Bulletin ARH Library edisi 11 (10 Mei 2013)
-
Upload
arief-rahman-hakim -
Category
Education
-
view
229 -
download
5
Transcript of Bulletin ARH Library edisi 11 (10 Mei 2013)
Halaman 1
J U M A T , 1 0 M E I 2 0 1 3 E D I S I 1 1
TOPIK BERITA
ARH LIBRARY NEWS
DEWAN PENASIHAT
Ir. H.. Ahmad Saifudin Mutaqi
Mln. Shagir Ahmad
PENANGGUNGJAWAB
Suseno
KOORDINATOR Nasir Ahmad
KONTRIBUTOR
Iin Quratul Ain
Rizqi Baihaqi
TIM REDAKSI
M enurut banyak sumber
pengikut Ahmadiyah setem-
pat, ada sekitar 100 hingga
200 pelaku radikal melempari 20 ru-
mah pengikut Ahmadiyah dan mesjid
mereka dengan batu.
Sejumlah rumah dan masjid
komunitas Ahmadiyah di dua lokasi di
Tasikmalaya, Jawa Barat dirusak dan
sedang menghadapi situasi tak menentu
Berbagai sumber yang berhasil
dikumpulkan di TKP, sebanyak ratusan
orang dengan kendaraan motor, mobil-
mobil pick up dan ken-
daraan lainnya merusak
112 rumah yang ter-
letak di sepanjang
mesjid Ahmadiyah di
Kampung Tenjowar-
ingin, Kecamatan Sala-
wu, Tasikmalaya, pada
pukul 01.00 dinihari.
Massa bergerak menuju Jalan Kam-
pung Babakan Sindang, RT 11/03, De-
sa Cipakat, kecamatan Singaparna, Ka-
bupaten Tasikmalaya, pukul 03.15
hingga 03.30 pagi . Mereka merusak
mesjid dan salah satu rumah penduduk.
Sekelompok orang tersebut
membakar karpet mesjid dan memutus-
kan aliran listrik.
Salah satu anggota komunitas
Ahmadiyah, Rahmat menjelaskan se-
rangan tersebut terjadi setelah sebuah
pengajian diadakan di mesjid yang ber-
lokasi di Kampung Kutawaringin, desa
Tenjowaringin tersebut.
"Serangan terjadi sekitar pukul
01.30 pagi.” tutur Rahmat, pengikut
Ahmadiyah asal Garut. “Ada sejumlah
acara dilaksanakan di mesjid tersebut
pada Sabtu hingga pukul 8 malam. "
Pada saat kejadian berlangsung,
katanya dia sedang menginap di rumah
salah satu anggota komunitas Ahmadi-
yah dan tiba-tiba dia mendengar suara
teriakan dari sekelompok orang di hala-
man rumah tersebut.
Saat mengetahui ada serangan
massa, dia dan sejumlah pengikut Ah-
madiyah lainnya keluar rumah.
Massa berusaha membakar
masjid namun apinya segera bisa
dipadamkan .
"Saya kaget saat
mendengar suara
teriakan yang datang
tiba-tiba dari arah luar
rumah," katanya.
Menurut Rahmat akibat
serangan tersebut
sejumlah rumah-rumah, toko-toko dan
sebuah mesjid milik pengikut Ahmadi-
yah mengalami kerusakan.
Menurut banyak sumber pengi-
kut Ahmadiyah setempat ada sekitar
100 hingga 200 pelaku radikal melem-
pari 20 rumah pengikut Ahmadiyah dan
mesjid mereka dengan batu.
"Saya tidak tahu massa dari ma-
na tiba-tiba menyerang.”
“Biasanya acara pengajian ber-
langsung aman dan dikawal polisi,"
katanya.
Sumber: http://
ahmadiyyatimes.blogspot.com/2013/05/
indonesia-ahmadiyya-mosques-houses.html
Alih bahasa: Iin Qurrotul Ain binti T Hi-
dayatullah
Dapat diakses melalui www.arhlibrary.com
Alamat : Jl. Atmosukarto 15 Kotabaru Yogyakarta 55224 Telp./Fax (0274) 586723 website : www.arhlibrary.com twitter : @arhlibrary e-mail : [email protected]
MASJID-MASJID, RU-
MAH–RUMAH AHMADI
DISERANG DI TASIK 1
KHALIFAH ISLAM
TIBA DI LOS ANGELES 2
MASSA RUSAK KAM-
PUNG AHMADIYAH 3
AMUK MASSA BAKAR
MASJID AHMADIYAH 5
KELOMPOK ISLAM
GARIS KERAS SERANG
KOMUNITAS AHMADI-
YAH KARENA
BACAKAN QURAN
6
MASJID-MASJID, RUMAH–RUMAH AHMADI
DISERANG DI TASIK
Halaman 2
S elama kunjungannya, Hudhur akan menemui ribuan Muslim Amerika. Beliau juga akan melakukan dialog
dengan para pemimpin penting pemerinta-han untuk mempererat tali persahabatan dan menemukan upaya tegaknya perdama-ian dan keadilan bagi semua rakyat.
Khalifah dan pimpinan spiritual Islam dunia Jemaat Islam Ahmadiyah telah tiba siang hari di sini, Los Angeles. Beliau hadir diantara pengikutnya yang membentangkan slogan yang mengagungkan Tuhan dan menggaungkan shalawat dan salam kepada pendiri suci Islam, Rosululloh
saw.
Hudhur, Hadhrat Mirza Masroor Ah-mad – adalah Khalifah ke-5 penerus pendiri Jemaat Islam Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad
as dari Qadian, India –
Hudhur tiba di Mesjid Hameed di Chino, se-buah kota yang berlokasi sekitar 50 mil sebelah timur Los Angeles.
Kehadiran Khalifah Islam di bandara Los Angeles disambut oleh kepala Polisi daerah Los Angeles, Lee Baca dan anggota dewan dari kota Los Angeles.Dennis Zine.
"Los Angeles menyambut Anda, Yang Mulia," kata Sheriff Baca kepada Ha-dhrat Ahmad. "Tempat kami adalah rumah bagi 500. 000 Muslim"
"Kami ingin lebih banyak lagi warga Ahmadi tinggal di Los Angeles." Hudhur dis-ambut dengan pernyataan resmi kota Los Angeles.
"Sejarah sedang diukir," tulis Amjad Khan, Direktur Public Relations Jemaat Is-lam Ahmadiyah USA. "L.A. menyambut Khalifah Islam selama 1 jam penuh dan sebanyak 10 mobil polisi mengawal beliau menuju mesjid di Chino." Posting twitter oleh Khan diberi la-bel #KhalifainLA.
Hudhur berada dalam kunjungan seminggu di West Coast , Amerika Serikat.
Anak-anak dan remaja berbaris sam-bil bersenandung syair kerohanian di mesjid Islam Ahmadiyah yang baru direnovasi ini.
Selama kunjungannya, Hudhur akan menemui ribuan Muslim Amerika.
Beliau juga akan melakukan dialog dengan para pemimpin penting pemerinta-han untuk mempererat tali persahabatan dan menemukan upaya tegaknya perdama-ian dan keadilan bagi semua rakyat.
Pada 11 Mei nanti, Hudhur akan menyampaikan pidato utama pada resepsi bersekat di Beverly Hills, California.
Jemaat Islam Ahmadiyah adalah gerakan kebangkitan internasional dalam Islam.
Didirikan pada tahun 1889, Jemaat Islam Ahmadiyah tersebar ke 200 negara dan diperkirakan terdapat jumlah pengikut yang melebihi 160 juta orang.
Jemaat Islam Ahmadiyah Amerika Serikat didirikan pada tahun 1920, dan merupakan organisasi Islam pertama di Amerika. Sumber: http://ahmadiyyatimes.blogspot.com/2013/05/usa-khalifa-of-islam-arrives-in-los.html Alih bahasa: Iin Qurrotul Ain binti T Hidayatullah Dapat diakses melalui www.arhlibrary.com
Halaman 3
K ami mencegah massa merusak kam-pung itu. Saat mereka tahu kalau pertemuan benar-benar sudah be-
rakhir, massa merespon dengan melempari batu.
Tak ada satupun terluka saat minggu pagi perusuh menyerang sebuah perkampun-gan Ahmadi di desa Tenjowar-ingin,Tasikmalaya, Jawa Barat.
“Tidak berakibat fatal. Hanya jendela-jendela dan pintu-pintu yang dirusak,” Dodi Kurniawan, juru bicara komunitas Ahmadiyah Tenjowaringin, berbicara lewat telepon pada minggu.
Para pengikut Muslim minoritas ini merupakan mayoritas di kampung Wanasigra dengan populasi sebanyak 95% dari total jumlah penduduk di sana, ujar Dodi. Tenjowar-ingin memiliki 80 % penduduk Ahmadi, tam-bahnya
Menurut juru bicara ini terdapat 29 bangunan dirusak dalam serangan tersebut termasuk sebuah mesjid, sebuah mushola dan
sebuah sekolah dasar. Serangan tersebut diduga terkait
dengan pengajian yang digelar Jemaat Ah-madiyah Indonesia (JAI) di tempat tersebut pa-da hari Jumat dan Sabtu yang dihadiri
sebanyak 2.700 warga Tenjowaringin, Kata Dodi.
Kapolres Tasikmalaya Adjun Komisari-sWijonarko menuturkan pengajian itu digelar di bawah kawalan polisi dan berhenti sejenak setelah shalat Ashar hari Jum’at, dilanjutkan lagi hari Sabtu
“Kegiatan berakhir ba’da dzuhur pada hari Sabtu, kataWijonarko yang menyebut waktu shalat tengah hari. “Namun para penen-tang Ahmadiyah mendapatkan informasi kalau kegiatan pengajian tersebut masih berlang-sung.”
Polisi menemui para anggota penyerang berasal dari luar Tasikmalaya yang memasuki kampung itu sekitar jam 1 hari Sab-tu. Mereka memastikan apakah pengajian te-lah selesai, kata kepala polisi ini.
Halaman 4
“Kami mencegah massa merusak kam-pung itu. Saat mereka tahu kalau pertemuan benar-benar sudah berakhir, massa merespon dengan melempari batu.”kata Wijonarko.
Dodi menuturkan serangan terhadap komunitasnya berlangsung kira-kira 15 menit. “Seperti ada seseorang yang memberikan ko-mando.”
Juru bicara ini mengatakan para aparat polisi di tempat kejadian tidak melakukan apa-pun untuk mencegah amuk massa dan tak ada satupun yang ditangkap setelah lakukan tinda-kan penyerangan.
Kejadian kekerasan yang langsung di-tujukan kepada pengikut Ahmadiyah frek-uensinya makin meningkat setelah dikeluar-kannya keputusan propinsi yang melarang ak-tifitas Ahmadiyah di Jawa Barat.
Beberapa Muslim mayoritas menyebut Ahmadiyah sebagai aliran sesat karena keya-kinan mereka yang meyakini pendirinya Mirza Ghulam Ahmad sebagai seorang nabi.
Dihubungi terpisah, cendekiawan liberal, Ulil Abshar Abdala dan mantan ibu Negara Sin-ta Nuriyah Wahid yang melakukan kunjungan hari Sabtu lalu ke Mesjid Al-Misbah, Bekasi di Jawa Barat dimana di dalamnya terkurung 19 pengikut Ahmadiyah selama lebih dari satu bu-lan.
Mesjid tersebut ditutup pada 4 April lalu oleh pemkot Bekasi, yang meloloskan kepu-tusan berdasar peraturan gubernur tahun 2011 dan SKB bersama menteri 2008 yang beisikan larangan bagi pengikut Ahmadiyah menyebar-kan ajaran mereka.
“UUD 1945 menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak memiliki kebebasan men-jalankan kepercayaan mereka atau keyakinan agamanya tanpa ada tekanan atau kekerasan apapun dan negara harus melindungi kebeba-san ini. Namun sayang kenyataan berbicara sebaliknya,” ujar Ulil kepada The Jakarta Post lewat telepone.
Ulil berkata bahwa Bekasi adalah daerah yang memiliki jumah kelompok radikal yang bertambah cepat, berpotensi mengancam hak-hak para penganut minoritas agama. Sinta menyalahkan keputusan menteri atas apa yang terjadi terhadap para
Ahmadi. “Keputusan itu tidak menya-takan melarang para pengikut Ahmadiyah na-mun hanya membatasi. Namun banyak ka-langan yang lebih banyak menggunakan argu-men ini untuk melarang Ahmadi menjalanan keyakinan mereka,” kata beliau kepada The Ja-karta Post via telepon.
Kata koordinator keamanan Jemaat Bekasi, Ahmad Maulana, para Ahmadi akan tetap tinggal di dalam mesjid hingga pemkot mencabut segel. “Kami meyakini penyegelan ini bertentangan dengan hukum karena tidak ada perintah demikian dari pengadilan.” katanya. (tam)
Berikut kejadian-kejadian penyerangan terakhir terhadap para pengikut Ahmadiyah: Feb-April 2013: Satpol PP pemkot Bekasi me-
nyegel Mesjid Al-Misbah Pondok Gede sebanyak 3 kali.
25 Oktober 2012: Perayaan Idul Adha di Ban-dung dikacaukan anggota FPI yang me-nyerang dan merusak bangunan mesjid ter-sebut, tempat berkumpul ratusan orang pengikutnya serta melarang para Ahmadi melaksanakan perayaan Idul Adha.
20 April 2012: Sekumpulan orang dari sebuah kelompok Islam mengepung dan merusak mesjid Baiturrahim yang biasa digunakan sebanyak 200 Ahmadi di Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat.
17 Pebruari 2012: Massa merusak mesjid Nur Hidayah milik 200 Ahmadi di Cianjur, Jawa Barat.
6 Pebruari 2011: Tiga pengikut Ahmadiyah dibunuh dalam serangan brutal di Cikeusik, Banten. Pengadilan negeri Kabupaten Se-rang selanjutnya menghukum para pem-bunuh dengan hukuman ringan.
Sumber: http://www.thejakartapost.com/news/2013/05/06/mob-ransacks-ahmadiyah-village.html Alih bahasa: Iin Qurrotul Ain binti T Hidayatullah Dapat diakses melalui www.arhlibrary.com
Halaman 5
SIDEBAR TITLE
L ebih dari 5 tahun terakhir mesjid-mesjid
dan fasilitas-fasilitas training milik Ah-
madiyah dibakar oleh kelompok Islam
keras yang menolak sepaham dengan pengikut
Ahmadiyah.
Sebuah mesjid Ahmadiyah di dusun Ba-
bakan Sindang, Tasikmalaya, diserang dan diru-
sak pada Minggu dinihari.
Asep Rahmat, salah satu saksi mata
menyatakan puluhan orang berkendaraan
motor beramai-ramai mendatangi serta dan
melempari mesjid tersebut.
Massa yang marah juga memutuskan aliran
listrik dan melempari rumah-rumah disekitar
mesjid.
“Saya tidak kenal satupun dari mere-
ka.Saat itu gelap dan tiba-tiba saja mereka mem-
bakari mesjid,” kata Asep seperti dikutip
kompas.com.
Dia mengatakan tidak ada korban dan polisi
masih meng-investigasi kejadian tersebut.
Tak lama sebelum insiden tersebut, amuk
massa juga membakar mesjid Ahmadiyah di
Tasikmalaya.
Lebih dari 5 tahun terakhir mesjid-mesjid dan
fasilitas-fasilitas training milik Ahmadiyah diba-
kar oleh kelompok Islam keras yang menolak
sepaham dengan pengikut Ahmadiyah.
Sumber: http://www.thejakartapost.com/news/2013/05/05/
angry-mob-sets-fire-ahmadiyah-mosque.html
Alih bahasa: Iin Qurrotul Ain binti T Hidayatullah
Dapat diakses melalui www.arhlibrary.com
AMUK MASSA BAKAR
MASJID AHMADIYAH
Halaman 6
U ntunglah tidak fatal dan tidak ada korban
jiwa walaupun banyak harta benda
dirusak dan para jamaah di sini masih
alami trauma.
Komunitas Ahmadiyah di
Tasikmalaya, Jawa Barat
berduka pada Minggu
kemarin setelah ratusan
anggota kelompok Islam
garis keras merusak
rumah-rumah di desa
mereka.
Asep Taufik Ahmad,
salah satu pengikut Ahmadiyah desa Sukamaju,
kecamatan Singaparna, melaporkan sebanyak 400
anggota kelompok Islam garis keras dari sebuah
organisasi massa menyerang desa mereka pada pukul 1
dinihari dan merusak puluhan rumah milik pengikut
kelompok minoritas Islam, Ahmadiyah.
“Berawal dari keputusan kami
menyelenggarakan acara pengajian dalam rangka
perayaan Isra Mi’raj. Kami sudah memberitahukan
rencana kami kepada polisi setempat,” tutur Asep
kepada the Jakarta Globe, Minggu (5/5).
Polisi berusaha membujuk para penduduk Ahmadiyah
untuk tidak melaksanakan rencana mereka karena
alasan isu keamanan.
“Polisi mengatakan kami sebaiknya
membatalkan acara tersebut demi keselamatan kami,
karena sebuah ormas (organisasi masyarakat), saya
tidak akan sebutkan namanya, tampaknya mereka tidak
senang dengan kegiatan-kegiatan kami. Namun kami
tetap laksanakan acara tersebut karena itu adalah
kegiatan ibadah,” katanya.
Sebanyak 60 petugas polisi berjaga-jaga untuk
mengamankan acara tersebut. Akan tetapi tiba-tiba
sebanyak ratusan pelaku radikal mendatangi kampung
itu pada Minggu siang dan menerobos barikade polisi.
“Polisi kewalahan dan kejadian itu berlangsung
cepat. Tiba-tiba mereka memasuki desa kami dan
merusak rumah-rumah kami dengan batu dan bambu
sambil berteriak ‘Allahu Akbar’ [Allah Maha Besar].
Polisi tidak mampu menghentikan mereka. Mereka
benar-benar diluar kendali,” katanya seraya
menambahkan para penyerang meninggalkan desa
mereka dua jam kemudian.
“Untunglah tidak fatal dan tidak ada korban
jiwa walaupun banyak harta benda dirusak dan para
jamaah di sini masih alami trauma.”
Kepala Polres Tasikmalaya Wijonarko
menuturkan kepada portal berita Indonesia
portalkbr.com bahwa para pelaku penyerangan bukan
hanya datang dari Tasikmalaya namun juga dari
Bandung dan Ciamis. Dia berkata walaupun para
pelaku tidak mengenakan atribut tertentu, polisi yakin
mereka adalah anggota kelompok Front Pembela Islam
(FPI).
Asep membantah bahwa penyerang membakar
mesjid Ahmadiyah.
Para pengikut Ahmadiyah senantiasa berjaga-
jaga di desa kami sejak malam kemarin, tambah Asep.
“Kami tidak bisa tidur sama sekali malam
kemarin, Kami tetap waspada karena kami dengar akan
datang lagi banyak penentang dari Majalengka yang
akan menyerang kami,” katanya.
Menurut Asep pada Minggu kemarin sekitar
pukul 3 siang petugas polisi masih berjaga di desa
mereka namun tambahan personil kepolisian belum
diturunkan semenjak serangan itu terjadi.
Kepala Polres Singaparna Nono Suyono
menyatakan kepada portal berita Detik.com bahwa
polisi sedang meng-investigasi serangan tersebut.
“Kasus ini sekarang ditangani Polisi
Tasikmalaya,” ujarnya.
Sebelumnya ratusan angota kelompok Islam
radikal menyerukan “Jihad di Myanmar” dalam demo
mereka di depan kedutaan besar Myanmar di Menteng,
Jakarta dan memprotes meningkatnya kekerasan
terhadap kaum Muslim Rohingya, sebuah kelompok
Islam minoritas.
FPI bersama ratusan anggota Forum Umat
Islam (FUI), Jamaah Ansharut Tauhid, Gerakan
Reformasi Islam (Garis), Komite Indonesia Solidaritas
Dunia Islam (Kisdi), Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia (DDII), Gerakan Persaudaraan, Muslim
Indonesia (GPMI) and Taruna Muslim, berpawai
menuju kantor kedutaan Myanmar Jumat minggu lalu
sambil membentangkan spanduk bertuliskan “kami
ingin membunuh orang Budha Myanmar” dan “stop
genosida di Myanmar.”
Sumber: http://www.thejakartaglobe.com/news/islamic-hard-
liners-attack-ahmadiyah-community-for-koran-recital/
Alih bahasa: Iin Qurrotul Ain binti T Hidayatullah
Dapat diakses melalui www.arhlibrary.com
KELOMPOK ISLAM GARIS KERAS SERANG
KOMUNITAS AHMADIYAH KARENA BACAKAN QURAN