Cp Inna Itha Cappo
Transcript of Cp Inna Itha Cappo
-
7/29/2019 Cp Inna Itha Cappo
1/11
CEREBRAL PALSY
I.
PENDAHULUAN
1.1. Terminologi
Cerebral Palsy adalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun
waktu dalam perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik di dalam susunan saraf
pusat, bersifat kronik dan non progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak
yang belum selesai pertumbuhannya.1 585
Secara umum, beberapa ahli mengartikan Cerebral Palsy sebagai kondisi yang
ditemukan pada anak berupa kejang atau kekakuan disertai mobilitas dan kemampuan
bicara yang rendah. Cerebral merujuk pada otak, yang merupakan wilayah yang
terkena dampak dari otak (meskipun kemungkinan besar melibatkan gangguan
koneksi antara korteks dan bagian-bagian lain dari otak seperti serebelum), danpalsy
mengacu pada gangguan pergerakan, suatu kondisi yang ditandai dengan tremor pada
tubuh yang tidak dapat terkontrol.7 585
Yang pertama kali memperkenalkan penyakit ini adalah William John Little
(1843), yang menyebutnya dengan istilah Cerebral Diplegia, sebagai akibat
prematuritas atau afiksia neonatorum. Sir William Olser adalah yang pertama kali
memperkenalkan istilah Cerebral Palsy, sedangkan Sigmund Freud menyebutnya
dengan istilahInfantile Cerebral Paralysis.1 585
Cerebral Palsy atau paralisis otak merupakan kelainan dengan beberapa tipe
dan tingkatan, dapat terjadi segera sebelum lahir, pada waktu lahir atau sesaat setelah
lahir. Kelainan ini dapat bermanifestasi mulai pada masa bayi, anak-anak dan
menetap seumur hidupnya, secara klinis berupa gangguan terhadap fungsi otot
volunter dan persepsi dan kadang-kadang disertai gangguan mental. Kelainan tersebut
adalah kondisi seumur hidup yang mempengaruhi komunikasi antara otak dan otot,
menyebabkan keadaan permanen dan sikap gerakan yang tidak terkoordinasi.2,3,4,5,6 585
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Cerebrum&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgNHLYlWSUZCWVCtnddufEbDSwRzAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Cortex&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhi-IV1UiLjeWDMxUa7WiG_hJPQY_ghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Cerebellum&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgyeVoMBV4-FHPxLha8nWiiJL4FYghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Palsy&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgPDYlTEYuosTIpBHUK0Bq07Q6UmAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Palsy&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgPDYlTEYuosTIpBHUK0Bq07Q6UmAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Palsy&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgPDYlTEYuosTIpBHUK0Bq07Q6UmAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Palsy&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgPDYlTEYuosTIpBHUK0Bq07Q6UmAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Cerebellum&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgyeVoMBV4-FHPxLha8nWiiJL4FYghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Cortex&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhi-IV1UiLjeWDMxUa7WiG_hJPQY_ghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Cerebrum&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgNHLYlWSUZCWVCtnddufEbDSwRzA -
7/29/2019 Cp Inna Itha Cappo
2/11
1.2. Perkembangan Embriologi Otak
-
7/29/2019 Cp Inna Itha Cappo
3/11
II. DEFENISI2.1.Etiologi
1) Pranatal :
a. Malformasi kongenital.
b. Infeksi dalam kandungan yang dapat menyebabkan kelainanjanin
(misalnya; rubela, toksoplamosis, sifihis, sitomegalovirus, atau infeksi
virus lainnya).
c. Radiasi.
d. Tok gravidarum.
e. Asfiksia dalam kandungan (misalnya: solusio plasenta, plasenta previa,
anoksi maternal, atau tali pusat yang abnormal).
2) Natal :
a. Anoksialhipoksia.
b. Perdarahan intra kranial.
c. Trauma lahir.
d. Prematuritas.
e. gangguan plasenta
d. shock, infeksi
3) Postnatal :
a. Trauma kapitis.
b. Infeksi misalnya : meningitis bakterial, abses serebri, tromboplebitis,
ensefalomielitis.
c. Kern icterus
d. Epilepsy
e. Malnutrisi
f. Inflamasi imunologis1,2,3 926
-
7/29/2019 Cp Inna Itha Cappo
4/11
2.2. KlasifikasiBanyak klasifikasi yang diajukan oleh para ahli, tetapi pada kesempatan ini
akan diajukan klasifikasi berdasarkan gambaran klinis dan derajat kemampuan
fungsionil Berdasarkan gejala klinis maka pembagian cerebral palsy adalah sebagai
berikut:
A. Berdasarkan gejala klinik utama (deficit neurologic system motorik)
1) Tipe spastis atau piramidal.
Pada tipe ini gejala yang hampir selalu ada adalah :
Hipertoni (fenomena pisau lipat). Hiperrefleksi yang djsertai klonus. Kecenderungan timbul kontraktur. Refleks patologis.
Secara topografi distribusi tipe ini adalah sebagai berikut:
Hemiplegia apabila mengenai anggota gerak sisi yang sama. Spastik diplegia. Mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak bawah
lebih berat.
Kuadriplegi, mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak atas sedikitlebih berat.
Monoplegi, bila hanya satu anggota gerak. Triplegi apabila mengenai satu anggota gerak atas dan dua anggota gerak
bawah, biasanya merupakan varian dan kuadriplegi.
-
7/29/2019 Cp Inna Itha Cappo
5/11
2) Tipe ekstrapiramidal
Akan berpengaruh pada bentuk tubuh, gerakan involunter, seperti atetosis,
distonia, ataksia. Tipe ini sering disertai gangguan emosional dan retardasi mental.
Di samping itu juga dijumpai gejala hipertoni, hiperefleksi ringan, jarang sampai
timbul klonus. Pada tipe ini kontraktunjarang ditemukan, apabila mengenai saraf
otak bisa terlihat wajah yang asimetnis dan disantni.
3) Tipe campuran
Gejala-gejalanya merupakan campuran kedua gejala di atas.
B. Berdasarkan derajat keparahan fungsional, berat ringannya kecacatan penderita:
1. C.P. ringan (10%)masih bias melakukan pekerjaan / aktifitas sehari hari sehingga tidak atau hanya
sedikit sekali membutuhkan bantuan khusus
-
7/29/2019 Cp Inna Itha Cappo
6/11
2. C.P. Sedang (30%)Aktifitas sangat terbatas sekali sehingga membutuhkan bermacam bentukk
bantuan pendidikan, fisioterapi,alat brace dan lain lain
3. C.P. Berat(60%)Penderita sama sekali tidak bisa melkaukan aktifitas fisik. Pada penderita ini
sedikit sekali menunjukan kegunaan fisioterapi ataupun pendidikan yang diberikan.
Sebaikamya penderita seperti ini ditampung dalam rumah perawatan khusus.2
2.3.Patofisiologi
`Cerebral Palsy terjadi karena adanya kerusakan pada sel-sel otak yang berfungsi
untuk mengontrol pergerakan otot. Ketika sel-sel tersebut mati, maka tidak ada lagi
impuls yang diteruskan ke sel otot. Ataupun hilangnya kontrol pada otot dapat terlihat
pada gejala-gejala yang terdapat pada penderita Cerebral Palsy.5
Lesi otak pada suatu paralisis otak walaupun bersifat permanen tetapi tidak
progresif. Hilangnya fungsi neuron otak menyebabkan terjadinya pelepasan sistem
kontrol yang menyebabkan beban berlebihan dan disebut release phenomenon.
Gambaran lesi otak pada anak-anak dibagi berdasarkan luas dan lokasi lesi, termasuk
pada korteks motoris serebral, ganglia basalis atau serebelum.2
Gambar anatomi otak
-
7/29/2019 Cp Inna Itha Cappo
7/11
Perkembangan susunan saraf dimulai dengan terbentuknya neural tube yaitu
induksi dorsal yang terjadi pada minggu ke 3-4 masa gestasi dan induksi ventral yang
berlangsung pada minggu ke 56 masa gestasi. Setiap gangguan pada masa ini bisa
mengakibatkan terjadinya kelainan kongenital seperti kranioskisis totalis, anensefali,
hidrosefalus dan lain sebagainya1
Fase selanjutnya terjadi proliferasi neuron, yang terjadi pada masa gestasi bulan
ke 2-4. Gangguan pada fase ini bisa mengakibatkan mikrosefali, makrosefali.1
Stadium selanjutnya yaitu stadium migrasi yang terjadi pada masa gestasi bulan
3-5. Migrasi terjadi melalui dua cara yaitu (1) secara radial, daerah periventrikuler
dan subventrikuler ke lapisan sebelah dalam korteks serebri. (2) sedangkan migrasi
secara tangensial zona germinal menuju ke permukaan korteks serebri. Gangguan
pada masa ini bisa mengakibatkan kelainan kongenital seperti polimikrogiri, agenesis
korpus kalosum.1
Stadium organisasi terjadi pada masa gestasi bulan ke 6 sampai beberapa tahun
pasca natal. Gangguan pada stadium ini akan mengakibatkan translokasi genetik,
gangguan metabolisme.1
Stadium mielinisasi terjadi pada saat lahir sampai beberapa tahun pasca natal.
Pada stadium ini terjadi proliferasi neuron, dan pembentukan selubung myelin.1
Kelainan neuropatologik yang terjadi tergantung pada berat dan ringannya
kerusakan Jadi kelainan neuropatologik yang terjadi sangat kompleks dan difus yang
bisa mengenai korteks motorik traktus piramidalis daerah paraventrikuler ganglia
basalis, batang otak dan serebelum.1
Anoksia serebri sering merupakan komplikasi perdarahan intraventrikuler dan
subependim. Asfiksia perinatal sering berkombinasi dengan iskemi yang bisa
menyebabkan nekrosis.1
Kerniktrus secara klinis memberikan gambaran kuning pada seluruh tubuh dan
akan menempati ganglia basalis, hipokampus, sel-sel nukleus batang otak; bisa
-
7/29/2019 Cp Inna Itha Cappo
8/11
menyebabkan Cerebral Palsy tipe atetoid, gangguan pendengaran dan mental
retardasi.1
Infeksi otak dapat mengakibatkan perlengketan meningen, sehingga terjadi
obstruksi ruangan subaraknoid dan timbul hidrosefalus. Perdarahan dalam otak bisa
meninggalkan rongga yang berhubungan dengan ventrikel.1
Trauma lahir akan menimbulkan kompresi serebral atau perobekan sekunder.
Trauma lahir ini menimbulkan gejala yang irreversibel. Lesi irreversibel lainnya
akibat trauma adalah terjadi sikatriks pada sel-sel hipokampus yaitu pada kornu
ammonis, yang akan bisa mengakibatkan bangkitan epilepsi.1
2.4. Gejala KlinisGambaran klinikcerebral palsy tergantung dari bagian dan luasnya jaringan otak yang
mengalami kerusakan
1) Paralisis
Dapat berbentuk hemiplegia, kuadriplegia, diplegia, monoplegia, triplegia. Kelumpuhan
ini mungkin bersifat flaksid, spastik atau campuran.
2) Gerakan involunter
Dapat berbentuk atetosis, khoreoatetosis, tremor dengan tonus yang dapat bersifat
flaksid, rigiditas, atau campuran.
3) Ataksia
Gangguan koordinasi ini timbul karena kerusakan serebelum. Penderita biasanya
memperlihatkan tonus yang menurun (hipotoni), dan menunjukkan perkembangan
motorik yang terlambat. Mulai berjalan sangat lambat, dan semua pergerakan serba
canggung.
4) Kejang
Dapat bersifat umum atau fokal.
5) Gangguan perkembangan mental
Retardalasi mental ditemukan kira-kira pada 1/3 dari anak dengan cerebral palsy
terutama pada grup tetraparesis, diparesis spastik dan ataksia. Cerebral palsy yang
-
7/29/2019 Cp Inna Itha Cappo
9/11
disertai dengan retardasi mental pada umumnya disebabkan oleh anoksia serebri yang
cukup lama, sehingga terjadi atrofi serebri yang menyeluruh. Retardasi mental masih
dapat diperbaiki bila korteks serebri tidak mengalami kerusakan menyeluruh dan masih
ada anggota gerak yang dapat digerakkan secara volunter. Dengan dikem- bangkannya
gerakan-gerakan tangkas oleh anggota gerak, perkembangan mental akan dapat
dipengaruhi secara positif.
6) Mungkin didapat juga gangguan penglihatan (misalnya: hemianopsia, strabismus, atau
kelainan refraksi), gangguan bicara, gangguan sensibilitas.
7) Problem emosional terutama pada saat remaja1,3
2.5. PenatalaksanaanPerawatan pada anak CP memerlukan pengertian dan kerja sama yang baik dari
pihak orang tua/keluarga penderita. Hal ini akan tercapai dengan baik jika
diorganisasi terpadu pada satu pusat klinik khusus. Cerebral palsy yang dikelola
tenaga tenaga dari pelbagai multidisipliner ( misal: dokter anka, neurologis, ahli
bedah ortopedi, bedah saraf, THT, guru luar biasa).
Medikamentosaa. Obat obatan
1. Obat anti spastisitasBiasanya indikasi pembarian obat obatan anti spastisitas pada penderita C.P.
karena :
Spastisitas penderita sangat hebat yang disertai rasa nyeri sehinggamengganggu program rehabilitasi.
Keadaan hiperefleksi yang sangant mengganggu fungsi motorik(misalnya: ada klonus kaki yang hebat)
Kontraksi pleksi pada tungkai yang progresif. Spasitisitas penderita yang mempersulit perawatan.
2. Obat psikotropik
-
7/29/2019 Cp Inna Itha Cappo
10/11
3. Antikonvulsanb. Tindakan ortopediSalah satu indikasi dilakukan tindakan ortopedi jika sudah terjadi deformitas
akibat proses spasme otot atau telah terjadi kontraktur pada otot dan tendon. Dalam
hal ini harus dipertimbangkan secara matang beberapa factor sebelum melakukan
tindakan bedah.
Non- MedikametosaFisioterapi merupakan salah satu terapi dasar bagi penderita C.P fisioterapi yang
cepat dilaksanakan pada penderita yang masih muda pada tahap dini manfaatnya jauh
lebih nyata jika dibandingkan dengan penderita yang lebih lambat. Satu hal yang
perlu ditekan kan pada orang tua didalam membantu pelaksanaan fisioterpi sang anak
berada dirumah.
Adapn jenis jenis nya adalah :
Alat bantu: pada fisioterapi banyak sekali dijumpai jenis alat bantu yangbertujuan untuk melatih dan membangkitkan aktifitas reflektoris dan
membantu melakukan aktifitas sehari hari.
Occupational therapy Speech therapy Pendidikan luar biasa
c. Factor social Rekreasi, sport dan kesenian Gizi yang baik Kesempatan memperoleh kerja
d. Pendidikan
-
7/29/2019 Cp Inna Itha Cappo
11/11
Penderita cerebral palsy dididik sesuai dengan tingkat intelegensinya, disekolah
luar biasa dan bila mungkin disekolah biasa bersama sama dengan anak yang normal.
Mereka sebaiknya diperlakukan sama seperti anak yang normal yaitu pulang kerumah
dengan kendaraan bersama sama sehingga mereka tidak mersa diasingkan hidup
dalam suasana normal. Orang tua janganlah melindungi anak secara berlebihan.2,3,5
2.6. PrognosisDi negara maju misalnya inggris dan skandivia terdapat 20-25% penderita
cerebral palsy sebagai buruh penuh dan 30-50% tinggal di institute cerebral palsy.
Prognosis penderita dengan gejaka motorik yang ringan adalah baik, makin banyak
gejala penyertanya dan makin berat gejala motoriknya, makin buruk prognosisnya.