Catatan Haura_ Sepotong Cerita tentang Hijrah-ku

6

Click here to load reader

Transcript of Catatan Haura_ Sepotong Cerita tentang Hijrah-ku

Page 1: Catatan Haura_ Sepotong Cerita tentang Hijrah-ku

30/1/2014 Catatan Haura: Sepotong Cerita tentang Hijrah-ku (Part I)

http://insiyahhaura.blogspot.com/2013/09/sepotong-cerita-tentang-hijrah-ku-part-i.html 1/2

Label: My History Hijab

Apa yang ada dibenak sahabat ketika mendengar kata Hijrah?? Ah..! mungkin akan

dihubungkan dengan peristiwa hijrahnya Rasulullah dari Mekkah ke Madinah,

bukan? Hehe

Memang benar, kata “hijrah” awal mula sejarahnya berasal dari peristiwa itu, namun

kali ini aku ga akan bahas itu sobat, tapi ini mengenai pengalamanku dalam

berhijrah, Berhijrah Dari Kejahiliyahanku.

Karena orang tuaku awam terhadap pengetahuan agama, sejak kecil aku ga pernah

dipaksa untuk pake hijab, sampai SMA pun aku ga pernah disuruh pake, paling

dipake juga pas sekolah aja, dari bangku SMP sampai SMA, didaerah tempat aku

tinggal (Indramayu) memang diwajibkan bagi muslimah untuk memakai kerudung

ketika sekolah (bahkan sekarang dari tingkat SD sampe SMA), namun ketika diluar

sekolah, atau dirumah, aku tetap pada pakaianku yang biasa, kadang baju lengan

pendek, dengan celana panjang, atau kadang rok, tanpa kerudung, dan itu sudah

lumrah dilingkungan tempat aku tinggal. Ya begitulah itu terus terjadi, tanpa aku

merasa itu sebuah dosa.

Suatu ketika aku diajak ikut kajian, entah apa nama jamaahnya (waktu itu aku

masih awam terhadap gerakan-gerakan) aku ikut aja, disana membahas tentang

bagaimana berhijab itu merupakan perintah Allah langsung dalam Al-Qur’an, jadi

seorang wanita yang sudah baligh wajib menutup auratnya. Ini pertama kalinya aku

mendapatkan materi ini, sejujurnya dari kecil aku ngaji aku ga pernah tau kalo

berhijab itu memang perintah Allah yang ada dalam Al-Qur’an, ya aku fikir bahwa

berhijab itu perintah agama cuma mitos, karena dalam realita kehidupanku

dikampung sangat sedikit sekali yang mengamalkannya, minoritas bangetlah muslimah

yang istiqomah pake kerudung, itu pun tak jarang dipadupadankan dengan celana,

jadi memang dalam pandanganku sekarang mereka mungkin kurang syar’i, meskipun

aku sangat menghargai usaha mereka dalam berhijab.

Awal-awal dapet materi berhijab itu aku sempet ga respek, entah mungkin Allah

belum memberikan hidayah-Nya, atau memang hatiku yang terlalu keras sehingga

tidak dapat menerima kebenaran (atau factor keduanya -_-). Aku masih ragu antara

istiqomah berhijab atau berpakaian seperti biasa aja, masih galau, dilemma dan

berbagai macam perasaan gundah gulana lainnya yang sejenis. Namun ketika

perasaan itu muncul, aku tetap pada pakaianku yang biasa, aku pikir kalo aku

berbeda gimana tanggapan orang-orang disekitarku, aku masih malu kalo dianggap

asing, lagian semua orang juga pakaiannya sama kok kaya yang aku pake sekarang,

yaudahlah ga usah dipikirin!

Sepotong Cerita tentang Hijrah-ku(Part I)

September

Page 2: Catatan Haura_ Sepotong Cerita tentang Hijrah-ku

30/1/2014 Catatan Haura: Sepotong Cerita tentang Hijrah-ku (Part I)

http://insiyahhaura.blogspot.com/2013/09/sepotong-cerita-tentang-hijrah-ku-part-i.html 2/2

Karena berbagai kesibukan menjelang UN, dan pendaftaran masuk perguruan tinggi,

aku sempet off dari kajian itu, ga ikut lagi udah cukup lama. Namun kadang masih

suka ditanyain melalui sms.

Nah..setelah Lulus dari SMA, Alhamdulillah aku diterima dibangku kuliah disalah

satu PTN dibandung, sejujurnya, PTN ini memang benar-benar PTN impianku sedari

kelas 2 SMA dulu, dan Alhamdulillah Allah memperkenankan do’a dan harapanku,

dan ternyata justru disinilah aku temukan hidayah itu, dan langkah awal menuju

hijrahku…

Tunggu kelanjutannya di Part II ^_^"

Dicorat-coret sama Evi

Apriyani di 21.57

Page 3: Catatan Haura_ Sepotong Cerita tentang Hijrah-ku

30/1/2014 Catatan Haura: Sepotong Cerita tentang Hijrah-ku (Part II)

http://insiyahhaura.blogspot.com/2013/09/sepotong-cerita-tentang-hijrah-ku-part.html 1/2

Label: My History Hijab

Lanjut ceritaku yang kemaren yaaaa…. Yuuuuuk ah tariik… (emangnya becak?

Hihihi )

Aku inget banget waktu selesai registrasi akademik di gedung BAAK UPI, lalu

diajak keliling fakultas untuk mengenal organisasi jurusan dan macam-macam UKM,

baik yang Rohis maupun non-Rohis, aku senang sekali, teteh-tetehnya bageur pisan,

dan aku lihat pakaian mereka yang Rohis agak berbeda denganku, aku memang

pakai kerudung, tapi kok mereka panjang-panjang ya kerudungnya, dan pakaiannya

itu longgar-longgar, kalem, anggun bangetlah (terbersit dalam hatiku ingin seperti

mereka, namun karena keterbatasan yang aku miliki, aku belum memulainya juga

sampai waktu yang telah ditentukan, hehe).

Aku inget-inget lupa, lupa-lupa inget gimana awal-mula aku pake kerudung panjang

dan pakaian syar’i itu, tapi seingetnya aku sih, aku pernah memperhatikan cara

berpakaian salah seorang sahabatku dikelas, dia itu beda sendiri dengan yang

lainnya, “dia kok sama sih gaya pakeannya kayak mereka yang di Rohis?” #Celetukku

dalam hati# Aku Tanya-tanya ke dia, soal manset yang dia pake, kaos kaki,

kerudung panjang, dan lain-lainnya (lupa, hehe :D)

Semester 2 kalo ga salah aku mulai tuh melirik rak pakaianku, aku masih pake jeans

waktu perkuliahan semester 1 (emang sih ga ketat, soalnya aku risih banget pake

celana jeans ketat dan baju ketat (mungkin ini naluri kemuslimahanku yang kalem,

hehe) cuman ah sama aja, ga syar’i kan?) Lalu aku mulai mengumpulkan pakaian

muslimah dan rok, Alhamdulillah banyak juga yang respek sama perubahanku, jadi

mereka yang respek itu ngasihin aku rok sama baju, Alhamdulillah…. ^_^"

Jadi aja aku seorang “Rok-er” eheheheh

Sejak saat itu aku mulai pakai rok terus (tentunya dengan baju muslimah dan

kerudung), tapi memang baju-baju aku belum syar’I sempurna, kerudung juga masih

pake kerudung paris yang notabene tipis (murahan sihhh, wkwkwk), tapi ya

berproses lah ya perubahan itu, ga mungkin kan aku yang tadinya pake celana jeans

langsung “Gedebug” pake cadar… heheheh

Nah karena sahabatku (yang pakaiannya beda sendiri sekelas itu) perhatian sama

aku, dia bilang, “Walaupun kamu panjangin kerudungnya, tapi tetep terlihat aurat

dan rambut kamu, soalnya kamu pake kerudungnya paris yang tipis, coba deh

didouble, pasti ga kelihatan, dan tambah syar’I.” katanya

Nah mulai deh tuh aku coba double2in kerudung paris aku, dan hasilnya

Alhamdulillah lebih syar’I :)

Aku bekalin ilmu islam dengan ikut kajian sana-sini, dan ketika mngontrak mata

Sepotong Cerita tentang Hijrah-ku(Part II)

September

Page 4: Catatan Haura_ Sepotong Cerita tentang Hijrah-ku

30/1/2014 Catatan Haura: Sepotong Cerita tentang Hijrah-ku (Part II)

http://insiyahhaura.blogspot.com/2013/09/sepotong-cerita-tentang-hijrah-ku-part.html 2/2

kuliah PAI, kan wajib ikut mentoring seminggu sekali, aku daftar yang BINDER,

bukan yang REGULER, jadi memang ilmunya lebih mantap, kajiannya lebih dalam,

dan Alhamdulillah dapat banyak pelajaran berharga dari ikut Binder ini ketimbang

yang Reguler (mungkin :/)

Aku tambah mantap deh tuh dalam berpakaian (menutup aurat) layaknya seorang

anak Rohis, heheh….. Tapi emang sih aku ikut Organisasi Keislaman waktu itu, ikut

dijurusan jadi staff departemen kerohanian, di Fakultas ada semacam lembaga

dakwah fakultas, Assalam Namanya jadi Staff Syiar. Alhamdulillah aku jadi terjaga

keistiqomahan dalam menutup aurat, karena berteman dan dekat dengan orang-

orang yang Shalehah, jadi kebawa-bawa juga shalehahnya (Aamiin…mudah-mudahan

yaaa :))

Lanjut ke Part III ^_^"

Dicorat-coret sama Evi

Apriyani di 20.55

Lokasi: Bandung, West Java, Indonesia

Page 5: Catatan Haura_ Sepotong Cerita tentang Hijrah-ku

30/1/2014 Catatan Haura: Sepotong Cerita tentang Hijrah-ku (Part III)

http://insiyahhaura.blogspot.com/2013/09/sepotong-cerita-tentang-hijrah-ku-part_27.html 1/2

Label: My History Hijab

Sampe mana tadi ya aku cerita?? Sampe luupaaaa…… :D

Waktu awal aku semester 3, aku tertarik dengan salah satu UKM keislaman,

namanya KALAM UPI, awalnya aku ga “Ngehh” dengan keberadaannya, ga nyangka

aja aku tertarik ikut bergabung, awal mulanya gara-gara apa ya? #Hmmm… aku

inget inget duluuu bentaar aja#

Jenggg jreeeenggg…………….!

Mungkin dulu karena aku sering diajak diskusi sama anggota Kalam mengenai

berbagai isu-isu yang sedang hangat, mulai dari isu politik, ekonomi, pendidikan, dan

masih banyak lagi. Namun uniknya, setiap akhir diskusi mereka selalu menyampaikan

solusi islam untuk semua permasalahan, wahhhh unik juga aku pikir, soalnya jarang-

jarang ada UKM yang berfikir politik islam seperti itu, dan dengan terang-terangan

gitu ngomongnya.

#Cerita Hijabnya mana?

Oh iya sampe out of topic gini yaaa… hihi :D

Nah setelah ikut gabung, aku kan lagi semangat-semangatnya ya mengkaji islam, jadi

aku ga dengerin apa kata orang, menurut slentingan2 sih banyak yang bilang Kalam

itu sesat, padahal ahh engga kok, Kalam ga sesat, sesat dimananya coba?? #Ga ada

yang bisa jawab!

Eh tuh kan OOT lagi “-__-

Iya aku banyak belajar di Kalam ini, apalagi tentang hijab, unik memang, di Kalam

semua aktivis akhwatnya pake gamis semua, setiap hari, aku pikir ahh itu mah

meureun cuman budaya aja, tapi eh tapi selidik punya selidik, semua itu berangkat

dari pemahaman mereka tentang Hijab, mereka memaknai Kata Jilbab dalam Q.S

Al-Ahzab ayat 59 sebagai baju kurung yang panjang sejenis jubbah (Indonesia dikenal

dengan Gamis), bukan pakaian potongan, atau masyarakat indonesia lebih popular

mengaitkan kata jilbab ini sebagai kerudung. Sedangkan kata Khimar dalam Q.S An-

Nur ayat 31 mereka maknai sebagai Kerudung/penutup kepala sampai dada, aku

fikir ini logis, dan dalilnya kuat.

Aku pun mulai mengikuti pendapat ini, yang menyatakan bahwa pakaian wajib bagi

Muslimah ketika keluar rumah itu Jilbab dan Khimar, tapi terkadang aku sering

bertanya-tanya, mengapa masih banyak yang beranggapan bahwa jilbab = kerudung,

atau jilbab itu ga harus gamis, boleh potongan asal sesuai syarat-syarat seperti Tidak

Sepotong Cerita tentang Hijrah-ku(Part III)

September

Page 6: Catatan Haura_ Sepotong Cerita tentang Hijrah-ku

30/1/2014 Catatan Haura: Sepotong Cerita tentang Hijrah-ku (Part III)

http://insiyahhaura.blogspot.com/2013/09/sepotong-cerita-tentang-hijrah-ku-part_27.html 2/2

Tipis dan Ketat, Longgar, Tidak membentuk lekuk tubuh, dll?

Entahlahhh~

Terlepas dari perbedaan pendapat itu, aku punya hak untuk memilih pakaian mana

yang harus aku pakai yang sesuai dengan syariat, dan yang pasti mengharap ridho

Allah Subhanahu Wata’ala.

Sekian cerita tentang pencarian Hijabku yang telah ku tulis ini semoga bermanfaat.

Apabila ada kebenaran disana tentu datangnya dari Allah, dan apabila ada

kesalahan, tentu datangnya dari saya pribadi.

Diselesaikan di Bandung (Kosan Baru )

Pada tanggal 27 September 2013

Pukul 20:58 WIB

Dicorat-coret sama Evi

Apriyani di 23.28

Lokasi: Bandung, West Java, Indonesia