Cover

42
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR – DASAR ILMU TANAH OLEH : KELOMPOK 5 1. Ari Satria ( D1A014012 ) 2. Alex Rahmadi ( D1A014017 ) 3. Indriyani ( D1A014019 ) 4. Tiwi Sartika ( D1A014021 ) 5. Selvi Nurhidayah (D1A014025 ) 5.Nadya Oktaviana ( D1A014037 ) DOSEN PENGAMPU :Dr. Ir. Henny H, M.Si. JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN 1 | LAPORAN DDIT KELOMPOK IV

description

cover

Transcript of Cover

Page 1: Cover

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR – DASAR ILMU TANAH

OLEH :

KELOMPOK 5

1. Ari Satria ( D1A014012 )

2. Alex Rahmadi ( D1A014017 )

3. Indriyani ( D1A014019 )

4. Tiwi Sartika ( D1A014021 )

5. Selvi Nurhidayah (D1A014025 )

5.Nadya Oktaviana ( D1A014037 )

DOSEN PENGAMPU :Dr. Ir. Henny H, M.Si.

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

SEMPTEMBER 2015

1 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 2: Cover

2 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 3: Cover

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Judul 1

1.2 Tempat/waktu pelaksanaan 1

1.3 Tujuan 1

1.4 Metode praktikum 1

1.5 Tinjauan pustaka 2

1.6 Bahan dan alat 5

1.7 Cara kerja 6

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 8

2.1 Hasil praktikum 8

2.2 Pembahasan 21

Kesimpulan 24

Saran 25

Daftar pustaka 26

Lampiran 27

3 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 4: Cover

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul :

1. Pengambilan ccontoh tanah Komposit

2. Penetapan Kadar Air di Lapangan

3. Penetapan kadar air kapasitas lapang

1.2 Tempat / Waktu Pelaksanaan Praktikum:

a.Kebun Percobaan Pertanian ,22 September 2015

b.Laboraturium Ilmu Tanah, 22 September 2015

c.Laboraturium Ilmu Tanah, 06 Oktober 2015

1.3 Tujuan :

1. Untuk Mengambil contoh tanah komposit

2. Unutk mengetahui kapasitas kadar air di lapang

3. Untuk mengetahui kadar air kapasitas lapang

1.4 Metode praktikum :

1. Pengambilan Tanah Komposit

2. Gravitmatrik

3. Retensi Air Tanah

4 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 5: Cover

1.5 Tinjauan Pustaka :

a) Pengambilan Contoh Tanah Komposit

Tanah komposit merupakan contoh yang dikumpulkan dari beberapa titik

pengamatan melalui pengambilan tanah yang dicampur merata menjadi satu

contoh homogen. (Rayes, 2006)

Tanah komposit merupakan campuran dari contoh-contoh tanah yang diambil

dengan cara-cara tertentu pada kedalaman0-20 cm dan bertujuan untuk

memperkecil keragaman dari area yang diwakili. (Hidayat, 1992)

b. Penetapan Kadar Air Di Lapangan

Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air

terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan

gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara

penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan

dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena

pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air

irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat

dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah

berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan berikutnya akan

bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air tidak

hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh

terhadap penggerakan horizontal (Hakim, dkk, 1986).

            Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan

koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai

kebutuhan tanaman, terdiri dari:

1.      Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah

terisi oleh air.

5 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 6: Cover

2.       Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori

tanah mulai menipis,sehingga tegangan antarair-udara meningkat hingga lebih besar

dari gaya gravitasi.

3.      Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang

ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk

aktivitas,danmempertahankan turgornya.

4.      Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat

oleh gayamatrik tanah.

Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah.

Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah

bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya

lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi

kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau air irigasi,

kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung

melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik

tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah

atau lapisan tanah (Madjid, 2010).

c. Penetapan Kadar Air Kapasitas Lapang

Kadar air kapasitas lapang adalah sejumlah air yang ditahan atau dipegang

tanah setelah air gravitasi turun (oleh gaya gravitasi) atau saat aliran air gravitasi nol.

Penetapan kadar air tanah kapasitas lapang dapat melalui penetapan kadar air pada pF

2.54 (metode retensi air tanah) menggunakan alat yang disebut “pressure plate

apparatus”. Metode lain untuk penetapan kadar air tanah kapasitas lapang adalah

“metode gaya berat” yakni menimbang tanah yang telah diusahakan kondisi (kadar

airnya) sama seperti dalam keadaan kapasitas lapang. Data kadar air tanah kapasitas

lapang biasanya digunakan dalam menentukan jumlah air yang harus ditambahkan

dalam pemeliharaan tanaman (dalam proses penyiraman) atau dalam penetapan pori

air tersedia atau kadar air tersedia bagi tanaman.

6 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 7: Cover

Keadaan air pada kapasitas lapang ini adalah jumlah banyaknya kandungan air

(% vol) dalam tanah sesudah air gravitasi turun sama sekali. Tanah yang jenuh air

karena hujan lebat atau irigasi kemudian dibiarkan selama  48 jam sehingga air

gravitasi dengan bebas turun sama sekali. Pada keadaan ini tanah mengandung air

yang terbanyak bagi tanaman, yaitu pori makro terisi oleh udara dan air yang tersedia,

sedangkan pori-pori mikro diisi seluruhnya oleh air. Kandungan air ini ditahan oleh

sesuatu kekuatan sebesar pF 2,54 atau 1/3 atm (Sarief, 1986).

Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya

tegangan air dalam tanah tersebut.Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya

tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut di dalam tanah. Kandungan air

pada kapasitas lapang ditunjukkan oleh kandungan air pada tegangan air 1/3 bar,

sedang kandungan air pada titik layu permanent adalah pada tegangan 15 bar. Air

yang tersedia bagi tanaman adalah air yang terdapat pada tegangan 1/3 bar sampai 15

bar. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada 

bertektur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir pada

umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat

(Hardjowigeno, 2007).

Nilai kapasitas lapang ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1. Tekstur tanah: Kapasitas lapang pada tanah yang bertekstur halus lebih besar

daripada tanah bertekstur kasar.

2. Struktur tanah: Kapasitas lapang pada tanah yang berstruktur dengan pori-pori

halus lebih besar daripada kapasitas lapang tanah yang berstruktur dengan

pori-pori kasar.

3. Bahan organik: Kapasitas lapang pada tanah yang mempunyai kandungan

bahan organik tinggi lebih besar daripada kapasitas lapang tanah yang

mempunyaikandungan bahan organik yang rendah.

4. Jenis koloid: Kapasitas lapang pada koloid humus lebih besar daripada

kapasitas lapang pada koloid liat.

7 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 8: Cover

5. Macam kation yang diserap tanah: Kapasitas lapang pada koloid natrium lebih

besar daripada kapasitas lapang koloid Mg dan lebih besar dari koloid Ca.

(Hasibuan, 2006).

Air bebas menurun terus sampai ke lapisa air tanah sehingga di dalam tanah

tinggal air yang tertahan oleh tanah. Tetapi tidak semua jenis tanah bisa menahan

jumlah air yang sama. Semakin halus partikel-partikel tanah semakin banyak air yang

tertahan, karena permukaan tanah halus lebih luas daripada tanah yang kasar, humus

lebih halus lagi, maka akan menahan jumlah air yang lebih banyak.Tanaman itu

menghisap air dari tanah, hanya air kapilerlah yang dihisap lebih dahulu, sehingga

lapisan air pada permukaan agregat sedikit demi sedikit akan berkurang. Lama-

kelamaan tanah akan mengering atau tinggal sedikit sekali, semakin kering/

sedikitnya airlapisan pada agregat itu makindipertahankan dan makin sulit dihisap

oleh tanaman. Dan inilah saat tanaman menjadi layu, karena kekuatan tanah menahan

air lebih kuat daripada daya hisap tanaman (Suhardi,1983).

Secara umum diketahui bahwa tanah berpasir lebih kering daripada tanah

berliat.Satu alasannya adalah bahwa tanah yang bertekstur halus mampu menahan

lebih banyak air yang dapat digunakan.Tanah liat lempung yang dapat mengikat 18

persen air yang dapat digunakan dibandingkan dengan 8 persen untuk lempung

berpasir.Tanah liat lempung mengandung air pada titik layu lebih banyak daripada

kandungan lempung berpasir pada kapasitas lapangan (Foth, 1994).

1.6 Bahan Dan Alat

a) Pengambilan Contoh Tanah Komposit

1) Tanah

2) Cangkul

3) Daun pisang

4) Plastik

5) Cutter

b) Penetapan Kadar Air Tanah Di Lapangan

1) Tanah 5. Saringan

2) Oven 6.Tampah

8 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 9: Cover

3) Cawan 7.Plastik

4) Neraca Ohaus

c) Penetapan Kadar Air Kapasitas Lapang

1) Pasir 7.Cawan

2) Tanah 8.Oven

3) Gelas piala 9.Sprayer (penyemprot)

4) Paralon dengan panjang 30 cm 10.Sendok

5) Karet 11.Neraca Ohaus

6) Plastik

1.7 Cara Kerja

a) Pengambilan Contoh Tanah Komposit

a. Siapkan peralatan yang akan digunakan

b. Ambillah daun pisang menggunakan cutter untuk tempat tanah yang akan

diambil

c. Carilah beberapa titik tanah yang tidak terganggu

d. Cangkullah di beberapa titik tanah sedalam 20 cm

e. Letakkan tanah yang telah diambil ke daun pisang

f. Campurkan tanah yang telah diambil dari beberapa titik agar menjadi

homogen

g. Masukkan tanah ke dalam plastic

b) Penetapan Kadar Air Di Lapangan

a. Campurkan tanah yang telah diambil, agar menjadi homogen

b. Saring tanah menggunakan saringan 2 mm

c. Bersihkan 3 cawan yang akan digunakan

d. Timbang 3 cawan yang akan digunakan

e. Masukkan 15 gram tanah ke dalam cawan

f. Masukkan tanah yang berada di dalam cawan ke dalam oven dengan

pengaturan suhu 105℃

9 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 10: Cover

g. Setelah 24 jam, timbanglah tanah yang telah dioven

h. Catat hasil penimbangan

c) Penetapan Kadar Air Kapasitas Lapang

a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

b. Siapkan gelas piala berukuran

c. Masukkan pasir halus setinggi ¼ bagian gelas piala

d. Tegakkan pipa dibagian tengah pasir, tetapi jangan dimasukkan ke dalam

pasir

e. Masukkan tanah sebanyak ¾ volume gelas piala

f. Semprotkan air menggunakan sprayer hingga tanah menjadi jenuh

g. Tutup gelas piala menggunakan plastik, buat lubang ditengahnya untuk

pipa

h. Beri karet agar plastik tidak bergerak

i. Letakkan gelas piala di tempat yang tidak terganggu selama 24 jam

j. Setelah 24 jam, masukkan tanah ke dalam cawan yang telah ditimbang

k. Masukkan cawan berisi tanah ke dalam oven dengan suhu 105℃, selama

24 jam

l. Setelah 24 jam, timbanglah tanah dan catat hasil timbanganya.

10 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 11: Cover

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil Praktikum

a) Pengambilan Contoh Tanah Komposit

Hasil dari pelaksanaan praktikum contoh tanah komposit ialah 1 kg contoh

tanah komposit yang didapat dari pencampuran beberapa contoh tanah

dari titik contoh tanah yang berbeda.

b) Penetapan Kadar Air Di Lapangan

Data Kelompok IV

Ulangan BTB+BC

(g)

BTK+BC

(g)

BC

(g)

BTB

(g)

BTK

(g)

KA-

KL

(%)

I 18,4 16,6 3,4 15 13,2 13,6

II 19,6 17,8 4,6 15 13,2 13,6

III 19,1 17,3 4,1 15 13,2 13,6

Perhitungan :

KA (%) = BTB−BTK

BTK 100%

Ulangan I

KA (%) = BTB−BTK

BTK

100%

KA (%) = 15−13,2

13,2

100% =13,6 %

Ulangan II

KA (%) =

BTB−BTKBTK

100%

11 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 12: Cover

KA (%) = 15−13,2

13,2

100% =13,6 %

Ulangan III

KA (%) =

BTB−BTKBTK

100%

KA (%) = 15−13,2

13,2

100% = 13,6%

12 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 13: Cover

Data Kelas

Kelompok BTB

(g)

BTK

(g)

KA

(%)

I 15 13,3 13

II 15 12,93 16

III 15 13 15,7

IV 15 13,2 13,6

V 15 13,3 13,08

VI 15 18,56 13,1

JUMLAH 96 84,29 84,52

RARA2 16 14,05 14,1

c) Penetapan Kadar Air Tanah Kapasitas Lapang

Data kelompok II

Ulangan BTB+BC

(g)

BTK+BC

(g)

BC

(g)

BTB

(g)

BTK

(g)

KA

(%)

I 17,8 14,2 2,8 15 11,4 31

II 17,7 14,1 2,7 15 11,4 31

III 18 14,4 3,2 15 11,2 34

Kelompok 4

13 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 14: Cover

1. BTK = b – x

= 14,2 – 2,8

= 11,4

KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %

= [(15-11,4)/11,4] × 100 %

= 0,31 × 100 %

=31 %

2. BTK = b – x

= 14,1 – 2,7

= 11,4

KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %

= [(15-11,4)/11,4] × 100 %

= 0,31 × 100 %

=31 %

3. BTK = b – x

= 14,4 – 3,2

= 11,2

KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %

= [(15-11,2)/11,2] × 100 %

= 0,34 × 100 %

14 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 15: Cover

=34 %

Rata-rata = 31%+31 %+34 %

3

= 96 %

3

= 32 %

15 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 16: Cover

Data kelas

Kel. U BTB+BC BTK+BC BC BTB BTK KA Rata2

1

I 17,8 14,4 2,8 15 11,6 29 %

30 %II 17,9 14,6 2,9 15 11,7 28 %

III 18,1 14,4 3,1 15 11,3 33 %

2

I 17,8 15,9 2,8 15 13,1 14 %15,7

%II 17,9 15,9 2,9 15 13 15 %

III 18,1 15,8 3,1 15 12,7 18 %

3

I 19,1 15,3 4,1 15 11,2 34 %36,3

%II 19,7 15,5 4,7 15 10,8 39 %

III 19,5 15,5 4,5 15 11 36 %

4

I 17,8 14,2 2,8 15 11,4 31 %

32 %II 17,7 14,1 2,7 15 11,4 31 %

III 18,2 14,4 3,2 15 11,2 34 %

5

I 18,3 14,3 3,3 15 11 36 %

35 %II 17,8 13,9 2,8 15 11,1 35 %

III 17,6 13,8 2,6 15 11,2 34 %

6

I 24,4 18,7 3,4 21 15,3 37 %

37 %II 23,8 18 2,8 21 15,2 38 %

III 24,5 18,9 3,5 21 15,4 36 %

Menghitung Kadar Air Tanah Kapasitas Lapang(KA-KL)

Kelompok 1

1. BTK = b – x

16 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 17: Cover

= 14,4 – 2,8

= 11,6

KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %

= [(15-11,6)/11,6] × 100 %

= 0,29 × 100 %

=29 %

2. BTK = b – x

= 14,6 – 2,9

= 11,7

KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %

= [(15-11,7)/11,7] × 100 %

= 0,28 × 100 %

=28 %

3. BTK = b – x

= 14,4 – 3,1

= 11,3

KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %

= [(15-11,3)/11,3] × 100 %

= 0,33 × 100 %

=33 %

17 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 18: Cover

Rata-rata = 29 %+28 %+33 %

3

= 90 %

3

= 30 %

Kelompok 2

1. BTK = b – x

= 15,9– 2,8

= 13,1

KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %

= [(15-13,1)/13,1] × 100 %

= 0,14× 100 %

=14 %

2. BTK = b – x

=15,9– 2,9

= 13

KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %

= [(15-13)/13] × 100 %

=0,15× 100 %

= 15 %

3. BTK = b – x

= 15,8– 3,1

18 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 19: Cover

= 12,7

KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %

= [(15-12,7)/12,7] × 100 %

=0,18× 100 %

=18 %

Rata-rata = 14 %+15 %+18 %

3

= 47 %

3

=15,7%

Kelompok 3

1. BTK = b – x

= 15,3 – 4,1

= 11,2

KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %

= [(15-11,2)/11,2] × 100 %

= 0,34 × 100 %

=34 %

2. BTK = b – x

= 15,5 – 4,7

= 10,8

KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %

19 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 20: Cover

= [(15-10,8)/10,8] × 100 %

= 0,39 × 100 %

=39 %

3. BTK = b – x

= 15,5 – 4,5

= 11

KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %

= [(15-11)/11] × 100 %

= 0,36 × 100 %

=36 %

Rata-rata = 34 %+39 %+36 %

3

= 109 %

3

= 36,3 %

Kelompok 5

1. BTK = b – x

= 14,3 – 3,3

= 11

KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %

= [(15-11)/11] × 100 %

= 0,36 × 100 %

20 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 21: Cover

=36 %

2. BTK = b – x

= 13,9 – 2,8

= 11,1

KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %

= [(15-11,1)/11,1] × 100 %

= 0,35 × 100 %

=35 %

3. BTK = b – x

= 13,8 – 2,6

= 11,2

KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %

= [(15-11,2)/11,2] × 100 %

= 0,34 × 100 %

=34 %

Rata-rata = 36 %+35 %+34 %

3

= 105 %

3

= 35 %

21 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 22: Cover

Kelompok 6

1. BTK = b – x

= 18,7 – 3,4

= 15,3

KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %

= [(21-15,3)/15,3] × 100 %

= 0,37 × 100 %

=37 %

2. BTK = b – x

= 18 – 2,8

= 15,2

KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %

= [(21-15,2)/15,2] × 100 %

= 0,38 × 100 %

=38 %

3. BTK = b – x

= 18,9 – 3,5

= 15,4

KA-KL = [(BTB-BTK)/BTK] × 100 %

= [(21-15,4)/15,4] × 100 %

22 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 23: Cover

= 0,36 × 100 %

=36 %

Rata-rata = 37 %+38 %+36 %

3

= 111%

3

= 37 %

2.2 PEMBAHASAN

Kadar air tanah adalah jumlah air tanah yang terkandung dalam pori-pori tanah dalam

suatu tanah tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah,

iklim, topografi, adanya gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi. Tanah-tanah yang bertekstur pasir,

karena  butiran-butirannya  berukuran  lebih  besar,  maka  setiap  satuan  berat (gram)

mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap air dan unsur hara. Tanah-

tanah bertekstur  liat,  karena  lebih   halus   maka   setiap   satuan   berat  mempunyai  luas

permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara

lebih tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dibanding tanah bertekstur

kasar.

Adapun manfaat mengetahui kadar air tanah yaitu untuk mengetahui proses pelapukan

mineral dan bahan organik tanah yaitu reaksi yang mempersiapkan hara yang larut bagi

pertumbuhan tanaman, menduga kebutuhan air selama proses irigasi, mengetahui kemampuan

suatu jenis tanah mengenai daya simpan lengas tanah.

Tujuan dan manfaat menganalisis kadar air tanah :

a.       Menurut M. M. Sutedjo (2002), mempelajari kadar air sangat penting karena air sangat

diperlukan untuk menjalankan proses-proses morfogenesa dalam tanah dan untuk menggerakan

kegiatan jasad renik, maka dengan ketiadaan air aliran permukaan, air rembesan samping dan air

perkolasi akan menyebabkan tanah itu mati dan tanaman pun tidak mungkin tumbuh karena tidak

tersedianya air dalam tanah.

23 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 24: Cover

b.      Menurut  Henry D. Foth (1988), pengawetan air penting dimana kekurangan air yang besar

terjadi dalam tanah-tanah yang mempunyai regim kelembaban tanah aridic, ustic dan xeric.

c.       Menurut A. N. Strahler (1976), air merupakan bagian terbesar di dunia, dan diperlukan

untuk semua kehidupan. Penambahan air dalam waktu lama ke bagian dasar sama dengan

presipitasi tahunan rata-rata 66 cm pada permukaan tanah.

d.      Menurut Dr. L. S. Robertson, kulit permukaan tanah terdiri dari lapisan permukaan yang

dapat menghambat munculnya perkecambahan, apabila kering dan sangat mengurangi infiltrasi

dan menaikkan aliran permukaan pada lahan berlereng bila basah

Tanah yang diovenkan beratnya akan berkurang dari berat awal. Hal inidikarenakan

hilangnya kadar air yang terkandung pada tanah tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur Craig

(1994) yang menyatakan bahwa energi yang telah dilepaskan ketika air berubah dari uap air

menjadi cairan. Pembebasan panas dan pembentukanair hujan merupakan sumber energi utama

untuk sistem hujan. Bila butir-butir air hujan jatuh ke atas tanah kering dan diserap oleh

permukaan partikel tanah, terjadi penurunan lebih lanjut dalam pergerakan dan mempunyai tapak

positif dan negative.

Eksikator berfungsi untuk mendinginkan tanah yang telah selesai dioven. Tanah

direndam dalam bak perendam agar tanah bersifat basah dan mengembang. Sedang penimbangan

bobot kering dan bobot basah dilakukan untuk membandingkan serta menentukan kadar air

dalam tanah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air di dalam tanah adalah :

1.     Kadar Bahan Organik Tanah

Bahan organic tanah mempunyai pori-pori yang jauh lebih banyak daripada partikel

mineral tanah yang berarti luas permukaan penyerapan juga lebih banyak sehingga makin tinggi

kadar bahan organic tanah makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah.

2.     Kedalaman Solum atau Lapisan Tanah

Kedalaman solum atau lapisan tanah menentukan volume simpan air tanah, semakin

dalam maka ketersediaan dan kadar air tanah juga semakin banyak.

3.     Iklim dan Tumbuhan

Faktor iklim dan tumbuhan mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat

diabsorbsi dengan efisiensi tumbuah dalam tanah. Temperatur dan perubahan udara merupakan

perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi pengguanaan air tanah dan penentuan air yang

24 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 25: Cover

dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Kelakuan akan ketahanan pada

kekeringan keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah fakto pertumbuhan yang berarti.

Senyawa Kimiawi Garam-garam dan senyawa pupuk atau ameliorant baik alamaiah

maupun non alamiah mempunyai gaya osmotic yang dapat menarik dan menghidrolisis air

sehingga koefisien laju meningkat.

Faktor lainnya yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah, dengan adanya

perbedaan jenis tekstur tanah dapat menggambarkan tingkat kemampuan tanah untuk mengikat

air, contohnya tanah yang bertekstur liat lebih mampu mengikat air dalam jumlah banyak

dibandingkan tanah yang bertekstur pasir, sedangkan tanah bertekstur pasir lebih mampu

mengikat air daripada tanah bertekstur debu.

Faktor lain yang mempengaruhi kadar air tanah adalah struktur tanah, pori tanah, dan

peremeabilitas tanah. Tanah yang mempunyai ruang pori lebih banyak akan mampu menyimpan

air dalam jumlah lebih banyak. Karena ruang-ruang pori tanah akan terisi oleh air.

25 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 26: Cover

Kesimpulan

1. Tanah komposit merupakan contoh yang dikumpulkan dari beberapa titik pengamatan

melalui pengambilan tanah yang dicampur merata menjadi satu contoh homogen. (Rayes,

2006)

2. Tanah komposit merupakan campuran dari contoh-contoh tanah yang diambil dengan

cara-cara tertentu pada kedalaman0-20 cm dan bertujuan untuk memperkecil keragaman

dari area yang diwakili. (Hidayat, 1992)

3. Menurut Herlambang (1996) air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang

terdapat di dalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan

bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akifer

4. Setelah dilakukan kegiatan praktikum dan pembahasanya maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1.     kadar air tanah merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan

berat kering tanah tersebut.

2.     Data yang kami peroleh dari hasil perhitungan untuk rata-rata kadar air tanah kadar air

di lapangan dan kadar air kapasitas lapang adalah sebagai berikut:

Kadar airdi lapangan kadar air kapasitas lapang

Ulangan 1:13,6% ulangan 1:31%

Ulangan 2:13,6% ulangan 2:31

Ulangan 3:13,6% ulangan 3:34%

26 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 27: Cover

5. Pada kelompok 4 kadar air tanah kapasitas lapangnya hampir sama data yang di

perolehnya kemungkinan besar praktikum yang kami lakukan benar dan sesuai dengan

yang ibu arahkan.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan air dalam tanah yaitu tekstur tanah, kadar

bahan organik tanah, senyawa kimia dan kedalaman solum.

Saran

Sebaiknya dalam memilih tanah untuk berbudidaya (tanah pertanian), sangat perlu

diperhatikan kandungan atau kadar untuk suatu jenis tanah. Karena kadar air tana cukup berperan

setelah bahan organik tanah yang turut mempengaruhi kandungan unsur hara yang diperlukan

oleh tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

27 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 28: Cover

DAFTAR PUSTAKA

http://fauzaniarshare.blogspot.co.id/2013/04/laporan-praktikum-dastan-penetapan.html

Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA: Lampung.

Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah. Rajawali Pers : Jakarta.

Indranada, Henry . 1994 . Pengelolaan Kesuburan Tanah . Bumi Aksara :Semarang.

Raes, D. , Herman L. , Paul V. A. Matman dan V.B Martin. 1987. Irrigation Schedulling

Information Sistem. Katholike Universiteit Leuven : Leuven.

Soetjipto . 1992 . Dasar-Dasar Irigasi . Erlangga :Jakarta

28 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 29: Cover

LAMPIRAN

A. Cara Pengambilan tanah komposit

Proses pencangkulan tanah dari proses pencampuran titik tanah dan

Beberapa titik. Selanjutnya tanah di haluskan.

29 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 30: Cover

Penghalusan tanah Tanah di masukkan ke dalam plastic

30 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 31: Cover

Tanah yang sudah dimasukan di dalam plastic seperti yang di gambar.

b. penetapan kadar air di lapangan

Pengayakan tanah Timbang tanah nya

Masukan ke oven oven 1X24 jam,lalu timbang

c. penetapan kapasitas tanah lapang

31 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 32: Cover

Siapkan bahan praktikum Masukan pasir ¼

Masukan tanah basahi dengan air

c. penetapan kapasitas tanah lapang

32 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 33: Cover

Siapkan bahan praktikum Masukan pasir ¼

Masukan tanah basahi dengan air

33 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 34: Cover

Tutup dengan plastic dan ikat diamkan 1X 24 jam.

menggunakan karet

Timbang selanjutnya di oven,selama 1x24 jam dan di

timbang lagi

34 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V

Page 35: Cover

35 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V