Cervical Root Syndrome

35
CERVICAL ROOT SYNDROME Chatryn Megawati S Ego Frendy Debby Sartika Pembimbing: dr. Moch Ridwan, SpKFR

description

Rehab Medik Morning Report

Transcript of Cervical Root Syndrome

CERVICAL ROOT SYNDROME

Chatryn Megawati S

Ego Frendy

Debby Sartika

Pembimbing: dr. Moch Ridwan, SpKFR

DEFINISI

Cervical root syndrome adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh iritasiatau kompresi dari akar saraf cervikal yang akan menimbulkan nyeri, ngilu, kesemutan, kram-kram serta rasa tidak enak pada leher bagian belakang dan bisa menjalar ke bahu,lengan atas dan lengan bawah tergantung dari akar mana yang terkena.

Ciri khas radikulopati cervikalis adalah rasa nyeri radikuler pada leher dan bahu yang menyebar ke lengan, yang akan bertambah pada perubahan posisi leher dan dapat diikuti terbatasnya gerakan leher dan rasa sakit pada penekanan tulang dan kadang-kadang disertai parastesia pada lengan.

Namun seringkali gejala nyeri radikuler tersebut tidak terlokalisasi baik sesuai dermatom. Hal ini dikarenakan adanya tumpang tindih daerah persarafan.

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS Penyebab paling sering radikulopati cervikalis (pada

70 sampai 75 persen dari kasus) adalah gangguan foramen saraf spinal karena kombinasi faktor-faktor diantaranya penurunan puncak diskus dan perubahan degeneratif dari sendi uncovertebral anterior dan zygapophyseal sendi posterior (yaitu, spondylosis cervical).

Berbeda dengan gangguan lumbal, herniasi nukleus pulposus hanya sekitar untuk 20 sampai 25 persen dari kasus

Penelitian pada pasien dengan penyakit diskus cervikalis menemukan bahwa kompresi akar saraf menyebabkan nyeri anggota badan, sedangkan tekanan pada diskus menyebabkan nyeri di leher dan perbatasan medial skapula

FAKTOR PREDISPOSISI

1.Tekanan2.Stres3.Postur 4.Bekerja dengan posisi leher yang menetap

dalam waktu lama5.Tidur dengan bantal yang tinggi6.Berbaring dengan leher yang fleksi

sementara membaca/nonton TV

DIAGNOSIS

Anamnesis Dalam menanggapi keluhan tentang nyeri tengkuk perlu

ditanyakan lebih lanjut mengenai ada tidaknya penjalaran nyeri serta daerah-daerah kulit yang parestetik/hipestetik. Biasanya pertanyaan yang harus diajukan untuk melakukan anamnesa pada penderita dengan keluhan nyeri tengkuk ialah:

-Apakah keluhan itu didahului dengan trauma atau tidak  -Apakah datangnya mendadak atau perlahan-lahan -Mengenai waktu dan lamanya: sudah berapa lama

sakitnya -Apakah sakitnya konstan atau intermiten -Apakah sakitnya menjadi lebih berat atau sama seperti

waktu pertama kali terjadi -Karakteristik sakitnya : apakah rasa terbakar, nyut-nyutan

atau rasa seperti ditusuk-tusuk

Lokasi sakitnya : apakah menjadi hebat jika berdiri, duduk atau berbaring

Apakah sakitnya lebih berat kalau bergerak atau tidak bergerak 

Apakah ada gangguan sensibilitas Apakah ada gangguan fungsi BAB dan BAK  Apakah penderita mempunyai problem sebelumnya Apakah ada keluarga penderita yang mempunyai keluhan

yang sama Apakah sakitnya bertambah jika berada dirumah, ditempat

kerja atau dimobil Apakah akhir-akhir ini penderita mengalami stress fisik ata

uemosional Disamping pertanyaan-pertanyaan diatas, harus ditanyakan

juga riwayatkebiasaan penderita seperti : cara tidur, bekerja pada posisi yang menetap cukup lamadan lain-lain.

PEMERIKSAAN FISIK

Gejala yang tampak pada penderita cervical root syndrome saat dilakukan inspeksi danpalpasi adalah :

 1. Nyeri kaku pada leher2. Rasa nyeri dan tebal dirambatkan ke ibu jari

dan sisi radial tangan3.Dijumpai kelemahan pada biceps atau triceps4. Berkurangnya reflex biceps5. Dijumpai nyeri alih ( referred pain ) di bahu

yang samar, dimana nyeri bahu hanya dirasabertahan di daerah deltoideus bagian lateral dan infrascapula atas.

Untuk peneguhan diagnosa terhadap kemungkinan cervical root syndrome perlu dilakukanbeberapa pemeriksaan khusus, meliputi :

1. Tes Provokasi  Tes Spurling atau tes Kompresi Foraminal, dilakukan

dengan cara posisi leher diekstensikandan kepala dirotasikan ke salah satu sisi, kemudian berikan tekanan ke bawah pada puncak kepala. Hasil positif bila terdapat nyeri radikuler ke arah ekstremitas ipsilateral sesuai arah rotasi kepala. Pemeriksaan ini sangat spesifik namun tidak sensitif guna mendeteksi adanya radikulopati servikal.

2. Tes Distraksi KepalaDistraksi kepala akan menghilangkan nyeri yang diakibatkan oleh kompresi terhadap radikssyaraf. Hal ini dapat diperlihatkan bila kecurigaan iritasi radiks syaraf lebih memberikangejala dengan tes kompresi kepala walaupun penyebab lain belum dapat disingkirkan.

3. Tindakan ValsavaDengan tes ini tekanan intratekal dinaikkan, bila terdapat proses desak ruang di kanalis vertebralis bagian cervical, maka dengan di naikkannya tekanan intratekal akan membangkitkan nyeri radikuler. Nyeri syaraf ini sesuai dengan tingkat proses patologisdikanalis vertebralis bagian cervical. Cara meningkatkan tekanan intratekal menurut Valsava ini adalah pasien disuruh mengejan sewaktu ia menahan nafasnya. Hasil positif bila timbulnyeri radikuler yang berpangkal di leher menjalar ke lengan.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, antara lain:1.Foto rontgen yang perlu dibuat harus mencakup

foto dengan proyeksi anteroposterior, lateral, oblique kanan dan/atau kiri.

2.EMG3.CT Scan4.MRI

DIAGNOSA BANDING1. Carpal Tunnel Syndrome, Adalah suatu gejala yang muncul

bila ada penekanan nervus medianus oleh ligamen transversum sehingga timbul kesemutan, nyeri menjalar ke tangan

2.      Thoracic outlet syndrome

a.      Anterior sclanei syndrome

Disebabkan karena adanya kompresi bundle neurovaskuler diantara otot sclanei dan costa pertama. Gejalanya adalah numbness, tingling, di lengan dan jari-jari tangan. Biasanya menggambarkan kesemutan datang dan pergi dari tangan dan jari tangan. Nyeri ini letaknya dalam biasanya datang setelah duduk lama.

b.      Petoralis minor syndrome

Muncul bila ada penekanan bundle neuromuscular diantara bagian antero lateral atas dan otot pectoralis minor terjadi bila hiperabduksi humerus mengulur otot pectoralis minor.

3.      Claviculocostal syndrome

Timbul karena adanya penekanan pada bundle neurovasculer saat melewati belakang clavicula di sebelah anterior costa pertama, gejala lainnya adalah adanya dropy posture yaitu posturnya salah, lelah, cemas, dam depresi.

PENANGANAN REHABILITASI MEDIK

Medikamentosa Obat penghilang nyeri atau relaksan otot dapat diberikan

pada fase akut. Obat-obatan ini biasanya diberikan selama 7-10 hari. Jenis obat-obatan yang banyak digunakan biasanya dari golongan salisilat atau NSAID.

Bila keadaan nyeri dirasakan begitu berat, kadang-kadang diperlukan juga analgetik golongan narkotik seperti codein, meperidin, bahkan bisa juga diberikan morfin.

Ansiolitik dapat diberikan pada mereka yang mengalami ketegangan mental.

The primary objectives of treatment :Mengurangi nyeriMeningkatkan kekuatan myotomMengurangi komplikasi spinal cordPrevensi rekurensi

FISIOTERAPI

1.            Traksi

Tindakan ini dilakukan apabila dengan istirahat keluhan nyeri tidak berkurang atau pada pasien dengan gejala yang berat dan mencerminkan adanya kompresi radiks saraf. Traksi dapat dilakukan secara terus-menerus atau intermiten.

.

2.            Cervical Collar Bertujuan untuk proses imobilisasi serta

mengurangi kompresi pada radiks saraf. Salah satu jenis collar yang banyak

digunakan adalah SOMI Brace (Sternal Occipital Mandibular Immobilizer).

Collar diigunakan selama 1 minggu secara terus-menerus siang dan malam dan diubah secara intermiten pada minggu II atau bila mengendarai kendaraan.

Bersifat sementara dan harus dihindari akibatnya yaitu diantaranya berupa atrofi otot serta kontraktur.

Jangka waktu 1-2 minggu ini biasanya cukup untuk mengatasi nyeri pada nyeri servikal non spesifik. Apabila disertai dengan iritasi radiks saraf, adakalanya diperlukan waktu 2-3 bulan.

Hilangnya nyeri, hilangnya tanda spurling dan perbaikan defisit motorik dapat dijadikan indikasi pelepasan collar

3.   ThermoterapiThermoterapi dapat juga digunakan untuk membantu menghilangkan nyeri. Modalitas terapi ini dapat digunakan sebelum atau pada saat traksi servikal untuk relaksasi otot. Kompres dingin dapat diberikan sebanyak 1-4 kali sehari selama 15-30 menit, atau kompres panas/pemanasan selama 30 menit 2-3 kali sehari jika dengan kompres dingin tidak dicapai hasil yang memuaskan. Pilihan antara modalitas panas atau dingin sangatlah pragmatik tergantung persepsi pasien terhadap pengurangan nyeri.

4.    LatihanBerbagai modalitas dapat diberikan pada penanganan nyeri leher. Latihan bisa dimulai pada akhir minggu I. Latihan mobilisasi leher kearah anterior, latihan mengangkat bahu atau penguatan otot banyak membantu proses penyembuhan nyeri. Hindari gerakan ekstensi maupun flexi. Pengurangan nyeri dapat diakibatkan oleh spasme otot dapat ditanggulangi dengan melakukan pijatan.

MODALITAS1. SWD (Short Wave Diatermy)

Pemberian SWD diharapkan dapat merangsang serabut syaraf tipe II dan tipe III, sehingga akan menghalangi masuknya impuls nosiseptif di tingkat medulla spinalis sehingga nyeri akan berkurang dan selanjutnya akan memutus siklus nyeri, kemudian akan memberikan efek relaksasi otot-otot lain yaitu mempengaruhi aliran darah lokal yang membuat spasme otot berkurang sehingga terapi relaksasi dan nyeri dapat terhambat.

2. Ultra Sonic Dalam penggunakan modalitas ultra sonic beberapa

ahli membuktikan bahwa ultra sonic efektif untuk mengurangi nyeri, karena ultra sonic dapat meningkatkan ambang rangsang, mekanisme dari efek termal panas.

Selain itu pembebasan histamin, efek fibrasi dari ulta sonic terhadap gerbang nyeri dan dari suatu percobaan ditemukan bahwa pemakaian ultra sound dengan pulsa rendah.

Modalitas penghangatan dalam seperti Ultra sound diathermy harus dihindari pada radikulopaty servikal akut karena meningkatkan respon metabolik dan memperparah inflammasi nerve root injury

3. Terapi latihan (Neck Calliat Exercise)Neck Stretches

Stretching berguna untuk menjaga ROM dan elastisitas sendi leher sehingga mengurangi kekakuan yang berujung pada nyeri

Neck Strengthening Latihan strengthening berguna menjaga postur

tubuh sehingga mengurangi atau mengeliminasi rekurensi nyeri.

4. TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation)

merupakan modalitas yang berguna pada gangguan musculoskeletal and neurogenic.

Hal tersebut dapat digunakan pada pengobatan radikulopati servikal untuk membantu modulasi nyeri dan membantu pasien untuk melakukan terapi lain sebagai contoh traksi servikal.

TENS dipercaya bekerja via gate theory, menstimulasi saraf besar bermyelin dan diduga mengeblok transmisi nosiseptif pada traktus spinotalamikus.

LANGKAH PERAWATAN DAN PENCEGAHAN TERJADINYANYERI TENGKUK YANG SEMAKIN BERTAMBAH PADACERVICAL ROOT SYNDROME ADALAH :

1. Sikap tubuh yang baik dimana tubuh tegak, dadat erangkat, bahu santai, dagu masuk, leher merasa kuat,longgar dan santai.

2. Memelihara sendi otot yang fleksibel dan kuat denganlatihan yang benar.

3. Pencegahan nyeri cervical ulangan yaitu denganmemperhatikan posisi saat duduk, mengendaraikendaraan, dan posisi leher yang berkaitan denganberbagai pekerjaan atau aktivitas sehari-hari.

4.  Jangan bertahan pada satu posisi terlalu lama.5. Hindari gerakan memutar kepala berulang -

ulang ketikamerasa capai

MORNING REPORT

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. ME

Umur : 63 tahun

Jenis Kelamin : laki-laki

Pekerjaan : PNS

Agama : islam

Alamat : Jl. Kebonsari Malang

Tanggal Pemeriksaan : 18 Agustus 2014

No RM : 10398xxx

ANAMNESIS

Keluhan Utama : Nyeri pada leher.

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 18/08/2014. Pasien, laki-laki, berumur 63 tahun, pekerjaan Pegawai Negeri. Datang ke poli rehabilitasi medik dengan keluhan nyeri leher. Nyeri leher dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri leher diakui menjalar ke bahu dan kepala. Nyeri dirasakan terus menerus. Rasa kesemutan pada tangan disangkal. Riwayat mengangkat barang yang berat (-). Saat bekerja, pasien sering duduk dan merpertahankan posisi yang sama dalam waktu lama. Pasien tidur dengan menggunakan 1 bantal.

Riwayat Penyakit Dahulu :Riwayat Trauma : disangkalRiwayat Hipertensi : disangkalRiwayat Diabetes Mellitus : disangkalRiwayat PJK : disangkalRiwayat Asma : disangkalRiwayat Alergi : disangkalRiwayat Rawat Inap : disangkal

Status Fungsional :

R/L handed : Right handed

Gangguan bahasa: (-)

ADL : N

Gait : N

Ambulasi : (+), jalan sendiri

Riwayat Penyakit Keluarga :• Riwayat Hipertensi :

disangkal• Riwayat Diabetes Mellitus :

disangkal• Riwayat PJK :

disangkal• Riwayat Asma :

disangkal• Riwayat Alergi :

disangkal• Riwayat Penyakit Sama :

disangkal

PEMERIKSAAN FISIK1. Status Generalisata

Keadaan Umum : Baik, GCS : E4 V5 M6 Tanda Vital :

Tekanan Darah : 130 /80 mmHg Nadi : 88 x/menit Suhu : 36 °C Respirasi : 18 x/ menit

Paru: Vesikular, simetris, Rhonki (-), wheezing (-)

Jantung: S1S2 single regular, m(-) g(-)

STATUS NEUROLOGIS

N.cranialis :dbn Sensoris : dbn

Refleks fisiologis :○ BPR +2/+2 ○ TPR +2/+2○ KPR +2/+2○ APR +2/+2

Refleks patologis :○ Tromner -/-○ Hoffman -/-○ Babinski -/-○ Chaddock -/- ○ Oppenheim -/-

Saraf otonom : inkontinensia urin (-), gangguan alvi (-)

STATUS LOKALIS

MMT : 5 55 5

Tonus : normalROM : normalSistem tulang :

tulang punggung : normalsendi leher : spasme otot (+)sendi bahu : spasme otot (+)sendi siku : normalsendi gelang tangan/tangan : normalsendi panggul : normal

Uji khusus: Uji Kompresi (+)Uji Provokasi (+) kananUji distraksi leher (+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto Rontgen Cervical AP Lateral Oblique

DIAGNOSIS

Daftar Masalah Medik

Cervical Root Syndrome

Diagnosis FungsionalImpairment

TERAPI

Meloxicam 2 x15 mg Vitamin B1 100 mg, Vitamin B6 200 mg, Vitamin

B12 2000 mcg.

PROBLEM REHABILITASI

Medik : (+) cervical root syndrome

Ambulasi : Bisa jalan sendiri

ADL : Barthel Score Index 100 (Independent)

Psikososial : (-)

Vokasional : (-)

Bahasa : (-)

Lain : (-)

PLANNING REHABILITASI

Exercise: Neck Calliat Exercise

Modalitas: SWD Leher

Edukasi :

1. Sikap tubuh yang baik dimana tubuh tegak, dada terangkat, bahu santai, dagu masuk, leher merasa kuat,longgar dan santai.

2. Memelihara sendi otot yang fleksibel dan kuat denganl atihan yang benar.

3. Pencegahan nyeri cervical ulangan yaitu denganmemperhatikan posisi saat duduk, mengendarai kendaraan, dan posisi leher yang berkaitan dengan berbagai pekerjaan atau aktivitas sehari-hari.

4.  Jangan bertahan pada satu posisi terlalu lama.

5. Hindari gerakan memutar kepala berulang - ulang ketikamerasa capai

terimakasih