Dalam Gigi Tiruan Dikenal Istilah Retensi Dan Stabilisasi
-
Upload
resti-ayu-indriana -
Category
Documents
-
view
28 -
download
4
description
Transcript of Dalam Gigi Tiruan Dikenal Istilah Retensi Dan Stabilisasi
Factor-faktor mempengaruhi retensi dan stabilitas GTL
Dalam gigi tiruan dikenal istilah retensi dan stabilisasi. Retensi merupakan daya tahan
gigi tiruan terhadap gaya yang menyebabkan pergerakan ke arah yang berlawanan dengan arah
pemasangannya. Retensi merupakan kemampuan gigi tiruan untuk tahan terhadap gaya gravitasi,
sifat adhesi makanan, dan gaya-gaya yang erhubungan dengan pembukaan rahang, sehingga
akan menghasilkan gigi tiruan tetap pada posisinya didalam rongga mulut.
Menurut Basker dkk (1996), kekuatan retentif memberikan kekuatan terhadap
pengungkitan gigi tiruan dari mukosa pendukung dan bekerja melalui 3 permukaan gigi tiruan
antara lain:
Permukaan oklusal (occlusal surface): bagian permukaan gigi tiruan yang berkontak atau
hampir berkontak dengan permukaan yang sesuai pada gigi tiruan lawan atau gigi asli.
Permukaan poles (polishing surface): bagian permukaan gigi tiruan yang terbentang dari
tepi gigi tiruan ke permukaan oklusal, termasuk permukaan palatal. Bagian basis gigi
tiruan inilah yang biasanya dipoles, termasuk permukaan bukal dan lingual gigi-geligi,
dan permukaan ini berkontak dengan bibir, pipi, dan lidah.
Permukaan cetakan (finishing surface): bagian permukaaan gigi tiruan yang konturnya
ditentukan oleh cetakan. Bagian ini mencakup tepi gigi tiruan yang terbentang ke
permukaan poles.
Tekanan retentif yang berperan terhadap semua permukaan adalah tekanan otot dan tekanan
fisik. Faktor retensi dan stabilisasi adalah faktor yang penting dalam keberhasilan GTL. Faktor-
faktor yang mempengaruhi retensi GTL, terutama GTL rahang atas adalah sebagai berikut ini:
1. Faktor fisis:
a. Peripherial seal, efektifitas peripherial seal sangat mempengaruhi efek retensi dari tekanan
atmosfer. Posisi terbaik peripherial seal adalah disekeliling tepi gigi tiruan yaitu pada permukaan
bukal gigi tiruan atas, pada permukaan bukal dan lingual gigi tiruan bawah.
b. Postdam, diletakkan tepat disebelah anterior garis getar dari palatum molle dekat fovea
palatine.
2. Adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut. Ketepatan kontak antara basis
gigi tiruan dengan mukosa mulut, tergantung dari efektivitas gayagaya fisik dari adhesi dan
kohesi, yang bersama sama dikenal sebagai adhesi selektif.
3. Perluasan basis gigi tiruan yang menempel pada mukosa (fitting surface). Retensi gigi tiruan
berbanding langsung dengan luas daerah yang ditutupi oleh basis gigi tiruan.
4. Residual Ridge, karena disini tidak ada lagi gigi yang dapat dipakai sebagai pegangan
terutama pada rahang atas.
5. Faktor kompresibilitas jaringan lunak dan tulang dibawahnya untuk menghindari rasa sakit
dan terlepasnya gigi tiruan saat berfungsi.
6. Ketebalan GTL
Ketebalan GTL RA dan RB tidak sama, yaitu protesa RB lebih tebal dibanding protesa RA.
Untuk menjaga stabilisasi yang baik harus memperhatikan:
a. polishing surface
b. occlusal surface
c.penyesuaian gigi-gigi tiruan
d. artikulasi
e.dimensi vertikal, apabila dimensi vertikal kurang maka gigi geligi tidak tampak dan bila terlalu
tinggi maka gigi geligi terlihat panjang dan tidak baik.
Retensi gigi tiruan lengkap lepasan didapat juga dari tiga hal, yaitu:
1. ketepatan kontak antara basis gigi tiruan dan mukosa mulut. Kontak yang baik antara basis
gigi tiruan dengan mukosa mulut sesuai anatomi rongga mulut akan membuat retensi yang
baik.
2. perluasan basis gigi tiruan. Basis gigi tiruan ini akan menutupi tepi ridge baik pada bagian
fasial maupun palatal/lingual serta puncak ridge. Jika bentuk palatum pasien kurang
menguntungkan (bentuk tapeted), maka kontak basis pada bagian ridge ini harus dibuat
semaksimal mungkin untuk mendapat retensi yang baik.
3. pengap periferi (peripheral seal). Retensi yang baik akan didapat jika terdapat celah yang
kecil antara basis dengan mukosa. Dengan demikian, tekanan yang menahan basis ini akan
semakin kuat sehingga retensi dari gigi tiruan akan baik.
Stabilisasi merupakan kemampuan gigi tiruan untuk tetap stabil dan konstan pada
posisinya saat digunakan. Stabilias mengacu pada suatu tahanan untuk melawan pergerakan
horizontal dan tekanan yang cendrung akan mengubah kedudukan basis gigi tiruan dan pondasi
pendukungnya pada arah horizontal atau rotasi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi retensi
dan stabilisasi dari GTL. Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap retensi dan stabilisasi
GTL di rongga mulut adalah:
Adesi: gaya tarik fisik satu sama lain antara molekul-molekul yang berbeda. Pada
GTL terjadi pada saliva terhadap basis gigi tiruan dan mukosa.
Kohesi: gaya tarik fisik satu sama lain antara molekul-molekul yang sama. Hal
ini terjadi pada lapisan tipis saliva diantara basis gigi tiruan mukosa.
Tegangan permukaan interfacial: merupakan tahanan terhadap pemisahan yang
dihasilkan oleh lapisan yang dapat menyebabkan naik turunnya permukaan cairan
saat berkontak dengan benda padat.
Tekanan atmosfir: untuk memanfaatkan tekanan atmosfir secara efektif, gigi
tiruan harus memiliki penutup yang baik diseluruh tepinya. Untuk memastikan
penutup ini, batas gigi tiruan diperluas sampai batas antara jaringan bergerak dan
tidak bergerak, namun tidak boleh sampai melukai.
DAPUS
Basker., R. M., Davenport, J.C. and Tomlin, H. R., 1996, Perawatan Prostodontik bagi Pasien
Tak Bergigi ( terj. ), Edisi III, EGC, Jakarta