case mata
Transcript of case mata
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU PENYAKIT MATA
RS MATA DR YAP
Nama : William Chandra
NIM : 112010212
Dokter Pembimbing : dr. Enni Cahyani P,Sp.M,M.Kes
Fak. Kedokteran : UKRIDA
I. IDENTITAS
Nama : An. F.M.
No. RM : 350449
Umur : 1 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Joho Kidul RT 002 / RW 004 Moholaban
Masuk RS : 22 Mei 2012
Pemeriksa : William Chandra
II. ANAMNESIS
Dilakukan Alloanamnesis pada tanggal 22 Mei 2012 pukul 20.00 WIB
Keluhan Utama: Terdapat daging tumbuh pada mata kanan sejak 5 bulan SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang: 5 bulan SMRS , ibu pasien mengatakan bahwa tumbuh
daging pada kelopak mata bawah kanan anaknya yang berbintil-bintil. Daging tersebut
pada mulanya sedikit demi sedikit dan akhirnya makin lama semakin membesar. Ibu
pasien juga mengatakan daging tersebut juga muncul sedikit pada mata kiri ± 1 bulan
SMRS.
1
Riwayat imunisasi : imunisasi dasar lengkap
Riwayat Penyakit Dahulu : Ibu pasien mengatakan mata kanan anaknya pernah diopersai
sebelumnya saat anak berusia 9 bulan, namun saat ini tumbuh kembali dan semakin
membesar.
Riwayat Penyakit Keluarga: tidak ada
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
Nadi : 108 kali/menit
Respirasi : 26 kali/menit
Suhu : 37,9C
Kepala : normocephali, wajah simetris
Mata : lihat status
THT : membran timpani intak, serumen -/-, sekret -/-
Thorak : paru-paru : suara nafas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
Jantung : BJ I dan BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : supel, datar, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), massa (-)
Ekstremitas : Atas : edema -/-, hangat +/+
Bawah : edema -/-, hangat +/+
KGB : tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening
B. STATUS OFTALMOLOGIKUS
KETERANGAN OKULO DEXTRA (OD) OKULO SINISTRA (OS)
1. VISUS
Tajam penglihatan Tidak dinilai Tidak dinilai
Axis Visus - -
2
Koreksi - -
Addisi - -
Distansia Pupil - -
Kacamata Lama - -
2. KEDUDUKAN BOLA MATA
Eksoftalmos Tidak ada Tidak ada
Enoftalmos Tidak ada Tidak ada
Deviasi Tidak ada Tidak ada
Gerakan Bola Mata Tidak dinilai Tidak dinilai
3. SUPERSILIA
Warna Hitam Hitam
Simetris simetris simetris
4. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR
Edema Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Ektropion Tidak ada Tidak ada
Entropion Tidak ada Tidak ada
Blefarospasme Tidak ada Tidak ada
Trikiasis Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Fissura palpebra Tidak dinilai Tidak dinilai
Ptosis Tidak ada Tidak ada
Hordeolum Tidak ada Tidak ada
Kalazion Tidak ada Tidak ada
5. KONJUNGTIVA TARSALIS SUPERIOR DAN INFERIOR
Hiperemis Tidak hiperemis Tidak hiperemis
Folikel Tidak ada Tidak ada
3
Papil Ada | Inferior Ada | Inferior
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Anemis Tidak anemis Tidak anemis
Kemosis Tidak ada Tidak ada
6. KONJUNGTIVA BULBI
Sekret Tidak ada Tidak ada
Injeksi Konjungtiva Tidak ada Tidak ada
Injeksi Siliar Tidak ada Tidak ada
Injeksi
Subkonjungtiva
Tidak ada Tidak ada
Pterigium Tidak ada Tidak ada
Pinguekula Tidak ada Tidak ada
Nevus Pigmentosus Tidak ada Tidak ada
Kista Dermoid Tidak ada Tidak ada
7. SISTEM LAKRIMALIS
Punctum Lakrimalis Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Tes Regurgitasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
8. SKLERA
Warna Putih Putih
Ikterik Tidak ada Tidak ada
Nyeri Tekan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
9. KORNEA
Kejernihan Jernih Jernih
Permukaan Rata Rata
Ukuran 11mm 11mm
Sensibilitas Baik Baik
Infiltrat Tidak ada Tidak ada
Keratik Presipitat Tidak ada Tidak ada
4
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Ulkus Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Arkus Senilis Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Tes Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan
10. BILIK MATA DEPAN
Kedalaman Dalam Dalam
Kejernihan Jernih Jernih
Hifema Tidak ada Tidak ada
Hipopion Tidak ada Tidak ada
Efek Tyndall Tidak dilakukan Tidak dilakukan
11. IRIS
Warna kehitaman Kehitaman
Kripte Jelas Jelas
Sinekia Tidak ada Tidak ada
Koloboma Tidak ada Tidak ada
12. PUPIL
Letak Sentral Sentral
Bentuk Bulat Bulat
Ukuran 3 mm 3 mm
Refleks Cahaya
Langsung
Positif Positif
Refleks Cahaya Tak
Langsung
Positif Positif
5
13. LENSA
Kejernihan Jernih Jernih
Letak Sentral Sentral
Shadow Test Tidak dilakukan Tidak dilakukan
14. BADAN KACA
Kejernihan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
15. FUNDUS OKULI
Batas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Ekskavasio Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Rasio Arteri:Vena Tidak dilakukan Tidak dilakukan
C/D Ratio Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Makula Lutea Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Retina Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Eksudat Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Perdarahan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Sikatriks Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Ablasio Tidak dilakukan Tidak dilakukan
16. PALPASI
Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada
Massa Tumor Tidak ada Tidak ada
Tensi Okuli N N
Tonometri Schiotz Tidak dilakukan Tidak dilakukan
17. KAMPUS VISI
Tes Konfrontasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
6
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Biopsi
V. RESUME
Pasien anak laki-laki, berusia 1 tahun, menurut ibu pasien tumbuh daging pada
kelopak mata bawah kanan anaknya yang berbintil-bintil sejak 5 bulan SMRS. Daging
tersebut pada mulanya sedikit demi sedikit dan akhirnya makin lama semakin membesar.
Ibu pasien juga mengatakan daging tersebut juga muncul sedikit pada mata kiri ± 1 bulan
SMRS.
RPD : Ibu pasien mengatakan mata kanan anaknya pernah diopersai sebelumnya
saat anak berusia 9 bulan, namun saat ini tumbuh kembali dan semakin membesar.
Status Generalis : Dalam Batas Normal
Status Ophtalmologi : OD Konjungtiva Tarsalis Inferior : Papiloma (+)
OS Konjungtiva Tarsalis Inferior : Papiloma (+)
Lain – lain : dalam batas normal
VI. DIAGNOSIS KERJA
OD : Papiloma Konjungtiva Tarsalis Rekuren
OS : Papiloma Konjungtiva Tarsalis
Dasar diagnosis :
- Terdapat benjolan berbentuk seperti kembang kol pada konjungtiva tarsal mata
kanan berukuran ± 1 cm x 0,3 cm x 0,1 cm
- Terdapat benjolan berbentuk seperti kembang kol pada konjungtiva tarsal mata kiri
berukuran ± 0,2 cm x 0,05 cm x 0,05 cm
- Riwayat kambuh setelah dioperasi ± 3 bulan SMRS
VII. DIAGNOSIS BANDING
1. Kalazion
2. Karsinoma Sel Skuamosa Konjungtiva
7
VIII. PROGNOSIS
OKULO DEXTRA (OD) OKULO SINISTRA (OS)
Ad Vitam : bonam bonam
Ad Fungsionam : bonam bonam
Ad Sanationam : bonam bonam
IX. PENATALAKSANAAN
- Ekstirpasi Papiloma ODS
8
TINJAUAN PUSTAKA
Pendahuluan
Papiloma merupakan suatu tumor dengan gambaran spesifik yakni berbentuk seperti
kembang kol. Lesi papilomatosa sering berlobus-lobus dengan perdarah di sentral. Berbeda
dengan gambaran sitologinya, suatu neoplasma yang berasal dari jaringan epitel yang bertumbuh
juga disebut sebagai papiloma. Papiloma dapat jinak, dapat juga ganas dan dapat ditemukan pada
berbagai lokasi pada tubuh, misalnya pada kulit, konjungtiva, servix, dan lain sebagainya. Pada
kasus ini akan dibahas secara spesifik mengenai papiloma konjungtiva.
Papiloma konjungtiva dikelompokkan menjadi papiloma konjungtiva infeksi (virus), sel
skuamosa, limbal, dan papiloma konjungtiva terbalik (inverted) berdasarkan penampakan, lokasi,
umur pasien, kemungkinan untuk kambuh setelah tindakan eksisi dan gambaran histopatologi.
Papiloma konjungtiva juga dikelompokkan berdasarkan gambaran klinisnya secara kasar,
yakni pedunkulata dan tipe sessile. Tipe pedunkulata terdapat pada konjungtiva papiloma viral
dan papiloma sel skuamosa. Papiloma konjungtiva limbal sering disebut sebagai papiloma
konjungtiva non infeksi karena dipercaya bahwa papiloma limbal berasal dari radiasi sinar
ultraviolet. Karena gambaran klinisnya secara kasar, papiloma limbal merupakan tipe sessile.
Meskipun jarang, papiloma konjungtiva terbalik (inverted) seringkali disebut sebagai papiloma
mukoepidermoid karena terdiri atas mukus dan jaringan epidermoid.
Papiloma konjungtiva juga sering berhubungan dengan Human Papilomavirus (HPV) tipe
6 dan 11. Infeksi papiloma pada konjungtiva seringkali disebut sebagai paplioma sel skuamosa
berdasarkan gambaran histopatologinya.
9
Pathophysiology
Human papillomavirus (HPV) and polyomavirus merupakan anggota dari famili Papovavirus.
Virus ini kecil (55 nm), telanjang, dan ikosahedral dengan double-stranded DNA sirkuler. Virus
Papilloma dibedakan menjadi:
HPV 6 and 11 Tipe jinak , terdapat pada kulit atau kondiloma dari saluran kelamin
pada wanita dan papiloma konjungtiva.
HPV 16 and 18 Penyebab karsinoma serviks
HPV 6a and 45, dua subtipe baru, telah dilaporkan berhubungan dengan papiloma
konjungtiva.
Penularannya langsung dari kontak manusia. Proliferasi dari jaringan dermal diikuti oleh
proses akantosis dan hiperkeratosis. HPV pada umumnya menyebabkan tumor jinak namun tidak
tertutup kemungkinan untuk dapat menjadi ganas. Pada umumnya, Proliferasi berkepanjangan
dapat menyebabkan displasia sel. HPV tipe 11 merupakan tipe tersering yang ditemukan pada
papiloma konjungtiva berdasarkan analisis dengan polymerase chain reaction (PCR).
Riwayat Penyakit
Pendekatan umum
o Riwayat mata yang baik atau tidak terdapat penyakit mata sebelumnya
o Mengetahui umur pasien dan lokasi tumor, (misalnya papiloma tipe terbalik /
inverted umumnya terdapat pada membran mukosa pada hidung, sinus paranasal,
dan sakus lacrimalis)
o Perubahan ukuran dan bentuk tumor.
Riwayat penyakit yang berhubungan dengan papiloma konjungtiva
o Papilloma sel skuamosa
Umumnya pada pasien anak-anak
10
Riwayat infeksi HPV pada ibu pada saat kelahiran
Riwayat operasi sebelumnya dengan rekurensi
Refraktif terhadap pengobatan dan operasi sebelumnya
Tidak ada penurunan visus
Riwayat Keluarga yang memiliki penyakit yang sama
o Limbal papilloma
Terdapat pada pasien dewasa
Riwayat terkena eksposur radiasi sinar ultraviolet
Ada kemungkinan penurunan visus
Dapat rekuren setelah eksisi, tidak umum
Riwayat konjungtivitis kronik yang refraktif terhadap pengobatan
Pemeriksaan Fisik
Beberapa pemeiksaan untuk membantu memeriksa tumor ialah sebagai berikut :
o Lokasi tumor:
Sekitar 25% dari seluruh bentuk tumor yang berbentuk seperti kembang
kol adalah suatu papilloma.
Karsinoma sel skuamosa umumnya terdapat pada bagian interpalpebral
sampai limbus dan jarang muncul di tempat lain.
o Warna tumor:
Lesi berpigmen karena dasar yang berasal dari sel melanosit.
Lesi berwarna seperti ikan salmon berhubungan dengan tumor limfoid.
Lesi berwarna kuning berhubungan dengan xanthoma.
11
o Konsistensi tumor
Konsistensi tumor dapat dilnilai dengan palpasi.
Palpasi dilakukan dengan menggunakan anestesi topikal saat memeriksa
menggunakan slit lamp.
Gejala klinis yang berhubungan dengan papiloma sel skuamosa adalah sebagai berikut:
o Karakteristik tumor jinak
o Sering terlihat pada anak-anak
o Kebanyakan lesi asimtomatik tanpa adanya hubungan dengan konjungtivitis.
o Lokasi sering pada fornix inferior, tetapi dapat juga tumbuh dari limbus dan regio
palpebra.
o Lesi dapat bilateral dan multiple
o Secara umum, papilloma sel skuamosa tampak merah keabu-abuan, lunak, massa
bertangkai dengan permukaan ireguler (seperti kembang kol).
Gejala klinis yang berhubungan dengan papiloma limbal adalah sebagai berikut:
o Lesi termasuk jinak
o Umumnya pada orang dewasa
o Lesi umumnya terdapat pada daerah limbus atau konjungtiva bulbi
o Lesi ini dapat menyebar sentral melalui kornea atau lateral melewati konjungtiva
o Visus dapat terganggu apabila lesi tumbuh sentral
o Lesi selalu unilateral atau single
Gejala klinis yang berhubungan dengan papiloma terbalik (inverted) adalah sebagai
berikut:
12
o Lesi tumbuh lambat dan sering terlihat pada hidung , sinus paranasal, atau
keduanya.
o Lesi bersifat unilateral dan unifokal dan tidak rekuren after tindakan pembedahan.
Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada indikasi untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Radiologi
Tidak ada indikasi untuk melakukan pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan Biopsi
Untuk diagnosis pasti. Indikasi dilakukan tindakan biopi ialah sebagai berikut :
o Untuk menyingkirkan diagnosis keganasan
o Rencana terapeutik
o Untuk menentukan lokasi pembedahan berdasarkan luas lesi
Penatalaksanaan pre-operasi
Observasi dan rawat inap pasien
Mitomycin-C merupakan terapi adjuvan eksisi pembedahan. Mitomycin-C diindikasikan
untuk papiloma konjugtiva yang rekuren atau yang refraktif terhadap pengobatan
sebelumnya.
Pembedahan
Eksisi Papiloma.
13