Dampak Globalisasi

40
Dampak Globalisasi Memasuki Abad Baru Masa berubah, zaman berganti ! “Inna az zaman qad istadaara Keadaan, sitausi dan kondisi senantiasa mengalami perubahan . Begitulah Sunatullah. Yang Kekal hanyalah Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang membuat Sunnatullah itu saja. Aturan-aturan telah ditetapkan oleh Allah, Maha Pencipta. Menjelang berakhirnya alaf kedua dan memasuki abad baru – abad keduapuluh satu --, sebagai awal Alaf Baru, suatu kenyataan adalah terjadinya lonjakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan pesat. Ditandai oleh lajunya teknologi komunikasi dan informasi (information technology) . Gejala yang acapkali disebut arus globalisasi, diringi dengan program-program mendunia dengan menampilkan beberapa ciri kebebasan, antara lain "perdagangan bebas” yang tentu saja akan menampilkan persaingan yang tinggi dan tajam. 1

Transcript of Dampak Globalisasi

Page 1: Dampak Globalisasi

Dampak Globalisasi Memasuki Abad Baru

Masa berubah, zaman berganti ! “Inna az zaman qad istadaara

Keadaan, sitausi dan kondisi senantiasa mengalami perubahan .

Begitulah Sunatullah. Yang Kekal hanyalah Allah Subhanahu Wa Ta’ala

yang membuat Sunnatullah itu saja. Aturan-aturan telah ditetapkan oleh

Allah, Maha Pencipta.

Menjelang berakhirnya alaf kedua dan memasuki abad baru – abad

keduapuluh satu --, sebagai awal Alaf Baru, suatu kenyataan adalah

terjadinya lonjakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

pesat. Ditandai oleh lajunya teknologi komunikasi dan informasi

(information technology) .

Gejala yang acapkali disebut arus globalisasi, diringi dengan

program-program mendunia dengan menampilkan beberapa ciri kebebasan,

antara lain "perdagangan bebas” yang tentu saja akan menampilkan per-

saingan yang tinggi dan tajam. Sebenarnya globalisasi berarti pula suatu

tindakan atau proses menjadikan sesuatu mendunia (universal), baik dalam

lingkup maupun aplikasinya, the act of process or policy making something

worldwide in scope or application menurut pengertian The American

Heritage Dictionary.

Perkembangan cyber space, internet, informasi elektronik dan

digital, ditemui dalam kenyataan sering terlepas dari sistim nilai dan

budaya. Perkembangan ini sangat cepat terkesan oleh generasi muda yang

cenderung cepat dipengaruhi oleh elemen-elemen baru yang merangsang.

Suka atau tidak bila tidak disikapi dengan kearifan dan kesadaran 1

Page 2: Dampak Globalisasi

Dampak Globalisasi Memasuki Alaf Barupembentengan umat, pasti akan menampilkan benturan-benturan psikologis

dan sosiologis.

Pada Era globalisasi telah terjadi perubahan perubahan cepat. Dunia

menjadi transparan, terasa sempit, hubungan menjadi sangat mudah dan

dekat, jarak waktu seakan tidak terasa dan seakan pula tanpa batas.

Hubungan komunikasi, informasi, transportasi menjadikan satu sama

lain menjadi dekat, sebagai akibat dari revolusi industri, hasil dari

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

PERUBAHAN OLEH ARUS GLOBALISASI

1. Menggeser Pola Hidup Masyarakat. Dari agraris tradisional

menjadi masyarakat industri modern. Dari kehidupan berasaskan kebersa-

maan, kepada kehidupan individualis. Dari lamban kepada serba cepat.

Dari berasas nilai sosial menjadi konsumeris materialis. Dari tata

kehidupan tergantung dari alam kepada kehidupan menguasai alam. Dari

kepemimpinan formal kepada kepemimpinan kecakapan (profesional).

2

Page 3: Dampak Globalisasi

2. Pertumbuhan Ekonomi. Globalisasi bergerak kesana kemari.

Tidak samata satu arah. Hala atau arahnya akan menyangkut langsung

kepentingan sosial pada masing-masing negara. Keberbagaian atau

keragaman yang berlaku selama ini berkesempatan untuk berubah bentuk

menjadi seragam dan serupa. Atau berlainan wadah serupa isi.

Masing-masing negara (bangsa, nation) akan berjuang memelihara

kepentingannya sendiri-sendiri. Kecenderungan sikap kurang

memperhatikan nasib negara-negara lain akan merupakan kewajaran saja.

Kecenderungan ini berpeluan melahirkan kembali "Social Darwinism",

secara konseptual didalam persaingan bebas bentuk apapun, yang kuat akan

bisa bertahan dan yang lemah akan mati sendiri (Wardiman, 1997).

Kondisi ini banyak miripnya dengan kehidupan sosial budaya

masyarakat dizaman jahiliyah, sebagaimana diungkapkan sahabat Ja'far bin

Abi Thalib kepada Negus, penguasa Habsyi abad ke-7, yang nota bene

berada di alaf pertama. Perilaku masyarakat Jahiliyah antara lain

mengagungkan materi (berhala), mengabaikan kaedah-kaedah halal-haram,

memutus hubungan silaturrahim, berbuat anarkis dan kegaduhan terhadap

masyarakat (tetangga, bangsa,negara), yang kuat menelan yang lemah.

Ungkapan Ja’far Bin Abi Thalib, seperti dapat ditemui dalam kitab Al Islam

Ruhul Madaniyah tulisan dari assy Syaikh Musthafa al Ghulayaini,

terungkap sebagai berikut,"Kunna nahnu jahiliyyah, na’budul ashnam, wa

na’kulul maitah, wa nuqat-ti’ul arham, wa nusi-ul-jiwaar, wa nakkul ul

qawiyyu minna dha'ifun minna," artinya: "Kami masyarakat jahiliyyah, yang

kuat dari kami berkemampuan menelan yang lemah di antara kami."

Kehidupan sosial jahiliyyah telah dapat diperbaiki oleh Islam dengan

3

Page 4: Dampak Globalisasi

Dampak Globalisasi Memasuki Alaf Barudiutusnya Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dengan kekuatan

Wahyu Allah. Penerapan ajaran agama sesuai dengan syari'at Islam diawali

dengan menerapkan secara pasti ajaran tauhid dalam semua gerak ibadah

dan tauhid. Begitu juga dalam setiap hubungan serta perilaku hidup social.

Sertamerta masyarakat jahiliyah itu bisa diperbaiki dan dirubah menjadi

masyarakat beradab dan maju. Ini suatu bukti tamaddun pendekatan

historik yang merupakan keberhasilan masa lalu sesuai Firman Allah,

"Demikian itulah umat sebelum kamu. Bagi mereka amal usahanya, dan

bagi kamu amal usahamu." (Q.S. 2: 141)

DAMPAK GLOBALISASI

Globalisasi membawa banyak tantangan baik itu menyangkut

bidang sosial, budaya, ekonomi, politik, bahkan menyangkut semua aspek

kehidupan manusia. Namun, globalisasi juga menjanjikan

harapan-harapan dan kemajuan. Diantara harapan dan kemajuan yang

menjanjikan, adalah pertumbuhan ekonomi yang pesat, pada negara-negara

yang rajin dan bersungguh-sungguh. Pertumbuhan ekonomi adalah alat

untuk menciptakan kemakmuran masyarakat, termasuk bagi bangsa

Indonesia sebagai bagian dari Asia Tenggara. Sebelum terjadinya krisis

ekonomi 1997 -dampaknya masih terasa hingga hingga sekarang --, dalam

tiga dasawarsa (1967-1997) beberapa negara dikawasan serumpun Asean

telah menikmati pertumbuhan ekonomi pesat.

Bank Dunia menyebut beberapa negara dikawasan ini sebagai "The

Eight East Asian Miracle", yang tumbuh menjadi macan Asia diantaranya

4

Page 5: Dampak Globalisasi

Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Hong Kong, Thailand, Singapura, Malaysia.

Dibidang ekonomi ini, negara-negara Asean menikmati pertumbuhan

rata-rata 7-8 % pertahun waktu itu, sementara Amerika dan Uni Eropa

hanya berkesempatan menikmati tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata

2,5 sampai 3 % pertahun. Pertambahan penduduk Asean sekitar 350 juta,

bisa saja bertambah banyak ditahun 2003 saat memasuki AFTA. Populasi

itu diperkirakan akan mencapai jumlah yang besar, mungkin 500 juta (Adi

Sasono, Cides, 1997). Bila pertumbuhan ekonomi ini dapat dipelihara, Insya

Allah pada tahun 2019, saat skenario APEC, maka kawasan ini akan

menguasai 50,7 % kekayaan dunia. Kemungkinan sekali, Amerika dan Uni

Eropa hanya 39,3% dan selebihnya 10 % dikuasai Afrika dan Amerika Latin

(Data Deutsche Bank, 1994). Apa artinya semua ini? Kita akan menjadi

pasar raksasa yang akan diperebutkan oleh orang-orang di sekeliling.

Pertumbuhan ekonomi itu tidak bertahan lama. Beberapa negara menjadi

lumpuh berhadapan dengan multi krisis tersebab fondasinya tidak mengakar

dan ketahanan umatnya lemah. Lanjutannya, maka bangsa serumpun akan

berhadapan dengan "Global Capitalism". Kalau kita tidak hati-hati keadaan

ini akan bergeser menjadi "Capitalism Imperialism" menggantikan

"Colonialism Imperialis" yang sudah kita halau sejak lebih setengah abad

silam. Dengan "Capitalism Imperialism" kita akan terjajah di negeri sendiri

tanpa kehadiran fisik si penjajah. Globalisasi membawa perubahan

perilaku, terutama pada generasi muda (para remaja).

MASALAH REMAJA

Dunia remaja akhir-akhir ini digoncangkan oleh fenomena yang

tidak menggembirakan.

5

Page 6: Dampak Globalisasi

Dampak Globalisasi Memasuki Alaf Barua. Banyaknya tawuran pelajar, pergaulan a-susila dikalangan

pelajar dan mahasiswa.

b. Pornografi yang susah dibendung. Kalangan remaja dijangkiti

kebiasaan bolos sekolah.

c. Kesukaan terhadap minuman keras.

d. Kecanduan terhadap ectasy (XTC), menjadi budak kokain dan

morfin.

e. Kesukaan judi dalam urban popular culture, musro, world-

wide sing, dan sejenisnya.

Para remaja cenderung bergerak menjadi generasi buih yang

terhempas dipantai menjadi dzurriyatan dhi’afan, suatu generasi yang

bergerak menjadi “X-G” --the loses generation -- yang tidak memiliki

keberanian ikut serta didalam perlombaan dan percaturan gelombang era

globalisasi. Penyimpangan perilaku menjadi ukuran atas kemunduran moral

dan akhlak. Hilangnya kendali para remaja, berakibat ketahanan bangsa

akan lenyap dengan lemahnya remaja.

Penyebab utama karena;

a. rusaknya sistim, pola dan politik pendidikan.

b. diperparah oleh hilangnya tokoh panutan, berkembangnya

kejahatan orang tua,

c. luputnya tanggung jawab lingkungan masyarakat,

d. impotensi dikalangan pemangku adat, dan hilangnya wibawa

ulama,

e. bergesernya fungsi lembaga pendidikan menjadi bisnis, dan

profesi guru dilecehkan.

6

Page 7: Dampak Globalisasi

NARKOBA,1

Bahaya besar untuk generasi mendatang.

1. Pencandu Narkoba-Miras, menjadi malapetaka untuk dirinya

(zalim).

Merubah kepribadian secara drastic, penantang, pemarah dan

pelawan,

Masa bodoh terhadap dirinya, semangat belajar menurun,

berperangai seperti orang gila,

Kejahatan sexual menjadi meruyak termasuk anak-anak dibawah

umur,

Hilangnya norma-norma hidup beradat, beragama, dan

melecehkan norma hukum,

Berperilaku menjadi penyiksa, putus asa, pemalas,

Tidak punya harapan masa depan.

2. Membahayakan sendi kehidupan bermasyarakat,

Kesukaan mengambil (mencuri), milik orang lain,

1 Menurut Laporan Kasus Narkoba 1999 Kapolda Sumbar, telah ditangkap banyak pelaku pengedar Narkoba (Ganja, Shabu-Shabu dan ectacy). Pelakunya berbagai kalangan Swasta, Penganggur, Mahasiswa, Pelajar SMU, pedagang, PNS, tani, sopir). Berita TV dan Radio dan masyarakat kampus telah menyatakan perang terhadap Narkoba. Bahaya Narkoba mengancam jiwa dan generasi bangsa. Narkoba adalah saudara kembar Pekat, anak kandung keluarga GelapJahili. Bahan ini disampaikan dalam Seminar Bahaya Narkoba Terhadap Generasi Muda pada tanggal 25 Desember 1999, bertempat di Aula Bank Indonesia Padang..

7

Page 8: Dampak Globalisasi

Dampak Globalisasi Memasuki Alaf Baru Berbuat mesum,

Mengganggu ketertiban umum,

Tidak ada penyesalan berbuat kesalahan.

3. Membahayakan bangsa dan negara.

Mengancam ketahanan nasional. Rusak generasi pewaris bangsa.

Hilangnya patriotisme. Musnah rasa cinta berbangsa.

Mengancam stabilitas keamanan kawasan.

Konspirasi internasional.

Pertentangan kekuasaan dan percaturan politik internasional selalu

mengarah kepada persekongkolan. Akhir abad duapuluh lahirnya kekuatan

anti agama menjadi konspirasi internasional.

Perebutan umat antara Salibi (Christ society) dan Yahudi Zionis

Internasional), menguasai paham dan pikiran manusia mengikuti ajaran

(millah) nya.

Sasaran utama kelompok Muslim sejagat.

Melumpuhkan umat Islam secara sistematik, dengan menanam citra

(imej) bahwa paham-ajaran Islam adalah musuh bagi kehidupan manusia.

Lahirnya paham yang menyebutkan bahwa,

Tatanan dunia akan makmur mengikut lobi-lobi Yahudi.

Penerapannya berbingkai ethnic cleansing.

Tuduhan teroris ditujukan kepada gerakan dakwah Islam.

Gelar fundamentalis, radikalisme, keterbelakangan, tidak sesuai

dengan kemajuan zaman.

8

Page 9: Dampak Globalisasi

Sasaran akhir kalangan generasi muda umat Islam.

Dunia remaja menjadi enggan menerima ajaran Islam dalam

kehidupan kesehariannya.

Konsepsi Islam dilihat hanya sebatas ritual dan seremonial.

Agama Islam dianggap tidak cocok untuk menata kehidupan sosial

ekonomi dan politik bangsa-bangsa.

Hubungan manusia secara internasional tidak pantas di kover oleh

ajaran agama.

Pemahaman picik bahwa agama hanya bisa di terapkan untuk

kehidupan akhirat tampak berkembang pesat. Agama tidak pantas

menjawab tantangan dan penyelia tatanan masa kini.

Gejala kehidupan sekuler materialisma.

Demikian tadzkirah (warning dan peringatan) wahyu, bila dipahami

dalam lihat QS. Al-Baqarah 120.

Diniyah atau laa diniyah.

Pertentangan agama-agama bermuara dari memecah umat manusia

(firaq) yang telah di ikat oleh kewajiban kerja sama (ta’awun) menjadi dua

pihak bermusuhan. Keduanya seakan harus dipertentangkan dalam medan

perang secara bengis dan ganas. Penuh dengan kecurigaan dan intimidasi.

Akhirnya hilang keuatamaan budi manusia.

Semestinya umat Islam berpedoman kepada QS.al-Baqarah 256

bahwa tidak ada paksaan dalam agama.

Iman diperoleh sebagai rahmat,bukan melalui pemaksaan.

9

Page 10: Dampak Globalisasi

Dampak Globalisasi Memasuki Alaf BaruUmat Islam wajib menolak adanya permusuhan antar golongan

dalam masyarakat yang terkam menerkam dan terlepas dari tali Allah.

Hak asasi manusia.

1. Hak asasi manusia akan selalu terpelihara dan terjamin, selagi

kemerdekaan bertumpu kepada terpeliharanya kesopanan umum dan

ketertiban negeri.

2. Hak asasi manusia tetap akan terpenuhi bila setiap orang

memandang dengan sadar bahwa setiap orang memiliki hak untuk

tidak berbuat sesuka hati.

3. Mempertahankan hak asasi mesti dengan mengindahkan hak-hak

orang lain. Bila pengindahan hak ini hilang, maka pada saat yang

sama semua hak asasi itu tidak terlindungi lagi.

4. Kewajiban asasi adalah kesadaran untuk tidak melanggar

kehormatan orang lain. Memberikan penghormatan kepada

kemerdekaan orang lain dengan memelihara norma-norma yang

telah berlaku. Inilah bingkai dari hak asasi manusia yang

sebenarnya.

Perangi sungguh-sungguh.

Narkoba mesti diperangi secara terpadu oleh seluruh lapisan masyarakat,

petugas kemananan, kalangan pendidikan, sekolah dan kampus, alim

ulama, ninik mamak, pendeknya seluruh elemen masyarakat.

Musnahkan.

Putuskan jaringan pengedaran.

10

Page 11: Dampak Globalisasi

Tegakkan hukum yang tegas.

Berikan penyuluhan masyarakat. Lakukan pencegahan.

Bina keluarga, remaja dan lingkungan,

Lakukan kegiatan edukasi. Menghilangkan factor penyebab dalam

kerangka pre-emtif.

Preventif, mengawasi ketat jalur dan oknum pengedarnya, sehingga

police hazard (potensi kejahatan) tidak berkembang menjadi

ancaman factual.

Represif, penindakan tegas.2

Narkoba diperangi dengan memutus jalur pengedaran.

Membongkar sindikasinya. Mengungkap secara radikal latar

belakang jaringannya.

Aparat keamanan dan kepolisian mesti bertindak konsekwen.

Melakukan rehabilitasi, overhead cost-nya sangat tinggi.

Hancurnya satu generasi, dan punahnya satu bangsa. Inilah yang

sangat ditakutkan. Namun ada negara dunia yang terselubung menjadi

sarang mafia pengedaran Narkoba Internasional.

Perspektif Agama

Agama Islam menempatkan NARKOBA dan MIRAS sebagai

barang haram, menurut dalil Al Qurani.

2 Penegakan hukum secara tegas, dasarnya diatur oleh UU No.22 tahun 1997, UU.No.5 tahun 1997 yang dikenakan terhadap pemakai, pengedar, pembuat, pemasok, pemilik, penyimpan, pembawa untuk tujuan penyalah gunaan.

11

Page 12: Dampak Globalisasi

Dampak Globalisasi Memasuki Alaf Baru1. Khamar, segala minuman (ic. Makanan) yang memabukkan, dan

judi. Disebutkan dalam QS.2: 219 “ Pada keduanya itu terdapat

dosa besar, dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi “dosa

keduanya lebih besar dari manfaatnya”.

2. Khamar, judi (al-maysir), berkurban untuk berhala (al-anshab) dan

mengadu nasib dengan anak panah (al-azlam), adalah keji (rijsun)

dari amalan syaithan. Jauhilah agar menang. (QS.5, al-Maidah:90).

3. Permusuhan dan kebencian (kekacauan) ditengah kehidupan

masyarakat ditimbulkan lantaran minuman khamar dan judi.

Inilah kerja syaitan. Berakibat kepada lalai mengingat Allah dan

meninggalkan shalat. Karena itu berhentilah. (QS.5:91).

4. Hadist diriwayatkan Tirmidzi dari Shahabat Anas RA, bahwa

“Rasul SAW melaknat sepuluh orang disebabkan khamar (la’ana

Rasulullah SAW fil-khamr ‘asyaratan):

Orang yang memerasnya (pembuatnya, ‘aa-shirahaa),

yang menyuruh memeras (produsen, mu’tashirahaa),

peminumnya (konsumen, syaa-ribahaa),

pembawanya (distributor, haa-milahaa),

yang minta diantarinya (pemesan, al-mahmulata ilaihi),

yang menuangkannya (pelayan, saa-qiyahaa),

penjualnya (retailer, baa-I’a-haa),

pemakan hasil penjualannya (aa-kila tsamanihaa),

pembelinya (al-musytariya lahaa),

yang minta dibelikannya (al-musytaraa-ta-lahu).

12

Page 13: Dampak Globalisasi

Hadist ini terdapat didalam Jami’ Tirmizi.3

Pandangan Adat di Ranah Minang

Di Ranah Minang, delapan perbuatan terkutuk, sangat dibenci.

Pelakunya dikucilkan, digantung tinggi, dibuang jauh dan kebawah tak

berurat keatas tak berpucuk dan ditengah digiriak kumbang. Sumpah

masyarakat sangat ditakuti oleh masyarakat beradat terhadap bahaya tuak,

arak, sabuang, judi, rampok, rampeh, candu dan madat.

Narkoba, merupakan salah satu problematika dakwah diabad ini dan

mesti diperangi dengan sungguh-sungguh. Walaupun ancamannya sudah

sangat berat, akan tetapi kenyataannya terlalu sulit memberantas peredaran

Narkoba ini, menimbulkkan dugaan kuat adanya jaringan luas secara

internasional.

Tidak tertutup kemungkinan bahwa para Mafia Yahudi Internasional

bermain padanya. Sebagaima diyakini bahwa gerakan Kristenisasi

Internasional itu tidak semata batasnya isu agama tetapi lebih banyak

kepada konspirasi politik, ekonomi, dan penguasaan suatu wilayah negara

asing dengan kekuatan apa saja.

Generasi mendatang menjadi tanggung jawab generasi kini untuk

menjaga dan membinanya. Peranan Dakwah dituntut setiap waktu. Bahaya

Narkoba yang mengancam generasi bangsa ini, maka setiap komponen

bangsa dan seluruh elemen masyarakat wajib memeranginya, dan

mengingatkan kepada umat binaan bahwa ;

3 Prof.AbdulHamid Siddiqui, Selection From Hadith, Islamic Book Publishers, Safaat Kuwait, Cetakan ke-II, 1983. Bab-XIX, tentang Halal dan Haram.

13

Page 14: Dampak Globalisasi

Dampak Globalisasi Memasuki Alaf Baru1. NARKOBA dan MIRAS, dalam pandangan dan ajaran agama Islam,

adalah haram secara syar’i.

2. Narkoba sangat membahayakan. Berdosa besar. Walau manfaatnya

ada, tetapi mudharatnya lebih besar.

3. Perlu di berantas dengan berbagai cara. Secara adat dibenci.

4. Dibidang keamanan dan stabilitas, bahaya Narkoba sangat besar dan

ancaman sangat berat,

A. Menurut UU No.22/1997 pasal 78 ayat 1, ancaman pidana

sepuluh tahun atau denda 500 juta rupiah.

B. UU. No.5/1997 pasal 59 ayat 1, pengguna, memproduksi,

pengimpor, penyimpan, pembawa, bisa diancam pidana 15

tahun dan denda 750 juta rupiah.

C. Pasal 59 ayat 2, bila terorganisir diancam pidana 20 tahun

atau denda 750 juta rupiah, Dan pasal 59 ayat 3 bila

korporasi, jaringan sindikasi, diancam pidananya tambah lagi

dengan denda 5 milyar rupiah.

Salah satu cara diperlukan reposisi peran petugas keamanan

terutama kepolisian perlu membersihkan diri dan citranya ditengah

masyarakat luas.

PERILAKU UMAT

Terjadi interaksi dan ekspansi kebudayaan secara meluas. Di tandai dengan

semakin berkembangnya pengaruh budaya, pengagungan materia secara

berlebihan (materialistik), pemisahan kehidupan duniawi dari supremasi

agama (sekularistik), pemujaan kesenangan indera mengejar kenikmatan

badani (hedonistik). Penyimpangan jauh dari budaya luhur, senantiasa akan

14

Page 15: Dampak Globalisasi

memunculkan Kriminalitas, Sadisme dan Krisis moral secara meluas.

Terjadinya dis-equilibrium, atau hilangnya keseimbangan moral dalam

tatanan kehidupan bermasyarakat menyebabkan lahir krisis-krisis. Lambat

atau cepat akibat dari hilangnya keseimbangan pasti akan berpeluang

menjadi tumbuhnya multi krisis.

Antara lain,

a. krisis nilai, menyangkut etika individu dan sosial berubah

drastik, pada mulanya berpandangan luhur bergeser kencang

kearah tidak acuh, dan lebih parah mentolerir.

b. krisis konsep pergeseran pandang (view) cara hidup, dan ukuran

nilai jadi kabur.

Sekolahan yang merupakan cerminan idealitas masyarakat

tidak bisa dipertahankan.

c. krisis kridebilitas dengan erosi kepercayaan. Pergaulan orang

tua, guru dan muballig dimimbar kehidupan mengalami

kegoncangan wibawa.

d. krisis beban institusi pendidikan terlalu besar.

Tuntutan tanggung jawab moral sosial kultural dikekang oleh

sisitim dan aturan birokrasi.

Kesudahannya, membelenggu dinamika institusi, akhirnya

impoten memikul beban tanggung jawab.

e. krisis relevansi program pendidikan yang mendukung

kepentingan elitis non-populis, tidak demokratis.

Orientasi pendidikan beranjak dari mempertahankan prestasi

kepada orientasi prestise, keijazahan.

15

Page 16: Dampak Globalisasi

Dampak Globalisasi Memasuki Alaf Baruf. krisis solidaritas, dengan melebarnya jurang miskin kaya,

dan kesempatan mendapatkan pendidikan tidak merata,

g. kurangnya idealisme generasi remaja tentang peran dimasa

datang.

Pergeseran budaya dan mengabaikan nilai-nilai agama me-

lahirkan tatanan hidup berpenyakit sosial kronis,

a. kegemaran berkorupsi.

b. Aqidah bertauhid namun akhlaknya tidak mencerminkan akhlak

Islami.

c. Melalaikan ibadah.

PERILAKU KEHIDUPAN NON-SCIENCE

Diantaranya tampak pada perilaku-perilaku sangat berminat

terhadap kehidupan non-science, asyik mencari kekuatan gaib dengan

kecenderungan belajar sihir. Mencari jawaban persoalan dan kemusykilan

hidup yang dialami melalui jawaban dari paranormal, dan bahkan

tumbuhnya keinginan kuat menguasai kekuatan jin, bertapa ketempat

angker dengan menyelami black-magic dan mempercayai mistik-mistik.

Tidak terkecuali menghinggapi juga para cendekiawan. Mencari

dukungan melalui pedukunan, pertapaan, dan meditasi seperti

berekembangnya dengan pesat aliran-aliran Krishnan yang senyatanya

sangat merusak akidah umat Islam yang jumlahnya mayotitas sebelumnya.

Perilaku sedemikian banyak melahirkan split personalities, pribadi

yang terbelah “too much science too little faith”, lebih banyak ilmu

16

Page 17: Dampak Globalisasi

dengan tipisnya kepercayaan keyakinan agama, berkembangnya paham

nihilisme budaya senang lenang (culture contenment).

Diperparah oleh limbah budaya, antara lain, sensate-culture.

Budaya sensate memuja nilai rasa panca indera, menonjolkan

keindahan sebatas yang dilihat dan ditonton, di dengar dan dirasa, di sentuh

dan dicicipi, dengan tumpuan kepada sensual, erotik, seronok, kadang-

kadang ganas, mengutamakan kesenangan badani (jasmani).

Orientasi kehidupan kebanyakan berlatar belakang hiburan melulu,

dan seringkali terlepas dari kawalan agama dan adat luhur. Ajaran-ajaran

moral dan akhlak sebagaimana diajarkan oleg agama dan keyakinan syari’at

mulai ditinggalkan. Ilmu dan filsafat mulai terabaikan, sehingga umat mulai

tercerabut dari akar budaya dan nilai-nilai normatif lainnya. Seni mulai

dibungkus selimut seni untuk seni. Selalu dijadikan kadar ukuran adalah

sensualism, eksotik, erotik, dan gayanya senantiasa pula horor, ganas,

sebagaimana yang lazimnya diujudkan di klub-klub malam, night club,

kasino dan panti pijat.

Budaya sensate ini dipertajam dampaknya dalam kehidupan remaja

oleh budaya popular kekota (urban popular culture) yang hedonistik (mulai

berkembang 1960), dan berkembang lagi US culture imperialisme (uncle

Sam Culture) dan gaya hidup global, mencintai kehidupan para bintang dan

aktor yang khayali seperti Madonna, Michael Jakson, dan lain-lain serupa.

Dirasakan sedari tahun 1990 kehidupan pra kondisi globalisasi menyeruak

ketengah pergaulan acapkali bertalian dengan hedonistik.

Orientasi hiburan berselera rendah, dan pariwisata mulai dijangkiti

oleh 3-S tourisme atau menikmati matahari, laut dan seks.

17

Page 18: Dampak Globalisasi

Dampak Globalisasi Memasuki Alaf BaruGaya hidup mulai berubah menjadi konsumeristis, rakus, boros,

cinta mode. Pergaulan bebas sex, ittiba’ syahawat (memperturutkan hobi

nafsu syahawat). Kebebasan salah arah ini adalah akibat langsung dari

terlepasnya umat dari kawalan agama dan adat luhur. Rela atau tidak, akan

tampil tata pergaulan dengan sikap permissif dan anarkis.

Pada hakekatnya semua perilaku a-moral tersebut lahir karena lepas

kendali dari nilai-nilai agama dan menyimpang jauh terbawa arus deras

keluar dari alur budaya luhur bangsa.

Kondisi seperti itu telah memberikan penilaian buruk terhadap dunia

pendidikan pada umumnya.

MEMBENTUK GENERASI MASA DEPAN 4

Pertama, Mestilah diyakinkan bahwa Generasi muda akan menjadi

aktor utama dalam pentas kesejagatan (Alaf Baru). Karena itu, generasi

muda (remaja) harus dibina dengan budaya yang kuat berintikan nilai-nilai

dinamik yang relevan dengan realiti kemajuan di era globalisasi.

Generasi masa depan (era globalisasi) yang diminta lahir dengan

a. budaya luhur (tamaddun),

b. berpaksikan tauhidik,

c. kreatif dan dinamik,

d. memiliki utilitarian ilmu berasaskan epistemologi Islam yang

jelas,

e. tasawwur (world view) yang integratik dan ummatik sifatnya

(bermanfaat untuk semua, terbuka dan transparan).

4 Diketengahkan dalam seminar Generasi Muda Islam di Padang, 7 September 1999.18

Page 19: Dampak Globalisasi

Kedua, Perkembangan kedepan banyak ditentukan oleh peranan

remaja sebagai generasi penerus dan pewaris dengan kepemilikan ruang

interaksi yang jelas untuk menjadi agen sosialisasi guna menggerakkan

kelanjutan survival kehidupan kedepan.

Ketiga, kita memerlukan generasi yang handal, dengan beberapa

sikap;

a. daya kreatif dan innovatif, dipadukan dengan kerja sama berdisiplin,

kritis dan dinamis, memiliki vitalitas tinggi,

b. tidak mudah terbawa arus, sanggup menghadapi realita baru di era

kesejagatan.

c. memahami nilai-nilai budaya luhur, siap bersaing dalam knowledge

based society, punya jati diri yang jelas, hakekatnya adalah generasi

yang menjaga destiny, individu yang berakhlak berpegang pada

nilai-nilai mulia iman dan taqwa,

d. motivasi yang bergantung kepada Allah, yang patuh dan taat

beragama akan berkembang secara pasti menjadi agen perubahan,

e. memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam sebagai

kekuatan spritual, yang memberikan motivasi emansipatoris dalam

mewujudkan sebuah kemajuan fisik-material, tanpa harus

mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan.

Sangat dipahami, bahwa kekuatan hubungan ruhaniyah spiritual

emosional dengan iman dan taqwa akan memberikan ketahanan bagi umat.

Hubungan ruhaniyah ini akan lebih lama bertahan daripada

hubungan struktural fungsional.

19

Page 20: Dampak Globalisasi

Dampak Globalisasi Memasuki Alaf BaruKeempat, Generasi kedepan wajib digiring menjadi taat hukum.

Upaya ini dapat dilakukan dengan cara ;

a. memulai dari lembaga keluarga dan rumah tangga, memperkokoh

peran orang tua, ibu bapak ,

b. fungsionalisasi peranan ninik mamak dan unsur masyarakat secara

efektif,

c. memperkaya warisan budaya dengan setia mengikuti dan

mempertahankan, bertumpu kepada cita rasa patah tumbuh hilang

berganti

d. menanamkan aqidah shahih (tauhid), dan istiqamah pada agama

yang dianaut,

e. menularkan ilmu pengetahuan yang segar dengan tradisi luhur.

f. Apabila sains dipisah dari aqidah syariah dan akhlaq akan

melahirkan saintis tak bermoral agama, konsekwensinya ilmu

banyak dengan sedikit kepedulian.

g. Menanamkan kesadaran tanggung jawab terhadap hak dan

kewajiban asasi individu secara amanah,

h. penyayang dan adil dalam memelihara hubungan harmonis dengan

alam,

i. teguh politik, kukuh ekonomi,

j. melazimkan musyawarah dengan disiplin dan

k. bijak memilih prioritas pada yang hak sebagai nilai puncak budaya

Islam yang benar. Sesuatu akan selalu indah selama benar.

Budaya adalah wahana kebangkitan bangsa. Maju mundurnya suatu

bangsa ditentukan oleh kekuatan budayanya.

20

Page 21: Dampak Globalisasi

Generasi yang mampu mencipta akan menjadi syarat utama

keunggulan. Keutuhan budaya bertumpu kepada individu dan masyarakat

yang mampu mempersatukan seluruh potensi yang ada.

ALAF BARU (Millennium Ketiga) ?

Millenium Baru akan diawali abad keduapuluh satu, ditandai oleh

mobilitas serba cepat dan modern, persaingan keras dan kompetitif,

komunikasi serba efektif, dunia tak ada jarak seakan global village, akan

banyak ditemui limbah budaya kebaratan westernisasi.

Alaf baru itu diyakini bahwa kehadirannya tak bisa di cegah.

Bahkan sudah berada didepan mata.

Pertanyaan yang perlu dijawab segera:

Sudahkah kita siap menghadapi perubahan zaman yang cepat dan

penuh tantangan ini?

Di antara jawabnya adalah, kita berkewajiban sesegeranya mem-per-

siapkan generasi baru yang siap bersaing dalam era global tersebut.

Kita berkewajiban membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang

masih berkecenderungan individual menjadi Sumber Daya Umat (SDU)

yang bercirikan kebersamaan dengan nilai asas "gotong royong", berat

sepikul ringan sejinjing, atau prinsip ta'awunitas.

PROSES PEMBANGUNAN SDM dan SDU

1. Tahap kesadaran tinggi (to create the high level awareness),

kesadaran tentang perlunya perubahan dan dinamik yang futuristik.

Langkahnya perlu dengan penggarapan secara sistematik dan pen-dekatan

21

Page 22: Dampak Globalisasi

Dampak Globalisasi Memasuki Alaf Baruproaktif mendorong terbangunnya proses pengupayaan (the process of

empowerment).

2. Tahap perencanaan dengan rangka kerja yang terarah,

terencana mewujudkan keseimbangan dan minat (motivasi) dan gita

kepada iptek, keterampilan dan pemantapan siyasah. Aspek pendidikan dan

latihan adalah faktor utama dalam pengupayaan.

Konsep-konsep visi, misi, selalu terbentur dalam pen-capaian oleh

karena lemahnya metodologi dalam operasional pencapaiannya.

3. Tahap aktualisasi secara sistematis (the level of actualization).

Bila pendidikan ingin dijadikan modus operandus disamping kurikulum

ilmu terpadu dan holistik, sangat perlu pembentukan kualita pendidik

(murabbi) yang sedari awal mendapatkan pembinaan. Pendekatan integratif

dengan mempertimbangkan seluruh aspek metodologis berasas kokoh

tamaddun yang holistik dan bukan utopis.

ANTISIPASI UMAT

Umat mesti mengantisipasi dengan penyesuaian-penyesuaian agar

tidak menjadi kalah. Dalam persaingan dimaksud, beberapa upaya

semestinya disejalankan dengan ;

a. Memantapkan watak terbuka,

b. Pendidikan moral berpaksikan tauhid,

c. mengamalkan nilai-nilai amar makruf nahi munkar seperti tertera

dalam QS.31, Lukman:13-17.

d. Integrasi moral yang kuat, berakhlak dan memiliki

penghormatan terhadap orang tua,

e. mempunyai adab percakapan ditengah pergaulan,

22

Page 23: Dampak Globalisasi

f. pendalaman ajaran agama tafaqquh fid-diin,

g. berpijak pada nilai-nilai ajaran Islam yang universal, tafaqquh

fin-naas,

h. perhatian besar terhadap masalah sosial atau umatisasi, teguh

memilih kepentingan bersama dengan ukuran moralitas taqwa,

i. responsif dan kritis terhadap perkembangan zaman,

j. mengenal kehidupan duniawi yang bertaraf perbedaan,

k. memacu penguasaan ilmu pengetahuan,

l. kaya dimensi dalam pergaulan mencercahkan rahmatan lil

‘alamin menampilkan kecerahan bagi seluruh alam.

m. iman dan ibadah, menjadi awal dari ketahanan bangsa.

Ketahanan umat bangsa terletak pada kekuatan ruhaniyah keyakinan

agama dengan iman taqwa dan siasah kebudayaan.

Bila penduduk negeri beriman dan bertaqwa dibukakan untuk

mereka keberkatan langit dan bumi (QS.7,al-A’raf:96).

MEMBUKA LEBAR PINTU PENDIDIKAN

Pendidikan yang akan dikembangkan adalah pendidikan akhlak,

budi pekerti. Akhlak merupakan, jiwa pendidikan, inti ajaran agama, dan

buah dari keimanan.

Maka akhlak karimah (budi pekerti sempurna) adalah tujuan

sesungguhnya dari proses pendidikan, dan menjadi wadah diri dalam

menerima ilmu-ilmu lainnya.

Ilmu yang benar membimbing umat kearah amal karya, kreasi,

inovasi, motivasi yang shaleh (baik).

23

Page 24: Dampak Globalisasi

Dampak Globalisasi Memasuki Alaf BaruUntuk itu, beberapa model perlu dikembangkan;

1. pemurnian wawasan fikir disertai kekuatan zikir,

2. penajaman visi,

3. perubahan melalui ishlah atau perbaikan,

4. mengembangkan keteladanan uswah hasanah,

5. sabar, benar, dan memupuk rasa kasih sayang melalui

pengamalan warisan spiritual religi.

6. Menguatkan solidaritas beralaskan pijakan iman dan adat

istiadat luhur, “nan kuriak kundi nan sirah sago, nan baik budi

nan indah baso”

7. Intensif menjauhi kehidupan materialistis, “dahulu rabab nan

batangkai kini langgundi nan babungo, dahulu adat nan

bapakai kini pitih nan paguno”.

Setiap Muslim harus jeli ('arif) dalam menangkap setiap pergeseran

yang terjadi karena perubahan zaman ini. Harus mampu menjaring

peluang-peluang yang ada, sehingga memiliki visi jauh ke depan. "Laa

tansa nashibaka minaddunya", artinya "jangan sampai kamu melupakan

nasib/peranan kamu dalam percaturan hidup dunia (Q.S. 28: 77).

LANGKAH-LANGKAH KEDEPAN

a. pembinaan human capital melalui keluasan ruang gerak

mendapatkan pendidikan,

b. pembinaan generasi muda yang akan mewarisi pimpinan

berkualiti, memiliki jati diri, padu dan lasak, integreted inovatif.

24

Page 25: Dampak Globalisasi

c. Mengasaskan agama dan akhlak mulia sebagai dasar pembinaan

generasi muda.

d. Langkah drastik mencetak ilmuan Muslim yang benar-benar

beriman taqwa.

e. Pembinaan minda wawasan generasi muda kedepan yang bersatu

dengan akidah, budaya dan bahasa bangsa.

f. Secara sungguh-sungguh mewujudkan masyarakat madani yang

berteras kepada prinsip keadilan (equity) sosial yang terang.

Sungguh suatu nikmat yang wajib disyukuri. "Lain syakartum la

adzidannakum", bila kamu mampu menjaga nikmat Allah (syukur), niscaya

nikmat itu akan ditambah.

Disini peran yang amat crusial dari Agama Islam.

WAllahu a'lam.

25