Cerpen Sedih Air Mata Ibu

1
Cerpen sedih air mata ibu http://miemora.blogspot.com/2012/10/cerpen-sedih-air-mata- ibu.html Suatu ketika, seorang anak bertanya kepada ibunya, "Ibu, mengapa ibu menangis?" Ibunya menjawab, "Sebab ibu adalah perempuan, nak." "Saya tak mengerti ibu," kata si anak. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kau memang tak akan mengerti " Kemudian si anak bertanya kepada ayahnya. "Ayah, mengapa ibu menangis?" "Ibumu menangis tanpa sebab yang jelas," sang ayah menjawab. "Semua perempuan memang sering menangis tanpa alasan." Si anak membesar menjadi remaja, dan dia tetap terus bertanya- tanya, mengapa perempuan menangis? Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, "Ya Allah, mengapa perempuan mudah menangis?" Dalam mimpinya ia merasa seolah mendengar jawapannya: "Saat Ku ciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur." "Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali menerima cerca dari si bayi itu apabila ia telah membesar." "Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa." "Ku berikan kesabaran jiwa untuk merawat keluarganya walau dia sendiri letih, walau sakit, walau penat, tanpa berkeluh kesah."

Transcript of Cerpen Sedih Air Mata Ibu

Page 1: Cerpen Sedih Air Mata Ibu

Cerpen sedih air mata ibu

http://miemora.blogspot.com/2012/10/cerpen-sedih-air-mata-ibu.html

Suatu ketika, seorang anak bertanya kepada ibunya, "Ibu, mengapa ibu

menangis?" Ibunya menjawab, "Sebab ibu adalah perempuan, nak." "Saya

tak mengerti ibu," kata si anak. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak,

kau memang tak akan mengerti…" Kemudian si anak bertanya kepada ayahnya.

"Ayah, mengapa ibu menangis?" "Ibumu menangis tanpa sebab yang jelas," sang

ayah menjawab. "Semua perempuan memang sering menangis tanpa alasan." 

Si anak membesar menjadi remaja, dan dia tetap terus bertanya-tanya,

mengapa perempuan menangis? Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan

bertanya kepada Tuhan, "Ya Allah, mengapa perempuan mudah menangis?" Dalam

mimpinya ia merasa seolah mendengar jawapannya: "Saat Ku ciptakan wanita,

Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu

menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup

nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur." "Kuberikan

wanita kekuatan untuk dapat melahirkan bayi dari rahimnya, walau

kerap berulangkali menerima cerca dari 

si bayi itu apabila ia telah membesar." "Kuberikan keperkasaan yang

akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah

putus asa." "Ku berikan kesabaran jiwa untuk merawat keluarganya walau dia sendiri

letih, walau sakit, walau penat, tanpa berkeluh kesah."