Diagram Alir Kilang Minyak

download Diagram Alir Kilang Minyak

of 25

Transcript of Diagram Alir Kilang Minyak

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    1/25

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Industri Migas (Minyak dan Gas bumi)

    2.1.1. Minyak dan Gas bumi

    Minyak dan gas bumi merupakan bahan yang paling penting didunia dewasa

    ini sebagai sumber energi. Minyak dan gas bumi merupakan sumber penggerak

    berbagai mesin motor, mesin diesel, mesin jet untuk pesawat terbang, serta mesin

    mesin lain untuk penggerak industri.

    Sifat cair dari minyak bumi menyebabkan cairan dari proses pemisahan

    minyak bumi menjadi mudah di simpan dalam berbagai macam bentuk. Seperti

    ditempatkan kedalam tanki kilang minyak dan mengalirkannya melalui pipa pipa

    untuk kemudian digunakan.

    Gas bumi memiliki sifat gas yang juga mempunyai keunggulan daripada zat

    padat, dan sebetulnya juga terhadap zat cair karena dapat dimampatkan, sehingga

    volumenya dapat di perkecil. Selain itu, gas sangat mudah mengalir dan kebocoran

    sulit diketahui, sehingga memerlukan teknologi lebih tinggi dalam penyimpanannya

    (Koesoemadinata, 1990).

    2.1.2. Proses Pengolahan di Industri Migas (Minyak dan Gas Bumi)

    Menurut Hardjono (2007), sifat sifat minyak mentah sangat bervariasi dan

    jenis produk yang dapat dihasilkan juga dan sangat banyak, maka istilah kilang

    tidaklah memberikan gambaran yang jelas mengenai operasi operasi apa saja yang

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    2/25

    dilakukan oleh suatu kilang. Suatu operasi yang tentu dijumpai dalam semua kilang

    adalah destilasi yang memisahkan minyak bumi ke dalam fraksi fraksinya

    berdasarkan titik didihnya. Operasi lainnya dapat sedikit atau banyak jumlahnya,

    dapat sederhana atau kompleks, tergantung kepada produk produk yang akan di

    buat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tidak ada dua buah kilang minyak yang

    mempunyai skema proses pengolahan yang sama. Dalam kenyataannya kilang

    minyak terdiri dari unit unit atau pabrik manufaktur yang berbeda, karena unit

    unit tersebut mengolah bahan minyak yang berbeda dan menghasilkan produk

    produk yang berbeda pula. Makin kompleks kilang minyak atau makin beragam unit

    yang ada didalam kilang maka kilang akan semakin fleksibel, karena produk yang

    tidak dapat dipasarkan dapat diubah kedalam produk yang dapat dipasarkan. Adanya

    produk yang tidak dapat dipasarkan akan menyebabkan tangki produk pada suatu saat

    akan penuh, sehingga operasi kilang terpaksa harus dihentikan.

    Perlu dikemukakan disini, bahwa tidak ada skema proses pengolahan yang

    berlaku umum untuk semua kilang minyak karena tidak ada kilang minyak yang

    mempunyai skema proses pengolahan yang sama. Bagaimana minyak mentah di ubah

    menjadi berbagai macam produk dapat ditunjukkan dengan diagram alir pada gambar

    2.1 berikut (Hardjono, 2007).

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    3/25

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    4/25

    1. Keselamatan kerja transportasi laut.2.

    Keselamatan kerja discharge(pembongkaran) material diatas laut.

    3. Keselamatan kerja lifthing(pengangkatan) material.4. Keselamatan kerja di atas ketinggian (working at height).5. Keselamatan kerja di area terbatas (confine space).6. Keselamatan kerjaperform welding (pengelasan).7. Keselamatan kerja penyelamatan di laut.8. Keelamatan kerja pendaratan chopper (helicopter) di atas pad (titik

    pendaratan).

    9. Keselamatan kerja pengapalan material di atas laut.10.Keselamatan kerja antisipasi kebakaran di laut.

    Kemudian keselamatan kerja migas onshore atau kegiatan pertambangan di darat,

    sebagai berikut:

    1. Keselamatan kerja blasting(peledakan sumber minyak).2. Keselamatan kerja drilling(pengeboran).3. Keselamatan kerja discharge materialdi darat.4. Keselamatan kerja pengoperasianforklift.5. Keselamatan kerja pengoperasian crane truck/boom truck.6. Keselamatan kerja pencegahan atau penanganan kebakaran.7. Keselamatan kerja di ketinggian/scaffolding.8. Keselamatan kerja area terbatas.9. Keselamatan kerja di lifting material.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    5/25

    10.Keselamatan kerja mechanical.11.

    Keselamatan kerja di kantor (Ahira, 2011).

    2.2. Potensi Bahaya (Potential Hazard)

    ILO (1986) dalam Anugrah (2009), mendefinisikan potensi bahaya atau

    bahaya kerja (work hazard)adalah suatu sumber potensi kerugian atau suatu situasi

    yang berhubungan dengan pekerja, pekerjaan dan lingkungan kerja yang berpotensi

    menyebabkan gangguan/kerugian.

    Potensi bahaya merupakan segala hal atau sesuatu yang mempunyai

    kemungkinan mengakibatkan kerugian baik pada harta benda, lingkungan maupun

    manusia. Di tempat kerja, potensi bahaya sebagai sumber risiko khususnya terhadap

    keselamatan dan kesehatan di perusahaan akan selalu dijumpai, antara lain berupa:

    a. Faktor fisik : kebisingan, cahaya, radiasi, vibrasi, suhu

    b. Faktor kimia : solven, gas, asap, uap, debu

    c. Faktor biologik : tumbuhan, hewan, bakteri, virus

    d. Aspek ergonomik : desain, sikap kerja,

    e. Stresor : tekanan produksi/beban kerja, monoton, kejemuan

    f. Listrik dan sumber energi lainnya, mesin, peralatan kerja, tata rumah

    tangga (house keeping), kebakaran, peledakan, kebocoran

    g. Pelaksana/manusia : perilaku, kondisi fisik, interaksi (Budiono, 2008).

    Bahaya di tempat kerja timbul atau terjadi ketika ada interaksi antara unsur -

    unsur produksi yaitu manusia, peralatan, material, proses, atau metoda kerja. Dalam

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    6/25

    proses produksi tersebut terjadi kontak antara manusia dengan mesin, material,

    lingkungan kerja yang di akomodir oleh proses atau prosedur kerja. Karena itu,

    sumber bahaya dapat berasal dari unsur unsur produksi tersebut, yaitu manusia,

    peralatan, material, proses serta sistem dan prosedur (Ramli, 2010).

    Industri yang bergerak dalam bidang minyak dan gas bumi memiliki risiko

    tinggi, yaitu pada kegiatan pengelolaan dan pengeboran. Selain itu, pada kegiatan

    pengolahan dan distribusi juga memiliki risiko yang hampir sama dengan sektor hulu.

    Risiko ini meliputi aspek finansial, kecelakaan, kebakaran, ledakan maupun penyakit

    akibat kerja dan dampak lingkungan.

    Secara umum bahaya yang timbul pada kilang minyak, meliputi:

    a. Jenis pekerjaan, berhubungan dengan bahaya mekanik dan bahan kimia

    b.Crude oil, berhubungan dengan bahaya uap gas, cairan yang mudah

    meledak, keracunan sulfur

    c. Cuaca, misalnya petir (Signage, 2010).

    Ada beberapa panduan daftar bahaya potensial yang dapat dilihat pada tabel 2.1

    berikut.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    7/25

    Tabel 2.1. Daftar Bahaya Potensial

    No Uraian Bahaya Potensial1 Lingkungan kerja 1. Udara kotor

    2. Temperatur ekstrim

    a. Kontak dengan benda panas atau dingin

    b. Terkena Lingkungan panas atau dingin

    3. Tekanan mental

    a. Gertakan/gangguan

    b. Kekerasan

    c. Kerja shift

    2 Energi 1. Kebisingan

    a. Bising tiba - tibab. Bising dalam waktu lama

    3 Zat Kimia 1. Kontak dengan zat kimia

    2. Kebakaran dan ledakan

    3. Debu dan gas

    4. Asap, uap dan kabut

    4 Pekerjaan manual Ergonomis (desain tempat kerja tidak baik)

    (Suardi, 2005)

    Menurut Syukri sahab (1997) dalam Hayati (2009), umumnya sumber bahaya

    yang ada di tempat kerja atau didalam proses produksi berasal dari:

    a. ManusiaPada suatu tempat kerja, hanya sejumlah kecil tenaga kerja mengalami

    persentase kecelakaan yang tinggi. Tenaga kerja tersebut di pandang cenderung

    menderita kecelakaan. Statistik kecelakaan menunjukkan bahwa 10-25% tenaga kerja

    terlibat dalam 55-85% dari seluruh kecelakaan.

    b. Mesin dan peralatanMesin dan peralatan sering juga menimbulkan potensi bahaya maka seluruh

    peralatan harus di desain, di pelihara dan digunakan dengan baik. Pengendalian

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    8/25

    potensi bahaya dapat dipengaruhi oleh bentuk peralatan, ukuran, berat ringannya

    peralatan, kenyamanan operator dan kekuatan yang diperlukan untuk menggunakan

    atau mengoperasikan peralatan kerja dan mesin mesin.

    c. Metode Kerja atau Cara KerjaCara kerja yang salah dapat membahayakan pekerja itu sendiri maupun orang

    lain di sekitarnya. Cara kerja yang demikian antara lain:

    1. Cara mengangkat dan mengangkut2. Cara kerja yang mengakibatkan kecelakaan dan cedera terutama yang sering

    terjadi adalah pada tulang punggung.

    3. Memakai Alat Pelindung Diri yang tidak semestinya dan cara pemakaiannyasalah.

    d. Lingkungan KerjaBahaya dari Lingkungan kerja dapat digolongkan atas berbagai jenis bahaya

    yang dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja.

    Bahaya tersebut antara lain berdasarkan:

    1. Faktor Lingkungan FisikBahaya yang bersifat fisik seperti suhu yang panas, terlalu dingin, terpapar

    bising, kurang penerangan, getaran yang berlebihan, dan adanya paparan

    radiasi.

    2. Faktor Lingkungan KimiaBahaya yang bersifat kimia berasal dari bahan bahan yang digunakan

    maupun bahan yang dihasilkan selama proses produksi. Bahan ini terpapar di

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    9/25

    lingkungan kerja karena cara kerja yang salah, kerusakan atau kebocoran dari

    peralatan atau instalasi yang digunakan dalam proses.

    3. Faktor Lingkungan BiologiBahaya biologi disebabkan oleh jasad renik, gangguan dari serangga maupun

    dari binatang lainnya yang ada di tempat kerja.

    4. Faktor ErgonomiGangguan yang disebabkan oleh beban kerja yang terlalu berat, peralatan

    yang digunakan tidak serasi dengan tenaga kerja atau tidak sesuai dengan

    anthropometri tubuh tenaga kerja.

    5. Faktor PsikologiGangguan jiwa yang dapat terjadi karena keadaan lingkungan sosial tempat

    kerja yang tidak sesuai dan menimbulkan ketegangan jiwa pada karyawan,

    seperti berhubungan dengan atasan dan bawahan yang tidak harmonis.

    2.2.1. Sumber Bahaya yang Berasal dari Lingkungan Kerja

    Sumber bahaya yang berasal dari lingkungan kerja dapat dipengaruhi oleh

    beberapa faktor seperti faktor fisik, kimia, biologi, dan psikologi terhadap pekerja.

    Beberapa sumber bahaya di lingkungan dan pengaruhnya terhadap pekerja, sebagai

    berikut :

    1. Suhu Kerja

    Iklim (cuaca) atau suhu kerja mempengaruhi daya kerja. Produktivitas,

    efisiensi dan efektivitas kerja sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim (cuaca) kerja.

    Iklim kerja yang termonetral (suhu netral), jadi tidak dingin sehingga tidak

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    10/25

    menyebabkan tenaga kerja kedinginan atau tidak panas sehingga tenaga kerja tidak

    gerah kepanasan biasanya kondusif tidak hanya untuk melaksanakan pekerjaan tetapi

    juga untuk memperoleh hasil kerja yang baik. Pada kisaran suhu termonetraluntuk

    bekerja, terdapat suhu nyaman atau mendukung untuk bekerja. Untuk menentukan

    suhu netral atau nyaman untuk bekerja perlu dilakukan angket.

    Suhu nyaman bagi orang Indonesia adalah antara 24-26oC. Suhu yang lebih

    dingin katakan 20oC (suhu paling cocok bagi penduduk sub tropis) mengurangi

    efisiensi kerja dengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot. Suhu panas

    terutama berakibat menurunkan prestasi kerja berfikir. Penurunan kemampuan

    berfikir demikian sangat luar biasa terjadi sesudah suhu udara melampaui 32oC. suhu

    panas mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan memperlambat

    waktu pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu

    koordinasi syaraf perasa dan motoris, serta memudahkan emosi untuk dirangsang.

    Orang Indonesia pada umumya beraklimatisasi iklim tropis, yang suhunya berkisar

    28-32o

    Pekerja didalam lingkungan panas, seperti di sekitar boiler, oven, tungku atau

    bekerja diluar ruangan seperti dibawah terik matahari dapat mengalami tekanan

    panas. Tekanan panas memerlukan upaya tambahan pada anggota tubuh untuk

    memelihara keseimbangan panas. Reaksi fisiologis tubuh (Heat Strain) oleh karena

    C dengan kelembaban sekitar 85-95% bahkan mungkin lebih. Aklimatisasi

    terhadap suatu iklim (cuaca) berarti penyesuaian yang terjadi pada seseorang terhadap

    suatu iklim (cuaca) tertentu sehingga menjadi terbiasa terhadap cuaca tersebut dan

    kondisi fisik, faal, psikis tidak mengalami efek buruk dari iklim (Sumamur, 2009).

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    11/25

    peningkatan temperatur udara di luar comfort zoneadalah seperti, vasodilatasi, denyut

    jantung meningkat, temperatur kulit meningkat dan suhu inti tubuh pada awalnya

    turun kemudian meningkat dan lain lain. Selanjutnya apabiila pemaparan tekanan

    panas terus berlanjut, maka risiko terjadi gangguan kesehatan juga akan meningkat.

    Gangguan kesehatan akibat pemaparan suhu lingkungan panas yang berlebihan dapat

    mengakibatkan :

    a. Gangguan perilaku dan performansi kerja seperti, terjadinya kelelahan, seringmelakukan istirahat curian, dan lain lain.

    b. Dehidrasi, yaitu kehilangan cairan tubuh yang berlebihan yang disebabkanbaik oleh penggantian cairan yang tidak cukup maupun karena gangguan

    kesehatan.

    c. Heat cramps, yaitu kejang kejang otot tubuh (tangan dan kaki) akibatkeluarnya keringat yang menyebabkan kehilangan garam natrium dari tubuh

    yang kemungkinan besar karena minum terlalu banyak dengan sedikit garam

    natrium.

    d. Heat Syncope atau Fainting, disebabkan karena aliran darah ke otak tidakcukup karena sebagian besar aliran darah dibawa ke permukaan kulit atau

    perifer yang disebabkan karena pemaparan suhu tinggi.

    e. Heat Exhaustion, keadaan ini tejadi apabila tubuh kehilangan terlalu banyakcairan dan atau kehilangan garam. Gejalanya mulut kering, sangat haus,

    lemah, dan sangat lelah. Gangguan ini biasanya banyak dialami oleh pekerja

    yang belum terbiasa terhadap suhu udara yang panas (Tarwaka, 2004).

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    12/25

    3. KebisinganKebisingan menurut Kepmennaker adalah semua suara yang tidak

    dikehendaki yang bersumber dari alat alat proses produksi dan atau alat alat kerja

    yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Nilai Ambang

    Batas (NAB) kebisingan ditempat kerja berdasarkan Kepmennaker Nomor PER.

    13/MEN/X/2011, besarnya rata rata adalah 85 dB untuk waktu kerja terus menerus

    tidak lebih dari 8 jam per hari atau 40 jam seminggu.

    Tarwaka (2004), pengaruh kebisingan Intensitas tinggi (berada diatas NAB),

    yaitu mengalami gangguan kesehatan, seperti : meningkatkan tekanan darah dan

    denyut jantung, risiko serangan jantung meningkat, gangguan pencernaan. Sedangkan

    pengaruh kebisingan intensitas rendah (dibawah NAB), yaitu:

    a. Stress menuju keadaan cepat marah, sakit kepala, dan gangguan tidur.b. Gangguan reaksi psikomotorik.c. Kehilangan konsentrasi.d. Gangguan komunikasi antara lawan bicara.e. Penurunan performansi kerja yang kesemuanya itu akan bermuara pada

    kehilangan efisiensi dan produktivitas kerja

    2.2.2. Sumber Bahaya yang Berasal dari Pekerja (unsafe action)

    Faktor manusia di tempat kerja mengacu pada setiap masalah yang

    memengaruhi pendekatan individu ke pekerjaan dan kemampuan untuk

    melaksanakan pekerjaannya. Pengaruh tersebut ada di setiap kegiatan harian pekerja,

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    13/25

    baik di rumah, di tempat kerja, dalam perkumpulan sosial, maupun dalam kegiatan

    kegiatan diwaktu luang. Faktor manusia merupakan salah satu bagian dari ilmu

    perilaku. Faktor faktor manusia secara umum mencakup :

    a. Sikap pekerja terhadap pekerjaannyab. Hubungan antara pekerja dengan kelompok kerjanyac. Interaksi antara pekerja dengan pekerjaannya atau lingkungan

    pekerjaannya

    d. Kemampuan kerja dan kekeliruan (human error)e. Perilaku setiap individuf. Cakupan pelatihan dan instruksi yang disediakang. Desain kondisi pabrik dan perlengkapanh. Aturan aturan dan sistem kerja yang tidak dapat diterima

    Adapun, faktor negatif yang dapat mengakibatkan potensi bahaya pada industri

    adalah:

    a. Minimnya pelatihan dan tugas tugasb. Bersikap menentang terhadap aturan aturan dan pengamananc. Mengabaikan atau melewati pengamanan dan mengambil jalan pintas

    untuk meningkatkan pendapatan

    d. Salah memahami prosedur pekerjaan yang akan dilakukane. Gagal memberitahukan atau menginstruksikan pekerjaan dengan benar

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    14/25

    f. Desain dan tata letak pabrik dan perlengkapan yang buruk sehingga tidakmemperhitungkan keterbatasan manusia, baik secara fisikmaupun mental

    (ergonomis)

    Menghilangkan faktor negatif dan membangun faktor positif akan

    memberikan sumbangan yang besar terhadap lingkungan kerja yang lebih aman dan

    selamat (Ridley, 2008).

    2.2.3. Sumber Bahaya dari Bahan Kimia dan Peralatan

    Bahan berbahaya khususnya bahan kimia adalah bahan bahan yang pada

    suatu kondisi tertentu dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan pada setiap tingkat

    pekerjaan yang dilakukan seperti penyimpanan, pengangkutan, pengguanaan,

    pembuatan, dan pembuangan (Budiono, 2008).

    Pada penggunaan bahan bahan kimia, terdapat sejumlah tindakan yang

    dilakukan untuk menghilangkan bahaya sehingga mencegah pekerja dari risiko

    kecelakaan. Jika bahayanya tidak dapat dihilangkan, tindakan pengendalian harus

    diimplementasikan untuk meminimalkan risiko dari bahan bahan kimia yang

    dihadapi pekerja. Dalam menangani zat zat kimia, baik selama tahap pemasokan,

    pemakaian atau pembuangan , haruslah mengikuti setiap prosedur untuk keselamatan

    pekerja (Ridley, 2008).

    Menurut Sumamur (2009), peralatan dan mesin pada suatu industri dapat

    menimbulkan bahaya seperti bising dan getaran. Bahaya bahaya tersebut selain

    tidak diinginkan oleh manusia, ternyata juga dapat menyebabkan efek buruk terhadap

    kesehatan dan mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    15/25

    Keselamatan penggunaan permesinan dapat ditinjau dari bahaya bahaya

    yang ditimbulkan oleh perlengkapan tertentu. Jika setiap bahaya bahaya tersebut

    dapat diidentifikasi, tindakan harus diambil untuk menghilangkan atau

    meminimalkan risiko yang dihadapi oleh pekerja. Jika bahaya bahaya tersebut tidak

    dapat dihilangkan, suatu penilaian risiko perlu dilakukan untuk menentukan tingkat

    pencegahan apa saja yang harus diambil. Pemeliharaan permesinan adalah suatu jenis

    pekerjaan yang lebih berbahaya dan memerlukan perhatian khusus untuk menilai

    risikonya, serta mempersiapkan pelaksanaan kerja yang aman (Ridley, 2008).

    2.3. Kecelakaan Kerja

    Keadaan hampir celaka, yang dalam istilah safety disebut dengan insiden

    (incident), ada juga yang menyebutkan dengan istilah near miss atau near

    accident,adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dimana dengan

    keadaan yang sedikit berbeda akan mengakibatkan bahaya terhadap manusia,

    merusak harta benda atau kerugian terhadap proses. Risiko adalah manifestasi atau

    perwujudan potensi bahaya (hazard event) yang mengakibatkan kemungkinan

    kerugian menjadi lebih besar. Tergantung dari cara pengelolaannya, tingkat risiko

    mungkin berbeda dari yang paling ringan atau rendah sampai ke tahap yang paling

    berat atau tinggi. Melalui analisis dan evaluasi semua potensi bahaya da risiko,

    diupayakan tindakan minimalisasi atau pengendalian agar tidak terjadi bencana atau

    kerugian lainnya (Budiono, 2008).

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    16/25

    Ramli (2010), risiko K3 (Keselamatan dan kesehatan kerja) adalah risiko yang

    berkaitan dengan sumber bahaya yang timbul dalam aktivitas bisnis yang

    menyangkut aspek manusia, peralatan, material, dan lingkungan kerja. Umumnya

    risiko K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) dikonotasikan sebagai hal negatif

    (negative impact)antara lain :

    1. Kecelakaan terhadap manusia dan asset perusahaan2. Kebakaran dan peledakan3. Penyakit akibat kerja4. Kerusakan sarana produksi5. Gangguan operasi.Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan seseorang atau kelompok dalam

    rangka melaksanakan kerja dilingkungan industri atau perusahaan. Kecelakaan kerja

    biasanya timbul sebagai gabungan dari beberapa faktor, seperti faktor peralatan,

    lingkungan kerja, dan pekerja itu sendiri. Dalam suatu pabrik, terkadang ada mesin

    yang kurang baik, seperti tidak dilengkapi alat pengamanan yang cukup, maka

    kondisi seperti ini dapat menjadi sumber risiko (Siahaan, 2009).

    2.3.1. Klasifikasi Kecelakaan KerjaKlasifikasi kecelakaan kerja menurut ILO (1962), yaitu :

    1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaana. Terjatuhb. Tertimpa benda jatuhc. Tertumbuk atau terkena benda benda, terkecuali benda jatuh

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    17/25

    d. Terjepit oleh bendae.

    Gerakan gerakan melebihi kemampuan

    f. Pengaruh suhu tinggig. Terkena arus listrikh. Kontak dengan bahan bahan berbahaya atau radiasii. Jenis jenis lain termasuk kecelakaan yang belum masuk klasifikasi tersebut.

    2. Klasifikasi menurut penyebaba. Mesin

    Pembangkit tenaga terkecuali motor motor listrik, mesin penyalur, mesin

    mesin unttuk mengerjakan logam, mesin mesin pengolah kayu, mesin

    mesin pertanian, mesin mesin pertambangan, mesin mesin lain yang tidak

    termasuk klasifikasi tersebut.

    b. Alat angkat dan angkutMesin pengangkat dan peralatannya, alat angkut diatas rel, alat angkut yang

    beroda kecuali kereta api, alat angkut udara dan air, alat alat angkut lainnya.

    c. Peralatan lainBejana bertekanan, dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin,

    instalasi listrik termasuk motor listrik kecuali alat alat listrik (tangan), alat

    alat kerja dan perlengkapannya kecuali alat alat listrik, tangga, peralatan lain

    yang belum termasuk klasifikasi tersebut.

    d. Bahan bahan, zat zat dan radiasi

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    18/25

    Bahan peledak, debu, gas, cairan, zat zat kimia lainnya, benda benda

    melayang, bahan bahan yang belum termasuk golongan tersebut.

    e. LingkunganDiluar bangunan, didalam bangunan, dibawah tanah.

    f. Penyebab penyebab yang belum termasuk dalam golongan golongantersebut.

    3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainanPatah tulang, renggang otot/urat, memar dan luka dalam lainnya, amputasi, gegar

    dan remuk, luka bakar, luka di permukaan, keracunan akut, mati lemas, pengaruh

    arus listrik dan radiasi, akibat cuaca dan lain lain.

    4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuhKepala, leher, badan, anggota gerak atas, anggota gerak bawah, banyak tempat,

    kelainan umum, dan lain lain (Notoadmodjo, 2003).

    2.3.2. Penyebab Kecelakaan Kerja

    Secara umum, penyebab kecelakaan kerja bersumber dari penyebab dasar,

    penyebab tidak langsung, dan penyebab langsung. Penyebab dasar adalah kebijakan

    yang tidak memperhatikan aspek aspek keselamatan kerja. Penyebab tidak langsung

    bersumber dari kondisi kondisi dan perilaku yang tidak aman. Penyebab langsung

    bersumber pada sebuah interaksi yang memicu kecelakaan terjadi (Hadiguna, 2009).

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    19/25

    Faktor faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja, baik dari aspek

    penyakit akibat kerja maupun kecelakaan kerja, dipengaruhi oleh beberapa faktor,

    diantaranya:

    1. Faktor fisik, yang meliputi penerangan, suhu udara, kelembapan, cepat rambatudara, suara, vibrasi mekanis, radiasi, tekanan, dan lain lain.

    2. Faktor kimia, yaitu berupa gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan, dan benda benda padat.

    3. Faktor biologi, baik dari golongan hewan maupun tumbuh tumbuhan.4. Faktor fisiologis, seperti konstruksi mesin, sikap, dan cara kerja.5. Faktor mental-psikologis, yaitu susunan kerja, hubungan diantara pekerja atau

    dengan pengusaha, pemeliharaan kerja, dan sebagainya (Suardi, 2005).

    Beberapa perilaku dan kondisi yang tidak aman sebagai penyebab tidak

    langsung kecelakaan kerja yang sering ditemukan dalam aktivitas pertambangan

    menurut H. W. Heinrich, yaitu:

    A. Perilaku tidak aman (unsafe action)

    1. Mengoperasikan peralatan dengan kecepatan yang tidak layak.2. Mengoperasikan peralatan tanpa perintah.3. Menggunakan peralatan yang tidak layak.4. Menggunakan peralatan yang telah rusak atau cacat.5. Gagal memperingatkan pekerja dan peralatan.6. Tidak menggunakan alat pelindung diri.7. Bekerja dengan posisi yang salah atau tidak aman.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    20/25

    8. Bermain main, bersenda gurau.9.

    Konsumsi alkohol.

    10.Konsumsi obat obatan.B. Kondisi tidak aman (unsafe conditions)

    1. Kurang pengawasan.2. Tidak tersedianya peralatan.3. Kurangnya sistem peringatan.4. Bahaya kebakaran dan peledakan.5. Kurangnya housekeeping6. Bahaya kondisi diudara (gas, kabut, debu, uap).7. Bising (excessive noise).8. Kurang penerangan.9. Kurang ventilasi.10.Terpapar radiasi (Heinrich, 1980).

    2.4. Prinsip Pencegahan Kecelakaan

    Tindakan pencegahan kecelakaan bertujuan untuk mengurangi peluang

    terjadinya kecelakaan hingga seminimal mungkin. Beberapa pencegahan kecelakaan

    dapat dilakukan seperti berikut :

    a. Mengidentifikasi potensi bahaya

    b. Menghilangkan bahaya

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    21/25

    c. Mengurangi bahaya hingga seminimal mungkin jika penghilangan bahaya

    tidak dapat dilakukan

    d. Melakukan penilaian risiko

    e. Mengendalikan risiko (Ridley, 2008).

    Dalam melakukan penelitian, prioritas yang harus kita lakukan adalah

    memulai dari tindakan yang terbesar. Jika tidak dapat dilakukan maka kita

    menurunkan tingkat pengendaliannya ke tingkat yang lebih rendah atau lebih mudah.

    Tahapan tahapan disajikan berdasarkan pertimbangan biaya. Semakin tinggi tingkat

    kendali yang dipilih semakin tinggi pula biaya yang dibutuhkan. Tetapi, tingkat risiko

    yang berkurang semakin besar pula (Suardi, 2005).

    Ramli (2010), khusus untuk risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

    ada beberapa cara yang digunakan untuk mengidentifikasi bahaya, yaitu:

    1. Hazops (Hazards and Operability Study) adalah teknik identifikasi bahayadengan sistem yang sangat terstruktur dan sistematis sehingga dapat

    mengahsilkan kajian yang komprehensif. Namun, kelemahan Hazops adalah

    karena memerlukan waktu yang panjang, perlu tim ahli, dan sering

    membosankan.

    2. Job Safety Analysis (JSA)yaitu salah satu teknik analisa yang sangat populer danbanyak digunakan di lingkungan kerja. Teknik ini bermanfaat untuk

    mengidentifikasi dan menganalisa bahaya dalam suatu pekerjaan seperti

    mengganti bola lampu, memasang AC, melepas saringan, mengganti ban serep

    dan lainnya.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    22/25

    3. Analisa pohon kegagalan (Fault Tree Analysis)yaitu metoda analisa yang bersifatdeduktif. Dimulai dengan menetapkan kejadian puncak (top event)yang mungkin

    terjadi dalam suatu proses, misalnya kebakaran atau ledakan.

    2.4.1. Analisa Risiko Kecelakaan Kerja

    Banyak teknik yang dapat digunakan untuk melakukan analisa risiko. Baik

    secara kualitatif, semi kuantitatif maupun kuantitatif. Probabilitas merupakan

    kemungkinan terjadinya suatu peristiwa termasuk kekerapan/frekuenskinya. Dalam

    hal ini, probabilitas merupakan teknik analisa risiko kuantitatif yang dicerminkan dari

    kemungkinan yang ditimbulkannya.

    Analisa risiko kuantitatif menggunakan perhitungan probabilitas kejadian atau

    konsekuensinya dengan data numerik dimana besarnya risiko tidak berupa peringkat

    seperti pada metoda semikuantitatif. Hasil perhitungan secara kuantitatif akan

    memberikan gambaran tentang risiko suatu kegiatan atau bahaya (Ramli, 2010).

    2.5. Landasan Teori

    Potensi bahaya ditempat kerja merupakan sumber risiko terhadap keselamatan

    dan kesehatan kerja yang sering dijumpai pada mesin/peralatan kerja, bahan kimia

    (gas, asap, uap, cairan, logam berat), sikap/cara kerja, dan pelaksana/manusia

    (perilaku, kondisi fisik, interaksi). Melalui analisis dan evaluasi semua potensi

    bahaya dan risiko, diupayakan tindakan minimalisasi atau pengendalian agar tidak

    terjadi bencana atau kerugian lainnya (Budiono, 2008).

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    23/25

    Menurut Ramli (2010), bahaya di tempat kerja terjadi ketika ada interaksi

    antara unsur unsur produksi yaitu manusia, peralatan, material, proses dan metoda

    kerja. Siahaan (2009), kecelakaan kerja biasanya timbul sebagai gabungan dari

    beberapa faktor, seperti faktor peralatan, lingkungan kerja, dan pekerja itu sendiri.

    Risiko K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) dikonotasikan sebagai hal

    negatif (negative impact) antara lain kecelakaan terhadap manusia dan asset

    perusahaan, kebakaran dan peledakan, penyakit akibat kerja, kerusakan sarana

    produksi dan gangguan operasi (Ramli, 2010)

    Teori Wigglesworth (1972), mengemukakan bahwa dengan hanya melihat

    adanya kesalahan (error), bahan berbahaya (hazards)maka kemungkinan akan terjadi

    kecelakaan (accident)dan cedera (injury)dapat diprediksi (Budiono, 2008).

    Berdasarkan teori Domino yang dikemukakan oleh Heinrich, faktor yang

    menyebabkan terjadinya kecelakaan ditempat kerja yaitu: 1) Social Environment,

    yaitu kondisi yang membuat seseorang harus mengambil atau menerima risiko. 2)

    Undesirable Human Traits, yaitu kemarahan, kecerobohan, kelelahan, salah

    pengertian, tidak sengaja. 3) Unsafe Acts or Conditions (mechanical or physical or

    chemical hazard), yaitu perencanaan buruk, perilaku pekerja yang tidak aman dalam

    bekerja, peralatan tidak aman, lingkungan berbahaya. 4) The Accidents, yaitu

    kecelakaan terjadi ketika kejadian kejadian diatas bersamaan menyebabkan sesuatu

    berjalan salah. 5) The Injury, yaitu luka luka (cedera) terjadi ketika mengalami

    kerusakan (Siahaan, 2009).

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    24/25

    2.6. Kerangka Konsep

    Berdasarkan pada teori yang telah dikemukakan diatas, penulis membentuk

    kerangka konsep penelitian untuk melihat adanya pengaruh variabel independen

    terhadap variabel dependen seperti yang terlihat pada gambar berikut.

    Variabel Independen Variabel Dependen

    Gambar 2.2. Diagram Kerangka Konsep Penelitian

    Kecelakaan kerja memiliki kaitan dengan sumber bahaya yang berada di

    lingkungan kerja dan timbul dalam setiap aktivitas kerja yang menyangkut aspek

    manusia, peralatan, material dan lingkungan kerja yang di akomodir oleh proses atau

    prosedur kerja (Ramli, 2010). Dalam hal ini, lingkungan kerja diasumsikan telah

    mewakili setiap aspek potensi bahaya dalam proses produksi seperti tenaga kerja,

    peralatan/mesin, material dan metoda kerja. Faktor lingkungan fisik dapat berasal dari

    peralatan/mesin, sedangkan faktor lingkungan kimia berasal dari material kimia

    seperti gas H2S, debu sulfur, cairan sulfinol, cairan LNG, cairan karbonat, cairan

    DEA (Dietil Amin), dan cairan kondensat (yang mengandung senyawa heksana).

    Beberapa bahaya yang bersumber dari faktor lingkungan lain seperti psikologi dan

    ergonomi berasal dari tenaga kerja dan metoda kerja. Misalkan pada unit LNG

    process terdapat bahaya pada proses pemisahan gas dengan pengotor (impurities)

    Potensi bahaya dalam proses

    produksi

    a.Tenaga Kerjab.Peralatan/mesinc.Material Kimiad.Metoda Ker a

    Risiko

    Kecelakaan kerja

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Diagram Alir Kilang Minyak

    25/25

    sampai dihasilkan produk LNG (gas alam cair), bahaya bahaya tersebut seperti

    terpapar DEA dan karbonat jika pipa pipa/pompa mengalami kebocoran, dan

    terpapar bising dari turbin. Pada unit utility terdapat bahaya seperti radiasi pada

    generator listrik (power generation plant), paparan gas diflare systemserta nitrogen

    plant Pada storage and loading bahaya berupa paparan yang timbul akibat dari

    kebocoran pipa dan tangki pada pemuatan LNG (gas alam cair) dan kondensat.

    Sedangkan pada unitNSO (North Sumatera Offshore), bahaya berupa paparan sulfur

    dan gas serta bahaya panas yang terdapat pada reaktor H2

    S.