Contoh pengamatan tidak berperan serta
-
Upload
muhammad-alfiansyah -
Category
Education
-
view
93 -
download
0
Transcript of Contoh pengamatan tidak berperan serta
CONTOHPENGAMATAN TIDAK BERPERANSERTA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliahMetodologi Penelitian Kualitatif
Oleh :
1. MUH. ALFIANSYAH
2. A.TENRITTE
3. FAHMIKA WAHYU
JURUSAN MATEMATIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2015
TAHAP PELAKSANAAN LESSON STUDY
A. Tempat Pelaksanaan Lesson Study
Adapun tempat pelaksanaan Lesson Study untuk mata kuliah Tren dan
Issu, yaitu:
Sekolah : SMP Negeri 24 Makassar, kelas VII 5
Alamat : Jl. Minasa Upa
B. Waktu Pelaksanaan Lesson Study
Pelaksanaan Lesson Study diadakan selama 2 kali pertemuan. Adapun
waktu pelaksanaan Lesson Study yang telah dijadwalkan yaitu:
a. Sabtu, 22 November 2014, pukul 10.10 – 12.40 WITA (Open Class I)
b. Sabtu, 6 Desember 2014, pukul 10.10 – 12.40 WITA (open Class II)
C. Pelaksanaan Lesson Study
Hari Tanggal Kegiatan Materi
Sabtu 22 November 2014 Open Class I Perbandingan Senilai
Rabu 26 Novemmber 2014 Refleksi Pertama -
Sabtu 6 Desember 2014 Open Class II Garis dan Sudut
Rabu 10 Desember 2014 Refleksi Kedua -
HASIL KEGIATAN LESSON STUDY(OBSERVER)
A. Open Class I
Kegiatan Lesson Study oleh kelompok 2 diterapkan di SMP Negeri 24
Makassar kelas VII 5. Open class I dilaksanakan pada tanggal 22 November
2014, pukul 10.10 – 12.40 WITA dengan materi Perbandingan Senilai.
Selama pembelajaran, yang bertindak sebagai guru model adalah Kameliani
dengan menerapkan Model Pembelajaran Discovery Learning. Adapun yang
bertindak sebagai observer yaitu:
A. Tenritte
Muthia Fildzah Zahra
Firdayanti Firman
Nur Lisma Linda
Sitti Mutmainnah Hasma
Eka Wahyu Syahdawati
Andi Rostina Syam
Berdasarkan hasil observasi kegiatan lesson study open class 1 di kelas
VII5, terdapat beberapa fakta-fakta mengenai sikap dan tingkah laku peserta
didik selama mengikuti proses pembelajaran.
Pada open class I, proses pembelajaran dimulai dengan berdoa bersama
yang dipimpin oleh siswa nomor punggung 11 yang juga merupakan ketua
kelas VII5. Kemudian siswa di absen oleh guru model dengan dibagikan
nomor punggung sesuai urutan nama siswa di absen. Setelah itu, guru model
membegi 32 siswa kelas VII5 ke dalam 6 kelompok. Pada saat pembagian
kelompok, terdapat siswa yang ingin memilih teman kelompoknya sendiri
sehingga suasana kelas menjadi tidak tenang. Namun, guru model mampu
mengatasi masalah tersebut sehingga siswa kembali tenang sebelum
pembelajaran dimulai
Selama proses pembelajaran, observer mengamati kelompok 4 yang
terdiri dari 2 siswa perempuan dan 4 siswa laki-laki dengan nomor punggung
7, 8, 11, 12, 14, dan 32. Setelah pembagian kelompok, guru model memulai
pembelajaran dengan membagikan materi ajar dan LKPD kepada setiap
kelompok. Sebelum mengarahkan siswa untuk mengerjakan LKPD, guru
model menjelaskan materi tentang perbandingan senilai memggunakan LCD.
Semua siswa antusias dalam memperhatikan penjelasan guru moodel, terlebih
materi yang terdapat dalam bahan tayang tersebut berisikan gambar-gambar
yang menarik bagi siswa. Pada saat guru model meminta respon dari siswa,
nomor punggung 03 sangat antusias dalam menjawab.
Pada proses pembelajaran, guru model menerapkan model
pemebelajaran discovery learning, sehingga setelah guru model menjelaskan
materi, beliau sebuah masalah kepada siswa untuk diselesaikan dan
mengarahkan siswa untuk mengerjakan LKPD. Dalam LKPD berisi masalah-
masalah yang mengarahkan siswa dalam menemukan konsep perbandingan
senilai sesuai model pembelajaran discovery learning.
Pada kelompok 4, yang bertindak sebagai ketua kelompok adalah
nomor punggung 11. Selama mengerjakan LKPD, nomor punggung 11 sangat
aktif dalam memberikan masukkan dan mengerjakan LKPD. Ia mengarahkan
temannya daalam mengerjakan LKPD, sehinggan jika ada anggota kelompok
yang tidak mengerti maka ia menjelaskannya. Nomor punggung 08 juga
antusias dalam mengerjakan LKPD, jika ada yang tidak dimengerti oleh
temannya, maka ia bertanya kemudian menjeaskan ulang. Nomor punggung
08 juga sering berdebat dengan nomor punggung 11, jika terdapat pendapat
yang bertentangan dari keduanya, sehingga hal itu yang memperlambat
kelompok ini dalm menyelesaikan LKPDnya. Nomor punggung 08 sering usil
terhadap teman kelompoknnya sehingga ia sering mendapat omelan.
Sama halnya dengan nomor punggung 08, nomor punggung 12 juga
sering usil dan membuat candaan disela-sela pengerjaan LKPD. Akan tetapi,
ia aktif dalam menyubangkan pendapatnya, terutama dalam hal perhitungan,
ia yang paling cepat. Selain itu, nomor punggung 12 ini yang paling lengkap
alat tulis menulisnya, sehingga ia yang selalu memberikan alat kelengkapan
tulis menulis, seperti tip-ex. Untuk nomor punggung 32, ia juga antusias
dalam mengerjakan LKPD dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru model. Disela-sela pengerjaan LKPD, nomor punggung 08, 11, dan 12
sesekali membuat candaan dan yang menjadi korban adalah kedua anggota
kelompok perempuan, sehingga membuat kelompok ini sering tidak fokus
dalam mengerjakan LKPD. Untuk nomor punggung 11, sesekali mengamati
apa yang dilakukan oleh teman kelompoknya, dan antusias menjawab dan
bertanya kepada guru model apabila terdapat materi yang tidak dimengerti.
Berbeda halnya dengan nomor punggung 07, ia kurang aktif dalam
mengerjakan LKPD. Ia hanya mengamati dan sesekali memberikan pendapat.
Nomor punggung 07 kebanyakan diam dan tenang dalam memperhatikan
temannya mengerjakan, sehingga ia sering menjadi sasaran keusilan dari
nomor punggung 08. Sama halnya dengan nomor punggung 14, pada awal
pengerjaan LKPD, ia yang menuliskan nama kelompok, akan tetapi setelah
pengerjaan LKPD, nomor punggung 14 juga tidak banyak bicara dan tenang
dalam menyimak penjelasan guru model. Ia terkadang hanya mengamati
temannya yang mengerjakan LKPD dan tidak antusias seperti yang lain, dan
juga sering menjadi sasaran keusilan. Dari informasi yang diperoleh observer,
siswa nomor punggung 14 memang memiliki sifat yang pendiam.
Dari kelompok lain, nomor punggung 03 sangat antusias dalam
bertanya kepada guru model, sampai ia sangat sering mendatangi guru model
tersebut. Begitupun dengan nomor punggung 07 dan nomor punggung 14.
Nomor punggung 04 selalu meminjam tip-ex dari kelompok 4. Lain halnya
dengan nomor punggung 02 dari kelompok lain, ia sering mengganggu
temannya. nomor punggung 21, sangat tidak antusias dalam mengerjakan
LKPD, ia hanya sibuk memainkan handphonenya sambil memakai kipas.
Begitupun dengan noomor punggung 28 hanya sibuk cerita dengan temannya.
Disela pengerjaan LKPD, nomor punggung 11 dipanggil oleh salah sati
siswa untuk keluar kelas dengan alasan dipanggil oleh guru BK, akan tetapi ia
tidak langsung keluar sebab tidak memmpercayai siswa tersebut. Namun
akhirnya ia keluar kelas tanpa meminta izin kepada guru model. Sementara
nomor punggung 11 keluar, yang melanjutkan pekerjaannya adalah nomor
punggung 32 dan nomor punggung 14. Pada saat nomor punggung 11 keluar,
anggota kelompoknya mengeluh dan sesaat semuanya diam dan tenang
mengamati LKPD. Ini menunjukkan bahwa nomor punggung 11 sebagai
ketua kelompok, memang sangat diandalkan oleh anggotanya. Setelah nomor
punggung 11 kembali, kelompok 4 ini kembali semangat dan antusias dalam
menyelesaikan LKPD.
Pada tahap menggambar grafik dalam LKPD, nomor punggung 07 dan
12 antusias dalam menyumbangkan pendapat, terlebih nomor punggung 11
yang selalu aktif. Namun nomor punggung 14, tetap sama seperti
sebelumnya, tetap diam dan tenang. Lain halnya dengan noomor punggung
32 yang awalnya antusias mengerjakan LKPD, menjadi tidak fokus. Ia sangat
cerewet dan terkadang spontan mengejek teman kelompok laki-lakinya. Ia
juga menjadi sasaran keusilan nomor punggung 07 dengan dirusak bentuk
jilbabnya. Ini yang menyebabkan selama pembelajaran hampir selesai, nomot
punggung 32 hanya mengenakan jilbab tanpa menjepitnya, termasuk
mengenakan jilbab setelah LKPD yang dikerjakan keompoknya selesai.
Pada saat LKPD yang dikerjakannya selesai, anggota kelompok 4 sibuk
dengan urusannya masing-masing. Nomor urut 11 sangat tenang dan
mengamati guru model dan teman-temannya. Nomor punggung 11 dan 14,
hanya diam dan tenang. Sedangkan nomor punggung 7, 8, dan 12 selalu
membuat candaan dan sesekali usil dengan yang lain sehingga tercipta tawa
dan saling ejek antar anggota.
Pada saat presentasi jawaban, anggota kelompok 4 saling tunjuk untuk
naik kedepan kelas mempresentasikan jawabannya, namun yang naik
akhirnya adalah nomor punggung 12 dan nomor punggung 11 yang bertindak
sebagai ketua kelompok sekaligus ketua kelas, sehingga pada saat nomor
punggung 11 berada didepan kelas, sesaat kelas menjadi tidak tenang. Selama
nomor punggung 11 dan 12 presentasi, anggota kelompoknya hanya sesekali
mempperhatikan. Nomor punggung 7 sibuk berbincang dengan nomor
punggung 8. Sedangkan nomor punggung 32 dan 14, hanya diam tenang dan
tidak memperhatikan temannya presentasi. Dari kelompok 2, yang naik
mempresesntasikan jawabannya adalah nomor punggung 20 dan 29. Dari
kelompok 3, yaitu nomor punggung 1 dan 18. Selama mempresentasikan
jawabannya kedua siswa ini hanya main-main dalam presentasi. Sedangkan
dari kelompok 5, yang naik mempresentasikan adalah nomor punggung 3 dan
4, keduanya malu-malu dalam membacakan kesimpulan kelompoknya.
Setelah setiap kelompok mempresentasikan jawabannya, guru model
kemudian menyampaikan kesimpulan dari materi tersebut. Semua siswa
antusias dalam memperhatikan penjelasan guru model, terutama nomor
punggung 07 yang memberikan respon positif, yaitu dengan bertanya dan
menjawab.
B. Open Class II
Open class II dilaksanakan pada tanggal 6 Desember 2014, pukul 10.10
– 12.40 WITA dengan materi Garis dan Sudut. Selama pembelajaran, yang
bertindak sebagai guru model adalah Nur Lisma Linda dengan menerapkan
Model Pembelajaran Discovery Learning. Adapun yang bertindak sebagai
observer yaitu:
A. Tenritte
Kameliani
Muthia Fildzah Zahra
Firdayanti Firman
Sitti Mutmainnah Hasma
Eka Wahyu Syahdawati
Andi Rostina Syam
Berdasarkan hasil observasi kegiatan lesson study open class 1 di kelas
VII5, terdapat beberapa fakta-fakta mengenai sikap dan tingkah laku peserta
didik selama mengikuti proses pembelajaran.
Pada open class II, proses pembelajaran dimulai dengan pertanyaan
guru model terkait bagaimana kabar para siswa tersebut, dan mereka sangat
antusias menjawab bahwa kabar baik. Meskipun suasana kelas sempat
terganggu dikarenakan siswa kelas IX yang selalu datang mengganggu lewat
jendela maupun pintu. Karena ketua kelas mengikuti Jambore maka yang
menyiapkan kelas adalah wakil ketua kelas. Semua siswa antusias
memberikan salam serta membaca doa sebelum belajar. Selanjutnya guru
model mengabsen siswa satu persatu dengan membagikan nomor punggung,
dan ternyata beberapa siswa bolos mengikuti pembelajaran disebabkan bukan
gurunya yang mengajar. Nomor punggung 08, sangat usil sebab ketika guru
model mengabsen siswa yang lain dan siswa tersebut hadir, nomor punggung
08 selalu meneriakkan kata bolos.
Pada saat guru model menjelaskan materi, semua siswa antusias dalam
menjawab saat guru model mengajukan pertanyaan terkait materi. Nomor
punggung 03, 05, dan 08 sangat antusias dalam memperhatikan guru model
ketika menjelaskan tentang garis. Setelah guru model menjelaskan materi,
guru model kemudian membagi kelompok belajar. Pada saat pembagian
kelompok, banyak siswa yang menolak disebabkan karena mereka lebih
nyaman membentuk kelompok sendiri dengan teman duduknya dengan
berbagai alasan yaitu mereka akan susah mengatur bangku, tidak bisa bekerja
sama, laki-laki tidak bisa diajak bekerjasama, dan sebagainya. Akan tetapi,
guru model tetap mengubah kelompok mereka.
Selama proses pembelajaran, observer mengamati kelompok 5 yang
memiliki nomor punggung 12, 13, 19, 21, dan 32. Setelah pembagian
kelompok, guru model memulai pembelajaran dengan membagikan materi
ajar kepada setiap kelompok dan LKPD kepada setiap siswa dengan tujuan
agar siswa dapat mengerti materi pembelajaran dengan lebih baik lagi. Saat
melihat LKPD yang dibagikan, anggota kelompok lain, nomor punggung 08
sangat tertarik dengan gambar “Tsubasa” yang ada di LKPD tersebut.
Sebelum mengarahkan siswa untuk mengerjakan LKPD, guru model
mengarahkan untuk membaca materi ajar terlebih dahulu agar siswa dapat
lebih mengerti materi yang diajarkan.
Pada kelompok 5, yang bertindak sebagai ketua kellompok adalah
nomor punggung 19. Disaat guru model mengarahkan siswa untu membaca
materi ajar, kelima anggota kelompok 5 masing-masing sibbuk membaca
LKPD mereka masing-masing. Setelah membaca, nomor punggung 13 dan 19
membaca materi ajar dan berharap menemukan jawaban didalamnya, namun
kedua siswa tersebut tidak mendapatkannya. Lain halnya dengan nomor
punggung 12, 21, dan 32, mereka masih sibuk membaca LKPDnya.
Sejauh pengamatan observer, nomor punggung 13 dan 32 memiiliki
hubungan yang kurang baik. Hal tersebut terlihat sejak awal pembentukan
kelompok oleh guru model. Nomor punggung 32 selalu menyendiri
sementara nomor punggung 13 tidak menghiraukannya sama sekali. Nomor
punggung 19 yang bertindak sebagai ketua kelompok, mengajak nomor
punggung 32 untuk mendekat dengan teman-temannya yang lain agar dapat
memahami materi yang diajarkan.
Dalam mengerjakan LKPD, karena merasa tidak memahami cara
pengerjaannya, nomor punggung 19 mendatangi guru model yang sedang
menjelaskan di kelompok lain untuk meminta penjelasan sehingga guru
model langsung ke kelompok 5 dan menjelaskan maksudnya. Saat guru
model menjelaskan, semua anggota kelompok 5 memperhatikan, terutama
nomor punggung 19 yang aktif menjawab segala umpan yang diberikan oleh
guru model. Setelah guru model menjelaskan dan beralih ke kelompok lain,
nomor punggung 19 dengan aktif menjelaskan ulang kepada temannya apa
yang diketahuinya pada soal, dan meminta anggota kelompoknya untuk
menuliskan jawabannya pada lembar LKPD masing-masing. Selain itu,
nomor punggung 19 juga berusaha menjelaskan hal tersebut kepada nomor
punggung 32 dan berusaha agar melibatkan nomor punggung 32 dalam
diskusi kelompok.
Pada saat mengerjakan LKPD, nomor punggung 13 memberikan kertas
jawaban LKPDnya kepada nomor punggung 32, namun dengan cara
memalingkan muka sambil berucap “Tulismi itu cepat, karena kita juga mau
kerja”. Kemudian nomor punggung 32 tanpa mengucapkan kata-kata, ia
langsung menyalin lembar LKPD nomor punggung 13. Dari onformasi yang
diperoleh observer, sebelum memulai pembelajaran, kedua siswa ini nomor
punggung 13 dan 32, sudah memiliki hubungan yang kurang baik sehingga
keduanya saling tidak memperdulikan selama proses pembelajaran. Bukan
hanya nomor punggung 13, nomor punggung 21 juga memperingatkan nomor
punggung 32 agar cepat daam menulis.
Untuk nomor punggung 19 yang bertindak sebagai ketua kelompok dan
memang aktif bekerja, setelah mengetahui konsep dari materi, ia kemudian
menjelaskan kepada temannya yang lain bagaimana konsep yang
diketahuinya. Sementara anggota lain mengerjakan LKPDnya, nomor
punggung 13 dan 21 sibuk memakai kipas sebab keduanya kapanasan dalam
kondisi ruangan yang panas. Pada saat nomor punggung 32 memberikan
jawaban kepada temannya bahwa itu adalah ruas garis, tidak ada yang
menghiraukannya terutama nomor punggung 13. Akan tetapi pada saat nomor
punggung 19 ingin bertanya pada guru model, nomor punggung 13 langsung
memberikan tanggapan dengan melarang nomor punggung 19 bertanya
dengan alasan guru model tersebut capek. Namun akhirnya nomor punggung
19 mendatangi guru model di kelompok lain untuk menanyakan soal pada
LKPD. Kemudian nomor punggung 19 berdiskusi seputar LKPD dengan
nomor punggung 13. Setelah nomor punggung 19 mengerti maksud dari soal
tersebut, ia langsung membacakan jawabannya kepada anggotanya dan
mengarahkannya untuk menulis di LKPD.
Selama pengerjaan LKPD, terlihat bahwa nomor punggung 21 sangat
malas membaca soal, ia hanya ingin menunggu jawaban dari temannya. ini
menunjukkan kurangnya partisipasi siswa tersebut dalam kelompok. Sambil
menunggu guru model yang menjelaskan di keompok lain, nomor punggung
12, 13, 19 dan 21 terganggu oleh siswa yang ada di luar jendela. Nomor
punggung 21 menuliskan sesuatu dibukunya kemudian memperlihatkan
kepada temannya yang ada di luar. Selain itu, nomor punggung 21 membuka
pengait di jilbabnya sambil memakai kipas karena kepanasan. Hal-hal yang
dilakukan nomor punggung 21 termasuk melanggar eraaturan, namun karena
guru model mungkin tidak melihatnya sehingga siswa nomor punggu 21
tersebut tidak di tegur.
Sebelum guru model mendatangi kellompok 5, nomor punggung 13
dan 19 minta izin untuk keuar ke toilet. Sesaat diskusi yang ada dikelompok
tersebut berhenti, anggota kelompok yang tinggal sibuk dengan urusan
masing-masing. Nomor punggung 12, sibuk membaca materi ajar, sedangkan
nomor punggung 21 sibuk memperbaiki jilbanya, dan memperhatikan siswa-
siswa yang berada di kantin yang bolos pada jam pelajaran. Nomor pungung
21 sempat bernyanyi dikelas dan menerima telepon. Setelah nomor punggung
13 dan 19 kembali, nomor punggung 13, 19, dan 21 sempat membicarakan
hal-hal yang tidak berkaitan dengan materi.
Pada saat jam pelajaran akan segera berakhir, siswa yang bolos selama
jam pelajaran baru memasuki kelas. Pada saat guru model menanyakan
alasannya tidak memasuki kelas, nomor punggung 21 meneriaki temannya
yang bolos tersebut. Kemudian guru model memberikan sanksi kepada siswa
yang bolos tersebut dengan menyuruhnya berdiri di depan kelas sampai
pembelajaran berakhir. Setelah itu, melanjutkan pembelajaran dengan
mendatangi kellompok 5. Nomor punggung 19 selalu aktif menjawab umpan
yang diberikan oleh guru model. Anggota lain, nomor punggung 32 dan 12
menanyakan jawaban dari LKPD dan nomor punggung 21 yang memberikan
jawabannya. Setelah semua anggota kelompok 5 selesai mengerjakan lembar
LKPDnya, suasana kelompok menjadi tidak tenang sebab keusilan dari
nomor punggung 13 dan 21 yang selalu membuli nomor punggung 32,
sehingga nomor punggung 32 sempat marah terhadap kedua siswa tersebut.
Kelompok 5 cepat dalam mengerjakan LKPDnya sehingga sambil menunggu
kelompok lain menyelesaikan LKPDnya, kelompok ini sibuk dengan urusan
masing-masing.
Pada saat presentasi jawaban, anggota kelompok 5 saling tunjuk untuk
naik kedepan kelas mempresentasikan jawabannya. Nomor punggung 21
yang ditunjuk oleh temannya untuk naik, namun ia menolak dan
menunjukkan sikap marahnya. Akhirnya dikelompok tersebut, yang naik
mempresentasikan jawabannya adalah nomor punggung 19 dan nomor
punggung 13. Selama nomor punggung 13 dan 19 mempresentasikan
jawabannya, anggota kelompok 5 juga ikut memperhatikan perwakilannya
kelompoknya. Guru model mengakhiri pembelajaran dengan memberikan
kesimpulan dari materi yang diajarkannya dan semua siswa antusias
memperhatikan.