Chapter II 8
-
Upload
shofwatur-rohman -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
description
Transcript of Chapter II 8
TINJAUAN PUSTAKA
Melon Tanaman melon (Cucumis melo L.) termasuk famili Cucurbitaceae.
Tanaman melon berasal dari Turki dan India. Melon termasuk tanaman semusim
yang bersifat merambat. Melon memiliki akar tunggang dan akar cabang yang
menyebar pada kedalaman lapisan tanah antara 30 hingga 50 cm. Batang tanaman
biasanya mencapai ketinggian (panjang) antara 1,5 sampai 3 meter, berbentuk segi
lima, lunak, berbuku-buku sebagai tempat melekatnya tangkai daun. Helai daun
berbentuk bundar bersudut lima dan berlekuk, diameternya antara 9 sampai 15 cm
dan letak antara satu daun dengan daunnya saling berselang (Tjahjadi, 1995).
Buah melon sangat bervariasi, baik bentuk, warna kulit, warna daging
buah maupun bobotnya. Bentuk buah melon antara bulat, bulat oval sampai
lonjong atau selindris. Warna kulit buah antara, putih krem, hijau krem, hijau
kekuning-kuningan, hijau muda, kuning, kuning muda, hingga kombinasi dari
warna lainnya. Bahkan ada yang bergaris-garis, totol-totol, dan juga struktur kulit
antara berjala (berjaring), semi berjala hingga tipis dan halus (Rukmana, 1994).
Kandungan vitamin C pada melon akan mencegah terjadinya sariawan dan
meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit. Buah melon mengandung
banyak zat gizi yang cukup beragam sehingga tidak mengherankan apabila melon
merupakan sumber gizi yang sangat baik (Prajnanta, 2003).
Universitas Sumatera Utara
Adapun kandungan gizi buah melon/ 100 g bahan yang dapat dimakan
dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini :
Tabel 1. Komposisi kimia buah melon per 100 g bahan Komposisi Jumlah Energi (kal) 21,00 Protein (g) 0,60 Lemak (g) 0,10 Karbohidrat (g) 5,10 Kalsium (mg) 15,00 Fosfor (mg) 25,00 Serat (g) 0,30 Besi (mg) 0,50 Vitamin A (SI) 640,00 Vitamin B1 (cg) 0,03 Vitamin B2 (mg) 0,02 Vitamin C (mg) 34,00 Niacin (g) 0,80 Sumber : Wirakusumah, (2000).
Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayuran dan buah-buahan.
Buah yang masih mentah lebih banyak kandungan vitamin C-nya, makin tua buah
makin berkurang kandungannya (Winarno, 1997).
Gelatin
Gelatin adalah suatu jenis protein yang diekstraksi dari jaringan kolagen
kulit, tulang atau ligamen (jaringan ikat) hewan.Pembuatan gelatin merupakan
upaya untuk mendayagunakan limbah tulang yang biasanya tidak terpakai dan
dibuang di rumah pemotongan hewan.Penggunaan gelatin dalam industri pangan
terutama ditujukan untuk mengatasi permasalahan yang timbul khususnya dalam
penganekaragaman produk (Indohalal, 2010).
Penggunaan gelatin sangatlah luas dikarenakan gelatin bersifat serba bisa,
yaitu bisa berfungsi sebagai bahan pengisi, pengemulsi (emulsifier), pengikat,
pengendap, pemerkaya gizi, sifatnya juga luwes yaitu dapat membentuk lapisan
Universitas Sumatera Utara
tipis yang elastis, membentuk film yang transparan dan kuat, kemudian sifat
penting lainnya yaitu daya cernanya yang tinggi (Rahmi Fauzi, 2010)
Gelatin sangat penting dalam rangka diversifikasi bahan makanan, karena
nilai gizinya yang tinggi yaitu terutama akan tingginya kadar protein khususnya
asam amino dan rendahnya kadar lemak. Gelatin kering mengandung kira-kira 84-
86 % protein, 8-12 % air dan 2-4 % mineral.Dari 10 asam amino essensial yang
dibutuhkan tubuh, gelatin mengandung 9 asam amino essensial, satu asam amino
essensial yang hampir tidak terkandung dalam gelatin yaitu triptofan (Indohalal,
2010).
Gum Arab
Gum arab dihasilkan dari getah bermacam-macam pohon Acasia sp. di
Sudan dan Senegal. Gum arab padadasarnya merupakan serangkaian satuan-
satuan D-galaktosa, L-arabinosa, asam D-galakturonat dan L-ramnosa.Berat
molekulnya antara 250.000-1.000.000. Gum arab jauh lebih mudah larut dalam air
dibanding hidrokoloidlainnya. Pada olahan pangan yang banyak mengandung
gula, gum arab digunakan untuk mendorong pembentukanemulsi lemak yang
mantap dan mencegah kristalisasi gula. Gum dimurnikan melalui
prosespengendapan dengan menggunakan etanol dan diikuti proses elektrodialisis.
Gum arab stabil dalam larutan asam. pH alami gum dari Acasia Senegal ini
berkisar 3,9-4,9 yangberasal dari residu asam glukoronik. Emulsifikasi dari gum
arab berhubungan dengan kandungan nitrogennya(protein).Gum arab dapat
meningkatkan stabilitas dengan peningkatan viskositas. Jenis pengental ini juga
tahan panas padaproses yang menggunakan panas namun lebih baik jika panasnya
dikontrol untuk mempersingkat waktupemanasan, mengingat gum arab dapat
Universitas Sumatera Utara
terdegradasi secara perlahan-lahan dan kekurangan efisiensi emulsifikasidan
viskositas (Setyawan, 2010).
Gum arab dapat dipergunakan untuk dapat memperbaiki kekentalan atau
viskositas, tekstur dalam bentuk makanan. Selain itu gum arab dapat
mempertahankan flavor dari bahan yang dikeringkan dengan pengeringan
semprot. Dalam hal ini gum arab membentuk lapisan yang dapat melapisi partikel
flavor, sehingga melindungi dari oksidasi, evaporasi dan absorbsi air dari udara.
Dalam industri pangan gum arab digunakan sebagai pengikat aroma, penstabil,
pengemulsi dalam pembuatan es krim (Tranggano, 1991).
Fungsi gum arab di dalam produk bahan pangan adalah sebagai perekat,
alat pengikat, alat penjernih, alat penguat, alat pelapis, alat pembusa, alat penyatu
atau penggabung dan sebagainya. Namun fungsi yang umum dari gum arab adalah
pengental dan penstabil (Blansard, 1979).
Karagenan
Karagenan larut dalam air dan membutuhkan panas supaya mencapai
kondisi kelarutan yang sempurna.Suhu yang dibutuhkan agar karagenan larut
adalah 50-80 0C (tergantung pada kation pembentuk gel nya). Kehadiran kation
logam seperti potassium, kalsium, kalium dan amonium akan menyebabkan
karagenan membentuk gel yang kaku dan termoreversible, baik pada suhu panas
atau dingin (Dwiyati Pujimulyani, 2009).
Karagenan sama seperti agar-agar, karena diolah dari rumput laut, tentu
halal dan aman bila digunakan dalam produk makanan. Fungsi utama karagenan
sebagai bahan penstabil.Artinya produk makanan tersebut menjadi stabil sistem
emulsinya. Contoh: jelly drink, sosis, makanan kaleng kucing, anjing, bahkan
Universitas Sumatera Utara
dendeng dibuat dari tetelan daging. Tidak seperti: agar-agar yang sifat gelling nya
kuat. Karagenan sifat gelling agak lemah dari agar-agar (Wikipedia, 2008).
Pektin
Pektin adalah campuran polisakarida yang kompleks terdapat pada
berbagai buah-buahan dan sayuran asal akar. Buah apel dan kulit jeruk kaya akan
pektin. Pentingnya senyawa ini adalah sebagai agensia pembentuk gel
khususnya pada pembuatan selai buah-buahan. Penambahan asam misalnya sari
buah lemon dapat meningkatkan kemampuan terbentuknya gel oleh pektin
(Gaman dan Sherrington, 1992).
Pektin adalah senyawa yang dengan gula dapat membentuk gel.Kira-kira
75% gugus karboksilnya terestifikasi dengan methanol. Pektin tersebut akan dapat
membentuk gel dengan baik pada 65% larutan gula serta asam pada pH 3,1.
Dengan hidrolisa, metal ester putus dan menghasilkan methanol dan asam pektat
yang dapat membentuk gel dengan ion kalsium dengan kadar gula sangat rendah
(Winarno, 1980).
Pembentukan gel dari pektin dengan derajat metilasi tinggi dipengaruhi
juga oleh konsentrasi pektin, persentase gula, dan pH. Makin besar konsentrasi
pektin, makin keras gel yang terbentuk. Konsentrasi 1% telah menghasilkan
kekerasan yang cukup baik.Gula yang ditambahkan tidak boleh lebih dari 65%
agar terbentuknya Kristal-kristal dipermukaan gel dapat dicegah (Winarno, 1992).
Untuk memperoleh gel yang baik maka diperlukan pemanasan yang tepat.
Mekanisme pembentukan gel adalah pektin merupakan koloid yang bermuatan
negatif, bila dipanaskan senyawa ini akan berubah menjadi senyawa pektin yang
larut dan senyawa pektat. Hidrolisis menjadi senyawa pektin yaitu degradasi
Universitas Sumatera Utara
kimia senyawa pektin yang disebabkan proses pemasakan sehingga pektin larut
dab berikatan dengan air. Penambahan asam akan menetralkan muatan pektin
sehingga pektin akan menggumpal dan membentuk suatu serabut halus dan
bersifat kenyal (Nugraha,1977).
Agar-agar
Agar-agar sebenarnya adalah karbohidrat dengan berat molekul tinggi
yang mengisi dinding sel rumput laut.Ia tergolong kelompok pektin dan
merupakan suatu polimer yang tersusun dari monomer galaktosa. Agar-agar dapat
dibentuk sebagai bubuk dan diperjualbelikan. Gel terbentuk karena pada saat
dipanaskan di air, molekul agar-agar dan air bergerak bebas. Ketika didinginkan,
molekul-molekul agar-agar mulai saling merapat, memadat dan membentuk kisi-
kisi yang mengurung molekul-molekul air, sehingga terbentuk sistem koloid
padat-cair. Kisi-kisi ini dimanfaatkan dalam elektroforesis gel agarosa untuk
menghambat pergerakan molekul obyek akibat perbedaan tegangan antara dua
kutub. Kepadatan gel agar-agar juga cukup kuat untuk menyangga tumbuhan kecil
sehingga sangat sering dipakai sebagai media dalam kultur jaringan
(Wikipedia, 2010).
Histeresis adalah gejala yang dimiliki oleh agar-agar dan sejumlah bahan
gel lainnya, yang berhubungan dengan suhu transisi fase padat-cair.Agar-agar
mulai mencair pada suhu 85 °C dan mulai memadat pada suhu 32-40 °C. Jadi
tidak seperti air yang memadat dan mencair pada titik suhu yang sama.Apabila
dilarutkan dalam air panas dan didinginkan, agar-agar bersifat seperti gelatin:
padatan lunak dengan banyak pori-pori di dalamnya sehingga bertekstur 'kenyal'.
Sifat ini menarik secara inderawi sehingga banyak olahan makanan melibatkan
Universitas Sumatera Utara
agar-agar: pengental sup, puding (jelly), campuran es krim, anmitsu (di Jepang).
Agar-agar dikenal luas di daerah Asia Tropika sebagai makanan sehat karena
mengandung serat (fiber) lunak yang tinggi dan kalori yang rendah.Kandungan
serat lunak yang tinggi membantu melancarkan pembuangan sisa-sisa makanan di
usus (laksatif) (Wikipedia, 2010).
Gula
Total gula pada buah-buahan selalu meningkat karena terjadinya degradasi
dari karbohidrat dan menurun pada hari tertentu karena gula digunakan untuk
proses respirasi akan diubah menjadi senyawa lainnya. Total gula tersebut
selanjutnya digunakan untuk melakukan aktivitas seluruh sisa hidup dari buah
tersebut (Winarno, et al, 1980).
Pola penimbunan gula pada sebangsa semangka sangat penting untuk
menegakkan peraturan pemasaran. Gula total pada PMR 45 dan honneydew boleh
dikatakan tetap (4 sampai 6%) sampai 4 minggu setelah mekarnya bunga
kemudian meningkat cepat sampai 1% setelah 1 minggu. Bertambahnya jumlah
gula dengan cepat terutama disebabkan adanya peningkatan sintesis sukrosa.
Jumlah glukosa dan frukstosa berkurang dengan bertambahnya sukrosa
(Pantastico, 1997).
Penambahan gula pada produk bukan saja untuk menghasilkan rasa manis
meskipun sifat ini sangatlah penting. Jadi, gula bersifat untuk menyempurnakan
rasa asam, cita rasa juga memberikan kekentalan. Daya larut yang tinggi dari gula,
memiliki kemampuan mengurangi kelembaban relatif (ERH) dan daya mengikat
air adalah sifat-sifat yang menyebabkan gula dipakai dalam pengawetan pangan
(Buckle, et al, 1987).
Universitas Sumatera Utara
Gula merupakan salah satu bahan pemanis yang sangat penting karena
hampir setiap produk mempergunakan gula.Fungsi gula sebagai bahan penambah
rasa, sebagai bahan perubah warna dan sebagai bahan untuk memperbaiki susunan
dalam jaringan (Subagjo, 2007).
Jelli
Pengolahan berbagai komoditas tanaman buah-buahan menjadi berbagai
produk olahan, merupakan salah satu cara yang umum dilakukan untuk
mengantisipasi limpahan produksi yang tidak laku terjual atau afkiran yang masih
baik, yang seringkali terjadi pada saat musim panen raya. Pengolahan produk
pertanian salah satunya juga bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah maupun
nilai jual.Salah satu bentuk olahan yang saat ini dapat dikembangkan adalah
pembuatan minuman jelli (Sinartani, 2010).
Mungkin telah banyak orang mengenal jelli, sebagai teman makan roti
atau dimakan langsung begitu saja. Jelli merupakan produk makanan bersifat semi
padat yang terbuat dari sari buah-buahan yang dimasak dalam gula. Perbandingan
berat sari buah dan berat gula adalah 45:55. Adapun gula dalam pembuatan jelli
ini, selain berfungsi sebagai bahan pengawet alami dalam jelli, juga berperan
sebagai pengendap pektin yang diperlukan dalam pembuatan jelli
(Astawan dan Astawan, 1991).
Jelli buah merupakan satu diantara produk makanan yang dibuat dengan
cara menggodok buah-buahan dengan atau tanpa air, lalu sarinya disaring,
ditambahkan gula dan kemudian dimasak sehingga terjadi gelatinisasi seperti agar
dan secara umum jelli mengandung beberapa substansi yang essensial seperti
pektin, gula, asam serta air (Satuhu, 1994).
Universitas Sumatera Utara
Buah yang akan diolah menjadi jelli adalah yang matang dan tidak busuk.
Dengan blender daging buah dihancurkan menjadi bentuk bubur.Penambahan
gula pada bubur buah dilakukan sebelum pemanasan dimulai. Bila penambahan
gula dilakukan sesudah pemanasan maka kemungkinan yang terbentuk bukan jelli
tetapi kristal gula. Bila digunakan pektin tambahan, setelah ditimbang pektin
dicampur kedalam gula.Gula yang sudah tercampur dengan pektin kemudian
ditambahkan kedalam sari buah.Buah bubur kemudian dimasak selama 30 menit.
Lama pemasakan tergantung banyak sedikitnya buah yang diolah. Tujuan
pemasakan adalah untuk mengekstraksi pektin yang ada pada buah sebanyak-
banyaknya. Apabila buah yang akan diolah kurang asam maka dapat ditambahkan
asam sitrat pada saat pemasakan. Pemasakan dilakukan dengan api sedang sampai
titik kekentalan jelli dicapai (Satuhu, 1994).
Untuk menentukan titik akhir pembuatan jelli dapat dilakukan dengan dua
cara. Cara pertama dilakukan dengan mencelupkan sebuah sendok kedalam sari
buah, kemudian diangkat.Bila masakan sari buah meleleh tidak lama, dan terpisah
menjadi dua bagian, hentikan pemasakan, artinya jelli telah terbentuk. Cara
penentuan yang kedua adalah dengan”fork test”, yaitu sebuah garpu dicelupkan
kedalam masakan sari buah kemudian diangkat. Bila garpu diselimuti dengan
masakan sari buah yang kemudian jatuh meninggalkan suspense pada sisi garpu
maka jelli telah terbentuk (Gladys, et al, 1978)
Minuman jelli dibuat dengan cara mengekstrak buah dan menambahkan
tepung jelli sebagai pengental, gula tebu sebagai pemanis, garam dan asam sitrat.
Jelli buah-buahan mengandung nutrisi yang berguna bagi kesehatan.Jelli ini dapat
Universitas Sumatera Utara
dikatakan sebagai minuman fungsional, yaitu minuman yang berkhasiat menjaga
kesehatan (Sinartani, 2010).
Jelli sayuran dan buah-buahan adalah minuman yang dibuat dari bahan-
bahan alami seperti mentimun atau durian yang diberi tambahan tepung jelli
sebagai pengental, gula tebu sebagai pemanis, garam dan asam sitrat.Sesuai
dengan tuntutan pasar saat ini, maka produk jelli yang dihasilkan tanpa
menggunakan bahan pengawet dan pewarna buatan menarik untuk disuguhkan
Jelli sayuran dan buah-buahan mengandung nutrisi yang berguna bagi
kesehatan.Jelli ini dapat dikatakan sebagai minuman fungsional, yaitu minuman
yang berkhasiat menjaga kesehatan dan mencegah penyakit tertentu,
membersihkan pencernaan, dan meremajakan kulit dan lainnya (Litbang, 2008).
Jelli mengandung vitamin C yang mudah larut dalam air dan mudah rusak
oleh oksidasi, panas dan alkali.Karena itu agar vitamin C tidak banyak hilang
sebaiknya pengirisan dan penghancuran yang berlebihan dihindari.Pemasakan
dengan air sedikit dan ditutup rapat sehingga empuk dapat banyak merusak
vitamin C (Winarno, 1995).
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis permen jelli berdasarkan SNI 01-3547-1994, didapatkan
data sebagai berikut:
Komposisi Keterangan Bentuk normal Rasa normal Bau normal Kadar Air 9,15 % b/b dengan standar Maks 20% Kadar Gula reduksi 1,33 % b/b dengan standar Maks. 20% Kadar Gula total 28,57 % b/b dengan standar Min. 30 % Kadar Abu 2,94 % b/b dengan standar Maks 3,0% Bahan Tambahan Pangan, tidak ditambahkan Pemanis dan pewarna buatan KadarTimbal (Pb) 0,0173 ppm dengan standar Maks 1,5 ppm Kadar tembaga (Cu) 0,1621ppm dengan standar Maks 10,0 ppm Kadar Seng (Zn) 0,2161ppm dengan standar Maks.10,0 ppm Kadar Timah (Sn) 0,0561ppm dengan standar Maks 40 ppm Sumber: Badan Standarisasi Nasional (1994)
Universitas Sumatera Utara