Buku Ajar Mekanika Teknik
-
Upload
shannon-delacruz -
Category
Documents
-
view
142 -
download
24
description
Transcript of Buku Ajar Mekanika Teknik
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Arief Suwandi MEKANIKA TEKNIK 1
MODUL 2
“ Mekanika Teknik “
Oleh Arief Suwandi
GAYA-GAYA LUAR
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Arief Suwandi MEKANIKA TEKNIK 2
Gaya merambat melalui konstruksi
Kolom
Reaksi
GAYA-GAYA LUAR
Peraturan mengenai muatan diatur pada peraturan muatan tahun 1970 NI-18,
peraturan ini menetapkan besarnya muatan buat berbagai perhitungan konstruksi di negeri
kita. Muatan disini digambarkan sebagai gaya khayal yang disebut Muatan Statika. Muatan
tersebut yang bekerja atau merambat pada konstruksi dan arah dirambatkan oleh konstruksi
melalui pondasi kedalam tanah terhadap gaya rambat ini ada perlawanan tanah yang
disebut reaksi.
Muatan dan reaksi yang membuat atau menciptakan kestabilan konstruksi disebut : GAYA
LUAR.
Akibat adanya gaya yang merambat dari muatan kepada seluruh bagian konstruksi disebut
GAYA DALAM.
Maka gaya luar terdiri dari muatan bersama gaya luar / reaksi.
Muatan yang diperhitungkan Konstruksi :
1. Berat Kendaraan
2. Kekuatan Angin
3. Gaya Air
4. Berat Air
Muatan-muatan tersebut dalam peraturan muatan Indonesia mempunyai :
1. Besaran
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Arief Suwandi MEKANIKA TEKNIK 3
A
B
Jembatan
A B
2. Garis Kerja
3. Arah Gaya
DAYA ANGIN
Bekerja tegak lurus pada papan reklame (sejajar dengan permukaan tanah)
Muatan Kendaraan
Bekerja tegak lurus pada jembatan AB
A. Macam-macam Muatan
1. Muatan Mati (Dead Load)
Yaitu berat sendiri dari konstruksi/benda, estimasi selama ini yaitu :
Beton : 2200 kg/m2
Tegel : 75 kg/m2
Plafon : 100 kg/m2
Atap : 75 kg/m2
2. Muatan Hidup
Muatan ini terdiri dari muatan sementara yang berpindah-pindah, missal : muatan
orang, kendaraan, muatan angina.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Arief Suwandi MEKANIKA TEKNIK 4
Baik muatan hidup maupun muatan mati mempunyai garis kerja yang terdiri dari:
1. Muatan Titik atau muatan Terpusat, misal muatan orang diatas jembatan.
2. Muatan Terbagi Rata, misal orang banyak dan berdiri rapat diatas jembatan.
3. Muatan Tidak Terbagi Rata
4. Muatan Momen
Dinding Tembok
P = ½ C H2 kg/m2 , C = BJ Air
H
q = 2 N/m
P = 10 N
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Arief Suwandi MEKANIKA TEKNIK 5
5. Muatan Puntir
Untuk perhitungan putaran pada mesin dan poros-poros yang berputar maka
berlakulah hokum momen punter untuk bahan yang terkena muatan punter :
Mp = 60 P / 2 n P = Daya mesin, n = putaran / menit
Gaya Internal
Hukum ketiga Newton. Persoalan yang dibahas pada modul sebelumnya adalah
mengenai kesetimbangan suatu benda tegar, dan semua gaya yang terlibat merupakan gaya
eksternal terhadap benda tegar tersebut.
Analisa struktur menyangkut pada kesetimbangan struktur yang terdiri dari beberapa
bagian batang yang bersambungan. Pada analisa seperti hal ini memerlukan penentuan
gaya eksternal yang beraksi pada struktur tetapi juga penentuan gaya yang mengikat
bersama berbagai bagian struktur. Dari sudut pandang struktur sebagai keseluruhan , gaya
ini merupakan internal.
Pondasi dibuat yang baik dan arah melawan gaya yang ditimbulkan muatan pada
konstruksi. Gaya yang ditimbulkan ini disebut REAKSI.
Reaksi ada yang berupa momen, gaya atau kombinasi antara momen dan gaya. Muatan
yang terjadi pada konstruksi bersifat non konkuren koflanar dan gaya yang mengimbangi
gaya non konkuren koflanar.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Arief Suwandi MEKANIKA TEKNIK 6
Menghitung Reaksi
Salah satu konstruksi yang lazim dibahas di dalam perhitungan perletakan biasanya
berupa balok sederhana yang dipikul oleh :
- Sebelah kiri : SENDI
- Sebelah kanan : ROL
Pada umumnya konstruksi tersebut muatannya diketahui dan yang harus dihitung adalah
reaksi perletakannya.
Syarat Konstruksi Setimbang :
1. ∑X = 0, jumlah aljabar semua gaya sejajar sumbu X
2. ∑Y = 0, jumlah aljabar semua gaya sejajar sumbu Y.
3. ∑M = 0, jumlah aljabar semua gaya dikali dengan lengan masing-masing terhadap
titik yang ditinjau = 0.
Maka gambar gaya yang bekerja pada balok AB
P2x = P2 cos 600 = 20 N . 0,5 = 10 N
P2y = P2 sin 600 = 20 N . 0,866 = 17,3 N
10 m 5 m 5 m
P1 = 10 N P2 = 20 N
A B
Ay
Ax
By
P2y P2x
P1
600
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Arief Suwandi MEKANIKA TEKNIK 7
Perhitungan Perletakan :
1. ∑X = 0
Ax – P2x = 0 maka Ax = P2x = 10 N
2. ∑Y = 0
Ay + By – P1 – P2y = 0
Ay + By = P1 + P2y = 10 N + 17,3 N = 27,3 N
3. ∑MA = 0
P1 . 10 m + P2y . 15 m – By . 20 m = 0 100 + 259,5 – 20 By = 0
By = 359,5 / 20 = 17,98 N
By = 17,98 N, maka Ay + By = 27,3 N
Ay = 27,3 – 17,98 = 9,32 N
Jadi Reaksi Perletakannya adalah
Ax = 10 N
Ay = 9,32 N
By = 17,98 N
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Arief Suwandi MEKANIKA TEKNIK 8
STABILITAS SUATU KONSTRUKSI
Syarat Konstruksi Stabil adalah :
1. Suatu konstruksi akan stabil bila segala macam gejala gerak mengakibatkan
perlawanan terhadap gerak tersebut.
Hal ini memerlukan sekurang-kurangnya adanya 3 reaksi non konkuren dan tidak
sejajar.
2. Suatu Konstruksi statis, apabila reaksi-reaksinya dapat dihitung dengan persamaan
statis tertentu.
3. Suatu konstruksi akan statis tertentu bila reaksi-reaksinya tidak dapat dihitung
dengan persamaan static tertentu saja, tetapi perlu juga diperhitungkan perubahan
bentuknya.
Peraturan mengenai muatan diatur pada peraturan muatan tahun 1970 NI-18,
peraturan ini menetapkan besarnya muatan buat berbagai perhitungan konstruksi di negeri
kita. Muatan disini digambarkan sebagai gaya khayal yang disebut Muatan Statika. Muatan
tersebut yang bekerja atau merambat pada konstruksi dan arah dirambatkan oleh konstruksi
melalui pondasi kedalam tanah terhadap gaya rambat ini ada perlawanan tanah yang
disebut reaksi.
Analisis Truss dengan Metode Sambungan
Truss dapat dipandang sebagai kelompok pin dan bagian dua gaya, kemudian diagram
benda bebasnya diuraikan menjadi bagian-bagian. Masing-masing bagian mengalami dua
gaya, satu gaya pada masing-masing ujung; gaya ini mempunyai besar yang sama, garis
aksi yang sama dan berlawanan arah. Disamping itu hukum ketiga Newton menunjukkan
bahwa gaya aksi dan reaksi antara suatu bagian dengan pin besarnya sama dan arahnya
berlawanan. Besarnya gaya yang sama dari gaya yang ditimbulkan oleh bagian pada dua
pin yang dihubungkannya sering disebut gaya pada bagian yang ditinjau, walaupun besaran
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Arief Suwandi MEKANIKA TEKNIK 9
ini sebetulnya scalar. Garis aksi semua gaya internal dalam truss diketahui, analisis truss
tereduksi menjadi perhitungan gaya pada berbagai bagian dan penentuan apakah bagian itu
dalam keadaan tekan atau tegang.
Karena keseluruhan truss dalam kesetimbangan, setiap pin harus dalam kesetimbangan.
Kenyataan bahwa pin dalam kesetimbangan dapat dinyatakan dengan menggambarkan
diagram benda bebasnya dan menuliskan dua persamaan kesetimbangan. Bila truss itu
berisi n pin, kita akan mempunyai persamaan yang dapat dipecahkan untuk mencari 2n
besaran tak diketahui.
Dalam kasus truss sederhana, didapat bahwa m = 2n – 3m atau 2n = m + 3, dan
banyaknya besaran yang tak diketahui yang dapat ditentukan dari diagram benda bebas dari
pin adalah m + 3.
Ini berarti bahwa gaya pada semua bagian, demikian juga kedua komponen reaksi R1, dan
reaksi R2 dapat diperoleh dengan meninjau diagram benda bebas pin yang bersangkutan.