Contoh Laporan Evaluasi Program

32
Contoh Laporan Evaluasi Program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan menjadi tanggung jawab kita bersama baik antara pemerintah maupun masyarakat sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar RI 1945 Pasal 31 ayat (1) yakni memberi hak kepada setiap warga negara Indonesia untuk mendapatkan pengajaran. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7 – 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa Pemerintah dan pemerintah derah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan pendidikan lain yang sederajat. Di bidang pembangunan pendidikan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya baik yang berkaitan dengan peningkatan kuantitas maupun kualitasnya. Dalam prakteknya, upaya itu sering kali menghadapi berbagai kendala. Krisis multidimensi yang terjadi di Indonesia, misalnya disinyalir telah membawa dampak bertambahnya jumlah kelompok masyarakat

Transcript of Contoh Laporan Evaluasi Program

Page 1: Contoh Laporan Evaluasi Program

Contoh Laporan Evaluasi Program

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Penyelenggaraan pendidikan menjadi tanggung jawab kita bersama baik antara

pemerintah maupun  masyarakat sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar RI 1945 Pasal

31 ayat (1) yakni memberi hak kepada setiap warga negara Indonesia untuk mendapatkan

pengajaran.

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan  Nasional

mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7 – 15 tahun  wajib  mengikuti

pendidikan dasar. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa Pemerintah dan pemerintah derah

menjamin  terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa

memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan

tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah,

pemerintah daerah, dan masyarakat. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah

Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh

peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan pendidikan lain yang

sederajat.

Di bidang pembangunan pendidikan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya

baik yang berkaitan dengan peningkatan kuantitas maupun kualitasnya. Dalam prakteknya,

upaya itu sering kali menghadapi berbagai kendala. Krisis multidimensi yang terjadi di

Indonesia, misalnya disinyalir telah membawa dampak bertambahnya jumlah kelompok

masyarakat yang kurang beruntung. Kondisi ini menyebabkan semakin banyak orang yang

tak mampu meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dan merupakan masalah

tersendiri dalam memberikan layanan pendidikan  kepada seluruh lapisan masyarakat.

Sistem pendidikan yang dimungkinkan dapat diterapkan untuk itu adalah sistem

pendidikan terbuka jarak jauh. Karena sistem pendidikan ini diterapkan pada jenjang

pendidikan menengah khususnya SMP, maka kita sebut dengan SMP Terbuka.

Permasalahan dalam pendidikan sangat kompleks. Salah satu alternatif pemecahanya

dimulai dari penemuan konsep SMP Terbuka oleh pemerintah yang diilhami oleh berbagai

aspirasi masyarakat lapis bawah yang disampaikan kepada Departemen Pendidikan Dan

Kebudayaan (sekarang Departemen Pendidikan Nasional).

Page 2: Contoh Laporan Evaluasi Program

Selama lima tahun masa percepatan penuntasan Program Wajb Belajar Sembilan

Tahun, dari tahun 2003-2008 yang lalu, SMP Terbuka telah dapat menampung rata-rata

sekitar 50.000 anak usia 13-15 tahun setiap tahun. Upaya ini merupakan karya besar yang

ditangani secara sungguh-sungguh oleh Kementerian Pendidikan Nasional bersama

pemerintah daerah.

Pada saat ini SMP Terbuka yang operasional berjumlah 2.111 sekolah, memiliki

7.417 lokasi Tempat Kegiatan Belajar (TKB) dengan 248.432 peserta didik secara

keseluruhan. Mereka dilayani 26.248 Guru Bina di Sekolah Induk dan 15.221 Guru Pamong

yang mendampingi dalam pembelajaran siswa sehari-hari di TKB.

Salah satu SMP Terbuka yang ada  di Kota Makassar adalah SMP Terbuka Ujung

Tanah yang sekolah induknya adalah SMP Negeri 7 Makassar yang beralokasi di jalan

Cakalang No. 2 Makassar dengan jumlah TKB (tempat kegiatan belajar) sebanyak 5 TKB.

Sebagai sebuah program layanan pendidikan alternatif, pelaksanaan SMP Terbuka perlu

dievaluasi. Data yang aktual secara kuantitatif maupun kualitatif dapat dijadikan dasar dalam

penetapan keputusan apakah penyelenggaraan program ini perlu perbaikan dan

penyempurnaan atau dihentikan sama sekali.

Salah satu bentuk partisipasi untuk melihat pelaksanaan program SMP Terbuka Ujung

Tanah di Makassar adalah melalui evaluasi terhadap komponen konteks, input, proses dan

produk dari program SMP Terbuka. Dengan harapan bahwa faktor-faktor yang dievaluasi

tersebut dapat memberikan sumbangan berarti terhadap peningkatan efektivitas pelaksanaan

program SMP Terbuka di Makassar, yang nantinya berujung pada peningkatan mutu siswa

SMP Terbuka. 

B.            Tujuan Program

Program SMP Terbuka ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya pemerintah  dalam

mengsukseskan wajib belajar 9 tahun, terutama diperuntukkan bagi peserta didik yang

mempunyai ekonomi lemah.

C.           Sasaran Program

Page 3: Contoh Laporan Evaluasi Program

SMP Terbuka diperuntukkan bagi anggota masyarakat usia sekolah tertutama  bagi

mereka  yang  tidak  mampu  untuk menempuh pendidikan reguler (sekolah umum), baik

karena  kemampuan ekonomi, jarak tempuh, waktu dan lain-lain.

    

 BAB II

Metode Monitoring dan Evaluasi

A.   Jenis dan Pendekatan

Model evaluasi yang digunakan dalam memonitoring program ini adalah model

evaluasi Context-Input-Process-Product (CIPP). Tujuannya adalah untuk  mengumpulkan

informasi yang akurat dalam  pengambilan keputusan lebih lanjut guna memperbaiki dan

meningkatkan kualitas penyelenggaraan program SMP Terbuka  di masa yang akan datang.

Model CIPP digunakan karena dibutuhkan ketersediaan informasi yang akurat dan

menyeluruh.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan didukung pendekatan

kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendapatkan hasil monitoring dan

evaluasi yang mendalam dan komprehensif.  Pendekatan ini digunakan untuk menangani

data-data yang bersifat kuantitatif (angka).

B.     Tahapan monitoring dan evaluasi

Fokus monitoring dan evaluasi berdasarkan tahapan monitoring dan evaluasi Context-

Input-Process-Product dikemukakan sebagai berikut:

a.     Penilaian konteks meliputi profil TKB (tempat kegiatan belajar), latar belakang program SMP

Terbuka Ujung Tanah, faktor geografis-demografis,  dan latar belakang sosial ekonomi dan

pendidikan orang tua siswa.  Informasi yang dikumpulkan digunakan sebagai dasar dalam

pertimbangan program. 

b.    Penilaian input meliputi peserta didik, kurikulum, bahan ajar, guru dan tenaga administrasi

serta sarana belajar. Data dikumpulkan selama tahap penilaian digunakan sebagai pengambil

keputusan.

c.     Penilaian proses adalah kegiatan penilaian selama pelaksanaan  pendidikan. Penilaian ini

berkaitan langsung dengan  pelaksanaan tutorial,  aktivitas belajar, penggunaan media

pembelajaran, kemanfaatan laboratorium, kunjungan kepala sekolah, pemberian jenis tugas, 

fasilitas guru pamong,  dan fasilitas guru bina.

Page 4: Contoh Laporan Evaluasi Program

d.  Penilaian produk/output, berhubungan dengan hasil pelaksanaan program. Penilaian dilakukan

untuk mengetahui sampai seberapa jauh  pelaksanaan program SMP Terbuka di Ujung Tanah

telah berhasil mencapai tujuan berdasarkan kriteria yang ditetapkan, yang meliputi  hasil

belajar peserta didik, nilai rerata dan jumlah kelulusan dalam ujian nasional.

Dasar kegiatan dalam evaluasi program pelaksanaan rintisan SMP Terbuka ini melalui

tahapan-tahapan konteks, input, proses dan produk.  Penggunaan model CIPP dalam evaluasi

program ini karena:

1.         Dengan model CIPP, maka kegiatan evaluasi pelaksanaan program SMP Terbuka Ujung

Tanah dapat dilakukan perbandingan yang mendasar antara data di lapangan dengan standar

yang ditentukan.

2.    Dapat membuat evaluasi dan penilaian tentang pelaksanaan SMP Terbuka dilihat dari

indikator konteks, input, proses dan produk/output.

3.      Dengan model CIPP, indikator konteks, input, proses dan produk/output yang dibandingkan

tidak hanya untuk menentukan apakah ada perbedaan tujuan dengan keadaan sebenarnya,

tetapi juga dibandingkan dengan standar yang ditentukan.

Untuk memudahkan monitoring evaluasi, maka perlu dilihat indikator indikator yang

terdapat dalam konteks, input, proses dan output yang digunakan dalam monitoring evaluasi 

ini, yaitu:

Tabel 1 Indikator-indikator Evaluasi

Konteks Input Proses Output

1. Profil tempat 

belajar

2. Latar belakang

program SMP

Terbuka

3. Faktor geografis

4. Latar belakang

sosial ekonomi dan

pendidikan orang tua

Siswa

(1)  Peserta

didik

(2)  Kurikulum

(3)  Bahan ajar

(4)  Guru dan

      tenaga

     administrasi

(5)  Sarana

      Belajar

1. Pelaksanaan tutorial

2. Aktivitas belajar siswa

3. Penggunaan media

pembelajaran

5. Kunjungan Kep. Sek.

6. Pemberian jenis tugas

7.  Fasilitasi guru pamong

8.  Fasilitasi guru bina

(1)   Hasil belajar

(2)   Nilai rerata

untuk 10

mapel.

(3)   Jumlah

kelulusan

C.    Teknik Pengumpulan Data

Page 5: Contoh Laporan Evaluasi Program

Pengumpulan data bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan sesungguhnya yang

terjadi di lapangan, yang kemudian dibandingkan dengan standar pengelolaan SMP Terbuka

yang telah disusun oleh Pustekom dan Dikmenum sebagai pedoman pelaksanaan.

Subjek informan dalam monitoring evaluasi  ini adalah orang-orang yang mengetahui,

berkaitan dan atau menjadi pelaku dari suatu kegiatan pendidikan, mereka diharapkan dapat

memberikan informasi secara lengkap tentang penyelenggaraan SMP Terbuka.

1.   Kepala Sekolah SMP N 7 Makassar  sebagai penyelenggara SMP Terbuka dan melakukan

supervisi ke Tempat Kegiatan Belajar (TKB).

2.   Guru Bina di SMP Induk yang secara berkala memberikan tutorial kepada siswa di Tempat

Kegiatan Belajar

3.   Guru pamong di Tempat Kegiatan Belajar yang mempunyai tugas membantu siswa belajar

yang dilakukan secara berkala di Tempat Kegiatan Belajar

4.   Peserta didik SMP Terbuka Ujung Tanah

5.   Masyarakat setempat yang peduli dengan adanya Tempat Kegiatan Belajar bagi peserta didik

SMP Terbuka Makassar

6.   Kepala Tata Usaha SMP N 7 Makassar

Tabel 2 Data dan Sumber Data

KOMPONEN ASPEK INDIKATOR SUMBER DATA INSTRUMEN PENGUMPUL DATA

Konteks (1)   Profil tempat      belajar

(2)     Latar belakang program SMP Terbuka

(3)     Faktor geografis- demografis

(4)   Latar belakang sosial ekonomi dan pendidikan orang tua peserta didik

Nama TKB, tahun dibuka, SMP yang membina, alamat TKB, jadwal KBM, pola pembelajaran.

Tujuan, sasaran

Jarak tempat tinggal peserta didik dengan TKB, transportasi ke TKB, waktu tempuh ke TKB

Biaya-pulang pergi ke TKB.Tingkat pendidikan dan ekonomi orang tua dan alasan peserta didik masuk

Kepala Sekolah

Kepala sekolah

Pedoman Pengelolaan SMP Terbuka

Peserta didik

Pedoman wawancara

Pedoman angket

 Analisis dokumen

Pedoman angket

Pedoman angket

Page 6: Contoh Laporan Evaluasi Program

SMP Terbuka.Input (1)  Peserta didik

(2)     Kurikulum

(3)       Bahan ajar

(4)      Guru dan tenaga administra-si

(5)  Sarana     belajar

Jumlah peserta didik, jumlah calon peserta didik, latar belakang peserta didik

Kurikulum yang digunakan

Bahan ajar yang digunakan

Jumlah guru dan tenaga  administrasi

Ruang tempat belajar, ruang perpustakaan khusus, administarsi laboratorium.

Kepala sekolah

Kepala sekolah

Guru pamong

Guru pamong Guru bina

Tempat belajar

Pedoman angket

Pedoman angket

Pedoman angket

Pedoman angket

Pedoman observasi

Proses (1)  Pelaksanaan tutorial

(2)  Aktivitas belajar

(3)  Penggunaan media pembelajar-an

(4)      Kemanfaat-an laboratori-um dan perpustaka-an

(5)      Kunjungan Kep. Sek.

(6)  Pemberian jenis tugas

Tutorial di sekolah induk, konsultasi di TKB,  guru mengajar di TKB.

Belajar mandiri, diskusi antar peserta didik, diskusi peserta didik dengan:  pamong, guru bantu, dan guru binaModul pegangan guru, video pembelajaran, audio pembelajaran, OHP

Penggunaan laboratorium

Kunjungan ke TKB

Tugas mandiri, tugas akhir unit, tugas akhir modul

Guru pamong

Guru bina

Tempat belajar

Guru pamong

Tempat belajar

Guru pamongGuru bina Tempat belajarpeserta didik

Kepala sekolah

Pedoman angket

Pedoman angket

Pedoman observasi

Pedoman angket

Pedoman observasiPedoman angket

Pedoman angketPedoman observasi

Pedoman angket

Pedoman angket

Page 7: Contoh Laporan Evaluasi Program

(7)   Fasilitasi guru pamong

(8)  Fasilitasi guru bina

Menyusun jadwal, membuat alokasi waktu tambahan untuk mata pelajaran yang dianggap sulit oleh peserta didik, memfasilitasi kegiatan diskusi, membuat catatan  segala permasalahan atau kesulitan peserta didik, membuat laporan perkembangan belajar peserta didik

Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik, menjawab pertanyaan langsung dari peserta didik,mengoreksi hasi tes akhir modul, melaksanakan kegiatan tutorial, melakukan penilaian.

peserta didik

Guru pamong

Guru bina

Guru pamong

peserta didik

peserta didik

Guru pamong

Pedoman angket

Pedoman angket

Pedoman angket

Pedoman angket

Pedoman angket

Produk/Output

(1)     Hasil belajar peserta didik

(2)   Nilai rerata peserta didik untuk 11 mata pelajaran.

(3)   Jumlah kelulusan peserta didik

Hasil belajar tes akhir unit, tes akhir modul dan ulangan umum semester.

Nilai rerata peserta didik untuk 11 mata pelajaran.

 Jumlah kelulusan peserta didik dalam UN.

Guru bina

Tempat belajar

 Kepala sekolah

Tempat belajar

Pedoman angket

Analisis dokumen

 Pedoman angket

Analisis dokumen

Page 8: Contoh Laporan Evaluasi Program

Teknik pengumpulan data dalam monitoring  evaluasi ini terdiri dari: (1) wawancara

terbuka dan mendalam; (2) observasi/ pengamatan langsung; dan (2) dokumen tertulis.

Sasaran yang menjadi pengamatan untuk kegiatan monitoring evaluasi  ini meliputi

proses pembelajaran di kelas (sekolah) untuk mengungkap data tentang proses pembelajaran

di sekolah dan kelompok belajar serta ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan di

sekolah dan kelompok belajar.  Sedangkan dokumen yang digunakan dalam penelitian adalah

arsip evaluasi hasil belajar (ujian formatif/sumatif, UN, uji kompetensi) serta data tertulis

lainnya yang dianggap perlu.

D.    Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif, yaitu dengan

mendeskripsikan dan memaknai data dari masing masing indikator komponen konteks, input,

proses dan produk/output yang dievaluasi. Data tersebut dianalisis secara deskriptif

kuantitatif dengan menyajikan hasil perhitungan statistik diskriptif berupa tabel frekuensi dan

presentase yang didapat dari hasil monitoring evaluasi

Untuk memudahkan dalam monitoring evaluasi program, maka diperlukan kriteria

evaluasi.

Tabel 3  Aspek- Aspek dan Kriteria Evaluasi

Page 9: Contoh Laporan Evaluasi Program

Variabel/Objek

Penelitian

Aspek yang Dievaluasi Kriteria Keberhasilan

1.      Peserta Didik

2.      Kurikulum

3.      Kegiatan Belajar

Mengajar

4.      Penilaian hasil

belajar peserta

didik

5.Fasilitas Pendidikan

6.      Ketenagaan

7.      Hasil belajar

  Persyaratan Administrasi

(STTB/NEM) seleksi awal

  Dokumen kurikulum

  Silabi pembelajaran SMP

Terbuka

  Kesesuain materi dengan

kompetensi yang diajarkan

  Persiapan Tutorial

  Interaksi tutorial

  Penggunaan media/modul

pembelajaran

  Penilaian sumatif dan formatif

  Hasil penilaian UN

  Modul Pembelajaran

  Media Pembelajaran

  Administrasi penyelenggaraan

  Fasilitasi guru bina

  Fasilitasi guru pamong

  Penilaian untuk mengetahui hasil

belajar  peserta didik meliputi :

        Tes Akhir Modul (TAM)

        Tes Akhir Semester (TAS )

  Ujian Akhir Nasional (UAN )

  Jumlah kelulusan dalam ujian

Ada persyaratan administrasi

(STTB/NEM)

Terdapat dokumen

kurikulum

Terdapat silabi program

pembelajaran

  Ada hasil kesesuaian materi

dengan kompetensi yang

diajarkan

  Adanya SAP

  Terdapat Interaksi saat

tutorial

  Tutor menggunakan

media/modul pembelajaran

  Adanya hasil penilian

sumatif dan formatif

  Adanya hasil penilian UAN

  Adanya modul

pembelajaran

  Adanya media

pembelajaran

  Adanya administrasi

penyelenggaraan

  Kemampuan pengelolaan

guru bina

  Adanya  guru pamong

  Adanya hasil tes akhir

modul

  Adanya hasil tes semester

  Adanya hasil penilaian

UAN

Page 10: Contoh Laporan Evaluasi Program

BAB III

Hasil Monitoring dan Evaluasi

A.           Komponen Konteks SMP Terbuka Ujung Tanah

1.      Profil Tempat Kegiatan Belajar (TKB)

a.      Profil Umum/Historis

SMP Terbuka Ujung Tanah memiliki 5 TKB yang jumlah siswa pasang surut

berhubung karena berbagai faktor, misalnya lokasi sekolah induk yang terlalu jauh dari TKB,

adanya kerancuan antara guru bina dengan guru pamong.

SMP Terbuka Ujung Tanah bernaung di sekolah induk yaitu SMP Negeri 7 Makassar

yang berlokasi di Jalan Cakalang No. 2 Makassar.

1)      TKB Tabaringan

TKB Tabaringan  merupakan salah satu TKB yang dibina oleh SMP Terbuka Ujung

Tanah. TKB Tabaringan berlokasi di SD  Inpres Tabaringan yang terletak di Jalan Tinumbu

Pasar Cidu  Makassar.    Kegiatan belajar di TKB Tabaringan  menggunakan pola belajar 2 :

4, artinya dalam satu minggu 2 hari belajar dengan tatap muka, dan 4 hari   belajar secara

mandiri dengan bimbingan guru pamong. Kegiatan belajar tatap muka dilaksanakan pada hari

Jum’at dan Sabtu dengan jadwal pelajaran sebagaimana sekolah regular. Kegiatan belajar

dilaksanakan pada sore hari, setelah kegiatan belajar peserta didik kelas reguler selesai.

Selama dua hari tersebut peserta didik belajar secara tatap muka, diajar oleh guru bidang

studi sebagai guru bina. Sedangkan yang 4 hari lainnya mereka belajar mandiri di rumah

tanpa bimbingan atau kendali dari guru pamong, maupun dari guru bina.

Jarak tempat tinggal peserta didik ke sekolah Induk bervariasi, ratra-rata jarak dari

rumah ke Sekolah Induk antara  5 km sampai 10 km. Untuk pergi – pulang dari tempat

tinggal siswa ke Sekolah Induk pada umumnya peserta didik menggunakan angkot sebagai

sarana transportasi. Sedangkan peserta didik yang jaraknya dekat, biasanya berjalan kaki.

Pada umumnya mereka sekali naik angkot sudah sampai di Sekolah Induk. Peserta didik yang

paling jauh jarak dari rumah ke Sekolah Induk, paling banyak tiga kali peserta didik pindah

angkot untuk sampai ke TKB.

TKB Tabaringan   pada tahun ajaran 2011 membina 3  kelas, terdiri dari masing-

masing satu kelas untuk setiap tingkat yaitu kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Jumlah

peserta didik keseluruhan sebanyak 60 orang. Guru Pamong sekaligus penanggung jawab

TKB Tabaringan adalah H Asri . Jumlah guru bina di TKB Tabaringan sebanyak 23 orang.

Page 11: Contoh Laporan Evaluasi Program

2)      TKB Capoa

TKB Capoa bertempat di SD Negeri Bertingkat Galangan II . Sistem pembelajaran di

TKB Capoa menggunakan pola 2 : 4. Siswa di TKB Capoa belajar 2 hari, yaitu hari Jumat

dan Sabtu dengan jadwal pelajaran sebagaimana sekolah induk. Kegiatan belajar

dilaksanakan pada sore hari setelah peserta didik SMP Negeri 7 Makassar pulang. Mereka

belajar secara tatap muka, diajar oleh guru bidang bina dari sekolah tempat TKB

diselenggarakan (SMP Negeri 7), sedangkan yang 4 hari mereka belajar mandiri di rumah

tanpa bimbingan atau kendali dari guru pamong, maupun dari guru bina.

Jarak tempat tinggal siswa ke Sekolah Induk bervariasi, ratra-rata jarak dari rumah ke

Sekolah Induk antara  5 km sampai 10 km. Untuk pergi – pulang dari tempat tinggal peserta

didik ke Sekolah Induk pada umumnya  peserta didik menggunakan angkot sebagai sarana

transportasi. Sedangkan peserta didik yang jaraknya dekat, biasanya berjalan kaki. Pada

umumnya mereka sekali naik angkot sudah sampai di Sekolah Induk. Peserta didik yang

paling jauh jarak dari rumah ke Sekolah Induk, paling banyak tiga kali peserta didik Capoa

pada tahun ajaran 2011 membina 3 kelas, terdiri dari kelas VII satu kelas, kelas VIII satu

kelas, dan kelas XI satu kelas. Jumlah peserta didik keseluruhan sebanyak 56 orang, Guru

Pamong pada TKB Capoa adalah Kamaruddin, S.Pd  Jumlah guru bina  sebanyak 4 orang

yang berasal dari guru SMP Negeri 7 Makassar.

3)      TKB Pannampu

TKB Pannampu  bertempat di SD Negeri Beroanging  Lokasi TKB di jalan Tinumbu

NO. 2 Makassar  Sistem pembelajarannya  menggunakan pola 2 : 4, artinya 2 hari belajar

tutorial tatap muka dan 4 hari belajar mandiri.

Kegiatan belajar di TKB Pannampu  berlangsung 2 hari, yaitu hari Jumat dan Sabtu

dengan jadwal pelajaran sebagaimana sekolah regular berlangsung pada sore hari. Peserta

didik belajar secara tatap muka, diajar oleh guru bina, sedangkan yang 4 hari mereka belajar

mandiri di rumah atau tempat lain.

Jarak tempat tinggal peserta didik ke Sekolah Induk bervariasi, ratra-rata jarak dari

rumah ke Sekolah Induk antara  5 km sampai 10 km. Untuk pergi – pulang dari tempat

tinggal peserta didik ke sekolah Induk pada umumnya  menggunakan angkot sebagai sarana

transportasi. Sedangkan peserta didik yang jaraknya dekat, biasanya berjalan kaki. Pada

umumnya mereka sekali naik angkot sudah sampai di Sekolah Induk. Peserta didik yang

paling jauh jarak dari rumah ke Sekolah Induk, paling banyak tiga orang. TKB  Pannampu

pada tahun ajaran 2011 membina 3 kelas, terdiri dari kelas VII satu kelas, kelas VIII satu

kelas, dan kelas XI satu kelas. Jumlah siswa keseluruhan sebanyak 78 orang, Guru Pamong

Page 12: Contoh Laporan Evaluasi Program

pada TKB Capoa adalah Hj . Nurasri, S.Pd  Jumlah guru bina  sebanyak  4 orang yang

berasal dari guru SMP Negeri 7 Makassar.

4)      TKB Totaka

TKB Totaka bertempat di SD Negeri  Totaka.  TKB Totaka  baru dibuka tahun 2004.

Peserta didik di TKB Totaka  belajar 2 hari, yaitu hari Sabtu dan Selasa dengan jadwal

pelajaran sebagaimana sekolah regular. Mereka belajar secara tatap muka, diajar oleh guru

bidang studi, sedangkan yang 4 hari lainnya mereka belajar mandiri di rumah tanpa bimbingan

atau kendali dari guru pamong, maupun dari guru bina.  Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa mereka hanya belajar selama 2 hari di TKB dan tidak pernah ke sekolah induk.

Untuk tahun ajaran 2011/2012 TKB Totaka memiliki peserta didik sebanyak 76 yang

terbagi dalam tiga kelas yaitu kelas VII sebanyak satu kelas, kelas VIII sebanyak satu kelas,

dan kelas IX sebanyak satu kelas.

5)      TKB Ujung Tanah

TKB Ujung Tanah  bertempat di SD Inpres layang  TKB  Ujung Tanah dibuka tahun

2003. Proses pembelajaran bagi peserta didik di TKB Ujung Tanah yaitu  2 hari, pada  hari

Jumat dan Sabtu dengan jadwal pelajaran sebagaimana sekolah regular. Mereka belajar

secara tatap muka, diajar oleh guru bina, sedangkan yang 4 hari mereka belajar mandiri di

rumah tanpa bimbingan atau kendali dari guru pamong, maupun dari guru bina. Jumlah kelas

yang dibina TKB Ujung tanah adalah sebanyak tiga kelas dengan masing-masing satu kelas

untuk setiap tingkatan kelas, yaitu kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Jumlah peserta didik

seluruhnya adalah 80 peserta didik.

2.      Faktor Geografis

SMP Terbuka dirancang untuk mengatasi kendala geografis para peserta didik. Salah

satu kendala geografis adalah jarak tempat tinggal peserta didik yang jauh dari Sekolah Induk

atau SMP terdekat, bahkan dari transportasi yang sulit untuk menuju TKB dan waktu tempuh

yang cukup jauh, sehingga membutuhkan biaya pulang-pergi menunju TKB cukup besar.

a. Jarak dari Rumah ke TKB

Hasil evaluasi mengenai jarak dari rumah peserta didik dengan TKB dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4  Jarak dari Rumah ke TKB

TKB

Frekuensi dan Jarak dari Rumah ke TKB

Jumlah

≤ 2 km

2 - 5

km

5 - 10

km 10 - 15 km

≥ 15

km

Page 13: Contoh Laporan Evaluasi Program

Tabaringan 12 10 8 20 10 60

Capoa 6 12 8 16 14 56

Pannampu 13 17 10 18 20 78

Totaka 14 18 15 11 18 76

Ujung

Tanah20 14 14 15 17 80

Total 65 71 55 80 79 350

% 18.57 20.29 15.71 22.86 22.57 100

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa jarak dari rumah peserta didik dengan TKB

yang lebih dari 15 km adalah sebanyak 22,57 %, 10 – 15 km sebanyak 22,86 %, 5-10 km

sebanyak 15,71 %, 2-5 km sebanyak 20,19 % dan kurang dari 2 km sebanyak 18,57 %.

Untuk menuju TKB, peserta didik menggunakan beberapa jenis sarana  transportasi,

seperti angkot, ojek, dan ada juga yang jalan kaki. Data mengenai frekuensi dan jenis

transportasi yang digunakan oleh para siswa untuk menuju TKB  dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 5 Transportasi ke TKB

           

Dari tabel di atas

menunjukkan bahwa

peserta didik yang menggunakan sarana transportasi angkot menuju TKB sebanyak 40,58 %,

transportasi ojek sebanyak 7,71 %, jalan kaki sebanyak 46 % dan lain-lain sebanyak 5,71 %.

TKB

Frekuensi dan Sarana Transportasi ke

TKBJumlah

Angkot Ojek

Jalan

Kaki Lain-lain

Tabaringan 30 0 22 8 60

Capoa 23 6 26 1 56

Pannampu 30 8 32 8 78

Totaka 28 4 42 2 76

Ujung

Tanah 31 9 39 180

Total 142 27 161 20 350

% 40.58 7.71 46 5.71 100

Page 14: Contoh Laporan Evaluasi Program

Sedangkan waktu tempuh yang digunakan peserta didik menuju TKB dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 6   Waktu Tempuh ke TKB

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa peserta didik yang memerlukan waktu tempuh

menuju TKB kurang dari 30 menit sebanyak 26,86 %, 0.5 – 1 jam sebanyak 15,14 %, 1-2 jam

sebanyak 29,43 % dan lebih dari 2 jam sebanyak 28,57 %.

Selanjutnya dari sisi biaya, maka besarnya biaya yang dihabiskan untuk menuju TKB

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7 Biaya Pergi Pulang ke TKB

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa peserta didik yang menghabiskan biaya kurang

dari Rp 5.000 adalah sebanyak 66,29 %, Rp 5.000 - Rp 7.000 sebanyak 21,42 %, Rp 7.000 -

9.000 sebanyak 10 %, dan lebih dari Rp 9.000 sebanyak   2,29 %. 

3.      Latar Belakang Sosial Ekonomi dan Pendidikan Orang Tua Peserta Didik

TKBFrekuensi dan Waktu Tempuh ke TKB

Jumlah≤ 30 menit

0,5 - 1 jam

1 - 2 jam

≥ 2 jam

Tabaringan 12 8 22 18 60

Capoa 17 10 12 17 56Pannampu 18 16 20 24 78

Totaka 21 10 30 15 76Ujung Tanah 26 9 19 26

80

Total 94 53 103 100 350% 26.86 15.14 29.43 28.57 100

TKBFrekuensi dan Biaya Pergi Pulang  ke TKB

Jml≤ Rp 5 rb

Rp5 - 7 rb

Rp 7 -9 rb ≥ Rp 9 rb

Tabaringan 45 8 5 2 60

Capoa 33 12 10 1 56Pannampu 48 16 12 2 78

Totaka 52 20 3 1 76Ujung Tanah 54 19 5 2

80

Total 232 75 35 8 350% 66.29 21.42 10 2.29 100

Page 15: Contoh Laporan Evaluasi Program

Latar belakang sosial ekonomi dan pendidikan orang tua yang masih rendah

merupakan salah satu faktor yang mendorong peserta didik  memeilih atau masuk ke SMP

Terbuka. Klasifikasi besarnya penghasilan orang tua peserta didik setiap TKB di SMP

Terbuka Ujung Tanah  dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 16: Contoh Laporan Evaluasi Program

Tabel 8

Penghasilan Orang Tua Peserta Didik  SMP Terbuka Ujung Tanah  per TKB

Penghasilan

Frekuensi dan Presentase Penghasilan Orang Tua per TKB SMP terbuka Ujung Tanah

JumlahTabaringa

nCapoa

Pannampu

TotakaUjung Tanah

f % f % f % f % f % f %

≤ 200 rb30 50 33 59 44 56 45 59 41 51

193 55

200 – 400 15 25 18 32 16 21 21 28 24 30 94 27400 – 600 12 20 4 7 12 15 7 9 10 13 45 13600 – 800 2 3 1 2 4 5 2 3 3 4 12 3

≥ 800 1 2 0 2 3 1 1 2 3 6 2

Total60 100 56 100 78 100 76 100 80 100

350

100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa orang tua peserta didik yang mempunyai

penghasilan  kurang dari Rp 200.000 adalah sebanyak 55 %,   Rp 200.000 - 400.000

sebanyak 27 %,  penghasilan Rp 400.000 - 600.000 sebanyak 13 %, dan penghasilan Rp

600.000 - 800.000 sebanyak 3 % dan penghasilan di atas Rp 800.000 sebanyak 2 %.

Jenis pekerjaan orang tua peserta didik sebagian besar adalah buruh, nelayan, sopir,

dan ada juga yang wirausaha serta Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hasil evaluasi mengenai jenis

pekerjaan orangtua peserta didik pada setiap TKB SMP Terbuka Ujung Tanah  dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel   9        

Pekerjaan Orang Tua Peserta Didik SMP Terbuka Ujung Tanah  per TKB

Pekerjaan

Frekuensi dan Presentase Pekerjaan  Orang Tua per TKB SMP terbuka Ujung Tanah

JumlahTabaringa

n CapoaPannamp

u TotakaUjung Tanah

f % f % F % f % f % f %

Buruh32 53 34 61 37 47 36 47 41 51

180 51

Nelayan 10 17 10 18 18 23 19 25 26 33 83 24Supir 10 17 4 7 12 15 11 14 8 10 45 13PNS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0W.

Usaha 0 2 4 5 6 1 1 3 411

3lain-lain 8 13 6 11 6 8 9 12 2 3 31 9

Total60 100 56 100 78 100 76 100 80 100

350

100

Page 17: Contoh Laporan Evaluasi Program

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebahagian besar (51 %) pekerjaan dari orang

tua peserta didik adalah sebagai buruh.  Sedangkan yang lainnya adalah sebagai nelayan (24

%),  sopir (13 %),  PNS  (0 %), wirausaha  (3 %), dan lain-lain (9 %). Selanjutnya hasil

evaluasi mengenai tingkat pendidikan orang tua peserta didik SMP Terbuka Ujung Tanah

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 10 Tingkat Pendidikan Orang Tua Peserta Didik  SMP Terbuka Ujung Tanah

per TKB

Pendidikan

Frekuensi dan Presentase Pekerjaan  Orang Tua per TKB SMP terbuka Ujung Tanah

JumlahTabaringa

n CapoaPannamp

u TotakaUjung Tanah

f % f % f % f % f % F %

≤ SD 8 13 15 27 17 22 32 42 32 40104 30

SD 22 37 15 27 22 28 22 29 29 36110 31

≤SMP 13 22 17 30 31 40 9 12 13 16 83 24SMP 15 25 8 14 8 10 12 16 5 6 48 14

     SMA 2 3 1 2 0 1 1 1 1 5 1

Total 60 100 56 100 78 100 76 100 80 100350 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebahagian besar (31 %) tingkat pendidikan

dari orang tua peserta didik di SMP Terbuka Ujung Tanah adalah SD, dan yang tidak tamat

SD sebanyak 30 %, tidak tamat SMP sebanyak 24 %, tamat SMP sebanyak 14 %,  tamat

SMA hanya sebanyak 1 %. 

Berbagai alasan melatarbelakangi para siswa untuk belajar di SMP Terbuka Ujung

Tanah. Hasil evaluasi mengenai alasan peserta didik untuk mengikuti pendidikan SMP

Terbuka Ujung Tanah dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 11    Alasan Peserta Didik Masuk SMP Terbuka

PendidikanFrekuensi dan TKB SMP terbuka Ujung Tanah

JumlahTBR CAP PNM TOT U.T

F f F f F f %

Tidak dipungut Biaya 45 24 38 44 45 196 56

Biaya Rendah 11 29 26 23 28 117 33

Waktu belajar dapat diatur 4 3 14 9 7 37 11

Total 60 56 78 76 80 350 100

Page 18: Contoh Laporan Evaluasi Program

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa alasan yang terbesar para peserta didik untuk

mengikuti pendidikan di SMP Terbuka adalah tidak dipungut biaya (56 %), alasan karena

biaya rendah sebanyak 33 % dan alasan karena waktu belajar dapat di atur sebanyak 11 %.

Secara konteks, SMP Terbuka dirancang untuk peserta didik yang memiliki  kendala

waktu untuk belajar di sekolah reguler. Data dari berbagai komponen konteks yang telah

diuraikan di atas, menunjukkan bahwa peserta didik yang mengikuti pendidikan di SMP

Terbuka Ujung Tanah sebenarnya karena di latar belakangi oleh   masalah  ekonomi, bukan

karena mereka memiliki jarak tempat tinggal yang  jauh  dari TKB atau pun di latar belakangi

oleh kendala waktu untuk belajar.  Kondisi yang ada sebenarnya menunjukkan bahwa mereka

belajar di SMP Terbuka karena kendala ekonomi keluarga untuk membiayai pendidikan

anaknya pada sekolah reguler, sementara  sekolah di  SMP Terbuka tidak dipungut biaya.

Latar  belakang  ekonomi keluarga tergolong miskin dapat terlihat  dari  penghasilan  orang

tua  peserta didik tergolong  sangat rendah, yakni kurang dari Rp 200.000,-/bulan (dibawah

UMR), serta latar belakang pendidikan orangtua peserta didik juga tergolong minim yaitu

berpendidikan dasar (SD). Dengan demikian  dapat dikatakan bahwa yang belajar di SMP

Terbuka Ujung Tanah  rata-rata adalah peserta didik yang memiliki kendala ekonomi dan

latar belakang pendidikan orang tua yang tidak memadai.

B.                Komponen Input SMP Terbuka Ujung Tanah

Sajian aspek input dalam penelitian evaluasi ini meliputi: (1) peserta didik yang

mengikuti pendidikan di SMP Terbuka Ujung Tanah,  (2) kurikulum, (3) bahan ajar,  (4) guru

dan tenaga administrasi,  (5) sarana dan prasarana relajar.

1.      Peserta Didik

Hasil evaluasi mengenai peserta didik yang mengikuti pendidikan di SMP Terbuka

Ujung Tanah untuk tahun ajaran 2011/2012 adalah sebanyak 350 orang.

2.      Kurikulum

Dari hasil evaluasi yang dilakukan, ditemukan bahwa kurikulum yang digunakan di

SMP Terbuka Ujung Tanah  menggunakan kurikulum yang sama dengan SMP reguler, secara

umum meliputi mata pelajaran:  (1) Pendidikan Agama, (2) PKn, (3)Seni Budaya, (4)

Pendidikan Jasmani , (5) Bahasa Indonesia  , (6)Bahasa Inggeris,  (7) Matematika,  (8) IPA ,

(9) IPS , (10) TIK , (11) Muatan Lokal.

3.      Bahan Ajar   

Dari hasil evaluasi ditemukan bahwa bahan ajar utama di SMP Terbuka Ujung Tanah

adalah bahan ajar cetak berupa modul, yang dirancang secara khusus oleh Pustekkom dan

Page 19: Contoh Laporan Evaluasi Program

Dikmenum sehingga dapat dipelajari peserta didik secara mandiri.  Selain modul, di SMP

Terbuka Ujung Tanah  juga dikembangkan bahan ajar penunjang seperti program audio,

video/VCD dan media lainnya. Namun sarana penunjang tersebut hanya terdapat pada SMP

induk, sehingga peserta didik yang ada pada TKB tidak dapat menggunakannya. 

4.      Guru dan Tenaga Administrasi

Guru yang terdapat di SMP Terbuka terdiri dari guru bina, guru pamong, guru

pamong khusus, dan guru BK (bimbingan konseling).  Guru bina adalah guru mata pelajaran

di sekolah penyelenggara yang bertugas membina kegiatan pembelajaran peserta didik SMP

Terbuka sesuai mata pelajaran yang menjadi kewenangannya. Sedangkan guru pamong,

adalah anggota masyarakat yang diserahi tugas untuk membimbing kegiatan belajar peserta

didik di TKB.  Setiap TKB mempunyai seorang guru pamong, yang bisa berasal dan guru SD

atau tokoh masyarakat setempat. Guru pamong khusus, yaitu warga masyarakat di sekitar

TKB yang memiliki keterampilan tertentu dan berperan sebagai nara sumber sesuai

keterampilan yang dimiliki.  Guru pamong khusus yang biasanya diperlukan misalnya: tokoh

agama, pengusaha, wiraswastawan, seniman, olahragawan atau tokoh masyarakat lain yang

memiliki keterampilan khusus. Sedangkan guru bimbingan dan konseling (BK), adalah guru

BK yang juga bertugas  di SMP  induk.  Di samping  itu  SMP Terbuka juga dilengkapi

dengan tenaga administrasi, dengan memanfaatkan satu atau beberapa tenaga administrasi

dari sekolah induk yang diberi tugas khusus untuk mengelola administrasi SMP Terbuka.

Dari hasil evaluasi ditemukan bahwa masing-masing TKB memiliki lebih dari satu

orang guru pamong, sedangkan guru bina tidak ada.

      5.    Sarana Belajar

      a.   Ruang Tempat Belajar

Tempat pelaksanaan belajar untuk SMP Terbuka bisa beragam, di antaranya  ada

yang menempati bangunan sekolah, rumah. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa ruang belajar

yang digunakan oleh TKB secara keseluruhan adalah bangunan sekolah (100 %).  Karena

TKB didirikan di sekolah induk, sehingga  untuk  ketersediaan  ruang  belajar  beserta 

muebilernya mencukupi dan layak digunakan.

b.      Ruang Perpustakaan Khusus

Hasil monitoring evaluasi menunjukkan bahwa ketersediaan ruang perpustakaan

khusus untuk masing-masing TKB belum ada (0 %), sehingga untuk sarana perpustakaan ini

masih bergabung dengan sekolah induk.

c.       Laboratorium

Page 20: Contoh Laporan Evaluasi Program

Ketersediaan  laboratorium  di sekolah induk SMP Terbuka yang dimaksud adalah

laboratorium IPA dan laboratorium komputer. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa

keberadaan laboratorium tersebut  untuk masing-masing TKB seluruhnya (100 %) disediakan

oleh sekolah induk.

d.       Administrasi

            Dari hasil evaluasi ditemukan bahwa administrasi mengenai kesiswaan, kepegawaian,

keuangan dan daftar peralatan di masing-masing TKB ada, tapi kurang lengkap.

Administrasi secara lengkap terdapat di sekolah induk.  Di setiap TKB memiliki  daftar

kehadiran peserta didik, guru  pamong dan guru bina.

C.    C. Komponen Proses SMP Terbuka Ujung Tanah

Sajian aspek proses dalam monitoring evaluasi ini meliputi: (1) pelaksanaan tutorial

pembelajaran; (2) aktivitas belajar; (3) penggunaan media pembelajaran; (4) kemanfaatan

laboratorium dan perpustakaan; (5) kunjungan kepala sekolah ke TKB; (6) pemberian jenis

tugas; (7) fasilitasi guru pamong; (8) dan fasilitasi guru bina.

1.   Pelaksanaan Tutorial  Pembelajaran di SMP Terbuka Ujung Tanah

Tutorial adalah bimbingan belajar yang dilakukan oleh guru bina kepada para peserta

didik SMP Terbuka yang dilaksanakan di sekolah induk dengan waktu pelaksanaan

bimbingan  terjadwal.  Tutorial merupakan ciri khas dari sistem pendidikan terbuka.

Aktivitas Belajar Peserta Didik

Ciri khusus pembelajaran di SMP Terbuka antara lain adalah: (1) mewajibkan kepada

peserta didik untuk mampu belajar mandiri; (2) mampu berdiskusi antar teman untuk mencari

penyelesailan persoalan kesulitan belajar; (3) mampu berdiskusi dengan guru pomong dalam

mencari penyelesaian persoalan kesulitan belajar; dan (4) mampu serta mempunyai

keberanian berdiskusi, bertanya  dengan guru bina untuk mencari jawaban tentang

permasalahan kesulitan belajar.

Aktivitas belajar peserta didik di SMP Terbuka Ujung Tanah  meliputi kegiatan

belajar  mandiri, diskusi antar teman, diskusi dengan guru pamong, diskusi dengan guru bina,

dan mendengarkan guru bina mengajar. 

D. Komponen Produk SMP Terbuka Ujung Tanah

Sajian aspek produk/output pada hasil penelitian ini meliputi: (1) pencapaian hasil

belajar peserta didik per TKB SMP Terbuka  Ujung Tanah; (2) dan jumlah kelulusan peserta

didik SMP Terbuka Ujung Tanah dalam ujian nasional.

Page 21: Contoh Laporan Evaluasi Program

1.   Hasil Belajar Peserta Didik SMP Terbuka  Ujung Tanah

            Setiap  TKB  memiliki daftar pencapaian hasil belajar peserta didik yang diperoleh

melalui tes akhir unit, tes akhir modul, dan tes akhir semester.  Dari hasil  evaluasi 

menunjukkan  bahwa  pencapaian  hasil  belajar peserta didik dari tes.

2.        Nilai Rerata Peserta Didik SMP Terbuka Ujung Tanah untuk 10 Mata Pelajaran

Dari nilai rerata tes akhir semester genap, dibuat rerata untuk menghasilkan nilai

rerata setiap TKB dari 10 mata pelajaran.  Tabel di bawah ini adalah nilai rerata tes akhir

semester genap peserta didik dari kelas 1, 2 dan 3 dari 11 mata pelajaran di setiap TKB.

Tabel 12  Nilai Rerata Setiap TKB SMP Terbuka Ujung Tanah

TKBNilai Rerata 11 Mata Pelajaran

JumlahRt

PAI PKn B.Ind B.Ing Mat IPA IPS SBK Penjas TIKM. LKL

Tbr 71.2 69.53 69.6 62.1 65.97 65.63 64.33 61.5 65.5 64.33 67.6 727.29 66

Capoa 71.7 61 69 62.3 52.75 68.75 62.65 70.45 64.65 62.65 66.6 712.5 65

Panpu 65.23 67.77 66.83 50 53.3 61.37 59.6 60.2 66.57 50 76.3 677.17 62

Totaka 62.77 63.5 64.63 50.5 51.17 61.2 57.63 58.8 63.47 50.5 72.7 656.87 60

Ujung Tanah

61.8 61.6 61.35 45.9 47.75 55.4 57.05 59.95 60.35 45.9 70 627.05 57

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik diTKB Tabaringan

berada pada peringkat teratas dan TKB Ujung Tanah berada pada tingkat paling bawah.

 

BAB IV

Simpulan dan Rekomendasi

A.   Simpulan

1.    Dari faktor geografis-demografis, pelaksanan program kurang tepat karena lokasi tempat

kegiatan belajar (TKB) tersebut  berada  dekat  dengan  sekolah-sekolah regular, dan  dapat

ditempuh oleh peserta didik  dalam  waktu  yang tidak lama (1 sampai 2 jam) dengan

ketersediaan sarana  transportasi  yang cukup seperti angkot atau kenderaan lainnya.

2.    Sedangkan secara sosial ekonomi, pelaksanan program pengelolaan rintisan SMP Terbuka

dibutuhkan oleh masyarakat di Kota Makassar sebagai pengganti SMP regular  bagi  sebagian

warga masyarakat yang memiliki kehidupan sosial ekonomi yang tidak mapan sehingga tidak

dapat  menyekolahkan anaknya di SMP regular.

3.    Belum tersedianyan perpustakaan dan laboratorium untuk masing-masing TKB.

Page 22: Contoh Laporan Evaluasi Program

4.    Evaluasi  proses tentang pelaksanaan tutorial pada  SMP Terbuka Ujung Tanah  rata-rata

kurang mencukupi.  

5.    Evaluasi produk/output mengenai pencapaian hasil belajar peserta didik yang diperoleh pada

semua TKB melalui tes akhir semester masih kurang  baik.        

B.       Saran/Rekomendasi

1.    Disarankan kepada pihak pengelola SMP Terbuka agar pada saat rekruitmen/penentuan  guru

pamong dari masyarakat supaya lebih selektif dan  professional  agar  guru  pamong tersebut

mempunyai waktu yang cukup dan serius dalam memberikan pendampingan kepada peserta

didik.

2.    Dilihat dari komponen proses, pelaksanaan tutorial SMP terbuka maka  program pengelolaan

SMP  Terbuka di Makassar ini perlu perlu disempurnakan.

Diposkan oleh Izham Az Zahiri di 3/26/2012 01:30:00 AM