Darma Makalah Pjk

33
MAKALAH DOSEN : MARHAMAH, S.KM, M.Kes OLEH KELOMPOK 1 DARMAWATI NENGSIH ABD. RAHMAT NICKI RAHIM IIN TRIANTI RASNA INTAN SARI SINTA MUH. DZULFIKAR AYU WULANDARI TAHUN AJARAN 2015/2016 STIKES KURNIA JAYA PERSADA

description

h

Transcript of Darma Makalah Pjk

Page 1: Darma Makalah Pjk

MAKALAH

DOSEN : MARHAMAH, S.KM, M.Kes

OLEH KELOMPOK 1

DARMAWATI NENGSIH

ABD. RAHMAT NICKI RAHIM

IIN TRIANTI RASNA

INTAN SARI SINTA

MUH. DZULFIKAR AYU WULANDARI

TAHUN AJARAN 2015/2016

STIKES KURNIA JAYA PERSADA

KATA PENGANTAR

Page 2: Darma Makalah Pjk

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,

inayah,taufik dan ilhamnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan

makalah ini dalam bentuk maupun isisnya yang sangat sederhana. Semoga

makalah ini dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun

pedoman bagi pembaca. Harapan kami semogah makalah ini membantu

menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami

dapat memperbaiki bentuk maupun isis makalah ini sehingga ke depannya

lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman

yang kami miliki sangat kurang.oleh karena itu harapan kepada pembaca

untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan makalah ini.

Palopo januari 2015-01-12

Penyusun

Kelompok 1

DAFTAR ISI

Page 3: Darma Makalah Pjk

KATA PENGANTAR : ..........................................................................................1

DAFTAR ISI : ..........................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang : ..........................................................................................2

B. Rumusan masalah : ..........................................................................................3

C. Tujuan penulisan : ..........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi : ..........................................................................................4

B.Faktor resiko penyakit jantung koroner : .............................................................5

1.Hiperkolesterolemia : ..........................................................................................5

2. Merokok : ..........................................................................................7

3. Obesitas : ..........................................................................................8

4. Hipertensi sistemik : ..........................................................................................8

5. Umur : ..........................................................................................9

6. jenis kelamin : ..........................................................................................9

7. Ras : ..........................................................................................9

9. Diet : ..........................................................................................9

10.Ddiabetes : ..........................................................................................9

11. Perilaku dan kebiasaan :....................................................................................10

12. Perubahan keadaan sosial dan stres :.................................................................10

C. Patofisiologi : ..........................................................................................10

D. Manifestasi klinis : ..........................................................................................11

E. Komplikasi : ..........................................................................................12

F.Penatalaksanaan : ..........................................................................................13

G.Pemeriksaan fisik :...........................................................................................14

H. Pemeriksaan penunjang :.......................................................................................16

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan : ..........................................................................................18

B. Saran : ..........................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA : ..........................................................................................19

BAB I

Page 4: Darma Makalah Pjk

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penyakit jantung koroner adalah suatu penyakit jantung yang disebabkan karena

kelainan pembuluh darah koroner. Salah satu penyebab utamanya adalah

aterosklerosis koroner yaitu proses penimbunan lemak dan jaringan fibrin, gangguan

fungsi dan struktur pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya aliran darah

ke miokard. Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya aterosklerosis adalah

kolesterol darah yang meninggi,diet, hipertensi, merokok, diabetes melitus, obesitas,

jeniskelamin, umur, kurang latihan dan keturunan.1

Di seluruh dunia, jumlah penderita penyakit ini terus bertambah. Ketiga kategori

penyakit ini tidak lepas dari gaya hidup yang kurang sehat, yang banyak dilakukan

seiring dengan berubahnya pola hidup. Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan

Organisasi Federasi Jantung Sedunia (World Heart Federation) memprediksi penyakit

jantung akan menjadi penyebab utama kematian di negara-negara Asia pada tahun

2010. Saat ini, sedikitnya 78% kematian global akibat penyakit jantung terjadi pada

kalangan masyarakat miskin dan menengah. Berdasarkan kondisi itu, dalam keadaan

ekonomi terpuruk maka upaya pencegahan merupakan hal terpenting untuk

menurunkan penyakit kardiovaskuler pada 2010.2

Di negara berkembang dari tahun 1990 sampai 2020, angka kematian akibat penyakit

jantung koroner akan meningkat 137 % pada laki-laki dan 120% pada wanita,

sedangkan di negara maju peningkatannya lebih rendah yaitu 48% pada laki-laki dan

29% pada wanita. Di tahun 2020 diperkirakan penyakit kardiovaskuler menjadi

penyebab kematian 25 orang setiap tahunnya. Oleh karena itu, penyakit jantung

koroner menjadi penyebab kematian dan kecacatan nomer satu di dunia.2

Indonesia saat ini menghadapi masalah kesehatan yang kompleks dan beragam. Tentu

saja mulai dari infeksi klasik dan modern, penyakit degeneratif serta penyakit

psikososial yang menjadikan Indonesia saat ini yang menghadapi “ threeple burden

diseases”. Namun tetap saja penyebab angka kematian terbesar adalah akibat penyakit

jantung koroner – “the silence killer”. Tingginya angka kematian di Indonesia akibat

penyakit jantung koroner (PJK) mencapai 26%. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan

Rumah Tangga Nasional (SKRTN), dalam 10 tahun terakhir angka tersebut

Page 5: Darma Makalah Pjk

cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 1991, angka kematian akibat PJK

adalah 16 %. Kemudian di tahun 2001 angka tersebut melonjak menjadi 26,4 %.

Angka kematian akibat PJK diperkirakan mencapai 53,5 per 100.000 penduduk

Indonesia.

Epidemiologi Penyakit Jantung Koroner (PJK)

PJK tidak hanya menyerang laki-laki saja, wanita juga berisiko terkena PJK meskipun

kasusnya tidak sebesar pada laki-laki. Pada orang yang berumur 65 tahun ke atas,

ditemukan 20 % PJK pada laki-laki dan 12 % pada wanita. Pada tahun 2002, WHO

memperkirakan bahwa sekitar 17 juta orang meninggal tiap akibat penyakit

kardiovaskuler, terutama PJK (7,2 juta) dan stroke (5,5 juta). (WHO, 2002)

Secara umum angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) di

Indonesia belum diteliti secara akurat. Di Amerika Serikat pada tahun 1996

dilaporkan kematian akibat PJPD mencapai 959.277 penderita, yakni 41,4 % dari

seluruh kematian. Setiap hari 2600 penduduk meninggal akibat penyakit ini.

Meskipun berbagai pertolongan mutakhir telah diupayakan, namun setiap 33 detik

tetap saja seorang warga Amerika meninggal akibat penyakit ini. Dari jumlah tersebut

476.124 kematian disebabkan oleh Penyakit Jantung Koroner. Huon, keith D, john M,

lain A (2002) dalam ( Supriyono, 2008)

TABLE PENYEBAB UTAMA KEMATIAN DI AMERIKA SERIKAT,TAHUN

1996.

No Jenis Penyakit Kejadian Jumlah

Kematian

1 Penyakit Jantung

Koroner

476.124

2 Penyakit jantung dan

pembuluh darah lain

483.103

3 Carsinoma 539.533

4 Kecelakaan 94.948

5 AIDS 31.130

Jumlah 1.624.838

Page 6: Darma Makalah Pjk

Kenyataan lain menunjukkan bahwa, di Inggris penyakit kardiovaskuler membunuh

satu dari dua penduduk dalam populasi, dan menyebabkan hampir sebesar 250.000

kematian pada tahun 1998. Satu dari empat laki-laki dan satu dari lima perempuan

meninggal setiap tahun karena PJK, yang merepresentasikan sekitar setengah

kematian akibat penyakit kardiovaskuler. Merupakan konsep yang salah bahwa PJK

jarang terjadi pada perempuan, faktanya tidak banyak perbedaan antara perempuan

dibandingkan laki-laki dalam insiden penyakit ini dihitung berdasarkan harapan hidup

yang lebih panjang. Massie and Amidon (2003) dalam Supriyono (2008)

B. Rumusan masalah

1. Jelasakan defenisi penyakit jantung koroner?

2. jelaskan faktor resiko dari penyakit jantung koroner?

3. jelaskan peofisiologi penyakit jantung koroner?

4. jelaskan manifestasi klinis dari penyakit jantung koroner?

5. jelaskan komplikasi dari penyakit jantung koroner

6. jelaskan penatalaksanaan penyakit jantung kororner

C. Tujuan penulisan

1. untuk mengetahui faktor resiko dari penyakit jantung koroner

2. untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit jantung koroner

3. untuk mengetahui manifestasi klinis dari penyakit jantung koroner

4. untuk mengetahui komplikasi dari penyakit jantung koroner.

5. untuk mengetahui penatalaksanaan penyakit jantung kororner

BAB II

Page 7: Darma Makalah Pjk

PEMBAHASAN

A. Defenisi

Penyakit Jantung Koroner adalah penyakit jantung akibat perubahan obstruktif

pada pembuluh darah koroner yang menyebabkan fungsi jantung terganggu, yang

disebabkan terutama oleh proses aterosklerosis.

Epidemiologi Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Menurut Raharjoe (2011) penyakit kardiovaskular adalah penyebab mortalitas

tertinggi di dunia dimana pun, dilaporkan sebanyak 30% dari mortalitas global. Pada

tahun 2010, penyakit kardiovaskular kira – kira telah membunuh 18 juta orang, 80%

terdapat di Negara berkembang, seperti Indonesia. Penyakit kardiovaskular yang

paling sering salah satunya adalah PJK. Data statistik menunjukkan bahwa pada tahun

1992  persentase penderita PJK di Indonesia adalah 16,5%, dan pada tahun 2000

melonjak menjadi 26,4% (Suyono, 2010). Sedangkan di Inggris, penyakit

kardiovaskular membunuh satu dari dua penduduk dalam populasi, dan menyebabkan

hampir sebesar 250.000 kematian pada tahun 1998.

PJK tidak hanya menyerang laki-laki saja, wanita juga berisiko terkena PJK meskipun

kasusnya tidak sebesar pada laki-laki. Pada orang yang berumur 65 tahun ke atas,

ditemukan 20 % PJK pada laki-laki dan 12 %pada wanita.  Pada tahun 2002,

WHO memperkirakan bahwa sekitar 17 juta orang meninggal tiap akibat penyakit

kardiovaskuler, terutama PJK (7,2 juta) dan stroke (5,5 juta) (Soeharto, 2004). Tanda

dan gejala PJK banyak dijumpai pada individu-individu dengan usia yang lebih tua,

secara patogenesis permulaan terjadinya PJK terjadi sejak usia muda namun kejadian

ini sulit untuk diestimasi. Diperkirakan sekitar 2 % – 6 % dari semua kejadian PJK

terjadi pada individu dibawah usia 45 tahun. Berdasarkan Suyono (2010) dan

Raharjoe (2011) dapat disimpulkan bahwa akan terjadi peningkatan yang signifikan

setiap tahunnya.

Menurut WHO (1997), Penyakit Jantung Koroner (coronary heart diseases)

merupakan ketidak sanggupan jantung akut maupun kronik yang timbul karena

kekurangan suplai darah pada miokardium sehubungan dengan proses penyakit pada

system nadi koroner.

Menurut American Heart Assosiation (AHA 1980), Penyakit Jantung Koroner

merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana

Page 8: Darma Makalah Pjk

terdapat penebalan dalam dinding dalam pembuluh darah disertai adanya plak yang

mengganggu aliran darah ke otot jantung yang akibatnya dapat mengganggu fungsi

jantung.

Penyakit Jantung Koroner (PJK) bervariasi tergantung pada derajat aliran dalam arteri

koroner. Bila aliran koroner masih mencukupi kebutuhan jaringan tak akan timbul

keluhan atau manifestasi klinik, dalam keadaan normal, dimana areteri koroner tidak

mengalami penyempitan atau spasme, peningkatan kebutuhan jaringan otot miokard

dipenuhi oleh peningkatan aliran darah, sebab aliran darah koroner dapat ditingkatkan

sampai 5 kali dibandingkan saat istirahat, yaitu dengan cara meningkatkan frekuensi

denyut jantung dan isi sekuncup seperti pada saat melakukan aktifitas fisik, bekerja

atau olah raga. Mekanisme pengaturan aliran koroner mengusahakan agar pasok

maupun kebutuhan jaringan terpenuhi, sehingga setiap jaringan mampu melakukan

fungsi secara optimal. (Rilantono, 1996)

B. Faktor resiko penyakit jantung koroner

Faktor-faktor risiko mayor-independen PJK terdiri dari. Kebiasaan, merokok,

Hipertensi, tingginya kadar kolesterol total dan kolesterol-LDL serum, rendahnya

kadar kolesterol- HDL serum, diabetes-melitus dan umur tua. Berbagai penelitian

tersebut menunjukkan bahwa factor-faktor itu bersifat aditif. Jadi jumlah risiko total

seseorang ditemukan oleh factor risiko keseluruhan (global) yang dipunyainya. Faktor

risiko kondisional berhubungan dengan peningkatan risiko PJK, walaupun

kontribusinya tehadap risiko PJK belum jeas dibuktikan. Factorrisiko pencetus adalah

factor-faktor yang jelas memperburuk pengaruh factor risiko mayor-independen. Dua

diantaranya, yaitu obesitas sentral dan aktifitas fisik yang rendah. (Santoso, dkk,

2009)

1. Hiperkolesterolemia.

Hiperkolesteromia merupakan factor risiko untuk PJK. Hubungan erat antara

hiperkolesterolemia dan atherosclerosis sudah diketahui dengan baik. Penelitian

terhadap binatang yang diberikan makan kolesterol menunjukkan bahwa vasodilatasi

endothelium-dependent berkurang baik pada pembuluh darah sedang maupun

pembuluh darah resisten setelah histology yang terjadi terbukti sebagai lesi

atherosclerosis. Mirip dengan relaksasi vascular endhotelial-dependent yang akan

menurun pada pasien hiperkolesterolemia, baik ada maupun tidak adanya factor risiko

koroner yang lain. Disfungsi endotel (menurunnya efek vascular NO) akan

Page 9: Darma Makalah Pjk

mempercepat onset atherosclerosis koroner yang terjadi lebih dini sebagai factor

predisposisi terjadinya vasospasme pada arteri koroner. (Sargowo, 2003)

a. Kolesterol total

Kadar kolesterol total yang sebaiknya adalah ( 200 mg/dl) bila > 200 mg/dl berarti

resiko untuk terjadinya PJK meningkat.

Tabel 2.2. Kadar kolesterol total

Normal Agak tinggi Tinggi

<200 mg /dl 2-239 mg / dl >240 mg / dl

b. LDL Kolesterol.

LDL (Low Density Lipoprotein) kontrol merupakan jenis kolesterol yang bersifat

buruk atau merugikan (bad cholesterol): karena kadar LDL yang meninggi akan

rnenyebabkan penebalan dinding pembuluh darah. LDL kolesterol lebih tepat sebagai

penunjuk untuk mengetahui resiko PJK dari pada kolesterol total.

Tabel 2.3. Kadar LDL kolesterol Kadar LDL kolesterol

Normal Agak tinggi Tinggi

< 130 mg /dl 130 - 159 mg / dl > 160 mg / dl

c.HDL Koleserol :

HDL (High Density Lipoprotein) kolesterol merupakan jenis kolesterol yang bersifat

baik atau menguntungkan (good cholesterol) : karena mengangkut kolesterol dari

pembuluh darah kembali ke hati untuk di buang sehingga mencegah penebalan

dinding pembuluh darah atau mencegah terjadinya proses arterosklerosis.

Tabel 2.4. Kadar HDL kolesterol Kadar HDL kolesterol

Normal Agak tinggi Tinggi

< 45 mg /dl 35 - 45 mg / dl > 35 mg / dl

Jadi makin rendah kadar HDL kolesterol, makin besar kemungkinan terjadinya PJK.

Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan mengurangi berat badan, menambah

exercise dan berhenti merokok.

d. Rasio Kolesterol Total : HDL Kolesterol

Rasio kolesterol total: HDL kolesterol sebaiknya (4.5 pada laki-laki dan 4.0 pada

perempuan). makin tinggi rasio kolesterol total : HDL kolesterol makin meningkat

resiko PJK.

Kadar Trigliserida.

Page 10: Darma Makalah Pjk

Trigliserid didalam yang terdiri dari 3 jenis lemak yaitu Lemak jenuh, Lemak tidak

tunggal dan Lemak jenuh ganda. Kadar triglisarid yang tinggi merupakan faktor

resiko untuk terjadinya PJK.

Tabel 2.5. Kadar trigliserid Kadar trigliserid

Normal Agak tinggi

(sedang)

Tinggi Sangat sedang

< 150 mg/dl 150-250 mg/dl 250 – 500 mg/dl >500 mg/dl

Kadar trigliserid perlu diperiksa pada keadaan sbb : Bila kadar kolesterol total > 200

mg/dl, PJK, ada keluarga yang menderita PJK < 55 tahun, ada riwayat keluarga

dengan kadar trigliserid yang tinggi, ada penyakit DM & pankreas. (Djohan, 2004)

2. Merokok

Di Amerika Serikat,merokok berhubungan erat bagi sekitar 325.000 kematian

premature atau dini setiap tahunnya. Setiap jumlah kematian tersebut terdapat

kematian akibat pjk dan lebih dari satu kematian pjk itu karena merokok, merokok

sigaret tinggi nikotin menyebabkan peningkatan frekuensi denyut jantung istirahat

serta meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolic sehingga meningkatkan

kebutuhan kebutuhan oksigen myokardium.

Penelitian Framingham mendapatkan kematian mendadak akibat pjk pada laki-laki

perokok 10 kali lebih besar dari pada bukan perokok pada perempuan perokok 4,5

kali lebih besar dari pada bukan perokok

Merokok ↓ kadar HDL Cholesterol.

- Resiko PJK 70% > bukan perokok.

- tergantung pada: jumlah rokok yang dihisap, lama merokok

Framingham study : > 30 batang / hari à 3-5x risiko PJK

> 40 batang /hari à 6,5 risiko PJK

3. Obesitas

Terdapat saling keterkaitan antara obesitas dengan risiko peningkatan PJK,

Hipertensi, angina, stroke, diabetes dan merupakan beban penting pada kesehatan

jantung dan pembuluh darah. Data dari Framingham menunjukkan bahwa apabila

setiap individu mempunyai berat badan optimal, akan terjadi penurunan insiden PJK

sebanyak 25 % dan stroke/cerebro vascular accident (CVA) sebanyak 3,5 %.

Penurunan berat badan diharapkan dapat menurunkan tekanan darah, memperbaiki

sensitivitas insulin, pembakaran glukosa dan menurunkan dislipidemia. Hal tersebut

Page 11: Darma Makalah Pjk

ditempuh dengan cara mengurangi asupan kalori dan menambah aktifitas fisik.

Disamping pemberian daftar komposisi makanan , pasien juga diharapkan untuk

berkonsultasi dengan pakar gizi secara teratur.

Tabel klasifikasi berat lebih dan obesitas pada orang dewasa berdasarkan IMT

menurut who

No Klasifikasi IMT (kg/m2)

1 < 18.5 BB kurang

2 18.5-24.9 BB Normal

3 >25 BB lebih

4 25,0-29,9 Pra-obes

5 30.0 – 34.9 Obesitas I

6 35.0 – 39.9 Obesitas II

7 > 40 Obesitas III

4. Hipertensi Sistemik

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kalalembang dan Alfrienti dengan

judul“Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Penyakit Jantung Koroner di

RSUKanujoso Djatiwibowo Balikpapan” menyimpulkan bahwa 4 (empat) faktor

risiko yangmempunyai pengaruh bermakna (p < 0,05) adalah tekanan darah

(Hipertensi), umur,riwayat PJK pada orang tua dan olah raga.

Tabel klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa(18 tahun keatas)

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal < 120 <80

PraHipertensi 120-139 80-89

Hipertensi derajat 1 140-159 90-99

Hipertensi derajat 2 >160 >100

Hipertensi

- Hasil studi Framingham:

TD 160/95 mmHg, risiko terkena PJK ³ 5x TD 110/90 mmHg

DM + HT à risiko terkena PJK 2x daripada non DM

HT lebih sering ditemukan1,6 kali pada PJK dibandingkan tanpa HT

5. Umur

Page 12: Darma Makalah Pjk

Telah dibuktikan adanya hubungan antara umur dan kematian akibat PJK.

Sebagian besar kasus kematian terjadi pada laki-laki umur 35-44 tahun dan meningkat

dengan bertambahnya umur. Kadar kolesterol pada laki-laki dan perempuan mulai

meningkat umur 20 tahun. Pada laki-laki kolesterol meningkat sampai umur 50 tahun.

Pada perempuan sebelum menopause ( 45-0 tahun ) lebih rendah dari pada laki-laki

dengan umur yang sama. Setelah menopause kadar kolesterol perempuan menjadi

lebih tinggi dari pada laki-laki.

6. Jenis kelamin

Di Amerika Serikat gejala PJK sebelum umur 60 tahun didapatkan pada 1 dari

5 laki-laki dan 1 dari 17 perempuan . Ini berarti bahwa laki-laki mempunyai resiko

PJK 2-3 X lebih besar dari perempuan.

7. Geografis.

Resiko PJK pada orang Jepang masih tetap merupakan salah satu yang paling

rendah di dunia. Akan tetapi ternyata resiko PJK yang meningkat padta orang jepang

yang melakukan imigrasi ke Hawai dan Califfornia . Hal ini menunjukkan faktor

lingkungan lebih besar pengaruhnya dari pada genetik.

8. Ras

Perbedaan resiko PJK antara ras didapatkan sangat menyolok, walaupun

bercampur baur dengan faktor geografis, sosial dan ekonomi . Di Amerika serikat

perbedaan ras perbedaan antara ras caucasia dengan non caucasia ( tidak termasuk

Negro) didapatkan resiko PJK pada non caucasia kira-kira separuhnya.

9. Diabetes.

Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai predisposisi

penyakit pembuluh darah. Penelitian menunjukkan laki-laki yang menderita DM

resiko PJK 50 % lebih tinggi daripada orang normal, sedangkan pada perempuaan

resikonya menjadi 2x lipat.

Diabetes Mellitus (DM)

- Risiko PJK 50% > dibandingkan dengan non DM

- Framingham studi : pria DM, risiko PJK 2x

wanita DM, risiko PJK 3x

10. Perilaku dan Kebiasaan lainnya.

Page 13: Darma Makalah Pjk

Dua macam perilaku seseorang telah dijelaskan sejak tahun 1950 yaitu : Tipe

A dan Tipe B. Tipe A umumnya berupaya kuat untuk berhasil, gemar berkompetisi,

agresif, ambisi, ingin cepat dapat menyelesaikan pekerjaan dan tidak sabar.Sedangkan

tipe B lebih santai dan tidak terikat waktu . Resiko PJK pada tipe A lebih besar

daripada tipe B.

12. Perubahan Keadaan Sosial Dan stress.

Perubahan angka kematian yang menyolok terjadi di Inggris dan Wallas .

Korban serangan jantung terutama terjadi pada pusat kesibukan yang banyak

mendapat stress. (Djohan, 2004)

Penelitian Supargo dkk ( 1981-1985 ) di FKUI menunjukkan orang yang stress 1 1/2

X lebih besar mendapatkan resiko PJK stress disamping dapat menaikkan tekanan

darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.

C. Patofisiologi

Fase penyakit jantung koroner dapat diketahui berdasarkan hubungan antara

gejala klinis dengan patologi endotelium yangdapat dilihat secara angioskopi. Pada

permulaan penyakit akan tampak lapisan lemak pada permukaan pembuluh darah.

Bila lesi melebar akan menyebabkan obstruksi parsial oleh plak yang permukaannya

licin. Bila plak bertambah besar aliran koroner akan berkurang dan menyebabkan

angina stabil. Beberapa plak akan mengalami ulserasi dan menyebabkan kumpulan

platelet pada tempat tersebut. Kumpulan platelet tersebut akan mengakibatkan

lepasnya vasokonstriktor koroner secara periodik dari aliran darah dan menyebabkan

angina yang laju (accelerated angina) yaitu bentuk peralihan dari angina stabil ke

angina tak stabil. Bila emboli yang lepas cukup besar akan menyebabkan kematian

yang mendadak.

Kumpulan platelet yang menempel dapat membentuk trombus kecil. Bila trombus

cukup besar dan menyebabkan obstruksi total akan menjadi infark miokard. Setelah

terjadi infark, trombus akan lisis oleh proses endogen. Ulserasi endotelium

menyembuh dalam beberapa minggu. Proses penyembuhan kadang-kadang tidak

seluruhnya sempurna, seringkali trombus yang tersisa membentuk sumbatan dalam

pembuluh darah sehingga timbul kembali angina stabil. Plak tersebut dapat ruptur

kembali, dan seterusnya

Jadi mekanisme pencetus yang mengubah status seorang penderita dengan gejala

klinis stabil menjadi gawat seperti infark miokard akut sangat berhubungan erat

Page 14: Darma Makalah Pjk

dengan patogenesis ate rosklerosis, agregasi platelet,trombosis intra koroner serta

vasospasme koroner. Maka bagi penderita penyakit koroner dengan aliran darah

koroner terganggu, penanganan utamanya adalah revaskularisasi dan reperfusi, baik

secara mekanik maupun medikamentosa.

D. Manifestasi klinis

Gejala klinis penyakit jantung koroner (PJK) bervariasi tergantung pada

derajat aliran dalam arteri koroner. Bila aliran koroner masih mencukupi kebutuhan

jaringan tak akan timbul keluhan atau menifestasi klinisnya. Dalam keadaan normal,

dimana arteri koroner tidak mengalami penyempitan atau spasme, peningkatan

kebutuhan jaringan otot miokard dipenuhi oleh peningkatan aliran darah , sebab aliran

darah koroner dapat ditingkatkan sampai 5 kali dibanding saat istirahat , yaitu dengan

cara maningkatkan frekuesi denyut jantung dan isi sekuncup seperti pada saat

melakukan aktifitas fisik, bekerja atau olahraga. Mekanisme pengaturan aliran

koroner mengusahakan agar pasok maupun kebutuhan jaringan tetap seimbang agar

oksigenasi jaringan terpenuhi, sehingga setiap jaringan mampu melakukan fungsi

secara optimal.

Gejala klinis akan timbul apabila sudah terjadi obstruksi pada arteri koronaria, dapat

diakibatkan oleh plak yang sudah menutupi pembuluh darah atau plak terlepas

membentuk thrombosis sehingga perfusi darah ke miokard menjadi sangat minim dan

dapat menimbulkan tanda- tanda infark miokard. Tanda – tanda tersebut adalah :

1.     Nyeri dada (angina pectoris )

jika miokardium tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang disebut

iskemi), maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolism yang berlebihan

menyebabkan karam atau kejang. Angina merupakan perasaan sesak didada atau

perasaan dada diremas – remas yang timbul jika otot jantung tidak mendapatkan darah

yang cukup. Jenis dan beratnya nyeri atau ketidaknyamanan  ini bervariasi pada setiap

orang. Beberapa orang yang mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasa

merasakan nyeri sama sekali ( suatu keadaan yang disebut silent iscemia.

2.      Sesak nafas

Merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak merupakan

akibat masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru.

3.      Kelelahan atau kepenatan

Page 15: Darma Makalah Pjk

Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot selama

melakukan aktivitas akan berkurang menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah.

Gejala ini sering kali bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita biasanya

mengurangi aktivitasnya secara bertahap.

4.      Palpitasi (jantung berdebar-debar)

5.      Pusing dan pingsan

Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal serta

kemampua  memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan pingsan

E. Komplikasi

a. Serangan jantung

Penyakit jantung diawali dengan adanya proses penyumbatan di pembuluh

arteri yang menyebabkan tidak cukupnya suplai darah ke otot jantung. Penyakit 

serangan jantung terjadi apabila aliran darah didalam urat nadi koroner itu terhalang

secara total, bagian jantung yang bersangkutan mengalami kerusakan. Serangan

jantung umumnya disebabkan oleh penyumbatan arteri koroner secara tiba - tiba,

karena pecahnya plak lemak pada arteri koroner yang kemudian terjadi proses

kombinasi .Pada waktu pecah di lokasi tersebut, gumpalan cepat terbentuk dan

menghambat arteri secara menyeluruh serta memutuskan aliran darah ke otot jantung ,

ini mengakibatkan rasa sakit dada yang hebat pada pusat dada dan menyebar sampai

lengan atau leher.Begitu gangguan aliran darah ke otot jantung terjadi ,otot jantu ng

akan menghitam. Kalau penghentian aliran darah ke otot itu cukup lama ,otot jantung

akan mati dan tidak dapat pulih.

b. Gagal jantung

Gagal jantung adalah komplikasi tersering dari segala jenis penyakit jantung

kongenital maupun didapat . gagal jantung merupakan keadaan patofisiologis ketika

jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme

jaringan.

Faktor  faktor yang dapat memicu terjadinya gagal jantung melalui penekanan

sirkulasi yang mendadak dapat berupa disritmia, infeksi sistemik, infeksi paru paru

dan emboli paru.Disritmia akan mengganggu fungsi mekanisme jantung dengan

mengubah rangsangan listrik yang  memulai respons mekanis, respon mekanis yang

sinkron dan efektif tidak akan dihasilkan tampa adanya ritme jantung yang

Page 16: Darma Makalah Pjk

stabil.Respon tubuh terhadap infeksi akan memaksa jantung untuk memenuhi

kebutuhan metabolisme tubuh yang meningkat. Emboli paru secara mendadak akan

meningkatkan resistensi terhadap ejeksi ventrikel kanan, memicu terjadinya gagal

jantung kanan .

·        c.  Infrak Miokard

Pemblokiran arteri koroner yang paling sering disebabkan oleh kondisi yang

disebut aterosklorosis yang merupakan penumpukan zat lemak secara bertahap dalam

aliran darah di sepanjang lapisan dalam arteri yang membatasi aliran darah ke

jantung. Zat-zat ini juga dapat membuat massa abnormal dari trombosit yang

menjadi bekuan darah. Jaringan parut yang dihasilkan dari otot mati pada IM

mengubah pola aktivitas listrik jantung. Perubahan-perubahan dalam pola listrik ini

terlihat dengan jelas dalam uji elektrokardiografi (EKG), sehingga alat ini sangat

penting untuk mendiagnosis IM.

c. Angina tidak stabil

d. Kematian mendadak

F. penatalaksanaan

1. Perubahan gaya hidup :

a. Diet sehat, mencegah atau menurunkan tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan

berat badan sehat.

b. Berhenti merokok

c. Olahraga

d. Kurangi berat badan bila overweigh atau obesitas

e. Kurangi stress

2. terapi medis

a. Aspirin/klopidogrel/tiklopodin

obat-obatan ini mengencerkan darah dan mengurangi kemungkinan gumpalan

darah berbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka dari itu mengurangi

resiko serangan jantung.

b. beta-bloker(isosorbide dinitrate)

Page 17: Darma Makalah Pjk

obat-obatan ini bekerja menbuka arteri jantung dan kemungkinan

meningkatkan aliran darah ke otot jantung dan mengurangi gejalah nyeri dada.

c. angiotensi-converting enzyme inhibitors(e.g.enapril,perindopril,) and angiostein

receptor blokers(e.g. losartan, valsartan)

obat oabatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung lebih mudah, dan juga

membantu menurunkan tekanan darah

d. obat-obatan penurun lemak(fenofibrate simvastatin,atorvastatin, rosuvastatin)

obat-oatan ini menurunkan kadar kolestrol jahat (lipoprotein densitas-

rendah),yang merupakan salah satu penyebab umum untuk penyakit jantung

kororner dini atau lanjut. Obat-oabatan tersebut merupakan andalan terapi

penyakit jantung kororner.

F. Pemeriksaan fisik

1.      Keadaan umum

pemeriksaan keadaan umum meliputi kesan secara umum pada keadaan sakit

termasuk ekspresi wajah (cemberut, grimace, lemas), dan posisi pasien.

Kesadaran yang meliputi penilaian secara kualitatif (komposmentis, apatis,

somnolen, sopor, soporokoma, koma) dapat juga menggunakan GCS. Lihat juga

keadaan status gizi secara umum (kurus, ideal, kelebihan berat badan).

2.      Pemeriksaa tanda-tanda vital

Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi

(frekuensi, kualitas, irama), pernapasan (frekuensi, kedalaman, irama pola

pernapasan), suhu tubuh, skala nyeri.

3.      Pemeriksaan kulit, rambut dan kelenjar getah bening

Kulit meliputi warna (adanya pigmentasi, sianosis, ikterus, pucat, eritema),

turgor, kelembaban edema, bekas luka dll.

Rambut dapat dinilai dari warna, kelebatan, distribusi, bau keadaan, kusut dan

kering dll.

Kelenjar getah bening dapat dinilai dari bentuknya serta tanda-tanda radang yang

ada di daerah sevikal anterior, inguinal oksipital dan retroaurikular.

4.      Pemeriksaan kepala dan leher

Periksa bentuk dan ukuran kepala, rambut dan kepala, ubun-ubun ( fontenal),

struktur wajah (simetris atau tidak), ada tidaknya pembengkakan, dll.

Pada mata dapat dilihatdari visus, palpebra, alis bulu mata, konjungtiva, sklera, kornea,

pupil dan lensa.dll

Page 18: Darma Makalah Pjk

Pada telinga dapat dilihat dari daun telinga, liang telinga, membran timpani, mastoid,

ketajaman pendengaran.dll

Hidung dan mulut, ada atau tidaknya trismus (kesukaran membuka mulut), bibir, gusi

atau tidaknya tanda radang, perdarahan lidah, salvias, faring, laring dll.

Periksa ada atau tidaknya kaku kuduk, massa di leher (jika ada periksa ukuran, bentuk,

posisi, konsistensi) dan ada atau tidaknya nyeri telan dll.

5.      Pemeriksaan dada

Pemeriksaan dada meliputi organ paru dan jantung. Secara umum periksa bentuk dada

dan keadaan paru (simetris atau tidak), pergerakan napas, ada atau tidaknya fremitus

suara, krepitasi, perkusi daerah dada untuk menentukan batas kelainan, dan auskultasi

untuk menentukan abnormalitas sistem pernapasan. Pada saat pemeriksaan jantung,

periksa denyut apeks 9dikenal dengan iktus kordis) dan aktivitas ventrikel, getaran

bising (thrill) bunyi jantung tambahan atau bising jantung dll.

6.      Pemeriksaan abdomen

Data yang dikumpulkan antara lain adalah ukuran atau bentuk perut, dinding perut,

bising usus, adanya ketegangan dinding perut, atau adanya nyeri tekan. Selanjutnya

lakukan palpasi pada organ hati, limpa, ginjal, kandung kencing untuk memeriksa ada

aau tidaknya nyeri dan pembesaran pada organ tersebut. Kemudian periksa anus,

rektum dan genetalia.

7.      Pemeriksaan ekstremitas dan neurologis

Pemeriksaan anggota gerak ini meliputi adanya rentang gerak, keseimbangan

dan gay berjalan, genggam tangan, dan otot kaki. Periksa apakah ada kontraktur atau

tidak dll.

Kemudian, pada pemeriksaan neurologis periksa tanda-tanda gangguan neurologis

seperti kejang, tremor, parese, dan paralisis, pemeriksaan reflek, kaku kuduk,

pemeriksaan brudzinzki, dan tanda keming ( hambatan atau rasa sakit daerah

ekstremitas bawah ketika dilakukan flesksi), uji kekuatan otot tonus, periksa sarah otak

dll.

G. Pemeriksaan penunjang

1.      EKG : Menunjukan peninggian gelombang S-T, iskemia berarti penurunan atau

datanya gelombang T, menunjukan cedera dan adanya gelombang Q, nekrosis berarti.

2.      Enzim jantung dan iso enzim : CPK-MB (isoenzim yang ditemukan pada otot

jantung), meningkat dalam 12-24 jam, kembali normal  dalam 36-48 jam . LDH

Page 19: Darma Makalah Pjk

meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 24-48 jam, dan memakan waktu lama

untuk kembali normal.

3.      Elektrolit : Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat

mempengaruhi kontraktilitas, contoh, hipokalemia/ hiperkalemia.

4.      Sel darah putih : Leukosit (10.000-20.000). biasanya tampak pada hari kedua

setelah IM sehubungan dengan proses inflamasi.

5.      Kecepatan sedimentasi : meningkat pada hari kedua – ketiga setelah IM

menunjukan inflamasi.

6.      Kimia : mungkin normal tergantung abnormalitas fungsi/perfusi organ

akut/kronis.

7.      GDA/Oksimetri nadi : dapat menunjukan hipoksia atau proses penyakit paru

akut/kronis.

8.      Kolesterol/trregliserida serum : meningkat, menunjukan arteriosklesis sebagai

penyebab IM.

9.      Foto dada : mungkin normal atau menunjukan pembesaran jantung diduga GJK

atau aneurisme ventrikuler

10.  Ekokardiogram : mungkin dilakukan untuk menetukan dimensi serambi, gerakan

katup/ dinding ventrikuler, dan konfigurasi/fungsi katup.

11.  Pencitraan darah jantung : Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum,

gerakan dinding regional dan fraksi ejeksi (aliran darah).

12.  Angiografi koroner : Menggambarkan penyempitan/penyumbatan arteri koroner

dan biasanya dilakukan sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan

mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi). Prosedur tidak selalu dilakukan pada

fase akut IM kecuali mendekati bedah jantung angioplasti.

13.  Digital Substraction Angiography (DSA) : tekhnik yang digunakan untuk

menggambarkan status penanaman arteri dan untuk mendeteksi penyakit arteri perifer.

14.  Nuclear Magnetic Resonance (NMR) : memungkinkan visualisasi aliran darah,

serambi jantung/katup ventrikel, katup, lesi veskuler, pembentukan plak, are

nekrosis/infark, dan bekuan darah.

15.  Tes stress olahraga : menetukan respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (sering

dilakukan sehubungan dengan pencitraan talium pada fase penyembuhan).       

b.   Coronary arteri by pass surgery/operasi bypass : prosedur ini menggunakan arteri

atau vena dari bagian tubuh lain untuk melewati /by pass arteri koroner yang

menyempit. Prosedur ini menyembuhkan sakit dada dan mencegah serangan jantung.

Page 20: Darma Makalah Pjk

c.    Latihan/exercise

Pencegahan :

Pencegahan dimulai dengan mengenal faktor-faktor resiko. Dengan mengontrol

faktor-faktor resiko yang ada dengan modifikasi gaya hidup dan oabt-obatan kita

mungkin mencegah atau menunda perkembangan penyakit jantung koroner.

Page 21: Darma Makalah Pjk

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit jantung koroner adalah suatu penyakit jantung yang disebabkan

karena kelainan pembuluh darah koroner. Salah satu penyebab utamanya adalah

aterosklerosis koroner yaitu proses penimbunan lemak dan jaringan fibrin, gangguan

fungsi dan struktur pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya aliran darah

ke miokard. Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya aterosklerosis adalah

kolesterol darah yang meninggi,diet, hipertensi, merokok, diabetes melitus, obesitas,

jenis kelamin, umur, kurang latihan dan keturunan.

B. Saran

Setelah penulisan makalah ini, kami mengharapkan masyarakat pada

umumnya dan mahasiswa keperawatan pada khususnya mengetahui pengertian,

tindakan penanganan awal tentang penyakit jantung koroner.penyakit ini di sebabkan

oleh aterosklerosis koroner yaitu proses penimbunan lemak dan jaringan fibrin,

gangguan fungsi dan struktur pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya

aliran darah ke miokard. Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya aterosklerosis

adalah kolesterol darah yang meninggi,diet, hipertensi, merokok, diabetes melitus,

obesitas, jenis kelamin, umur, kurang latihan dan keturunan.

Page 22: Darma Makalah Pjk

DAFTAR PUSTAKA

Epidemiologi Penyakit Jantung … | caramenghilati | Kiwibox Community

http://www.w3.org/1999/xhtml

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sholekahg0-5270-bab2.pdf

http://olvista.com/kesehatan/penyakit-jantung-koroner-atau-pjk/

http://eptmfkmunsri.blogspot.com/2013/03/penyakit-jantung-koroner_21.html

http://antoboyfun.blogspot.com/2013/11/epidemiologi-penyakit-jantung-

koroner.html