Case Report

20
CASE REPORT Imobilisasi NIDDM CKD st V CHF fc II

description

case

Transcript of Case Report

CASE REPORT

CASE REPORTImobilisasiNIDDMCKD st VCHF fc II

Definisi Imobilisasi di definisikan sebagai keadaan tidak bergerak/tirah baring selama 3 hari atau lebih, dengan gerak anatomik tubuh menghilang akibat perubahan fungsi fisiologik.

Imobilisasi dapat menyebabkan proses degenerasi yang terjadi pada hampir semua sistem organ sebagai akibat berubahnya tekanan gravitasi dan berkurangnya fungsi motorik. Sistem organ yang terkena diantaranya sistem muskuloskeletal, kardiopulmonal, integumen, metabolik dan endokrin, neurologi dan psikiatri, serta sistem gastrointestinal dan urinarius Pneumonia OrtostatikPneumonia adalah penyakit akut atau kronik yang ditandai dengan peradangan pada paru-paru dan disebabkan karena virus, bakteri atau mikroorganisme yang lain. Bedrest yang lama dapat menimbulkan kongesti paru-paru dan infeksi (pneumonia). Terdapat beberapa jenis pneumonia sesuai dengan tempat didapatnya infeksi: pneumonia komunitas (community-acquired pneumonia, CAP), pneumonia yang didapat di rumah sakit (hospital-acquired pneumonia, HAP), dan pneumonia yang didapat di ICU (ventilator-associated pneumonia, VAP) Akibat imobilisasi retensi sputum dan aspirasi lebih mudah terjadi pada pasien geriatric. Diagnosis

Infiltrat baru atau perubahan infiltrat pada foto toraks, dengan disertai sekurang-kurangnya 1 gejala mayor atau 2 gejala minor berikut:Gejala Mayor:1. batuk2. sputum produktif3. suhu badan > 37,8 derajat celciusGejala Minor:1. sesak nafas2. nyeri dada3. konsolidasi paru pada pemeriksaan fisik4. jumlah leukosit >12000/ul

Pneumonia pada usia lanjut sering memberikan gejala yang tidak khas. Selain batuk dan demam , tidak jarang pasien datang dengan gangguan kesadaran (delirium), tidak mau makan, jatuh, dan inkontinensia akutTatalaksana Antibiotika emperik segera diberikan sejak awal sesuai dengan jenis pneumonia yang terjadi (CAP, HAP, atau VAP).

Pada CAP dapat diberikan antibiotika golongan b-laktam atau b-laktamase dan sefalosporin generasi 2 atau 3 yang dikombinasikan dengan makrolid atau doksisiklin, atau fluorokuinolon saluran nafas (levofloksasin, gatifloksasin, moksifloksasin) sebagai obat tunggal. Pada HAP atau VAP dipilih antibiotika yang bekerja terhadap pseudomonas dan kuman nosokomial lain, seperti sefalosporin generasi III anti pseudomonas, sefalosporin generasi IV piperasiklin-tazobactam, kuinolon anti pseudomonas (ciprofloksasin), aminoglikosida. ISKInfeksi saluran kemih adalah infeksi yang melibatkan struktur saluran kemih, yaitu dari epitel glomerulus tempat mulai dibentuk urin sampai dengan muara urin di meatus urethrae externa.

Diagnosis Kriteria diagnosis bakteriuria berdasarkan gambaran klinis dan cara pengambilan sampel urin: 102 colony forming unit (CFU) coloform/ml urin atau >105 CFU non-coloform/ml urin, pada wanita dengan gejala ISK 103 CFU bakteri/ml urin, pada pria dengan gejala ISK 105 CFU bakteri/ml urin (2 kali pemeriksaan dengan jarak 1 minggu ), pada wanita dan pria tanpa gejala ISK 102 CFU bakteri/ml urin, pada pasien kateterBeberapa jumlah CFU bakteri/ml urin, pada pasien dengan gejala ISK dengan pengambilan sampel urin dari kateterisasi suprapubik

Pemeriksaan penunjangLaboratoriumDarah tepi lengkapUrin LengkapBiakan urin dengan tes resistensi kumanFungsi ginjal (ureum, kreatinin, bersih kreatinin)Gula darahNon LaboratoriumBNO/IVPUSG ginjal

Tatalaksana Non FarmakologiBanyak minum bila fungsi ginjal masih baikMenjaga kebersihan daerah genitalia bagian luarFarmakologiAntibiotika sangat dianjurkan dan perlu segera diberikan pada ISK simtomatik, sesuai dengan tes resistensi kuman atau populasi kuman yang ada atau secara empiris yang dapat mencakup Escherichia coli dan gram negatif lainnya.

NIDDMDibetes mellitus adalah kelompok penyakit metabolic yang ditandai oleh hiperglikemi akibat defek pada:Kerja insulin (resistensi insulin) dihati (peningkatan produksi glukosa hepatic) dan dijaringan perifet (otot dan lemak)Sekresi insulin oleh sel beta pancreas.Atau keduanya.

DM tipe II bervariasi; mulai dari predominan resistensi insulin dengan defisiensi insulin relative sampai predominan defek sekretorik dengan resistensi insulin.

Kriteria DiagnosisGejala klasik DM + glukosa darah sewaktu 200 mg/dL. Glukosa darah sewaktu adalah hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir. Atau

Kadar glukosa darah puasa 126 mg/dL. Puasa diartikan pasien tidak mendapat tambahan kalori selama 8 jam. Atau

Kadar glukosa darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dL.

Tatalaksana Dimulai dengan terapi gizi medis dan latihan jasmani selama beberapa waktu (2-4 minggu). Apabila kadar glukosa darah belum mencapai sasaran, dilakukan intervensi farmakologis dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dan suntikan insulin. Pada keadaan tertentu OHO dapat segera diberikan secara tunggal atau langsung kombinasi, sesuai indikasi. Dalam keadaan dekompensasi metabolik berat, misalnya ketoasidosis, stres berat, berat badan menrun dengan cepat, adanya ketonuria, insulin dapat segera diberikan.

definisiPenyakit Ginjal Kualitas Hasil Initiative (K / DOQI) dari National Kidney Foundation (NKF) mendefinisikan penyakit ginjal kronis baik sebagai kerusakan ginjal atau tingkat filtrasi glomerulus menurun (GFR) kurang dari 60 mL/min/1.73 m 2 untuk 3 atau > bulan lagi. Apapun etiologi yang mendasarinya, penghancuran massa ginjal dengan sclerosis ireversibel dan hilangnya nefron menyebabkan penurunan progresif GFR. Klasifikasi Tahap 1: Kerusakan ginjal dengan GFR normal atau meningkat (> 90 mL/min/1.73 m 2) Tahap 2: penurunan ringan pada GFR (60-89 mL/min/1.73 m 2) Tahap 3: penurunan moderat GFR (30-59 mL/min/1.73 m 2) Tahap 4: Penurunan berat pada GFR (15-29 mL/min/1.73 m 2) Tahap 5: Kegagalan ginjal (GFR