Dalam Lingkaran Sembilan Teaser

33

Transcript of Dalam Lingkaran Sembilan Teaser

2 | Dalam Lingkaran Sembilan

Untuk-Mu.... Untuk ayah dan ibu... dan semua yang ada di bumi dan di langit

Dalam Lingkaran Sembilan | 3

Lingkaran Satu

Seorang Manusia

4 | Dalam Lingkaran Sembilan

erlahir. Awal seorang manusia memeluk takdirnya di dunia

setelah sinar kasih sayang Tuhan tiada terbatas menggenggamnya

melalui rahim seorang Ibu. Secara biologis, terciptanya seorang

manusia dimulai dari sperma, lalu menjadi embrio sampai menjadi bayi

dan terlahir ke dunia. Meskipun ada teknologi kloning, bayi tabung,

hingga teknologi apapun, hal itu tak sanggup menandingi kekuasaan

Tuhan sekalipun. Tiada satu pun manusia yang mampu meniru proses

penciptaan makhluk Tuhan.

Seseorang tak luput dari unsur nama dalam dirinya. Ya, nama

selalu hadir di setiap aspek kehidupan. Nama juga adalah keniscayaan.

Manusia yang dianugerahi akal dan pikiran adalah makhluk yang mampu

menamai sesuatu sehingga semuanya memiliki namanya masing-masing.

Nama juga sebuah indikasi bahwa setiap hal itu ada, baik yang berwujud

maupun tak berwujud. Siapa di antara kita yang tidak melihat satupun

benda atau makhluk di sekitarnya yang tidak memiliki nama? Pasti

semuanya memiliki nama bahkan dalam setiap kejadian yang kita alami

sehari-hari, nama tak pernah terluput dari itu semua.

terhampar dan tertata rapi

bagi siapa pun yang memilihnya, menatanya

hargailah ia, karya abadi: sebuah nama

manusia terlahir, lalu memiliki nama

Tuhan pun berkuasa dengan sebutan nama

meski berbeda bagi setiap pemeluknya

saat jatuh cinta, teringat sebuah nama

kala benci, terucap sebuah nama

ketika jatuh dan bangkit ada

dikelilingi oleh banyak nama

sebuah nama, tanda rupa dan warna

asa dari arti dan makna

walau bukan tumpuan segala

ia adalah cara bahwa kita manusia

untuk mengingat dan diingat

T

Dalam Lingkaran Sembilan | 5

dunia pun sebuah nama

ia pun adalah bacaan

kelak manusia membaca namanya

di setiap lembaran kehidupan

(Jakarta, 7 Mei 2008)

Ayah dan ibuku memberi nama dengan satu kata saja: Adhitama.

Adhi atau Tama, sebuah nama panggilan yang cukup memudahkan

teman-teman untuk memanggilku. Selain terdengar “enak” di telinga,

nama itu memang terdengar familiar dan populer. Walaupun

Shakespeare menyebutkan pepatah apalah arti sebuah nama, aku setuju

dengan pernyataan bahwa nama itu sebaiknya bermakna baik sebab

nama juga adalah sebuah doa dan harapan yang baik. Semoga nama

Adhitama selalu melahirkan hal-hal baik dari harapan baik pula dalam

hidupku.

saat ia meronta dan menangis

sebuah makna terselami

tersentuh air mata yang masih suci

tak pernah meletakkan dendam dalam lemari hati

rasa sesaknya dada tak mampu ia kunci

akan sekelilingnya yang kadang saling menyakiti

ia belum memahami perihnya kehidupan duniawi

yang melingkarinya suatu saat pasti

walau itu tak ia kehendaki

anak kecil, sifat baiknya cermin buat setiap diri

betapa segalanya dari hati

selalu merasa berarti setiap hari

(Jakarta, 7 Mei 2008)

6 | Dalam Lingkaran Sembilan

Lingkaran Dua

Menjalani Hidup

Dalam Lingkaran Sembilan | 7

Hidup bukan hanya berisi tentang kesuksesan belaka, namun juga

tentang kegagalan-kegagalan yang pernah bersinggah dalam hari-hari

kita, yang dulu pernah terjadi atau sekarang sedang terjadi bahkan yang

bisa saja terjadi kelak. Kita pernah gagal dan berkali-kali kita gagal. Kita

pun kadang merasa putus asa karena kegagalan kita. Kegagalan yang

benar-benar terjadi di luar kekuasaan kita yang terjadi begitu saja. Kita

juga semua pernah mengalami jatuh bangun karena kegagalan. Rasa

senang dan bahagia pasti ada, kecewa rasa marah dan benci terhadap

hidup sendiri pasti pernah bergemuruh. Namun, manusia yang baik

adalah manusia yang mampu mengubah kekecewaan, kemarahan dan

kebencian menjadi kebahagiaan dan semangat untuk memotivasi diri

sendiri dan/atau mendapatkan motivasi dari orang lain.

Sebenarnya banyak sekali kegagalan dalam kehidupanku. Namun

aku kadang terheran-heran saat ada pujian yang datang berlebihan

kepadaku. Banyak yang hanya melihat sebuah pencapaianku dan bukan

di balik itu. Aku banyak gagal dalam mendapatkan pekerjaan yang aku

impikan. Aku pernah gagal dalam persahabatanku yang paling indah dan

masih banyak lagi. Aku pernah merasa lelah dalam memperjuangkan hal

yang aku harapkan. Saat jatuh, aku biasanya bercerita dan berbagi

kepada Tuhan melalui doa-doaku. Setelah itu aku memotivasi dan

menyemangati diriku atau terkadang bertukar pikiran dengan seorang

sahabat dekatku. Biasanya rasa jatuh itu akan sirna seketika. Dengan

begitu, sahabat sangat berperan penting dalam mengubah kondisiku

yang sedang terjatuh menjadi bangkit dan semangat lagi.

Bila sahabat-sahabatku sedang sibuk dan aku ingin menyendiri,

aku memilih untuk merenung sendirian di suatu tempat yang tenang

atau mendengarkan lagu-lagu yang berirama tenang untuk membuat

pikiranku kembali segar. Kadang aku mengonsumsi es krim rasa cokelat

untuk membuat suasana hati menjadi tenang dan lebih baik. Bukan

hanya es krim, namun makanan dan kudapan dengan rasa manis pun

aku masukkan ke dalam rongga mulutku saat jenuh dan bad mood itu

melanda. Kadang aku menularkan kebiasaan yang menurutku unik ini

pada seorang sahabatku yang selalu galau karena urusan cinta dan

asmara.

8 | Dalam Lingkaran Sembilan

Bagiku, kegagalan bukanlah suatu penghalang untuk mencapai

segala impian dan hak-hak baik dan indah di masa depan. Meratapi

kegagalan terus menerus tanpa bergerak maju (baca: move on) adalah

sia-sia. Banyak orang di jagad dunia manapun akhirnya sukses besar

dengan karyanya dan itu bukan tanpa kegagalan. Mereka berkali-kali,

bahkan ribuan kali mengalami kegagalan. Namun, semangat yang

membara dalam darah mereka membisikkan hati dan pikiran mereka

agar bisa sukses sehingga kesuksesan mereka bisa bermanfaat bagi

dunia; yang karyanya kita rasakan sekarang ini. Oleh karena itu, pikiran

dan hati yang selalu berpikir serta yakin akan kesuksesan membuat kita

semua semangat menyongsong hari-hari ke depan sambil melupakan

kegagalan yang sebelumnya hampir mematikan kobaran semangat kita.

Mari kita tinggalkan kegagalan yang pernah bersinggah dalam hari-hari

kita dan mari bergerak maju ke depan dengan hati dan pikiran positif,

walaupun ada penyesalan yang tersisa dalam diri kita karena kegagalan

itu.

***

Pernahkah kita mengingat-mengingat lantas merenungi

kehidupan kita yang masih polos saat kita bayi, saat kecil, bahkan

kehidupan kita di masa tua kelak? Pernahkah kita merenungi pula

tentang tiga masa di mana kita berada? Masa lalu, masa kini dan masa

yang akan datang. Pernahkah kita merenungi itu semua? Bila pernah,

percayalah...niscaya kita akan menemukan jawabannya seperti apa dan

kita menjadi tahu tentang hakikat-hakikat yang ada dalam hidup. Lalu

apa hakikat hidup sebenarnya? Hidup ini hakikatnya adalah tentang

kesediaan dan kesiapan kita menghadapi kesenangan, kebahagiaan,

kepahitan, masalah, hal yang tidak pernah kita harapkan, yang biasa-

biasa atau yang datar-datar saja. Oleh karena itu, banyak orang yang

mengatakan hidup ini bak roda yang berputar, roller coaster atau apapun

itu istilahnya.

Sampai saat ini aku bersyukur masih semangat menjalani hidup

dalam rajutan benang suka dan duka yang ada. Semangat itu aku

tularkan kepada sahabat-sahabatku dengan menjadi pendengar yang

baik (good listener), terutama saat kegalauan melanda mereka. Galau

Dalam Lingkaran Sembilan | 9

karena hubungan percintaan yang rumit dan membingungkan, putus

cinta atau ada pula yang bercerita tentang urusan rumah tangga.

Semuanya siap aku dengarkan dan aku sediakan waktu untuk mereka,

dari yang menyenangkan sampai yang tidak menyenangkan. Aku pun

sebetulnya mendapatkan begitu banyak pelajaran hidup dari mereka,

selain mendengarkan, menenangkan, dan berusaha memberikan solusi

dan pendapat untuk mereka.

Momen penuh semangat adalah saat kita mampu berjalan di atas

serpihan-serpihan diri kita yang sempat terkoyak karena sesuatu yang

tidak kita harapkan menghampiri diri kita...bahkan karena kesalahan

kita mengambil keputusan untuk mengejar impian kita. Semangat

hakikatnya adalah senjata untuk “membasmi” keputusasaan dan

penyesalan yang pernah ada. Semangat juga sebuah “jembatan” atau

sarana agar kita bisa melewati lembaran kelam yang pernah kita lalui

dan beranjak ke halaman baru yang putih nan suci.

***

Hampir dari kita semua pernah merasakan gamang dalam hidup.

Ada yang berhasil melaluinya, ada pula yang membiarkannya

bersemayam dalam diri. Terombang-ambing dalam kehidupan. Itu pula

yang pasti dirasakan oleh sebagian manusia. Tak tahu harus ke mana,

arah yang tepat dan benar untuk hidupnya. Dalam beberapa fase

kehidupan, kita pernah (bahkan sering) meminta pada Tuhan untuk

menunjukkan jalan bagi kita. Kita hanya bisa berdoa dan berusaha agar

hidup kita semua menjadi lebih baik ke depan, bukan menjadi buruk dan

lebih buruk lagi.

10 | Dalam Lingkaran Sembilan

Lingkaran Tiga

Di Alam Semesta

Dalam Lingkaran Sembilan | 11

Bumi ini telah tua, semua orang sudah tahu itu. Sebagaimana

orang tua yang sudah memasuki masa senja, mereka membutuhkan

perhatian dan belaian kasih sayang dari anak-anaknya. Orang berusia

senja biasanya juga mulai mengalami banyak penyakit. Begitupun

dengan bumi, dengan usianya yang semakin senja, bumi membutuhkan

kasih sayang serta perhatian dari para penduduknya yang hari demi hari

semakin bertambah banyak. Bumi ini sudah mulai dipenuhi banyak

bencana alam sebagai wujud “penyakit” karena usianya yang semakin

senja. Ya, dengan cinta kasih dan sayang. Oleh karena itu, agar langit

selalu ramah dan bersahabat dengan kita, mari lindungi bumi kita ini

dengan kasih, sayang dan cinta kita pada bumi ini..tanpa akhir dan batas.

mekar dari kejauhan

kecil, tumbuh besar

merona warnanya teduh

nyawa manusia tersentuh

demi banyak jantung yang membutuhkan jiwanya

melindungi banyak kehidupan tumbuh berjuta-juta

tak tumbuh hanya untuk dirinya

ia jua diciptakan untuk semua yang ada

ia dinamai sebuah pohon

tegak menjulang dan merindang

disana rumput bergoyang bersama ilalang

terserabut dari alamnya

manusia terpenjara kesombongan, keangkuhan

asyik gelengkan kepala menghitung uang

dedaunan pun menangis

tak mampu melawan kebingungan

ke mana tempat tinggalnya

tak seperti burung yang bersayap

menghinggapinya saat hujan, saat kesusahan

seraya bersumpah serapah pada manusia

marah luapkan kesedihan, penderitaan

melayang keluar bergumulan

disulut ketamakan manusia

12 | Dalam Lingkaran Sembilan

menuruti kesesatan sesaat

kini yang tersisa keluh kesah manusia sendiri

menyesalkah manusia atau tiada sama sekali

atas kesalahan terbesarnya bagi alam semesta

alam yang sejagad raya

(Jakarta, 7 Mei 2008)

Menurutku, manusia berhutang kepada banyak pohon di sekitar

yang berfungsi memproduksi oksigen yang manusia hirup setiap

harinya. Sayangnya, banyak manusia yang tidak bersyukur dan tidak

menjaga alam ini dengan baik. Pepohonan banyak yang ditebang habis,

bahkan di hutan pun penebangan liar merajalela. Tak hanya itu,

pembakaran hutan secara sengaja juga terjadi untuk meloloskan

kepentingan bisnis yang sebenarnya suatu hari merugikan generasi saat

ini dan mendatang. Maka sesungguhnya manusia itu pula yang merugi

pada akhirnya karena merusak alam. Sebagai manusia yang berakal dan

beradab, mari bersyukur dan tak mengingkari bahwa alam sekitar begitu

besar jasanya terhadap hidup kita.

Manusia dan alam harus menghadirkan sebuah keharmonisan di

bumi. Menanam ribuan pohon dan merawat pohon yang sudah tumbuh

adalah salah satu cara terbaik agar keharmonisan itu tercapai, sehingga

alam menjadi seimbang dan kembali hijau. Tanpa keharmonisan itu,

manusia sesungguhnya tidak bisa hidup nyaman, sebab manusia

sejatinya juga bergantung pada alam semesta.

Dalam Lingkaran Sembilan | 13

Lingkaran Empat

Dengan Penuh Cinta

14 | Dalam Lingkaran Sembilan

isterius, gaib, dan tak diketahui kelak akan seperti apa. Begitu

kira-kira Tuhan menetapkan semua garis kehidupan manusia,

baik dalam jodoh, usia, umur, lamanya hidup dan waktu untuk

kembali pada-Nya.

Mungkin banyak di antara kita yang penasaran atau ingin tahu apa

yang akan terjadi esok hari atau beberapa tahun mendatang. Entah

misalnya akan menjadi apa kelak, siapa kekasih yang akan menjadi jodoh

atau pendamping sehidup semati, bahkan sampai mendatangi seseorang

yang memiliki kemampuan untuk menerawang masa depan melalui garis

tangan atau cara yang lainnya. Aku sendiri pun kadang-kadang bertanya:

aku akan menikah dengan siapa, aku akan punya anak berapa, apakah

usiaku panjang atau singkat, di usia berapa aku akan meninggal, dan

seterusnya. Aku tidak pernah akan tahu bagaimana jawabannya sebab

aku akan menyerahkannya pada sang waktu yang terlampau bisu.

Semoga Tuhan memberikan takdir dan nasib yang terbaik untuk kita

semua, dalam cinta/jodoh, rezeki dan sebagainya.

***

Banyak manusia yang kadang merasa sepi dan sendiri di tengah

keramaian, bahkan sampai harus memasang muka bahagia dan berpura-

pura bahwa ia baik-baik saja walau sebenarnya sedang memiliki masalah

dan tak ingin berbagi kepada orang lain. Namun, bisa saja itu bukanlah

sebuah akting, tapi sebuah bukti akan keinginan untuk menyimpan dan

merenunginya sendiri serta ketidakinginan membebani orang lain.

Mereka yang mencari kebahagiaan pun memiliki cara untuk meraih

kebahagiaannya walau harus memperjuangkannya sendiri.

Dari kecil aku selalu berusaha mandiri dan aku berusaha agar

orang lain tidak merasa repot karenaku. Saat lulus SD di usiaku yang

masih 12 tahun, aku memutuskan untuk sekolah asrama di daerah Bogor

dan terpisah dari orangtua dan keluarga. Begitupun saat aku punya

masalah yang cukup besar, aku jarang terbuka pada orang lain. Aku

terbiasa menyimpan dan memecahkan masalahku sendiri. Saat

seseorang tidak bisa membantuku akan suatu hal, aku pun tidak akan

memaksanya. Pun dalam mencari dan menciptakan kebahagiaan, aku

M

Dalam Lingkaran Sembilan | 15

selalu punya cara sendiri agar aku merasa bahagia dan terlihat bahagia.

Bahagia itu katanya harus diciptakan, bukan dengan sendirinya sudah

ada dari sananya.

Bahagia? Semua orang setuju bahwa bahagia itu harus. Namun,

kebahagiaan itu relatif. Artinya, tiap orang memiliki standar tentang

kebahagiaan dan perbedaan dalam mencapai kebahagiaan tersebut. Tapi

bagiku, bahagia itu adalah saat aku bisa membahagiakan orang tua,

sahabat-sahabat terdekatku dan orang-orang yang aku kasihi. Membuat

mereka tertawa dan bahagia adalah juga kebahagiaanku. Menurutku, ada

satu indikator yang pasti ada saat seseorang bahagia: hati selalu ringan

tanpa beban. Dari hati yang semacam itu, semuanya akan terasa

menyenangkan dan lantas membawa kita pada langit kebahagiaan.

Setiap orang memiliki hak untuk bahagia dan memiliki kewajiban

untuk membahagiakan dirinya sendiri. Hak dan kewajiban untuk bahagia

itu harus diberikan dan dipenuhi. Bukankah hak kita untuk berbahagia

itu sudah ada sejak kita dilahirkan? Bukankah kita memang dijanjikan

utuk hidup bahagia oleh orangtua kita sendiri? Bukankah kebahagiaan

itu juga menjadi bagian dari diri kita sebagai takdir dan nasib kita? Oleh

karena itu, mari kita berbahagia dengan cara menerima kekurangan dan

kelebihan dalam diri kita serta dengan mencintai hidup kita dengan

segala kelebihan dan kekurangannya pula. Saat seseorang memaknai

kebahagiaannya, maka sempurnalah impiannya sebab hakikat

kehidupan ini adalah kebahagiaan itu sendiri.

Salah satu hal yang paling mewarnai kehidupan seseorang agar

dirinya meraih kebahagiaan adalah cinta. Cinta yang kadang

menghadirkan pertanyaan penting dalam hati setiap manusia:

bagaimana rasanya jika tak ada kekasih dan belahan jiwa di sisi?

Mungkin ada yang merasa biasa-biasa saja, ada yang tenang, sedih, ada

pula yang galau, bahkan ada yang sangat kacau. Apalagi bagi yang

mencari dan menanti cintanya bertahun-tahun. Hanya manusia dengan

kesabaran, kepasrahan, doa dan usaha penuh pada Tuhan yang mampu

menjalani itu.

Cinta adalah jawaban bagi mereka yang mengharapkan kasih

sayangnya bisa dibagi kepada yang lainnya secara utuh. Cinta bisa juga

16 | Dalam Lingkaran Sembilan

berkisah tentang persepsi atas kesetujuan dan ketidaksetujuan akan

adanya kasih sayang terhadap yang lain. Bagi manusia yang menyetujui

sebuah cinta, dukunganlah yang akan dilakukan. Sebaliknya, bagi yang

tidak setuju dengan hubungan percintaan dua manusia, maka akan hadir

penentangan. Di atas semua itu, manusialah yang menentukan apakah

cinta itu yang akan membuat mereka berada dalam sikap setuju atau

tidak setuju. Bukan orang lain yang menentukan hidup kita, sebab hidup

yang baik bukanlah hidup dalam persepsi orang lain.

kini mengapa seolah takdir ingin menjauhkan

rasa padanya sering menggelora dalam pupusnya asa

mengapa ada manusia yang selalu iri,

dengki di antara cinta yang suci

cinta tak pernah salah, tak bisa diubah dalam misteri

meledakkan amarah pada diri sendiri

masa hidup di dunia di atas takdir prasasti

mengapa cinta hadir dalam penuhnya rasa bersalah, rasa sulit

terjebak norma-norma kehidupan

hadapi tekanan, hinaan dalam ketidakpastian

mengapa seperti ini

telah lama ku ingin tenang

menemui jalan terang tanpa terhalang

baiknya ku melupa semua yang ku cinta

biar tak ada jenuh perasaan menunggu balasan

tak kunjung datang bersalaman, hanya malu tersimpan

cinta ‘kan menjawab pertanyaan tentang nasibnya

cepat atau lambat menentukan eksistensinya

agar tiada lagi tangis dalam kesenangan

seakan tiada lagi datang dalam pikiran

menghampiri wajahnya dalam bayangan

yang sangat menenangkan

(Jakarta, 11 Februari 2008)

Dalam Lingkaran Sembilan | 17

Lingkaran Lima

Ujian dan Cobaan

18 | Dalam Lingkaran Sembilan

Fitnah dianggap lebih kejam dari pembunuhan. Benarkah begitu?

Menurut aku benar. Karena dampak yang dirasakan membidik hati dan

perasaan. Aku pernah difitnah, dijelek-jelekkan karena hanya satu alasan

yang tidak penting. Hari-hariku penuh dengan keanehan. Orang yang

dekat denganku tiba-tiba menjauh dan tidak ingin berteman denganku.

Aku pun saat itu tidak mengerti mengapa itu bisa terjadi padaku sambil

mengoreksi dan berkaca diri. Fitnah bisa terjadi karena rasa tidak suka

atau rasa benci. Dari situ pula akan terlahir kejahatan hati yang kelam.

Kita harus meyakini bahwa kita sanggup menghadapi orang-orang yang

tidak suka atau membenci kita. Pun kita sesungguhnya yakin jumlah

orang yang membenci kita tidak seberapa dibandingkan orang-orang

yang menyayangi kita. Jadi, tidak perlu kita takut menghadapi dunia yang

isinya lebih banyak bahkan didominasi oleh orang-orang yang baik dan

mencintai kita.

Aku pun sejak dulu sebenarnya sudah terbiasa menghadapi haters

(orang-orang yang membenciku) yang bisa saja melakukan umpatan,

hinaan, fitnah, meludah di belakang atau di depanku. Aku yakin di antara

1000 orang, pasti satu di antaranya ada yang tidak suka dan 999 orang

lainnya suka denganku atau sebaliknya.

dari mulut manusia lidahnya tak dapat dikunci

kata-kata sembarang menempati dahan-dahan nan mati

meski terbiasa menghadapi dusta

ku manusia biasa, mudah terluka hatinya

namun maaf itu tak kunjung tiba

sementara ku tetap diam membisu

mengeram dalam ruang dan waktu

ku belum terbunuh dengan fitnah itu

tersungkur karena dusta itu

lidah-lidah itu belum terdiam

di sisi yang lain ku tertikam

sungguh dahsyat manusia

menabur benih dusta secepat kilat

sementara kebenaran terbelenggu

sulit dilihat jauh atau dekat

Dalam Lingkaran Sembilan | 19

Engkau Maha Tahu atas semua rahasiaku

maka tutup dan simpanlah itu

dalam kitab rahasia-Mu, catatan-Mu

usir semua pencuri dan pembuka kitab-Mu

sebab mereka kan menyebarkan segala aibku

siapkanlah aku agar kuat melawan,

memerangi fitnah, apalagi gunjingan

mengingatkan benar dan salahku, baik dan burukku

kapan saja dapat membunyi di setiap waktu

ampunkanlah para penggunjing di belakang pundakku

maafkanlah para pefitnah di belakang mata kepalaku

(Jakarta, 7 Mei 2008)

***

Di setiap tempat dan pergaulan, pasti aku mengalami penolakan

sosial dan diskriminasi yang disebabkan hanya karena kekurangan-

kekurangan yang ada pada diriku. Sama halnya seperti bullying yang aku

rasakan, baik yang dilakukan secara diam-diam atau terang-terangan

pun semuanya dulu terasa menyakitkan. Tidak ada manusia satu pun di

muka bumi ini yang mau dan suka diperlakukan secara diskriminatif,

apalagi tidak diberi kesempatan sedikit pun untuk berinteraksi secara

positif. Bagiku ini adalah diskriminasi dan aku tidak setuju terhadap

segala bentuk diskriminasi di muka bumi karena dulu aku tahu rasanya

sungguh tidak nyaman dan cukup menyakitkan.

Semua diskriminasi itu aku rasakan saat duduk di bangku SD

hingga kuliah bahkan sampai saat aku bekerja. Di pergaulan sosial di luar

sekolah pun aku juga mengalami banyak penolakan walau itu

ditunjukkan secara halus dan tidak terang-terangan. Aku sebenarnya

juga tak ingin mengingat-ingat hal-hal yang tidak menyenangkan dalam

hidupku, namun ini perlu aku sampaikan bahwa diskriminasi (yang

ditunjukkan dengan bullying) itu perbuatan yang semena-mena dan

meniadakan hak-hak orang lain untuk hidup bahagia dan apa

adanya...dan aku menolak keras sebuah diskriminasi!

Aku yakin bukan aku sendirian yang menjadi korban diskriminasi,

banyak juga orang di luar sana yang merasakan hal serupa. Aku kerap

20 | Dalam Lingkaran Sembilan

bertanya mengapa banyak yang merasa dirinya paling benar seolah-olah

memiliki otoritas untuk menghakimi manusia lain padahal mereka

bukanlah Tuhan? Tak sadarkah bahwa semua manusia itu sama, hanya

porsi dan bentuk kekurangan dan kelebihannya yang berbeda-beda?

Sadarkanlah mereka, Tuhan.

Menurutku, orang yang suka berkomentar buruk terhadap orang

lain, selalu meremehkan orang lain serta menghakimi orang lain adalah

orang yang kurang bahagia dengan hidupnya. Mengapa demikian?

Karena ia tidak memiliki pandangan positif terhadap orang lain dan ia

terlalu fokus pada hidup orang lain, bukan dengan hidupnya dan caranya

dalam menggapai kebahagiaannya sendiri.

***

Sabar, sabar dan sabar. Begitu “didikan” dan pesan Tuhan dalam

semua aspek yang kita jalani. Kadang kita dizalimi, kadang kita menjadi

korban ejekan serta caci maki, penolakan, dan penindasan. Kadang kita

bangkit dari keterpurukan, kadang kita terpaku dalam diam sambil dan

termangu saat merenungi perjalanan hidup. Kita menjadi kuat karena

Tuhan selalu menguatkan kita dan sampai saat ini kesabaran menjadi

teman kita dan juga “vitamin” bagi kita menghadapi apapun. Kesabaran

adalah salah satu kunci bagi kita bisa menjalani semuanya dengan

tenang, ringan dan ikhlas. Aku yakin teman dan sahabat-sahabat kita pun

begitu. Ya, Tuhan bersama orang-orang yang bersabar. Kita tak perlu

ragu akan janji Tuhan tentang dan kepada orang-orang yang sabar.

Selain sabar, tentunya ada maaf yang terselip dalam rasa sabar itu.

Dalam Lingkaran Sembilan | 21

Lingkaran Enam

Bersama Kedua Orangtua

22 | Dalam Lingkaran Sembilan

ku adalah anak ke-enam dari enam bersaudara. Ayahku bekerja

sebagai penyapu sampah di jalanan dan tak jarang terlibat

dalam pengangkutan sampah ke mobil pengangkut sampah

yang besar dan aromanya tak sedap itu. Ibuku adalah seorang

ibu rumah tangga biasa. Kedua orangtuaku membesarkanku dalam

budaya dan lingkungan yang sederhana sebab kami adalah keluarga

yang sederhana pula, tidak ada yang istimewa dari keluarga kami.

Aku ingat sekali, gaji ayahku tidak besar saat itu. Oleh karena itu,

ibuku pernah membantu dengan membuat kue dadar gulung hijau dan

menitipkannya untuk dijual di warung tetangga. Setiap hari hasil

penjualannya digunakan untuk menambah kebutuhan keluarga kami

sehari-hari. Aku bisa bayangkan betapa besar pengorbanan dan usaha

yang dikerahkan kedua orangtuaku dalam membiayai hidup keluarga

saat itu. Namun, bisa dibilang hanya aku yang paling beruntung dalam

keluarga sebab hanya aku yang bisa memasuki salah satu universitas

terbaik di negeri ini yang terletak di Depok, Jawa Barat. Ya, betapa besar

perjuangan ayah dan ibuku dalam membesarkan keluarganya. Oleh

karena itu, Tuhan dan orangtua berpengaruh besar dalam kehidupan aku

sebagai seorang manusia. Apalagi kalau kita berbicara restu dari orang

tua, hampir semua dari kita tahu bahwa ridho (restu) Tuhan ada dalam

ridho kedua orangtua. Itu adalah keniscayaan yang tak terbantahkan.

Tanpa itu, hidup terasa tanpa berkah.

Mungkin banyak di antara kita yang terlalu sibuk dengan karir

dan urusan pribadi. Mungkin banyak dari kita yang terlalu sayang

dengan suami/istri atau pasangannya bahkan dengan anak-anaknya.

Mungkin juga banyak dari kita yang sudah menikah dan tiba-tiba

memilih untuk tinggal terpisah dari kedua orangtua....sampai-sampai kita

lupa bahkan mungkin tiada waktu menghubungi kedua orangtua kita

dari kejauhan.

Betapa indahnya mengingat masa-masa kecil kita dipeluk, diasuh,

dididik dan dido’akan dalam buaian curahan kasih sayang yang utuh

tanpa separuh. Lalu kita dihadapkan pada kenyataan yang

mengharuskan kita hidup mandiri dan terpisah dari kedua orangtua kita.

A

Dalam Lingkaran Sembilan | 23

Lingkaran Tujuh

Melakukan Kebaikan

24 | Dalam Lingkaran Sembilan

uhan sering menyadarkan dan mengingatkan manusia melalui

banyak kejadian atau peristiwa secara tiba-tiba dan tak terduga

dengan cara apapun, kapanpun, di mana pun...sehingga tersadar

betapa kecil manusia lalu akhirnya mengaku bahwa manusia

cuma setitik debu dalam kebesaran alam semesta. Namun, manusia

kadang tidak sadar dan lupa, seolah-olah apa yang mereka miliki itu

abadi dalam genggaman mereka.

Aku ingin berubah, sebuah perubahan dari dalam hatiku dan

diriku atas niat dan inisiatifku, bukan karena terpaksa atau dipaksa

orang lain, bahkan oleh kekasih atau sahabatku sekalipun. Sesungguhnya

waktulah yang akan memberikan kesempatan kepada kita untuk

memahami makna perubahan dan melakukan perubahan itu.

Hal yang paling penting bagi kita adalah saat kita ingin berubah

dan saat adanya perubahan dalam diri kita, sebaiknya kita tidak pamer

dan gembar-gembor (show off) pada orang lain. Aku tak pernah suka

melakukan sesuatu yang hasilnya belum nyata di mataku. Ada ketakutan

dalam diriku jika sebuah hal yang aku niatkan nantinya tak berjalan

lancar jika di awal aku sudah pamer dan gembar-gembor. Bagiku, biarlah

orang yang menilai perubahan diriku, sebab yang tahu gelap dan

terangnya aku hanya diriku dan Tuhan.

Saat manusia merasa bahwa dalam dirinya perlu ada yang diubah,

penting baginya untuk segera mengambil langkah atau tindakan untuk

melakukan perubahan dalam dirinya. Perubahan positif atau ke arah

lebih baik ini bisa disebut dengan hijrah. Hijrah bukan saja berpindah

dari satu tempat lain, namun lebih dari itu. Salah satunya mengubah diri

dan suatu hal dari yang tidak baik/negatif menjadi baik/positif.

Dalam konteks tempat, hijrah berarti pindah dari satu tempat ke

tempat yang lainnya. Misalnya berpindah dari satu wilayah ke wilayah

lainnya untuk mendapatkan suasana kehidupan yang lebih baik. Aku pun

pernah berpikir apa sebaiknya aku berhijrah keluar negeri saja jika aku

sudah “mati gaya” dengan suasana di negeri ini. Sejujurnya, aku ingin

sekali terjadi perubahan besar dalam negeri ini. Kalau tidak ada

perubahan positif yang sangat besar, sepertinya aku harus hijrah keluar

T

Dalam Lingkaran Sembilan | 25

negeri suatu saat nanti. Aku akan berhijrah ke negeri yang aku mau jika

seolah negeri ini tak lagi nyaman bagiku.

***

“Kenapa ada saja ya cobaan dan rintangan saat mau berbuat

baik?” begitu kira-kira kalimat yang pernah terpatri dalam hatiku saat

aku ingin berbuat hal yang positif; ada saja halangan dan cobaannya.

Misalnya, saat ingin bekerjasama melakukan aktifitas positif, aku

membuat janji dengan orang lain dan aku sudah tiba di tempat

pertemuan lebih dulu. Tiba-tiba orang ini membatalkan janjinya. Aku

menganggapnya sebagai cobaan atau ujian untuk berbuat kebaikan.

Kebaikan adalah kebaikan. Kita tidak usah menghitung berapa

banyak kebaikan yang kita lakukan setiap harinya. Ikhlaskan, relakan

dan “lepas” begitu saja. Walaupun mungkin segala hal baik yang kita

lakukan belum tentu ditanggapi dan disambut dengan baik oleh orang

lain, yang paling penting adalah bahwa kita melakukannya tanpa pamrih,

kita melakukannya untuk Tuhan dan banyak orang. Menuju Tuhan,

bukan menuju aku, begitu yang diajarkan oleh ahli spiritualku.

Dalam melakukan banyak tindakan dan perbuatan, terutama

dalam hal-hal yang baik dan positif, begitu banyak yang diperjuangkan

dan diupayakan manusia, tapi realitasnya manusia tidak sendiri: mereka

pada akhirnya juga menyadari bahwa mereka dibantu Tuhan dalam

melaksanakan itu semua. Banyak manusia memasrahkan diri kepada

Tuhan setelah berjuang dan berusaha keras untuk mencapai sesuatu.

Pasrah akan seperti apa hasilnya, seakan menyerahkan dirinya atas

ketidakberdayaannya. Pasrah dengan hati yang utuh dan ikhlas, dengan

harapan yang bulat dan penuh. Pasrah bukanlah suatu hal yang salah,

bukan juga untuk dijadikan pembenaran atas upaya yang belum

dimaksimalkan. Ya, hanya pasrah yang bisa aku lakukan setelah

semuanya aku usahakan dengan maksimal.

Tuhan, kami pasrah dengan semua yang terjadi pada hidup

kami, pahit manis dan jatuh bangun kami. Kami pasrah setelah kami

perjuangkan semuanya dengan segala yang terbaik dari diri kami.

26 | Dalam Lingkaran Sembilan

Lingkaran Delapan

Hanya Untuk-Nya

Dalam Lingkaran Sembilan | 27

Petunjuk dari Tuhan adalah satu anugerah berharga bagi siapapun yang

mencarinya. Tuhan tak segan-segan memberikannya ke segenap

manusia yang mencarinya. Kita sudah diberikan akal dan pikiran dan

kita seharusnya mencari tahu saat ada peristiwa dalam kehidupan

sehari-hari yang seolah memberi petunjuk atau makna tertentu, sebab

itu merupakan cara yang paling ampuh apakah kita dapat menangkap

atau tidak terhadap apa yang Tuhan maksud pada hidup kita, dalam

segala aspek hidup dan hubungan kita dengan manusia lainnya. Kita pun

semakin tahu, petunjuk itu bukan hanya ditunggu sambil termangu,

namun kita harus mencari dan memburunya.

Betapa banyaknya manusia yang lupa bersyukur. Padahal begitu

banyak anugerah yang Tuhan berikan kepada manusia. Kesehatan, iman,

fisik yang dapat dikatakan mendekati sempurna, rezeki, ilmu

pengetahuan dan sebagainya. Betapa banyak manusia yang belum

mengerti makna syukur yang sesungguhnya, buktinya mereka kecewa

seketika dan memilih jauh dari Tuhan ketika harapan dan keinginannya

tak tercapai. Oleh karena itu, sungguh sangat keterlaluan kalau manusia

tak bersyukur dan lupa untuk bersyukur pada Tuhan.

Tuhan, kami belum bisa maksimal dalam bersyukur dan bersabar

atas segala doa yang belum Engkau kabulkan untuk kami. Namun, kami

bersyukur karena Engkau memberikan kami kemampuan dalam banyak

hal. Kami bersyukur masih bisa diberi kesempatan untuk berkarya di

dunia ini. Kami bersyukur masih memiliki banyak teman yang baik. Kami

bersyukur masih ada yang membenci, jadi kami bisa mengoreksi diri. Kami

bersyukur secara keseluruhan kami masih sehat secara jiwa dan raga. Pun

kami bersyukur masih bisa menjalin hubungan baik dengan banyak orang.

Kami amat sadar bahwa apa yang kami miliki sampai saat ini merupakan

anugerah dari Engkau dan kami harus mengingatkan diri bersyukur akan

itu. Ya, kami harus pintar mengingatkan diri untuk terus bersyukur.

Kadang kita merasa jauh dengan Tuhan, tidak membaca sabda-

Nya di keseharian karena terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan, karir,

dan uang. Kita juga jarang memperlakukan Tuhan jauh dari perlakuan

kita pada seseorang yang kita kasihi. Manusia yang jadi kekasih hati kita

28 | Dalam Lingkaran Sembilan

saja kita perlakukan melebihi perlakuan kita kepada Tuhan. Dalam hati

kita belum begitu serius kita khususkan ruang untuk Tuhan. Egoiskah

kita memperlakukan Tuhan seperti itu? Tuhan mengasihi kita dengan

sangat, tapi mengapa kita tidak membalas kasih sayang-Nya secara utuh?

Sungguh hinakah kita yang tidak tahu terima kasih kepada-Nya? Bahkan

kita masih melakukan dosa-dosa padahal kita tahu itu dilarang oleh-Nya.

Namun begitu, kita tetaplah manusia yang selalu berkeinginan untuk

tahu tentang Tuhan, untuk tahu bagaimana mencintai-Nya, bagaimana

kita harus menjalankan perintah-Nya, untuk siapa hidup kita berikan

dan seterusnya. Tentu kita tahu jawabannya. Kalau sudah begini, pastilah

kita tetap menyerahkan segalanya pada Tuhan, apalagi saat masalah

mendera kita.

***

Ada saat tertentu ketika kita pernah merasa jauh dari Tuhan dan

setelah itu kita kembali mendekat kepada-Nya. Ibadah yang harusnya

kita lakukan secara rutin, malah bolong-bolong, tidak sempurna, atau

malah kita tinggalkan dengan sengaja saking sibuknya kita dengan

urusan dunia. Ini sesuai dengan yang pernah dinyatakan ahli spiritual

yang selalu membimbingku. Ia menyatakan bahwa seringkali manusia

akan mencari Tuhan dan mendekat kepada Tuhan ketika dirinya mulai

"terdesak" oleh situasi yang membuatnya susah, sedih dan tak berdaya.

Sebaliknya, manusia mudah melupakan Tuhan saat merasakan dan

mengalami "kesenangan sesaat". Betapa manusia ternyata dipenuhi

pamrih untuk mendekat kepada Tuhan. Tidak adakah keikhlasan

mendekat kepada-Nya? Ia menambahkan bahwa alangkah indah bila kita

menyadari bahwa kita perlu Tuhan setiap saat, menghadirkan-Nya

setiap saat, sehingga tiada kekhawatiran, tiada kesedihan, tiada

ketakutan karena selalu merasa sedang bersama Dia Yang Maha

Sempurna. Karena kesempurnaan-Nya, Tuhan Maha Tahu akan

kebutuhan kita untuk berbahagia, damai, nyaman dan berfungsi sesuai

Kehendak-Nya setiap saat. Tuhan tidak akan mengabaikan umat-Nya

yang selalu di dekat-Nya. Semoga kita termasuk orang-orang yang

bersedia mendekat kepada Tuhan tanpa pamrih apapun.

Dalam Lingkaran Sembilan | 29

Setiap kali memiliki masalah, kita berbagi cerita (sharing) ke

teman kita dahulu baru setelah itu kita mengadu kepada Tuhan, bahkan

mungkin ada dari kita yang malah curhat kepada manusia lain tanpa

mengadu kepada Tuhan. Dalam pandanganku, ini tidak menjadikan-Nya

sebagai prioritas dalam menyerahkan dan mengembalikan semua

urusan kita. Padahal menurutku, seharusnya kita mengadu dan berbagi

dahulu ke Tuhan baru setelah itu kita bisa berbagi ke teman atau sahabat

kita (atau bisa jadi hanya mengadu ke Tuhan) sebab Tuhan adalah Maha

Utama sebagai tempat berpulang dan bersandar atas segala sesuatu.

Mungkin suatu saat (akan) ada peristiwa yang pada akhirnya

menyadarkan bahwa kita ini salah karena pernah melupakan-Nya,

menomorduakan-Nya, menjauh dari-Nya, tidak memasrahkan segalanya

pada-Nya, tidak bergantung kepada-Nya dan tidak menjadikan-Nya

sebagai sandaran utama. Oleh karena itu, mari bersyukur bahwa suatu

saat kita akan diberi kesempatan untuk bisa kembali (dekat) lagi

dengan-Nya.

30 | Dalam Lingkaran Sembilan

Lingkaran Sembilan

Karena Semua Hanya Sementara

Dalam Lingkaran Sembilan | 31

esadaran penuh manusia berada pada titik bahwa tak ada yang

abadi di dunia yang fana ini. Semuanya hanya sementara.

Siapapun yang sekarang hidupnya dipenuhi kesenangan dan

kenikmatan, itu semuanya hanya sementara, begitupun

sebaliknya. Pada akhirnya kita semua akan kembali kepada-Nya. Ya,

kematian adalah permulaan bagi kehidupan di alam sana, alam yang

tidak kita tahu rupanya seperti apa. Kematian sejatinya adalah cinta dan

penghormatan terhadap keabadian, selama-lamanya. Mengingat

kematian sungguh membuat kita tahu pada akhirnya kita pun berakhir

dan selesai di dunia kelak.

Sebagai manusia, kita hanya bisa mendoakan manusia lain yang

lebih dulu berpulang dan mengenang segala kebaikannya. Niscaya kita

semua pasti berpulang kepada-Nya dan banyak orang yang berdoa untuk

kita nanti. Aku berpikir dan bisa merasakan seperti itu karena aku tahu

suatu saat aku pasti berpulang kepada-Nya. Namun, aku tak tahu kapan.

Kita tak pernah tahu kapan kita kembali ke hadirat Tuhan, apakah di usia

muda kita? Atau di usia renta kita? Tak pernah kita tahu itu. Kita hanya

berharap kita dipanggil Tuhan dalam akhir yang baik. Oleh karena itu,

aku ingin menyempatkan diriku menyiapkan sesuatu yang akan

membungkus jasadku nanti. Sebuah kain putih bersih dan suci. Ya, kain

kafan itu ingin aku siapkan, aku ingin membelinya saat aku masih

bernafas. Niat untuk membeli kafan itu akan aku lakukan, nyata dalam

tindakan. Mungkin aku pun dari sekarang bisa menentukan batu nisanku

akan seperti apa bentuknya. Semuanya akan aku siapkan.

Saat kita sudah tidak bernafas lagi, kita akan menuju satu tempat

yang akan kita diami saat sudah tidak hidup lagi di dunia, kala raga kita

akan terbujur kaku dan mempertanggungjawabkan atas semua yang kita

lakukan selama hidup. Ukurannya hanya 2x1 meter, bahkan

kedalamannya pun hanya kira-kira hampir dua meter. Kita pun berharap

semua yang mengenal kita mendoakan kita dan berharap yang terbaik

untuk kita saat mengunjungi makam kita. Mereka yang berkunjung ke

makam kita juga ingat bahwa suatu saat mereka akan seperti kita yang

telah lebih dahulu pergi.

Saat kita kembali pada-Nya, semoga Tuhan mengampuni semua

K

32 | Dalam Lingkaran Sembilan

kesalahan dan dosa-dosa kita selama hidup di dunia. Tuhan, ampuni

kami atas segala dosa-dosa ini, atas segala dosa kecil yang pernah kami

lakukan, bahkan dosa-dosa besar kami, dosa kepada orangtua kami,

kepada guru-guru kami, kepada teman-teman dan sahabat-sahabat kami,

kepada rumput yang pernah kami injak, dan dosa kami pada semua

makhluk di bumi dan di langit. Ampuni kami Tuhan. Dengan kasih

sayang-Mu, kami yakin Engkau akan mengampuni kami. Amin.

Dalam Lingkaran Sembilan | 33

“Lingkaran 9. Itulah yang akan dilewati manusia semasa hidupnya. Maka nikmatilah segala apa yang menari, yang diam, yang menyakitkan, menyenangkan dan

membahagiakan dalam lingkaran itu”