Dasar Kewarisan dalam Islam

11
DASAR-DASAR KEWARISAN DALAM ISLAM

description

 

Transcript of Dasar Kewarisan dalam Islam

Page 1: Dasar Kewarisan dalam Islam

DASAR-DASAR KEWARISAN DALAM

ISLAM

Page 2: Dasar Kewarisan dalam Islam

Disusun oleh :1. Meiga Suraidha

2 Kristalina Kismadewi

3. Kurnia Setyo Putri

4. Edi Raharjo

Page 3: Dasar Kewarisan dalam Islam

B. Sebab-Sebab dan Halangan Waris Mewarisi

A. Ilmu Mawaris

C. Permasalahan Ahli Waris

DASAR-DASAR KEWARISAN DALAM ISLAM

Page 4: Dasar Kewarisan dalam Islam

Ilmu MawarisIlmu Mawaris1.1.Pengertian dan Hukum MawarisPengertian dan Hukum MawarisMenurut bahasa kata mawaris berarti harta warisan yang Menurut bahasa kata mawaris berarti harta warisan yang ditinggalkan oleh mayit. Sedangkan menurut istilah kata ditinggalkan oleh mayit. Sedangkan menurut istilah kata mawaris berarti ilmu yang membahas mengenai hal-hal mawaris berarti ilmu yang membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembagian harta peninggalan. yang berkaitan dengan pembagian harta peninggalan. Hukum mempelajari ilmu waris adalah fardlu kifayah.Hukum mempelajari ilmu waris adalah fardlu kifayah.

2. Kedudukan Ilmu Mawaris2. Kedudukan Ilmu MawarisIlmu mawaris dalam agama islam mempunyai kedudukan Ilmu mawaris dalam agama islam mempunyai kedudukan yang sangat penting karena dengan membagi harta warisan yang sangat penting karena dengan membagi harta warisan secara benar maka salah satu urusan hak adami manusia secara benar maka salah satu urusan hak adami manusia bisa terselesaikan secara baik. Sebagaimana dijelaskan bisa terselesaikan secara baik. Sebagaimana dijelaskan bahwa manusia itu akan dihadapkan pada hak dan bahwa manusia itu akan dihadapkan pada hak dan kewajiban, yaitu dengan Allah dan dengan manusiakewajiban, yaitu dengan Allah dan dengan manusia

Page 5: Dasar Kewarisan dalam Islam

3. Hikmah mawaris3. Hikmah mawaris

Hikmah pokok dari disyariatkannya pembagian warisan adalah Hikmah pokok dari disyariatkannya pembagian warisan adalah terciptanya saling tolong dan membantu dan saling berpesan kebenaran terciptanya saling tolong dan membantu dan saling berpesan kebenaran dan keadilan diantara kerabat keluarga. Hikmah khusus dari pembagian dan keadilan diantara kerabat keluarga. Hikmah khusus dari pembagian warisan adalah sebagai berikut:warisan adalah sebagai berikut:

1. 1. Upaya meneruskan (mengganti) kedudukan mayat dalam martabat Upaya meneruskan (mengganti) kedudukan mayat dalam martabat dan kemuliaan, karena setiap orang pasti berusaha agar mendapatkan dan kemuliaan, karena setiap orang pasti berusaha agar mendapatkan keturunan yang bisa menempati kedudukan dan martabatnya apabila keturunan yang bisa menempati kedudukan dan martabatnya apabila ia sudah meninggalia sudah meninggal

2. 2. Terciptanya rasa pengabdian, kasih sayang, dan persaudaraan di Terciptanya rasa pengabdian, kasih sayang, dan persaudaraan di antara kerabat keluarga.antara kerabat keluarga.

3. 3. Mengamalkan ayat-ayat al-Qur’an dan as-Sunnah Rasul yang Mengamalkan ayat-ayat al-Qur’an dan as-Sunnah Rasul yang terkait dengan harta warisan karena di dalam pengamalan tersebut terkait dengan harta warisan karena di dalam pengamalan tersebut terkandung nilai-nilai keadilan, kedamaian dan kebersamaan di terkandung nilai-nilai keadilan, kedamaian dan kebersamaan di dalam keluarga sesuai dengan kodrat dan tanggung jawabnya.dalam keluarga sesuai dengan kodrat dan tanggung jawabnya.

Page 6: Dasar Kewarisan dalam Islam

Sebab-Sebab dan Halangan Waris Mewarisi1. Sebab-sebab waris mewarisi

Seseorang tidak akan mempunyai hak waris mewarisi kecuali adanya salah satu dari empat sebab di bawah ini.

a. Sebab Nasab

b. Sebab Pernikahan yang sah

c. Sebab Wala’

d. Sebab Kesamaan Agama

2. Halangan waris mewarisi

Halangan waris mewarisi adalah seorang ahli waris yang semestinya mendapatkan harta warisan tetapi terhalang karena adanya sebab-sebab tertentu. Sebab-sebab tersebut adalah

a.Pembunuh

b.Budak

c.Perbedaan Agama

Page 7: Dasar Kewarisan dalam Islam

Permasalahan Ahli Waris

1. Ahli waris a. Ahli Waris Laki-Laki ada 15, mereka adalah sebagai berikut:• Anak laki-laki• Cucu laki-laki dari anak laki-laki, terus ke bawah• Bapak• Kakek atau bapak dari bapak, terus ke atas• Saudara laki-laki sekandung• Saudara laki-laki sebapak• Saudara perempuan seibu• Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung• Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah• Paman atau saudara laki-laki sekandung dari bapak• Paman atau saudara laki-laki sebapak dari bapak• Anak laki-laki dari paman sekandung dari bapak • Anak laki-laki dari paman sebapak saja dari bapak• Suami• Tuan laki-laki yang memerdekakan budak

Semua ahli waris, baik yang mendapatkan bagian tertentu (dzawil furudl) maupun yang asabah (mendapatkan sisa), baik yang bisa terhalangi (mahjub) maupun yang tidak bisa terhalangi secara global dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 8: Dasar Kewarisan dalam Islam

b. Ahli Waris Perempuan ada 10, mereka adalah sebagai berikut:

• Anak perempuan • Cucu perempuan dari anak laki-laki ke bawah• Ibu• Nenek atau ibu dari bapak, terus ke atas• Nenek atau ibu dari ibu, terus ke atas• Saudara perempuan sekandung• Saudara perempuan sebapak saja• Saudara perempuan seibu saja• Istri• Tuan perempuan yang memerdekakan budak

Page 9: Dasar Kewarisan dalam Islam

2. Dzawil Furudl dan Asabaha. Dzawil furudl adalah orang-orang dari ahli waris yang mendapatkan bagian tertentu sebagaimana disebut di atas, yang juga disebut ”Ashabul Furudl”.b. Asabah Menurut bahasa asabah adalah bentuk jama’ dari “ashib” yang artinya mengikat, menguatkan hubungan kerabat atau nasab. Menurut syara’ asabah adalah orang-orang yang tidak mendapatkan bagian tertentu (bukan dzawil furudl). Adapun macamnya asabah itu ada tiga, yaitu sebagai berikut:1. Orang yang menerima sisa harta warisan dengan sendirinya. 2. Asabah bil ghair 3. Asabah ma’al Ghair

3. HijabMenurut bahasa hijab berarti cegahan atau halangan. Menurut syara’ hijab adalah halangan bagi seorang ahli waris untuk mendapatkan harta warisan, baik terhalang semuanya atau sebagian harta, baik karena adanya ahli waris lain atau karena sebab-sebab tertentu. Ahli waris yang kehilangan haknya tersebut disebut ”mahjub”, dan yang menghalangi disebut ”hajib”.

Page 10: Dasar Kewarisan dalam Islam

Ketentuan Pembagian Warisan

1. Ahli waris yang mendapat bagian (seperdelapan)

2. Ahli waris yang mendapat bagian (seperenam)

3. Ahli waris yang mendapat bagian (seperempat)

4. Ahli waris yang mendapat bagian (sepertiga)

5. Ahli waris yang mendapat bagian (seperdua)

6. Ahli waris yang mendapat bagian (duapertiga)

Page 11: Dasar Kewarisan dalam Islam