denver test

21
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 1-2 tahun 1. Pengertian Perkembangan Perkembangan adalah perubahan tingkah laku dan kebiasaan yang terjadi selama hidup dalam diri seseorang dari yang rendah sampai ke tahap tinggi melalui proses pertumbuhan, pembelajaran, peningkatan kompetensi serta kemampuan beradaptasi (Hockenberry, et al., 2008). Menurut Soetjiningsih, et al. (2002) perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, bicara dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah bertambahnya kemampuan fungsi tubuh yang dapat dilihat dari berbagai aspek perkembangan seperti motorik, verbal, dan sosial sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan sekitar serta hasil dari proses pertumbuhan. Perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif yang perubahannya terarah dan teratur sehingga menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan yang terjadi dalam diri anak tersebut, ini akan mempengaruhi anak dengan bertambahnya usia mereka (Hurlock, 2000). Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi individu, dan merupakan indikator penting dalam menilai kualitas hidup anak. Oleh karena itu perkembangan anak harus dipantau secara berkala (Pusponegoro, et al., 2005). Frakenburg, et al., (1981) dalam Soetjiningsih, et al. (2002) melalui DDST (Denver Developmental Screening Test ) mengemukakan 4

description

denver test berguna sebagai screening untuk mengetahui gangguan perkembangan pada anak namun bukan sebagai diagnostik tools.

Transcript of denver test

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 1-2 tahun

    1. Pengertian Perkembangan

    Perkembangan adalah perubahan tingkah laku dan kebiasaan yang

    terjadi selama hidup dalam diri seseorang dari yang rendah sampai ke tahap

    tinggi melalui proses pertumbuhan, pembelajaran, peningkatan kompetensi

    serta kemampuan beradaptasi (Hockenberry, et al., 2008).

    Menurut Soetjiningsih, et al. (2002) perkembangan adalah

    bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang

    lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai

    hasil dari proses pematangan. Termasuk juga perkembangan emosi,

    intelektual, bicara dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

    lingkungannya.

    Kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan

    adalah bertambahnya kemampuan fungsi tubuh yang dapat dilihat dari

    berbagai aspek perkembangan seperti motorik, verbal, dan sosial sebagai

    akibat dari interaksi dengan lingkungan sekitar serta hasil dari proses

    pertumbuhan.

    Perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan

    kuantitatif yang perubahannya terarah dan teratur sehingga menunjukkan

    adanya hubungan nyata antara perubahan yang terjadi dalam diri anak

    tersebut, ini akan mempengaruhi anak dengan bertambahnya usia mereka

    (Hurlock, 2000). Perkembangan anak menggambarkan peningkatan

    kematangan fungsi individu, dan merupakan indikator penting dalam

    menilai kualitas hidup anak. Oleh karena itu perkembangan anak harus

    dipantau secara berkala (Pusponegoro, et al., 2005).

    Frakenburg, et al., (1981) dalam Soetjiningsih, et al. (2002) melalui

    DDST (Denver Developmental Screening Test) mengemukakan 4

  • 9

    parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak

    yaitu :

    a. Personal social (kepribadian/tingkah laku sosial)

    Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi

    dan berinteraksi dengan lingkungannya.

    b. Gerak motor halus (fine motor adaptive)

    Aspek yang berhungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

    sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

    tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan

    koordinasi yang cermat serta tidak memerlukan banyak tenaga

    misalnya main puzzle, menempel, dan menggunting.

    c. Bahasa (language)

    Aspek yangberhubungan dengan kemampuan untuk memberikan

    respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.

    d. Perkembangan motorik kasar (gross motor)

    Aspek yang behubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh yang

    melibatkan sebagian besar bagian tubuh karena dilakukan oleh otot-

    otot yang lebih besar sehingga memerlukan cukup tenaga misalnya

    berlari dan berjalan.

    Pada umumnya anak memiliki pola perkembangan normal yang

    merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi

    perkembangan anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

    anak dapat dibagi menjadi 2, yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar

    (eksternal):

    a. Faktor dalam (internal)

    Menurut Adriana (2011), beberapa faktor internal yang dapat

    mempengaruhi perkembangan anak antara lain:

    1) Genetik

    Genetik adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi

    ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh

  • 10

    pada tumbuh kembang anak seperti kerdil dan keterbalakangan

    mental.

    2) Keluarga

    Ada kecendungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi,

    pendek, gemuk dan kurus. Anaknya juga memiliki postur tubuh

    seperti keluarganya.

    3) Umur

    Kecepatan perkembangan yang pesat adalah masa prenatal, tahun

    pertama kehidupan dan masa remaja

    4) Jenis kelamin

    Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat

    daripada laki-laki.

    b. Faktor luar (eksternal)

    Faktor luar yang berasal lingkungan anak juga bisa mempengaruhi

    perkembangan anak. Adriana (2011), mengemukakan beberapa faktor

    eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan anak antara lain:

    1) Faktor prenatal

    a) Gizi

    Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan

    mempengaruhi perkembangan janin.

    b) Mekanis

    Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan

    kongenital seperti club foot.

    c) Toksin/zat kimia

    Beberapa obat-obatan seperti aminopterin, thalidomid dapat

    menyebabkan kelainan kongenital seperti palastoskisis.

    d) Radiasi

    Paparan sinar rontgen dapat menyebabkan kelainan pada janin

    seperti spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota

    gerak, kelainan kongenital mata, kelainan jantung.

  • 11

    e) Psikologi ibu

    Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan

    mental terhadap ibu hamil dan lain-lain.

    2) Faktor Persalinan

    Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia

    dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak (Soetjiningsih, et al.,

    2002).

    3) Faktor Pasca Salin

    Menurut Adriana (2011), faktor pasca salin dibagi menjadi berikut:

    a) Gizi

    Untuk tumbuh kembang anak diperlukan zat makanan yang

    adekuat.

    b) Penyakit kronis/kelainan kongenital

    Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan

    retardasi perkembangan jasmani.

    c) Lingkungan dan kimia

    Lingkungan adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi

    sebagai penyedia kebutuhan dasar anak, lingkungan pengasuhan

    seperti interaksi ibu dan anak sangat mempengaruhi tumbuh

    kembang anak. Sanitasi lingkungan yang kurang baik,

    kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia

    tertentu juga mempunyai dampak yang negatif bagi

    perkembangan anak.

    d) Psikologis

    Hubungan anak dengan orang di sekitarnya. Seorang anak yang

    tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu

    merasa tertekan, akan mengalami hambatan dalam

    perkembangannya.

  • 12

    e) Endokrin

    Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan

    menyebabkan anak mengalami pertumbuhan dan

    perkembangan.

    f) Sosio-ekonomi

    Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan,

    kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan akan

    menghambat perkembangan anak.

    g) Stimulasi

    Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulus

    khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan,

    sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain

    terhadap kegiatan anak (Soetjiningsih, et al., 2002).

    Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua peistiwa yang

    berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, pertumbuhan

    mempunyai dampak aspek fisik sedangkan perkembangan berkaitan

    dengan pematangan fungsi organ tubuh (Soetjiningsih, et al., 2002). Pada

    setiap anak kedua peristiwa ini tidak selalu mempunyai proses yang sama,

    ada beberapa anak yang mengalami dalam gangguan perkembangan.

    Menurut buku Depkes RI (2010) beberapa gangguan yang sering

    ditemukan pada perkembangan anak adalah:

    a. Gangguan bicara dan bahasa

    Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan

    anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan

    atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan

    kognitif, motorik, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak.

    kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan

    berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.

    b. Cerebral palsy

    Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak

    progresif, yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan sel-

  • 13

    sel motorik pada susunan syaraf pusat yang sedang tumbuh/belum

    selesai pertumbuhannya.

    c. Sindrom down

    Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal

    mempunyai kecerdasan yang terbatas atau dikenal dengan

    keterbelakangan mental. Ini menyebabkan perkembangan lebih lambat

    dari anak yang normal.

    d. Perawakan pendek (Sort stature)

    Sort stature atau perawakan pendek merupakan suatu terminologi

    mengenai tinggi bandan berada dibawah normal pada kurva

    pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut. Penyebab dapat

    dikarenakan gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau

    kelainan endokrin.

    e. Gangguan autisme

    Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya

    muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi

    seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas

    dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan

    perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang

    interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.

    f. Retardasi mental

    Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah

    (IQ

  • 14

    2. Anak Usia 1-2 Tahun

    Menurut Hockenberry, et al. (2008) istilah terrible twos sering

    digunakan untuk menjelaskan masa toddler, yaitu periode dari usia 12-36

    bulan. Masa ini merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif karena

    anak berusaha mencari tahu bagaimana semua terjadi dan bagaimana

    mengontrol orang lain melalui perilaku mencari perhatian dan negativisme

    (pernyataan tegas terhadap suatu kebutuhan). Perilaku ini bisa menjadi

    sangat menantang bagi orang tua dan anak karena masing masing belajar

    untuk mengetahui satu sama lain dengan lebih baik.

    Masa ini seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan

    perkembangan selama pengasuhan, pemeliharaan dan bimbingan dari orang

    tuanya. Anak akan belajar mengembangkan keterampilan motorik, dengan

    merangkak, berdiri, berjalan, melompat dan berlari. Kegiatan yang cukup

    menyenangkan bagi masa anak ini adalah bermain-main. Dengan bermain

    anak mampu mengembangkan keterampilan motorik, kecerdasan, inisiatif,

    imajinasi, kreativitas, bakat, dan kemampuan sosialisasi (Patmonodewo,

    2003). Selain itu, ciri yang spesifik pada usia toddler ini adalah si anak

    masih memiliki kelekatan emosi dengan orang tua, takut berpisah dari orang

    tua, biasanya suka membuat cerita yang tak masuk akal, berbohong dan

    egosentris. Apa yang didinginkan berpusat pada diri sendiri (Dariyo, 2007).

    Usia toddler merupakan masa dimana anak memerlukan kebutuhan

    dasar yang harus dipenuhi untuk mencari perkembangan selanjutnya.

    Soetjiningsih, et al. (2002) menggolongkan kebutuhan dasar anak usia

    toddler menjadi 3 kebutuhan dasar yaitu kebutuhan asuh (kebutuhan fisik-

    biomedis), asih (kebutuhan emosi dan kasih sayang), dan asuh (stimulasi).

    a. Asuh (Kebutuhan fisik-biomedis)

    Yang termasuk kebutuhan asuh menurut Nursalam, et al. (2005) adalah:

    1) Nutrisi yang mencukupi dan seimbang

    Pemberian nutrisi yang mencukupi pada anak haruslah dimulai sejak

    dalam kandungan, untuk memperoleh kebutuhan nutrisi yang baik

    toddler haruslah tercukupi kebutuhan protein dan kalori untuk

  • 15

    perkembanganya. Karena proteindan kalori membantu pertumbuhan

    jaringan otot dan tingkat aktivitas yang tinggi.

    2) Perawatan kesehatan dasar

    Untuk mencapai kesehatan anak yang optimal diperlukan beberapa

    upaya misalnya imunisasi, kontrol ke Puskesmas/Posyandu secara

    berkala, dan diperiksakan bila sakit. Dengan upaya tersebut, keadaan

    kesehatan anak dapat dipantau secara dini, sehingga bila ada

    kelainan maka anak segera mendapat penanganan yang benar

    (Nursalam, et al., 2005).

    3) Pakaian

    Usia 1-2 tahun perlu mandapat pakaian yang bersih dan nyaman

    untuk dipakai. Karena aktivitas anak usia toddler lebih banyak,

    hendaknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap

    keringat.

    4) Perumahan

    Dengan memberikan tempat tinggal yang layak maka hal tersebuut

    akan membantu anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

    Tempat tinggal yang layak tidak berarti rumah yang berukuran besar,

    tetapi bagaimana upaya kita untuk mengatur rumah menjadi sehat,

    cukup ventilasi serta terjaga kebersihan dan kerapiannya.

    5) Higiene diri dan lingkungan

    Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti sudah

    mengurangi resikotertularnya berbagai penyakit infeksi. Selain itu

    lingkungan yang bersih akan memberikan kesempatan kepada anak

    untuk melakukan aktivitas bermain secara aman.

    6) Kesegaran jasmani (olah raga dan rekreasi)

    Aktivitas olah raga dan rekreasi digunakan untuk melatih kekuatan

    oto-otot tubuh dan membuang sisa metabolisme, selain itu juga

    membantu meningkatkan motorik anak usia toddler, dan aspek

    perkembangan lainnya. Aktivitas olah raga dan rekreasi bagi anak

  • 16

    usia toddler merupakan aktivitas bermain yang menyenangkan

    (Adriana, 2011).

    b. Asih (Kebutuhan emosi dan kasih sayang)

    Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang dapat dimulai

    sedini mungkin, ikatan emosi dan kasih sayang yang erat antara orang tua

    dan anak yang erat dapat berguna menentukan perilaku anak di kemudian

    hari, dan juga dapat membantu merangsang otak anak serta merangsang

    perhatian anak terhadap dunia luar (Nursalam, et al., 2005). Kebutuhan

    asih yang dapat diberikan oleh orang tua pada anak menurut Nursalam, et

    al. (2005) meliputi:

    1) Kasih sayang orang tua

    Orang tua yang harmonis akan mendidik dan membimbing anak

    dengan penuh kasih sayang. Kasih sayang tidak berarti memanjakan

    atau tidak pernah memarahi, tetapi bagaimana orang tua

    menciptakan hubungan yang hangat dengan anak, sehingga anak

    merasa aman dan senang

    2) Rasa aman

    Adanya interaksi yang harmonis antara orang tua dan anak akan

    memberikan rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitas sehari-

    hari.

    3) Harga diri

    Setiap anak ingin diakui keberadan dan keinginannya. Apabila anak

    diacuhkan, maka hal ini dapat menyebabkan frustasi.

    4) Dukungan atau dorongan

    Dalam melakukan aktivitas, toddler perlu memperoleh dukungan

    dari lingkungannya. Apabila orang tua sering melarang aktivitas

    yang akan dilakukan, maka hal tersebut dapat menyebabkan anak

    ragu-ragu dalam melakukan setiap aktivitasnya. Selain itu orang tua

    perlu memberikan dukungan agar anak dapat mengatasi stressor atau

    masalah yang dihadapi.

  • 17

    5) Mandiri

    Agar anak usia toddler menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak

    awal anak harus dilatih untuk tidak selalu tergantung pada

    lingkungannya. Dalam melatih anak untuk mandiri tentunya harus

    menyesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan anak.

    6) Rasa memiliki

    Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap barang-

    barang yang dipunyainya, sehingga anak tersebut akan mempunyai

    rasa tanggung jawab untuk memelihara barangnya.

    c. Asah (kebutuhan stimulasi)

    Stimulasi adalah perangsangan dari luar anak yang berupa latihan

    dan bermain, ini merupakan pendidikan dan pelajaran yang diperoleh

    anak dari orang disekitarnya (Soetjiningsih, et al., 2002). Stimulasi

    adalah kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan

    perkembangan anak usia toddler. Anak yang mendapat stimulasi tararah

    dan taratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang

    kurang mendapat stimulasi. Pemberian stimulus ini dapat diberikan

    sedini mungkin supaya otak akan lebih cepat berkembang, asah

    merupakan kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang

    dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan (Nursalam, et al.,

    2005).

    Periode terpenting dalam perkembangan anak adalah usia toddler.

    Karena pada masa ini perkembangan dasar anak seperti kemampuan bahasa,

    kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat

    cepat dan akan mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya

    (Soetjiningsih, et al., 2002).

    3. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 1-2 tahun

    Perkembangan motorik kasar merupakan suatu rangakaian

    peningkatan keterampilan dan kapasitas organ tubuh yang bisa dilihat secara

    fisik seperti barlari, berjalan, melompat, dan menendang bola. Kegiatan ini

  • 18

    dipengaruhi oleh otot-otot besar yang memerlukan tenaga untuk

    menggerakkan sebagian atau seluruh anggota tubuh (Santrock, 2007).

    Perkembangan ini bisa menjadi suatu masalah bila tidak dipantau

    dalam setiap tahapan umur anak terutama masa toddler, karena masa ini

    merupakan masa kritis bagi perkembangan anak. Masa kritis yaitu dimana

    anak perlu rangsangan/stimulasi yang berguna agar potensi gerak motor

    kasar anak dapat berkembang optimal untuk tahapan perkembangan

    selanjutnya (Soetjiningsih, et al., 2002).

    Perkembangan motorik kasar anak usia toddler perlu mendapat

    stimulasi yang terarah dari orang terdekat anak seperti orang tua untuk

    mancapai perkembangan anak yang optimal di usianya. Menurut Depkes RI

    (2010), berikut adalah beberapa perkembangan motorik kasar anak yang

    harus dicapai untuk usia 1-2 tahun:

    1) Usia 1 tahun

    a) Anak sudah bisa jalan berpegangan

    b) Anak sudah bisa menggelindingkan bola kecil

    c) Anak sudah bisa merangkak naik dan turun tangga

    d) Berjalan sambil berjinjit

    e) Anak sudah bisa melempar dan menangkap bola

    f) Anak sudah bisa berjalan mundur sambil berpegangan

    2) Usia 2 tahun

    a) Anak sudah bisa berjalan sendiri

    b) Anak sudah bisa melompat-lompat

    c) Anak sudah bisa naik tangga dan berlari

    d) Menjaga keseimbangan tubuh

    e) Menendang bola

    4. Cara Mengukur Perkembangan Motorik Kasar

    a. Denver II

    Denver II adalah salah satu tes untuk mengetahui keterlambatan

    perkembangan anak (Adriana, 2011). Dalam Denver II ini aspek

    perkembangan yang dapat diukur yaitu: Personal social

  • 19

    (kepribadian/tingkah laku sosial), gerak motor halus (fine motor

    adaptive), perkembangan bahasa (language), perkembangan motorik

    kasar (gross motor). Kemudian untuk cara pengukuran dan penilaian

    dapat diketahui sebagai berikut:

    1) Tentukan umur anak saat pemeriksaan

    2) Tarik garis lurus dengan menggunakan pensil dan penggaris yang

    ada apada lembar DDST sesuai umur anak

    3) Pada lembar observasi sektor perkembangan motorik kasar terdapat

    2 warna yaitu putih dan biru, apabila garis lurus yang memotong

    dilembar observasi di bagian warna biru maka anak harus sudah

    bisa melakukan perkembangan tersebut, dan apabila anak belum

    bisa melakukan perkembangan tersebut maka anak dikatakan delay

    / terjadi keterlambatan.

    4) Untuk penilaiannya adalah lulus (passed=P), gagal (fail=F), yang

    selanjutnya hasil tes diklasifikasikan kedalam normal dan delay

    (keterlambatan). Normal bila anak mampu melakukan semua tes

    yang diberikan, dan delay (keterlambatan) bila anak tidak mampu

    melakukan satu atau lebih tes yang diberikan.

    b. KPSP

    KPSP (Kuesioner Pra Skrening Perkembangan) merupakan tes

    pemeriksaan perkembangan anak dengan menggunakan kuesioner

    (Depkes RI, 2010). Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk

    mengetahui perkembangan anak normal atau menyimpang.

    Pemeriksaan ini dilakukan oleh petugas kesehatan, guru TK, dan

    petugas PAUD yang terlatih, adapun cara mengisi kuesionernya adalah

    sebagai berikut:

    1) Siapkan formulir KPSP menurut umur anak, formulir ini berisi 9-10

    pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai

    oleh anak.

    2) KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu:

    a) Pertanyaan yag dijawab oleh ibu atau pengasuh anak

  • 20

    b) Perintah kepada ibu atau pengasuh anak untuk melaksanakan

    tugas yang tertulis pada KPSP.

    3) Pastikan orang tua atau pengasuh anak mengerti apa yang

    ditanyakan kepadanya.

    4) Setiap pertanyaan hanya ada satu jawaban yaitu ya atau tidak,

    dan setelah selesai periksa kembali apakah semua pertanyaan sudah

    terisi.

    5) Kemudian untuk hasil interpretasinya adalah hitung berapa jumlah

    ya dan berapa jumlah tidak. Apabila jumlah ya lebih dari 8

    maka perkembangan anak dikatakan normal, dan bila jumlah

    tidak lebih dari 2 maka dapat dikatakan anak tersebut mengalami

    penyimpangan.

    B. Stimulasi Orang Tua

    1. Pengertian Stimulasi

    Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar

    anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mandapat

    stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan.

    Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang

    merupakan orang terdekat dengan anak, anggota keluarga lain dan

    kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing masing dan

    dalam kehidupan sehari hari. Kemampuan dasar anak yang dirangsang

    dengan stimulasi adalah kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus,

    kemampuan bicara, kemampuan bicara, dan kemampuan sosialisasi (Depkes

    RI, 2010).

    Menstimulasi perkembangan keterampilan anak sangat penting,

    terutama dalam mengasah aspek psikomotorik anak. Aspek psikomotorik

    anak sangat berperan dalam aspek kognitif dan afektif anak, sebab dengan

    melatih keterampilan gerak anak, anak akan menjadi lebih aktif, pola

    pikirnya berkembang dan tubuhnya akan menjadi sehat (Zaviera, 2008).

    Stimulasi dari orang terdekat seperti orang tua sangatlah dibutuhkan anak

  • 21

    untuk mancapai perkembangan yang optimal di usianya. Anak yang

    mendapat stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang

    dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat stimulasi (Soetjiningsih,

    et al., 2002).

    Dalam buku Depkes RI (2010) terdapat prinsip dasar dalam

    memberikan stimulasi, yaitu :

    a) Stimulasi dilakukan dengan landasan rasa cinta dan kasih sayang

    b) Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik, karena anak akan

    meniru tingkah lakuorang orang terdekat dengannya

    c) Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak

    d) Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi,

    menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman

    e) Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak,

    terhadap ke 4 aspek kemampuan dasar anak

    f) Gunakan alat bantu / permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar

    anak

    g) Beri kesempatan yang sama pada anak laki laki dan perempuan

    h) Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya

    Aktivitas sensori motor merupakan bagian yang berkembang paling

    dominan pada masa toddler, perkembangan ini didukung oleh

    stimulasi/rangsangan yang berasal dari luar diri anak tersebut. Menurut

    Nursalam, et al. (2005) macam-macam stimulasi yang dapat diberikan orang

    tua pada anaknya adalah:

    a) Stimulasi Visual

    Merupakan stimulasi awal yang penting pada tahap permulaan

    perkembangan anak karena anak akan meningkatkan perhatiannya pada

    lingkungan sekitar melalui penglihatannya.

    b) Stimulasi Auditif

    Merupakan stimulasi yang diberikan dengan suara-suara untuk melatih

    pendengaran dan perilaku anak sehingga anak akan terbiasa dengan

    yang mereka dengar dari sekitar mereka, disini orang tua berperan

  • 22

    penting dalam stimulasi ini karena semua yang diucapkan orang di

    sekitar anak seperti orang tua akan di rekam oleh otak anak.

    c) Stimulasi verbal

    Merupakan stimulasi suara yang diberikan oleh orang disekitar anak.

    Stimulasi ini merupakan kelanjutan dari stimulasi auditif karena setelah

    anak mendengar ucapan-ucapan dari orang sekitar, maka anak akan

    meniru ucapan tersebut dan tidak jarang anak juga akan melakukan

    perintah yang sesuai dengan yang di ucapkan.

    d) Stimulasi Taktil

    Adalah stimulasi yang yang mencakup tentang perhatian dan kasih

    sayang yang diperlukan oleh anak. Stimulus ini akan menimbulkan rasa

    aman dan percaya diri pada anak sehingga anak akan lebih responsif

    dan berkembang.

    2. Orang Tua

    Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ibu dan ayah,

    dan merupakan hasil dari sebuah ikatan pernikahan yang sah yang dapat

    membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk

    mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai

    tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan

    bermasyarakat.

    Orang tua mempunyai peran masing-masing dalam keluarga. Ibu

    didalam keluarga sebagai penanggung jawab utama atas anak, karena ibu

    lebih sering berinteraksi dengan anak dan ibu juga mempunyai kasih yang

    besar terhadap anak, dan pekerjaan rumah tangga dibanyak keluarga juga

    msih dibebankan pada ibu (Santrock, 2007). Sedangkan ayah dalam

    keluarga mempunyai peran sebagai kepala keluarga, dan bertanggung jawab

    atas pengajaran moral pada anak, ayah juga mempunyai posisi sebagai

    pencari nafkah bagi keluarga (Santrock, 2007).

    Orang tua merupakan tempat utama bagi pembentukan

    perkembangan, karena semua kegitan orang tua akan ditiru oleh anak.

    Semua anak akan melalui tahapan masa meniru, dalam sama tersebut orang

  • 23

    tua memiliki peranan penting untuk memberikan batasan dan mengajarkan

    pada anak hal mana saja yang dapat diterima oleh norma umum/ditanamkan

    orang tua pada anak akan banyak mempengaruhi konsep dan perilaku yang

    anak akan jalani. Karena apabila sang anak meniru hal-hal yang buruk saat

    menjalani masa ini orang tua harus segera memperbaiki perilaku sang anak.

    Tentu upaya yang dilakukan harus mempertimbangkan usia anak. Melalui

    pengoreksian, anak akan mengenal batasan-batasan yang tidak boleh

    dilanggar (Harjaningrum dan Dyah, 2007).

    Peran orang tua dalam hal mendidik anak sudah seharusnya berada

    pada urutan pertama, karena orang tualah yang paling mengerti benar akan

    sifat-sifat baik dan buruk anak-anaknya, apa saja yang mereka sukai dan apa

    saja yang mereka tidak sukai. Orang tua adalah yang pertama kali tahu

    bagaimana perubahan dan perkembangan karakter dan kepribadian anak-

    anaknya, hal-hal apa saja yang membuat anaknya malu dan hal-hal apa saja

    yang membuat anaknya takut (Setiawan, 2009). Menstimulasi anak sedini

    mungkin merupakan hal yang harus dilakukan oleh orang tua, karena

    dengan stimulasi dini otak akan lebih mendapat rangsangan dan akan lebih

    cepat berkembang, dan sebaiknya stimulasi dilakukan setiap berinteraksi

    dengan anak misalnya ketika memadikan, ketika bermain dengan anak,

    ketika menonton TV, dan menjelang tidur (Zaviera, 2008).

    Orang tua mempunyai fungsi penting dalam membesarkan anak,

    karena orang tua merupakan pengasuh anak sejak dari lahir hingga tumbuh

    dewasa, sehingga pembentuk kepribadian dasar anak bersumber dari

    pendidikan yang diberikan orang tua pada anak sejak dini. Menurut

    Suprajitno (2004), fungsi orang tua dapat dikelompokkan menjadi sebagai

    berikut:

    a) Merawat

    Orang tua memiliki tanggung jawab untuk merawat anak-anaknya

    semenjak dia lahir hingga mereka mampu merawat dirinya sendiri.

    Memakaikannya baju, memberinya makan, memandikannya, serta

    berbagai hal untuk memastikan kesehatan fisik & psikisnya selalu

  • 24

    terjaga sehingga bisa tumbuh & berkembang dengan baik dan

    sempurna.

    b) Pelindung/penjaga

    Orang tua akan selalu melindungi dan menjaga anak-anaknya dari

    berbagai gangguan, baik internal maupun eksternal agar sang anak

    selalu dalam kondisi aman. Gangguan internal yang datang dari dalam

    diri anak itu sendiri misalnya berupa penyakit. Orang tua tidak akan

    membiarkan anaknya digerogoti penyakit, ia akan segera mengobatinya

    supaya anaknya kembali sehat. Sedangkan gangguan eksternal bisa

    berasal dari berbagai sumber, entah gangguan saudaranya sendiri,

    teman-temannya, binatang, lingkungan, cuaca, maupun lainnya. Orang

    tualah yang akan selalu berusaha menjaganya hingga dia mampu

    menjaga dirinya sendiri (Suprajitno, 2004).

    c) Pemberi nafkah

    memiliki anak itu memang memerlukan biaya tidak sedikit. Biaya agar

    mereka bisa tumbuh kembang dengan baik, dengan aman & nyaman

    mencapai kedewasaan dan kemandirian. Mulai dari ketika ia bayi

    hingga ia dewasa dan sanggup menafkahi dirinya sendiri, merupakan

    tanggung jawab orang tua untuk menyediakan biayanya.

    d) Pendidik dan pelatih

    Orang tua mendidik anak-anaknya sehingga mereka tahu mana yang

    benar mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, mana

    yang boleh dilakukan dan mana yang tidak. Mendidiknya bersosialisasi

    dan mendorongnya belajar berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal

    untuk kemandiriannya, baik melalui lembaga formal maupun non

    formal. Dariyo (2007) juga menambahkan, bahwa orang tua perlu

    melatih anak-anaknya untuk berbicara, berjalan, merawat & menjaga

    dirinya sendiri, serta berbagai keterampilan dasar lain yang diperlukan,

    hingga melatih mereka untuk mampu hidup mandiri .

  • 25

    e) Pemberi cinta dan kasih sayang

    Semua apa yang dilakukan oleh orang tua, dan kenapa mereka mau

    melakukannya, adalah karena mereka mencintai, menyayangi, dan

    mengasihi anaknya. Nasihat, larangan, dan perintah merupakan wujud

    lain dari rasa sayang orang tua terhadap anaknya walaupun terkadang

    dipahami lain oleh anak-anaknya karena kekurang mengertian mereka.

    Tanpa rasa cinta dan kasih sayang, akan sulit bagi orang tua untuk

    melakukan berbagai hal bagi anak-anaknya. Karena rasa itulah, orang

    tua mau merawat, melindungi, menafkahi, mendidik, dan melakukan

    banyak hal lain demi anak-anaknya (Suprajitno,2004).

    Sebagian besar waktu kehidupan anak dilalui bersama orang tua,

    maka keberhasilan perkembangan anak dipengaruhi oleh cara orang tua

    dalam mendidik anak. Cara didik anak yang salah dapat menyebabkan

    gangguan pada perkembangan anak tersebut. Berikut merupakan tipe-

    tipe/cara orang tua dalam mendidik anak menurut Dariyo (2007), yaitu:

    1) Otoriter

    Cara ini orang tua cenderung mengontrol perilaku dan sikap anak

    melalui perintah yang tidak boleh dibantah. Supaya taat, orang tua tidak

    segan-segan menerapkan hukuman yang keras terhadap anak,. Orang

    tua beranggapan agar aturan itu stabil dan tak berubah, maka seringkali

    tak menyukai tindakan anak yang memprotes, mengkritik, atau

    membantahnya.

    2) Permisif

    Pada tipe ini justru orang tua merasa tidak peduli dan cenderung

    memberi kesempatan serta kebebasan secara luas kepada anaknya.

    Orang tua sering kali menyetujui terhadap semua tuntutan dan

    kehendak anaknya, jadi anak merupakan sentral segala aturan dalam

    keluarga. Dengan demikian orang tua tidak mempunyai kewibawaan.

    Akibatnya segala pemikiran dan pendapat orang tua cenderung tidak

    diperhatikan oleh anak, dan disini orang tua jarang atau bahkan tidak

    pernah menghukum anak.

  • 26

    3) Demokratis

    Tipe ini merupakan gabungan antara tipe permisif dan tipe otoriter.

    Orang tua mengarahkan perilaku dan sikap anak dengan menekankan

    alasan peraturan dan memberikan arahan terhadap sisi

    negatifnya.dengan demikian orang tua dan anak dapat berdiskusi,

    berkomunikasi atau berdebat secara konstruktif, logis, rasional demi

    mencapai kesepakan bersama. Dariyo (2007) juga menambahkan tipe

    demokratis ini akan dapat berjalan secara efektif bila ada 3 syarat yaitu:

    a) Orang tua dapat menjalankan fungsi sebagai orang tua yang memberi

    kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pendapatnya

    b) Anak memiliki sikap yang dewasa yakni dapat memahami dan

    menghargai orang tua sebagai tokoh utama yang memimpin keluarga

    c) Orang tua belajar memberi kepercayaan dan tanggung jawab

    terhadap anaknya

    4) Situasional

    Tipe ini tertutup dan bahkan orang tua tidak tahu apa nama jenis

    tipe/cara pengasuhan yang diberikan, sehingga secara tak beraturan

    menggunakan campuran ke tiga tipe di atas. Jadi tidak ada patokan atau

    parameter khusus yang menjadi dasar bagi orang tua untuk

    menggunakan tipe permisif, otoriter maupun demokratis. Hal ini

    disesuaikan dengan kondisi, situasi, tempat dan waktu bagi setiap orang

    tua yang bersangkutan.

    3. Cara Mengukur Stimulasi Orang Tua

    Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar

    anak secara optimal diusianya. Pengukuran stimulasi dapat dilakukan

    dengan wawancara atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang

    diukur dari subyek penelitian yaitu dari responden. Disini peneliti ingin

    mengetahui sejauh mana interaksi antara orang tua dengan anak, karena

    orang tua merupakan orang terdekat anak yang dapat merangsang

    perkembangan anak untuk berkembang secara optimal (Depkes RI, 2010).

  • 27

    Perkembangan motorik

    kasar anak usia 1-2

    tahun

    C. Kerangka Teori

    Gambar 2.1. Kerangka Teori

    Sumber : Soetjiningsih, et al. (2002), Nursalam, et al. (2005), dan Adriana (2011)

    faktor eksternal

    1. Faktor prenatal a. Gizi b. Mekanis c. Zat kimia d. Radiasi e. Psikologi ibu

    2. Faktor persalinan 3. Faktor pasca salin

    a. Gizi setelah mlahirkan b. Kelainan kongenital c. Lingkungan d. Psikologis anak e. Endokrin f. Sosio-ekonomi g. Stimulasi

    Faktor internal

    1. Genetik 2. Keluarga 3. Umur 4. Jenis kelamin

    Pemenuhan kebutuhan dasar anak :

    1. Asuh (kebutuhan fisik-biomedis),

    2. Asih (kebutuhan emosi dan kasih sayang),

    3. Asah (kebutuhan stimulasi)

  • 28

    D. Kerangka Konsep

    Variabel Perancu :

    - Usia anak

    - Sosio-ekonomi

    Keterangan :

    : Area penelitian

    Gambar 2.2 Kerangka Konsep

    E. Variabel Penelitian

    1. Variabel Bebas

    Dalam penelitian ini yang sebagai variabel bebas/independen adalah

    stimulasi orang tua

    2. Variabel Terikat

    Dalam penelitian ini yang sebagai variabel terikat/dependen adalah

    perkembangan motorik kasar anak usia 1-2 tahun

    F. Hipotesa

    Ada hubungan stimulasi orang tua dengan perkembangan motorik

    kasar anak usia 1-2 tahun.

    Stimulasi Orang Tua Perkembangan Motorik

    Kasar Anak Usia 1-2 tahun