Chapter report filsafat

9
TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU CHAPTER REPORT “ ILMU PENGETAHUAN DAN MASYARAKAT OLEH : MUHAMMAD HENDRA NIM : 8156132083 Kelas AW2 AP Kepengawasan Dosen Pengampu Prof. Dr. Siman, M.Pd PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONSENTRASI KEPENGAWASAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2015

Transcript of Chapter report filsafat

TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU

CHAPTER REPORT

“ ILMU PENGETAHUAN DAN MASYARAKAT ”

OLEH :

MUHAMMAD HENDRA

NIM : 8156132083

Kelas AW2 AP Kepengawasan

Dosen Pengampu

Prof. Dr. Siman, M.Pd

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

KONSENTRASI KEPENGAWASAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis telah dapat

menyelesaikan Tugas Chapter Report Buku Filsafat Ilmu Pengetahuan pada

Bab-XI yang berjudul “Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat”. Selanjutnya

shalawat beserta salam semoga disampaikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW

yang menjadi suri tauladan dalam setiap sikap dan tindakan kita sebagai seorang

intelektual muslim.

Penulisn Tugas Chapter Report ini dimaksudkan untuk melengkapi salah

satu syarat dalam menyelesaikan Mata Kuliah Filsafat Ilmu Konsentrasi

Kepengawasan Program Pasca Sarjana (S2) Universitas Negeri Medan.

Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada Prof. Dr. Siman, M.Pd

sebagai dosen pengampu mata kuliah, serta kepada semua pihak yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan serta masukan-masukan yang bermanfaat

dalam pembuatan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih banyak

kekurangan baik dari segi isi maupun dari segi penggunaan bahasa yang jauh dari

sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan

agar memperbaiki kekurangan dan kelemahan dalam tugas ini.

Medan, 21 Desember 2015

Wassalam

Penulis

Muhammad Hendra, S.Pd

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

A. Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat Dalam Perspektif Ontologi .................... 1

B. Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat Dalam Perspektif Metafisika ................ 2

C. Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat Dalam Perspektif Epistemologi ............ 2

D. Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat Dalam Perspektif Axiologi .................... 5

Judul Buku: Filsafat Ilmu Pengetahuan

Pengarang: Prof. Konrad Kebung, Ph.D

Penerbit: Prestasi Pustaka Publisher

Tahun: 2011

Chapter Report

BAB XI

ILMU PENGETAHUAN DAN MASYARAKAT

A. Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat Dalam Perspektif Ontologi

Rasa ingin tahun manusia yang besar (curiosity) yang menjadi dasar

penyebab untuk mempelajari perkembangan ilmu yang tak pernah mengenal kata

final. Dengan ini kita dapat memahami mengapa ilmu tidak hanya membawa manusia

kepada pengetahuan dan eksperimen melainkan juga kepada praktik dan penerapan.

Ilmu pada mulanya bersifat amat rasional-empiris yang berkembang menuju

rasional eksperimental melalui praktik hidup manusia. Dalam perjalanan sejarah

suatu ilmu bisa bertabrakan dengan ilmu lain yang berdekatan karena obyeknya mirip

atau memiliki ciri-ciri yang saling bersentuhan.

Dunia ilmu pengetahuan adalah dunai fakta, dunia obyektif, universal dan

rasional. Sedangkan masyarakat adalah mencangkup pengalaman subyektif, praktisi

manusia waktu ia lahir, hidup, mati, dan berbagai pengalaman eksistensi lainnya.

Persoalan bagi kita ialah apa dampak ilmu pengetahuan terhadap masyarakat atau

tradisi pemikiran dan tindakan manusia.

Hubungan ilmu pengetahuan dengan masyarakat berkaitan dengan

demokrasi. Pengertian demokrasi dihubungkan dengan kebebasan dari para

penguasaan yang despotis, kebebasan berfikir, dan menggunakan pendapat. Ketika

teknik-teknik ilmiah digunakan secara meluas, demokrasi digunakan sebagai senjata

untuk melindungi individu dan masyarakat.

B. Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat Dalam Perspektif Metafisika

Pengetahuan itu disebut a prior dan a posterior. Pengetahuan itu disebut a

prior kalau pengetahuan itu terjadi tanpa melalui pengalaman (indrawi dan batiniah).

Sebaliknya pengetahuan sebagai a posterior adalah pengetahuan yang terjadi melalui

pengalaman.

Dengan adanya hubungan antara ilmu pengetahuan dan masyarakat, kita

dapat memahamai mengapa ilmu tidak hanya membawa manusia kepada

pengetahuan dan eksperimen melainkan juga praktik dan penerapan.

Dimana-mana dalam negara-negara moderen sedang berjalan proses sientasi

pendidikan. Para ilmuan berperan penting dalam pengambilan keputusan-keputusan

politik lewat menjadi staf dalam bidang penelitian dan lembaga-lembaga konsultasi

publik.

Melalu teknik ilmiah pengetahuan berhasil mejadi sarana bagi pengembangan

kekuasaan serta kontrol terhadap masyarakat. Para penguasa dibantu untuk

mengembangkan organisasi sosial yang solid demi kepentingan kekuasaan.

Individu hanyalah dilihat sebagai komponen masyarakat bagaikan suatu

mesin raksasa. Agar supaya individu dibebaskan dari hal-hal yang merugikan,

masyarakat harus memberikan ruang gerak secukupnya bagi inisiatif pribadi, otonomi

daerah, universitas, pers, dan yang serupa dalam apa yang dikenal dengan nama

desentralisasi.

C. Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat Dalam Perspektif Epistemologi

Setelah semua kepercayaan antropologis (tradisi, sihir, mistis-magis) lenyap,

peraran ilmu pengetahuan terasa amat menentukan. Semua gejala alam dapat

dijelaskan melalui ilmu pengetahuan. Ada 4 (empat) hal pokok dari ilmu pengetahuan

yang menjadi sebab berakhirnya kepercayaan-kepercayaan tradisional yaitu:

1. Pengamatan lawan otoritas: ilmu pengetahuan sungguh didasarkan pada

pengamatan dan pengalaman (studi evidensi) akan gejala-gejala alam dan sosial.

Dalam sejarah ditemukan banyak bukti bagaimana orang tinggalkan otoritas,

tradisi atau pendapat umum (Thelas dan teman-teman dengan arche yang menjadi

dasar jadinya bumi atau universum, protestantisme di Eropa, dan motif ini

merupakan motif dasar para ilmuan).

2. Otonomi dunai fisik: alam adalah sesuatu yang otonom dan memiliki hukumnya

sendiri. Tidak ada pengaruh roh-roh halus, suanggi, dukun, dewa, dan lain-lain.

3. Konsep tujuan disingkirkan: ilmu pengetahuan hanya mengenal sebab efisien

dari suatu peristiwa (beda dengan agama). Bagi ilmu pengetahuan masa lampau

menjadi lebih penting dari pada masa depan sebagai tujuan atau akhir.

4. Tempat manusia dalam alam:

a. Dari segi kontemplasi: yang memberikan penglihatan bahwa ilmu pengetahuan

merendahkan manusia. Kalau agama-agama menempatkan bumi dan manusia

sebagai pusat alam semesta, ilmu pengetahuan justru mengatakan bahwa

manusia tidak memiliki arti besar dalam tata alam semesta.

b. Dari segi praktisi: ilmu pengetahuan memungkinkan manusia berbuat banyak

(mengangkat manusia). Manusia justru menjadi lebih berkuasa dan ilmu

pengetahuan meningkatkan kesadaran berkuasa manusia tersebut.

Tuntutan bagi seorang ilmuan adalah taat pada rasio dan pengembangan diri

sesuai dengan tuntutan masyarakat ilmiah. Ciri-ciri utamanya adalah:

1. keinginan untuk mengetahui fakta penting dan tidak menerima begitu saja isu-isu

yang menyenagkan. Siap membuka diri bagi kebenaran-kebenaran penting lainnya.

Tentu ini berbeda dengan kehadiran anda sebagai penganut agama atau

kepercayaan yang fanatik. Seorang ilmuan bukannya seorang fanatik yang

mengandung dan melahirkan kebencian ras, suku, dan agama.

2. Menjunjung tinggi keterbukaan yang selalu didasarkan pada pengamatan dan

pengalaman konkret (probabilitas) demi cinta dan kejuruan ilmiah.

Ada beberapa model sientasasi kehidupan politis untuk mengurangi dominasi

kekuasaan yang historis dan despotis, yaitu:

1. Teknik ilmiah dan kekuasaan

Teknik ini memiliki hubungan yang sangat erat, sebagai contoh dapat kita

ambil yakni, oligarki dan perang. Pengertian oligarki adalah sistem pemerintahan

dengan kekuasaan tertinggi ada dalam tangan kelompok orang yang memiliki

paham atau keyakinan tersendiri. Oligarki muncul berdasarkan keyakinan yang

kuat pada prinsip-prinsip dasar yang tidak boleh diganggu (misalnya Nazi di

Jerman, Komunisme di Cina dan Rusia pada masa lalu). Di sana tidak ada

kebebasan pendapat dan pers. Semua teknik ilmiah diguakan untuk mengawasi

pendapat orang, misalnya mereka menguasai sekolah, pabrik, alat-alat komunikasi,

sistem perekonomian, dan lain sebagainya.

Perang adalah praktik kekuasaan dengan maksud mengalahkan dan

menghancurkan seluruh potensi musuh. Urusan perang dengan ilmu pengetahuan

berkaitan sangat erat, terutama nampak dalam peralatan perang untuk

menghancurkan kekuatan lawan, misalnya peluru kendali, senjata kimia-biologis,

gas-gas beracun, bom atom dan lain-lain. Namun teknik persenjataan juga

diimbangi dengan kemajuan ilmu kedokteran.

Terdapat 2 (dua) unsur pokok pemecahan masalah dalam penerapan ilmu

pengetahuan, agar tidak salah digunakan dalam kehidupan dan menjaga kebenaran

dan kedamaian dimuka bumi:

1. apa prinsip masyarakat baru yang menjanjikan kebebasan dari kehancuran?

2. apa ketelibatan konkret para ilmuan dalam menata kehidupan politis yang

membebaskan?

Dari dua pilihan tersebut diatas, masyarakat demokratis kiranya merupakan

pilihan yang paling utama demi menjamin ketenangan manusia pada umumnya.

Ada tiga urgensi utama dari penerapan demokrasi dalam masyarakat ilmiah

agar:

1. individu melihat dirinya berguna,

2. terlindung dari kemalangan dan jaminan sosial yang harus diterima, dan

3. berkesempatan untuk berinisiatif dan tidak merugikan orang lain.

Juargen Habermas mengemukakan 3 (tiga) model hubungan kerja dalam

mengambil keputusan:

1. Model desisionistik (pertimbangan kepentingan)

Dalam model ini keputusan terakhir dalam bidang publik ada dalam tangan

para penguasa yang pada dasarnya lebih memberikan perhatian pada konflik

kepentingan dan nilai.

2. Model teknokratis

Model ini mengunggulkan peran ilmuwan yang profesional. Kekuasaan

terletak pada para ilmuwan bukan pada pemegang kekuasaan. Teknik dan praktik

harus bisa dipertemukan. Karena itu perlu ada diskusi anatar dua kelompok dalam

pengambilan keputusan.

3. Model pragmatis

Model ini menuntut suatu interaksi antara ilmuwan dan politisi dalam diskusi

yang dilengkapi dengan informasi dan pertimbangan-pertimbangan ilmiah. Model

ini paling mendekati tuntutan bagi demokratisasi.

D. Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat Dalam Perspektif Axiologi

Ilmu pengetahuan bisa membuat manusia tahu tentang banyak hal, namun

juga secara pragmatis manusia dapat berbuat banyak hal. Lewat teori-teori manusia

juga mampu membuat prediksi akan munculnya akibat setelah tahu sebab-sebabnya.

Lewat teori-teori tersebut manusi dapat mengambil tindakan-tindakan antisipatif.

Seperti gejala gunung api yang akan meletus, kita tidak mampu menggagalkan atau

mencegah letusan tersebut, melainkan segera mengambil tindakan antisipatif untuk

mengungsi ke tempat lain yang lebih aman.

Demokrasi menjadi urgen kalau kita ingin agar individu terlindung dari

tendasi-tendasi teknis yang memperbesar kemungkinan individu untuk menjadi

komponen mesin.

Hubungan antara ilmuan dan politisi adalah dalam hal wewenang mengambil

keputusan-keputusan publik. Dalam model desisionistik (pertimbangan kepentingan).

Manfaat kerjasama adalah kaitan era antara nilai/ kepentingan dan teknik yang dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan atau kepentingan itu (keputusan di luar

diskusi publik).

Pada model teknokratis memberikan manfaat dimana para pemegang

kekuasaan tergantung pada para ilmuwan. Para ilmuan yakin bahwa hanya ilmu

pengetahuanlah yang dapat memecahkan berbagai masalah teknis dan praktis di

lapangan.

Manfaat model pragmatis dimana para ilmuan didorong oleh kaum politisi

untuk memikirkan kebutuhan-kebutuhan praktis masyarakat. Model ini paling

mendekati tuntutan bagi demokratisasi.

Ilmu pengetahuan dalam hidup berguna dan bermanfaat bagi intelektual,

sosial praktis, dan watak intelektual dalam praktik hidup manusia di muka bumi ini.

Sedangkan ilmu pengetahuan dan politik memberikan manfaat dalam teknik

ilmiah dan kekuasaan, demokrasi, serta peran ilmuan dalam dominasi penguasaan

serta kontrol terhadap masyarakat.