Cerpen, manusia penuh cinta ( )

2
Manusia Penuh Cinta Sebut saja aku ini gadis bodoh. Aku menggebrak meja, aku sangat geram sekali. Hatiku rasanya remuk redam, aku berlari keluar kelas dengan suasana wajah yang sangat tak nyaman, datar dan bersungut-sungut. Aku tak mau menemui Dave, ia pasti akan mengejekku. “Lefia!!” Tu kan, Dave pasti memanggilku. Aku tak menjawab apapun. “Hey, Lefia, tunggu!” Aku tetap berjalan dan tak menghiraukan dia. “Kamu ini kenapa sih?” Masih sok akrab, ngeselin. Dia berusaha menyamai langkah kakiku. Aku semakin mempercepat. “Marah ya? Ada apa lagi sih? Perasaan aku nggak bikin salah deh.” Aku masih diam saja. “Eh.. kemarin aku kannraktir kamu, masak masih marah.” “Dave, bisa nggak sih nggak bawel kayak gitu?” “Kamu sih aneh banget. Tiba-tiba ninggalin aku, kamu nggak mau pulang bareng aku yah? Kalau lagi nggak mood sama aku, bilang dong!” “Kamu sih, nggak salah apa-apa Dave!” “Terus kenapa?” Aku hanya menoleh ke arah Dave, berusaha tersenyum lalu pergi meninggalkan Dave. *** Aku marah tanpa sebab kepada Dave. Tidak. Ini ada alasannya. Gara-gara aku selalu mendapat ulangan Matematika lebih rendah daripada Dave. Dave selalu selalu mendapat nilai tertinggi dari aku. Dave membuatku menjadi rendah diri. Dave... aku merasa dia adalah rivalku. Aku selalu iri pada kepintaran Dave. Dia itu sahabatku, sahabat terbaikku. Dia laki-laki yang pintar dan sentimental, dia sebenarnya sangat baik tapi jangan coba-coba sakiti dia, buat masalah sedikit saja dia bisa berubah. Tapi ini, aku harus katakan pada Dave, kalau aku terlambat sedikit saja, yang ada malah terbalik, Dave akan marah padaku gara-gara aku tidak cepat cerita kepadanya. Makan tahu goreng dengan sambal kecap adalah favoritku di katin. Aku dan teman-teman yang lain suka sekali nongkrong dikantin sambil menggosip. Tadi sebelum ke kantin aku tahu kalau Dave lagi makan siang. Tanpa diragukan lagi, aku sudah hafal, Dave pasti mendekatiku, apalagi disaat aku sedang marah, tidak peduli aku sedang tidak mau melihat wajahnya, ia selalu bersikeras untuk menyembuhkan kemarahanku. “Lefia, kamu kok nggak bagi-bagi tahu gorengnya sama aku sih?” “Dave, aku sebodoh ini kah? Aku malu sama kamu Dave.” “Kamu biacara apa sih Lef?” “Ulangan Matematikaku lebih rendah daripada kamu, aku ini bodoh atau apa, aku juga nggak ngerti, kamu kenapa sih Dave masih

Transcript of Cerpen, manusia penuh cinta ( )

Page 1: Cerpen, manusia penuh cinta ( )

Manusia Penuh Cinta

Sebut saja aku ini gadis bodoh. Aku menggebrak meja, aku sangat geram sekali. Hatiku rasanya remuk redam, aku berlari keluar kelas dengan suasana wajah yang sangat tak nyaman, datar dan bersungut-sungut. Aku tak mau menemui Dave, ia pasti akan mengejekku.

“Lefia!!” Tu kan, Dave pasti memanggilku. Aku tak menjawab apapun.

“Hey, Lefia, tunggu!” Aku tetap berjalan dan tak menghiraukan dia.

“Kamu ini kenapa sih?” Masih sok akrab, ngeselin. Dia berusaha menyamai langkah kakiku. Aku semakin mempercepat.

“Marah ya? Ada apa lagi sih? Perasaan aku nggak bikin salah deh.” Aku masih diam saja.

“Eh.. kemarin aku kannraktir kamu, masak masih marah.”

“Dave, bisa nggak sih nggak bawel kayak gitu?”

“Kamu sih aneh banget. Tiba-tiba ninggalin aku, kamu nggak mau pulang bareng aku yah? Kalau lagi nggak mood sama aku, bilang dong!”

“Kamu sih, nggak salah apa-apa Dave!”

“Terus kenapa?”

Aku hanya menoleh ke arah Dave, berusaha tersenyum lalu pergi meninggalkan Dave.

***

Aku marah tanpa sebab kepada Dave. Tidak. Ini ada alasannya. Gara-gara aku selalu mendapat ulangan Matematika lebih rendah daripada Dave. Dave selalu selalu mendapat nilai tertinggi dari aku. Dave membuatku menjadi rendah diri. Dave... aku merasa dia adalah rivalku. Aku selalu iri pada kepintaran Dave. Dia itu sahabatku, sahabat terbaikku. Dia laki-laki yang pintar dan sentimental, dia sebenarnya sangat baik tapi jangan coba-coba sakiti dia, buat masalah sedikit saja dia bisa berubah. Tapi ini, aku harus katakan pada Dave, kalau aku terlambat sedikit saja, yang ada malah terbalik, Dave akan marah padaku gara-gara aku tidak cepat cerita kepadanya.

Makan tahu goreng dengan sambal kecap adalah favoritku di katin. Aku dan teman-teman yang lain suka sekali nongkrong dikantin sambil menggosip. Tadi sebelum ke kantin aku tahu kalau Dave lagi makan siang. Tanpa diragukan lagi, aku sudah hafal, Dave pasti mendekatiku, apalagi disaat aku sedang marah, tidak peduli aku sedang tidak mau melihat wajahnya, ia selalu bersikeras untuk menyembuhkan kemarahanku. “Lefia, kamu kok nggak bagi-bagi tahu gorengnya sama aku sih?”

“Dave, aku sebodoh ini kah? Aku malu sama kamu Dave.”

“Kamu biacara apa sih Lef?”

“Ulangan Matematikaku lebih rendah daripada kamu, aku ini bodoh atau apa, aku juga nggak ngerti, kamu kenapa sih Dave masih mau-mau aja sahabatan sama cewek bodoh kayak aku gini. Kenapa sih aku nggak dilahirin pinterkayak kamu?”

“Pinter itu nomor berapa sih? Percumahpinter, kalaunggak bermanfaat bagi orang lain. Aku kan berkali-kali bilang kalau Tuhan itu nggak iseng. Tuhan itu udah sangat benar menciptakan kamu, kamu adalah manusia penuh cinta. Mulai sekarang, jadilah pribadimu sendiri. Berhenti mengeluh. Buat Tuhan bangga dengan ciptaannya. Buat aku menjadi orang yang paling beruntung karena mengenalmu, dekat denganmu.”

Aku merenung sejenak. Aku suka sekali membuat kejutan-kejutan untuk Dave, menciptakan apapun yang membuat Dave tersenyum. Kadang aku juga senang sesekali menunjukkan bakatkku kepada Dave dan selalu berkata bahwa aku tidak bisa diremehkan begitu saja. Berkat Dave aku tahu, menebar cinta kepada setiap anak manusia adalah suatu kebahagiaan paling nyata di dunia ini. Dan Dave telah membuatku menyadari bahwa menjadi manusia penuh cinta itu sangat menyenangkan.

Cerpen/Hanana.NH/Jurnalistik.