Diet Pada Penyakit Paru

54
dr. Dian Isti Angraini, MPH FK UNILA 2012 Diet Pada Penyakit Paru

Transcript of Diet Pada Penyakit Paru

Page 1: Diet Pada Penyakit Paru

dr. Dian Isti Angraini, MPHFK UNILA

2012

Diet Pada Penyakit Paru

Page 2: Diet Pada Penyakit Paru

Diet pada PPOK

Page 3: Diet Pada Penyakit Paru

PPOK : penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yangbersifat progressif ireversibel. Tdr dr asma, bronkitis, emfisema

Patofisiologi:Penyumbatan sal nafas menahun krn:-Spasme bronkus (asma)- produksi mukus yg berlebihan (bronkitis)-Kerusakan jar elastik paru, udara terperangkap, pertukaran udara tgganggu (emfisema)-Sumbatan bronkus akibat benda asing atau infeksi

Page 4: Diet Pada Penyakit Paru

Kondisi terkait Gizi:- Malnutrisi sering terjadi- 70% kasus dengan pe↓ BB- Kurang vit A me↓ kemampuan replikasi

sel epitel rentan infeksi- Kurang vit C rentan infeksi- Intervensi gizi mempertahankan

kecukupan gizi melawan infeksi dan mempertahankan kemampuan fungsional seoptimal mungkin

- Ggn elektrolit: hipofosfatemi, hiperkalemi, hipokalsemia, hipomagnesia

Page 5: Diet Pada Penyakit Paru

KKP pada PPOM

Buruknya asupan kalori dan protein

-Kesulitan bernafas tek lambung pd diafragma- Ggn pengecapan produksi sputum >>>-Iritasi lambung krn bronkodilator-Keuangan- Kesepian (lansia)-Pengetahuan kurang-Pe↑ kebutuhan hipermetabolisme kerja muskulus respirasi meningkat hipoksemia kronik dan hiperkapni

GAGAL

NAFAS

Page 6: Diet Pada Penyakit Paru

Kelebihan BB pada PPOM

- Pe↓ kebutuhan kalori me↓ BMR seiring b+ usia- Pe↓ aktivitas kompensasi ggn fs nafas

Penilaian Status Gizi

- Penilaian Fisik dan

Klinis- Parameter Biokimiawi

Page 7: Diet Pada Penyakit Paru

Defisiensi vit A Defisiensi vit C

Asupan sumber vit

A dan C tidak

adekuat

- Pem fisik: hiperkeratosis folikular, buta senja, kornea keringBiokimia: retinol serum↓↓

- Pem fisik: ptekiae, ekimosis, gingivitisBiokimia: asam askorbat serum↓↓

Page 8: Diet Pada Penyakit Paru

-Pemberian cairan & obat-obatan iv >>- NPT, mak pipa, minum scr oral- ventilator ↑ pelepasan ADH

Kelebihan cairan

- Defisiensi Fosfat

- Kelebihan Lipid

Intake zat gizi dengan

komposisi tidak seimbang pd

pasien malnutrisi

Page 9: Diet Pada Penyakit Paru

Jenis diet : TKTP rendah karbohidrat

Intervensi Gizi

Karbohidrat↓

Metabolisme KH menghasilkan >> CO2

dibandingkan lemak

Page 10: Diet Pada Penyakit Paru

Asupan KH diturunkan s.d 35-40% dr total kalori

Asupan lemak s.d. 40%Protein 20-25%Pemberian kalsium melalui diet atau

suplementasi untuk menggantikan kehilangan Ca akibat penggunaan kortikosteroid

Def zink suplementasi..\referensi

\guide nutrition in chronic disease.pdf

Prinsip diet

Page 11: Diet Pada Penyakit Paru

Makan sedikit tp sering (makanan utama dan selingan) 6x/hari

Makan dengan perlahan (30-60 menit)Keuangan cukup, suplementasi susu

khusus : pulmocare 3x/hr dan me(-) porsi nasi

Asupan Ca << suplementasi 1 gr/hr Jika BB ↓ dan tidak ada kontraindikasi

pemberian lemak; gunakan margarin, kaldu, saus berminyak (bumbu kacang)

Preskripsi Diet

Page 12: Diet Pada Penyakit Paru

Zainullah (2008) : antioksidan menurunkan frekuensi dan beratnya eksaserbasi

Cockburn and Jhonson (2009); rekomemdasi diet ETPT, pembatasan konsumsi garam (Na < 2300 mg, ± 1 sdt garam per hari). Na retensi cairan memperberat sesak nafas

Studi Nutrisi & PPOK

Page 13: Diet Pada Penyakit Paru

Diet pada Asma

Page 14: Diet Pada Penyakit Paru

Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang terjadi akibat hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu atau alergi.

Saluran nafas mengalami penyempitan nafas terasa sesak, dada terasa berat, dan batuk

Frekuensi asma attack ↑ ↓ intake makanan, masalah psikososial

Aspek klinis Asma

Page 15: Diet Pada Penyakit Paru
Page 16: Diet Pada Penyakit Paru

Sesuai dengan kebutuhan individualBB ↑ dan ↓ BB ideal atau aktual Energi cukupProtein cukup (perhatikan alergen)Karbohidrat cukupBuah dan sayur vitamin dan

mineral, antioksidanHindari makanan alergen

Jenis Diet

Page 17: Diet Pada Penyakit Paru

Gupta & Verma (2007): Hindari makanan alergen yg dpt

mencetuskan asmaBerikan ASI eksklusif untuk

mencegah kejadian asma pd usia yg lebih tua

Konsumsi antioksidan konsumsi AO↓ faktor risiko asma

Page 18: Diet Pada Penyakit Paru

Shaheen et al. (2001) flavonoid menurunkan tk keparahan serangan asma

Magnesium meningkatkan fungsi paru-paru dan meringankan serangan asma memfasilitasi pelebaran bronkus dan relaksasi otot halus yang menyusun saluran pernafasan

Vit C AO dan antiinflamasi mengurangi frekuansi asma attack

Studi Nutrisi dan Asma

Page 19: Diet Pada Penyakit Paru

Diet pada Kanker Paru

Page 20: Diet Pada Penyakit Paru

Kanker : gangguan sel somatik, ketika perubahan materi genetik menyebabkan sel normal berperilaku abnormal dalam bentuk maupun fungsinyaZailirin (2012)Kanker paru meningkat di seluruh dunia;Tiap tahun terdapat lebih 1,3 juta kasus

dengan angka kematian 1,1 juta.Menurut National Cancer Institute di USA,

tahun 2008 terdapat 215.000 kasus dan kematian 161.840.

Di Indonesia, peringkat ke 4 terbanyakPenyebab utama kematian , masalah klinik

dan sosial masyarakat di masa datang

Page 21: Diet Pada Penyakit Paru
Page 22: Diet Pada Penyakit Paru

Diet dapat melindungi

Sel normal

Sel yg terinisiasi

Sel proneoplastik

Sel neo plas tik/ tumor

Inisiasi

•Dpt berlangsung bertahun-thn•Fc diet promotor/ pemacu

ProgresiPemacuan(Promosi)

Diet dapat melindungi/

membantu diff ulang normal

Nutrien dpt membantu sel mjd resisten

thd multiplikasi

•Zat karsinogenik mutasi DNA/ gen• Fc diet mutagenik

• pertumbuhan dpt diperkuat oleh fc diet

Page 23: Diet Pada Penyakit Paru

Manifestasi Kanker Paru pd Fc Diet

- Pe↑ kec metabolik dan pe↑ katabolisme protein

- Pe↑ kebutuhan gizi sel kanker dan kemoterapi

- Batuk kronis & sesak nafas intake menurun

- Nafsu makan menurun- Gangguan menelan

penekanan esofagus- Mual muntah

kemoterapi- Berat badan kurang

MALNUTRISI

Page 24: Diet Pada Penyakit Paru

Operatif RadioterapiKemoterapi

Pengobatan Kanker Paru

- Asupan/ Intake- Imunitas- Status gizi

Page 25: Diet Pada Penyakit Paru

Radioterapi Kemoterapi

• Mengubah persepsi rasa• Mual, muntah, diare enteritis radiasi ggn absorbsi, ggn elektrolit

• Mual, muntah• Anoreksia• Diare/ konstipasi• Malabsorbsi• Stomatitis

Page 26: Diet Pada Penyakit Paru

Diet ETPT Pemberian diet tgtg keadaan pasien,

perkembangan penyakit, dan kemampuan menerima makan

Disusun secara individual Cara pemberian: oral, enteral, atau

parenteral Bentuk makanan: padat, cair atau

kombinasi

Jenis diet

Page 27: Diet Pada Penyakit Paru

Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dgn cara:Memberikan makanan yg seimbang sesuai

dgn keadaan penyakit dan daya terima pasien

Mencegah/ menghambat pe↓ BBMengurangi rasa mual, muntah dan diareMengupayakan perubahan sikap dan

perilaku sehat thp makanan bagi pasien dan keluarganya

Tujuan diet

Page 28: Diet Pada Penyakit Paru

Energi tinggi: 36-40 kkal/kgBB bagi laki-laki; 32-36 kkal/kgBB bagi perempuan

Protein tinggi: 1-1,5 g/kgBBLemak sedang: 15-20% dr total

kalori KH cukup: sisa perhitungan Vitamin dan mineral cukup sayur

dan buah terutama sumber vit A, B, C, E; asam folat

Cairan cukup

Syarat Diet ETPT pd kanker

Page 29: Diet Pada Penyakit Paru

Bila menderita anoreksiaDianjurkan makan makanan yg

disukai atau dpt diterima walaupun tidak lapar

Hindari minum sebelum makanTekankan bahwa makanan adalah

bagian terpenting dlm pengobatan

Pedoman untuk Mengatasi Masalah makan

Page 30: Diet Pada Penyakit Paru

Bila ada ggn pengecapanMakanan atau minuman diberikan pada

suhu kamar atau dinginTambahkan bumbu yg sesuai utk

menambah rasaMinuman segar spt sari buah, jus

Bila ada kesulitan mengunyah atau menelanMinum dgn sedotanBtk makanan disaring atau cairHindari makanan terlalu asam atau asin

Page 31: Diet Pada Penyakit Paru

Bila mulut keringMakanan atau minuman diberikan pada suhu

kamar atau dinginBentuk makanan cairKunyah permen karet atau hard candy

Bila mual dan muntahBeri makanan keringHindari makanan yg berbau merangsangHindari makanan lemak tinggiMakan dan minum perlahan-lahanBatasi cairan pada saat makanTidak berbaring setelah makan

Page 32: Diet Pada Penyakit Paru

Sumber protein yg msh dpt ditolerir dgn ada mual muntah : telur, keju, milk shake

Makan dgn porsi kecil tp sering (6-8 kali) memaksimalkan asupan makan; terutama pd kemoterapi

Meningkatkan kepadatan protein dan kalori dlm makanan sehari-hari

Meminum cukup cairan 1 hg 2 hari sebelum dan sesudah kemoterapi untuk meningkatkan ekskresi obat dan menurunkan toksisitas pada ginjal

Hal-hal penting dlm penyusunan rencana diet

Page 33: Diet Pada Penyakit Paru

Memandang makanan sbg obat tetap harus makan walaupun tdk selera dll

Mencatat makanan yg membuat mual dihindari

Minum obat antimuntah sebelum makan, bila diperlukan

Mengunyah permen karet sesudah kemoterapi

Menghindari makanan camilan yg rasanya tidak disukai

Edukasi perubahan Perilaku

Page 34: Diet Pada Penyakit Paru

Cranganu & Camporeale (2009): B-carotene mencegah/ melawan kanker paru

Chest (2003): asam folat, flavonoid dan selenium dpt mencegah kanker paru

Fortes et al. (2003): diet mediterania (diet kaya AO alami spt karotenoid, flavonoid, fenol, vit C dan E) memiliki efek proteksi thd kanker paru

Imunonutrisi???

Studi Diet and kanker paru

Page 35: Diet Pada Penyakit Paru

Diet pada TBC

Page 36: Diet Pada Penyakit Paru

- TBC adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis

TBC Malnutrisi

Page 37: Diet Pada Penyakit Paru

- Proses infeksi kronik- Peningkatan BMR peningkatan kebutuhan kalori- Penurunan asupan makan- Kehilangan BB- Malnutrisi (makro dan mikronutrien:vit A, C, Fe, Zn, Selenium)

TBC

Morbiditas & Mortalitas

↑↑↑

Page 38: Diet Pada Penyakit Paru

Jenis Diet: ETPT

Tujuan Diet: Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang bertambah guna mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh .

Page 39: Diet Pada Penyakit Paru

Prinsip Diet: Energi tinggi (40-45 kkal/kgBB) Protein tinggi (2-2,5 g/kgBB) Lemak cukup: 10-25% Karbohidrat cukup Vitamin dan mineral tinggi/cukup

sumber makanan. .\referensi\TBC\121_nutrition_tuberculosis.pdf

Bentuk makanan bisa cair bisa lunak (sesuai kemampuan pasien)

Page 40: Diet Pada Penyakit Paru

Makanan mudah cerna dan tidak merangsang

Sumber protein tinggi: susu, telur, daging, atau dlm btk minuman enteral ETPT

Suparman et al. (2011): pemberian susu, sinbiotik (L. acidophilus &bifidobacterium longus & FOS) dan suppl zat mikro (vit A & zinc) mampu me↑ status gizi (BB, IMT, lemak tubuh, Hb) dan kadar vit A serum; ..\referensi\TBC\penelitian TB.pdf

Page 41: Diet Pada Penyakit Paru

Macam diet ETPT:Diet ETPT I

Energi: 2600 kkal, protein 100 g (2 g/kgBB)

Diet ETPT IIEnergi : 3000 kkal, protein 125 g (2,5 g/kgBB)

Page 42: Diet Pada Penyakit Paru

Diet pada Pneumonia Bayi dan Anak

Page 43: Diet Pada Penyakit Paru

Pada penderita pneumonia bayi dan anak yg memerlukan perawatan di RS

Anak dgn distres napas berat -Pemberian makanan per oral harus dihindari- Pemberian makan melalui NGT atau iv- Pemilihan NGT dgn ukuran terkecil menghindari penekanan pernafasan- Pemantauan balans cairan terutama pd pneumonia berat untuk mencegah overhidrasi krn pe↑ hormon diuretik

Page 44: Diet Pada Penyakit Paru

Anak sudah dapat minum

- Berikan ASI dan cairan oral

- Bujuk makan apabila sudah bisa menelan

ISPA kronik dgn retensi CO2

Formula dgn kandungan:-KH lebih rendah-Lemak lebih tinggi-Tinggi kalori-Tinggi protein- Suplemen serat

Page 45: Diet Pada Penyakit Paru

Contoh kasus: TB Milier

Page 46: Diet Pada Penyakit Paru
Page 47: Diet Pada Penyakit Paru
Page 48: Diet Pada Penyakit Paru
Page 49: Diet Pada Penyakit Paru
Page 50: Diet Pada Penyakit Paru
Page 51: Diet Pada Penyakit Paru
Page 52: Diet Pada Penyakit Paru
Page 53: Diet Pada Penyakit Paru

TERIMA KASIH

Page 54: Diet Pada Penyakit Paru

Almatsier, S. (2010). Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Hartono, A . (2006). Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC

Moore, M.C. (1997). Terapi Diet dan Nutrisi.Jakarta: Hipocrates.

Suandi, I.K.G. (2011). Diet Anak Sakit. Jakarta: EGC.

USAID (2008). Nutrition and Tuberculosis. USA:AED

Sumber Bacaan