Daftar Isi

18
DAFTAR ISI Kata Pengantar........................................................... ........................................... i Daftar Isi................................................................. ................................................ ii Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah............................................................. .......... ...... 1 B. Rumusan Masalah............................................................. .................... ...... 1 Bab II Pembahasan A. Pengertian.......................................................... .......................................... 2 B. Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata.................................................... 3 C. Sistem ekskresi Pada Hewan Invertebrata................................................... 6 D. Sistem ekskresi Pada Manusia............................................................. ...... 10 Bab III Kesimpulan Kesimpulan.......................................................... .................................................. 18 Daftar Pustaka

description

-

Transcript of Daftar Isi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... ...... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. ...... 1

Bab II Pembahasan

A. Pengertian.................................................................................................... 2

B. Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata.................................................... 3

C. Sistem ekskresi Pada Hewan Invertebrata................................................... 6

D. Sistem ekskresi Pada Manusia................................................................... 10

Bab III Kesimpulan

Kesimpulan............................................................................................................ 18

Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

A, Latar Belakang Masalah

Setiap hari tubuh kita menghasilkan kotoran dan zat-zat sisa dari berbagai proses tubuh. Agar tubuh kita tetap sehat dan terbebas dari penyakit, maka kotoran dan zat-zat sisa dalam tubuh kita harus dibuang melalui alat-alat ekskresi. Sistem ekresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Sedangkan kebalikan dari sistem ini adalah sistem sekresi yaitu proses pengeluaran zat-zat yang berguna bagi tubuh.

Invertebrata merupakan hewan yang sederhana struktur tubuhnya, dengan demikian sistem-sistem yang dimilikinya termasuk sistem eksresinya juga masih sederhana. Hanya beberapa kelompok invertebrata yang sudah memiliki alat khusus untuk ekskresi, yaitu kelompok Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthrophoda, dan Echinodermata.

Sistem ekskresi atau pembuangan dibangun oleh ginjal untuk pembuangan zat-zat ampas yang mengandung nitrogen (N), garam-garam, serta cairan tubuh. Organ-organ lain yang juga membantu sebagai organ pembuangan ialah: kulit, paru-paru, insang.

B. Rumusan masalah

1. Jelaskan sistem ekskresi pada hewan invertebrata ?

2. Jelaskan sistem ekskresi pada hewan vertebrata?

3. Jelaskan bagaimana system ekskresi pada manusia?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Ekskresi berarti pengeluaran zat buangan atau zat sisa hasil metabolisme yang berlangsung dalam tubuh organisme. Zat sisa metabolisme dikeluarkan dari tubuh oleh alat ekskresi. Alat ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya berupa ginjal, paru-paru, kulit, dan hati, sedangkan alat pengeluaran pada hewan invertebrata berupa nefridium, sel api, atau buluh Malphigi.

Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tiga cara, yaitu melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh.

Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H2O, NHS, zat warna empedu, dan asam urat.

Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut.

Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea.

Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin.

Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah.

Tugas pokok alat ekskresi ialah membuang sisa metabolisme tersebut di atas walaupun alat pengeluarannya berbeda-beda.

B. Sistem Ekskresi pada Hewan Vertebrata

Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut adalah ginjal.

1. Sistem ekskresi pada mamalia

Sistem Ekskresi pada mamalia hampir sama dengan manusia tetapi sedikit berbeda karena mamalia dipengaruhi/disebabkan oleh lingkungan tempat tinggalnya. Paru-paru mamalia mempunyai permukaan berspon (spongy texture) dan dipenuhi liang epitelium dengan itu mempunyai luas permukaan perisipadu yang lebih luas berbanding luas permukaan paru-paru. Paru-paru manusia adalah contoh biasa bagi paru-paru jenis ini. Paru-paru terletak di dalam rongga dada (thoracic cavity), dilindungi oleh struktur bertulang tulang selangka dan diselaputi karung dwi dinding dikenali sebagai pleura. Lapisan karung dalam melekat pada permukaan luar paru-paru dan lapisan karung luar melekat pada dinding rongga dada. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh lapisan udara yang dikenali sebagai rongga pleural yang berisi cecair pleural ini membenarkan lapisan luar dan dalam berselisih sesama sendiri, dan menghalang ia daripada terpisah dengan mudah.

Bernafas kebanyakannya dilakukan oleh diafragma di bawah, otot yang mengucup menyebabkan rongga di mana paru-paru berada mengembang. Sangkar selangka juga boleh mengembang dan mengucup sedikit.Ini menyebabkan udara tetarik ke dalam dan keluar dari paru-paru melalui trakea dan salur bronkus (bronkhial tubes) yang bercabang dan mempunyai alveolus di ujung yaitu karung kecil dikelilingi oleh kapilari yang dipenuhi darah. Di sini oksigen meresap masuk ke dalam darah, di mana oksigen akan d angkut melalui hemoglobin. Darah tanpa oksigen dari jantung memasuki paru-paru melalui pembuluh pulmonari dan lepas dioksigenkan, kembali ke jantung melalui salur pulmonari.

2. Sistem ekskresi pada pisces

Ikan mempunyai system ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pengeluaran yang disebut urogenital. Lubang urogenital ialah lubang tempat bermuaranya saluran ginjal dan saluran kelamin yang berada tepat dibelakang anus. Ginjal pada ikan yang hidup di air tawar dilengkapi sejumlah glomelurus yang jumlahnya lebih banyak. Sedangkan ikan yang hidup di air laut memiliki sedikit glomelurus sehingga penyaringan sisa hasil metabolisme berjalan lambat.

Alat-alat pengeluaran ikan berupa sepasang ginjal opistonefros yang merupakan tipe ginjal paling primitif. Pada ginjal opistonefros, tubulus bagian anterior telah lenyap, beberapa tubulus bagian tengah berhubungan dengan testis, serta terdapat konsentrasi dan pelipatgandaan tubulus di bagian posterior.

Mekanisme ekskresi ikan yang hidup di air tawar berbeda dengan ikan yang hidup di air laut. Ikan yang hidup di air tawar, mengekskresi amonia dan aktif menyerap ion anorganik melalui insang serta mengeluarkan urine dalam jumlah besar. Sebaliknya, pada ikan yang hidup di laut mengekskresikan sampah nitrogen berupa trimetilamin oksida (TMO) yang memberi bau khas ikan laut, menghasilkan ion-ion lewat insang, serta mengeluarkan urine sedikit. Ginjal ikan air laut tidak memiliki glomerulus. Akibatnya, tidak terjadi ultrafiltrasi di ginjal dan pembentukan urine sepenuhnya oleh sekresi garam-garam dan TMO yang berkaitan dengan osmosis air.

3. Sistem ekskresi pada amfibi

Saluran ekskresi pada katak yaitu ginjal, paru-paru,dan kulit. Saluran ekskresi pada katak jantan & betina memiliki perbedaan, pada katak jantan saluran kelamin & saluran urin bersatu dengan ginjal, sedangkan pada katak betina kedua saluran itu terpisah. Walaupun begitu alat lainnya bermuara pada satu saluran dan lubang pengeluaran yang disebut kloaka.

4. Sistem ekskresi pada reptil

Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme.Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.

5. Sistem ekskresi pada aves

Alat ekskresi pada burung berupa ginjal (metanefros), paru-paru, dan kulit. Burung mengekskresikan asam urat dan garam. Kelebihan larutan garam mengallir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung). Kelenjar minyak yang terdapat dalam tungging berguna untuk meminyaki bulu-bulunya.

C. Sistem Ekskresi pada Hewan Invertebrata

Sistem ekskresi invertebrata berbeda dengan sistem ekskresi pada vertebrata. Invertebrata belum memiliki ginjal yang berstruktur sempurna seperti pada vertebrata. Pada umumnya, invertebrata memiliki sistem ekskresi yang sangat sederhana, dan sistem ini berbeda antara invertebrata satu dengan invertebrata lainnya.

Alat ekskresinya ada yang berupa saluran Malphigi, nefridium, dan sel api. Nefridium adalah tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada invertebrata. Berikut ini akan dibahas sistem ekskresi pada cacing pipih (Planaria), cacing gilig (Annellida), dan belalang.

1. Platyhelminthes

Alat ekskresi Platyhelminthes seperti pada Planaria berupa sel-sel berambut getar. Karena rambut getar ini tampak seperti nyala api , maka sel-sel ini dinamakan flame cell (sel api). Cairan tubuh disaring di dalam flame cell dan zat-zat sisa diserap kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui lubang-lubang yang terdapat pada permukaan tubuh.

2. Annelida

Annelida sudah mempunyai alat ekskresi khusus, yaitu berupa nefridia yang terdapat pada setiap segmen tubuh. Pada setiap segmen terdapat sepasang nefridia. Nefridia ini dilengkapi dengan corong terbuka dan bersilia yang disebut nefrostom yang terdapat pada setiap sekat pemisah segmen.

Nefrostom berfungsi menarik dan mengambil cairan tubuh. Pada saat cairan melalui nefridia, zat-zat yang berguna diserap darah dan zat sisa, seperti air, senyawa nitrogen, dan garam-garam yang tidak diperlukan oleh tubuh ditampung dalam kantong kemih. Zat sisa tersebut kemudian dikeluarkan melalui nefridiofor (lubang nefridium). Contoh Annelida yang mudah kita temui yaitu cacing tanah. Cacing tanah mengeluarkan urine per hari sebesar 60% dari berat tubuh.

Sistem Ekskresi pada Cacing Tanah

Pada cacing tanah yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.

Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya.

Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.

Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.

Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.

Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih

Cacing pipih mempunyai organ nefridium yang disebut sebagai protonefridium. Protonefridium tersusun dari tabung dengan ujung membesar mengandung silia. Di dalam protonefridium terdapat sel api yang dilengkapi dengan silia.

Tiap sel api mempunyai beberapa flagela yang gerakannya seperti gerakan api lilin. Air dan beberapa zat sisa ditarik ke dalam sel api. Gerakan flagela juga berfungsi mengatur arus dan menggerakan air ke sel api pada sepanjang saluran ekskresi. Pada tempat tertentu, saluran bercabang menjadi pembuluh ekskresi yang terbuka sebagai lubang di permukaan tubuh (nefridiofora). Air dikeluarkan lewat lubang nefridiofora ini.

Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk dalam saluran ekskresi. Sisa nitrogen lewat dari sel ke sistem pencernaan dan diekskresikan lewat mulut. Beberapa zat sisa berdifusi secara langsung dari sel ke air.

3. Insecta

Pada Insecta seperti kecoak dan belalang, alat ekskresinya berupa buluh halus berwarna kekuningan yang disebut pembuluh Malpighi. Pembuluh Malpighi berfungsi membuang urea, asam urat, dan garam-garam dari darah ke usus. Jumlah pembuluh Malpighi bervariasi. Pembuluh ini berhubungan dengan saluran usus pada perbatasan usus tengah dengan usus belakang.

Zat-zat sisa metabolisme diserap dari cairan jaringan oleh pembuluh Malpighi dan membentuk kristal asam urat. Asam urat ini masuk ke usus belakang yang akhirnya keluar bersama feses. Sebagian zat sisa yang mengandung nitrogen digunakan untuk membentuk kitin pada eksoskeleton dan dapat diekskresikan pada waktu pengelupasan kulit (molting).

Alat Ekskresi pada Belalang

Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Di samping pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata.

Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi air di dalam tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut.

Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali biasanya secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama dengan feses.

D. Sistem Ekskresi Pada Manusia

Sistem eksresi pada manusia tersusun dari beberapa organ yang bekerja secara sinergis yakni berperan dalam proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme. Beberapa organ yang terlibat dalam peristiwa pengeluaran zat-zat sisa metabolisme antara lain paru-paru, ginjal, kulit, dan hati.

1. Ginjal

Ginjal adalah organ ekskresi manusia yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin.

Bentuk ginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan terletak di dorsal kiri dan kanan tulang belakang di daerah pinggang. Berat ginjal diperkirakan 0,5% dari berat badan, dan panjangnya 10 cm. Setiap menit 20-25% darah dipompa oleh jantung yang mengalir menuju ginjal.

Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu:

a. korteks(bagianluar)

b. medulla(sumsumginjal)

c. pelvis renalis (rongga ginjal).

Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron 100 juta sehingga permukaan kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak. Setiap nefron terdiri atas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang. Pada badan Malphigi terdapat kapsul Bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel pipih. Kapsul Bowman membungkus glomerulus. Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus pada badan Malphigi adalah tubulus proksimal yang bergulung dekat kapsul Bowman yang pada dinding sel terdapat banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus distal.

Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan oleh ureter (berupa saluran) ke kandung kencing (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari kandung kencing menuju luar tubuh urin melewati saluran yang disebut uretra.

Proses-proses di dalam Ginjal :

Di dalam ginjal terjadi rangkaian prows filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi.

a. Penyaringan (filtrasi)

Filtrasi terjadi di kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.

Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garamgaram lainnya.

b. Penyerapan kembali (Reabsorbsi)

Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal.

Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.

Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder.

Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osnosis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.

c. Augmentasi

Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.

2. Paru-paru

Manusia mempunyai dua paru-paru, dengan sebelah kiri terbagi kepada 2 bagian dan bagian kanan kepada 3 bagian. Setiap satu mengandungi anggaran 1500 batu laluan udara dan 300 juta alveolus, dengan luas permukaan dianggarkan seluas 140 meter bagi orang dewasa (secara kasarnya seluas gelanggang tennis).

Fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan. Akan tetapi, karena mengekskresikan zat sisa metabolisme maka dibahas pula dalam sistem ekskresi. Karbon dioksida dan air hasil metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke jantung,dan dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis.

Karbon dioksida dari jaringan sebagian besar (75%) diangkut oleh plasma darah dalam bentuk senyawa HCO3, sedangkan sekitar 25% lagi diikat oleh Hb yang membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2).

Proses pembentukan urine dipengaruhi oleh factor, antara lain:

1. Hormon Antidiuretik (ADH)

Hormon ini dikelurkan melalui kelenjar saraf hipofisis, mempengaruhi reabsorpsi air pada tubulus kontortus distal, sehingga permeabilitas sel terhadap air akan meningakat. Nila sekresi hormon ini sangat berkurang, maka reabsorspi dihambat sehingga jumlah urin yang diekskresikan menjadi banyak dan dapat mencapai 20 ml sehari semalam. Keadaan ini disebut diabetes insipidus.

2. Hormon Insulin

Hormon ini dihasilkan oleh pulau langerhans dalam pancreas. Hormon ini berfungsi mengatur gula dalam darah.

3. Jumlah air yang diminum

Jika jumlah air yang diminum banyak, konsentrasi air dalam darah menjadi tinggi, konsentrasi protein dalam darah menurun sehingga filtrasi berkurang. Selain itu darah juga menjadi lebih encer, sekresi ADH berkurang menyebabkan penyerapan air menurun, urin yang dihasilkan akan meningkat dan encer.

Gangguan dan Kelainan Ginjal

1. Gagal ginjal dan uremia

Kegagalan fungsi ginjal yang akut dapat menyebabkan nefritis, perdarahan, dan fungsi ginjal terhenti secara hati-hati.

2. Nefritis

Peradangan pada nefron karena bakteri Steptococcus yang masuk melalui saluran pernapasan

3. Diabetes insipidus

Suatu penyakit yang disebabkan kelenjar hipofisis gagal mensekresi hormon antidiurik, sehingga urin meningkat. Umumnya ditimbulkan oleh tumor di hipotalamus yang mengakibatkan rusaknyua bagian hipotalamus yang mengatur sekresi hormone antidiuretik.

4. Diabetes militus

Penyakit kencing manis yaitu terdapatnya glukosa dalam urin karena menurunnya hormon insulin, sehingga perombakan glikogen menjadi glukosa dan reabsorpsi glukosa dalam glomelurus terganggu.

5. Albuminuria

Terdapatnya molekul albumin dan protein lain dalam urin. Disebabkan kerusakan pada alat filtrasi dalam ginjal sehingga protein lolos pada proses filtrasi.

3. Hati

Hati merupakan organ homeostasis yang memainkan peranan penting dalam proses metabolisme dalam manusia dan hewan. Hati mempunyai berbagai fungsi termasuk menyimpan glikogen, mensintesis protein plasma, dan menyahtoksik darah. Ia menghasilkan empedu yang penting bagi penetralan racun. Ia melaksanakan dan mengawal berbagai fungsi biokimia dalam jumlah besar yang memerlukan tisu khas. Istilah perobatan yang berkaitan dengan hati sering kali bermula dari perkataan Greek bagi hati iatu hepar, menjadi hepato atau hepatic. Hati berwarna perang kemerahan dan terletak di bawah diafragma iatu di dalam rongga abdomen. Hati menerima makanan terlarut dalam darah apabila makanan ini tercerna dan diserap di usus.

Hati manusia dewasa mempunyai berat antara 1.3 3.0 kilogram. Hati adalah organ lembut berwarna perang kemerahan. Hati merupakan organ kedua terbesar manusia (organ terbesar adalah kulit dan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia. Hati terletak di bawah diafragma di sebelah kanan badan manusia. Sebagian besar permukaan hati terletak di dalam sangkar toraks bagi melindunginya daripada kecederaan.Hati juga menjadi alas bagi pundi empedu yang menyimpan cairan hempedu.Secara anatomi, hati dapat dibagikan kepada empat lobus yaitu lobus kanan (right lobe), lobus kiri (left lobe), caudate lobe, dan quadrate lobe.

Hati terdiri daripada koleksi unit-unit mikroskopik yang dipanggil lobul (jangan dikelirukan dengan lobus di atas) yang setiapnya berbentuk heksagon (secara kasar). Lobul-lobul ini merupakan pusat pemprosesan utama bagi hati. Disinilah hati menjalankan fungsi-fungsinya seperti menyahtoksik darah dan menghasilkan cairan hempedu. Berikut adalah salur-salur yang berhubung dengan setiap lobul hati:

a. Hepatic portal capilarry atau kapilari portal hati. Hati membawa darah dari ke vena portal hepar lobul hati.

b. Arteri hati yang membekalkan darah beroksigen kepada lobul-lobul hati.

c. Duktus hempedu yang membawa cecair hempedu dari lobul ke pundi hempedu untuk disimpan.

d. Vena hati yang membawa darah terdeoksigen dari hati,Terdapat dua vena hati iaitu vena hati kanan dan vena hati kiri. Kedua vena ini bersambung terus dengan vena kava inferior.

Hati menerima darah melalui arteri hati dan vena portal hepar. Arteri hati membawa darah beroksigen dari jantung untuk dibekalkan kepada sel-sel hati. Vena portal hepar pula membawa darah dari usus untuk dinyahtoksik. Darah dari kedua-dua saluran darah ini dibawa keluar dari hati melalui vena hati ke dalam vena kava inferior untuk dibawa balik ke jantung. Selain darah, empedu juga dialirkan keluar dari hati. Duktus hempedu membawa hempedu ke pundi hempedu untuk disimpan dan dipekatkan sebelum dirembes ke dalam duodenum.

Berikut adalah fungsi-fungsi hati:

a. Mengawal aras glukosa darah dengan menyimpan glikogen di dalam hati.

b. Menyimpan vitamin dan garam mineral tertentu.

c. Mengatur metabolisme karbohidrat, lipid dan asid amino.

d. Menghasilkan hempedu yang akan disimpan di dalam pundi hempedu.

e. Menghasilkan protein-protein plasma tertentu seperti albumin.

f. Menghasilkan faktor-faktor pembekuan darah I (fibrinogen), II (protrombin), V, VII, IX, X and XI

g. Menyahtoksik bahan-bahan beracun terutama darah dan bahan-bahan bernitrogen seperti ammonia

h. Sebagai tempat penghasilan sel-sel darah merah fetus.

i. Menguraikan molekul hemoglobin tua.

j. Menyingkirkan hormon-hormon berlebihan.

4. Kulit

Kulit adalah lapisan terluar pada tubuh manusia Kulit dibagi menjadi 3 bagian: bagian terluar disebut epidermis, bagian tengah mesodermis, dan bagian dalam dermis. Kulit sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan sekitar, seperti panas matahari, debu, dan asap knalpot. Kulit terdiri atas dua bagian utama yaitu: epidermis dan dermis.

a. Epidermis(bagian terluar) dibedakan atas beberapa bagian yaitu:

1. Stratumkorneum berupa zat tanduk (sel mati)dan selalu mengelupas

2. Stratumlusidum

3. Stratum granulosum adalah zat yang banyak mengandung pigmen

4. Stratum germinativum ialah lapisan yang selalu membentuk sel -sel kearah luar

b. Dermis

Pada bagian ini terdapat akar rambut, kelenjar minyak, pembuluh darah, serabut saraf, serta otot penegak rambut.

Kelenjar keringat akan menyerap air dan garam mineral dari kapiler darah karena letaknya yang berdekatan. Selanjutnya, air dan garam mineral ini akan dikeluarkan di permukaan kulit (pada pori) sebagai keringat. Keringat yang keluar akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh akan tetap.

Dalam kondisi normal, keringat yang keluar sekitar 50 cc per jam. Jumlah ini akan berkurang atau bertambah jika ada faktor-faktor berikut suhu lingkungan yang tinggi, gangguan dalam penyerapan air pada ginjal (gagal ginjal), kelembapan udara, aktivitas tubuh yang meningkat sehingga proses metabolisme berlangsung lebih cepat untuk menghasilkan energi, gangguan emosional, dan menyempitnya pembuluh darah akibat rangsangan pada saraf simpatik.

Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karena mengandung kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa metabolisme. Pusat pengatur suhu pada susunan saraf pusat akan mengatur aktifitas kelenjar keringat dalam mengeluarkan keringat.

Keringat mengandung air, larutan garam, dap urea. Pengeluaran keringat yang berlebihan bagi pekerja berat menimbulkan hilang melanositnya garam-garam mineral sehingga dapat menyebabkan kejang otot dan pingsan.

Selain berfungsi mengekskresikan keringat, kulit juga berfungsi sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, serangan kuman, penguapan, sebagai organ penerima rangsang (reseptor), serta pengatur suhu tubuh.

BAB III

KESIMPULAN

Ekskresi berarti pengeluaran zat buangan atau zat sisa hasil metabolisme yang berlangsung dalam tubuh organisme. Pada system ekskresi vertebrate yaitu ;

1. REPTILIA

Reptilia mempunyai ginjal metanefros di hubungkan oleh ureter ke vesika urineria (kandungan kemih). Selanjutnya kandungan kemih bermuara ke kloaka. Pada reptilia tertentu terdapat sepasang kandung kemih tambahan yang bermuara langsung ke kloaka dan berfungsi sebagai alat respirasi. Berbeda dengan amfibi, reptilia hanya menggunakan sedikit air untuk membilas sampah nitrogen dari darah nya. Hal ini karena sebagian besar sissa metabolism di ekskresikan sebagai asam urat yang tidak beracun. Asam urat yang di keluarkan oleh reptilia berbentuk pasta (bubur) berwarna putih. Sisa direabsorbsi oleh bagian tabung ginjal.

2. PISCES

Alat ekskresi beberapa pisces adalah sepasang ginjal berupa mesonefros. Mesonefrus mengeluarkan ekskresi melalui ureter yang di teruskan ke sinus urogenital, kemudian barakhir di papilia urogenital.

3. AMFIBI

Alat ekskresi amfibi berupa ginjal mesonefros dan saluran-saluran kemih yang di sebut saluran Wolff. Saluran-saluran ini membawa secret langsung ke kloaka walaupun terdapat kandung kemih di sebelah sisi ventral kloaka.

4. AVES

Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanefros di lengkapi dengan ureter sebagai saluran yang berlangsung bermuara pada kloaka.

5. MAMALIA

Alat ekskresi pada mamalia berupa sepasang ginjal, berbentuk seperti kacang terdapat ruang median yang di sebut pelvis renalis, berhubungan kandung kemih. ureter menghubungkan antara ginjal dengan kandung kemih tersebut, berfungsi sebagai ekskret.

System ekskresi pada hewan invertebrate yaitu:

Alat ekskresinya ada yang berupa saluran Malphigi, nefridium, dan sel api. Nefridium adalah tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada invertebrata.

System ekskresi pada manusia yaitu:

Alat-alat ekskresi manusia berupa ginjal, kulit, hati, paru-paru dan colon. Hasil sistem ekskresi dapat dibedakan menjadi :

1. Zat cair yaitu berupa keringat, urine dan cairan empedu.

2. Zat padat yaitu berupa feces.

3. Gas berupa CO2.

4. Uap air berupa H2O.

DAFTAR PUSTAKA

Supripto, Struktur Hewan. Biologi ITB

http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-ekskresi-pada-hewan.html

http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0071%20Bio%202-7a.htm

http://excliqsmansa.wordpress.com/2009/05/13/alat-ekskresi-pada-hewan/

http://wikipedia.com/sistem ekskresi