder karena taraf pendidikannya masih belum mengerti bahwa kita

harus mengerjakan keselamatan kita di dalam kelemahan dan dengan

takut dan gentar. Hanya apabila anda lemah, kuasa Allah dapat

dinyatakan.

377 | C A H A Y A I N J I L

Banyak orang kuatir tentang hal-hal yang sepele. Ada yang merasa

terganggu jika mereka terlalu tinggi atau terlalu pendek. Ada orang

yang merasa minder karena dia hanya setinggi 5'1" dan orang lain 5'2".

Karena itu, ia membeli sepatu yang mempunyai tumit yang lebih tinggi,

seolah-olah menjadi lebih tinggi sedikit sangat penting. Saya masih

belum mengerti mengapa menjadi tinggi begitu penting. Pernah satu

kali saya berada di Toko Departemen di Kuala Lumpur, dan saya

melihat seorang pria yang tingginya kira-kira 6 kaki 5 inci. Saya

memperhatikan orang tersebut untuk beberapa waktu, dan kemudian

saya menyadari bahwa dia adalah detektif toko. Orang ini begitu tinggi

sehingga ia dapat melihat ke atas rak, jangan-jangan ada yang

mencuri. Setidak-tidaknya terdapat satu kelebihan jika anda tinggi:

anda bisa menjadi monitor TV yang berjalan!

Mengapa begitu banyak orang menyusahkan diri dengan hal-hal seperti

itu?! Mereka merasa menghinakan jika mereka harus menengadah

untuk berbicara dengan seorang yang lebih tinggi. Teman baik saya,

Clark Pinnock, seorang professor Teologia Sistematis di Universitas

McMaster (Hamilton, Kanada), tingginya 6 kaki 6 inci. Saya harus

mengakui bahwa sangat sulit untuk berbicara dengan dia karena leher

saya menjadi sangat capek. Tetapi itulah satu-satunya kerepotan yang

ada. Selain dari itu, apa masalahnya? Mengapa ketinggian anda

menyebabkan anda begitu tidak bahagia? Ada banyak orang yang

sangat terganggu karena hal ini. Mereka menderita sekali, terutamanya

saat berada di tengah-tengah orang-orang yang tinggi. Apakah

ketinggian anda menimbulkan perbedaan? Apakah Allah peduli akan

ketinggian anda? Apakah Ia akan mengukur ketinggian anda di pintu

surga? "Maaf, kamu terlalu pendek untuk bisa masuk." Mungkin

sebaliknya yang benar. Mungkin ada orang yang terlalu tinggi untuk

dapat masuk pintu kerajaan!

Saya menyebutkan hal-hal ini karena sangat mengherankan mengapa

begitu banyak orang yang diganggu oleh tingkat pendidikan mereka,

atau ketinggian mereka, atau mobil yang mereka miliki. Mobil yang

saya miliki itu milik musium! Saya membelinya dengan harga $100. Di

Amerika Utara, pada kebiasaannya mobil tidak dapat bertahan lama

karena garam yang dipakai pada musim salju merusakkan badan

mobil. Jadi mobil tahun 1977 tersebut ialah satu barang antik. Mobil

saya ini sudah berusia 16 tahun tetapi masih berjalan dengan baik

sekali. Saya bersyukur kepada Allah untuk mobil itu.

378 | C A H A Y A I N J I L

Cara kita menentukan nilai harus dibalikkan. Dapatkah kita belajar

untuk bersukacita dengan cara yang berbeda dari dunia? Terdapat

hanya satu jalan untuk mengalami kuasa Allah, dan jalan tersebut

adalah: bersukacita di dalam kelemahan, menjadi rendah, dan menjadi

tidak berarti. Paulus mengalami kuasa Allah, dan saya berharap anda

juga akan mengalaminya.

"Tuhan, saya lemah. Saya tidak ada kekuatan sendiri. Saya bukan apa-

apa; saya tidak dapat berbuat apa-apa; saya tidak tahu apa-apa.

Biarlah kuasa-Mu masuk ke dalam hidup saya." Saudara-saudara

sekalian, anda tidak akan diselamatkan hanya dengan menerima

anugerah keselamatan-Nya, tetapi dengan mengizinkan keselamatan-

Nya bekerja di dalam diri anda. Itulah satu-satunya cara keselamatan

dapat dikerjakan.

Pernahkah anda mendengar pokok ini dijelaskan dengan baik kepada

anda? Saya belum pernah. Saya sendiri masih berada dalam proses

mempelajari pelajaran ini. Saya bersyukur kepada Tuhan karena

mengajar saya bagaimana untuk menjadi lemah, dan bagaimana untuk

hidup di dalam kelemahan Kristus. Secara alami saya tidak lemah, dan

begitu juga dengan Paulus. Jadi kelemahan adalah sesuatu yang harus

kita pelajari. Kita belajar bukan sekedar untuk menerimanya, tetapi

justru untuk berbahagia di dalamnya. Kemudian orang lain yang

mengenal anda akan berkata, "Sekarang saya melihat kuasa Allah dan

kemuliaan-Nya di dalam kehidupan anda!"

Makna Salib di dalam Kehidupan Seorang Murid

Lukas 9:23-25 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang

Memikul salib - Mengapa?

Di khotbah ini, kita membahas tentang bagaimana rencana Allah untuk

umat-Nya menjadi lebih besar dari Yohanes Pembaptis dapat

diwujudkan di dalam diri kita. Kita akan melihat pada makna salib di

dalam kehidupan seorang murid. Hal ini dapat ditemukan di Lukas

9:23-25. Jika kita menerapkan firman Tuhan ke dalam hidup kita, kita

379 | C A H A Y A I N J I L

akan mendapati bahwa Allah benar-benar dapat menjadikan kita lebih

besar daripada Yohanes Pembaptis.

Lukas 9:23-25:

Kata-Nya kepada mereka semua (ucapan ini tidak ditujukan hanya

kepada beberapa murid saja, melainkan kepada setiap orang, termasuk

Anda dan saya): "Setiap orang yang mau mengikut Aku (sekali

lagi, setiap orang), ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya

setiap hari (perhatikan kata "setiap hari") dan mengikut Aku (ini

bukanlah tindakan sesaat saja, melainkan kegiatan sehari-hari, proses

yang berkelanjutan). Karena barangsiapa mau menyelamatkan

nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa

kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa

gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan

atau merugikan dirinya sendiri?

Dikatakan, "Melainkan engkau memikul salibmu setiap hari...". Siapa

yang berkata keselamatan itu adalah tindakan sekali jadi? Di mana

yang perlu Anda lakukan hanyalah memikul salib sekali saja, dan

mungkin Anda nanti dapat membuang salib itu di pinggir jalan, lalu

melanjutkan perjalanan tanpa dibebani salib. Sekalipun sudah

membuang salib tetapi Anda tetap merasa dapat menjadi murid

Kristus? Tidak, tidak, tidak. Dikatakan, "Kecuali jika kamu memikul

salibmu setiap hari dan mengikut aku, kamu tidak dapat menjadi

muridku. Setiap orang yang mau mengikut aku, itulah jalan yang harus

ditempuhnya."

Mengapa Yesus menetapkan persyaratan seperti ini? Apakah maksud

dari keselamatan itu? Apakah supaya kita dapat menyelamatkan diri

kita sendiri? Tidak demikian halnya di dalam Alkitab. Di dalam Alkitab

tindakan Anda menyelamatkan diri Anda akan menyebabkan Anda

kehilangan segalanya. "Barangsiapa yang ingin menyelamatkan

nyawanya maka dia akan kehilangan nyawanya, akan tetapi

barangsiapa yang kehilangan nyawanya demi Aku dan demi Injil, maka

dia akan menyelamatkannya."

Akan tetapi, bukankah Anda sedang mencoba untuk menyelamatkan

hidup Anda sendiri. Anda sedang berusaha untuk menyelamatkan jiwa

Anda. Kata 'jiwa' merupakan terjemahan dari kata Yunani yang berarti

380 | C A H A Y A I N J I L

hidup. Dalam tindakan Anda menyelamatkan hidup atau jiwa Anda,

maka Anda akan kehilangannya. Akan tetapi banyak orang Kristen

yang tidak memahami hal ini. Sehingga banyak orang Kristen yang

sama egoisnya dengan orang lain.

Kita akan membahas tentang hal memikul salib dengan memakai 3

poin.

Salib dan Kuasa

Kuasa Elisa

Poin pertama adalah mengenai salib dan kuasa - kuasa untuk

melakukan pekerjaan Allah. Kita memulai dengan membacakan kutipan

dari 2 Raja-raja. Bagian ini merupakan bagian yang membangkitkan

rasa penasaran. Ayat-ayat itu berbicara tentang Elisa. Peristiwa yang

tercatat sangatlah tidak lazim. Apakah arti dari peristiwa ini? 2 Raja-

raja 13:20-21:

Sesudah itu matilah Elisa (sang nabi besar, manusia Allah itu), lalu ia

dikuburkan. Adapun gerombolan Moab (orang Moab, suku yang berdiam

di sebelah barat Israel; merupakan suku tetangga yang hidup nomaden,

orang-orang yang memelihara ternak dan mengembara bersama

ternaknya) sering memasuki negeri itu pada pergantian tahun. Pada

suatu kali orang sedang menguburkan mayat. Ketika mereka melihat

gerombolan datang, dicampakkan merekalah mayat itu ke dalam kubur

Elisa, lalu pergi. Dan demi mayat itu kena kepada tulang-tulang Elisa,

maka hiduplah ia kembali dan bangun berdiri.

Ini adalah suatu peristiwa yang sangat menarik. Tanpa mengetahui

adat penguburan bangsa Isreal akan sangat sulit untuk memahami

ayat-ayat ini. Ketika peristiwa ini terjadi Elisa sudah lama mati karena

yang tersisa di kuburan itu hanyalah tulang-tulangnya. Jika Elisa sudah

lama dikuburkan lalu bagaimana mungkin kuburnya masih terbuka?

Ayat-ayat di sini memberitahu kita bahwa mayat seseorang

dilemparkan ke dalam kubur Elisa. Perlu diketahui bahwa penguburan

di Israel dilakukan di dalam gua, tidak seperti kita yang menggunakan

lubang galian. Orang Israel menguburkan jenazah di dalam gua,

biasanya di gua batu karang. Di dalam gua-gua itu terdapat banyak

ceruk. Di dalam suatu gua akan ditemukan banyak ruangan yang saling

berhubungan. Di sepanjang sisi ruangan itu, akan ditemukan banyak

381 | C A H A Y A I N J I L

ceruk, tempat di mana mayat-mayat ditempatkan. Terdapat juga gua

yang bagian temboknya berbentuk semacam rak di mana mayat dapat

dengan begitu saja ditempatkan di atasnya.

Orang-orang ini sedang dalam prosesi penguburan, dan kelihatannya

orang yang mati ini bukanlah orang yang penting karena identitasnya

tidak diungkapkan. Dia dibawa ke suatu gua tempat penguburan, dan

orang-orang menggotongnya ke dalam. Dan saat berada di dalam gua

datanglah kabar tentang kedatangan gerombolan Moab. Mereka

menyadari bahwa jika mereka masuk lebih jauh lagi, maka mereka

tidak akan punya cukup waktu untuk menghindari gerombolan Moab.

Jadi secara tergesa-gesa mereka mencari tempat terdekat dan

melemparkan jenazah itu agar mereka dapat dengan segera keluar

untuk melarikan diri. Mereka tidak tahu atau telah lupa bahwa itu

merupakan tempat di mana mayat Elisa dikuburkan. Disebutkan di

sana bahwa ketika jenazah ini terkena tulang-tulang Elisa, dia langsung

hidup dan berdiri! Nah saya tidak tahu hal apa yang lebih menakutkan

bagi mereka, apakah gerombolan Moab di luar atau orang yang baru

bangkit dari kematian ini! Orang-orang yang malang ini harus

berhadapan dengan hal yang menakutkan baik di dalam mau pun di

luar ruangan. Tentunya melihat orang mati yang bangkit kembali akan

lebih menakutkan ketimbang gereombolan Moab di luar. Jadi, mereka

tidak tahu apakah harus keluar dari gua itu atau terus tinggal di dalam

gua! Mereka terjepit di antara dua situasi.

Tetapi mengapa Alkitab mencatat peristiwa ini? Apa tujuannya?

Mengapa kita harus mengetahui peristiwa ini? Tentu saja, maksudnya

adalah untuk memberitahu kita sesuatu tentang Elisa. Seluruh bagian

ini berkaitan dengan Elisa, seorang manusia Allah yang perkasa.

Firman Allah bekerja dengan penuh kuasa dan ajaib di dalam hidup dan

pelayanan Elisa. Melalui Elisa, kehidupan disalurkan setiap saat. Inilah

artinya diselamatkan. Yaitu menjadi saluran keselamatan bagi orang

lain. Itulah yang terjadi di sepanjang hidup Elisa. Dia menyalurkan

hidup Allah kepada orang lain, baik secara jasmani mau pun secara

rohani. Tapi di waktu itu hamba Allah yang besar ini sudah mati dan

telah dikuburkan, dan juga mungkin sudah dilupakan. Akan tetapi Allah

memuliakan hamba-Nya ini sekali lagi. Bahkan di

dalam kematiannya dia mampu menyalurkan hidup. Bukankah ini hal

yang luar biasa? Sesudah mati pun dia masih menyalurkan kehidupan!

Inilah poin yang ingin disampaikan oleh Tuhan kepada kita: Setiap

382 | C A H A Y A I N J I L

hamba Allah yang sejati adalah saluran kehidupan. Dan hal ini

diilustrasikan dengan sangat jelas lewat fakta bahwa Allah terus

bekerja dengan penuh kuasa melalui hamba-Nya bahkan setelah

hamba tersebut sudah meninggal dunia.

Tentu saja hal ini masih terjadi hari ini lewat berbagai macam sarana.

Umpamanya, Anda membaca sebuah buku dan kerohanian Anda sangat

dibantu. Penulis buku itu sudah lama mati. Namun, sekalipun dia telah

mati, dia tetap berbicara kepada Anda melalui lembar-lembar halaman

buku yang tidak lebih hidup daripada tulang-tulang orang mati.

Lembaran kertas yang mati di hadapan Anda, benda-benda yang mati

secara jasmani itu, sedang menyalurkan kehidupan rohani kepada

Anda. Sekalipun orangnya sudah lama mati, pelayanannya terus saja

membagikan berkat. Menurut Paulus, setiap hamba Allah yang sejati,

entah di dalam hidup atau pun matinya, terus melayani dan

memuliakan Dia (Flp 1:20).

Terdapat hal lain yang perlu diperhatikan. Beberapa pasal sebelum ini

di 2 Raja-raja 4:32-37, kita menemukan peristiwa tentang anak laki-

laki dari seorang perempuan Sunem. Dan di dalam bagian tersebut,

Elisa datang ke rumah perempuan Sunem itu, dan membangkitkan

anaknya dari kematian. Bagaimana Elisa membangkitkan anak

tersebut? Elisa merentangkan tubuhnya ke atas mayat anak itu. Dia

berada di dalam posisi terentang di atas mayat itu sampai si anak itu

hidup kembali. Dengan kontak secara jasmani ini - dengan memberikan

dirinya sepenuhnya, menutupi tubuh anak itu sepenuhnya - si anak

kemudian hidup kembali.

Kuasa Yesus

Tiga kali di dalam Injil, disebutkan bahwa Yesus membangkitkan orang

mati. Akan tetapi Yesus tidak merentangkan tubuhnya di atas mayat

orang mati tersebut. Dia bahkan tidak harus menyentuh tubuh orang

mati itu. Dengan satu perintah, orang mati itu hidup kembali.

Peristiwa yang pertama tercatat di Lukas 7:14 menceritakan tentang

anak laki-laki seorang janda dari Nain. Saat itu Yesus sedang berjalan

menuju Nain dan sedang berlangsung suatu prosesi penguburan. Hati

si ibu sangat hancur karena yang meninggal dunia adalah anak lelaki

satu-satunya. Ini berarti dia tidak sekadar kehilangan apa yang paling

383 | C A H A Y A I N J I L

dikasihi dan dekat dengannya, tetapi dia juga akan kehilangan sumber

penghidupannya. Di zaman itu tidak ada sistem jaminan sosial. Jika

suami atau anak Anda meninggal dunia, itu berarti Anda tidak akan

mempunyai sumber penghasilan. Anda akan jatuh miskin dan

mengalami kelaparan, bahkan mungkin harus menjadi pengemis di

jalanan. Tetapi saat Yesus menghentikan prosesi penguburan itu dan

berkata kepada anak muda yang sudah mati itu, "Bangkitlah," dan

orang yang mati itu bangkit kembali.

Peristiwa kebangkitan yang kedua tercatat di pasal selanjutnya. Di

Lukas 8:54 berkisah tentang anak perempuan Yairus dibangkitkan. Di

dalam peristiwa ini, Yesus memang memegang tangan anak

perempuan itu dan memerintahkannya untuk bangun. (Namun tentu

saja, sebagaimana yang telah ditunjukkan dalam kasus yang

sebelumnya, Yesus sebenarnya tidak harus menyentuh anak itu.)

Peristiwa yang ketiga dapat dibaca di dalam Yohanes 11. Yesus

membangkitkan Lazarus. Sekali lagi, kebangkitan ini dilakukan cukup

dengan memberikan satu perintah yang sederhana, tanpa harus

melakukan kontak fisik.

Para Rasul Lebih Besar dari Yohanes Pempabtis

Di sini kita melihat kuasa Yesus Kristus yang lebih besar daripada

Yohanes Pembaptis. Yesus Kristus juga berkata, "Kamu akan

melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar karena Aku pergi

kepada Bapa." (Yoh 14:12-14)

Hal itu memang terjadi di Kisah 5:15. Di dalam kasus ini, sepatah kata

pun tidak diucapkan. Bukan saja tanpa kontak fisik, namun sepatah

kata pun tidak diucapkan tetapi kuasa yang menyalurkan kehidupan

dan kesembuhan dengan nyata terlihat. Kisah 5:15,16 berkaitan

dengan Petrus:

Bahkan mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan

membaringkannya di atas balai-balai dan tilam, supaya, apabila Petrus

lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari

mereka. Dan juga orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem

datang berduyun-duyun serta membawa orang-orang yang sakit dan

orang-orang yang diganggu roh jahat. Dan mereka semua

disembuhkan

384 | C A H A Y A I N J I L

Kuasa dapat dialami orang banyak hanya melalui bayangan Petrus

yang berjalan melewati mereka. Yang dibutuhkan hanyalah bayangan

Petrus. Sepatah kata pun tidak perlu Petrus ucapkan. Petrus tidak

menyentuh mereka; dia tidak mengucapkan apa-apa. Bayangannya

melintasi mereka dan itu sudah cukup. Hanya dengan bayangannya,

kuasa Allah dapat disalurkan melalui hamba-Nya untuk memberikan

kehidupan dan kesembuhan! Itulah kebesaran Allah yang bekerja

melalui hamba-Nya.

Hal yang sama berlaku pada rasul Paulus. Kisah 19:11-12, kita melihat

kebesaran yang sama.

Oleh Paulus Allah mengadakan mukjizat-mukjizat yang luar biasa,

bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai

oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah

penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat

Sapu tangan, atau kain yang pernah bersentuhan dengan tubuh Paulus,

saat disentuhkan kepada orang sakit, atau orang yang dirasuk roh

jahat, dan mereka langsung disembuhkan.

Petrus tidak punya kuasa. Paulus tidak punya kuasa. Anda tentu ingat

ketika Petrus menyembuhkan orang yang lumpuh, orang-orang

menjadi kagum. Dia berkata, "Mengapa kamu melihat kami seperti itu?

Kami tidak punya kuasa apa-apa. Kami tidak menyembuhkan orang ini.

Allah yang menyembuhkan dia melalui kami (Kisah 3:12)." Kuasa Allah

yang bekerja melalui para rasul. Kata Yesus, "Kamu akan melakukan

pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar..." (Yoh 14:12-14) Di dalam

pelayanan Yesus Kristus, hal-hal yang seperti itu tidak terjadi, namun

sekarang Anda melihat hal semacam itu terjadi melalui Petrus dan

Paulus.

Bermegah dalam Salib yang memberi Kuasa

Di manakah rahasia dari kuasa ini? Dari Yesus ke rasul Petrus dan ke

rasul Paulus, dari satu ke yang lain terlihat adanya peningkatan kuasa -

pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan menjadi semakin besar! Namun

apa yang sudah terjadi, mengapa dari zaman para rasul ke hari ini

terjadi penurunan sampai akhirnya kita berada di tingkat kuasa yang

paling dasar. Apa yang telah terjadi?

385 | C A H A Y A I N J I L

Rahasianya terletak di salib. Paulus memiliki kuasa ini. Mengapa?

Karena katanya, "Allah melarang aku bermegah, keselamatanku ada di

dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus (our Lord Jesus Christ)." (Gal

6:14) Dia tidak bermegah karena hal-hal yang lain. Paulus tidak

menyombongkan ijazah, pengetahuan, kefasihan, keahlian, atau kisah

suksesnya yang panjang. Dia tidak berminat pada perkara-perkara

semacam itu. Dia hanya bermegah atas satu hal, yaitu salib. Salib

Kristus. Di sinilah kita berbeda. Itu sebabnya Paulus memiliki kuasa.

Dan itu sebabnya gereja tidak memiliki kuasa.

Allah menginginkan kita untuk menjadi saluran kehidupan dan kuasa-

Nya. Hidup dan kuasa diberikan kepada kita bukan agar kita merasa

puas, bukan supaya kita merasa telah menjadi hebat, namun supaya

kita menjadi saluran kehidupan dan kuasa - menyalurkan kuasa yang

menyelamatkan dari Allah kepada orang lain. Jika Anda tidak bersedia

menjadi sekadar suatu saluran, Anda tak akan pernah menjadi apa-apa

secara rohani. Itulah poinnya.

Salib dan Keakuan

Kita masuk ke dalam poin yang kedua. Kata "kuasa", "selamat" dan

"keselamatan" dipakai berulang-ulang. Dan Anda berkata, "Sepertinya

orang-orang Kristen dimotivasi oleh keegoisan yang kurang-lebih sama

saja dengan orang non-Kristen. Maksud saya, Anda ingin diselamatkan

karena Anda ingin masuk ke surga." Yah, orang non-Kristen

menginginkan surga di dunia atau di zaman ini, dan Anda

menginginkan surga di langit, karena surga milik Anda lebih permanen

ketimbang surga di bumi. Jadi bukankah Anda dimotivasi oleh hasrat

yang sama yaitu menginginkan surga, entah itu surga di bumi atau pun

yang di langit? Anda dimotivasi oleh hasrat yang sama yaitu untuk

diselamatkan, bukankah yang memotivasi Anda itu keegoisan yang

sama?

Sampai pada titik tertentu memang terdapat kebenaran di dalam

pernyataan tersebut. Saya melihat begitu banyak orang Kristen yang

dimotivasi oleh keegoisan yang sama. Mereka tidak peduli pada orang

lain. Mereka hanya mementingkan keselamatan dirinya sendiri saja.

"Selama aku bisa masuk ke surga, maka aku tidak peduli akan

urusanmu. Akan tetapi jika dengan mengurusi keselamatanmu akan

membantuku untuk masuk ke surga, oh, aku juga tidak keberatan."

386 | C A H A Y A I N J I L

Lalu apa bedanya? Bukankah sama saja egoisnya? Apakah kita tidak

dimotivasi oleh hal yang sama? Di sisi lain, haruskah kita

berpandangan bahwa adalah lebih baik untuk tidak mempunyai hasrat

sama sekali? Atau apakah lebih baik kita menghasratkan nirwana,

tempat di mana tidak ada keberadaan dan tidak ada keinginan? Apakah

yang ini lebih rohani? Kita perlu memiliki keinginan, mudah-mudahan

keinginan yang baik. Namun tampaknya bahkan semua hasrat yang

baik pun mengandung unsur egois karena sekalipun Anda berkeinginan

untuk melakukan sesuatu yang baik, Anda menghendaki hal itu bagi

diri Anda sendiri. Justru karena ada nilai-nilai kebaikan, maka Anda

ingin memilikinya. Dan karena Anda ingin memilikinya, bukankah itu

berarti Anda dimotivasi oleh keegoisan?

Pandangan ini memang mengandung kebenaran. Tak diragukan lagi

memang ada kebenaran di dalamnya. Jika Anda kilas balik dan

tanyakan diri Anda mengapa Anda ingin diselamatkan dulu, pasti

alasannya adalah karena Anda dimotivasi oleh keinginan untuk

memiliki hidup yang kekal. Anda tidak ingin binasa. Anda menginginkan

hidup yang kekal. Dan bukankah keinginan untuk hal yang baik, yakni

hidup yang kekal, juga dimotivasi oleh keinginan yang egois, untuk

menjamin tempat di surga bagi diri Anda sendiri? Dengan demikian

bukankah hal itu egois? Memang pandangan ini mengandung

kebenaran juga.

Kita memang dalam tingkatan tertentu dimotivasi oleh keegoisan saat

pertama kali menjadi Kristen. Saya rasa sulit untuk mengingkari hal ini.

Namun yang penting adalah: jika kita tetap bertahan di tingkatan

tersebut, maka di dalam upaya kita menyelamatkan diri ini, kita justru

akan kehilangan keselamatan. Di situlah titik masuknya salib dan

keakuan. Semakin saya renungkan hikmat Allah, semakin saya dibuat

kagum. Yang dilakukan oleh Allah adalah ini: Apa yang disebutkan di

Lukas 9? "Barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan

kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena

Aku, ia akan menyelamatkannya." Anda lihat, yang luar biasa dari salib

adalah ini: Allah mengambil keegoisan Anda dan

memanfaatkannya untuk menghancurkan keakuan di dalam diri

Anda. Saya tidak tahu apakah Anda bisa memahami kalimat tersebut.

Makna sebenarnya tidak serumit kalimatnya. Inilah penjelasannya.

387 | C A H A Y A I N J I L

Allah mengambil keegoisan Anda dan memakainya untuk

menghancurkan keakuan Anda - keakuan yang egois itu. Sungguh

ajaib. Bagaimana cara Dia melakukan itu? Yah, karena Anda ingin

diselamatkan, (maka Anda datang kepada Tuhan). Akan tetapi Kitab

Suci berkata, "Kalau kamu ingin diselamatkan, kamu akan kehilangan

nyawamu. Hanya dengan kehilangan nyawa itulah kamu dapat

diselamatkan."

Jadi Anda mendapati bahwa dalam memenuhi hasrat Anda untuk

menyelamatkan diri Anda, Anda harus kehilangan keakuan Anda untuk

bisa diselamatkan. Oh, hikmat Allah sungguh tak terjangkau! Dia

memang luar biasa! Semakin Anda pelajari Alkitab, Anda mulai

memahami hal yang dikatakan oleh Paulus di Roma 11:33, "O,

alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah!" Ia tahu

bahwa kita ini egois. Ia tahu bahwa kita ini datang pada keselamatan

karena dorongan hasrat egois untuk diselamatkan!

Untuk apa Anda datang ke pertemuan pekabaran Injil? Apakah karena

Anda ingin menyerahkan diri Anda di pertemuan itu? Apakah karena

Anda ingin sumbangkan semua uang Anda? Tentu tidak. Anda datang

ke pertemuan itu untuk melihat-lihat apakah Anda bisa mendapatkan

sesuatu dari sana. Motivasi Anda tentu saja egois. Anda menginginkan

sesuatu bagi diri Anda. Anda ingin mendapatkan hidup yang kekal.

Atau mungkin niatnya tidak seluhur itu. Mungkin untuk mendapatkan

suami atau istri, atau pacar; tidak semuluk mendapatkan hidup yang

kekal. Anda datang dengan motivasi yang egois. Anda mendengarkan

penyampaian Injil sambil di dalam hati Anda berharap agar orang ini

segera mengakhiri khotbahnya, supaya Anda bisa segera ngobrol

dengan gadis atau pemuda yang Anda incar. Awalnya Anda berkata,

"Oh, khotbah orang ini betul-betul melelahkan. Semoga saja kita bisa

segera masuk ke acara ramah tamah." Anda ada di sana tetapi pikiran

Anda tidak tertarik pada Injil. Anda memikirkan gadis atau pemuda

yang Anda sukai itu. Tetapi minggu demi minggu, Injil mulai mengenai

hati Anda. Secara berangsur-angsur Anda mulai lupa pada tujuan

semula Anda mengikuti kebaktian. Injil mulai mengesankan Anda,

Firman Allah mulai mempengaruhi Anda. Dan hal ini terus berlangsung.

Awalnya Anda datang dengan motivasi yang egois, memang benar,

tetapi pada akhirnya Allah yang justru mendapatkan Anda, bukankah

begitu? Allah memanfaatkan keakuan yang egois untuk

menghancurkan keakuan Anda dan menjadikan Anda manusia baru.

388 | C A H A Y A I N J I L

Tentu saja ini merupakan suatu proses yang panjang. Saya tidak

bermaksud mengatakan bahwa semua itu bisa terjadi dalam 5 menit.

Ini adalah suatu proses yang sangat lama akan tetapi pada akhirnya

Allah secara perlahan-lahan menangani keegoisan. Berangsur-angsur

Anda melihat orang yang memulai kehidupan Kristennya secara sangat

egois, belajar untuk memberikan dirinya lebih dan lebih lagi. Dan di

dalam proses memberi inilah hidup Allah datang kepada Anda.

Itulah poin kedua yang ingin saya singgung secara sekilas. Kita

memulai dengan alasan yang sangat egois, dan saya pikir setiap orang

Kristen yang jujur tidak akan mengingkari hal ini. Akan tetapi Allah di

dalam hikmat-Nya memakai salib Kristus, dan melalui proses tersebut -

memanfaatkan keegoisan Anda - Dia menghancurkan keakuan dan

memunculkan kepribadian baru yang seperti Kristus. Saya dahulu

adalah orang yang sangat egois. Terus terang saja. Saya sangatlah

egois. Saya pernah memberi kesaksian kepada Anda tentang ambisi

kemiliteran saya. Pada masa itu, tentu saja, saya mencita-citakan

kemuliaan bagi Tiongkok, namun di dalam kemuliaan Tiongkok

tersebut, saya juga menginginkan kemuliaan pribadi. Saya bersama

dengan tentara saya akan memuliakan Tiongkok dan tentu saja seiring

dengan munculnya Tiongkok yang perkasa, saya ikut bermegah karena

saya adalah pelaku utama di dalam proses tersebut. Itulah mimpi-

mimpi egois saya.

Ketika saya menerima Injil, apakah itu bukan didorong oleh niat yang

egois? Tentu saja, tentu saja sangat egois. Saya mencari semacam

tuntunan dan makna yang lebih kekal ketimbang mimpi-mimpi sesaat

saya di dalam hidup ini. Saya mencari sesuatu yang kekal dan abadi

buat diri saya. Tetapi Allah memanfaatkan keegoisan tersebut dan

sekarang saya nyaris tidak percaya pada hasilnya. Ketika saya meneliti

isi hati saya, saya harus mengakui dengan jujur bahwa Tuhan telah

mengubah saya sedemikian rupa, dan apa yang telah Tuhan kerjakan

di dalam diri saya sungguh sulit untuk dipercaya. Fakta bahwa saya

mampu untuk mengasihi orang lain setulus hati adalah suatu hal yang

tak terbayangkan oleh saya. Bagi saya ini merupakan hal yang

mustahil, bahkan bukan merupakan hal yang saya inginkan. Siapa yang

mau punya hasrat untuk hidup demi orang lain? Lupakan urusan orang

lain, diri sendiri ini yang penting. Akan tetapi Allah mengubah Anda

tahun demi tahun, sehingga Anda menjadi benar-benar peduli pada

orang lain, Anda benar-benar mengasihi orang lain. Anda benar-benar

389 | C A H A Y A I N J I L

bersedia mengorbankan nyawa Anda bagi orang lain, mencurahkan diri

Anda bagi mereka. Dan Anda bahkan tidak tahu bagaimana perubahan

ini bisa terjadi. Allah di dalam hikmat-Nya, melalui salib Kristus, telah

mengerjakan hal ini di dalam hidup saya, dan Dia akan

mengerjakannya di dalam hidup Anda juga. Dan hanya dengan cara

itulah kita bisa masuk ke jalan penuh kuasa, yaitu poin pembahasan

kita yang pertama tadi.

Salib dan Keselamatan

Mari kita masuk pada poin yang ketiga dan yang terakhir.

Poin pertama yang telah dibahas adalah salib dan kuasa. Yang kedua

adalah salib dan keakuan. Yang ketiga adalah salib dan keselamatan.

Apa maknanya? Yesus berkata, "Kamu harus memikul salib-mu setiap

hari, kalau kamu ingin menjadi murid-ku." Yesus meneruskan dengan

berkata bahwa itu berarti Anda harus kehilangan nyawa Anda karena di

dalam proses kehilangan nyawa itulah, Anda akan memerolehnya. Jika

Anda mencoba untuk mempertahankannya, itu justru berarti Anda

malah akan kehilangannya.

Kita akan menggunakan satu pertanyaan untuk memahami seluruh

pokok persoalan ini. Kita tahu Kristus telah mati di kayu salib bagi

dosa-dosa kita dan telah menggenapi karya penebusan-nya bagi kita

semua. Pertanyaan yang timbul adalah jika Yesus telah mati dan

penebusan-nya itu sempurna, mengapa saya perlu memikul salib?

Mengapa Anda perlu memikul salib? Dia sudah memikulnya, jadi apa

perlunya saya dan dia memikul salib? Untuk apa memikul salib

bersama-sama? Bukankah sudah cukup dengan berkata, "Terimakasih,

Yesus Kristus. Yah, engkau memang sungguh baik. Aku terharu atas

kasih-mu kepadaku. Engkau telah memikul salib-mu. Aku cukup

berterimakasih saja. Yesus telah mati bagi dosa-dosa kita. Haleluyah!"

Jadi persoalannya adalah jika Yesus telah memikul salib, untuk apalagi

saya memikul salib? Apakah Yesus saat itu lupa bahwa dia-lah yang

harus memikul salib? Atau, mungkin dia butuh bantuan dalam urusan

memikul salib ini? Mengapa Yesus menyuruh kita untuk mengikuti

teladan-nya? Dia memikul salib di depan, dan dia menyuruh kita untuk

memikul salib juga sambil mengikuti-nya dari belakang. Bukankah kita

akan bertanya, "Apakah salib-mu saja tidak cukup?" Tetapi kita tahu

390 | C A H A Y A I N J I L

bahwa keselamatan, salib dan penebusan-nya sudah genap. Tidak ada

yang kurang di dalam penebusan-nya; Alkitab memberitahu kita bahwa

keselamatan-nya sudah genap (misalnya Ibr 1:3,4, 9:12-14).

Jadi, apa perlunya kita memikul salib? Mengapa ada persyaratan

seperti ini? Mengapa Yesus tidak berkata, "Baiklah, Aku telah memikul

salib; Aku telah melakukan semuanya. Jadi mulai sekarang, kalian

hanya perlu bersukaria. Aku telah mengambil alih semua penderitaan;

tak ada lagi hal yang tersisa untuk kalian kerjakan. Kalian cukup pergi

ke gereja saja, bertepuk tangan, menyanyi haleluyah, menari... ..."

Lalu kita semua menari-nari; kita bersenang-senang, karena Yesus

telah memikul salib, dan itulah karya keselamatan. Inilah Injil yang kita

dengar. Bukankah hal ini yang dikatakan para pengkhotbah dan para

penginjil kepada kita?

Terdapat dua salib. Satu adalah salib Kristus, dan yang satu lagi adalah

salib saya. Atau yang lebih tepat, terdapat banyak salib, satu adalah

salib Kristus, dan terdapat juga salib-salib yang lain, yang harus dipikul

oleh setiap dari kita. Dan kita bukan saja harus memikulnya tetapi

harus memikulnya setiap hari, itulah yang tertulis di ayat-ayat ini.

Setiap hari Anda bangun tidur, dan Anda harus memanggul benda

berat ini di pundak Anda, dan Anda melangkah menuju Kalvari. Menuju

Kalvari? Tetapi Yesus sudah sampai di sana. Dia sudah mengerjakan

semuanya. Untuk apalagi Anda harus ke Kalvari? Yah, saat Anda

mengikut Yesus, tentunya Anda akan pergi ke tempat di mana dia

pergi. Jika dia menuju Kalvari, ke mana lagi Anda mau pergi kalau

bukan ke Kalvari juga? Jika Yesus pergi ke Kalvari, apakah kita boleh

pergi bertamasya ke tempat lain? Lalu bagaimana cara kita memahami

hal ini?

Makna dari "salib kita"

Apa makna penting dari salib kita? Apakah karena Yesus Kristus

memandang bahwa akan lebih baik jika kita menanggung sedikit

penderitaan? Atau mungkin dia khawatir kalau-kalau kita memang

akan menjalani hidup kita dengan bertamasya terus menerus, jadi

Yesus berkata, "Tidak, tidak, tidak. Aku akan membuatnya jadi sedikit

lebih berat buat kalian. Jika kalian mengira akan menikmati hidup yang

menyenangkan, Aku akan membebankan salib buat kalian. Ah, itu akan

membuat kalian tetap merendah, mencegah kegemukan,

391 | C A H A Y A I N J I L

mempertahankan bentuk tubuh kalian. Jika tidak, kalian mungkin akan

menjadi gendut dan lemah. Setiap hari kalian harus menjalani latihan

rohani ini, yaitu pikul salib ini setiap saat." Itukah alasan Yesus

menyuruh kita memikul salib? Karena kita butuh olahraga rohani?

Mungkinkah urusan memikul salib ini adalah sebagai suatu latihan

rohani? Untuk apa kita memerlukan salib?

Gereja tidak memiliki kuasa karena tidak memahami apa maknanya

salib kita. Kita berpikir seperti ini: Kristus telah mati bagi saya, jadi

tidak ada lagi hal yang perlu saya lakukan selain dari menyanyi

haleluyah. Dan kalau itu masih belum cukup, saya bisa coba

mendapatkan pengalaman rohani apakah karunia berbahasa roh atau

karunia-karunia yang lainnya. Saya menyinggung hal ini karena

terdapat banyak orang Kristen yang menginginkan karunia rohani atas

alasan yang sangat egois. Mereka menghendaki suatu pengalaman dan

tujuan di baliknya hanyalah supaya mereka dapat bermegah dan

berkata, "Aku adalah orang Kristen superior. Sudahkah kamu

berbahasa roh? Belum, eh? Ah ha, aku sudah. Kalian tahu, kalian

orang-orang yang malang yang hanya masuk jajaran orang Kristen

kelas rendahan. Aku termasuk yang kelas tinggi. Aku berbahasa roh.

Oh, kamu hanya pernah sekali berbahasa lidah? Ah, kamu sungguh

tidak beruntung. Aku berbahasa roh setiap hari."

Masalahnya adalah, apakah yang mau Anda buktikan? Apakah Anda

sedang berusaha membuktikan bahwa Anda adalah orang Kristen kelas

atas? Apa motivasi Anda? Terdapat juga orang yang mengejar karunia

supaya mereka bisa berkata, "Ah, perasaannya sangat menyenangkan

sekali." Nah, jangan salah paham, saya tidak menentang bahasa lidah

jika dipergunakan secara benar, yaitu, digunakan untuk memperdalam

persekutuan kita dengan Tuhan. Memang hanya itulah manfaatnya jika

digunakan dengan benar.

Tetapi kalau kita mengejar bahasa roh sekadar untuk kepuasan egois,

hal ini sangat memuakkan. Itu bukanlah tujuan dari bahasa lidah. Jika

masih ada orang yang mengejar karunia bahasa roh untuk tujuan itu

maka ia sudah berada di jalan yang salah. Salib diadakan untuk

menghancurkan keakuan yang seperti ini. Dan jika ada orang

Kristen yang telah bertahun-tahun menjadi Kristen dan masih saja

memperlihatkan keegoisan semacam ini berarti dia tidak tahu apa itu

kekristenan yang sejati.

392 | C A H A Y A I N J I L

Jadi, kita kembali pada pertanyaan yang sama: Mengapa Yesus Kristus

menyuruh kita memikul salib? Untuk dapat memahami pertanyaan ini,

kita harus memahami makna salib. Salib berkaitan dengan

pengorbanan. Kata pengorbanan ini merupakan kata yang jarang

dipahami oleh orang Kristen. Ibrani 9:14,26:

Betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah

mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan

yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-

perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang

hidup

Selanjutnya Ibr 9:26:

Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini

dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya,

pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya

Ayat yang pertama berbicara tentang darah, sedangkan yang kedua

berbicara tentang pengorbanan-nya di kayu salib. Salib berarti

pengorbanan. Di 1 Kor 15:31, Paulus menerapkan pemahaman

pengorbanan ini pada dirinya. Ayat di 1 Kor 15:31 berbunyi seperti ini:

Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut [I die

every day].

Pikullah salibmu setiap hari! Paulus dapat berkata, "Aku mati setiap

hari (I die every day)." Dengan kalimat itu Paulus sedang menyatakan,

"Aku mempertaruhkan nyawaku setiap hari. Aku mati secara rohani.

Setiap hari aku berhadapan dengan maut." Paulus melanjutkan dengan

berkata bahwa dia berjuang melawan binatang buas di Efesus dan

sebagainya. Nyawanya selalu di bawah ancaman, dia selalu berada

dalam keadaan bahaya karena dia masuk dalam pelayanan yang telah

diberikan Tuhan kepadanya. Jadi, salib Yesus Kristus adalah salib

pengorbanan. Salib apakah yang kita pikul? Salib pengorbanan juga.

Roma 8:36 berbunyi serupa. Di Rom 8:36 rasul Paulus berkata:

Seperti ada tertulis (dia mengutip dari Mzm 44:22): "Oleh karena

Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah

dianggap sebagai domba-domba sembelihan."

393 | C A H A Y A I N J I L

Domba-domba sembelihan adalah domba-domba yang dipersiapkan

untuk dikorbankan di Bait Allah untuk penebusan dosa. Dia

menyatakan hal yang kurang lebih sama di 2 Kor 4:11,12:

Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada

maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam

tubuh kami yang fana ini

Perhatikan isi ayat 12:

Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam

kamu

Perhatikan dengan baik kalimat-kalimat tersebut. Melalui kematian

kami, kehidupan datang kepada Anda. Kami mati supaya Anda dapat

hidup. Hal ini mirip dengan apa yang dikerjakan oleh Yesus Kristus.

Maut giat di dalam dia supaya hidup giat di dalam kita. Namun, Paulus

tidak mengatakan hal tersebut dengan mengaitkannya dengan Yesus

Kristus melainkan terhadap dirinya dan rekan-rekan sekerjanya - yakni

para rasul. Jadi "maut giat di dalam diri kami", bukan sekadar saya,

tetapi "di dalam diri kami, dan hidup giat di dalam kamu." Berarti

setiap saat kita berhadapan dengan maut.

Dapatkah Anda memahami bahasa semacam itu? Atau apakah kalimat

ini terdengar asing bagi Anda? Karena jika Anda tidak memahami apa

arti menjadi persembahan yang hidup yang Paulus perintahkan kepada

setiap orang Kristen (Rom 12:1-2), maka Anda tidak akan dapat

memahami kalimat tersebut. Renungkanlah, apa arti kurban itu?

Kurban tidak sekadar berarti menyerahkan sesuatu, atau menyerahkan

makanan, atau mempersembahkan makanan.

Pengorbanan adalah perkara menyerahkan nyawa untuk orang lain.

Apa yang Anda serahkan untuk diri Anda sendiri menurut

Alkitab bukanlah pengorbanan. Menurut Alkitab, pengorbanan

selalu ditujukan untuk orang lain. Lihat contoh domba-domba

sembelihan, seperti yang dikutip oleh Paulus di sini, "Kami telah

dianggap sebagai domba." Apakah Paulus mati bagi dirinya sendiri?

Tidak. Paulus hanya berkata, "Maut giat di dalam diri kami supaya

hidup giat di dalam kamu. Kami mati untuk kamu." Itulah artinya.

Pikirkanlah tentang domba-domba yang dibawa ke Bait Allah untuk

dikorbankan. Apakah menurut Anda para domba itu disembelih bagi diri

394 | C A H A Y A I N J I L

mereka sendiri, atau bagi dosa mereka sendiri, atau demi kebutuhan

mereka sendiri? Tentu saja tidak! Setiap domba yang disembelih di Bait

Allah menyerahkan nyawanya bagi orang lain. Itulah poin yang harus

Anda pahami. Suatu penyerahan tidak dapat disebut pengorbanan jika

tidak ditujukan untuk orang lain, apakah hal itu dipersembahkan dalam

keadaan hidup atau mati. Memang ada kurban yang hidup, karena

Anda tentu tahu tentang kambing kurban untuk Azazel (scapegoat)

yang dilepaskan ke padang gurun. Ia akan dilepas ke padang gurun,

mungkin dia akan mati di sana; yang jelas ia tidak disembelih. Entah

hidup atau mati, kata Paulus, kita selalu jalani hidup ini sebagai korban

persembahan. Kita tidak sekadar mati sebagai kurban persembahan,

tetapi kita juga menjalani hidup sebagai kurban persembahan.

Jadi Kristus juga tidak mati untuk diri-nya sendiri. Ketika Yesus berkata

bahwa dia memikul salib-nya, dia tidak memikul salib itu bagi diri-nya

sendiri. Dia memikul salib itu bagi kita. Lantas ketika kita memikul salib

kita, apakah sebenarnya yang sedang kita lakukan? Kita seringkali

dengan bodohnya membayangkan bahwa salib itu kita pikul bagi diri

kita sendiri. Jika kita memikul salib itu bagi diri kita sendiri, maka itu

berarti salib Kristus tidak cukup bagi kita dan kematian-nya tidak cukup

bagi kita; kita harus mati bagi diri kita sendiri juga? Tidak, tidak, tidak!

Kita telah gagal memahami aspek fundamental dari ajaran Yesus.

Ketika Yesus menyuruh kita untuk memikul salib kita setiap hari, hal itu

bukanlah bagi kepentingan kita sendiri. Dia memanggil kita untuk

bergabung dengan-nya di dalam pelayanan keselamatan. Apa artinya

itu? Artinya adalah: Yesus mati bagi kita, supaya setelah menerima

hidup itu kita bisa menyalurkannya kepada orang lain, entah lewat

kehidupan atau lewat kematian. Apakah Anda mengerti hal yang

dimaksudkan oleh Yesus? Jika Anda ingin menjadi murid-nya, hal

tersebut harus menjadi watak Anda. Jika tidak, Anda tidak akan pernah

menjadi murid-nya.

Itulah yang saya maksudkan sebagai hikmat Allah di dalam poin yang

kedua. Bahwa di dalam hasrat untuk memperoleh keselamatan -

melalui hasrat yang egois itu - keakuan kita dihancurkan. Bagaimana

caranya? Dengan mempersyaratkan bahwa jika Anda ingin

diselamatkan, maka Anda harus menyalurkan keselamatan itu kepada

orang lain. Jika Anda tidak menyalurkannya kepada orang lain, maka

Anda sendiri tidak akan diselamatkan juga. Tak ada orang Kristen yang

395 | C A H A Y A I N J I L

duduk santai di gereja atau di rumahnya, atau di manapun ia berada,

yang akan diselamatkan. Dia tidak akan selamat jika dia berpikir bahwa

dia diselamatkan hanya dengan menyelamatkan dirinya sendiri.

Itu sebabnya kita dipanggil untuk menjadi terang dunia. Menyalurkan

terang dan hidup Allah kepada orang lain. Terang adalah gambaran dari

kehidupan di dalam Alkitab. Saya harap Anda bisa memahami poin ini

dengan sangat jelas. Jika Anda kira bahwa Anda akan diselamatkan

dan pergi ke surga hanya dengan percaya kepada Yesus, berarti Anda

masih belum mengerti ajaran Yesus. Memang benar, keselamatan itu

melalui iman. Memang benar bahwa Anda menerima keselamatan itu.

Memang benar bahwa keselamatan sudah genap bagi Anda dan saya;

keselamatan itu bukanlah hasil perjuangan kita. Akan tetapi kita

harus menjadi saluran keselamatan itu. Danjika kita tidak

menjadi saluran keselamatan itu, maka kita tidak akan

memilikinya.

Di dalam proses menjadi saluran keselamatan itu, kita memberikan diri

kita kepada orang lain, sama seperti Yesus telah memberikan diri-nya

kepada kita. Keselamatan bukanlah barang yang bisa Anda beli di toko

dan dibagikan kepada orang lain. Keselamatan adalah sesuatu yang

Anda salurkan melalui hidup Anda kepada orang lain. Jika Anda pikir

bahwa keselamatan itu hanya sekadar perkara membuat traktat dan

pergi ke jalan-jalan dan berkata, "Hei, sudahkah kamu percaya pada

Yesus? Ini ada 4 kaidah rohani. Duduklah supaya aku bisa jelaskan

kepadamu. Dengarkan baik-baik karena hidupmu bergantung

padanya." Selanjutnya Anda menguliahi dia, Anda menjejalkan Injil

kepadanya. Dan dia menolaknya dan Anda berkata, "Pergilah, kamu

tidak layak untuk diselamatkan. Kamu tidak ditakdirkan untuk

diselamatkan." Atau mungkin Anda berkata, "Aku bersedih akan

keadaanmu. Mungkin pada suatu hari nanti kamu akan tersadar." Sikap

manapun yang kita tunjukkan, itu tetap memperlihatkan bahwa kita

belum mengerti bahwa keselamatan itu bukan sekadar perkara

membagikan traktat. Keselamatan berarti memberikan diri Anda. Jika

Anda tidak memberikan diri Anda, berarti Anda belum memberi apapun

yang layak diberikan. Anda harus mencurahkan diri Anda bagi orang

lain.

Yesus tidak memberi kita Perjanjian Lama dan berkata, "Bacalah itu.

Maka kamu akan selamat." Kalau begitu, maka dia tidak perlu naik ke

396 | C A H A Y A I N J I L

kayu salib. Dia menyerahkan nyawa-nya bagi keselamatan kita. Di sini

Yesus Kristus berkata, kamu juga harus melakukan hal yang sama.

Anda harus memikul salib dan memberikan dirimu - di kayu salib - bagi

orang lain. Hanya dengan kehilangan nyawa Anda, bukan dengan

kehilangan traktat Anda. Bukan dengan kehilangan sejumlah uang,

tetapi kehilangan nyawa Anda.

Terdapat perbedaan arah pemikiran. Kadang-kadang kita bersedia

untuk memberikan traktat, kita bahkan rela mencetaknya dengan uang

kita sendiri. Itu mungkin akan membuat kita kehilangan beberapa

dolar, mungkin beberapa ratus dolar, tidak masalah. Namun tidak

demikian halnya dengan menyerahkan diri Anda, mengorbankan waktu

Anda, mengorbankan seluruh keberadaan Anda, memberi perhatian,

memberi kasih Anda. Kita bisa saja membagikan traktat tanpa

memberikan kasih yang nyata. Kita bisa saja memperlakukan mereka

sebagai obyek yang perlu diselamatkan, untuk kita daftarkan ke dalam

catatan prestasi kita, "Aku telah menyelamatkan 15 orang tahun ini.

Anda tahu, aku telah mendapatkan 15 domba." Tidak ada kasih di

dalam urusan tersebut. Kasih berarti memberikan diri Anda

sepenuhnya kepada orang lain.

Salib dalam Pemuridan - Menjadikan kita Para penyelamat

Camlah hal ini dengan baik. Dapat dikatakan: Kita diselamatkan untuk

menjadi para penyelamat. "Oh," kata Anda, "Aku, seorang

penyelamat?? Hei bukankah ini penyelewengan makna kata??

Bukankah kata "penyelamat" itu hanya untuk Yesus saja? Bukan aku."

Di dalam Alkitab, kata "saviour (penolong, penyelamat, juruselamat)"

diterapkan pada orang-orang biasa seperti Anda dan saya. Satu

contohnya adalah di 2 Raja-raja 13:5. Allah ingin memanggil umat-Nya

untuk menjadi para penyelamat. Ini adalah salah satu dari sekian

banyak contoh:

TUHAN memberikan kepada orang Israel seorang penolong (saviour),

sehingga mereka lepas dari tangan Aram dan dapat duduk di kemah-

kemah mereka seperti yang sudah-sudah

Penggunaan kata "saviour (penolong)" di sini dipakai untuk seorang

pemimpin Israel yang membebaskan mereka dari tangan Aram. Di

dalam terjemahan bahasa Inggris kata "saviour" atau "penyelamat"

397 | C A H A Y A I N J I L

digunakan di dalam ayat ini. Allah memberikan mereka

seorang saviour (penyelamat)! Hal yang sama dapat dilihat di dalam

ayat 2 Raja-raja 14:27, dan juga di dalam berbagai ayat yang lain di

dalam Alkitab.

Tuhan mencari orang-orang yang bisa Dia jadikan penyelamat bagi

orang lain. Dalam hal ini, 2 Raja-raja 14:27:

Tetapi TUHAN tidak mengatakan bahwa Ia akan menghapuskan nama

Israel dari kolong langit; jadi Ia menolong(menyelamatkan) mereka

dengan perantaraan Yerobeam bin Yoas

Dia menyelamatkan mereka, benar, tetapi melalui Yerobeam!

Yerobeam bukanlah orang dengan kepribadian yang mulia. Dia

mengawali dengan baik namun mengakhiri dengan buruk, mirip

kebanyakan orang Kristen. Namun Allah pada waktu itu memakainya

untuk menyelamatkan Israel.

Mereka disuruh untuk menjadi para penyelamat. Allah memanggil kita

untuk menunaikan panggilan surgawi yang sama. Paulus menyebut hal

ini sebagai panggilan surgawi. Mengapa disebut panggilan surgawi?

Artinya bukanlah sekadar memanggil kita ke surga. Panggilan ini

disebut sebagai panggilan surgawi karena Dia memanggil kita untuk

terlibat di dalam pelayanan yang sama dengan Yesus, yaitu

penyelamatan umat manusia. Kita dipanggil untuk memikul salib untuk

menjadi juruselamat sama seperti Dia. Hanya dengan cara itulah kita

bisa menjadi murid Kristus.

"Membenci": Mempersembahkan apa yang Anda Kasihi

Lukas 14:25-33 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang

Pemuridan menuntut segala-galanya

Hari kita kita melihat pada salah satu ajaran yang keras dari Yesus

yang berada di Lukas 14:25-30:

398 | C A H A Y A I N J I L

"Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam

perjalanannya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka:

Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya,

ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau

perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-

Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak

dapat menjadi murid-Ku.

Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah

menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau

cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia

sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya,

jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil

berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup

menyelesaikannya."

Visi Tuhan bagi Gereja

Kita sering mengira bahwa karena kita sudah memulai maka itu berarti

kita sudah menyelesaikannya, atau dengan kata lain, kita berpikir

bahwa setelah kita membuat keputusan bagi Kristus maka itu berarti

bahwa kita sudah mencapai titik akhir dari perjalanan keselamatan.

Tapi Yesus menyatakan yang sebaliknya. Pada kesempatan ini, kita

akan mempelajari ucapan Yesus yang sangat sulit ini.Visi Tuhan bagi

gereja adalah gereja yang diisi oleh para raksasa-raksasa rohani.

Kualitas setiap umatnya, sekalipun yang terkecil dalam Kerajaan, tetap

harus lebih besar dari Yohanes Pembaptis. Itulah yang diharapkan oleh

Yesus Kristus dari gereja.

Kasih Karunia adalah gratis karena hal itu tak terbeli & tak

ternilai harganya

Jika kita mengamati keadaan gereja sekarang ini, kenyataan yang kita

lihat sangat jauh dari apa yang diharapkan oleh Yesus. Sebagian besar

gereja sekarang terdiri dari orang-orang yang secara rohani sangat

kerdil. Standar kerohaniaan yang ditemukan sangatlah rendah. Kasih

karunia yang tak terkira mahalnya sudah diubah menjadi barang

gratisan. Padahal di Lukas 14:28 Yesus berkata, "Duduk dahulu

membuat anggaran biayanya." Namun kita malah sering diajari bahwa

kita tidak perlu menghitung apa pun. Harganya murah. Dan bukan

399 | C A H A Y A I N J I L

sekadar murah, malahan gratis! Demikianlah, kebenaran yang utama

tentang kasih karunia Allah telah diturunkan nilainya ke tingkat yang

tidak pernah diajarkan oleh Yesus. Karena dinyatakan gratis, maka

biaya apa yang harus kita anggarkan? Akibat dari pengajaran tentang

kekristenan yang murahan, atau gratisan, maka gereja sekarang

diserbu para pemburu karunia gratis. Dan menurut pengajar-pengajar

ini hal ini justru merupakan aspek yang luar biasa dari kasih karunia

Allah.

Ada beberapa bagian yang benar dari pernyataan itu. Tentu saja, ada

aspek yang luar biasa dari kasih karunia, yaitu nilainya yang tak terkira

mahalnya, dan karena itu kita tidak akan mungkin dapat

memperolehnya. Tetapi menurut pemikiran kita, jika sesuatu tidak

mungkin diraih, maka dengan itu ia gratis. Itulah logika yang menjadi

dasar pemahaman kita. Tetapi benarkah bahwa jika Anda tidak

mungkin dapat memperolehnya, maka ia hanya dapat dimiliki jika ia

dijadikan barang gratisan? Ini bukan pemahaman yang alkitabiah.

Suatu benda bisa saja sangat mahal sehingga kita tidak dapat

membelinya, akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa benda itu harus

gratis. Sebuah karunia mungkin suatu pemberian tetapi penerimaan

karunia itu mungkin menuntut kita untuk harus mengorbankan segala

milik kita, sehingga hadiah itu sendiri ternyata tidak dapat dipandang

sebagai hal yang gratis dari segi konsekuensinya.

Akan tetapi kita semua telah dibentuk oleh kekristenan yang

mengajarkan kita untuk meraih barang gratisan. Saya dulu juga

diajarkan hal yang sama. Kita datang untuk menerima sesuatu yang

gratis. Jika semuanya menjadi orang Kristen dengan ajaran seperti itu,

maka orang-orang semacam apa yang akan memenuhi gereja? Apakah

gereja sudah dipenuhi oleh orang Kristen yang disebut sebagai orang

"Kristen antrian". Dulu, di China dan di Timur Jauh, sering terjadi

kelaparan hebat, dan gereja-gereja sering memberikan bantuan

pangan dan lain-lain. Atas nama gereja, beras dan bahan pangan

dibagikan dalam jumlah besar ke daerah-daerah yang mengalami

bencana kelaparan. Dan orang banyak akan berbondong-bondong

datang ke gereja. Untuk apa mereka datang? Untuk mengambil hadiah

gratisan yaitu beras. Jadi motivasi mereka datang hanyalah untuk

mendapatkan sesuatu. Lama kelamaan kita mulai memandang "Kristen

antrian" ini dengan rasa tidak senang karena mereka datang ke gereja

demi beras. Tetapi bukankah kita sendiri yang menjadikan mereka

400 | C A H A Y A I N J I L

seperti itu? Apakah kita sendiri lebih baik dari mereka? Untuk apa kita

datang ke gereja? Kita juga datang demi barang gratisan, sama seperti

mereka datang demi barang gratisan. Gereja-gereja dipenuhi oleh

mereka yang mengejar barang gratisan, sia-sialah kalau kita berharap

untuk menemukan raksasa rohani di dalam gereja. Para pemburu

hadiah harus melalui proses transformasi untuk dapat menjadi raksasa

rohani!

Apakah salib itu gratis?

Ayat-ayat di Lukas 14:25-30 memberitahu kita bahwa Injil menuntut

pengorbanan segala-galanya dari Anda. Hal ini harus kita tanamkan di

dalam hati dan pikiran kita. Apakah Injil itu gratis atau tidak?

"Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat

menjadi murid-Ku." Apa arti salib? Kematian! Kita semua tentu tahu hal

itu. Dalam kata lain Yesus sedang berkata, "Barangsiapa tidak memikul

alat eksekusi hukuman mati buat dirinya, ia tidak dapat menjadi

muridku." Apakah ini gratis? Salib itulah hadiah gratis yang tersedia

buat Anda! Anda tidak perlu pergi membeli salib buat diri Anda. Yesus

sendiri tidak membeli salib untuk dirinya. Salibnya adalah hadiah yang

benar-benar gratis dari pemerintah Romawi. Akan tetapi ia harus

menyerahkan nyawanya! Salib itu merupakan pemberian gratis dan

sukarela dari penguasa Yahudi dan Romawi. Hanya saja, satu-satunya

masalah berkaitan dengan salib yang gratis itu adalah Anda harus

menyerahkan nyawa Anda. Yesus berkata, "Pikullah salibmu." Ia tidak

menyuruh Anda untuk membuat salib. Faktanya adalah ketika Anda

melangkah di jalan yang sesuai dengan panggilan Yesus bagi Anda,

maka dunia akan membebankan salib ke pundak Anda. Apa yang selalu

disampaikan oleh Yesus adalah, "Anda harus siap untuk menerimanya".

Salib itu akan menjadi hadiah gratis dari dunia untuk Anda.

Kekristenan macam apa yang sedang kita bicarakan? Kita diberi hadiah

'gratis' - hadiah yang berupa salib, akan tetapi kita menghendaki

sesuatu yang lebih menyenangkan dibandingkan dengan salib. Yesus

berkata, "Tanpa salib engkau tidak akan dapat menjadi muridku. Tanpa

salib engkau tidak akan memiliki keselamatan." Bukankah itu yang

dikatakan oleh Yesus? Bagaimana mungkin Anda bisa mendapatkan

keselamatan tanpa menjadi seorang murid? Jika kita bisa mendapatkan

keselamatan tanpa harus menjadi seorang murid, maka kita semua

bisa menjadi orang-orang Kristen tanpa harus menjadi murid-murid.

401 | C A H A Y A I N J I L

Tetapi di dalam kitab Suci, ungkapan 'orang Kristen' dan 'murid'

memiliki arti yang sama!

Marilah kita membaca ucapan sulit yang biasanya lebih suka dihindari

oleh sebagian besar orang:

"Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya,

ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau

perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-

Ku." (Lukas 14.26)

Harga pemuridan berlaku untuk setiap orang

Oh! Ucapan yang sangat mengerikan! Di antara sekian banyak ucapan

Yesus yang keras, yang satu ini termasuk yang paling keras. Di

Yohanes 6.60 dan 66, banyak di antara murid-muridnya menjadi

sangat tersinggung dengan ucapan Yesus di dalam pasal itu sehingga

mereka meninggalkan Yesus. Mereka berkata, "Lihat! Sebelum ini,

engkau selalu menyampaikan hal-hal yang enak didengar, tetapi yang

kali ini benar-benar tidak dapat kami terima, dan kami sudah tidak

tahan lagi. Selamat tinggal Yesus, kami merasa mual dengan apa yang

baru kami dengar tadi!" Apa yang Yesus katakan di dalam Yohanes

pasal 6 itu? Pada dasarnya isi pasal tersebut masih terbilang lunak jika

dibandingkan dengan ayat di Lukas 14:26 ini. Yang diucapkannya

dalam Yohanes 6.53-56 adalah, "Jika kalian tidak memakan dagingku

dan meminum darahku, maka kalian tidak akan diselamatkan. Kalian

tidak akan memperoleh hidup yang kekal. Hidup yang kekal itu datang

jika kalian memakan dagingku dan meminum darahku." Pernyataan

seperti ini bisa membuat perut terasa mual, akan tetapi orang mungkin

masih bisa mengatasinya karena, paling tidak, ia akan memberikan

hidup yang kekal sebagai anugerah 'cuma-cuma'. Perhatikan baik-baik,

ia sedang memberi Anda daging dan darahnya sebagai anugerah

'cuma-cuma'! Anda bisa lihat di sini, bahkan hadiah atau anugerah

yang diberikan secara 'gratis' itu pun ternyata tidak mudah ditelan,

bukankah begitu? Kita cenderung lebih suka memilih hadiah 'gratis'

mengikuti selera kita sendiri, akan tetapi sebenarnya pilihan yang

tersedia adalah apa yang ia berikan. Jadi inilah anugerah 'gratis' itu:

Dagingnya, darahnya, dan salib buat Anda. Ketiga hal itulah anugerah

atau hadiah gratis keselamatan buat Anda.

402 | C A H A Y A I N J I L

Banyak murid yang merasa mual mendengar pernyataan di Yohanes

6.51 itu, tetapi bagaimana dengan pernyataan yang di Lukas 14.26?

Bagi saya, membenci ayah dan ibu saya terasa jauh lebih sulit lagi!

Apakah Yesus serius dengan pernyataannya? Pernyataan macam apa

ini? Beberapa orang akan berkata, "Akan lebih baik jika pernyataan

seperti ini tidak disampaikan dalam sebuah khotbah. Hal ini lebih cocok

jika diberikan kepada sekumpulan orang Kristen yang tinggi

dedikasinya, dan sebaiknya hal yang demikian disampaikan secara

terpisah supaya orang umum tidak mendengarnya. Orang Kristen yang

berdedikasi tinggi akan memiliki nafsu makan yang lebih bagus. Mereka

sudah terbiasa menelan hal-hal yang keras seperti ini. Jangan

menyampaikan pernyataan keras seperti ini di depan orang-orang non-

Kristen dan orang banyak karena hal itu malah akan membuat mereka

pergi."

Ide seperti ini terdengar sangat masuk akal, sayangnya tidak cocok

dengan apa yang dikisahkan oleh ayat 25. Kepada siapa Yesus

menyampaikan ucapannya? Ia berbicara kepada orang banyak, kepada

kerumunan orang-orang itu. "Pada suatu kali banyak orang berduyun-

duyun mengikuti Yesus dalam perjalanannya. Sambil berpaling Ia

berkata kepada mereka: "Jikalau seorang (barangsiapa,

anyone) datang kepadaku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya,

isterinya...". Karena Yesus menyatakan hal ini kepada setiap orang,

bagaimana mungkin saya berani menyatakannya hanya kepada orang-

orang tertentu dan kepada mereka yang sudah teruji saja? Yesus

menyampaikannya di hadapan orang banyak. Bagaimana mungkin saya

menyampaikannya dengan cara lain?

Yang lebih mengagumkan, Yesus bahkan tidak memberi penjelasan

atas pernyataannya itu sekalipun ia tahu bahwa hal ini sangat

menyinggung perasaan. Ia tidak berkata, "Tunggu, jangan salah

memahami kalimat saya ini, jangan pergi dulu. Tunggu dulu. Masih ada

pengajaran yang enak didengar sebentar lagi." Ia langsung

menyampaikan perkataan yang keras ini, dan titik, itu saja. Anda tidak

menemukan penjelasan tambahan. Seolah-olah Yesus dengan sengaja

mendorong orang-orang itu untuk pergi. Orang berbondong-bondong

mendatangi dia dan ia justru mendorong mereka pergi karena ia tahu

bahwa orang-orang yang tidak pergi walaupun setelah mendengar

pernyataan yang keras seperti ini, pastilah orang-orang yang memang

sedang meresponi Allah dan yang mencari kebenaran.

403 | C A H A Y A I N J I L

Alkitab bahasa Tionghoa menerjemahkan kata 'membenci' sebagai 'kurang

mengasihi'

Begitu susah dan kerasnya pernyataan ini sehingga di dalam beberapa

terjemahan, kata 'membenci' dihilangkan. Kata 'membenci' telah

dikeluarkan dan dibuang ke dalam tong sampah. Wah, kita sangat

berterima kasih! Para penerjemah itu sangat baik! Mereka telah

memutuskan bahwa karena kita tidak akan dapat menerimanya, maka

mereka perlu menolong kita dengan menyingkirkan kata yang sangat

menusuk perasaan itu.

Suatu ketika, saya sedang mempersiapkan khotbah tentang

perumpamaan itu dalam bahasa Mandarin dan saya terkejut, karena

kata yang akan saya bahas ini tidak ada di dalam Alkitab bahasa

Tionghoa karena para penerjemah telah menyingkirkan kata

'membenci'. Para penerjemah dengan murah hati telah

menerjemahkannya sebagai kata 'kurang mengasihi'. Atau dalam suatu

pengertian "mengasihi lebih". "Jika engkau mengasihi ayah dan ibumu

lebih dari aku, maka engkau tidak dapat menjadi muridku. Jika engkau

mengasihi saudaramu dan yang lain-lainnya lebih dari aku, maka

engkau tidak dapat menjadi muridku." Dengan mengubah kata

"membenci" menjadi "kurang mengasihi" maka kita pasti dapat

menerimanya. Terdengar sangat adil. Anda, tentu saja, harus lebih

mengasihi Allah ketimbang yang lain-lainnya. Bahkan orang-orang

Farisi pun akan sangat setuju dengan pernyataan seperti ini. Tidak ada

yang susah dengan pernyataan ini. Tidak susah untuk menyetujuinya.

Orang-orang Farisi pun akan bertepuk tangan dan berkata, "Ya, itu

benar sekali! Kita harus mengasihi Allah lebih dari yang lainnya."

Apakah mereka akan menjalankannya atau tidak, itu soal lain, namun

secara prinsip mereka akan sangat menyetujuinya. Walaupun para

penerjemah Alkitab melakukan perubahan ini tetapi di beberapa

terjemahan di catatan kakinya Anda akan menemukan catatan - "kata

aslinya berarti 'membenci'". Namun biasanya Anda tidak meneliti

catatan kaki saat Anda membaca Alkitab.

Dukungan Alkitabiah untuk mengelurkan kata "benci'

Matius 10:37

Inilah hal yang sering kita lakukan di dalam gereja. Ketika kita

menemukan pernyataan di dalam Firman Allah yang sangat sulit untuk

404 | C A H A Y A I N J I L

diterima, kita langsung membuangnya untuk mendapatkan

penyelesaian yang tercepat dan termudah. Kita merasa berhak untuk

mengubah perkataan Yesus.

Anda mungkin berkata, "Jangan menuduh sembarangan. Anda sudah

memperlakukan para penerjemah dengan tidak adil karena, bagaimana

pun juga, Yesus memang berkata seperti itu di Matius 10.37. Jadi

mereka tidak salah dalam menerjemahkan Lukas 14.26 dengan kata-

kata yang lebih enak didengar." Di Matius, Yesus berkata,

"Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak

layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau

perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku." Jadi, Anda akan

berkata, "Nah! Ini lebih mudah diterima. Tidak ada masalah." Para

penerjemah memang mempunyai dasar untuk membuang kata

'membenci' di ayat Lukas 14.26. Di sini saya akan masuk ke dalam

sedikit eksegese.

Yesus memberitahu kita untuk menghormati orang tua kita

Masih ada lagi pembenaran lain bagi pengubahan pernyataan itu. Para

penerjemah mungkin berpikir, "Jika kita tidak mengganti kata

'membenci', maka Yesus seolah-olah sedang memberikan pernyataan

yang berkontradiksi. Mengapa ada pertentangan? Karena ia sendiri

menyuruh kita untuk menghormati ayah dan ibu kita." Di Matius 15.3-

4, Yesus mengecam orang-orang Farisi karena memelihara tradisi yang

bisa membuat mereka tidak perlu menghormati orang tua mereka:

"Tetapi jawab Yesus kepada mereka: 'Mengapa kamupun melanggar

perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu? Sebab Allah

berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang

mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati.'" Jadi, bagaimana

mungkin ia berkata hormatilah ayah dan ibumu di dalam satu

kesempatan, dan dalam kesempatan yang lain berkata bencilah ayah

dan ibumu? Ini adalah kontradiksi yang mutlak! Yesus tidak mungkin

melakukan kontradiksi. Jadi, walau pun Yesus menyebutkan kata

'membenci', para penerjemah segera menyingkirkan kata itu. Di bagian

mana lagi Yesus menyuruh kita untuk menghormati orang tua kita?

Ia mengulangi perintah ini di Matius 19.19, jadi Matius 15.4 bukanlah

satu-satunya pernyataan yang menyuruh kita menghormati orang tua

kita. Ketika Yesus berbicara dengan orang kaya yang muda, orang kaya

405 | C A H A Y A I N J I L

itu bertanya, "Perintah yang mana?" Lalu Yesus mengutip beberapa

perintah, dan di antaranya adalah, "Hormatilah ayahmu dan ibumu."

Tidak perlu diragukan lagi, orang Kristen memang harus menghormati

ayah dan ibunya. Lalu bagaimana caranya membenci orang yang

dihormati? Ini pasti sebuah 'kontradiksi', dan untuk mengatasi

kontradiksi itu, para penerjemah menyingkirkan kata 'membenci'. Akan

tetapi, perbuatan ini justru sangat merugikan. Ini hanya sekadar suatu

tindakan melarikan diri dari permasalahan dan bukannya menghadapi

kebenaran.

Keberatan-keberatan di dalam Perjanjian Lama

Secara eksegetis, kita tidak boleh melakukan hal ini untuk alasan-

alasan berikut:

Pertama, sangat penting untuk dipahami bahwa konteks bagi kedua

ayat, yaitu Lukas 14.26 dan Matius 10.37, bukanlah perikop yang

paralel. Konteks Matius 10.37 adalah pengutusan kedua belas rasul,

dan ucapan itu disampaikan kepada para rasul dan bukannya kepada

orang banyak. Berdasarkan perhitungan waktu, beberapa cendekiawan

menempatkan peristiwa di ayat Matius 10.37 pada sekitar musim semi

tahun 29 sesudah Masehi, atau kira-kira pada pertengahan dari 3 tahun

masa pelayanan Yesus. Jadi, Matius pasal 10 terjadi di tengah-tengah

masa pelayanan dan ditujukan kepada para rasul.

Lukas 14.26 terletak di masa akhir pelayanan Yesus dan ditujukan

kepada orang banyak. Konteksnya menunjukkan kepada kita bahwa

ucapan ini disampaikan pada akhir masa pengajaran Yesus. Kedua ayat

itu berada di dalam periode yang sangat berbeda, di dalam konteks

yang sangat berbeda. Keduanya sama sekali tidak sejajar. Langkah

pertama di dalam memahami isi Alkitab adalah Anda harus

memperhatikan konteksnya. Anda tidak dapat begitu saja mencomot

beberapa ayat dan berkata bahwa karena mereka memiliki kemiripan,

maka mereka boleh dianggap sama.

Apa artinya? Artinya bahwa seringkali, seorang pengajar memperdalam

makna sebuah kebenaran beberapa waktu kemudian. Ia mungkin saja

sedang mengajarkan hal yang sama, akan tetapi ia menguraikannya

pada tingkat yang lebih dalam. Pada akhir masa pelayanannya, Yesus

406 | C A H A Y A I N J I L

mengangkat pokok kebenaran yang memang sama, namun pada

tingkat yang lebih mendalam.

Kedua, jika hal yang ingin disampaikan oleh Yesus hanya sekadar

mengasihi Allah lebih dari kasih Anda terhadap ayah dan ibu, maka

pemakaian kata 'membenci' mengaburkan arti kata kasih itu. Jika

Yesus bermaksud untuk berkata, "kurang mengasihi atau menomor-

duakan (love less)", sebagaimana yang pernah ia sampaikan

sebelumnya, ia dapat saja memakai ungkapan "kurang mengasihi". Jika

Anda bermaksud untuk berkata, "kurang mengasihi", Anda tentu tidak

akan memakai kata 'membenci' karena kata 'membenci' tidak memiliki

arti 'kurang mengasihi atau menomor-duakan'. "Membenci" adalah

suatu kata yang sangat tegas, dan Anda tidak perlu menjadi seorang

ahli bahasa untuk mengetahui hal ini. Kata 'membenci' bukan saja kata

yang sangat tegas tetapi merupakan kata yang sangat mudah disalah

pahami jika yang dimaksudkan oleh Yesus hanya sekadar 'menomor-

duakan', bukankah begitu?

Ketiga, metode ekseget yang lazim adalah melihat bagaimana Yesus

memakai kata 'membenci' di ayat-ayat yang lain. Bagaimana ia

memakai kata 'membenci' di bagian lain di dalam Alkitab? Apakah

Yesus mengartikannya sebagai 'menomor-duakan'? Karena jika Yesus

secara konsisten memakai kata tersebut dalam artian 'menomor-

duakan', maka kata itu memang dapat diartikan demikian. Jadi

prosedur yang lazim adalah dengan memeriksa pemakaian kata

tersebut di ayat-ayat yang lain. Dan yang perlu Anda lakukan adalah

membuka buku konkordansi serta mencari kata 'membenci atau benci'

yang diucapkan oleh Yesus. Anda akan melihat bahwa maknanya

memang bukan 'menomor-duakan'. Setiap kali Yesus memakai kata

'membenci', maka makna yang terkandung memanglah 'membenci'.

Mari kita periksa isi Injil Lukas sendiri.

Sebagai contoh, di Lukas 6.22 -

"Berbahagialah (diberkatilah, blessed) kamu, jika karena Anak Manusia

orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan

mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat."

Apa arti kata 'membenci'? Apakah itu berarti bahwa mereka menomor-

duakan atau kurang mengasihi Anda? Tidak sama sekali! Itu berarti

407 | C A H A Y A I N J I L

bahwa mereka mengucilkan, mencela dan memfitnah Anda: "Karena

Anak manusia mereka menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat."

Apakah itu terdengar seperti 'kurang mengasihi'? Kata 'membenci'

persisnya berisi hal-hal yang mengecilkan hati seperti itu. Akan tetapi

Yesus berkata, jika mereka melakukan hal-hal tersebut kepada Anda,

berbahagialah! Karena Anda diberkati di dalam hadirat Tuhan.

Lukas 21.17 membuat makna kata ini lebih khusus lagi. Mari kita baca

dari ayat 16 untuk melihat konteksnya. Seberapa besar kebencian

mereka terhadap Anda? "Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang

tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu

dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh dan kamu akan

dibenci semua orang oleh karena nama-Ku." Perhatikan relevansi dari

ayat ini karena ia berbicara tentang ayah, ibu, saudara, kaum keluarga

dan para sahabat. Apa yang akan terjadi ketika mereka membenci

Anda? Mereka akan menyerahkan Anda. Kepada siapa? Akan tiba

saatnya ketika kebencian mereka terhadap Anda sangat besar sehingga

mereka akan mengkhianati dan menyerahkan Anda kepada para

penguasa sekalipun mereka adalah ayah, ibu, saudara, atau siapapun

juga. Hal ini sudah terjadi di China berkali-kali. Darah tidak lebih kental

dari air; tidak peduli sedekat apapun hubungan itu, orang-orang

menyerahkan sanak keluarganya kepada penguasa dan mereka dikirim

ke tempat kerja paksa. Dan bukan sekadar tempat kerja paksa, tetapi

juga "beberapa orang di antara kamu akan dibunuh" (Lukas 21.17).

Sejauh itulah mereka akan membenci Anda. Apakah Yesus memakai

kata 'membenci' dengan makna 'kurang mengasihi'? Dengan tindakan

seperti itu, mereka tidak sedang menomor-duakan, namun menomor-

sekiankan Anda karena mereka akan menyerah Anda ke dalam maut!

Anda dapat melihat lebih banyak contoh bagaimana Yesus memakai

kata 'membenci' di Matius 10.21,22 dan 24.9, yang sejajar dengan

Lukas 21. Jadi pemeriksaan kita terhadap pemakaian kata 'membenci'

oleh Yesus menunjukkan bahwa kata ini memang selalu bermakna

'membenci'.

'Membenci' tidak diragukan lagi berarti menolak, tidak disukai,

dan memang dibenci

Hal ini tidak hanya ditemukan di dalam Perjanjian Baru, akan tetapi

juga di Perjanjian Lama. Kata ini secara konsisten memiliki makna

408 | C A H A Y A I N J I L

demikian. Kata 'membenci' sering digunakan di dalam Perjanjian Lama,

dan kata ini tidak dipakai dengan makna 'kurang mengasihi atau

menomor-duakan'.

Tapi mungkin ada orang yang akan berkata bahwa di Kejadian 29.31,

kata membenci tampaknya memang bermakna 'kurang mengasihi atau

menomor-duakan' di mana Yakub mencintai Rahel dan membenci Lea.

Tidakkah kata itu bermakna 'menomor-duakan'? Setidaknya, beberapa

terjemahan (termasuk terjemahan LAI) memakai ungkapan yang

bermakna 'kurang mengasihi'. Akan tetapi jika kita memeriksa isi

Kejadian pasal 29, kata 'benci' di sini jelaslah tidak bermakna 'kurang

mengasihi'. Tidak diragukan lagi, kata itu bermakna suatu penolakan,

ketidak-sukaan, dan malahan kebencian. Perikop-perikop yang paralel

untuk semuanya ini ditemukan di Ulangan 21:15-17 di mana

Terjemahan RSV (Revised Standard Version) memakai kata 'dislike"

(tidak suka): "Apabila seorang mempunyai dua orang isteri, yang

seorang dicintai dan yang lain tidak dicintainya..." Anda dapat

meneliti ayat ini.

Tidak sulit untuk memahami perasaan Yakub dalam persoalan ini. Ia

memang sangat mencintai Rahel, sampai-sampai ia rela bekerja selama

tujuh tahun bagi mertuanya untuk mendapatkan Rahel. Masa kerja ini

jika dinilai dengan uang, nilainya cukup tinggi. Jika memakai standar

upah paling rendah (di Kanada) untuk zaman ini, katakanlah Anda

berpendapatan $14.000 per tahun, penghasilan yang jauh di bawah

pendapatan rata-rata, maka dalam waktu tujuh tahun sudah terkumpul

uang sekitar $100.000. Pengeluaran sebesar $100.000 demi

mendapatkan seorang istri bukanlah jumlah yang kecil! Yakub benar-

benar sangat mencintai Rahel sehingga baginya masa tujuh tahun

sama seperti beberapa hari saja. Akan tetapi masalahnya kemudian

menjadi rumit. Setelah bekerja selama tujuh tahun, ia mengira akan

segera mendapatkan Rahel. Jadi ketika pemimpin upacara bertanya,

"Apakah engkau bersedia menikahi perempuan ini sebagai istrimu yang

sah?" Ia segera menjawab, "Ya, saya bersedia!" Mungkin sebelum

pertanyaan itu selesai diucapkan, Yakub sudah berkata, "Ya, saya

bersedia!" Masalahnya, ketika ia membuka kerudung mempelainya,

yang ia lihat bukanlah Rahel! Tetapi Lea! Ia tertipu oleh mertuanya.

Dan ketika ia menuntut penjelasan atas penipuan ini, mertuanya

menjawab, "Ya, bukan kebiasaan kami untuk menikahkan anak

perempuan yang lebih muda." Jadi, supaya bisa menikahi anak

409 | C A H A Y A I N J I L

perempuan yang lebih muda, maka ia harus bekerja selama tujuh

tahun lagi! Masa kerjanya sekarang menjadi 14 tahun! Tidak sulit

untuk memahami berdasarkan konteks ini mengapa ia membenci Lea.

Karena Lea, maka ia harus bekerja selama 14 tahun, bukannya tujuh

tahun. Ia tidak pernah mencintai Lea. Ia diperdaya untuk menikahi Lea.

Jadi ia membenci Lea, mungkin ada alasan lain selain ini, akan tetapi

kemungkinan hal inilah yang menjadi alasan utama.

Jadi kata 'membenci' memiliki makna yang jauh lebih kuat ketimbang

'kurang mengasihi'. Tentu saja benar bahwa Yakub 'kurang mengasihi'

Lea, akan tetapi perasaan itu sedemikian kuatnya hingga mencapai

tingkat ketidak-sukaan dan bahkan penolakan.

Lalu Lea mengeluh kepada Tuhan di Kejadian 29:33, dan berkata, "Aku

dibenci oleh suamiku." Ia sedang mengungkapkan kepedihan hatinya.

Dan Tuhan menerima keluhannya di ayat 31. Tuhan melihat bahwa Lea

memang dibenci, ditolak sepenuhnya oleh Yakub. Pemakaian kata

'benci' di kitab Kejadian ini tidak dalam artian yang lunak. Jadi, jika

Anda ingin mengambil makna dari contoh Lea ini, dan memasukkannya

ke dalam Lukas 14.26, maka ayat tersebut akan berbunyi seperti ini:

"Kecuali jika seseorang tidak suka atau menolak ayah dan ibunya,

maka ia tidak dapat menjadi muridKu." Saya tidak tahu apakah hal ini

akan membuat ayat tersebut menjadi lebih mudah diterima. Saya

sendiri tidak melihat adanya perbedaan makna di sini. Mungkin sedikit

melunakkan ketegasannya, akan tetapi maknanya tetap sama saja.

"Membenci' berarti kebencian sampai ke tahap membunuh

Di dalam Kejadian pasal 37, ada lagi kata 'benci'. Saudara-saudara

Yusuf membenci dirinya, dan hanya karena permohonan dari saudara

yang tertua sajalah maka saudara-saudara yang lain tidak

membunuhnya. Anda dapat melihat kata 'benci' ini di ayat 4, 5 dan 8,

dan kata 'bunuh' ada di dalam ayat 20, 26, 18 dan sebagainya. [Saya

menyusunnya dalam urutan seperti itu karena adanya beberapa kata

Ibrani yang berbeda yang dipakai untuk kata 'bunuh']. Di sini kita

mendapati bahwa 'kebencian' mengekspresikan dirinya lewat

'pembunuhan', dan dalam 'kematian'. Hal ini sangat penting untuk

dipahami karena alasan yang akan kita bahas sebentar lagi.

410 | C A H A Y A I N J I L

Ulangan 19.4-10 juga membahas hubungan antara 'kebencian' dan

'pembunuhan', tentang bagaimana menangani masalah pembunuhan

yang tidak dilandasi oleh kebencian, atau yang tidak disengaja. Pada

umumnya Anda membunuh karena dorongan kebencian, akan tetapi

bagaimana proses hukumnya jika ada peristiwa pembunuhan yang

terjadi bukan karena kebencian? Persoalan yang sama juga dibahas di

Yosua 20.3-9, yang menangani aspek hukum dari situasi demikian.

Di dalam Alkitab, kata 'benci' merupakan lawan dari kata 'cinta atau

kasih'. Definisi dari kedua kata memang menunjukkan makna yang

berlawanan. Kita dapat melihat hal itu di Hakim-Hakim 14.16 di mana

istri Simson berkata kepadanya, "Engkau benci saja kepadaku, dan

tidak cinta kepadaku..." Saya rasa kita tidak perlu memperbanyak

contohnya. Dari referensi tentang kata 'membenci' kita dapat

menetapkan dasar pengertiannya secara ekseget untuk dapat

memahami bahwa pemakaian kata ini, baik oleh Yesus mau pun dalam

Perjanjian Lama, memang berisi makna 'membenci', bahkan membenci

sampai ke tingkat membunuh. Hal ini tidak perlu diragukan lagi.

Pada saat ini, Anda mungkin mulai gemetaran. Anda bertanya-tanya,

"Saya harap ini bukan pernyataan bahwa Yesus menyuruh kita untuk

pergi membunuh orang tua sendiri? Anda pasti sedang bercanda!"

Bahkan membenci nyawamu sendiri

Kemudian Yesus menambahkan, "bahkan membenci nyawamu sendiri."

Kalau sudah begini, berarti kita perlu melakukan bunuh diri supaya bisa

menjadi murid. Murid-murid yang terbaik pastilah pasien dokter jiwa

yang sedang mencoba untuk bunuh diri! Mungkin tempat yang paling

tepat untuk mendapatkan murid yang baik adalah di rumah sakit jiwa,

di mana kita bisa menanyakan dokter di sana, "Ada pasien dengan

kasus percobaan bunuh diri?" Selanjutnya kita segera saja

mengabarkan Injil kepada pasien tersebut karena calon yang paling

cocok untuk pemuridan adalah orang-orang seperti mereka, apa lagi

para pembunuh. Mungkin kita juga perlu datang ke penjara untuk

mencari tahanan dengan kasus pembunuhan anggota keluarga sendiri.

Kita perlu ke sana dan menginjili mereka karena mereka adalah calon

murid yang ideal. Satu-satunya masalah adalah, kemungkinan besar,

mereka harus menjadi murid di dalam penjara sampai seumur hidup,

411 | C A H A Y A I N J I L

karena mereka tidak dapat keluar dari penjara akibat beratnya kasus

mereka!

Apa sebenarnya yang sedang disampaikan oleh Yesus? Apakah Yesus

sedang mengatakan bahwa hanya mereka yang membenci diri sendiri

saja yang merupakan murid yang sempurna? Haruskah kita membenci

diri sendiri karena hanya dengan cara itu kita dapat menjadi murid

yang sempurna? Jika demikian halnya, maka kita harus menjalani

hidup ini dengan cara pandang yang sangat negatif. Kita harus

memenuhi diri ini dengan kebencian supaya bisa menjadi orang Kristen

yang baik! Membenci semua orang. Membenci ayah, ibu, istri, anak-

anak, saudara dan bahkan diri sendiri! Lalu doktrin dari pengajaran

Yesus tentang kasih segera berubah menjadi doktrin membenci, dan

murid yang terbaik adalah yang membenci semua orang.

Apa sebenarnya yang sedang disampaikan oleh Yesus Kristus? Mungkin

Anda akan berkata, "Pak Pendeta, Anda mengatakan bahwa perkataan

Yesus kali ini sangat keras, akan tetapi ternyata bukan sekadar keras,

malahan mustahil! Saya benar-benar tidak mengerti ajaran ini.

Mungkin memang sebetulnya para penerjemah alkitab bahasa Tionghoa

itu benar, dan kita memang harus membuang kata 'membenci' ini ke

dalam tong sampah supaya masalahnya bisa diatasi. Kita abaikan saja

yang satu ini, karena semakin diteliti ternyata malah semakin susah

dipahami!"

Lalu apa sesungguhnya yang sedang disampaikan oleh Yesus? Saya

akan memulai menjelasnya dengan kalimat ini: Tidak sulit untuk

mengasihi apa yang kita cintai, namun akan sangat sulit untuk

membenci apa yang kita cintai. Apa artinya ini? Jika saya meminta

sesuatu dari Anda, dan hal yang saya minta itu sangatlah Anda cintai

maka akan sangat sulit bagi Anda untuk memenuhinya, betul?

Contohnya seperti putri saya, ia punya banyak boneka binatang,

semuanya diberi nama dan merupakan milik yang sangat berharga

buatnya. Kamarnya penuh dengan boneka semacam itu, dan terkadang

kita bisa mengalami kemacetan lalu lintas di dalam kamarnya. Ia juga

memberi pelajaran buat mereka! Di kamarnya ada sebuah papan tulis,

tempat ia menulis dan mengajar mereka. Dan tentu saja, para boneka

ini akan duduk manis dan mendengarkan dengan tekun. Mereka tidak

pernah berisik ataupun memotong pembicaraan, murid-murid yang

ideal. Semua boneka binatang itu sangat berharga baginya.

412 | C A H A Y A I N J I L

Jika Anda berkata, "Bolehkah saya minta satu?" "Ini? O! Tidak, tidak!

Tidak boleh!" "Bagaimana dengan yang itu?" "O, tidak, tidak, tidak!

Tidak boleh!" Dia mungkin tidak keberatan jika yang diminta adalah

boneka yang bukan model binatang dan yang sudah robek, yang sudah

tersingkir ke gudang. Mengapa? Karena dia memang tidak begitu suka

dengan model yang bukan binatang. Ia sangat menyayangi binatang,

jadi boneka-boneka jenis yang lain tidak begitu diminatinya. Jadi jika

Anda meminta boneka biasa, maka dia akan berkata, "Baiklah, yang itu

boleh diambil, tapi jangan yang boneka binatang." Mengapa ia bersedia

memberikan boneka biasa itu buat Anda? Karena yang itu tidak begitu

berharga baginya. Ia tidak seberapa mengasihi barang-barang

tersebut. Akan tetapi ia sangat mengasihi boneka binatang, dan

mereka dianggap sebagai anak-anaknya.

Apa yang mau saya sampaikan? Jika kita memang membenci hidup kita

dan kita memang berniat bunuh diri, maka akan menjadi sangat mudah

bagi kita untuk menyerahkan nyawa kita. Jika Anda membenci diri

sendiri, Anda akan berkata, "Engkau menginginkan nyawaku? Ambil

saja. Aku sendiri memang mau bunuh diri, jadi kalau engkau mau

membunuhku, itu sangat membantu. Biar sekarang saja, bunuhlah!"

Jika Anda sudah membenci diri sendiri, dengan alasan apa pun, maka

akan sangat mudah bagi Anda untuk merelakannya. Jika Anda

membenci orang tua Anda, maka akan sangat mudah untuk merelakan

orang tua Anda karena Anda memang benci kepada mereka. "Tolong

singkirkan mereka. Saya tidak suka dengan mereka. Ambil sajalah."

Akan tetapi jika Anda mengasihi orang tua Anda, akan sangat sulit

untuk merelakan mereka, bukankah begitu? Sangat sulit sekali.

Hal yang membuat ajaran Yesus ini terasa sangat sulit adalah justru

karena saya sangat mengasihi diri saya sendiri. Memang wajar jika

saya mengasihi diri sendiri, jika tidak, maka tentu ada yang salah

dengan mental saya. Mengapa masyarakat memasukkan orang yang

punya kecenderungan untuk bunuh diri ke dalam rumah sakit jiwa?

Karena hal itu menunjukkan adanya suatu ketidak-wajaran. Ada yang

salah dengan mereka. Dan tentu saja, Tuhan tidak menyarankan

bahwa calon murid yang paling cocok adalah orang yang punya

masalah kejiwaan. Jika Anda membenci saudara Anda, dan ada orang

yang meminta kerelaan Anda untuk menyerahkannya, Anda akan

berkata, "Tidak masalah. Ambil saja. Saya tidak punya waktu untuk

413 | C A H A Y A I N J I L

dia. Dia sangat menyebalkan. Ambil saja!" Sangat mudah untuk

memberikan apa yang tidak Anda sukai.

Berikan pada Tuhan apa yang Anda sangat kasihi

Itu sebabnya mengapa di dalam Perjanjian Lama, pada bagian yang

mengatur tentang persembahan, hewan yang dipersembahkan kepada

Tuhan haruslah sempurna. Jika ada cacat sekecil apa pun, Anda tidak

boleh mempersembahkannya kepada Tuhan. Si gembala tidak boleh

berkata, "Dari semua dombaku, yang lumpuh itulah yang akan

kupersembahkan di bait Allah nanti." Tidak boleh begitu. Anda akan

dapat menemui ayat-ayat yang mengatur hal ini berulang kali di dalam

Perjanjian Lama. Bukan sekadar yang lumpuh, bahkan ketidak-

sempurnaan sekecil apa pun sudah membuatnya tidak layak untuk

dipersembahkan. Hewan persembahan Anda harus yang tidak bercacat.

Harus yang terbaik. Hanya yang terbaik yang boleh dipersembahkan

kepada Allah. Apakah Anda dapat memahaminya?

Hanya bernilai kalau Anda mempersembahkan apa yang Anda

kasihi

Apa yang sedang kita bicarakan? Mari kita rangkai semua fakta ini, dan

gambarannya akan segera muncul. Pertama, jika Anda

mempersembahkan sesuatu yang memang Anda benci, itu berarti Anda

tidak mempersembahkan apa-apa. Hanya jika Anda

mempersembahkan apa yang Anda kasihi, barulah muncul suatu

pengorbanan. Tuhan sedang berbicara tentang harga yang perlu

dibayar di sini, bukankah begitu? Jika Anda mempersembahkan

sesuatu yang memang Anda benci, tidak ada pengorbanan yang

terjadi, Anda justru senang akan hal itu. Jika Anda membenci sampah,

apakah membuang sampah itu suatu pengorbanan? Pengorbanan itu

baru terasa jika yang Anda korbankan adalah apa yang sangat Anda

kasihi, misalnya orang tua Anda. Semakin besar kasih Anda terhadap

sesuatu, semakin sulit untuk merelakannya.

Karena saya sangat mengasihi diri sendiri, maka ketika Yesus berkata,

"Engkau harus menyangkal dirimu," urusannya jadi sangat sulit! Jika

saya muak dengan diri sendiri, tidak susah untuk menyangkal diri ini.

Semakin besar kasih pada diri sendiri, akan semakin sulit untuk

melakukan sesuai kehendak Yesus. Namun kasih kepada diri sendiri

414 | C A H A Y A I N J I L

adalah perkara yang normal. Saya pun mengasihi diri saya ini, dan

saya tidak merasa malu untuk menyatakannya. Apakah Anda

mengasihi diri Anda sendiri? Anda mungkin tergolong sebagai orang

yang sangat munafik atau justru punya masalah kejiwaan jika Anda

mengaku tidak mengasihi diri sendiri. Tidak ada kemungkinan yang

lain. Anda pasti mengasihi diri sendiri!

Kenyataannya, Kitab Suci memberitahu kita: Kasihilah sesamamu

manusia seperti diri sendiri. Jika saya mengasihi sesama manusia

seperti diri sendiri, maka semakin besar kasih ini kepada diri sendiri

seharusnya semakin besar pula kasih saya kepada sesama manusia.

Inti dari seluruh Perintah Allah, bahkan seluruh Perjanjian Lama,

dirangkum dalam pernyataan ini: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan

segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal

budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum

yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu

manusia seperti dirimu sendiri" (Ul. 6.4, Mat. 22.37-39). Jadi di dalam

perintah Allah, mengasihi diri diperbolehkan asal dijalankan dengan

benar. Allah tidak menghendaki kita jadi orang yang membenci diri

sendiri. Karena jika begitu, setiap kali kita merasa senang, selanjutnya

kita akan dilanda rasa bersalah, saya melihat ada cukup banyak orang

Kristen yang mengalami persoalan seperti ini.

Anda bangun di pagi hari dan Anda merasa sangat senang sehingga

Anda terdorong untuk memuji Tuhan, lalu Anda mendadak berkata,

"Maafkan saya Tuhan. Seharusnya saya tidak membiarkan perasaan

seperti ini muncul. Seharusnya saya membenci diri sendiri." Atau ketika

Anda sedang berjalan di taman kota, menikmati pemandangan dan

burung-burung, sangat indah dan Anda mulai merasa senang, lalu

Anda berkata, "Aku harus membenci diri sendiri, menyangkal diri. Aku

tidak boleh menikmati pemandangan dan burung-burung. Jauhi semua

ini!" Sambil menggigit bibir, Anda menjalankan tekad itu. Ini tentu saja

omong kosong! Kita tidak perlu meminta maaf karena sudah menikmati

hidup ini, Paulus sendiri sangat menikmati hidupnya. Ia berkata,

"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan:

Bersukacitalah!" (Filipi 4.4). Seolah-olah ia khawatir bahwa Anda tidak

dapat memahami kalimat yang pertama, sampai-sampai ia berkata,

"Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!" Apa yang salah dengan

sukacita? Buah Roh mencakup kasih, sukacita, damai sejahtera. Lalu

bagaimana kita akan memahami hal ini? Tentu saja tidak ada salahnya

415 | C A H A Y A I N J I L

mengasihi diri sendiri jika caranya benar. Kesulitannya terletak pada

pernyataan Tuhan, "Bencilah apa yang kau kasihi."

'Membenci'- mengungkapkan iman pada Allah dengan

mempersembahkan 'Ishak' kita

Dan Anda menjawab, "Saya bingung, bagaimana saya bisa membenci

apa yang saya kasihi?"

Apa maksudnya membenci apa yang kita kasihi? Rahasia untuk

memahami ayat yang di Lukas 14.25-33 adalah dengan memahami

Kejadian 22.10 - Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu

mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Di situ terlihat contoh

klasik dari iman. Kita diselamatkan oleh iman, dan di dalam bagian

yang sedang kita pelajari ini, Yesus berkata, "Tanpa iman, engkau tidak

dapat menjadi muridku." Rasul Paulus tahu persis apa yang dimaksud

oleh Yesus. Akan tetapi bagaimana iman itu diwujudkan? Iman

diwujudkan dengan mempersembahkan hal yang paling Anda

kasihi kepada Allah.

Allah berkata kepada Abraham, "Persembahkanlah Ishak." Jika

Abraham memang membenci Ishak, dan Allah berkata,

"Persembahkanlah Ishak," maka Abraham akan menjawab, "Beres,

Tuhan. Engkau menghendaki Ishak? Boleh saya bunuh sekarang? Apa

saya harus menunggu tiga hari lagi? Itu terlalu lama. Bagaimana kalau

sekarang saja?" Kenyataannya tidak seperti itu. Karena Abraham

sangat mencintai Ishak- 'amat sangat mengasihi' - maka Allah berkata,

"Engkau harus membenci apa yang kau kasihi - bunuhlah dia." Dan di

Kejadian 22.10, Abraham mengambil pisau untuk menyembelih

anaknya. Ini merupakan ungkapan puncak dari 'kebencian'. Perhatikan,

kebencian dalam hal ini tidak dikaitkan dengan perasaan; ia

menyangkut tindakan membunuh seseorang yang Anda kasihi. Anda

tidak akan membunuh orang yang Anda kasihi, bukankah begitu? Tentu

Anda tidak mau. Akan tetapi Abraham disuruh membunuh anak yang

sangat dikasihinya; ia harus membenci apa yang ia kasihi. Tindakan ini

tidak berkaitan dengan perasaan, tetapi dengan perbuatan. Inilah

ungkapan yang paling puncak dari iman, dan diulangi berkali-kali di

dalam Perjanjian Baru.

416 | C A H A Y A I N J I L

Perhatikan baik-baik: kita disuruh membenci bukan dalam kaitannya

dengan perasaan, melainkan dalam arti mempersembahkannya kepada

Allah. Kita harus membenci diri kita, bukan dalam arti kita kemudian

tidak menyukai diri kita lagi, karena kita tidak mungkin dapat

melakukannya. Hanya orang tidak waras yang berpikiran seperti itu.

Akan terdengar sangat konyol! Terlebih lagi kita tahu bahwa di dalam

Alkitab diajarkan bahwa kita harus mengasihi, menghargai diri sendiri,

istri, anak-anak, saudara dan orang tua. Mereka pasti sangat berharga

bagi kita. Akan tetapi Allah berkata, "Aku ingin agar engkau

mempersembahkan kepadaKu apa yang paling berharga bagimu,

bahkan dirimu sekalian, seperti Abraham telah mempersembahkan

Ishak kepadaKu." Memang, Tuhan tidak menyuruh kita untuk

mempersembahkan manusia atau barang-barang yang kita kasihi

secara harfiah atau jasmani.

Tahukah Anda apa yang dimaksudkan dengan "kita

diselamatkan oleh iman"?

Saya sering bertanya-tanya, dari mana Paulus mendapatkan ide

tentang kurban rohani di Roma 12.1-2, ayat yang sering kita kutip.

Dari mana ia mendapat ide itu? Seringkali saya menjadi kagum dengan

kedalaman pemahaman dari Paulus. Dari peristiwa pengorbanan Ishak

itulah Paulus menguraikan pandangannya: seperti Abraham telah

mempersembahkan Ishak, maka kita juga harus mempersembahkan

segala yang kita kasihi - termasuk diri sendiri. Mengapa saya

menjelaskan seperti ini? Karena Paulus menjelaskan berulang kali

bahwa kita diselamatkan oleh iman yang sama dengan yang dimiliki

oleh Abraham. Itu sebabnya mengapa imannya Abraham sering disebut

di dalam Perjanjian Baru. Di Roma 4.16, Paulus berbicara tentang

'hidup dari iman Abraham' atau "kita mengambil bagian dalam iman

Abraham" (RSV) karena kita diselamatkan oleh iman yang sama

dengan iman yang dimiliki oleh Abraham. Apa arti semua ini?

Reformasi gereja telah menyingkapkan satu kebenaran besar yang

sudah lama terkubur. Ketika orang-orang berjuang mengejar

keselamatan mereka dengan perbuatan baik, Martin Luther

menemukan satu pemahaman yang penting dari penelitiannya

terhadap surat Galatia secara khusus, dan juga terhadap surat Roma.

Kita tidak diselamatkan oleh perbuatan yang kita lakukan, seperti

memberi sedekah, berpuasa, makan ikan di hari Jumat dan

417 | C A H A Y A I N J I L

sebagainya, akan tetapi kita diselamatkan oleh iman - dan ini adalah

satu pemahaman yang sangat tepat. Akan tetapi, sesudah

menyingkapkan betapa pentingnya iman, Reformasi itu ternyata gagal

memberi kejelasan kepada kita tentang apa arti iman itu - dan ini

berakibat sangat fatal bagi kita - hal yang belakangan ini baru kita

ketahui. Akibatnya hari ini, terdapat begitu banyak tesis doktoral yang

ditulis tentang subyek iman. Reformasi telah membuat orang berusaha

untuk menemukan apa artinya iman. Jika Anda berkata bahwa iman itu

adalah percaya, sejauh mana lingkup percaya itu? Apakah segala

macam percaya menyelamatkan? Sering kali kita mendengar

pengkhotbah mendefinisikan iman dalam pengertian percaya. Kita

percaya pada pengemudi mobil atau bis, atau pilot pesawat, dan kita

semua mempunyai iman dalam pengertian bahwa kita percaya pada

operator-operator ini.

Apa arti 'kita diselamatkan oleh iman'? Dalam artian apa kita percaya

kepada Allah? Definisi yang diberikan sangat kabur dan tidak jelas.

Dalam pengertian itu, kita tertanya-tanya apakah kita diselamatkan

dengan berbekal kepercayaan model apa pun kepada Allah. Dengan

pemahaman seperti itu, hampir setiap orang mempunyai semacam

kepercayaan pada Allah. Anda nyaris dapat berkata bahwa beberapa

orang mempunyai iman yang mendekati takhyul. Ada yang

menggantung sebuah salib kecil di dalam mobilnya dengan harapan

supaya tidak mendapat kecelakaan di tengah jalan. Mereka mengira

bahwa Allah tidak akan membiarkan salib itu tertimpa kecelakaan, dan

karena mereka berada bersama salib tersebut, maka mereka juga ikut

terlindungi. Mereka pikir Allah tentu tidak akan mau Nama-Nya

dipermalukan oleh peristiwa kecelakaan yang menimpa salib itu. Inikah

iman? Mereka percaya bahwa Allah akan melindungi salib tersebut.

Inikah yang disebut percaya? Inikah iman yang menyelamatkan? Anda

mungkin akan berkata, "Tidak." Mengapa tidak? Jawab Anda, "Ada

yang salah dalam kepercayaannya." Bagaimana salahnya? Apakah itu

hanya masalah seberapa besar kepercayaan yang harus dimiliki? Lalu,

berapa besar kepercayaan yang mencukupi untuk dapat diselamatkan?

Persoalan ini belum dituntaskan oleh gerakan Reformasi, dan sekarang

kita mewarisi persoalan itu. Itu sebabnya, ada seorang penginjil yang

merasa sangat yakin saat berkata, "Percayalah kepada Yesus Kristus,

dan Anda akan diselamatkan." Apa arti percaya kepada Yesus Kristus?

Apakah itu berarti bahwa Anda percaya bahwa pernah ada seseorang

418 | C A H A Y A I N J I L

bernama Yesus di dunia ini? Atau percaya bahwa dia sudah mati di

kayu salib? Tidak susah untuk mempercayai hal-hal ini. Anda cukup

mempelajari fakta sejarah, dan itu semua akan dapat dibuktikan. Anda

juga dapat mempercayai bahwa ia mati di kayu salib, dan bukan

sekadar itu, ia juga mati bagi semua orang di dunia termasuk Anda.

Apakah Anda percaya bahwa ia dibangkitkan dari antara orang mati?

Anda bisa juga mempercayai hal itu. Lalu Anda bertanya, "Apa lagi

yang harus saya percayai? Sebutkan saja, saya bersedia

mempercayainya. Saya percaya pada Kredo Nicene, Kredo

Konstantinopel, dan kredo-kredo lainnya, tinggal sebut saja, saya mau

percaya. Apa dengan begitu saya sudah diselamatkan? Apa lagi yang

harus saya lakukan?" Inilah persoalan yang kita warisi dari Reformasi.

Kenyataannya, sebagaimana yang sudah saya bahas, persoalan ini

sedemikian besar sehingga begitu banyak orang yang menulis buku

atau disertasi doktoral atas masalah ini. Saya sendiri membahas hal itu

dalam disertasi yang saya rencanakan dulu. Sekitar tiga ratus halaman

saya pakai untuk membahas persoalan: "Arti Iman di dalam Perjanjian

Baru." Semakin saya menelitinya, semakin rumit masalah mengenai

arti iman ini, semakin saya tidak mengerti apa artinya iman. Kita

diselamatkan oleh iman, tetapi kita tidak tahu apa arti iman itu.

Beberapa waktu kemudian, seorang teman saya di Manchester menulis

tesis doktoralnya dengan subyek yang sama persis: Arti Iman. Ada

begitu banyak tesis tentang arti iman, jumlah yang akan mengejutkan

Anda. Mengapa ada begitu banyak tesis disusun tentang hal ini? Karena

tesis-tesis yang pernah disusun sebelumnya ternyata tidak

memecahkan persoalan, jadi Anda akan menemukan tesis yang baru

lagi, dan yang lebih baru lagi, sampai akhirnya semua orang menulis

tesis tentang pokok ini.

Iman Abraham adalah iman yang menyelamatkan: Membenci

apa yang Anda kasihi

Apakah jawaban Alkitab pada pertanyaan ini? Apa itu iman yang

menyelamatkan? Apa jawaban Tuhan? Jawabannya sederhana saja.

Iman yang menyelamatkan adalah iman yang seperti iman Abraham.

Dan inilah alasan mengapa nama Abraham begitu sering disebut di

dalam Perjanjian Baru. Iman seperti Abraham, yang membenci apa

yang dikasihinya, itulah iman yang menyelamatkan.

419 | C A H A Y A I N J I L

Mempersembahkan Ishak adalah hal yang sangat menyedihkan hatinya

karena ia sangat mengasihi Ishak. Di dalam surat Ibrani, Abraham

melakukan dua hal yang membuat dia menjadi teladan iman. Dan

Abraham dipanggil sebagai "Bapa orang-orang beriman" di dalam

Alkitab. Artinya, jika Anda adalah anak Abraham, maka Anda akan

memiliki iman seperti dia, dan melakukan hal yang sama dengan dia.

Ini adalah hal yang disampaikan oleh Yesus kepada orang-orang Yahudi

di Yohanes 8.39: "Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham,

tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham."

Apa yang Abraham kerjakan? Ia melakukan dua hal, yang diambil

sebagai contoh iman di dalam Ibrani. Pertama, di Ibrani 11.8, ketika

Allah memanggilnya keluar dari Haran, ia langsung meninggalkan

Haran dan semua yang dia punyai di sana dan mengikuti perintah

Allah. Kedua, di Ibrani 11.17, ketika ia mempersembahkan Ishak.

Dalam kedua hal tersebut, langkah yang dia tempuh adalah cerminan

dari komitmen total untuk mentaati perintah Allah. Langkah yang

pertama adalah meninggalkan segalanya di belakang dan pergi dari

negerinya menuju tanah baru yang disebut Kanaan, dan langkah yang

lainnya adalah mempersembahkan Ishak. Itulah kedua contoh iman

Abraham yang dikutip di dalam Alkitab. Contoh-contoh itu juga dikutip

di surat Roma 4.12,16. Yakobus pun mengutipnya dalam Yak.2:21-23

sebagai contoh iman. Yakobus mengutip peristiwa Abraham

mempersembahkan Ishak sebagai contoh iman.

Dan hal inilah persisnya yang sedang disampaikan oleh Yesus, "Sama

seperti Abraham membenci apa yang dikasihinya, jadi tidak ada orang

yang dapat menjadi muridku jika ia tidak dengan komitmen yang total

membenci apa yang dikasihinya." Apakah Anda mengasihi diri Anda?

Jadi Anda harus membenci diri Anda, yaitu mempersembahkannya

kepada Allah. Apakah Anda mengasihi orang tua Anda?

Persembahkanlah hubungan itu kepada Allah. Apakah Anda mengasihi

istri Anda? Alkitab menyuruh Anda untuk mengasihi istri Anda, akan

tetapi dikatakan di sini juga 'melainkan Anda membenci istri Anda'.

Alkitab menyuruh kita untuk mengasihi anak-anak kita, tetapi di sini

juga dikatakan bahwa kita harus membenci mereka. Apa artinya itu?

Kita mempersembahkan mereka kepada Tuhan. Hal ini sangat penting.

Banyak orang berkata, "Kalau saja saya tidak menikah, saya pasti bisa

melayani Tuhan." Dengan kata lain sebenarnya ia sedang berkata,

420 | C A H A Y A I N J I L

"Saya tidak melayani Tuhan karena sudah beristri." Berarti mereka

tidak memahami ajaran Tuhan. Anda harus mengasihi istri Anda, akan

tetapi kasih Anda kepada sang istri tidak boleh menghambat jalannya

pemuridan. Kasih Anda kepada Allah tidak boleh terhalang oleh kasih

Anda kepada istri. Jadi, persembahkanlah kasih Anda terhadap sang

istri itu kepada Allah dalam pengertian ini: hubungan itu juga harus

dipersembahkan. Banyak orang juga berkata, "Seandainya saya tidak

punya anak, pasti saya bisa melayani Tuhan." Kasih Anda terhadap

anak-anak harus dipersembahkan juga kepada Allah. Membenci apa

yang Anda kasihi berarti Anda harus mempersembahkan hal itu kepada

Tuhan supaya kasih Anda kepada Tuhan tidak terhalang. Anda

membenci apa yang Anda kasihi dalam pengertian Anda

mempersembahkannya kepada Tuhan.

Para murid harus membayar harga yang mahal untuk karunia

hidup kekal yang "gratis" itu

Apakah perkataan ini terasa sulit ditelan? Perkataan ini akan sangat

sulit ditelan kalau Anda masih belum siap untuk menjadi seorang

murid. Anda tidak akan dapat menelannya. Namun jika Anda memiliki

iman seperti iman Abraham, yang tidak ragu-ragu untuk mematuhi,

yakni saat Allah menyuruhnya untuk mempersembahkan apa yang

paling berharga dan sangat ia kasihi, dia tidak ragu-ragu. Anda

membenci dalam pengertian Anda mengarahkan hubungan Anda pada

Allah, dan Anda sepenuhnya mempersembahkan apa yang Anda kasihi

kepada Allah, Anda berikan itu dan selamanya Anda tidak lagi terikat

padanya.

Hal ini dinyatakan dengan sangat indah di Ibrani 11.19: ia seakan-akan

telah menerimanya (Ishak) kembali, yakni Abraham menerima Ishak

kembali dari antara orang mati dalam pengertian Ishak bukan lagi

kepunyaannya. Ia sudah membunuh Ishak, walaupun tidak secara

jasmani. Di dalam hatinya, ia sudah membuang keterikatan yang lama

dan memandang Ishak bukan lagi sebagai miliknya pribadi. Ia sudah

mempersembahkan Ishak kepada Allah, dan sejak itu, maka Ishak

menjadi milik Allah selamanya.

Semoga kita dapat mempersembahkan apa yang kita kasihi kepada

Allah di dalam pengertian yang sama, memutuskan keterikatan

perasaan, membuang hasrat untuk memandangnya sebagai milik

421 | C A H A Y A I N J I L

pribadi, dan mempersembahkannya secara penuh kepada Tuhan.

"Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya,

ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau

perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-

Ku."

Memiliki Allah Sebagai Sahabat

Disampaikan di Singapore Disciples Church oleh Pendeta Eric Chang

(Pesan ke 5 dari seri kotbah tentang Kualitas Hidup)

Kita Menginginkan Allah Untuk Mengeluarkan Kita Dari Kesukaran

Allah sebagai Sahabat kita? Konsep kita akan persahabatan dengan

Allah biasanya demikian: Dia menyeret kita keluar dari situasi yang

sulit dimana kita telah jatuh kedalamnya. Dialah satu-satunya yang

dapat menyelamatkan kita dari kesulitan. Ada berapa banyak di antara

kita yang berpikir tentang persahabatan dengan Allah secara demikian:

di dalam situasi hidup atau mati kita berseru kepada Tuhan, "Tolonglah

aku!"?

Baru-baru ini saya membaca sebuah koleksi kisah-kisah pribadi tentang

intervensi (campurtangan) Allah. Salah satu dari cerita tersebut adalah

tentang seorang pendeta di Amerika bagian barat tengah. Kebetulah

istri pendeta itu sedang pergi merawat ibunya yang sedang sakit

keras. Agar bisa mengunjungi istri dan ibu mertuanya, pendeta ini

harus melakukan perjalanan sekitar 17 jam seminggu. Perjalanan ini,

baik ditempuh dengan mobil ataupun bis, tetap akan sangat

melelahkan, karena ini merupakan tugas tambahan dari tugas-tugas

kepastorannya.

Seorang temannya datang menolong di saat yang paling dibutuhkan.

Dia adalah seorang petani yang juga seorang jemaat di gerejanya,

yang memiliki sebuah pesawat kecil yang biasa dia gunakan untuk

menyemprot hama. Ia menawarkan jasa untuk menerbangkan

pendeta itu ke tempat tinggal ibu mertuanya. Akan tetapi pada akhir

minggu itu, sewaktu mereka sedang terbang ke timur, mereka melihat

awan yang menyelimuti mereka semakin menebal. Pesawat kecil itu,

422 | C A H A Y A I N J I L

yang biasanya hanya digunakan untuk menyemprot hama, tidak

dilengkapi dengan radar. Navigasinya bergantung sepenuhnya kepada

identifikasi pada peta berdasarkan pengamatan mata telanjang. Tetapi

karena awan yang begitu tebal, mereka tidak mampu lagi untuk

melihat arah tujuan mereka. Mereka harus bergantung kepada kompas

dan radio kontak mereka.

Terkadang sewaktu semuanya kelihatan serba salah, setiap hal lainnya

seakan-akan berjalan salah juga. Ketika mereka telah menempuh lebih

dari setengah perjalanan, radio kontak mereka mengalami masalah.

Kemudian mereka memutuskan untuk menghubungi sebuah bandara

kecil terdekat untuk melakukan operasi pendaratan darurat. Tetapi

cuaca pada waktu itu begitu buruknya sehingga menara kontrol di

bandara juga tidak bisa melihat landasan terbang. Para pengawas di

menara kontrol menyarankan mereka untuk mencoba menghubungi

bandara yang lain. Pada saat itu mereka sudah mulai berdoa dengan

sungguh-sungguh.

Lalu radio kontaknya mati. Bahan bakar pesawat juga sudah mulai

sangat berkurang, sehingga mereka tidak mempunyai pilihan lain lagi

kecuali menerbangkan pesawat mereka untuk mendarat di tempat itu

juga. Hanya dengan bergantung kepada kompas dan perkiraan lokasi,

pilot pesawat menerbangkan pesawatnya ke arah yang menurut

perkiraannya adalah lokasi bandara. Dia meminta sang pendeta untuk

terus mencari celah di awan, dengan harapan dia akan dapat melihat

bandara itu. Situasinya menjadi semakin genting, karena tanpa radar

atau pedoman lainnya, melakukan operasi pendaratan dalam jarak

penglihatan yang buruk seperti itu bisa berarti kematian.

Kemudian, sebagai upaya terakhir, dia mencoba menyalakan radionya

lagi. Betapa gembiranya mereka sewaktu mendengar ada suara dari

radio itu. Suara yang hangat dan ceria itu berkata, "Aku dengar

engkau. Ikutilah saja instruksi-instruksiku. Turunkan pesawatmu.

Sekarang putar ke kiri sedikit. Mantapkan sayap-sayapmu..."

Akhirnya, setelah turun cukup dekat dengan tanah, sekarang mereka

dapat melihat landasannya. Betapa lega dan gembiranya hati mereka

setelah berhasil mendarat! Mereka telah lolos dari maut.

Sesudah itu mereka pergi ke menara kontrol untuk berterima-kasih

kepada para pengawas di sana atas bantuan mereka di dalam

423 | C A H A Y A I N J I L

memberikan instruksi-instruksi yang begitu baik sehingga dapat

mendarat dengan selamat. Namun jawaban yang mereka terima betul-

betul membuat bulu kuduk mereka berdiri. Para pengawas itu berkata,

"Instruksi apa? Kami kehilangan kontak radio dengan kalian sewaktu

kalian berada di atas Carolina Utara, dan semenjak itu kami tidak lagi

mempunyai kontak dengan kalian." Mereka memandang satu sama

lain: Siapakah yang telah memberikan instruksi-instruksi tersebut?

Tiba-tiba mereka menyadari kalau suara yang berbicara kepada

mereka itu bukanlah suara manusia biasa.

Allah adalah sahabat dalam kesulitan. Mereka tidak tahu siapa lagi

selain Tuhanlah yang memberikan instruksi tersebut. Ini adalah kisah

nyata seperti yang telah disaksikan oleh pendeta itu sendiri. Bagi

mereka yang berjalan dengan Allah, pengalaman intervensi Allah

seperti ini bukanlah hal yang luar biasa. Bagi mereka yang tidak

berjalan dengan Allah, pengalaman-pengalaman seperti inilah yang

mengherankan, hampir-hampir sangat sulit dipercaya.

Ingatlah akan perumpamaan Orang Samaria yang baik hati. Tuhan

Yesus yang mengajarkan perumpamaan ini tentu saja

mempraktekkanNya Sendiri. Jikalau anda berada dalam situasi yang

gawat, bukankah Tuhan Yesus akan datang menolong? Jika anda

dengan tulus hati berseru kepadaNya, tentu saja Dia akan menolong.

Dia akan melakukan apa saja yang diperlukan untuk menolong kita,

meskipun ini berarti Dia harus berbicara kepada kita melalui radio and

menuntun kita ke bandara dan ke landasan dengan selamat.

Sahabat Seperti Apakah Yang Dicari Oleh Allah?

Akan tetapi pokok persoalannya sekarang bukanlah tentang Tuhan

Yesus yang akan datang menolong bila anda berada dalam kesulitan

atau tidak. Pokok persoalan sebenarnya adalah: apakah pengalaman

intervensi itu dapat membawa kita ke dalam suatu hubungan

persahabatan denganNya? Ini adalah persoalan yang sangat berbeda,

dan inilah yang saya ingin anda perhatikan hari ini.

Marilah sekali lagi kita pikirkan tentang Orang Samaria yang baik itu.

Ada seseorang yang dirampok dalam perjalanannya ke Yerikho. Dia

dipukul sampai babak-belur dan seluruh harta miliknya dirampas, lalu

ditinggalkan dalam keadaan sekarat. Kemudian datanglah seorang

Samaria ini yang memberi belas kasihan kepada orang yang terluka

424 | C A H A Y A I N J I L

parah itu dan menolongnya dengan mempertaruhkan nyawanya

sendiri. Dia menaikkan orang itu ke atas keledainya, membawanya ke

sebuah rumah penginapan dimana dia dapat dirawat, dan membayar

segala biaya yang diperlukan. Sekarang pertanyaan yang perlu kita

renungkan hari ini adalah: Apakah korban perampokan ini menjadi

sahabat orang Samaria itu pada akhirnya?

Apakah di akhir kejadian tersebut kedua orang itu tidak pernah

berhubungan lagi? Setelah korban siuman dan menyadari bahwa orang

Samaria itu telah menyelamatkan nyawanya (karena kalau orang

Samaria itu membiarkannya terbaring di jalanan, tentu saja dia akan

meninggal akibat kehilangan banyak darah dari luka-lukanya), apakah

dia berusaha untuk menemukan orang Samaria itu? Jika tidak, ia tidak

akan dapat bersahabat dengan orang itu. Orang Samaria itu

sebenarnya telah meninggalkan beberapa petunjuk yang dapat

dimanfaatkan oleh sang korban. Orang Samaria itu memberitahu

pemilik rumah penginapan bahwa pada saat dia kembali, dia akan

melunaskan segala biaya tambahan yang telah dikeluarkan jika uang

yang dia tinggalkan tidak cukup untuk menutupi biaya perawatan bagi

sang korban. Di sini kita bisa melihat bahwa orang Samaria itu

bukanlah seorang yang sekali-sekali saja melewati jalanan ke Yerikho

itu. Dia adalah seorang yang kerap kali melewati jalanan itu, dan dia

akan kembali lagi. Jadi kalau orang Yahudi yang terluka ini yang telah

diselamatkan oleh orang Samaria itu ingin menjalin persahabatan

dengannya, dia dapat menunggu atau menanyakan alamat orang

Samaria itu kepada pemilik rumah penginapan, atau meninggalkan

alamatnya sendiri dengan pesan agar orang Samaria itu

menghubunginya.

Kita Memperalat Allah

Berapa banyak orang yang setelah mengalami kebaikan Allah, mau

peduli untuk melanjutkan pengalaman itu dengan menjalin

persahabatan erat dengan Allah? Ketika saya mengalami belas kasihan

Allah di Cina, dimana Dia mengangkat saya dari situasi hidup dan mati,

saya menyadari bahwa Dia adalah sahabat yang paling berharga.

Semenjak hari itu saya terus mengejar persahabatan denganNya.

Namun saya melihat banyak orang Kristen yang tidak melakukan hal

itu. Mereka sudah puas mempunyai hubungan dengan Allah yang

sama seperti hubungan dengan orang Samaria itu. Mereka tidak

425 | C A H A Y A I N J I L

menginginkan campur tangan Allah di dalam hidup mereka lebih

daripada itu. "Kalau aku memerlukan Allah, aku akan memanggilNya.

Tetapi kalau aku tidak memerlukanNya, maaf, jangan turut campur."

Perlakuan macam apa ini? Ini bisa dikatakan hanya sekedar

memperalat Allah disaat anda memerlukanNya. Biarlah saya

mengatakan dengan jelas kepada anda hari ini, berdasarkan Kitab Suci,

jika anda memperlakukan Allah seperti itu, anda tidak akan dapat

menjadi sahabatNya.

Persahabatan Dengan Allah Tergantung Kepada Anda

Apakah anda sahabat Allah? Sebenarnya, hal ini tidak tergantung

kepadaNya. Hal ini tergantung kepada anda apakah anda ingin

menjalin persahabatan denganNya.

Jika anda mau, ada beberapa syarat penting yang harus ditaati.

Persahabatan semacam ini bukanlah suatu persahabatan tanpa syarat.

Satu syaratnya sangat jelas: apakah anda mengejar persahabatan

ini? Apakah persahabatan ini begitu pentingnya bagi anda? Atau

apakah anda sudah puas seperti mayoritas orang-orang Kristen yang

berkata, "Aku cukup berkenalan saja dengan Allah sehingga setiap kali

aku berada dalam situasi yang kacau-balau, Dia bisa datang

menyelamatkanku." Terkadang kita memerlukan Dia lebih daripada

itu: misalnya untuk mengetahui profesi apa yang harus dipilih,

pekerjaan apa yang harus dilamar, atau untuk melindungi kita disaat

kita sendirian di luar. Allah sepertinya menyediakan pelayanan

ramalan gratis, asuransi hidup gratis dan jasa pengawalan! Di saat

anda berjalan melalui lorong gelap, tiba-tiba anda teringat Allah.

Tetapi sewaktu anda berada di jalan raya beberapa menit sebelumnya,

anda tidak pernah memikirkanNya. Bukankah ini realitas kehidupan

kita?

Kita memperalat Allah. Apakah seorang sahabat itu ada supaya bisa

diperalat? Apakah itu pengertian kita akan persahabatan? Saya

berkata kepada anda: Allah tidak menginginkan sahabat yang

demikian. Apakah anda menginginkan sahabat seperti itu? Saya

katakan kepada anda dengan jelas: jikalau ini cara anda berhubungan

dengan Allah, anda tidak akan memiliki Allah sebagai sahabat anda.

Anda hanya memperalat Dia untuk memenuhi kepentingan diri anda

sendiri. Dan jikalau Allah menyetujui sikap seperti ini, Dia hanya

426 | C A H A Y A I N J I L

membuat anda semakin egois, dan itulah sebabnya ada orang-orang

Kristen yang lebih egois daripada orang-orang bukan Kristen. Saya

tidak menyalahkan orang-orang bukan Kristen itu yang memandang

rendah orang-orang Kristen, yang hanya menganggap Allah sebagai

semacam alat pertolongan darurat setiap saat anda memerlukanNya.

Saya setuju: itu adalah hal yang memalukan!

Dua Jenis Persahabatan

Ada dua jenis persahabatan. Jenis yang pertama tidak bisa disebut

persahabatan menurut definisi alkitabiah. Persahabatan yang demikian

hanyalah mencari kepentingan diri sendiri: untuk mendapatkan segala

apa yang diinginkan seseorang dari orang lain. Ini adalah jenis

persahabatan yang sangat populer di kalangan kaum muda. "Aku cinta

kamu" berarti saya senang dengan apa yang bisa saya dapatkan dari

anda. Saya suka dengan apa yang anda miliki dan saya

menginginkannya. Jadi kalau anda kaya, anda mempunyai banyak

teman. Teman-teman anda menyayangi anda karena uang anda.

Tunggu saatnya anda tidak mempunyai sesenpun, maka anda akan

bertanya-tanya kemanakah perginya teman-teman anda itu. Hal yang

sama juga terjadi di antara para pemuda dan pemudi. Mereka mencari

sesuatu dari lawan jenisnya, mungkin kepuasan hawa nafsunya. Dan

setelah mereka mendapatkannya, mereka tidak memerlukan lawan

jenisnya itu lagi. Apakah ini yang disebut cinta? Anda bisa

mendapatkan jenis persahabatan seperti ini juga di antara para

gangster. Merampok bank seorang diri saja bukanlah hal yang

gampang. Karenanya anda memerlukan satu komplotan yang terdiri

dari empat atau lima orang. Kalau terjadi masalah di dalam pembagian

harta rampokan, anda hanya perlu membunuh beberapa dari mereka.

Akan tetapi selama masih adanya kecocokan di dalam hubungan kerja-

sama tersebut, anda akan tetap menjaga persahabatan itu. Semuanya

ini adalah jenis persahabatan yang mencari keuntungan diri sendiri.

Hal yang menarik disini ialah kita tahu kalau kita sendiri tidak

menginginkan sahabat seperti itu. Akan tetapi kita sendiri ingin

menjadi sahabat semacam itu. Hal ini disebabkan oleh pembawaan

lahiriah manusia yang egois. Jika Allah setuju untuk bersahabat

dengan anda yang egois, Dia hanya akan mendorong sikap keegoisan

anda. Itulah sebabnya kalau seorang Kristen tetap berfungsi secara

egois, doa-doanya tidak akan dijawab oleh Allah, dan Allah sepertinya

427 | C A H A Y A I N J I L

terasa tidak dekat. Allah tidak mau mendorong sikap keegoisan.

Manusia itu egoisnya setengah mati.

Renungkanlah pokok berita di bawah ini:

Hanya beberapa hari yang lalu saja, saya membaca sebuah pokok

berita di suratkabar: "Seorang warga di Texas membunuh anak laki-

lakinya gara-gara tayangan pertandingan sepakbola". Orang itu

membunuh anak laki-lakinya hanya karena siaran televisi! Waktu itu

dia sedang menonton permainan bola 'Dallas Cowboys' dan anak laki-

lakinya yang berusia 3 tahun membuat terlalu banyak keributan.

Ibunya sedang keluar saat itu. Oleh karena dia tidak bisa menikmati

pertandingan sepakbola itu dengan tenang, dia menghantam perut

anaknya yang masih kecil itu berkali-kali. Dia memukul anaknya

dengan begitu kerasnya sehingga hati dan ginjalnya hancur.

Akibatnya anak itu meninggal dunia. Sesungguhnya setiap orangtua

menyayangi anak-anaknya bukan? Bahkan sebenarnya, ayah anak itu

menamai anaknya sama dengan namanya sendiri. Dengan kata lain,

dia menginginkan anaknya persis menjadi citra dirinya sendiri. Kedua

nama mereka itu sama: yang satunya senior, yang satunya lagi junior.

Akan tetapi identifikasi nama dengan sang ayah itu rupanya masih

belum cukup untuk menyelamatkan nyawa sang anak.

Di suratkabar yang lain, saya membaca satu laporan yang

mencengangkan, tentang dua anak laki-laki yang membiarkan ibu

mereka mati kelaparan. Artikel itu tidak menjelaskan alasannya.

Wanita malang itu dibelenggu dan dibiarkan mati kelaparan. Wanita

yang tingginya sekitar 1,63 meter itu hanya mempunyai berat badan

sekitar 27 kg ketika ditemukan oleh polisi. Dia bisa ditemukan oleh

polisi karena sebelum dia meninggal, dia berhasil menelepon operator

untuk meminta pertolongan. Ketika polisi tiba dan melarikannya ke

rumah sakit, nyawanya sudah tidak tertolong lagi. Dia sudah terlalu

kelaparan untuk dapat diselamatkan. Kedua anak laki-lakinya yang

berusia 25 dan 22 tahun, dituduh dengan pembunuhan tingkat

pertama.

Ada lagi kasus lain yang ditayangkan di televisi: seorang gadis

menegaskan bahwa tunangannya dibunuh oleh dua orang laki-laki. Dia

menangis dan memohon bantuan pertolongan untuk menangkap para

pembunuhnya. Dia mengatakan bahwa setelah makan malam

bersama, mereka mengendarai mobil melewati jalanan yang sepi.

428 | C A H A Y A I N J I L

Tetapi ketika mobil mereka mendahului mobil yang lain, pengendara di

mobil yang lain itu menjadi sangat marah sehingga mereka dihampiri

dan tunangannya ditikam sampai mati. Akan tetapi setelah diselidiki,

pihak kepolisian menuduh gadis itu sebagai sang pembunuh. Seluruh

cerita itu telah dikarang oleh gadis ini, dan ia sendirilah yang telah

membunuh tunangannya, dengan alasan yang tidak diberikan.

Di dalam suratkabar yang sama di artikel yang lain, seorang dokter

melemparkan istrinya dari jendela lantai ketiga karena dia telah

kehilangan kontrol atas dirinya sendiri. Sang istri lalu dilarikan ke

rumah sakit dalam keadaan kritis. Pada saat laporan itu dimuat,

kondisi sang istri masih belum jelas.

Apakah anda dapat memahami semuanya ini: seorang ayah yang

membunuh anaknya sendiri, anak membunuh ibunya, seorang gadis

membunuh tunangannya, suami mencoba membunuh istrinya? Dunia

macam apakah yang kita tinggali ini? Kasus-kasus diatas mungkin

merupakan kasus-kasus yang ekstrim, akan tetapi kasus-kasus

tersebut mencerminkan keegoisan ekstrim di hati manusia.

Di dalam seluruh hubungan antar manusia ada tingkat pengkhianatan

yang betul-betul di luar dugaan. Setiap kasus di atas membuat saya

berpikir: apakah mungkin bagi manusia untuk menjalin persahabatan

satu dengan yang lain? Jikalau hubungan terdekat antara manusia saja

masih belum cukup kuat untuk dijadikan dasar persahabatan, lalu apa

lagi yang bisa dijadikan dasar persahabatan?

Apakah Ada Persahabatan Dimana Masing-Masing Saling

Memberi?

Apakah ada yang namanya persahabatan dimana masing-masing saling

memberi? Apakah mungkin ada hubungan sejati di antara para

manusia? Kalau tidak mungkin, maka pembicaraan tentang

persahabatan ini sama saja dengan membuang-buang waktu.

Anda harus mengerti bahwa sifat dasar manusia memerlukan

transformasi radikal sebelum anda dapat membicarakan

persahabatan. Di dalam hubungan dimana masing-masing mencari

kepentingan diri sendiri, setiap orang ingin mengambil keuntungan dari

yang lainnya, dan pada akhirnya, tak ada seorangpun yang merasa

puas. Di dalam hubungan dimana masing-masing saling memberi,

429 | C A H A Y A I N J I L

kedua belah pihak akan mempunyai lebih dari cukup. Itu

kedengarannya logis, tetapi di dalam praktek hal ini sangat sulit

dilakukan. Namun ini adalah satu-satunya jenis persahabatan yang

diingini Allah.

Itulah inti dari pesan saya hari ini. Kalau anda lupa akan segala hal

yang telah saya katakan, anda hanya perlu mengingat satu hal ini

saja. Allah mencari sahabat-sahabat. Di dalam sejarah ribuan tahun,

hanya sedikit sekali yang Dia temukan. Itulah sebabnya orang-orang

yang disebut sahabat Allah di dalam Perjanjian Lama dapat dihitung

dengan beberapa jari saja. Orang-orang seperti Abraham, misalnya,

atau Nuh atau Musa, sebagai sahabatNya. Setelah ditambah beberapa

nabi lain, kita sudah kehabisan nama-nama. Orang-orang yang sedikit

jumlahnya ini telah diakui sebagai sahabat-sahabat Allah. Itu berarti

Allah adalah sahabat mereka. Tetapi setelah berabad-abad kemudian,

jumlahnya tidak banyak bertambah.

Ini merupakan suatu hal yang juga menyedihkan bagi saya. Apa

gunanya mempunyai gereja yang dipenuhi orang namun tak

seorangpun dari mereka adalah sahabat Allah? Ada berapakah sahabat

Allah yang hidup sekarang ini? Ada berapakah orang yang telah

memenuhi persyaratan menjadi sahabatNya?

Dia telah memberikan persyaratan-persyaratan itu dengan jelas kepada

kita, melalui ayat-ayat yang sudah begitu dikenal oleh setiap orang

Kristen sehingga saya rasa tidak perlu lagi dikutip referensinya.

Contohnya, Lukas 10:27 atau Markus 12:30-31, "Kasihilah Tuhan

Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan

dengan segenap akal budimu dan dengan segenap

kekuatanmu." Karenanya janganlah berkata kalau anda tidak tahu

persyaratan menjadi sahabat Allah. Allah tidak dapat menerima apa

yang lebih rendah dari persyaratan ini.

Allah telah menerangkan dengan jelas sekali bahwa hanya ada satu

cara saja yang dapat membuat kita menjadi sahabatNya. Hal ini tidak

berarti bahwa Dia tidak akan menolong kita jika kita bukan

sahabatNya. Demikianlah kemurahan hati Allah sehingga Ia tetap

menolong kita meskipun kita tidak memenuhi persyaratanNya. Itulah

kebaikkanNya. Akan tetapi kenyataan bahwa Dia menolong anda

bukan berarti anda adalah sahabatnya. Allah menawarkan

430 | C A H A Y A I N J I L

persahabatanNya, akan tetapi seperti yang bisa dilihat baik di

Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, Dia telah mengatakan

dengan sangat jelas, "Jika engkau ingin menjadi sahabatKu, engkau

harus mengasihiKu dengan segala apa yang engkau miliki."

Hal itu berarti harus ada suatu perubahan di dalam diri kita. Egoisme

kita harus mati. Keegoisan itu harus dilepaskan. Sekarang akan saya

katakan hal ini: ada orang-orang yang di waktu lalu telah melepaskan

keegoisan mereka - yaitu apa yang disebut dengan kematian terhadap

egoisme - akan tetapi setahun demi setahun, mereka mulai menarik

kembali egoisme mereka. Sayang sekali hal yang demikian harus

terjadi. Ada yang berkeputusan bahwa harga yang harus dibayar

untuk melayani Tuhan itu terlalu tinggi, persahabatan dengan Allah itu

terlalu tinggi harganya, dan akhirnya mereka kembali lagi ke hal-hal

keduniawian. Sayang sekali hal yang demikian juga harus terjadi.

Saya dapat katakan kalau setiap dari kami yang berada di dalam

pelayanan full-time pernah dicobai seputar masalah ini. Kami merasa

harga yang telah kami bayar terlalu tinggi. Mungkin kami perlu

mundur sedikit. Kemudian kami dengar kata-kata dari Ibrani 10:38,

"Apabila ia mengundurkan diri maka Aku tidak berkenan kepadanya."

Model Persahabatan Antara Yonatan Dan Daud

Berbicara mengenai persahabatan, gambaran persahabatan yang

paling jelas di Alkitab adalah persahabatan antara Yonatan dan Daud.

Saya mendorong setiap orang Kristen untuk membaca kisah mereka

dengan sangat teliti, ke tujuh pasal dari 1 Samuel 18-24. Setiap orang

Kristen harus berulang kali membacanya. Komitmen mereka yang

mutlak dan pemberian diri mereka untuk satu sama lain itu sudah

begitu terkenal. Akan tetapi kebanyakan orang Kristen tidak

menyadari kalau gambaran tersebut sebenarnya adalah model dari

persahabatan yang seharusnya ada di antara orang Kristen dengan

Tuhan Yesus. Itulah sebabnya begitu banyak pasal-pasal di Alkitab

yang mencurahkan perhatiannya kepada persahabatan ini.

Persahabatan ini tidak dimaksud untuk menggambarkan suatu

hubungan yang luar biasa, tetapi hubungan yang normal antara setiap

orang Kristen dengan Tuhan.

Mari saya jelaskan:

Jika anda membaca persyaratan yang diberikan oleh Tuhan Yesus

untuk menjadi muridNya, anda akan menyadari kalau persyaratan itu

431 | C A H A Y A I N J I L

sama dengan apa yang tertulis di Ulangan 6:5, "Kasihilah Tuhan

Allahmu dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan segenap

akal budimu dan segenap kekuatanmu." Oleh sebab itu ketika Tuhan

Yesus berkata, seperti di Matius 10:37, "Barangsiapa yang mengasihi

bapa atau ibunya lebih daripadaKu, ia tidak layak bagiKu", Ia

sebenarnya mengatakan hal yang sama. Engkau harus mengasihiKu

dengan segala apa yang engkau punya, dan itu berarti jika engkau

mengasihi siapapun lebih dariKu, engkau belum mengasihiKu sama

sekali.

Bila anda melihat hubungan antara Yonatan dan Daud, anda akan

melihat bahwa Yonatan tidak mengasihi ayahnya lebih daripada Daud.

Yonatan mengakui bahwa Daudlah, dan bukan ayahnya, yang diurapi

Allah. Kata bahasa Ibrani 'Mesias' dan kata bahasa Yunani 'Kristus'

berarti 'Yang Diurapi'. Yesus adalah keturunan Daud. Sebagai nenek

moyang Kristus, Daud sering digunakan sebagai lambang Kristus sang

Mesias. Dengan kata lain, di dalam menjalin hubungan dengan Daud,

Yonatan menjalin hubungan dengan Kristus.

Tuhan juga berkata bahwa ia yang mengasihi anaknya laki-laki atau

perempuan lebih daripadaNya, tidak layak bagiNya (Matius 10:37).

Yonatan tidak mengasihi anak laki-laki dan perempuannya lebih

daripada Daud. Bahkan dia juga tidak mengasihi dirinya sendiri lebih

daripada Daud. Dia menyangkal dirinya untuk mengasihi Daud.

Dengan cara bagaimana? Begini, sebagai anak Saul, raja Israel, dia

adalah seorang putra mahkota, pewaris tahta kerajaan. Tetapi demi

mendukung Daud, dia rela menyerahkan hak tahta kerajaannya, dan

juga hak tahta kerajaan anak-anak dan cucu-cucunya.

Di Matius 10:38 Yesus berkata, "Barangsiapa yang tidak memikul

salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagiKu". Persahabatan

antara Yonatan dengan Daud merupakan beban yang berat bagi

Yonatan karena hal ini membangkitkan amarah ayah Yonatan

terhadapnya. Ayahnya menjadi sangat berang dan memaki-maki dia

karena kesetiaannya dan persahabatannya dengan Daud. Bahkan

ayahnya begitu marah dengannya sehingga Yonatan harus

mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk mengasihi Daud. Sama

seperti kasus ayah yang membunuh anaknya sendiri, Saul juga

mempunyai masalah dengan anaknya. Dia dapat melakukan hal yang

sama.

432 | C A H A Y A I N J I L

Tuhan juga berkata di Matius 16:24, "Setiap orang yang mau mengikut

Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti

Aku." Itulah yang dilakukan oleh Yonatan. Dia ingin mengikuti Daud,

walaupun dia sendiri adalah seorang putra mahkota. Dia berkata

kepada Daud, "Apabila engkau menjadi raja, biarkanlah aku menjadi

tangan kananmu." Dia sendiri adalah seorang calon raja, namun

dengan gembira dia menyerahkan tahtanya kepada Daud. "Aku akan

berdiri di sebelah kananmu sebagai pengikutmu, sebagai hambamu."

Inilah yang disebut persahabatan yang ditandai oleh pengorbanan diri.

Sebelumnya, Yonatan bahkan menanggalkan baju baja, pedang serta

topi bajanya dan menyerahkan semuanya itu kepada Daud. Ini suatu

tindakan yang menunjukkan pengorbanan tertinggi seorang prajurit

militer, dengan menyerahkan miliknya yang terbaik dan paling

berharga untuk sahabatnya. Selanjutnya, baju baja Yonatan bukanlah

baju baja seorang prajurit biasa, melainkan baju baja seorang putra

mahkota. Dengan menyerahkan baju bajanya, dia menyerahkan

kedudukannya kepada Daud.

Di Lukas 9:26 Yesus berkata, "Sebab barangsiapa malu karena Aku dan

perkataanKu, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, ketika Ia

datang kelak dalam kemuliaanNya." Yonatan sama sekali tidak malu

oleh karena Daud. Jangan dikira mudah bagi Yonatan untuk tidak malu

oleh karena Daud. Daud pada waktu itu adalah seorang yang berada di

luar perlindungan hukum, seorang yang tak berarti. Bahkan untuk

Saul dia adalah seorang kriminal. Daud melarikan diri karena Saul

telah berulang-kali berusaha membunuhnya. Meskipun telah

diperlakukan sebagai seorang yang tidak berarti, Yonatan tidak pernah

malu memberitahu ayahnya bahwa dia mengasihi Daud. Dia bahkan

berusaha meyakinkan ayahnya untuk menerima kembali Daud.

Model Pembinaan Murid - Persahabatan Yang Ditandai Oleh

Pengorbanan Diri

Disini kita lihat model dari pembinaan murid: persahabatan yang

ditandai oleh pengorbanan diri. Persahabatan yang demikian itu amat

sangat indah.

Inilah intisari kisah persahabatan Yonatan - Daud di dalam Alkitab.

Jika anda merasa sulit memahami istilah-istilah Alkitabiah tentang

'penyangkalan diri sendiri', pemikulan salib sendiri', lihatlah kisah

Yonatan - Daud. Tuhan Yesus sepertinya berkata kepada kita, "Jika

433 | C A H A Y A I N J I L

engkau ingin menjadi muridKu, engkau harus belajar dari Yonatan dan

Daud. Jika engkau tidak mau menjadi seperti Yonatan, engkau tidak

layak untuk menjadi muridKu."

Allah ingin menjadi sahabat kita, suatu kehormatan yang tidak

diberikan kepada malaikat-malaikat. Tetapi persahabatan adalah suatu

hubungan dua arah. Menjadi muridNya berarti menjadi sahabatNya.

Hanya ada satu macam manusia saja yang Allah inginkan untuk

menjadi sahabatNya - seorang manusia yang mau menyingkirkan

keegoisannya dan mengasihi Yesus dengan segenap hatinya, seperti

Yonatan. Dan kemudian anda akan mengalami suatu kehidupan baru

dan persahabatan dengan Allah yang tidak pernah anda bayangkan

mungkin terjadi. Dan anda akan menjadi satu dari contoh yang sangat

langka di dalam sejarah manusia yang dapat disebut sahabat-sahabat

Allah. Anda akan menjadi satu dari sedikit bintang-bintang di atas

cakrawala rohani yang seperti Abraham dan Musa.

Kehidupan adalah persoalan pilihan. Dari awal di taman Firdaus,

Adam dan Hawa sudah diperhadapkan dengan pilihan. Di padang

gurun, Iblis memperhadapkan Yesus dengan pilihan. Setiap hari

kita juga diperhadapkan dengan pilihan.

Resolusi yang mengubah Hidup

Hana Karuna

434 | C A H A Y A I N J I L

Setidaknya setahun sekali, ada baiknya kita bertanya, “What am I on

earth for? Untuk apa saya ada di bumi ini?” Keberadaan kita bukanlah

suatu kebetulan. Setiap orang ditempatkan di bumi dengan maksud dan

tujuan yang telah ditentukan oleh sang Pencipta. Sudahkah kita

menggenapi tujuan dan rencana Allah bagi kita?

Kita telah menjalani 365 hari atau 8,760 jam di tahun 2014. Apakah hal

signifikan yang telah terjadi pada kita di tahun 2014. Apakah ada yang

hal yang dapat kita banggakan atau yang kita sesali? Apakah 8,760 jam

itu telah kita jalankan sesuai dengan tujuan dan rencana Allah bagi kita?

Di awal tahun banyak orang yang membuat resolusi. Resolusi berasal

dari kata bahasa Inggris “resolve” yang bermaksud membuat suatu

keputusan atau ketetapan hati untuk melakukan atau tidak melakukan

sesuatu. Sebagai orang percaya, resolusi apakah yang harus kita

lakukan? Apakah resolusi yang bukan saja dapat mengubah hidup kita

di 2015 tetapi selama-lamanya?

Kehidupan adalah persoalan pilihan. Dari awal di taman Firdaus, Adam

dan Hawa sudah diperhadapkan dengan pilihan. Di padang gurun, Iblis

memperhadapkan Yesus dengan pilihan. Setiap hari kita juga

diperhadapkan dengan pilihan. Kalau kita bisa membuat resolusi untuk

setiap hari memilih untuk berpihak pada Allah dan menolak untuk

berpihak pada Iblis, kita sedang melakukan suatu resolusi yang dapat

mengubah kita selama-lamanya.

Apakah pilihan untuk Allah kalau bukan memilih untuk berpihak pada

yang baik. Karena tidak ada yang baik selain Allah. Allah adalah

pewujudan dari apa yang baik. Buatlah keputusan untuk setiap hari dan

dalam setiap keadaan untuk berpihak pada yang baik dengan menjadi

baik dan berbuat baik. Dan sebaliknya, buatlah ketetapan hati untuk

tidak memilih untuk berpihak pada yang jahat dengan menjadi jahat

dan berbuat jahat. Janganlah menambah pada kejahatan yang sudah

435 | C A H A Y A I N J I L

merajalela di dunia ini. Tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan

(Rom. 12.21). Janganlah mengikut orang banyak di dunia yang

melakukan kejahatan (Kel. 23.2)

Survei menunjukkan bukan saja kebanyakan orang gagal melaksanakan

resolusi mereka tetapi mereka sudah lupa pada resolusi mereka pada

akhir bulan Februari. Namun apa yang berlaku pada orang banyak tidak

seharusnya berlaku bagi kita yang telah ditebus oleh darah Kristus.

Karena kita dapat melakukan segala sesuatu lewat Kristus yang

memberi kita kekuatan (Fil. 4.13).

Marilah kita menjadi orang yang sukses di mata Tuhan di tahun 2015

dan selama-lamanya. Orang yang sesungguhnya sukses di dunia adalah

orang yang telah hidup sesuai dengan rencana dan tujuan dia

diciptakan. Kita akan mempunyai hari depan yang penuh harapan kalau

kita hidup sesuai dengan rancangan-rancangan Allah bagi kita. Sebab

kata Yahweh di Yer.29.11, “Sebab Aku mengetahui apa rancangan-

rancangan-Ku mengenai kamu, yaitu rancangan damai sejahtera dan

bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan

yang penuh harapan.

Sumber: Cahaya Pengharapan

Ministries www.cahayapengharapan.org

436 | C A H A Y A I N J I L

5 alat untuk memupuk kedewasaan rohani

Rick Warren mengumpamakan pertumbuhan rohani itu sama seperti kita

berkebun, sebagaimana kita memerlukan peralatan khusus untuk

berkebun, kita juga memerlukan alat-alat tertentu untuk memupuk

pertumbuhan rohani di dalam Jemaat.

Gereja yang didirikan oleh Rick Warren merupakan salah satu gereja

yang paling besar di Amerika Utara dan baru-baru ini di websitenya

yang berisi surat kepada para gembala, www.pastors.com beliau

menuliskan bahwa sasaran gerejanya untuk tahun-tahun yang

mendatang adalah untuk menjadikan Gereja Saddleback yang

dipimpinnya menjadi salah satu gereja yang paling dewasa secara

rohani.

Rick Warren mengumpamakan pertumbuhan rohani itu sama seperti kita

berkebun, sebagaimana kita memerlukan peralatan khusus untuk

berkebun, kita juga memerlukan alat-alat tertentu untuk memupuk

pertumbuhan rohani di dalam Jemaat. Pertumbuhan tidak terjadi secara

otomatis.

Di dalam artikelnya, Rick Warren membagikan lima “alat” yang telah

digunakan oleh Gereja Saddleback untuk memupuk kedewasaan rohani

di dalam jemaat.

1. Kartu Komitmen

Menurut Rick Warren, gerejanya selalu menggunakan kartu komitmen.

Kartu komitmen membantu Jemaat meresponi apa yang telah diajar di

dalam khotbah hari Minggu. Kartu komitmen sangat membantu orang

untuk memberikan suatu respon. Menurut beliau, kita harus meminta

orang untuk memberikan komitmen, jika tidak mereka tidak akan

memberikannya. Karena itu, kita bukan saja harus mengajar mereka

tentang apa yang harus mereka lakukan tetapi juga meminta mereka

untuk melakukannya melalui kartu komitmen yang didesain khusus.

2. Kelas yang berdasarkan tujuan

437 | C A H A Y A I N J I L

Gereja Saddleback juga mengadakan kelas-kelas khusus untuk tujuan

tertentu. Menurut beliau kebanyakan orang Kristen mengetahui jauh

lebih banyak dari apa yang mereka terapkan. Untuk mengubah itu,

diperlukan kursus tertentu yang memfokuskan pada aspek penerapan

untuk mencapai tujuan tertentu. Umpamanya di Gereja Saddleback

terdapat empat kelas inti yang setiap darinya memfokuskan pada salah

satu tujuan gereja: keanggotaan, kedewasaan, pelayanan dan misi.

Lewat kelas-kelas khusus ini, jemaat akan belajar bagaimana

menerapkan tujuan Alkitabiah ke dalam kehidupan keseharian mereka.

Kursus singkat empat jam itu merupakan sarana untuk menghasilkan

orang-orang percaya yang dewasa dan yang hidup sesuai dengan apa

yang telah mereka ketahui.

3. Perjanjian-perjanjian (Covenants)

Setiap anggota akan diminta untuk menandatangani suatu perjanjian di

akhir kelas yang diikutinya. Perjanjian atau covenant merupakan bagian

yang paling penting dari kursus yang diadakan karena alasan-alasan

berikut:

- Kita menjadi bagian dari obyek komitmen kita

- Setiap gereja dicirikan oleh apa yang menjadi komitmennya

- Jemaat mau memberikan komitmen kepada hal yang memiliki

arti bagi mereka

- Jika gereja tidak meminta komitmen dari jemaat, maka

komitmen mereka akan diambil oleh orang lain atau hal lain

- Semakin besar komitmen yang kita minta, semakin besar respon

yang akan diberikan

4. Kelompok-kelompok kecil

Di dalam kelompok kecil, jemaat dapat menjalin hubungan yang

diperlukan untuk bertumbuh karena jemaat tidak mungkin dapat

bertumbuh sendiri. Di dalam kelompok kecil, jemaat mempunyai

kesempatan untuk menerapkan semua aspek kepedulian untuk sesama

seperti doa dan kasih bagi sesama. Lewat pergaulan di dalam kelompok

yang memfokuskan pada tujuan-tujuan Alkitabiah, anggota dapat

menemukan relasi yang berarti, mengembangkan karakter Kristus,

menemukan pelayanan mereka dan membagi iman mereka dengan

438 | C A H A Y A I N J I L

teman-teman. Kelompok kecil merupakan bagian yang utama di dalam

rencana pertumbuhan rohani gereja di Saddleback.

5. Kampanye

Gereja Saddleback juga mengadakan program kampanye untuk

pertumbuhan spiritual yang melibatkan seluruh gereja. Tujuan utama

adalah untuk memicu pertumbuhan lewat program yang intensif yang

memfokuskan pada aspek khusus pertumbuhan spiritual. Contoh-contoh

kampanye yang telah dijalankan adalah Tujuan 40 Hari, 50 Hari Iman

dan 40 Hari Komunitas. Menurut Pastor Rick, setiap kampanye yang

diadakan merupakan pengalaman yang memberikan transformasi bagi

gerejanya.

Di dalam suratnya Pastor Rick mengajak setiap gereja yang mau

mengalami kedalaman spiritual yang dialami gereja Saddleback untuk

menerapkan kelima alat pertumbuhan yang sudah terbukti sangat

berkesan untuk pertumbuhan spiritual gerejanya. (Untuk informasi

tambahan dapat mengunjungi www.pastor.com)

Sebuah Hidup Yang Berkelimpahan

Pesan pertama dari seri khotbah tentang "Kualitas Hidup" oleh Pdt. Eric

H. H. Chang

Pesan ini disampaikan di Chinese Gospel Church di Montreal, PQ,

Kanada

Menurut anda, apakah keselamatan itu?

Apakah keselamatan hanya bersangkutan dengan pengampunan dosa-

dosa di masa lalu? Tentu saja, tetapi apakah hanya dengan hal itu

saja? Apakah keselamatan bersangkutan dengan keinginan untuk

masuk sorga? Hal ini ada kebenarannya juga. Biasanya kita

mendengar keselamatan disampaikan sebagai salah satu dari kedua hal

di atas, tetapi saya pikir ada sesuatu yang jauh lebih penting daripada

439 | C A H A Y A I N J I L

kedua hal tersebut. Namun saya hampir tidak pernah mendengar

orang membicarakannya.

Oleh karena itu, mari kita lihat di Yohanes 10:10, sebagai tema dari

khotbah hari ini. Ayat ini sudah tidak asing lagi bagi mereka yang

membaca Injil Yohanes, namun arti sesungguhnya tidak banyak

dipahami orang. Di sini Tuhan Yesus berkata,"Aku datang, supaya

mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala

kelimpahan."

Apakah Artinya Hidup Berkelimpahan?

Sedikit banyak kita tahu akan arti hidup, tetapi apakah yang dimaksud

dengan hidup berkelimpahan? Di dalam konteks ini, Tuhan Yesus

sedang membicarakan tentang keselamatan. Selanjutnya Ia

membicarakan tentang hal menyerahkan hidupNya bagi domba-

dombaNya. Ia berkata,"Tujuan dari kematianKu (tujuan dari

kedatanganKu) adalah supaya kamu memperoleh hidup, dan hidup

dalam segala kelimpahan."

Hal ini membawa kita kepada inti dari keselamatan. Apakah artinya

menjadi seorang Kristen? Hal ini ada hubungannya dengan kualitas

hidup. Hal ini ada hubungannya dengan semacam kualitas hidup yang

dapat digambarkan sebagai berkelimpahan. Jadi sangatlah penting

bagi kita untuk mengerti arti kata berkelimpahan.

Contoh 1: Hanya Bertahan Hidup

Apakah artinya 'berkelimpahan'? Sewaktu kuliah di Inggris, saya biasa

naik sepeda motor. London adalah kota yang besar. Sebagai

mahasiswa miskin, transportasi terasa sangat mahal. Seorang bekas

teman mahasiswa di Sekolah Alkitab menjual sepeda motor tuanya

kepada saya dengan harga murah, sewaktu dia akan berangkat ke

Jepang sebagai misionaris. Sepeda motor tua tersebut luar biasa

beratnya. Untunglah kondisi tubuh saya waktu itu lebih baik daripada

sekarang. Anda harus seorang yang sangat kuat untuk bisa

mengendarai sepeda motor seperti itu, karena kalau sepeda motor itu

roboh, sangat sulit untuk diberdirikan lagi. Tetapi sepeda motor itu

berguna bagi saya karena saya cukup sering bepergian, dan saya dapat

menghemat banyak uang karena sepeda motor ini hemat bensin.

Namun mengendarai sepeda motor seperti ini sangat berbahaya. Saya

pikir ada tiga atau empat kali kejadian di mana saya hampir kehilangan

440 | C A H A Y A I N J I L

nyawa saya. Terlebih lagi kalau hujan, saya menjadi basah kuyup

terutama kalau saya tidak membawa jas hujan. Dalam cuaca dingin

saya membeku kedinginan karena angin yang bertiup langsung ke arah

saya. Tentu saja mengendarai sepeda motor sekeliling London

membuat saya sangat kotor. Kadang-kadang kalau saya tiba di

sekolah, muka saya menjadi hitam sedangkan kacamata debu yang

saya pakai meninggalkan dua lingkaran putih di sekeliling mata saya.

Saya kelihatan seperti seekor panda. Jadi sepeda motor ini merupakan

alat transportasi tingkat paling dasar, dan juga sangat berbahaya.

Kendaraan ini terkadang membuat saya basah, terkadang membuat

saya dingin, dan pada akhirnya terkadang membuat saya kelihatan

sangat lucu. Namun bagaimanapun juga kendaraan ini adalah sebuah

alat transportasi.

Contoh 2: Hampir Berkecukupan

Beberapa tahun kemudian, saya naik tingkat sedikit. Saya berhasil

membeli sebuah mobil tua. Kali ini saya dapat bepergian tanpa

menjadi basah kuyup bila hujan. Saya juga tidak kelihatan seperti

seekor panda seperti waktu dulu setiap kali saya habis memakai

sepeda motor. Dan tentu saja jauh lebih aman. Satu-satunya masalah

ialah mobil ini sangat tua dan tenaga mesinnya sangat kecil. Kalau

saya harus bepergian melalui jalan tol, saya harus menginjak pedal

gasnya dengan sekuat tenaga, barulah mobil ini dengan enggan mulai

menaikkan kecepatannya sehingga mencapai kecepatan yang luar

biasa (untuk ukuran mobil ini): 55 mil/jam. Dalam kecepatan seperti

itu, mobil ini akan bergetar. Rasanya seperti pesawat yang hendak

lepas landas. Karena itu untuk menghindari getaran dan kebisingan

suaranya, saya harus mengurangi kecepatan menjadi 50 mil/jam, yang

berarti akan memakan waktu cukup lama untuk tiba di tempat tujuan.

Jadi dari sepeda motor ke mobil, taraf kehidupan telah naik dari tingkat

kebutuhan dasar ke suatu tingkat yang belum bisa dikatakan

berkelimpahan tetapi sedikitnya lebih baik daripada sebelumnya.

Contoh 3: Mendekati Berkelimpahan

Beberapa tahun kemudian saya naik tingkat lagi, ke tingkat yang

sedikit lebih baik, ke mobil yang lain. Mobil ini juga sebuah mobil yang

sangat tua, tetapi kondisinya prima dan tenaga mesinnya jauh lebih

besar. Sekarang situasi saya mulai membaik. Sedikit demi sedikit

saya mulai menuju ke arah berkelimpahan. Mesin mobil ini sekarang

mempunyai kekuatan yang cukup memadai. Saya bahkan dapat

441 | C A H A Y A I N J I L

menempuh perjalanan dari Jerman Utara ke Jerman Selatan (dari

ujung ke ujung) dalam waktu 12 jam. Mobil itu dapat meluncur

dengan kecepatan 70 mil/jam di jalan tol Jerman dan mesinnya tidak

ribut sama sekali. Inilah yang namanya mulai mendekati tahap

berkelimpahan.

Apakah artinya hidup berkelimpahan? Contoh di atas memberikan

sedikit gambaran. Seperti apakah hidup anda? Apakah anda hidup

dengan bersusah-payah dari hari ke hari? Apakah anda kedinginan dan

basah kuyup tetapi tidak tahu bagaimana anda masih tetap bertahan?

Anda berharap anda tidak membeku setiap kali cuaca menjadi dingin,

atau basah kuyup setiap kali hujan turun. Anda tentu ingin mempunyai

kualitas hidup yang lebih baik.

Kita Ingin Kualitas Hidup Yang Lebih Baik

Kualitas hidup diperlukan sekali dalam kehidupan kita sehari-hari.

Perhatikan bahwa hampir semua perkembangan di bidang perdagangan

dan perindustrian dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup kita.

Kalau tidak, lalu untuk apa semuanya ini?

Ambil satu contoh misalnya, lihatlah berapa banyak cara yang dapat

anda lakukan untuk memasak makanan anda di zaman sekarang ini.

Betul-betul luar biasa. Anda dapat menggunakan kompor minyak

tanah atau kompor gas yang mengeluarkan nyala api. Kemudian ada

banyak cara memasak lainnya yang tidak menggunakan nyala api.

Dari kompor gas, kita beralih ke kompor listrik yang menggunakan

kumparan. Kompor ini tidak mengeluarkan nyala api sama sekali. Ada

kumparan yang di saat menjadi panas, pijaran merahnya bisa terlihat.

Namun ada satu macam lagi yang kumparannya tidak menjadi merah.

Nah, ini agak berbahaya. Anda tidak akan menyadari kalau kumparan

itu panas dan jika dipegang, kemungkinan besar anda akan berakhir di

rumah sakit.

Jadi orang mengembangkan banyak cara baru untuk memasak.

Sekarang ini ada semacam kompor yang disebut kompor induksi.

Kompor induksi tidak menjadi panas sama sekali bila dipakai. Ini

adalah alat baru, tersedia semenjak beberapa tahun terakhir ini.

Harganya masih cukup mahal. Kompor induksi ini bekerja dengan

prinsip yang sama sekali berbeda. Caranya ialah dengan mengaktifkan

molekul-molekul di alat logamnya (prinsip ini hanya bekerja terhadap

442 | C A H A Y A I N J I L

logam) sehingga menghasilkan panas. Ini mengakibatkan panci

logamnya menjadi panas, tetapi kompornya tidak panas. Setelah

selesai memasak dan panci logamnya dilepaskan, kompornya sendiri

tetap dingin. Jadi kalau ada anak kecil yang kebetulan menyentuh

kompor tersebut, tangannya tidak akan terbakar.

Apakah tujuan dari semuanya ini (belum lagi apa yang disebut dengan

convection cooker, microwave cooker dsb), kalau bukan untuk

meningkatkan kualitas hidup kita? Kenapa anda bekerja? Kenapa

anda mencari pekerjaan yang lebih baik? Kenapa kita membuat

komputer menjadi semakin canggih dan semakin kecil? Semuanya ini

adalah untuk kemudahan hidup kita, untuk meningkatkan kualitas

hidup kita.

Jika kita teliti bidang-bidang lainnya, kita melihat bahwa tenaga

pendorong segala macam gerakan di dalam sejarah manusia adalah

pencarian kualitas hidup. Mengapa terjadi banyak revolusi? Apa

penyebab Revolusi Perancis yang terjadi lebih dari 200 tahun yang

lalu? Hal ini dimulai dari kebutuhan akan roti - bahan pangan dasar

untuk hidup. Setiap revolusi berprihatin dengan peningkatan kualitas

hidup. Apa penyebab revolusi di Cina? Rakyat Cina ditekan dan

petani-petaninya tidak mempunyai ladang sendiri. Jadi revolusi adalah

untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Begitu manusia

kehilangan tujuan revolusi, maka revolusi itu akan gagal. Tidak ada

seorangpun yang menginginkan revolusi hanya untuk sekedar revolusi

saja - ini tidak ada artinya.

Kekristenan Juga Berbicara Tentang Kualitas Hidup Kita

Banyak orang yang berpikir bahwa kepercayaan kekristenan adalah

tentang menuju ke sorga di masa depan. Ini hanyalah mencakup

sebagian kecil dari Injil. Banyak orang yang berpikir bahwa

kekristenan itu bersangkutan dengan pengampunan dosa-dosa di masa

lalu. Hal ini benar, karena dosa-dosa masa lalu menghancurkan

kualitas hidup di masa kini. Masa lalu mempengaruhi masa kini. Jika

anda tidak bebas dari masa lalu, anda tidak bisa hidup dalam sukacita

di masa kini.

Di dalam pekerjaan saya sebagai seorang pendeta, saya harus

memberi konseling kepada banyak orang yang menderita setiap

harinya. Mungkin anda sekarang sedang menderita. Hal-hal apakah

443 | C A H A Y A I N J I L

yang menyebabkan penderitaan bagi anda? Kebanyakannya adalah

hal-hal yang berasal dari masa lalu: masa kecil yang tidak bahagia atau

perkawinan yang gagal. Hal-hal demikian memberi pengaruh yang

amat sangat terhadap anda. Masa lalu selalu mempengaruhi masa

kini. Itulah sebabnya pengampunan dosa-dosa masa lalu adalah

bagian yang penting dari Injil. Tujuannya adalah untuk membebaskan

manusia dari ikatan masa lalu dan perasaan bersalah agar ia dapat

memperoleh hidup yang berkelimpahan di masa kini.

Kehidupan kekristenan menitik-beratkan kehidupan di masa kini.

Tanyalah diri anda sendiri kehidupan seperti apakah yang anda jalani

sekarang ini. Jika kehidupan anda telah dipenuhi dengan sukacita,

dengan arah dan tujuan, dengan kekayaan batin, tentu saja anda tidak

membutuhkan Injil. Apa artinya Injil bagi anda? Jika anda telah

mempunyai semuanya yang anda butuhkan, Injil tidak ada artinya lagi

bagi anda. Yesus berkata orang sakitlah yang membutuhkan dokter.

Orang sehat tidak memerlukan dokter. Jika anda berpikir anda seorang

yang sehat, dan anda tidak menyadari bahwa sesungguhnya anda

sakit, maka anda tidak akan berpikir kalau anda memerlukan dokter.

Yesus ingin membawa kita ke satu kehidupan yang berkelimpahan.

Kadang saya bertanya-tanya di dalam hati berapa banyak orang Kristen

yang menikmati kehidupan dengan sepenuhnya? Saya pikir saya tidak

akan salah kalau saya berkata bahwa jumlahnya sangat sedikit.

Dengan kata lain, misi Yesus telah gagal sejauh hal-hal yang

menyangkut orang Kristen. Ia berkata,"Aku datang, supaya kamu

mempunyai hidup, dan hidup dalam segala kelimpahan." Itu berarti

kalau kita tidak mempunyai kehidupan yang berkelimpahan,

kedatanganNya menjadi sia-sia. Jika Ia datang untuk memberikan

kehidupan yang sungguh kaya dan berkelimpahan namun kita tidak

mengalaminya, apakah penyebabnya?

Berkelimpahan Berarti Menjadi Luar Biasa

Ada dua definisi dari kata ini yang terdapat di dalam kamus standar

yang diterjemahkan sebagai "berkelimpahan". Definisi pertama adalah

" luar biasa, istimewa, hebat". Jadi kalau anda hidup dalam

kelimpahan, anda hidup dalam suatu kehidupan yang luar biasa. Jika

orang-orang melihat kehidupan anda, mereka akan berkata bahwa ada

sesuatu yang luar biasa di dalam kehidupan anda. Kapan terakhir kali

orang-orang melihat sesuatu yang istimewa di dalam kehidupan

444 | C A H A Y A I N J I L

kekristenan anda? Atau sebaliknya mereka berkata, "Kalau yang

namanya orang Kristen itu seperti engkau, lupakanlah itu! Saya puas

dengan keadaan saya sekarang." Itulah perasaan saya sewaktu saya

belum menjadi orang Kristen. Saya mengenal beberapa orang yang

memanggil diri mereka orang Kristen tetapi saya tidak melihat

sesuatupun yang istimewa di dalam kehidupan mereka. Mereka cepat

naik darah sama seperti orang lain. Mereka juga tidak mempunyai

sukacita sama seperti orang lain. Tak ada sesuatupun yang menarik

perhatian saya, tak ada sesuatupun yang membuat saya tertarik

kepada Injil.

Berkelimpahan Berarti Dipenuhi

Definisi ke dua dari kata "berkelimpahan" ini adalah "berlebih-lebihan,

atau melebihi kebutuhan". Seperti yang telah saya tunjukkan di atas,

sepeda motor adalah kebutuhan dasar alat transport . Tetapi mobil

terakhir yang saya sebut tadi adalah sebuah alat transport yang telah

melebihi kebutuhan dasar. Mobil itu bahkan dilengkapi dengan alat

penghangat. Dalam cuaca dingin alat penghangat itu bisa saya buka.

Hal ini tidak mungkin saya lakukan dengan sepeda motor. Jadi

keadaan ini telah melebihi kebutuhan dasar, lebih dari sekedar

mempertahankan hidup.

Entah anda seorang Kristen atau bukan, saya tanya sekali lagi,

bagaimanakah kondisi kehidupan anda? Apakah anda hidup penuh

dengan kepuasan? Sewaktu saya berkunjung ke Cina beberapa tahun

terakhir ini, saya melihat kekosongan batin orang-orang di sana.

Pernah sekali saya bertemu seorang mahasiswi yang sedang berjalan

mondar-mandir di dalam kampus, lalu saya berkata kepadanya, "Kamu

kelihatannya sedang punya banyak pikiran." Dia menjawab, "Betul,

aku tidak tahu apa gunanya belajar seperti ini." Dia langsung berterus-

terang. Saya tidak mengenal dia. Helen (istri saya) dan saya pada

saat itu sedang berjalan-jalan. Dia langsung berterus-terang, "Aku

tidak tahu apa tujuannya belajar seperti ini, belajar mati-matian.

Tetapi kalau memang ada tujuannya, aku tidak berkeberatan. Tetapi

kalau tidak ada tujuannya, apakah kualitas kehidupan materiil dapat

memuaskan batin manusia?"

Kita Membutuhkan Kelimpahan Batin

Ada dua macam kelimpahan, yaitu kelimpahan eksternal dan

kelimpahan internal. Apakah kelimpahan eksternal dapat memuaskan

445 | C A H A Y A I N J I L

kebutuhan internal? Jawabannya sudah jelas tidak. Tetapi hal yang

lebih menyedihkan adalah bila anda tidak mempunyai kelimpahan

eksternal maupun kelimpahan internal. Dan mereka yang mempunyai

kelimpahan eksternal sekalipun bisa menjadi orang-orang yang paling

menyedihkan dan sengsara juga. Saya baru saja membaca sebuah

statistik kehidupan di Kanada. Tentu saja kebanyakan orang di Kanada

mempunyai kelimpahan eksternal. Namun ini tidak berarti bahwa

setiap orang di sana adalah jutawan. Tetapi setiap orang mempunyai

apa yang mereka butuhkan, atau sedikit lebih banyak dari apa yang

mereka butuhkan. Meskipun demikian, statistik terakhir di Kanada

menunjukkan bahwa ada sekitar 3 juta jiwa yang sedang dirawat

karena penyakit depresi, yang sedang dalam pengobatan. Saya

terkejut dengan angkanya: 3 juta? Jumlah penduduk Kanada hanyalah

sekitar 21-22 juta jiwa. Itu berarti hampir setiap 1 dari 7 orang

menderita penyakit depresi.

Kelimpahan Eksternal Tidak Dapat Memuaskan

Apakah kelimpahan eksternal dapat memuaskan kebutuhan batin

manusia? Statistik menjawab pertanyaan itu. Bahan materiil tidak

memuaskan kebutuhan batin. Saya pernah melihat orang miskin yang

mempunyai kelimpahan internal (spirituil) dan mereka sangat

berbahagia. Mungkin hidup mereka melarat, tetapi mereka adalah

orang-orang yang berbahagia, yang mendemonstrasikan bahwa

kebahagiaan dan kelimpahan spirituil tidak ada hubungannya sama

sekali dengan kelimpahan materiil. Hal ini sangat penting untuk kita

mengerti. Semuanya ini adalah tentang kualitas hidup.

Kecuali jika gereja hidup sesuai dengan kualitas hidup yang dimaksud

oleh Yesus, kita tidak mempunyai pesan apapun untuk diberitakan.

Lalu kenapa hanya sedikit sekali orang Kristen yang mempunyai

kualitas hidup seperti ini? Mungkin mereka belum mengerti syarat

dasar dari kualitas hidup itu.

Bagaimana Cara Memperoleh Kelimpahan?

Baru-baru ini setelah saya pulang ke Montreal, saya tidak dapat

menghidupkan mesin mobil saya. Seperti yang anda ketahui, mobil

saya adalah sebuah kendaraan antik. Umurnya kurang lebih 18

tahun. Saya rasa sudah cukup umur untuk ikut pemilu di Kanada!

Mobil ini telah ditinggalkan selama lebih dari setahun, jadi tidak

mengherankan kalau sewaktu saya putar kuncinya, tidak ada reaksi.

446 | C A H A Y A I N J I L

Akinya betul-betul mati. Sebelum berangkat saya sebenarnya telah

membuat tindakan pencegahan dengan menggunakan teknologi

mutakhir, yaitu dengan menggunakan alat pengisi aki yang memakai

tenaga matahari. Alat ini mempunyai kapasitas untuk mengisi aki

sebanyak 100 mA/jam, menurut pernyataan pabriknya. Namun

kenyataanya tidak berfungsi. Meskipun aki itu berada dalam kondisi

yang baik sebelum saya berangkat, tetapi sekarang sudah mati total.

Maka saya panggil seorang mekanik yang juga tidak bisa

menghidupkan mobil itu dengan menggunakan akinya. Setelah di tarik

ke bengkel, mereka memperbaiki mobil itu dengan hanya melakukan

dua hal. Hal yang pertama adalah dengan mengganti oli, karena olinya

sudah terlalu kental, sehingga menyulitkan gerakan mesin. Hal yang

kedua adalah dengan mengganti aki, karena akinya tidak bisa diisi

lagi. Ada dua perubahan utama yang harus dilakukan. Olinya yang

menghambat gerakan mesin harus diganti, dan kemudian diperlukan

sumber energi yang baru.

Saya pikir banyak orang Kristen yang hanya melakukan satu dari dua

hal di atas. Di saat mereka datang kepada Tuhan, mereka mengakui

dosa-dosa mereka. Mereka dibersihkan dari pencemaran dan kotoran

masa lalu. Tanpa penggantian "oli lama", mesinnya tidak bisa

bergerak. Tetapi jika anda tidak memakai aki baru, masalahnya masih

tetap belum terpecahkan. Apakah persamaan kata dari aki baru?

Sumber kekuatan yang baru. Banyak orang Kristen yang kelihatannya

kekurangan unsur ini. Tuhan Yesus berkata,"Akulah Hidup" (Yohanes

14:6). Kecuali jika Tuhan Yesus masuk ke dalam diri kita sebagai

hidup, sebagai sumber kekuatan kita, kita tidak akan bisa hidup.

Kita Membutuhkan Suatu Sumber Kekuatan Yang Baru

Apakah anda mempunyai sumber hidup yang baru ini di dalam diri

anda? Di Kolose 3:4 Paulus berkata, "Kristus adalah hidup kita".

Yesus datang untuk memberi kualitas hidup yang luar biasa kepada

kita. Jika kualitas hidup ini tidak ada, kehidupan kekristenan kita akan

mengalami masalah serius. Ini dapat berarti kita tidak memiliki

sumber hidup baru itu di dalam kita. Atau ini bisa berarti sumber

kekuatan itu begitu lemahnya sehingga kita tidak bisa berfungsi terlalu

lama.

Lihatlah kehidupan kita. Contohnya, apakah kita mempunyai masalah

dalam hubungan satu sama lain? Saya melihat hal yang merisaukan

447 | C A H A Y A I N J I L

dimana di antara orang Kristen, misalnya di dalam hubungan

perkawinan atau hubungan rumah tangga, terjadi banyak masalah.

Belum lagi masalah dalam hubungan dengan diri sendiri. Dalam

keadaan seperti ini, orang-orang Kristen itu masih melibatkan diri

mereka dengan segala macam kegiatan. Kadang-kadang mereka juga

terlibat dalam kegiatan kepemimpinan kegerejaan. Anda bisa terka

masalah-masalah apa yang bakal dihadapi oleh gereja. Jadi jangan

kaget kalau anda menemukan orang-orang Kristen yang tidak memiliki

sesuatupun yang istimewa. Sepertinya ini adalah kondisi mayoritas

orang-orang Kristen.

Sulit Sekali Untuk Mematikan Kehidupan Yang Lama

Anda akan mendapatkan bahwa untuk membuang kehidupan yang

lama itu adalah hal yang paling sulit di dalam kehidupan kita. Kenapa

aki itu ditinggalkan di dalam mobil? Saya bisa saja mengeluarkannya

lalu menyimpannya di dalam rumah supaya aki itu tidak membeku di

musim dingin. Sebenarnya hal itu sudah saya coba namun akinya

macet sehingga tidak bisa dikeluarkan. Ini bukan karena saya tidak

tahu bagaimana cara mengeluarkannya. Waktu dulu saya sering

mengeluarkan aki dari mobil. Tetapi kali ini aki itu macet sekali sampai

tidak ada sesuatupun yang dapat saya lakukan untuk

mengeluarkannya. Hanya mekanik di bengkellah yang mempunyai

peralatan yang tidak saya miliki untuk mengeluarkannya.

Itulah masalahnya dengan kebanyakan orang Kristen. Mereka tidak

bisa mengeluarkan kehidupan yang lama untuk diganti dengan yang

baru. Betapapun kerasnya mereka berusaha, kehidupan yang lama itu

masih tetap ada.

Apakah kehidupan yang baru itu? Itu berarti suatu kehidupan di mana

Yesus menjadi sumber kekuatannya. Hanya Dialah yang sanggup

mengeluarkan kehidupan lama kita dan menggantinya dengan

hidupNya yang baru, apabila kita menyerahkan diri kita secara total

kepadaNya.

Kenapa kita harus membuang kehidupan yang lama? Karena

kehidupan yang lama adalah kehidupan yang dipenuhi dosa. Dosa

merusak kualitas hidup. Itulah sebabnya gereja memberitakan pokok

persoalan dosa. Kita tidak suka membicarakan dosa, tetapi kita harus

mengerti bahwa dosa harus ditangani. Sama seperti penyakit yang

448 | C A H A Y A I N J I L

merusak kualitas hidup jasmani kita, dosa merusak kualitas hidup

rohani kita.

Dosa Sekecil Apapun Bisa Merusak Kualitas Hidup Kita

Apakah anda menyembunyikan dosa di dalam hati anda? Satu dosa

yang kecil mampu merusak kualitas hidup anda. Contohnya,

kecemasan. Kecemasan mempengaruhi hampir setiap orang zaman

sekarang ini. Anda mungkin tidak menyangkanya. Apakah kecemasan

itu dosa? Ya, kecemasan itu dosa. Kenapa? Karena kecemasan

mengekspresikan kekurangan iman kita kepada Allah. Kekurangan

iman kepada Allah adalah dosa bagi orang Kristen. Jika anda percaya

kepada Allah, anda tidak akan cemas.

Banyak sekali hal-hal yang dapat mencemaskan kita. Apa yang akan

terjadi terhadap pekerjaan saya? Apa yang akan terjadi terhadap

kesehatan saya? Apakah saya akan mengalami kecelakaan mobil? Ada

orang yang menggantung jimat (patung orang saleh, misalnya) di

dalam mobil yang kononnya dapat memberi perlindungan. Kecemasan

menggerogoti segalanya. Anda tidak perlu menjadi dokter untuk

menangkap kecemasan yang terlukis di wajah orang-orang. Apakah

kekasih saya masih mencintai saya besok? Apakah suami saya masih

akan tetap setia kepada saya? Apakah anak-anak saya akan tumbuh

menjadi anak-anak yang baik? Apakah mereka akan terlibat dengan

narkotika? Bagi mereka yang masih sekolah, nilai apa yang akan

tercapai? Jika saya tidak mendapatkan nilai yang baik, saya tidak akan

mempunyai masa depan. Kecemasan dan kekuatiran. Melihat

kenyataan bagaimana kecemasan merusak diri kita adalah hal yang

menakutkan.

Selain kecemasan, masih ada dosa-dosa lain di dalam hidup kita.

Lihatlah daftar dosa-dosa yang disebut di Galatia 5:18-21. Iri hati,

perselisihan dan dosa-dosa seksuil. Setiap dosa, tidak peduli

bagaimanapun kecilnya, akan merusak kualitas hidup anda. Itulah

sebabnya Yesus datang untuk menghapus dosa.

Kebenaran Mendatangkan Hidup Yang Berkualitas

Mengapa gereja mengajarkan kebenaran? Karena kebenaranlah yang

memberi kita kualitas hidup. Bahkan orang-orang yang berkecimpung

di dunia bisnispun menyadari kepentingan prinsip ini. Baru-baru ini

saya membaca tentang suatu kualitas yang dihasilkan dari senyuman.

449 | C A H A Y A I N J I L

Tentu saja jika anda tidak mempunyai kualitas hidup, anda tidak bisa

tersenyum, atau sedikitnya akan sangat sulit untuk tersenyum. Survai

ini mencoba untuk menerangkan apa sebabnya orang-orang tertarik

untuk berbelanja di toko tertentu dan tidak di toko lainnya. Apakah

karena toko itu menjual lebih banyak barang dagangan? Tidak. Survai

memberikan jawaban yang tak diduga: penyebabnya ialah para

pelayan toko di bagian 'checkout' yang selalu tersenyum kepada para

konsumen. Luar biasa! Senyuman dapat begitu mempengaruhi para

konsumen sehingga mereka mau kembali lagi. Ini benar-benar suatu

hal yang patut direnungkan. Dengan kata lain, mereka itu tidak hanya

mengunjungi toko sekedar untuk berbelanja. Mereka juga

berkeinginan untuk mendapatkan senyuman itu. Bukan main!.

Begitulah miskinnya keadaan rohani kita sehingga memerlukan

senyuman itu.

Antara suami dan istri, kita sering lupa untuk tersenyum satu dengan

yang lain. Karena kita selalu melihat satu sama lain setiap hari, jadi

kita pikir untuk apa tersenyum? Janganlah meremehkan dampak dari

senyuman terhadap hubungan suami-istri.

Yesus Datang Untuk Memberikan Kekuatan Di Dalam Hidup Kita

Yesus datang untuk memberikan suatu kualitas hidup dimana kita

masih dapat tersenyum meskipun dalam kesulitan. Ini adalah definisi

pertama 'kualitas hidup', yaitu kehidupan yang luar biasa. Apakah arti

kehidupan yang luar biasa itu? Itu berarti kemampuan untuk

tersenyum disaat setiap orang gagal mencari alasan untuk tersenyum.

Disaat seluruh dunia berada dalam kemurungan, orang-orang Kristen

harus mampu tersenyum. Saya tidak bermaksud bahwa senyuman itu

merupakan bukti dari kesukacitaan. Saya seringkali dipenuhi rasa

sukacita namun saya tidak selalu tersenyum. Tetapi kesukacitaan

kadangkala diekspresikan lewat senyuman. Tentu saja ada orang-

orang yang sudah begitu terlatih sehingga mereka dapat terus

tersenyum: wajah mereka seolah-olah telah diukir dengan sebuah

senyuman. Sama seperti para pelayan di toko itu: mereka telah dilatih

dan diwajibkan untuk tersenyum kepada para konsumen. Padahal di

dalam hati mereka tidak ada kesukacitaan sama sekali. Dimana lagi

kita dapat temukan kesukacitaan sejati selain di dalam Yesus?

Bila Yesus datang, Dia akan memberi kita sebuah kehidupan - suatu

kuasa di dalam diri kita. Pokok persoalan ini sendiri memerlukan lebih

450 | C A H A Y A I N J I L

banyak waktu untuk dijelaskan. Tetapi singkatnya adalah sebagai

berikut. Dalam menjalani kehidupan ini, saya menyingkir. Saya

menyingkirkan perasaan saya sendiri. Saya bisa merasa sedih, cemas,

namun semuanya itu saya singkirkan. Saya buang semuanya itu

bersama-sama dengan manusia lama saya, lalu saya biarkan Yesus

mengambil alih. Saya harus senantiasa melakukan hal ini. Dialah yang

hidup di dalam saya. Untuk berkata bahwa Yesuslah hidup saya adalah

omong kosong belaka kecuali jika Dia benar-benar hidup di dalam

saya. Dan agar supaya Dia dapat hidup di dalam saya, saya harus

menyingkir. Saya dapat merasakan kecemasan di dalam hati saya,

tetapi begitu perasaan cemas itu datang, saya akan berkata,

"Ampunilah aku, Tuhan. Aku ikut campur lagi. Sekarang, mari Engkau

hidup di dalamku."

Saya harap anda mulai mengerti unsur penting dari kualitas hidup ini.

Dan melalui kasih karunia Allah anda akan dapat mewujudkan kualitas

hidup ini di dalam hidup anda. Sehingga bila ada orang yang bertemu

dengan anda, ia akan berkata, "Wah, orang ini sungguh berbeda dari

yang lain!"

Sepuluh Langkah Doa

Khotbah oleh Pendeta Eric Chang

Apakah Anda berdoa?

Hari ini, saya akan membagikan tentang subyek penting doa. Doa

adalah landasan utama kehidupan seorang Kristen. Pikirkan sejenak

tentang kehidupan doa Anda. Seperti apakah kehidupan doa Anda?

Apakah Anda menikmatinya? Berapa menit dalam sehari Anda

luangkan untuk berdoa? Saya tidak akan bertanya berapa jam kita

berdoa karena kalau kita meluangkan beberapa menit saja itu sudah

cukup baik.

Apakah sebenarnya doa itu? Bukankah aneh kita perlu menanyakan

pertanyaan seperti ini padahal banyak orang Kristen merasa yakin

451 | C A H A Y A I N J I L

bahwa mereka tahu tentang doa. Apakah doa itu semacam kegiatan

keagamaan? Bukankah seringkali doa itu hanyalah suatu aktivitas

dimana kita berbicara kepada diri sendiri? Sama seperti dalam

perumpamaan orang Farisi dan si pemungut cukai. Sang Farisi telah

menjadi seorang yang pakar dalam hal berbicara kepada diri sendiri,

dan ia mengira itulah yang dimaksudkan dengan doa. Apa pemahaman

Anda mengenai doa?

Doa adalah menjalin suatu persahabatan dengan Allah

Saya akan mendefinisikan doa dengan cara yang berbeda,

sebagaimana yang diajarkan Kitab Suci. Menurut Alkitab doa adalah

suatu jalinan persahabatan dengan Allah. Seseorang menjalin

persahabatan dengan seorang yang lain melalui percakapan dengan

orang itu. Apakah ada cara lain untuk membangun suatu

persahabatan? Dapatkah Anda memikirkan cara lain untuk membangun

persahabatan dengan Allah terlepas dari doa? Apakah ada cara lain?

Saya tidak tahu cara yang lain. Jika kita tidak berdoa, kita tidak akan

pernah mengenal Allah sebagai Sahabat. Karena itu makna penting dari

doa adalah bahwa melalui proses doa, kita berangsur-angsur sedang

membangun persahabatan kita dengan Allah.

Apakah Anda memiliki persahabatan dengan Allah? Tidak jika Anda

tidak berdoa. Jadi janganlah menganggap doa sebagai suatu kegiatan

keagamaan. Dapatkanlah konsep doa yang alkitabiah. Doa adalah

suatu komunikasi dengan Allah dengan tujuan untuk membangun

persahabatan dengan-Nya. Tidak akan ada persahabatan yang terjalin

jika Anda tidak menghabiskan waktu dengan orang itu. Dan tahap

persahabatan Anda dengan orang itu sebagian besar akan ditentukan

oleh banyaknya waktu yang rela Anda berikan kepada orang itu.

Pertanyaannya adalah, apakah Anda ingin memiliki Allah sebagai

Sahabat? Jika Anda menginginkan persahabatan itu, maka Anda akan

senang berdoa. Anda akan rindu untuk berdoa karena Anda ingin

menjadi seorang sahabat Allah.

Akankah Allah menjadi Sahabat atau Hakim Anda?

Di saat Anda bertemu dengan Tuhan, apakah Anda akan bertemu

dengan-Nya sebagai Sahabat atau Hakim? Jika Anda belum pernah

berbicara dengan-Nya, maka Anda tidak akan mengenal-Nya sebagai

452 | C A H A Y A I N J I L

Sahabat. Bukankah Ia kemudian akan berkata kepada Anda, "Aku tidak

mengenalmu. Kamu belum pernah berbincang-bincang dengan-Ku.

Siapakah kamu? Aku tidak mengenalmu. Enyahlah dari-Ku." Apakah ini

hanya suatu khayalan? Saya rasa tidak. Anda mungkin akan

menemukan bahwa di Hari itu Tuhan akan berkata, "Kamu belum

pernah berbicara kepadaKu." Terutama jika seluruh doa Anda hanyalah

merupakan suatu kegiatan keagaman atau untuk mendapatkan

dampak psikologis - semacam omongan kepada diri sendiri untuk

mendapatkan suatu 'mood' tertentu. Jika demikian doa kita bukan doa

yang membuahkan kontak dengan Allah, karena tidak ada suatu

hubungan dengan-Nya.

Di Hari itu Anda akan berkata kepada-Nya, "Tuhan, Tuhan, aku percaya

kepada seluruh doktrin-doktrin yang benar. Aku seorang yang sangat

ortodoks. Aku seorang Kristen sejati. Setiap orang di gerejaku

mengenal aku." Tuhan akan berkata, "Mereka mungkin mengenal kamu

tetapi Aku tidak mengenal kamu!"

Sekarang, dapatkah Anda melihat betapa pentingnya bagi kita untuk

berkomunikasi dengan-Nya. Melalui komunikasi ini kita sedang

membangun persahabatan dengan-Nya. Inilah doa. Mungkin Anda

dapat menempel sebuah stiker di dinding yang berbunyi,

"Persahabatan dengan Allah - itulah sasaranku". Nah, jika Anda

seorang pelayan Tuhan, hal ini bahkan menjadi lebih penting lagi.

Sebagai hamba-Nya kita harus memuridkan orang lain. Anda tidak

dapat melimpahkan sesuatu yang tidak Anda miliki kepada murid Anda.

Jika Anda tidak memiliki persahabatan dengan Allah, lalu apa yang

dapat Anda limpahkan kepada orang lain selain pengetahuan

intelektual? Dan pengetahuan intelektual tidak akan menyelamatkan

Anda.

Pahamilah bahwa sangatlah penting untuk mempraktekkan doa sebagai

suatu sarana untuk membangun persahabatan dengan Allah. Tidak ada

cara lain untuk membangun persahabatan dengan Allah selain melalui

persekutuan dengan-Nya.

Menerima kuasa dan kemuliaan melalui doa

Kita seringkali gagal mengajarkan kepada orang yang baru datang

kepada Yesus bagaimana untuk berdoa. Akibatnya mereka tidak

453 | C A H A Y A I N J I L

bertumbuh. Bahkan lebih buruk daripada itu, kita mendapati bahwa

mereka bahkan tidak mampu bertahan dalam iman dan akhirnya jatuh

atau menjadi murtad. Saya yakin Anda tahu banyak kasus seperti ini.

Tanpa doa tidak ada kuasa. Anda akan mengetahui seberapa sehat

kehidupan doa Anda hanya dengan melihat seberapa banyak kuasa

yang ada dalam kehidupan Anda. Khususnya kuasa untuk mengatasi

dosa. Saya tidak perlu menanyakan kepada seorangpun tentang

kehidupan doa mereka karena hanya dengan melihat kehidupan

mereka saja saya sudah tahu. Saya tahu apakah ia berdoa atau tidak.

Sewaktu Musa naik ke atas gunung dan berkomune dengan Allah, apa

yang terjadi? Salah satu hal yang terjadi saat ia turun dari gunung

adalah wajahnya bersinar. Bila Anda berbincang-bincang dengan

seseorang yang hidup dalam doa, Anda akan melihat adanya semacam

kemuliaan di dalam orang itu yang berasal dari Allah.

Sepuluh langkah dalam doa

1. Tetapkan waktu untuk bertemu dengan Allah setiap hari

Saya akan mulai dengan Amos 3:3 dan memusatkan hanya kepada

kata-kata di situ. Amos 3:3, "Berjalankah dua orang bersama-sama,

jika mereka belum berjanji?" Bagaimana dua orang dapat berjalan

bersama kecuali jika berjanji. Kata dalam bahasa Ibrani ini yang

diterjemahkan sebagai 'janji' mempunyai dua makna yang berbeda

namun berkaitan, dan saya akan menggunakan kedua makna tersebut.

Salah satu dari makna kata ini adalah perjanjian (appointment), makna

yang lainnya adalah persetujuan (agreement). Keduanya saling

berkaitan. Bila Anda menyetujui suatu perjanjian, berarti Anda sudah

membuat suatu persetujuan. Jadi hal pertama tentang doa adalah Anda

membuat suatu perjanjian dengan Allah, dimana Anda menetapkan

waktu dalam satu hari itu untuk bertemu dengan-Nya. Nah, penetapan

waktu itu mutlak diperlukan bila Anda seorang Kristen baru karena

Anda belum lagi belajar untuk berkomune secara konstan dengan

Tuhan.

Jadi buat permulaan tidak perlu menetapkan sasaran yang terlalu tinggi

umpamanya doa yang tiada hentinya. Jika Anda mempunyai masalah

untuk berdoa selama lima menit saja maka kita tidak perlu

membicarakan doa yang tiada hentinya. Jadi kita akan menempatkan

454 | C A H A Y A I N J I L

objektif yang lebih rendah mengingat kemiskinan kehidupan rohani

orang Kristen. Saya ingin membahas hal ini di tingkat yang sangat

praktis.

Saya sarankan mulai dengan sepuluh menit saja, berdoa selama

sepuluh menit. Nah, apa yang Anda lakukan dalam waktu sepuluh

menit itu amatlah penting. Sudah pasti jika Anda menggunakan

sepuluh menit itu untuk tidur, kondisi Anda tidak akan berubah. Hal

yang penting adalah berdoa dengan fokus total. Harap diperhatikan

kata ini,fokus total. Sepuluh menit saja. Meskipun berkonsentrasi bisa

menjadi suatu proses yang sangat meletihkan, tetapi saya pikir, untuk

sepuluh menit, kita dapat mengeluarkan segala sesuatu dari pikiran

kita dan memusatkan perhatian kita hanya kepada Yesus.

Dapatkah Anda memberikan sepuluh menit untuk berkomune dengan

Tuhan? Apakah sepuluh menit itu terlalu berharga bagi Anda? Apakah

sepuluh menit itu permintaan yang terlalu banyak? Menyedihkan,

bukan? Yesus memberikan nyawa-Nya bagi kita akan tetapi kita tidak

bisa memberi sepuluh menit untuk Dia! Tetapi percayalah, ada banyak

orang Kristen yang bahkan tidak berdoa untuk sepuluh menit, dan

dampaknya adalah gereja yang dipenuhi oleh banyak sekali masalah.

Jikalau seluruh anak Tuhan mau berdoa bahkan untuk sepuluh menit

saja sehari, Anda akan melihat betapa berbedanya kehidupan di dalam

gereja. Gereja akan terus-menerus diubahkan.

Jelas saya bukan berkata bahwa selamanya Anda harus berdoa hanya

untuk sepuluh menit saja sampai di akhir hayat. Di saat persahabatan

Anda dengan Allah mulai terjalin, Anda akan berkeinginan untuk berdoa

lebih lama dan Anda tidak akan merasa waktunya berjalan dengan

lambat. Intinya disini bukan mengenai seberapa lama waktu yang Anda

gunakan untuk berdoa. Intinya bukan mengenai kuantitas. Hal yang

penting adalah kualitas doa Anda. Jika Anda sedang marah dengan

pacar Anda, dan Anda menghabiskan waktu sepuluh menit dengannya

tetapi saling tidak berbicara, lalu apa gunanya waktu sepuluh menit

itu? Jadi kualitas dari waktu sepuluh menit itu ditentukan dari fokus

yang kita miliki kepada Yesus.

Seberapa penting menjalin persahabatan dengan Tuhan?

455 | C A H A Y A I N J I L

Seberapa pentingnya persahabatan dengan Allah itu bagi Anda? Saya

tadi sudah berkata bahwa tanpa persahabatan dengan Allah Anda

bahkan tidak akan diselamatkan! Karena pada Hari itu, Tuhan akan

berkata, "Kamu tidak pernah berbicara kepada-Ku. Bisa jadi kamu

telah menghabiskan banyak waktu berbicara kepada diri sendiri atau

melakukan kegiatan keagamaan. Kapan kamu pernah berbicara

kepada-Ku?" Saudara yang kekasih, sudahkah Anda berbicara kepada

Yesus hari ini?

Saya bukan menanyakan apakah Anda sudah berdoa hari ini, atau

apakah Anda sudah melakukan saat teduh. Semua itu bisa jadi tidak

lebih dari sekadar kegiatan keagamaan. Saya bertanya sekali

lagi, sudahkah Anda berbicara kepada Yesus hari ini? Dan

bagaimana dengan kemarin? Bagaimana dengan hari sebelumnya?

Kapan terakhir kalinya Anda benar-benar berbicara kepada Yesus? Dan

bila Anda tidak pernah berbicara kepada-Nya, maka pada Hari itu Anda

akan berdiri dihadapan-Nya, Ia akan berkata, "Siapa kamu? Kapan

kamu pernah berbicara kepada-Ku?"

Dan janganlah mengira kepada diri sendiri, "Aku pernah berbicara satu

kali kepada Yesus sekitar sepuluh tahun yang lalu. Aku rasa itu sudah

cukup. Aku pernah berbicara sekali dengan-Nya. Jika kamu

menanyakan kepadaku apakah aku sudah berbicara kepada Yesus, ya,

aku sudah berbicara, sepuluh tahun yang lalu." Yang kita maksudkan

dengan 'berbicara kepada Yesus' disini adalah suatu komune yang

konstan dengan-Nya. Sesuatu yang berlangsung hari demi hari.

Jadi langkah pertama ke dalam doa adalah: Buat janji. Tetapkanlah

suatu waktu dan pastikan bahwa sepuluh menit ini adalah untuk Tuhan.

Saya merasa malu untuk mengatakan bahwa kita hanya bisa memberi

Dia sepuluh menit sehari. Tetapi biarlah kita bersikap rendah hati.

Marilah kita mulai dengan sasaran yang terjangkau oleh kita.

Sekarang Anda sudah menyisihkan sepuluh menit dari jadwal Anda

untuk Tuhan. Anda sudah menyisihkan sekitar tiga jam untuk nonton

TV, dan sepuluh menit untuk Tuhan. Sungguh menyedihkan, namun

saya bersedia untuk turun sampai ke tingkat serendah ini. Anda

menghabiskan dua atau tiga jam untuk TV, baiklah, saya tidak akan

berkomentar apapun. Tetapi bagaimana dengan sepuluh menit untuk

Allah itu? Bukankah tragis saya harus memohon kepada Anda untuk

456 | C A H A Y A I N J I L

memberi sepuluh menit kepada Allah? Yah, sudahlah tidak apa-apa,

tetapi marilah kita mulai dengan ini.

Anda berkata, "Baiklah, sekarang ini sepuluh menitnya. Tetapi apa

yang harus aku lakukan sekarang?" Jelas Anda harus membukanya

dengan ucapan rutin seperti, "Berkatilah ayah dan ibuku, kakek dan

keluargaku, dan tolong mobilku agar tidak mogok hari ini, dan aku

tidak tertimpa kecelakaan." Dalam sepuluh menit ada banyak hal yang

dapat Anda katakan. Nah, memohon agar Tuhan memberkati orangtua

Anda itu adalah suatu hal yang baik, saya tidak mempermasalahkan hal

ini. Tetapi jika Anda mengucapkannya setiap hari, Anda mungkin akan

merasa sedikit jenuh. Jadi pertanyaan saya adalah apakah Anda tidak

mempunyai hal lain untuk dibicarakan kepada Allah selain dari itu?

2. Diamlah sepenuhnya

Langkah selanjutnya adalah berdiam dirilah. Jangan berkata

sepatahpun. Datang dengan sikap rendah hati ke hadirat-Nya.

Pusatkan perhatian Anda kepada-Nya. Saya sarankan agar Anda

menggunakan dua menit pertama dari sepuluh menit yang begitu

berharga itu untuk berdiam diri sepenuhnya, betul-betul diam.

Sebagaimana tertulis dalam Mazmur 46:11, "Diamlah dan ketahuilah,

bahwa Akulah Allah!" Bila Anda mengetahui bahwa Ia adalah Allah,

Anda akan diam. Apakah Anda akan datang tergesa-gesa kehadirat-

Nya dan berbicara tanpa henti-hentinya? Tidak, Anda datang dan diam

dihadapan-Nya, mengakui-Nya sebagai Tuhan yang berkuasa dan

memperlakukan Allah sebagai Allah.

Kendalikan tubuh Anda

Anda akan mendapati bahwa di saat Anda mulai berdoa seluruh tubuh

Anda akan memberontak. Dan Anda akan terheran-heran, "Kenapa

sangat sulit untuk-ku berdoa?" Jawabannya sederhana. Karena daging

Anda. Sisi kedagingan Anda menolak apa yang berasal dari Allah. Anda

dapat mengukur tingkat kerohanian Anda hanya dengan melihat

bagaimana serunya kedagingan Anda melawan roh di dalam diri Anda.

Jika kedagingan di dalam diri Anda begitu kuat sehingga Anda tidak

mampu mengendalikannya, maka Anda sebaiknya menanyakan apakah

Anda sudah diselamatkan atau belum.

457 | C A H A Y A I N J I L

Jadi kita harus belajar untuk mengendalikan kedagingan kita atau

tubuh kita, melalui Roh Allah. Itu sebabnya doa sangat penting. Ia

berkaitan langsung dengan dasar utama kehidupan rohani. Jadi untuk

dua menit pertama dalam sepuluh menit itu, diamkan setiap aspek di

dalam diri Anda: pikiran, hati, emosi dan seluruh keinginan Anda,

semuanya harus diam. Dan Anda akan menemukan bahwa hal ini

teramat sangat sulit.

Dengan mengatur pernafasan Anda

Satu cara yang dapat menolong mengendalikan tubuh Anda adalah

dengan melambatkan pernafasan Anda. Anda kaget? Paulus berkata di

1 Korintus 9:27, aku melatih tubuhku, dan menguasainya. Aku

memberi diriku bogem mentah, aku memukuli diriku, aku harus

menundukkan tubuh ini karena tubuhku ingin menghalangiku untuk

berdoa. Dan hal yang sering kita dapati adalah bahwa kita harus

belajar mengendalikan tubuh ini baik dari pihak kita dan juga melalui

Roh Kudus yang bekerja secara langsung di dalam kita. Namun tubuh

kita berfungsi melalui pernafasan. Kita tahu bahwa jika kita tidak

minum air untuk sehari lamanya di padang gurun, kita akan sulit

bertahan hidup. Anda dapat bertahan tanpa makanan untuk jangka

waktu yang lama, mungkin untuk tiga puluh, empat puluh hari

lamanya, tetapi Anda tidak akan mampu bertahan tanpa bernafas

bahkan untuk dua menit saja. Allah telah memberikan kita nafas

kehidupan, dan kita dapat mempelajari bagaimana mengendalikan

nafas kehidupan tersebut di dalam kita.

Kita dapat mengendali pernafasan kita dengan memperlambatkan

pernafasan kita. Dengan sengaja memperlambat pernafasan berarti

saya menyuruh tubuh saya untuk, "Minggir! Aku ingin berbicara kepada

Allah." Saya mengatakan kepada tubuh saya, "Kamu tidak

mengendalikan aku lagi. Akulah yang mengendalikan kamu." Dan lewat

pengendalian pernafasan saya, saya mengendalikan tubuh saya.

Dunia telah mengetahui hal ini sejak dahulu kala. Anak-anak dunia

sepertinya lebih bijaksana daripada anak-anak terang. Kita harus mulai

belajar untuk melakukan apa yang dilakukan Paulus, yaitu

menaklukkan tubuhnya. Saya ingin berbicara secara praktis. Saya tidak

mau membicarakan tentang teori-teori doa. Saya mau membicarakan

tentang praktek doa.

458 | C A H A Y A I N J I L

Dengan bersujud

Cara lain untuk mengendalikan tubuh selama sepuluh menit itu adalah

dengan bersujud di hadapan Tuhan. Dengan bersujud kita mengatakan

kepada si tubuh, "Tempatmu ada di bawah Allah. Kamu harus taat

kepada-Nya." Nah, saya mengatakan ini untuk diterapkan kepada doa

yang sepuluh menit itu. Sedikit demi sedikit bila Anda sudah dapat

berdoa untuk satu atau dua jam lamanya maka bersujud tidak lagi

menjadi hal yang praktis untuk rentang waktu selama itu, sebab

setelah beberapa saat lamanya tubuh Anda akan betul-betul membuat

Anda tidak berkonsentrasi. Punggung dan kedua lutut Anda akan mulai

terasa sakit. Semakin lama Anda akan merasa semakin sulit untuk

mengendalikan tubuh. Pada saat itu Anda dapat duduk dan berdoa.

Tetapi sewaktu berada di tahap awal, dalam sepuluh menit yang

pendek itu, saya rasa siapapun juga dapat tetap berlutut selama

sepuluh menit, kecuali jika Anda cacat jasmaniah.

Tentu saja bukan maksud saya bahwa sepuluh menit sehari itu

merupakan seluruh jatah doa Anda untuk hari itu. Akan lebih baik jika

Anda meluangkan sepuluh menit di pagi hari dan sepuluh menit

sebelum tidur. Dan terkadang di sepanjang hari itu mungkin terjadi

hal-hal yang tidak terduga dan Anda tidak bisa berkata, "Ok, masalah

ini akan kutaruh di dalam doa sepuluh menitku sebelum aku tidur."

Anda perlu berdoa setiap kali hal seperti itu terjadi, dan sekali lagi di

dalam situasi itu, ada baiknya untuk berlutut di hadapan Tuhan dalam

doa.

Kendalikan hati Anda

Poin berikutnya yang ingin saya bahas dari Amos 3:3 adalah kata yang

saya katakan dapat bermakna 'janji' atau 'setuju'. Di sini dikatakan

"Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum setuju?"

Nah, hal ini juga penting dalam berdoa. Kita harus membawa hati kita

ke dalam persetujuan dengan Allah. Anehnya ada banyak orang Kristen

yang ingin Allah bersetuju dengan mereka. Kita ingin melakukan

sesuatu dan satu-satunya hal yang kita inginkan dari Allah adalah

berkat-Nya.

Saudara yang kekasih, Anda tidak dapat berdoa seperti itu karena Allah

tidak akan menjawabnya. Suatu persetujuan berarti kita bersetuju

459 | C A H A Y A I N J I L

dengan-Nya. Hal ini diungkapkan dengan sangat baik di dalam

pernyataan Yesus di taman Getsemani, "Bukan kehendak-Ku tetapi

kehendak-Mu yang jadi." Setelah menetapkan waktu, setelah berdiam

diri dan mengendalikan tubuh Anda, maka langkah selanjutnya adalah

mengendalikan hati Anda. Saya tidak bisa memikirkan doa yang lebih

baik daripada doa yang diucapkan Yesus sendiri, "Bukan kehendak-Ku

Bapa, tetapi kehendak-Mu yang jadi." Sekarang kita telah masuk ke

dalam persetujuan yang sempurna dengan Allah. Sekarang kita telah

mencapai tahap dimana kita dapat berjalan bersama.

Bertobat dari dosa-dosa Anda

Nah, bila Anda sudah bersetuju dengan Allah, dan Anda ingin supaya

kehendak-Nya jadi dalam hidup Anda, hal apa yang akan terjadi? Hal

pertama yang menjadi kehendak-Nya adalah pengudusan Anda. Ia

menghendaki Anda untuk bebas dari dosa.

Saudara, tahukah Anda kenapa doa Anda tidak akan didengar? Karena

adanya dosa yang tersembunyi di dalam kehidupan Anda. Dan dosa

adalah apa saja yang bertentangan dengan kehendak Allah. Jika Anda

jujur dan serius untuk ingin melakukan kehendak-Nya, Anda harus

mulai dengan pertobatan dosa-dosa. Dosa Anda merintangi hubungan

yang erat dengan Allah. Tidak ada gunanya berdoa karena doa Anda

tidak akan tembus kepada Allah.

Saudaraku yang kekasih, haraplah mengerti bahwa dalam doa, tidak

ada hal yang lebih penting daripada pertobatan. Dan tahukah Anda,

kita cenderung berusaha melupakan dosa-dosa yang telah kita perbuat.

Dan kita berkata, "Ah, itu dosa kecil, amat sangat sepele. Allah tidak

peduli dengan dosa-dosa sekecil itu." Saya berkata kepada Anda bahwa

ukuran dosa Anda bukan intinya disini. Dosa tetaplah dosa, tidak peduli

besar atau kecil.

Pertobatan: Rahasia Kekuatan John Sung

John Sung menulis di dalam catatan hariannya, "Malam ini aku

menyadari bahwa aku belum mengembalikan lima puluh sen kepada

saudara X yang telah membelikan sesuatu untukku." Ia merasa begitu

tertegur karena telah mengabaikan hal seperti itu yang mungkin bisa

menyandung saudara tersebut, dan selanjutnya ia berkata, "Aku

hampir tidak tidur semalaman." Kita belajar dari hamba Allah yang

460 | C A H A Y A I N J I L

hebat ini apa yang menjadi rahasia kekuatannya. Baginya dosa adalah

dosa, tidak peduli apakah itu lima puluh sen atau lima ratus ribu dolar.

Itu adalah dosa. Kuantitas bukan pokoknya disini. Seringkali bila saya

membaca tulisan atau diari dari hamba-hamba Tuhan yang hebat ini,

saya akan mencari rahasia mereka, rahasia kehidupan rohani mereka.

Apa rahasia John Sung? John Sung mengungkapkan kepada kita dalam

diarinya. Ia terus-menerus membuat pengakuan atas dosa-dosanya,

ketidak-cakapannya dan ketidak-layakannya. Ia tidak akan dengan

sengaja membiarkan setitik noda kecil pun dalam hidupnya. Tidaklah

mengherankan apabila ribuan orang datang kepada Tuhan melalui dia

di saat ia menyatakan Firman Allah. Orang sakit disembuhkan, orang

buta dicelikkan dan sebagainya, dan ia tidak terlalu peduli dengan

penyembuhan, ia tidak tertarik dengan penyembuhan. Ia menginginkan

orang-orang untuk masuk ke dalam suatu hubungan dengan Allah.

Penyembuhan adalah perkara sampingan. Jika Allah berkenan

menyembuhkan, ia bersyukur kepada Tuhan. Jadi ingatlah bahwa kita

tidak dapat berkomune dengan Allah kecuali jika kita menjadi seperti

John Sung, begitu peka terhadap dosa yang menghalangi komuni kita

dengan Allah.

3. Tetapkan perhatian Anda kepada Yesus

Poin yang ke tiga adalah, setelah berdiam diri, setelah membiarkan

Allah menyelidiki hati kita untuk menyingkapkan setiap dosa yang

tersembunyi di dalam kita, sekarang kita menetapkan perhatian kita

kepada Yesus. Ini adalah langkah doa berikutnya. Arahkan perhatian

kita kepada Yesus. Hal ini jelas wajar sekali. Maksud saya bila Anda

sedang berbicara dengan seseorang, jika ia ada disini, Anda tidak akan

berbicara sambil menghadap ke tempat lain. Anda pasti akan

memandang satu sama lain tatkala sedang berbicara. Akan tetapi

kebanyakan orang Kristen tidak memandang Yesus bilamana mereka

sedang berbicara, atau mengira, sedang berbicara kepada-Nya. Ibrani

12:2, dengan mata yang tertuju kepada Yesus. Tidak ada hal yang

namanya doa jika Anda bahkan tidak menyadari akan kehadiran-Nya.

Mulailah melihat Yesus melalui Injil

Tetapi bagaimana kita bisa belajar untuk mengarahkan mata kita

kepada Yesus? Di sini terdapat suatu langkah praktis lainnya yang ingin

saya bagikan kepada Anda karena sangatlah mudah untuk saya

461 | C A H A Y A I N J I L

berkata, "Arahkan mata Anda kepada Yesus", tetapi Anda sama sekali

tidak mengetahui apa yang semestinya Anda lakukan. Ambillah langkah

dasar pertama ke arah ini, dan apakah itu? Bukalah kitab-kitab Injil

dan lihatlah. Untuk apakah kitab-kitab tersebut ditulis? Ke empat Injil

itu memberikan pandangan dari empat dimensi yang berbeda tentang

Yesus. Jadi Anda dapat melihat Yesus melalui pesan di Matius, Markus,

Lukas ataupun Yohanes. Anda dapat melihat Dia dari arah yang

berbeda-beda.

Setelah Anda bersungguh-sungguh bertobat dari dosa-dosa Anda dan

Anda berlutut dihadapan-Nya, hal yang perlu Anda lakukan adalah

membuka Injil dan melihat Yesus di situ. Anda akan mulai membaca

Alkitab dengan cara yang sangat berbeda karena sekarang Anda akan

mulai menyadari mengapa kitab-kitab Injil tersebut ditulis. Anda dapat

membaca perikop apa saja yang Anda sukai. Anda dapat memulainya

dari Matius dan membaca terus sampai ke Yohanes, atau Anda dapat

memulainya dari Yohanes atau dari bagian manapun juga.

Ambillah satu contoh, misalnya Anda sedang membaca sebuah perikop

tentang Yesus di taman Getsemani. Di saat Anda membaca kisah itu,

Anda melihat Yesus. Anda dapat melihat-Nya memasuki taman. Anda

dapat melihat beban berat dalam hati-Nya. Saat-saat kematian-Nya

telah dekat. Dan Anda melihat Dia berdoa sambil bersujud di hadapan

Bapa. Sebenarnya, jika saya membaca kisah ini dengan tepat, Ia bukan

saja bersujud, tetapi menengkurap. Dan lihatlah cara-Nya berdoa.

Dapatkah Anda melihat Yesus? Itulah gambaran yang dilukiskan untuk

Anda. Dapatkah Anda melihat Dia sewaktu Ia berdoa? Keringat yang

menetes dari wajah-Nya ke tanah. Betapa besar intensitas doa-Nya.

Kita bahkan tidak tahu bagaimana untuk berdoa seperti itu. Lalu Anda

lihat para murid-Nya yang sedang tidur disitu. Kita melihat Yesus

mendatangi para murid-Nya, dan apa yang Ia temukan? Mereka

sedang tidur. "Aku telah mengajar kalian selama tiga tahun ini, dan

sekarang di akhir pelayanan-Ku, tidakkah kalian mampu bertahan satu

jam saja untuk berdoa bersama-Ku?' Tiga kali Ia pergi berdoa

sendirian karena tidak ada seorangpun yang berdoa bersama-Nya.

Nah, Anda dapat melihat seluruh kitab Injil, jangan lihat detil-detil

lainnya, jangan buang-buang waktu. Fokuskan mata Anda kepada

Yesus di saat Anda membaca Injil. Pandanglah hanya kepada Dia

apapun yang Ia lakukan. Nah, itu adalah cara pertama dan cara paling

462 | C A H A Y A I N J I L

sederhana untuk belajar menetapkan pandangan Anda pada Yesus.

Sambil Anda maju di dalam kehidupan rohani, Anda mungkin tidak

memerlukan bantuan ini lagi karena Anda telah belajar untuk

memandang pada Yesus secara terus-menerus. Biarlah saya

mengatakan juga kepada Anda bahwa bila Anda telah belajar untuk

memokuskan mata Anda kepada Yesus melalui pembacaan Kitab Suci,

maka pada waktu Anda mengajarkan Kitab Suci, akan ada kuasa yang

berbeda.

4. Ketahuilah bahwa Yesus mengasihimu

Hal keempat adalah, Anda wajib mempelajari dan mempercayai

kenyataan yang diucapkan Paulus di Galatia 2:20, "...Anak Allah yang

telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." Dengan

kata lain, Anda datang ke hadirat-Nya untuk berdoa, dengan

pengetahuan bahwa Ia mengasihi Anda. Apa gunanya berdoa kepada

seseorang apabila Anda tidak yakin jikalau Ia bahkan peduli dengan

Anda? Saya tidak akan meminta Anda untuk mengacungkan tangan,

tetapi bertanyalah kepada diri sendiri, "Apakah aku percaya bahwa

Yesus mengasihiku?" Apakah Anda sungguh-sungguh percaya dengan

fakta sesungguhnya pada saat ini juga bahwa Ia mengasihimu? "Aku

tahu Ia mengasihiku." Apakah Anda memiliki pemahaman tersebut?

Di dalam Mazmur 56:10, bahkan sang pemazmur pun dapat

mengetahuinya. "...aku yakin, bahwa Allah memihak kepadaku." Allah

memihak kepada-ku, kata sang pemazmur. Tidaklah mengherankan

jika kitab Mazmur seluruhnya membicarakan tentang doa. Ia datang ke

hadapan Allah dengan penuh keyakinan karena "Allah memihak

kepada-ku".

5. Ketahuilah bahwa Ia selalu mendengarkan Anda

Poin berikutnya yang ingin saya sampaikan adalah mengenai kepastian.

Kita tidak akan mendekati seseorang jika kita tidak pasti apakah orang

itu menyukai kita atau tidak. Yesus bukan saja menyukai Anda, Ia

mencintai Anda. Walaupun teramat sulit bagi kita untuk memahaminya

namun itulah kenyataannya. Ia mencintai Anda dan Ia disalibkan bagi

Anda. Nah, poin ke empat tadi berkaitan erat dengan hal ini. Kita telah

melihat di Mazmur 56:10 bahwa sang pemazmur dengan yakin datang

ke hadapan Allah karena ia tahu Allah memihak kepadanya, dan oleh

463 | C A H A Y A I N J I L

sebab itu di poin ke lima ini kita sampai kepada pemahaman bahwa Ia

selalu mendengarkan kita.

Mazmur 65:3, "Engkau yang mendengarkan doa. Kepada-Mulah datang

semua yang hidup." Allah mendengarkan setiap orang, seluruh umat

manusia. Masalahnya seluruh umat manusia tidak ada yang berbicara

kepada-Nya. Ia bersedia mendengarkan tetapi kita tidak mempunyai

waktu. Kita tidak punya waktu untuk berbicara kepada Raja dari segala

Raja. Itulah juga merupakan suatu keangkuhan dosa.

6. Yesus membelah tabir Bait Suci agar kita datang kepada-Nya

Jadi semua butir-butir ini menunjukkan fakta jika Anda datang berdoa

tanpa rasa keyakinan apapun bahwa Ia akan mendengarkan Anda, lalu

kenapa Anda harus berdoa? Saya pikir untuk alasan inilah maka

kebanyakan orang Kristen, (apakah saya salah?) kebanyakan orang

Kristen tidak berdoa dalam arti berkomune dengan Allah. Mereka tidak

punya keyakinan jikalau Allah bahkan mendengarkan mereka. Makna

doa hanya sejauh berbicara kepada tembok. Apakah Anda memiliki

keyakinan bahwa Yesus mendengarkan Anda di saat Anda berdoa? Jika

tidak maka Anda tidak mempunyai iman. Itulah alasan mengapa iman

merupakan intisari dari doa. Saya percaya Yesus mendengarkan saya

karena saya hanya ingin melakukan kehendak-Nya. Dan apapun yang

saya minta yang sesuai dengan kehendak-Nya akan Ia berikan. Dan

demikianlah hal yang saya alami. Dan bila Anda mengalaminya, iman

Anda akan bertambah kuat. Allah ingin kita datang kepada-Nya

langsung ke dalam Ruang Maha Kudus.

Poin ke enam adalah Allah sangat peduli agar kita datang kepada-Nya.

Anda tahu apa yang terjadi ketika Yesus mati? Tabir Bait Suci yang

memisahkan Ruang Kudus dan Ruang Maha Kudus terbelah dua.

Bangsa Israel tidak diberikan hak istimewa itu. Tetapi kita telah diberi

hak istimewa untuk langsung datang kepada-Nya, namun kita tidak

menggunakannya. Kita bahkan tidak berani untuk datang kehadirat-

Nya karena dosa-dosa kita. Pastikanlah, terutama di ujung hari untuk

menyisihkan waktu sepuluh menit lagi untuk bertobat karena selama

seharian itu Anda telah melakukan bermacam ragam aktivitas yang

mungkin tidak selaras dengan kehendak Allah.

7. Doa membutuhkan ketekunan

464 | C A H A Y A I N J I L

Butir ke tujuh yang ingin saya sampaikan adalah: doa memerlukan

ketekunan. Kebanyakan orang Kristen tidak mencapai banyak

kemajuan karena tidak adanya kebulatan tekad untuk berdoa sampai

berhasil bahkan untuk sepuluh menitpun. Itulah sebabnya Yesus

memberi beberapa perumpamaan tentang kegigihan dalam berdoa

seperti di Lukas 18:1 tentang janda yang terus bersikeras sehingga

sang hakim berbelas kasihan. Dan alasannya kenapa kita memerlukan

kegigihan adalah seperti yang telah saya katakan tadi, di saat kita

mulai berdoa, tubuh kita akan mulai memprotes. Bagi kita tubuh itu

sepertinya termasuk penganut tradisi Protestan yang kuat karena ia

selalu memprotes. Tubuh Anda adalah penganut Protestan yang kuat

karena ia selalu memprotes setiap saat. Seolah-olah tubuh kita

memberontak dan berteriak, "Kamu sudah berdoa untuk 11 menit

lamanya dan semestinya kamu hanya perlu berdoa untuk 10 menit

saja, jadi kamu sudah kelewatan satu menit bersujud di sini. Oke,

engkau sudah mengalahkan aku pada mulanya dengan melambatkan

pernafasanmu. Ini membuatku merasa tidak nyaman, dan sekarang

malah kelebihan waktu lagi." Di situlah saatnya Anda memerlukan

ketekunan untuk bertarung menundukkan daging.

8. Mintalah kepada-Nya, dan Ia akan melakukannnya

Butir ke delapan. Yohanes 15:7, "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku

dan firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu

kehendaki, dan kamu akan menerimanya." Sekarang kita sampai

kepada aspek pengalaman doa. Anda hanya memiliki sedikit saja

pengalaman akan Allah. Kebanyakan orang Kristen memiliki sedikit

pengalaman akan Allah yang bisa mereka bicarakan. Mengapa?

Renungkanlah hal ini. "Jikalau kamu memiliki hubungan itu dengan-Ku,

kamu tinggal di dalam-Ku, Aku tinggal di dalammu, kita akan saling

berbicara. Kita akan saling berkomunikasi. Sekarang kamu bisa

meminta apa yang kamu kehendaki. Aku akan melakukannya untuk-

mu." Tak ada suatupun yang terlalu sulit bagi Allah. Saya selalu

mengalami hal ini. Ia akan melakukan perkara-perkara yang ada diluar

pemahaman ataupun dugaan..

Allah menggerakkan mobil yang roda giginya terbakar

Saya masih ingat saat di mana Pendeta Joe dan saya sedang

berkendaraan pulang dari Toronto ke Montreal di jalan tol. Dan di saat

465 | C A H A Y A I N J I L

kami masih ada dalam separuh perjalanan ke Montreal, saya mulai

melihat asap keluar dari mesin mobil, dan ketika itulah saya menyadari

kami mempunyai masalah besar. Waktu itu sudah cukup larut malam,

mobil kami mogok dan mengeluarkan banyak asap yang mengepul dari

mesinnya, dan saya baru sadar bahwa roda giginya telah terbakar, dan

kami tertahan di jalan tol. Apa yang harus kami lakukan? Rekan kerja

saya yang kekasih Pendeta Joe berkata, "Mari kita berdoa." Dan

tahukah Anda apa yang dia doakan? "Yesus, mampukan mobil ini untuk

melaju ke bengkel terdekat." Dan pada saat itu saya berpikir kepada

diri sendiri, "Saya tidak tahu bagaimana harus berkata 'Amin' untuk

doa ini! Pendeta Joe memiliki iman yang lebih besar daripada saya."

Saya berkata kepada diri sendiri, "Ia tidak mungkin bersungguh-

sungguh! Apakah kamu tidak mengerti apa yang telah terjadi dengan

roda giginya? Tidakkah kamu lihat asapnya? Roda giginya sudah

terbakar. Bagaimana mungkin mobil ini bisa melaju?" Dan saudara

saya yang kekasih ini terus berdoa, "Tuhan, mampukan mobil ini untuk

melaju ke bengkel di situ" yang jaraknya sekitar 200 meter. Nah, coba

Anda mengendarai mobil yang roda giginya terbakar, yang sudah tidak

bisa bergerak sama sekali. Sama sekali tidak bergerak! Dan sekarang

mobil ini akan melaju 200 meter jauhnya ke arah bengkel. Dan setelah

ia selesai berdoa, saya bergumul dalam hati untuk bisa mengucapkan,

"Amin". Saya mengatakan hal ini dengan rasa malu karena sedikit

banyak saya tahu soal mobil dan mesin, dan saya tahu bahwa secara

manusiawi adalah mustahil jika mobil ini bisa bergerak untuk satu

incipun. Dan persneling mobil ini otomatis, jadi tidak bisa didorong.

Jadi sesudah doanya, dan setelah mengucapkan 'Amin' - saya jadi juga

mengucapkan amin pada akhirnya, lalu saya masukkan gigi

persnelingnya, saya tidak tahu gigi mana yang masih ada. Dan

ajaibnya, mobil itu mulai bergerak! Dan mobil itu maju terus sampai

tiba di bengkel. Saya pikir siapapun yang profesinya montir atau yang

mengetahui soal mobil akan berkata, "Ini sama sekali tidak bisa

dipercaya!" Dan mobil tersebut tiba di bagian reparasi tepat di depan

bagian servis motor mesin, dan begitu tiba di depan pos reparasi itu,

mobil tadi tidak mau lagi bergerak satu incipun. Sungguh suatu hal

yang luar biasa!

"Kamu tinggal di dalam Aku, Aku tinggal di dalam kamu, mintalah apa

saja yang kamu kehendaki, dan Aku akan melaksanakannya." Saya

cukup yakin jikalau ada sekelompok malaikat yang mendorong mobil

466 | C A H A Y A I N J I L

itu dari belakang. Yang jelas hal ini tidak ada hubungannya dengan gigi

persneling. Bila Anda mengalami kebenaran dari firman Allah ini, Anda

akan memiliki keyakinan untuk berdoa.

9. Dengarlah dan lihatlah bila Allah sedang mengucapkan

sesuatu kepada Anda

Nah, butir berikutnya, di akhir sepuluh menit tadi, berdiamlah lagi.

Saya harap Anda tidak selalu menengok jam Anda setiap detik, sambil

memikirkan masih ada sembilan menit lagi, atau setengah detik lagi.

Saya rasa itu semua akan menggagalkan seluruh waktu doa Anda. Jika

Anda selalu menengok jam selama keseluruhan waktu itu, lebih baik

Anda jangan repot-repot berdoa karena perhatian Anda akan tertuju

kepada jam Anda dan bukan kepada Yesus. Jika Anda begitu

mencemaskan kelebihan berdoa satu menit saja, pakailah jam weker.

Jam weker ini memiliki keuntungan lebih jauh yaitu bila Anda kebetulan

tertidur, weker tadi akan membangunkan Anda. Jadi dalam satu atau

dua menit terakhir itu, berdiamlah lagi, tenanglah lagi. Tetapi kali ini,

dengarlah. Dengarlah dan lihatlah bila Allah sedang mengucapkan

sesuatu kepada Anda.

Lebih dari sekali saya mengalami bagaimana Tuhan berbicara kepada

saya, dimana seolah-olah Ia berbicara dengan suara yang dapat

didengar. Tetapi kadang-kadang bukan suatu suara. Saya dapat

merasakan suatu dorongan batin dimana Allah ingin saya melakukan

sesuatu. Pernahkah Anda meluangkan sedikit waktu untuk

mendengarkan, mendengarkan suara yang kecil dan tenang itu? Hanya

dengan mendengar barulah Anda akan mulai mengalami sesuatu.

Tetapi Anda tidak akan mendengar jika Anda tidak pernah berhenti

untuk mendengarkan.

Tetapi jika Anda mulai belajar untuk mendengarkan, suatu hari nanti

Allah mungkin akan memanggil Anda untuk menjadi salah seorang

nabi-Nya. Saya yakin Anda pernah membaca kitab nabi-nabi Perjanjian

Lama, dan disitu ada satu ungkapan yang seringkali muncul, "Beginilah

firman Tuhan". Seorang nabi berbicara atas nama Tuhan. Nah, ucapan

itu akan menjadi suatu hujatan kecuali jika Allah sungguh-sungguh

berbicara kepadanya. Jika Anda telah belajar mendengarkan Allah,

maka tahap demi tahap Anda akan mengetahui dengan tepat apa yang

Ia ucapkan kepada Anda dan apa yang Ia ucapkan melalui Anda

467 | C A H A Y A I N J I L

kepada orang lain. Dan bila Anda melakukannya, bila Anda mulai maju

dalam kehidupan Kekristenan Anda, maka pada suatu hari nanti jika

Anda sedang berkotbah, Anda akan berkotbah dengan kuasa-Nya.

Itulah kuasa nubuat (prophetic power). Barangkali Anda tidak perlu

menggunakan kata-kata "Beginilah firman Tuhan", tetapi "Saya berkata

dengan penuh keyakinan kepada Anda, bahwa inilah yang difirmankan

Allah." Maksud saya adalah, kita tidak menggunakan ungkapan

"Beginilah firman Tuhan". Saya tidak datang kesini dan berkata,

"Beginilah firman Tuhan". Kita tidak langsung menjadi seorang nabi

hanya dengan turut mengucapkan, "Beginilah firman Tuhan". Namun

saya tahu bahwa setiap perkataan yang saya ucapkan dalam

kenyataannya Tuhanlah yang berbicara. Itulah sebabnya Firman itu

harus berbicara kepada kita, Firman itu harus berbicara kepada Anda

sebab itu adalah perkataan-Nya, bukan perkataan saya.

10. Senantiasa mengakhiri doa Anda dengan ucapan syukur

Sekarang mari kita datang kepada butir terakhir dan kita akan selesai

dalam waktu satu dua menit. Dan butir ke sepuluh ini, bila tiba

saatnya untuk menutup doa sepuluh menit

Anda, senantiasalah, mengakhirinya dengan ucapan syukur. Lihatlah di

Mazmur, di akhir mazmur-mazmur itu selalu ada pujian dan

pengucapan syukur.

Namun kebanyakan orang Kristen terlalu kurang mengucap syukur

bahkan terhadap sesama. Jika Anda belajar untuk menutup doa Anda

dengan pujian dan ucapan syukur, Anda akan melihat bagaimana Allah

menanggapinya. Itulah sebabnya hal ini dikenal sebagai 'kuasa

pujian' (the power of praise). Terkadang di dalam gereja kita semua

memuji Allah, tetapi itu karena kita melihat setiap orang

melakukannya, jadi kitapun melakukannya. Ucapkanlah saja, "Terima

kasih. Terima kasih Tuhan dari lubuk hatiku." Dan bersyukurlah

kepada-Nya atas segala sesuatu.

John Sung bersyukur kepada Allah ketika anaknya meninggal

John Sung hanya memiliki satu anak laki-laki, anaknya yang bungsu.

Ia mempunyai tiga anak perempuan tetapi anaknya yang paling bungsu

itu anak laki-laki, tumpuan kebahagiaan keluarganya. Dan ketika ia

sedang berada di rumah sakit yang sekarang dikenal dengan nama

468 | C A H A Y A I N J I L

Beijing, dalam penderitaan kesakitan yang luar biasa oleh karena 'duri

dalam dagingnya' seperti yang ia juluki, kondisi jasmaninya teramat

buruk, seolah-olah ia belum cukup menderita untuk Tuhan. Lalu ia

menerima kabar anaknya sedang sakit berat, dan sebulan kemudian ia

meninggal. Istrinya tidak bisa menerima hal ini, maksudnya, pada

awalnya ia tidak bisa menerimanya. John Sung tergoncang hebat,

tetapi bila kita membaca buku diarinya, kita akan amat tersentuh - ia

mengucap syukur kepada Allah. Ia bersyukur bahwa Allah telah

mengambil si kecilnya kembali ke hadirat-Nya. Orang lain mungkin

akan berkata, "Lihat, aku telah melayani-Mu, sampai kesehatanku

rusak, aku sudah hancur secara jasmani, dan sekarang Engkau masih

mengizinkan hal ini terjadi kepadaku. Apakah begini caranya Engkau

memperlakukan hamba-Mu?" Tidak dengan John Sung. Ia berterima

kasih kepada Allah. "Allah yang memberi dan Allah yang mengambil.

Diberkatilah nama Tuhan!" Saya tahu banyak orang yang setelah

kehilangan anaknya kemudian berpaling dari Tuhan. Tidak dengan John

Sung.

Ucapan Syukur - Rahasia Kuasa

Sekarang kita memahami satu rahasia yang lain dari kekuatan John

Sung, mengapa kuasa Allah bekerja melalui orang ini, karena di dalam

setiap situasi ia belajar untuk selalu bersyukur. Itu bukan berarti

bahwa hal itu mudah baginya. Ia bertarung dan bergumul di dalam

hatinya, di dalam kesedihannya. Ia tetap mengucap syukur dari

kedalaman hatinya. Nah, secara rohani ia jauh melebihi kebanyakan

dari kita, namun alasannya ia mampu melakukan hal ini pada akhirnya

adalah karena seperti yang saya katakan tadi, ia menutup waktu

doanya dengan ucapan syukur. Doanya selalu dipenuhi dengan ucapan

syukur.

Ia adalah seseorang dimana berdoa untuk dua atau tiga jam lamanya

merupakan hal yang biasa. Itu merupakan suatu kesukacitaan baginya.

Kebanyakan dari kita belum mencapai tahap doa mendalam untuk

rentang waktu yang demikian lamanya, tetapi kita dapat memulainya

dengan sepuluh menit.

Waktu kita sudah habis. Mari kita serahkan waktu ini kepada Tuhan

dalam doa:

469 | C A H A Y A I N J I L

Ajarlah kami untuk berdoa, ya Tuhan. Ajarlah kami sehingga bila kami

berdoa kami sungguh-sungguh sedang berbicara kepada-Mu dan bukan

berbicara kepada orang lain ataupun kepada diri sendiri agar supaya

kami tidak mempermalukan nama-Mu, menghina Engkau dengan doa

kami. Tuhan, ampuni kami terutama dosa-dosa kami yang banyak yang

disebabkan oleh doa-doa kami yang tidak memadai. Pimpinlah umat-

Mu Tuhan, ke dalam doa, dan biarlah Firman-Mu hari ini berbicara

kepada hati kami, dan membuahkan hasil untuk kekekalan. Kami

mempersembahkan ucapan syukur dan penyembahan kami yang

terdalam, di dalam nama Yesus yang paling layak. Amin.

Siapa itu orang bijak?

Pendeta Eric Chang

Apakah arti hidup itu?

Tema kita adalah, "Siapa itu orang bijak?" Apa saja unsur dari hikmat

itu? Beberapa hari yang lalu, saya membaca koran, yaitu koran minggu

pagi. Saya kolom yang berjudul, "Believe It Or Not (Percaya atau

Tidak)". Kolom yang berjudul "Believe It Or Not" ini berisi tentang hal-

hal yang aneh dan luar biasa. Salah satu bagiannya bercerita tentang

Charles Boaz yang bekerja sebagai badut. Apa yang luar biasa seorang

badut? Seorang badut hadir untuk memberikan hiburan, membuat

kelucuan, melawak, setidaknya untuk membantu melonggarkan stress

dalam hidup ini. Dan sepertinya tak seorangpun yang akan berpikir

bahwa seorang badut adalah orang yang bijak. Anda memandang

mereka sebagai orang-orang bodoh; pekerjaan mereka memang untuk

tampil sebagai orang bodoh dan bukannya sebagai orang bijak. Lalu

mengapa kolom seperti "Believe It Or Not" menyajikan berita tentang

seorang badut? Hal yang menarik perhatian adalah fakta bahwa badut

yang ini, Charles Boaz, adalah seorang Doktor. Umumnya, orang

menilai mereka yang bergelar Doktor sebagai orang-orang yang

memiliki tingkat kecerdasan yang cukup tinggi. Dan lebih dari itu,

kolom ini juga mengatakan bahwa Dr. Boaz ini adalah seorang asisten

profesor bidang ekonomi di State University of Michigan, dan bahwa dia

470 | C A H A Y A I N J I L

telah mengundurkan diri dari pekerjaannya itu untuk bekerja sebagai

orang bodoh, yaitu badut. Cukup menarik!

Jika Anda berhenti sejenak dan merenungkannya, di sini ada begitu

banyak orang muda yang masih pelajar, dan kalian semua berjuang

keras untuk bisa memperoleh ijazah sekolah menengah kalian. Dan di

saat Anda berhasil mencapai gelar sarjana S1, Anda akan mengira

bahwa Anda adalah orang yang cukup penting di dunia ini. Akan tetapi,

kalau Anda sampai di tingkatan S3 (Doktor), Anda akan berpikir bahwa

Anda telah mencapai puncak! Namun di koran ini ada seseorang yang

telah mencapai semua itu, dan memutuskan untuk menanggalkan

semuanya untuk menjadi seorang apa? Seorang badut!

Dari sejarahnya, pekerjaan badut sudah ada sejak lama, khususnya

pada masa kerajaan-kerajaan di Eropa di mana raja-rajanya menderita

stress seperti yang dialami oleh orang-orang modern. Mereka

membutuhkan pertunjukan badut saat mengakhiri atau mengawali

hari-hari mereka, atau sewaktu-waktu jika stress yang dihadapi begitu

berat, dan para badut akan membuat lawakan untuk melonggarkan

stress raja mereka. Pada zaman itu tidak ada TV atau telenovela, jadi

yang Anda butuhkan adalah pertunjukan badut. Jadi sebenarnya,

seorang badut menjalankan peranan yang penting. Akan tetapi hal itu

semua sudah berlalu. Di zaman sekarang ini, para badut menghibur

anak-anak supaya orang tua mereka bisa berkurang stress-nya, dan

para orang tua ini bisa keluyuran secara leluasa sambil menikmati es

krimnya.

Tapi mari kita kembali ke pertanyaan ini, hal apa yang membuat

seorang bijak - seorang bergelar Doktor, yang menurut ukuran dunia

adalah seorang bijak - ingin menjadi orang bodoh? Dapatkah Anda

menempatkan diri Anda pada posisi orang ini dan membayangkan

dalam keadaan seperti apa Anda akan bersedia untuk

mengesampingkan prestasi akademik Anda? Tidaklah mudah menjadi

seorang profesor atau asisten profesor lalu beralih berkelana ikut sirkus

dan melawak dengan keledai, kuda dan monyet-monyet. Mungkinkah

karena dia merasa bahwa hidup ini ternyata hanya sekadar lawakan

belaka, dan dia merasa bahwa lebih baik menjalaninya sebagai seorang

badut sekalian? Hidup ini adalah lawakan, jadi perlakukan saja segala

sesuatu sebagai bahan lawakan. Bisa jadi dia, sebagai seorang

471 | C A H A Y A I N J I L

manusia, adalah orang yang cukup cerdas untuk bisa memahami

bahwa hidup ini adalah lawakan, jadi, jalani saja dengan bercanda.

Mungkin yang menjadi masalah utama bagi umat manusia adalah

lantaran kita ini tidak cukup cerdas untuk bisa memahami persoalan

yang sebenarnya, tetapi juga tidak terlalu bodoh sehingga bisa

mencapai akar permasalahannya. Dengan kata lain, kita terjebak di

dua sisi; kita tidak bisa melihat persoalannya secara jelas, entah

karena kita ini terlalu bodoh atau terlalu cerdas, akibatnya kita juga

tidak bisa menemukan jawaban yang jelas atas pertanyaan tentang arti

hidup itu. Lalu kita terjebak di dalam lingkaran kebodohan, lingkaran

kesia-siaan, lingkaran tanpa tujuan. Sehingga orang ini memandang

bahwa jika memang tidak ada yang bisa dipegang di dalam lingkaran

kesia-siaan ini, setidaknya kita masih bisa bercanda-ria. Jadi, pada

dasarnya, masalah kebodohan atau kebijaksanaan berkaitan dengan

jawaban atas pertanyaan tentang arti hidup.

"Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati."

Alkitab memberitahu kita bahwa ada dua pemecahan atas persoalan

makna hidup ini dan Dr. Boaz memakai salah satunya untuk mencapai

pemecahan masalah tersebut. Jalan tersebut di dalam Alkitab

dijabarkan dalam kalimat: marilah kita makan, minum, kawin dan

bersenang-senang, sebab besok kita mati. Jadi mengapa kita tidak

bercanda-ria malam ini? Bersenang-senanglah, untuk satu malam saja,

mari kita tertawa, sebab besok kita mati. Begitulah mentalitas banyak

prajurit yang sedang berada di lubang-lubang pertahanan. Sebelum

menghadapi peperangan besar, mereka tahu bahwa di saat yang sama

pada esok hari nanti, sebagian besar dari mereka akan mati; mereka

semua akan mati. Ini adalah malam terakhir mereka, jadi bukalah botol

bir atau minuman apapun itu, makanlah coklat terakhirmu, nikmatilah

saat-saat ini, tertawalah, nikmatilah saat-saat terakhir ini, sebab besok

kita semua mati. Itulah salah satu solusi atas masalah makna hidup ini.

Anda hidup di dunia ini, Anda tahu bahwa waktunya singkat, jadi

nikmatilah apa yang bisa Anda raih! Jika Anda punya satu rumah,

belilah yang kedua. Jika Anda punya satu mobil, beli satu lagi. Entah

apapun merek mobil kecil Anda, belilah mobil Jaguar, belilah mobil

yang benar-benar hebat di mana Anda bisa duduk, bersandar di lapisan

kulit mahal, dan mengendarainya. Nikmati saja! Anda tidak punya

banyak tahun untuk menjalani hidup. Alkitab juga punya solusi

472 | C A H A Y A I N J I L

semacam itu. Tak ada yang baru. Sudah ada tertulis di dalam Alkitab.

Walau bukan berarti bahwa Alkitab menganjurkan metode ini tetapi ia

memberitahu Anda bahwa itu memang salah satu solusinya.

Bangunlah hidup Anda berdasarkan Allah, Batu Karang itu

Ada metode lain yang Yesus sebutkan. Dia membandingkan kehidupan

ini dengan pekerjaan membangun rumah. Bagaimana cara Anda

menjalani hidup mirip dengan bagaimana cara Anda membangun

rumah. Hari demi hari, Anda memasang batu bata, menambahkan

hiasan, Anda menambahkan sesuatu pada bangunan rumah itu. Setiap

orang membangun kehidupannya setiap hari. Jadi, ada dua cara untuk

membangun. Yesus mengakhiri Khotbah di Bukit dengan hal ini: Anda

bisa membangun rumah, rumah kehidupan Anda, entah dengan

landasan batu karang atau pasir; ada dua cara untuk membangunnya.

Lalu, di akhir hidup Anda, orang-orang menatap Anda dan berkata,

"Ah! Jadi ini bangunan rumah kehidupanmu. Sebuah rumah yang

sempurna dan indah!" Bangunan rumah adalah suatu pencapaian,

bukankah begitu? Ia menjadi simbol status dan memang merupakan

simbol status yang sangat terlihat karena Anda tinggal di dalamnya.

Rumah juga sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Ada banyak hal

yang tidak perlu Anda beli. Anda tidak perlu membeli sebuah vas

kembang karena Anda bisa saja menaruh kembang-kembang Anda di

dalam botol, jadi Anda tidak perlu memiliki vas kembang yang cantik.

Akan tetapi rumah adalah sarana yang sangat penting. Anda tidak akan

merasa bertindak boros karena membeli sebuah rumah. Rumah adalah

tempat tinggal Anda, tempat tinggal anak-anak Anda, dan bisa jadi

banyak generasi bisa tinggal di rumah tersebut. Akan tetapi, Anda

membangun rumah Anda di landasan yang bagaimana?

Yesus menjabarkannya di bagian akhir Matius pasal 7:24-27, sebuah

perikop yang sangat terkenal:

Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia

sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas

batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin

melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas

batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak

melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan

473 | C A H A Y A I N J I L

rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir,

lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan

hebatlah kerusakannya.

Ini adalah ayat-ayat yang sudah dipelajari oleh anak-anak sekolah

minggu. Sangat sederhana. Namun sama seperti sabda-sabda Yesus

lainnya yang terlihat sederhana, perikop ini memiliki makna yang

sangat dalam.

Adakah seseorang dengan sengaja membangun di atas pasir?

Kalau kita membangun di atas batu karang, maka itu mudah untuk

dimengerti karena kita ingin agar rumah itu bertahan lama; kita tentu

tidak mau membangun rumah yang akan ambruk esok harinya. Akan

tetapi maukah Anda membangun rumah di atas pasir? Pikirkan saja

berapa besar biaya untuk membangun sebuah rumah - materialnya,

batu-batu, besi baja, cerobong, dan segala sesuatu yang akan menjadi

bagian dari rumah itu - apakah Anda menempatkan semua investasi itu

dalam bentuk sebuah rumah indah di atas pasir?

Saya melihat bahwa orang di negara Barat menyukai kegiatan di luar

rumah. Saya pernah berjalan-jalan dengan Helen di sebuah pusat

perbelanjaan dan kami melihat sebuah pusat perbelanjaan yang sangat

besar, yang sebagian besar dari isinya menjual peralatan berkemah -

tenda berikut barang-barang yang sejenisnya. Ada tenda yang hanya

terdiri dari satu ruang, ada yang punya dua ruang dan ada juga yang

memiliki dua ruang berikut serambinya, dan sebagainya. Saya jadi

heran mengapa orang begitu ingin membangun rumah? Yang perlu

Anda lakukan hanyalah membeli satu dari tenda-tenda itu, dan Anda

akan mendapatkan rumah berkamar dua lengkap dengan serambinya.

Sungguh indah! Dan jika Anda ingin pergi, Anda cuma perlu melipatnya

untuk kemudian digelar kembali di tempat yang baru. Jadi misalnya,

pekerjaan Anda pindah dari satu kota ke kota yang lain, maka Anda

cuma perlu melipat rumah Anda dan membawanya ke Sydney, dan

rumah berkamar dua milik Anda sudah siap dalam sepuluh menit.

Sungguh luar biasa! Dengan rumah semacam ini, Anda bisa

membangunnya di atas pasir, atau landasan apapun yang Anda sukai,

tidak akan menjadi masalah, karena jika landasannya rusak, maka

Anda hanya perlu melipat rumah Anda dan pindah ke tempat lain.

474 | C A H A Y A I N J I L

Akan tetapi Yesus berkata, "Jika engkau mendengarkan firman-Ku, (hal

yang sedang Anda lakukan saat ini), tetapi engkau tidak

mengerjakannya, maka engkau sama seperti orang yang membangun

rumah, bukan tenda, di atas pasir." Mungkin Anda berkata, "Tentunya

tak ada seorangpun yang sedemikian bodohnya sehingga ia

membangun rumah di atas pasir." Dan saya pikir, Yesus juga tidak

memandang bahwa sebagian besar orang bodohnya seperti itu.

Lokasi manakah yang lebih Anda sukai jika Anda akan membangun

rumah? Saya tahu tempat seperti apa yang lebih disukai oleh orang-

orang Hong Kong dalam membangun rumah mereka - di tepi laut di

mana mereka bisa melihat pemandangan laut. Jika rumah Anda bisa

dipakai untuk melihat pemandangan laut, maka harga rumah itu akan

meningkat. Anda bisa melihat pemandangan laut di sana - sungguh

indahnya! Dan tampaknya di setiap negara, orang suka pemandangan

laut. Mereka ingin bisa mengamati pemandangan laut dengan leluasa.

Jadi mereka gemar membangun rumah di tepi laut, di bukit-bukit, atau

di bagian lainnya yang memungkinkan Anda menikmati pemandangan

laut yang indah.

Beberapa tahun yang lalu, saya baca di sebuah majalah berita, dan

seorang juru foto mengambil gambar sebuah rumah dari sudut yang

sangat mengejutkan. Separuh bagian dari rumah itu menonjol keluar di

atas laut! Dan separuh bagian lagi berada di darat sebagai

pengimbangnya. Dan yang difoto itu bukanlah rumah tua; rumah yang

berusia sekitar 20 tahunan saja. Ketika pertama kali sang arsiteknya

merancang dan membangun rumah itu, terdapat kesalahan hitung, dan

selama 20 tahun berselang, terjadilah hal itu, laut mulai menggerogoti

daratan, dan menggerus tanah serta batu yang menjadi landasan

rumah itu. Demikianlah, mimpi indah tentang rumah yang mereka

rencanakan akan bisa ditempati seumur hidup sambil menikmati

pemandangan laut, harus menghadapi penggerogotan dari bawah! Jadi,

pada awalnya terdapat sebuah taman yang indah yang melebar dari

rumah ke tebing pantai. Dan tahukah Anda apa yang terjadi

kemudian? Taman indah milik mereka itu semakin lama semakin

mengecil, dan selanjutnya terjadilah hal yang mengerikan ini, yaitu

bahwa seluruh taman mereka hilang lenyap! Dan jika Anda membuka

pintu serta melangkah keluar secara ceroboh, maka Anda akan

melangkah langsung ke laut! Rumah ini dibangun cukup kuat karena

pemiliknya adalah orang yang cukup kaya; jika tidak, tentunya rumah

475 | C A H A Y A I N J I L

itu akan jatuh ke laut sebagian demi sebagian. Setidaknya rumah itu

memiliki landasan beton yang cukup kuat dan stabil di bawahnya. Jadi,

ketika juru foto itu mengambil gambar rumah tersebut, terlihat

landasan betonnya dan rumah itu dibangun di atas landasan tersebut,

dan tanah di bawahnya kosong. Mereka bertanya-tanya kapan kira-kira

keseimbangan bangunan itu berubah dan rumah itu jatuh ke laut.

Ketika saya mengamati foto rumah tersebut, saya membatin, "Itulah

hal yang Yesus maksudkan!" mereka telah menaruh semua investasi

seumur hidup mereka untuk membangun rumah yang indah dengan

pemandangan laut ini. Dan sekarang apakah yang tersisa bagi mereka?

Sewaktu-waktu rumah itu akan ambruk ke dasar laut. Dan mereka

mencoba untuk mencari jalan menyelamatkan rumah itu karena laut

terus saja menggerus bebatuan serta tanah di bawahnya. Dan rumah

itu sekarang tidak berharga barang sesen pun! Maukah Anda membeli

rumah seperti ini? Anda tentu tahu bahwa rumah di tepi pantai

harganya sangat mahal. Anda mungkin tidak akan bisa

mendapatkannya dengan uang seperempat juta dolar. Namun saat ini,

jika Anda menghadiahkan rumah di dalam foto itu pada orang lain, tak

seorangpun yang mengingininya, karena pada pagi berikutnya, Anda

mungkin akan berada di dasar laut!

Pilihannya hanya Batu Karang atau pasir

Pesan macam apakah yang ingin Yesus sampaikan lewat tema

kebijaksanaan ini? Batu Karang di dalam Alkitab melambangkan Allah.

Kata ini muncul berulang kali di dalam Perjanjian Lama - "Tuhan adalah

Gunung batuku; dan Dia adalah Keselamatan-ku." Isi pesannya adalah

bahwa segala sesuatu di dunia ini akan berubah, segala sesuatu akan

berlalu. Akan tetapi Allah adalah batu Karang; Dia tidak berubah, Dia

tidak berlalu. Batu karang itu adalah lambang kekekalan. Anda bisa

lihat di dalam Mazmur 89:19 bahwa Tuhan adalah Raja, dan di ayat 27

dari Mazmur di pasal yang sama berkata, Allahku dan gunung batu

keselamatanku.Nah, saya ingin agar Anda perhatikan dua hal ini: Allah

adalah Gunung batu dan Raja. Itu sebabnya mengapa Paulus berkata di

dalam 1 Timotius 1:17, Allah, Raja segala jaman, Allah adalah Raja

yang kekal. Membangun rumah di atas batu karang berarti

membangun kehidupan berlandaskan Allah yang kekal yang tidak akan

berubah.

476 | C A H A Y A I N J I L

Segala sesuatu di dunia ini berubah dan perubahannya semakin cepat

saja. Setahun yang lalu, dapatkah Anda bayangkan tentang hal-hal

yang terjadi sekarang. Pasir di dalam Alkitab, tentu saja, adalah

lambang dari segala sesuatu yang bersifat sementara, yang akan

berlalu, yang tak tinggal tetap. Jika Anda membangun kehidupan Anda

berlandaskan hal-hal yang sementara sifatnya, maka Anda tidak akan

memiliki apa-apa pada akhirnya nanti.

Saya sudah menyebutkan sebelumnya bahwa Yesus tidak sedang

meremehkan kecerdasan kita. Dia tahu Allah tidak menciptakan

makhluk bodoh. Saya yakin bahwa Dia tidak beranggapan bahwa akan

ada orang yang dengan sengaja membangun rumahnya di atas pasir.

Lalu mengapa orang membangun rumahnya di atas pasir? Karena salah

perhitungan, gagal memahami realitas kehidupan, atau lebih serius

lagi, karena mereka enggan untuk memahami realitas kehidupan. Di

zaman ini, manusia benar-benar hanyut karena dia telah memutuskan

hubungan dengan Batu Karang keselamatannya. Dan jika Anda

memutuskan hubungan dengan Batu Karang keselamatan, maka yang

tersedia bagi Anda hanyalah pasir saja. Tak tersedia landasan jenis lain

untuk membangun.

Kita sedang membahas perkara-perkara yang penting untuk kekekalan.

Harap jujur di saat ini. Dan yang lebih penting lagi, jujur sajalah

kepada Allah saat ini, mungkin buat pertama kali dalam hidup Anda,

bersikap jujurlah di hadapan Allah. Dan bersikap jujurlah kepada diri

Anda sendiri, jika memang Anda tidak bisa jujur kepada orang lain.

Apakah Anda memiliki hubungan dengan Allah? Dapatkah Anda

menjawab pertanyaan ini dengan jujur? Apakah Anda memiliki

hubungan dengan Allah? Jika Anda tidak memiliki hubungan dengan

Allah yang kekal, jika Anda tidak memiliki hubungan dengan Batu

Karang keselamatan, maka landasan macam apa yang tersedia bagi

Anda selain pasir? Beritahukan saya, apa lagi yang tersedia bagi Anda

selain pasir? Hanya ada pilihan antara batu karang atau pasir, tidak ada

pilihan lainnya. Jadi jika Anda tidak bisa membangun kehidupan Anda

di atas batu karang; itu terjadi bukan karena Anda bodoh sehingga

Anda melakukan hal itu, penyebabnya adalah karena tak ada jenis

landasan lain yang tersedia bagi Anda selain pasir.

Orang bijak membangun kehidupannya berlandaskan Allah

477 | C A H A Y A I N J I L

Apa artinya menjadi bijak? Menjadi bijak berarti berpaling dari pasir

yang labil dalam hidup ini, dan kembali ke batu karang yang adalah

Allah, untuk membangun hidup Anda di atas Batu karang yang tak

akan bergeser. Ketika para penguasa muncul silih berganti, Anda akan

tetap bertahan di sana karena Allah Anda adalah Dia yang menjadi

landasan tempat Anda membangun.

Jadi, orang macam apakah yang disebut bijak itu? Orang yang bijak

adalah orang yang membangun di atas batu karang. Tetapi apakah

artinya itu? Artinya dia adalah orang yang menjalin hubungan dengan

Allah, Batu Karang itu. Rumahnya dibangun di atas batu karang,

berlandaskan batu karang, tertanam di batu karang dan terhubung

dengan batu karang itu. Apakah Anda seperti itu? Orang bijak menyatu

dengan batu karang itu. Rumahnya bukan sekadar bersandar pada

batu karang itu, tapi menjadi satu dengan batu karang itu.

Saya ingin bertanya, apakah itu gambaran kehidupan Anda? Apakah

Anda menjalin hubungan dengan Allah yang hidup? Kita sedang

berurusan dengan sesuatu hal yang luar biasa pentingnya bagi

kehidupan Anda. Kita harus mendapatkan jawaban atas pertanyaan ini.

Bagaimana saya bisa mengenal Allah yang hidup? Izinkan saya untuk

menguraikannya sesingkat mungkin dalam sisa waktu kita ini.

Saya akan merangkum semua itu dengan istilah "hukum raja."

Perhatikan kata-kata tersebut; saya ingin agar huruf-huruf tersebut

benar-benar tertera di benak Anda; jika Anda lupa pada apa yang

sudah saya sampaikan hari ini, setidaknya ingatlah pada istilah "hukum

raja," yaitu hukum dari Sang Raja. Di sini, kita tidak sedang berbicara

tentang hukum menurut pengertian legal, kita sedang berbicara

tentang hukum dalam pengertian prinsip-prinsip dari Raja. Kita dapat

melihat ungkapan ini di dalam Yakobus 2:8. Di sana, Anda akan

temukan ungkapan yang diterjemahkan sebagai "hukum utama (royal

law = hukum raja)" atau hukum dari Raja. Dan perhatikan bahwa saya

mengutipnya dari Yakobus 2:8, saya mengutipnya dari Perjanjian Baru,

bukan dari Perjanjian Lama; dan surat Yakobus berbicara banyak

tentang hikmat atau kebijaksanaan.

Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis

dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu

sendiri", kamu berbuat baik

478 | C A H A Y A I N J I L

Izinkan saya mencoba untuk menunjukkan kepada Anda tentang situasi

yang dihadapi umat manusia di zaman sekarang ini, dan mengapa

manusia di zaman sekarang ini kehilangan hubungan dengan Batu

Karang dan akhirnya membangun kehidupan mereka di atas landasan

pasir. Menyampaikan hal ini kepada Anda sama halnya dengan

menjabarkan seluruh isi Alkitab dalam waktu lima menit. Ini adalah hal

yang indah; sekolah Alkitab dalam waktu lima menit. Setelah ini, Anda

bisa mendapatkan ijazah. Jika kita balik ke kitab Kejadian, apa yang

terlihat? Jika Anda baca segenap sejarah di Perjanjian Lama, ada satu

hal sederhana yang muncul ke permukaan: manusia tidak

menghendaki Allah menjadi Raja atas kehidupannya, dan oleh karena

itu, mereka tidak memperoleh landasan di batu karang. Ketika Adam

berbuat dosa di tamanEden, lewat dosanya itu dia sudah menyatakan

bahwa dia ingin mengambil jalannya sendiri dan tidak ingin Allah

memberitahu dia tentang bagaimana menjalani hidupnya. Situasi ini

berkembang dari buruk menjadi rusak jika Anda melanjutkan

pembacaan Alkitab Anda. Pada pasal enam dari kitab Kejadian, hanya

berselang enam pasal sejak penciptaan, manusia sudah memulai

pemberontakan terhadap Allah sebagai Raja sehingga situasinya tidak

bisa didamaikan.

Menjadi bijak berarti menobatkan Allah sebagai Raja atas

kehidupan Anda

Izinkan saya mengajukan pertanyaan lain. Saya adalah pengkhotbah

yang suka blak-blakan; saya sering mengajukan pertanyaan pada

orang-orang. Apakah Allah adalah Raja atas kehidupan Anda saat ini?

Apakah Dia Raja atas kehidupan Anda saat ini? Apakah Anda tahu apa

artinya memiliki Allah sebagai Raja atas kehidupan Anda? Jika tidak,

maka Anda tidak tahu apa artinya menjadi orang bijak karena Anda

tidak tahu apa artinya membangun di atas batu karang. Alkitab

memberitahu di dalam Amsal 1:7 tentang hikmat ini: Takut akan

TUHAN (landasannya) adalah permulaan pengetahuan. Mengapa takut

akan Tuhan? Siapakah yang ditakuti oleh orang-orang? Mereka takut

kepada raja, dan apakah hasilnya? Mereka taat karena mereka takut.

Akan tetapi manusia telah sejak lama meninggalkan rasa takut yang

kekanak-kanakan ini. Para filsuf besar Jerman yang hebat itu gemar

memberitahu kita bahwa manusia telah bertumbuh dewasa; manusia

tidak takut lagi pada apapun juga. Hanya anak-anak yang mengalami

ketakutan; orang dewasa tidak takut apapun. Kalau memang tidak

479 | C A H A Y A I N J I L

memiliki rasa takut lagi, mengapa rata-rata orang mengalami stress di

sepanjang hidupnya? Takut akan Allah adalah awal dari hikmat. Dan

jika saya takut akan Allah, maka saya menghargai Dia sebagai Raja

atas kehidupan saya.

Namun sejarah di dalam Alkitab bercerita tentang manusia yang, di

sepanjang waktu, selalu menolak Allah sebagai Raja.

Saat Israel menjadi suatu bangsa, apa yang mereka inginkan? Mereka

tidak ingin Allah menjadi Raja. Mereka menginginkan orang lain.

Siapakah yang mereka inginkan? Mereka menginginkan Saul. Oh, Saul

bertubuh sangat tinggi! Mungkin mereka senang saat menengadah

untuk bisa menatapnya. Alkitab berkata bahwa Saul sekepala dan

sebahu lebih tinggi dari orang lain, bukan sekadar sekepala. Saya

sering coba membayangkan, seberapa tinggi dia itu? Saya punya

sahabat yang sangat baik di Kanada, seorang profesor teologi.

Tingginya 2 meter lebih; jika saya berbicara dengannya, saya harus

mendongak ke atas. Saya sering bercanda dengannya dengan

bertanya, "Clark, bagaimana cuaca di atas?" Suatu hari, saya

mengantarkannya dari universitas ke kota, dan saya penasaran ingin

melihat bagaimana dia berusaha masuk ke dalam mobil saya. Lalu saya

mundurkan tempat duduk sejauh mungkin ke belakang, tapi dia masih

harus berjuang bahkan untuk sekadar memasukkan satu kakinya,

kemudian yang satunya lagi.

Demikianlah, Saul lebih tinggi sebahu dan sekepala dibandingkan orang

lain. Mereka menghendaki orang macam ini sebagai raja; dia sangat

tinggi sehingga dia dijadikan raja. Tampaknya mereka tidak peduli ada

berapa banyak sel otak yang ada di kepalanya. Yang penting dia

bertubuh besar. Akan halnya dengan Allah, kita tidak menghendaki

Allah. Kita mau orang ini saja yang menjadi raja. Yang tidak mereka

ketahui adalah bahwa Allah bisa saja menggusur orang ini setiap saat,

dan kenyataannya, memang hal itu yang Dia lakukan, Dia menggusur

Saul. Dan Dia menobatkan anak muda bernama Daud. Jadi, kita bisa

melihat bahwa di sepanjang sejarah manusia, kita selalu menolak Allah

sebagai Raja; kita tidak menghendaki Dia menjadi Raja.

Tapi saya beritahukan Anda, jika Anda ingin memahami Alkitab, ada

satu prisip utama yang perlu Anda pegang. Seluruh isi Alkitab, dari

awal sampai akhir, mengajarkan satu hal: Allah itu Raja, jika Anda

tidak suka kata 'raja', tidak jadi masalah; Anda boleh menyebut-Nya

480 | C A H A Y A I N J I L

'Komisaris,' Anda boleh menyebut-Nya 'Penguasa,' atau 'Presiden,' atau

'Panglima,' atau apa pun itu, sejauh Dia menjadi Yang Nomor Satu.

Saya pernah membaca sebuah buku yang sangat tebal dan seluruh

isinya mengupas tentang satu hal. Buku itu ditulis oleh seorang

profesor teologi dari Skotlandia. Buku yang dia tulis itu berjudul Biblical

Doctrine of the Reign of God ( Doktrin Alkitabiah tentang Kedaulatan

Allah). Dia menguraikan dari bagian awal Alkitab sampai ke bagian

akhirnya, dari Kejadian sampai Wahyu, satu kebenaran utama tentang

Allah: Allah itu Raja. Entah Anda suka atau tidak, tidak jadi masalah.

Anda mungkin tidak menyukainya, mungkin membenci kebenaran

tersebut, Anda mungkin berkata, "Aku tidak percaya. Aku muak. Aku

tidak mau mendengarkannya," hal ini tidak mengubah apapun;

memang seperti itulah yang diajarkan Alkitab. Allah yang menentukan

apa yang akan terjadi pada hidup Anda. Itu sebabnya saya

mengutipkan apa yang ada di dalam Yakobus 2:8, tentang hukum dari

Raja yang Yakobus bicarakan. Orang bijak adalah orang yang taat pada

hukum dari Raja. Dan kedaulatan Sang Raja ini bukanlah sesuatu yang

berat untuk ditanggung, karena Alkitab secara konstan mengajarkan

kita bahwa Dia memanggil kita untuk masuk ke dalam persahabatan

dengan-Nya, untuk menjadi sahabat Raja. Saya tidak begitu berminat

untuk mengetahui apakah seseorang itu raja atau bukan. Yang saya

minati adalah satu hal, raja macam apakah dia itu? Orang macam

apakah dia itu?

Saya adalah orang yang bertumbuh dalam kekuasaan. Saya pikir saya

bisa dengan aman mengatakan bahwa tak seorang pun di dalam

ruangan ini yang mengenal kekuasaan sebagaimana yang pernah saya

kenal. Anda tahu, ayah saya memegang jabatan yang sangat tinggi di

pemerintahan China yang dulu. Dia memegang komando atas sekitar

40.000 tentara. Dia punya dua jenderal sebagai bawahannya, salah

satu dari mereka menjadi panglima tertinggi angkatan bersenjata

di Taiwan. Dan bagi Anda yang mengerti masalah politik China,

tentunya Anda tahu nama jenderal itu, Sun Li Ren, seorang jenderal

yang sangat hebat. Dan yang lebih menarik lagi adalah bahwa pasukan

ayah saya tidak berada di bawah komando pemerintah pusat; mereka

sepenuhnya di bawah kendali ayah saya. Tahukah Anda bahwa

sebagian besar dari pasukan ayah saya ditempatkan di sekitar Nanjing,

ibu kota China sebelum kaum komunis menang? Jika ada di antara

Anda yang tahu tentang peristiwa Liu Si, atau insiden 4 Juni, Anda akan

481 | C A H A Y A I N J I L

tahu apa artinya memiliki pasukan perang yang berkedudukan di

sekitar kota. Anda bisa mengepung kota itu dengan 20-30.000 orang

dengan tank dan bala tentara, dan Anda bisa saja menurunkan

pemerintahnya. Di sepanjang perairan pantai China, ayah saya

memimpin 100 kapal perang berukuran kecil, yaitu kapal motor kecil

dengan persenjataan yang cukup berat dan kemampuan untuk

bergerak sangat cepat.

Saya tahu bagaimana rasanya hidup dalam kekuasaan. Saya tahu

bagaimana rasanya berbicara dengan jenderal atau menteri ini dan itu,

bahkan sejak saya masih kecil. Duta besar dari berbagai negara kerap

menjadi tamu di rumah kami. Duta besar Amerika yang terkenal,

Leighton Stewart, adalah sahabat baik ayah saya, dan dia sering

berkunjung ke rumah kami. Saya masih ingat pada suatu waktu, ketika

dia berkunjung, dia adalah orang yang sangat tinggi, mungkin setinggi

Profesor Clark Pinnock, lalu dia masuk dan berbicara dengan saya, dan

dia berkata, "Tahukah kamu siapa nama-ku? Namaku adalah Leighton.

Maukah kamu ingat pada Leighton?" Saya berkata, "Baik, aku akan

mengingatmu, Leighton." Saat itu saya tidak tahu bahwa dia adalah

duta besar Amerika Serikat. Dia berkata, "Ingatlah selalu padaku,

maukah kamu melakukannya?" Saya menjawab, "Akan ku-coba."

Demikianlah, saya sudah memenuhi janji saya: saya selalu ingat

padanya. Anda bisa lihat namanya di dalam buku-buku sejarah.

Saya tahu apa itu kekuasaan; saya pernah bergaul dengan para

penguasa. Saya pikir Allah punya tujuan tertentu dengan semua

pengalaman ini. Saya pikir, karena pengalaman ini, saya jadi tidak

takut pada manusia dari kalangan manapun, saya tidak peduli siapapun

mereka. Saat kami ikut jamuan makan malam Kabinet China, dan saya

menjadi orang yang sangat berguna di sana karena para politikus itu

tetaplah politikus; dalam jamuan itu sering muncul masalah, yaitu

masalah tentang siapa yang akan diminta untuk duduk (di meja makan

yang agak kecil) di sebelah kanan Wakil Perdana Menteri China saat

itu. Yang menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri saat itu adalah

Wang Yun Wu. Tentu saja, jika menempatkan Menteri Pertahanan di

kursi sebelah kanan itu, maka Menteri Ekonomi akan tersinggung.

Demikianlah, para menteri ini menilai kedudukan mereka berdasarkan

siapa yang akan duduk di sebelah kanan Perdana Menteri - perhatikan

bahwa Alkitab juga berbicara tentang hal sebelah kanan ini. Masalah ini

bisa dipecahkan; mereka meminta saya yang duduk di sana. Jadi saya

482 | C A H A Y A I N J I L

duduk di sebelah kanan Perdana Menteri, dan istrinya duduk di sebelah

saya, saya diapit oleh Perdana Menteri dan istrinya. Poin yang penting

bukan apakah Anda Raja atau Perdana Menteri atau Menteri

Pertahanan atau Jenderal atau siapapun itu. Ada begitu banyak orang

yang datang dan pergi di rumah saya pada masa itu, tetapi saya tidak

tahu yang mana Menteri Pertahanan, Perdana Menter atau Jenderal -

saya perlu menghitung jumlah bintang di pundaknya. Hal yang penting

bukan pada apa jabatan Anda melainkan orang macam apakah Anda.

Jika saya berpikir tentang Allah, jika saya menyebut, "Raja" yang saya

bayangkan bukanlah seseorang yang mengenakan semacam jubah

yang menjuntai ke bawah. Saya tidak tertarik pada pakaiannya; yang

ingin saya ketahui adalah Pribadi macam apakah Dia? Saya ingin

memberitahu Anda bahwa bagi saya, mengenal Allah sebagai Raja

berarti mengenal Dia sebagai Pribadi yang hidup kepada siapa saya

bisa berbicara setiap harinya, saya bisa bersekutu dengan Dia, dan

saya bisa mengucap syukur padanya akan hal-hal yang indah. Saya

bisa berkata, "Ya Allah, sungguh menakjubkan Engkau!" Itulah Allah -

dari sisi kepribadian-Nya, bukan jabatan-Nya. Kenalkah Anda akan

Allah yang ini? Apakah Anda mengenal Allah yang ini sebagai Sahabat?

Bagi saya, saya tidak peduli apakah Anda berteman dengan seorang

perdana menteri atau duta besar, itu semua bukan hal yang relevan

bagi saya; saya tidak tertarik dengan itu semua. Saya bahkan tidak

paham mengapa mereka semua ingin berteman dengan saya, karena

sesuatu hal, mereka tampaknya tertarik pada saya dan saya masih

tidak mengerti mengapa hal itu bisa terjadi. Di London, ada seorang

jenderal yang datang pada saya dan ingin berteman dengan saya; saya

tidak tahu mengapa; orang ini cukup tua untuk menjadi kakek saya.

Bagi beberapa orang, mereka pikir berteman dengan seorang jenderal

adalah hal yang sangat hebat! Sebenarnya, saya punya dua teman

jenderal di London; saya tak pernah berusaha untuk membangun

persahabatan dengan mereka; justru mereka yang selalu ingin

berhubungan dengan saya. Saat saya ke Israel, saya diberi nama

kepala staf angkatan darat Israel oleh mereka, yaitu Jenderal Yigal

Yardin, dia seorang jenderal dan cendekiawan yang terkenal. Saya

tidak pernah berusaha untuk mengunjunginya. Saya hanya menelepon

dan menyampaikan salam pada jenderal tersebut, itu pun demi kedua

kawan di London ini.

483 | C A H A Y A I N J I L

Saya tidak tertarik pada jenderal dan Perdana Menteri, dan saya

berkata sejujurnya. Namun saya ingin mengasihi para saudara dan

saudari yang terkecil, sebagaimana yang Allah lakukan. Yesus, Raja

segala raja, tertarik pada pengemis yang buta. Apakah Anda juga

demikian? Itu sebabnya saya berkata kepada Anda, Dia berbeda

dengan para pemimpin berbagai bangsa. Dia sangat berbeda.

Kepribadian-Nya sangat berbeda. Kita pernah membaca tentang

Ceausescu di Rumania, tentang kebusukan, korupsi dan kebrutalan dari

orang ini. Saya beritahu Anda mengapa saya tidak tertarik pada orang-

orang semacam ini: karena manusia itu terlalu kecil untuk menjadi

besar. Mereka tidak cukup besar untuk bisa menampung beban

kekuasaan sambil menjaga kemurniannya. Mereka menjadi angkuh,

sombong dan korup. Akan tetapi Raja dan Allah saya tetap menjadi

Sahabat bagi mereka yang lemah dan rendah. Saya ingin mengajukan

pertanyaan ini kepada saudara: Kenalkah Anda dengan Raja yang ini?

Jika tidak, apakah Anda ingin mengenal Dia? Apakah Anda ingin

membangun kehidupan berlandaskan Dia, yaitu Batu Karang yang tak

akan pernah berubah?

Mengenal Allah yang hidup lewat kata ini: R-O-Y-A-L

Sebagai penutup, saya ingin memberi Anda prinsip hukum raja (royal

law) yang akan saya bahas secara lebih lengkap di pesan berikutnya.

Untuk membantu Anda mengingatnya, saya akan memberi Anda cara

mengingat yang didasari oleh kata 'royal'. Kata 'royal' adalah kunci

yang ingin saya berikan pada Anda untuk mengingat tentang cara

untuk menjalin hubungan dengan Allah yang hidup. Anda telah

menerima kesempatan yang istimewa. Seluruh dunia, bahkan sebagian

besar gereja, telah menolak Allah, dan mungkin bisa saya katakan

khususnya Gereja. Saya akan membahas hal ini secara lebih mendalam

di pesan yang berikutnya. Mengapa saya katakan bahwa Anda

memperoleh kesempatan istimewa? Karena Allah sekarang ini hanya

memiliki sedikit sahabat. Mengapa Allah hanya memiliki sedikit

sahabat? Karena semua orang ingin pergi dan mengerjakan

kehendaknya sendiri, mereka tidak menginginkan Allah sebagai Raja.

Ketika mereka menyalibkan Yesus, mereka berkata, "Kami tidak mau

Orang ini menjadi Raja atas kami. Kami tidak menghendaki Orang ini

sebagai Raja." Tahukah Anda apa artinya pernyataan itu? Hal itu

membuat kesempatan kita untuk menjadi sahabat-Nya jadi sangat

mudah, karena hanya ada sedikit sahabat-Nya. Saya ingin menjadi

484 | C A H A Y A I N J I L

salah satu sahabat-Nya, saya berharap untuk boleh duduk di kaki

meja, di tempat yang paling rendah di kaki-Nya, karena saya telah

melihat keindahan wajah-Nya.

Kata 'royal' di dalam royal law (hukum raja) dieja r-o-y-a-l. Huruf 'r'

untuk kata 'repentance (pertobatan)'. Huruf yang kedua, yaitu 'o' untuk

kata 'obedience (ketaatan)'. Huruf yang ketiga 'y', untuk kata

'yoked (memikul kuk)'. Huruf keempat 'a' untuk kata

'absolute (mutlak)' Dan huruf yang terakhir 'l' untuk kata

'launch (berangkat)'. Di pesan yang berikutnya, saya akan membahas

kelima huruf tersebut, karena jika Anda bisa menangkap maknanya,

maka Anda akan mampu membangun kehidupan Anda di atas Batu

Karang yang tidak akan bergeser.

Sikap kita Sehubungan dengan Hal Memikul Salib

Yohanes 12:23-26 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang

Salib Yesus dan Salib Kita

Khotbah ini adalah bagian dari seri “Pemuridan dan Harga yang Harus

dibayar untuk menjadi seorang Murid”. Sebelumnya kita telah melihat

Matius 16:24-26 (Si Aku - Hambatan Menuju Kebesaran Rohani);

Lukas 14:25-33 (“Membenci” – Mempersembahkan apa yang Anda

Kasihi); dan Lukas 9:25-25 (Makna Salib bagi Seorang Murid). Kita

tidak akan dapat menjalani kehidupan sebagai seorang murid yang baik

jika kita tidak dengan benar memahami ciri-ciri dan prinsip-prinsip

pemuridan.

Di khotbah “Makna Salib bagi seorang Murid”, kita telah membahas arti

dari memikul salib. Apa artinya memikul salib pemuridan di pundak

kita? Kita melihat bahwa artinya adalah Yesus telah memanggil kita

untuk ikut serta di dalam pelayanannya bagi keselamatan umat

manusia, bukan sekadar untuk menyelamatkan diri kita saja,

melainkan agar kita ikut serta bersama dengan dia menjadi para

penyelamat.

485 | C A H A Y A I N J I L

Dalam mempelajari hubungan di antara salib Yesus dengan salib kita,

kita telah melihat bahwa kata "salib" dipakai sebanyak enam kali di

dalam Injil Sinoptik, dan di dalam setiap kasus, kata itu mengacu

kepada salib murid. Yesus tidak pernah memakai kata "salib" untuk

mengacu kepada salibnya atau pada pengorbanannya sendiri. Ini

adalah hal yang sangat signifikan.

Paulus menggunakan kata "salib" sekitar sepuluh kali di dalam surat-

suratnya, akan tetapi dia tidak pernah mengacu pada salib murid.

Ketika Paulus menggunakan kata "salib", dia selalu mengacu kepada

salib Kristus. Bagaimana memahami hal ini? Tidaklah sulit memahami

hal ini. Di dalam pemberitaan Paulus, ia selalu menganggap bahwa

orang yang mendengar pesannya sudah mengerti pesan Injil.

Sayangnya di zaman ini, rata-rata orang Kristen tidak mengerti apa

yang diajarkan Yesus. Padahal Paulus menganggap bahwa kita telah

mengerti ajaran Yesus. Hal ini sangatlah penting untuk dipahami saat

membaca tulisan-tulisan Paulus. Tulisan-tulisan Paulus pada dasarnya

adalah penafsiran tentang ajaran Yesus. Karena dia menganggap

bahwa Anda telah memahami sepenuhnya apa saja yang diajarkan oleh

Yesus, maka tidaklah perlu bagi dia untuk menggunakan kata-kata

yang sama untuk mengulangi apa yang sudah diajarkan oleh Yesus.

Pertanyaan lain yang perlu kita ajukan adalah: Apakah hubungan

antara salib Kristus dengan salib kita?

Salib Kristus - Penebusan bagi kita

Pertama, salib Kristus selalu mengawali salib kita, yaitu, Yesus memikul

salibnya di depan dan kita sebagai murid-muridnya, mengikuti

jejaknya. Salibnya selalu di depan. Salib kita selalu berlandaskan

salibnya. Inilah alasan mengapa saya katakan bahwa Paulus

beranggapan bahwa kita sudah memahami ajaran Yesus.

Apa artinya? Ketika Paulus berbicara tentang salib Kristus - hal itu

selalu disampaikan dengan memakai bentuk perfect tense, atau di

dalam bentuk past tense. Kematian Kristus, salib Kristus selalu disebut

dalam bentuk past tense atau perfect tense. Paulus saat memakai kata

salib Kristus ini, dia selalu mengacu pada peristiwa yang telah lampau,

pada karya penebusan Kristus bagi dosa-dosa kita.

486 | C A H A Y A I N J I L

"Aku telah disalibkan dengan Kristus," kata Paulus di Gal 2:20. Di sini,

dia menggunakan perfect tense, "Aku telah disalibkan..." yang berarti,

"salib Kristus telah diterapkan ke atasku dulu". Sebagai seorang

Kristen, kita memandang ke belakang, kepada salib Kristus. Kita

memasuki kehidupan yang baru melalui salib Kristus, bukan melalui

salib kita. Keselamatan selalu bergantung pada salib Kristus, bukan

salib kita. Kita disalibkan bukan untuk menyelamatkan diri kita sendiri,

kita tak mampu memenuhi itu. Kematian kita tidak mempunyai nilai

penebusan. Salib Kristuslah yang menebus dosa.

Salib kita - Mati dan Hidup Bersamanya

Akan tetapi di saat Yesus berbicara tentang salib kita, dia

membicarakan salib sebagai sesuatu yang terjadi di saat sekarang dan

di masa akan datang. Salib Kristus berkaitan dengan masa lalu kita. Ia

menyucikan dosa-dosa kita, membuka jalan kehidupan baru bagi kita.

Tetapi mulai dari sini, datanglah salib kita. Salib Kristus berkaitan

dengan masa lalu; salib kita berkaitan dengan masa kini. "Pikullah

salibmu setiap hari,..." suatu hal yang berkelanjutan, yang memakai

bentuk present tense. Setiap saat, pikullah salibmu. Dosa-dosa Anda di

masa lalu sudah dihapuskan oleh Salib Kristus. Sekarang giliran Anda

untuk memikul salib setiap hari, sampai ke masa depan, sampai pada

kita menggenapi pekerjaan pelayanan keselamatan yang telah

dipercayakan oleh Kristus kepada kita.

Di khotbah yang lalu kita juga melihat mengenai hubungan di antara

kedua salib itu, bahwa salib Kristus menghapus dosa-dosa kita;

selanjutnya salib kita merupakan suatu proses di mana kita

menyalurkan hidup yang telah kita terima itu kepada orang lain. Hal ini

dapat dilihat di dalam kutipan yang indah dari surat Paulus di 2 Kor

4:11,12. Dia berkata, "Jadi maut giat di dalam diri kami tetapi hidup

giat di dalam kamu. Kami mati supaya kamu bisa hidup. Kami

menyalurkan hidup ini kepada kamu."

Sangatlah penting untuk memahami hubungan antara kedua salib itu.

Dampak Salib Kristus Terhadap kita - Mati bagi Dunia

Terlebih lagi, konsep Paulus tentang salib Kristus berbeda dengan

konsep kita sekarang. Dia tidak menyatakan bahwa kita harus percaya

kepada salib. Tidak sama sekali! Kita harus percaya kepada Kristus.

487 | C A H A Y A I N J I L

Kristuslah yang menyelamatkan kita melalui salib. Obyek dari iman

bukanlah suatu benda, atau bahkan suatu perbuatan. Obyek dari iman

selalu merujuk kepada satu Pribadi, yaitu Yesus sendiri. Akan tetapi

Paulus tidak memandang bahwa kita diselamatkan cukup dengan

sekadar mempercayai karya Kristus. Dia memandang pada salib

sebagai memiliki suatu dampak yang pasti terhadap hidup kita. Bukan

sekadar sebagai obyek dari kepercayaan. Salib adalah sesuatu yang

terjadi pada diri kita di dalam Kristus. Itu sebabnya dia bisa berkata di

Galatia 6:14, "Aku bermegah di dalam salib Kristus yang olehnya aku

telah disalibkan bagi dunia dan dunia disalibkan bagiku." Dia tidak

memandang salib sebagai benda yang harus dipercayai. Dia

memandang salib sebagai peristiwa yang terjadi ke atas dirinya. Salib

telah memutuskan hubungannya dengan dunia. Salib telah

memisahkan dia sepenuhnya dari dunia. Dan pemisahan inilah yang

dimaksudkan Alkitab sebagai kekudusan. Salib telah menjadikan kita

kudus melalui kuasa Allah dengan memisahkan kita atau dengan

memutuskan hubungan kita dengan dunia.

Konsep Paulus tentang keselamatan bukanlah "kepercayaan" yang

gampangan. Dia tidak memandang salib Kristus sebagai sesuatu yang

telah sedemikian kuno sehingga Anda hanya perlu mempercayainya

sekadar sebagai suatu fakta sejarah saja. Tidak, tidak! Yang dia

maksudkan adalah kita begitu menyatu dengan Kristus sehingga salib

Kristus memisahkan kita dari dunia. Ini juga berarti bahwa jika kita

belum dipisahkan dari dunia ini oleh salib Kristus maka ini berarti kita

masih belum bersatu dengan Kristus karena hubungan kita dengan

dunia ini belum terputus. Jadi poinnya sangat sederhana: Jika saya

hidup demi dunia, ini berarti dampak keselamatan dari salib masih

belum terwujud bagi saya.

Apakah Anda menjalani hidup ini demi dunia, sama seperti setiap orang

di tengah masyarakat dunia yang mementingkan dirinya sendiri?

Itukah pola pikir Anda? Atau, apakah Anda ini domba dan bukannya

serigala? Yesus menggambarkan masyarakat dunia ini sebagai

masyarakat serigala. Ini adalah ungkapan yang sangat sering

digunakan - mereka menegakkan hukum dengan taringnya! Serigala

memiliki taring yang tajam. Mereka tentu saja akan menancapkan

taring atas segala sesuatu. Dan domba tidak berkeliling dengan taring

yang mengancam. Kita terpisah dari masyarakat jenis ini karena Yesus

ingin membangun masyarakat jenis baru. Suatu masyarakat domba di

488 | C A H A Y A I N J I L

mana kekuasaan tidak diraih dengan menginjak dan menekan orang

lain. Dengan menggunakan taring panjang yang saya miliki, dengan

gigi-gigi yang tajam, saya akan memaksa orang untuk taat. Tidak,

tidak. Itu adalah masyarakat dunia. Yesus berkata, "Di dunia ini,

mereka berusaha saling menguasai." Itulah masyarakat serigala akan

tetapi di antara Anda, tidak demikian halnya, karena masyarakat yang

baru ini merupakan masyarakat yang terdiri dari para pemikul salib,

suatu masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang membagikan

keselamatan kepada umat manusia.

Sikap yang benar di dalam memikul salib

Hari ini saya mau menekankan tentang sikap kita di dalam memikul

salib. Sangatlah penting bagi kita untuk memiliki sikap hati yang benar

dalam kaitannya dengan hal memikul salib. Banyak orang yang

mengerjakan hal yang benar dengan sikap hati yang tidak benar. Dan

hal itu jelas sangat disayangkan. Sikap yang salah hanya akan merusak

segalanya dan menjadikan perbuatan Anda sia-sia, karena Allah

melihat pada apa yang ada di dalam hati. Dia tidak sekadar melihat apa

yang sedang Anda lakukan. Inilah alasan atas pernyataannya mengenai

persembahan seorang janda di Lukas 21:1-3. Yesus sedang duduk di

Bait Allah sambil mengamati orang-orang menaruh uang di kotak

persembahan. Orang-orang Farisi, orang-orang religius dan juga orang

kaya sedang menaruh uang di kotak persembahan dengan keras

sehingga kedengaran suara jatuhnya uang tersebut di dalam kotak

persembahan. "Anda lihat betapa religiusnya saya? Apakah Anda lihat

berapa banyak uang yang saya persembahkan kepada Allah?"

Salahkah mempersembahkan uang untuk pekerjaan Tuhan? Tidak.

Akan tetapi sikap hatinya yang salah, dan dengan demikian perbuatan

yang benar menjadi tidak berarti karena sikap hatinya salah.

Sikap hati yang saya takutkan adalah kita berkata, "Kalau Allah melalui

Yesus menghendaki supaya aku memikul salib, tentu saja aku harus

memikul salib. Maksudnya, siapa yang bisa membantah? Aku ingin

diselamatkan, dan kalau syaratnya adalah, 'Pikullah salib,' aku akan

memikul salib." Jadi aku akan mengerjakannya karena memang tidak

ada jalan lain. Ini adalah sikap hati yang salah. Kita berkata, Abraham

yang malang karena Allah berkata kepadanya, "Persembahkanlah

Ishak." Jadi ia terpaksa melakukannya. Apakah Anda mengira bahwa

489 | C A H A Y A I N J I L

Allah hanya mementingkan tindakan mempersembahkan Ishak? Tidak!

Dia melihat ke dalam hati Abraham untuk memastikan sikap hatinya.

Anggaplah Abraham saat itu menyeret Ishak dan membawanya ke

Gunung Moria sambil mengomel, mengeluh dan menggerutu, "Allah

macam apa ini? Dia memberikan apa yang telah Dia janjikan dan

sekarang Dia malah menyuruh aku untuk membunuh anakku.

Maksudku, apa dayaku, aku tetap harus melakukannya. Dia adalah

Allah. Aku tidak boleh membantahNya. Aku harus berhadapan dengan

Dia nanti, dan aku sangat takut jika tidak mengerjakan apa yang Dia

perintahkan padaku. Jadi, Ishak, maafkan aku. Jangan salahkan aku.

Semua ini salah Allah. Dia yang menyuruhku untuk membunuhmu. Dia

tidak selalu bisa dipahami. Akan tetapi Dia adalah Allah, jadi kita

berdua tidak bisa membantahNya. Berbaringlah yang baik supaya aku

bisa segera menggorok tenggorokanmu."

Apakah sikap semacam itu akan berkenan di hadapan Allah? Tentu saja

tidak! Dia memang sedang mengerjakan perbuatan yang benar akan

tetapi dengan sikap hati yang salah. Dan Allah tidak akan menerima hal

ini, karena Allah melihat ke dalam hati. Saya khawatir kita akan

berkata, "Baiklah, kita harus menjadi murid. Kita harus memikul salib.

Siapa yang boleh membantah? Letakkanlah salib ini di pundak kita dan

kita akan mengeluh dan menggerutu sepanjang perjalanan dan kalau

aku sudah sampai di sana, aku akan menanyakan Allah, "Mengapa

Engkau menyuruhku mengerjakan hal ini? Maksudku, hidup tentunya

akan jauh lebih mudah jika Engkau tidak mempersulitnya." Sikap hati

yang salah. Dan sikap hati sangatlah menentukan.

Faktor Penentu: Sikap Hati

Hal yang membuat kita lebih besar daripada Yohanes Pembaptis tidak

terletak pada kemampuan kita untuk berkhotbah sehebat Yohanes

Pembaptis, atau bahwa kita dapat melakukan lebih banyak mukjizat

ketimbang Yohanes Pembaptis atau secara eksternal kita memiliki

komitmen kepada Allah yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis!

Dia memakai baju kulit binatang, baiklah, aku juga bisa mencari baju

kulit binatang dan memakainya. Kita semua bisa saja mengenakan

baju kulit domba. Kita bisa menjahitnya atau meminta ibu kita

menjahitnya bagi kita dan berkata, "Lihat, aku terlihat seperti Yohanes

Pembaptis sekarang. Jika Yohanes Pembaptis bisa melakukannya, aku

juga bisa. Jadi, aku akan pergi ke padang gurun dan memperlihatkan

490 | C A H A Y A I N J I L

komitmenku. Aku juga akan memakan madu dan belalang." Kita bisa

saja menirunya, akan tetapi bukan itu yang dimaksudkan. Yang

diperhitungkan adalah sikap hati kita. Itulah hal yang paling penting!

Saya harap Anda bisa menangkap artinya.

Segala pertempuran rohani terjadi terlebih dahulu di tingkat hati.

Kemenangan atau kekalahan di dalam peperangan rohani terjadi di

dalam hati Anda. Jika di tingkat hati Anda kalah, maka Anda akan

kalah. Sekalipun dari luarnya kita terlihat memenangkan beberapa

pertempuran, tetapi sebenarnya kita sudah kalah telak.

Tak ada persembahan yang berkenan di hadapan Allah kecuali yang

berasal dari sikap hati yang benar. Jika Anda datang ke gereja dan

Anda berkata, "Baiklah, Allah menghendaki perpuluhan, aku harus

mempersembahkan sepuluh persen dari kekayaanku. Baiklah, Allah,

inilah setoran pajakku, apalah dayaku? Jika tidak kubayar, Engkau

akan menyeretku ke pengadilan. Aku tidak sanggup menghadapi hal

itu, jadi ambillah, ini dia, Kau terimalah bagian sepersepuluhMu itu.

Aku sangat membutuhkan uang itu, namun karena, Engkau telah

memberikan perintah itu, ambillah. Ambillah apa yang memang

bagianMu."

Apakah Anda pikir Allah menghendaki uang Anda? Tidak, Dia tidak

menginginkan hal semacam itu. Di saat kita memberi, kita harus

memberi dengan sukacita. Itulah yang dikatakan Tuhan. Di mengasihi

pemberi yang bersukacita. Dia tidak menginginkan pemberian Anda.

Dia menginginkan sukacita di dalam pemberian Anda. Semua

pertempuran dimenangkan atau dikalahkan di dalam hati ini. Artinya

sikap hati Anda akan sangat menentukan apakah Anda akan

berkemenangan atau kalah, apakah Anda akan menjadi manusia Allah

yang perkasa atau apakah Anda tidak menjadi apa-apa. Semuanya

bergantung pada sikap hati.

Di dalam perumpamaan tentang seorang penabur, mengapa ada benih

yang menghasilkan seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat,

yang lainnya tiga puluh kali lipat? Benihnya sama. Benihnya berasal

dari Allah. Lalu mengapa benih yang sama memberikan hasil yang

berbeda? Adakah penjelasan lain selain persoalan sikap hati? Tidak ada

penjelasan lain. Jika benihnya sama, maka perbedaannya tentu terletak

491 | C A H A Y A I N J I L

pada tanahnya. Tanah, seperti yang dijelaskan oleh perumpamaan ini,

adalah hati. Jadi sikap hatilah yang membuat semua perbedaan itu.

Untuk memahami visi Tuhan bagi gereja, yaitu gereja di mana setiap

orang, bahkan yang terkecil sekalipun harus lebih perkasa daripada

Yohanes Pembaptis, maka kita harus datang pada Tuhan dengan sikap

hati yang benar. Siapa yang akan menang dan siapa yang akan kalah

di dalam peperangan rohani, dapat diketahui cukup dengan

memperhatikan sikap hati yang dimiliki.

Ada beberapa orang yang sangat kuat karena sikap hatinya yang

sangat kokoh. Sikap hati mereka sangat teguh. Terdapat sukacita di

dalamnya, ada kedalaman sukacita di tengah beban dan persoalan.

Sementara yang lainnya, Anda perhatikan sikap hati mereka dan Anda

akan tahu bahwa mereka tidak akan bertahan lama karena mereka

tidak punya cukup kekuatan untuk bertahan. Tidak terdapat sikap hati

yang benar di sana. Orang-orang yang hatinya bersikap sangat negatif

tidak akan bertahan. Mereka tidak akan pernah sukses dalam hal

apapun. Sikap hati mereka sudah menentukan kekalahan mereka sejak

titik awal. Saya tidak tahu apakah Anda termasuk salah satu dari

mereka. Mereka adalah orang-orang yang ketika diminta untuk

melakukan sesuatu akan berkata, "Oh...terlalu sulit, aduh...terlalu

banyak masalah di sana." Baiklah, bagaimana dengan yang ini? "Tidak,

tidak, tidak, yang ini juga tidak bisa." Semuanya tidak bisa. Tidak ada

yang bisa dikerjakan. Karena sikap hati mereka selalu negatif. Mereka

selalu bersikap negatif terhadap segala hal. Jadi mereka telah

memastikan kekalahan mereka sendiri sejak dari titik awalnya. Jika

orang-orang ini ingin sukses di dalam kehidupan rohaninya, harus ada

perubahan yang mendasar di dalam sikap hatinya. Kita tidak akan

pernah menjadi saluran kemurahan keselamatan Allah sebelum sikap

hati kita diubah secara total.

Anda tahu kisah tentang Joni Earekson Tada, gadis perenang dan atlet,

remaja yang menyukai segala macam kegiatan olah raga. Dan

kemudian pada suatu hari, dia mengalami kecelakaan dan tulang

lehernya patah. Akibat dari patahnya tulang lehernya, dia mengalami

kelumpuhan dari bagian leher ke bawah. Tiba-tiba gadis yang lincah ini,

gadis yang sangat berbakat ini mendapati dirinya dalam keadaan

lumpuh. Dari saat itu, sikap hatinya bisa saja menjadi, "Tamatlah

sudah, riwayatku berakhir," dan memang wajar jika ia bersikap seperti

492 | C A H A Y A I N J I L

itu. Namun tidak dengan Joni. Setelah pergumulan berat pada awalnya,

ia bertekad bahwa dengan apa yang tersisa dalam hidupnya, dia akan

menjalani hidup bagi kemuliaan Allah, sekalipun dia sudah lumpuh.

Tentu saja, pengalaman tersebut menghancurkan dirinya pada

awalnya. Akan tetapi dia bangkit, dan berkata, "Aku akan

memenangkan peperangan ini, sekalipun aku sudah lumpuh."

Perlahan-lahan mulai ada kemajuan dalam kekuatan tubuhnya. Dia

belajar untuk melukis dengan menggunakan mulutnya dan lukisannya

sangatlah bagus dan sangat terkenal. Dan kabar tentang Joni

menyebar serta membangkitkan semangat jutaan orang. Semangatnya

tidak hancur sekalipun tubuhnya hancur. Peperangan ini berlangsung

dan dimenangkan, di tingkat batiniah. Atau, kekalahan terjadi di dalam

batin.

Jika dia bisa berhasil di tengah malapetaka itu, mengapa kita tidak?

Anda tidak mengalami kelumpuhan. Semua anggota tubuh Anda masih

bagus. Akan tetapi kebanyakan orang di dalam sepanjang hidupnya tak

akan pernah mencapai hasil setinggi Joni di dalam kondisinya yang

lumpuh itu. Meski segalanya terlihat seolah-olah menghambat dirinya,

namun karena sikap hatinya benar, dia mampu untuk menang

menghadapi rintangan yang sepertinya mustahil untuk dilewati.

Kehidupan dia selanjutnya, bahkan sampai sekarang terus menjadi

teladan, tentang apa yang bisa dikerjakan oleh Allah melalui sikap hati

yang benar.

Kiranya kita bisa melihat potensi yang kita miliki. Sikap hati Anda

sekarang inilah yang menentukan apakah di dalam hidup ini Anda akan

menghasilkan sesuatu bagi Allah atau tidak. Apakah Anda akan dipakai

Allah atau tidak, Andalah yang harus memutuskannya.

Pernah ada orang yang bertanya kepada seorang pengkhotbah berkulit

hitam tentang subjek pemilihan (election) di dalam teologia.

Pemilihan, tentu saja, berkaitan dengan masalah predestinasi. Si

pengkhotbah rupanya tidak begitu memahami persoalan ini, jadi ketika

dia ditanyai tentang hal pemilihan, dia berkata, "Pemilihan berarti

pemungutan suara. Engkau memberikan suara bagi seorang calon

presiden dan selanjutnya engkau membuatnya terpilih menjadi

presiden. Itulah arti pemilihan. Di dalam kehidupan rohani, halnya

adalah sebagai berikut. Allah selalu memberikan suaranya bagimu, dan

493 | C A H A Y A I N J I L

iblis selalu memberikan suara yang menentangmu. Dan siapa yang

akan memenangkan pemilihan bergantung pada siapa yang akan kau

pilih. Itulah pemilihan."

Ini memang bukan pernyataan teologia yang hebat, akan tetapi

terkandung kebenaran di dalamnya. Kasih karunia Allah sudah tentu

mencukupi bagi Anda. Akan tetapi apakah Anda akan mampu untuk

memanfaatkan secara maksimal kasih karunia itu dan keluar sebagai

pemenang sangat bergantung pada Anda. Kemana Anda akan

memberikan suara? Bagaimana sikap hati Anda? Saya harap setiap

orang di sini, dengan kasih karunia Allah, mengalami perubahan sikap

hati yang sedemikian hingga kita bisa menghasilkan generasi para

raksasa rohani. Jika kasih karunia Allah sudah mencukupi untuk

menghasilkan itu, yang menjadi penghalang tentunya adalah diri kita

sendiri. Kitalah yang menghalangi Dia. Kitalah yang menahan

kepenuhan kasih karuniaNya. Kita terpaku pada keadaan kita, pada

kebiasaan buruk kita, pada hal-hal remeh yang mengganggu kita. Dan

semua hal yang remeh itu telah mengalahkan kita, sehingga secara

rohani tidak ada lagi yang tersisa dari kita, tidak ada sama sekali. Dan

kita menjadi beban bagi orang lain bahkan bagi diri kita sendiri. Jadi

sikap hati kita sangat menentukan.

Elia - studi kasus tentang sikap hati

Bahkan di dalam diri seorang manusia Allah yang perkasa, sikap hati

bisa membesarkan atau menghancurkan dia. Saya selalu saja tercekat

jika mengamati apa yang terjadi pada Elia. Anda tentunya bagaimana

Elia pergi ke gunung Karmel dan menantang segenap bangsa,

termasuk sang raja dan ratu. Dia melangkah ke puncak gunung Karmel

dan dari sana, nabi Elia menantang segenap bangsa Israel, karena

bangsa Israel telah berpaling dari Allah. Mereka telah menyembah

berhala, berpaling kepada roh-roh yang sia-sia. Mereka telah berpaling

kepada Baal, berhala laki-laki, dan Asyera, berhala perempuan. Seluruh

bangsa telah disesatkan oleh rajanya dan menyembah berhala, dan

sudah melupakan Allah yang hidup. Mereka sudah lupa pada Allah

mereka yang hidup.

Elia, nabi Allah yang masih tersisa, mendapat perintah untuk

menantang segenap bangsa Israel. "Tampilkanlah semua nabimu, aku

akan menghadapi mereka semua. Jika kamu yakin bahwa ilahmu itu

494 | C A H A Y A I N J I L

nyata, bawalah dia. Dan kamu akan melihat siapa allah yang nyata.

Lihat allah siapa yang nyata."

Coba bayangkan adegan ini. Gunung Karmel adalah tempat yang luas.

Segenap bangsa Israel dipanggil oleh para utusan untuk berkumpul di

gunung Karmel menyaksikan pertarungan antara Allah yang hidup dan

para ilah yang disebut Baal dan Asyera. Dan di sana sudah berkumpul

delapan ratus lima puluh nabi, empat ratus lima puluh nabi Baal dan

empat ratus nabi Asyera. Delapan ratus lima puluh melawan satu

orang, Elia. Satu orang melawan delapan ratus lima puluh. Jadi Anda

bisa bayangkan seperti apa suasananya. Mereka berada di atas gunung

sehingga orang banyak yang duduk jauh di dataran di bawah bisa

melihat pertarungan yang terjadi di atas puncak itu.

Elia berkata kepada para nabi Baal, dan para nabi Asyera, "Silahkan,

taruh persembahanmu di mezbah akan tetapi jangan menyalakan api.

Letakkan saja dan kita lihat apakah ilahmu akan menjawab. Jika ilahmu

itu nyata, biarlah dia menghabiskan persembahanmu itu." Baal adalah

dewa api, dan ini menjadi salah satu dasar ujian. "Kalau kamu

mengatakan bahwa ilahmu itu nyata dan dia mampu menjawab doamu

dengan api, maka letakkanlah persembahanmu itu di atas mezbah,

letakkan kayu bakar di bawahnya dan lihat apakah Baal bisa menerima

persembahanmu. Biar dia yang menyalakan api jika dia memang dewa

api."

Kedelapan ratus lima puluh nabi itu memanggil, berteriak, menoreh-

noreh diri mereka, "Baal, marilah, datanglah. Nyalakanlah api.

Terimalah persembahan kami." Tak terjadi sesuatu apapun. Tak terjadi

apa-apa. Lalu Elia berkata, "Baiklah, di manakah ilahmu itu? Mungkin

dia sedang tidur. Mungkin dia sedang berlibur. Berapa lama kita harus

menunggu sampai dia datang menyalakan apinya?"

Setelah semua itu berlangsung sampai seharian, dia berkata, "Baiklah,

baiklah. Sudah cukup. Sekarang giliranku. Sekarang, aku akan

memperlihatkan kepadamu bahwa Allah yang kusembah adalah Allah

yang hidup. Tunggu dan lihat saja." Jadi, kayu bakar sudah diletakkan,

dan persembahan sudah ditaruh di atasnya. Lalu, dia berkata kepada

orang banyak, "Jika kalian mengira bahwa aku menyimpan tipuan di

balik lengan bajuku, kalian tuanglah air sebanyak yang kalian suka di

atas kayu dan kurban bakaran ini. Tuangkan saja." Lalu mereka

495 | C A H A Y A I N J I L

menuangkan air ke atas kayu dan kurban bakaran tersebut. Dan dia

berkata, "Masih kurang. Ayo. Tambahkan lagi." Dan mereka

menuangkan lebih banyak air lagi. "Tambahkan lagi. Banjiri semuanya.

Tambahkan lagi airnya. Aku ingin kalian menyaksikan bahwa Allah

adalah Allah yang hidup. Dan setelah ini pilihlah antara Allah yang

hidup atau ilah-ilah yang palsu itu."

Anda tentu tahu apa yang terjadi selanjutnya, air yang dituangkan itu

benar-benar membanjiri mezbah dan di sekelilingnya. Segalanya basah

kuyup. Elia lalu mengucapkan doa yang sangat singkat, doa yang pelan

saja. Suatu doa yang sangat singkat, bukannya doa yang berjela-jela

kepada Allah. Dia hanya berkata, "Tuhan, sekarang giliranMu." Lalu

datanglah api, menyambar seperti kilat dari atas dan turunlah kuasa

Allah dan seluruh korban bakaran itu tersambar hangus! Semua yang

menyaksikan langsung berlutut. Allah, Allah yang hidup! Dialah Allah.

Itulah nabi besar-Nya, Elia. Dapatkah Anda melihat sikap hatinya? Ia

berdiri di sana dengan penuh kemenangan. Satu orang melawan

segenap bangsa, melawan semua nabi-nabi palsu itu.

Namun yang indah dari Alkitab adalah ia tidak menyembunyikan

kegagalan-kegagalan manusia-manusia Allah. Ia tidak hanya

menyampaikan hal-hal yang menyenangkan saja dan mengabaikan

hal-hal yang tidak menyenangkan. Anda tahu apa yang terjadi. Izebel,

sang ratu sangat marah, benar-benar marah ketika mengetahui bahwa

para nabinya telah dibunuh oleh bangsa Israel setelah mereka melihat

siapa nabi yang sejati dan siapa nabi yang palsu. Izebel menjadi sangat

marah karena semua nabinya dibunuh. Jadi dia mengirimkan pesan

kepada Elia dan katanya, "Kiralah aku ditangani ilahku dan bahkan

lebih lagi, jika besok pada waktu yang sama engkau masih hidup. Aku

akan membunuhmu sebelum esok hari," ujarnya. Dan apakah yang

terjadi? Manusia Allah yang perkasa ini, dengan keadaan yang patah

semangat, melarikan dirinya.

Ada apa, oh Elia?? Ada apa ini? Di satu saat kita melihat keagungan

dan kemuliaan Allah yang bekerja lewat engkau, dan di saat

selanjutnya, ancaman dari seorang perempuan sudah membuat engkau

lari ketakutan ke padang gurun?! Keadaannya sebenarnya masih sama.

Bangsa Israel masih mendukungnya. Apa yang terjadi? Mengapa

engkau lari, Elia?

496 | C A H A Y A I N J I L

Tahukah Anda apa yang terjadi? Saya menyampaikan hal ini kepada

Anda karena iman sangat erat kaitannya dengan sikap hati kita. Sikap

hati kita adalah ungkapan dari iman kita. Itu sebabnya mengapa hal ini

menjadi sangat penting bagi keselamatan kita. Tak dapat disangkal

bahwa keselamatan tidak dapat dipisahkan dari sikap hati karena sikap

hati memperlihatkan apakah kita memiliki iman atau tidak. Kunci untuk

memahami sikap hati Elia terdapat di 1 Raja-raja 19:3. Di dalam

sebuah anak kalimat, "Lalu dia, Elia, menjadi ketakutan." Dia

ketakutan! Manusia Allah yang perkasa ini ketakutan menghadapi

ancaman terhadap nyawanya.

Hal yang menonjol yang dapat kita lihat adalah bahwa ketakutan selalu

berlawanan dengan iman. Ketakutan dan iman berada di posisi yang

berlawanan. Camkanlah hal ini baik-baik. Jika saya merasa ketakutan,

pada saat itu juga saya mendapati bahwa iman saya sangat lemah.

Sama seperti ketika Yesus berkata kepada para muridnya di Matius

8:26, "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Mengapa

kamu takut? Anda ketakutan karena iman Anda kecil. Pada saat itu,

iman Elia sepertinya lenyap. Kita bisa melihatnya dari pernyataan. "Dia

menjadi ketakutan." Dia ketakutan lalu ia melarikan diri. Hal ini saya

sampaikan agar Anda menyadari bahwa seorang manusia Allah yang

perkasa juga bisa kehilangan kendali atas sikap hatinya. Kadang kala

dia tidak bisa memfokuskan sikap hatinya. Dan untuk sesaat dia akan

melemah. Tentu saja, Elia pulih dengan cepat akan tetapi, untuk sesaat

itu seolah-olah ia menyangkal imannya.

Sikap hati Yesus Kristus - contoh bagi kita

Lalu, bagaimana seharusnya sikap hati kita di dalam hal memikul salib

ini? Dikarenakan segala sesuatunya bergantung kepada sikap hati ini,

dan bahkan orang sekaliber Elia pun bisa mengalami saat lemah,

(karena sikap hatinya yang salah saat itu) bagaimanakah seharusnya

sikap hati kita jika kita ingin berkemenangan?

Perhatikanlah Yesus Kristus, yaitu sikap hatinya terhadap salib. Seperti

apa sikap hatinya terhadap salib? Mari kita baca bagian dari Yoh 12:23-

26:

Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak

Manusia dimuliakan [perhatikanlah kata ini - dimuliakan]. Aku berkata

497 | C A H A Y A I N J I L

kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam

tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan

menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan

kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di

dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa

melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di

situpun pelayan-Ku akan berada. (Di mana Yesus akan berada?

Pertama-tama, dia akan ke kayu salib.) Barangsiapa melayani Aku, ia

akan dihormati Bapa

Perhatikan kata-kata di ayat 23. "Telah tiba saatnya Anak Manusia

dimuliakan." Apa yang dimaksudkan dengan dimuliakan? Bagaimana

Yesus dimuliakan? Mari kita baca di ayat 32 sampai 34:

'dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua

orang datang kepada-Ku'. Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan

bagaimana caranya Ia akan mati. Lalu jawab orang banyak itu: "Kami

telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup

selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa

Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?"'

Ayat-ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa dia sedang merujuk

kepada cara kematiannya, tentang bagaimana dia akan mati. Lewat

penyaliban, orang yang disalib itu akan dipakukan ke atas kayu salib.

Pertama-tama kayu yang berbentuk salib itu akan diletakkan di atas

tanah. Tidaklah mungkin korban yang akan disalibkan itu dapat dipaku

ke kayu salib jika tiangnya sudah dalam keadaan berdiri tegak.

Kayunya diletakkan di tanah dan si korban akan dibaringkan di atasnya

dan kemudian, paku-paku akan ditancapkan melalui pergelangan

tangannya, sedikit agak ke atas supaya tidak merobek urat nadinya.

Kemudian kaki-kakinya juga dipaku. Setelah itu barulah, salib itu

ditegakkan, dan dimasukkan ke dalam lubang penyangganya.

"Apabila Aku ditinggikan, Aku akan menarik semua orang datang

kepada-Ku."

Pokok yang menonjol dari ayat-ayat ini adalah cara Yesus memakai

ungkapan yang bermakna ganda ini. Kata dimuliakan yang digunakan

di sini memiliki makna ganda. Di dalam bahasa Yunani katanya adalah

"uyow" Apa itu "uyow"? Arti harfiahnya memang ditinggikan, namun ia

498 | C A H A Y A I N J I L

memiliki makna yang lain. Ia juga berarti dimuliakan dan ditinggikan.

"Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan." Kata ini memang

memiliki arti ditinggikan dan dimuliakan. Kata yang sama juga muncul

misalnya di Kisah 2:33 di mana arti yang dipakai adalah ditinggikan,

sekaligus dimuliakan, begitu juga di Kisah 5:31. Di Yakobus 4:10, "Dia

akan meninggikanmu." Kata ini dipakai sebanyak 18 kali di dalam

Perjanjian Baru dan dengan demikian kita dapat dengan jelas

memahami maknanya.

Apa arti semua ini? Artinya adalah bahwa Yesus memandang salib,

bukan sebagai hal yang mengerikan yang akan terjadi padanya, akan

tetapi dia memandang penyaliban itu sebagai peristiwa yang

meninggikan dirinya. Ia memandang hal ditinggikan kepada Allah

sebagai peristiwa yang memuliakan dirinya. "Anak Manusia akan

ditinggikan." Dia memandang kematiannya sebagai kemuliaan. Ini

adalah hal yang sangat penting untuk dipahami. Jika kita memiliki

sikap hati yang sama, kita akan memandang salib kita, bukan sebagai

beban, bukan sebagai peristiwa yang memalukan kita, tetapi justru,

sebagai peristiwa yang memuliakan kita. Yesus memakai istilah

"ditinggikan" ini sebanyak lima kali di dalam Injil Yohanes. Di Yoh 3:14

misalnya, kata ini muncul dua kali; dan juga di Yoh 8:28, Yoh 12:32

dan 34. Ini sesungguhnya adalah sikap hati Yesus terhadap salib.

Apakah kita memahami hal ini? Apakah kita memiliki sikap hati yang

seperti ini? Atau justru kita memandang salib sebagai beban berat yang

harus kita pikul?

Perihal Memikul Salib

Suatu Pengorbanan

Kalimat "Apabila Aku ditinggikan, Aku akan menarik semua orang

kepada-Ku" perlu dihayati sebaik-baiknya. Saya akan menguraikan

beberapa hal yang menyangkut makna dari kalimat tersebut. Kata

Yesus, saat aku ditinggikan di kayu salib, maka akan hadir kemuliaan

yang akan menarik semua orang kepadaku. Demikian juga hanya jika

kita ditinggikan, barulah kemuliaan Allah dapat bekerja melalui kita

untuk menarik semua orang kepadanya. Apakah kehidupan Anda

memiliki daya tarik yang membawa orang-orang kepada Tuhan?

Apakah orang-orang - sekalipun mereka tidak suka dengan Anda,

sekalipun mungkin mereka menentang iman Anda - merasakan daya

499 | C A H A Y A I N J I L

tarik tersebut? Mereka tak kuasa mengingkari kekuatan tersebut;

mereka merasakan daya tarik itu dan harus berusaha keras untuk

menolaknya. Daya tarik atau kuasa tersebut begitu kuat sehingga

mereka tidak bisa bersikap masa bodoh. Hal yang luar biasa di dalam

pemberitaan Injil adalah bahwa orang-orang tak dapat bersikap masa

bodoh terhadap Injil. Tarikan tersebut membetot mereka dengan

sangat kuat sehingga mereka harus menunjukkan reaksi yang

bermusuhan saat mereka berusaha menolak tarikan tersebut. Apakah

kehidupan Anda memiliki daya tarik semacam ini terhadap orang lain,

yang menarik mereka kepada Tuhan? Mereka tidak bisa

menerangkannya akan tetapi mereka merasakan tarikan tersebut. Dan

daya tarik ini adalah karena salib yang Anda pikul, karena kemuliaan

yang hadir sebagai akibat dari ditinggikan tersebut.

Sama sekali tidak diragukan bahwa hal ditinggikan ini berkaitan dengan

salib dan dengan hal pengorbanan. "Anak Manusia," ujar Yesus,

"datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk menyerahkan nyawa-

Nya sebagai tebusan bagi semua orang." Ia datang untuk menyerahkan

nyawanya sebagai pengorbanan. Di dalam menyelamatkan kita, Yesus

tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri; seperti yang tertulis di

Matius 27:42, mereka berkata, "Orang lain Dia selamatkan; diriNya

sendiri tidak dapat Dia selamatkan."

Untuk menggambarkan poin ini, saya akan menceritakan tentang kisah

seorang komandan satuan tugas penyelamatan di laut dan pantai. Para

petugas ini bertanggungjawab untuk melakukan penyelamatan. Jika

ada kapal yang kandas, atau atas sebab-sebab lainnya, mengalami

kerusakan dan mulai tenggelam, atau terjebak dalam badai, kapal-

kapal penyelamat ini akan berangkat. Tak peduli seburuk apapun cuaca

yang dihadapi, para petugas penyelamat ini akan mempertaruhkan

nyawa mereka untuk berangkat dan menolong orang-orang yang dalam

kesulitan itu. Pada suatu hari di tengah badai yang mengerikan,

mereka menerima sinyal S.O.S., atau tanda bahaya dari sebuah kapal

yang kandas dan sudah mulai tenggelam. Lalu komandan segera

memerintahkan agar kapal penyelamat dikirimkan untuk

menyelamatkan orang-orang yang bisa mereka temukan. Ketika dia

sedang memberikan perintah, ada seorang petugas muda yang masih

baru, sambil menatap ke arah badai yang menyeramkan itu, berkata

kepada sang komandan, "Apakah Bapak serius. Kita tidak bisa

500 | C A H A Y A I N J I L

berangkat di tengah badai seperti ini. Kita tidak akan bisa pulang

dengan selamat."

Yang membuat saya tercengang adalah jawaban dari sang komandan.

Dia menatap ke arah anak muda ini dan berkata, "Kita harus berangkat

tetapi kita tidak harus kembali." Saya merenungkan kata-kata tersebut

dengan mendalam. "Kita harus berangkat tetapi kita tidak harus

kembali." Nah itulah yang disebut pengorbanan. Itulah komitmen. Saya

pikir, orang-orang itu tampaknya lebih memahami arti komitmen

ketimbang kebanyakan orang Kristen. Bagi sang komandan, hanya ada

satu tujuan - berangkat. Berangkat untuk menyelamatkan orang-

orang. Jika kita ingin menyelamatkan mereka, kita mungkin tidak

mampu menyelamatkan diri kita sendiri. Akan tetapi keputusan sudah

kita buat, jadi kita tidak perlu lagi mempertimbangkan urusan lain

seperti badai dan ribut. Kita tidak akan goyah. Kita akan berangkat.

Kita tidak wajib kembali. Mudah-mudahan kita bisa kembali dan

membawa serta mereka. Tetapi jika kita tidak bisa kembali, itu tidak

menjadi persoalan.

Kata-kata yang penuh kuasa - kita harus berangkat; kita tidak harus

kembali. Itulah makna yang dengan tepat menggambarkan kata-kata

di Matius 27:42, "Orang lain Dia selamatkan; diri-Nya sendiri tak bisa

Dia selamatkan." Itulah ciri dari salib. Itulah ungkapan tertinggi

mengenai makna salib saat Yesus berkata bahwa kita harus memikul

salib kita dan mengikut dia. Itulah mentalitas yang diungkapkan oleh

sang komandan. Memikul salib berarti kita berangkat menerjang badai,

melakukan pekerjaan Allah, untuk menyelamatkan orang lain. Dan di

dalam proses tersebut, mungkin kita akan kehilangan nyawa. Tidak

menjadi persoalan. Kita tidak harus kembali. Inilah sikap hati yang

tersimpul bagi kita, sikap hati seorang murid. Yesus ingin mendapatkan

sikap hati semacam ini dalam diri setiap murid.

Suatu Tindakan berdasarkan Kerelaan bukan sekedar Ketaatan

Hal kedua yang harus kita pahami berkaitan dengan masalah memikul

salib ini adalah bahwa ini bukanlah semacam nasib buruk yang akan

menimpa kita. Kita sering mendengar, "Oh, kau tahu, kita harus

memikul salib." Kita sering memahaminya sebagai kita akan

menghadapi berbagai kemalangan yang wajib kita lalui. Mungkin

kesehatan saya akan memburuk dan itulah salib yang harus saya pikul.

501 | C A H A Y A I N J I L

Atau mungkin orang-orang di lingkungan saya sangat kasar dan itu

menjadi salib yang harus saya pikul. Atau, mertua saya sangatlah

mengerikan, dia sangat menjengkelkan, dan itu menjadi salib yang

harus saya pikul. Rekan sekamar saya sangat menyebalkan karena dia

tidak pernah mencuci kaus kakinya, jadi saya harus tidur dengan

menghidu bau ikan asin setiap malam! Oh, malang sekali, itulah salib

yang harus saya pikul. Dia memang begitu, apa dayaku?

Izinkan saya menegaskan satu hal, saat kita berbicara tentang hal

memikul salib, kita tidak sedang membicarakan hal-hal yang disebut di

atas. Hal-hal yang disebut di atas tidak ada kaitannya dengan hal

memikul salib yang diajarkan oleh Yesus. Jika hal-hal seperti itu

termasuk memikul salib, maka bahkan orang non-Kristen juga pemikul

salib. Mereka juga punya mertua yang menyebalkan; orang non-Kristen

juga kesehatannya bisa memburuk; orang non-Kristen juga bisa saja

mempunyai rekan sekamar yang tak pernah mencuci kaus kakinya! Ini

tidak ada hubungannya dengan perkara memikul salib.

Memikul salib selalu dikaitkan dengan pilihan yang berdasarkan

kerelaan. Ini bukan suatu hal yang ditimpakan kepada kita seperti

nasib buruk. Jangan pernah menyalahgunakan istilah ini. Bahkan para

pengkhotbah juga banyak yang menyalah-gunakannya, mengaitkan

salib dengan berbagai persoalan di dalam hidup kita yang tidak dapat

kita cegah. Kita tak bisa menolaknya dan kita terpaku di "salib" ini. Hal

tersebut tidak berkaitan sama sekali dengan makna ajaran Yesus.

Salib adalah hal yang saya terima atas dasar pilihan sukarela. Salib

berkaitan dengan pilihan saya untuk berangkat tanpa harus kembali

dalam rangka menyelamatkan orang lain. Itulah pilihannya. Dan tak

seorangpun yang boleh menetapkan pilihan tersebut bagi Anda.

Keputusan mengenai hal memikul salib itu sepenuhnya di tangan Anda.

Yesus menggunakan kata-kata, "Tak seorangpun yang mengambil

nyawaKu daripadaKu," katanya di Injil Yohanes, "Aku memberikan

nyawa-Ku atas keputusan-Ku sendiri." [Yoh 10:18] Itulah yang disebut

memikul salib.

Salib ini bukan sesuatu yang harus Anda pikul, bukan sesuatu hal yang

ditimpakan oleh Allah kepada Anda. Andalah yang membuat keputusan

apakah Anda akan memikulnya atau tidak. Jika Anda memihak Kristus,

maka Anda memilih untuk memikul salib.

502 | C A H A Y A I N J I L

Suatu Hak Istimewa dan Sumber Sukacita

Yang ketiga adalah sukacita dalam pengorbanan. Bukan sekadar

sukarela, tetapi juga juga melakukannya tanpa keluhan. Harus ada

sukacita di dalam hal ini, sukacita bahwa saya telah menerima hak

istimewa untuk ikut serta di dalam pelayanan keselamatan Yesus.

Sukacita yang luar biasa! Bahwa dia telah memberi saya bagian dalam

penderitaan ini. Mengapa? Apakah karena kita gemar menderita?

Bukan, kita bukan penggemar penderitaan. Apakah Anda pikir bahwa

Yesus itu gemar menderita? Tentu tidak. Apakah Anda pikir para

petugas penyelamat itu menikmati saat-saat cemas ketika dia

berangkat untuk menyelamatkan orang lain? Tentu tidak. Yang

dipikirkan adalah bahwa tugas ini harus ditunaikan. Pekerjaan Tuhan

harus dikerjakan dengan sukarela dan penuh sukacita.

Dalam berbicara tentang hal memikul salib kita cenderung untuk

memikirkan perkara-perkara yang besar. Tapi mungkin secara praktek,

kita seharusnya memikirkan hal memikul salib dalam perkara-perkara

yang kecil, memulainya dengan perkara yang sangat remeh.

Mungkin, sebagai contoh, menanggung kelelahan dalam melayani

orang lain. Pada waktu saya masih di London, terjadi kebangkitan

Gereja. Siang dan pada malam hari orang-orang berdatangan kepada

saya untuk berkonsultasi dan konseling. Seringkali saya harus melayani

sampai jam satu dini hari. Saya benar-benar kelelahan dan sulit untuk

berpikiran jernih. Akan tetapi selalu saja ada orang yang membutuhkan

konseling untuk meluruskan hubungannya dengan Allah. Bagi saya ini

adalah suatu pengorbanan yang sangat kecil. Jika dengan kelelahan

saya mereka bisa memperoleh hidup yang kekal, biarlah saya

mengalami kelelahan itu. Sungguh berkat yang luar biasa untuk bisa

berbagi sedikit, secuil penderitaan ini bagi Tuhan. Jadi bukan saja kita

mengerjakannya, tetapi kita mengerjakan dengan penuh sukacita.

Baru-baru ini saya bertemu dengan seorang teman saya sewaktu masih

di London. Sekarang dia menjadi dokter di Thailand. Pada waktu itu dia

masih seorang mahasiswa kedokteran di London. Pengabdiannya

kepada Tuhan dan kepada saya sangatlah mengharukan. Waktu itu

saya diminta untuk berkhotbah di Northampton yang jaraknya cukup

jauh dari London. Saudara ini memaksa untuk mengantarkan saya ke

Northampton, walaupun dia sedang giliran tugas malam. Saat itu dia

503 | C A H A Y A I N J I L

sudah menjalani giliran tugas malam selama beberapa hari. Akan tetapi

dia memohon untuk diizinkan mengantarkan saya dengan

kendaraannya ke Northampton. Saya bisa saja menumpang bus atau

kereta, namun dia berkata, "Tidak, izinkan saya untuk mengantarmu."

Jadilah dia mengantarkan saya ke sana, padahal sedang menjalani

beberapa hari tugas malam. Sekalipun dia sedang kelelahan luar biasa,

dia tetap mengantarkan saya, dan menemani saya di sana sepanjang

hari. Saya berkhotbah di pagi dan petang hari, dan malamnya dia

mengantarkan saya kembali.

Ketika kami sampai di London setelah beberapa jam berkendaraan,

saya teringat bahwa kami masih sempat berdiri di ruang tamu sambil

mengobrol dengan beberapa orang, berbagi kesaksian tentang apa

yang telah dikerjakan oleh Tuhan, dan saya menatap sekilas ke arah

saudara ini dan saya melihat bahwa saat itu dia sedang tidur dalam

keadaan berdiri! Dia sangat kelelahan. Itulah kali pertama saya melihat

sendiri orang yang tertidur dalam keadaan berdiri. Saya belum pernah

melihat hal itu sebelumnya. Dia berdiri di sana dan saya lihat matanya

tertutup dan ia masih berdiri. Dan saya berpikir, dia bisa saja terjatuh

ke lantai. Lalu saya berkata padanya, "Geoffrey, apakah kamu baik-

baik saja?" Dan ia membuka matanya sedikit, menatap ke arah saya

dan senyum mengembang di wajahnya. Saya membatin, "Sungguh luar

biasa." Di dalam kelelahan yang luar biasa, terlihat sukacita dalam

menanggung penderitaan. Dia masih bisa tersenyum di dalam keadaan

seperti itu. Sukacita seperti itu menimbulkan kesan yang sangat

mendalam di hati saya. Jadi bukan sekadar, "Aku akan melakukannya,"

melainkan, "Izinkan aku melakukannya dengan penuh sukacita."

Senyuman yang manis yang muncul di wajahnya ketika dia berjuang

untuk membuka matanya benar-benar sangat mengharukan saya.

Sukacita dalam menderita!

Orang-orang seperti inilah yang telah menunjukkan kemampuannya

untuk menjalankan Firman kehidupan dalam perkara-perkara yang

kecil. Kalau sudah seperti dia, bisalah kita berbicara tentang hal

mengorbankan nyawa kita bagi orang lain. Jika kita bahkan tidak

bersedia menanggung sedikit kelelahan bagi orang lain, apa gunanya

kita berbicara tentang hal menyerahkan nyawa bagi orang lain?

Sungguh suatu sikap hati yang luar biasa yang telah ditunjukkan oleh

saudara ini! Tak heran jika saudara ini bersama keluarganya bisa

melayani Tuhan di Thailand dan di Laos sampai waktu yang cukup lama

504 | C A H A Y A I N J I L

di tengah hutan yang penuh dengan nyamuk malaria. Dia setiap hari

mengekpos anak-anaknya pada bahaya malaria. Tanpa pernah ada

keluhan!

Saat saya bertemu dengannya kembali, senyum itu terlihat lagi. Selalu

bersukacita! Padahal, saat itu dia baru saja menerima kabar dari

istrinya bahwa anaknya yang kecil terjatuh dan tulang tangannya

tangan. Dan ketika dia menceritakan hal ini kepada saya, senyum

mengembang di bibirnya. Itulah Geoffrey. Anda tidak bisa mematahkan

semangatnya. Jauh di dalam hatinya, tentu saja, dia prihatin pada

keadaan anaknya. Akan tetapi keyakinannya kepada Allah tidak akan

goyah. Dia tidak khawatir. Dia tidak takut karena dia memiliki iman.

Saya katakan padanya, "Geoffrey, engkau masih seperti yang dulu,

bukankah begitu? Kamu bisa berbicara tentang anak perempuanmu

yang jatuh sakit dan anak laki-lakimu yang patah tangan sambil

tersenyum." Dan senyum itu terlihat lagi, hidup yang penuh

penyerahan dan keyakinan kepada Allah.

Komitmen Tuhan bagi yang Berkomitmen

Poin keempat adalah bagi Yesus, disalibkan bagi kita dalam kematian

yang paling mengerikan merupakan suatu sukacita baginya. Hal ini

dipandang sebagai hal yang memuliakan dirinya, hal ini menunjukkan

sikap hatinya dalam berkomitmen pada kita. Jika kita memiliki

pemahaman rohani untuk bisa mengerti hal itu, maka kita akan

berdecak kagum dibuatnya. Dia begitu mengasihi kita sampai mati bagi

kita merupakan sukacita buatnya!

Bagi Yesus, kehilangan nyawanya demi kita merupakan sukacita,

bukannya beban. Hal itu merupakan suatu pemuliaan. Dapatkah Anda

melihat kasih Yesus kepada kita? Kadang-kadang di saat tekanan

terasa begitu berat dan saya kelelahan, saya duduk dan mengarahkan

hati saya kepada Yesus. Dan pemikiran ini masuk lagi ke dalam hati

saya. Dia berkomitmen sepenuhnya buat saya. Dia berkomitmen tanpa

syarat kepada saya. Untuk apa saya takut? Persoalan apakah di dunia

ini yang tidak bisa saya hadapi bersamanya? Ada orang yang sedang

dalam masalah? Ada anggota keluarga yang terluka? Dia berkomitmen

tanpa syarat kepada saya. Pikirkanlah hal itu sampai hal ini membakar

hati Anda.

505 | C A H A Y A I N J I L

Saya memikirkan Firman Allah yang tertulis di Ibrani 13:5, "Aku sekali-

kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan

meninggalkan engkau." Di China, saya sering mendapat kesempatan

untuk merenungkan kata-kata tersebut di tengah-tengah tekanan yang

berat. Ketika polisi menanyai saya tentang mengapa saya beribadah ke

gereja, dan menyuruh saya untuk menuliskan nama saya jika saya

pergi ke gereja, kata-kata di Ibrani 13:5 itu akan terdengar di dalam

hati saya, Terjemahan harfiah dari bahasa aslinya, "Aku sekali-kali

tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan

meninggalkan engkau." Jaminan Tuhan kepada kita itu bersifat tanpa

syarat dan permanen. "Aku berjanji bahwa Aku tidak akan pernah

meninggalkanmu. Aku berkomitmen total kepadamu." Akan tetapi

kata-kata tersebut, tentu saja, tidak ditujukan kepada sembarang

orang Kristen. Kata-kata tersebut dikutip dari Yosia 1:5 dan ditujukan

kepada Yosua, seorang hamba Allah yang besar. Yosua adalah seorang

hamba Allah yang memiliki komitmen yang total. Waktu itu dia

bersama Kaleb - dua orang dari sekian banyak umat Israel yang

mendapat jaminan untuk masuk ke Tanah Perjanjian. Janji ini bukanlah

ucapan yang bisa dikutip oleh orang-orang Kristen KTP. Kata-kata

tersebut ditujukan kepada orang-orang Kristen yang berkomitmen. Jika

Anda berkomitmen total kepada Allah, Anda boleh yakin bahwa Dia

berkomitmen kepada Anda. Oh, sungguh indah merenungkan hal ini.

Mengapa salib dipandang sebagai hal yang “meninggikan”?

Dapatkah Anda memandang salib sebagai peninggian? Atau apakah

Anda justru memandang salib sebagai beban, bukannya kemuliaan?

Anda hanya dapat memandang salib sebagai kemuliaan jika Anda

memiliki pandangan yang benar-benar baru atas segala sesuatu. Salib

adalah penghukuman bagi pelaku kejahatan di zaman Romawi, bagi

para musuh negara, bagi mereka yang oleh pemerintah Roma dinilai

sebagai pemberontak. Mereka itulah orang-orang yang akan disalibkan

- para pemberontak yang menentang kekaisaran Roma. Salib adalah

bentuk dari hukuman mati dan penghinaan yang paling buruk. Tidak

ada yang lebih rendah lagi daripada mereka yang dijatuhkan hukuman

mati lewat salib pada zaman Romawi. Bagaimana mungkin penghinaan

ini dipandang sebagai pemuliaan? Anda hanya bisa berpikir seperti ini

setelah pikiran Anda sudah benar-benar berubah dan menjadi serupa

dengan cara Tuhan menilai sesuatu. Apa yang mulia bagi dunia

merupakan hal yang rendah di mata Allah. Tahukah Anda akan hal itu?

506 | C A H A Y A I N J I L

Jadi berhati-hatilah jika Anda dimuliakan di dunia ini. Firman yang

dituliskan di Lukas 16:15 seringkali menyentak hati saya setiap kali

saya merenungkannya:

Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan

orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi

manusia, dibenci oleh Allah

Apa yang mulia bagi dunia itu dibenci dan terlihat menjijikkan di mata

Allah. Cara penilaian-Nya bertolak belakang dengan cara penilaian

dunia. Jika kita rumuskan dengan kalimat yang lain, apa yang

dipandang hina oleh manusia, adalah mulia di mata Allah. Itu sebabnya

Yesus berkata kepada para muridnya, "Ketika orang memfitnah kamu,

ketika mereka berbuat jahat kepadamu, ketika mereka menganiaya

kamu, pujilah Allah akan hal itu, karena itulah hal yang telah mereka

lakukan juga kepada para nabi." Pujilah Dia. Bersukacitalah.

Berbahagialah kamu jika semua hal itu terjadi atasmu. Dapatkah Anda

memiliki sikap hati seperti ini? Saya mendapati bahwa hal itu sulit. Tak

satupun dari antara kita yang senang mendengar jika ada orang lain

menyampaikan hal yang buruk tentang kita, khususnya jika kita tahu

bahwa kita sudah berusaha setia akan tetapi kemudian kita difitnah.

Kita tidak suka akan hal itu. Perasaan itu muncul karena cara berpikir

kita masih belum berubah. Cara berpikir kita masih belum diubah. Kita

belum memiliki cara penilaian Allah. Kalau sudah maka ketika Anda

dianiaya oleh orang-orang yang Anda kasihi, ketika mereka

mengatakan hal-hal yang buruk tentang Anda, Anda akan bersyukur

kepada Allah karena hal tersebut. Hal ini merupakan peristiwa yang

meninggikan di mata Allah. Suatu cara berpikir yang revolusioner.

Dan juga di Yohanes 5:44, "Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu

yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari

hormat yang datang dari Allah yang Esa?" Kita tidak bisa percaya

karena cara penilaian kita masih belum berubah. Biarkanlah Allah

mengubah pola pikir kita. Jika kita mengenal Allah yang hidup,

kemuliaan duniawi tidak akan memiliki nilai apa-apa bagi kita. Ini yang

saya rasakan. Saat orang-orang memuji saya, rasanya seperti

menuang air di punggung bebek. Malahan, saat orang-orang memuji

saya, saya justru merasa takut. Saya takut karena saya tidak tahu

apakah saya sedang berada di jalur yang benar dalam hubungan

dengan Allah. Saya takut dipuji. Saya lebih suka jika Allah saja yang

507 | C A H A Y A I N J I L

menganugerahkan kemuliaan bagi saya. Dan saya belajar untuk

menerima dengan penuh sukacita, penghinaan dan segala

kesalahapahaman dari dunia, dan tetap bersyukur kepada Allah untuk

hal itu. Karena itulah yang dialami oleh Tuhanku.

Pokok kedua mengapa salib itu meninggikan adalah karena salib

merupakan ungkapan tertinggi dari kasih dan kuasa Allah. Pikirkanlah

tentang salib. Pikirkanlah mengenai fakta bahwa saat Anda disalib,

Anda ditelanjangi di depan banyak orang. Penghinaan ditambahkan di

atas penderitaan. Orang banyak mengamati, menertawai dan

mengejek Anda, "Ha, orang lain dia selamatkan. Dirinya sendiri tidak

bisa dia selamatkan." Anda malah diejek dan dicela saat Anda

menderita dan kesakitan. Salib merupakan bentuk kematian yang

terburuk yang pernah dicipta manusia. Namun renungkanlah satu fakta

ini: Allah lewat Kristus mengubah alat penyiksaan yang mengerikan ini

menjadi simbol kemuliaan. Dia telah mengubah simbol yang

mengerikan ini menjadi simbol yang begitu indah sehingga bahkan para

wanita sekarang senang mengenakannya di leher mereka, dengan

bahan giok dan emas dan entah apapun itu. Dia telah menjungkir-

balikkan nilai benda ini. Dia mengambil apa yang sangat dibenci dan

menjadikannya sangat indah. Itulah kuasa Allah yang mendatangkan

perubahan.

Manusia selalu melakukan hal yang bertentangan. Mereka mengambil

apa yang sudah indah dan menjadikannya buruk. Kami mengadakan

perkemahan musim panas di Hong Kong. Dan kawasan di luar tempat

perkemahan dikotori oleh berbagai macam sampah - tempat yang

indah dikotori oleh manusia. Anda menatap sekeliling dan Anda melihat

semuanya kotor; sampah tercampak di mana-mana. Manusia

mencemari segalanya. Manusia mengambil hal yang indah dan

menjadikannya buruk. Allah melakukan hal yang bertolak belakang. Dia

mengambil apa yang buruk dan menjadikannya sangat indah! Saya

sering merenungkan, bagaimana satu orang saja dapat menimbulkan

begitu banyak kematian. Sebagai contoh, perhatikan Hitler. Hanya

seorang manusia, satu kehidupan dan dia berhasil menewaskan enam

juta orang Yahudi. Satu orang bisa menimbulkan begitu banyak

kematian. Lain halnya dengan Kristus, satu kematian menumbuhkan

begitu banyak kehidupan. Bukankah sangat indah? Bagaimana halnya

dengan diri Anda?

508 | C A H A Y A I N J I L

Satu pokok terakhir. Mengapa salib itu meninggikan? Jawabannya

adalah karena salib adalah tempat untuk bersekutu dengan Kristus,

yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan (Fil.3:9-10). Ketika Anda

menderita, Allah begitu dekat dengan Anda. Ingatlah hal itu. Saat Anda

menderita adalah saat Anda berada paling dekat dengan Allah.

Ketika Anda sedang menikmati saat-saat yang menyenangkan, Anda

mungkin sering mendapati bahwa Allah terasa jauh. Namun ada satu

hal yang bisa Anda pastikan. Ketika Anda menderita, Allah berada tepat

di sisi Anda. Jika Anda periksa peristiwa-peristiwa di dalam Kisah para

Rasul, Anda akan melihat bahwa setiap kali para rasul ditekan dalam

penderitaan, setiap kali mereka dianiaya, hadirat Allah ada di sana.

Ketika Paulus sedang berada di dalam penjara, hatinya ditenteramkan

dengan penglihatan dari Allah. Allah melakukan mukjizat saat mereka

dipenjarakan di Filipi. Di saat Anda menderita bagi Dia, Anda akan

mengalami suatu persekutuan yang indah dengan Dia. Di 1 Petrus

4:14, tertulis di sini, ketika Anda menderita, "sebab Roh kemuliaan,

yaitu Roh Allah ada padamu." Kemuliaan ada pada Anda! "Apabila Aku

ditinggikan," kata Yesus, "Aku akan menarik semua orang kepada-Ku."

Roh kemuliaan ada padanya dan kemuliaan memiliki kualitas yang

membuat orang tertarik. Kemuliaan adalah seperti magnit yang

menarik semua orang kepada Allah.

Dapatkah Anda menarik orang-orang kepada Allah? Pernahkah Anda

membuat orang tertarik untuk mengenal Allah? Khotbah ini ditujukan

kepada hati kita. Mungkin karena masih ada yang salah dengan sikap

hati Anda. Kehidupan Anda tidak punya kuasa. Tidak ada kemuliaan.

Tidak memiliki keindahan yang bersumber dari Allah yang

menimbulkan hasrat orang untuk memilikinya. Tidak ada apa-apanya.

Apakah rekan-rekan Anda, di tempat kerja Anda, berkata, "Aku

merasakan suatu kekuatan dari orang ini. Terdapat satu daya tarikan.

Aku ingin berbicara dengannya." Mereka ingin mendatangi Anda.

Mereka ingin mendekat kepada Anda; ada kekuatan yang menarik. Jika

Anda memandang salib sebagai sesuatu yang akan meninggikan Anda,

itulah yang disebut pemuliaan. Di sisi lain, kita tidak akan memiliki

kemuliaan jika kita belum memikul salib.

509 | C A H A Y A I N J I L

Yesus, Tanda Yang Menimbulkan Perbantahan (Sebuah

Pesan Natal)

Lukas 2:34 - Khotbah oleh Pastor Eric Chang, Montreal Church

Sudah waktunya hari Natal, oleh sebab itu kita akan melihat bagian

Firman yang sesuai dengan musim Natal. Mari kita baca Lukas 2:34:

Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu anak

itu, sesungguhnya, Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau

membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda

yang menimbulkan perbantahan.

Kata 'tanda' di sini adalah kunci pada perikop ini. Dikatakan di sini

bahwa Yesus akan menjadi tanda dari Allah.

Kata 'tanda' sangat sering dipakai dalam Injil. Jika Anda melihat dalam

konkordansi, Anda akan melihat bahwa kata 'tanda' sering dipakai.

Pokok pentingnya adalah bahwa Yesus telah datang ke dunia untuk

menjadi tanda dari Allah.

Yesus adalah Tanda Allah untuk Menyampaikan Sebuah Pesan

Suatu tanda pastilah untuk menyampaikan suatu pesan. Terdapat

bahasa yang berdasarkan tanda atau isyarat bagi orang yang tuli dan

bisu. Mereka tidak bisa mendengar apa yang sedang kita katakan, oleh

sebab itu mereka membuat tanda-tanda atau isyarat, yaitu bahasa

isyarat, bahasa yang mengkomunikasikan suatu pesan dengan

berbagai isyarat atau tanda-tanda.

Pada perikop ini, dikatakan bahwa Yesus adalah tanda dari Allah. Ini

berarti bahwa Ia menyampaikan suatu pesan. Hal ini sangat dekat

dengan ayat yang pertama dari Injil Yohanes, "Pada mulanya adalah

Firman". Firman adalah sesuatu yang menyampaikan suatu pesan.

Firman adalah sesuatu yang berhubungan dengan suatu pesan. Firman

atau perkataan, adalah bahasa yang kedengaran, sesuatu yang bisa

Anda dengar dengan telinga Anda. Tetapi tanda adalah bahasa yang

tidak dapat Anda dengar, bahasa yang tidak kedengaran. Anda

melihatnya tetapi Anda tidak bisa mendengarnya. Yesus adalah tanda

dari Allah yang menyampaikan pesan yang tampak jelas kepada kita.

Melalui tanda ini, banyak yang akan bangkit dan banyak yang akan

510 | C A H A Y A I N J I L

jatuh. Oleh karena itu, ini adalah tanda yang sangat penting karena hal

itu menentukan seluruh masa depan Anda, apakah Anda akan jatuh

atau apakah Anda akan bangkit, atau keduanya.

Apa yang sangat menarik tentang peristiwa ini ialah terdapatnya dua

orang tua, dua orang saleh yang tua, Simeon dan Anna. Anda tentu

ingat cerita indah tentang Yusuf dan Maria yang datang ke dalam Bait

Suci dengan bayi Yesus dan mereka bertemu dengan laki-laki tua ini,

Simeon, di Bait Suci. Ketika dia melihat bayi tersebut, dia mempunyai

banyak hal untuk dikatakan mengenai si bayi itu. Bukanlah suatu hal

yang tidak lazim di mana seorang bayi dibawa ke Bait Suci. Lagi pula,

mereka tidak mempunyai babysitter pada waktu itu dan oleh sebab itu

jika mereka ingin beribadah di Bait Suci, mereka membawa bayi

mereka bersama. Ini bukanlah satu-satunya bayi di Bait Suci.

Kebanyakan waktu Simeon tinggal di Bait Suci dan pastilah dia telah

melihat banyak bayi. Tetapi ketika dia melihat bayi ini, dia mempunyai

sesuatu untuk dikatakan. Dia berkata, "Mataku sekarang telah melihat

keselamatan daripada Allah". Kita akan berkata, "Orang tua, ini

hanyalah seorang bayi. Mengapakah engkau berbicara mengenai

keselamatan di sini?" Tetapi dia mempunyai banyak hal yang harus

dikatakan. Di antara hal ini, dia berkata, "Bayi ini adalah tanda dari

Allah". Bayi ini adalah suatu pesan yang tampak dari Allah. Dialah yang

akan menentukan masa depan manusia, entah mereka akan

diselamatkan atau apakah mereka tidak akan selamat. Ini tergantung

pada bagaimana mereka berhubungan dengan Dia.

Tanda ini akan Ditentang

Apa yang dikatanya mengenai tanda itu sarat dengan teka-teki. Apa

yang dikatanya ialah bahwa tanda yang berasal dari Allah ini, bayi ini,

akan menimbulkan perbantahan. Ketika orang-orang membaca

Alkitab, mereka tidak mendengarkan apa yang sedang dikatakan.

Mereka tidak memperhatikan secara persis apa tanda itu. Tanda itu

bukannya menunjukkan bahwa semua orang akan bertelut dan mulai

menyembah Dia. Tanda itu tidak menyatakan bahwa semua orang akan

menyambut Dia dengan tangan terbuka. Kebalikannya, pesan itu

menyatakan bahwa Dia adalah bagi keselamatan dunia, tetapi Dia akan

ditolak oleh kebanyakan orang. Mereka akan menyerang Dia.

Menentang Dia sampai seberapa jauh? Hal ini sangatlah aneh karena

seluruh Israel sedang menunggu kedatangan Mesias; Juruselamat

bangsa Israel; Raja Israel. Tapi apa yang sedang Simeon katakan

511 | C A H A Y A I N J I L

adalah bahwa Dia akan ditolak dan ditentang. Semua orang akan

mengatakan hal-hal yang buruk tentang Dia.

Lalu laki-laki tua itu berpaling kepada Maria ibu-Nya. Coba bayangkan

adegan di Bait Suci itu. Pada saat itu, orang tua itu sedang memeluk

bayi Yesus. Dia berkata kepada Maria, "Maria, sebuah pedang akan

menembus tepat melalui jiwamu sendiri". Di sini dalam bahasa Yunani,

kata yang tidak lazim bagi kata 'pedang' digunakan. Sebenarnya dalam

bahasa Yunani, terdapat lebih dari dua kata untuk 'pedang' yang

menggambarkan jenis pedang yang berbeda, tetapi hanya dua kata

yang berbeda yang dipakai dalam Perjanjian Baru. Lukas memakai kata

lain untuk 'pedang' sebanyak lima kali. Namun di sini, kata yang

dipakai di sini dipakai hanya sekali di dalam Perjanjian Baru di luar

kitab Wahyu. Kata bagi pedang ini digunakan enam kali dalam kitab

Wahyu, jadi total sebanyak tujuh kali. Saya mencoba untuk

memastikan mengapa kata berbeda untuk 'pedang' digunakan. Hal ini

kemungkinan dikarenakan ini adalah sebuah pedang lebar, pedang

bermata dua. Pedang ini mempunyai sebuah tangkai yang membuat

pedang nampak seperti salib. Simeon sepertinya sedang menunjuk

kepada salib. Saya pikir Anda sudah sering melihat pedang sedemikian

dan Anda dapat melihat bahwa pedang tersebut mirip dengan sebuah

salib. Dan Simeon mengatakan bahwa: "Pedang tersebut akan

menembus jiwamu sendiri." Wah, itu adalah sebuah pesan yang tidak

begitu menyenangkan! Anda datang ke dalam Bait Suci untuk

beribadah kepada Allah dan seorang tua mulai berbicara kepada Anda

mengenai bayi Anda. Kedengarannya baik bahwa Dia adalah

keselamatan bagi Israel dan Anda akan berpikir bahwa semua orang

akan menyambut keselamatan ini. Tetapi, kenyataannya, kejadian ini

akan menyebabkan rasa sakit yang amat hebat sekali kepada Maria

dan mungkin sampai mengakibatkan kematian Maria!

Tanda ini akan menimbulkan perbantahan. Tuhan memberikan sebuah

tanda kepada semua manusia, namun apakah manusia menerimanya?

Tidak, manusia menolaknya! Kata Yunaninya diterjemahkan sebagai

'menimbulkan perbantahan' atau 'ditolak' atau 'dilawan', dan di Ibrani

6:16 diterjemahkan sebagai 'perselisihan', yaitu, orang-orang berbicara

menentangnya, membantahnya. Mereka katakan, "Yesus? Dia tidak

mungkin adalah Mesias! Dia tidak mungkin adalah Juruselamat!" Di

Yudas 11, kata tersebut diterjemahkan sebagai 'pemberontakan'.

Konteksnya berbicara mengenai pemberontakan Korah. Di Roma

512 | C A H A Y A I N J I L

10:21, dikatakan bahwa Israel sebagai suatu umat yang selalu tidak

taat dan yang membantah, atau yang melawan. Perlawanan terhadap

tanda ini sangat besar! Pokok ini sangat penting sekali dan kita harus

menangkapnya dengan baik.

Kita tentu tidak menyangka bahwa tanda yang akan membantu kita

untuk mengenal Yesus sebagai Anak Allah adalah tanda yang semacam

ini. Dengan kata lain, "Bagaimana Anda tahu bahwa Yesus adalah Anak

Allah? Bagaimana Anda tahu bahwa ia adalah Juru Selamat dunia?"

Tandanya begitu di luar dugaan kita! Jika Anda melihat seorang yang

menimbulkan perbantahan, seorang yang ditentang, seorang yang

dilawan, yang dibantah, itulah tandanya. Pernahkah terlintas di benak

Anda tanda yang sebegini?

Begitu banyak guru-guru agama yang sangat diterima. Nah, pikirkan

tentang Gautama Buddha. Semua orang menerima dan menghormati

dia. Ia adalah Pribadi yang telah Diterangi. Dialah orang yang

menerima terang dari atas. Tidak ada seorangpun yang berbicara

menentang dia. Kita juga bisa melihat dari berbagai agama. Apakah

ada orang yang berbicara menentang

Muhammad? Muhammad mempunyai kedudukan yang tinggi

karena dia adalah nabi Allah. Namun Anda bisa katakan, "Hal yang

sama juga sudah terjadi pada Yesus saat ini, bukan?" Itulah

masalahnya! Justru inilah masalahnya. Apakah Anda mengerti apa

yang saya bicarakan? Mungkin tidak.

Biarlah saya ungkapkan dalam cara ini. Jika Anda bertemu dengan

seseorang atau Anda mendengar tentang seseorang di mana semua

orang berkata perihal yang buruk tentang dia, apakah yang akan Anda

pikirkan mengenai orang ini? Ambillah contoh saya. Oh, percayalah, di

dunia ini penuh dengan orang-orang yang mengatakan hal-hal yang

buruk mengenai saya; saya tidak melebih-lebihkan hal ini. Bahkan saya

malah tidak bisa pergi ke mana-mana dengan tenang di mana tidak

ada seseorang yang membicarakan sesuatu yang buruk mengenai

saya. Bukan berarti bahwa saya yang menginginkan orang-orang

mengatakan hal buruk mengenai saya. Apakah ada orang yang

menginginkan ketidak-kepopuleran? Mereka belum bertemu dengan

Anda, tetapi mereka sudah mendengar hal buruk mengenai Anda.

513 | C A H A Y A I N J I L

Beberapa tahun yang lalu, saya mengatakan bahwa saya akan pergi ke

suatu negara di mana dengan pasti tidak ada seseorang pun yang

mengenal saya. Oleh sebab itu saya pergi ke Costa Rika. Apakah Anda

tahu di mana Costa Rika itu? Jika saya memberi Anda sebuah peta,

sanggupkah Anda menunjukkan di mana letaknya Costa Rika? Saya

pergi ke sana dan berkata, sesungguhnya tak seorang pun mengenal

saya di sini. Tetapi saya telah membuat kesalahan. Segera, kami

ketahui bahwa ada seseorang yang sudah mendengar tentang saya dan

mengetahui bagaimana buruknya orang seperti saya ini. Dengan

segera terdapat dua kelompok: kelompok yang satu sedikit mendukung

saya dan kelompok yang lain berpendapat bahwa saya adalah orang

yang jahat. Di sini (di Montreal), kalau Anda mendengar hal buruk

mengenai Sdra. Joel, akankah Anda berkata, "Oh, aku ingin sekali

menjadi teman Anda, Anda adalah seorang yang begitu jahat." Jika

Anda mendengar hal yang jahat mengenai dia, dan sekalipun Anda

mengenal dia, pastilah Anda akan punya banyak tanda tanya. Mereka

mengatakan bahwa, "Tanpa api, tentulah tidak ada asap." Jadi pastilah

ada sesuatu mengenai orang ini. Sekalipun Anda sudah bertemu

dengan dia, Anda tetap mempunyai kecurigaan, dan mengatakan,

"Hmm, orang ini, aku mesti berhati-hati." Apakah Anda mengerti apa

yang saya maksudkan?

Ketika semua orang mengatakan perihal yang buruk mengenai Yesus,

bagaimana mungkin Anda mau percaya pada Dia? Kita dapat

mengatakan hal yang sama tentang gereja. Jika Anda mendengar hal

buruk mengenai sebuah gereja, mengapa Anda menghadiri gereja itu?

Inilah yang dimaksudkan dengan 'yang menimbulkan perbantahan'. Ia

akan menjadi tanda yang akan ditolak oleh orang-orang, mereka akan

membantah, melawan, mereka akan menentang, mereka akan

menyangkal.

Iman Perjanjian Baru - Mempercayai Yesus yang Ditentang

Hal ini menimbulkan suatu masalah besar bagi iman. Jika keselamatan

bergantung pada iman pada Dia tapi semua orang mengatakan hal

yang buruk mengenai Dia, bagaimana Anda dapat tetap percaya?

Situasi kita begitu mudah pada hari ini, bukan? Siapa yang berkata

jelek mengenai Yesus? Hampir tidak ada seorangpun! Oleh sebab itu,

yang terjadi adalah bahwa kita mempunyai perbedaan besar antara

situasi di waktu Perjanjian Baru [gereja awal] dan situasi pada saat ini.

Bukankah mudah untuk percaya pada saat ini karena siapa yang

514 | C A H A Y A I N J I L

berbicara menentang Yesus? Tetapi justru hal ini telah membangkitkan

suatu masalah yang kritis. Jika Yesus bukan tanda yang menimbulkan

perbantahan pada saat ini, maka ini berarti iman di zaman ini juga

iman yang berbeda.

Anda lihat, ketika saya adalah seorang yang buruk dan seseorang

mengatakan, "Aku telah mendengar semua hal buruk mengenai Anda,

tetapi aku tetap mempercayai Anda." Wah, itulah yang luar biasa!

Namun ketika saya menjadi terkenal, ketika saya adalah seorang yang

penting dan semua orang menghormati saya, keyakinan atau iman apa

yang Anda butuhkan? Sebagai contoh, pertentangan kepada saya

sudah hampir sirna. Alasannya adalah beberapa para pemimpin gereja

di Hong Kong sudah mulai mengungkapkan bahwa mereka tidak

menentang apa yang saya ajarkan. Pada kenyataannya, mereka

mengungkapkan persetujuan pada poin-poin utamanya. Sebagai

contoh, seorang saudari dari Hong Kong pergi ke Australia dan

menghadiri salah satu gereja kami di sana. Dia adalah salah seorang

anggota gereja di mana pendetanya adalah seorang pendeta yang

sangat terkenal di Hong Kong. Dia menulis surat kepada gerejanya dan

menanyakan perihal gereja kami dan saya. Jawaban yang dia peroleh

adalah, "Itu adalah sebuah gereja yang baik. Oleh karena itu

berbaktilah di gereja itu." Hal yang sangat mengherankan! Sekarang

tidak lagi sulit menghadiri gereja kami karena dia mempunyai izin dari

gerejanya terdahulu di Hong Kong.

Tapi berbeda jika keadaannya begini: tidak kira apa yang dikatakan

oleh gerejanya yang terdahulu, tapi ketika ia telah datang ke gereja

kita dan mendengar sendiri, memperhatikan dan meneliti Kitab Suci

dan tiba kepada kesimpulan, "Gereja ini berdiri di atas firman Tuhan,

saya akan tetap di sini sekalipun jika orang lain menentang." Pokoknya

kita selalu ingin melihat apakah orang lain menerima atau tidak

menerima orang itu atau gereja itu. Kita tidak dapat memutuskan

sendiri. Apa yang terjadi sekarang adalah orang sudah mulai senang

dengan saya hanya karena satu alasan: oposisi terhadap saya di Hong

Kong sudah mulai berkurang. Biarlah saya memberitahu Anda satu hal:

Anda tahu siapa teman sejati Anda ketika Anda di bawah serangan.

Ketika Anda diserang dan semua orang meninggalkan Anda, Anda juga

akan tahu teman yang bagaimana mereka itu. Ketika Yesus ditangkap

untuk disalibkan, apa terjadi? Bahkan murid-murid-Nya meninggalkan

Dia. Di saat Anda di bawah serangan, Anda sesungguhnya tahu siapa

515 | C A H A Y A I N J I L

teman-teman Anda sebenarnya. Saya banyak diberi kesempatan yang

baik untuk mengetahui hal ini.

Apa yang ingin saya katakan adalah sesuatu yang amat penting sekali

mengenai iman. Apakah iman kita itu 'iman Perjanjian Baru' atau

bukan? Kita diselamatkan oleh iman, benar? Dan Luther mau

mengatakan bahwa kita diselamatkan hanya dengan iman, benar?

Pertanyaannya ialah: iman yang bagaimana? Poin kita di sini begitu

penting: Jika Anda percaya kepada Yesus ketika Dia ditentang, ketika

Dia ditolak, itulah iman!

Saat ini Anda mempercayai Yesus, mengapa? Karena ada ratusan dan

jutaan orang-orang percaya pada saat ini! Semua orang percaya pada

Yesus dan jadi apakah yang begitu sulit untuk mengangkat tangan

Anda dan membuat komitmen? Apa yang terjadi jika Anda dibesarkan

di rumah orang Kristen dan Anda hanya menyusul ayah dan ibu Anda

untuk menjadi orang Kristen? Mungkin di sekolah, teman-teman Anda

menentang kekristenan, tapi orang-tua Anda lebih penting daripada

teman Anda di sekolah. Jadi, sebagai orang-tua Kristen, kita

diperhadapkan dengan permasalahan yang serius, yaitu, seberapa tulus

iman anak-anak kita? Mungkin anak saya percaya kepada Yesus karena

dia menghormati saya dan mempercayai saya sepenuhnya. Apakah itu

yang dimaksud dengan 'iman Perjanjian Baru'? Itulah masalahnya

disini. Bagi dia, tidak ada perbantahan terhadap Yesus yang perlu

untuk diatasi. Setidaknya di rumah, dia tidak menemukan adanya

perbantahan pada Yesus. Yesus selalu disanjung. Meskipun jika orang

lain membantah-Nya, itu tidaklah penting karena orang-orang yang

benar-benar dia hormati menjunjung tinggi Yesus. Pendapat orang lain

tidaklah penting baginya. Tapi pendapat orang-tuanyalah yang sangat

penting.

Melainkan kita memahami situasi ini, melainkan Anda memahami

situasi ini sebaik-baiknya Anda mungkin tidak memiliki 'iman Perjanjian

Baru' dalam Yesus. Ada beberapa orang di gereja kami dan juga di

dalam team [pelayanan full-time] yang mengikut Yesus terutamanya

karena mereka menghormati saya. Tetapi jika mereka mengubah opini

mereka mengenai saya, mereka mungkin akan mengubah opini mereka

mengenai Yesus. Dengan lain kata, iman mereka bergantung pada

manusia. Sebagai contoh, baru-baru ini saya menerima email dari

rekan kerja yang mengatakan kepada saya bahwa serangan-serangan

516 | C A H A Y A I N J I L

ke atas saya dan gereja di Montreal baru-baru ini mempengaruhi dia.

Dan dia mengatakan masalahnya adalah imannya di dalam Tuhan

terguncang. Ketika dia mendengarkan pertentangan itu, yaitu

serangan terhadap saya, imannya di dalam Tuhan terguncang dan dia

hampir ambruk secara rohani.

Apa Dasar Iman Anda?

Marilah kita kembali kepada pertanyaan: Apa dasar iman Anda? Pada

saat hari Natal, kita membicarakan tanda dari Tuhan - dapatkah Anda

menerima tanda itu? Apakah alasan Anda datang ke gereja? Apakah

Anda percaya dan dibaptis karena Anda katakan, "Saya suka dengan

orang-orang Kristen ini karena mereka adalah orang-orang yang

menyenangkan. Mereka saling mengasihi satu dengan yang lain

sehingga saya ingin menjadi salah satu dari mereka." Apakah itu 'iman

Perjanjian Baru'?

Satu-satunya iman yang disebut di dalam Perjanjian Baru adalah suatu

iman yang percaya kepada Yesus ketika semua orang menentang

Dia, ketika semua orang lain menolak Dia dan saya percaya. Itu adalah

satu mukjizat! Jika Anda percaya kepada Yesus karena orang yang lain

percaya, banyak ahli psikolog dapat menerangkan mengapa Anda

percaya. Di suatu negara Kristen, semua orang adalah Kristen. Anda

hanya mengikuti orang banyak. Anda tidak membutuhkan iman. Itu

bukan definisi iman yang membawa keselamatan, menurut definisi

Perjanjian Baru. Percaya yang sesungguhnya adalah percaya bila

berhadapan dengan suatu kontradiksi. Itulah pesannya di sini. Yang

lebih mengherankan, kita mengenal objek iman kita, yaitu Yesus justru

karena Ia ditolak. Kita tahu Yesus adalah sungguh-sungguh benar

justru karena Ia ditolak. Inilah tanda itu. Inilah sinyal dari Tuhan. Jika

Anda ingin tahu siapa yang harus dipercayai, lihatlah sekeliling dan

lihat siapa yang ditolak. Itulah objek iman - Yesus Sendiri!

Siapakah yang Menolak Yesus?

Faktor penting yang lain yang harus kita ingat adalah: Siapakah yang

telah menolak Yesus? Siapakah yang menimbulkan perlawanan

terhadap Dia? Pada saat Anda membaca Alkitab Anda, apakah Anda

mendengar? Apakah Anda melihat sesuatu yang di situ? Pada saat ini

kita telah membacanya sebagai sebuah buku Kristen di mana setiap

orang mendukung Yesus. Namun demikian itu bukanlah apa yang

dikatakan dalam Alkitab. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Ia

517 | C A H A Y A I N J I L

telah ditolak oleh setiap orang. Apakah Anda memperhatikan hal itu?

Biarlah saya memberikan Anda bukti hanya dari satu kitab - dalam

Matius - supaya Anda melihat siapa yang menolak Yesus dan apa yang

telah dikatakan mereka mengenai Yesus. Apa yang telah mereka

katakan mengenai Yesus adalah sangat, sangat serius. Sebagai contoh,

para ahli Taurat. Para ahli Taurat adalah para pembela hukum

(pengacara). Mereka adalah orang-orang yang terpelajar, yaitu

terpelajar dalam pengetahuan Alkitab. Mereka adalah para pembela

hukum (pengacara) karena bagian pokok dalam Perjanjian Lama

disebut Hukum Taurat. Lima kitab pertama Musa dipanggil kitab-kitab

Hukum Taurat. Para ahli Taurat ini ahli dalam hal pengetahuan Kitab

Suci. Bukankah pendapat mereka sangat penting? Apa yang mereka

katakan? Di Matius 9:3 mereka berkata, "Yesus adalah seorang

penghujat. Dia penghujat." Nah, ini satu tuduhan yang sangat serius

dari seorang ahli Kitab Suci!

Orang-orang Farisi, mereka adalah satu kelompok yang sangat religius,

orang-orang yang sangat saleh. Mereka adalah kelompok utama dari

orang-orang yang menentang Yesus. Di Mat.12:24, dikatakan: "Orang

ini mengusir setan dengan Beelzebul, penghulu setan." Anda melihat

tuduhan ini berulang-ulang kali, bukan hanya sekali. Pendapat mereka

di Israel sangatlah penting karena kelompok mereka sangat besar dan

mereka adalah tipe orang-orang yang sangat saleh. Mereka

menganggap diri mereka sangat beribadah kepada Tuhan. Pada

kenyataannya, di Mat 9:34, mereka sebenarnya mengatakan bahwa

Yesus bukan hanya sekedar setan tetapi Dia adalah pangeran setan,

raja para setan. Bagi Anda, pendapat orang-orang Farisi dan ahli-ahli

Taurat mungkin tidaklah penting. Namun di antara orang Israel,

pendapat mereka sangatlah penting. Orang-orang kebanyakan tidak

mengerti isi Alkitab. Jadi mereka harus memandang kepada para

pemimpin agama mereka untuk memberi mereka tuntunan. Para ahli

Taurat adalah orang-orang yang terpelajar, mereka adalah para

pemimpin agama. Orang-orang Farisi ini adalah para pemimpin rohani.

Mereka bukanlah kumpulan beberapa orang bebal tetapi semuanya

(tidak hanya satu dari mereka tetapi semuanya) mengatakan, "Yesus,

apapun yang Ia lakukan, Ia melakukannya dengan kuasa setan."

Tentu saja, orang banyak secara mendalam dipengaruhi oleh hal ini.

Dan kita bisa melihat ini juga di Mat 11:19 di mana orang banyak juga

berbicara melawan Yesus dan mengatakan bahwa Ia adalah seorang

518 | C A H A Y A I N J I L

pelahap, seorang pemabuk, dan Ia adalah sahabat pemungut-

pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Tetapi perhatikan bahwa

mereka tidak berani untuk menyampaikan tuduhan yang bersifat rohani

karena mereka bukanlah pakar dalam hal-hal rohani, jadi bagian

tentang hal-hal rohani, mereka harus biarkan para pemimpin mereka

yang tangani. Tetapi mereka menuduh Ia telah menjadi seorang

pelahap (seseorang yang gemar makan banyak makanan), seorang

pemabuk (seseorang yang gemar minum anggur), dan bahwa Ia

bergaul dengan semua orang-orang yang tidak seharusnya.

Serangan melawan Yesus kemudian sampai pada tingkat yang tertinggi

- imam besar - orang yang paling tinggi dalam kehidupan beragama di

Israel. Di Mat 26:65, imam besar menggambarkan Yesus sebagai

seorang penghujat. Pendapat siapa lebih penting daripada pendapat

seorang imam besar? Hal ini sama seperti orang-orang Katolik Roma;

jika Paus mengatakan seseorang sebagai seorang penghujat, itu adalah

kata terakhir dan tidak lagi dapat dipertikaikan.

Lebih lanjut lagi di Mat 27:63 di mana kepala-kepala imam, bersama-

sama dengan orang-orang Farisi, mendeklarasikan Yesus sebagai

seorang penipu, seorang yang palsu. Apa lagi yang dapat dikatakan?

Jika Anda dipanggil dengan nama-nama demikian, sesungguhnya tidak

ada nama yang lebih buruk daripada yang sudah dikatakan. [Bagi

mereka] Dia itu umpama Iblis sendiri. Menarik! Saya hampir dituduh

dengan hal yang sama persis. Jadi perhatikan apa yang mereka

katakan tentang Yesus dan siapa yang mengatakannya?

Dan selanjutnya muncul pertanyaan, "Bagaimana dengan para pengikut

Yesus?" Ya, jika hanya di luar orang menyerang Yesus, itu tidak jadi

masalah. Apakah kelompok kecil murid ini semuanya buta akan realitas

dan mereka mengikut Dia secara membabi buta? Sesungguhnya, tidak

juga. Anda membaca di Yohanes 6:66 bahwa Ia mengatakan sesuatu

hal dan mereka tidak dapat menerimanya; lalu mereka menolak Dia.

Jadi mereka meninggalkan-Nya. Anda dapat bayangkan ketika mereka

meninggalkan Yesus dan orang-orang bertanya, "Bukankah kamu

pernah mengikut Yesus? Dan mengapa kamu tidak mengikut Yesus

sekarang?" Apakah Anda pikir bahwa mereka akan mengatakan

sesuatu yang manis mengenai Yesus? Keterangan yang bagaimana

akan mereka berikan? "Ya, saya telah terperdaya. Saya telah dicurangi.

Yesus tidaklah sesuai dengan dugaan saya." Mereka harus mencari

519 | C A H A Y A I N J I L

suatu alasan untuk menjelaskan mengapa mereka tidak lagi mengikut

Yesus. Mereka juga harus berbicara yang buruk mengenai Yesus untuk

membenarkan tindakan mereka meninggalkan-Nya.

Seolah-olah semuanya itu belum cukup, satu dari orang-orang yang

dipilih-Nya Sendiri, satu dari dua belas murid-Nya, tidak hanya

mengatakan yang buruk mengenai Dia (ini tidak begitu serius

dibandingkan dengan apa yang dia telah lakukan) dia menjual Yesus

kepada musuh-musuh-Nya untuk suatu jumlah uang yang sangat kecil.

Ini menunjukkan seberapa nilai Yesus di matanya - bahwa nilai Yesus

hanya 30 keping perak. Itu adalah jumlah yang dibayarkan untuk

membeli seorang budak. Anda bisa melihat semua musuh-musuh Yesus

begitu puas dan senang sambil berkata, "Apa yang telah kami katakan

kepadamu? Orang ini adalah seorang yang jahat. Bahkan murid-murid-

Nya pun meninggalkan Dia." Salah satu dari orang-orang yang dipilih-

Nya Sendiri, bukan sembarang dari murid-murid-Nya, tetapi satu dari

dua belas itu, yang paling dekat dengan-Nya, yang ini juga menolak

Dia, dan bahkan mengirim Dia kepada kematian-Nya!

Simeon sangatlah benar, bukan? Semua yang telah dikatakannya

benar. Suatu tanda yang ditolak semua orang, dari imam besar di atas

sampai kepada orang banyak di bawah. Dan bahkan satu dari para

murid yang paling dekat, satu dari para murid ini yang telah tinggal

bersama dengan Dia selama kurang lebih dua setengah tahun, yang

sudah mengenal-Nya sungguh-sungguh, ia telah menjual Yesus.

Bagaimana Anda dapat percaya pada Yesus yang sedemikian?

Bagaimana Anda dapat percaya ketika semua orang menolak Dia?

Apakah Anda percaya karena Anda tidak sungguh-sungguh

mempertimbangkan fakta-fakta itu? Apakah Anda tidak menyadari

bahwa Yesus adalah suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan

masih menimbulkan perbantahan sampai ke masa kini? Memang benar

bahwa suara perlawanan telah agak terdiam sekarang karena

banyaknya orang yang memanggil diri mereka 'Kristen'.

Ketika saya di Amerika Serikat baru-baru ini, saya melihat sebuah buku

di toko buku. Sudah pasti judulnya dengan segera menarik perhatian

saya: "Yesus, Tukang Sihir". Itu adalah suatu judul yang menarik. Buku

ini ditulis oleh seorang professor di Universitas Columbia. Ia

mengatakan bahwa semua mukjizat yang telah dilakukan oleh Yesus

adalah melalui magis. Apakah iman Anda mulai goyah? Mungkin Anda

520 | C A H A Y A I N J I L

tidak peduli dengan pendapat orang-orang Farisi dan imam besar tetapi

perkataan dari seorang profesor dari Columbia perlu Anda tanggapi

dengan serius. Yesus hanyalah seorang tukang sihir. Dan ia berupaya

menunjukkan bahwa teknik semacam yang dipakai Yesus telah dipakai

oleh ahli-ahli sihir Mesir.

Dan baru-baru ini saya mencari di toko buku yang lain dan apa yang

saya lihat di sana? "Yesus, Seorang Penyesat!" Itu adalah buku tebal

yang besar dan bukanlah pamplet yang kecil. Apakah Anda berani

membaca buku seperti itu? Iman Anda mungkin akan ambruk. Baiklah

saya ceritakan kepada Anda suatu kebenaran: Beberapa dari kami

telah mempelajari teologia, banyak hal yang harus kami pelajari akan

mencengangkan Anda. Banyak orang yang menekuni bidang teologia di

Inggris, seperti yang saya lakukan, kehilangan iman mereka. Mengapa?

Karena kami harus mempelajari materi yang berbicara melawan

Kekristenan. Beberapanya ditulis oleh para ahli filosofi yang brilian,

orang yang sangat pintar. Cukup aneh memang, saya agak menikmati

mempelajarinya. Namun beberapa orang telah kehilangan iman

mereka. Tetapi beberapa yang tidak kehilangan imannya, mereka

kehilangan semangat mereka. Tidak ada lagi semangat dan

antusiasme.

Permusuhan terhadap gereja masih ada meskipun mulai berkurang.

Masih terdapat banyak kebencian terhadap gereja, pertentangan

terhadap Injil, walaupun agak ditekan. Khotbah-khotbah saya adalah

yang paling sulit diterima. Beberapa tahun yang lalu, para pemimpin

gereja mengatakan kepada saya, "Khotbah Anda membuat Injil

menjadi sangat keras untuk ditelan (diterima). Anda seharusnya

mengkhotbahkan sesuatu yang lebih sederhana." Saya menyampaikan

firman Tuhan entah orang-orang suka ataupun tidak. Jadi terdapat

tingkat penolakan yang tinggi.

Iman Perjanjian Baru Dapat Berarti Kematian

Menjadi seorang Kristen pada masa Perjanjian Baru dapat berarti

kematian Anda. Sebenarnya, banyak orang Kristen pada abad pertama

dan sampai abad ketiga kehilangan nyawa mereka karena menjadi

Kristen. Setiap orang dengan tegas menentang kekristenan dan oleh

karena itu Anda bisa membunuh orang Kristen dan tidak ada

seorangpun akan bersimpati dengan orang Kristen. Mereka akan

mengatakan bahwa adalah baik membunuh orang-orang seperti ini. Itu

521 | C A H A Y A I N J I L

sebabnya terdapat banyak sekali martir pada masa Gereja Mula-mula,

namun sangat sedikit martir pada saat ini.

Di Amerika Utara, masih mungkin untuk menjadi seorang martir. Pada

15 September 1999, seorang laki-laki berjalan menuju sebuah Gereja

Baptis di Texas dan kemudian menembak dengan senjatanya dalam

gereja. Masih berbahaya untuk pergi ke gereja pada hari-hari ini. Masih

ada kesempatan dibunuh hanya karena pergi ke gereja. Tentu saja

kesempatannya agak kecil namun masih ada kemungkinan. Orang

tersebut melepaskan tembakan senjatanya dan menembakkan 100

peluru kepada jemaat-400 orang. Hal yang luar biasa adalah dengan

tembakan 100 peluru, dia hanya berhasil mengenai 14 orang. Sesudah

itu, dia menembak dirinya sendiri. Tujuh orang terbunuh di dalam

gereja. Tujuh yang lainnya terluka. Tujuh orang yang terbunuh

ternyata bukan hanya orang-orang Kristen yang baik tetapi orang-

orang Kristen yang berkomitmen sepenuhnya. Mereka adalah orang-

orang Kristen yang dengan sukacita bersedia mati demi iman mereka.

Sedangkan di antara tujuh orang yang terluka, ada seorang pemudi

yang mencoba melindungi temannya pada waktu penembakan dimulai.

Dengan tubuhnya, dia melindungi temannya yang cacat. Dia terkena

tembakan di punggung. Cukup aneh, punggungnya agak tidak normal

karena ia mempunyai suatu lekukan di punggung dan peluru mengenai

tulang belakangnya persis di tempat itu dan akibatnya peluru

tertangkis dari organ-organ pentingnya. Dengan kata lain jika dia tidak

mempunyai lekukan itu, dia pasti sudah terbunuh juga. Laki-laki yang

menyerang itu juga menyiapkan sebuah bom tetapi bom tidak

meledak. Hasil akhirnya adalah tragedi tersebut disiarkannya ke

seluruh dunia. Dan ada banyak kesempatan bagi para pendeta untuk

berbicara melalui televisi dan radio di Amerika Utara dan seluruh dunia.

Alhasil, 200 juta orang mendengar Injil. Tragedi menjadi suatu berkat!

Faktanya, di Jepang, pada suatu pertemuan sendiri, 35 orang

menerima Tuhan sesudah mendengar peristiwa ini.

Beberapa tahun yang lalu, seorang laki-laki memasuki gereja Tionghua

di Pantai Barat Amerika Serikat dan berjalan menuju pendeta dan

menembak dia di atas mimbar di depan semua jemaat. Kebencian

macam apa, pertentangan yang bagaimana yang menyebabkan orang-

orang tega melakukan hal yang demikian?

522 | C A H A Y A I N J I L

Ketika mengendarai mobil di Amerika Serikat sekitar 2 atau 3 minggu

yang lalu, saya mendengarkan radio di dalam mobil, saya mendengar

diskusi panjang mengenai pembunuhan di Columbine. Jika Anda

mengingatnya, 2 orang muda berjalan memasuki sekolah menengah

atas di Columbine dan menembak begitu banyak siswa di sana.

Penjahat bersenjata menghadapi seorang gadis muda di sekolah dan

memegang senapannya ke arah gadis tersebut dan berkata, "Apakah

kamu percaya pada Tuhan? Apakah kamu percaya pada Yesus?" Ia

hanyalah seorang gadis muda sekitar 17 atau 18 tahun. "Apakah kamu

percaya kepada Yesus?" Dia berkata, "Ya." Laki-laki tersebut menarik

pemicu dan menembaknya. Seberapa banyak dia membenci Yesus?

Mengapa? Gadis muda ini tidak melakukan apa-apa kepada laki-laki

tersebut. Jadi masih ada kesempatan untuk menjadi seorang martir

demi Yesus.

Iman Sejati Berasal dari Pewahyuan

Apakah pokok utama dari pesan ini? Jika setiap orang menentang

Yesus, dari pemimpin di atas sampai kepada orang kebanyakan di

bawah dan mengatakan semua hal ini tentang Yesus, bagaimanakah

Anda mengetahui bahwa Dia adalah benar? Anda dapat berkata bahwa

tanda telah diberikan: Ia adalah yang menimbulkan perbantahan, itulah

tandanya. Tetapi apakah itu cukup bagi Anda untuk mempercayai

Yesus? Di Perjanjian Baru kesimpulan bagi masalah ini sangatlah

sederhana. Hanya ada satu cara untuk mempercayai Yesus. Yaitu

melalui wahyu. Ketika semua orang menolak Dia, maka satu-satunya

cara Anda tahu bahwa Yesus adalah dari Allah ialah melalui pernyataan

dari Allah. Itu adalah satu-satunya cara Anda akan tahu. Oleh sebab itu

kesimpulan yang penting ialah: iman yang sejati berasal dari wahyu.

Anda telah membaca Mat 16:15. Apakah yang dikatakan di situ? Yesus

bertanya kepada murid-murid-Nya, "Tetapi apa katamu, siapakah Aku?

Kamu mendengar semua orang ini mengatakan hal buruk mengenai

Aku, apa yang akan kamu katakan?" Dan Petrus memberikan jawaban

yang mencengangkan. Dia berkata, "Engkau adalah Kristus, Anak Allah

yang Hidup." "Petrus, bagaimanakah kamu mengetahui hal itu?"

Bagaimanakah mungkin bagi Petrus untuk mengetahui bahwa Pribadi

yang di depannya adalah Anak Allah yang Hidup? Ia adalah Pribadi

yang sama dengan Pribadi yang rela dijual Yudas demi 30 keping

perak. Ia adalah Pribadi yang sama yang Petrus katakan, "Engkau

adalah Anak Allah." Dan apakah jawaban Yesus? "Daging dan darah

523 | C A H A Y A I N J I L

tidak menyatakan hal ini kepadamu. Tidak seorangpun dapat

menyatakan hal ini tetapi hanya Bapa-Ku di surga." Dan hal yang

menarik adalah bahwa Yesus tidak menginginkan mereka menceritakan

kepada orang lain tentang apa yang telah disingkapkan kepada

mereka. Ia menginginkan Bapa yang mewahyukan juga kepada orang

yang lain. Apakah Anda berpikir bahwa hanya Petrus yang memerlukan

wahyu dari Tuhan untuk mengetahui siapakah Yesus? Tentu saja tidak!

Inti dari pokok ini dapat dilihat di seluruh Perjanjian Baru, malah rasul

Paulus memberitahu kita bagaimana ia mengenal siapakah Yesus itu.

Apa yang terjadi di jalan Damsyik? Allah menyatakan kepadanya

siapakah Yesus itu. Hal ini berlaku kepada setiap orang percaya yang

sejati. Bagaimanakah menurut Anda bahwa Simeon mengetahui

siapakah Yesus itu ketika dia telah memandang bayi itu? Hanya melalui

wahyu! Tidak ada cara lain untuk mengetahuinya.

Pada bagian berikutnya, dibicarakan tentang Hana, seorang wanita tua

di atas usia 80 tahun. Sekali lagi, Allah mewahyukan kepada Hana

tentang siapakah bayi itu. Tidak seorang pun akan mengenal Yesus -

yang menimbulkan perbantahan - kecuali melalui wahyu. Sekarang

saya berdoa semoga Tuhan membuka mata Anda, jika tidak iman Anda

terletak di atas dasar yang salah.

Ketika saya belajar di sekolah teologia, begitu banyak orang telah

kehilangan iman mereka atau kehilangan api. Mengapa? Karena iman

mereka berdasarkan pendapat-pendapat orang lain. Mereka datang

kepada Yesus karena mereka telah mendengar orang lain mengatakan

sesuatu yang baik mengenai Yesus. Jika demikian iman Anda, apa yang

akan terjadi? Ketika mereka mendengar orang-orang lain mengatakan

sesuatu yang buruk mengenai Yesus, maka hal itu akan membatalkan

iman yang datang dari hal yang baik yang telah mereka dengar

sebelumnya. Mengapakah hal-hal seperti itu tidak mengganggu saya?

Karena iman saya tidak diletakkan atas pendapat orang lain. Iman saya

berdasarkan atas apa yang telah diwahyukan Allah kepada saya di

dalam hati saya. Jikalau Anda mengetahui apa maksudnya, Anda tahu

apa itu wahyu. Anda tahu bahwa Allah telah membuka mata Anda

untuk melihat siapakah Yesus itu, tidak peduli apa yang dikatakan

semua orang. Saya begitu kuatir jika iman Anda terletak di atas dasar

yang salah, Anda akan kehilangan iman nanti; Anda akan berbalik

524 | C A H A Y A I N J I L

melawan Dia. Ketika penganiayaan datang, Anda akan menyerahkan

Dia.

Poin terakhirnya adalah: jika iman berasal dari wahyu, hal itu

kelihatannya sepadan dengan takdir atau predestinasi, yaitu, Anda

tidak dapat melakukan apa-apa, terserah Allah untuk menyatakan diri-

Nya Sendiri. Sama sekali tidak! Apa yang terjadi adalah: kita tidak bisa

mendapatkan wahyu kecuali kalau Allah memberikannya kepada

kita. Tetapi kita bisa memintanya! Di khotbah atas bukit, apakah yang

Yesus katakan? "Carilah maka kamu akan mendapat. Mintalah maka

akan diberikan. Ketoklah maka akan dibukakan bagimu." Jika Anda

menginginkan wahyu dari Allah, maka mintalah. Kita tidak dapat

membuka pintu itu sendiri. Hanya Tuhan yang bisa membukanya.

Namun kita bisa mengetuk pintu itu sampai Dia membuka pintu. Ketika

pintu dibuka dan kita melihat ke dalamnya, kita melihat hal-hal yang

menakjubkan di dalam rumah Allah. Dan di sana kita menemui wahyu-

Nya!

Tiga prinsip yang merangkum segenap ajaran Injil

Pendeta Eric Chang

Terdapat tiga prinsip dari kehidupan Kristen yang merangkum segenap

isi Injil dan jika Anda bisa memahami ketiga prinsip, berarti bahwa

Anda telah memiliki pemahaman yang utuh tentang Injil.

Apakah ketiga prinsip dasar itu? Ketiga prinsip tersebut harus dipahami

secara bersamaan, jika Anda mengabaikan salah satunya, maka doktrin

Anda tidak akan memiliki keseimbangan, dan Anda tidak akan bisa

berdiri teguh. Ini merupakan hal yang sangat mengerikan karena,

kadang kala, di tengah gereja zaman sekarang, hanya prinsip pertama

yang ditekankan sedangkan dua yang lainnya diabaikan dengan cara

dikecilkan peranannya.

Jadi, apakah ketiga prinsip itu?

1. Prinsip kasih karunia (grace): Allah menangani kita dengan

kemurahan, memaafkan kita sebagai respon terhadap pertobatan kita.

525 | C A H A Y A I N J I L

Pengampunan ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan usaha-usaha

kita. Kita diselamatkan tapi bukan karena perbuatan baik kita.

Jadi, prinsip yang pertama adalah prinsip kasih karunia yang juga

dapat disebut sebagai pembenaran (justification). Pembenaran adalah

kasih karunia Allah kepada kita di masa lalu di mana Dia telah

mengampuni dosa-dosa kita di saat kita mengaku di hadapan-Nya dan

bertobat dari dosa-dosa kita. Dia mengampuni kita begitu saja, bukan

atas dasar perbuatan yang pernah kita lakukan atau prestasi kita. Dia

mengampuni kita dengan cuma-cuma. Kita tidak akan bisa mencapai

keselamatan bagi kita sendiri, karena jika kita mampu maka Kristus

tidak perlu mati bagi kita.

Itulah poin pertama dari Injil, poin yang paling mendasar. Demikianlah,

di dalam Efesus 2:9, Paulus menetapkan poin ini. Kita diselamatkan

oleh kasih karunia, bukan oleh perbuatan baik, jadi kita tidak punya

dasar apapun untuk menyombongkan diri.

Akan tetapi, ayat yang selanjutnya itu sama pentingnya. Kita

diselamatkan bukan oleh perbuatan baik kita, akan tetapi kita

diciptakan di dalam Kristus Yesus untuk mengerjakan perbuatan baik.

Bukan diselamatkan oleh perbuatan baik tetapi diselamatkan untuk

mengerjakan perbuatan baik. Bagian yang kedua ini sama pentingnya,

namun seringkali diabaikan. Bukan karena perbuatan baik maka kita ini

diselamatkan akan tetapi kita ini diselamatkan untuk mengerjakan

perbuatan baik. Itulah rencana Allah bagi keselamatan kita.

2. Prinsip kemurahan (graciousness) Pokok yang kedua adalah

kemurahan (graciousness) - untuk mengerjakan perbuatan baik.

Jika Anda hidup untuk mengerjakan perbuatan baik sebagai hasil dari

kasih karunia Allah yang mengubah diri Anda, maka perbuatan-

perbuatan baik itu akan terlihat seperti apa? Akan terlihat penuh

dengan kasih karunia dan kebenaran (full of grace and truth). Anda

akan menjadi murah hati melalui kasih karunia Allah di dalam hidup

Anda. Kita diselamatkan oleh kasih karunia yang bekerja di dalam diri

kita yang akan menghasilkan kemurahan di dalam diri kita.

Apakah Anda terlihat murah hati di dalam kehidupan Anda? Apakah

perilaku kita murah hati? Apakah ketika orang lain bertemu dengan

kita, maka mereka akan berkata, "Oh, orang itu sangat murah hati."

526 | C A H A Y A I N J I L

Seperti Yohanes yang mampu memberi kesaksian tentang Yesus, "Kami

hidup bersama Dia, kami bersekutu dengan-Nya, dan kami

memberikan kesaksian berikut ini: Dia penuh dengan kasih karunia dan

kebenaran." Yesus penuh kasih karunia dan kebenaran. Demikian

murah hati pribadi-Nya. Dapatkah kesaksian itu diberikan oleh orang

lain terhadap diri kita? Dengan cara apa kita akan mencerminkan kasih

karunia Allah di dalam hidup kita?

Kita kerap memakai istilah teologi yang disebut „pengudusan‟

(sanctification) di dalam membahas kemurahan ini. Kemurahan ini,

dalam pengertiannya yang sederhana, adalah cara kita berurusan

dengan orang lain sebagaimana cara Allah berurusan dengan

kita: karena Dia menangani kita dengan penuh kemurahan, maka kita

juga berurusan dengan orang lain dengan penuh kemurahan pula,

dengan demikian, kemurahan itu ada di dalam tindakan kita, di dalam

perilaku kita.

Sangatlah menyebalkan melihat orang Kristen yang berperilaku tidak

murah hati, kasar, tidak sopan, tidak menyenangkan, tanpa

pengertian, berpikiran picik, egois, bebal, dogmatik dan angkuh.

Sangat menyebalkan! Kita harus murah hati jika kita sudah menerima

kasih karunia Allah. Ini bukanlah suatu pilihan. Menjadi murah hati

bukanlah suatu pilihan.

Ini juga merupakan hal yang dimaksudkan oleh Paulus di dalam Efesus

5:1 Jadilah penurut-penurut (imitators = peniru-peniru) Allah. Itu

adalah suatu perintah. Ini bukanlah sebuah saran yang menganjurkan

betapa baiknya jika menjadi peniru-peniru Allah. Kita harus menjadi

peniru-peniru Allah.

Apakah arti dari „peniru Allah‟ itu? Artinya adalah bahwa kita harus

menangani orang lain sebagaimana Allah telah menangani kita. Allah

telah mengampuni kita, hal yang memang telah Dia lakukan, dan kita

juga harus mengampuni orang lain. Itulah artinya menjadi peniru-

peniru Allah. Tak ada yang rumit dalam pemahamannya. Pokok ini

sangatlah ditekankan di dalam pengajaran Yesus dan sungguh luar

biasa melihat betapa pokok ini justru tidak lagi ditekankan.

3. Prinsip penghakiman: Allah akan menghakimi kita sesuai dengan

perbuatan-perbuatan kita, baik untuk perbuatan yang baik ataupun

527 | C A H A Y A I N J I L

yang jahat. Dia akan menangani kita sebagaimana cara kita menangani

orang lain

Demikianlah, karena kasih karunia Allah di masa lalu telah

mengampuni dosa-dosa kita, maka di masa sekarang ini kita wajib

bermurah hati sampai kesudahannya, supaya pada Hari

Penghakiman, Allah akan menghakimi kita sesuai dengan cara kita

menghadapi orang lain. Inilah prinsip yang ketiga. Penghakiman akan

didasarkan pada perbuatan-perbuatan kita. Allah akan menghakimi kita

sesuai dengan perbuatan-perbuatan kita, entah yang baik maupun

yang jahat, tidak terbatas pada yang baik saja.

Baru-baru ini saya membaca sebuah buku, dan penulis buku itu

mempertanyakan apa arti penghakiman bagi orang Kristen? Jawaban

orang itu adalah bahwa penghakiman terhadap orang Kristen itu

sekadar ucapan terima kasih dari Allah kepada Anda. Pertanyaan saya

adalah apa hal yang telah Anda perbuat dan layak untuk menerima

ucapan terima kasih dari Allah? Renungkanlah kehidupan Anda dan

pikirkanlah, untuk apa Allah berterima kasih kepada Anda? Hal apa

yang telah Anda lakukan yang perlu mendapatkan ucapan terima

kasih? Apakah untuk sepuluh ribu rupiah yang telah Anda masukkan ke

kotak persembahan? Pada dasarnya uang itu milik-Nya sendiri. Jumlah

yang malahan jauh lebih sedikit dari jumlah perpuluhan sebagaimana

yang ditetapkan di dalam Perjanjian Lama. Apakah ada milik kita yang

bukan menjadi milik-Nya?

Berkaitan dengan hal penghakiman ini, mari kita beralih sejenak ke

dalam 2 Korintus 5:10. Izinkan saya menunjukkan kepada Anda bahwa

penghakiman kepada orang Kristen bukan sekadar urusan ucapan

terima kasih. Penghakiman ini bisa menjadi sangat keras. Paulus

sangat memahami pengajaran Yesus sehingga ia tidak akan sampai

pada pandangan bahwa orang Kristen tidak akan dihakimi atau

dihukum sehubungan dengan cara mereka menjalani kehidupan atau

cara mereka berperilaku. Paulus tidak membuat kesalahan semacam

itu. 2 Korintus 5:10 berkata, "Kita semua harus menghadap takhta

pengadilan Kristus," Kita yang harus menghadap takhta, bukan orang

non-Kristen. Orang Kristenlah yang sedang Paulus bicarakan saat dia

menyurati jemaat di Korintus. Kalian, jemaat di Korinstus dan aku, kita

semua akan hadir di hadapan takhta pengadilan Kristus, supaya setiap

orang memperoleh apa yang patut diterimanya, hal yang baik.

528 | C A H A Y A I N J I L

Kita tentunya berharap agar Paulus berhenti di sana. Ternyata

tidak, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya,

sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun

jahat." Sesuai dengan yang dilakukannya di dalam hidupnya berarti

sesuai dengan perbuatan Anda di dalam kehidupan Anda, demikianlah

kita akan menerima apa yang baik ataupun yang jahat. Bukan sekadar

ucapan terima kasih.

Akan ada hamba yang dihardik-Nya dengan ucapan, "menyingkirlah

dari-Ku, kamu hamba yang jahat." Orang itu memang seorang hamba

Tuhan, akan tetapi dia jahat. Dia menerima apa yang jahat akibat apa

yang telah dia kerjakan selama hidupnya. Penghakiman ini,

sebagaimana yang telah kita lihat, didasarkan pada prinsip yang kedua.

Didasarkan pada fakta bahwa Allah akan menangani kita sesuai dengan

cara kita menangani orang lain.

Rangkuman

Demikianlah ketiga prinsip itu: kasih karunia (grace), kemurahan

(graciousness), dan penghakiman (judgement). Mari kita merangkum

ketiga prinsip itu. Allah telah menangani kita dengan penuh kemurahan

dalam kaitannya dengan pertobatan kita, dan hal ini tidak dikaitkan

dengan perbuatan baik kita. Walaupun kita diselamatkan bukan oleh

perbuatan baik, akan tetapi kita diciptakan di dalam Kristus untuk

tujuan mengerjakan perbuatan baik.

Dengan demikian, kita sampai pada prinsip yang kedua: Dia

mengharapkan agar kemurahan muncul di dalam hidup kita. Dan

kemurahan dapat kita artikan sebagai berikut, bahwa kita berurusan

dengan orang lain sama seperti Allah telah berurusan dengan kita di

dalam kemurahan.

Pada hari Penghakiman, Dia akan menghakimi kita sesuai dengan cara

kita berurusan dengan orang lain. Renungkanlah hal itu. Itulah

rangkuman sederhana dari segenap ajaran injil: kasih karunia,

kemurahan dan penghakiman.

529 | C A H A Y A I N J I L

Tinggal di dalam Hadirat Allah

Brother Lawrence

Hadirat Tuhan merupakan

pemusatan perhatian jiwa kita

kepada Allah, yang

mengingatkan kita bahwa Ia

selalu hadir.

Saya mengenal seseorang yang

selama empat puluh tahun

tinggal di hadirat Tuhan.

Kadang-kadang ia menyebut bahwa tinggal di hadirat Tuhan sebagai

suatu perbuatan sederhana - yaitu pengenalan akan Allah yang jelas

dan istimewa, dan kadang-kadang ia menyebutnya sebagai suatu

pemandangan yang samar-samar atau suatu pandangan umum yang

penuh kasih kepada Allah - yaitu ingatan terhadap Dia. Ia juga

menyebutnya sebagai perhatian terhadap Allah, persekutuan tanpa

suara dengan Allah, keyakinan kepada Allah, atau hidup dan kedamaian

jiwa. Pendek kata, orang ini mengatakan kepada saya bahwa semua

sebutan untuk hadirat Tuhan itu merupakan sinonim, yang sebetulnya

menyatakan hal yang sama, yang baginya telah dianggap sebagai hal

yang wajar-wajar saja.

Teman saya berkata, bahwa dengan tinggal di hadirat Tuhan, ia telah

membangun persekutuan yang manis dengan Tuhan, sehingga tanpa

bersusah payah, rohnya tinggal di dalam kedamaian Allah. Dalam

ketenteraman ini, ia dipenuhi dengan iman, yang memperlengkapinya

untuk mengatasi segala sesuatu yang terjadi padanya.

Inilah yang disebutnya sebgai "hadirat Tuhan yang sebenarnya", yang

meliputi suatu atau segala macam persekutuan dengan Allah di surga,

yang dapat dilakukan oleh orang yang masih hidup di dunia. Kadang-

kadang, ia dapat hidup sekan-akan tidak ada orang lain di bumi ini

kecuali dirinya sendiri bersama Allah. Dengan penuh kasih, ia

berbincang-bincang dengan Allah ke mana pun ia pergi, meminta

kepadaNya apa saja yang diperlukannya dan bersukacita bersma Dia

dengan beribu cara.

530 | C A H A Y A I N J I L

Meskipun demikian, seseorang harus menyadari bahwa percakapannya

dengan Allah itu terjadi di dalam lubuk jiwanya yang terdalam. Di

situlah jiwanya berbicara dengan Allah dari hati ke hati dan selalu

tinggal di dalam kedamaian yang agung dan mulia yang dinikmati jiwa

itu di dalam Allah. Kesukaran-kesukaran yang terjadi di dunia ini dapat

menjadi seperti batang-batang jerami yang beterbangan dari

onggokannya sekalipun sedang terbakar. Jiwa kita dapat mencapai

kedamaian batin di dalam Allah.

Hadirat Tuhan merupakan kehidupan bagi jiwa kita, yang dapat

diperoleh karena kasih karunia Allah. Berikut ini cara untuk

mengalaminya:

Cara-Cara untuk Tinggal di Hadirat Tuhan

1. Sarana pertama ialah melalui hidup baru, dengan cara menerima

keselamatan melalui Darah Kristus

2. Sarana kedua ialah dengan berusaha tinggal di hadirat Tuhan dengan

setia. Hal ini harus selalu dilakukan dengan lembut, rendah hati dan

penuh kasih, tanpa memberi kesempatan kepada kecemasan dan

masalah-masalah.

3. Pandangan jiwa seseorang harus tetap terarah kepada Allah,

terutama jika sesuatu sedang terjadi di muka bumi. Karena untuk

tinggal di hadirat Tuhan dengan sempurna diperlukan banyak waktu dan

usaha, seseorang tidak perlu patah semangat karena kegagalannya.

Meskipun kebiasaan untuk tinggal di hadirat Tuhan ini sukar dibentuk,

tetapi bila telah dikuasai, maka kebiasaan itu akan merupakan sumber

sukacita ilahi.

Tepatlah kalau hati - yaitu bagian yang paling dahulu mengalami

kehidupan dan yang menguasai bagian tubuh lainnya - yang pertama

kali mengasihi Allah. Hati adalah awal dan akhir dari kegiatan rohaniah

dan jasmaniah, dan pada umumnya merupakan awal dari segala

sesuatu yang kita lakukan di dalam kehidupan kita. Karena itu, hatilah

yang harus kita arahkan kepada Allah dengan saksama.

4. Pada awal dari upaya untuk tinggal di hadirat Tuhan ini, tidak salah

bila disampaikan suatu ungkapan yang diilhami oleh kasih, misalnya

531 | C A H A Y A I N J I L

"Tuhan, saya ini sepenuhnya milik-Mu." Allah yang Mahakasih, saya

mengashi Engkau dengan sepenuh hati," atau "Tuhan, pakailah saya

sesuai dengan kehendakMu." Namun, hendaklah Anda ingat untuk

menjaga pikiran Anda agar tidak melayang-layang atau kembali

memikirkan hal-hal yang duniawi. Pusatkan perhatian Anda hanya pada

Allah saja dengan cara melatih kehendak Anda agar Anda tetap berada

di hadirat Allah.

Meskipun pada mulanya latihan ini sukar dipertahankan, namun akan

memberikan dampak yang mengagumkan pada jiwa kita bila

dipraktikkan dengan setia. Latihan ini mencurahkan anugerah Tuhan

dengan berlimpah-limpah dan menunjukkan kepada jiwa kita bagaimana

cara memandang hadirat Allah di mana-mana dengan pandangan yang

murni dan penuh kasih, yang merupakan sikap doa yang paling kudus,

paling mantap, paling mudah dan paling efektif.

http://www.cahayapengharapan.org/kesaksian_hidup/texts/tinggal_di_d

alam_hadirat_allah.htm

Untuk Apakah Anda Hidup?

Pesan ke empat dari seri kotbah tentang "Kualitas Hidup" oleh Pendeta

Eric Chang

Pesan ini disampaikan di Chinese Gospel Church di Montreal, PQ,

Kanada

Karena hari ini kita akan mengadakan baptisan, saya akan membahas

beberapa pertanyaan pokok tentang kehidupan kekristenan

berdasarkan teks bacaan kita: Filipi 3 13-15.

Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah

menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang

telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang

dihadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah,

yanitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Karena itu

532 | C A H A Y A I N J I L

marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain

pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga

kepadamu.

Ayat-ayat di atas sudah tidak asing lagi bagi kita, seperti yang sering

kita lihat tertulis di poster-poster dan penunjuk halaman buku. Paulus

mengatakan bahwa semua orang Kristen yang telah dewasa secara

rohaniah berpikir seperti ini: bahwa ia tidak menganggap dirinya telah

tiba di tempat yang seharusnya, tetapi ia melupakan segala apa yang

telah di belakangnya dan mengarahkan seluruh energinya kepada apa

yang dihadapannya. Saya ingin memberikan ayat-ayat ini kepada

setiap dari pada kalian, terutama kepada orang yang dibaptis hari ini.

Apakah Tujuan Hidup Anda?

Ini adalah prinsip yang sangat penting, dan kedengarannya cukup

mudah. Tetapi apakah artinya "melupakan apa yang telah di

belakang"? Apakah kita harus melupakan segala sesuatu yang telah

terjadi di masa lalu? Bagaimana dengan pelajaran-pelajaran penting

yang bisa kita petik dari sejarah? Jikalau artinya demikian, maka kita

tidak perlu lagi mempelajari sebagian besar dari Perjanjian Lama

karena kebanyakan dari kitab-kitab itu berkenaan dengan sejarah.

Kemudian, apakah artinya "mengarahkan diri kepada apa yang

dihadapan"? Apakah yang ada "di hadapan" itu? Ungkapan ini

mengarahkan kita kepada suatu sasaran di muka. Apakah sasaran

tersebut?

Jika saya bertanya apakah tujuan hidup anda, dapatkah anda

menjawabnya? Banyak orang Kristen yang tulus hatinya namun tidak

bisa menjawab dengan tepat tujuan dari kehidupan kekristenan mereka

itu. Apakah untuk mengetahui lebih banyak akan Alkitab? Apakah

untuk melakukan misi penginjilan? Apakah tujuan di hadapan kita itu

yang semestinya kita capai dengan berlari-lari?

Anda bisa lihat makna ayat-ayat di atas itu pada akhirnya tidak terlalu

jelas. Saya harap anda dapat memahami ayat-ayat tersebut sedikit

lebih banyak lagi seusai mendengar pesan hari ini.

Pelajaran #1: Saddam Hussein

Saya akan mencoba menjelaskan ayat-ayat di atas dengan

menggunakan beberapa pokok berita utama yang terjadi baru-baru ini.

533 | C A H A Y A I N J I L

Allah seringkali berbicara kepada kita melalui berita-berita, jikalau kita

mempunyai mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar.

Dua minggu yang lalu, kita mendengar berita bahwa sahabat kita

Saddam Hussein sekali lagi muncul dengan ide barunya. Anda

mungkin berpikir setelah Perang Teluk yang membawa malapetaka itu

dia akan dapat menarik beberapa pelajaran dari situ. Ternyata tidak

demikian, dia masih belum mengerti juga. Sekarang dia ingin

membuat kekacauan di bagian baratlaut dengan orang-orang

Kurdistan. Karena itu rudal-rudal dan pesawat-pesawat tempur sekali

lagi beterbangan di atas Irak. Bagaimana caranya untuk menolong dia

belajar hal-hal dasar dari kehidupan?

Akan tetapi bukankah hal yang sama juga terjadi di antara kebanyakan

orang Kristen? Saya melihat hal yang sama terjadi. Orang-orang

Kristen itu berulang kali mengalami pengalaman buruk karena

melanggar Tuhan, tetapi mereka kelihatannya masih belum bisa

menarik pelajaran dari pengalaman-pengalaman itu. Mereka terus saja

mengulangi kesalahan yang sama. Kenapa?

Pelajaran #2: Perceraian Ningrat

Kemudian sekitar 10 hari yang lalu, pokok berita yang lain muncul.

Kali ini mengenai keluarga kerajaan Inggris: pengumuman resmi atas

perceraian antara Putri Diana dan Pangeran Charles. Setelah

perceraian itu, Diana bukan lagi seorang putri, dan tidak lagi

memegang gelar 'Her Royal Highness'. Dia turun pangkat dari

keagungan tinggi menjadi seorang warga biasa saja. Kenapa hal ini

masih terjadi setelah pernikahan selama 15 tahun? Ini adalah

pertanyaan kedua untuk anda renungkan. Apakah jawabannya mirip

dengan jawaban untuk pertanyaan mengenai Irak?

Pernikahan Diana dan Charles - seperti cerita dongeng saja. Lima

belas tahun yang lalu, pernikahan tersebut mempesonakan seluruh

dunia. Gadis biasa yang cantik ini diangkat menjadi seorang putri,

yang pada suatu hari nanti akan menjadi Ratu Inggris! Ini adalah

impian setiap gadis muda! Suatu hal yang hanya dapat anda baca di

dalam buku-buku cerita dongeng! Dan sekarang impian itu telah

menjadi kenyataan, di layar televisi, Diana telah menjadi seorang Putri,

dan juga seorang bakal Ratu.

534 | C A H A Y A I N J I L

Selain itu, pria yang dia nikahi, bukanlah seorang raja buruk rupa,

tetapi seorang pangeran yang tampan, seorang bakal Raja Inggris.

Pandanglah dia dalam pakaian seragam tentaranya, dengan kancing

emas dan pita tanda jasa emas, dengan pedang disampingnya, dan

wajah yang tampan, dengan rambut coklat berombak. Sungguh-

sungguh sebuah impian bagi setiap gadis!

Lalu datang berita buruk: perceraian. Tentu saja kita tidak merasa

terlalu terkejut. Kita tahu sudah bertahun-tahun perkawinan mereka

bermasalah. Tetapi ketika pengumuman perceraian itu akhirnya

diberitahukan kepada umum, masih juga begitu menyedihkan. Itu

adalah akhir dari sebuah mimpi. Tetapi kenapa? Kenapa perkawinan

antara dua orang dengan masa depan gemilang, yang mempunyai

segala-galanya, harus berakhir dengan perceraian? Bagaimana

pendapat anda? Apakah penyebabnya itu karena perbedaan karakter?

Tetapi setiap pasangan mempunyai perbedaan karakter. Dua orang

mana yang mempunyai identitas total? Apakah perbedaan karakter itu

berarti setiap pasangan harus berakhir dengan perpisahan? Dengan

seluruh sumber yang tersedia, dan tekanan pendapat umum, pasangan

ningrat ini tetap tidak mampu membuat perkawinan mereka langgeng.

Pelajaran #3: Superman

Mari kita lihat pokok berita ke tiga yang berhubungan dengan

Christopher Reeves. Tahukah anda siapa dia? Dio adalah Superman!

Dialah pria tampan, tinggi dan berotot yang memakai kaos biru, yang

memerankan tokoh Superman itu. Di dalam filem, dia merentangkan

kedua lengannya dan terbang tinggi ke angkasa. Bukankah anda

senang kalau bisa terbang? Superman! Tetapi sekarang apa yang

terjadi dengan Reeves? Dia lumpuh dari leher ke bawah. Dia terjatuh

dari kuda dan lehernya patah. Saya tidak bisa mengenalinya sewaktu

melihat dia di TV pada saat dia dibawa ke atas podium dalam acara

pengumpulan dana bagi orang-orang yang menderita luka tulang

belakang. Dia kelihatan begitu menyedihkan. Duduk di atas kursi

roda, dia harus didorong kemana-mana. Bahkan dia juga tidak bisa

bernafas sendiri dengan lancar, sehingga harus memakai selang yang

disambungkan kemulutnya untuk memberi oksigen. Dia sama sekali

tidak kelihatan seperti Superman yang tampan di filem itu.

Pelajaran apa yang bisa kita tarik dari sini? Dari kebanggaan tinggi

atas kondisi tubuhnya yang prima, dia sekarang hanyalah segumpal

535 | C A H A Y A I N J I L

daging yang duduk di atas kursi roda. Apa yang Allah ingin katakan

kepada kita melalui semuanya in? Ini bukanlah tentang Christopher

Reeves sendiri. Dia sendiri tidak melakukan hal yang jahat. Tetapi

sepertinya ada sebuah pesan didalamnya untuk seluruh umat

manusia. Manusia dapat berpikir bahwa ia dapat melakukan segala

sesuatu dan memecahkan setiap persoalan. Ia tidak lagi memerlukan

Allah. Manusia mampu melakukan segalanya, ia hanya perlu menjadi

"super". Setelah mencapai status yang "super" ini, ia boleh melupakan

Allah. Tetapi sekarang, lihatlah Superman sendiri! Dari seluruh

bintang-bintang Hollywood, hal ini tidak terjadi kepada bintang-bintang

yang lain selain Superman - apakah ini suatu kebetulan? Superman

tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri, apalagi menyelamatkan

orang lain.

Egoisme Kita - Persoalan Pokok

Pelajaran yang sama dari ketiga berita di atas adalah tentang persoalan

pokok manusia. Persoalan kerohanian manusia adalah dirinya sendiri.

Apakah akar persoalan manusia? Apakah akar persoalan di dalam diri

anda? Jika anda tidak menanganinya, anda tidak akan dapat

memecahkan masalahnya. Jika anda tidak mendiagnosa penyakitnya

dengan tepat, anda tidak dapat menyembuhkannya. Kalau anda salah

mendiagnosa, anda mungkin bisa membunuh pasien anda dengan

memberi perawatan yang salah. Kalau perawatannya hanya berfokus

kepada gejala-gejala penyakitnya saja, sumber penyakitnya masih

belum terobati. Persoalan pokoknya disini adalah apa yang disebut

egoisme. Egoisme adalah hal yang paling sulit ditangani.

Kenapa Saddam Hussein ingin menelan Kuwait? Segala yang dia

lakukan adalah untuk membanggakan diri sendiri. Dia bahkan

membangun kembali kota purba Babel dengan mencetak namanya di

atas setiap batu bata yang digunakan. Dia ingin sejarah mengingatnya

sebagai seorang penakluk Kuwait. Dia mempunyai ambisi lebih besar

selain daripada menaklukkan Kuwait. Jikalau dia tidak dihentikan di

sini, entah negara lain mana lagi yang akan dia telan. Tetapi setelah

mengalami kekalahan yang amat sangat, kita pikir dia sudah

mendapatkan suatu pelajaran dari sini. Ternyata tidak, tidak ada

sesuatupun yang dapat menghentikan keegoisannya.

Apa Yang Memotivasikan Anda?

Tetapi apakah Saddam Hussein begitu berbeda dari kita? Lihatlah hati

536 | C A H A Y A I N J I L

anda: apa yang mendorong anda untuk melakukan apa yang anda

lakukan? Kalau bukan untuk kesenangan anda, kepuasan anda,

kebanggaan anda, kenapa anda melakukannya? Manusia selalu

dimotivasikan oleh keinginan untuk memuaskan diri sendiri. Kenapa

pernikahan yang begitu indah seperti yang dimiliki oleh Diana dan

Charles akhirnya hancur berantakan? Egoisme yang bertentangan.

Kedua belah pihak tidak mau mengalah. Bentrokan egoisme

menghancurkan perkawinan.

Citra Superman itu begitu menarik karena kita sangat menginginkan

kekuatan, agar dapat menaklukan kehendak lawan kita. Sehingga

sesudahnya kita dapat melakukan segalanya semau kita, mengerjakan

segala apa yang kita pikir benar. Perhatikan kata-kata ini: apa

yang kita pikir benar. Bahkan di dalam gereja juga ada bentrokan,

karena di dalam gereja ada orang-orang yang menganggap diri mereka

itu benar dan para pemimpin mereka yang salah. Tetapi para

pemimpinnya menganggap mereka lebih rohaniah dan oleh karena itu

merekalah yang benar.

Egoisme adalah hal yang sangat pelik. Kita bisa menyembunyikan

motivasi kita yang sebenarnya di belakang kata-kata yang muluk. Hal

ini sangat menakutkan. Tetapi di dalam kehidupan rohani, hal ini

bukan hanya menakutkan, tetapi membinasakan. "Aku tahu apa yang

harus kamu lakukan karena aku lebih rohaniah darimu." Ini seperti

contoh dimana seorang pria berkata kepada teman wanitanya, "Kamu

harus menikah denganku karena aku tahu ini adalah kehendak Allah.

Aku telah lebih lama menjadi seorang Kristen daripadamu, jadi aku

tahu lebih baik akan kehendak Allah daripadamu." Saya pribadi

mengetahui sedikitnya dua kasus dimana hal ini betul-betul terjadi.

Seorang Kristen melakukan apa yang dia sendiri mau, tetapi

menggunakan nama Allah untuk melakukannya. Ini adalah hal

terburuk yang kita dapat lakukan, akan tetapi sayangnya hal ini sudah

umum terjado di gereja.

Melupakan Apa Yang Membuat Kita Bangga

Akan tetapi bagaimana semuanya ini berhubungan dengan teks di Filipi

3:13-15? Apa artinya kalau kita disuruh melupakan apa yang di

belakang? Apakah Saddam Hussein melakukan persis apa yang Paulus

katakan kepada kita - melupakan pelajaran atas Kuwait, dan

537 | C A H A Y A I N J I L

mengarahkan diri ke hadapan untuk mencapai tujuannya yaitu

mendapatkan kebanggaan dirinya sendiri?

Sangatlah penting bagi kita untuk memahami konteks dari apa yang

dikatakan oleh Paulus. Dia tidak berkata bahwa kita harus melupakan

pelajaran yang bisa kita tarik dari sejarah. Akan tetapi apa yang harus

kita lupakan adalah hal-hal yang dulunya kita hargai. Paulus berkata

bahwa hal-hal yang di waktu dulu memikat hatinya, sekarang dia

anggap sebagai sampah. Hal itu bukan lagi hal yang penting baginya.

Malahan sekarang Paulus mencari hal yang lain - agar dapat mengenal

Yesus. Dan agar supaya dapat mengenal Yesus, Paulus harus

menganggap segala hal yang lain ada di belakangnya.

Hal-hal itu adalah hal-hal yang menyangkut egoisme, seperti fakta

bahwa dia adalah seorang Farisi (Filipi 3:5; Kisah Para Rasul 23:6).

Menjadi seorang Farisi sekarang ini kedengarannya seperti suatu hal

yang jelek, akan tetapi pada masa itu menjadi seorang Farisi adalah

suatu hal yang sangat membanggakan. Paulus berkata bahwa ia

adalah seorang Ibrani asli, seorang Ibrani sejati. Segala hal-hal yang

patut dibanggakan itu sekarang telah menjadi sampah. Di waktu dulu,

hal-hal tersebut adalah kebanggaannya, tetapi sekarang hal-hal itu

tidak berarti lagi.

Bagaimana dengan kita? Mungkin latar belakang keluarga kita

membuat kita bangga. Mungkin seluruh gelar-gelar akademis yang

telah kita kumpulkan membuat kita bangga. Sekarang segala hal

tersebut harus kita tinggalkan, karena hal-hal ini membuat kita

sombong. Tidak ada hal yang lebih berbahaya selain daripada

kesombongan. Bahkan sedikit saja kesombongan akan membuat hati

kita tidak murni lagi. Pernahkan anda mencoba untuk berdoa tetapi

Allah tidak mendengar doa anda? Ingatlah bahwa hanya mereka yang

suci hatinya yang akan melihat Allah. Itulah sebabnya ada orang yang

terus-menerus mengalami Allah dan ada orang yang tidak pernah

mengalamiNya. Dimanakah perbedaannya? Ada orang yang telah

mengatasi keegoisannya dan akan terus mengatasinya dengan lebih

mendalam lagi, dan ada orang yang belum mampu mengatasinya.

Baptisan, Awal Dari Kehidupan Rohani

Itulah rahasia kehidupan rohani. Oleh sebab itu Paulus berkata bahwa

setiap orang Kristen yang dewasa berpikir demikian, "Aku telah

538 | C A H A Y A I N J I L

meninggalkan dan melupakan segala hal yang berkenaan dengan

keakuanku. Sekarang aku mengarahkan diri kepada hal-hal yang

berkenaan dengan Allah." Jika itu mentalitas anda, Allah akan

menjawab doa anda. Saya mempunyai keyakinan penuh di dalam Allah

saya bahwa Ia akan menjawab. Keyakinan ini berdasarkan

pengalaman yang sangat panjang. Semenjak saya mengenal Tuhan di

tahun 1953, sejauh yang dapat saya ingat selama 43 tahun ini tidak

ada satu doapun yang tidak dijawab oleh Allah. Kadang-kadang saya

harus menunggu untuk beberapa saat sebelum Dia menjawab, tetapi

jawabannya pasti akan datang. Kadang-kadang jawabannya datang

begitu cepat, bahkan sebelum saya sempat ucapkan sudah dijawab.

Kadang juga Dia sudah menjawab sebelum saya minta. Hal ini

membuat saya terpana - saya belum meminta tetapi jawabannya sudah

datang. Itulah yang dikatakan oleh Yesaya dengan tepat, "Sebelum

mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya" (Yesaya 65:24).

Inilah artinya baptisan: mulai saat ini anda akan melupakan apa yang

di belakang: segala hal yang berkaitan dengan egoisme, ambisi egois

anda, kesombongan egois anda. Di saat anda turun ke dalam air untuk

di baptis, masa yang lalu telah musnah. Apa artinya "mati dengan

Kristus"? Ini berarti masa yang lalu telah musnah. Apa artinya

"dibangkitkan dari kematian"? Ini berarti anda mengarahkan diri

kepada tujuan yang baru. Sekarang anda telah dibebaskan dari

belenggu diri sendiri sehingga anda bisa menuju ke sesuatu yang baru.

Dibebaskan Dari Masa Lalu Kita

Kita juga perlu melupakan beban-beban di masa lalu. Memang benar

masa lalu kadang menyakitkan: perbuatan-perbuatan orang lain yang

salah terhadap anda. Anda perlu mengampuni dan mencegah masa

lalu untuk menjadi sebuah batu sandungan yang tergantung di leher

anda. Di dalam pekerjaan saya, saya harus memberi banyak konseling

kepada banyak orang, dan saya lihat banyak orang yang hidup dengan

memikul sebuah beban masa lalu yang besar. Anda tidak dapat

mengarahkan diri ke depan dengan memakai batu sandungan besar

disekeliling leher anda yang membuat anda tercekik.

Yesus ingin membebaskan kita dari masa lalu. Itulah sebabnya ada

dua bagian di ayat ini: anda harus dibebaskan dari masa lalu agar anda

bisa mengarahkan diri ke depan. Kata MELUPAKAN di dalam bahasa

aslinya ada di dalam bentuk "present participle" - yang berarti anda

539 | C A H A Y A I N J I L

terus-menerus melupakan. Anda juga harus terus-menerus

mengarahkan diri dan berlari-lari ke muka, yang juga ada di dalam

bentuk "present participle". Dalam bahasa Yunani, "berlari-lari" adalah

sebuah ungkapan yang sangat kuat yang tidak begitu jelas artinya

dalam bahasa Inggris. Gambarannya secara sederhana berarti sesuatu

tentang permuridan. Permuridan berarti mengikuti - Yesus di depan,

saya di belakang. Apa yang ada di belakang? Saya sendiri. Apa yang

harus saya lupakan? Saya sendiri. Jika anda mampu melakukan hal

ini, anda akan tahu apa arti kebebasan itu. Dengan kata lain,

permuridan adalah hal yang mustahil kecuali jika anda melupakan apa

yang ada di belakang - egoisme anda. Kemudian anda mengarahkan

diri kepada Tuhan Yesus, untuk menjadi seperti Dia.

Kita Terlalu Mengikat Perhatian Kepada Egoisme Kita

Saya terkadang harus menghadapi orang-orang yang menderita

gangguan jiwa yang serius. Saya mendapatkan ciri utama dari para

penderita ini adalah perhatian mereka yang sangat terikat kepada

egoismenya. Mereka begitu terkurung di dalam egoisme mereka. Satu

gejala dari penyakit jiwa adalah peralihan perhatian ke dalam batin -

obsesi total kepada egoisme. Bagaimanakah situasi anda sekarang?

Menurut standar di atas, kebanyakan orang bisa dibilang mempunyai

sedikit gangguan jiwa, mungkin tidak sampai ke titik obsesi, namun

keadaan ini bisa berkembang menuju ke arah obsesi.

Kalau anda berbincang-bincang dengan orang-orang yang demikian,

mereka selalu membicarakan tentang diri mereka sendiri. Mereka tidak

dapat mengalihkan perhatian mereka kepada hal-hal lain. Sebagai

akibatnya mereka mulai kehilangan teman-teman mereka satu-

persatu, dan akhirnya mereka merasa sangat kesepian. Siapa yang

sudi berbincang-bincang dengan seseorang yang terus-menerus

membicarakan tentang dirinya sendiri? Banyak orang yang mempunyai

obsesi atas diri mereka sendiri tetapi mereka cukup pintar untuk tidak

membicarakan diri mereka saja melainkan pekerjaan mereka,

kesukaan mereka, hobi mereka, dan bahkan di dalam percakapan

tentang kebanggaan negara mereka, hal ini mereka pandang sebagai

satu aspek dari kebanggaan pribadi mereka juga. Dari sini kita masih

tetap bisa melihat obsesi total kepada egoisme.

Ada seseorang di gereja yang datang kepada saya dengan membawa

persoalannya. Dia selalu membicarakan hal yang itu-itu saja, yaitu,

540 | C A H A Y A I N J I L

"aku ini begini dan aku ini begitu". Hal ini sangat menjemukan

pendengarnya. Berbagai rekan kerja saya telah mencoba untuk

menolongnya, tetapi hasilnya sia-sia saja. Pokok pembicaraanya selalu

berkisar seputar hal yang sama, karena sebenarnya dia senang sekali

membicarakan persoalannya yang begitu dia benci. Di sini terdapat

hubungan cinta-benci (love-hate) atas dirinya. Pada akhirnya semua

rekan kerja saya menyerah, jadi dia kembali kepada saya.

Saya berkata kepadanya, "Baiklah, aku akan memberikan satu instruksi

dimana kamu harus mematuhi dengan sepenuhnya jikalau kamu ingin

keluar dari situasi ini. Mulai dari saat ini dan seterusnya, kamu

dilarang untuk membicarakan tentang dirimu. Kamu tidak boleh

membicarakan tentang dirimu lagi. Kamu tidak akan

membicarakannya dengan siapapun, juga tidak dengan suamimu."

Mulutnya terbuka lebar, "Bagaimana aku dapat hidup tanpa sedikitpun

menyinggung tentang diriku?" Anda tahu apa yang terjadi? Begitu dia

berhenti membicarakan tentang dirinya, dia sembuh. Dia telah bebas

dari ikatan dirinya. Dia belajar untuk melupakan dirinya. Semenjak

saat itu dia terus mentaati perintah yang saya berikan dan sekarang

dia telah berubah menjadi seorang yang sangat menyenangkan.

Dahulu, tidak ada seorangpun yang ingin bercakap-cakap dengannya

karena dia selalu mempedulikan dirinya saja. Tetapi sekarang dia

mempunyai banyak teman karena sekarang dia mempedulikan orang

lain.

Tuhan, Nyalakanlah Aku!

Saya tadi menyebutkan bahwa kata "berlari-lari" di dalam bahasa

Yunani mempunyai arti yang sangat kuat. Sikap seperti ini (berlari-

lari) jarang saya temui di dalam diri kebanyakan orang Kristen. Sangat

sedikit sekali orang Kristen yang memiliki intensitas yang demikian,

suatu keluar-biasaan yang memberi daya tarik kepada orang lain.

David Livingstone, seorang penjelajah terkenal di Afrika dan juga

seorang hamba Allah, menulis di buku hariannya, "Aku tidak

mempunyai anugerah intelek yang luar biasa, namun aku berketetapan

hari ini untuk menjadi seorang Kristen yang luar biasa." Saya harap

setiap dari kita akan berkata, "Aku berkeputusan, dengan kasih karunia

Allah, untuk menjadi seorang Kristen yang luar biasa." Itu adalah satu

tujuan hidup yang sangat berarti!

541 | C A H A Y A I N J I L

Kepada yang akan dibaptis hari ini, saya berkata, "Biarkanlah Tuhan

menyalakan engkau! Jadilah terang di dalam kegelapan!" Saya rasa

tidak ada artinya menjadi seorang Kristen kecuali jika anda menjadi

seorang Kristen yang luar biasa demi Allah.

542 | C A H A Y A I N J I L

PENUTUP

Hendaklah kita menjaga iman pengetahuan

dan pengenalan kita yang benar akan Tuhan

dan karyaNya, sehingga dengan demikian

hidup kita tidak menyimpang, dan tidak

dibelokkan oleh filsafat dan pemikiran

manusiawi yang sangat terbatas.

Janganlah kita menyimpang dari kebenaran.

Para rasul sudah mengingatkan kita sejak

abad pertama.

I Timotius 6

6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu

uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya

dengan berbagai-bagai duka.

I Timotius 6

6:21 karena ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan demikian

telah menyimpang dari iman. Kasih karunia menyertai kamu!

II Timotius 2

2:18 yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa

kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman

sebagian orang.

Yakobus 5

5:19 Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari

kebenaran dan ada seorang yang membuat dia berbalik,

Tuhan Yesus memberkati.