CONCEPT PAPER

download CONCEPT PAPER

of 48

description

CONCEPT PAPERPERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN DAS CILIWUNG SECARA TERPADUKOLABORASI LINTAS SEKTOR DAN TRANS KNOWLEDGE

Transcript of CONCEPT PAPER

  • CONCEPT PAPER PERLINDUNGAN DAN

    PENGELOLAAN DAS CILIWUNG SECARA TERPADU KOLABORASI LINTAS SEKTOR DAN TRANS KNOWLEDGE

    Kolaborasi KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP KEMENTERIAN PU BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI BAPPENAS KEMENTERIAN KOORDINASI KESEJAHTERAAN RAKYAT KEMENTERIAN KEHUTANAN PEMERINTAH DAERAH BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PLATFORM NASIONAL PRB YAYASAN DANA MITRA LINGKUNGAN

  • Daftar isi BAGIAN I Latar Belakang Isu dan Permasalahan Kondisi Perairan di Indonesia Kebijakan Pengelolaan Sungai dan Kualitas Air Karakteristik dan Tipologi DAS Ciliwung Agenda dan Arahan Pembangunan DAS Ciliwung Program dan Kegiatan di DAS Ciliwung Kerangka Pikir dalam Concept Paper BAGIAN 2 Program dan Kegiatan di DAS Ciliwung Program dan Arahan Antar Sektor (IdentiNikasi Stakeholders) Praktik Nyata di DAS Ciliwung Kendala Program dan Kegiatan di DAS Ciliwung BAGIAN 3 Rencana Kegiatan ke Depan Pembelajaran dari Berbagai Kasus di Dunia Knowledge Management Center untuk

    Pengelolaan DAS Ciliwung Dukungan Sistem Informasi Teknologi dan Database yang Terintegratif Simulasi Skenario ke Masa Depan DAS Ciluwung Strategi ke Depan Pengelolaan DAS Ciliwung BAGIAN 4 Agenda Nasional DAS Ciliwung Valuasi Sumberdaya Alam DAS Ciliwung Edukasi ke Masyarakat: Menyuarakan Informasi ke Publik DAS Ciliwung Cross Cutting Issues: Ketahanan Pangan, Tata Ruang, Pemberdayaan Masyarakat, dan Ketersediaan Energi Kolaboratif Pilot Project Fase Awal: Masjid Istiqlal Fase Awal: Kanal Banjir Timur Fase Awal: Kalibata Estate Fase Awal: Kampung Pulo Fase Awal: MT. Haryono DML + Danone AQUA + KLH + Komunitas

  • Latar Belakang Sungai Ciliwung merupakan salah satu dari 13 (tiga belas) sungai prioritas nasional 2010-2014. Berdasarkan data kerusakan ekosistem sungai pada 13 prioritas sungai tersebut umumnya telah mengalami penurunan tutupan hutan di wilayah DAS dan turunya status mutu air menjadi tercemar ringan hingga berat. Data tahun 2000-2010 presentase jumlah penduduk populasi yang bermukim di sepanjang sungai semakin meningkat. Jika Ppada tahun 2000 sebesar 11,4%, dan maka pada tahun 2010 sebesar 24,5%. Hal ini Populasi yang terus bertambah ini menimbulkan dampak lingkungan berupa penurunan kualitas air sungai akibat berbagai limbah. Tiga sumber pencemar utama Sungai Ciliwung berasal dari limbah domestik, industri, dan peternakan (KLH, 2012). Persoalan lingkungan di Sungai Ciliwung, pada gilirannya sepertinya sudah kian menjadi permasalahan yang cukup kompleks.; Berbagai pihak ---mulai dari masyarakat secara mandiri, kementerian dan kelembagaan, pihak swasta, lembaga swadaya masyarakat, hingga pada tataran nasional dan internasional--- telah berupaya untuk menawarkan solusi dan melakukan kegiatan perbaikan lingkungan, mulai dari masyarakat secara mandiri, kementerian dan kelembagaan, pihak swasta, lembaga swadaya masyarakat, hingga pada tataran nasional dan internasional.

  • Upaya membenahi DAS Ciliwung sebaiknya dimulai dari dengan melihat sungai sebagai aset untuk kehidupan. Selain itu, interaksi masyarakat yang mayoritas bekerja di bidang sektor informal seringkali hanya menjadi obyek dalam program pembenahan lingkungan. Interaksi masyarakat tersebut harus melihat dari aspek kehidupan dan penghidupannya yang terkait dengan aset, akses, dan aktivNitasnya. Bagaimana akses masyarakat terhadap sumberdaya alam dan pasar termasuk Ciliwung dan sekitarnya, bagaimana mereka mempunyai/mengelola aset untuk kehidupannya, dan bagaimana aktiNitas mereka dalam melangsungkan hidupnya di sekitar Ciliwung. Pendekatan ini yang hingga sekarang masih belum banyak disentuh.

  • Tujuan Kegiatan 1 Menyusun Concept Paper yang terintegrasi dan kolaboratif bersama berbagai pihak dalam membangun sinergi dan komitmen bersama untuk menjawab permasalahan DAS Ciliwung; 2 Mendokumentasikan dan menganalisis beberapa kegiatan dan program yang telah dilakukan di DAS Ciliwung; terkait dengan pola, konsep, hingga tataran implementasinya; 3 Menyerahkan alternatif rancangan DAS Ciliwung di masa depan berbasis pada ilmu pengetahuan (knowledge based), data base dan sistem yang terintegrasi, skenario perencanaan, serta strateginya; dan 4 Mengelola program kegiatan dukungan di DAS Ciliwung secara integratif, kolaboratif, serta berkomitmen bersama dalam upaya menjadikan Agenda Nasional DAS Ciliwung.

  • Capaian Kegiatan 1 Concept paper berupa proposal secara terpadu yang berkolaborasi bersama kementerian dan kelembagaan lain untuk DAS Ciliwung; 2 Rumusan usulan kegiatan untuk berintegrasi bersama melalui Knowledge Management Center untuk DAS Ciliwung; 3 Menyepakati rancangan Pilot Project sebagai program kerja bersama di DAS Ciliwung; dan 4 Strategic Planning pengelolaan masa depan DAS Ciliwung secara umum.

  • Isu dan Permasalahan Kondisi Perairan di Indonesia

    Isu-isu strategis lokal/regional dengan mengikuti arahan pengelolaan sumber daya air !1. Konservasi Sumber Daya Air,!2. Pendayagunaan Sumber Daya Air,!3. Pengendalian Daya Rusak Air,!4. Sistem Informasi Sumber Daya Air,!5. Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia Usaha (termasuk

    peran Institusi yang mengelola sumber daya air), dan!6. Integrasi kebutuhan untuk Penataan Sumber Daya Air dengan Penataan Ruang.!

  • Pemerintah Indonesia pada saat ini belum mempunyai strategi nasional untuk mengantisipasi pertambahan penduduk di kawasan perkotaan, baik yang terkait dengan distribusi kependudukan maupun strategi menghadapi tekanan urbanisasi di kota-kota metropolitan dan kota-kota besar !

    Pemerintah kota bukan saja secara managerial tidak siap tetapi juga tidak didukung dengan knowledge based yang memadahi untuk mengelola problematika urbanisasi yang kompleks., maupun menanggulangi berbagai dampak negatifnya seperti dampak lingkungan dan dampak sosial dari proses urbanisasi (Jo Santoso, 2014).!

    Konsep dasar kota sebagai DAS beranjak dari pemahaman bahwa perkembangan kota harus dirancang, diimplementasikan dan dikembangkan dengan fungsi sebagaimana fungsi DAS sebelumnya. Kota tidak boleh melulu menjadi beban dalam konteks fungsi DAS secara keseluruhan. !

    Kota dimana banyak penduduk banyak manusia yang hidup disitu, justru mempunyai kemampuan bidang, peraturan, informasi, finansial dan kemampuan sosial masyarakat perkotaan untuk menjadikan kota yang bersangkutan, atau lingkungan kota yang bersangkutan sebagai layaknya DAS. Masyarakat di daerah perkotaan tidak justru berperilaku bebas yang bertentangan dengan perilaku DAS yang seharusnya dalam merespon seluruh input yang masuk ke DAS yang bersangkutan (Agus Maryono, 2014)!

  • Kebijakan Pengelolaan Sungai dan Kualitas Air

    Kebijakan pengelolaan sungai dan kualitas air di Indonesia banyak tertuang dalam bentuk undang-undang, peraturan, keputusan menteri, maupun peraturan menteri. Pada dasarnya berbagai kebijakan tersebut sudah lama diberlakukan di Indonesia dengan berbagai aspek aturan yang mengikat. Namun pada umumnya dalam implementasi kurang optima, sehingga peraturan dan perundangan yang ada belum berhasil menjawab permasalahan yang terjadi. !

    !

    Peraturan dan Regulasi!

  • Year 2000 Year 2005 Year 2007 Year 2008

    Realita Lapangan mengenai Tutupan Lahan Sekitar Sungai CILIWUNG

    [sumber: KLH, 2014]

    Karakteristik dan Tipologi DAS Ciliwung

  • DAS Ciliwung dalam kajian ini mengacu pada pewilayahan DAS yang digunakan oleh PUSAIR Kementerian Pekerjaan Umum, memiliki luas + 52.299,601 Ha. Secara administrasi DAS Ciliwung mencakup wilayah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok (Propinsi Jawa Barat); dan Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dengan muara di Ancol Teluk Jakarta DKI. !

    Mengacu pada hasil perhitungan, kepadatan penduduk Kota Jakarta Barat mempunyai kepadatan tertinggi dengan 468 orang/ha untuk kepadatan rata-rata dan 586 orang/ha untuk kepadatan per permukiman.!

    Sungai Ciliwung telah mengalami pencemaran, berdasarkan peruntukannya, saat ini berada pada Kelas IV. Hal ini berarti air Sungai Ciliwung hanya dapat digunakan untuk menyiram tanaman saja. Sumber pencemaraan Sungai Ciliwung berasal dari limbah domestik, limbah industri, limbah pertanian dan limbah peternakan. Paragraf ini tidak spesifik menyebut tahun sensus. Selain itu, paragraph ini sepertinya tidak relevan dengan paragraf sebelum dan sesudahnya.!

  • DAS Bagian Hulu!DAS Ciliwung bagian hulu, merupakan daerah pegunungan dengan topografi berbukit sampai bergunung. Di bagian hulu paling sedikit terdapat 7 Sub DAS, yaitu: Tugu, Cisarua, Cibogo, Cisukabirus, Ciesek, Ciseuseupan, dan Katulampa (BRLKAT Citarum Ciliwung, 2003). Bagian hulu dicirikan oleh sungai pegunungan yang berarus deras, bentuk lembah V. Kemiringan lereng di dominasi oleh kemiringan di atas 25%, bahkan banyak pula kawasan yang mempunyai kemiringan lereng lebih dari 40%. Karakteristik litologi batuan dan kelulusan di hulu menyebabkan kawasan ini banyak ditemukan mata air. !

    DAS Bagian Tengah!Bagian tengah merupakan daerah bergelombang dan berbukit-bukit dengan variasi elevasi antara 100 m sampai 300 m dpl. Di bagian tengah terdapat dua anak sungai, yaitu: Cikumpay dan Ciluar, yang keduanya bermuara di Sungai Ciliwung. Bagian tengah Ciliwung didominasi area dengan kemiringan lereng 2-15%.!

    DAS Bagian Hilir!Bagian hilir merupakan dataran rendah bertopografi landai dengan elevasi antara 0 m sampai 100 m dpl. Bagian hilir didominasi area dengan kemiringan lereng 0-2 %, dengan arus sungai yang tenang. Bagian lebih hilir dari Manggarai dicirikan oleh jaringan drainase, yang sudah dilengkapi dengan Kanal Barat sebagai penangkal banjir berupa saluran kolektor. Dalam kondisi demikian batas DAS menjadi tidak tegas. !

  • Agenda dan Arahan Pembangunan DAS Ciliwung

    Sesuai dengan target sasaran MDGs untuk penyediaan air minum pada tahun 2015 (tingkat nasional) cakupan pelayanan air perpipaan di perkotaan adalah 69%, sedang di pedesaan 54%. !

    Indonesia perlu memenuhi produksi pangan sesuai dengan RPJM! Kebutuhan energi listrik mengalami peningkatan setiap tahunnya! Kebijakan Umum, terdiri dari: !

    1. Peningkatan koordinasi dan keterpaduan pengelolaan sumber daya air!

    2. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya terkait air!

    3. Peningkatan pembiayaan pengelolaan sumber daya air!4. Peningkatan pengawasan dan penegakan hukum!

  • Kebijakan Peningkatan Konservasi Sumber Daya Air Secara Terus Menerus, terdiri dari:!1. Peningkatan upaya perlindungan dan pelestarian sumber air!2. Peningkatan upaya pengawetan air!3. Peningkatan upaya pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air!!

    Kebijakan Pendayagunaan Sumber Daya Air untuk Keadilan dan Kesejahteraan Masyarakat, terdiri dari:!1. Peningkatan upaya penatagunaan sumber daya air!2. Peningkatan upaya penyediaan sumber daya air!3. Peningkatan upaya efisiensi penggunaan sumber daya air!4. Peningkatan upaya pengembangan sumber daya air!5. Pengendalian Pengusahaan sumber daya air!

    Kebijakan Pengendalian Daya Rusak Air dan Pengurangan Dampak, terdiri dari:!1. Peningkatan upaya pencegahan!2. Peningkatan upaya penanggulangan!3. Peningkatan upaya pemulihan!

  • Kebijakan Peningkatan Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air, meliputi:!1. Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam perencanaan!2. Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pelaksanaan!3. Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengawasan!!

    Kebijakan Pengembangan Jaringan Sistem Informasi Sumber Daya Air (SISDA) dalam Pengelolaan Sumber Daya Air!1. Peningkatan kelembagaan dan sumber daya manusia dalam pengelolaan

    SISDA!2. Pengembangan jejaring SISDA!3. Pengembangan teknologi Informasi!

  • Kerangka Pikir dalam Concept Paper

    Leading actor yang mampu menghadirkan dimensi konsep pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), dan praktek (practice) menjadi satu kesatuan yang terintegrasi dan transdisipliner harus terbangun. Pengelolaan yang terpadu dari hulu hingga hilir, menyangkut berbagai aspek, baik fisik, biotik, sosial ekonomi, dan kultural perlu melibatkan semua pihak dalam berkarya untuk Ciliwung juga belum cukup berhasil. Berkaitan dengan hal tersebut, maka diperlukan suatu upaya bersama (kolaborasi) untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di DAS Ciliwung.!

    Kementerian Lingkungan Hidup, telah menyelenggarakan berbagai kegiatan, termasuk workshop untuk membentuk jejaring, memperkuat jaringan, dan menjaga jaringan secara bersama dalam rangka mengantisipasi permasalahan lingkungan yang terkait erat dengan permasalahan tata ruang, permasalahan masyarakat, hingga persoalan kebencanaannya. !

  • Program dan Kegiatan di DAS Ciliwung

    Reboisasi dan penghijauan pada lahan kritis (hutan dan non-hutan)! Pengembangan wanatani (agro forestry) di luar kawasan hutan! Pembangunan waduk dan dam pengendali! Pengelolaan teknik konservasi tanah dan air terpadu berwawasan

    lingkungan dengan pemberdayaan masyarakat serta pendampingan pada DAS Hulu dan lahan miring/pegunungan.!

    Pengendalian erosi dengan bangunan teknik sipil berbasis lahan dan alur sungai!

  • Kegiatan konservasi sumber daya air terdiri dari lima lembaga pemerintah antara lain:!1. Kementerian Pekerjaan Umum (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air), !2. Kementerian Kehutanan (Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan

    Perhutanan Sosial), !3. Kementerian Pertanian (Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Produksi

    Pertanian), !4. Kementerian Lingkungan Hidup (Asisten Deputi Urusan Pengendalian Sungai

    dan Danau), !5. Kementerian Dalam Negeri (Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah,

    Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Desa). !

  • Prokasih (Program Kali Bersih). Prokasih dicanangkan pada tahun 1989 di Surabaya dengan sasaran 18 (delapanbelas) sungai utama yang berada di 8 (delapan) provinsi. Prokasih merupakan program pemerintah pusat (Kementerian Lingkungan Hidup) yang dalam pelaksanaannya di daerah didelegasikan kepada pemerintah provinsi. Gubernur sebagai penanggung jawab akan membentuk Tim Pelaksana Prokasih yang anggotanya terdiri dari unsur Pemda, Pemkab/kota, Perguruan Tinggi/PSL, Dinas terkait dan LSM serta media.!!Proper (Program Penilaian Kinerja Perusahaan). Sebagai tindak lanjut Prokasih pada tahun 1995 dicanangkanlah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan yang disingkat dengan Proper. Proper merupakan pengembangan Prokasih yang diarahkan untuk proses penataan industri yang terdiri atas beberapa program yang dikemas dalam Proper.!

  • 6 (enam) program penataan sungai Ciliwung, terdiri atas:!1. Program pengendalian/rehabilitasi pencemaran air;!2. Program pengendalian kerusakan lingkungan (banjir dan

    kekeringan);!3. Program penataan ruang;!4. Program kebijakan publik;!5. Program pemberdayaan masyarakat (peningkatan peran

    masyarakat);!6. Program penguatan kelembagaan.!

  • Kendala Program dan Kegiatan di DAS Ciliwung

    Beberapa permasalahan yang telah diidentifikasi adalah (KLH, 2014)!1. Peningkatan volume limbah yang berbanding lurus dengan peningkatan jumlah penduduk,

    akan meningkatkan beban pencemaran pada DAS Ciliwung!2. Konsentrasi senyawa pencemar sangat bervariasi, hal ini disebabkan karena sekitar 80% lair

    imbah merupakan limbah domestik yang berasal dari kegiatan permukiman (real estate), rumah makan (restauran), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama, yang meliputi limbah buangan kamar mandi, toilet, dapur dan air bekas pencucian pakaian.!

    3. Ketidakmampuan ekonomi masyarakat sekitra DAS Ciliwung untuk dapat menyediakan sarana sanitasi seperti tempat smapah terpadu, Septic Tank dan IPAL.!

    4. Masyarakat di sekitar DAS Ciliwung belum memiliki sarana pengelolaan limbah domestik yang memadai!

    5. Adanya kebiasaan masyarakat disekitar DAS Ciliwung yang membuang limbah secara langsung kelingkungan perairan, tanpa melakukan pengolahan terlebih dahulu.!

    6. Kurangnya kesadaran masyarakat disekitar DAS Ciliwung untuk tidak membuang sampah pada badan sungai.!

    7. Partisipasi masyarakat dalam upaya pengendalian pencemaran DAS Ciliwung pada umumnya masih tergolong rendah.!

    8. Meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat disekitas DAS Ciliwung mendorong peningkatan volume limbah yang dihasilkan.!

    9. Adanya perubahan tata guna lahan akibat alih fungsi lahan yang tidak terkendali dan tidak dibarengi dengan adanya penyadaran kepentingan budaya bersih.!

  • 10. Masih sedikitnya masyarakat disekitar DAS Ciliwung yang memahami dan menguasai teknologi pengolahan air limbah.!

    11. Di kota-kota sekitar DAS Ciliwung yang masih banyak ditemukan sumber air bersih dengan mudah, biaya untuk peningkatan kualitas limbah domestik dirasakan masih relatif besar jika dibandingkan dengan pengambilan air bersih langsung dari sumbernya!

    12. Perkembangan pembangunan sarana pengelolaan air limbah domestik secara terpusat sangat lamban, bahkan lebih lamban dari pada pertumbuhan penduduk. Dengan demikian, maka dari waktu ke waktu beban pencemaran yang masuk ke lingkungan akan semakin besar.!

    13. Belum dilakukan penanganan yang serius terhadap kondisi pencemaran di DAS Ciliwung, sehingga dikawatirkan tingkat kualitas lingkungan DAS Ciliwung akan semakin menurun terus.!

    14. Pengelolaan DAS Ciliwung masih merujuk pada wilayah administratif padahal sungai secara alamiah merupakan sebuah satu kesatuan, model pengelolaan ini menimbulkan kecenderungan perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan serta pengendalian tidak dilakukan secara terpadu.!

    15. Strategi penanggulangan pencemaran air baru hanya dititikberatkan pada industri saja, belum terhadap pencemaran yang disebabkan limbah domestik.!

    16. Terputusnya keberlanjutan program pengelolaan lingkungan, terutama program pengendalian pencemaran DAS Ciliwung.!

    17. Belum dilaksanakannya pengendalian pencemaran llingkungan secara terpadu dan sistimatis!18. Pelaksanaan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam pengelolaan limbah baru sebatas penyediaan

    septic tank untuk lingkungan perumahan mereka sendiri dan hal ini hanya berlaku pada masyarakat yang tinggalnya jauh dari bantaran sungai, sedangkan untuk masyakat yang tinggal di pinggir sungai bisa dilihat hampir semua mengarahkan buangan limbah rumah tangganya langsung ke sungai tanpa dilakukan penyaringan terlebih dahulu.!

    19. Belum sinerginya antar lembaga dalam pelaksanaan program pengendalian pencemaran DAS Ciliwung.!20. Minimnya informasi lingkungan terkait dengan pengendalian pencemaran DAS Ciliwung yang dapat

    diakses masyarakat.!

  • Rencana Kegiatan ke Depan Pembelajaran dari Negara lain

    untuk CIliwung!

  • Knowledge Management Center untuk Pengelolaan DAS Ciliwung

    Knowledge Management merupakan proses pengumpulan untuk menemukan, mendapatkan, menciptakan, memulihkan, menyebarkan serta memanfaatkan suatu pengetahuan. Hal tersebut bertujuan untuk mengkombinasikan suatu data dan informasi dengan kreatifitas dan inovasi kebutuhan manusia. Pengetahuan merupakan fakta, perasaan ataupun pengalaman yang diketahui oleh seseorang atau grup. !

    Knowledge management merupakan suatu konsep yang dikenalkan oleh Ikujiro Nonaka dan Hirota Takeuchi. Mereka memperkenalkan explicit knowledge (pengetahuan yang telah dituliskan, didokumentasikan atau dibukukan) yang dikombinasikan dengan tacit knowledge (pengetahuan yang masih terdapat pada pemikiran atau kepala manusia, berdasar pengalaman). Dengan adanya kombinasi tersebut, knowledge atau pengetahuan itu dapat dimodelkan dengan sebutan SECI Model, yakni Socialization, Externalization, Combination serta Internalization. Dengan bersosialisasi dapat berbagi dengan komunikasi face to face dengan berbagi pengalaman (tacit to tacit) secara informal. !

  • Ide Knowledge Management Center on Natural Resources Development

    Knowledge

    Skills Practice

    mengkombinasikan antara Knowledge - Skills Practice - Policy!dengan melibatkan berbagai multipihak untuk menyelesaikan

    berbagai dimensi permasalahan yang ada!

    Policy!

  • Knowledge Management

    Center

    Stakeholders Pemerintah, Pihak Swasta, NGOs,Perguruan Tinggi

    Masyarakat mengkombinasikan ide-ide dan kegiatan, program, dan kebijakan dari berbagai multipihak dan antar wilayah administrasi dan bio

    eko-region untuk berkarya PERLU ADA KOMITMEN & SINERGI PADA TATARAN PARA PEMBUAT KEBIJAKAN DAN PELAKU

    PROGRAM untuk PERMASALAHAN secara spesifik!

  • Dukungan Sistem Informasi Teknologi dan Data Base yang Terintegratif

    Beberapa isu utama yang terkait dengan Sisitem informasi dan data base ynag terintegrasi adalah:!

    1. Basis data pada jaringan informasi antar instansi dalam WS belum terintegrasi;!

    2. Sebagian SOP untuk pemuktahiran sistem informasi dan data base, pemantauan dan evaluasi sudah disusun, namun pelaksanaan belum optimal, masih perlu dilengkapi;!

    3. Sistem informasi dan data base belum digunakan sebagai alat dalam perencanaan dan anggaran.!

  • Tantangan berikutnya yang akan dihadapi oleh instansi pengumpul data adalah bagaimana menganalisa dan mengkombinasikan data yang sudah dikumpulkan menjadi suatu keluaran atau hasil yang dapat meningkatkan kinerja instansi itu sendiri atau instansi lain secara signikan. Gambar di bawah menunjukkan tingkat informasi secara hirarkis!

    !

  • Strategi ke Depan Pengelolaan DAS Ciliwung

    Kota sebagai DAS adalah mengambalikan fungsi kota sebagaimana fungsi DAS sebelum kota itu muncul. Bagaimana konsep-konsep DAS itu bisa gayut dengan konsep-konsep perkembangan kota dalam arti yang lebih luas dan bagaimana kota itu bisa dibangun mencontoh fungsinya seperti fungsi DAS sebelumnya. !

    Mewujudkan parameter DAS di dalam kota, seperti parameter ketersediaan flora dan fauna, ekosistem sungai alami, infiltrasi penyerapan air produksi O2, iklim mikro dan lain sebagainya. !

    Dalam konsep kota sebagai DAS parameter-parameter tersebut harus muncul dan harus dikembangkan, sehingga meskipun dia adalah sebuah kota namun fungsi kota itu benar-benar dipertahankan menyerupai fungsi DAS. !

  • Agenda Nasional DAS Ciliwung Edukasi ke Masyarakat: Menyuarakan Informasi ke Publik di DAS Ciliwung !

    Sejauh ini, pendekatan komunikasi terpadu, bisa dikatakan, belum banyak dikembangkan dalam usaha untuk mengatasi persoalan DAS Ciliwung. Padahal, pendekatan kpmunikasi terpadu, memungkinkan masyarakat yang tinggal di kawasan sekitar DAS Ciliwung mulai dari Hulu hingga ke Hilir, bisa mendapatkan masukan informasi yang utuh, tepat, akurat, dan sama kadar dan kualitasnya terkait dengan kondisi DAS Ciliwung sesungguhnya. !

    Kesamaan pemahaman itu, setidaknya, bisa lebih memudahkan seluruh organisasi, baik pemerintah maupun organisasi berbasis komunitas dan lembaga swadaya masyarakat, yang peduli pada upaya perbaikan kondisi DAS Ciliwung untuk secara bersama-sama mengembangkan pendekatan partisipatif yang melibatkan masyarakat dalam usaha memperbaiki kondisi DAS Ciliwung bagi penciptaan kualitas lingkungan dan sumberdaya yang lebih sehat, bermanfaat, dan berkesinambungan, serta mereduksi potensi resiko bencana yang selama ini ada. !

  • Cross Cutting Issues: Ketahanan Pangan, Tata Ruang, Pembrdayaan Masyarakat, dan

    Ketersediaan Energi

    Ketahanan Pangan!

    !

    Indonesia perlu memenuhi produksi pangan sesuai dengan RPJM, karena dalam situasi dunia yang tidak menentu impor beras dan pangan lain tidak terjamin tiap tahun. Produksi beras di WS 2 Ci relatif kecil dengan produksi 1.577.590 ton pada tahun 2008 atau sebesar 5% total produksi Jawa (32.346.997 ton) dan 2,62% dari produksi total Indonesia (60.325.925 ton). Namun demikian produksi ini akan turun kalau tidak ada kebijakan yang khusus untuk mendukung peningkatan produksi tanaman pangan.!

    !

  • Ketersediaan Energi!

    !

    Kebutuhan energi seperti energi listrik mengalami peningkatan setiap tahunnya, tetapi pembangkit listrik tenaga air masih terbatas. Pembangunan PLTA dengan membangun bendungan memerlukan biaya investasi yang sangat besar, sementara listrik mikro-hidro belum diusahakan secara intensif.!

    Mengingat peningkatan kebutuhan tenaga listrik yang cukup besar, maka perencanaan pembangunan bendungan yang akan datang apabila memungkinkan perlu juga memperhitungkan manfaat tenaga listrik.!

    !

  • Perubahan Iklim!

    Pemanasan global mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan frekwensi maupun intensitas kejadian cuaca ekstrem. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyatakan bahwa pemanasan global dapat menyebabkan terjadi perubahan yang signifikan dalam sistem fisik dan biologis seperti peningkatan intensitas badai tropis, perubahan pola presipitasi, salinitas air laut, perubahan pola angin, mempengaruhi masa reproduksi hewan dan tanaman, distribusi spesies dan ukuran populasi, frekuensi serangan hama dan wabah penyakit, serta mempengaruhi berbagai ekosistem yang terdapat di daerah dengan garis lintang yang tinggi, lokasi yang tinggi, serta ekosistem pantai. Semua masih merupakan prediksi dan belum ada pembuktian ada gejala perubahan iklim di WS 2 Ci !

  • Ketahanan Air!

    !

    Dalam konsep IWRM ketahanan air mencakup perlindungan terhadap sistem sumber daya air yang rentan, termasuk pelayanan air, perlindungan terhadap daya rusak air (banjir dan kekeringan), dan terkait dengan pembangunan berkelanjutan sumber daya air dan menjamin akses masyarakat terhadap fungsi dan pelayanan air. !

    !

  • Tata Ruang!!Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008, kebijakan penataan ruang yang harus dipertimbangkan dan terkait dengan pengembangan WS 2 Ci meliputi:!

    Kebijakan penataan ruang tingkat nasional yang merupakan rencana rinci tingkat nasional berupa Rencana Kawasan Strategis Nasional dan Rencana Kawasan Andalan.!

    Kebijakan penataan ruang tingkat provinsi (berupa Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang WS), yang disetujui Menteri Pekerjaan Umum. !

    Kebijakan penataan ruang skala pulau yang merupakan rencana rinci tingkat nasional (berupa Rancangan Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali). !

    Kebijakan penataan ruang tingkat kabupaten/kota (berupa Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota), perlu disepakati dengan Gubernur dan Menteri Pekerjaan Umum.!

    !

  • Pemberdayaan Masyarakat!!Beberapa isu utama yang terkait dengan pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha yang ditemui di WS 2 Ci antara lain:! Kinerja institusi yang bertanggungjawab dalam pengelolaan sumber

    daya air masih kurang, dan ada tumpang tindih serta kekosongan dalam pembagian peran dan tanggung jawab;!

    Pemangku kepentingan belum aktif berperan, sehingga masih memerlukan dukungan Pemerintah;!

    Potensi peran masyarakat dan peran perempuan dalam pengelolaan sumber daya air perlu diperkuat.!

  • Kebencanaan!!1. Penanganan Banjir!2. Potensi Penanganan Sosial Budaya!3. Penanganan Krisis Air/Kekeringan!4. Penanganan Kerusakan Pantai!5. Penanganan Bencana Tsunami!6. Penanganan Bencana Longsor!!

  • Kolaboratif Pilot Project

    Proyek restorasi sungai Ciliwung segmen Mesijd Istiqlal diharapkan dapat menjadi ttitik awal kebijakan pengelolaan sumber daya air dan proses pengambilan keputusan yang melibatkan anggota masyarakat, pemerintah daerah dan pemerintah pusat dengan target perbaikan kualitas air. Perbaikan kualitas air akan tercapai apabila pada saat bersamaan pengurangan beban pencemaran dari sumber yang ikuti dengan pembersihan sungai melalui pengerukan dilakukan. Proses pengendalian pada saat ini tidaklah cukup hanya melalui pencegahan, penanggulangan tetapi harus disertai dengan upaya pemulihan.!

    Fase Awal: Masjid Istiqlal!!

  • Master plan pemulihan kualitas air sungai segmen mesjid Istiqlal terdiri dari :!

    1. Penyediaan sarana pengolah air limbah domestik dengan kapasitas 500 m3 per hari yang akan mengolah air limbah dan sebagian air sungai di ruas 417 meter yang melintas di halaman depan mesjid Istiqlal.!

    2. Pengerukan lumpur yang berada diruas 417 meter akan mengangkut sebanyak 20.000 m3 endapan yang telah menumpuk didasar sungai akibat erosi lahan di daerah hulu.!

    3. Rekonstruksi ulang sungai yang ada menjadi sungai ekologis dengan penanaman ulang beberapa jenis tanaman yang merupakan tanaman spesifik di ruas tersebut. !

    4. Pembangunan pusat pendidikan masyarakat sebagai bagian promosi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjadi sungai sebagai bagian pemeliharaan ekosistem air.!

  • Pemilihan lokasi percontohan didasarkan pada aksesibilitas dimana mesjid Istiqlal berada pada lokasi ditengah pusat pemerintahan dan berdekatan dengan istana negara.!Citra akan ruas sungai yang hitam dan berbau memberikan gambaran akan kondisi sungai Ciliwung yang tercemar berat dari pencemaran terutama air limbah rumah tangga. Pada tempat ini setiap tahunnya dikunjungi oleh jutaan manusia bahkan tamu negara dari berbagai negara selalu menyempatkan untuk mampir di mesjid terbesar di Asia Tenggara !

  • Fase Awal: Kanal Banjir Timur! Fase Awal: Kalibata Estate! Fase Awal: Kampung Pulo! Fase Awal: MT. Haryono! DML + Danone AQUA + KLH + Komunitas ! ???!