Bmf 22 cahaya injil
-
Upload
pt-wings-surya -
Category
Spiritual
-
view
238 -
download
12
Transcript of Bmf 22 cahaya injil
MENTORING-22 (CAHAYA INJIL)
BMF collections - 2015
i | P a g e
Table of Contents PENDAHULUAN ........................................................................................................ iii
Aku Akan Menyatakan Diriku Kepadamu ................................................................. 1
Biarkanlah UmatKu Pergi ........................................................................................ 22
Ikrar dari Hati Nurani yang Baik kepada Allah ........................................................ 30
Karunia Roh Kudus melalui Baptisan ...................................................................... 55
Penyatuan dengan Kristus ...................................................................................... 76
Pencobaan sesudah Baptisan 1 .............................................................................. 84
Pencobaan sesudah Baptisan 2 ............................................................................ 114
Berbahagialah Orang Yang Miskin Di Hadapan Allah ........................................... 148
Berbahagialah Orang Yang Lemah Lembut .......................................................... 172
Berbahagialah Orang Yang Murah Hatinya .......................................................... 195
Berbahagialah Orang Yang Berdukacita ............................................................... 220
Berbahagialah Orang yang Lapar dan Haus Akan Kebenaran .............................. 243
Berbahagialah Orang Yang Suci Hatinya ............................................................... 269
Berbahagialah Orang Yang Membawa Damai ...................................................... 289
Berbahagialah Orang Yang Dianiaya Oleh Sebab Kebenaran ............................... 313
Ucapan Bahagia Dan Buah Roh ............................................................................ 338
Ucapan Bahagia Dan Doa Bapa Kami.................................................................... 358
Mintalah, Maka Akan Diberikan Kepadamu ......................................................... 378
Kamu Adalah Garam Dunia ................................................................................... 393
Terang Dunia (I) .................................................................................................... 418
Terang Dunia (II) ................................................................................................... 433
Melebihi Kebenaran Orang-Orang Farisi .............................................................. 452
Jangan Membunuh ............................................................................................... 482
Jangan Berzinah .................................................................................................... 502
Sumpah: Ya, Ya Atau Tidak, Tidak ......................................................................... 526
PENUTUP .............................................................................................................. 560
ii | P a g e
iii | P a g e
PENDAHULUAN
Apakah Injil itu? Kabar baik.
Apakah artinya bagiku?
Apakah itu penting bagiku?
Apa maknanya bagi dunia?
Bagaimana hidup tanpa Injil Kristus?
Siapakah Yesus? Apa yang Dia ajarkan? Apakah tujuanNya datang ke dunia?
Kiranya pengenalan kita akan Injil dan Kristus menjadikannya sangat berharga dan
bernilai, sehingga sama seperti rasul Paulus & Petrus kita dapat berkata:
II Korintus 2
2:14 Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di
jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman
pengenalan akan Dia di mana-mana.
II Korintus 10
10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang
dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah.
Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,
Filipi 3
3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus
Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku
telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku
memperoleh Kristus,
II Petrus 1
1:2 Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan
Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.
II Petrus 3
3:18 Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan
Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan
sampai selama-lamanya.
iv | P a g e
Tuhan Yesus memberkati.
BMF collections - 2015
1 | C A H A Y A I N J I L
Aku Akan Menyatakan Diriku Kepadamu
(Yohanes 14:18-23)
Khotbah oleh Pendeta Eric Chang.
Pesan yang saya sampaikan ini ditujukan terutama kepada mereka
yang belum memiliki pengenalan akan Kekristenan, atau mereka yang
hampir percaya namun belum sepenuhnya mengerti; mereka yang
telah memiliki pengenalan akan Tuhan namun kurang memiliki
kedewasaan iman yang benar, dan yang terakhir kepada semua yang
merindukan akan pengenalan Firman Tuhan. Barangsiapa yang rindu
untuk melangkah lebih dalam memiliki hubungan yang baik dengan
Tuhan hendaklah kita mempelajari hubungan antara baptisan dan
kebangkitan.
Baptisan berarti kita rela menderita bersama Kristus, meninggalkan
cara hidup kita yang lama yang penuh dengan dosa kemudian bangkit
menuju hidup yang baru yaitu melalui kebangkitan hidup dari Kristus;
sebuah kehidupan yang memberi kebebasan dari dosa. Saat ini kita
melihat begitu banyak orang Kristen yang hidupnya masih belum
terbebaskan dari kekuatan dosa. Lalu kita bertanya, apakah mereka
sungguh-sungguh sudah mengerti hidup Kekristenan yang benar?
Jawaban ini bisa anda peroleh setelah kita selesai mempelajari
hubungan antara baptisan dengan kebangkitan.
Jawaban Yesus Atas Pertanyaan Filipus
Kita akan mulai dengan membaca Injil Yohanes pasal 14 yang akan
menjadi dasar eksposisi kita. Dalam bagian ini diceritakan tentang
percakapan Yesus dengan murid-muridnya yang dimulai oleh sebuah
pertanyaan yang muncul dari Filipus di Yohanes 14:8: Salah seorang
murid Tuhan yaitu Filipus berkata kepadaNya: "Tuhan, tunjukkanlah
Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Ini merupakan
pertanyaan Filipus yang begitu tulus dan dalam, yang tidak
mengandung unsur dibuat-buat. Banyak orang berpendapat bahwa
pertanyaan Filipus ini merupakan suatu pertanyaan yang bodoh.
Namun sesungguhnya, pertanyaan ini sangat jauh dari kebodohan
karena mengungkapkan kejujuran hati Filipus yang sangat mendasar
dan mendalam sekali. Siapakah yang tidak ingin dapat melihat dan
2 | C A H A Y A I N J I L
mengenal Allah? "Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup
bagi kami."
Yesus tidak meremehkan pertanyaan ini. Yesus berkata kepada Filipus,
"Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau
tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat
Bapa; bagaimana engkau berkata; Tunjukkanlah Bapa itu kepada
kami." Yesus mengungkapkan kekecewaannya karena Filipus tidak
dapat melihat dengan mata rohaninya. Jawaban yang dicarinya justru
sekarang ada di depan matanya sendiri, namun ia tidak melihatnya.
Yesus segera memberikan pengajaran yang panjang sampai berlanjut
ke pasal 15 dan 16. Inilah bukti pentingnya pertanyaan Filipus di mana
Yesus menggunakan tiga pasal berturut-turut untuk menjawab seputar
pertanyaan Filipus ini.
"Tunjukkanlah Bapa" Saya percaya tidak ada seorangpun Kristen sejati
yang berani berkata dengan pasti, "Aku telah melihat Allah" Jika kita
ingat akan peristiwa Ayub di sepanjang pencobaan yang dialaminya
sampai di bagian akhir dan pada puncaknya, Ayub berkata, "Hanya dari
kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang
mataku sendiri memandang Engkau." (Ayub 42:5) Ayub adalah
seorang yang mengasihi Allah bahkan sebelum ia mengalami
pencobaan yang dahsyat. Namun pada waktu pencobaannya selesai,
Ayub mempunyai suatu pola berpikir yang baru dan tingkat pengenalan
yang lebih dalam akan Allah.
Banyak orang Kristen pada hari ini begitu sungguh-sungguh mencintai
Allah. Namun mereka tidak dapat berkata seperti Ayub, "Sekarang
mataku sendiri memandang Engkau, Sebelumnya, aku telah
mendengar engkau dengan telingaku dan apa yang telah kudengar
cukup membuatku lebih dalam untuk mencintaimu. Tetapi sekarang,
aku telah melihatnya dengan mataku sendiri. Melalui pencobaan yang
dialami, segala penderitaan menjadi berarti." Sama seperti tulisan
Rasul Paulus, "Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena
pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari
semuanya." (Filipi 3:8)
Apakah yang dikatakan Yesus selanjutnya dalam pasal 14 ini? Ayat 18:
"Aku tidak akan meninggalkan kamu;" - "Aku tidak akan
mengecewakanmu; Aku mengetahui kebutuhanmu, Aku tidak akan
3 | C A H A Y A I N J I L
meninggalkanmu; Aku tidak akan mengecewakanmu" - "Aku akan
datang kepadamu" Ayat 19: "Tinggal sesaat lagi dan dia tidak akan
melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku". Perhatikan baik-baik
perkataan ini.
Filipus bertanya "Tunjukkanlah" lalu Yesus menjawab "Kamu akan
melihat aku." "Dunia tidak akan melihat aku lagi karena aku akan
segera disalibkan," demikian penjelasannya di pasal selanjutnya. Dia
akan segera dipanggil. Dia akan mati untuk dosa-dosa kita. Tetapi ia
akan bangkit kembali. "Dunia, dari saat penyaliban, tidak akan
melihatnya lagi. Tetapi kamu akan melihat aku." Jangan meremehkan
pentingnya perkataan ini, "... kamu akan melihat Aku", yang dalam
bahasa Yunaninya berarti 'theōreō' (qewre,w). 'Theōreō' berarti
'melihat dengan mata'. "...kamu akan melihat aku." Ini artinya adalah
kita harus melihat dengan seksama. Dan selanjutnya Ia
berkata,"...sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup."
Yesus hidup agar kitapun mati & bangkit bersamanya
Baptisan adalah menderita bersama dengan Kristus. Sia-sia orang
dibaptis jika Yesus tidak hidup dan bangkit kembali. Baptisan hanya
memiliki arti jika Yesus bangkit. "Karena aku hidup," Yesus berkata,
"Kamu akan hidup." Hidup kita bersandar dan dipersatukan dengannya
di dalam baptisan namun jika ia sendiri tidak pernah bangkit, apakah
ada jalan keluar bagi kita?
Di 1 Korintus 15, Rasul Paulus berkata, jika Kristus tidak bangkit dan
hidup kembali pada hari ini, maka, "kita adalah orang yang paling
malang dari segala manusia."(ayat 19). Kita adalah orang yang paling
bodoh sekali! Di sinilah terletak inti pertanyaan Filipus. Dia ingin
mendapatkan kepastian bahwa Bapa sungguh nyata & hidup. Ia tidak
mau percaya dengan mitos, cerita dongeng atau filsafat yang sia-sia
karena Filipus dan semuanya akan menjadi orang yang paling malang
jika Yesus tidak bangkit kembali. Yesus mengerti akan kebutuhan kita
ini. Saya begitu terkesan dengan cara Yesus menjawab pertanyaan:
"Tunjukkanlah Bapa. Tunjukkanlah." Dan Yesus menjawab, "Kamu
akan melihat aku. Karena kamu melihat aku, kamupun akan melihat
Bapaku." Kemudian Yesus meneruskan di ayat ke 20, "Pada waktu
itulah kamu akan tahu, bahwa aku di dalam Bapaku dan kamu di dalam
aku dan aku di dalam kamu." Aku dipersatukan dengan Bapa. Bapa
4 | C A H A Y A I N J I L
dipersatukan dengan aku. Demikian pula, kamupun akan dipersatukan
di dalam Bapa."
Bagaimana hubungan Bapa dengan Kristus ini dipersatukan? Melalui
baptisan! "Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi
satu roh dengan dia." (1 Korintus 6:17). Baptisan merupakan wujud
pernyataan terpenting yaitu kita mau menjadi satu dengan Yesus.
Seperti di dalam pemberkatan nikah dikatakan dua menjadi satu.
Sebelumnya, mereka harus dipersatukan hatinya terlebih dahulu.
Setelah itu diikuti oleh prosesi hukum antara kedua mempelai, di mana
hal ini dapat diilustrasikan seperti baptisan.
Yesus menyatakan dirinya pada yang melakukan perintahnya
Kemudian Yesus melanjutkan perkataannya seperti yang tertulias di
pasal 21, "Barangsiapa yang memegang perintahku dan melakukannya,
dialah yang mengasihi aku. Dan barangsiapa yang mengasihi aku, ia
akan dikasihi oleh Bapaku dan akupun akan mengasihi dia dan akan
menyatakan diriku kepadanya." Apakah arti kata "menyatakan" itu?
Dalam terjemahan bahasa Inggris dan Yunani, arti kata ini adalah
memperlihatkan: " ...kamu akan melihat Aku." "Aku akan menyatakan
diriku kepada orang yang memegang dan menjalankan perintahku."
Kemudian di ayat 22 dituliskan, "Yudas, yang bukan Iskariot, berkata
kepadanya: Tuhan, apakah sebabnya maka engkau hendak
menyatakan dirimu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Di sini, ia
berusaha menyederhanakan pertanyaan ini. Yesus tidak akan
menampakkan dirinya kepada orang yang tidak percaya. Hanya
melalui iman, kita dapat mengalami hidup dan memperoleh
keselamatan. Lalu wujud pernyataan iman kita berikutnya adalah
melalui pernyataan diri Kristus. Ia tidak akan menyatakan dirinya
kepada dunia. Dunia tidak mengenalnya karena dunia telah
menolaknya terlebih dahulu. Namun barangsiapa yang memegang
perkataannya dan menantikannya, maka ia akan menyatakan dirinya.
Sekali lagi, saya akan menekankan pentingnya arti "menyatakan" ini.
Ada bagian yang tidak diterjemahkan dari bahasa asli Yunani yaitu kata
"bagaimana caranya" - di dalam bahasa Yunaninya ','.
"Tuhan, apakah sebabnya(bagaimana caranya atau maksudnya) maka
5 | C A H A Y A I N J I L
engkau hendak menyatakan dirimu kepada kami, dan bukan kepada
dunia?"
Lalu Yesus menjawabnya dan berkata bahwa ia akan menyatakan
dirinya hanya kepada orang yang mencintainya. Inilah jawaban Yesus
seperti tertulis di dalam Yohanes 14:23, "Jika seorang mengasihi Aku,
ia akan menuruti firmanku dan akan datang kepadanya dan diam
bersama-sama dengan dia." "Apakah engkau ingin melihat Bapa? Saya
akan memberikan yang lebih baik dari pada itu. Bapaku akan datang
dan menyediakan rumah bagimu. Hanya itukah keinginanmu yaitu
melihat Bapa saja? Bagaimana jika Aku memberikan sesuatu yang lebih
dari apa kamu minta? Bapaku akan datang dan tinggal bersamamu."
Jawaban yang luar biasa sekali, bukan?
Ini suatu jawaban yang di luar dugaan! Ini suatu hal yang luar biasa !
Lalu Yesus menjawab, "Kamu hanya ingin sekilas melihat wajah
Bapaku? Cuma melihat saja? Saya akan berikan kamu yang lebih baik
dari yang kamu minta. Bukan hanya Bapa saja, tetapi aku dan Bapaku.
Kami akan datang dan tinggal bersamamu.
Arti kata "Menyatakan" secara historis & pengalaman
Ada dua cara pandangan untuk mempelajari arti kata "menyatakan" ini.
Untuk memahami Alkitab dengan benar, kita harus melihatnya dari
sudut historis serta pengalaman kita sehari-hari. Saya tidak takut
memakai pengalaman pribadi untuk mempelajari Firman Tuhan.
Bukankah iman Kristen sebenarnya didasarkan pada pengalaman
pribadi seperti yang tertulis di dalam seluruh bagian kitab Injil?
"Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah
kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah
kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup - itulah yang
kami tuliskan kepada kamu." (1 Yohanes 1:1-3). Kehidupan rohani
saya berakar dalam pengalaman rohani saya dengan Tuhan. Tidak
mungkin anda dapat berkata "Aku bersyukur kepada Dia, yang
menguatkan aku: (1 Timotius 1:12) kalau anda sendiri tidak pernah
memiliki pengalaman rohani bersama Tuhan. Paulus berkata, "Aku
bersyukur kepada dia, yang menguatkan aku" karena dia pernah
bertemu dengannya: "Aku tahu kepada siapa orang yang kupercaya."
6 | C A H A Y A I N J I L
Sikap keyakinan seperti inilah yang harus dimiliki oleh kita semua
karena Yesus menginginkan kita untuk mengenalnya.
"Aku akan menyatakan diriku kepadamu. Aku ingin engkau bertemu
denganmu sehingga engkau tidak dipersalahkan jika engkau berkata,
"Aku telah bertemu dengan Allah." Sama seperti Ayub berkata, "Aku
telah mendengar tentang Engkau sebelumnya. Sekarang aku telah
bertemu denganMu." Saya tidak mempermasalahkan antara
mendengar tentang Allah dengan memperoleh iman melalui
pendengaran. Kedua-duanya dapat dibenarkan. Iman datang melalui
proses pendengaran. Tetapi seseorang harus melangkah lebih jauh
untuk mengenal Allah secara lebih dalam. Dan, inilah tantangan Tuhan:
"Temuilah Aku. Aku akan menyatakan diriku kepadamu."
Iman kita akan mulai bertumbuh dari saat kita menerima baptisan.
Baptisan ini sendiri hanyalah sebuah langkah awal dan bukannya
langkah akhir dari sebuah perjalanan. Inilah langkah awal perjalanan
bagi mereka yang ingin bertemu dengan Tuhan karena dia akan
menyatakan dirinya kepadamu. Saya memiliki keyakinan ini karena
saya percaya Yesus akan menggenapkan janjinya sebagai Juruselamat
yang hidup.
"Aku akan menyatakan diriku kepadamu"
Dalam konteks historis, pengertian utama "Kamu akan melihat aku"
dan "aku akan menyatakan diriku kepadamu" berkaitan dengan
konteks kebangkitan yang tertulis dalam Yohanes 16:16,17,18 dan
seterusnya. Di sini tertulis, "Tinggal sesaat saja dan kamu tidak melihat
aku lagi dan tinggal sesaat saja pula dan kamu akan melihat aku."
Mendengar itu beberapa dari murid-muridnya berkata seorang kepada
yang lain: "Apakah artinya ia berkata kepada kita: Tinggal sesaat saja
dan kamu tidak melihat aku dan tinggal sesaat saja pula dan kamu
akan melihat aku? Dan: Aku pergi kepada Bapa?" Maka kata mereka:
"Apakah artinya ia berkata: Tinggal sesaat saja? Kita tidak tahu apa
maksudnya."
Dan Yesus menjelaskan kepada mereka: "Sesungguhnya kamu akan
menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan
berdukacita, air matamu akan membasahi mukamu, karena dia yang
engkau percayai, dia yang engkau tetapkan untuk mengikutinya
7 | C A H A Y A I N J I L
selama bertahun-tahun, engkau akan melihat dia tergantung di kayu
salib bangsa Romawi, dihukum mati, disiksa supaya menderita di kayu
salib. Dan seluruh pengharapanmu akan lenyap. Akhirnya kamu
berkata kepada dirimu sendiri, "Apakah yang telah kulakukan? Aku
telah menyerahkan seluruh hidupku, meninggalkan pekerjaanku untuk
mengikut dia. Lihatlah! Dia tak berdaya di atas kayu salib." Dunia akan
bergembira waktu aku pergi, tetapi hatimu akan hancur. Tetapi sesaat
lagi, kamu akan melihat aku! Dan sukacita yang engkau alami pada
saat melihatku kembali, tidak akan hilang selama-lamanya.
Seluruh bagian ini merupakan peristiwa yang akan dialami Yesus pada
waktu kebangkitannya. Bagian yang sangat penting sekali. Yesus
berkata kepada para muridnya bahwa mereka akan melihatnya dengan
mata mereka. Dengan indera penglihatan yaitu mata mereka akan
melihatnya ketika dia bangkit dari kematian, sehingga pikiran mereka
tidak akan ragu sedikitpun bahwa ia telah hidup kembali. Ia ingin
memberikan keyakinan ini kepada mereka. Yesus tidak berkata,
"Percayalah dengan iman bahwa engkau akan melihatku mati
disalibkan dan dikuburkan. Namun engkau tidak akan melihatku
kembali. Percayalah saja bahwa nantinya aku akan hidup kembali."
Hal Kebangkitan Yesus diulang 5 kali di Matius
Begitu pentingnya Yesus menjelaskan tentang hal kebangkitannya
sampai dia mengulanginya sebanyak lima kali dalam kitab Matius. Lima
kali Yesus mengulangi hal ini di hadapan para murid. Di Matius 6:21,
dia berkata bahwa ia akan mati selama tiga hari - kemudian ia akan
bangkit dari kematiannya! Hal ini diulangi sebanyak dua kali. Tiga kali
di waktu yang berbeda dia berkata, "Aku akan mati. Aku akan bangkit
kembali. Dan kamu akan melihat Aku." Matius 16:21, 17:9, 17:23,
20:19, 26:32 - lima kali semuanya. Kemudian ia mengulanginya
kembali sebanyak tiga kali ketika memberitahu berapa lama lagi
mereka akan menantinya, " .......tinggal sesaat lagi" Berapa lamakah?
Tiga hari lamanya.
Tidak ada keraguan sedikitpun yang tersirat dalam ucapan Yesus ini.
Tidak belit-belit: "Dunia tidak akan melihat aku lagi. Dan pada hari
yang ketiga aku akan dibangkitkan." "Tinggal sesaat lagi, aku akan
mati. Kamu tidak akan melihatku lagi. Namun di hari yang ketiga,
kamu akan melihatku kembali. Di Matius 26:32, ia bahkan
8 | C A H A Y A I N J I L
memberitahukan murid-muridnya untuk pergi ke Galilea di mana ia
akan bertemu dengan mereka di sana, "Aku akan mendahului kamu ke
Galilea."
Proses kebangkitan ini sangat menarik untuk kita pelajari. Pada
dasarnya ada tiga bagian penting dalam proses kebangkitan selama
empat puluh hari Yesus berada di dunia. Bagian pertama adalah pada
waktu ia berada di Yerusalem. Bagian berikutnya adalah pada waktu ia
berada di Galilea. Sedangkan bagian terakhir adalah waktu Yesus
kembali ke Yerusalem. Semua bagian ini telah direncanakan. Yesus
berpesan pada murid-muridnya, "Tinggallah di Yerusalem. Sesudah itu
pergilah ke Galilea. Lalu kembalilah ke Yerusalem." Dan ia naik ke
Surga dari Bukit Zaitun dengan dihadiri dan disaksikan oleh mata
mereka sendiri.
Kebangkitan adalah pusat dari pengajaran Yesus. Ia mengulangi hal ini
sebanyak lima kali. Seandainya saya seorang guru dan saya
memproklamirkan diri saya sebagai Mesias, Juruselamat dunia.
Beranikah saya berkata bahwa saya akan bangkit dalam waktu tiga hari
dan anda akan melihat saya? Pernyataan ini memiliki resiko yang besar
sekali karena kebenarannya dapat diuji.
Yesus bahkan menjelaskan bagaimana dia akan mati
Yesus berkata bahwa sesaat lagi ia akan mati. Dia juga meresponi
peringatan yang diberikan untuknya, "Pergilah, tinggalkanlah tempat
ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau!" Lalu Yesus berkata di
Lukas 13:32, "Pergilah dan katakanlah kepada serigala itu: Aku
mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok,
dan pada hari yang ketiga aku akan selesai." Ia juga berkata, "Sesaat
lagi, aku akan selesai. Hanya dalam hitungan hari, aku akan pergi." Dia
berkata kepada para muridnya, "Segala sesuatu yang kusampaikan dan
kunyatakan kepadamu, sesaat lagi akan terbukti kebenarannya.
Akupun berkata kepadamu bahwa aku akan disalibkan." Dia
menjelaskan dengan cara apakah ia akan mati. Dapatkah seseorang
mengetahui bagaimana ia akan mati? Tentu saja, tidak ada seorangpun
yang mengetahuinya!
Yesus juga berkata, "Pikullah salib dan ikutilah aku" sebagai implikasi
akan kematiannya di kayu salib. Di Yohanes 12, Yesus mengatakannya
9 | C A H A Y A I N J I L
dengan jelas, "apabila aku ditinggikan dari bumi" (ayat 32). Dan
Yohanes menuliskan, "Ini dikatakannya untuk menyatakan bagaimana
caranya ia akan mati" (ayat 33)
Yesus bangkit di tempat dia dibunuh
Pesan tentang kebangkitan Yesus ditulis secara berulang-ulang: Yesus
bangkit! Yesus telah dibangkitkan! Di kitab Kisah Para Rasul, tidak ada
satupun pesan yang disampaikan tanpa dikaitkan dengan kebangkitan
Yesus. Mulai dari pasal 2:22-23 dikatakan, "Dia yang diserahkan Allah
menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu
bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah
membangkitkan dia dengan melepaskan dia dari sengsara maut,
karena tidak mungkin ia tetap berada dalam kuasa maut itu."
Dimanakah mereka berkotbah? Di Yerusalem - tempat yang sama di
mana Yesus disalibkan beberapa hari sebelumnya! Di tempat inilah
juga kabar baik ini disampaikan. Bukan di bagian belahan bumi lainnya!
Mereka tidak menyampaikan berita ini di suatu tempat di mana para
pendengarnya tidak pernah mengenal Yesus sama sekali. Tetapi justru
mereka berkata-kata di hadapan orang-orang yang pernah
menyaksikan Yesus disalibkan, "Yesus telah bangkit dari kematiannya."
Tidak ada seorangpun yang berani menyangkalnya. Sebab jika ada
yang berani menyangkal kebenaran ini, dengan mudah mereka akan
berkata, "Buka saja kuburan dan keluarkan mayatnya. Lihatlah sendiri!
Inilah tubuh Yesus."
Penyaliban Yesus memiliki sebuah keuntungan yang besar karena,
tidak seperti kepala yang dipenggal, ia mati dengan tubuh yang masih
utuh. Bahkan anda dapat dengan mudah sekali mengenalinya: "Lihat,
Yesus ada di sini!" Terlebih lagi, pada zaman itu mereka menggunakan
proses pembalseman sehingga jenazah dapat bertahan lama. Pada
waktu Yesus dikuburkan, mereka menaruh rempah-rempah di atasnya.
Para wanita kemudian kembali untuk menuntaskan proses akhir
pembalseman tersebut, tapi mereka mendapatkan tubuhnya sudah
tidak berada di tempatnya lagi. Dia telah bangkit dari tempat
kematiannya!
Tidak ada yang dapat menyangkal kebangkitan Yesus
10 | C A H A Y A I N J I L
Ada beberapa orang yang berkata, "Saya percaya akan kebangkitan
Yesus tapi menurut saya arti kebangkitan di sini berarti rohnya yang
dibangkitkan." Mungkin yang dimaksud dari pernyataan Yesus bahwa
"Aku akan bangkit dalam waktu tiga hari," di sini adalah rohnya dan
bukan tubuh jasmaninya yang dibangkitkan. Namun keragu-raguan
inipun dijawab di dalam ayat Alkitab yaitu Yohanes 2:19 dimana Yesus
berbicara tentang tubuhNya, "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga
hari aku akan mendirikannya kembali." Alkitab sungguh memberikan
kita jawaban luar biasa atas keragu-raguan ini.
Tidak mungkin ia bertindak sebodoh itu dengan memberikan kesaksian
palsu yang dapat diperiksa kebenarannya. Ia berkata, "Dalam waktu
tiga hari, kamu dan orang banyak akan menyaksikan kematianku di
kayu salib." Prosesi kematian Yesus tidak dilaksanakan di dalam sebuah
penjara tertutup dimana publik tidak dapat menyaksikannya. Pada
umumnya seorang penjahat menjalani hukuman matinya di penjara
yang dikelilingi oleh tembok yang tinggi dan tebal, terisolir dari
keramaian kota. Sebaliknya, Yesus dihukum mati di luar tembok
Yerusalem di mana orang banyak dapat menaiki tembok dan diizinkan
untuk berdiri di sepanjang jalan untuk melihat bagaimana ia akan
disalibkan. Terlebih lagi yang akan disalibkan pada hari itu bukan
hanya Yesus sendiri tetapi dua penjahat lainnya. Hampir semua orang
ingin menyaksikan kejadian ini karena hal ini akan menjadi suatu
catatan peristiwa sejarah yang besar sekali. Masyarakat pada saat
itupun diberitahu di mana ia akan dikuburkan yaitu di tanah milik Yusuf
Arimatea, seorang pembesar dan figur publik yang sangat dikenal pada
zaman itu. Mayat Yesus tidak disembunyikan di suatu tempat yang
sangat dirahasiakan, tapi sebaliknya ia dibawa ke lokasi yang sangat
dikenal oleh masyarakat pada zaman itu.
Bukan hanya para muridnya yang mendengar pernyataan Yesus bahwa
ia akan dibangkitkan. Ia juga menyampaikan hal itu kepada orang-
orang yang tidak percaya kepadanya. Dalam dua kali peristiwa ia
berbicara kepada para musuhnya, "Aku tidak akan memberi tanda, tapi
ada tanda padamu dari Nabi Yunus." Siapapun yang pernah ikut
Sekolah Minggu tentunya mengenal cerita nabi Yunus ditelan oleh
seekor ikan paus dan ia tinggal di dalam mulut ikan paus selama tiga
hari tiga malam dan lalu keluar kembali dalam keadaan hidup. Sama
halnya Yesus akan dikuburkan selama tiga hari lalu hidup kembali dan
keluar dari kematiannya
11 | C A H A Y A I N J I L
Yesus memberikan penjelasan yang lengkap sekali di Matius 12:39-40.
Di sini Yesus berkata, "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini
menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan
tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam
perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juaga Anak Manusia akan
tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam" Yesus tidak
meninggalkan suatu pesan yang meragukan dan mengambang. Tanda
Yunus di sini diartikan yaitu masa tiga hari tiga malam di dalam perut
ikan paus. Kedua kalinya ia berkata kepada orang yang membencinya
di dalam pasal 16:4 supaya anda dan mereka ingat apa yang pernah
dikatakannya: "Tanda selain tanda Nabi Yunus! Dia akan bangkit
kembali!" Pada waktu mereka yang bersekongkol untuk membunuh
Yesus itu menghadap kepada Pontius Pilatus, mereka mengingatkan,
"Ketahuilah, dia berkata bahwa ia akan bangkit. Marilah kita berjaga-
jaga supaya para murid tidak dapat mencuri tubuhnya dan berkata,
"Dia bangkit kembali." Kita harus memberikan penjagaan yang ketat
untuk menjaga kuburan Yesus.
Jika Yesus memberitahu para musuhnya bahwa ia akan bangkit
kembali, berarti ia telah merencanakan cara menghilangkan keragu-
raguan yang akan timbul nantinya. Yesus memberi kesempatan kepada
pemerintah Romawi untuk mengawasi dan berjaga-jaga terhadap
segala kemungkinan yang dapat terjadi. Di sinilah kemenangan mutlak
Yesus. Ketika para muridnya memberitakan bahwa Yesus telah bangkit
dari kuburnya, 50 hari setelah hari kematiannya, tidak ada seorangpun
yang berani membuka mulutnya untuk menyangkal perkataan murid-
murid ini. Tanpa kegentaran sedikitpun, mereka memberitakan kabar
bahwa Yesus telah bangkit di Yerusalem, tempat dimana ia telah
disalibkan. Dan semuanya yang mendengarkan berita luar biasa inipun
menjadi bungkam.
Kebangkitan Yesus membuat hidup kita berharga
Apakah yang terjadi selanjutnya untuk menggenapi ucapannya bahwa
ia akan menyatakan dirinya kepada kita? Setelah Yesus hidup kembali,
dia telah menampakkan dirinya berulang kali. Bukan hanya satu atau
dua kali saja, tapi Yohanes 21 mencatat bahwa di pagi-pagi buta, Yesus
telah menyatakan dirinya sebanyak tiga kali kepada para murid yang
sedang berkumpul. Selain itu, ia juga menyatakan dirinya kepada
orang-orang tertentu seperti, Maria Magdalena, Simon Petrus, dua
12 | C A H A Y A I N J I L
orang yang sedang dalam perjalanan ke Emaus dan di tempat-tempat
lainnya. Semuanya ini bahkan tidak terhitung ketika Paulus menuliskan
kronologi penglihatan akan kebangkitan Yesus di 1 Korintus 15.
Saya akan menyimpulkan seluruh bagian ini secara lebih sederhana.
Sama seperti Yesus ingin menyatakan kepada para muridnya bahwa ia
telah hidup kembali, demikian pula ia ingin menyatakan hal yang sama
kepada kita semua. Jika perkataan Yesus tidak menjadi suatu
kebenaran, maka tiada satupun di antara kita yang perlu
mempercayainya. Anda tidak perlu membuang waktu dengan hal-hal
yang sia-sia dan saya akan menyelesaikan pembahasan kita sampai di
sini saja. Tetapi, jika memang Yesus sungguh suatu kebenaran yang
hidup, maka konsekuensinya terhadap hidup kita adalah sangat tidak
terhitung sama sekali. Anda tidak dapat membayangkan betapa besar
akibat yang akan terjadi di dalam hidup kita ini. Jika Yesus sungguh
nyata bagimu dan ia telah menyatakan dirinya kepadamu, pada saat ini
juga hidupmu akan mengalami perubahan yang dahsyat, hatimu
seakan-akan terbakar oleh api yang berkobar-kobar. Dan api yang
telah saya miliki ini akan saya bagikan untuk anda. Jika anda pernah
membaca buku dan mendengar kesaksian saya sebelumnya, Yesus
telah menyatakan dirinya berulang kali dalam pengalaman hidup saya.
Saya tidak dapat menolak api yang menyala di dalam hati saya ini, api
yang mampu menelan habis segalanya.
Api yang sama ini jugalah yang membakar hati murid-murid Yesus
pada waktu itu. Mereka tidak menahan dirinya untuk tidak
memberitakan kabar bahwa Kristus yang hidup. Gereja pada masa
Perjanjian Baru memiliki perbedaan dengan gereja sekarang. Apakah
rahasia yang dimiliki gereja Perjanjian Baru yang tidak dimiliki oleh
gereja masa kini? Mereka bahkan tidak memiliki Kitab Suci seperti yang
kita miliki sekarang. Bedanya terletak di mana Yesus menyatakan
dirinya kepada mereka secara langsung! Sudahkah Yesus menyatakan
dirinya kepadamu? Hanya anda yang bisa menjawab pertanyaan ini.
Yesus akan menyatakan dirinya bila kita taat
Yesus ingin memenuhi janjinya untuk menyatakan dirinya kepadamu
juga pada saat ini."Barangsiapa memegang perintahku dan
melakukannya, dialah yang mengasihi aku, ia akan dikasihi oleh
Bapaku dan akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diriku
13 | C A H A Y A I N J I L
kepadanya" - apakah engkau taat? Arti kata "Barangsiapa" di sini
tidak ditujukan hanya kepada para muridnya saja. Yohanes 14:21
menuliskan, "Barangsiapa" - yang mentaatinya. Penggunaan kata
"Barangsiapa" adalah suatu ekspresi yang ditujukan kepada umum
atau siapapun juga jika kita melihat konteks asli dan bahasa
Inggrisnya. Subyek kata "barangsiapa' ini ditujukan kepada mereka
yang memegang perintahnya. Apakah engkau termasuk orang yang
memegang perintahnya atau tidak memperdulikan perintahnya?
Apakah isi perintahnya itu? "Pikullah salib dan ikutilah aku." "Kasihilah
sesamamu manusia." "Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap
hatimu... kasihilah sesamamu manusia seperti engkau mengasihi
dirimu sendiri." Inilah yang menjadi esensi dari perintahnya.
Di sini "Barangsiapa memegang perintahku dan melakukannya," - letak
kesulitannya adalah bagaimana melakukannya - "dialah yang
mengasihi aku; akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan
diriku kepadanya" - "Aku akan menyatakan diriku kepadanya!" Satu-
satunya cara untuk melakukan perintahnya adalah dengan iman, sebab
tanpa iman, anda tidak akan dapat menjalankan perintahnya - hanya
melalui iman, anda dapat menjalankan perintahnya.
Mari kita sekarang menyelidiki apakah Yesus adalah seorang
pembohong atau ia memang menyatakan dirinya. Orang yang tidak
beriman akan menyebut Yesus adalah seorang pembohong besar. Rasul
Yohanes berkata, "ia membuat dia menjadi pendusta" (1 Yohanes
5:10). Sekali lagi, janganlah kita berdalih mengatakan pengalaman
pribadi adalah suatu yang tidak dapat dipercayai dan membahayakan
hidup. Dimanakah letak bahayanya? Justru hidup anda akan lebih
berbahaya karena tidak mempercayai pernyataan Kristus setelah
kebangkitannya. Para rasulpun begitu gemetaran dan ketakutan pada
waktu Yesus datang dan masuk ke dalam ruangan mereka?
Pengalaman apakah yang mereka alami? Mereka tidak percaya dengan
mata mereka sendiri, "Apakah dia Yesus? Oh ya! Saya masih ingat
sedikit. Dia pernah berkata bahwa ia akan bangkit, tapi kami hanya
menganggap lalu saja" Tetapi lihatlah, dia sekarang berdiri di depan
kita! Bahkan tidak cukup itu saja, iapun menampakkan dirinya kembali
minggu berikutnya di Galilea. Inilah arti historis dari "Aku akan
menyatakan diriku." Saya harap anda sekarang dapat lebih mengerti
tentang arti kata "menyatakan" ini.
14 | C A H A Y A I N J I L
Memahami arti kata "Menyatakan"
Kata "menyatakan" digunakan beberapa kali di dalam kitab Perjanjian
Baru. Berdasarkan definisi yang dipakai oleh Liddel dan Scott (Liddel,
H.G. dan R. Scott, A Greek-English Lexicon), di dalam kamus bahasa
Yunani yang sangat diakui, kata "menyatakan" dimaksudkan adalah
'emphania'. Kata 'Emphania' yang sama dalam kitab Perjanjian Baru
muncul sebagai 'emphanēs' (v,) dan 'emphanizō'
(v,zw).
Kata 'emphanēs' berarti "terlihat dengan kasat mata". Dan penggunaan
ini juga digunakan dalam literatur bahasa Yunani, terutama
menerangkan bentuk fisik Allah yang dapat terlihat oleh manusia.
'Emphanizō' berarti menunjukkan, menyatakan, memperlihatkan. Kata
yang digunakan dalam pasal ini adalah menyatakan seperti yang kita
pelajari di dalam bukunya Arndt and Gingrich [Arndt, W.F. and
Gingrich, F.W., terjemahan dalam bahasa asli (Jerman) oleh Walter
Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early
Christian Literature]. Di sini kita melihat arti dasar "memperlihatkan
dengan mata' dalam pengertian sehari-hari dapat diartikan juga
sebagai: memberitahukan, menjelaskan, meyakinkan, menerangkan.
Kita harus mengalami Yesus yang hidup
Inilah maksud Yesus. Dia ingin anda memiliki keyakinan yang pasti
akan kehadirannya. Ini merupakan dasar yang penting karena segala
sesuatunya berakar dari pengertian ini! Tanpa hal ini, kita akan
dianggap orang yang bodoh karena mempercayai Kekristenan dan
segala filsafatnya. Mungkin kita membangun kepercayaan kita karena
melihat orang lain yang pandai dan terpandangpun percaya akan
Yesus. Jika seorang hamba Tuhan yang pandai dan dihormati dapat
percaya pada Yesus, maka tidak mungkin ia salah. Saya akan percaya
Yesus karena saya melihat si "A" yang pandai itupun juga percaya.
Namun sesungguhnya janganlah menaruh iman kepercayaan anda
seperti ini. Dengan cara inikah kepercayaan anda didasarkan? Anda
pasti akan mengalami jalan yang salah. Saya tidak berkata bahwa hal
ini seratus persen salah. Iman datangnya dari pendengaran, dan
pendengaran datang dari sebuah tempat. Namun, imanmu yang seperti
ini akan selalu memiliki masalah. Bagaimana jika si "A"itu ternyata
melakukan kesalahan? Bagaimanakah jika seorang hamba Tuhan itu
15 | C A H A Y A I N J I L
salah? Bagaimana jika saudara seiman kita juga salah? Hanya melalui
pernyataan Allah secara pribadi yang mampu menghilangkan segala
keragu-raguan kita. Inilah maksud pokok penjelasan saya. Jangan
tinggalkan sedikit keraguanpun di dalam hati anda masing-masing
karena api yang menyala ini tidak akan dapat membakar hati anda jika
hati anda memiliki keraguan. Anda akan terus menerus dihantui oleh
pertanyaan-pertanyaan yang meragukan. Benarkah dia? Sungguh-
sungguh nyatakah dia? Selama anda masih memiliki keraguan
sedikitpun, anda tidak akan dapat memiliki kepenuhan dan kekuatan
sama sekali.
Itulah sebabnya Yesus berkata, "Aku akan menyatakan diriku
kepadamu." Anda harus mengalaminya sendiri, bukan karena si "A"
atau hamba Tuhan atau saudara seiman yang mengalaminya. Anda
sendiri yang harus memiliki pengenalan ini. Seperti orang-orang yang
datang kepada para rasul setelah kebangkitannya, seperti Maria
Magdalena berkata, "Aku telah melihat Yesus." Ini baru dianggap
cukup.
Apakah kita rindu untuk mengalami Allah?
Pemakaian kata "menyatakan" di sini sangat berperan karena anda
tidak akan dapat memiliki hubungan yang tulus dan baik dengan Allah
jika di dalam hatimu yang terdalam tidak memiliki kerinduan untuk
melihat Allah. Inilah yang dikatakan Yesus di Matius 5:8:
"Berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat
Allah." Jika anda tidak ingin melihat Allah, di manakah nilai dari janji itu
sendiri? Apa artinya anda memiliki "hati yang suci" jika anda tidak
memiliki keinginan untuk melihat Allah? Tidak ada gunanya sama
sekali. Hanya melalui kerinduan hati anda untuk melihat Allahlah,
kepuasanmu akan dipenuhi. Mereka akan melihat Allah!
Kita dapat belajar dari Musa, hamba Allah yang besar itu. Ada satu hal
yang begitu diinginkan dalam hidup Musa di atas segala-galanya, yaitu,
untuk dapat melihat Allah Yahweh. Kata yang digunakan di Keluaran
13:33 adalah kata yang sama artinya seperti yang tertulis di dalam
Yohanes 14. Dikatakan di sini Musa berkata kepada Tuhan, "Maka
sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapanMu,
beritahukanlah kiranya jalanMu kepadaku, sehingga aku mengenal
Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia dihadapanMu."
16 | C A H A Y A I N J I L
Perhatikan kata-kata berikut, "sehingga aku mengenal Engkau." Dalam
bahasa Ibrani, kata ini tidak diterjemahkan "sehingga aku mengenal
Engkau", tetapi "sehingga aku melihat jalanMu" Lalu di dalam ayat 18
bahasa Ibrani menuliskannya lebih spesifik: "Perlihatkanlah kiranya
kemuliaanMu kepadaku" Dan Yahweh mengabulkan permintaannya:
"Aku akan melewatkan segenap kegemilanganKu dari depanmu" Di
ayat 19 dan selanjutnya, Allah menampakkan diriNya kepada Musa
dengan cara tidak langsung karena tidak ada seorangpun yang dapat
hidup setelah melihat Allah - untuk memenuhi permintaan Musa ini.
Saya berani berbicara tentang hal ini dan saya percaya Yesuspun juga
berani berkata hal yang sama karena ia tidak takut anda menguji
kebenaran akan Firmannya ini. Allah ingin menyatakan diriNya
kepadamu. Ini adalah suatu kenyataan. Anda mungkin ragu dan
berkata, "Saya telah berusaha namun Ia tidak pernah menyatakan
diriNya kepadaku." Kalau demikian anda boleh mencari saya dan
berkata, "Eric, anda adalah seorang pembohong besar. Aku telah
memegang janji Allah dan perintahNya. Tapi Ia tidak pernah
menyatakan diriNya kepadaku." Andapun boleh berkata, "Semua ini
adalah sampah! Saya tidak mau menyia-nyiakan waktu saya untuk hal
yang tidak masuk akal ini." Anda berhak mengutarakan isi hati anda
karena hanya ada dua kemungkinan yaitu perkataan saya benar atau
tidak, Allah adalah nyata atau tidak. Tidak ada kemungkinan lain di luar
hal ini.
Yesus menampakkan dirinya kepada banyak orang
Hati saya begitu bersemangat dan berkobar-kobar ketika
menyampaikan hal ini. Begitu banyak hal yang ingin saya sampaikan
seterusnya. Sebelumnya kita telah mempelajari pengertian historis dari
perkataan "Dia menyatakan" sebenarnya ditujukan kepada para rasul
yang dipilihnya: "Aku akan segera menyatakan diriku kepadamu
setelah kebangkitanku. Kamu akan melihat aku." Kita juga telah
membaca 1 Korintus 15 di mana di pasal ini disebutkan nama orang-
orang yang melihat penampakan Yesus. Jika anda membaca di seluruh
kitab Injil, di situ anda mempelajari bahwa masih banyak penampakan
Yesus di depan orang-orang lainnya. 1 Korintus 15:3-9 menuliskan
sebagai berikut:
17 | C A H A Y A I N J I L
Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa
yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena
dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan,
bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan
Kitab Suci; (lalu disebutkanlah kepada siapa sajakah Ia menampakkan
diri - pertama), bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas (yaitu,
Rasul Petrus), dan kemudian kepada kedua belas muridNya. Sesudah
itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara
sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang,
tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia
menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.
Dan yang paling akhir dari semuanya, Ia menampakkan diri juga
kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, sebab aku telah
menganiaya Jemaat Allah.
Inilah sebagian dari nama-nama yang disebutkan. Dan perhatikan satu
hal, Paulus mengatakan bahwa Yesus telah menampakkan dirinya
kepada lima ratus orang sekaligus. Lima ratus orang!
Yesus menampakkan diri - bayangkan di tempat yang begitu padat dan
sesak - dan ia hadir di hadapan lebih dari 500 orang pada saat yang
sama, bukan silih berganti, tetapi sekaligus. Mereka semua ada di
dalam ruangan ini untuk melihatnya. Dan Rasul Paulus berkata kepada
jemaat di Korintus, "kebanyakan dari mereka masih hidup sampai
sekarang. Anda boleh berbincang-bincang dengan mereka untuk
mengetahui kebenaran ini. Beberapa di antaranya telah meninggal
dunia sepanjang masa 20 tahun ini, tetapi kebanyakan masih hidup
sampai hari ini." Paulus memberitahukan hal ini supaya mereka dapat
bertanya kepada orang-orang yang masih hidup ini untuk mengecek
kebenaran bahwa benarkah Yesus menampakkan dirinya di hadapan
orang banyak ini.
Yesus tinggal selama empat puluh hari bersama para muridnya
Kisah Para Rasul 1 menjelaskan kita Yesus menampakkan dirinya
selama 40 hari untuk membuktikan kebangkitannya. Di pasal 1:3
tertulis: "Kepada mereka" - misalnya para muridnya - "Ia menunjukkan
dirinya setelah penderitaannya selesai" - setelah penderitaan yang
dialami dan kematiannya - "dan dengan banyak tanda ia membuktikan,
18 | C A H A Y A I N J I L
bahwa ia hidup. Sebab selama empatpuluh hari ia berulang-ulang
menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan
Allah." Di sini terdapat tambahan keterangan yang berhubungan
dengan Yohanes 14. Kisah Para Rasul 1:4 berkata: "Pada suatu hari
ketika ia makan bersama-sama dengan mereka" - perhatikan kata-kata
berikutnya - "ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan
menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa" - yaitu
kedatangan Roh Kudus. Suatu bagian kalimat yang menarik di sini,
"ketika ia makan bersama-sama dengan mereka". Di dalam terjemahan
RSV (Revised Standard Version) kata "makan" dituliskan "tinggal" Jadi
pengertian kedua kata ini adalah ia tinggal dan makan bersama-sama.
Kehadiran Yesus setelah kebangkitan tidak hanya dalam sekejap saja.
Ia bahkan berkumpul dan bersekutu bersama-sama dengan mereka.
Dia tidak hanya muncul dan sempat berkata, "Hei, aku ada di sini dan
hidup!" lalu menghilang lagi seperti datangnya petir atau halilintar. Dia
tidak hanya menampakkan diri saja. Ia bahkan tinggal bersama-sama
dengan mereka atau arti sesungguhnya dapat dikatakan ia bermalam
bersama mereka. Mereka berbicara sampai berjam-jam lamanya.
Mereka duduk dan makan bersama sehingga mereka dapat sepuas-
puasnya memandangi Yesus. Malahan, Ia menyuruh mereka untuk
menyentuh dirinya. "Rasakan saya! Lihatlah, ini adalah aku. Lihatlah
bekas luka yang ada di tanganku," katanya kepada Thomas. "Taruhlah
jarimu di bekas paku di tanganku dan kamu akan mengetahui bahwa
aku bukanlah hantu. Inilah aku yang kau lihat itu. Seperti yang aku
pernah katakan kepadamu bahwa kamu akan melihatku kembali."
Inilah pengalaman pribadi yang begitu berharga! Tidak heran para
muridnya langsung pergi dan bersemangat untuk memberitakan hal ini
karena mereka telah terbakar oleh api selama 40 hari! "Kami telah
melihat Yesus yang dibangkitakan! Apa yang telah kami lihat, apa yang
telah kami sentuh. Inilah berita yang kami sampaikan kepadamu."
Hari ini juga Yesus mau menampakkan dirinya kepada kita
Para Rasul, seperti yang dialami oleh dua orang dari Emaus, menikmati
kesempatan selama 40 hari untuk duduk bersama dan makan bersama
Yesus. Kesempatan yang begitu indah sekali! Mereka berjalan dan
berbincang dengan Yesus. Lalu bagaimanakah dengan kita pada masa
kini? Apakah kita memiliki kesempatan yang sama seperti mereka yang
terbakar oleh api Roh Kudus? Sayang sekali kita tidak dapat menikmati
19 | C A H A Y A I N J I L
pengalaman yang indah tersebut. Sekali lagi, Yohanes 14:
"Barangsiapa yang memegang perintahku." Yesus menyampaikan hal
ini kepada semua orang tanpa pengecualian. Ia menggunakan
perkataan, "Barangsiapa. Siapapun juga yang memegang perintahku,
aku akan menyatakan diriku kepadanya." Kalimat yang indah sekali.
Oleh sebab itu, saya menantang anda untuk menerima dan
memulainya.
Bagaimana caranya Yesus menyatakan dirinya kepada kita pada zaman
ini? Kita harus mengerti secara jasmani, tubuh Yesus sudah tidak
berada di dunia ini lagi. Tidak mungkin ia bersama-sama dengan kita
seperti para rasul bersamanya selama 40 hari karena ia telah diangkat
naik ke Surga. Dia tidak lagi menyatakan dirinya dalam bentuk fisik
karena ia sudah tidak berada di bumi lagi. Dia telah berada di sebelah
kiri Bapanya. Dia masih tetap akan menyatakan dirinya kepada kita,
tetapi bukan dalam bentuk jasmani.
Mari kita mengambil contoh Paulus pada waktu Yesus menampakkan
diri kepadanya. Apakah pada saat itu Yesus masih berada di bumi?
Tentu saja tidak. Dia telah bangkit. Namun penglihatan yang dialami
Paulus begitu nyata di dalam dirinya seakan-akan dia telah melihat
Yesus secara jasmani dan bahkan menyentuhkan tangannya ke tubuh
Yesus. Paulus sendiri menuliskan pengalamannya ini di dalam 1
Korintus 15, di mana ia sama sekali tidak membedakan antara
penglihatan yang dialaminya dengan penglihatan sesungguhnya pada
peristiwa kebangkitannya. Bagi Paulus, penglihatan yang dialaminya
pada waktu perjalanan ke Damaskus tidak jauh berbeda dengan
penglihatan yang dialami murid-murid Yesus selama ia belum terangkat
naik.
Demikian pula dengan pengalaman Stefanus seperti yang tertulis di
dalam Kisah Para Rasul 7. Pada waktu Stefanus akan mati dirajam
batu, dia menengadah ke atas dan berkata, "Sungguh, aku melihat
langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." (ayat
58). Dan pada saat batu-batu tersebut menghunjam ke tubuhnya, dia
begitu tenggelam menikmati penglihatan akan Yesus sampai ia lupa
akan kesakitannya. Hanya sesaat sebelum kematian menjemputnya, ia
sempat berkata, "Tuhan janganlah tanggungkan dosa ini kepada
mereka!" Rasul Yohanes juga mengatakan hal yang sama pada saat ia
berada di pulau Patmos: bagaimana ia menikmati persekutuannya
20 | C A H A Y A I N J I L
dengan Yesus. Ia memperoleh penglihatan mengenai kebangkitannya.
Penglihatan ilahi adalah sesuatu yang nyata bahkan merupakan
sesuatu pengalaman yang sangat berharga dan unik untuk kita.
Penglihatan seperti inilah yang Yesus ingin nyatakan kepada diri saya
dan anda agar kita dapat menikmati dan mengalaminya.
Yesus bahkan ingin makan bersama dengan kita
Hal tentang penyataan Yesus, tidak hanya ada kitab Yohanes. Di
Wahyu 3:20, ayat yang begitu dikenal dikatakan bahwa, "Lihat, Aku
berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang
mendengar suaraKu dan membukakan pintu, Aku akan masuk
mendapatkannya dan Aku akan makan bersama-sama dengan dia, dan
ia bersama-sama dengan Aku." Bagaimanakah anda mengartikan
kalimat ini? Apakah Yesus bersungguh-sungguh berkata apa adanya
atau ia hanya berpuitis dengan perkataan ini? Perkataan "Aku akan
makan bersama-sama dengan engkau" berarti memang makan
bersama-sama denganmu.
Dari sini kita menyimpulkan satu hal yang penting lagi. Perkataan
"makan bersama-sama dengan dia" - barangsiapa yang membukakan
pintu - perhatikan sekali lagi, bagian ini tidak hanya ditujukan untuk
para rasul, tetapi siapa saja. Yesus akan datang ke dalam hidup kita
dan ia akan bersekutu denganmu begitu dekatnya sehingga anda
sungguh merasakan akan kehadirannya.
Berapa kali Yesus makan bersama-sama dengan orang-orang yang
melihatnya setelah kebangkitannya? Masih ingatkah kita pada saat
perjalanan ke Emaus, orang-orang ini berjalan dan berbincang
bersama-sama dengan Yesus, dan mereka berkata, "Tinggallah
bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan
matahari hampir terbenam." (Lukas 24:29-31). Dan mereka
mendesaknya untuk masuk ke dalam rumah. Di atas meja, ia
mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya, dan
mata mereka terbuka dan menyadari: "Dia adalah Yesus!" Mungkin
orang-orang mendadak mengenal tanda paku di tangannya pada saat
ia mengangkat kedua tangannya. Sekali lagi mereka mengamatinya
dengan seksama: "Dia sungguh-sungguh adalah Yesus!" Di meja
makan malam itulah dia menyatakan dirinya. Bukan di sepanjang
perjalanan, tetapi di saat menikmati makan malam!
21 | C A H A Y A I N J I L
Tidak berapa lama kemudian, anda ingat bahwa kedua murid ini berlari
kembali ke Yerusalem dengan hampir kehabisan napas dan berkata
kepada para rasul, "Kami telah melihat Yesus!" Ketika mereka masih
berbicara satu dengan yang lainnya, Yesus menampakkan dirinya.
Ingatkah betapa terkejutnya para rasul pada waktu itu? Dan Yesus
berkata, "Adakah padamu makanan di sini?" (ayat 41). Ya, kami
punya! Lalu mereka memberikan kepadanya sepotong ikan goreng, dan
dia makan bersama-sama di depan mata mereka. Sekali lagi, "Aku
akan makan malam bersama-sama denganmu."
Lalu masih ingatkah apa yang terjadi di danau Galilea? Mereka sedang
menangkap ikan lalu mereka mendengar suara orang memanggil
mereka dari tepi pantai, "Apakah engkau mendapatkan ikan?" "Tidak,
kami belum mendapatkan apapun." Lalu mereka pergi ke laut dan apa
yang terjadi selanjutnya? Bacalah Yohanes 21:9-13. Di ayat 13, dia
memberikan mereka roti dan ikan untuk dimakan bersama-sama. "Aku
akan makan bersama-sama denganmu."
Pelajaran rohani apakah yang kita dapatkan dari sini? Pesan apakah
yang hendak disampaikan Yesus melalui kejadian "makan bersama-
sama dengannya?" Seperti apakah suasana makan itu? Sangat santai
bukan? Ada suasana persahabatan, keakraban serta kehangatan pada
waktu menikmati hidangan malam bersama-sama ini. Pada umumnya
orang Timur sangat menyenangi saat makan bersama. Dengan rileks,
kita mulai berbincang-bincang dan sambil menikmati hidangan;
sepertinya makanan membukakan pikiran kita menjadi santai dan
akrab untuk mengobrol. Makan bersama dengan seseorang dapat
mengubah segala sesuatunya.
Persahabatan diperoleh lewat makan bersam
Seringkali kita berpandangan bahwa hubungan dengan Yesus dan Allah
Bapa selalu bersifat kaku dan formal. Banyak orang tidak dapat
mengucapkan doa kalau mereka tidak berlutut terlebih dahulu. Mereka
selalu beranggapan bahwa hubungan dengan Tuhan harus bersikap
formal, tidak nyaman, tegang, untuk dapat merasakan suasana rohani
yang lebih dalam. Tuhan tidak menginginkan hubungan yang selalu
seperti demikian. Dia ingin datang kepada kita seperti layaknya
seorang sahabat dekat sambil menikmati suasana makan bersama. Ada
diantara kita yang mungkin memperlakukan waktu berdoa kita seperti
22 | C A H A Y A I N J I L
menikmati hidangan, sehingga tidak tergesa-gesa dalam berdoa. Jika
kita merasakan saat doa kita seperti formal dan kaku, maka dalam
waktu tiga menit saja kita akan mulai bosan dan lelah. Sebaliknya, jika
kita duduk dan makan bersama maka kita tidak akan tergesa-gesa
karena kita merasakan ada teman yang kita ajak untuk berbicara.
Suasana seperti inilah yang diinginkan Tuhan pada waktu kita datang
ke hadapanNya - rileks, bersahabat, keakraban, saling menghormati,
dan hangat!
Tahukah anda bahwa Allah menginginkan anda untuk memiliki
hubungan yang seperti ini denganNya? Datanglah pada Allah dan
taatinya semua perintah yang tertulis di Alkitab. Anda akan bertemu
dengan Allah melalui Yesus! Buktikanlah sendiri! Hatimu akan terbakar
seperti api yang menyala, dan pada akhirnya anda akan berkata,
"Sekali aku mendengarNya melalui telingaku. Sekarang aku telah
melihatNya. Aku telah menyaksikan kemuliaanNya dengan mataku."
Biarkanlah UmatKu Pergi
Khotbah ini disampaikan oleh Pendeta Eric Chang.
Pesan Baptisan di dalam ungkapan "Biarkanlah umatku pergi!"
Menyaksikan baptisan bukanlah suatu hal yang menarik jika kita tidak
mengetahui apa yang sebenarnya sedang berlangsung. Apakah
sebenarnya arti baptisan? Dapatkah baptisan disimpulkan hanya
dengan satu kata saja? Satu kata yang akan selalu Anda ingat setiap
kali Anda menyaksikan baptisan. Apakah kiranya perkataan itu? Ketika
Anda menyaksikan orang dibaptis, Anda mungkin bertanya kepada diri
Anda, "Apa artinya semua ini? Buat apa mereka melakukan hal ini?"
Tadi kita baru saja mendengar penjelasan arti baptisan dalam kaitan
dengan memikul salib dan kematian, Anda mungkin bertanya, "Ada apa
dengan orang-orang ini? Apakah mereka telah bosan hidup sehingga
mereka lebih baik mati saja? Semuanya antri menuju kematian?
Apakah arti baptisan itu?
Suatu bagian dalam sejarah manusia yang sangat dramatis dan
signifikan adalah peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Mesir. Dua juta
23 | C A H A Y A I N J I L
jiwa manusia, jumlah yang sangat besar sekali bahkan menurut
hitungan sekarang, berpindah keluar dari Mesir. Jumlah penduduk kota
Montreal pada tahun 1985 ini saja adalah berkisar dua juta jiwa.
Bayangkan Anda berdiri di puncak bukit dan memandang ke seluruh
perumahan yang didiami oleh 2 juta penduduk yang tersebar dari utara
ke selatan, timur hingga ke barat. Dan bayangkan sebanyak 2 juta
penduduk ini bersiap-siap untuk pindah keluar dari kota Montreal. Ini
akan memberikan Anda satu gambaran tentang eksodus. Dua juta
orang melakukan perjalanan! Tidaklah mengherankan ini merupakan
peristiwa yang sangat luar biasa di dalam sejarah. Dalam sekejap kota
Mesir kehilangan penduduk dengan jumlah yang sangat besar. Jika dua
juta jiwa manusia hijrah, Kanada akan mengalami malapetaka yang
besar. Dengan jumlah penduduk yang hanya sebesar 20 juta jiwa, 1/10
perpindahan populasi ini tentu saja akan berakibat fatal ditambah lagi
dengan masalah yang timbul karena hilangnya sumber daya manusia
yang produktif. Lewat peristiwa ini, muncullah ungkapan signifikan,
"Biarkanlah umatku pergi" (Keluaran 5:1, dst.) Saya percaya sebelum
ini Anda pernah mendengar kalimat ini meskipun Anda bukan seorang
Kristen, dan tidak begitu memahami gereja atau Alkitab. "Biarkanlah
umatku pergi", inilah arti Eksodus.
Inilah juga sebenarnya arti baptisan - "Biarkanlah umatku pergi." Maaf,
bukankah pertanyaan saya tadi adalah, "Bagaimana menggambarkan
baptisan hanya dengan satu perkataan saja?" Tetapi sekarang saya
memberikan satu ungkapan. Sebenarnya ungkapan ini dapat
diringkaskan dengan kata "Kemerdekaan atau kebebasan." Kata inilah
yang saya harap dapat Anda tanamkan di benak Anda.
Hidup Bukanlah Hanya Makanan dan Pakaian Saja
Tahukah Anda berapa banyak orang yang mempertaruhkan dan bahkan
kehilangan nyawanya untuk meninggalkan bagian Timur Jerman saat
tembok Berlin sedang dibangun? Nyawa mereka hanya satu. Tetapi
mereka rela mempertaruhkan nyawa mereka demi kebebasan! Hidup
menjadi tidak berarti tanpa adanya kebebasan. Apakah arti kebebasan
bagi Anda? Apakah penduduk yang tinggal di Berlin Timur mati
kelaparan? Tidak. Apakah mereka tidak memiliki makanan yang cukup?
Mungkin mereka tidak dapat memakan daging bistik setiap hari, tetapi
mereka tidak berada dalam situasi kelaparan.
24 | C A H A Y A I N J I L
"Lalu apa keberatan mereka untuk terus tinggal di Jerman Timur?
Mereka dapat makan secara berkecukupan. Memiliki pakaian yang
cukup untuk dipakai.
Apakah Anda kedinginan pada waktu musim dingin?"
"Tidak"
"Lalu, apakah yang menjadi keluhan Anda? Anda mempunyai makanan
dan pakaian yang cukup, janganlah mengeluh lagi!" Tetapi mereka
tidak puas.
"Mengapa demikian?" Mereka menginginkan kebebasan!
Anda mungkin berkata, "Ayo, bersikap rasionallah. Kamu mau
melompati tembok Berlin dan menuju Berlin Barat - kamu mungkin
akan kelaparan di sana nanti! Di sana siapa yang akan menjamin
hidupmu? Di Berlin Timur ini, setidaknya pemerintah akan memberimu
jaminan pekerjaan. Di Barat, tidak ada seorangpun yang akan
menjanjikanmu pekerjaan. Mungkin kamu tidak akan mempunyai
pekerjaan dan akan mengalami kelaparan."
"Lebih baik kami kelaparan tetapi bebas! Itu lebih baik buat kami."
"Tidak masuk akal. Kamu mau pergi ke Barat dan kelaparan di sana? Di
sini kamu mungkin akan mendapat pekerjaan yang layak. Kamu pergi
ke Barat, kamu tidak mempunyai apa-apa!"
Mereka masih berkeras untuk pergi! Mengapa? Hal ini ada kaitannya
dengan arti kehidupan. Kebebasan sangat berkaitan dengan arti
kehidupan.
Lihatlah orang-orang di Barat.
"Baiklah, apakah kamu memiliki pakaian yang cukup?"
"Ya!"
"Apakah kamu memiliki makanan yang cukup?"
"Ya!"
"Apakah hidupmu berkecukupan?"
25 | C A H A Y A I N J I L
"Lumayan."
Saya selalu teringat ketika pertama kali saya keluar dari daratan China
dan pergi ke negara Swiss, salah satu negara yang terkaya di Eropa.
Saya berkata kepada orang-orang, "Anda memiliki standar hidup yang
sangat tinggi di sini. Anda pasti orang-orang yang sangat berbahagia
sekali."
"Tidak!"
Hah! Saya menjadi terkejut sekali.
"Saya baru saja keluar dari Komunis China. Semua orang ingin keluar,
meskipun sampai Hong Kong saja sudah cukup, mereka bahkan tidak
terpikirkan untuk dapat menikmati standar hidup setinggi di negara
Swiss ini. Mereka cukup berbahagia hanya dengan berada di Hong
Kong, meskipun harus tinggal di dalam gua batu, atau pondok bambu
di daerah pergunungan yang sewaktu-waktu akan diancam tanah
longsor saat badai datang. Tetapi mereka mau menanggung resiko itu!
Dan Anda tinggal di Swiss dan Anda tidak merasa bahagia?
"Tidak!"
Mengapa? Karena hidup itu lebih dari makanan dan pakaian. Apakah
unsur yang lebih itu?
Kebebasan dari Dosa & Perbudakan
Jika Anda tidak begitu peduli akan kebebasan, maka tidak ada pesan di
sini buat Anda. Anda hanya akan menyia-yiakan waktu mendengarkan
khotbah ini. Saya harus meminta maaf. Tetapi jika Anda tertarik
dengan kebebasan, maka Alkitab ada pesan bagi Anda dan baptisan
juga memiliki arti yang khusus bagi Anda. Hidup itu lebih dari sekadar
makanan saja! Yesus berkata, hidup itu lebih dari pakaian. Anda boleh
memiliki pakaian dan makanan yang cukup; tetapi Anda belum tentu
memiliki kebebasan! Anda mungkin berkata, "Saya memiliki
kebebasan. Saya bisa mengikuti pemilu untuk menyatakan hak pilih
saya!" Bukan kebebasan itu yang saya maksudkan di sini. Yang saya
maksudkan adalah kebebasan dari dosa. Kebebasan dari perbudakan
yang menyesakkan. Anda merasa cemburu dengan seseorang dan
kecemburuan tersebut bisa saja membunuh Anda. Anda begitu
membenci seseorang di tempat kerja, atau, di sekolah dan kebencian
26 | C A H A Y A I N J I L
ini begitu meracuni Anda. Anda berada di bawah suatu ikatan yang
sama bahayanya dengan ikatan dosa lainnya. Anda tidak memiliki
kebebasan untuk menjadi orang yang Anda inginkan karena ada
kekuatan lain yang mengendali Anda.
Pekerjaan Anda memberi Anda tekanan. Atasan Anda menindas Anda.
Sahabat-sahabat Anda sering mempermainkan Anda. Anda harus hidup
sesuai dengan pengharapan mereka. Anda harus terus berusaha untuk
dapat menandingi gaya hidup mereka. Anda harus hidup sesuai dengan
pandangan orang-orang di sekitar Anda. Anda tidak bebas melakukan
apa yang Anda ingini! Anda harus menyenangkan hati orang ini dan
orang itu. Anda harus menyenangkan semua orang. Inikah yang
dinamakan kebebasan? Anda hidup di bawah belenggu dan dosa yang
menghancurkan diri.
Kebebasan Berkaitan Dengan Arti Kehidupan
Kebebasan - pikirkanlah sekali lagi! Malam ini sebelum Anda tidur,
pikirkanlah apa arti hidup ini. Pikirkanlah apa sesungguhnya tujuan
Anda belajar untuk mendapatkan gelar dan apa tujuan Anda berkerja
keras. Jika Anda tidak mau memikirkannya hal-hal ini, pesan ini juga
tidak akan memiliki arti apa-apa bagi Anda. Pesan di dalam Alkitab
adalah untuk mereka yang mau berpikir dan mengerti apa arti
kehidupan yang sesungguhnya. Jika Anda mau melupakan hal ini
dengan bermabuk-mabukan, menonton televisi, sehingga tidak lagi
memikirkan hal ini, tidak ada masalah! Tetapi pesan di dalam kitab Injil
tidak akan memiliki arti sama sekali bagi Anda. Tetapi pesan Alkitab
adalah bagi mereka yang bersungguh-sungguh memikirkan arti
kehidupan yang bukan hanya terdiri dari makanan dan pakaian, Alkitab
memiliki jawaban atas pertanyaan hidup Anda.
Di China, mereka memiliki makanan dan pakaian juga. Mereka tidak
sampai mati kelaparan. Kalau Anda ke China, Anda melihat orang-
orang di sana memiliki makanan dan pakaian yang cukup. Tetapi
bayangkan betapa banyaknya orang-orang yang berani berenang
menyeberangi laut yang yang dipenuhi dengan ikan hiu untuk
mencapai Hong Kong. Banyak yang tidak berhasil mencapainya karena
mati tenggelam atau diserang oleh ikan hiu yang ganas. Mereka tidak
pernah berhasil. Jadi, pilihan bagi mereka adalah bebas atau mati!
Apakah Anda masih ingin mendengar pesan ini?
27 | C A H A Y A I N J I L
Mengapa saya menjadi orang Kristen? Mengapa saudara kita tadi
menceritakan kepada kita bahwa dia meninggalkan segala masa depan
yang menjanjikan kemakmuran untuk melayani Tuhan? Mengapa? Ada
apa dengan orang-orang ini? Mereka melakukan semuanya ini karena
ada sesuatu yang lebih penting dari sekadar kemakmuran! Ada sesuatu
yang lebih bernilai dari pakaian dan makanan. Apa yang dapat Anda
perolehi dari kemakmuran? Berapa banyak pakaian yang dapat Anda
beli? Berapa banyak makanan yang dapat Anda makan? Sebagian
besar orang memakai waktunya untuk menikmati makanan dan
sebagian lagi berupaya memakai waktunya untuk mengurangi berat
badannya. Ini kenyataan yang sangat menarik di dalam masyarakat
masa kini! Kebebasan adalah jawaban bagi semuanya!
Kebebasan ini Berarti "Bebas" untuk Menikmati Hidup dengan
Arti dan Tujuan
1 Korintus 10:1-2 menuliskan "Saudara-sauara! Saudara hendaknya
mengingat apa yang terjadi kepada nenek moyang kita ketika mereka
mengikuti Musa. Mereka semua dilindungi oleh awan, dan dengan
selamat menyeberangi Laut Merah. 2 Untuk menjadi pengikut-pengikut
Musa, mereka semuanya dibaptis di dalam awan dan di dalam laut itu."
Jika Anda tidak mengerti Alkitab, perkataan ini akan sangat sulit
dimengerti. Tetapi arti sesungguhnya sangatlah sederhana. Hal ini
menceritakan tentang kisah Keluaran (Eksodus). Di Keluaran, umat
Israel mencari kebebasan. "Biarkan umatKu pergi", kata Musa kepada
Firaun, raja Mesir. Dan ketika bangsa Israel mau taat, sesuatu yang
luar biasa terjadi. Ketika mereka keluar dari kota perbudakan tersebut
dan mengikuti Musa, mereka melihat ke depan dan terlihat tiang awan.
Sebuah pemandangan yang sangat luar biasa! Bukan awan yang di
atas langit tetapi di depan mereka! Tiang awan yang siap memimpin
perjalanan mereka ke depan. Dan pada waktu malam hari, tiang awan
itu berubah menjadi tiang api. Pagi dan siang mereka mengikuti awan
tersebut sampai mereka tiba di laut. Dan ketika mereka tiba di laut
tersebut, Anda yang telah menyaksikan filem "The Ten
Commandments' akan tahu apa yang terjadi - Allah membebaskan
umatnya! Allah kita adalah Allah yang berminat dengan kebebasan.
Kebebasan untuk Anda dan saya! Kebebasan untuk menikmati hidup
yang berarti dan memiliki tujuan. Apakah hidup Anda memiliki tujuan?
Jika Anda bukan seorang Kristen, apakah Anda merasa puas dengan
28 | C A H A Y A I N J I L
hidup yang Anda miliki di dunia pada masa ini? Jika Anda merasa puas,
kami tidak ada pesan buat Anda. Tetapi benarkah Anda puas?
Pada masa saya belum menjadi seorang Kristen, saya sering
memikirkan apa arti hidup ini. Saya adalah seorang yang ambisius.
Sangat berambisi. Saya selalu ingin mencapai yang terbaik. Tetapi
pertanyaan saya adalah: Untuk apa? Kemanakah semuanya ini akan
membawa saya? Apakah gunanya ini bagi saya? Saya harus mengakui
bahwa semuanya ini membawa saya pada akhir yang tidak bertujuan.
Harapan yang kosong! Saya menyadari bahwa semuanya sia-sia belaka
karena kita tidak bebas, di atas segala-galanya, kita tidak bebas dari
kesia-siaan. Hidup tanpa Tuhan selamanya akan menjadi sia-sia, dan
satu-satunya cara untuk merasa puas dalam hidup tanpa Tuhan adalah
dengan tidak memikirkan hal ini. Jangan pernah memikirkan kematian
yang akan terjadi! Orang Kristen selalu menakut-nakuti Anda dengan
kematian! Sayang sekali, kita semua akan mati pada suatu hari, cepat
atau lambat, walaupun kita tidak mau memikirkan hal ini. Apakah yang
sedang menanti kita di depan? Tetapi kita tidak pernah mau
memikirkan hal ini.
Baptisan Membebaskan Kita dari Hidup yang Sia-sia
Itulah sebabnya saya katakan bahwa Injil hanyalah bagi mereka yang
mau dengan serius berpikir dan memiliki keberanian untuk berkata,
"Saya akan berhenti sejenak dan mempertimbangkan situasi saya".
Adakah orang yang bebas dari rasa takut? Yang memiliki keberanian
untuk menghadapi realitas? Saya dapat berbicara panjang lebar dalam
membahas topik ini. Kebebasan adalah topik yang sangat yang besar,
tetapi saya mengharapkan ketika Anda melihat saudara-saudara kita
yang dibaptis, Anda akan mengerti mengapa mereka dibaptis.
Tujuannya adalah untuk dibebaskan dari dosa! Bebas dari kekuatan
dan ketakutan akan kematian! Bebas dari hidup yang penuh kesia-
siaan! Marilah kita jujur! Marilah kita dengan jujur berkata bahwa tanpa
Tuhan, hidup ini hanyalah akan berakhir di kuburan dan itu saja. Sama
sekali tidak akan membawa kita ke mana-mana!
Namun jika Anda cukup puas dengan kenyataan tersebut, bahwa hidup
ini hanya akan membawa Anda ke kuburan dan itu saja, maka Injil
tidak ada pesan bagi Anda. Tetapi jika Anda tidak mau hidup Anda
hanya sekadar berakhir di lubang kuburan, jika Anda tidak puas
dengan kenyataan ini, dan Anda mau dibebaskan dari kematian, maka
29 | C A H A Y A I N J I L
Injil dapat menawarkan sesuatu bagi Anda. Seperti yang telah saya
katakan, kebebasan dari kepalsuan berarti komitmen yang sungguh-
sungguh kepada kebenaran, Jika yang tersedia bagi kita hanya
kematian, Anda harus menerimanya dengan lapang dada. Tetapi kita
tahu ini bukan kenyataannya. Saudara kita yang dibaptis, mereka tidak
hanya tetap di dalam air sebagimana Yesus juga tidak tetap di
kuburan-Nya. Dia bangkit dari kematian, sama seperti mereka yang
dibaptis juga akan bangkit dari air untuk menerima hidup yang telah
diperbaharui, menuju kebebasan menjadi anak-anak Allah.
Kristus Telah Melepaskan Kita!
Saya sudah mengalami kebebasan tersebut dan itulah sebabnya saya
menyatakan hal ini dengan keyakinan! Jika saya tidak mengalami
kebebasan itu, jika Yesus berkata, "Karena itulah, kalau Anak
membebaskan kamu, kamu sungguh-sungguh bebas." (Yohanes 8:36)
dan saya merasa diri saya masih di bawah belenggu, maka saya akan
berkata, "Yesus, engkau ngomong kosong karena aku tidak bebas."
Tetapi saya mengalami kebebasan tersebut, dan saya memberitahu
semuanya ini kepada Anda dengan penuh keyakinan dan kepastian.
Saya mungkin dapat mengejar karir hidup yang lain. Saya tidak merasa
bahwa saya akan gagal dengan karir lain selain karir saya sekarang ini.
Prestasi saya tidak jelek di dunia ini. Tetapi mengapa saya, seperti
teman-teman pelayanan yang lainnya, berpaling dari mengejar dunia?
Karena saya tahu bahwa tidak ada kebebasan di dalam semua itu!
Semuanya akan berakhir di liang kuburan. Tidak ada prospek cerah
yang lain. Saya menemukan bahwa Yesus bangkit dari kematian dan
membawa kita kepada suatu era kebebasan yang baru, yang disebut
sebagai 'kebangkitan' dan saya mengalami kekuatan yang
membebaskan, kekuatan dari kebangkitan itu. Kebebasan itu terjadi
sekarang bukan di waktu yang akan datang. Tanpa mengalami
kekuatan-Nya sekarang, bagaimana kita dapat mengetahui kekuatan-
Nya akan bekerja di masa akan datang? Tentu saja hal ini hanya satu
impian kosong belaka. Saya berani bersaksi tentang hal ini dengan
keyakinan karena saya tahu ini adalah benar. Saya telah mengalami
kebenaran itu.
Saudara-saudara kita yang sudah dibaptis ini telah mengalami
kebebasan dalam kehidupan mereka. Kebebasan membutuhkan kuasa
tanpa kuasa, tidak ada kebebasan. Kemiskinan adalah perbudakan.
30 | C A H A Y A I N J I L
Kurangnya kuasalah yang membawa kita kepada kemiskinan.
Kurangnya kekuatan dalam menangani situasi dan masalah membawa
diri kita ke dalam belenggu. Tanpa kekuatan, tidak ada kebebasan. Jadi
setiap kali Anda memikirkan kebebasan, Anda harus tahu tidak ada
kebebasan tanpa kekuatan. Kita sedang berbicara tentang satu-satunya
kekuatan yang penting, yaitu kekuatan rohani! Kekuatan dunia akan
berlalu, kekuasaan di dunia akan lewat. Bangsa-bangsa akan berlalu
dan Anda sendiri juga akan sirna karena kekuatan Anda tidak akan
bertahan. Tetapi kekuatan Allah tidak hilang begitu saja. Kekuatan
Allah adalah satu-satunya yang kita katakan di sini karena hanya itu
yang kekal selamanya. Ingatlah akan hal itu!
Setiap kali Anda melihat saudara kita masuk ke dalam air untuk
dibaptis, ingatlah: " "Kristus telah memerdekakan kita" (Galatia 5:1),
seperti yang dikatakan Rasul Paulus. Ingatlah bagian ini dengan baik.
Dan di lain kesempatan jika Anda menyaksikan suatu baptisan,
pikirkanlah, "Kristus telah memerdekakan kita, maka kita sungguh-
sungguh merdeka". Kristus telah memerdekakan kita! Sebelum Anda
tidur malam ini, tanyalah pada diri, "Sudah merdekakah saya?"
Ikrar dari Hati Nurani yang Baik kepada Allah
1 Petrus 3:21 - Khotbah oleh Pendeta Eric Chang.
Ada satu permasalahan besar sekarang ini karena banyak orang Kristen
yang sudah dibaptis sering kali menjalani hal itu tanpa pengetahuan
yang memadai tentang hal yang sedang mereka jalani itu. Dan saya
mendapati bahwa kita juga sering menerima limpahan persoalan ini di
dalam gereja kita, orang-orang yang dibaptis di tempat lain tanpa
memahami arti baptisan itu. Mungkin mereka mengira bahwa ini adalah
semacam cara untuk masuk ke dalam suatu klub, untuk bergabung
dengan satu kelompok masyarakat tertentu dan bahwa baptisan ini
adalah semacam upacara pelantikan anggota baru. Akibatnya, mereka
mengalami persoalan kerohanian sampai bertahun-tahun kemudian.
Sering kali saya harus mengadakan konseling bagi orang-orang ini
yang mengangkut permasalahan rohani mereka dan masuk ke dalam
'kehidupan Kristen' yang menyedihkan. Gereja dipenuhi oleh orang-
31 | C A H A Y A I N J I L
orang Kristen nominal, orang Kristen KTP, setengah Kristen,
seperempat Kristen, atau apapun itu. Kehidupan mereka diisi dengan
kekalahan, ketidakbahagiaan. Jelas ini bukanlah kehidupan Kristen
yang dimaksudkan.
Jadi hari ini saya ingin menguraikan kepada Anda, berdasarkan Alkitab,
agar setiap orang dapat memahami dengan jelas arti baptisan, makna
rohani dari baptisan. Uraian ini akan saya bagi ke dalam empat sub-
judul, empat poin. Yang pertama, sebenarnya, adalah bagian ayat yang
baru saja diacu oleh saudari Mae di 1 Petrus 3:21, yang nanti akan
saya bacakan untuk Anda. Saya juga berharap bahwa makna dari ayat
ini akan menjadi jelas nantinya bagi Anda. Uraian yang akan saya
sampaikan nanti tentang baptisan sama sekali bukanlah pendapat
pribadi saya. Sangatlah perlu bagi Anda untuk memahami apa yang
dikatakan oleh Firman Allah, dan saya harap Anda teliti baik-baik
Firman Allah mengenai baptisan.
Kata yang Tertulis di dalam Naskah Asli Yunaninya adalah
"Ikrar (=pledge)", Bukan "Memohon (=appeal)"
1 Petrus 3:21 berbunyi seperti ini, diambil dari Revised Standard
Version, yang penerjemahannya untuk bagian ini masih kurang baik
(dan versi LAI juga memakai makna yang sama di ayat ini, pent.), saya
akan bacakan untuk Anda, "Juga kamu sekarang diselamatkan oleh
kiasannya (mengacu kepada air bah di dalam kitab Kejadian; air bah
dikiaskan dengan baptisan), yaitu baptisan maksudnya bukan untuk
membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati
nurani yang baik kepada Allah oleh kebangkitan Yesus Kristus". Dan
ayat 22: "yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke surga
sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-
Nya." Jadi kata 'kiasannya' berkaitan dengan peristiwa air bah dengan
acuan khusus, tentu saja, kepada bahtera yang menampung delapan
orang yang diselamatkan. Hanya delapan orang yang diselamatkan dari
air bah. Dari seluruh umat manusia di zaman itu, hanya delapan orang
yang diselamatkan dengan bahtera, melalui iman.
Disebutkan di sini bahwa baptisan itu untuk memohonkan hati nurani
yang baik kepada Allah. Terjemahan ini, tentu saja, menimbulkan
masalah. Jika Anda mempunyai Alkitab versi NIV (New International
Version), Anda akan mendapatkan terjemahan yang benar. NIV
menerjemahkan ayat ini dengan sangat baik. Di dalam versi tersebut
32 | C A H A Y A I N J I L
dikatakan bahwa baptisan adalah, "ikrar dari hati nurani yang baik
kepada Allah (the pledge of a good conscience towards God)". Inilah
terjemahan yang tepat dan saya akan menjelaskan alasannya secara
singkat. Kata yang diterjemahkan dengan 'memohonkan' adalah kata
Yunani 'eperōthma' [evperw,qma]. Saya akan mengutipkan arti kata
tersebut dari Liddell dan Scott, dari kamus lengkap karangan mereka
[Liddell, H.G. dan R. Scott, A Greek - English Lexicon], yang
memberikan tiga arti untuk kata ini.
Arti yang pertama adalah pertanyaan. Yang kedua, jawaban atas
pertanyaan, dan secara khusus merupakan jawaban yang bersifat
menyetujui, atau memiliki makna persetujuan. Dan ketiga, kata ini
memiliki makna yang sejajar dengan kata dalam bahasa
Latin stipulatio, yang berarti kewajiban, kontrak, atau komitmen, atau
ikrar. Makna yang ini juga didukung oleh Moulton dan Milligan
[Moulton, James H. dan G. Milligan, The Vocabulary of Greek
Testament]. Saya kutipkan referensi tersebut bagi Anda yang sudah
terbiasa berurusan dengan masalah teknis dari hal ini dan ingin
mempelajarinya lebih jauh.
Anda tentu melihat bahwa dari kamus bahasa Yunani ini tidak
disebutkan sama sekali tentang arti 'memohon' dari kata tersebut.
Pertanyaan (question) dan permohonan(appeal) bukanlah dua hal yang
sama. Sebenarnya kedua hal itu berbeda. Permohonan (appeal)
bersifat sangat khusus. Sedangkan pertanyaan (question) maknanya
agak berbeda. Akan tetapi kata Yunani di dalam ayat ini sangat jarang
diartikan sebagai 'pertanyaan'. Biasanya kata ini diartikan sebagai
tanggapan atas pertanyaan; semacam tanggapan yang bersifat sangat
khusus. Dan dari situ, makna kata ini lalu berkembang menjadi
'persetujuan'. Dari sana, maknanya kemudian berkembang lagi
menjadi 'kontrak', 'komitmen', 'ikrar'.
Bagi Anda yang berminat untuk meneliti masalah ini secara teknis, dan
tentunya memang ada di antara Anda yang gemar melakukan ini,
terutama mereka yang ikut di dalam pelatihan, Anda bisa merujuk ke
E.G. Selwyn, salah satu penafsir terbaik untuk naskah Yunani dari 1
Petrus yang membahas secara terperinci perkara ini, sebab saya sendiri
tidak bermaksud untuk masuk ke dalam pembahasan detail tentang
masalah linguistik. Pada pokoknya, saya hanya ingin menyatakan
bahwa tidak ada bukti yang memadai untuk mengartikan kata tersebut
33 | C A H A Y A I N J I L
sebagai 'memohon'. Arndt & Gingrich [Arndt, W.F. dan F.W. Gingrich,
yang menerjemahkan karya Walter Bauer (yang berbahasa Jerman), A
Greek-English Lexicon of The New Testament and Other Early Christian
Literature], memang memberikan definisi 'memohon', namun mereka
gagal menyajikan bukti pemakaian kata tersebut dalam makna
'memohon' ini. Biasanya mereka menyajikan bukti pendukung untuk
definisi yang mereka ajukan. Dalam kasus ini mereka gagal menyajikan
bukti pendukung karena, seperti yang sudah saya sampaikan, memang
tidak ada bukti linguistik bagi definisi tersebut untuk
kata evperw,thma'eperōthma'.
1. Baptisan adalah Ikrar - Suatu Tanggapan Persetujuan kepada
Allah dari Hati Nurani yang Baik
Jadi makna kata tersebut diterjemahkan dengan baik di dalam Alkitab
versi NIV, sebagai ikrar. Baptisan adalah ikrar. Baptisan adalah suatu
komitmen kepada Allah. Hal ini sangat penting untuk dipahami.
Terlebih lagi, bentuk genetif dari teks Yunani diterjemahkan dengan
benar yaitu "the pledge of a good conscience (=ikrar dari hati nurani
yang baik)" - bukannya "untuk memohonkan hati nurani yang baik",
melainkan "dari hati nurani yang baik" - yaitu suatu ikrar yang dibuat
dari hati nurani yang baik. Baptisan adalah suatu ikrar kepada Allah
yang dibuat dari hati nurani yang baik. Bagaimana kita bisa memiliki
hati nurani yang baik? Kita mendapatkan hati nurani yang baik ketika
kita bertobat dari dosa-dosa kita, saat kita dengan setulus hati dan
penuh kejujuran, membuat ikrar tanpa kepalsuan, tanpa tipu daya.
Mengerjakan sesuatu dengan hati nurani yang baik. Tidak ada
kecurangan! Tidak ada kebohongan! Tak boleh ada ketidaktulusan!
Itulah hati nurani yang baik. Anda tidak akan memiliki hati nurani yang
baik jika Anda tidak tulus atau tidak jujur sepenuh hati. Baptisan
adalah ikrar kepada Allah yang dibuat dari hati nurani yang baik. Jika
saya membuat ikrar kepada Allah dengan setulus hati, dengan sikap
hati yang benar, maka itulah baptisan.
Kata yang diterjemahkan dengan 'memohon' -
yaitu evperw,thma 'eperōthma' - adalah kata yang sangat menarik
karena kata tersebut memuat makna pertanyaan dan juga tanggapan.
Suatu pertanyaan dan juga suatu tanggapan. Anda membuat ikrar,
sama seperti yang akan dilakukan oleh mereka yang akan dibaptis,
untuk menjawab suatu pertanyaan. Tanggapan tersebut menjadi suatu
komitmen, suatu ikrar. Ketika orang berkata, "Aku bersedia," maka
34 | C A H A Y A I N J I L
jadilah suatu ikrar, suatu komitmen, saat mereka menjawab
pertanyaan yang diajukan kepada mereka di dalam baptisan. Hal ini
cocok karena di zaman awal gereja, sudah merupakan praktek yang
lazim di zaman itu, sebelum acara baptisan, untuk menanyai orang
yang akan dibaptis beberapa pertanyaan khusus yang harus dijawab
dengan persetujuan. Dan seperti yang sudah kita lihat bahwa
kata evperw,thma 'eperōthma' tidak sekedar bermakna jawaban
melainkan jawaban yang berupa persetujuan. Ini adalah hal yang
sangat penting. Dengan demikian, pilihan terjemahan bagi kata ini
menjadi sangat jelas, bahwa ini adalah jawaban yang merupakan ikrar.
Baptisan adalah Sebuah Sakramen - Sebuah Kata yang Berarti
Sumpah Setia Prajurit
Penjelasan di atas juga merupakan alasan mengapa baptisan disebut
sakramen, dan sampai sekarang masih disebut sakramen. Saya ingin
tahu apakah ada di antara Anda yang mengerti apa arti 'sakramen' itu.
Pada dasarnya kita memiliki dua sakramen di gereja - sakramen
baptisan dan sakramen perjamuan, juga disebut ekaristi, atau juga
Perjamuan Tuhan. Apa arti 'sakramen' itu? Ini adalah kata yang sangat
menarik. Kata ini berasal dari bahasa Latin sacramentum. Dalam
bahasa Inggris, kata ini diambil begitu saja tanpa banyak perubahan.
Untuk melihat artinya Anda hanya perlu melihat ke dalam kamus
bahasa Latin, makna dasar dari kata ini adalah sumpah. Itulah makna
dasar dari sakramen. Suatu sumpah. Kata ini berarti suatu kewajiban,
janji. Dalam terminologi hukum, kata ini berarti jaminan. Sebagai
contoh, kata ini memiliki makna uang yang dititipkan ke pengadilan
oleh pihak-pihak yang berperkara di pengadilan. Yaitu, Anda membayar
jaminan untuk sebuah kasus hukum.
Namun makna khusus dari kata ini ada di dalam sumpah prajurit.
Sumpah setia yang diucapkan oleh seorang prajurit
disebut sacramentum, misalnya saat seorang prajurit Roma
mengucapkan sumpah setia kepada negara dan kaisar. Mereka
mengucapkan sumpah ini sambil mengangkat sebelah tangannya, sama
seperti yang Anda lihat jika presiden mengucapkan sumpah jabatan,
atau ketika seseorang mengucapkan sumpah di pengadilan, suatu
tindakan yang melambangkan bahwa, "Aku melakukan semua ini
dengan segala kejujuran, kebenaran dan hati nurani yang baik. Aku
akan mengatakan hal yang benar, kebenaran sepenuhnya dan tidak
ada yang lain selain kebenaran." Kadang kala hal ini dikerjakan sambil
35 | C A H A Y A I N J I L
mengepalkan tangan di depan dada, yang juga merupakan lambang
dari hati nurani yang baik, hati yang murni. Kadang kala, seorang
prajurit mengucapkan sumpah itu sambil menghunus pedangnya,
lambang penyerahan jiwa dan pedang kepada negara dan kaisar. Anda
tentunya tahu bahwa Jerman sangat memanfaatkan sumpah semacam
ini. Banyak dari Anda yang tentu tahu bahwa Partai Nazi menuntut
setiap tentara Jerman mengucapkan sumpah prajurit, sacramentum.
Tentunya ada banyak dari antara Anda yang pernah menonton film
dokumentasi tentang Nazi yang menggambarkan tentang tentara
Jerman yang berdiri tegak, mengangkat tangannya, dan berseru, "Ich
schwören" dan selanjutnya. "Aku bersumpah demi negara dan
pemimpin bangsa" dan selanjutnya. Pada masa itu sebutannya adalah
kepada Führer, bahasa Jerman untuk pemimpin. Jadi, di sini kita
mendapati bahwa kata sacramentum ini memiliki makna khusus yang
penting yaitu sumpah prajurit. Sangat menarik!
Mengapa baptisan disebut sakramen? Tepatnya karena ada ikrar yang
dinyatakan di sana. Kita mengangkat sumpah setia kepada Yesus
sebagai Raja kita. Kita menjadikan Dia sebagai Raja atas kehidupan
kita. Kita terikat kewajiban untuk setia kepada-Nya seumur hidup sejak
saat dibaptis. Itulah yang disebut sebagai ikrar kepada Allah dari hati
nurani yang baik. Sangat penting untuk diperhatikan bahwa ikrar
tersebut harus dibuat dari hati nurani yang baik, seperti yang dibagikan
saudara Mae tadi. Ia telah membuat komitmen, namun bukan dari hati
nurani yang baik. Ia tidak melepaskan kesetiaannya kepada hidup
lamanya. Bagaimana mungkin Anda bisa melayani Allah dan dunia
dalam waktu yang bersamaan? Bagaimana mungkin Anda bisa
melayani Allah dan mamon? Hati Anda terbagi dua. Dan jika dalam
keadaan demikian Anda membuat sumpah setia, jika Anda dibaptis,
maka Anda melakukannya tidak dari hati yang tulus, tidak dari hati
nurani yang baik.
Sekilas saya tadi menyebutkan juga tentang Perjamuan Tuhan yang
juga merupakan suatu sakramen. Yang satu ini juga sangat menarik
karena dari sebuah laporan yang dibuat oleh seorang Gubernur Militer
kepada Kaisar Roma tentang beberapa orang Kristen yang telah
ditangkapnya, ia berkata bahwa di dalam interogasinya terhadap
orang-orang Kristen tersebut, mungkin dengan siksaan, ia mendapat
informasi bahwa pada saat melakukan Perjamuan Kudus, orang-orang
itu memperbaharui ikrar mereka kepada Tuhan. Mereka memperbarui
36 | C A H A Y A I N J I L
ikrar mereka kepada Allah untuk menjalani hidup yang kudus. Mereka
memperbarui ikrar mereka satu dengan yang lain, untuk saling
mengasihi, dan untuk mengasihi Allah. Sungguh menarik: Ekaristi atau
Perjamuan Kudus pada intinya juga mengandung unsur komitmen
kepada Allah, pembaruan komitmen kita, setiap kali kita mengikuti
Perjamuan Kudus. Aspek yang satu ini tampaknya sekarang sudah kita
lupakan. Itu sebabnya mengapa sekarang ini jarang dari antara kita
yang mengerti mengapa Perjamuan Kudus disebut sakramen.
Pada Saat Baptisan dibuat Pengakuan bahwa Yesus adalah
Tuhan
Sekarang kita memahami hal yang sangat penting ini dan juga arti
penting yang dilekatkan oleh gereja di zaman awal pada baptisan.
Baptisan bukanlah sesuatu hal yang bisa Anda pilih untuk diambil atau
diabaikan. Sekarang ini banyak orang yang berpikir seperti itu karena
mereka tidak tahu pengajaran yang alkitabiah tentang baptisan,
mereka juga tidak tahu bagaimana gereja di zaman awal dahulu
memahami arti baptisan. Sedemikian pentingnya arti baptisan sehingga
Anda bisa lihat bagaimana Petrus menjelaskan kata ini. Perhatikan lagi
baik-baik. Sekarang Anda diselamatkan oleh baptisan. Kata-kata yang
sangat penting. Sangat tegas! Dan memang begitu! Dari situlah asal
mula doktrin baptismal regeneration. Seperti yang kita baca dari
Yohanes pasal 3, kita dilahirkan dari air dan Roh. Air dan Roh! Bukan
hanya air, tetapi juga Roh; Bukan hanya Roh, tetapi juga air - karena
di sanalah ikrar atau komitmen dinyatakan.
Para teolog modern juga sudah mulai melihat arti penting dari baptisan
yang sesuai dengan ajaran alkitabiah, dan makna kata itu di dalam
sejarah gereja mula-mula. Baru-baru ini seorang teman saya yang
bernama Robert Banks, sekarang mengajar di University of Sydney,
Australia, menulis sebuah buku berjudul The Idea of Community in
Paul (Ide Tentang Masyarakat dalam Tulisan-tulisan Paulus). Dan di
halaman 82 dalam bukunya itu, ia berkata, "Hubungan antara baptisan
dengan iman yang dibuat oleh Paulus menunjukkan bahwa dengan
baptisan seseorang menyerahkan dirinya kepada Allah." Melalui
baptisan, seseorang menyerahkan dirinya kepada Allah. Ini merupakan
pemahaman yang mendekati dan cukup akurat dengan pengajaran
yang alkitabiah. Tentu saja, saya tidak bermaksud, dengan
mengajukan kutipan tersebut, untuk mengatakan bahwa saya setuju
pada semua yang ia tuliskan dalam bukunya. Namun pada poin yang
37 | C A H A Y A I N J I L
satu ini, pemahamannya sangat dekat dengan pengajaran yang
alkitabiah.
Inilah yang dikatakan oleh Paulus di Roma 10:10. Paulus menyebutkan
dua hal yang penting bagi keselamatan di Roma 10:10. Dua hal, bukan
hanya satu! Dan kedua hal itu adalah, "Karena dengan hati orang
percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan
diselamatkan." Nah kedua hal ini sangatlah penting. Dua hal: "dengan
hati orang percaya dan dibenarkan," "dengan mulut orang mengaku
dan diselamatkan." Kapankah ia membuat pengakuan itu?
Pada zaman awal gereja, tentu saja, pengakuan itu dibuat pada saat
baptisan sewaktu menanggapi pertanyaan yang diajukan kepadanya,
saat ia berkata, "Aku bersedia. Aku mengakui Yesus sebagai Tuhan dan
Rajaku." Jadi, dengan mulutnya ia membuat pengakuan, dan melalui
pengakuan itu, Paulus berkata, ia diselamatkan. Harus ada iman di
dalam hati, akan tetapi harus ada pengakuan juga. Dan pengakuan ini
tentu saja bukanlah pengakuan biasa. Tepatnya, pengakuan ini adalah
ikrar pada saat dibaptis: sumpah prajurit yang menyatakan kesetiaan
kepada Yesus sebagai Raja. Ini adalah hal yang sangat penting untuk
dipahami.
Pada Baptisan Terbentuklah Aspek Legal dari Ikrar itu
Peristiwa baptisan itu sendiri tidaklah menyelamatkan. Kita harus jelas
tentang hal ini. Harus ada iman dan pengakuan yang muncul dari hati
nurani yang baik. Hati nurani berarti berbicara mengenai isi hati. Anda
tidak bisa sekedar membuat suatu pengakuan. Setiap orang bisa saja
membuat pengakuan di mulutnya, akan tetapi di dalam baptisan ini
harus terdapat hati nurani yang baik yang dilandasi oleh iman. Lalu
mungkin Anda akan berkata, "Bukankah saya sudah mengakui Yesus
sebelum baptisan itu?" Memang, namun hal itu tidak sama dengan
sumpah setia. Ada satu hal yang sangat perlu untuk dipahami. Seorang
prajurit yang mengucapkan sumpah setia kepada negara dan rajanya,
seorang prajurit Roma yang bersumpah setia kepada negara dan
Kaisar, tidakkah ia sebelumnya sudah mencintai negara dan kaisarnya?
Memang begitu. Akan tetapi aspek legal dari komitmen tersebut baru
muncul setelah ia mengucapkan sumpah prajuritnya. Sumpah itu
menjadi ikrar yang mengikat. Ia menempatkan dirinya di bawah
sumpah; yaitu sacramentum. Sebelum saat itu, ia bisa saja berkata
bahwa ia mencintai negaranya, namun ia masih belum membuat ikrar
38 | C A H A Y A I N J I L
apapun. Tidak ada komitmen yang ia buat. Juga tidak ada ikrar. Di
dalam baptisan, seorang Kristen mengucapkan sumpah setianya
kepada Raja dan Allahnya. Saya harap Anda memahami hal ini dengan
jelas.
Sama seperti dua orang yang telah saling mencintai sejak belum
menikah, mereka belum membuat komitmen apapun dalam pengertian
yang resmi sampai saat mereka mengucapkan janji perkawinannya,
ikrar perkawinannya. Tentu saja mereka sudah saling mengasihi
sebelum menikah. Mereka mungkin sudah membuat semacam
komitmen, akan tetapi komitmen tersebut baru resmi jika sudah
melaksanakan pernikahan. Sama halnya dengan itu, di dalam baptisan,
komitmen Anda menjadi legal di mata Allah, berlaku selamanya di
surga. Nah, ini adalah poin pertama yang ingin saya jelaskan kepada
Anda agar Anda mengerti apa yang sedang Anda lakukan ketika Anda
dibaptis. Setiap orang yang masih belum jelas tentang hal ini sebaiknya
menarik diri dari rencana mengikuti baptisan. Saat dibaptis Anda sudah
mengangkat sumpah setia tersebut. Anda telah menyerahkan hidup
Anda sepenuhnya kepada Allah sebagai Raja Anda. Inilah poin yang
pertama.
2. Pada Baptisan, Kita Disatukan dengan Kristus
Saya akan masuk ke poin yang kedua mengenai baptisan ini. Poin
kedua yang berkaitan dengan penyatuan dengan Kristus. Disatukan
dengan Kristus! Jadi, poin pertama adalah bahwa baptisan merupakan
suatu ikrar, dan Anda bisa katakan itu sebagai - sesungguhnya - suatu
ikrar yang mengikat secara legal; sama seperti janji perkawinan, atau
sumpah prajurit. Setiap prajurit yang melanggar sumpah setianya siap
untuk menerima hukuman dari sang kaisar atau bangsanya dan siap
untuk dianggap sebagai orang sesat atau penghianat negara dan
bangsa. Jadi si prajurit masuk ke dalam ikatan sumpah itu dengan suka
rela. Begitu dia mengangkat sumpah, ia akan bertahan dalam sumpah
itu sampai mati. Seperti yang dinyatakan dalam janji pernikahan,
"Sampai maut memisahkan kami."
Dengan demikian poin yang kedua ini adalah, singkat saja, kita
disatukan dengan Kristus. Melalui baptisan kita disatukan dengan
Kristus. Mari kita balik lagi secara sekilas ke Roma pasal 6, pasal yang
juga dirujuk oleh saudari Mae. Roma 6:4 berbunyi, "Dengan demikian
kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia" - dengan Kristus -
39 | C A H A Y A I N J I L
"oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian
juga kita akan hidup dalam hidup yang baru."
Kita ini Tidak Sekedar 'bagi Dia' Melainkan Juga di Sisi-Nya di
Medan Peperangan
Pertama-tama kita lihat dulu pernyataan ini: kita dikuburkan bersama-
sama dengan Kristus. Bersama dengan Kristus! Nah untuk pertama
kalinya Anda melihat ungkapan ini: "bersama-sama dengan Kristus".
Bukan sekedar 'bagi Kristus', tetapi 'bersama dengan Dia'! Di dalam
khotbah beberapa waktu yang lalu, saya sudah membahas tentang
ucapan Yesus, "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku" (Mat
12:30). Saya sudah membahas tentang perbedaan yang menyolok
antara 'bagi Kristus' dan 'bersama Kristus'. Ada perbedaan seperti bumi
dengan langit antara kedua posisi tersebut. Banyak orang yang
mengambil posisi 'bagi Kristus'; tidak banyak orang yang mengambil
posisi 'bersama Kristus'. Posisi yang pertama - bagi Kristus - berarti
Anda menjadi penyorak. Anda menonton tim kesayangan Anda
bertanding di lapangan dan Anda bersorak untuk mereka, "Hore! Ayo!
Ayo! Kalian menang." Itulah yang disebut dengan 'bagi mereka'. Anda
bersorak-sorak 'untuk mereka'. Atau Anda sedang menonton dua orang
yang sedang bertarung di arena, dan Anda mendukung salah satu dari
mereka. "Ayo! Hajar dia! Jatuhkan dia! Itu baru pukulan! Tunjukkan
kemampuanmu!" Itulah yang disebut dengan 'bagi dia'. Anda tidak
'bersama dengan dia'. Jika Anda 'bersama dengan dia', maka Anda juga
akan berada di tengah arena, Anda mungkin tidak pernah punya waktu
untuk membuka mulut. Anda mungkin harus merunduk dan berlari
demi keselamatan diri Anda. Itu terjadi karena Anda 'bersama dengan
dia', Anda harus berada di tengah arena bersamanya. Anda harus
berada di arena. Gambarannya seperti dua kelompok yang sedang
bertarung di arena. Para penonton hanya berperan sebagai
penggembira bagi kelompok yang satu atau lawannya. Mereka
bersorak-sorak bagi kelompok yang didukungnya. Akan tetapi, tentu
saja, mereka aman di luar arena. Tak satupun kelompok yang sedang
bertarung itu bisa menyentuh mereka. Para penonton aman di luar
medan laga. Dan mereka menjadi penyorak bagi kelompok yang
didukungnya.
Oh ya! Ada banyak orang yang mengambil posisi 'bagi Kristus'
sekarang ini:
40 | C A H A Y A I N J I L
"Bagaimana pendapat Anda tentang Kristus?"
"Oh, Kristus itu baik! Sungguh baik! Ya, kita butuh sedikit kekristenan.
Kita butuh sedikit keagamaan. Dunia sekarang ini sudah semakin jahat,
bertambah rusak. Jadi kita perlu sedikit moralitas. Memang bagus
kalau ada agama. Ini sangat baik."
"Bagaimana dengan Anda?"
"Oh tidak! Jangan saya! Lebih baik Anda saja yang pergi mencari
agama. Itu hal yang sangat baik buat Anda. Sangat baik! Tapi bukan
saya. Jangan seret saya ke dalam urusan ini!"
Mereka tidak keberatan mengirim anak-anaknya ke sekolah minggu.
Mereka mendukung agama. Anak-anak mereka pergi ke sana. Hal itu
dipandang sangat baik buat anak-anak: "Raihlah beberapa pikiran yang
bersih untuk otak mungilmu."
"Bagaimana jika Anda yang pergi ke gereja?"
"Oh tidak! Anak saya saja!"
Sungguh menarik! Itu sebabnya mengapa gereja kami di Liverpool
memiliki sebuah bus. Kami berkeliling menjemput anak-anak. Orang
tuanya tidak ikut ke gereja, akan tetapi mereka dengan senang hati
mengirimkan anak-anak mereka ke gereja. Bagus! Mungkin orang tua
Anda termasuk yang jenis ini. Mereka mendukung gereja: "Kekristenan
itu baik! Dan saya? Oh tidak! Tidak untuk saya. Kekristenan baik untuk
orang lain. Tidak untuk saya!"
Akan tetapi 'bersama dengan Kristus' berarti berdampingan dengan-
Nya di medan perang. Bukan sekedar bersorak bagi Kristus, melainkan
berdiri berdampingan dengan-Nya, berperang menuju kemenangan
bersama-Nya, dan juga mengalami cedera. Ya, Anda mengalami cedera
juga. Penonton bukanlah pihak yang akan mengalami cedera, kecuali
terjadi kecelakaan. Kadang kala memang terjadi, misalnya bola bisbol
yang melayang sampai ke bangku penonton dan menghantam kepala
salah seorang penonton yang sedang lengah, mungkin sedang asyik
mengunyah rotinya. Namun itu hanya merupakan suatu kecelakaan.
Karena ia tidak termasuk orang yang sedang bertanding di lapangan.
41 | C A H A Y A I N J I L
Saat Baptisan, Kita Mengambil Langkah Pertama untuk Jadi
Bersama dengan Kristus!
Untuk pertama kalinya, di Roma pasal 6, kita mendapati bahwa kita
telah melakukan satu hal 'bersama dengan Kristus', bahwa melalui
komitmen dan ikrar kita kepada-Nya, maka kita dikuburkan 'bersama
dengan Dia'. Pada saat baptisan, kita berhenti menjadi penonton atau
penyorak bagi Yesus. Kita telah ikut ke dalam barisan-Nya pada saat
dibaptis. Secara terbuka kita telah menyatukan diri dengan Dia. Teman
Anda akan menyindir, "Hah? Alim sekali! Ada apa denganmu? Apa ada
masalah dengan hati nurani? Apa kamu mulai dikuasai oleh kebutuhan
psikologis? Kenapa tidak pergi ke psikolog saja? Mungkin mereka bisa
menyembuhkanmu. Tapi bukannya pergi ke psikolog, kamu malah jadi
alim ulama begini." Demikianlah, kawan Anda mulai sinis terhadap
Anda, dan Anda lalu mulai merasa tidak enak. Anda sudah mulai
mengalami cedera! Jika Anda memuji-muji kekristenan, tidak akan ada
orang yang menghiraukan Anda. Bersorak-sorak bagi orang lain
memang menyenangkan. Namun sekarang Anda mengambil posisi
untuk bersama-sama dengan Kristus, Anda dikuburkan bersama-Nya,
mati bersama-Nya, situasinya sekarang jauh berbeda. Anda akan
menjadi sasaran cemoohan. Mungkin mereka tidak mencemooh Anda,
namun mereka tetap saja tidak mengerti.
Dulu saya adalah orang yang sangat duniawi. Jadi ketika saya menjadi
Kristen, teman-teman saya sangat heran, "Orang seperti ini bisa
menjadi Kristen?" Sekarang ini yang Anda saksikan adalah diri saya
yang sudah tampak religius, sekalipun saya tidak memakai jubah
hitam. Saya tidak suka memakai jubah hitam dan saya juga tidak
memakai kerah yang berbentuk khusus, saya tidak suka pada hal-hal
seperti itu. Anda lihat, bahkan sampai sekarang ini saya tidak bisa
dijadikan orang yang menggemari hal-hal seremonial seperti itu.
Sampai sekarang ini saya masih tidak suka akan hal-hal seperti itu.
Saat ini mungkin Anda akan berpikir, "Ah, orang ini kan seorang
pendeta. Kelihatannya dia sudah menjadi religius. Ia sudah terkena flu
agama." Teman-teman saya pada masa itu sangat sulit untuk
membayangkan bahwa orang seperti saya dapat ditemukan di dalam
gereja. Sulit bagi mereka untuk mau percaya bahwa saya, Eric Chang,
bisa menjadi seorang Kristen. Bagi Anda sekarang, mungkin justru sulit
untuk membayangkan seperti apa kehidupan duniawi saya dahulu.
42 | C A H A Y A I N J I L
Jadi ketika saya menjadi Kristen, semua teman saya, orang-orang yang
sangat duniawi, menggaruk-garuk kepala, "Hei! Ada apa dengannya?
Bagaimana mungkin dia menjadi seorang Kristen?" Banyak dari antara
teman saya, yang menghabiskan hidupnya di lantai dansa bersama
gadis-gadis cantik dan orang-orang kaya, berkata, "Apa yang terjadi
dengannya? Bagaimana bisa ia meninggalkan kita? Bagaimana
mungkin ia menjadi Kristen?" Tak seorangpun dari antara mereka yang
mentertawai saya. Saya pikir rasa terkejut mereka lebih besar
ketimbang rasa lucu melihat saya menjadi seorang Kristen. Sangat
membingungkan! Mereka akan menatap Anda dengan kebingungan dan
berusaha untuk bisa memahami, "Apa yang terjadi denganmu?"
Saya teringat dengan sebuah percakapan panjang antara saya dengan
seorang sahabat saya. Orang ini adalah pemuda yang tampan, yang
sangat terkenal di antara para gadis, dan ia bertanya, "Apa yang sudah
terjadi kepada Anda? Apa yang terjadi? Mengapa Anda menjadi
Kristen?" Ia adalah seorang sahabat dekat saya. Saya ingat bagaimana
ia duduk tenggelam dalam sofa dengan kakinya di atas dan kepalanya
tunduk ke bawah, berusaha untuk memahami, "Mengapa orang ini, Eric
Chang, menjadi orang Kristen?" Ia tenggelam dalam pikirannya sendiri
selama sekitar dua jam. Mencoba untuk memahami. Saat itu, ia terus
saja memberondong saya dengan pertanyaan yang sebenarnya enggan
untuk saya jawab, dan saya memang tidak bisa menjawabnya karena
saat itu saya masih baru menjadi Kristen. Ia terus saja berkata,
"Katakan padaku, mengapa kamu menjadi Kristen? Sulit untuk saya
mengerti."
Nah, sekitar dua atau tiga bulan kemudian, ia sendiri menjadi seorang
Kristen. Saya pikir, akhirnya ia dapat memahami perkara itu. Kali ini
gilirannya untuk menjawab pertanyaan dari teman-teman yang lain,
"Ada apa denganmu?" Pada saat ia menetapkan posisinya, ketika ia
tidak lagi sekedar 'bagi Kristus', itu menjadi saat yang sangat
membahagiakan bagi sahabat yang saya kasihi ini - pada mulanya ia
sama sekali tidak mengakui Kristus, kemudian secara berhati-hati ia
mengambil posisi 'bagi Kristus', dan secara perlahan-lahan, pada suatu
hari ia mengambil langkah besar, yaitu mengambil posisi 'bersama
dengan Kristus'. Ia mulai menetapkan posisinya 'bersama dengan
Kristus'.
43 | C A H A Y A I N J I L
Dengan demikian, menjadi 'bersama dengan Kristus' adalah langkah
pertama yang kita ambil. Perhatikan ayat yang berikutnya, yang
menjelaskan poin ini lebih jauh lagi, bahwa pada saat dibaptis kita
disatukan dengan Kristus. Ayat 5 berkata, "Sebab jika kita telah
menjadi" - perhatikan kata-kata tersebut - "satu dengan apa yang
sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa
yang sama dengan kebangkitan-Nya." Jika Anda ingin masuk ke dalam
kebangkitan, disatukan dengan-Nya dalam kebangkitan, maka satu-
satunya jalan bagi Anda untuk masuk ke dalam kebangkitan adalah
dengan disatukan dengan Dia, dan untuk itu Anda harus memulai
dengan disatukan dengan Dia di dalam kematian-Nya. Jadi poin ini
diuraikan dengan sangat jelas. Di dalam kedua ayat itu, tiga kali kita
berhadapan dengan ungkapan 'menjadi satu dengan Dia". 'Bersama
dengan Dia'! Bukan sekedar 'bagi Dia'! Jadi bagian yang menjadi
tanggung jawab kita adalah untuk mati bersama dengan Dia atas
kehendak kita sendiri. Tidak seorangpun yang memaksa kita untuk
berbuat demikian.
Saya menjadi Kristen bukan karena takut mati. Saya tidak pernah
takut akan kematian. Takut mati tidak pernah menjadi bahan
pertimbangan bagi saya. Saya tidak tahu mengapa, akan tetapi ada
cukup banyak orang yang sangat takut mati. Tak seorang pun yang
dapat membawa saya masuk ke dalam kerajaan Allah dengan cara
menceritakan hal-hal yang seram tentang kematian atau pun hantu-
hantu. Saya tidak pernah takut pada kematian. Saya menyadari bahwa
inilah kebenaran. Itu saja! Bahwa inilah kebenaran, dan saya harus
membuat komitmen atas dasar kehendak saya sendiri untuk masuk ke
dalam kebenaran, untuk dibebaskan dari perbudakan dosa. Selanjutnya
Dia, dalam menjalankan bagian-Nya, membangkitkan kita dengan
kuasa-Nya, dengan kasih karunia-Nya, dan membawa kita ke dalam
hidup yang baru.
Ketika Kita Disatukan dengan Kristus, Hidup-Nya Mengalir
melalui Kita
Saya ingin menekankan satu hal lagi mengenai arti dijadikan satu
dengan Kristus. Saat Anda dijadikan satu dengan Kristus, maka hidup-
Nya akan mengalir ke dalam diri Anda. Pernahkah Anda mengalami
seperti apa rasanya jika hidup Kristus mengalir ke dalam diri Anda?
Tahukah Anda apa artinya hal itu? Jika demikian, berarti Anda tahu apa
arti Yohanes 15. Anda tahu bahwa Alkitab, sebagaimana yang
44 | C A H A Y A I N J I L
disampaikan oleh Mae, mengungkapkan kebenaran. Anda dapat
membaca bagian tersebut dan memahaminya: "Tinggallah di dalam
Aku dan Aku di dalam kamu dan hidup-Ku akan mengalir ke dalam
kamu. Hidup-Ku akan mengalir melalui kamu, dan kamu akan
menghasilkan banyak buah." Tahukah Anda apa arti pernyataan itu?
Pernahkah Anda mengalami bagaimana hidup Kristus mengalir ke hidup
Anda? Mungkin sangat lembut rasanya, dan juga secara diam-diam,
akan tetapi secara pasti dan penuh kuasa mengubah diri Anda dan
bekerja melalui diri Anda untuk mengubah orang lain.
Ada sesuatu yang bekerja bahkan di dalam kata-kata saya yang tidak
lancar saat bercakap-cakap dengan sahabat saya, sahabat yang sangat
mencintai keduniawian dalam bentuk lantai dansa, gadis-gadis cantik
itu. Saya tidak paham teologi; saya bahkan tidak tahu isi Alkitab. Akan
tetapi, sesuatu yang berasal dari hidup yang baru ini mengalir melalui
saya dan menjangkau dia, menjamahnya. Dan orang yang sangat cinta
pada keduniawian ini, yang menghabiskan sebagian besar waktunya
untuk berdansa dan berkencan, orang dunia ini mengalami perubahan,
karena hidup Kristus yang mengalir dari diri saya menjamahnya. Saya
tidak tahu jawaban apa dari saya yang menyentuh hatinya, karena
sebenarnya saya bahkan tidak tahu bagaimana harus menjawab
pertanyaannya. Saya bahkan belum cukup mengerti tentang kehidupan
Kristen, akan tetapi hidup itu ternyata sudah mengalir melalui saya.
Dan bukan hanya dia saja, beberapa sahabat saya yang lainnya, satu
demi satu, mengalami perubahan.
Seorang sahabat saya malahan rela melepaskan karirnya di universitas
di bawah pemerintahan Komunis. Karena menjadi seorang Kristen
berarti tidak bisa memasuki universitas di sana. Ia ditolak oleh
universitas tersebut. Ia bersedia membayar harganya, karena ia
sekarang telah mengalami sesuatu yang jauh lebih berharga; kuasa
hidup baru di dalam dirinya. Anda harus mengenali hidup itu sebelum
Anda bersedia untuk masuk ke dalam komitmen.
Allah Mengikatkan Diri-Nya kepada Kita dengan Memberi Roh
Kudus kepada Kita
Roh Allah sekarang tinggal di dalam kita - Roh Kudus Allah. Ini adalah
hal yang sangat indah. Alkitab berkata bahwa Allah memberi Roh
Kudus-Nya kepada kita sebagai tanda ikatan, sebagai uang muka. Saat
kita menyatakan ikrar kita kepada Allah dalam baptisan, Allah juga
45 | C A H A Y A I N J I L
menyatakan ikrar-Nya kepada kita. Ia memberi kita hidup-Nya. Ia
memberi kita Roh Kudus-Nya. Dan hal ini bukanlah sesuatu yang bisa
kita jadikan bahan filsafat. Ini adalah sesuatu hal yang harus kita alami
atau tidak sama sekali. Ini bukanlah persoalan filosofi. Ini merupakan
kenyataan hidup. Jika saya tidak mengalami hidup yang baru ini, maka
itu berarti bahwa saya hanya membahas masalah filosofi saat ini. Saya
tidak ingin berbicara tentang masalah filsafat. Saya bahkan tidak
tertarik dengan filsafat. Bagi saya, hal ini harus merupakan
pengalaman dalam hidup, atau tidak akan menjadi hal yang layak
untuk dibicarakan.
Itu sebabnya mengapa ada orang-orang Kristen yang bersedia
mengorbankan nyawanya. Apakah Anda pernah merasa heran -
mengapa ada banyak orang yang dengan suka cita mengorbankan
nyawanya demi Kristus? Karena mereka sama seperti salah seorang
martir generasi pertama, Polikarpus, yang mampu berkata, "Aku tidak
bisa menyangkal Dia. Aku mengenal-Nya di sepanjang hidup ini.
Selama 80 tahun lebih aku mengenal-Nya (saat itu ia berusia sekitar
90 tahun). Aku tidak bisa menyangkal Dia." Ketika gubernur Roma
mencoba merayu dia untuk menyangkal Kristus agar sang gubernur
bisa menyelamatkan 'Pak tua' ini, Polikarpus berkata, "Jalankan saja
eksekusinya. Tidak mungkin saya mau menyangkal Kristus." Anda tidak
akan mampu bertahan sampai mati demi suatu filsafat. Sangat tidak
mudah untuk bertahan sampai mati demi sebuah filsafat. Memang ada
beberapa orang yang sanggup melakukan hal itu. Akan tetapi hidup
baru ini adalah suatu kenyataan di dalam hidup Anda. Anda
menyatakan ikrar Anda kepada Allah di dalam baptisan dan Allah
menyatakan ikrar-Nya kepada Anda dengan memberikan Roh Kudus-
Nya kepada Anda. Terselip suatu keindahan di dalam cara kerja Allah.
3. Melalui Baptisan Kita Dimasukkan ke dalam Tubuh Kristus
Mari kita masuk ke poin yang ketiga. Kita telah melihat bahwa baptisan
adalah suatu ikrar, penyerahan diri kita kepada Allah. Kita telah melihat
bahwa di dalam baptisan kita dijadikan satu dengan Kristus. Kita
sampai pada poin yang ketiga sekarang bahwa melalui baptisan, kita
dimasukkan ke dalam tubuh Kristus. Ini adalah hal penting yang harus
dipegang.
Seperti yang sudah saya sampaikan pada bagian awal, gereja bukanlah
suatu perkumpulan yang dapat Anda masuki cukup dengan menjalani
46 | C A H A Y A I N J I L
ritual baptisan, dan sesudahnya Anda berhak menyandang status
sebagai anggota suatu perkumpulan keagamaan. Anda bisa menjadi
anggota sebuah gereja. Namun hal itu tidak membuat Anda menjadi
anggota tubuh Kristus. Tidak! Ada banyak anggota gereja sekarang ini
yang tidak merupakan anggota tubuh Kristus. Mereka bukanlah orang
Kristen yang sejati, dalam pengertian yang alkitabiah. Mereka memang
anggota suatu gereja, betul. Tetapi bukanlah anggota tubuh Kristus.
Anda tahu, tubuh Kristus adalah suatu kenyataan rohani! Tubuh Kristus
bukanlah semacam organisasi. Bukan suatu masyarakat buatan
manusia. Ini adalah suatu kenyataan rohani. Dan satu-satunya jalan
bagi Anda untuk menjadi anggota tubuh Kristus adalah melalui karya
Roh Kudus di dalam hidup Anda. Inilah hal yang kita baca di 1 Kor
12:13. Saya akan bacakan ayat ini bagi Anda, "Sebab dalam satu Roh
kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak,
maupun orang merdeka, telah dibaptis" - kita semua orang Kristen
menjalani baptisan - "menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum
dari satu Roh."
Perhatikan baik-baik, kita semua dibaptis ke dalam satu tubuh.
Perhatikan dengan cermat di sini bahwa ini bukanlah baptisan kita ke
dalam Roh Kudus; ayat ini tidak berbicara tentang baptisan Roh di
mana Roh itu dilambangkan dengan air dan kita dibaptis ke dalam Roh
Kudus, ke dalam air yang melambangkan Roh Kudus. Di sini Roh tidak
berperan pasif. Ia berperan aktif. Roh Kudus adalah Dia yang
membaptiskan kita ke dalam tubuh Kristus. Ini adalah hal penting yang
harus dipahami.
Sedikit Penyelidikan tentang Kata 'Baptizein' yang Digunakan
oleh Paulus
Di sini saya tidak bisa terlalu banyak membuang waktu untuk
menguraikan hal-hal teknis dalam eksegesis kali ini. Memang kata
'baptis' yang dipakai oleh Paulus di sini terlihat agak janggal, jika yang
ia maksudkan hanya sekedar berkata bahwa kita telah ditempatkan di
dalam tubuh Kristus. Kata 'baptis' tidak memiliki arti 'menempatkan'.
Kata ini berarti 'membenamkan' - mencelupkan atau membenamkan -
kalau diartikan secara harafiah. Secara umum, jika Paulus bermaksud
untuk mengatakan bahwa Roh Kudus menempatkan kita ke dalam
tubuh Kristus, tentunya ia bisa memakai kata 'menempatkan'. Ada kata
Yunani yang bisa dipakai untuk maksud itu. 'Menempatkan' atau
'menaruh', atau ia bahkan bisa memakai kata 'mencangkokkan' ke
47 | C A H A Y A I N J I L
dalam tubuh Kristus, jika Anda suka. Akan tetapi ia memakai kata
'baptis' dan hal ini agak menarik karena kata 'baptis' ini bermakna
menaruh ke dalam sesuatu yang bersifat cair. Untuk pendalaman lebih
lanjut akan hal ini, Anda bisa merujuk kepada tulisan-tulisan seperti
buku karangan Conant yang berjudul The Meaning and Use
of Baptizein (Makna dan Pemakaian kata Baptizein). Baptizein adalah
kata Yunani yang menjadi asal dari kata Inggris 'baptize'. Jadi secara
umum baptizein berarti menaruh sesuatu ke dalam benda cair, bukan
benda padat; dengan demikian, pemakaian kata ini untuk maksud
penempatan ke dalam tubuh agak mengherankan
Kadang kala, kata ini dipakai secara kiasan untuk menggambarkan
pedang yang ditancapkan ke dalam tubuh. Tentunya ide ini sangat
tidak menarik. Makna yang satu ini tentunya bukan makna yang
dimaksudkan oleh Paulus. Sudah pasti ia tidak sedang berbicara
tentang pedang yang dibenamkan ke dalam gereja atau tubuh, ke
dalam semacam benda cair, karena jelas tidak akan cocok dengan
konteks di sini. Hal yang jelas bersifat merusak ketimbang membangun
bagi tubuh tersebut, jika menerima pembenaman sebagaimana
gambaran pedang yang ditancapkan itu. Kadang-kadang kata 'baptizō'
berarti tenggelam, yaitu tenggelam oleh masalah seperti banjir dan
sebagainya, akan tetapi tidak satupun dari arti tersebut di atas yang
bisa diterapkan di sini.
Jadi satu-satunya alasan yang dapat kita pahami mengapa Paulus
memakai kata 'baptizō' - 'baptis' - di dalam ayat ini, adalah karena ia
sedang merujuk kepada baptisan air, bahwa ketika kita dibenamkan ke
dalam air baptisan, Roh Allah juga sedang menempatkan kita ke dalam
tubuh Kristus. Ini menjelaskan mengapa kita tidak sekedar dibaptis
dengan air, tetapi kita dibaptis oleh Roh ke dalam tubuh-Nya. Jadi,
pada titik mana kita menjadi anggota tubuh Kristus? Pada titik mana
Roh Kudus membawa dan menempatkan kita sehingga kita menjadi
anggota tubuh Kristus? Paulus memberitahu kita, sebagaimana
Dijelaskan juga di dalam seluruh Perjanjian Baru, bahwa hal itu terjadi
ketika kita menyatakan ikrar kita yang keluar dari hati nurani yang baik
kepada Allah.
4. Kematian sangat Ditekankan pada saat Baptisan, karena yang
Lama harus Mati supaya yang Baru bisa Datang
Kita akan masuk ke poin kita yang terakhir pada hari ini. Poin terakhir
48 | C A H A Y A I N J I L
yang ingin saya sampaikan adalah bahwa Alkitab memakai baptisan
untuk melambangkan kematian. Malahan baptisan juga mewakili
kemartiran. Hal ini dapat kita temukan di dalam pengajaran Yesus.
Sebagai contoh, di Markus 10:38-39 dan Lukas 12:50. Yesus berkata,
"Aku harus menerima baptisan." Setiap orang tahu bahwa yang sedang
dikatakan oleh Yesus saat itu adalah, "Ada kematian yang harus
Kujalani." Jadi sudah sejak awal di sini Yesus memakai kata 'baptisan'
sebagai rujukan bagi kematian. Ketika Ia berbicara tentang baptisan
yang harus Dia jalani, Ia sedang berbicara tentang kematian yang
harus Dia jalani.
Hal ini segera membawa kita pada pertanyaan berikut: Mengapa
baptisan memberi penekanan pada kematian? Mengapa kematian itu
sangat penting? Kematian bukanlah bahan pembicaraan yang
menyenangkan. Mengapa kita harus terus membicarakannya?
Alasannya sangat sederhana. Kita dapat melihatnya di 2 Kor. 5:17,
sebuah ayat yang sangat terkenal, yang akan saya bacakan untuk Anda
sekarang, "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan
baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah
datang." Mengapa menekankan hal kematian? Jawabnya sederhana:
jika yang lama tidak berlalu, maka yang baru tidak bisa datang.
Nah, inilah persoalan yang menjerat begitu banyak orang Kristen, dan
juga merupakan persoalan yang menjadi kesaksian saudari Mae kepada
Anda. Yang lama belum berlalu; akibatnya, yang baru tidak bisa
datang. Oleh karena itu, ia tidak dapat mengalami apa yang
dibicarakan di Roma pasal 6 karena yang lama itu masih ada di dalam
dirinya. Ia berhasil sampai pada baptisan, akan tetapi tidak dengan hati
nurani yang baik, mungkin karena ia tidak mendapatkan pemahaman
yang utuh tentang hal apa saja yang berkaitan dengan baptisan. Saya
harap poin ini dapat masuk dengan jelas ke dalam benak Anda semua.
Saya mohon agar Anda mau memahami poin yang ini, khususnya jika
Anda adalah seorang Kristen, bahwa jika yang lama belum berlalu dari
hidup Anda, jika Anda masih bergantung pada dosa-dosa, mentalitas
dan cara berpikir yang lama, maka yang baru tidak bisa datang.
Jika pada waktu saya menjadi Kristen, saya masih berpegang pada
mentalitas yang lama, maka saya tidak akan pernah mengalami
kepenuhan kehidupan Kristen. Jika saya masih berpegang pada ambisi
militer saya dulu, hasrat untuk membangun diri ini menjadi orang
49 | C A H A Y A I N J I L
hebat, memiliki tentara sendiri, meninggikan diri di dalam dunia ini,
mengejar hasrat menjadi nomor satu, maka saya tidak akan dapat
menjadi seorang Kristen sejati, bahkan mungkin sampai hari ini. Saya
harus menyangkal semua cara hidup yang lama, semua ambisi egois
saya. Pada dasarnya tidak ada yang salah dengan memiliki ambisi,
akan tetapi ambisi egois adalah sesuatu hal yang harus Anda buang.
Ada ambisi yang bersifat rohani. Dan ada pula ambisi yang egois. Dan
ambisi-ambisi saya di masa lalu mungkin termasuk yang paling egois.
Jika saya berpegang pada cara hidup saya yang lama, maka saya tidak
akan pernah menjadi orang Kristen sejati. Jika yang lama belum
berlalu; maka saya tidak akan pernah mengalami yang baru. Saya
bergumul dengan pikiran-pikiran ini sampai selama dua bulan. Suatu
pergumulan yang sangat pahit. Saya masih mencoba untuk memelihara
ambisi lama saya. Saya masih coba mempertahankannya karena
ambisi-ambisi tersebut terasa sangat berarti bagi saya.
Saya hidup di dalam ambisi-ambisi tersebut selama bertahun-tahun.
Saya mendisiplin diri saya demi ambisi-ambisi tersebut. Saya biasa
bangun lebih pagi untuk mulai melatih tubuh saya. Tubuh saya sangat
kuat, sangat berotot kala itu. Lihatlah tubuh saya yang kurus kering
sekarang ini. Sekarang ini saya hanya bisa memamerkan tulang-tulang
rusuk saya. Akan tetapi di kala itu, di mana-mana yang terlihat adalah
jalinan otot. Ya, saya dulu selalu melatih tubuh ini dengan berbagai
macam alat-alat pembangun otot. Salah satu kegemaran saya adalah
berjabat tangan dengan remasan yang kuat, dan melihat roman muka
orang tersebut. Sungguh sombong! Saya meremas tangan orang
tersebut dengan sangat kuat. Tentu saja saya tidak melakukan hal ini
terhadap para gadis! Anda tentu juga tidak ingin menyakiti tangan para
gadis. Saya sangat senang jika berhadapan dengan orang yang
bertubuh tinggi besar, menarik dan meremas tangannya kuat-kuat, dan
menyaksikan roman mukanya. Tentu saja, keangkuhan di dalam diri
orang tersebut tidak akan mengijinkannya menjerit kesakitan, akan
tetapi Anda tetap akan dapat melihat perubahan roman mukanya. Anda
lihat, betapa kuatnya kedagingan menguasai saya dulu. Kesombongan!
Keangkuhan! Oh Yeah!
Juga dalam hal seni bela diri! Saya juga melatih hal ini - setiap hari.
Pelatih saya yang orang Jepang itu, adalah pribadi yang serupa dengan
saya. Pada masa itu, saya berlatih seni bela diri dengan disiplin setiap
pagi dan juga belajar keras, melatih daya pikir - dengan memanfaatkan
50 | C A H A Y A I N J I L
matematika, pelajaran yang paling saya kuasai. Satu-satunya mata
pelajaran yang bisa saya kuasai dengan baik: Matematika. Saya
menyukai pelajaran ini karena saya memakainya sebagai bahan latihan
disiplin mental. Jadi segenap hidup saya digerakkan oleh ambisi ini.
Saya tidak sekedar bermimpi-mimpi tentang suatu ambisi; saya
memperjuangkannya. Saya memperjuangkannya. Saya adalah orang
yang sangat sistematis, orang yang sangat disiplin. Selama bertahun-
tahun saya hidup di dalam mimpi ini - yaitu ambisi militer saya. Saya
membangun pola pikir saya. Dengan sengaja saya menyingkirkan
segenap rasa takut pada kematian dari dalam benak saya.
Namun ketika saya datang kepada Tuhan, segala ambisi yang egois itu
harus menyingkir. Dan itu adalah suatu pertarungan yang sangat besar
bagi saya! Di zaman sekarang ini, saya masih saja terkagum-kagum
jika melihat ada orang yang bisa datang kepada Tuhan dengan sangat
mudahnya. Saya sangat heran. Bagaimana bisa secepat itu?
Sedangkan saya harus berjuang, bergumul, sampai pada akhirnya
Tuhan yang menang. Begitulah jalan yang saya lalui. Saya tahu bahwa
saya tidak bisa bermain-main dengan dua macam kehidupan. Saya
tahu bahwa saya tidak boleh plin-plan. Saya tahu bahwa saya tidak
akan bisa menjadi seorang Kristen yang sejati jika saya tetap
membawa mentalitas lama saya ke dalam kehidupan Kristen, kecuali -
saya mohon Anda bisa memahami hal ini - kecuali yang lama berlalu.
Apa yang menjadi persoalan Anda sekarang mungkin berbeda dengan
masalah saya dahulu. Anda mungkin tidak terlalu mementingkan
kemegahan duniawi seperti yang saya angankan dahulu. Mungkin
masalah Anda adalah kecintaan terhadap uang. Perlu saya katakan
bahwa cinta akan uang tidak memikat hati saya pada masa itu. Saya
pikir seorang prajurit sejati tidak akan tertarik pada uang. Setidaknya,
dia tidak akan mampu menjadi seorang prajurit sejati jika sampai
terjerat oleh hal ini. Ia pasti berkomitmen pada cita-citanya, yaitu
ambisi kemiliterannya. Uang tidak memikat hatinya. Akan tetapi
banyak sekali orang Kristen yang terjerat oleh uang. Nah, jika
mentalitas semacam ini tidak disingkirkan dari diri Anda, maka Anda
tidak akan pernah menjadi seorang Kristen sejati. Sebagaimana yang
dijelaskan secara tegas oleh Yesus, "Kamu tidak bisa melayani Allah
dan Mamon sekaligus." Ada banyak orang Kristen sekarang ini yang
mencoba melakukan hal ini dan berusaha mencari alasan yang
51 | C A H A Y A I N J I L
terdengar rohani untuk membela diri. Ini hanya akan membuat Anda
menipu diri sendiri.
Jika Kita Benar-benar Mati, maka Kita akan Mengalami
Kebangkitan ke dalam Hidup
Lantas, mengapa harus menekankan pada kematian? Mengapa
baptisan berarti kematian? Mengapa kematian menjadi penting?
Ingatlah baik-baik, karena jika yang lama itu belum berlalu maka Anda
tidak akan pernah mengalami sepenuhnya seperti apa kebangkitan ke
dalam hidup itu. Itulah akar persoalannya. Di Roma 6:7, dalam pasal
yang sama, Paulus berkata bahwa lewat kematian kita "bebas dari
dosa". Pahamilah hal ini sebaik mungkin. Mungkin bahkan pada saat
baptisan pun Anda masih takut pada kematian. Perlu saya sampaikan
bahwa kematian tidak pernah menjadi hal yang menakutkan bagi saya.
Dulu saya berpandangan bahwa kalau saya harus mati, maka saya
akan mati. Jika hanya itu caranya untuk mematikan cara hidup yang
lama, maka saya akan menjalaninya. Takut mati adalah salah satu
alasan mengapa banyak orang Kristen tidak berserah - berkomitmen -
sepenuhnya, karena mereka sebenarnya masih tidak ingin berpisah
dari cara hidup lamanya. Ini sebabnya mengapa Alkitab berbicara
tentang komitmen total: karena di dalam kematian, Anda membuat
komitmen yang total. Jika kita mengucapkan sumpah prajurit, kita
tidak sekedar menyatakan kesetiaan kepada kaisar, akan tetapi
kesetiaan yang dipertahankan sampai mati - hal yang sangat dipahami
oleh setiap prajurit Roma.
Di China, kebanyakan dari antara kami ketika menjadi orang Kristen
memegang semboyan ini, "Setia sampai mati", "Setia kepada Kristus
sampai mati". Itulah komitmen total. Mati selalu berarti total. Anda
tidak bisa sekedar setengah mati, karena itu berarti bahwa Anda belum
mati. Mungkin sekarang ini banyak orang Kristen yang hanya setengah
mati, dan akibatnya mereka juga hanya setengah hidup.
Saya seringkali menyampaikan kepada orang-orang, sebagaimana
yang sudah saya sampaikan di Camp Magog saat acara baptisan,
bahwa menjalani kehidupan setengah-setengah begitu sangatlah sia-
sia. Apakah Anda menikmati kondisi setengah mati itu? Pernahkah
Anda melihat orang yang setengah mati? Orang itu berputar-putar
tanpa tujuan. Ia juga tidak tahu sedang berada di mana. Setengah
hidup! Setengah mati! Berusaha untuk berdiri, tetapi jatuh lagi.
52 | C A H A Y A I N J I L
Kehidupan Kristen macam apa ini? Saya katakan kepada Anda bahwa
mereka yang menjalani kehidupan semacam itu berada dalam keadaan
yang paling parah dari semua manusia. Paling parah!
Saya ingin katakan kepada Anda bahwa jika Anda hanya ingin setengah
mati saja, lebih baik Anda sekalian menjadi orang non-Kristen. Lebih
baik menjadi orang non-Kristen dan segera mengejar dunia.
Berkubanglah dalam segala hal yang ditawarkan oleh dunia kepada
Anda. Saya pikir memilih salah satu secara total jauh lebih baik. Tidak
ada gunanya menjadi orang Kristen yang setengah mati. Bodoh sekali!
Ini adalah cara hidup yang paling menyedihkan. Lebih baik Anda
mengejar dunia dan memuaskan hasrat dosa sampai ke puncaknya,
lalu mati di dalam dosa. Selesai! Kemudian terimalah neraka dalam
kekekalan. Dari pada bermain-main dengan keadaan yang setengah-
setengah. Lebih baik jangan menyeret kaki Anda memasuki gereja!
Kami tidak butuh hal seperti itu di gereja, dan Anda tidak
membutuhkannya juga. Berkali-kali saya menyatakan bahwa satu-
satunya cara hidup yang masuk akal adalah dengan tidak menjadi
orang Kristen yang tak tentu pendiriannya - bergumul untuk menjalani
kehidupan Kristen namun jatuh terus, seperti yang pernah dicoba oleh
Mae - dan kemudian tenggelam dalam pertanyaan: Di mana
kemenangannya? Mengapa hidup yang lama ini masih ada di dalam diri
saya? Saya kira saya sudah mendapatkan sedikit kebebasan, namun
apa yang saya dapatkan? Yang saya dapatkan hanya kekalahan terus
menerus. Apa gunanya meneruskan kehidupan Kristen ini? Lebih baik
keluar! Keluarlah dan cari bioskop dan nonton sampai puas. Pergilah ke
lantai dansa dan menarilah sampai puas! Nikmati saja! Jika Anda
senang mabuk, minumlah sampai jatuh pingsan. Setidaknya Anda bisa
menikmati hidup Anda sepuas hati. "...marilah kita makan dan minum,
sebab besok kita mati" (1 Kor 15:32). Pergilah makan dan minum,
karena Anda akan mati besok. Nikmati semua itu!
Seperti kata serdadu Israel, "Bagaimanapun juga aku akan mati esok
hari. Jadi mari kita nikmati saat-saat ini. Perbanyak dosa sesuka hati
kita. Lagi pula, siapa yang peduli? Nikmati saja!" Namun akan menjadi
orang Kristen macam apa Anda nanti? Tidak di sini tetapi juga tidak di
sana. Kehidupan Kristen macam apa ini? Anda sudah melihat ada
orang-orang Kristen dengan wajah cemberut, menyeret dirinya kesana
kemari, dan berkata, "kehidupan Kristen ternyata sangat berat.
Mengapa aku masuk ke dalam hidup semacam ini?" Orang-orang
53 | C A H A Y A I N J I L
Kristen yang menggerutu! Lebih baik mereka lupakan saja kehidupan
Kristen! Kejar saja dunia ini! Nikmati segalanya, selagi Anda masih
punya waktu untuk menikmati semua itu. Lalu terimalah
konsekuensinya dalam kekekalan.
Pilihan yang lain adalah mati! Mati sekali dan selamanya! Akhiri semua
keduniawian itu, dan nikmati kehidupan Kristen! Ada berapa banyak
orang Kristen yang menikmati kehidupan Kristennya? Saya ingin tahu.
Kadang kala, saya menatap sekeliling dan berkata, "Ada apa dengan
orang-orang Kristen itu? Ah, kehidupan Kristen benar-benar layak
untuk dinikmati!" Memang benar, kehidupan Kristen itu keras - seperti
kehidupan seorang prajurit. Kehidupan seorang prajurit memang berat.
Ia berangkat ke medan perang; mengalami cedera dan lecet-lecet;
akan tetapi ada kemenangan yang menunggu di depan sana. Mengapa
seseorang mendaftar masuk angkatan perang? Mengapa mereka
dengan sukarela masuk ke dalam urusan ini? Untuk menjadi santapan
peluru? Benar, demi bangsa dan Raja yang mereka cintai.
Pernahkah Anda mendengarkan kisah-kisah tentang pasukan Romawi
yang kalah jumlah, terkepung, terluka, berdarah, namun tidak pernah
menyerah? Mereka telah mengikrarkan sumpah. Mereka akan bertahan
sampai prajurit yang terakhir. Tidak ada kata menyerah! Terus berjaya
-bahkan di saat-saat menghadapi ajal! Tetap bersukacita! Sungguh
indah! Dapatkah mereka memahami arti sukacita dalam kehidupan
Kristen? Padahal mereka tidak memiliki Allah. Mereka berjuang demi
satu ideal. Saya pernah melihat dan mendengar tentang pasukan
Komunis yang menerjang ke arah penembak bersenjata mesin.
Senapan mesin itu memuntahkan pelurunya, dan para pasukan
komunis itu menerjang langsung ke arah kubu senapan mesin itu. Anda
mungkin berkata, "Apa-apaan ini? Sakit jiwa? Sudah gilakah?" Mereka
itu, atas kehendak sendiri, menghadap komandannya, dan berkata,
"Izinkanlah saya maju. Berilah saya kehormatan untuk maju!" Anda
mungkin akan berkata, "Apa-apaan ini? Apakah kalian sudah gila?"
Tidak, mereka sudah sampai pada satu keyakinan - melihat suatu visi!
Mereka menjalani hidup demi visi tersebut. Yang kita miliki sebenarnya
jauh melebihi suatu visi. Mereka bersedia mati demi sebuah visi. Dan
saya juga dulu bersedia mati demi sebuah visi; sekarang saya sudah
menyadari kebodohan saya. Sekarang yang saya miliki adalah sebuah
realitas! Saya memiliki Kristus! Saya memiliki realitas kehidupan yang
54 | C A H A Y A I N J I L
baru untuk dijalani dan, jika Tuhan mengizinkan, untuk mati demi
hidup itu.
Baptisan adalah Komitmen untuk Mati, agar Kita Dapat Hidup!
Lantas, apa arti baptisan itu? Baptisan adalah komitmen untuk mati -
mati bagi hidup lama - supaya kita bisa menikmati hidup yang bebas
dari dosa. Nikmatilah kehidupan Kristen! Jika Anda tidak bisa
menikmati kehidupan Kristen, apa gunanya menjadi orang Kristen? Apa
perlunya? Apa kita senang menyiksa diri sendiri? Ada beberapa orang
yang memang gemar tidur di atas ranjang paku, tetapi saya bukan
jenis yang seperti itu! Saya bukan penggemar ranjang paku. Saya
datang untuk bisa melihat satu hal. Jika ini kenyataan, jika ini
kebenaran, maka saya akan masuk sepenuhnya! Jika ini bukan
kebenaran, lupakan saja! Saya akan memilih lantai dansa. Saya akan
mengalahkan semua orang. Apa salahnya? Saya juga bisa berdansa!
Kita akan memilih dunia ini atau, sekali untuk selamanya, berkata,
"Semua sudah berakhir, yang lama sudah berakhir. Tuhan, biarlah
hidup yang baru itu masuk ke dalam diri saya."
Mari kita rangkum pembahasan ini. Hanya orang yang telah mati
sepenuhnya yang bisa dibangkitkan sepenuhnya. Anda tidak akan bisa
dibangkitkan kalau Anda tidak mati. Anda tidak akan bisa dibangkitkan
kalau Anda masih setengah mati. Hanya jika Anda sudah mati baru
Anda bisa dibangkitkan. Hanya jika Anda telah menanggalkan tubuh
daging ini pada saat dibaptis, seperti yang dikatakan oleh Paulus di Kol
2:11-12, saat cara berpikir kita tidak lagi didominasi oleh daging,
demikianlah maksudnya, melainkan didominasi oleh Allah, hidup
sepenuhnya demi Allah. Hanya jika kita sudah bertekad untuk
menanggalkan tubuh daging baru kita bisa dilahirkan dari Roh. Hanya
jika kita sudah setia sampai mati baru kita bisa memperoleh mahkota
kehidupan, seperti yang kita baca di Wahyu 2:10.
Jadi sekarang kita sampai pada kesimpulannya. Apa itu baptisan?
Baptisan adalah sumpah setia kepada Allah sebagai Raja kita, sebagai
Tuhan kita, yang dibuat dari hati nurani yang baik. Kedua, kita
dijadikan satu dengan Kristus lewat baptisan. Ketiga, kita dimasukkan
ke dalam tubuh Kristus lewat baptisan. Dan keempat, kita masuk ke
dalam hidup baru, ke dalam kebangkitan hidup Kristus lewat baptisan.
55 | C A H A Y A I N J I L
Karunia Roh Kudus melalui Baptisan
Kisah Para Rasul 2:38 - Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
Mari kita teruskan penyembahan kita dengan mempelajari firman
Tuhan. Hari ini kita perlu mempelajari sesuatu yang sangat penting.
Judul yang akan saya pakai untuk khotbah saya pada hari ini adalah:
Roh Kudus dan Baptisan. Apakah hubungan antara Roh Kudus dengan
baptisan? Saudara kita, Swee Chuan, yang akan dibaptiskan pada hari
ini, suatu hari bertanya kepada saya, "Kapan kita menerima Roh
Kudus? Sebelum, sesudah, ataukah pada waktu baptisan? Saya berpikir
bahwa ini adalah sebuah pertanyaan penting dimana semua orang
patut untuk mengetahuinya." Dan, saya sangat bersyukur Swee Chuan
menanyakan hal ini. Sebenarnya, saya mau memberikan dia penjelasan
lebih dalam namun karena pada hari itu, saya kekurangan waktu untuk
menjelaskan kepadanya secara keseluruhan.
Orang Kristen adalah Seseorang yang Memiliki Roh Kudus.
Pertanyaan ini sangat penting sekali berdasarkan alasan yang
dikemukakan sebagai berikut, "Siapakah seorang Kristen itu? Apakah
artinya menjadi seorang Kristen? Dapatkah seseorang dikatakan
sebagai orang Kristen jika ia percaya akan seluruh doktrin gereja? Dan
karena ia benar-benar mempercayai semua doktrin tersebut, itu
membuatnya menjadi orang Kristen? Siapakah seorang Kristen itu?
Apakah ia seorang yang datang ke gereja setiap minggunya? Itukah
yang menjadikan Anda seorang Kristen? Apakah seorang Kristen itu
seseorang yang memiliki senyuman ala Colgate, Pepsodent, atau apa
saja dan ia selalu tersenyum?" Itukah yang menjadi seseorang itu
Kristen? Apakah yang menjadikan seseorang itu seorang Kristen?
Ataukah itu merupakan kombinasi dari segalanya?
Rasul Paulus menjawabnya di Roma 8:9. Inilah yang menjadikan
seseorang itu Kristen: Dia yang memiliki Roh Kudus yang disebut
sebagai orang Kristen. Itulah sebabnya Paulus berkata di Roma 8:9,
"Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus."
Jika Anda tidak memiliki Roh Kristus, Anda bukan seorang Kristen.
Inilah jawaban Paulus. Kita boleh percaya akan seluruh pengakuan
iman rasuli. Kita boleh menerima Alkitab sebagai Firman Allah, yang
merupakan bagian dari penyataan iman kita, setidak-tidaknya bagian
pernyataan injili. Kita boleh pergi ke gereja secara rutin atau bahkan
56 | C A H A Y A I N J I L
turut aktif dalam kegiatan gereja. Namun, semuanya itu tidak
menjadikan Anda seorang Kristen. Tiada satu halpun di sini yang dapat
membuat kita menjadi seorang Kristen. Alkitab memberikan
jawabannya untuk hal ini: kita adalah orang Kristen, hanya dan satu-
satunya, jika kita memiliki Roh Kudus di dalam kita. Jika kita telah
menerima Roh Kudus, maka kita adalah orang Kristen yang
sesungguhnya. Tanpa Roh Kudus, sekalipun kita memiliki semua yang
disebut di atas, kita tidak akan diakui oleh Kristus. Kita bukan milik-
Nya. Ini menunjukkan betapa pentingnya pokok pembahasan ini. Lalu
pertanyaannya ialah: kapankah kita menerima Roh Kudus, karena
segala sesuatunya bergantung kepada apakah jika kita telah menjadi
milik Kristus? Apakah kita sungguh adalah seorang Kristen sejati
menurut pengertian Alkitab? Apakah kita telah menerima janji Roh
Kudus itu?
Tanpa Roh, Kita Tidak Memiliki Kekuatan untuk Hidup sebagai
Orang Kristen
Mengapa penting untuk menerima Roh Kudus? Siapapun yang telah
mengenal Alkitab seharusnya mengerti bahwa kita hanya memiliki
hidup apabila kita memiliki Roh karena Roh Kudus adalah Roh
kehidupan. Kita hanya memiliki kekuatan Roh, kekuatan untuk
menjalankan hidup kekristenan kita, pada waktu Roh Kudus diam di
dalam kita. Jika kita gagal dalam hidup kekristenan kita, itu justru
karena kita tidak memiliki kekuatan Roh. Kita tidak dipanggil untuk
hidup di dalam kekristenan yang ideal seperti yang ditulis dalam
Khotbah di atas Bukit dengan kekuatan diri kita sendiri. Tidak
mengherankan bahwa semua sarjana yang menuliskan tentang
Khotbah di Bukit berkata, "Mustahil sekali kita melakukan hal ini. Tidak
mungkin kita menjalankan hidup kekristenan yang seperti ini." Tentu
saja tidak dapat. Itulah sebabnya Tuhan mengutus Roh Kudus - untuk
membuat kita mampu menjalankan panggilan hidup yang mulia ini! Dia
tidak pernah bermaksud menjerat diri kita untuk hidup sebagai seorang
Kristen dengan kekuatan kita sendiri.
Seorang Kristen adalah seorang yang supra-natural. Rasul Paulus
berkata kepada jemaat di Korintus, "Karena perbuatanmu seperti ini,
bukankah kamu manusia natural?" Nah, siapa di antara kita yang tidak
natural? Tentu saja kita tidak natural. Kita adalah manusia supranatural
jika kita adalah orang Kristen menurut pengertian Alkitab. Itulah
sebabnya Paulus menantang jemaat di Korintus dengan berkata,
57 | C A H A Y A I N J I L
"Bukankah engkau hanya manusia biasa? Bukankah engkau hanya
natural?" Apakah yang ditantang dalam hal ini? Artinya, "Engkau masih
tidak hidup menurut sebagaimana orang Kristen seharusnya hidup -
yaitu di dalam kekuatan Roh Kudus!" Itulah sebabnya surat Korintus
semuanya berkenaan dengan Roh Kudus. Jemaat Korintus sebetulnya
juga menitikberatkan masalah Roh Kudus tetapi mereka lebih gairah
tentang karunia-karunia Roh, daripada kekuatan Roh yang tinggal di
dalam. Mereka menaruh perhatian pada manifestasi eksternal dari Roh
daripada kekuatan batin dari Roh Kudus. Inilah kesalahan lainnya yang
banyak diperbuat oleh orang Kristen. Mereka mencari hal-hal yang
dapat terlihat. Inilah tandanya manusia yang natural. Manusia rohani
tidaklah tertarik akan penampilan luar, atau pertunjukan eksternal.
Berbahasa lidah atau tidak, adalah hal yang eksternal. Apakah Anda
berbuah Roh dan memiliki kekuatan Roh dalam batin, inilah yang
bersifat internal. Hal-hal ini yang lebih berarti!
Pertanyaan Utama: Kapan Anda Menerima Roh Kudus?
Sekarang kita akan membahas suatu pertanyaan penting. Sudahkah
Anda memiliki Roh Kudus? Pertanyaan ini lebih penting daripada
bertanya, "Sudahkah Anda menjadi seorang Kristen?" yang
pengertiannya mengambang karena Anda mungkin tidak mengerti
maksud pertanyaan ini sehingga Anda kembali bertanya, "Apakah
maksudmu saya sudah menjadi seorang Kristen bahwa saya sudah
pergi ke gereja? Apakah saya percaya akan doktrin gereja? Atau,
apakah saya harus berlaku sedemikian rupa sehingga terlihat rohani?
Itukah yang dimaksud?" Sekali lagi, pertanyaannya adalah: "Apakah
engkau memiliki Roh Kudus?" Jika Anda tidak pasti dengan maksud
pertanyaan ini, tentu saja, Anda tidak begitu yakin akan artinya
menjadi seorang Kristen dalam pengertian Alkitab yang sesungguhnya.
Begitu juga Anda tidak mengerti akan arti menjadi seorang murid
Kristus. Tahukah Anda jawaban kepada pertanyaan ini?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus mengetahui: Bagaimana
kita menerima Roh Kudus dan pada waktu kapan kita menerima Roh
Kudus tersebut? Di sini jelas kedua pertanyaan ini saling berkaitan.
Jangan memberi jawaban yang mengatakan bahwa Anda telah menjadi
Kristen selama 10 hingga 15 tahun. Hal itu tidak penting karena
persoalannya ialah 10 tahun, 15 tahun dari kapan? Bagaimana Anda
menghitung 10 tahun atau 15 tahun itu? Apakah itu terjadi pada saat
Anda berlutut dan menerima Yesus sebagai Juruselamat? Atau dari saat
58 | C A H A Y A I N J I L
Anda menerima baptisan? Kapankah saat itu dan bagaimana caranya
kita dapat mengukurnya? Banyak orang dibaptis beberapa tahun
sesudah mereka melakukan semacam pengakuan iman. Dan mereka
seringkali mengambil tolok ukurnya dari waktu mereka melakukan
pengakuan iman. Menurut Anda kapan waktu yang tepat Anda
dikatakan sebagai seorang Kristen? Jawabannya menurut Alkitab
adalah pada saat Anda menerima Roh Kudus. Inilah satu-satunya
pertanyaan yang perlu Anda jawab.
Saya tidak begitu memperdulikan kapan Anda mengangkat tangan
pada waktu kesempatan panggilan dalam sebuah KKR atau pertemuan
ibadah. Mungkin Anda telah mengangkat tangan Anda dengan hati
yang tulus. Tapi apakah itu berarti Anda secara otomatis telah
menerima Roh Kudus? Inilah pertanyaan yang harus kita pelajari
secara mendalam. Apakah itu berarti dengan mengangkat tangan pada
waktu panggilan dalam sebuah ibadah, kita telah menerima Roh
Kudus? Sesuaikah hal ini dengan ajaran Alkitab? Barangkali itulah
anggapan Anda, dan karena itu Anda menghitung pertobatan Anda dari
tanggal Anda mengangkat tangan. Mari kita menyelidiki pertanyaan ini
secara lebih mendalam lagi - bukan untuk mengetahui apa jawaban
saya. Jawaban saya tidak berarti sama sekali. Jawaban Kitab Sucilah
yang penting dan kita akan melihat jawabannya sekarang. Kapan kita
menerima Roh Kudus? Apa jawaban Alkitab?
Menerima Roh Kudus seperti yang Disebut di Kisah Para Rasul
2:38
Kita akan menggunakan ayat ini sebagai pedoman untuk mempelajari
jawaban yang diberikan firman Tuhan. Di Kisah Para Rasul 2:38, Rasul
Petrus sedang berbicara kepada orang banyak di Yerusalem setelah
Roh Kudus turun pada hari Pentakosta. Masih ingatkah pada waktu Roh
Kudus turun, banyak orang menjadi kebingungan. Karena inilah, orang
banyak berkumpul, dan Rasul Petrus berbicara kepada orang banyak
itu. Apa yang dikatakannya? Ayat 37 mengatakan ini: "Ketika mereka
mendengar hal itu (pengajaran Petrus tentang Yesus), hati mereka
sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul
yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
Perhatikan bahwa khotbah Petrus dimulai dengan ketuhanan Kristus.
Petrus tidak menyampaikan berita Injil yang kosong belaka. Perhatikan
kata-kata kesimpulannya di ayat ke 34, "Sebab bukan Daud yang naik
ke sorga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada
59 | C A H A Y A I N J I L
Tuanku: Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-
Mu menjadi tumpuan kaki-Mu. Jadi seluruh kaum Israel harus tahu
dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan
itu, menjadi Tuhan dan Kristus" - Kristus adalah kata yang berarti Yang
Diurapi, yaitu Raja Israel yang dijanjikan itu.
Menarik sekali di sini bahwa ia berbicara tentang Yesus sebagai Tuhan.
Tema inilah yang menusuk hati para pendengarnya. Mereka berkata,
"...apakah yang harus kami lakukan?" Betul, apakah yang harus kita
lakukan sekarang? Perhatikan ayat ke 38, Petrus menjawab: "Lalu
Petrus menjawab, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing
memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk
pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh
Kudus." Ayat 39: Sebab bagi kamulah janji itu - Janji apa? Janji
tentang Roh Kudus! "Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-
anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan
dipanggil oleh Tuhan Allah kita."
Janji ini adalah merupakan janji Tuhan. Janji apakah itu? Seluruh janji
Tuhan semuanya terbungkus dalam bentuk karunia Roh Kudus. Jika
Anda tidak memiliki Roh Kudus, Anda belum mendapatkan janji-janji-
Nya. Janji ini datang kepada kita melalui iman. Karunia Roh diberikan
kepada kita melalui iman. Dengan kata lain, jika Anda memiliki iman,
Tuhan akan memberikan kepadamu Roh Kudus dan seluruh janji-Nya
akan dinyatakan. Tidak ada janji lain diluar dari Roh Kudus itu sendiri.
Tanpa menerima kuasa Roh Kudus tidak mungkin ada janji.
Pertobatan adalah Perubahan Total
Perhatikan di sini apa yang dikatakan oleh Rasul Petrus. Apakah yang
harus kami perbuat? Jawabannya jelas sekali. Bertobat! Bertobat
berarti perubahan yang menyeluruh dalam kehidupan Anda. Ini
menyangkut perubahan pola berpikir yang menyeluruh. Saya telah
menjelaskan hal ini sebelumnya, dalam bahasa Yunaninya adalah
"metanoia" - perubahan berpikir. Seluruh sikap yang mengalami
perubahan. Perubahan ini juga terjadi dalam arah langkah hidup Anda.
Inilah yang disebut pertobatan. Pertobatan bukan hanya berarti, "Baik,
saya menyesali dosa saya dan meminta maaf." Kesal saja disini
belumlah cukup. Pertobatan berarti saya telah berhenti berbuat dosa.
Bukan hanya penyesalan tapi hidup saya yang lama telah berhenti
sampai di sini. Saya begitu menyesal sehingga saya mengakhiri
60 | C A H A Y A I N J I L
hidupku yang lama. Inilah pertobatan. Pertobatan bukan hanya sekedar
penyesalan, tapi penyesalan yang mendorong saya berbuat sesuatu.
Saya akan mengubah seluruh arah hidup saya. Baik, sekarang Anda
telah bertobat, lalu apakah langkah berikutnya? "Bertobatlah dan
berikan dirimu dibaptis" Petrus tidak mengatakan bahwa pertobatan itu
sendiri cukup. Ia berkata: bertobatlah dan berikan dirimu dibaptis.
Gereja pada masa kini telah memperlakukan baptisan dengan sesuka
hati. Mereka berbuat sesuka hati mereka. Mereka memperlakukan
baptisan sebagaimana mereka memperlakukan segala sesuatu yang
berasal dari Allah, sama seperti cara mereka memperlakukan Yohanes
Pembaptis. Yesus berkata, "Elia sudah datang, tetapi orang tidak
mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka"
(Matius 17:12). Hari ini kita memperlakukan Firman Allah, kita
memperlakukan baptisan, kita memperlakukan segalanya menurut
kehendak kita. Kita berkata, "Oh, baptisan itu tidak terlalu penting. Itu
adalah hal yang eksternal. Maksud saya, dibaptis atau tidak itu tidak
menjadi soal." Siapa yang mengatakan hal itu tidak penting?
"Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis." Ini firman Tuhan, bukan
saya. Jika firman Tuhan berkata hal ini tidak penting, maka saya
berhak mengatakan bahwa baptisan itu tidak penting pula. Tapi firman
Tuhan tidak mengatakan itu.
Bertobat, Dibaptis dan Menerima Roh Kudus
Mengapa baptisan itu penting? Mengapa bertobat dan dibaptis
merupakan hal yang penting? "...Dibaptis" itu sendiri tidaklah cukup.
"Bertobat" itu sendiripun tidak juga cukup. Anda perlu, "Bertobat, dan
dibaptis". Anda memerlukan pertobatan internal dan pengakuan
eksternal akan pertobatan tersebut di hadapan umum pada baptisan.
Anda memerlukan apa yang dari dalam untuk dikeluarkan dalam
bentuk ekspresi - mengakui - apa yang ada di dalam hati Anda. Itulah
sebabnya Yesus berkata, "Jika seseorang mengakui Aku di depan
manusia maka Aku akan mengakuinya di depan Bapa-Ku." Ia tidak
hanya berkata, "Cukuplah percaya pada Aku." Ia berkata, "Percaya
pada-Ku dan mengakui Aku di depan manusia. Jika engkau mengakui
Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakui engkau di depan
Bapa-Ku yang di surga." (Mat 10:32). Tetapi gereja berkata,
"Percayalah itu sudah cukup. Pengakuan itu tidak penting." Anda cukup
menjadi seorang pengikut Tuhan secara diam-diam. Tidaklah demikian!
61 | C A H A Y A I N J I L
Anda mengakui Dia jika Anda ingin diakui di depan Bapa. Inilah yang
penting.
Oleh sebab itu kita perlu bertobat dan dibaptis. Kenapa kedua hal ini
dianggap begitu penting? Apakah karena hal ini merupakan bagaian
dari peraturan gereja? Ataukah karena hal ini merupakan hal yang
dilakukan pada umumnya oleh orang-orang beragama? Sekali-kali
tidak. Perhatikan sekali lagi, Alkitab berkata, "maka engkau akan
memperoleh karunia Roh Kudus." Inilah jawaban sebenarnya tentang
bagaimana menerima karunia Roh Kudus tersebut. Alkitab tidak
memberikan kita jawaban yang kurang jelas yang dapat membuat kita
menjadi kebingungan. Semua jawabannya terpampang jelas. Bertobat,
dibaptis, yaitu dengan mengakui pertobatanmu, maka engkau akan
menerima karunia Roh Kudus. Bertobatlah, biarkan hidupmu diubah
secara menyeluruh. Cuci bersih dosamu melalui baptisan. Anda
berkata, "Wah! Mengapa bunyinya seakan-akan seperti pengakuan
seorang Katolik?" Tentu saja karena Alkitablah yang mengatakan
demikian.
Mari kita kembali ke pertanyaan semula. Kapankah kita menerima
karunia Roh Kudus? Apakah gereja memberitahu Anda bahwa Anda
telah menerima Roh Kudus pada saat Anda mengangkat tanganmu?
Apakah Alkitab berkata demikian? Kapan Anda menerima Roh Kudus?
Pada waktu Anda percaya? Apakah pada waktu Anda berlutut dan
membuat pengakuan? Apakah itu saatnya Anda menerima Roh Kudus?
Jawaban Alkitab begitu sederhana. "Bertobatlah... dan berilah dirimu
dibaptis... maka engkau akan menerima karunia Roh Kudus itu." Lalu
berapa lamakah? Apakah Roh Kudus akan berada di dalammu sesaat
setelah engkau dibaptis? Atau berapa lamakah setelah dibaptis?
Apakah tiga hari sesudah baptisan? Apakah lima hari? Seminggu?
Tidak! Pada baptisanlah Anda menerima Roh Kudus. Ini merupakan hal
yang luarbiasa. Itulah yang dikatakan Firman Allah. Itulah sebabnya
baptisan dianggap begitu penting di Gereja Awal.
Tetapi, apakah yang telah kita lakukan hari ini? Kita memutuskan
bahwa kita lebih tahu daripada Alkitab, dan kita memperlakukan
Alkitab sesuka hati kita. Tidak menjadi persoalan apakah seseorang
telah dibaptis atau tidak. Saya harus berkata bahwa keberanian gereja
selalu mengherankan saya. Keberanian beberapa pendeta dan penginjil
kadang-kadang juga mengherankan saya. Betapa beraninya kita
62 | C A H A Y A I N J I L
berbicara seperti ini ketika Firman Allah mengatakan yang sebaliknya!
Tentu saja bukan ini saja bukti-bukti yang ada. Kita perlu menelaah
Alkitab secara lebih mendalam lagi.
Roh Kudus sebagai Meterai, Pengurapan dan Janji
Roh Kudus digambarkan sebagai tiga hal, atau dengan tiga cara.
Pertama, Ia diberikan kepada kita sebagai meterai, yaitu meterai Roh
Kudus. Pada waktu kapankah kita menerima meterai tersebut?
Sudahkah kita dimeteraikan oleh Roh Kudus? Karena pengajaran yang
tidak jelas pada masa sekarang ini, banyak orang Kristen tidak tahu
apakah dirinya telah dimeteraikan oleh Roh Kudus atau kapankah
mereka menerima meterai Roh Kudus tersebut. Pada masa kini
terdapat suatu kesamaran atas pertanyaan-pertanyaan seperti ini.
Kapankah kita dimeteraikan jika kita dimeteraikan oleh Roh Kudus?
Hal yang kedua adalah Roh Kudus disebutkan sebagai suatu
pengurapan. Sekarang pertanyaannya adalah: Kapankah kita
menerima pengurapan dari Roh Kudus? Di sini penting sekali buat kita
untuk mempelajari hal ini sebab bila kita tidak mengerti akan hal in
bagaimana mungkin kita bisa mengetahui bahwa kita telah diurapi atau
belum.
Ketiga, Roh Kudus disebutkan sebagai penjamin, sebagai panjar,
sebagai semacam uang muka. Topik ini pernah saya bicarakan
sebelumnya maka saya tidak akan membahasnya secara lebih
mendalam. Kapankah kita menerima jaminan dari Roh Kudus?
Kapankah Roh Kudus diberikan kepada Anda sebagai uang muka? Kita
juga akan menyelidiki apakah yang dimaksud dengan "dimeteraikan"
oleh Roh Kudus. Bukan hanya penting mempelajari kapankah kita
dimeteraikan, tapi arti dari meterai itu sendiri.
Di 2 Korintus 1:21-22 kita baca, "Sebab Dia yang telah meneguhkan
kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang
telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang
memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua
yang telah disediakan untuk kita." Jadi Dia telah meletakkan meterai-
Nya atas kita dan meterai ini adalah Roh Kudus, yang telah diberikan-
Nya kepada kita sebagai "jaminan". Jadi, ketiga kata ini dipakai dalam
dua ayat ini. Kata "mengurapi" dipakai di ayat 21. Di ayat 22, kita lihat
63 | C A H A Y A I N J I L
kata "meterai" dan kemudiannya kata "jaminan". Ketiga hal inilah yang
dibicarakan sebagai Roh Kudus yang sedang kita bahas ini.
Allah telah melakukan tiga hal kepada kita pada saat Roh Kudus
diberikan kepada kita. Dia memeteraikan kita. Dia mengurapi kita. Dan
Dia memberikan kita 'jaminan', atau lebih baik 'uang muka', atau
'angsuran pertama'. Ibaratnya kita membeli rumah, kita tidak
membayar keseluruhannya terlebih dahulu. Anda memberikan uang
muka. Dalam bahasa Yunani aslinyapun berarti "uang muka". Uang
muka adalah suatu jaminan bahwa engkau akan membayar sisa uang
yang belum dibayar. Jadi uang muka berarti uang jaminan. Ia adalah
suatu jaminan bahwa engkau akan membayar seluruhnya. Inilah
intinya. Roh Kudus diberikan kepada kita sebagai karunia hidup,
sebagai jaminan bahwa Allah akan memberikan kepenuhan akan hidup
yang kekal pada Hari dimana kita akan bertemu dengan-Nya muka
dengan muka. Kita belum memiliki kepenuhan hidup yang kekal, tapi
kita telah memiliki jaminan tersebut. Kita memiliki hidup sekarang,
hidup yang memiliki janji kekekalan yang akan datang. Jika Anda
diberikan sebuah benih, benih itu sendiri merupakan suatu jaminan,
bahwa jika ia dipelihara ia akan bertumbuh dan berkembang sampai
menjadi pohon. Inilah yang disebut sebagai dimeteraikan.
Budak Allah yang Dimeteraikan
Meterai Roh Kudus ini juga disebutkan di Efesus 1:13, 4:30 dan Wahyu
7:3 dimana dituliskan "hamba Allah..." atau, lebih tepatnya, "budak
Allah" (kata 'hamba' dalam bahasa Yunani artinya "budak") - "hamba
Allah dimeterai oleh Allah" Siapakah hamba itu? Seorang hamba adalah
seseorang yang dibeli dengan sebuah harga. Bagaimanakah engkau
dapat memiliki seorang hamba? Anda pergi ke sebuah pasar dan
melihat seorang budak dan Anda membelinya. Orang ini menjadi
hartamu, budakmu, dan milikmu. Pada waktu Anda membeli budak
tersebut, apakah yang engkau harus lakukan? Pada jaman dahulu,
mereka akan menorehkan tanda di badan budak tersebut. Mereka
memberi tanda seperti mereka menorehkan tanda di badan sapi seperti
yang kita lihat pada jaman ini. Meterai artinya Anda telah menjadi milik
Allah. Anda telah dibeli dengan sebuah harga. Anda telah menjadi
milik-Nya. Anda dikenal sebagai bagian dari milik-Nya. Seperti Paulus
berkata kepada jemaat di Korintus, "Sebab kamu telah dibeli dan
harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan
tubuhmu." (1 Kor 6:19-20)
64 | C A H A Y A I N J I L
Maka ini berarti jika Anda memiliki Roh Kudus, apakah yang akan
terjadi? Ini berarti Anda telah menjadi milik Allah. Anda memiliki tanda
meterai milik-Nya. Terlebih penting lagi, mengapa tanda diberikan pada
seorang hamba? Tanda tersebut bukan saja sekedar sebagai tanda
kepemilikan tapi tanda yang berarti jika seseorang berupaya sesuatu
terhadap budak tersebut berarti orang tersebut juga harus
bertanggungjawab kepada tuan pemilik hamba tersebut. Apa saja yang
Anda lakukan pada budak itu, Anda telah lakukan pada tuanya. Dengan
kata lain, jika Anda menyakiti hamba tersebut, Anda akan bermasalah
bukan dengan budak tersebut namun dengan tuannya. Meterai
sebenarnya di sini menjadi suatu perlindungan. Itulah intinya di Wahyu
7:3. Para hamba Allah memiliki meterai yang melindunginya dari
kekuasaan si jahat. Kita akan membacanya lebih lanjut dalam kitab
Wahyu di mana penghakiman Tuhan tidak akan mempengaruhi mereka
yang telah dimeteraikan. Barangsiapa yang membawa meterai Allah
tidak akan celaka oleh Penghakiman Tuhan. Inilah penting untuk kita
ketahui.
Kesimpulannya, meterai secara sederhana adalah: tanda perlindungan
Allah bagi mereka yang menjadi milik-Nya. Jika engkau tidak memiliki
meterai tersebut berarti engkau belum menjadi milik Kristus. Engkau
akan menjadi korban Penghakiman Allah atau engkau akan di bawah
penguasaan si Musuh. Engkau belum memiliki hubungan dengan
Tuhan. Anda bukan milik-Nya. Jika Iblis hendak menguasai, memiliki,
menjatuhkan engkau dengan cara apapun dia bebas melakukannya.
Dengan kata lain, Iblis sanggup melakukan apa saja yang
dikehendakinya karena engkau belum memiliki perlindungan dari Allah.
Engkau belum menjadi kepunyaan-Nya.
Yesus sendiri juga Dimeteraikan Allah
Sekali kita mengerti akan arti meterai ini, kita akan menyadari betapa
pentingnya untuk mengetahui apakah kita telah dimeteraikan atau
tidak. Hal ini sangat penting sekali karena Yesuspun juga dimeteraikan
oleh Allah. Luar biasa bukan? Anak Allah datang ke dunia ini bukan
hanya sebagai seorang anak; Dia datang untuk menjadi seorang
hamba. Seperti yang dikatakan di surat Filipi pasal 2: "...Kristus Yesus
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang
hamba, dan menjadi sama dengan manusia." Dan di Yohanes 6:27,
Yesus berkata bahwa diri-Nya telah dimeteraikan oleh Allah. Mari kita
kembali ke pertanyaan: Kapankah kita dimeteraikan? Kita akan kembali
65 | C A H A Y A I N J I L
bertanya: Kapankah Yesus dimeteraikan? Pada titik apa Ia memperoleh
meterai tersebut? Apakah Yesus telah dimeteraikan pada waktu Ia
dilahirkan? Apakah Ia dimeteraikan pada waktu permulaan pelayanan-
Nya? Kapan Ia dimeteraikan?
Kita dapat menjawab pertanyaan ini dengan beberapa cara. Pertama-
tama, kita melihat bahwa kata "dimeteraikan" selalu berkaitan
langsung dengan "diurapi" dan lalu berkaitan pula dengan "janji".
Sebentar lagi kita akan memperoleh jawabannya dimanakah Ia
memperoleh urapan tersebut. Tetapi jelas sekali kata "meterai" selalu
berkaitan dengan Roh Kudus. Kapankah Yesus menerima Roh Kudus?
Mari kita lihat kembali pada waktu baptisan-Nya. Apakah yang terjadi
pada waktu Ia dibaptis? Roh Kudus turun ke atas tubuh Yesus berupa
seekor merpati. Lalu kita membaca pada pasal berikutnya di mana
dikatakan Yesus dibawa pergi dengan dipenuhi oleh Roh Kudus (Lukas
4:1). Jangan kita bingung dengan hal ini. Kita mungkin berkata, "Tetapi
Yesus adalah Tuhan." Benar, tapi Ia datang bukan sebagai Tuhan.
Ingat akan hal ini! Ia datang sebagai manusia, untuk menjadi
Penyelamat kita. Oleh sebab itu, Ia datang sebagai pelopor, pemimpin
dan sebagai penyempurna iman. Sebagai Tuhan, tentunya, Ia tidak
perlu menerima Roh Kudus. Tapi Ia datang bukan sebagai Tuhan. Jika
Ia adalah Tuhan, maka Ia tidak akan kelaparan di padang gurun ketika
Ia dicobai oleh Iblis. Karena Ia adalah seorang manusia dan bukan
Tuhan, Ia dapat merasakan kelaparan. Dia datang ke dunia sebagai
Anak Manusia untuk menebus manusia. Ini tertulis di Ibrani 5:8 yang
berkata, "Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat
dari apa yang diderita-Nya". Apakah Allah perlu belajar sesuatu? Tidak!
Tetapi Yesus tidak datang sebagai Allah; Ia datang sebagai manusia.
Oleh sebab itu, Ia belajar untuk taat melalui penderitaan-Nya.
Meterai Penyunatan: Hati Kita telah Disunat!
Roh Kudus adalah meterai Roh. Dimanakah kita menerima meterai
tersebut? Mari kita melihat cara lain untuk mengupas hal ini. Di Roma
4:11, kita membaca kata "meterai" dipakai dalam proses penyunatan.
Dengan cara apakah Abraham dimeterai? Dia menerima meterai yang
berbeda. Dia menerima meterai penyunatan. Roma 4:11 berkata, "Dan
tanda sunat itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan
iman yang ditunjukkannya, sebelum ia bersunat." Jadi, sunat adalah
sebuah meterai.
66 | C A H A Y A I N J I L
Ini sangat menarik karena kitapun juga telah disunat. Kita juga
memiliki meterai, tapi kita tidak disunat di dalam daging. Kita disunat
di dalam hati kita. Di Kolose 2 ayat yang ke 11 kita diberitahukan
bahwa "Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang
dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus yang terdiri dari
penanggalan akan tubuh yang berdosa." Lalu kita bertanya: Dengan
apakah Yesus disunat? Jawabannya terdapat di ayat ke 12: "karena
dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu
turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah,
yang telah membangkitkan Dia dari orang mati"
Perhatikan bahwa Rasul Paulus menghubungkan penyunatan dengan
pembaptisan. Kita tidak menerima sunat daging seperti Abraham,
tetapi sunat hati. Bagaimanakah bukti sunat hati itu dapat terlihat?
Pada waktu kita menerima baptisan! Bukankah ini hubungan antara
ayat ke 11 dan ke 12? Oleh sebab itu, kapankah kita menerima meterai
lewat penyunatan ini? Paulus mengatakannya di ayat ke 12, yaitu,
melalui baptisan! Lalu apakah artinya sunat dalam hati? Bagaimana
sunat hati itu datang kepada kita? Kita telah mengetahuinya bahwa
meterai itu sendiri adalah Roh Kudus. Jadi kita lihat ada semacam
persamaan: Roh adalah meterai, yang menyunat hati kita melalui
baptisan.
Lalu apakah ini berarti kita diselamatkan oleh baptisan? Sama sekali
tidak! Kita telah melihat bahwa harus ada pertobatan dan baptisan.
Bukan baptisan yang menyelamatkan, tetapi apa yang diungkapkan
oleh baptisan itu, yaitu sunat di dalam hati, yang menyelamatkan. Ini
penting sekali. Hanya mencelupkan diri dalam air itu sendiri tidak akan
menyelamatkan siapapun. Transformasi yang terungkap melalui
baptisanlah yang berarti. Itulah sebabnya setiap orang yang hendak
dibaptis pada hari ini secara berhati-hati diberikan pertanyaan tentang
komitmen mereka terhadap Tuhan, pertobatan, perubahan secara total
dari hidup yang lama ke yang baru. Pertobatan bukan hanya sekedar
penyesalan, tetapi perubahan yang sungguh secara total dari
kehidupan yang lama. Menanggalkan segala hawa nafsu kedagingan,
seperti yang Paulus katakan, agar mereka dapat mengenakan Kristus.
Baptisan dan Kelahiran Kembali dan Pembaruan Roh Kudus
Mari kita sekarang melihat hubungan antara baptisan dengan Roh
Kudus. Di 1 Korintus 6:11 kita membaca sbb: "Tetapi kamu telah
67 | C A H A Y A I N J I L
memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah
dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan Roh Allah kita." Dan
di Titus 3:5 tertulis, "pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita,
bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena
rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaruan
yang dikerjakan oleh Roh Kudus."
Sekali lagi kita melihat hubungan antara permandian dan kelahiran
kembali, permandian dan Roh Kudus. Baptisan dan Roh selalu dikaitkan
bersama-sama! Permandian ini bukan sembarang permandian. Tetapi
sesungguhnya adalah baptisan yang, sebagaimana kita lihat,
berkenaan dengan penyunatan di dalam hati. Siapapun yang tidak
berubah dalam hatinya, yaitu belum sungguh-sungguh bertobat,
seharusnya tidak boleh menerima baptisan. Tetapi bagi seseorang yang
telah meninggalkan kehidupannya yang lama dan dibaptis, dia akan
menerima penyunatan hati. Ia akan menerima permandian kelahiran
kembali (dalam bahasa Yunani berbentuk deskriptif genetif, yaitu
permandian yang mengakibatkan kelahiran kembali). Ini adalah
permandian yang memberikan hidup baru. Tetapi bagaimana kita
menerima hidup baru itu? Hidup baru ini datang dari Roh
Kudus: pembaruan oleh Roh Kudus.
Itulah sebabnya kita membaca di 1 Petrus 3:21 kata-kata berikut. Saya
memberikan semua referensi ini sekalipun sedikit merepotkan Anda
supaya Anda tahu saya bukan memberitahu Anda apa pandangan saya.
Adalah penting Anda tahu apa yang dikatakan Alkitab. Apa yang saya
katakan tidaklah penting. Mari kita kembali ke 1 Petrus 3:21 yang
tertulis demikian, "Juga kamu sekarang telah diselamatkan oleh
kiasannya, yaitu baptisan - maksudnya bukan untuk membersihkan
kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang
baik kepada Allah - oleh kebangkitan Yesus Kristus." Apakah yang
menyelamatkan kita? Baptisan menyelamatkan kita. "Wah!" Engkau
berkata, "itu pernyataan yang luar biasa. Baptisan menyelamatkan?"
Ya! "...bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani" - bukan dengan
mencelupkan diri ke dalam air untuk membersihkan kotoran dari Anda
-"melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah..."
Bagaimana caranya memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah?
Melalui pertobatan tentunya! Melalui pertobatan yang sungguh-
sungguh di dalam hatimu!
68 | C A H A Y A I N J I L
Dalam pasal ini kita mengetahui bahwa Petrus berbicara tentang nabi
Nuh dengan kapalnya sebagai kiasan. Bagaimanakah mereka dapat
selamat? Banjir besar yang diakibatkan oleh hujan yang besar selama
empat puluh hari empat puluh malam sehingga air di bumi naik
menutupi segalanya. Inilah gambaran begitu indah untuk menerangkan
mengenai baptisan. Bagaimanakah nabi Nuh beserta dengan ke 8
orang di dalam bahtera dapat diselamatkan? Mereka selamat karena
berada di dalam bahtera pada waktu baptisan air yang luar biasa
banyaknya datang dari atas dan bawah. Mereka diselamatkan melalui
baptisan ini. Dan Petrus berkata bahwa hari ini kita juga diselamatkan
lewat baptisan, bukan karena sekedar tubuh kita dicuci. Nabi Nuh
diselamatkan karena berada di dalam bahtera dan dia telah dibaptis -
mengapa? Karena tidak seperti orang-orang lainnya, Nabi Nuh bertobat
dari dosa-dosanya. Dia telah berpaling dari kehidupan dosa -
perhatikan kata ini - dan mentaati Tuhan! Ini penting sekali. Dia
mentaati Tuhan. Pada waktu Tuhan Allah berkata, "Nuh, buatlah
sebuah bahtera", dia membuatnya. Pada waktu Tuhan berkata, "Nuh,
masuklah ke dalam bahtera", diapun masuk ke dalam bahtera. Nabi
Nuh menyatakan pertobatannya dengan ketaatannya kepada Tuhan.
Dengan cara inilah dia menerima baptisan. Air datang turun. Seluruh
keluarganya selamat dari banjir besar. Dan Petrus berkata di ayat ke
21, "Dengan cara yang sama, kamu telah diselamatkan." Bagaimana?
Melalui pertobatan yang berarti pemutusan dengan hidup yang
berdosa, seperti Nuh memutuskan hubungan dengan dunia dosa. Dia
bertobat. Dia berpaling dari dosa dan mentaati Allah. Dia masuk ke
dalam bahtera. Dengan cara seperti inilah, baptisan akan dapat
memberikan keselamatan.
Baptisan dan Roh Kudus saling berkaitan karena Roh Kudus seringkali
disebutkan sebagai suatu pencurahan, hujan yang membawa berkat,
dan air yang membasahi kita. Menarik sekali di dalam kitab Yoel 2,
yang dikutip pula dalam Kisah Para Rasul 2, Petrus menjelaskan
kepada orang banyak tentang apakah yang telah terjadi kepada
mereka, yaitu tepat seperti yang telah dinubuatkan oleh Yoel: bahwa
Roh Kudus akan dicurahkan atas mereka. Baptisan Roh Kudus! Inilah
yang terjadi. Baptisan dan Roh selalu dikaitkan bersama-sama di dalam
Alkitab. Baik pada saat Yesus dibaptis maupun pada pernyataan umum
seperti 1 Korintus 12:13 dimana Paulus berkata, "Engkau dibaptis
dalam satu Roh ke dalam tubuh Kristus." Kita lihat di sini kata "baptis"
69 | C A H A Y A I N J I L
dan "Roh" setiap kali muncul bersama-sama di dalam Kitab Suci. Juga
kita melihat Yohanes Pembaptis berkata dengan kata-katanya sendiri,
"Aku membaptis kamu dengan air. Dia akan membaptis kamu dengan
Roh." Sangat menarik! Sekali lagi, baptisan dan Roh - kedua kata ini
dikaitkan bersama. Anda menemukan karakteristik ini di dalam
Perjanjian Baru.
Perbandingan antara Baptisan Yohanes dengan Baptisan Yesus
Mari kita melihat apakah yang dikatakan oleh Yohanes Pembaptis.
Yohanes membandingkan baptisannya dengan baptisan yang akan
dilakukan oleh Yesus. Dia berkata, "Baptisan aku adalah baptisan
pertobatan, suatu baptisan dengan air untuk pertobatan." Dengan kata
lain, apabila engkau bertobat, engkau menunjukkan pertobatanmu di
muka umum melalui baptisan. Tetapi pada waktu Dia datang, Yesus
akan membaptiskanmu dengan Roh Kudus.
Ini tidak berarti baptisan air menjadi tidak penting. Sebaliknya, di
Yohanes 4:1-2 contohnya, kita melihat Yesus dan murid-murid-Nya
membaptiskan lebih banyak orang dari Yohanes Pembaptis. Mereka
menjalankan baptisan dengan air. Tetapi Yohanes Pembaptis berkata,
"Aku membaptis engkau hanya dengan air, yaitu sesuatu yang terlihat.
Aku tidak dapat memberikanmu hidup baru. Hanya Dia dapat memberi
engkau hidup baru. Yang dapat kuberikan hanyalah sebuah upacara
penyucian apabila kamu bertobat. Tetapi pada waktu Yesus datang, Dia
akan memberikanmu pencucian di batin, pencucian kelahiran kembali!"
Hal ini penting untuk diamati.
Kita Diurapi Roh Kudus pada waktu Pembaptisan, Sama Seperti
Tuhan Yesus!
Sekarang kita beralih dengan cepat ke dalam penggunaan kata
"urapan". Banyak di antara kita telah mengetahui bahwa nama
"Kristus" berarti "Yang Diurapi" Dalam bahasa Mandarin dikatakan
(受膏者) shou gao zhe. Nama "Kristus" adalah berasal dari bahasa
Yunani yang sama artinya dengan nama "Messiah" dalam bahasa
Ibrani, yang keduanya berarti "Yang Diurapi". Dalam Perjanjian Baru
sering disebutkan bahwa Dia adalah Yang Diurapi. Yesus diurapi oleh
Roh Kudus. Di Kisah Para Rasul 10:38, kita membaca "Yesus, diurapi
dengan Roh Kudus." Dia juga telah dimeteraikan oleh Allah seperti
yang tertulis di injil Yohanes 6:27. Sekarang pertanyaannya adalah
70 | C A H A Y A I N J I L
kapankah Yesus diurapi dengan Roh Kudus? Sebelum menjawab
pertanyaan ini, jangan lupa kita pun telah diurapi oleh Roh Kudus
seperti yang kita bahas sebelumnya di 2 Korintus 1:21. Selain itu 1
Yohanes 2:20 juga menyebutkan, "kamu telah beroleh pengurapan dari
Yang Kudus." Rasul Yohanes berkata kepada orang-orang percaya
bahwa mereka telah diurapi. Dan sekali lagi, dia mengulanginya di 1
Yohanes 2:27, dimana kita menemukan bahwa urapan yang kita
peroleh ini adalah Roh Kudus. Kita diurapi dengan Roh Kudus yang
berasal dari Allah. Dan Roh Kudus inilah yang mengajarkan kita, dan
membimbing kita ke semua jalan kebenaran (Yohanes 16:13).
Sekali lagi, kapan kita menerima pengurapan tersebut adalah sebuah
pertanyaan yang penting. Apakah engkau sudah diurapi dengan Roh
Kudus sebelum menerima baptisan? Apakah Anda diurapi Roh Kudus
pada suatu waktu yang tak ditentukan setelah baptisan? Jika demikian
tentu saja Anda tidak tahu kapan Anda diurapi. Ataukah engkau diurapi
pada waktu dibaptis? Sekali lagi, baptisan Yesus menjawab semua
pertanyaan kita. Kapankah Roh Kudus datang ke atas diri Yesus?
Kapan Roh Kudus secara kasat mata terlihat turun ke atas Yesus?
Jawabannya sangat sederhana, yaitu pada saat Ia menerima baptisan.
Pekerjaan Roh Kudus sebelum dan sesudah Baptisan
Jika demikian apakah itu berarti Yesus tidak memiliki Roh Kudus
sebelum Ia dibaptis? Tentu saja tidak. Roh Kudus telah ada di dalam
Yesus sebelum Ia dibaptis. Apakah kita tidak memiliki Roh Kudus dalam
pengertian apapun sebelum dibaptis? Tidak, karena jika kita tidak
memiliki Roh Kudus dalam pengertian tertentu sebelum dibaptis,
bagaimana mungkin kita dapat bertobat? Tentu saja Roh Kudus telah
bekerja di dalam hati dan hidup kita untuk membimbing kita menuju
pertobatan. Kalau begitu, jika benar kita telah memiliki Roh Kudus
sebelum dibaptis, maka apa yang kita bahaskan? Yang kita tekankan di
sini adalah Urapan-Nya, bukan tentang memiliki Roh Kudus dalam
pengertian lain. Kita berbicara tentang Roh Kudus dalam pengertian
yang spesifik. Kita harus membedakannya dengan jelas di sini. Kecuali
Roh Kudus bekerja dalam kehidupan Anda sebelum Anda menjadi
Kristen, bagaimana mungkin Anda dapat menjadi Kristen? Tentu saja
Roh Kudus telah bekerja di dalam hidup Anda, barangkali sejak masa
kanak-kanak Anda. Bahkan Ia telah bekerja pada hari engkau
dilahirkan. Roh Kudus terus menerus bekerja di dalam hidup kita pada
71 | C A H A Y A I N J I L
waktu kita belum menjadi seorang Kristen, dan masih menjadi musuh
Allah.
Jika saya melihat ke belakang, saya dapat melihat betapa Tuhan telah
bekerja di dalam hidup saya jauh sebelum saya percaya. Pada
kenyataannya jika Tuhan tidak bekerja di dalam hidup kita, tidak
mungkin kita dapat percaya kepada-Nya. Kita bukan berbicara tentang
kehadiran Roh Kudus dalam setiap hidup kita dalam satu cara atau
yang lain. Penekanannya di sini adalah apakah engkau telah menerima
Roh Kudus sebagai karunia, sebagai hak milik, sebagai tanda dan
sebagai meterai, dan bukan arti secara umumnya. Dengan kata lain,
kita dapat berkata bahwa Roh Kudus bekerja di dalam hidup orang-
orang yang tidak percaya. Jika ayah atau ibumu bukanlah seorang
Kristen pada hari ini, doa semacam apakah yang akan engkau
panjatkan? Engkau akan berdoa bahwa semoga Allah, dengan kuasa
Roh Kudus-Nya akan bekerja di dalam hidup mereka. Bukankah itu
yang Anda doakan? Dengan demikian engkau yakin bahwa Roh Kudus
akan hadir di tengah-tengah hidup mereka meskipun mereka belum
menjadi Kristen. Jelaslah sudah apabila engkau mengakui Yesus, Roh
Kuduslah bekerja di dalam hidupmu. Tanpa Roh Kudus, mustahil kita
dapat datang kepada Kristus sama sekali.
Sekarang kita tidak bicara mengenai hal ini, tapi kita bicara mengenai
meterai. Kapankah kita dimeteraikan oleh Roh Kudus? Maksud saya
bukan kapan Roh Kudus menarik Anda? Bukan kapan Roh Kudus
menginsafkan Anda akan dosa? Bukan kapan Roh Kudus bekerja dalam
kehidupan Anda? Tapi kapankah kita menerima Roh Kudus sebagai hak
milik dan karunia dari Allah? Kapankah kita dimeteraikan oleh Roh
Kudus? Menurut Kisah Para Rasul 5:32, bagaimana kita menerima Roh
Kudus? Kepada siapakah Allah memberikan kuasa Roh Kudus-Nya? Di
ayat ini tertulis bahwa Roh Kudus hanya diberikan kepada mereka yang
taat kepada Dia. Lalu Anda akan bertanya, "Jika Roh Kudus diberikan
hanya kepada orang yang taat kepada-Nya, lalu bagaimana mungkin
seseorang dapat menjadi Kristen? Karena mereka yang tidak menaati
Dia tidak memiliki Roh Kudus, mereka tidak dapat berubah kecuali
mereka dapat menyelamatkan diri mereka tanpa kuasa Roh Kudus."
Janganlah kita membingungkan diri kita sendiri. Kita sudah katakan
bahwa Roh Kudus bekerja di dalam diri orang-orang yang tidak percaya
tanpa pengecualian, tetapi Ia tidak diberikan kepada mereka. Roh
Kudus diberikan kepada mereka yang menaati Dia sebagai karunia,
72 | C A H A Y A I N J I L
sebagai jaminan, sebagai meterai atau sebagai suatu pengurapan
dalam cara yang khusus.
Tidak ada seorangpun di sini yang akan dibaptis pada hari ini kecuali
Roh Kudus bekerja sebelumnya di dalam hidup mereka, bukan? Kecuali
kita ingin mengajarkan doktrin keselamatan berdasarkan perbuatan di
mana mereka yang bekerja keras untuk mencapai posisi ini, dan
sekarang mereka akan menyelamatkan diri mereka sendiri. Dan
sekarang, setelah mereka dibaptis, mereka akan menerima Roh Kudus.
Sebelumnya, semuanya terserah mereka sendiri. Betulkah demikian?
Tentu saja tidak. Sampai saat ini juga, Roh Kudus yang bekerja di
dalam diri mereka. Jadi mereka mengalami Roh Kudus bekerja dalam
kehidupan mereka, benar!Lalu apa gunanya mengatakan bahwa Allah
memberikan Roh Kudus hanya kepada mereka yang taat kepada-Nya,
karena mereka memiliki Roh Kudus bahkan sebelum mereka mentaati
Dia? Saya ulangi kembali pertanyaan ini untuk memperjelas pikiranmu
sehingga engkau dapat mengerti. Ketika dikatakan bahwa, "Roh Kudus,
dikaruniakan kepada semua orang yang mentaati Dia", itu berarti Ia
memberikan Roh itu sebagai suatu karunia, sebagai kegenapan janji-
Nya. Engkau tidak akan menerima janji Allah sampai engkau taat
kepada-Nya. Inilah sesuatu hal yang penting yang perlu kita pahami.
Diurapi Berarti Diberikan Otoritas oleh Allah
Kita akhirnya sampai pada pertanyaan terakhir. Kita tahu apa artinya
meterai itu; yaitu engkau dinyatakan sebagai milik Allah. Kapankah kita
menjadi milik Allah? Pada waktu kita menerima Roh Kudus! Apakah itu
berarti karena Anda telah memiliki Roh Kudus sebelum engkau percaya
engkau telah menjadi bagian dari milik Allah? Tidak! Karena Roh Kudus
hanya bekerja di dalam dirimu, namun engkau belum dimeteraikan
oleh Roh Kudus. Lalu apakah yang dimaksud dengan pengurapan? Apa
artinya pengurapan itu? Nah, ini maknanya: di Israel raja-raja dan para
imam yang diurapi. Mengapa? Apakah itu hanya sekedar upacara
keagamaan saja? Tidak sama sekali. Pengurapan mewakili pemberian
otoritas dari Allah kepada orang-orang tersebut. Seorang Raja tidak
akan memiliki kekuasaan kalau belum diberikan oleh Allah sendiri.
Ingatkah apakah yang pernah disampaikan Yesus kepada Pilatus?
"Engkau tidak akan memiliki kuasa jika tidak datang dari atas." Raja-
raja Israel bukan seperti raja-raja dunia lainnya; mereka adalah wakil
dari Allah di Israel. Itulah sebabnya mereka harus diurapi langsung
oleh Allah, yang berarti diberikan mandat. Mereka tidak berhak
73 | C A H A Y A I N J I L
mengurapi dirinya sendiri. Melalui pengurapan tersebut mereka
diberitahu bahwa mandat ini diberikan sendiri oleh Tuhan. Sama halnya
dengan para imam, terlebih lagi imam besar. Dia diurapi untuk
menyatakan bahwa dirinya adalah imam besar, bukan karena dia
adalah orang yang hebat, atau memenangkan pilihan suara terbanyak-
barangkali tidak ada yang memilih dia; itu tidak menjadi persoalan. Dia
ditunjuk sebagai imam besar karena Allah telah mengangkat dia.
Pengurapan ini menunjukkan bahwa dia telah menerima panggilan ini,
mandat dari Allah ini. Ingat bahwa panggilan itu juga disebut di Kisah
Para Rasul 2:38.
Para nabi juga menerima Roh Kudus. Mengapa demikian? Karena tanpa
kuasa Roh Kudus mereka tidak akan mempunyai mandat untuk
bernubuat. Engkau tidak dapat bernubuat tanpa Roh Allah. Roh
Allahlah, seperti yang tertulis di dalam Alkitab, yang membuat para
nabi mampu bernubuat, menyatakan kehendak Allah, atau
memberitahukan hal yang akan terjadi, jika Allah mengizinkan mereka
untuk berbicara. Itulah sebabnya di Yesaya 61:1-2, terutama ayat 1,
nabi ini berkata, "Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN
telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan
kabar baik kepada orang-orang sengsara." Lalu apakah pengurapan
itu? Roh Kudus adalah pengurapannya, pengurapan nabi itu, yang
membuat dia dapat menyampaikan Injil tersebut. Yesus mengutip
kata-kata ini di Lukas 4:18 dari Yesaya ini di mana Ia berkata, "Roh
Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah
mengutus Aku."
Lalu kapankah Yesus mengutip kata-kata ini seperti yang tertulis di injil
Lukas? Pada waktu Ia berada di Bait Allahkah pada waktu berumur 12
tahun? Tidak. Ia mengutip kata-kata tersebut sesaat setelah Ia selesai
dibaptiskan. Kapan Yesus diurapi? Pada baptisan-Nya! Di saat itulah Ia
diurapi - pada waktu Roh Kudus turun ke atas-Nya. Itulah sebabnya
segera sesudah baptisan-Nya, Yesus mengucapkan kata-kata tersebut.
Atau lebih tepat, segera sesudah baptisan dan pencobaan - baptisan
dulu dan kemudian pencobaan. Tetapi hal pertama yang Ia lakukan,
setelah dibaptis dan kembali dari pencobaan adalah mengumumkan
bahwa: "Aku telah diurapi untuk menyampaikan Kabar Baik." Lalu Ia
segera memulai pelayanan-Nya karena Ia telah memperoleh
pengurapan tersebut.
74 | C A H A Y A I N J I L
Sekarang kita melihat gambaran ini semakin jelas. Kapan kita
menerima urapan Roh Kudus? Pada baptisan - sama seperti Yesus.
Sebelumnya Ia telah memiliki Roh Kudus, namun sekarang Ia telah
diurapi untuk menyampaikan Injil. Dari situlah Ia memulai pelayanan-
Nya. Dia tidak menyampaikan Kabar Baik sebelum diurapi. Dia tidak
menyampaikan Kabar Baik sebelum dibaptis. Tetapi setelah itu dia
diurapi untuk menerima tugas-Nya, disitulah pelayanan-Nya dimulai.
Hal-hal ini amat menakjubkan. Saya harap Anda dapat melihat
hubungan yang terus menerus antara perkataan "baptisan" dan "Roh."
Karena hubungan inilah, kita lalu melihat hubungan antara
pemeteraian, Roh dan baptisan. Demikian pula antara pengurapan
dengan Roh dan baptisan; dan antara jaminan dengan Roh dan
baptisan. Saya harap Anda sudah dapat mengerti betapa pentingnya
baptisan itu. Seperti Rasul Petrus katakan, bukan untuk membersihkan
kenajisan jasmani, tetapi sebagai ungkapan pertobatan dari batin
untuk memohon hati nurani yang bersih di hadapan Allah melalui
kebangkitan Yesus Kristus, yang menjadikan pertobatan berarti. Jika
Yesus tidak pernah bangkit dari kematian-Nya, maka tidak ada
gunanya bertobat. Kita bisa bertobat, tapi dari manakah pengampunan
dosa itu? Dimanakah kita dapat menemukan kekuatan untuk hidup
baru? Melalui kebangkitan-Nya kita diberikan kuasa untuk menjalani
hidup baru itu.
Dua Pengecualian pada Prinsip Umum bahwa Roh Kudus
Diberikan pada Baptisan
Saya ingin menunjukkan kepada Anda bahwa Kisah Para Rasul 2:38,
adalah suatu prinsip umum. Perhatikan bahwa ini adalah prinsip umum,
karena Allah dapat memberikan Roh Kudus sebelum baptisan jika Ia
berkehendak, ataupun sebaliknya, Ia dapat memilih untuk memberikan
Roh Kudus setelah baptisan. Namun sebagai suatu peraturan umum,
Dia memberikan Roh Kudus pada waktu baptisan. Saya ingin
menyinggung butir terakhir ini karena ini hal yang penting. Allah
sepenuhnya berdaulat dan bebas. Dia bisa memberikan Roh Kudus
kapan saja. Tetapi sebagai suatu peraturan umum, Ia memberikan Roh
Kudus pada baptisan.
Sebagai contoh, ada satu peristiwa di dalam Kitab Suci, di dalam
keadaan yang sangat khusus, di mana Ia memberikan Roh Kudus
sebelum baptisan di Kisah Para Rasul 10:47. Dan ada satu peristiwa
75 | C A H A Y A I N J I L
lain di mana Ia memberikan Roh Kudus setelah baptisan di Kisah Para
Rasul 8:12-17. Untuk menyempurnakan pembahasan kita, maka saya
menyinggung dua perikop ini. Dua kejadian ini merupakan dua
peristiwa yang khusus dalam sejarah gereja. Namun jangan
menggunakan dua pengecualian ini untuk menyatakan bahwa
pengecualian tersebut membuktikan bahwa peraturan itu tidak ada.
Sebagaimana kita tahu, kedua pengecualian tersebut, pada
kenyataannya, membuktikan peraturan itu.
Pertama, Roh Kudus diberikan sebelum baptisan. Mengapa? Karena
Kornelius bukan orang Yahudi dan orang-orang Yahudi enggan
menerima orang bukan Yahudi untuk masuk ke dalam gereja. Begitu
beratnya sampai Petrus harus memberikan penjelasan yang panjang
kepada jemaat di Yerusalem mengapa ia membaptiskan orang-orang
tersebut. Dan dia berkata, "Seperti engkau tahu, ketika aku masih
berkhotbah, Allah mencurahkan Roh Kudus kepada mereka. Oleh sebab
itu, aku tidak mempunyai pilihan lain selain dari membaptis mereka."
Seolah-olah dia ingin berkata, "Aku sesungguhnya tidak mau
membaptiskan mereka, sungguh, namun aku tidak mempunyai pilihan
lain." Inilah situasi yang terjadi pada Gereja Awal di mana terdapat
penolakan untuk menerima orang-orang bukan Yahudi untuk masuk ke
dalam gereja.
Dalam kasus yang lain, justru terjadi hal yang sebaliknya. Pada waktu
orang Kristen Samaria dibaptis terlebih dahulu, namun mereka tidak
menerima Roh Kudus. Mengapa demikian? Sekali lagi, hal ini
bersangkutan dengan situasi yang terjadi antara orang Samaria dengan
orang Yahudi. Dan Allah, dalam hal ini, memaksa gereja di Yerusalem
untuk pergi dan menerima kaum Samaria yang mereka benci sekali.
Mereka sendiri menerima orang-orang Samaria tersebut ke dalam
persekutuan. Oleh sebab itu, walaupun mereka telah bertobat dan
dibaptis, gereja di Yerusalem diperintahkan untuk pergi dan
memastikan bahwa mereka menerima kaum Samaria ke dalam
persekutuan melalui karunia Roh.
Jadi kedua pengecualian ini menjelaskan pertama, bahwa Allah
memiliki kebebasan untuk memberikan Roh sebelum atau setelah
baptisan. Dan kedua, untuk menunjukkan bahwa sebagai prinsip dasar,
Roh diberikan pada waktu baptisan seperti yang kita telah lihat dari
ayat-ayat lain. Sekali lagi saya ulangi, bukan karena air atau baptisan
76 | C A H A Y A I N J I L
itu sendiri yang memiliki kekuatan untuk membersihkan dosa, tetapi
karena ketaatan yang diungkapkan oleh baptisan, baik pertobatan di
dalam maupun ketaatan di luar terhadap perintah Yesus. Dia
memerintahkan kita untuk dibaptis: "Karena itu pergilah, jadikanlah
semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan
Anak dan Roh Kudus" (Matius 28:19). Yesus memerintahkan baptisan.
Apabila Anda melakukannya, Anda mentaati Dia.
Penyatuan dengan Kristus
I Korintus 6:17 - Renungan oleh Pendeta Eric Chang
Hari ini kita akan mempelajari bersama-sama sedikit mengenai arti
baptisan karena beberapa orang segera akan dibaptis. Kita memikirkan
perkara ini dan merasa bahwa ada banyak orang Kristen yang sudah
dibaptis tetapi sama sekali tidak mengerti arti baptisan. Selain itu ada
beberapa orang bukan Kristen yang bertanya-tanya apa sesungguhnya
arti baptisan itu. Beberapa dari Anda sudah mengalami pembaptisan
beberapa bulan yang lalu. Saya merasa bahwa kali ini Anda akan dapat
menyegarkan pikiran Anda dan merenungkan kembali-maksud saya
Anda yang sudah dibaptis-apa yang sudah Anda lakukan sehubungan
dengan Tuhan. Setiap orang Kristen harus memikirkan kembali apa
yang terjadi padanya, yaitu apa yang dilakukannya pada hari ia
dibaptis. Dan apa arti baptisan itu bagi kita pada saat ini, yaitu bagi
kita yang sudah dibaptis? Apakah baptisan itu sesuatu yang terjadi di
masa lalu ataukah masih ada artinya bagi kita sekarang?
Berbicara mengenai baptisan, saya akan berusaha menghindari istilah-
istilah yang sulit atau istilah teknis. Jika saya menggunakan istilah-
istilah tersebut, saya akan berusaha untuk menjelaskannya. Saya ingin
membahas hal ini secara sangat sederhana; dengan cara yang bisa
dimengerti dengan mudah oleh setiap orang. Alasan lainnya kita perlu
memikirkan hal ini secara bersama-sama adalah karena banyak orang
Kristen dibaptis tanpa diberi penjelasan apa yang terjadi padanya. Ada
orang-orang yang mencoba membaca buku-buku mengenai baptisan
dan merasa sangat sulit memahaminya sehingga akhirnya mereka
menyerah. Saya teringat ketika saya masih kuliah di Sekolah Tinggi
77 | C A H A Y A I N J I L
Alkitab, seorang teman kuliah bertanya kepada saya, "Apa arti
baptisan? Saya belum pernah dibaptis, tetapi apa artinya? Mengapa
saya harus dibaptis?" Jadi orang ini telah menyerahkan dirinya pada
pekerjaan Allah tetapi belum mengetahui arti baptisan, dan belum
dibaptiskan. Tetapi setelah kami berdiskusi, ia akhirnya dibaptis,
padahal ia telah menjadi orang Kristen selama bertahun-tahun. Selain
itu timbul pertanyaan: Jika Anda tidak dibaptis, apakah Anda
sesungguhnya orang Kristen atau bukan? Pertanyaan-pertanyaan
semacam inilah yang akan kita lihat pada saat kita membahas arti
baptisan.
Baptisan Adalah Sakramen Persatuan
Saya akan memberikan definisi ini kepada Anda dalam satu kalimat,
yang kemudian akan saya uraikan secara panjang lebar. Baptisan
adalah sakramen persatuan. Anda berkata, "Tampaknya definisi itu
tidak banyak menolong saya untuk mengerti." Jika demikian
pikirkanlah kata 'persatuan'. Sakramen pada dasarnya adalah ekspresi
lahiriah dari sesuatu yang sudah terjadi di dalam diri Anda. Dengan
cara lain, kita dapat mengatakan bahwa baptisan adalah sebuah janji
untuk bersatu atau mengikatkan diri.
Jadi sekarang kita bertanya lagi: persatuan dengan siapa? Persatuan
dengan Kristus. Bagaimana cara terbaik untuk mencoba memahami hal
ini? Anda yang telah dibaptis pasti ingat bahwa saya menggunakan
contoh pernikahan karena pernikahan juga adalah akad untuk bersatu.
Jadi dalam gereja kita memiliki dua sakramen. Kita memiliki sakramen
persatuan dan sakramen komuni. Jadi kalau begitu yang terjadi pada
Anda dalam baptisan adalah: Ketika Anda dibaptis, Anda masuk dalam
perjanjian persatuan dengan Kristus-seperti ketika dua orang menikah,
mereka masuk dalam ikatan perjanjian satu dengan yang lainnya.
Baptisan dalam Kitab Suci Dibandingkan dengan Pernikahan
Lalu apa landasan Kitab Suci dalam membandingkan antara baptisan
dengan pernikahan? Jika saya memberikan semua bukti-bukti dari
Kitab Suci sekarang, maka kita akan menghabiskan waktu satu jam ke
depan hanya untuk membicarakan bukti-bukti dari Kitab Suci itu.
Karena itu saya akan membatasinya hanya pada satu atau dua pokok.
Di I Korintus 6:17 kita membaca, "Tetapi siapa yang mengikatkan
dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia." "Siapa yang
mengikatkan dirinya pada Tuhan"-renungkanlah kata-kata ini dengan
78 | C A H A Y A I N J I L
teliti-menjadi satu-"satu roh dengan Dia." Kapankah Anda bersatu
dengan Tuhan jika Anda memang pernah bersatu dengan Tuhan? Anda
bersatu dengan Tuhan dalam baptisan. Kata "mengikatkan diri" yang
digunakan dalam ayat itu sama dengan yang digunakan di Matius 19:5
berdasarkan teks aslinya. Dalam pasal tersebut Anda akan membaca
tentang suami istri yang dipersatukan dalam pernikahan. Kita yang
sama itu digunakan di sini dalam I Korintus pasal 6 untuk
membicarakan tentang persatuan antara murid-murid, yaitu orang
Kristen, dengan Kristus.
Kita dapat melanjutkan dengan banyak bacaan semacam itu. Ada
Efesus pasal 5 dan selanjutnya dan bacaan mengenai pernikahan di
sana. Bacaan ini-yaitu Efesus 5:21 dan selanjutnya-biasanya dibacakan
pada upacara pernikahan seseorang. Sekali lagi di tengah-tengah
bacaan mengenai pernikahan ini kita membaca referensi terhadap
baptisan. Di ayat 26 kita membaca "...untuk menguduskannya,"-yaitu
gereja-"sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air
dan firman." Jadi tepat di tengah-tengah ayat itu, kita membaca
referensi terhadap baptisan. Dan pada ayat 31, kita membaca ayat
yang tepat sama dengan ayat yang terdapat dalam Matius 19:5.
"Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu
dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging." Sekali
lagi di Roma 6:5 kita dikatakan "telah menjadi satu dengan apa yang
sama dengan kematian-Nya". Ada sangat banyak lagi bacaan-bacaan
dalam Alkitab yang menyatakan Yesus sebagai Mempelai gereja. Dalam
kitab II Korintus ada bacaan lainnya (yang tidak perlu kita lihat
sekarang, seperti telah saya katakan ada banyak bacaan mengenai hal
ini) di mana Paulus ketika berbicara dengan jemaat di Korintus
mengatakan, "Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu
laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus."
(II Korintus 11:2). Jadi kita dapat melihat bahwa gambaran mengenai
pernikahan ini, mengenai orang Kristen yang dipersatukan dengan
Kristus, digunakan berulang kali.
Apa Arti Pernikahan?
Lalu apa arti pernikahan? Apakah upacara pernikahan itu sangat
penting? Dapatkah dua orang menjadi suami istri tanpa menikah?
Jawaban yang universal terhadap pertanyaan ini adalah: tidak, Anda
tidak dapat menjadi suami istri tanpa menikah. Baik dalam masyarakat
yang paling primitif maupun di negara-negara yang paling maju,
79 | C A H A Y A I N J I L
keadaannya selalu sama. Orang harus menikah sebelum mereka
menjadi suami istri. Tidak di manapun di dunia dua orang akan
dianggap sebagai suami istri apabila mereka belum menikah. Tetapi
mengapa tidak? Mengapa kita tidak mengabaikan saja masalah
pernikahan ini? Karena pernikahan bukan hanya sebuah upacara;
pernikahan adalah sebuah perjanjian. Perjanjian itu barangkali dapat
Anda katakan adalah seperti mengadakan persetujuan antara satu
orang dengan orang lain; sebuah komitmen antara satu orang dengan
orang lain. Jika tidak ada perjanjian semacam ini, tidak ada
persetujuan antara kedua orang tersebut, maka cinta mereka belum
konkrit, atau terwujud dalam sebuah transaksi yang jelas antara
mereka. Jadi betapa pun besarnya cinta mereka satu terhadap yang
lain, mereka bukanlah suami istri.
Apabila kita berbicara tentang perjanjian dan persetujuan, yang kita
maksudkan bukanlah dua orang yang terlibat di dalamnya harus pergi
ke gereja. Karena bahkan orang tak percaya tahu bahwa kecuali ia
memiliki kontrak dengan istrinya-sebuah perjanjian-mereka bukanlah
suami dan istri. Jadi sekalipun mereka tidak pergi ke gereja, mereka
pergi ke Kantor Catatan Sipil, atau tempat semacam itu, untuk
menandatangani sebuah sertifikat yang menyatakan "Hari ini kita telah
menjadi suami istri." Dan yang menarik adalah sekalipun Anda pergi ke
Kantor Catatan Sipil, Anda tetap diminta untuk menghadirkan dua atau
tiga orang saksi. Dua atau tiga orang ini juga diminta untuk
menandatangani akte pernikahan. Mengapa harus ada saksi? Karena
mereka itu dimaksudkan untuk menyaksikan bahwa persetujuan
tersebut telah dilakukan di hadapan mereka. Anda lihat bahwa dalam
hubungan antar pribadi, hubungan tersebut belum menjadi konkrit atau
terbentuk secara tetap sebelum ada perjanjian. Jadi seseorang bisa
saja mengatakan bahwa ia percaya kepada Kristus, ia mengasihi Yesus,
ia ingin mengikut Yesus, tetapi selama ia belum memiliki perjanjian
dengan Kristus, ia bukanlah orang Kristen. Hal ini disebabkan dalam
sebuah perjanjian, Anda menyerahkan diri satu kepada yang lain.
Sebelum itu tidak ada komitmen yang nyata. Atau ada komitmen
dalam hati, tetapi komitmen itu tidak dinyatakan di hadapan saksi-
saksi sehingga menjadi konkrit dan nyata.
Jadi sekarang kita lihat bahwa baptisan bukan hanya semacam
upacara, melainkan sebuah perjanjian. Dan kata 'perjanjian' ini
digunakan berulang kali dalam Alkitab. Itulah sebabnya kita memiliki
80 | C A H A Y A I N J I L
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dan saya akan ulangi sekali lagi
pengertian ini sehingga tidak seorang pun merasa tidak yakin akan hal
ini, apa yang terjadi dalam baptisan? Kita mengalami persatuan
dengan-Nya, tetapi persatuan ini bukan hanya sebuah perasaan,
melainkan sebuah komitmen yang pasti, sebuah persetujuan, sebuah
perjanjian dengan Kristus.
Bagaimana Perbandingan Antara Persatuan dalam Pernikahan
dengan Persatuan dalam Baptisan?
Sekarang mari kita lihat hal ini sedikit lebih mendalam dan
membandingkan persatuan dalam pernikahan dengan persatuan
dengan Kristus dalam baptisan. Pertama, sama seperti dalam
pernikahan, kedua orang tersebut menyerahkan diri satu kepada yang
lain karena kasih mereka satu sama lain. Jadi dalam baptisan kita
menyerahkan diri kita kepada Kristus karena kasih-Nya kepada kita
dan karena kita ingin menyatakan kasih kita kepada-Nya. Kemudian,
sama seperti dalam pernikahan, Anda tidak menikah dengan seseorang
yang Anda secara kebetulan menyukainya. Anda harus benar-benar
mengasihi orang tersebut dan siap untuk menjalani kehidupan Anda
bersama orang itu. Demikian pula sebagai orang Kristen, kita tidak
menikah dengan siapa saja yang secara kebetulan kita sukai. Paling
tidak, pernikahan semacam itu sungguh tidak menguntungkan. Dan
demikian pula orang Kristen, kita tidak begitu saja menyerahkan diri
kepada Yesus karena kita secara kebetulan menyukai-Nya, tetapi
karena kita ingin menyerahkan diri kepada-Nya sepenuhnya tanpa
syarat dan menjalani kehidupan bersama-Nya.
Kedua, seperti pernikahan, baptisan adalah sebuah pernyataan, sebuah
deklarasi. Dengan kata lain, saya menunjukkan kepada setiap orang
melalui tindakan saya bahwa saya mencintai orang ini. Demikian pula
dalam baptisan saya menyatakan hal tersebut di hadapan semua
orang, dan di hadapan langit dan bumi, yang juga merupakan saksi.
Ingat bahwa langit dan bumi bukan semata-mata benda mati, langit
dan bumi memiliki kekuatan spiritual. Di hadapan semua ini, saya
menyatakan hari ini bahwa saya mengasihi Yesus dan sudah
menyerahkan diri saya kepada-Nya.
Tetapi yang ketiga, hal ini juga berarti bahwa karena saya telah
menyatakan komitmen saya kepada-Nya, maka saya siap untuk
mematahkan ikatan cara hidup saya yang lama. Bahkan hal ini juga
81 | C A H A Y A I N J I L
terjadi dalam pernikahan dengan seseorang. Ketika Anda menikah,
hidup Anda tidak lagi sama seperti dulu. Sekarang Anda memasuki
sebuah kehidupan yang baru, yaitu hidup berpasangan dengan
seseorang lain. Kehidupan Anda bukan lagi kehidupan yang berpusat
pada diri sendiri di mana Anda dapat melakukan apa saja yang Anda
inginkan. Sekarang ada orang lain yang Anda pedulikan. Kehidupan
Anda sekarang juga berubah total karena hal ini. Jadi ketika Anda
dibaptiskan, Anda sebenarnya juga mengatakan, "Cara hidup lama
yang penuh dosa telah saya tinggalkan sepenuhnya. Sekarang saya
memasuki kehidupan baru yang bersatu dengan Kristus."
Dan juga seperti dalam pernikahan, jika ada cinta yang sejati antara
dua orang, maka ketika Anda telah menikah Anda menempatkan
kepentingan pasangan Anda di depan kepentingan Anda sendiri. Anda
akan memikirkan tentang pasangan Anda, bukan diri Anda sendiri, jika
ada cinta sejati. Itulah sebabnya ada istri-istri penuh pengabdian yang
melepaskan karier mereka sendiri, mereka melepaskan kepentingan
mereka sendiri untuk mengikuti tujuan suami mereka, untuk berada di
tempat di mana suami mereka berada. Mereka berkata, demikian pula
kita sebagai orang Kristen berkata ketika dibaptiskan, "Mulai saat ini
kepentingan-Nya-yaitu kepentingan Yesus-lebih utama dari
kepentingan saya, keinginan saya dalam masalah profesional dan
sosial. Dialah yang kepentingan-Nya paling utama dalam diri saya."
Sementara saya mengatakan hal ini, saya berharap orang-orang
Kristen akan menyelidiki hati mereka dan bertanya, "Apakah saya telah
bersikap setia pada komitmen baptisan saya?"
Juga, seperti dalam pernikahan, karena kedua orang itu sekarang telah
bersatu, maka suami tidak pergi ke satu tempat dan istri ke tempat
lain. Tidak! Di mana yang satu berada, di sana juga yang lain berada.
Mereka akan pergi bersama-sama. Di mana pun mereka berada
mereka akan menjalaninya bersama-sama. Demikian pula orang
Kristen yang bersama dengan Yesus. Orang Kristen yang sejati adalah
orang Kristen yang selalu hidup dalam persekutuan dengan Yesus.
Pernikahan macam apa yang terjadi jika sang suami tinggal di satu
tempat dan istrinya di tempat lain? Mereka seharusnya ingin bersama-
sama. Mereka ingin bersekutu satu dengan yang lainnya. Hal ini juga
menunjukkan bahwa orang Kristen yang tidak berdoa, yang tidak
merasa senang bersekutu dengan Yesus, belum mengetahui apa
artinya menjadi orang Kristen. Hal ini berarti bahwa kita juga
82 | C A H A Y A I N J I L
mengatakan, "Pada saat-saat yang sulit sekalipun, dalam keadaan kaya
atau pun miskin, Tuhan, aku akan bersama-Mu."
Dalam baptisan, ketika kita menerima baptisan dalam hati kita, kita
juga mengatakan melalui tindakan itu bahwa Yesus menjadi Tuhan dari
hidup kita. Sama seperti istri yang setia yang berkata kepada
suaminya, "Saya ingin kau menjadi kepala rumah tangga ini." Dalam
setiap penatalaksanaan harus ada seorang kepala. Keluarga adalah
sebuah kesatuan dan penatalaksanaan yang bersifat sosial, dan harus
ada seseorang yang menjalankan keluarga itu. Harus ada seseorang
yang mengambil tanggung jawab untuk menandatangani pernyataan
dan dokumen. Tentu saja hal ini tidak berarti terjadi
ketidakseimbangan antara suami dan istri; melainkan karena kasih
mereka menghormati satu terhadap yang lain, mereka saling
menghargai dan ingin memberikan tempat yang terhormat kepada
pasangannya. Demikian pula orang Kristen ingin memberi Yesus
tempat yang terhormat dalam hidupnya. Ia ingin memuliakan Yesus. Ia
merasa gembira dan mengatakan, "Ya, Yesus adalah Tuhan dalam
kehidupan saya, dan ini sungguh sebuah sukacita!"
Selanjutnya, dalam sebuah pernikahan ada hadiah pernikahan kepada
pasangan, atau di negara Barat biasanya adalah cincin kawin. Apa arti
hal ini? Ini adalah sebuah janji. Demikian pula Yesus, ketika kita
dibaptiskan Dia memberi kita sebuah hadiah. Dia memberikan Roh
Kudus kepada kita. Roh Kudus adalah janji Tuhan kepada kita. Roh
Kudus yang diberikan Tuhan kepada kita itu pertama-tama dan
terutama berarti, "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan
Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Demikian pula
lambang yang berbentuk cincin itu. Lambang itu adalah sebuah janji,
"Aku tidak akan meninggalkanmu. Kamu dapat menunjukkan cincin ini
sebagai buktinya." Kedua, hal ini juga berarti bahwa apa yang telah
kujanjikan kepadamu akan kupenuhi. Jadi apa yang dijanjikan Yesus
kepada kita adalah bahwa Dia akan menggenapi semua yang telah
diberikan-Nya kepada kita. Dia akan memelihara kita. Dia akan
melindungi kita. Dia akan membimbing kita dan Dia telah memberikan
kehidupan kekal kepada kita. Hal inilah juga yang diharapkan seorang
istri dari suaminya, yaitu agar suaminya melindunginya pada saat
bahaya dan pada saat ia membutuhkan. Agar suaminya memenuhi
kebutuhan hidupnya. Agar suaminya mengarahkan dia atau
memberinya nasihat dan hikmat jika diperlukan. Dan semua ini Yesus
83 | C A H A Y A I N J I L
juga berjanji untuk menggenapinya pada kita. Tentu saja Dia berbuat
jauh lebih banyak dari itu. Dia memberikan kehidupan kekal kepada
kita.
Perbedaan Antara Pernikahan dan Baptisan
Saya telah menggunakan perbandingan-perbandingan di atas dan
menjelaskannya secara sangat singkat karena terbatasnya waktu. Kita
telah membuat perbandingan antara baptisan dengan pernikahan,
tetapi tentu saja kita tidak menyamakan baptisan dengan pernikahan,
karena persamaannya hanya terletak dalam hal berikut: yaitu bahwa
keduanya adalah janji untuk bersatu. Meskipun demikian, ada satu
atau dua perbedaan yang secara singkat akan saya sebutkan.
Ketika Anda menyaksikan suatu baptisan Anda akan perhatikan bahwa
tandanya berbeda. Anda melihat seseorang dicelupkan dalam air dan
kemudian diangkat lagi dari air. Lalu Anda bertanya pada diri Anda
sendiri, "Apa yang terjadi? Apa artinya semua ini?" Anda lihat,
persatuan antara Kristus dengan kita ini-dan inilah bedanya, meskipun
keduanya adalah sakramen persatuan-jauh lebih rumit daripada
persatuan antara dua orang. Hal ini lebih sulit karena adanya dosa.
Dosa itu menjadi penghalang antara Allah dengan kita dan membuat
persatuan ini menjadi sangat sulit. Bukan hanya sulit, melainkan tidak
mungkin. Kesulitan semacam ini tidak ada di antara dua orang. Jika
Anda dan pasangan Anda saling mencintai, kalian menikah. Itu saja.
Yah, barangkali tidak sesederhana kedengarannya.
Gambaran mengenai kesulitan ini dapat dilihat secara lebih jelas
apabila dua orang yang akan menikah berasal dari keluarga yang saling
bermusuhan. Anda dapat melihat masalah yang besar dalam persatuan
ini. Dan dalam hal ini, dosa itu harus disingkirkan lebih dulu.
Penghalang atau kesulitan yang ada di antara mereka harus
disingkirkan lebih dulu. Inilah yang harus dilakukan Yesus di atas kayu
salib. Karena Dia mengasihi kita, maka Dia ingin menyatukan kita
dengan diri-Nya. Untuk dapat melakukan hal ini, Dia harus lebih dulu
menyingkirkan penghalang yang ada. Dan penghalang itu harus
disingkirkan-Nya melalui kematian-Nya.
Dalam Baptisan, Kita Mati terhadap Dosa dan Bangkit Menuju
Kehidupan Baru-Kehidupan Bersama Kristus!
Inti dari baptisan adalah: Ketika Anda dicelupkan ke dalam air,
84 | C A H A Y A I N J I L
peristiwa itu adalah lambang bahwa Anda sudah siap untuk mati
terhadap dosa, yaitu berpaling dari dosa, dan bahwa seluruh cara hidup
Anda yang lama sudah berakhir; dan sekarang Anda keluar dari dalam
air sebagai simbol dari kehidupan baru yang penuh dengan kebenaran.
Jadi baptisan tidak berarti bahwa sekarang kita telah mengikuti agama
tertentu. Bukan, bukan! Kita tidak mengikuti agama apa pun. Kita
menyatakan bahwa kita telah berpaling dari dosa kepada kebenaran,
dari kegelapan kepada terang.
Jadi sekarang kita telah membicarakan arti baptisan secara sangat
sederhana, tetapi saya harap artinya cukup jelas untuk dimengerti oleh
setiap orang. Karena itu bagi orang-orang yang segera akan menjalani
upacara pembaptisan pikirkanlah dengan teliti apa yang telah kita
bicarakan siang ini. Ini adalah sebuah langkah yang besar, sama
seperti persatuan dalam pernikahan adalah sebuah langkah yang
besar. Tetapi bagi kita yang sekarang telah menjadi milik Kristus, yang
telah dipersatukan dengan-Nya, marilah kita selalu mengingat apa arti
hal ini, apa hak-hak dan tanggung jawab kita. Ketika Anda berada
dalam kesulitan dan masalah, ingatlah selalu hal ini: Yesus mengasihi
Anda dan Anda telah dipersatukan dengan-Nya. Dan Dia akan
memelihara Anda. Anda dapat mempercayai hal ini. Jangan pernah
merasa ragu-ragu akan hal ini. Dia melihat air mata Anda, Dia
mengetahui beban hati Anda, penderitaan Anda, dan Dia sangat
mempedulikan Anda. Karena itu bawalah persoalan Anda kepada-Nya.
Anda akan mengetahui betapa dalam kasih-Nya kepada Anda. Juga,
belajarlah untuk hidup dengan memuliakan Dia, supaya Dia sungguh-
sungguh memiliki sukacita di dalam kita dan kita memiliki sukacita di
dalam Dia.
Pencobaan sesudah Baptisan 1
Lukas 4:1-4 - Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
Minggu yang lalu, kita membahas tentang Roh dan baptisan. Hari ini,
sudah selayaknya, setelah pembaptisan, jika kita membahas tentang
pencobaan, karena sesudah Yesus dibaptis, Ia lalu dicobai. Jadi,
sesudah pembaptisan Yesus, hal apa yang terjadi selanjutnya? Hal
85 | C A H A Y A I N J I L
berikutnya yang terjadi adalah pencobaan. Dengan demikian, hari ini
saya ingin menguraikan kepada Anda (dan khususnya kepada Anda
yang baru saja dibaptis) bahan dari Lukas pasal 4 dalam keempat
ayatnya yang pertama.
Lukas 4:1-4 berbunyi sebagai berikut, "Yesus, yang penuh dengan Roh
Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke
padang gurun. Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai
Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia
lapar. Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah,
suruhlah batu ini menjadi roti." Jawab Yesus kepadanya: "Ada tertulis:
Manusia hidup bukan dari roti saja." Ayat 5, "Kemudian ia membawa
Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia
memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia." Kita bisa
menemukan ayat-ayat yang paralel dengan ini di Matius, di mana
kutipan tersebut ditulis lebih lengkap. Di Matius 4:4 kita baca, "Ada
tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman
yang keluar dari mulut Allah".
Pertama-tama, saya ingin menegaskan dari awal bahwa saya tidak
akan membahas tentang Pencobaan Kristus secara Kristologis. Artinya,
saya tidak akan membahasnya dari sudut pandang segi-segi
kepribadian Kristus, baik dari sisi kemanusiaan ataupun keilahian-Nya.
Hal-hal itulah yang tercakup dalam Kristologi - studi tentang pribadi
Kristus. Sebaliknya, saya akan membahas ayat-ayat ini dari sudut
pandang pemahaman tentang penderitaan Yesus sendiri - seperti yang
tertulis di 1 Petrus 2:21 - Kristuspun telah menderita untuk kamu dan
telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
Yaitu, kita ingin melihat hal-hal apa saja yang dapat kita pelajari,
khususnya bagi mereka yang sudah dibaptis, pelajaran rohani apa yang
dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Apa saja yang
dapat kita pelajari? Ada beberapa pelajaran yang sangat penting di sini!
Kita Menerima Roh Kudus saat Dibaptis
Pertama, saya ingin melanjutkan pembahasan tentang hubungan
antara Roh dan baptisan. Baptisan dan Roh Kudus! Minggu yang lalu
kita membahas pertanyaan ini, "Kapan seseorang menjadi Kristen?"
Dari Roma 8:9 kita melihat jawabannya. Anda menjadi seorang Kristen
pada saat Anda menerima Roh Kudus dari Allah. Karena di ayat itu
Paulus berkata bahwa jika Roh Kristus tidak ada di dalam diri Anda,
86 | C A H A Y A I N J I L
maka Anda bukan milik Kristus: "Orang tidak memiliki Roh Kristus, ia
bukan milik Kristus."Jadi kita dapat melihat dari sini bahwa pilihan
agama tidak membuat seseorang menjadi Kristen. Pergi ke gereja tidak
lantas membuat Anda menjadi seorang Kristen. Melakukan hal-hal
yang lazimnya dilakukan oleh orang-orang Kristen tidak lantas
membuat Anda menjadi seorang Kristen. Giat terlibat dalam
persekutuan doa juga tidak membuat Anda menjadi Kristen. Walaupun
semua hal itu memang baik dan sangat berguna. Bahkan mempercayai
doktrin yang benar juga tidak lantas membuat Anda menjadi seorang
Kristen, walaupun hal itu juga baik. Memiliki Roh Kudus, itulah hal yang
menjadikan Anda seorang Kristen.
Kemudian kita sampai pada pertanyaan ini: Kapan seseorang
menerima Roh Kudus? Apa jawaban yang alkitabiah untuk pertanyaan
ini? Kapankah Anda menerima Roh Kudus? Kita sudah melihat bahwa
kita semua menerima Roh Kudus dalam cara yang khusus. Dan kita
juga sudah melihat bahwa Roh Kudus bekerja di dalam hati setiap
orang, termasuk mereka yang bukan orang Kristen. Dalam pengertian
itu, Roh Kudus hadir di dalam diri setiap orang, bahkan dalam diri
orang non-Kristen. Karena jika Roh Kudus tidak bekerja di dalam hati
orang non-Kristen, bagaimana mungkin orang itu menjadi Kristen?
Bagaimana mungkin orang itu bisa menerima keselamatan? Atau
apakah ia akan menyelamatkan dirinya sendiri? Apakah sesudah ia
menyelamatkan dirinya sendiri, baru dia menerima Roh Kudus? Ini
jelas bukanlah pengajaran yang alkitabiah. Pertanyaan yang tepat
bukanlah, "Kapan Roh Kudus bekerja di dalam hati dan hidup Anda?"
karena jawabannya barangkali ialah, "Sejak Anda dilahirkan!"
Pertanyaan yang kita diajukan adalah, "Kapan Anda menerima Roh
Kudus sebagai jaminan, sebagai meterai dan sebagai pengurapan?"
Kapan Anda menerima Roh Kudus di dalam pengertian yang spesifik
ini?
Kita juga sudah melihat bahwa Yesus telah memiliki Roh Kudus
sebelum Ia dibaptiskan, sebelum Roh Kudus turun ke atas-Nya secara
kasat mata dengan rupa seekor merpati, yang menandakan tanda
pengurapan-Nya, penegasan bagi pengurapan-Nya oleh Roh. Jelas Ia
sudah memiliki Roh Kudus sebelum saat itu. Ini sudah pasti. Akan
tetapi kita juga melihat bahwa, sebelum dibaptis, Ia tidak menerima
pengurapan Roh untuk memberitakan Injil, atau untuk tugas yang
khusus itu. Ia belum diurapi oleh Roh untuk menjadi pembawa Kabar
87 | C A H A Y A I N J I L
Baik dan menjadi Penyelamat dunia. Jadi, sampai dengan saat dibaptis,
apa yang Ia kerjakan? Ia hidup di kampung-Nya. Bekerja sebagai
seorang tukang kayu, sebuah profesi yang terhormat, dan Ia menjalani
kehidupan pribadi-Nya sehari-hari sampai pada saat Ia diurapi untuk
tugas yang menjadi panggilan-Nya.
"Kapan seseorang menerima Roh Kudus sebagai urapan, sebagai
meterai, sebagai jaminan?" Jawaban alkitabiah untuk pertanyaan ini
cukup mengejutkan, namun memang alkitabiah - yaitu bahwa kita
menerima Roh Kudus pada saat dibaptis, jika baptisan itu dilandasi
oleh iman tentunya. Tidak ada satu hal pun yang berharga tanpa iman.
Baptisan semata-mata sebagai suatu upacara, tidak lebih baik dari
kegiatan mandi! Imanlah yang membuat sesuatu menjadi berbeda. Jika
iman ada maka baptisan itu menjadi bermakna; dan bukan sekedar
bermakna, tetapi sangatlah vital. Namun masih ada beberapa bukti
yang perlu kita amati sebelum kita melanjutkan pembahasan tentang
pencobaan nanti.
Seseorang Harus Dilahirkan dari Air dan Roh
Poin yang pertama. Mari kita lihat, sebagai contoh, di Yoh. 3:5, sebuah
ayat yang cukup terkenal. Apa yang dikatakan Yesus di sini? Yesus
berkata kepada Nikodemus, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke
dalam Kerajaan Allah." "Dilahirkan dari air dan Roh" - perhatikan
pentingnya air di sini. Saya menekankan hal in secara khusus karena
banyak gereja yang menjadikan baptisan sebagai hal yang remeh.
Saya kenal seorang siswa di sekolah Alkitab, Bible Institute di
Skotlandia, yang telah mengorbankan karirnya yang bagus di bidang
perbankan untuk melayani Tuhan. Ia telah menjadi orang Kristen
selama bertahun-tahun, akan tetapi ia belum pernah dibaptis. Pada
suatu hari, saudara ini (seorang Jerman) mendatangi saya dan berkata,
"Tahukah kamu, Eric, sekarang ini saya sedang mempersiapkan diri
untuk melayani Tuhan sepenuh waktu, tetapi saya masih belum
dibaptis." Dan saya berkata, "Mengapa belum?" Jawabnya, "Karena
saya tidak tahu apa gunanya, apa arti penting dari baptisan. Saya pikir
baptisan itu tidak seberapa penting." Anda lihat, seperti inilah keadaan
yang menghinggapi banyak gereja sekarang ini. Ada orang yang
sedang mempersiapkan diri untuk melayani Tuhan tetapi belum
dibaptis, yang secara alkitabiah berarti bahwa orang ini masih belum
88 | C A H A Y A I N J I L
menerima urapan untuk memberitakan Injil; ia belum dimeteraikan
oleh Roh Allah; dan ia masih belum menerima jaminan dari Roh.
Ia adalah seorang yang sangat baik, sangat mengasihi, dan kami masih
berhubungan dekat sampai sekarang. Sekarang ini, ia menjadi pendeta
di Gereja Pemerintah Jerman, dan ia masih penuh dengan pengabdian
kepada Tuhan, penuh kasih dan sangat murah hati. Akan tetapi,
sampai dengan saat terjadinya perbincangan itu, ia masih belum
dibaptis. Ia sangat akrab dengan saya. Mungkin ia merupakan sahabat
terdekat saya selama di sekolah Alkitab. Dan saya dapat melihat
kurangnya kuasa di dalam kehidupannya. Memang terlihat bahwa
hidupnya kurang memiliki kuasa. Akan tetapi ia selalu berkeras untuk
ikut kemana pun saya pergi. Kemana pun saya memberitakan Injil, ia
selalu ingin ikut, karena ia sendiri kurang mendapat undangan untuk
berkhotbah, tidak jelas karena hal apa. Setiap kali ia berkhotbah, akan
terlihat betapa ia sangat kekurangan kuasa untuk itu. Mengapa?
Kemudian saya mulai menyadari. Ia berkata bahwa ia belum dibaptis!
Saat itu saya sendiri masih kurang mengetahui pengajaran yang
alkitabiah. Saya berkata kepadanya, "Saya tidak tahu bagaimana harus
menjelaskan perkara ini. Akan tetapi yang saya tahu adalah bahwa
Yesus menyuruh kita melakukannya dan itu cukup baik bagi saya. Jika
Ia berkata demikian, maka saya akan mengerjakannya, sekalipun saya
belum memahami dengan jelas." Lalu ia merenungkan perkataan saya
dan berkata, "Oh, yah! Alasan ini kelihatannya cukup baik bagi aku
juga!" Lalu ia dibaptiskan. Namun sejak itu, saya melihat, sejalan
dengan pendalaman saya terhadap Firman Allah, bahwa baptisan
adalah hal yang sangat penting.
"Jika seorang tidak dilahirkan dari air..." - apa yang dikatakan di situ?
- "air dan Roh." Bukan sekedar air! Air saja tidak cukup; peristiwa
baptisan itu sendiri masih tidak cukup; harus air dan Roh. "...ia tidak
dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah." Itu adalah kata-kata dari
Yesus, bukan dari saya. Anda bisa saja berusaha menghilangkan
makna air itu, dan memang ada banyak cara yang dipakai untuk
menghilangkan makna air itu. Sebagai contoh, air itu diartikan sebagai
Roh Kudus. Jika Anda memahami makna air dalam ayat ini seperti ini,
maka artinya Anda dilahirkan dari Roh Kudus dan Roh Kudus lagi - dua
kali! Jadi mungkin Anda menganggap bahwa dilahirkan dua kali masih
belum cukup; perlu dilahirkan sampai tiga kali - secara rohani! Apa lagi
89 | C A H A Y A I N J I L
yang diwakili air? Nah, Anda bisa terus memeras akal dan mencari
jalan untuk meniadakan kata 'air'. Akan tetapi buat apa menyibukkan
diri seperti itu? Jawabannya sangatlah sederhana.
Kita telah melihat apa yang diajarkan oleh Yohanes Pembaptis: "Aku
membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan
Roh Kudus" (Mar.1:8). Dan Yesus berkata bahwa Anda membutuhkan
keduanya; Anda harus dibaptis dengan air dan Anda perlu dibaptis oleh
Roh. Tidak perlu menjadi terlalu rumit untuk bisa memahami Firman
Allah. Pada kenyataannya, Yesus sendiri di Kis.1:5 mengungkapkan hal
itu: "Yohanes membaptis dengan air - Anda sudah menjalani baptisan
air bukan? - "Tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh
Kudus." Anda membutuhkan kedua baptisan itu. Kecuali Anda dibaptis
dengan kedua baptisan tersebut, maka Anda tidak akan dapat masuk
ke dalam kerajaan Allah. Sekali lagi, ini adalah poin lain yang dapat
kita lihat dengan sangat jelas di dalam Firman Allah.
Saya juga perlu menyatakan kepada Anda bahwa dari segala yang
sudah saya sampaikan tentang baptisan dan Roh Kudus, tidak ada
satupun hal yang baru. Para cendekiawan Perjanjian Baru mengakui
pentingnya kaitan antara baptisan dan Roh. Dan, cendekiawan
Perjanjian Baru dari generasi masa kini bahkan lebih menyadari lagi
akan hal ini. Umpamanya, The Dictionary of New Testament Theology,
jilid yang terakhir yang baru diterbitkan, Anda hanya perlu lihat di
bawah 'meterai' dan 'pengurapan', Anda akan melihat semuanya di
situ. Setiap cendekiawan Perjanjian Baru sepenuhnya menyadari bahwa
baptisan dan Roh Kudus selalu dikaitkan. Sebenarnya jika Anda tidak
mendengar khotbah saya minggu lalu, Anda mungkin mengalami
kesulitan memahami buku tersebut karena mereka mengasumsikan
hubungan tersebut tanpa menjelaskannya. Sebagai contoh, dalam
artikel tentang "Dimeteraikan oleh Roh", kamus ini hanya berbicara
tentang baptisan, dan Anda mungkin bertanya-tanya di mana letak
hubungan keduanya. Nah, setelah mendengarkan khotbah saya minggu
yang lalu, Anda seharusnya sudah bisa memahami hubungan itu
dengan baik. Ini merupakan petunjuk bahwa para cendekiawan zaman
sekarang telah sangat menyadari akan hubungan tersebut. Meluasnya
pemahaman ini berkaitan dengan buku yang ditulis oleh Profesor
Lampe dari Cambridge beberapa tahun yang lalu, yang berjudul The
Seal of the Spirit (Meterai Roh) yang menguraikan tentang hubungan
antara baptisan dengan Roh. Saya sama sekali tidak mengklaim
90 | C A H A Y A I N J I L
keaslian. Yang menjadi keinginan saya hanyalah menyampaikan
kepada Anda apa yang dikatakan oleh Firman Allah.
Namun sekarang ini, sayangnya, terlalu banyak pimpinan gereja yang
tidak menyadari perkembangan pengajaran Kitab Suci dan kesarjanaan
Perjanjian Baru. Jadi mereka mengira bahwa saya sedang
menyampaikan hal yang luar biasa. Tidak ada yang luar biasa! Juga
tidak ada satu hal pun yang baru. Jadi, adalah sangat penting untuk
diketahui bahwa jika Anda tidak dilahirkan dari Roh, dan juga dari air,
maka Anda tidak akan masuk ke dalam kerajaan Allah.
Kita Dibersihkan dengan Air Firman di dalam Baptisan
Kita akan melihat contoh lain di Efesus 5:26 di mana baptisan, sekali
lagi, disebutkan secara khusus. Jika pengajaran ini dipahami dengan
baik di dalam gereja, maka saya tidak perlu sampai meluangkan
banyak waktu untuk membahasnya. Akan tetapi hal ini ternyata kurang
dipahami, jadi kita perlu menyediakan waktu untuk membahasnya. Di
Efesus 5:25-26 kita baca, "Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana
Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya
baginya," - untuk apa? Mengapa Yesus menyerahkan diri-Nya bagi
jemaat? - "Untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan
memandikannya dengan air dan firman." Apakah Anda memperhatikan
kata 'air' yang disebutkan di sini? "...dengan air dan firman" - dengan
Firman Allah dan iman kepada Firman Allah itu. Sebagaimana yang
sudah saya tekankan kepada Anda, bukan hanya airnya saja yang
penting, akan tetapi air dengan Firman Allah, dan iman kepada Firman
itu. Paulus menjelaskan tentang hal ini dengan baik sekali. Yesus telah
mati dengan tujuan utama untuk menguduskan kita. Bagaimana kita
akan disucikan? Kita disucikan dengan air pertobatan bersama dengan
Firman Allah. Nah, ungkapan ini sudah sangat gamblang, sangat jelas
untuk dipahami.
Selanjutnya, bagaimana cara Ia menyucikan kita dengan air?
Bagaimana air akan menyucikan kita dengan Firman? Tentu saja di
dalam baptisan! Hal ini sudah sangat sering dinyatakan oleh Paulus
sendiri di dalam berbagai kesempatan. Sebagai contoh, di Kis. 22:16.
Di ayat itu, rasul Paulus menjelaskan secara langsung akan hal ini
karena hal ini juga diajarkan kepadanya ketika ia datang kepada Yesus.
Apa yang ia sampaikan? Di dalam pasal ini ia menyampaikan
kesaksiannya. Di dalam kitab Kisah Para Rasul, Paulus menyampaikan
91 | C A H A Y A I N J I L
kesaksian sebanyak tiga kali. Di dalam pasal 22 ini, Paulus sedang
menyampaikan kesaksiannya dan ia menyampaikan tentang perintah
yang diterimanya ketika pertama kali datang kepada Tuhan. Inilah hal
yang dikatakan oleh Ananias kepadanya di Kis. 22:16, "Dan sekarang,
mengapa engkau masih ragu-ragu? - jangan ditunda! - Bangunlah,
berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru
kepada nama Tuhan!"
Bagaimana Anda disucikan dari dosa-dosa? Dengan dibaptis dan
berseru kepada nama Yesus! Ingatkah Anda pada Efesus 5:26 yang
baru saja kita baca? Yesus telah mati untuk menyucikan kita dengan
air, "disucikan dengan air dan Firman." Air apa? Di sini kita
membacanya. Dengan cara apa kita disucikan? "Bangunlah, berilah
dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada
nama Tuhan!" Di titik itulah iman berperan penting. Saya rasa hal ini
sudah menjadi sangat jelas bagi Anda untuk memahaminya sekarang.
Inilah ajaran yang alkitabiah. Dengan cara itulah kita disucikan. Kita
disucikan dari dosa-dosa kita ketika kita berseru kepada nama Tuhan,
dan pada saat itu jugalah kita menerima Roh Kudus, seperti yang kita
lihat di Kis. 2:38 pada minggu yang lalu.
Paulus sendiri mengalami hal ini di Kis. 9:17-18 ketika ia dibaptis. Apa
yang kita baca di ayat ini? "Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke
rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus,
katanya: "Saulus, saudaraku - saat itu Paulus masih bernama Saulus -
, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang
engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat
melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus." Jadi untuk apa Yesus
mengutus Ananias? Untuk dua tujuan: (1) supaya Paulus dapat melihat
lagi karena ia telah dibutakan dalam peristiwa pertemuannya dengan
Yesus di dalam perjalanan menuju Damsyik, dan (2) supaya ia dipenuhi
oleh Roh Kudus. Nah bagaimana cara Ananias menolong Paulus agar
bisa dipenuhi oleh Roh Kudus? Bagaimana cara ia melakukannya? Baca
saja ayat berikutnya, ay.18, "Dan seketika itu juga seolah-olah selaput
gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu
dibaptis." Itulah cara ia dipenuhi oleh Roh Kudus, ketika Ananias
menumpangkan tangan ke atasnya saat baptisan. Dengan cara itulah
semuanya dijalankan.
92 | C A H A Y A I N J I L
Jadi, segalanya sudah menjadi jelas sejalan dengan pembahasan kita
akan isi Alkitab - yaitu pentingnya hubungan antara baptisan dan Roh
Kudus. Demikian pula halnya dengan Yesus sendiri, kapan Ia menerima
urapan itu? Ingatlah kembali, Ia menerima urapan itu di sungai Yordan
ketika dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Dan Roh Kudus turun secara
kasat mata ke atas-Nya. Kemudian apa yang terjadi? Yesus kemudian
mulai memberitakan Injil. Di beberapa ayat berikutnya, di Lukas 4:18
yang merupakan kutipan dari Yes. 61:1-2, Ia berkata, "Roh Tuhan ada
pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan
kabar baik..." Sekarang Ia memberitakan Injil. Mengapa? Karena
sekarang Ia sudah mendapat pengurapan untuk memberitakan Injil.
Sebelum itu, Ia tidak memberitakan Injil. Mengapa? Karena Ia belum
menerima pengurapan untuk itu. Sesudah Ia mendapat pengurapan
itu, Ia segera memberitakan Injil (Luk.4:18). Saya percaya bahwa poin
ini sekarang dapat Anda pahami dengan jelas. Dengan demikian, kita
bisa segera masuk ke poin berikutnya yang akan kita pelajari dari
Lukas pasal 4.
Pencobaan akan datang sesudah Baptisan
Sekarang Anda sudah dibaptiskan, sekarang dosa-dosa Anda sudah
dihapuskan, seperti kata Paulus di Kisah 22:16, ketika Anda berseru
kepada nama Tuhan, ketika Anda secara total berkomitmen untuk
menerima-Nya sebagai Tuhan dan Penguasa atas hidup Anda.
Selanjutnya apa? Apa yang akan terjadi? Sesudah baptisan, datanglah
pencobaan. Perhatikan hal itu baik-baik. Pencobaan tidak datang
sebelum baptisan, bukankah begitu? Pencobaan datang sesudah
baptisan.
Tidak adil bagi Anda jika saya tidak memperingatkan Anda akan
persoalan-persoalan yang akan timbul sesudah baptisan. Kebanyakan
dari Anda, dari pengalaman saya berdoa bersama dan berbincang-
bincang dengan Anda menjelang saat baptisan Anda, sangat menyadari
bahwa kehidupan Kristen itu bukanlah hal yang mudah. Anda akan
mendapati (dan saya harus mengingatkan Anda akan hal ini) bahwa
segera sesudah Anda dibaptis, musuh akan segera mengarahkan
tekanannya kepada Anda. Inilah alasan mengapa banyak orang Kristen
yang sudah dibaptis tetapi tidak mendapat pengajaran yang baik
seringkali segera murtad dalam waktu singkat. Ini adalah hal yang
sangat memprihatinkan, bagi saya dan banyak pendeta, dan mungkin
ini satu alasan mengapa banyak pendeta yang meremehkan
93 | C A H A Y A I N J I L
kepentingan baptisan. Akan tetapi Anda tidak boleh bermain-main
dengan Firman Allah seperti ini. Yang terjadi setelah baptisan adalah
bahwa Roh 'membawa' Yesus ke padang gurun untuk dicobai oleh
Satan. Tuhan tidak melindungi Anda dengan cara menyingkirkan
masalah dari Anda.
Allah Mengijinkan Kita Dicobai supaya Kita Belajar Menjadi Taat
lewat Penderitaan
Mengapa Allah membiarkan semua itu terjadi? Mengapa Allah
membiarkan Anda dicobai sesudah dibaptis? Ada cukup banyak
jawaban untuk pertanyaan ini. Akan tetapi, di atas semua itu, supaya
Anda bisa bertumbuh semakin kuat, supaya Anda bisa belajar tentang
ketaatan melalui penderitaan. Anda harus belajar melalui penderitaan.
Pengakuan Anda tentang komitmen Anda akan diuji. Seperti yang
sudah saya sampaikan sebelum Anda dibaptis, jika Anda tidak
berkeinginan untuk berkomitmen total, jika Anda tidak ingin bergabung
dalam peperangan rohani, jika Anda tidak memiliki keberanian iman,
maka jangan minta dibaptis karena baptisan bukan untuk para
pengecut. Ingatkah Anda akan kata-kata saya itu? Sekarang Anda
sudah dibaptiskan, dan sudah masuk dalam peperangan rohani; arena
ini bukanlah tempat untuk para pengecut. Tetapi Anda juga tidak perlu
sampai ketakutan. Saya mengatakan hal ini bukan untuk menakuti
Anda. Bukan sama sekali. Di dalam pertempuran itulah Anda akan
mengetahui seberapa kuat Anda di dalam Kristus. Hanya jika kekuatan
Anda diuji baru Anda bisa mengetahui seberapa besar kekuatan yang
ada pada diri Anda. Melalui kemenangan-kemenangan dalam
peperangan rohanilah Anda akan mengalami pertumbuhan rohani.
Yesus tidak menghendaki gereja yang dipenuhi oleh para bayi, yaitu
bayi-bayi rohani. Dengan cara apa Anda akan bertumbuh dalam
kehidupan rohani? Lewat peperangan rohani! Dengan cara itulah Anda
bertumbuh. Yesus segera dibawa ke padang gurun untuk menghadapi
pencobaan. Jadi, itulah saatnya untuk menghadapi kenyataan rohani -
kenyataan dari peperangan rohani. Jangan takut! Jangan gemetar,
karena Anda akan menemukan - dan inilah sukacita dari pengenalan
akan Allah - Anda akan menemukan bahwa bala tentara yang
berperang di pihak Anda jauh lebih kuat dari pada bala tentara musuh.
Saya selalu membahas tentang Elisa kepada mereka yang mengikuti
program pelatihan. Tentang Elisa yang sedang menghadapi kepungan
bala tentara Asyur. Ingatkah Anda akan muridnya, yaitu bujangnya?
94 | C A H A Y A I N J I L
Sebenarnya si bujang itu adalah muridnya. Murid kala itu berperan
ganda sebagai hamba juga. Murid Elisa menatap ke arah pasukan
Asyur, dengan segala panji-panji mereka yang mengelilingi seluruh
tempat, dan berkata, "Tuanku, tamat sudah riwayat kita. Pasukan
Asyur sudah mengepung kita!" Ia tidak dapat memahami mengapa
Elisa bisa terlihat begitu tenang. Elisa bersikap seolah-olah tidak ada
masalah apa-apa, sementara muridnya sudah mulai menggerutu,
ketakutan dan mungkin banjir oleh keringat, menyeka dahinya dengan
sapu tangan dan berpikir, "Mungkin sekarang saatnya untuk berlutut
dan mengucapkan doa yang terakhir karena pasukan Asyur sudah
mengepung rapat desa ini." Akhirnya, Elisa berkata, "Ya Tuhan,
bukalah matanya sehingga ia bisa melihat bahwa bala tentara yang ada
di pihak kami lebih banyak daripada yang ada pada musuh." Murid
yang malang. Lebih banyak? Tidak ada satu pun tentara Israel yang
ada di desa itu. Jika ada dua atau tiga orang prajurit Israel, di sana
kala itu, mungkin hamba ini dapat merasa lebih tenteram. Akan tetapi
tidak ada satu pun tentara Israel di sana - apanya yang lebih banyak?
Kemudian Tuhan membuka mata orang ini, dan apa yang ia lihat? Ia
melihat satu pasukan surgawi yang jumlahnya jauh lebih banyak
ketimbang pasukan Asyur yang sedang mengepung mereka. Elisa
berkata kepadanya, "Sekarang kamu mengerti apa maksudku?"
Bagaimana Elisa bisa tahu semua itu? Apakah karena ia mempelajari
Alkitab lebih lama dibandingkan muridnya? Atau apakah karena ia
memiliki kacamata khusus untuk melihat hal-hal rohani? Tidak. Elisa
adalah seorang manusia Allah. Ia telah melewati banyak pertempuran
rohani. Ia sudah melalui berbagai macam pencobaan. Ia sudah melalui
padang gurun. Berdasarkan pengalaman kerohaniannya, ia sadar
bahwa Allah tidak pernah mengecewakan umat-Nya. Bergantunglah
kepada-Nya dan Anda akan memenangkan semua pertempuran. Ini
tidak berarti bahwa Anda tidak akan terluka sedikitpun, melainkan
bahwa akan tetap menang - dengan atau pun tanpa luka.
Seperti Pencobaan sesudah Baptisan, Sebuah Serangan akan
datang setelah Datangnya Berkat
Inilah poin kedua yang ingin saya sampaikan agar Anda camkan.
Sesudah baptisan datanglah pencobaan. Bersiaplah secara mental dan
rohani ketika pencobaan itu datang. Sesudah datangnya berkat rohani,
maka pihak musuh akan melancarkan serangan. Setiap orang yang
terlibat dalam peperangan rohani sangat menyadari akan hal ini. Bagi
95 | C A H A Y A I N J I L
saya, hal ini sudah mendarah daging. Setiap kali datang berkat rohani,
saya akan berkata, "Selanjutnya pasti akan datang serangan. Mari
bersiap-siap menghadapinya."
Saya pernah memberi kesaksian ini kepada beberapa dari antara Anda
tentang peristiwa yang berlangsung di Chislehurst, Kent - Inggris,
sekitar tahun 1960, ketika kami sedang mengadakan perkemahan
menjelang Paskah. Di dalam perkemahan menjelang Paskah itu, Roh
Allah turun menaungi kami semua dengan kuasa yang begitu luar
biasa, kuasa yang mengubah hidup kami semua. Kami mengalami
'Pentakosta'! Ada sekitar 50 orang yang hadir di sana pada saat itu;
kami sedang berkumpul di sebuah ruangan. Pada saat kami sedang
berkumpul di ruangan itu, di hari terakhir perkemahan kami, Roh Allah
turun ke atas kami dan kami semua dikuasai dan dipenuhi oleh Roh
Allah. Suatu kebangkitan rohani! Seketika jemaat kami mengalami
kebangkitan rohani; dan gereja kecil kami di London segera meledak
dalam suasana kebangkitan itu. Dalam waktu beberapa minggu saja,
ruangan ibadah di gereja segera penuh sesak, tidak ada lagi tempat
untuk menampung jemaat yang datang. Tiba-tiba saja semua orang
mendengar bahwa telah terjadi sesuatu di gereja kami: Roh Allah
turun!
Segera sesudah pengalaman yang luar biasa itu (dari pengalaman itu
saya tahu persis apa yang dicari kaum Pentakosta, walaupun banyak
dari mereka belum mengalami apa yang kami alami di Chislehurst,
suatu pengalaman yang tak terlupakan), saya segera berkata kepada
saudara-saudara di gereja saat itu, "Kita sudah menerima berkat
rohani, dan sekarang Satan akan segera melancarkan serangannya.
Waspadalah!" Kami tidak perlu menunggu lama. Dalam waktu sekitar
dua minggu, serangan itu segera muncul. Saya tidak akan
menguraikan bagaimana bentuk serangan itu dalam kesempatan ini.
Setiap orang yang melayani Tuhan, seperti Elisa, memahami dengan
baik seluk beluk peperangan rohani.
Saya teringat pada waktu saya masih di sekolah Alkitab dulu, di hari
doa, saya mendapat pengalaman yang luar biasa. Hari doa berarti kami
semua mengkhususkan acara hari itu untuk berdoa saja. Dan di hari
doa itu, kehadiran pihak musuh sangat terasa sehingga mereka yang
sedang berdoa di gedung itu merasa pernafasannya seperti terhambat.
Itu adalah suatu pengalaman yang sangat luar biasa. Saya sudah
96 | C A H A Y A I N J I L
mengalami pengalaman pencurahan Roh; dan saya juga sudah pernah
mengalami kehadiran pihak musuh, yang mampu menekan bahkan
secara jasmani. Dan saya juga pernah mengenal orang-orang yang
pernah mengalami serangan fisik dari Si Jahat.
Akan tetapi ingatlah hal ini, kata-kata yang disampaikan oleh rasul
Yakobus: "Lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!" (Yak.4:7).
Jangan beri dia tempat berpijak satu milimeter pun. Anda adalah
seorang anak Allah. Jika Anda berdiri teguh maka tidak ada satu pun
hal yang dapat ia lakukan terhadap Anda. Ia akan mencoba untuk
menakuti Anda. Mencoba mengintimidasi Anda. Akan tetapi tidak ada
satu pun hal yang dapat ia lakukan untuk menjatuhkan Anda, atau
mengalahkan Anda. Mungkin dalam beberapa kesempatan ia bisa
menjatuhkan Anda, akan tetapi ia tidak akan bisa mengalahkan Anda.
Ia tidak memiliki kuasa untuk melakukan itu karena Allah tidak akan
membiarkannya untuk melakukan hal itu. Seperti yang dikatakan oleh
Paulus di 1 Korintus, "Allah setia dan karena itu Ia tidak akan
membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu" (1 Korintus 10:13).
Ia sangat menyayangi Anda. Ia akan membawa Anda berlatih, mungkin
leher Anda akan sedikit terkilir, jika hal itu memang dibutuhkan, dalam
rangka mempelajari medan perang. Akan tetapi Ia tidak akan
membiarkan Anda dibinasakan. Tidak. Ia tidak menyerahkan nyawa-
Nya untuk melihat kebinasaan Anda. Ia akan mengawasi Anda seperti
biji mata-Nya. Pahamilah hal ini dengan baik - kita berada dalam
peperangan rohani yang nyata. Hal ini membawa kita kepada poin
berikut yang ingin saya bagikan kepada Anda.
Pahamilah Hakekat Serangan Iblis supaya Kita dapat
Mengantisipasinya
Mari kita perhatikan hakekat dari serangan setan. Bagaimana cara
setan menyerang kita? Maksud saya, kita bisa saja berbicara tentang
pencobaan, akan tetapi tetap saja kita tidak tahu apa arti dari
pencobaan itu. Kita bisa saja berbicara tentang serangan Iblis, akan
tetapi bagaimana persisnya? Jadi sangat penting bagi kita untuk
mengetahui bagaimana cara dia menyerang, supaya Anda bisa tahu
bagaimana menangkal serangannya.
Mengapa orang berlatih bertinju? Apa beda antara orang berlatih tinju
dengan yang tidak? Anda belajar bagaimana menggerakkan tangan
Anda menghadapi serangan lawan. Anda belajar cara untuk menyerang
97 | C A H A Y A I N J I L
balik. Tentunya Anda tidak perlu masuk ke sasana tinju jika Anda
hanya ingin memukul seseorang. Jadi apa yang Anda pelajari di sasana
tinju? Atau mungkin di perguruan karate? Atau pun di perguruan judo?
Semua orang tahu bagaimana cara mencengkeram orang lain. Anda
tidak usah belajar judo jika hanya ingin mencengkeram orang lain.
Sebenarnya, hal yang Anda pelajari adalah bagaimana mengantisipasi
hal-hal yang akan dilakukan oleh pihak lawan. Itulah tujuan dari
pelajaran bela diri. Latihan untuk mengantisipasi lawan. Jika Anda tahu
apa yang akan dilakukan oleh lawan saat ia mengambil posisi tubuh
tertentu, maka Anda akan tahu bahwa gerakan selanjutnya pasti begini
atau begitu, dan Anda sudah siap untuk menghadapinya. Tetapi jika
Anda belum terlatih, maka Anda tidak akan tahu gerakan macam apa
yang akan dilakukan lawan. Dengan demikian lawan Anda akan
mendapat keuntungan; apalagi jika ia cukup terampil. Ia tahu apa yang
akan ia lakukan, sementara Anda tidak tahu apa-apa. Ia akan
menjatuhkan Anda.
Jadi sangatlah penting untuk mengetahui bukan saja fakta bahwa Anda
akan dicobai. Tidak ada gunanya sekedar berkata, "Kita akan
diserang". Apa gunanya sekedar mengetahui bahwa serangan akan
datang? Akan tetapi jika saya tahu dengan cara apa serangan itu akan
datang, maka saya akan tahu bagaimana cara menghadapinya. Mari
kita pelajari prinsip-prinsip serangan Iblis.
Iblis Ingin Anda Menyalahgunakan Hak Anda sebagai anak Allah
Pertama-tama, apa yang dikatakan oleh Iblis di Lukas pasal 4? Ia
mengatakan hal ini, "Jika Engkau Anak Allah..." Nah, kalimat pembuka
ini tidak disampaikan dengan maksud meragukan Yesus sebagai Anak
Allah. Maksud saya, Iblis bukan pribadi yang bodoh. Ia tahu persis
bahwa Yesus adalah Anak Allah. Kalimat itu dapat lebih baik
diterjemahkan seperti ini, "Karena Engkau adalah Anak Allah..." sebab
ia ingin menarik sebuah kesimpulan dari situ. Jika ia tidak yakin apakah
Yesus memang Anak Allah, maka ia tidak akan mencoba menarik
kesimpulan dari situ. Anda bisa saja menutup perkara dengan
meletakkan tanda tanya di situ. Jika Engkau adalah Anak Allah, maka
saya dapat mengharapkan bahwa Engkau pasti bisa melakukan
beberapa hal yang khusus. Atau, lebih tepatnya, karena Engkau adalah
Anak Allah, maka Engkau pasti bisa melakukan hal-hal tertentu. Lalu
bagaimana penerapannya bagi kita? Kita juga adalah anak-anak Allah.
Anda lihat, Yesus tidak menjalani semua pencobaan ini untuk
98 | C A H A Y A I N J I L
kepentingan diri-Nya sendiri. Ia menjalani semua ini, sebagaimana
yang telah kita lihat, untuk memberi kita contoh supaya kita bisa
mengikuti jejak-Nya. Contoh-contoh ini berlaku bagi kita karena kita
juga adalah anak-anak Allah.
Ingat apa yang kita bicarakan tentang pengurapan minggu lalu? Salah
satu dari makna pengurapan adalah bahwa Allah memberi kita otoritas
tertentu. Seorang raja diurapi dan dengan demikian ia telah menerima
mandat dari Allah untuk menjadi raja. Seorang imam diurapi dan
dengan demikian ia telah menerima kuasa untuk melayani di bait Allah
dan di mezbah persembahan. Seorang nabi diurapi dan demikian ia
menerima pengurapan untuk memberitakan Firman Allah dengan kuasa
yang berasal dari Allah. Jadi ketika Anda diurapi, apa yang Anda
terima? Di antara semua hal yang Anda terima itu, Anda menerima hak
untuk menjadi anak Allah, kuasa untuk menjadi anak Allah. Itulah yang
dikatakan Yohanes di Yoh. 1:12, "Semua orang yang menerima-Nya
diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah." Anda menerima
kuasa. Anda diberi hak untuk menjadi anak-anak Allah. Dan Anda boleh
memakai hak itu. Dan justru Iblis ingin Anda memakai hak itu, dengan
cara yang salah tentunya. Ada cara yang benar dan yang salah di
dalam menjalankan hak sebagai anak Allah. Maksud pencobaan Iblis
adalah supaya Anda memakai hak Anda dengan cara yang salah.
Pahamilah hal ini dengan sangat seksama.
Lalu apa itu cara yang salah? Nah, Iblis melanjutkan kata-katanya
kepada Yesus, "...suruhlah batu ini..." Perhatikan kata 'batu ini'. Anda
dapat membayangkan Iblis sedang menunjuk ke arah sebuah batu dan
berkata, "...suruhlah batu ini menjadi roti." Iblis sangat teliti. Ia
menarik perhatian pada keinginan mata. Di sana ada sebuah batu; dan
Anda sedang kelaparan; "Suruhlah batu ini." Ia tidak berbicara dengan
cara yang samar-samar dan ia tahu semua cara untuk mendekati Anda.
Ia menggoda mata Anda, ia juga menggoda perut Anda. Itulah maksud
utama dari pencobaan. Apa itu pencobaannya? Pencobaannya adalah
mendorong Anda untuk memanfaatkan kedudukan rohani Anda yang
baru demi keuntungan jasmani Anda. Perhatikan: demi keuntungan
jasmani! Memanfaatkan kuasa rohani yang Anda peroleh dari
pengurapan itu demi keuntungan material. Dapatkan keuntungan
material darinya.
99 | C A H A Y A I N J I L
Nah, ini adalah suatu pencobaan yang sangat berbahaya. Ia ingin
mendorong agar daging kembali mendominasi roh, menjadikan daging
sebagai dasar segala motivasi Anda. Dan jika Anda jatuh di dalam
pencobaan yang ini, maka Anda akan jatuh kembali pada keadaan
Anda yang semula. Anda kembali ke dunia. Masuk ke dalam
perbudakan dosa lagi. Anda jatuh kembali ke dalam kendali daging. Ini
adalah sebuah pencobaan yang sangat rapi dan halus dari Iblis;
menjadikan daging sebagai penentu tindakan Anda!
Ia Mencobai Kita dengan Memanfaatkan Kebutuhan Jasmani
Kita yang Normal
Bukan itu saja; pencobaan yang dilancarkan oleh Iblis bahkan lebih
halus lagi! Ini adalah pencobaan untuk memanfaatkan kebutuhan
jasmani yang normal sebagai dasarnya. Perhatikanlah baik-baik akan
hal ini. Jika Anda merasa lapar, Anda tidak berdosa karena merasa
lapar. Dan jika rasa lapar itu bukan dosa, maka kebutuhan untuk
memuaskan rasa lapar itu juga tidak salah. Jadi, godaan untuk makan
jelas bukanlah dosa. Lalu, logika yang disusunnya itu kemudian
dilanjutkan seperti ini, "Nah, kita sekarang sedang di padang gurun,
dan di sekitar sini tentunya tidak ada toko roti, bukan? Juga tidak akan
ada orang lain yang datang menggendong dagangan serta menawarkan
makanan. Jadi, jika engkau merasa lapar, dan kebutuhan untuk makan
adalah hal yang wajar, dengan cara apa engkau akan mendapatkan
roti? Nah, karena engkau adalah anak Allah, suruhlah batu ini menjadi
roti." Perhatikan betapa Iblis menyusun godaannya dengan landasan
yang sangat masuk akal. Pencobaan untuk berbuat dosa itu tidak jelas
sama sekali dan kita akan melihat bahwa inilah pencobaan yang paling
berbahaya. Pencobaan yang berbahaya bukanlah pencobaan yang
jelas-jelas mendorong kita untuk berbuat sesuatu yang jahat. Yang
berbahaya itu adalah yang memakai hal-hal yang pada hakekatnya
tidak berdosa untuk menarik, secara perlahan, kehidupan rohani Anda
di bawah kendali hasrat dan kebutuhan jasmani. Sekali lagi, saya
peringatkan Anda akan hal ini.
Sebagai contoh, mengambil dari cara hidup di abad sekarang ini,
bagaimana jika kita menempatkan karir di atas pelayanan kepada
Allah? Lagi pula, semua orang membutuhkan karir. Kita semua harus
mencari nafkah. Jadi, tempatkanlah karir sebagai prioritas yang nomor
satu. Jadikan pertimbangan akan kesejahteraan materiil sebagai
penentu atas perjuangan rohani Anda. Saya tidak tahu sudah berapa
100 | C A H A Y A I N J I L
banyak orang Kristen yang jatuh dalam pencobaan macam ini dan telah
diperbudak kembali oleh daging.
Saya sendiri telah banyak mengalami pencobaan seperti ini. Saya
dapat mengatakan hal ini kepada Anda sejujurnya. Saya pernah
berpikir, "Saya bisa melayani Allah sambil mengejar karir yang bagus."
Jika Anda bisa melakukannya, mengapa saya tidak bisa? Apa bedanya
antara Anda dengan saya? Apakah saya sudah diseret keluar dan
dicap: "Pemberita Injil, dan tidak diperkenankan untuk mengerjakan
hal yang lain"? Apakah saya dibatasi dan tidak boleh mengejar
pekerjaan lain? Jika Anda bisa melakukannya, mengapa saya tidak?
Saya mengamati kehidupan teman-teman saya, dan saya melihat
orang yang satu memperoleh gaji sekian setiap bulannya, sedangkan
yang lain memperoleh gaji dua kali lipat penghasilan saya. Yang lain
lagi memperoleh tiga kali lebih besar. Saya berkata, "Apa yang saya
kerjakan di sini? Saya pasti satu-satunya orang yang tidak waras di
sini." Mereka berkata, "Oh, kalau Anda lain. Anda sudah ditetapkan
untuk mengerjakan hal ini." Lalu, mengapa mereka tidak ditetapkan
untuk pekerjaan yang sama dengan saya? Mengapa saya yang
ditetapkan untuk itu? Adakah ayat di dalam Alkitab yang berkata, "Eric
Chang hanya boleh memberitakan Injil"? Adakah tertulis ayat seperti
itu? Saya tidak pernah menjumpai ayat seperti itu. Dan saya sendiri
sebenarnya juga cukup mahir bekerja di bidang lain. Justru di sinilah
Iblis mulai mendapatkan Anda.
Saya teringat ketika masih berada di Inggris, saya menghadapi
pencobaan seperti ini: tawaran pekerjaan - menjadi dosen - di sebuah
universitas jelas sangat cocok dengan latar belakang pendidikan saya.
Saya berpikir, "Nah, mengapa tidak dirangkap saja, menjadi dosen
sambil melayani Tuhan? Mengapa tidak? Adakah alasan untuk menolak
secara manusiawi? Tidak ada. Ini adalah hal yang paling masuk akal
yang bisa dikerjakan. Dan lagi, saya tidak akan membebani lagi
keuangan gereja. Saya akan berada pada kedudukan yang lebih baik
dari sekedar pengkhotbah. Seorang pengkhotbah menjadi beban bagi
keuangan gereja, sedangkan saya - jika menerima pekerjaan itu -
tentu tidak akan membebani keuangan gereja." Anda - para jemaat -
tidak membebani gereja secara finansial. Hanya saya di sini yang
menjadi beban gereja. Jadi, Anda dapat melihat bahwa dilihat dari segi
ini, kedudukan Anda masih lebih baik dari pada saya. Jadi, mengapa
101 | C A H A Y A I N J I L
saya tidak mencari pekerjaan rangkap? Saya bisa mengajar di
universitas sambil melayani serta berkhotbah di gereja.
Saya ingat ketika saya membicarakan iklan pekerjaan tersebut dengan
Helen (istri saya), saya berkata kepadanya, "bagaimana kalau saya
mengambil pekerjaan sebagai dosen di Edinburgh ini? Mereka sedang
membuka jurusan baru di sana. Setahu saya, di Inggris tidak banyak
orang yang menguasai bidang ini. Peluang saya untuk bisa bekerja di
sana sangat besar." Lalu saya berpikir, "Ya! Saya akan menulis surat
lamaran ke University of Edinburgh dan melamar lowongan itu." Anda
tahu, sebelum saya sempat mengambil pena untuk menulis surat
lamaran itu, datang teguran dari Roh Kudus, "Eric, apa yang kau
lakukan?" Dan saya berkata, "Ah, Engkau lihat Tuhan, seperti ini..."
"Seperti apa?" "Ya, aku pikir seperti... daging yang mendominasi roh."
Saya tidak pernah menyelesaikan surat lamaran itu.
Seorang teman baik saya dari Hong Kong mengirim satu daftar panjang
formulir lamaran di University of Hong Kong. Ia berkata, "Hei, ada
lowongan untukmu di Hong Kong." Lalu saya mengamati tumpukan
formulir pendaftaran itu. Anda tahu hal apa yang selanjutnya saya
lakukan? Saya membuang semua formulir itu ke tong sampah. Saya
tidak dapat melanjutkan. Saya tahu bahwa Iblis sedang mencobai saya
untuk menempatkan kebutuhan normal sebagai prioritas utama - ingat,
kebutuhan normal! Saya tidak berbuat dosa dengan berusaha
memenuhi kebutuhan jasmani atau materiil saya, namun dengan
menjadikannya sebagai prioritas utama di atas pelayanan kepada Allah.
Jangan salah sangka. Saya tidak menyuruh Anda untuk menuduh
setiap orang yang tidak menjadi pemberita Injil sebagai orang yang
materialistis. Bukan itu maksudnya. Dalam kesempatan yang lain, saya
sudah pernah menjelaskan bahwa melayani Tuhan berkaitan dengan
karunia. Anda mungkin sangat ingin melayani Tuhan dengan cara
seperti saya, akan tetapi mungkin itu bukan karunia Anda. Atau bisa
saja karena waktunya belum tiba bagi Anda. Bagi saya, karunia dan
waktunya sudah sampai kepada saya. Jadi bagi saya memang tidak ada
jalan keluar tanpa berbuat dosa, yaitu membiarkan daging
mendominasi roh. Bisa saja waktu dan karunia bagi Anda bukan dalam
pelayanan seperti saya. Suatu hari nanti, mungkin waktunya akan tiba
bagi Anda, atau mungkin juga tidak akan pernah tiba. Tuhan bisa saja
berkeinginan agar Anda tetap pada kedudukan Anda yang sekarang ini.
102 | C A H A Y A I N J I L
Sekalipun Anda berkata kepada-Nya, "Tuhan, aku bersedia untuk
mengikuti-Mu setiap saat." Tuhan mungkin akan menjawab, "Baiklah,
Aku tahu bahwa engkau bersedia untuk mengikut Aku. Tapi sekarang
ini tetaplah berada di sana." Jadi saya tidak bermaksud untuk
mengkritik siapapun. Saya berada di sini bukan untuk menghakimi
orang lain. Tugas saya adalah untuk menjabarkan suatu prinsip rohani.
Prinsip Lain dari Pencobaan - Memanfaatkan Kedudukan Rohani
Kita untuk Memperoleh Keuntungan Materi
Prinsip dari pencobaan, perhatikan, adalah godaan untuk menempatkan
hal-hal duniawi di atas yang rohani dan memanfaatkan kedudukan
rohani Anda untuk mencapainya. Contohnya, jika saya memberitakan
Injil untuk mendapatkan penghasilan yang lumayan untuk diri sendiri.
Saya biasanya menerima kiriman majalah-majalah dan jurnal-jurnal
Kristen. Beberapa waktu yang lalu say menerima sebuah jurnal yang
berisi iklan: "Pendeta Dibutuhkan". Saya mengamati iklan itu, dan di
sana tertulis, "Gaji..." Wow! Saya perhatikan lagi angka gaji yang
tertera di sana, dan saya berkata, "Hei, saya bisa mengisi lowongan ini.
Lagi pula, saya masih tetap melayani Tuhan. Buat apa saya bertahan di
Montreal sedangkan di gereja sana mereka memerlukan seorang
pendeta dan mereka akan membayar saya dua kali lipat lebih dari gaji
di sini?" Apakah Anda akan keberatan jika saya melamar untuk menjadi
pendeta di sana? Apakah saya berdosa dengan melamar ke sana?
Mengapa saya tidak boleh ke sana? Jadi mengapa saya tidak mengirim
lamaran ke sana? Lagi pula, mereka membutuhkan pendeta dengan
syarat pengalaman yang cukup. Saya pikir, saya akan memenuhi
persyaratan untuk semua kategori pengalaman yang mereka inginkan.
Peluang saya untuk diterima di sana sangat besar. Akan tetapi saya
tidak menulis lamaran ke sana. Mengapa? Karena saya tahu bahwa
tugas dari Allah kepada saya sekarang ini adalah di sini, bukan karena
menerima gaji dua kali lipat itu salah, atau karena tinggal di tempat
yang lebih cocok iklimnya itu salah. Tahukah Anda seperti apa keadaan
musim dingin di Montreal? Kalian yang akan kembali ke Hong Kong
mungkin lebih beruntung. Kami yang masih tinggal di Montreal ini
harus menghadapi cuaca bersalju selama enam bulan setiap musim
dingin. Enam bulan dengan salju? Mari kita pergi ke wilayah Florida,
atau setidaknya ke Hong Kong saja!
103 | C A H A Y A I N J I L
Tapi Anda bisa lihat, saya selalu menegaskan hal ini: jangan biarkan
keinginan jasmani dan materiil kita untuk mengendalikan kehidupan
rohani kita, atau bahkan memanfaatkan kedudukan rohani kita untuk
memperoleh keuntungan materiil. Kita semua bisa melakukan hal itu.
Dan itulah yang disebut pencobaan. Saya harap Anda bisa memahami
hal ini dengan baik, karena Iblis akan terus mencobai Anda di
sepanjang jalur ini setiap saat. Dan Anda akan terus berada dalam
pergumulan sampai nanti, suatu saat, Anda bisa berkata, "Tuhan, saya
akan mengerjakan segala yang Kau kehendaki."
Sebagai contoh, bagi Anda yang akan lulus sarjana pada tahun ini.
Perlukah Anda melanjutkan ke jenjang Master atau bahkan ke Doktor?
Apakah salah melanjutkan ke jenjang Master? Tidak. Apakah
melanjutkan ke jenjang Master itu berdosa? Tidak. Apakah melanjutkan
sampai ke jenjang Doktor itu berdosa? Tentu tidak. Jadi, saya boleh
melanjutkan sampai ke tingkat Doktor, benar? Bisa 'ya' bisa 'tidak'; itu
semua tergantung pada hubungan Anda dengan Tuhan. Nah, saya ingin
mengajukan satu pertanyaan, "Ketika Anda dibaptis, ingatkah Anda
akan janji Anda kepada Tuhan untuk berkomitmen total?" Apa artinya
pernyataan itu? Itu berarti bahwa Anda berkata kepada Tuhan, "Saya
akan mengerjakan apa yang Kau kehendaki saja, jika Engkau
menghendaki saya untuk melanjutkan ke tingkat Master, saya akan
melanjutkan ke tingkat itu. Jika Engkau menghendaki saya untuk
melanjutkan ke tingkat Doktor, saya akan mengerjakannya. Jika
Engkau tidak menghendaki saya untuk melanjutkan ke tingkat Master
dan Doktor, kuatkanlah saya untuk tidak membiarkan ambisi
keduniawian saya mendominasi kehidupan rohani saya. Keputusan
hanya di tangan-Mu saja, ya Tuhan." Dapatkah Anda melihat apa
maksud saya? Mungkin Tuhan akan membawa Anda untuk melanjutkan
ke jenjang Master, atau mungkin Doktor. Jangan pernah beranggapan
bahwa karena menempuh pendidikan ke jenjang Doktor itu kurang
rohani dibandingkan dengan memberitakan Injil, maka Allah tidak akan
membawa Anda melanjutkan pendidikan Anda. Memberitakan Injil
mungkin tidak atau belum menjadi panggilan Anda, jadi Ia mungkin
saja menyuruh Anda melanjutkan pendidikan Anda. Allah punya alasan
sendiri untuk menyuruh Anda menempuh jalur pendidikan tertentu.
Sementara bagi beberapa orang di antara kita, jalur tersebut mungkin
justru salah.
104 | C A H A Y A I N J I L
Anda lihat, yang saya inginkan hanyalah melakukan apa yang Tuhan
kehendaki atas diri saya. Melanjutkan atau tidak melanjutkan
pendidikan sama saja bagi saya. Tidak ada pengaruhnya sedikitpun.
Apakah gelar kesarjanaan itu hal yang duniawi atau tidak? Bisa ya dan
bisa tidak. Bergantung pada apa yang menjadi kehendak Allah.
Sebagaimana yang terjadi di dalam hidup saya, Allah menghendaki
saya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas, walaupun
saya tidak mengejarnya (Allah menjadi saksi akan hal ini, saya tidak
pernah mengejarnya sama sekali). Kehendak Allah-lah yang membawa
saya masuk ke universitas. Saat itu saya berkata, "Ya Tuhan, jika
Engkau tidak menghendaki saya untuk melanjutkan ke universitas,
saya akan sangat senang untuk tidak melanjutkan pendidikan ini."
Tuhan berkata, "Lanjutkan!" Jadi saya segera melanjutkan pendidikan
saya.
Ketika saya masih di bangku kuliah sebenarnya saya cukup senang jika
tidak tamat dengan gelar sarjana. Tidak ada artinya bagi saya. Bahkan
dua bulan menjelang ujian kesarjanaan, saya masih sibuk
memberitakan Injil di sebuah konferensi. Seharusnya saya saat itu
sedang mempersiapkan diri menghadapi ujian dan mengejar nilai
kelulusan tertinggi (first class honors), hal yang sangat diharapkan oleh
profesor yang membimbing saya. Namun apa yang saya kerjakan?
Saya malah berkhotbah memenuhi undangan untuk berkhotbah. Saya
harus memilih: apakah akan memenuhi undangan berkhotbah, atau
mengutamakan persiapan ujian kesarjanaan untuk mengejar first class
honors? Nah, jika saya membiarkan pilihan pribadi mendominasi, tentu
saja saya akan memilih mengejar penghargaan akademik, dan berkata,
"Tahun depan saja saya berkhotbah di konferensi Anda. Sekarang ini
saya sedang bersiap-siap untuk ujian kesarjanaan." Saya terjepit di
antara kedua pilihan itu, apa yang harus saya lakukan? Kebutuhan
rohani orang banyak atau sukses akademik? Saya memilih untuk
memberitakan Injil. Akhirnya yang saya dapatkan adalah medali
penghargaan kelas dua, bukan yang kelas satu. Ya sudah. Bagi saya
tidak ada bedanya, bahkan sekali pun saya tidak mendapat medali
penghargaan apa pun. Tidak ada bedanya bagi saya. Yang saya
inginkan hanyalah melakukan kehendak Allah - kehendak-Nya atas diri
saya.
Setelah saya lulus, saya berpikir, "Sekarang ini saya tidak tahu apa
yang Tuhan kehendaki untuk dikerjakan. Mungkin saya harus
105 | C A H A Y A I N J I L
melanjutkan ke tingkat Doktor." Lalu saya melamar ke Swiss untuk
melanjutkan ke tingkat Doktor dan diterima di sana. Pada saat itu,
Tuhan berkata, "Jangan." Dan saya berkata, "Tapi ini bagus, Tuhan.
Pikirkan saja, saya akan menjadi Doktor Chang. Wow, Doktor Chang!
Jika saya berkhotbah, mereka akan memanggil saya, 'Doktor Chang.'
Sekarang ini, mereka hanya memanggil saya, 'Bapak Chang.'" Jadi
saya berpikir, "Saya harus belajar ke sana." Saya sangat berambisi
saat itu, sampai-sampai saya sudah menulis tesis saya sebelum
berangkat ke sana. Bayangkan! Seperti itu ambisi saya saat itu. Sekitar
330 atau 340 halaman tesis yang saya tulis, saya lupa persisnya. Akan
tetapi tesis itu saya tulis bahkan sebelum saya memulai pendidikan
tingkat Doktor itu. Seperti itulah hasrat saya saat itu. Saya menyusun
tulisan untuk tingkat Doktor di sela-sela waktu belajar saya sebagai
seorang mahasiswa tingkat sarjana! Segala pemikiran saya, saya
tuangkan di sana. Beberapa tahun kemudian, ada orang lain yang
menempuh jenjang Doktor dengan bidang bahasan yang persis seperti
isi tulisan saya. Saya berkata kepadanya, "Saya bisa saja memberikan
Anda materi tulisan saya, dan Anda dapat menghemat waktu untuk
menyusun tesis Anda di sana." Namun ketika saya diterima di Zurich,
Tuhan menutup semua pintu. Ia berkata, "Tidak. Sampai di sini saja."
Saya beritahukan kepada Anda, hal ini menjadi beban pergumulan
yang cukup berat bagi saya. Kedagingan dan ambisi pribadi saya
menyuruh untuk pergi, tetapi Tuhan berkata, "Tidak." Dan saya tunduk
kepada Tuhan, "Baiklah, memang harus begini jalannya."
Ini saya sampaikan sejujurnya kepada Anda, Anda sekalian yang sudah
dibaptis. Allah mungkin akan membawa Anda ke jenjang pendidikan
yang tinggi; atau mungkin juga tidak. Ia mungkin akan membawa
Anda ke jenjang Master atau Doktor, atau apa pun, atau mungkin juga
tidak. Bersediakah Anda membiarkan Dia yang memutuskan? Jika Anda
berkomitmen total, tentu saja jika hal itu memang merupakan
kehendak-Nya, maka Anda akan mengerjakannya. Jika suatu hari
nanti, tiba-tiba Tuhan berkata, "Sekarang saatnya bagimu untuk
menempuh jenjang Doktor", maka saya akan segera menurut. Anda
tidak akan melihat saya di sini lagi. Saya akan berangkat. Saya akan
mengeluarkan tesis saya dari tumpukan di gudang - membersihkan
debu-debu yang mengotorinya - karena tertimbun selama bertahun-
tahun, berangkat ke sebuah kampus dan berkata, "Ini tesis saya.
Serahkan Doktorat itu. Gantungkan gelar itu di leher saya."
106 | C A H A Y A I N J I L
Tapi Anda dapat melihat, Allah mengenali setiap orang dari kita dengan
baik dan Ia tahu bagaimana mengurusi kita. Dan Anda akan jatuh ke
dalam pencobaan Iblis jika Anda tidak teguh mengikuti jalan-Nya dan
membiarkan hasrat duniawi menguasai diri Anda. Ingatlah, inilah
caranya Iblis akan menyerang Anda. Inilah pesan dari ayat-ayat ini.
Bagaimana Menghadapi Pencobaan itu? Tuhan, Jadilah
Kehendak-Mu
Bagaimana cara kita untuk menghadapi hal ini? Nah, saya sudah
memberikan sebagian dari jawaban itu kepada Anda. "Tuhan jadilah
kehendak-Mu. Tiada yang kuinginkan kecuali kehendak-Mu." Saya
beritahukan, jika Anda melangkah ke arah yang bertentangan dengan
kehendak Allah, jika saya melawan kehendak Allah dan terus saja
melanjutkan pendidikan sampai menjadi Doktor, tahukah Anda apa
yang akan terjadi pada saya? Riwayat saya tamat sudah. Allah tidak
akan pernah melirik saya lagi. Dan jika Allah sudah menyingkirkan
Anda, tamatlah riwayat Anda. Anda bisa saja memiliki lima gelar
Doktor, tetapi Anda tidak akan dipakai oleh Allah. Saya mengenal
banyak orang yang memiliki gelar Doktor dan Allah bahkan tidak
melirik mereka. Mereka tidak berguna bagi Allah sama sekali, dan saya
tidak sedang membesar-besarkan masalah. Saya mengenal beberapa
orang yang bergelar Doktor, yang mengajar di beberapa gereja tanpa
ada jemaat yang beribadah ke sana. Saya pernah datang ke sebuah
gereja dengan pendeta yang bergelar Doktor, yang jumlah jemaatnya
hanya tiga orang, karena tidak ada kuasa di sana. Anda lihat, ketika
kuasa Anda dicabut, semuanya berakhir bagi Anda - tidak peduli
seberapa banyak gelar Doktor yang telah Anda kumpulkan.
Anda mungkin bukan seorang Doktor, bahkan bukan sarjana, bahkan
tingkat pendidikan Anda mungkin sangat rendah, tetapi jika Anda
memiliki Roh Allah, dunia akan berguncang. Itulah D.L. Moody. Ia
bahkan tidak tamat SD, tetapi apa yang terjadi? Jika ia
mengkhotbahkan Firman Allah, orang-orang akan bertobat. Roh Allah
bekerja di dalam hati pendengarnya. Orang-orang diinsyafkan akan
dosa-dosa mereka. Mereka jatuh berlutut di hadapan Allah. Anda tidak
butuh gelar Doktor untuk memberitakan Injil, percayalah. Yesus
memilih sekumpulan nelayan sebagai murid-Nya, dan Ia
mengguncangkan dunia dengan para nelayan ini. Tak seorang pun dari
para nelayan ini yang memiliki gelar sarjana. Mungkin tidak seorang
pun dari mereka yang pernah melihat sekolah. Jika Anda ingin
107 | C A H A Y A I N J I L
melayani Allah, satu-satunya hal yang penting pada diri seorang murid
adalah keberadaan Allah di dalam hidupnya. Jangan iri jika ada orang
lain yang dipanggil dengan sebutan, "Pendeta Anu, PhD, Master ini dan
itu." Tidak ada artinya! Anda bahkan tidak usah membaca gelar-gelar
yang tertulis di sana! Perhatikanlah keberadaan Roh. Perhatikanlah
kuasa Roh di dalam orang tersebut. Hal itulah yang saya kejar. Ituah
yang saya inginkan.
Saya tahu, jika saya tidak mentaati Allah dan berkeras untuk pergi,
maka saya akan mendapat gelar D. Theo. di belakang nama saya, dan
Allah akan menempatkan saya di dalam tong sampah di sepanjang sisa
hidup saya. Riwayat saya akan tamat. Apa yang akan saya perbuat
dengan gelar D.Theo. ini jika Allah sudah tidak punya waktu untuk saya
lagi? Saya akan hanyut di saluran pembuangan. Lenyap! Pahamilah hal
ini dengan baik. Harga dari ketidaktaatan sangat berat, tak terukur!
Jangan pernah melanggar kehendak Allah. Anda tidak akan sanggup
menanggungnya.
Puasa sebagai Alat untuk Mengendalikan Kedagingan Anda
Hal selanjutnya yang perlu kita pelajari dari peperangan rohani
melawan pencobaan ini adalah kata "berpuasa". Berpuasa! Di dalam
gaya hidup kekristenan kita sekarang ini yang sangat manja,
kebanyakan orang tidak mau berpuasa. Kehidupan rohani orang Kristen
mayoritas sangat tidak disiplin. Jemaat dipenuhi oleh orang-orang
manja yang hanya tahu masalah datang untuk mendapat sesuatu saja.
Orang Inggris punya istilah khusus untuk ini, mereka biasa berkata,
"Kami datang untuk minum bir. Saya datang ke sini hanya untuk
minum bir." Mereka datang hanya untuk mengejar apa yang bisa
mereka peroleh. Tidak ada disiplin pribadi. Tidak ada tekad rohani.
Tidak ada pendorong rohani! Apa yang dilakukan oleh Yesus dalam
menghadapi pencobaan? Pelajari contoh yang diberikan-Nya. Ia dicobai
selama empat puluh hari dan Ia berpuasa selama empat puluh hari.
Jika Anda masih belum mengerti makna puasa, Anda mungkin akan
mengira bahwa puasa akan membuat pencobaan menjadi semakin
berat dihadapi. Barangkali tujuannya untuk mempermudahkan tugas
Iblis mencobai Dia. Sebenarnya, ketika masih baru menjadi Kristen,
seperti itulah jalan pikiran saya. Saya berkata, "Lucu sekali, Yesus
berpuasa dan memperlemah diri-Nya sehingga memberi kesempatan
bagi Iblis untuk mencobai-Nya karena Iblis dapat menggoda rasa lapar-
108 | C A H A Y A I N J I L
Nya dengan lebih efektif. Dengan perut yang terasa sangat lapar,
bagaimana Engkau akan bertahan menghadapi godaan?" Jika seperti
itu cara berpikir Anda, maka Anda sudah keliru. Yesus berpuasa bukan
untuk memberi Iblis kesempatan untuk mencobai-Nya. Itu konyol.
Kehidupan Kristen sudah cukup berat tanpa ditambah dengan kegiatan
yang tidak perlu. Tujuan utama dari berpuasa adalah untuk
melemahkan efektifitas pencobaan Iblis terhadap-Nya.
Nah, jika Anda sudah memahami poin yang sebelum ini, Anda akan
dapat memahami hal yang sedang saya bicarakan ini. Iblis menyerang
melalui daging Anda; apakah Anda sudah mulai mengerti? Lalu
bagaimana Anda akan menghadapi serangan ini? Dengan melatih
kendali atas daging. Itulah tujuan dari berpuasa. Secara sederhananya,
puasa menempatkan daging di bawah kendali Anda. Dengan berpuasa
Anda belajar untuk mengendalikan daging, maka sarana yang bisa
dipakai Iblis untuk menyerang Anda akan sangat jauh berkurang
karena Anda sudah mengendalikan daging Anda. Daging yang tidak
disiplin adalah senjata yang mematikan di tangan Iblis. Itu sebabnya ia
dapat dengan mudah menjatuhkan banyak orang Kristen karena
mereka tidak mendisiplin dagingnya. Iblis dapat memanfaatkan
kedagingan Anda. Dan ia memang selalu memanfaatkan itu untuk
menyerang Anda.
Manusia rohani mendisiplin dagingnya! Paulus berkata di 1 Kor. 9:27
bahwa ia sendiri selalu melatih dirinya. Ia menempatkan dagingnya di
bawah kendali yang mantap. Saya katakan kepada Anda, belajarlah
untuk berpuasa! Anda tidak akan mati karenanya. Jangan kuatir, Anda
tidak akan mati. Sebaliknya, Anda akan hidup, dan hidup lebih baik
daripada keadaan Anda yang sekarang. Sangat tragis melihat betapa
kurangnya disiplin diri di zaman sekarang ini. Saya tidak tahu berapa
banyak orang yang menjalankan puasa. Dan saya seringkali membahas
akan hal ini di dalam beberapa KKR atau ibadah mingguan. Belajarlah
untuk menempatkan daging Anda di bawah kendali. Hal itulah yang
dicontohkan oleh Yesus.
Beberapa Tips tentang Puasa
Akan tetapi saya juga perlu memperingatkan beberapa hal. Saya tidak
menyarankan Anda untuk langsung berpuasa selama empat puluh hari.
Mungkin kita tidak akan bertemu lagi jika Anda langsung berpuasa
selama itu, dan saya tidak mau kehilangan Anda! Jangan terburu-buru!
109 | C A H A Y A I N J I L
Perhatikan bahwa Yesus disebutkan tidak makan selama empat puluh
hari. Penjelasan ini sangat penting. Tidak disebutkan bahwa Yesus tidak
minum selama empat puluh hari itu. Itu artinya bahwa pada saat
berpuasa, Anda masih minum air sebagaimana biasanya. Dan saya
sarankan untuk tidak langsung mencoba yang empat puluh hari -
jangan terburu nafsu. Mulailah dengan satu hari saja. Atau, jika yang
satu hari itu masih terlalu berat, cobalah melewati setengah hari dulu.
Saya yakin, ketika tiba waktu untuk makan malam, Anda mungkin
merasa bahwa Anda sedang mati kelaparan. Tetapi Anda tidak akan
mati. Jangan kuatir, Anda pasti selamat. Sesudah itu, cobalah, untuk
waktu satu hari. Anda pasti akan merasa tidak sanggup bertahan lagi
pada malam harinya, akibat tekanan rasa lapar itu. Anda akan
merasakan lutut Anda gemetar dan lengan Anda terkulai lemas. Tenang
saja, Anda pasti bisa bertahan sampai keesokan harinya. Akan tetapi
saya tidak menganjurkan Anda untuk langsung berpuasa dalam waktu
yang lama sebagai permulaan!
Yesus berpuasa sampai empat puluh hari karena Ia sudah terlatih
untuk berpuasa dalam waktu yang lama. Anak Allah tahu apa artinya
mendisiplin daging. Itu sebabnya Ia dapat menghadapi peperangan
rohani melawan Iblis dengan sangat berhasil. Ia dicobai selama empat
puluh hari itu - bacalah ayat-ayatnya dengan teliti. Dan di sepanjang
saat pencobaan itu, Ia berpuasa, menutup pintu serangan yang
diarahkan ke daging-Nya: dengan demikian melunturkan efektifitas
serangan Iblis terhadap-Nya. Manusia Allah sangat sulit diserang
karena ia menempatkan dagingnya di bawah kendali dan disiplin yang
baik.
Mereka yang sudah mengikuti pelatihan tentunya sudah belajar sesuatu
tentang arti berpuasa. Mereka sudah belajar untuk berpuasa untuk
beberapa hari dan di dalam beberapa kesempatan belajar untuk
mengendalikan kedagingannya. Secara bertahap, Anda akan mendapati
bahwa Anda bisa memperpanjang masa puasa Anda. Bersikaplah
realistik. Jangan menetapkan target yang terlalu jauh, hal yang
akhirnya tidak dapat Anda penuhi. Mungkin Anda berkata, "Saya akan
berpuasa selama seminggu." Dua hari kemudian, Anda sudah merasa
akan mati kelaparan. Anda berkata, "Masih ada lima hari yang harus
dilewati," dan Anda sudah berkeringat dingin; Anda lalu gagal
menuntaskannya. Bersikaplah realistik. Jangan memulai dengan target
110 | C A H A Y A I N J I L
yang mustahil. Jangan berlari sebelum bisa berjalan. Memulai dengan
satu hari mungkin cukup baik.
Dan tentu saja, jangan melakukannya jika kesehatan Anda buruk. Saya
tidak ingin bertengkar dengan para dokter. Jangan melakukannya jika
kesehatan Anda sedang buruk. Kesehatan saya sendiri tidak begitu
baik, akan tetapi puasa ternyata tidak membahayakan kesehatan saya.
Malahan, saya mengalami dampak yang baik.
Puasa, sebagaimana yang sudah saya sampaikan, adalah pokok yang
sulit dipahami di masa yang bercirikan sikap manja ini. Kita belum
memiliki bala tentara Kristen. Yang kita miliki sekarang ini adalah
kerumunan turis di dalam gereja. Mereka berdatangan untuk melihat-
lihat keadaan. Mereka datang bukan untuk terlibat di dalam
peperangan rohani. Kita butuh orang-orang dengan rohani yang
disiplin.
Ada beberapa buku yang membahas tentang puasa. Sebuah di
antaranya ditulis oleh Arthur Wallis, dengan judul God's Chosen
Fast (Puasa Pilihan Allah) yang dapat Anda temukan di toko-toko buku.
Saya tidak tahu apakah ada lagi buku lain yang membahas tentang
puasa. Hanya ada sedikit buku yang membahas tentang hal ini di
tengah jemaat yang manja dan ceroboh seperti sekarang ini. Jika Anda
tinggal di negara-negara barat, Anda tidak akan tahu apa-apa tentang
disiplin rohani.
Jika Anda menduga bahwa berpuasa itu berbahaya, jangan berpikir
seperti itu. Berpuasa tidak akan membahayakan diri Anda sama sekali.
Sebenarnya, hal ini malah akan memberi beberapa manfaat bagi diri
Anda. Ada seorang dokter yang menulis sebuah buku tentang manfaat
dari puasa dengan judul The Best Diet is No Diet (Diet yang Terbaik
Adalah Tiada Diet). Berpuasa memang ada gunanya bagi kesehatan.
Ada lagi ahli gizi yang menulis sebuah buku yang bagus - saya katakan
bagus karena saya sudah mempelajari isinya - berjudul The Miracle of
Fasting (Mukjizat dari Puasa). Orang ini sama sekali bukan Kristen. Ia
tidak berkata bahwa berpuasa akan sangat baik bagi kerohanian Anda.
Yang ia sampaikan justru bahwa berpuasa itu bermanfaat baik bagi
kesehatan tubuh Anda. Ia membersihkan tubuh Anda. Anda akan
merasa lebih sehat dan kuat.
111 | C A H A Y A I N J I L
Kenyataannya, saya mendapati bahwa setelah beberapa hari berpuasa,
pikiran saya menjadi lebih jernih. Sungguh pengalaman yang sangat
luar biasa! Otak Anda sepertinya bekerja dengan lebih cepat dari
biasanya, dan Anda seperti bisa melihat atau memahami sesuatu
dengan lebih cepat. Saya kira, di dunia yang sudah dipenuhi dengan
gula dan kolesterol ini, otak kita mengalami kemacetan dan susah
bekerja. Sulit untuk berpikir dengan jernih. Sungguh luar biasa hasil
yang didapat dari berpuasa, bahkan menjangkau ke daya pikir Anda,
tentunya jika Anda dapat melewati puasa beberapa hari. Tidak akan
membahayakan kesehatan Anda, minum saja air yang banyak.
Akan tetapi saya tidak tertarik pada manfaat jasmaninya. Yang saya
pentingkan adalah perkara menempatkan tubuh ini di bawah kendali
yang kuat - seperti yang dibicarakan oleh Paulus. Jika Anda ingin
berlomba seperti seorang atlet, apa yang harus Anda tiru dari atlet itu?
Cara ia mendisiplin tubuhnya. Itulah hal yang dibicarakannya di 1
Korintus 9. Saya sudah pernah membahas hal ini dalam beberapa
kesempatan. Hari ini, saya menyebutkannya lagi untuk kepentingan
mereka yang baru saja dibaptis.
'Manusia Hidup Bukan dari Roti saja, tetapi dari Setiap Firman
yang Keluar dari Mulut Allah'
Sekarang kita sampai pada poin yang terakhir. Apakah poin yang
terakhir dari Lukas 4:1-4 ini? Inilah dia: Yesus menjawab Iblis dengan
menggunakan Firman Allah, yaitu dari Ulangan 8:3, dan ia menjawab
dengan kata-kata berikut, "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi
dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah" (Mat.4:4). Ini adalah
ayat yang sangat penting, dan saya tidak punya banyak waktu untuk
menguraikannya sekarang ini, jadi saya akan menyinggung beberapa
butir saja.
1. Kehidupan Rohani Anda bergantung pada Firman Allah
"Manusia hidup bukan dari roti saja..." Butir yang pertama adalah ini:
Sama halnya dengan tubuh jasmani Anda yang bergantung pada
makanan untuk bisa hidup, kehidupan rohani Anda bergantung pada
Firman Allah untuk bisa bertahan hidup. Anda bukan sekedar sebuah
tubuh, tetapi Anda juga adalah roh. Jika lebih suka menyebutnya
dengan istilah 'jiwa', tidak apa-apa, Anda boleh memakai istilah itu.
Kata 'roh' lebih alkitabiah di sini dan saya sudah pernah membahas
makna kata 'roh' di dalam Perjamuan Kudus. Nah, di sini kita
112 | C A H A Y A I N J I L
mendapati bahwa sama halnya dengan tubuh jasmani Anda
membutuhkan makanan untuk bisa hidup, maka roh Anda
membutuhkan makanan juga, dan makanan itu adalah Firman Allah.
Ini adalah hal yang penting untuk dipahami.
2. Anda Harus Makan untuk Bisa Tetap Hidup
Kedua, perhatikanlah. Tidak cukup sekedar dilahirkan untuk bisa hidup.
Jika Anda ingin tetap hidup dan bertumbuh, maka Anda harus makan.
Ini adalah perkara yang sangat penting untuk dipahami. Di dalam
kehidupan rohani, Anda tidak cukup dengan sekedar dilahirkan
kembali. Kadang kala ada pengkhotbah yang berbicara seolah-olah
dilahirkan kembali adalah kesimpulan dari segalanya; jika Anda sudah
dilahirkan kembali maka ceritanya sudah selesai! Maksud saya, Anda
akan baik-baik saja sampai selamanya. Bukan begitu! Seperti yang
Anda ketahui, seorang bayi butuh makanan untuk bisa bertumbuh. Jika
Anda tidak makan, apa yang akan terjadi pada diri Anda? Anda akan
mati. Maksudnya, Anda mungkin sudah dilahirkan, akan tetapi Anda
akan mati jika tidak makan. Dan hal yang sama berlaku di sini. Anda
sudah dilahirkan kembali, itu sangat baik. tetapi jika Anda ingin
bertahan hidup, Anda harus makan. Anda harus makan dari Firman
Allah. Ini tentunya sangat jelas. Apa yang akan terjadi pada diri Anda
jika Anda tidak makan dari Firman Allah? Anda akan mati! Itulah hal
yang akan terjadi. Rasul Petrus berkata, "Bayi memerlukan susu" (1
Pet.2:2). Apa itu susu? Firman Allah! Begitulah cara Anda bertumbuh
dan hidup. Jika Anda tidak makan, maka Anda akan mati. Ingatlah
akan hal ini dengan baik.
3. Makan dari Firman Allah Berarti Menjalani Hidup Sesuai
dengan Firman Allah
Lalu apa arti dari makan Firman Allah? Kebanyakan dari kita cenderung
untuk memahami segala sesuatu secara intelektual, dan saya perlu
memperingatkan Anda akan hal ini. Jangan berpikir bahwa makan dari
Firman Allah berarti sekedar membaca dan memahaminya. Terlalu
sering dikatakan bahwa makan dari Firman Allah berarti bahwa Anda
hanya perlu membaca dan memahami apa yang tertulis di sana. Itu
hanya sebagian dari proses makan dari Firman Allah. Makan dari
Firman Allah berarti menjalankannya, bukan sekedar membacanya.
Anda masih belum makan dari Firman Allah jika belum
menjalankannya. Ini sangat penting. Anda mungkin sudah membaca
Firman Allah; Iblis juga melakukan hal yang sama. Ia juga hapal isi
113 | C A H A Y A I N J I L
Alkitab, lalu mengapa Iblis tidak bertumbuh? Mengapa ia tidak hidup
secara rohani? Karena ia tidak melakukannya. Makan dari Firman Allah
tidak sekedar membaca dan memahaminya. Hiduplah sesuai dengan
apa yang sudah Anda pahami!
Jadi, saya tegaskan bagi Anda semua yang baru saja dibaptis:
sesuaikan hidup Anda dengan Firman Allah. Ini lebih penting ketimbang
mempelajari buku-buku tafsiran. Apa yang harus Anda lakukan? Ketika
Anda membaca sebuah ayat, tanyakanlah, "Apakah kehidupan saya
serupa dengan ayat ini? Bagaimana menerapkan ayat ini ke dalam
hidup saya?" Jika Anda melakukan hal itu, maka Anda sudah benar-
benar hidup dari Firman Allah. Anda sudah makan Firman Allah. Jadi
bacalah Firman Allah. Seberapa banyak pasal yang Anda baca dari
Alkitab bukanlah pokok permasalahannya. Banyak orang yang terpusat
perhatiannya pada perkara jumlah pasal yang telah dibaca. Saya lebih
suka jika Anda hanya membaca tiga kalimat dan menjalankannya. Apa
gunanya membaca tiga pasal tetapi Anda tidak tahu bagaimana
mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari Anda? Lebih baik hanya
membaca tiga kalimat saja tetapi langsung menjalankannya seketika
itu juga. Dengan demikian Anda sudah makan dari Firman itu.
Sekarang kita sampai kepada kesimpulannya.
Rangkuman
Lalu bagaimana cara kita menghadapi pencobaan? Pertama, dengan
dipenuhi oleh Roh Kudus. Ingatlah kalimat pertama di Lukas 4:1,
"Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan,
lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun." Kita menghadapi
peperangan rohani ini tidak dengan kekuatan kita sendiri. Kita
menerima Roh Kudus untuk mengalahkan pencobaan. Lalu, apa poin
yang selanjutnya? Kedua adalah: Tempatkan tubuh jasmani Anda di
bawah kendali yang kokoh. Berpuasa adalah sarana yang ampuh untuk
maksud itu. Bukan satu-satunya sarana, melainkan sarana yang
ampuh. Anda bisa tambahkan latihan disiplin ini dengan kegiatan olah
raga. Erobik, bersepeda, atau bina raga adalah beberapa contoh yang
baik. Berolah raga membantu Anda mendisiplin tubuh. Apakah Anda
terbiasa membiarkan tubuh Anda menjadi manja? Berolah-ragalah! Apa
pun olah raga itu, yang penting latihlah diri Anda untuk berdisiplin.
Seorang atlet melatih dan mengendalikan tubuhnya dengan baik. Akan
tetapi, di dalam menjalankan puasa, Anda perlu melatihnya dengan
hati-hati dan berangsur-angsur. Tempatkanlah diri Anda di bawah
114 | C A H A Y A I N J I L
kendali yang baik. Dan yang terakhir adalah, secara teratur makanlah
selalu dari Firman Allah. Terapkan Firman Allah di dalam hidup Anda.
Maka Anda akan tahu seperti apa kuasa Allah di dalam kehidupan
sehari-hari Anda.
Pencobaan sesudah Baptisan 2
Lukas 4:5-13 - Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
Hari ini kita akan melanjutkan pembahasan kita tentang Firman Allah
mengenai pencobaan, memasuki lebih dalam lagi tentang makna dari
pencobaan. Minggu yang lalu saya menyampaikan bahwa pencobaan
terhadap Yesus datang segera sesudah baptisan-Nya, datang segera
setelah Ia diurapi oleh Roh Allah. Sekarang kita bisa mulai memahami
rencana serangan Iblis. Pada minggu lalu kita sudah melihat bahwa
jalur pendekatan yang digunakan oleh Iblis untuk menjangkau kita,
menjangkau hati kita, adalah dengan melalui daging. Ia merayu kita
untuk mengutamakan kebutuhan dan keinginan kita. Beberapa rayuan
yang dipakai memanfaatkan dasar-dasar yang sangat masuk akal dan
terlihat wajar, yang kemudian ia belokkan menjadi jerat yang
membinasakan kita.
Hari ini kita akan mempelajari dua prinsip lainnya yang ia pakai untuk
menyerang kita. Perlu saya sampaikan kepada Anda sekalian, dengan
sejujurnya, bahwa peristiwa pencobaan ini - secara keseluruhan -
adalah sangat dalam. Yang kita lakukan sekarang ini adalah sekedar
mengungkapkan ketiga prinsip dasar pencobaan itu untuk bisa
dipahami. Ada tingkat kedalaman makna di dalam pencobaan itu yang
tidak dapat kita jangkau sekarang ini. Jadi, saya tidak ingin ada orang
yang mengira bahwa setelah kita selesai membahas hal pencobaan
pada hari ini, maka segala sesuatu yang perlu dipahami tentang
pencobaan telah diperoleh semuanya. Tidak! Yang kita lakukan
sekarang ini hanya sekedar mengungkapkan tiga prinsip dasarnya,
sedangkan tingkat kedalaman dari pencobaan itu, seiring dengan
berlanjutnya kehidupan Kristen Anda dan dengan semakin
bertambahnya kemampuan Anda untuk memakan makanan keras,
akan dapat Anda pahami dengan semakin baik lagi.
115 | C A H A Y A I N J I L
Hari ini kita akan mempelajari Lukas 4:5-13.
Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam
sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.
Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan
kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku
dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi
jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-
Mu." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus
menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau
berbakti!" Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan
menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya:
"Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, sebab
ada tertulis: (Nah, Yesus sudah dua kali berkata, "Ada tertulis," jadi
kali ini Iblis memakai teknik yang sama, yaitu memakai kutipan, "Ada
tertulis.") Mengenai Engkau, Ia (yaitu Allah) akan memerintahkan
malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan
menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk
kepada batu (di sini Iblis mengutip dari Mazmur 91:11-12, dan ia
mengutip dengan sangat tepat)." Yesus menjawabnya, kata-Nya: "Ada
firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" (Kali ini Yesus
mengutip dari Ulangan 6:16). Sesudah Iblis mengakhiri semua
pencobaan itu, ia mundur daripada-Nya dan menunggu waktu yang
baik.
Ada prinsip-prinsip penting yang harus kita pahami di sini, terutama
bagi Anda yang baru saja dibaptis. Sekarang ini Anda masuk ke dalam
peperangan rohani. Jadi Anda harus memahami taktik yang dipakai
oleh pihak musuh. Taktik-taktik tersebut sangatlah rapi dan cerdik.
Sangat cerdik!
Dusta Iblis: Perhatikanlah Dirimu Sendiri, Maka Allah akan
Perhatikan Kamu
Prinsip yang kita pelajari pada minggu lalu memang terlihat agak
kasar. Ia memanfaatkan kebutuhan dan hasrat-hasrat jasmani kita,
bahkan kebutuhan yang terlihat wajar. Namun pada langkah
selanjutnya, ia memperhaluskan pendekatannya. Jika serangan yang
pertama tidak berhasil, ia akan mencari jalan yang lain dan sarana
yang berbeda. Ia memiliki banyak sarana untuk dipakai. Lalu apa dua
prinsip lain yang dapat kita lihat di sini? Dasar pendekatan, ide dasar,
116 | C A H A Y A I N J I L
yang dipakai oleh Iblis sebenarnya sederhana. Rayuan dasarnya,
walaupun tidak ia ucapkan secara terbuka, adalah, "Jangan pedulikan
apa yang dikatakan atau yang tidak dikatakan oleh Allah. Lakukan saja
apa yang engkau mau! Lakukan apa yang engkau kehendaki. Siapa
yang peduli pada apa yang dikatakan oleh Allah? Apakah Allah
berbicara tentang hal itu? Atau mungkin Ia tidak pernah berkata-kata
tentang hal itu? Tidak usah dipersoalkan. Yang perlu kau perhatikan
adalah si nomor satu - dan si nomor satu itu adalah dirimu sendiri!
Pikirkanlah tentang dirimu sendiri. 'Diri sendiri', itulah yang terpenting.
Sang Ego - itulah yang utama. Pikirkan saja dirimu sendiri. Karena
Allah mungkin tidak selalu memperhatikan dirimu."
Nah, ada pepatah yang mengatakan, "Allah memperhatikan orang-
orang yang memperhatikan dirinya sendiri." Tidak ada pernyataan
setanik yang lebih berbahaya ketimbang yang satu ini. Terdengar
sangat masuk akal, bukankah begitu? Anda tidak bisa berharap bahwa
Allah akan mengurusi keperluan Anda jika Anda sendiri tidak
mengurusnya! Bagaimana Anda dapat mematahkan logika pernyataan
ini? Karena kita semua sudah dicuci otaknya. Kita semua sudah
diindoktrinasi dengan pepatah ini. Kita selalu menerima dan mengakui
pepatah ini, "Allah memperhatikan orang-orang yang memperhatikan
dirinya sendiri." Ya, ya! Sangat masuk akal. Tentu! Penalaran seperti
itulah yang menurut Iblis sangat masuk akal.
Sekarang lihatlah pada mereka yang melayani Tuhan. Mereka tidak
memperhatikan dirinya sendiri. Mereka melepaskan pekerjaannya. Lalu
mereka mengikut Tuhan. Anda lalu berkata, "Engkau tidak
memperhatikan kebutuhan hidupmu. Engkau tidak mengindahkan
kepentinganmu. Anda lihat, tindakanmu jelas-jelas bertentangan
dengan pepatah tersebut. Padahal, Allah perhatikan orang yang
perhatikan dirinya sendiri. Jika Anda tidak perhatikan diri Anda,
bagaimana Anda bisa berharap bahwa Allah akan perhatikan Anda?"
Dan tahukah Anda, hal yang paling aneh adalah bahwa sering saya
mendengar orang-orang Kristen mengutip pepatah ini seolah-olah ini
adalah suatu kebenaran Alkitab, seolah-olah ini merupakan hal yang
wajar dan pasti dipahami oleh setiap orang Kristen.
Oh, kalimat itu sangat masuk akal. Sangat masuk akal menurut
penalaran manusia normal. Manusia menaruh perhatian pada dirinya
sendiri dan Allah juga memperhatikan dia, jadi sungguh sangat indah.
117 | C A H A Y A I N J I L
Apa lagi yang Anda perlukan? Tujuan utama menjadi orang Kristen
bukan saja bahwa Anda harus memperjuangkan nasib Anda, yang
segera akan Anda lakukan, tetapi Anda juga memiliki Allah yang
mengurusi nasib Anda. Beginilah pola pikir yang berpusat pada
manusia, yang menganggap keberadaan Allah hanya untuk mendukung
kepentingan manusia. Allah ada untuk melayani Anda, bukannya Anda
melayani Allah. Siapa yang akan percaya kepada Allah jika keberadaan
Allah tidak untuk memenuhi kepentingannya, tidak membasuh kakinya.
Sungguh indah memiliki Yesus! Ia membasuh kaki kita; kita sendiri
juga membasuh kaki kita ini; nah, kaki kita dibersihkan dua kali! Siapa
yang peduli apakah kaki Yesus sudah dibasuh atau tidak? Yang penting,
saya mau membasuh kaki saya, dan Yesus ikut membasuh kaki saya
juga. Hal yang lebih bagus dari itu tidak akan Anda dapatkan di tempat
lain. Suatu jaminan berganda. Seperti yang biasa dikatakan oleh Tozer,
"Jaminan ganda." Menjadi orang Kristen berarti memperoleh jaminan
ganda. Anda menyelamatkan diri Anda sendiri, dan Allah juga ikut
menyelamatkan diri Anda. Ini adalah logika yang sempurna bagi
manusia duniawi.
Lagi pula, untuk apa Anda beragama? Mengapa Anda mau menjadi
orang Kristen? Supaya Allah melakukan sesuatu bagi Anda! Apakah
Anda akan berbuat sesuatu bagi Allah atau pun tidak, tidak ada relevan
sama sekali. Buat apa memikirkan hal itu? Mungkin di waktu senggang
Anda, Anda bisa berbuat sesuatu bagi Allah. Sementara ini, Allah hadir
untuk mengerjakan segala sesuatu bagi Anda. Inilah yang saya sebut
sebagai, "Agama Iblis yang berpusat pada manusia." Jadi, jika suatu
saat nanti Anda mendengar ada orang yang mengutip pepatah, "Allah
memperhatikan orang-orang yang perhatikan dirinya sendiri" - maka
sebaiknya Anda segera katakan kepadanya bahwa itu adalah kalimat
yang keluar dari mulut Iblis. Hal itulah yang Iblis ajukan kepada Anda.
Buat apa Anda memikirkan apa yang Allah katakan? Kerjakan saja apa
yang ingin Anda kerjakan, maka Allah akan bertindak buat Anda. Pada
saat Anda memperjuangkan kepentingan Anda, maka ia akan ikut
memperhatikan kepentingan Anda. Sangat sempurna! Sungguh
mengena! Saya sering melihat orang Kristen yang, tanpa bekal
kemampuan untuk membedakan apa-apa, menelan pepatah ini
mentah-mentah, karena mereka tidak memiliki pemahaman rohani
untuk dapat melihat logika Iblis di balik semua ini.
118 | C A H A Y A I N J I L
Nasehat Iblis: Jika Terjadi Konflik, Pilihlah Jalan Keluar yang
Paling Mudah!
Mari kita amati pencobaan yang pertama jika kita sudah memahami
prinsip umum ini. Nah, jika Anda sedang mengejar kepentingan pribadi
Anda, apa yang akan Anda lakukan pada saat Anda menghadapi
persoalan atau pertentangan? Jawabannya sangat sederhana. Pilih
jalan keluar yang paling mudah - yaitu jalan yang paling sedikit
perlawanannya! Maksudnya, jika Anda memperhatikan kepentingan
pribadi Anda, Anda tentunya tidak ingin mempersulit keadaan buat diri
Anda sendiri bukan? Anda pasti akan memilih jalan yang paling sedikit
perlawanannya. Ambil jalan yang mudah. Jangan masuk ke jalan yang
sempit. Jalan yang sempit itu sangat susah. Ambillah jalan yang lebar.
Tidak ada perlawanan di sana. Ikutilah arus! Siapa yang mau melawan
arus? Itu pilihan yang sangat berat.
Jadi di sini kita dapat melihat prinsip pertama dari pencobaan, dimulai
dari ayat ke-5, yaitu usaha Iblis untuk menggoda Yesus untuk
mengambil jalan yang lebih mudah. Tetapi saya perlu mengulas latar
belakang prinsip ini terlebih dahulu, supaya Anda dapat melihat
gambarannya dengan lebih jelas. Di ayat 5 dikatakan, "ia membawa
Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia
memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia." Kerajaan-
kerajaan di sini bukan sekedar bangsa-bangsa yang berkuasa; tetapi
para penguasa, pemegang wewenang di dunia ini. Iblis tidak sedang
membawa Yesus dalam sebuah perjalanan wisata. Ini bukan perjalanan
wisata, seperti yang biasa dilakukan oleh para turis di zaman ini.
Sekarang ini ada paket wisata 12 hari untuk mengunjungi Eropa.
Biasanya, orang yang mengikuti wisata ini, pada saat kembali, akan
berkata, "Saya sudah mengunjungi seluruh Eropa dalam 12 hari itu."
Mereka sudah melihat-lihat semua negeri di sana. Mereka mengunjungi
8 negara dalam 12 hari. Ada juga yang mengunjungi 12 negara dalam
12 hari. Bayangkanlah jika Anda harus melihat-lihat negeri Jerman
dalam sehari. Tentu saja Anda pasti bisa melakukan hal itu. Saya
sendiri pernah berkendara melintasi Jerman dalam sehari. Berangkat di
pagi hari, dan pada malam harinya Anda sudah sampai di ujung yang
lain. Sangat melelahkan, tetapi bisa dilakukan. Jadi Anda bisa berkata,
"Aku sudah pernah melintasi negeri Jerman, dari utara ke selatan
dalam 12 jam." Tentu saja, hal-hal apa yang sudah Anda lihat tidak
dapat dipastikan. Tidak banyak hal yang dapat Anda lihat, tapi
119 | C A H A Y A I N J I L
setidaknya Anda bisa bercerita bahwa Anda pernah mengunjungi Eropa
dan tentang berapa banyak negeri yang Anda kunjungi dalam kurun
waktu tersebut. Namun bukan perjalanan seperti ini yang sedang Iblis
lakukan terhadap Yesus. Ia tidak sedang mengajak Yesus bertamasya
melihat-lihat seluruh negeri yang ada di dunia ini. Yang sedang ia
lakukan, perhatikan, adalah hal yang terjadi 'dalam sekejap mata".
Disebutkan di dalam ayat ke-5 itu, "dalam sekejap mata ia
memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia." Artinya semua itu
terjadi dalam sekejap mata. Itulah poinnya. Yang sedang terjadi di sini
adalah suatu penglihatan. Yang sedang kita bicarakan adalah perkara
penglihatan, bukannya darmawisata.
Berhati-hatilah terhadap Pengalaman Kerohanian yang Berasal
dari Iblis!
Perhatikan: Iblis dapat saja memberi Anda suatu pengalaman rohani
yang mantap juga. Ia dapat membawa Anda ke suatu tempat yang
tinggi dan memberi Anda beberapa pengalaman rohani - seperti
penglihatan! Dan penglihatan tentang segala kemegahan penguasa-
penguasa dunia tentunya sangat luar biasa! Waspadalah terhadap
penglihatan rohani yang datang dari Iblis! Saya ingin mengingatkan
Anda yang baru saja dibaptis. Anda mungkin masih belum
berpengalaman di dalam peperangan rohani, jadi jangan mengira
bahwa setiap pengalaman kerohanian itu berasal dari Allah (Matius, di
dalam ayat-ayat yang menceritakan tentang peristiwa ini menyebutnya
sebagai 'gunung'; Matius menyebutkan bahwa Iblis membawa Yesus ke
atas gunung yang sangat tinggi, yaitu pengalaman kerohanian yang
sangat tinggi). Pengalaman itu tidak selalu berasal dari Allah. Saya
tidak selalu yakin bahwa pengalaman kerohanian yang didapat
seseorang dari sebuah KKR itu berasal dari Allah. Alasan mengapa saya
meragukan hal itu adalah karena hanya di dalam waktu satu minggu
saja, orang itu sudah menunjukkan tanda-tanda keruntuhan. Ia masuk
ke dalam keadaan depresi. Nah, jika sebuah pengalaman kerohanian
memberikan tekanan batin bagi jiwa Anda setelah beberapa waktu, hal
inilah yang menimbulkan kecemasan saya. Pengalaman seperti itu lebih
besar kemungkinannya tidak berasal dari Allah. Iblis mengangkat Anda
hanya untuk membanting diri Anda. Itulah satu-satunya alasan
mengapa ia mengangkat Anda - yaitu untuk membanting diri Anda.
Saya prihatin terhadap beberapa pengalaman kerohanian yang sangat
tinggi ini. Sikapilah setiap pengalaman kerohanian Anda dengan sangat
120 | C A H A Y A I N J I L
hati-hati, terlebih lagi terhadap mereka yang menawarkan janji untuk
memberi pengalaman kerohanian yang instan.
Saya prihatin terhadap mereka yang sangat menekankan hal
pengalaman berbahasa lidah. Hal ini sangat mencemaskan saya. Saya
sendiri tidak menolak adanya bahasa lidah. Hal ini sudah sering kali
saya sampaikan. Namun keprihatinan itu selalu menghantui saya ketika
saya melihat orang-orang yang mengejar pengalaman berbahasa lidah
bukan untuk tujuan melayani Allah dengan lebih baik, melainkan untuk
mendapatkan rasa terjamin keselamatannya, mengejar sensasi
pengalaman rohani. Nah, orang-orang yang sekedar mengejar rasa
terangkat ini akan segera mendapatkannya dari Iblis - "Iblis
membawanya ke atas." Anda ingin merasakan pengalaman terangkat?
Iblis dengan senang hati akan memberi Anda pengalaman itu. Tetapi
berhati-hatilah! Waspadalah terhadap pengalaman-pengalaman
semacam itu. Juga terhadap kemeriahan KKR kesembuhan! Saya tidak
menentang penyembuhan, hal ini sudah pernah saya sampaikan
kepada Anda. Dan Allah juga, dalam sejumlah kesempatan,
menyembuhkan orang melalui saya. Namun berhati-hatilah jika
kecenderungan Anda hanya ingin mengejar sensasi pengalaman rohani.
Ini sangat berbahaya! Iblis sangat bersedia untuk memberi Anda
pengalaman-pengalaman semacam itu. Dan Anda akan mengalami
kesulitan dalam membedakan mana yang asli dan yang palsu. Tidak
semua bahasa lidah berasal dari Allah! Demikian pula halnya dengan
penyembuhan. Berhati-hatilah akan hal-hal seperti ini.
Demikianlah, Iblis memberi Yesus sebuah penglihatan, penglihatan
tentang kerajaan-kerajaan di dunia ini. Anda perlu waspada terhadap
penglihatan. Ada penglihatan yang berasal dari Allah; dan ada pula
yang bukan. Penglihatan yang berasal dari Allah sangatlah luar biasa.
saat Anda menerima penglihatan dari Allah, penglihatan yang datang
adalah penglihatan tentang kemuliaan Allah, bukannya kemuliaan
dunia. Jadi, amatilah isi dari penglihatan itu. Apakah penglihatan itu
menyuburkan kedagingan Anda, atau memperkuat persekutuan Anda
dengan Allah? Ada perbedaan yang sangat menyolok di antara
keduanya. Dapatkah Anda melihat perbedaannya? Jika Anda merasa
semangat atau emosi Anda jadi meledak-ledak, pengalaman ini tidak
berasal dari Allah. Tetapi jika Anda sedang dibawa masuk ke dalam
satu pengalaman rohani yang sejati, Anda tidak akan mengalami
dorongan semangat yang meledak-ledak. Ada damai dan keteduhan
121 | C A H A Y A I N J I L
yang luar biasa di dalam pengalaman itu. Itulah tanda dari pengalaman
rohani yang berasal dari Allah. Ia tidak akan mendorong Anda untuk
masuk dalam suasana yang menggebu-gebu.
Iblis, Ahli dalam Memainkan Perasaan Anda
Waspadalah terhadap acara-acara kebaktian yang memanfaatkan lagu
dan musik yang dipakai untuk mengendalikan emosi Anda. Musik dan
lagu bisa dipakai untuk mengendalikan emosi orang, dan kami tidak
mau menggunakan cara-cara seperti itu karena hasil yang
ditimbulkannya tidak rohani, malahan setanik. Seseorang akan mudah
hanyut di tengah kebaktian yang melibatkan orang dalam jumlah
besar. Semua psikolog memahami persis akan hal ini - yaitu 'efek
massa'. Dalam kegiatan-kegiatan seperti itu, Anda akan masuk dalam
tekanan efek massa! Sangat mudah merekayasa efek massa, akan
tetapi setiap penginjil yang bijak tidak akan memakai cara-cara ini
karena ia tahu bahwa jika seseorang terjerat dalam sensasi efek massa
- yang menyuburkan kedagingannya, maka orang itu akan mengalami
kejatuhan dalam kehidupan rohaninya. Pengalaman rohani yang sejati
tidak membutuhkan permainan emosi semacam ini. Ketika Roh Allah
mengangkat Anda, yang terasa adalah suatu kedamaian batin,
bukannya gairah semangat, bukan tangis yang meledak-ledak atau pun
tubuh yang gemetaran. Saya sudah pernah melihat orang-orang yang
menunjukkan reaksi tangisan serta tubuh yang gemetaran seperti itu,
dan orang itu tenggelam dalam kondisi emosi yang parah. Itu adalah
rekayasa emosi! Pengalaman seperti itu belum tentu berasal dari Allah.
Jika Roh Allah menginsyafkan Anda akan dosa-dosa Anda -
penyingkapan itu terjadi secara rohani - berlangsung secara tenang.
Hati terasa hancur. Orang yang sedang diinsyafkan akan menangis
diam-diam, namun tidak dalam suasana menggigil dan hal-hal
semacam itu. Bedakanlah hal-hal yang bersifat kedagingan dan yang
dari Roh, yang berasal dari dunia dan dari Allah, secara hati-hati. Jika
Allah yang sedang berkarya, kejadiannya sangat jauh berbeda.
Penglihatan dari Allah yang diterima oleh Yesaya adalah penglihatan
tentang Allah, bukannya tentang kemuliaan dunia yang mendorong hati
Anda untuk mencintai dunia.
Jadi pahamilah prinsip-prinsip itu supaya Anda tahu bagaimana
membedakan antara satu dengan yang lainnya. Jika Anda datang ke
sebuah acara kebaktian yang melibatkan banyak orang (ini tidak
berarti bahwa setiap kebaktian besar itu salah), waspadalah dan jangan
122 | C A H A Y A I N J I L
biarkan diri Anda hanyut dalam rekayasa emosi yang dijalankan lewat
musik dan lagu, waspadalah terhadap segala tindakan yang akan
memainkan emosi Anda. Berusahalah untuk tetap dekat dengan Allah.
Tenangkan roh Anda di hadapan Tuhan supaya Anda tidak terbawa
masuk ke dalam hal-hal yang sesat.
Anda tahu, selama tujuh tahun saya hidup di bawah pemerintahan
komunis. Dan strategi seperti itu mereka jalankan dengan sangat
efektif. Jika Anda ingin tahu siapa yang ahli dalam hal memanipulasi
massa lewat cara-cara seperti ini, maka orang-orang komunis itulah
pakar yang paling mahir. Mereka tidak butuh belajar dari orang lain
lagi. Saya pernah bercerita kepada Anda tentang band, di mana saya
biasanya ikut dalam kerumunan orang yang membawa bendera atau
panji-panji lainnya. Pernahkah Anda melihat jutaan orang bergerak
mengikuti komando? Sangat mengesankan, membakar semangat!
Orang-orang komunis tahu persis bagaimana memakai cara-cara itu -
mengarahkan massa. Efek massa dipakai untuk mengendalikan orang-
orang! Satu orang meneriakkan slogan ( kou hao) dan massa
menanggapi teriakan itu dengan gemuruh. Tidak lama kemudian
mereka akan menjadi liar. Sesudah acaranya selesai, saat mereka
pulang ke rumah, mereka bertanya-tanya, "Kenapa saya melakukan
hal itu tadi?" Jawabannya sederhana: karena semua orang
melakukannya. Cukup satu orang yang memulai, dan teriakan itu akan
menjalar ke semua peserta. Iblis adalah ahli dalam hal memainkan
perasaan Anda. Berhati-hatilah.
Saya sungguh sedih melihat orang-orang Kristen memakai teknik yang
sama, mengira bahwa mereka bisa melayani Allah dengan cara ini.
Anda tidak akan bisa melayani Allah dengan memakai teknik-teknik
setanik atau duniawi. Anda akan mendapat hasil yang berlawanan.
Hasil dari penggunaan cara kebaktian massal seperti itu adalah
tingginya jumlah mereka yang mundur dari kehidupan rohani. Jumlah
orang-orang yang mengingkari keputusan yang sudah mereka buat
untuk Tuhan sangat tinggi. Para ahli statistik mengetahui hal ini:
sekitar 80% mengundurkan diri di dalam tahun yang pertama. Hasil
seperti inikah yang Anda harapkan? Memang sangat mengesankan
melihat betapa banyaknya orang yang masuk dalam daftar orang
bertobat. Namun pertanyaannya adalah: Berapa banyak yang akan
bertahan sesudah tahun pertama? Berapa banyak yang bertahan
setelah lima tahun? Jadi pahamilah peperangan rohani ini. Pahamilah
123 | C A H A Y A I N J I L
teknik yang dipakai oleh pihak musuh. Pahami bahwa ia tahu persis
bagaimana cara untuk memainkan kedagingan Anda. Jangan mengejar
pengalaman rohani murahan seperti ini.
Apa Maksud Iblis Ketika Ia Berkata, "Jikalau Engkau
Menyembah Aku"?
Selanjutnya kita melihat hal ini: yaitu di ayat yang berikutnya, Iblis
mengatakan hal ini kepada Yesus: "Segala kuasa dan kemuliaan itu
akan kuserahkan kepada-Mu. Aku akan menyerahkan semuanya
kepada-Mu. Apa syaratnya? Mari kita sederhanakan saja. Mari kita
tawar menawar, OK? Yang kuinginkan dari-Mu cukup penghormatan
saja." Nah, mari kita pikirkan lebih teliti lagi. Iblis tentunya bukan
mahluk yang bodoh. Ia tahu untuk apa Yesus datang ke dunia,
bukankah begitu? Ia tahu untuk apa Yesus datang ke dunia. Di 1
Yoh.3:8b, Alkitab memberitahu kita dengan sangat jelas, "Untuk inilah
Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan
perbuatan-perbuatan Iblis itu." Iblis tahu persis bahwa Yesus datang ke
dunia bukan untuk bertamasya, lantaran Ia kelelahan bekerja, jadwal
kerja di surga mungkin terlalu padat, jadi Ia memutuskan untuk datang
ke dunia ini bertamasya. Ia datang untuk - dan Iblis tahu persis akan
hal ini - membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis. Jadi penalaran Iblis
adalah seperti berikut: Iblis berkata, "Oh, aku tahu tujuan kedatangan-
Mu ke sini. Engkau datang untuk memerangi aku. Engkau datang untuk
menghancurkan kekuasaanku atas dunia ini. Dan Engkau juga tahu
bahwa aku tidak akan tinggal diam saja. Aku akan bergerak melawan.
Dan kita berdua akan sama-sama kesakitan dalam proses ini."
Kita dapat membayangkan diskusi yang terjadi di antara mereka.
Semua ini disajikan kepada kita dalam bentuk yang sudah diringkas,
dan seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, kita tidak akan
bisa menjangkau semua kedalaman pencobaan itu. Namun jika Anda
ingin tahu apa dasar dari pernyataan-pernyataan ini, inilah
penjelasannya. Iblis tahu untuk apa Yesus datang ke dunia. Yesus juga
tahu tujuan kedatangan-Nya ke dunia ini. "...untuk itulah", kata Yesus,
"Aku datang ke dalam saat ini" (Yoh.12:27b). Untuk apa? Untuk
membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis dengan cara mengorbankan
nyawa-Nya! Jadi, Iblis menawarkan kepada Yesus, "Nah, kita berdua
sudah sama-sama tahu akan apa yang nanti terjadi. Dan kita berdua
akan sama-sama kesakitan di dalam proses itu. Engkau akan
mengalami kesakitan karena aku mengadakan perlawanan. Dan aku
124 | C A H A Y A I N J I L
akan mengalami kesakitan karena Engkau memiliki kuasa. Jadi,
mengapa kita tidak membuat sebuah kesepakatan saja? Mari kita atur
supaya sama-sama puas. Aku akan menyerahkan semua itu tanpa
harus ada peperangan, cukup dengan satu syarat kecil saja. Satu
syarat kecil saja. Yaitu bahwa Engkau mengakui bahwa semua itu
adalah pemberian dariku, itu saja, jadi semua kekuasaanku akan
kuserahkan kepada-Mu dan itu semua tanpa harus ada peperangan.
Dan cara yang kuminta untuk menghargai penyerahan itu, karena jika
sudah kuserahkan berarti aku tidak akan dapat memilikinya lagi,
adalah mengakui kekuasaan yang pernah kumiliki: Cukup dengan
menghormatiku sekali saja!"
Perhatikan kata-kata yang sangat penting ini, "jikalau Engkau
menyembah aku" di ayat 7. Banyak orang yang gagal memahami ayat
ini dengan tepat. Sangatlah berlebihan jika kita membayangkan Yesus
disuruh untuk menyembah Iblis. Bahkan sebagai orang Kristen yang
masih baru, Anda akan tahu bahwa usulan untuk menyembah Iblis
seolah-olah dia adalah Allah adalah ide yang berlebihan. Maksud saya,
hal ini tidak akan terlintas dalam benak siapapun. Setiap orang yang
masih waras, akan tahu persis bahwa Yesus tidak akan bisa diminta
untuk menyembah Iblis. Seorang penganut agama Yahudi sekalipun
tidak akan melakukan hal itu. Hanya akan menjadi usulan yang
ditertawai. Dan Iblis bukanlah mahluk yang bodoh. Bukan ide yang
bagus untuk mencobai Yesus agar menyembah dia. Hanya akan
memacetkan pembicaraan. Tidak akan ada kesepakatan yang bisa
dihasilkan dengan usulan seperti itu. Dan tidak ada hal yang layak
dipelajari dari pencobaan seceroboh itu. Perkara yang perlu kita pahami
di sini - dan jika Anda ingin mempelajari isi Alkitab, Anda harus
mengetahui bagaimana suatu kata itu dimaksudkan - adalah kata yang
diterjemahkan dengan kata 'menyembah'. Kata ini tidak dimaksudkan
sebagai penyembahan kepada Iblis seperti kepada Allah - hal yang
tidak akan pernah dilakukan oleh Yesus. Jangankan Anak Allah, orang
Kristen yang kehidupan rohaninya kembang-kempis saja tidak akan
sudi menerima usulan seperti itu. Jadi penghormatan yang diminta oleh
Iblis hanya sekedar menghormati dia sebagai raja, raja atas kekuasaan
yang memang dimilikinya. Hanya itu yang ia minta, bukannya,
"Perlakukan aku seperti Allah" - hal yang tidak akan sudi dilakukan oleh
Yesus - melainkan, "Hargailah aku sebagai raja atas dunia ini,
berikanlah padaku kehormatan sebagai raja dunia ini."
125 | C A H A Y A I N J I L
Anda lihat, di Matius 2:2 sebagai contoh, kata yang sama ini dipakai
juga. Ketika orang-orang majus bersujud dan memberikan
persembahan kepada bayi yang ada di palungan, kata yang dipakai
adalah kata Yunani yang sama dengan yang diterjemahkan sebagai
'menyembah' dalam Lukas 4 ini. Orang-orang majus yang disebutkan di
Matius 2:2 ini menyembah kepada sang bayi. Nah, yang mereka
kerjakan itu bukan dalam arti menyembah sang bayi seperti
menyembah Allah. Orang-orang majus itu tidak tahu siapakah Dia,
para malaikat juga tidak mengungkapkan siapakah Dia. Mereka
menyembah-Nya sebagai raja, Raja orang Yahudi. Mereka memberikan
upeti untuk menghormati-Nya sebagai raja. Inilah maksud dari kata
menyembah di Lukas pasal 4 ini. Sangatlah penting bagi kita untuk
memahaminya. Jadi, ingatlah baik-baik: Iblis tidak akan meminta Anda
untuk melakukan hal-hal yang bahkan di dalam mimpi pun tidak
terbayangkan oleh Anda. Orang Kristen yang paling lemah sekali pun
tidak pernah bermimpi untuk menyembah Iblis seperti menyembah
Allah. Apakah Anda pernah membayangkan hal seperti itu? Sudah
jelas, Anda pasti akan menanggapi usulan semacam itu dengan
berkata, "Jangan harap saya mau melakukannya. Pembicaraannya
cukup sampai di sini saja!" Jadi, Iblis hanya sekedar meminta Yesus
untuk menghormatinya sebagai raja atas dunia ini.
Dan Iblis berkata seperti ini - perhatikan penalaran Iblis selanjutnya
yang cukup beralasan - karena ia memang adalah raja atau penguasa.
Yesus tahu persis bahwa Iblis adalah raja, akan tetapi Yesus juga tidak
akan mau menyembahnya sebagai raja. Yesus tahu bahwa Iblis
memiliki wewenang sebagai penguasa. Hal ini dapat kita lihat, sebagai
contoh, di Matius 12:26 di mana Yesus berbicara tentang kerajaan
Iblis, di mana Iblis memang merupakan penguasanya. Yesus
mengetahui bahwa Iblis memiliki kewenangan sebagai penguasa di
dalam Matius 12:26. Dan bahwa penguasa kerajaan ini berdiri pada
posisi berlawanan dengan kuasa Allah, tercatat di Matius 12:28 - dua
ayat sesudahnya: "Kerajaan Allah sudah datang kepadamu." Jadi, Iblis
memang seorang raja, dalam pengertian tertentu. Dan kenyataannya,
Yesus sendiri juga mengaku bahwa Iblis adalah penguasa dunia ini.
Sebagai contoh, Ia menyebutkan tentang Iblis sebagai penguasa dunia
ini di Yoh. 12:31 atau Yoh. 14:30 atau di Yoh. 16:11. Di dalam semua
ayat itu, Ia berbicara tentang Iblis sebagai penguasa dunia ini. Ia
126 | C A H A Y A I N J I L
menyadari bahwa Iblis memang memiliki kuasa, dan Iblis adalah
penguasa dunia ini.
Jadi, kita bisa melihat bahwa Iblis adalah penguasa dunia ini, dan hal
yang diinginkan oleh Iblis di Lukas pasal 4 itu adalah, "Engkau tahu
bahwa aku adalah penguasa dunia ini. Itu adalah kenyataan yang
sama-sama kita ketahui. Jadi apa yang kuinginkan sekarang ini cukup
sekedar berlutut, berlutut di hadapanku, akui aku sebagai raja atas
dunia ini. Hanya itu yang kuminta dari-Mu, dan aku akan menyerahkan
segalanya bagi-Mu. Cukup mudah bukan? Engkau tidak usah sampai ke
kayu salib. Engkau dan aku tidak usah sampai berperang. Engkau ingin
mengambil alih kuasa atas dunia ini? Akan kuberikan. Pilihlah jalan
yang mudah. Yang kuminta tidak banyak, hanya sekedar pengakuan,
atas hal yang Engkau sendiri sudah mengetahuinya, yaitu bahwa aku
adalah penguasa dunia ini. Berilah sedikit penghormatan bagiku
sebagai raja." Anda bisa saja mengakui seseorang sebagai raja di
sebuah wilayah sambil menolak untuk menghormatinya. Jadi hal yang
diinginkan oleh Iblis adalah, "Cukup dengan menghormatiku sesuai
dengan kedudukanku saat ini, maka aku akan menyerahkan
kerajaanku kepada-Mu. Dan selanjutnya, riwayatku akan berakhir,
bukankah begitu? Aku akan turun dari panggung. Karena seketika
kerajaan ini diserahkan kepada-Mu, maka aku tidak memiliki kuasa apa
pun lagi atas kerajaan itu. Aku akan puas jika Engkau mengakui bahwa
akulah yang telah menyerahkan kerajaan itu kepada-Mu, dan bahwa
aku memiliki hak untuk memberinya kepada-Mu."
Pihak Musuh Menggunakan Tipuan yang Halus
Ini satu manover yang berbahaya. Tanpa masuk ke pembahasan yang
lebih rumit dan mendalam tentang peperangan rohani, kita perlu
menyadari prinsip dasar yang dipakai Iblis: yaitu dorongan untuk
memilih jalan yang lebih mudah. Kita cuma perlu berkompromi sedikit
saja. Nah, serangan semacam ini sangatlah rapi dan tersamar, dan
saya sering melihat taktik ini diterapkan terhadap orang-orang Kristen
berulang kali. Ada banyak cara Anda bisa menerapkan prinsip ini.
Sebagai contoh, saya pernah bertemu dengan orang-orang yang ingin
melayani Tuhan. Mereka memutuskan untuk menjadi orang Kristen.
Mereka ingin menyerahkan hidupnya kepada Tuhan atau ada juga yang
ingin masuk ke dalam pelayanan full-time. Tantangan yang muncul dari
keluarga bisa hadir dalam dua cara. Pihak keluarga bisa saja
127 | C A H A Y A I N J I L
menentang rencana Anda secara terang-terangan atau dengan
memakai jalan lain, yaitu cara halus, yang biasanya jauh lebih efektif.
"Baiklah, kami tidak keberatan." Begitu kata mereka, walaupun
sebenarnya mereka sangat keberatan. Akan tetapi mereka berkata,
"Kami tidak keberatan. Tapi, mari kita buat satu kesepakatan. Kamu
bantu kami melakukan sesuatu, dan kami akan membiayai pendidikan
Alkitabmu. Kami akan membiayai studimu di Sekolah Alkitab,
bagaimana? Kita tidak usah bertengkar untuk hal ini. Kamu ingin
belajar di Sekolah Alkitab, bukan? Kami akan membiayai sekolahmu!"
Tahukah Anda? Saya sudah sering melihat orang-orang Kristen yang
melangkah dengan yakin memasuki jebakan ini. Mereka berkata, "Hey,
keluargaku tidak keberatan dengan rencanaku. Mereka bahkan mau
membiayai sekolahku. Haleluya!" Jangan buru-buru menyerukan
haleluya. Anda sedang melangkah masuk ke dalam perangkap. Jika
Anda berhikmat, Anda tidak akan mau menerima satu sen pun dari
mereka. Tetapi jika Anda menerimanya, maka Anda akan masuk ke
dalam cengkeraman mereka. Anda akan masuk ke dalam jerat hutang
kepada orang-orang non-Kristen. Sekalipun orang yang non-Kristen itu
adalah keluarga Anda sendiri.
Saya sudah sering melihat orang-orang Kristen yang tanpa
kemampuan untuk membedakan jebakan, tidak mampu melihat
muslihat Iblis, melangkah masuk ke dalam perangkap dan hilang
lenyap. Karena Anda tidak akan pernah mengambil sesuatu dari pihak
musuh, tanpa perlu membayar dengan bunga yang mengerikan. Jadi,
berhati-hatilah! Dengan kata lain, perhatikanlah, jika Iblis datang
kepada Anda dengan cara yang simpatik. Itulah yang paling
mengerikan. Hal ini sangat memprihatinkan saya. Saya tidak pernah
takut terhadap serangan yang bersifat langsung. Yang menguatirkan
justru adalah manipulasi yang lembut ( shou duan). Sangat
mengerikan, jika Anda gagal melihat apa yang ada di balik semua itu.
Pihak musuh memakai cara yang halus seperti ini terhadap saya dalam
beberapa kesempatan. Saat saya masih di Liverpool, seperti yang
sudah pernah saya sampaikan kepada sebagian dari Anda, ada seorang
wanita yang menentang saya dengan kekerasan. Ketika serangan
terbuka itu gagal, ia lalu mencoba membeli saya dengan uang:
"Bukankah kita bisa menjadi sahabat? Kita tidak perlu bertengkar lagi,
ok?" Begitulah cara yang dia terapkan terhadap saya. Awalnya ia
mencoba menantang saya secara langsung, dan hal ini justru
128 | C A H A Y A I N J I L
membahayakan dirinya sendiri. Jika Anda mengganggu seorang
manusia Allah secara terbuka, Anda akan mendapati kenyataan bahwa
kuasa Allah begitu kuat menentang Anda. Tadinya ia mengira bahwa ia
cukup kuat untuk bisa menjatuhkan saya secara terbuka, dan ia harus
menghadapi kenyataan yang sangat pahit. Orang ini lalu berganti
taktik: "Mari kita berteman saja. Kita tidak usah bermusuhan lagi. Saya
akan membeli sebuah gedung gereja buatmu, ok? Ada satu gedung
milik saya, dan kamu boleh mengambilnya, gratis. Tidak ada syarat
tambahan! Tinggal ambil saja." Hal ini justru membuat saya kuatir, ini
adalah pendekatan secara halus. Saya bertanya, "Ada maksud apa di
balik ini?" "Tidak, sama sekali tidak ada maksud apa-apa." Saya
bertanya, "Benar, tidak ada maksud apa-apa?" "Tidak, gedung ini
buatmu. Lakukan apa pun yang kau mau dengan gedung itu."
Nah, apakah Anda tidak senang jika ada gedung gereja yang diberikan
begitu saja kepada Anda? Gedung itu hampir sebesar gedung yang
sekarang ini. Sedikit lebih kecil, tetapi tidak berselisih terlalu jauh.
Lihat, segala yang kita inginkan sudah tersedia di atas piring. Serangan
semacam ini yang membuat saya lebih kuatir. Saya berdoa memohon
petunjuk, dan kemudian berkata, "Tidak, terima kasih. Saya tidak
menginginkan gedung itu." "Gedung ini diberikan secara gratis! Tidak
ada syaratnya. Kita hanya perlu memanggil notaris dan
menandatangani perjanjian serah-terimanya." Saya menjawab, "Tidak,
terima kasih." "Baiklah, mungkin kamu tidak suka dengan gedung yang
ini. Bagaimana dengan gedung yang lainnya? Kami masih punya satu
gedung lagi di tempat lain." Saya berkata, "Tidak, terima kasih. Saya
tidak memerlukannya." "Tidak? Mungkin kamu tidak suka dengan
bentuknya? Baiklah, kita bisa robohkan yang ini dan membangun yang
baru. Kamu boleh menentukan siapa arsiteknya; silahkan menetapkan
desainnya; kami yang akan membangun gedung itu buatmu." Iblis
punya sumber daya yang melimpah. Wanita ini banyak sumbernya,
banyak uang, banyak rumah. Apakah satu bangunan dari 12-13
bangunan? Membeli seorang hamba Allah dengan harga sebuah gedung
sangatlah murah baginya. Ditambah dengan 2 atau 3 bangunan bonus
pun masih murah buatnya. Tidak masalah! Anda bisa lihat sekarang,
berhati-hatilah terhadap pendekatan yang halus. Hal inilah yang
sedang ditawarkan oleh Iblis kepada Yesus: "Tidak usah berperang.
Aku akan menyerahkannya kepada-Mu."
129 | C A H A Y A I N J I L
Cukup aneh, satu setengah tahun yang lalu ketika saya pergi ke
Inggris, saya bertemu lagi dengan wanita ini. Saya ingat betapa
terkejutnya dia ketika berpapasan dengan saya di jalan. Tahukah Anda
apa yang kemudian ia lakukan? Ia orang yang cepat tanggap. Sangat
cerdik! Ia bercerita bahwa ia sudah membangun gereja tandingan,
kebaktian tandingan, yang tidak diikuti oleh anaknya, karena anaknya
itu bersahabat karib dengan saya. Si anak tidak mau terlibat dengan
urusannya. Hari itu, ketika ia bertemu dengan saya di jalan, pertama-
tama terlihat bahwa ia sangat terkejut. Kemudian, saya menjadi takjub
melihat perubahan roman mukanya. Sungguh hebat, bahkan para aktor
di Hollywood pun akan sulit bersaing dengannya. Dengan cepat ia bisa
memunculkan satu senyum, dan kemudian ia berkata, "Wah, kamu
kembali ke sini lagi. Saya ingin mengundang kamu untuk berkhotbah di
kebaktian saya." Dan saya menjawab, "Terima kasih, saya tidak bisa."
"Apa?! Saya mengundangmu untuk berkhotbah di kebaktian saya.
Bukankah kamu ingin memberitakan Firman Allah? Berkhotbahlah di
kebaktian saya." Saya menjawab, "Tidak, terima kasih." Alasan saya
sederhana: jika saya datang dan berkhotbah di acara kebaktiannya, ia
akan mendapatkan legitimasi atas keberadaan saya di sana. Ia akan
bisa berkata, "Lihat, bahkan orang ini pun datang dan berkhotbah di
tempat saya."
Jadi, dengan usulan yang diajukannya, Iblis bermaksud untuk
selanjutnya bisa berkata, "Lihat, bahkan Yesus pun menerima kerajaan
itu dari tanganku. Sekarang ini aku memang bukan tokoh penting lagi.
Tetapi semua yang dimiliki oleh Yesus sekarang ini adalah pemberian
dariku. Aku yang memberikan itu semua kepada-Nya." Dapatkah Anda
menyingkap maksud dari tipuannya? Begitulah kerumitan dan
kehalusan tipuan Iblis! Jika Iblis bersikap simpatik, sebaiknya Anda
harus mulai kuatir. "Apakah Engkau lapar, teman? Wah, kelihatannya
Allah sudah mengabaikan-Mu. Tidak apa-apa. Bukankah Engkau ini
Anak Allah? Ubah saja batu ini menjadi roti. Lihat, Allah ternyata tidak
begitu peduli dengan-Mu. Maksudku, Engkau di sini sendirian dengan
perut lapar, dan di mana Allah sekarang? Nah, aku bersimpati kepada-
Mu. Aku bersimpati dengan keadaanmu sekarang yang sedang lapar
ini. Ayuh, ubah saja batu ini menjadi roti." Lihat, Iblis masuk dengan
cara yang sangat simpatik. "Nah, kita tidak perlu berperang. Kita akan
menjadi sahabat saja, ok? Aku akan memberikan kerajaan ini kepada-
Mu. Gratis. Tapi aku ada sedikit permintaan untuk itu, bagaimana?
130 | C A H A Y A I N J I L
Satu permintaan kecil saja. Hanya perlu waktu sesaat saja. Engkau
akan memiliki kerajaan-kerajaan itu selamanya. Dan aku hanya
meminta satu saat. Engkau hanya perlu berlutut sebentar di
hadapanku." Ah, Iblis begitu bersimpatik. Dia begitu penuh pengertian.
Dan ia juga sangat tahu bagaimana menjalankan tekniknya.
Perhatikan bagaimana cara Yesus menjawabnya. Jawaban Yesus ada di
ayat 8, "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan
hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" "Nah, Iblis, engkau telah
salah dalam memahami prinsip ini. Kata 'berbakti' dan menyembah
memiliki makna yang sama: menyembah - artinya berbakti kepada-
Nya. Engkau tidak boleh berbakti kepada siapa pun selain Allah saja."
Di sini Yesus menjawab dengan suatu pernyataan komitmen yang total.
Ingatlah selalu akan hal ini. Itu sebabnya saya selalu menekankan hal
ini kepada Anda: komitmen total. Yesus telah membuktikan komitmen-
Nya yang total kepada Allah dalam kesempatan yang pertama ini,
menolak untuk mengubah batu menjadi roti. Dan sekarang ia
membuktikannya sekali lagi, "Hanya kepada Dia sajalah engkau
berbakti!" Tidak ada yang lain! Tidak akan ada kompromi. Perhatikan
bahwa Yesus tidak menyangkal bahwa Iblis memang seorang
penguasa. Akan tetapi Yesus berkata, "Aku hanya berbakti kepada
Allah, tidak kepada yang lain." Dengan demikian, kita akan masuk
kepada prinsip yang berikutnya.
Pencobaan yang Ketiga: Melayani Allah - Dengan Caramu
Sendiri!
[Kemudian Iblis melanjutkan dengan pencobaan yang ketiga:] "Engkau
ingin melayani Allah? Baik, layanilah Dia dengan segenap kemampuan-
Mu. Bagaimana caranya? Mari kita ke Yerusalem, dan Engkau akan
berdiri di atap Bait Allah, tempat yang paling tinggi dari bangunan itu,
dan Engkau akan melompat dari atap itu, terjun ke lantai. Engkau akan
tampil seperti sedang turun dari surga. Engkau akan turun di tengah-
tengah banyak orang yang sedang bersembahyang. Bukankah ini
rencana yang hebat? Aku sedang memikirkan satu cara yang hebat
bagi-Mu. Bukankah Engkau datang sebagai Juruselamat dunia?
Tampillah dengan cara seperti itu." Kedatangan yang kedua kali
langsung digenapi dalam kedatangan yang pertama! Ia akan turun dari
langit tepat di tengah-tengah orang banyak yang sedang beribadah.
Nah, bukankah ini rencana yang hebat?
131 | C A H A Y A I N J I L
Jika Iblis mulai bersikap simpatik dan menawarkan rencana
pelaksanaan tugas Anda, lebih baik Anda mempertimbangkan usulan
tersebut dengan sangat cermat. Terlebih lagi, Iblis tahu isi Alkitab. Ia
bisa mengutip dan memanfaatkan ayat-ayat Alkitab! Dan ia mengutip
bagian yang sangat indah dari kitab Mazmur - yaitu Mazmur 91 - suatu
mazmur yang luar biasa indahnya. Di dalam kitab Mazmur, dua kali
Allah disebut sebagai Yang Mahatinggi. Lihat, Iblis meniru cara Yesus
menjawab dan menyerang balik dengan cara itu, layaknya seorang ahli
pedang yang mahir, seorang petinju atau pejudo yang terampil yang
tahu bagaimana memanfaatkan kekuatan Anda untuk menghadapi
Anda. "Hanya kepada Allah saja, bukan? Dialah yang Mahatinggi,
bukan? Baik, mari kita lihat di Mazmur 91. Mazmur yang dimulai
dengan pernyataan: 'Orang yang duduk dalam lindungan Yang
Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa.' Nah, di
situ termuat kata-kata Ibrani yang berarti yang mahatinggi, yang
tertinggi. Engkau baru saja berkata, 'Hanya kepada-Nya saja Engkau
akan berbakti. Dialah Yang Mahatinggi. Kita semua adalah raja, akan
tetapi Dialah Raja di atas segala raja. Baiklah kalau begitu, aku mau
menawarkan satu rencana buat-Mu. Rencana tentang cara
melaksanakan tujuan kedatangan-Mu. Tidakkah Allah berkata bahwa
jika Engkau terjun dari atas sini, maka Ia akan mengirim para
malaikat-Nya untuk menatang Engkau? Engkau pasti tidak akan
terluka." Perhatikan bahwa kutipan yang dibuat oleh Iblis sangat
akurat. Suatu kutipan yang sangat mantap! Tidak ada kekeliruan dalam
kutipan tersebut! Jadi, apa yang membuat Anda akan keberatan?
Di dalam melayani Allah, prinsip [dari pencobaan] yang dipakai adalah
ini: Anda bisa melayani Allah dan melayani Dia dengan cara yang Anda
tentukan sendiri. Persisnya, pencobaan semacam itulah yang sedang
dilancarkan terhadap Yesus. Waspadailah semangat yang menggebu-
gebu dalam melayani Allah, namun yang tidak sejalan dengan
kehendak Allah. Mungkin Anda akan berpikir bahwa orang tidak akan
melakukan kesesatan yang sangat mendasar seperti itu. Saya beritahu
Anda, sebagian besar orang Kristen melakukan kesesatan yang seperti
ini. Ini adalah kesalahan yang melanda sebagian besar orang Kristen.
Melayani Allah dengan cara yang mereka tentukan sendiri. Saya sendiri
pernah mendengar pernyataan-pernyataan seperti, "Tidak bisakah saya
mengerjakannya dengan cara yang lain?" Ucapan-ucapan seperti itu
sungguh menimbulkan rasa kuatir. Apa yang Anda maksudkan ketika
132 | C A H A Y A I N J I L
berkata, "Tidak bisakah hal itu dilakukan dengan cara lain?" atau,
"Saya bisa menyembah Allah dari rumah saya. Mengapa saya harus
pergi ke gereja? Bukankah Allah ada di mana-mana? Jadi, saya bisa
menyembah-Nya di rumah saya saja." Tampaknya masuk akal. Allah
ada di mana-mana, jadi Dia juga pasti ada di rumah Anda, dan dengan
demikian Anda dapat menyembah-Nya dari rumah Anda saja. Siapa
yang butuh gereja? Itulah dia jebakannya. Melayani Allah dengan cara
yang Anda putuskan sendiri. Sembahlah Allah, tetapi sembahlah Dia
dengan caramu sendiri. Bukankah Anda sendiri sering mendengar
ucapan-ucapan seperti: "Saya bisa melakukannya dengan cara ini juga.
Saya bisa melayani Allah, tapi dengan cara seperti yang ini"?
Pertanyaannya bukan pada masalah apakah Anda bisa melakukannya
dengan cara ini atau yang itu. Yang terpenting adalah: Apakah ini cara
yang dikehendaki oleh Allah? Bukan pada persoalan cara apa yang bisa
Anda lakukan. Tentu saja Anda mampu melakukannya dengan cara
Anda. Dapatkah Yesus terjun dari atap Bait Allah itu? Mengapa tidak?
Tentu saja Ia bisa melompat dari atap Bait Allah. Siapa yang bisa
menghalangi-Nya dalam hal ini? Namun pertanyaannya adalah: Apakah
ini cara yang dikehendaki oleh Allah?
Prinsip ini sangatlah penting. Iblis mengutip dari ayat Alkitab dan apa
yang ia kutip memang benar-benar dari Alkitab. Memang tertulis
seperti itu. Alkitab memang memuat pernyataan seperti itu. Dan
kutipan tersebut diambil dari salah satu bagian yang paling berharga di
dalam Alkitab. Namun pertanyaan yang perlu diajukan dalam hal ini
adalah: Bagaimana Anda akan memaknai kutipan itu? Itulah
pertanyaannya. Bagi orang Kristen yang masih baru, memang tidak
selalu mudah untuk membedakan apakah Anda sedang bermain api
atau tidak. Anda lihat, pertanyaannya menyangkut apakah Anda
melakukan dengan cara Anda sendiri. Layanilah Allah, tetapi dengan
caramu sendiri! Alasan mengapa orang-orang dengan mudah bisa
terperangkap dalam jebakan ini dijelaskan dengan tepat oleh Yesus di
Matius 22:29. Ketika Ia berkata kepada orang-orang Farisi, "Kamu
sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!"
Mengapa Anda bisa masuk dalam kesesatan? Karena Anda tidak
mengerti Kitab Suci!
Untuk Menghindari Kesesatan, Pahami Seluruh Kitab Suci
dengan Baik
Izinkan saya untuk memberitahu Anda bagaimana cara menghadapi
133 | C A H A Y A I N J I L
serangan semacam ini dari pihak Iblis. Setiap kali Iblis mengutip
sebuah ayat kepada Anda... dan pernahkah Anda perhatikan bahwa
semua sekte yang sesat - Saksi Yehuwa, Mormon, Christian Science,
dan yang lain-lainnya, apa yang mereka lakukan? Mereka semua
mengutipkan ayat-ayat Alkitab kepada Anda. Mungkin Alkitab mereka
lebih indah dari yang Anda punya. Yang jelas jauh lebih indah
ketimbang yang saya miliki sekarang ini. Punya saya di bagian tepinya
tidak diberi warna apa-apa, hanya putih saja. Mereka datang ke saya
dengan membawa Alkitab yang bagian tepinya berwarna keemasan,
yang harganya mungkin lima kali lebih mahal dari milik saya. Mereka
datang dan mereka benar-benar mengutip isi Alkitab itu. Jadi sangatlah
penting untuk memahami isi Alkitab. Itu sebabnya mengapa di dalam
gereja ini, kami sangat memperhatikan hal pelatihan Alkitab bagi setiap
orang. "Kamu sesat," demikian kata Yesus, "sebab kamu tidak
mengerti Kitab Suci." Karena kamu belum memahami makna isi Kitab
Suci. Dan saya sangat menguatirkan mereka yang tidak serius dalam
hal pendalaman Alkitab, bahkan ada yang tidak peduli dengan
pendalaman Alkitab, karena Anda akan terbuka terhadap serangan jika
Anda tidak makan dari Firman Allah. Kita hidup dari setiap firman -
setiap firman, bukan beberapa, tetapi setiap firman - yang keluar dari
mulut Allah [Mat. 4:4]. Jika Anda tidak hidup dengan cara itu, maka
Anda tidak akan bertahan lama menjadi orang Kristen. Anda tidak akan
dapat bertahan. Sangatlah penting untuk memahami seluruh Kitab
Suci. Nah, satu cara untuk menghadapi orang-orang yang memakai
ayat Alkitab untuk menyerang Anda adalah dengan selalu mencari
apakah ada ayat lain di dalam Alkitab yang menjadi pelengkap bagi
ayat-ayat tersebut. Dengan kata lain, apa yang mereka kutip memang
merupakan pernyataan dari Alkitab, namun apakah itu merupakan
kebenaran yang sudah utuh atas suatu pokok persoalan? Atau hanya
sekedar sebagian dari kebenaran yang ada?
Sebagai contoh, jika Anda masih mengira bahwa kesesatan semacam
ini sangat jarang, saya beritahu Anda bahwa kesesatan semacam inilah
justru yang paling banyak terjadi. Iblis telah menyelewengkan gereja
sampai ke titik yang sangat jauh dengan cara ini. Anda dapat pergi ke
berbagai gereja dan akan mendengarkan hal yang sama, kutipan yang
sama, pokok yang sama. Sebagai contoh, gereja yang hanya berbicara
tentang bagaimana Anda bisa diselamatkan, telah memberitahu Anda
hanya sebagian saja dari seluruh kebenaran yang ada. Ini ajaran yang
134 | C A H A Y A I N J I L
sangat berbahaya. Di Skotlandia, tempat saya belajar, kami
mengadakan kebaktian umum, dan para pembicara selalu berkhotbah
tentang keselamatan. Bagaimana caranya diselamatkan? Bagaimana
supaya bisa diselamatkan? Minggu demi Minggu, yang dikhotbahkan
adalah, "Bagaimana supaya bisa diselamatkan?" Saya mengamati para
jemaat dan 98% dari mereka sudah diselamatkan, dalam arti bahwa
mereka sudah menjadi Kristen. Saya biasanya bertanya dalam hati,
"Kepada siapa sebenarnya mereka berkhotbah?" karena saya tidak
melihat adanya orang yang non-Kristen di tempat itu. Tetapi, mungkin
karena sang juru khotbah tidak tahu hal apa lagi yang bisa dia
khotbahkan, maka ia terus saja berbicara tentang hal ini sepanjang
waktu. Nah, membahas tentang darah Yesus jelas sangat luar biasa,
berbicara tentang salib juga hal yang sangat indah, namun itu tidak
mencakup seluruh Kitab Suci. Anda harus memahami seluruh Alkitab.
Semua Membahas Pengajaran Paulus dan Tidak Ada yang
Membahas Pengajaran Yesus - Mengakibatkan
Ketidakseimbangan
Sebagai contoh, saya perhatikan, bahkan di sejak saat saya masih baru
menjadi Kristen, bahwa ke gereja Protestan mana pun saya masuk,
yang saya dengar hanya khotbah tentang Paulus. Selalu berbicara
tentang Paulus yang begini atau yang begitu. Hari ini kita akan
membahas Efesus dan besok kita akan membahas Kolose. Dan saya
bertanya-tanya, "Kapan orang-orang ini akan memberitahu saya
tentang apa yang dikatakan oleh Yesus?" Namun tampaknya tak
seorang pun yang tahu atau peduli pada apa yang dikatakan oleh
Yesus. Saya mulai curiga. Bagaimana pun juga, Paulus hanya menulis
sekitar sepertiga dari isi Perjanjian Baru. Lalu ke mana yang dua-per-
tiganya? Bagaimana dengan sisa isi Perjanjian Barunya? Tampaknya
tak ada yang peduli. Apa yang disampaikan oleh Yakobus? Siapa yang
peduli? Apa yang disampaikan oleh Rasul Petrus? Tidak ada yang
penting. Setiap Minggu yang saya dengar adalah bahwa Paulus begini
dan Paulus begitu.
Jika Anda pergi ke toko buku, cobalah Anda amati sejenak rak buku di
sana, dan Anda akan mendapatkan hal yang sangat menarik: begitu
banyaknya buku yang membahas tentang Paulus. Mana buku yang
membahas tentang Surat Yudas? Anda akan kesulitan jika ingin
mencari buku tafsiran tentang surat Yudas. Bagaimana dengan surat-
surat Petrus? Sangat sedikit buku tafsirannya! Dan bagaimana dengan
135 | C A H A Y A I N J I L
ajaran Yesus sendiri? Nyaris tidak ada! Jika Anda ingin mencari buku
yang membahas tentang kerajaan Allah, mungkin Anda tidak akan
dapat menemukannya. Tidak ada! Sama sekali tidak ada! Saya sudah
mencobanya karena saya sekarang sedang melakukan pendalaman
tentang pokok kerajaan Allah, dan saya tidak mendapatkan bahan
tulisan apa pun. Di dalam lingkungan penulis Injili, satu-satunya orang
yang pernah menulis tentang hal kerajaan Allah adalah G.E. Ladd,
bekas profesor di Fuller Theological Seminary. Selain dia, tidak ada
penulis Kristen yang menulis tentang arti penting kerajaan Allah secara
eksegetis. Ungkapan 'kerajaan' kadang kala dipakai orang tanpa
memahami apa makna dari sebutan itu. Hanya buku itulah yang
membahas hal tentang kerajaan Allah secara mendalam. Dan buku itu
diterbitkan di era 1950-an. Memang ada beberapa buku yang berbicara
tentang hal kerajaan Allah, tetapi semua itu, anehnya, disusun oleh
para cendekiawan liberal. Apa arti semua ini? Dan dari semua itu,
sangat sedikit yang merupakan terbitan baru. Ada satu buku yang baru
saja diterbitkan tentang pokok ini - dan buku terakhir sebelum yang
baru ini terbitnya di era tahun 70-an. Saya sudah mencari-cari,
berusaha mengumpulkan semua bahan tentang pokok ini, baik yang
bersumber dari kaum liberal atau pun dari sumber Kristen, dan sangat
sedikit sekali bahan yang terkumpul. Akan tetapi jika Anda ingin
mencari buku yang membahas tentang Paulus, maka jumlah buku yang
akan Anda temui sangatlah banyak, sampai-sampai Anda mungkin
tidak bisa menghitungnya. Jumlah judulnya bisa mencapai ribuan.
Namun perkara yang Yesus ajarkan, khususnya tentang hal kerajaan,
yang merupakan inti ajaran-Nya, tidak akan Anda dapatkan di toko
buku mana pun, karena buku karangan Ladd juga sudah tidak dicetak
lagi.
Hal ini mulai mendorong saya untuk berpikir bahwa ada satu hal yang
tidak benar sedang terjadi. Jika tema inti dari ajaran Yesus tidak
pernah dibahas sama sekali, Anda bahkan tidak bisa menemukan buku
yang membahas tentang hal itu, sementara ada penekanan yang terus
menerus pada satu sisi dari Kitab Suci, maka kita layak kuatir akan hal
itu. Saya beritahukan, pengajaran yang diberikan oleh Yesus adalah
satu-satunya pengajaran yang utuh. Itu sebabnya mengapa saya selalu
menekankan pengajaran yang disampaikan-Nya. Di dalam pengajaran
Yesus, segala hal yang berkaitan dengan Allah ada di sana. Tidak ada
yang ketinggalan. Tidak ada yang kurang. Semuanya dinyatakan dalam
136 | C A H A Y A I N J I L
penekanan dan proporsi yang berimbang. Tahukah Anda akan hal itu?
Saya sudah mempelajari ajaran Yesus selama bertahun-tahun dan saya
menemukan bahwa di dalam pengajaran-Nya ada kelengkapan yang
sempurna. Tidak ada yang tertinggal.
Rasul Paulus, seperti yang sudah pernah saya sampaikan pada Anda,
sebenarnya bertindak sebagai penafsir bagi ajaran Yesus. Semua yang
ia tuliskan adalah tafsiran dari ajaran Yesus. Paulus beranggapan
bahwa pembacanya sudah tahu apa yang diajarkan oleh Yesus. Jika
Anda tidak tahu rujukan sumbernya, bagaimana Anda bisa memahami
tafsirannya? Dengan kata lain, jika kita memusatkan perhatian hanya
pada Paulus, maka yang sedang kita pelajari sebenarnya hanya bagian
tafsirannya saja, bukan sumber rujukannya. Dan akibatnya, kita
menjadi berat sebelah. Akibatnya adalah ketidakseimbangan.
Akibatnya adalah timbulnya kesalahan tafsir, karena jika Anda tidak
tahu sumber rujukannya, bagaimana Anda bisa mengartikan apa yang
tertuang di dalam tafsiran? Tidak ada hal baru yang ditulis oleh Paulus.
Tidak ada yang baru sama sekali. Semakin saya pelajari tulisan Paulus
dalam kaitannya dengan pengajaran Yesus, semakin saya menyadari
bahwa segala yang Paulus tuliskan dapat saya temukan di dalam
pengajaran Yesus. Akan tetapi ada hal-hal dalam pengajaran Yesus
yang tidak Anda temukan dalam tulisan-tulisan Paulus. Ini adalah hal
yang sangat penting untuk dipahami.
Saya mengasihi Paulus. Jangan salah sangka! Saya mencintai tulisan
yang disusun oleh Paulus. Ia memiliki pandangan rohani yang sangat
dalam yang tidak ada tandingannya. Namun saya menduga bahwa
alasan sebagian besar mempelajari Paulus adalah karena mereka ingin
berpegang hanya pada satu subyek - hanya satu aspek dari kebenaran
alkitabiah, walau memang ini adalah aspek yang sangat penting dan
berharga, tetapi tetap saja hanya merupakan satu aspek - yaitu,
pembenaran oleh iman. Sekali lagi, jangan salah sangka. Bagi saya,
pembenaran oleh iman jelas sangat berharga bagi setiap orang. Sangat
berharga bagi saya dan juga bagi orang lain. Namun perlu diingat
bahwa kita harus memberitakan seluruh maksud Allah, di mana
pembenaran oleh iman hanya merupakan salah satu aspek saja, dan
bahkan tidak menjadi bagian yang sangat besar. Jadi, tidak heran jika
seluruh gereja Kristen sekarang memiliki pandangan yang berat
sebelah. Itulah tepatnya strategi yang dilancarkan oleh Iblis terhadap
137 | C A H A Y A I N J I L
gereja dewasa ini. Strateginya memang gagal terhadap Yesus, tetapi
berhasil terhadap gereja.
Waspadalah terhadap Orang yang Tersinggung ketika Bagian
Alkitab yang Menentang Pendapat Mereka Diajukan
Berwaspadalah terhadap orang yang tersinggung ketika Anda
mengajukan ayat yang bertentangan dengan ayat yang sedang ia
bicarakan. Saya akan memberikan satu ilustrasi kepada Anda. Hal ini
terjadi pada sebuah kebaktian di London, di masa saya sedang
menempuh pendidikan di sana. Ada seorang saudara yang menekankan
pokok pembenaran hanya karena iman. Pertama-tama, perhatikanlah
bahwa kata 'hanya' tidak terdapat di dalam Alkitab. Berhati-hatilah,
jangan sampai Anda memasukkan satu kata yang tidak terdapat di
dalam Alkitab. 'Pembenaran hanya karena iman' tidak akan Anda
temukan di dalam Alkitab. Tidak ada sama sekali! Namun kata 'hanya'
ini telah disisipkan di dalam pembahasan. Dan hal ini menganggu saya.
Saya segera saja menyampaikan kepadanya kutipan dari Yakobus pasal
2, kata-kata yang disampaikan oleh Rasul Yakobus adalah: "Jadi kamu
lihat, bahwa manusia dibenarkan bukan hanya karena iman" (Yak.
2:24). Tahukah Anda apa yang terjadi? Saudara ini menjadi sangat
tersinggung. Sangat, sangat tersinggung. Saya harap Anda mengasihi
seluruh Firman Allah dan jangan pernah memilih-milih ayat mengikuti
selera Anda. Saya mohon agar Anda menerima seluruh Firman Allah
dengan seutuhnya. Dan jangan pernah mencoba, demi keselamatan
Anda sendiri, memilih ayat-ayat mengikuti selera sendiri, hal yang
banyak dilakukan oleh sebagian besar orang Kristen! Paulus tidak
pernah berbicara tentang 'pembenaran hanya oleh iman'. Ia tidak
pernah menyampaikan hal seperti itu. Tidak ada ayat Alkitab yang
mendukung pernyataan seperti itu - bahkan di dalam tulisan-tulisan
Paulus sekalipun!
Tapi apa yang dilakukan oleh Profesor Jeremias? Profesor dari Jerman
ini menyusun sebuah buku beberapa tahun yang lalu, dan saya
mengadakan kontak komunikasi yang cukup lama dengannya karena
ada beberapa bagian tulisannya yang saya pertanyakan. Ia menulis
sebuah buku berjudul The Central Message of The New
Testament (Pesan Sentral dari Perjanjian Baru), yang sekarang ini
sudah tidak diterbitkan lagi, di mana di dalam buku itu ia berpendapat
bahwa sekalipun Paulus tidak memasukkan kata 'hanya', namun
penyisipan kata itu adalah benar. Nah, jika Anda memakai cara pikir
138 | C A H A Y A I N J I L
seperti ini, maka Anda sedang berada dalam masalah. Jangan pernah
bermain-main dengan Firman Allah secara begini. Kita dibenarkan oleh
iman, betul. Tetapi tidak 'hanya'. Tidak hanya karena iman! Iman yang
sejati tidak pernah berdiri sendiri. Setiap orang yang mengerti Firman
Allah memahami hal itu. Dan apa yang disampaikan oleh Yakobus pasti
akan disetujui 100% oleh Paulus: "Orang tidak dibenarkan hanya oleh
iman saja, tetapi oleh perbuatan-perbuatan yang lahir dari iman."
Saya menyampaikan kisah ini karena: jika ada orang yang mengutip
Firman Allah kepada Anda, yang mana ayat itu bersifat melengkapi
Firman yang sedang Anda bicarakan, dan kemudian Anda menjadi
tersinggung karenanya, maka Anda perlu untuk kuatir. Jika saya
mengutip sebuah ayat dan kemudian orang lain mengutip sebuah ayat
yang bersifat melengkapi ayat yang saya kutip, membuat pengertian
dari pokok yang dibahas menjadi seimbang, maka seharusnya saya
bersyukur karena ia telah menyatakan kepada saya hal-hal yang
mungkin saja terlewatkan oleh saya. Akan tetapi jika reaksinya adalah
rasa tersinggung, maka sebaiknya Anda perlu kuatir akan kerohanian
Anda. Di titik itulah masalah yang menimpa Luther berawal, yaitu
ketika ia mulai mengkritik surat Yakobus. Ia telah memicu kemunculan
seluruh tradisi liberal di Jerman. Jika ada satu orang yang mulai
melancarkan kritik terhadap Kitab Suci, maka orang-orang lain akan
ikut melakukan hal yang sama. Hal itulah yang dikerjakan oleh orang-
orang Jerman sejak zaman Luther sampai sekarang. Nah, saya sama
sekali tidak berniat untuk melecehkan Luther karena saya sendiri
sangat mengasihi dia. Tidak seorang pun yang setelah mempelajari
kehidupan Luther, sedalam yang pernah saya pelajari, yang tidak
tergugah untuk mengasihinya. Akan tetapi Luther juga bukan manusia
yang sempurna. Tidak ada seorang pun dari kita yang sempurna.
Luther telah membuat satu kesalahan yang serius, dan kesalahan itu
berupa tindakan yang memicu lahirnya tradisi liberal di Jerman. Sampai
sekarang ini, Jerman adalah salah satu sarang Liberalisme, dengan
tingkat yang melebihi negara-negara lain.
Kebenaran Allah yang Utuh itu Memberi Kemerdekaan;
Penekanan Hanya pada Satu Pokok Menyempitkan Pandangan!
Poin ini merupakan peringatan bagi Anda. Pastikanlah bahwa Anda
mempelajari seluruh isi Alkitab, seluruh Firman Allah. Jangan ada orang
yang hanya memusatkan perhatiannya pada satu pokok saja, karena
jika Anda melakukan hal ini, maka Anda akan masuk ke dalam
139 | C A H A Y A I N J I L
masalah. Dan saya sendiri telah berusaha, oleh anugerah Allah, di
dalam pelayanan ini untuk mengajarkan semua yang Yesus ajarkan
dalam setiap aspeknya, apakah itu mengenai pembenaran, pengudusan
atau pun pemuliaan, semua hal itu. Ada banyak kekayaan di dalam
Firman Allah dan janganlah kita mempersempitnya ke dalam satu
pokok bahasan saja seolah-olah hanya perkara itu saja yang penting.
Begitu besar kekayaan yang terdapat di dalam Firman Allah! Kebenaran
Firman Allah itu memerdekakan.
Setelah menjadi orang Kristen selama beberapa tahun, saya mulai
bertanya-tanya apakah Alkitab berbicara mengenai hal-hal lainnya
selain masalah pembenaran, karena selama itu yang saya dengar
hanya khotbah mengenai perkara pembenaran. Saya mulai bertanya-
tanya, "Apakah Alkitab juga berbicara mengenai hal yang lain? Apakah
hanya perkara ini saja yang dibahas oleh Alkitab?" Ketika saya mulai
mendalami kekayaan dari Firman Allah, saya segera melihat betapa
luasnya kekayaan tersebut. Sungguh suatu pandangan yang sangat
luas! Dan saya bertanya-tanya, "Mengapa para pengkhotbah itu
membiarkan kita semua tenggelam dalam kemiskinan yang sangat
parah ini? Mengapa mereka hanya menekankan satu pokok masalah
saja?" Jadi, berhati-hatilah terhadap pandangan yang hanya
mementingkan satu pokok bahasan saja karena Anda akan terbawa
masuk ke dalam kesesatan, menjadi orang yang keras kepala, menjadi
berat sebelah, menjadi orang yang berpikiran sempit. Dan suatu hari
nanti, Anda akan menjadi salah satu dari orang-orang yang dibicarakan
oleh Yesus di Yoh. 16:2. Di ayat ini Ia berkata, "Akan datang saatnya
bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia
berbuat bakti bagi Allah."
Bagaimana mungkin seseorang menjadi begitu tersesat seperti orang-
orang yang dibicarakan oleh Yesus di Yoh. 16:2? Mereka mengira
bahwa mereka boleh membunuh orang lain dan tetap berpikir bahwa
mereka sedang melayani Allah dengan cara membunuhi orang lain.
Apakah mereka tidak pernah membaca Alkitab? Itulah persoalannya.
Anda lihat, orang-orang yang hanya mementingkan satu pokok doktrin
saja, dalam waktu singkat akan menjadi orang yang tidak sabaran,
sangat tidak bertoleransi, sangat sempit pandangannya. Orang-orang
yang memusatkan perhatiannya pada 'pembenaran hanya karena iman'
akan segera tersinggung ketika Anda menyampaikan kepadanya
kekayaan yang terkandung di dalam surat Yakobus, dan mereka akan
140 | C A H A Y A I N J I L
segera menuduh Anda dengan berbagai macam tuduhan. Malahan,
semakin mereka merongrong Anda, semakin mereka merasa telah
melayani Allah dengan benar. Saya telah melihat dan mengalami
langsung perilaku tanpa kasih dari orang-orang Kristen semacam ini.
Mereka menolak untuk melihat hal-hal lain yang disampaikan oleh
Alkitab. Mereka hanya mau berpaut pada doktrin yang mereka pegang.
Siapa saja yang pandangannya berbeda sedikit dari pandangan mereka
akan segera dituduh sebagai aliran sesat dan sebagainya.
Hal seperti ini telah melanda, sebagai contoh, jemaat Brethren; maaf
jika saya terpaksa mengatakan hal ini. Mereka sangat sibuk saling
menuduh bahwa yang satu benar sedangkan yang lainnya sesat. Tidak
henti-hentinya keributan saling tuduh itu terjadi di antara mereka.
Mengapa? Karena kalangan Brethren memiliki satu kelemahan yang
sangat besar, yaitu tidak adanya orang yang terlatih untuk memberi
pengajaran kepada mereka. Sebagai akibat dari kurangnya pengajaran
di kalangan mereka, maka pemikiran mereka makin lama menjadi
makin sempit. Saya sangat mengasihi kalangan Brethren. Saya
menyampaikan hal ini bukan karena kepahitan atau permusuhan. Akan
tetapi karena kurangnya pengajaran di kalangan mereka, mereka mulai
terpaku pada satu pokok bahasan yang kecil. Dan mereka akhirnya
hanya bisa mewariskan sedikit ajaran saja, sebatas yang telah mereka
dapatkan. Apa yang belum pernah mereka pelajari, tidak dapat mereka
berikan kepada yang lain. Akibatnya: karena kekurangan pengajaran,
pandangan yang sudah salah itu menjadi semakin sempit dan terus
menyempit. Dan akhirnya mereka menjadi sibuk bertengkar tentang
hal-hal remeh - yang mungkin akan membuat Anda heran untuk apa
masalah itu dipertengkarkan. Mereka sibuk bertengkar dan saling
menuduh bahwa yang lain itu sesat. Nah, jangan biarkan hal semacam
ini terjadi pada diri Anda.
Inilah Teknik yang Dipakai oleh Iblis - Membawa Anda pada
Kebenaran yang Tidak Utuh
Sekarang Anda dapat melihat betapa suksesnya teknik yang dipakai
oleh Iblis di dalam membawa Anda masuk ke dalam kebenaran yang
tidak utuh. Ia memang mengajak Anda melayani Allah, tetapi -
walaupun mungkin sebenarnya Anda tidak bermaksud demikian -
melayani dengan cara yang mengikuti selera Anda sendiri! Karena Anda
belum mendapatkan seluruh kebenaran yang utuh - atau kebenaran
yang Anda miliki baru sebagian saja - maka Anda akan terdorong untuk
141 | C A H A Y A I N J I L
hanya berpaut pada penggalan kebenaran yang tidak utuh itu. Tragedi
ini saya alami di Banff. Saat itu mereka berkata kepada saya, "Anda
tidak mengajarkan hal yang sama dengan doktrin kami." Saya tidak
meminta maaf karena telah mengajarkan hal yang tidak sejalan
dengan doktrin mereka. Apakah mengajarkan hal yang tidak sejalan
dengan doktrin mereka itu suatu kejahatan? Yang saya khotbahkan
adalah Firman Allah, bukan doktrin mereka. Saya hadir di sini bukan
untuk memberitakan Kalvinisme. Saya hadir di sini bukan untuk
mengkhotbahkan doktrin Reformed, nama lain dari Kalvinisme. Saya
hadir di sini hanya untuk mengkhotbahkan Firman Allah di dalam
keutuhan kekayaan maknanya.
Jadi, saudara-saudara, ingatlah selalu, jika Anda mempelajari Firman
Allah, jangan cukup sekedar berkata, "Ah, inilah kebenarannya. Aku
telah menemukannya!" Selidiki apakah ada sisi lain yang belum
terungkap. Dan terutama, pelajarilah ayat-ayat Kitab Suci yang
membuat Anda merasa terganggu. Dan itulah prinsip yang saya
pegang. Saya ingin mempelajari bukan saja ayat-ayat yang sudah saya
kenal baik, yang membuat saya merasa senang. Akan tetapi yang saya
selidiki adalah ayat-ayat yang membuat saya merasa tidak nyaman,
yang mengganggu keyakinan saya, yang tampaknya tidak bisa saya
pahami dengan mudah. Saya menyelidiki ayat-ayat tersebut karena
saya tidak mau ada kebenaran yang terlewatkan. Dan saya ingin
memastikan bahwa tidak ada hal yang terlewatkan dari Firman Allah
karena kita tidak akan bisa hidup dari setiap firman yang keluar dari
mulut Allah jika ada firman yang terlewatkan. Peganglah prinsip ini dan
jangan pernah memanfaatkan Alkitab hanya untuk menyenangkan hati
Anda saja. Biarlah Alkitab membuat Anda merasa terganggu.
Bersedialah untuk tidak memilih jalan yang gampang dan Anda tidak
akan tersesat.
Perhatikanlah, begitu banyak orang Kristen yang jatuh ke dalam
kesalahan semacam ini. Masuklah ke dalam gereja Pentakosta, apa
yang Anda dengar? Bahasa lidah! Bahasa lidah! Bahasa lidah! Anda
akan mulai bertanya-tanya apakah ada hal lain yang dibicarakan oleh
Alkitab selain bahasa lidah? Mereka sepertinya selalu menemukan ayat
yang membahas bahasa lidah di seluruh bagian Alkitab. Di mana-mana
bahasa lidah. Nah, tentu saja memang ada bagian yang membahas
tentang bahasa lidah. Dan ini memang merupakan suatu kebenaran
yang indah, akan tetapi bahasa lidah hanya sebagian kecil saja dari isi
142 | C A H A Y A I N J I L
Alkitab. Akan tetapi Anda tidak akan bisa mendapatkan pemahaman
seperti ini jika Anda masuk ke gereja Pentakosta. Anda akan bertanya-
tanya apakah ada hal lain yang dibicarakan oleh Alkitab selain bahasa
lidah. Kemudian Anda pergi ke berbagai gereja, hanya untuk
mendapatkan bahwa mereka juga sangat menekankan satu pokok
bahasan saja dan meremehkan yang lain. Akan tetapi Yesus hanya
berpaut pada satu hal - kerajaan Allah dan pemerintahan-Nya. Saya
hanya ingin menekankan hal yang memang Dia tekankan. Saya tidak
mau menekankan hal yang tidak ia tekankan. Yesus tidak menekankan
hal bahasa lidah; saya pun tidak akan menekankan hal bahasa lidah.
Saya mengakui bahasa lidah; tetapi saya tidak memandangnya sebagai
hal yang utama. Yesus juga berbicara tentang pembenaran. Namun itu
bukanlah tema sentral ajaran-Nya, walaupun pokok ini merupakan hal
yang penting di dalam pengajaran-Nya. Pembenaran di dalam
pengajaran Yesus adalah jalan menuju kerajaan Allah. Bagi Yesus,
kerajaan itulah yang merupakan tema sentralnya.
Namun di zaman sekarang ini, seperti yang sudah saya sampaikan
kepada Anda, Anda tidak akan bisa menemukan buku yang membahas
tentang kerajaan Allah. Aneh sekali! Begitu jauhnya penyusupan yang
sudah dilakukan oleh Iblis! Saya bercita-cita untuk meluruskan
keadaan. Saya berniat untuk meluruskan kembali hal itu jika Allah
memang memampukan saya untuk melakukannya. Karena alasan
inilah maka saya terus saja berbicara tentang hal ini - tentang kerajaan
Allah, tentang ketuanan Allah di atas segalanya. Jika Anda berkhotbah
tentang pembenaran, manusia akan menjadi titik sentral dari
pembicaraan Anda. Ingatlah akan hal ini. Dan memang hal inilah yang
dikehendaki oleh Iblis. Allah hadir untuk menyelamatkan Anda. Allah
hadir untuk melakukan ini dan itu buat Anda. Allah hadir untuk
membersihkan Anda. Allah hadir untuk menguduskan Anda. Allah hadir
untuk memuliakan Anda. Ia akan melakukan segalanya bagi Anda.
Manusia akan menjadi titik pusat pembahasan jika hal pembenaran
dijadikan doktrin sentral. Tetapi jika Anda memberikan penekanan
pada Kerajaan Allah, maka Allahlah yang menjadi titik pusatnya, bukan
manusia. Kita sudah bergeser terlalu jauh dari titik pusat yang
seharusnya. Sangatlah penting untuk dapat melihat kenyataan ini. Jika
Anda melakukan hal ini, maka Anda telah menjungkir-balikkan seluruh
Injil dan melangkah menuju kebinasaan. Kita harus kembali kepada hal
143 | C A H A Y A I N J I L
yang diutamakan oleh Allah, hal yang ditekankan oleh Yesus - yaitu
kerajaan Allah.
Semua Jawaban Yesus Diambil dari Kitab Ulangan
Akhirnya, menjelang bagian penutupan bahasan hari ini, perhatikanlah
hal yang sangat spesial ini. Semua kutipan Yesus, semua jawaban
Yesus terhadap Iblis diambil dari satu kitab. Pernahkah Anda
memperhatikan hal ini? Setiap jawaban terhadap serangan Iblis diambil
dari kitab Ulangan. Hal ini memancing rasa ingin tahu saya. Saat Iblis
mengutip dari kitab Mazmur, Yesus tetap menjawab dari kitab Ulangan.
Itu sangat membangkitkan minat saya. Saya bertanya-tanya,
mengapa? Mengapa Ia terus saja menjawab berdasarkan kitab
Ulangan? Lalu saya menyelidiki kitab Ulangan. Dan saya mulai melihat
alasan mengapa hal itu dilakukan-Nya.
Apa karakteristik kitab Ulangan? Tahukah Anda? Karakteristik dari kitab
Ulangan adalah kedaulatan Allah. Anda lihat, penekanan dalam kitab ini
sama persis dengan penekanan dari seluruh ajaran Yesus - tentang
kerajaan Allah, tentang Allah sebagai Raja. Kitab Ulangan adalah
sebuah buku dalam Perjanjian Lama yang secara khusus menekankan
tentang kedaulatan Allah. Anda lihat, Iblis mencoba untuk menggoda
Yesus agar melakukan hal yang mengikuti selera sendiri, bertindak
menuruti kemauan sendiri dan tanggapan dari Yesus tetap sama,
"Hanya Allah adalah Raja." Itulah jawaban Yesus.
Mari saya beri sedikit gambaran statistiknya bagi Anda. Kata Ibrani hw"c.mi
'mits-vah', yang berarti perintah, muncul sebanyak 43 kali di kitab
Ulangan. Di sepanjang kitab Ulangan Anda akan bertemu dengan kata
ini sebanyak 43 kali. Sebagai perbandingan, di dalam kitab-kitab lain
dari Pentateukh (lima kitab pertama Perjanjian Lama), Anda akan
mendapati bahwa kata hw"c.mi 'mits-vah' ini muncul sekali di kitab
Kejadian, 4 kali di Keluaran, 10 kali di Imamat, 5 kali di Bilangan dan
43 kali di Ulangan. Jika Anda teliti kata-kata yang berkaitan dengan hw"c.mi
'mits-vah', yaitu kata-kata yang dipakai dalam kaitannya dengan hal-
hal seperti perintah, hukum/undang-undang dan yang berhubungan
dengan itu, Anda akan menemukan hal yang sama. Anda akan
menemukan bahwa kata-kata tersebut sangat mendominasi kitab
Ulangan. Lebih dari itu, tidak ada kitab lain di dalam Perjanjian Lama
yang memiliki tingkat pemakaian kata 'perintah' sesering kitab
Ulangan. Kitab Ulangan menekankan pada hukum Allah. Dari sinilah
144 | C A H A Y A I N J I L
muncul kata 'nomos' - deutero nomos - judul 'Deuteronomy' itu sendiri
berarti salinan dari hukum Allah. Suatu pengulangan di bumi dari
hukum Allah di surga! Itulah kitab hukum yang par excellence (yang
tertinggi). Dan persisnya, kitab inilah yang menekankan Allah sebagai
Raja karena Ia memberikan undang-undang-Nya kepada umat-Nya.
Umat-Nya harus tunduk kepada hukum-Nya. Sangat luar biasa! Anda
lihat, bahkan dalam hal mengutip ayat pun, Yesus punya alasan dari
kitab mana ia mengutip ayat. Tidak ada hal yang kebetulan di sini.
Dalam keadaan seperti itu, Ia tahu bagian yang mana yang harus
dipakai untuk menghadapi lawan.
Yesus bersukacita di dalam Taurat Allah, seperti yang dinyatakan oleh
sang pemazmur. Si pemazmur berkata, "Aku hendak bergemar dalam
perintah-perintah-Mu" (Maz. 119:47). Setiap orang yang mengasihi
Allah pasti mengasihi perintah-Nya. Berhati-hatilah terhadap orang
Kristen yang tidak mengasihi perintah-perintah Allah. Orang itu hanya
mengejar keselamatan. Ia hanya ingin agar Allah berbuat sesuatu
baginya; ia sama sekali tidak mau melakukan apa-apa buat Allah. Ia
tidak mau tunduk terhadap perintah-perintah Allah. Nah, jika itu adalah
perasaan yang Anda miliki, berhati-hatilah. Anda sedang berada di jalur
yang salah. Seorang Kristen sejati akan bergemar - atau mengasihi
perintah Allah. Ia mengasihinya! Anda akan menjumpai pernyataan ini
di banyak bagian dari Perjanjian Lama. Di Mazmur 119:47, si
pemazmur menyatakan hal itu. Dengan segenap hatinya ia bergemar di
dalam perintah-perintah Allah. Di Mazmur 119:127, ia berkata, "Itulah
sebabnya aku mencintai perintah-perintah-Mu lebih dari pada emas,
bahkan dari pada emas tua." Ia mencintai perintah-perintah Allah.
Dapatkah Anda berkata seperti itu? Jika Anda benar-benar dapat
mengasihi Firman Allah, mencintai perintah-perintah-Nya, hidup dari
semua firman yang keluar dari mulut-Nya, maka Iblis tidak akan
pernah bisa menjatuhkan Anda. Anda tidak akan bisa dikalahkan.
Rangkuman dan Kesimpulan
Mari kita rangkum seluruh pembahasan ini. Prinsip pertama yang kita
lihat hari ini adalah bahwa Iblis menggoda Anda untuk memilih jalan
yang mudah, dan ia akan mencobai Anda dengan berbagai macam cara
lewat prinsip ini: "Pilihlah cara yang paling gampang, buatlah hidupmu
menjadi mudah." Dan poin utama yang kedua dari pencobaan Iblis
adalah: "Abdikan dirimu pada Allah dalam sebagian kebenaran saja.
Layanilah Dia dengan penuh semangat, tetapi semangat yang partisan,
145 | C A H A Y A I N J I L
di atas kebenaran yang terpenggal." Semangat yang partisan ini adalah
hal yang sangat mengerikan. Melayani Allah dengan sepenuh hati
berdasarkan satu bagian saja dari kebenaran-Nya. Perkara inilah yang
telah menimbulkan berbagai macam kejadian yang mengerikan di
dalam sejarah gereja. Perkara inilah yang telah menimbulkan
gelombang Inkuisisi. Tahukah Anda apa Inkuisisi itu? Bacalah tentang
hal itu jika ada waktu; bagian sejarah itu akan membuat Anda
menangis. Periode ketika orang Kristen menyiksa sesama Kristen
sampai mati demi nama Allah. Demi nama Allah! Mereka membunuh
Anda dan mengira bahwa mereka sedang melayani Allah dengan
perbuatan itu. Inilah yang disebut semangat partisan - semangat demi
pemahaman yang keliru, dengan cara yang keliru pula: "Dengan segala
cara, layanilah Allah, tetapi lakukanlah hal itu dengan caramu sendiri -
dengan pandangan sempitmu. Layanilah Allah" Jika Anda melangkah di
jalur itu, maka pada suatu hari nanti Anda akan membunuhi orang lain
demi nama Allah. Dan, tentu saja, memang hal itulah yang dikehendaki
oleh Iblis.
Saya ngeri membayangkan masa depan gereja, jika melihat
keadaannya seperti sekarang ini. Beberapa orang dari antara kita
mungkin tidak akan dibunuh oleh orang non-Kristen, melainkan oleh
orang Kristen. Ingatlah akan sejarah Inkuisisi. Orang Kristen
membunuhi sesama Kristen demi nama Allah. Bahkan para pendukung
Kalvin juga, mereka membakar orang demi keyakinan mereka. Mereka
membakar sesamanya sampai mati! Orang-orang Protestan sekali pun
melakukan hal yang sama! Bagian sejarah ini membuat saya sangat
sedih. Begitu sesatnya sehingga mereka membunuhi manusia dan
merasa sedang melayani Allah. Para tentara perang salib berangkat
dari Eropa dan membunuhi orang muslim demi nama Allah juga! Oh,
Tuhan tolonglah kami! Betapa Iblis telah menyelewengkan gereja
separah ini. Jadi saya memohon dengan sangat kepada Anda, pelajari
dan pahamilah Firman Allah dengan utuh, terutama bagian-bagian
yang terasa mengganggu keyakinan Anda, yang terasa berbeda dengan
doktrin Anda. Jangan bersembunyi di balik doktrin Anda. Saya, seperti
yang sudah saya sampaikan, suka menyelidiki bagian-bagian yang
terlihat tidak cocok dengan keyakinan saya. Berkali-kali saya harus
mengubah pandangan saya ketika saya mendalami isi Firman Allah.
Dulu saya sering menjagokan salah satu doktrin, dan Firman Allah
kemudian menghancurkan doktrin yang saya pegang itu sampai
146 | C A H A Y A I N J I L
berkeping-keping. Kemudian saya berkata, "Baiklah, Tuhan. Jika
memang harus begitu pemahamannya, maka saya tidak akan
mempertahankan doktrin ini. Beritahukanlah saya apa yang harus saya
pahami." Hanya Firman Allah saja yang akan saya percayai, yang lain
tidak. Dan saya ingin mempelajari serta memahami semuanya, bukan
sekedar sebagian saja. Jadikanlah hal ini sebagai tujuan Anda, maka
Anda tidak akan tersesat. Maka Anda akan mendapati bahwa Allah itu
setia.
Satu poin penutup: perhatikanlah ayat yang dikutip oleh Iblis.
Pernahkah Anda perhatikan kata-kata yang dikutip oleh Iblis? "Ia akan
memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan
mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu
jangan terantuk kepada batu" (Luk.4:10-11). Sungguh kata-kata yang
membuai! Waspadalah terhadap khotbah-khotbah yang membuai
perasaan. Jika sebuah khotbah membuat perasaan Anda menjadi
gerah, jika sebuah khotbah menginsyafkan Anda akan dosa-dosa, jika
sebuah khotbah mengganggu Anda, berterima-kasihlah kepada Allah
karena adanya khotbah seperti itu. Celakalah mereka yang datang ke
gereja untuk mencari kenyamanan hati! Mereka menjadikan agama
sebagai candu, dan kita tidak butuh candu. Kita sudah muak akan hal-
hal seperti itu. Kita tidak butuh tambahan obat bius. Kita tidak butuh
obat bius dan juga Alkitab yang diperlakukan sebagai candu. Orang-
orang yang datang ke gereja hanya untuk menyenangkan hatinya
sendiri akan menjadi sangat terbuka terhadap serangan Iblis.
Syukurlah ada orang-orang yang datang ke gereja dengan kesediaan
untuk terluka, untuk terbangun dan melihat bahwa Firman Allah telah
menghunjam jauh ke dalam hati serta menginsyafkan dirinya akan
dosa-dosa serta penghakiman. Saya tidak biasa menyenangkan hati
orang, bukankah begitu? Catatan rekor saya dalam hal menyenangkan
hati orang lain cukup buruk, setidaknya pada saat saya berkhotbah;
dalam hubungan pribadi mungkin biasa-biasa saja. Saya tidak
menjadikan kegiatan menyenangkan hati orang lain sebagai urusan
utama saya karena yang dibutuhkan oleh gereja sekarang bukanlah
kenyamanan hati; tetapi keinsyafan atas dosa-dosa.
Waspadalah karena Iblis selalu siap untuk memanfaatkan rasa tidak
nyaman itu. "Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk
melindungi Engkau." Saat Iblis datang dengan sikap simpatik, mulailah
untuk kuatir. Namun perhatikanlah poin yang ingin saya sampaikan,
147 | C A H A Y A I N J I L
yaitu: Apakah Anda menyimak kutipan yang diajukan Iblis? Dari
kutipan itu, Iblis sedang mengajukan satu pemikiran, "Sekali selamat,
tetap selamat," yang disimpulkannya dari bagian Perjanjian Lama,
apakah Anda memperhatikannya? Apakah Anda melihat logika di balik
penyampaian kutipan ini? Tidak peduli apa pun yang akan Anda
lakukan, orang Kristen macam apa pun Anda, yang jelas Anda tetap
akan selamat. Engkau tidak akan terluka, sekali pun melompat dari
puncak atap Bait Allah ini; bahkan sekali pun Engkau sudah melanggar
kehendak-Nya. Sekali pun Allah tidak menyuruh untuk melompat dari
atap Bait Allah, dan Engkau tetap melompat juga, ia akan tetap
berpegang pada komitmen-Nya untuk memastikan bahwa Engkau tidak
akan terluka. Dapatkah Anda melihat logika di balik usulan terjun
bebas itu? Pernahkah Anda meneliti, dari mana asalnya doktrin 'sekali
selamat, tetap selamat' ini? Sumbernya bukan dari Alkitab. Seberapa
besar bahaya dari ajaran ini? Dapatkah Anda melihat seberapa besar
bahayanya? Saya harap Anda mau mengamati dan memikirkan hal itu.
Doktrin ini berkata bahwa apa pun yang Anda lakukan, Allah tetap akan
berpegang pada komitmen untuk memastikan keselamatan Anda. Apa
pun yang Anda lakukan, Ia akan terus menjaga Anda dengan tangan-
Nya dan menyuruh para malaikat-Nya untuk merawat Anda. Sungguh
mengherankan jika dilihat betapa orang-orang sekarang ini sangat
tidak mampu membedakan, tidak mampu melihat jerat di balik tawaran
Iblis. Doktrin semacam ini tidak datang dari Allah.
Janji-janji Allah Tersedia bagi Mereka yang Menjadikan Dia
sebagai yang Terutama di dalam Hidup Mereka
Bertentangan dengan yang diartikan oleh Iblis, kata-kata yang tertulis
di Mazmur 91 itu hanya ditujukan kepada mereka yang berdiam di
dalam perlindungan Yang Mahatinggi. Hanya bagi orang-orang seperti
itu saja - yaitu yang hidup di dalam ketaatan, ketaatan setulus hati
kepada Allah, yang mengakui-Nya sebagai Yang Mahatinggi. Hanya
kepada merekalah Allah menjanjikan pemeliharaan itu. Namun jika Ia
tidak menjadi Yang Mahatinggi di dalam hidup Anda, saat Yesus tidak
menjadi Tuan dan Majikan di dalam hidup Anda, saat Anda tidak
berdiam di dalam perlindungan Yang Mahatinggi, saat Anda
memutuskan untuk terjun bebas dari puncak Bait Allah untuk
mengerjakan keyakinan Anda sendiri, tidak akan ada malaikat yang
muncul menatang kaki Anda. Anda akan terhempas di tanah! Jangan
membuat kesalahan seperti itu. Akan tetapi jika Anda berjalan di
148 | C A H A Y A I N J I L
bawah lindungan yang Mahatinggi, bersekutu dengan-Nya, saat Dia
selalu menjadi Yang Mahatinggi di dalam hidup Anda, Anda boleh yakin
bahwa sekalipun kaki Anda tersandung batu, Anda terjatuh ke jurang,
Ia akan mengangkat Anda. Karena Anda berjalan di jalur-Nya, bukan di
jalur Anda sendiri. Karena Anda hidup di dalam pengabdian yang utuh
kepada-Nya dan tidak mengerjakan hal-hal menurut kemauan Anda
sendiri. Ia akan mengangkat Anda; Anda boleh yakin akan hal itu.
Dengan kata lain, Anda boleh yakin akan keselamatan Anda. Saya
hidup tanpa rasa takut dan khawatir. Mengapa? Karena, oleh anugerah
Allah, saya selalu memastikan bahwa Allah saja yang menjadi Yang
Mahatinggi di dalam hidup saya. Saya diam di dalam lindungan-Nya.
Akan tetapi jaminan itu tidak diberikan kepada mereka yang tidak mau
mengakui-Nya sebagai Raja.
Berbahagialah Orang Yang Miskin Di Hadapan Allah
Khotbah pertama dari 10 tentang 'Ucapan Bahagia' oleh Pendeta Eric
Chang
Mari kita mulai dengan Matius 5:3 ketika Yesus memulai Khotbah di
Bukit yang diucapkanNya kepada para muridNya di hadapan orang
banyak. Ia mengawali pesanNya dengan kata-kata berikut:
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah
yang empunya Kerajaan Surga."
Orang Miskin Bersukacita pada Tahun Yobel
Beberapa waktu sebelum itu, Ia telah berkhotbah di sinagoge di
Nazaret (seperti dikisahkan dalam Lukas 4:18) mengutip kata-kata
Yesaya 61:1 dan mengatakan hal yang kurang lebih sama: "Roh Tuhan
ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan
kabar baik kepada orang-orang miskin." Kabar Baik, atau Injil (injil itu
artinya kabar baik), harus diberitakan kepada orang miskin. "Ia telah
mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang
tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan
orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan
telah datang". Memberitakan tahun rahmat Tuhan artinya
memberitakan Tahun Yobel, yaitu memberitakan pembebasan dari
149 | C A H A Y A I N J I L
semua hutang. Itulah yang terjadi pada Tahun Yobel: semua budak
mendapatkan kembali kebebasan mereka. Di Israel hal ini terjadi setiap
50 tahun sekali. Tahun "rahmat" - tahun yang indah - suatu tahun
ketika sekali dalam kehidupan manusia, tahun itu tiba: Tahun Yobel.
Tahun ini adalah tahun penuh sukacita ketika jika seseorang
mempunyai hutang apapun terhadap orang lain, maka semua hutang
itu dihapuskan. Anda bebas dari semua hutang dengan sendirinya.
Orang miskin yang dibebani dengan hutang-hutang itu segera
dibebaskan. Mereka yang tidak mampu membayar hutangnya dan
terpaksa menjual dirinya menjadi budak, dibebaskan pada tahun itu.
Tahun Yobel ini adalah lambang kedatangan kerajaan Allah ketika
orang miskin dibebaskan; tahanan dan budak dibebaskan. Tahun ini
merupakan masa pemulihan, penyembuhan luka-luka, pengembalian
penglihatan kepada orang buta dan kemerdekaan kepada mereka yang
tertindas.
Jadi Tahun Yobel berharga terutamanya bagi siapa? Tentu saja, bagi
orang miskin! Orang kaya tidak mempunyai hutang dan mereka tidak
terancam bahaya menjadi budak. Jadi orang kaya tidak terlalu suka
dengan Tahun Yobel karena mereka harus membebaskan budak-budak
mereka dan mereka harus melepaskan orang-orang yang berhutang
uang kepadanya menurut Hukum Israel. Jadi ini bukan merupakan
tahun untuk bersukacita bagi orang kaya, akan tetapi merupakan tahun
untuk bersukacita bagi orang miskin. Tahun Yobel merupakan kabar
baik bagi orang miskin. Itulah intinya Kerajaan Allah.
Dilihat dari sudut ini maka kita mulai mengerti untuk apa Tuhan Yesus
datang. Ia berkata, "Roh Tuhan ada pada-Ku untuk menyampaikan
kabar baik kepada orang-orang miskin." Kita perlu mempelajari apa
artinya kata-kata ini. Setelah Yesus membacakan ini di Nazaret, kota
kelahiranNya, Ia menutup kitab itu (dalam Lukas 4: 20) dan
memberikannya kembali kepada pejabat. Ia membaca nas itu di
sinagoge, menurut kebiasaan pada zaman itu, lalu Ia berkata, " Pada
hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." Kamu telah
mendengar nas ini -- Yes. 61:1 dan seterusnya -- digenapkan sewaktu
kamu mendengarnya. Kamu merupakan saksi-saksi kegenapan wacana
Mesias ini, yang berkaitan dengan janji mengenai Raja Yang akan
datang, Yang akan memberitakan Tahun Yobel. Sesungguhnya, Tahun
Yobel yang telah lama sekali tidak dirayakan lagi di Israel, sekarang
150 | C A H A Y A I N J I L
digenapkan dalam Mesias. Akan tetapi, kaumnya sendiri, penduduk
Nazaret, tidak menerima Dia.
"Seorang Nabi Tidak Dihormati Oleh Generasinya Sendiri"
Ada sebagian ajaran Tuhan Yesus yang berbunyi, "Seorang nabi
dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri dan di
rumahnya. " [Mat. 13:57 dst.] Makna ucapan ini telah dibahas
sepenuhnya dalam pesan Natal saya tentang "Berwawasan Rohani'.
Mereka yang berwawasan lahiriah, memandang Yesus - atau
memandang manusia lain - semata-mata dari sudut pandang
kemanusiaan: "Bagaimana mungkin tukang kayu ini adalah Mesias?
Kami kenal Dia sejak Dia masih kanak-kanak!" Mereka tidak dapat
bebas dari pemikiran manusia. Mereka tidak mampu berpikir bahwa
Allah dapat datang ke dunia sebagai seorang manusia, seorang tukang
kayu. Sepertinya halangan mental dalam pikiran kemanusiaan tidak
mungkin diatasi. Manusia jasmaniah menurunkan segala sesuatu ke
tingkat dia sendiri. Ia tidak mampu berpikir secara rohani. Ia berkata,
"Itu orang yang saya kenal, bagaimana mungkin Dia adalah Anak
Allah?" Bagaimana jika orang yang anda kenal itu adalah Anak Allah?
Bagaimana anda tahu bahwa Dia bukan Anak Allah? Sulit sekali untuk
menilai ukuran rohani seorang nabi selama kehidupannya.
Hal ini begitu sering terjadi. Seorang seniman besar tidak pernah
dihargai selama ia hidup. Lukisan-lukisan para pelukis akbar, seperti
Van Gogh, seringkali tidak pernah dihargai ketika pelukis itu masih
hidup. Bahkan Beethoven, Liszt serta semua musisi akbar itu tidak
begitu dihargai ketika mereka masih hidup. Akan tetapi sekarang,
generasi lain yang dapat lepas dari asosiasi-asosiasi manusia tersebut,
mampu menilai mutu-mutu murni dari manusia-manusia ini.
Nabi-nabi besar bangsa Israel tidak dihormati oleh generasi mereka
sendiri. Sekarang kita mengakui bahwa mereka itu adalah nabi-nabi
Allah, akan tetapi mereka tidak dihormati oleh generasi mereka sendiri.
Yeremia lebih dari satu kali dituduh sebagai pengkhianat, dibuang ke
dalam perigi di mana ia nyaris mati jika tidak diselamatkan pada saat
terakhir [Yer 38:6-13]. Ia diseret oleh segerombolan manusia ke tanah
Mesir [Yer. 43:6 dst]. Ia diperlakukan kejam dan dianiaya. Para nabi
bangsa Israel, satu demi satu, dianiaya pada zaman mereka. Ketika
Mikha bernubuat kepada Ahab bahwa ia akan mati, ia ditampar oleh
orang lain yang menyebut dirinya nabi. Ia dibantah -- seorang diri
151 | C A H A Y A I N J I L
melawan seluruh kelompok nabi [1 Raja-Raja 22:24dst]. Dia adalah
satu-satunya yang menubuatkan kebenaran; semua nabi lainnya
menubuatkan suatu kebohongan. Namun mereka semua mengaku
sebagai nabi. Jadi, satu orang melawan demikian banyak orang lain,
siapa yang benar? Pasti mayoritas itu yang benar? Mayoritas itu pasti
salah! Itulah masalahnya di dunia rohani. Selamanya minoritas yang
ternyata benar ketika waktu bergulir. Akan tetapi pada zaman
generasinya sendiri mereka tidak dihargai. Seorang nabi, begitu kata
Tuhan Yesus, dihormati di mata Tuhan Allah; akan tetapi pada
zamannya sendiri, di negerinya sendiri, ia tidak dihormati.
Hal itu terjadi satu demi satu terhadap semua nabi dari Perjanjian
Lama. Kita tahu bahwa hal itu terjadi terhadap Amos; hal itu terjadi
terhadap Hosea; hal itu terjadi terhadap semuanya, satu demi satu.
Mereka tidak dimuliakan oleh generasinya sendiri. Mereka diperolok-
olok; mereka dikucilkan; mereka dibenci oleh masyarakat. Begitu parah
sehingga Yeremia nyaris putus asa bahwa ia tidak dapat melanjutkan
jabatannya. Berkali-kali Yeremia berkata, "Aku tidak mau berkhotbah
lagi. Aku telah muak dengan orang-orang ini. Jika mereka ingin binasa,
biarkan mereka binasa. Aku telah cukup berbicara." Namun begitu, ia
tetap kembali berkata, "Api menyala-nyala dalam tulang-tulangku."
[Yer 20:7-9 dll.] Kasihnya bagi Allah, kasihnya bagi bangsanya, tidak
dapat ditekan. Ia tetap harus berkhotbah dan menanggung akibat-
akibatnya, betapa pun ia dibenci oleh bangsa Israel. Siapa pula mau
diberitahukan, "Jikalau engkau tidak bertobat engkau akan binasa."?
Siapa suka dikatakan, "Kamu adalah orang-orang berdosa yang akan
dihapus oleh Allah melalui api pembinasaan. "? Begitulah halnya semua
nabi.
Ketika Tuhan Yesus berkhotbah, Ia tidak merupakan pengecualian.
Mereka membenciNya, terutama para pemimpin agama Israel. Dan
akhirnya mereka memakuNya pada kayu salib. Mereka tidak mau
dengar. Satu-satunya manusia yang mau bersukacita pada tahun
Yobel, pada saat kerajaan datang adalah orang miskin. Ini adalah satu-
satunya kaum manusia yang terbuka secara rohani, yang mau dan
dapat berwawasan rohani. Orang kaya -- mereka itulah yang
mempertaruhkan segala-galanya. Jadi, mereka tidak menyambut Injil
kecuali anda telah memangkas Injil dan memoles Injil sedemikian rupa
sehingga dapat diterima oleh orang kaya. Akan tetapi Tuhan Yesus
tidak melakukan hal seperti itu sama sekali.
152 | C A H A Y A I N J I L
Kata-kata Tuhan Yesus juga berlaku bagi Elia, yang tidak pergi kepada
orang Israel tetapi kepada orang-orang asing, ke Sidon dan kepada
seorang perempuan yang bukan orang Yahudi, karena orang-orang
Israel tidak menerima nabi sebesar Elia. Mereka juga tidak menerima
Elisa. Elia adalah nabi Perjanjian Lama yang paling besar kalau dihitung
kekuasaan rohaninya, tetapi ia ditolak oleh generasinya. Tidak ada
kemuliaan dalam melayani Tuhan pada zaman generasi sendiri. Anda
akan diburu dan dituntut karena anda berusaha mengkhotbahkan
kebenaran.
Perbandingan Antara "Berbahagialah Orang Yang Miskin" Dalam Injil
Matius dan Injil Lukas
Mari kita baca Matius 5:3. Kutipan sejajar dengan ini terdapat dalam
Lukas 6:20 yang berbunyi "Berbahagialah, hai kamu yang miskin,
karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah." Jadi ada perbedaan
antara Lukas dan Matius karena Lukas mengatakan 'Berbahagialah hai
kamu yang miskin' dan Matius mengatakan 'Berbahagialah orang yang
miskin di hadapan Allah', dan kita akan membahas hal itu sebentar
lagi.
Ada juga perbedaan yang lain, yaitu, dalam Matius, tercantum
'kerajaan sorga' dan Lukas mencantumkan 'kerajaan Allah'. Tentu saja
kedua hal ini merupakan hal yang sama seperti ditunjukkan oleh
persamaan ini. Antara 'Kerajaan Allah' dan 'kerajaan sorga' tidak ada
perbedaan apapun. Ini hanya merupakan perbedaan terminologi saja.
Orang-orang Yahudi, yang enggan menggunakan kata 'Allah', selalu
menggunakan uraian [atau istilah tidak langsung] untuk Allah. Mereka
suka menyebut Allah 'Yang Mulia', atau jikalau mereka berbicara
tentang Allah, mereka menyebut 'sorga'. Oleh karena itu, sama sekali
tidak ada perbedaan dalam arti istilah 'kerajaan Allah' dan 'kerajaan
sorga'.
Ada tiga bagian dalam ayat ini yang perlu kita perhatikan. Pertama-
tama, 'berbahagialah'; kedua, 'orang miskin'; dan ketiga, 'kerajaan
Allah'. Apakah artinya? Apakah artinya 'berbahagia'? Apakah artinya
orang miskin, atau miskin di hadapan Allah? Apakah itu kerajaan Allah?
"Berbahagialah ..."
Pertama-tama 'bahagia'. Bahagia itu mudah; kita semua tahu apa
artinya bahagia. Kata 'berbahagia' artinya 'bahagia'. "'Bahagialah'
153 | C A H A Y A I N J I L
orang yang.....". Sebenarnya ini merupakan awal Mazmur-Mazmur.
Mzm. 1:1 mulai dengan kata itu: "Berbahagialah orang...". Orang
seperti apa? Perlu kita perhatikan bahwa sepanjang Kitab Suci,
kebahagiaan itu dijanjikan kepada orang tertentu. [Mzm. 1:1
berbunyi:] "Berbahagailah orang yang tidak berjalan menurut nasihat
orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak
duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah
Taurat Tuhan dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam."
Orang seperti apa yang bahagia? Orang yang bahagia adalah orang
yang tidak berjalan menurut kefasikan, tetapi yang berjalan menurut
kebenaran. Orang yang bahagia adalah orang yang kesukaannya ialah
Allah dan TauratNya dan yang merenungkan Firman Allah siang dan
malam. Kebahagiaan rohani dalam Alkitab ditujukan kepada orang
tertentu. Sebenarnya, ucapan bahagia ini muncul di dalam Mazmur-
Mazmur berkali-kali. Seluruhnya kata ini ditemukan 19x. Ada 19
ucapan bahagia di dalam Mazmur-Mazmur, yang bentuknya serupa
dengan ucapan-ucapan bahagia Tuhan Yesus sendiri. "Berbahagialah
orang yang...". Dengan kata lain, orang seperti ini bahagia karena Allah
melimpahkan kebahagiaan kepadanya. Ia bahagia karena ia berbahagia
di dalam Allah. Allah Yang akan membuatnya berbahagia. Allah
membawa keceriaan kepada orang tertentu. Jika anda adalah orang
seperti itu, maka anda akan berbahagia. Anda akan mendapat berkat
Tuhan yang membuat anda bahagia dan ceria. Tetapi pertama-tama
anda harus menjadi orang seperti itu. Jikalau anda ingin melihat orang
seperti apa yang diberkati oleh Allah di dalam Perjanjian Lama, cukup
ambil Alkitab dan cari kata 'diberkati' (atau berbahagia) di dalam
Mazmur-Mazmur. Anda akan temukan 19 jenis pemberkatan (atau
kebahagiaan). Jika anda menghapus bagian-bagian yang merupakan
pengulangan, maka anda tetap masih mempunyai 15 atau 16
kebahagiaan dari berbagai jenis, atau lebih tepat, berkat dari ucapan
bahagia yang berbeda, namun semuanya merujuk pada jenis manusia
yang sama, yaitu yang benar dan yang tidak duduk dalam kumpulan
pencemooh.
... Orang Miskin
Ini mengantar kita kepada butir kedua. Siapakah orang-orang itu yang
diberkati oleh Allah dengan kebahagiaan? Nah, kata-katanya berbunyi
'Berbahagialah orang-orang miskin.' Hal ini sama sekali bertentangan
dengan anggapan dunia. Semboyan dunia ialah: 'Berbahagialah orang
154 | C A H A Y A I N J I L
kaya.' Di Hong Kong, ucapan berkat utama pada waktu Tahun Baru
Cina (Imlek) ialah 'berbahagialah orang kaya' -- gong xi fa cai1 [atau
dalam bahasa Kanton 'kung hei fat choy']. Mereka mengingat kepada
berkat, atau 'fook' dalam bahasa Kanton. Akan tetapi 'fook' hanya
untuk orang kaya! Mengapa? Apa itu 'fook'? 'Fook' itu ialah kekayaan;
harta; kemakmuran. Dan Tuhan Yesus menjungkirbalikkan segalanya
dengan berkata, "Berbahagialah ... orang miskin."
1 Ini merupakan salaman tradisional pada Tahun Baru Cina, "semoga anda makmur", yaitu menjadi kaya..
Ini merupakan azas fundamental kerajaan Allah: semua nilai dunia ini
dijungkirbalikkan. Inilah azas pertama yang anda perlu mengerti.
Terjadi perubahan fundamental dalam tatanan, atau penentuan nilai.
Nah, di dalam 'berbahagialah orang miskin,' pertama-tama anda harus
mengetahui, apakah anda miskin atau tidak? Karena jikalau anda tidak
miskin, anda tidak perlu mendengar ajaran Tuhan ini karena tidak ada
sangkut pautnya dengan anda. Karena ajaran ini mengatakan,
"Berbahagialah orang miskin." Dan anda berkata, "Aku tidak miskin."
Sayang sekali bagi anda! Tidak ada gunanya melanjutkan pembahasan
ayat ini karena anda tidak termasuk. Ini hanya untuk orang miskin.
Jikalau anda tidak miskin, lupakan saja. Semudah itu. Namun siapakah
orang miskin itu?
Anda Harus Mengetahui Apakah Anda Miskin
Sebelum kita membahas siapa itu 'orang miskin', kita harus tahu
apakah kita miskin atau kaya. Adalah tragedi besar bahwa beberapa
orang yang miskin, namun berpikir bahwa mereka kaya. Hal ini sering
terjadi di antara orang Kristen, terutama generasi sekarang.
Izinkan saya membacakan kepada anda dari Wahyu 3:17. Ini
berkenaan dengan jemaat di Laodikia. Betul-betul orang Kristen!
Betapa banyak orang Kristen yang miskin namun berpikir mereka itu
kaya. Akan tetapi karena mereka berpikir bahwa mereka itu kaya,
mereka telah kehilangan berkat Tuhan. Karena anda tidak saja harus
miskin, tetapi anda juga harus tahu bahwa anda miskin. Ini penting
sekali. Kalau tidak, maka anda berpikir bahwa anda kaya dan anda
tidak menggolongkan diri anda di antara orang miskin. Wahyu 3:17:
"Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan
diriku (itulah hal yang kita ingin terjadi terhadap diri kita) dan aku tidak
kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau
155 | C A H A Y A I N J I L
melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang." "Tidak tahu" artinya
mereka berpikir bahwa mereka kaya dan tidak kekurangan apa-apa;
tetapi mereka tidak tahu kemalangan dan kemelaratan mereka.
Tidak ada hal yang lebih malang daripada menjadi miskin dan tidak
mengetahui bahwa anda miskin, seperti menjadi sakit dan tidak
mengetahui bahwa anda sakit. Seperti dalam Yoh. 9:40,41 orang-orang
Farisi berkata, "Apakah itu berarti bahwa kami juga buta? Kami tidak
buta." Yesus berkata kepada mereka, "Karena kamu berkata bahwa
kamu tidak buta sedangkan sebenarnya kamu buta, maka tetaplah
dosamu." Menjadi buta dan tidak mengetahui bahwa anda buta;
menjadi miskin dan tidak mengetahui bahwa anda miskin, ini
merupakan pembohongan diri sendiri. Hal ini sangat menyedihkan.
Ada orang yang berpikir bahwa mereka sehat sedangkan sebenarnya
mereka sakit. Mungkin mereka merasa sehat, akan tetapi saat ini, di
dalam diri beberapa orang, mungkin sudah ada benih kanker
mematikan di dalam tubuh mereka, tetapi mereka merasa sehat. Itulah
yang terjadi terhadap ayah saya. Ia ke rumah sakit untuk pengecekan
kesehatan rutin. Dia merasa sehat; tidak ada masalah apa-apa. Kata
dokter, "Benjolan apa itu di leher anda?" "Oh, benjolan itu? Tidak sakit.
Tidak apa-apa. Saya merasa sehat." Tetapi kata dokter, "Ya, anda
merasa sehat tetapi saya tidak suka adanya benjolan ini." Dua bulan
kemudian ayah saya meninggal. Jadi, mungkin saja anda sedang sakit
namun tidak tahu bahwa anda sedang membawa benih-benih kematian
di dalam tubuh anda.
Kadang-kadang orang yang sakit hidup lebih lama dari orang yang
sehat. Ibu saya selalu sakit, selalu lemah. Beliau mempunyai masalah
ini dan itu. Ayah saya selalu sehat dan kuat. Beliau melakukan latihan;
beliau bertinju; beliau jalan kaki; beliau minum vitamin. Beliau
memelihara kesehatannya. Ayah saya selalu sehat; ibu saya selalu
sakit - minum obat sepanjang waktu. Tahukah anda siapa yang berusia
lebih panjang? Ibu saya. Orang sakit yang tahu bahwa dirinya sakit
hidup lebih lama. Aneh!
Sering kali saya memikirkannya di dalam Kitab Suci, "Kemenangan
perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan
bukan untuk yang kuat." [Pkh. 9:11] Tidak ada hal yang begitu
menyedihkan. Tentu saja, dalam hal ayah saya, tidak mungkin ia
156 | C A H A Y A I N J I L
mengetahui bahwa ia sekarat, bahwa penyakit kanker itu sudah ada di
dalam tubuhnya. Tidak mungkin anda dan saya mengetahuinya. Tetapi
secara rohani kita bisa mengetahuinya, karena Roh Allah ada di sini
untuk menunjukkan kepada kita penyakit pembawa maut yang ada di
dalam jiwa kita.
Jadi, tahukah anda apakah anda miskin atau tidak? Mungkin anda
merasa bahwa anda tidak miskin, dan karena anda tidak merasa diri
anda miskin, maka anda rasa bahwa kata-kata Yesus itu tidak
berkenaan dengan anda. "Berbahagialah orang miskin" dan anda
berkata, "Aku tidak miskin." Jadi anda bisa saja berpaling. Siapa perlu
mendengar itu? Siapa perlu mendengar Khotbah di Bukit? Ini adalah
pesan untuk orang miskin. Mengingat bahwa anda kaya, atau anda
merasa anda cukup berada, anda tidak memerlukannya. Kalau begitu
mari kita bahas apakah itu kemiskinan. Apakah artinya miskin itu?
Miskin Di Hadapan Allah -- Kemiskinan Yang Mengakibatkan
Kerendahan Rohani
Mari kita bahas dulu hubungan antara Matius dan Lukas. Kita telah
melihat bahwa Matius mengatakan 'miskin di hadapan Allah' dan Lukas
hanya mengatakan 'miskin' tanpa istilah kualifikasi sama sekali. Hanya
miskin saja. Kita juga melihat ketika Tuhan Yesus mengutip kata-kata
dari Yes. 61:1 dalam Luk. 4:18, Ia mengutip kata-kata ini: "Roh Tuhan
ada pada-Ku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang
miskin ". Tidak ada kualifikasi 'di hadapan Allah'.
Tentu saja kedua-duanya benar. Matius benar karena miskin secara
finansial tidak merupakan kualifikasi untuk kebahagiaan rohani.
Kemiskinan finansial semata-mata bukanlah karcis masuk sorga. Harus
ada lebih daripada kemiskinan material saja. Harus ada kemiskinan,
yang mengantar kita juga kepada kemiskinan di bidang rohani. Dengan
kata lain, anda berbahagia sebagai orang miskin apabila kemiskinan itu
juga mengantar anda kepada kerendahan rohani. Hal ini penting sekali.
Jikalau anda miskin akan tetapi anda berpura-pura kaya, yaitu anda
mencoba mengesankan orang dengan membual, maka anda hanya
menjadikan diri anda bahan tertawaan saja.
Kita yang mengenal keadaan di Hong Kong tahu bahwa hal ini
seringkali terjadi. Banyak orang yang hidup melebihi kemampuan
keuangannya. Misalnya, seseorang tidak mampu membeli mobil, akan
157 | C A H A Y A I N J I L
tetapi ia tetap membeli mobil hanya demi 'gengsi', sekalipun harus
meminjam uang, . Maka ia hidup melebihi kemampuan keuangannya.
Sebagai akibatnya, ia semakin miskin karena hutangnya semakin
menumpuk.
Hal ini sering terjadi apabila ada orang kawin di Hong Kong. Tentu saja
untuk menjemput mempelai perempuan, mempelai laki-laki harus
membawa mobil yang layak. Jadi ia mencari kawan yang kaya yang
barangkali dapat meminjamkan mobil kepadanya, hal yang sangat kecil
kemungkinannya karena kawan yang kaya adalah pihak yang paling
kecil kemungkinannya akan meminjamkan mobil mengingat mereka
biasanya adalah orang yang paling pelit di dunia. Lalu ia menyewa
mobil -- mudah-mudahan bukan mobil kecil - tetapi demi 'gengsi'
menyewa mobil besar untuk satu hari, seperti Rolls Royce, meskipun
hal itu mencekik lehernya. Jika ia tidak mampu menyewa Rolls Royce,
mungkin Mercedes Benz. Untuk satu hari dia mengeluarkan ratusan
dolar untuk menyewa mobil brengsek itu sehingga ia bisa mengantar
pengantinnya ke gereja atau ke tempat di mana mereka akan menikah
dengan menggunakan kendaraan itu.
Semua itu demi 'gengsi'. Anda tidak ingin siapapun melihat bahwa anda
miskin jadi anda berpura-pura kaya. Oleh karena itu, menjadi miskin
bukan karcis masuk surga. Orang yang berbahagia ialah orang miskin
yang mengakui kemiskinannya sehingga menimbulkan sikap
kerendahan terhadap Allah.
Harta Merupakan Halangan Untuk Menjadi Murid
Di lihat dari sudut kebalikannya, maka harta material merupakan
halangan terhadap kehidupan rohani anda. Tidak ada kompromi
apapun dalam hal ini. Menjadi miskin dapat menjadi berkat rohani
jikalau ia mewujudkan sikap rohani yang tepat. Akan tetapi menjadi
kaya tidak saja dapat menjadi, tetapi memang merupakan halangan
positif terhadap kehidupan rohani anda, kecuali jika anda
memperlakukan harta itu dengan cara rohani yang tepat. Tuhan Yesus
menyatakan hal ini dengan sangat jelas tanpa keraguan apapun. Harta
merupakan halangan.
Kita melihat pokok yang sama, misalnya, di dalam kata-kataNya
kepada orang muda yang kaya. Ia tidak mengizinkan orang muda yang
kaya itu menjadi muridNya kecuali ia menjual segala miliknya,
158 | C A H A Y A I N J I L
memberikannya kepada orang miskin, kemudian mengikutiNya. Ia
tidak mengizinkan orang muda yang kaya itu mengikutiNya
sebagaimana adanya. Kebanyakan orang di zaman sekarang akan
bersedia mengizinkannya. Enak juga untuk dapat mengatakan, "Saya
mempunyai murid yang seorang jutawan. Dia memiliki 5 mobil
Mercedes Benz; dia memiliki pabrik. Itulah murid saya." Tuhan Yesus
mengatakan, "Tidak. Hanya ada satu syarat bagi anda untuk menjadi
murid saya." Orang muda yang kaya itu dengan semangat berkata,
"Ya, ya, apakah syarat itu? Bolehkah saya membayar seratus ribu
dolar?" Tuhan berkata, "Tidak. Jauh lebih banyak dari itu. Engkau harus
menjual segala milikmu, memberikannya kepada orang-orang miskin,
kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku." Sekiranya Tuhan Yesus
dapat membuat keadaan lebih mudah bagi orang muda yang kaya itu,
pasti Ia akan melakukannya. Bukankah begitu? Ia akan melakukannya
karena Kitab Injil menceritakan kepada kita bahwa Yesus mengasihi
orang itu. Dia tidak memberikan persyaratan itu karena Dia membenci
orang itu; Dia mengatakan demikian justru karena Ia mengasihinya.
Tuhan memberikan persyaratan itu karena kekayaan material
merupakan halangan kepada kehidupan rohani kita.
Saat ini gereja Barat berada di dalam genggam masalah rohani karena
kami ingin berkompromi dalam sikap terhadap harta. Anda tidak dapat
melakukan hal itu. Khotbah saya kepada anda hari ini tidaklah jujur
apabila saya coba menutupinya. Harta merupakan halangan. Itulah
sebabnya mengapa Yakobus berkata dalam Yakobus 5:1: "Hai kamu
orang kaya, menangislah dan merataplah!" Tidak ada kualifikasi
apapun. Menangislah kamu orang kaya! Berbahagialah orang miskin!
Dan merataplah orang kaya! Injil tidak pernah merupakan kabar baik
untuk kapitalis. Sayang sekali bagi kapitalis, ia tidak pernah mampu
menurunkan ajaran Yesus supaya cocok dengan kapitalisme. Di mana-
mana jika anda mempelajari ajaran Tuhan mengenai harta benda,
kembali lagi pada hal yang sama. Dia tidak mau berkompromi dengan
orang kaya. Dia tidak membenarkan orang yang mengandalkan harta.
Karena itu dalam Khotbah di Bukit dikatakan, "Kamu tidak dapat
mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." [Mat. 6:24] Anda tidak
dapat melakukan hal itu. Akan tetapi gereja ingin mengatakan, "Ya,
kamu bisa. Aku mengabdi kepada Mamon, yaitu mengabdi kepada
uang, dan aku juga mengabdi kepada Allah." Tuhan Yesus berkata
bahwa anda tidak dapat melakukan hal itu. Anda hidup untuk Allah dan
159 | C A H A Y A I N J I L
karena itu Mamon menjadi budak; uang menjadi budak. Itu berarti
uang hanya merupakan sarana untuk mencapai suatu tujuan. Anda
menggunakannya, tetapi anda tidak bisa mengabdi kepadanya. Itulah
yang membuat Injil begitu sulit bagi suatu masyarakat seperti yang
kami miliki di Kanada; suatu masyarakat di mana kebanyakan orang
mempunyai rekening bank yang cukup besar.
Anda berkata, "Nah, apa kualifikasi anda untuk bisa berkhotbah seperti
itu? Anda memakai dasi yang bagus, kemeja putih. Jas anda tidak
terlalu jelek. Di sini anda berkhotbah menentang orang kaya,
sedangkan anda mempunyai mobil di tempat parkir sini. Di sini anda
berbicara mengenai 'orang kaya'."
Kesaksian: Miskin, Namun Tidak Kekurangan Apapun
Dengan Allah sebagai saksi saya, saya ingin mengatakan sesuatu
kepada anda: saya tidak kekurangan apapun. Allah menjadi saksi
bahwa selama bertahun-tahun memberitakan Injil, saya tidak
menabung satu sen pun. Tidak satu sen pun! Selama bertahun-tahun
memberitakan Injil dalam jabatan ini, saya tidak pernah menabung
satu sen pun. Saya tidak menyimpan satu sen dari penghasilan
berkhotbah saya. Dan Allah adalah saksi saya untuk itu. Saya tidak
mempunyai surplus. Saya tidak mempunyai apapun yang telah saya
simpan atau cadangkan untuk tahun yang akan datang. Saya tidak
pernah mencetak kekayaan karena khotbah saya. Akan tetapi saya
tidak mengatakan hal ini supaya anda kasihan terhadap saya.
Mengapa? Karena saya tidak kekurangan apapun! Saya menghargai
kasih dan kepedulian anda.
Anda lihat, jas saya begitu bagus; jadi jangan belikan saya jas baru;
saya tidak mempunyai tempat untuk menyimpan jas lain. Dasi ini
bagus; akan saya pakai selama bertahun-tahun. Jadi saya dalam
keadaan baik. Akan tetapi saya mau mengatakan ini sebagai sesuatu
yang benar. Walaupun saya telah memberitakan Injil bertahun-tahun
lamanya dan telah berbicara di berbagai konperensi (dan imbalan
konperensi tinggi), kendati demikian saya tidak menyimpan satu sen
pun dari penghasilan saya melalui pemberitaan Injil. "Janganlah kamu
mengumpulkan harta di bumi." Saya tidak menjadi kaya karena
memberitakan Injil.
160 | C A H A Y A I N J I L
Saya mengatakan hal ini karena adalah penting bagi seorang
pengkhotbah, untuk tidak saja berucap tetapi melalui kehidupannya ia
menjadi saksi dari apa yang di-khotbahkannya. Jadi, sekiranya ada
yang berpikir bahwa saya berkhotbah di sini hanya menggunakan otak
saya, dan berdasarkan pelajaran teologi, saya ingin mengatakan
kepada anda, bahwa jika saya tidak bisa mewujudkan kehidupan ini,
maka saya tidak mau berkhotbah tentang itu. Tuhan berkata,
"Janganlah mengumpulkan bagimu...". Saya katakan sekali lagi,
dengan Allah sebagai saksi saya, bahwa saya tidak mengumpulkan
apapun.
Murid-muridNya Dipanggil Untuk Percaya KepadaNya Untuk
Memenuhi Kebutuhan-kebutuhan Mereka
Tuhan memanggil kita untuk menjadi miskin di hadapan Allah.
Kemiskinan tidak berarti anda tidak mempunyai makanan; kemiskinan
hanya berarti bahwa anda tidak mempunyai surplus, atau anda tidak
mengumpul atau menyimpan surplus. Kita harus memahami hubungan
ini, karena seperti kita lihat dalam Khotbah di Bukit, kita dipanggil
untuk percaya kepadaNya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita.
Bertahun-tahun lamanya saya telah mempraktekkan hal itu, tanpa gaji
dan sumber penghasilan. Ketika saya masih menjadi mahasiswa, saya
cukup memandang Allah; tidak ada yang dapat saya harapkan kecuali
Allah. Dan Dia tidak pernah mengecewakan saya. "Berbahagialah orang
miskin karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga."
Saya akrab dengan kemiskinan. Selama tiga tahun di Cina, saya tahu
apa artinya merasa lapar di perut. Tetapi Dia tidak pernah
mengecewakan saya. Dia berkata,'Carilah dulu Kerajaan-Nya maka
semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu. Aku berjanji jikalau
engkau mengikuti Aku tanpa syarat -- engkau mencari kerajaan-Ku
terlebih dahulu - maka Aku jamin bahwa engkau tidak akan
kekurangan apapun." Saya tidak pernah kekurangan apapun. Allah
begitu baik. Walaupun saya tidak menyimpan apa-apa yang bisa
digunakan bila perlu, saya tidak kekurangan apapun.
Jadi ada hubungan erat antara kemiskinan material dan kemiskinan
rohani. Butir ini hendaknya kita perhatikan baik-baik. Sehubungan
dengan orang muda yang kaya, Tuhan Yesus dalam keadaan apapun
161 | C A H A Y A I N J I L
juga, tidak mengizinkannya untuk menjadi murid kecuali bila ia pergi
dan menjual segalanya. Akan tetapi dewasa ini gereja melunakkan
pesan itu; bagaimanapun juga kebanyakan gereja terdiri dari kalangan
menengah ke atas. Karena itu kita memperlunak pesan itu. "Oh, tidak
apa-apa. Jangan dipikirkan." Benar, jangan dipikirkan, tetapi akibatnya
ialah: anda tidak miskin, dan karena itu anda tidak miskin di hadapan
Allah. Jika demikian halnya, apakah kerajaan surga menjadi milikmu?
Jangan dulu mengucapkan selamat pada diri sendiri dengan
mengatakan, "Oh, ya, kalau anda miskin, saya juga miskin.
Kebanyakan di antara kami adalah mahasiswa; kami tidak punya uang.
Haleluya! Jadi kerajaan Allah adalah milik kami." Pertama-tama,
mungkin anda menjadi kaya pada suatu hari, bila anda lulus dari sini
dan menyandang gelar anda. Anda pergi ke mana-mana menyandang
gelar Bachelor, Master atau Ph.D., kemudian anda akan menghasilkan
banyak uang. Ya, anda akan menjadi kaya pada suatu hari. Lalu anda
akan berkata, "'Berbahagialah orang miskin'? Semoga pendeta tidak
berkhotbah mengenai hal ini lagi. Aku berharap aku tidak perlu
mendengar khotbah ini sekali lagi." Injil membuat anda sangat tidak
nyaman. Mengapa? Karena Injil memaksa anda untuk percaya kepada
Allah, bukan pada rekening bank anda. Kita ingin memiliki Allah dan
kita ingin memiliki Mamon. Kita ingin kedua-duanya, dan sayang sekali,
Tuhan tidak mengizinkannya.
Jadi pada suatu hari, apakah secara eksplisit atau implisit, anda akan
membuat pilihan. Oleh karena itu, jika saat ini anda miskin, jangan
dulu mengucapkan selamat pada dirimu sendiri. Jangan begitu cepat.
Seperti kami katakan, menjadi miskin bukan karcis masuk sorga. Anda
harus menjadi miskin di hadapan Allah. "Oh," kata anda, "memasuki
kerajaan benar-benar sulit. Aku pikir karena aku miskin maka aku telah
memenuhi syarat. Namun aku masih perlu menjadi miskin di hadapan
Allah."
Artinya Miskin Di Hadapan Allah
Apakah artinya miskin di hadapan Allah? Bila kita pelajari kata ini, kita
mendapatkan bahwa sebenarnya kata 'miskin' itu sendiri dalam bahasa
Ibrani berarti 'kerendahan hati'. Artinya itu sendiri adalah 'kelembutan
hati'. Anda bisa melihatnya misalnya di dalam Ams. 16:19 di mana kata
Ibrani untuk 'miskin' dalam konteks itu, sangat jelas adalah
'kelembutan hati', atau 'kerendahan hati'. Di dalam Yes. 11:4,
162 | C A H A Y A I N J I L
dikatakan bahwa Mesias, bila Dia datang, akan menghakimi orang-
orang 'miskin' dengan keadilan. Di sini sekali lagi orang miskin artinya
'orang lembut hati', orang rendah hati'.
Jika anda mengambil kata 'miskin' yang dalam bahasa Ibrani
ialah anav dan mencarinya di kamus Ibrani, anda akan melihat bahwa
kata itu berarti 'miskin', 'rendah', 'lembut hati', 'sederhana'. Kita tidak
dapat memisahkan artinya bila kata ini digunakan. Saya baru saja
membaca Yes. 61:1. Kata 'miskin' sekali lagi adalah kata yang sama
yang sesungguhnya kembali berarti 'lembut hati' or 'rendah hati'
maupun 'miskin'. Hal ini tampak paling menonjol dalam Bil. 12:3.
Musa Ialah Seorang Yang Sangat Lembut Hatinya, Yaitu, Dia
Sangat Miskin
Mari saya bacakan kepada anda dari Bil. 12:3 tentang Musa, hamba
Allah itu, yang menunjukkan kepada anda manusia seperti apa yang
sedang dipikirkan oleh Tuhan Yesus ketika Ia berkata, "Berbahagialah
orang miskin." Di dalam Bil. 12:3, ini adalah kejadian di mana Miryam
and Harun (Miryam adalah kakak perempuan Musa dan Harun adalah
kakak laki-laki Musa) berbicara menentang Musa. "Nah," Harun
berpikir, "Aku adalah kakak laki-laki kamu, jadi saya berhak...." Anda
lihat, sikap lahiriah kembali ketimbang sikap rohani. Berpikir dengan
cara sama seperti orang-orang Yahudi itu berpikir ketika mereka
memandang Yesus: "Kamu dari Nazaret, kamu adalah kerabat kami di
sini, dan kamu berkata kamu adalah manusia istimewa, Mesias, Anak
Allah?"
Musa diangkat oleh Allah sebagai pemimpin, nabi di Israel, dan Miryam
dan Harun seringkali mempunyai alasan untuk merasa iri. Mereka
berpikir bahwa berdasarkan hubungan pribadi mereka dengan dia
sebagai kakak laki-laki dan kakak perempuan, mereka juga mempunyai
hak untuk berbicara. Hal ini sangat keliru. Hati-hatilah berbicara
menentang hamba Allah. Jadi, mereka berbicara menentang Musa
karena perempuan Kusy yang dinikahinya. Musa telah menikah dengan
seseorang yang bukan berasal dari bangsa Israel, tetapi dari bangsa
Kusy. Dan mereka berkata, "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan
perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia
berfirman?" Dengan kata lain, "Apakah kamu satu-satunya nabi di
sini?"
163 | C A H A Y A I N J I L
Dan Tuhan mendengar hal itu. Hati-hati dengan perkataan anda karena
Tuhan mendengar apa yang anda katakan. Dan sekarang ayat 3. Musa
tidak berkata, "Hai, hati-hati kamu. Akulah nabi Allah di sini." Musa
tidak menjawab mereka dengan sepatah kata pun. Ia tidak berdebat
dengan mereka; ia tidak membantah. Sebaliknya ia bersujud di
hadapan Tuhan. Begitulah orangnya.
Maka demikianlah ayat 3, "Adapun Musa ialah seorang yang sangat
lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang ada di atas muka
bumi." Sebagai akibatnya dia datang saja ke hadapan Allah. Dan Allah
menghakimi dengan tiba-tiba.... "Lalu berfirmanlah Tuhan dengan tiba-
tiba kepada Musa, Harun dan Miryam, 'Keluarlah kamu bertiga.'"
Waduh! Pasti mereka sangat kaget. "Mari bertemu dengan-Ku." Dan
akibatnya, tentu saja, adalah penghakiman bagi Harun dan Miryam.
Namun yang ingin saya jelaskan di sini ialah ayat 3: "Adapun Musa
ialah seorang yang sangat 'miskin'." 'Sangat miskin' - itulah kata Ibrani
yang diterjemahkan di sini sebagai 'lembut hati'. Ini adalah kata Ibrani
yang sama seperti di dalam Yes. 61:1, "Kabar baik diberitakan kepada
orang-orang miskin." Ini adalah kata Ibrani yang sama yang di sini
diterjemahkan dengan 'lembut hati'. Ini sangat menarik, bukan?
"Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari
setiap manusia yang ada di atas muka bumi." Tentu saja, di sini artinya
ialah 'miskin di hadapan Allah'. 'Miskin di hadapan Allah' dengan
demikian berarti 'lembut hati', 'rendah hati'. Itulah sebabnya saya
mengatakan bahwa, jika anda miskin secara finansial, biarkanlah
kemiskinan itu merembes ke dalam jiwa anda. Janganlah biarkan dunia
mengelabui anda dan berpikir bahwa anda perlu membual untuk
mengesankan orang lain. Biarkan Allah Yang Maha Pengasih melihat
anda dan Dia akan memperhatikan kemiskinan anda. Dia akan
meninggikan anda. Anda tidak perlu menyombongkan diri atau
membual dalam hidup anda. Biarkan Allah menjadi kekuatan anda.
Biarkan Dia meninggikan anda dan meletakkan kakimu di atas gunung
batu.
Itulah artinya kata 'miskin'. Perhatikan bahwa kata Ibrani 'miskin' bisa
berarti secara harfiah miskin atau miskin di hadapan Allah. Di sini,
seperti kita lihat di dalam Bil. 12:3 artinya miskin di hadapan Allah,
tidak saja miskin secara material.
164 | C A H A Y A I N J I L
Musa dibesarkan di istana pangeran. Ia dibesarkan di dalam rumah
tangga Firaun. Ia mampu mewarisi kedudukan seorang pangeran
kerajaan. Tetapi apa yang ia lakukan? Berbeda dengan orang muda
yang kaya, ia memalingkan wajahnya dari dunia. Ia memalingkan
wajahnya dari kedudukan seorang pangeran di Mesir berikut semua
kemuliaannya. Seperti kita baca dalam Ibr. 11, Musa lebih suka
menderita sengsara, kemiskinan dengan umat Allah daripada
menikmati kekayaan di Mesir. Ia miskin secara harfiah - karena ia
memilihnya - dan ia juga miskin di hadapan Allah; itu bahkan lebih
penting.
Dalam Yes. 29:18&19 kembali kita temukan kata Ibrani yang sama
'miskin'. Dalam ayat 18, dikatakan, "Pada waktu itu....... orang-orang
yang sengsara akan tambah bersukaria di dalam Tuhan, dan orang-
orang yang miskin di antara manusia akan bersorak-sorak di dalam
Yang Mahakudus, Allah Israel." Sekali lagi kata Ibrani 'miskin' yang
sama digunakan. Kembali kita melihat bahwa Injil akan diberitakan
kepada orang miskin.
Sekarang, bagaimana dengan orang miskin? Di dalam Amos 2:6&7,
anda melihat bahwa 'orang miskin' merupakan sinonim untuk 'orang
yang benar'. Orang yang benar dan orang miskin disebut bersama-
sama sebagai sinonim. Miskin di hadapan Allah adalah inti kebenaran.
Orang miskin tidak berdaya, merekalah orang yang ditindas oleh orang
kaya dan orang kuat sehingga mereka harus memandang kepada Allah
sebagai tameng dan pembela mereka. Jika anda kaya anda mampu
membela diri sendiri; anda tidak perlu Allah untuk membela anda. Akan
tetapi orang miskin tidak mempunyai siapa-siapa untuk membela
mereka; mereka harus membawa perkaranya ke hadapan Allah. Orang
miskin tidak mempunyai harapan apa-apa di dunia ini. Mereka tidak
bisa mengharapkan pensiun yang besar. Mereka tidak bisa berharap
untuk memiliki speedboat di Sungai St. Lawrence atau rumah istirahat
di tepi danau. Mereka tidak mempunyai sarana seperti itu. Mereka
tidak mempunyai harapan apa-apa sepanjang berkaitan dengan dunia
ini. Hanya Allah yang menjadi harapan mereka. Mereka tidak bisa
memenuhi kebutuhan mereka. Allah yang memenuhi kebutuhan
mereka. Mereka harus memandang kepada Allah hari demi hari.
Kesaksian Tentang Percaya Kepada Allah Sebagai Pemelihara
Saya mengenal kehidupan seperti itu. Saya telah mengalaminya
165 | C A H A Y A I N J I L
berkali-kali. Tiga tahun di Cina, saya mengalaminya setiap hari,
"Tuhan, aku tidak ada makanan. Tolong berikan kepadaku makanan
hari ini. Berikanlah hari ini roti untuk hari ini." Oh ya, saya harus
berdoa seperti itu setiap hari. Saya bangun pagi-pagi dan perut saya
keroncongan. Saya memasukkan tangan saya ke dalam kantong dan
tidak ada satu sen pun di dalamnya. Saya akan berkata, "Bapa, Engkau
adalah Bapa saya. Anak-Mu tidak mempunyai makanan. Tolong berikan
makanan untuk hari ini." Dan Dia melakukannya! Dia melakukannya
hari demi hari selama tiga tahun.
Hal yang sama terjadi ketika saya pergi ke Inggris. Saya belajar di
sana. Seringkali saya tidak mempunyai apa-apa. Saya tidak tahu
bagaimana harus membayar uang kuliah saya. Saya tidak punya uang.
Tetapi saya berkata, "Bapa, jika Bapa ingin aku belajar, Bapa sediakan
sarananya." Seringkali saya mendaftarkan untuk semester berikut dan
saya tidak mempunyai uang 50 pound yang diperlukan untuk
membayar uang semester. Saya hanya datang dan berkata, "Bapa, jika
Bapa ingin aku belajar, Bapa sediakan sarananya. Jika Bapa tidak mau
aku belajar, aku akan melupakan gelar ini dengan senang hati. Tidak
ada artinya bagiku." Apalah artinya suatu gelar? Tuhan Allah yang
penting. Akan tetapi Tuhan telah memenuhi kebutuhan saya,
sedemikian rupa sehingga ketika saya tamat, ibu saya berkata, "Aku
tidak mengerti. Allah kamu itu benar-benar Allah Yang hidup. Aku tidak
tahu bagaimana caranya tetapi benar-benar Allah kamu telah
memenuhi semua kebutuhan kamu."
Saya mempraktekkan hal-hal ini; saya tahu bahwa hal-hal itu benar.
Tuhan tidak mempermalukan mereka yang percaya kepada-Nya. Itulah
sebabnya jika anda berkata, "Apakah orang ini bodoh karena dia tidak
menyimpan uang; ia tidak memikirkan masa pensiunnya; atau
bagaimana sekolah anaknya nanti, bagaimana anaknya bisa
melanjutkan studi bila sudah dewasa nanti?" Allah saya akan
mencukupi kebutuhan-kebutuhan saya! Jika anda menganggap hal itu
suatu kebodohan, maka itu merupakan kebodohan yang berbahagia!
Karena Allah tidak pernah gagal. Dia tidak pernah gagal.
Betapa berbahagianya menjadi miskin dan di dalam kemiskinan itu
mengenal Allah sebagai Allah yang tidak pernah gagal. Orang kaya
tidak tahu apa kehilangan mereka. Sesungguhnya mereka-lah yang
miskin. Mereka tidak pernah mengalami apa yang Allah dapat lakukan
166 | C A H A Y A I N J I L
bagi mereka. Apakah anda telah mengalami pemeliharaan Allah?
Bagaimana anda bisa bersyukur di dalam Allah bila anda tidak tahu
seperti apa rasanya mempunyai Allah sebagai Pembela anda? sebagai
Penopang anda? Pemelihara anda? Kekuatan anda?
Percaya Kepada Allah Sebagai Penopang
Pada waktu ini saya harus percaya kepada Allah dari segi lain - dari
segi kekuatan fisik saya. Allah membawa kita melalui berbagai tahap
latihan. Sekarang telah tiba pada tingkat di mana saya harus
bergantung kepadaNya untuk kekuatan fisik, hari demi hari. Sekarang
secara fisik saya begitu lemah sehingga seringkali saya katakan kepada
Helen [isteri saya], "Aku tidak tahu bagaimana aku bisa bertahan
menyelesaikan program pelatihan ini." Seringkali saya pulang dan
kepala saya berdenyut-denyut dan saya sama sekali kehabisan tenaga.
Dan saya berpikir, "Dua hari lagi, akan diadakan program pelatihan
yang berikut. Aku tidak tahu bagaimana aku dapat bertahan. Aku tidak
tahu bagaimana aku akan menyelesaikan program ini." Kadang-
kadang, pada pagi hari, saya merasa begitu letih. Saya tidak
mempunyai kekuatan untuk bangun. Akan tetapi Tuhan adalah
kekuatanku. Sekarang saya harus bergantung kepada-Nya untuk
kekuatan fisik.
Saya berpegang teguh kepada janji ini: "Selama umurmu kiranya
kekuatanmu." [Ul.33:25] Dengan kata lain, Allah tidak pernah akan
memberi tugas kepada anda tanpa memberi kekuatan untuk
menyelesaikannya. Kadang-kadang karena lelah seluruh dada saya
terasa sesak, saya hanya perlu berkata, "Tuhan, aku percaya bahwa
Engkau dapat menolongku menyelesaikan program pelatihan ini. Aku
tidak tahu bagaimana aku bisa bertahan, tetapi jika aku harus mati
pada akhirnya, paling tidak tolong aku menyelesaikannya sampai hari
terakhir. Itulah yang akan menjadi pujian bagi-Mu dan kemuliaan-Mu."
Betapa indahnya bahwa Dia menolong kita sampai selesai.
Bagi saya yang dulu secara fisik sangat kuat dan sangat sehat, sulit
sekali untuk mengakui bahwa saya telah tiba pada tahap di mana
secara fisik, kekuatan saya sudah tidak ada sehingga saya harus
bergantung kepada Dia. Jadi, saya ini miskin, dalam semua artinya;
bahkan secara fisik. Dari segi kesehatan, terpujilah Allah. Saya begitu
miskin - miskin secara fisik -- sehingga setiap hari saya harus
bergantung kepada kekuatanNya untuk memberitakan firman-Nya,
167 | C A H A Y A I N J I L
melanjutkan tim pelatihan dan seribu seratus hal lainnya yang masih
harus dilakukan: seperti memeriksa manuskrip, menulis surat dan
melakukan kunjungan dan seterusnya.
Percaya Kepada Allah Sebagai Pembela
"Berbahagialah orang miskin." Kita menemukan kemiskinan ini di
sepanjang Khotbah di Bukit. Dalam Mat. 5:38 dan selanjutnya, kita
temukan kemiskinan orang yang tidak membalas kekerasan, yang bila
ia ditampar -- dalam kelembutan hatinya - dengan kerendahan hati
hanya memberi pipinya yang lain. Oh, itulah kemiskinan. "Aku tidak
membalas berkelahi. Aku tidak menggunakan kemahiranku di bidang
kung fu, yudo, tinju. Ya, aku menguasai yudo, aku menguasai tinju."
Namun Tuhan berkata, "Tidak, Aku Yang menjadi pembelamu. Bila
mereka menampar kamu, Aku, Tuhan, akan membalas." Saya menjadi
miskin sampai Dia menjadi Pembela saya; saya bahkan tidak lagi
membela diri saya sendiri. Saya tidak lagi menjadi menteri pertahanan
untuk diri saya sendiri. Menteri pertahanan saya telah dipecat dari
kabinet saya. Menteri keuangan saya juga dibatalkan. Semuanya sudah
tidak ada lagi. Sekarang saya hanya mempunyai satu raja. Dia adalah
raja. Dia adalah menteri luar negeri. Dia menteri kehakiman. Dia
menteri pengadaan, menteri keuangan, segala sesuatunya. Saya
sekarang harus bergantung kepada-Nya untuk segala sesuatu.
Kecuali anda bisa menerima pernyataan kunci yang memulai Khotbah
di Bukit, anda tidak bisa menerima apapun dari Khotbah di Bukit. Tidak
ada sesuatu pun dalam Khotbah di Bukit yang bisa anda terima,
bukankah begitu? Jujurlah terhadap dirimu sendiri. Anda merasa jijik
dengan itu. "Berilah juga pipi kirimu." ? "Jangan begitu! Tahukah kamu
ban yudo yang aku miliki? Orang brengsek yang berani memukul aku,
akan ku bikin dia merasakan apa artinya menggangu orang seperti aku.
Tahukah kamu tentang tinju? Tahukah kamu upper cut yang bisa aku
hujamkan? Coba saja hantam aku di sini dan akan aku tunjukkan
seperti apa upper cut itu, kekuatan apa yang tersimpan di dalam
kepalanku ini." Tuhan berkata, "Tidak. Aku akan membalas. Percayalah
kepada-Ku." Bagi manusia yang alamiah hal itu menjijikkan; ia akan
berkata: "Saya tidak tahan hal ini!" Apakah anda bisa?
Mempunyai 'Iman' Dan Tidak Mengumpulkan Harta Di Bumi
Kemudian, di dalam Mat. 6:19 kita lihat hal yang sama lagi. Katanya,
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi." Anda berkata, "Jika
168 | C A H A Y A I N J I L
aku tidak mengumpulkan harta, bagaimana aku hidup kalau aku tidak
mempunyai pekerjaan, kalau aku pensiun, kalau aku sakit? Bagaimana
aku akan hidup?" Tuhan berkata, "Pandanglah Aku. Aku akan
memenuhi kebutuhan-kebutuhanmu. Apakah kamu percaya kepada-Ku
atau kamu tidak percaya kepada-Ku? Apakah kamu melihat burung di
udara? Aku yang memberi mereka makan. Apakah kamu melihat bunga
di ladang? Aku yang mendandaninya. Aku akan memberi terlebih
daripada itu untuk kamu. Percayakah kamu kepada-Ku?"
Ketahuilah, semuanya berkaitan dengan iman -- iman untuk percaya
kepada Allah untuk membela anda, iman untuk percaya kepada Allah
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anda. Bagaimana bila anda
diperlakukan tidak baik oleh orang lain? "Janganlah menghakimi."
Biarkan Allah untuk menghakimi. Anda difitnah, anda diumpat, anda
diperlakukan tidak benar. Tidak apa. "Janganlah menghakimi". Biarkan
Dia Yang menghakimi. Oh, panggilan menjadi murid -- betapa agung
panggilan itu!
Apakah Yang Merupakan Keselamatan Dan Apa Yang Bukan
Merupakan Keselamatan
Mari kita perhatikan satu hal dengan sangat jelas di sini: orang seperti
apa yang bahagia? "Berbahagialah orang yang percaya bahwa....."?
Tidak, bukan seperti itu. "Berbahagialah orang yang melakukan banyak
amal untuk menyelamatkan dirinya?" Tidak, bukan begitu juga
bunyinya. "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah.." Di
sinilah terletak jantung ajaran Tuhan mengenai kehidupan Kristen, dan
mengenai seluruh doktrin keselamatan. Anda diselamatkan bukan
karena anda percaya doktrin-doktrin yang tepat, bukan karena anda
melakukan banyak pekerjaan yang terpuji sehingga anda bisa
memperoleh keselamatan anda sendiri, tetapi karena anda adalah
orang yang tertentu, yaitu, miskin di hadapan Allah. Lihatkah anda
betapa sempurna ajaran Tuhan? Bukan apa yang anda percaya, bukan
apa yang anda perbuat; namun siapa anda itu yang penting. Di situ
letaknya kekuatan dan keindahan ajaran Tuhan.
Janganlah membuat kesalahan seperti sebagian besar kaum injili di
masa ini yang berpikir mereka akan diselamatkan karena mereka
percaya doktrin-doktrin yang tepat walaupun mereka adalah orang-
orang yang menjijikkan yang berperilaku memalukan, yang kasar dan
sombong, yang percaya akan kekayaan, yang membual karena
169 | C A H A Y A I N J I L
kekayaan, yang tidak simpatik, yang suka mencela dan tanpa belas
kasihan. Mereka pikir karena mereka percaya akan semua doktrin yang
tepat, maka mereka akan diselamatkan. Ini merupakan kebodohan.
Atau ada pun orang-orang brengsek lain yang berpikir, "Aku melakukan
banyak amal; aku memberi uang kepada orang miskin; aku membantu
orang lain kalau aku ada waktu, walaupun tidak sering, tetapi bila aku
ada waktu aku membantu mereka; dan aku lakukan ini dan aku
lakukan itu. Dan karena itu aku adalah orang baik dan patut untuk
diselamatkan. Aku layak memperoleh keselamatan aku sendiri." Mereka
pikir bahwa mereka dapat menyelamatkan diri sendiri melalui amal.
Mereka juga orang bodoh.
Bukan apa yang anda percaya saja maupun apa yang anda lakukan.
Siapa diri anda itulah yang penting di dalam ajaran Kristus. Jangan
lakukan kekeliruan satu atau lainnya. Begitu banyak penginjil keliru
bahwa cukup dengan percaya akan menyelamatkan; dan juga
kesalahan begitu banyak orang lain, begitu banyak agama lain yang
berpikir bahwa dengan amal mereka akan diselamatkan. Ini juga salah.
Ajaran Tuhan menekankan bahwa siapa anda itu yang penting. Jadi
persoalannya ialah: anda harus menjadi miskin di hadapan Allah. Nah,
orang seperti apa yang miskin di hadapan Allah? Bagaimana kita
menjadi miskin di hadapan Allah?
Bagaimana Menjadi Miskin Di Hadapan Allah
Satu-satunya cara agar manusia dapat menjadi miskin di hadapan Allah
adalah melalui pertobatan dan menjadi ciptaan baru. Pemazmur telah
melukiskannya dengan sempurna dalam Mzm. 51. Keselamatan telah
diajarkan dengan jelas di dalam Perjanjian Lama. Jika anda bertanya
bagaimana anda bisa menjadi miskin di hadapan Allah, anda harus
mulai dengan Mzm. 51:1: "Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih
setia-Mu; hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku
dari dosaku."
Itulah pertobatan. Anda menjadi miskin di hadapan Allah dan mengakui
kemiskinanmu di hadapan Allah bila anda mengakui bahwa anda adalah
orang yang berdosa, dan anda berkata, "Kasihanilah aku, ya Allah....
menurut rahmat-Mu yang besar, hapuskanlah dosaku." Itulah
pertobatan. Pertobatan dikenal baik di dalam Perjanjian Lama dan
170 | C A H A Y A I N J I L
bukan merupakan penemuan baru di dalam Perjanjian Baru. Orang-
orang saleh dari Perjanjian Lama juga diselamatkan dengan kemuliaan.
Mereka bisa mengajar banyak hal kepada kita mengenai keselamatan.
Bagian berikut adalah menjadi manusia baru. "Jadikanlah hatiku tahir,
ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!" [Ps.
51:12] Suatu ciptaan baru! Ya, Pemazmur telah memahaminya dengan
sempurna. Anda perlu bertobat; dan anda perlu membiarkan Allah
menjadikan anda kembali - membuat manusia baru daripada dirimu.
Saya ulangi sekali lagi: orang-orang saleh dari Perjanjian Lama, telah
diselamatkan dengan kemuliaan. Mereka mengetahui apa artinya
menjadi miskin di hadapan Allah. Itulah sebabnya bila anda dijadikan
baru, anda menjadi manusia baru. Jadi bukan apa yang anda percaya,
bukan apa yang anda lakukan; tetapi siapa anda oleh kuasa Allah yang
membuat anda menjadi manusia baru. Kita tidak mungkin dapat
mewarisi kerajaan Allah kecuali dengan menjadi manusia baru.
Inilah yang dimaksudkan oleh Yoh. 3:5, ayat yang terkenal itu: "Jika
seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke
dalam Kerajaan Allah." Ini merupakan ajaran yang sama hanya
dikatakan dengan kata-kata yang berbeda supaya kita mengerti apa
artinya iman. Iman artinya 'percaya kepada-Nya' sedemikian rupa
sehingga Allah dapat menciptakan anda kembali, supaya anda lahir
kembali dari air dan Roh. Bukan iman anda yang menyelamatkan anda;
Allah yang menyelamatkan anda dengan menjadikan anda miskin di
hadapan-Nya. Tidak ada apa-apa yang ajaib tentang iman. Allahlah
Pelaku mujizat, Yang menciptakan manusia baru.
Mewarisi Kerajaan, Menyambut Yesus Sebagai Raja!
Jadi kita mulai melihat dari Yohanes 3 bahwa 'mewarisi kerajaan'
berarti mewarisi hidup yang kekal. "Merekalah yang empunya kerajaan
sorga", yaitu, Allah akan memberikan kerajaan kepada mereka; Allah
akan memberikan hidup yang kekal kepada mereka. Anda tidak
memperoleh hidup yang kekal itu tanpa menerima sang raja. Kerajaan
tidak ada artinya tanpa raja. Sewaktu anda menerima kerajaan, anda
tidak akan menerima paket yang disebut 'KERAJAAN'. Anda menerima
Sang Raja. Hidup yang kekal itu adalah Kristus. Di luar Kristus, anda
tidak akan memperolehnya. Satu-satunya jalan untuk memperoleh
hidup yang kekal ialah dengan menyambut Sang Raja. Dengan
menerima Sang Raja anda menerima hidup. Hidup yang kekal
171 | C A H A Y A I N J I L
merupakan konsekuensi (akibat) dari kedaulatan Yesus sebagai Raja di
dalam hidup anda.
Orang kaya tidak suka mempunyai Yesus sebagai Raja. Mungkin Dia
akan mengatakan kepada anda, seperti yang Ia katakan kepada orang
muda yang kaya: "Juallah semua milikmu." "Ah, aku tidak mau dengar
ini! Aku tidak mau dengar! Aku suka apa yang dikatakan pendeta
tempo hari, 'Percaya saja kepada Yesus, dan kamu akan mempunyai
hidup yang kekal. Tidak ada syarat-syarat.' Tetapi 'Jual semua
milikmu'? Tidak, tidak, tidak. Itu hanya berlaku untuk orang muda yang
kaya itu. Itu tidak berlaku untuk aku. Satu hukum untuk orang muda
yang kaya dan hukum yang lain untukku. Haleluya! Haleluya! Betapa
baiknya Allah." Jangan menipu diri sendiri. Prinsip yang sama yang
berlaku terhadap orang muda yang kaya itu juga berlaku bagi kita
semua. Dia tidak termasuk kategori khusus tertentu. Apakah anda
berpikir bahwa dia lebih mencintai uang daripada anda dan daripada
saya? Janganlah kita menipu diri sendiri! Sama sekali tidak. Hanya ada
satu hukum untuk semua orang. Tidak ada dua hukum untuk orang
yang berbeda: satu hukum untuk orang muda yang kaya dan satu
hukum untuk saya. Tidak begitu halnya.
Orang miskinlah yang menerima Yesus sebagai raja. Dan dengan
menerima Yesus sebagai Raja, anda telah menerima kerajaanNya.
Kerajaan itu berarti kekuasaanNya. Bagaimana anda bisa menerima
kekuasaanNya tanpa menerima Dia? Namun dengan menerima Yesus
sebagai Raja, anda juga telah menerima kehidupan karena Dia adalah
Raja Yang membawa hidup. "Kekuasaannya tidak akan berkesudahan."
[Yes. 9:6] Dia membawa hidup yang kekal ke dalam jiwa anda.
Jadi marilah kita renungkan pertanyaan ini sekali lagi: Apakah anda
miskin? Apakah anda miskin di hadapan Allah? Tahukah anda bahwa
anda miskin? Apakah anda terbuka dan siap menerima? Apakah anda
mempunyai iman untuk percaya kepada Allah untuk memenuhi
kebutuhan rohani dan material anda? Apakah anda mempunyai iman
untuk percaya kepada Allah sebagai Pembela anda bila anda ditindas?
Apakah anda mempunyai iman untuk percaya bahwa Allah akan selalu
menolong anda? Apakah anda menerima Yesus sebagai Raja?
172 | C A H A Y A I N J I L
Berbahagialah Orang Yang Lemah Lembut
Matius 5:5 - Khotbah Ketiga Dari 10 Khotbah Tentang 'Ucapan Bahagia'
Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang
Sekarang kita sampai pada bagian ketiga dari Ucapan Bahagia,
sebagaimana tertulis dalam Injil Matius 5:5, "Berbahagialah orang yang
lemah lembut (atau, rendah hati), kerena mereka akan memiliki bumi."
Berbahagialah! Sebagaimana telah kita baca, berarti suatu suasana
senang, gembira, diberkati. Berbahagia karena Allah telah memberkati
orang ini. "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka
akan memiliki bumi." Ketika kita mempelajari Ucapan Bahagia yang
pertama "orang yang miskin dihadapan Allah", kita telah memahami
bahwa ungkapan ini pada dasarnya berarti lemah lembut. Tetapi pada
saat ini kita perlu bertanya lebih jauh: apa yang dimaksudkan dengan
"lemah lembut"? Untuk itu kita perlu mempelajari pokok ini lebih
mendalam.
Saya mau mengatakan sekali lagi bahwa, sangat penting bagi kita
untuk mengerti akan pengajaran Tuhan tentang keselamatan. Dan saya
mengatakan sekali lagi, bahwa pengajaran Tuhan tentang keselamatan
bukanlah suatu keselamatan melalui suatu syahadat pengakuan iman,
maksudnya kita tidak diselamatkan hanya dengan memiliki pengakuan
iman semata. Kita juga tidak diselamatkan melalui perbuatan-
perbuatan baik, meskipun perbuatan baik itu penting (sebagaimana
dikatakan oleh Rasul Paulus, "Kita telah diciptakan dalam Kristus Yesus
untuk melakukan pekerjaan baik"). Sekarang timbul pertanyaan, jika
kita diselamatkan bukan melalui pengakuan iman atau perbuatan-
perbuatan baik, lalu bagaimana kita diselamatkan?
Jawabannya: Dengan jalan menjadi manusia baru melalui anugerah
dan kuasa Allah! Allah menjadikan kita manusia yang baru. Kita hanya
diselamatkan oleh kuasa Allah yang diberikan kepada kita di dalam
anugerah-Nya, untuk mengubah kita menjadi manusia-manusia baru.
Manusia-manusia baru itu seperti apa? Gambaran manusia baru itu
secara tepat disampaikan kepada kita dalam Ucapan Bahagia. Inilah
gambaran dari pada manusia baru: manusia baru itu adalah orang
yang diberkati Allah karena ia miskin dihadapan Allah; ia lemah lembut.
Allah memberkati dia karena ia berdukacita atas dosa dan karena ia
mencintai kebenaran; ia membenci ketidakadilan. Allah memberkati dia
173 | C A H A Y A I N J I L
karena ia rendah hati. Ia rendah hati bukan karena ia berusaha
memperlihatkan diri kepada orang lain bahwa ia seorang yang rendah
hati, misalnya berusaha menundukkan kepala, berusaha berperilaku
seperti orang yang berdukacita atau berkabung. O, tidak! Ia rendah
hati karena Allah telah merubah kehidupannya menjadi manusia baru
seperti ini.
Injil: Solusi Terhadap Persoalan Umat Manusia
Saya menemukan bahwa Injil itu sangat ajaib, karena hanya Injil yang
sesungguhnya dapat menyelesaikan persoalan-persoalan umat
manusia, karena hanya Injil saja yang dapat menemukan akar
persoalan. Apa akar persoalan itu? Hati manusia! Tepat di sana
terdapat akar persoalan untuk merubah manusia dari dalam. Tidak ada
cara lain dimana persoalan-persoalan manusia dapat diselesaikan. Anda
dapat memperbaiki kondisi ekonomi; anda dapat memperbaiki kondisi
kesehatan; anda dapat memperbaiki harapan hidup melalui obat-obat
antibiotika dan hal-hal seperti itu; tetapi kegiatan-kegiatan seperti ini
tidak dapat merubah manusia dari dalam. Ia tetap sama sebagai orang
yang egois, orang yang mengutamakan diri sendiri. Melalui pendidikan
ia belajar menjadi sedikit lebih halus dalam cara mengekspresikan
egoismenya. Ia belajar menjadi lebih cerdik dan ini membuatnya lebih
berbahaya. Sebelum ia mengekspresikan egoismenya begitu jelas, ia
datang dari A ke B secara langsung; namun, kini karena ia sudah
terdidik, ia lebih pandai dalam menyembunyikan niatnya yang hanya
menguntungkan kepentingan pribadinya. Tetapi ia tetap saja egois. Ia
pada dasarnya orang yang sama seperti sebelumnya, kecuali kini lebih
cerdik dalam mengekspresikan dirinya. Ia mau memperoleh suatu
dunia yang lebih baik. Ia ingin memiliki suatu dunia dimana ada
kelimpahan, ada kedamaian dan ada kemakmuran. Tidak ada jalan!
Lihatlah kepada dunia saat ini. Jari setiap orang terletak pada pelatuk.
Persoalannya ialah persoalan keseimbangan kekuasaan. Apakah kita
dapat menjaga keseimbangan kekuasaan? Apa yang terjadi kalau
keseimbangan ini terganggu? Kita hidup dalam suatu situasi yang
sangat bahaya, suatu situasi yang sangat rawan. Bagaimana kita dapat
menjaga segala sesuatu agar tetap berada dalam keseimbangan?
Sangat sulit! Bila keadaan tidak mudah diatur agar tetap seimbang,
maka suatu peristiwa kecil saja sudah cukup untuk mengganggu
keseimbangan itu. Apa yang terjadi bila keseimbangan itu sementara
waktu terganggu? Maka salah satu pihak akan mengambil kesempatan
174 | C A H A Y A I N J I L
untuk menyerang lebih dahulu. Kita sama sekali tidak hidup dalam
situasi yang menjamin rasa aman kita.
Hanya ada satu jalan dimana hal ini dapat dicapai, yakni jalan yang
dikerjakan Allah dalam hikmat-Nya. Manusia harus diubah dari dalam
dirinya. Bila ada orang yang mengatakan, "Apakah yang orang-orang
Kristen lakukan mengenai persoalan-persoalan sosial?" Nah, kita
melakukan banyak hal. Kita melakukan hal-hal yang paling berarti. Kita
mendekati hati manusia dan mengubahnya. Ketika kita memiliki
manusia-manusia baru, kita memiliki awal dari pada suatu masyarakat
baru. Ketika kita memiliki suatu masyarakat baru, kita memiliki suatu
bumi yang baru.
"Mereka akan memiliki bumi". Allah masih belum selesai dengan bumi
ini. Harap perhatikan ini. Pada saat ini ada suatu jenis ajaran yang
melupakan dunia ini. Kita semua akan ke surga, seolah-olah kita
mengatakan, "Selamat tinggal, bumi" dan "Saya tidak peduli dengan
apa yang terjadi padamu. Saya sudah selesai dengan bumi ini". Allah
belum selesai dengan bumi ini. Allah akan mendirikan kerajaan-Nya di
atas bumi ini. Ingatlah baik-baik kesaksian Alkitab ini. Ajaran kita
bukanlah suatu jenis ajaran pelarian. Kekristenan bukanlah suatu
penolakan untuk menghadapi persoalan-persoalan dunia. "Saya tidak
peduli apa yang terjadi dengan dunia ini. Saya akan ke surga, ah, saya
tidak peduli". Nah, Allah peduli! "Orang yang lemah lembut akan
memiliki bumi". Bumi sekarang ini! Aneh bukan? Allah tetap prihatin
dengan bumi ini. Mungkin hal ini aneh bagi pikiran kita, tetapi tidak
aneh untuk Allah. Allah menciptakan bumi ini dan Ia akan mengadakan
kebenaran-Nya disini, di atas bumi ini. Bagaimana cara Ia akan
melakukannya? Yang akan dilakukanNya adalah: pertama, dengan
jalan mengubah kita. Apa anda sudah mendapatkan solusi yang lebih
baik untuk dunia ini? Jika anda sudah mendapatkannya, beritahukan
kepada saya, karena saya belum pernah mendengarnya. Lihatlah dunia
ini dan kerusakan yang ada di dalamnya. Tidak ada cara anda dapat
menghasilkan suatu masyarakat yang lebih baik, atau menegakkan
keadilan dan kebenaran di atas bumi, sampai anda mengubah manusia
dari dalam.
Oleh sebab itu, saya telah memahami bahwa pada dasarnya Injil
merupakan satu-satunya solusi, satu-satunya solusi yang fundamental
terhadap persoalan-persoalan di atas bumi ini. Saya menantang setiap
175 | C A H A Y A I N J I L
orang untuk menemukan satu solusi yang lebih baik. Tidak ada sama
sekali. Itulah kenyataannya. Anda tidak dapat menciptakan suatu
masyarakat yang baik, suatu masyarakat baru, tanpa manusia yang
baru didalamnya. Anda tidak dapat menghasilkan manusia baru melalui
pendidikan, bukan? Dapatkah anda menghasilkan manusia yang baik
dengan memberikan kepada setiap orang satu kolam renang dan dua
buah mobil? Ada begitu banyak bandit yang memiliki kolam renang dan
dua mobil. Bahkan mungkin memiliki lima mobil pribadi! Jika status
ekonomi yang baik dapat mengubah manusia, maka saya mau setiap
orang memiliki dua buah mobil dan tiga buah rumah atau apa saja
yang diperlukan untuk membuat manusia baru. Tetapi ini tidak akan
berhasil. Status ekonomi tidak dapat mengubah manusia dari dalam.
Allah harus masuk ke dalam hidup manusia dan merubahnya dari
dalam. Lalu bagaimana anda tahu bahwa anda telah diubah?
Seorang guru sekolah minggu bertanya kepada gadis cilik yang baru
saja membuat pengakuan iman. "Menurut kamu", tanya si guru kepada
si gadis cilik itu "karena sekarang kamu sudah menyerahkan dirimu
kepada Tuhan Yesus, apakah kamu memiliki satu hati yang baru dalam
dirimu?" Gadis cilik itu menjawab, "O, ya, saya pikir demikian, Guru".
Guru itu bertanya lagi, "Bagaimana engkau tahu?" Ia menjawab, "Nah,
begini. Hal-hal yang aku suka sebelumnya, aku biasa cintai
sebelumnya, aku benci sekarang. Dan hal-hal yang biasanya aku benci
sebelumnya, sekarang aku sukai".
Saudara-saudara sekalian, gadis cilik itu mengungkapkan apa yang
baru saja dikatakan disini. Ketika saya masih remaja, jika ada orang
yang berkata kepada saya, "Berbahagialah orang yang lemah lembut",
saya tentu akan mengejek. Lemah lembut? Itulah hal terakhir yang
saya inginkan. Saya mau mengejar seperti seekor singa, berjalan
seperti seekor harimau. Lemah-lembut itu untuk ayam! Oh, tidak. Itu
untuk orang-orang yang tak berarti. Bagi orang-orang seperti kita ini -
orang-orang atasan, orang-orang elit - siapa yang mau jadi lemah-
lembut? Anda tahu pepatah orang Cina: "Ia berjalan seperti harimau"
mengandung makna bahwa ia seorang yang penting, sangat berkuasa.
Bagaimana kalau belajar menjadi seperti seekor domba? Oh, lemah
dan tidak berdaya. "Tidak, kita tidak mau seperti ini." Jadi hal yang
saya benci sebelumnya adalah lemah-lembut.
176 | C A H A Y A I N J I L
Namun Allah telah mengubah hidup saya sehingga sekarang saya
mencintai kelemah-lembutan. Dan seraya saya belajar kembali bagian
Alkitab ini, saya berkata sendiri, "Betapa ajaibnya!" Betapa ajaibnya
perbuatan Allah sehingga saya dapat berdiri di sini dan berbicara
tentang "Berbahagialah orang yang lemah-lembut"! Jika anda
mengenal saya semasa saya masih non-Kristen, maka anda akan tahu
bahwa kelemah-lembutan bukanlah satu sifat yang saya pikirkan. Saya
menganggapnya sebagai sampah. Mungkin jika anda bukan orang
Kristen sekarang dan anda mendengar kata-kata, "Berbahagialah
orang yang lemah-lembut", anda akan berkata, "O, berkat macam apa
ini? Kualitas macam apa ini?" Namun setelah Allah mengubah anda,
maka pemikiran anda akan samasekali berubah. Lalu anda mulai
mengerti bahwa sesuatu telah terjadi dalam hidup anda.
Perubahan Merupakan Solusi Bagi Akar Persoalan
Pernah saya berpikir bahwa uang begitu penting. Saya mendengar
percakapan-percakapan dan setiap orang berbicara tentang uang;
bagaimana mereka memperoleh keuntungan besar dalam bisnis
mereka; alangkah berhasilnya mereka; bagaimana mereka muncul di
pertunjukan TV dan hal-hal lain seperti itu. Lucu! Bagaimana jadinya?
Ketika saya duduk di sana mendengar hal-hal seperti ini, saya
sedikitpun tidak tertarik dengan percakapan demikian. Hal-hal yang
pernah mempersonakan saya sebelumnya, kini tidak lagi memikat hati
saya. Allah telah mengubah pengertian saya akan nilai. Jadi sama
seperti anak sekolah minggu tersebut, hal-hal yang saya benci
sebelumnya, yang saya anggap hina sebelumnya - dan ini termasuk
orang-orang Kristen yang saya remehkan - sekarang saya cintai. Hal-
hal yang sebelumnya saya cintai, kini saya tolak, saya benci, yaitu hal-
hal seperti keangkuhan dan kesombongan. Allah telah mengubah saya!
Anda tahu pada saat ini, terjadi juga satu hal yang aneh, yaitu, banyak
kali saya merasa saya dipersalahkan, namun heran benar, saya tidak
merasakan dendam dan pahit. Kenyataan ini berbeda dengan keadaan
saya pada masa lampau karena, terkutuklah setiap orang yang berani
mengganggu saya. Tetapi sekarang saya tidak merasa ada dendam.
Aneh! Seringkali ketika orang-orang menceritakan hal-hal yang buruk
tentang saya, saya tidak merasa tersinggung. Bahkan saya tidak
membela diri. Saya tidak mau berkata, "Tidak, tidak. Anda salah, saya
sama sekali tidak seperti itu." Jika anda mau percaya bahwa Eric Chang
itu jahat, "Haleluya!" Saya baik-baik saja. Itu sama sekali tidak
177 | C A H A Y A I N J I L
mengganggu saya. Aneh, bukan? Itu tidak mengganggu perasaan saya.
Dan ketika orang lain memuji saya, cukup aneh bahwa hal itu juga
tidak mempengaruhi saya sama sekali. Saya tidak merasa bangga.
Saya tidak merasakan sesuatu yang khusus karena pujian itu.
Mengapa? Karena saya tahu bukan saya, tetapi Ia yang telah
melakukannya. Kristus yang berarti; sedang saya tidak berarti apa-
apa.
Salah satu pengarang musik terbesar, pengarang Italia yang bernama
Toscanini, disebut sebagai orang sangat rendah hati. Pernah suatu
ketika ia sedang mengadakan latihan dengan kelompok orkesnya, dan
ia mengilhami kelompok orkesnya ketingkat penampilan yang begitu
tinggi, sehingga kelompok orkesnya sendiri menyadari bagaimana
mereka sendiri telah diangkat. Pada saat penutupan latihan mereka
meletakkan instrumen mereka dan memberikan aplus kepada
Toscanini. Ini baru pada tahap latihan! Dan Toscanini, dalam linangan
air mata mengatakan, "bukan aku; tapi Beethoven" Ia telah melakukan
sesuatu yang bermutu tetapi ia rasa bahwa ia cuma menampilkan apa
yang ada di Beethoven. Ia tidak melakukan apa-apa. Betapa rendahnya
hati orang ini. Saat saya merenungkan kata-kata Toscanini ini, "Ini
bukan karena saya; melainkan Beethoven," kata-kata ini mengingatkan
saya akan kata-kata Yohanes Pembaptis, "Bukan aku tetapi Kristus".
Jadi ketika orang memuji anda, sebenarnya apa yang dipuji mereka?
Anda tidak menjadikan dirimu manusia baru. Hanya Kristus yang dapat
mengubah anda dari dalam. Inilah yang saya maksudkan dengan
kerendahan hati; kelemahlembutan. Kita tidak kesana kemari sambil
membuat diri kita kelihatan lemah-lembut dengan membungkukkan
badan - seolah-olah kerendahan hati ditentukan dari sudut
belakangmu! Barangkali semakin anda membungkuk, semakin anda
menjadi rendah hati. Jika anda memiliki perawakan yang bagus sekali,
anda sangat congkak, sombong. Saya berperawakan jelek, yang harus
saya akui. Tetapi keadaan tubuh saya yang demikian tidak membuat
saya rendah hati. Kerendahan berasal dari hati, karena Kristus telah
mengubah kita dari dalam. Saat Kristus telah mengubah kita dari
dalam, saat itulah kita mulai memahami pengajaran ini. Ketika Tuhan
mengatakan, "berbahagialah orang yang lemah-lembut", Ia tidak
bermaksud bahwa anda harus berjalan kesana kemari sambil
membungkukkan badan ketika memberi salam kepada orang. Maksud
Tuhan adalah, "Lemah-lembutlah dalam hatimu". "Belajarlah padaku" ,
178 | C A H A Y A I N J I L
Tuhan Yesus mengatakan dalam Matius 11:29, "karena Aku lemah-
lembut dan rendah hati". Orang yang rendah hati tidak selamanya
kelihatan dari luar bahwa ia lemah-lembut. Lemah-lembut itu berada
dalam hati. Janganlah menilai seseorang hanya melalui penampilan
luar.
Seorang pendeta pernah bercerita kepada saya bagaimana ia pada satu
ketika pergi ke suatu pertemuan dan menyaksikan paduan suara berdiri
di depan dan sedang menyanyi. Ia melihat seorang laki-laki yang
berdiri tegak dan menyanyi dengan kepalanya yang menghadap ke
atas, dalam suasana kebanggaan, dengan hidungnya yang terangkat.
Pendeta ini mengatakan kepada saya bahwa ia begitu marah dan muak
dengan penampilan orang ini dan seluruh tingkah-lakunya, cara dia
tampil dan menyanyi seperti ini. Ia begitu terganggu, sampai setelah
pertemuan usai ia bertemu dengan orang yang menyanyi dengan
penampilan tersebut, dan pendeta itu menemukan bahwa orang itu
buta. Kemudian ia sadar bahwa orang ini menyanyi dengan kepala
yang terangkat ke atas karena ia buta, karena ia tidak dapat melihat
sama sekali. Banyak orang buta mempunyai sikap tubuh seperti ini
bukan karena mereka angkuh, tetapi karena inilah cara mereka berada.
Janganlah menilai orang lain dari penampilan luar. Kerendahan hati
adalah sesuatu yang berasal dari hati.
Hati Membutuhkan Perubahan
Kita memiliki pepatah Cina yang bagus sekali yang menggambarkan
apa yang sedang dikerjakan Tuhan, bahwa bila anda merubah manusia
dari dalam hatinya, maka suatu saat nanti akan wujud satu bumi di
mana keadilan dan kebenaran ditegakkan; suatu masyarakat di mana
warganya benar-benar lemah-lembut dan tidak berusaha meninggikan
diri dengan menekan orang lain ke bawah, atau mempergunakan orang
lain sebagai tangga untuk naik ke atas; suatu masyarakat di mana
tidak ada lagi kompetisi (persaingan) yang mematikan, yakni
memperoleh keuntungan dengan mengorbankan orang lain; suatu
masyarakat dimana setiap orang benar-benar saling memperhatikan
yang lain dan menilai orang lain lebih baik dari pada dirinya sendiri.
Pepatah Cina ini, telah saya lihat di banyak tempat ketika saya
bepergian kemana-mana. Saya melihat banyak di toko-toko, kartu-
kartu kecil dengan kata-kata yang menarik untuk digantung di tembok
rumah untuk mengingatkan anda akan kata-kata bijak itu. Beberapa
diantaranya baik sekali, tentu saja beberapa diantaranya juga
179 | C A H A Y A I N J I L
merupakan omong-kosong belaka. Ada satu kartu yang saya lihat,
mengutip pepatah Cina seperti ini :
"Jika ada kebenaran dalam hati,
maka ada keindahan dalam karakter.
Jika ada keindahan dalam karakter,
maka ada kerukunan di rumah.
Jika ada kerukunan di rumah,
maka ada ketentraman dalam negeri.
Jika ada ketentraman dalam negeri,
maka ada damai di atas bumi".
Damai di atas bumi! Pepatah Cina ini melihat bahwa, anda harus
memulai dari hati manusia, "Jika ada kebenaran dalam hati". Kita akan
melihat sebentar lagi, bahwa kelemah-lembutan sangat berhubungan
dengan kebenaran. Begitu mengherankan! Begitu dalamnya
pengajaran Tuhan Yesus! Ia benar-benar menangani pokok persoalan.
Ia langsung menangani inti persoalan.
Suatu Studi Dari Kutipan Asli di Mazmur 37
Sekarang, bagaimana untuk memahami ucapan, "Berbahagialah
mereka yang lemah-lembut, karena mereka akan memiliki bumi" ini?
Baiklah, banyak dari antara kita tahu bahwa ayat ini, yakni Matius 5:5,
sebenarnya dikutip langsung oleh Yesus dari Mazmur 3:11 yang
berbunyi :"Tetapi orang-orang yang rendah hati (atau, lemah
lembut) akan mewarisi negeri (atau, bumi) dan bergembira karena
kesejahteraan yang berlimpah-limpah". Kata Ibrani dan Yunani adalah
'damai sejahtera' yang diterjemahkan oleh LAI sebagai 'kesejahteraan'.
Orang yang lemah-lembut akan memiliki 'bumi' atau 'negeri'. Itu
adalah kata yang sama baik dalam bahasa Ibrani maupun bahasa
Yunani, yang memang dapat diterjemahkan sebagai 'bumi' atau
'negeri'.
Bagaimana kita dapat menjelaskan bagian dari pengajaran Tuhan
Yesus ini? Caranya ialah dengan melihat dari mana Tuhan mengambil
kata-kata ini dan mempelajarinya dalam konteksnya. Kenyataannya,
Mazmur 37 adalah unik. Mazmur 37 unik karena ia menggunakan kata
'mewarisi'. Sebenarnya PL dalam bahasa Yunani (atau, Septuaginta)
mempergunakan kata yang sama dan tense yang sama seperti dalam
PB bahasa Yunani: "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena
180 | C A H A Y A I N J I L
mereka akan mewarisi bumi". [Diterjemahkan LAI dengan 'memiliki']
Kata 'mewarisi' dipakai lima kali dalam Mazmur 37 ini. Dan ketika kita
membandingkan apa yang disebutkan dalam bahasa Ibrani sebagai
'pernyataan paralel' (parallel statement), kita dapat menarik makna
dengan mengamati paralel-paralel itu.
1) Orang yang Lemah Lembut Menantikan Tuhan
Pertama-tama, ketika kita memperhatikan Mazmur 37 ini, kita
mencatat ada dua jenis orang yang berbeda dalam Mazmur ini,
yakni: orang benar dan orang fasik. Orang benar yang disebut
dalam ayat 11 digambarkan sebagai yang memiliki sifat yang
lemah-lembut atau rendah hati. Anda tidak dapat menjadi orang
benar tanpa menjadi orang yang lemah lembut. Orang yang lemah
lembut adalah orang benar, dan orang benar adalah orang yang
lemah lembut. Jadi kita belajar dari Mazmur ini tiga hal mengenai
orang yang lemah lembut. Pertama, kita belajar bahwa orang-orang
yang lemah lembut adalah mereka yang menanti-nantikan Tuhan.
Perhatikanlah ayat 9 dan anda akan melihat ungkapan yang sama.
Mazmur 37:9 "Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan
dilenyapkan; tetapi orang-orang yang menantikan Tuhan akan
mewarisi negeri". Bila anda membandingkan bagian kedua, kedua
ayat ini berkaitan dengan orang yang akan 'mewarisi negeri'; dan
pada bagian pertama, tentu saja, 'rendah hati' dan 'menanti-nanti'
berada dalam paralel. Jadi mereka yang rendah hati atau lemah
lembut adalah mereka yang menanti-nantikan Tuhan.
Pertanyaan yang harus diajukan adalah: apa maksudnya menanti-
nantikan Tuhan? O ya, dalam ayat 34 anda menemukan paralel
yang sama kembali: "Nantikanlah Tuhan dan tetap ikutilah
jalannya, maka Ia akan mengangkat engkau untuk mewarisi
negeri". Jadi dua kali dalam Mazmur ini, orang-orang yang akan
mewarisi bumi mengacu kepada mereka yang menantikan Tuhan
yang akan diangkat oleh-Nya. "Rendahkan dirimu di hadapan Allah
dan Tuhan akan mengangkat kamu". Ia akan mengangkat anda.
Orang-orang yang rendah hati adalah mereka yang merendahkan
diri mereka karena mereka percaya kepada Allah. Mereka adalah
orang-orang yang akan diangkat dan ditinggikan oleh Allah dengan
kuasaNya.
181 | C A H A Y A I N J I L
Ini membawa kita kepada satu pokok lain, yang sangat penting. Di
sini, kita sedang membahas tentang prinsip-prinsip kuasa rohani.
Ada banyak orang Kristen yang sangat kekurangan dalam
dinamisme rohani dan kuasa rohani, karena mereka tidak
mengizinkan Allah melaksanakan pekerjaan transformasi dalam
kehidupan mereka. Jika anda membiarkan Allah melakukan
pekerjaan transformasi itu - membuat anda menjadi rendah hati
(bukan rendah hati dari luar, tetapi mengizinkan Dia mengubah
anda menjadi sungguh-sungguh rendah di dalam) - maka anda akan
mengalami kuasa rohani, kuasa manusia baru, dan karya Roh dalam
hidupmu. Jadi ini merupakan prinsip kuasa, dan orang yang rendah
hati adalah orang yang menantikan Tuhan.
Lalu, apa artinya 'menantikan Tuhan'? Baiklah, ayat 7 dalam
Mazmur ini menjelaskan kepada kita, "Berdiam dirilah", tenanglah,
"nantikanlah Dia dengan sabar". Apa maksudnya? Menantikan
Tuhan artinya memperbolehkan Allah bertindak bagi pihakmu,
karena anda percaya kepadaNya. Artinya, "Jangan marah.....". Kata
dalam bahasa Ibrani berarti membakar, membakar karena
kemarahan. Jangan marah dan panas hati. Biarlah saya
menyebutkan pokok yang lain di sini: bagaimana tabiat marahmu?
Bagaimana kemarahanmu pada akhir-akhir ini? Jika anda orang
yang cepat marah, maka lebih baik anda memohon kepada Tuhan
agar Ia membarui hidupmu. Kemarahan semacam ini berlawanan
dengan kerendahan hati. Orang yang cepat marah adalah bukti
bahwa ia belum pernah dibarui atau tidak sepenuhnya dibarui. Ia
masih jauh dari apa yang seharusnya. "Jangan marah karena orang
yang berhasil dalam hidupnya". Di sini kemarahan itu dikarenakan
orang-orang yang jahat, yang berhasil dalam hidupnya. Orang benar
diinjak-injak kebawah, sedangkan orang curang, orang yang jahat
hidup makmur, berhasil hidupnya.
Diantara kita yang mengenal masyarakat Hong Kong sering kali
merasa jengkel atas karakter-karakter buruk ini, terutama para
pejabat kepolisian yang korup, para pejabat pemerintah yang
menjadi kaya karena korupsi, yang memiliki mobil-mobil mewah
seperti Cadillac, atau Mercedes Benz, atau apa saja, dan yang hidup
dalam pola hidup mewah. Mereka adalah bajingan-bajingan dan
perampok-perampok. Anda rasa jengkel, marah dan panas hati.
Seperti yang telah dikatakan, bahwa orang-orang fasik hidup
182 | C A H A Y A I N J I L
makmur, sementara orang-orang benar terinjak kebawah. Namun
dikatakan disini, "Janganlah marah". Kemudian ayat 8 mengatakan,
"Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu" dan sekali lagi
"jangan marah". Jangan engkau marah. Kemarahan hanya akan
membawa kepada kejahatan. Tidak ada gunanya menjadi marah.
Anda berkata, "Mengapa kami tidak boleh marah? Kami harus
melakukan sesuatu mengenai hal ini!" Jangan kuatir! Allah akan
berbuat banyak. Ayat 9: "Sebab orang-orang yang berbuat jahat
akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan
akan mewarisi negeri". Allah adalah Allah yang adil. Dunia ini di
mana kita hidup, Ia akan melaksanakan keadilan di atasnya.
Janganlah anda berpikir bahwa orang jahat akan lolos! Allah akan
menghabisi mereka. Dan kemudian di ayat 10 dikatakan: "Karena
sedikit waktu lagi, maka lenyaplah orang fasik". Walaupun anda
mencari di tempatnya, ia tidak ada di sana. Anda akan mencari-cari
di tempatnya dan berkata, "Dimana dia? Saya pikir ia ada di sekitar
sini sebelumnya." Semua monumen-monumen yang dibangun untuk
dirinya sendiri, semua tropi-tropi kemuliaannya, Allah akan
melenyapkan semuanya. Anda akan mencari dia dan tidak akan
menemukan satu bayanganpun. Nah, itulah konteksnya. Kemudian
kita membaca dalam ayat 11, "Orang-orang yang rendah hati akan
mewarisi negeri, dan bergembira karena kesejahteraan yang
berlimpah-limpah".
Dunia ini memiliki satu pribahasa, yang didukung oleh prinsip-
prinsip evolusi, yakni "kelangsungan hidup adalah untuk yang paling
kuat" (survival of the fittest). Alam dikatakan berkembang dalam
lingkungan dimana terjadinya saling menelan dan saling mencakar.
Banyak dari kita dibesarkan dalam lingkungan seperti ini (dan
karena itu saya tidak suka ajaran tentang kelemahlembutan dan
kerendahan hati yang saya anggap semuanya sebagai omong
kosong belaka) karena kita dibesarkan untuk "Berjuang untuk
dirimu sendiri!" Jika anda tidak berjuang untuk dirimu sendiri, siapa
yang berjuang untuk anda? Tetapi Alkitab menjawab, Allah akan
berjuang untuk anda. Jika anda tidak beriman, anda tidak akan
mempercayainya. Jadi anda akan berjuang untuk diri anda sendiri.
Tapi masalahnya ialah, bila anda bertemu dengan orang yang lebih
kuat dari anda, maka anda akan ditelan hidup-hidup. Itulah akhir
daripada perjuanganmu. Atau sebaliknya, anda harus mengakui dia
183 | C A H A Y A I N J I L
sebagai guru atau boss, sebagai orang yang superior, "OK, kamulah
boss besar." "OK, boss. Kamu lebih kuat dari saya, bagaimana kalau
kamu tinggalkan sedikit remah-remah untukku setelah kamu selesai
makan." Karena tidak semua orang dapat menjadi kuat - dan demi
kelangsungan hidup - akhirnya anda akan tunduk kepada
seseorang. Jadi inilah peraturannya Law of the survival of the
fittest - apakah benar demikian?
Ada diantara kita pernah mendengar tentang Richard Wurmbrand,
pendeta dari Rumania, yang dalam salah satu bukunya
menyinggung tentang hal ini. Beliau menanyakan, "Dalam kasus
"survival of the fittest", jika benar apa yang terkuatlah yang dapat
berlangsung hidup, mengapa pada akhir seluruh proses evolusi ini,
masih tetap ada binatang-binatang yang tidak berdaya seperti
domba-domba? Bagaimana anda dapat menjelaskan hal ini?" Beliau
mengatakan bahwa domba-domba itu tidak dapat berlari dengan
sangat cepat. Mereka tidak bertanduk. Mereka tidak dapat
berkelahi. Bagaimana mungkin masih ada makhluk yang disebut
domba pada akhir proses ini? Sebetulnya, hanya singa-singa yang
bisa hidup pada saat ini. Karena menurut teori evolusi, hanya
makhluk-makhluk yang terkuat sajalah yang dapat bertahan hidup,
maka dibandingkan dengan singa-singa, binatang-binatang apalagi
yang dapat bertahan hidup di sekitar kita? Baiklah, mungkin
terdapat beberapa poin yang benar di sini. Saya tidak tahu
bagaimana domba dapat bertahan hidup. Saat ini saya tidak tahu
apakah sudah ada tantangan terhadap doktrin "survival of the
fittest" ini. Namun apa yang saya tahu adalah: Tuhan Yesus
mengatakan, "Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah
serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus
seperti merpati" (Matius 10:16). Anak-anak domba tidak berdaya.
Siapa yang akan menjadi pembela kita? "Kamu akan disembelih"
sebagaimana dikatakan oleh rasul Paulus "sepanjang hari, kami
telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan" (Roma 8:36).
Namun pembela kita adalah Allah! Pokoknya di sini ialah: apakah
anda mempercayai kekuatan diri sendiri atau anda mempercayai
kekuatan Allah? Saya mendengar bahwa beberapa hari yang lalu,
ada di antara kita yang belajar tentang "berikan juga pipi kirimu"
dalam kelompok PA. Saya berharap anda juga sudah memahami
pokok bahasan ini. Orang yang memberikan lagi pipi kirinya setelah
184 | C A H A Y A I N J I L
pipi kanannya ditampar adalah orang yang percaya kepada Allah
sebagai pembelanya. Orang yang membalas kejahatan orang lain,
mempercayai dirinya sendiri sebagai pembela. Anda mungkin
seorang ahli Kung-fu. Itu baik. Namun itu tidak berarti apa-apa
dibandingkan dengan kekuatan Allah. Bila kekuatan Allah bekerja,
bila kekuatan-Nya mulai nyata, tidak ada ahli Kung-fu yang terlalu
kuat untuk diperhitungkan.
Saya masih ingat di gereja kami di Liverpool, Inggris, pernah ada
seseorang yang hendak dibaptis, dan saudaranya marah.
Saudaranya adalah seorang guru Kung-fu. Ia menelepon saya,
tetapi saya tidak berada di rumah. Biasanya kami mengadakan
pelayanan baptisan di suatu gereja Inggris, jadi ketika orang ini
tahu bahwa pelayanan baptisan itu akan dilangsungkan di gereja
itu, ia menelepon pendeta gereja Inggris itu dan mencaci-maki dia,
dan berkata, "Jika engkau berani untuk tetap mengadakan baptisan
itu, saya akan ada disana untuk mengadakan perhitungan dengan
engkau. Engkau lebih baik mempersiapkan tempat tidurmu di rumah
sakit karena saya akan memukulmu jika engkau berani membaptis
saudaraku". Ia begitu geram. Saya diberitahukan, seketika saya
kembali, "Engkau tahu, hal-hal mengerikan sedang terjadi. Saudara
kita ini mau dibaptis tetapi saudara kandungnya seorang guru Kung-
fu; ia berkata bahwa ia akan datang ke gereja dan mengganggu
pelayanan itu dan memukul pendeta. Apa yang harus kita lakukan?
Apakah kita pergi memanggil polisi?" Saya berkata, "Nah, saya tidak
akan memanggil polisi karena baptisan itu bukan dilangsungkan di
gereja kita. Baptisan itu dilaksanakan di gerejanya. Terserah
kepadanya untuk memanggil polisi, kalau ia mau memanggil polisi."
Jadi saya menelepon pendeta itu dan berkata kepadanya, "Apakah
kamu mau memanggil polisi"? Ia mengatakan, "Tidak" Ah, orang ini
mengetahui prinsip ini! Ia berkata, "Saya akan mempercayakan hal
ini kepada Tuhan agar Ia menjadi pembelaku. Semuanya beres".
Saya mengatakan, "Puji Tuhan"! Masih ada orang yang percaya
kepada Allah. Ia mengatakan, "Saya tidak mau memanggil polisi
dan menjaga gedung gereja. Masyarakat akan bingung nanti, jenis
pelayanan apa ini?" Jadi saya berdoa mengenai hal ini, dan
memang, guru Kung-fu tersebut menelepon saya saat ia mendengar
bahwa saya sudah pulang. Ia berkata, "Saya datang sekarang dan
bertemu dengan engkau". Nah, ia akan memukul saya bahkan
185 | C A H A Y A I N J I L
sebelum kebaktian berlangsung! Ia bahkan tidak mau menunggu
kebaktian dimulai! Karena itu saya menyerahkan masalah ini kepada
Tuhan. "Tuhan yang menjadi tempat perlindunganku dan kubu
pertahananku" (Mazmur 144:2).
Ketika saya menanyakan kepada saudara yang akan dibaptis, saya
berkata kepadanya, "Apakah ia berpura-pura, atau ia sungguh-
sungguh memaksudkannya?" Ia menjawab, "Saya tahu saudaraku,
ia sungguh-sungguh memaksudkannya. Kalau ia berkata akan
melakukan sesuatu, maka ia akan mewujudkannya". Dan ia telah
mengatakan, bahwa bukan saja ia akan memukul pendeta, ia juga
akan membunuh saudaranya. Dan ia sedang dalam perjalanan,
maka saya menyerahkan masalah itu kepada Tuhan dalam doa.
Ketika ia membunyikan bel di pintu, saya membuka pintu dan ia
berdiri di sana sambil berkata, "Saya minta maaf, beribu maaf
sudah mengganggumu. Saya minta maaf, karena telah menyita
waktumu, mengambil waktumu seperti ini". Saya berkata (kepada
diriku sendiri), "Hai! Inikah orang yang datang memukulku?" Jadi
saya berkata kepadanya, "Silahkan masuk, masuklah ke dalam".
Dan ia begitu ramah, begitu baik. Saya pikir, "Apa yang sudah
terjadi kepadanya?" Kami mengadakan percakapan bersama yang
sangat baik sehingga kami menjadi sahabat dalam satu percakapan.
Kemudian ia mengatakan kepada saya, "Saya tidak berkeberatan
bila engkau membaptiskan saudaraku dengan satu syarat. Yang
saya minta adalah agar ia tidak menceritakan hal ini kepada orang
tua kami. Itu saja. Karena jantung ibu kami lemah". Saya berkata,
"Nah, itu adalah keputusannya".
Kita percaya kepada Allah untuk membela kita. Maksud saya, jika ia
mewujudkan Kung-funya, ia mungkin sudah menghantar saya ke
rumah sakit dalam dua detik. Tetapi Allah-ku adalah pembelaku.
Apa yang terjadi dengan Kung-funya? Ia menjadi sahabat saya.
Anda lihat, memberikan pipi lain untuk ditampar lagi berarti ini:
anda dapat membalas, tentu anda dapat; anda dapat membela
dirimu sendiri. Hal ini lebih sulit jika anda sendiri adalah seorang
ahli Kung-fu. Jika seorang menampar mukamu dan anda berpikir ,
"Hei, saya dapat merobohkan dia dengan satu pukulan!" Tetapi
sebaliknya anda percaya kepada Allah untuk membelamu. Inilah
pokok persoalannya di sini. Nantikanlah Tuhan. Itulah yang
186 | C A H A Y A I N J I L
dimaksudkan di sini. Maksudnya jangan menjadi tidak sabar, jangan
panas hati dan langsung membalas. Sabar! Sabarlah! Berikanlah
hak tersebut kepada Allah - adalah hak-Nya untuk menjadi hakim.
Biarlah Dia menjadi pembela. Jika anda tidak mempercayai Allah,
anda tidak akan melakukan hal ini. Ini membawa kita kepada pokok
yang kedua.
2) Orang yang Lemah Lembut Percaya kepada Allah
Pokok kedua tentang menjadi lemah lembut berkaitan dengan iman.
Tanpa iman, anda tidak akan pernah memiliki kesabaran; anda tidak
akan pernah memiliki kemauan untuk membiarkan Allah untuk
bertindak bagi pihakmu. Jadi pokok yang kedua adalah percaya
kepada Allah. Bacalah ayat 3: "Percayalah kepada Allah dan
lakukanlah yang baik". Perhatikan bahwa, orang yang menantikan
Tuhan adalah orang yang percaya kepadaNya. Saya tidak membalas
karena saya percaya kepada Tuhan. Tidak menjadi masalah apakah
saya dapat mengalahkan dia atau tidak. Jika anda tidak membalas
karena anda takut tidak dapat mengalahkan dia, itu berarti anda
seorang penakut. Jika anda membalas karena anda tahu anda dapat
mengalahkan dia, maka anda seorang penggertak (orang yang suka
mengganggu orang lemah), karena anda tahu anda dapat
mengalahkan dia. Dan jika anda membalas ketika anda tidak tahu
apakah anda dapat mengalahkan dia atau tidak, apa akibatnya
nanti? Anda mungkin dipukul sehingga cedera parah atau dia pula
yang akan dipukul sehingga cedera parah, jadi pada akhirnya tidak
ada yang menang. Anda belum membereskan masalah sama sekali.
Tetapi ia yang percaya kepada Allah mempercayai Allah untuk
membelanya: ialah orang yang lemah lembut. "Percayalah kepada
Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri, berlakulah
setia", di Tanah Perjanjian,"dan anda akan menikmati rasa aman",
rasa aman yang berasal dari Tuhan. Kemudian ayat 5, "Serahkanlah
hidupmu kepada Tuhan; percayalah kepada-Nya, dan Ia akan
bertindak." Itulah tujuannya memberikan pipi kirimu: Ia akan
bertindak. Dan kemudian ayat 6: "Ia akan memunculkan
kebenaranmu seperti terang dan hakmu seperti siang". Ia akan
menegakkan kebenaranmu, dan Ia akan menegakkan hakmu.
Ada satu hal yang sangat menarik yang saya perhatikan tentang
orang fasik: meskipun mereka memiliki pendapatan yang jauh lebih
187 | C A H A Y A I N J I L
besar dari saya, mereka kelihatannya selalu dililit hutang. Mereka
memperoleh dua atau tiga kali dari apa yang saya miliki, tetapi
mereka selamanya hidup dalam hutang. Saya tidak dapat
memahami hal ini. Mengapa mereka yang memiliki pendapatan
yang sedemikian besar hidup dari kartu-kartu kredit? Akhir-akhir ini,
Presiden Carter telah berusaha untuk membatasi penggunaan kartu-
kartu kredit karena negara-negara Barat adalah negara-negara yang
hidup dengan hutang. Mereka semua tidak punya uang. Mereka
semua hidup dengan utang dan seterusnya menghabiskan sisa
hidup mereka untuk membayar kembali utang-utang mereka
kepada bank. Sangat aneh! Saya tidak mau berhutang, karena saya
tidak yakin saya dapat melunasinya. Karena itu, saya tidak mau
memiliki hutang. Saya takut kepada kartu-kartu kredit. Namun
kebanyakan orang pada saat ini, hidup dengan beban utang yang
berat. Karena anda dapat meminjam tidak sesuai dengan
pendapatanmu - anda dapat pinjam $2000 dan membayar kembali
$25 setiap bulan. Berapa lama anda harus membayarnya kembali
dengan tingkat bunga 21% per tahun untuk hutang sebesar $2000?
Jadi selamanya anda dikejar dengan hutang yang tak kunjung habis.
Anda selalu hidup dalam hutang. Orang fasik meminjam tetapi tidak
dapat melunasinya. Kenapa? Karena ia tak pernah puas dengan apa
yang dimilikinya. Ia menginginkan lebih banyak. Ia ingin mobil yang
lebih baik, yang lebih bagus. Tetangga baru saja membeli mobil
model 1979. Saya harus beli model tahun 1980. Saya harus menjadi
satu tahap lebih baik dari dia. Jika ia telah membeli mobil keluaran
1980, maka saya harus mendapatkan mobil model 1981. Jadi anda
hidup berlomba dengan orang lain terus. Ia memiliki jaket kulit,
maka saya juga harus memilikinya. Tidak baik bila milikku itu jaket
plastik. Atau jika ia punya jaket kulit maka saya harus punya jaket
bulu cerpelai. Saya yakin anda sangat mengenal keadaan di Hong
Kong. Saya selalu berusaha memahami hal ini. Saya tidak dapat
memahami mentalitas seperti ini di Hong Kong. Saya masih tidak
dapat memahaminya tetapi saya berusaha untuk memahaminya.
Orang fasik meminjam dan tidak dapat mengembalikannya.
Tetapi orang benar ia mungkin miskin tetapi ia terus memberi.
Itulah yang begitu indah. "Adalah lebih baik memiliki sedikit",
sebagaimana dikatakan dalam ayat 16: "Lebih baik sedikit pada
orang benar daripada berlimpah-limpah pada orang fasik". Anda
188 | C A H A Y A I N J I L
boleh memiliki sangat sedikit, tetapi sepanjang anda orang benar,
itulah yang berarti. Orang fasik hidup dalam kelimpahan, tetapi itu
tidak menguntungkannya sama sekali. "Sebab lengan orang-orang
fasik akan dipatahkan". Ah, ini betul-betul mengherankan!
Jalankanlah kehidupan kekristenan dan saksikanlah apakah dapat
dikerjakan. Saya percaya akan Injil karena saya tahu ia benar.
Sungguh benar. Orang lain mungkin memfitnah dan menyerang
saya. Tidak apa-apa. Allahku adalah pembelaku. Jika saya bersalah,
maka saya memang seharusnya dihakimi. Dan jika ia bersalah,
semoga Tuhan mengasihani dia karena Allah akan menghakiminya.
Begitu mengagumkan! Praktekkan prinsip ini dan anda akan melihat
bagaimana Allah membela anda. Sebagaimana saya ceritakan tadi,
jika seorang ahli Kung-fu datang menyerang anda, Tuhan yang akan
berurusan dengan dia. Tuhan akan mengubah dia sehingga ia
menjadi sahabat anda. Lain kali bila ada seseorang datang
menyerang anda, barangkali ia harus berhadapan dengan
sahabatmu yang ahli Kung-fu itu.
3) Orang yang Lemah Lembut adalah Orang Benar
Hal ketiga yang hendak kita perhatikan mengenai orang yang lemah
lembut, adalah bahwa ia seorang yang benar. Jika anda
memperhatikan ayat 29 dari Mazmur 37 ini, maka anda dapat
melihat adanya satu paralel disini: "Orang-orang benar akan
mewarisi negeri". Perhatikan bahwa orang-orang yang lemah lembut
adalah orang-orang benar - mereka akan mewarisi negeri; mereka
akan memiliki bumi; "dan tinggal di sana senantiasa". Itu
mengagumkan sekali! Allah telah menjanjikan bumi ini kepada
orang-orang benar, kepada orang-orang yang lemah-lembut, kepada
mereka yang menanti-nantikan Dia, kepada mereka yang percaya
kepadaNya. Mereka inilah yang akan mewarisi bumi.
Sekarang marilah kita memahami satu hal. Dalam 1Yoh. 3:7
dikatakan: "Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar". Ini
sangat penting. Janganlah membiarkan seorangpun memperdaya
anda. "Ia yang melakukan kebenaran adalah benar, sebagaimana
Kristus adalah benar". Ini merupakan satu pokok yang dasar: yakni
orang benar adalah orang yang bukan saja berbicara tentang
kebenaran tetapi juga mempraktekkannya. Sebelumnya dalam
pasal yang ke-2, rasul Yohanes menyatakan: "Setiap orang yang
189 | C A H A Y A I N J I L
berbuat kebenaran lahir dari Allah" [1Yoh. 2:29] - dan itulah yang
kita temukan di sini. Ketika kita kembali ke kitab Mazmur, kita
melihat bahwa itulah sebabnya orang-orang benar ini disebut
"orang-orang kudus" (saints) di Mazmur 37:28. (Terjemahan LAI
menyebut "orang-orang yang dikasihiNya".) Orang-orang benar
kepunyaan Allah adalah orang-orang kudus. Dan ingat ketika saya
menjelaskan tentang Pemuridan, saya mengatakan bahwa rasul
Paulus lebih suka menggunakan kata "orang-orang kudus".
Kemudian pemazmur menjelaskan selanjutnya bahwa mereka
adalah orang-orang kudus karena Taurat Allah ada di dalam hati
mereka, (Maz. 37:31) dan karena itu mereka tidak bercacat dan
benar.
Saya percaya anda sudah melihat bagaimana Tuhan Yesus mengutip
ayat ini dari Mazmur 37 supaya kita dapat memahami maksudNya.
Dari Mazmur ini kita dapat melihat, pertama, bahwa orang yang
lemah lembut adalah orang yang percaya kepada Allah. Ia
menantikan Tuhan. Kedua, orang yang lemah lembut adalah orang
yang murah hati dan suka memberi karena ia percaya kepada
Allah. Ketiga, ia adalah orang yang melakukan apa yang benar. Ayat
27 dari Mazmur 37 mengatakan : "Lakukanlah yang baik dan
jauhilah yang jahat". Selanjutnya ayat 29 mengatakan : "Orang-
orang benar akan mewarisi negeri".
Akibat dari Kelemahlembutan Ini
Sesudah kita mengerti apa yang dimaksudkan dengan orang benar,
apa artinya menjadi orang yang lemah lembut, kita akhirnya tiba pada
pertanyaan terakhir, yakni apa akibat daripada kebenaran ini? Apa
akibat daripada kelemahlembutan ini? Apa yang dibawa? Pertama-
tama, kelemahlembutan membawa keselamatan. Kalau anda
perhatikan bagian terakhir dari Mazmur 37 tepatnya ayat 39 dan 40,
anda dapat melihat bahwa semuanya berkaitan dengan keselamatan.
"Orang-orang benar diselamatkan oleh Tuhan; Ia adalah tempat
perlindungan mereka pada waktu kesesakan, Tuhan menolong mereka
dan meluputkan mereka, sebab mereka berlindung padaNya". Orang-
orang yang lemah lembut adalah mereka yang akan diselamatkan.
Sebagaimana telah dikatakan pada awal pembahasan ini, keselamatan
tidak hanya berkaitan dengan apa yang anda percayai, tidak hanya
berkaitan dengan apa yang anda lakukan diluar, tetapi berkaitan
190 | C A H A Y A I N J I L
dengan orang macam apa anda itu. Dan anda hanya dapat menjadi
orang semacam itu melalui kuasa pembaharuan Allah.
Kedua, orang yang lemah lembut adalah orang yang memiliki damai.
Apakah anda mengalami damai di hatimu? Apakah anda menikmati
ketenangan? Matius 11:28 dan Mazmur 37:11 berbicara tentang hal ini.
Sebagaimana telah kita lihat, Mazmur 37:11 mengatakan ini: "mereka
akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang
berlimpah-limpah". Di Matius 11:28,29 Tuhan Yesus mengatakan hal
yang sama: "Marilah kepadaKu semua yang letih lesu dan berbeban
berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang
Kupasang dan belajarlah pada Ku, karena Aku lemah lembut dan
jiwamu akan mendapat ketenangan.". Ada begitu banyak orang Kristen
pada masa kini yang resah. Mereka terganggu, cemas dan tertekan.
Kita hidup dalam suatu masyarakat yang memberikan banyak tekanan
kepada kita. Anda harus mengikuti ujian yang tak ada habis-habisnya;
anda tertekan karena beban kerja yang melampaui batas kemampuan.
Kehidupan ini penuh dengan tantangan-tekanan yang harus kita
hadapi, tetapi orang yang lemah lembut menemukan ketenangan batin.
Tidak menjadi masalah apakah ada tekanan-tekanan luar, orang yang
lemah lembut mengalami ketenangan di dalam.
Jadi, pertama ada keselamatan. Kedua ada ketenangan. Dan ketiga
ada kemenangan. Orang-orang yang lemah lembut mendapatkan
kemenangan. Ini adalah sesuatu yang sangat indah. Mari kita
perhatikan Mazmur 149:4 "Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya,
Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan
(atau,kemenangan)". Bukankah itu indah? Orang-orang yang rendah
hati adalah mereka yang menang. Bukankah itu luarbiasa? Kita sering
berpikir bahwa orang-orang yang keras, yang kuat, yang kasarlah yang
menang. Tidak sama sekali! Hanya orang-orang yang lemah lembutlah
yang Allah mahkotai dengan kemenangan. Matius 21:5 menceritakan
kepada kita tentang Yesus dieluk-elukkan di Yerusalem. Dikatakan
bahwa "Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai". Keledai
adalah alat atau binatang yang melambangkan damai. Sebaliknya,
kuda adalah alat peperangan. Tuhan Yesus masuk ke kota Yerusalem
dalam kemenangan, namun menunggang seekor keledai. Orang-orang
yang lemah lembut dan rendah hati adalah mereka yang dimahkotai
191 | C A H A Y A I N J I L
dengan kemenangan. Merekalah orang-orang yang akan Tuhan berikan
pembenaran; sebagaimana dikatakan dalam Mazmur 37:6.
Saya memakai lebih banyak waktu untuk membahas tentang
kemenangan karena banyak orang Kristen yang hidup dalam suasana
kekalahan. Apakah anda mendapati diri dalam keadaan dikalahkan?
Maka disinilah jawabanmu: berilah kesempatan kepada Allah
mengubahmu! Pada saat ini, kita hidup dalam suatu masyarakat yang
mempelajari teknik-teknik. Bagaimana menjadi sukses? Langkah-
langkah dan teknik-teknik apa yang dapat kita pakai agar menjadi
sukses? Jawaban Alkitab tidak ada hubungan dengan teknik-teknik.
Jawaban Alkitab tentang kemenangan dan keberhasilan rohani
berhubungan dengan perubahan karakter. Jika anda terus-menerus
kalah dalam kehidupan kekristenan, maka anda perlu memohon
kepada Allah agar Ia membarui anda, agar Ia mengubah anda dan
membuat anda menjadi manusia baru.
Keempat, kita perhatikan bahwa orang-orang yang lemah lembut dan
rendah hati adalah mereka yang menemukan pedoman hidup. Begitu
banyak orang Kristen yang mencari pedoman hidup. Apa yang patut
saya buat dalam situasi yang seperti ini? Apa yang harus saya lakukan
dalam kondisi seperti itu? Dan sering pendeta harus menggunakan
banyak waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan pedoman hidup. Jika anda pergi ke toko buku
untuk mencari sebuah buku yang dapat memberikan kepadamu teknik-
teknik untuk mendapatkan pedoman dari Allah, maka anda berada di
jalan yang keliru. Apa yang kita butuhkan bukanlah sebuah teknik atau
cara. Apa yang kita perlukan ialah karya Allah dalam kehidupan kita
sehingga kita diubahkan. Anda akan mendapati bahwa, tanpa mencari
teknik-teknik, Allah selalu menuntun anda langkah demi langkah.
Sebagaimana kita telah lihat dalam Mazmur 37:23, "Tuhan menetapkan
langkah orang-orang yang hidupnya berkenan kepadaNya". Tuhan
menetapkan langkah-langkah orang yang rendah hati, orang yang
lemah lembut di dalam hatinya. Orang-orang seperti ini tidak
mengalami kesulitan dengan pedoman hidup. Mereka tidak selamanya
bingung mengenai apa yang harus mereka lakukan di waktu yang akan
datang. Apa langkah berikutnya? Bagaimana saya tahu kehendak
Allah? Banyak orang mengajukan pertanyaan seperti ini, masalah
mereka bukanlah untuk mengetahui teknik-teknik mengenal kehendak
192 | C A H A Y A I N J I L
Allah; masalahnya ialah; "Apa yang Allah buat dalam kehidupan anda?"
Mulailah dengan berkata, "Tuhan, ubahlah hati saya, sehingga saya
dapat mengenal kehendak-Mu karena saya mau menjadi orang yang
dapat mengerti, yang dapat mendengar suaraMu, dan mengerti
kehendakMu".
Pokok yang ke-lima dan terakhir adalah bahwa orang yang lemah
lembut dan rendah hati akan mewarisi bumi. Itulah yang paling
menakjubkan! Kita kembali kepada pokok ini lagi. Apa artinya
"mewarisi bumi"? Apa yang akan kita peroleh? Baik, kita harus
mengingat kembali apa yang dikatakan di Matius 5:3 dalam Ucapan
Bahagia: "orang yang miskin di hadapan Allah akan mempunyai
kerajaan Allah". Apakah ini merupakan dua hal yang berbeda? Bahwa
anda akan mewarisi kerajaan Allah dan kemudian mewarisi bumi?
Tidak samasekali, tidak, ini adalah satu hal yang sama, karena
kerajaan Allah akan didirikan di atas bumi ini. Allah belum selesai
dengan bumi ini. Allah akan mendirikan kerajaanNya di atas bumi ini.
Oleh karena itu dalam Doa Bapa Kami, Yesus berkata, "Datanglah
kerajaanMu". Datang di mana? Datanglah kepada kita! Datanglah ke
bumi ini! "Jadilah kehendakMu, di bumi" di sini, di mana kehendakNya
akan jadi - "seperti di surga". Jadi bila kerajaanNya datang di bumi,
maka kehendak-Nya akan jadi di bumi, seperti terjadi di surga.
Ingatlah dengan baik hal ini. Allah belum selesai dengan bumi ini.
Kerajaan Allah akan didirikan disini dan sekarang di atas bumi ini.
Kerajaan-Nya sudah ada di sini, tetapi akan dibangunkan dengan
sepenuhnya bila Yesus datang kembali. Subyek tentang kerajaan Allah
adalah satu subyek yang sangat besar. Perlu waktu yang cukup banyak
untuk menguraikannya. Pada dasarnya, Kerajaan Allah datang secara
bertahap. Pada tahap yang terakhir bila Yesus datang yang kedua kali,
kerajaanNya akan dibangun dengan sepenuhnya di atas bumi. Allah
akan mendirikan pemerintahanNya di dunia dan semua orang kudus
akan memerintah bersama-sama dengan Dia. Mewarisi kerajaan tidak
hanya berarti anda akan berada di sana. Kita tidak hanya tinggal
bersenang-senang di sana. Kita akan diberi tugas untuk memerintah
bersama dengan Dia.
Dan mereka yang dipilih Allah adalah orang-orang yang rendah hati
dan lemah lembut di hati. Akan ada langit yang baru dan bumi yang
baru dan orang-orang kudus akan memerintah bersama dengan Dia.
193 | C A H A Y A I N J I L
Kita membaca tentang pemerintahan orang-orang kudus dalam kitab
Wahyu 5:10 dan Wahyu 22:5. Setelah kita memahami hal-hal ini, kita
memahami maksud Allah yang mulia.
Allah Sedang Mencari Orang Yang Berkenan Di HatiNya
Sebagai ringkasan, apa yang dikatakan Ucapan Bahagia ini kepada
kita? Apa yang Tuhan mau katakan kepada kita disini? Tahukah anda
apa yang saya lihat? Saya melihat bahwa Allah sedang melihat ke
dunia dalam generasi ini dan mencari-cari orang yang berkenan di
hatiNya, dan saya merasa sangat gairah mengenai hal ini. Mata Allah
sedang berlari kesana-kemari atas bumi ini pada saat ini karena Ia
sedang memilih umat yang akan memerintah bersama-sama dengan
Dia, yang akan membangun bumiNya yang baru, yaitu kerajaan Allah.
Ia akan mendirikan kerajaan-Nya. Ia akan menciptakan suatu
masyarakat baru yang disebut kerajaan Allah di mana ada kebenaran,
di atas bumi ini. Ia akan membangun suatu masyarakat baru dengan
membangun suatu umat baru, yang terdiri dari manusia-manusia baru.
Itulah kebijaksanaan-Nya - hikmat Ilahi-Nya yang agung - suatu
masyarakat yang baru karena manusia-manusia baru ada di
dalamnya. Mata Tuhan melintasi bumi untuk mencari orang-orang
yang menyenangkanNya.
Anda tahu, setiap hari kita hidup seolah-olah di bawah pemeriksaan.
Allah mengawasi kita bagaimana kita menangani setiap situasi, dan
setiap krisis. Ia sedang menguji kita. Sebagaimana dikatakan dalam
1Petrus 1:7, "Untuk membuktikan kemurnian imanmu yang jauh
lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji
kemurniannya dengan api". Allah menghendaki umat yang suci seperti
emas murni. Ia mau mengamati bagaimana anda menangani setiap
krisis karena itulah api yang menguji iman. Jika anda dihina apakah
anda membalas? Allah sedang mengawasi. Allah sedang bertanya,
"Apakah ia mempercayai Ku atau ia mempercayai tangan kanannya
sendiri, yang sebenarnya tidak seberapa kuat". Allah sedang
memeriksa dunia ini. Ia mengamati bagaimana anda bergaul dengan
orang-orang lain, bagaimana anda menangani ujian sekolah,
bagaimana anda berperilaku di tempat kerja, bagaimana anda
mengambil keputusan-keputusan. Ia sedang mencari orang-orang yang
menyenangkan hati-Nya. Ia sedang mencari suatu umat yang berkenan
di hati-Nya. Di I Samuel 13:14, nabi Samuel berkata kepada Saul:
194 | C A H A Y A I N J I L
"Tuhan telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya menjadi raja
atas umat-Nya Israel", yaitu Daud. Kembali lagi dalam Kisah Para Rasul
13:22, Daud disebut sebagai "seorang yang berkenan di hati Allah dan
yang melakukan segala kehendak Allah". Allah sedang membentuk
suatu generasi umat yang baru yang terdiri dari orang-orang yang
telah dibarui, dan Ia membentuk mereka ke dalam gambar Kristus. Ia
akan membangun masyarakat yang baru ini. Itulah sebabnya ketika
Yesus datang Ia memberitakan kerajaan Allah. "Bertobatlah, sebab
kerajaan Allah sudah dekat!" Pemerintahan Allah sedang datang.
Pemerintahan Allah akan didirikan di bumi. Akan ada suatu generasi
umat yang baru. Akan ada damai sejahtera karena ada umat yang baru
disana. Sekarang ini Ia sedang mencari orang-orang tersebut.
Saya mendapati hal ini sangat membangkitkan gairah. Seperti apa
umat baru itu? Nah, Ia telah memberitahu kita, Ia menyatakan di sini
dalam Khotbah di Bukit, bahwa orang-orang seperti inilah yang akan
berada dalam kerajaan Allah: orang yang miskin di hadapan Allah,
orang yang berdukacita karena dosa, orang yang lemah lembut. Kita
tahu bahwa kita tidak dapat menjadi seperti itu, kecuali Roh Allah
datang ke dalam hidup kita, dan mengubah kita. Anda tahu,
kelemahlembutan yang disebut di sini merupakan salah satu dari buah
Roh yang disebut di Galatia 5:23. Kelemahlembutan adalah buah Roh.
Kelemahlembutan itu bukanlah sesuatu yang dapat kita capai dengan
kekuatan kita sendiri; kita tidak dapat membuat diri kita menjadi
manusia baru semacam ini. Itu merupakan sesuatu yang dilakukan
Allah. Saya berdoa supaya saat kita mendengar Khotbah di Bukit, kita
memahami rencana Allah bagi kerajaanNya, kita memahami maksud
Allah yang menyelamatkan; kita memahami maksud Allah bagi dunia
ini. Allah tidak menyembunyikan hal-hal ini dari kita. Alkitab begitu
menakjubkan karena ia menceritakan kepada kita, "Inilah rencanaKu
bagi dunia ini. Kejahatan akan disapu bersih. Orang-orang jahat akan
dibinasakan, tetapi Aku sedang membangunkan suatu umat yang
digambarkan oleh kesembilan Ucapan Bahagia ini. Inilah jenis orang
yang akan Kubentuk dalam kerajaan-Ku, manusia-manusia baru,".
Semoga Allah berkenan agar setiap dari kita akan menemukan suatu
tempat di dalam kerajaan itu. Semoga Roh Kudus masuk ke dalam
hidup anda dan mengubah anda. Anda akan mengalami anugerah dan
kuasa-Nya!
195 | C A H A Y A I N J I L
Berbahagialah Orang Yang Murah Hatinya
Matius 5:7 - Pesan yang kelima dari 10 tentang 'Ucapan Bahagia'
Disampaikan oleh Pdt. Eric Chang
Kita melanjutkan pelajaran Firman Allah pada kata-kata Tuhan Yesus
dalam Injil Matius 5:7. Di sini kita membaca: "Berbahagialah orang
yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh
kemurahan." Sebagaimana kita telah lihat dari minggu ke minggu, ada
begitu banyak kekayaan yang Tuhan Yesus padatkan ke dalam
ungkapan yang singkat ini. Dan karena mengandung begitu banyak
kekayaan, saya benar-benar bingung ketika saya melihat beberapa
buku tafsiran yang hanya memberikan sedikit ulasan atas setiap
Ucapan Bahagia tersebut. Beberapa dari penafsiran tersebut
membutuhkan lebih banyak penafsiran dari ayat itu sendiri. Sejujurnya
saya kadang merasa cukup kecewa dan itulah sebabnya saya sangat
jarang membaca buku-buku tafsiran. Saya harus mengakui bahwa saya
tidak memiliki kecenderungan besar untuk membaca buku-buku
tafsiran, tetapi kapanpun ketika saya membacanya, seringkali saya
menemui lebih banyak pertanyaan daripada jawaban, karena
ungkapan-ungkapan Tuhan Yesustersebut begitu dalam, begitu
berharga.
Orang Yang Murah Hati Beroleh Keselamatan
Apa artinya ungkapan tersebut? Sebelumnya marilah kita perhatikan
hal berikut ini. Marilah kita mulai dari bagian akhir kalimat yang
berbunyi: "karena mereka akan beroleh kemurahan." Apa artinya
beroleh kemurahan? Dari beberapa khotbah yang lalu, dapat kita
simpulkan bahwa beroleh kemurahan pada dasarnya adalah beroleh
keselamatan. Dengan kata lain, Tuhan Yesus sedang berbicara
mengenai keselamatan. Mereka akan beroleh kemurahan, berarti
mereka akan diselamatkan. Jadi pertanyaannya sekali lagi adalah:
siapa yang akan diselamatkan? Jawaban Tuhan adalah: orang yang
murah hati! Merekalah yang akan diselamatkan.
Izinkan saya menekankan kembali, sebab saya tidak akan bosan
menekankan hal ini, bahwa ajaran Tuhan tentang keselamatan
196 | C A H A Y A I N J I L
bukanlah suatu keselamatan berdasarkan pengakuan iman, juga bukan
berdasarkan perbuatan. Tetapi merupakan keselamatan yang dijanjikan
pada orang tipe tertentu, dalam hal ini digambarkan sebagai orang
yang murah hatinya. Tipe orang tertentu! Jika Anda ingin diselamatkan,
Anda harus menjadi orang tipe tersebut. Dan jika kita melihat tipe
orang yang dimaksudkan Tuhan Yesus, kita menyadari bahwa pada
dasarnya kita tidak mampu menjadi tipe tersebut kecuali oleh kasih
karunia Allah. Justru hanya oleh kasih karunia Allah, atau lebih spesifik
lagi oleh kasih karunia Allah yang mengubah kita, maka kita dapat
menjadi orang tipe tersebut. Kita diselamatkan bukan hanya oleh
iman saja, begitu juga bukan oleh perbuatan, melainkan oleh kasih
karunia Allah yang mengtransformasi hidup kita. Kasih karunia yang
mengtransformasi inilah yang mengubah kita menjadi tipe orang yang
kita tidak mampu capai dengan kemampuan kita sendiri.
Secara Manusia Kita Tidak Murah Hati
Secara manusia kita tidak murah hati. Kita bukanlah orang yang murah
hati. Tidak ada orang yang mendahulukan dirinya dan
kepentingannya akan menjadi murah hati saat kepentingannya
diganggu. Itu merupakan kejadian sehari-hari. Kita bisa melihat
misalnya dari cara Anda berebut masuk ke dalam bus. Anda mau
masuk ke dalam bis itu sebelum orang lain masuk, maka terjadi suatu
persaingan tak terkendali. Itu menjadi masalah 'free-for-all' (tak
terkendali). Orang-orang dari Hong Kong sangat mengenal masalah
'free-for-all' tersebut. Sebagaimana telah sering saya ceritakan, waktu
saya tinggal bersama Betty dan Shirley di Shatin dan menikmati
keramahan sambutan mereka, saya selalu keheranan saat saya
berbaris menanti giliran masuk ke dalam bus dan saya berpikir, "Wow!
Sejak kedatangan terakhir saya, orang-orang Hong Kong begitu
berubah. Mereka begitu tertib. Mereka berbaris." Namun saat bus tiba,
barisan antrian itu langsung berantakan. Apa yang terjadi dengan
antrian? Semula saya mengira semua akan masuk sesuai urutan baris
antrian tetapi tiba-tiba orang-orang yang di belakang bergegas menuju
ke depan dan orang-orang yang di depan, termasuk beberapa orang
yang agak tua, berusaha mempertahankan posisi masing-masing
dengan siku mereka dan barisan pun menjadi kacau. Murah hati?
Tidak, tidak. Itulah "survival of the fittest"- kelangsungan hidup bagi
yang terkuat. Kemurahan hati tidak lagi dibahas. Tentu saja jangan kita
meremehkan para orang tua, di Hong Kong mereka memiliki banyak
197 | C A H A Y A I N J I L
pengalaman bagaimana menggunakan siku mereka. Jadi ketika kita
berbicara tentang kelangsungan hidup, saya kira mereka tidak akan
sampai menjadi tua jika mereka tidak mempelajari seni kelangsungan
hidup. Kemurahan hati bukanlah hal yang dibahas di saat-saat seperti
itu. Pada dasarnya kita tidak murah hati. Tetapi inti jalan keselamatan
adalah Allah mengubah kita. Kita akan menjadi orang-orang yang
bermurah hati. Dan melalui imanlah kita menjadi orang yang murah
hati.
Melalui Iman Yang Benar Kita Menjadi Murah Hati
Saya takut menyampaikan kata "iman" sebab kata ini seringkali
disalahgunakan. Pada dasarnya, iman berarti komitmen. Berkomitmen
berarti memiliki iman percaya seperti seorang pasien yang
mempercayakan dirinya kepada tangan seorang dokter. Itulah iman.
Apa yang seorang dokter akan lakukan terhadap diri seorang
pasien, hanya dokter itu yang tahu. Tetapi itulah iman karena Anda
perlu mempunyai komitmen semacam itu. Beriman bukan hanya
berarti percaya bahwa dokter tersebut bagus dan bahwa ia dapat
melakukan sesuatu. Beriman berarti Anda menyerahkan diri Anda
sendiri sepenuhnya ke dalam tangan sang dokter dan membiarkan
dokter itu melakukan apapun yang ia pandang baik untuk Anda. Itulah
iman. Jadi iman berarti mempercayakan diri sepenuhnya ke dalam
tangan Allah, menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya, mengijinkan
Dia mengubah diri Anda, memulihkan Anda secara rohani. Apa saja
yang kurang dari itu hanyalah pengakuan iman belaka. Pengakuan
iman tidak dapat menyelamatkan Anda sama seperti suatu pengakuan
bahwa dokter itu dapat menyembuhkan Anda. Kepercayaan itu tidak
akan menyembuhkan Anda hingga Anda menyerahkan diri ke dalam
tangan dokter tersebut dengan sepenuhnya dan tanpa ada yang
dipertahankan. Bahkan hari ini rumah sakit membuat peraturan lebih
ketat lagi. Sebelum melakukan suatu operasi, mereka meminta Anda
menandatangani pernyataan yang menyatakan bahwa Anda tidak akan
menuntut mereka meskipun operasi ternyata gagal. Mereka bebas dari
semua tanggung jawab. Mereka akan mencoba mengusahakan yang
terbaik (semoga mereka memang mengupayakan yang terbaik),
namun jika mereka tidak berhasil, jangan menyeret mereka ke
pengadilan hukum. Jadi iman berarti komitmen untuk menyerahkan diri
ke dalam tangan Allah tanpa ada hal yang dipertahankan.
198 | C A H A Y A I N J I L
Saya mau mengatakan sekali lagi agar kita memahami dengan jelas
sekali akan hal ini. Ajaran Alkitabiah tentang keselamatan bukanlah
keselamatan berdasarkan pengakuan iman maupun perbuatan baik.
Keselamatan adalah karena perubahan melalui iman yang merupakan
penyerahan total, yakni menyerahkan diri sepenuhnya ke dalam tangan
Allah sehingga Ia dapat melakukan apapun yang perlu atas diri Anda.
Saya bukanlah orang yang murah hati, tetapi Allah dapat mengubah
saya menjadi bermurah hati. Ini sangat penting untuk dipahami. Saya
sangat menghormati Martin Lloyd Jones yang menjadi
gembala di tempat saya beribadah selama bertahun-tahun. Tetapi terus
terang saja saya sama sekali tidak memahaminya ketika ia berkata,
"Jika benar demikian, maka tak seorangpun dapat diselamatkan",
maksudnya jika untuk dapat diselamatkan seseorang harus
mengampuni dan bermurah hati, maka tak seorang pun dapat
diselamatkan. Saya sama sekali tidak mengerti apa yang ia maksudkan
dengan pernyataan itu. Tentu saja tak seorang pun dapat
menyelamatkan dirinya dengan kekuatannya sendiri. Lantas apakah
kasih karunia itu? Kasih karunia itu tidak lain adalah kasih
karunia Allah. Apakah artinya kasih karunia itu jika kuasa Allah tidak
mampu melakukan apa yang saya tidak sanggup perbuat dengan
kekuatan saya sendiri?
Oleh Kasih Karunia, Kita Dapat Diubah Menjadi Murah Hati
Jadi waktu Martin Lloyd Jones berkata bahwa jika keselamatan
bergantung pada kemurahan hati saya, maka tak seorang pun dapat
diselamatkan, pernyataan itu benar dan juga salah pada waktu yang
sama, tergantung apa yang dimaksudkan. Sekiranya saya tidak dapat
diselamatkan kecuali dengan kekuatan dan perjuangan pribadi untuk
menjadi murah hati, maka tentu saja akan sia-sia karena kita telah
tahu bahwa sebagai manusia kita tidak mampu melakukannya. Tetapi
Martin Lloyd Jones ingin mengatakan lebih dari itu. Ia ingin berkata
bahwa dalam kondisi apapun keselamatan tak bergantung pada hal itu.
Dengan penuh hormat dan rasa duka cita, saya menganggapnya
sebagai penyangkalan kasih karunia. Ia menyangkal bahwa kasih
karunia Allah dapat bekerja secara begitu efektif hingga membuat
seseorang yang tidak murah hati menjadi orang yang murah hati, dan;
seorang yang tidak dapat mengampuni menjadi orang yang
mengampuni; orang yang tidak ramah menjadi orang yang ramah.
Melainkan kasih karunia Allah dapat melakukan ini, lalu apa artinya
199 | C A H A Y A I N J I L
kasih karunia? Apakah kasih karunia itu? Apa artinya menjadi manusia
baru? Apakah masih ada arti yang sisa? Saya harus mengatakan bahwa
menurut definisi Martin Lloyd Jones, kasih karunia tidak mempunyai
arti lebih dalam, karena kasih karunia sama sekali tidak mengubah
siapa pun. Jika demikian, saya tidak punya Injil untuk diberitakan.
Saya tidak tahu apakah masih ada yang bisa dikhotbahkan.
Mengajarkan pengampunan tanpa mengubah siapa pun (dan itu saja
yang Martin Lloyd Jones ingin katakan: bahwa kasih karunia adalah
sekadar pengampunan), saya harus katakan bahwa saya tidak dapat
menganggapnya sebagai pengajaran Alkitabiah. Saya tidak dapat
menemukannya dalam firman Tuhan. Tidak, tidak! Saya yakin kasih
karunia Allah secara efektif, dan saya tegaskan sekali lagi secara
efektif, dapat mengubah Anda dan saya. Saya bersukacita dan kagum
terhadap Injil karena Allah sanggupmengubah seseorang; Ia bahkan
mampu merubah orang berdosa yang benar-benar rusak. Saya sudah
melihat dan mendengar para gangster dan penjahat yang secara total
telah diubahkan oleh kasih karunia tersebut. Saya bermegah
dalam kasih karunia yang dapat mengubah seseorang. Bukan sekadar
mengampuninya lalu meninggalkannya begitu saja, sehingga ia tetap
berbuat dosa setiap hari tanpa ada pengharapan akan perubahan. Itu
bukan kasih karunia. Kasih karunia dapat mengubah seseorang;
bukankah itu Kabar Baik Injil? Dan karena itu, saya harus mengatakan
bahwa saya kecewa terhadap Martin Lloyd Jones dalam hal ini
(meskipun saya sangat menghormatinya), karena konsepnya tentang
kasih karunia tidak lebih dari sekadar pengampunan. Sedang konsep
saya tentang kasih karunia, semoga berdasarkan firman
Tuhan, melampaui pengampunan hingga transformasi. Kasih karunia
mengampuni sekaligus mengubah sehingga Anda tidak perlu
melakukan dosa yang sama berulang kali. Barangsiapa yang sudah
berusaha untuk menjalankan kehidupan Kekristenan akan tahu bahwa
jika hanya pengampunan yang ditawarkan Injil, Anda hanya akan
mengalami rasa frustrasi yang abadi. Karena Anda akan terus menerus
melakukan dosa yang sama dan selalu berkata, "Maaf, saya berharap
tidak melakukannya tetapi saya telah jatuh ke dalam dosa yang sama
lagi." Injil macam apa ini? Lalu mengapa kita membutuhkan Roh
Kudus? Apa yang Roh Kudus lakukan untuk saya? Apakah Ia tidak
berbuat apapun? Jikalau Roh Kudus tinggal di dalam saya, apakah Roh
Kudus melakukan apa-apa sama sekali? Roh Kudus tidak usah tinggal
200 | C A H A Y A I N J I L
di dalam saya jika yang saya perlukan ialah diberi pengampunan terus
menerus. Saya tidak membutuhkan Roh Kudus. Saya hanya perlu
setiap hari datang kembali kepada Tuhan dan berkata, "Tuhan,
saya mintapengampunan sebab saya melakukannya lagi" dan besoknya
saya kembali berkata, "Saya minta pengampunan lagi" lalu "Saya
minta pengampunan lagi" dan "Saya minta pengampunan lagi". Lalu
apa yang Roh Kudus perbuat? Apakah Ia berbuat sesuatu? Saya
berminat untuk mengetahui apa yang Roh Kudus lakukan menurut
Martin Lloyd Jones
Roh Kudus Mengakibatkan Perubahan di dalam Diri Kita
Apabila Roh Kudus melakukan sesuatu, maka Ia harus membuat buah-
Nya berkembang di dalam diri saya. Buah Roh menurut Galatia 5:22
adalah kasih, sukacita, damai sejahtera dan lain-lain. Ia dapat
mengubah orang yang tidak mengasihi menjadi orang yang mengasihi,
itulah transformasi. Juga bila Ia dapat mengubah orang yang tidak
murah hati menjadi orang yang murah hati, maka itulah juga
transformasi. Lantas bagaimana mungkin kita berkata bahwa kita tidak
dapat diselamatkan bila syaratnya adalah menjadi murah hati?
Kita dapat diselamatkan. Saya sudah melihat karya perubahan itu.
Pasti! Kemudian dengan gaya aneh dan tidak seperti biasanya (dan
saya sedang berbicara tentang ulasannya mengenai Khotbah di atas
Bukit), Martin Lloyd Jones mengontradiksi dirinya dalam dua paragraf
selanjutnya. Saya berkata tidak seperti biasanya sebab Martin Lloyd
Jones biasanya sangat-sangat tajam dalam pembahasannya dan tidak
pernah mengontradiksi dirinya seperti itu, jika memang itu merupakan
suatu kontradiksi. Dalam dua paragraf selanjutnya itu, ia mengatakan
bahwa "apabila kita sudah diampuni Tuhan maka kita harus dari
kewajiban mengampuni orang lain yang bersalah pada kita". Kita harus
"dari kewajiban" - itulah perkataannya sendiri - mengampuni orang lain
[yang bersalah pada kita]. Jikalau kita harus "dari kewajiban"
mengampuni orang lain, lantas apa artinya kewajiban? Apa artinya
"dari kewajiban"? Lalu bisakah kita mengampuni atau tidak
mengampuni? Bila kita dapat mengampuni, berarti kita sekadar
melakukan apa yang firman Tuhan ajarkan. Kita harus sampai pada
suatu titik saat dimana kita mengerti dengan jelas, saya tekankan
sekali lagi dan saya ulang beberapa kali, kita harus mengerti dengan
jelas bahwa keselamatan dalam firman Tuhan adalah kasih karunia
Allah yang mampu mengubah orang berdosa menjadi orang kudus.
201 | C A H A Y A I N J I L
Saya tegaskan kasih karunia mampu secara efektif mengubah orang
berdosa menjadi orang kudus. Itulah sebabnya ajaran-Nya dapat
digenapi karena kuasa-Nya tersedia. Tanpa kuasa tersebut, ajaran itu
hanya akan menjadi impian kosong. "Berbahagialah orang yang murah
hatinya", tetapi kita tidak bisa menjadi murah hati, maka tidak ada lagi
yang perlu dibahas. Lalu siapa yang akan berbahagia? Karena menurut
Martin Lloyd Jones tak seorang pun dapat menjadi murah hati, maka
tidak seorang pun yang akan berbahagia. Jadi pernyataan tersebut
tidak relevan. Saya pikir entah bagaimana saudara kita Martin Lloyd
Jones telah kehilangan penjelasan di bagian tersebut. Hal itu mungkin
terjadi karena kuasa Allah mampu melakukannya. Kasih karunia Allah
adalah cukup bagi kita. Itulah yang dikatakan Paulus di 2 Korintus
12:9. Kasih karunia-Nya cukup bagi kita dan kuasa-Nya menjadi
sempurna dalam kelemahan kita. Itulah kebesaran Kabar Injil. Saya
menyebutkan ini tentang Martin Lloyd Jones karena ia mengajarkan
secara khusus tentang Khotbah di atas Bukit dengan pembahasan
secara khusus tentang ayat tersebut. Karena mungkin Anda telah
membacanya (saya berharap beberapa dari Anda mungkin telah
membacanya, atau mungkin akan membacanya di masa mendatang),
maka saya membuat ulasan tentang pembahasan Martin Lloyd Jones
mengenai bagian tersebut.
Watchman Nee juga memberikan beberapa ulasan. Tetapi dalam kasus
Watchman Nee, saya khawatir ulasannya membutuhkan lebih banyak
penjelasan dibanding yang lain, sebab terus terang saya tidak tahu apa
yang ia sedang bicarakan, sehingga saya sangat kecewa. Saya
mengatakan ini tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada Watchman
Nee Ia berkata: "Kemurahan hati adalah sesuatu yang Anda berikan
pada seseorang yang sebenarnya tidak berhak menerimanya." Berarti,
untuk menunjukkan kemurahan hati adalah memberikan sesuatu yang
tidak berhak diterima seseorang. Apa yang dimaksudkan dengan
"sesuatu", terus terang saya tidak tahu. Sejujurnya
beberapa tafsiran memerlukan lebih banyak lagi penafsiran. Pernyataan
seperti ini... apakah yang dimaksud "sesuatu"? Apa artinya
"sesuatu" yang kita berikan pada seseorang yang tidak berhak
menerimanya? Apakah artinya itu? Apakah maksudnya adalah
kebaikan? Ataukah cinta kasih? Itu sepertinya cocok untuk banyak hal,
bukan hanya kemurahan hati. Apakah sesuatu itu yang seseorang tidak
berhak menerimanya tetapi saya harus berikan padanya? Apakah itu?
202 | C A H A Y A I N J I L
Saya berharap kepada Tuhan agar saat seseorang membuat suatu
uraian, ia menuliskan sesuatu yang jelas dan mudah dipahami. Dalam
kalimat selanjutnya ia mengatakan bahwa "Orang Kristen seharusnya
tidak mencari keuntungan dari orang lain di dunia ini." Apa
hubungannya kalimat itu dengan kemurahan hati, saya kurang
mengerti. Apa maksudnya mengambil untung dari orang lain? Itu
memerlukan lebih banyak penjelasan definisi daripada sekadar
ungkapan singkat yang membingungkan.
Sayangnya melihat-lihat buku-buku tafsiran memang merupakan
kegiatan yang mengakibatkan frustrasi seperti yang banyak dari Anda
pernah alami. Anda akan menjadi lebih bingung sesudah membacanya.
Saya kenal seorang teman baik di Inggris yang spesialis dalam
membaca buku tafsiran dan ia sering memprotes karena setelah
membacakan banyak buku tafsiran, ia tampak jadi bingung. Saya ingin
mengatakan ini karena begitu banyak kelemahan di gereja-gereja
sekarang terletak pada kenyataan bahwa kita tidak sungguh-sungguh
mengerti makna firman Tuhan. Para pengajar kita pula tidak banyak
membantu dan bahkan meninggalkan kita dalam kebingungan yang
lebih besar setelah mereka menguraikannya.
Di Lukas 6:36 Tuhan Yesus berkata bahwa Anda harus murah hati
seperti Bapa adalah murah hati. Anda harus "murah hati, sama seperti
Bapamu adalah murah hati." Untuk mematuhi perintah itu, saya harus
memahami apa artinya bermurah hati. Bukankah demikian? Bagaimana
saya harus mematuhi suatu perintah sekiranya saya tidak mengerti
maknanya? Saya tidak mengerti apa artinya bermurah hati. Saya juga
tidak merasa tertolong ketika saya diberitahu untuk menunjukkan
kemurahan pada seseorang yang tidak berhak menerimanya. Saya
tidak tahu apa maksudnya. Sebab dalam situasi apa saya harus
memberi seseorang sesuatu yang saya pikir ia tidak berhak
menerimanya? Sesuatu apa yang ia tidak pantas menerimanya dan apa
yang seharusnya saya berikan pada orang semacam itu? Saya berdoa
kepada Tuhan agarsewaktu Anda menyampaikan firman Tuhan, Anda
akan mengajarkannya dengan uraian yang lebih jelas. Ketika para
pemimpin gereja membahas seperti itu, Anda menjadi curiga bahwa
mereka sendiri tidak betul-betul mengerti apa yang Tuhan Yesus
sedang katakan. Itu benar-benar merupakan akar
permasalahannya. Apabila para pemimpin gereja sendiri tidak tahu apa
yang mereka ucapkan, sekiranya para pendeta sendiri mengucapkan
203 | C A H A Y A I N J I L
ungkapan-ungkapan yang maknanya sekabur itu, lalu bagaimana kita
sebagai jemaat akan dapat menaati Firman Allah? Jadi marilah kita
membuka firman Tuhan. Marilah kita mencoba untuk memahami
dengan jelas apa yang Tuhan Yesus sedang katakan pada kita.
Makna kata "Murah Hati" dalam firman Tuhan
Tanpa bertele-tele, tanpa mengaburkan arti, apakah maknanya
bermurah hati dalam terang firman Tuhan? Nah, cara mempelajari
bagian firman Tuhan mana pun tidak cukup hanya dengan membuka
kamus dan mencari arti kata "murah hati" sebab kamus tidak akan
membahas dengan mendalam. Cara mempelajari makna dari setiap
kata-kata tertentu dalam ayat firman Tuhan adalah dengan melihat
bagaimana kata tersebut dipakai dalam firman Tuhan itu sendiri.
Bagaimana kata tersebut dipergunakan dalam Perjanjian Baru? [Untuk
melakukan pencarian itu, Anda akan menyadari betapa pentingnya
sebuah konkordansi]. Sebuah konkordansi bukan hanya berguna untuk
mencari penempatan bagian referensi ayat yang terlupakan. Anda tidak
bisa mengingat di mana bagian tersebut berada maka Anda mencarinya
melalui konkordansi. Itu memang salah satu manfaat konkordansi.
Namun konkordansi memiliki lebih banyak manfaat yang lebih penting.
Saya menjelaskan hal ini karena saya tidak ingin sekadar
menguraikannya pada Anda tetapi saya ingin Anda tahu bagaimana
cara memahaminya. Saya tidak ingin sekadar memberi Anda ikan
tetapi saya ingin juga mengajar Anda bagaimana cara memancing ikan,
agar Anda tahu bagaimana cara mencari makanan rohani sendiri di
masa depan. Sebuah konkordansi berharga karena Anda bisa
memeriksa setiap referensi dari suatu kata tertentu dan bagaimana
kata itu dipergunakan. Mempelajari penggunaan kata tersebut akan
memberikan Anda makna yang lebih dalam daripada kamus manapun.
Jika Anda membeli sebuah kamus teologia, semua penjelasan kamus
teologia adalah berdasarkan metode ini. Apa yang penulis kamus
teologia lakukan hanyalah memeriksa setiap referensi kata tertentu di
dalam suatu konkordansi dan meringkasnya untuk Anda. Itulah yang ia
lakukan bagi Anda, padahalAnda sendiri bisa melakukannya. Tetapi
kalau Anda tidak mau melakukannya, atau Anda terlalu malas
melakukannya, atau Anda merasa tidak punya waktu, maka Anda
dapat meluangkan waktu setengah jam atau satu jam untuk membaca
kamus teologia. Bila akhirnya Anda mendapat penjelasan lebih baik,
maka itu tidak bermasalah. Jika tidak, Anda telah membuang waktu.
204 | C A H A Y A I N J I L
Sebuah kamus teologia memberikan makna berdasarkan metode ini.
Itu saja yang dilakukannya.
Jika kita melihat kata "murah hati" serta bagaimana kata itu
dipergunakan dalam Perjanjian Baru, kita mulai mengamati satu faktor
yang amat penting. Kita mendapati bahwa kata "murah hati" selalu
dipakai dalam konteks firman Tuhan yang berhubungan dengan akibat
dosa. Berarti penawar yang dipakai Allah untuk mengatasi racun dosa
ialah kemurahan hati. Cara Allah menangani dosa dalam Perjanjian
Baru adalah dengan kemurahan hati-Nya. Misalnya kata 'kemurahan
hati' dipakai dalam peristiwa orang buta yang berseru-seru pada Tuhan
Yesus dan berkata, "Anak Daud, kasihanilah aku!" Apa yang
dimintanya? Dalam pikirannya, ia meminta kesembuhan. Tetapi Tuhan
Yesus menunjukkan kemurahan dalam pengertian bahwa setiap
penyakit jasmani timbul akibat dosa. Seandainya tidak ada dosa di
dunia, maka tidak akan ada penyakit dan semua dokter akan
kehilangan pekerjaan. Karena jika tidak ada dosa, maka tidak ada
penyakit; tetapi karena ada dosa, maka ada penyakit. Namun jangan
mengira ada kaitan langsung antara dosa dengan penyakit sehingga
jika seseorang sedang menderita sakit berarti ia telah berbuat
dosa. Kaitan langsung seperti itu adalah keliru! Anda jangan pernah
berkata, "Kamu sakit karena kamu telah berbuat dosa." Tidak ada
hubungan seperti itu sama sekali. Kesimpulan semacam itu adalah
salah.
Itulah sebabnya waktu para murid mengajukan pertanyaan mengenai
orang buta itu seperti tertulis di Injil Yohanes 9:2, "Siapakah yang
berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya?" Jawab Tuhan
Yesus, "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya." Pertanyaannya
bukanlah: "Apakah ia buta karena ia telah berbuat dosa, ataukah ia
buta karena orang tuanya berbuat dosa?" Ia buta karena ada dosa di
dalam dunia; yaitu dosa-dosa di dunia secara umum. Ada penyakit di
dunia, dan kita sebagai bagian dari umat manusia harus menderita
penyakit-penyakit umum seperti itu. Misalnya, ketika terjadi wabah flu.
Apabila saat Anda terserang flu, pertanyaannya bukanlah: "Dosa apa
yang telah kuperbuat sehingga aku terserang flu?" Jika demikian, cara
tercepat untuk sembuh dari penyakit flu adalah cukup dengan segera
berlutut dan bertobat - dan waktu Anda bangkit berdiri, penyakit flu
itupun lenyap. Tidak semudah itu. Tidak, tidak! Penyakit flu memang
ada di dunia. Anda menderita flu belum tentu karena Anda berdosa
205 | C A H A Y A I N J I L
tetapi sebab penyakit flu itu memang ada di dunia. Karena seseorang
bersin disamping Anda dan menebarkan virus di udara lalu Anda
menghirupnya sehingga Anda terserang flu. Itulah cara cepat untuk
diserang flu dan itu tidak ada kaitannya apakah Anda telah berbuat
dosa atau tidak.
Seandainya ada kaitan langsung antara dosa dan penyakit, maka kita
akan sangat bahagia sebab semua mafia seharusnya sudah mati
sekarang akibat serangan penyakit-penyakit yang paling mengerikan.
Sebaliknya kita yang berbuat dosa lebih sedikit akan terserang
penyakit-penyakit lebih ringan, seperti pilek. Sementara semua
anggota mafia akan merangkak akibat serangan penyakit-penyakit
yang menakutkan. Sayangnya, para mafia justru berkeliling
mengendarai mobil mewah dengan kondisi kesehatan yang sangat
prima sedangkan orang-orang yang baik menjadi lemas karena sakit-
penyakit. Jadi sama sekali tidak seperti itu! Tidak ada hubungan
langsung antara penyakit dan dosa. Tetapi ada hubungan tidak
langsung yakni segala penyakit yang ada di dunia timbul akibat dosa.
Bila tidak ada dosa, maka tidak akan ada sakit-penyakit. Saya harus
meluangkan sedikit waktu menjelaskan hal ini sebab masih ada konsep
yang amat bodoh bahkan di kalangan orang-orang Kristen, yaitu saat
seseorang sedang sakit, Anda bertanya, "Dosa apa yang ia perbuat?"
Itu pertanyaan konyol! Itu jelas suatu kebodohan! Kesalahan itu masih
dilakukan di beberapa kalangan orang Kristen, khususnya saudara-
saudara seiman yang banyak menekankan kesembuhan. Anda jangan
ikut dalam kesalahan tersebut.
Kemurahan Menghapuskan Akibat Dosa
Anda harus mengerti bahwa kemurahan merupakan penawar racun
yang disediakan Allah untuk melawan dosa. Jadi waktu Tuhan Yesus
menunjukkan kemurahan pada orang buta itu, Ia sedang
membuang akibat dosa dari orang tersebut, bukan karena ia berbuat
dosa tetapi ada akibat dosa seperti kebutaan, sakit-penyakit dan lain-
lain. Itulah sebabnya Anda dapat melihat bahwa ketika Tuhan Yesus
memulai pelayanan-Nya dan saat Ia menjelaskan pelayanan-Nya pada
Yohanes Pembaptis, Ia berkata, "Saksikanlah! Orang buta melihat,
orang tuli mendengar, orang lumpuh berjalan karena Kabar Baik
sedang diberitakan." Kaitannya adalah efek dosa sedang dibatalkan
oleh kehadiran Kristus dan kuasa-Nya yang menyelamatkan.
206 | C A H A Y A I N J I L
Agar lebih spesifik, kita menemukan bahwa kemurahan hati di dalam
Perjanjian Baru pada umumnya menunjuk pada pengampunan
dosa. Sekali lagi saya katakan, itu pada umumnya. Dan contoh-
contohnya terlalu banyak untuk dikutip secara detil. Misalnya di 1
Timotius 1:13 dan 16, Paulus mengatakan ia menerima kemurahan dari
Allah saat ia menganiaya orang-orang Kristen serta membunuh
beberapa di antara mereka. Ia menerima kemurahan karena ia
melakukan perbuatan-perbuatan aniaya terhadap gereja itu karena
ketidaktahuannya. Di sini kemurahan secara jelas bermakna
pengampunan. Ia menerima kemurahan dalam arti ia menerima
pengampunan karena ia menganiaya orang-orang Kristen dalam
ketidaktahuan. Ia telah bertindak karena ketidaktahuan. Ia tidak
menyadari bahwa Yesus adalah Kristus. Segera setelah menyadarinya,
ia bertobat.
Di dalam Injil Lukas 1:77-78 Anda akan menemukan bahwa
pengampunan dosa yang disebutkan pada ayat 77 memiliki kesamaan
arti dengan kemurahan pada ayat 78. Hal itu menjadikan arti kata
tersebut sangat spesifik dan sangat jelas. Juga di Surat Roma 11:31 -
32, ketika Paulus berkata bahwa orang-orang bukan Yahudi menerima
kemurahan, yang dimaksudkan adalah mereka telah diselamatkan, dan
mereka telah diampuni. Kemudian di Surat Efesus 2:4 Paulus berbicara
mengenai kemurahan pengampunan Allah yang olehnya kita
diselamatkan. Atau di Titus 3:5 ia berkata, "Pada waktu itu Dia telah
menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita
lakukan, tetapi karena kemurahan-Nya oleh permandian kelahiran
kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus." Ia
bermurah hati untuk mengampuni kita dari dosa-dosa kita dan
menyelamatkan kita. Jadi waktu kita mempelajarinya, tidak ada yang
terlalu sukar maupun membingungkan untuk diperhatikan. Kata
"kemurahan hati" tidak perlu dijelaskan dalam ungkapan-ungkapan
yang maknanya kabur dan tidak dapat dipahami. Ungkapan seperti
"memberikan pada seseorang sesuatu yang ia tidak berhak
menerimanya"; itu tidak dapat dipahami. Kita bisa secara sederhana
dan spesifik menjabarkannya. Syukur kepada Allah atas Firman-Nya
yang begitu spesifik maknanya. Kemurahan hati secara sederhana
berarti pengampunan! Bermurah hati berarti mengampuni. Apa yang
begitu sulit untuk dimengerti tentang hal itu waktu kita mempelajarinya
dalam firman Tuhan? "Berbahagialah orang yang murah hatinya, yakni
207 | C A H A Y A I N J I L
orang yang mengampuni, karena mereka akan beroleh kemurahan,
artinya karena mereka akan diampuni." Artinya begitu lugas, begitu
jelas. Mengapa kita perlu mempergunakan ungkapan-ungkapan yang
maknanya kabur dan tidak dapat dipahami, kecuali kita
sendiri memang tidak memahaminya?
Itu merupakan pengajaran mendasar dari Tuhan Yesus, yakni kita
diampuni ketika dan jika kita mengampuni. Namun jika kita tidak
mengampuni, kita juga tidak akan diampuni. Tuhan Yesus
mengatakannya secara jelas di Matius 6:12: "dan ampunilah kami akan
kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah
kepada kami." Kemudian di ayat 14-15, Ia berkata, "Karena jikalau
kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan
mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang,
Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." Kalimat ini
sangat jelas maknanya, bagaikan perbedaan yang sejelas hitam dan
putih. Tidak ada yang membingungkan seperti para pemimpin gereja
kita yang menjabarkan dalam istilah-istilah yang kita tidak bisa
mengerti. Semoga mereka sendiri memahami apa yang mereka
sampaikan. Sebaliknya Tuhan Yesus sangat spesifik. Jika Anda tidak
mengampuni, Anda tidak akan diampuni. Ini justru bertentangan
dengan pernyataan dari sahabat kita Martin Lloyd Jones
Secara jelas Tuhan Yesus mengungkapkan apakah Anda akan diampuni
atau tidak, tergantung apakah Anda akan mengampuni orang lain atau
tidak. Apakah saya mengampuni atau tidak, tergantung pada apakah
saya telah diubahkan atau belum. Sebab jikalau saya belum diubahkan,
Anda tidak akan menerima pengampunan apapun dari saya. Itu sudah
pasti akan terjadi karena sifat dasar manusiawi saya, yang
mengutamakan diri saya sendiri. Saya tidak akan memberi Anda
kesempatan selama Anda berhutang sesuatu pada saya. Saya akan
memastikan Anda membayar hutang sampai rupiah terakhir. Tetapi
oleh karena Allah sudah mengubahkan hidup saya, maka saya tidak
memaksa Anda untuk membayar hingga rupiah terakhir atau mungkin
Anda tidak perlu membayar satu rupiah pun. Sebagaimana Allah telah
mengampuni saya dengan cuma-cuma, jadi saya juga mengampuni
Anda dengan cuma-cuma. Kasih karunia Allahlah yang membuat
seluruh pengajaran ini dapat diterapkan. Tetapi kita tidak boleh
mengurangi ajaran tersebut. Kita tidak punya hak menguranginya,
karena Allah mampu mengubahkan kita.
208 | C A H A Y A I N J I L
Kemurahan Hati Berarti Mengampuni Musuh
Saya sangat tersentuh tentang kisah Dennis Yeo dan saya akan
ceritakan tentang dia. Oleh karena ia akan menjadi pembicara kita
dalam retret musim panas nanti, Anda perlu mengetahui sesuatu
tentang dia. Seperti yang banyak dari Anda sudah tahu bahwa Dennis
merupakan seorang insinyur yang bekerja di tempat berbahan bakar
nuklir di Westinghouse, Amerika Serikat. Dennis menjadi pria dewasa
tanpa pernah mengenal siapa ayahnya. Mengapa? Karena ayahnya
dibunuh oleh tentara Jepang di Singapura pada masa Perang Dunia II.
Ia memang berasal dari Singapura. Saat itu ayahnya sedang bertugas
untuk misi kemurahan hati (dan kita juga sedang berbicara tentang
"kemurahan hati") sebab ayahnya adalah anggota tim Palang Merah. Ia
bertugas dalam misi dengan mengemudikan sebuah ambulan yang
secara jelas bertanda Palang Merah. Ketika tentara Jepang
sedang membombardir Singapura, ada banyak jatuh korban cedera
berat di mana-mana. Sebagaimana banyak dari Anda ketahui mereka
mempergunakan artileri-artileri dan senapan-senapan jarak jauh dan
menyerang dari arah Malaysia ke Singapura. Ayah Dennis berkeliling
menolong yang terluka, melarikan mereka ke rumah sakit dan
berusaha menyelamatkan nyawa mereka. Anda tentu tahu bahwa
tentara Jepang tidak mematuhi hukum internasional apapun, mereka
tidak menghormati Palang Merah atau bentuk salib (palang) apapun,
maka waktu tentara Jepang menyeberangi selat antara Malaysia dan
Singapura, mereka pergi berkeliling dan menembak dan membunuh
siapapun yang dilihatnya. Ayah Dennis yang sedang keluar dalam tugas
misi, terakhir terlihat dibawa pergi oleh tentara Jepang. Setelah itu ia
tidak pernah nampak lagi. Jadi Dennis bertumbuh tanpa pernah
berkesempatan melihat ayahnya lagi sebab saat itu ia masih bayi. Saya
benar-benar merasa amat tersentuh. Apa perasaan Anda terhadap
orang Jepang jika mereka pernah secara brutal membunuh Ayah Anda?
Suatu hari ia datang ke apartemen kami di London, Inggris, dan
kebetulan ada seorang teman Jepang di dalam apartemen kami itu.
Orang Jepang itu adalah orang Kristen. Dennis datang ke tempat saya
dan saya berpikir, "Oh tidak, saya tidak tahu ia akan datang
mengunjungi saya saat teman dari Jepang ini sedang ada di apartemen
saya." Saya berpikir, "Apa reaksinya nanti waktu saya beritahukan ada
orang Jepang di apartemen saya?" Jadi saat ia sedang naik tangga,
saya katakan padanya, "Dennis, saya tahu orang Jepang telah
209 | C A H A Y A I N J I L
melakukan banyak hal buruk terhadapmu dan keluargamu (pamannya
ditangkap dan yang lain mengalami hal-hal lainnya). Saat ini ada orang
Jepang di apartemen saya, tetapi ia adalah orang Kristen." Dennis
menoleh pada saya. Ia berhenti sejenak sambil berpikir. Ia berkata,
"Tidak apa-apa. Tidak apa-apa." Jadi ketika kami masuk, Dennis
bersalaman dengannya dan menyapanya. Sejenak kemudian Dennis
berkata, "Tahukah Anda, saya ingin terus terang bicara, ayah saya
dibunuh oleh tentara Jepang." Saya pikir, "Oh, tidak! Apa yang akan
terjadi bila hal itu dibahas terus?" Teman dari Jepang itu terlihat sangat
sedih mendengarnya. Lalu Dennis melanjutkan, "Tetapi jangan kuatir.
Kasih Kristus sudah mengubah hati saya. Saya mengasihimu sama
seperti yang lain." Itulah kasih karunia Allah!
Wajar saja jika Dennis memandang orang itu dengan penuh kebencian,
namun ia berkata, "Saya mengasihimu dalam nama Kristus. Segalanya
sudah diampuni." Nah, inilah kasih karunia Allah! Ia bermurah hati
terhadap seseorang yang sebenarnya secara manusia ia harus benci.
Melainkan Anda mengampuni, Anda tidak akan diampuni. Mengapa
Martin Lloyd Jones berkata bahwa jika tergantung pada sikap
mengampuni kita maka kita tidak dapat diselamatkan? Alangkah
sayangnya ia telah meremehkan kasih karunia Allah. Apakah ia
sungguh-sungguh bermaksud mengatakan demikian? Tentu itu bukan
hal yang mustahil sebab bersama Allah segalanya menjadi
mungkin. Ia dapat memampukan kita untuk mengampuni. Terus terang
saya sendiri juga tidak tahan dengan orang Jepang. Berapa banyak
orang Cina yang bisa bersabar terhadap orang Jepang setelah
mengalami apa yang kami deritai dalam Perang Dunia II? Kita
menderita banyak hal. Rumah tangga saya berantakan. Saya bahkan
hampir tidak mengenali ayah saya lagi. Ayah saya masuk ke kawasan
pendalaman, memutuskan untuk melawan sampai tentara Jepang
terakhir bila memang perlu; memutuskan sekiranya kami tidak meraih
kemenangan, ia tidak akan melihat wajah-wajah kami lagi. Kami
ditinggalkan di belakang barisan tentara Jepang. Saya sudah
mengalami kehilangan banyak hal. Tetapi saya dapat belajar
mengampuni sebab Allah telah mengubah saya. Hari ini saya mengasihi
orang-orang Jepang. Saya dapat secara tulus mengatakan bahwa saya
sungguh-sungguh mengasihi mereka. Bukan sekadar mengampuni
mereka dan berkata, "Baiklah, lupakan saja!" tetapi saya sungguh
mengasihi mereka. Dengan kasih Kristus yang begitu sulit untuk saya
210 | C A H A Y A I N J I L
pahami, saya tidak tahu mengapa saya mengasihi mereka tetapi saya
memang mengasihi mereka.
Kemurahan Hati Berarti Mengasihi Musuh
Mengasihi musuh - itulah inti kemurahan hati! Siapapun yang berbuat
salah terhadap Anda, yang menyakiti Anda, pada kenyataannya ialah
musuh Anda, tidak peduli berapa singkat waktunya permusuhan itu.
Jadi apabila istri Anda menyakiti Anda, atau suami Anda menyakiti
Anda, maka saat itu suami atau istri Anda menjadi musuh Anda.
Tidakkah demikian? Jadi Anda perlu mengampuni istri atau suami atau
teman Anda yang telah menyakiti Anda, karena selama masa mereka
telah menyakiti Anda, mereka telah menjadi musuh Anda.
Bahkan seorang murid dapat menjadi musuh gurunya. Ingat apa yang
Petrus lakukan? Waktu Tuhan Yesus berkata Ia akan disalibkan, Petrus
berkata, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali
takkan menimpa Engkau." Itu tidak perlu terjadi pada-Mu, Tuhan. Dia
berusaha menghalangi perjalanan Tuhan Yesus menuju salib. Dan
Tuhan Yesus menjawab, "Enyahlah Iblis." Kata "Iblis" berarti musuh.
Kata "Iblis" berarti lawan. Ia berkata [pada Petrus]: "Enyahlah Iblis"
karena pada saat itu Petrus sudah menjadi Iblis, sudah menjadi musuh,
sudah menjadi musuh Yesus. Oleh karena itu, kemurahan hati
mengandung arti mengasihi musuh Anda. Itulah artinya, sebab untuk
mengampuni seseorang, yang jika saat itu tidak menyakiti Anda,
sehingga ia tidak menjadi musuh Anda, Anda tidak perlu
mengampuninya. Tetapi jika ia telah menyakiti Anda, maka Anda perlu
mengampuninya. Dan Allah memberikan kita kasih karunia untuk
mengampuni semua kerusakan yang orang lain sudah timbulkan pada
kita. Orang-orang yang telah memfitnah Anda, bisakah Anda
mengampuni? Kita harus mengampuni! Kita harus mengampuni, kalau
kita ingin menerima kemurahan hati Allah - karena Ia sudah
mengampuni secara menyeluruh. Pada kenyataannya, hal itu begitu
penting sehingga Tuhan Yesus menggunakan satu perumpamaan untuk
mengajarkan hal yang penting itu.
Kemurahan Hati dalam Perumpamaan Hamba yang Tidak
Mengampuni
Perumpamaan ini dikenal sebagai Perumpamaan tentang Hamba yang
Tidak Mau Mengampuni (Matius 18:23). Dan di ayat 33 dalam
perumpamaan penting itu, Anda akan menemukan kata "mengasihani"
211 | C A H A Y A I N J I L
(atau, bermurah hati). Maksud perumpamaan tersebut adalah untuk
memberikan suatu ilustrasi akan pengajaran Tuhan Yesus di Matius 6,
yaitu apabila Anda tidak mengampuni, maka Anda tidak akan
diampuni. Saya telah berkhotbah tentang perumpamaan ini dan saya
tidak akan membahas lebih dalam lagi. Tetapi pesan pengajaran
perumpamaan tersebut adalah terlalu sangat jelas dan jauh dari segala
bayangan yang meragukan. Ijinkan saya meringkaskannya untuk Anda.
Anda mungkin ingat ada pejabat pemerintahan yang berhutang jutaan
dolar kepada tuan dan rajanya. Dan ia tidak mampu membayar hutang
jutaan dolar itu. Jadi ia harus dijual dalam perbudakan bersama semua
anggota keluarganya, yang menurut kebiasaan zaman itu berlaku bagi
para pejabat tinggi pemerintah yang gagal melakukan tugasnya.
(Mungkin mereka seharusnya melakukan yang sama pada para pejabat
pemerintah masa kini juga, yang mengacau-balaukan kerja mereka.)
Tetapi orang itu datang ke hadapan raja dan memohon pengampunan.
Katanya, "Aku tidak mampu membayarnya. Kasihanilah aku!
Kasihanilah keluargaku! Kasihanilah!" Jawab raja, "Baik, aku
mengampunimu. Karena kamu sudah bertobat, aku bebaskan kamu."
Saya yakin Anda tahu kelanjutan kisah perumpamaan tersebut. Orang
itu pergi keluar dan bertemu seorang rekan pejabat yang berhutang
beberapa dolar padanya dan ia menarik temannya itu
dengan memegang di leher temannya itu sambil berkata, "Mana uang
dolar yang kau hutang padaku? Kamu berhutang 20 dolar padaku.
Serahkan 20 dolar itu." Temannya tidak punya 20 dolar untuk
diserahkan, maka ia dimasukkan ke penjara. Kemudian ketika kabar itu
sampai pada raja, ia memanggil pejabat itu dan berkata, "Aku
mengampuni kamu. Aku sudah bermurah hati terhadap kamu.
Bukankah seharusnya kamu juga bermurah hati pada orang lain?
Karena kamu tidak bermurah hati pada orang itu, maka pengampunan
yang sudah kamu terima itu dibatalkan. Karena kamu tidak
mengampuni, maka kamu juga tidak akan diampuni" - meskipun
sebelumnya ia telah diampuni.
Perhatikan ini betul-betul: ajaran Tuhan ini bertentangan dengan
doktrin "sekali selamat, tetap selamat". Walaupun ia telah diampuni,
namun pengampunan itu dicabut dan selanjutnya ia dimasukkan ke
dalam penjara. Di sana dikatakan bahwa ia diserahkan kepada para
algojo sampai ia membayar seluruh sisa hutangnya, yang tentunya
berarti ia tidak akan pernah dapat melunasinya sebab di dalam
212 | C A H A Y A I N J I L
penjara, Anda tidak mendapat upah satu sen pun. Tidak ada cara
baginya untuk melunasi hutangnya. Ia sudah berakhir. Itu adalah cara
lain untuk mengatakan bahwa ia sudah kehilangan segalanya. Karena
ia tidak mengampuni, maka ia juga tidak diampuni! Meskipun ia telah
menerima pengampunan sebelumnya, namun pengampunannya
dicabut karena ia terbukti tidak layak untuk menerima pengampunan
itu. Ajaran Tuhan amatlah jelas. Tidak ada makna yang kabur di sini.
Tidak ada cara bagi Anda untuk memutarbalikkan kalimat ini atau
berkelit-kelit tentang ungkapan tersebut. Mereka sangatlah jelas!
Kebutuhan Kita Saat ini akan Kemurahan Hati
Marilah kita simpulkan pokok yang pertama ini. Menjadi murah hati
memiliki arti yang cukup sederhana, yaitu
mengampuni. Sekiranya apabila Anda tidak mengampuni, Anda juga
tidak akan diampuni. Tetapi jikalau Anda bermurah hati atau berbelas
kasihan kepada orang lain, Anda akan menerima kemurahan atau belas
kasihan. Bagaimana kita dapat menjadi bermurah hati? Semoga Allah
mengubah kita! Semoga Ia mengubahkan kita sehingga kita menjadi
orang-orang yang murah hati oleh karena kasih karunia-Nya!
Pokok yang kedua adalah bagian lain dari kemurahan hati. Bilamana
kita mempelajari penggunaan kata kemurahan hati dalam firman
Tuhan, kita menemukan dua cara kata kemurahan hati itu
dipergunakan. Jikalau kita berhenti pada makna pertama saja, kita
akan kehilangan kekayaan makna yang terkandung di dalamnya. Hal
pertama berbicara mengenai pengampunan Allah atas dosa-dosa kita,
tetapi itu bukan berarti kita memerlukan kemurahan hati hanya ketika
pertama kali kita menjadi orang-orang Kristen. Apakah kita
memerlukan kemurahan Allah hanya saat kita bertobat atas dosa-dosa
kita, kita dibaptis, kita datang pada Kristus, dan selanjutnya kita tidak
lagi memerlukan kemurahan, apakah demikian? Bila kita berpikir
seperti itu, kita benar-benar salah. Dan kita kehilangan bagian lain dari
makna kemurahan hati, yang amat berharga.
Anda akan menemukan banyak kali penggunaan kata "kemurahan"
dengan makna yang satu lagi di Perjanjian Baru seperti ketika Paulus
berkata "kasih karunia, kemurahan dan damai sejahtera dari Allah
Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. " "Kasih
karunia, kemurahan dan damai sejahtera dari Allah Bapa."
[diterjemahkan oleh LAI sebagai "rahmat" - pent.] Kita masih
213 | C A H A Y A I N J I L
membutuhkan kemurahan-Nya yang tak berkesudahan. Hal ini dapat
kita temukan pada 1 Timotius 1:2, misalnya saat Paulus berbicara pada
Timotius, "kasih karunia, kemurahan dan damai sejahtera dari Allah
Bapa..." Kita masih memerlukan kasih karunia.
Kita masih membutuhkan kemurahan. Kitamasih membutuhkan damai
sejahtera. Begitu pula di surat 2 Yohanes 1:3 misalnya, kita
menemukan kata-kata yang persis sama: "kasih karunia, kemurahan
dan damai sejahtera." Juga di Galatia 6:16, Paulus berkata "damai
sejahtera dan kemurahan... atas Israel milik Allah." Saya mengutip
contoh-contoh tersebut untuk menunjukkan bahwa kemurahan atau
belas kasihan bukan hanya sesuatu yang Anda perlukan di masa lalu
ketika Anda diampuni dari dosa-dosa, tetapi kemurahan adalah sesuatu
yang kita terus perlukan di masa sekarang.
Mengapa? Mengapa kita masih memerlukan kemurahan? Karena kita
masih bergumul melawan dosa. Saya baru mengatakan bahwa
kemurahan hati adalah penawar yang dipakai Allah terhadap dosa. Kita
masih bertempur melawan dosa. Dan karena kita terus bertempur
melawan dosa, kita memerlukan dukungan kemurahan Allah dalam
perjuangan melawan dosa. Kita melihat kata 'kemurahan' dipakai lagi
misalnya di Ibrani 4:16, "Sebab itu marilah kita dengan penuh
keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima
kemurahan dan menemukan kasih karunia untuk mendapat
pertolongan kita pada waktunya." Artinya kita terus menerima
kemurahansekarang, bukan hanya di masa lampau. Mengapa kita
menghampiri takhta kasih karunia? Mengapa kita datang kepada Allah
di dalam doa? Supaya kita menerima kemurahan! Lalu apa artinya di
dalam konteks? Konteks di ayat 15 misalnya memberitahukan pada
kita, bahwa karena kita dicobai oleh dosa dan kita amat lemah. Kita
lemah. Karena kita lemah dan dicobai oleh dosa, kita membutuhkan
dukungan kemurahan Allah untuk menopang kita hari demi hari.
Kemurahan Allah merupakan jawaban luar biasa dari Allah atas dosa,
atas kelemahan rohani kita. Kemurahan-Nya menopang dan
mendukung kita. Jadi kemurahan adalah kasih karunia Allah, suatu
kasih karunia yang khusus dari Allah (karena kasih karunia adalah satu
kata yang sangat luas artinya, tetapi dalam kemurahan kita
mempersempit makna kasih karunia kepada pengertian yang khusus,
yaitu pertolongan untuk menang atas dosa). Pokok ini sangat jelas
dalam firman Tuhan, tidak ada yang kabur atau membingungkan.
214 | C A H A Y A I N J I L
Kalau kita perhatikan, kemurahan dan penghakiman merupakan kata-
kata yang berlawanan. Sebagai contoh, di Yakobus 2:13 kita melihat
penjelasan dari Yakobus sendiri atas firman Tuhan. Yakobus 2:13
menuliskan demikian: "Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan
akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan." [Kata
"kemurahan" dan "belas kasihan" diterjemahkan dari kata Yunani yang
sama - pent.] Ingat ayat ini baik-baik. Penghakiman yang tak berbelas
kasihan berlaku atas orang yang tidak menunjukkan belas kasihan. Ini
adalah sisi negatif dari ajaran Tuhan. Ini merupakan ajaran yang sama
tetapi disampaikan dalam bentuk negatif. Namun ada yang bernada
positif: "Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman." Itu
menunjukkan kemenangan kemurahan Allah atas penghakiman. Belas
kasihan Allah, yang merupakan kasih karunia-Nya yang
menyelamatkan kita, membebaskan kita dari penghakiman. Itulah
sebabnya belas kasihan menang atas penghakiman. Bukankah itu hal
yang indah? Tetapi jikalau Anda tidak menunjukkan belas kasihan pada
orang lain, maka penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku
atas diri Anda. Anda harus menjadi tipe orang tertentu untuk
diselamatkan; yakni, seorang yang murah hatinya. Ah, alangkah
indahnya! Kita dipanggil untuk bermurah hati. Kita diwajibkan untuk
bermurah hati. Itu bukan pilihan. Keselamatan kita bergantung
padanya! Biarlah kasih karunia Allah berkarya dalam hidup kita!
Tuhan Menghendaki Belas Kasihan dan Bukan Persembahan
Satu pokok terakhir dan kita harus tutup karena saya ingin
menunjukkan pada Anda indahnya kemurahan Allah yang menopang
kita. Tuhan Yesus dua kali mengutip ungkapan indah yang ada di Hosea
6:6. Pertama Ia mengutip di Matius 9:13 dan kemudian di Matius 12:7.
Hal itu menunjukkan betapa pentingnya inti ajaran dari ayat yang
dikutip dua kali itu. "Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan
persembahan" Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan
persembahan. Apa artinya? Persembahan adalah tindakan agamawi
yang tampak dari luar. Anda menyembelih seekor domba atau lembu,
atau apapun itu untuk dipersembahkan. Itu adalah tindakan agamawi
yang di luar. Tuhan Yesus mengatakan, "Yang Kukehendaki bukan
ketaatan agamawi yang di luar dan disebut persembahan, tetapi Aku
menginginkan belas kasihan dari dalam hati. Aku ingin engkau menjadi
orang yang berbeda dari yang sebelumnya."
215 | C A H A Y A I N J I L
Ada banyak sekali orang-orang berdosa dan orang-orang munafik serta
orang-orang yang jahat yang sangat beragama. Hal ini sangat
memuakkan. Mereka berkeliling melakukan kegiatan-kegiatan agamawi
mereka. Mereka berpikir bahwa dengan sejumlah kegiatan-kegiatan
agamawi itu - dengan mempersembahkan kurban di meja
persembahan, melambai-lambaikan kemenyan, dan menyerukan
ungkapan-ungkapan yang tidak jelas namun agar tampak agamawi dan
berhenti di beberapa bagian untuk dapat menyerukan beberapa
"Haleluya" dan "Puji Tuhan"... dan semua hal semacam itu disebut
agama! Tetapi Tuhan Yesus berkata, "Aku tidak peduli tentang
kegiatan-kegiatan agamawimu dan kurban-kurban persembahanmu,
tetapi yang ingin Aku lihat adalah belas kasihan di dalam hati. Itulah
yang Kucari." Jadi apa yang Ia sedang cari? Kita telah melihat pertama
itu berarti jika saya bermurah hati atau berbelas kasihan, maka saya
harus mengampuni. Oleh anugerah Allah saya mengampuni. Saya tidak
mampu melakukannya dengan kekuatan saya sendiri. Tetapi apa
artinya yang kedua? Kasih karunia Allah yang menopang bekerja di
dalam diri saya. Apa artinya kasih karunia Allah yang menopang
bekerja di dalam saya? Saya akan beritahukan.
Membangun Suatu Tim dengan Atmosfir Belas Kasihan
Saya bertanya-tanya apakah ada dari antara Saudara yang pernah
menjadi seorang pelatih? Suatu hari saya sedang berbagi cerita dengan
Saudari kita, Margaret, tentang bagaimana hari-hari muda saya saat
saya memimpin sebuah tim pemain bola. Saya telah memutuskan
untuk membentuk sebuah tim besbol. Jadi saya mengajak sejumlah
teman dari jalanan dan banyak dari mereka yang belum pernah melihat
permainan besbol selama hidup mereka. Saya mengajak para anak
jalanan itu dan berkata pada mereka: "Bagaimana kalau kita belajar
bermain besbol?" Kata mereka, "Kami akan mencobanya kalau kami
tahu permainan macam apa itu." Jadi saya mengumpulkan para
pemain yang tak berpengalaman itu dari jalanan dan saya melatih
mereka bersama. Sesudah dua bulan berlatih, saya berkata pada diri
sendiri, "Sekarang waktunya menguji mereka." Saya punya seorang
kawan yang bermain dalam suatu tim besbol yang sangat bagus di
sekolah Santo Fransiskus Xaverius di kota Shanghai. Mereka
mempunyai tim besbol yang amat tangguh: permainannya sangat
efisien, sangat terencana, dan sangat terlatih. Sementara saya memiliki
sejumlah pemain yang masih mentah datang dan bermain melawan
216 | C A H A Y A I N J I L
sekolah Santo Fransiskus Xaverius. Jadi kami pergi ke sana dan
mendapatkan pengalaman yang memalukan dalam hidup kami. Mereka
benar-benar memukul kami sampai pingsang. Perbandingan skor
sangat memalukan; sepertinya tidak perlu lagi dituliskan tambahan
skor yang didapat mereka. Ketika perolehan skornya mencapai 36
lawan skor 2 atau 3 saja, kami hampir tidak mampu membahasnya.
Kami melihat perbedaan perolehan nilainya bagaikan bumi dan langit.
Seusai pertandingan kami melihat sebagian kawan yang merasa sangat
sedih dan patah hati membuang tongkat besbol dan sarung tangan
mereka. Maka saya bisa saja berkata kepada orang-orang itu, "Kalian
benar-benar tak berguna! Kalian layak dilempar ke tong sampah!
Menyingkirlah dari sini! Saya tidak mau melihat wajah-wajah seperti
kalian lagi. Kalian betul-betul mengecewakan! Kalian menyia-nyiakan
waktu saya! Dasar sampah!" Nah, jika begitu cara Anda melatih sebuah
tim, apa gunanya melatih suatu tim sebab tidak akan banyak anggota
yang tersisa setelah perkataan seperti itu?
Apakah artinya belas kasihan atau kemurahan hati? Maknanya adalah:
sesudah orang-orang berbuat salah dalam melaksanakan suatu tugas -
sesudah mereka berbuat kesalahan dalam tugasnya dan telah
mengacaubalaukan semuanya - maka Anda datang pada mereka dan
berkata, "Lihat! Kita sudah melakukan kesalahan. Kita telah berbuat
salah dan kita memang patut kalah. Tetapi jangan berkecil hati! Mari
kita perbaiki bersama. Mari kita pelajari kesalahan kita; mari kita lihat
apa yang telah salah. Janganlah kita menangisi nasi yang telah menjadi
bubur. Kita sudah dipermalukan hari ini. Mereka memperlakukan kita
seperti sebuah karpet; mereka berjalan menginjak-injak kita. Tetapi itu
semua belum berakhir. Mari melapangkan dada; mempelajari
kesalahan kita, kegagalan kita dan kelemahan kita; dan berusaha
mencari cara untuk memperbaikinya. Kita akan melawan mereka sekali
lagi. Mari kita sama-sama berusaha mempelajari dan memperbaiki
segala kesalahan kita." Tentu saja itu membutuhkan waktu yang
panjang, karena kami berbuat salah dalam segala hal. Maka kami
mempelajari semua kesalahan dan kegagalan itu lalu menjabarkannya
satu persatu dan barulah kemudian kami menyusun jadwal untuk
merencanakan perbaikan atas setiap hal.
Di tahun berikutnya, kami berkata pada tim dari sekolah Santo
Fransiskus Xaverius: "Bagaimana kalau kita bertanding lagi?" Jawab
mereka, "Oh, tidak! Kelompok anak ingusan itu lagi! Mereka terlalu
217 | C A H A Y A I N J I L
konyol! Mereka membuang waktu kami." Jadi kami berkata, "Baik!
Baik! Berikan kami kesempatan sekali lagi bermain dengan tim kalian."
Dan mereka setuju, karena kami bersahabat dengan mereka dan demi
persahabatan, mereka rela membuang beberapa jam lagi. Maka kami
memasuki lapangan dan bermain melawan mereka. Kata mereka, "Hei!
Tim ini berbeda!" Hasilnya, mereka mengalami kekalahan! Mereka
kalah 12 lawan 8. Mereka amat terkejut karena dalam 12 bulan kami
mampu kembali bertanding dan mengalahkan mereka. Pada tahun
berikutnya kami bermain di divisi teratas yaitu Divisi A dalam
pertandingan antar klub di Shanghai, sementara mereka (tim dari
sekolah Santo Fransiskus itu) sedang berjuang untuk mendapatkan
satu tempat di Divisi 2. Kami bermain dengan tim-tim yang terbaik!
Keindahan Kemurahan dalam Kehidupan Rohani
Itulah yang saya maksudkan tentang kemurahan hati atau belas
kasihan. Kemurahan! Itu adalah hasil perbuatan kemurahan hati. Kita
bisa saja mencoret nama para pemain itu dan berkata, "Kalian tidak
berguna! Tinggalkan tempat ini!" Tetapi dengan adanya suasana belas
kasihan, kita bisa berkata, "Tidak apa-apa. Kita sudah mengacaukan
semuanya tetapi kita akan belajar dari kesalahan kita dan kita akan
menjadi lebih baik." Kalau diterapkan ke dalam kehidupan rohani, hal
ini merupakan sesuatu yang sangat indah. Sesudah seorang saudara
berbuat dosa lalu Anda berkata, "Kamu orang Kristen dan kamu
melakukan hal seperti ini!" Anda menyudutkan dia dan berkata, "Orang
Kristen tidak berbuat seperti ini. Kamu ini menjijikkan!" Maka saudara
Anda akan berkata pada dirinya sendiri, "Mungkin aku harus berhenti
menyebut diriku Kristen. Mungkin aku tidak perlu lagi ke gereja. Aku
telah mempermalukan Allah; aku menjadi suatu keaiban bagi gereja
dan semua orang. Selamat tinggal. Aku pergi sekarang."
Bagaimana Anda akan menolong orang seperti ini? Melalui
penghakiman, Anda telah menghancurkan orang itu karena dia telah
gagal. Tetapi sebenarnya Anda bisa mengambil sikap bermurah hati
dan berkata, "Anda telah gagal. Anda sudah mengacaukan semuanya.
Anda benar-benar sudah mengacaukan semuanya." Anda harus
berbicara dengan terus terang, kekacauan adalah kekacauan. "Tetapi
kasih karunia Allah itu cukup. Jangan menyerah! Marilah maju
bersama-sama. Mari mencoba lagi. Mungkin Anda akan gagal lagi,
tetapi tidak akan seburuk kali ini. Dan selanjutnya Anda mungkin masih
gagal lagi tetapi... kemudian Anda berhasil oleh karena kasih karunia
218 | C A H A Y A I N J I L
Allah. Anda akan meraih kemenangan pada akhirnya. Anda akan
mencapai kemenangan. Anda pasti berhasil mencapainya. Pasti!" Anda
memberikan orang itu harapan melalui kemurahan hati. Tetapi bila
Anda memaki orang itu Anda telah mengusir semua harapan dari orang
itu. Semuanya akan berakhir di situ!
Saya bertanya-tanya berapa banyak orang yang melakukan bunuh diri
karena sesudah seseorang menghakimi mereka dan memaki mereka
dengan berkata, "Kamu ini tidak ada harapan, kamu tidak
menghasilkan apa-apa, kamu tidak berguna"? Karena tidak ada lagi
pengharapan, mereka melakukan tindakan bunuh diri. Hidup tidak lagi
berarti. Tetapi kemurahan belas kasihan Allah, yakni kasih sayang
Allah, merupakan anugerah yang Ia sediakan. Daud berdosa dan Allah
bisa saja berkata, "Kamu ini sampah. Jadi Aku akan membuangmu."
Namun Allah berbelas kasihan atas dia. Daud bertobat dan berkata,
"Tuhan, aku sudah berdosa. Aku telah berbuat salah besar! Sekarang,
perlakukanlah aku menurut keadilan-Mu." Dan Allah mengadilinya
tetapi Allah menaruh belas kasihan. Allah tidak membuangnya.
Selanjutnya Daud berdosa lagi tetapi Allah kembali menaruh belas
kasihan atasnya, waktu ia bertobat. Itulah sikap yang benar.
Sikap bermurah hati berlawanan dengan sikap menghakimi. Di Matius
7:1-2, Tuhan Yesus berkata (dan ini merupakan makna lain dari
bermurah hati): "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak
dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk
menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk
mengukur, akan diukurkan kepadamu." Kadang kala kita bersikap
sangat keras terhadap saudara-saudara seiman karena kita
mengharapkan standar yang tinggi dari mereka. Dan saya juga
mengakui kadang saya bersikap amat keras terhadap sesama Kristen;
karena saya mengharapkan suatu standar yang tinggi. Tetapi saya
menjadi amat kecewa dan kadang kala frustrasi, lalu menjadi emosi
dan marah, sewaktu melihat orang-orang Kristen gagal. Tetapi
bilamana saja ada pertobatan dan sikap menyesal, dan mereka
bertobat dengan sungguh-sungguh di hadapan Allah, kita harus
bermurah hati. "Anda telah membuat kekacauan. Anda harus memulai
dari awal dan mencoba lagi." Jika semua anggota tim berfungsi seperti
itu, jika setiap anggota gereja berfungsi dengan cara ini, saya percaya
kita dapat membentuk sebuah tim kerohanian yang berkemenangan.
Saya menjadi heran dengan apa yang dapat dihasilkan oleh
219 | C A H A Y A I N J I L
sekelompok anak-anak jalanan yang belum pernah melihat permainan
bola dalam hidup mereka, lalu melatih mereka selama 12 bulan dan
mereka bisa bermain dengan standar yang mengejutkan. Lalu melatih
mereka lagi dalam 12 bulan berikutnya dan mereka bisa bermain
dengan yang terbaik. Itu sangat menakjubkan, tetapi itu bisa terjadi
karena kita secara terus menerus memberikan dorongan kepada
mereka. Di Shanghai, banyak tim mengalami kehancuran akibat
perselisihan antar pemain sendiri, perkelahian, saling menuduh, saling
menjatuhkan secara diam-diam, dan sebagainya. Tetapi tim kami
bersatu dalam semangat kemurahan terhadap satu dengan yang lain
karena kami telah memulai segalanya dari awal dengan membuat
sejumlah besar kesalahan dan akhirnya kami belajar untuk saling
mengampuni. Dan bersama kami bertumbuh dan meningkat hingga
kami menjadi bagian dari yang terbaik.
Saya menemukan hal itu merupakan pelajaran rohani yang amat
berharga, yaitu belajar bermurah hati terhadap mereka yang lemah.
Jadi firman Tuhan mengajar kita untuk bermurah hati kepada mereka
yang gagal. Tolonglah mereka! Tolonglah mereka bangkit kembali!
Berbicaralah kepada mereka! Jangan menjatuhkan mereka. Berteriak
pada mereka atau memaki mereka tidak akan menolong mereka sama
sekali. Sekarang ijinkan saya mengatakan hal berikut ini. Kadang kala
saya temukan banyak hubungan suami-istri gagal karena sang suami
atau istri bersikap tidak mau mengampuni pasangannya. Akhirnya
Anda berkata "Aku sudah muak dengan kamu. Kamu sudah melakukan
kesalahan ini 50 kali dan aku sudah jenuh karenanya. Sekarang
hentikan semua ini. Aku sangat marah!" Kita bisa terus berhubungan
seperti ini, tetapi saya tidak yakin akan bisa bertahan. Hubungan kasih
mula-mula mulai memudar menjadi sikap mudah menghakimi, dan
saat itu terjadi pernikahan mulai mengarah pada kehancuran.
Pernikahan hanya dapat bertahan jika Anda berperan bagaikan seorang
anggota tim, dengan mengatakan, "Nah! Itu memang kesalahan yang
buruk. Kamu sudah menimbulkan banyak kekacauan. Tapi kita akan
mencoba lagi. Kita akan berusaha melakukan yang lebih baik lain kali.
Jangan patah semangat. Kita akan maju bersama-sama.
Bagaimanapun kita akan memenangkan peperangan ini." Begitulah
indahnya kehidupan Kekristenan.
Jadi marilah kita mengakhiri dan menyimpulkan pelajaran ini. Kini kita
memahami makna kemurahan hati. Pertama-tama, kemurahan hati
220 | C A H A Y A I N J I L
artinya mengampuni, tetapi itu juga berarti secara terus-menerus
memberi dorongan semangat kepada mereka yang lemah. Menolong
mereka berjalan menuju kemenangan hingga akhirnya mereka mampu
berkemenangan atas dosa. Itulah ajaran Tuhan yang begitu indah. Jika
kita hidup dengan cara ini: mengampuni musuh-musuh kita,
mengampuni mereka yang telah menyakiti kita, dan menolong mereka
untuk mengalami kemenangan rohani, maka kita ada keyakinan bahwa
kita pasti menerima kemurahan Allah pada hari itu.
Berbahagialah Orang Yang Berdukacita
Khotbah Kedua Dari 10 Khotbah Tentang 'Ucapan bahagia'
Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang
Mari kita lanjutkan penjelasan pengajaran Tuhan Yesus yang sangat
hebat itu secara sistematis. Hari ini kita akan melihat secara terperinci
Matius 5:4, "Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka
akan dihibur." Bagian firman Tuhan yang sejajar dengan ayat ini
terdapat di dalam Lukas 6:21, yaitu bagian yang kedua dari ayat
tersebut, "Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis,
karena kamu akan tertawa." Bagi orang-orang yang menangis
sekarang, Allah akan memenuhi bibir mereka dengan gelak-tawa pada
hari itu. "Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan
dihibur." Sekali lagi, ini sebenarnya bertolak belakang dari cara dunia
berpikir. Dunia tidak menganggap dukacita sebagai satu kebahagiaan.
Tuhan Yesus datang untuk membawa penghiburan bagi orang-orang
yang berdukacita, dan kita mau menyelidiki pernyataan ini: apa artinya
ini?
Dalam khotbah ekspositori, tujuannya ialah menjelaskan dengan
terperinci arti firman Tuhan. Itulah tugas kita. Khotbah ekspositori
menjawab hanya satu pertanyaan, yaitu, apa artinya Firman ini? Kita
harus menjauhi cara berkhotbah yang membacakan satu teks Alkitab
dan kemudian berkhotbah di seputar teks itu, atau menggunakan teks
itu semata-mata sebagai satu alasan untuk mengatakan apa saja yang
ingin dikatakan oleh pengkhotbah. Kita harus berpegang pada
221 | C A H A Y A I N J I L
eksposisi, yakni, mengatakan, memahami dan menjelaskan apa yang
ingin disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada kita.
Penghiburan Keselamatan
Inilah pertanyaannya: pertama, kita harus bertanya: apakah yang
dimaksud dengan dukacita yang disebutkan di sini? Apakah Tuhan
Yesus bermaksud siapa saja yang berdukacita akan dihiburkan tanpa
memperhatikan dukacita jenis apa, dan berdukacita karena apa?
Apakah arti penghiburan yang sedang dibicarakan di sini? Apakah
artinya bahwa 'mereka akan dihibur'? Apakah itu bermaksud, bahwa
anda akan merasa senang, bahwa Tuhan Yesus akan membuat anda
merasa senang kembali karena anda telah mengalami waktu yang
menyedihkan? Nah, kita harus memahami kedalaman rohani dari
ajaran Yesus ini.
Secara ringkas, penghiburan di dalam firman Tuhan, pada
dasarnya berhubungan dengan keselamatan. Dihiburkan di dalam
firman Tuhan, tidak semata-mata berarti diberikan satu perasaan yang
senang, atau ditepuk-tepuk di punggung. Penghiburan berhubungan
dengan penghiburan keselamatan. Sebagaimana semua ajaran Tuhan
Yesus yang lain, ajaran-Nya ini berasal dari Perjanjian Lama (PL). Inilah
yang dikatakan Yeremia 31:13, pada bagian kedua dari ayat tersebut,
"Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, akan
menghibur mereka dan menyukakan mereka sesudah kedukaan
mereka." Bila anda melihat konteks kepada ayat ini, anda akan
perhatikan bahwa ia berhubungan dengan keselamatan bangsa Yahudi,
keselamatan bangsa Israel. "Aku akan mengubah perkabungan mereka
menjadi kegirangan, kedukaan mereka menjadi kesukaan." Mazmur
30:12-13 mengatakan sesuatu yang hampir serupa, "Aku yang
meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain
kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kau ikat dengan sukacita, supaya
jiwaku menyanyikan mazmur bagi-Mu dan jangan berdiam diri. TUHAN,
Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-
Mu." Di sini pemazmur menyaksikan bahwa Allah telah mengubah
ratapannya menjadi tarian, menjadi kegembiraan karena sukacita.
Bila kita memperhatikan semua ini, maka kita dapat melihat bahwa
penghiburan ini berhubungan dengan keselamatan. Yes. 40:1 bermula
dengan kata-kata ini, "Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian
firman Allahmu." Dan penghiburan ini sebagaimana kita lihat dari
222 | C A H A Y A I N J I L
Yesaya 40:1 dan seterusnya, berhubungan dengan kedatangan Tuhan
untuk menyelamatkan umatNya. Dalam Lukas 2:25, penghiburan bagi
bangsa Israel pada kenyataannya berarti keselamatan bagi bangsa
Israel. Atau, jika anda melihat di 2 Korintus 1:6, penghiburan dan
keselamatan disebutkan bersama-sama. Dan juga di 2 Tesalonika 2:16,
keselamatan digambarkan sebagai penghiburan abadi. Oleh karena itu
apabila anda membaca firman Tuhan, janganlah membacakan arti kita
sendiri ke dalamnya bahwa penghiburan berarti Allah membuat anda
merasa senang. Tentu saja penghiburan termasuk rasa senang, tetapi
maknanya jauh lebih dalam daripada itu. Penghiburan di dalam firman
Tuhan adalah penghiburan akan keselamatan kekal yang diberikan oleh
Allah. Orang-orang yang berdukacita adalah orang-orang yang akan
diselamatkan. Allah akan menghibur mereka dengan penghiburan yang
kekal. Allah akan menghibur mereka dengan keselamatan. Karena itu,
sangat penting bagi kita untuk memahami apa artinya penghiburan ini.
Bagaimana Kita Memperoleh Keselamatan?
Kita telah melihat apa artinya penghiburan, sekarang apa artinya
dukacita? Apa yang harus anda perhatikan di sini adalah, pertama-
tamanya, bahwa keselamatan tidak berdasarkan satu kredo atau
pengakuan iman. Kita tidak diselamatkan berdasarkan satu pengakuan
iman atau kredo, bahkan kredo yang benar sekalipun. Memang penting
untuk memiliki pengakuan iman yang benar. Itu memang baik. Tetapi
keselamatan menurut ajaran Yesus dan menurut seluruh Perjanjian
Baru, bukanlah satu keselamatan berdasarkan pengakuan iman.
Hari ini kita memberitakan keselamatan berdasarkan pengakuan iman.
Selama anda mempercayai pengakuan iman yang benar dan menjadi
anggota gereja yang benar, anda akan diselamatkan. Ajaran Tuhan
Yesus tidak sedangkal itu. Marilah kita memahami hal ini dengan
mendalam. Sekarang gereja cenderung memberitakan keselamatan
berlandaskan kredo atau pengakuan iman. Tentu saja pengakuan iman
penting, tetapi pengakuan iman semata-mata tidak akan
menyelamatkan anda sekalipun anda mempercayainya dengan sepenuh
hati.
Kita juga tidak diselamatkan karena perbuatan. Kita diselamatkan
bukanlah karena perbuatan baik. Perbuatan baik sangat penting
menurut PB, tetapi kita tidak diselamatkan karena perbuatan baik
walaupun melakukan perbuatan baik sangat penting. Jadi, jika kita
223 | C A H A Y A I N J I L
tidak diselamatkan karena pekerjaan maupun perbuatan baik, lalu kita
diselamatkan karena apa?
Kita diselamatkan oleh kuasa Allah yang mengubah kita dan membuat
kita menjadi manusia-manusia baru. Saya berharap pokok yang satu
ini dipahami dengan sangat jelas, setidak-tidaknya di gereja ini dan
oleh anda semua. Anugerah Allah diwujudkan di dalam kuasa-Nya yang
mengubah kita. Kita diselamatkan bukan hanya oleh kematianNya
melainkan juga oleh hidup-Nya. Kematian-Nya menjamin
pengampunan dosa-dosa kita di masa lalu. Sedangkan hidupNya-lah
yang mengubah kita, menurut Paulus di surat Roma. Kita
diperdamaikan oleh hidup-Nya karena kita dibuat menjadi manusia-
manusia baru atau orang-orang baru. Hidup kita sekarang, "namun aku
hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup," menurut Paulus di
Galatia 2:20, "melainkan Kristus yang hidup di dalam aku,". Iman
adalah jalan yang membuat hidup kebangkitan Kristus datang ke dalam
kita dan menjadikan kita manusia-manusia baru. Karena itu, kita
harus menekankan bukan saja kematian Kristus tetapi juga kehidupan
Kristus; bukan saja dosa-dosa kita di masa lalu sudah diampuni tetapi
kita, sekarang, dibuat menjadi manusia-manusia baru oleh kuasa
kebangkitan Yesus. Itulah keselamatan penuh.
Di seluruh gereja-gereja, kita menekankan hanya kematian Yesus dan
seolah-olah hidup Kristus tidak berarti bagi kita. Namun Paulus berkata
di Roma 5:10, "Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan
dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang
telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!" Itulah
ajaran firman Tuhan. Paulus memahami ajaran Yesus dengan
sempurna. Saya sering berkata bahwa semua yang diajarkan oleh
Paulus adalah tafsiran ajaran Tuhan Yesus. Paulus hanya menafsirkan
ajaran Tuhan. Saya tidak bermaksud bahwa tafsiran tidak penting.
Tafsiran sangat penting untuk menolong kita memahami ajaran Tuhan
dengan betul. Dengan kata lain, jika kita sampai pada satu pengertian
atas ajaran Yesus yang berbeda dari eksposisi Paulus, maka kita tahu
kita telah salah. Paulus ialah orang yang akan menuntun kita ke dalam
pengertian yang benar akan ajaran Yesus. Paulus tentu saja
mengatakan hal yang sama. Kita tidak diselamatkan karena pengakuan
iman; kita tidak diselamatkan karena perbuatan; tetapi kita
diselamatkan karena menjadi ciptaan baru. Hal ini sudah saya
terangkan secara terperinci baru-baru ini.
224 | C A H A Y A I N J I L
Keselamatan Datang Kepada 'Manusia Baru' Yang Berdukacita
Jadi, apakah yang dimaksud dengan manusia baru ini? Manusia baru
adalah orang yang berdukacita. Jadi, apa maknanya ini? Di sini kita
harus melihat dengan lebih mendalam karena terdapat sesuatu yang
sangat penting untuk kita pelajari. Kata 'berdukacita' disini, tentu saja,
menunjukkan kesedihan. Dukacita diungkapkan melalui tangisan air
mata. Dukacita mengekspresikan emosi dan perasaan hati manusia
yang paling dalam. Kekristenan kita sekarang terlalu dangkal. Tuhan
Yesus melalui kata-kata ini menjangkau bagian kemanusiaan kita yang
paling dalam. Apakah kehidupan Kekristenan kita dangkal atau tidak,
itu tergantung kepada apakah kita memahami apa-apa tentang
dukacita, dan saya menduga kita tidak mengerti apa maksudnya
berdukacita.
Saya merasa sangat sedih ketika membaca penelitian terakhir yang
dilakukan oleh Professor E., seorang sarjana Perjanjian Baru yang
ternama. Di dalam karyanya yang terakhir atas injil Matius, tulisannya
menjadi lambang kepada kegagalan untuk memahami arti berdukacita.
Apa yang dikatakannya? Beliau berkata, "Kita tidak berdukacita tentang
dosa; kita hanya membencinya." Dari sini beliau menyimpulkan bahwa:
"Karena kita tidak berdukacita tentang dosa, lalu kita berdukacita
karena apa? Kita berdukacita karena kita tertindas; kita teraniaya."
Nah, apa yang beliau katakan ada benarnya, akan tetapi jauh
menyimpang dari maksud ayat ini yang sebenarnya. Pernyataan itu
tidak relevan dan bahkan tidak masuk akal, dan saya mengharapkan
hal-hal yang lebih baik dari kesarjanaan Perjanjian Baru daripada hal-
hal yang dangkal seperti ini. Saya mengatakan ini bukan karena saya
ingin memukul atau menunjuk-nunjuk seseorang, tetapi karena
pandangan tersebut menggambarkan dengan jelas pemikiran zaman
ini, yaitu, kurangnya pengertian akan dukacita.
Mengapa saya mengatakan pernyataan itu tidak relevan? Pernyataan
itu tidak relevan karena pokok persoalannya bukan apakah kita
berdukacita karena dosa atau tidak. Pokok persoalannya ialah: kita
berdukacita karena kita telah berdosa. Saya tidak berdukacita karena
sesuatu yang disebut dosa. Saya berdukacita karena saya sendiri
terlibat dalam perbuatan dosa. Itulah sebabnya kita berdukacita.
Persoalannya bukan apakah kita berdukacita karena sesuatu yang
abstrak dan kongkrit yang disebut dosa. Kita mungkin membenci dosa
225 | C A H A Y A I N J I L
tetapi itu tidak menahan kita daripada berdukacita atas dosa yang
melibatkan saya.
Contoh Dosa Yang Harus Kita Benci Dan Yang Membuat Kita
Berdukacita
Izinkan saya memberi satu contoh mengenai hal ini. Saudara yang
mengikuti berita akhir-akhir ini pasti telah mendengar akan tindakan
yang keji dan penuh kebencian itu, di mana seorang buruh, berumur
22 tahun, menjatuhkan dua anak kecil dari Jembatan Jacques Cartier
ke dalam air dingin di Sungai St. Lawrence. Korbannya, seorang anak
laki-laki berumur 6 tahun dan seorang lagi, anak perempuan berumur 5
tahun. Tindakan ini sangat penuh kebencian. Sungguh menjijikkan
bahwa orang ini, entah apa motifnya (dan tidak ada orang yang tahu
apa motifnya karena ketika polisi menginterogasinya, ia menyatakan
bahwa ia tidak mempunyai motif tertentu), mengambil anak-anak
orang lain dan menjatuhkan mereka dari atas jembatan ke dalam air
dingin dibawah. Kedua anak itu, tentu saja, mati membeku.
Tindakan ini penuh dengan kebencian. Sangat menyedihkan bahwa
dosa seperti ini harus terjadi di dunia ini. Tentu saja kita membenci
dosa, tetapi itu tidak menahan saya dari bersedih dan berdukacita.
Berdukacita karena dua anak-anak yang tidak bersalah harus binasa
karena tindakan yang penuh kebencian ini. Saya tidak dapat menahan
dukacita saya apabila saya memikirkan penderitaan yang ditimpakan
ke atas orangtua anak-anak yang mati itu. Mereka mati dalam keadaan
yang begitu mengerikan. Sebagaimana yang anda tahu, seorang ibu
menunggu berhari-hari dalam keadaan stres dan gelisah untuk
mendengarkan kabar tentang anak perempuannya, dengan harapan
bahwa mungkin anak perempuan satu-satunya akan kembali, tetapi
(setelah sekian banyak hari menunggu dalam kegelisahan) hanya
mendengar bahwa anak perempuan yang dikasihinya telah dijatuhkan
ke dalam air dingin di Sungai St. Lawrence. Tidakkah kita sedih?
Tidakkah kita menangis bersama mereka yang menangis? Mengatakan
bahwa dosa harus dibenci tetapi kita tidak perlu berdukacita karena
dosa, adalah tidak relevan. Pernyataan itu tidak masuk akal.
Saya tidak bersedih karena dosa tersendiri. Saya bersedih karena
akibat/konsekwen dari dosa. Saya berdukacita karena saya sendiri
terlibat dalam berbuat dosa. Saya merasa sangat sedih mendapati
seorang sarjana PB membuat pernyataan yang tidak relevan dan tidak
226 | C A H A Y A I N J I L
masuk akal seperti ini. Saya mengatakan ini bukan dengan maksud
untuk menyerang sarjana ini, melainkan untuk menunjukkan bahwa
pandangan seperti ini mencerminkan roh jaman ini yang tidak mengerti
apa artinya berdukacita dan menolaknya dengan pernyataan, "Kita
tidak perlu berdukacita karena dosa, kita hanya perlu membenci dosa."
Saya masih dapat berdukacita atas apa yang saya benci. Saya tidak
perlu memilih di antara dukacita atau benci. Menurut saya seseorang
seperti beliau setidak-tidaknya harus mengetahui cukup banyak
tentang kehidupan dan logika untuk tidak melakukan kekeliruan seperti
ini.
Dukacita Yang Sungguh-Sungguh Dan Berkelanjutan
Lebih dari itu, pernyataan itu bahkan tidak benar menurut firman
Tuhan, dan saya akan menunjukkan mengapa. Dan ini merupakan
kekeliruan yang paling serius. Saya harap anda tidak akan melakukan
kekeliruan seperti ini. Di sini kita berbicara tentang suatu dukacita yang
tidak bersifat sentimental. Dukacita ini adalah suatu dukacita yang
mengungkapkan perasaan jiwa yang paling dalam. Saya merasa curiga
bahwa, sama seperti sarjana tersebut dan begitu banyak orang Kristen
di zaman ini, kita tidak mengerti apa artinya berdukacita. Kita
menolaknya dan berkata bahwa berdukacita hanya untuk orang-orang
yang tertindas dan orang-orang yang teraniaya. Dan karena kita tidak
tertindas dan teraniaya, kita tidak ada alasan untuk berdukacita. Itu
adalah satu kekeliruan.
Di dalam bahasa Yunani, Tuhan Yesus menggunakan bentuk 'partisip
present' yang berarti, "....mereka yang sentiasa berdukacita...." atau
"....mereka yang secara terus menerus berdukacita...." Tuhan Yesus
sedang menjelaskan satu sikap hati yang terus menerus. Dan hal ini
dipahami oleh Lukas dengan baik sekali: bahwa orang yang
menangis sekarang akan tertawa di masa depan. Kata 'sekarang'
merujuk kepada 'zaman ini' atau 'di zaman yang gelap dan berdosa ini'.
Nah, apa artinya dukacita yang disebutkan disini? Kata 'dukacita' dalam
bahasa Yunani dijelaskan oleh Uskup Besar Trench, seorang professor
di King's College, London di mana saya pernah belajar. Profesor
Trench, di dalam bukunya yang berjudul Sinonim Perjanjian Baru,
mengatakan bahwa kata 'dukacita' ini adalah suatu kesedihan yang
menguasai seseorang sehingga tidak dapat disembunyikan. Oleh
karena itu, menurut beliau, di dalam firman Tuhan kata 'dukacita'
227 | C A H A Y A I N J I L
sering dihubungkan dengan kata 'menangis'. Itulah alasannya mengapa
dalam Lukas kata 'menangis' dipakai dan dalam Matius 'berdukacita'.
'Menangis' adalah ekspresi lahiriah dari kesedihan batiniah yang dalam.
Sekali lagi saya mengingatkan bahwa Tuhan Yesus tidak berkata orang
yang pernah berdukacita di waktu lampau akan dihiburkan, tetapi
orang yang secara terus menerus berdukacita, atau menurut Lukas,
"orang yang menangis sekarang" atau "orang-orang yang berdukacita
sekarang". Ini merupakan satu sikap hati yang terus menerus. Kita
tidak boleh mengizinkan penafsiran yang dangkal atas teks ini. Anda
harus memahami semangat dari ajaran PB.
Lima Tahap Dukacita Di Dalam Kehidupan Kekristenan
Apabila saya menyelidiki Alkitab mengenai pokok ini, saya menjadi
kagum akan betapa dalam dan kayanya ajaran yang disimpulkan Tuhan
Yesus di dalam satu kalimat ini, "Berbahagialah orang yang
berdukacita." Mengapa berbahagia? Mengapa berbahagialah orang
yang berdukacita? Bila saya menyelidiki ajaran PB, saya menemukan
bahwa terdapat lima tahap dan setiap tahap membawa kita lebih dalam
ke dalam inti dari dukacita rohani. Setiap tahap membawa kita lebih
dalam, sehingga ke tahap terakhir di mana kita menjadi makin serupa
dengan Penyelamat kita yang digambarkan dalam Yesaya 53:3,
"seorang yang penuh kesedihan dan yang biasa menderita kedukaan."
Itulah sebabnya Yesus Kristus dapat menjadi Penyelamat kita.
Pada masa kini, kita memiliki suatu kekristenan yang dangkal, yang
tidak mengerti apa-apa tentang berdukacita, yang tidak mengerti apa-
apa tentang penderitaan. Alangkah baiknya jika Allah mengajar kita
untuk menangis! Jadi, apakah kelima langkah itu?
1. Dukacita Karena Pertobatan
Yang pertama adalah dukacita karena pertobatan. Kita menemukan
dukacita jenis ini dimana-mana di seluruh Perjanjian Baru, maupun
Perjanjian Lama. Itulah sebabnya saya tidak dapat mengerti sama
sekali apa yang dikatakan oleh profesor tersebut. Apakah beliau tidak
tahu apa artinya pertobatan? Saya pernah melihat seorang pria
menangis selama satu setengah jam karena dosa-dosanya. Ia bertelut
di hadapan Tuhan dan menangis. Ia menangis karena dosa-dosanya.
Untuk mengatakan bahwa kita tidak menangis karena dosa-dosa kita -
kita hanya membencinya - adalah satu kedangkalan yang tidak masuk
akal! Menyedihkan! Jelas, profesor itu belum pernah menangis karena
228 | C A H A Y A I N J I L
dosa-dosanya! Bagaimana mungkin seseorang dapat mengatakan hal
seperti ini? Apakah anda pernah menangis karena dosa-dosa anda,
dosa-dosa yang telah anda lakukan atau bagaimana anda telah
menyakiti seorang yang lain? Tidak pernahkah anda menangis karena
dosa-dosa anda? Kekristenan seperti apa ini? Betapa dangkalnya
Kekristenan seperti ini! Izinkan saya membuktikan kepada anda, bahwa
dukacita karena dosa ini terdapat dimana-mana di dalam firman Tuhan.
Jika anda melihat dalam Perjanjian Lama, anda dapat menemukannya
dimana-mana. Mazmur 39:13 (dan pemazmur mengenal dukacita
seperti ini dengan baik) berbunyi, "Dengarlah doaku, ya TUHAN, dan
berilah telinga kepada teriakku minta tolong, janganlah berdiam diri
melihat air mataku! Sebab aku menumpang pada-Mu, aku pendatang
seperti semua nenek moyangku." Orang ini mengerti apa itu
pertobatan. Mengapa saya berkata pertobatan? Karena di ayat 9 ia
berkata, "Lepaskanlah aku dari segala pelanggaranku..... janganlah
berdiam diri melihat air mataku." Tidak heran mengapa pemazmur
adalah seorang manusia Allah. Ia mengerti apa artinya menangis
karena dosa, dan tidak menolak dengan pernyataan teologis bahwa
dosa harus semata-mata dibenci. Tentu saja kita membenci dosa;
tetapi kita harus juga berdukacita karenanya. Kita dapat menemukan
hal ini di seluruh Perjanjian Lama.
Izinkan saya membacakan kepada anda satu bagian firman Tuhan lagi
dari Yesaya 22 yang menyatakan bahwa panggilan kita adalah
panggilan untuk bertobat, panggilan untuk menangis. Mari kita melihat
Yesaya 22:12. Apa yang dikatakan oleh nabi besar Yesaya di sini?
"Pada waktu itu Tuhan, TUHAN semesta alam menyuruh orang
menangis dan meratap dengan menggundul kepala dan melilitkan kain
kabung;" Menggundul kepala; pada zaman itu apabila orang
berdukacita, mereka seringkali mencukur kepala mereka. Atau lebih
dahsyat lagi, ada orang yang langsung mencabut rambut dari kepala
mereka. "Menggundul kepala dan melilitkan kain kabung"; mereka
melilitkan kain kabung ketika mereka berdukacita. Orang Cina
mengenakan pakaian putih apabila mereka berdukacita; atau, orang
Barat mengenakan ban lengan berwarna hitam. Akan tetapi, apa yang
dikatakan di ayat selanjutnya? Sama seperti manusia zaman ini yang
tidak mengerti apa-apa tentang dukacita, Allah memanggil mereka
supaya menangis dan berdukacita, "tetapi lihat, di tengah-tengah
mereka ada kegirangan dan sukacita, membantai lembu dan
229 | C A H A Y A I N J I L
menyembelih domba, makan daging dan minum anggur, sambil
berseru: "Marilah kita makan dan minum sebab besok kita mati!"
Allah memanggil kita untuk berdukacita, tetapi kita berkata, "Kami
tidak mau berdukacita karena dosa. Oh tidak! Kami ingin bersukacita
dan bersenang-senang. Kami akan membantai lembu dan menyembelih
domba dan makan daging dan minum anggur. Kami akan makan dan
minum, sebab besok kami mati! Jadi, lebih baik kami menikmati
selama masih ada sekarang." Perhatikan ayat 14: Tetapi TUHAN
semesta alam menyatakan diri dan berfirman kepadaku: "sungguh,
kesalahanmu ini tidak akan diampuni, sampai kamu mati," firman
Tuhan, TUHAN semesta alam. Suatu umat yang tidak tahu apa artinya
berdukacita dan menangis, tetapi berkata, "Kami akan menikmati hidup
kami selama masih ada hari ini." Allah berkata, "Dosa ini -
ketidaksanggupan untuk menangis dan berdukacita karena dosa itu -
tidak akan diampuni sampai kamu mati." Perhatikan bahwa firman
Tuhan tidak ada kaitannya dengan kedangkalan yang digambarkan di
atas. Panggilan kita adalah panggilan untuk bertobat, panggilan untuk
menangis.
Kita menemukan hal yang sama di tempat lain seperti Yoel 2:12 di
mana dukacita dikaitkan dengan berpuasa dalam ayat 15. Kita
menemukan hal ini di begitu banyak tempat dalam firman Tuhan. Kita
melihat satu bagian firman Tuhan lagi di Pengkhotbah 7:3-4, dan inilah
yang dikatakan oleh pengkhotbah yang arif itu, "Bersedih lebih baik
dari pada tertawa, karena muka muram membuat hati lega. Orang
berhikmat senang berada di rumah duka, tetapi orang bodoh senang
berada di rumah tempat bersukaria." Saya kuatir sekarang ini kita lebih
condong berada di rumah orang bodoh, rumah tempat bersukaria. Kita
masih belum mengerti apa artinya berdukacita, dan oleh karena itu kita
tidak mengerti apa artinya sukacita yang sejati. Orang yang tidak tahu
apa artinya menangis tidak tahu apa artinya kelegaan. Inilah yang
dikatakan oleh pengkhotbah di sini, "Bersedih lebih baik dari pada
tertawa, karena muka muram membuat hati lega." Tidak ada hal yang
lebih menyegarkan dibandingkan dengan air mata pertobatan:
seumpama kedatangan sinar matahari yang menggembirakan setelah
hujan turun; setelah hujan turun, muncul kehangatan sukacita Allah di
dalam sinar matahari. Orang yang tidak tahu bagaimana untuk
menangis tidak tahu apa artinya bersukacita. Mereka pikir bahwa
sukacita terdapat di rumah tempat bersukacita, di mana mereka
230 | C A H A Y A I N J I L
bermain-main di dalam keriangan yang dangkal. Saya rasa inilah yang
begitu menjadi ciri roh zaman ini.
Itulah alasannya mengapa di Yakobus 4:9, Yakobus berkata,
"Berdukacitalah! Merataplah!" Panggilan Yakobus, sama seperti
panggilan Yesaya, adalah panggilan untuk meratap dan berdukacita
dalam pertobatan. Yakobus 4:9, "Sadarilah kemalanganmu,
berdukacita dan rataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan
ratap dan sukacitamu dengan dukacita. Rendahkanlah dirimu di
hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu." Itu adalah panggilan
untuk berdukacita, untuk menangis karena itu adalah panggilan supaya
bertobat, seperti yang kita lihat dari ayat 8: "Mendekatlah kepada
Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai
kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang
mendua hati!" Berdukacitalah, kamu yang mendua hati, kamu orang-
orang berdosa. Kita melihat bahwa berdukacita di sini tidak ada
hubungannya semata-mata dengan penindasan atau penganiayaan.
Dukacita tersebut berhubungan dengan pertobatan, pertobatan yang
bersungguh-sungguh dari dosa.
Kita menemukan hal yang sama dalam 2 Korintus 7:10, dan ayat ini
merupakan satu ayat yang sangat penting. Di sini rasul Paulus berkata,
"Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan
yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi
dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian." "Dukacita
menurut kehendak Allah", menurut Paulus, menghasilkan pertobatan
yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan; tetapi
"dukacita yang dari dunia" -- perhatikan bahwa terdapat dua macam
dukacita - tidak semua dukacita, tidak semua tangisan dapat
menyelamatkan. Terdapat satu dukacita menurut kehendak Allah, dan
satu lagi dukacita yang dari dunia. Dukacita yang dari dunia tidak
menghasilkan apa-apa melainkan kematian, karena ia tidak
berdasarkan iman tetapi ketidakpercayaan. Di 1 Tesalonika 4:13 Paulus
berkata kepada jemaat Tesalonika, "kamu jangan berdukacita seperti
orang-orang lain yang tidak ada pengharapan." Kita mungkin saja
menangis, tetapi kita tidak harus menangis seperti orang-orang lain
yang tidak ada pengharapan, yaitu orang-orang yang tidak percaya
kepada Allah. Kita menangis karena pertobatan dari dosa.
231 | C A H A Y A I N J I L
Itulah tahap pertama di dalam kehidupan kekristenan. Kita mengawali
kehidupan kekristenan dalam tangisan dan kita tidak akan berhenti
menangis di sepanjang kehidupan ini. Di dalam dunia di mana kita
tinggal sekarang - dunia yang penuh dengan dosa - bagaimana
mungkin kita dapat berhenti menangis sehingga zaman baru itu
datang, sehingga kerajaan Allah terbentuk, sehingga kehendak Allah
terjadi di dunia seperti di surga? Kita semua seperti Lot, yang
disebutkan dalam 2 Petrus 2:7-8 bahwa Lot berdukacita karena dosa-
dosa generasinya. Lot, sebagai seorang yang benar, terus menerus
menderita dan tersiksa oleh cara hidup orang yang tidak mengenal
hukum. Begitu pula nasibnya dengan orang-orang Kristen di zaman ini:
terus menerus menderita dan berdukacita di dalam hati. Semoga Allah
menyelamatkan kita dari kedangkalan rohani! Menangis akan menjadi
nasib kita di sepanjang kehidupan ini sehingga kerajaan Allah datang
ke dunia ini dan didirikan dengan sepenuhnya di atas bumi ini di dalam
kuasa-Nya.
Sekarang kita masuk ke tahap yang kedua dan dukacita di tahap ini
berhubungan erat dengan yang pertama. Kita tidak perlu sentiasa
menangis karena dosa-dosa yang telah kita lakukan di masa lalu
dalam pertobatan. Memang itu adalah langkah yang pertama. Setelah
Allah mengampuni dosa-dosa kita, kita tidak terus menerus menangis
karena dosa-dosa itu lagi. Sekalipun kita masih dapat mengingat dosa-
dosa itu dengan rasa sedih, kita tidak perlu terus menerus meminta
pengampunan. Allah telah mengampuni dosa-dosa kita dan dukacita
kita berubah menjadi sukacita karena pengampunan itu. Tetapi
sekarang kita tiba di tahap kedua.
2. Berdukacita Karena Konsekwensi/Akibat Dosa
Yang berhubungan erat dengan dosa adalah konsekwensi atau akibat
dosa. Apakah akibat dosa? Akibat dari dosa adalah penderitaan dan
kematian. Dan akibat-akibat dosa ini terdapat di mana-mana di
sekeliling kita. Salah satu contoh dari akibat dosa di dunia adalah
seperti pria yang saya sebutkan tadi yang menjatuhkan anak-anak
kecil ke dalam Sungai St. Lawrence. Kejam! Brutal! Dosa
mengakibatkan penderitaan dan kematian kepada orang lain. Suatu
hari kelak, kita mungkin menjadi korban karena dosa yang terdapat di
sekeliling kita. Oleh karena itu kita berdukacita. Kita menangis karena
hal-hal seperti ini.
232 | C A H A Y A I N J I L
Dalam Wahyu 21:4 - saya memberikan kepada anda ayat-ayat
referansi ini supaya anda dapat melihat bahwa saya bukan
menyampaikan pendapat saya. Saya menasihati anda supaya
memeriksa setiap khotbah yang anda dengar apakah alkitabiah atau
tidak. Janganlah anda menerima kata-kata saya begitu saja. Firman
Allahlah yang harus anda terima. Jika anda menemukan sesuatu yang
saya beritakan ini tidak alkitabiah, anda harus menolaknya. Dalam
Wahyu 21:4 kita mendapati bahwa "Allah akan menghapus segala air
mata dari mata mereka....." Bukan sekarang. Pada hari itu, pada hari
Tuhan, Ia akan menghapuskan segala air mata. Sehingga hari itu, kita
masih akan mencucurkan air mata. Tetapi pada hari itu, pada hari
turunnya Yerusalem yang baru, langit yang baru dan bumi yang baru,
"Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak
akan ada lagi.....". Tetapi sampai hari itu datang, masih ada maut.
Apabila orang-orang yang kita cintai meninggalkan kita, atau kita
meninggalkan orang-orang yang kita cintai, akan terjadi kesedihan dan
kedukaan, karena siapa yang mau mengucapkan selamat tinggal
kepada orang-orang yang dicintai? Pada hari itu, maut tidak ada lagi.
Tetapi sampai hari itu datang, maut tetap akan bersama-sama dengan
kita. "...tidak akan lagi ada perkabungan, atau ratap tangis, atau
dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." Melihat
orang lain menderita turut mendukakan kita. Kalau kita sendiri yang
menderita, dukacitanya tidak seberapa. Tetapi melihat orang yang kita
cintai menderita, adalah jauh lebih menyakitkan. Seringkali kita lebih
rela menderita sendiri daripada melihat orang yang kita cintai
menderita.
Kita berdukacita karena akibat dosa. Kita bersedih karena masih ada
begitu banyak penderitaan. Dari Yohanes 11:35 kita mendapati Tuhan
Yesus menangis karena keadaan Lazarus dan keluarganya. Yohanes
11:35 berbunyi seperti ini, "Lalu menangislah Yesus." Salah satu ayat
yang paling singkat di dalam Alkitab adalah Yohanes 11:35 yang terdiri
hanya dari tiga kata. Mengapa Yesus menangis? Karena Ia melihat
keadaan manusia yang begitu menyedihkan. Tidakkah keadaan
manusia yang melarat menyentuh hati anda? Apakah keadaan manusia
yang diperhambakan oleh dosa tidak menyebabkan anda berdukacita?
Saya melihat begitu banyak orang Kristen yang tidak peduli. Mereka
terlalu sibuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Mereka tidak peduli
tentang orang lain yang sedang tenggelam dalam rawa dosa. Orang-
233 | C A H A Y A I N J I L
orang lain sedang binasa tidak terlalu menganggu mereka. Pada
akhirnya, mereka hanya menginginkan keselamatan diri mereka
sendiri. Kekristenan seperti ini, yang begitu dangkal, apakah kita tidak
berdukacita? Tuhan Yesus melihat orang-orang yang berdukacita dan
menangis atas kematian Lazarus, dan Ia turut menangis. Betapa
menyedihkan!
Inilah tahap yang kedua, di mana kita tidak lagi semata-mata
menangisi dosa kita sendiri tetapi kita belajar untuk menangis karena
dosa dunia ini. Kita belajar untuk berbelas kasihan atas orang-orang
tidak percaya, yaitu mereka yang seperti domba-domba tanpa
gembala, dicabik-cabik oleh serigala. Mereka tidak tahu siapa yang
memberitakan kebenaran dan siapa yang memberitakan dusta. Mereka
bingung, sesat dan tidak tahu harus berpaling ke arah mana. Ada yang
terperangkap di antara semak duri, ada yang terjatuh ke dalam parit
dan tidak bisa keluar, mengembik meminta pertolongan tetapi tidak
ada yang datang menolong. Terdapat terlalu banyak orang Kristen,
sama seperti orang Lewi itu, hanya berjalan melewati orang yang
setengah mati itu dari seberang jalan, seolah-olah berkata, "Bukan
masalah aku." Mereka tidak mengasihani orang yang mengalami luka-
luka itu sama sekali. Mereka tidak terganggu sama sekali. Mereka tidak
tergerak oleh belas kasihan. Tetapi Tuhan Yesus tidak seperti itu - Ia
penuh dengan belas kasihan.
3. Berdukacita Karena Penganiayaan
Ini membawa kita ke tahap yang ketiga. Di sini kita sampai kepada
pokok yang dibicarakan oleh professor E. itu tadi. Kita juga berdukacita
karena penganiayaan, atau penindasan: yaitu, apabila orang benar
ditindas oleh orang tidak benar. Sekarang kita berdukacita bukan
hanya karena berbelas kasihan atas orang-orang berdosa, tetapi juga
atas orang-orang benar, atas orang-orang yang dianiaya karena
kebenaran. Kita juga menemukan pokok ini di Khotbah Atas
Bukit, "Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab
kebenaran." Saya menangis karena saudara-saudara kita di Negeri
Cina yang dianiaya dan menderita. Seperti kata firman Tuhan,
"Menangislah dengan orang yang menangis!" Paulus menasihati orang-
orang Kristen di Roma 12:15 agar, "Bersukacitalah dengan orang yang
bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!" Dengan
kata lain, kita belajar untuk tidak menutup diri, tetapi kita belajar
untuk bersimpati dengan orang lain di dalam suka dan duka mereka.
234 | C A H A Y A I N J I L
Jadi kita harus bertumbuh sampai ke tahap ketiga ini di mana kita
berbelas kasihan atas orang-orang benar dan mempedulikan mereka
yang dianiaya. Tentu saja, kadang-kadang kita menangis karena kita
sendiri juga dianiaya. Kita tidak perlu merasa malu karena itu, karena
ini hanya menunjukkan bahwa terdapat sesuatu yang tidak beres
dengan orang yang menganiaya kita.
Perhatikan bahwa pengajaran firman Tuhan mengenai hal ini sangat
jelas sekali. Di Mazmur 6:6 kita mendapati bahwa pemazmur banyak
mengenal penderitaan yang disebabkan oleh penganiayaan. Kita
menderita demi kemuliaan nama-Nya. Sekalipun kita menganggap
penderitaan demi nama-Nya sebagai satu penghargaan, kita tetap
merasa sedih mengingat terdapatnya orang-orang yang begitu kejam,
dan tidak peka terhadap kebenaran. Pemazmur berkata dalam Mazmur
6:7-8, "Lesu aku karena mengeluh; setiap malam aku menggenangi
tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku. Mataku
mengidap karena sakit hati, rabun karena semua lawanku." - semua
lawanku. Siapa yang suka ditindas? Siapa yang menikmati penindasan,
kecuali kita mempunyai mentalitas yang aneh, semacam mentalitas
yang suka dianiaya, yang bermegah karena dianiaya. Kita menangis
tetapi orang lain tidak mengerti. Kita menangis bukan semata-mata
karena orang lain tidak memahami kita tetapi karena mereka pergi
sejauh memfitnah kita, menindas kita karena kita berpegang kepada
kebenaran. Pemazmur memahami hal ini dengan begitu baik dan ia
berdukacita karenanya. Pemazmur berkata di ayat 9, "Menjauhlah
dari padaku, kamu sekalian yang melakukan kejahatan, sebab TUHAN
telah mendengar tangisku;" Tinggalkan aku seorang diri, kamu
pembuat kejahatan. Ayat 10-11, "TUHAN telah mendengar
permohonanku, TUHAN menerima doaku. Semua musuhku mendapat
malu dan sangat terkejut; mereka mundur dan mendapat malu dalam
sekejap mata."
Kita tidak dapat memahami sentimen pemazmur yang mendalam ini
jika kita tidak pernah membela kebenaran. Jika anda tidak pernah
membuat pendirian yang tegas untuk membela kebenaran, tentu saja,
tidak ada orang yang akan menentang anda. Apabila anda ditentang,
apabila orangtua anda berpaling dari anda, apabila orang yang anda
cintai menolak anda, tentu saja anda bersedih dan berdukacita.
235 | C A H A Y A I N J I L
Saya tahu apa rasanya ditolak. Saya tahu apa rasanya karena ketika
saya memutuskan untuk melayani Tuhan, orangtua saya tidak mau
melihat saya lagi. Saya adalah anak tunggal dan saya ditolak orangtua!
Setiap kali saya pulang ke rumah, orangtua saya akan memberitahu
saya dengan jelas bahwa saya tidak diterima dengan pertanyaan-
pertanyaan seperti ini, "Kapan kamu akan pergi? Berapa lama kamu
akan tinggal? Apakah kamu segera akan berangkat?" Hati saya hancur.
Bahkan orangtua saya tidak menerima saya lagi. Pemazmur juga
pernah berkata, "Sekalipun seorang ayah meninggalkan anaknya, dan
seorang ibu melupakan anaknya, tetapi Allah tidak akan meninggalkan
aku." Apakah anda tahu apa artinya membuat pendirian untuk
membela kebenaran? Sebelum anda mencapai titik itu, tidak ada orang
yang akan menganiaya anda. Maksud saya, jika anda tidak pernah
berbuat apa-apa, anda tidak pernah membela apa-apa, siapa yang
akan menindas anda? Anda tidak mengibarkan bendera, anda tidak
mempunyai pendirian; siapa yang akan menentang anda?
Kita melihat hal yang sama dalam Mazmur 42. Saya akan membacakan
Mazmur ini kepada anda juga supaya anda dapat mengerti bagaimana
Tuhan Yesus menyimpulkan seluruh pengajaran Kitab Suci di dalam
ajaran-Nya yang menakjubkan itu. Hanya Tuhan Yesus yang dapat
melakukan hal seperti ini, karena tak seorangpun yang dapat
mengajar seperti Dia. Tidak heran mengapa banyak orang menjadi
takjub mendengar pengajaran-Nya. Tak seorangpun yang mengajar
seperti Yesus. Dan Yesus dapat memadatkan begitu banyak kebenaran
ke dalam beberapa patah kata, sehingga untuk menerangkannya saja,
kita harus menganalisanya poin demi poin, langkah demi langkah,
untuk mengeluarkan kekayaan yang terkandung di dalamnya.
Mazmur 42:4 berbunyi, "Air mataku menjadi makananku siang dan
malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: "Di mana
Allahmu?" "Kamu sekarang berada dalam kesulitan. Kamu sekarang
menderita. Di mana Allahmu? Allahmu telah melupakan kamu!!"
Mereka mengolok-olok aku; mereka mentertawakan aku. Saudara-
saudara kita di Cina banyak mengalami penderitaan seperti ini, "Di
mana Allahmu, hah? Kamu sekarang dihukum kerja berat. Kamu
sekarang berada di dalam penjara. Apakah Allahmu tidak akan
menolong kamu? Tidak dapatkah Ia mengutus malaikat untuk
membebaskan kamu dari penjara? Di manakah Allahmu?"
236 | C A H A Y A I N J I L
"Air mataku menjadi makananku siang dan malam." Apakah anda
mengenal penderitaan seperti ini? Selanjutnya di ayat 10-11, "Aku
berkata kepada Allah, gunung batuku: "Mengapa Engkau melupakan
aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?"
Seperti tikaman maut ke dalam tulangku lawanku mencela aku, sambil
berkata kepadaku sepanjang hari: "Di mana Allahmu?"" Apakah
Allahmu sudah tertidur? Lihat, anda berada dalam kesulitan sekarang.
Allahmu tidak melakukan apa-apa. Ketika Tuhan Yesus tergantung di
atas kayu salib mereka berkata, "Di mana AllahMu? Mungkin Allah-Mu
akan menurunkan Engkau dari atas salib."
"Bukankah kekristenan kamu tipe kekristenan yang mengatakan bahwa
Allah akan menaruh gula-gula ke dalam mulutmu? Dan setiap kali
kamu mengalami kesulitan, Allah akan mengeluarkan uang jaminan?
Dan setiap kali kamu menghadapi jalan buntu, Ia akan membuka
jalan? Bukankah begitu? Nah, sekarang kamu berada di dalam
kesusahan dan kamilah yang menjadi penyebab kesusahanmu - jadi
apakah yang akan dilakukan oleh Allahmu?"
"Air mataku menjadi makananku siang dan malam." Allah tidak pernah
menjanjikan sinar matahari tanpa hujan. Ia tidak menjanjikan bunga-
bunga di sepanjang perjalanan kehidupan kita ini. Yesus memanggil
kita supaya memikul salib dan mengikut Dia. Dan memikul salib berarti
kita akan mati. Ketika kita sedang disalibkan, musuh kita akan
mengolok kita dan berkata, "Jika Allahmu benar, turunlah dari salib."
Apa yang tertutup kepada mereka adalah kebangkitan di waktu akan
datang. Allah akan berbuat sesuatu yang jauh lebih besar daripada
menurunkan Dia dari atas salib. Allah akan membangkitkan Yesus dari
kematian. Allah tidak mau semata-mata melepaskan Yesus dari
kematian, tetapi Allah menunggu sehingga Yesus mati dulu dan
kemudian membangkitkan Dia. Dan Allah akan melakukan hal yang
sama untuk kita juga.
Inilah pokok yang ketiga: menangis karena penindasan dari musuh.
Kita dapat melanjutkan dengan Mazmur 56:9 dan seterusnya di
sepanjang mazmur-mazmur - menangis karena penindasan.
4. Menangis Karena Dosa-Dosa Umat Allah
Kita melanjutkan ke tahap keempat. Perhatikanlah kekayaan yang
terdapat di dalam ajaran Yesus. Apakah tahap yang keempat? Di tahap
237 | C A H A Y A I N J I L
ini, kita menangis karena dosa-dosa umat Allah. Apakah anda peduli
akan apa yang sedang terjadi di dalam gereja Tuhan? Di tahap ini, kita
sampai ke suatu titik di mana kita dapat melihat umat Allah dengan
mata Allah sendiri. Saat kita melihat dosa-dosa umat-Nya, kita
berdukacita dan menangis. Kita bersyukur kepada Allah untuk nabi-
nabi-Nya di Perjanjian Lama yang menangisi dosa-dosa umat Allah:
Ezra, Nehemia, Yeremia dan Yesaya.
Lihatlah Ezra, abdi Allah yang besar, yang memulihkan bangsa Israel
itu. Ezra berkata di kitab Ezra 10:6, "Sesudah itu Ezra pergi dari depan
rumah Allah menuju bilik Yohanan bin Elyasib, dan di sana ia bermalam
dengan tidak makan roti dan minum air, sebab ia berkabung karena
orang-orang buangan itu telah melakukan perbuatan tidak setia."
Di manakah umat Allah pada zaman ini yang menangis karena
ketidaksetiaan orang-orang buangan di dunia ini? Orang-orang
buangan, tentu saja, adalah sisa bangsa Israel yang telah dibuang ke
dalam perbudakan setelah Yerusalem dihancurkan. Akan tetapi,
sekalipun penghakiman dijatuhkan ke atas mereka, mereka masih
belum mempelajari apa-apa. Mereka masih hidup dalam dosa. Mereka
masih lagi tidak setia. Betapa kerasnya hati umat pilihan Allah! Mereka
tidak peka terhadap dosa sama sekali! Mereka tidak menangis karena
dosa. Mereka mengatakan bahwa kita hanya perlu membenci dosa. Apa
yang dimaksud dengan 'membenci dosa'? Jikalau anda tidak
menangisinya, mengapa anda harus membencinya? Saya memang
senang melihat kebencian terhadap dosa. Akan tetapi saya tidak
menemukan sikap itu di mana-mana karena orang-orang yang tidak
menangis karena dosa, juga tidak akan membenci dosa. Itulah
kenyataannya. Hanya setelah kita melihat kerusakan yang diakibatkan
dosa, dan dukacita yang disebabkan dosa, kita mulai membencinya.
Jika dosa tidak merugikan kita, mengapa kita harus membencinya?
Ezra menangis karena ketidaksetiaan orang-orang buangan. Ia
berpuasa: tidak makan roti dan minum air. Dan ia berkabung. Sebagai
akibatnya, Allah membawa pemulihan kepada Israel. Allah tidak akan
membawa pemulihan kepada gereja kecuali kita belajar untuk
menangisi dosa gereja. Kita menemukan hal ini di mana-mana saja
dalam Perjanjian Lama. Satu contoh yang lain adalah Yeremia. Saya
akan membacakan kepada anda Yeremia 9:1. Seperti yang telah saya
sebutkan tadi, saya memberikan ayat-ayat ini karena saya ingin anda
238 | C A H A Y A I N J I L
mengerti bahwa apa yang saya bicarakan adalah Firman Allah. Saya
tidak mengatakan apa-apa dari diri saya sendiri. Yeremia 9:1 adalah
salah satu ayat yang paling dalam di dalam firman Tuhan dan ia benar-
benar berbicara kepada saya. Di mana dapat kita menemukan manusia
Allah seperti Yeremia di zaman ini? Apa yang dikatakan oleh Yeremia?
"Sekiranya kepalaku penuh air, dan mataku jadi pancuran air mata,
maka siang malam aku akan menangisi orang-orang puteri bangsaku
yang terbunuh!" Mengapa? Karena Yeremia dapat meramalkan bahwa
Israel akan dibinasakan. Ia sudah melihat hal itu di dalam
penglihatannya. Ia sudah melihat bahwa Israel tidak akan bertobat.
Maka ia berkata, "Sekiranya kepalaku penuh air, dan mataku jadi
pancuran air mata supaya aku dapat menangis. Aku tidak punya cukup
air mata untuk menangisi umat ini. Aku tidak cukup air mata!"
Ayat 2 mengatakan, "Sekiranya di padang gurun aku mempunyai
tempat penginapan bagi orang-orang yang sedang dalam perjalanan,
maka aku akan meninggalkan bangsaku dan menyingkir dari pada
mereka! Sebab mereka sekalian adalah orang-orang berzinah, suatu
kumpulan orang-orang tidak setia." Bangsa Israel adalah 'orang-orang
berzinah' dan 'orang-orang tidak setia'. Selanjutnya ayat 3
mengatakan, "Mereka melenturkan lidahnya seperti busur; dusta dan
bukan kebenaran merajalela dalam negeri; sungguh, mereka
melangkah dari kejahatan kepada kejahatan, tetapi TUHAN tidaklah
mereka kenal." Umat Allah, Israel, umat pilihan Allah, melangkah ke
mana? Yeremia berkata, "Dari kejahatan kepada kejahatan." Oleh
karena itu mereka akan dibunuh, mereka akan dibinasakan. "Oh,
sekiranya kepalaku penuh air, dan mataku jadi pancuran air mata
supaya aku dapat menangis."
Seluruh kitab Ratapan adalah ratapan. Ratapan - sebuah kitab di dalam
Alkitab dikhususkan untuk berdukacita. Meratap artinya berdukacita,
menangis - pertama menangis karena dosa, dan akhirnya, menangis
karena pembinasaan Israel. Apakah kita peduli? Di dalam Perjanjian
Baru, Tuhan Yesus melakukan hal yang sama. Dalam Lukas 19:41 kita
mendapati Yesus menangisi kota Yerusalam, dan di sini Ia berkata "O
Yerusalem, Yerusalem, karena engkau tidak mengerjakan apa yang
perlu untuk damai sejahtera, engkau akan dibinasakan." Kemudian di
Lukas 13:34 Yesus berkata, "Yerusalem, Yerusalem, berkali-kali Aku
rindu mengumpulkan anak-anakmu...... tetapi kamu tidak mau!"
Malapetaka menunggu mereka.
239 | C A H A Y A I N J I L
Ketika Tuhan Yesus disalibkan, terdapat beberapa orang perempuan
yang menangisi-Nya. Akan tetapi Yesus berkata kepada perempuan-
perempuan itu di Lukas 23:28, "Janganlah kamu menangisi Aku,
melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!" Tangisilah
dirimu sendiri dan anak-anakmu karena malapetaka akan menimpa
bangsa Israel. Yesus menunjukkan belas kasihan-Nya kepada umat
Allah.
Kita mendapati Paulus juga tahu apa artinya menangisi dosa gereja
Tuhan. Ia menasihati jemaat Korintus agar menangis karena dosa yang
dilakukan di dalam jemaat. Di 1 Korintus 5, Paulus berkata kepada
jemaat Korintus, "Kamu tidak patut bergembira dan bersukaria. Kamu
seharusnya belajar untuk menangis karena dosa yang telah dilakukan
di tengah-tengah kamu." Beginilah yang dikatakan Paulus di dalam
1Korintus 5:2, "Sekalipun demikian kamu sombong! Dan kamu
menganggap diri kamu begitu rohani? Hai orang Korintus, karena kamu
dapat berbahasa lidah dan memiliki beberapa karunia roh di dalam
gereja, kamu pikir kamu benar-benar sesuatu? "Tidakkah lebih patut
kamu berdukacita dan menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari
tengah-tengah kamu?" Orang yang melakukan dosa seperti ini harus
diusir dari jemaat. Menangislah karena dosa yang dilakukan di tengah-
tengah jemaat! Dosa bukanlah sesuatu untuk dimegahkan. Marilah kita
belajar untuk menangis.
Dalam 2 Korintus 12:21 kita menemukan hal yang sama sekali lagi:
"Aku kuatir, bahwa apabila aku datang lagi, Allahku akan merendahkan
aku di depan kamu, dan bahwa aku akan berdukacita terhadap banyak
orang yang di masa yang lampau berbuat dosa dan belum lagi bertobat
dari kecemaran, percabulan dan ketidaksopanan yang mereka
lakukan." Mereka masih belum bertobat dari dosa-dosa tersebut.
"Orang-orang Kristen ini masih belum bertobat dan karena itu aku akan
berdukacita. Aku kuatir aku harus berdukacita ketika aku mendapati
bahwa mereka belum bertobat." Tetapi gereja masa kini berkata, "Ah,
itu tidak apa-apa. Kekudusan tidak penting." Kiranya Allah menjauhkan
hal ini! Kita tidak berdukacita karena dosa. Kita pikir kekudusan tidak
terlalu penting. Alangkah baiknya jika kita belajar untuk berdukacita!
Paulus menyatakan di Filipi 3:18, "Karena, seperti yang kerap kali
kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil
menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus."
240 | C A H A Y A I N J I L
Paulus tidak hanya menyatakan kepada mereka, tetapi ia
menyatakannya sambil menangis. Paulus memperingatkan mereka
akan bahayanya dosa di dalam jemaat. Mereka hidup sebagai seteru
salib Kristus karena "Tuhan mereka ialah perut mereka". "Kesudahan
mereka ialah kebinasaan..... kemuliaan mereka ialah aib mereka,
pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi." Oh
kiranya kita belajar untuk menangis untuk jemaat Tuhan!
Nabi Yehezkial berkata kepada bangsa Israel, "Karena kamu tidak mau
meratap dan menangis, maka "kamu tidak akan meratap dan
menangis. Tetapi kamu akan hancur lebur karena hukumanmu......"
(Yehezkial 24:23) Jika anda tidak berdukacita menurut kehendak Allah
(yang disebut Paulus dalam 2 Korintus 7:10, dukacita menurut
kehendak Allah lwn. dukacita yang dari dunia), maka anda akan
berdukacita dengan dukacita yang dari dunia. Jangan pikir anda dapat
melepaskan diri dari berdukacita. Waktunya akan tiba di mana anda
akan meratap dan menggertak gigi, dan pada waktu itu, sudah
terlambat untuk meratap dan menggertak gigi. Kita harus memilih
antara dukacita menurut kehendak Allah, atau dukacita dari dunia.
Anda harus membuat satu pilihan tetapi jangan pikir bahwa jika anda
tidak ingin menangis sekarang, anda tidak akan menangis.
Sebagaimana telah kita baca dalam Lukas 6, mereka yang menangis
sekarang akan tertawa kemudian; dan mereka yang tertawa sekarang
akan menangis kemudian. Semua orang akan berdukacita, semua
orang akan menangis. Persoalannya ialah: apakah sekarang atau
kemudian; apakah kita menangis menurut kehendak Allah sekarang
atau menangis dan menggertak gigi di neraka kemudian? Itulah
pilihannya. Dosa akan membawa dukacita kepada semua orang,
persoalannya ialah cepat atau lambat.
5. Menangis Karena Cinta Pada Yesus Dan Jemaat-Nya
Mari kita melihat pokok yang terakhir. Dari sini kita bergerak dari
menangis karena dosa jemaat ke tahap yang berikutnya, di mana kita
menangis karena kepedulian terhadap jemaat, tidak semestinya karena
jemaat atau saudara-saudara kita telah berbuat dosa tetapi karena
kerinduan untuk melihat mereka bertumbuh secara rohani. Perhatikan
bahwa di setiap tahap di dalam kehidupan kekristenan kita
mencucurkan air mata. Ada di antara kita yang menangis dalam
keprihatinan, dalam kekuatiran untuk melihat saudara-saudara yang
241 | C A H A Y A I N J I L
berdiri teguh dalam Kristus: agar mereka tetap berdiri teguh dan terus
bertumbuh. Kita menyirami benih-benih itu dengan air mata. Benih-
benih itu sedang bertumbuh.
Paulus memahami hal ini dengan baik sekali. Kita menangis karena
cinta pada Kristus dan pada tubuh-Nya. Tuhan Yesus menyatakan di
Matius 9:15 bahwa selama mempelai laki-laki masih ada bersama
sahabat-sahabatnya, tak seorangpun yang akan berdukacita. Tetapi
waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada
waktu itulah mereka akan menangis. Di dalam Markus 16:10, kita
melihat bagaimana murid-murid-Nya menangisi Yesus, mempelai laki-
laki itu, ketika Ia diambil dari mereka. Mengapa mereka menangis?
Sekarang mereka menangis bukan karena dosa. Mereka menangis
karena cinta mereka pada Yesus. Mereka menangis karena Yesus
diambil dari mereka. Tetapi dukacita mereka berubah menjadi sukacita
ketika Ia dibangkitkan dari kematian. Demikian pula, kita menangis
sekarang bukan saja karena dosa-dosa gereja. Di tahap ini, tahap yang
kelima ini, kita menangis karena cinta kita pada gereja sebagai tubuh
Kristus, karena kita mencintai Yesus. Kita mengasihi Tuhan kita, Yesus.
Kita menangis karena kepedulian terhadap tubuhNya, yaitu jemaatNya.
Paulus memahami pokok ini dengan begitu dalam sekali. Kita melihat
mutu rasul ini dari Kisah Rasul 20:19. Berdoalah agar Allah memberi
kepada kita beberapa orang seperti Paulus di generasi ini! Kisah 20:19
merupakan kata-kata perpisahan Paulus kepada jemaat di Efesus,
kepada para penatua jemaat yang diajarinya selama tiga tahun.
Perpisahan ini sangat menyedihkan karena Paulus amat mengasihi
mereka. Mereka juga sangat mengasihi Paulus. Namun waktunya telah
tiba untuk berpisah. Waktunya akan tiba di mana kita semua akan
mengucapkan selamat tinggal, sekalipun kita telah berjuang bersama-
sama di dalam peperangan yang sama; kita mungkin pernah menarik
pedang bersama-sama di dalam peperangan rohani ini; kita pernah
maju bersama-sama. Tetapi di dalam kehidupan ini, akan tiba suatu
waktu di mana kita harus mengucapkan selamat tinggal. Di sini sudah
tiba waktunya untuk Paulus mengucapkan selamat tinggal kepada
jemaat di Efesus yang dikasihinya. Paulus melayani gereja Efesus
selama tiga tahun, membangunkan mereka dan inilah yang dikatakan
Paulus di ayat 19, "dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan.
Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak
mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh
242 | C A H A Y A I N J I L
aku." "Aku banyak mencucurkan air mata!" Oh, betapa dalamnya orang
ini! Betapa dalamnya dan besarnya orang ini! Begitu besar kasihnya
akan gereja. Ia melayani Tuhan dengan air mata. Ia menyirami benih-
benih dengan air matanya sendiri.
Sekali lagi di fasal yang sama di ayat 31, di dalam kata-katanya yang
terakhir kepada para penatua jemaat, ia mengatakan, "Sebab itu
berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang
malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-
masing dengan mencucurkan air mata." - air mata kasih dan peduli
akan gereja. Di mana kita dapat menemukan orang-orang seperti ini
pada generasi ini? Saya tidak tahu anda berada di tahap yang mana
sekarang ini, apakah di tahap satu, jika anda masih belum percaya;
tahap dua; tahap tiga; tahap empat atau tahap lima? Saya berdoa agar
anda bertumbuh melewati semua tahap ini dan menjadi seorang
manusia seperti Paulus, yang menangis bukan hanya karena dosa-dosa
gereja tetapi menangis juga demi pertumbuhan jemaat Tuhan!
Di Yehezkiel 22:30, Allah berfirman melalui Yehezkiel, "Aku mencari di
tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau
yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan
Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya." Aku mencari seorang,
Aku mencari di tengah-tengah mereka (yakni, di tengah-tengah
Israel), seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang
mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan
Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya. Allah sedang mencari,
tetapi tidak menemukan seorangpun.
Mari kita baca ayat 29 di mana dikatakan, "Penduduk negeri," umat
Allah, bangsa Israel, "melakukan pemerasan (pemerasan, tentu saja,
dalam pengertian ini berarti mencari keuntungan dari orang-orang
miskin) dan perampasan, menindas orang sengsara dan miskin dan
mereka melakukan pemerasan terhadap orang asing bertentangan
dengan hukum." Dan Aku mencari seorang tetapi Aku tidak dapat
menemukan seorangpun. Lalu ayat 31 menyatakan, "Maka Aku
mencurahkan geram-Ku atas mereka dan membinasakan mereka
dengan api kemurkaan-Ku; kelakuan mereka Kutimpakan atas kepala
mereka, demikianlah firman Tuhan ALLAH." Apa artinya ini? Allah
sedang mencari seorang yang hendak mendirikan tembok dan
mempertahankan negeri itu. Mempertahankan dari apa? Penghakiman
243 | C A H A Y A I N J I L
Allah. Satu pelanggaran telah terjadi di antara umat Allah dan Allah
sendiri. Demikian pula, satu pelanggaran sudah terjadi di antara gereja
dan Allah sekarang ini. Allah sedang mencari seorang untuk mendirikan
tembok untuk memperdamaikan kedua pihak. Apakah Ia dapat
menemukan orang itu?
Nah, di gereja purba, Ia menemukan Paulus. Siapa yang akan ditemui-
Nya sekarang ini? Orang yang bagaimana yang akan ditemui-Nya pada
zaman ini? Mari kita tutup sekarang dengan membacakan satu
mazmur. Mazmur 126:5-6, "Orang-orang yang menabur dengan
mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang
yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti
pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya." Indah
sekali ayat ini! Allah sedang mencari orang-orang yang rela menabur
sambil mencucurkan air mata dan mereka akan pulang dengan sorak-
sorai. Begitu indahnya ajaran Tuhan Yesus. Kita dapat melihat begitu
banyak kekayaan dipadatkan hanya ke dalam beberapa patah kata,
"Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur."
Menakjubkan sekali!
Berbahagialah Orang yang Lapar dan Haus Akan
Kebenaran
Matius 5:6 - Pesan yang keempat dari 10 Pesan tentang 'Ucapan
Bahagia'
Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang
Hari ini kita melanjutkan pembahasan kita mengenai Khotbah di Bukit
pada ayat berikutnya dalam Matius 5:6. Kita sampai pada kalimat yang
keempat dari Khotbah di Bukit:"Berbahagialah orang yang lapar dan
haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan." Apa artinya hal
ini? Semakin saya mendalami pengajaran Tuhan serta
merenungkannya, saya tidak pernah berhenti merasa takjub akan
kedalaman dan kekayaan dari kata-kata Tuhan itu, bagaimana Ia
mampu memberikan arti yang sangat dalam pada begitu sedikit kata.
Saya yakin saya telah menjelaskan secara rinci banyak bagian dari
244 | C A H A Y A I N J I L
Kitab Suci, tetapi tidak ada seorang pun yang berbicara seperti Tuhan
Yesus. Tidak ada seorang pun yang mampu memberi arti yang sangat
dalam pada kata-kata yang begitu sedikit. Tidak ada seorang pun yang
seperti Dia. Ia sungguh luar biasa. Masalah yang dihadapi oleh orang
yang menguraikan adalah bagaimana cara menjabarkan kekayaan dari
pengajaran Tuhan itu secara sederhana dan jelas.
Kebenaran Dibandingkan dengan Makanan dan Minuman
Apa artinya ucapan ini? Sekali lagi, pada umumnya kita menganggap
seseorang yang lapar dan haus sebagai orang yang kurang beruntung,
tetapi Tuhan Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang lapar dan haus
akan kebenaran." Mari kita lihat beberapa pengertian yang terdapat
dalam kata-kata ini. Tuhan Yesus membandingkan kebenaran dengan
makanan. Bagaimana pun, kita lapar dan haus akan makanan, dan
makanan tentu saja sangat penting bagi kehidupan. Kita lapar dan
haus akan sesuatu yang kita rasakan penting bagi hidup kita. Bukan
hanya kita inginkan; melainkan sangat penting. Kita tidak merasa lapar
dan haus sebesar itu akan sesuatu yang tidak benar-benar kita
inginkan. Dan salah satu hal yang sangat kita inginkan adalah hidup.
Bagaimana pun, tanpa kehidupan kita tidak mungkin menginginkan
hal-hal lain. Jika kita mati, maka semuanya akan lenyap, tidak ada lagi
yang kita inginkan. Jadi kehidupan adalah hal paling mendasar yang
bisa kita inginkan. Kita lapar dan haus akan makanan dan minuman
karena tanpa makanan dan minuman kita akan mati. Tubuh kita
merasa lapar dan haus karena tubuh menyatakan kebutuhannya yang
sangat dalam akan makanan dan minuman. Semakin lama kita
menunggu, semakin lama kita tidak memakan sesuatu, perut kita
terasa semakin lapar. Semakin kita merasa haus, tubuh kita semakin
menginginkan apa yang disebut sebagai rasa haus akan minuman
karena kelangsungan hidup tubuh kita tergantung pada hal itu.
Sekarang pikirkan baik-baik, Tuhan Yesus mengatakan
bahwa kebenaran itu sama pentingnya bagi kehidupan rohani seperti
makanan dan minuman bagi kehidupan jasmani. Ini merupakan pokok
pertama yang sangat jelas bagi kita, bukan? Sekarang pikirkan hal ini
dengan baik. Tuhan Yesus mengatakan bahwa kebenaran merupakan
hal yang sangat penting bagi kehidupan rohani anda sehingga roh
anda, apabila roh itu mengetahui apa yang dibutuhkannya, akan
menjerit—roh anda akan merasa lapar dan haus akan kebenaran—
karena tanpa kebenaran itu ia tidak dapat hidup. Tanpa kebenaran, kita
245 | C A H A Y A I N J I L
tidak dapat hidup. Jadi perbandingan yang ditunjukkan adalah antara
makanan dan minuman yang bersifat jasmani dengan kebenaran, yaitu
makanan dan minuman yang bersifat rohani. Hal ini mudah untuk
dimengerti. Kita tidak memerlukan pemikiran yang dalam untuk
mengerti hal ini. Tetapi mari kita lanjutkan lagi.
Apa yang terjadi ketika anda makan? Apa yang terjadi ketika anda
minum? Ketika anda makan, apa yang anda lakukan? Untuk
mengenyangkan perut anda, anda menjejalkan makanan ke dalam
saku anda, bukan? Anda berkata, "Tidak mungkin! Saya memasukkan
makanan ke dalam mulut, bukan ke dalam saku." Dan begitu pula
ketika anda haus, apa yang anda lakukan? Anda menuangkan minuman
ke atas rambut anda. Anda berkata, "Itu sungguh menggelikan. Ketika
saya haus, saya memasukkan minuman ke dalam mulut saya."
Mengapa saya mengatakan hal ini? Karena telah terjadi kurang
pengertian yang sangat besar mengenai betapa pentingnya kebenaran
itu bagi kehidupan yang kekal dalam pengertian bahwa kebenaran itu
mesti, perhatikan dengan baik, dihayati (internalized). Saya
menggunakan kata ini, 'dihayati' (internalized, atau, diserap ke dalam
diri anda). Makanan tidak akan berfungsi jika anda memasukkannya ke
dalam saku anda, karena makanan itu masih berada di luar. Tetapi jika
anda ingin makanan itu berfungsi, anda harus memasukkannya ke
dalam tubuh anda. Anda harus memakannya. Jika anda haus, anda
tidak menuangkan air pada rambut anda. Air yang dituangkan ke
kepala bagus untuk mencuci rambut, tetapi air itu tidak akan
menghilangkan rasa haus anda. Anda harus meminum air itu. Anda
harus memasukkannya ke dalam tubuh anda agar makanan itu
berfungsi. Sekali lagi hal ini sangat sederhana untuk dimengerti,
meskipun demikian sungguh mengherankan bahwa sedikit sekali orang
yang mengerti hal-hal sederhana jika berkaitan dengan masalah
rohani. Mereka sangat pandai dalam hal yang menyangkut materi.
Mereka mengetahui banyak hal mengenai materi. Tetapi jika
menyangkut kehidupan rohani, mereka tidak mengerti apa-apa. Yang
dikatakan oleh Tuhan Yesus adalah: anda bukan saja perlu
menginginkan kebenaran ini, anda juga perlu menerima kebenaran ini
serta menghayatinya. 'Menghayati' berarti anda bukan hanya perlu
menerimanya. Karena jika saya memberi anda sepotong roti ketika
anda lapar, lalu anda memasukkannya ke dalam saku anda, apakah
anda sudah menerima roti itu? Tentu saja anda sudah menerimanya,
246 | C A H A Y A I N J I L
tetapi apakah roti itu sudah menghilangkan rasa lapar anda? Tentu saja
roti itu belum menghilangkan rasa lapar anda, karena anda belum
memakan roti itu. Pada masa kini kita seringkali mendengar tentang
menerima Kristus, tetapi apa gunanya menerima Kristus, jika anda
tidak menghayati-Nya? Itulah isi seluruh kitab Yohanes pasal 6,
"Barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku." Tuhan Yesus
mengatakan hal yang tepat sama. Tidak ada gunanya menerima
Kristus, apa pun artinya, kecuali anda menerima-Nya ke dalam
keberadaan anda yang paling mendalam, kecuali anda menghayati-
Nya.
Sekarang pikirkan tentang kebenaran. Apa yang terjadi dengan
makanan ketika anda memakannya? Bagaimana makanan itu
memuaskan rasa lapar anda? Karena sebagai contohnya, jika anda
merasa lapar dan anda memutuskan untuk memakan kertas sampai
mulut anda penuh. Lalu anda mengunyah kertas itu dan menelannya
(anda memiliki gigi-gigi yang kuat dan bagus), maka perut anda akan
terasa kenyang, benarkah? Rasa lapar anda sudah hilang karena
sekarang perut anda penuh dengan kertas. Tetapi apa yang terjadi?
Ternyata anda akan tetap mati kelaparan. Bagaimana mungkin? Karena
dalam kenyataannya kertas tidak dapat mengenyangkan tubuh anda.
Kertas dapat mengisi perut anda tetapi tidak dapat mengenyangkan
tubuh anda. Kertas harus diserap agar dapat mengenyangkan tubuh
anda. Mengisi perut saja tidak akan memenuhi kebutuhan anda. Saya
pernah mendengar tentang manusia aneh yang suka makan apa saja,
termasuk mobil, sepeda, dan kaca. Ia bisa makan mobil sampai habis,
termasuk kaca-kacanya, ban karetnya, semuanya. Bagaimana orang
tersebut tidak mati karena keracunan timah atau zat-zat lainnya saya
tidak mengerti. Tetapi setiap hari ia makan beberapa baut dan
beberapa mur untuk membuktikan satu hal—bahwa ia bisa makan satu
mobil sampai habis. Saya lebih suka mengemudikan mobil daripada
memakannya, karena saya tidak tahu apa gunanya kita memakan
mobil, karena mobil tidak menyehatkan tubuh saya, tetapi lebih besar
kemungkinannya akan meracuni tubuh saya. Apa yang akan terjadi
pada orang yang aneh itu beberapa tahun lagi, saya tidak berani
membayangkannya. Jadi tubuh harus dapat menyerap kebenaran.
Menghayati Kebenaran Menyelamatkan Kita
Secara rohani, apabila anda 'memakan' kebenaran, anda tidak
menjejalkannya begitu saja ke dalam tenggorokan anda. Kebenaran itu
247 | C A H A Y A I N J I L
harus diserap ke dalam tubuh. Apa yang terjadi apabila makanan yang
anda makan diserap ke dalam tubuh? Makanan itu menjadi bagian dari
diri anda. Zat-zat makanan itu masuk ke dalam darah, dan melalui
darah zat-zat makanan itu masuk ke dalam otot-otot anda, ke dalam
jaringan tubuh anda, sel-sel anda, dan memberi makan setiap bagian.
Dengan kata lain, makanan yang anda makan tidak lagi berupa
makanan, tetapi dipecah-pecah menjadi komponen dari protein,
komponen dari karbohidrat, unsur-pokok dari lemak, kemudian
semuanya diserap ke seluruh bagian (dari tubuh anda). Dengan kata
lain semua itu menjadi bagian dari diri anda. Sekali lagi hal ini sangat
mudah untuk dimengerti. Sekarang mengenai kebenaran. Yang
dikatakan oleh Tuhan Yesus adalah sebagai berikut: Jika anda ingin
diselamatkan, jangan 'menelan' kebenaran begitu saja lalu
menempelkannya pada perut anda, karena hal itu tidak akan
menghasilkan apa-apa bagi anda. Tetapi yang harus terjadi adalah
kebenaran itu harus dihayati sehingga kebenaran itu meresap ke
dalamsetiap bagian dari keberadaan anda. Kebenaran itu
meresapi setiap bagian dari kehidupan anda: ujung-ujung jari anda,
mata anda dan sebagainya. Makanan yang anda makan selama makan
siang akan segera diserap oleh rambut anda sehingga rambut anda
bisa tumbuh. Makanan itu akan diserap oleh sel-sel di mata anda. Sel-
sel di setiap bagian tubuh anda bergerak lebih cepat dan kuat.
Jadi kebenaran itu sekarang akan menjadi sangat penting bagi setiap
bagian tubuh anda, setiap bagian hidup anda.
Saya menekankan hal ini karena inilah pengajaran Tuhan. Tetapi
sayangnya bukan pengajaran semacam ini yang sering kita dapatkan di
gereja pada masa kini. Sekarang ini kita mendengar keselamatan yang
terjadi melalui 'ajaran kepercayaan' yang mudah yaitu bahwa yang
perlu anda lakukan hanyalah "Percayalah dan kamu akan
diselamatkan." Kepercayaan semacam ini tampaknya kurang lebih
bersifat intelektual: anda percaya telah terjadi sesuatu pada waktu
tertentu di masa lalu, dan hal-hal tersebut secara historis memang
benar dan anda mempercayainya dengan sepenuh hati. Lalu apa yang
telah anda hayati? Sesungguhnya apa yang telah anda hayati?
Bagaimana hal itu dapat memberi makan jiwa yang lapar? Bagaimana
hal itu dapat membawa kehidupan bagi orang-orang yang akan binasa?
Apakah fakta-fakta sejarah dapat menyelamatkan kita? Yesus berkata
bahwa kita harus memakan kebenaran. Kita
248 | C A H A Y A I N J I L
harus memasukkan kebenaran itu ke dalam diri kita. Apakah fakta-
fakta sejarah menyelamatkan kita? Ini hampir sama artinya dengan
jika saya mengambil Ensiklopedia Britannica dan mengunyah halaman-
halamannya. Ini tidak akan mengisi otak saya. Hal ini tidak akan
menghasilkan apa pun untuk saya. Fakta-fakta sejarah tidak dapat
menyelamatkan kita. Kebenaran Allah di dalam Kristuslah yang akan
menyelamatkan kita. Pada masa kini kita mendengar pengajaran yang
mengatakan bahwa Allah menyelubungi kita dengan kebenaran-Nya,
apa pun artinya itu. Ia menyelubungi kita dengan kebenaran-Nya. Ia
melingkupi kita dengan kebenaran itu. Di sini Tuhan Yesus berbicara
tentang makanan dan minuman, yaitu bahwa kita akan hidup oleh
makanan dan minuman. Saya tidak akan hidup semata-mata dengan
memakai pakaian untuk menutupi tubuh saya. Jadi kita berbicara
mengenai mengenakan kebenaran-Nya diluar. Sungguh aneh!
Tentu saja harus ada kebenaran yang kita hayati dalam diri kita dan
kebenaran yang dipancarkan ke luar. Harus ada kebenaran yang
pertama-tama berasal dari dalam batin, kemudian mewujudkan diri ke
luar sehingga setiap orang bisa melihatnya, di mana dengan cara itu
kehidupan menjadi terang. Harus ada terang yang dipancarkan ke
luar."Kamu adalah terang dunia"—orang dapat melihat terang itu!
Tetapi kita tidak mengenakan terang itu dari luar begitu saja. Terang
dari Kristus itu harus berasal dari dalam dan dipancarkan ke luar —
terang yang terus-menerus terpancar dari dalam diri kita, bukan hanya
terpancar dari kulit kita. Masalah yang terdapat dalam Perjanjian Lama
adalah bahwa cahaya (terang) yang bersinar pada wajah dan kulit
Musa bersifat sementara. Cahaya yang hanya sedalam kulit ini tidak
banyak gunanya. Terang harus berasal dari dalam hati, dari
keberadaan kita yang paling dalam. Seperti dikatakan Tuhan Yesus
dalam Yohanes 7:38, "Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang
dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-
aliran air hidup." Air ini mengalir ke luar, tetapi berasal dari dalam.
Pada masa kini kita mendengar pengajaran tentang kebenaran yang
bersifat eksternal; tidak ada yang berubah dalam diri kita. Dengan kata
lain, anda 'diselubungi' oleh kebenaran itu. Dan pengajaran semacam
ini mengatakan bahwa pada saat Allah memandang anda, Ia tidak
dapat melihat bagaimana sesungguhnya diri anda. Yang dilihat-Nya
hanyalah pakaian kebenaran yang di luar diri anda. Allah macam
apakah ini? Pandangan-Nya tidak dapat menembus selubung
249 | C A H A Y A I N J I L
kebenaran yang tampak dari luar? Bahkan seandainya kebenaran itu
adalah kebenaran Kristus dan hanya membentuk selubung di sekeliling
kita, apakah hal itu dapat disebut sebagai keselamatan? Sekarang anda
dapat melihat betapa berbedanya pengajaran Tuhan dengan
pengajaran semacam ini, yaitu pengajaran yang dangkal.
Saat ini seluruh kekristenan bersifat dangkal. Pengajarannya dangkal,
keyakinannya dangkal, dan seluruh kehidupan kekristenan juga
dangkal. Bagaimanapun, kekristenan itu hanya di luarnya saja;
semuanya diperhitungkan kepada kita di luar. Dan pada saat Allah
memandang diri anda, Ia tidak dapat melihat anda. Ia melihat Kristus
karena anda bersembunyi di belakang Kristus. Jadi anda adalah orang
berdosa yang sama dengan sebelumnya tanpa perubahan apa pun.
Anda masih penuh dengan dosa tetapi yang terjadi adalah Kristus
menyelubungi diri anda seperti kepompong. Jadi pandangan Allah tidak
dapat menembus kepompong yang menakjubkan ini, Ia tidak dapat
melihat semua dosa yang ada di baliknya. Pengajaran macam apakah
ini? Di manakah dalam Alkitab anda mendapatkan pengajaran
semacam ini? Saya tidak tahu. Tetapi saya yakin bahwa anda sangat
mengenal pengajaran semacam ini jika anda telah menjadi orang
Kristen selama beberapa tahun. Anda benar-benar mengerti apa yang
sedang saya katakan. Ini sama sekali bukanlah kebenaran yang
disampaikan kepada kita dalam pengertian yang Alkitabiah. Kebenaran
Allah disampaikan kepada kita bukan hanya untuk kita lihat, juga
bukan agar kita dapat memoleskannya pada wajah kita sehingga kita
kelihatan lebih bersih daripada sebelumnya; bukan supaya kita dapat
menggunakannya sebagai selubung agar kita kelihatan sedikit lebih
bersih, padahal dalam kenyataannya di bawah selubung itu kita
kelihatan sangat kotor. Allah macam apakah yang dikhotbahkan ini?
Allah semacam ini akan lebih baik menjadi juri peragaan busana saja.
Maksud saya anda tidak perlu mandi, hanya perlu berganti pakaian.
Pastikan agar pakaian luar anda bersih, tidak masalah betapa pun
kotornya anda itu. Tidak, tidak demikian. Ini bukanlah pengajaran
Tuhan Yesus sama sekali. Pikirkan sekali lagi.
Seperti seseorang yang lapar akan makanan, demikian pula
berbahagialah orang yang lapar akan kebenaran; seperti seseorang
yang haus akan minuman, demikian pula berbahagialah orang yang
haus akan kebenaran, karena ia ingin memasukkan kebenaran itu ke
dalam dirinya. Ia ingin menjadi segar dan sehat karenanya. Ia makan
250 | C A H A Y A I N J I L
dan minum sampai jiwa dan rohnya yang letih disegarkan dan hidup
kembali. Karena itu Yesus berkata, "'Barangsiapa yang memakan
aku...' Jangan hanya menggunakan Aku sebagai selubung! Tentu saja
kamu juga bisa menggunakan Aku sebagai selubung, tetapi kamu
harus memakan Aku terlebih dulu. 'Barangsiapa yang memakan Aku,
akan hidup oleh Aku.'"
Nafsu Makan
Ini sangat penting. Perhatikan lebih jauh pengajaran Tuhan: masalah
yang terjadi pada banyak orang hari ini adalah masalah nafsu makan.
Jadi kebenaran itu ada, tetapi apakah anda memiliki nafsu makan
(artinya kerinduan) terhadap kebenaran itu? Sekarang kita mengetahui
bahwa kebenaran itu sama pentingnya bagi jiwa kita seperti makanan
bagi tubuh kita. Saya harap anda memahami hal ini dengan baik.
Bukan semata "mempercayai pengakuan iman" yang benar, meskipun
mempercayai hal yang benar itu penting. Tidak seorang pun akan
menyangkal bahwa mempercayai hal yang benar itu penting, sama
pentingnya dengan makan makanan yang benar. Kita telah melihat
bahwa memakan kertas tidak akan mengenyangkan anda, makan
kertas tidak akan memenuhi kebutuhan jasmani anda. Meskipun
demikian kita juga perlu mengetahui bahwa makanan yang benar itu
adalah kebenaran, dan makanan ini harus kita masukkan ke dalam diri
kita.
Tentu saja anda berada dalam kesulitan apabila anda kelaparan tetapi
anda tidak menyadarinya. Anda tidak merasa lapar. Orang yang sakit
tidak mempunyai nafsu makan. Banyak orang sakit secara rohani, jadi
mereka tidak memiliki kerinduan terhadap kebenaran. Sama seperti
orang yang sakit sangat membutuhkan makanan, tetapi karena sakit ia
tidak mempunyai nafsu makan; ia tidak bisa makan. Saya tahu
bagaimana rasanya hal ini. Ketika saya sakit, saya sama sekali tidak
mempunyai nafsu makan. Anda bisa saja meletakkan steak yang cantik
dan menarik di hadapan saya tetapi itu tidak akan membuat saya
mengeluarkan air liur sama sekali. Itu sama sekali tidak ada artinya
bagi saya sebagai orang yang sakit.
Sehubungan dengan ini, ada semacam penyakit yang membuat anda
tidak dapat makan karena mental anda juga sakit. Ada sejenis penyakit
yang disebut sebagai anorexia, yang menurut kata orang sering
diderita oleh gadis-gadis remaja dan muda yang ingin tubuhnya
251 | C A H A Y A I N J I L
langsing. Setelah beberapa saat mereka mendapati bahwa mereka
sama sekali telah kehilangan nafsu makan mereka. Mereka tidak dapat
makan sama sekali. Dalam kenyataannya mereka mengalami semacam
kondisi khusus yaitu setiap kali melihat makanan, mereka merasa ingin
muntah. Mereka merasa mual. Beberapa waktu yang lalu saya
membaca tentang seorang gadis yang menulis surat kepada kolumnis
suratkabar untuk minta tolong karena ia sama sekali tidak dapat
makan. Ia menjadi merana karena menurutnya ia tidak tahu
bagaimana cara mengatasi reaksi refleks yaitu merasa mual setiap kali
melihat makanan. Hal ini bisa mengakibatkan keadaan yang serius di
mana seseorang bisa kelaparan sampai mati.
Ada kasus mengenai seseorang yang secara mental menjadi sakit
karena secara jasmani ia sakit. Belum lama ini saya membaca kasus
mengenai seorang istri dokter yang setiap kali melihat makanan selalu
melihat serangga-serangga kecil merayap di atas makanan itu. Setiap
kali melihat makanan, betapa pun enaknya makanan itu, ia hanya
dapat melihat (ia membayangkan dalam pikirannya) segala macam
serangga kecil yang merayap di atas makanan itu, sehingga ia tidak
dapat memakannya. Istri dokter itu merasa sangat merana, dan
suaminya yang adalah seorang dokter tidak tahu bagaimana
menghadapi hal tersebut, ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya
terhadap istrinya. Karena itu akhirnya ia berkonsultasi dengan dokter
lain yang secara kebetulan berspesialisasi dalam pengobatan secara
psikis. Dokter tersebut memberi resep niasin dosis tinggi. Niacin adalah
vitamin B, yang disebut dengan vitamin B3. Ia memberi resep vitamin
B yang berdosis sangat tinggi untuk istri dokter tersebut, bahkan
sampai 30.000 miligram setiap hari. Jadi istri dokter itu menghabiskan
waktunya untuk menelan tablet-tablet vitamin B—60 tablet masing-
masing 500mg—memasukkan pil-pil ke dalam mulutnya untuk
mendapatkan 30.000 mg. Dan apabila ia makan 30.000 mg vitamin B3,
ia dapat melihat makanan secara normal dan tidak membayangkan ada
serangga-serangga kecil lagi. Ia dapat makan secara normal. Tetapi
anehnya apabila dosis vitamin B itu diturunkan menjadi 26.000 mg, ia
kembali melihat serangga-serangga kecil itu. Tetapi setiap kali dosis
vitamin B itu dinaikkan ke atas 26.000 mg, serangga-serangga kecil itu
lenyap dari pandangannya.
Jadi penyakit semacam ini ada, dan saya mempunyai dugaan bahwa
ada banyak orang Kristen yang membutuhkan vitamin B rohani dalam
252 | C A H A Y A I N J I L
jumlah besar. Setiap kali mereka melihat makanan rohani, mereka
membayangkan serangga-serangga kecil merayap di atas makanan itu;
atau mereka memiliki reaksi refleks yang membuat mereka merasa
mual. Tidakkah mengherankan bahwa beberapa orang Kristen, begitu
mereka membuka Alkitab untuk mempelajarinya, tiba-tiba merasa
sangat lelah? Tiba-tiba mereka merasa sangat kepayahan. Tiba-tiba
rasa letih itu menyelimuti diri mereka pada saat mereka membuka
Alkitab. Tetapi anehnya, ketika Alkitab sudah tertutup mereka kembali
merasa segar. Sangat membingungkan! Jadi mereka melihat bayangan
dari serangga-serangga kecil yang merayap di atas Kitab Suci, atau
mereka menderita semacam anorexia rohani, yaitu kurangnya nafsu
makan secara rohani. Ada yang tidak beres dan kita membutuhkan
kesembuhan dari Tuhan. Jadi jelas bahwa seseorang yang memiliki
nafsu makan yang bagus, yang merasa lapar dan haus akan
kebenaran, merasa bahagia karena ia adalah orang yang sangat sehat.
Setidaknya ia tidak menderita kekurangan vitamin B dan halusinasi
mental serta masalah lain yang berkaitan dengan kurangnya nafsu
makan. Ia memiliki nafsu makan yang bagus. Ini sangat penting.
Meningkatkan Nafsu Makan Melalui Puasa
Jadi hal ketiga yang perlu kita tanyakan adalah: bagaimana kita bisa
memiliki nafsu makan yang baik? Kita lihat ada tiga cara. Pertama-
tama, tentu saja, kita harus disembuhkan. Hal ini sangat jelas bagi
kita. Jika anda tidak mempunyai nafsu makan (kerinduan) terhadap
kebenaran, maka ada sesuatu yang tidak beres dengan diri anda.
Sudah waktunya untuk bertanya, "Tuhan, apa yang tidak beres dengan
diri saya sehingga saya tidak mencintai kebenaran? Saya mengalami
segala macam masalah mental apabila saya melihat kebenaran."
Barangkali seperti istri dokter di atas, setiap kali memikirkan
kebenaran, anda melihat ada serangga-serangga kecil yang merayap di
atasnya, dan karena itu anda tiba-tiba kehilangan kerinduan akan
kebenaran. Anda memiliki reaksi refleks seperti begitu banyak orang
non-Kristen yang takut akan kebenaran. Kebenaran membuat mereka
menjauh. Dosa memiliki daya tarik yang luar biasa, tetapi kebenaran
tidak menarik bagi mereka. Karena itu anda perlu disembuhkan.
Kehidupan anda perlu dipulihkan sehingga anda menjadi sehat.
Cara berikutnya untuk memulihkan nafsu makan dan dengan demikian
kesehatan anda adalah apa yang dalam Kitab Suci disebut sebagai
puasa. Puasa sangat baik untuk membangkitkan nafsu makan. Anda
253 | C A H A Y A I N J I L
tidak percaya? Cobalah sekali waktu. Sungguh mengherankan apa yang
dapat dilakukan puasa terhadap nafsu makan anda. Meskipun saya
biasanya memiliki nafsu makan yang tidak begitu bagus, jika saya
berpuasa maka saya menjadi sangat ingin makan. Hari pertama atau
kedua anda tidak dapat memikirkan apa-apa kecuali makanan.
Makanan, bahkan dalam tidur pun anda bermimpi bahwa anda sedang
makan. Dan ketika bangun, anda mendapati bahwa anda tidak makan
apa-apa. Semua itu hanya mimpi. Puasa akan menghasilkan sesuatu.
Kita diberitahu dalam Matius 4:2 bahwa Tuhan Yesus berpuasa selama
empat puluh hari dan Ia merasa sangat lapar. Lalu bagaimana anda
berpuasa secara rohani? Tentu saja anda juga dapat berpuasa secara
literal—hal ini baik bagi jiwa anda—tetapi bagaimana anda berpuasa
secara rohani?
Berpuasa Secara Rohani: Yesaya 58:6-7
Mari kita lihat Yesaya 58:6-7. Pada bagian depan dari bab ini, Yesaya
membandingkan-bandingkan kebiasaan berpuasa orang Yahudi
(Perhatikan puasa yang hanya di luarnya saja dan kita membicarakan
cara menghayati puasa itu), dan di sini ia membahas kontras antara
puasa yang hanya di luarnya saja dan puasa yang sungguh-sungguh.
Bangsa Yahudi memang telah berpuasa. Pertama-tama mari kita lihat
Yesaya 58:3, "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak
memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau
tidak mengindahkannya juga?" Tentu saja bangsa Yahudi sedang
mengeluh kepada Allah; bangsa Yahudi sangat pandai mengeluh
kepada Allah. Seperti kebanyakan orang Kristen, mereka sangat pandai
mengeluh. "Kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya. Ke
arah mana Engkau melihat? Engkau telah melihat ke arah yang salah.
Apakah Engkau tidak melihat kami berdiri di sini dan berpuasa?
Mengapa kami "merendahkan diri, dan Engkau tidak mengindahkannya
juga?" Dan inilah jawaban Allah, "Sesungguhnya, pada hari puasamu
engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak
semua buruhmu." Lihat, kamu berpuasa tetapi kamu berbantah dan
berkelahi. Mereka menjadi pemarah karena gula darah mereka menjadi
rendah. Jika gula darah anda menjadi rendah karena anda tidak
memakan cukup makanan, anda menjadi mudah marah. Dan dengan
demikian puasa mereka menjadi tidak sungguh-sungguh. Karena
berpuasa, mereka menjadi mudah marah, jengkel, dan memiliki gula
darah yang rendah. "Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah
254 | C A H A Y A I N J I L
dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-
mena. Mereka saling memukul. Puasa macam apakah ini? "Dengan
caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di
tempat tinggi". Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki,
dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan
kepala seperti gelagah ...?" Gelagah tentu saja adalah semacam
tanaman, yaitu sejenis tanaman yang merunduk. ... "dan
membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? "Sungguh-
sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang
berkenan pada TUHAN?"
Bangsa Yahudi telah membuat seluruh agama mereka menjadi dangkal.
Adalah normal jika sifat manusia itu selalu melihat segala sesuatu dari
luarnya saja, seperti orang Farisi. Dan pada masa kini kita mengalami
kekristenan yang bersifat eksternal, bahkan dalam masalah kasih
karunia. Sungguh mengherankan! Manusia begitu dangkal sehingga
kebenaran yang indah dari Allah ini disampaikan kepada kita sebagai
kasih karunia yang semata-mata bersifat eksternal, yang
diperhitungkan kepada kita. Ini merupakan penghinaan terhadap kasih
karunia Allah. Dan ini mereka sebut sebagai doktrin keselamatan
berdasarkan kasih karunia. Sebenarnya ini bukanlah doktrin
keselamatan yang Alkitabiah mengenai kasih karunia; karena kasih
karunia itu seolah-olah ditempelkan pada anda dari luar, di mana
semuanya bersifat sangat dangkal dan hanya sedikit sekali atau tidak
ada yang berasal dari dalam batin, karena tidak peduli apakah berasal
dari dalam batin atau tidak, anda diselamatkan oleh kasih karunia yang
bersifat eksternal. Sulit dipercaya! Perhatikan hal ini: Agama yang
bersifat eksternal tidak dapat melakukan apa pun bagi diri anda,
meskipun hal itu adalah pernyataan kasih karunia.
Yesaya 58:6 mengatakan, "Berpuasa yang Kuhendaki, ialah..." Puasa
macam apa yang dikehendaki oleh Allah? "Membuka belenggu-
belenggu kelaliman", yaitu menyingkirkan kelaliman yang telah
mengikat anda dan orang lain. "Melepaskan tali-tali kuk", yaitu kuk
penindasan (Kuk penindasan ini kita dapati sekali lagi pada ayat
9). "membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali
kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan
mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi
orang yang lapar." Nah, ini adalah 'puasa', karena apabila anda
memecah-mecah roti anda, maka makanan anda akan menjadi lebih
255 | C A H A Y A I N J I L
sedikit. "...dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya
rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau
memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap
saudaramu sendiri!?" Yaitu, ketika ia membutuhkannya. "Pada waktu
itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih
dengan segera." Kita berbicara mengenai penyembuhan. Penyembuhan
itu dimulai dengan puasa, yang merupakan cara yang sangat baik
untuk disembuhkan. Sesungguhnya banyak ahli memberitahu kita
bahwa jika anda merasa kurang enak badan, jika anda merasa sakit,
jika anda mempunyai masalah dengan organ tubuh anda, maka salah
satu cara yang terbaik untuk memulai proses penyembuhan adalah
dengan berpuasa. Ini merupakan cara yang sangat baik untuk
memulai. Saya membaca sebuah buku yang berjudul The Miracle of
Fasting (Mujizat dari Berpuasa). Ini adalah sebuah buku yang sangat
menarik untuk dibaca. Penulis menceritakan bahwa ia sakit parah dan
melalui proses berpuasa ia disembuhkan. "Pada waktu itulah terangmu
akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera;
kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan
belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN
akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan
berkata: Ini Aku!" Kata-kata yang sangat indah! Pada saat kebenaran
itu anda hayati, maka ketika anda memanggil, Allah akan menjawab.
Kebenaran anda akan muncul. Kebenaran akan menjadi barisan depan
anda. Terang anda akan bersinar. Bacaan ini sangat penting karena
sangat mirip dengan pengajaran Tuhan dalam Khotbah di Bukit,
"Hendaklah terangmu bercahaya di depan orang." Dalam bacaan
tersebut Ia memberitahu kita bagaimana terang itu akan bercahaya.
Terang itu akan bercahaya melalui lapar dan haus akan kebenaran.
Bagaimana anda lapar dan haus akan kebenaran? Mulailah dengan
berpuasa.
Apakah berpuasa itu? Berpuasa dalam hal ini adalah pertobatan dari
dosa. Berpuasa itu adalah berbalik arah, mematahkan belenggu
kelaliman, dan kejahatan. Apabila anda sudah mulai melakukan hal itu,
maka anda akan mulai mempunyai selera yang bagus dalam masalah
rohani. Tetapi selama anda masih menyimpan dosa dan ketidakbenaran
dalam hati anda, anda tidak akan mempunyai semangat untuk
mempelajari kebenaran. Hal yang kedua adalah, apabila melalui puasa
itu anda mulai memperoleh kebenaran—anda dapat mematahkan
256 | C A H A Y A I N J I L
kuasa dosa dan mulai merasa lapar dan haus akan kebenaran—maka
anda akan mulai mengisi diri anda dengan kebenaran. Setelah anda
menghayati kebenaran, kebenaran itu akan meresapi setiap bagian dari
keberadaan anda dan anda akan dipuaskan olehnya. Lalu apakah anda
harus duduk diam dan merasa puas? Tidak! Anda sekarang telah
dipenuhi dengan kebenaran, untuk apa? Agar anda dapat memamerkan
kebenaran itu di hadapan manusia? Tentu saja tidak! Anda dipenuhi
dengan kebenaran agar anda dapat melayani-Nya dan hidup bagi-Nya.
Dan selanjutnya ada satu hal yang sangat menarik: Bagaimana anda
membangkitkan hasrat akan kebenaran? Dengan bekerja, melakukan
aktivitas, melalui latihan. Jadi setelah berpuasa, setelah berpaling dari
dosa, setelah mematahkan belenggu dosa, jangan berhenti sampai di
situ.
Makanan Kebenaran yang Memberikan Kekuatan
Kini setelah anda dipenuhi dengan kebenaran, anda pergi untuk
melayani Tuhan. Karena sekarang makanan ini telah memberikan anda
tenaga, maka anda merasa lebih bersemangat. Kini anda siap untuk
melakukan sesuatu. Luar biasa! Anda terus maju dan melakukan
sesuatu untuk Tuhan. Lalu yang akan terjadi adalah: Semakin banyak
yang anda lakukan untuk Tuhan, anda akan mulai merasa lapar lagi.
Misalkan: anda baru saja makan siang yang enak, lalu anda pergi
keluar dan melakukan gerak badan, apa yang terjadi? Anda akan
merasa lapar lagi kan? Nah, ini adalah lapar yang sehat! Berarti anda
memiliki nafsu makan yang bagus. Kemudian anda mengisi diri anda
dengan kebenaran lagi dan lebih banyak pekerjaan akan anda lakukan.
Anda akan merasa lebih bersemangat lagi. Kebenaran, saat anda
mengisi diri anda dengan kebenaran, maka seperti makanan,
kebenaran itu akan memberi anda tenaga, dorongan dan kemampuan
spiritual yang besar.
Lihatlah orang-orang Kristen yang lemah di zaman sekarang ini. Gereja
penuh dengan orang-orang yang lemah, lesu dan tidak dapat berbuat
apa-apa. Mereka tidak punya tenaga. Mereka selalu lelah secara rohani.
Mereka tidak memiliki vitamin B rohani. Sungguh kasihan. Mengapa?
Semua ini ibarat lingkaran setan. Bila tidak ada rasa lapar, tidak ada
tenaga dan bila tidak ada tenaga berarti tidak ada gerakan. Bila tidak
ada gerakan maka tidak ada rasa lapar. Jadi semuanya itu berlangsung
terus-menerus dan anda terperangkap di dalam lingkaran setan itu.
Yang kita butuhkan saat ini adalah orang-orang yang memiliki
257 | C A H A Y A I N J I L
kekuatan yang dinamis karena diilhami oleh kebenaran. Apakah anda
melihat keindahan dari ajaran Tuhan? Kebenaranlah yang memberi
anda tenaga, kebenaran yang berasal dari Tuhan, yang Dia berikan
kepada kita semua. Perhatikanlah bahwa ini bukanlah kebenaran yang
bisa anda hasilkan, melainkan kebenaran yang diberikan pada anda.
Anda menerimanya dan Anda menghayatinya dan kebenaran itu
kemudian mengilhami anda. Kini anda mengerti Filipi 2:12 dengan
baik. Tuhanlah yang mengilhami anda, dan bekerja dalam diri anda
sehingga anda menginginkan dan melakukan kebenaran Allah itu yang
sepenuhnya memberi semangat pada diri anda. Ah, inilah kekristenan!
Sungguh-sungguh kekristenan Perjanjian Baru. Bukan satu pun dari
hal-hal buruk yang sering terjadi pada gereja saat ini. Ini sungguh
indah! Bukankah telah saya katakan bahwa Tuhan itu demikian
mendalam? Tidakkah demikian? Luar biasa! Ia hanya mengucapkan
satu kalimat dan lihatlah kekayaan yang timbul dari padanya.
Sekarang perhatikan prosesnya. Rasa lapar ini adalah hasil dari sebuah
penyembuhan, penyembuhan yang diakibatkan oleh pertobatan dan
mengarahkan kita pada pertobatan berikutnya. Dan kemudian, sebagai
hasilnya, akan terjadi pertumbuhan dan pertumbuhan itu membawa
kita pada kedewasaan. "Berbahagialah orang yang lapar dan haus
karena mereka akan dipuaskan." Benar-benar dipuaskan! Luar biasa!
Sekarang mari kita lanjutkan.
Rasa Lapar dan Haus Menyatakan Intensitas
Perhatikanlah sekarang, apa yang telah terjadi adalah seperti ini; rasa
lapar dan haus menyatakan apa? Intensitas! Ada sebuah masalah yang
besar pada umat Kristiani pada masa kini, seperti yang telah saya
katakan. Umat Kristiani sedang kelelahan, tidak ada gairah, tidak ada
semangat, tidak ada api dan tidak ada kekuatan. Mereka tak mengerti
apa yang Paulus katakan dalam Roma 12:11 "Janganlah hendaknya
kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah
Tuhan." Kerajinanmu tidak boleh kendor. Kerajinan itu adalah
semangat dalam diri yang tak pernah suram, melainkan menyala-
nyala. Anda tidak bisa menyala-nyala kalau tidak ada api. Roh itu ada
di dalam diri anda, dan menyebabkan anda menyala-nyala. Inilah
kekristenan yang sesungguhnya! Anda tidak dapat menyala-nyala
tanpa adanya gairah, atau semangat rohani yang mendalam—bukan
aktivitas yang hanya di luarnya saja. (Sekali lagi, semangat yang
hanya di luarnya saja, kita pandai memandang segala sesuatu dari
258 | C A H A Y A I N J I L
luarnya saja) —melainkan semangat dari dalam hati, api dari Allah
yang menyala-nyala dalam diri kita yang dinyatakan dalam rasa lapar
dan haus. Orang semacam ini selalu penuh semangat. Ketika
seseorang lapar dan haus, ia akan berbuat apa saja untuk
mendapatkan apa yang ia butuhkan. Ia akan menempuh padang
gurun. Ia akan berjalan ke mana saja, untuk mencari makanan dan
minuman. Ia harus mendapatkannya! Sekali ia sudah
mendapatkannya, ia akan mempunyai kekuatan lagi. Ia akan
mempunyai tenaga. Nah, orang Kristen macam apakah anda? Camkan
baik-baik! Apakah anda merasakan api yang menyala-nyala di dalam
diri anda? Juga kerajinan, semangat? Kekristenan semacam itukah
yang anda kenal?
Rasa Lapar dan Haus yang Terus-Menerus
Sekarang perhatikan hal yang keempat: Terus-menerus. Terus-
menerus makan. Perhatikan kata-kata ini, "Berbahagialah mereka yang
lapar dan haus." Sayangnya, terjemahan bahasa Inggrisnya sama
sekali tidak dapat menggambarkan perubahan waktu dalam kalimat ini.
Perubahan waktu di sini tidak jelas. Dalam bahasa Inggris, benar
bahwa lapar dan haus dapat terjadi dalam present tense, tapi dalam
bahasa Yunani sangat khusus yaitu present continuous tense, "rasa
lapar dan haus yang terus-menerus.' Rasa lapar dan haus ini bukan
terjadi sekali saja melainkan terus-menerus dan berlangsung terus.
Apakah lapar dan haus itu pernah terpuaskan? Ya, bisa terpuaskan tapi
akan kembali lagi dengan lapar dan haus yang baru. Wow! Anda
merasakannya dan menyadari bahwa Tuhan itu baik. Dan karena anda
sudah merasakannya dan melihat bahwa Tuhan itu baik, nafsu makan
anda muncul kembali. Nafsu makan itu sudah dipuaskan tetapi anda
ingin lagi. Orang yang sehat, nafsu makannya pun baik. Tapi ketika
kesehatan anda menurun, nafsu makan anda menjadi berkurang. Rasa
lapar dan haus ini menjadi ciri yang tetap pada umat Kristen, karena
dalam pengertian tertentu ia merasa puas, karena ia telah merasakan
dan melihat bahwa Tuhan itu begitu baik, sehingga ia ingin lagi. Ia
ingin lagi. Jadi ia terus merasa lapar dan haus.
Seperti Paulus yang tidak pernah merasa puas. "Aku melupakan apa
yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di
hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah
..." Aku melupakan semua hal yang di belakangku: hasil pencapaianku
dan prestasi rohaniku yang lalu. Kulupakan semuanya. "Maju! Terus
259 | C A H A Y A I N J I L
maju!" (Ia tidak pernah merasa puas) agar ia mendapatkan Yesus.
Rasa lapar yang terus-menerus! Sekali lagi perubahan waktu yang
digunakan Yesus sangat luar biasa. "Berbahagialah orang yang terus-
menerus lapar dan haus akan kebenaran". Seorang yang puas menjadi
puas dengan dirinya sendiri. Di zaman ini, di generasi sekarang, jangan
pernah merasa puas! Kita tidak seharusnya merasa puas sampai pada
hari di mana kita mendapatkan Kristus seutuhnya.
Mari kita teliti apa yang Tuhan Yesus katakan dalam Yohanes 6:56 dan
58. Ia berkata, "Barangsiapa yang memakan Aku (yaitu ia yang terus-
menerus memakan Aku, di sini kembali digunakan perubahan waktu
yang sama, present continuous tense) akan hidup oleh Aku."
Barangsiapa yang (terus-menerus) memakan Aku, akan hidup oleh
Aku. Sekali lagi, kekristenan kita saat ini memberi ajaran 'sekali untuk
selamanya'. Sekali anda memiliki Kristus, anda akan selalu memiliki
Dia. Sekali anda diselamatkan, anda akan terus diselamatkan. Sekali
anda makan, anda akan selalu kenyang. Sebenarnya tidak ada ajaran
Tuhan yang seperti itu, yang ada adalah proses yang
berkesinambungan. Anda bukan hanya makan Yesus sekali saja, lalu
semuanya selesai. "Saya makan Yesus pada tahun 1953 dan saya
merasa kenyang sejak itu" Inilah kekristenan yang kita miliki saat ini.
Tuhan Yesus berkata, "Jika kamu makan Aku, kamu harus terus makan
Aku. Bukan hanya di tahun 1953 atau 1973 saja—melainkan kamu
terus makan dan makan lagi. Dan barangsiapa yang terus makan Aku
akan hidup oleh Aku." — Itulah ajaran yang Alkitabiah. Anda terus
menghayati Kristus, sebuah proses yang berkesinambungan karena
nafsu makan yang berkesinambungan pula.
Di mana Kita Menemukan Kebenaran?
Mari kita lanjutkan ke pokok yang kelima dan sekaligus terakhir. Di
mana kita harus menemukan kebenaran Allah? Di mana lagi kita akan
menemukannya, kecuali dalam Allah sendiri? Kebenaran ini tidak dapat
diperoleh di tempat lain. Dapatkah anda memberitahu saya di mana
anda bisa peroleh kebenaran ini jika bukan di dalam Allah? Hanya
Tuhanlah kebenaran kita—Hal ini terdapat pada Perjanjian Lama,
antara lain Yeremia 23:6 dan Yeremia 33:16. Dalam Yeremia 33:16
tertulis, "TUHAN KEBENARAN KITA!" Ini bukanlah ajaran baru dalam
Perjanjian Baru. Bukan Perjanjian Baru yang menemukan bahwa kita
tidak memperoleh kebenaran melalui usaha kita sendiri, bahwa
kebenaran berasal dari Allah, melainkan Perjanjian Lama: "Tuhan
260 | C A H A Y A I N J I L
adalah kebenaran kita". Ini terdapat di seluruh Kitab Suci. Perjanjian
Lama juga menulis hal ini—Kebenaran berasal dari Tuhan! Barangsiapa
merasa lapar dan haus akan menemukan kebenaran hanya dalam
Tuhan. Tidak ada tempat lain anda dapat menemukannya.
Ketika saya membaca Perjanjian Baru, ada sesuatu yang sangat
menarik. Dalam Perjanjian Baru, Tuhan Allah juga adalah kebenaran.
Contohnya, dalam Yohanes 17:25 Tuhan Yesus berkata bahwa Allah itu
benar ketika Ia berdoa kepada Bapa, "Ya Bapa yang benar.". Di
manakah kebenaran? Jawabannya adalah pada Bapa yang benar. Ialah
kebenaran kita. Itulah sebabnya, kita temukan bahwa orang yang lapar
dan haus akan kebenaran adalah orang yang lapar dan haus akan Allah
karena ia tahu bahwa kebenaran hanya dapat ditemukan dalam Allah.
Jadi ia lapar dan haus akan Allah. Dalam Mazmur 42:2 dan 3, salah
satu bagian yang sangat indah dalam Kitab Suci, kita temukan hal yang
sama. "Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah
jiwaku merindukan engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada
Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?" Jadi orang
yang lapar dan haus akan kebenaran adalah orang yang lapar dan haus
akan Allah.
Yang kedua, kita temukan bahwa dalam Perjanjian Baru bahwa Yesus
adalah Orang Benar atau Yang Benar (Kisah Para Rasul 7:52, 22:14).
Jika kita sedang lapar akan Allah, bagaimana kita akan menemukan
Allah? Tuhan Yesus memberitahu kita, "Tidak ada seorang pun yang
datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yohanes 14:6).
Pemazmur merasa lapar dan haus akan Allah, "Bilakah aku akan
melihat wajah-Mu, ya Allah? Jiwaku lapar dan haus akan Allah. Tetapi
bagaimana anda akan menemukan Allah? Melalui Kristus! "Tidak ada
seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" Yesus
adalah Kebenaran. Jadi demikian: Orang yang lapar dan haus akan
kebenaran adalah mereka yang lapar dan haus akan Kristus. 1 Yohanes
2:1 dan 29 memberitahu kita bahwa Yesus Kristus adalah Kebenaran.
Namun masih ada lagi.
Dalam Perjanjian Baru, kita juga melihat bahwa orang-orang yang
lapar dan haus akan Allah, mereka juga akan lapar dan haus
akan kerajaan-Nya. Inilah hal ketiga yang dapat kita lihat dalam
Perjanjian Baru. Pertama ia lapar akan Allah, kemudian ia
mendapatkan bahwa ia lapar akan Kristus karena Allah ada di dalam
261 | C A H A Y A I N J I L
Kristus untuk mendamaikan dunia dengan diri-Nya, seperti dikatakan
Paulus. Jadi ia mendapatkan bahwa ia lapar dan haus akan Kerajaan
Allah karena Kerajaan Kristus ada di dalam hidupnya. Begitulah cara
Kristus dihayati, melalui kerajaan-Nya, yaitu pemerintahan-Nya,
melalui pemerintahan-Nya di dalam hidup kita. Kata 'Kerajaan Allah'
dapat diterjemahkan sebagai pemerintahan Allah. "Sebab Kerajaan
Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran,
damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus," kata Paulus dalam
Roma 14:17. Jadi orang yang lapar dan haus akan kebenaran, ia akan
lapar dan haus akan kerajaan Allah. "Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu, di bumi seperti di surga" (Matius 6:10) . Tak seorang
pun akan berdoa seperti itu kalau ia tidak lapar dan haus akan
Kerajaan Allah. Anda tidak akan lapar dan haus akan Kerajaan Allah
kalau anda tidak lapar dan haus akan kebenaran, karena kerajaan-
Nya adalah kebenaran, seperti kita lihat dalam surat Roma.
Hal keempat yang kita lihat adalah barangsiapa lapar dan haus akan
kebenaran juga akan lapar dan haus akan orang-orang benar. Orang
benar dalam Perjanjian Baru, seperti juga Perjanjian Lama, mengacu
pada orang-orang kudus milik Allah. Ketika seseorang berkata pada
saya, "Saya percaya Kristus, mengapa saya harus ke gereja?" saya
tahu bahwa orang tersebut berada dalam masalah. Orang tersebut
berada dalam masalah yang sangat besar. Mengapa anda harus pergi
ke gereja? Karena anda lapar dan haus akan umat Tuhan! Perjanjian
Lama sudah mengetahui hal ini, dan Pemazmur berkata bahwa ia
bersuka cita atas orang-orang kudus Allah. Ia bersuka cita atas
Yerusalem, atas Sion. "Sion adalah kemenanganku dan sukacitaku."
Mengapa? Jika anda lapar dan haus akan kebenaran, anda akan
mendapatkan bahwa anda juga lapar dan haus untuk bersekutu dengan
umat Allah. Anda mencintai umat-Nya. Dengan segala kesalahan
mereka, anda tetap mencintai mereka. Mengapa? Karena Kristus ada di
dalam mereka dan mereka ada di dalam Kristus. Bagaimana anda
dapat mencintai Kristus tanpa mencintai umat-Nya? Tidak mungkin
bisa!
Itulah yang dikatakan Yohanes dalam suratnya yang pertama. Ia
berkata, "Jikalau seorang berkata: 'Aku mengasihi Allah', dan ia
membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta (I Yohanes 4:20).
Tidak ada kebenaran dalam diri anda sama sekali. Orang yang berkata
bahwa ia mencintai Yesus akan mencintai orang-orang yang mencintai
262 | C A H A Y A I N J I L
Yesus. Itu pasti. Barangsiapa yang mencintai Bapa juga akan mencintai
Anak-Nya, menurut ajaran Kitab Suci, karena Anak sama seperti Bapa
dan Ia adalah milik Bapa. Bahwa murid-murid Tuhan disebut sebagai
orang benar kita dapatkan di mana-mana dalam Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Baru kita dapatkan pada pengajaran
Tuhan di Matius 25:46, sebagai salah satu contoh. Atau I Petrus 3:12.
Di situ orang-orang kudus atau orang Kristen disebut sebagai orang
benar.
Tapi pokok yang kelima dalam hal ini adalah barangsiapa lapar dan
haus akan kebenaran, lapar dan haus juga akan firman Tuhan karena
firman Tuhan disebut 'firman kebenaran'. Ketika anda lapar dan haus
akan kebenaran, sebenarnya anda lapar dan haus akan apa? Sesuatu
yang tidak nyata? Di mana kebenaran yang anda rindukan itu?
Bagaimana anda memakannya kalau anda bahkan tidak tahu apa
kebenaran itu? Sekarang kita sudah temukan bahwa kebenaran dalam
Alkitab secara nyata adalah:
A) Allah sendiri
B) Tuhan Yesus
C) Kerajaan Allah
D) Murid-murid Kristus dan
E) Firman-Nya, firman Tuhan, firman kebenaran.
Ibrani 5:13 mengatakan bahwa Alkitab, firman Tuhan, adalah firman
kebenaran. Jika anda ingin mengisi diri anda dengan kebenaran, di
mana anda menemukannya? Di dalam Firman-Nya. Pernahkah anda
perhatikan bagaimana orang Kristen yang sehat mempunyai kerinduan
yang besar pada firman Tuhan? Mereka tak pernah puas. Belajar dan
terus belajar. Saya adalah salah satunya. Saya mempunyai kerinduan
yang besar untuk itu. Saya tidak pernah puas mempelajari firman
Tuhan. Saya belajar dan belajar dan saya puas, namun saya selalu
lapar. Saya terus belajar dan saya tetap mempunyai kerinduan yang
besar. Saya terus belajar dan semuanya berlangsung terus seperti ini.
Menakjubkan!
Masalah yang menyangkut hal-hal rohani tentunya berbeda dengan
masalah jasmani. Ketika anda makan steak yang lezat atau makan
malam di Chinatown, anda akan puas selama beberapa jam berikutnya.
Nafsu makan anda dibatasi oleh ukuran perut anda. Perut anda terus
263 | C A H A Y A I N J I L
mengembang dan anda akan berhenti makan ayam terakhir yang enak
ketika anda tak bisa mengisi perut anda lagi. Selera anda masih tetap
ada dan terkadang kita berkata, seperti dalam peribahasa Cina: "Mata
anda lebih besar dari perut anda." Mata lebih besar dari perut.
Mengapa? Karena mata anda masih melihat pada makanan itu tapi
perut anda sudah tidak sanggup lagi. Perut anda sudah terlalu penuh.
Perut anda ada batasnya. Hal yang indah tentang selera rohani adalah
tidak adanya perut untuk membatasi jumlah makanan yang anda
masukkan. Anda terus makan namun tak ada dinding perut untuk
membatasi selera makan anda. Sungguh menakjubkan!
Dulu saya biasa bangun pagi sekali dan mempelajari firman Tuhan.
Saya terus belajar hingga larut malam, merasa enggan untuk tidur.
Saya merasa, "Alangkah buang-buang waktu saja kalau harus tidur
selama 6, 7 atau 8 jam! Semestinya saya bisa belajar sepanjang
malam! Dan kalau sudah larut, dengan enggan saya harus menutup
Alkitab atau membiarkannya terbuka. Saya biasanya membiarkan
Alkitab saya terbuka sepanjang hari, sehingga saya tidak perlu mencari
halaman itu lagi pada hari berikutnya. Lalu saya tidur, dan esok
paginya saya tidak sabar untuk segera bangun dan belajar lagi. Helen,
istri saya, tahu betapa pada masa-masa itu sepanjang hari, dari pagi
sampai malam, saya tak pernah berhenti mempelajari firman Tuhan
karena saya selalu memiliki kerinduan yang besar hari demi hari,
minggu demi minggu, bahkan bulan demi bulan untuk mempelajari
firman Tuhan. Ah, indah dan nikmatnya! Kadang-kadang saya sangat
bersuka cita hingga saya segera bergegas untuk memberitahu Helen
dan berkata, "Oh --- Ini luar biasa!" Ia akan berkata, "Apa? Apa?" Apa
yang luar biasa?" Sungguh indah firman Tuhan! Lapar dan haus akan
firman kebenaran!
Lapar akan Kebenaran Berarti Mencintai Kebenaran
Hasil dari lapar dan haus akan firman kebenaran adalah anda mencintai
kebenaran-- orang yang lapar dan haus akan kebenaran pasti
mencintai kebenaran. Saya bersedih hati akan satu hal pada masa kini,
di antara gereja-gereja khususnya. Saya berdoa pada Tuhan agar tidak
satu pun dari anda, khususnya mereka yang dalam pelatihan, tidak
seorang pun dari anda yang akan menjadi seperti ini. Yang saya
sedihkan adalah mereka mulai mencintai doktrin-doktrin tertentu,
bentuk teologia tertentu, ajaran denominasi tertentu, melebihi firman
Tuhan itu sendiri. Seharusnya hal-hal semacam itu jangan menjadi
264 | C A H A Y A I N J I L
penyakit kita. Tahukah anda bahwa anda dapat menjadi begitu kaku
dan terpaku pada pendapat dogma tertentu hingga tidak ada lagi
firman Tuhan yang akan mengubah pandangan anda karena anda telah
berhenti mencintai kebenaran? Anda telah mulai mencintai golongan
anda dan juga dogma anda, dan ini sungguh memuakkan! Saya ingin
memberitahu anda bahwa sebenarnya sebagai gereja, kami secara
resmi tergabung dalam Gereja Baptis. Kami terdaftar sebagai anggota
Gereja Baptis. Kami tergabung dalam "Persekutuan Gereja-gereja
Baptis Injili, Kanada", gereja kami pun demikian. Tapi ada banyak hal
yang menjengkelkan saya mengenai Gereja Baptis dan saya jujur
dalam hal ini. Sebagai seorang pendeta, saya mendapatkan sangat
banyak selebaran dari berbagai seminari, universitas Baptis, organisasi-
organisasi Baptis dan juga organisasi lain. Beberapa hari yang lalu saya
membalik-balik halaman salah satu majalah itu dan isinya
menyesakkan dada saya—isinya melulu tentang Baptis ini dan Baptis
itu dan kehebatan doktrin Baptis dan bahkan lebih dari itu. Baptis
sudah ada pada zaman Perjanjian Lama, bahkan Yohanes Pembaptis
adalah seorang anggota Gereja Baptis juga. Menggelikan! Hal itu
sungguh membuat saya mual!
Kita telah menjadi orang yang lebih setia pada golongan tertentu
dibanding firman Tuhan sendiri, sehingga firman Tuhan berfungsi untuk
membuktikan bahwa "kami adalah yang terbaik." Sedangkan Katolik
Roma, Presbyterians termasuk golongan-golongan yang lebih rendah,
kecuali Baptis, dan dikatakan dalam majalah itu," Gereja manakah
yang dapat menelusuri asal-usulnya hingga Perjanjian Baru? Hanya
gereja Baptis!" Saya begitu malu dan merasa ingin menulis surat yang
mengatakan, "Saya mengundurkan diri dari seluruh Gereja Baptis."
Lupakan saja semua itu! Hal ini sungguh memualkan!
Kita tidak seharusnya mempunyai kesetiaan pada suatu golongan atau
gereja tertentu, melainkan pada Kristus dan Firman-Nya. Tapi pikiran
kita telah menjadi sempit. Tidak ada lagi cinta terhadap kebenaran dan
orang Kristen bisa berkelakuan lebih buruk daripada non-Kristen, saling
menghina, saling menfitnah dan sebagainya. Sungguh menjengkelkan!
Mengapa? Karena tidak ada cinta akan kebenaran. Kita harus menjadi
orang yang rela pergi ke mana saja kebenaran membawa kita,
menghadapi akibat apa saja yang terjadi karena mentaati
kebenaran. Jika ada sesuatu dalam firman Tuhan yang menunjukkan
kepada saya bahwa saya salah, atau golongan saya salah, atau gereja
265 | C A H A Y A I N J I L
saya salah, maka saya akan tunduk padanya tanpa ragu-ragu. Jika ada
seseorang di mana saja, dari golongan apa saja, dapat membuktikan
kepada saya bahwa apa yang saya katakan tidak benar berdasarkan
firman Tuhan, maka saya akan menarik kembali perkataan saya secara
terang-terangan. Saya akan mengakuinya secara terang-terangan di
mana saja, karena saya mencintai kebenaran, bukan reputasi saya.
Reputasi saya tidak ada artinya, nama saya pun demikian. Tetapi
kebenaran berarti segalanya.. Tidak ada orang yang dapat menjadi
orang yang lapar dan haus akan kebenaran, tetapi tidak mengejar
kebenaran. Apakah kebenaran itu jika tidak benar? Bisakah kebenaran
itu berarti kebohongan? Berdasarkan definisinya, kebenaran adalah
kebenaran. Saya lapar dan haus akan kebenaran, tak peduli dari mana
datangnya kebenaran itu. Jika seseorang yang beragama Katolik Roma
mengatakan sesuatu yang lebih benar dari apa yang saya katakan,
saya akan mengakui bahwa orang yang beragama Katolik Roma itu
benar. Ia benar. Saya tidak boleh mengatakan bahwa saya orang
Protestan, sedangkan ia orang Katolik Roma, dan segala sesuatu yang
dikatakan orang Katolik Roma itu salah. Itu omong kosong! Ada orang
Katolik Roma yang mengatakan lebih banyak kebenaran daripada saya.
Jika ia dapat menunjukkan sesuatu lebih dari yang saya mengerti
tentang kebenaran, maka saya akan belajar dari padanya. Biarlah ia
menunjukkan sesuatu dari firman Tuhan dan saya akan menerimanya
kapan saja. Kita tidak boleh bersikap dogmatis dan sempit. "Saya
percaya hal ini dan saya tidak peduli apa yang kamu katakan". Ini
sungguh menjengkelkan! Sangat menjengkelkan! Kita tidak boleh
mempunyai perilaku seperti ini. Kita harus menjadi orang yang
mencintai kebenaran tanpa syarat.
Dan saya kecewa pada Martin Luther, meskipun ia seorang Reformer
yang hebat. Saya kecewa kepadanya karena ia gagal dalam satu hal
penting yang sudah saya sebutkan sebelumnya, dan akan saya
sebutkan lagi. Saya tidak setia pada doktrin Reformasi. Saya setia pada
firman Tuhan, dan jika Reformer itu salah, saya akan katakan bahwa ia
salah, tidak peduli apakah ia adalah Calvin atau Luther atau siapa saja.
Karena jika saya bisa menunjukkan berdasarkan firman Tuhan bahwa
ia salah, berarti ia salah. Saya tidak peduli apakah ia adalah Calvin
atau Luther atau siapa saja. Luther telah membuat kesalahan yang
sangat serius ketika ia bersikeras dengan doktrin
'pembenaran hanyaoleh iman' tanpa mempedulikan hal lain. Saya telah
266 | C A H A Y A I N J I L
mengatakan sebelumnya dan saya akan mengatakan sekali lagi, kita
memang dibenarkan oleh iman, tapi bukan hanya oleh iman saja.
Seharusnya iman, dan kemudian diikuti perbuatan - iman yang
menghasilkan perbuatan. Jadi bukan 'perbuatan' yang menyelamatkan
kita, bukan iman yang menyelamatkan kita; melainkan Tuhanlah yang
menyelamatkan kita, melalui iman, tapi bukan tanpa perbuatan. Itulah
yang paling penting untuk dimengerti. Dan ketika Luther membaca
kitab Yakobus, ia mendapatkan bahwa Yakobus berlawanan dengannya
secara mutlak, karena Yakobus 2 mengatakan dengan jelas, "Jadi kamu
lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya
dan bukan hanya karena iman." Luther begitu tersinggung sehingga ia
ingin mengambil Alkitabnya dan merobek surat Yakobus dari Alkitab itu
karena isinya secara mutlak berlawanan dengan Luther.
Seperti yang saya katakan sebelumnya, Luther memulai di Jerman
sebuah tren yang kemudian menjadi Liberalisme Zaman Modern. Ia
memulai dengan apa yang disebut sebagai "Kritik Sastra." Sekali anda
mulai mengkritik firman Tuhan, seperti yang dilakukan Luther dengan
berkata, "Kitab Yakobus hanyalah bagaikan jerami tak berguna yang
cocok untuk dibakar atau diberikan pada babi." (Apa lagi yang bisa
anda lakukan dengan jerami?") maka anda telah melakukan sesuatu
yang benar-benar salah. Astaga, Luther! Kita harus mencintai
kebenaran melebihi doktrin yang paling kita junjung. Dan jika apa yang
saya katakan berlawanan dengan firman Tuhan, maka enyahlah doktrin
saya. Kita tidak bisa berkata, saya tidak suka kitab Yakobus atau saya
tidak suka kitab lain dalam Alkitab. Yakobus berkata sejujurnya, dan
semua orang yang berpikiran luas mengerti bahwa ia memang
demikian. Jadi saya mohon pada anda agar kita memiliki sikap berikut
ini, yaitu menjadi pencinta kebenaran, menerima kebenaran tanpa
mempedulikan apakah kebenaran itu berasal dari agama Katolik,
Presbyterians atau dari siapa saja. Saya tidak peduli apa golongan
mereka sepanjang mereka mengatakan kebenaran dari firman Tuhan.
Saya tak peduli siapa mereka. Itu sangat penting!
Hal yang lain adalah: Seseorang yang mencintai kebenaran akan
meneliti doktrinnya berulang kali dalam terang firman Tuhan. Ia tidak
beranggapan bahwa doktrin-doktrin itu tidak mungkin salah. Baru-baru
ini saya membaca sebuah buku tentang pemuridan yang ditulis oleh
pemimpin gereja yang sangat terkenal di Amerika Utara yang namanya
tidak akan saya sebutkan, karena saya tidak menyerang orangnya,
267 | C A H A Y A I N J I L
tetapi pengajarannya tentang pemuridan sepenuhnya salah. Mengapa?
Karena ia memulainya dari segala macam gagasan yang sudah ada
sebelumnya dalam pikirannya. Kapan saja kita mengajarkan sebuah
doktrin, kapan saja kita menegaskan sebuah pernyataan, mari kita
membiasakan diri untuk meneliti pernyataan itu dalam terang firman
Tuhan. Apa kesalahan dari saudara kita ini? Ia mengajarkan hal
berikut: Ia berkata, yang pertama-tama, ketika anda menjadi seorang
Kristen, anda menjadi seorang convert (orang yang berpindah agama).
Setelah itu, anda lulus atau dilatih menjadi seorang murid. Kemudian
setelah menjadi murid anda akan dilatih menjadi seorang pekerja, yang
merupakan tahapan berikutnya. Jadi anda mulai dari seorang convert,
anda lulus lalu menjadi seorang murid dan kemudian anda lulus
menjadi apa yang disebut sebagai pekerja. Ini benar-benar sebuah
omong kosong kalau kita mengacu pada firman Tuhan. Maksud saya,
jika ia mempunyai pengetahuan dasar untuk membuka konkordansi
dan melihat di bawah kata "convert" (orang yang baru bertobat), ia
tidak akan menemukannya. Tidak ada pembagian semacam itu, yaitu,
pertama, sesuatu yang disebut convert, lalu di kelompok tengah ada
yang disebut 'murid', kemudian anda lulus dengan sebutan 'pekerja'.
Ini sama sekali tidak benar. Walaupun demikian, keseluruhan bukunya
didasarkan pada pembagian semacam ini (bahkan digambarkan dengan
diagram) sehingga melalui penginjilan anda akan mendapatkan orang
yang baru bertobat, dan kemudian melalui pengajaran anda akan
mendapatkan murid. Tetapi ia tidak memberitahu langkah selanjutnya
yang menjadikan pekerja, setidaknya hal ini tidak terdapat dalam
diagram tersebut. Sekarang anda tahu, inilah kesalahan yang
menyebabkan orang berkata, "Baiklah, jika demikian, bukankah
menjadi murid adalah semacam tingkatan kedua dalam kehidupan
kekristenan? Kesalahan ini sangat umum terjadi di gereja-gereja Cina.
Benar-benar tidak didasarkan pada Kitab Suci. Di sini anda melihat
seorang pemimpin gereja yang terkemuka membuat kesalahan yang
mendasar karena ia tidak memeriksa ajarannya berdasarkan terang
firman Tuhan, lalu menyesatkan orang-orang yang membaca buku
semacam ini dan mengikuti ajarannya. Hal ini terjadi berulang kali—
sekalipun dengan niat yang sangat baik—karena terjadi kegagalan
untuk memeriksa pernyataannya dalam terang firman Tuhan.
Sekarang mari kita simpulkan dengan mengamati beberapa hal berikut
ini: Orang yang lapar dan haus akan kebenaran harus lapar dan haus
268 | C A H A Y A I N J I L
akan kebenaran di atas segalanya, bukan akan golongannya, organisasi
gerejanya, juga bukan akan gereja ini atau itu, melainkan hanya akan
kebenaran, akan Kristus. Hanya dengan cara ini, seperti Paulus, kita
akan menganggap semua hal lain sia-sia dibanding pencarian akan
kebenaran. Anda akan tahu tidak ada jalan lain untuk menemukan
kebenaran selain di dalam Kristus. Jika anda bisa menemukan
kebenaran selain di dalam Kristus, beritahu saya. Saya akan pergi ke
mana saja di mana ada kebenaran, karena saya yakin tidak ada cara
lain untuk menemukan kebenaran di tempat lain. "Akulah Jalan,
Kebenaran, dan Hidup." Buktikan dan anda akan tahu bahwa hal ini
benar. Anda tak dapat menemukan kebenaran rohani di mana pun juga
di dunia ini di luar Kristus. Jadi hasil akhir dari semuanya adalah:
Entahlah anda mempelajari firman Tuhan; atau anda lapar dan haus
akan Kerajaan Allah; apakah anda mencintai gereja, bukan gereja ini
atau itu melainkan siapa saja yang mencintai Tuhan Yesus; entah ia
seorang Katolik, seorang murid berkebangsaan Yahudi, Presbyterian,
atau seorang anggota gereja Baptis, siapa pun dia, yang penting dia
mencintai Kristus, maka dialah saudara/saudariku apa pun
golongannya. Namun tak peduli apakah anda mencintai ini semua,
anda akan mendapatkan bahwa semuanya tercakup dalam diri Kristus,
yang adalah kebenaran, yang merupakan inti dari semua kebenaran.
Akhirnya, mari kita simpulkan dan ingat hal ini, "Berbahagialah orang
yang lapar dan haus (yang terus-menerus merasa lapar dan haus) akan
kebenaran, karena ia akan dipuaskan." Ini adalah sebuah janji. Saya
merasa benar-benar dipuaskan dalam Kristus. Namun saya tetap
merasa lapar dan haus sampai pada hari saya memperoleh Kristus;
saya tidak memiliki kebenaran saya sendiri melainkan kebenaran di
dalam Dia. Inilah yang mengisi jiwa saya saat ini; yaitu kebenaran-
Nya. Dengan cara memakan kebenaran ini, saya bertumbuh sehingga
benar-benar menjadi seperti Dia, saya bertumbuh kepada kedewasaan
penuh sesuai dengan kepenuhan Kristus, di mana kebenaran
menguasai setiap keberadaan saya. Saya masih bertumbuh ke arah itu.
"Aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya," kata
Rasul Paulus, "tetapi aku mengarahkan diri ke depan." Jadi anda lihat,
sementara kita merenungkan kata-kata Tuhan Yesus yang luar biasa
ini, bahwa kata-kata tersebut mencakup segala sesuatu. Seluruh
kehidupan rohani ada di dalamnya, mulai dari pertobatan sampai pada
kedewasaan rohani. Semua ini berkaitan dengan bertumbuh dalam
269 | C A H A Y A I N J I L
kebenaran hingga kebenaran itu sungguh-sungguh kita hayati dan
memberi kekuatan pada seluruh keberadaan kita.
Berbahagialah Orang Yang Suci Hatinya
Matius 5:8 - Pesan yang keenam dari 10 tentang 'Ucapan bahagia'
Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang
Hari ini kita akan melanjutkan pelajaran kita dari Khotbah atas Bukit
dan kita akan mempelajari Matius 5:8, "Berbahagialah orang yang suci
hatinya, karena mereka akan melihat Allah." Mereka akan melihat
Allah! Satu prospek yang luarbiasa! Satu janji yang menakjubkan! Dan
siapa yang dapat membuat janji seperti ini melainkan Allah sendiri?
Pertama-tama, saya ingin anda memperhatikan bentuk kata kerja yang
menunjukkan waktu akan datang: mereka akan melihat Allah. Ini
merupakan satu bentuk kalimat yang menunjukkan sesuatu yang akan
terjadi di masa depan. Sekarang kita masih belum dapat melihat Allah
di dalam kemuliaan dan kebesaran-Nya. "Kita melihat dalam cermin
suatu gambaran yang samar-samar", Paulus mengatakan di 1 Korintus
13:12. Kita melihat tetapi melihat dalam cermin suatu gambaran yang
samar-samar. Akan tetapi Paulus selanjutnya mengatakan bahwa
nanti kita akan melihat muka dengan muka.
Apa gol kehidupan ini?
Apakah tujuan/gol kehidupan manusia? Saya bertanya-tanya apakah
gol kehidupan anda? Kehidupan ini mengarahkan kita ke mana? Di
mana jalan kehidupan ini berakhir? Seringkali saya mendapati jalan
kehidupan ini tidak membawa kita ke mana-mana kecuali ke dalam
satu lubang beberapa kaki di bawah tanah. Dan semua pencapaian dan
semua hasil usaha kita berakhir, ketika kita masuk ke dalam lobang itu,
yang terletak beberapa kaki di bawah tanah. Anda tidak mungkin dapat
menjadi pelayan Tuhan tanpa sekali-sekali harus memimpin upacara
pemakaman dan menyadari bahwa itulah nasibnya bagi semua yang
hidup. Ketika kita masih muda, sangat sulit untuk kita memikirkan
kenyataan ini, bahwa apakah kita suka atau tidak, nasib bagi semua
yang hidup berakhir di dalam debu. Akan tetapi jika kita berhenti di
sini, kita semua akan menjadi orang-orang yang pesimis. Kita mungkin
270 | C A H A Y A I N J I L
saja berusaha melakukan yang terbaik di dalam kehidupan ini, akan
tetapi pada akhirnya kita tetap berakhir menjadi debu. Kalau inilah
yang menjadi prospek bagi kehidupan manusia, maka ini
sesungguhnya adalah satu prospek yang sungguh suram sekali. Bahkan
di antara kami yang harus sekali-sekali memimpin upacara pemakaman
seringkali pulang dengan banyak pikiran yang sungguh serius: pada
akhirnya, apakah tujuan/gol kehidupan ini? Nampaknya tidak berarti
bagi sanak saudara menceritakan pencapaian-pencapaian yang telah
dicapai oleh orang yang telah meninggal itu - bahwa beliau pernah
melakukan ini dan melakukan itu, dan bahwa beliau memiliki sarjana
ini dan sarjana itu, dan bahwa beliau memiliki penghormatan dalam
bidang ini dan bidang itu. Nampaknya tidak relevan untuk melakukan
semua itu. Semuanya sudah berakhir. Semuanya sudah berlalu.
Menceritakan semua pencapaian almarhum adalah seperti membuka
album foto dan memandang hari-hari silam yang tidak ada lagi. Akan
tetapi, ke mana lagi dapat anda pergi, jika anda tidak mengenal Allah,
karena memang kehidupan ini tidak akan membawa kita ke mana-
mana. Kehidupan ini adalah satu jalan buntu. Tragedi bagi orang-orang
yang tidak mengenal Tuhan memang sangat menyedihkan. Mereka
melakukan yang terbaik untuk tidak memikirkan persoalan ini tetapi
mereka mendapati persoalan ini sering menghantui mereka, mungkin
ketika saat-saat sepi di tengah malam setelah pulang kerja, atau ketika
seorang saudara yang dikasihi meninggal dunia dan mereka sekali lagi
berhadapan dengan persoalan yang tidak ingin mereka hadapi itu.
Ketika saya berada di Hong Kong beberapa bulan yang lalu, saya
bertemu dengan seorang teman lama. Kami dibesarkan bersama-sama
di kota Shanghai. Ia adalah seorang wanita yang sangat pintar dan
apa saja yang ia kerjakan ia kerjakan dengan baik - apakah bermain
piano atau studi. Kemudian ia pergi ke Amerika dan berhasil
mendapatkan satu karir yang sangat baik dalam bidang sains dan
berhasil mencapai puncak dunia akademik. Ia telah memperoleh gelar
Master jauh sebelum saya mendapat gelar Sarjana Muda. Dalam bidang
akademik, ia berada jauh di hadapan saya. Ia memulai dari awal dan
selesai awal. Pada usia yang sangat muda ia bukan saja telah
mendapatkan gelar Ph.Dnya, tetapi juga telah memegang jabatan
'Associate Professor', di Universitas negeri Michigan. Maka, pada usia
yang sangat muda ia telah berada di puncak dunia sains di dalam
bidang yang khusus yang disebut kristalogi, terutamanya mineralogi.
271 | C A H A Y A I N J I L
Tetapi ketika saya bertemu dengan dia di Hong Kong, ia tidak lagi
berada di dalam bidang sains tetapi dalam bidang bisnis. Ia sekarang
menjalankan bisnis ayahnya. Ayahnya adalah seorang yang sangat
kaya, seorang jutawan di Hong Kong, atau lebih tepat lagi, seorang
jutawan besar. Belakangan ini, terdapat banyak sekali jutawan di Hong
Kong.
Saya mengalami satu percakapan yang menarik bersama dia dan saya
bertanya kepada dia mengapa dia rela melepaskan karirnya yang
begitu berhasil di dalam bidang sains untuk menjalankan bisnis
ayahnya, yang kelihatannya tidak ada hubungan dengan sains sama
sekali. Ia mengatakan bahwa itulah alasannya mengapa ia
meninggalkannya, karena mereka tidak ada hubungan sama sekali.
Saya bertanya, "Apa maksud kamu?" Ia menjawab, "Saya sudah
mencapai puncak di bidang sains dan karena itu saya tidak dapat pergi
ke mana-mana lagi. Saya sudah sampai di jalan buntu. Saya tidak
dapat melihat prospek lagi." Menurutnya, seseorang masih dapat
melanjutkan untuk melakukan sedikit riset lagi, tetapi ia tidak tertarik.
Ia telah mencapai puncak. Ia sudah menyandang gelar professor. Jadi
ada apa lagi yang dapat dikejar? Makanya, ketika bapanya mengajak
dia untuk mengurus bisnisnya di Hong Kong, ia mengatakan bahwa ia
tidak tahu apa-apa tentang bisnes, tetapi ia siap untuk menerima
tantangan baru. Maka ia memasuki bidang bisnis dan menjadi
pengurus bisnis ayahnya dan kelihatannya ia juga sangat berhasil di
dalam bidang bisnis, dengan cepat ia menguasai setiap departemen,
setiap aspek dari dunia bisnis dari saham, ke bagian-bagian lain dari
dunia bisnis. Dan kemudian saya bertanya kepada dia, "Apakah anda
mendapati dunia bisnis itu menarik?" Ia menjawab, "Ya, sangat
menarik - untuk tahun pertama! Tetapi sekarang saya mendapati tidak
sisa banyak untuk dipelajari dan dunia bisnis ini semakin lama semakin
membosankan. Semuanya rutin sekarang, dan tidak ada tantangan
lagi." Saya berkata, "Jadi, apa artinya?" Ia berkata, "Itu berarti saya
harus mencari tantangan yang baru karena rutinitas ini sangat
membosankan saya." Ia telah mencapai puncak dunia bisnis dan sekali
lagi ia tidak tahu harus ke mana lagi. Apa lagi yang dapat dikerjakan?
Tidak ada puncak baru untuk didaki, tidak ada tantangan baru; setidak-
tidaknya tidak ada yang menarik perhatiannya. Maka saya bertanya
lagi, "Bidang apa lagi yang ingin kamu coba? Setelah mencoba bidang
sains dan bisnes, nampaknya tidak banyak pilihan yang lain." Maka
272 | C A H A Y A I N J I L
pada akhirnya kami sampai ke pokok pembicaraan bahwa kehidupan ini
kelihatannya adalah satu jalan buntu.
Kelihatannya begitu sedikit yang dapat dilakukan oleh seseorang
setelah ia mencapai puncak. Ketika anda berada di kaki gunung, anda
memandang ke atas dan puncak bersalju itu tampak begitu mulia! Ah,
tantangan besar! Betapa tingginya! Tetapi ketika anda berdiri di atas
puncak gunung, anda tidak dapat pergi ke mana-mana lagi melainkan
anda memiliki helikopter untuk mengangkat anda ke atas. Akan tetapi,
helikopter juga tidak dapat terbang terlalu tinggi. Jadi kita mendapati
bahwa pada umumnya inilah keadaan umat manusia. Ketika saya
mempertimbangkan keadaan teman saya ini, saya melihat bahwa
secara umum itulah keadaannya dengan umat manusia. Saya melihat
bahwa begitu banyak orang berjuang keras untuk gelar Sarjana, untuk
gelar Master, untuk gelar Ph.D dan sebagainya. Dan setelah itu,
mereka tidak tahu harus ke mana lagi, tidak tahu apa lagi yang harus
dikerjakan, dan tidak tahu apa lagi yang harus dikejar. Tampaknya
mereka sudah tiba di jalan buntu. Nah, anda dapat melakukan sedikit
riset di sana sini, tetapi apakah anda akan menghabiskan seluruh hidup
anda untuk hal seperti ini? Apakah itu artinya kehidupan ini? Apakah itu
tujuan/gol kehidupan anda? Kalau berbicara tentang uang, uang tidak
menjadi masalah kepada teman saya ini karena ayahnya adalah
seorang jutawan besar dan ia sendiri adalah pengusaha yang besar.
Siapa perlu bicara tentang uang? Apa yang dapat anda lakukan dengan
uang? Teman saya bisa menempel dinding dengan uang; dan setelah
beberapa waktu, bahkan itu juga tidak kelihatan bagus. Jadi, setelah
memiliki uang, beberapa gelar, status, ke mana lagi anda akan pergi
dari situ? Kelihatannya anda sudah sampai di jalan buntu.
Prospek yang mulia - melihat Allah
Tapi alangkah mulianya prospek bila kita dapat melihat di balik semua
ini, dan berkata, "Kita akan melihat Allah - muka dengan muka."
Kepada saya ini mengubah segalanya. Sewaktu saya masih belum
percaya, itulah perasaan saya. Saya mempelajari kehidupan manusia
dan saya tidak dapat melihat jalan keluar. Karena, tentu saja terdapat
satu jalan, akan tetapi apa gunanya mengadakan perjalanan di jalan itu
kalau pada akhirnya didapati jalan itu adalah jalan buntu? Nasib seperti
ini tidak terlalu menarik. Banyak kali saya dikuasai perasaan kecewa,
bertanya-tanya apa gunanya manusia membanting tulang di dunia ini.
Saya tidak menjadi seorang Kristen untuk mendapatkan prospek yang
273 | C A H A Y A I N J I L
mulia. Itu bukan alasannya. Saya tidak menjadi seorang Kristen karena
saya berharap untuk menemukan suatu jalan keluar dari jalan mati itu.
Jika memang benar dan merupakan kenyataan bahwa kehidupan ini
tidak lebih dari satu jalan buntu, maka kita harus menerimanya,
sebagaimana yang dinyatakan oleh Bertrand Russell, "Sekalipun
kehidupan manusia berakhir di jalan buntu, kita masih perlu melakukan
yang terbaik." Tetapi pertanyaannya ialah: apakah terdapat sesuatu di
balik? Dan Tuhan Yesus memberitahu kita, bahwa bagi orang-orang
yang suci hatinya, terdapat banyak yang menunggu di balik kematian.
Dan Yesus memberitahu kita supaya kita dapat mengalaminya. Kita
dapat menikmatinya, tetapi Tuhan Yesus tidak menawarkannya dengan
harga yang murah. Anda harus menjadi - dan ini adalah syaratnya -
anda harus menjadi orang yang suci di hati! Dan itulah yang menjadi
kesulitan, bukan? Tuhan Yesus tidak menawarkan keselamatan dengan
harga yang murah dan mudah, seperti banyak penginjil-penginjil
modern yang sentiasa ingin melariskan jualan dengan menjual dengan
harga yang murah.
Tuhan Yesus memberitahu kita dengan terus terang bahwa, "Anda
dapat melihat Allah! Allah dapat dilihat oleh anda, tetapi dengan syarat
anda siap untuk menjadi suci di dalam hati." Makanya sangat penting
untuk kita menyelidiki apa artinya menjadi suci di dalam hati, dan
apakah impian ini dapat menjadi satu kenyataan. Persoalan ini juga
tergantung kepada hal ini: melainkan Allah menjadi nyata kepada kita
di dalam hidup ini, kita mungkin saja berbicara tentang sesuatu yang
tidak realistik. Kita mungkin saja sekadar menghibur diri kita sendiri
dan enggan menerima kenyataan bahwa jalan buntu adalah jalan
buntu. Kita ingin menciptakan suatu masa depan untuk diri kita
sendiri, yang kita sebut sebagai 'melihat Allah'. Sebagaimana yang
telah saya nyatakan tadi bahwa saya tidak menjadi seorang Kristen
karena saya ingin melihat sesuatu di balik jalan buntu itu. Saya siap
untuk menerima jalan buntu itu jika itulah kenyataannya, sehingga
saya bertemu dengan Allah dan menyadari bahwa Allah ada.
Pengalaman itu secara menyeluruh mengubah kehidupan saya. Saya
menyadari bahwa Allah nyata, dan bahwa Allah ada. Itu menjadi titik
permulaan kehidupan Kristen saya. Oleh karena itu, melainkan anda
pernah bertemu dengan Allah dalam cara tertentu di dalam hidup ini,
maka impian untuk melihat Allah ini tentu saja merupakan satu
khayalan yang tidak realistik.
274 | C A H A Y A I N J I L
Karena itu saya telah berulang kali menekankan betapa pentingnya
satu hubungan yang hidup dengan Allah, di dalam hidup ini. Kalau
tidak, iman anda mungkin lebih didasari oleh khayalan dan bukan
kenyataan. Kita tidak dapat - melainkan kita hidup di dalam kesucian
hati di dalam hidup ini - kita tidak akan dapat berkata seperti
Paulus, "Aku kenal Dia, yang aku percaya." Apakah anda dapat
mengatakan bahwa anda kenal Dia, yang anda percaya? Atau apakah
anda hanya dapat semata-mata mengucapkan satu ungkapan
tautologi, "aku percaya Dia, yang aku percaya." Itu tidak akan
membawa anda ke mana-mana, karena kita semua dapat mempercayai
apa saja yang kita memilih untuk percaya. Kita harus bergerak dari
hanya mempercayai apa yang kita percaya, kepada satu pengenalan
akan Siapa yang kita percaya itu. Dan cara untuk mengenal Dia adalah
melalui satu langkah komitmen, satu komitmen yang total. Tidak ada
cara lain anda dapat mengenal Allah melainkan melalui satu komitmen
yang total di dalam hidup ini. Itulah alasannya mengapa saya
menekankan hal ini berulang kali, karena tanpa menyerahkan diri anda
secara total kepada Allah, iman anda merupakan satu iman yang
bersifat intelektual semata-mata. Anda hanya dapat pergi sejauh itu.
Iman yang bersifat intelektual mungkin menarik untuk ahli filsafat,
tetapi tidak berguna untuk membangunkan satu kehidupan yang
kokoh. Apakah iman anda bersifat intelektual? Atau apakah ia
berdasarkan suatu kenyataan di mana anda dapat berkata bersama
rasul Paulus, "Aku kenal Dia, yang aku percaya", karena anda telah
mengalami kuasa-Nya di dalam kehidupan anda, karena anda telah
bertemu dengan Dia di dalam satu hubungan yang hidup, di mana Ia
telah membuat anda menjadi seseorang yang dapat disebut dengan
pantas sebagai satu ciptaan baru di dalam Kristus?
Dapatkah anda mengatakan semua ini untuk diri anda? Jika tidak, iman
apa saja yang anda miliki itu, terus terang saja saya katakan, adalah
'iman yang bersifat intelektual'. Iman seperti ini mungkin bermanfaat
untuk tujuan psikologi, sangat cocok untuk diskusi intelektual, dan
sangat menarik perhatian ahli-ahli filsafat, tetapi sangat sedikit
manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari - karena kepercayaan kita
akan Allah harus berakar dalam hidup, dan kesucian hati adalah satu
kualitas hidup. Ia bukan merupakan satu kepercayaan intelektual, satu
keyakinan intelektual. Ia berakar dalam kehidupan, yakni di dalam
kualitas kehidupan anda. Jadi, sekali lagi saya katakan, bahwa
275 | C A H A Y A I N J I L
keselamatan di dalam ajaran Yesus tidak berdasarkan iman yang
mempercayai hal-hal tertentu sebagai kebenaran - bahwa Allah ada,
bahwa Yesus mati dan sebagainya. Keselamatan juga tidak melalui
berbuat ini dan itu - melakukan pekerjaan yang baik - membakar lilin
di gereja, memberikan uang persembahan, melakukan semacam
perbuatan baik di sana sini. Ia bukan satu keselamatan oleh perbuatan;
ia juga bukan satu keselamatan oleh iman intelektual; tetapi satu
keselamatan oleh transformasi, satu keselamatan oleh kasih karunia
Allah yang datang ke dalam hidup anda dan mengubah anda menjadi
manusia yang baru. Ini baru kenyataan! Kita sedang berbicara tentang
sesuatu yang anda tahu telah terjadi pada diri anda; sesuatu yang
dapat anda katakan sebagai satu pengalaman yang telah anda alami di
dalam kehidupan anda; dan bukan sesuatu yang telah anda percaya di
dalam pikiran sebagai suatu keyakinan intelektual. Saya tidak
bermaksud bahwa keyakinan intelektual itu tidak baik. Ia sangat baik.
Tentu saja, pelajarilah ilmu apologetik dan pelajarilah ilmu filsafat,
filsafat Kristen jika anda suka. Tentu saja, pelajarilah semua ini. Akan
tetapi jika anda berhenti di situ, maka keselamatan anda juga berhenti
di situ. Keselamatan berhubungan dengan kesucian hati.
Untuk melihat Allah, anda harus suci di hati
Jadi catatkanlah aspek bersyarat di dalam pernyataan ini. Anda dapat
melihat Allah tetapi dengan syarat anda suci di dalam
hati. "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka - bukan
orang lain - mereka akan melihat Allah." Ini berarti bentuk negatif dari
pernyataan ini juga benar, yakni, jika anda tidak suci di dalam hati,
anda tidak perlu kuatir tentang melihat Allah, karena itu bukan bagian
anda. Hanya mereka - mereka yang suci di hati, yang akan melihat
Allah; mereka yang lain tidak menerima janji keselamatan dalam
bentuk apa pun. Sekarang perhatikan dengan seksama aspek bersyarat
dari pernyataan ini. Saya harus menekankan hal ini, karena
keselamatan ada syaratnya. Tidak ada keselamatan yang tidak
bersyarat di dalam firman Tuhan. Saya harus menekankan hal ini
karena saudara kita Martyn Lloyd-Jones yang saya sebutkan di khotbah
yang lalu, berusaha untuk menghilangkan aspek bersyarat ini.
Kelihatannya beliau, karena alasan-alasan dogmatis, merasa terganggu
oleh perkataan-perkataan Tuhan Yesus yang berbunyi, "Berbahagialah
orang yang murah hatinya, karena mereka akan menerima
kemurahan." Dengan kata lain, jika anda ingin menerima kemurahan,
276 | C A H A Y A I N J I L
anda wajib menjadi orang yang murah hati. Pernyataan ini menganggu
beliau, karena menurut pandangan dogma beliau, keselamatan
bergantung hanya pada satu hal, dan sebagaimana menurut beliau,
bahwa pengampunan adalah berdasarkan pertobatan semata-mata.
Tetapi sekarang menurut Tuhan Yesus, pertobatan plus menjadi murah
hati. Dan ini menganggu keseimbangan teologis dan dogmatis beliau.
Hal ini tidak sesuai dengan pandangannya. Maka, apa yang dilakukan
beliau? Dr. Lloyd-Jones memutuskan untuk menyusun kembali
perkataan-perkataan Tuhan Yesus, dan saya mendapati tindakan ini tak
dapat diampuni. Ini tidak boleh diizinkan. Untuk menghilangkan syarat
itu, beliau justru menjungkir-balikkan pernyataan Tuhan. Ketika anda
mempelajari cara beliau menjelaskan ayat itu, secara efektif
kesimpulan beliau adalah, "Berbahagialah orang yang telah beroleh
kemurahan, karena mereka akan menjadi murah hati." Kita tidak
mempunyai hak untuk menjungkir-balikkan firman Tuhan. Pertama-
tama, untuk melakukan ini, yakni mengubah satu pernyataan bersyarat
menjadi satu pernyataan tidak bersyarat, beliau harus membalikkan
seluruh kalimat, tetapi lebih dari itu, beliau juga telah mengubah
bentuk kata-kerjanya. Catatkan bahwa apa yang dikatakan oleh Tuhan
Yesus ialah, "mereka akan beroleh kemurahan. - merekaakan" Dalam
istilah teologi, ini adalah satu pernyataan eskatologi, berarti, ia adalah
satu pernyataan yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang
akan terjadi di masa depan. Mereka akan, di masa akan datang,
apabila keselamatan Allah datang, menerima kemurahan pada hari itu.
Tetapi Lloyd-Jones telah mengubah pernyataan itu menjadi: mereka
telah beroleh kemurahan, dan karena itu mereka harus bermurah hati.
Dan ini memang benar. Tentu saja apa yang dikatakan oleh Lloyd-
Jones ini juga benar: "Berbahagialah orang-orang yang telah beroleh
kemurahan, karena itu mereka harus bermurah hati." Akan tetapi,
meskipun pernyataan itu benar, (karena Tuhan Yesus menyatakan hal
itu di Matius 18:33), itu bukan arti yang dimaksudkan oleh Tuhan
Yesus di dalam ucapan bahagia ini. Di dalam Matius 18:33 Tuhan Yesus
ada menyatakan hal itu. Jadi pernyataan itu tersendiri memang benar,
tetapi tidak relevan dengan apa yang dikatakan Tuhan di sini. Dan di
dalam Matius 18:35 Tuhan Yesus menyatakan bahwa jika anda tidak
mengampuni orang lain, anda juga tidak akan diampuni. Ajaran ini
begitu jelas dan tidak bergantung kepada penafsiran. Malah ia tidak
membutuhkan penafsiran sama sekali. Kita hanya perlu mengizinkan
277 | C A H A Y A I N J I L
firman Tuhan yang berbicara. Ajaran firman Tuhan sangat jelas. Kita
tidak boleh dan tidak berani mengubah aspek bersyarat dari ayat ini.
Kita tidak boleh meniadakan persyaratan yang telah ditetapkan oleh
Tuhan Yesus seenak hati kita. Amat penting untuk kita memperhatikan
hal ini. Anda tidak boleh bermain-main dengan firman Tuhan. Ketika
Lloyd-Jones akhirnya sampai pada pengakhiran khotbah, beliau
menyadari bahwa beliau tidak memberitakan dengan tepat apa yang
ingin disampaikan oleh Tuhan Yesus. Pada akhirnya beliau sadar dan
kemudian beliau menambah beberapa kalimat yang kira-kira berarti
orang-orang yang murah-hatinyalah yang akan menerima kemurahan.
Akan tetapi dalam pada itu, beliau sudah terlebih dulu meniadakan
aspek bersyarat itu. Ini tidak boleh diizinkan. Maka di sini kita harus
menyadari bahwa terdapat satu syarat di dalam janji ini: anda akan
melihat Allah hanya jika anda suci di dalam hati. Cukup mengherankan
ketika Dr. Lloyd-Jones berkhotbah dari Matius 5:8, beliau tampaknya
tidak lagi ingin mempersoalkan aspek bersyarat itu. Tampaknya beliau
sudah meninggalkan subyek itu. Hal ini sangat mengherankan.
Kita harus mengingat fakta ini dengan baik, sebagaimana yang
diperhatikan oleh Profesor Eduard Schweizer dengan tepat, dan beliau
mengatakan ini: "Tidak ada orang yang dapat mengandalkan
kemurahan Allah jika dia sendiri tidak menunjukkan kemurahan."
Pernyataan ini tepat dan sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Tuhan
Yesus, karena justru itulah yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus. Tidak
ada orang yang dapat mengandalkan belas kasihan Allah jika dia
sendiri tidak berbelas kasihan. Ini adalah satu butir yang sangat
penting untuk dicatat. Dan saya mengabungkan kedua ayat ini karena
terdapat hubungan yang dekat antara "Berbahagialah orang yang
murah hatinya" dan"Berbahagialah orang yang suci hatinya". Hubungan
ini muncul dengan jelas di dalam Mazmur 24:3-4. Izinkan saya untuk
membacakan kepada anda karena ayat-ayat ini menjadi dasar PL bagi
perkataan-perkataan Tuhan Yesus ini. Mazmur 24:3-4 berbunyi begini:
"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang
boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya
dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan,
dan yang tidak bersumpah palsu." Dan seterusnya di ayat 5, "Dialah
yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang
menyelamatkan dia." Kata 'kemurahan' di sini diterjemahkan sebagai
'keadilan' di dalam Alkitab Terjemahan Baru Indonesia dan 'belas
278 | C A H A Y A I N J I L
kasihan' di dalam PL dalam bahasa Yunani, atau Septuaginta. Dia akan
menerima 'kemurahan', dan karena itu ayat ini dapat dikaitkan dengan
ucapan bahagia yang sebelumnya dalam ajaran Tuhan.
Akan tetapi terdapat satu hal lagi sebelum kita meneruskan untuk
menyelidiki apa artinya suci di dalam hati. Hal ini juga ditimbulkan oleh
Dr. Lloyd-Jones, dan beliau menimbulkan pertanyaan tentang
penglihatan akan Allah itu. Apakah kita melihat Allah - pada Hari itu -
apakah kita melihat Dia dengan mata telanjang, atau kita melihat Dia
dalam pengertian rohani? Bagaimana kita akan melihat Allah?
Dalam pengertian apa kita melihat Allah?
Saya tidak akan menimbulkan pertanyaan ini jika beliau tidak
menimbulkannya. Dan karena beliau menimbulkan persoalan ini dan
karena buku tafsiran beliau tentang Khotbah atas Bukit merupakan
salah sebuah buku tafsiran yang paling banyak diandalkan, saya
diharuskan memberi sedikit komentar. Nah, setelah beliau
mempertimbangkan pertanyaan ini, Lloyd-Jones membuat kesimpulan
bahwa kita tidak tahu jawaban kepada pertanyaan ini. Ini sangat
mengherankan! Tapi bagi saya, saya tidak puas dengan jawaban
seperti ini karena pertanyaan itu terlalu penting untuk ditinggalkan
begitu saja. Apakah kita akan melihat Allah pada hari itu dengan mata
jasmani kita ini? Apakah kita akan melihat Allah, seperti yang
dikatakan Ayub, "di dalam dagingku aku akan melihat Allah"? (Ayub
19:26)
Atau apakah kita akan melihat Allah dalam pengertian yang rohani?
Dengan kata lain, penglihatan rohani akan Allah ini tidak berbeda dari
segi kualitas, tidak berbeda dari segi macam, dari cara kita melihat
Allah sekarang, tapi hanya kita akan melihat Dia dengan lebih jelas.
Kita melihat Dia sekarang, tetapi samar-samar, tidak jelas. Kita melihat
Dia dengan mata iman - secara rohani - tetapi kita tidak melihat
dengan jelas. "Kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-
samar". Akan tetapi pada hari itu, penglihatan akan Allah akan
menjadi semakin jelas, menjadi semakin jernih karena kehidupan
rohani kita akan menjadi sempurna. Dan sebagai jawaban kepada
pertanyaan ini, Lloyd-Jones menyampaikan beberapa bukti dari firman
Tuhan dan berdasarkan bukti-bukti itu beliau mengatakan bahwa kita
tidak tahu. Pertama-tama, saya harus mengatakan bahwa bukti-bukti
yang beliau sampaikan juga tidak lengkap. Beliau melangkahi banyak
279 | C A H A Y A I N J I L
bukti-bukti penting yang lain. Sebagai contoh, Lloyd-Jones mengutip
kasus Musa. Beliau mengatakan bahwa Musa tidak diizinkan untuk
melihat Allah muka dengan muka; Musa hanya melihat bagian
belakang kemuliaan Allah. Karena itu beliau menyimpulkan bahwa
manusia tidak dapat melihat kemuliaan Allah dengan mata jasmani.
Tetapi pernyataan beliau tentang Musa ini, terus terang saja, tidak
relevan. Pernyataan itu tidak relevan karena sekali lagi Lloyd-Jones
lupa bahwa kita sedang berbicara tentang eskatologi, bahwa kita akan
melihat Allah di suatu waktu di masa depan. Janji melihat Allah itu
bersifat eskatologi, yaitu, bukan sesuatu yang akan terjadi di zaman ini
tetapi di zaman akan datang. Makanya, mengutip Musa tidak relevan.
Di zaman ini, di masa sekarang, tidak seorangpun yang dapat melihat
Allah dan hidup karena dosa. Musa, sebagai seorang yang berdosa
seperti kita semua, tentu saja tidak dapat melihat Allah dan hidup.
Musa hanya diizinkan untuk melihat bagian belakang Allah. Musa tidak
dapat melihat Allah muka dengan muka. Akan tetapi itu tidak ada
kaitannya dengan firman Yesus di sini, karena kita tidak berbicara
tentang apakah atau tidak kita dapat melihat Allah sekarang dengan
mata ini, tetapi apakah kita akan melihat Allah pada hari itu, apabila
tubuh ini diubahkan; apabila tubuh yang dapat binasa mengenakan
yang tak dapat binasa, yang takluk maut mengenakan yang tak takluk
maut, apabila tubuh dosa ini tidak ada lagi dan diganti oleh tubuh yang
baru - penuh kemuliaan dan serupa seperti Kristus. Kita sedang
berbicara tentang eskatologi. Mengutip Musa sama sekali tidak relevan.
Musa tidak ada kaitannya dengan persoalan ini sama sekali karena kita
sedang berbicara mengenai eskatologi, di mana mereka akan melihat
Allah pada hari itu, pada hari di mana mereka akan mengenakan tubuh
yang kekal, apabila tubuh yang hina ini diubah menjadi serupa dengan
tubuh Kristus yang mulia, sebagaimana diberitahukan kepada kita oleh
Paulus di Filipi 3:21. Karena itu jawaban kepada pertanyaan ini
sebetulnya tidak samar-samar.
Perhatikan bahwa saya sudah mengutip 1 Korintus 13:12 dua kali.
Patut dicatat bahwa menurut Paulus, penglihatan kita akan Allah pada
hari itu nanti - berbeda dengan penglihatan Musa - akan bersifat muka
dengan muka. Musa tidak dapat melihat Allah muka dengan muka,
tetapi sebaliknya itulah yang akan kita lakukan oleh anugerah Allah:
melihat Allah muka dengan muka. Dan lebih dari itu, penglihatan ini
adalah satu penglihatan yang berbeda dari segi kualitas, bukan saja
280 | C A H A Y A I N J I L
dari segi tingkat. Paulus menyatakan hal ini dengan jelas sekali.
Sekarang kita melihat dalam cermin secara samar-samar, tetapi nanti
kita akan melihat dengan cara yang berbeda - nanti kita akan melihat
muka dengan muka. Apa artinya "melihat dalam cermin suatu
gambaran yang samar-samar"? Itu berarti bahwa penglihatan kita akan
Allah sekarang tidak dengan langsung. Sekarang kita melihat dalam
cermin suatu pantulan kemuliaan Allah yang samar-samar. Pada zaman
itu, sebagaimana yang anda tahu, cermin dibuat dari kuningan atau
logam yang dipoles. Logam itu dipoles begitu bersih sehingga anda
dapat melihat ke dalam dan melihat satu pantulan. Mereka tidak
memiliki cermin seperti yang kita miliki hari ini. Makanya Paulus
berkata kita melihat kemuliaan-Nya yang dipantulkan. Kita melihat
suatu gambaran yang samar-samar. Tetapi nanti penglihatan kita
adalah suatu penglihatan yang sama sekali berbeda. Ia bukan lagi
suatu penglihatan yang tidak langsung melalui pantulan. Tetapi nanti
kita akan melihat secara langsung; seperti yang dinyatakan oleh
Paulus, 'muka dengan muka'. Jadi firman Tuhan menerangkan dengan
jelas kepada kita bagaimana kita akan melihat Allah. Kita akan melihat
Dia! Dan ini merupakan satu prospek yang sangat menarik! Kita akan
melihat Dia. Jika hal ini tidak membangkitkan gairah anda, tidak
banyak hal lain di dunia ini yang dapat menggairahkan anda. Apa yang
menggairahkan anda? Memiliki mobil balap? Apa yang membangkitkan
gairah anda? Atau memiliki helikopter? Bagi saya tidak ada hal yang
lebih membangkitkan gairah daripada prospek ini: kita akan melihat
Allah, dalam keadaan-Nya yang sebenarnya, dan kita akan menjadi
sama seperti Dia! Kita akan menjadi sama seperti Dia karena Ia akan
mengubah kita dengan sepenuhnya. Di dalam daging yang dapat fana
ini, dengan segala dosa-dosanya, saya tidak dapat melihat Allah, dan
hidup; akan tetapi pada Hari itu, kita akan melihat Allah, dan hidup.
Cara untuk mencapai impian melihat Allah: Memiliki hati yang
baru!
Mari kita segera mempertimbangkan pertanyaan ini: bagaimana kita
dapat memperoleh penglihatan yang mulia ini? Bagaimana mungkin
anda dan saya mendapat bagian dalam penglihatan yang mulia itu? Ah,
betapa mulianya masa depan kita! Apa artinya 'suci di dalam hati'? Apa
sebenarnya sih yang harus terjadi kepada saya? Nah, kita melihat dari
firman Tuhan bahwa sifat dasar hati manusia adalah sangat jauh dari
suci. Hati manusia sangat licik, lebih licik dari segala sesuatu, menurut
281 | C A H A Y A I N J I L
Jeremiah 17:9 dan seterusnya. Manusia sangat licik. Ia malah pandai
menipu dirinya sendiri, jangankan orang lain. Kita pandai
mempermainkan diri kita; kita pandai memperbodohi diri kita; kita
pandai menyakinkan diri kita untuk melakukan hal-hal yang bukan-
bukan. Hati kita sangat licik. Kita harus sentiasa berjaga-jaga terhadap
kelicikan hati kita. Lantas, bagaimana caranya kita dapat mengubah
hati yang licik ini menjadi hati yang suci? Tuhan Yesus memberitahu
kita hal yang sama di Markus 7:21-22. Yesus memberitahu kita bahwa
dari dalam, dari hati orang, timbul segala macam dosa dan kejahatan:
pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan,
keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, irihati, hujat,
kesombongan, kebebalan. Ini adalah satu daftar kejahatan yang
panjang dan yang menjijikkan yang timbul dari dalam hati. Jika
begitulah keadaan hati saya, apakah saya mempunyai harapan untuk
melihat Allah? Jawabnya, "tidak sama sekali". Dengan kekuatan sendiri,
tidak sama sekali. Apa yang harus terjadi? Apa yang harus terjadi ialah
Allah melakukan sesuatu kepada hati saya. Allah harus melakukan satu
operasi hati untuk saya. Ia harus mengeluarkan hati saya yang lama
yang sudah mati itu dan menanamkan satu hati yang baru yang hidup.
Allah harus melakukan satu transplantasi hati. Dan syukur kepada Allah
karena kalau Allah yang melakukan transplantasi hati, peluang saya
untuk terus hidup sangat tinggi, kalau dibandingkan dengan begitu
banyak orang yang mengalami transplantasi tetapi tidak hidup lama.
Kalau salah satu dari orang-orang ini hidup lebih dari enam bulan,
operasi itu dianggap satu sukses yang luar biasa. Barangkali jika ia
tidak dioperasi ia mungkin dapat hidup setidak-tidaknya dua tahun,
tetapi setelah mengalami transplantasi ia hidup selama enam bulan. Ini
mungkin merupakan satu eksperimen ilmiah yang menarik, tetapi
sebagai satu seni untuk memperpanjang nyawa manusia, saya tidak
akan menganggapnya sebagai satu sukses. Walau bagaimanapun, saya
tidak mau terlibat dalam perdebatan medis. Saya berbicara tentang
transplantasi hati secara rohani, dan prospek yang baik daripadanya.
Jadi, bagaimana hati saya dapat disucikan? Bagaimana Allah mengubah
hati saya? Bagaimana Allah memberikan saya satu hati yang baru?
Di dalam PL kita telah diberitahu bahwa Allah akan memberikan kita
satu hati yang baru. Secara khusus Yehezkiel adalah nabi untuk hati
yang baru itu. Ia menyatakan hal itu beberapa kali. Sebagai contoh di
Yehezkiel 11:19, ia berbicara mengenai 'hati yang baru dan roh yang
282 | C A H A Y A I N J I L
baru'. Ia mengatakan hal yang sama di Yehezkiel 18:31 dan saya akan
membacakan ayat ini kepada anda karena ia penting untuk tujuan
kita: "Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat
terhadap Aku dan perbaharuilah hatimu dan rohmu! Mengapa kamu
akan mati, hai kaum Israel?" Saya ingin supaya anda mencatatkan
sesuatu yang sangat menarik di sini yang berkaitan dengan bagaimana
caranya kita memperoleh hati yang baru ini. Yehezkiel mengatakan,
"Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap
Aku dan dapatkan untuk dirimu hati yang baru." (Terjemahan dari
bahasa Inggeris) Allah dapat memberi kepada kita hati yang baru,
tetapi kita harus mencarinya. Aspek ini - anugerah Allah dan kerinduan
kita, kelaparan dan kehausan kita untuk mendapatkannya - adalah
paling penting. Kita akan kembali kepada butir ini sebentar lagi. Tetapi
marilah kita perhatikan apa yang harus kita lakukan. Bagaimana Allah
dapat mengubah hati kita atau menyucikan hati kita? Nah, terdapat
tiga hal di dalam PB yang berhubungan dengan pembersihan hati.
Yang pertama, di dalam Ibrani 9:14 kita membaca bahwa darah Kristus
menyucikan hati atau nurani kita dari dosa. Hanya darah Kristus yang
dapat menyucikan hati kita. Kristuslah yang menjadikan kita suci dan
begitu memberikan kita satu hati yang baru. Hal yang sama dinyatakan
di 1 Yohanes 1:7, "jika kita hidup dalam terang....darah Yesus,
Anaknya itu, menyucikan kita dari segala dosa." Kedua, kita membaca
di dalam Efesus 5:26 bahwa Ia menyucikan kita juga dengan air
firman-Nya. firman Tuhan menyucikan hati kita. Yohanes 15:3
menyatakan hal yang sama di mana Tuhan Yesus berkata kepada
murid-muridNya, "Kamu memang sudah bersih karena firman yang
telah Kukatakan kepadamu." Yang ketiga, kita diberitahu bahwa di
pihak kita, hati kita disucikan oleh iman (Kisah Rasul 15:9). Oleh iman
Allah menyucikan hati kita. Tetapi kita, di pihak kita, harus mempunyai
iman. Jadi anda dapat mengubah tamsilnya tetapi gagasannya tetap
sama, apakah tamsil itu berbicara tentang membersihkan hati yang
kotor atau mengantikan hati yang telah menjadi keras. firman Tuhan
menggunakan gambaran yang berbeda untuk mengatakan hal yang
sama. Gambaran yang dipakai mungkin berbeda; tetapi pesannya
adalah sama. Satu hati yang telah disucikan adalah sama baiknya
dengan satu hati yang baru, atau satu hati yang telah diubah adalah
satu hati yang baru. Kedua-dua gambaran menyampaikan hal yang
sama.
283 | C A H A Y A I N J I L
Hati adalah manusia batiniah
Apakah sebenarnya sih hati manusia? Apa sebenarnya yang diubah?
Apa sebenarnya yang disucikan atau dibersihkan? Tentu saja, kita
harus menyadari bahwa hati di dalam firman Tuhan ialah apa yang
disebut Paulus sebagai manusia batiniah - manusia batiniah bersama
semua emosinya, bersama kemampuannya untuk mengambil
keputusan dan bersama kemampuannya untuk berpikir. Hati di dalam
firman Tuhan adalah kata lain untuk menggambarkan manusia yang
paling dalam; manusia yang sebenarnya, dan bukan hanya apa yang
tampak di luar. Hati adalah diri anda yang sebenarnya di dalam, dan
bukan apa yang anda tunjukkan kepada orang lain di luar. Mungkin
anda adalah seorang yang sangat menarik dari tingkah laku di luar,
tetapi seorang pemarah di dalam. Banyak orang yang menjalankan
kehidupan mereka seperti itu. Mereka hidup dalam satu eksistensi
semacam Dr. Jekyll-and-Mr. Hyde, semacam suatu skizofenia rohani.
Mereka adalah satu pribadi di dalam dan satu pribadi yang lain di luar.
Tetapi hati adalah siapa diri kita sesungguhnya di dalam, yakni,
manusia batiniah itu. Hal ini sangat penting untuk dimengerti. Hati kita
menunjukkan kepada kita apa yang ada di dalam pikiran kita, bukan
apa yang kita beritahu orang lain. Apabila anda ditanya apakah yang
akan anda pilih di jajak pendapat mendatang - ya atau tidak? Anda
mungkin berkata, 'Ya', tetapi pada hari pemilihan anda memilih 'Tidak'.
Satu untuk konsumsi umum, satu lagi untuk apa sebenarnya yang akan
dilakukan pada hari itu. Apa yang dipikirkan tidak semestinya sesuai
dengan apa yang diucapkan; dan apa yang diucapkan tidak semestinya
sesuai dengan apa yang dipikirkan. Jadi, bila firman Tuhan berbicara
tentang hati, ia berbicara tentang diri anda yang sebenarnya di dalam.
Diri anda yang sebenarnya, itulah yang harus diubah.
firman Tuhan ingin menjangkau kita di tahap yang paling dalam dari
permasalahan kita, dan bukan semata-mata ingin merawat gejala-
gejalanya. Tidak seperti, "Nah, kamu sakit di sini, aku akan memberi
kamu beberapa pil aspirin untuk mengurangi rasa sakit." Itu baik dan
rasa sakit itu hilang dari situ, tetapi kemudian ia muncul di tempat lain.
Sama seperti banyak operasi hari ini, anda mengeluarkan kanker dari
tempat ini dan ia muncul dengan lebih parah di tempat lain. Anda
membedah di sini, dan ia muncul di sana. Sama seperti ketika anda
mencabut semalu. Anda mencabut satu semalu, kemudian tumbuh dua
lagi. Anda berkata, "Apa yang sudah terjadi? Aku baru mencabutnya
284 | C A H A Y A I N J I L
beberapa hari yang lalu." Maka anda mencabut lagi dan memotong
lebih ke dalam kali ini, dan kemudian anda menemukan tiga semalu.
Jadi anda berkata, "Ini mustahil!" Tetapi begitulah dengan pengobatan
gejala; anda hanya menangani gejala-gejalanya. Tetapi firman Tuhan
langsung menangani akar permasalahan! Allah ingin menangani anda
pada pribadi yang sesungguhnya di dalam. Dari luar ketika anda
datang ke gereja, anda mempamerkan senyuman yang indah dan anda
kelihatan cakap dalam jas yang elok itu. Anda datang ke gereja dengan
Alkitab yang bagus yang diperbuat dari kulit kambing yang halus. Anda
kelihatan begitu indah di luar. Tetapi apa yang ada di dalam? Bila anda
pulang ke rumah, anda menengking istri anda, anda mencekik leher
saudara anda, anda membuat teman sekamar hidup sengsara, dan di
sinilah 'si aku' yang sebenarnya muncul. Itulah pribadi yang
sebenarnya. Allah ingin menangani hati kita, dan 'hati' di sini berarti
manusia yang sebenarnya, manusia batiniah itu.
Kita melihat hal ini umpamanya di Efesus 3:16. Di sini Paulus berbicara
tentang batin dan di ayat 17 ia berbicara tentang hati, dan tentu saja,
kedua-duanya adalah hal yang sama. Hati adalah manusia batiniah;
manusia yang sebenarnya itu. Itulah tujuan kedatangan Yesus: Ia
harus menyucikan manusia batiniah itu dengan darah-Nya; bukan
supaya kita mengenakan jubah agama di luar yang menyebabkan kita
kelihatan lebih beragama dari sebelumnya; bukan supaya kita
menggantungkan kayu salib di kalung leher yang menyebabkan kita
kelihatan lebih beragama lagi. Jika dasi saya tidak mengesankan anda,
lain kali saya akan mengenakan kerah pendeta supaya anda
menghormati saya sebagai seorang pendeta. Dan jika kerah pendeta
masih tidak mengesankan anda akan kesalehan saya, lain kali saya
akan mengenakan pakaian pendeta - yang berwarna hitam. Jika
pakaian pendeta masih belum dapat mengesankan anda, dan kerah
saya masih tidak dapat menyakinkan anda bahwa saya adalah seorang
pendeta, lain kali saya akan datang mengenakan kerah pendeta,
pakaian pendeta dan gown akademik sekaligus. Pada waktu itu saya
berharap anda terkesan dengan sepenuhnya bahwa saya adalah hamba
Tuhan. Jika saya harus mengesankan orang lain bahwa saya adalah
seorang Kristen dengan cara-cara eksternal seperti ini, saya sudah
keliru. Jika kesalehan saya bergantung pada jubah pendeta yang saya
pakai untuk berkhotbah, ini sangat memalukan! Memalukan sekali!
285 | C A H A Y A I N J I L
Kesucian hati dalam praktek
Hari ini kita berkhotbah dan berusaha membangunkan agama kita
dengan jubah-jubah eksternal, sedangkan Allah ingin melihat ke dalam
batin. Allah melihat ke dalam hati. Allah ingin mengubah manusia dari
dalam dirinya. Apa yang benar untuk pendeta juga berlaku untuk orang
Kristen. Dan saya menekankan hal ini karena kesucian hati adalah
sesuatu yang sangat, sangat praktis. Ia sangat praktis. Karena bukan
saja ini satu kesucian di dalam hati, tetapi satu kesucian yang dapat
dilihat di dalam terang. Bukan dilihat hanya dari cara kita berpakaian
atau menggantungkan lambang salib di leher. Saya tidak mempunyai
masalah jika anda suka menggantungkan lambang salib di leher, tetapi
menggantungkan salib di leher tidak menjadikan anda lebih saleh dari
siapapun. Karena Alkitab anda diperbuat dari kulit kambing yang halus
dan Alkitab saya diperbuat dari plastik, itu tidak berarti karena itu anda
adalah orang Kristen yang lebih baik.
Jadi, apa artinya suci di dalam hati? Sekarang kita sudah tahu apa itu
hati dan kita tahu bagaimana hati menjadi suci, kita masih harus
bertanya persis apa artinya 'suci di dalam hati'. Nah, bila kita
mempelajari firman Tuhan, kita mendapati sekali lagi bahwa ajaran ini
berakar di dalam PL. Seperti yang telah kita lihat di Mazmur 24
kesucian hati adalah sesuatu yang sangat praktis. Saya berharap anda
membacanya dengan teliti. Andaikata anda masih belum, saya
berharap anda membaca sekali lagi karena dinyatakan di sini
kemurnian hati, tangan yang bersih, dan kebenaran dalam tutur kata;
mereka semua berada di dalam paket yang sama. Kesucian hati pasti
akan dinyatakan oleh tangan yang bersih, yakni, anda tidak melakukan
perbuatan-perbuatan yang berdosa, melakukan hal-hal yang berdosa.
Kesucian di hati juga akan diungkapkan di dalam kejujuran dalam
tutur kata, bahwa apa saja yang kita ucapkan adalah benar. Dengan
orang ini kita tidak perlu ragu-ragu, "Berapa banyak dari pernyataan
itu yang benar? Berapa banyak yang dilebih-lebihkan? Berapa banyak
yang ikhlas?"
Tentu saja hal ini menjadi satu masalah yang besar karena anda harus
mempercayai sebagian saja dari setiap kalimat. Pada akhirnya,
mungkin hanya 20% yang benar. Ini mencerminkan ketidaksucian di
dalam hati. Di mana terdapat kesucian di dalam hati, terdapat juga
kejujuran di dalam tutur kata. Setiap kata yang diucapkan oleh orang
ini, dapat dipercayai. Ia tidak bermain-main dengan kata-katanya, dan
286 | C A H A Y A I N J I L
tangannya juga bersih. Dengan kata lain, apabila Tuhan Yesus
berbicara tentang suci di dalam hati, janganlah kita membuatnya
kedengaran begitu rohani sehingga ia menjadi sama sekali tidak
berarti. Banyak kali orang berkata, "Oh, itu sangat rohani sekali tetapi
tidak praktis" seolah-olah apa yang rohani selalunya tidak praktis.
Sangat mengherankan! Karena di dalam firman Tuhan, yang sebaliknya
yang benar. Segala-sesuatu yang rohani sangat praktis! Hal-hal yang
tidak rohanilah yang sesungguhnya tak nyata, dan karena itu tidak
praktis. Kita harus belajar untuk mengubah pemikiran kita. Bila firman
Tuhan membicarakan sesuatu yang rohani, bila firman Tuhan
membicarakan kesucian di dalam hati, itu berarti bahwa perubahan
yang terjadi pada diri anda itu sangat nyata. Berarti apa yang suci
adalah nyata. Ia nyata karena ia bersih, dan kebersihan harus
diungkapkan dalam setiap aspek kehidupan seseorang, bahkan dalam
cara dia berpakaian. Ada orang yang berpikir bahwa berpakaian kotor
itu rohani karena itu membuktikan bahwa mereka tidak terlalu peduli
akan hal-hal eksternal, atau hal-hal di luar. Mereka mengatakan,
"Kamu baru saja berkata, kamu baru saja mengatakan bahwa apa yang
ada di dalam manusia itu yang diperhitungkan, dan manusia di luar itu
tidak penting. Karena itu jika aku tidak sisir rambut, apa salahnya? Jika
aku tidak mencuci rambut dan rambut saya berantakan, maka aku
sangat rohani. Apa yang penting adalah kesucian di dalam. Jika aku
berkelakuan kasar, itu tidak apa-apa; kekasaran itu hanya di luar.
Sebenarnya saya sangat ramah di dalam." Janganlah kita
memperbodohi diri kita ketika menafsirkan firman Tuhan. Suci di dalam
hati tidak berarti apa yang di luar tidak penting atau kelakuan tidak
penting. Tidak! Sama sekali tidak! Suci di dalam hati dalam firman
Tuhan mempunyai penerapan yang nyata dan praktis. Berarti kita
masih mencuci muka sekalipun kita suci di dalam hati. Karena itu
bukan saja hati kita bersih, tetapi muka kita juga bersih. Itulah yang
dimaksudkan oleh firman Tuhan. Ia begitu praktis. Karena itu tangan
anda bersih juga. Kita membaca mengenai itu Mazmur 24 tadi: tangan
yang bersih! Oke. Saya tahu bahwa tangan yang bersih berarti tidak
berbuat dosa, tetapi ia juga berarti anda mencuci tangan anda secara
harfiah.
Orang-orang Kristen harus memperhatikan cara mereka berpakaian
sebagai satu kesaksian bagi Kristus. Begitulah praktisnya kehidupan
Kristen. Saya memperhatikan penampilan setiap pekerja Kristen. Ada
287 | C A H A Y A I N J I L
beberapa pekerja Kristen yang harus memperbaiki penampilan mereka.
Apakah anda sikat sepatu atau tidak, juga penting. Biarlah sepatu anda
juga bersih, sebagaimana hati anda bersih. Seperti yang telah saya
katakan, kesucian di dalam hati mempengaruhi setiap aspek kehidupan
seharian kita. Ketika kita pergi ke rumah orang Kristen, kita berharap
rumahnya bersih. Janganlah kita berkata, "Nah, kesucian ialah di dalam
hati, makanya jika rumah aku kelihatan seperti bak-sampah yang
jungkir-balik, itu tidak apa-apa. Yang penting kita suci di dalam hati."
Saya menekankan hal ini karena banyak orang menganggap bahwa
kerohanian adalah di dalam, maka apa yang diluar tidak penting. Dan
dari situ kita menarik kesimpulan bahwa kelakuan kita juga tidak
penting. Tidak heran mengapa terdapat begitu banyak orang Kristen
dan pendeta yang tidak sopan. Dan kalau anda menegur mereka
karena kelakuan mereka yang tidak sopan itu, mereka berkata
kesucian di dalam hatilah yang diperhitungkan. Nah, saya ingin melihat
kesucian hati diperlihatkan di dalam tingkah laku anda, di dalam
penampilan anda, di dalam kelakuan anda, di dalam tutur kata anda.
Tuhan Yesus seterusnya mengatakan di khotbah atas bukit, kalau 'ya'
katakan 'ya'! Kebenaran yang mutlak! Oh, ya, firman Tuhan begitu
praktis. Dan bukan saja di bagian Firman ini. firman Tuhan menyatakan
hal ini dengan banyak cara. Berulang kali kita menemukan bahwa
kesucian hati diungkapkan di dalam ketaatan kepada Allah. Ia
diungkapkan dalam ketaatan yang praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Ia begitu kongkrit dan nyata.
Hati yang suci adalah hati yang sempurna
Kalimat 'hati yang sempurna' digunakan berulang kali di dalam PL. Ia
digunakan umpamanya di 1 Raja-raja 8:61, 2 Raja-raja 20:3 dan
banyak ayat lagi di dalam firman Tuhan. Ia merujuk kepada satu hati
yang dikuduskan dan secara total berkomitmen kepada Allah, dan
karena ia secara total berkomitmen kepada Allah, ia mengungkapkan
dirinya melalui ketaatan yang praktis terhadap Allah. Umpamanya di 1
Raja-raja 8:61 anda membaca di situ mengenai 'sepenuh hati' -
ketaatan yang sepenuh hati. Kata 'sepenuh' berarti sempurna dan
tidak terbagi-bagi. Suci di dalam hati berarti anda mengasihi Allah
dengan sepenuh hati, bukan dengan sebagian-bagian. Ini sangat
penting untuk dicatatkan, sangat penting. Di 2 Tawarikh 25:2, Raja
Amazia "melakukan apa yang benar di mata TUHAN, hanya tidak
dengan segenap hati." Sangat menarik! Anda dapat melakukan apa
288 | C A H A Y A I N J I L
yang benar di mata Tuhan, sekalipun hati anda tidak sempurna.
Apakah orang seperti ini akan melihat Allah? Tidak, jika kita mengikuti
ajaran Yesus dengan berhati-hati. Yesus berkata orang yang suci
hatinya, merekalah yang akan melihat Allah, mereka yang hatinya
sempurna. Suci berarti sempurna; tidak bercela, tidak berbintik. Ia
bersih secara sempurna; Tidak kotor, tidak najis. Oleh karena itu,
hanya orang yang hatinya sempurna - secara total berkomitmen
kepada Allah - akan melihat Allah. Tetap Amazia disebut telah
melakukan apa yang benar. Aneh! Ia melakukan apa yang benar. Dari
luar, ia melakukan segala-sesuatu dengan baik, tetapi di dalam dia
tidak sempurna terhadap Allah. Tidak sempurna. Hal ini sangat penting.
Karena itu kita mesti mempertahankan keseimbangan. Kita harus
sempurna di dalam dan kesempurnaan itu harus juga menemukan
expresinya di luar. Akan tetapi tidak boleh hanya di luar; ia mesti juga
sempurna di dalam - secara total berkomitmen kepada Allah di dalam.
Sempurna, sepenuh hati berarti 'total'. Hati yang total terhadap Allah.
Itulah caranya bagaimana mata anda menjadi sehat, dalam
penglihatan akan Allah.
Akhirnya sekali, suci di dalam hati juga berarti sunat di dalam hati.
Roma 2:29 berbicara juga mengenai sunat di dalam hati. Begitu juga
dengan Kolose 2:11, bersunat di dalam hati. Apa artinya sunat di
dalam hati? Sunat di dalam hati berarti penanggalan akan daging dari
dalam hati. Apa artinya menanggalkan daging dari dalam hati? Ia
berarti murni dalam motif rohani. Apa artinya motif yang murni? Secara
sederhana ia berarti ketaatan yang total kepada Allah - ketaatan yang
tidak mempertahankan apa-apa, ketaatan yang digerakkan oleh kasih
Allah. Dengan ini kita harus tutup. Saya percaya sekarang kita sudah
mengerti bagaimana kita menjadi suci di dalam hati. Kita mengerti apa
itu hati. Kita mengerti apa artinya suci di dalam hati. Kesucian di dalam
hati adalah melakukan kehendak Allah, dan melakukan kehendak Allah
dengan sepenuhnya dan bersungguh-sungguh, tanpa mempertahankan
apa-apa. Harapan saya kepada Allah, anda dan saya akan melihat
Allah, pada Hari itu, muka dengan muka.
289 | C A H A Y A I N J I L
Berbahagialah Orang Yang Membawa Damai
Matius 5:9 - Pesan yang ketujuh dari 10 tentang 'Ucapan bahagia'
Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang
Hari ini kita melanjutkan penelitian akan Firman Allah dari bagian
ajaran Tuhan yang disebut Ucapan Bahagia. Ucapan bahagia adalah
ucapan-ucapan berkat, khususnya bagian yang berbunyi:
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah", "Berbahagialah
orang yang berdukacita", "Berbahagialah orang yang lemah lembut",
"Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran",
"Berbahagialah orang yang murah hatinya", "Berbahagialah orang yang
suci hatinya" (yang telah kita pelajari di siaran yang lalu) dan hari ini
kita akan melihat Matius 5:9, "Berbahagialah orang yang membawa
damai."
Sebelum itu, marilah kita menyimpulkan apa yang telah kita pelajari
dari siaran yang lalu. Tuhan Yesus mengatakan, "Berbahagialah orang
yang suci hatinya, karena mereka" - bukan orang yang lain - "akan
melihat Allah". Hanya mereka yang suci hatinya diberi janji penglihatan
akan Allah, atau janji hidup yang kekal. Ini menuntun kita kepada satu
pertanyaan: apa artinya suci di dalam hati? Untuk menyimpulkan apa
yang telah kita pelajari dari siaran yang lalu, hati yang suci adalah hati
yang telah dibersihkan dari daging, dari sifat keakuan. Kata tersebut
dalam bahasa Yunani secara harfiah berarti 'bersih di dalam hati',
bersih dari dosa dan sifat mementingkan diri, dan kita telah dibersihkan
sedemikian rupa sehingga kita dapat memusatkan seluruh keberadaan
kita untuk mengasihi Allah. Mengasihi Allah! Jadi orang-orang yang
telah disunat di hati - orang-orang yang telah dibersihkan dari dosa
dan dari daging - ialah mereka yang mengasihi Allah dengan seluruh
keberadaan mereka. Dan karena pengabdian dan dedikasi yang tidak
terbagi-bagi ini, mereka melakukan perintah-Nya, dan mereka
melakukan kehendak-Nya. Hati yang suci adalah hati yang tidak
terbagi-bagi melakukan kehendak-Nya. Karena itu, orang yang suci
hatinya adalah orang yang mengasihi Allah dengan segenap hatinya
dan melakukan kehendak-Nya. Namun apakah kehendak-Nya supaya
dapat kita lakukan? Jawabannya terdapat di sini. Kehendak-Nya ialah
supaya kita menjadi orang yang membawa damai. "Berbahagialah
orang yang membawa damai."
290 | C A H A Y A I N J I L
Kita dapat melihat satu perkembangan dalam pemikiran, satu
perkembangan secara bertahap-tahap dari satu ucapan ke satu ucapan
yang lain. Terdapat sesuatu yang sangat indah tentang urutan ucapan-
ucapan bahagia tersebut. Kelihatannya terdapat sembilan ucapan
bahagia yang berbeda, namun terdapat dupliksi-dupliksi yang
menguranginya menjadi tujuh. Tetapi, dalam bentuk, terdapat
sembilan ucapan. Jika kita menganggap dua ucapan yang terakhir
(yang berhubungan dengan penganiayaan) sebagai dua ucapan yang
sama, kita tinggal delapan ucapan yang seterusnya dapat dikurangi lagi
menjadi tujuh. Sampai di sini, anda mungkin sedikit bingung dan
bertanya, "Apa maksud anda?" Maksud saya adalah: di dalam
manuskrip-manuskrip tertentu, kalimat "berbahagialah orang yang
lemah lembut" mengikuti "berbahagialah orang yang miskin" karena,
tentu saja, orang yang lemah-lembut dan yang miskin merupakan
orang yang sama. Sebenarnya, kita sudah melihat bahwa dalam
bahasa Ibrani [sebagaimana telah dijelaskan di dalam khotbah yang
pertama dari seri ini], kedua kata tersebut adalah dua bentuk dari kata
yang sama: miskin dan lemah-lembut. Kata Ibrani tersebut dapat
diterjemahkan sebagai "miskin" atau sebagai "lemah-lembut"; kedua-
duanya mempunyai arti yang sama. Itulah sebabnya mengapa di dalam
banyak manuskrip yang penting, kita mendapati "berbahagialah orang
yang miskin" diikuti langsung oleh "berbahagialah orang yang lemah
lembut". Mereka saling menerangkan yang lain. Dua ucapan bahagia
yang terakhir juga merupakan satu duplikat: "berbahagialah orang
yang dianiaya" dan "berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela
dan dianiaya", kedua-duanya menyatakan hal yang sama. Jadi, dua
ucapan yang pertama adalah satu duplikat dan dua yang terakhir juga
adalah satu duplikat. Ini berarti, meskipun terdapat sembilan ucapan
bahagia, pada intinya hanya terdapat tujuh.
Kemudian anda juga mendapati bahwa terdapat satu perkembangan,
atau satu gerakan yang tertentu - satu gerakan dari apa yang di dalam
menuju ke luar. Ia dimulai dengan "berbahagialah orang yang miskin di
hadapan Allah" - ini menggambarkan sesuatu di dalam; di dalam roh
anda miskin. Dan sementara kita mendekati bagian terakhir dari seri
khotbah ini, anda akan perhatikan bahwa ia berangsur-angsur bergerak
keluar. Seseorang yang giat membawa damai kepada orang lain akan
juga selalu dianiaya orang lain. Kita sedang bergerak dari yang di
dalam menuju ke luar. Terdapat satu hubungan yang menarik di antara
291 | C A H A Y A I N J I L
yang di dalam, yakni hubungan kita dengan Allah, dan yang di luar,
hubungan kita dengan sesama manusia. "Berbahagialah orang yang
miskin di hadapan Allah", ketika kita berdiri di hadapan Allah — sesuatu
yang di dalam. Tetapi kita juga berdukacita karena dosa yang terdapat
di dunia dan dalam hubungan antara sesama manusia. Terdapat satu
hubungan vertikal dan satu hubungan horizontal. Hubungan vertikal
dan horizontal tersebut bersilih-ganti dan kita dapat melihat pola
tersebut. Dan marilah kita melihat yang berikutnya, "Berbahagialah
orang yang lemah lembut" dalam hubungan dengan Allah, dan
kemudian satu kehausan dan kelaparan untuk melihat kebenaran
dinyatakan di dalam kehidupan kita dan di dalam dunia. Dan kemudian
"Berbahagialah orang yang suci hatinya", sekali lagi suci di dalam hati
dalam hubungan dengan Allah, dan setelah itu membawa damai dalam
hubungan dengan manusia.
Kita akan melihat semua ini dengan lebih mendalam, dan
bagaimanapun kita dapat melihat satu corak yang tertentu sementara
kita melanjutkan. Yang paling penting, kita dapat melihat gerakan dari
dalam menuju ke luar ini. Dengan kata lain, seorang Kristen, atau
seorang murid, bukanlah seorang yang terfokus pada dirinya sendiri -
terlalu memperhatikan kekudusan dan kebenaran dirinya sendiri -
sehingga dia melupakan dunia di sekelilingnya. Kekudusan bukanlah
semata-mata sesuatu yang di dalam seolah-olah kita dapat hidup
terpisah dari orang lain, dan mengunci diri dan menjadi kudus dalam
diri kita sendiri. Tuhan Yesus memberitahu kita bahwa kekudusan dan
kebenaran yang dimaksudkan-Nya bukanlah kekudusan yang dicapai
dengan cara memisahkan diri kita dari orang lain dan tidak bergaul
dengan mereka. Ia bukan suatu kekudusan yang dapat dicapai di
dalam biara. Ia adalah suatu kekudusan yang bergerak ke luar sama
seperti terang menembus ke dalam kegelapan. Ia bergerak keluar
seperti garam dan menguasai kerusakan di sekelilingnya. Tuhan Yesus
tidak pernah berbicara mengenai semacam kekudusan yang enggan
bergaul dengan sesama manusia dalam bentuk apapun, semacam
kekudusan yang hanya dapat dipertahankan dengan mengurung diri
dan memisahkan diri dari orang lain. Jadi kita melihat perkembangan
tersebut, yang bergerak dari dalam - kemiskinan dalam roh - dan
bergerak ke luar, menjadikan orang lain kudus. Kita dapat melihat
corak ini dengan jelas.
292 | C A H A Y A I N J I L
Bukan damai secara politik atau sosial
Marilah kita melanjutkan untuk melihat apa artinya membawa damai.
Damai yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus di sini?
Nah, kita harus terlebih dulu mengerti apa yang tidak dimaksudkan,
agar kita tidak menjadi keliru. Ketika Tuhan Yesus berbicara tentang
membawa damai, Ia tidak bermaksud membawa damai dalam
pengertian politik atau sosial. Hal ini sangat penting untuk diketahui.
Apa maksud saya? Andaikata terdapat dua pihak yang sedang
berperang, atau dua angkatan tentara sedang berhadapan muka, apa
yang dilakukan oleh pembawa damai? Ia serbu ke depan di tengah-
tengah mereka dan berteriak, "Damai! Damai! Janganlah kita saling
menembak. Janganlah kita saling melawan." Nah, anda mungkin
berkata, "Itulah artinya membawa damai." Benar? Jika begitu, apa
yang harus kita lakukan sekarang? Kapan-kapan akan terjadinya
perkelahian dan peperangan, apakah kita tergesa-gesa pergi ke situ
dan membawa damai? Menurut kita, inilah artinya membawa damai.
Namun, ini bukanlah membawa damai yang dimaksudkan oleh Tuhan
Yesus karena ini bukan caranya Tuhan Yesus ingin kita membawa
damai. Membawa damai kelihatannya sangat sederhana, akan tetapi
kita harus melihat dengan lebih mendalam. Bagaimana kalau
karyawan-karyawan perusahaan di mana anda bekerja mulai mogok
menentang pimpinan? Pemogokan mungkin melibatkan tindakan
kekerasan, seperti memecahkan jendela dan hal-hal seperti itu.
Belakangan ini terjadi pemogokan di sini dan mereka mengacaukan
lalu-lintas dan hal-hal seperti itu, yang sebenarnya agak merbahaya.
Jadi, apa yang akan anda lakukan jika perusahaan tersebut kebetulan
adalah perusahaan tempat anda bekerja? Jadi anda pergi kepada
mereka dan berkata, "Tidak, tidak. Kita harus berdamai. Janganlah
mogok. Kita harus lebih ramah terhadap sesama. Kita harus
memberikan senyuman kepada sesama. Kita semua harus berjabat
tangan dan menjadi sahabat." Dan anda berkata, "Lihatlah, aku adalah
seorang pembawa damai. Aku tidak setuju dengan kekerasan,
kekacauan, pemogokan dan hal-hal seperti ini."
Nah, ketika Tuhan Yesus berbicara tentang membawa damai, Tuhan
tidak membayangkan gereja yang keluar dan menghadapi para
demonstran dan semua menjadi penganut pasifisme. Pernyataan Yesus
tidak berarti anda tidak boleh menjadi anggota tentara, anda tidak
boleh menembak orang dengan senapan dan sebagainya; singkatnya,
293 | C A H A Y A I N J I L
dalam kasus ini, anda semata-mata terlibat dalam kegiatan politik dan
sosial. Jadi anda mungkin berpikir, "Berbahagialah orang yang
membawa damai" merujuk kepada orang-orang yang berada di situ
ketika angkatan tentara maju ke medan perang, orang-orang yang
berbaring di tengah jalan sambil berteriak, "Kamu harus melangkahi
mayatku dulu karena aku adalah pembawa damai. Kamu tidak harus
pergi berperang karena aku adalah seorang pencinta damai." Itukah
yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus?
Nah, anda dapat melihat sendiri bahwa, firman Tuhan seringkali
ditafsirkan dengan cara ini oleh orang-orang yang ingin menggunakan
Alkitab untuk kepentingan politik dan sosial. Apakah Tuhan Yesus
menghendaki murid-murid-Nya melakukan hal-hal seperti ini? Apakah
murid-murid Tuhan berbaring di hadapan tentara Romawi yang sedang
bergerak menuju Yerusalem, sambil berseru, "Damai! Damai! Jangan
lakukan ini! Janganlah menyerang Yerusalem; kita harus berdamai." Oh
tidak! Siapa saja yang berpikir dan berbicara tentang membawa damai
di dunia ini di tingkat politik masih belum mengerti apakah amanat kita
di generasi ini. Damai tidak dapat dicapai dengan sarana seperti ini.
Jika anda membaca Perjanjian Baru, anda akan menyadari bahwa
gereja tidak pernah terlibat dalam persoalan-persoalan politik atau
masalah-masalah sosial dan hal-hal seperti itu. Namun jika tidak
demikian, bagaimana caranya kita membawa damai? Damai yang
bagaimana yang sedang kita bicarakan ini? Jika anda mempelajari
ajaran Tuhan Yesus, anda akan segera mengerti bahwa Ia sedang
berbicara tentang damai, terutamanya di tingkat apa? Tentu saja, di
tingkat rohani! Mungkin anda akan bertanya, "Nah, apakah orang
Kristen tidak peduli akan persoalan-persoalan politik? Tidak pedulikah
orang Kristen akan persoalan-persoalan sosial?"
Sekarang ini sedang berlangsung perdebatan yang tidak kunjung-usai
tentang Quebec, apakah 'Ya' atau 'Tidak' - apakah Quebec harus
merdeka atau tidak. Bagaimana kita membawa damai dalam situasi
begini? Apakah seorang Kristen menarik diri dan berkata, "Tidak. Kita
hanya membicarakan damai di tingkat rohani"? Bagaimana kita
menanggapi pertanyaan-pertanyaan dan persoalan-persoalan seperti
ini? Beberapa hari yang lalu saya bercakap-cakap dengan seorang
saudara perempuan dan dia bertanya kepada saya, "Sebagai orang
Kristen, tidak haruskah kita melibatkan diri dalam persoalan sosial dan
politik, mengingat bahwa terdapat begitu banyak orang Kristen di dunia
294 | C A H A Y A I N J I L
ini? Jika semua orang Kristen sepakat untuk membawa damai dan
menangani masalah sosial dan politik, kita mempunyai suara yang
besar di dunia ini." Memang benar, akan tetapi bukan itu yang
dimaksudkan oleh Tuhan Yesus. Saya menjelaskan kepadanya dengan
cara ini: anda bisa menangani masalah di tingkat politik dan sosial,
akan tetapi anda hanya menangani gejala-gejalanya. Hari ini, terdapat
begitu banyak obat yang hanya mengobati gejala. Jika anda merasa
sakit di sini, anda mengobati gejala tersebut; anda tidak mengobati
penyebab kepada rasa sakit tersebut, tetapi hanya mengobati
gejalanya. Jika anda mengalami sakit kepala, anda minum obat aspirin.
Ini merupakan pengobatan gejala. Anda tidak bertanya, atau, anda
tidak tahu mengapa anda mengalami sakit kepala dari semula. Jadi
daripada mengobati penyakit tersebut pada akarnya, anda hanya
mengobati gejala kepada penyakit tersebut. Anda semata-mata
merawat gelajanya, dan bukan penyakit yang menyebabkan rasa sakit
itu.
Membawa damai yang benar menangani akar permasalahan
Kekacauan politik dan sosial, masalah-masalah politik dan sosial,
adalah gejala dari sesuatu yang jauh lebih mendalam. Oleh karena itu
berbaring di tengah jalan untuk menghalang kemajuan pasukan tentara
tidak akan memecahkan masalah apapun karena pokok
permasalahannya tidak terletak pada kemajuan pasukan tentara ini
atau itu, tetapi pada penyebab kepada peperangan tersebut. Di sini kita
harus melihat ke dalam hati manusia untuk mencari penyebabnya.
Karena itu, seorang Kristen yang mempunyai pengertian akan
menangani masalah tersebut di tingkat hati. "Berbahagialah orang
yang suci hatinya." Hanya Tuhan Yesus yang menangani masalah pada
akarnya. Tidak ada gunanya kita berusaha untuk mendamaikan
pemogokan, dan sementara anda sedang mendamaikan yang ini, tiba-
tiba muncul satu lagi di sana, dan kemudian satu lagi di situ — tidak
ada kesudahannya. Anda tidak dapat menyelesaikan masalah dengan
mengobati gelaja-gejala tersebut. Jika kita ingin menangani masalah,
kita harus langsung menangani akar permasalahan, yaitu hati manusia
yang telah rusak. Jika hati manusia telah disembuhkan dari
penyakitnya, maka tentu saja, semua gejala akan hilang. Ini jelas.
firman Tuhan bermaksud untuk memecahkan masalah-masalah sosial,
namun bukan di tingkat sosial, tetapi di tingkat rohani dari mana
munculnya semua masalah-masalah tersebut. Oleh karena itu memang
295 | C A H A Y A I N J I L
patut dipuji jika kita mempunyai kesadaran sosial dan kesadaran
politik, namun untuk menangani masalah di tingkat ini berarti kita telah
gagal untuk memahami bahwa semua permasalahan manusia berasal
dari tingkat rohani. Anda sesungguhnya menangani masalah-masalah
tersebut dengan benar hanya apabila anda menanganinya di tingkat
rohani.
Umpamanya, di zaman Paulus, anda akan perhatikan bahwa terdapat
masalah perbudakan. Apakah yang dikatakan oleh Paulus? Apakah
Paulus pergi dan mengatakan kepada semua, "Kita harus berdamai.
Kita tidak boleh menindas. Kita harus mengubah keadaan sosial kita.
Kita jangan membiarkan manusia menindas manusia yang lain. Kita
harus menghapuskan perbudakan."? Kita tidak mendengar Paulus
mengatakan hal tersebut. Dan kita menjadi heran! Nah, jika anda
memahami strategi rohani, anda akan menyadari bahwa Paulus akan
menghapuskan perbudakan bukan dengan jalan mengibarkan sepanduk
tentang menghapuskan perbudakan, tetapi dengan jalan memberitakan
injil sehingga hati manusia diubahkan. Dan karena hati anda telah
diubahkan, anda akan segera menyadari bahwa anda tidak boleh
memperlakukan seorang manusia yang lain seperti harta-milik. Anda
tidak dapat melakukannya! Anda tidak dapat melakukannya karena hati
anda telah diubahkan. Tidak heran mengapa sementara Injil
berkembang, perbudakan juga berangsur-angsur dihapuskan. Injil
tidak perlu menentang perbudakan. Injil hanya perlu mengubah hati
manusia dan perbudakan lenyap begitu saja. Perbudakan tidak dapat
dipraktekkan lagi setelah Injil diberitakan karena manusia tidak bisa
lagi menindas seorang manusia yang lain. Jika anda mengobati akar
penyebab, gejalanya juga hilang. Perbudakan adalah gejala dari sifat
berdosa manusia, yaitu keinginan manusia untuk memiliki dan
menguasai seorang yang lain. Tetapi saat hatinya diubahkan, keinginan
tersebut juga hilang. Jika anda mengubah apa yang di luar tanpa
mengubah apa yang di dalam, perbudakan akan mengambil bentuk
yang lain. Anda dapat menghapuskan perbudakan dalam bentuknya, di
mana orang menjual dan membeli sesama manusia, tetapi perbudakan
akan muncul dalam bentuk penindasan yang lain, seperti penindasan
karyawan, penindasan orang-orang miskin. Anda tidak lagi memiliki
orang tersebut sebagai hamba, tetapi anda masih dapat menindasnya
secara ekonomi. Anda masih dapat mengeksploitasi/ memanfaatkan
dia. Anda masih dapat menginjak-injak yang miskin seperti yang
296 | C A H A Y A I N J I L
mereka lakukan di Israel. Lihatlah, bilamana saja Israel mundur secara
rohani, itulah yang akan terjadi. Ketidakadilan sosial akan muncul. Apa
yang harus dilakukan? Melawan setiap ketidakadilan sosial setiap kali ia
muncul? Jika anda melakukan hal tersebut, anda hanya melawan
menentang gejala-gejalanya. Nabi-nabi tidak hanya melawan
gejalanya. Mereka mencela gejala-gejala tersebut tetapi mereka
mengatakan bahwa gejala-gejala tersebut disebabkan oleh penyakit
rohani, penyakit rohani yang sangat mendalam di dalam orang itu.
Kita harus memahami pokok persoalan ini dengan jelas. Alasan
mengapa saya tidak terlibat dalam perdebatan politik atau kekacauan
sosial adalah karena saya berusaha untuk menangani masalah tersebut
di tingkat rohani. Hanya setelah manusia diubahkan di tingkat rohani,
baru akan terjadinya perubahan di tingkat sosial dan politik. Sekarang
anda mengerti strategi dari Injil. Banyak orang Kristen, yang gagal
untuk memahami hal ini, lalu berpikir bahwa orang-orang Kristen
adalah pasif dan tidak mau terlibat. Itu adalah satu kekeliruan. Karena
saat manusia diubahkan, maka semua persoalan lain akan dipengaruhi
juga. Marilah kita mengerti bagaimana ia mempengaruhi tingkah laku
kita. Membawa damai tidak berarti kita pergi dan membawa sepanduk
di luar sana, dan berjalan ke sana sini di sepanjang jalan sambil
berkata, "Damai." Itu tidak akan mengubah manusia dari dalam. Itu
hanya membuat anda tampak lucu tanpa mencapai apa-apa. Saya rela
tampak lucu jika tampak lucu menyebabkan orang diubahkan dari
dalam hati. Kalau tidak, tidak ada masalah yang akan dipecahkan,
tidak ada masalah yang akan diselesaikan.
Damai dan kebenaran tidak dapat dipisahkan
Hal yang selanjutnya yang harus dimengerti adalah bahwa membawa
damai tidak berarti berkompromi. Membawa damai tidak berarti kita
berkompromi atas persoalan-persoalan moral dan rohani. Anda
berkata, "Oke, marilah kita berdamai. Dan karena kamu tidak bersetuju
dengan aku, oke, kita lupakan saja persoalan itu." Ini berarti
kebenaran tidak terlalu penting; damailah yang paling penting; dan kita
akan berdamai apapun yang harus dikorbankan. Nah, ini bukan ajaran
Tuhan Yesus sama sekali. Ini sama sekali tidak betul. Untuk berbicara
seperti ini menunjukkan bahwa kita telah gagal untuk memahami
hubungan antara damai dan kebenaran di dalam firman Tuhan. Damai
dan kebenaran tidak dapat dipisahkan di dalam firman Tuhan. Bilamana
saja anda melihat damai, anda akan melihat kebenaran. Ini adalah satu
297 | C A H A Y A I N J I L
prinsip di dalam Alkitab yang tidak akan dan tidak dapat berubah.
Marilah kita melihat satu contoh di dalam Amsal 10:10 di mana kata
"membawa damai" muncul. Ayat tersebut berbunyi seperti ini, "Siapa
mengedipkan mata, menyebabkan kesusahan, tetapi siapa yang berani
menegur membawa damai." Nah, ini sangat mengherankan. Orang
yang membawa damai ialah orang yang berani menegur kepalsuan.
Aneh, bukan? Kita tidak menyangkakan hal ini. Di ayat 11 kita baca,
"Mulut orang benar adalah sumber kehidupan". Bagaimana mulut orang
benar menjadi sumber kehidupan? Karena ia menegur kepalsuan
seperti yang telah kita bacakan tadi. ".....tetapi mulut orang fasik
menyembunyikan kelaliman." Perhatikan bahwa mulut orang fasik
'menyembunyikan' kelaliman. Orang ini mengatakan damai tetapi
sesungguhnya dia bermaksud kelaliman. Dengan kata lain, kelaliman
tersembunyi di balik kata-kata indah yang diucapkan. Ayat 12
berbunyi, "Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih
menutupi segala pelanggaran."
Perhatikan sekali lagi ayat 10. Siapa mengedipkan mata (mengedip
mata adalah satu gerak-isyarat yang ramah di Barat), tetapi orang ini
menyebabkan kesusahan. "....tetapi ia yang berani menegur", orang
yang berani angkat bicara menentang kejahatan dan dosa, ialah orang
yang membawa damai. Catatkan bahwa, tanpa kebenaran, kita tidak
punya dasar untuk perdamaian. Bagaimana mungkin kita mempunyai
damai - damai yang abadi - yang berdasarkan kepalsuan? Tidak
mungkin sama sekali! Hal ini sangat mudah untuk dimengerti. Satu-
satunya dasar yang pasti bagi damai yang abadi ialah keadilan dan
kebenaran. Bagaimana mungkin anda mempunyai keadilan dan
kebenaran melalui kepalsuan dan dengan berkompromi dengan
kepalsuan? Tidak mungkin sama sekali.
Itulah sebabnya mengapa Amsal 10:10 mengatakan, "siapa yang
berani menegur membawa damai". Ini berkontras (bertolak belakang)
dengan nabi-nabi palsu yang sentiasa dicela oleh Yeremia, umpamanya
di Yer. 6:14 dan Yer. 8:11, di mana nabi-nabi tersebut sentiasa
mengatakan, "Damai sejahtera! Damai sejahtera!" Tetapi tidak ada
damai sejahtera." Ini adalah kepalsuan. Mereka bukan orang yang
membawa damai sama sekali. Anda tidak membawa damai hanya
dengan berkata, "Damai sejahtera! Damai sejahtera!" Anda harus
menyatakan kebenaran. Bilamana tidak ada damai sejahtera anda tidak
harus berkata, "Damai sejahtera! Damai sejahtera!" Anda harus
298 | C A H A Y A I N J I L
berkata, "Tidak ada damai sejahtera....." . Di Yes. 48:22, Yesaya
mengatakan, "Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!"
firman Tuhan. Anda tidak mungkin memperoleh damai sejahtera
dengan mengorbankan kebenaran. Itulah sebabnya mengapa Tuhan
Yesus sendiri, yang disebut Raja Damai di dalam Yes. 9:6, adalah juga
Orang yang sentiasa mencela dosa, khususnya dosa orang-orang yang
beragama pada zaman itu. Orang-orang paling beragama di zaman
Tuhan Yesus ialah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Tuhan Yesus
mencela kelompok ini dengan suatu kekerasan yang tidak ditemukan di
lain tempat. Ia menelanjangkan dosa dan kepalsuan orang-orang yang
beragama ini. Perhatikan bahwa seluruh fasal Matius 23 dipenuhi
dengan kutukan. Ingatlah apa yang tidak diartikan oleh membawa
damai. Membawa damai tidak berarti berkompromi dengan kepalsuan,
bahwa kita berkata, "Oke, oke, demi damai, meskipun apa yang dia
katakan adalah palsu, aku tidak akan berkata apa-apa. Kita hanya
perlu saling mengasihi. Kita akan saling berdamai." Tidak seperti ini
sama sekali. Jadi ketika Petrus, umpamanya di Galatia 2 - seperti yang
dikisahkan oleh Paulus - ketika tingkah laku Petrus ternyata tidak benar
dan tidak konsisten, kita mendapati Paulus dengan segera angkat
bicara dan menantang dia dan menegurnya di depan umum. Nah, anda
mungkin berkata tindakan Paulus tersebut tidak menunjukkan kasih
atau terlalu keras, khususnya terhadap Petrus yang bagaimanapun
merupakan seorang rasul yang senior. Bagi Paulus itu tidak berarti,
karena di mana terdapat kepalsuan, akan terjadi perselisihan; akan
terjadi pertikaian. Anda tidak mungkin hidup dalam damai sejahtera
dimana terdapat dosa. Anda harus mengerti poin ini dengan jelas.
Dosa - penyebab ketidakharmonisan, dan kebenaran -
penawarnya
Kita melangkah ke poin yang berikutnya. Anda harus mengerti bahwa
dosa adalah penyebab kepada segala ketidakharmonisan dan semua
pertengkaran. Ketidakbenaran, kepalsuan apakah dalam tutur-kata
atau tingkah-laku adalah dasar bagi segala bentuk ketidakharmonisan.
Dosa adalah penyebab segala konflik yang ada, apakah di dalam diri
anda atau di luar diri anda. Ini adalah satu kepastian. Jika anda hidup
dalam dosa, anda dapat memastikan satu hal: lama-kelamaan hati
anda menjadi tidak tenang, tidak nyaman, tegang dan gelisah.
Masyarakat barat adalah satu masyarakat yang hidup bergantung
kepada valium, bergantung kepada obat penenang, bergantung
299 | C A H A Y A I N J I L
kepada obat tidur. Ini menjadi masalah kita karena kita hidup di
bawah tekanan dari luar dan dari dalam. Mengapa terdapat begitu
banyak tekanan? Mengapa begitu tegang? Jika kita tertekan hanya
karena terdapat pekerjaan yang terlalu banyak, ini hal yang wajar.
Seringkali kita tidak mampu bertahan menghadapi tekanan pekerjaan
yang begitu berat, sehingga Paulus sendiri mengatakan bahwa ia
menderita kekurangan tidur apabila ia memikirkan pekerjaan-pekerjaan
yang harus dikerjakannya. Itu hal yang lain dan wajar. Tetapi jika
ketegangan dan kegelisahan anda disebabkan oleh hal lain seperti
konflik dengan seorang saudara, konflik dengan istri anda atau suami
anda, konflik dengan sahabat, konflik dengan bos - konflik di sini,
konflik di sana, ketegangan di mana-mana, ini hal yang sangat
berbeda. Kalau begitu anda kekurangan tidur karena dosa. Dosa adalah
dasar bagi semua konflik. Bagaimana dengan hubungan pribadi anda
dengan sesama? Umpamanya dengan istri anda. Ah, keluarga adalah
sumber kepada begitu banyak konflik karena di sini dosa timbul ke
permukaan dengan cepat sekali. Sifat mementingkan diri (egois)
menyebabkan begitu banyak masalah, begitu banyak ketegangan,
begitu banyak ketidakbahagiaan di dalam rumahtangga atau di antara
sahabat, atau di antara ayah dan ibu, dan anak-anak dan sebagainya.
Ah, konflik - sangat tidak menyenangkan!
Anda mengalaminya apabila anda membesarkan seorang anak.
Seorang anak selalu memaksakan kehendaknya. Anda berusaha untuk
memberitahu dia apa yang baik bagi dia, tetapi dia berpikir itu tidak
baik. Dia tidak menyukai pendapat anda. Konflik lagi! Makanya, dosa
menimbulkan penderitaan batin, penderitaan mental dan tekanan. Oleh
karena itu seorang pendamai tidak dapat membawa damai dengan
menutupi persoalan dosa. Dia harus sadar bahwa dosa adalah
penyebab kepada semua konflik dan karena itu dia harus menangani
dosa. Oleh karena itu seorang pendamai haruslah pertama-tamanya
mengutamakan penawar bagi dosa, yaitu kebenaran. Dia harus
mengikat perhatiannya kepada kebenaran. Poin ini sangat penting
untuk diperhatikan. Nah, bagaimana kita menangani dosa dengan
kebenaran? Seorang pendamai haruslah pertama-tamanya
memperhatikan bagaimana dia menanggapi ketidakbenaran. Nah, dia
bisa memarahinya. Dia harus berbicara keras melawan dosa dan hal ini
tidak akan menjadikan dirinya populer. Hal ini tidak akan menyebabkan
dirinya disukai orang. Anda bisa melihat bahwa ucapan bahagia yang
300 | C A H A Y A I N J I L
berikutnya berkaitan dengan orang yang dianiaya karena kebenaran.
"Berbahagialah orang yang dianiaya karena kebenaran". Anda bisa
melihat hubungannya. Dengan segera ucapan bahagia yang berikutnya
berbicara mengenai penganiayaan karena kebenaran. Hubungannya
begitu jelas; urutannya mengikuti dengan segera. Jadi, kita ingin
mendirikan damai yang sejati di dalam kehidupan kita. Namun,
bagaimana caranya kita mendirikan damai sejahtera dalam kehidupan
kita? Dengan meminum obat-obat penenang? Nah, tentu saja obat
penenang dapat mengurangi gejala untuk sementara waktu tetapi ia
tidak dapat mengobati masalah di dalam diri anda. Bagaimana kita
menyelesaikan masalah tersebut? Anda harus memulai dengan
mendirikan kebenaran di dalam kehidupan anda. Namun bagaimana?
Damai sejahtera dari satu hati yang baru, satu dasar yang baru
Terdapat beberapa tempat di dunia ini, terutamanya di Afrika dan
beberapa tempat di Asia Tenggara, di mana lantai rumah dibuat dari
lumpur. Bagaimana anda membersihkan lantai lumpur? Bagaimana
anda membersihkan lantai yang dibuat dari lumpur supaya benar-benar
bersih? Tentu saja, anda mengambil air sabun dan menuangkan ke
atas lantai. Kemudian anda mengambil sikat dan menyikatnya dengan
keras, benar? Apa yang terjadi ketika anda menyikat lantai lumpur?
Nah, setelah anda selesai, yang tinggal hanyalah satu kolam lumpur.
Jadi daripada menjadi lebih bersih dengan menuangkan air sabun, apa
yang terjadi? Ia menjadi jauh lebih berlumpur. Anda berkata, "Oke, aku
pikir metode air sabun dan sikat tidak cocok untuk lantai yang dibuat
dari lumpur." Jadi apa yang anda lakukan? Anda menyapunya dan debu
memenuhi seisi rumah. Bagaimana anda membersihkan lantai lumpur?
Cara yang terbaik adalah menyapu dan berharap sedikit banyak ia
dapat menyelesaikan masalah. Sebenarnya, lantai lumpur tidak dapat
dibersihkan sama sekali dengan cara ini. Anda harus meletakkan
sesuatu yang lain di atas lantai tersebut. Anda harus mempunyai lantai
yang sama sekali baru. Itulah sebabnya mengapa lantai rumah masa
kini diperbuat dari kayu dan ditinggikan di atas lantai lumpur. Kalau
tidak, anda harus meletakkan satu dasar semen supaya dasar rumah
adalah semen dan bukan lumpur. Rumah anda dibangunkan di atas
dasar yang teguh. Jika anda pergi ke ruang bawah tanah di rumah
anda, anda tidak akan melihat lumpur di situ. Rumah anda
dibangunkan di atas satu blok semen yang kukuh. Dengan cara yang
sama, supaya rumah menjadi stabil dan mudah dibersihkan, anda
301 | C A H A Y A I N J I L
harus mempunyai dasar yang baru. Anda tidak bisa terus menyikat
lantai lumpur tersebut.
Apakah pesannya? Pesan dari ilustrasi di atas sebenarnya agak
sederhana: Jika anda berkata, "Oke, aku sadar bahwa aku tidak ada
damai sejahtera karena hidup aku tidak suci, tidak bersih - dan aku
tidak benar. Apa yang akan kulakukan? Aku akan mengambil sabun
dan sikat dan aku akan mencuci semua lumpur tersebut." Nah, di
bawah lumpur tersebut, terdapat lebih banyak lumpur. Jadi anda tidak
bisa menyelesaikan masalah dengan cara ini. Satu-satunya cara adalah
dengan mengubah seluruh dasar kepada rumah anda, atau mengubah
seluruh dasar kepada kehidupan anda. Inilah satu-satunya cara untuk
memperoleh damai sejahtera dalam kehidupan kita. Hal inilah yang
dimengerti oleh seorang pembawa damai: untuk memiliki satu dasar
yang baru. Inilah yang disebutkan di dalam Alkitab sebagai regenerasi
(kelahiran kembali). Singkat kata, anda tidak dapat memiliki damai
sejahtera (dan kalau anda tidak memiliki damai sejahtera, anda tidak
dapat menjadi seorang pembawa damai), tanpa terlebih dulu
diubahkan, tanpa terlebih dulu memiliki satu hati yang sama sekali
baru di dalam diri anda. Anda harus diubahkan. Jadi saat Tuhan Yesus
membicarakan tentang damai Ia tidak bermaksud satu damai yang
dangkal di mana setiap orang menutup mulut mereka terhadap
kebenaran.
Ini sama seperti kasus yang pernah saya ceritakan kepada anda di satu
perkawinan. Ada seseorang bertanya kepada sepasangan suami istri
yang sudah tua, "Bagaimana perkawinan anda dapat bertahan begitu
lama?" Si suami menjawab, "Nah, sebenarnya begini: kami membuat
satu perjanjian antara kami di awal perkawinan." Orang tersebut
bertanya lagi, "Perjanjian apa yang telah anda buat?" Jawab si suami,
"Perjanjiannya seperti ini: kapan-kapan kami bertengkar atau
berselisih, aku harus keluar berjalan-jalan. Dengan cara ini, kami
menenangkan situasi. Karena itu perkawinan kami dapat bertahan
begitu lama." Dia melanjutkan, "Sejak perjanjian tersebut dibuat, aku
hidup di luar rumah kebanyakan waktu. Itulah sebabnya mengapa kami
dapat bertahan." Suami ini menghabiskan kebanyakan waktunya
berjalan-jalan di luar rumah. Ia berhasil memelihara kesehatannya
sementara dia berada di luar rumah. Ia mengatakan, "Sejak hari itu,
aku melibatkan diriku dalam kegiatan-kegiatan luar rumah." Satu-
satunya cara untuk berdamai adalah saling menjauhi dan setiap kali
302 | C A H A Y A I N J I L
mereka bertengkar, dia akan keluar berjalan-jalan. Tentu saja dia
berjalan-jalan di luar rumah beberapa kali dalam satu hari. Sayang
sekali, kebanyakan dari apa yang disebut damai di dunia ini adalah
damai seperti ini, apa yang disebut 'standoff' - semacam gencatan
senjata di mana setiap orang berhenti menembak untuk sementara
waktu. "Kamu jangan menembak dan aku juga tidak akan menembak,
oke? Kalau tidak kita berdua akan saling melukai." Nah, damai seperti
ini adalah damai lantai lumpur. Tidak ada gunanya. Bagaimana
mungkin kita memperolehi damai yang abadi dengan cara ini? Kesan
dari perkawinan seperti ini adalah seperti tidak berkawin sama sekali.
Anda memiliki sebuah rumah di mana anda menghabiskan kebanyakan
waktu di luar rumah. Atau sebaliknya, anda memiliki sebuah rumah
yang disekati menjadi dua oleh satu tembok seperti tembok Berlin,
yang hanya dapat dilewati dengan menggunakan paspor. "Kamu
tinggal di sebelah sini, dan saya tinggal di sebelah sana, dan kita akan
berdamai dengan cara ini." Saya pernah melihat pasangan suami-istri
yang berfungsi seperti ini. Ini adalah satu keadaan 'standoff' di mana
suami dan istri berusaha untuk sejauh mungkin menjauhi sesama,
karena setiap kali terjadinya percakapan, akan terjadi pertengkaran
dan perkelahian. Makanya jalan keluar yang paling baik, menurut
mereka, adalah, "Kamu tutup mulutmu dan aku tutup mulutku, dan
inilah jalannya supaya kita berdamai. Jika jalan ini tidak berhasil,
langkah yang berikutnya adalah bercerai." Jalan keluarnya (solusinya)
bukan standoff atau penceraian. Tidak! Tidak! Kita harus diubahkan di
dalam untuk memperoleh damai yang abadi, satu damai yang sejati.
Inilah satu-satunya cara.
Perhatikan bahwa hanya setelah Allah mengubah hati kita, kita dapat
memperoleh damai di dalam diri kita. "Damai sejahtera-Ku," Tuhan
Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya di Yohanes 14:27, "Ku
berikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang
diberikan oleh dunia kepadamu." Damai sejahtera yang dimaksudkan
oleh Tuhan datang melalui perdamaian. Seorang pembawa damai
adalah orang yang mendamaikan dua pihak, bukan? Dia berkata
kepada satu pihak dan kemudian kepada pihak yang lain, "Aku akan
berdiri di tengah-tengah kalian berdua untuk memperdamaikan kalian."
Inilah artinya membawa damai. Bagaimana kita dapat menjadi seorang
yang membawa damai? Pertama-tama dan terutamanya, kita harus
terlebih dulu berdamai dengan Allah dan berdamai dengan manusia.
303 | C A H A Y A I N J I L
Kemudian baru kita dapat memperdamaikan Allah dan manusia.
Dengan jalan ini kita dapat membawa damai kepada kedua pihak
tersebut karena kita sendiri telah diperdamaikan.
Kita tidak dapat membawa damai tanpa kasih terhadap Allah
dan manusia
Seorang pembawa damai harus memiliki hubungan yang baik dengan
kedua pihak. Tidak ada orang yang akan menerima anda sebagai
mediator (perantara) jika anda tidak memiliki hubungan yang baik
dengan kedua pihak. Ini merupakan syarat yang paling penting:
seorang mediator, atau pembawa damai memiliki hubungan yang baik
dengan kedua pihak. Tetapi lebih dari itu, dia bukan saja harus
memiliki hubungan yang baik, dia juga harus mengasihi kedua pihak.
Mengapa anda ingin membawa damai di antara dua orang? Mengapa
mengambil risiko melakukannya? Membawa damai adalah pekerjaan
yang paling merbahaya. Mungkin sekali anda dikritik oleh kedua pihak.
Anda mungkin saja ditembak oleh kedua pihak. Hal tersebut sering
terjadi kepada para mediator - merekalah orang-orang yang sering
ditengking oleh kedua pihak dalam usaha mereka untuk membawa
damai kepada kedua pihak. Lihatlah apa yang terjadi kepada Carter.
Dia berusaha untuk memperdamaikan orang Arab dan orang Yahudi
dan akhirnya dia dimarahi oleh kedua pihak. Dia masih berharap
usahanya akan membuahkan hasil. Sebenarnya sangat sulit karena
sementara anda membawa damai, satu pihak akan berkata, "Kamu
berpihak kepada mereka." Jika anda berunding dengan pihak Arab,
pihak Yahudi akan menuduh anda berpihak kepada Arab. Jika anda
berunding dengan pihak Yahudi, pihak Arab akan menuduh anda
berpihak kepada Yahudi. Jadi di mana dia? Terperangkap di tengah-
tengah. Hanya kasih yang sejati dapat menjadikan kita pembawa
damai yang ikhlas.
Catatkan prinsip rohani yang timbul dari sini. Anda tidak dapat menjadi
seorang pembawa damai menurut pengertian Tuhan kecuali anda
benar-benar mengasihi Allah dan benar-benar mengasihi manusia, dan
karena itu anda berhasrat untuk mendamaikan keduanya. Ini
merupakan sesuatu yang sangat sulit. Ini menunjukkan betapa
tingginya panggilan kita sebagai pembawa damai. Membawa damai
tidak segampang mengibarkan sepanduk dan berarak di jalan. Kita
dapat melakukan semua itu demi kepentingan politik. Tidak segampang
berdiri di situ dan membuat pidato politik. Ia harus lahir dari kasih yang
304 | C A H A Y A I N J I L
sejati terhadap Allah dan terhadap manusia. Mengasihi Allah - dapatkah
kita mengatakan bahwa kita benar-benar mengasihi Allah sehingga kita
rindu untuk menjadi seorang pembawa damai, untuk memperdamaikan
Allah dan manusia? Dapatkah kita mengatakan bahwa kita sungguh-
sungguh mengasihi manusia sehingga kita ingin menjadi seorang yang
membawa damai? Pikirkan saja konflik pribadi anda sejenak, andaikata
anda menganggap hal tersebut mudah. Pikirkan saja hubungan anda
dengan kawan sekamar, hubungan anda dengan orangtua, sahabat-
sahabat; atau kita kembali kepada hubungan antara suami dan istri,
atau dengan anak-anak. Membawa damai - ah, betapa sulitnya. Kita
bisa melihat bahwa kasih terhadap Allah dan terhadap manusia seperti
itu harus datang dari regenerasi (kelahiran kembali). Roma 5:5
mengatakan, "......kasih Allah dicurahkan ke dalam hati kita." Tanpa
kasih Allah dicurahkan ke dalam hati kita terlebih dulu, semua yang
telah kita bahaskan tadi tentang membawa damai adalah mustahil. Ia
tidak dapat dilakukan. Ia adalah satu mimpi kosong - kecuali jika kita
diubahkan. Saya telah menekankan hal ini berulang-ulang kali, bahwa
keselamatan bergantung kepada suatu transformasi yang terjadi
kepada diri kita. Dapatkah anda mengatakan bahwa anda telah
diubahkan sedemikian rupa sehingga anda mengasihi Allah dengan
segenap hati dan mengasihi manusia, meskipun dia adalah musuh
anda?
Membawa damai melibatkan kasih untuk musuh
Perhatikan bahwa ajaran Yesus di sini melibatkan kasih terhadap
musuh. Matius 5 menyatakan hal tersebut kepada kita, karena di ayat
44-45, kita menemukan ayat-ayat yang sejajar kepada ucapan bahagia
ini. Tuhan Yesus berkata, "Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah
musuh-mu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena
dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga."
Perhatikan dengan teliti kata-kata ini: kasihilah musuh-mu dan
berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan
demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga.
Perhatikan bahwa ayat ini mempunyai janji yang sama dengan,
"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan
disebut anak-anak Allah." Hal ini sangat penting untuk dicatatkan.
Orang yang membawa damai adalah mereka yang mengasihi
musuhnya, karena kalau tidak, bagaimana anda dapat membawa
damai? Namun, kita tidak dapat melakukannya. Dengan mengandalkan
305 | C A H A Y A I N J I L
kekuatan kita sendiri, kita tidak dapat melakukannya karena secara
alamiah, manusia bersifat agresif. Kita selalu mengalami konflik karena
secara alamiah kita sentiasa mencari kepentingan diri sendiri. Secara
alamiah, manusia dalam daging memang seperti itu. Ia mungkin
merupakan seorang yang ramah tetapi kepentingan dirinyalah yang
paling diutamakan. Anda segera memperhatikan hal ini ketika anda
berurusan dengan anak-anak kecil. Dalam pikiran anak-anak kecil,
kepentingan diri merekalah yang paling utama. Anak-anak kecil
memang cantik. Anak-anak kecil memang lucu, namun bukan main
egois. Mereka sangat menyenangkan. Saya menyukai anak-anak kecil.
Saya mengasihi mereka meskipun mereka bukan main egois. Luar
biasa! Sikap mementingkan dirilah yang menjadi penyebab kepada
segala konflik yang ada. Kita mengalami konflik karena kita
memaksakan jalan kita sendiri. Kita tidak mengutamakan kepentingan
Allah dan kepentingan orang lain. Kita tidak mau melakukan hal ini.
Tetapi kita tidak akan memperoleh damai sejahtera sehingga kita
memiliki kasih yang rela mengasihi manusia sehingga Allah
mengubahnya secara total. Inilah yang harus dilakukan oleh seorang
yang membawa damai. Saat anda pergi dan mengasihi manusia
sehingga mereka diubahkan dari sifat egois mereka, anda akan
mengerti apa artinya pikiran Kristus. Tuhan Yesus sendiri membawa
damai dengan darah-Nya yang tercurah dari atas kayu salib.
Harga menjadi seorang pembawa damai: Mengalahkan dosa
oleh kasih
Kita melangkah ke poin yang berikutnya: yaitu, harga menjadi seorang
pembawa damai. Harga untuk menjadi seorang pembawa damai justru
adalah anda mengalahkan dosa (yang menjadi penyebab kepada segala
kekacauan dan keributan) oleh kasih. Itulah yang harus dilakukan oleh
seorang pembawa damai. Seorang pendamai mengakui bahwa dosa
adalah penyebab mengapa tidak adanya damai. Jadi bagaimana untuk
mengatasi situasi yang tidak ada damai tersebut? Nah, anda harus
menarik orang untuk menjauhinya. Anda harus memberitahu mereka
bahwa dosa adalah penyebab kepada ketidakbenaran. Anda tidak
hanya mengatakan kepada mereka dengan kata-kata, seperti yang
telah kita lihat, atau menegur dengan kata-kata, tetapi anda juga harus
mengasihi orang-orang berdosa tersebut. Anda harus melakukan dua
hal. Anda harus menegur orang berdosa, sebagaimana yang dilakukan
oleh Tuhan Yesus, dan masih mengasihi dia. Oh, itu sulit sekali. Inilah
306 | C A H A Y A I N J I L
yang menjadikan tugas sebagai seorang pendamai begitu sulit. Ini
merupakan satu tugas yang bukan main sulitnya, namun sangat
berfaedah. Sangat menyenangkan saat kita menyaksikan seseorang
diubahkan - ketika dia berpaling dari kejahatan - karena dia sekarang
mengerti bahwa dosa adalah sesuatu yang buruk.
Pernahkah anda membesarkan seorang anak? Jika pernah, anda akan
mengerti dengan tepat apa maksud saya. Menjadi seorang pendamai
adalah seperti membesarkan anak. Ketika anak perempuan saya
melakukan kesalahan, saya memarahi dia. Jika dibutuhkan, saya akan
memukulnya dan menjatuhkan disiplin. Namun saya tidak hanya
memarahinya, saya juga harus mengasihinya sedemikian rupa
sehingga dia menyadari bahwa dosa adalah sesuatu yang buruk. Tugas
sebagai orangtua memang amat sulit. Sangat sulit untuk meyakinkan
seorang anak bahwa sesuatu itu buruk selama anak tersebut berpikir
yang sebaliknya. Pernahkah anda mencoba untuk meyakinkan seorang
anak bahwa permen tidak baik untuk dia? Saya sudah hampir
menyerah melakukan hal yang mustahil ini. Saya tidak tahu apa lagi
yang harus dilakukan untuk membuktikan kepada anak saya bahwa
permen bukan saja tidak baik untuk gigi, tetapi juga untuk kesehatan -
ia merusakkan selera. Saya percaya di antara kita yang mempunyai
anak tahu betapa mustahilnya tugas tersebut. Anak anda yakin bahwa
permen baik dan anda harus memberitahunya sesuatu yang
bertentangan dengan pengalamannya. Ia menjilatnya dan berkata,
"Hmmm..... enak! Dan papa bilang tidak baik!" Coba meyakinkan
seorang anak lain kali dan anda akan mengerti dengan jelas apakah
tugas seorang pembawa damai: yaitu meyakinkan seorang berdosa
bahwa dosa tidak baik. Orang berdosa berkata, "Tapi dosa rasanya
enak! Aku menipu ketika membayar pajak. Rasanya begitu enak
karena aku mendapat $50 lebih banyak. Jika aku tidak menipu, aku
kehilangan $50. Apakah kamu ingin memberitahu aku bahwa
membayar $50 lebih kepada pemerintah sesuatu yang baik? Omong
kosong! Membayar lebih $50 tidak baik karena aku tahu apa yang
dapat kuperbuat dengan $50. Aku bisa makan yang enak di restoran,
aku bisa membeli begitu banyak barang dengan $50. Dan kamu
berkata kepadaku, 'Tidak, tidak. Itu tidak baik. Bayar $50 pajak
tersebut!' Omong kosong!"
Inilah tugas seorang pembawa damai - ia berusaha untuk mendirikan
kebenaran, damai sejahtera di atas dasar kebenaran. Sekarang anda
307 | C A H A Y A I N J I L
memahami tugas seorang pendamai. Bagaimana anda meyakinkan
seorang berdosa bahwa dosa tidak baik? Saya tidak tahu. Bagaimana
tugas tersebut dapat dilakukan? Saya masih memikirkan bagaimana
caranya untuk membuktikan kepada anak perempuan saya bahwa
permen tidak baik, dan dia masih belum yakin karena giginya tidak
rusak; giginya masih baik. Kali terakhir dia pergi ke dokter gigi dan
giginya masih baik. Anak saya berkata, "Lihat?" Dan saya harus
berkata, "Karena papa melarang kamu makan permen!" Namun dia
masih belum yakin. Tugas yang berat! Untuk menyuruh seorang
berdosa untuk tidak menyukai dosa, karena seumur hidupnya dia
menyukai dosa - ah, sesungguhnya satu tugas yang amat berat.
Mustahil! Umpamanya, seseorang melihat gambar-gambar perempuan
yang setengah telanjang, dan dia berkata, "Oh, begitu mengairahkan!"
Dan anda berkata, "Tidak. Tidak. Ini menarik kedagingan." Tapi dia
berkata, "Kelihatan begitu menarik! Begitu cantik." Anda menjawab,
"Tidak. Tidak. Ini tidak baik." Ini tugas yang sangat berat! Seorang
Kristen yang berusaha untuk mendirikan kebenaran sebagai seorang
pembawa damai akan menemukan dirinya berhadapan dengan kuasa
kegelapan yang tidak sebanding. Coba meyakinkan orang yang berkata
kepada anda, "Aku tidak lebih buruk dari orang itu. Aku hanya menipu
pajak sebanyak $50; orang itu menipu $500. Aku seorang yang cukup
baik dibandingkan dengan dia." Kemudian anda berusaha untuk
menjelaskan kepadanya bahwa tidak ada bedanya apakah $50 atau
$500; mencuri adalah mencuri. Namun dia tidak dapat diyakinkan.
Bagaimanapun, terdapat perbedaan antara $50 dan $500, bukan?
Tugas yang berat! Seorang pendamai mempunyai tugas yang tak
menimbulkan iri hati. Lebih dari itu, dengan bergulirnya waktu, anda
akan mendapati bahwa banyak orang yang akan memusuhi anda.
Mereka akan berkata kepada anda, "Pergi dari sini, orang kudus! Kami
sudah cukup mendengar omong kosong kamu. Maksudku kami hidup di
dalam dunia yang nyata, tahu? Kamu bawa kekudusan kamu ke tempat
lain dan beritakan kepada biarawan-biarawan di biara saja. Kami harus
berjuang untuk hidup karena kami hidup di dunia yang nyata." Kita
semua mengenal apa rasanya diperlakukan seperti itu. Anda pergi
dengan kecewa; "aku berusaha untuk membawa damai, untuk
memperdamaikan manusia dengan Allah, dan aku hanya mensia-siakan
waktu." Tugas yang amat berat. Dan jika anda menyinggung dosa
mereka, anda akan mengalami masalah besar karena mereka akan
melawan anda seperti mereka melawan Tuhan Yesus dan menyalibkan
308 | C A H A Y A I N J I L
Dia. Jika anda semata-mata menyinggung hal-hal yang kecil, mereka
masih bisa tersenyum. Akan tetapi, saat anda menyinggung dosa
mereka yang lebih besar, mereka tidak akan tersenyum lagi.
Ketika Yohanes Pembaptis berkata kepada Raja Herodes, "Kamu tidak
boleh mengambil istri saudaramu", sebagai upah, Yohanes
dipenjarakan dan dia mati di sana. Jika Yohanes hanya menyinggung
tentang $50 pajak, Herodes mungkin masih dapat tersenyum sambil
berkata, "Nah, itulah kenyataan hidup." Tetapi apabila Yohanes mulai
menyinggung tentang hubungan sulit Herodes dengan istri saudaranya,
Herodes mengatakan, "Yang ini saya tidak tahan. Cukup. Ini urusan
pribadi. Jangan mencampuri urusan pribadiku. Saat kamu berbicara
tentang dosa, kamu berbicara tentang dosaku dan urusan pribadiku,
sekarang lebih baik kamu mengambil langkah seribu, kalau tidak...... "
Ah, inilah tugas seorang pendamai! Namun, catatkan bahwa, untuk
tujuan inilah kita dipanggil. Karena saat anda memanggil orang ke
dalam damai, anda memanggil mereka untuk mengubah kehidupan
mereka secara menyeluruh - satu kehidupan di mana Yesus
memerintah sebagai Raja di dalam kehidupan mereka, di mana mereka
berhenti mementingkan diri mereka dan mengizinkan Yesus mendirikan
kebenaran di dalam kehidupan mereka. Oh, tugas yang berat! Baru
sebentar tadi saya bercakap-cakap dengan seorang saudara di dalam
mobil. Ia akan kembali ke Singapura bersama saudara-saudara yang
lain. Kami berbicara tentang masalah-masalah yang mungkin akan
dihadapinya ketika dia mencoba untuk menyatakan kebenaran kepada
keluarga dan teman-temannya. Nah, inilah masalahnya. Seorang
pembawa damai adalah orang yang menyatakan kebenaran untuk
mendirikan damai di atas dasar yang teguh.
Orang yang membawa damai akan disebut anak Allah
Sebelum kita tutup, marilah kita perhatikan kata-kata ini,
"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan
disebut anak-anak Allah." Anda harus mencatatkan kata-kata ini:
"mereka akan disebut anak-anak Allah". Apa artinya mereka akan
disebut anak-anak Allah? Dalam tatabahasa Yunani, kalimat pasif ini
seringkali disebut 'kepasifan ilahi' (divine passive) yang berarti Allah
akan memanggil mereka sebagai anak-anak-Nya. Allah akan mengakui
mereka sebagai anak-anak-Nya. Mereka akan disebut Allah sebagai
anak-anakNya. Perhatikan juga bentuk kata kerja masa depan:
mereka akan disebut anak-anak Allah, dan bukan sekarang disebut
309 | C A H A Y A I N J I L
anak-anak Allah. Hal ini sangat menarik karena di beberapa ayat yang
berikutnya, kita mendapati Tuhan Yesus merujuk kepada murid-
muridNya sebagai anak-anak Allah. Umpamanya di ayat 16,
"Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya
mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang
di sorga." Jika Allah sudah menjadi Bapamu, berarti anda adalah anak-
Nya di masa sekarang. Namun Tuhan Yesus tidak membicarakan suatu
kedudukan sebagai anak sekarang, tetapi di masa akan datang. Hal ini
harus dipahami dengan tepat berdasarkan eksegese. Kita tidak harus
melakukan kekeliruan di sini dan berpikir bahwa Tuhan Yesus sedang
membicarakan suatu kedudukan sebagai anak sekarang. Sangat
penting untuk memperhatikan hal ini. Yesus sedang membicarakan
tentang kedudukan sebagai anak di masa depan.
Terdapat dua hal tentang kedudukan sebagai anak yang harus anda
perhatikan. Terdapat satu kedudukan sebagai anak di masa sekarang,
dan satu lagi di masa depan. Tahukah anda bahwa Alkitab
mengajarkan kedua macam kedudukan sebagai anak tersebut? Anda
adalah anak sekarang tetapi dalam bentuk persiapan. Makanya
janganlah kita mengusulkan bahwa sekali menjadi anak, selama-
lamanya tetap sebagai anak. Janganlah melakukan kesalahan seperti
ini. Anda adalah anak sekarang, tetapi di tingkat percobaan. Maksud
saya, anda belum diangkat sepenuhnya menjadi anak. Apakah saya
yang mengatakan hal ini? Tidak. firman Tuhan yang mengatakan hal
ini, bukan saya. Izinkan saya untuk membacakan kepada anda Roma 8
dan anda akan melihat bahwa Paulus yang mengatakan hal ini. Paulus
banyak kali membicarakan kedudukan kita sebagai anak, namun di
Roma 8:23, dia membicarakan suatu kedudukan sebagai anak di masa
akan datang. Tetapi perhatikan bahwa sebelum itu, di permulaan fasal,
Paulus telah terlebih dulu menyebut kita sebagai anak-anak Allah.
Marilah kita baca Roma 8:15 terlebih dulu supaya anda dapat melihat
gambaran yang lebih penuh: "Sebab kamu tidak menerima roh
perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu
telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu
kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Dan ayat 16, "Roh itu bersaksi
bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah."
Sekarang mari kita baca ayat 22-23, "Sebab kita tahu, bahwa sampai
sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama
merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang
310 | C A H A Y A I N J I L
telah menerima karunia sulung Roh,....." Apakah karunia sulung Roh?
Karunia sulung adalah Roh yang telah dikaruniakan kepada kita dan
oleh-Nya kita berseru, "ya Abba, ya Bapa!" Jadi, "kita juga mengeluh
dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu
pembebasan tubuh kita." Anda mungkin berkata, "Dia baru saja
mengatakan di ayat 15 bahwa kita telah menerima Roh yang
menjadikan kita anak-anak Allah, namun di ayat 23, ia berkata, kita
masih menantikan pengangkatan sebagai anak?" Tidak, tidak! Kita
masih belum diangkat sepenuhnya sebagai anak. Kita masih
menantikan pengangkatan sebagai anak. Kita telah menerima Roh
sebagai karunia sulung dan oleh Roh itu kita dapat berseru, "Bapa!"
Bagaimana kita memahami hal ini - kita sebagai anak, namun belum
sepenuhnya diangkat sebagai anak? Satu-satunya cara untuk
memahami hal ini adalah bahwa kita memang adalah anak tetapi
berdasarkan percobaan. Kalau tidak bagaimana lagi kita dapat
memahami hal ini, bahwa kita adalah anak namun belum sepenuhnya
diangkat sebagai anak. Apakah kita masih belum dipastikan sebagai
anak? Sehingga Hari Itu, seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di
Matius 5, kita akan disebut anak-anak Allah. Pada Hari Itu, Allah akan
memandang anda dan berkata, "Kamu adalah anak-Ku laki-laki; kamu
adalah anak-Ku perempuan." Pada hari tersebut, Allah pada akhirnya
dan dengan sepenuhnya akan mengakui anda sebagai seorang anak.
Sehingga hari tersebut, anda adalah anak, namun belum diakui secara
resmi.
Hal ini membuat saya berpikir tentang duta-duta besar. Mereka tiba di
sebuah negara dan mereka harus diakui secara resmi sebagai duta-
duta besar. Mereka harus menyampaikan surat mandat mereka kepada
Presiden untuk diakui secara resmi sebagai duta-duta besar. Andaikata
Presiden tersebut tidak menerimanya, dia harus dipulangkan;
kedudukannya sebagai duta besar tidak diterima, tidak diakui. Nah,
dalam pengertian tertentu, kita semua adalah anak: ya, kita menerima
karunia sulung Roh yang menjadikan kita anak, namun kita masih
belum dengan sepenuhnya diangkat sebagai anak, menurut Paulus di
sini. Keselamatan kita masih belum lengkap. Kita masih menantikan
pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Tubuh kita
masih belum dibebaskan. Keselamatan kita, dalam pengertian ini,
masih belum sempurna. Kita masih belum dengan sepenuhnya diakui
sebagai anak. Poin ini mungkin sedikit membingungkan, tetapi jika ada
311 | C A H A Y A I N J I L
seseorang yang mempunyai penjelasan yang lebih baik, saya ingin
mendengarnya.
Mari kita melihat poin yang terakhir. Orang yang bagaimana yang akan
disebut dan diakui Allah sebagai anak-anak-Nya? Orang yang
bagaimana? Terdapat hanya satu macam orang yang saya baca di sini,
yaitu, orang yang membawa damai. Hanya orang yang membawa
damai yang akan diakui Allah sebagai anak-anak-Nya. Saya tidak tahu
berapa banyak dari kita yang akan layak nanti. Berulang-ulang kali
saya bertanya kepada orang-orang Kristen: apa yang dimaksudkan
Paulus di Filipi 2:12, "kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan
gentar". Apa yang dimaksudkan oleh Paulus dengan kata-kata ini -
takut dan gentar? Pada masa kini kita hidup di dalam satu generasi di
mana kita menekankan kebutuhan akan jaminan, kebutuhan untuk
merasa aman karena kita mengatakan bahwa jika kita tidak merasa
aman kehidupan rohani kita akan terjejas. Tetapi menurut firman
Tuhan, yang sebaliknya yang benar. Jika anda merasa aman, anda
akan mengalami bencana rohani. Jika anda tidak merasa begitu aman,
anda mungkin akan mengerjakan keselamatan anda dengan takut dan
gentar. Heran! Kita telah memutarbalikkan firman Tuhan sehingga ia
diberi arti yang persis bertentangan dengan arti yang sebenarnya. Saya
sudah banyak kali bertanya kepada orang-orang Kristen, jelaskan
kepada saya apa artinya kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan
gentar. Berdasarkan kekristenan masa kini, tidak seorangpun dapat
memberikan suatu jawaban kepada saya. Tidak seorangpun dapat
menjawab. Tidak ada pendeta, tidak ada orang Kristen yang dapat
memberikan saya satu jawaban yang memuaskan. Jika anda bertemu
dengan seorang pendeta lain kali, cobalah bertanya kepadanya apa
artinya Filipi 2:12. Dan saya dapat menjamin bahwa dia tidak dapat
menjawab karena berdasarkan pengajaran masa kini, tidak ada jalan
yang memungkinkan dia memberikan satu jawaban. Kalau kita sudah
mengerti apa yang diajarkan oleh Yesus, Yesus sebenarnya sedang
berkata, "Jangan merasa begitu aman." Saya akan mengakui bahwa
Allah ialah Bapa surgawi anda, itu memang benar. Tetapi jangan lupa
bahwa di Roma 9, orang Yahudi juga disebut sebagai anak. Terdapat
beberapa jenis kedudukan sebagai anak di dalam Perjanjian Baru.
Orang Yahudi juga disebut sebagai anak-anak Allah. Kita membaca hal
tersebut di Roma 9:4 - "mereka telah diangkat menjadi anak, mereka
telah menerima kemuliaan, perjanjian-perjanjian, dan Hukum
312 | C A H A Y A I N J I L
Taurat" dan sebagainya. Anda berkata, "Jadi mereka diangkat menjadi
anak juga?" Oh ya! Mereka adalah anak. Para malaikat juga disebut
anak Allah. Malaikat juga adalah anak. Tetapi kedudukan sebagai anak
yang dibicarakan oleh Paulus adalah sesuatu yang sangat berbeda.
Kedudukan sebagai anak yang bagaimana yang dimaksudkan oleh
Paulus? Ia merupakan suatu kedudukan sebagai anak di mana Allah
akan mengakui anda sebagai anak secara langsung dan secara pribadi.
Inilah artinya keselamatan menurut Perjanjian Baru. Para malaikat
tidak akan diberikan keselamatan seperti ini. Orang Yahudi yang tidak
percaya dan tidak taat tidak akan diberikan keselamatan semacam ini.
Mereka memiliki kedudukan sebagai anak, tetapi bukan yang semacam
ini. Jadi ingatlah, pengangkatan sebagai anak yang dibicarakan oleh
Tuhan Yesus, pengangkatan yang terakhir ini, adalah pengangkatan
yang akan terjadi di masa akan datang.
Butir tentang keselamatan yang akan terjadi di masa depan ini adalah
butir yang sangat penting dalam ucapan bahagia ini. Prof. S.
memperhatikan hal ini dengan baik dan begitu juga dengan saudara M.
Mereka semua mengakui bahwa pengangkatan sebagai anak tersebut
bukanlah sesuatu yang terjadi di masa sekarang; tetapi di masa akan
datang. Apakah anda akan diakui sebagai anak pada hari tersebut?
Siapa yang akan disebut sebagai anak-anak Allah? Anak-anak Allah
adalah orang-orang yang membawa damai di masa sekarang.
Apakah anda seorang yang membawa damai? Jika tidak, anda lebih
baik memulai mengerjakan keselamatan anda dengan takut dan
gentar. Saya mengatakan ini kepada anda berdasarkan wewenang dari
firman Tuhan. Anda harus memahami hal ini dengan jelas. Anda
mungkin bertanya: "Apa yang harus kulakukan?" Nah, jadilah orang
yang membawa damai. Apa yang dilakukan oleh seorang pembawa
damai? Sebagaimana yang telah kita lihat, ia memperdamaikan Allah
dan manusia. Untuk melakukan hal tersebut dia harus mengasihi Allah
dan dia juga harus mengasihi manusia. Dan dia hanya dapat
melakukan hal ini oleh Roh Kudus yang mencurahkan kasih tersebut ke
dalam hatinya. Jadi dia bergantung sepenuhnya kepada anugerah Allah
untuk menjadi seorang pembawa damai. Sekarang catatkan hal ini
dengan teliti: anda dipanggil untuk membawa damai. Setiap murid
yang sejati harus menjadi pembawa damai, bukan hanya pendeta.
Seorang pembawa damai harus mengabarkan berita damai. Apakah
berita damai tersebut? Berita damai adalah berita keselamatan.
313 | C A H A Y A I N J I L
Pengabaran berita damai adalah pengabaran berita keselamatan.
Yesaya 52:7 mengatakan, "Betapa indahnya kelihatan kedatangan
(kaki) pembawa berita yang mengabarkan berita damai" - perhatikan,
pembawa berita yang mengabarkan berita damai. Paulus di dalam
Efesus 6:15 menasehati orang-orang Kristen supaya mengenakan
seluruh perlengkapan senjata Allah. Dan di kaki, apa yang harus
dikenakan? "Kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera". Apa
artinya? Ini berarti seluruh kehidupan anda diarahkan untuk
mengembangkan, atau memajukan Injil damai sejahtera tersebut.
Seluruh kehidupan anda diarahkan untuk mengembangkan damai Allah
ke seluruh dunia. Nah, kecuali anda melakukan hal ini - saudara-
saudaraku, ingatlah ini dengan baik - kecuali anda melakukan hal ini,
kecuali anda menjadi pembawa berita damai, kecuali kaki anda
berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera, anda
tidak ada bagian dalam keselamatan. Anda tidak akan disebut sebagai
anak-anak Allah. Karena di sini mengatakan, hanya orang yang
membawa damai yang akan disebut anak-anak Allah. Ini merupakan
satu panggilan yang tinggi. Tidak heran mengapa Paulus mengatakan
bahwa panggilan kita adalah satu panggilan yang sangat tinggi.
Janganlah berkata sendiri bahwa anda adalah anak Allah, dan anda
adalah anak Allah karena anda percaya kepada Tuhan Yesus, bahwa
anda telah dibenarkan di waktu lalu. Benar, di satu sisi anda memang
adalah anak Allah, sama seperti orang Yahudi juga adalah anak Allah.
Tetapi jika anda ingin diangkat menjadi anak Allah dengan sepenuhnya
pada Hari tersebut, maka anda harus mulai dari sini dan mulai dari
sekarang keluar dan memperdamaikan Allah dengan manusia,
memperdamaikan manusia dengan manusia dan menjadi pembawa
damai di generasi ini di atas dasar kebenaran. Saya berharap anda
mengerti dengan jelas apa yang dikatakan Tuhan Yesus.
Berbahagialah Orang Yang Dianiaya Oleh Sebab
Kebenaran
Matius 5:10 - Pesan ke-delapan dari 10 tentang 'Ucapan Bahagia'
Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang
314 | C A H A Y A I N J I L
Hari ini kita akan membahas dari Matius 5:10-12 yang berbunyi,
"Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena
merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika
karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala
yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di
surga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum
kamu."
Berhubungan dengan ini, saya ingin juga membacakan perikop yang
sejajar di Lukas 6 yang menyampaikan kebenaran yang sama namun
dengan kata-kata yang sedikit berbeda. Lukas 6:22-23 berbunyi:
"Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci
kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta
menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada
waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di
surga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah
memperlakukan para nabi." Dan ayat 26, "Celakalah kamu, jika semua
orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang
mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu." Di perikop yang paralel
ini, kita melihat bahwa nabi-nabi palsu dipuji semua orang; namun
nabi-nabi yang benar difitnah dan dianggap jahat. Ini memang
merupakan satu situasi yang mengherankan yang menunjukkan bahwa
manusia zaman ini tidak tahu bagaimana membedakan seorang nabi
benar dari seorang nabi palsu. Nabi-nabi yang benar difitnah, dicela,
dicaci-maki dan ditolak namun nabi-nabi palsu diterima dengan baik
dan dipuji oleh semua orang. Yesus memperingatkan murid-murid-Nya,
"Berjaga-jagalah jika kamu dipuji semua orang" karena itulah yang
terjadi kepada nabi-nabi palsu. Nabi-nabi palsu diberikan
penghormatan yang tinggi oleh umat Allah di zaman mereka,
sedangkan nabi-nabi benar seperti Yesaya, Yeremia dan Yehezkiel
ditolak dan dianggap jahat.
Apakah yang ingin diajarkan oleh Yesus kepada kita? Masih ingatkah
Anda ucapan bahagia yang pertama di ayat 3 yang mengatakan,
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah
yang empunya Kerajaan Surga"? Saya ingin Anda memperhatikan
paralelnya dengan "kerajaan Allah" di ayat 10. Di situ dikatakan,
"karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga" dan kali ini ia
menunjuk kepada orang-orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran.
Ini menunjukkan bahwa kita telah berputar kembali kepada mereka
315 | C A H A Y A I N J I L
yang disebut akan menjadi empunya Kerajaan Surga. Lain kali kita
akan mempelajari sesuatu tentang susunan dan urutan kepada Ucapan
Bahagia, dan apakah arti rohani yang terkandung dalam susunan
tersebut.
Berbahagialah Orang-orang Yang Menderita
Hari ini kita mempelajari arti kata-kata berikut , "Berbahagialah orang
yang dianiaya." Di sini ucapan berkat ditujukan kepada orang yang
menderita. Dengan kata lain, "Berbahagialah orang yang menderita
oleh sebab kebenaran." Nah, di dunia ini orang yang menderita sama
sekali tidak akan dianggap bahagia! Kita menganggap orang yang
menderita itu harus dikasihani. Setelah saya keluar dari Negeri Cina
(dimana saya pernah menghabiskan tujuh tahun di bawah
pemerintahan Komunis), saya seringkali mendengar orang berkata,
"Betapa kasihannya orang-orang yang berada di Negeri Cina! Betapa
besarnya penderitaan mereka! Betapa menyedihkan bahwa mereka
harus melewati semua penderitaan itu." Saya memandang mereka dan
saya berkata, "Merekalah yang bahagia. Kamulah yang harus
dikasihani." Ketika saya mengatakan itu, di benak saya adalah
perkataan-perkataan Yesus ini, "Berbahagialah - diberkatilah - orang
yang menderita oleh sebab kebenaran." Merekalah yang beruntung.
Merekalah yang diberkati. "Kamu orang-orang Kristen Barat," saya
mengatakan kepada mereka, "kamulah yang harus dikasihani. Kamulah
yang benar-benar harus dikasihani." Apakah berbahagia atau
menyedihkan, tergantung dari sisi apa Anda memandang. Jika Anda
memandang dari sudut rohani, orang Kristen di Negeri Cina harus
dicemburui karena berkat rohani yang dilimpahkan ke atas mereka.
Namun tentu saja gereja masa kini sudah terbiasa memandang seperti
dunia memandang.
Apa lagi yang dapat dilakukan oleh sebuah gereja duniawi kecuali
menilai segala sesuatu dari sudut pandang dunia? Dan memandang
dari sudut pandangan dunia, tentu saja, kita akan merasa, "Betapa
menyedihkan keadaan mereka! Lihat betapa besarnya penderitaan
mereka! Malang sekali! Betapa buruknya nasib mereka!" Namun Yesus
sedang mengajar kita untuk berpikir secara rohani. Jika Anda
memandang dari sudut pandang rohani, Anda akan merasa, "Betapa
bahagianya untuk menderita!" Sebentar lagi kita akan melihat
mengapa penderitaan adalah suatu berkat dan merupakan suatu
penghargaan yang besar! Betapa bahagianya saya ketika pada tahun
316 | C A H A Y A I N J I L
1955 saya berada di Peking dan saya menghadiri gerejanya Wang Ming
Tao. Saya masih mengingat dengan jelas dia mengatakan, "Aku tidak
layak untuk menderita demi nama Yesus. Namun jika Allah
memberikan hak istimewa itu padaku, aku akan menganggapnya
sebagai suatu berkat yang besar." "Berbahagialah orang yang
menderita" - Wang Ming Tao memahami pelajaran ini dengan baik.
Penderitaan merupakan suatu hak istimewa dan Wang Ming Tau tidak
menganggap dirinya layak untuk menerima penghargaan yang begitu
besar. Di sinilah letaknya perbedaan antara orang yang berpikir secara
rohani dan orang yang berpikir menurut daging. Jika Anda berpikir
menurut daging, Anda mengasihani orang yang menderita. Tetapi jika
Anda berpikir secara rohani, seperti halnya dengan Wang Ming Tao,
Anda akan menganggapnya sebagai suatu hak istimewa - suatu hak
istimewa yang tinggi - untuk menderita demi nama Yesus, menderita
oleh sebab kebenaran.
Nilai Penderitaan dalam Ajaran Para Rabi
Mari sekarang kita melihat beberapa alasan mengapa penderitaan itu
begitu bernilai. Bahkan kitab orang Yahudi yang disebut Talmud
(Talmud berarti pelajaran), yaitu buku pelajaran orang Yahudi,
memperhatikan dengan jelas bahwa di dalam Perjanjian Lama, orang
yang diberkati adalah yang menderita, atau orang yang menderita
adalah yang diberkati - yang mana saja karena keduanya tak dapat
dipisahkan. Talmud itu ditulis oleh para rabi Yahudi, dan bukan orang
Kristen. Kadang-kadang saya merasa malu karena orang-orang Kristen
tidak mempunyai wawasan dan kedalaman yang sebanding dengan
beberapa rabi Yahudi. Rabi-rabi Yahudi ini, ketika mempelajari Firman
Allah, mencatatkan dengan baik pengamatan ini: Allah memilih Nuh
karena Nuh dianiaya, dan ditolak pada zamannya. Ia dikucilkan. Ia
menonjol sebagai orang benar di tengah-tengah satu angkatan yang
jahat.
Atau pikirkan Habel. Habel dianiaya oleh saudaranya sendiri; bahkan
dibunuh oleh saudaranya. Namun Allah memilih Habel dan bukan Kain.
Atau ambil Isyak, kata rabi-rabi Yahudi ini. Isyak dianiaya oleh orang
Filistin (Kejadian 26:27). Dan Allah memilih Isyak, yang dianiaya.
Lihatlah Yakub. Yakob sentiasa dianiaya oleh Esau. Dan Allah memilih
Yakub dan bukan Esau. "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci
Esau" - penganiaya itu - Aku benci (Roma 9:13). Kemudian lihat siapa
lagi yang dipilih Allah. Allah pilih Yusuf - Yusuf yang dianiaya oleh
317 | C A H A Y A I N J I L
saudara-saudaranya. Allah memilih Daud, dan Daud dianiaya oleh Saul.
Begitulah ceritanya di PL. Jadi para rabi telah memperhatikan bahwa
Allah memilih orang-orang yang dianiaya. Dengan kata lain, orang-
orang yang dianiayalah yang akan dipilih oleh Allah. Atau, mereka yang
dipilih Allah dianiaya. Keduanya bersangkut paut.
Para rabi juga memperhatikan bahwa semua hewan persembahan
dalam PL adalah hewan yang bersifat damai. Apakah mereka? Mereka
terdiri dari domba, anak lembu, sapi jantan - semua ini adalah hewan
yang damai. Mereka tidak agresif dan jinak. Merekalah hewan yang
sentiasa diserang oleh hewan lain seperti singa, macan tutul dan
serigala. Pernahkah Anda melihat seekor singa dipersembahkan di bait
Allah? Atau serigala? Atau macan tutul? Tentu tidak. Binatang-binatang
ini tidak dapat diterima sebagai persembahan. Mengapa? Karena
mereka adalah hewan yang membawa maut; mereka bukan binatang
yang damai. Dan hewan yang membawa damai adalah hewan kurban
persembahan. Jadi Anda melihat hubungannya dengan ayat yang
sebelumnya, "Berbahagialah orang yang membawa damai, mereka
akan disebut anak Allah." Ini menyambung dengan "Berbahagialah
orang yang dianiaya" karena orang yang membawa damailah yang
akan dianiaya. Orang yang membawa damailah yang paling serupa
dengan Kristus. Mengapa Yesus memikul salib-Nya dan menderita?
Kolose 1:20 memberitahu kita: untuk 'mengadakan pendamaian' bagi
kita 'oleh darah salib-Nya'. Mengapa kita dipanggil untuk memikul salib
dan mengikut Dia? Untuk membawa damai seperti Dia. Membawa
damai dengan cara memikul salib kita, bukan karena salib kita dapat
membawa damai atau menebus dosa dengan cara yang sama seperti
salib Kristus, namun kita dipanggil untuk mengikut jejak langkah-Nya.
Kita juga telah dipercayakan dengan satu pelayanan, yang disebut
Paulus sebagai pelayanan pendamaian. Kita telah dipercayakan dengan
pelayanan pendamaian, yaitu menjadi orang-orang yang membawa
damai, sebagaimana kita baca di 2 Korintus 5:18-19 [dan pelayanan ini
membawakan penderitaan].
Orang yang Saleh akan Dianiaya
Kerajaan Allah adalah satu tempat yang nyaman, satu tempat di mana
Allah memerintah dalam kebenaran. Kerajaan Allah adalah tempat di
mana Anda beroleh belas kasihan dan keselamatan. Ia adalah tempat
di mana Anda dapat melihat Allah. Satu tempat yang indah, satu
tempat yang spiritual - satu tempat di mana kemuliaan Allah
318 | C A H A Y A I N J I L
dinyatakan dalam keselamatan. Setiap manusia akan menyaksikannya
bersama. Pertanyaannya ialah: bagaimana kita dapat masuk ke dalam
kerajaan Allah? Bagaimana kita dapat mewarisi kerajaan ini? Di sini
kita mendapatkan jawabannya, tetapi mungkin bukan jawaban yang
kita sukai, melainkan jawaban yang diberikan oleh Yesus,
"Berbahagialah mereka yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena
merekalah yang empunya Kerajaan Surga." Bagaimana kita dapat
mewarisi kerajaan Allah? Siapakah yang akan mewarisi kerajaan
Surga? Mereka yang dianiaya oleh sebab kebenaran! Siapakah orang
yang akan dianiaya oleh sebab kebenaran? Orang yang miskin di
hadapan Allah, (yaitu orang yang bergantung sepenuhnya pada
anugerah Allah karena mereka miskin, mereka tidak memiliki apa-apa),
orang yang lapar dan haus akan kebenaran, orang yang murah hati
terhadap orang lain, orang yang membawa damai. Mereka semua
adalah orang yang sama. Ucapan-ucapan ini bukan menggambarkan
orang yang berbeda-beda. Mereka adalah orang yang sama dengan
aspek-aspek yang berbeda. Ini berarti jika Anda memulai dari
permulaan, jika Anda rela menjadi miskin di hadapan Allah, jika Anda
lapar dan haus akan kebenaran, jika Anda siap untuk membawa damai,
jika Anda murah hati - Anda akan dianiaya. Jangan Anda keliru dalam
hal ini. Anda pasti akan dianiaya.
Rasul Paulus mengatakan di 2 Timotius 3:12 kata-kata yang amat
penting ini, "setiap orang yang mau hidup beribadah akan menderita
aniaya." Anda tidak perlu pergi mencarinya. Penganiayaan akan datang
kepada Anda cepat atau lambat. Ini sangat penting karena jika Anda
tidak pernah menderita penganiayaan, Anda dapat memastikan satu
hal: terdapat sesuatu yang salah dengan kekristenan Anda! Kita
diberkati jika kita dianiaya. Kita berbahagia jika kita menderita.
Mengapa? Izinkan saya memberitahukan satu rahasia. Iblis tidak akan
menyia-nyiakan waktunya atas Anda jika Anda tidak menyusahkannya.
Ia tidak akan bersusah-susah menganiaya Anda karena Anda tidak
menyusahkan dia sama sekali. Anda tidak membuat dia pusing,
mengapa dia perlu menganiaya Anda? Anda bukan satu persoalan bagi
Iblis. Iblis hanya akan menganiaya mereka yang menyusahkannya atau
siapa saja yang dia tahu akan menyusahkan dia. Untuk apa ia
menganiaya orang yang tidak menyusahkannya sama sekali? Kita
dapat melihat bahwa salah satu sebab mengapa penganiayaan adalah
suatu berkat adalah karena ia menjadi bukti bahwa kehidupan Anda
319 | C A H A Y A I N J I L
yang saleh menyusahkan Iblis. Bukan karena Anda kebetulan
mempunyai suara yang lebih keras dari yang lain, atau bukan karena
kamu dapat berbicara lebih baik dari yang lain. Iblis tidak kuatir
dengan orang yang berbicara banyak - yang banyak omong kosong.
Yang menganggu dia adalah orang yang kehidupannya memancarkan
kemuliaan Allah, orang yang kehidupannya menunjukkan keindahan
Kristus. Orang-orang seperti ini, Paulus memberitahu kita di 2 Timotius
3:12, yang menjalankan kehidupan yang saleh, kehidupan yang
serupa seperti Kristus, pasti akan menderita penganiayaan. Anda tidak
mungkin luput dari penganiayaan. Jika kita tidak rela menderita
menganiayaan, Yesus memberitahu kita dengan terus-terang,
"Janganlah menjadi orang Kristen. Janganlah menjadi seorang Kristen
yang disebut dalam Alkitab. Janganlah menjadi seorang murid yang
sejati karena Anda akan menderita penganiayaan. Ini adalah satu
jaminan." Karena itu Yesus mengatakan bahwa jika Anda tidak rela
memikul salib dan mengikut Dia, jika Anda tidak rela menderita, Anda
tidak dapat menjadi murid-Nya. Anda tidak dapat bertahan sebagai
murid-Nya.
Penderitaan adalah Pintu Gerbang Masuk Kerajaan Surga
Semua ini berarti bahwa penderitaan adalah pintu gerbang dan jalan
menuju Kerajaan Surga. Tidak ada jalan lain untuk masuk ke dalam
Kerajaan Surga melainkan melalui pintu gerbang penderitaan. Marilah
kita membaca Kisah 14:22 di mana kita melihat bahwa itulah yang
diajarkan oleh para rasul pada murid-murid pada zaman itu. Di sini
Paulus baru saja diperlakukan dengan buruk, dilempari batu sehingga
disangka sudah mati di kota Ikonium. Kita membaca di ayat 19, "Tetapi
datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka
membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari
Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka
menyangka, bahwa ia telah mati." Nah, Paulus banyak menderita
terutamanya di tangan orang-orang Yahudi. "Akan tetapi ketika murid-
murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam
kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan
Barnabas ke Derbe. Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu
dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra", -
tempat di mana ia dilempari batu - "Ikonium dan Antiokhia. Di tempat
itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka
supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa
320 | C A H A Y A I N J I L
untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak
sengsara." Bagaimana Anda dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah?
Kita harus mengalami banyak sengsara! Nah, itu satu uraian yang jelas
sekali. Kesengsaraan digambarkan seperti satu pintu yang melaluinya
kita masuk ke dalam Kerajaan Surga. Untuk masuk ke dalam Kerajaan
Allah kita harus mengalami banyak sengsara. Kesengsaraan,
penganiayaan, penderitaan adalah pintu gerbang dan jalan ke dalam
Kerajaan Surga. Itu hampir sama seperti yang dikatakan oleh Yesus
sendiri di Lukas 13:24, "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang
sesak itu." Berjuanglah untuk masuk! Bagaimana? Di mana? Melalui
pintu yang sesak itu! Masuk ke dalam mana? Ke dalam Kerajaan Allah!
Bagaimana? Melalui pintu yang sesak itu! Apakah pintu yang sesak itu?
Pintu yang sesak itu adalah penganiayaan, kesengsaraan dan
penderitaan.
Yesus tidak memperdayakan siapapun. Yesus tak serupa dengan begitu
banyak penginjil yang melapisi obat dengan gula dan menyembunyikan
fakta yang sebenarnya, dan berkata, "Jadilah seorang Kristen dan
segala sesuatu akan menjadi menyenangkan. Semuanya akan baik-
baik saja! Kamu hanya perlu menjadi orang Kristen!" Yesus berkata,
"Tidak. Tidak. Aku akan berterus-terang dengan kamu. Kamu ingin
masuk ke dalam Kerajaan Allah? Kamu mau memperoleh hidup kekal?
Pintu gerbangnya adalah penderitaan. Di dalamnya memang indah,
tetapi untuk masuk ke dalam bukanlah hal yang mudah. Jalan itu
adalah jalan yang sesak dan Anda harus berjuang untuk masuk" - kata
Yunani bagi 'berjuang' mempunyai arti 'menyiksa'. Panggilan kita
adalah panggilan untuk menderita. Inilah pintu masuk menuju kerajaan
Allah. Tidak seorangpun harus disesatkan dalam hal ini. Memang, di
dalam Kerajaan Allah ada hidup, namun jalan menuju ke dalamnya
adalah melalui kematian. Bagaimana lagi dapat kita memberitakan
kebenaran selain dari cara yang disampaikan oleh Yesus,
"Berbahagialah orang yang dianiaya (atau yang menderita) oleh sebab
kebenaran, karena merekalah empunya Kerajaan Surga." Orang
macam inilah yang akan menjadi empunya Kerajaan Allah.
Tujuh Alasan Mengapa Penderitaan itu Bernilai
Saya akan menunjukkan kepada Anda dari firman Tuhan mengapa
penderitaan itu begitu besar nilainya supaya pada waktu kita
mengalami penderitaan, kita boleh bersukacita di dalamnya dan tidak
menganggap bahwa sesuatu yang buruk telah menimpa diri kita. Hanya
321 | C A H A Y A I N J I L
setelah kita memahami dari firman Tuhan bahwa penderitaan adalah
suatu berkat yang luar biasa, kita dapat menyambutnya sebagai suatu
berkat dan melihat penderitaan dari segi nilai rohaninya.
Di sini kita tidak akan berbicara tentang penderitaan secara umum.
Saya bukan berbicara tentang penderitaan yang datang pada kita
karena sakit penyakit karena, bagaimanapun, bukan saja orang Kristen
yang sakit, tetapi orang tak-percaya juga. Saya tidak berbicara tentang
penderitaan seperti ini. Maksud saya, bukan saja saya yang kurang
sehat; orang tak-percaya juga banyak yang kurang sehat. Sakit-
penyakit itu tidak secara khusus untuk orang Kristen. Tidak ada apa-
apa yang spesial tentang itu. Sekalipun sakit-penyakit bukanlah
penderitaan oleh sebab kebenaran, namun saya masih dapat
menanggungnya dengan cara yang rohani dan memuliakan Allah.
Bagaimana Anda memikul penderitaan itulah yang menentukan
perbedaan di antara seorang Kristen dan seorang non-Kristen. Seorang
Kristen yang merintih dan mengerang bilamana saja dia mengalami
penderitaan sebetulnya tidak layak untuk disebut orang Kristen. Orang
seperti ini tidak mengerti nilai rohani dari penderitaan. Di sini, kita
berbicara tentang penderitaan demi kebenaran. Penderitaan itu datang
karena kehidupan kita yang saleh, yang benar.
Saya ingin membagikan tujuh poin dari Alkitab tentang nilai rohani dari
penderitaan supaya kita akan menyambutnya dengan sukacita apabila
ia datang, mengingat bahwa ia adalah pintu masuk ke dalam Kerajaan
Allah.
1. Kita Menderita karena Kita Bukan dari Dunia ini
Pertama-tama, kita bersukacita dalam penderitaan dan dalam
penganiayaan karena ini menunjukkan bahwa kita bukan dari dunia ini.
Itulah tanda seorang Kristen, bukan tanda dunia ini. Inilah yang
dikatakan oleh Yesus di Yohanes 15:19. Biarlah saya membacakan
kepada Anda ayat ini yang menunjukkan nilai dan arti rohani
penderitaan sebagai tanda seorang Kristen. Yesus mengatakan kepada
murid-murid-Nya di Yohanes 15:19, "Sekiranya kamu dari dunia,
tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya"Mereka tidak akan
menganiaya Anda karena Anda milik mereka. Mereka tidak akan
menganiaya Anda. "...tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan
Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci
kamu." Dunia membenci Anda karena Anda bukan dari dunia.
322 | C A H A Y A I N J I L
Sekiranya Anda dari dunia, dunia tidak akan menganiaya Anda. Dunia
akan mengasihi Anda sebagai miliknya. Tetapi karena Anda bukan dari
dunia, itulah sebabnya dunia membenci Anda, itulah sebabnya mereka
menganiaya Anda. Dengan kata lain, Anda dianiaya sebagai seorang
Kristen karena Anda memiliki satu tanda bahwa Anda bukan dari dunia.
Bagaimana Anda memiliki tanda itu? Tentu saja, melalui kehidupan
Anda yang benar! Dunia membenci kebenaran karena kebenaran
menyebabkan ketidakbenaran menjadi menyolok. Kebenaran
menelanjangkan dosa dunia. Pernahkan Anda memperhatikan bahwa
seorang yang berdosa merasa tidak nyaman di hadapan seorang yang
benar? Mengapa? Karena hidupnya yang benar secara tidak langsung
telah mengutuknya. Orang dunia merasa tidak nyaman di hadirat Yesus
karena kehidupan-Nya mengutuk mereka. Orang yang benar tidak
perlu mengucap sepatah katapun, namun kehidupan mereka yang
benar membuat orang tidak benar merasa kurang nyaman. Apakah
Anda perhatikan bahwa jika Anda berpakaian kotor di tengah-tengah
orang-orang yang berpakaian bersih, rapi dan cantik, Anda akan
merasa tidak nyaman; Anda merasa tidak pada tempatnya. Atau
sebaliknya, jika ada sekelompok orang yang berpakaian sangat kotor
dan muncul seseorang yang memakai jubah putih tak bernoda, itu akan
membuat orang-orang berpakaian kotor dengan segera menyadari,
"Hey, betapa kotornya aku ini!" Mengapa? "Karena aku melihat betapa
putihnya pakaian orang itu." Jika Anda merupakan salah seorang dari
mereka, mereka tidak akan memperhatikan perbedaannya. Tetapi
sekarang Anda bukan salah seorang dari mereka, karena itu mereka
membenci Anda. Makanya mereka menganiaya Anda.
Dunia suka memaksa orang menjadi serupa dengannya, supaya
melakukan segala sesuatu menurut jalannya. Apakah Anda perhatikan
bahwa seluruh hidup Anda, seluruh hidup saya, kita berada di bawah
pengaruh tekanan dari dunia? Mereka mau Anda berpikir seperti
mereka. Mereka tidak mengerti mengapa Anda tidak berpikir seperti
mereka. Bagi mereka, uang adalah seluruh nilai kehidupan. Uang, uang
- semuanya karena uang. Mereka tidak dapat memahami seseorang
yang tidak menganggap uang begitu bernilai. Mereka tidak dapat
memahami Anda.
Ayah kepada salah seorang rekan sekerja kami terus-terang
mengatakan, "Terdapat jurang komunikasi antara kami karena
penentuan nilai kami tidak sama." Ia tidak mengerti mengapa
323 | C A H A Y A I N J I L
sekelompok orang yang berkelayakan profesional dan mampu
menghasilkan banyak uang, benar-benar enggan mengejar uang!
Malah, apa yang dilakukan mereka? Mereka mempelajari Alkitab! Bagi
seseorang dari dunia, ini tidak masuk akal. Ini tidak masuk akal karena
setiap orang menginginkan uang. Uang membawa kekuasaan. Uang
membawa status. Uang memberi kepuasan materi: Anda bisa
menonton TV warna yang bagus, Anda bisa menyetir mobil yang bagus.
Dan di sini ada sekelompok orang yang memiliki kelayakan untuk
mendapatkan semua itu, namun mereka tidak melakukannya. Jadi
dunia tidak dapat memahaminya. Dan lebih dari itu, hal ini menganggu
mereka karena entah bagaimana ia mengutuk penentuan nilai (sense
of value) mereka. Ia menjadikan penentuan nilai mereka tidak berarti.
Ia mengatakan kepada dunia, "Apa yang kamu anggap bernilai tidak
berarti bagiku. Cinta kamu akan dunia tidak berarti buat aku, dan
segala sesuatu yang begitu kamu hargai, yang menjadi tujuan
hidupmu, tidak berarti bagiku." Mereka merasa tertuduh. Mereka
merasa terkutuk. "Apa salahnya dengan penentuan nilaiku?" Mereka
merasa tidak nyaman. Mereka merasakan bahwa seluruh tujuan hidup
mereka tidak berarti di mata Anda. Tentu saja memang benar tidak
berarti, namun mereka tidak suka mendengarnya. Ia menganggu
mereka. Ia membuat mereka marah.
Tanda orang Kristen adalah mereka tidak hidup untuk dunia ini,
melainkan untuk dunia akan datang. Mereka tidak hidup untuk mamon
yang tidak jujur, mamon yang kotor, namun untuk kebenaran. Dunia
tidak dapat mengerti ini. Dunia merasa terkutuk! Cepat atau lambat,
jika Anda terus hidup seperti ini, Anda akan dianiaya. Pertama, mereka
akan mengatakan hal-hal yang buruk tentang Anda. Bagaimanapun,
mereka mengatakan semua itu tentang Yesus. Nama-nama yang
mereka pakai untuk memanggil Yesus sangatlah tidak masuk akal: "Ia
gila. Ia dirasuk setan. Ia tidak waras" dan sebagainya. Jika mereka
mengatai Tuhan kita seperti itu, apakah kita berharap untuk
diperlakukan dengan berbeda?
Jadi, hal yang pertama adalah bahwa penderitaan menunjukkan bahwa
kita memiliki tanda sebagai orang Kristen. Hanya karena demikian,
dunia akan menganiaya kita. Jika Anda berpikir seperti dunia, jika Anda
berkelakuan seperti dunia, jika Anda berbicara seperti dunia, dunia
tidak akan menganiaya Anda. Untuk apa? Anda hanyalah salah seorang
dari mereka. Tetapi bilamana Anda menjadi berbeda, mereka akan
324 | C A H A Y A I N J I L
mulai membenci Anda karena perbedaan tersebut menonjolkan dosa
mereka; dan Anda akan dianiaya.
2. Penderitaan Memurnikan Iman Kita
Kedua, penderitaan merupakan suatu berkat karena ia memurnikan
iman kita. Ia menguji kesejatian iman kita. Di 1 Petrus 1:6-7, persis
itulah yang dikatakan oleh rasul Petrus kepada kita. Ia berkata,
"Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika
harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya
itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu - yang jauh lebih
tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya
dengan api - sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan
dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya."
Kemurniaan iman kita diuji oleh penderitaan. Ah, kita semua akan
menjadi orang Kristen jika menjadi orang Kristen berarti sesuatu yang
menyenangkan, misalnya, menjadi orang Kristen berarti pergi bersama
gereja ke suatu tempat untuk BBQ. Jika begitu, siapa yang tidak mau
menjadi orang Kristen? Kita semua suka daging panggang. Jika
menjadi orang Kristen berarti kita semua bisa pergi tur di Tanah Suci,
seperti yang saya baca di majalah-majalah Kristen, ah, kita semua
akan menjadi orang Kristen. Siapa tidak suka pergi tur di Tanah Suci
atau Negeri Yunani atau ke Turki, di mana Paulus pernah
memberitakan Injil? Sangat menyenangkan menjadi orang Kristen.
Sangat menyenangkan menjadi orang Kristen karena semua orang di
gereja yang ramah sentiasa menghibur, tersenyum dan menepuk-
nepuk di punggung. O, menyenangkan menjadi orang Kristen jika
setelah kebaktian kita semua bisa pergi minum teh bersama-sama. Dan
orang-orang Kristen yang lain begitu menyenangkan, seperti saudara-
saudara perempuan di gereja, mereka membuat kue yang enak untuk
kita. Begitu menyenangkan menjadi orang Kristen. Siapa yang akan
menolak menjadi orang Kristen? Dalam kondisi seperti ini kita semua
akan menjadi orang Kristen. Begitu menyenangkan menjadi orang
Kristen karena pada hari minggu kita bisa mengenakan pakaian kita
yang cantik. Kita bisa mengenakan dasi kita yang indah apabila datang
ke gereja. Hari minggu menjadi hari yang istimewa sehingga Anda
merasa begitu senang berada di gereja. Jika Anda tidak pergi ke
gereja, Anda merasa ada sesuatu yang kurang. Dan memang benar,
menjadi orang Kristen itu sangat menyenangkan. Tapi tunggu! Tunggu
325 | C A H A Y A I N J I L
sehingga Anda dianiaya karena menjadi orang Kristen. Saya bertanya-
tanya berapa banyak yang akan tinggal sebagai orang Kristen.
Itulah bentuk kekristenan yang pernah ada di Negeri Cina - kekristenan
yang menyenangkan, gedung gereja yang indah, alat-alat musik
elektronik yang bagus. Gedung gereja yang luar biasa indahnya! Di
mana kita berada sekarang, plafonnya sudah hampir jatuh. Tidak dapat
dibandingkan sama sekali dengan gedung-gedung gereja di Shanghai.
Gereja-gereja kami di Shanghai sungguh indah sekali. Bahkan ada
yang dikarpet! Anda dapat menemukan gereja-gereja yang diberi
karpet, bangku gereja yang nyaman, dan suasana yang
menyenangkan. Dan kemudian datanglah orang-orang Komunis ke
Shanghai. Oh ya, saya pernah pergi ke gereja sekali atau dua kali
bersama dengan orangtua saya. Gereja tersebut terletak di suatu
tempat yang sangat indah. Taman diluar begitu indah dengan rumpun
pohon bunga mawar dan bunga-bunga. Jendela-jendela dihiasi dengan
kaca-kaca yang cantik. Terdapat sebuah organ yang bagus, dan
pemain organ juga tahu bagaimana untuk memainkan organ itu
dengan begitu baik. Semua orang yang datang ke gereja juga
mengenakan pakaian yang cantik dan mereka begitu sopan, begitu
ramah. Kemudian datang Komunis.
Orang Komunis tidak berpakaian rapi. Mereka memakai seragam hijau
dengan lengan baju yang tergulung keatas, dan satu topi lusuh yang
mempunyai satu tanda bintang merah. Saya biasa mengamati mereka
berbaris ke dalam kota Shanghai. Mereka adalah orang-orang yang
kotor dengan ikat pinggan senapan, peluru dan granat tergantung di
mana-mana. Mereka bahkan tidak tampak seperti tentara-tentara yang
elok dan rapi yang Anda lihat di TV. Mereka berbaris ke dalam kota
dengan membawa bermacam jenis senapan. Ada yang membawa
senapan Jepang yang sudah ketinggalan zaman. Ada yang memakai
helm Jepang; ada yang memakai helm Amerika; dan ada yang
memakai helm entah dari mana. Dan Anda berkata, "Tentara macam
apa ini?" Satu-satunya hal yang mereka ketahui ialah bagaimana untuk
berperang. Mereka masuk ke dalam gereja dan semua orang yang
berpakaian rapi itu menghilang. Ketika orang Komunis datang,
dimanakah orang-orang Kristen? Oh, saat itu mereka tidak mau dilihat
berada di dalam gereja karena itu sangat memalukan. Semua orang
Kristen hari minggu itu menghilang! Hanya sekelompok kecil yang
tinggal. Mereka tidak mengenakan pakaian yang bagus karena mereka
326 | C A H A Y A I N J I L
tidak mampu membeli pakaian yang mahal. Kelompok yang kecil inilah
orang-orang Kristen yang sejati.
Penderitaan memurnikan gereja karena ia memurnikan iman. Ia
menyingkirkan yang palsu! Sejak itu, saya mulai melihat orang Kristen
yang sejati. Sebelum itu, saya tidak pernah ingin menjadi orang
Kristen, bukan karena saya tidak menyukai pakaian mereka yang elok,
tetapi karena jika itulah segala yang ada dalam kekristenan, maka saya
tidak berminat. Namun saat saya melihat apa yang ditinggalkan setelah
api komunisme membakar gereja, tiba-tiba mata saya mulai terbuka.
Lalu saya berkata, "Inilah orang-orang Kristen yang sejati. Sekarang
saya dapat membedakan yang benar dari yang palsu." Sebelum itu
saya tidak tahu yang mana domba, yang mana kambing. Saya tidak
dapat membedakan yang mana emas yang murni dan yang mana
semata logam kuning yang palsu. Sekarang saya dapat melihat
perbedaannya. Nilainya api penderitaan adalah ia memurnikan iman
kita. Tidak haruskah kita menyambutnya? Bukankah ini sesuatu yang
indah? Orang-orang yang tinggal adalah mereka yang telah
menghitung harganya dan memutuskan untuk tetap setia. Mereka
adalah orang-orang seperti Henry Choi, yang sudah banyak kali saya
sebutkan, yang punya kesempatan untuk pergi ke Barat, dan sebagai
seorang ahli riset kimia, dia bisa memperoleh penghidupan yang lebih
baik. Bapa saya berusaha membujuknya untuk pergi karena bapa saya
sangat menghormati orang ini. Bapa saya berkata, "Pergi! Pergi!
Pergilah ke Barat! Pergilah mencari nafkah di situ!" Henry berkata,
"Tidak. Di sinilah letaknya gereja, maka di sinilah tempat tinggalku."
Saya tidak akan melupakan betapa banyak saya berhutang padanya
karena, andainya dia meninggalkan Negeri Cina, saya besar
kemungkinan tidak akan berdiri di sini dan memberitakan firman Tuhan
hari ini. Saya berhutang begitu banyak padanya karena dia enggan
melarikan diri. Ia lebih rela menanggung api penderitaan, meskipun dia
mengetahui bahwa api itu akan segera membakarnya juga. Dan dia
tidak perlu menunggu lama. Jadi inilah api yang memurnikan iman.
3. Barangsiapa yang Menderita telah Berhenti Berbuat Dosa
Hal ketiga yang kita perhatikan tentang nilai penderitaan dan terdapat
di 1 Petrus 4:1 adalah bahwa kita berhenti berbuat dosa. Tidakkah kita
rindu untuk berhenti berbuat dosa? Nah, mengapa tidak mengizinkan
api penderitaan melakukan itu untuk kita? 1 Petrus 4:1 berbunyi
seperti ini, "Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani,
327 | C A H A Y A I N J I L
kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang
demikian, - karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia
telah berhenti berbuat dosa - supaya waktu yang sisa jangan kamu
pergunakan menurut keinginan manusia..." Apa artinya ini? Orang
seperti Henry Choi mengerti. Mereka yang rela menanggung
penderitaan adalah mereka yang telah menolak keinginan daging.
Keinginan daging adalah untuk pergi ke Barat - memperoleh
penghidupan yang lebih baik, suatu kehidupan yang lebih aman dan
luput dari penganiayaan yang pasti akan menimpa dirinya. Henry
dengan sepenuhnya dan dengan sadar menyangkal keinginan daging,
hal-hal yang begitu diingini oleh daging - keamanan, kekayaan,
penghargaan - yang datang kepada orang seperti dia. Orang-orang ini
memiliki kemampuan yang besar, kecerdasan yang besar, kemampuan
inovatif yang besar, seperti Henry yang dapat menciptakan banyak
barang. Dan meskipun dia tidak pernah meninggalkan Negeri Cina, dia
dapat berbicara bahasa Inggeris tanpa aksen (logat). Sangat
menakjubkan! Saya tidak tahu bagaimana dia melakukannya. Banyak
orang yang tinggal di luar negeri selama bertahun-tahun dan belajar di
luar negeri tidak dapat berbahasa Inggeris tanpa aksen; namun dia
yang tidak pernah keluar dari Negeri Cina dapat berbahasa Inggeris
dengan sempurna. Jika Anda tidak melihat mukanya, Anda mungkin
berpikir Anda sedang mendengarkan seorang Amerika yang berbicara.
Namun, dia tidak pernah meninggalkan Cina. Ia adalah salah seorang
dari mereka yang memiliki kemampuan dan kecerdasan yang
luarbiasa. Namun begitu, dunia tidak menarik baginya sama sekali. Dan
bahkan perkawinan juga! Sebagaimana saya pernah menceritakan
kepada Anda, ia enggan berkawin supaya ia dapat melayani Tuhan
dengan perhatian yang tidak terbagi-bagi karena ia tahu ia akan
menderita. Ia pernah mengatakan pada saya, "Jika aku menderita, aku
lebih rela menderita seorang diri, tanpa perlu memikirkan penderitaan
yang akan menimpa anak-istri karena penderitaanku." Ia begitu
menyiapkan hatinya untuk dikorbankan sehingga ia menolak untuk
berkawin, meskipun ia seorang yang sangat tampan.
Jadi kita melihat dari semua ini bahwa barangsiapa telah menderita
telah berhenti berbuat dosa, dalam pengertian bahwa dia telah
berpaling dari dosa, dari dunia, dan dari daging. Seseorang yang
dengan sengaja telah memilih untuk menerima penderitaan dengan
senang hati demi Kristus sesungguhnya telah selesai dengan dosa. Ini
328 | C A H A Y A I N J I L
tidak berarti bahwa ia tidak pernah berbuat dosa, tetapi ia telah
memutuskan hubungannya dengan dosa. Terdapat satu perbedaan
yang besar di sini. Jadi kita mendapati orang semacam inilah yang
memahami nilai penderitaan karena mereka melihat bahwa ia tidak
hanya menguji keaslian komitmen mereka, tetapi juga memungkinkan
mereka oleh anugerah Allah memecahkan kuasa dosa dalam kehidupan
mereka. Mereka mengizinkan penderitaan untuk memecahkan dosa
dalam kehidupan mereka. Penderitaan menjadi satu alat yang
menyebabkan pertumbuhan rohani.
4. Penderitaan Menyebabkan Kita Tunduk kepada Allah
Keempat, yang berhubungrapat dengan ini, terdapat di bagian kedua
ayat tadi (1 Petrus 4:2) yang tidak sempat kita baca: "supaya waktu
yang sisa jangan kamu pergunakan menurut kehendak manusia, tetapi
menurut kehendak Allah." Menurut kehendak Allah! Penderitaan tidak
hanya menyebabkan kita berhenti berbuat dosa, tetapi juga untuk
hidup menurut kehendak Allah. Karena tidak ada orang yang rela
menerima penderitaan jika dia tidak siap untuk meletakkan seluruh
kehidupannya untuk tunduk di bawah kehendak Allah. Tentu saja tidak!
Kecuali Anda siap untuk hidup secara total di bawah kehendak Allah -
bukan kehendakmu tetapi kehendak Allah - Anda pasti tidak akan
menerima penderitaan. Anda tidak akan menerimanya. Anda akan
melawan balik. Anda akan menolak. Anda akan mengeluh dan
bersungut-sungut. Namun lihatlah apa yang dilakukan Yesus. Ia
menyerahkan hidup-Nya secara total di bawah kehendak Allah,
menerima penderitaan dengan sukacita, bukan saja dengan pasrah
namun dengan sukacita. Penderitaan memberikan kesempatan kepada
kita untuk tunduk dengan rela hati kepada kehendak Allah.
Penderitaan mempunyai nilai rohani yang besar karena persis melalui
penderitaan semacam inilah yang kita baca di Ibrani 5:8 bahwa Anak
sendiri belajar menjadi taat, belajar menjadi tunduk kepada kehendak
Allah. Ayat ini tidak pernah berhenti menyentuh hati saya: "sekalipun
Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah
diderita-Nya", - bahwa Yesus sebagai Anak Allah - sekalipun Ia adalah
Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya.
Jika Anak Allah harus belajar taat dari apa yang diderita-Nya, lebih-
lebih lagi kita harus belajar taat dari apa yang kita deritai. Bagaimana
Anda belajar menjadi taat? Melalui penderitaan. Penderitaan adalah
sekolah di mana kita belajar menjadi taat. Di mana lagi kita harus
329 | C A H A Y A I N J I L
belajar menjadi taat jika kita tidak perlu menderita? Penderitaanlah
yang mengajar kita betapa pentingnya untuk taat. Di tengah-tengah
penderitaanlah kita belajar menjadi taat.
5. Kedewasaan Rohani Datang Melalui Penderitaan
Ini membawa kita ke poin yang kelima dan itu terdapat di ayat yang
berikutnya di Ibrani 5:9, "dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-
Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang
taat kepada-Nya". Ia mencapai kesempurnaan-Nya. Bagaimana?
Melalui penderitaan. Seperti dikatakan di tempat lain dan juga di Ibrani
2:10, tentang Anak, pemimpin keselamatan kita: "Allah yang
membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan
Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan
penderitaan." Penderitaanlah yang menjadikan kita dewasa.
Kedewasaan rohani datang hanya dengan penderitaan. Saya berharap
Anda mencatatkan poin ini dengan jelas. Penderitaan adalah satu
satunya sarana yang mendewasakan kita secara rohani.
Yesus mengungkapkan hal ini dengan cara yang lain di Matius 13, di
Perumpamaan Seorang Penabur. Di Matius 13:5-6, Yesus menjelaskan
bahwa benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu menjadi layu
ketika matahari terbit, karena ia tidak berakar. Ia tidak berhasil masuk
ke dalam Kerajaan Allah. Terdapat banyak yang sudah menerima benih
namun tidak mencapai hidup yang kekal, karena mereka menjadi layu
sebelum penuaian. Mereka gagal memperoleh hidup kekal meskipun
telah menerima benih. Apakah yang dilambangkan oleh matahari yang
menyebabkan mereka menjadi layu? Di ayat 20-21, Yesus menjelaskan
bahwa matahari adalah penindasan dan penganiayaan yang menimpa
orang yang menerima firman Allah. Jadi, perhatikan ini: matahari yang
membolehkan gandum untuk bertumbuh - gandum yang sehat dan
berakar untuk bertumbuh, jugalah yang membinasakan yang tidak
berakar. Matahari, yaitu penganiayaan, adalah hidup bagi satu, dan
maut bagi yang lain. Mataharilah yang membawa kematangan dalam
tumbuhan. Tiap petani tahu bahwa, tanpa matahari, tidak ada tanaman
yang dapat mencapai kematangan. Namun matahari yang sama, yang
membawa kematangan dan pertumbuhan kepada benih-benih yang
berakar, membawa maut dan kebinasaan kepada yang tidak
berakarkan kebenaran. Di sini kita menemukan bahwa penganiayaan,
seperti matahari, yang membawa pertumbuhan; yakni kematangan
untuk penuaian. Demikian pula kita harus mencapai kedewasaan
330 | C A H A Y A I N J I L
melalui keterikan matahari. Jika kita berakar, bukan saja kita tidak
dirusakkan, tetapi kita akan mencapai kedewasaan penuh.
Saya tidak tahu apakah Anda pernah bersekutu dengan hamba-hamba
Tuhan yang telah menderita. Pernahkah Anda berbicara dengan hamba
Tuhan yang sudah menderita? Anda akan memperhatikan suatu
kematangan dan kedalaman yang tidak dapat ditemukan dalam
hamba-hamba Tuhan yang keluar dari seminaris, yang tidak pernah
menderita apa-apa demi Kristus. Terdapat suatu kualitas yang sangat
berbeda. Ketika saya bercakap-cakap dengan Wang Ming Tao di Peking,
saya dapat merasakan kedalaman dan kekuatan orang ini karena dia
sangat banyak menderita demi Kristus. Dia telah menderita sejak
pendudukan Jepang di Negeri Cina. Ia menderita lagi di bawah
pendudukan Komunis. Ia menderita di tangan setiap orang. Namun
ketika Anda berbicara dengan orang ini - ketika Anda berbicara dengan
Wang Ming Tao - Anda merasakan bahwa terdapat suatu kedalaman,
suatu kematangan yang tidak dapat ditemukan dalam orang lain.
Bagaimanapun, saya telah banyak berbicara dengan profesor-profesor
teologia. Saya telah berbicara dengan banyak ahli-ahli teologia di
sepanjang hidup saya. Terdapat suatu perbedaan dalam kualitas yang
tidak dapat dibandingkan. Sama seperti berbicara dengan dua orang
yang berasal dari dunia yang berbeda. Seorang memiliki pengetahuan
yang bertumpuk di kepala; seorang lagi memiliki kekayaan rohani,
kedalaman dan kematangan. Adalah suatu hak istimewa untuk
mendapat kesempatan untuk berbicara dengan orang-orang seperti ini
- Wang Ming Tao, Yang Zi Jie, Li Han Wen. Merekalah hamba-hamba
Allah. Merekalah orang-orang yang telah didewasakan oleh
penderitaan. Terdapat suatu perbedaan di dalam kualitas orang-orang
ini. Ketika mereka berkhotbah, terdapat suatu perbedaan di dalam
khotbah mereka juga. Terdapat suatu perbedaan di dalam kedewasaan,
di dalam kuasa dari khotbah mereka. Seperti itulah nilai penderitaan,
nilai rohani penderitaan. Jadi, poin kelima yang ingin saya bagikan
dengan Anda adalah efek mendewasakan dari penderitaan, yang begitu
penting.
6. Kita Menggenapkan apa yang Kurang pada Penderitaan
Kristus
Mari kita melanjutkan ke poin yang keenam tentang nilai penderitaan.
Ini bersangkutan dengan apa yang dikatakan oleh Paulus di Kolose
1:24. Pokok ini sangat penting, namun banyak orang Kristen,
331 | C A H A Y A I N J I L
khususnya orang-orang Kristen yang tidak pernah menderita, tidak
mungkin dapat mengerti ayat ini. Paulus sebagai seorang yang banyak
menderita demi Injil memahami hal ini dengan baik. Kolose 1:24
adalah satu batu sandungan yang besar bagi penafsir-penafsir
akademis. Saya bacakan, "Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh
menderita karena kamu......". Perhatikan bahwa Paulus bersukacita. Ia
sangat bergembira di dalam penderitaan; ia sama sekali tidak
mengerang dan mengeluh tentang menjadi martir, dan berkata, "Lihat
di sini, lihat apa yang harus aku deritai!" Ia berkata, "Sekarang aku
bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan
menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan
Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat". Paulus mengatakan, "aku
menggenapkan melalui penderitaanku..." Jadi, mengapa dia begitu
bersukacita? Mengapa penderitaan merupakan suatu berkat? Itu
karena melalui penderitaan dia sedang menggenapkan apa yang
kurang pada penderitaan Kristus. Apakah mungkin terdapat
kekurangan pada penderitaan Kristus? Oh ya, memang ya! Memang
itulah yang dikatakan oleh Paulus.
Penderitaan Kristus adalah guna menebus dosa kita, namun terdapat
satu aspek penderitaan yang juga penting bagi keselamatan gereja
yang tidak sepenuhnya ditanggung oleh Kristus. Saya mengatakan ini
dengan penuh hormat karena ini adalah firman Tuhan. Ini bukanlah
sesuatu yang dikatakan oleh saya. Ini bukanlah sesuatu yang
diciptakan oleh Paulus pula. Ini adalah suatu hal yang penting bagi
keselamatan gereja, yaitu sesuatu yang harus ditanggung kita, yang
harus dipikul kita, yang dipikul Anda dan saya. Jika Paulus tidak
menderita, bagaimana mungkin Injil dapat sampai ke tempat-tempat
yang baru kita baca, misalnya di Kisah Para Rasul 14? Ke Derbe, Listra,
Ikonium dan di seluruh Makedonia dan di seluruh Yunani dan di seluruh
Asia dan di seluruh tempat-tempat di mana Paulus memberitakan Injil
seperti Siprus dan Kreta dan mungkin juga di Spanyol, atau di mana
saja Injil belum pernah diberitakan? Siapa yang akan membawa Injil
kepada mereka? Siapa? Siapa yang akan membawa Injil kepada
mereka melainkan orang-orang yang mau menderita seperti Paulus.
"Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu."
Untuk memberitakan Injil dimanapun harga yang harus dibayar
sangatlah tinggi. Siapa yang menderita untuk membawa Injil ke
tempat-tempat itu? Siapa lagi kalau bukan hamba-hamba Tuhan yang
332 | C A H A Y A I N J I L
setia. Tanpa penderitaan mereka, apakah tempat-tempat tersebut akan
menerima Injil? Tentu saja tidak. Kalau begitu, bukankah penderitaan
mereka amat dibutuhkan guna pemberitaan Injil? Tentu saja!
Bukankah penderitaan mereka amat penting demi keselamatan orang-
orang ini, dalam pengertian bahwa, tanpa penderitaan mereka, Injil
tidak akan pernah sampai pada orang-orang ini? Tentu saja. Nah, kalau
begitu, bukankah bagian penderitaan ini penting bagi keselamatan
gereja juga? Tentu saja, karena tanpa penderitaan itu, orang lain tidak
dapat menerima Injil.
Sekarang dapatkah Anda melihat bahwa terdapat bagian penderitaan
ini yang amat penting bagi keselamatan gereja? Bagian ini adalah
bagian yang harus ditanggung kita. Bagian ini adalah bagian yang
ditinggalkan oleh Kristus bagi kita, supaya kita mengikuti jejak-Nya.
"Pikullah salibmu dan ikutlah Aku." Nah, jika tidak penting bagi kita
memikul salib kita, hanya penting bagi Dia memikul salib-Nya, maka
untuk apa Dia menyuruh kita memikul salib kita? Yesus memanggil kita
untuk memikul salib karena Ia memanggil kita untuk mengambil bagian
dalam penderitaan-Nya. Singkatnya, kita dipanggil untuk bersekutu
dalam penderitaan-Nya. Nah, tidak ada apa-apa yang sulit untuk
dimengerti, bukan?
Namun pada masa kini, kita ingin memiliki suatu kekristenan di mana
Kristus yang menanggung segalanya dan kita tidak perlu berbuat apa-
apa. Kristuslah yang menanggung semua penderitaan itu: Dialah yang
mati, Dialah yang menderita dan kita tinggal duduk santai-santai dan
menikmatinya. Kekristenan macam apa ini? Ini bukan kekristenan yang
diajarkan oleh Yesus. Kekristenan yang diajarkan oleh Yesus adalah
bahwa pintu masuk Kerajaan adalah penderitaan. Bahwa melalui
penderitaan kita, orang lain menerima Injil. Orang lain melihat
kesaksian hidup Anda. Kehidupan Anda bersinar sebagai terang kepada
dunia. Apakah terang itu penting? Tentu saja penting karena tanpa
terang, Anda akan tersandung ke dalam lobang. Leher Anda patah.
Anda mati di situ. Kitalah terang dunia yang membawa keselamatan
Allah kepada dunia yang sedang binasa. Namun untuk menjadi terang
kita harus dibakar hangus.
Beberapa hari yang lalu kami mengalami putus listrik. Selama lima jam
kami berada di dalam kegelapan pada waktu malam. Jadi kami
terpaksa menyalakan lilin dan lilin itu memberikan cahaya yang begitu
333 | C A H A Y A I N J I L
indah! Saya berkata kepada Helen, "Lilin-lilin ini begitu bagus! Lidah
apinya begitu panjang, begitu mantap. Cahayanya bagus sekali." Lidah
apinya sepanjang satu setengah inci, memancarkan terang yang indah.
Namun lilin itu membayar harga yang mahal, karena untuk
memberikan terang, lilin itu dengan mantap dibakar sedikit demi
sedikit sehingga habis. Ia dibakar sampai hangus. Ia binasa. Lilin itu
memberikan dirinya dibakar sampai hangus supaya kita dapat
menikmati terang, supaya kita tidak jatuh dari tangga dan patah leher,
supaya kita dapat melihat ke mana kita pergi dan apa yang kita
lakukan. Kita sudah menerima terang itu. Kita harus menjadi terang.
Yesus berkata, "Kamu adalah terang dunia. Maka bercahayalah!"
Namun bercahaya itu mahal harganya; Anda akan dibakar sampai
hangus. Anda dibakar hangus, namun orang lain menerima
keselamatan. Terdapat suatu penderitaan yang harus dipikul oleh kita.
Terdapat suatu pengorbanan, suatu pembakaran yang harus kita alami
supaya orang lain dapat menerima hidup Kristus. Kita menjadi salur
bagi hidup Kristus, melalui kematian kita, melalui penderitaan kita.
Saya harap Anda memahami Kolose 1:24 dengan baik mulai sekarang.
"Aku bersukacita dalam penderitaanku," kata Paulus. Aku sangat
bahagia. Mengapa? "Kerana melalui penderitaanku aku menggenapkan
apa yang kurang pada penderitaan Kristus." Yesus mati untuk
membawa keselamatan - namun keselamatan itu akan berhenti di
Kalvari jika murid-murid-Nya tidak keluar dan membawa keselamatan
tersebut ke seluruh dunia. Yesus telah mati dan tidak ada orang yang
mengetahuinya. Semuanya berakhir di situ saja. Adalah menjadi
tanggung jawab murid-murid-Nya untuk pergi dan memberitakan kabar
baik itu ke seluruh dunia. Yesus memberi perintah kepada murid-
murid-Nya, "Pergi dan jadikan semua bangsa murid-Ku." Namun untuk
melakukan itu harganya sangat mahal. Mereka harus mengalami
penderitaan di sepanjang jalan. Bagian penderitaan ini, penderitaan
demi keselamatan dunia ditinggalkan oleh Yesus untuk dipikul oleh
murid-murid-Nya, untuk dipikul oleh gereja, untuk dipikul oleh Anda
dan oleh saya.
Ingat bahwa hal ini bukan saja berlaku untuk Paulus. Janganlah
berkata, "Nah, hanya Paulus yang menderita di sini." Apa yang ingin
ditekankan oleh Paulus adalah bahwa kita harus mengikut teladannya,
bahwa kita harus mempunyai pikiran yang sama dengan dia. Di Filipi
1:29-30, persis itulah yang dikatakan oleh Paulus, "Sebab kepada
334 | C A H A Y A I N J I L
kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus", -
sayangnya, inilah yang ingin dilakukan oleh gereja masa kini, yaitu,
"hanya percaya" - melainkan juga untuk menderita untuk Dia, dalam
pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan
yang sekarang kamu dengar tentang aku." "Kamu dan aku," Paulus
mengatakan, "kita terlibat dalam pergumulan yang sama, karena kamu
dan aku dipanggil bukan saja untuk percaya melainkan untuk
menderita. Kita terlibat dalam peperangan yang sama. Dan di dalam
peperangan untuk keselamatan jiwa-jiwa ini, sama seperti peperangan
yang lain, akan terdapat korban. Ada yang akan dilukai. Ada yang akan
terbunuh. Tidak ada peperangan di mana setiap orang keluar tanpa
segorespun. Setiap orang akan dilukai.
Mari kita mengamati nilai penderitaan ini. Penderitaan mempunyai nilai
keselamatan. Kebahagiaan penderitaan berpangkal dari hal ini: bahwa
kita telah dipanggil untuk membawa hidup Kristus dan keselamatan
Kristus kepada orang lain. Dalam proses melaksanakan itu, kita akan
menderita sambil menggenapkan apa yang kurang pada penderitaan
Kristus. Kita tidak dapat mati untuk menebus dosa orang lain. Hanya
darah Kristus yang dapat menghapus dosa dunia. Namun tidak
siapapun yang akan menerima berkat dari darah Kristus dan
keselamatan besar itu selama kita tidak membawanya kepada dunia.
Dalam melakukan itu, kita memikul salib kita, yaitu penderitaan kita.
Tentang hal penderitaan ini, terdapat begitu banyak bagian yang lain
dari ajaran Yesus dalam Alkitab yang mengatakan hal yang sama. 1
Petrus 3:14-15 mengatakan hal yang sama, "Tetapi sekalipun kamu
harus menderita juga karena kebenaran..." - catatkan bahwa ini sama
persis dengan kata-kata yang diucapkan oleh Yesus dalam ucapan
bahagia, "oleh sebab kebenaran" - "kamu akan berbahagia." Di sini
Petrus menggemakan kata-kata Yesus. Kemudian ia melanjutkan,
"sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan
janganlah gentar. Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai
Tuhan." Di sini sekali lagi kita harus mempunyai kesiapan untuk
bersukacita di dalam penderitaan oleh sebab kebenaran karena dengan
cara ini kita membawa Injil kepada orang lain.
7. Upahmu Besar
Marilah kita melihat poin yang terakhir, poin yang ketujuh. Mengapa
kita harus bersukacita di dalam penderitaan oleh sebab kebenaran?
Karena alasan-alasan yang telah dijelaskan di atas, dan lebih dari itu,
335 | C A H A Y A I N J I L
Yesus berkata di Matius 5:12: "karena upahmu besar di surga".
Upahmu besar. Mengapa upahmu besar? Karena dalam penderitaan,
Anda menjadi berkenan kepada Allah. Dan apa lagi? Karena Anda akan
ditemukan di antara nabi-nabi, "sebab demikian juga telah dianiaya
nabi-nabi yang sebelum kamu."Ah, begitu indahnya! Dengan demikian
Anda mendapati diri Anda tergolong di antara nabi-nabi. Anda
membuktikan diri Anda sebagai nabi Allah yang sejati. Anda tahu
bahwa setiap murid dipanggil untuk menjadi nabi, untuk membawa
firman Allah kepada orang lain, untuk membawa keselamatan kepada
yang lain. Itulah pekerjaan seorang nabi. Dan apabila Anda
menanggung penderitaan karena membawa keselamatan kepada orang
lain, Anda membuktikan diri bukan saja sebagai seorang murid, tetapi
juga sebagai seorang nabi Allah, seorang nabi Allah yang setia, yang
membawa Firman Allah, Firman kehidupan itu, kepada orang lain,
bukan saja melalui kata-kata namun melalui kehidupan Anda. Anda
ditemukan di tengah-tengah kelompok yang paling bagus. Anda
berkenan kepada Allah. Anda membuktikan diri sebagai seorang murid
yang sejati dan seorang hamba Tuhan yang setia. Bukankah ini alasan
untuk bersukacita? Anda bersukacita karena orang-orang seperti inilah
yang akan menjadi empunya Kerajaan Surga.
Di sini kita telah melihat alasan-alasan mengapa terdapat nilai yang
begitu besar dalam penderitaan. Dengan cara yang sama kita harus
juga, sebagai kesimpulan, mengingat hal ini. Kita harus menderita, jika
kita harus menderita sama sekali, oleh sebab kebenaran. Jangan ada
orang Kristen yang menderita karena berbuat salah! Jangan ada orang
Kristen yang menderita karena melakukan hal yang memalukan,
karena menjelekkan nama orang lain, karena memfitnah, karena
mengatakan apa yang tidak benar, karena berbuat salah. Kalimat
(klausul) yang terdapat di sini adalah, "oleh karena kebenaran", dan
bukan karena alasan yang lain. Dan jika Anda menderita oleh karena
kebenaran, bersukacitalah karena Anda tergolong di antara para nabi.
Namun itu bukan semuanya. Saya telah mendapati, dan saya berpikir
bahwa semua yang telah menderita oleh karena kebenaran dalam
ukuran apapun, apakah kecil atau besar, akan juga mendapati bahwa
tidak pernah hadirat Allah lebih dekat kepada Anda dibandingkan
dengan saat Anda menderita. Indah sekali! Saat Anda menderita oleh
sebab kebenaran - dan ini merupakan satu lagi alasan untuk
berbahagia - Anda akan menemukan bahwa hadirat Allah begitu dekat
336 | C A H A Y A I N J I L
kepada Anda, seperti sesuatu yang tidak pernah Anda alami
sebelumnya.
Kita menemukan hal yang sama di dalam firman Tuhan. Ketika Paulus
dan Silas dilempar ke dalam penjara, mereka bersukacita karena
dipenjarakan demi nama Yesus. Mereka menyanyikan puji-pujian
kepada Tuhan dan sebagai akibatnya, Tuhan menyatakan hadirat-Nya
dengan satu gempa bumi. Begitu besarnya gempa bumi itu sehingga
penjara itu hancur. Hadirat Tuhan dalam penderitaan! Di 2 Timotius
4:17, Paulus sedang diadili dan ia mengatakan ini: "semuanya
meninggalkan aku, tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan
menguatkan aku." Hadirat Allah begitu dekat kepadanya di dalam
penjara dan ketika dia diadili. Saya berdoa agar semua yang
mendengarkan khotbah ini mengerti dengan sepenuhnya nilai rohani
dari penderitaan. Semoga kita tidak lagi kedapatan mengerang dan
mengeluh. Ketahuilah bahwa penderitaan adalah berkat rohani yang
paling tinggi nilainya dan harus disambut dengan sukacita sebagai satu
penghargaan.
Gereja Barat, Gereja yang Tidak Menderita
Ketika saya berbicara tentang penderitaan di sini di Barat, saya
kadang-kadang bertanya apakah saya hanya menyia-nyiakan waktu
karena saya tidak mengenal banyak orang Kristen di sini yang tahu
apa-apa tentang penderitaan. Bagaimanapun, kesempatan apa yang
ada untuk Anda menderita? Jika saya mengkhotbahkan pesan ini di
Negeri Cina, saya akan merasakan bahwa setiap orang yang
mendengar dapat mengerti dengan jelas apa yang saya maksudkan.
Mereka akan dihiburkan dan dikuatkan. Namun ketika saya
memberitakan pesan yang sama di Barat, saya merasa seolah-oleh
sedang memukul-mukul udara dan omong kosong, karena tidak ada
orang yang mengerti apa itu penganiayaan. Mungkin kelak hari itu
akan tiba. Jalankanlah kehidupan yang saleh dalam Kristus Yesus.
Jangan pergi mencari masalah, tetapi jalankanlah kehidupan yang
saleh dalam Kristus Yesus dan penganiayaan akan segera datang.
Satu hal sangat menganggu saya tentang gereja Barat. Gereja di Barat
di antara tak diindahkan atau sangat dihormati. Kedua hal ini sangat
menganggu saya. Mengapa? Karena Alkitab mengatakan bahwa,
"setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan
menderita aniaya". Lalu mengapa gereja tidak dianiaya di Barat? Hal ini
337 | C A H A Y A I N J I L
menganggu saya. Terdapat sesuatu yang tidak betul dengan gereja,
karena dunia tidak mau menganiaya gereja. Ternyata dunia tidak
terkesan dengan gereja karena gereja tidak memberitakan apa-apa
yang berarti kepada dunia. Ia tidak melakukan apa-apa. Tidak ada
terang yang bercahaya. Kalau tidak, percayalah, dunia ini akan segera
menganiaya kita. Namun gereja masa kini terutamanya di Barat
ternyata tidak mengesankan dunia.
Saya juga terganggu karena gereja bukan saja tidak dianiaya, malah
diberi pelbagai macam hak istimewa dan penghormatan. Di Barat,
jabatan pendeta adalah jabatan yang sangat tinggi di dunia. Kami
diberi hak untuk ikut menandatangani formulir. Jika ada yang ingin
menjadi warganegara, kami bisa menandatangani. Kami diberi hak
untuk menandatangani banyak formulir. Kami tergolong sebagai orang-
orang kepercayaan pemerintah, seperti pengacara dan dokter dan
orang-orang semacam itu. Hanya orang-orang tertentu yang diberi
wewenang untuk menandatangani formulir-formulir khusus ini dan
kami adalah salah satunya. Hal ini menganggu saya. Saya tidak
menyukai perlakuan yang istimewa ini. Saya tidak merasa begitu
canggung di Timur di mana kami dihina dan ditolak. Di bagian Timur,
mereka berpikir, "Ah, pendeta! Mereka hanya satu kelas diatas
pengemis! Mereka ialah sampah masyarakat! Mereka ialah orang-orang
yang putus sekolah dan karena mereka tidak bisa mendapat pekerjaan
di tempat lain, jadi sekarang mereka menjadi pendeta." Bagus! Bagus
sekali! Sekarang kita mulai berbicara. Kami dihina dan ditolak, namun
kami bersukacita. Tetapi gereja hari ini, betapa jauhnya kita sudah
menyimpang. Saya berdoa pada Tuhan agar gereja akan bersinar
kembali sebagai terang dunia, agar gereja akan menjalankan
kehidupan yang begitu saleh, sehingga dunia merasa tidak nyaman
kembali. Sehingga dunia berkata, "Hei! Lebih baik kita mencabut hak
istimewa dari orang-orang ini. Mereka memberikan kami terlalu banyak
masalah."
Gereja masa kini tidak prihatin memberitakan kebenaran. Gereja tidak
prihatin memberitakan kekudusan. Ia hanya ingin memberitakan
dogma. Dan dunia tidak peduli dengan dogma. Mereka akan berkata,
"Kamu ingin percaya dogma kamu, silakan saja! Kamu mau percaya
Yesus melakukan ini dan melakukan itu, silakan saja! Selama kamu
tidak menganggu kehidupan kami, kamu bisa percaya apa saja yang
kamu suka. Kami tidak peduli apa yang kamu percayai, selama kamu
338 | C A H A Y A I N J I L
jangan menganggu kami." Selama Yohanes Pembaptis mengatakan apa
saja yang dia suka, mereka tidak kuatir. Namun saat Yohanes
Pembaptis berkata, "Kamu orang-orang berdosa!!" mereka menjawab,
"Apa? Apa yang kamu katakan tadi? Coba katakan sekali lagi!"
Sekarang dia mengalami masalah. Saya berharap agar Allah
membaharui gereja-Nya di hari-hari terakhir ini. Dan sementara itu,
marilah kita memikul salib kita dan mengikut-Nya.
Ucapan Bahagia Dan Buah Roh
Matius 5:3-12 - Pesan yang kesembilan dari 10 tentang 'Ucapan
Bahagia'
Disampaikan oleh Pastor Eric Chang
Hari ini kita melanjutkan pelajaran kita dalam Firman Allah seraya kita
mempelajari Ucapan Bahagia, yaitu, ucapan-ucapan berkat yang kita
baca dari permulaan Khotbah di Bukit. Kalimat-kalimat yang diawali
oleh kata-kata "Berbahagialah orang yang..." - semua ucapan-ucapan
berkat itu disebut Ucapan Bahagia.
Kita telah mempelajari ke-9 Ucapan Bahagia itu, namun hari ini kita
harus menanyakan apakah terdapat semacam susunan, apakah
terdapat semacam urutan, atau apakah terdapat suatu arah tertentu
dalam ucapan-ucapan tersebut. Tujuan kita tidak semata mempelajari
ucapan-ucapan tersebut secara individu dan satu demi satu, namun
supaya kita juga memahami apakah terdapat semacam hubungan di
antara ucapan-ucapan tersebut, apakah mereka membentuk semacam
kesatuan; suatu kesatuan yang menyeluruh. Beberapa saran telah
diusulkan tentang bagaimana setiap ucapan itu berkaitan dengan yang
lain. Setelah meneliti semua saran itu, saya harus mengaku bahwa
mereka tidak memuaskan saya. Mereka tidak menjawab pertanyaan-
pertanyaan saya dan saya mendapati bahwa secara eksegese mereka
tidak cukup mantap. Lalu, apakah unsur yang menyatukan ucapan-
ucapan tersebut?
Jadi saya terus mengamati ucapan-ucapan bahagia ini, untuk melihat
apakah terdapat semacam penghubung tertentu yang tidak dangkal
339 | C A H A Y A I N J I L
dan mantap secara eksegese. Itu berarti ia harus berdasarkan eksposisi
yang tepat akan ajaran Tuhan dan tidak melangkahi bagian manapun.
Dengan kata lain, ia merupakan satu penjelasan yang tidak hanya
mempertimbangkan bagaimana 2 atau 3 ucapan bahagia berhubungan
dengan 2 atau 3 yang lain, tetapi satu yang menyatukan
keseluruhannya. Bagaimana kita dapat menemukan, bagaimana kita
dapat memahami ke-9 ucapan bahagia ini? Saya harus mengatakan
bahwa, makin saya merenungkan firman Tuhan, makin saya takjub
akan keindahan yang terkandung di dalamnya.
Tugas yang Berat: Menyampaikan Apa yang Dilihat
Namun saya merasa menyesal karena seringkali saya merasa tidak
mampu menyampaikan atau menjelaskan dengan baik apa yang saya
lihat. Dengan kata lain, melihat sesuatu tidak berarti Anda mampu
menjelaskan dengan kata-kata apa yang Anda lihat. Itulah sebabnya
mengapa saat kita datang pada, misalnya, kitab Wahyu, kita lihat
bahwa Yohanes berusaha untuk menjelaskan penglihatan surgawinya,
dan kita juga merasakan bahwa Yohanes benar-benar mengalami
kesukaran. Ia mengalami kesulitan menggambarkan apa yang dia lihat.
Jadi saat seorang pembaca membacanya, semua yang dia lihat adalah
binatang-binatang aneh yang keluar dari laut, atau masuk ke dalam
laut dan melakukan hal-hal yang aneh. Makin Anda membaca, makin
Anda bertanya-tanya apa sebenarnya yang ingin disampaikan oleh
Yohanes. Kelihatannya hampir seperti sebuah zoo gaib yang
mengandungi pelbagai macam binatang yang aneh merangkak keluar
masuk dari laut dan atas darat, dan hal-hal seperti itu. Tetapi, jika
Anda merenungkan lebih dalam, Anda menyadari bahwa Yohanes
sedang berusaha untuk menggambarkan sesuatu yang paling sulit
untuk dijelaskan dengan bahasa manusia, atau untuk menyampaikan
penglihatan rohani yang telah dilihatnya.
Saya tidak berniat untuk menyatakan bahwa saya telah mencapai
kebesaran rohani Yohanes. Dia berada jauh di atas sana, sedangkan
saya masih melayang-layang di suatu tempat yang jauh lebih dekat
dengan tanah (dan saya berdoa agar oleh anugerah Allah saya akan
semakin maju dengan bergulirnya waktu). Namun saya masih juga
merasakan masalah yang sama, bahwa, meskipun saya melihat
sesuatu - saya melihatnya - namun saya merasa sangat sulit untuk
menyampaikannya dengan jelas dan sederhana, dalam bentuk yang
mudah dimengerti. Jadi oleh pertolongan Allah, saya akan berusaha
340 | C A H A Y A I N J I L
untuk melukiskan satu pandangan panorama, semacam visi spiritual
bagi ucapan-ucapan bahagia ini. Saya mengaku banyak kali saat saya,
bahkan dalam beberapa minggu yang terakhir selama saya berkhotbah
tentang Ucapan Bahagia, saya merasa sangat kecil hati karena saya
merasa saya tidak benar-benar berhasil dalam menyampaikan apa
yang saya lihat. Tapi saya berdoa agar Anda tidak bergantung
sepenuhnya pada kata-kata saya untuk mendapatkan visi itu, tapi Roh
Allah akan menolong Anda seraya Anda mendengarkan eksposisi firman
Allah untuk mengetahui apa yang ingin Tuhan katakan secara langsung
kepada Anda. Dengan demikian, mungkin Roh akan melengkapkan,
sebenarnya lebih dari melengkapkan, apa saja kekurangan atau
keterbatasan dalam ekspresi pada pihak saya.
9 Ucapan Bahagia dan 9 Buah Roh
Di sini ada 9 ucapan bahagia. Apakah yang menyatukan ke-9 ucapan
tersebut? Saya sudah banyak kali mengatakan bahwa Paulus adalah
penafsir ajaran Yesus yang tiada tandingannya, seorang penafsir ajaran
Yesus yang luar biasa. Dengan kata lain, apa yang kita miliki dalam
Perjanjian Baru adalah teks yang terdiri dari ajaran Yesus, dan tafsiran
yang merupakan eksposisi dan aplikasi Paulus akan ajaran Yesus. Saya
telah mendapati berulang kali ketika saya mengalami kesulitan untuk
memahami ajaran Yesus dengan tepat, saya akan menemukan pada
suatu tempat di dalam pengajaran Paulus hal tersebut dijelaskan
dengan baik, jauh lebih jelas daripada yang dapat kita lakukan sendiri.
Jadi, terdapat 9 ucapan bahagia, dan saya mencari-cari apakah Paulus
mengatakan sesuatu di tempat lain yang mempunyai aplikasi rangkap-
9. Saya pasti saat saya menyebut rangkap-9, sesuatu timbul di pikiran
Anda dengan segera. Dengan segera banyak di antara saudara akan
mengingat bahwa buah Roh pada Galatia 5:22-23 terdiri dari rangkap-
9. Apakah satu kebetulan terdapat 9 ucapan bahagia? Tidak di
manapun juga yang saya tahu dalam tulisan Paulus terdapat urutan
rangkap-9 seperti yang terdapat pada buah Roh dalam Galatia 5.
Apabila Anda menempatkan Ucapan Bahagia, ke-9 ucapan itu di satu
sisi, dan buah Roh, semuanya di sisi yang lain, Anda mungkin berkata,
"Tidak, aku tidak melihat adanya persesuaian. Satu dimulai dengan
'Berbahagialah orang yang miskin' dan yang satu lagi, 'Buah Roh
adalah kasih'." Nah, jangan begitu cepat, jangan begitu cepat, karena
Paulus, tentu saja, adalah seorang penafsir. Ingat bahwa sebagai
seorang penafsir, dia tidak akan semata-mata mengulangi Ucapan
341 | C A H A Y A I N J I L
Bahagia begitu saja. Dia akan menjelaskan artinya. Ini adalah satu hal
yang sama sekali berbeda.
Apakah Persesuaian itu Satu Kebetulan?
Pertama, mari kita mempertimbangkan apakah terdapatnya 9 butir
dalam setiap daftar merupakan satu kebetulan. Kita tidak perlu pergi
terlalu jauh untuk menemukan suatu jawaban karena di Galatia 5, di
fasal yang sama, beberapa ayat sebelumnya, rasul Paulus berbicara
tentang perbuatan-perbuatan daging. Mungkin kita membaca bersama
ayat tersebut, Galatia 5:19 berbunyi demikian: "Perbuatan daging
telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan
berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan
diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta
pora dan sebagainya." Paulus melanjutkan untuk berkata,"Terhadap
semuanya itu kuperingatkan kamu - seperti yang telah kubuat dahulu -
bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." Tidak kira kekristenan model
apa yang dianuti Anda, tidak kira berapa kerap Anda pergi ke gereja,
tidak kira Alkitab sebesar apa yang Anda bawa, orang-orang seperti ini,
rasul Paulus mengatakan, tidak akan mendapat bagian di dalam
kerajaan Allah; artinya, mereka tidak akan mewarisi hidup yang kekal.
Sekarang saya mau Anda mencatatkan bahwa pokok di sini adalah
tentang kerajaan Allah, sama persis seperti di dalam Ucapan Bahagia.
Ucapan bahagia yang pertama mengatakan, "Berbahagialah orang yang
miskin di hadapan Allah, karena merekalah empunya kerajaan Allah"
dan ucapan bahagia yang kedelapan juga mengatakan, "Berbahagialah
orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah
empunya kerajaan Allah."
Ketika saya membacakan daftar perbuatan-perbuatan daging sebentar
tadi, saya bertanya-tanya apakah Anda menghitungnya. Berapa banyak
yang disebutkan Paulus? Ia menyebutkan 15 kategori perbuatan
daging. 15 kategori! Nah, sekali lagi saya berminat untuk mengetahui
apakah Paulus membuat-buat 15 kategori itu sendiri, hanya dari
pikirannya sendiri atau apakah 15 kategori itu juga didasarkan pada
suatu tempat dalam pengajaran Yesus. Tentu saja, dengan segera
firman Tuhan di Matius dan Markus muncul di pikiran saya dan saya
melihat ke dalam ajaran Yesus di Markus 7:21-22 di mana Anda akan
menemukan satu daftar yang mengatakan, "sebab dari dalam, dari hati
orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian,
342 | C A H A Y A I N J I L
pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa
nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan." Berapa banyak
menurut perhitungan Anda? 13. "Aha!" Anda berkata, "13! Paulus ada
15. Kurang 2!"
Jangan begitu cepat karena, tentu saja, kita memiliki apa yang disebut
'kesejajaran sinoptis'. Pesan yang sama ini juga tercatat dalam Injil
Matius dan cukup menarik, dengan 2 perbedaan, dan jika Anda
menambahkan kedua perbedaan dari perikop sejajar dari Matius ini,
berapa yang Anda dapat? 15. Ah! Saya begitu kaget setelah
membandingkan kedua daftar itu dan menghitung mereka! Paulus
adalah seorang yang sangat teliti. Dia tak akan melalaikan apa-apa.
Apakah 2 hal tersebut dalam Matius yang tidak disebut dalam Markus?
Nah, dari daftar yang terdapat di Matius (Matius 15:18-19) yang lebih
singkat dari Markus, Anda akan menemukan dua butir yang tidak
disebut oleh Markus. Salah satunya ada di ayat 19 yaitu 'sumpah
palsu'. Istilah 'sumpah palsu' tidak muncul di daftar Markus.
Untuk perbedaan yang kedua, jika Anda mengandalkan terjemahan
bahasa Inggeris, Anda tidak akan menemukannya. Itulah sebabnya
saya berulang kali mengatakan kepada tim pelatihan, "kamu harus
belajar untuk berfungsi dalam bahasa Yunani" dan saat ini mereka
sangat tekun mempelajari bahasa Yunani. Jika Anda hanya bergantung
kepada terjemahan bahasa Inggeris, Anda tidak dapat melihat
perbedaannya. Terjemahan Inggeris telah melenyapkan satu
perbedaan yang penting melalui terjemahannya. Perhatikan bahwa di
Matius 15:18 kata untuk 'pikiran jahat' adalah 'dialogismoi poneroi',
yang berarti, pikiran mereka jahat, tapi di Markus kata yang dipakai
adalah kata yang berbeda dalam bahasa Yunani. Kata itu bukan
'poneros' tapi 'kakos', satu kata yang berbeda. Namun begitu, jika
Anda menyemak Alkitab terjemahan RSV, Anda akan mendapati
keduanya diterjemahkan sebagai 'pikiran jahat' seolah-olah teks yang
asli mempunyai kata yang sama. Itulah sebabnya mengapa tidak ada
penafsir Alkitab, tidak ada ekspositor Alkitab, bisa bergantung pada
bahasa Inggeris untuk menjelaskan Alkitab karena perbedaan-
perbedaan yang penting telah dihapuskan, tanpa mempertimbangkan
perbedaan kata-kata itu.
Perbedaannya tidak hanya pada perbedaan kata; tapi juga pada
kenyataan bahwa satu mempunyai kata sandang dan yang satu lagi
343 | C A H A Y A I N J I L
tidak mempunyai kata sandang. Di Matius, kata tersebut muncul tanpa
kata sandang, dan sebaliknya di Markus, kata sandang dipakai di
bagian ini. Jadi terdapat dua perbedaan yang penting, namun begitu
Anda tidak dapat memperhatikan perbedaan tersebut dari Alkitab
bahasa Inggeris sama sekali. Siapa saja yang mempunyai sedikit
pengetahuan akan bahasa Yunani tahu bahwa terdapat perbedaan
antara 'poneros' dan 'kakos', yakni, kedua kata tersebut tidak
mempunyai arti yang sama. Kata-kata tersebut digunakan dengan
berbeda.
Saya ingin membagikan dengan Anda apa yang disimpulkan oleh Uskup
Besar Trent dalam penelitiannya akan sinonim-sinonim dalam PB. Ia
menyatakan bahwa perbedaan antara kata 'kakos' dalam Markus dan
kata 'poneros' dalam Matius dapat disimpulkan dengan demikian: kata
'kakos' bermakna 'buruk' [tapi kata 'poneros' berarti 'jahat']. Seorang
yang 'buruk' atau 'tidak baik' mungkin merasa puas jika dia binasa
sendiri karena kejahatannya sendiri, tapi seorang yang 'jahat' tidak
puas melainkan dia juga merusakkan orang lain dan menarik mereka
ke dalam kebinasaan yang sama seperti dia. Jadi kata 'kakos' dalam
Markus menggambarkan seorang yang 'buruk/tidak baik'. Ia puas
merusakkan dirinya sendiri atau mengizinkan dirinya dirusakkan. Tapi
dalam Matius, yang dipakai adalah kata 'jahat', yaitu, berbeda dengan
orang yang buruk, dia tidak hanya merusakkan dirinya sendiri tapi dia
ingin juga merusakkan orang lain. Ia ingin menarik orang lain untuk
berbuat berdosa. Itu satu perbedaan yang besar. Anda tidak bisa,
seperti terjemahan Inggeris, menterjemahkan dua kata yang berbeda
dengan kata yang sama - "pikiran jahat". Itu tidak bisa diizinkan.
Dari sini kita melihat bahwa kedua daftar itu mempunyai jumlah butir
yang sama. Daftar Paulus mempunyai 15 butir. Daftar Matius dan
Markus tergabung (karena mereka sejajar) pada kenyataannya juga
mengandungi jumlah-bersih 15 butir. Apakah mungkin itu satu
kebetulan? Jadi buah Roh dan Ucapan Bahagia masing-masing
mengandungi 9 butir, dan perbuatan-perbuatan daging masing-masing
mempunyai 15 butir dalam kedua daftar. Saya percaya Anda mulai
menyadari bahwa ini tidak mungkin satu kebetulan semata-mata.
Tentu saja sebagaimana telah kita perhatikan, buah Roh dan Ucapan
Bahagia keduanya merujuk kepada Kerajaan Allah. Hal ini menjadi
lebih signifikan mengingat kata "Kerajaan Allah" jarang dipakai oleh
Paulus, hanya sebanyak 14 kali dalam tulisan Paulus. Setelah
344 | C A H A Y A I N J I L
menegakkan poin ini, mari kita kembali ke Ucapan Bahagia untuk
mencari suatu unsur yang mempersatukan, suatu unsur spiritual yang
mengaitkan ke-9 ucapan bahagia itu. Apakah unsur itu?
Perbuatan-perbuatan Daging adalah Akibat dari Pikiran-pikiran
dalam Hati
Baik, kita sudah perhatikan tadi bahwa ketika kita meletakkan kedua
daftar itu bersebelahan, kita tidak melihat adanya persesuaian antara
mereka. Mengapa? Ini sangat penting. Bila Anda mempelajari Alkitab,
perhatikan dengan teliti kata-katanya. Kedua daftar itu berbeda dari
satu sama lain. Maksud saya, ajaran Yesus dan Paulus mempunyai satu
hubungan internal, namun berbeda dari satu sama lain dalam satu cara
yang sangat penting. Apakah cara itu? Nah, kalau Anda melihat daftar
kejahatan itu, apakah yang Anda perhatikan? Yesus berkata, "sebab
dari dalam, dari hati orang" - dari hati Anda sebagai manusia duniawi
keluar 15 jenis kejahatan itu. Semua ini tidak semata 15 jenis
kejahatan; mereka adalah kategori. Terdapat 15 kategori yang
termasuk semua jenis kejahatan yang berbeda di bawah nama yang
sama. Sebab dari dalam, dari hati orang - Yesus sedang berbicara
tentang sikap hati - namun itu bukan yang dibicarakan oleh Paulus.
Paulus berkata, "Perbuatan daging adalah...", dan diikuti oleh 15
kategori kejahatan. Apakah Anda mengikut apa yang terjadi?
Perhatikan bahwa yang dibicarakan oleh Yesus adalah pikiran-pikiran di
dalam, namun Paulus sebagai seorang penafsir sedang menjelaskan
apakah akibat/konsekwensi dari pikiran-pikiran jahat itu. Oleh karena
itu, tentu saja, Anda tidak mengharapkan kedua daftar itu persis
bersesuaian karena satu berbicara tentang pikiran Anda, yaitu, sikap
hati Anda sebelum lahir baru, ketika Allah belum masuk ke dalam
kehidupan Anda dan mengubah Anda; sedangkan Paulus berbicara
tentang apa yang terjadi saat pikiran-pikiran itu menghasilkan buah
dalam tindakan, ketika pikiran menjadi perbuatan daging. Ingatlah
perbedaan yang penting ini dengan baik.
Yesus berbicara tentang sikap dalam hati. Paulus berbicara tentang
akibat dari sikap tersebut. Saat kita kembali ke Ucapan Bahagia, kita
melihat hal yang persis sama, ucapan-ucapan bahagia berbicara
tentang sikap hati. Berbahagialah orang yang miskin di mana? Dalam
roh. Berbahagialah orang yang suci hatinya... sekali lagi Yesus
berbicara tentang sikap hati; Ia berbicara tentang sikap batiniah
seseorang secara rohani. Namun Paulus bukan berbicara tentang itu. Ia
345 | C A H A Y A I N J I L
berbicara tentang buah Roh, sebagai imbangan kepada perbuatan
daging. Di sini, Anda akan mendapati bahwa buah adalah sesuatu yang
dihasilkan dari sebatang pohon. Buah tidak berada di dalam pohon itu;
ia dihasilkan diluar. Buah adalah manifestasi dari kehidupan dalam
pohon itu. Ia adalah sesuatu yang dapat diambil dari pohon tanpa
mempengaruhi pohon itu sama sekali. Anda tidak dapat mengambil
sikap hati dari seseorang - pikirannya, perasaannya, sikapnya - namun
Anda bisa menikmati perbuatannya, yakni buahnya. Kedua hal ini
amatlah penting. Dalam setiap kasus, Yesus berbicara tentang sikap
hati, dan saya menekankan hal ini sekali lagi, dan dalam kasus Paulus
dia sedang menjelaskan apa yang akan terjadi jika Anda mempunyai
sikap hati itu. Jika Anda mempunyai sikap hati yang berdosa, maka
Anda akan menghasilkan perbuatan-perbuatan daging yang
digambarkan oleh 15 butir itu.
Jadi, seorang penafsir tidak hanya mengulangi apa yang dikatakan oleh
Yesus. Saya tidak menjelaskan Alkitab kepada Anda jika saya hanya
membacakan ucapan-ucapan bahagia itu kepada Anda, karena Anda
bisa membacanya sendiri. Paulus tidak mengulangi Ucapan Bahagia
begitu saja. Ia mengira para pendengarnya, yang terdiri dari orang-
orang Kristen, telah diajarkan ajaran Tuhan sebelumnya. Ia sedang
menjelaskan kepada mereka apa yang akan terjadi - apakah perbuatan
yang muncul dari pikiran jahat seperti itu dan apakah buah yang
dihasilkan dari pikiran-pikiran yang suci. Ini sangat penting untuk
dimengerti.
Sekarang kita sadar bahwa Paulus sedang menerapkan dan
menjelaskan apa yang dikatakan oleh Yesus. Yesus tidak menekankan
aspek perbuatan daging atau buah Roh karena satu sebab yang sangat
sederhana: karena Ia tahu jika Anda memiliki pikiran-pikiran ini,
pikiran-pikiran yang suci ini (pikiran-pikiran yang membawa
kebahagiaan ini), maka Anda akan menghasilkan buah Roh. Bagian ini
adalah pekerjaan Roh. Anda tidak dapat melakukan hal-hal itu. Anda
tidak dapat menghasilkan buah itu. Menurut definisi mereka adalah
buah dari Roh. Tidak ada apa-apa yang dapat Anda lakukan. Yesus
memberitahu kita apa yang harus kita lakukan supaya Allah dapat
melakukan sesuatu di dalam diri kita. Jadi Ia meninggalkan bagian itu
kepada pekerjaan Roh. Ataupun perbuatan daging, Ia tahu bahwa jika
Anda mempunyai pikiran-pikiran jahat itu, apa yang akan terjadi pada
waktunya adalah pikiran-pikiran jahat itu akan mengungkapkan dirinya
346 | C A H A Y A I N J I L
dalam perbuatan-perbuatan daging tersebut. Jadi setelah mengatakan
bagian yang pertama, bagian yang kedua akan mengikuti, tapi Paulus
sebagai seorang penafsir mempunyai tugas untuk menjelaskan dengan
eksplisit apakah hal-hal yang akan mengikuti apakah dalam kasus
pikiran suci atau pikiran jahat. Saat Anda memahami semua ini, saya
pikir Anda akan mulai melihat bahwa dari semua ini sesuatu yang
sangat menakjubkan terjadi.
Miskin di Hadapan Allah dan Kasih adalah Fondasi
Mari kita menelusuri pemerhatian kita dan menguji apakah
pemerhatian kita benar. Ucapan bahagia yang pertama
mengatakan, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,
karena mereka adalah empunya Kerajaan Sorga" dan buah Roh yang
pertama adalah kasih. Pertama-tama, saya ingin Anda perhatikan
bahwa ucapan bahagia yang pertama adalah pernyataan fondasi, yang
terkandung dalamnya delapan ucapan bahagia yang berikut. Hal yang
sama berlaku juga untuk buah Roh. Buah Roh yang pertama 'kasih'
adalah buah yang mengandungi kedelapan buah yang lain dalam
dirinya. Itulah sebabnya Paulus tidak berkata, "buah-buah Roh"
(dalam bentuk jamak). Ia berkata, "buah Roh", (bentuk tunggal), satu
buah yang mempunyai manifestasi rangkap-9, seperti setandan buah
anggur. Hanya setandan, tapi mengandungi 9 buah anggur padanya.
Mereka semua adalah bagian dari satu hal yang sama. Terdapat satu
penyatuan yang internal. Jadi miskin di hadapan Allah adalah
pernyataan fondasi dari mana semua ucapan bahagia yang lain berasal,
dan kasih adalah buah fondasi dari mana delapan yang lain mengikut.
Jika Anda tidak ada kasih, Anda juga tidak ada sukacita, tidak ada
damai sejahtera. Tak satupun yang akan mengikut. Jika Anda tidak
miskin di hadapan Allah, Anda juga tidak berdukacita karena dosa,
Anda juga tidak haus dan lapar akan kebenaran, Anda juga tidak
murah hati - semua ini berasal dari unsur fondasi itu.
Pandanglah hal ini seperti ini: apabila Anda mempelajari ajaran Yesus,
janganlah terburu-buru mengeluarkan buku tafsiran dan mempelajari
buku tafsiran. Cara yang tepat untuk mempelajari Alkitab adalah
menanyakan diri Anda satu pertanyaan. Dan alasan mengapa Paulus
dapat menjadi penafsir yang begitu baik, begitu dalam pengertiannya
akan firman Allah adalah karena ketika dia mempelajari Alkitab, dia
tidak berkata, "Apa yang dikatakan oleh Profesor ini dan Profesor itu?"
Atau "Apa yang dikatakan oleh pendeta ini dan pendeta itu?" Apa yang
347 | C A H A Y A I N J I L
dia lakukan adalah dia melihat firman itu, dan menerapkan firman itu
pada dirinya dan lihat apa terjadi. Saat Anda mempelajari Alkitab,
belajarlah dengan cara ini: Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang
miskin di hadapan Allah, karena merekalah empunya kerajaan Surga",
dan saya berkata pada diri saya, "Tuhan, tolonglah aku supaya menjadi
miskin di hadapan Allah. Tuhan, oleh anugerah-Mu, aku akan menjadi
miskin di hadapan Engkau. Aku akan berusaha menjadi miskin." Apa
yang akan terjadi pada saya saat saya menjadi miskin dalam roh?
Jawabnya akan datang. Jika Anda datang pada Dia dan datang dalam
kemiskinan, Anda akan tahu dari pengalaman apa yang akan dilakukan
Allah pada Anda. Anda tahu apa yang akan dilakukan Allah pada Anda
saat Anda datang pada-Nya dengan penuh ketergantungan: "Aku
datang pada Engkau dalam kemiskinan", berarti, "aku datang pada-Mu,
Tuhan, seperti pengemis rohani. Aku tidak memiliki apa-apa dalam
diriku. Kasihanilah aku seperti Engkau mengasihi seorang pengemis,
karena seperti itulah aku dalam roh, aku hanya seorang pengemis."
Tahukah Anda apa yang akan dilakukan Allah? Ia akan mencurahkan
kebaikan-Nya dan kasih-Nya ke atas diri Anda. Itulah yang akan Dia
lakukan. Dan Anda akan mengalami-Nya! Anda tidak perlu buku
tafsiran untuk memahami arti ayat itu. Anda akan mengalami curahan
kasih-Nya dalam kehidupan Anda. Kemudian Anda mengerti, "Ah,
menjadi miskin di hadapan Allah berarti kasih Allah akan dicurahkan ke
dalam hati-ku!" Itulah sebabnya Paulus mengatakan itu, persis kata-
kata itu di Roma 5:5 bahwa, "kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati
kita oleh Roh Kudus." Paulus berbicara tentang pengalaman. Ia
berkata, "Aku mengetahuinya karena Ia telah mencurahkan kasih-Nya
ke dalam hatiku oleh Roh Kudus." Jika Anda datang pada-Nya sebagai
seorang pengemis rohani, Anda akan mengalami kemurahan-Nya,
kasih-setia-Nya dan rahmat rohani yang dicurahkan-Nya ke atas diri
Anda.
Berdukacita dan Bersukacita
Jika Anda mempelajari firman Tuhan dengan cara ini, bukan secara
akademik namun secara rohani, kita akan melihat bahwa kesimpulan
yang dibuat Paulus lahir dari pengalaman. Hal yang sama berlaku
untuk seluruh ucapan bahagia. Apa terjadi kepada mereka yang
berdukacita, yang berdukacita karena dosa mereka, yang berdukacita
karena dosa orang lain, yang berdukacita karena dosa gereja seperti
Ezra dan Nehemia berdukacita karena dosa Israel? Apabila Ezra
348 | C A H A Y A I N J I L
berkata, "Tuhan, kami telah berdosa. Kami, umat-Mu telah berdosa.
Kasihanilah kami." Apa yang terjadi? Apa akan terjadi saat Anda
berdukacita karena dosa? Nah, Tuhan akan mencurahkan
pengampunan-Nya ke atas diri Anda. Dan apa terjadi saat Anda
diampuni? Anda akan dipenuhi dengan sukacita. Justru itulah yang
dikatakan di ayat yang sejajar dalam Injil Lukas. Di Lukas 6:21 (ayat
yang sejajar kepada ayat di Matius), ucapan bahagia yang kedua
mengatakan ini, "Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis,
karena kamu akan tertawa." Anda akan tertawa. Anda akan dipenuhi
dengan sukacita.
Dapatkah Anda melihat apa yang sedang dilakukan Paulus? Ia sedang
menjelaskan akibat dari menerapkan ucapan-ucapan bahagia ke dalam
kehidupan Anda. Jika Anda berdukacita karena dosa, karena dosa
orang lain, dan karena dosa gereja - maka seperti yang dikatakan juga
oleh Yesus di Lukas 6:21, "Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini
menangis, karena kamu akan tertawa", yang berarti, Anda akan
dipenuhi dengan sukacita. Di sini kita mendapati buah Roh yang kedua
bersesuaian dengan sikap hati seorang murid yang bersukacita. Anda
berdukacita karena dosa - itu bagian yang perlu Anda lakukan - dan
Allah akan, di pihak-Nya oleh Roh, memenuhi Anda dengan sukacita.
Dapatkah Anda melihat betapa mudahnya untuk dimengerti? Sangat
mudah untuk dimengerti.
Lemah Lembut dan Damai Sejahtera
Kita melanjutkan ke ucapan bahagia ketiga. "Berbahagialah orang yang
lemah lembut..." Daripada mempelajari ayat ini secara akademis,
bertanyalah kepada diri Anda, "Apa akan terjadi padaku jika aku
menjadi lembah lembut, jika sikapku yang sombong ditiadakan dari
diriku?" Jika Anda menjadi lemah lembut, menjadi rendah hati, Anda
akan mengalami damai Allah dicurahkan ke dalam hati Anda. Anda
akan mengalami suatu damai sejahtera yang tidak pernah Anda alami
selama ini. Tentu saja, itulah yang dikatakan oleh Yesus di Matius
11:28-29: "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban
berat...belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati
dan jiwamu akan mendapat ketenangan." Inilah akibat dari
kelemahlembutan: ketenangan dalam jiwa. Paulus tidak lalai untuk
memperhatikan hubungan antara kelemahlembutan dan damai
sejahtera dalam ajaran Yesus sendiri. Lagi pula, pengalamannya sendiri
memperkuat hubungan ini.
349 | C A H A Y A I N J I L
Haus dan Lapar akan Kebenaran dan Kesabaran
Dan selanjutnya, apa terjadi jika Anda haus dan lapar akan kebenaran?
Apa terjadi jika Anda lapar dan haus akan Allah ? Perhatikan bentuk
kata kerja yang berterusan - "terus menerus lapar dan haus". Anda
terus menerus haus dan lapar akan kebenaran - apa yang akan terjadi
pada Anda? Itu akan membangunkan di dalam diri Anda kesabaran
rohani, yang terkadang diterjemahkan sebagai ketabahan, terkadang
ketahanan, dan terkadang saya lebih senang menerjemahkan sebagai
'pantang mundur' - orang yang pantang mundur. Pantang mundur -
inilah yang diperlukan oleh setiap orang Kristen.
Saya mendapati begitu banyak orang Kristen yang mudah mundur.
Mereka mengalami sedikit kesulitan dan dengan segera bendera putih
dikibarkan. Mereka berkata kepada Iblis, "Okay, okay, aku menyerah.
Jangan bunuh aku. Aku menyerah." Ada begitu banyak orang Kristen
yang menyerah. Mereka belum pernah mengalami apa yang dikatakan
Paulus mengenai kehidupan dalam Kristus bahwa, "Kristus, yang selalu
membawa kami di jalan kemenangan-Nya." Paulus adalah orang yang
tak mengenal apa itu kekalahan rohani karena ia menerapkan prinsip-
prinsip rohani itu ke dalam hidupnya dan karena itu sentiasa
memperoleh kemenangan. Okay, terkadang kita dirobohkan namun itu
bukan berarti kekalahan. Dalam gelanggang tinju, Anda tidak menang
hanya dengan menjatuhkan orang itu; Anda harus meng-'KO'-kan
orang itu. Paulus berkata, "aku dihempaskan, namun tidak binasa." Dia
dirobohkan, namun dia bangun kembali dan mengalahkan lawannya.
Itulah caranya. Kita sering dirobohkan, namun tidak dikalahkan! Tidak,
tidak, karena Kristus sentiasa memberikan kemenangan kepada kita.
Ditinggalkan seorang diri, Iblis dengan mudah dapat menghapuskan
kita. Kita menjadi kosek kakinya, diinjak-injak olehnya. Tapi melalui
Kristus, kita sentiasa memperoleh kemenangan.
Jadi, apa terjadi kepada mereka yang lapar dan haus akan kebenaran?
Mereka belajar ketabahan. Apa lagi yang melatih kita dalam hal
ketabahan rohani selain dari belajar untuk mempertahankan sikap haus
dan lapar akan kebenaran di sepanjang kehidupan rohani kita? Kita
tidak harus merasa puas, atau merasa cukup, dan jangan sekali-kali
berkata, "Aku sudah mengetahui segala yang perlu diketahui. Aku
sudah mempelajari Alkitab selama 20 tahun. Sudah cukup untuk
sekarang. Aku tahu segalanya. Aku mengetahui lebih banyak dari
kebanyakan orang." Jangan sekali-kali merasa puas sehingga kita
350 | C A H A Y A I N J I L
berpikir, "Nah, aku sudah mencapai kedewasaan rohani. Aku tidak
perlu mengejar lagi." Tidak, tidak. Anda harus terus mengejar karena
melaluinya Anda memperoleh ketabahan rohani. Mereka yang tidak
terus mengejar adalah mereka yang telah menyerah.
Murah hati dan Kemurahan
Mari kita lihat poin selanjutnya - murah hati. Ucapan bahagia
mengatakan, "Berbahagialah orang yang murah hatinya" dan buah Roh
yang sepadan dengan murah hati adalah kemurahan. Kedua kata ini
mempunyai arti yang begitu dekat sehingga hampir tidak perlu kita
menarik suatu hubungan. Sebenarnya kata 'murah hati' dan
'kemurahan' sentiasa dihubungkan dalam Perjanjian Baru. Sebagai
contoh Titus 3:4 di mana terdapat kata 'kemurahan' seperti yang
ditemukan dalam buah Roh, dan di ayat 5 terdapat kata 'murah hati'
(yang diterjemahkan sebagai 'rahmat'). Murah hati dan kemurahan -
yang satu adalah akibat dari yang lain. Yang satu begitu berhubungan
dengan yang lain sehingga tidak membutuhkan penjelasan lebih lanjut.
Murah hati dan kemurahan sentiasa dihubungkan. Di 1 Petrus 2:3 Anda
melihat kata 'kemurahan' ('kebaikan' menurut terjemahan Indonesia)
dan di ayat 10 Anda menemukan kata 'murah hati' (belas kasihan
menurut terjemahan Indonesia).
Hati yang Suci dan Kebaikan
Dalam ucapan bahagia yang keenam, "Berbahagialah orang yang suci
hatinya", kita melihat kata yang sepadan dengan buah Roh adalah
kebaikan. Hubungannya begitu jelas hampir tidak ada apa-apa yang
perlu dikatakan. Hubungan ini bahkan dinyatakan juga secara eksplisit,
misalnya, di 1 Timotius 1:5 di mana Anda menemukan kata 'suci'
seperti yang terdapat dalam Khotbah di Bukit, dihubungkan secara
langsung dengan kata 'baik' seperti yang terdapat dalam buah Roh -
hati yang suci, hati nurani yang baik (murni menurut terjemahan
Indonesia). Suci dan baik, keduanya adalah istilah yang sinonim.
Membawa Damai dan Kesetiaan
Kita datang ke butir yang ketujuh, "Berbahagialah orang yang
membawa damai", buah Roh yang bersesuaian adalah kesetiaan. Orang
yang membawa damai dapat dikatakan sebagai orang yang setia
karena ia berjalan dengan setia mengikut jejak Tuannya. Mengapa
Yesus memikul salib-Nya? Untuk membawa damai - untuk
memperdamaikan kita dengan-Nya. Mengapa kita memikul salib kita?
351 | C A H A Y A I N J I L
Mengapa Yesus memanggil kita untuk memikul salib? Nah, kita sudah
melihatnya ketika kita mempelajari ucapan bahagia tersebut! Kerana
kita juga telah dipercayakan "pelayanan pendamaian". Jadi jika kita
mengikut jejak-Nya, melakukan apa yang Ia lakukan, menjadi
pembawa damai, semua itu menjadi ujian kesetiaan. Dan sebenarnya,
kata 'kesetiaan', 'iman' dan 'damai' dihubungkan bersama-sama di
2Timotius 2:22. Kata-kata tersebut sekali lagi dikaitkan di situ.
Penganiayaan dan Kelemahlembutan
Kita melanjutkan ke ucapan bahagia ke delapan, "dianiaya oleh sebab
kebenaran." Apakah buah Roh yang bersesuaian? Buah yang
bersesuaian adalah kelemahlembutan. Dianiaya oleh sebab kebenaran -
kelemahlembutan. Hubungannya sangat jelas. Mengapa?
Bagaimanakah reaksi seorang Kristen ketika dia dianiaya? Apakah dia
berteriak kembali? Apakah dia mencaci maki kembali? Apakah dia
membalas dengan kelakuan yang agresif? Tidak. Sikapnya adalah sikap
yang lemah lembut. Seperti kata Petrus di 1Petrus 2:23, ketika Yesus
dicaci maki Ia tidak membalas dengan mencaci maki. Ketika Ia dipukul,
ditertawakan dan dihina, Ia tidak membalas dalam bentuk apapun. Ia
lemah lembut. Ia tidak melawan. Itulah artinya lemah lembut - Anda
tidak melawan. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan caci
maki. Petrus menasihati orang-orang Kristen supaya meneladani
Kristus. Saat Anda ditertawakan, saat Anda dihina, saat Anda diinjak-
injak, Anda tidak membalas dengan caci maki. Anda tidak berteriak
kembali; Anda tidak menjawab dengan kasar. Anda menjadi seperti
Dia: lemah lembut dan tidak melawan. Itulah sebabnya Paulus
berbicara tentang Kristus yang lemah lembut dan ramah di 2 Korintus
10:1. Inilah pola kehidupan Paulus di bawah penganiayaan. Kita dapat
melihat reaksi Paulus terhadap penganiayaan di 1 Korintus 4:12. Dari
ayat ini, saya mendapati Paulus begitu serupa dengan Kristus. Saya
ingin membacakan perikop ini kepada Anda mulai dari ayat
11, "Sampai pada saat ini kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan
hidup mengembara, (seperti Kristus yang tidak mempunyai tempat
untuk meletakkan kepala-Nya) kami melakukan pekerjaan tangan yang
berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami
sabar; kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan
ramah; (yaitu, membawa damai) kami telah menjadi sama dengan
sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada
saat ini." Kami diperlakukan seperti sampah dan kami menerimanya
352 | C A H A Y A I N J I L
dengan lemah lembut, dengan ramah. Saya mendapati hal ini sangat
indah.
Di sini kita melihat sekali lagi kesejajaran antara Ucapan Bahagia dan
buah Roh. "Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran"
dan kemudian buah Roh yang dihasilkan. Apakah berkat yang
dihasilkan? Berkat rohani itu wujud dalam kualitas kelemah-lembutan,
dan kemudian dalam bentuk mewarisi kerajaan Allah. Buah yang
muncul adalah kelemahlembutan. Buah Roh adalah kelemahlembutan
dalam penganiayaan. Di mana dapat kita melihat kelemahlembutan
yang sejati dari seseorang? Hanya di saat penganiayaan. Kita semua
bisa tersenyum ramah pada waktu-waktu yang menyenangkan. Siapa
diri kita yang sesungguhnya akan tampak ketika kita menghadapi
waktu-waktu yang sulit.
Penganiayaan dan Penguasaan Diri
Apakah ucapan bahagia yang terakhir? "Berbahagialah kamu, jika
karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala
yang jahat." Anda difitnah; cerita-cerita yang palsu disebarkan tentang
Anda; segala macam dusta dikatakan tentang Anda. Tidak ada
sedikitpun kebenaran yang dikatakan dan reputasi Anda dihancurkan
begitu saja. Nama Anda dinodai; dan Anda diperlakukan dengan tidak
benar seperti itu, bagaimana harus Anda menunjukkan reaksi? Anda
lihat apa buah Roh yang sepadan? Kapan lagi kita lebih membutuhkan
buah Roh penguasaan diri selain dari saat-saat seperti itu? Betapa
mudahnya kita melawan kembali pada saat dituduh dengan palsu. Kita
siap menerima penderitaan jika kita menderita karena kebenaran. Kita
masih dapat berlemah lembut karena kita merasa bahwa kita
menderita demi kebenaran. Kita ingin menderita seperti ini - agak
menyenangkan mempunyai perasaan seperti seorang martir. Saat kita
menderita demi Kristus, kita masih dapat menerimanya dengan ramah.
Namun satu-satunya saat kita tidak dapat menerima adalah saat orang
memfitnah kita dan mengatakan hal-hal yang palsu tentang kita.
Kemudian kemarahan kita pun bangkitlah; dan kita siap untuk
melawan kembali, karena kita merasa, "Ini tidak benar! Ini tidak betul!
Aku tidak melakukannya dan kamu tidak berhak berbicara seperti itu
tentang aku." Namun Paulus berkata, "Tidak, tidak. Jangan bimbang.
Buah Roh ketika Anda difitnah adalah penguasaan diri." Dalam keadaan
seperti inilah Anda paling membutuhkan buah Roh penguasaan diri itu
supaya Anda tidak mengizinkan diri Anda menjadi marah, atau meledak
353 | C A H A Y A I N J I L
dalam kemarahan. Semua ini tidak akan memuliakan Allah. Sebaliknya,
kuasailah dirimu. Izinkanlah Roh Allah menolong Anda untuk
memperlihatkan keindahan Kristus dalam kehidupan Anda.
Yang Mana Datang Dulu - Ucapan Bahagia atau Buah Roh?
Saya percaya Anda dapat melihat dengan jelas sekarang hubungan
antara buah Roh, di satu sisi, dan Ucapan Bahagia. Kita telah melihat
hubungan internal yang menyatukan setiap ucapan, namun kita tidak
bisa berhenti di sini jika kita ingin memahami hal ini dengan tepat. Kita
sudah perhatikan sejauh ini bahwa Ucapan Bahagia bersangkutan
dengan sikap hati kita sedangkan buah Roh adalah sesuatu yang
dilakukan Allah di dalam diri kita. Di sini terdapat satu kesalahan rohani
yang serius yang dilakukan oleh banyak orang Kristen. Kesalahan
rohani tersebut adalah seperti ini: kita berkata kepada diri kita, "Baik,
satu hari nanti setelah Allah melakukan pekerjaan-Nya yang ajaib di
dalam diri kita, kita akan menjadi orang ideal yang digambarkan oleh
Paulus. Aku harus menanti dengan sabar sehingga Roh Kudus
mengubah kehidupanku supaya aku bisa memperoleh semua buah Roh
itu. Kemudian aku bisa menjadi miskin di hadapan Allah, aku bisa
lemah lembut, aku bisa berdukacita karena dosa, dan aku bisa
melakukan semua itu. Namun karena Roh Kudus masih belum
mengubah aku, maka aku berkata, 'Maaf, Yesus, aku tidak miskin di
hadapan Allah, karena lihat, persoalan yang sebenarnya, jika Kau tidak
keberatan aku berterus terang, adalah karena Engkau masih belum
mengubah aku. Jadi sebenarnya kesalahan itu terletak, jika Kau tidak
keberatan aku mengatakannya, pada Kau. Aku mengatakan ini dengan
penuh rasa hormat dan respek.'"
Dengan kata lain, kita melemparkan kesalahan kembali kepada Allah
atas kegagalan rohani kita. Anda berkata, "Aku bukan seorang Paulus
karena Engkau tidak menjadikan aku seorang Paulus. Ingat? Paulus
adalah Paulus, aku adalah aku. Dan aku sangat orisinal. Aku tidak
seperti Paulus. Jadi, jika Engkau ingin aku menjadi manusia rohani,
Engkau harus melakukannya. Buat sementara waktu aku akan
melanjutkan urusanku sehingga Engkau mengubah aku. Kemudian aku
akan menjadi manusia rohani. Namun pada hari itu ketika aku berdiri di
hadapan takhta penghakiman, jangan Engkau berkata, 'Mengapa kamu
tidak setaraf dengan Paulus?' Nah, kerana Engkau tidak menjadikan
aku seorang Paulus. Aku tidak ditentukan untuk menjadi seorang
Paulus. Aku hanyalah 'aku' yang rendah ini." Izinkan saya untuk
354 | C A H A Y A I N J I L
mengatakan, bahwa Yesus tidak akan menerima percakapan semacam
ini. Tidak, tidak, Ia tidak akan mengizinkan ini. Kita tidak dapat
melemparkan kesalahan kembali kepada-Nya dan berkata, "Nah,
semuanya salah Kau bahwa aku dalam keadaan begini." Mari kita
catatkan perbedaan ini. Khotbah di Bukit berbicara tentang sikap di
dalam hati kita dan buah Roh adalah apa yang dihasilkan oleh Roh
Allah di dalam diri kita, tapi yang mana datang dulu? Kita ingin
berkata, "Buah Roh datang dulu dan kemudian kita akan menjadi
miskin di hadapan Allah, kita akan melakukan ini dan melakukan itu,
setelah Allah melakukan semua itu di dalam diri kita. Namun karena Ia
belum melakukan semua itu di dalam diri kita, maka lihatlah kami
sebagai sebuah gereja - kami semua adalah pengemis-pengemis rohani
yang menyedihkan. Apa yang dapat kami lakukan karena Allah sendiri
belum melakukan apa-apa?" Sampai di sini kedengaran masuk akal.
Biarkan saya katakan kepada Anda: jika Anda tidak memahami
teksnya, bacalah tafsirannya, yaitu, bacalah apa yang dikatakan
Paulus.
Kita akan Menuai Apa yang Kita Tabur!
Mari kita lihat apa yang dikatakan Paulus tentang hal ini, sambil kita
kembali ke surat Galatia sekali lagi. Dalam suratnya kepada Jemaat di
Galatia Paulus meneruskan penjelasannya akan buah Roh dan
perbuatan daging. Inilah yang dikatakannya di Gal.6:7. "Jangan sesat!
Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang
ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." Apa yang akan dituai
Anda? Tergantung pada apa yang ditabur Anda! Ini sangat jelas. Anda
tidak perlu memiliki kepandaian luar biasa untuk memahami ini. Anda
ingin menuai buah Roh? Maka Anda harus menabur dalam Roh.
Inginkah Anda menjadi seorang yang dipakai Tuhan? Itu bergantung
kepada apa yang Anda tabur dalam Roh. Itulah yang dikatakan Paulus
di ayat yang berikut, ayat 8, "sebab barangsiapa menabur dalam
dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi
barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari
Roh itu." Hidup yang kekal adalah sesuatu untuk dituai. Tapi untuk
menuai, Anda harus menaburkan sesuatu, karena Anda tidak akan
menuai apa-apa jika Anda tidak menaburkan apa-apa. Jika Anda
menabur hal yang salah, Anda akan menuai hal yang salah. Jika Anda
menabur dalam daging, Anda akan menuai kebinasaan dan maut. Jika
Anda menabur dalam Roh, Anda akan menuai hidup yang kekal.
355 | C A H A Y A I N J I L
Semuanya bergantung pada apa yang ditabur Anda. Jangan
melemparkan kesalahan kembali kepada Allah.
Anda tidak dapat maju menjadi seorang yang rohani jika Anda terus
menabur dalam daging. Semua yang akan Anda tuai dari menabur
dalam daging adalah kebinasaan dan maut. Makanya di ayat 9 Paulus
melanjutkan untuk berkata, "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik,
karena apabila datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak
menjadi lemah." Jadi di sini kita melihat unsur kesabaran. Anda terus
menerus lapar dan haus akan kebenaran, Anda akan memperoleh
kesabaran. Anda tidak menjadi jemu. "Karena itu, selama masih ada
kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang,
tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman."
Sekarang saya berharap Anda dapat melihat yang mana datang dulu.
Hasil tuaian atau penaburan? Buah Roh adalah manifestasi lahiriah dari
apa yang dilakukan oleh Allah di dalam diri kita, namun untuk
mendapatkan buah itu, Anda harus menaburkan sesuatu; buah adalah
tuaian itu. Anda tidak akan mendapat tuaian apapun jika Anda tidak
menabur. Jadi Paulus melanjutkan untuk berkata, "jika Anda menabur
dalam Roh, Anda akan menuai buahnya. Jika Anda tidak menaburkan
apa-apa, Anda tidak mendapat apa-apa. Jika Anda menabur dalam
daging, Anda akan menuai kebinasaan." "Orang yang menabur
sedikit," dia mengatakan di tempat lain, "akan menuai sedikit juga,
dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." Apakah
Anda mendapat tuaian yang besar atau kecil bergantung juga pada apa
yang ditabur dan berapa banyak yang ditabur. Dengan kata lain, kita
melihat bahwa Paulus melemparkan tanggung jawab itu kembali
kepada Anda, kembali kepada saya. Ia tidak mengizinkan kita untuk
berkata, "Tuhan, aku tidak mendapat hasil tuaian yang besar karena
Engkau tidak melakukan banyak pekerjaan dalam diriku." Ini
merupakan satu penghinaan terhadap Allah. Kuasa Allah cukup besar
untuk menghasilkan tuaian yang besar dan tersedia dengan
sepenuhnya untuk semua orang. Semuanya bergantung pada apa yang
ditaburkan Anda.
Belajarlah dari Paulus - Kejarlah Hal-hal yang Rohani!
Apa artinya menabur? Apa artinya menabur dalam Roh? Dengan kata
lain, apakah input rohani Anda? Tuaian adalah output. Apa yang dituai
adalah output. Apakah input Anda dan di mana Anda menaburkan input
356 | C A H A Y A I N J I L
tersebut? Menabur adalah sesuatu yang kita lakukan. Ini sangat jelas
jika kita ingin menuai apa-apa. Ini adalah sesuatu yang harus kita
kerjakan. Terdapat satu kata yang digunakan Paulus berulang kali -
yaitu kata 'kejar'. Kebesaran Paulus bukanlah suatu kebetulan, dan
juga bukan karena sesuatu yang disebut predestinasi. Kata Yunani,
'dioko' berarti mengejar. Kata ini mengungkapkan suatu intensitas,
misalnya, ketika Anda mengejar seseorang, umpamanya, dalam
peperangan. Anda sedang mengejar, atau memburu musuh. Misalnya
lagi, ketika Anda memburu seekor binatang. Anda mengejar, berlari
begitu kencang supaya Anda tidak kehilangan binatang itu - kalau
tidak, Anda tidak makan malam, dan karena itu Anda mengejar. Ia
mengungkapkan suatu ketegangan pada setiap urat syaraf untuk
mendapatkan hadiah itu. Kata ini digunakan banyak kali, setidak-
tidaknya 8 kali di dalam surat-surat Paulus, misalnya, Roma 12:13;
atau Roma 14:19; atau 1 Korintus 14:1 untuk mengejar kasih,
menjadikan kasih sasaran hidup Anda; atau Filipi 3:12 yang
menunjukkan sifat khas Paulus. "Aku mengejarnya...aku mengejar
menuju garis akhir." Terdapat satu intensitas! Itulah inputnya. Alasan
mengapa kita memiliki satu angkatan umat Kristen yang lemah karena
tidak adanya input. Saya melihat orang-orang Kristen yang tidak
memiliki motivasi, yang tidak terarah, yang tidak mengejar apa-apa,
yang tidak berusaha. Tidak berbuat apa-apa! Mereka duduk dan
menunggu tuaian sedangkan mereka tidak menaburkan suatu apapun.
Tidak heran mereka menjalankan kehidupan tanpa mencapai apa-apa.
Bagaimana mungkin saya berharap pada Allah untuk memberikan
tuaian sedangkan saya tidak menaburkan apa-apa? Saya merayu
kepada Anda supaya memikirkan hal ini dengan mendalam.
Oleh karena itu, Ucapan Bahagia harus datang dulu! Itulah inputnya.
Itulah yang kita tabur. Jika Anda berkata, seperti Paulus, "Aku akan
menjadikan tujuan hidupku, gol rohani aku; untuk mengejar dengan
kebulatan tekad yang tak terbagi-bagi supaya menjadi miskin di
hadapan Allah. Yaitu, aku datang padanya sebagai seorang yang
bergantung sepenuhnya pada Dia. Aku akan datang pada Tuhan
sebagai seorang yang berkomitmen total pada-Nya, sebagai seorang
yang menyerah sepenuhnya, yang sama sekali terbuka pada-Nya
seperti seorang pengemis rohani, agar Dia memenuhi aku dengan
kepenuhan-Nya." Jika Anda datang dengan sikap seperti itu, Anda akan
dipenuhi dengan kepenuhan Allah. "Ia akan mencurahkan kasih-Nya ke
357 | C A H A Y A I N J I L
dalam hati saya dalam ukuran yang berkelimpahan oleh Roh Kudus-
Nya karena sekarang hati saya terbuka luas kepada-Nya. Saya telah
menaburkan satu sikap rohani yang memungkinkan Dia memberi satu
tuaian rohani kepada saya. Jika aku belajar untuk berdukacita atas
dosa, atas dosa saya sendiri dan juga dosa orang lain, maka Allah akan
memenuhi saya dengan sukacita. Jika aku berusaha untuk menjadi
lemah lembut oleh anugerah Allah, maka jalannya terbuka untuk Allah
memenuhi saya dengan damai sejahtera. Dan sekalipun saya belum
begitu mencintai kebenaran, namun saya menjadikan sasaran saya
untuk haus dan lapar akan kebenaran, maka Dia akan menghasilkan
buah Roh di dalam diri saya."
Bagian Allah dan Bagian kita
Inilah yang diajarkan Yesus kepada kita di Khotbah di Bukit: apa yang
harus kita tabur, apa tujuan rohani kita, apa yang harus kita kejar, apa
arah panggilan kita yang harus kita kejar. Paulus tidak berkata,
"Panggilan kita adalah satu panggilan yang surgawi yang tinggi, dan
aku menanti untuk di angkat ke atas. Aku sedang menanti Allah untuk
mengikatkan jet pengerak di belakangku supaya aku bisa ditembak ke
atas untuk mencapai panggilan yang tinggi itu." Tidak, dia berkata,
"Aku mengejarnya, aku berlari-lari ke depan." Inilah yang saya lakukan
juga. Saya sedang berlari-lari ke depan supaya Allah, oleh anugerah-
Nya, memberi kuasa supaya saya bergerak ke depan. Allah tidak dapat
melakukan apa-apa untuk Anda kecuali Anda mempunyai sikap yang
benar. Saya percaya sebagai seorang Kristen, Anda sudah mengetahui
hal ini. Anda harus mempunyai sikap yang benar. Sebagai contoh, jika
Anda tidak bertobat, Ia tidak dapat mengampuni Anda. Pengampunan-
Nya ada di situ ibarat lautan yang luas siap untuk mengampuni dosa-
dosa Anda. Namun begitu, jika Anda tidak bertobat, sikap tak menyesal
itu ibarat satu pematang yang menahan lautan pengampunan-Nya.
Lautan pengampunan itu tidak dapat memasuki kehidupan Anda. Air itu
tidak dapat menyuburkan ladang-ladang kehidupan Anda karena
kurangnya sikap menyesal di pihak Anda menahan keseluruhan
anugerah Allah daripada memasuki hidup Anda. Jika Anda dapat
memahami prinsip ini dalam hal pertobatan, betapa mudahnya untuk
memahami hal ini di tingkat apapun.
Berusahalah Menjadi Orang yang Dapat Diberkati Allah!
Prinsip yang sama berlaku. Allah tidak dapat melakukan apa-apa untuk
Anda sehingga Anda membuka hati Anda kepada-Nya. Sebagai contoh,
358 | C A H A Y A I N J I L
dikatakan bahwa tepat pada awal pelayanan Yesus, Yesus tidak dapat
melakukan banyak mujizat di Nazaret karena ketidakpercayaan
mereka. Ketidakpercayaan mereka menahan anugerah Allah. Hal yang
sama berlaku di sepanjang kehidupan rohani kita. Ucapan-ucapan
bahagia ini, saudara-saudara, Anda harus mengerti, adalah apa yang
dikatakan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya, "Berbahagialah orang
yang seperti ini". Sekarang Anda berusahalah untuk menjadi orang
seperti ini yang diberkati Allah. Ia berkata kepada murid-murid-Nya,
"Kamu jadikan orang seperti ini sasaran/tujuan kehidupan kamu.
Jadilah orang semacam ini, karena orang macam ini diberkati oleh
Allah." Itu seharusnya menjadi gol setiap murid. Saya harap sampai di
sini seluruh ajaran Tuhan tentang Ucapan Bahagia menjadi jelas
kepada Anda. Ucapan-ucapan ini tidak bisa dianalisa secara
intelektual. Ucapan-ucapan itu harus diterapkan dalam kehidupan kita
sebagai satu gol dan arah yang harus dikejar. Kemudian kita akan
mengalami kuasa Allah dalam kehidupan kita dengan cara yang tidak
pernah kita alami sebelumnya, dengan cara yang tidak pernah kita
mimpikan. Datanglah kepada Allah dalam segala keterbukaan dan
segala kemiskinan, agar Ia memenuhi kita dengan segala kepenuhan-
Nya. Saya berdoa agar Allah menolong Anda untuk memahami firman
Tuhan yang memberi hidup ini.
Ucapan Bahagia Dan Doa Bapa Kami
Matius 5:3-12 - Pesan Yang Terakhir Dari 10 Tentang 'Ucapan Bahagia'
Disampaikan oleh Pastor Eric Chang
Hari ini kita melanjutkan pelajaran kita akan Firman Allah dalam
Khotbah di Bukit. Kita akan terus meneliti Ucapan Bahagia dalam
Matius 5 karena terdapat banyak kekayaan disini yang belum kita
pertimbangkan. Minggu lalu kita telah melihat hubungan antara buah
Roh and Ucapan Bahagia. Kita sudah melihat, seperti dikatakan oleh
Paulus di Galatia 6:8, jika kita menabur di dalam Roh, dari Roh itu kita
akan menuai hidup yang kekal. Apa artinya menabur di dalam Roh?
Nah, kita telah melihat jawabannya di Khotbah di Bukit dan khususnya
359 | C A H A Y A I N J I L
di Ucapan Bahagia. Banyak kali sebagai seorang Kristen yang baru
bertobat, saya bertanya-tanya pada diri saya: ketika Tuhan Yesus
berkata, "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!" [Luk.
13:24] , apa artinya 'berjuanglah'? Apa sebenarnya sih yang harus
saya lakukan? Nah, andainya saya melihat satu pintu dan saya
diberitahu untuk berjuang untuk masuk melalui pintu itu, saya tahu
apa yang harus dilakukan. Saya mengeluarkan sedikit upaya untuk
melalui pintu itu. Tapi secara rohani saya tidak tahu apa artinya. Saya
tidak tahu apa yang harus saya lakukan untuk "berjuang untuk masuk
melalui pintu yang sesak itu". Namun sekarang kita menemukan
jawabannya tepat di sini dalam Ucapan Bahagia: yaitu kita harus
berusaha untuk menjadi miskin di hadapan Allah. Kita harus berusaha
untuk berdukacita atas dosa, berusaha menjadi lemah lembut, menjadi
haus dan lapar akan kebenaran dan sebagainya. Kita menjadikan
semua hal ini menjadi gol [atau, tujuan] yang harus dicapai di dalam
kehidupan kita.
Kita berusaha mencapai hal-hal rohani melalui anugerah Allah
Namun ini menimbulkan satu pertanyaan. Jika selama ini anda telah
mendengarkan khotbah-khotbah tentang Ucapan Bahagia, anda
mungkin segera bertanya: "Tidakkah anda mengatakan bahwa semua
ini adalah pekerjaan Allah di dalam diri kita? Bahwa Allah yang
menjadikan kita miskin? Dia yang menjadikan kita lemah lembut? Dia
yang memungkinkan kita untuk berdukacita karena dosa. Dia yang
menolong kita melihat dosa apa adanya. Dialah yang membangkitkan
kelaparan dan kehausan akan kebenaran. Kalau begitu, apakah ini
sesuatu yang membutuhkan usaha kita? Apakah ini sesuatu yang harus
diperjuangkan? Atau, apakah ini sesuatu yang dilakukan oleh Allah di
dalam diri kita? Bagaimana anda bisa berkata di satu pihak bahwa ini
adalah sesuatu yang dilakukan Allah di dalam diri kita, dan di lain
pihak, ini adalah sesuatu yang harus diperjuangkan?" Nah, jika anda
berpikir bahwa terdapat kontradiksi (pertentangan) di sini, itu berarti
anda masih belum memahami satu prinsip yang sangat penting dalam
firman Tuhan.
Sebagai misal, buah Roh. Buah Roh adalah kasih, sukacita, damai
sejahtera dan hal-hal indah seperti itu. Buah yang pertama dan yang
terutama adalah kasih. Tapi sekalipun kasih merupakan buah Roh,
kasih juga adalah satu perintah bagi kita. "Kasihilah Tuhan
Allahmu." [Mat. 22:37] "Kasihilah sesama manusia seperti dirimu
360 | C A H A Y A I N J I L
sendiri." [Mat. 22:39] Anda harus saling mengasihi. Tuhan Yesus
mengatakan di Yohanes 15:12, "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu
saling mengasihi." Jadi, di satu pihak, ia merupakan satu perintah
untuk ditaati; dan kita harus berusaha untuk taat (berarti, kita harus
berusaha untuk mencapainya), dan di lain pihak, ia adalah sesuatu
yang dilakukan Allah dalam diri kita. Tidak ada pertentangan di dalam
Alkitab sama sekali: karena Allah yang memungkinkan kita untuk
melakukannya. Kita mendapati hal yang sama, berulang-ulang kali,
dalam ajaran Paulus. Di satu pihak Paulus memberitahu kita bahwa
kasih adalah buah Roh, dan di lain pihak ia juga memberitahu kita
bahwa kasih adalah sesuatu yang kita kejar, sesuatu yang harus
diperjuangkan, sesuatu yang harus dicapai lewat usaha. Di 1 Korintus
14:1 Paulus mengatakan, "Kejarlah kasih." Jadikan kasih sasaranmu!
Kata Yunani itu berarti "mengejar", "berlari-lari mengejar" kasih supaya
mencapainya. Jadi di satu pihak ia adalah satu perintah, namun di lain
pihak ia adalah sesuatu yang harus dicapai - dicapai oleh anugerah
Allah. Jadi terdapat pekerjaan Allah dan kerinduan kita akan pekerjaan
Allah di dalam diri kita. Keduanya saling mengimbangi. Ini bukanlah
suatu pertentangan di dalam firman Tuhan. Kedua pernyataan itu harus
dipandang sebagai dua pernyataan yang sejajar dan bukan dua isu
yang bertentangan. Dengan cara yang sama, sebagai misal, buah Roh
di Gal. 5:22-23 adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesetiaan,
kelemahlembutan dan hal-hal seperti itu. Di 2Tim. 2:22 Paulus
menasihati Timotius untuk menjadikan hal-hal ini sebagai gol. Timotius
harus mengejar kasih dan damai dan kesetiaan dan kekudusan. Hal-hal
seperti ini harus dia kejar. Dengan kata lain, kita harus 'berjuang'
untuk mendapatkan buah Roh. Kita harus berusaha untuk mencapai
buah Roh. Ia harus menjadi gol kita, arah kita.
Kita mendapati hal yang sama di seluruh Firman Allah. Firman Allah
memberitahu kita bahwa Allah yang menyelamatkan kita. Namun
begitu, kita juga diperintahkan untuk menyelamatkan diri kita. Rasul
Petrus di Kisah 2:40 dalam khotbahnya kepada penduduk Yerusalem
mengatakan, "Selamatkanlah dirimu dari angkatan yang jahat ini."
Jadi, siapa yang menyelamatkan? Apakah Allah yang menyelamatkan
atau kita yang menyelamatkan diri kita? Apakah Allah yang
menyelamatkan kita? Atau, apakah kita menyelamatkan diri kita? Nah,
sekali lagi kita melihat bahwa Firman Allah tidak melihat kontradiksi
dalam hal ini. Allah yang menyelamatkan kita. Tapi Ia tidak
361 | C A H A Y A I N J I L
menyelamatkan kita tanpa mempertimbangkan kehendak kita. Berarti,
jika kita menolak keselamatan, Allah tidak akan memaksakan
keselamatan kepada kita. Ia menyelamatkan kita bukan tanpa
kerjasama kita. Lalu bagaimana kita menyelamatkan diri kita? Nah,
dalam perikop yang sama, Petrus memberitahu mereka bahwa
pertama-tama, kita harus bertobat. Jadi Kisah 2:38 menyatakan,
"Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu
dibaptis." Bahkan sebelum ini, di ayat 21, kita diberi tahu satu hal lagi
yang harus dilakukan, kita harus berseru kepada nama Tuhan. Jadi kita
menyelamatkan diri kita dengan menyediakan diri kita untuk
diselamatkan melalui pertobatan dan berseru kepada nama Tuhan. Hal-
hal ini harus kita lakukan supaya Allah menyelamatkan kita.
Jadi gambarannya sedikit seperti ini: Allah mengulurkan tangan-Nya
untuk menyelamatkan kita, tapi kita harus juga mengulurkan tangan
kita untuk memegang tangan-Nya. Itulah tindakan iman. Jika Ia tidak
ada disitu untuk menyelamatkan kita, kita tidak ada harapan sama
sekali. Percuma kita mengulurkan tangan kita. Jika anda sedang
tenggelam di tengah laut dan tidak ada orang disitu untuk
menyelamatkan anda, anda bisa terus mengulurkan tangan anda dan
berteriak sekuat hati, itu tidak akan menolong anda sama sekali. Tapi
jika terulur suatu tangan yang siap untuk menyelamatkan anda, anda
bisa mengulurkan tangan anda dan memegang tangan tersebut. Itu
adalah bagian yang harus kita lakukan. Sebagai contoh lagi, Yesus
mengatakan, "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu,
karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kehidupan."
Kehidupan adalah suatu anugerah, tapi kita harus berjuang untuk
mencapainya. Dengan kata lain, pintu itu terbuka bagi kita, namun
Allah tidak memaksa kita masuk ke dalam pintu itu. Kita harus
berjuang untuk masuk ke dalam melalui pintu itu. Jika Allah tidak
membuka pintu itu, anda bisa berjuang sekuat hati anda, tapi anda
tidak mungkin dapat masuk. Jika Ia tidak membuka pintu itu dalam
kemurahan-Nya, anda tidak mungkin bisa masuk, tidak kira berapa
banyak anda berjuang. Tapi dalam kemurahan-Nya Ia telah membuka
pintu itu untuk kita. Ia telah membuka pintu itu. Ia telah menyediakan
kehidupan bagi kita. Ia memberikan kehidupan ini dalam Kristus Yesus.
Namun begitu kita harus berjuang untuk masuk melalui pintu itu. Jadi
saya mau anda memperhatikan dua faktor ini dengan jelas: bahwa
tidak terdapat semacam kontradiksi di dalam firman Tuhan diantara
362 | C A H A Y A I N J I L
anugerah Allah di satu pihak, dan usaha kita di lain pihak. Kedua-
duanya dibutuhkan.
Allah memberikan anugerah dan kita berpegang padanya
Terdapat begitu banyak kekeliruan dalam hal ini: kita menekankan
anugerah sehingga manusia tidak ada tanggung jawab sama sekali,
atau sebaliknya kita menekankan usaha manusia sedemikian rupa
anugerah menjadi tidak berarti. Kita harus menghindari kedua jenis
kekeliruan ini. Adalah keliru untuk menekankan anugerah sehingga
manusia menjadi sama sekali pasif, yaitu, manusia tidak melakukan
apa-apa sama sekali. Yang ini sangat dekat dengan ajaran predestinasi
yang mengajarkan bahwa jika Allah ingin menyelamatkan anda, Ia
akan menyelamatkan anda, apakah anda suka atau tidak. Tidak ada
ajaran seperti itu dapat ditemukan dalam Alkitab. Di lain pihak, kita
harus menghindari kesalahan yang satu lagi yang menyatakan bahwa
melalui usaha kitalah kita menyelamatkan diri kita. Yang ini sama
palsunya, sama saja tidak masuk akal. Dalam firman Tuhan, kedua-
duanya benar. Di satu pihak, Allahlah yang mengambil inisiatif
(prakarsa). Allahlah yang mengulurkan tangan untuk menyelamatkan
kita. Allahlah yang menjadikan anugerah-Nya tersedia bagi kita dalam
keselamatan. Allahlah yang memberikan kita hidup yang kekal dalam
Kristus Yesus. Tapi di lain pihak, adalah tanggungjawab kita untuk
menerima anugerah itu, untuk berpegang padanya, untuk menjadikan
anugerah itu milik kita. Seperti kata Paulus, "Kristus telah menjadikan
aku milik-Nya, dan aku akan menjadikan Kristus milik-ku." [Fil. 3:12]
Aku menjadikan hidup kekal milik-ku. Itulah sebabnya Paulus berkata,
"Aku berlari-lari ke depan. Aku menegangkan setiap urat untuk
mencapai garis akhir. Tapi jika bukan karena anugerah Allah, aku tidak
mempunyai kekuatan untuk berlari. Jika bukan karena kasih karunia
Allah, bahkan panggilan sorgawi itu juga tidak ada. Sekarang Allah
telah memberikan satu tujuan hidup dan Ia juga memberikan
kekuatan padaku untuk mencapai tujuan itu." Paulus berkata di Filipi
4:13, "Aku dapat melakukan segala sesuatu di dalam Dia yang
memberi kekuatan kepadaku." Tapi masih saya yang harus
melakukannya, meskipun anugerah-Nyalah yang memungkinkan saya
melakukannya. Saudara-saudara sekalian, kita harus memelihara
keseimbangan dalam pengertian kita. Kita jangan jatuh kedalam satu
kesalahan atau kesalahan yang lain. Satu kesalahan mengatakan
bahwa Allahlah yang melakukan segala sesuatu dan kita hanya sekedar
363 | C A H A Y A I N J I L
pasif; kita tidak berbuat apa-apa sama sekali. Di lain pihak, kita
melakukan segala-sesuatu dan Allah tidak melakukan apa-apa. Kedua-
duanya keliru. Izinkan saya katakan sekali lagi: Allah yang memegang
inisiatif. Dialah yang, pertama-tama dan terutama, membuat anugerah
kekal-Nya tersedia bagi kita dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Tetapi Ia
tidak memaksakan anugerah itu kepada kita. Kita harus berjuang untuk
mendapatkannya. Kita harus berusaha untuk menjadikannya milik kita.
Kita dapat melihat sekarang bahwa itulah sebabnya mengapa kedua
aspek itu sentiasa ditempatkan berdampingan di dalam Firman Allah.
Karena itu Paulus bisa berkata, di satu pihak, bahwa kasih adalah buah
Roh, dan di lain pihak, memberitahu kita bahwa kita harus mengejar
kasih, harus menegangkan setiap saraf untuk menangkap kasih, untuk
menjadikan kasih milik kita. Paulus tidak melihat pertentangan dalam
hal ini sama sekali.
Itulah sebabnya sewaktu saya membahaskan Ucapan Bahagia, saya
sentiasa menekankan bahwa hanya Allah yang dapat memungkinkan
kita menjadi semua itu, yaitu, menjadi miskin di hadapan Allah,
menjadi lemah lembut, untuk menjadi, singkatnya, seorang manusia
baru. Tapi kitalah yang harus menghendaki hal-hal itu, dan tidak hanya
menghendaki dengan cara yang samar-samar, tapi amat
menghendakinya, hingga "berlari-lari mengejarnya", mengutip kata-
kata Paulus di Filipi 3:12 . Jadi kita harus memperhatikan kedua aspek
ini dengan seksama. Hanya setelah kita memahami kedua aspek ini
dengan sepenuhnya dan dengan jernih, kita dapat menghindari
bermacam-macam kekeliruan rohani. Saat kita memahami hal ini, kita
berada di dalam posisi yang lebih baik untuk memahami Ucapan
Bahagia karena, pertama-tama, kita harus menghendakinya, kita harus
hendak menjadi miskin di hadapan Allah. Jika kita bahkan tidak mau
menjadi miskin di hadapan Allah, bagaimana Allah dapat menjadikan
kita miskin di hadapan-Nya? Apakah Ia entah bagaimana memaksa
anda menjadi miskin di hadapan-Nya? Jika Ia melakukan itu, kita
semua secara otomatis akan diselamatkan. Kita semua secara otomatis
akan menjadi miskin di hadapan Allah. Kita semua akan menjadi lemah
lembut. Semuanya akan baik-baik saja di dalam gereja.
Tapi apakah kita melihat orang-orang di gereja miskin di hadapan
Allah? Apakah kita melihat orang-orang di gereja lemah lembut?
Apakah kita melihat orang-orang sangat lapar dan haus akan
kebenaran? Apakah setiap orang di dalam gereja lapar dengan cara ini?
364 | C A H A Y A I N J I L
Tentu saja tidak! Apakah anugerah-Nya tidak cukup bagi kita? Atau
apakah Allah tidak berbuat apa-apa sama sekali? Apakah anugerah-Nya
tidak berkesan? Tentu saja tidak! Lalu mengapa kita tidak semua
miskin di hadapan Allah? Mengapa kita bukan manusia-manusia Allah
yang besar sebagaimana seharusnya?
Tentu saja tanggung jawab itu, saat anda memahami apa yang telah
saya katakan sejauh ini, menjadi sangat jelas. Tanggung jawab itu
terletak pada kita. Karena kita tidak menghendaki kemiskinan di
hadapan Allah ini, kita masih hidup dalam kesombongan kita. Kita tidak
mau menjadi miskin. Kita ingin menjadi kaya dalam roh. Kita ingin
merasa cukup, bergantung pada diri sendiri. Kita tidak mau bergantung
pada Tuhan. Dan saat kita tidak menghendaki hal-hal tersebut, maka
tentu saja, kita tidak akan menjadi miskin di hadapan Allah, meskipun
Allah, oleh kuasa-Nya, dapat menjadikan kita miskin. Namun kita tidak
menghendakinya.
Bagaimana memahami perhambaan kehendak
Oleh karena itu sangat penting untuk kita memahami bahwa dalam hal
keselamatan, Firman Allah sentiasa meletakkan tanggung jawab itu
kembali bahkan pada orang yang belum diselamatkan, jangankan
orang Kristen yang mempunyai lebih banyak tanggung jawab. Terdapat
satu ayat yang ditulis Paulus di Roma 7:18 yang seringkali kurang
dimengerti di mana Paulus mengatakan, "Sebab kehendak memang
ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik." Ayat ini
menyimpulkan dengan singkat semua yang ingin disampaikan Paulus di
Roma 7 dan merupakan gagasan kunci kepada seluruh Roma 7. Anda
lihat, kehendak memang ada di dalam aku, tetapi aku tidak dapat
melakukannya. Itulah inti kepada seluruh persoalan manusia.
Kehendak manusia tidak terikat sehingga ia tidak dapat menghendaki
apa yang baik.
Untuk mengatakan bahwa kehendak manusia diperhambakan sehingga
ia tidak dapat menghendaki apa yang baik adalah palsu. Itu
bertentangan dengan firman Tuhan. Pernyataan ini menyesatkan - dan
saya berkata ini menyesatkan karena Paulus tidak pernah
mengatakan bahwa kehendak manusia telah diperhambakan.
"Aku dapat menghendaki apa yang baik......" Masalah saya bukan
karena saya tidak dapat menghendaki, tetapi saya tidak dapat
melakukannya. Kita semua tahu tentang azam (resolusi) Tahun Baru.
365 | C A H A Y A I N J I L
"Pada tahun akan datang, aku akan berbuat ini dan berbuat itu. Aku
akan bangun jam 7.00 pagi dari pada jam 8.00 pagi supaya aku dapat
membaca Alkitab satu jam lebih dan berdoa lebih lama. Aku akan
melakukan sedikit jogging dan sebagainya." Tidak lama kemudian,
semuanya menjadi kabur. Saya dapat menghendaki tapi melakukan
saya tidak tahu bagaimana. Saya entah mengapa tidak dapat
melakukannya. Tidak ada perhambaan kehendak dalam pengertian kita
tidak dapat menghendaki apa yang baik. Bahkan orang yang belum
lahir kembali juga dapat membuat azam-azam yang baik. Ia dapat
menghendaki apa yang baik. Ia dapat menilai apa yang baik.
Masalahnya tidak terletak pada ketidakmampuan untuk menghendaki.
Masalahnya, ia tidak dapat melakukan apa yang dihendaki.
Hal ini benar bukan saja untuk orang yang belum lahir kembali. Saya
pasti anda telah mendapati bahwa hal ini berlaku juga untuk orang
yang telah lahir kembali. Sebenarnya saat kita datang pada hal-hal
rohani, kita dapat sentiasa menghendaki hal-hal yang indah. Tapi kita
tidak dapat melakukannya. Itulah masalahnya. Persoalannya ialah kita
mungkin bahkan tidak menghendakinya. Saya bahkan tidak hendak
menjadi miskin dihadapan Allah. Tapi jika saya mau, saya dapat
menghendaki kemiskinan dihadapan Allah itu. Tidak ada perhambaan
kehendak dalam hal ini. Kehendak manusia hanya diperhambakan
dalam pengertian bahwa, meskipun ia dapat menghendaki, ia tidak
dapat melakukannya. Hanya dalam pengertian ini kehendak itu
diperhambakan. Dengan kata lain, kehendak itu tidak efektif. Anda
tidak dapat melaksanakannya.
Di sini sangat penting untuk kita membedakan diantara dua arti
perhambaan kehendak ini. Kalau tidak, kita akan jatuh kedalam
kesalahan yang serius. Karena jika kita berkata perhambaan kehendak
berarti manusia tidak dapat menghendaki apa yang baik - dia bahkan
tidak dapat menginginkan keselamatan - maka tentu saja ia tidak
mungkin akan dapat berseru kepada nama Tuhan untuk diselamatkan.
Jika begitu, tentu saja, kita kembali kepada satu posisi predestinasi:
manusia itu sepenuhnya pasif dan apakah dia diselamatkan atau tidak
bergantung sepenuhnya kepada apakah Allah telah memilihnya atau
tidak. Jika Ia mau anda ke neraka, anda ke neraka. Anda tidak dapat
berbuat apa-apa tentang hal itu. Anda tidak mungkin mempunyai
keinginan untuk diselamatkan. Nah, ajaran ini tidak Alkitabiah. Paulus
dengan jelas mengatakan di Roma 7, "kehendak memang ada di dalam
366 | C A H A Y A I N J I L
aku" - apakah sudah lahir kembali atau belum. Aku dapat menghendaki
apa yang baik. Aku tidak dapat melakukannya.
Jika kita telah memahami hal ini, kita akan memahami seluruh ajaran
tentang anugerah. Untuk dapat melakukanlah dimana kita
membutuhkan anugerah. Saya bisa mempunyai keinginan untuk
diselamatkan tetapi saya tidak dapat menyelamatkan diri saya. Namun
begitu saya masih harus menginginkannya. Saya harus mempunyai
keinginan untuk menyelamatkan diri saya. Saya harus ingin
diselamatkan. Dan kemudian anugerah Allah datang dan secara efektif
melakukannya.
Jadi terdapat dua tahap. Pertama, anda paling tidak harus mempunyai
keinginan untuk diselamatkan. Jika anda tidak ingin diselamatkan, apa
yang dapat kami lakukan? Saat anda mempunyai keinginan untuk
diselamatkan, anda kemudiannya harus bersungguh-sungguh berseru
kepada nama Tuhan. Ini sangat penting.
Jadi sekarang kita kembali ke Ucapan Bahagia, dan disini prinsip ini
berlaku lagi. Pertanyaan pertama adalah: apakah kita ingin menjadi
orang yang diberkati yang dibicarakan oleh Tuhan Yesus ini? Jika anda
bahkan tidak ingin menjadi orang yang miskin di hadapan Allah, maka
anda juga tidak lapar dan haus akan kebenaran; anda begitu mencintai
dosa. Jika dosa begitu menyenangkan dan manis, tentu saja anda tidak
mau haus dan lapar akan kebenaran. Itu jelas.
Ucapan Bahagia harus dijadikan sebagai pokok doa
Tapi melalui firman Tuhan dan melalui pemberitaan firman Tuhan atau
melalui pengalaman-pengalaman pahit, anda menyadari betapa
buruknya dosa, dan anda mulai menginginkan kebenaran, anda
menginginkan kerendahan hati, anda menginginkan kualitas-kualitas
itu. Tapi meskipun anda menghendakinya, anda tidak dapat
mencapainya. Disinilah dimana kita membutuhkan anugerah dan kuasa
Allah. Meskipun demikian hal yang harus anda catatkan tentang
Ucapan Bahagia adalah bahwa kita harus merindukan, kita harus punya
keinginan untuk menjadi seperti orang yang dilukiskan oleh Tuhan
Yesus itu. Jika anda masih tidak punya keinginan, maka berdoalah agar
Tuhan membuka mata anda untuk melihat betapa berbahagianya
menjadi orang seperti ini, yang diberkati Allah, yang berkenan di mata
Allah. Oleh karena itu, disini ialah satu poin penting yang harus kita
367 | C A H A Y A I N J I L
pelajari tentang Ucapan Bahagia: kita harus menjadikan Ucapan
Bahagia sebagai pokok doa. Saya tidak tahu apa yang anda doakan
sewaktu saat teduh. Kadang-kadang kita kehabisan pokok doa untuk
didoakan. Nah, Ucapan Bahagia adalah sesuatu untuk didoakan. Sangat
penting untuk mendoakan hal-hal itu. Berdoalah agar Tuhan
menjadikan kita miskin di hadapan-Nya. Berdoalah agar Tuhan
membolehkan kita berdukacita atas dosa, untuk melihat dosa apa
adanya dan menangis karenanya. Berdoalah agar Tuhan menjadikan
kita lemah lembut. Berdoalah agar Tuhan menjadikan kita haus dan
lapar akan kebenaran. Semua ini harus dijadikan pokok doa. Setiap
hari anda bisa mendoakan ini: agar Tuhan akan membolehkan kita
menjadi semua itu. Atau anda bisa mendoakan satu butir satu hari dan
hari yang berikut, butir yang lain. Jadi anda punya sembilan butir
untuk didoakan dalam urutan yang bergilir. Disini saya mendapati
sesuatu muncul. Ucapan Bahagia harus dijadikan pokok doa bagi kita.
Kita tidak harus semata berkata, "Nah, aku tidak miskin di hadapan
Allah, jadi apa yang dapat aku lakukan karena Allah tidak berkenan
menjadikan aku miskin di hadapan-Nya?" Itu sikap yang sangat salah.
Kita harus berdoa agar Allah berkenan memberikan anugerah-Nya
untuk menjadikan kita orang yang berbahagia, berbahagia di hadapan
Allah.
Menyelidiki Kemungkinan Adanya Hubungan Antara Ucapan
Bahagia dan Doa Bapa Kami
Tapi mengapa kita tidak mendapati Ucapan Bahagia disebutkan sebagai
suatu pokok doa? Atau apakah ia disebutkan sebagai suatu pokok doa?
Nah, menurut pikiran dan pengetahuan saya, belum ada orang yang
pernah menghubungkan Doa Bapa Kami dengan Ucapan Bahagia.
Pernahkah anda perhatikan berapa butir yang terkandung di dalam Doa
Bapa Kami? Sembilan butir. Satu kebetulan? Tidak. Nah, anda lihat
sejauh pengetahuan saya, tidak ada orang yang pernah
menghubungkan Ucapan Bahagia dan buah Roh. Dan kita telah melihat
bahwa terdapat satu hubungan yang intim dan mendalam diantara
keduanya. Dan ketika saya merenungkan dan mendoakan tentang hal
ini, saya tiba-tiba menyadari bahwa terdapat juga satu hubungan
internal diantara Doa Bapa Kami dan Ucapan Bahagia.
Mari kita melihat hubungan itu. Dalam beberapa butir, hubungannya
begitu jelas sehingga mengherankan mengapa tidak seorangpun,
menurut pengetahuan saya, yang pernah memperhatikannya. Sebagai
368 | C A H A Y A I N J I L
contoh, pas di tengah-tengah Doa Bapa Kami dikatakan, "Berikanlah
kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya". Kalau kita
memahami artinya, kita akan segera melihat hubungannya dengan
haus dan lapar akan kebenaran. Namun kebanyakan orang yang
berpikir "makanan yang secukupnya" ini merujuk kepada makanan
jasmani! Tentu saja ini merupakan satu kekeliruan! Makanan yang
dimaksudkan oleh Tuhan Yesus bukanlah makanan jasmani tapi
makanan surgawi. Tuhan Yesus berkata, "Aku adalah roti hidup,
bekerjalah bukan untuk makanan yang dapat binasa melainkan untuk
makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal." (Yoh.
6:27, 35, 41, 48) Andai saja kita memahami poin ini, kita pasti dapat
melihat hubungan internal diantara Ucapan Bahagia dan Doa Bapa
Kami. Tapi kita tidak.
Ambil dua yang terakhir yang begitu jelas. "Dan janganlah membawa
kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang
jahat." Apakah dua ucapan bahagia yang terakhir? Dua ucapan yang
terakhir justru berhubungan dengan penganiayaan oleh sebab
kebenaran (dari mana datangnya pencobaan) dan ucapan yang terakhir
berbunyi, "kepadamu difitnahkan segala yang jahat...... Lepaskanlah
kami dari pada yang jahat...." Disini kita seharusnya melihat hubungan
itu dengan segera. Tapi herannya sejauh yang saya tahu tidak
seorangpun yang pernah saya dengarkan yang melihat hubungan itu,
meskipun hubungan itu tampaknya sedang terbelalak menatap kita.
Jadi, Tuhan Yesus menjadikan Ucapan Bahagia itu sebagai pokok doa di
bagian yang disebut Doa Bapa Kami itu.
1. "Bapa kami yang di surga" dan "miskin di hadapan Allah"
Mari kita menelusuri hubungan itu dari butir-butir yang tampaknya
kurang begitu jelas. Butir yang pertama menyatakan, "Bapa kami yang
di sorga". Bapa kami yang di surga - apakah anda melihat
hubungannya dengan miskin di hadapan Allah? Jika anda agak lebih
akrab dengan ajaran Tuhan, anda akan melihat hubungannya dengan
segera. Bagaimana? Misalnya Matius 18:3. Apa yang dikatakan di
Matius 18:3? Tuhan Yesus berkata di sini, "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi......" Seperti apa?
".......seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga." Apakah ucapan bahagia yang pertama? "Berbahagialah orang
yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah empunya Kerajaan
Sorga." Siapakah empunya Kerajaan Sorga? Tuhan Yesus mengatakan
369 | C A H A Y A I N J I L
bahwa kecuali anda menjadi seperti anak kecil, anda tidak akan masuk
ke dalam Kerajaan Surga, karena merekalah empunya Kerajaan Surga.
Anak-anak kecil! Merekalah empunya Kerajaan Surga. Jadi, mereka
yang miskin di hadapan Allah adalah anak-anak kecil - anak-anak kecil
rohani! Apa artinya menjadi anak kecil rohani? Kecuali anda menjadi
anak kecil, orang yang tak berarti di dunia ini, samasekali bergantung
kepada Allah sebagaimana seorang anak kecil bergantung kepada
bapanya, anda tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Hubungannya sangat jelas. "Bapa kami....." - hanya mereka yang
miskin di hadapan Allah, mereka yang telah menjadi seperti anak kecil
memanggil-Nya 'Bapa'. Anak-anak kecil ialah orang-orang yang tak
berarti di dunia ini. Mereka tidak memiliki apa-apa; mereka tak berarti.
Mereka miskin dalam pengertian bahwa, meskipun mereka adalah ahli
waris, sebagaimana kata Paulus di Galatia, mereka tidak lebih baik dari
hamba, selama mereka masih anak-anak kecil.
Anak-anak kecil adalah mereka yang tidak punya kedudukan di dunia
ini. Mereka tidak berarti. Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-
Nya, "Sesungguhnya jika kamu tidak merendahkan dirimu dan menjadi
orang tak berarti di dunia ini" (seperti anak-anak kecil ini yang berlari
keliling tanpa dipandang siapapun, tidak dihiraukan oleh siapapun
karena mereka tak berarti. Mereka belum mencapai apa-apa; mereka
belum menghasilkan apa-apa), "kecuali kamu menjadi seperti mereka,
kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga" - kecuali anda
menjadi anak kecil, kecuali anda bisa berkata dalam kemiskinan roh,
"Bapaku, aku bergantung sepenuhnya kepada Engkau. Aku tak berarti.
Aku tak memiliki apa-apa. Aku hanyalah anak-Mu. Perhatikanlah aku."
Hubungannya begitu jelas.
Bagaimana mungkin kita melalaikan hubungan diantara Ucapan
Bahagia dan Doa Bapa Kami ini? "Bapa kami"! Saya pikir tidak ada
yang dapat dengan sungguh-sungguh memanggil Allah "Bapa" kecuali
orang yang benar-benar miskin dihadapan Allah, orang yang telah
menjadi anak kecil secara rohani. Dalam hubungannya dengan Allah, ia
semata seorang anak yang bergantung sepenuhnya pada Dia. Apa yang
dapat dilakukan oleh seorang anak kecil? Jika anda tidak keluar
bekerja, anak anda akan mati kelaparan karena dia tidak bisa keluar
cari makan. Anak anda itu tidak punya kekuatan atau pengetahuan
maupun pengertian untuk melakukan apa-apa. Ia tidak dapat
berlangsung hidup di dunia ini. Seorang anak kecil bergantung kepada
370 | C A H A Y A I N J I L
bapanya selama dia masih seorang anak kecil. Itulah rupa hubungan
kita dengan Allah. Kita menjadi anak-Nya. Kita tidak menaruh
keyakinan pada diri sendiri. Kita tidak berusaha untuk memperoleh
keselamatan kita lebih dari seorang anak kecil dapat memperoleh
pendapatannya. Ia akan mati kelaparan.
Anak perempuan saya sering bercakap-cakap dengan saya dan saya
akan bertanya kepadanya, "Kamu ingin jadi apa setelah kamu besar
nanti?" Nah, di tahap ini cukup sulit untuk memikirkan suatu pekerjaan
yang dapat dilakukannya. Ia bahkan tidak dapat menyapu dengan
betul. Apa yang dapat kamu lakukan? Apa yang dapat kamu lakukan
untuk mendapat penghasilan? Seorang anak kecil tidak mempunyai
sarana guna berlangsung hidup di dunia ini selain daripada belas
kasihan orang-orang dewasa, terutama orangtuanya. Mereka tidak
dapat bertahan. Dengan cara yang sama kita tidak dapat berlangsung
hidup secara rohani. Kita bergantung secara total kepada Allah demi
kelangsungan hidup kita. Bergantung secara total! Kita tidak ada
pilihan lain. Jadi hanya setelah kita mengakui ketergantungan kita, kita
dapat memanggil-Nya Bapa. Terkadang seorang anak kecil tidak
menyadari ketergantungannya. Ia berpikir, "Aku dapat melakukannya!"
Biarkanlah dia pergi dan lihat apa yang terjadi. Ia tidak bisa
melakukannya, tapi terkadang ia pikir ia bisa. Jadi saat kita menyadari
keadaan kita yang sebenarnya, dan kita menjadi miskin dihadapan
Allah, hanya di saat itu kita dapat berseru, "Bapa kami yang ada di
sorga....." Hubungannya begitu jelas, bukan? Tapi jelas hanya setelah
dijelaskan. Jadi sekarang bagaimana dengan butir-butir yang lain?
Semua butir yang lain mengikut dengan cara yang sama. Sebenarnya
saya dapat menjejaki hubungan tersebut di begitu banyak tempat tapi
waktu kita tidak cukup untuk ini.
Saya dapat menunjukkan kepada anda, misalnya, bahwa Ucapan
Bahagia itu dapat ditemukan dimana-mana dalam ajaran Paulus.
Ajaran Paulus dipenuhi dengan setiap butir dari Ucapan Bahagia, dan
ini menunjukkan betapa pentingnya Ucapan Bahagia itu dalam
pemikiran Paulus. Sebenarnya seluruh doktrin keselamatan Paulus
didasarkan pada kemiskinan dihadapan Allah ini - bahwa kita tidak
dapat menyelamatkan diri kita dengan melakukan Hukum Taurat dan
dengan usaha kita sendiri, tapi kita, seperti anak kecil, bergantung
sepenuhnya kepada Allah. Roh Allah yang telah disuruh kedalam hati
kita itu, yang memungkinkan kita untuk berseru di dalam kemiskinan
371 | C A H A Y A I N J I L
roh, "ya Abba, ya Bapa." Disinilah letaknya seluruh dasar bagi teologia
Paulus. Paulus memahami ajaran Tuhan Yesus dengan begitu baik dan
sempurna. Dimana-mana, butir demi butir dari Ucapan Bahagia, dapat
ditemukan diseluruh ajaran Paulus. Sebenarnya anda dapat
menemukan semuanya bahkan hanya dalam satu surat - dalam surat
biografinya, surat Filipi, surat yang saya sebutkan sebagai surat
biografi Paulus. Anda dapat menemukan setiap butir dari Ucapan
Bahagia di dalam surat ini. Misalnya dia berbicara tentang kehilangan
segala sesuatu. Saat anda kehilangan segala sesuatu, anda menjadi
miskin. Paulus menganggap semuanya sebagai sampah. Itu adalah
kemiskinan di hadapan Allah! Ia menganggap semua itu tidak berharga
supaya dia dapat memperoleh Kristus.
2. "Dikuduskanlah Nama-Nya" dan "Suci Hatinya"
Mari kita lihat hubungan yang kedua. Disini saya memperhatikan satu
perubahan, satu perubahan dalam susunan, dan ini agak penting. Butir
yang kedua ini adalah kekudusan, "Dikuduskanlah Nama-Mu". Ketika
saya membandingkan ini dengan Ucapan Bahagia, saya mendapati
satu-satunya butir yang sepadan dengan yang ini adalah "suci hatinya".
Siapa yang suci hatinya kecuali dia yang berusaha menguduskan nama
Allah, menjadikan nama Allah kudus di dalam kehidupannya dan juga
di dalam kehidupan orang lain, supaya nama Allah ditinggikan dan
dimuliakan. Suci di dalam hati! Sebentar lagi kita akan melihat
mengapa terjadinya perubahan dalam sususan. Ini merupakan satu-
satunya butir di dalam Doa Bapa Kami yang mengalami perpindahan:
butir yang keenam dari Ucapan Bahagia dipindahkan menjadi doa
permohonan yang pertama. Ini sangat menarik. Tapi anda bisa melihat
dengan segera bagaimana "Berbahagialah orang yang suci hatinya" dan
"Dikuduskanlah nama-Mu" itu berhubungan. Hal ini sangat mudah
dilihat dan tidak membutuhkan banyak penjelasan.
3. "Datanglah Kerajaan-Mu" dan "Berdukacita"
Mari kita lihat butir yang berikut, "Datanglah Kerajaan-Mu". Sekali lagi
jika anda akrab dengan ajaran firman Tuhan khususnya dari Perjanjian
Lama, anda akan melihat dengan segera bagaimana ini bertepatan
dengan orang yang berdukacita. Siapa yang merindukan kedatangan
Kerajaan Allah melainkan mereka yang berdukacita karena keadaan
dunia yang dipenuhi dosa, yang berdukacita karena dosa didalam
dirinya sendiri, yang berdukacita karena dosa didalam gereja? Mereka
rindu supaya, "Datanglah Kerajaan-Mu." Jika anda tidak berdukacita
372 | C A H A Y A I N J I L
karena dosa, anda tidak dapat mengatakan dari hati anda, "Datanglah
Kerajaan-Mu" karena anda puas dengan apa adanya. Dosa tidak
menganggu anda; ia tidak menyusahkan anda. Saya tidak melihat
banyak orang Kristen yang menginginkan kedatangan Kerajaan Allah,
bahwa Tuhan Yesus akan datang kembali, karena saya tidak melihat
banyak keprihatinan akan kebenaran, akan kekudusan. Saya tidak
melihat banyak yang berdukacita atas dosa. Saya tidak melihatnya.
Jika kita amat menderita karena dosa, kita akan selalu merindukan
kedatangan Kerajaan-Nya, Kerajaan-Nya yang akan melepaskan kita
dari dosa. Sebagaimana kata Paulus, "Aku, manusia celaka! Siapakah
yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?" [Roma 7:24]
Siapakah yang akan melepaskan aku? Ia tahu akan dosa-dosanya.
"Aku, manusia celaka!" kata Paulus di Roma 7. Dan karena itu Paulus
merindukan keselamatan Allah, dan kedatangan Kerajaan Allah:
"Syukur kepada Allah!" Kristus memberi kita kemenangan. Ia
merindukan dengan pengharapan yang bersungguh-sungguh, dengan
leher yang terulur akan kedatangan Kerajaan Allah. "Leher yang
terulur" - itulah artinya dalam bahasa Yunani. "Datanglah Kerajaan-
Mu". Paulus merindukan Kerajaan Allah karena dia berdukacita atas
dosa. Ia membicarakan dirinya sebagai manusia celaka - dia di dalam
tubuh yang masih diperhambakan kepada dosa.
Jadi, hubungannya agak jelas. Jika anda melihat dalam Perjanjian
Lama, hubungannya juga sama jelas. Di Mazmur 80:6 pemazmur
berbicara tentang air mata, tentang dukacita karena dosa. Di ayat 3 ia
berkata, "Bangkitlah, datanglah untuk menyelamatkan kami!
Pulihkanlah kami!" Atau di Mazmur 6:7-8 kita melihat hal yang sama.
Kita membaca tentang tangisan dan dukacita atas dosa. Di ayat 5 kita
baca disitu, "Kembalilah, TUHAN, selamatkanlah aku." Kembalilah dan
selamatkan kami. Kembalilah. Datanglah padaku. Selamatkanlah aku.
Kerinduan akan kedatangan Allah, karena kedatangan Kerajaan Allah
adalah kedatangan Allah sendiri, yaitu, kedatangan Yesus. Jadi anda
melihat hubungan yang terus menerus ini diantara dukacita atas dosa
dan kerinduan akan kedatangan Allah untuk menyelamatkan.
4. "Jadilah kehendak-Mu" dan "lemah lembut"
Kita melanjutkan ke butir yang berikut, "Jadilah kehendak-Mu di bumi
seperti di surga." Jadilah kehendak-Mu di bumi - siapa lagi yang akan
mendoakan hal semacam ini selain dari yang lemah lembut? Yang
lemah lembut akan memiliki apa? Bumi. Kehendak-Mu jadi di bumi
373 | C A H A Y A I N J I L
seperti di surga. Kata 'bumi' muncul di kedua ayat ini. Sangat menarik!
Siapa yang merindukan agar kehendak Tuhan terjadi? Siapa yang
berkata "Jadilah kehendak-Mu" selain dari yang lemah lembut? Orang
yang lemah lembutlah yang menginginkan agar kehendak Tuhan terjadi
di bumi ini. "Bukan kehendak-ku, Tuhan, jadilah kehendak-Mu." Itulah
bahasa orang yang lemah lembut. Yang sombong berkata, "Jadilah
kehendak-ku. Aku maunya seperti ini." Yang lemah lembut berkata,
"Jadilah kehendak-Mu! Sebagaimana kehendak-Mu jadi dengan
sempurna di surga, jadilah kehendak-Mu dengan sempurna di bumi
ini."
5. "Berikanlah kami pada hari ini makanan yang secukupnya"
dan "lapar dan haus akan kebenaran"
Paralel yang berikutnya sudah begitu jelas. "Berikanlah kami pada hari
ini makanan yang secukupnya." Siapa lagi yang akan mendoakan doa
seperti ini selain dari mereka yang lapar dan haus akan kebenaran?
Merekalah orang yang lapar dan haus akan roti yang hidup. Karena
dimana lagi terdapat kebenaran selain dari roti yang hidup itu?
Dimana-mana hubungannya begitu jelas.
6. "Ampunilah kami akan kesalahan kami" dan "murah hati"
Perhatikan hubungan itu di butir yang berikut: "Ampunilah kami akan
kesalahan kami." Siapakah orang yang merindukan pengampunan?
Mereka yang telah diampuni dosa-dosanya! Merekalah orang yang
murah hatinya. Sebenarnya, di dalam ajaran Tuhan Yesus, kemurahan
hati dan pengampunan dosa mempunyai arti yang sejajar. Apakah
artinya bermurah hati? Artinya mengampuni dosa. Mengapa kita
mengampuni dosa? Karena kita sendiri telah diampuni. Hubungan
diantara kemurahan hati dan pengampunan ini, Tuhan Yesus
mengajarkan dengan eksplisit di Matius 18:32-33. Ayat 33 berbicara
tentang kemurahan hati dan ayat 32 tentang pengampunan.
Kemurahan hati dan pengampunan mempunyai arti yang sama di
dalam ajaran Tuhan Yesus.
7. "Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada
kami" dan "membawa damai"
Dengan cara yang sama mari kita lihat hubungan yang selanjutnya.
"Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami."
Siapa yang berbicara seperti ini melainkan orang yang membawa
damai? Hanya mereka yang menginginkan damai, yang membawa
374 | C A H A Y A I N J I L
damai, siap mengampuni kesalahan orang lain. Adalah sikap seorang
pendamai untuk tidak menyimpan dendam di dalam hatinya. Jika anda
menyimpan dendam, jika anda enggan mengampuni, bagaimana anda
dapat membawa damai? Seorang pembawa damai tidak akan
mengingati dosa orang lain. Seorang pembawa damai akan secepat
mungkin mencari perdamaian. Ia tidak akan berkata, "Sudah, kita tidak
berbicara lagi. Lupakan saja! Jika kamu orang Kristen, lupakan saja.
Aku tidak akan berbicara dengan orang seperti kamu lagi." Seorang
pembawa damai adalah orang yang berkata, "Oke. Kamu telah
menyalahi aku, tapi sudahlah, aku tidak akan simpan dalam hati."
Ampunilah dengan cuma-cuma! Di Efesus 4:32 Paulus berkata, "kamu
saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah
mengampuni kamu." Saling mengampuni! Seorang yang membawa
damai adalah orang yang mengampuni dengan cuma-cuma karena dia
sendiri telah diampuni. Jadi anda mendapati bahwa disini terdapat satu
hubungan yang tak dapat dipisahkan diantara pengampunan dan
menjadi orang yang membawa damai.
8. "Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan" dan
"penganiayaan"
Mari kita datang ke butir yang kedelapan: "Janganlah membawa kami
ke dalam pencobaan". Sebagaimana yang telah kita lihat, disini
hubungannya begitu jelas sehingga hampir tidak membutuhkan
penjelasan apapun. "Janganlah membawa kami......" Kapan kita
menghadapi pencobaan yang paling berat? Tentu saja dibawah
penganiayaan bagi mereka yang telah berpaling dari dosa. Tidak
pernahkah anda berpikir sendiri, "Dapatkah aku bertahan dibawah
penganiayaan?" Bahkan mereka yang dilatih untuk pekerjaan Tuhan,
berapa banyak kali anda berpikir sendiri, "apa akan terjadi jika aku
dianiaya dengan berat karena iman? Dapatkah aku bertahan dalam
ujian ini, pencobaan ini? "Janganlah membawa kami ke dalam
pencobaan". Dapatkah saya bertahan? Oleh anugerah Allah, ya!
Namun begitu, kita jangan meletakkan diri kita di posisi pencobaan.
Kita tidak mencari pencobaan. Sekalipun kita mengasihi Allah, kita
tidak pergi mencari pencobaan. Doa ini menjadi satu peringatan supaya
kita tidak mencari kesusahan. Terdapat cukup banyak kesusahan yang
akan datang pada anda tanpa perlu anda mencarinya. Hal ini
mengingatkan kita akan gereja awal. Ada diantara mereka, karena
semangat yang tak terdidik, pergi mencobai si pencoba. Mereka
375 | C A H A Y A I N J I L
mencari masalah. Ketika Kaisar Roma mengeluarkan satu dekrit yang
memerintahkan penganiayaan terhadap orang-orang Kristen, gubernur
kota itu mendapati kantornya dikerumuni sekelompok orang Kristen
yang berkata, "Kami disini. Kaisar telah memerintahkan supaya orang-
orang Kristen dianiaya. Kami orang Kristen. Silakan saja." Janganlah
mencari masalah! "Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan." Ia
tidak akan membawa kita dan janganlah anda pergi mencarinya. Tapi
pencobaan dan penganiayaan akan datang. Tapi yang terutama, yang
paling dikuatirkan adalah pencobaan itu, yaitu, pencobaan untuk
murtad ketika kita menghadapi tekanan. Dari pencobaan seperti inilah
kita berdoa untuk dilepaskan.
9. "Lepaskanlah kami dari pada yang jahat" dan "difitnahkan
segala yang jahat'
Kemudian perhatikan butir yang terakhir dalam Doa Bapa Kami yang
begitu jelas, begitu terang. Apakah yang disebutkan di Ucapan Bahagia
yang terakhir? Bacalah perkataan-perkataan itu dengan teliti.
"Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan
kepadamu difitnahkan segala yang jahat."(perhatikan kata "difitnahkan
segala yang jahat") dan "Lepaskanlah kami dari pada yang jahat."
Justru itulah yang kita doakan - "lepaskanlah kami dari pada yang
jahat". Disini hubungan internalnya begitu jelas dan hampir tidak
membutuhkan penjelasan.
Doa Bapa Kami mewujudkan intisari dari Ucapan Bahagia
Saya mau anda catatkan bahwa Tuhan Yesus dalam hikmat-Nya yang
tertinggi telah menunjukkan kepada kita apa yang telah Ia lakukan. Ia
telah mengambil Ucapan Bahagia, yang diucapkan-Nya di permulaan
Khotbah di Bukit, dan mengubahnya menjadi suatu pokok doa dan
mengubahnya sedemikian sehingga mewujudkan intisarinya. Ah, ajaran
Tuhan begitu ajaib, begitu indah. Dapatkah anda melihat hubungannya
sekarang? Tahukah anda apa yang anda lakukan ketika anda
mendoakan Doa Bapa Kami itu? Anda sebenarnya sedang mendoakan
isi kepada Ucapan Bahagia itu. Saya percaya anda tidak akan
mendoakan Doa Bapa Kami tanpa memahami apa yang anda ucapkan
lagi. Ketika anda berkata, "Bapa kami," anda sebetulnya sedang
berdoa, "Tuhan, jadikan aku miskin di hadapan-Mu." Di lain pihak, jika
anda tidak miskin di hadapan Allah, anda tidak dapat mengatakan
dengan berarti, "Bapa kami." Anda tidak mempergunakan kata-kata itu
pada tempatnya. Anda mempergunakan kata-kata tersebut tanpa
376 | C A H A Y A I N J I L
pengertian dan anda semata mempergunakannya dengan
sembarangan. Anda sadar sekarang bagaimana anda harus mendoakan
Doa Bapa Kami. Anda mendoakan Doa Bapa Kami dengan sikap yang
miskin di hadapan Allah. Anda menyadari orang yang bagaimana yang
dapat berkata, "Bapa kami". Hanya mereka yang miskin di hadapan
Allah yang berhak berkata, "Bapa kami yang ada di sorga." Kemudian
anda menyadari anda harus menjadi suci di dalam hati supaya dapat
mengatakan dengan sungguh-sungguh, "dikuduskanlah nama-Mu",
karena jika anda tidak suci di dalam hati dan anda berkata,
"dikuduskanlah nama-Mu", anda benar-benar berlaku munafik.
Bagaimana anda bisa berkata, "dikuduskanlah nama-Mu" jika anda
tidak suci di dalam hati? Saya merasa ngeri memikirkan orang-orang
yang berkomat-kamit mengucapkan Doa Bapa Kami setiap hari, dan di
banyak kebaktian gereja mereka mengakhiri kebaktian dengan
mengucapkan, "Bapa kami yang ada di sorga." Mereka bahkan tidak
tahu apa yang mereka ucapkan. Tahukah kita apa yang kita ucapkan?
Saya dibesarkan di sebuah sekolah Katolik Roma. Salah satu dari doa-
doa pertama yang pernah saya pelajari adalah, "Bapa kami yang ada di
sorga" dan saya bahkan tidak tahu apa yang saya ucapkan. Setiap hari
saya bertelut ditempat tidur dan mendoakan ini sehingga pada
akhirnya saya memutuskan untuk tidak lagi berurusan dengan agama
Kristen dan tidak lagi berdoa dan tidak lagi berpikir tentang gereja dan
orang Kristen. Banyak tahun kemudian Tuhan membawa saya kembali
dan membawa saya ke dalam Kerajaan-Nya. Tapi di sekolah Katolik
tersebut, seperti semua anak-anak yang lain, anda hanya mengulangi
apa saja yang diajarkan. Saya hanya bertelut ditempat tidur dan
berkata, "Bapa kami yang ada di sorga....." dan seterusnya. Terkadang
saya berpikir, "Ini sedikit terlalu cepat." Jadi saya berkomat-kamit
mengucapkan sekali lagi, "Bapa kami yang ada di sorga....." Saya pikir
sangat menyedihkan karena terdapat banyak orang di gereja hari ini
yang menggunakan rosario untuk menghitung berapa banyak kali
mereka berkata, "Bapa kami.....". Dan kadang-kala jika anda pergi
kepada seorang pastor untuk pengakuan dosa, pastor itu akan berkata
kepada anda, "Oke, memandangkan kamu telah mengaku dosa-
dosamu, aku memberikan pengampunan dosa, tapi kamu harus
mengucapkan Doa Bapa Kami 20 kali." Jadi orang itu pergi dan bertelut
dan mengucapkan doa itu, "Bapa kami di sorga....", lebih cepat
diucapkan, lebih cepat selesai. (Anda menekan satu manik di rosario
377 | C A H A Y A I N J I L
and kemudian satu lagi untuk menghitung berapa banyak kali anda
telah mengucapkan doa itu.) Sangat memualkan! Adalah benar-benar
menyedihkan jika orang harus disuruh melakukan hal-hal yang mereka
sendiri tidak memahaminya. Kita harus mendoakan hal-hal ini jika kita
ingin berdoa dengan betul, hanya dengan memahami Ucapan Bahagia
di dalam hati kita, yaitu, hanya jika memahami dengan benar apa yang
sedang kita lakukan.
Suci di dalam hati - Menghendaki satu hal
Yang terakhir, tadi saya menyebutkan bahwa terdapat satu perubahan
yang signifikan pada urutan Ucapan Bahagia. Sejauh ini hanya terdapat
satu perubahan dalam susunan, yaitu, "Berbahagialah orang yang suci
hatinya". Ucapan Bahagia yang keenam ini dinaikkan ke atas untuk
menjadi pokok doa yang pertama setelah, "Bapa kami." Hal ini sangat
penting. Seorang ahli teologia dan ahli filsafat Denmark, Sǿren
Kirkegaard, menulis sebuah buku yang berjudul, "Kesucian Hati Ialah
Menghendaki Satu Hal." Ia sungguh benar! Ia benar-benar memahami
ajaran Tuhan atas hal ini. Kesucian hati berarti anda tidak mengabdi
kepada dua tuan. Anda tidak mengabdi kepada Allah dan Mamon.
Kesucian hati berarti anda menghendaki hanya satu hal, yaitu, anda
melayani hanya Allah dengan segenap hati anda, dengan segenap
keberadaan anda. Kesucian hati berarti hati yang tidak terbagi-bagi.
Tidak ada kepentingan yang lain, tidak ada tuan yang lain untuk
dilayani. Anda melayani Allah dan hanya Allah. Sungguh luar biasa
bahwa ucapan yang khusus ini dimajukan ke depan. Tentu saja bukan
suatu kebetulan ia dimajukan ke depan. Kesucian dalam hati ini adalah
hal yang paling penting yang harus kita doakan untuk tetap setia
kepada Allah. Di butir yang berikutnya dalam ajaran Tuhan, anda akan
melihat bahwa ia menjadi hal yang menentukan kelangsungan hidup.
Jadi mulai sekarang saya percaya anda dapat mendoakan Doa Bapa
Kami dengan berarti, dan tidak hanya mengulangi doa tersebut.
Doa Bapa Kami, sebagaimana telah kita sebutkan tadi, adalah satu
model doa. Itu berarti Tuhan tidak semata berkata, "Hanya ulangi
perkataan-perkataan ini", tapi sebaliknya, "Jadikannya sebagai suatu
pokok doa, jadikannya sebagai pola bagi doa anda. Teladanilah doa
anda atas doa model ini" Dan setiap kali anda mengucapkan Doa Bapa
Kami ini, anda telah meliputi setiap butir dalam Ucapan Bahagia itu. Hal
ini benar-benar indah. Semoga Allah membolehkan kita untuk benar-
benar masuk ke dalam semangat Doa Bapa Kami dengan memahami
378 | C A H A Y A I N J I L
dengan lebih mendalam dan dengan lebih jelas Ucapan Bahagia itu.
Renungkanlah hal ini. Dan seperti yang saya katakan dari permulaan,
jadikanlah Ucapan Bahagia suatu pokok doa seperti yang diajarkan oleh
Tuhan dalam apa yang disebut Doa Bapa Kami ini.
Mintalah, Maka Akan Diberikan Kepadamu
Matius 7:7 - Khotbah oleh Pastor Eric Chang
Hari ini kita melanjutkan studi sistematis ajaran Tuhan di Matius 7:7.
Ayat ini berbunyi seperti berikut: "Berilah, maka akan diberikan
kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu
akan dibukakan bagimu." Agar kita memperoleh seluruh konteksnya
kita harus membaca hingga ke ayat 12. "Karena setiap orang yang
meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan
setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang
dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti,
atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat
tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi
Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka
yang meminta kepada-Nya." "Segala sesuatu yang kamu kehendaki
supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada
mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi".
Dari pengupasan firman Matius 7:6 di Khotbah yang lalu, kita melihat
bahwa Tuhan Yesus sedang mengajarkan kepada kita tentang jangan
memberikan kepada anjing apa yang kudus atau melemparkan mutiara
kepada babi. Kita melihat bahwa Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita
bahwa sifat lama manusia yang dalam keberdosaannya, dalam
kejijikannya adalah seperti sifat anjing dan babi. Kita melihat bahwa
manusia duniawi tidak menerima hal-hal dari Allah. Dari Khotbah
tersebut kita juga melihat bahwa Allah tidak pernah memaksa ke atas
kita InjilNya, kebenaranNya yang luar biasa dan ajaib itu. Dalam
hubungan dengan hal ini, saya ingin mengatakan satu hal yang lain.
Gereja mula-mula, yaitu bapa-bapa Rasuli di abad pertama,
menggunakan ayat ini untuk menunjukkan bahwa barangsiapa yang
belum dibaptis, tidak diizinkan untuk mengambil bagian dalam
379 | C A H A Y A I N J I L
Perjamuan Kudus. Dalam karya yang sangat penting yang disebut "The
Didache", yaitu ajaran-ajaran bapa-bapa Rasuli, dikatakan bahwa tidak
seorangpun yang belum dibaptis diizinkan untuk mengambil bagian
dalam Perjamuan Kudus atas alasan bahwa benda-benda kudus tidak
diberikan kepada anjing. Yakni, barangsiapa yang belum, melalui
proses iman dan baptisan, menjadi manusia baru. Ini menunjukkan
bahwa bapa-bapa Rasuli juga melihat bahwa anjing mewakili manusia
lama dalam sifat lamanya.
Hari ini, bukan saja dalam pokok ini tetapi dalam begitu banyak pokok
yang lain, gereja tidak tahu tentang ajaran Firman Allah. Orang
diizinkan untuk mengambil bagian dalam Perjamuan padahal belum
pernah dibaptis, karena adalah jelas bahwa para pengajar di gereja
hari ini sepertinya tidak memahami arti Perjamuan Kudus. Dan apabila
orang datang kepada saya, yang belum dibaptis dan bertanya apakah
mereka boleh mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus dan saya
berkata, "Tidak". Mereka kaget. Mereka pikir, "Semua pendeta di
gereja lain mengizinkannya. Mengapa anda tidak mengijinkannya?"
Sepertinya saya menonjol di angkatan ini sebagai seorang yang aneh,
bukan karena saya menghendakinya, bukan karena saya mau berbeda,
tapi karena Firman Allah mengajarkan dengan cara ini. Mengapa orang
tidak melihatnya?" Apakah saya kehilangan sesuatu jika saya
mengizinkan orang yang belum dibaptis untuk mengambil bagian
dalam Perjamuan Kudus. Saya bisa saja berkata, "Ya, silahkan." Saya
berkata "tidak" demi orang tersebut, bukan demi diri saya karena
seperti nats yang dibacakan setiap kali Perjamuan Kudus
diadakan,"barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau
minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah
Tuhan". Orang itulah yang bermasalah nanti, bukan saya. Ada kalanya
apabila saya memikirkan kata-kata Paulus, "Jika aku sangat mengasihi
kamu, masakan aku semakin kurang dikasihi?" Hal ini saya katakan
demi kebaikan anda, bukan demi kebaikan saya sendiri. Mengapa anda
harus kurang mengasihi saya karena saya menyatakan sesuatu yang
baik untuk diri anda? Tapi sebagaimana yang telah kita lihat di Khotbah
yang lalu, terdapat orang yang tidak terlalu mempedulikan kebenaran.
Mereka tidak mau mendengarkan kebenaran. Mereka tidak mau
bersusah payah menyelidiki kebenaran, jadi mereka tidak senang
mendengar hal ini. Tapi ada kalanya, saya juga tidak dapat
menyalahkan orang-orang ini karena pendeta-pendeta lain menyatakan
380 | C A H A Y A I N J I L
ini dan saya menyatakan sesuatu yang berbeda, jadi sepertinya saya
seorang melawan mayoritas. Adalah sesuatu yang sangat menyedihkan
bahwa di angkatan ini, di hari dan jaman ini, terdapat begitu banyak
ketidak-tahuan akan Firman Allah. Saya tidak ingin menyerang
pendeta-pendeta yang lain, tapi pergilah dan tanyalah pendeta yang
kalian kenal. Mintalah mereka untuk menguraikan kepada anda arti
Perjamuan Kudus. Tanyalah mereka apa arti Perjamuan Kudus. Saya
mau meminta kalian untuk mencari tahu berapa dari mereka yang
dapat menguraikan kepada anda apa sesungguhnya arti Perjamuan
Kudus. Dan bukan hanya memberitahu anda bahwa ia adalah semacam
peringatan. Yang sering kita dengarkan sekarang adalah bahwa
Perjamuan Kudus adalah semacam peringatan. Jika ia hanya semacam
peringatan, bagaimana anda dapat berdosa terhadap tubuh dan darah
Kristus? Kemukakan pertanyaan ini dan apabila anda sudah menyelidiki
sampai ke akar persoalan, putuskanlah siapa yang menyatakan
kebenaran.
Harinya akan tiba di mana anda harus mencari kebenaran sekalipun
kebenaran itu akan membuat orang lain tersinggung. Seperti yang saya
katakan tadi, ajaran tentang Perjamuan Kudus adalah satu prinsip yang
diajarkan oleh para bapa Rasuli di gereja mula-mula. Hal ini bukan
sesuatu yang saya ciptakan di abad ke-20. Saya dapat memberitahu
anda bahwa segala sesuatu yang saya ajarkan dapat dibuktikan bukan
hanya dari Firman Allah tapi juga dari ajaran gereja mula-mula dan
para bapa Rasuli. Sayangnya, hari ini banyak orang yang tidak familiar
dengan ajaran para bapa Rasuli, apa tah lagi ajaran Kitab Suci. Kita
harus kembali ke Firman Allah. Persoalan apakah kita populer atau
tidak, tidaklah penting. Tuhan Yesus berkata bahwa apa yang
dibutuhkan dari seorang hamba adalah bahwa ia setia. Hal inilah yang
paling penting.
Sekarang marilah kita buka ke Matius 7:7. Terkandung begitu banyak
kekayaan di perikop ini dan saya kira kita tidak dapat meliputi lebih
dari satu ayat hari ini. Apa kaitan ayat ini dengan ayat-ayat yang
sebelumnya? Dua hal: Pertama, bila anda melihat ke dalam ajaran
Tuhan di Kotbah di Bukit sejauh ini, anda akan melihat bahwa standar
yang ditetapkan sangatlah tinggi, lalu pertanyaannya adalah: dapatkah
anda mencapai standar yang telah ditetapkan oleh Tuhan Yesus? Di
gereja masa kini, satu lagi hal yang tidak diajarkan adalah
tanggungjawab kita. Kita secara terus menerus diberitahu tentang apa
381 | C A H A Y A I N J I L
yang Allah kerjakan dan Allah mengerjakan segala sesuatu dan
dianggapkan bahwa kita tidak perlu melakukan apa-apa pun. Allah
mengerjakan segala sesuatu dan kita tidak mengerjakan apa-apapun.
Itulah alasan mengapa adalah sangat penting untuk mempelajari
Khotbah di Bukit. Firman-firman ini ditujukan kepada kita. Ia
memberitahu kita apa yang harus kita lakukan, apa tanggungjawab
kita di hadapan Allah. Tapi bila kita melihat tanggungjawab tersebut,
kita hanya dapat menyerah dan berkata, "Tuhan, bagaimana saya
dapat mencapai standar tersebut? Dengan kekuatan saya sendiri,
dengan hikmat saya, saya tidak dapat menjalani kehidupan yang
sebegini." Apabila anda mulai melihat itu, anda sudah dalam perjalanan
menjadi seorang Kristen yang sejati.
Hari ini gereja begitu penuh dengan orang Kristen yang berpikir bahwa
mereka dapat menjalani kehidupan mereka sebagaimana mereka mau
dan mereka masih tetap akan diselamatkan. Tuhan Yesus berkata,
"Kamu harus mengasihi Tuhan AllahMu dengan segenap hatimu dan
mengasihi sesama seperti dirimu sendiri", dan mereka hanya mengasihi
diri mereka sendiri dan mereka masih berpikir, "Saya percaya pada
Yesus, saya akan diselamatkan tidak kira apa yang diajarkan oleh
Tuhan Yesus, saya masih tetap akan diselamatkan." Apa yang Yesus
ajarkan tidak penting, apa yang penting adalah apa yang dikatakan
oleh penginjil dan apa yang dikatakan oleh pendeta tapi apa yang
dikatakan oleh Yesus tidak sesungguhnya penting. Pendeta itu berkata
bahwa selama saya percaya pada Yesus, tidak kira bagaimana
kehidupan saya, saya tetap akan diselamatkan sekalipun Yesus berkata
yang lain.
Biarlah saya bertanya saudara-saudara, bandingkan apa yang
dikatakan oleh para pendeta dan penginjil dengan apa yang dikatakan
oleh Tuhan Yesus. Bandingkan apa yang saya katakan dalam terang
apa yang Tuhan Yesus katakan. Lihatlah apakah kami menyatakan hal
yang sama, apakah pendeta-pendeta menyatakan hal yang sama
dengan apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Jika apa yang saya
katakan tidak sejalan dengan apa yang diajarkan oleh Firman Allah,
maka saya seorang pendusta dan setiap orang mempunyai hak untuk
mengumumkan bahwa saya seorang pendusta. Tuhan Yesus berkata,
"kasihilah musuhmu, bukan hanya sesama." Berapa banyak orang
Kristen yang dapat mengasihi saudara-saudara dalam gereja, belum
lagi musuh mereka? Tuhan Yesus berkata, "carilah dulu kerajaan Allah
382 | C A H A Y A I N J I L
dan segala sesuatu", hal-hal materil "akan ditambahkan kepadamu."
Berapa banyak orang Kristen yang dapat dengan jujur dan dengan hati
nurani yang murni berkata bahwa hal pertama yang mereka cari di
dunia ini dan di hidup ini adalah kerajaan Allah dan kebenaranNya?
Namun orang-orang yang sama, yang tidak mencari dulu Kerajaan
Allah, diberikan jaminan oleh banyak pendeta bahwa selama mereka
percaya pada Yesus, mereka akan diselamatkan. Jadi kita harus terus
menerus membandingkan pemikiran kita dan apa yang dikatakan oleh
orang dengan apa yang diajarkan oleh Yesus.
Di akhir Khotbah di Bukit, Tuhan Yesus berkata, "Pada hari terakhir",
yaitu pada hari Penghakiman, "banyak yang akan berkata kepada Aku,
'Tuhan, Tuhan, tidakkah kami melakukan ini dan itu dalam namamu?"
Dalam namaNya? Tapi Tuhan berkata, "Aku tidak mengenal kamu.
Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan." Kira-
kiranya berapa banyak orang yang akan berkata kepada Tuhan,
"Tuhan, Tuhan, itulah apa yang diajarkan pendeta kepada saya, itulah
yang diajarkan oleh penginjil itu kepada saya. Ia berkata bahwa yang
perlu dilakukan hanyalah percaya dalam nama Yesus. Saya percaya
dalam nama Engkau. Apakah salahku?" Tuhan Yesus berkata, "Hanya
dia yang melakukan kehendak BapaKu di surga, hanya orang yang
sedemikian yang masuk ke dalam kerajaan." Melainkan iman sejati itu
diungkapkan dalam tindakan, dalam melakukan kehendak Bapa, jika
tidak iman itu tidak akan menyelamatkan sesiapapun.
Dan juga karena alasan bahwa orang tidak pernah diberitahu tentang
tanggungjawab mereka maka tidak ada ketergantungan pada Allah
yang seharusnya dimiliki setiap orang Kristen. Apakah setiap hari anda
hidup bergantung pada Allah, berkata kepadaNya, "Tuhan, saya lemah.
Saya tidak mempunyai kekuatan. Berikan kekuatan yang saya
butuhkan, saya memohon pada Engkau." Itulah alasan mengapa saya
berkata tadi bahwa jika anda merasa lemah dan kekurangan dan
karena itu anda secara terus menerus bergantung pada Allah, maka
anda sudah dalam proses menjadi seorang Kristen yang sejati. Inilah
alasan mengapa di akhir Khotbah di Bukit, Tuhan Yesus berkata,
"Mintalah, maka kamu akan menerima." Aku tahu bahwa anda tidak
memiliki kekuatan. Aku tahu bahwa anda tidak punya kuasa, tapi
mintalah dan anda akan memilikinya". Jika kata-kata itu tidak Tuhan
Yesus katakan di akhir Khotbah di Bukit, saya kira kita semua dalam
keadaan tanpa harapan. Karena bila kita memandang pada standar
383 | C A H A Y A I N J I L
yang telah ditetapkan oleh Tuhan Yesus, tidak ada perasaan lain
melainkan perasaan keputus-asaan. "Aku begitu egois, aku begitu
lemah. Bagaimana aku dapat mengasihi, mengasihi dengan cara
Engkau? Aku begitu lemah bila aku melihat hal-hal menarik di dunia ini.
Ah! Dunia melambai-lambai kepadaku. Dunia menarik aku. Tuhan,
bagaimana aku dapat menjalani kehidupan mencari dahulu
KerajaanMu, melainkan Engkau memberikan aku kekuatan." Tapi di
sini, di akhir Khotbah di Bukit, Tuhan memberikan kita pengharapan
dan kekuatan yang kita butuhkan. Ia menjanjikan kepada kita segala
sesuatu yang kita perlukan dalam mengikuti jalan melakukan kehendak
Bapa. Ia berkata, "segala sesuatu yang baik akan diberikan
kepadamu." Segala sesuatu yang anda perlukan akan diberikan
kepadamu. Dan apakah hal-hal yang baik itu? Bila anda bandingkan
dengan Injil Lukas, anda akan menemukan bahwa Ia secara khusus
menunjuk kepada Roh Kudus. Roh Kudus adalah Allah Sendiri. Dan
apabila anda mempunyai Allah, anda mempunyai segala sesuatu.
Justru inilah pokoknya menjadi Kristen, yaitu memiliki Allah. Apabila
anda memiliki Allah, anda memiliki hidup kekal. Anda tidak akan
pernah memiliki hidup kekal di luar Allah. Anda tidak dapat memiliki
hidup kekal sebagai sesuatu yang terpisah dari Allah. Ini hidup kekal
dan Allah di sebelah sana. Hidup kekal adalah kehidupan Allah Sendiri.
Oleh karena itu, apabila anda punya Allah, barulah anda memiliki hidup
kekal. Apabila anda mempunyai Yesus, anda mempunyai hidup kekal.
Jika anda tidak mempunyai Tuhan Yesus dalam hidup anda, anda tidak
mempunyai hidup kekal. Jadi kita melihat bahwa alasan pertama Tuhan
Yesus mengajarkan kepada kita tentang meminta disini adalah justru
karena, di akhir Khotbah di Bukit, kita membutuhkan kekuatan untuk
menjalani kehidupan yang merupakan panggilan surgawiNya bagi kita.
Alasan kedua adalah prinsip hubungan Allah dengan kita, yaitu prinsip
dalam doa. Anda telah perhatikan, sebagai contoh, di Khotbah yang
lalu tentang ajaran Tuhan di ayat 6, bahwa Allah tidak pernah
memaksakan anugerahNya ke atas kita. Itu berarti, jika anda tidak
memintanya, anda tidak memperoleh. Itu berarti, jika anda bukan
seorang Kristen, dan jika anda tidak meminta keselamatan yang dari
Allah, Allah tidak akan mengambil keselamatanNya dan melemparkan
kepada anda. Tidak, anda tidak akan pernah memperolehnya. Prinsip
yang sama ini berlaku bagi orang Kristen juga. Rasul Yakobus berkata
di Yakobus 4:2-3 dan ia sedang berbicara kepada orang Kristen, "Kamu
384 | C A H A Y A I N J I L
tidak menerima karena kamu tidak meminta", dan di ayat 3 ia berkata,
"Kamu meminta dan kamu tidak memperoleh karena kamu meminta
hal yang salah, karena anda meminta untuk memuaskan hawa
nafsumu." Sekarang pertimbangkan ini, banyak orang Kristen tidak
mempunyai karunia-karunia rohani yang tertentu. Pernahkah terlintas
di pikiran anda bahwa anda tidak memperoleh karena anda tidak
meminta? Mungkin anda melihat seorang saudara lain di gereja dan
anda berkata, "Mengapa ia mempunyai begitu banyak karunia yang
dapat dipakai Allah?" Pernahkah terlintas di benak anda untuk meminta
hal-hal tersebut? Apa saja yang anda inginkan atau butuhkan dalam
pekerjaan Allah, yang akan dipakai untuk kemuliaan Allah dan bagi
pembangunan Gereja, anda boleh meminta dengan keyakinan bahwa
anda akan menerima, selama anda meminta bukan untuk memuaskan
hawa nafsumu. Bila Tuhan Yesus berkata, "Mintalah dan kamu akan
menerima", dalam konteks ini, ia tidak berkata bahwa anda meminta
mobil, dan anda akan menerima mobil. Minta mobil BMW, dan anda
akan memperoleh mobil BMW. Jadi jika anda hanya meminta mobil
kecil, maka anda rugi, mengapa tidak minta mobil besar!?
Jadi kita dapat melihat bahwa apabila Tuhan berbicara mengenai
meminta, Ia berkata anda mungkin akan meminta benda-benda untuk
memuaskan hawa nafsu dan ketamakan anda. Prinsip yang penting
adalah ini: Jika anda meminta sesuatu yang bersifat rohani, dan Allah
dimuliakan dan membawa manfaat bagi gereja, maka anda dapat
meminta dengan keyakinan bahwa anda akan memperolehnya. Di sini
kita juga melihat begitu banyak kekayaan yang terkandung di dalam
satu kalimat ajaran Tuhan. Dalam satu ayat ini, seluruh prinsip
hubungan Tuhan dengan kita didefinisikan dengan jelas. Allah berkata,
"mintalah, anda akan menerima", fakta bahwa anda akan menerima,
bahwa Ia memberikan kepada anda, itu adalah kasih anugerahNya
Sendiri. Ia memberikan kepada anda dengan cuma-cuma saat anda
memintanya. Disini kita melihat, di satu sisi anugerah Allah bahwa Ia
memberikan cuma-cuma kepada mereka yang dalam kebutuhan. Tapi
perhatikan juga tanggungjawab kita. Ia tidak berkata, "Aku akan
memberikan kepada kamu apakah anda memintanya atau tidak."
Tanggungjawab kita adalah meminta, mencari, mengetuk. Jadi kita
melihat hubungan di antara kasih karunia Allah dan tanggungjawab
manusia. Anugerah Allah tersedia secara cuma-cuma tapi kita harus
memintanya. Meminta itu tidak selalunya begitu mudah.
385 | C A H A Y A I N J I L
Disini, dalam bahasa aslinya, tensanya adalah apa yang dipanggil
present continuous tense, yang bermakna bahwa tindakan meminta itu
bukan berlangsung hanya satu kali. Present continuous tense bermakna
terus menerus meminta dan anda akan menerimanya. Ini berarti terus
mencari, mencari sehingga ketemu. Ia juga bermakna terus mengetuk.
Ketuk, ketuk, ketuk, sehingga pintu terbuka.
Begitu banyak orang Kristen saat mereka berdoa mereka mengetuk
satu atau dua kali. Ketuk, ketuk. Tidak ada bunyi. "Baiklah, Ia tidak
mau membuka pintu." Jadi kita pergi. Seluruh pokok ajaran Tuhan
adalah ini: Terus mengetuk sehingga anda menerima. Apakah anda
berpikir Allah tidak ada di rumah? Tentu saja, jika anda berpikir bahwa
Ia tidak di rumah, anda akan pergi. "Saya sudah mengetuk beberapa
kali dan pintu tidak dibuka, jadi pasti Ia tidak di rumah, lalu saya
pergi". Tapi Allah selalu di rumah. Ia selalu ada disitu. Jadi jika anda
tahu bahwa apa yang anda minta itu adalah sesuatu yang
memuliakanNya dan memberkati gereja, teruslah ketuk sehingga anda
menerimanya. Prinsip ini begitu penting dan Tuhan Yesus memberikan
beberapa perumpamaan justru untuk mengilustrasikan pokok ini. Kita
akan kembali ke perumpamaan ini di waktu yang akan datang. Anda
mungkin berkata, "Mengapa Allah membutuhkan kita untuk terus
meminta, meminta sehingga Ia memberikannya?" Bila seorang anak
kecil terus meminta sesuatu, anda akan merasa agak jengkel. "Jangan
terus meminta. Kamu telah memintanya tadi. Mengapa terus meminta?
Saya tidak tuli, saya sudah mendengarnya." Kita merasa agak jengkel
karena ia meminta terus menerus. Tapi apabila kita melihat ke dalam
Alkitab, sangatlah luar biasa. Caranya Allah bukan cara kita. Justru
cara Allah berlawanan dengan cara kita. Ia begitu mengasihi orang
yang tidak pernah menyerah, yang gigih - orang-orang yang bagi kita
menjengkelkan inilah yang dikasihi Allah. Mereka menerima kasih
karuniaNya. Bila anda mempelajari perumpamaan Tuhan, anda akan
melihat hal ini.
Saya baru saja memberitahu salah seorang saudara bahwa studi akan
perumpamaan merupakan satu proses reformasi pikiran karena anda
akan belajar untuk memikirkan pikiran Allah, dan pikirannya sangat
berbeda dari pikiran kita. Itulah alasan mengapa ada orang yang
menemukan ajaran Tuhan Yesus begitu sulit untuk dipahami,
terutamanya perumpamaan. Cara Allah berpikir begitu berbeda dari
cara kita berpikir. Jika anda mau menerima dari Allah, anda harus terus
386 | C A H A Y A I N J I L
meminta, meminta sehingga anda menerimanya. Jangan menyerah
sebelum anda menerima. Bagaimana Yakub menjadi Israel? Yakub
bergulat dengan malaikat Tuhan sepanjang malam. Sepanjang malam
ia berkata kepada Tuhan, "Berkatilah aku, berkatilah aku. Aku tidak
akan melepaskan kamu sebelum kamu memberkati aku." Anda
mungkin berkata, 'Betapa beraninya Yakub menangani malaikat Tuhan
dalam cara ini. Ia tidak menjawab, dan anda terus berpegang
kepadanya dan berkata, "Aku tidak akan melepaskan kamu sebelum
kamu memberkati aku."' Wah, sangat tidak tahu malu orang ini! Orang
ini bahkan tidak punya sedikit kesopanan. Dengan manusia anda tidak
akan berbuat ini, lalu bagaimana anda bisa menangani seorang
malaikat Allah dalam cara ini? Mengapa Allah tidak langsung
memberkati dia dan berkata, "Okelah, Aku berkatilah kamu. Pergilah.
Aku sudah memberkati kamu" Seperti seorang anak kecil yang terus
menerus menganggu anda setiap waktu, mengapa tidak berikan
kepadanya apa yang ia minta agar ia pergi? Namun, Allah tidak berpikir
dengan cara ini. Ia mengasihi orang yang tidak menyerah, yang terus
menerus meminta. Dan pada akhirnya, malaikat Tuhan berkata, "Kamu
sudah menang di atas Allah, dan dari sekarang, namamu adalah
Israel." Saya begitu berharap orang Kristen akan belajar prinsip ini.
Anda bertekun sehingga anda menerimanya. Ingatkah anda tentang
perempuan Sirofenesia yang terus berkata, "Sembuhkan anakku.
Sembuhkan anakku," sehingga para murid berkata, "Mengapa Engkau
tidak menyuruh dia pergi? Ia mengganggu dan menjengkelkan kita."
Apakah perempuan ini menjengkelkan Tuhan Yesus? Tidak. Ia
menjengkelkan murid-muridNya, tapi Tuhan Yesus tidak terganggu.
Tuhan mengasihi dia. Tuhan berkata, "O perempuan, besar imanmu,
Jadilah seperti yang telah kamu minta."
Ada kalanya, kita merupakan orang yang maukan segala sesuatu
secara instan. Tuhan, berikan kepada saya di waktu ini juga. Di waktu
ini juga. Tapi Tuhan mau melihat sejauh mana kita sesungguhnya
menghendakinya. Harga yang setinggi mana yang sanggup kita bayar
untuk memperolehnya? Ia sedang melatih kita lewat permintaan kita,
dengan gigih secara terus menerus meminta. Bukan dengan cara yang
mudah, hanya dengan sekali meminta dan anda mendapatkannya. Ia
menghendaki orang yang bertahan hingga ke akhirnya, orang yang
dapat bertahan sampai ke akhirnya.
387 | C A H A Y A I N J I L
Perhatikan keindahan ayat 7 di fasal 7 buku Matius. Kita sudah melihat
begitu banyak kekayaan di dalam ayat yang indah ini. Dalam nas
aslinya, ayat ini mengandungi sebelas perkataan. Tapi seperti permata
indah mengungkapkan kebenaran, seperti intan yang dipotong dari
pelbagai sudut yang berbeda dalam memancarkan terangnya,
kekayaan maknanya dapat dilihat dari pelbagai sudut.
Pertimbangkanlah ini, apakah yang terjadi apabila anda mencari jalan
menuju ke tempat tertentu. Pertama, anda akan menanyakan jalannya.
Dan setelah menerima informasi tentang arahnya, anda akan
mencarinya. Dan setelah tempat itu ditemukan, apa yang anda
lakukan? Anda mengetuk pintunya agar dapat masuk. Bukankah sangat
indah gambaran ini? Inilah persis urutan kata-kata Tuhan Yesus di ayat
ini. Minta, cari dan ketuk. Di Matius 2, ketika orang-orang magus
mencari Yesus, anda akan menemukan urutan yang sama disitu. Di
ayat 2, dikatakan mereka bertanya dimanakah raja orang Yahudi yang
baru dilahirkan itu? Di ayat 8, setelah bertanya, mereka pergi dan
mencari. Di ayat 11, mereka menemukan dan setelah mereka
menemukan, mereka mengetuk dan masuk. Itulah hukum orang
Yahudi, anda tidak masuk pintu tanpa terlebih dahulu mengetuk. Jadi
Tuhan Yesus sedang berkata bahwa sama seperti orang-orang majus
mencari Tuhan Yesus dan Raja Kerajaan, jadi kita juga mencari. Kita
meminta, mencari dan mengetuk agar kita dapat masuk.
Tentu saja, motif kita meminta, mencari dan mengetuk itu sangatlah
penting. Kita menemukan di Matius 2 bahwa Herod juga bertanya di
manakah Mesias akan dilahirkan. Ia juga mencari. Ia juga sedang
mencari, tapi motifnya salah. Oleh karena itu, ia tidak menemukannya.
Jadi kita melihat bahwa motif, alasan mengapa kita meminta sesuatu
dari Tuhan itu sangatlah penting. Allah melihat hati kita. Jadi, sekali
lagi inilah tanggungjawab kita dalam kasih karunia Allah. Kita mau
mencari Tuhan Yesus, mencari Kerajaan Allah. Namun terdapat tiga hal
yang harus kita lakukan di pihak kita. Ada tanggungjawab di pihak kita.
Apabila anda meminta, anda menggunakan mulut. Apabila anda
mencari, anda menggunakan mata. Apabila anda mengetuk, anda
menggunakan tangan. Ini mewakili seluruh pribadi, maka seluruh
keberadaan terlibat dalam mencari Kerajaan Allah. Jadi mencari Tuhan
dengan segenap jiwa, akal budi dan kekuatan.
Tentu saja, sebagaimana yang telah kita lihat, hal mencari
berhubungan dengan ayat-ayat yang sebelumnya dan juga ayat-ayat
388 | C A H A Y A I N J I L
yang sesudahnya. Ia berhubungan dengan hal tentang mencari
kerajaan Allah. Carilah KerajaanNya dan kebenaranNya dan dalam
melakukan itu, tentu saja kita sedang mencari hidup kekal dalam Allah.
Dan setelah kita tiba, apakah yang kita lakukan? Kita mengetuk di
pintu gerbang hidup kekal. Disini anda melihat hubungan yang
menakjubkan langsung setelah perikop ini di ayat 14. Karena sempitlah
pintu dan sesaklah jalan yang menuju kepada kehidupan bagi mereka
yang menemukannya. Jadi kita melihat bahwa dalam meminta,
mencari dan mengetuk, semua bentuk dasar kegiatan manusia terlibat.
Seluruh keberadaan kita terlibat. Apabila anda mau mencari hidup,
anda tidak hanya mencari dengan sebagian dari keberadaan anda.
Pencarian akan Tuhan dapat diwakili dengan kata-kata, "dengan
segenap jiwa, akal budi, kekuatan".
Marilah kita pertimbangkan tentang hal mengetuk. Kita sudah panjang
lebar berbicara mengenai meminta dan kita juga sudah sedikit
menyentuh tentang mencari. Dalam berbicara mengenai pengalaman
rohani. Nat ini dalam bahasa aslinya, terdapat bentuk tatabahasa yang
disebut "divine passive", yaitu kalimat, "mintalah maka akan
diberikan". "Akan diberikan" adalah bentuk pasif. Dalam Alkitab, bentuk
kalimat yang bersifat pasif ini yaitu "akan diberikan", selalu bermakna
bahwa Allah akan memberi. Bentuk kalimat yang disebut "divine
passive" ini bermakna Allahlah yang akan melakukannya. Jadi
dikatakan, "ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu", ini
bermakna Allah akan membukanya. Allah akan membuka pintu itu. Ini
tentu saja bermakna apabila anda meminta dan Allah menjawab, anda
mengalami satu pengalaman rohani, anda mengalami sesuatu yang
dilakukan Allah.
Banyak orang berkata kepada saya, "Saya akan menjadi orang Kristen
yang jauh lebih kuat jika saya mengalami pengalaman rohani yang
anda miliki. Anda selalu membagikan pengalaman rohani, jika saya
memiliki pengalaman rohani yang anda miliki, saya juga akan
mempunyai kekuatan dan iman rohani yang sama dengan anda." Tapi,
saudara yang terkasih, tidak ada orang yang langsung begitu saja
mengalami pengalaman rohani yang sedemikian. Bagaimana anda
mendapatkan pengalaman rohani yang sedemikian? Tuhan Yesus
sedang memberitahu kita di sini. Tidak ada misteri. Sangat sederhana.
Bagaimana saya mengalami hal-hal indah yang Allah berikan kepada
saya? Karena saya memintanya. Bagaimana saya menemukan
389 | C A H A Y A I N J I L
kekayaan rohani dalam Allah? Karena saya mencari. Bagaimana saya
masuk ke dalam pengalaman hidup yang baru? Dengan mengetuk pada
pintu itu. Anda tidak mempunyai karena anda tidak meminta. Anda
tidak menemukan karena anda tidak mencari. Anda tidak masuk
karena anda tidak mengetuk dan oleh karena itu pintu tidak dibuka
bagimu.
Ingatlah selalu bahwa kasih karunia Allah tersedia untuk diberikan
kepada anda, mengapa anda tidak meminta? Itulah sebabnya mengapa
begitu banyak orang Kristen hidup dalam kemiskinan rohani karena
mereka tidak masuk dengan iman, melangkah masuk untuk meminta,
seperti Yakub, "Tuhan, berkatilah saya O Tuhan dengan berkat rohani.
Saya tidak mempunyai kekuatan. Saya lemah." Mintalah dari Allah.
Kuasa Allah tersedia bagi anda. Jangan membuang waktu, apa lagi
yang ditunggu anda? Jika anda belum selamat, apa lagi yang anda
tunggu? Allah bersedia untuk menyelamatkan anda, anda hanya perlu
meminta. Tapi Allah tidak akan memaksa anda. "Mintalah dan ia akan
diberikan kepada anda." Apakah ini tidak cukup untuk menyakinkan
anda? Apakah anda berpikir bahwa Tuhan sedang berdusta? Baiklah,
anda boleh mengujinya untuk melihat apakah Ia berdusta. Banyak
orang Kristen berkata, "Allah tidak nyata bagi saya." Nah, bagaimana
Ia akan menjadi nyata kepada anda melainkan anda meminta, anda
mencari dan anda mengetuk. Bagaimana Ia menjadi nyata bagi anda?
Ia tidak akan menjadi nyata bagi anda melainkan anda bertemu
dengan Dia. Dan bagaimana anda akan bertemu dengan seseorang
melainkan anda pergi, anda mencari tempatnya, anda mencari
alamatnya dan anda mengetuk di pintunya. Dan apabila ia membuka
pintu, anda berkata, "Ah, sekarang saya sudah bertemu dengan anda."
Jika tidak, bagaimana anda akan bertemu dengannya? Jadi, mengapa
orang berkata kepada saya, "Mengapa Allah begitu nyata bagi anda dan
Ia tidak nyata bagi saya?" Tuhan tidak memberikan kepada saya suatu
rahasia yang tidak Ia berikan kepada anda. Semuanya sudah tercatat
di sini. Satu ayat yang begitu bernilai di ayat 11 dalam bahasa Yunani.
Perhatikan bahwa Ia mempertaruhkan seluruh reputasi pada ayat
tersebut. Ia menantang anda. "Aku akan memberikan kepada kamu."
Mintalah. Ujilah Aku dan lihatlah. Saya sering berkata, bahwa bukan
Allah yang takut dengan tantangan. Kitalah yang takut untuk menerima
tantanganNya. Jadi, Ia mengundang kita untuk datang kepadaNya.
Datanglah kepada Aku, tanyalah jalanNya. Carilah jalannya, ketuklah
390 | C A H A Y A I N J I L
pada pintunya dan anda akan bertemu dengan Aku. Tapi Ia tidak
pernah berkata ini hal yang mudah, memang terdapat tiga hal yang
perlu dilakukan. Tapi jika anda siap untuk bertekun, jika anda siap
untuk membayar harga yang tidak seberapa itu, tidak kira apa
harganya, maka kita akan bertemu dengan Dia, mengalami satu
pengalaman yang hidup dengan Allah.
Dan akhirnya, dikatakan di sini, "Ketuklah pada pintu." Dan tentu saja
Gereja Allah digambarkan sebagai satu bangunan. Jadi di akhir jalan
tersebut, di akhir permintaan, pencarian, kita pada akhirnya tiba ke
kediaman Allah, di GerejaNya. Itulah alasan mengapa Tuhan Yesus
berkata, "Aku akan membangunkan gerejaKu dan kuncinya Aku
berikan kepada hamba-hambaKu." Anda melihat seluruh hal ini
dilukiskan sebagai bangunan, di mana anda tiba ke pintu gerbang,
kepada pintu, dan anda mengetuk pada pintu itu. Setelah anda masuk,
terdapat kamar-kamar yang berbeda-beda. Di rumah BapaKu, terdapat
banyak kamar. Anda harus mengetuk pada pintu yang tepat. Jadi
sekarang, kita melihat seluruh nilai ajaran Tuhan Yesus. Ia telah
mengundang kita untuk datang dan bertemu dengan Dia, asalkan kita
siap untuk melakukan tiga hal ini, dan melakukan dengan penuh
ketekunan. Saya telah menguji Firman ini, dan telah membuktikan
bahwa ia benar. Ujilah untuk mengetahui kebenaran Firman ini. Saya
tidak akan dapat memberitakan Firman Allah dengan penuh keyakinan
melainkan saya telah membuktikan dalam pengalaman saya sendiri
dan menemukan bahwa ia benar. Dalam memberitakan Firman Allah,
saya tidak memberitakannya dari pengetahuan theologia. Saya tidak
berkotbah semata-mata dari pengetahuan Alkitab. Saya
memberitakannya dari satu keyakinan yang berapi-api dari hati saya
bahwa setiap kata yang diucapkan oleh Tuhan Yesus adalah benar.
Mintalah, dan ia akan diberikan kepadamu. Anda tidak perlu keluar dari
pertemuan hari ini dan berkata, "Baiklah, saya tidak tahu bagaimana
harus bertemu dengan Allah. Saya tidak tahu bagaimana untuk
mempunyai pengalaman rohani." Firman dari ayat ini akan memberikan
kita jawabannya.
Sebagai kesimpulan, saya mau membagikan tentang kunjungan saya
ke Trent satu setengah tahun yang lalu. Beberapa di antara kalian tahu
bahwa saya berhadapan dengan suatu masalah, dan terdapat saat-saat
kritis di mana saya nyaris tidak dapat ke konferensi di Trent tersebut.
Beberapa di antara kalian juga tahu bahwa Allah membuka jalan untuk
391 | C A H A Y A I N J I L
saya pergi tapi kebanyakan dari kalian tidak tahu bagaimana Allah
melakukannya. Apa yang terjadi adalah, sekitar setahun yang lalu,
Komite Kamp Trent mengundang saya untuk berbicara di konferensi
tersebut. Di Konsular Kanada, Wakil Konsulnya memberi jaminan
kepada saya bahwa tidak akan ada masalah visa dengan perjalanan
saya ke Kanada untuk berbicara di Kamp Trent, jadi saya tidak perlu
jauh, jauh hari memasukkan permohonan untuk visa. Jadi seminggu
sebelum Konferensi itu saya ke Konsular Kanada untuk mengambil visa
saya dan kali ini saya menghadap pegawai yang lain. Dan ia
memberitahu saya bahwa ia tidak dapat langsung memberikan visa
kepada saya. Saya memberitahunya bahwa Wakil Konsul sudah
memberitahu saya bahwa visa dapat langsung diberikan kepada saya.
Tapi menurut pegawai tersebut, itu satu kekeliruan dan saya harus
terlebih dahulu membuat permohonan ke Ottawa. Itu sudah hari
Jumat, satu minggu sebelum Kamp Trent, sekitar 6 hari sebelum
konferensi itu. Dan saya perlu tiba ke Trent pada malam Kamis. Dan
tentu saja, pada hari Jumat, kantor pemerintah akan tutup. Lalu saya
berkata, "Terdapat satu konferensi di Trent, di mana beberapa ratus
orang menunggu untuk mendengarkan Firman Allah. Apakah anda
memberitahu saya bahwa saya tidak akan diberikan visa untuk pergi ke
sana?" Saya melanjutkan, "Kira-kiranya apa yang akan dikatakan oleh
panitia kamp? Dari mana mereka akan mencari pembicara lain? Apakah
6 hari waktu yang cukup untuk mencari pembicara yang baru?"
Pegawai itu berkata, "Ini di luar kekuasaan saya. Wakil Konsul sudah
membuat kekeliruan. Saya minta maaf atas kekeliruannya tapi saya
tidak mempunyai otoritas untuk memberikan kepada anda visa
tersebut." Saya bertanya, "Apa yang dapat anda lakukan?" Ia
menjawab, "Saya dapat mengirim surat kawat langsung ke Ottawa,
tapi dalam pengalaman saya bekerja di konsular, hal itu membutuhkan
beberapa hari dan jawabannya tidak akan tiba tepat waktu." Jadi ia
bertanya, "Apakah anda mau saya mengirimkan surat kawat tersebut,
walaupun saya dapat memberitahu anda bahwa jawabannya tidak akan
tiba sebelum anda dijadwalkan berangkat? "
Walaupun waktu itu sudah akhir pekan dan tidak ada orang di kantor,
saya berkata kepadanya, "Kirimlah surat kawat tersebut." Bayangkan
perasaan saya sewaktu saya meninggalkan kantor consular itu.
Sekalipun ini bukan kekeliruan saya, tapi seluruh rencana untuk kamp
macet. Saya berpikir, "Apa yang akan dilakukan oleh panitia kamp?"
392 | C A H A Y A I N J I L
Jika saya tidak pergi, saya tidak rugi apa-apa. Tapi bagaimana dengan
orang-orang di sana?" Saya pulang dan mengajak istri saya sama-sama
berlutut berdoa kepada Tuhan. Apa yang sedang terjadi? Saya harus
berangkat pada hari Rabu agar dapat tiba pada hari Kamis di Trent.
Bagaimana mungkin untuk menerima visa pada hari Rabu agar tidak
terlambat? Apa yang saya lakukan? Saya pergi kepada Tuhan dan
berkata, "Tuhan, Engkaulah Allah. Di ayat ini, dikatakan, 'Mintalah, dan
kamu akan menerima'. Apa yang saya minta murni untuk kemuliaan
Allah, murni untuk GerejaNya. Saya sama sekali tidak mempunyai
kepentingan pribadi dalam hal ini. Saya datang di hadapan Tuhan dan
berkata, "Saya akan meminta sesuatu yang sangat, sangat khusus dan
saya tahu Engkau akan dan Engkau dapat melakukannya." Jadi saya
menuliskan satu program kerja yang sangat sederhana. Agar dapat
berangkat pada hari Rabu, saya harus mendapatkan visa pada hari
Selasa. Agar visa itu dapat tiba ke Inggris pada hari Selasa, maka ia
harus diproses di Ottawa pada hari Senin langsung setelah ia tiba dari
Inggris. Kalian yang mengenal cara kerja kantor pemerintah akan tahu
bahwa hal-hal ini sama sekali tidak mungkin! Bagaimanapun saya
bertekad untuk meminta sesuatu yang tidak mungkin. Kantor di Ottawa
itu harus menangani surat kawat yang dikirim dari kantor konsular di
seluruh dunia, bukan hanya dari kantor konsular di Inggris. Bagaimana
mungkin saya mengharapkan visa saya diproses langsung setelah
diterima dan dikirim kembali ke Inggris pada hari yang sama? Saya
meminta pada Tuhan dengan berkata, "Tuhan, surat kawat dari Ottawa
tiba ke Manchester pada hari Selasa dan saya mendapatnya pada hari
Selasa juga. Pada hari Rabu, saya sudah di pesawat. Tuhan, tolonglah."
Memandang kembali, sepertinya sangat sederhana.
Pada hari Sabtu, saya berjalan-jalan di taman bersama Helen dan saya
berkata kepadanya, "Anda akan menjadi saksi saya tentang apa yang
akan dikerjakan oleh Allah. Jika saya memberitahu anda setelah
peristiwa ini terjadi, bahwa saya mendoakan hal ini, maka anda tidak
akan mempunyai bukti selain dari kata-kata saya. Jadi saya mau
memberitahu anda sebelum jawaban doa itu terkabul, apa yang telah
saya doakan. Saya bukan sekedar mendoakan hal ini tapi saya
sepenuhnya yakin bahwa doa ini akan terjawab dan andalah yang
menjadi saksi saya bahwa saya memberitahu anda hal ini beberapa hal
sebelum ia terkabul." Segala sesuatu terjadi persis seperti yang saya
minta dari Tuhan dan Ia mengabulkannya persis dalam cara yang saya
393 | C A H A Y A I N J I L
minta. Pada hari Selasa, saya mendapatkan visa dan membeli tiket
pesawat. Pada hari Rabu, saya sudah di atas pesawat dalam perjalanan
ke Kanada. Anda harus melihat wajah-wajah terkejut pegawai-pegawai
di kantor konsular. Tidak terlintas di pikiran mereka bahwa keputusan
dari kantor Ottawa tiba dengan begitu cepat.
Saya dapat membagikan begitu banyak pengalaman tentang jawaban
doa dari Allah tapi semuanya itu bermula dengan meminta, mencari
dan mengetuk. Saya menjadi seorang Kristen ketika saya duduk di
halaman penjara Komunis dan meminta bantuan Tuhan dan Ia
melakukannya. Saya meminta dan Ia menjawab, dan Ia menjawab
dengan begitu cepat! Suatu pengalaman yang sangat menakjubkan. Itu
berarti bahwa Allah selalu rindu untuk menjawab asalkan anda sudi
meminta dan Ia tahu bahwa anda meminta dengan tekun dan tekad.
Saudara yang terkasih, saya memohon pada kalian agar kalian
mengambil kata-kata Tuhan Yesus dan buktikanlah keabsahannya
dalam hidup anda sendiri. Cara untuk mempelajari Alkitab, cara untuk
memahami ajaran Tuhan Yesus bukanlah hanya membaca dan
mendengar khotbah. Tapi, keluar dan membuktikannya, dan anda akan
menemukan, "Ah, Tuhan, sesungguhnya benar. Sangat indah." Dengan
cara ini, anda akan tahu bahwa anda sedang berurusan, sedang
berbicara dengan Allah yang hidup. Bahwa Bapamu, Ia adalah Allah
Surga dan Bumi. Maka hati anda akan dipenuhi oleh sukacita yang
berkelimpahan. Persis seperti apa yang Tuhan Yesus katakan kepada
para muridNya di Injil Yohanes, "Mintalah, dan anda akan
menerimanya agar sukacitamu menjadi penuh."
Kamu Adalah Garam Dunia
Matius 5:13 - Disampaikan oleh Pastor Eric Chang
Hari ini kita akan melanjutkan untuk mempelajari firman Tuhan dalam
Injil Matius 5. Kita telah menyelesaikan pelajaran dasar tentang Ucapan
Bahagia dan sekarang kita akan mempelajari Matius 5:13. Kita akan
melihat bahwa pasal ini masih berkaitan dengan Ucapan Bahagia.
Karena, di dalam Ucapan Bahagia Tuhan Yesus berkata orang-orang ini
berbahagia karena mereka miskin dihadapan Allah, mereka
394 | C A H A Y A I N J I L
berbahagia karena mereka berdukacita, mereka berbahagia karena
mereka lemah lembut. Orang-orang seperti inilah yang disebut sebagai
"garam dunia".
Peringatan: murid tidak boleh menjadi tawar
Perhatikan bahwa dalam Ucapan Bahagia, ada perubahan kata pada
ucapan yang terakhir dari "Berbahagialah orang yang..." menjadi
"Berbahagialah kamu...". Delapan ayat pertama tidak ditujukan pada
pribadi tertentu, dan ini berarti bahwa siapapun yang seperti ini akan
berbahagia. Sedangkan ayat 11 lebih spesifik, ditujukan pada murid-
murid Yesus: "Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan
dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat." Dan kata
"kamu" dalam ayat inilah yang disebut dalam ayat 13 : "Kamu adalah
garam dunia". Karena itulah ayat 13 berkaitan langsung dengan ayat -
ayat sebelumnya dalam ucapan bahagia.
Mari kita membaca Matius 5:13
"Kamu adalah garam dunia, jika garam itu menjadi tawar,
dengan apakah ia asinkan? Tidak ada gunanya selain dibuang
dan diinjak orang"
Kalimat awal menunjukkan bahwa kita - KAMU - adalah garam dunia.
Dan kalimat selanjutnya merupakan satu peringatan - satu peringatan
yang serius - bahwa jika garam menjadi tawar, menjadi tidak berasa,
tidak ada gunanya lagi kecuali dibuang!
Kita tidak perlu membahas apakah garam benar-benar bisa menjadi
tawar atau tidak. Diskusi seperti itu adalah sia-sia dan hanya akan
menghilangkan arti rohaninya. Para ilmuwan mengatakan bahwa garam
yang berasal dari jurang-jurang garam yang berdekatan dengan Laut
Mati sangat tidak murni. Ketika berada didalam keadaan-keadaan
tertentu seperti embunan, sehingga garam itu dilumerkan dari
senyawa, maka apa yang tersisa sebenarnya adalah campuran kapur
dan elemen lain yang sesungguhnya bukan garam itu sendiri.
Tampaknya seperti garam, tetapi sudah kehilangan rasa asinnya.
Semuanya itu mungkin saja benar tetapi tidak terlalu penting karena
itu bukan apa yang dimaksudkan. Poinnya sederhana, bukan apakah
garam itu bisa menjadi tawar atau tidak, tetapi orang Kristen dapat
kehilangan kualitas-kualitas yang esensial sebagai orang Kristen. Ini
395 | C A H A Y A I N J I L
jelas apa yang Tuhan maksudkan, dan tidak ada yang dapat
menyangkal hal ini. Saya tahu tidak seorang penafsir pun yang ingin
menyangkal maksud yang Tuhan Yesus katakan di sini, bahwa garam
bukanlah selalu garam; garam dapat kehilangan rasanya dan menjadi
tawar.
Allah memberikan kualitas-kualitas rohani, tetapi kita dapat
kehilangan kualitas- kualitas itu
Kita telah melihat ketika kita mempelajari Ucapan Bahagia bahwa
kualitas-kualitas yang disebut disitu, yaitu: miskin dihadapan Allah,
berdukacita atas dosa, lemah lembut dalam hubungan dengan Allah
dan manusia, haus dan lapar akan kebenaran bukanlah sifat asli
manusia. Mungkin kita menginginkan kualitas-kualitas tersebut namun
mereka bukan sifat dasar manusia. Kualitas-kualitas tersebut harus
diberikan pada kita oleh Allah. Dengan kuasa-Nya, Allah mengubah dan
membentuk kita menjadi seperti itu. Kita pula harus rela diubahkan.
Kita harus berdoa agar Allah membentuk kita dan mewujudkan
kualitas-kualitas itu dalam kehidupan kita. Tapi melainkan kita
bertekun sampai kesudahan, melainkan kita terus-menerus
mengarahkan pandangan kita, kualitas-kualitas ini akan mudah hilang
dari dalam diri kita.
Kita semua tahu, sangat mudah bagi kita untuk menjadi sombong,
berbangga diri, percaya terhadap kemampuan diri kita sendiri,
mencukupkan diri sendiri daripada menjadi miskin dihadapan Allah.
Inilah sifat alami manusia, percaya dan bangga terhadap diri sendiri.
Bagaimanapun juga banyak orang pergi ke psikolog untuk mengatasi
perasaan rendah diri dan memperoleh kepercayaan serta kebanggaan
terhadap diri sendiri. Sulit bagi manusia untuk tetap miskin dihadapan
Allah, manusia mudah menjadi sombong, bangga terhadap dirinya
sendiri. Sulit bagi manusia berdukacita atas dosa, mereka lebih mudah
jatuh dalam dosa, bahkan mereka suka berbuat dosa dan menikmati
dosa. Karena itu sangat mudah bagi seorang murid untuk kehilangan
kualitas-kualitas itu jika ia tidak berjaga-berjaga. Kita bisa berdoa,
"Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah
kami dari pada yang jahat", namun itu tidak meletakkan tanggung-
jawab sepenuhnya pada Allah. Kita harus berdoa dan berjaga-jaga,
seperti yang Yesus ajarkan, agar kita tidak jatuh dalam pencobaan.
Karena itu kita mendapati kualitas-kualitas rohani yang digambarkan
disini dengan garam bisa hilang. Jika garam tidak dapat menjadi tawar,
396 | C A H A Y A I N J I L
tidak ada gunanya Tuhan memperingatkan kita supaya jangan kita
kehilangan kualitas sebagai seorang murid. Kita akan sangat menyesal
jika kita menolak peringatan ini.
Garam yang tawar - secara lahiriah menjalankan ibadah tapi
telah memungkiri kekuatannya!
Mari kita lihat ayat paralel dalam Lukas 14, dimana perkataan Tuhan
disampaikan hampir sama dengan perkataan Tuhan dalam Injil Matius,
tetapi penting bagi kita untuk membandingkan ayat paralelnya. Lukas
ingin menyatakan betapa pentingnya perkataan Tuhan Yesus ini. Lukas
14:34-35 berbunyi seperti ini, "Garam memang baik, tetapi jika garam
juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi
gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang
membuangnya saja."Kemudian ia menyimpulkan dengan perkataan
yang penting ini, yang sering mengikuti suatu ucapan yang penting:
"Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia
mendengar." "Perhatikanlah," Tuhan Yesus berkata, "apa yang
Kukatakan padamu; janganlah kamu kehilangan rasa asin itu, karena
garam yang menjadi tawar tidak dapat diasinkan kembali. Dengan
apakah ia diasinkan? Sekali tawar tetap tawar, tidak dapat diasinkan
lagi".
Ini mengingatkan kita akan Ibrani 6:4 yang menyatakan bahwa mereka
yang pernah mengecap karunia surgawi dan kemudiannya murtad,
mereka tidak mungkin dibaharui sekali lagi. Mereka tidak dapat
dikembalikan. Bagaimana anda dapat mengasinkan garam yang sudah
tawar? Tidak ada lagi yang dapat dilakukan dengan garam yang
ditawar. Apa yang dapat anda lakukan? Tidak ada sama sekali! Tidak
ada gunanya lagi, tidak berguna untuk tanah, dan tidak dapat
dipergunakan sebagai pupuk. Tidak ada artinya jika ditimbun atas
kotoran. Anda tidak dapat melakukan apapun. Apa yang dapat anda
lakukan? Anda akan membuangnya ke jalan dan orang akan
menginjaknya, mungkin hanya dapat mencegah agar anda tidak
tergelincir di jalan. Tidak ada hal lain yang dapat dilakukan selain
dibuang dan diinjak orang.
Peringatan ini sangat penting dan kita harus memahami beberapa hal
yang berkaitan dengan ayat ini. Yang paling penting, kita harus
menanyakan pertanyaan ini: di tingkat rohani bagaimana garam itu
menjadi tawar? Bagaimana orang Kristen tidak berfungsi lagi sebagai
397 | C A H A Y A I N J I L
orang Kristen? Paulus memahami ajaran Tuhan Yesus ini dengan jelas
dan dia menjelaskannya. Paulus memperingatkan kita dalam 2 Timotius
3:5 bahwa diakhir zaman akan ada orang yang "secara lahiriah
menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka
memungkiri kekuatannya." Ini adalah gambaran bagi garam. Meskipun
garam sudah kehilangan rasa asinnya, ia masih tampak seperti garam,
warnanya tetap putih, masih berbentuk butiran dan bubuk. Masih
berbentuk seperti garam, tetapi saat anda merasakannya, tidak ada
rasanya lagi garam. Garam itu sudah menjadi tawar, tidak asin lagi.
Bentuknya memang seperti garam, tetapi sudah memungkiri
kekuatannya, berarti, tidak efektif lagi. Bentuknya tetap seperti garam
tetapi sudah kehilangan kualitas dari garam itu sendiri.
Itulah peringatan Paulus tentang apa yang akan terjadi diakhir jaman,
Paulus menyatakan, akan muncul suatu tipe kekristenan yang tampak
diluar saja. Dari luar ia tampak seperti kekristenan. Ia menjalankan
kegiatan-kegiatan kekristenan. Ia menggunakan bahasa-bahasa
kekristenan. Ia juga berbicara tentang liturgi kekristenan. Tetapi
semuanya itu tidak berpengaruh dalam dirinya. Kekristenan seperti ini
tidak ada kuasanya. Semuanya hanya diluar saja. Tidak ada yang
tersisa. Garam itu telah merosot hingga tidak ada yang tersisa kecuali
namanya, tetapi substansinya sudah hilang. Terdapat satu ungkapan
Cina yang mengatakan seperti ini: masih mempunyai nama garam,
namun tidak ada substansi garam, yaitu, tidak ada lagi rasa garamnya.
Garam sebagai simbol kuasa Allah untuk memurnikan
Bagaimana kita dapat memahami tentang garam? Apa itu garam? Saya
pikir kita semua tahu bahwa garam adalah untuk memurnikan. Ia
digunakan untuk mengawetkan. Ia digunakan untuk memberi rasa
pada sesuatu yang tawar. Semua arti-arti ini terdapat dalam Perjanjian
Lama. Mari kita melihat satu contoh dimana garam digunakan untuk
memurnikan, yang merupakan fungsi dari orang Kristen didalam dunia
ini. II Raja-raja 2:19-22 memberitahu kita tentang fungsi garam. Pasal
tersebut menceritakan tentang apa yang dilakukan seorang nabi besar
yaitu Elisa. Saya akan membacakan bagian ini kepada anda:
"Berkatalah penduduk kota itu kepada Elisa: "Cobalah lihat! Letaknya
kota ini baik, seperti tuanku lihat, tetapi airnya tidak baik dan di negeri
ini sering ada keguguran bayi." Jawabnya: "Ambillah sebuah pinggan
baru bagiku dan taruhlah garam ke dalamnya." Maka mereka
membawa pinggan itu kepadanya. Kemudian pergilah ia ke mata air
398 | C A H A Y A I N J I L
mereka dan melemparkan garam itu ke dalamnya serta berkata:
"Beginilah firman Tuhan: Telah Kusehatkan air ini, maka tidak akan
terjadi lagi olehnya kematian atau keguguran bayi." Demikianlah air itu
menjadi sehat sampai hari ini sesuai dengan firman yang telah
disampaikan Elisa."
Dalam pasal ini garam berfungsi untuk memurnikan. Ia memurnikan air
yang tidak baik itu. Tentu saja, dalam kasus ini janganlah kita
beranggapan bahwa garam yang melakukan pemurnian itu. Tidak! Kita
kehilangan maksud yang sebenarnya jika kita berpikir bahwa Elisa
melakukan hal itu karena ia tahu banyak tentang kimia, lebih banyak
dari orang disekitarnya. Jadi mereka hanya perlu menuangkan garam
kedalam sumur. Jika anda mencobanya, anda akan mendapati garam
yang anda tuangkan tidak akan memurnikan air dalam sumur. Kita
akan kehilangan maksud rohaninya. Maksud dari tindakan ini terletak
pada simbolisme garam. Bukan garam itu yang memurnikan, tetapi
kuasa Allah. Perhatikan bahwa garam itu berfungsi hanya karena
perkataan Elisa: "Beginilah firman Tuhan" dan air itu menjadi sehat
"sesuai dengan Firman yang disampaikan Elisa!" Otoritas kuasa Allah
bekerja melalui Elisa. Garam disini melambangkan kemurnian atau
kekudusan dan kuasa kekudusan yang memurnikan.
Simbolisme rohani seperti ini sering digunakan, misalnya di Yakobus
5:14. Yakobus 5:14 mengatakan bahwa: "Anda mendoakan orang yang
sakit serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan." Nah,
untuk apa mengoleskan minyak atas orang sakit? Minyak tidak dapat
menyembuhkan kalau dioleskan diluar saja, diatas dahi orang yang
sakit. Maksud saya minyak tidak mengandungi khasiat gaib yang dapat
menyembuhkan. Kesembuhan bukan didasarkan pada tindakan
mengoleskan minyak. Minyak disini hanya melambangkan kuasa Roh
Kudus. Bukan berarti ada khasiat tertentu, tidak ada seorangpun yang
dapat disembuhkan hanya dengan diolesi minyak pada dahinya.
Sebagai contoh, jika anda sakit, tentu anda tidak akan membeli minyak
dan mengoleskan minyak itu didahi serta berkata "Lihat, aku telah
menerapkan firman Tuhan dalam Yakobus 5, mengoleskan minyak
didahi dan aku akan baik-baik saja". Jika dengan mengoleskan sedikit
minyak tidak berhasil menyembuhkan, anda mungkin berpikir dengan
menuangkan seluruh botol minyak keatas kepala, anda akan sembuh.
Tentu saja jika itu yang anda lakukan, anda salah besar karena anda
telah kehilangan makna rohaninya.
399 | C A H A Y A I N J I L
Minyak hanyalah simbol yang mengingatkan orang yang sakit, saat
minyak itu dioleskan, bahwa Allahlah yang sanggup menyembuhkan.
Sebagai contoh dari waktu ke waktu, ketika berada di Liverpool, rekan
sekerja saya dan saya akan mendoakan seseorang yang sakit. Saat
mengoleskan minyak, saya akan menjelaskan pada orang tersebut apa
maknanya. Saya akan mengatakan padanya "Minyak ini tidak
berkhasiat untuk menyembuhkan. Jangan bayangkan ini adalah minyak
ajaib yang dapat anda beli. Itu tidak akan memanfaatkan anda
samasekali. Minyak ini untuk mengingatkan anda bahwa bukan saya
yang menyembuhkan. Bukan pula minyak ini yang menyembuhkan,
tetapi Allah yang menyembuhkan" Tanamkan ini dalam pikiran anda,
bahwa minyak hanyalah simbol bagi Roh Kudus. Demikian pula minyak
zaitun dalam Perjanjian Lama selalu menjadi simbol bagi pribadi dan
kuasa Roh Kudus.
Jadi sama halnya dengan kisah Elisa dalam II Raja-raja tersebut,
garam tidak mempunyai khasiat ajaib. Kita tidak tahu pasti seberapa
banyak garam yang dituangkan ke sumur. Pada kenyataannya hanya
semangkuk kecil, hanya sedikit garam yang dituang ke dalam sumur.
Namun ia melambangkan kuasa Allah yang memurnikan. Itu hanya
berarti jika kita mengerti makna rohani yang terkandung didalamnya.
Dengan cara yang sama, untuk memahami Matius 5:13, kita harus
menyadari bahwa orang Kristen adalah garam dunia, bukan karena
sesuatu dalam diri kita, bukan karena karisma khusus atau daya tarik
yang kita miliki, tetapi karena kuasa Allah yang bekerja dalam kita.
Allah bekerja melalui orang-orang Kristen dan membuat mereka
menjadi garam. Bukan kita sendiri adalah garam, tetapi Allah, kuasa-
Nya, kualitas Allah yang terdapat didalam kita yang menjadikan kita
sebagai garam. Tanpa Allah didalam kita, kita tidak berarti apa-apa,
kita sama sekali tidak berarti. Itulah kenyataannya. Kita jangan
membayangkan bahwa ada hal yang istimewa dalam diri orang Kristen.
Kristus yang ada dalam diri kita yang membuat kita menjadi siapa kita
sesungguhnya. Dalam hal ini, anda bisa melihat bahwa kita bergantung
sepenuhnya pada kuasa Allah. Semuanya adalah karena anugerah-Nya.
Garam menyucikan dari kecemaran dan kejahatan
Garam berkuasa menyucikan dari kecemaran dan kejahatan. Terdapat
satu lagi contoh di Hakim-hakim 9:45, kisah tentang perjuangan
Abimelekh merebut Sikhem. Setelah merebut kota tersebut, ia
menaburi kota itu dengan garam. Saya banyak mendengar penafsiran
400 | C A H A Y A I N J I L
yang salah tentang pasal ini karena mereka tidak membaca dengan
berhati-hati. Mari kita lihat Hakim-hakim 9:45 "Sehari-harian
Abimelekh berperang melawan kota itu - melawan kota Sikhem yang
termasyur -, ia merebut kota itu dan membunuh orang-orang yang
didalamnya; kemudian dirobohkannya kota itu dan ditaburinya dengan
garam". Abimelekh menaburkan garam. Saya pernah mendengar orang
berkata "Jika anda menaburi ladang dengan garam, tanahnya menjadi
tandus " dan hal-hal seperti ini. Pernyataan seperti ini tidak berarti
samasekali. Tidak dikatakan bahwa Abimelekh menaburkan garam ke
'ladang'; tetapi keatas kota Sikhem. Kota itu ditaburi garam. Kita tidak
menanam sesuatu dikota. Menaburkan garam tidak akan membuat
kota menjadi tandus. Maksud saya, seseorang bisa saja
membangunkan sebuah rumah diatas tanah yang telah ditaburi garam
itu. Ini sama sekali tidak ada berhubungannya dengan pertanian. Apa
yang dilambangkan oleh Abimelekh adalah bahwa kota itu harus
dimurnikan dari segala kejahatan. Cara hidup yang lama harus
ditinggalkan, sehingga menjadi kota Sikhem yang baru.
Pada kenyataannya, kita tahu dari sejarah bahwa kota Sikhem, tidak
dihancurkan sehingga kota itu tidak dapat dibangun kembali. Menurut
sejarah kota Sikhem bahkan tetap berdiri sampai abad pertama,
sampai pada akhirnya dihancurkan oleh tentara Romawi. Kota Sikhem
tetap menjadi kota penting sepanjang masa. Sikhem mengalami
sejarah yang panjang. Seringkali kota ini dikepung dan diserang.
Serangan Abimelekh untuk menghancurkan kota Sikhem hanyalah
salah satu diantaranya. Dan tentu saja menaburkan garam keatasnya
bukan berarti penghancuran kota tersebut untuk selamanya. Sama
sekali tidak! Sikhem segera dibangun dan diduduki kembali. Jadi
jelaslah bahwa tujuan garam itu ditaburkan hanyalah sebagai simbol.
Tentu dibutuhkan biaya yang sangat besar jika garam harus ditaburkan
keseluruh kota. Menaburkan garam ke kota Sikhem hanyalah suatu
simbol tindakan rohani, sebagai tanda bahwa kota Sikhem harus
dimurnikan, dan kota itu harus meninggalkan cara hidupnya yang
lama. Itulah yang seharusnya terjadi pada kita sebagai orang Kristen.
Kita dimurnikan dengan meninggalkan cara hidup yang lama, yaitu saat
garam itu masuk dalam hidup kita dan sampai pada akhirnya kita pun
menjadi garam. Ini mengingatkan kita akan adanya tahap dimana kita
menerima terang dan kemudian menjadi terang. Seperti Paulus
katakan pada jemaat di Efesus 5:14, "Itulah sebabnya dikatakan:
401 | C A H A Y A I N J I L
Bangunlah hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati
dan Kristus akan bercahaya atas kamu!" Setelah kita menerima terang
Kristus, kita menjadi terang. Demikian pula saat kita menerima kuasa
Allah yang memurnikan kita, yang digambarkan dengan garam,
sebagai simbol dari kuasa Allah dalam Roh Kudus, kita diubahkan dan
kita juga menjadi garam.
Garam melambangkan apa?
Untuk memahami hal ini, kita harus bertanya: garam menunjukkan
apa? "Kamu adalah garam". Adakah sesuatu yang lebih khusus? Mari
kita membuka Kolose 4:5-6 dimana Paulus menggunakan gambaran
garam: "Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar,
pergunakanlah waktu yang ada. Hendaklah kata-katamu senantiasa
penuh kasih, jangan hambar sehingga kamu tahu bagaimana kamu
harus memberi jawab kepada setiap orang." Paulus mengatakan
"Sebagai orang Kristen hendaklah kata-katamu jangan hambar". Dalam
bahasa asli, "hendaklah kata-katamu dibumbui garam." Apa artinya?
Apakah ini berarti setiap saat kita harus menuangkan garam kedalam
mulut sehingga perkataan kita dibumbui garam? Dari sini kita dapat
melihat makna rohani dari garam, seperti yang saya katakan
sebelumnya bahwa tidak ada hubungannya dengan garam secara
harfiah. Jadi garam menandakan apa? Ketika saya membumbui kata-
kata saya dengan garam, dengan apa sebenarnya saya membumbui
jika yang dimaksudkan bukanlah garam yang sesungguhnya? Disini kita
harus berusaha untuk memahami apa yang diwakili oleh garam, karena
kecuali saya memahaminya, saya tidak tahu bagaimana menggenapi
ajaran Alkitab, agar perkataan kita tidak hambar.
Ada sebuah petunjuk, tapi jika anda membacanya dalam Alkitab
bahasa Indonesia maka anda tidak akan menemukannya karena
petunjuknya tidak tampak samasekali. Dalam bahasa Indonesia,
petunjuknya tidak tampak samasekali. Karena itu seringkali saya
menekankan, khususnya bagi yang mengikuti trening, betapa
pentingnya untuk memahami bahasa asli karena sebagai seorang
ekspositor, anda tidak bisa hanya bergantung pada makna kata dalam
bahasa Indonesia. Petunjuknya terdapat dalam Mat 5:13. Apa yang
anda baca disitu? Dikatakan bahwa "Kamu adalah garam dunia, jika
garam itu menjadi tawar.......?" Nah, terjemahan ini sebenarnya
kurang tepat. "Garam itu menjadi tawar", dalam bahasa Yunani, makna
sebenarnya ialah "Garam itu menjadi bodoh". Nah, jelaslah
402 | C A H A Y A I N J I L
penterjemah tidak dapat menerjemahkan sebagai "jika garam itu
menjadi bodoh" karena, bagaimana mungkin garam menjadi bodoh?
Karena itu, ia menganggap bahwa "menjadi bodoh" berarti "menjadi
tawar". Dengan cara demikian, kita kehilangan satu petunjuk yang
penting untuk arti garam. Jika garam menjadi bodoh, itu memberi kita
satu petunjuk untuk arti garam. Para ilmuwan tahu bahwa kata
"bodoh" disini dalam bahasa Yunani bukan berarti "tawar", atau
"kurang asin". Artinya adalah "benar-benar bodoh", tidak ada makna
lain yang dapat menggantikannya. Ia tidak mempunyai arti yang lain.
Para penterjemah Alkitab telah melakukan satu tafsiran. Setidak-
tidaknya mereka harus memberitahu kita apa kata yang sebenarnya
dalam bahasa asli, khususnya bagi mereka yang tidak tahu bahasa
Yunani.
Ini merupakan satu petunjuk bagi kita. Apakah petunjuk itu? Sangatlah
jelas. Jelaslah bahwa garam menunjukkan 'spiritual wisdom'/hikmat
rohani. Tentu saja jika kita kehilangan hikmat rohani, kita menjadi
bodoh. Disini maknanya sangat jelas. Lawan dari kebodohan adalah
hikmat. Jika diterjemahkan dengan "tawar" tentu itu akan
menghilangkan petunjuk itu. Ini sangat penting bagi kita untuk
mengerti.
Petunjuk ini muncul dalam beberapa cara. Misalnya, ada satu kata
Ibrani yang mempunyai makna ganda yaitu "kurang rasa" dan juga
"bodoh" pada waktu yang sama. Kata ini digunakan dalam Ayub 6:6
"Dapatkah makanan tawar dimakan tanpa garam atau apakah putih
telur ada rasanya?" Kecuali dibubuhi garam, kalau tidak, ia rasa tawar.
Kata bahasa Ibrani itu juga bermakna "bodoh", "tidak berasa", "tidak
bermoral". Sangat penting bagi kita untuk memahami hal ini, karena
hikmat dalam arti rohani bukan bermakna pandai samasekali. Itu
bukan maknanya. Hikmat secara rohani mempunyai makna yang
berbeda dari kepandaian.
Apa artinya hikmat rohani?
Saya akan menjelaskan pada anda apa makna dari hikmat. Kita dapat
membaca dalam Yakobus 3, yang memberitahu kita seperti apa hikmat
itu dan itu sama sekali tidak ada hubungan dengan kepandaian, tidak
ada hubungan dengan kecerdasan, tidak ada hubungan dengan
pengetahuan. Yakobus 3:17, "Tetapi hikmat yang dari atas adalah
pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, penurut, penuh belas
403 | C A H A Y A I N J I L
kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik".
Ini menunjukkan pada kita kualitas hikmat yang dari atas - hikmat
rohani - bukan hikmat yang berasal dari dunia, yang ditolak oleh Paulus
pada ayat 15. Hikmat dari dunia yang bukan berasal dari atas, yaitu
hawa nafsu, bersifat jasmani, bersifat duniawi. Hikmat yang dari atas
mengandungi semua kualitas-kualitas hidup seperti Kristus itu.
Apa hubungannya hikmat yang dari atas dengan pasal yang kita bahas
hari ini? Ah, hubungannya sangat erat. Tahukah anda berapa banyak
kualitas yang disebut dalam ayat 17?: "Pertama-tama murni,
selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan, buah-
buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik". Ada berapa
kualitas? Semuanya ada delapan! Selain itu ada satu kualitas lagi
seperti yang terdapat pada ayat 13: "Siapakah diantara kamu yang
bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan
perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan." Jadi
terdapat satu lagi kualitas yang disebut, yaitu, kelemahlembutan.
Apakah kelemahlembutan mengingatkan anda akan sesuatu? Ucapan
Bahagia yaitu "Berbahagialah orang yang lemah lembut". Delapan
tambah satu menjadi sembilan. Sembilan! Ada berapa Ucapan Bahagia?
Ada sembilan Ucapan Bahagia! Apakah jumlah yang sama ini hanya
suatu kebetulan? Sangat menarik! Kita telah melihat bahwa ada
rangkap-sembilan Buah Roh - rangkap-sembilan Buah Roh seperti yang
ditulis Paulus dalam Galatia 5:22-23, dan sekarang kita mendapati itu
juga terdapat dalam Yakobus. Demikian pula dalam Doa Bapa Kami,
ada sembilan aspek. Sungguh luar biasa bukan!
Sebagaimana telah saya sebutkan, Ucapan Bahagia itu muncul dimana-
mana, baik dalam surat Yakobus maupun dalam surat Paulus. Kita
menemukannya berulangkali kesembilan Buah Roh itu. Dan disini,
Yakobus menggambarkan hikmat dengan sembilan ciri, yang pada
kenyataannya, sangat mirip dengan Ucapan Bahagia. Dan juga kita
menemukan hubungannya dengan garam, yang mewakili hikmat
rohani. Ini sangat menakjubkan - sungguh menakjubkan - firman
Tuhan mempunyai struktur dan kekayaan bagi siapa yang mempunyai
pengertian dan memperhatikannya. Setiap bagian firman Tuhan
memperjelas yang lain dan memberikan wawasan yang baru tentang
kualitas seorang murid. Kita dapat menjadikan semua ini pokok-pokok
doa. Ini sungguh menakjubkan.
404 | C A H A Y A I N J I L
Garam melarutkan - binasa/mati untuk memenuhi fungsinya
Masih ada satu hal yang berkaitan dengan hikmat rohani. Bagaimana
garam itu bekerja? Bagaimana garam berfungsi? Bagaimana garam
melakukan pekerjaannya? Bagaimana garam dapat mencegah
kejahatan, kerusakan moral, dan kemerosotan rohani? Bagaimana
garam dapat melakukan semuanya ini? Nah, yang harus anda lakukan
adalah mengambil garam dan melihat bagaimana garam itu bekerja.
Saya tidak bicara tentang penelitian di laboratorium. Anda hanya perlu
mengambil garam dan masukkanlah kedalam semangkuk sup, dan
perhatikan. Apa yang terjadi? Garam itu akan hilang. Garam itu larut
didalamnya. Ini merupakan satu petunjuk bagi kita untuk memahami
satu aspek penting dari sifat dasar garam, yaitu sifat dasar seorang
murid dan apakah panggilan kita di dunia ini, yaitu menjadi garam
dunia. Garam berfungsi hanya dengan satu cara: melarutkan diri,
menghilangkan diri dan mati, dan sama seperti benih yang disebut
dalam Yohannes 12:25, yang jatuh kedalam tanah dan mati agar
menghasilkan banyak buah. Bagaimana dengan garam? Garam jatuh
kedalam makanan, kedalam apa saja dan garam itu mati - larut -
dengan demikian garam itu berguna.
Bayangkan jika anda membubuhkan garam kedalam makanan dan
garam itu memutuskan bahwa ia tidak akan larut. "Tidak, kita akan
tetap bersatu dan tidak akan larut" karena garam tersebut tidak mau
kehilangan dirinya - tidak mau larut dan hilang dalam makanan - maka
garam itu tidak dapat berfungsi. Satu-satunya cara ialah, garam harus
larut dan kehilangan dirinya. Bagaimana dengan terang? Bagaimana
terang berfungsi? Yang pasti terang berfungsi dengan memberi dirinya,
dengan memancarkan sinarnya. Seperti yang telah saya sampaikan
saat pertama kali, saat kita belajar tentang Khotbah Diatas Bukit, saya
telah menjelaskan bahwa pada dasarnya terang dan garam berfungsi
dengan cara yang sama. Anda tahu lilin, lilin harus merelakan dirinya
hangus terbakar untuk memberikan terang bagi seluruh ruangan. Lilin
tidak selalu sama panjangnya. Untuk menerangi sekitarnya lilin harus
merelakan diri untuk dibakar. Benar-benar terbakar sampai mati dan
hilang semuanya.
Perhatikan bahwa itulah gambaran yang dipilih oleh Tuhan untuk
melukiskan kehidupan seorang murid. Ia berkata kamu adalah terang
dan Tuhan juga mengatakan bahwa lampu tidak diletakkan dibawah
gantang. Minyak dibakar untuk menerangi sekitarnya. Garam larut dan
405 | C A H A Y A I N J I L
binasa untuk menggenapi fungsinya. Benih jatuh kedalam tanah dan
mati, hanya dengan cara ini benih itu dapat berbuah. Jika tidak, seperti
yang Tuhan Yesus katakan, ia akan tetap satu biji saja. Garam akan
tetap dalam bentuk gumpalan garam. Garam itu tidak berguna. Tetapi
jika garam itu ditaburkan, melarut dan memberikan dirinya, garam itu
memenuhi fungsinya. Penting bagi kita untuk memahami hal ini.
Hikmat Rohani adalah memberi diri sendiri seperti Tuhan Yesus
Bagaimana hikmat dari Allah berfungsi? Siapapun yang mengenal cara
Allah bekerja akan mengetahui hal ini dengan cepat. Paulus
mengatakan kepada kita tentang sifat dari hikmat Allah, dalam I
Korintus 1:23-24: "Tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan
untuk orang-orang Yahudi suatu baru sandungan dan untuk orang-
orang yang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang
dipanggil, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi, Kristus
adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah".
"Kami memberitakan" apa? "Kami memberitakan Kristus yang
disalibkan" - Kristus yang mati diatas kayu salib, Anak Allah yang
memberikan dirinya bagi kita. Anak Allah yang binasa, mati, memberi
diri-Nya disalib, "untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan"
dan, "untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan". Sepertinya
memang kabar tentang suatu kebodohan: tentang seseorang yang mati
diatas kayu salib untuk menyelamatkan dunia. Kenyataannya, orang
Yunani begitu terganggu dengan hal ini sehingga mereka menyerang
orang Kristen dengan melukiskan karikatur keledai yang disalibkan,
yaitu seseorang berkepala keledai disalibkan diatas kayu salib sebagai
gambaran Kristus yang disalibkan. Injil merupakan suatu kebodohan
bagi orang Yunani. Jelas, ini sebuah kebodohan! Pada ayat 24
dikatakan "Untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi maupun
orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah".
Itu adalah hikmat Allah. Apakah menurut anda itu suatu kebodohan,
sehingga anda melukiskannya sama seperti orang bodoh, atau keledai?
Sesungguhnya, itulah hikmat Allah yang memberikan diri-Nya sendiri,
mati diatas salib ketika kita masih "mati oleh pelanggaran" (Kol 2:13)
dan dosa, "ketika kita masih seteru," Paulus katakan di Roma 5:10,
"Kristus telah mati bagi kita". Itulah hikmat dari Allah. Kristus adalah
hikmat Allah. Tapi seperti apa Kristus itu? Ia memberikan diri-Nya
sendiri untuk disalibkan. "Kristus disalibkan" - itulah pesan kita. Itulah
hikmat Allah.
406 | C A H A Y A I N J I L
Kita telah membaca dalam Kolose 4:5-6 dimana dikatakan bahwa,
"Hiduplah dengan penuh hikmat ...... Hendaklah kata-katamu dibumbui
dengan garam ....." Kita tahu apa artinya sekarang - perkataan kita
harus dibumbui hikmat rohani! Biarlah seluruh perkataan anda
dibumbui dengan hikmat rohani! Kita telah memahami lebih jauh. Yang
dimaksud hikmat rohani adalah sikap rela memberi diri. Dalam setiap
percakapan kita yang terpenting bukan apa yang saya dapatkan, tetapi
apa yang saya berikan. Sebagai orang Kristen yang terpenting
bukanlah apa yang kita dapatkan dari gereja, tetapi apa yang dapat
kita berikan pada gereja. Pertanyaannya bukanlah "Apa gunanya aku
bersekutu dengan orang-orang ini?" Bahkan saya sendiri, tidak
mendapat apapun secara rohani didalam persekutuan. Apa yang saya
dapatkan? Jika saya tetap berpegang pada pemikiran ini, saya tidak
akan bersekutu dengan siapapun, karena saya tidak mendapat apa-
apa. Kebanyakan orang datang untuk bertanya dan minta nasihat
kepada saya, jadi saya harus 'memberi' sepanjang waktu persekutuan
itu. Pertanyaannya bukan apa yang saya dapatkan, tetapi apa yang
dapat saya berikan. Karena jika kita hanya memikirkan apa yang kita
dapatkan, kita tidak akan pergi kemanapun. Poinnya sangat
sederhana: hikmat rohani adalah memberi diri, memberi dengan
sukacita! Inilah hikmat Allah. Inilah kualitas dari hikmat Allah! Kita tahu
sekarang kekayaan dari firman Tuhan. Apakah anda memahami firman
Tuhan? firman Tuhan sangat sederhana! "Kamu adalah garam dunia",
dan anda mungkin bertanya "Apa lagi yang dapat dibicarakan?" firman
Tuhan mempunyai makna yang sangat dalam bagi mereka yang
mempunyai mata untuk melihat. Karena itu Tuhan Yesus berkata
"Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar
dengan teliti agar ia mengerti!"
Kita berhenti menjadi garam ketika kita bosan/lelah untuk
memberi diri
Sekarang kita mulai memahami mengapa garam dapat menjadi tawar.
Apakah anda dapat memahaminya sekarang? Anda tahu, memberikan
seluruh diri setiap saat ini sangat bertentangan dengan sifat dasar
manusia. Mengapa saya harus selalu memberi, memberi dan memberi?
Saya lelah untuk memberi dan saya berkata, "Ini sudah cukup!" Saya
akui dihadapan anda lebih dari sekali, juga dari waktu ke waktu pada
tim pelatihan, bahwa saya berkata pada diri saya sendiri "Sepertinya
aku telah cukup memberi. Aku telah cukup memberikan diriku; aku
407 | C A H A Y A I N J I L
telah cukup memberikan waktuku; aku telah cukup memberikan
uangku. Cukup. Sekali lagi cukup. Aku telah melakukan bagianku. Aku
telah memberikan yang terbaik, aku telah memberikan seluruh hidupku
yang terbaik untuk melayani Tuhan!" Saat saya mengizinkan sikap itu
menguasai diri saya, saat itulah garam berhenti menjadi garam, karena
saya tidak rela lagi untuk melarutkan diri. Saya merasa, saya sudah
cukup melarutkan diri. Sekarang saya akan hidup sesuai dengan
keinginan saya, dan mengucapkan selamat tinggal pada semua orang.
Saya akan melakukan apa yang saya suka. Seluruh waktu adalah milik
saya. Sudah cukup bagi saya untuk melakukan semuanya ini. Saya
dapat melakukan hal yang lebih baik dengan uang yang saya miliki
daripada hanya memberi pada gereja setiap saat. Saya yakin banyak
diantara saudara yang berpikir demikian, karena saya tahu banyak
diantara saudara yang telah banyak memberi untuk pekerjaan Allah
setiap tahun. Mungkin ada diantara anda yang merasakan apa yang
saya rasakan sekali-sekali, "Rasanya cukup apa yang telah aku
lakukan, sudah cukup apa yang telah aku berikan".
Ketika kita mulai berpikir dengan cara yang demikian, kita akan
menjadi tawar. Kita tidak berfungsi lagi sebagai garam. Kita tidak lagi
mau larut. Karena itu Tuhan Yesus berkata pada murid-muridNya:
"Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal diriNya,
memikul salibnya setiap hari dan mengikuti Aku." (Lukas 9:23). Jika
kamu tidak terus-menerus memikul salibmu setiap hari dan mengikut
Aku, kamu tidak dapat menjadi muridKu". Karena kamu akan berhenti
memberi diri dan kemudian menjadi tawar. Garam itu menjadi tawar.
Karena itu Tuhan Yesus berkata : "Jika kamu ingin menjadi murid-Ku,
kamu memperhitungkan dengan teliti dulu harga yang harus dibayar."
Ia berkata, "Untuk menjadi Kristen, harga yang harus dibayar
sangatlah tinggi. Sangat mahal untuk menjadi seorang murid. Lebih
baik kamu menghitung dulu harganya." Lebih baik kamu menghitung
dulu harganya, dan memutuskan untuk tidak menjadi murid
samasekali, daripada memutuskan menjadi murid dan akhirnya
berhenti di tengah jalan dan berkata "Sudah cukup, aku tidak dapat
melanjutkan". Itu adalah satu tragedi, suatu penghinaan terbesar yang
dapat anda lakukan terhadap nama Tuhan - bahwa kita memulai
namun tidak dapat menyelesaikannya. Garam itu menjadi tawar. Itulah
salah satu tragedi terbesar yang seringkali terjadi akhir-akhir ini.
408 | C A H A Y A I N J I L
Arti garam dalam korban Perjanjian Lama - persembahan dari
hati yang murni
Dapatkah anda memahami garam melambangkan hikmat Allah yang
mempunyai sifat memberi diri. Karena itu bukan hal yang
mengherankan jika garam dipersembahkan bersama semua kurban
persembahan. Kenyataannya, pada masa Perjanjian Lama tidak ada
kurban yang bisa dipersembahkan kepada Allah tanpa diberi garam.
Apa anda mengerti hal tersebut? Tanpa garam, kurban tersebut tidak
akan diterima. Anda dapat membacanya dalam Imamat 2:13, dan juga
pada banyak bagian lain dalam Perjanjian Lama. Setiap kurban harus
disertai garam. Dengan kata lain anda tentu dapat memahami
maknanya. Kurban harus disertai kekudusan. Tidak ada gunanya
mempersembahkan satu persembahan secara eksternal kepada Allah
yang tidak disertai makna rohani dari garam, yaitu anda memberi
dirimu sementara anda mempersembahkan persembahan. Kalau tidak,
seorang kaya dapat memberikan persembahan yang tidak berarti apa-
apa baginya. Ia bisa mempersembahkan 100 ekor domba tanpa
merasa apa-apa. Sedangkan bagi orang miskin, ia hampir tidak dapat
mempersembahkan seekor burung dara atau merpatipun, karena
harganya terlalu mahal bagi mereka. Jadi sesungguhnya bukan
masalah jumlah yang diberikan. Jika jumlah yang lebih utama, akan
lebih menguntungkan bagi orang kaya dibanding orang miskin yang
tidak punya apa-apa. Bukan jumlah yang terpenting! Bukan apa yang
kamu berikan, tetapi bagaimana anda dapat memberikan diri anda
sendiri melalui persembahan itu. Kalau tidak, anda belum memberikan
apapun. Segala sesuatu yang dipersembahkan harus kudus, demikian
pula jika kita mau mempersembahkan diri kita, kita harus kudus, suatu
pemberian yang murni, suatu pemberian seperti yang dikatakan
Yakobus (Yak 3:17) "Hikmat dari atas pertama-tama adalah murni".
Jika kita bicara tentang kemurnian, tentu anda ingat apa yang telah
saya katakan sebelumnya tentang hubungan antara Ucapan Bahagia
dan Doa Bapa Kami. Saya telah mengatakan pada anda bahwa ada
satu butir dalam Doa Bapa Kami yang mempunyai posisi yang berbeda.
Ia meletakkan hati yang suci di tempat yang pertama. Apakah anda
memperhatikan hal pertama yang Yakobus katakan tentang hikmat?
"Hikmat dari atas pertama-tama adalah murni ....." Kemurnian di hati!
Kesetiaan dan ketetapan hati! Sebagai hamba Allah, Yakobus sangat
memahami pesan Tuhan. Hamba-hamba Allah, dan para rasul sangat
409 | C A H A Y A I N J I L
memahami ajaran Tuhan. Dan Yakobus, saudara Tuhan, juga tidak
melewatkan poin tersebut. Yang paling penting adalah kemurnian. Jika
kita kehilangan kemurnian hati, saat kita mulai berkompromi dengan
daging, dengan kepentingan kita sendiri, dengan dunia, kita mulai
menjadi tawar. Semuanya hilang. Karena itu diperlukan perhatian yang
tidak terbagi-bagi. Komitmen yang murni ini tidak bisa berubah. Saat
itu berubah, anda akan kehilangan segalanya dan tidak berguna lagi.
Anda akan dibuang dan diinjak orang.
Kita menjadi tawar, kita mau larut
Kita telah sampai pada poin terakhir, dan kita perlu memahami hal ini
dengan sebuah pertanyaan yang sangat penting : "Bagaimana garam
menjadi tawar? Apa yang menyebabkan ini terjadi? Maksud saya hanya
mengetahui bahwa garam dapat menjadi tawar sudah cukup penting,
namun akan lebih membantu lagi jika kita tahu apa hal-hal yang harus
kita waspadai agar kita tidak menjadi tawar. Apa yang menyebabkan
kita berhenti menjadi murid-murid-Nya? Menurut saya ada satu poin
yang telah kita ketahui: garam yang tidak lagi rela melarutkan diri.
Tetapi banyak orang Kristen, ketika mereka menjadi Kristen tidak
pernah diberitahu terlebih dulu bahwa kehidupan Kristen adalah seperti
itu. Berbeda dengan ajaran Tuhan Yesus, saat ini banyak pendeta dan
penginjil yang mempunyai kepentingan pribadi dalam menyembunyikan
fakta ini dari anda. Seringkali saya katakan, seorang penginjil dengan
mudah berkata: "Datanglah pada Yesus dan kamu akan memperoleh
damai, sukacita dan semuanya ini." Tuhan Yesus tidak berkhotbah
seperti itu. Saya bersyukur karena Tuhan Yesus tidak berkhotbah
seperti itu. Tuhan Yesus tidak memperdaya kita untuk menjadi murid-
Nya dan kemudian saat kita termakan umpan untuk menjadi murid-
Nya, setelah kita menanda tangan, setelah kita mengangkat tangan,
setelah kita terperangkap, setelah ditangkap disitu, lalu Ia berkata,
"Sekarang kamu tidak dapat melepaskan diri" Yesus sama sekali tidak
melakukan hal seperti itu. Tidak seperti itu! Yesus berkata, "Aku
berkata kepadamu dengan jujur, jika kamu tidak memikul salibmu, siap
mati terhadap diri sendiri dan mau melarutkan diri, kamu tidak dapat
menjadi murid-Ku".
Saya akan tetap berusaha untuk berkhotbah seperti itu. Mungkin itu
tidak menarik banyak orang. Orang banyak tidak suka mendengar
tentang memberi-diri dan kematian dan hal-hal seperti itu, tetapi
Tuhan Yesus tidak berusaha untuk menarik orang banyak. Ia tidak
410 | C A H A Y A I N J I L
pernah berusaha menarik banyak orang. Justru karena banyak orang
berduyun-duyun mengikut Dia, Ia berpaling dan berkata kepada
mereka "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal
dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Aku mengatakan ini
langsung dari awal." (Mat 16:24; Mark 8:34: Luk 9:23; 14:27) Banyak
penginjil yang tidak jujur dengan berkata "datanglah dan kamu akan
memperoleh damai dan sukacita." Mereka tidak mengatakan kail yang
tersembunyi. Kita menelan umpan itu tanpa menyadari ada kail
didalamnya. Kita menelannya dan kita tertangkap. Tetapi sayangnya
kita bukan ikan. Kita dapat melepaskan diri dari kail itu. Dan kemudian
kita mendapati, sebagaimana lazimnya, mayoritas dari orang-orang
yang telah meresponi 'altar-call' berpaling dari Tuhan begitu saja.
Inilah mayoritas yang telah hilang. Mengerikan! Merekalah orang-orang
yang meresponi saat mengikuti camp dan kebaktian kebangkitan
rohani. Ini merupakan sesuatu yang mengerikan: kegagalan untuk
memberitakan kebenaran. Tidak! Tidak! Tuhan Yesus tidak
menyembunyikan apa-apa. Kita telah melihat mengapa Dia berbuat
demikian. Karena Ia tahu kalau kita tidak memahami hal ini dengan
benar dan menghitung harganya terlebih dahulu sebelum kita
memutuskan untuk mengikut Dia, kita akan tersesat.
Penyebab-penyebab kita menjadi tawar
1) Gagal menghitung harga sehingga kita berbalik dari
komitmen kita
Poin ini dapat kita temukan dalam Injil Lukas pasal 14. Mari kita buka
kembali, pasal yang telah kita baca sebelumnya, Lukas 14:34-35, dan
dalam pasal tersebut kita dapat melihat mengapa garam menjadi
tawar. Di bagian terakhir dikatakan, "garam memang baik." Ini berarti
garam itu berguna, bernilai, dan berharga. Selain itu dalam Apokrip
juga terdapat pernyataan yang mengatakan bahwa garam memang
baik. Mengapa dikatakan demikian? Apa artinya? Itu berarti garam
penting bagi kehidupan manusia.
Dalam Apokrip, yang ditulis kira-kira 200 tahun sebelum kedatangan
Tuhan Yesus, dalam kitab Yesus bin Sirakh, tertulis: "Kebutuhan pokok
untuk hidup manusia ialah: air, api, besi dan garam, terigu dan susu
serta madu, air anggur, minyak dan pakaian. Semuanya itu
teruntukkan bagi orang takwa sebagai barang yang baik, tepat
sebagaimana menjadi buruk bagi orang berdosa." (Sir 39 : 26)
411 | C A H A Y A I N J I L
Butir ini sangat menarik. Apa yang baik bagi orang benar menjadi
buruk bagi orang yang berdosa. Sebagai contoh, air sangat berguna
bagi orang benar tetapi menjadi banjir bagi orang berdosa. Api berguna
untuk memasak tetapi api yang sama dapat menghanguskan rumah
orang berdosa bahkan memakar orang-orang jahat dalam peperangan.
Besi tentu bermanfaat bagi kita karena tanpa besi kita tidak dapat
memasak, tetapi selain itu besi juga dapat digunakan sebagai pedang
untuk memotong orang jahat, maupun sebagai alat bagi orang jahat
untuk saling membunuh, dan seterusnya. Demikianlah jadinya jika
barang yang baik dari Allah disalahgunakan.
Jadi apa yang dikatakan dalam Lukas 14:34 "garam memang baik"
berarti bahwa garam berguna dan penting bagi kehidupan manusia.
Seperti yang dikatakan dalam Sirakh 39:26 "garam adalah kebutuhan
pokok untuk hidup manusia". Diantara orang Cina, kita juga berbicara
tentang kebutuhan pokok untuk kehidupan manusia, yaitu bahan
bakar, beras, minyak dan garam. Ada empat hal yang terpenting dalam
kehidupan orang Cina dan salah satunya adalah garam seperti yang
tertulis dalam Apokrip. Mari kita melihat konteks Lukas 14 apa yang
menyebabkan garam menjadi tawar.
Apa yang dikatakan oleh Lukas 14:25-27? "Pada suatu kali banyak
orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil
berpaling Ia berkata kepada mereka: "Jikalau seorang datang kepada-
Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya,
saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya
sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul
salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku." Seperti
yang telah saya katakan sebelumnya, semua ini berhubungan dengan
garam. Dalam ayat 28-30: "sebab siapakah diantara kamu yang kalau
mau mendirikan rumah tidak duduk dahulu membuat anggaran
biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan
itu? Supaya kalau ia sudah meletakkan dasarnya, dan tidak dapat
menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang melihatnya, mengejek
sambil berkata : orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup
menyelesaikannya." Dengan kata lain: ia adalah orang bodoh. Mereka
mengejeknya. Dia bodoh. Ia membangun tetapi tidak dapat
menyelesaikannya. Garam telah menjadi bodoh. Pada mulanya ia
adalah garam, tapi pada akhirnya ia bukanlah garam. Ia pernah
menjadi garam, tetapi sekarang ia bukan lagi garam. Bukan berarti
412 | C A H A Y A I N J I L
sekali garam akan tetap menjadi garam. Garam itu telah menjadi tawar
dan tidak dapat diasinkan lagi. Garam itu telah menjadi bodoh dan
semua orang mengejeknya dan berkata, "Orang ini mulai tetapi tidak
dapat mengakhiri."
Selain digambarkan seperti orang yang membangun rumah, kehidupan
rohani juga dapat digambarkan seperti orang yang sedang berperang.
Kita dapat membacanya dalam ayat 31-33 "atau raja manakah yang
kalau mau pergi berperang tidak duduk dahulu dan mempertimbangkan
apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang
mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan
mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan
syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tipe-tipe orang diantara
kamu yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya" -cara hidup
yang lamanya- "tidak dapat menjadi murid-Ku." Nah, itulah yang Yesus
ajarkan kepada kita, tidak seperti penginjil-penginjil zaman ini.
Karena itu garam memang baik. Perhatikan ayat 34. Ada hal yang
menarik dalam ayat ini. Sekali lagi ada terjemahan yang kurang tepat
disini, seharusnya ayat ini diawali dengan "karena itu". Ayat 34
seharusnya berbunyi "karena itu garam memang baik." Penterjemah
telah meniadakan kata "karena itu" yang ada dalam naskah asli, dan ini
tidak dapat dibenarkan. "Karena itu garam memang baik....." Dengan
meniadakan kata "karena itu", kita kehilangan hubungannya. Jika anda
hanya membaca dalam bahasa Indonesia, anda tidak tahu bahwa ayat
34 berhubungan langsung dengan ayat sebelumnya. Mereka bukan
ucapan yang terpisah. Ia dihubungkan secara langsung dengan semua
ayat-ayat yang telah kita baca tadi oleh kata "karena itu". "Karena itu
garam memang baik." Sangat baik menjadi garam. Sangat baik jika
mempunyai garam. Tetapi jika garam itu menjadi tawar, ini sama
dengan orang yang memulai sesuatu yang baik tetapi mengakhirinya
dengan hal yang buruk. Ia mulai membangun, dan itu baik! Namun dia
tidak dapat menyelesaikannya, karena itu, ia bodoh. Ia memulai suatu
perjuangan demi kebenaran. Ia pergi berperang tapi kemudian ia
berpikir bahwa ia tidak mungkin menang. Karena itu ia memutuskan
untuk menyerah. Ia bodoh karena menyerah berarti sekarang anda
menjadi tawanan. Anda menjadi hamba kepada tuan yang baru. Anda
telah kehilangan kemerdekaan anda - kemerdekaan untuk berjuang
demi kebenaran.
413 | C A H A Y A I N J I L
Jadi kita dapat melihat hubungannya dengan segera dan memahami
poin yang pertama. Garam itu menjadi tawar justru karena garam itu
telah berpaling dari komitmennya yang semula. Ia mulai membangun
dan kemudian memutuskan untuk berhenti dan tidak
menyelesaikannya karena biaya yang terlalu tinggi, dan berkata, "Aku
akan berhenti disini." Ia berpaling dari komitmennya yang semula.
Sebagaimana Petrus mengingatkan kita dalam 2Petrus 2:22, orang ini
seperti anjing yang kembali lagi ke muntahnya dan babi yang mandi
kembali lagi ke kubangannya. Petrus mengingatkan kita jika kita
mengawali sesuatu dengan baik dan mengakhirinya dengan buruk,
maka akhirnya keadaan kita lebih buruk dari pada yang semula [ayat
20]. Ini berarti lebih baik jika anda tidak memulai samasekali dari pada
memulai dan berakhir dengan buruk. Anda memulai dan menyelesaikan
sampai akhir atau jangan anda memulai sama sekali. Karena itu anda
harus menghitung harganya terlebih dahulu. Itulah yang seringkali
saya katakan pada orang yang ingin menerima baptisan, "Janganlah
anda dibaptis sampai anda tahu dan benar-benar memahami apa yang
anda lakukan. Jika tidak, saya tidak akan mengijinkan anda untuk
dibaptis, demi kebaikan anda. Bukan demi kebaikan saya; demi
kebaikan anda lebih baik jangan memberikan diri dibaptis sehingga
anda benar-benar memahami makna komitmen dan anda rela bertahan
sampai pada kesudahannya."
Jadi, pertama kita melihat bahwa kita harus bertahan sampai pada
kesudahannya, satu komitmen yang total tanpa mempertahankan apa-
apa. "Total" berarti seluruh hidup kita, tidak hanya 2 tahun yang
berikut atau 2 bulan yang berikut. Jika anda hanya berniat untuk
menyerahkan hidup anda untuk menjadi Kristen untuk dua bulan yang
berikutnya, lupakan saja! Jika untuk dua tahun berikutnya, lupakan
saja juga! Serahkan seluruh hidup atau tidak sama sekali. Jangan
menoleh kebelakang! "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi
menoleh kebelakang, tidak layak untuk kerajaan Allah." (Lukas 9:62).
Seperti pepatah Cina yang mengatakan, kita harus memecahkan pot
itu; kita harus menenggelamkan perahu kita. Dan dalam bahasa
Inggris juga ada pepatah yang mengatakan, "bakarlah jembatan
dibelakangmu."
2) Jatuh dalam dosa
Apa lagi? Apa lagi yang menyebabkan garam menjadi tawar? Poin yang
kedua terdapat dalam Markus 9. Dalam Markus 9, kita dapat melihat
414 | C A H A Y A I N J I L
dari konteksnya apa yang menyebabkan garam menjadi tawar. Tuhan
tidak meninggalkan kita dalam kegelapan. Bagian terakhir dari Markus
9 berkaitan dengan poin ini. Perhatikan Markus 9:50 "Garam memang
baik tetapi jika garam menjadi hambar dengan apakah kamu
mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam didalam
dirimu, dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."
Nah, jika Tuhan Yesus seringkali mengulangi suatu pengajaran yang
tertentu, itu berarti pengajaran itu sangat-sangat penting. Disini kita
tahu bahwa peringatan-Nya tentang garam menjadi tawar itu sangat
penting karena itu ditekankan berulang kali. Bagaimana kita dapat
memahami hal ini? Apa konteksnya?
Mari kita membaca Markus 9:42 untuk mendapatkan seluruh
konteksnya. "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil
yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan
pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Dan jika tanganmu
menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke
dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua
tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak
terpadamkan; Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah,
karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari
pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; Dan
jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik
engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada
dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat
bangkai tidak mati dan api tidak padam." Kemudian Yesus langsung
berbicara tentang garam: "Karena setiap orang" - perhatikan kata
penghubung "karena" yang menghubungkan ayat tentang garam
dengan ayat-ayat sebelumnya, - "akan digarami dengan api, garam
memang baik tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu
mengasinkannya?" Bagaimana anda akan memulihkan garam itu?
Apa yang menyebabkan garam itu menjadi hambar? Alasan yang kedua
sangat jelas bagi kita. Yaitu jatuh dalam dosa, mengizinkan diri sendiri
untuk jatuh dalam pencobaan. Karena itulah Yesus mengajar kita
berdoa: "Janganlah membawa kami kedalam pencobaan tetapi
jauhkanlah kami dari pada yang jahat." [Mat 6:13] Janganlah
membawa kami kedalam pencobaan --- pencobaan untuk berdosa!
Karena jika pencobaan membuat anda lemah dan jatuh dalam dosa,
anda akan menjadi hambar. Saya ingatkan lagi, garam yang menjadi
415 | C A H A Y A I N J I L
hambar akan dibuang dan diinjak orang seperti yang dikatakan oleh
Tuhan Yesus. Tiga kali Tuhan Yesus mengingatkan pada kita tentang
api neraka. Jika tanganmu menyesatkan, penggallah tangan itu. Lebih
baik masuk surga dengan satu tangan, daripada masuk ke dalam
neraka dengan dua tangan.
Saya pernah mengkhotbahkan pasal ini dan telah menunjukkan pada
anda, tentu saja masalah dosa tidak dapat dituntaskan hanya dengan
memotong tangan. Dosa timbul dari dalam hati. Tapi disini adalah
gambaran yang dramatis untuk menunjukkan betapa pentingnya
mengambil tindakan drastis, jika diperlukan, untuk memotong segala
sesuatu yang memungkinkan kita jatuh kedalam dosa. Potonglah dan
buanglah apapun itu. Jika persahabatan anda dengan seseorang
membuat anda jatuh dalam dosa, putuskan saja! Jika keinginan dan
ketamakan akan kekayaan materi memimpin anda kedalam dosa,
buanglah kebiasaan itu. Jika untuk mendapatkan uang, anda selalu
berjudi, atau apapun itu, jika hal itu membuat anda berdosa,
tinggalkan kebiasaan itu. Dan katakan "aku tidak akan memandang hal
itu lagi." Jika anggur memimpin anda untuk berbuat dosa, membuat
anda mabuk dan terhina karena dosa, buanglah kebiasaan itu.
Buanglah! Lebih baik membuang kebiasaan itu dari pada anda masuk
neraka.
Persoalan ini berkaitan dengan kelangsungan hidup. Itulah sebabnya
kita tidak boleh bermain-main. Sebagai contoh, jika anda mempunyai
seorang sahabat, baik laki-laki atau perempuan, jika persahabatan itu
membuat kehidupan rohani anda semakin merosot, putuskan saja!
Anda tidak boleh kehilangan hidup kekal. Anda boleh kehilangan
seorang sahabat; anda tidak boleh kehilangan hidup kekal. Harganya
terlalu mahal. Jadi disini, dari konteks kita diberitahu dengan jelas apa
artinya garam menjadi tawar. Kita tidak berani jatuh dalam dosa. Kita
tidak mampu menikmati kemewahan itu. Karena jika kita membiarkan
diri jatuh dalam dosa, kita harus membayar dengan harga yang mahal.
3) Gagal bertahan sampai kesudahan, lalu roboh dalam
penganiayaan
Kita sampai pada pertanyaan terakhir. Apakah penyebab ketiga yang
harus kita waspadai? Apakah bahaya yang ketiga? Mari kita kembali ke
Matius 5 dan melihat konteksnya. Apa konteks yang terdapat dalam
Matius 5? Konteksnya dapat ditemukan dari ayat 11. Dalam ayat
416 | C A H A Y A I N J I L
tersebut kata "kamu" menjadi petunjuk bagi kita. "Berbahagialah
kamu, jika karena Aku kamu dicela....... Kamu adalah garam dunia."
Kata 'kamu' yang muncul dua kali memberikan satu petunjuk. Apakah
itu? Dalam kasus ini, kita tidak jatuh dalam dosa tetapi kita ditekan
dengan adanya berbagai macam bentuk penganiayaan. Itu bukanlah
sesuatu yang kita cari, tetapi sesuatu yang datang kepada kita. Jadi
disini kita mendapati perlunya untuk kita bertekun dalam tekanan,
bertekun dalam penganiayaan. "Hanya orang yang bertahan sampai
pada kesudahannya" - perhatikan ungkapan ini yang muncul dua kali -
"akan diselamatkan". Ini ungkapan yang sangat istimewa, yang muncul
dua kali, pertama di Matius 24:13 dan sebelumnya di Matius 10:22,
yang menekankan perlunya untuk bertahan sampai pada
kesudahannya, khususnya karena tekanan yang dikenakan keatas kita
sebagai orang Kristen. Sangat penting bagi kita berpaut pada Tuhan
dalam kesulitan apapun. Kita dipersatukan dengan Tuhan melalui
sebuah perjanjian, bukan hanya dalam keadaan baik, tetapi juga saat
kita dalam keadaan buruk, seperti penganiayaan, saat kita dimuliakan
maupun saat kita direndahkan, saat berada dalam kelimpahan maupun
dalam kekurangan, dalam kemiskinan. Apapun yang kita hadapi, kita
tetap berpaut pada Yesus.
Seharusnya itulah sikap kita! Namun ada banyak orang Kristen yang
bersedia menjadi orang Kristen saat semuanya menyenangkan, cuaca
cerah dan baik, seperti halnya dengan Kanada. Dan saat mereka
kembali ke Hongkong, mereka mengalami banyak tekanan. Mereka
tidak dapat memperoleh pekerjaan. Anggota keluarga berbalik
melawan mereka. Kesehatan mereka turun. Dibawah tekanan seperti
ini, pencobaan seperti ini, dan penganiayaan seperti ini, mereka jatuh.
Seperti benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, dalam
Perumpamaan Seorang Penabur, saat matahari terbit diatasnya, apa
yang terjadi? Ia layu. Benih itu layu. Benih itu tidak dapat bertahan. Ia
tidak dapat bertumbuh. Benih itu mati. Garam menjadi tawar.
Ringkasan dan kesimpulan
Jadi sekarang, marilah kita meringkaskan tiga hal penting yang telah
kita bahaskan.
Pertama, kita telah melihat bahwa kita bisa menjadi tawar karena
komitmen yang tidak total. Berarti, ketika anda melakukan komitmen
anda, anda tidak melakukannya secara total. Anda tidak menyerahkan
417 | C A H A Y A I N J I L
diri dengan sepenuh hati dan tidak menyerahkan seluruh hidup anda,
dalam suatu komitmen tanpa syarat kepada Allah. Karena itu fondasi
kehidupan Kristen kita sangat lemah dari semula.
Hal yang kedua adalah mengizinkan dosa untuk mencobai kita. Orang
Kristen akan sentiasa dicobai untuk berbuat dosa. Siapa diantara kita
yang tidak pernah dicobai? Saat saya pertamakali menjadi orang
Kristen, saya dicobai dengan berat dengan pelbagai cara - baik dalam
hubungan persahabatan dengan teman wanita atau dalam keadaan
yang lain. Saya dicobai dengan berat, dan mudah jatuh dalam
pencobaan. Kesempatan untuk jatuh kedalam dosa muda-mudi
sangatlah besar pada masa kini. Sangat berbahaya! Seringkali kita
mempunyai kamar sendiri, bahkan ketika kita masih belajar, dan setiap
kesempatan diberikan untuk jatuh kedalam dosa. Disinilah ketahanan
rohani kita dipertaruhkan. Jika kita memahami poin kedua ini, kita akan
meninggalkan segala hal yang menyebabkan kita berdosa.
Saya pernah memutuskan hubungan dengan seorang pacar, karena
hubungan itu mengancam kesejahteraan kekal saya dan juga dia.
Tindakan tersebut memang menyakitkan, karena saya harus
mengatakan padanya, "Semua hubungan diantara kita telah selesai."
Itu membuat saya patah hati, itu juga membuat dia patah hati.
Pengalaman yang benar-benar menyakitkan bagi saya, menyebabkan
saya tidak mau berhubungan dengan gadis yang lain untuk selama
beberapa tahun. Saya tidak mau berbicara dengan seorang gadis pun.
Saya melarikan diri setiap kali saya melihat seorang wanita. Saya
menjaga jarak terhadap mereka sehingga sangat menggelikan. Saya
tidak akan mendekati mereka sama sekali. Semua orang di sekolah
Alkitab mengenal saya dan menganggap saya gila karena saya tidak
mau berbicara dengan gadis manapun. Di dalam kelas kami duduk di
satu meja yang sama, setiap meja ada 6 orang laki-laki dan
perempuan, dan saya tidak pernah berbicara dengan perempuan. Saya
tidak pernah memulai percakapan. Jika mereka mengatakan sesuatu
pada saya, saya akan memberi jawaban sesingkat mungkin dan segera
mengakhiri percakapan. Pengalaman pahit yang saya alami membuat
rasa takut itu terus berkembang dalam diri saya. Namun hal itu harus
dilakukan, meskipun rasa sakit itu sama seperti jika saya memotong
tangan kanan saya, kaki atau mencungkil mata saya. Tapi itulah yang
harus dilakukan karena hubungan itu mengancam kehidupan rohani
saya. Jika saya tidak meninggalkan semua itu, saya tidak akan berada
418 | C A H A Y A I N J I L
disini saat ini. Karena garam itu akan menjadi tawar. Saya tidak
menyalahkan pacar saya. Saya hanya berdoa agar dia tetap bertumbuh
dalam imannya dan saya mendengar bahwa dia masih tetap setia
kepada Tuhan. Dan saya bersyukur kami memutuskan hubungan itu,
karena jika tidak, tentu kami berdua mungkin akan undur dari hadapan
Allah.
Yang ketiga adalah tetap bertekun dalam kesulitan, bertekun dalam
tekanan, setia sampai pada kesudahannya didalam segala keadaan,
baik maupun buruk. Terkadang keadaan yang baik sama bahayanya
dengan keadaan yang buruk. Untuk beberapa orang, mereka tetap
setia di saat-saat yang sulit; mereka sangat setia dalam kesusahan.
Tetapi saat mereka mengalami saat-saat yang menyenangkan, mereka
berubah dan menjadi sesat. Garam itu telah berubah. Tapi ada orang
yang setia disaat yang menyenangkan, tetapi ketika mereka
mengalami masa sulit, mereka murtad dibawah tekanan. Sangat aneh!
Apapun kelemahan anda, anda harus mengetahuinya dan berusaha
untuk tetap setia sampai pada kesudahannya.
Terang Dunia (I)
Matius 5:14 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang
Kita baca bersama dari Injil Matius 5:14-16 sebagai lanjutan renungan
kita akan firman Tuhan.
"Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak
mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak akan menyalakan pelita
lalu meletakannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian
sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah
hendaknya terangmu bercahaya di depan semua orang, supaya mereka
melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di
Surga".
Fungsi Gereja Adalah Menjadi Terang Bagi Dunia
Apa pesan firman Tuhan yang disampaikan kepada kita? Apa yang ingin
dikatakan Tuhan Yesus kepada kita? Ketika anda mendengarkan sabda
Tuhan, dapatkah anda melihat kekayaan rohani yang ada di dalamnya?
419 | C A H A Y A I N J I L
Betapa dalam dan banyaknya kekayaan yang terkandung di dalam
firman Tuhan, sehingga dengan kasat mata kita tidak akan pernah
melihatnya. Dan kepada mereka yang buta secara rohani, mereka tidak
pernah melihatnya, bahkan secercah pun tidak. Dan hari ini kita
berbicara tentang menjadi terang dunia. Tuhan Yesus berkata bahwa
kita sebagai orang Kristen mempunyai fungsi yang sangat luar biasa,
yaitu menjadi terang kepada dunia ini. Saya bertanya-tanya, apa
artinya kalimat ini bagi anda? Pandanglah gereja saat ini dan tanyalah
pada diri anda sendiri, "Apakah gereja menyerupai terang dunia?" Apa
telah terjadi dengan gereja? Salah apakah dengan gereja, bukan hanya
di Montreal, tetapi juga di banyak tempat yang lain.
Tuhan Yesus berkata, "Kamu! Kamu! Yakni, kamu semua yang disebut
murid-murid Kristus, kamu semua yang disebut orang-orang Kristen,
kamulah terang! Dan bukan hanya bagi gereja, tetapi terang bagi
dunia! Aku telah memberikan kamu sebuah tugas untuk dikerjakan.
Aku sudah memberikan anda sebuah misi yang hebat untuk
diselesaikan. Biarlah terang Allah bersinar ke dalam dunia!" Betapa
luhurnya misi ini! Betapa besarnya tanggung jawab yang telah
dipercayakan kepada kita! Tuhan Yesus tidak pernah berkata bahwa
ada banyak terang di dunia ini. Dia berkata, "Kamulah terang". Bentuk
tunggal - satu-satunya terang. Jika satu-satunya terang yang ada tidak
bersinar, dari manakah dunia memperoleh terangnya? Jika terang itu
tidak datang dari padamu, atau dari kita sebagai sebuah gereja, maka
dari manakah terang itu berasal ? Bagaimanakah orang lain dapat
mengenal Tuhan?
Menghadapi Hukuman Tuhan Atau Mencolok Sebagai Terang
Dalam Kegelapan?
Dulu di Inggris kami banyak mengalami putus listrik. Hal ini sudah
menjadi satu reputasi di daerah kami ini. Bayangkan, anda asyik
melakukan kegiatan seharian dan tiba-tiba semua lampu padam! Anda
berada dalam kegelapan sambil meraba-raba mencari lilin. Di sekitar
Montreal, nampaknya sewaktu-waktu juga terjadi putus listrik, jadi
tidak hanya terbatas pada Inggeris. Pikirkan sejenak: Bagaimana anda
mendapat terang? Kita mendapat terang bila ada kuasa - tenaga listrik
adalah kuasa. Menurut saya, secara rohani gereja telah mengalami
putus listrik yang luar biasa. Terang gereja tidak bersinar dan dunia
berada dalam kegelapan. Saudara-saudara sekalian, saya berkata
kepadamu bahwa Allah akan menuntut pertanggungan-jawab dari
420 | C A H A Y A I N J I L
gereja. Pada Hari itu Dia akan berkata, "Aku mengutus kamu
sebagai terang kepada dunia, namun dunia berada dalam kegelapan."
Saya berpikir bahwa penghakiman akan lebih mengerikan bagi gereja
daripada bagi orang yang tidak percaya karena sebelumnya mereka
belum pernah melihat terang. Mereka masih ada alasan. Alasan apakah
yang dapat ditawarkan oleh gereja? Jika anda berada dalam gereja
Tuhan dan anda tidak memancarkan terang, maka lebih baik anda
jangan muncul di hari penghakiman. Namun saya tidak tahu
bagaimana caranya anda dapat menghindar dari penghakiman itu.
Karena Allah akan menuntut pertanggungan-jawab daripada anda! Dan
Allah berkata kepada Yehezkiel, "Jika kamu tidak mengingatkan umat
ini dan jika mereka binasa, maka Aku akan menuntut pertanggungan-
jawab daripada kamu. Jika kamu mengingatkan mereka dan mereka
binasa, maka tanggung jawab kamu sudah selesai." Namun gereja
selama ini berada dalam kegelapan daripada dalam terang. Dan telah
tibalah saatnya untuk kita menangis supaya Tuhan menjadikan kita
terang. "Kepada siapa yang banyak diberikan, banyak yang akan
dituntut." Dan banyak telah diberikan kepada gereja.
Terang Menerangi Kegelapan
Yang diperlukan gereja saat ini bukanlah kata-kata yang
menghiburkan. Yang diperlukan adalah sabda mengenai penghakiman.
Gereja menjadi lemah, korup, penuh dosa dan buruk di berbagai
tempat. Dan orang-orang yang berada di dalam gereja berkata,
"Berikanlah kami sabda yang menyejukkan!" Saya bukanlah nabi yang
membawa berita damai. Sebagaimana dalam Perjanjian Lama,
dikatakan bahwa para nabi palsu datang dan berkata, " 'Damai
sejahtera, damai sejahtera!', tetapi tidak ada damai sejahtera."
(Yeremia 6:14 & 8:11). Namun para nabi yang benar dalam Perjanjian
Lama memarahi Israel siang dan malam, hingga orang-orang
membenci mereka. Umat Israel berkata kepada para nabi yang benar,
"Mengapa pesan kamu begitu keras?" Mereka menyeret Yeremia dan
melemparkannya ke dalam sebuah perigi dan berharap agar ia mati di
sana karena mereka tidak menyukai pesannya; dimana dia memarahi
mereka siang dan malam. Akan tetapi sabdanya itu adalah kebenaran.
Mereka bertanya kepadanya, "Mengapa kau tidak mewartakan kepada
kami sabda yang menghiburkan?" Bereskanlah dulu hubungan dengan
Allah dan penghiburan akan menjadi milik anda!
421 | C A H A Y A I N J I L
Dan jika saya tidak mengingatkan anda, apabila anda berdiri dihadapan
Allah pada Hari Penghakiman nanti, saya tidak mau muncul di situ,
ketika kemarahan Allah akan ditujukan kepada orang-orang yang
menamakan dirinya sebagai orang Kristen. Ia akan berkata, "Kamu
berani memakai nama Aku? Kamu berani menyebut dirimu orang
Kristen? Dengan sembarangan kamu memakai nama Aku?" Oh,
saudara-saudaraku, hal ini menakutkan sekali.
Terang Adalah Mutlak/Total
Ketika Kitab Wahyu menyatakan bahwa orang-orang akan memanggil
gunung-gunung dan batu-batu karang untuk runtuh dan
menyembunyikan mereka, kebanyakan penafsir Alkitab mengatakan
bahwa orang-orang tersebut merujuk kepada orang-orang tak percaya.
Oh, ya? Tentu saja mungkin terdapat orang-orang tak percaya. Namun
aku berkata kepadamu, mereka yang memanggil gunung-gunung
untuk menyembunyikan mereka pada hari itu, sebagian besar terdiri
dari orang-orang Kristen - mereka yang disebut orang-orang Kristen.
Itulah sebabnya mengapa dari hari ke hari, dari minggu ke minggu,
saya berkhotbah tentang bagaimana menjadi seorang Kristen yang
total. Tahukah anda bahwa mereka belum pernah mendengarkan
ajaran seperti ini? Saya mengajarkan di satu konferensi apa artinya
menjadi seorang Kristen yang total. Dan mereka sangat heran. Mereka
menjadi takjub. Dan mereka bertanya, "Apa yang dimaksudkan dengan
orang Kristen yang total?" seolah-olah mereka belum pernah
mendengarkannya. Dan saya memberitahu mereka bahwa hanya ada
satu jenis orang Kristen, yakni orang Kristen yang total. Alkitab tidak
mengenal adanya jenis atau tipe orang Kristen yang lain.
Catatkan bahwa, terang adalah sesuatu yang total/sempurna!
Pandanglah terang itu. Apakah ada secercah kegelapan yang ada di
sana? Terang itu adalah benar-benar terang, atau tidak ada terang
sama sekali, yaitu kegelapan! Tidak ada yang setengah terang. Dan
apakah anda dapat memotong cahaya lilin menjadi separuh-separuh,
atau seperempat saja dari cahaya lilin itu? Atau sebuah bola lampu
yang sedang menyala, dapatkah anda memotong sebagian dari cahaya
bola lampu itu? Potonglah bola lampu itu menjadi dua bagian dan
perhatikan apakah berhasil atau tidak. Terang bercahaya atau tidak
bercahaya; tidak ada yang bercahaya di sini sedikit, di sana sedikit.
Kita harus mengerti hal ini dengan jelas. Jika Allah bukan Tuhan dari
segala sesuatu, maka Dia bukanlah Tuhan sama sekali. Tuhan tidak
422 | C A H A Y A I N J I L
mengerjakan sesuatu dengan setengah-setengah. Segala sesuatu atau
tidak sama sekali. Itulah jalannya. Bukalah dan bacalah Alkitab anda,
dan coba tunjukkan pada saya, apakah ada sesuatu yang saya
bicarakan yang tidak benar.
Terang Itu Harus Dinyatakan Dalam Hidup Kita
Marilah kita baca Efesus pasal 5. Apa yang kita baca di sana? Paulus
berkata kepada jemaat di Efesus dalam suratnya di pasal 5 ayat 8 yang
berbunyi: "Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang
kamu adalah terang di dalam Tuhan." "Dahulu kamu adalah
kegelapan", katanya kepada orang-orang Kristen di Efesus, "tetapi
sekarang kamu adalah terang." Paulus tidak berkata, "Kamu sekarang
telah menjadi lebih terang daripada sebelumnya. Kamu sudah agak
lebih etis, lebih bermoral; dan lebih menyenangkan; dan kamu sudah
menjadi semakin sopan." Paulus tidak menyinggung tentang aspek luar
(lahiriah) dari tingkah laku mereka; tetapi ia berbicara mengenai aspek
dalam (batiniah) dari seseorang. Secara batiniah, dahulu kamu adalah
kegelapan! Seluruh karakter kamu adalah kegelapan, "namun sekarang
kamu adalah terang di dalam Tuhan"
Baiklah, mari kita membaca seluruh isi teks tersebut untuk menemukan
hubungannya. Efesus 5:1 berbunyi: "Sebab itu jadilah penurut-
penurut Allah." Ayat ini sangat relevan dengan ayat yang telah kita
dengar tadi, karena Allah adalah terang, dan kita dipanggil untuk
menjadi terang. Dan I Yohanes 1:5 mengatakan: "Allah adalah terang
dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan." Dan Yesus juga
berkata: "....kamu adalah terang" Ketika kita menjadi ciptaan baru,
yakni ketika kita dilahirkan kembali, kita menjadi serupa dengan Dia.
Dengan demikian, kita menjadi penurut-penurut Allah. "Sebab itu
jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan
hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah
mengasihi kamu dan telah menyerahkan DiriNya untuk kita sebagai
persembahan dan korban yang harum bagi Allah." (Efesus 5 : 1 - 2).
Namun ingat bahwa: "percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau
keserakahan - cinta akan uang - disebut saja pun jangan di antara
kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang kudus." (ayat 3). Namun,
saya mendengar bahwa semua hal itu disebut dan terjadi di antara
orang Kristen. Paulus mengatakan bahwa hal-hal tersebut disebut saja
pun jangan di antara kamu. Dan dalam ayat yang ke-4 dikatakan:
423 | C A H A Y A I N J I L
"Demikian pula perkataan yang kotor, yang kosong atau yang
sembrono, karena hal-hal ini tidak pantas, tetapi sebaliknya ucapkanlah
syukur." Dan pada ayat yang ke-5 pun dimulai dengan perkataan:
"Karena itu, ingatlah ini baik-baik."
Saya ingin menekankan perkataan-perkataan Paulus ini. Jika anda
mengatakan bahwa keselamatan itu bukanlah berlandaskan perbuatan,
baiklah, namun pastikanlah bahwa perbuatan-perbuatanmu adalah
perbuatan terang, karena perbuatan-perbuatan itu akan menentukan
siapa anda sebenarnya. Janganlah beranggapan bahwa karena
keselamatan itu bukan berdasarkan perbuatan, maka bukanlah suatu
masalah jika anda berdosa. Jika anda berbuat cabul atau berzinah, jika
anda mencuri atau merampok, jika anda menipu atau bersaksi dusta,
janganlah beranggapan bahwa anda tetap akan diselamatkan karena
anda percaya kepada Yesus. Sekali-kali jangan anda beranggapan
demikian! Anda berbuat dosa dan anda sudah selesai, kecuali anda
segera bertobat atas perbuatan anda itu dan berjanji bahwa hal
tersebut tidak akan terulang lagi. Dan juga bersiap-siaplah untuk
menghadapi hukuman dan penghajaran dari Tuhan atas diri anda.
Percayalah, bahwa Allah akan mengampuni, namun Dia juga akan
menghajar anda. Janganlah berani berbuat dosa, meskipun dosa yang
ringan di dalam gereja! Gereja seharusnya menjadi terang di dalam
dunia.
Jadi kita membaca hal ini dalam Efesius 5:5: "Karena ingatlah ini baik-
baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya
penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam kerajaan Kristus
dan Allah." Dan ayat ke-6 berbunyi: "Janganlah kamu disesatkan
orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian
mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka." Jangan
biarkan seorangpun menyesatkan anda dengan berkata, "Sebagai
orang Kristen, tidak apa-apa jika anda berdosa, karena keselamatan
bukanlah suatu usaha. Kita diselamatkan karena kasih karunia oleh
iman. Jadi bukanlah persoalan jika kita berzinah atau berbuat cabul,
atau mencuri atau merampok atau apa saja. Tidak apa-apa karena kita
diselamatkan karena kasih karunia." Paulus berkata, "Jangan biarkan
seorangpun menipu dan mengatakan kata-kata hampa dan palsu
kepadamu." Kita berurusan dengan Allah yang hidup dan Dialah api
yang menghanguskan. Penulis surat kepada umat Ibrani mengingatkan
kita supaya tidak bersenda-gurau dengan Allah yang hidup. Jika kita
424 | C A H A Y A I N J I L
ingin bersenda-gurau, maka sebaiknya bersenda-guraulah di tempat
yang lain, dan bukan dengan Allah, karena Dia adalah api yang
menghanguskan (Ibrani 12 : 29). Anda tidak akan diselamatkan oleh
iman karena kasih karunia, jika anda ingin menjadi orang yang tak
bermoral. Paulus menyatakan bahwa orang-orang seperti ini tidak ada
tempat dalam kerajaan Allah.
Efesus 5:7 mengatakan, "Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan
mereka." Orang-orang yang demikan adalah orang-orang yang tak
bermoral dan tidak murni - dan jika mereka menyebut diri mereka
sebagai orang Kristen - janganlah bergaul dengan mereka. Kita sedang
berjuang untuk menyatakan terang di tengah-tengah dunia,
memasyhurkan nama baik Kristus, dan memelihara nama baik Injil.
Jadi janganlah bergaul dengan orang-orang demikian.
Sekarang , marilah kita menikmati kekayaan yang ada dalam firman
Tuhan. Di sini saya mempunyai begitu banyak halaman catatan, dan
menjadi suatu masalah untuk mengetahui bagaimana menyampaikan
semua ini, tetapi saya hanya mau menyeringkan beberapa poin utama.
Kita sudah melihat bahwa terang itu mencolok dari kegelapan. Kita
ketahui juga bahwa terang itu menelanjangi kegelapan, sebagaimana
para nabi menelanjangkan dosa umat Israel, sehingga para nabi
tersebut sangat dibenci. Orang Kristen sejati adalah orang-orang yang
tidak terlalu disukai oleh orang-orang yang dosanya ditelanjangkan.
Dulu saya telah mengatakan kepada anda bahwa di dunia ini ada
beberapa orang yang dengan senang hati akan meracuni saya,
menembak saya, bahkan membunuh saya dengan cara apapun, karena
dosa mereka saya ungkapkan. Namun selama ini, oleh anugerah Allah,
saya tidak pernah berusaha untuk menyenangkan manusia. Dan saya
tidak pernah berusaha untuk memikat hati orang. Saya berada di sini
bukan untuk menyenangkan manusia, tetapi menyenangkan Tuhan.
Akibatnya, orang-orang yang lebih mencintai dosa mereka daripada
mencintai Allah seringkali amat membenci saya. Saya juga tidak
mendambakan persahabatan dan juga kasih sayang dari mereka. Saya
cuma mendambakan keselamatan mereka.
Terang Mengatasi Kegelapan
Yang ketiga, ada suatu hal lain yang perlu kita ketahui. Yaitu: terang
mengatasi kegelapan. Kegelapan tidak dapat menang! Anda
menyalakan lampu dan kegelapan akan hilang begitu saja. Kegelapan
425 | C A H A Y A I N J I L
tidak dapat menahan dan mengalahkan terang. Entah kegelapan
menyukai terang atau tidak, terang tetap menembusi kegelapan.
Dengan demikian, terang dan kesaksian orang Kristen harus mampu
menembusi dan mengatasi kegelapan.
Orang Kristen harus mencolok seperti terang, sehingga kegelapan
benar-benar mengambil perhatian. Hari ini saya ulangi lagi apa yang
sudah saya katakan minggu yang lalu, bahwa dunia tidak perlu
memperhatikan gereja. Tidak ada suatupun untuk diperhatikan.
Terang gereja begitu lemah. Gereja memiliki begitu sedikit terang -
jika ada sama sekali - sehingga dunia tidak perlu mempedulikan
gereja...., apalagi mengatasi dunia. Kita harus menonjol di dalam
generasi ini sebagai suatu umat yang berbeda. Orang-orang yang
tinggal bersama anda, apakah mereka memperhatikan sesuatu yang
berbeda dengan kehidupan anda? Jika tidak, maka ada sesuatu yang
tidak beres mengenai kehidupan anda. Mereka seharusnya
memperhatikan bahwa anda menonjol berbeda dari orang yang lain.
Anda tidak perlu menonjol hanya karena anda mengatakan kepada
seseorang, "Dengarlah, apakah anda percaya kepada Yesus?" dan
berkhotbah kepadanya. Setiap orang dapat berbicara. Apabila
dikatakan bahwa, "Kamu adalah terang dunia", Yesus tidak berbicara
tentang bicara. Setiap orang tahu bagaimana untuk berbicara,
termasuk gembala palsu, nabi palsu, guru palsu dan pekerja Kristen
palsu. Mereka semua tahu bagaimana untuk berbicara. Itulah caranya
mereka mendapatkan posisi mereka, yakni dengan berbicara.
Kehidupanlah yang berarti. Kita adalah terang! Tuhan Yesus seterusnya
berkata, "supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik", yakni mutu
kehidupan anda. Paulus berulang kali menunjuk kepada kualitas
hidupnya sebagai bukti bahwa dia seorang rasul yang tulen. Dia
berkata, "Kamu tahu bagaimana aku hidup di antara kamu. Apakah aku
menipu uang kamu? Apakah aku mengambil sesuatu darimu? Berdirilah
dan katakan di depan orang."
Ketika Samuel menantang orang Israel menjelang akhir tugas
pelayanannya, dia berkata, "Jika aku berbuat salah kepada seseorang,
biarlah ia berdiri dan katakan sekarang di depan semua jemaat Israel."
Apa yang dikatakan umat Israel? Mereka berkata, "Tidak, engkau
terbukti berbuat benar dan engkau adalah hamba Tuhan." Kehidupan
kita harus menonjol sebagai terang, bukan kata-kata kita. Banyak
426 | C A H A Y A I N J I L
orang berpikir bahwa mereka telah membuktikan diri sebagai orang
Kristen yang sejati hanya karena mereka telah berbicara. Mereka telah
pergi ke suatu tempat, membawa Alkitab dan berkata, "Apakah kamu
percaya kepada Yesus Kristus ?" Hal itu merupakan sesuatu yang
sangat bagus, namun janganlah bersaksi sehingga kehidupan anda
sepadan dengan kata-kata anda. Kalau tidak, lain kali mereka melihat
anda berbuat sesuatu, mereka akan berkata, "Orang itulah yang
membuka Alkitab dan berkata-kata. Mulutnya besar, namun saya tidak
tahu ukuran hatinya." Kita harus menonjol! Dan apabila kita
mengatakan bahwa hidup kita tahan menghadapi pemeriksaan, kita
tidak menyombongkan diri karena kita tahu kita tidak dapat hidup
seperti itu selain daripada kuasa yang baru saja kita bicarakan tadi.
Terang tidak dapat bercahaya dari kuasanya sendiri. Ia tidak dapat
menyombongkan diri, "Lihat, betapa baiknya aku. Akulah terang!" Kita
hanya perlu memutuskan kuasa dan hilanglah terang itu. Kita memiliki
terang ini karena kuasa Allah bekerja di dalam diri kita. Itulah
sebabnya mengapa kita harus menonjol dari yang lain. Apabila kuasa
Allah ada padamu, dan entah anda menyukainya atau tidak, anda akan
tampak berbeda.
Kesaksian Akan Terang Yang Menembusi Kegelapan
Banyak tahun yang lalu, saya berada di atas sebuah kapal, ketika saya
pergi ke Eropa dari Hong Kong. Kapal yang saya tumpangi itu adalah
kapal barang, sehingga penumpangnya cuma sedikit saja. Salah satu
dari penumpang tersebut adalah salah seorang yang paling jahat yang
pernah saya kenal dalam hidup saya. Dialah perwujudan dari semua
yang telah kita bicarakan tadi, seorang pencabul, pezinah, penipu dan
suka bersumpah serapah. Ia tidak dapat mengucapkan satu kalimat
tanpa mengutuk dan bersumpah serapah. Dia adalah seorang yang
jahat, ganas dan bangga atas perbuatan-perbuatan jahatnya. Dia
sering membangga-banggakan dosa-dosanya pada saya. Saya hanya
menatapnya matanya. Saya tidak berkhotbah kepadanya; tidak juga
menasehatinya; bahkan sama sekali saya tidak mengatakan sesuatu
kepadanya kecuali ketika ia menyebut nama Yesus dan bersumpah atas
nama Tuhan. Saya berkata kepadanya, "Teman, minta maaf. Cara
kamu berbicara menyinggung perasaanku." Biasanya kami duduk di
satu meja ketika makan.
Teman yang saya bicarakan ini adalah seorang dokter, seorang yang
sangat besar ukurannya, seorang pelahap dan ketagihan minum
427 | C A H A Y A I N J I L
anggur. Maksud saya, garis tengah perutnya bisa menampung enam
orang. Panjang kelilingnya besar sekali. Bahasa yang dipakai antara dia
dan istrinya cukup kasar untuk bisa memecahkan gendang telinga anda
di situ juga. Saat itu istrinya berkata kepadanya, "Apabila kita tiba di
Vienna nanti, kamu akan belikan aku sebuah mobil balap, bukan?"
Istrinya cukup umur untuk menjadi cucunya. Istrinya berusia kira-kira
19-20 tahun. Sedangkan lelaki ini usianya kira-kira sudah 60-an
tahun. (Yang ini istrinya yang terakhir; dan entahlah ini istri yang ke
berapa). Tentu saja wanita itu kawin dengannya karena laki-laki itu
banyak uang. Dia memang mempunyai banyak uang; itulah sebabnya
istrinya berbicara seperti itu.
Sewaktu duduk bersama di meja, istrinya sering berkata kepadanya,
"Lihatlah wajahmu yang jelek itu." Saya tidak dapat mengatakan
bahwa gambaran wajahnya gagah, namun yang saya maksudkan
adalah tidak pantas bagi seorang istri untuk mengatai suaminya
demikian, apalagi disaksikan oleh orang lain. Dengan begitu saja
suaminya itu menoleh dan berkata kepadanya dengan kata-kata
kutukan di antaranya, "Nah, dulukan kamu kawin denganku bukan
karena wajahku. Kamu kawin dengan aku karena uangku, bukan?"
Percakapan seperti ini berlangsung selama jam makan. Apa yang
dibicarakan selama itu benar-benar menjijikkan.
Namun ada sesuatu yang terjadi. Sebagaimana sudah saya katakan
tadi bahwa terang itu mengalahkan kegelapan dan entah bagaimana
saya membuat dia merasa kurang enak, hanya karena saya berada di
meja yang sama. Saya tidak bisa menahan siapa diri saya, karena oleh
anugerah Allah, saya telah dinyalakan. Roh Kudus telah datang ke
dalam hidupku membuat saya bersinar. Saya tidak dapat menahannya!
Hal ini bukan merupakan suatu kemuliaan bagi saya; namun terjadi
karena kuasaNya. Jadi orang ini adalah kegelapan; dan dia tidak suka
terang. Terang melukainya; namun begitu, ia tetap mengagumi terang
itu. Sampai pada taraf tertentu, ia sangat mengagumi terang.
Saya masih ingat, suatu hari saya berdiri di dek (geladak) kapal sambil
mengamati kapal menempuh lautan. Dek di mana saya berdiri itu
adalah dek yang paling tinggi. Teman saya tadi mendekati saya dan
berbicara dengan saya. Dia mengajukan banyak pertanyaan mengenai
Allah. Dan kemudian setelah itu, dia berkata padaku, "Eric, aku tidak
428 | C A H A Y A I N J I L
tahu ada apa denganmu, namun ada sesuatu tentang kamu yang
kukagumi."
Saya berkata, " Sungguh?"
Dia berkata, "Yah! Benar-benar saya kagum."
Saya berkata, "Nah, sebenarnya bukan aku; tetapi Allah yang bekerja
dalam diriku. Jika kamu mau menemukan jawabannya, kamu lebih baik
pergi kepada Allah." Saat itu dia mulai tertarik pada terang. Terang itu
mulai mengatasi kegelapan. Suatu ketika ia datang ke dalam kamar
saya di kapal dan mengatakan bahwa ia ingin berbicara dengan saya
lagi. Saya memberikan kepadanya senaskah Injil Yohanes. Dengan
gembira ia menerima Injil itu dan berkata, "Saya pasti akan
membacanya. Pasti! Pasti, saya tentu akan membacanya."
Mengikuti Allah Sebagai Terang
Inilah caranya bagaimana kita harus menonjol di dunia ini, bukan
karena kita baik, melainkan karena kuasa Allah yang bekerja bilamana
kita menjadi orang Kristen yang sejati. Janganlah ada kerendahan hati
yang palsu! Hentikan kerendahan hati yang palsu itu! Paulus menunjuk
kepada kehidupannya dan berkata, "Pandanglah aku. Turutilah aku
karena aku menuruti Kristus." Di zaman ini, di manakah orang Kristen
yang berani berbicara seperti itu? "Pandang siapa?" Menurut anda,
mengapa Paulus berani berbicara demikian? "Karena kuasa tersebut",
menurut Paulus, "bukan karena aku, melainkan karena Dia! Jika kamu
melihat terang padaku, kamu ikutlah aku, sebagaimana aku mengikuti
Kristus." Kita tidak membutuhkan kerendahan hati yang palsu di zaman
ini. Apa yang kita inginkan adalah membiarkan terang itu bercahaya,
[seolah-olah kita berkata], "Ada terang! Lihatlah terang itu! Lihatlah
padaku! Inilah pekerjaan Allah di dalam hidupku. Inilah juga yang akan
Allah kerjakan dalam hidupmu." Kitalah terang di dunia yang
menantang dan mengatasi kegelapan. Itulah caranya bagaimana orang
lain bisa datang kepada Kristus.
Izinkan saya mengatakan sesuatu kepada anda. Jika anda adalah tipe
orang Kristen yang plin-plan, maka apa saja yang anda hasilkan adalah
sama seperti dirimu sendiri. Orang Kristen yang total akan
menghasilkan orang Kristen yang total juga. Itulah yang kita perlukan
hari ini. Mengapa gereja penuh dengan orang Kristen yang plin-plan?
429 | C A H A Y A I N J I L
Karena mereka dibawa masuk oleh orang Kristen plin-plan yang lain!
Mereka semua sama. Jika gereja penuh dengan orang-orang Kristen
yang total, maka orang lain yang datang bergabung juga akan menjadi
orang Kristen yang total. Api menyalakan api. Inilah yang kita
perlukan di zaman ini: api menyalakan api.
Terang - Menyerahkan DiriNya Melalui Pengorbanan
[Marilah kita menanyakan satu pertanyaan yang lain. Bagaimana
terang berfungsi? Sebelum kita menjawabnya, masih ingatkah anda
apa yang saya khotbahkan minggu yang lalu?] Mengenai garam.
Pertanyaannya bukan: Apa yang dilakukan oleh garam? Memang itu
merupakan sebagian dari pertanyaan itu, namun itu bukan bagian yang
paling penting. Bagaimana garam berfungsi? Itulah pertanyaan yang
tidak pernah dipikirkan oleh seorangpun, dan ini sangat
mengherankan. Kita sudah melihat bahwa garam berfungsi melalui
pengorbanannya, dengan melarutkan diri dan menyerahkan dirinya
secara total. Kita sudah melihat juga bahwa garam tidak dapat
melakukan apa-apa tanpa memberikan dirinya secara total dan tanpa
mengorbankan dirinya. Dan sekarang, bagaimana terang berfungsi?
Coba pikirkan. Bagaimana terang berfungsi? Persis dengan cara yang
sama! Inilah prinsip pemberian-diri dalam firman Tuhan. Jadi terang
berfungsi persis dengan cara yang sama dengan garam.
Pikirkan tentang terang. Pada zaman itu, mereka menggunakan pelita
untuk mendapatkan terang. Ada sumbu di situ. Minyak yang dipakai
biasanya minyak zaitun. Dalam Alkitab, minyak zaitun melambangkan
Roh Kudus. Sumbu itu direndam di dalam minyak zaitun. Apabila
terang itu menyala, apakah yang terbakar? Api itu membakar sumbu,
dan ia membakar minyak. Tuhan Yesus tidak berkata, "Kamu adalah
pelita dunia," bukan? Sebuah pelita mungkin tidak memberikan terang
karena belum dinyalakan. Anda memiliki sebuah pelita, dan pelita itu
tidak berbuat apa-apa - sehingga dinyalakan. Yesus berkata, "Kamu
adalah terang dunia." Terang berarti api - api yang membakar sumbu
dan menghabiskan minyak. Perhatikanlah pelajaran rohani di sini.
Yesus mengutus kita untuk menjadi terang dunia. Kuasa itu berasal
dari Dia. Minyak itu berasal dari Dia. Roh Kudus itu datang dari Dia.
Namun ada satu elemen yang rendah yang diperlukan dalam terang.
Elemen yang rendah itu adalah sumbu. Sumbu! Apakah yang terjadi
dengan sumbu agar pelita dapat memancarkan terang? Tahukah anda
apa yang terjadi padanya? Sumbu itu hangus dibakar, dan dibakar
430 | C A H A Y A I N J I L
sampai habis. Perlahan-lahan sumbu itu dibakar sampai habis. Sumbu
itu bisa dikatakan mati untuk memancarkan terang. Tahukah anda,
mengapa pada saat ini terdapat begitu sedikit terang di dalam gereja?
Karena terdapat begitu sedikit penyerahan diri dan pengorbanan diri di
antara orang Kristen! Jika sumbu itu tidak mati, maka di sana tidak ada
terang.
Lihatlah bola lampu. Bola lampu pun sama. Bola lampu itu tidak akan
menyala bila tidak ada tenaga. Jadi, gantikanlah minyak lampu pelita
dengan tenaga listrik. Gantikanlah sumbu dengan elemen di dalam bola
lampu. Tahukah anda bahwa elemen yang ada dalam bola lampu itu
sedang terbakar? Elemen tersebut sedang mati sementara ia
memancarkan cahaya. Elemen itu sedang mati. Satu hari akan tiba di
mana ia habis terbakar. Satu hari anda memandang elemen itu telah
menjadi hitam; telah habis terbakar; telah putus. Semua bola lampu ini
dirancang untuk menyala kira-kira selama 500 jam, atau bisa juga
selama 1000 jam. Ada juga beberapa bola lampu yang dapat anda beli
saat ini yang dapat bertahan jauh lebih lama. Walau bagaimanapun,
pada akhirnya mereka juga akan padam. Elemen-elemen yang ada di
dalamnya itu habis terbakar, baik itu elemen maupun apa saja yang
ada di dalamnya.
Kehidupan Orang Kristen Yang Terbakar Habis Demi Allah
Jadi dengan cara yang sama bagi orang Kristen, melainkan dia siap
untuk mengorbankan hidupnya untuk dibakar hangus demi Kristus,
maka ia tidak akan menjadi terang. Tidak, ia tidak dapat menjadi
terang. Ini merupakan satu pokok yang penting. Mengapa hidup anda
tidak memancarkan terang? Karena anda tidak bersedia untuk
berkorban dan hangus terbakar untuk Tuhan. Anda tidak ingin
terbakar. Anda menolak pola kehidupan seperti itu. Dan jika anda tidak
siap untuk dibakar sampai hangus, berarti anda tidak siap untuk mati,
makanya tidak ada terang yang terpancar dari hidupmu.
Apakah anda sudah mengerti prinsip ini, saudara-saudara sekalian? Ini
adalah prinsip yang amat penting. Betapa tak ternilainya ajaran Yesus.
Kita hanya bisa hidup melalui kematian. Sebagaimana benih yang mati,
ia akan mendatangkan kehidupan. Begitu juga sebagaimana kita
kehilangan nyawa, kita akan memancarkan terang. Itulah artinya
'menjadi terang'. Seseorang menyebut John Sung sebagai "obor
Allah". Benar sekali! Dikatakan dengan baik! Dia terbakar sampai
431 | C A H A Y A I N J I L
habis! Kita semua tahu bahwa dia terbakar sampai hangus demi
Kristus. Sumbu ini, tubuh ini, sedang terbakar dari hari ke hari. Saya
berpikir bahwa saya juga sedang hangus dibakar menilai dari kondisi
saya sekarang ini. Jika anda pernah melayani Tuhan dari hari ke hari
selama beberapa hari, lelahnya bukan main luarbiasa. Anda tahu
bahwa saya pernah mengajar di sekolah. Saya sudah pernah menjadi
guru dan saya dapat mengajar beberapa jam sehari dan itu tidak
mempengaruhi saya. Namun memberitakan Injil tidak seperti
mengajar. Ketika anda mengajar, anda tidak terbakar. Namun ketika
anda memberitakan Injil, anda hangus terbakar. Tenaga yang terkuras
dari saya sangatlah menakjubkan. Anda merasa dirimu terbakar,
secara fisik anda merasa lelah, letih dan akhirnya kehabisan tenaga .
Apakah anda sudi membayar harga menjadi terang? Habis terbakar
dalam soal keuangan? Habis terbakar dalam soal waktu? Habis
terbakar dari segi kesehatan? Habis terbakar dalam hal apa saja yang
ada padamu? Jika 'ya' anda akan menjadi terang! Tuhan Yesus
mengutus kita ke dalam dunia untuk dibakar oleh api, untuk menjadi
terang dunia. Tanpa api, maka tidak ada terang!
Terang Tidak Dinyalakan Untuk Ditutupi
Pada ayat berikut, yakni ayat 15, Tuhan Yesus berkata bahwa tak
seorangpun yang menyalakan pelita dan meletakkannya di bawah
gantang, melainkan meletakannya di atas meja atau di atas kaki dian
agar menerangi semua orang. Jika Allah yang anda percayai itu adalah
seperti seorang kakek surgawi - kakek surgawi yang ada di surga -
yang memberikan kepadamu berkat-berkat material, maka model Allah
seperti itu tidak saya temukan dalam Alkitab. Allah memberkati kita
dengan segala berkat rohani, ya dan memang benar, namun berkat itu
bukan untuk anda nikmati sendiri, bukan untuk kepentingan anda
sendiri, tetapi untuk mengutus anda menjadi terang dunia. Itulah tugas
kita. Pergilah dan bersinarlah!
Satu hal lagi dan kita akan tutup. Tuhan Yesus berkata bahwa tak
seorang pun menyalakan pelita lalu menutupinya. Siapa yang pernah
mendengar seseorang menyalakan lampu lalu menutupinya? Jika
terang itu ditutup, apakah Tuhan yang menutupi terang itu? Tuhan
tidak akan menutup terang apapun. Kitalah yang menutup terang itu.
Mengapa anda menutup terang? Kapan anda pernah menutup terang?
Apa yang akan terjadi jika anda menutup terang? Tahukah anda, apa
yang terjadi padanya? Anda menyalakan sebuah pelita, namun
432 | C A H A Y A I N J I L
kemudian anda menutupnya dengan mangkuk. Apa yang terjadi
dengan lampu minyak itu? Nah, anda tidak perlu menjadi seorang
jenius untuk mengetahuinya. Anda tidak perlu belajar Ilmu Fisika
lanjutan untuk mengetahuinya. Apabila oksigen habis terbakar di
bawah mangkuk, apa yang terjadi dengan lampu itu? Api itu mati.
Terang itu akan dipadamkan. Itulah sebabnya mengapa Paulus
mengingatkan orang Kristen, "Janganlah padamkan Roh" (I Tesalonika
5:9). Dan janganlah mengucapkan selamat pada dirimu, bahwa untuk
sementara ini hidup anda bercahaya, sehingga anda berseru,
"Hureee....! Aku baik! Terangku bercahaya!" Ya, namun tetaplah
bercahaya. Jangan biarkan dosa, atau ketidaktaatan, atau kejahatan,
atau pencobaan, atau apapun, yang menutupi terang itu. Anda
menutupi terang itu, dan pada waktunya, terang itu akan mati, dan
anda akan berada dalam kegelapan. Hati-hatilah saudara-saudara!
Amatilah Hati Kita, Apakah Kita Berfungsi Sebagai Terang
Namun waktu kita sudah berlalu. Saya berdoa semoga Allah
membolehkan anda untuk memahami kekayaan Firman-Nya dan
pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Izinkanlah Firman-Nya
menantang hati anda, sehingga anda menanyakan diri anda sendiri,
"Apakah saya ini seorang Kristen?" Anda katakan, "Kamu selalu
membuat kami merasa tidak enak. Aku tidak tahu kenapa aku kembali.
Setiap kali aku mendengar kamu berkhotbah, aku menjadi ragu apakah
aku ini seorang Kristen atau tidak." Saya tidak berniat untuk
mempersulitkan hidup anda. Tugas saya semata-mata memberitakan
apa yang dikatakan oleh firman Tuhan, apa yang diajarkan oleh Tuhan
Yesus. Pertama-tama anda harus memutuskan berdasarkan ajaranNya,
apakah segala yang telah saya beritakan ini, adalah Firman Allah. Anda
harus menilainya sendiri. Anda tidak perlu mempercayai perkataan-
perkataan saya begitu saja. Anda harus membandingkan dengan
firman Tuhan. Selidikilah firman Tuhan. Kemudian putuskan, "Apa yang
ia katakan itu, apakah firman Tuhan atau tidak?" Itulah langkah
pertama. Langkah yang kedua, setelah anda memutuskan bahwa apa
yang dikabarkan adalah firman Tuhan, haruslah anda katakan, "Apa
yang harus kulakukan? Apakah kehidupanku sesuai dengan ajaran ini?
Apakah aku benar-benar orang Kristen?"
Bukan apa yang anda lakukan; tetapi siapa diri anda yang sedang kami
bicarakan. Jadi jangan coba melarikan diri dari persoalan itu dengan
mengatakan, "Baiklah, sekarang aku mau pergi mewartakan Injil." Itu
433 | C A H A Y A I N J I L
bukan apa yang kita maksudkan. Ada banyak orang yang
memberitakan Injil dengan motif-motif yang salah. Mereka bukan
orang Kristen yang total. Bukan apa yang anda lakukan yang berarti,
tetapi siapa diri anda yang sedang kita bicarakan. Pertama-tama anda
harus menjadi orang Kristen yang total, kemudian Tuhan akan
menunjukkan kepada anda apa yang Ia ingin anda lakukan. Itulah hal
yang kita bicarakan. Semoga firman Tuhan menyentuh hati anda!
Terang Dunia (II)
Matius 5:14-16 - Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
Hari ini kita melanjutkan melihat ajaran Tuhan dalam ucapannya dalam
Matius Pasal 5. Minggu lalu kita melihat pada Mt. 5:14, ketika kita
mempelajari apa yang diucapkan Tuhan Yesus kepada kita dengan
kata-kata, "Kamu adalah terang dunia." Hari ini kita akan mempelajari
bersama-sama Mt. 5:14b-16,
Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di
bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi
semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya
terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di
surga."
Banyak sekali kekayaan disini. Saya ingin tahu apakah ketika anda
melihat ke dalam firman Tuhan anda bisa melihat kekayaan itu. Jika
tidak, maka ketika anda mempelajari Alkitab, berdoalah, agar Tuhan
akan memberikan kemampuan untuk melihatnya. "Kota yang terletak
di atas gunung tidak mungkin tersembunyi." Kalimat itu tampaknya
cukup jelas. "Sebuah kota .....di atas gunung tidak mungkin
tersembunyi." Apa lagi yang bisa dikatakan tentang hal itu?
Kenyataannya, amat sangat banyak yang bisa dikatakan tentang itu.
Apakah Kota di atas gunung itu?
Yang pertama, Tuhan Yesus sedang membandingkan gereja. Ia sedang
berbicara kepada murid-murid-Nya - gereja-Nya - dan Ia berkata
434 | C A H A Y A I N J I L
kepada mereka, "Kamu seperti sebuah kota yang terletak di atas
sebuah gunung" - atau kamu harus menjadi seperti itu - "dan kota
semacam itu tidak bisa disembunyikan". Untuk mengerti kata-kata
indah ini, ajaran yang indah dari Tuhan Yesus ini, anda harus
memahami apa yang ada dibalik itu semua. Anda harus mengingat
bahwa Tuhan Yesus sedang berbicara dengan orang-orang yang sejak
mereka masih kecil sudah dididik dalam PL. Mereka sangat mengenal
ayat-ayat Firman Allah. Dan kita melihat kata-kata ini: "Kamu seperti
kota yang terletak di atas gunung." Apa artinya itu?
Pertama, kita sudah melihat dengan sangat jelas, bahwa gereja
dibandingkan dengan sebuah kota. Namun, apakah yang lebih penting
dikatakan kepada kita daripada hal itu? Tahukah anda kota yang mana
terletak di atas gunung? Kota macam apa yang terletak di atas
gunung? Apa yang akan segera diingati oleh para pendengar-Nya? Aku
mendengar salah satu dari anda berkata, "Yerusalem". Tepat sekali!
Yerusalem adalah sebuah kota yang terletak di atas gunung. Dari sini
kita mulai melacak tebakan itu. Anda harus mengandaikan diri anda
sendiri dalam posisi para pendengar yang dididik dalam PL. Ketika
mereka masih setinggi lutut belalang, yakni ketika mereka masih
sangat kecil, mereka sudah diajari PL. Mereka pergi ke sinagog (rumah
ibadat). Mereka mendengarkan Alkitab diajarkan kepada mereka dan
ibu-ibu mereka yang akan mengajari mereka. Bahkan Timotius
disebutkan sudah diajari Alkitab ketika masih dipangku ibunya. Mereka
sangat mengenal ayat-ayat Firman Allah. "Kota yang terletak di atas
gunung" - bagi pikiran orang Yahudi berarti: "Tentu saja, hanya ada
satu kota yang terletak di atas gunung yang pantas diperbincangkan,
dan kota tersebut adalah Yerusalem."
Terdapat banyak butir yang penting dalam hal ini. Jika kita melihat Yes
2:2-3, kita akan melihat tentang kota yang terletak di atas gunung ini.
Disini kita melihat Yerusalem menjadi kota yang lebih tinggi
dibandingkan semua kota yang lain. Yes 2:2-3 berbunyi:
Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah
TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan
menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan
berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi
serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah
Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan
435 | C A H A Y A I N J I L
supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar
pengajaran dan firman Tuhan dari Yerusalem."
Pastilah gunung ini yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus. Gunung yang
dinubuatkan dalam Yes 2:2-3: "Kelak, gunung Tuhan akan lebih tinggi
dari semua gunung, dan banyak orang akan datang ke gunung ini.
Disitu firman Allah akan datang untuk mereka." Jadi disini kita melihat
kekayaan yang luar biasa. Anda juga mengetahui Maz 121:1, yang
mengatakan: "Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari
manakah akan datang pertolonganku?" Gunung-gunung yang mana?
Sekali lagi, tentu saja, Yerusalem. Aku akan menengadahkan
pandangan ke Yerusalem. Pemazmur tidak sembarang memandang ke
semua gunung. Ia hanya melihat ke satu gunung khusus diantara
gunung-gunung. Disitulah tempat Bait Allah. Sekarang kita tahu bahwa
kita sedang membicarakan sebuah kota khusus, kota Allah. Barangkali
sekarang, anda akan mengerti betapa dalamnya pemahaman Santo
Agustinus ketika ia menulis karya besar yang berjudul Kota Allah (The
City of God). Kota Allah adalah gereja. Keseluruhan buku itu tentu saja
adalah mengenai gereja.
Kota Allah Adalah Gereja
Sekarang kita mulai mengerti bahwa Tuhan Yesus sedang berkata,
"Kamu adalah kota yang terletak di atas gunung itu, yang disebut oleh
Yesaya di bawah pimpinan Roh Allah, bahwa gunung itu akan lebih
tinggi dari semua gunung, suatu tempat di mana semua bangsa akan
datang untuk keselamatan mereka. Mereka akan tahu bahwa Allah ada
diatas gunung di kota itu, kota Allah." Sekarang kita mulai memahami
mengapa di dalam Alkitab berulang-ulang dibicarakan tentang sebuah
gunung dan sebuah kota. Kota itu adalah Yerusalem. Lebih khusus lagi,
ia disebut Sion. Itulah mengapa di dalam PB gereja juga disebut Sion.
Misalnya, Tuhan Yesus mengucapkan kata-kata ini: "....diatas batu
karang ini Aku akan membangun gerejaku". (Mt. 16:18). Hal itu
terdengar tidak begitu signifikan sehingga anda membandingkannya
dengan PL dalam Ps. 102:16. Disitu dikatakan, "Bila Tuhan sudah
membangun Sion....", artinya, gerejaNya adalah Sion, kota Allah.
Jadi kita mendapati bahwa, ketika kita melihat ke dalam PL, kita
melihat banyak hal. Sebagai misal, dalam Ibrani Pasal 12 penulis
berujar, "Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion" (v22), berarti, ke
gereja. Lalu kemudian, misalnya lagi, dalam Gal 6:16 Paulus berkata
436 | C A H A Y A I N J I L
bahwa kita adalah Israelnya Allah, umat Allah yang sejati. Dan
seterusnya. Banyak sekali referensi untuk itu, tetapi kita tidak punya
waktu. Kita harus berhenti. Tetapi sudah cukup bagi kita sekarang
untuk memperhatikan bahwa kota diatas gunung ini adalah kota yang
dijanjikan, dan kitalah yang dijanjikan Allah akan melaksanakan fungsi
kota ini.
Apa artinya semua ini? Sekali lagi Yes 60:1 menyebutkan, "Bangkitlah,
menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN
terbit atasmu." Kita harus bangkit dan bersinar karena terang kita
sudah datang. Dan tahukan anda kepada siapa kata-kata itu ditujukan?
Benar! Kepada Sion! Kepada Yerusalem! Yerusalem akan bangkit dan
bersinar sebab terangnya telah tiba. Bisakah anda melihat sekarang
hubungannya? Itulah mengapa Yesus berfirman, "Kamu adalah terang
dunia" dan dalam kalimat berikutnya, "Kota yang terletak diatas
gunung". Anda bertanya, "Apa hubungannya? Suatu saat anda bicara
tentang terang, saat berikutnya anda membahas tentang sebuah kota."
Disinilah tepatnya letak hubungan itu. Sion akan bangkit dan bersinar
karena, seperti disebutkan dalam Yes 42:6, "Aku telah membentuk
engkau dan memberi engkau menjadi terang untuk bangsa-bangsa",
yaitu dunia. Bangsa-bangsa adalah orang-orang bukan Yahudi - yakni,
seluruh dunia. "Aku memberikan engkau untuk menjadi terang bagi
dunia." Sekarang anda melihat semua hubungan itu. Apa artinya ini
semua bagi kita? Artinya bagi kita adalah: Israel mendapat panggilan
mulia untuk menjadi umat Allah supaya bersinar sebagai terang dunia.
Israel tidak dipilih demi kepentingannya sendiri. Israel dipilih untuk
melayani. Melayani dengan cara bagaimana? Melayani sebagai terang
Allah kepada bangsa-bangsa sehingga seluruh dunia bisa mengetahui
kebenaran Allah. Namun apakah Israel berhasil melaksanakan fungsi
tersebut? Tidak! Mereka gagal! Mereka sangat tidak berhasil sehingga,
seperti dikatakan Paul dalam Roma fasal 11, Tuhan memutuskan
untuk, "mematahkan mereka dan kita dicangkokkan kedalam pohon
zaitun." (v17) Itu berarti kita telah mengambil alih tugas Israel di dunia
saat ini.
Israel Gagal Menjadi Terang - Orang-orang Kristen
Dipercayakan Misi itu!
Kita harus bertanya kepada diri kita sendiri apakah kita memahami misi
besar yang telah dipercayakan kepada kita: bahwa anda dan saya
sebagai sebuah gereja tidak dipanggil untuk menyelamatkan diri kita
437 | C A H A Y A I N J I L
sendiri, melainkan untuk berfungsi sebagai terang Allah di dunia. Saya
heran mengapa begitu sedikit kaum Kristen yang memahami hal ini.
Mereka beranggapan, "Allah menyelamatkan saya demi kepentingan
diri saya sendiri. Apa yang terjadi pada dunia bukan masalah saya."
Dan apabila anda berpikiran seperti itu, anda telah melakukan
kesalahan yang sama seperti yang dilakukan orang-orang Israel, yang
merasa, "Kami adalah umat Allah; kami tidak peduli dengan orang-
orang lain. Seandainya mereka binasa, itu bukan urusan saya." Jika
anda berpikiran seperti ini, pikirkanlah kembali. Mengapa Israel
dipatahkan? Karena mereka gagal mematuhi Tuhan dan berfungsi
sebagai terang Allah di dunia! Perhatikan peringatan Paul dalam Roma
fasal 9-11 ketika ia berkata "Janganlah kamu bermegah, sebab jika
engkau gagal, Allah tidak akan ragu untuk mematahkan kamu juga,
apabila kamu tidak memenuhi fungsimu". [Rom. 11:18-20]. Itu adalah
pesan yang sangat serius. Pertama, ada panggilan besar bahwa kita
sudah ditunjuk untuk menjadi terang bagi dunia, dan seandainya kita
gagal, konsekuensinya sangatlah berat.
Jadi kita sudah dipanggil dalam fungsi ini untuk menjadi umat Allah.
Saya ingin anda memahami hal tersebut dengan sangat jelas.
Kekristenan, atau menjadi seorang kristen, bukanlah semata untuk
membentuk suatu kelompok orang-orang religius, namun untuk
menjadi terang Allah di dunia, untuk terus bersinar bagi-Nya. Jadi
bertanyalah pada diri sendiri, apakah anda bersinar bagi-Nya?
Gereja Bersinar Hanya Ketika Anggotanya Bersinar
Ini membawa kita ke poin yang kedua. Gereja tidak dapat bercahaya
kecuali anggota-anggotanya bercahaya. Gereja bukanlah sebuah
entitas yang terpisah dari anggota-anggotanya. Dengan kata lain,
seandainya anda dan saya tidak bersinar, maka bagaimana gereja akan
bersinar, kecuali kita semuanya bersinar? Karena anda dan sayalah
yang membentuk gereja.
Gereja bukan hanya seorang pendeta; tak ada gunanya memiliki hanya
seorang pendeta yang bersinar di gereja. Bukan berarti tidak ada
gunanya sama sekali, namun itu jauh dari cukup. Jika sebuah gereja
sama dengan seorang pendeta, maka itu tidak menjadi masalah,
biarkan pendeta itu yang bersinar. Anggota lain tidak perlu khawatir.
Namun sebuah gereja bukanlah sekedar seorang pendeta. Seorang
pendeta hanyalah sebagian kecil dari gereja. Andalah yang membentuk
438 | C A H A Y A I N J I L
gereja Kristus. Kalau anda tidak bersinar, gereja pun tidak bersinar.
Jadi jangan mencoba mengelakkan tanggung jawab ke orang lain
dengan berkata, "Dialah gereja. Biarkan ia yang bersinar. Saatku
belum lagi tiba. Suatu hari nanti saya akan bersinar, tapi tidak
sekarang." Tidak seperti itu! Kita adalah terang sejak saat kita
mengenal Tuhan. Kita telah dinyalakan oleh api ilahi-Nya. Kita adalah
cahaya sejak saat itu. Kita mau tidak mau akan bersinar. Fungsi kitalah
untuk bersinar, kecuali tentu saja, jika terang Allah tidak ada di dalam
diri kita.
Alasan (mengapa tugas untuk menjadi terang diserahkan kepada kita)
adalah karena Israel (dan kita harus sangat hati-hati dalam hal ini),
seperti disebutkan para nabi PL, "Sebab oleh karena kamulah nama
Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain." Orang-orang Yahudi,
sayangnya memiliki reputasi yang sangat buruk. Jika anda mengaku
bahwa anda 'Yahudi', maka di banyak belahan bumi, pada umumnya
anda akan dianggap kikir, pelit dan banyak hal semacamnya, seperti
curang, licik dan yang serupa. Bagaimana kata "Yahudi" bisa sama
dengan segala macam hal tersebut?
Saya bertanya-tanya apa arti "Kristen" di benak banyak orang. Saya
tahu apa artinya itu di kepala banyak orang di Negeri Cina. Kristen
berarti imperialistis. Kristen berarti orang Cina yang tidak ingin menjadi
orang Cina lagi melainkan ingin menjadi orang asing. Pokoknya kata
"kristen" berarti hal-hal yang buruk dalam pikiran mereka. Bahkan
nyaris berarti sama dengan pengkhianat. Apa yang telah dilakukan
orang-orang Kristen sehingga reputasi mereka menjadi begitu buruk?
Berapa kali anda bertemu orang non-kristen dan ketika anda berkata,
"Apakah anda mau pergi ke gereja?" maka pada saat anda
menyebutkan kata 'gereja', orang itu merasa tidak senang. Anda harus
menemukan kata lain seperti pergi ke bioskop atau menonton film.
Anda berkata, "Film kristen", dan membuat kata 'kristen' terasa begitu
kecil. Penekanannya pada kata 'film' sambil membuat kata 'Kristen'
tidak berarti. "Film yang bagus", ujar anda keras. "Itu film Kristen,
tetapi sebuah film yang bagus." Apa yang sudah terjadi pada gereja
saat ini?
Tahukah anda bahwa dulu tidak begitu? Ketika anda melihat sejarah
awal Gereja, sebutan 'Kristen' bahkan menyebabkan seorang kaisar
yang ingkar agama, Yulius, seorang yang amat sangat aneh, pun
439 | C A H A Y A I N J I L
mengagumi orang-orang Kristen. Meskipun ia membencinya, namun
dia mau tidak mau mengagumi mereka. Orang-orang Kristen dikenal
baik di semua komunitas sesuai dengan cara hidup mereka. Anda tahu
ketika orang-orang Kristen sekarat karena wabah penyakit, orang-
orang Kristen yang lain tidak akan meninggalkan mereka dan tetap
tinggal bersama orang tersebut, hingga mereka sendiri tertular wabah
dan meninggal. Bukan saja mereka mengunjungi sesama umat yang
sakit, mereka juga mengunjungi orang-orang kafir yang sakit. Saat tak
seorang pun menginginkan orang-orang sakit itu - bahkan keluarga
mereka sendiri membuang mereka ke jalan-jalan supaya mereka mati
di jalanan - orang-orang Kristen pergi mengunjungi mereka, sampai
mereka sendiri menjadi sakit dan mati. Orang-orang non-kristen
berkata, "Kasih sayang seperti itu tak pernah kami lihat! Kita tidak
mengerti. Setiap orang ingin menyelamatkan dirinya sendiri, namun
orang-orang ini menyerahkan hidup mereka untuk orang lain. Kita tidak
memahami itu."
Tahun-tahun berlalu, gereja menjadi makin kuat dan kaya serta lebih
berkuasa, dan kian korup. Saat ini, kita tahu bahwa bahkan sampai dua
abad yang lalu, para pemimpin gereja disebut 'pangeran
gereja' (princess of the church). Bahkan sekarang pun, para kardinal
Katolik berpakaian pangeran. Itulah mengapa mereka mengenakan
pakaian semacam itu. Itu adalah model pakaian yang dulu biasa
dipakai para pangeran. Mereka sudah lama melupakan ajaran Yesus.
Mereka sudah benar-benar menyimpang dari jalur kebenaran! Orang-
orang Protestan pun tidak selalu lebih baik, sebelum mereka
menganggap diri mereka yang paling benar. Jadi kita harus
memperhatikan kesaksian gereja. Dan kita harus ingat: gereja hanya
bersinar apabila setiap anggotanya bersinar.
Terang Yang Tersembunyi Harus Dinyatakan
Marilah kita menengok satu pertanyaan lain. Disini kita akan melihat
bagian kedua [dari perikop yang sedang kita pelajari], yang
mengatakan, "Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu
meletakkannya di bawah gantang." Apa artinya itu? Anda berkata,
"Nah, jelas tidak ada orang yang menyalakan lampu dan
meletakkannya dibawah gantang." Jika Tuhan Yesus membicarakan
sesuatu yang jelas, maka itu hampir tidak perlu disebutkan. Tentu saja,
orang bisa mengatakan, "Saya tidak pernah menyalakan lampu dan
menaruhnya dibawah gantang!" Jadi, pernyataan semacam ini tidak
440 | C A H A Y A I N J I L
perlu! Nah, sebenarnya pernyataan itu sangat berarti, terutama jika
anda seorang Yahudi dan memiliki sedikit pemahaman akan firman
Tuhan.
Tetapi sebelum kita melihatnya, saya menginginkan anda untuk
melihat Mk. 4:22 karena ada sesuatu yang sangat menarik disitu. Mk.
4:22 berbunyi: "Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak
akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan
tersingkap." Sayang sekali di dalam Alkitab terjemahan Indonesia, saya
menyesal harus mengatakan ini sekali-sekali, tetapi di dalam Alkitab
Indonesia, artinya telah dihilangkan oleh terjemahan yang kurang
tepat. Terjemahan yang lebih baik adalah, "Sebab tidak ada sesuatu
yang tersembunyi, melainkan untuk dinyatakan, dan tidak ada sesuatu
yang rahasia, melainkan untuk disingkapkan."
"Tak seorang pun", Tuhan Yesus mengatakan kepada orang banyak,
"yang akan menyalakan pelita untuk meletakkannya dibawah gantang,
atau dibawah tempayan, atau dibawah tempat tidur, namun akan
meletakkannya diatas kaki dian." Perhatikan pernyataan yang
menunjukkan niat, pernyataan yang menunjukkan maksud: "Sebab
tidak ada sesuatu yang tersembunyi - melainkan untuk - dinyatakan".
Suatu pernyataan yang membingungkan, bukan? Kalimat itu
mengatakan bahwa sesuatu itu tersembunyi agar supaya bisa
dinyatakan. Mengerti? Namun Alkitab terjemahan Indonesian telah
meniadakan poin ini. Ia hanya berkata, "Sebab tidak ada sesuatu yang
tersembunyi yang tidak akan dinyatakan". Itu sekedar suatu
pernyataan yang akan terjadi di masa depan. Ia telah kehilangan
elemen "niat/maksud" didalamnya, maksud yang diungkapkan disini.
Alkitab Bahasa Inggris, tentu saja, akurat dalam hal ini: "Tidak ada
yang tersembunyi kecuali - agar supaya - dinyatakan." Niat/Maksudnya
terungkap. Namun apa artinya pernyataan yang menunjukkan
niat/maksud ini? Bahwa sesuatu tersembunyi agar supaya dinyatakan?
Apakah artinya itu? Baiklah, kita berkata ada maksud untuk
menyatakan sesuatu yang tersembunyi. Benda yang tersembunyi itu
tentu saja adalah cahaya, karena dikatakan bahwa cahaya dinyalakan
untuk memberikan terang. Anda tidak meletakkannya dibawah sebuah
gantang; anda tidak menaruhnya di bawah tempat tidur, namun ia
tersembunyi agar dinyatakan! Darimana datangnya bagian
'tersembunyi' itu?
441 | C A H A Y A I N J I L
firman Tuhan adalah sesuatu yang sangat indah. Anda harus
merenungkannya, mengunyahnya, memikirkannya. Apa yang dikatakan
di sini? Apa yang ingin disampaikan oleh Tuhan Yesus? Pernyataan ini
adalah satu pernyataan yang sangat penting. Sangat penting karena
disebutkan beberapa kali dalam pengajaran Yesus. Sebagai contoh,
terpisah dari Mt. 5:15 (yang sedang kita pelajari) dan Mk 4:21 & 22
(yang baru kita lihat), ada juga Lk. 8:16 dan Lk. 11:33. Berulangkali
Tuhan Yesus mengatakan bahwa apa yang tersembunyi akan
dinyatakan. Dan Dia berbicara tentang terang! Apa petunjuknya?
Bagaimana kita bisa memahaminya? Baik, pikirkanlah. Kembalilah ke
PL! Jika anda ingin memahami Yang Baru, anda harus kembali kepada
Yang Lama. Anda tahu bahwa PL adalah milik kita sebagaimana Hukum
Taurat adalah milik umat Israel karena kitalah Israel yang baru. Israel
yang lama telah melewati masanya. Kita sekarang adalah Israel yang
baru, dan Firman Allah yang menakjubkan dan hidup telah berbicara
kepada kita. Terdapat banyak sekali kekayaan di dalam PL.
Pikirkan tentang cahaya yang disembunyikan untuk dinyatakan.
Apakah anda sudah mengerti? Bagaimana kalau kuis Alkitab? Saya
berharap ada yang memperoleh sesuatu disini. Terang yang
tersembunyi untuk dinyatakan - apakah anda sudah mengerti? Pikirkan
terang Gideon. Ingat Gideon tidak sendirian; ada tiga ratus orang lain
yang menjadi tentara Allah untuk menjalankan tugas Allah di dunia,
untuk menyelamatkan manusia. Apa yang dilakukan Allah? Ia
menggunakan cahaya untuk melaksanakan pembebasan. Sekarang
perhatikan, di sini kita melihat cahaya yang disembunyikan dengan
maksud khusus untuk dinyatakan. Bukankah itu luar biasa? Dan Yesus
berkata, "Demikian pula, "Kamu adalah terang" dan Tuhan tidak
menyalakan pelita untuk disembunyikan namun agar supaya
dinyatakan.
Diri Yang Lama Harus Dihancurkan Untuk Memancarkan Cahaya
Banyak kekayaan disini namun waktu kita pendek, dan saya akan
memberikan benih pemikiran untuk anda renungkan. Adalah Allah yang
menyalakan cahaya itu. Kita melihat itu misalnya dalam Ps. 18:28 -
Karena Engkaulah yang membuat pelitaku bercahaya; TUHAN, Allahku,
menyinari kegelapanku. Allah yang menyalakan pelita! Ia
menyembunyikannya untuk menyatakannya. Alkitab mengatakan
kepada kita dalam Amsal 20:27 bahwa "Roh manusia adalah pelita
TUHAN." Ia menyalakan kita! Namun bagaimana terang akan keluar
442 | C A H A Y A I N J I L
dari diri kita? Pikirkanlah. Kita adalah obor; cahaya dinyalakan di dalam
diri kita - di dalam hati saya, di dalam seluruh diri saya. Tetapi
bagaimana terang tersebut akan keluar dari diri saya? Nah, sama
dengan suluh Gideon - buyung itu harus dipecahkan! Dan terang akan
memancar keluar.
Tersembunyi agar supaya dinyatakan. Buyung tanah di luar itu, diri
yang lama itu, sifat kita yang egoistis harus dihancurkan sebelum
terang itu dapat memancar keluar. Sekarang anda bisa melihat
hubungan yang kita temukan dalam dua khotbah yang terakhir. Kita
tahu bahwa garam, supaya bisa menjalankan fungsinya, harus melarut,
harus musnah supaya bisa menghasilkan rasa asin. Minggu yang lalu
kita tahu bahwa cahaya pun, dengan cara yang sama, membakar
hangus untuk bisa menghasilkan terang. Kita tahu bagaimana sumbu
lilin terbakar habis, saat menyinarkan terang. Kita telah melihat bahwa
seorang Kristen hanya bisa bersinar dengan sepantasnya, ketika ia
mati. Makin anda mati, makin terang cahaya anda. Yakni diri yang
lama itu mati, cara hidup yang lama, sifat yang lama, cara pikir yang
usang, diri yang egois, diri yang penuh dosa - itu semua harus mati
jika cahaya ingin memancar keluar. Mengapa gereja tidak bersinar
sekarang? Karena gereja penuh dengan orang-orang Kristen yang tidak
mati! Mereka tidak mematikan pembawaan lama mereka.
Kita Hancur Dengan Disalibkan Bersama Kristus
Ada sesuatu yang sangat mengesankan mengenai aksi memecahkan
buyung ini. Anda ingat mereka menaruh suluh di dalam buyung yang
dibuat dari tanah liat. Saat mereka mendatangi musuh, mereka
menghancurkan buyung-buyung lempung itu dan cahaya berpendar
keluar. Mereka berseru, "pedang demi Tuhan dan pedang demi Gideon"
dan mereka menang. Mungkin dalam sejarah itulah satu-satunya
pertempuran yang dimenangkan dengan terang. Tak sebilah pedang
pun dicabut! Tidak seorangpun bertempur! Terang bercahaya dan
mereka memperoleh kejayaan begitu saja. Itulah mengapa hubungan
peristiwa tersebut dengan bagian ajaran Yesus ini begitu dekat, karena,
seperti saya katakan, keunikan dari kejadian itu di mana hanya
seberkas cahaya menghasilkan kemenangan.
Keindahan ajaran Tuhan juga ada pada kata 'pecah'. Anda harus
memecahkan buyung supaya terang dapat memancar keluar, seperti
dalam kasus Gideon. Ingatkah anda apa yang dikatakan Tuhan Yesus?
443 | C A H A Y A I N J I L
"Inilah tubuhku," apa? 'yang dipecah-pecahkan'. Dipecah-pecahkan,
bagaimana? Disalibkan, tentu saja. Bagaimana tubuh-Nya dipecah-
pecahkan? Disalibkan. Sekarang anda mulai melihat kekayaan ajaran
Tuhan. Kita dipecah-pecahkan bukan karena kita ambil palu lalu
menghantam kepala kita sendiri. Saya bisa memecahkan kepala saya
sendiri - secara fisik - namun saya tidak bisa memecahkan 'si aku' itu.
Manusia yang lama itu tidak akan ikut hancur. Bagaimana kita menjadi
hancur? Dengan disalibkan bersama Kristus! Sekarang anda lihat.
Seperti kata Paulus, "Aku telah disalibkan bersama Kristus." Melalui
salib, dengan memikul salib - itulah caranya kita menghancurkan
manusia lama kita. O, alangkah luasnya kekayaan ajaran Tuhan
seandainya anda terus mengikutinya! Sekarang anda lihat mengapa
salib begitu penting dalam kehidupan setiap orang Kristen. Salib bukan
hanya untuk diyakini; tapi untuk diterapkan, diaplikasikan. Anda tidak
akan diselamatkan hanya dengan mempercayai salib. Anda hanya akan
diselamatkan ketika salib itu diaplikasikan kepada anda.
Bukti Iman - Menerapkan Salib kedalam Hidup Kita
Begitu banyak umat Kristen yang juga tidak memahami hal ini. Saya
meminta anda untuk memahaminya. Misalnya, seandainya saya
memiliki obat yang paling manjur di dunia, yang bisa menyembuhkan
semua penyakitmu - obat mujarab bagi segala penyakit - dan saya
berkata, "Percayakah kamu? Inilah obat paling mujarab di dunia."
Sesudah berpikir dan menganalisanya, menganalisa isinya, menelitinya
di laboratorium, anda berkata, "Ini dia! Tampak sangat hebat dan saya
kira ini benar. Inilah obat yang menyembuhkan segala penyakit. Jadi,
setelah menganalisanya, anda menyimpannya di dalam sebuah kotak
emas di kamar anda dan memberinya tanda: 'Obat Mujarab untuk
Segala Penyakit'. Saya meyakininya sepenuh hati." Lalu? Lalu anda
akan tetap mati juga! Mengapa? Karena obat itu tak akan membantu
anda hingga anda menggunakannya! Meyakini obat itu dengan sepenuh
hati tidak akan menyembuhkan anda. Itu tak akan menyelamatkan
anda sedikit pun sampai anda menggunakannya dalam hidup anda,
sampai anda meminum atau memakannya atau apapun yang anda
harus lakukan dengan obat itu. Begitu gamblang bila dikatakan.
Tetap saja banyak orang Kristen yang bahkan tidak memahami hal-hal
yang dasar: bahwa anda tidak akan diselamatkan hanya dengan
mempercayai salib. Iblis pun percaya pada salib. James berusaha
memberitahu manusia setiap waktu dalam suratnya, "Anda percaya
444 | C A H A Y A I N J I L
kepada Tuhan, itu bagus sekali. Tetapi biar kuberitahu: Iblis pun
percaya. Ia bahkan mempercayainya lebih dari anda; ia bahkan
gemetar saat mempercayai." Anda bahkan tidak seperti itu. Dan anda
kira anda akan diselamatkan? Jika Iblis yang sama percayanya dengan
anda, gemetar, kelihatannya iblis punya kesempatan yang lebih baik
dibanding anda.
Apa bedanya iblis dengan anda? Bahwa ia tahu inilah keselamatan
dunia - inilah yang akan menyembuhkan segala penyakit - namun ia
tak meminumnya! Apabila anda ingin diselamatkan, anda tidak akan
mengatakan, "Saya percaya pada obat ini." Anda akan meminumnya -
itulah bukti bahwa anda "percaya". Dan obat itu akan melakukan
tugasnya. Jadi ingatlah: salib tidak akan menyelamatkan kecuali
diterapkan. Sama saja, salib harus diterapkan kedalam kehidupan kita.
Maka ia akan menghancurkan - menghancurkan si aku yang lama
sehingga cahaya pun akan keluar. "Aku telah disalibkan bersama
Kristus" - itulah yang diucapkan Paul. [Gal. 2:20]. Saya bertanya
berapa banyak orang Kristen yang berani berkata seperti itu! Beranikah
anda berkata bahwa anda benar-benar telah disalibkan bersama
Kristus? Bahwa itu bukan karangan melainkan kenyataan yang
sesungguhnya?
Penutup Yang Akan Diangkat
Hubungan ajaran Tuhan yang indah ini dengan PL begitu menakjubkan
dan luar biasa, sehingga terkadang saya tidak tahu bagaimana harus
melanjutkan dari sini. Anda berkata, "Nah, apa hubungannya dengan
kota itu?" Saya berniat untuk mendalami hal ini, namun waktu tidak
banyak. Ada suatu ucapan dalam Yesaya 25:6-8 tentang sebuah kota,
yang merupakan terang bagi dunia.
TUHAN semesta alam akan menyediakan di gunung Sion ini bagi
segala bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang
bergemuk, suatu perjamuan dengan anggur yang tua benar,
masakan yang bergemuk dan bersumsum, anggur yang tua yang
disaring endapannya. Dan di atas gunung ini TUHAN akan
mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan kepada
segala suku bangsa dan tudung yang ditudungkan kepada segala
bangsa-bangsa. Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya;
dan Tuhan ALLAH akan menghapuskan air mata dari pada segala
445 | C A H A Y A I N J I L
muka; dan aib umat-Nya akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi,
sebab TUHAN telah mengatakannya.
Disitu dibicarakan tentang kain perkabungan yang diselubungkan yang
akan diangkat. Sangat mengagumkan! Selubung akan dibuang dan
maut akan ditiadakan. Kehidupan kekal akan datang, tentu saja, itulah
artinya. Sangatlah luar biasa merenungkan hal ini, menghilangkan
selubung, bahkan dalam hubungannya dengan kota. Sekarang anda
melihat semua hubungan ini.
Namun kita harus terus melanjutkan ke dalam kekayaan yang berikut.
Dan itu adalah: apabila anda melihat ke dalam ajaran Tuhan Yesus,
anda akan mendapati, bahwa jika anda membandingkan ayat demi
ayat, [anda akan memperhatikan sesuatu]. Itulah mengapa sangat baik
untuk memiliki satu Alkitab di mana anda bisa membandingkan
ucapan-ucapan paralel Tuhan Yesus yang beragam dalam Injil. Banyak
orang menanyakan kepada saya, "Mengapa kita memiliki empat Injil?"
O, saya bersyukur kepada Allah kita memiliki empat Injil. Dengan
melihat sesuatu yang sama dari empat sudut berbeda, mereka
memberikan kita pandangan empat dimensional. Itu sangat luar biasa.
Sekarang kita memiliki 3-D, yakni pandangan tiga dimensional; Di
dalam Alkitab kita memiliki pandangan empat dimensional. Ada
tambahan satu dimensi spiritual. Tiga yang pertama adalah dimensi
fisik; yang keempat adalah dimensi spiritual. Sekarang kita memiliki
pandangan yang sempurna.
Empat Hal yang Tidak Boleh Menutupi Cahaya
Mari kita bandingkan semua ucapan Tuhan Yesus mengenai penutup.
Apa yang dikatakan Markus? Dalam Mk. 4:21 & 22, Yesus berkata,
"Orang menyalakan pelita bukan....." Anda perhatikan kata-kata
tersebut? Pikirkan! Tak ada kata-kata Tuhan Yesus yang tidak
bermakna dan tidak perlu. Semua yang dikatakan Yesus penuh makna
dan kaya. Perhatikan apa yang dikatakan-Nya. Anda tidak menyalakan
pelita dan meletakkannya dimana? "...... dibawah gantang, atau
dibawah tempat tidur"!Ketika anda membandingkan ucapan Tuhan
anda akan mendapati bahwa Ia menyebutkan empat hal dimana pelita
itu bisa diletakkan. Keempatnya adalah:
anda tidak meletakkannya dibawah gantang [Mt. 5:15; Mk. 4:21 & Lk.
11:33];
446 | C A H A Y A I N J I L
anda tidak meletakkannya dibawah tempayan [Lk 8:16];
anda tidak meletakkannya dibawah tempat tidur [Mk. 21 & Lk. 8:16];
dan
anda tidak meletakkannya di kolong rumah [Lk. 11:33]
Mengapa Ia menyebutkan empat hal tersebut? Apakah dengan
sembrono? Apakah Ia menyebutkan empat hal tersebut tanpa
dipikirkan dahulu? Tidak! Tak ada yang diucapkan Tuhan Yesus dengan
sembrono atau tanpa dipikirkan lebih dulu. Saat kita mulai
memikirkannya, kita bisa melihat sesuatu yang sangat luar biasa. Mari
kita memperjelasnya. Ketika buyung tanah pecah, cahaya menyinar
keluar, seperti yang terjadi pada masa Gideon. Cahaya bersinar, dan
Israel diselamatkan - diselamatkan dari tangan musuh. Apakah itu
pengakhiran atau permulaan? Itu barulah permulaan
Keselamatan semata-mata satu permulaan. Banyak orang berpikir
ketika mereka diselamatkan, itulah semua yang ada dalam kehidupan
Kristen. Namun jalan masih sangat panjang. Terdapat banyak hal lain
dalam kehidupan Kristen daripada hanya sekedar diselamatkan.
Bahaya besar adalah ketika anda berpikir bahwa anda sudah
diselamatkan, dan anda merasa itu sudah cukup, sehingga anda lupa
untuk melaksanakan fungsi anda. Yang akan terjadi adalah: Meskipun
terang anda telah bersinar, ada kemungkinan anda akan menutupinya
lagi. Anda akan menutupinya lagi.
Ada empat hal yang bisa menutupinya. Apa artinya? Saya telah melihat
banyak orang yang menutupi cahayanya, yang telah kehilangan terang
mereka, yang telah memadamkan Roh dengan banyak cara. Semua itu
akan termasuk salah satu dari empat hal tersebut. Saya misalnya telah
bertemu dengan banyak orang yang ingin melayani Tuhan, cahaya
mereka benar-benar memancar, mereka orang-orang Kristen yang baik
namun cahaya mereka makin lama makin pudar sampai kemudian
mati. Ingatlah, bahwa jika anda seorang Kristen dan sedang bercahaya
bagi Tuhan saat ini, berhentilah membanggakan diri anda sendiri! Anda
hanya telah melaksanakan apa yang seharusnya anda lakukan. Tetapi
hati-hatilah dengan hal-hal yang akan menutupi cahaya itu. Yesus
berkata Aku tidak menyalakan pelita itu untuk menaruhnya di bawah
tempat tidur, di dalam kolong rumah, dibawah gantang, atau dibawah
447 | C A H A Y A I N J I L
tempayan - empat hal. Sebagai kesimpulan, marilah kita melihat empat
hal itu.
Legalisme Tidak Boleh Dipakai Untuk Menutup Cahaya
Anda tidak menyalakan cahaya untuk meletakkannya di bawah
gantang. Apakah gantang itu? Gantang adalah keranjang - keranjang
tempat anda menaruh biji-bijian. Dan Tuhan Yesus berkata bahwa anda
tidak menyalakan pelita supaya ditaruh dibawah keranjang. Namun
itulah yang dilakukan pada masa itu. Mungkin anda tidak
mengetahuinya, namun itulah yang dilakukan. Menurut hukum Yahudi,
ada waktu-waktu tertentu cahaya perlu ditutupi. Misalnya ketika ada
yang meninggal di sebuah rumah tangga. Karena kematian membawa
kenajisan, maka menurut hukum Yahudi segala sesuatu yang mudah
dinajiskan harus ditutupi. Cahaya termasuk salah satunya. Jadi ketika
seseorang meninggal di rumah, mereka akan menutupi cahaya. Cahaya
yang tertutup melambangkan kematian.
Pada kesempatan lain pun cahaya akan ditutupi, misalnya lampu
Hanukah pada hari Hanukah. Ini adalah pestanya kaum Yahudi yang
diadakan kira-kira pada waktu yang sama dengan kita di Barat
merayakan 'Natal'. Orang-orang Yahudi memiliki perayaan Hanukah -
Pesta Cahaya. Lampu Hanukah akan menyala di rumah anda selama
delapan hari. Ia harus menyala penuh selama delapan hari tanpa
dimatikan. Namun hukum mengatur bahwa tidak boleh ada pekerjaan
yang boleh dilakukan di dalam terang lampu itu. Hal itu menimbulkan
masalah. Lampu Hanukah dinyalakan, namun tidak boleh ada yang
bekerja. Misalnya, bagaimana anda akan memasak? Jika anda
memasak, anda tidak boleh memasak dalam terang lampu itu. Jadi,
dimana anda harus meletakkan lampu itu? Jadi jika anda ingin
memasak sementara lampu itu menyala, apa yang akan anda lakukan?
Menurut hukum Yahudi, anda harus meletakkan sekat antara lampu
dengan anda.
Anda lihat betapa rumitnya hukum Yahudi. Ketika kita melanjutkan
melihat ajaran Tuhan Yesus, anda berangsur-angsur akan menyadari
betapa rumitnya hukum orang Yahudi. Jika anda ingin mengetahui lebih
mendalam, anda bisa membaca buku berjudul Mishna. Sebuah buku
tebal dan besar yang berisi detail hukum Yahudi. Menurut mereka, ahli-
ahli Taurat adalah para ahli hukum Yahudi. Bukan ahli hukum menurut
pengertian modern, tetapi ahli hukum PL. Mereka juga harus
448 | C A H A Y A I N J I L
mengetahui Hukum orang Farisi yang amat sangat rumit. Salah satu
hukum itu mengatur bahwa pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam
jangkauan cahaya dari lampu Hanukah. Jadi anda boleh menutup
cahaya itu - dan berharap lampu tak mati - atau anda bisa meletakkan
sekat antara lampu dengan anda. Dengan cara demikian, anda bisa
bekerja. Jadi anda lihat, menutupi lampu adalah sesuatu yang sangat
dikenal oleh orang-orang Yahudi yang mendengarkan Yesus.
Namun Tuhan Yesus menolak semua itu. Bagaimana cahaya bisa
menjadi najis? Kata-Nya, "Ajaran Farisimu tidak mengerti pokok
permasalahannya! Terang mengalahkan kegelapan dan kenajisan.
Kamu tidak bisa membuat cahaya menjadi najis, meskipun anda
menemukan seseorang meninggal di ruangan." Tuhan Yesus menolak
banyak ajaran kaum Farisi. Dan hal ini pun juga ditolaknya. Hal yang
harus anda pahami adalah: bahwa cahaya itu ditutupi, oleh orang
Farisi, berdasarkan alasan keagamaan. Tahukah anda apa artinya?
Sulitkah untuk diikuti? Dengan kata lain, peringatan itu adalah: begitu
cahaya anda dinyalakan, berhati-hatilah dengan pemikiran-pemikiran
religius, karena pemikiran-pemikiran sederhana mungkin tidak lagi
menarik bagi seorang Kristen, namun pemikiran religius akan menarik
anda, sehingga anda boleh mematikan cahaya dengan kemunafikan
(hipokrisi) religius dan kesalahan religius.
Menomorsatukan Nafkah Penghidupan Akan Mematikan Cahaya
Perhatikan empat hal ini: gantang - gantang adalah untuk biji-bijian.
Biji-bijian mewakili apa? Makanan! Nafkah penghidupan, tentu! Kedua,
dikatakan bahwa anda tidak boleh menutupinya dengan 'tempayan'.
Apakah tempayan itu? Tempayan dibuat dari tanah liat untuk
menyimpan cairan. Gantang untuk bijian kering; tempayan untuk
cairan. Tempayan itu mewakili apa? Sekali lagi, makanan dan
minuman! Namun tempayan khusus dipergunakan untuk bisnis. Itulah
barang yang paling pokok. Jadi makanan dan minuman berlaku untuk
nafkah kehidupan kita sehari-hari, dan khususnya bisnis. Bisnis yang
kita lihat dan kita lakukan.
Yang ketiga, tempat tidur, apa artinya? Kalau kita mencari makna
tempat tidur dalam PL, di masa Alkitab, kita melihat bahwa itu
menunjuk kepada pernikahan -"janganlah kamu mencemarkan tempat
tidur". [Ibrani 13:4]. Tidak boleh ada dosa dalam pernikahan. Berarti,
449 | C A H A Y A I N J I L
jangan biarkan orang yang telah menikah terus berbuat dosa -
berzinah atau berbuat cabul. Hidup seorang Kristen harus suci.
Dan keempat, adalah kolong rumah. Apa yang dilakukan orang
terhadap kolong rumah? Nah, anda menyimpan barang-barang, atau
barang berharga disitu. Sama dengan rekening bank kita pada masa
kini. Jadi perhatikan dengan cermat, disini ada empat hal yang bisa
menutupi cahaya dan memadamkannya. Kita melihat bahwa Tuhan
Yesus meliputi setiap aspek kehidupan manusia; tak ada yang
tertinggal. Perhatikan itu!
Saya telah melihat betapa banyak orang yang ingin melayani Tuhan.
Mereka berniat baik, namun kekuatiran mereka akan makanan dan
minuman, kekuatiran tentang memajukan bisnis, menghasilkan uang -
telah memadamkan mereka. Membuat mereka tidak berguna. Begitu
banyak orang Kristen saat ini tidak bercahaya karena mereka
berkonsentrasi untuk memajukan profesi mereka. Profesi menjadi
nafsu yang menghabiskan segalanya, atau menghabiskan delapan
puluh persen dari nafsu mereka, sehingga mereka hanya punya sisa
untuk Allah. Mereka memusatkan perhatian pada semua itu karena
mereka lebih mementingkan gantang, tempayan - makanan, pakaian,
standar hidup yang mereka ingin pertahankan. Berapa banyak orang
berkata bahwa mereka tidak ingin sepenuhnya melayani Tuhan, bukan
karena mereka tidak terpanggil, tetapi karena mereka tidak ingin
mempersembahkan diri mereka sendiri. Mereka kuatir tentang standar
hidup yang jauh lebih rendah daripada yang mereka nikmati saat ini.
Marilah kita jujur : apakah itu tidak benar? Berapa banyak yang ingin
memotong standar hidup mereka? Berapa banyak diantara anda yang
ingin gajinya dikurangi sampai seperempat untuk melayani Tuhan? Itu
tidak menarik. Jadi saya bisa melayani Tuhan sementara saya
melakukan urusan saya dan menyerahkan sisa waktu saya kepada
Tuhan. Sebenarnya itu tidak menjadi masalah, tak ada yang salah
dalam hal itu, asal saja anda tidak memakainya sebagai alasan untuk
tidak melayani Tuhan secara penuh dan total, ketika anda tahu bahwa
Dia sedang mendorong anda untuk melayani-Nya dengan cara
demikian.
Di poin ketiga kita melihat tempat tidur/ranjang [yang menutupi
cahaya] - perkawinan, keluarga, anak-anak. Berapa banyak orang
berhenti melayani Tuhan atau menolak untuk melayani Tuhan karena
450 | C A H A Y A I N J I L
mereka telah menikah, punya anak-anak, dan mereka berpikir
tanggung jawab mereka tidak lagi kepada dunia, tidak kepada Tuhan,
tetapi yang paling utama kepada keluarga. Berapa banyak yang dibuat
berhenti karenanya? Menurut pengalaman saya sendiri, saya melihat
banyak orang yang ingin melayani Tuhan, namun setelah mereka
menikah mereka langsung entah pergi ke mana. Pergi selamanya dari
pengabdian kepada Tuhan! Mereka tidak berhenti sebagai orang Kristen
- mereka tidak berhenti pergi ke gereja - tetapi cahaya mereka telah
ditutup.
Terakhir, perhatikan yang keempat: kolong rumah - harta milik.
Mereka tidak ingin memisahkan diri dengan harta milik mereka. Harta
menjadi rintangan besar bagi banyak orang. Ingat pada orang muda
yang kaya? Ketika Tuhan Yesus berkata, "Juallah semua milikmu dan
ikutlah Aku", kolong rumahnya penuh. "O, tidak, tidak," jawabnya,
"Aku tak bisa melakukannya. Bayangkan apa yang kumiliki di dalam
gudangku." Dan Tuhan Yesus berkata, "Baik, berikan kepada orang-
orang miskin." "Apa?! Memberikan semua barang yang kusimpan di
gudang kepada orang miskin?! Menyia-nyiakan pekerjaanku bertahun-
tahun?! Tidak, jangan aku!"
Inilah empat hal yang memadamkan cahaya. Jadi, ketika cahaya
tertutup, secara efektif ia tidak lagi berfungsi sebagai cahaya. Sama
saja seperti tidak ada cahaya. Ingatlah, apabila anda menutupi pelita
dengan sebuah gantang, besar kemungkinan pelita itu akan padam.
Jika anda menutupinya dengan meletakkannya dibawah ranjang, saya
tidak tahu apa yang akan terjadi dengan ranjang itu. Sekarang kita
tahu bahwa kita harus menyelidiki hati kita untuk mengetahui apa yang
menghalang cahaya kita dari memancar keluar. Suatu saat sesuatu dari
keempat hal itu mungkin akan menimpa anda. Dan anda tergolong
dalam salah satu kategori itu jika cahaya anda saat ini tertutup.
Waktu kita sudah habis dan masih banyak sekali kekayaan yang belum
sempat disampaikan. Tetapi biarkan firman Tuhan menyelidiki hati kita
untuk mengetahui apakah cahaya kita bersinar. Ringkasnya, kita sudah
diberi satu misi yang mulia - misi untuk menjadi terang dunia,
mengambil alih tempat yang pernah dimiliki Israel. Dan Israel gagal!
Sekarang kita melihat peringatan Tuhan. Mengapa Israel gagal? Karena
alasan yang sudah kita ketahui! Yang kedua, setelah kita diselamatkan,
kita perhatikan bahwa manusia lama itu harus dihancurkan! Apakah
451 | C A H A Y A I N J I L
manusia lama itu sudah dihancurkan di dalam diri anda? Apakah salib
sudah diterapkan ke dalam hidup anda? Jika demikian, akan tampak
dalam tingkah laku anda. Ketiga, seperti kita lihat, meski mungkin
sudah bersinar saat ini, ada bahaya, dengan berlalunya waktu, karena
hati anda masih bersama dunia, maka cahaya yang seharusnya makin
terang menjadi tertutup, seperti yang dialami banyak orang Kristen.
Perbuatan Yang Baik - Dilakukan Dalam Waktu Tuhan Dan Di
JalanNya
Sebagai kesimpulan, poin terakhir yang tidak akan saya kembangkan
adalah: seperti yang diucapkan Tuhan Yesus dalam Mt. 5:16: "Biarkan
terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di
surga". Apakah perbuatan yang baik? Perbuatan yang baik adalah
perbuatan yang baik di mata Tuhan. Tidak hanya memberikan
beberapa keping uang untuk kaum miskin, mengirim sedikit uang
untuk membantu pekerjaan amal; melainkan sejenis perbuatan yang
diinginkan Tuhan untuk anda kerjakan. Perbuatan yang baik adalah
perbuatan yang dilakukan dalam ketaatan terhadap Allah yang hidup.
Itulah yang harus dilakukan dan tidak hanya perbuatan
yang kita anggap baik - itu tidak akan menguntungkan kita.
Menyembuhkan orang, apakah itu baik? Ya! Mendoakan yang sakit,
apakah itu baik? Ya! Namun semua itu belumlah mencukupi. Kita selalu
mengingat kata-kata dalam Mt. 7:22 -23, di akhir Khotbah Atas Bukit,
"Pada hari itu, banyak orang akan berseru kepada Tuhan, 'Apakah kami
tidak melakukan ini dan itu dalam nama-Mu?' Tuhan menjawab, 'Aku
tidak pernah mengenalmu. Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian
pembuat kejahatan.'" Pembuat kejahatan - berarti, mereka tidak
berbuat apa-apa yang baik! Tetapi anda berkata, "Menyembuhkan
orang adalah baik, bukan?" Tentu, itu baik. "Melakukan mujizat besar
dalam nama Tuhan, apakah itu baik?" Tentu saja. "Lalu mengapa saya
seorang pembuat kejahatan?"
Anda lihat, kita harus melakukan segala sesuatu menurut jalan Tuhan,
menurut waktu Tuhan, dan melakukan hal-hal yang Dia ingin anda
lakukan. Tidaklah mencukupi hanya melakukan beberapa mujizat
besar; karena yang lebih penting hidup kita bercahaya untuk Dia; dan
seluruh tindakan kita selaras dengan-Nya. Orang-orang yang disebut di
Matius 7, adalah orang-orang yang tidak menerapkan salib dalam
452 | C A H A Y A I N J I L
kehidupan mereka. Hidup mereka masih egois dan penuh dengan
materialisme. Catatlah tantangan luar biasa yang diberikan Tuhan
kepada kita, agar kita melangkah maju dan bersinar sebagai terang
dunia.
Melebihi Kebenaran Orang-Orang Farisi
Matius 5:17-20 -Dikhotbahkan oleh Pendeta Eric Chang
Kita sekarang membaca Matius 5:17-20:
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk
meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang
bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum
lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan
ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum
Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya
demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang
paling rendah di dalam Kerajaan Surga; tetapi siapa yang
melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum
Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan
Surga. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu
tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk
ke dalam Kerajaan Surga."
Dalam ayat 20, bahasa Yunani memiliki maksud negatif ganda - "Kamu
tidak akan pernah, tidak akan pernah dapat masuk ke dalam Kerajaan
Surga." Memasuki Kerajaan Surga berarti, dalam Alkitab, memiliki
kehidupan yang kekal. Jadi, jangan katakan dalam hatimu, "Untuk
melebihi kebenaran orang-orang Farisi, itu mudah. Mereka hanyalah
sekelompok orang-orang munafik. Aku tidak munafik, oleh karena itu
kebenaranku sudah melebihi kebenaran orang-orang Farisi."
Ketidaktahuan yang ada diantara orang-orang Kristen masa kini
mengenai orang-orang Farisi sungguh sangat menakjubkan. Saya akan
453 | C A H A Y A I N J I L
menunjukkan kepada anda sebentar lagi, pendapat bahwa masuk
Kerajaan Surga itu mudah, tidak dapat ditemukan dalam Alkitab.
Yesus Tidak Datang Untuk Meniadakan Hukum
Kalau kita memperhatikan kata-kata Yesus, kita menemukan pesan
yang sangat penting. Tuhan Yesus berkata, "Janganlah kamu
menyangka bahwa Aku datang untuk menghapus hukum Taurat."
Pernyataan ini sangat penting untuk masa kini karena seringkali Injil
yang diberitakan masa kini, ada yang berpikir bahwa tidak ada lagi
gunanya hukum Taurat. Kalau tidak ada gunanya lagi hukum Taurat,
saya tidak dapat mengerti mengapa kita masih membaca Perjanjian
Lama. Seharusnya kita buang saja seluruh Perjanjian Lama, karena ada
hubungannya dengan hukum Taurat dan kitab para nabi. Tuhan Yesus
berkata, "Tidak, Aku bagaimanapun juga tidak datang untuk
menghapus hukum Taurat." Semuanya itu berhubungan dengan hukum
Taurat dan nabi-nabi. Sangatlah penting untuk mengerti hal ini, jadi
saya ingin menekankan hal ini pada hari ini. Dan juga saya akan
berkhotbah seperti Tuhan Yesus berkhotbah. Saya tidak bebas berkata-
kata seperti yang saya suka. Kata-kata Tuhan Yesus adalah sangat
tegas: "Aku tidak datang untuk menghapus hukum Taurat."
Anda tidak perlu menjadi ahli dalam penafsiran untuk mengerti kata-
kata yang sederhana dan berterus-terang seperti demikian.
Antinomisme Menyebabkan Kemunduran yang Tajam dalam
Kebenaran
Gagasan tentang penghapusan hukum Taurat selalu muncul dan
muncul lagi didalam sejarah gereja yang didalam Teologia disebut
Antinomisme. Penganut Antinomisme adalah orang yang anti-hukum,
menunjuk kepada orang yang ingin membuang hukum Taurat itu. Telah
terjadi pada abad kedua dalam sejarah gereja, ada yang berkata,
"Kami tidak membutuhkan Perjanjian Lama. Kami adalah orang-orang
Kristen! Kami hanya perlu Perjanjian Baru. PL sudah tidak berlaku;
kami tidak membutuhkan hukum Taurat dan kitab para nabi." Tahukah
anda apa hasilnya dari pengajaran yang seperti ini? Hal itu
menyebabkan kemunduran tajam dalam standar kebenaran. Apa yang
terjadi kemudian adalah bahwa setiap jenis dosa masuk didalam gereja
dan ditoleransikan karena tidak ada hukum yang menentang dosa-dosa
itu.
454 | C A H A Y A I N J I L
Saya ingin anda mengerti tentang apa yang Tuhan Yesus katakan.
Tuhan Yesus berkata, "Jangan pernah menyangka bahwa Aku datang
untuk mengurangi, untuk merendahkan standar kebenaran - standar
kebenaran yang dikehendaki dari seorang Kristen. Jangan
membayangkan sedikitpun bahwa Aku datang dan berkata, "Baiklah,
sekarang kita akan mempunyai waktu untuk bersenang-senang. Kita
tidak butuh hukum Taurat. Kita semua dapat pergi melakukan dosa dan
pada akhirnya, kita semua tetap akan masuk dalam Kerajaan Allah."
Tuhan Yesus adalah sahabat dari pemungut-pemungut cukai dan
orang-orang berdosa, tetapi Dia tidak merendahkan standar
kebenaran-Nya kepada standar mereka. Dia datang untuk
menyelamatkan mereka; Dia datang untuk mengangkat mereka
kepada suatu standar kebenaran yang jauh lebih tinggi daripada
standar orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat.
Kesalahan dari ajaran Antinomisme seperti ini seringkali sangat nyata
didalam gereja-gereja Cina. Standar kebenaran dalam gereja-gereja
Cina adalah sangat rendah. Sudah waktunya untuk memberhentikan
hal ini. Standar perilaku dalam gereja-gereja Cina seringkali
memalukan. Tahukah anda bahwa orang-orang Cina memiliki standar
kebenaran yang sangat tinggi yang diajarkan oleh Kong Hu Chu?
Orang-orang Cina telah terbiasa untuk mengharapkan standar
kebenaran yang tinggi - dan apakah mereka dapat menemukannya
dalam orang-orang Kristen? Bukan saja mereka merasa kecewa tetapi
sebaliknya seringkali merasa jijik karena orang-orang Kristen Cina
seringkali tidak dapat mencapai standar kebenaran bahkan sederajat
dengan orang-orang Kong Hu Cu. Saya dapat melihat apa yang ingin
dikatakan oleh Tuhan Yesus. Dia berkata: "Jangan mengira Aku datang
untuk merendahkan standar kebenaran. Aku datang untuk
menggenapkan semuanya." Izinkan saya mengatakan kepada anda hal
ini: apabila anda tidak menggenapkannya, anda tidak akan dapat,
meskipun hanya melihat ke dalam Kerajaan Surga."
Apakah ini menyangkut suatu keselamatan oleh perbuatan? Baiklah,
kita akan mempertimbangkannya dalam sekejap lagi, karena itu
tergantung pada apa artinya "perbuatan". Tetapi kita harus mengerti
bahwa Tuhan Yesus telah datang untuk menyelamatkan kita dari dosa
dan tidak meninggalkan kita dalam dosa. Apakah Tuhan Yesus mati
diatas kayu salib untuk menebus kita dari dosa hanya untuk
membiarkan kita terus hidup dalam dosa? Ingatkah anda apa yang
455 | C A H A Y A I N J I L
menjadi reaksi Paulus tentang hal ini? "Haruskah kita terus hidup
dalam dosa...? Sekali-kali tidak!" (Roma 6:1-2). Tidak seorangpun
yang pernah menganjurkan seperti itu. Tuhan melarang kalau kita
menganjurkan seorang Kristen yang telah ditebus oleh darah Yesus
boleh terus hidup dalam dosa. Akan tetapi, lihatlah apa yang dilakukan
orang-orang Kristen!
Ada banyak hal yang terjadi dalam gereja, seperti yang Paulus
katakan, yang sangat memalukan bahkan untuk disebutkan diantara
orang-orang bukan Kristen. Paulus melaksanakan disiplin yang sangat
keras terhadap orang-orang yang melakukan dosa didalam gereja,
seperti yang dapat anda ketahui dari 1 Korintus fasal 5. Terhadap
orang yang bersalah itu karena melakukan perzinahan dengan istri
ayahnya, dia menyerahkan kepada Iblis untuk dibinasakan tubuhnya.
Dia memutuskan untuk mempertahankan standar kebenaran didalam
gereja. Ia benar-benar menjadi satu dengan Tuhan Yesus dalam
pengajarannya.
Hukum Taurat' Berarti Mengasihi Tuhan Dengan Segala
Keberadaan Kita
Kita ingin melihat hal ini: bahwa Tuhan Yesus berkata, "Aku tidak
datang untuk menghapuskan hukum Taurat." Untuk menerangkan hal
ini, kita harus lebih dahulu mengerti : Apa yang dimaksudkan oleh
Tuhan Yesus tentang 'Hukum Taurat'? Apa yang sebenarnya Dia
maksudkan dengan hal ini? Pertama, mari kita melihat dalam Markus
12:29 dan kita dapat melihat disini tentang apa yang dimaksudkan oleh
Tuhan Yesus dengan 'Hukum Taurat'. Pada waktu saya menyelidiki
Kitab Suci, saya selalu menemukan bahwa Tuhan Yesus selalu
mengertikan 'Hukum Taurat' dengan hal ini. Kita akan membaca dalam
Markus 12:28-31. Dalam ayat 28 salah satu dari ahli Taurat, yaitu,
salah satu dari pengajar-pengajar hukum Taurat, datang dan
mendengar mereka berdebat, dan dia bertanya pertanyaan ini. Tuhan,
ketika Dia ditanya hukum mana yang terutama, melanjutkan dengan
berkata ini: "Hukum yang terutama ialah ini: "Dengarlah, hai orang
Israel: Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa; dan kasihilah Tuhan Allahmu
dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan
segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu." Dan yang
kedua juga seperti itu.
456 | C A H A Y A I N J I L
Kemudian Dia melanjutkan dengan berkata bahwa seluruh perintah
Allah tercakup dalam kata-kata ini. Dimanapun saya melihat
pengajaran Tuhan tentang hukum Taurat, saya menemukan Dia selalu
menegaskan bahwa hukum Taurat adalah ini (yaitu, hukum Taurat
dirangkum dalam kata-kata ini): kasihilah Tuhan Allahmu dengan
segenap hatimu dan akal budimu dan jiwamu dan kekuatanmu dan
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Anda dapat melihatnya lagi
dalam Matius 19:18-19, Matius 22:37-40 dan lagi dalam Lukas 10:27.
Tuhan Yesus berkata bahwa hukum Taurat dirangkum dalam dua
perintah ini - bahwa seluruh hukum Taurat harus dimengerti dari segi
intinya. Itu berarti, harus mengasihi Tuhan Allahmu dengan segenap
hatimu, jiwamu dan kekuatanmu dan sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri. Anda lihat, apabila anda mengerti hukum Taurat sama
seperti yang Tuhan Yesus mengerti, anda akan berkata, "Benar, hukum
ini tidak dapat dihapuskan! Jauh dari ditiadakan, itu sebenarnya inti
terpenting untuk menjadi orang Kristen."
Justru itulah yang coba dilakukan orang-orang Farisi. Perhatikan kata-
kata ini: justru itulah yang coba dilaksanakan oleh orang-orang Farisi!
Apakah anda berpikir bahwa kebenaranmu dapat menandingi standar
tersebut? Izinkan saya bertanya kepada anda sebuah pertanyaan:
siapa diantara anda disini yang berani berkata bahwa anda mengasihi
Tuhan dengan segenap hatimu, segenap jiwamu, akal budimu dan
kekuatanmu? Dan inilah yang dituntut dari hukum Taurat. Inilah yang
dituntut. Tuhan Yesus berkata bahwa hal itu tidak pernah dihapuskan.
Tuhan Yesus, pada kenyataannya, membuat hal itu menjadi yang
paling sentral dalam pengajaran-Nya. Itu sebabnya Dia berkata, "Aku
tidak pernah datang untuk menghapuskan hukum Taurat." Hukum
Taurat adalah apa? Hukum Taurat berarti bahwa anda harus mengasihi
Tuhan Allah dengan segenap hatimu, jiwamu, akal budimu,
kekuatanmu, dengan seluruhnya yang anda miliki.
Saya sudah mengatakan berulang-ulang bahwa untuk menjadi orang
Kristen harus Kristen yang sungguh-sungguh atau tidak sama sekali.
Tidak ada pengajaran dalam Alkitab yang saya tahu dimana anda dapat
menjadi orang Kristen yang hanya sebagian, bahwa anda dapat
menjadi orang Kristen 20%, atau 50%, atau 80% atau 90%, atau
bahkan 98% Kristen. Tuhan menuntut semuanya atau tidak sama
sekali. Kelihatannya pengajaran yang sangat radikal tetapi itulah yang
diajarkan Alkitab.
457 | C A H A Y A I N J I L
Ingatkah anda, Pendeta Fred Zhang pada hari Jumat yang lalu
menerangkan kepada kita sebagian dari Kitab Samuel dimana dia
menjelaskan bahwa masalah dengan orang-orang Kristen sekarang ini
adalah mereka orang-orang Kristen yang hanya setengah-setengah.
Gereja penuh dengan orang-orang Kristen setengah-setengah, dan
pernyataan itu sangatlah benar. Hal ini tepat seperti pernyataan yang
telah lama saya buat. Anda tidak dapat menjadi orang Kristen yang
setengah-setengah. Lebih baik anda memilih sungguh-sungguh atau
tidak sama sekali. Saul taat sebagian saja dari perintah Tuhan, seperti
yang kita lihat pada hari itu. Dan apa yang terjadi dengannya? Apakah
Tuhan memuji dia, "Baiklah, kamu sudah taat 80%, 90% dari apa yang
Aku perintahkan. Kita akan membiarkan yang 10% berlalu"? Sama
sekali tidak! Oleh karena dia tidak melakukan yang 10% itu, Tuhan
Allah mencopoti haknya sebagai raja, menyingkirkan dia dari keluarga
kerajaan dan membuangkannya keluar. Saul dibinasakan untuk
selama-lamanya. Mengapa hukuman ini sangat keras sekali? Oleh
karena menjadi seorang Kristen haruslah seluruhnya; tuntutan ini
mutlak. Alasan dari masalah-masalah dalam gereja sekarang ini adalah
justru karena hal ini: bahwa gereja penuh dengan orang-orang Kristen
yang hanya 80%, 90% komitmen. Saya tidak tahu bagaimana
mengukur mereka. Tuhanpun tidak mau mengukur mereka. Dia hanya
akan berkata, "Seluruhnya atau tidak sama sekali!" Itulah caranya
dengan Tuhan.
Anda dapat melihat betapa pentingnya hal ini. Standar kebenaran yang
seperti inilah yang ditegaskan berulang-ulang kali oleh Tuhan Yesus,
"Aku katakan kepadamu hal ini, Aku menuntut dari kamu paling sedikit
apa yang dituntut hukum Taurat." Dan hukum Taurat sudah menuntut
segalanya. Tuhan Yesus selalu menjawab pertanyaan seperti ini dengan
cara yang sama. Ketika seseorang bertanya kepadaNya - ingatkah anda
apakah yang diperintahkan kepada pemuda yang kaya dalam Matius
pasal 19 ketika dia bertanya kepada Yesus? Pernahkah anda
memperhatikan jawaban-Nya? Pemuda yang kaya itu bertanya kepada
Yesus, "Bagaimana aku dapat memperoleh kehidupan yang kekal?"
Tahukah anda apa yang Yesus katakan kepadanya? Bacalah itu kalau
ada waktu. Dia berkata, "Kamu mengetahui seluruh perintah Allah,
kamu tahu hukum Taurat. Lakukanlah hal itu dan kamu akan hidup."
Tahukah anda, hal yang menyedihkan ialah, pemuda yang kaya itu
berpikir bahwa dia telah melakukannya. Dia berkata, "Semuanya itu
458 | C A H A Y A I N J I L
sudah kuturuti sejak kecil." "Kamu telah turutinya?" Yesus berkata,
"Izinkan saya mengatakan kepada kamu apa yang dimaksudkan.
Artinya, "Ikutlah Aku! Tinggalkanlah semuanya dan ikutlah Aku." Kamu
harus mengasihi Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan jiwamu
dan akal budimu dan kekuatanmu - semuanya!"
Bagaimana anda dapat menghapuskan hukum Taurat? Itulah yang
hukum Taurat ajarkan, Yesus berkata, "Tidak tahukah kamu apa yang
hukum Taurat katakan? Aku tidak datang untuk menghapuskannya;
Aku datang untuk menggenapkannya!" Saya tidak ingin seorangpun
dalam gereja kehilangan pelajaran ini. Kita akan berulang-ulang
kembali pada pelajaran ini karena ia diajarkan berulang-ulang kali oleh
Tuhan. Saya ingin anda, bagaimanapun juga (seperti dalam lagu yang
baru saja kita nyanyikan, "Ujilah aku Tuhan, dan Cobalah Hatiku"),
tanyakan pada diri anda secara pribadi kalau anda sedang duduk
dengan perasaan puas dan nyaman sambil berpikir, "Saya adalah orang
Kristen Injili yang baik." Lupakan saja bagian tentang Injili dan
tanyakan diri anda dahulu, "Apakah saya mengasihi Tuhan Allah
dengan segenap hati saya, akal budi, jiwa dan kekuatan saya?"
Paulus tidak mengajarkan sesuatu yang berbeda. Dia tidak mengatakan
yang berbeda dari apa yang Tuhan Yesus katakan. Dia mengatakan
dalam 2 Korintus 5:15, "Izinkah saya katakan kepada anda, Yesus
telah mati untuk semua orang." Tahukah anda mengapa? Supaya
mereka dapat mengucapkan selamat kepada diri mereka sendiri karena
telah menjadi orang-orang Kristen Injili yang baik yang telah percaya
kepada salib Yesus dan darah Yesus?! Sama sekali tidak! "Dia telah
mati untuk semua orang supaya kita yang hidup, mulai saat ini tidak
lagi hidup untuk diri kita sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati untuk
kita. Itulah sebabnya Yesus mati," dikatakannya. Tidakkah anda
mengerti hal ini? Dia berkata kepada jemaat di Korintus - orang-orang
Korintus yang rohani, sombong - yang berpikir bahwa mereka penuh
dengan karunia-karunia roh, memegahkan diri mereka sendiri dalam
karunia-karunia bahasa roh dan karunia-karunia lain yang mereka
miliki. Dia berkata, "Tahukah anda, Dia tidak datang hanya untuk
memberi kamu karunia-karunia untuk membuat kamu merasa enak.
Dia mati untuk tujuan yang khusus - supaya mereka yang hidup oleh
karena kematianNya harus hidup untuk Dia."
459 | C A H A Y A I N J I L
Menjadi Orang Kristen Berarti Merubah Hidup Kita Supaya
Berpusat Pada Tuhan
Ada dua pandangan tentang dunia ini dan kehidupan kekristenan
secara ringkas dapat disamakan dengan ini: menjadi seorang Kristen
berarti mengalami perubahan total dari dalam pusat kehidupan
seseorang yaitu, kita berubah dari apa yang disebut pandangan
Ptolemaic kepada pandangan Copernican. Anda tahu bahwa Pandangan
dunia yang lama - pandangan Ptolemaic - menyatakan bahwa segala
sesuatu bergerak mengelilingi dunia ini. Bintang-bintang, matahari,
segala sesuatu bergerak mengelilingi bumi. Ingatkah anda bahwa
pengertian yang lama tentang dunia ialah, dunia adalah pusatnya,
bumi adalah pusat dari alam semesta, dan segala sesuatu berputar
mengelilingi dunia ini, berputar mengelilingi manusia. Pikiran orang
Yunani adalah manusia merupakan ukuran segala sesuatu. Manusia
adalah pusat. Betapa manusia direndahkan apabila ditemukan bahwa
dunia ini bukan pusat dari alam semesta, tetapi segala sesuatu
berputar mengelilingi matahari dalam sistem perbintangan, bukan
mengelilingi dunia ini! Tiba-tiba manusia menjadi sadar tempat yang
sebenarnya dalam alam semesta ini - bahwa dia bukanlah pusat dari
segala sesuatu.
Tetapi tahukah anda, manusia yang belum lahir baru berpikir
sehubungan dengan pandangan Ptolemaic, yaitu, dia berpikir bahwa
segala sesuatu berputar mengelilingi dirinya sendiri; bahkan Tuhan
juga berputar mengelilinginya. Ada banyak orang Kristen yang berpikir
bahwa Tuhan berputar mengelilingi dirinya sendiri. Tuhan ada untuk
memberkati saya dan melakukan banyak hal untuk saya, menolong
saya melewati ujian-ujian saya. Tuhan ada untuk melihat bahwa saya
pergi dari satu tempat ke tempat yang lain dengan selamat. Ketika
saya duduk dalam pesawat terbang, pesawat itu tidak seharusnya
bertabrakan. Ketika saya duduk dalam kereta api, tidak akan terjadi
kecelakaan. Ketika saya duduk dalam mobil, saya seharusnya sampai
pada tujuan saya dengan selamat. Tuhan ada untuk melakukan banyak
hal untuk saya setiap waktu. Seluruh hidup saya, Tuhan adalah
pembantu saya, 'si aku' yang mulia ini. Baiklah, dikatakan secara
kasar, itulah caranya pemikiran banyak orang Kristen. Dan kalau anda
bertanya kepada mereka, "Apa yang pernah anda persembahkan
kepada Tuhan?" "Ya, saya mempersembahkan persembahan saya.
Saya membayar upah untuk-Nya. Dia melakukan tugas-Nya - saya
460 | C A H A Y A I N J I L
memberi-Nya persembahan saya. Demikianlah situasinya! Maksud
saya, apabila Dia tidak melakukan dengan baik, saya mungkin akan
mengurangi persembahan saya minggu depan." Inilah cara banyak
orang Kristen memandang Tuhan. Mereka memiliki pemikiran bahwa
segala sesuatu - seluruh surga - berputar mengelilingi mereka. Tetapi
kalau anda menjadi orang Kristen yang benar, terjadi suatu perubahan
atau revolusi yang sangat mendasar.
Pengajaran yang paling menantang dan membawa perubahan dalam
dunia ini adalah pengajaran Kristen, dibandingkan dengan ajaran
Komunis yang agak ringan, oleh karena kekristenan mencakup suatu
perubahan yang total dan transformasi seutuhnya dalam seseorang
sehingga cara pandangan dan cara berpikirnya berubah total. Dia tidak
lagi melihat dirinya sebagai pusat dari segalanya, tetapi Tuhanlah yang
menjadi pusat dari segala sesuatu. Tuhan menjadi seperti matahari,
yang dikelilingi alam semesta, dikelilingi semua sistem. Apa yang
terdapat dalam pikiran anda saat ini? Apakah pikiran anda agak mirip
seperti itu? Atau masih mempunyai pikiran bahwa segala sesuatu
berputar mengelilingi anda? Baiklah, kalau anda berpikir seperti ini,
anda belum menjadi orang Kristen menurut pengertian Alkitab. Jika
anda menjadi seorang Kristen, anda akan mulai menyadari bahwa
Tuhanlah yang menjadi pusat dan kita yang berputar mengelilingi Dia -
hidup saya seluruhnya berputar mengelilingi Dia.
Ini bukanlah suatu persoalan tentang kalau saya ingin pergi berlibur, ia
tidak boleh hujan. Seperti anak perempuan saya yang berdoa pada
suatu hari, "Tuhan, jaminlah bahwa tidak akan hujan, karena saya
ingin keluar bermain." Tetapi begitu banyak orang Kristen yang berpikir
bahwa Tuhan ada disana untuk melihat bahwa semuanya baik-baik
bagi 'saya'. Mungkin petani menginginkan hujan. "Itu tidak
mengkuatirkan saya - saya ingin bermain." Tetapi anda lihat, kita
semua bertumbuh dengan mental yang seperti ini - bahwa
bagaimanapun Tuhan ada untuk melakukan yang baik untuk saya.
Tidak pernah menempelak kita bahwa kita yang harus melakukan
sesuatu untuk Dia. Perubahan kita harus begitu sempurna sehingga
saatnya datang untuk kita berhenti berpikir tentang diri kita sendiri,
dan seluruh hidup kita berputar pada diri-Nya. Apakah yang menjadi
tujuan-Nya? Apakah kehendak-Nya? Apa yang baik untuk-Nya? Rasul
Paulus mencapai hal itu sebagai tingkat yang paling tinggi. Seluruh
hidupnya secara total dipusatkan pada Kristus, sehingga dia ingin
461 | C A H A Y A I N J I L
mengikuti jejak kaki Yesus sampai pada langkah yang terakhir, menuju
ke Yerusalem, sampai sanggup menyerahkan nyawanya seperti yang
Yesus lakukan.
Apakah hidup kita berkisar pada Tuhan? Sudahkah kita mulai bertanya,
"Apa yang dapat saya lakukan untuk Tuhan?" Sangatlah menakjubkan
bagaimana sedikit sekali orang Kristen pernah berpikir seperti ini, "Apa
yang dapat saya lakukan untuk Tuhan?" Apakah anda bangun pagi dan
berkata, "Tuhan, apakah yang dapat saya lakukan untuk-Mu pada hari
ini? Apa yang Engkau inginkan saya lakukan untuk-Mu?" Atau anda
bangun dan pikiran yang pertama adalah, "Tuhan, inilah saya, apa
yang akan Engkau lakukan untuk saya? Saya harus menemui
seseorang ini, saya harus menghadapi masalah itu - cuma tolonglah
saya yang ini dan tolonglah saya yang itu." Kristen macam apakah
anda? Lihatlah firman Tuhan dan ukurlah diri anda sendiri: "Selidikilah
saya, O Tuhan. Orang macam apakah saya ini?" Kalau anda masih
seorang Kristen yang seperti ini (yang menjadikan diri anda sendiri
sebagai pusat), baiklah, anda masih seorang "Kristen" - seorang
Kristen dalam tanda kutip. Anda masih seorang Kristen yang Ptolemaic;
anda belum mencapai tingkat Copernican, dimana kita mulai menyadari
bahwa Tuhanlah yang menjadi pusat. Apabila anda bangun dan
berkata, "Tuhan, Engkaulah pusat itu. Apakah yang Engkau ingin saya
lakukan?" Inilah yang perlu anda lakukan.
Tidak Satu 'Yod'pun Dari Hukum Taurat Akan Berlalu
Sekarang kita sampai pada apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus
dalam ayat 18, "Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi
ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum
Taurat." 'Iota' tentu saja dari bahasa Yunani dan bukan terjemahan
yang baik dari bahasa Ibrani. Dalam bahasa Ibrani, kata 'yod' itu
menunjuk pada satu titik. Yaitu, sesuatu yang sangat kecil itu yang
mewakili atau yang sering diterjemahkan sebagai satu 'y' atau 'i' dalam
bahasa Inggris. Itu suatu huruf yang terkecil dalam huruf-huruf Ibrani
dan ia hanyalah suatu sudut kecil. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan
dengan kata satu titik. Dalam bahasa Ibrani, anda tahu, apabila anda
pernah melihat sebuah sinagog atau rumah ibadat orang Yahudi, anda
akan dapat melihat bahwa kata-kata itu sangat artistik atau berseni.
Tanduk kecil diatasnya seringkali digunakan sebagai hiasan. Jadi Tuhan
Yesus sedang mengatakan, "Bukan sebuah tanduk yang kecil..."
membawa arti bahwa: "Tidak ada satu unsur yang sekecil apapun
462 | C A H A Y A I N J I L
dalam hukum Taurat akan ditiadakan sebelum langit dan bumi berlalu."
Demikianlah bagaimana Dia menekankan pentingnya hukum Taurat.
Dan Dia mengatakan hal yang sama lagi dalam Lukas (Lukas 16:17).
Jadi kita harus mengerti bahwa Tuhan Yesus tidak mengatakan secara
kiasan atau simbolis. Dia bermaksud tepat seperti yang Dia katakan,
bahwa hukum Taurat tetap tinggal. Luar biasa sekali, Paulus
mengatakan hal yang sama juga.
Apa yang Paulus katakan tentang hukum Taurat? Paulus mengatakan 3
hal tentang hukum Taurat. Dia mengatakan bahwa: Hukum Taurat itu
suci (Rom 7:12), hukum Taurat itu rohani (Rom 7:14), dan hukum
Taurat itu baik (Rom 7:16). Jadi, hukum Taurat itu suci; ia rohani dan
ia baik. Apakah anda akan menghapuskan apa yang suci dan rohani
dan baik? Paulus tidak akan pernah berpikir seperti itu. Apabila Paulus
mengatakan bahwa kita tidak lagi berada dibawah hukum Taurat, yang
dia maksudkan adalah dispensasi (pengaturan) hukum Taurat. Kita
tidak lagi berada dibawah Perjanjian Lama. Itulah yang disebut hukum
Taurat, atau dispensasi (pengaturan) hukum Taurat. Kita berada
dibawah kasih karunia; kita berada dibawah dispensasi (pengaturan)
kasih karunia, yaitu, Perjanjian Baru. Tetapi itu tidak berarti kita tidak
membutuhkan hukum Taurat; tidak berarti kita dapat
membuangkannya keluar jendela. Dan adalah mengherankan bahwa
lebih dari satu kali, Paulus berbicara tentang penggenapan hukum
Taurat. Anda akan melihat hal itu di Roma, bahwa berulang-ulang, dia
mengatakan bahwa kasih adalah kegenapan hukum Taurat.
Jadi mengapa dia harus berbicara tentang penggenapan hukum Taurat
kalau hukum Taurat itu sudah tidak berlaku? Anda tidak perlu cemas
dengan kegenapan hukum Taurat. Paulus berbicara tentang kasih
sebagai penggenapannya. Dia berkata, "Kamu harus mengasihi, karena
kasih itu adalah kegenapan dari hukum Taurat." Saya berpikir anda
akan berkata, "Tidak ada lagi hukum Taurat." Paulus tidak pernah
mengatakan demikian. Yang Paulus katakan adalah kita tidak
dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat. Dan hal ini
merupakan hal yang berbeda. Meskipun kita tidak dibenarkan dengan
melakukan hukum Taurat, bukan berarti kita tidak membutuhkan
hukum Taurat. Dan sebentar lagi kita ingin melihat apakah yang
dimaksud dengan hal ini. Tetapi saya ingin secara cepat sampai pada
topik utama dari pembicaraan kita pada hari ini.
463 | C A H A Y A I N J I L
Dimotivasi Oleh Kasih Allah, Tekun Menuju Kebesaran
Sebelum kita sampai disana, kita melihat ayat 19, yang berkata,
"Barangsiapa meniadakan hukum Taurat," yaitu, barangsiapa
melakukan hukum Taurat dengan tidak sungguh-sungguh, yang
berkata, "Saya mengasihi Tuhan dengan segenap hati saya dan sesama
saya seperti diri saya sendiri, tetapi saya akan kerjakan dengan cara
yang agak bermalas-malasan." Ya, anda mungkin mengasihi Tuhan
dengan murni dan dengan segenap hati anda, tetapi harus ada unsur
kerajinan didalamnya, unsur kesungguhan. Ayat 19 berkata, "Kamu
akan menduduki tempat yang paling rendah didalam Kerajaan Surga
jika kamu melakukan itu." Berarti ada tingkatan yang berbeda-beda di
dalam kerajaan Allah. Hal ini sangat penting untuk kita mengerti. Juga
sangat sedikit orang Kristen yang mengerti hal ini, dan kita akan
sampai pada hal ini sebentar nanti dengan lebih mendetil.
Jangan berpikir bahwa setiap orang dalam Kerajaan Allah akan sama
semua, bahwa setiap orang yang sudah diselamatkan adalah sama.
Dalam Kerajaan Allah, ada perbedaan pangkat yang sangat besar,
perbedaan dalam kebesaran dan kekecilan. Dan Paulus mengarahkan
tujuannya pada kebesaran, bukan yang kecil. Tahukah anda hal itu?
Sangat mengherankan betapa banyak orang Kristen hanya puas jika
diselamatkan, dengan perkiraan bahwa mereka akan menerima
keselamatan. Tahukah anda, jikalau anda bertujuan hanya untuk
melewati nilai lulusnya saja, mungkin anda tidak akan mencapai nilai
lulus itupun. Apabila anda bertujuan untuk mencapai 90%, anda
mungkin pas dapat mencapai nilai lulusnya. Tetapi banyak sekali orang
Kristen yang coba mencapai tingkat yang paling rendah. Mereka
berkata, "Saya akan diselamatkan, itu sudah cukup!" Pikirkan hal ini.
Didalam Kerajaan Allah ada perbedaan pangkat yang sangat besar,
dalam hal kebesaran. Dalam kerajaan Allah ada beberapa yang
besarnya melampaui; mereka akan bercahaya seperti bintang-bintang
untuk selama-lamanya, seperti Daniel katakan. Ada yang lain yang
akan menjadi sangat, sangat kecil. Mereka berkata, "Siapa peduli besar
atau kecil? Asal saya bisa berada disana."
Tahukah anda apa yang memotivasi orang-orang mencapai kebesaran
atau kekecilan dalam kerajaan Allah? Kasih mereka kepada Tuhanlah
yang membuat perbedaan. Anda pikir hal itu tidak membuat
perbedaan? Hal itu membuat perbedaan yang dahsyat. "Saya bertujuan
untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati saya. Saya bertujuan
464 | C A H A Y A I N J I L
untuk menjadi persis seperti yang Dia inginkan untuk menyenangkan
hati-Nya." Dengan kata lain, faktor motivasi itu sangat penting. Saya
bertanya-tanya apakah anda seorang Kristen yang memiliki motivasi.
Gereja hari ini tidak punya motivasi. Hal ini sangat mengherankan.
Anda tertarik dengan promosi dari perusahaan anda, bukan? Anda
tertarik dengan memperoleh hasil nilai yang bagus. Apakah anda akan
malu mengatakan, "Baiklah, saya cukup berbahagia hanya dapat lulus.
Saya sangat sederhana, anda tahu. Saya tidak mencari kehormatan
yang tertinggi. Saya puas mendapatkan hanya nilai lulus saja." Anda
berharap orang akan berkata, "Oh, orang ini sangat rendah hati."
Apakah anda berpikir demikian? Anda akan mendapat reaksi, "Orang
macam apakah orang ini?" Tentu saja, kalau anda mengikuti suatu
ujian, anda memilih untuk mendapatkan ranking yang pertama.
Baiklah, anda mungkin mengakhiri dengan mendapatkan ranking yang
kedua, tetapi tidak apa-apa, anda tetap mempunyai tujuan
menginginkan yang pertama. Tetapi apakah anda akan berkata bahwa
seseorang adalah sangat rendah hati kalau dia sudah puas dengan
dirinya sendiri dengan hanya memperoleh nilai lulus saja? Tidakkah
akan lebih rendah hati dengan mengatakan, "Baiklah, saya bahkan
tidak peduli saya lulus atau tidak!"? Sebenarnya, berbicara secara
logika, anda harus melanjutkan sampai akhir dan berkata, "Saya tidak
peduli apa saya lulus atau tidak. Saya siap untuk gagal! Saya seorang
yang sangat sederhana. Saya sedang mencari kegagalan kali ini,
karena kalau saya berkata saya sedang mencari ranking yang pertama,
saya terlalu sombong." Tetapi pikiran macam apakah ini? Kalau
penalaran seperti ini adalah benar, apa yang membuat anda berpikir itu
adalah suatu kesombongan kalau anda mempunyai tujuan untuk
memperoleh pangkat kehormatan didalam kerajaan Allah? Tentang hal
ini, apakah itu suatu kesombongan?
Paulus berkata dalam 1 Kor 9:24-27 (Pernahkah anda membaca kata-
kata itu?), "Banyak orang yang turut berlari dalam satu pertandingan" -
sangat cocok dengan pertandingan Olympiade yang sedang diadakan
sekarang - "tetapi hanya satu saja yang mendapatkan mahkota."
Kemudian ia melanjutkan, "Jadi berlarilah sehingga kamu dapat
memperolehnya." Seperti semua atlit ini, apakah rendah hati kalau
mengatakan, "Baiklah, saya puas menjadi yang terakhir." Biarkan
orang lain yang mendapatkan mahkota. Saya ini sangat rendah hati."?
Kerendahan hati macam apakah ini? Anda berlari sehingga anda
465 | C A H A Y A I N J I L
memperolehnya! Kita berlari untuk menyenangkan Yesus. Apabila
kebesaran datang bersamanya, itu baik. Kita akan terus berlari untuk
mencapai standar yang terbesar dan tertinggi mungkin. Saya berdoa
supaya Tuhan akan bekerja dalam gereja-gereja masa kini sehingga
kita akan memiliki orang-orang yang berkata, "Saya akan bertekun
untuk mencapai yang tertinggi." Kita berterima kasih kepada Tuhan
untuk orang-orang seperti Oswald Chambers yang menulis My Utmost
For His Highest (Pengabdianku Untuk Kemuliaan-Nya). Dia berlari
dengan tujuan untuk mencapai kemuliaan yang tertinggi, tidak mau
yang kurang daripada yang terbesar, yang terbaik.
John Sung - KebesaranNya Berdasarkan Tujuannya Mencapai
Yang Tertinggi
Pada suatu kali ada seseorang bertanya kepada John Sung, "Kamu
adalah seorang Ph.D (Profesor) dalam bidang kimia. Mengapa kamu
memberitakan Injil?"
Dia menjawab, "Izinkan saya menanyakan satu pertanyaan. Apa yang
kamu sedang kerjakan di universitas ini?" Dia sedang berkhotbah di
dalam sebuah universitas.
Yang satu ini menjawab, "Saya sedang mengerjakan sarjana saya
dalam bidang kimia."
John Sung bertanya, "Untuk apa kamu belajar kimia?"
"Nah," dia berkata, "Saya ingin mencari nafkah hidup, kamu tahulah."
"Apa yang akan kamu kerjakan setelah kamu lulus ujian, setelah kamu
mencapai gelarmu?"
"Baik, saya akan mencari suatu pekerjaan."
"Apa yang kamu lakukan setelah mendapatkan pekerjaan?"
"Baik, saya mengira saya akan menikah."
"Apa yang terjadi setelah kamu menikah?"
"Nah, mungkin saya akan mempunyai anak-anak."
"Apa yang terjadi setelah itu?"
466 | C A H A Y A I N J I L
"Setelah itu, saya mungkin pada suatu hari akan meninggal."
"Apa yang terjadi setelah itu?"
"Setelah itu, tidak ada apa-apa! Saya tidak tahu apa yang akan
terjadi."
John Sung berkata, "Sahabatku, kamu bertanya kepada saya mengapa
saya menyerahkan gelar kimia saya untuk memberitakan Injil. Ketika
saya melihat kamu, saya berpikir bahwa kamu itu adalah seorang yang
cukup pandai. Kamu belajar karena kamu memikirkan masa depan -
bagaimana mendapatkan gelar yang baik, pekerjaan yang baik,
keluarga yang baik, kehidupan yang baik - sampai semuanya itu
berakhir dikuburan. Dan setelah itu, kamu tidak pernah
memikirkannya? Jadi saya katakan kepadamu mengapa. Saya sedang
mengejar yang tertinggi. Saya memberitakan Injil karena saya sedang
membuat persiapan dimana kamu telah berhenti berpikir. Apabila
hidupmu sudah berakhir dikuburan, rencanamu selesai. Rencana saya
akan berlanjutan sampai masuk kekekalan. Saya tahu bagi diri saya,
saya tidak akan berakhir dengan cara yang sama seperti kamu."
"Saya juga belajar kimia," lanjut John Sung. "Saya juga memiliki
pemikiran-pemikiran yang besar ini, yaitu memperoleh beberapa
tempat yang bagus dalam dunia ini, sampai ketika saya berpikir
semuanya itu berakhir dalam lubang 6 kaki dibawah tanah. Saya
berpikir, "Bagaimana saya akan merencanakan sedikit lebih kedepan?"
Dan oleh karena itu, saya berkata pada diri saya sendiri, "Tidak! Saya
akan mengejar kehormatan, sejenis kehormatan yang tidak akan
berakhir dalam kuburan, yang berlangsung sampai selama-lamanya."
Jadi, seperti yang kamu lihat, perbedaan antara kamu dan saya adalah
kejauhan pandangan kita - seberapa jauh kita memandang."
Apakah Kita Mempunyai Tujuan Mencapai Kebesaran Itu?
Sangat mengherankan, bahwa sekarang ini dalam gereja, kita
menemukan orang-orang yang hanya mempunyai tujuan hidup sampai
di kuburan, yang tidak berpikir tentang kebesaran yang berlangsung
sampai ke hidup yang kekal? Anda hanya tertarik untuk memperoleh
sarjana kelas yang pertama. Baiklah, dalam gelar anda, bahkan
mungkin anda tidak mempunyai ambisi itu. Anda berkata,
"Bagaimanapun juga saya tidak akan pernah memperoleh kelas yang
467 | C A H A Y A I N J I L
pertama. Saya akan memuaskan diri saya dengan yang kedua." Dan
kemudian anda akan mencarikan pekerjaan untuk diri sendiri. Saya
melihat semua orang Cina sangat pandai dalam berpikir seperti ini:
"Saya mendapatkan pekerjaan yang baik, kemudian saya akan
mendapatkan masa depan yang baik. Saya mendapatkan masa depan
yang baik, kemudian saya mendapatkan satu keluarga yang baik. Saya
mendapatkan satu keluarga yang baik, kemudian ..." Dan kemudian?
Tepat sekali! Dan kemudian apa? Dalam kerajaan Allah, ada banyak
perbedaan besar dalam ranking - suatu perbedaan dalam kebesaran.
Pandangan anda sangat pendek - anda tidak dapat melihat jauh ke
depan - jikalau anda tidak dapat melihat jauh melebihi itu.
Saya ingin, oleh anugerah Allah, bertujuan mencapai yang terbesar.
Saya tidak berpikir kalau ada kesombongan didalamnya. Saya memiliki
ketetapan hati untuk itu. Saya berdoa, oleh anugerah Allah, bahwa
saya dapat memperoleh mahkota itu - seperti yang dikatakan Paulus -
mahkota yang tidak akan binasa. Dia berkata, "Kamu semua berlari-lari
untuk memperoleh mahkota yang akan binasa." Gelar anda, apabila
anda memakainya pada hari itu, bagaimana perasaan anda? Ketika
anda masuk kedalam ruang utama dengan gelar itu dan dengan
memakai topi dan jubah akademi, wah! Anda merasa besar! Anda tahu,
ketika saya masuk kedalam, saya menyewa satu. Saya tidak
memilikinya sendiri. Saya tidak tahu berapa banyak orang sebelumnya
telah pernah memakai topi dan jubah itu dan saya tidak tahu berapa
banyak orang setelah itu yang akan memakai topi dan jubah yang
sama lagi. Tetapi, anda tahu, saya dapat melihatnya sekarang. Apabila
saya kembali dan pergi ke toko itu lagi dan berkata kepada mereka,
"Topi dan jubah yang mana yang telah saya sewa beberapa tahun yang
lalu?" ia mungkin sekarang sudah ada didalam tong sampah. Lenyap
dan hilang! "Anda mengejar mahkota yang dapat lenyap itu dan yang
akan binasa." Tetapi Paulus berkata, "Aku lari untuk memperoleh
mahkota yang tidak dapat lenyap dan binasa."
Jadi kebesaran didalam kerajaan Allah seluruhnya bergantung pada
apakah kita sudah atau belum menyenangkan hati Allah. Itu bukanlah
sesuatu yang diusahakan; itu adalah sesuatu yang diberikan kepada
kita, apakah kita telah menyenangkan hati Allah atau belum.
Standar Dari Orang-orang Farisi - Kebaktian Yang Total Pada
Hukum Allah
468 | C A H A Y A I N J I L
Tetapi kita harus mengejar ke poin kita yang terakhir, dimana Tuhan
Yesus berkata, "Aku katakan kepadamu, jikalau kebenaranmu tidak
melampaui orang-orang Farisi, kamu tidak akan pernah, tidak pernah
masuk kerajaan Allah." Standarnya disini adalah orang-orang Farisi.
Seperti loncatan tinggi, kalau anda tidak dapat melampauinya, anda
tidak akan dapat mencapai kemenangan. Anda tidak akan
mencapainya. Saya katakan kepada anda beberapa waktu lalu bahwa
banyak orang berpikir, "Oh, itu mudah. Orang-orang Farisi - mereka
adalah munafik. Saya tidak munafik." Tunggu dulu! Yakinkah bahwa
anda bukan orang munafik? Tahukah anda, orang-orang Farisi tidak
berpikir bahwa mereka munafik juga. Jangan berpikir bahwa orang-
orang Farisi adalah orang-orang yang dengan sengaja pergi berkeliling
sebagai orang munafik. Tragedi yang terbesar dalam kehidupan rohani
adalah menjadi seorang munafik tanpa menyadarinya. Jangan berpikir
bahwa orang-orang Farisi secara sadar mengetahui bahwa mereka
adalah orang-orang munafik. Tidak sama sekali! Hal itu akan menjadi
kesalahfahaman yang besar tentang orang-orang Farisi. Anda harus
mengetahui sesuatu tentang orang-orang Farisi.
Orang-orang Farisi adalah sekelompok orang - anda dapat
menyebutnya sebuah sekte, sebuah organisasi. Kata 'Farisi' itu berarti
orang yang dipisahkan - dipisahkan dari orang ramai. Dipisahkan
dengan cara bagaimana? Mereka dipisahkan oleh karena kebaktian
mereka yang utuh terhadap hukum Allah. Tujuan utama satu-satunya
dari orang Farisi, adalah melakukan hukum Allah sampai hal-hal yang
paling kecil. Mereka menyerahkan seluruh hidup mereka untuk
mentaati hukum Allah. Orang-orang Farisi bangkit ketika hukum Taurat
ditentang, ketika orang-orang mau membuang hukum Taurat, ketika
kebudayaan orang-orang Yunani sedang menyerbu Palestina,
menyerbu Israel. Orang-orang Farisi bangkit untuk mempertahankan
hukum itu, seperti orang-orang Maccabees pernah melakukannya
sebelumnya. Orang-orang Farisi adalah orang-orang yang memiliki
kesalehan dan penyerahan yang sangat besar. Kita harus sekali dan
selamanya menghapuskan pengertian bahwa orang-orang Farisi adalah
sekelompok orang-orang munafik yang bodoh, yang tidak layak untuk
disebutpun. Orang-orang Farisi sangat dihormati, mereka sekelompok
orang yang dihormati setinggi-tingginya, yaitu dihormati oleh semua
orang Israel karena standar kebenaran mereka yang sangat tinggi.
469 | C A H A Y A I N J I L
Izinkan saya mengatakan kepada anda, orang-orang Farisi seringkali
mempertaruhkan hidup mereka untuk mempertahankan hukum Taurat.
Mereka sama sekali tidak takut dalam mempertahankan hukum Taurat.
Mereka melakukan hukum dari dasar sampai ke yang terkecil. Mereka
berpuasa, walaupun tidak dituntut oleh hukum Taurat, tetapi mereka
melampauinya. Dalam penyerahan mereka kepada Tuhan, mereka
berpuasa dua kali seminggu. Siapa diantara anda yang berpuasa sekali
seminggu? Sekali dalam sebulan? Sekali dalam setahun? Adakah
diantara anda yang berani mengangkat tangan dan berkata bahwa
anda berpuasa sekali dalam sebulan? Orang-orang Farisi berpuasa dua
kali seminggu. Anda berkata, "Ya, itu hanyalah perbuatannya!" Tunggu
dulu! Apa salahnya dengan perbuatan - perbuatan hasil dari
penyerahan? Paulus berkata, "Kamu telah diciptakan untuk pekerjaan
baik" (Efesus 2:10). Tuhan telah menyelamatkan kita dan
mentahbiskan kita untuk pekerjaan baik. Apa yang begitu memalukan
tentang pekerjaan baik? Orang-orang Farisi berpuasa dua kali
seminggu, pada setiap Senin dan setiap Kamis. Mereka berpuasa sehari
penuh.
Mereka memberikan persepuluhan dari segala sesuatu, yaitu,
sepersepuluh dari segala sesuatu yang mereka miliki. Apakah anda
memberi sepersepuluh dari segala sesuatu yang anda punyai? Apakah
anda sungguh-sungguh? Apakah anda menahan tabungan anda untuk
diperiksa? Apakah anda mau menunjukkan tabungan anda untuk
pemeriksaan? Sepersepuluh dari segala sesuatu, sungguh-sungguh
mereka berikan, dan seringkali mereka memberi lebih. Dan hal itu
belum berlalu, bukan? Jumlah minimum bagi orang Kristen adalah
benar-benar sepersepuluh. Kalau kita memberikan sepersepuluh, kita
mengembalikan apa yang menjadi milikNya. Itu yang dituntut oleh
hukum Taurat. Orang-orang Farisi memberi sepersepuluh dan sekali
lagi mereka melampaui hukum Taurat. Mereka bahkan memberikan
sepersepuluh dari apa yang tidak dituntut oleh hukum Taurat. Saya
katakan bahwa berpuasa tidak dituntut oleh hukum Taurat, kecuali
pada satu hari dalam setahun - Hari Raya Pendamaian. Tetapi orang
Farisi berpuasa dua kali seminggu, dengan sukarela. Orang-orang Farisi
memberikan sepersepuluh dari segala sesuatu yang mereka miliki dan
bahkan dari apa yang tidak dituntut oleh hukum Taurat. Kita akan
melihat bahwa dalam kata-kata Yesus di Matius 23:23, pasal yang
sangat penting dimana Dia mempersalahkan mereka karena
470 | C A H A Y A I N J I L
kemunafikan mereka, tetapi sebentar lagi kita akan melihat apa yang
dimaksudkan.
Dalam Matius 23:23 Tuhan Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-
ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar,
tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu:
keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan." - Lihatlah - "inilah yang
harus kamu lakukan, tanpa mengabaikan yang lain." "... harus kamu"
berarti, "Ya, kamu benar dalam memberikan persepuluhan. Kamu
benar dalam berpuasa. Kamu sepatutnya melakukan hal ini. Tetapi
tidak seharusnya kamu mengabaikan yang lain." Perhatikan bahwa
Tuhan Yesus tidak berkata bahwa tidak perlu melakukan semua itu,
tidak berkata bahwa mereka seharusnya hanya memperhatikan
keadilan dan belas kasihan dan kasih kepada Tuhan. Tidak demikian!
Dia berkata, "Kamu sudah benar dalam melakukan hal-hal ini", tetapi
itu tidak cukup.
Pemikiran Orang Kristen Tentang Orang Farisi Benar-benar
Suatu Karikatur (Gambar yang lucu)
Sekarang saya ingin anda mengerti, supaya pemikiran anda
dibersihkan dari konsep yang lama tentang orang-orang Farisi sebagai
sekelompok orang-orang munafik yang dangkal. Mereka sama sekali
bukan seperti itu. Kenyataannya, banyak sarjana yang telah
memprotes dengan tepat bahwa pemikiran orang Kristen tentang
orang-orang Farisi ini adalah benar-benar suatu karikatur. Apabila saya
menceritakan kepada anda beberapa orang yang adalah orang Farisi,
anda akan heran.
Apakah anda mengetahui siapa adalah orang Farisi? Paulus sendiri
adalah orang Farisi. Apakah anda akan menuduh dia sebagai orang
yang munafik? Paulus tiga kali mengatakan tentang dirinya sendiri
sebagai orang Farisi, dan dia menyatakannya dengan penuh
kebanggaan. Pada kenyataannya, dalam Kisah Para Rasul 23, dia tidak
berkata, "Aku dulu seorang Farisi", tetapi ketika dia mempertahankan
dirinya didepan dewan dia berkata, "Aku seorang Farisi". Setelah
menyelidiki katakerjanya dalam kata asli, saya yakin bahwa pernyataan
itu benar-benar dari katakerja masa kini. Jadi Paulus berkata, sebagai
contoh, dalam Kisah 23:6, "Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang
Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini,
471 | C A H A Y A I N J I L
karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati." Dia berkata,
"Aku seorang Farisi." Jadi sebelum anda mulai mudah menuduh dan
berkata, "Oh! Kebenaran orang Farisi itu mudah dicapai", saya
menantang anda untuk mencapai kebenaran Paulus bahkan
kebenarannya sebelum dia bertobat. Dalam Filipi 3:5, dia
mengatakannya lagi, "Aku orang Farisi." Kemudian dia mengatakan
dalam ayat 6, "tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat, aku
tidak bercacat."
Tahukah anda siapa lagi adalah orang Farisi? Dia adalah Nikodemus.
Nikodemus adalah orang Farisi. Dan dia adalah seorang yang
membawa ratusan pon mur dan gaharu ke kuburan. Dia tidak takut
berdiri dan dihitung bersama-sama murid-murid didepan Pilatus. Anda
berkata bahwa orang-orang seperti ini adalah semuanya munafik?
Tahukah anda siapa lagi yang lain yang adalah seorang Farisi? Dia
adalah seorang Farisi yang bernama Gamaliel dalam Kisah 5 yang
membela rasul-rasul ketika mereka disidang di depan Sanhedrin. Mari
kita buang pikiran yang keliru seperti itu yang mengatakan bahwa
semua orang Farisi adalah sekelompok orang munafik yang bebal.
Mereka adalah orang-orang yang sangat dihormati diantara orang
Israel karena standar kesalehan mereka kepada Tuhan yang sangat
tinggi. Mereka membayar harga yang tinggi untuk menjalani kehidupan
yang benar. Dan mereka tidak takut untuk mati bagi hukum Taurat,
meskipun itu kadang-kadang tidak dituntun dengan cara yang benar.
Sebagai contoh, dibawah pemerintahan Romawi, jumlah orang-orang
Farisi yang mati oleh pedang orang Romawi karena membela hukum
Israel, sangat mengesankan. Jadi, sebelum anda mulai berkata, "Oh,
orang Farisi - mudah sekali memenuhi standarnya!" Tidak demikian
sama sekali! Kemudian anda berkata, jika standar itu begitu tinggi
untuk dicapai, mengapa Tuhan Yesus menyebut mereka orang-orang
munafik?" Tepat sekali! Mengapa Dia menyebut mereka munafik?
Karena sama seperti kebanyakan orang-orang beragama, mereka
mengutamakan perbuatan-perbuatan yang kelihatan dari luar.
Apa Yang Yesus Maksudkan Dengan Munafik
Apakah artinya kemunafikan? Kalau anda mengerti apa yang Yesus
maksudkan dengan kemunafikan, anda tidak akan begitu cepat
menganggap bahwa anda bebas dari kemunafikan. Yesus tidak berkata
bahwa mereka tidak saleh. Yesus tidak berkata bahwa mereka tidak
sungguh-sungguh. Yesus tidak berkata bahwa mereka tidak benar. Apa
472 | C A H A Y A I N J I L
yang Dia katakan? Dia berkata bahwa mereka itu bermuka dua. Apa
artinya bermuka dua? Artinya mengutamakan penampilan luar dan
mengabaikan bagian dalamnya, melalaikan apa yang berhubungan
dengan hati. Dengan kata lain, kita dapat terlalu disibukkan dengan
melakukan banyak hal sehingga kita melupakan apa yang kita
seharusnya menjadi. Sekarang anda tahu, hal ini sangat berlaku juga
untuk orang-orang Kristen.
Ada banyak kemunafikan didalam gereja - munafik dalam segala
aspek. Anda berkata bahwa anda mengasihi Tuhan - saya akan
menantang anda dalam semua aspek. Anda berkata anda mengasihi
Tuhan, bahwa Yesus telah mati bagi anda dan anda mengasihiNya?
Munafik! Mari kita melihat bukti dari kasih anda kepadaNya.
"Tunjukkan kepada saya bukti dari kasih anda. Tunjukkanlah dan
biarkan kita melihatnya." Itulah yang dikatakan Yakobus. "Kamu
berkata kamu punya iman? Tunjukkanlah dan biarkan aku melihatnya.
Dimanakah imanmu?" Gereja penuh dengan orang-orang munafik.
Orang-orang munafik! Anda mengasihi Tuhan dengan segenap hati
anda dan jiwa dan kekuatan, tetapi masalah kecil datang pada anda
dan anda menyalahkan Tuhan karena masalah itu. Anda mengasihi
Tuhan, benarkah? "Yesus mati bagi kita supaya kita harus hidup
bagiNya." [2 Korintus 5:15]. Kapan anda sudah hidup bagi Dia,
saudara-saudara? Kapan anda sudah hidup untuk Dia sepanjang
minggu ini? Jangan hanya bicara tentang teori! Sepanjang minggu ini -
Senin, apa yang sudah anda lakukan untukNya? Selasa? Rabu? Kamis?
Jumat? Sabtu? Sebutkan. Tunjukkanlah dengan fakta-fakta yang nyata
dan berhenti menipu diri anda sendiri.
Sekiranya Yesus ada disini, saya menantang anda untuk memandang
wajahNya. Jika Dia bertanya, "Apakah kamu mengasihi Aku?" Manakah
bukti dari kasih itu? Apakah anda akan berkata anda bukan orang
munafik? Kamu mengasihi Aku? Berapa jumlah yang sudah anda
persembahkan kepada Tuhan?" Dan anda berkata, "Tetapi saya punya
banyak pengeluaran!" Benarkah? Kita semua punya pengeluaran. Dan
karena itu kita tidak perlu berikan apa-apa, karena kita semua punya
pengeluaran. Siapa diantara kita yang kaya? Kita memberi karena
kasih kita kepada Tuhan, bukan karena kita memiliki uang. Dan anda
berkata anda mengasihi Tuhan? Kapan terakhir anda berpuasa pada
waktu anda berdoa - kapan anda berdoa untuk Cina, atau berdoa untuk
Kanada, atau berdoa untuk gereja atau berdoa untuk hamba-hamba
473 | C A H A Y A I N J I L
Tuhan? Ketika anda dalam kesungguhan anda, apakah anda berdoa
sehingga membuat anda ingin berpuasa? Oh tidak, ketika anda
ditengah-tengah berdoa, tiba-tiba anda berkata, "Perut saya sedang
bersungut-sungut. Maafkan saya, Tuhan, tunggu ya sampai saya
selesai makan siang dan saya akan menemuiMu lagi setelah itu."
Kemudian, tentu saja, anda menjadi sangat sibuk - teman anda datang
mengunjungi, anda harus melakukan ini dan itu, dan setelah malam,
anda berkata, "Maaf, Tuhan, saya sedikit sibuk hari ini!" Munafik! Dan
anda berkata bahwa kebenaran anda melampaui kebenaran orang-
orang Farisi?
Izinkan saya mengatakan kepada anda sesuatu yang lebih lagi: orang-
orang Farisi berdoa tiga kali dalam sehari. Berapa kali anda berdoa
setiap hari? Atau, anda tidak peduli apakah anda tidak berdoa sama
sekali, karena anda telah diselamatkan oleh anugerah? Orang-orang
Farisi berdoa pada pukul 9:00 pagi; mereka berdoa pukul 12:00 siang;
dan kemudian mereka berdoa pukul 3:00 sore. Seperti apakah
kehidupan doa anda? Lebih baikkah daripada orang-orang Farisi? 5
menit di pagi hari? 2 menit? 2 menit dimalam hari? Munafik! Dan anda
berkata anda mengasihi Tuhan didalam hati anda? Anda berkata,
"Orang-orang Farisi hanya melakukannya sebagai penampilan luar,
kamu tahu. Saya mengasihi Tuhan dalam hati saya, jadi saya tidak
perlu berdoa sama sekali karena penampilan luar itu tidak penting."
Logika yang sempurna yang cocok dengan seorang munafik! Dan anda
berkata, "Saya begitu mengasihi Tuhan, dan kamu tahu, persepuluhan
dan persembahan-persembahan, semuanya ini adalah hukum Taurat.
Saya sangat mengasihi Tuhan sehingga saya tidak perlu memberi-Nya
satu senpun." Alasan yang sempurna bagi seorang munafik! Dan kita
berkata, "Kita bukan orang-orang munafik. Kita adalah orang-orang
benar! Kebenaran kita telah melampaui kebenaran orang-orang Farisi.
Kita bukan orang munafik." Gereja penuh dengan orang-orang
munafik. Itu sudah cukup untuk membuat anda menangis melihat
kemunafikan yang berlangsung terus.
Anda berkata anda mengasihi Tuhan dan anda ingin melayani Dia.
Tetapi semua yang anda pikirkan adalah ujian anda, masa depan anda
- bagaimana anda dapat lulus ujian, bagaimana anda mendapatkan
pekerjaan yang baik. Pekerjaan Tuhan tidak terlintas dalam pikiran
anda, kecuali pada waktu istirahat atau waktu luang anda. Semua sisa-
sisa anda adalah untuk Tuhan. Apabila anda mempunyai 5 menit luang,
474 | C A H A Y A I N J I L
mungkin Tuhan dapat memperolehnya, kalau tidak TV yang
mendapatkannya. Dan kebenaran anda melampaui orang-orang Farisi?
Jangan merasa begitu puas sendiri! Satu hal yang menjengkelkan
Tuhan adalah kepuasan dengan diri sendiri, dan tepat seperti itulah
yang dilakukan orang Farisi! Kemunafikan mereka terletak dalam
kebenaran mereka sendiri, kepuasan dengan diri mereka sendiri -
"Saya bersyukur kepada Tuhan saya tidak seperti orang ini!" Perbuatan
seperti ini sangat umum didalam gereja-gereja.
Saya bersyukur kepada Tuhan saya tidak seperti orang yang bukan
Kristen itu. Saya bersyukur kepada Tuhan bahwa saya termasuk orang-
orang pilihan Allah." Hal itu tepat seperti yang orang-orang Farisi
pikirkan. Dan anda berpikir persis seperti cara mereka berpikir: "Saya
bersyukur kepada Tuhan saya tidak seperti orang kotor itu yang
merokok batang-batang yang kotor itu. Saya bersyukur kepada Tuhan
bahwa saya tidak menjamah setetes anggurpun. Anggur tidak
menjamah bibir saya. Saya sangat benar sendiri."
Satu kali saya pergi ke bar, dan seseorang melihat saya disana. Dia
kaget dan berkata, "Ada apa kamu berada di pub ini?" Saya tidak tahu
apakah anda tahu apa itu pub. Di sini mereka menyebutnya bar atau
brasserie. Di Inggris, kita menyebutnya pub - sebuah tempat umum.
Dia bertanya, "Apakah yang sedang kamu lakukan di bar ini?" Apa
salahnya berada di pub? Pemilik-pemilik pub dan orang-orang berdosa,
pemungut-pemungut cukai - Yesus berkumpul bersama mereka! Dan
kamu masuk ke sebuah pub. Jikalau kamu minum satu sesapan anggur
(yang secara kebetulan saya tidak meminumnya - saya hanya minum
minuman ringan didalam pub itu), kamu sudah habis, temanku. Kamu
sedang menuju ke neraka. Kamu sudah tewas!
Oh, anda membaca surat kabar Minggu? Temanku, anda akan turun
lebih bawah lagi masuk ke neraka! Anda memakai rok mini? Anda
habis! Anda memakai lipstick? Di beberapa negara, orang-orang Kristen
disana akan berkata bahwa kalau anda minum kopi atau teh, anda juga
pantas untuk ke neraka. Hal-hal semacam itu tidak boleh diminum oleh
orang-orang Kristen. Dan anda tidak punya hukum-hukumnya?
Tidakkah anda mengikuti penampilan luar? Di beberapa tempat
tertentu, orang-orang Kristen tidak boleh memakai baju-baju yang
bagus, mengkilap, pakaian yang bagus, dasi-dasi yang fantastik. Tidak,
tidak! Anda harus memakai pakaian yang berwarna hitam. Itulah
475 | C A H A Y A I N J I L
sebabnya apabila anda pergi ke Jerman, anda akan menemui pakaian
standar untuk orang-orang Kristen yang sempurna adalah memakai rok
hitam, jaket hitam, hem putih, dasi hitam. Itulah seragam bagi seorang
Kristen yang baik. Kalau anda memakai yang lainnya, anda pantas
masuk ke neraka.
Kita Tidak Boleh Mengabaikan Keadilan, Belas Kasihan dan
Iman!
Sekarang, anda lihat bahwa kita juga sangat munafik. Kita sangat
munafik. "Selidikilah aku ya Tuhan, dan ujilah hatiku dan ketahuilah
pikiran-pikiranku, karena apa yang terlibat adalah hidup yang kekal."
Yesus berkata, "Kecuali kebenaranmu melampaui ..." Melampaui apa?
"Melampaui kemunafikan orang-orang Farisi" yaitu, kecuali kekristenan
anda dan iman anda didalam Tuhan tidak sedangkal mereka!
Dia berkata, "Apa yang kamu abaikan? Kamu mengabaikan keadilan" -
Dia berkata kepada orang-orang Farisi dalam Matius 22 - "Kamu
mengabaikan belas kasihan, kamu mengabaikan iman - kasih kepada
Allah". Apakah anda mengabaikan hal-hal ini? Jika anda berkata, "Saya
tidak mengabaikan belas kasihan. Saya tidak mengabaikan sedikitpun
dari hal-hal ini", lihatlah pada hubungan diantara orang-orang Kristen
didalam gereja. Berapa banyak gereja yang berpecah-pecah? Berapa
banyak saudara-saudara laki-laki dan saudara-saudara perempuan
saling memandang satu dengan yang lainnya dan tidak lagi berbicara?
Munafik! Anda tidak mengabaikan belas kasihan? Apakah anda
mengasihi sesamamu seperti diri anda sendiri?
Baiklah saudara-saudara, saya memohon ketulusan anda, biar Tuhan
menyelidiki hati kita dan menyelamatkan kita dari kekristenan yang
dangkal yang mana orang-orang Farisi sudah bersalah. Agama yang
dangkal! Agama penampilan luar saja! Dimana kalau menjadi seorang
Kristen yang baik adalah tidak minum minuman keras, tidak membaca
surat kabar Minggu, tidak melakukan hal ini, tidak melakukan hal itu,
tidak pergi ke pesta dansa, tidak menonton bioskop. Dan apakah yang
seharusnya seorang Kristen lakukan? Saya mempunyai seorang teman
yang menjadi Kristen dan dahulunya seorang playboy. Dia sangat
cakep; dia membuat semua wanita tergila-gila. Kemudian dia menjadi
seorang Kristen. Dia berhenti pergi ke pesta dansa; dia berhenti
merokok; dia berhenti minum-minum. Suatu hari kami sedang makan
bersama-sama dan salah seorang temannya datang, membuka sebotol
476 | C A H A Y A I N J I L
anggur dan berkata, "Ayolah, minum satu gelas." Dia berkata, "Tidak,
terima kasih!" Dia berkata, "Oh kasihan! Maksud kamu menjadi orang
Kristen itu berarti tidak merokok, tidak minum-minum, tidak berdansa?
Apa yang kamu bisa lakukan?" Pertanyaan yang baik! Pertanyaan yang
baik! Apa yang dilakukan orang Kristen? Anda tahu apa yang tidak dia
lakukan. Mungkin anda ingin tahu apa yang dia lakukan. Apa yang akan
anda katakan sebagai jawaban dari pertanyaan itu? Ya, sangat sering
kita puas menjadi orang Kristen yang tidak melakukan apa-apa. Kita
tidak melakukan apa-apa dan inilah yang menjadi masalah. Menjadi
seorang Kristen adalah melakukan sesuatu! Yaitu menjadi benar
melampaui standar itu.
Sudah waktunya bagi kita untuk mengakhirinya. Tetapi kita harus
mengerti bahwa kita harus mencapai standar kebenaran seperti yang
Yesus inginkan. Kita harus pergi kedalam dunia ini - seperti yang sudah
kita lihat sebelumnya - sebagai terang dunia, sebagai garam dunia.
Tetapi orang-orang Kristen masa kini sangat jarang yang dapat disebut
sebagai salah satunya. Kita harus mencapai standar yang Yesus sudah
tentukan untuk kita - "Aku mengutus kamu keluar sebagai terang
didalam dunia ini, sebagai garam bagi bumi ini" - berbeda dengan
kebanyakan orang. Dengan apa? Dengan terangmu! Apa itu terang?
Kebenaran! Apa itu kebenaran? Yesus mengatakannya Sendiri -
kebenaran adalah pekerjaan baik yang dihasilkan oleh kuasa Allah. Kita
tidak memiliki alasan untuk gagal. Izinkan Tuhan menyelidiki hati kita
dan pergilah dan hiduplah sesuai dengan panggilan-Nya.
Tetapi pokok terakhir dan pokok itu adalah ini: Bagaimana saya dapat
mencapai standar seperti ini? Bagaimana saya dapat menghidupi
panggilan yang mulia ini? Bagaimana saya dapat menjadi terang bagi
dunia ini? "Saya tidak dapat mencapainya, Tuhan." Anda lebih
cenderung menyerah dalam keputusasaan dan berkata, "Tuhan, saya
tidak dapat mencapainya." Sebelum saya selesai, izinkan saya
menceritakan kepada anda tentang pengalaman saya.
Bagaimana Saya Belajar "Melampaui Kebenaran Orang-orang
Farisi"
Saya sudah menjadi seorang Kristen selama tiga tahun atau lebih, dan
ketika saya keluar dari Cina, saya mengalami penderitaan dalam
banyak hal; saya belajar banyak hal. Tetapi saya merasa bahwa
standar dari hidup kekristenan saya masih sangat rendah. Saya merasa
477 | C A H A Y A I N J I L
seringkali saya mengecewakan Tuhan dalam tingkah laku saya dan
pikiran saya. Tahukah anda apa yang kebanyakan orang Kristen
lakukan? Mereka kembali kepada Tuhan dan berkata, "Tuhan,
ampunilah dosa saya. Sucikan saya dengan darahMu yang sangat
berharga dan tolonglah saya supaya tidak melakukannya lagi." Dan
hari berikutnya mereka lakukan lagi. Malam berikutnya mereka
berkata, "Tuhan, ampunilah saya" dan mereka mulai melakukan
semuanya itu lagi.
Saya sangat frustrasi dengan melakukan hal-hal seperti ini. Satu hari,
saya ingat pada waktu itu saya ada di Hongkong, dan saya baru pulang
dari gereja, tidak ingat satu katapun mengenai apa yang telah
dikhotbahkan dalam gereja. Saya sedang dalam perjalanan dan saya
merasakan depresi yang tidak terucapkan, dan saya berkata, "Tuhan,
kehidupan kekristenan saya sangat buruk." Saya kira orang lain
berpikir bahwa saya adalah seorang Kristen yang luar biasa, tetapi saya
mengetahui tentang diri saya sendiri. Saya meminta kepada Tuhan
untuk menyelidiki hati saya dan kemudian apa yang Dia tunjukkan
kepada saya adalah saya sudah mengecewakan Dia dalam segala hal.
Meskipun orang lain berpikir bahwa saya adalah seorang Kristen yang
hebat, saya yang lebih tahu diri saya sendiri. Saya tahu saya tidak
demikian. Dan saya sudah bosan dengan kemunafikan ini. Itu tidak
berarti saya sengaja ingin menjadi munafik, tetapi sebenarnya saya
tidak dapat mencapai standar yang Yesus inginkan dari saya.
Saya ingat hari itu saya baru pulang ke asrama dimana saya tinggal di
Hongkong di Jalan Granville. Saya berlutut dihadapan Tuhan, dan
berkata, "Tuhan, tidak ada gunanya lagi! Saya tidak dapat menjalani
kehidupan Kristen. Saya menyerah. Saya tidak bermaksud untuk
memalukan nama-Mu lagi. Saya mengasihiMu, Tuhan, dan saya tidak
ingin untuk mengaibkan namaMu. Mulai saat ini, saya tidak ingin
menyebut diri saya sebagai seorang Kristen lagi. Saya tidak ingin
mengecewakan orang-orang lain yang berpikir bahwa saya adalah
seorang Kristen yang begitu baik. Saya hanya berdoa supaya Engkau
mau mengampuni saya. Saya akan selalu mengasihiMu, tetapi saya
tidak ingin memanggil nama-Mu dengan sia-sia."
Dan tahukah anda, Tuhan berbicara kepada saya. Itu merupakan kali
pertama dari beberapa kali dimana Dia berbicara kepada saya. Dia
berbicara kepada orang-orang yang datang kepadaNya dengan
478 | C A H A Y A I N J I L
kesungguhan dan kejujuran. Dia berkata, "Aku tidak pernah meminta
kamu untuk menjalankan kehidupan Kristen dengan kekuatanmu
sendiri. Aku tidak pernah menyuruh kamu demikian." Saya berkata,
"Jadi kalau begitu bagaimana caranya saya dapat menghidupinya?" Dia
menjawab, "Dengan Roh yang sudah Aku berikan." Dia berkata, "Itulah
sebabnya Aku sudah memberikan kamu Roh KudusKu! Kamu sudah
mencoba menghidupinya dengan kekuatanmu sendiri. Itulah sebabnya
mengapa kamu gagal."
Hal itu merupakan persis dimana orang-orang Farisi gagal. Mereka
memiliki standar yang sangat tinggi dan mereka mencobanya dengan
seluruh kekuatan mereka untuk menghidupi sampai ke standar yang
tinggi itu, dan mereka gagal. Dan secara penampilan luar, mereka
berhasil. Secara penampilan luar saya juga berhasil. Semua orang
mengira saya adalah seorang Kristen yang baik - saya salah satu dari
pemimpin-pemimpin kaum muda di gereja dimana saya bergabung di
Shanghai, dan di Hongkong, oleh karena itu, saya sudah terkenal
melalui berita-berita yang telah sampai sebelum saya ke sana. Tetapi
saya tahu siapa diri saya yang sebenarnya. Saya mengetahui bahwa
didalam hati saya terdapat banyak kemunafikan. Tuhan berkata, "Aku
tidak pernah menyuruh kamu untuk hidup dengan kekuatanmu sendiri.
Hiduplah oleh Roh-Ku!" Saya berkata, "Bagaimana? Bagaimana saya
hidup oleh kuasa Roh Kudus-Mu?" Dia berkata, "Berhenti bergumul dan
izinkan Roh Kudus yang mengambil-alih. Serahkan dirimu kepada
penguasaan Roh Kudus. Seperti sebuah mobil, serahkan kemudinya
kepada Dia; Dia yang akan mengambil alih. Kamu telah bekerja keras
mencoba menghidupi kekristenanmu sehingga kamu tidak memberikan
Tuhan kesempatan untuk menunjukkan kuasa-Nya dalam hidupmu.
Kamu telah melakukan semua perjuangan dan pergumulan dengan
kekuatan sendiri. Dimana Tuhan dapat masuk? Jadi, sekarang
berhentilah dan biarkan Tuhan yang mengambil alih hidupmu."
Anda tahu, itu merupakan pengalaman yang baru dalam hidup saya.
Saya berlutut dihadapan Tuhan lagi, dan saya berkata, "Tuhan, inilah
seluruh hidupku. Ambil alihlah seluruhnya. Engkau mengambil alih dan
tuntunlah hidupku seperti yang Engkau inginkan. Engkau yang
melanjutkan dan aku hanya mengerjakan apa saja yang Engkau
inginkan aku lakukan. Engkau tunjukkan aku apa yang harus aku
pikirkan, apa yang harus aku rasakan, apa yang harus aku lakukan,
apa yang harus aku katakan. Aku tidak seharusnya pergi kesana dan
479 | C A H A Y A I N J I L
berkata, "Apa kabarmu hari ini?" dan mencoba untuk menjadi
seseorang yang baik, memberi salam pada orang dan menjadi orang
Kristen yang sungguh-sungguh gembira dan ceria. Pada hakekatnya,
Dia berkata, "Hentikan hal-hal itu! Izinkan saja Tuhan hidup dalam
hidupmu! Hmm. Hentikan semua acting ini dan marilah kita jadi tulus!
Izinkan Tuhan menghidupkan kehidupan-Nya melalui aku dalam kuasa-
Nya!" Anda tahu, hal itu merupakan satu pengalaman yang sangat
radikal untuk saya. Saya heran mengapa tidak seorangpun yang
pernah mengatakan tentang hal itu kepada saya sebelumnya. Saya
sudah mencoba dengan sekuat tenaga saya untuk menjalankan
kehidupan Kristen. Saya tidak berhasil - dan Tuhan yang mengambil
alih.
Melampaui Kebenaran Orang Farisi - Dengan Roh Kudus!
Itulah sebabnya kita membutuhkan Roh Kudus. Bagaimana kita dapat
melampaui kebenaran orang Farisi? Hanya dengan dua cara: pertama,
tentu saja, kita harus menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan,
yaitu, ketika kita lahir kembali. Tetapi kita harus melampauinya juga -
daripada hanya suatu pengakuan tentang percaya dalam Yesus seperti
yang biasa terjadi - dan mengizinkan Yesus memenuhi hidup kita
dengan Roh Kudus-Nya. Penuhlah dengan Roh Kudus! Karena pelajaran
ini tidak dimengerti secara utuh , ada banyak sekali kebingungan
didalam gereja, sehingga sebagai akibatnya, orang-orang Pentakosta
berkata anda harus dipenuhi Roh Kudus dan berbicara dalam bahasa
roh. Anda tahu, ada orang-orang besarnya Allah telah dipenuhi tetapi
tidak pernah berbicara dalam bahasa roh. Pada kenyataannya, Tuhan
Yesus sendiri yang memiliki Roh yang tak terukur, tidak pernah
diberitakan bahwa Dia telah berbicara dalam bahasa-bahasa lain.
Tetapi adalah sangat penting dipenuhi dengan Roh itu. Anda tahu,
untuk saya, hal itu merupakan pengalaman yang mengubahkan - suatu
pengalaman Pentakosta, jika anda suka dengan istilah ini. Segalanya
kelihatan sangat mudah sekali sehingga ketika saya bangun dari
berlutut, saya telah menyerahkan penguasaan atas hidup saya kepada
Tuhan, saya menjadi seorang manusia yang baru. Hidup kekristenan
berhenti bergumul dan bertempur. Sejak saat itu, Tuhan yang
memimpin.
Saya tidak tahu apakah anda dapat mengikuti apa yang saya
maksudkan, tetapi apabila anda mengikuti langkah-langkah itu, anda
akan masuk kedalam fase hidup kekristenan yang baru. Setiap orang
480 | C A H A Y A I N J I L
Kristen harus dipenuhi dengan Roh Kudus; kalau tidak dia tidak akan
pernah berhasil. Dipenuhi dengan Roh Kudus adalah hidup kekristenan
yang normal. Bukan sesuatu yang baru, atau pengalaman yang tidak
umum. Seharusnya hal itu merupakan sesuatu yang normal dalam
hidup kekristenan dan kemudian Tuhan yang ambil alih hidup anda.
Banyak orang Kristen tidak pernah mengambil langkah itu, dengan
akibat bahwa mereka hidup dalam kekristenan mereka dalam sistem
meminta-minta. Jika anda hidup tanpa penguasaan Tuhan, izinkan saya
mengatakan ini, anda tidak pernah dapat terhindar dari kemunafikan.
Akibatnya anda akan selalu menjadi seperti orang Farisi. Itulah
sebabnya banyak kemunafikan dalam gereja oleh karena hanya ada
sedikit sekali orang Kristen yang penuh dengan Roh Kudus. "Ujilah aku,
Tuhan. Cobalah hatiku!" Jadi hal apa yang pertama harus dilakukan?
Yaitu minta: "Tuhan, kuasailah seluruh hidupku. Aku telah bergumul;
Aku telah bertempur; Aku tak mampu!" Siapakah yang menyuruh anda
untuk bertempur dan bergumul? Kuasa-Nya ada. Dia mengambil alih
dan hal-hal yang ajaib terjadi. Anda menjadi saluran dari kuasa-Nya,
begitu limpah sehingga Tuhan mulai melakukan sesuatu melalui anda,
dan kemana Dia akan membawa anda dari situ, adalah tidak terbatas.
Anda akan menemukan satu hari, anda menumpangkan tangan atas
orang sakit dan orang itu sembuh, seperti yang telah saya temui
berulang-ulang kali. Anda akan menemukan bahwa ketika anda berdoa
untuk seseorang dan orang itu berubah. Anda berkata, "Sungguh
mengherankan! Apa yang sedang terjadi?" Anda menemukan bahwa
kehidupan doa tidak lagi merupakan suatu pergumulan untuk berpikir
apa yang harus didoakan. Anda hanya santai dihadapan Tuhan dan
biarkan Dia menguasai sepenuhnya dan Dia memimpin anda untuk
mendoakan apa yang harus didoakan. Pernahkah anda mengalami
waktu doa yang sangat menyenangkan dimana anda hanya tenang
dihadapan Allah dan Dia berkata, "Aku ingin kamu berdoa untuk orang
ini", dan anda mendoakan orang itu. Anda bertanya, "Jadi aku harus
berdoa apa buat dia?" Dia memberitahu anda untuk mendoakan apa
dan anda berdoa buat orang itu. "Kemudian siapa lagi, Tuhan?" Tuhan
akan memimpin anda kepada orang yang lain. Anda mendoakan orang
itu atau anda hanya meluangkan waktu untuk menyembah dan memuji
Tuhan. Tahukah anda apa yang dimaksudkan dengan dipenuhi dengan
Roh? Jika tidak, inilah waktunya anda menemukannya, karena tanpa
481 | C A H A Y A I N J I L
dipenuhi dengan Roh, anda tidak pernah akan melampaui kebenaran
dari orang Farisi.
Menerima Roh Kudus - Dan Jadilah Diri Anda Sendiri Dalam
Kesempurnaannya!
Tetapi banyak orang Kristen yang takut untuk menerima Roh Kudus
dengan satu alasan: mereka takut bahwa mereka akan kehilangan
sifat-sifat mereka, kepribadian mereka, bahwa mereka akan menjadi
boneka, tontonan-tontonan, otomat-otomat, yang dijalankan oleh
Tuhan. Mereka berpikir, "Kita berhenti menjadi diri kita sendiri. Kita
berhenti untuk memiliki sifat-sifat kita." Jangan kuatir! Tidak ada
bahaya seperti itu yang akan terjadi. Apabila Roh Kudus menguasai
kehidupan anda, anda tidak berhenti menjadi seorang manusia; anda
tidak kehilangan diri anda sendiri. Tetapi akan menakjubkan anda,
anda akan menjadi lebih dari diri anda sendiri, menjadi anda sendiri
yang lebih asli! Tahukah anda apakah salah satu buah dari Roh?
Pernahkah anda memikirkannya? Penguasaan diri! Roh Kudus memberi
anda kuasa untuk menjalankan hidup anda dan mengontrol diri anda.
Dia tidak menyingkirkan kepribadian anda. Jangan pernah berpikir
demikian!
Ketika rasul Petrus menerima Roh Kudus, dia tidak kehilangan Petrus
yang sebelumnya. Tidak, dia adalah benar-benar Petrus dalam
kesempurnaannya. Jangan pernah berpikir bahwa Roh Kudus
menyingkirkan kepribadian anda dan memaksa anda menjadi semacam
robot. Tuhan tidak ingin melakukan hal itu. Dia menciptakan kita untuk
menjadi seperti yang Dia inginkan, dalam kepenuhan dan kemuliaan
yang seharusnya kita miliki didalam Kristus. Saya mengatakan hal ini
karena banyak orang Kristen yang takut dan kemudian berkata, "Oh,
tidak! Kalau Roh Kudus menguasai seluruh hidup saya, akan menjadi
apa saya?" Jangan kuatir! Anda akan menjadi seperti apa yang tidak
pernah anda menjadi sebelumnya, dalam kesempurnaan dan
keindahan. Anda tidak akan menjadi robot. Dengan buah Roh
penguasaan diri, Roh Kudus memberi anda kuasa untuk menjadi apa
yang seharusnya anda menjadi didalam seluruh keindahan Kristus,
tetapi Dia tidak menyingkirkan sifat-sifat anda. Anda tidak perlu kuatir
tentang hal itu!
Marilah kita sekarang memasuki kedalam keindahan, kedalam
kepenuhan hidup sesuai dengan panggilan-Nya. Kedalam kegembiraan,
482 | C A H A Y A I N J I L
saya juga harus katakan. Sungguh benar! Betapa kehidupan yang
sangat mengagumkan! Saya tidak mengerti mengapa orang-orang
Kristen ingin hidup didalam kesedihan, kekalahan, kemunafikan
padahal Tuhan sudah menyiapkan suatu kehidupan yang
mengagumkan didalam Roh.
Jangan Membunuh
Matius 5:21-26 - Oleh Pastor Eric Chang
Hari ini kita membaca dari Matius 5, dan kita melanjutkan untuk
melihat ke dalam ajaran Tuhan Yesus yang luar biasa ini. Dalam Matius
5:21-26, kita membaca:
"Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek
moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus
dihukum.' Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang
marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata
kepada saudaranya: Kafir! (atau, 'Raca!' dalam bahasa
Ibrani) harus dihadapkan kepada Mahkamah Agama dan siapa
yang berkata: Jahil! (atau, 'Bebal!') harus diserahkan ke dalam
neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau
mempersembahkan persembahan diatas mezbah dan engkau
teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap
engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan
pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk
mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai
dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di
tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau
kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada
pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari
sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas."
Siapa Yang Mengatakan Firman ini Kepada Kita?
Apa yang dikatakan Tuhan Yesus pada bagian ini kepada kita? Apa
yang dapat kita pelajari? Pertama, mari kita perhatikan fakta ini:
483 | C A H A Y A I N J I L
perhatikan terlebih dahulu kemuliaan Yesus dan siapa yang sedang
berbicara dengan kita. Dia berkata, "Telah dikatakan kepada nenek
moyangmu, 'Jangan membunuh'. Apa maksud dari "Jangan
membunuh"? Ini adalah perintah ke-enam dari Sepuluh Firman —
"Jangan membunuh." [Keluaran 20:13] Tuhan Yesus berkata, "Kamu
telah mendengar yang difirmankan", yaitu, "Allah berkata kepada
nenek moyang bangsa Israel melalui Musa". Dia memberikan kepada
mereka Sepuluh Firman, dan salah satu diantaranya adalah: "Jangan
membunuh". Tuhan Yesus berkata, "Tetapi Aku berkata kepadamu."
Apa yang sedang dilakukan oleh Tuhan Yesus? Disini kita melihat
Tuhan Yesus sebagai Pemberi Hukum Terbesar. Terjemahan dari:
"Tetapi Aku berkata kepadamu" sedikit kurang sesuai. Sulit untuk
menterjemahkan dengan cara yang lain, karena partikel dalam bahasa
Yunani itu dapat diterjemahkan sebagai 'namun'; kata 'namun' itu tidak
sekuat kata 'tetapi'. Kata 'tetapi' bisa menunjuk kepada satu
pernyataan yang bertentangan. Tuhan Yesus tidak mempertentangkan
Perjanjian Lama sama sekali. Dia tidak berkata ada yang salah dengan
pernyataan: "Jangan membunuh". Namun kata 'tetapi' yang digunakan
disini digunakan dalam pemahaman yang tidak berlawanan,
pemahaman yang tidak bertentangan, Dia berkata, "Aku ingin kamu
mengerti apa artinya ini." Dan maksudnya adalah sesuatu yang harus
dipahami pada level yang lebih tinggi daripada sekedar secara harfiah
tidak membunuh orang.
Jadi, mari kita perhatikan terlebih dahulu, bahwa Tuhan Yesus,
sebenarnya sedang menafsirkan Hukum Perjanjian Lama dengan jauh
lebih dalam dari pernyataan harfiahnya. Dan siapa yang berani
menerangkan firman Tuhan seperti ini? Siapa yang berani membuat
perintah baru, dan berkata tidak cukup hanya dengan tidak membunuh
manusia, karena apabila kamu marah dengan manusia, kamu telah
berbuat jahat sama jahatnya dengan membunuh. Kamu mungkin sekali
berakhir di neraka sama seperti orang yang membunuh. Api neraka
akan menantikan orang yang berkata kepada saudaranya, "Kamu tolol!
Kamu idiot! Kamu bodoh!" Kita akan melihat artinya sesaat lagi. Tetapi
terlebih dahulu mari kita perhatikan kemuliaan Tuhan Yesus sebagai
Pemberi Hukum Terbesar, Dia yang mampu berbicara dengan
wewenang dari Allah untuk suatu alasan yang sederhana yaitu Dia
adalah Allah. Dia adalah Allah yang menjelma didalam daging.
484 | C A H A Y A I N J I L
Melihat Kemuliaan Yesus sebagai Allah yang Menjelma di dalam
Daging
Begitu banyak musuh gereja saat ini yang sepertinya memiliki kapak
untuk diasah, yang selalu ingin mengatakan kepada kita bahwa Yesus
adalah seseorang yang bagaimanapun tidak memiliki sifat ilahi, bahwa
Dia adalah seseorang yang bagaimanapun bukanlah Allah. Jangan
pernah percaya itu! Karena orang yang berbicara seperti ini adalah
orang yang tidak pernah bertemu dengan Yesus. Setiap orang yang
sudah bertemu dengan Yesus tidak memerlukan penjelasan akademis
untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Allah. Jika anda telah bertemu
Yesus, anda tahu bahwa Dia adalah Allah dan malang bagi orang yang
tidak mengenal Dia, dan berakhir dalam percekcokan akademis seperti
itu. Tetapi seluruh Kitab Suci menunjukkan kepada kita—jika kita
punya mata untuk melihat—bahwa Yesus bukan lain adalah Allah yang
menjelma ke dalam daging dalam kemuliaan-Nya sebagai Tuhan.
"Telah dikatakan kepadamu oleh Allah, dan sekarang Aku katakan
kepadamu lagi". Pribadi yang sama yang memberikan perintah kepada
Musa adalah Pribadi yang memberitahukan kepada kita apa arti dari
perintah tersebut. Dan saya berdoa agar mata anda dapat dibukakan
untuk melihat kemuliaan Yesus. Tidak ada yang lebih tragis dari
seorang Kristen yang tidak dapat melihat kemuliaan Yesus. Kemuliaan
Yesus adalah sesuatu yang luar biasa besar dan indah, dan jika anda
tidak dapat melihatnya, berdoalah supaya Allah membukakan mata
anda. Rasul Yohanes berkata dalam Yohanes 12:41 bahwa Yesaya
melihat kemuliaan—"kemuliaan-Nya"! Kemuliaan siapa? Kemuliaan
Tuhan Yesus! "...dan telah berkata-kata tentang Dia." Ini suatu
pernyataan yang menakjubkan bagi rasul Yohanes untuk dituliskan
pada Injil Yohanes pasal 12. Dimanakah Yesaya melihat kemuliaan-
Nya? Dimanakah dia melihat kemuliaan Yesus? Ya, di Bait Suci! Dalam
Yesaya pasal 6, Yesaya menggambarkan bagaimana dia melihat
kemuliaan Allah di Bait Suci.
Begitu banyak orang Kristen saat ini yang tidak dapat melihat
kemuliaan itu. Saya ingin membahas masalah ini hari ini, untuk
mengetahui mengapa anda tidak dapat melihat kemuliaan itu. Mengapa
orang-orang yang malang ini dibingungkan oleh pelbagai kelompok
yang menyesatkan, dan tidak mampu untuk melihat kemuliaan-Nya?
Bagi saya, saya telah meluangkan tahun-tahun yang lalu, sekitar tiga
tahun, mempelajari firman Tuhan, hanya untuk menggali Alkitab untuk
485 | C A H A Y A I N J I L
mencari pengajaran tentang kemuliaan Yesus, sambil berdoa supaya
Allah membuka mata saya agar saya dapat melihat kemuliaan-Nya.
Dan betapa Tuhan membuka mata saya! Waktu tiga tahun itu
memenuhi saya dengan rasa takjub dan pujian ketika dengan saya
mulai lebih dan lebih lagi melihat kemuliaan Allah dalam diri Yesus.
Kita tidak dapat mengenal Allah kecuali Allah datang kepada kita.
Bagaimana Dia datang kepada kita? Dia datang kepada kita didalam
Yesus, dengan jalan Dia berbicara dengan menggunakan bahasa kita,
dengan jalan yang dapat kita mengerti. Suatu hal yang luar biasa
ketika seseorang berbicara kepada kita dengan menggunakan bahasa
yang dapat kita mengerti. Allah tidak ingin berbicara melampaui pikiran
kita, Dia ingin berbicara kepada hati kita. Oleh karena itu Dia datang
dengan menggunakan satu-satunya jalan yang memungkinkan untuk
berbicara dengan kita, yaitu, Dia datang (sebagaimana Ibrani
mengatakan kepada kita pada pasal pertama) didalam diri Anak-Nya.
Dia telah berbicara kepada kita didalam Anak-Nya. Mengapa begitu
banyak orang Kristen yang tidak dapat melihat kemuliaan Yesus? Tidak
hanya mereka tidak dapat melihat kemuliaan-Nya, tetapi mereka juga
menemukan bahwa mereka tidak dapat berkomunikasi dengan Dia.
Doa menjadi sesuatu yang dingin dan mati. Doa menjadi sesuatu yang
sulit. Doa tidaklah semanis seperti yang dikatakan orang Kristen yang
lain. Kita akan membahas permasalahan ini, dan semuanya ada pada
bagian ini.
Melampaui Kebenaran Orang Farisi dengan Memenuhi Tuntutan
Yesus
Apa yang dikatakan Tuhan Yesus disini? Dia berkata bahwa jika anda
melakukan pembunuhan, itu sudah cukup untuk menghancurkan
hubungan anda dengan Allah dan anda kehilangan hidup yang kekal.
"Tetapi", kata-Nya, "Aku akan memberitahukan kepadamu lebih dari
itu." Karena, dari sekian banyak orang, berapa banyak orang yang
pernah membunuh? Hanya sedikit orang! Dan dengan segera kita akan
mempunyai perasaan, "Ya, kita cukup benar." Ingat apa yang telah kita
pelajari minggu lalu? "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari
pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga"
[Matius 5:20] — anda tentu tidak akan masuk kerajaan Sorga. Oleh
karena itu, jika kita berkata, "Baik, kebenaran saya [harus] melebihi
kebenaran orang Farisi. Orang Farisi tidak membunuh. Oleh karena itu
486 | C A H A Y A I N J I L
jika kita tidak membunuh, berarti saya sama dengan orang Farisi.
Bagaimana saya dapat melebihi kebenaran orang Farisi?"
Jadi Tuhan Yesus memberitahukan kepada kita bahwa persyaratan-
Nya, standard kebenaran-Nya jauh melebihi orang Farisi, dan jauh
melebihi rata-rata orang Kristen saat ini. Itulah sebabnya kita
membicarakan hal ini. Begitu banyak orang Kristen yang memiliki
pengertian yang kurang memadai tentang kekudusan dan ini adalah
waktunya bagi kita untuk bangkit pada ajaran Allah.
Hal pertama yang kita lihat, sebagaimana telah kita lihat sebelumnya,
adalah jika kita tidak dapat melihat kemuliaan Allah didalam diri Yesus
Kristus, dimanakah lagi kita melihat kemuliaan Allah didalam dunia ini?
Anda tidak akan pernah dapat melihat kemuliaan Allah kecuali anda
pergi ke surga, dan tanpa Dia anda tidak akan pernah dapat sampai ke
surga. Hanya ada satu tempat dan satu-satunya Pribadi yang membuat
kita dapat, pada masa ini, melihat kemuliaan Allah, dan itu adalah
didalam diri Yesus Kristus. Jika anda tidak melihatnya di dalam Dia,
maka anda pun tidak akan melihatnya di tempat lain. Inilah yang
sebenarnya dinyatakan Rasul Paulus di dalam 2Korintus 3:18, "Dan kita
semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak
berselubung, dimana? Pada wajah Yesus! Disitulah kita melihat
kemuliaan Allah. Jika anda tidak dapat melihat kemuliaan-Nya hari ini,
berdoalah kiranya Allah membukakan mata anda. Sebab, anda tahu,
yang kita butuhkan di gereja saat ini ialah orang-orang yang dipenuhi
dengan api ilahi. Dari manakah datangnya api ilahi itu? Dari suatu
penglihatan—dengan mata rohani—akan kemuliaan Yesus.
Halangan-halangan untuk Melihat Kemuliaan Yesus—Kurangnya
Kekudusan
Apakah yang menghalangi kita untuk melihat kemuliaan itu? Yaitu
kurangnya kekudusan. Ketidakkudusan! Itulah sebabnya Tuhan Yesus
tidak meninggikan standard moralitas, standard kebenaran, hanya
untuk menyulitkan hidup kita. Apakah anda memahami hal ini? Dia
tidak berkata, "Aku akan membuat hidup semakin sulit bagimu.
Sebelumnya, yang harus kau lakukan untuk masuk surga adalah tidak
membunuh siapapun, dan sekarang Aku berkata kepadamu jika kamu
membenci saudaramu, kamu sama jahatnya dengan seorang
pembunuh; kamu layak untuk masuk neraka." Anda berkata,
"Malangnya diriku, cukup sulit untuk menjalankan kehidupan Kristen
487 | C A H A Y A I N J I L
apa adanya! Dan sekarang, Tuhan Yesus, Engkau telah menetapkan
standard yang terlalu tinggi sehingga aku tidak dapat memenuhinya.
Seandainya aku tidak dapat melompat setinggi 1 meter dan Engkau
meningkatkannya menjadi 2 meter, lebih baik aku menyerah.
Maksudku, aku tidak dapat melakukannya." Apakah Tuhan Yesus
hendak membuat hidup sulit untuk kita? Sama sekali tidak! Dia hendak
menunjukkan kepada kita jalan untuk dapat melihat kemuliaan-Nya—
jalan menuju kekuatan rohani, jalan untuk menjadi murid yang sejati.
Apakah gunanya menjadi seorang Kristen yang disana tidak dan disini
juga tidak? Tetapkan pikiran anda. Apakah anda ingin menjadi seorang
Kristen seutuhnya atau apakah anda hanya ingin menjadi seorang
Kristen nominal yang plin-plan? Jika anda ingin menjadi yang nominal,
lebih baik undurkan diri saja. Batalkan itu! Tidak pantas hidup seperti
itu. Anda hanya akan menipu diri sendiri.
Tetapi Yesus menunjukkan kepada kita jalan kekudusan, yaitu jalan
kemuliaan. Dalam Ibrani pasal 12, penulis menuliskan disana bahwa ini
adalah hal yang sangat penting, yaitu kecuali engkau kudus, engkau
tidak akan dapat melihat kemuliaan Allah: "tanpa kekudusan tidak
seorangpun akan melihat Tuhan." [ayat 14] Dan ayat ini akan saya
tanamkan dalam pikiran anda dan didalam hati anda hari ini. Firman ini
sangatlah penting, khususnya bagi gereja pada masa ini, bahwa inilah
saatnya bagi setiap orang Kristen menyadari hal ini. Ibrani 12:14
menuliskan: "Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan
kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan
melihat Tuhan." Saya telah mengatakan kepada anda berulangkali
sebelumnya, hati-hati dengan pengertian anda tentang iman—
keselamatan karena percaya. Anda tahu, iman di dalam Alkitab harus
dipahami sebagai sesuatu yang memampukan anda untuk menjadi
kudus. Anda tidak akan dapat selamat, sebagaimana yang dikatakan
oleh penulis Ibrani, hanya dengan menyatakan iman, sebagaimana
yang dilakukan oleh banyak orang Kristen. Hanya dengan iman yang
membawa anda kepada kekudusan, hanya iman itu yang menjadikan
anda milik Tuhan, untuk melihat Tuhan. "Tanpa kekudusan tidak
seorangpun akan melihat Tuhan."
Apakah anda kudus? Jika anda tidak kudus, jika anda tidak
mendapatkan kekudusan ini, maka apapun bentuk Kekristenan yang
anda jalankan, lihatlah ke dalam firman Tuhan, anda pasti tidak akan
dapat melihat Tuhan; anda pasti tidak akan masuk ke dalam
488 | C A H A Y A I N J I L
keselamatan-Nya. Ini bukan kata-kata saya. Ini adalah firman Tuhan.
Iman yang sungguh-sungguh menyelamatkan adalah iman dimana
kekudusan Tuhan menjadi milik kita. Syarat kekudusan adalah bagi
setiap murid. "Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." [1 Petrus 1:16]
Itulah ajaran yang alkitabiah didalam Perjanjian Baru. Tuhan Yesus
menyampaikan hal ini pada akhir Matius pasal 5 dimana Dia berkata,
"haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah
sempurna." [ayat 48] Dan apakah maksud dari ayat tersebut kita akan
melihatnya pada bagian berikutnya.
Yesus Menghendaki Murid Yang Kudus, Bukan Hanya Orang
Yang Beralih Agama
Sekarang pikirkan tentang hal ini. Pikirkan tentang posisi anda yang
lama. Jika anda bukan seorang Kristen, saya menginginkan anda
mengerti: menjadi seorang Kristen adalah sesuatu yang saya ingin
anda pikirkan dengan baik-baik, bukan sesuatu yang harus dilakukan
dengan terburu-buru. Sama sekali tidak! Anda berkata, "Aneh!
Kebanyakan orang mencoba untuk menyeret orang ke dalam kerajaan
Allah, mencoba untuk mendaftarkan pertobatan yang cepat, sedangkan
orang ini menghentikan mereka pada saat mereka ingin memasuki
pintu." Kami menghentikan anda hanya untuk alasan: agar anda tahu
dengan pasti apa yang anda lakukan. Anda tahu, Yesus tidak tertarik
membuat orang yang beralih agama; Dia ingin menjadikan murid.
"Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku", tidak hanya membuat
orang beralih agama menjadi Kristen. Kami ingin mengubah setiap
orang Kristen menjadi sebuah sumber pembangkit kekuatan,
pembangkit kekuatan rohani. Gereja sudah cukup memiliki orang
Kristen yang biasa-biasa saja atau Kristen hanya sekedar sebutan.
Adalah tujuan saya, sebagaimana yang Paulus katakan, untuk
membangunkan setiap orang Kristen didalam gereja ini, "sampai kita
semua telah mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan
kepenuhan Kristus". [Efesus 4:13] Itulah standard Paulus—sampai
setiap orang Kristen mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai
dengan kepenuhan Kristus. Paulus memiliki tujuan yang sangat tinggi.
Dan ini seharusnya menjadi tujuan gereja saat ini.
Kita harus memiliki kekudusan. Tetapi apakah 'kekudusan' itu? Apakah
yang dimaksud dengan 'kekudusan'? Apakah kita menjadi kudus
apabila kita melihat semacam lingkaran cahaya diatas kepala kita?
Tentu saja tidak! Kita tidak sedang membicarakan hal itu. Kekudusan
489 | C A H A Y A I N J I L
adalah totalitas—suatu komitmen yang total kepada Allah! Tidak ada
kekudusan tanpa pentahbisan total kepada Allah. Langkah awal
kekudusan adalah, dan langkah yang paling dasar, adalah hati anda
tidak terbagi, setia dan berkomitmen kepada Kristus. Apakah anda
kudus? Lalu tanyakan kepada diri anda pertanyaan ini: Apakah hatiku,
pada saat ini, berkomitmen secara total kepada Kristus? Ataukah
terbagi? Apakah sebagian milik Yesus? Tidak ada yang sebagian kudus.
Anda kudus atau tidak kudus—tidak ada separuh-separuh. Tidak
mungkin kita berpihak pada Yesus dan melawan Yesus pada waktu
yang sama. "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku." [Matius
12:30] Firman dari Yesus selalu sangat jelas dan tajam. Tidak ada
posisi netral atau berada diantaranya.
Makanya, langkah yang pertama adalah, didalam kekudusan anda
100% dimiliki Kristus. Ketika Yesus membeli kita "dengan harga yang
sangat mahal", seperti yang dikatakan Paulus dalam Korintus
[1Korintus 6:20 & 7:23], apakah Dia hanya membeli satu tangan saya?
Apakah Dia membeli dua tangan? Apakah Dia membeli sebagian dari
saya? Alkitab mengatakan Dia membeli saya—diri saya sepenuhnya.
Saya milik-Nya. Anda sedang menipu diri sendiri dan mencoba menipu
Tuhan jika anda menyembunyikan sesuatu dalam hidup anda dari
Tuhan. Ingat apa yang terjadi pada Ananias dan Safira dalam Kisah
Para Rasul pasal 5, ketika mereka menyatakan telah memberikan
semuanya kepada Tuhan, tetapi ternyata menyembunyikan sebagian
untuk mereka sendiri? Itu adalah dosa yang menyedihkan! Tuhan tidak
merebut dan menyeret anda masuk ke dalam kerajaan-Nya. Pilihannya
ada pada anda, anda pilih diantara tidak memberikan hidup anda
kepada Tuhan samasekali, atau jika anda menyerahkan hidup anda,
serahkanlah secara total, tanpa syarat kepada-Nya.
Hanya Murid yang Berkomitmen Total yang Dipenuhi Dengan
Roh Kudus
Saat ini begitu banyak orang yang bertanya: Apakah yang dimaksud
dengan dipenuhi Roh Kudus? Kedengarannya misterius. Tidak ada
sesuatu yang misterius tentang dipenuhi dengan Roh Kudus. Alasan
mengapa begitu banyak orang tidak dipenuhi Roh Kudus adalah karena
Roh Kudus tidak dapat memenuhi [mereka]. Apakah maksud dari
'memenuhi'? 'Memenuhi' maksudnya adalah menjadi penuh. Jika
sebuah cangkir hanya diisi air setengah, apakah bisa dikatakan penuh?
Jika cangkir diisi dengan cairan sebanyak ¾, apakah itu penuh? Jika
490 | C A H A Y A I N J I L
diisi 90%, apakah penuh? Tentu saja tidak, penuh berarti penuh,
artinya dipenuhi. Anda tidak dapat dipenuhi oleh Roh Kudus kecuali jika
anda adalah 100% Kristen. Anda membuang-buang waktu dengan
berkata, "Tuhan, penuhi aku dengan Roh Kudus" sedangkan faktanya,
didalam hati anda, anda tidak ingin menjadi miliki-Nya 100%. Tidak
ada yang misterius tentang dipenuhi Roh Kudus. Setiap orang yang
100% berkomitmen kepada Yesus dipenuhi Roh Kudus karena mereka
100% milik Tuhan. Jadi sama sekali tidak ada yang misterius tentang
hal ini. Ketika Paulus berkata untuk selalu "penuh dengan Roh Kudus"
[Efesus 5:18], yang dimaksudkannya adalah orang Kristen harus selalu
100%, jangan pernah menyimpan apapun untuk diri sendiri lagi.
Apabila anda telah melakukan hal ini, apabila anda sepenuhnya telah
menyerahkan hidup anda kepada Allah tanpa syarat—jujurlah tentang
hal ini, tanpa syarat—anda adalah orang yang akan dipenuhi dengan
Roh Kudus. Anda berkata, "Mengapa anda berkata 'akan'?" Karena ada
satu hal lagi: anda harus meminta Tuhan untuk memenuhimu. Banyak
orang Kristen tidak dipenuhi karena mereka tidak pernah meminta.
"...kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa."
[Yakobus 4:2] Seperti yang akan kita lihat sambil terus melanjutkan
pengajaran Tuhan dimana Dia berkata, "...apalagi Bapamu yang di
surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta
kepada-Nya". [Lukas 11:13] Apabila anda merasa telah sepenuhnya
memberikan diri anda kepada Tuhan 100%, mintalah kepada-Nya. Jika
anda melihat bahwa anda tidak memiliki kuasa Tuhan didalam hidup
anda, mintalah kepada-Nya untuk memenuhi anda. Ini sangatlah
sederhana. Dan Dia pasti akan melakukan! Tidak ada masalah sama
sekali mengenai hal ini—jika anda bersungguh-sungguh dengan apa
yang anda maksudkan.
Saat ini kita melihat beberapa hal yang sangat penting. Kita melihat
bahwa Tuhan Yesus menempatkan standar yang tinggi untuk
memperlihatkan kepada kita bahwa tidak ada jalan lain untuk menjadi
murid yang sejati kecuali jika kita dipenuhi dengan Roh Kudus. Tidak
ada jalan lain untuk memenuhi tuntutan-Nya kecuali jika kita dipenuhi
dengan Roh Kudus. Alkitab mengenal hanya satu macam orang Kristen,
dan itu adalah Kristen yang dipenuhi Roh Kudus. Dipenuhi Roh Kudus
adalah suatu kehidupan orang Kristen yang normal. Tidak ada suatu
yang misterius mengenai hal ini. Jika anda dipenuhi Roh Kudus, anda
akan mengetahui seperti apa kehidupan Kekristenan itu. Jika anda
491 | C A H A Y A I N J I L
adalah Kristen 100%, anda akan menyadari hadirnya kuasa karena
menjadi Kristen. Saya tidak selalu mengatakan 'sukacita yang diluar'
karena anda melihat hal yang lebih dalam dari itu, lebih jelas dari apa
yang dapat dilihat oleh orang lain. Anda memiliki ketajaman dan
pengertian rohani yang tidak dimiliki oleh orang lain. Ini juga berarti
dosa akan membuat anda berdukacita lebih dalam dibandingkan orang
lain.
Ketajaman dan Pengertian Hadir bersama dengan Kepenuhan
Roh Kudus
Banyak orang tidak dapat melihat hal-hal tentang Allah karena mereka
buta. Mengapa mereka buta? Karena mereka tidak memiliki terang
Allah didalam hati mereka. Begitu banyak orang berintelektual yang
membaca Alkitab tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan.
Sama sekali tidak berarti bagi mereka. Mereka tidak mengerti. Apakah
ini karena mereka bodoh? Tidak! Mereka adalah orang yang pintar,
tetapi mereka tidak dapat mengerti Firman Allah. Mengapa? Karena
segala sesuatu tentang Allah harus dimengerti didalam terang Allah!
Kecuali jika anda memiliki terang Allah didalam hati anda, anda tidak
akan dapat mengerti. Tetapi bacalah Alkitab seperti ini: bersujud
dihadapan Allah, mintalah Dia untuk membersihkan seluruh dosa anda
dengan darah-Nya yang kudus, karena hanya itu yang dapat
menyucikan dosa; yang lain tidak. Katakan, "Inilah hidupku—100%
milik-Mu. Penuhi aku dengan Roh Kudus-Mu." Buka Alkitab anda dan
lihat. Anda akan menemukan setiap arti firman itu melompat keluar
begitu saja dan menghantam tepat pada mata anda. Anda akan
berkata, "Hei! Semuanya menjadi hidup bagi saya sekarang!" Saya
yakin itu pasti. Pasti ada beberapa hal teknis yang anda tidak mengerti
karena kurangnya pengetahuan tentang sejarah atau latar belakang,
tetapi makna rohani dari segala sesuatu akan hadir bagi anda secara
jelas dan tajam.
Ketika saya masih menjadi seorang Kristen yang sangat muda, saya
membaca kitab yang sangat sulit—Kitab Tawarikh. Saya bertanya-
tanya jika anda pernah mencoba membacanya. Saya membuat begitu
banyak catatan pada Kitab Tawarikh. Pada saat itu saya menjadi
Kristen tidak lebih dari satu atau dua tahun. Saat ini ketika saya
melihat kembali catatan saya pada Tawarikh, saya sangat kagum. Saya
berkata pada diri saya sendiri, "Dapatkah saya melihat semua
kekayaan rohani seperti itu pada saat saya seorang Kristen muda?
492 | C A H A Y A I N J I L
Darimanakah saya mendapatkan pengertian rohani seperti itu? Bahkan
kitab seperti Tawarikh pun, dimana begitu banyak orang membaca dan
tidak dapat melihat nilai rohani di dalamnya, hadir kepada saya dengan
kekayaannya sebagai seorang Kristen yang muda. Anda tahu
mengapa? Saya bersyukur kepada Tuhan karena sejak awal, disana di
Negeri Cina, orang-orang Kristen mengajarkan kepada saya bahwa
seorang Kristen bukanlah Kristen kecuali jika dia adalah Kristen 100%.
Ketika anda adalah Kristen 100%, anda adalah Kristen yang dipenuhi
dengan Roh Kudus. Ketika anda Kristen yang dipenuhi dengan Roh
Kudus, anda memiliki pengertian yang menakjubkan. Ketika saya
melihat kembali pada catatan tersebut—semua catatan saya tentang
Tawarikh—yang anehnya, ditulis didalam buku latihan sekolah Komunis
Cina dengan seorang laki-laki yang membawa martil dan sabit di
depan, dan membaca sekarang, saya hanya bersyukur kepada Allah.
Dia menunjukkan kepada saya. Apakah saya belajar teologi pada saat
itu? Tidak, saya tidak tahu tentang teologi pada saat itu. Pernahkah
saya sekolah di sekolah Alkitab? Tidak, saya tidak pernah sekolah di
sekolah Alkitab. Lalu darimana saya mendapatkan pengertian rohani
seperti ini sehingga ketika saya membacanya lagi, hati saya terus
terbakar. Karena, anda tahu, mengenal dan melayani Tuhan bukanlah
sekedar sekolah Alkitab atau sekolah teologia. Ini tentang pengertian
rohani. Dan ketika saya melihat catatan pada Tawarikh, saya bertanya-
tanya jika saya dapat memperbaikinya saat ini—setelah semua sekolah
Alkitab dan sekolah teologia dan yang lainnya. Saya tidak tahu apakah
saya dapat memperbaiki catatan itu.
Kekudusan—Rahasia Melihat Yesus dan Memiliki Kuasa Rohani
Ini adalah rahasia dari pengertian rohani, dari kekuatan rohani. Ini
adalah rahasia kekudusan yang diajarkan Tuhan Yesus kepada kita saat
ini. Mengapa Dia bersikeras pada kekudusan? Karena tidak ada jalan
lain untuk menjadi Kristen—Kristen yang sejati. Saya memohon pada
anda, jika ada diantara anda berpikir untuk menjadi Kristen tetapi tidak
berniat untuk menjadi Kristen 100%, saya memohon kepada anda,
lupakan saja. Lupakan! Kembali kepada Tuhan jika anda berniat untuk
menjadi 100% milik-Nya. Jangan bermain-main dengan Tuhan! Kurang
dari 100% adalah bermain-main dengan Tuhan. Dia tidak menerima
apa yang kurang. Baca ajaran-Nya. Dia berkata, "Yang Aku minta
adalah standar ini." Sekarang mari kita perhatikan apa standarnya.
493 | C A H A Y A I N J I L
Tuhan menghendaki kekudusan supaya kita dapat melihat kemuliaan-
Nya. Karena itu Yesus—mari kita pahami secara mendalam—tidak
memunculkan standar untuk membuat hidup sulit bagi kita, tetapi
untuk menunjukkan kepada kita bahwa hanya dalam kekudusan, kita
dapat melihat kemuliaan-Nya. Umat Allah di PL, selain dari para nabi,
tidak dapat melihatnya. Jadi Dia menunjukkan bagaimana hal ini dapat
dilakukan.
Kemarahan—Suatu Cara Untuk Mengetahui Apakah Kita Berada
Dalam Kontrol Roh Kudus
Mari kita melihat pada apa yang dikatakan-Nya. Dia mengatakan: "Jika
engkau marah di dalam hatimu kepada saudaramu, engkau layak
diajukan ke pengadilan. Ayat 22 berkata: "Setiap orang yang marah
terhadap saudaranya harus dihukum". Dan dilanjutkan: "Siapa yang
berkata kepada saudaranya: Kafir! (atau, Raca!) harus dihadapkan ke
Mahkamah Agama". Kata yang diterjemahkan sebagai 'penghukuman'
juga berarti 'pengadilan'. Secara teknis kata itu berarti juga pengadilan
lokal bagi bangsa Israel. Pernyataan berikut mengatakan jika engkau
berkata kepada saudaramu, "Raca", engkau "harus dihadapkan ke
Mahkamah Agama". Apakah arti dari 'Raca'? Kata tersebut berasal dari
kata Ibrani yang berarti 'kosong'; yang berarti, dungu. Jadi jika anda
berkata kepada saudara anda, "Kau dungu! Kau orang tolol! Kau
idiot!", anda berada dalam banyak masalah. Anda layak dihadapkan
pada pengadilan. Pengadilan itu adalah Sanhedrin. Menurut bahasa
aslinya kata itu menunjuk pada Sanhedrin. Dan Dia berkata, "Jika
kamu berkata kepada saudaramu "Kamu bebal"...". Kata 'bebal' disini
merupakan kata yang lebih keras dari kata 'Raca' yang diterjemahkan
sebagai 'kafir'. 'Raca' berarti kamu tidak berguna. Berarti, "Kamu orang
tidak berguna. Kamu idiot. Kamu 'tidak pintar'." Tetapi kata 'bebal'
dalam Alkitab selalu memiliki konotasi spiritual. "Orang bebal berkata
dalam hatinya: 'Tidak ada Allah'." [Mazmur 14:1] Orang bebal yang
berkata hal yang demikian, yaitu, orang yang rendah secara spiritual,
dan rendah secara moral. Jadi jika anda berkata kepada seseorang,
"Kamu bebal!", dengan menyertakan pengertian moral itu, "Kamu tolol!
Kamu orang yang tak ber-Tuhan", berarti anda layak untuk diserahkan
ke dalam neraka karena anda telah demikian menghakimi seorang
saudara.
Sekarang perhatikan kata-kata ini. Pertama kita melihat, berbicara
secara teknis, dalam konteks eksposisi, kita melihat suatu peningkatan
494 | C A H A Y A I N J I L
dari yang kurang serius ke yang lebih serius: dari pengadilan, ke
Mahkamah Agama, ke api neraka. Pengadilan [terdiri dari] 23 hakim,
Mahkamah Agama terdiri dari 71 hakim, dan api neraka, penghakiman
Allah. Dari kemarahan yang sederhana, kemarahan yang selanjutnya
membawa kepada pernyataan, "Kamu idiot!" yang dikatakan dengan
kebencian, dengan dendam, dan kemudian kepada suatu tuduhan
yang lebih serius, "Kamu orang yang tidak ber-Tuhan". Itu merupakan
suatu tuduhan yang sangat serius, yang mengatakan bahwa dia tidak
mengenal Tuhan sama sekali, menghapuskan dia sama sekali dari
kerajaan Allah, seolah-oleh menjatuhkan hukuman mati keatas dirinya.
Jadi dengan ukuran yang anda gunakan untuk menghakimi, dengan
ukuran itu pula anda akan dihakimi.
Apakah yang dikatakan kepada kita tentang hal ini? Ada banyak hal
penting yang disampaikan kepada kita. Pertama, orang yang dipenuhi
dengan Roh Kudus adalah orang yang emosinya berada dibawah
kontrol Allah—dibawah kontrol Roh Kudus. Anda lihat, anda tidak
dipenuhi 100% jika emosi anda tidak dikontrol Allah, bukan? Banyak
orang Kristen yang mengalami penurunan secara spiritual karena
mereka tidak pernah menyerahkan emosi mereka kepada Allah. Mereka
tidak pernah dikontrol oleh Roh Kudus. Pernahkah anda menyadari hal
pertama yang akan bereaksi adalah selalu emosi anda?
Setiap anda yang menyetir mobil akan tahu dengan pasti apa yang
saya maksudkan. Anda sedang menyetir dan seseorang memotong
jalan tepat di depan anda. Seketika kemarahan anda meningkat. Yang
pertama untuk bereaksi adalah kemarahan anda. Emosi anda harus
berada dibawah kontrol. Kita harus dikuasai Allah bahkan dalam hal
emosi juga. Bahkan reaksi emosional kita juga harus dikuasai Allah.
Banyak orang Kristen belum mempelajari ini. Hasilnya adalah orang
Kristen yang emosinya liar. Apakah anda termasuk salah satunya?
Orang Kristen yang semacam ini sangat mengkhawatirkan saya. Hari
ini mereka naik dan hari berikutnya turun. Anda tahu jenis orang
Kristen seperti ini: hari ini senang, besok menangis. Mereka merasa
baik hari ini; mereka merasa buruk keesokannya. Perasaan mereka
seperti barometer yang melompat ke atas dan ke bawah seperti cuaca.
Jika anda adalah orang Kristen jenis ini, berarti anda bukan orang
Kristen yang dipenuhi Roh Kudus. Ada sesuatu yang salah dengan
anda. Sudah waktunya anda segera menanganinya. Karena orang
Kristen semacam ini, emosinya akan naik dan turun dan lebih
495 | C A H A Y A I N J I L
cenderung untuk lebih turun setiap kali. Dan segera akan berada pada
posisi yang begitu turun sehingga anda tidak dapat keluar lagi. Seperti
perekonomian Inggris, yang terus menurun. Anda tidak menemukan
satu titik yang tinggi. Naik beberapa sen untuk kemudian turun 5 sen.
Kemudian naik 2 sen dan turun 7 sen. Dalam 3 bulan saya berada
disitu, poundsterling kehilangan 30 sen terhadap dolar. Dan begitu
banyak orang Kristen yang hidup seperti ini.
Letakkan Emosi Kita di bawah Kontrol Tuhan
Apakah emosi anda berada dibawah kontrol Allah? Tanyakan pada diri
anda sendiri. Apakah anda orang Kristen, yang setelah ke gereja, anda
merasa baikan sekarang; anda telah melakukannya. Anda berkata, "Itu
sangat baik!" Dan besok pagi, anda bangun tidur dan berkata, "Ahh,
saya tidak merasa baikan pagi ini. Tuhan sepertinya sangat jauh dari
saya." Anda hidup dalam emosi anda dan emosi anda tidak terkontrol.
Orang Kristen semacam ini tidak memiliki kesaksian yang konsisten.
Mereka adalah orang Kristen yang tidak punya kuasa. Allah tidak dapat
memakai orang semacam ini. Secara mutlak penting untuk membawa
emosi anda kepada Allah—dimana mereka berada dibawah kontrol
Allah. Apakah emosi anda berada dalam kontrol Allah? Apakah anda
memiliki kuasa Allah di dalam hidup anda? Ini, suatu pelajaran yang
sangat penting: letakkan emosi anda dibawah kontrol Allah.
Disini kita melihat bahwa Tuhan menunjukkan kepada kita suatu
pelajaran yang sangat penting. Tetapi hal selanjutnya yang harus kita
perhatikan adalah: itu akan menguasai hubungan kita dengan sesama.
Jika anda marah terhadap saudara anda, itu adalah suatu pelanggaran
yang serius. Apa yang Dia sebutkan dalam Matius 5:22 ada
hubungannya dengan seorang saudara. Anda mungkin marah dengan
orang-orang fasik yang tertentu dengan cara tertentu, ya. Tidak semua
kemarahan adalah dosa. Anda harus yakin tentang ini. Kemarahan
disini adalah kemarahan yang dikeluarkan dalam konteks kemarahan
yang menimbulkan atau menghasilkan pembunuhan. Yang disebut
disini adalah kemarahan, perhatikan dalam konteks eksposisi, yang
berhubungan dengan pembunuhan. Tidak ada pembunuhan yang tidak
diawali dengan kemarahan. Emosi pertama dalam pembunuhan adalah
dari kemarahan. Kemarahan bisa tenang dan diperhitungkan, atau
secara instan meledak. Tetapi selalu emosi kita yang memulai
permasalahan.
496 | C A H A Y A I N J I L
Kekudusan Berhubungan Dengan Hubungan Kita Dengan
Saudara-saudari Kita
Jadi perhatikan ini. Kekudusan berhubungan dengan hubungan kita
dengan sesama. Selidiki hubungan anda dengan saudara-saudari anda.
Selidiki hubungan anda dengan orang lain. Perhatikan bagaimana kita
begitu emosional. Sebagaimana telah saya katakan kepada seseorang
beberapa saat yang lalu, ketika kita melihat seseorang, kita
menghakimi mereka berdasarkan apa yang kita rasakan. Anda melihat
seseorang dan berkata, "Saya suka orang ini." Atau, "Saya tidak suka
orang ini." Bagaimana anda menentukannya? Yah, hanya berdasarkan
perasaan anda saja. Anda berkata, "Saya melihat seseorang dan saya
tidak suka penampilannya. Jadi, saya tidak suka dia." Bagaimana anda
tahu? Mungkin dia seorang yang sangat baik? Hanya karena anda tidak
suka penampilannya, [anda tidak suka dia]. Itu membuktikan apa? Itu
membuktikan bahwa anda menilai menurut perasaan. Atau anda
melihat orang, anda berkata, "Oh, saya suka dia". Mungkin dia adalah
laki-laki yang buruk perangainya, tetapi hanya karena anda suka
wajahnya, anda suka dia. Bagaimana anda menyukainya? Apakah anda
tahu apa yang ada di hatinya? Anda tidak tahu apa yang ada di
hatinya. Tetapi anda menilai menurut perasaan. Manusia menilai segala
sesuatu berdasarkan perasaan.
Bagaimana anak laki-laki menyukai anak perempuan? Apakah dia
melakukan hal yang rasional? Apakah dia duduk dan memperhitungkan
kebaikan dari anak perempuan ini, apakah dia seorang gadis yang
rohani, gadis yang cakap, atau gadis yang cerdas? Bagaimana seorang
anak perempuan menilai laki-laki? Yah, terlalu sering hanya: "Saya
suka dia." Atau, "Saya tidak suka dia". Hanya semudah itu. Tidak ada
yang logis dari semua itu. Seringkali akal-budi menjadi budak kepada
perasaan kita. Maksud saya, setelah menyukai seseorang, kita harus
memikirkan semua alasan mengapa kita menyukai dia, bukan? Sering,
alasan-alasannya sangatlah tidak masuk akal. Mereka sama sekali tidak
tahan uji. Tetapi terlalu sering akal-budi kita menjadi budak kepada
perasaan kita. Kita membenarkan perasaan kita dengan pikiran kita.
Seringkali kita membawa ini ke dalam gereja; lalu kita mempunyai
masalah. Sering saya menemukan seorang saudara dan saudari atau
orang di dalam gereja, tidak saling menyukai satu dengan yang lain,
tanpa suatu alasan yang nyata, [seperti mengatakan]: "Hanya saja
saya tidak menyukai gayanya. Saya tidak suka perilakunya. Saya tidak
497 | C A H A Y A I N J I L
suka caranya. Jadi, saya tidak menyukainya." Ini harus dikeluarkan.
Semuanya ini harus dikeluarkan dari gereja. Jangan menilai orang
hanya karena dia berambut panjang atau pendek, punya kumis atau
tidak berkumis, berkacamata atau tidak berkacamata. Tidak ada
hubungannnya dengan itu semua. Tuhan Yesus tidak menghendaki kita
untuk menilai hubungan kita menurut ukuran manusia.
Ada suatu pernyataan Paulus didalam suratnya kepada jemaat di
Korintus, dimana dia berkata, "Sebab itu kami tidak lagi menilai
seorang jugapun menurut ukuran manusia." [1 Korintus 5:16] Dan
semua orang Kristen bingung, "Apa maksudnya? Bagaimana kamu
menilai orang tidak menurut ukuran manusia?" Artinya sangat
sederhana: hubungan kita tidak berdasarkan perasaan kita. Saya
mengasihimu karena anda adalah milik Tuhan, karena anda adalah
saudara dan saudari saya didalam Kristus. Anda berharga bagi saya.
Saya mengatakan itu apakah anda berpakaian seperti yang saya sukai
atau tidak. Saya tidak peduli apakah saya suka gaya rambut anda atau
tidak. Saya mengasihi anda karena anda saudara dan saudari saya.
Dan saya berharap di gereja ini, seiring dengan perjalanan kita dari
minggu ke minggu, kita akan membangun sebuah hubungan dimana
kita mengenal seseorang bukan berdasarkan ukuran manusia,
sebagaimana yang dikatakan Paulus, hanya berdasarkan hubungan
rohani yang kita miliki didalam Kristus. "Kasihilah satu dengan yang
lain." Jangan katakan, "Saya suka wajahnya." Atau, "Saya tidak suka
wajahnya." Tidak masalah. "Dia tidak bisa berbicara bahasa Canton
dengan baik; Saya tidak suka dia." Atau, "Saya hanya menyukai orang
dengan dialek tertentu, dan dia tidak bisa berbicara dengan dialek ini."
Sebuah gereja yang rohani adalah sebuah tempat dimana ada kasih
yang sejati satu dengan yang lain.
Ada sesuatu juga yang harus kita kerjakan di dalam gereja kita. Anda
pergi ke berbagai gereja dan anda menemukan kebekuan. Anda
datang, anda adalah orang baru, tetapi tidak ada seorangpun yang
mau berbicara dengan anda. Tidak ada yang mau mengenal anda. Saya
berharap tidak ada orang yang baru di gereja ini yang merasa tidak
terlihat, dilalaikan dan tidak diinginkan. Di gereja ini, kita akan
membangun sebuah gereja rohani dimana setiap orang yang datang
akan merasa menjadi bagian dari keluarga. Saya ingin anda
mengetahui bahwa anda dikasihi. Jika anda seorang Kristen, saya ingin
anda keluar dan tunjukkan kasih anda kepada seorang pendatang baru.
498 | C A H A Y A I N J I L
Lagipula, kita pernah menjadi pendatang baru, bukan? Kita pernah
pergi ke gereja-gereja dimana tidak ada orang yang mengenali kita.
Apakah anda suka orang tidak melihat kepada anda? Apakah anda suka
jika dilalaikan di sana? Jadi jangan lalaikan yang datang. Tunjukkan
bahwa mereka dikasihi. Lalu bagaimana dengan yang non-Kristen?
Kasihi mereka dengan kasih Kristus. Kristus juga mati untuk mereka.
Jangan katakan, "Dia bukan Kristen. Saya tidak mau berbicara dengan
dia." Kristus juga mengasihi mereka—Dia mati untuk mereka! Jangan
menilai berdasarkan perasaan anda! Kristen tidak boleh suka
berkelompok-kelompok. Mereka harus mengasihi dimanapun kasih
dibutuhkan.
Bertobat Dengan Secepatnya!
Ada begitu banyak kekayaan disini dimana kita harus bergegas. Kita
sampai pada poin terakhir dimana kita sampai pada prinsip rohani yang
lain. Saya ingin mengatakan kepada anda, ketika anda belajar firman
Tuhan, carilah prinsip rohaninya. Itulah cara untuk memahami Alkitab.
Banyak orang membaca Alkitab tidak dapat melihatnya karena mereka
tidak melihat prinsip rohani yang terlibat. Satu lagi prinsip yang terlibat
yang dibicarakan Tuhan Yesus disini adalah ini: Dia berkata, "Jika ada
yang tidak beres dengan kehidupan rohanimu, bereskan dengan
segera. Jangan pernah membuang waktu."
Dia berkata ketika anda berada dalam perjalanan, "Segeralah berdamai
dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah
jalan." [Matius 5:25] Disini, tentu saja, tidak sedang berbicara tentang
pengadilan manusia. 'Pengadilan' disini menjelaskan tentang
pengadilan rohani. Bereskan segala sesuatu secepatnya, sebelum anda
sampai kepada penghakiman. Karena pada saat anda sampai pada
penghakiman, pastilah sudah terlambat. Bereskan hubungan anda
dengan Tuhan secepatnya! Berbaikan dengan Dia! Jangan pernah
membuang waktu! Manusia rohani tidak pernah membuang-buang
waktu. Dia bertindak cepat. Tidak ada waktu yang terbuang. Semakin
lama anda membiarkan dosa diam dalam dirimu, semakin kuat dosa itu
dan semakin sulit dosa itu untuk dibereskan, dan semakin pasti anda
akan berakhir di penghakiman. Jangan pernah buang-buang waktu!
Cepat cari akar permasalahannya, dan perbaiki segera. Ini adalah
rahasia penting untuk dipelajari. Sikap berlengah-lengah telah
menyebabkan banyak orang kehilangan kekuatan rohani mereka,
499 | C A H A Y A I N J I L
sukacita mereka, dan dalam kenyataan, bahkan kehidupan rohani
mereka.
Saya ingat seorang penatua di gereja kami di Shanghai yang pada
suatu saat berbicara dengan seorang pemuda, sedang membujuk dia
untuk bertobat secepatnya karena dosanya. Pemuda ini menunda-
nunda. Dia berkata, "Saya masih muda. Saya punya banyak waktu.
Saya harus memikirkan hal ini terlebih dahulu, dan melihat bagaimana
membereskannya lain kali." Penatua gereja kami merayu kepadanya,
"Lihat! Jangan berpikir kamu masih muda dan karenanya kamu punya
banyak waktu. Di dalam waktu Tuhan tidak ada yang tahu kapan waktu
mereka akan berakhir. Bertindaklah segera!" Penatua ini
mensharingkan hal ini kepada saya, dan dia berkata, "Anda tahu apa
yang terjadi? Orang ini menunda untuk bertobat dan saat itu juga,
ketika ia pergi berjalan menuju blok berikutnya, dia terbunuh disana di
blok itu, tidak lebih dari 3 menit setelah percakapan itu. Dia berpikir dia
memiliki banyak waktu—dia memang muda. Dia tidak tahu waktunya
berakhir dalam 3 menit. Dia masih punya 3 menit—andai saja dia
mengetahuinya." Hal-hal rohani berhubungan dengan hidup dan mati.
Jangan berlengah-lengah! Jika saat ini hubungan anda dengan Tuhan
tidak beres, cepat bereskan dengan segera. Jangan katakan anda
masih muda, dan anda punya banyak waktu. Mungkin saja, anda
seperti pemuda itu, yang hanya memiliki 3 menit dari hidupnya yang
tertinggal. Dia berjalan dengan penuh percaya diri, karena dia sehat,
namun terbunuh 3 menit berikutnya. Prinsip rohaninya adalah
bertindaklah segera!
Hubungan Kita dengan Tuhan Berkaitan Satu dengan Yang Lain.
Kita harus menutup pada catatan terakhir yaitu: Tuhan Yesus berkata
bahwa hubungan kita dengan Tuhan secara langsung berhubungan
dengan hubungan kita satu dengan yang lain. Apakah anda pernah
mengetahuinya? Jangan berpikir anda adalah orang Kristen yang baik
hanya karena anda mengamalkan saat teduh, berdoa dan seterusnya.
Itu tidak cukup untuk membuat anda menjadi orang Kristen yang baik.
Itu tergantung pada hubungan anda dengan sesama. Tuhan Yesus
mengatakannya dalam ayat yang ke 23 dan 24: "Sebab itu jika engkau
mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau
teringat sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu." Mengapa? Karena
Allah tidak akan menerimanya. Tidak ada gunanya memberikan
500 | C A H A Y A I N J I L
persembahan; Allah tidak akan menerima persembahan anda.
Tinggalkan persembahan anda dan berbaikanlah dengan saudara anda.
Berdamailah dengannya. Lalu kembali dan persembahkanlah
persembahan anda.
Anda lihat, hubungan kita dengan Allah dipengaruhi langsung oleh
hubungan kita satu dengan yang lain. Apabila hubungan anda dengan
saudara-saudaramu tidak beres, anda sedang membuang-buang waktu
anda mencoba terus untuk berhubungan dengan Allah. Jika ketika anda
berdoa anda tidak bisa berhubungan dengan Allah, tanyakan
pertanyaan ini, seperti kita simpulkan: "Apakah saya Kristen 100%?
Apakah ada saudara-saudari saya yang sedang bermasalah dengan
saya?" Perhatikan bahwa Tuhan tidak berkata, "Jika engkau teringat
sesuatu yang ada dalam hatimu terhadap saudaramu..." karena orang
Kristen seharusnya tidak bermasalah dengan saudara-saudaranya. Dia
berkata, "Engkau harus mengampuni mereka, apapun juga yang harus
diampuni." Tetapi jika anda memperlakukan seorang saudara sehingga
dia mempunyai sesuatu terhadap anda—anda telah bersalah pada dia,
dan ini adalah sesuatu yang harus anda perbaiki—berbaikan
dengannya. Kalau tidak, persembahan anda tidak akan diterima.
Kekudusan Adalah Kunci Kepada Seluruh Kehidupan Rohani—
Rahasia Kepada Kuasa!
Jadi untuk meringkaskan, kita melihat bahwa kita telah mempelajari
beberapa pelajaran rohani yang sangat penting. Kita tahu sekarang jika
kita ingin melihat kemuliaan Allah, jika kita ingin memiliki persekutuan
yang manis dengan Allah, kita harus memiliki kekudusan. Tanpa
kekudusan, tidak akan ada persekutuan dengan Allah. Banyak orang
telah bertanya kepada saya, "Bagaimana bisa ketika saya berdoa,
sepertinya saya tidak mendapatkan jawaban apapun? Sepertinya Allah
tidak mendengar saya." Jawabannya sangat sederhana, temanku. Ini
disebabkan, karena anda bukan Kristen 100%, anda tidak dipenuhi
dengan Roh Kudus, atau anda sedang bermasalah dengan saudara-
saudari anda atau ada dosa di dalam hidupmu yang menghalangi. Anda
harus membereskan setiap aspek. Kekudusan adalah jalan menuju
kuasa rohani, dan sukacita serta pengertian rohani. Dengan kata lain,
kekudusan, sebagaimana Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita,
adalah kunci kepada seluruh kehidupan rohani. Tanpa itu, anda tidak
akan menuju kemana-mana. Kiranya Allah memampukan anda untuk
melihat apakah anda kudus atau tidak, apakah anda 100% milik-Nya
501 | C A H A Y A I N J I L
atau tidak, apakah anda beres atau tidak dengan saudara-saudari
anda!
Jika anda orang yang menikah, [selidiki] apakah anda dalam kondisi
yang beres dengan isteri dan anak-anak anda. Anda tahu, kehidupan
pernikahan sering menjadi perangkap bagi begitu banyak orang
Kristen—itu akan menghancurkan mereka dengan mudah. Dan rasul
Petrus mengatakan kepada kita: anda harus beres dengan Tuhan, dan
anda harus beres dengan isteri anda dan keluarga anda. Dalam 1
Petrus 3:7 dia mengatakan ini (dan setiap orang yang menikah harus
mencatat kata-kata ini): bersikaplah atau "hiduplah bijaksana dengan
isterimu", perlakukan mereka dengan hormat sebagai kaum yang lebih
lemah. Untuk apa? "Supaya "doamu jangan terhalang." Apabila
hubungan kita dengan isteri kita atau hubungan isteri kita dengan kita
bermasalah, hubungan kita dengan Allah akan terhalang.
Mari saat ini kita mengambil kesimpulan dengan menyadari hal-hal
penting yang telah kita lihat. Saya telah berbagi dengan anda rahasia
dari kekuatan rohani. Rahasia dari kekuatan rohani tidak lain adalah
kekudusan, sebagaimana ketika Petrus dan Yohanes menyembuhkan
orang lumpuh di bait Allah, anda ingat dalam Kisah Para Rasul 3?
Orang banyak datang berkerumun, dan heran akan mereka, dan
kagum akan mereka. Apa yang dikatakan Petrus kepada mereka? Dia
berkata, "Mengapa kamu menatap kami?—seolah-olah karena kuasa
atau kekudusan kami sendiri kami melakukan pekerjaan besar ini."
[ayat 12] Pikirkan hal ini. Kuasa adalah kekudusan. Kekudusan adalah
kuasa.
Apabila anda tidak memiliki kuasa dalam hidup Kekristenan anda, jika
anda lemah, berarti itu dikarenakan anda tidak kudus. Anda tidak
kudus karena anda tidak dipenuhi dengan Roh Kudus. Anda tidak
dipenuhi Roh Kudus karena anda tidak menjadi milik Allah secara total
dan anda belum dibersihkan dari dosa. Apabila anda mengerti akan hal
ini, anda telah memahami suatu yang sangat penting.
Ketika saya berada di Peking tahun 1965, saya mendengarkan Wang
Ming Dao mengkhotbahkan khotbah terakhirnya sebelum dia
ditangkap. Saya belajar darinya tentang rahasia kekuatan rohaninya,
ketika saya mendengar khotbahnya. Anda tahu apa yang
dikhotbahkannya? Dia berkhotbah disana sebagai orang yang segera
502 | C A H A Y A I N J I L
akan meninggal, sebagai orang yang telah mengetahui bahwa akhir
hidupnya telah tiba. Dia berbicara kepada seluruh jemaat yang besar di
Peking, kepada siapa saja termasuk kepada tentara komunis yang
datang dengan menyamar sebagai orang sipil untuk mendengar
khotbahnya. Dia berkata, "Kamu harus menjadi orang yang benar,
karena itulah rahasia kuasa." Sementara dia mengatakan ini, dia
melompat diatas panggung. Dia memberikan tekanan pada kata-
katanya. Dia adalah orang yang kudus, orang yang benar. Mengapa
Allah mau memakai Wang Ming Dao? Karena hidupnya penuh dengan
kekudusan. Musuhnya tidak dapat menemukan sesuatu untuk
melawannya. Mereka harus merancang [membuat-buat] sesuatu untuk
menjatuhkan tuduhan kepadanya. Mereka tidak dapat memikirkan
sesuatu hal yang dapat digunakan untuk menjatuhkannya. Seluruh
kehidupannya tidak bercela dan tidak bernoda. Oleh karena itu,
berusahalah untuk hidup kudus, walaupun itu penuh pengorbanan,
bahkan walaupun itu harus dibayar dengan uang—apapun itu.
Senantiasa menjadi kudus!
Apakah rahasia kekuatan John Sung? Hal yang sama. Apabila anda
membaca catatan biografinya, anda akan melihatnya. Dalam semua
pengajarannya, John Sung selalu menekankan 'kekudusan'. Mengapa?
Karena hanya dengan kekudusan anda memiliki kuasa! Dan orang
Kristen tanpa kuasa adalah bukan orang Kristen yang dikenal oleh
Alkitab.
Jangan Berzinah
Matius 5:27-30 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang
Hari ini kita melanjutkan untuk belajar lagi tentang pengajaran Tuhan kita Yesus
Kristus dalam Matius pasal 5. Saya telah mengatakan berulang kali bahwa kita
tidak datang untuk mendengarkan khotbah manusia, untuk belajar pemikiran
manusia, tetapi untuk mendengarkan firman Tuhan Yesus sendiri. Mari kita baca
dari Matius pasal 5:27 - 30
503 | C A H A Y A I N J I L
Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu:
Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah
berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan
menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika
satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan
ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau,
penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota
tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.
Dosa Timbul dari Hati
Pengajaran Tuhan pada bagian ini mengandungi kekayaan yang besar dan dalam
waktu yang kita miliki kita akan mencari untuk melihat apa yang Tuhan telah
ajarkan kepada kita dalam firman ini. Pertama mari kita melihat dengan jelas
karena dalam mempelajari ajaran Tuhan Yesus, kita harus melihat dengan tepat
pada tiap-tiap perkataan, dan kemudian yang kedua, memahami prinsip rohani
yang Tuhan sedang jelaskan atau perintahkan kepada kita. Disini Tuhan Yesus
berkata "Jika seseorang memandang seorang wanita sehingga timbul hawa-nafsu
untuk memilikinya, orang itu sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya."
Apapun yang dikatakan oleh Firman yang Ketujuh yang melarang anda untuk
berzinah, tetapi apakah berzinah itu sendiri? Apakah hanya perbuatan jasmaniah
saja yang disebut perzinahan? Atau apakah perzinahan dimulai dalam hati?
Semua orang tahu bahwa tidak akan ada dosa yang terjadi jika tidak timbul dari
hati kita terlebih dulu. Seperti Yakobus berkata "Tetapi tiap-tiap orang dicobai
oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya." (Yakobus 1:14).
Jadi dosa selalu berawal dari hati.
Karena itu kita harus mengerti bahwa dosa adalah masalah yang bersangkutan
dengan hati karena apakah kita berbuat dosa atau tidak adalah perihal
kesempatan. Kita mungkin tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan dosa
tetapi itu tidak berarti bahwa kita tidak akan melakukan dosa tersebut. Tuhan
Yesus berkata bahwa Allah melihat ke dalam hati. Kenyataan bahwa anda tidak
melakukan dosa mungkin hanya menunjukkan bahwa anda tidak memiliki
kesempatan, kesempatan untuk melakukan dosa itu. Tetapi jika diberi
kesempatan, anda akan melakukannya juga karena dosa itu sudah ada dalam hati
anda. Jadi kita harus, sebagaimana yang Tuhan Yesus katakan, membuang setiap
504 | C A H A Y A I N J I L
pemikiran yang dangkal bahwa hanya dosa yang dilakukan saja yang disebut dosa,
dan dosa yang ada di dalam hati bukanlah dosa. Tuhan Yesus berkata, "Tidak
seperti itu! Allah melihat apa yang ada di dalam hati."
Saya sering berpikir tentang orang-orang Jepang yang, ketika mereka datang ke
Negeri Cina, melakukan berbagai bentuk dosa. Apakah orang-orang Jepang lebih
buruk dari yang lainnya? Tidak samasekali. Di negara mereka sendiri, mereka tidak
berbuat lebih banyak dosa dari bangsa-bangsa yang lain. Angka kejahatan di
Jepang tidak lebih buruk dari pada yang lainnya. Lalu mengapa, saat mereka
datang ke Cina, kelakuan mereka seperti binatang? Apakah ini? Ini karena
sekarang lingkungan telah mengekang mereka dari melakukan apa yang dapat
mereka lakukan. Takut pada polisi, takut akan hukum, takut akan masyarakat,
takut akan kritik orang lain, takut akan pendapat orang lain tentang anda - itu
mengekang banyak perbuatan dosa dari berkembang. Tetapi buanglah kekangan
dan tekanan dan lihat apa yang terjadi? Tiap orang menjadi liar seperti hewan. Hal
ini benar untuk semua orang; tidak ada pengecualian tentang ini.
Saat saya pergi ke Inggris, saya melihat orang-orang Inggris berkelakuan dengan
sopan dan tertib. Pada umumnya, mereka adalah masyarakat yang taat hukum.
Mereka sopan dan ramah seperti orang lain. Tetapi tahukah anda apa yang
mereka lakukan saat mereka pergi ke Mesir? Tahukah anda apa yang mereka
lakukan pada tahun 1956? Nah, anda hampir tidak dapat membayangkan hal-hal
yang mereka lakukan - kejahatan dan kriminalitas yang mereka lakukan.
Mengapa? Karena sekarang mereka berada di negeri asing! Pembatasan hukum
sudah diabaikan! Dan orang-orang ini yang biasanya akan berkelakuan normal
dalam suatu lingkungan menjadi sangat berbeda dalam lingkungan lainnya.
Kita semua tahu tentang kelakuan tentara Amerika di Asia Tenggara . Itu terkenal
sekali di seluruh Asia Tenggara . Tetapi apakah orang Amerika lebih buruk dari
yang lainnya? Apakah mereka lebih buruk dari kita? Apakah orang Jepang lebih
buruk? Apakah orang Inggris lebih buruk? Tentu tidak! Kita membohongi diri
sendiri jika kita berkata demikian! Karena jika kita pada posisi yang sama, dibawah
tekanan yang sama - dengan norma-norma sosial, adat-istiadat sosial dan restriksi
sosial dihilangkan, anda tidak berani memikirkan apa yang sanggup anda kerjakan.
Jadi Tuhan Yesus melihat dibalik peraturan lingkungan yang dangkal dan Dia
505 | C A H A Y A I N J I L
melihat ke dalam hati manusia, dan berkata, "Izinkan Aku memberitahu kamu
satu hal. Jangan berpikir bahwa Tuhan menunggu kamu melakukan perzinahan
sebelum Dia akan menghakimimu . Saat pikiran tentang perzinahan itu timbul
dalam hati anda, anda telah berdosa di hadapan Allah sama seperti orang yang
melakukan percabulan itu sendiri, karena jika kamu diberi kesempatan untuk
melakukannya kamu akan melakukannya. Jangan menipu diri sendiri."
"Memandang" Terus Menerus Dengan Suatu Keinginan
Tetapi sekarang, mari kita mengajukan satu pertanyaan. Apakah maksud Tuhan
Yesus setiap kali anda memandang wanita dan suka kepadanya, anda sudah
berdosa? Wow! Kalau begitu sangat susah sekali berjalan di seluruh permukaan
dunia ini. Anda akan berkata, "Aku harus keluar bukan saja dengan kaca mata
hitam tetapi dengan tirai! Karena jika aku memandang seorang wanita dan aku
berpikir, 'Wow! Dia cantik!' astaga, habis aku. Aku telah berbuat dosa di dalam
hati!" Bagaimana kita dapat menjalankan kehidupan Kristen? Jika itu yang Tuhan
maksudkan, saya kuatir kita mempunyai masalah yang cukup besar. Karena jika
seorang perempuan melihat seorang laki-laki dan berkata "Wow! Dia cakep
sekali!", dia sudah berdosa. Dia akan ke neraka! "Wow", kata anda, "Ajaran
seperti ini menakutkan. Dimana pintu keluarnya? Mari kita pergi dari sini! Aku
tidak tahan." Jadi mungkin berkat terbesar adalah menjadi buta, supaya anda
tidak akan jatuh ke dalam pencobaan. Apakah ini yang dimaksudkan Tuhan Yesus?
Tentu saja tidak! Mari kita melihat dengan teliti. Tuhan Yesus tidak bermaksud
seperti itu. Manusia akan penuh dengan rasa bersalah karena, bagaimanapun, jika
anda melihat seorang pria atau seorang wanita yang cakep, mau tidak mau anda
akan berkata "Mmmmm", cakep!" Tetapi itu tidak berarti bahwa anda telah
bernafsu terhadap orang tersebut. Jadi apa yang dimaksudkan Tuhan Yesus?
Saat anda mempelajari Firman Allah, setiap bentuk katakerja sangat penting.
Bentuk katakerja apa yang terdapat disini? Apa yang terdapat di dalam bahasa asli
adalah bentuk katakerja 'past participle', yang berarti memandang secara terus-
menerus, atau menatap seseorang. Jadi bukan hanya sekedar memandang
sepintas lalu, dimana saat saya melihat seorang wanita saya berkata " Oh, dia
menarik sekali", atau melihat seorang laki-laki dan berkata, "Ia cakep sekali -
seorang yang tampan!" Tidak, ini adalah suatu tatapan yang terus menerus.
Pernahkan anda dipandang dan diamati seseorang sehingga anda merasa tidak
506 | C A H A Y A I N J I L
nyaman? Apakah ini? Ini adalah sebuah tatapan atau pandangan yang terus
menerus, yang juga disertai dengan nafsu berahi.
Saya rasa kita sangat mengenal orang-orang yang suka melakukan hal-hal seperti
ini. Seringkali anda menemukan mereka di kafe-kafe, anda melihat mereka di bus-
bus - anda melihat seorang lelaki menatap seorang wanita, terus memandangi
wanita itu dengan penuh nafsu berahi yang terlihat dari wajahnya. Inilah yang
Tuhan Yesus maksudkan. Bukan hanya sekedar suatu pandangan sekilas, bahwa
anda tidak bisa melihat wanita, dan entah bagaimana setiap pandangan adalah
dosa. Tetapi jika anda memandang dan lalu selanjutnya, yang tidak begitu kentara
dalam bahasa Inggris, adalah ungkapan niat itu - memandang terus-menerus
dengan maksud, dengan tujuan untuk melampiaskan birahi dengan dia. Itulah
yang Tuhan Yesus maksudkan secara khusus - melihat terus menerus dengan
sebuah maksud untuk membangkitkan nafsu berahi. Ini lebih daripada sekedar
pandangan sekilas, lebih dari sekedar pikiran yang cepat berlalu. Kehendak orang
itu terlibat dalam kegiatan seperti ini. Bukan sekedar suatu pikiran yang cepat
berlalu, karena kalau tidak setiap kali suatu pikiran melewati pikiran anda, anda
telah berbuat dosa. Itu pasti sangat menakutkan. Kalau begitu kita harus mengejar
setiap pikiran dan bertobat untuk setiap pikiran. Anda akan menghabiskan
sepanjang hari bertobat. Mungkin itu adalah hal yang baik, tetapi itu bukan apa
yang dimaksudkan Tuhan Yesus disini.
Jadi disini Tuhan Yesus tidak mengatakan bahwa jika seorang laki-laki melihat
kepada seorang perempuan dan tertarik kepadanya, dia sudah berbuat dosa.
Karena jika begitu, kita tidak akan dapat menikah samasekali karena, jelasnya,
anda tidak mungkin menikah dengan seseorang tanpa sebuah ketertarikan
terlebih dahulu. Anda tidak akan menikah dengan seorang yang anda tidak cintai,
seorang yang tidak anda sukai, yang mana dalam orang itu tidak anda temui
sesuatu yang menarik. Dan jika melihat seorang perempuan dan ingin memilikinya
adalah sebuah dosa, itu berarti setiap orang yang menikah sudah berbuat dosa
sebelum dia berbuat apa-apa. Tuhan Yesus tidak berbicara tentang ini. Dia sedang
berbicara tentang sikap dosa.
Panggilan Yang Tinggi - Tidak Menyembunyikan Dosa Sekalipun dalam Hati Kita
Demikian, setelah memahami hal ini dengan jelas dalam benak kita, kita tahu
507 | C A H A Y A I N J I L
bahwa dosa ada didalam hati. Dan jangan berpikir jika anda menyembunyikan
dosa di dalam hati, anda tidak akan dihakimi karenanya. Jangan pergi dengan
pemikiran seperti itu. Dosa ada di dalam hati kita. Inilah prinsip yang diajarkan
Tuhan disini, bahwa jika anda menyembunyikan dosa, anda memelihara dosa itu
di dalam hati anda - bukan hanya sekedar pikiran yang melintas dalam benak
anda, dimana anda berkata "Tuhan, tolong hentikan ini. Saya tidak ingin hal ini." -
tetapi jika ini adalah pikiran yang anda pelihara, anda sembunyikan, dan anda
nikmati, Tuhan berkata, "Berhati-hatilah dengan apa yang kau pikirkan karena
Tuhan akan menuntut pertanggung-jawaban atas pikiranmu."
Disini kita melihat standar kesucian, standar kebenaran yang Tuhan kehendaki
dari murid-murid-Nya. Hati yang suci, ingatkah anda? Tuhan Yesus berkata, "
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah."
[Matius 5:8] Sekarang Dia menjelaskan kepada kita apa artinya kesucian dalam
hati ini. Kesucian dalam hati berarti: anda tidak menyembunyikan dosa dalam hati
anda. Jangan memelihara pikiran dosa itu! Jangan memelihara dosa di dalam hati
anda! Betapa pentingnya hal ini? Betapa seriusnya hal ini? Tuhan Yesus
mengatakan ini, "jika ada dosa dalam hatimu, kamu harus bertindak begitu keras
dan bengis terhadapnya, dan jika anda perlu memotong tangan dan mencungkil
mata, anda akan melakukannya. Itu lebih baik daripada seluruh tubuh anda masuk
ke dalam neraka."
Jadi, kita dipanggil kepada suatu panggilan yang tinggi akan kebenaran. Tuhan
menyelidiki hati kita. Dia tahu apa yang anda pikirkan saat ini dan apa yang akan
anda pikirkan nanti sore - apa yang anda pikirkan saat pagi hari tetapi khususnya
malam hari saat anda lelah, saat anda berbaring di tempat tidur dan tidak
mengatur pikiran anda, dan ketika pikiran mulai mengembara - suatu pikiran
tentang percabulan, atau sebuah pikiran tentang perzinahan mulai melintas
dalam benak anda - inilah saatnya untuk melakukan sesuatu. Jangan katakan,
"tidak ada yang melihat" karena Tuhan melihat ke dalam hati.
Satu lagi hal lain yaitu: seperti apa yang manusia pikirkan dalam hatinya
demikianlah manusia itu. Ini berarti jika anda memelihara pikiran tersebut, maka
suatu hari anda akan mendapat kesempatan untuk melakukannya, dan aargh,
anda akan melakukannya. Anda akan sangat menyesal karena anda akan
508 | C A H A Y A I N J I L
membayar harga yang tinggi - karena kekudusan dan keadilan Allah. Jadi berhati-
hatilah dengan apa yang anda pikirkan. Kita harus menyucikan hati kita.
Menolak Dosa - atau Kehilangan Keselamatan
Mari kita melanjutkan untuk mempelajari hal ini dengan lebih berhati-hati dan
untuk menganalisa apa yang Tuhan Yesus firmankan bagi kita. Pertama-tama mari
kita mempelajari hubungan hati dengan anggota-anggota yang lainnya. Tuhan
Yesus selanjutnya berkata, "Jika engkau berdosa karena matamu, cungkillah
matamu, karena lebih baik jika matamu dicungkil, jika engkau memandang
seorang wanita dengan nafsu berahi, daripada engkau masuk ke dalam neraka."
Apa yang Tuhan Yesus ajarkan? Apakah secara harfiah (leterlek) Dia menyuruh
kita untuk mengambil pisau kemudian mencungkil mata kita? Apakah Dia sedang
berkata: "okay, tanganku ini telah aku pakai berbuat dosa, berbuat zinah, untuk
mencuri. Lalu aku mengambil pisau dan memotong tangan kananku." Bagaimana
dengan tangan yang kiri? Tangan kiri dapat melakukan dosa juga. Jadi setelah
memotong tangan kanan, tangan kiri yang akan berbuat dosa. Apa yang akan
anda lakukan dengan yang ini? Akankah dipotong juga? Jadi apakah yang
dimaksudkan Tuhan Yesus? Apakah ini berarti bahwa kita harus mengambil pisau
yang besar untuk memenggalkan kedua tangan kita? Saya rasa kita akan habis
jauh sebelum akhir hidup kita. Huh? Kita semua sebagai seorang Kristen, harus
pincang, karena bagaimanapun, siapakah yang tidak pernah berdosa sekalipun
dalam pikiran? Siapakah yang tidak pernah berbuat dosa dalam pikiran? Karena
itu cepatlah ambil pisau! Dan saya pikir tentu saja orang-orang Kristen yang baik
akan menjadi pincang pada akhirnya. Apakah ini yang Tuhan Yesus ajarkan kepada
kita? Tentu saja Tuhan Yesus baru saja mengatakan bahwa dosa adalah perihal
hati. Lalu apa gunanya memenggal tangan saya? Apa gunanya mencungkil mata
saya?
Bukankan pelajarannya jelas bagi kita? Apapun kesakitan yang harus ditanggung,
apapun harga yang harus dibayar, apapun yang anda kerjakan, pastikan bahwa
anda tidak berbuat dosa, karena tidak ada suatupun yang lebih penting di dunia
ini dibandingkan dengan keselamatan anda. Mata kita sangat berharga bagi kita.
Banyak orang berkata, "aku akan memberikan mata kananku untuk itu." Apa
artinya ini? Ini berarti bahwa mata mereka adalah sesuatu yang sangat berharga
bagi mereka. Tidak ada yang lebih berharga dibandingkan dengan mata anda.
509 | C A H A Y A I N J I L
Saya yakin bahwa anda sanggup menyerahkan mobil anda, atau menyerahkan apa
saja, "Ambil semua, asal saya masih memiliki mata saya." Tetapi Tuhan Yesus
berkata lebih baik mencungkil mata daripada seutuhnya masuk ke dalam neraka!
Janganlah kita berpikiran terlalu harfiah (leterlek)! Tuhan Yesus berkata kepada
orang-orang Farisi, bahwa mereka menapis nyamuk sementara unta mereka
telan, dan anda berkata: "Wow! Orang-orang Farisi mempunyai mulut yang besar
- mereka dapat menelan unta. Orang seperti apakah mereka?" Baiklah, saya pikir
kita tidak harus jatuh ke dalam kemustahilan seperti ini. Tuhan Yesus tidak
mengatakan bahwa kita harus membawa pisau dapur ke mana-mana setiap hari,
pastikan selalu ada di ikat pinggang anda dan setiap kali kita ingin berbuat dosa,
maka kita tinggal mengeluarkan pisau dapur itu dan wham! Potong saja! Pastikan
kita membeli pisau yang bagus dan tajam di Pecinan! Bukan, bukan ini
maksudnya. Tuhan Yesus sedang berkata: "Begitu penting hal ini, dan jika anda
harus melakukannya, lakukan saja! Meskipun sangat berat untuk dilakukan." Ini
berarti, tidak ada hal yang lebih penting, apapun penderitaannya. Dapatkah anda
bayangkan betapa sakitnya jika anda harus mencungkil mata anda? Pada zaman
itu tidak ada anestetik (obat bius). Anda cungkil saja - mengerikan! Hampir saja
membuat anda merasa mual saat anda memikirkan hal tersebut. Dan untuk
memenggal tangan? Ouch!! Pikirkanlah. Tetapi Tuhan Yesus berkata, "Apapun
sakitnya, apapun harganya - dan harganya sangat tinggi! Karena, lihatlah, jika
anda memenggal tangan anda, anda tidak dapat bekerja lagi. Anda sudah habis.
Bagaimanakah seorang suster dapat melayani di Rumah Sakit tanpa tangan?
Bagaimana anda akan bekerja tanpa tangan? Anda telah menjadi cacat, anda
buntung. Penghidupan anda telah hilang. Jadi bukan hanya konsep penderitaan
saja di sini, tetapi juga konsep kehilangan segala sesuatu termasuk di dalamnya,
untuk menjadi cacat dan buntung. Tetapi Tuhan Yesus berkata lebih baik
menanggung kehilangan itu semua daripada kehilangan keselamatanmu.
Sekarang perhatikanlah hal ini. Saat saya melihat orang-orang Kristen, saya tidak
melihat bahwa ada pemahaman seperti ini tentang keselamatan. Saya tidak
melihat ada pemahaman seperti ini tentang keselamatan samasekali. Saya
melihat bahwa ada orang-orang Kristen yang masih menaruh banyak hal - profesi
mereka, pekerjaan mereka, dan segala sesuatu yang lain - lebih penting daripada
keselamatan mereka. Jadi kita harus datang untuk memahami bahwa tidak ada
510 | C A H A Y A I N J I L
yang lebih penting daripada Injil. Namun saya temukan banyak orang, di saat anda
berbicara kepada mereka tentang Injil, apa yang akan mereka katakan? Mereka
berkata, "Aku tidak punya waktu. Aku akan datang jika ada waktu." Konsep
seperti apakah ini? Apakah anda pikir ada yang lebih penting daripada
keselamatan? Anda lihat, pemikiran yang salah ini adalah karena kita hanya
memperhatikan apa yang sementara, dan kita gagal untuk melihat betapa
pentingnya apa yang kekal. Mereka adalah orang-orang yang tidak dapat melihat
nilai kerohanian. Tidak perlu untuk mencungkil mata mereka karena mereka
memang tidak melihat nilai hal-hal yang kekal. Mereka tidak melihat. Mereka
buta. Tidak ada gunanya mencungkil mata mereka. Kata-kata ini ditujukan kepada
orang-orang Kristen.
Pengontrolan Diri Adalah Sangat Penting Untuk Keselamatan
Tetapi sekarang saya ingin menyentuh satu lagi hal yang penting. Apakah maksud
Tuhan Yesus begitu bersifat kiasan sehingga tidak ada maksud lain dari memotong
tangan, mencungkil mata, selain dari mengatakan bahwa kita harus memahami
betapa pentingnya keselamatan? Tidak juga! Kita harus memahami bahwa untuk
seorang Kristen, seluruh tubuhnya harus ditaklukkan. Banyak orang Kristen tidak
mengerti penaklukan ini - yaitu pedisiplinan tubuh kita. Tahukah anda
keselamatan erat kaitannya dengan disiplin tubuh kita? Bahwa tubuh kita ini,
perasaannya, nafsunya, keinginannya, harus dapat benar-benar dikendalikan.
Salah satu dari buah Roh adalah penguasaan diri, seperti yang telah kita lihat
sebelumnya. Mengapa? Karena penguasaan diri sangat penting untuk
keselamatan! Tahukah anda tentang ini? Paulus berbicara tentang kebenaran,
penguasaan diri dan penghakiman dalam Kisah Rasul 24:25. Mengherankan,
bukan? Mengapa dia berbicara tentang penguasaan diri? Ini karena keselamatan
berhubung rapat dengan penguasaan diri. Itulah sebabnya mengapa Rasul Paulus
mengatakan dalam 1 Korintus 9:27: "Tetapi aku melatih tubuhku dan
menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain,
jangan aku sendiri ditolak." "Aku membuat tubuhku menjadi hamba. Aku
menundukkan tubuhku. Aku membabak-belurkan tubuhku. Bagaimana keadaan
anda dibandingkan dengan Paulus? Mengapa Paulus melakukan itu? Apakah ia
semata seorang yang suka memukuli dirinya? Apakah dia seorang pertapa yang
suka menghukum dirinya sendiri? Tidak juga! Paulus bukanlah seorang pertapa.
511 | C A H A Y A I N J I L
Ada beberapa biarawan, misalnya, yang tidur atas kasur yang keras karena
mereka berpikir bahwa ini akan menyenangkan Tuhan. Hal ini salah! Kita tidak
menyenangkan Tuhan dengan cara itu. Tetapi keselamatan berkaitan dengan
penguasaan diri, yaitu penaklukan setiap bagian tubuh. Saya berharap ada waktu
yang cukup untuk mengembangkan aspek ini dari ajaran Tuhan, tetapi kita akan
memuaskan diri kita hari ini dengan hanya menyebutkan saja dan kembali
membahasnya pada lain kesempatan.
Jika anda ingin diselamatkan, jika anda ingin benar-benar pasti bahwa anda tidak
akan ditolak pada akhirnya nanti, pahamilah bahwa anda perlu menaklukkan,
mengendalikan atau mendisiplinkan tubuh anda. Dan salah satu cara yang sangat
bagus untuk belajar mendisiplinkan tubuh adalah puasa. Tahukah anda akan
kebenaran ini? Puasa sangat jarang dipahami saat ini, tetapi hal ini adalah sesuatu
yang sangat penting dalam ajaran Tuhan, dan juga suatu unsur yang penting
dalam ajaran gereja. Puasa sering dipraktekkan di Gereja Purba, bukan untuk
memperoleh keselamatan, namun untuk mendisiplinkan tubuh, untuk
menaklukkan tubuh.
Perang Rohani - Menaklukkan Diri Sendiri
Jika kita tidak dapat menaklukkan diri kita, jika kita tidak dapat mengalami
kemenangan atas diri kita, atas kerakusan kita, atas hawa-nafsu kita, bagaimana
mungkin kita akan memenangkan peperangan rohani ini? Makanya, kemenangan
dalam peperangan rohani, marilah kita mengerti dengan jelas, dimulai dari
kemenangan atas diri sendiri, dan atas kedagingan kita. Itulah sebabnya mengapa
Paulus dalam 1 Korintus 9:27 berkata: "Tetapi aku melatih tubuhku dan
menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain,
jangan aku sendiri ditolak." Dia mengatakan itu dalam banyak cara yang lain. Dia
mengatakan hal yang sama dalam Galatia 5:24, 6:14, dan Roma 8:13. Dalam
semua ayat tersebut, dia berbicara tentang mematikan perbuatan dan keinginan
daging. Apakah artinya? Hal ini berarti kita membawa keinginan-keinginan dan
perbuatan-perbuatan daging kepada kematian. Artinya ialah tidak mengijinkan
mereka untuk menyatakan diri mereka samasekali. Sangat mengherankan
mengapa ajaran seperti ini sangat asing bagi gereja masa kini. Yang sering
ditekankan ialah tentang diselamatkan.
512 | C A H A Y A I N J I L
Diselamatkan mempunyai arti yang jauh lebih dalam dari sekedar dibaptis saja.
Ada suatu peperangan rohani, suatu pertempuran rohani di mana kita terlibat di
dalamnya. Dan langkah pertama adalah untuk memenangkan kemenangan atas
diri kita sendiri. Itulah sebabnya mengapa dalam salah satu amsal dikatakan, "dia
yang berkemenangan atas dirinya sendiri, yang mengendalikan dirinya, adalah
lebih besar daripada dia yang menakluk tujuh kota." Hal ini sangat benar. Ada
orang yang telah menaklukkan seluruh dunia tetapi tidak bisa menaklukkan
dirinya sendiri. Mereka berakhir dalam kekalahan, kehancuran dan kebinasaan,
sehingga mereka kehilangan segala yang telah mereka taklukkan. Kemenangan
harus diraih terlebih dahulu terutamanya atas diri kita sendiri.
Tetapi disini muncul suatu lagi pertanyaan saat kita merenungkan firman Tuhan
Yesus. Tuhan Yesus menerangkan disini bahwa begitu penting untuk kita
mencapai kemenangan atas diri kita sendiri, mengapa? Supaya kita tidak masuk ke
dalam neraka!! Jika anda melakukan dosa perzinahan, apakah dalam hati atau
bahkan benar melakukannya, hukuman Perjanjian Lama atas perzinahan adalah
kematian. Ini adalah dosa yang mematikan - dosa yang dihukum mati. Karena
untuk dosa seperti itu, tidak ada korban penghapusan dosa di bait Allah. Untuk
dosa semacam itu, hukumannya adalah hukuman mati. Bagaimana seseorang
mendapat pengampunan dari dosa seperti ini? Tidak ada pembicaraan tentang
pengampunan di sini. Jadi mari kita menanyakan suatu pertanyaan: jika demikian
halnya, lalu ketika anda masih bukan Kristen, apakah anda pernah melakukan
dosa itu? Mungkin anda pernah terlibat dalam perzinahan, dan persetubuhan
diluar nikah, jangankan di dalam hati. Tetapi jika itulah standar keadilan, maka
anda hanya perlu memikirkan saja di dalam hati, dan menurut standar firman
Allah, anda telah dijatuhkan hukuman neraka. Anda telah terlibat dengan dosa
yang mematikan - dosa yang hukumannya adalah kematian, yang mana tidak ada
korban penebusan dosa di bait Allah.
Anda lihat dalam Perjanjian lama, dalam bait Allah, satu-satunya korban
penghapusan dosa yang ada adalah korban penghapusan bagi dosa karena
ketidaktahuan, dosa yang tak disengaja, bukan untuk dosa yang disengaja, yaitu
dosa yang telah direncanakan sebelumnya, diperhitungkan, diperkirakan, sampai
terjadi. Untuk dosa semacam ini tidak ada korban penghapusan dosa di bait Allah.
Tidak ada korban persembahan di Bait Allah untuk itu. Jadi apa yang akan terjadi
513 | C A H A Y A I N J I L
kepada kita jika kita melakukan dosa sebelum kita mengenal Tuhan, jangankan
dosa yang kita lakukan setelah kita menjadi orang Kristen? Apa yang akan terjadi
kepada kita? Bukankah kita semua telah dijatuhkan hukuman neraka? Tidakkah
jelas bahwa tidak seorangpun yang dapat menghindari bencana neraka? Apakah
ada orang yang berani berkata bahwa dia tidak pernah mempunyai pikiran yang
berdosa? Pikirkanlah dosa yang sudah anda lakukan di dalam tubuh, usah disebut
dosa-dosa yang telah anda lakukan dalam pikiran. Lalu bagaimana, bagaimana
seseorang dapat dibenarkan dibawah ajaran Yesus? Kita semua binasa!
Bagaimana kita dapat diselamatkan?
Dengan Standar-Nya Yang tinggi , Tuhan Yesus Menekankan Pentingnya
Keselamatan Melalui-Nya
Pengajaran Tuhan Yesus yang ini menimbulkan seluruh persoalan tentang
keselamatan. Ia menetapkan satu standar sehingga tidak seorang manusia pun
dapat dibenarkan di hadapan Allah. Lalu bagaimana kita dapat luput dari bencana
neraka? Lihatkah anda dalam terang ajaran Tuhan Yesus ini, bahwa Dia sedang
mengatakan tepat seperti yang Rasul Paulus katakan di Roma 3:23? Nah, Paulus
berkata tepat seperti yang Tuhan katakan bahwa ".... semua orang telah berbuat
dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah". Tamatlah kita! Kita semua orang
terhukum - dihukum mati! Jadi jika anda bukan seorang Kristen, dengarkanlah
firman Tuhan Yesus ini dengan teliti. Tuhan Yesus berkata dengan pasti kepada
anda, anda hanya punya satu masa depan yang menunggu anda: masa depan itu
adalah neraka. Bagaimana anda akan diselamatkan?
Kita dapat melihat bahwa pengajaran Tuhan Yesus mensyaratkan, dan
menyatakan secara tidak langsung - perlunya penyelamatan. Ia menunjukkan
perlunya pengampunan dosa, yang tidak akan pernah kita capai sendiri. Karena di
sini dikatakan, "jangan lakukan itu!" tetapi tidak dikatakan apa yang harus kita
perbuat jika kita telah melakukannya. Apa yang harus kita lakukan? Ya syukur
kepada Allah, Tuhan Yesus telah memberitahu kita ditempat lain apa yang harus
kita lakukan. Kita harus bertobat! Ingat kita mulai dengan pengajaran Tuhan
Yesus di mana Dia mengawali dengan berkata: "Bertobatlah karena Kerajaan
Allah sudah dekat." Itulah firman yang pertama dalam pengajaran Tuhan Yesus.
Berubahlah secara total! Ubahlah seluruh arah hidup anda.
514 | C A H A Y A I N J I L
Dari semua ini, kita mulai melihat bahwa semua itu membuat kita untuk
menyadari kengerian dosa, saat kita melihat bagaimana Allah memandang dosa.
Dosa sangat menakutkan. Pahamilah hal ini jika anda bukan seorang Kristen, dan
pahamilah dengan sejelasnya bahwa Allah, dalam kekudusan-Nya, tidak akan
melakukan hal lain kepada anda selain membuang anda ke dalam neraka jika anda
tetap dalam dosa. Allah bermaksud supaya alam semesta ini bebas dari dosa dan
Dia akan membuang setiap noda dosa. Anda bisa meyakini hal itu. Beberapa
orang menanyakan mengapa Allah tidak melakukan sesuatu untuk mengatasi
masalah-masalah dunia ini. Mengapa Dia tidak melakukan sesuatu? Izinkan saya
mengatakan sesuatu kepada anda, Dia sedang mengerjakan sesuatu setiap menit.
Tidak ada artinya menanyakan pertanyaan tersebut. Dia akan membuang setiap
titik dan setiap noda dosa yang ada di dunia ini. Jika anda tetap berpegang pada
dosa, Dia akan membuang anda beserta dosa anda. Tetapi syukur kepada Allah
karena Dia telah memberi kita satu jalan keluar! Setelah membuat kita menyadari
kengerian dosa, Tuhan Yesus menunjukkan kepada kita mengapa Dia datang ke
dunia ini. Dia memulai pengajaran-Nya, sebagaimana yang telah kita lihat dengan
kata 'bertobat'.
Tetapi anda berkata tidak ada gunanya bertobat karena dosa ini tidak ada
pengampunannya menurut hukum Perjanjian Lama. Perzinahan dihukum mati!
Tidak ada korban penghapusan dosa untuk menutupinya. Jadi apa gunanya
bertobat? Benar, PL tidak dapat menyelamatkan anda. Tetapi syukur kepada
Allah! Tuhan Yesus berkata misalnya di Markus 10:45, "Karena Anak Manusia juga
datang....... untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Dia datang khusus untuk menyelamatkan anda. Itulah sebabnya mengapa Dia
datang. Dan saat kita mengikuti Perjamuan Kudus, setiap minggu kita
mengikutinya - ia mengingatkan kita sekali lagi, bahwa jika bukan karena darah-
Nya dan tubuh-Nya kita semua akan berakhir di neraka. Tak seorangpun dapat
menghindari malapetaka neraka! Dan pikirkanlah hal ini saat mengikuti
Perjamuan Kudus. Setiap kali anda mengikuti Perjamuan Kudus, pikirkanlah: "jika
bukan karena tubuh ini, Tuhan, jika bukan karena darah ini, saya pasti langsung
masuk ke neraka dan menghabiskan kekekalan dalam kebinasaan." Perhatikan
sungguh-sungguh keajaiban ajaran Tuhan ini.
515 | C A H A Y A I N J I L
Setelah Diselamatkan dari Dosa, Kita Tak Lagi Seenaknya Melakukan Dosa
Tetapi kemudian, akankah kita berkata, "karena tubuh dan darah Kristus telah
menebus aku, ah, karena itu aku bebas terus melakukan dosa?" Nah, pemikiran
semacam ini sangat umum di kalangan orang Kristen dan saya telah membagikan
hal ini sebelumnya dan saya tidak akan mengulanginya lagi saat ini. Tetapi ingat,
jika firman ini tidak ditujukan untuk murid-murid-Nya, lalu kepada siapa lagi? Di
sini Tuhan Yesus sedang berbicara kepada murid-murid-Nya, dan Dia berkata -
Dia mengingatkan mereka - "hati-hati dengan apa yang kamu pikirkan!" Ajaran
yang sama ini diulang juga dalam Matius 18:8- 9. Diulangi juga dalam Markus
9:43-48 untuk menekankan betapa pentingnya Firman ini. Firman-firman penting
yang disampaikan Tuhan Yesus biasanya diulangi untuk menekankan
kepentingannya. Kita lambat dalam belajar. Sering kita mendengar sesuatu sekali,
kita tidak mengingatnya. Tuhan mengulangi ajaran-Nya supaya kita mengingatnya,
agar ajaran-Nya dapat dipahami oleh kita yang tumpul dalam pengertian ini.
Jika Firman ini tidak ditujukan kepada murid-murid-Nya, lalu kepada siapa lagi?
Karena untuk berbicara kepada orang bukan Kristen tentang hal ini, bahwa
mereka harus memenggal tangan, mencungkil mata, tidak ada kemungkinan
samasekali dia akan memperhatikan. Itu sama seperti melemparkan mutiara anda
kepada babi. Bukan begitu! Pikirkanlah dengan berhati-hati akan hal ini. Tuhan
Yesus sedang memperingatkan murid-murid-Nya: "Jangan berpikir karena Aku
telah menebusmu dengan darah-Ku, jangan menyangka karena aku telah
menyerahkan nyawa-Ku sebagai tebusan bagimu, maka engkau dengan enaknya
terus hidup dalam dosa! Jangan pernah pikirkan itu!" Rasul Paulus berkata:
"Sekali-kali tidak! Jangan biarkan pikiran tersebut melintas dalam benak anda.
Jangan membohongi diri anda sendiri. Allah tidak bisa dibohongi!" dan dia
melanjutkan untuk berkata, "bahwa tidak ada orang cabul, tidak ada pendosa,
tidak ada orang yang berzinah ..." - semua itu, dan dia berkata "tak seorangpun
seperti itu yang dapat masuk ke dalam kerajaan Allah, apapun yang mereka
sebutkan tentang diri mereka." [Galatia 5:19-21] Perhatikan dengan teliti Firman
Allah ini. Pastikan anda menjalankan kehidupan yang kudus. Keselamatan bukan
satu alasan untuk berbuat dosa. Jangan membiarkan pendapat manusia, tradisi,
atau doktrin apapun membutakan mata anda terhadap bahaya didepan, bahkan
orang-orang Kristen sekalipun. Ikutlah! Lihat pada pengajaran Kristus; jangan pada
516 | C A H A Y A I N J I L
pengajaran manusia, dan lihat apa yang Dia katakan kepada anda, bukan apa yang
saya katakan kepada anda.
Tidak Seorangpun Dapat Luput dari Penghakiman Allah di Hari Kebangkitan
Waktu kita berjalan begitu cepat dan saya harus menghentikan hanya untuk satu
hal, atau dua hal. Pertama tentang tubuh anda. Catatkan dengan baik firman
Tuhan Yesus, banyak kekayaan di dalamnya. Dia berkata, "cungkillah matamu atau
penggallah tanganmu supaya jangan seluruh tubuhmu dicampakkan ke dalam
neraka." "Ha!" anda pasti berkata, "bagaimana dengan mereka yang telah
dikremasi? Bagaimana dengan mereka yang di Irlandia Utara yang terkena
ledakan bom? Tidak ada tubuh yang dapat dicampakkan ke neraka. Karena tubuh
mereka sudah menjadi debu. Ah! Kalau begitu tidak ada masalah lagi. Jalan
terbaik (anda tahu, ada orang yang berpikir seperti itu) untuk luput dari
penghakiman adalah dengan dikremasikan setelah anda meninggal karena tidak
ada lagi tubuh yang dapat dibuang ke neraka. Nah, jangan membohongi diri dan
menjadi naif, karena, tentu saja jika anda meneliti ajaran Yesus dengan teliti,
pengajaran tentang kebangkitan tubuh juga telah dinyatakan secara tidak
langsung. Dan tentu saja, Dia selanjutnya berbicara secara khusus tentang
kebangkitan kemudiannya. Anda lihat bagaimana, dalam perikop yang sederhana
ini, begitu banyak doktrin yang telah ditemukan - doktrin penebusan , doktrin
kebangkitan, doktrin pengudusan, doktrin keselamatan - semuanya terangkum
dalam firman yang sederhana ini. Bukankah ini terlihat sederhana? Sekarang anda
dapat melihat betapa dalam dan kayanya pengajaran Tuhan Yesus itu. Bagi mata
yang tak dapat melihat, tidak ada apa-apa untuk dilihat. Bagi mata yang dapat
melihat, begitu banyak yang terlihat sehingga susah untuk mengetahui dari mana
harus memulainya. Begitulah kayanya firman Tuhan.
Jadi telah dinyatakan dalam bagian Firman ini dokrin kebangkitan sebelum doktrin
penghakiman dan juga doktrin tentang neraka. Itulah yang dikatakan Paulus
dalam Kisah Para Rasul 24:15. Apa yang dikatakan disana? Paulus berkata bahwa
kita semua akan dibangkitkan - "orang-orang yang benar maupun orang-orang
yang tidak benar" - pada hari kebangkitan - dibangkitkan untuk dihakimi. Jangan
sangka ada cara untuk melarikan diri dari penghakiman Allah! Apakah anda
melihat mengapa Allah dalam hikmat-Nya memberikan doktrin kebangkitan?
Karena banyak orang jahat akan berkata dalam hatinya, "Ketika aku mati aku akan
517 | C A H A Y A I N J I L
menyuruh tubuhku dibakar saja dan abunya dibuang ke laut agar aku bebas dari
penghakiman Allah." Tidak ada keuntungan seperti itu! Jangan berharap! Itulah
sebabnya mengapa doktrin kebangkitan ada disitu. Tuhan telah mengingatkan
kita: kita tidak akan dapat luput dari penghakiman Allah; kita tak akan dapat
memperdayakan Allah. Dia akan mengumpulkan kembali debu dan abu tubuh
anda dan memastikan anda berdiri dihadapan-Nya untuk dihakimi.
Doktrin Neraka
Saya akan menyimpulkan khotbah ini dengan doktrin neraka. Tuhan Yesus telah
menyebutkan beberapa kali tentang neraka dan inilah saatnya untuk kita melihat
betapa pentingnya doktrin ini. Tetapi sebelum kita membahas tentang doktrin
neraka, saya ingin mengatakan secepatnya dalam waktu penutupan ini, bahwa
tidak seorangpun harus berkhotbah tentang neraka yang belum pernah
merasakan betapa sakitnya dan ngerinya neraka dalam hatinya. Siapapun yang
berkhotbah tentang neraka seolah-olah sesuatu yang dinikmati - bahwa dia bisa
memanggang orang-orang berdosa disana, menggantung mereka diatas bara
belerang, dan melihat mereka mendesis seperti sosis (sate) panggang - siapapun
yang menyukai doktrin neraka, saya rasa orang seperti itu lebih baik menutup
mulutnya dan tinggalkan gereja dengan tenang. Tak seorangpun yang layak
berkhotbah tentang neraka tanpa merasakan betapa ngerinya, betapa
menakutkan, betapa nyatanya neraka itu.
Ada seorang gadis di Shanghai yang bukan seorang Kristen. Ia belajar di salah
sebuah perguruan tinggi di Shanghai, dan dia meninggal. Dia meninggal selama
beberapa jam, tetapi mereka membiarkan tubuhnya disana. Beberapa jam
kemudian, saya lupa apakah 8 atau 9 jam kemudian, dia hidup lagi. Saat dia hidup
kembali, dia basah dengan keringat dan gementar karena ketakutan. Orang
disekeliling bertanya, "Apa yang terjadi dengan kamu? Tahukah kamu bahwa
kamu sudah mati?" Dia berkata, "Aku tahu aku telah mati. Aku ingin menceritakan
sesuatu kepada anda sekalian. Aku mendapat sebuah pengalaman yang paling
mengerikan dan menyeramkan dalam hidupku." Mereka bertanya, "Apa yang
telah terjadi dengan kamu?" Dia berkata, "Aku diberikan suatu penglihatan untuk
melihat neraka. Aku dibawa ke bawah untuk melihat neraka." Ingat bahwa dia
bukan seorang Kristen. Dan dia berkata, "Saat aku melihat neraka, saat aku
melihat tempat yang mengerikan dan menakutkan itu, Allah mengijinkan aku
518 | C A H A Y A I N J I L
untuk kembali. Dia mengijinkan aku kembali untuk mengatakan kepada anda
bagaimanakah neraka itu, agar anda, jika anda tidak takut akan Allah, anda
mungkin takut akan neraka."
Ada banyak orang-orang berdosa yang tidak takut apapun. Anda memberitahu
mereka tentang kasih Allah - tidak ada tanggapan dari mereka. Satu-satunya
bahasa yang mereka mengerti adalah bahasa ketakutan, dan Allah dalam hikmat-
Nya memberikan keduanya - bahasa kasih dan bahasa ketakutan. Gadis ini - dan
apa yang saya ceritakan kepada anda adalah kisah benar - dia bukan seorang
Kristen sebelumnya. Dia menjadi Kristen setelah pengalamannya tersebut. Dan
hasilnya, seluruh kampus itu mengalami suatu kebangkitan, ratusan dari mereka
datang kepada Tuhan karena kesaksian gadis tersebut karena mereka tahu bahwa
dia mengatakan kebenaran karena mereka semua tahu bahwa sebelumnya dia
bukan seorang Kristen. Kenyataan dari neraka adalah sesuatu yang menakutkan,
andai saja kita dapat menangkapnya.
Tidak Mempercayai Adanya Neraka Tidak Akan Mengubah Kenyataan
Jangan katakan kepada diri anda sendiri, "Nah, aku tidak percaya hal ini." Sudah
saya tekankan sebelumnya, bahwa mempercayai sesuatu ataupun tidak
mempercayai sesuatu tidak akan mengubah kenyataan samasekali. Ingatlah selalu
dengan jelas dalam benak anda bahwa kepercayaan tidak merubah apapun dalam
hidup anda, sejauh yang menyangkut fakta. Anda tidak percaya? Itu tidak
membuat perbedaan! Jika anda tidak percaya ada tempat yang namanya
Australia, apakah ada perbedaannya? Akankah Australia hilang karena anda tidak
percaya? Jika anda katakan kepada orang zaman dulu tentang pesawat terbang,
mungkin mereka berkata, "Aku tidak percaya," apakah itu akan membuat
perbedaan? Kenyataan tidak berubah karena anda percaya atau tidak. Itu hanya
akan mengubah anda! Iman mengubah anda; ia tidak mengubah kenyataan.
Ingatlah dengan jelas. Jadi jangan menghiburkan diri anda dengan berkata, "Nah,
jika aku tidak percaya, tidak akan ada neraka." Saya katakan kepada anda, anda
akan terkejut besar saat hal itu datang kepada anda!
Jika rumah ini sedang terbakar, dan seseorang berkata, "Rumahnya terbakar!",
dan memang sedang terbakar, dan anda berkata, "Aku tidak percaya", apakah
anda berpikir api itu akan padam? Sangat tidak merepotkan. Saya berharap api
519 | C A H A Y A I N J I L
bisa padam hanya dengan berkata, "Aku tak percaya" dan api segera padam. Itu
pasti menyenangkan - satu solusi cepat untuk setiap masalah! Sayangnya,
mempercayai sesuatu atau tidak mempercayai sesuatu tidak mengubah apa-apa
yang menyangkut kenyataan samasekali. Kepercayaan hanya akan mengubah
anda. Perhatikanlah kenyataan ini.
Jadi jika dokter mengatakan kepada anda suatu hari bahwa anda terkena kanker,
dan anda berkata, "Aku tidak percaya! Aku tidak merasa apapun! Aku tidak rasa
sakit samasekali. Aku merasa normal saja." Apakah anda berpikir kanker dalam
diri anda akan hilang? Itulah yang dokter katakan kepada ayah saya: "Anda
menderita kanker leher." Dia tidak merasakan apapun. Tidak sakit! Tidak terjadi
sesuatu! Tetapi dua bulan kemudian dia meninggal. Dia tidak merasa sakit pada
saat itu, tetapi dia meninggal. Jadi jangan berpikir bahwa mempercayai sesuatu
atau tidak mempercayai sesuatu membuat suatu perbedaan. Saya mengatakan ini
secara khusus karena banyak orang sengaja tidak mau berpikir tentang neraka.
Mereka berkata, "Aku tak mau memikirkan neraka. Aku tidak mau berpikir
tentang kematian, dan karena itu neraka tidak ada." Sayang sekali, neraka ada.
Neraka tidak akan lenyap karena anda tidak mempercayainya. Ingatlah hal itu
selalu. Selalu ingat bahwa iman mempengaruhi anda, dan tidak mempengaruhi
kenyataan. Iman mempengaruhi sikap anda terhadap kenyataan.
Pentingnya Neraka
Saya ingin membagikan beberapa poin lagi karena waktu kita begitu terbatas.
Pertama, mengapa perlu ada neraka? Saya berpikir dan merenungkan hal ini dan
akhirnya saya berkata, "Syukur kepada Allah bahwa ada neraka." Anda berkata,
"Apa kata kamu?" Saya berkata, "Syukur kepada Allah bahwa neraka ada." Dan
saya mengatakan ini dalam segala kerendahan, dengan takut dan gentar. Anda
berkata, "Oh, bagaimana dapat anda mengatakan hal seperti itu?" Baiklah, akan
saya jelaskan mengapa! Jika tidak ada neraka, tidak akan ada keadilan di dunia ini.
Saya memikirkan, misalnya, segala sesuatu yang terjadi di abad ini. Saya berpikir
tentang kengerian Perang Dunia Kedua. Saya memikirkan orang-orang yang
memasukkan 6 juta orang Yahudi dan bangsa-bangsa lainnya - Polandia, Belanda
dan lainnya - ke dalam kamar gas. Orang-orang ini termasuk wanita dan anak-
anak, yang tidak pernah tahu-menahu tentang maksud peperangan itu, dan
mereka digas sampai mati tanpa belas kasihan. Saya memikirkan jenis kejahatan
520 | C A H A Y A I N J I L
semacam apa yang sanggup mewujudkan hal seperti ini. Saya memikirkan
kejahatan yang mengambil nikmat dalam menyiksa sesama manusia supaya mati
perlahan-lahan. Saya pikir harus ada cara untuk membereskan ketidakadilan ini.
Saya memikirkan orang seperti Hitler yang menyebabkan kematian, bukan hanya
6 juta jiwa dalam kamar gas, tetapi juga 20 juta jiwa di Eropa saja yang mati - mati
terkena bom, mati tertembak, mati terbakar - semua karena orang tersebut,
seorang megalomania (penyakit gila yang mengkhayalkan dirinya seperti seorang
yang agung dan mulia). Dan dia, saat kekalahan datang, setelah membawa dunia
ke dalam kehancuran, hanya mengambil peluru lalu menembak kepalanya untuk
menghindari penghakiman manusia. Saya mengatakan kepada diri saya sendiri,
"haruskah orang semacam ini - orang yang telah membunuh 20 juta orang, baik
para ayah, para ibu, anak-anak laki-laki, anak-anak perempuan, dan semua jenis
manusia yang lain, dan menyebabkan kesengsaraan, dan penderitaan jutaan
orang yang tak terhitung jumlahnya - haruskah dia dilepaskan dengan satu
tembakan di kepala?" Saya rasa ini tidak adil. Apakah anda pikir ini adil? Saya akan
mengatakan bahwa dia harus bertanggungjawab atas kematian orang banyak
tersebut. Berarti, jika orang-orang ini harus menderita, maka penderitaannya
harus paling tidak 20 juta kali dari apa yang mereka deritai. Kalau tidak, jujur saja
saya tidak melihat adalanya keadilan. Bukan karena saya menderita; saya
menderita sangat sedikit di tangan orang ini. Tetapi saya memikirkan mereka yang
menderita karenanya, demi mereka, saya merasa harus ada keadilan. Menurut
anda apakah adil untuk orang ini, setelah mengakibatkan kesengsaraan dan
penderitaan kepada jutaan orang yang tak terhitung jumlahnya harus dilepaskan
hanya dengan satu tembakan, tanpa rasa sakit, tanpa penderitaan, tanpa apapun?
Akankah anda katakan bahwa ini adalah keadilan? Baiklah, anda boleh berpegang
kepada pendapat anda, tetapi syukur kepada Allah bahwa ada tempat untuk
keadilan di dunia ini dimana Allah akan membuat perhitungan. Setiap orang akan
mendapat bagiannya. Dan lalu saya akan memuji Allah karena keadilan-Nya,
sejauh yang saya mengerti, sekalipun tidak mencukupi, akan digenapi.
Kejahatan dan Dosa Harus Dibasmi - Neraka Adalah Tempatnya
Jadi kita dapat melihat bahwa Tuhan sungguh-sungguh berniat untuk
menghapuskan kejahatan dan dosa di dalam dunia ini. Ingat itu! Ketika orang
berkata kepada anda , "Apa yang Allah kerjakan?" Anda bisa menjawab, "Tuhan
521 | C A H A Y A I N J I L
sedang mengerjakan pekerjaan yang dahsyat! Dia akan memastikan setiap sisa
dosa dan kebusukan, akan ditangani. Jika saya saja merasakan ketidakadilan dan
kegeraman karena dosa, saya bertanya-tanya apa perasaan Allah terhadap dosa?
Jika seorang yang berdosa semacam saya bisa marah karena dosa, bagaimana
dengan Allah yang Maha Kudus, bagaimana perasaan-Nya?
Jadi kejahatan harus dibasmi dan neraka ada untuk membasmi kejahatan. Apa
yang akan Allah lakukan dengan setiap dosa? Apa yang akan Allah lakukan dengan
kejahatan? Apa yang akan Dia lakukan kepada Iblis? Kita berbicara tentang Hitler,
tetapi bagaimana dengan Iblis? Apakah mereka akan ditinggalkan tergantung-
gantung secara kekal? Apakah alam ini akan menolerir kejahatan semacam itu?
Tidak juga! Itulah sebabnya mengapa Allah mempersiapkan suatu tempat untuk
menghapuskan kejahatan - untuk membakar, untuk mengeluarkan kejahatan.
Tetapi disini kita harus membedakan beberapa hal. Ada orang mengira bahwa
setiap orang akan dipanggang di neraka untuk selama-lamanya, bahwa neraka
adalah semacam tempat panggangan agung. Tidak, tidak! Neraka ada sebagai
tempat pembasmian, tempat penghapusan kejahatan. Ingat itu!
Pengertian yang Salah Tentang Neraka
Di sini saya ingin membetulkan beberapa pengertian yang salah tentang neraka.
Pertama, ingat hal ini, bahwa tidak seorangpun yang begitu saja akan dikirim Allah
ke neraka! Allah penuh belas kasihan dan pemurah. Allah tidak berkenan
samasekali kepada kematian orang fasik. [Yeh. 33:11] Alkitab menyatakan bahwa
Allah tidak berkenan kepada kematian orang-orang berdosa. Mari kita tinggalkan
pemikiran sadis tersebut yang mana Allah seolah-olah menikmati melihat orang-
orang berdosa dipanggang. Neraka hanya mempunyai satu fungsi praktis:
pembasmian kejahatan. Neraka tidak dimaksudkan untuk menjadi tempat
penyiksaan.
Kedua, mari kita mengingat bahwa apa yang kita telah baca dalam Alkitab tentang
neraka menunjukkan bahwa neraka adalah tempat pembasmian kejahatan.
Neraka bukanlah suatu tempat yang ada hanya untuk memanggang orang. Ketika
anda membaca ajaran Alkitab dengan teliti, anda akan mendapati setiap kali
Alkitab mengajarkan ini: bahwa neraka adalah suatu tempat untuk membinasakan
kejahatan dan membinasakan mereka yang enggan bertobat dari kejahatan.
522 | C A H A Y A I N J I L
Pikirkanlah hal ini dengan baik. Neraka bukanlah tempat di mana orang akan
duduk disitu selama-lamanya. Alkitab mengatakan bahwa api neraka itu kekal.
Tetapi Alkitab tidak mengatakan bahwa pembinasaan orang-orang berdosa itu
juga kekal. Dua hal ini harus dibedakan dengan berhati-hati, dan adalah sangat
penting bagi kita untuk membedakannya. Kenyataan bahwa api neraka itu kekal
tidak berarti bahwa hukuman di dalamnya juga kekal. Saya ingin anda
membedakan ini dengan jelas dalam pikiran anda. Saya ulang: kenyataan bahwa
api-neraka adalah kekal tidak berarti hukuman atas orang berdosa juga kekal.
Saya telah menyelidiki dengan sangat berhati-hati pengajaran Alkitab tentang
neraka karena saya seorang pemberita Firman Allah dan saya ingin memberikan
kepada anda fakta-fakta yang tepat. Sebagai misal, lihat Yudas 7. Yudas 7
mengatakan sesuatu yang luarbiasa. Dikatakan bahwa Sodom dan Gomora
dihancurkan dengan api kekal. Pikirkan baik-baik apa artinya? Api kekal! Sodom
dan Gomora - apakah masih terbakar hari ini? Tidak, mereka tidak ada lagi! Lalu
bagaimana api itu bisa kekal? Dalam menafsirkan Alkitab, kita harus mempunyai
pengertian yang tepat. Sodom dan Gomora dihancurkan dengan api kekal -
apakah artinya? Api kekal menunjuk kepada api Allah - api dari Allah pasti kekal;
itulah sebabnya mengapa kita berbicara tentang api kekal. Ini tidak berarti bahwa
Sodom dan Gomora tetap menyala hari ini. Tentu saja, Sodom dan Gomora tidak
ada lagi! Mereka telah berakhir! Tetapi api itu tetap kekal. Anda mengerti? Dan
karena itu, janganlah kita membuat kesalahan saat kita membaca Alkitab dimana
ada dikatakan 'api kekal', ini berarti orang-orang berdosa dipanggang di situ
selamanya. Sodom dan Gomora sudah berakhir! Mereka tidak ada lagi. Mereka
hangus terbakar. Mereka tidak lagi eksis. Mereka telah dihancurkan oleh api.
Allah Telah Melakukan Semuanya - Dia Telah Mengutus Anak-Nya - Untuk
Menyelamatkan Kita dari Neraka
Allah tidak berkenan mencampakkan manusia berdosa ke neraka untuk
dipanggang selama-lamanya. Tetapi Dia mempunyai satu kewajiban yang
menyedihkan - kewajiban untuk menghapuskan orang-orang berdosa yang
menolak untuk bertobat. Dia tidak berkenan melakukannya, tetapi Dia tak punya
pilihan lain. Pikirkan sakitnya itu! Dia tak punya pilihan, saudara-saudara, selain
dari menghancurkan orang-orang berdosa yang enggan bertobat. Pilihan apakah
yang Dia miliki? Anda tidak mau bertobat. Dia telah melakukan segalanya untuk
523 | C A H A Y A I N J I L
menyelamatkan anda; apa lagi yang harus Dia perbuat? Katakan pada saya apa
lagi yang harus Allah kerjakan untuk menyelamatkan anda. Anak-Nya Yang
Tunggal tergantung diatas kayu salib untuk mati, untuk menumpahkan darah-Nya
sampai tetes yang terakhir - hal apa lagi yang harus Dia lakukan untuk
menyelamatkan anda? Pada Hari Penghakiman, apa yang dapat anda katakan
terhadap Allah, saya bertanya kepada anda, jika anda diserahkan kepada
penghancuran kekal. Apa yang anda dapat katakan melawan Dia? Dia telah
melakukan segalanya! Dan saya katakan kepada anda, Dia telah melakukan
segalanya demi keselamatan anda. Anda tidak mau menerimanya. Anda berkata,
"Aku tidak percaya!" Itu tidak merubah kenyataan apapun. Bagaimanapun, Dia
telah melakukannya untuk anda.
Saat anda berhadapan dengan kenyataan neraka, saya rasa Allah akan berkata,
"Maaf! Sahabat-Ku, Aku telah melakukan segalanya bagimu. Aku sendiri mengutus
Anak-Ku yang Kukasihi, apa yang sangat berharga bagi-Ku, lebih dari tangan-Ku,
lebih dari memenggal tangan-Ku, lebih dari mencungkil mata-Ku. Aku telah
mengutuskan Anak-Ku untuk mati! Aku lebih rela mencungkil mata-Ku - itu tidak
sesakit mengirimkan Anak-Ku untuk mati. Siapa saja yang pernah menjadi seorang
bapa atau ibu pasti tahu akan hal ini. Namun kamu enggan datang kepada-Ku!
Kamu tidak mau datang kepada-Ku! Pilihan apa yang kau berikan untuk-Ku,
teman-Ku kecuali menghapuskanmu?
Itulah sebabnya mengapa Tuhan Yesus mengatakan dalam Matius 10 ,"Dan
janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang
tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa
membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka." - catat kata
'membunuh' - "baik tubuh maupun jiwa di neraka." [Matius 10:28] Ini sangat
menakutkan; ini membuat anda merasa ngeri. Dia berkata, "Jangan takut dengan
apapun di dunia ini. Tidak sesuatupun yang dapat dilakukan dunia ini terhadap
engkau! Tapi takutlah akan Dia yang berkuasa membinasakan tubuh dan jiwa kau
di neraka." Apakah Dia senang akan hal ini? Saya katakan sekali lagi, tak ada
sedikitpun perasaan senang. Hal ini akan sangat menyakitkan Dia. Anda adalah
juga ciptaan-Nya, tetapi pilihan apa yang engkau berikan pada Dia, temanku?
524 | C A H A Y A I N J I L
Jangka-waktu Penderitaan di Luar Kegelapan
Tentu saja Alkitab mengajarkan bahwa terdapat satu jangka waktu penderitaan.
Penderitaan itu datang sepanjang penantian eksekusi di tempat yang disebut
kegelapan yang paling gelap. Tuhan berbicara tentang kegelapan yang paling
gelap dan juga api, dua hal. Yang pertama datang dulu, dan yang kedua
mengikutinya. Ketika anda duduk dalam kegelapan yang paling gelap, di "dunia
kekelaman" seperti yang disebut Yudas 1:13, anda akan mempunyai banyak
waktu untuk memikirkan kenyataan rohani yang tidak anda pikirkan semasa hidup
anda. Anda akan mempunyai banyak waktu untuk memikirkan hal itu. Kadang-
kadang orang datang ke gereja dan mereka berkata, "Aiyah! Mengapa khotbahnya
begitu panjang?" Saya katakan kepada anda, anda begitu diberkati, karena pada
hari itu sementara anda menantikan penghakiman dari Allah, anda akan berkata,
"Huh, ini lama sekali. Berapa lama aku harus duduk di sini dan menunggu
penghakiman? Bisa cepat sedikit!" Anda akan mempunyai semua waktu untuk
memikirkan, untuk menyesal, "Selama aku di dunia, apa yang aku lakukan dengan
hidupku? Betapa bodohnya aku ini! Ketika aku mendengarkan Injil, hanya masuk
ke satu telinga dan keluar lewat telinga lain. Sekarang, aku berharap ia telah
masuk ke dalam hatiku dan tinggal di situ. Manusia celaka aku ini!" Itulah periode
penderitaan, api penyesalan akan membakar dalam hati anda sebelum api yang
memusnahkan itu.
Penderitaannya bukan main dahsyat - penderitaan karena penyesalan itu hampir
tak ada bandingannya dalam penderitaan manusia. Seperti orang ibu yang sedang
menjaga anaknya, menjaga bayinya. Dia berpaling untuk mengambil sesuatu dan
bayinya terjatuh dari tembok. Dapatkah anda membayangkan perasaan menyesal
dari ibu itu dalam situasi seperti itu? Dapatkah anda membayangkan bagaimana
diri anda dalam keadaan itu? Sementara dia berpaling satu saat, bayi itu terjatuh,
jatuh dan mati. Hanya satu detik! Penyesalan, kepahitan - apa yang akan dia
lakukan? Itu adalah penyesalan, temanku. Tak ada penderitaan yang lebih parah
dari penderitaan seperti itu. Mungkin anda pernah merasakan sedikit, jika anda
pernah gagal dalam ujian, atau sesuatu seperti itu. Anda mungkin pernah sedikit
merasakannya. Anda berkata, "Ah, andai saja aku bekerja lebih keras, tetapi
sekarang, apa gunanya?" Itu adalah penyesalan. Kepahitannya sulit untuk
dibayangkan. Ini terasa seperti ada ulat di dalam yang mengunyah-gunyah jiwa
525 | C A H A Y A I N J I L
kita. Ibu yang mengalami hal itu pasti siap untuk bunuh diri saja. Rasa sakitnya itu
tak tertahankan karena anaknya jatuh tepat di saat sementara dia berpaling ke
tempat lain. Bagaimana dia dapat terus menjalankan kehidupannya yang sisa
dengan pikiran tersebut?
Neraka - Tempat Pembinasaan dengan Api yang Tak Terpadamkan
Jadi, neraka ada - dan saya ingin setiap orang jelas tentang hal ini - sebagai
tempat pembinasaan. Saya mengatakan ini dengan jelas berdasarkan otoritas dari
Firman Allah. Di Matius 3:12, Yohanes Pembaptis mengatakan ini, "Ia akan
mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan
dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan." Kata yang digunakan oleh
Yohanes Pembaptis di sini, "dibakar" atau "dihanguskan" dengan api yang tak
terpadamkan, berarti dibakar seluruhnya, tidak ada yang tertinggal. Tak ada
apapun yang tertinggal. Ini bertepatan dengan kata yang digunakan dalam
Keluaran 3:2. Di sana Allah menampakkan diri kepada Musa di semak duri. Ingat
apa yang terjadi? Semak duri itu menyala tapi tidak dimakan api! Itulah katanya -
tidak dimakan api, tidak dibinasakan, tidak dihanguskan oleh nyala api. Api adalah
sesuatu yang mengerikan, sesuatu yang sangat berkuasa! Api menghanguskan
banyak benda; api membinasakan mereka dengan cepat. Dan di sini dikatakan
debu jerami akan dimakan api, dibakar, tak ada sesuatu yang tertinggal! Kata
bahasa Yunani itu selalu berarti kehancuran total. Hal yang sama terdapat di Lukas
3:17 di mana Yohanes Pembaptis mengatakan hal yang sama.
Kesimpulan
Saya pikir bahwa anda semua sekarang, saya percaya, akan mengerti dengan jelas
betapa pentingnya Firman Allah. Saya telah meluangkan banyak waktu untuk
menekankan hal ini. Ini merupakan suatu pengajaran yang sangat amat penting.
Kita harus mengerti bahwa neraka itu ada. Kenyataan neraka sangat menakutkan
dan penghancuran neraka adalah sangat nyata seperti semua hal lain yang nyata.
Jangan pernah membohongi diri anda sendiri dengan berpikir bahwa anda dapat
luput dari hal tersebut karena Allah yang maha kudus dan adil akan memastikan
bahwa dalam alam semesta-Nya, tak satupun noda kejahatan dan dosa akan
disisakan. Semuanya akan diserahkan ke neraka untuk dihancurkan nanti.
526 | C A H A Y A I N J I L
Kita juga telah melihat bahwa orang-orang berdosa akan dibinasakan di neraka,
pada akhirnya nanti, secepatnya. Kita juga melihat bahwa ada beberapa orang,
seperti Hitler dan orang-orang sepertinya, akan berada di neraka untuk waktu
yang sangat lama. Mereka tidak akan diizinkan untuk dilepaskan dengan begitu
cepat. Mereka akan dibuat menderita seperti apa yang mereka telah kenakan
terhadap orang lain. Saya berpendapat bahwa orang-orang semacam ini akan
berada di neraka untuk waktu-waktu yang sangat lama, bukan karena Allah
menyukainya, tetapi karena keadilan yang harus ditegakkan. Dan juga kita
temukan dalam Wahyu 20:10 bahwa Iblis, binatang itu, dan nabi-nabi palsu akan
berada di dalam api neraka untuk selamanya. Karena begitu besar kejahatan
mereka sehingga mereka harus menanggung akibatnya secara kekal. Tetapi yang
lain, seperti yang telah kita baca, akan dibinasakan di neraka. Jadi marilah
mengerti dengan jelas pengajaran ini. Tetapi itu bukan semua pengajaran Tuhan
Yesus tentang neraka; kita akan melihat kembali nanti. Tetapi saat ini marilah kita
mempertimbangkan semua ini dengan teliti untuk memahami dengan tepat
pengajaran Tuhan Yesus.
Jadi hari ini kita telah menangani satu aspek yang sangat penting dari pengajaran
Tuhan, dan tentu saja, kita harus memahami bahwa segala sesuatu yang Tuhan
ajarkan adalah penting. Dalam waktu yang kita lalui bersama, saya coba untuk
membagikan sebanyak mungkin dari kekayaan yang terdapat dalam Firman Allah.
Simpan ini di dalam hati anda karena kalau tidak, anda akan mempunyai menyesal
untuk selama-lamanya. Kita memberitakan hal-hal yang kita tahu adalah benar,
jadi berhati-hatilah bagaimana anda mendengar Firman Allah. Sadarlah bahwa di
dalam dunia ini, tidak ada hal yang lebih penting dari pada keselamatan, bahwa
kita harus membereskan hubungan kita dengan Allah dan memasuki kehidupan
yang Dia ingin berikan kepada kita. Itulah sebabnya Dia berkata, "Mintalah - kamu
akan terima!" Dia rindu, Dia menunggu - untuk memberi kepada kita. Ia
menunggu kita untuk meminta.
Sumpah: Ya, Ya Atau Tidak, Tidak
Matius 5:33-37 - Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
527 | C A H A Y A I N J I L
Hari ini kita buka kepada firman Tuhan yang indah yang tertulis dalam
Matius 5:33-37:
Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek
moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah
sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi Aku berkata kepadamu :
Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit
adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah
tumpuan kakiNya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem
adalah kota Raja Besar, janganlah juga engkau bersumpah demi
kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau
menghitamkan sehelai rambutpun. Biarlah apa yang kamu
katakan sederhana saja "Ya" atau "Tidak"; segala sesuatu yang
lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Saya harus kembali menunjukkan adanya kekurangan dalam
terjemahan ayat 37. Di sana seharusnya ditulis : "Katakan "ya, ya"
atau "tidak, tidak". Dalam bahasa aslinya terdapat dua "ya" dan dua
"tidak", dengan kata lain ada dua ungkapan persetujuan dan ada dua
ungkapan ketidaksetujuan (ungkapan negatif). Para penerjemah dalam
bahasa Inggris telah mengambil kebebasan untuk menghilangkan kata
"ya" yang kedua dan kata "tidak" yang kedua. Penerjemah dalam
bahasa Cina telah menggunakan kata "ya" dan "tidak" yang kedua
dalam terjemahannya dengan menuliskan, "Jika 'ya' katakan 'ya' jika
'tidak' katakan 'tidak' yang sebenarnya menyalin dari Yakobus 5:12 dan
bukan merupakan terjemahan sesungguhnya dari bagian ini. Juga, ayat
37 berakhir dengan "segala sesuatu yang lebih dari pada itu datang
dari si Jahat" dalam bentuk aslinya. Saya harus menyebutkan hal-hal
ini berulang-ulang karena dalam mengungkapkan dan mengurai firman
Tuhan adalah sangat penting untuk memahami secara mutlak apa yang
sebenarnya sedang dikatakan.
Apakah Tuhan Yesus Hanya Sekedar Melarang kita untuk
Bersumpah?
Ketika kita melihat perikop ini, apa yang dapat kita pelajari darinya?
Pada permukaannya, sepertinya apa yang disampaikan oleh Tuhan
Yesus itu bukan sesuatu yang sangat penting. Tetapi, setiap orang
yang sudah mengenal dan sering bergelut dengan pengajaran Yesus
akan berhati-hati dan tidak segera mengambil kesimpulan sebegini.
Pada permukaannya, kelihatan sangat sederhana, sepertinya semua
528 | C A H A Y A I N J I L
yang dikatakan Yesus adalah ini: "Dalam Perjanjian Lama dikatakan
bahwa kamu boleh bersumpah jika memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh Perjanjian Lama. Tetapi Aku menghapuskan aturan ini.
Tidak seorangpun boleh bersumpah. Biarlah kata-katamu hanya 'ya',
'ya' atau 'tidak', 'tidak'. Dan itu berarti bahwa apapun yang kamu
katakan, jika itu adalah ya, katakanlah 'ya' dan jika itu adalah tidak,
katakanlah 'tidak'. Hendaklah kata-katamu itu penuh kebenaran dan
jangan membuat sumpah apapun." Itu tampaknya tidak terlalu penting
dan jika hanya itu yang Tuhan ingin katakan maka bagi saya
tampaknya tidak perlu terlalu banyak waktu untuk mempelajarinya.
Kita dapat katakan, "Oke, ini sederhana saja! Mulai sekarang aku tidak
akan membuat sumpah apapun. Lagi pula, saya tidak pernah
bersumpah, jadi perkataan Yesus ini tidak memiliki arti yang penting
bagi saya karena saya tidak punya kebiasaan bersumpah". Tentu saja
saya berharap bahwa anda mengerti yang dimaksud dengan
bersumpah ini bukan sumpah yang berupa kutukan kepada orang lain.
Saya harap anda mengerti. Tetapi sumpah di sini berarti berikrar. Jadi,
kata "bersumpah" memang mempunyai makna ganda dalam bahasa
Inggris, sedikit tidak jelas, karena kata sumpah juga bisa berarti
menyumpahi seseorang, yaitu mengatakan hal-hal yang buruk tentang
seseorang, atau bersumpah di pengadilan, yaitu membuat ikrar. Dalam
bagian ini, pengertian ke dualah yang dipakai, yaitu berikrar, dan tidak
ada hubungannya dengan menyumpahi orang lain. Tentu saja sangat
jelas bahwa tidak seorangpun, sebagai murid Kristus, diizinkan untuk
menyumpahi orang lain sehingga tidak perlu disebut larangan untuk
itu.
Jadi, saya menyarankan supaya anda, sebelum datang ke ibadah,
bacalah perikop yang akan kita bahas dalam khotbah karena kita
mempelajarinya secara sistematis, sehingga, anda mengetahui dengan
baik teks apa yang akan kita pelajari selanjutnya, dan melihat apa
yang berbicara kepada anda. Saya tidak heran bahwa bagi kebanyakan
orang yang telah membaca bagian ini akan mengangkat bahunya
sambil dengan enteng berkata, "Tidak banyak yang bisa kita lihat dan
temukan dari bagian ini". Jadi, mari kita simpulkan sekarang saja. Kita
bisa segera menyanyikan himne penutupan ibadah dan pulang ke
rumah. Anda mengatakan, "Membaca bagian ini sepertinya membuat
sia-sia perjalanan aku datang ke sini. Aku sudah datang jauh-jauh
hanya untuk mendengarkan bacaan ini. Aku bisa saja membacanya
529 | C A H A Y A I N J I L
sendiri". Tetapi siapapun yang sadar akan kedalaman pengajaran
Tuhan Yesus pasti akan segera menyadari bahwa ada sesuatu yang
lebih dari itu. Seperti halnya yang kita lihat minggu lalu, betapa
banyaknya pesan yang dapat kita terima, seandainya kita punya mata
untuk melihatnya. [Saya punya banyak catatan di sini tentang bagian
ini, yang sekali lagi akan punya masalah dengan waktu, tetapi saya
akan membatasi diri saya pada hal-hal yang benar-benar vital supaya
kita dapat selesai tepat waktu.]
Jika Tuhan Yesus dalam perikop ini hanya sekedar berbicara, "Aku
melarang sumpah, yaitu membuat ikrar" - mengikuti dari apa yang kita
pelajari minggu lalu, "Aku melarang penceraian." Jika kita menerima
penjelasan ini - bahwa hanya satu larangan untuk tidak bersumpah,
maka akan timbul banyak kesulitan. Jika itu adalah kesimpulannya, kita
akan menghadapi banyak persoalan. Ketika anda membaca Alkitab,
saya berharap anda membacanya dengan hati dan pikiran anda dan
jangan tertidur, seperti yang dilakukan banyak orang ketika mereka
melakukan waktu teduh mereka di pagi hari, mereka membaca
perikopnya, mereka menguap beberapa kali dan itulah yang menjadi
komentar mereka terhadap perikop yang mereka baca. Ketika kita
membaca bagian ini, mari kita pikirkan: Apakah Tuhan Yesus sedang
mengatakan bahwa kita tidak boleh bersumpah sama sekali? Apakah
itu saja yang ingin dikatakanNya? Itu tidak sulit. Masalah-masalah apa
yang terkait dengan pernyataan semacam ini?
Ijinkan saya menunjukkan kepada anda mengapa pernyataan semacam
ini tidak begitu sederhana, dan jika dimengertikan dengan cara ini akan
menimbulkan banyak sekali masalah. Masalah pertama adalah: Tuhan
Yesus berkata (jika dipahami secara dangkal): "Jangan bersumpah !
Jangan membuat ikrar" Banyak orang golongan Quacker (kelompok
orang Kristen anti perang dan anti sumpah) dan orang Kristen yang
lain, mengambil kesimpulan yang literal dan menyimpulkan bahwa
mereka tidak boleh membuat ikrar atau bersumpah, yang berarti,
misalnya, bahwa mereka akan menolak untuk bersumpah di
pengadilan. Ini juga berarti bahwa, misalnya, jika mereka mau menjadi
warga negara sebuah negara dan harus bersumpah kepada Raja atau
Pemerintah, mereka akan menolak untuk melakukannya, sehingga
mereka tidak diizinkan untuk menjadi warga negara resmi, atau
mereka akan mencari cara lain. Mereka merasa bahwa hati nurani
mereka digelisahkan tentang masalah bersumpah, khususnya jika
530 | C A H A Y A I N J I L
mereka di pengadilan. Tetapi apakah memang ini yang Tuhan Yesus
katakan, atau kita hanya memahami secara dangkal, seperti yang biasa
dilakukan oleh orang-orang Kristen?
Tiga Alasan Mengapa Larangan Bersumpah atau Berikrar itu
Bukan Secara Harafiah
1. Yesus Tidak Pernah Sekedar Melarang Suatu Tindakan Luaran
Mengapa pemahaman seperti ini tidak benar? Pertama, jika Tuhan
Yesus hanya sekedar melarang perbuatan atau tindakan yang tampak,
Dia sedang melakukan sesuatu yang berlawanan dengan praktek-
praktek normal dalam pengajaranNya. Jika anda sering merenungkan
dan bergaul dengan firman Tuhan, anda akan melihat bahwa Dia tidak
pernah membuang waktu untuk sekedar membatasi perbuatan-
perbuatan yang tampak. Mengapa? Karena anda tidak bisa berhenti
melakukan sesuatu tanpa hati anda semakin dimurnikan. Dengan
mengatakan bahwa orang tidak boleh bersumpah atau berikrar, itu
hanya akan mengontrol tindakan eksternal, dan Yesus dalam semua
ajaranNya tidak menghabiskan waktu untuk hal-hal sebegitu.
Mengapa? Karena Dia tahu bahwa anda dapat menghentikan tindakan
atau perbuatan eksternal seseorang, tetapi hal itu tidak akan pernah
mengubah hatinya - hatinya tetap sama. Jadi, jika Dia mengatakan hal
ini, Dia hanya menambahkan satu lagi hukum yang ada dalam
Perjanjian Lama, menambahkan satu lagi "Jangan" yaitu "Jangan
bersumpah. Jangan membuat ikrar". Itu adalah bentuk pengajaran
yang tidak menunjukkan karakter dari pengajaran Tuhan Yesus. Ketika
kita membaca, jika anda sering merenungkan firman Tuhan, anda akan
tahu bahwa Dia lebih memperhatikan apa yang ada dalam hati anda.
Dia sama sekali tidak tertarik dengan perbuatan eksternalmu atau
mengatakan, "Jangan lakukan ini. Kamu tidak boleh merokok. Kamu
tidak boleh minum minuman keras atau pergi nonton filem. Kamu
jangan lakukan ini atau hal-hal yang lain". Orang-orang Kristen cukup
ahli untuk memperbanyak hal-hal seperti itu (memperbanyak larangan)
tetapi Tuhan tidak mau membuang waktuNya hanya untuk berurusan
dengan hal itu, karena Dia tahu bahwa ketika hatimu berubah, maka
perbuatan ekternalmu akan berubah dan menyesuaikan dirinya dengan
sikap hatimu yang telah diperbaharui. Anda tidak akan lagi mau
melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan hatiNya. Anda tidak perlu
mengatakan kepada seseorang yang sudah lahir baru, "Jangan
melakukan ini dan itu". Dia akan menghindari semua itu. Dia tidak
531 | C A H A Y A I N J I L
tertarik untuk melakukan hal-hal itu. Dia akan melakukan apa yang
baik. Apa yang tidak baik akan dia hindari. Jadi jika Tuhan Yesus
berkata, "Kamu jangan bersumpah", Dia sepertinya hanya sedang
menambahkan satu lagi hukum yang ada dalam Perjanjian Lama. Dan
itu bukanlah sesuatu yang biasanya dilakukanNya ketika Dia mengajar.
Lebih-lebih lagi, seperti yang telah kita lihat, tidak bersumpah atau
berikrar tidak berarti bahwa anda tidak akan mengatakan kebohongan.
Seorang pembohong tidak akan berhenti berbohong hanya karena dia
tidak bisa mengatakan kebohongan di bawah sumpah. Kebohongan
yang disampaikan di bawah sumpah tidak lebih baik dibandingkan
dengan yang tidak di bawah sumpah. Anda mengerti yang saya
maksudkan? Kebohongan seorang pembohong dapat disampaikan
dengan sama baik apakah di bawah sumpah atau di luar sumpah -
tidak ada bedanya bagi dia. Dan lagi, seorang yang mengabaikan
Tuhan dan tidak taat kepada Tuhan tidak akan memperhatikan dengan
sungguh-sungguh pengajaran Yesus. Dia akan tetap bersumpah,
membuat ikrar, apapun yang Yesus katakan. Jadi, dari berbagai sudut,
pernyatan ini tidak dapat bertahan jika dipahami secara harafiah saja.
2. Yesus Tidak Akan Menghapuskan Pernyataan Hukum Taurat
Yang kedua, dan yang lebih serius, Tuhan Yesus menghapuskan sebuah
pernyataan yang ada dalam hukum Taurat, padahal, hanya beberapa
kalimat sebelumnya, dalam ayat 17 bagian ini, Dia mengatakan, "Aku
tidak datang untuk menghapuskan hukum Taurat tetapi
menggenapinya". Dengan mengatakan pernyataan "Jangan
bersumpah" Dia sedang menghapuskan hukum Taurat - satu Firman
utama dari hukum Taurat — karena Perjanjian Lama mengizinkan
untuk bersumpah, membuat ikrar. Dan kemudian Yesus
menghapuskannya! Dan kemudian Dia mengatakan bahwa Dia tidak
menghapuskan hukum Taurat. Kita melihat kontradiksi yang sangat
jelas, jika kita melihat pernyataan Yesus itu hanya di permukaannya
saja.
Allah Sendiri Pernah bersumpah, Demikian juga Paulus.
Yang ketiga, lebih penting untuk dicermati, kita menemukan bahwa
dalam Perjanjian Lama Allah Sendiri bersumpah, Dia membuat ikrar.
Kita punya banyak referensi di mana Allah berikrar dalam konteks
Perjanjian (Covenant). Dia membuat ikrar di bawah sumpah. Dia
bersumpah demi diriNya sendiri. Penulis kitab Ibrani mengatakan
532 | C A H A Y A I N J I L
dalam Ibrani 6:13, "Ia bersumpah demi diriNya sendiri, karena tidak
ada orang yang lebih tinggi dari pada diriNya". Nah, jadi Allah
Sendiripun bersumpah. Dan kita juga menemukan bahwa orang-orang
kudus Perjanjian Lama sering membuat pernyataan di bawah sumpah.
Abraham, Yakub, Ayub, Elisa - semua orang ini (dan kita mempunyai
semua referensinya) - membuat ikrar di bawah sumpah. Dan kemudian
Yesus mengatakan mereka tidak boleh bersumpah. Jadi apa yang telah
mereka lakukan? Apakah orang-orang ini telah berdosa karena telah
bersumpah? Tetapi mungkin anda berkata, "Itu kan dulu, zaman
Perjanjian Lama!"
Ketika kita sampai pada Perjanjian Baru, kita menemukan hal yang
sama. Kita menemukan bahwa Paulus seringkali membuat pernyataan
sumpah, meminta Tuhan untuk menjadi saksinya. Jadi, apakah dia
tidak mempelajari pengajaran Yesus dengan baik? Tidakkah dia tahu
bahwa Yesus mengatakan dilarang bersumpah? Dan Paulus sendiri
tetap membuat sumpah? Contohnya dalam 2 Korintus 1:23, dia
mengatakan, "Aku meminta Allah untuk menjadi saksiku bahwa aku
mengatakan kebenaran, Aku tidak berbohong". "Hei" teriak anda.
"Paulus kamu sedang bersumpah! Kamu gila ya? Tidakkah kamu
membaca apa yang diajarkan Yesus?" Tentu saja Paulus tahu tentang
pengajaran Yesus, bahkan sangat tahu. Kita tidak perlu mengajari dia.
Jadi, mengapa Paulus tetap membuat sumpah? Dia berbicara dengan
sumpah dalam 2 Korintus 11:31, Galatia 1:20, Roma 9:1, dan lain-lain.
Jadi sekarang kita mempunyai 3 petunjuk bahwa adalah salah untuk
memahami pernyataan Yesus ini secara harfiah. Jadi saya akan
meninggalkan anda untuk merenungkan hal ini untuk beberapa saat.
Hamba Tuhan Dapat Bersumpah karena Dia Mempunyai Kuasa
untuk Bertindak dalam Nama Tuhan
Jadi, jika ini adalah apa yang Tuhan Yesus sedang lakukan, apa
pentingnya pesan ini yang ingin dikatakanNya kepada kita? Apa
pentingnya bagian ini? Baiklah, pertama mari kita melihat bagaimana
kita bisa memahami perikop ini. Pertama-tama, kita harus
memperhatikan ayat 34-35 yang mengatakan: "Tetapi aku berkata
kepadamu, Jangan bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah
takhta Allah, atau demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kakiNya,
atau demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar". Ayat
36 mengatakan, "Dan jangan bersumpah demi kepalamu, karena kamu
533 | C A H A Y A I N J I L
tidak berkuasa untuk memutihkan atau menghitamkan sehalai
rambutmu" - kamu tidak punya kuasa untuk mengubah warna
rambutmu dari hitam menjadi putih - yang tentunya berarti bahwa
kamu tidak punya kendali apapun atas hidupmu. Dalam pertambahan
usia anda, dari muda sampai tua, segala sesuatu ada dalam kendali
Tuhan, bukan dalam kendali anda. Karena itu anda tidak punya hak
untuk bersumpah karena anda tidak punya kekuatan untuk
memenuhinya. Anda bergantung kepada Tuhan untuk dapat
menepatinya. Anda tidak dapat melakukannya, karena itu anda tidak
punya hak untuk bersumpah tentang apa yang bukan menjadi milik
atau kuasa anda. Segala perkara dalam kehidupan ini berada dalam
tangan Tuhan.
Tetapi ketika anda melihat hal tersebut, anda juga melihat dengan
segera bahwa Allah, dengan prinsip tersebut, boleh bersumpah! Karena
ketika Dia bersumpah demi Yerusalem, Dia bersumpah demi apa yang
menjadi kepunyaanNya. Jika Dia bersumpah demi bumi, Dia
bersumpah demi tumpuan kakiNya. Jika Dia bersumpah demi langit,
Dia juga bersumpah demi diriNya Sendiri. Dan jika Dia bersumpah
demi kepala, Dia dapat membuat- bukan hanya sehelai, tetapi juga
semua - rambut menjadi hitam atau putih. Ah, sesuai dengan prinsip di
atas maka Allah memang berhak untuk bersumpah - tidak ada
masalah. Namun hak yang sama - berdasarkan prinsip diatas - juga
berlaku bagi mereka yang menjadi hamba-hamba Tuhan. Hamba-
hamba Tuhan boleh bersumpah karena prinsipnya sangat jelas dalam
Alkitab bahwa hamba-hamba Tuhan adalah seperti agen atau utusan
Allah sendiri. Dan hamba-hamba Tuhan bekerja atau bertindak atas
otoritas Allah; dia mempunyai kekuatan untuk bertindak atas nama
Allah. Adalah hal yang sangat buruk jika seseorang terlibat masalah
dengan hamba Tuhan yang sungguh-sungguh karena dia dapat
mengerjakan atau melakukan sesuatu dengan kekuatan yang sangat
besar. Seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus, "Apa yang kamu ikat
di bumi akan terikat di surga dan apa yang kamu lepas di bumi akan
terlepas di sorga. Aku memberi kamu kuasa untuk mengikat atau
melepas". Itu adalah bukti besarnya kuasa yang dipercayakan Allah
kepada hamba-hambaNya. Dan sepertinya sekarang ini sedikit hamba
Tuhan yang bahkan mengetahui bahwa mereka mempunyai kekuatan
dari Allah, dengan anggapan mereka benar-benar mempunyai kekuatan
itu. Kekuatan dari seorang hamba Tuhan sangat luar biasa. Tetapi
534 | C A H A Y A I N J I L
sekarang ini, kita punya begitu sedikit hamba Tuhan sejati di sekitar
kita sehingga jarang sekali kita melihat kuasa ilahi Allah bekerja
melalui mereka.
Inilah alasan mengapa Paulus sebagai duta atau utusan Kristus
menyadari bahwa ia mempunyai otoritas untuk bertindak di dalam
nama Tuhan. Dalam prinsip orang Yahudi yang diketahui semua orang:
utusan atau agen itu sama dengan orang yang mengutusnya. Ia punya
status yang dimiliki oleh para duta sekarang, di mana seorang duta
mempunyai kuasa penuh, yang berarti dia mewakili pemerintahnya,
atau siapa saja yang mengutus dia - ia sepenuhnya diberikan hak
untuk bertindak atas nama oknum yang mengutusnya. Keputusan-
keputusannya mengikat - apa yang kamu ikat akan terikat, apa yang
kamu lepas akan terlepas. Seorang utusan Allah bertindak di bawah
otoritas dan kontrol dari surga. Ini berarti bahwa, ketika Paulus
bersumpah, dia sedang melakukan apa yang sudah menjadi haknya
sebagai seorang rasul - dia bertindak dalam namaNya yang mempunyai
segala kuasa untuk bersumpah.
Saya memberikan beberapa hal yang bersifat teknis karena saya
sedang memberikan eksposisi. Dalam gereja ini, saya tidak sedang
memberikan ide-ide saya tetapi benar-benar menjelaskan apa yang
Alkitab katakan. Saya berharap, ketika anda mendengarkan firman
Tuhan, anda tidak sekedar mendengarkan saya, tetapi mendengarkan
suara Tuhan, dan memikirkan apakah segala yang saya sampaikan itu
benar-benar firman Tuhan atau bukan. Jadi jangan menelannya begitu
saja apa yang saya katakan. Uji dan renungkan dengan pikiran anda
dan periksalah sendiri apakah ini benar-benar firman Tuhan atau
bukan.
Di sini kita mempunyai prinsip dasar kuasa: prinsip kekuatan rohani.
Lalu apa artinya ini semua? Bagaimana kita dapat memahaminya?
Allah, di dalam Tuhan Yesus, mengatakan bahwa anda tidak boleh
bersumpah, dan sekarang setelah memahami prinsipnya dan
melihatnya, kita mendapati bahwa kita masih mungkin untuk
bersumpah atau berikrar. Jadi, apa pendirian kita?
Saya mendapati bahwa pengajaran Tuhan Yesus benar-benar
menantang kita untuk berpikir. Bagi mereka yang malas untuk berpikir,
atau memang tidak mampu berpikir, pengajaran Yesus terlalu
535 | C A H A Y A I N J I L
melelahkan untuk dimengerti; tetapi bagi saya pengajaranNya sangat
menyemangati dan merangsang pikiran saya. Banyak orang, anda
tahu, ketika mereka membaca Alkitab sepertinya mereka tidak
mendapat apa-apa, pertama karena mereka tidak memiliki hikmat
rohani, tetapi hal kedua yang bisa menjadi penyebabnya adalah karena
mereka terlalu malas secara mental. Untuk bisa masuk ke dalam
pengajaran Tuhan Yesus, anda harus bekerja keras. Maka memang
tidak mengherankan, bahwa melalui gereja-gereja, di sepanjang
sejarah gereja, gereja telah menarik orang-orang yang pandai dan
brilian dari setiap jaman. Kita melihat sejarah gereja dan menemukan
bahwa semua orang-orang tipe pemikir begitu dipesonakan dan ditarik
oleh pengajaran Tuhan Yesus yang mengagumkan, di mana pikiran
mereka ditantang habis-habisan. Bagi mereka yang malas, di mana
pikiran mereka tidak terbiasa berpikir, mereka mendapati bahwa
pengajaran Yesus terlalu rumit untuk dipahami. Mereka lebih suka
sekedar membaca komentarnya dan mengharapkan orang lain yang
melakukan semua pekerjaan mendalami firman. Ketika nanti saya
menyelesaikan eksposisi ini, saya ingin mengatakan kepada anda,
jangan berpikir bahwa anda mengetahui segala sesuatu yang ada
dalam perikop ini. Kita hanya akan mempelajari beberapa hal yang
penting.
"Jangan bersumpah" adalah Aturan Umum, tetapi Bukan Aturan
yang Mutlak
Sekarang, jika Tuhan Yesus telah mengatakan, "Jangan kamu
bersumpah" dan setelah menyatakan prinsip bahwa seharusnya
memang kita tidak bersumpah, ternyata Allah sendiri bersumpah dan
hamba-hambaNya juga bersumpah. Ini hal yang menarik! Lalu
bagaimana kita menjelaskan situasi ini? Bagaimana kita memahami
prinsip ini? Kita bisa memahami prinsip ini dengan cara demikian:
bahwa perintah supaya tidak bersumpah adalah perintah atau aturan
yang umum, tetapi bukan merupakan perintah yang mutlak. Anda
mungkin berkata, "Apa maksudnya ?" Ini bisa dijelaskan seperti ini,
seperti misalnya peraturan lalu lintas, berhenti ketika lampu merah
adalah aturan yang umum, tetapi ini bukan aturan yang mutlak.
Kenapa demikian? Karena anda boleh menerobos lampu merah kalau
berada dalam kondisi gawat darurat atau ketika memang itu perlu
dilakukan. Misalnya, kendaraan ambulans akan menerobos lampu
merah karena sedang mengangkut pasien gawat darurat. Polisi
536 | C A H A Y A I N J I L
mungkin saja harus menerobos lampu merah karena suatu kondisi
yang mendesak. Seandainya, ketika lampu merah kamu menghentikan
mobilmu, kemudian di belakangmu ada ambulans yang mengaung-
mengaung sementara kamu menghalangi jalannya, menurutmu apa
yang akan kamu lakukan? Apakah kamu hanya tetap diam di
tempatmu karena kamu berpikir harus menunggu dua menit untuk
lampu hijau? Tentu tidak! Hukum dibuat bukan untuk membuat anda
bersikap dan bertindak bodoh; itu berarti anda diizinkan untuk
menerobos lampu merah dan memberi jalan kepada ambulans itu
untuk lewat. Anda mungkin berkata, "Wah aku tidak akan menerobos
lampu merah." Tentu perkataan anda benar - dalam keadaan normal
atau umum, tetapi itu bukan peraturan yang mutlak. Tidak akan ada
polisi yang menilang anda ketika anda menerobos lampu merah untuk
memberi jalan sebuah ambulans yang ada di belakang kendaraan anda.
Jadi, inilah yang dimaksud dengan prinsip yang umum dan prinsip yang
mutlak.
Kita tidak boleh bersumpah, itu sama artinya, bahwa kita tidak akan
mengambil kebebasan kita untuk menerobos lampu merah setiap
waktu, kapanpun kita sukai. Tetapi ketika itu perlu untuk kebaikan dan
kesejahteraan seseorang atau suatu komunitas, anda boleh
melakukannya tanpa takut bahwa anda melanggar hukum. Jadi,
demikian juga dengan murid-murid Kristus, mereka tidak bersumpah
sembarangan setiap hari, tetapi hanya jika itu memang perlu dan harus
dilakukan. Dengan kata lain, apakah dilarang menerobos lampu merah
suatu aturan yang mengikat? Tentu saja, tetapi tidak mengikat secara
mutlak - ada kondisi-kondisi di mana aturan itu bisa dilanggar.
Demikian juga dengan apa yang diajarkan Tuhan Yesus tentang jangan
bersumpah, sebagai aturan umum, jangan bersumpah, tapi ketika
memang itu harus dan perlu dilakukan, anda boleh bersumpah.
Oke, kita sudah mempelajari beberapa hal teknis yang penting. Kita
akan mengupas hal yang lebih dalam lagi. Ketika kita mengupas
Firman Allah, sangat penting bagi kita untuk memahami fakta yang
sesungguhnya. Saya tidak sedang menggembar-gemborkan pesan
yang membuai dan membuat kita melambung tinggi; Saya lebih
tertarik kepada kenyataan. Saya sering merasa terganggu dengan
pengkhotbah-pengkhotbah yang menyampaikan firman yang tidak
berhubungan langsung, atau bahkan tidak berhubungan sama sekali
dengan teks yang dibacakan. Anda bertanya mengapa dia repot-repot
537 | C A H A Y A I N J I L
membaca perikop itu? Mengapa tidak langsung lanjutkan dengan
pesannya sendiri. Saya tidak memakai firman Tuhan sebagai batu
loncatan untuk menyampaikan ide-ide saya sendiri. Saya hanya ingin
menyatakan apa yang ada dalam firman itu sehingga pendengar saya
dapat mengetahui bagaimana untuk hidup dan mengatur diri sendiri
serta benar-benar mengerti apa yang sebenarnya Tuhan Yesus sedang
katakan.
Jadi, jika anda berada dalam situasi yang mengharuskan anda untuk
bersumpah, anda jangan takut dan berpikir bahwa anda telah
melanggar perintah Tuhan dengan bersumpah. Jika ada sesuatu hal
yang harus saya sampaikan kepada anda dengan cara bersumpah,
maka saya akan melakukannya tanpa ragu-ragu. Saya akan
mengatakan, "Allah adalah saksiku bahwa apa yang saya sampaikan
kepada anda adalah kebenaran yang mutlak." Anda mengatakan,
"Anda baru saja bersumpah". Saya katakan, "Benar! Dan saya tidak
melanggar bagian manapun dari firman Tuhan". Jadi, dalam memahami
firman Tuhan, anda harus memperhatikannya dengan perenungan dan
penelaahan yang dalam.
Dalam memahami firman Tuhan carilah apa yang Allah inginkan
Kita sudah mempelajari hal-hal teknis. Sekarang mari kita membahas
prinsip-prinsip rohaninya, yang merupakan inti persoalannya. Prinsip
rohani apa yang kita pelajari di sini? Kita dapat menarik beberapa
prinsip rohani yang sangat penting di sini. Saya ingin mengatakan
kepada anda semua yang memimpin kelompok PA supaya anda
memimpin sedemikian rupa sehingga anda memahami prinsip salib
dalam mempelajari Firman Allah. Anda berkata, "Apa prinsip salib itu?"
Yang dimaksud dengan prinsip salib adalah begini: Ada garis yang
horizontal dan garis yang vertikal. Jangan hanya memusatkan pada
garis yang horizontal, seperti yang dilakukan banyak kelompok PA atau
pengkhotbah. Mereka sepertinya tidak pernah lepas dari garis
horizontal itu. Jadi dikatakan, "Jangan bersumpah!" Jadi, oke! Saya
tidak bersumpah padamu. Anda tidak bersumpah padaku. Itulah garis
horizontal. Kita semua bicara yang benar -ini garis horizontal. Di mana
garis vertikalnya? Selalu ada garis vertikalnya! Sebagai contoh, kita
ambil contoh khotbah minggu lalu. Kita melihat bahwa pada garis
horizontal adalah tentang perceraian. Baik, itu adalah garis horizontal.
Kebanyakan pengkhotbah akan berhenti di situ dan selesai. Tapi itu
bukan seluruh pesannya. Masih ada garis vertikal. Anda bertanya, "Apa
538 | C A H A Y A I N J I L
yang saya pelajari dari ini tentang hubungan saya dengan Allah? Jika
anda gagal melakukan itu, anda telah gagal melihat seluruh tujuan
ajaran Tuhan dan seluruh tujuan Alkitab. Alkitab bukan di situ untuk
memberikan kita ajaran etis, yang memang penting dan bagus, tapi
Alkitab bukan hanya mau memberitahu kita bagaimana menjadi orang
yang etis dan bermoral. Alkitab bertujuan untuk mengajar kita prinsip-
prinsip spiritual mengenai hubungan kita dengan Allah.
Jadi jika anda seorang pemimpin kelompok PA atau jika anda
mempelajari Alkitab bagi diri anda sendiri, selalu mencari garis vertikal
salib. Tanya, "Apa yang saya pelajari dari ini?" Begitu banyak PA yang
tidak mencapai tujuan dan tidak memberikan hidup karena ia hanya
berputar di garis horizontal. Tidak pernah melampaui itu. Apabila anda
membaca buku komentar, mereka melakukan hal yang sama; mereka
berputar-putar di garis horizontal. Cari garis vertikal karena Alkitab
adalah firman Tuhan dan di setiap tempat, ada pertanda salib, tanda
salib dapat ditemukan. Jadi saya bukan hanya mau mengajarkan kalian
firman Tuhan, tapi saya juga mau memberitahu anda prinsip-prinsip
dari mana anda dapat memahami firman Tuhan. Bagaimanapun, anda
atau saya ada kalanya karena kurangnya pengetahuan tentang firman
Tuhan, kita tidak dapat menemukan garis vertikal. Jangan patah
semangat! Oleh kasih karunia Tuhan, anda akan tiba ke situ.
Lalu, apa yang kita akan lihat dalam perikop ini? Mari kita mencari garis
vertikalnya, perhatikan bahwa prinsip spiritual bekerja di arah yang
berlawanan. Bermula dari ay 37. Di situ dikatakan, mengutip dari
bahasa asli: "Biarlah apa yang anda katakan hanya 'Ya, ya' atau 'Tidak,
tidak'; apa yang lebih dari ini datangnya dari si Jahat." Sekali lagi
terjemahan bahasa Inggris punya kekurangan, walaupun mereka
tuliskan terjemahan yang tepat di garis samping. Dikatakan 'si Jahat',
bukan hanya 'kejahatan'. Alasan bagi ini adalah di dalam bahasa
aslinya, kata 'jahat' itu dapat dipahami sebagai neuter atau maskulin.
Terkadang ini terjadi di bahasa asli, dan penerjemah harus
memutuskan yang mana satu yang digunakan di antara kedua-duanya.
Jadi, ia mungkin memutuskan untuk menggunakan yang neuter,
sebagaimana yang terjadi di sesetengah terjemahan, daripada
menggunakan yang maskulin, yang akan diterjemahkan sebagai 'Si
Jahat', yaitu Iblis. Bagaimana kita dapat memutuskan dengan tepat—
menerjemahkan sebagai neuter atau maskulin? Kita jangan hanya
berdasarkan tatabahasanya sebagaimana yang dilakukan oleh
539 | C A H A Y A I N J I L
kebanyakan penerjemah, tapi memutuskan bagaimana menerjemahkan
kata ini dengan melihat bagaimana kata ini digunakan di tempat lain di
PB dan di dalam ajaran Yesus. Apabila kita melakukan itu, kita akan
menemukan bahwa setiap kali terdapat kata 'jahat', Tuhan Yesus
maksudkan si Jahat, Iblis. Sekali lagi ini poin teknis, tapi saya perlu
menggarisbawahinya.
Biarlah Setiap Pernyataan Seolah-olah di Bawah Ikrar!
Poin teknis yang kedua dari ayat ini yang perlu dipahami adalah:
"Biarlah apa yang kamu katakan hanya 'Ya, ya' - dua kali 'ya' dan
'Tidak,tidak' - dua kali 'tidak'. Sekali lagi kita perlu mempunyai sedikit
pengetahuan untuk memahaminya. Apa signifikan dari ini? Jika kita
melihat ke latar belakang ajaran Rabi (yang sangat penting karena
orang Yahudi yang mendengarkan Yesus akan mendengar dengan latar
belakang pengetahuan Yahudi mereka, yang tidak kita miliki jika kita
tidak mempelajarinya), kita menemukan bahwa dua 'ya' dan dua 'tidak'
itu sendiri adalah sebentuk sumpah.
Jika saya berkata, 'ya' itu bukan sumpah; jika saya berkata, 'ya, ya', ini
sudah satu sumpah. Orang Yahudi mengenal 'ya' ganda dan 'tidak'
ganda sebagai satu sumpah—sebagai satu pernyataan sumpah. Dengan
kata lain, apabila Tuhan Yesus berkata, "sesungguhnya Aku berkata
kepadamu", dalam bahasa Inggris adalah 'truly, truly', dua kali
dikatakan 'truly' - ini sama saja dengan pernyataan yang dibuat di
bawah sumpah. Ini berarti pernyataan yang mau dibuat itu seutuhnya
benar dan sangat signifikan. Barangsiapa yang akrab dengan
pengetahuan ini tidak akan menemukan cara pengungkapan ini aneh.
Tapi mereka akan berkata, " Aneh! Tuhan Yesus berkata, "Jangan
bersumpah." Dan sekarang Ia berkata, 'Katakan segala sesuatu seolah-
olah di bawah sumpah." Tidakkah itu membingungkan kamu?
Lihatkah anda bagaimana pengajaran Yesus menantang pikiran dan roh
kita dan membuat akal budi kita bekerja. Saya memuji Tuhan untuk hal
itu. Saya mengharapkan setiap orang Kristen tidak malas dalam
menggunakan pikirannya, bahwa ia mengasihi Tuhan bukan hanya
dengan segenap hatinya melainkan juga dengan segenap pikirannya.
Sebagian orang Kristen mengasihi Tuhan dengan hati mereka, tetapi
sepertinya mereka tidak tahu bagaimana mengasihi Tuhan dengan
pikiran mereka - pikiran mereka kosong. Kasihilah Tuhan dengan
pikiranmu, lakukan! Tembuslah ke dalam perkara-perkara Tuhan yang
540 | C A H A Y A I N J I L
dalam, dan minta Tuhan untuk mengajarmu. Jika kamu sudah
memahami apa yang saya katakan, bahwa ketika Yesus mengatakan
kamu tidak boleh bersumpah, Dia bukanlah membuat pernyataan yang
mutlak tetapi sebuah pernyataan umum - maka anda tidak akan
terkejut membaca kalimat berikutnya, yang benar-benar menunjukkan
karakter dari pengajaran Yesus yang menakjubkan yaitu: Janganlah
bersumpah, tetapi biarlah setiap pernyataanmu seperti sumpah,
dengan kata lain, setiap kalimat haruslah benar seperti sebuah
sumpah. Itu begitu sempurna! Itu mengagumkan! Sekarang, kita dapat
melihat apa yang sepertinya merupakan kalimat yang dangkal ternyata
memiliki pemahaman yang begitu mendalam.
Saya juga menemukan kalimat yang demikian dalam tulisan Josephus.
Banyak dari kalian yang mungkin tidak mengenal Josephus. Dia adalah
seorang sejarawan yang tinggal pada masa Tuhan Yesus hidup, dari
Josephus kita mengetahui banyak mengenai latar belakang PB dan PL.
Dia adalah seorang penulis yang sangat penting. Josephus
memberitahukan kita bahwa ada orang-orang dalam masa Yesus yang
dia sebut Eseni -ketika saya menyelidiki apa yang dia artikan dengan
kaum Eseni, saya mulai memahami bahwa yang dia artikan dengan
kaum Eseni adalah orang-orang Kristen. Dan dia mengatakan,
perkataan-perkataan mereka adalah seteguh sebuah sumpah. Tuhan
Yesus dengan tegas mengatakan bahwa: "Apapun yang kamu katakan,
biarlah itu sama benarnya dengan sebuah sumpah". Sebenarnya,
berdasarkan tulisan Josephus, perkataan-perkataan kaum Eseni ini
lebih teguh dari sebuah sumpah.
Kebenaran Berasal dari Tuhan, Kebohongan dan Segala Sesuatu
yang Melebihi Kebenaran Berasal dari Iblis
Setelah memahami semua ini, mari kita melihat ke ayat 37. Di sini
Tuhan Yesus mengatakan bahwa segala sesuatu yang melebihi
kebenaran, yang lebih dari 'Ya, ya' atau 'Tidak, tidak' - berasal dari
Iblis! Segala sesuatu yang diluar kebenaran berasal dari Iblis. Ketika
seorang Kristen berbicara, dia mengatakan hanya kebenaran,
kebenaran yang utuh dan hanya kebenaran. Inilah yang dikehendaki
Yesus dari kita. Setiap kalimat haruslah, sepertinya, sebuah sumpah.
Sekarang kamu lihat, pokok dari hal ini adalah: apa yang lebih dari itu
berasal dari Iblis. Pikiran hal ini. Jika kepalsuan berasal dari Iblis, dari
manakah kebenaran itu datang? Dari Tuhan, tentu! Keseluruhan bagian
Alkitab mengajarkan kita akan hal itu. Kalian tidak perlu menjadi
541 | C A H A Y A I N J I L
seorang ahli Alkitab untuk mengetahui hal ini. Sekarang kita telah
menyatakan sebuah prinsip yang sangat penting - kebenaran dan
hanya kebenaran berasal dari Tuhan. Apapun yang melebihi ataupun di
luar kebenaran dari manapun, berasal dari Iblis. Iblis, seperti yang
Tuhan Yesus katakan dalam Yohanes 8 - adalah seorang pembohong
dan bapa dari kebohongan. Iblis adalah seorang pembunuh. Ini sangat
menarik. Yesus mengaitkan berbohong dan membunuh dalam Yohanes
8. Kalian tahu mengapa? Karena berbohong adalah sekarakter dengan
membunuh.
Kalian lihat? Iblis berbohong kepada Adam dan Hawa dan akhirnya ia
membunuh mereka: Ia berkata, "Di hari kamu memakannya, kamu
akan mati"; mereka mati. Secara spiritual mereka mati sejak mereka
memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat. Berbohong
kepada seseorang berarti membunuh seseorang. Kalian harus
mengatakan kebenaran, kebenaran yang utuh dan hanya kebenaran.
Kalau tidak, kalian akan menemukan bahwa kalian berada di pihak
Iblis. Ada lagi beberapa keindahan dalam pengajaran Yesus. Yesus
mengatakan: "Segala sesuatu yang lebih dari pada kebenaran", Yesus
bukan mengatakan, "Bertentangan dengan kebenaran". Pikirkan hal ini.
Apakah makna dari kalimat tersebut? Makna dari kalimat tersebut
adalah ini: Sebuah kebohongan kadang tidak hanya berbentuk
kebohongan, ia bisa berisikan sebagian kebenaran, tetapi ini telah
melebihi kebenaran. Kalian lihat betapa sempurna Yesus menuliskan
kata-kataNya? Tidak ada satu kalimat, tidak ada satu sukukata, satu
hurufpun yang sia-sia dalam pengajaran Yesus. Kalimat tersebut adalah
sempurna. Dia tidak mengatakan, "Jika kamu mengatakan
kebohongan, itu adalah dari Iblis, tetapi jika kamu mengatakan
setengah kebenaran, itu tidak apa-apa." Tidak, tidak! Yang Yesus
katakan adalah: "Semua yang kamu katakan haruslah benar, tetapi
apa yang lebih dari itu berasal dari Iblis, apa yang lebih dari pada itu
membuat seluruh pernyataan menjadi palsu."
Kalian tahu, kebohongan yang paling efektif adalah kebohongan yang
sebagiannya benar. Kebohongan total tidaklah pernah meyakinkan.
Kebohongan yang sebagian benar sangatlah meyakinkan karena ia
sebagian besar berisikan elemen kebenaran. Tahukah kalian dari
manakah bidat masa kini memperoleh kekuatan mereka? Mereka
mendapatkan kekuatan dari kebenaran mereka yang tidak utuh.
Mereka dapat mengutip untukmu sebagian ayat dari Alkitab, dan ayat-
542 | C A H A Y A I N J I L
ayat itu memang ada di Alkitab, tetapi itu bukan kebenaran seluruhnya.
"Oleh karena itu, ketika kamu berbicara," Yesus berkata, "kamu harus
jujur atau benar secara mutlak, atau jika tidak kamu berada di sisi
Iblis." Ini adalah prinsip yang harus kita perhatikan lagi.
Kebenaran tetaplah Kebenaran, Walaupun Kebenaran Tersebut
Tidak Masuk Akal
Saya sedang membangun ke arah prinsip ini, dan saya ingin anda tahu
setiap langkah kecil sembari kita melangkah kepada prinsip utama.
Pertama, kebenaran berasal dari Tuhan. Kebenaran tidak ditemukan di
tempat lain melainkan dalam Tuhan - ini adalah prinsip yang bertahan
selamanya. Dalam dunia ini, di bawah matahari, anda tidak akan
pernah menemukan kebenaran kecuali kebenaran yang Tuhan berikan
kepada kita. Anda tidak akan dapat menemukannya dalam filsafat
karena filsafat adalah imajinasi manusia. Mengapakah harus gagasan,
ide ataupun spekulasi seseorang menjadi lebih baik dari yang kita miliki
hanya karena dapat dinyatakan secara lebih meyakinkan?
Kenyataan bahwa sesuatu itu lebih masuk akal tidaklah membuat
sesuatu itu lebih benar. Pada hakekatnya kebenaran tidak perlu masuk
akal, namun ia tetap kebenaran. Jika saya memberitahukan anda
bahwa seekor ikan berenang ke kaki saya dan saya telah
menangkapnya, dan anda mengatakan bahwa itu tidaklah masuk akal,
namun kenyataan ini adalah mutlak benar dan saya dapat
mengatakannya di bawah sumpah bahwa hal ini adalah benar. Hal ini
tidak masuk akal, tetapi ia benar. Perkara-perkara yang Tuhan lakukan
tidak masuk akal, tetapi adalah tetap merupakan kebenaran karena
Tuhanlah yang melakukannya. Anda mengatakan, "Hal-hal seperti itu
tidak pernah terjadi." Tetapi hal itu terjadi karena Tuhanlah yang
melakukannya. Anda mengatakan bahwa tidak masuk akal bila Allah
menjelma menjadi manusia dan datang ke dalam dunia. Hal tersebut
tidak masuk akal, namun tetap merupakan kebenaran. Anda
mengatakan, "Mustahil terjadi jika Allah menyatakan diriNya dalam
daging dan Dia menuju salib dan mati untuk dosa-dosaku. Hal itu tidak
dapat diterima. Hal-hal seperti ini tidaklah dapat terjadi." Tetapi ketika
Tuhan melakukannya, hal tersebut terjadi. Jadi, walaupun tidak dapat
diterima dalam pikiran anda, ia tetap merupakan kebenaran. Spekulasi
manusia sepertinya masuk akal, tetapi tidak membuatnya menjadi
kebenaran.
543 | C A H A Y A I N J I L
Kebenaran Selalu Mengikat - Kebenaran harus Dipatuhi!
Seorang murid haruslah menujukan pandangannya pada kebenaran.
Kata 'truth' [kebenaran] dalam Alkitab, dalam PB saja, belum dihitung
dalam PL, dipakai 109 kali. Belum dihitung kalimat perubahannya,
seperti 'truthful' dan kata keterangan dan kata sifat dan sebagainya,
anda akan menemukannya 75 kali, berjumlah total lebih dari 200 kali
dalam ruangan singkat yang ada dalam PB. Ketika kita mengabarkan
Injil, kita memprihatinkan kebenaran. Kita tidak prihatin bahwa
seseorang akan menjadi anggota suatu gereja, bahwa seseorang akan
menjadi pengikut saya atau pengikut orang lain, bahwa seseorang akan
menjadi pengikut Calvin atau Luther ataupun siapapun yang lain.
Namun kita mempedulikan hanya satu hal - menjadi seorang Kristen.
Ini adalah kebenaran. Jika ini bukan kebenaran, maka lupakan saja.
Lupakan! ! Jangan memperjuangkan sesuatu hanya karena kamu
menyukainya! Jangan berpegang kepada sesuatu hanya karena kamu
menemukan bahwa, "Saya pikir ini adalah ide yang baik!" Lupakan hal
ini! Jika Injil tidak benar, maka kemaslah barangmu dan pulanglah ke
rumah. Dan jangan datang lagi. Marilah kita tegas. Kita menangani
kebenaran, dan tidak ada yang lain selain kebenaran.
Kita harus memahami hal lain yang dikatakan oleh Yesus. Kita melihat
bahwa kebenaran datangnya dari Tuhan, dan yang kedua kebenaran itu
mengikat seperti sebuah sumpah. Jangan mengira sesuatu tidak perlu
dilaksanakan hanya karena hal itu tidak dinyatakan dalam sumpah.
Tidak, Tuhan Yesus mengatakan bahwa kebenaran selalu mengikat, di
bawah sumpah ataupun tidak di bawah sumpah, karena kebenaran
bersifat mengikat seperti sebuah sumpah. Apakah anda menangkap
prinsip ini? Anda lihat, jika sesuatu benar, anda diwajibkan untuk
melakukannya, menerimanya, mengikutinya dan mempercayainya.
Dalam Alkitab, kebenaran adalah untuk dipatuhi, bukan hanya
dipercayai. Juga kita lihat dalam Roma 2:8 dan Galatia 5:7, bahwa kita
harus mematuhi kebenaran. Hal menjadi seorang Kristen adalah hal
mematuhi kebenaran. Bukan berdasarkan apakah perasaan saya
sedang baik atau tidak baik. Tidaklah akan membuat perbedaan
apakah saya sedang dalam keadaan 'mood' yang baik atau tidak;
menjadi seorang Kristen tidak ada kaitannya dengan hal itu. Semua itu
berhubungan dengan kebenaran dan hanya kebenaran.
Anda lihat, banyak orang Kristen yang hidup berdasarkan perasaan
mereka dan mereka sungguh-sungguh membuat saya frustasi. Saya
544 | C A H A Y A I N J I L
harap anda bukan merupakan salah satu dari mereka. Kita sudah
punya terlalu banyak orang seperti ini dalam gereja. Hari ini kita
merasakan baik dan besok kita merasa buruk. Setelah pergi ke gereja,
mereka merasakan sangat baik; dan ketika hari Senin pagi, mereka
merasakan sangat buruk. Mereka adalah orang Kristen yang naik dan
turun seperti barometer - anda tidak tahu apa yang harus diperbuat
dengan mereka. Saya menerima telepon dari seorang dan ia berkata,
"Aku merasa buruk kembali hari ini." Saya berpikir, "Oh, jangan lagi."
Dan demikianlah mereka naik dan turun terus. Anda tahu apakah
masalah dari orang-orang Kristen seperti ini? Mereka tidak paham
bahwa mereka hidup oleh kebenaran, bukan oleh perasaan. Kebenaran
tidaklah berkurang kebenarannya hanya karena saya sedang merasa
tidak bagus hari ini dan saya kebetulan sedang menderita sakit kepala.
Hal itu tidaklah membuat kebenaran berkurang. Dan apa yang saya
rasakan tidaklah membuat perbedaan. Hidup saya dipimpin oleh
kebenaran, dan bukan oleh perasaan saya.
Ada banyak orang Kristen yang sepertinya tidak memahami hal ini.
Mereka datang kepada Tuhan dan mereka tiba-tiba mengharapkan
untuk mendapatkan perasaan yang baik, sepertinya mereka telah
menelan LSD atau yang lainnya. Mereka berkata, "Aku sepertinya tidak
merasa lebih baik setelah aku datang pada Tuhan." Saya berkata,
"Baiklah, perasaan seperti apa yang kamu harapkan, temanku?"
Perasaan apa yang anda harapkan? Semua ini sama sekali tidak
berhubungan dengan perasaan anda. Anda telah masuk dalam
perjanjian dengan Allah.
Saya juga suka berkata kepada orang-orang, "Apakah kamu telah
menikah?" Mereka berkata, "Aku telah menikah." Saya melanjutkan
bertanya, "Bagaimana perasaanmu setelah kamu menikah?" Mereka
berkata, "Aku merasa keletihan, sepanjang hari berjabat tangan dan
tersenyum." Sama halnya dengan saya setelah pesta pernikahan. Saya
merasa seluruh otot di wajah saya kejang. Setelah tersenyum begitu
lama, tangan saya terasa bebal karena berjabat dengan begitu banyak
tangan. Jika anda berkata, "Bagaimana perasaanmu setelah anda
menikah?" Semua yang dapat saya katakan adalah, "Saya merasa
sangat letih."
Bagaimana perasaan anda? Anda mengasihi orang tersebut sebelum
anda menikah. Anda mengasihi Tuhan sebelum anda datang
545 | C A H A Y A I N J I L
kepadaNya; kalau tidak, anda tidak akan menyerahkan hidup
kepadaNya. Semua ini tidak ada hubungannya dengan perasaan; ini
adalah masalah kebenaran. Inilah yang harus kita lakukan - kebenaran.
Jadi, berdoalah agar Tuhan menebus anda dari keadaan menjadi orang
Kristen yang mengandalkan perasaan - turun naik terus perasaan
mereka. Mereka harus pergi ke pertemuan untuk merasa baik. Untuk
melakukannya, anda harus memiliki waktu untuk menyemangati
mereka. Setiap orang berdiri, berteriak, menepuk tanganmu, melompat
atas dan bawah. Anda bertanya, "Apakah maksud dari latihan ini? Saya
benar-benar tidak mengerti." Ini dilakukan untuk merangsang mereka,
menyemangati mereka. Semuanya berhubungan dengan perasaan.
Tuhan tidak bekerja seperti itu; Dia tidak menyukainya. Dan ketika
saya mengkhotbahkan firman Tuhan, saya tidak sedang memanipulasi
perasaan seseorang. Saya sama sekali tidak tertarik dengan hal itu.
Saya ingin setiap orang masuk dalam kebenaran, bukan dalam
perasaan - karena anda merasa begitu baik, anda merasa gembira.
Saya dapat membawa ke sini seorang penyanyi solo yang dapat
membuat airmatamu berlinang di wajahmu. Ketika dia menyanyi, anda
merasa hati bergolak, dan anda merasa begitu senang dan terharu. Ini
luar biasa namun saya tidak begitu menyukainya karena besok anda
akan merasa resah dan buruk lagi. Seperti sedang minum alkohol,
anda merasa enak, namun kemudian buruk hari berikutnya—anda
merasa lebih terpuruk. Kita tidak menghendaki hal itu. Adalah mudah
untuk mengolah emosi seseorang. Kalian tidak perlu menjadi psikolog
besar untuk dapat melakukan hal ini. Tetapi kita tidak membutuhkan
itu, karena iman haruslah dinyatakan dalam kebenaran. Batu karang
yang teguh! Orang Kristen seperti ini, kalian dapat melempar apa saja
pada mereka - kalian memberikan guntur, kalian memberikan tekanan,
tidak akan ada yang menggoyahkan mereka. Mengapa? Karena mereka
berakar dalam kebenaran.
Hal lain yang mau saya katakan berkaitan dengan hal kebenaran
adalah hubungan pribadi kita. Kita akan masuk dalam bagian ini.
Kebenaran harus Memimpin Relasi Kita - dengan Allah dan
dengan Manusia
Saya ingin menangani beberapa pokok yang sangat penting. Sehingga
ke tahap ini saya pikir anda telah memahami prinsip spiritual yang
paling dasar dari semuanya ini. Hal ini merupakan prinsip spiritual yang
546 | C A H A Y A I N J I L
paling mendasar bagi kehidupan Kristen. Apakah prinsip itu? Hal
tersebut adalah truthfulness (keadaan benar) - kebenaran dalam
setiap pikiran kita. Hal ini kelihatannya mudah namun saya ingin
menguraikan ini supaya anda dapat memahami sesuatu yang vital bagi
kehidupan Kristen. Tadi saya telah menyinggung sebagian kecil. Orang
Kristen yang naik dan turun adalah adalah orang Kristen yang akan
ambruk sebelum berjalan terlalu jauh. Mereka adalah orang yang
datang ke gereja bernyanyi dengan suara ekstra keras, dan tiga bulan
kemudian anda tidak akan melihat mereka lagi. Mengapa? Karena
kegairahan mereka itu hanya 5 menit. Semuanya telah berlalu; mereka
telah kembali pada keadaan asal. Ini adalah orang-orang Kristen yang
tidak memahami prinsip kebenaran dalam kehidupan Kristen, dan saya
ingin menguraikan ini dengan lebih dalam.
Jika anda ingin bertumbuh dalam kehidupan Kristen, jika anda ingin
mengalami kekuatan rohani dan berkat Tuhan, anda harus memahami
prinsip yang penting ini. Ini adalah prinsip dari semua hubunganmu
dalam garis vertikal dengan Tuhan. Anda harus sempurna dalam satu
hal dalam kehidupan Kristen - anda harus sempurna dalam kebenaran.
Anda berkata, "Apa maksudnya?" Yang saya artikan adalah ini: dalam
segala hal yang anda lakukan dalam hubungan dengan Tuhan, yang
pertama dan yang paling penting, lakukanlah dalam kebenaran yang
seutuhnya! Ada orang yang ketika mereka berdoa, mereka sepertinya
mencoba membuat Tuhan terkesan, seperti mereka sedang
mengesankan orang lain. Ini adalah contoh dari tidak dalam kebenaran.
Ketika anda berdoa kepada Tuhan, ingatlah ini: Ia melihat kepada
hatimu; Ia bukan melihat pada ekspresi di wajahmu. Jadi, jika anda
memakai senyum yang manis agar Tuhan melihatnya, hal ini tidak
akan membuat Ia terkesan. Ia melihat langsung ke dalam hatimu.
Rahasia dari kehidupan Kristen adalah kebenaran di hadapan Tuhan.
Hiduplah selalu dalam kebenaran yang mutlak!
Jika anda memiliki masalah, datanglah padaNya dan katakan, "Tuhan,
saya memiliki masalah ini". Anda tahu, sangat menakjubkan bahwa
sedikit orang Kristen yang memahami prinsip ini. Ketika mereka
memiliki masalah, hal pertama yang mereka lakukan adalah mencari
seorang teman, mencari pendeta. Baik, saya tidak menentang bahwa
anda seharusnya mencari seorang teman, atau mencari seorang
pendeta, tapi, pelajarilah prinsip ini dulu. Belajar untuk datang secara
jujur dan bersikap benar kepada Tuhan, dan berkata, "Tuhan, saya
547 | C A H A Y A I N J I L
punya masalah dalam hal ini." Mengapa anda tidak dapat berbicara
dengan jujur kepada Tuhan? Apakah anda pikir Ia hanya mau
mendengar sanjungan? Apakah anda pikir Ia seperti orang lain yang
anda kenal? Datang dan beritahukan kepadaNya kenyataan yang
terjadi. Anda tidak perlu berpikir, "Ketika aku berbicara dengan Tuhan,
aku hanya boleh membicarakan hal-hal yang manis; "Tuhan, Engkau
sangat hebat! Engkau sangat besar! Engkau mencukupkanku dengan
roti setiap hari, aku membutuhkan sedikit mentega, namun, saya
berterima kasih untuk roti ini, dan selainya. Engkau sangat baik
kepadaku. Engkau mencukupkanku dengan segala hal yang baik. Aku
menginginkan rumah yang lebih besar, namun untuk saat ini, aku
cukup berterima kasih dengan apa yang ada padaku." Dan jadi kita
merasa bahwa kita selalu harus mengatakan hal yang manis kepada
Tuhan. Tidak pantas datang kepada Tuhan dan mengatakan hal yang
tidak baik. Anda tidak datang kepada Tuhan dengan masalah-
masalahmu. Mengapa tidak? Bukankah Ia Juru Selamat kita? Belajarlah
menjadi jujur dengan Tuhan dan dengan melakukan hal itu telah
membantu meringankan separuh masalahmu. Setelah itu semua
masalah dapat dibereskan. Orang sering mengejutkan saya. Mereka
berkata, "Aku punya masalah ini dan itu." Saya berkata, "Apakah anda
pernah memikirkan untuk membicarakan hal ini dengan Tuhan?" "Apa?
Membicarakan kepada Tuhan mengenai ini?" "Tentu!" Saya berkata,
"Apa salahnya dengan hal itu? Ia dapat menjawab pertanyaanmu lebih
baik dari yang saya dapat. Apakah anda tahu itu?" "Wah! Maksudmu Ia
dapat?" Bagaimana mereka mengharapkan Tuhan untuk
menyelamatkan mereka jika Allah yang mereka datangi tidak dapat
menyelesaikan masalah mereka? Jadi, untuk apa anda percaya kepada
Allah yang seperti ini? Ia adalah Allah kebenaran, Ia adalah Allah yang
hidup, Ia adalah segala sesuatu yang Ia katakan mengenai diriNya,
atau kalau tidak demikian jangan membuang waktumu dengan-Nya.
Anda lihat, kebenaran adalah hitam dan putih. Ada garis tegas di
antara hitam dan putih. Kebenaran tidak di wilayah abu-abu. Datang
kepada Tuhan dengan tulus dan tegas. Ini adalah cara yang Ia
kehendaki. Datang kepada Tuhan dengan pertanyaanmu, jika ada, dan
katakan, "Tuhan, saya tidak mengerti hal ini." Saya merasa takjub
ketika menemukan bagaimana sikap para nabi ketika mereka berbicara
dengan Tuhan. Nahum berkata, "Tuhan, aku memiliki keluhan yang
mau saya kemukakan terhadapMu, Engkau tahu, jika Engkau tidak
548 | C A H A Y A I N J I L
berkeberatan aku mengutarakannya. Aku punya masalah dengan
Engkau. Pemikiran apa yang ada padaMu sehingga Engkau menghadapi
kami dengan cara demikian, dan Engkau berlaku begitu baik dengan
orang-orang kafir yang menghancurkan Yerusalem di bawah kaki
mereka. Aku tidak begitu senang dengan hal ini, Tuhan." Apakah anda
memahami prinsip rohani ini? Anda berkata, "Hei, hei, hei! Anda tidak
boleh berbicara kepada Tuhan dengan cara demikian! Begitu beraninya
kamu bebicara kepada Tuhan dengan cara begitu?" Baik, Nahum
bukanlah tidak hormat. Kita membingungkan makna kejujuran dan
ketidakhormatan.
Anda tahu, orang Tionghoa secara khusus sangat sensitif dengan hal ini
dan saya pikir kita harus belajar dalam kehidupan Kristen untuk
memperbaikinya. Jika anda berkata kepada seorang saudara, "Yang
kamu lakukan agak kurang baik. Kualitasnya tidaklah terlalu bagus."
Wah! Mereka akan menyerang kembali. "Kasih persaudaraan - kamu
seharusnya memberitahuku hal yang manis. Dan kamu mengatakan
kamu tidak suka pelajaran Alkitab yang aku pimpin. Ah! Ini sangat
menghina aku!" Anda lihat, anda mengatakan kebenaran pada mereka
dan mereka mengatakan anda menghina mereka. Saya berkali-kali
mengalami pengalaman ini, saya harap kalian tidak berkeberatan atas
perkataan saya, secara khususnya orang Hong Kong. Saya pikir
mereka dibesarkan dalam lingkungan di mana tidak menyenangkan bila
mengatakan kebenaran. Sebagai orang Kristen, kita harus mengubah
ini. Beberapa orang ketika mereka mengatakan sesuatu kepada saya,
"Aku harap sesuatu dapat dilakukan untuk memperbaiki hal ini,"
mereka menambahkan, "Aku harap anda tidak tersinggung. Jangan
tersinggung, ya?" Saya berkata, "Aku tidak tersinggung. Aku sangat
berterima kasih bahwa anda memberitahukan padaku tentang hal ini."
Mereka berkata, "Sungguh?" Mereka sangat terkejut, sepertinya kalau
anda memberitahukan kebenaran kepada saya, saya akan tersinggung.
Mereka sangat terkejut karena anda berterima kasih untuk hal itu.
Saya ingat pada suatu hari, seseorang mengatakan bahwa di gereja
kami ada sesuatu yang bisa dikembangkan, "Aku harap anda tidak
merasa tersinggung. Anda tidak marah, kan?" Saya berkata, "Mengapa
anda begitu berhati-hati? Tidakkah anda tahu bahwa aku menyukai
kebenaran? Katakanlah kebenaran kepadaku. Langsung saja. Ayo,
jangan berputar-putar." Tetapi saya sadar dengan kebanyakan orang,
anda tidak dapat mengatakan kebenaran kepada mereka. Anda harus
549 | C A H A Y A I N J I L
mempermanis kalimat tersebut, berbelit-belit untuk memberikan kesan
yang menyenangkan dan menikam mereka dari belakang bukan dari
depan. Ini adalah praktek yang diterima. Ketika anda menikam mereka
dari belakang hal ini lebih dihormati; untuk memukul mereka dari
depan adalah kasar. Sepertinya kedua-duanya juga akan membawa
kematian.
Katakan Kebenaran dalam Kasih - Jangan ada Kepura-puraan
Dalam kehidupan Kristen, marilah kita belajar untuk berlaku benar. Ini
adalah prinsip rohani yang sangat penting. Hal ini akan membuat relasi
kita dengan orang lain menjadi lebih mudah, sehingga kita tidak usah
menyusun taktik, sehingga kita tidak usah berpikir keras, memikirkan
apa yang ada dalam pikiran orang lain. Saya memindahkan biji catur
saya dalam cara itu. Saya memindahkan biji catur saya dalam langkah
itu; sekarang anda pindahkan biji catur anda. Percakapan dengan
orang tertentu terkadang sangat melelahkan. Anda bingung permainan
catur apa yang mereka mainkan, gerakan mana yang akan mereka
buat sekarang, kombinasi macam apa yang akan muncul nanti. Sebagai
anak Tuhan, marilah kita bersikap jujur. Lihat! Saya menginginkan
anda bersikap jujur kepada saya. Datanglah pada saya dan katakan,
"Aku tidak memahami bagian ini." Marilah, kita langsung saja. Inilah
seharusnya cara kita hidup bersama orang lain. Bermain politik dengan
satu sama lain bukanlah suatu sikap yang seharusnya dilakukan orang-
orang Kristen.
Jika anda hidup dengan orang lain, maka anda harus mempraktekkan
hal ini. Gereja adalah sebuah lingkungan. Gereja adalah sebuah
komunitas. Jadi, marilah kita jujur satu sama lain, mengatakan
kebenaran dalam kasih. Tentu, saya tidak bermaksud bahwa anda
mengatakan kejujuran sehinggakan anda menghantam mereka tepat di
wajah mereka. Katakan dalam kasih, dan katakanlah kebenaran.
Saya berdoa agar Tuhan mentransformasi gereja, terkhusus gereja
Tionghoa. Tuhan hendak membuat perkara-perkara besar. Namun
Tuhan harus mengubah kita terlebih dahulu. Gereja ini akan menjadi
sesuatu yang sangat berbeda, sangat sangat berbeda, jika kita
pertama-tama mempelajari bahwa tidak ada seorangpun di antara kita
yang bermain politik satu sama lain. Kita tidak perlu berpura-pura
untuk bersikap manis, namun jujur dan bersikap santai terhadap satu
sama lain. Pernahkah anda sadari bagaimana tidak nyamannya jika dua
550 | C A H A Y A I N J I L
sisi harus bermain politik? Anda harus duduk dalam cara tertentu;
sungguh sangat tidak nyaman. Mari kita melakukannya tulus dari hati.
Setiap orang santai dan mengatakan kebenaran sebagai saudara dan
saudari.
Tetapi prinsip yang sama juga harus diterapkan pada Tuhan. Ketika
anda datang pada Tuhan, bicaralah jujur denganNya. Anda akan
terkejut bahwa ternyata Ia sangat senang. Ia senang dengan
kejujuran. Inilah cara anda bertumbuh dalam hubungan anda dengan
Tuhan dan juga dengan satu sama lain. Inilah rahasianya, jika anda
hendak menyebutnya demikian, sebuah prinsip yang semua orang
Kristen harus meraihnya. Ketika anda berdoa, apakah anda merasakan
bahwa anda harus berbicara dalam cara yang palsu? Saya baru berkata
kepada Saudara W kemarin bahwa saya mendengarkan khotbah oleh
seorang pendeta Anglikan. Sebenarnya uskup agung, yang telah
pensiun. Saya berkata, "Mengapa mereka harus berbicara dalam nada
suara seperti itu? Mengapa mereka tidak berbicara dalam nada suara
mereka yang alami saja? Apakah mereka tidak tahu bagaimana
caranya? Apakah mereka berbicara kepada istri mereka dengan
mengatakan, "Sayangku, saya sangat senang melihatmu hari ini."
(dikatakan dengan nada suara yang sangat tinggi) Apakah itu caranya
mereka berbicara dengan istri mereka? Namun, ketika mereka
memberitakan Injil, mereka harus membacakan firman Tuhan dalam
sebuah penampilan tertentu yang telah dipoles sedemikian rupa. Apa
ini? Anda lihat, kita tidak belajar untuk menjadi jujur satu sama lain.
Ini adalah sebagian dari kemunafikan dan kepura-puraan yang terjadi
dalam gereja. Saya minta maaf saya harus mengatakan kebenaran.
Saya tidak dapat menahannya! Saya harus mengatakan bahwa ketika
uskup agung ini terus melanjutkan dalam cara ini, hal ini membuat
saya begitu muak dan saya melakukan sesuatu yang kurang sopan -
saya berdiri dan berjalan keluar - karena prinsip dari kehidupan Kristen
adalah untuk jujur satu sama lain. Kita tidaklah boleh berpura-pura.
Kepura-puraanlah yang menghancurkan gereja dan menghancurkan
hubungan kita dengan Tuhan. Jadi, ketika anda datang untuk berdoa,
santailah. Jangan merasa bahwa anda harus berada dalam posisi
tertentu, bahwa anda harus berlutut dalam satu cara tertentu.
Bicaralah kepadaNya dalam cara yang santai. Yang Ia inginkan adalah
kebenaranmu. Ia tidak melihat pada postur fisikmu. Ia
menginginkanmu berbicara dari hatimu.
551 | C A H A Y A I N J I L
Tidak Memenuhi Sebuah Janji pada Tuhan Berarti Menipu-Nya
Waktu kita berjalan dengan cepat dan masih ada banyak prinsip
penting di sini. Tapi, saya ingin mengatakan bahwa kita harus
memegang erat-erat prinsip yang penting. Saya ingin menunjukkan
kepada anda dengan cara lain bagaimana berbicara di bawah sumpah
menjadi berbohong. Ketika kita berbicara dengan Tuhan, setiap yang
kita katakan, saya mau kalian memahami ini, adalah sumpah. Ini
adalah alasan mengapa kita sama sekali tidak perlu bersumpah kepada
Tuhan. Setiap hal yang anda katakan sejajar dengan sumpah. Inilah
alasannya mengapa saya katakan bahwa dalam doa, jangan katakan
sesuatu yang anda tidak maksudkan, karena Tuhan akan membuat
anda bertanggungjawab ke atas segala sesuatu yang anda katakan.
Prinsip ini begitu penting sehingga kita harus memahaminya. Jika anda
ditanya dalam suatu pertemuan apakah ada yang ingin melayani
Tuhan, jika ada tunjukkan tangan, apakah anda menunjuk tangan
anda? Apakah anda mengangkat tangan? Jika anda mengangkat
tangan, anda telah menyampaikan sumpah anda kepada Tuhan.
Sekalipun jika itu bukan sebuah sumpah yang diumumkan, itu juga
sama dengan sumpah. Setiap hal yang anda katakan kepada Tuhan,
anda harus penuhi. Hati-hati! Waspada dengan sikap mengambil dari
Tuhan, merampok dari Tuhan apa yang menjadi milikNya. Apa yang
telah anda katakan padaNya, anda harus penuhi. Ingat hal itu. Ini
adalah bagian lain dari prinsip kebenaran.
Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa mereka ingin melayani
Tuhan dan mereka tidak dapat ditemukan dalam pelayanan Tuhan.
Saya katakan kepada anda, lebih baik jika anda tidak pernah
mengatakannnya, dibandingkan jika anda mengatakannya dan anda
tidak memenuhinya. Jangan pernah berkata, "Saya akan melayani
Tuhan" dan tidak ditemukan dalam pekerjaanNya, terkhusus jika anda
telah mengangkat tanganmu dalam hubungan kepada pelayanan penuh
waktu. Jangan pernah mengangkat tangan jika anda tidak bermaksud
untuk memenuhinya, atau jika anda bermaksud untuk memenuhinya
namun tidak sungguh-sungguh! Ada banyak perbedaan antara kedua-
dua itu. Sebuah niat baik akan tetap dianggap berlaku dan teguh.
Sebuah niat adalah sebaik sebuah sumpah - setelah mengatakannya, ia
adalah sebaik sebuah sumpah walaupun hanya di tahap niat saja. Anda
tahu, ada banyak orang Kristen yang begitu tidak hati-hati dalam hal
kebenaran dalam hubungan mereka dengan Tuhan sehingga hal itu
552 | C A H A Y A I N J I L
menakutkan saya. Saya berdoa bahwa tidak ada seorangpun dalam
gereja ini yang akan menjadi seperti itu.
Saya berbicara kepada seorang yang dianggap dan dikenal oleh banyak
orang sebagai seorang Kristen yang sangat baik, dan saya diberitahu
bahwa ia telah mempersembahkan dirinya dalam pelayanan penuh
waktu dalam sebuah pertemuan di mana dia mengangkat tangannya
dan maju ke depan. Ketika saya bertanya kepadanya akan hal ini,
tahukah anda apa yang ia katakan kepada saya? Saya bertanya, " Jadi,
anda mempersembahkan diri anda pada pelayanan penuh waktu." Ia
berkata, "Benarkah?" Saya berkata, "Tetapi, saudara, dalam
pertemuan itu anda telah mengangkat tangan anda." Ia berkata,
"Apakah saya melakukan hal itu? Saya tidak ingat." Ia tidak
menyangkalnya, tetapi ia mengatakan ia tidak ingat!
Pelajaran rohani apakah yang kita dapat pelajari dari hal ini? Begitu
banyak orang Kristen melakukan sesuatu, dan sesuatu yang sangat
serius, seperti mempersembahkan diri dalam pelayanan penuh waktu,
ia mengangkat tangannya dan setelah itu ia berkata ia tidak ingat.
Apakah ia berkata benar atau tidak, saya tidak tahu. Tetapi kita punya
saksi mata yang melihat ia mengangkat tangannya, namun ia hanya
mengatakan, "Saya tidak ingat bahwa saya telah melakukan hal itu."
Saudara dan saudariku, jika anda pernah membuat sebuah janji pada
Tuhan dan anda tidak bermaksud untuk memenuhinya, sepertinya saya
tidak mau berada di tempatmu pada Hari Penghakiman karena anda
telah berbohong kepada Tuhan. Apakah anda tahu apa hukuman bagi
orang yang bersumpah palsu? Bagi orang yang berbohong kepada
Tuhan? Hukumannya adalah kematian! Adalah hal yang menakutkan
untuk berbohong kepada Tuhan dan tidak memenuhi suatu sumpah
atau suatu kalimat atau suatu komitmen. Saya dapat memberikan
referensi kepada siapa saja yang menginginkannya untuk melihat di
bagian mana Alkitab memberitahukan bahwa bersumpah palsu dan
berbohong kepada Tuhan akan dihukum dengan kematian. Saudara
dan saudariku, jangan pernah membuat suatu pernyataan kepada
Tuhan - karena Ia adalah Tuhan yang hidup - jika anda tidak
bermaksud untuk memenuhinya, atau anda bermaksud untuk
memenuhinya namun anda tidak melakukannya. Tidak akan ada yang
dapat menolong anda di penghakiman nanti. Anda tidak dapat
meloloskan diri. Seperti saudara yang malang itu, jika saya boleh
menyebutnya sebagai seorang saudara, yang telah mengangkat tangan
553 | C A H A Y A I N J I L
untuk pelayanan penuh waktu dan kemudian berkata, "Saya tidak
ingat", apakah anda pikir ia akan lolos pada Hari Penghakiman? Atau,
akankah hukuman itu menjadi lebih keras karena ia telah mengatakan
bahwa ia akan melayani Tuhan, namun ia sama sekali tidak ingat
bahwa ia telah mengatakannya?
Setiap Bagian dari Kehidupan Kristen Kita harus Dikuasai oleh
Kebenaran
Ada cara lain berbohong kepada Tuhan, saudara dan saudari, menipu
Tuhan atas apa yang menjadi milikNya. Terlalu banyak! Saya berdoa
bahwa Tuhan mengajar setiap kita untuk benar-benar jujur dalam
hubungan kita denganNya. Salah satu cara lain adalah kita dapat
menolak memberikan kepada Tuhan akan apa yang menjadi milikNya,
contohnya, dengan cara ini: mereka yang berkata bahwa seluruh yang
mereka miliki adalah milik Tuhan. Mereka telah memberikan segala
sesuatu untuk Tuhan. Apa yang mereka maksudkan dengan hal itu? Itu
bukan kebenaran. Mereka mencoba untuk berbohong kembali pada
Tuhan. Mereka mengatakan, "Mobil saya adalah milik Tuhan; rumah
saya adalah milik Tuhan; segala yang saya miliki telah saya berikan
pada Tuhan." Apakah pada kenyataannya demikian? Bagaimanakah itu
menjadi milik Tuhan? Dalam cara apakah semua itu menjadi milik
Tuhan? Apa bedanya dengan sebelum anda memberikan pada Tuhan?
Dalam cara yang bagaimanakah keadaan menjadi berbeda? Dengan
mempersembahkan kepada Tuhan sebuah janji, padahal tidak ada apa-
apa yang diberikan, mereka telah berhasil dalam menipu diri mereka
sendiri, bukan Tuhan.
Kita ambil contoh lain. Apakah anda tahu bahwa setiap orang Kristen
berhutang sedikitnya 10 persen dari pendapatannya kepada Tuhan?
Paling sedikit 10%! Sepersepuluh merupakan bagian Tuhan. Anda telah
mengambil apa yang telah menjadi milikNya. Kalimat itu adalah kalimat
yang benar menurut PL, tetapi tidaklah berkurang kebenarannya dalam
PB, karena pepuluhan adalah satu cara untuk mengatakan bahwa anda
menerima Tuhan sebagai Tuhan yang berdaulat ke atas hidup anda.
Persepuluhan bukan merupakan persembahan pada Tuhan; itu adalah
milikNya. Anda tidak mempersembahkan sesuatu padaNya ketika anda
memberikan persepuluhan. Itu adalah milikNya. Yang merupakan
persembahan untuk Tuhan adalah apa yang melebihi perpuluhan. Ini
adalah prinsip yang saya pikir setiap orang Kristen harus tahu. Tetapi
554 | C A H A Y A I N J I L
dengan tidak memberiNya apa yang menjadi milikNya, anda telah
menipu dari Tuhan. Anda telah mencuri dari Tuhan.
Inilah yang dikatakan oleh Zakharia, dan dia mengabungkan mencuri
dengan bersumpah palsu. Dalam hal ini apakah anda menipu Tuhan?
Ambil sebagai contoh kejadian dalam 2 Korintus 5:15, mengatakan
bahwa Kristus mati untuk semua orang supaya semua yang bernafas
hidup untuk Dia. Jika anda menjadi seorang Kristen, anda menerima
syarat-syarat keselamatan itu. Syarat-syarat keselamatan bukan untuk
anda ubah sesuka anda. Tuhanlah yang merancang syarat-syarat itu.
Jika anda tidak memenuhi syarat-syarat tersebut, saudara dan saudari,
anda telah mencuri dari Tuhan. Jika anda tidak memenuhi kondisi
tersebut, janganlah mengharapkan keselamatan. Keselamatan dari
Tuhan bukan tanpa syarat. Persyaratan untuk keselamatan adalah
ketaatan pada kebenaran.
Hindari Bersumpah Palsu - Jadilah Sempurna dalam Berlaku
Benar
Setelah kita memeriksa dan menerapkan semua prinsip ini, kita dapat
melihat bahwa prinsip kebenaran masuk ke dalam seluruh bagian
kehidupan Kristen, apakah dalam doa atau dalam hubungan antar
pribadi, dalam pemberian kita, dalam persembahan kita, dalam
kehidupan kita sehari-hari. Setiap bagian hidup kita diperintah oleh
kebenaran dan hanya kebenaran. Apakah anda seorang Kristen? Saya
berharap tidak ada seorangpun yang keluar dari gereja hari ini tanpa
mengetahui apa artinya menjadi seorang Kristen yang sejati. Tuhan
Yesus dalam perikop ini sedang berkomentar mengenai Perintah ketiga
dari Sepuluh Perintah. Anda tahu apa itu perintah atau hukum ketiga?
"Janganlah menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan."
(Keluaran 20:7). Apakah anda tahu artinya? Ini bukan hanya
persoalan mengenai bersumpah dengan mulut; ini adalah persoalan
mengenai bersumpah dengan kehidupan.
Apakah anda tahu apa yang diartikan dengan pernyataan tersebut? Jika
anda adalah seorang Kristen, anda membawa nama Tuhan dalam
kehidupan anda. Hukum tersebut berkata, "Jangan menyebut nama
Tuhan Allahmu dengan sembarangan," secara palsu atau secara tidak
layak. Banyak orang Kristen yang melanggar perintah yang ketiga.
Mereka telah menyandang nama Tuhan dengan sembarangan dalam
kehidupan mereka. Ke manapun anda pergi sebagai seorang Kristen,
555 | C A H A Y A I N J I L
anda dikenal sebagai milik Tuhan. Berhenti dari menggunakan sebutan
`Kristen', jika anda tidak hidup sesuai dengan nama Tuhan. Dan jika
anda menyandang nama Tuhan dalam kehidupanmu, dan di bibirmu
tapi dalam kehidupanmu, anda menyangkal Dia maka anda telah
bersumpah palsu.
Inilah yang dibicarakan oleh Tuhan Yesus. Kebenaran atau bersumpah
palsu. Tidak seorangpun boleh menyandang nama Tuhan Allah dalam
kehidupan mereka atau menyandang nama Tuhan Yesus, jika mereka
tidak siap untuk menaati kebenaran. Sebaiknya anda dengan jujur
mengatakan, "Kalau begitu aku bukanlah seorang Kristen karena aku
tidak mau menaati kebenaran. Aku tidak mencintai kebenaran." Tetapi,
sebenarnya apa persyaratan untuk menjadi seorang Kristen? Apakah
itu berarti bahwa anda harus sempurna? Ya. Hanya dalam satu hal -
sempurna dalam kebenaran! Itu tidak berarti bahwa anda tanpa dosa
tetapi ia bermakna bahwa anda benar-benar jujur dan benar. Di
manakah posisi anda saat ini? Di pihak manakah anda berdiri? Apakah
anda benar-benar secara mutlak jujur? Jika tidak, anda bukanlah
seorang Kristen. Saya ingin menjernihkan hal, biar ia menjadi sejelas
hitam dan putih. Jika kehidupan anda tidak dipimpin oleh kebenaran
maka anda bukanlah Kristen menurut pengajaran Tuhan Yesus. Dan
jika anda memakai nama Kristen dalam kehidupanmu padahal anda
tidak mencintai kebenaran, anda telah melakukan sumpah palsu,
karena anda telah menyebut nama Tuhan dengan sembarangan.
Saya harap anda dapat memahami sekarang betapa pentingnya hal
yang kita pelajari hari ini. Seperti yang telah kita lihat minggu lalu,
sumpah palsu adalah melanggar perjanjian. Anda mengatakan, "Kalau
begitu saya takut, lebih baik saya tidak menjadi seorang Kristen."
Mengapa tidak? Jika anda mencintai kebenaran, yang merupakan
syarat satu-satunya yang diberikan kepadamu, bukan bahwa anda
harus sempurna dan tidak berdosa dalam tingkah lakumu, yang tidak
mungkin akan mampu kita lakukan karena kita terbatas, namun kita
dapat dan kita harus, saudara dan saudariku, dengan mutlak mencintai
kebenaran.
Rahasia Manusia Allah - Kebenaran [Tidak ada Kebohongan]
Daud adalah seorang pria yang punya banyak dosa, meskipun demikian
ia adalah seorang punya kebenaran dalam hatinya. Ketika ia berdosa,
ia tidak berpura-pura dan sama sekali tidak membela diri. Ia datang ke
556 | C A H A Y A I N J I L
hadapan Tuhan dan berkata, "Aku telah berdosa di hadapanMu." Ia
tidak membuat alasan. Anda tahu ada banyak orang Kristen yang
selalu membuat alasan, dan saya sangat terganggu dengan orang
Kristen yang demikian. "Aku berdosa, ya, tetapi anda lihat, hal ini
terjadi karena ini dan itu." Daud tidaklah membuat alasan, ia tidak
mempersalahkan keadaan. Ia datang kepada Allah dan berkata, "Aku
telah berdosa. Biarlah hanya aku yang jatuh ke dalam tanganMu, O
Tuhan. Perlakukanlah aku sesuka hatiMu, O Tuhan. Tetapi aku
mengasihimu. Jangan membuangku dari hadapanMu! Jangan
mengambil rohMu yang kudus daripadaku, aku memohon kepadaMu.
Aku tahu Engkau suka dengan kebenaran dalam hati. Dan walaupun
aku telah gagal dan tidak memiliki sesuatu dalam diriku untuk
dipersembahkan kepadaMu, aku mempersembahkan kepadaMu
kebenaran hatiku."
Inilah rahasia dari setiap orang kepunyaan Allah. Jika setiap orang
dalam ruangan ini memahami rahasia ini, hal ini akan membuat anda
menjadi manusia Allah. Keadaannya memang setegas ini. Ini saya
katakan sebagai sebuah pernyataan kebenaran yang dapat saya
nyatakan sebagai sumpah. Jika anda bersedia untuk menjadi benar
secara mutlak, maka anda akan menjadi manusia Allah. Biarlah tidak
ada kepalsuan di dalam setiap bagian kehidupanmu, dalam pikiranmu,
dalam tingkah lakumu. Ketika anda telah berdosa, datanglah ke
hadapan Tuhan dalam kejujuran yang seutuhnya - tidak mencari
alasan, tidak berpura-pura. Katakan, "Tuhan, inilah aku. Aku telah
berdosa. Aku telah gagal. Kasihanilah aku seorang pendosa ini."
Apakah anda tahu mengapa dalam perumpamaan orang Farisi dan
pemungut cukai, pemungut cukai tersebut diampuni? Apakah anda
pernah memperhatikan? Karena ia jujur secara mutlak. Ia berkata,
"Tuhan, kasihanilah aku orang yang berdosa ini. Aku tidak mau
berpura-pura. Aku adalah seorang pendosa, itulah aku. Aku datang
kepada-Mu apa adanya. Aku tidak punya kebenaran diri untuk
dipertahankan, tidak punya alasan untuk membenarkan diri." Dapatkah
anda memahami rahasia ini? Anda menerapkan rahasia tersebut dalam
seluruh kehidupanmu dan dalam seluruh pemikiranmu, dan percayalah,
anda akan melihat keajaiban yang Tuhan kerjakan.
Kesimpulan:Sungguh-sungguh Bersikap Jujur kepada Allah
Dalam bagian kesimpulan ini saya akan memberikan anda poin-poin
mengapa kehidupan benar dan jujur sangatlah penting. Pertama, jika
557 | C A H A Y A I N J I L
anda berlaku benar, Tuhan akan menjagamu dari berbuat dosa. Kita ini
lemah dan kita akan berdosa, tetapi Allah sanggup untuk menjaga
anda dari jatuh ke dalam dosa yang serius, jika anda selalu mencintai
kebenaran. Anda lihat bahwa dalam Kejadian 20:5,6, Abimelekh dijaga
dari dosa karena integritas hatinya. Banyak orang Kristen jatuh dalam
dosa yang parah karena mereka tidak pernah benar-benar mencintai
kebenaran.
Kedua, banyak orang Kristen berdoa dan doa mereka tidak dijawab.
Anda tahu mengapa? Karena tidak ada kebenaran dalam hidup mereka!
Hidup mereka tidak dipimpin oleh kebenaran. Apakah gunanya disebut
sebagai orang Kristen atau orang yang dikatakan percaya pada Tuhan,
namun tidak dapat berdoa kepada Allah atau Allah tidak mendengarkan
doanya? Doa anda tidak terjawab. Anda tidak memiliki komunikasi
dengan Allah. Seluruh inti dari kehidupan Kristen adalah kemampuan
untuk berkomunikasi dengan Allah, mengenalNya sebagai Allah yang
hidup. Tetapi doamu hanya akan terjawab apabila doamu adalah doa
yang benar, doa yang lahir dari kedalaman hatimu dan anda sungguh-
sungguh dengan setiap kata yang anda ucapkan dan bukan hanya kata
yang diperindah, bukan hanya diucapkan untuk menyenangkan hati
orang yang mendengarnya. Ketika anda telah belajar berdoa dalam
kejujuran yang sepenuhnya, maka anda akan menemukan bahwa doa
anda selalu dijawab. Selalu dijawab! Ini adalah sebuah kalimat
kebenaran. Anda dapat melihat referensinya di 2 Raja-raja 20:3, 1
Tawarikh 29:17 dan seterusnya.
Ketiga, pelayananmu akan diberkati dan diterima Allah. Allah mengasihi
orang yang benar dan Ia akan memberkati mereka tanpa batas. Di
dalam pekerjaan mereka, pelayanan mereka, mereka akan
menemukan berkat ke manapun mereka pergi. Bukanlah berkat
material namun berkat rohani yang saya maksudkan, walaupun berkat
materi akan datang dengan sendirinya. Jika anda berjalan dengan
integritas dalam hatimu, hal-hal yang menakjubkan akan terjadi, bukan
karena anda baik tetapi karena Allah mencintai kebenaran dan kita
mencintai kebenaran. Ya, hal yang menakjubkan akan terjadi, seperti
seekor ikan yang berenang ke kakimu [untuk menyampaikan sebentuk
penghiburan dari Tuhan]. Betapa anda direndahhatikan melihat
kebaikan Tuhan! Bukan karena kita baik, tetapi karena Ia baik. Hanya
satu hal yang dia inginkan dari kita yaitu berlaku benar secara mutlak
558 | C A H A Y A I N J I L
dalam segala hal yang kita lakukan bersamaNya- bersikap jujur juga
mengenai keberdosaan kita.
Dan yang keempat, orang yang jujur berdiri jauh dari kefasikan. Anda
tahu mengapa gereja tidak memiliki kesaksian dalam dunia saat ini?
Karena tidak ada kebenaran dalam gereja, atau tidak cukup kebenaran
dan ketulusan. Seorang yang benar dalam seluruh tingkah lakunya dan
sikapnya yang membuatnya dijauhkan dari keduniawian. Ia menjadi
berbeda dari orang lain. Ketika anda berjalan dengan mereka, anda
berbicara dengan mereka, "Mereka mengatakan anda berbeda." Anda
berbeda dengan orang lain, bukan karena setiap waktu anda
membicarakan tentang Allah dan mengkhotbahkan Allah kepada
mereka, namun karena hidupmu berbeda. Hidup yang demikian
membawa tanda Allah dalam hidupmu. Hanya dengan cara demikian
kita dapat menjadi terang dunia. Gereja tidak memiliki pengaruh dalam
dunia. Mengapa? Karena alasan ini, yaitu karena kebenaran tidak
berada dalam diri kita sebagaimana yang seharusnya.
Dan akhirnya, melalui hidup benarlah - kebenaran batiniah, di bagian
dalam - kita datang pada pengenalan akan pewahyuan Allah dan
keajaiban hikmat Allah. Ada orang yang berkata, "Saya membaca
Alkitab namun saya tidak memahaminya. Saya tidak memahami
keajaiban Tuhan." Apakah anda tahu mengapa? Anda belum belajar
untuk berlaku benar dalam hatimu terhadap Tuhan. Dan ini semua ini
dapat ditemukan di Mazmur 51:6, Mazmur 26:2-3 dan seterusnya.
[Yang tertarik untuk mendapatkan referensi-referensi ini, mereka
dapat memilikinya setelah ini.]
Saya berdoa kiranya Tuhan berbicara kepada setiap hati. Waktu kita
sudah habis dan saya berdoa kiranya setiap orang dapat menangkap
prinsip rohani yang paling penting yang telah kita pelajari bersama,
yang dapat mentransformasi hidupmu dari orang Kristen rata-rata
menjadi seorang Kristen yang berseri-seri dan cemerlang, seorang
Kristen yang memiliki kekuatan dan menjadi seorang manusia Allah
yang perkasa. Pikirkanlah prinsip-prinsip ini. Renungkanlah ini semua.
559 | C A H A Y A I N J I L
560 | C A H A Y A I N J I L
PENUTUP
Hendaklah kita menjaga iman pengetahuan
dan pengenalan kita yang benar akan Tuhan
dan karyaNya, sehingga dengan demikian
hidup kita tidak menyimpang, dan tidak
dibelokkan oleh filsafat dan pemikiran
manusiawi yang sangat terbatas.
Janganlah kita menyimpang dari kebenaran.
Para rasul sudah mengingatkan kita sejak
abad pertama.
I Timotius 6
6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu
uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya
dengan berbagai-bagai duka.
I Timotius 6
6:21 karena ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan demikian
telah menyimpang dari iman. Kasih karunia menyertai kamu!
II Timotius 2
2:18 yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa
kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman
sebagian orang.
Yakobus 5
5:19 Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari
kebenaran dan ada seorang yang membuat dia berbalik,
Tuhan Yesus memberkati.