Dalam Gigi Tiruan Dikenal Istilah Retensi Dan Stabilisasi

5
Factor-faktor mempengaruhi retensi dan stabilitas GTL Dalam gigi tiruan dikenal istilah retensi dan stabilisasi. Retensi merupakan daya tahan gigi tiruan terhadap gaya yang menyebabkan pergerakan ke arah yang berlawanan dengan arah pemasangannya. Retensi merupakan kemampuan gigi tiruan untuk tahan terhadap gaya gravitasi, sifat adhesi makanan, dan gaya- gaya yang erhubungan dengan pembukaan rahang, sehingga akan menghasilkan gigi tiruan tetap pada posisinya didalam rongga mulut. Menurut Basker dkk (1996), kekuatan retentif memberikan kekuatan terhadap pengungkitan gigi tiruan dari mukosa pendukung dan bekerja melalui 3 permukaan gigi tiruan antara lain: Permukaan oklusal (occlusal surface): bagian permukaan gigi tiruan yang berkontak atau hampir berkontak dengan permukaan yang sesuai pada gigi tiruan lawan atau gigi asli. Permukaan poles (polishing surface): bagian permukaan gigi tiruan yang terbentang dari tepi gigi tiruan ke permukaan oklusal, termasuk permukaan palatal. Bagian basis gigi tiruan inilah yang biasanya dipoles, termasuk permukaan bukal dan lingual gigi-geligi, dan permukaan ini berkontak dengan bibir, pipi, dan lidah. Permukaan cetakan (finishing surface): bagian permukaaan gigi tiruan yang konturnya ditentukan oleh cetakan. Bagian

description

Dalam gigi tiruan dikenal istilah retensi dan stabilisasi. Retensi merupakan daya tahan gigi tiruan terhadap gaya yang menyebabkan pergerakan ke arah yang berlawanan dengan arah pemasangannya. Retensi merupakan kemampuan gigi tiruan untuk tahan terhadap gaya gravitasi, sifat adhesi makanan, dan gaya-gaya yang erhubungan dengan pembukaan rahang, sehingga akan menghasilkan gigi tiruan tetap pada posisinya didalam rongga mulut.

Transcript of Dalam Gigi Tiruan Dikenal Istilah Retensi Dan Stabilisasi

Page 1: Dalam Gigi Tiruan Dikenal Istilah Retensi Dan Stabilisasi

Factor-faktor mempengaruhi retensi dan stabilitas GTL

Dalam gigi tiruan dikenal istilah retensi dan stabilisasi. Retensi merupakan daya tahan

gigi tiruan terhadap gaya yang menyebabkan pergerakan ke arah yang berlawanan dengan arah

pemasangannya. Retensi merupakan kemampuan gigi tiruan untuk tahan terhadap gaya gravitasi,

sifat adhesi makanan, dan gaya-gaya yang erhubungan dengan pembukaan rahang, sehingga

akan menghasilkan gigi tiruan tetap pada posisinya didalam rongga mulut.

Menurut Basker dkk (1996), kekuatan retentif memberikan kekuatan terhadap

pengungkitan gigi tiruan dari mukosa pendukung dan bekerja melalui 3 permukaan gigi tiruan

antara lain:

Permukaan oklusal (occlusal surface): bagian permukaan gigi tiruan yang berkontak atau

hampir berkontak dengan permukaan yang sesuai pada gigi tiruan lawan atau gigi asli.

Permukaan poles (polishing surface): bagian permukaan gigi tiruan yang terbentang dari

tepi gigi tiruan ke permukaan oklusal, termasuk permukaan palatal. Bagian basis gigi

tiruan inilah yang biasanya dipoles, termasuk permukaan bukal dan lingual gigi-geligi,

dan permukaan ini berkontak dengan bibir, pipi, dan lidah.

Permukaan cetakan (finishing surface): bagian permukaaan gigi tiruan yang konturnya

ditentukan oleh cetakan. Bagian ini mencakup tepi gigi tiruan yang terbentang ke

permukaan poles.

Tekanan retentif yang berperan terhadap semua permukaan adalah tekanan otot dan tekanan

fisik. Faktor retensi dan stabilisasi adalah faktor yang penting dalam keberhasilan GTL. Faktor-

faktor yang mempengaruhi retensi GTL, terutama GTL rahang atas adalah sebagai berikut ini:

1. Faktor fisis:

a. Peripherial seal, efektifitas peripherial seal sangat mempengaruhi efek retensi dari tekanan

atmosfer. Posisi terbaik peripherial seal adalah disekeliling tepi gigi tiruan yaitu pada permukaan

bukal gigi tiruan atas, pada permukaan bukal dan lingual gigi tiruan bawah.

b. Postdam, diletakkan tepat disebelah anterior garis getar dari palatum molle dekat fovea

palatine.

Page 2: Dalam Gigi Tiruan Dikenal Istilah Retensi Dan Stabilisasi

2. Adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut. Ketepatan kontak antara basis

gigi tiruan dengan mukosa mulut, tergantung dari efektivitas gayagaya fisik dari adhesi dan

kohesi, yang bersama sama dikenal sebagai adhesi selektif.

3. Perluasan basis gigi tiruan yang menempel pada mukosa (fitting surface). Retensi gigi tiruan

berbanding langsung dengan luas daerah yang ditutupi oleh basis gigi tiruan.

4. Residual Ridge, karena disini tidak ada lagi gigi yang dapat dipakai sebagai pegangan

terutama pada rahang atas.

5. Faktor kompresibilitas jaringan lunak dan tulang dibawahnya untuk menghindari rasa sakit

dan terlepasnya gigi tiruan saat berfungsi.

6. Ketebalan GTL

Ketebalan GTL RA dan RB tidak sama, yaitu protesa RB lebih tebal dibanding protesa RA.

Untuk menjaga stabilisasi yang baik harus memperhatikan:

a. polishing surface

b. occlusal surface

c.penyesuaian gigi-gigi tiruan

d. artikulasi

e.dimensi vertikal, apabila dimensi vertikal kurang maka gigi geligi tidak tampak dan bila terlalu

tinggi maka gigi geligi terlihat panjang dan tidak baik.

Retensi gigi tiruan lengkap lepasan didapat juga dari tiga hal, yaitu:

1. ketepatan kontak antara basis gigi tiruan dan mukosa mulut. Kontak yang baik antara basis

gigi tiruan dengan mukosa mulut sesuai anatomi rongga mulut akan membuat retensi yang

baik.

2. perluasan basis gigi tiruan. Basis gigi tiruan ini akan menutupi tepi ridge baik pada bagian

fasial maupun palatal/lingual serta puncak ridge. Jika bentuk palatum pasien kurang

Page 3: Dalam Gigi Tiruan Dikenal Istilah Retensi Dan Stabilisasi

menguntungkan (bentuk tapeted), maka kontak basis pada bagian ridge ini harus dibuat

semaksimal mungkin untuk mendapat retensi yang baik.

3. pengap periferi (peripheral seal). Retensi yang baik akan didapat jika terdapat celah yang

kecil antara basis dengan mukosa. Dengan demikian, tekanan yang menahan basis ini akan

semakin kuat sehingga retensi dari gigi tiruan akan baik.

Stabilisasi merupakan kemampuan gigi tiruan untuk tetap stabil dan konstan pada

posisinya saat digunakan. Stabilias mengacu pada suatu tahanan untuk melawan pergerakan

horizontal dan tekanan yang cendrung akan mengubah kedudukan basis gigi tiruan dan pondasi

pendukungnya pada arah horizontal atau rotasi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi retensi

dan stabilisasi dari GTL. Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap retensi dan stabilisasi

GTL di rongga mulut adalah:

Adesi: gaya tarik fisik satu sama lain antara molekul-molekul yang berbeda. Pada

GTL terjadi pada saliva terhadap basis gigi tiruan dan mukosa.

Kohesi: gaya tarik fisik satu sama lain antara molekul-molekul yang sama. Hal

ini terjadi pada lapisan tipis saliva diantara basis gigi tiruan mukosa.

Tegangan permukaan interfacial: merupakan tahanan terhadap pemisahan yang

dihasilkan oleh lapisan yang dapat menyebabkan naik turunnya permukaan cairan

saat berkontak dengan benda padat.

Tekanan atmosfir: untuk memanfaatkan tekanan atmosfir secara efektif, gigi

tiruan harus memiliki penutup yang baik diseluruh tepinya. Untuk memastikan

penutup ini, batas gigi tiruan diperluas sampai batas antara jaringan bergerak dan

tidak bergerak, namun tidak boleh sampai melukai.

DAPUS

Basker., R. M., Davenport, J.C. and Tomlin, H. R., 1996, Perawatan Prostodontik bagi Pasien

Tak Bergigi ( terj. ), Edisi III, EGC, Jakarta