DASAR ILMU TANAH -...
Transcript of DASAR ILMU TANAH -...
PARANITA ASNUR || RATIH KURNIASIH
AGROTEKNOLOGI | UNIVERSITAS GUNADARMA
DASAR ILMU
TANAH MODUL PRAKTIKUM
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ i
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iii
PERCOBAAN I ...................................................................................................................... 1
PENGAMBILAN CONTOH TANAH .................................................................................... 2
PERCOBAAN II ..................................................................................................................... 9
PENYIAPAN CONTOH TANAH .......................................................................................... 9
PERCOBAAN III .................................................................................................................. 11
KADAR LENGAS TANAH ................................................................................................. 11
PERCOBAAN IV .................................................................................................................. 15
STRUKTUR TANAH ......................................................................................................... 15
PERCOBAAN V ................................................................................................................... 21
TEKSTUR TANAH (KUALITATIF) ..................................................................................... 21
PERCOBAAN VI .................................................................................................................. 27
KONSISTENSI TANAH KUALITATIF ................................................................................. 27
PERCOBAAN VII ................................................................................................................. 31
WARNA TANAH ............................................................................................................. 31
PERCOBAAN VIII ................................................................................................................ 34
REAKSI TANAH (pH TANAH) .......................................................................................... 34
PERCOBAAN IX .................................................................................................................. 37
MUATAN TANAH (KPK DAN KPA TANAH KUALITATIF) .................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 40
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hubungan Skala Peta dengan Jumlah Pengamatan dalam Survei Tanah .............. 3
Tabel 2. Penggolongan fraksi tanah menurut sistem USDA dan Internasional ................ 21
Tabel 3. Kadar Lempung Menurut Segitiga USDA ............................................................. 25
Tabel 4. Aplikasi dari Angka-angka Atterberg ................................................................... 28
Tabel 5. .............................................................................................................................. 29
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Lokasi pengambilan contoh di suatu wilayah pada 3 macam tipe tanah yang
berbeda. ........................................................................................................... 4
Gambar 2. Langkah–langkah pengambilan contoh tanah utuh. ......................................... 6
Gambar 3. Hubungan Sifat Fisik Tanah ............................................................................. 15
Gambar 4. Segitiga Tekstur (USDA) untuk Penetapan Kelas Tekstur ............................... 23
Gambar 5........................................................................................................................... 26
1
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Praktikan diperbolehkan masuk laboratorium dengan
mengenakan jas laboratorium.
2. Pada saat praktikum berlangsung, praktikan diharuskan:
a. Tertib, tidak bersenda gurau, tidak makan dan minum.
b. Tidak memalsu angka atau data yang diperoleh.
c. Menjaga kebersihan laboratorium atau alat-alat yang
digunakan.
d. Tidak mengganggu alat dan bahan yang tidak digunakan.
3. Praktikan ditunda (dibatalkan) praktikumnya apabila:
a. Tidak hadir tanpa memberikan keterangan yang sah.
b. Tidak melaksanakan praktikum dengan tertib.
c. Tidak mengganti peralatan yang dipecahkan.
d. Tidak menyerahkan laporan praktikum sampai batas
waktu yang ditentukan.
4. Penilaian praktikum meliputi:
a. Kuis (15%)
b. Keaktifan (10%)
c. Kehadiran (10%)
d. Laporan (40%)
e. Responsi (25%)
5. Laporan sementara (ditulis tangan) diserahkan satu minggu
setelah praktikum selesai dilakukan dan diserahkan
sebelum memulai praktikum selanjutnya.
6. Laporan resmi (diketik) diserahkan setelah laporan
sementara disetujui oleh asisten.
7. Responsi dilakukan satu minggu setelah selesai melakukan
praktikum (jadwal menyesuaikan).
2
PERCOBAAN I
PENGAMBILAN CONTOH TANAH
A. LATAR BELAKANG
Lokasi pengambilan contoh tanah harus dipilih sedemikian
rupa sehingga dapat mewakili areal yang diambil contoh
tanahnya.
Berdasarkan cara pemilihan lokasi pengambilan contoh
tanah, dihasilkan beberapa macam contoh tanah, antara lain:
a. Contoh terduga (Judgement Sample)
Satu atau lebih contoh tanah yang diambil dipilih
berdasarkan satuan pemetaan yang ditemui pada areal survei.
Lokasi pengambilan contoh tanah ditentukan secara subyektif
sehingga agak bias (Gambar 1a). Tingkat kepercayaan data yang
diperoleh bisa tinggi bisa rendah tergantung dari tingkat
pengalaman (keahlian) si pengambil contoh.
b. Contoh acak (Random Sample)
Contoh tanah diambil sedemikian rupa sehingga setiap
tanah di dalam daerah survei mempunyai kesempatan yang sama.
Pemilihan lokasi dilakukan dengan menggunakan tabel bilangan
random (gambar 1b). Satu pasangan angka random yang
diperlukan untuk pemilihan lokasi contoh berdasarkan atas
sistem koordinat.
c. Contoh acak bertingkat (Stratified Random Sample)
Pengelompokkan populasi dari yang heterogen ke strata
homogen adalah suatu cara yang paling efektif untuk dapat
meningkatkan akurasi pengambilan contoh. Hal ini berarti dapat
meningkatkan akurasi atau mengurangi jumlah contoh tanah
yang diperlukan apabila kita dapat mengelompokkan areal survei
ke dalam areal yang seragam. Pemilihan lokasi pada masing-
masing satuan pemetaan ditentukan dengan bilangan random
3
(Gambar 1c).
d. Contoh sistematik (Sistematic Sample)
Lokasi pengambilan contoh tanah dengan cara ini
ditentukan dengan sistem Grid yaitu berjarak sama pada kedua
arah (Gambar 1d). Cara ini merupakan cara yang paling mudah
dan praktis terutama bagi tenaga yang kurang terampil.
Penetapan sifat fisik dan kimia tanah di laboratorium
memerlukan tiga macam contoh tanah yaitu :
a. Contoh Tanah Utuh (Undisturbed Soil Sample) untuk
penetapan bobot isi (bulk density), susunan pori tanah, pF,
dan permeabilitas tanah.
b. Contoh Tanah Agregat Utuh (Undisturbed Soil Agregat) untuk
penetapan stabilitas agregat.
c. Contoh Tanah Biasa (Disturbed Soil Sample), untuk
penetapan kandungan air, tekstur angka Atterberg, dan sifat-
sifat kimia.
Jumlah contoh tanah setiap hektar berbeda-beda sesuai
dengan tingkat ketelitian data yang dikehendaki atau skala
pemetaan yang dilaksanakan. Berdasarkan atas skalanya jumlah
contoh tiap hektar disajikan dalam dibawah ini.
Tabel 1. Hubungan Skala Peta dengan Jumlah Pengamatan dalam
Survei Tanah
Skala Peta Terkecil
Ukuran satuan per 100 ha
Jumlah Pengamatan
1 : 5.000 0.125 ha 600.0 – 900.0
1 : 10.000 0.5 ha 140.0 – 180.0 1 : 20.000 2.0 ha 40.0 – 50.0 1 : 50.000 12,5 ha 6.0 – 8.0 1 : 100.000 50.0 ha 0.8 – 1.2 1 : 250.000 312.5 ha 0.1 – 0.3
4
Gambar 1. Lokasi Pengambilan Contoh Di Suatu Wilayah pada 3 Macam Tipe Tanah yang Berbeda.
B. TUJUAN
1. Memperoleh beberapa sampel tanah yang berbeda sesuai
dengan fungsinya dalam penetapan tanah.
2. Membandingkan beberapa cara pengambilan sampel tanah.
C. METODOLOGI KERJA
a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kampus F6, Universitas Gunadarma
D. Pengambilan Contoh Tanah Utuh
a. Alat dan Bahan
1. Tabung contoh (ring sampel), yaitu suatu alat yang dibuat
dari logam anti karat berbentuk tabung silinder. Tabung
contoh tanah di jurusan tanah mempunyai ukuran sebagai
berikut :
Tinggi 4 cm, diameter luar 7,93 cm dan diameter dalam 7,63
cm. Tebal tabung harus memenuhi syarat nisbah luas
kurang dari 0,1 untuk mencegah terjadinya tekanan
mendatar.
5
Nisbah Luas ialah :
Dimana :
D1 : diameter luar dan
Dd : diameter dalam.
Tabung dilengkapi dengan tutup plastik. Tempat
menyimpan tabung berupa peti khusus dengan ukuran
disesuaikan dengan ukuran dan banyaknya tabung.
2. Ring master
3. Sekop
4. Pisau tajam dan tipis
5. Kantong plastik
6. Karet tali
7. Spidol permanen
b. Pelaksanaan Praktikum
1. Rata dan bersihkan lapisan permukaan tanah yang akan
diambil contohnya, kemudian letakkan ring master tegak
lurus pada lapisan tersebut.
2. Gali tanah di sekeliling tabung dengan sekop (gambar 2a).
3. Kerat tanah di sekeliling dengan pisau sampai mendekati
permukaan tanah (gambar 2b).
4. Masukkan tabung sampel ke dalam ring master.
5. Tekan tabung dengan hati-hati sampai masuk ke dalam
tanah.
6. Letakkan tabung lain tepat diatas tabung pertama,
kemudian tekan lagi sampai rata (gambar 2c).
7. Tabung beserta tanah didalamnya digali dengan sekop
(gambar 2d).
8. Pisahkan tabung pertama dan kedua dengan hati-hati
(gambar 2d), kemudian potonglah tanah kelebihan yang
terdapat pada bagian atas dan bagian bawah tabung sampai
6
rata (gambar 2e).
9. Tutuplah tabung beserta tanahnya dengan plastik untuk
mencegah penguapan dan gangguan selama dalam
perjalanan.
10. Pada bagian luar tabung ditulisi keterangan yang bersisi
nomor contoh tanah dan kedalaman tanah.
11. Masukkan tabung tersebut dalam kotak yang telah tersedia
(gambar 2f)
Catatan : Pengambilan contoh tanah utuh yang baik adalah waktu
tanah dalam kondisi kapasitas lapang. Kalau tanah
terlalu kering dianjurkan agar disiram terlebih dahulu
sehari sebelum pengambilan contoh.
Gambar 2. Langkah–langkah Pengambilan Contoh Tanah Utuh
E. Pengambilan Contoh Tanah Agregat Utuh
Untuk penetapan stabilitas agregat contoh tanah sebaiknya
diambil dengan menggunakan kotak-kotak dengan kapasitas 2 kg
supaya agregat tanah tidak rusak atau tertindih barang lain
7
selama pengangkutan.
a. Alat dan Bahan
1. Cangkul
2. Kotak dengan kapasitas 2 kg
3. Kertas label
b. Pelaksanaan Praktikum
1. Gali tanah sampai kedalaman yang diinginkan.
2. Ambil gumpalan tanah yang dibatasi oleh bidang belahan
bumi (agregat utuh), masukkan ke dalam kotak (apabila
tidak tersedia kotak, bisa dipakai tempat lain asal agregat
tanah tersebut tidak mengalami kerusakan selama dalam
pengangkutan).
F. Pengambilan Contoh Tanah Biasa
a. Alat dan Bahan
1. Sekop, cangkul atau bor
2. Kantong plastik
3. Karet tali
4. Kertas label
b. Pelaksanaan Praktikum
1. Gali tanah dengan cangkul atau sekop dibor sampai pada
kedalaman yang dikehendaki.
2. Ambil sebagian tanah hasil galian atau pemboran dan
masukkan ke dalam kantong plastik (rangkap dua).
3. Tuliskan keterangan yang berisi nomor kedalaman, tanggal
pengambilan dan pengambilan contoh tanah pada kertas
label.
4. Masukkan label tersebut diantara dua lembar kantong
plastik kemudian tali dengan karet.
8
5. Untuk keperluan analisis tanah di laboratorium, contoh
tanah tersebut masih harus mengalami proses lebih lanjut
seperti pengeringan (kering), penumbukan, pengayakan dan
penyimpanan.
Catatan : Dalam hal tertentu kadangkala diperlukan contoh tanah
untuk penetapan kandungan air tanah yang sesuai
dengan kondisi pada saat pengambilan contoh tanah.
Untuk contoh tanah ini diperlukan tempat yang dapat
tertutup rapat, seperti botol plastik, tempat obat , dll.
9
PERCOBAAN II
PENYIAPAN CONTOH TANAH
A. LATAR BELAKANG
Pengambilan contoh tanah sangat berpengaruh terhadap
tingkat kebenaran hasil analisis sifat fisik maupun sifat kimia
tanah. Penetapan sifat fisik dan kimia tanah di laboratorium
memerlukan tiga macam yaitu:
1. Contoh tanah utuh (undisturbed soil sample): digunakan
untuk penetapan berat jenis isi (bulk density), berat jenis
partikel (particle density), porositas tanah, kurva pF dan
permeabilitas tanah.
2. Contoh tanah tidak utuh/terganggu (disturbed soil sample):
digunakan untuk penetapan kadar air tanah, tekstur tanah,
konsistensial, warna tanah dan analisis kimia tanah.
3. Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil
agregat): digunakan untuk penetapan kemantapan agregat,
potensi mengembang dan mengkerut yang dinyatakan
dengan nilai COLE (Coefficient of Linier Extensibilty).
B. TUJUAN
Mengetahui cara untuk menyiapkan contoh tanah sesuai
dengan diameter tanah yang dibutuhkan untuk keperluan analisis
selanjutnya.
C. METODOLOGI KERJA
a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kampus F6, Universitas Gunadarma
b. Alat dan Bahan
Alat
10
1. Mortar dan alu
2. Saringan/ayakan (2 mm, 1 mm, 0,5 mm)
3. Kantong plastik
4. Spidol
Bahan
1. Contoh tanah terganggu yang telah diambil dari lapangan
dan sudah dikeringanginkan selama kurang lebih satu
minggu.
c. Pelaksanaan Praktikum
1. Contoh tanah yang sudah dikeringanginkan ditumbuk
dalam mortar secara hati-hati, kemudian diayak dengan
saringan/ayakan berturut-turut dari yang berdiamater 2
mm, 1 mm dan 0,5 mm. Contoh tanah yang tertampung di
atas saringan/ayakan 1 mm adalah contoh tanah yang
berdiameter 2 mm, sedangkan yang lolos saringan/ayakan
0,5 mm adalah contoh tanah halus (<0,5 mm).
2. Contoh tanah yang diperoleh dimasukkan ke dalam kantong
plastik dan diberi label seperlunya.
11
PERCOBAAN III
KADAR LENGAS TANAH
A. LATAR BELAKANG
Kadar lengas tanah sering disebutkan sebagai kandungan
uap air (moisture) yang terdapat dalam pori tanah. Satuan untuk
menyatakan kadar lengas dapat berupa prosen volume atau
prosen berat. Berkaitan dengan istilah air dalam tanah, secara
umum dikenal 3 jenis yaitu lengas tanah (soil moisture), air tanah
(soil water) yaitu air yang berada dalam tanah baik yang berada di
permukaan tanah sampai yang berada di pori dan lapisan kedap
air, dan air tanah dalam (ground water) yaitu lapisan air kontinyu
yang berada di tanah bagian dalam. Namun dalam praktek
keseharian antara pengertian lengas tanah dan air tanah tak
dapat dipisahkan.
Pemahaman mengenai kadar lengas sangatlah penting
dalam bidang pertanian, sebab lewat proses pengaturan lengas ini
akan dikontrol pula serapan hara dan pernapasan akar-akar
tanaman yang selanjutnya akan berpengaruh pada pertumbuhan
dan produksi tanaman. Kandungan lengas dalam tanah tidaklah
seragam antara tanah satu dengan lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan lengas dalam
tanah antara lain anasir iklim, kandungan bahan organik dan
lempung tanah, relief, dan adanya bahan penutup tanah (baik
organik maupun anorganik). Anasir iklim yang berpengaruh besar
pada lengas tanah yaitu selisih antara curah hujan (water input)
dan besarnya penguapan/evaporasi (water output), sebab dari
kedua anasir ini akan menentukan suatu tanah akan mengalami
surplus ataupun defisit.
12
Faktor bahan organik dan lempung mempunyai peran yang
mirip dalam mengatur kandungan lengas tanah, yaitu sebagai
penyimpan/penyekap air. Hal ini disebabkan oleh ukuran
keduanya yang berupa koloid sehingga mempunyai luas
permukaan jenis besar, yang berakibat pada kemampuannya
menyimpan air yang relatif besar. Faktor relief berpengaruh pada
kandungan lengas tanah yaitu dalam hal peranannya dalam
mempercepat kehilangan lengas atau sebaliknya
mengawetkannya. Relief yang datar sampai cekungan memberikan
fasilitas terhambatnya air, sedangkan relief curam memacu
terjadinya proses kehilangan air.
Adapun peran faktor penutup tanah (baik organik-misalnya
seresah, kanopi daun, mulsa organik, dan cover crop maupun
anorganik-misalnya plastik, kain, kertas) yang terbesar yaitu
mengurangi proses evaporasi sehingga kandungan lengas lebih
awet.
Atas dasar ukuran unit partikel, dikenal beberapa macam
kadar lengas yaitu kadar lengas tanah halus (diameter 2 mm),
kadar lengas tanah (diameter 0,5 mm), dan kadar lengas tanah
gumpalan/bongkahan. Masing-masing kadar lengas mempunyai
fungsi sebagai dasar perhitungan sesuai dengan diameter tanah
yang digunakan. Sedangkan berdasarkan letak, kandungan, dan
kegunaannya dikenal 3 macam lengas/air tanah yaitu (a) air
kristal (air yang terdapat dalam suatu struktur kristal batuan, air
ini tidak dapat digunakan oleh tanaman), (b) air/lengas tersedia
bagi tanaman yaitu lengas yang terletak antara titik layu
permanen dan kapasitas lapangan, dan (c) air limpasan yaitu air
yang melebihi kapasitas lapangan (disebut air jenuh), air ini juga
tidak dimanfaatkan oleh tanaman.
Kemampuan maksimum suatu tanah dalam
menyerap/menyimpan air disebut Kapasitas Lengas Maksimum
(KAM). Sifat KAM masing-masing jenis tanah tidaklah sama. Hal-
13
hal yang mempengaruhi KAM tanah yaitu fraksi penyusun tanah,
tipe mineral lempung, dan kandungan bahan organik. Manfaat
pemahaman KAM antara lain menduga kebutuhan air untuk
persawahan, menduga kehilangan air selama kegiatan pengairan,
dan mengetahui daya simpan lengas/air.
B. TUJUAN
1. Mengukur kadar lengas tanah pada beberapa jenis tanah
yang berbeda.
2. Membandingkan kadar lengas tanah pada beberapa jenis
tanah yang berbeda.
3. Menghitung kadar lengas tanah pada beberapa jenis tanah
yang berbeda.
C. METODOLOGI KERJA
a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Laboratorium Dasar, Kampus G, Universitas Gunadarma
D. Kadar Lengas Tanah Kering Angin (Udara)
a. Alat dan Bahan
Alat
1. 6 buah botol timbang + tutup botol timbang
2. Timbangan analitik
3. Kertas label
4. Desikator
5. Oven
Bahan
1. Tanah 2,0 mm (tanah halus)
2. Tanah 0,5 mm
3. Tanah gumpalan
14
b. Pelaksanaan Praktikum
1. Beri label botol timbang kosong. Timbang ke-6 botol kosong
tertutup (misal a gram).
2. Isilah sepertiga volume botol dengan contoh tanah 2 mm,
0,5 mm dan contoh tanah bongkah. Buat masing-masing 2
ulangan (duplo).
3. Timbang botol timbang + tanah (dengan tutupnya) (misal b
gram). Oven botol tersebut dengan tutup sedikit dibuka pada
suhu 105˚ – 110˚C selama minimum 4 jam.
4. Keluarkan botol dari oven, tutup serapat mungkin dan
biarkan dingin di dalam desikator (15 menit).
5. Timbang botol dalam keadaan tertutup rapat (misal c gram).
6. Bersihkan botol timbang.
c. Perhitungan
Keterangan :
b – c : berat lengas tanah
c – a : berat tanah kering mutlak
15
PERCOBAAN IV
STRUKTUR TANAH
A. LATAR BELAKANG
Struktur merupakan unit-unit yang terdiri atas zarah
(partikel-partikel) primer. Gaya yang bekerja di unit struktur lebih
didominasi oleh gaya kohesi dibanding gaya adhesi. Oleh kedua
gaya tersebut unit-unit partikel tanah mempunyai bentuk,
ukuran, dan derajat. Dengan kata laun struktur merupakan
susunan zarah-zarah tanah yang saling berikatan membentuk
agregat dengan bantuan bahan sementasi/perekat (misalnya
humus, kapur, oksida besi/aluminium, dan sekresi-sekresi
tumbuhan dan jasad renik).
Baik bentuk maupun derajat mempunyai hubungan yang
erat dengan tipe/klas tekstur tanah, bahkan dengan sifat
konsistensi yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3. Hubungan Sifat Fisik Tanah
Contoh hubungan 3 sifat fisik tanah tersebut adalah suatu
tanah dengan tekstur pasir maka akan mempunyai struktur butir
tunggal dan sifat konsistensi lepas-lepas. Sebaliknya tanah yang
bertekstur lempung akan mempunyai struktur gumpal, pejal atau
SOIL
Tekstur
Konsistensi Struktur
16
baji dan mempunyai konsistensi agak teguh-teguh (kering) dan
plastis bila basah.
Secara awam istilah struktur tanah digunakan untuk
menggambarkan tingkat kesarangan/kelonggaran antar partikel
tanah. Bila suatu tanah mempunyai ikatan partikel yang sarang,
maka orang biasa menyebut struktur ringan/sarang (fase gas
yaitu udara cukup banyak), dan sebaliknya bila merupakan tanah
yang dapat/mampat maka disebut struktur berat/mampat (udara
dalam pori sedikit). Kualitas struktur dapat dinyatakan melalui
porositas, agregasi, kohesivitas, dan permeabilitas. Keempat
parameter tersebut dapat diamati langsung maupun diukur secara
kuantitatif.
B. TUJUAN
1. Menetapkan kerapatan massa tanah (berat volume = BV).
2. Menetapkan kerapatan butir tanah (berat jenis = BJ).
3. Menetapkan porositas total tanah (n).
C. METODOLOGI KERJA
a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Laboratorium Dasar, Kampus G, Universitas Gunadarma
D. Kerapatan Massa Tanah (Berat Volume/BV)
Berat volume tanah disebut juga kerapatan bongkah/volume
tanah yang dalam istilah asing disebut bulk density. Kerapatan
bongkah adalah berat bongkah tiap satuan volume total bongkah
tanah dan dinyatakan dalam g/cm3. Dengan kata lain kerapatan
bongkah merupakan perbandingan relatif antara berat bongkah
dengan volume bongkah (volume padatan + volume pori tanah),
bila dibuat formulanya sebagai berikut :
17
Besarnya nilai BV bervariasi tergantung dari komposisi dan
proporsi fraksi penyusun tanah. Semakin tinggi nilai BV maka
semakin mampat suatu tanah, dan sebaliknya semakin rendah
struktur tanah semakin longgar. Untuk tanah mineral nilai BV
berkisar antara 1,0-1,3 g/cm3 (tanah bertekstur kasar), antara
1,3-1,8 g/cm3 (tanah bertekstur halus). Tanah yang sangat padat
nilai BV dapat mencapai >2,0 g/cm3. Sedangkan untuk tanah
organik nilai BV-nya rendah (umumnya < 0,5 g/cm3). Tanah
bertekstur halus yang mempunyai nilai BV tinggi (mampat) dapat
diturunkan dengan cara menambahkan bahan organik, karena
bahan organik dapat memperbaiki agregasi tanah (struktur)
sehingga dapat meningkatkan pori tanah. Bila nilai BV tidak tinggi
maka proses aerasi, infiltrasi berjalan baik sehingga mendukung
pertumbuhan akar tanaman.
a. Alat dan Bahan
Alat
1. Cawan pemanas lilin
2. Lampu spiritus
3. Penumpu kaki tiga
4. Tabung ukur
5. Pipet ukur 10 ml
6. Termometer
Bahan
1. Contoh tanah gumpalan (bongkah) kering udara
2. Air aquadest
3. Lilin
18
b. Pelaksanaan Praktikum
1. Ambil sebongkah contoh tanah lalu dibuat membulat (bola)
dengan kuku jari tangan, sedemikian sehingga dapat masuk
ke dalam tabung ukur dengan longgar (± 1-1,5 cm).
Bersihkan permukaannya dari butir-butir tanah yang
menempel secara hati-hati dengan kuas. Ikat dengan benang
sehingga dapat digantung, timbang bongkah tanah ini (misal
a gram).
2. Cairkan lilin dalam cawan pemanas, ukur suhunya dengan
termometer.
3. Pada suhu 60-70°C, celupkan bongkah tanah ke dalam lilin
beberapa detik (± 5 detik), (suhu terlalu panas dapat
meresap masuk ke dalam pori-pori tanah dan jika terlalu
lama pelapisan terlalu tebal). Pastikan lilin betul-betul
menutupi permukaan bongkah. Setelah dingin, timbanglah
bongkah tanah berlilin tersebut (misal b gram).
4. Isi tabung ukur dengan air aquadest sampai volume tertentu
(misal p ml) dan masukkan bongkah tanah berlilin perlahan-
lahan (volume air aquadest akan naik). Catat volumenya.
Jika volume air tidak jelas, tambahkan air melalui pipet
ukur sampai tepat di garis volume (misal q ml). Catat berapa
ml air aquadest yang telah ditambahkan dari pipet ukur
(misal r ml).
5. Angkat bongkah tanah dan bersihkan tabung ukur.
c. Perhitungan
E. Kerapatan Butir Tanah (Berat Jenis/BJ)
Berat jenis tanah disebut juga kerapatan butir tanah
(particle density). Berat jenis merupakan perbandingan relatif
19
antara berat padatan tanah dengan volume padatan (tanpa volume
pori tanah) yang dinyatakan dalam g/cm3 atau kg/m3.
Yang mempengaruhi besarnya nilai BJ adalah jenis mineral
tanah. Pada umumnya nilai BJ berkisar antara 2,6 – 2,75 g/cm3
(hal ini disebabkan mineral yang merajai tanah yaitu kuarsa,
feldspar, dan silikat mempunyai nilai BJ pada kisaran tersebut).
Jika tanah mengandung banyak mineral berat (magnetit, garnet,
zircon, tourmaline, hornblende) maka BJ tanah dapat mencapai
>2,75 g/cm3. Sedangkan untuk tanah organik nilai BJ berkisar
antara 1,2 – 1,5 g/cm3 sehingga tanah mineral yang semakin
tinggi kandungan bahan organiknya, maka nilai BJ semakin
rendah (dapat mencapai < 2,45 g/cm3).
a. Alat dan Bahan
Alat
1. Piknometer
2. Kawat pengaduk halus
3. Termometer
4. Botol pancar/botol semprot
Bahan
1. Contoh tanah kering udara 2 mm
2. Air aquadest
b. Pelaksanaan Praktikum
1. Timbang piknometer kosong, bersumbat (misal a gram)
2. Isilah dengan tanah ± ½ volume, sumbat dan timbang (misal
b gram)
3. Tambah air aquadest sampai 2/3 volume, aduk dengan
pengaduk kawat untuk menghilangkan udara yang tersekap.
Diamkan selama 1 jam. Ukur suhu suspense (misal T1˚C).
Baca BJ suspense pada tabel BJ (misal BJ1). Aduk-aduk
20
lagi, cuci kawat pengaduk dengan botol pancar; tambah air
secara perlahan-lahan sampai 2/3 leher piknometer (jangan
sampai mengaduk tanah). Sumbat hingga air aquadest
dapat mengisi pipa kapiler sampai penuh. Keringkan dinding
piknometer dengan kertas tissue dari air yang menempel
dan timbang (misal c gram).
4. Buang isi piknometer dan bersihkan. Isi piknometer dengan
aquadest sampai penuh dan sumbat. Amati air harus
mengisi pipa kapiler sumbat. Keringkan permukaan luar
pikno dengan tissue dan timbang pikno berisi air (misal d
gram), ukur suhunya (misal T2˚C), dan lihat BJ air aquadest
(BJ2) pada suhu tersebut di dalam tabel BJ (lihat lampiran).
5. Bersihkan dan keringkan piknometer.
c. Perhitungan
F. Porositas Total Tanah (n)
Porositas total tanah merupakan persentase volume pori-
pori total yang ada di dalam tanah terhadap volume total bongkah
tanah. Pori-pori tanah merupakan bagian tanah yang ditempati
oleh air dan udara, oleh karena itu bergantung kepada tipe
struktur tanah. Tanah yang mempunyai struktur mampat akan
mempunyai porositas total yang rendah, sebaliknya struktur yang
remah akan mempunyai nilai porositas yang tinggi. Adapun
porositas total tanah dapat diperoleh dari nilai BV dan BJ tanah.
21
PERCOBAAN V
TEKSTUR TANAH KUALITATIF
A. LATAR BELAKANG
Dalam ilmu tanah, tekstur berarti proporsi (perbandingan
relatif) dan komposisi fraksi-fraksi penyusun tanah. Adapun fraksi
pokok penyusun tanah yaitu pasir (sand), debu (silt), dan lempung
(clay). Dikenal 2 sistem penggolongan fraksi tanah yaitu Sistem
Internasional (SI) dan Sistem USDA (United States Department of
Agriculture), namun penggunaan sistem USDA lebih umum
digunakan daripada SI. Penggolongan dua sistem tersebut baik
kelas maupun ukurannya disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2. Penggolongan fraksi tanah menurut sistem USDA dan Internasional
Sistem USDA Sistem Internasional
Klas fraksi Ukuran
(mm)
Klas fraksi Ukuran (mm)
Pasir sangat kasar 2,0 – 1,00
Pasir kasar 1,0 – 0,50 Pasir kasar 2,0 – 0,20
Pasir sedang 0,5 – 0,25
Pasir sangat halus 0,10 – 0,05 Pasir halus 0,20 – 0,02
Debu 0,05 –
0,002
Debu 0,02 – 0,002
Lempung < 0,002 Lempung < 0,002
Ketiga fraksi tersebut proporsi dan komposisinya antara
jenis tanah satu dengan yang lain berbeda-beda. Dengan kata lain
fraksi yang dominan pada suatu tanah tertentu akan merupakan
22
ciri dari jenis tanah yang bersangkutan. Berdasar atas komposisi
dan proporsi fraksi dalam tanah maka disusun klas tekstur tanah.
Terdapat 12 klas tekstur tanah (Soil Survey Division Staff, 1983),
yaitu klas lempung (clay), lempung debuan (silty clay), geluh
lempungan (clay loam), geluh lempung debuan (silty clay loam),
lempung pasiran (sandy clay), geluh lempung pasiran (sandy clay
loam), geluh (loam), geluh debuan (silty loam), geluh pasiran
(sandy loam), debu (silt), pasir geluhan (loamy sand), dan pasir
(sand). Yang dimaksud tekstur geluh (loam) adalah suatu tanah
yang mempunyai komposisi pasir, debu, dan lempung (clay)
proporsional (7 – 27% lempung/clay, 28-50% debu, dan < 52%
pasir), sedangkan bila salah satu atau dua fraksi lebih dominan
maka penamaan klas tekstur diikuti oleh fraksi yang
bersangkutan misalnya geluh pasiran (sandy loam) artinya tekstur
geluh dengan fraksi pasirnya lebih menonjol.
Kelas tekstur tanah dapat diketahui dengan menggunakan
bantuan gambar segitiga tekstur (Gambar ) setelah mengetahui
prosentase masing-masing fraksi partikel.
23
Gambar 4. Segitiga Tekstur (USDA) untuk Penetapan Kelas Tekstur
Oleh karena tekstur tanah merupakan komposisi fraksi-
fraksi yang berlainan sifatnya maka dapat pula mempengaruhi
sifat fisik suatu tanah. Sifat fisik yang dipengaruhi tekstur antara
lain daya dukung tanah, daya serap/simpan air, permeabilitas,
erodibilitas (kemudahan tanah tererosi), kemudahan penetrasi
akar tanaman, drainase, kemudahan terolah, plastisitas, dan
kelekatan. Tekstur tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah
yang tidak mudah berubah. Tekstur tanah hanya dapat berubah
oleh pencampuran dengan tanah lain yang bertekstur berbeda.
Oleh karena tidak mudah berubah, maka tekstur tanah sering
digunakan untuk menduga asal bahan induk tanah dan proses-
proses yang berlangsung pada suatu bentang lahan. Proses erosi
dapat menyebabkan berubahnya tekstur karena terkikisnya tanah
24
lapisan atas dan diendapkan bahan tersebut di lahan yang lebih
rendah.
B. TUJUAN
1. Menetapkan tekstur tanah secara kualitatif keadaan basah
C. METODOLOGI KERJA
a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Laboratorium Dasar, Kampus G, Universitas Gunadarma
b. Alat dan Bahan
Contoh tanah kering udara ukuran 2 mm.
c. Pelaksanaan Praktikum
1. Ambil segenggam tanah dan kerjakan menurut bagian alir
yang tercantum di bawah ini.
2. Dengan cara ini tekstur terpilahkan menurut kedua belas
kelas tekstur USDA.
3. Setelah kelas tekstur masing-masing tersidik, pencirian
tanah selanjutnya yang memerlukan angka kadar lempung
menggunakan harga tengah kadar lempung kelas tekstur
bersangkutan menurut diagram segitiga tekstur USDA.
25
Tabel 3. Kadar Lempung Menurut Segitiga USDA
Kelas Tekstur Kadar Lempung
Lempung 70% (dapat dipilahkan; lempung
lumrah 50% dan lempung berat 80%)
Lempung pasiran,
lempung debuan
45%
Geluh lempungan, geluh
lempung debuan
35%
Geluh lempung pasiran 25%
Geluh 20%
Geluh debuan 15%
Geluh pasiran 10%
Pasir geluhan, pasir, debu 5%
26
(1)
(2)
(3)
(4)
Gambar 5. Penentuan Tekstur Tanah secara Kualitatif
Segenggam tanah diremas-remas untuk melepaskan semua agregatnya,
dibasahi sehingga akhirnya tanah menjadi pasta clay. Jika kurang basah,
dibasahi sedikit demi sedikit sambil diremas-remas.
Tanah dicoba bola secara dikepal-kepal
d
Tanah dicoba pita secara ditekan dan didorong hati-hati dengan ibu jari
dengan alas jari telunjuk sampai ujung pita tanah melampaui ujung jari
telunjuk.
PASIR
PASIR
GELUH
AN
tidak
dapat
< 2,5 cm 2,5 – 5 cm > 5 cm Tanah dibuat bubur, lalu
digosok-gosokkan dengan
jari pada telapak tangan,
dan terasa Kelompok
geluhan
Kelompok geluh
lempungan
Kelompok
lempungan
GELUH
PASIRAN
GELUH
DEBUAN
LEMPUNG
PASIRAN
GELUH
LEMPUNG
PASIRAN
GELUH
LEMPUNG
DEBUAN
GELUH
LEMPUNG
DEBUAN
LEMPUNG GELUH
LEMPUNG
AN
DEBU
Kasar
merajai
Halus
licin
merajai
Samarasa
ya
ya
ya
tidak
dapat
dapat
dapat, lalu patah karena ujungnya melampaui ujung beratnya sendiri setelah jari telunjuk sejauh
27
PERCOBAAN VI
KONSISTENSI TANAH KUALITATIF
A. LATAR BELAKANG
Konsistensi merupakan sifat fisik tanah yang menunjukkan
derajat adhesi dan kohesi zarah-zarah pada berbagai tingkat
kelengasan. Sifat fisik yang ditunjukkan oleh konsistensi berupa
keteguhan (friability), keliatan (plasticity), dan kelekatan
(stickness). Penentuan nilai konsistensi dapat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu kualitatif (di lapangan) dan kuantitatif (di
laboratorium) dengan pendekatan angka Atterberg yaitu batas
cair (BC), batas gulung (BG), batas lekat (BL), dan batas berubah
warna (BBW).
Angka-angka Atterberg ini mempunyai hubungan antara
kadar lengas (%) dengan konsistensi tanah. BC merupakan kadar
lengas pada saat tanah mulai mengalir bebas tanpa tekanan. BL
merupakan kadar lengas pada saat tanah basah tidak mengalir
pada alat logam, BG merupakan kadar lengas tanah pada saat
mulai dapat dibentuk, dan BBW merupakan kadar lengas pada
saat tanah mulai mongering dan tidak dapat menyediakan lengas
untuk tanaman (Ilacob, 1981). Dari selisih angka Atterberg dapat
ditentukan: Jangka Olah (JO), Indeks Plastisitas (IP), Persediaan
Air Maksimum (PAM), dan Surplus (S).
28
Tabel 4. Aplikasi dari Angka-angka Atterberg
Aspek
Praktis
Rumus Keterangan
JO BL – BG Kandungan lengas pada saat tanah
mudah diolah
IP BC – B Kandungan lengas tidak melekat
PAM BC –
BBW
Kandungan lengas tersedia bagi tanaman
S BC – BG Bila (+) mudah merembeskan air, bila (-)
sukar merembes
B. TUJUAN
1. Menetapkan konsistensi tanah dalam keadaan kering
2. Menetapkan konsistensi tanah keadaan basah
C. METODOLOGI KERJA
a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Laboratorium Dasar, Kampus G, Universitas Gunadarma
D. Konsistensi Kering
b. Alat dan Bahan
1. Contoh tanah agregat tidak terusik (gumpalan/bongkah)
c. Pelaksanaan Praktikum
1. Ambil agregat tanah (bongkah) 1 cm, kemudian tekan
diantara ibu jari dan telunjuk.
2. Ikuti kelas konsistensi pada tabel berikut
29
Tabel 5. Penentuan Konsistensi Kering secara Kualitatif
Ditekan antara Hancur Konsistensi
Ibu jari-telunjuk
Tanpa ditekan Lepas-lepas
Sedikit tekan Lunak
Tekan kuat Agak keras
Telapak tangan-ibu jari Tekan kuat Keras
Tidak hancur Sangat keras
E. Konsistensi Basah
a. Alat dan Bahan
1. Contoh tanah kering udara ukuran 2 mm.
b. Pelaksanaan Praktikum
1. Ambil contoh tanah kering udara ukuran 2 mm secukupnya.
2. Basahi masing-masing contoh tanah dengan air aquadest
secukupnya dan campurkan hingga homogen.
3. Bedakan kelekatan dan plastisitas masing-masing jenis
tanah dengan menggosok-gosokkan tanah antara jari
telunjuk dan ibu jari.
Konsistensi basah diamati sifat kelekatan dan plastisitasnya,
pembagiannya sebagai berikut:
1. Sifat Kelekatan
s0 : Tak lekat (non sticky), tak ada yang melekat pada jari
ss : Tidak lekat (sticky), sedikit melekat pada suatu jari
dan mudah lepas
s : Lekat (sticky), melekat pada dua jari, kalau ditarik
masa tanah tersebut elastis antara jari dan masa
tanah
vs : Sangat lekat (very sticky), sangat melekat pada kedua
jari dan sukar dilepaskan
30
2. Sifat Plastistitas
p0 : Tidak plastis (non plastic), tidak dapat dibuat pita
tanah
ps : Agak plastis (sligtly plastic), dapat membentuk
gulungan kecil yang mudah diubah bentuknya jika
ditekan
p : Plastis (plastic), dapat membentuk gulungan kecil
dan elastis, berubah bentuknya jika ditekan
vp : Sangat plastis (very plastic), membentuk gulungan
kecil, hanya dapat diubah bentuknya dengan pijatan
kuat
31
PERCOBAAN VII
WARNA TANAH
A. LATAR BELAKANG
Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan
mudah ditentukan di lapang. Warna tanah mencerminkan
beberapa sifat tanah. Kandungan bahan organik yang tinggi pada
tanah akan menimbulkan warna lebih gelap. Tanah dengan
drainase yang jelek atau sering jenuh air berwarna kelabu. Tanah
yang mengalami dehidrasi senyawa besi akan berwarna merah.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pengaruh warna akan
berpengaruh pada keseimbangan panas dan kelembapan tanah.
Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan
tanaman, aktivitas mikroorganisme dan struktur tanah. Selain itu
warna tanah dapat untuk menaksir :
1. Tingkat pelapukan atau proses pembentukan tanah,
semakin merah berarti semakin lanjut pelapukannya.
2. Kandungan bahan organik tanah.
3. Drainase tanah: warna merah atau kecoklatan berdrainase
baik, sedang warna kelabu menunjukkan drainase yang
jelek.
4. Horison pencucian/pengendapan. Warna putih
menunjukkan horison pencucian, sedang warna merah
gelap menunjukkan horison pengendapan.
5. Jenis mineral: warna pucat banyak mengandung kuarsa,
kapur; merah banyak mengandung besi;, warna gelap
kemungkinan banyak senyawa boron atau mangan.
Warna tanah dibedakan atas (a) warna dasar tanah (matriks)
dan warna karatan sebagai proses oksidasi dan reduksi dalam
tanah.
32
Penetapan warna tanah digunakan SOIL MUNSELL COLOR
CHART, dimana dalam penetapan warna harus dicatat HUE,
VALUE, dan CHROMA.
1. Hue : warna dominan sesuai dengan panjang gelombangnya.
Dimulai dengan warna merah (5R) dan warna paling kuning
(5Y), untuk tanah tereduksi (gley) yaitu 5G, 5GY, 5BG, dan N
(netral).
2. Value : merupakan kartu warna merah kea rah vertical yang
menunjukkan warna tuamuda atau hitam-putih, ditulis di
belakang nilai HUE.
3. Chroma : merupakan kartu warna yang disusun horisontal
yang menunjukkan intensitas cahaya. Ditulis di belakang
Value yang dipisahkan oleh garis miring. Jadi yang perlu
dicatat dalam penetapan warna tanah adalah NOTASI
WARNA dan NAMA WARNA.
Contoh : Notasi warna : 10 YR 3 ⁄4.
Notasi warna : reddish brown.
B. TUJUAN
Menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan
menggunakan buku Munsell Soil Color Chart.
C. METODOLOGI KERJA
a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Laboratorium Dasar, Kampus G, Universitas Gunadarma
b. Alat dan Bahan
Alat
Buku Munsell Soil Color Chart
Bahan
Tanah gumpal yang lembab
33
c. Pelaksanaan Praktikum
1. Ambil sedikit tanah gumpal yang lembab secukupnya
(permukaannya tidak mengkilap).
2. Letakkan di bawah lubang kertas buku Munsell Soil Color
Chart.
3. Catat notasi warna (Hue, Value, Chroma) dan nama warna.
Catatan: Pengamatan warna tanah tidak boleh terkena cahaya
matahari langsung.
34
PERCOBAAN VIII
REAKSI TANAH (pH TANAH)
A. LATAR BELAKANG
Reaksi tanah merupakan sifat kimia tanah yang penting
untuk diamati karena berpengaruh terhadap serangkaian proses-
proses kimiawi dalam tanah, antara lain (1) proses pembentukan
mineral lempung, (2) reaksi kimia dan biokimia tanah, dan (3)
status hara dalam tanah. Reaksi tanah menunjukkan
perimbangan konsentrasi asam-basa dalam tanah. Walaupun
menurut teori dasar keasaman Arrhenius dan Bronsted
menyebutkan tingkat reaksi tanah harus merupakan perimbangan
konsentrasi ion H dan OH, namun dalam perkembangan
selanjutnya disebut bahwa reaksi tanah umumnya cukup
dinyatakan sebagai logaritma negative konsentrasi ion H+ (pH = -
log (H+).
Menurut ilmu kimia murni disebutkan bahwa suatu pH
dikatakan netral bila nilainya 7 (konsentrasi H dan OH seimbang).
Sedangkan menurut ilmu kimia tanah, pH netral yaitu pH yang
menciptakan kondisi optimum ketersediaan hara tanaman (yaitu
pH 6,5). Nilai pH tanah sangat beragam. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keragaman pH tanah yaitu bahan induk, iklim,
bahan organik, dan perlakuan manusia. Bahan induk masam
umumnya mendorong terbentuknya tanah bereaksi masam, dan
sebaliknya bahan induk basis akan membentuk tanah basis.
Pengaruh iklim basah umumnya akan mendorong berkembangnya
tanah masam, sedangkan di daerah iklim kering banyak dijumpai
tanah bereaksi basis.
Tanah organik mempunyai nilai pH yang rendah oleh akibat
banyaknya asam-asam organik hasil proses humifikasi.
35
Sedangkan pengaruh manusia memang dapat mendorong
perubahan pH tanah, namun pengaruhnya tidak setajam ketiga
factor tersebut. Pengaruh nyata akibat perlakuan manusia
umumnya berupa penggunaan pupuk ataupun bahan ameliorant
lainnya. Bila pupuk yang digunakan dalam kurun waktu yang
lama mempunyai sifat fisiologis masam maka akan cenderung
menurunkan pH tanah, dan sebaliknya bila sering menggunakan
bahan ameliorant yang bersifat basis (kapur) maka akan terjadi
proses peningkatan pH tanah.
Berdasarkan banyaknya ion H+ yang terdapat dalam larutan
tanah dikenal 2 macam pH yaitu pH aktual dan pH potensial.
Kemasaman yang terukur dari pH aktual adalah ion H+ yang
terdapat di dalam larutan tanah, sedangkan pada pH potensial ion
H+ yang terukur selain di dalam larutan tanah juga di komplek
jerapan tanah. Pada pengukuran pH aktual bahan pendesaknya
adalah H2O sedangka pada pH potensial bahan pendesaknya
adalah KCl. Oleh karena ion H+ yang terukur lebih banyak pada
penentuan pH potensial maka nilai pH tanah umumnya lebih
rendah dibanding pH aktual.
Untuk mengetahui nilai pH dapat dilakukan 2 cara yaitu
kolorimetri dan elektrometri. Kolorimetri merupakan metode
penetapan pH dengan menggunakan indikator warna, kertas pH,
pH stick, dan pH universal. Prinsip penentuan secara kolorimetri
adalah mengukur warna larutan tanah dibandingkan dengan
warna standart yang telah diketahui nilai pH-nya. Sedangkan
pengukuran secara elektrometri yaitu dengan menggunakan pH
meter (glass electrode).
B. TUJUAN
1. Menetapkan pH H2O tanah
2. Menetapkan pH KCl tanah
36
C. METODOLOGI KERJA
a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Laboratorium
b. Alat dan Bahan
Alat
1. pH meter
2. 2 buah cepuk pH
Bahan
1. Contoh tanah kering udara halus ( 2 mm)
2. Aquadest
3. Larutan KCl
c. Pelaksanaan Praktikum
1. Timbang contoh anak sebanyak 5 gram (buat 2 ulangan) dan
masukkan ke dalam cepuk pH, kemudian tambahkan air
aquadest sebanyak 12,5 ml.
2. Aduk secara merata dan diamkan selama 30 menit,
kemudian ukur pH dengan pH meter.
3. Ulangi langkah tersebut dengan menggunakan KCl.
37
PERCOBAAN IX
MUATAN TANAH (KPK DAN KPA TANAH KUALITATIF)
A. LATAR BELAKANG
Kapasitas pertukaran kation (KPK) merupakan kemampuan
tanah untuk menjerap dan menukar kembali kation dari dan ke
dalam larutan tana). Hal ini terjadi karena koloid lempung tanah
pada umumnya bermuatan negative sehingga kation dapat
terjerap atau tertukar oleh partikel lempung tersebut. Kation-
kation ini dijerap pada permukaan koloid mineral dan organik oleh
ikatan elektrostatik secara lemah, sehingga dapat dilepaskan atau
dipertukarkan kembali. Satuan KPK dinyatakan dalam cmol/kg
atau me/100g.
Tiap jenis kation mempunyai kesanggupan yang berbeda
untuk dapat dipertukarkan oleh koloid tanah. Faktor yang
mempengaruhi hal tersebut adalah valensi ion dan jari-jari
hidratasi. Ion-ion divalen akan terikat lebih kuat dan lebih sukar
tertukar dibandingkan ion monovalen. Ion-ion dengan jari-jari
hidratasi lebih sempit akan lebih mudah untuk terjerap.
Kemudahan ion untuk tertukarkan dan dijerap dapat diketahui
dari deret liotropik sebagai berikut :
H dan Li = Na > K = NH4 > Rb > Cs = Mg > Ca > Sr =
Ba > La = Al > Tb
Nilai KPK tanah dipengaruhi oleh jumlah mineral lempung,
jenis dan tipe mineral lempung, dan jumlah – jenis bahan organik.
Sebagai contoh KPK humus berkisar 200 me/100 g, vermikulit
berkisar antara 100 – 150 me/100 g, montmorilonit berkisar
antara 70 – 95 me/100 g, dan kaolinit sebesar 3 – 16 me/100 g.
38
Dengan demikian suatu jenis tanah yang mempunyai nilai KPK
tertentu dapat diubah (diturunkan atau dinaikkan) dengan cara
mencampur bahan-bahan lain yang mempunyai nilai KPK yang
berbeda.
Nilai KPK tanah dapat ditentukan dengan cara kualitatif dan
kuantitatif. Penentuan secara kualitatif yang lazim dilakukan
adalah dengan menggunakan larutan eosin red (-) dan gention
violet (+), sedangkan secara kuantitatif menggunakan metode
penjenuhan NH4OAc atau BaCl2.
B. TUJUAN
1. Membuktikan muatan negatif zarah-zarah tanah dengan
dua macam zat warna (gentian violet dan eosin red).
2. Membuktikan pengaruh luas permukaan zarah tanah
terhadap KPK (Kapasitas Pertukaran Kation).
C. METODOLOGI KERJA
a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Laboratorium Dasar, Kampus G, Universitas Gunadarma
b. Alat dan Bahan
Alat
1. Tabung reaksi 10 buah
2. Rak tabung reaksi
Bahan
1. Contoh tanah 0,5 mm
2. Larutan gentian violet
3. Larutan eosin red
39
c. Pelaksanaan Praktikum
1. Ambil tabung reaksi, diisi dengan tanah 0,5 mm dan
tambahkan larutan gentian violet setinggi 5 cm dari alas
tabung.
2. Kocok selama 2 menit, kemudian biarkan tanah mengendap
dan akan tampak tanah yang mengendap beserta filtratnya.
Perhatikan warna filtratnya dan bandingkan dengan kontrol
(larutan gentian violet tanpa tanah).
3. Ulangi langkah tersebut dengan larutan eosin red
(perhatikan perubahan warna suspense pada larutan
gentian violet dan eosin red).
4. Bandingkan intensitas warna filtrate antar jenis tanah.
Keterangan :
+ : Warna paling menjauhi kontrol
+++++ : Warna paling mendekati kontrol
40
DAFTAR PUSTAKA
Laboratorium Ilmu Tanah. 2016. Penuntun Praktikum Dasar-dasar
Ilmu Tanah. Purwokerto: Fakultas Pertanian Universitas
Jenderal Soedirman.
Staff Jurusan Tanah. 2004. Buku Petunjuk Praktikum Dasar-dasar
Ilmu Tanah. Yogyakarta: Fakultas Pertanian Universitas
Gadjah Mada.
Susilo., Purwanto, B. H., Handayani, S., Utami, S. N. H., dan
Yuwono, N, W. 2004. Bahan Asistensi Praktikum Dasar-
dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada.
Tim Dosen Jurusan Tanah. (ed) Agustina, C et. al. 2012. Panduan
Praktikum Dasar Ilmu Tanah. Malang: Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya.
41
Lampiran 1. Tabel Hubungan Suhu dengan BJ Air
Suhu (°C) BJ Air (g/cm3)
16 0.999
17 0.999
18 0.999
19 0.998
20 0.998
21 0.998
22 0.998
23 0.998
24 0.997
25 0.997
26 0.997
27 0.997
28 0.996
29 0.996
30 0.996
31 0.995
32 0.995
33 0.995
34 0.994
35 0.994 36 0.994
37 0.993
38 0.993
39 0.993
40 0.992
41 0.992
42 0.991
42
Lembar Kerja 1. Hasil Pengamatan Kadar Lengas Tanah Kering
Angin
Kelompok :
Jenis Tanah :
Kadar Lengas Tanah Kering Angin
Diameter
Tanah
a b c b – c c – a KL (%) Rerata
(%)
2 mm
0,5 mm
Gumpalan
43
Lembar Kerja 2. Hasil Pengamatan Struktur Tanah
1. Berat Volume (BV) Tanah
Ulangan a (g) b (g) p (ml) q (ml) r (ml) BV
(gr/cm3)
Rata-rata
2. Berat Jenis (BJ) Tanah
Ulangan A
(g)
b
(g)
T1
(°C)
BJ1 c
(g)
d
(g)
T2
(°C)
BJ2 BJ
(gr/cm3)
Rata-rata
3. Porositas Tanah (n)
Maka, nilai n =
44
Lembar Kerja 3. Hasil Pengamatan Tekstur Tanah dan
Konsistensi Tanah Kualitatif
Jenis
Tanah
Tekstur
Tanah
Konsistensi
Kering
Konsistensi Basah
Kelekatan Plastisitas
45
Lembar Kerja 4. Hasil Pengamatan Warna Tanah
Jenis
Tanah
Notasi Warna Nama
Warna Hue Value Chroma
46
Lembar Kerja 5. Hasil Pengamatan pH Tanah
Jenis Tanah pH H2O pH KCl
47
Lembar Kerja 6. Hasil Pengamatan Muatan Tanah (KPK dan
KPA Tanah)
Jenis Tanah Gentian Violet Eosin Red