DIAGNOSA TALASEMIA

12
No DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN NOC NIC 1. Ketidakefektif an perfusi jaringan b.d berkurangnya komponen seluler yang menghantarkan oksigen/nutris i Perfusi Jaringan : Perifer Status sirkulasi Kriteria Hasil: Klien menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat yang ditunjukkan dengan terabanya nadi perifer, kulit kering dan hangat, keluaran urin adekuat, dan tidak ada distres pernafasan. 1. Monitor Tanda Vital Definisi: Mengumpulkan dan menganalisis sistem kardiovaskuler, pernafasan dan suhu untuk menentukan dan mencegah komplikasi Aktifitas: Monitor tekanan darah , nadi, suhu dan RR tiap 6 jam atau sesuai indikasi Monitor frekuensi dan irama pernapasan Monitor pola pernapasan abnormal Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit Monitor sianosis perifer 2. Monitor status neurologi Definisi: Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk meminimalkan dan mencegah komplikasi neurologi Aktifitas: Monitor ukuran, bentuk, simetrifitas, dan reaktifitas pupil Monitor tingkat kesadaran klien Monitor tingkat orientasi Monitor GCS Monitor respon pasien terhadap pengobatan Informasikan pada dokter tentang perubahan kondisi pasien 3. Manajemen cairan Definisi: Mempertahankan

description

DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA NIC NOC THALASEMIA

Transcript of DIAGNOSA TALASEMIA

NoDIAGNOSARENCANA KEPERAWATAN

NOCNIC

1.Ketidakefektifan perfusi jaringan b.d berkurangnya komponen seluler yang menghantarkan oksigen/nutrisi

Perfusi Jaringan : PeriferStatus sirkulasiKriteria Hasil:Klien menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat yang ditunjukkan dengan terabanya nadi perifer, kulit kering dan hangat, keluaran urin adekuat, dan tidak ada distres pernafasan.

1.Monitor Tanda VitalDefinisi:Mengumpulkan dan menganalisis sistem kardiovaskuler, pernafasan dan suhu untuk menentukan dan mencegah komplikasiAktifitas: Monitor tekanan darah , nadi, suhu dan RR tiap 6 jam atau sesuai indikasi Monitor frekuensi dan irama pernapasan Monitor pola pernapasan abnormal Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit Monitor sianosis perifer2. Monitor status neurologiDefinisi:Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk meminimalkan dan mencegah komplikasi neurologiAktifitas: Monitor ukuran, bentuk, simetrifitas, dan reaktifitas pupil Monitor tingkat kesadaran klien Monitor tingkat orientasi Monitor GCS Monitor respon pasien terhadap pengobatan Informasikan pada dokter tentang perubahan kondisi pasien

3. Manajemen cairanDefinisi: Mempertahankan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat kadar cairan yang abnormal.Aktifitas: Mencatat intake dan output cairan Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit jelek, mata cekung, dll) Monitor status nutrisi Persiapkan pemberian transfusi ( seperti mengecek darah dengan identitas pasien, menyiapkan terpasangnya alat transfusi) Awasi pemberian komponen darah/transfusi Awasi respon klien selama pemberian komponen darah Monitor hasil laboratorium (kadar Hb, Besi serum, angka trombosit)

2.Intoleransi aktifitas b.d tidak seimbangnya kebutuhan dan suplai oksigenNOCKonservasi EnergiPerawatan Diri: ADLKriteria Hasil:Klien dapat melakukan aktifitas yang dianjurkan dengan tetap mempertahankan tekanan darah, nadi, dan frekuensi pernafasan dalam rentang normalNIC

1.Manajemen energiDefinisi:Mengatur penggunaan energi untuk mencegah kelelahan dan mengoptimalkan fungsiAktifitas: Tentukan keterbatasan aktifitas fisik pasien Kaji persepsi pasien tentang penyebab kelelahan yang dialaminya Dorong pengungkapan peraaan klien tentang adanya kelemahan fisik Monitor intake nutrisi untuk meyakinkan sumber energi yang cukup Konsultasi dengan ahli gizi tentang cara peningkatan energi melalui makanan Monitor respon kardiopulmonari terhadap aktifitas (seperti takikardi, dispnea, disritmia, diaporesis, frekuensi pernafasan, warna kulit, tekanan darah) Monitor pola dan kuantitas tidur Bantu pasien menjadwalkan istirahat dan aktifitas Monitor respon oksigenasi pasien selama aktifitas Ajari pasien untuk mengenali tanda dan gejala kelelahan sehingga dapat mengurangi aktifitasnya.

2. Terapi OksigenDefinisi:Mengelola pemberian oksigen dan memonitor keefektifannyaAktifitas: Bersihkan mulut, hidung, trakea bila ada secret Pertahankan kepatenan jalan nafas Atur alat oksigenasi termasuk humidifier Monitor aliran oksigen sesuai program 5. Secara periodik, monitor ketepatan pemasangan alat

3.Ketidakseimbangan nitrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia

NOCStatus NutrisiStatus Nutrisi: EnergiKontrol Berat BadanKriteria Hasil : Klien menunjukkanPencapaian berat badan normal yang diharapkanBerat badan sesuai dengan umur dan tinggi badanBebas dari tanda malnutrisi1.Manajemen NutrisiDefinisi:Membantu dan atau menyediakan asupan makanan dan cairan yang seimbangAktifitas: Tanyakan pada pasien tentang alergi terhadap makanan Tanyakan makanan kesukaan pasien Kolaborasi dengan ahli gizi tentang jumlah kalori dan tipe nutrisi yang dibutuhkan (TKTP) Anjurkan masukan kalori yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan energi Sajikan diit dalam keadaan hangat

2.Monitor NutrisiDefinisi: Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mencegah atau meminimalkan malnutrisiAktifitas: Monitor adanya penurunan BB Ciptakan lingkungan nyaman selama klien makan. Jadwalkan pengobatan dan tindakan, tidak selama jam makan. Monitor kulit (kering) dan perubahan pigmentasi Monitor turgor kulit Monitor mual dan muntah Monitor kadar albumin, total protein, Hb, kadar hematokrit Monitor kadar limfosit dan elektrolit Monitor pertumbuhan dan perkembangan.

4.Kelelahan b.d malnutrisi, kondisi sakit

NOCKonservasi EnergiKriteria Hasil: Klien menunjukkanIstirahat dan aktivitas seimbangMengetahui keterbatasanan energinyaMengubah gaya hidup sesuai tingkat energiMemelihara nutrisi yang adekuatEnergi yang cukup untuk beraktifitas

1. Manajemen energiDefinisi:Mengatur penggunaan energi untuk mencegah kelelahan dan mengoptimalkan fungsiAktifitas:1. Tentukan keterbatasan aktifitas fisik klien2. Kaji persepsi pasien tentang penyebab kelelahan3. Dorong pengungkapan perasaan tentang kelemahan fisik4. Monitor intake nutrisi untuk meyakinkan sumber energi yang cukup5. Konsultasi dengan ahli gizi tentang cara peningkatan energi melalui makanan6. Monitor respon kardiopumonari terhadap aktifitas (seperti takikardi, dispnea, disritmia, diaporesis, frekuensi pernafasan, wwarna kulit, tekanan darah)7. Monitor pola dan kuantitas tidur8. Bantu klien menjadwalkan istirahat dan aktifitas

2. Terapi OksigenDefinisi:Mengelola pemberian oksigen dan memonitor keefektifannyaAktifitas:1. Bersihkan mulut, hidung, trakea bila ada secret2. Pertahankan kepatenan jalan nafas3. Atur alat oksigenasi termasuk humidifier4. Monitor aliran oksigen sesuai program5. Secara periodik, monitor ketepatan pemasangan alat

3. Manajemen cairanDefinisi: Mempertahankan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat kadar cairan yang abnormal.Aktifitas:1. Persiapkan pemberian transfusi (seperti mengecek darah dengan identitas pasien, menyiapkan terpasangnya alat transfusi)2. Awasi pemberian komponen darah/transfusi3. Awasi respon klien selama pemberian komponen darah4. Monitor hasil laboratorium (kadar Hb, Besi serum)

5.PK: Perdarahan

Mencegah/ meminimalkan terjadinya perdarahanAktifitas1.Monitor tanda-tanda perdarahan dan perubahan tanda vital2.Monitor hasil laboratoium, seperti Hb, angka trombosit, hematokrit, angka eritrosit, dll3. Gunakan alat-alat yang aman untuk mencegah perdarahan (sikat gigi yang lembut, dll) (

6.Nyeri b.d penyakit kronisNOCMengontrol NyeriMenunjukkan tingkat nyeriKriteria Hasil: Klien dapatMengenali faktor penyebabMengenali lamanya (onset ) sakitMenggunakan cara non analgetik untuk mengurangi nyeriMenggunakan analgetik sesuai kebutuhan

NIC1.Manajemen nyeriDefinisi :mengurangi nyeri dan menurunkan tingkat nyeri yang dirasakan pasien.Aktfitas:1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk tingkat nyeri ( dengan face scale), lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan faktor presipitasi2. Observasi reaksi nonverbal dariketidaknyamanan pasien (misalnya menangis, meringis, memegangi bagian tubuh yang nyeri, dll)3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien4. Jelaskan pada pasien tentang nyeri yang dialaminya, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri mungkin akan dirasakan, metode sederhana untuk mengalihkan rasa nyeri, dll.5. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang pengalaman nyeri dan ketidakefektifan kontrol nyeri pada masa lampau6. Atur lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan7. Kurangi faktor pencetus nyeri pada pasien

2. Pemberian analgetikDefinisi:Penggunaan agen farmakologi untuk menghentikan atau mengurangi nyeri.Aktifitas:1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat.2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi3. Cek riwayat alergi pada pasien4. Kolaborasi pemilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri, rute pemberian, dan dosis optimal5. Monitor tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesik6. Kolaborasi pemberian analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat7. Monitor respon klien terhadap penggunaan analgetik

7.Kecemasan (orang tua) b.d kurang pengetahuanNOC :Kontrol KecemasanKriteria Hasil :Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemasMengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemasVital sign (TD, nadi, respirasi) dalam batas normalPostur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan.Menunjukkan peningkatan konsentrasi dan akurasi dalam berpikir

NIC1.Menurunkan cemasDefinisi: Meminimalkan rasa takut, cemas, merasa dalam bahaya atau ketidaknyamanan terhadap sumber yang tidak diketahui.Aktifitas:1.Gunakan pendekatan dengan konsep atraumatik care2.Jangan memberikan jaminan tentang prognosis penyakit3.Jelaskan semua prosedur dan dengarkan keluhan klien4.Pahami harapan pasien dalam situasi stres5.Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut6.Bersama tim kesehatan, berikan informasi mengenai diagnosis, tindakan prognosis7.Anjurkan keluarga untuk menemani anak dalam pelaksanaan tindakan keperawatan8.Lakukan massage pada leher dan punggung, bila perlu9.Bantu pasien mengenal penyebab kecemasan10.Dorong pasien/keluarga untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi tentang penyakit11.Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi (sepert tarik napas dalam,distraksi, dll)12.Kolaborasi pemberian obat untuk mengurangi kecemasan

.PENATALAKSANAAN MEDISMenurut (Suriadi, 2001) Penatalaksaan Medis Thalasemia antara lain :Pemberian transfusi hingga Hb mencapai 9-10g/dl. Komplikasi dari pemberian transfusi darah yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya penumpukan zat besi yang disebut hemosiderosis. Hemosiderosis ini dapat dicegah dengan pemberian deferoxamine (Desferal), yang berfungsi untuk mengeluarkan besi dari dalam tubuh (iron chelating agent).Deferoxamine diberikan secar intravena, namun untuk mencegah hospitalisasi yang lama dapat juga diberikan secara subkutan dalam waktu lebih dari 12 jam.Splenectomy : dilakukan untuk mengurangi penekanan pada abdomen dan meningkatkan rentang hidup sel darah merah yang berasal dari suplemen (transfusi).Pada thalasemia yang berat diperlukan transfusi darah rutin dan pemberian tambahan asam folat. Penderita yang menjalani transfusi, harus menghindari tambahan zat besi dan obat-obat yang bersifat oksidatif (misalnya sulfonamid), karena zat besi yang berlebihan bisa menyebabkan keracunan. Pada bentuk yang sangat berat, mungkin diperlukan pencangkokan sumsum tulang. Terapi genetik masih dalam tahap penelitian.

Penatalaksaan Medis Thalasemia antara lain: (Rudolph,2002; Hassan dan Alatas, 2002; Herdata, 2008) 1.MedikamentosaPemberian iron chelating agent (desferoxamine): diberikan setelah kadar feritin serum sudah mencapai 1000 mg/l atau saturasi transferin lebih 50%, atau sekitar 10-20 kali transfusi darah. Desferoxamine, dosis 25-50 mg/kg berat badan/hari subkutan melalui pompa infus dalam waktu 8-12 jam dengan minimal selama 5 hari berturut setiap selesai transfusi darah.Vitamin C 100-250 mg/hari selama pemberian kelasi besi, untuk meningkatkan efek kelasi besi.Asam folat 2-5 mg/hari untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat.Vitamin E 200-400 IU setiap hari sebagai antioksidan dapat memperpanjang umur sel darah merah 2.BedahSplenektomi, dengan indikasi:limpa yang terlalu besar, sehingga membatasi gerak penderita, menimbulkan peningkatan tekanan intraabdominal dan bahaya terjadinya rupturhipersplenisme ditandai dengan peningkatan kebutuhan transfusi darah atau kebutuhan suspensi eritrosit (PRC) melebihi 250 ml/kg berat badan dalam satu tahun.Transplantasi sumsum tulang telah memberi harapan baru bagi penderita thalasemia dengan lebih dari seribu penderita thalasemia mayor berhasil tersembuhkan dengan tanpa ditemukannya akumulasi besi dan hepatosplenomegali. Keberhasilannya lebih berarti pada anak usia dibawah 15 tahun. Seluruh anak anak yang memiliki HLA-spesifik dan cocok dengan saudara kandungnya di anjurkan untuk melakukan transplantasi ini. 3.SuportifTranfusi DarahHb penderita dipertahankan antara 8 g/dl sampai 9,5 g/dl. Dengan kedaan ini akan memberikan supresi sumsum tulang yang adekuat, menurunkan tingkat akumulasi besi, dan dapat mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan penderita. Pemberian darah dalam bentuk PRC (packed red cell), 3 ml/kg BB untuk setiap kenaikan Hb 1 g/dl.