Cover
-
Upload
alex-rahmadhi -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
description
Transcript of Cover
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR – DASAR ILMU TANAH
OLEH :
KELOMPOK 5
1. Ari Satria ( D1A014012 )
2. Alex Rahmadi ( D1A014017 )
3. Indriyani ( D1A014019 )
4. Tiwi Sartika ( D1A014021 )
5. Selvi Nurhidayah (D1A014025 )
5.Nadya Oktaviana ( D1A014037 )
DOSEN PENGAMPU :Dr. Ir. Henny H, M.Si.
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
SEMPTEMBER 2015
1 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
2 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Judul 1
1.2 Tempat/waktu pelaksanaan 1
1.3 Tujuan 1
1.4 Metode praktikum 1
1.5 Tinjauan pustaka 2
1.6 Bahan dan alat 5
1.7 Cara kerja 6
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 8
2.1 Hasil praktikum 8
2.2 Pembahasan 21
Kesimpulan 24
Saran 25
Daftar pustaka 26
Lampiran 27
3 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Judul :
1. Pengambilan ccontoh tanah Komposit
2. Penetapan Kadar Air di Lapangan
3. Penetapan kadar air kapasitas lapang
1.2 Tempat / Waktu Pelaksanaan Praktikum:
a.Kebun Percobaan Pertanian ,22 September 2015
b.Laboraturium Ilmu Tanah, 22 September 2015
c.Laboraturium Ilmu Tanah, 06 Oktober 2015
1.3 Tujuan :
1. Untuk Mengambil contoh tanah komposit
2. Unutk mengetahui kapasitas kadar air di lapang
3. Untuk mengetahui kadar air kapasitas lapang
1.4 Metode praktikum :
1. Pengambilan Tanah Komposit
2. Gravitmatrik
3. Retensi Air Tanah
4 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
1.5 Tinjauan Pustaka :
a) Pengambilan Contoh Tanah Komposit
Tanah komposit merupakan contoh yang dikumpulkan dari beberapa titik
pengamatan melalui pengambilan tanah yang dicampur merata menjadi satu
contoh homogen. (Rayes, 2006)
Tanah komposit merupakan campuran dari contoh-contoh tanah yang diambil
dengan cara-cara tertentu pada kedalaman0-20 cm dan bertujuan untuk
memperkecil keragaman dari area yang diwakili. (Hidayat, 1992)
b. Penetapan Kadar Air Di Lapangan
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air
terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan
gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara
penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan
dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena
pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air
irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat
dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah
berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan berikutnya akan
bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air tidak
hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh
terhadap penggerakan horizontal (Hakim, dkk, 1986).
Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan
koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai
kebutuhan tanaman, terdiri dari:
1. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah
terisi oleh air.
5 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
2. Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori
tanah mulai menipis,sehingga tegangan antarair-udara meningkat hingga lebih besar
dari gaya gravitasi.
3. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang
ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk
aktivitas,danmempertahankan turgornya.
4. Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat
oleh gayamatrik tanah.
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah.
Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah
bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya
lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi
kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau air irigasi,
kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung
melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik
tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah
atau lapisan tanah (Madjid, 2010).
c. Penetapan Kadar Air Kapasitas Lapang
Kadar air kapasitas lapang adalah sejumlah air yang ditahan atau dipegang
tanah setelah air gravitasi turun (oleh gaya gravitasi) atau saat aliran air gravitasi nol.
Penetapan kadar air tanah kapasitas lapang dapat melalui penetapan kadar air pada pF
2.54 (metode retensi air tanah) menggunakan alat yang disebut “pressure plate
apparatus”. Metode lain untuk penetapan kadar air tanah kapasitas lapang adalah
“metode gaya berat” yakni menimbang tanah yang telah diusahakan kondisi (kadar
airnya) sama seperti dalam keadaan kapasitas lapang. Data kadar air tanah kapasitas
lapang biasanya digunakan dalam menentukan jumlah air yang harus ditambahkan
dalam pemeliharaan tanaman (dalam proses penyiraman) atau dalam penetapan pori
air tersedia atau kadar air tersedia bagi tanaman.
6 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
Keadaan air pada kapasitas lapang ini adalah jumlah banyaknya kandungan air
(% vol) dalam tanah sesudah air gravitasi turun sama sekali. Tanah yang jenuh air
karena hujan lebat atau irigasi kemudian dibiarkan selama 48 jam sehingga air
gravitasi dengan bebas turun sama sekali. Pada keadaan ini tanah mengandung air
yang terbanyak bagi tanaman, yaitu pori makro terisi oleh udara dan air yang tersedia,
sedangkan pori-pori mikro diisi seluruhnya oleh air. Kandungan air ini ditahan oleh
sesuatu kekuatan sebesar pF 2,54 atau 1/3 atm (Sarief, 1986).
Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya
tegangan air dalam tanah tersebut.Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya
tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut di dalam tanah. Kandungan air
pada kapasitas lapang ditunjukkan oleh kandungan air pada tegangan air 1/3 bar,
sedang kandungan air pada titik layu permanent adalah pada tegangan 15 bar. Air
yang tersedia bagi tanaman adalah air yang terdapat pada tegangan 1/3 bar sampai 15
bar. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada
bertektur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir pada
umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat
(Hardjowigeno, 2007).
Nilai kapasitas lapang ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Tekstur tanah: Kapasitas lapang pada tanah yang bertekstur halus lebih besar
daripada tanah bertekstur kasar.
2. Struktur tanah: Kapasitas lapang pada tanah yang berstruktur dengan pori-pori
halus lebih besar daripada kapasitas lapang tanah yang berstruktur dengan
pori-pori kasar.
3. Bahan organik: Kapasitas lapang pada tanah yang mempunyai kandungan
bahan organik tinggi lebih besar daripada kapasitas lapang tanah yang
mempunyaikandungan bahan organik yang rendah.
4. Jenis koloid: Kapasitas lapang pada koloid humus lebih besar daripada
kapasitas lapang pada koloid liat.
7 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
5. Macam kation yang diserap tanah: Kapasitas lapang pada koloid natrium lebih
besar daripada kapasitas lapang koloid Mg dan lebih besar dari koloid Ca.
(Hasibuan, 2006).
Air bebas menurun terus sampai ke lapisa air tanah sehingga di dalam tanah
tinggal air yang tertahan oleh tanah. Tetapi tidak semua jenis tanah bisa menahan
jumlah air yang sama. Semakin halus partikel-partikel tanah semakin banyak air yang
tertahan, karena permukaan tanah halus lebih luas daripada tanah yang kasar, humus
lebih halus lagi, maka akan menahan jumlah air yang lebih banyak.Tanaman itu
menghisap air dari tanah, hanya air kapilerlah yang dihisap lebih dahulu, sehingga
lapisan air pada permukaan agregat sedikit demi sedikit akan berkurang. Lama-
kelamaan tanah akan mengering atau tinggal sedikit sekali, semakin kering/
sedikitnya airlapisan pada agregat itu makindipertahankan dan makin sulit dihisap
oleh tanaman. Dan inilah saat tanaman menjadi layu, karena kekuatan tanah menahan
air lebih kuat daripada daya hisap tanaman (Suhardi,1983).
Secara umum diketahui bahwa tanah berpasir lebih kering daripada tanah
berliat.Satu alasannya adalah bahwa tanah yang bertekstur halus mampu menahan
lebih banyak air yang dapat digunakan.Tanah liat lempung yang dapat mengikat 18
persen air yang dapat digunakan dibandingkan dengan 8 persen untuk lempung
berpasir.Tanah liat lempung mengandung air pada titik layu lebih banyak daripada
kandungan lempung berpasir pada kapasitas lapangan (Foth, 1994).
1.6 Bahan Dan Alat
a) Pengambilan Contoh Tanah Komposit
1) Tanah
2) Cangkul
3) Daun pisang
4) Plastik
5) Cutter
b) Penetapan Kadar Air Tanah Di Lapangan
1) Tanah 5. Saringan
2) Oven 6.Tampah
8 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
3) Cawan 7.Plastik
4) Neraca Ohaus
c) Penetapan Kadar Air Kapasitas Lapang
1) Pasir 7.Cawan
2) Tanah 8.Oven
3) Gelas piala 9.Sprayer (penyemprot)
4) Paralon dengan panjang 30 cm 10.Sendok
5) Karet 11.Neraca Ohaus
6) Plastik
1.7 Cara Kerja
a) Pengambilan Contoh Tanah Komposit
a. Siapkan peralatan yang akan digunakan
b. Ambillah daun pisang menggunakan cutter untuk tempat tanah yang akan
diambil
c. Carilah beberapa titik tanah yang tidak terganggu
d. Cangkullah di beberapa titik tanah sedalam 20 cm
e. Letakkan tanah yang telah diambil ke daun pisang
f. Campurkan tanah yang telah diambil dari beberapa titik agar menjadi
homogen
g. Masukkan tanah ke dalam plastic
b) Penetapan Kadar Air Di Lapangan
a. Campurkan tanah yang telah diambil, agar menjadi homogen
b. Saring tanah menggunakan saringan 2 mm
c. Bersihkan 3 cawan yang akan digunakan
d. Timbang 3 cawan yang akan digunakan
e. Masukkan 15 gram tanah ke dalam cawan
f. Masukkan tanah yang berada di dalam cawan ke dalam oven dengan
pengaturan suhu 105℃
9 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
g. Setelah 24 jam, timbanglah tanah yang telah dioven
h. Catat hasil penimbangan
c) Penetapan Kadar Air Kapasitas Lapang
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Siapkan gelas piala berukuran
c. Masukkan pasir halus setinggi ¼ bagian gelas piala
d. Tegakkan pipa dibagian tengah pasir, tetapi jangan dimasukkan ke dalam
pasir
e. Masukkan tanah sebanyak ¾ volume gelas piala
f. Semprotkan air menggunakan sprayer hingga tanah menjadi jenuh
g. Tutup gelas piala menggunakan plastik, buat lubang ditengahnya untuk
pipa
h. Beri karet agar plastik tidak bergerak
i. Letakkan gelas piala di tempat yang tidak terganggu selama 24 jam
j. Setelah 24 jam, masukkan tanah ke dalam cawan yang telah ditimbang
k. Masukkan cawan berisi tanah ke dalam oven dengan suhu 105℃, selama
24 jam
l. Setelah 24 jam, timbanglah tanah dan catat hasil timbanganya.
10 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil Praktikum
a) Pengambilan Contoh Tanah Komposit
Hasil dari pelaksanaan praktikum contoh tanah komposit ialah 1 kg contoh
tanah komposit yang didapat dari pencampuran beberapa contoh tanah
dari titik contoh tanah yang berbeda.
b) Penetapan Kadar Air Di Lapangan
Data Kelompok IV
Ulangan BTB+BC
(g)
BTK+BC
(g)
BC
(g)
BTB
(g)
BTK
(g)
KA-
KL
(%)
I 18,4 16,6 3,4 15 13,2 13,6
II 19,6 17,8 4,6 15 13,2 13,6
III 19,1 17,3 4,1 15 13,2 13,6
Perhitungan :
KA (%) = BTB−BTK
BTK 100%
Ulangan I
KA (%) = BTB−BTK
BTK
100%
KA (%) = 15−13,2
13,2
100% =13,6 %
Ulangan II
KA (%) =
BTB−BTKBTK
100%
11 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
KA (%) = 15−13,2
13,2
100% =13,6 %
Ulangan III
KA (%) =
BTB−BTKBTK
100%
KA (%) = 15−13,2
13,2
100% = 13,6%
12 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
Data Kelas
Kelompok BTB
(g)
BTK
(g)
KA
(%)
I 15 13,3 13
II 15 12,93 16
III 15 13 15,7
IV 15 13,2 13,6
V 15 13,3 13,08
VI 15 18,56 13,1
JUMLAH 96 84,29 84,52
RARA2 16 14,05 14,1
c) Penetapan Kadar Air Tanah Kapasitas Lapang
Data kelompok II
Ulangan BTB+BC
(g)
BTK+BC
(g)
BC
(g)
BTB
(g)
BTK
(g)
KA
(%)
I 17,8 14,2 2,8 15 11,4 31
II 17,7 14,1 2,7 15 11,4 31
III 18 14,4 3,2 15 11,2 34
Kelompok 4
13 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
1. BTK = b – x
= 14,2 – 2,8
= 11,4
KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %
= [(15-11,4)/11,4] × 100 %
= 0,31 × 100 %
=31 %
2. BTK = b – x
= 14,1 – 2,7
= 11,4
KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %
= [(15-11,4)/11,4] × 100 %
= 0,31 × 100 %
=31 %
3. BTK = b – x
= 14,4 – 3,2
= 11,2
KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %
= [(15-11,2)/11,2] × 100 %
= 0,34 × 100 %
14 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
=34 %
Rata-rata = 31%+31 %+34 %
3
= 96 %
3
= 32 %
15 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
Data kelas
Kel. U BTB+BC BTK+BC BC BTB BTK KA Rata2
1
I 17,8 14,4 2,8 15 11,6 29 %
30 %II 17,9 14,6 2,9 15 11,7 28 %
III 18,1 14,4 3,1 15 11,3 33 %
2
I 17,8 15,9 2,8 15 13,1 14 %15,7
%II 17,9 15,9 2,9 15 13 15 %
III 18,1 15,8 3,1 15 12,7 18 %
3
I 19,1 15,3 4,1 15 11,2 34 %36,3
%II 19,7 15,5 4,7 15 10,8 39 %
III 19,5 15,5 4,5 15 11 36 %
4
I 17,8 14,2 2,8 15 11,4 31 %
32 %II 17,7 14,1 2,7 15 11,4 31 %
III 18,2 14,4 3,2 15 11,2 34 %
5
I 18,3 14,3 3,3 15 11 36 %
35 %II 17,8 13,9 2,8 15 11,1 35 %
III 17,6 13,8 2,6 15 11,2 34 %
6
I 24,4 18,7 3,4 21 15,3 37 %
37 %II 23,8 18 2,8 21 15,2 38 %
III 24,5 18,9 3,5 21 15,4 36 %
Menghitung Kadar Air Tanah Kapasitas Lapang(KA-KL)
Kelompok 1
1. BTK = b – x
16 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
= 14,4 – 2,8
= 11,6
KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %
= [(15-11,6)/11,6] × 100 %
= 0,29 × 100 %
=29 %
2. BTK = b – x
= 14,6 – 2,9
= 11,7
KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %
= [(15-11,7)/11,7] × 100 %
= 0,28 × 100 %
=28 %
3. BTK = b – x
= 14,4 – 3,1
= 11,3
KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %
= [(15-11,3)/11,3] × 100 %
= 0,33 × 100 %
=33 %
17 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
Rata-rata = 29 %+28 %+33 %
3
= 90 %
3
= 30 %
Kelompok 2
1. BTK = b – x
= 15,9– 2,8
= 13,1
KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %
= [(15-13,1)/13,1] × 100 %
= 0,14× 100 %
=14 %
2. BTK = b – x
=15,9– 2,9
= 13
KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %
= [(15-13)/13] × 100 %
=0,15× 100 %
= 15 %
3. BTK = b – x
= 15,8– 3,1
18 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
= 12,7
KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %
= [(15-12,7)/12,7] × 100 %
=0,18× 100 %
=18 %
Rata-rata = 14 %+15 %+18 %
3
= 47 %
3
=15,7%
Kelompok 3
1. BTK = b – x
= 15,3 – 4,1
= 11,2
KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %
= [(15-11,2)/11,2] × 100 %
= 0,34 × 100 %
=34 %
2. BTK = b – x
= 15,5 – 4,7
= 10,8
KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %
19 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
= [(15-10,8)/10,8] × 100 %
= 0,39 × 100 %
=39 %
3. BTK = b – x
= 15,5 – 4,5
= 11
KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %
= [(15-11)/11] × 100 %
= 0,36 × 100 %
=36 %
Rata-rata = 34 %+39 %+36 %
3
= 109 %
3
= 36,3 %
Kelompok 5
1. BTK = b – x
= 14,3 – 3,3
= 11
KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %
= [(15-11)/11] × 100 %
= 0,36 × 100 %
20 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
=36 %
2. BTK = b – x
= 13,9 – 2,8
= 11,1
KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %
= [(15-11,1)/11,1] × 100 %
= 0,35 × 100 %
=35 %
3. BTK = b – x
= 13,8 – 2,6
= 11,2
KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %
= [(15-11,2)/11,2] × 100 %
= 0,34 × 100 %
=34 %
Rata-rata = 36 %+35 %+34 %
3
= 105 %
3
= 35 %
21 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
Kelompok 6
1. BTK = b – x
= 18,7 – 3,4
= 15,3
KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %
= [(21-15,3)/15,3] × 100 %
= 0,37 × 100 %
=37 %
2. BTK = b – x
= 18 – 2,8
= 15,2
KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %
= [(21-15,2)/15,2] × 100 %
= 0,38 × 100 %
=38 %
3. BTK = b – x
= 18,9 – 3,5
= 15,4
KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %
= [(21-15,4)/15,4] × 100 %
22 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
= 0,36 × 100 %
=36 %
Rata-rata = 37 %+38 %+36 %
3
= 111%
3
= 37 %
2.2 PEMBAHASAN
Kadar air tanah adalah jumlah air tanah yang terkandung dalam pori-pori tanah dalam
suatu tanah tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah,
iklim, topografi, adanya gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi. Tanah-tanah yang bertekstur pasir,
karena butiran-butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat (gram)
mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap air dan unsur hara. Tanah-
tanah bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas
permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara
lebih tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dibanding tanah bertekstur
kasar.
Adapun manfaat mengetahui kadar air tanah yaitu untuk mengetahui proses pelapukan
mineral dan bahan organik tanah yaitu reaksi yang mempersiapkan hara yang larut bagi
pertumbuhan tanaman, menduga kebutuhan air selama proses irigasi, mengetahui kemampuan
suatu jenis tanah mengenai daya simpan lengas tanah.
Tujuan dan manfaat menganalisis kadar air tanah :
a. Menurut M. M. Sutedjo (2002), mempelajari kadar air sangat penting karena air sangat
diperlukan untuk menjalankan proses-proses morfogenesa dalam tanah dan untuk menggerakan
kegiatan jasad renik, maka dengan ketiadaan air aliran permukaan, air rembesan samping dan air
perkolasi akan menyebabkan tanah itu mati dan tanaman pun tidak mungkin tumbuh karena tidak
tersedianya air dalam tanah.
23 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
b. Menurut Henry D. Foth (1988), pengawetan air penting dimana kekurangan air yang besar
terjadi dalam tanah-tanah yang mempunyai regim kelembaban tanah aridic, ustic dan xeric.
c. Menurut A. N. Strahler (1976), air merupakan bagian terbesar di dunia, dan diperlukan
untuk semua kehidupan. Penambahan air dalam waktu lama ke bagian dasar sama dengan
presipitasi tahunan rata-rata 66 cm pada permukaan tanah.
d. Menurut Dr. L. S. Robertson, kulit permukaan tanah terdiri dari lapisan permukaan yang
dapat menghambat munculnya perkecambahan, apabila kering dan sangat mengurangi infiltrasi
dan menaikkan aliran permukaan pada lahan berlereng bila basah
Tanah yang diovenkan beratnya akan berkurang dari berat awal. Hal inidikarenakan
hilangnya kadar air yang terkandung pada tanah tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur Craig
(1994) yang menyatakan bahwa energi yang telah dilepaskan ketika air berubah dari uap air
menjadi cairan. Pembebasan panas dan pembentukanair hujan merupakan sumber energi utama
untuk sistem hujan. Bila butir-butir air hujan jatuh ke atas tanah kering dan diserap oleh
permukaan partikel tanah, terjadi penurunan lebih lanjut dalam pergerakan dan mempunyai tapak
positif dan negative.
Eksikator berfungsi untuk mendinginkan tanah yang telah selesai dioven. Tanah
direndam dalam bak perendam agar tanah bersifat basah dan mengembang. Sedang penimbangan
bobot kering dan bobot basah dilakukan untuk membandingkan serta menentukan kadar air
dalam tanah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air di dalam tanah adalah :
1. Kadar Bahan Organik Tanah
Bahan organic tanah mempunyai pori-pori yang jauh lebih banyak daripada partikel
mineral tanah yang berarti luas permukaan penyerapan juga lebih banyak sehingga makin tinggi
kadar bahan organic tanah makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah.
2. Kedalaman Solum atau Lapisan Tanah
Kedalaman solum atau lapisan tanah menentukan volume simpan air tanah, semakin
dalam maka ketersediaan dan kadar air tanah juga semakin banyak.
3. Iklim dan Tumbuhan
Faktor iklim dan tumbuhan mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat
diabsorbsi dengan efisiensi tumbuah dalam tanah. Temperatur dan perubahan udara merupakan
perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi pengguanaan air tanah dan penentuan air yang
24 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Kelakuan akan ketahanan pada
kekeringan keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah fakto pertumbuhan yang berarti.
Senyawa Kimiawi Garam-garam dan senyawa pupuk atau ameliorant baik alamaiah
maupun non alamiah mempunyai gaya osmotic yang dapat menarik dan menghidrolisis air
sehingga koefisien laju meningkat.
Faktor lainnya yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah, dengan adanya
perbedaan jenis tekstur tanah dapat menggambarkan tingkat kemampuan tanah untuk mengikat
air, contohnya tanah yang bertekstur liat lebih mampu mengikat air dalam jumlah banyak
dibandingkan tanah yang bertekstur pasir, sedangkan tanah bertekstur pasir lebih mampu
mengikat air daripada tanah bertekstur debu.
Faktor lain yang mempengaruhi kadar air tanah adalah struktur tanah, pori tanah, dan
peremeabilitas tanah. Tanah yang mempunyai ruang pori lebih banyak akan mampu menyimpan
air dalam jumlah lebih banyak. Karena ruang-ruang pori tanah akan terisi oleh air.
25 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
Kesimpulan
1. Tanah komposit merupakan contoh yang dikumpulkan dari beberapa titik pengamatan
melalui pengambilan tanah yang dicampur merata menjadi satu contoh homogen. (Rayes,
2006)
2. Tanah komposit merupakan campuran dari contoh-contoh tanah yang diambil dengan
cara-cara tertentu pada kedalaman0-20 cm dan bertujuan untuk memperkecil keragaman
dari area yang diwakili. (Hidayat, 1992)
3. Menurut Herlambang (1996) air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang
terdapat di dalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan
bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akifer
4. Setelah dilakukan kegiatan praktikum dan pembahasanya maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. kadar air tanah merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan
berat kering tanah tersebut.
2. Data yang kami peroleh dari hasil perhitungan untuk rata-rata kadar air tanah kadar air
di lapangan dan kadar air kapasitas lapang adalah sebagai berikut:
Kadar airdi lapangan kadar air kapasitas lapang
Ulangan 1:13,6% ulangan 1:31%
Ulangan 2:13,6% ulangan 2:31
Ulangan 3:13,6% ulangan 3:34%
26 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
5. Pada kelompok 4 kadar air tanah kapasitas lapangnya hampir sama data yang di
perolehnya kemungkinan besar praktikum yang kami lakukan benar dan sesuai dengan
yang ibu arahkan.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan air dalam tanah yaitu tekstur tanah, kadar
bahan organik tanah, senyawa kimia dan kedalaman solum.
Saran
Sebaiknya dalam memilih tanah untuk berbudidaya (tanah pertanian), sangat perlu
diperhatikan kandungan atau kadar untuk suatu jenis tanah. Karena kadar air tana cukup berperan
setelah bahan organik tanah yang turut mempengaruhi kandungan unsur hara yang diperlukan
oleh tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
27 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
DAFTAR PUSTAKA
http://fauzaniarshare.blogspot.co.id/2013/04/laporan-praktikum-dastan-penetapan.html
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA: Lampung.
Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah. Rajawali Pers : Jakarta.
Indranada, Henry . 1994 . Pengelolaan Kesuburan Tanah . Bumi Aksara :Semarang.
Raes, D. , Herman L. , Paul V. A. Matman dan V.B Martin. 1987. Irrigation Schedulling
Information Sistem. Katholike Universiteit Leuven : Leuven.
Soetjipto . 1992 . Dasar-Dasar Irigasi . Erlangga :Jakarta
28 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
LAMPIRAN
A. Cara Pengambilan tanah komposit
Proses pencangkulan tanah dari proses pencampuran titik tanah dan
Beberapa titik. Selanjutnya tanah di haluskan.
29 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
Penghalusan tanah Tanah di masukkan ke dalam plastic
30 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
Tanah yang sudah dimasukan di dalam plastic seperti yang di gambar.
b. penetapan kadar air di lapangan
Pengayakan tanah Timbang tanah nya
Masukan ke oven oven 1X24 jam,lalu timbang
c. penetapan kapasitas tanah lapang
31 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
Siapkan bahan praktikum Masukan pasir ¼
Masukan tanah basahi dengan air
c. penetapan kapasitas tanah lapang
32 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
Siapkan bahan praktikum Masukan pasir ¼
Masukan tanah basahi dengan air
33 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
Tutup dengan plastic dan ikat diamkan 1X 24 jam.
menggunakan karet
Timbang selanjutnya di oven,selama 1x24 jam dan di
timbang lagi
34 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
35 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V