perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user...

104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE SANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT EMBELAJA ERTARAF ANYAR KE PADA POK TAHUN J TAS KEGU UNIVERS ARAN KIM INTERNA ELAS XI IP KOK BAHA N AJARAN SKRIPS Oleh: JOKO SUS K330703 URUAN DA SITAS SEBE SURAKAR 2012 MIA PADA ASIONAL D PA 3 SEME ASAN KOL N 2010/2011 SI SILO 32 N ILMU PE ELAS MAR RTA PROGRAM DI SMA NEG ESTER GEN LOID ENDIDIKA RET M RINTISA GERI 1 NAP AN AN

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PELAKS

SE

SANAAN PE

KOLAH BE

KARANGA

FAKULT

EMBELAJA

ERTARAF

ANYAR KE

PADA POK

TAHUN

J

TAS KEGU

UNIVERS

ARAN KIM

INTERNA

ELAS XI IP

KOK BAHA

N AJARAN

SKRIPS

Oleh:

JOKO SUS

K330703

URUAN DA

SITAS SEBE

SURAKAR

2012

MIA PADA

ASIONAL D

PA 3 SEME

ASAN KOL

N 2010/2011

SI

SILO

32

N ILMU PE

ELAS MAR

RTA

PROGRAM

DI SMA NEG

ESTER GEN

LOID

ENDIDIKA

RET

M RINTISA

GERI 1

NAP

AN

AN

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA PROGRAM RINTISAN

SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL DI SMA NEGERI 1

KARANGANYAR KELAS XI IPA 3 SEMESTER GENAP

PADA POKOK BAHASAN KOLOID

TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh:

JOKO SUSILO

K3307032

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Dr. M. Masykuri, M.Si. NIP. 19681124 199403 1 001

Pembimbing II

Lina Mahardiani, S.T., M.M., M.Sc. NIP. 19800310 200501 2 003

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program

Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Pada hari : Senin

Tanggal : 30 Juli 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Haryono, M.Pd .........................

NIP. 19520423 197603 1 001

Sekretaris : Endang Susilowati, S.Si.,M.Si .........................

NIP. 19700117 200003 2 001

Anggota I : Dr. M. Masykuri, M.Si .........................

NIP. 19681124 199403 1 001

Anggota II : Lina Mahardiani, S.T., M.M., M.Sc .........................

NIP. 19800310 200501 2 003

Disahkan Oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n. Dekan

Pembantu Dekan I,

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si NIP. 19660415 199103 1 002

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Joko Susilo

NIM : K3307032

Jurusan/Program Studi : PMIPA/Pendidikan Kimia

menyatakan bahwa sesungguhnya skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran

Kimia pada Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMA Negeri 1

Karanganyar Kelas XI IPA 3 Semester Genap pada Pokok Bahasan Koloid Tahun

Ajaran 2010/2011” adalah benar-benar karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi

yang dikutip dari penulis lain telah disebut dalam teks dan dicantumkan dalam daftar

pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar maka saya bersedia

menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Joko Susilo

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Joko Susilo. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL DI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR KELAS XI IPA 3 SEMESTER II PADA POKOK BAHASAN KOLOID TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Juli. 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui pelaksanaan pembelajaran kimia pada program RSBI di SMA Negeri 1 Karanganyar, (2) mengetahui hambatan yang dihadapi serta usaha guru untuk mengatasi hambatan dalam pembelajaran kimia pada program RSBI di SMA Negeri 1 Karanganyar dan (3) mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran kimia pada program RSBI di SMA Negeri I Karanganyar.

Penelitian ini menggunakan model penelitian Context, Input, Product and Process (CIPP). Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 3, Guru Kimia kelas XI IPA dan Penanggung Jawab Program RSBI di SMA Negeri I Karanganyar. Teknik pengambilan sampling menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Validasi data menggunakan triangulasi data yaitu mengumpulkan data sejenis dari berbagai sumber data yang berbeda. Teknik analisis data dibedakan menjadi 2 yaitu analisis data untuk menghasilkan kesimpulan dari data empiris dan analisis data untuk rekomendasi.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Pelaksanaan pembelajaran kimia pada program RSBI di SMA Negeri 1 Karanganyar meliputi 3 aspek, yaitu perencanaan, proses dan penilaian hasil belajar. Dalam perencanaan guru telah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan cukup baik dan memiliki persiapan mengajar yang baik. Dalam proses pembelajaran, penggunaan metode dan gaya mengajar, penggunaan media dan sumber belajar sudah cukup baik. Namun untuk penggunaan Bahasa Inggris di dalam kelas guru belum melakukannya dengan baik. Penilaian hasil belajar yang diakukan oleh guru sudah cukup baik. (2) Kendala yang dihadapi adalah kesulitan dalam pemilihan metode pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa, belum mahirnya guru dalam menggunakan media pembelajaran, belum termanfaatkannya fasilitas laboratorium, dan kesulitan mengevaluasi aspek afektif dan psikomotor serta guru dan siswa kesulitan menggunakan bahasa Inggris untuk komunikasi dalam proses pembelajaran. Sedangkan usaha yang dilakukan guru untuk meningkatkan keaktifan siswa adalah menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan siswa dalam menjawab pertanyaan. Usaha yang bisa dilakukan guru untuk meningkatkan proses pembelajaran adalah menggunakan metode pembelajaran yang lebih variatif dan disesuaikan dengan karakteristik siswa, menggunakan bilingual dalam proses pembelajaran, penggunaan media dan sumber belajar yang ada disekolah lebih optimal dan memberikan tugas yang lebih kepada siswa (3) Dari 34 siswa di kelas XI IPA 3 sebanyak 58,82% siswa tuntas dalam pembelajaran kimia koloid.

Kata kunci: Pembelajaran Kimia, Program RSBI, model CIPP

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT Joko Susilo. IMPLEMENTATION OF CHEMISTRY LEARNING IN RSBI PROGRAM AT CLASS XI IPA 3 OF SMA NEGERI 1 KARANGANYAR IN ACADEMIC YEAR 2010/2011 ON COLLOIDS MATERIAL. Minor Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, July. 2012.

The aims of this research are to (1) know implementation of chemistry learning on RSBI Program in SMA Negeri 1 Karanganyar, (2) determine the constraints faced in implementation of chemistry learning and know the efforts undertaken by chemistry teacher in developing methods for learning and (3) know the level of achievement of chemistry learning in RSBI program of SMA Negeri 1 Karanganyar.

This research used Context, Input, Product, Process (CIPP) model and used mixed approach method between qualitative approach and quantitative approach. The samples of this research are Class XI IPA 3, chemistry teacher and vice headmaster for RSBI program of SMA Negeri 1 Karanganyar. Determination of sample was done by purposive sampling. Data collection techniques used observations, interviews, questionnaires and documentations. Data validation used triangulation of data which was collected by similar data from many different data sources. The data analysis technique was divided by 2, data analysis to generate empirical data and data analysis to conclude for recommendation.

From the research we could conclude that (1) implementation of chemistry learning on RSBI program in SMA Negeri 1 Karanganyar consists of three aspects, they are planning, learning process and evaluating. In the planning, the chemistry teacher have made annual program, semester program, syllabus and lesson plan. In the learning process, the chemistry teacher did not use various methods and did not use learning media yet. Learning evaluation only focus on the cognitive test and remedial test, (2) the constraints on learning process are the difficulty of chemistry teacher to determine proper learning method which suits with student characteristics, the teacher was not fully-skilled using learning media, the teacher and the student were difficult to use english in communication, the usage of laboratory facilities was none and the difficulty of chemistry teacher to evaluate affective and psychomotor aspect. The effort had been done by chemistry teacher are maximize using of varied learning method especially conventional plus method to address diversity of student’s characteristic, create learning atmosphere more enjoyable and (3) among 34 students in the class of XI IPA 3, about 58,82% students were passed the minimal criteria for the accomplishment. Keywords: Chemistry Learning, RSBI Program, CIPP Model

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

’’Dalam hidup ini yang penting adalah untuk menjadi sukses, tetapi

kesuksesan abadi adalah apabila hidup kita dapat berguna dan berarti bagi

orang lain yang membutuhkannya’’

(Albert Einstein)

“Jenius adalah 1% Inspirasi dan 99% Keringat. Tidak ada yang dapat

menggantikan kerja keras“

(Thomas Alfa Edison)

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk:

• Bapak dan Ibu tercinta

• Dosen Pembimbing

• Teman-teman Boimers (Amel, Otit, Eka, Hanif sama

mbak Dyah)

• Teman-teman kimia angkatan 2007 (Generasi 007)

• Almamater

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul ’’Pelaksanaan Pembelajaran Kimia pada Program Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional di SMA Negeri 1 Karanganyar Kelas XI IPA 3 Semester Genap

pada Pokok Bahasa Koloid Tahun Ajaran 2010/2011“. Skripsi ini dimaksudkan untuk

memenuhi persyaratan dalam rangka menyelesaikan studi tingkat sarjana (S1) di

Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penelitian skripsi ini,

namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan – kesulitan yang timbul

dapat teratasi. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih pada semua

pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Rasa terima kasih ini penulis

haturkan setulusnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si., selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS yang telah memberikan ijin menyusun skripsi

ini.

2. Drs. Sukarmin, Ph.D., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA FKIP UNS yang

telah memberikan ijin menyusun skripsi ini.

3. Ibu Dra. Bakti Mulyani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia FKIP

UNS yang telah memberikan ijin menyusun skripsi ini.

4. Bapak Dr. Mohammad Masykuri, M.Si., selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, dukungan, kepercayaan, kemudahan dan berbagai masukan

yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu Lina Mahardiani, S.T., M.M., M.Sc., selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, dukungan, kepercayaan, kemudahan dan berbagai masukan

yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Drs. JS. Sukardjo, M.Si., selaku Pembimbing Akademik atas waktu

bimbingan, nasehat, dan ilmunya bagi penulis selama ini.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

7. Bapak Drs. Sobirin M.Pd., selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Karanganyar yang

telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

8. Ibu Dra. Sri Widayati, M.M., selaku guru bidang Studi Kimia SMA Negeri 1

Karanganyar yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan, bimbingan selama

melakukan penelitian.

9. Para siswa SMA Negeri I Karanganyar terutama kelas XI IPA 3 atas kerja sama

kalian.

10. Teman – teman Program Studi Pendidikan Kimia angkatan 2007 yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Demikian skripsi ini disusun dan penulis sadar masih banyak kekurangan

didalamnya. Demi sempurnanya suatu pembelajaran, maka segala keterbatasan dan

kekurangan tersebut perlu senantiasa diperbaiki, oleh karenanya saran, ide, dan kritik

yang membangun dari semua pihak tetap penulis harapkan.

Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan memberikan

sedikit kontribusi serta masukan bagi dunia pendidikan guna mencapai tujuan

pendidikan yang optimal.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. vi

HALAMAN MOTTO ................................................................................. viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. ix

KATA PENGANTAR ................................................................................ x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 4

C. Batasan Masalah ...................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ................................................................... 6

BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 7

1. Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional .......................... 7

2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ............................ 14

3. Pembelajaran Kimia ......................................................... 20

4. Penelitian Evaluatif .......................................................... 26

5. Evaluasi Model CIPP ....................................................... 29

6. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Karanganyar .............. 31

7. Kimia Koloid .................................................................... 34

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Halaman

B. Kerangka Berpikir ................................................................... 48

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 52

A. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 52

B. Rancangan Penelitian .............................................................. 52

1. Model Penelitian ................................................................. 52

2. Tahapan Penelitian .............................................................. 53

C. Sumber Data ............................................................................ 53

D. Teknik Sampling ..................................................................... 54

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 54

F. Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 55

G. Validitas Data .......................................................................... 56

H. Teknik Analisa Data ................................................................ 57

BAB IV. HASIL PENELITIAN ................................................................. 58

A. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................... 58

1. Kondisi Awal ................................................................ 58

2. Hasil Wawancara .......................................................... 60

3. Hasil Observasi ............................................................. 63

4. Hasil Angket ................................................................. 65

5. Hasil Dokumentasi Tentang Perangkat Pembelajaran 66

B. Pembahasan ............................................................................. 66

1. Kondisi Awal ................................................................. 66

2. Pelaksanaan Pembelajaran Kimia pada Program RSBI 67

3. Kendala Pelaksanaan Pembelajaran Kimia Pada

Program RSBI ................................................................ 72

4. Usaha Dalam Mengembangkan Pembelajaran Kimia

Pada Program RSBI ........................................................ 75

C. Analisis Rekomendasi ............................................................. 76

1. Rekomendasi Untuk Sekolah .......................................... 78

2. Rekomendasi Untuk Guru Kimia .................................... 79

D. Tabel Matrikulasi CIPP Model ............................................... 80

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Halaman

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ..................................... 83

A. Kesimpulan ............................................................................ 83

B. Rekomendasi .......................................................................... 84

1. Rekomendasi Untuk Sekolah ........................................... 84

2. Rekomendasi Untuk Guru Kimia ..................................... 84

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 86

LAMPIRAN ................................................................................................ 89

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Nilai Ulangan Harian Pokok Bahasan Koloid Tahun Ajaran

2009/2010 .................................................................................... 3

Tabel 2.1 Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi ................................... 34

Tabel 2.2 Jenis-Jenis Koloid ....................................................................... 35

Tabel 2.3 Perbandingan Sifat Koloid Liofil dan Liofob ............................. 43

Table 4.1 Distribusi Kualitas Siswa SMA Negeri 1 Karanganyar .............. 59

Tabel 4.2 Distribusi Minat Siswa SMA Negeri 1 Karanganyar.................. 59

Tabel 4.3 Persentase Penilaian RPP Guru................................................... 60

Tabel 4.4 Data Hasil Wawancara I ............................................................. 60

Tabel 4.5 Data Hasil Wawancara II ............................................................ 62

Tabel 4.6 Persentase Aktivitas Guru ........................................................... 64

Tabel 4.7 Persentase Aktivitas Siswa.......................................................... 64

Tabel 4.8 Persentase Tentang Proses Pembelajaran Kimia di SMA Negeri

1 Karanganyar ............................................................................. 65

Tabel 4.9 Matriks CIPP Model Proses Pembelajaran Kimia pada Program

RSBI di SMA Negeri 1 Karanganyar ......................................... 80

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2. 1 Pengkatagorian Sekolah di Indonesia ................................... 9

Gambar 2. 2 Buih Padat dari Bahan Stirofoam digunakan untuk tempat

Minum Sekali Pakai .............................................................. 35

Gambar 2.3 Efek Tyndall ......................................................................... 37

Gambar 2.4 Sel Elektroforesis Sederhana .................................................. 38

Gambar 2.5 Adsorpsi ion-ion ..................................................................... 39

Gambar 2.6 Antar Partikel koloid terdapat gaya tolak menolak listrik

Karena Bermuatan Sejenis ..................................................... 40

Gambar 2.7 Koagulasi Koloid ................................................................... 40

Gambar 2.8 Pengendap Cottrel .................................................................. 41

Gambar 2.9 Dialisis .................................................................................... 42

Gambar 2.10 Diagram Suatu Dialisis Darah ............................................... 42

Gambar 2.11 Contoh Koloid Hidrofob dan Hidrofil ................................... 43

Gambar 2.12 Dua Cara Pembuatan Koloid, Koloid Dispersi, Kondesasi ... 44

Gambar 2.13 Pembuatan Sol Logam dengan Busur Bredig ....................... 45

Gambar 2.15 Larutan Sabun merupakan Koloid Asosiasi .......................... 47

Gambar 2.16 Skema Cara Kerja Detergen .................................................. 48

Gambar 2.17 Bagan/ Skema Kerangka Berpikir ......................................... 51

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pedoman Observasi guru Mengajajar, Observasi Siswa,

Observasi Sarana dan Prasarana............................................ 89

Lampiran 2. Pedoman Wawancara Guru Kimia dan Penanggungjawab

RSBI ...................................................................................... 99

Lampiran 3. Silabus, Program Tahunan, Program Semester, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ......................................... 103

Lampiran 4. Angket Minat Siswa dan Angket Proses Pembelajaran ........ 120

Lampiran 5. Analisis Kondisi Awal Siswa ............................................... 130

Lampiran 6. Analisis Angket Minat Siswa ............................................... 132

Lampiran 7. Analisis Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....... 145

Lampiran 8. Hasil Wawancara dengan Guru Kimia ................................. 146

Lampiran 9. Hasil Wawancara dengan Penanggungjawab RSBI ............. 149

Lampiran 10. Analisis Guru Mengajar........................................................ 152

Lampiran 11. Analisis Aktivitas Siswa ....................................................... 157

Lampiran 12. Analisis Angket Proses Pembelajaran .................................. 160

Lampiran 13. Soal Ujian Kimia Koloid dan Daftar Nilai Ulangan Harian

Kimia Koloid ......................................................................... 168

Lampiran 14. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ................. 175

Lampiran 15. Dokumentasi Penelitian ........................................................ 177

Lampiran 16. Analisis Sarana dan Prasarana .............................................. 179

Lampiran 17. Surat Pembimbing Skripsi .................................................... 182

Lampiran 18. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi ......................... 183

Lampiran 19. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan

Skripsi ................................................................................... 184

Lampiran 20. Surat Permohonan Izin Research/Tryout .............................. 185

Lampiran 21. Surat Permohonan Keterangan telah Melakukan Penelitian 186

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

1

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan suatu

bangsa, karena kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan

dan sumber daya manusia. Dewasa ini perkembangan dunia pendidikan menjadi

sangat diperhatikan, terutama untuk menghadapi persaingan global yang semakin

tinggi. Sekolah mempunyai peranan tinggi dalam meningkatkan tujuan

pendidikan nasional. Pendidikan merupakan proses sistemik untuk meningkatkan

martabat manusia yang memungkinkan potensi diri dapat berkembang secara

optimal.

Dewasa ini banyak upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan

oleh berbagai pihak. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran betapa

pentingnya peranan pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia

(SDM) dan pengembangan watak bangsa (Nation Character Building) untuk

kemajuan masyarakat dan bangsa. Harkat dan martabat suatu bangsa sangat

ditentukan oleh mutu pendidikannya. Mutu pendidikan dapat dilihat dalam dua

hal yakni mengacu pada proses dan hasil pendidikan. Proses pendidikan dikatakan

bermutu apabila seluruh komponen pendidikan terlibat dalam proses pendidikan

itu sendiri (Feiby Ismail, 2008: 1). Keberhasilan suatu pendidikan terkait dengan

masalah pencapaian keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

Menurut data Education Development Index (EDI) yang diterbitkan

UNESCO pada tahun 2010, Indonesia berada di peringkat 65 dari 128 negara.

Skor EDI Indonesia adalah 0,947 yang lebih rendah daripada Brunei Darusalam

yaitu 0,970 (Education for all global monitoring: 2010). Hal ini mendorong para

penanggungjawab dan pelaku pendidikan di Indonesia untuk berupaya mendesain

berbagai program dan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan ke

arah yang lebih baik.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

 

 

 

Salah satu kebijakan pemerintah pusat dalam rangka peningkatan kualitas

pendidikan di Indonesia adalah penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional

(SBI) [Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 50 ayat (3) dan Peraturan

Pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 61 ayat (1)]. Kebijakan SBI diharapkan dapat

menjadi faktor pendorong bagi Pemerintah Pusat dan Daerah (Propinsi dan

Kabupaten) guna meningkatkan kualitas sekolah-sekolah di Indonesia.

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional atau yang biasa dikenal dengan

RSBI adalah Sekolah Standar Nasional (SSN) yang menyiapkan peserta didik

berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia dan bertaraf

Internasional sehingga diharapkan lulusannya memiliki kemampuan daya saing

internasional. Jadi adanya program RSBI ini adalah untuk mencapai SBI (Ditjen

Dikdasmen, 2008). Adapun Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)

diwajibkan memuat atau terbangun dari 4 dimensi strategis, yakni English

integrated to subject matter (integrasi bahasa Inggris ke dalam mata pelajaran),

adapted curriculum (kurikulum yang diadaptasi), ICT based learning

(Pembelajaran berbasis TIK) dan ICT based management (manajemen berbasis

TIK). Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Karanganyar didirikan dengan

rekomendasi Dinas dan K provinsi Jawa Tengah no. 193/DIKMEN/VI/2008

perihal penyelenggara Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), bertujuan

mencetak para lulusan yang memiliki daya saing tinggi dan berwawasan

internasional.

Secara lebih khusus dari dimensi English integrated to subject matter

diharapkan guru kimia SMA Negeri 1 Karanganyar telah mampu mengucapkan

salam awal pelajaran, instruksi-instruksi singkat, salam penutup, menulis Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam bahasa Inggris dan menggunakan sumber

belajar yang juga berbahasa Inggris. Dari dimensi adapted curriculum, guru kimia

SMA Negeri 1 Karanganyar diharapkan telah memiliki dan menerapkan

kurikulum yang diadaptasi dari kurikulum sekolah-sekolah yang bertaraf

internasional. Persiapan perangkat TIK dan penggunaannnya dalam pembelajaran

untuk mendukung ICT based learning dan ICT based management juga

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

 

 

 

seharusnya sudah dilaksanakan oleh guru kimia (Permendiknas No. 78 Tahun

2009).

Namun demikian, masalah dalam belajar masih banyak ditemukan pada

pembelajaran kimia pada program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)

di SMA Negeri 1 Karanganyar. Masih banyak siswa mengalami kesulitan belajar

pada materi pokok koloid. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa

pada materi pokok koloid tahun 2009/2010 yang tersaji dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Data Nilai Ulangan Harian Siswa Pokok Bahasan Koloid Tahun Ajaran 2009/2010

Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM)

Kelas

Jumlah Siswa Persentase Ketuntasan

(%) Tuntas Tidak Tuntas Jumlah

70 (Skala 10 s.d 100)

XI. IPA 1 24 18 42 57,14 XI. IPA 2 23 21 44 52,27 XI. IPA 3 20 24 44 45,45 XI. IPA 4 27 15 42 64,29 XI. IPA 5 24 20 44 54,55

Rendahnya persentase ketuntasan ketuntasan belajar ini bisa disebabkan

karena sebagian besar pembelajaran kimia yang dilakukan di SMA Negeri 1

Karanganyar masih menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada guru

(teacher centered learning), sehingga siswa cenderung pasif dalam mengikuti

pelajaran kimia. Selain itu pembelajaran kimia yang dilakukan oleh guru juga

belum sesuai dengan Permendiknas No. 79 tahun 2009 dimana pembelajaran pada

program RSBI harus memenuhi empat dimensi yang sudah disebutkan pada

paragraf keenam. Dari hasil pengamatan di dalam kelas, guru masih dominan

menggunakan bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran baik dalam

penyampaian, penggunaan media dan penggunaan alat evaluasi.

Beberapa alasan yang melatarbelakangi perlunya penelitian ini dilakukan

antara lain: 1) belum ada penelitian terhadap pelaksanaan program RSBI

(khususnya pada pembelajaran kimia) yang bersifat evaluative dan kebijakan, 2)

pelaksanaan program RSBI perlu dievaluasi secara kualitatif dan kuantitatif, dan

3) hasil evaluasi itu dapat dijadikan sebagai informasi dan dasar bagi pengambilan

kebijakan dalam proses pembelajaran kimia selanjutnya.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

 

 

 

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka dilakukan suatu penelitian yang

bersifat deskripsi kualitatif evaluatif terutama evaluasi tentang pelaksanaan

pembelajaran kimia pada program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)

menggunakan model penelitian evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP)

yaitu model evaluasi terhadap suatu program dari sisi konteks, input, proses dan

output atau luaran. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul "Pelaksanaan

Pembelajaran Kimia pada Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di

SMA Negeri 1 Karanganyar Kelas XI IPA Semester II pada Pokok Bahasan

Koloid Tahun Ajaran 2010/2011”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut di atas, dapat diidentifikasi masalah

yang ada sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah masih terbiasa dengan kebiasaan lama

(pembelajaran yang kurang variatif dan menempatkan siswa sebagai objek

pembelajaran).

2. Belum dilakukan evaluasi proses tentang pelaksanaan pembelajaran.

3. Pelakasanaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) belum

diimplementasikan dalam pelaksanaan pembelajaran meliputi perencanaan

pembelajaran, proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dilakukan pembatasan

terhadap masalah tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Evaluasi ini dilakukan terhadap pelaksanaan pembelajaran kimia kelas XI IPA

semester II pada Pokok Bahasan Koloid di SMA Negeri 1 Karanganyar.

2. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 3 dan guru kimia.

3. Sasaran penelitian ini adalah tentang pelaksanaan pembelajaran ditinjau dari

perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar

serta input dan output dari proses pembelajaran.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

 

 

 

D. Rumusan Masalah

Dengan titik tolak identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas

maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kondisi awal siswa program RSBI di SMA Negeri 1 Karanganyar

kelas XI IPA semester II tahun Ajaran 2010/2011?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kimia pada program RSBI di

SMA Negeri 1 Karanganyar kelas XI IPA semester II pada pokok bahasan

koloid tahun ajaran 2010/2011?

3. Hambatan apa yang dihadapi serta usaha yang dilakukan guru untuk

mengatasi hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran kimia pada program

RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar kelas XI IPA semester II pada pokok

bahasan koloid tahun ajaran 2010/2011?

4. Bagaimana Tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran kimia pada program

RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar kelas XI IPA semester II pada pokok

bahasan koloid tahun ajaran 2010/2011?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui :

1. Konsidisi awal siswa SMA Negeri 1 Karanganyar kelas XI IPA semester II

tahun Ajaran 2010/2011.

2. Pelaksanaan pembelajaran kimia pada program RSBI di SMA Negeri 1

Karanganyar kelas XI IPA semester II pada pokok bahasan koloid tahun

ajaran 2010/2011.

3. Hambatan yang dihadapi serta usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi

hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran kimia pada program RSBI di

SMA Negeri 1 Karanganyar kelas XI IPA semester II pada pokok bahasan

tahun ajaran 2010/2011.

4. Tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran kimia pada program RSBI di SMA

Negeri 1 Karanganyar kelas XI IPA semester II pada pokok bahasan koloid

tahun ajaran 2010/2011.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

 

 

 

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat praktis

yaitu:

1. Bagi orang tua dan masyarakat, sebagai informasi pengetahuan tentang

pelaksanaan program RSBI di sekolah.

2. Bagi guru:

a. Memperoleh pemahaman tentang pelaksanaan dan hasil pembelajaran

yang telah berlangsung/ dilaksanakan guru.

b. Sebagai acuan untuk membuat keputusan tentang pelaksanaan

pembelajaran kimia pada semester-semester berikutnya.

3. Bagi Sekolah dan pelaku pendidikan (stake holder):

a. Sebagai acuan untuk membuat keputusan berkenaan dengan pelaksanaan

dan hasil pembelajaran.

b. Sebagai acuan meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dalam

rangka meningkatkan kualitas keluaran.

c. Menambah bahan kajian tentang seluk-beluk dan tahapan rencana

peningkatan mutu menuju sekolah bertaraf internasional.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

a. Pengertian Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

Sekolah adalah tempat anak didik mendapatkan pelajaran yang diberikan

oleh guru (Ensiklopedia Indonesia dalam Ivana Universitas Sumatera Utara) .

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sekolah adalah bangunan

atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat memberi dan menerima

pelajaran menurut tingkatnya. Kata “bertaraf” maksutnya bertingkat atau bermutu

(Kamus Besar Bahasa Indonesia Online), sedangkan arti “internasional” adalah

menyangkut bangsa-bangsa atau negeri-negeri seluruh dunia (Kamus Besar

Bahasa Indonesia Online).

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) adalah Sekolah Standar

Nasional (SSN) yang menyiapkan peserta didik berdasarkan Standar Nasional

Pendidikan (SNP) Indonesia dan bertaraf Internasional sehingga diharapkan

lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. Jadi adanya program

RSBI ini adalah untuk mencapai SBI (Ditjen Dikdasmen, 2008).

Di Indonesia, sekolah bertaraf internasional diawali dengan didirikannya

sekolah-sekolah yang disiapkan khusus untuk menampung siswa-siswa asing,

yang orangtuanya bekerja sebagai diplomat asing ataupun bekerja di perusahaan-

perusahaan multinasional seperti Jakarta Internasional School (JIS), yang

didirikan tahun 1951. Sejak itu, mulai bermunculan berbagai sekolah

bertaraf/berstandar internasional di Indonesia, baik yang didirikan oleh kantor-

kantor Kedutaan Besar asing maupun oleh lembaga-lembaga swasta (domestik

dan asing) yang bergerak di bidang pendidikan (Riza Sativani, 2011).

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Nasional

mendefinisikan RSBI sebagai satuan pendidikan yang diselenggarakan dengan

menggunakan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan diperkaya dengan standar

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

 

salah satu Negara anggota Organization for Economic Co-operation and

Development (OECD) dan atau negara maju lainnya (X), yang dirumuskan :

SNP + X

Dimana SNP adalah standar nasional pendidikan yang meliputi kompetensi

lulusan, isi, proses, sarana dan prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan,

manajemen, pembiayaan, penilaian sedangkan X adalah nilai plus, yaitu,

penguatan, pengayaan, pengembangan, perluasan, bahasa asing, atau ICT

pendalaman melalui adaptasi atau adopsi terhadap standar pendidikan, baik dari

dalam maupun luar negeri yang telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara

internasional.

Organisation for Economic Co-operation and Development yang

selanjutnya disingkat OECD adalah organisasi internasional yang tujuannya

membantu pemerintahan negara anggotanya untuk menghadapi tantangan

globalisasi ekonomi. Sedangkan negara maju lainnya adalah negara yang tidak

termasuk dalam keanggotaan OECD tetapi memiliki keunggulan dalam bidang

pendidikan tertentu (Permendiknas RI no. 78 tahun 2009).

Walapun berbagai peraturan terkait SBI telah diterbitkan, namun belum

ada panduan operasional yang jelas untuk mencapai standar tersebut.

Dibangunnya faktor ’X’ oleh masing-masing SBI yang ada di Indonesia

mengakibatkan sistem dan model yang dianut oleh masing-masing sekolah jadi

berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya, yang akhirnya berdampak

pada kualitas pendidikan dan lulusan yang tidak seragam.

Sekarang ini di seluruh Indonesia sudah terdapat puluhan bahkan ratusan

sekolah bertaraf internasional dengan menggunakan sistem yang berbeda-beda.

Kurang lebih ada 3 (tiga) sistem yang paling banyak digunakan oleh sekolah-

sekolah bertaraf internasional yang berada di Indonesia yaitu International

Baccalaureate (IB), Cambridge curriculum, dan Australian Curriculum. Beberapa

sekolah yang menggunakan International Baccalaureate (IB) Curriculum antara

lain Jakarta International School (JIS), Medan International School (MIS), dan

Binus International School (BIS).

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

 

Berikut merupakan bagan pengkategorian sekolah di Indonesia:

Gambar 2.1. Bagan pengkategorian sekolah di Indonesia Sumber: Ditjen Dikdasmen, 2007

Sekolah potensial, yaitu sekolah yang masih relatif banyak

kekurangan/kelemahan untuk memenuhi kriteria sekolah yang sesuai dengan

Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional yang selanjutnya disingkat UUSPN Tahun 2003

pasal 35 maupun dalam PP nomor 19 tahun 2005. Ditegaskan dalam penjelasan

PP nomor 19 tahun 2005 pasal 11 ayat 2 dan 3 bahwa kategori sekolah potensial

adalah sekolah yang belum memenuhi (masih jauh) dari Standar Nasional

Pendidikan (SNP).

Sekolah standar nasional (SSN) adalah sekolah yang sudah atau hampir

memenuhi SNP, yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses,

standar sarana dan prasarana, standar tenaga pendidik dan kependidikan, standar

manajemen, standar pembiayaan, dan standar penilaian sedangkan untuk sekolah

keunggulan berbasis lokal atau biasa disebut dengan sekolah keunggulan lokal

selain memenuhi SNP juga memiliki keunggulan dalam mata pelajaran agama,

akhlak mulia, kewarganegaraan, kepribadian, iptek, estetika, olahraga dan

Sekolah Formal

d

Sekolah Formal

Sekolah keunggulan

lokal

Sekolah bertaraf

Internasional

Dilakukan pembinaan langsung oleh Dit. PSMP/ Dit. PSMA

Sekolah Franchise

Sekolah Asing

Sekolah Potensial

Sekolah Stadar Nasional/ SSN

Sekolah Keunggulan lokal

SBI Sekolah Franchise Asing

Sekolah Asing

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

 

kesehatan. Sekolah bertaraf internasional selanjutnya disingkat SBI adalah

sekolah yang sudah memenuhi seluruh SNP yang diperkaya dengan keunggulan

mutu tertentu yang berasal dari negara anggota OECD atau negara maju lainnya.

b. Landasan Hukum Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

Landasan hukum penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional adalah sebagai berikut:

1) Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (UUSPN 20/2003) Pasal 50 ayat 3 yang menyebutkan bahwa

Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-

kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk

dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional.

2) Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

3) Undang-Undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

4) Undang-Undang nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan

Nasional.

5) Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (SNP).

6) Peraturan Pemerintah (PP) nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan pemerintahan antara pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/kota.

7) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang

Standar Isi.

8) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang

Standar Kompetensi Lulusan.

9) Permendiknas nomor 6 tahun 2007 sebagai penyempurnaan Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan

Permendiknas Nomor 22 dan 23 Tahun 2006.

10) Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-

2009.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

 

11) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 6/2007 tentang Model

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Ditjen Dikdasmen, 2008).

c. Tujuan Pengembangan Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

Tujuan Umum Pengembangan program rintisan SMA bertaraf

internasional bertujuan meningkatkan mutu kinerja sekolah agar dapat

mewujudkan tujuan pendidikan nasional secara optimal dalam mengembangkan

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab; dan memiliki daya saing pada taraf

internasional (Ditjen Dikdasmen, 2008).

Sedangkan tujuan khusus dari penyelenggaraan rintisa SMA bertaraf

Internasional adalah meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dalam

menyiapkan lulusan SMA yang memiliki kompetensi seperti yang tercantum

dalam Standar Kompetensi Lulusan yang memenuhi standar kompetensi lulusan

berdaya saing pada taraf Internasional yang memiliki karakter sebagai berikut:

1. meningkatnya keimanan dan ketaqwaan serta berakhlak mulia,

2. menigkatnya kesehatan jasmani dan rohani,

3. meningkatnya mutu lulusan dengan standar yang lebih tinggi daripada standar

kompetensi lulusan nasional,

4. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,

5. siswa termotivasi untuk belajar mandiri, berpikir kritis dan kreatif, serta

inovatif,

6. mampu memecahkan masalah secara efektif,

7. meningkatnya kecintaan pada persatuan dan kesatuan bangsa,

8. menguasai penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar,

9. Membangun kejujuran, objektivitas dan tanggung jawab.

10. mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan atau bahasa asing lainnya

secara efektif,

11. siswa memiliki daya saing melanjutkan pendidikan bertaraf Internasional,

12. mengikuti sertfifikasi internasional,

13. meraih medali tingkat internasional,

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

 

14. dapat bekerja pada lembaga internasional (Ditjen Dikdasmen, 2008).

Secara umum tujuan dan program-program yang ada di RSBI mengarah

menuju Sekolah Berstandar Internasional (SBI), karena program RSBI ini

memang khusus dipersiapkan untuk mencapai jenjang Sekolah Bertaraf

Internasional (SBI).

d. Pengembangan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

Pengembangan rintisan SMA bertaraf internasional berdasarkan

Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah yang dikeluarkan oleh Menteri

Pendidikan Nasional tanggal 27 Juli 2007 terdiri dari dua fase, yaitu fase rintisan

dan fase kemandirian.

Fase rintisan terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pengembangan dan tahap

konsolidasi. Tahap pengembangan berlangsung selama 3 tahun (tahun ke-1

sampai dengan tahun ke-3) didampingi oleh tenaga dari lembaga profesional

independent dan/atau lembaga terkait dalam melakukan persiapan, penyusunan,

dan pengembangan kurikulum, mempersiapkan SDM, modernisasi manajemen

dan kelembagaan, pembiayaan, serta penyiapan sarana dan prasarana. Tahap

konsolidasi berlangsung selama 2 tahun (tahun ke-4 sampai dengan tahun ke-5),

pada tahap ini sekolah diharapkan telah menemukan praktek-praktek yang baik

(the best practices), inovasi serta kreasi keunggulan yang mendukung

pengembangan tahap berikutnya. Upaya ini dapat dilakukan melalui diskusi

secara terbatas dalam lingkungan sekolah maupun diskusi secara luas melalui

lokakarya atau seminar. Di samping itu, dalam proses ini hal terpenting adalah

dilakukannya refleksi terhadap pelaksanaan kegiatan untuk keperluan

penyempurnaan serta realisasi program kemitraan dengan sekolah mitra luar

negeri serta lembaga sertifikasi internasional.

Fase kemandirian dimulai pada tahun keenam. Pada fase ini SMA

bertaraf internasional diharapkan telah mampu bersaing secara internasional yang

ditunjukkan dengan kemampuan yang tangguh dalam kurikulum, proses belajar

mengajar (PBM), penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan

prasarana, pembiayaan, dan pengelolaan serta kepemimpinan. Diharapkan sekolah

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

 

telah dapat menghasilkan lulusan yang berdaya saing internasional. Dengan kata

lain, sekolah bertaraf internasional telah memiliki kemampuan dan kesanggupan

untuk mengembangkan dirinya secara mandiri dan bersaing di forum

internasional. Indikasi bahwa sekolah bertaraf internasional telah mencapai fase

kemandirian antara lain (1) tumbuhnya prakarsa sendiri untuk memajukan sekolah

bertaraf internasional, (2) kemampuan berfikir dan kesanggupan bertindak secara

kreatif dalam penyelenggaraan sekolah bertaraf internasional dan (3) kemantapan

sebagai sekolah bertaraf internasional untuk bersaing di forum internasional. Pada

tahun keenam apabila Rintisan Sekolah Bertarat Internasional belum bisa

mencapai profil yang diharapkan mulai dari standar isi dan standar kompetensi

lulusan, SDM (guru, kepala sekolah, tenaga pendukung), sarana dan prasarana,

penilaian, pengelolaan, pembiayaan, kesiswaaan, dan kultur sekolah, maka

dimungkinkan seuatu sekolah RSBI akan terkena passing out atau penghentian

untuk penyelenggaraan RSBI.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan

RSBI, di antaranya adalah sebagai berikut:

a. workshop, misalnya: pengembangan kurikulum, pengembangan materi,

peningkatan kemampuan bahasa Inggris guru dan siswa,

b. rekrutmen guru-guru dan tenaga kependidikan,

c. pengiriman guru studi banding atau magang ke sekolah bertaraf internasional

luar negeri,

d. peningkatan tata kelola melalui benchmarking, dan membangun networking/

jaringan dengan salah satu sekolah di luar negeri (sister school),

e. menjalin Memorandum of Understanding yang selanjutnya disingkat MoU

dengan sekolah yang sudah mulai mapan dalam penyelenggaraannya. Upaya

ini paling tidak sebagai bentuk lesson study yang secara empirik memiliki

berbagai keunggulan.

Perencanaan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional dituangkan

dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) atau School Development and

Investment Plan (SDIP) yang mengacu pada Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

 

Bertaraf Internasional, meliputi evaluasi diri, penyusunan dan pengesahan RPS

atau SDIP.

a. Evaluasi Diri

Program RSMABI perlu melakukan evaluasi diri untuk mengetahui

tingkat kesiapan masing-masing sekolah yaitu dengan membandingkan antara

kondisi ideal dengan kondisi nyata di sekolah. Melalui evaluasi diri dapat

diketahui kelemahan masing-masing sekolah untuk setiap komponen sekolah.

Hasil evaluasi diri digunakan sebagai dasar untuk menyusun RPS atau SDIP yang

meliputi Rencana Kerja Jangka Panjang dan Rencana Kerja Tahunan.

b. Penyusunan dan Pengesahan RPS atau SDIP

RPS atau SDIP yang disusun oleh sekolah bersama dengan komite

sekolah diketahui Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Kepala Dinas

Pendidikan Provinsi.

2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

a. Pengertian KTSP

Kurikulum pada dasarnya memiliki tiga dimensi pengertian, yaitu

kurikulum sebagai mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar, dan

kurikulum sebagai perencanaan program pembelajaran (Wina Sanjaya,2008: 4).

Pengertian kurikulum berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Batasan ini memperlihatkan bahwa kurikulum terdiri dari dua aspek,

yaitu sebagai rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan cara pelaksanaan rencana

itu. Kurikulum sebagai rencana digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan

proses belajar mengajar oleh guru. Kurikulum sebagai pengaturan tujuan, isi, dan

cara pelaksanaannya digunakan sebagai upaya pencapaian tujuan pendidikan

nasional.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

 

Kurikulum memiliki tiga peran yang sangat penting, yaitu peran

konservatif, kreatif serta peran kritis dan evaluatif (Hamalik, dalam Sanjaya,

2008) yaitu :

1) Peran Konservatif Kurikulum

Peran kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya sebagai

warisan masa lalu.

2) Peran Kreatif Kurikulum

Peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-hal baru sehingga

dapat membantu siswa mengembangkan potensi yang dimilik serta dapat berperan

aktif dalam kehidupan sosial yang selalu bergerak dan berubah.

3) Peran Kritis dan Evaluatif dari Kurikulum

Kurikulum berperan menyeleksi dan mengevaluasi nilai dan budaya yang

bermanfaat untuk kehidupan anak didik.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum

terbaru yang diharapkan memiliki peran konservatif, kreatif, maupun kritis dan

evaluatif dalam penerapannya saat ini. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) merupakan penyempurnaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) atau

dikenal kurikulum 2004. Dengan penyempurnaan yang berkelanjutan ini

diharapkan sistem pendidikan selalu relevan dan kompetitif.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum

operasional yang pengembangannya diserahkan kepada daerah dan satuan

pendidikan (Mulyasa, 2007: 19). Penyusunan KTSP yang dilakukan oleh satuan

pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan, potensi, dan

karakteristik daerah serta sosial budaya masyarakat setempat serta peserta didik

merupakan ciri yang berbeda dari kurikulum yang digunakan sebelumnya.

Kurikulum sebelumnya lebih bersifat sentralistik (terpusat), sedangkan KTSP

merupakan kurikulum yang desentralistik. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) sebagai kurikulum operasional masih tetap mengacu standar isi maupun

kompetensi dasar yang dikembangkan oleh BSNP.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan strategi

pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

 

berprestasi. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP ini memberikan

otonomi luas pada setiap satuan pendidikan agar setiap satuan pendidikan dan

sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana,

sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan serta

tanggap terhadap kebutuhan setempat. Dalam hal ini guru dituntut untuk memiliki

kompetensi yang lebih kompleks dan adaptif terhadap perubahan. Hal ini sesuai

dengan pernyataan:

“Pada sistem KTSP, sekolah memiliki "full authority and responsibility" dalam menetapkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan. Untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan tersebut, sekolah dituntut untuk mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator kompetensi, mengembangkan strategi, menentukan prioritas, mengendalikan pemberdayaan berbagai potensi sekolah dan lingkungan sekitar, serta mempertanggungjawabkannya kepada masyarakat dan pemerintah” (Mulyasa, 2007: 21).

Sejatinya, KTSP merupakan kurikulum yang merefleksi pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang merujuk kepada konsep pendidikan yang

dikemukakan oleh Bloom, yang pada gilirannya dapat meningkatkan potensi

peserta didik secara optimal. Oleh karenanya, kurikulum yang disusun dapat

menumbuhkan proses pembelajaran di sekolah yang berorientasi pada penguasaan

kompetensi-kompetensi yang telah ditentukan secara integratif. Prinsip

pengembangannya adalah mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan (berisi

prinsip-prinsip pokok, bersifat fleksibel sesuai dengan perkembangan zaman) dan

pengembangannya melalui proses akreditasi yang memungkinkan mata pelajaran

dapat dimodifikasi sesuai dengan tuntutan yang berkembang. Dengan demikian

kurikulum ini merupakan pengembangan pengetahuan, pemahaman, kemampuan,

nilai, sikap dan minat, untuk melakukan suatu keterampilan atau tugas dalam

bentuk kemahiran dan rasa tanggung jawab. Kurikulum ini merupakan suatu

desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan sejumlah kompetensi tertentu,

sehingga setelah menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu, siswa diharapkan

mampu menguasai serangkaian kompetensi dan dapat menerapkannya dalam

kehidupan kelak.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

 

b. Tujuan KTSP

Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan

dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi)

kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan

pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.

Tujuan khusus penerapan KTSP adalah untuk:

1) meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah

dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumber

daya yang tersedia,

2) meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama,

3) meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas

pendidikan yang akan tercapai (Mulyasa, 2007: 22).

c. Dasar Kebijakan dan Karakteristik KTSP

Pengembangan KTSP dilandasi oleh undang-undang dan peraturan

pemerintah sebagai berikut:

1) UU no. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas

2) PP no. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

3) Permendiknas no. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.

4) Permendiknas no. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

5) Permendiknas no. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas No. 22

dan 23.

Karakteristik KTSP meliputi: 1) KTSP adalah kurikulum yang

berorientasi pada disiplin ilmu, 2) KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada

pengembangan individu, 3) KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan

daerah, dan 4) KTSP merupakan kurikulum teknologi (Wina Sanjaya, 2008: 130)

d. Komponen KTSP

Secara garis besar KTSP memiliki enam komponen penting yaitu :

1) Visi dan Misi Satuan Pendidikan

Visi dan misi satuan pendidikan dapat dikembangkan oleh lembaga

masing-masing dengan memperhatikan potensi dan kelemahan masing-masing.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

 

2) Tujuan Pendidikan Satuan Pendidikan

Tujuan pendidikan satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan

mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut:

a) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut.

b) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut.

c) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya

(BSNP, 2006: 9)

3) Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan harus mampu menghitung jam belajar efektif untuk

pembentukan kompetensi peserta didik, dan menyesuaikan dengan SK dan KD

yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikan pada

satuan pendidikan tertentu.

4) Struktur dan Muatan KTSP

Memuat mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri,

pengaturan beban belajar, kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan, pendidikan

kecakapan hidup, pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

5) Silabus

Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata

pelajaran dengan tema tertentu. Ini merupakan penjabaran dari SK dan KD.

6) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen

pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan

dalan Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

 

e. Prinsip-Prinsip Pengembangan KTSP

KTSP yang dikembangkan oleh tiap satuan pendidikan dengan

memperhatikan prinsip-prinsip (BSNP, 2006) yaitu 1) berpusat pada potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya,

2) beragam dan terpadu, 3) tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,

tekonologi dan seni, 4) relevan dengan kebutuhan kehidupan, 5) menyeluruh dan

berkesinambungan, 6) belajar sepanjang hayat serta 7) seimbang antara

kepentingan nasional dan kepentingan daerah (lokal). Ketujuh hal tersebut juga

diungkapkan oleh Mulyasa dalam bukunya yang berjudul “ Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidik Sebuah Panduan Praktis”. Prinsip-prinsip ini yang dapat

memberikan warna yang berbeda-beda pada tiap satuan pendidikan di masing-

masing daerah sesuai dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, kepentingan

peserta didik, dan lingkungannya.

Mekanisme pengembangan kurikulum (Oemar Hamalik, 2006) terdiri

dari tujuh tahap, yakni studi kelayakan dan kebutuhan, penyusunan konsep awal,

perencanaan kurikulum, pengembangan rencana untuk melaksanakan kurikulum,

pelaksaanaan uji coba kurikulum di lapangan, pelaksanaan kurikulum, desiminasi,

dan kemudian menyeluruh, pelaksanaan penilaian dan pemantauan kurikulum,

pelaksanaan perbaikan dan penyesuaian, dan akhirnya diperoleh kurikulum final.

f. Kelebihan dan Kekurangan KTSP

Kelebihan KTSP adalah 1) sebagai kurikulum, untuk mempertegas

kurikulum sebelumnya sehingga tidak diperlukan lagi uji publik. KTSP akan

diberlakukan kepada sekolah yang sudah siap dan memiliki daya dukung yang

memadai, 2) diberlakukan di sekolah dengan penyesuaian kondisi lokal,

3) mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan,

4) mendorong para guru, kepala sekolah dan pihak manajemen sekolah untuk

semakin meningkatkan kreativitasnya dalam menyelenggarakan program

pendidikan dan 5) KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah

menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang acceptable

bagi kebutuhan siswa.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

 

Adapun kelemahan KTSP menyangkut: 1) kurangnya SDM yang

memadai yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada setiap satuan

pendidikan yang ada dan 2) kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana

pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP. Di samping itu masih

banyak guru yang belum memahami KTSP secara utuh, penyusunannya maupun

praktiknya di lapangan. Penerapan KTSP merekomendasikan pengurangan jam

pelajaran.

3. Pembelajaran Kimia

a. Pengertian Pembelajaran

Kurikulum dan pembelajaran merupakan satu kesatuan, dimana

kurikulum berbicara pada tataran implementasi, proses, dan aplikasi. Keterkaitan

suatu kurikulum dengan pembelajaran digambarkan dalam beberapa model (Oliva

dalam Wina Sanjaya, 2008), yaitu model dualistik (the dualistic model), model

berkaitan (the interlocking model), dan model siklus (the cyclical model).

KTSP sebagai suatu kurikulum operasional menempatkan pembelajaran

sebagai suatu komponen yang saling mempengaruhi. Hubungan keduanya

mengikuti model siklus. Model siklus memandang bahwa kurikulum dan

pembelajaran merupakan sesuatu yang saling mempengaruhi dan memiliki

hubungan timbal balik. Kurikulum menjadi dasar dalam proses pelaksanaan

pembelajaran. Sebaliknya, pembelajaran dapat mempengaruhi keputusan untuk

kurikulum sendiri.

Beberapa pengertian tentang pembelajaran yaitu :

1) Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses transaksional yang bersifat

timbal balik, baik antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Robinson, dkk, 2005: 9.4).

2) Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2001: 57).

3) Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan guru dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (BSNP, 2007).

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

 

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu

kegiatan yang bertujuan, yaitu membelajarkan siswa yang merupakan rangkaian

kegiatan yang melibatkan berbagai komponen. Pophan dan Baker (1970: 48)

dalam Robinson (2005: 9.5) menyatakan bahwa kurikulum adalah tujuan akhir

dari program pembelajaran yang direncanakan oleh sekolah, sedangkan

pembelajaran adalah cara mencapai tujuan tersebut.

Dalam konteks implementasi KTSP pada program RSBI, pembelajaran

dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Hal ini

mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa harus dijadikan

sebagai pusat kegiatan. Pembelajaran perlu memberdayakan semua potensi

peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan (Wina Sanjaya, 2008:

215).

Pembelajaran berbasis KTSP dapat didefinisikan sebagai suatu proses

penerapan ide, konsep, dan kebijakan KTSP dalam suatu aktivitas pembelajaran,

sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil

dengan lingkungan (Mulyasa, 2007: 246). Dengan demikian dapat dikatakan pula

bahwa pembelajaran berbasis KTSP adalah terjemahan guru terhadap KTSP

tertulis.

Hasan dalam Mulyasa (2007) mengungkapkan bahwa pembelajaran

berbasis KTSP sedikitnya dipengaruhi oleh tiga faktor berikut ini :

1) Karakteristik KTSP : yang mencakup ruang lingkup KTSP dan kejelasannya

bagi pengguna di lapangan.

2) Strategi pembelajaran : yaitu rancangan dasar bagi seorang guru tentang cara

dia membawakan pengajarannya di kelas secara bertanggung jawab.

3) Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan,

nilai, dan sikap guru terhadap KTSP, serta kemampuannya untuk

merealisasikan KTSP dalam pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan pengimplementasian dari kurikulum.

Dalam hal ini guru merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi

kurikulum. Bagaimana idealnya suatu kurikulum tanpa ditunjang oleh

kemampuan guru untuk mengimplementasikannya, maka kurikulum itu tidak akan

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

 

bermakna sebagai suatu alat pendidikan, dan sebaliknya pembelajaran tanpa

kurikulum sebagai pedoman tidak akan efektif (Sanjaya, 2008). Dalam

pelaksanaan pembelajaran guru juga menempati posisi kunci dan strategis dalam

menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk

mengarahkan siswa agar mencapai tujuan secara optimal (Robinson, 2005).

Menurut Saban (1995), guru itu memiliki tiga peran utama dalam

meningkatkan pembelajaran yaitu "teacher as researcher, teacher as lecture, and

teacher as the curriculum designer". Sedangkan Bork (1990) menyatakan

"The role of of the teacher in national education system was the most important of which include teacher as the instructor for the new colleagues, teacher as researcher, teacher as the producer of knowledge, teacher as observer, teacher as instructor for the school colleagues, teacher as councilor and teacher as curriculum planner" (Vajargah, 2008).

Hal ini berarti guru sangat berperan dalam penyampaian ilmu atau proses

pembelajaran dan juga membantu dalam perencanaan kurikulum.

Dalam melaksanakan perannya tersebut, guru perlu menyusun suatu

acuan kegiatan pembelajaran di kelas yaitu dalam bentuk strategi pembelajaran.

Strategi pembelajaran tersebut dimunculkan dalam silabus dan RPP. Dalam hal ini

berpedoman dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu

pembelajaran yang kreatif, variatif dan inovatif.

Kegiatan pembelajaran berbasis KTSP harus dirancang untuk

memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik dalam

rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat

terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan

berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang

perlu dikuasai peserta didik (BSNP, 2006: 16).

Menurut Ajibola (2008), pembelajaran di kelas yang paling bagus itu

memiliki 4 dimensi karakter, yaitu : interaksi antara guru dan siswa, antara siswa

dan siswa, antara guru dengan lingkungan serta antara siswa dengan lingkungan.

Dengan demikian, kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas harus

mempertimbangkan interaksi antar semua komponen yang terlibat, menggunakan

pendekatan bervariasi dan berpusat pada siswa.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

 

Dalam pelaksanaannya di lapangan, acuan kegiatan pembelajaran yang

inovatif (dalam artian berpusat pada siswa secara aktif dan menggunakan strategi

yang bervariasi) seperti yang dicanangkan KTSP plus sudah atau belum

diterapkan oleh guru. Pernyataan ini perlu untuk dijawab mengingat ukuran

keberhasilan dari suatu kurikulum termasuk kualitas pembelajaran yang

dilaksanakan, sekaligus keberhasilan keluaran dari proses tersebut.

b. Kriteria Keberhasilan Program Pembelajaran

Untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas program pembelajaran,

ada sekurang-kurangnya tiga komponen yang perlu dijadikan objek evaluasi yaitu

desain program pembelajaran, implementasi program dan hasil yang dicapai.

1) Desain Program Pembelajaran

Desain program pembelajaran dinilai dari aspek tujuan yang ingin

dicapai atau kompetensi yang akan dikembangkan, strategi pembelajaran yang

diterapkan dan isi program pembelajaran.

a) Kompetensi yang akan dikembangkan

Salah satu aspek dari program pembelajaran yang dijadikan objek

evaluasi adalah kompetensi yang dikembangkan, khususnya kompetensi dasar dari

mata pelajaran yang bersangkutan. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan

untuk menilai kompetensi dasar yang akan dikembangkan, antara lain:

1) menunjang pencapaian kompetensi dasar maupun kompetensi lulusan,

2) jelas rumusan yang digunakan (observable). Mampu menggambarkan

dengan jelas perubahan tingkah laku yang diharapkan diri siswa,

3) mempunyai kesesuaian dengan tingkat perkembangan anak.

b) Strategi Pembelajaran

Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai strategi

pembelajaran yang direncanakan, yaitu: 1) kesesuaian dengan kompetensi yang

diharapkan, 2) kesesuaian dengan kondisi belajar mengajar yang diharapkan,

3) kejelasan rumusan, terutama mencakup aktivitas guru maupun siswa dalam

proses pembelajaran dan 4) kemungkinan keterlaksanaan dalam kondisi dan

waktu yang ada.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

 

c) Isi program Pembelajaran

Isi program pembelajaran yang dimaksud ialah pengalaman belajar yang

akan disiapkan oleh guru maupun yang harus diikuti oleh siswa. Ada beberapa

kriteria yang dapat digunakan untuk menilai isi program pembelajaran, yaitu

antara lain: 1) relevansi dengan kompetensi yang akan dikembangkan, 2) relevansi

dengan pengalaman murid dan lingkungan, 3) kesesuaian dengan tingkat

perkembangan siswa, 4) kesesuaian dengan alokasi waktu yang tersedia dan

5) keautentikan pengalaman dengan lingkungan hidup siswa.

2) Implementasi Program Pembelajaran

Selain desain program pembelajaran, proses implementasi program atau

proses pelaksanaan pun dijadikan objek evaluasi, khususnya proses belajar dan

pembelajaran yang terjadi di lapangan. Nana Sudjana dan Ibrahim (2004) dalam

Eko Putro Widoyoko menampilkan sejumlah kriteria yang dapat digunakan untuk

mengevaluasi proses belajar dan pembelajaran yaitu:

a) konsistensi dengan kegiatan yang terdapat dalam program pembelajaran,

b) keterlaksanaan oleh guru,

c) keterlaksanaan oleh siswa,

d) perhatian yang diperlihatkan para siswa terhadap pelajaran yang sedang

berlangsung,

e) keaktifan siswa dalam proses pembelajaran,

f) kesempatan yang diberikan untuk menerapkan hasil pembelajaran dalam

situasi nyata,

g) pola interaksi antara guru dan siswa,

h) kesempatan untuk mendapatkan umpan balik secara kontinu.

3) Hasil Program Pembelajaran

Komponen ketiga yang perlu dievaluasi adalah hasil-hasil yang dicapai

oleh kegiatan pembelajaran. Hasil yang dicapai ini dapat mengacu pada tujuan

jangka pendek maupun mengacu pada tujuan jangka panjang (Eko Putro W, 2011:

25).

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

 

c. Hakikat Mata Pelajaran Kimia

Ilmu kimia merupakan dasar bagi ilmu-ilmu pengetahuan lain seperti,

kedokteran, farmasi, geologi, teknik, dan lain-lain. Mempelajari ilmu kimia tidak

hanya bertujuan menemukan zat-zat kimia yang langsung bermanfaat bagi

kesejahteraan umat manusia belaka, akan tetapi ilmu kimia dapat pula memenuhi

keinginan seseorang untuk memahami berbagai peristiwa alam yang ditemukan

dalam kehidupan sehari-hari, mengetahui hakikat materi serta perubahannya,

menanamkan metode ilmiah, mengembangkan kemampuan dalam mengajukan

gagasan-gagasan, dan memupuk ketekunan serta ketelitian bekerja

(Depdiknas, 2006).

Seperti halnya IPA, Ilmu Kimia juga mempelajari gejala-gejala alam,

tetapi mengkhususkan diri di dalam komposisi, struktur, sifat, perubahan,

dinamika dan energitika zat. Oleh karena itu mata pelajaran kimia di SMA/MA

mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan

sifat, perubahan, dinamika, dan energitika zat yang ,melibatkan keterampilan dan

penalaran.

Ada 2 hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu

kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip,

hukum dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh

karena itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus

memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.

Mata pelajaran kimia perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus

yaitu membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah

kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang yang lebih tinggi serta

mengembangkan IPTEK. Tujuan mata pelajaran kimia dicapai oleh peserta didik

melalui berbagai pendekatan, yaitu pendekatan induktif dalam bentuk proses

inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri terbuka. Proses inkuiri ilmiah bertujuan

menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta

berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu,

pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

 

langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap

ilmiah (Mulyasa, 2007).

Keterampilan-keterampilan proses yang dikembangkan dan dibangun

oleh ilmu kimia yaitu :

1) mengobservasi dan mengamati, termasuk di dalamnya menghitung, mengukur,

mengklasifikasi, dan mencari hubungan ruang/waktu,

2) menyusun hipotesis,

3) merencanakan penelitian/eksperimen,

4) mengendalikan/memanipulasi variabel,

5) menginterpretasi atau menafsirkan data,

6) menyusun kesimpulan sementara,

7) meramalkan dan memprediksi,

8) menerapkan dan mengaplikasikan,

9) mengkomunikasikan.

Keterampilan-keterampilan tersebut harus ditumbuhkan dalam diri siswa

SMA/MA sesuai dengan taraf perkembangan pemikirannya (Depdiknas, 2003).

4. Penelitian Evaluatif

Penelitian Evaluatif merupakan suatu desain dan prosedur evaluasi dalam

mengumpulkan dan menganalisis data secara sistemik untuk mennetukan nilai

atau manfaat (worth) dari suatu praktik (pendidikan). Nilai atau manfaat dari suatu

praktik pendidikan didasarkan atas hasil pengukuran atau pengumpulan data

dengan menggunakan standar atau kriteria tertentu yang digunakan secara

absolute maupun relatif. Praktik pendidikan dapat berupa program, kurikulum,

pembelajaran, kebijakan, regulasi administratif, manajemen, struktur organisasi,

produk pendidikan ataupun sumber daya penunjangn

Secara umum, penelitian evaluatif diperlukan untuk merancang,

menyempurnakan dan menguji pelaksanaan suatu praktik pendidikan. Dalam

merancang suatu program, kegiatan diperlukan data hasil evaluasi tentang

program atau kegiatan pendidikan yang lalu, kondisi yang ada serta tuntutan dan

kebutuhan bagi program baru. Secara lebih rinci tujuan penelitian evaluasi adalah:

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

 

a. Membantu perencanaan untuk pelaksanaan progam,

b. Membantu dalam penentuan keputusan penyempurnaan atau perubahan

program,

c. Membantu dalam penentuan keputusan keberlanjutan atau pengehentian

program,

d. Menentukan fakta-fakta dukungan dan penolakan terhadap program,

e. Memberikan sumbangan dalam pemahaman proses psikologis, social, politik

dalam pelaksanaan program serta faktor-faktor yang mempengaruhi program.

David Strahan, Jewell Cooper dan Martha Wood (2001) dalam Nana

Syaodih Sukmadinata (2009: 132) berdasarkan hasil penelitiannya pada sekolah

menengah dalam rangka penyusunan recana penyempurnaan sekolah, dengan

focus mengevaluasi efektivitas program dan struktur organisasi sekolah,

menyarankan langkah-langkah penelitian evaluasi sebagai berikut:

a. Klarifikasi alasan melakukan evaluasi

Menjelaskan alasan-alasan mengapa evaluasi diadakan. Bayak alasan

yang menjadi latar belakang mengadakan evaluasi. Alasan tersebut bisa

bersumber dari peneliti sendiri, karena peneliti mempunyai minat yang cukup

besar terhadap suatu program, peneliti melihat keunggulan atau keberhasilan, atau

sebaliknya peneliti melihat adanya kelambanan, kejanggalan, dampak negatif

bahkan kegagalan.

b. Memilih model evaluasi

Alasan melakukan evaluasi program berhubungan erat dengan model

evaluasi yang akan digunakan. Pemilihan model atau pendekatan penelitian

didasarkan atas:

1) Tujuan evaluasi dan pertanyaan penelitian,

2) Metode pengumpulan data, dan

3) Hubungan antara evaluator dengan administrator, melihat evaluasi,

individu-individu dalam program dan organisasi yang akan dievaluasi.

c. Mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait

Identifikasi pihak-pihak terkait atau stakeholders sangat penting untuk

kelancaran pelaksanaan evaluasi. Siapa yang akan dilibatkan dalam perencanaan,

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

 

dalam pelaksanaan, siapa yang akan menjadi partner, nara sumber, sumber data,

partisipan, dll.

d. Penentuan komponen yang akan dievaluasi

Langkah selanjutnya yang cukup penting dalam evaluasi program adalah

penentuan komponen yang akan dievaluasi. Sebelum ditentukan komponen yang

akan dievaluasi terlebih dahulu perlu diidentifikasi komponen-komponen yang

ada dalam suatu program, mana komponen utama dan mana komponen

penunjang. Pemilihan komponen yang akan dievaluasi didasarkan atas

pertimbangan: kesesuaian dengan tujuan evaluasi, manfaat hasil, keluasan dan

kompleksitas komponen, keluasan target populasi, waktu serta biaya yang

tersedia.

e. Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan evaluasi

Rincian dari focus atau aspek-aspek yang dievaluasi dirumuskan dalam

bentuk pertanyaan, hipotesis atau tujuan. Lee Cronbach (19982) dalam Nana

Syaodih Sukmadinata (2009: 134) mengemukakan dua tahapan perumusan

penelitian evalutif yaitu tahapan divergen dan tahapan konvergen. Tahapan

divergen, pertanyaan penelitian dirumuskan secara komprehensif. Tahapan

konvergen pertanyaan-pertanyaan atau isu-isu yang diajukan pada tahapan

pertama diseleksi mana yang layak dan penting diajukan dan mana yang tidak.

f. Menyusun desain evaluasi dan jadwal kegiatan

Desain evaluasi program tidak jauh berbeda dengan desain penelitian,

berisi langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan, sasaran evaluasi (aspek atau

komponen serta sampel evaluasi), teknik pengukuran, pengumpulan data yang

digunakan, serta evaluator baik evaluator internal maupun evaluator eksternal.

Pelaksanaan kegiatan evaluasi disusun dalam jadwal yang rinci dan kronologis.

g. Pengumpulan dan analisis data

Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif maupun kualitatif.

Kuantitaif menggunakan statistik. Hasil analisis kuantitatif berupa tabel,

grafik,dll. Hasil analisis kualitatif berupa deskripsi naratif-kualitatif tentang hal-

hal yang essensial.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

 

5. Evaluasi Model CIPP

Model penelitian ini adalah model penelitian yang paling dikenal dan

diterapkan oleh para evaluator. Konsep evaluasi CIPP (Context, Input, Process

and Product) pertamakali ditawarkan oleh Stufflebeam pada 1965 sebagai hasil

usahanya mengevaluasi ESEA (the Elementary and Secondary Education Act).

Konsep tersebut ditawarkan oleh Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan

penting evaluasi adalah bukan membuktikan, tetapi untuk memperbaiki. The CIPP

approach is based on the view that the most important purpose of evaluation is

not to prove but to improve. Dalam bidang pendidikan Stufflebeam

menggolongkan sistem pendidikan atas 4 dimensi, yaitu context, input, process

and product sehingga model evaluasinya diberi nama CIPP model.

a. Evaluasi Konteks (Context Evaluation)

Sax (1980: 595) dalam Eko Putro Widoyoko (2011: 181) mendefinisikan

evaluasi konteks sebagai berikut:

The evaluation and specification of project’s environment, its unmet, the population and sample individual to be served, and the project objectives. Context evaluation provides a rationale for justisying a particular type of program intervention.

Sedangkan evaluasi konteks menurut Suharsimi dalam Eko Putro Widoyoko

(2011: 182) dilakukan untuk menjawab pertanyaan: 1) kebutuhan apa yang belum

dipenuhi oleh kegiatan program, 2) tujuan pengembangan manakah yang

berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dan 3) tujuan manakah yang paling

mudah dicapai.

b. Evaluasi Masukan (Input Evaluation)

Menurut Eko Putro Widoyoko (2011: 182) menyatakan bahwa evaluasi

masukan membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada,

alternative apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan,

bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Komponen evaluasi masukan

meliputi: 1) sumber daya manusia, 2) sarana dan peralatan pendukung, 3)

dana/anggaraan dan 4) berbagai prosedur yang diperlukan.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

 

c. Evaluasi Proses (Process evaluation)

Menurut Eko Putro Widoyoko (2011: 182) menyatakan bahwa proses

digunakan untuk mendeteksi atau memprediksi rancangan prosedur atau

rancanagan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan informasi

untuk keputusan program dan sebagi rekaman atau arsip prosedur yang telah

terjadi. Evaluasi proses meliputi koleksi data penilaian yang telah ditentukan dan

diterapkan dalam pratik pelaksanaan program. Pada dasarnya evaluasi proses

untuk mengetahui sampai sejauh mana renacana telah diterapkan dan komponen

apa yang perlu diperbaiki.

d. Evaluasi Produk/Hasil (Product Evaluation)

Fungsi evaluasi produk/hasil seperti dirumusakan Sax (1980: 598) dalam

Eko Putro Widoyoko (2011: 183) adalah “to allow to project director (or teacher)

to make decision regarding continuation, termination, or modification program”.

Dari hasil evaluasi proses diharapkan dapat membantu pimpinan proyek untuk

membuat keputusan yang berkenaan dengan kelanjutan, akhir maupun modifikasi

program. Sementara menurut Farida Yusuf Tayibnapsis (2000: 14) dalam Eko

Putro Widoyoko (2011: 183) menjelaskan evaluasi produk untuk membantu

mebuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai maupun

apa yang dilakukan setelah program itu berjalan.

e. Kelebihan dan Kekurangan Evaluasi Model CIPP

Dibandingkan dengan model-model evaluasi yang lain, model CIPP

memiliki beberapa kelebihan antara lain: lebih komprehensif, karena objek

evaluasi tidak hanya pada hasil semata tetapi mencakup konteks, masukan (input),

proses maupun hasil. Selain memiliki kelebihan model CIPP juga memiliki

keterbatasan, antara lain penerapan model ini dalam bidang program pembelajaran

di kelas mempunyai tingkat keterlaksanaan yang kurang tinggi jika tanpa adanya

modifikasi. Hal ini dapat terjadi karena untuk mengukur konteks, masukan

maupun hasil dalam arti yang luas akan melibatkan banyak pihak yang

membutuhkan waktu dan biaya.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

 

6. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Karanganyar

SMA Negeri 1 Karanganyar berdiri pada tanggal 1 Agustus 1962 dengan

SK Menteri Pendidikan No. 21/SK/B/III tanggal 10 September 1962. Bapak Sri

Wirasmo bertindak sebagai kepala sekolah pertama yang memimpin sekolah

ini. SMA Negeri 1 Karanganyar terletak di Jalan A.W. Monginsidi 03 Kabupaten

Karanganyar. SMA Negeri 1 Karanganyar memiliki akreditasi A (amat baik)

dengan skor 91.

SMA Negeri 1 Karanganyar dibangun di atas tanah dengan luas

11.740 m2, luas bangunan 6.625 m2, luas lapangan 2.330 m2, luas halaman

1.150 m2, luas taman 240 m2, pagar keliling 1.395 m2. Fasilitas gedung atau ruang

yang dimiliki yaitu 30 ruang kelas, 4 Laboratorium, ruang Guru, ruang Kepala

Sekolah, ruang Wakasek, ruang Tata Usaha, Perpustakaan, ruang Aula, ruang

Komputer, ruang BP/BK, ruang Stensil, ruang OSIS, koperasi, masjid, 3 ruang

gudang, 20 kamar mandi, dan 3 tempat parkir.

Tahun 2008, SMA Negeri 1 Karanganyar mulai menyelenggarakan

program RSBI. Beberapa kajian mengenai penetapan SMA Negeri 1 Karanganyar

menjadi Rintisan SBI sebagai berikut:

1. Sekolah Menengah Atas Negeri Karanganyar dinilai memenuhi persyaratan

awal yaitu SMA Negeri 1 karanganyar telah memenuhi kriteria sebagai sekolah

standar nasional (SSN) yang telah memenuhi 8 standar nasional pendidikan

(SNP) dan juga memenuhi verifikasi sebagai sekolah pelaksana program

rintisan sekolah bertaraf internasional sebagai bentuk upaya pemerintah

memenuhi amanah Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional yang pada pasal 50 ayat 3 mengamanatkan agar

pemerintah pusat melalui Departemen Pendidikan Nasional atau Pemerintah

Daerah menyelenggarakan satu satuan pendidikan pada semua jenjang

pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf

Internasional (Depdiknas, 2006). Hal itu juga didukung dengan beberapa dasar

hukum sebagai berikut:

a. PP nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

 

b. Permendiknas nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan

Pendidikan.

c. Permendiknas nomor 78 tahun 2009 tentang Penyelenggara Sekolah

Bertaraf Internasional pada jenjang pendidikan.

d. Rekomendasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah

nomor 193/Dikmen/VI/2008 tentang Penyelenggaraan Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional jenjang Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA N) 1

Karanganyar Propinsi Jawa Tengah.

e. Surat Edaran Direktur Pembinaan SMA Nomor 94/C.C4/MU/2010 tanggal

21 Januari 2010 tentang Mekanisme Penerimaan Siswa Baru (PBS)

Rintisan SMA Bertaraf Internasional.

f. Hasil keputusan Raker Kepala SMA RSBI Provinsi Jawa Tengah tanggal

10 sampai dengan 11 Februari 2010 di Semarang.

2. Pemerintah perlu mengambil kebijakan dan rencana strategis untuk

memperbaiki kualitas sistem pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang

lebih unggul untuk memenuhi tuntutan angkatan kerja yang punya daya saing

di tingkat internasional atau global. Hal ini didasari fakta bahwa angkatan kerja

Indonesia mempunyai rasio angkatan kerja yang lebih rendah daripada negara

lain (Depdiknas, 2006). Untuk mengatasi hal itu kebijakan yang dimaksud

telah dituangkan dalam surat keputusan penetapan beberapa sekolah di Jawa

Tengah untuk dikembangkan menjadi SBI. Satu diantaranya adalah SMA

Negeri 1 Karanganyar.

3. Adanya kecenderungan peningkatan jumlah siswa Indonesia yang belajar ke

luar negeri. Sebagian besar dari mereka harus mengikuti program matrikulasi

minimal satu tahun sebelum mereka diterima di perguruan tinggi (Depdiknas,

2006). Berdasarkan kenyataan tersebut, diharapkan muncul sekolah menengah

yang lulusannya diakui secara internasional sehingga tidak diperlukan lagi

program matrikulasi bagi siswa Indonesia yang melanjutkan kuliah ke luar

negeri. Ini berarti, tidak diperlukan lagi biaya untuk membiayai matrikulasi

atau dengan kata lain kita bisa menghemat biaya.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

 

4. Adanya fenomena di Indonesia dan di Jawa Tengah khususnya yang

mengisyaratkan munculnya sekolah-sekolah yang mengatasnamakan sekolah

bertaraf Internasional dengan menggunakan kurikulum sekolah asing. Hal ini

menimbulkan kerancuan dan kekhawatiran akan erosi identitas kebangsaan

(Depdiknas, 2006). Sebagian besar siswa SMA di Jawa Tengah yang akan

melanjutkan pendidikan ke luar negeri memilih sekolah unggulan sebagai

pilihan prioritas. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Karanganyar sebagai

sekolah unggulan sangat tepat merespon fenomena ini.

Kelas RSBI menyelesaikan materi penuh 6 semester dalam waktu 3

tahun sesuai Kurukulum Nasional, tetapi ditambah penguatan , pengayaan,

pendalaman dan pengembangan Standar Nasional Pendidikan serta menjalin

kerjasama dengan Perguruan Tinggi/Universitas dan sesama Sekolah

Penyelenggara RSBI baik dalam negeri maupaun luar negeri (sister school).

Dulu pembelajaran yang dilakukan di SMA Negeri 1 Karanganyar

kebanyakan masih menggunakan metode konvensional serta sarana prasarana

yang tersedia juga belum terlalu lengkap untuk mendukung proses pelaksanaan

pembelajaran. Dari mulai persiapan guru untuk mengajar di dalam kelas dari

membuat RPP sampai mengajar dilakukan, sumber belajar yang digunakan oleh

guru untuk mengjar juga masih terbatas guru jarang memberikan tugas tambahan

sebagai pengayaan, siswa juga kurang terlalu tertarik untuk belajar karena

pembelajaran lebih bersifat teacher centered learning (TCL) atau pembelajaran

terpusat pada guru. Untuk evaluasi pembelajaran yang dilakukan juga hanya

menyentuh ranah kognitif saja. Pembejaran hanya berorientasi pada hasil

belajarnya saja tanpa memperhatikan proses pembelajaran.

Sedangkan untuk pembelajaran yang dilakukan saat ini, kebanyakan

masih sama dengan dulu belum terlalu banyak berubah kebanyakan masih

konvensional. Meskipun sekarang fasilitas atau sarana dan prasarana sudah

banyak yang berubah atau bisa dibilang lebih lebih lengkap tetapi belum

dimanfaatkan secara optimal oleh guru pada saat proses pembelajaran. Evaluasi

pembelajaran juga kebanyakan masih berorientasi pada ranah kognitif.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

 

7. Kimia Koloid

a. Sistem Koloid

Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak

antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid terdiri atas fase

terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi. Zat yang

didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk

mendispersikan disebut medium pendispersi (Michael Purba, 2008).

Untuk memberi gambaran yang lebih tentang perbedaan larutan, koloid

dan suspensi disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Perbedaan Larutan, Koloid, dan Suspensi.

No. Larutan (Dispersi molekuler)

Koloid (Dispersi koloid)

Suspensi (Dispersi kasar)

1) 2) 3) 4) 5) 6)

Homogen, tidak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra Semua partikel berdimensi (panjang, lebar, atau tebal) kurang dari 1 nm Satu fase Stabil Tidak dapat disaring Contoh: larutan gula dalam air

Secara makroskopis bersifat homogen tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra Partikel berdimensi antara 1 nm sampai 100 nm Dua fase Pada umumnya stabil Tidak dapat disaring kecuali dengan penyaringan ultra Contoh: campuran susu dengan air

Heterogen Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100 nm Dua fase Tidak stabil Dapat disaring Contoh: campuran tepung terigu dengan air

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan campuran yang

tergolong larutan, koloid dan suspensi.

Contoh larutan : larutan gula, larutan garam, spiritus, alkohol 70 %, larutan

cuka, air laut, udara yang bersih, dan bensin.

Contoh koloid : buih sabun, susu cair, santan, jeli, selai, mentega, dan

mayonnaise.

Contoh suspensi : larutan terigu dan campuran air dengan pasir.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

 

b. Jenis-jenis Koloid

Penggolongan suatu sistem koloid didasarkan pada jenis fase terdispersi

dan fase pendispersinya. Jenis-jenis koloid berdasarkan zat pendispersi dan

medium pendispersinya dapat dilihat dalam Tabel 2.2.

Gambar 2.2 Buih padat dari bahan stirofoam digunakan untuk tempat minum sekali pakai

Tabel 2.2 Jenis-jenis Koloid

Fase Terdispersi

Fase Pendispersi Nama Contoh

Padat Gas Aerosol padat Asap, debu

Padat Cair Sol Sol emas, sol belerang, tinta

Padat Padat Sol padat Gelas berwarna, intan hitam

Cair Gas Aerosol cair Kabut, awan

Cair Cair Emulsi Susu, santan, minyak ikan

Cair Padat Emulsi padat Jelly, mutiara, opal

Gas Cair Buih Buih sabun, krim kocok

Gas Padat Buih padat Karet busa, batu apung

1) Aerosol

Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas

disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol

padat; jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair.

Contoh aerosol padat : asap dan debu dalam udara

Contoh aerosol cair : kabut dan awan

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

 

Dewasa ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti

semprot rambut (hair spray, semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot dan

lain-lain.

2) Sol

Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair

disebut sol. Contoh koloid jenis sol adalah air sungai (sol dari lempung dalam

air), sol sabun, sol detergen, sol kanji, timta tulis, dan cat.

3) Emulsi

Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain

disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah kedua jenis zat cair itu

tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu

emulsi minyak dalam air (M/A) atau emulsi air dalam minyak (A/M). Dalam

hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan

air.

Contoh emulsi minyak dalam air (M/A) : santan, susu, dan lateks.

Contoh emulsi air dalam minyak (A/M) : mayonnaise, minyak bumi, dan

minyak ikan

4) Buih

Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih.

Untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen,

dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair

yang mengandung pembuih.

5) Gel

Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel.

Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silica. Gel dapat

terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium

dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat.

c. Sifat-sifat Koloid

Pada dasarnya, sistem koloid mempunyai beberapa sifat khusus, yang

membedakannya dengan sistem dispersi lainnya.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

 

1) Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah gejala penghamburan berkas sinar oleh partikel-

partikel koloid. Hamburan cahaya dari partikel-partikel koloid ini dapat

diamati dari arah samping, meskipun partikel-partikel koloid tidak tampak.

Bila suatu larutan sejati disinari dengan seberkas sinar tampak, maka larutan

sejati tadi akan meneruskan berkas sinar (transparan), sedangkan bila seberkas

sinar dilewatkan pada sistem koloid, maka sinar tersebut akan dihamburkan

oleh partikel koloid, sehingga sinar yang melalui sistem koloid akan tampak

dalam pengamatan.

Gambar 2.3 Efek Tyndall (a) larutan sejati meneruskan cahaya, berkas cahaya tidak kelihatan; (b) sistem koloid menghamburkan cahaya, berkas cahaya kelihatan.

Efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari:

a) Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut

b) Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap/berdebu

c) Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari

yang berkabut.

2) Gerak Brown

Jika diamati dengan mikroskop ultra, akan terlihat partikel koloid senantiasa

bergerak terus-menerus dengan gerak patah-patah (gerak zig-zag). Gerak

Brown adalah gerak zig-zag dari partikel koloid yang hanya bisa diamati

dengan mikroskop ultra. Gerak Brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang

tidak seimbang dari molekul-molekul medium terhadap partikel koloid. Gerak

Brown merupakan salah satu faktor yang menstabilkan koloid. Oleh karena

bergerak terus-menerus maka partikel koloid dapat mengimbangi gaya

gravitasi sehingga tidak mengalami sedimentasi (Michael Purba, 2008).

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

 

3) Muatan koloid

a) Elektroforesis

Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik. Hal ini

menunjukkan bahwa partikel koloid tersebut bermuatan. Pergerakan partikel

koloid dalam medan listrik ini disebut elektroforesis. Apabila kedalam sistem

koloid dimasukkan dua batang elektrode kemudian dihubungkan dengan

sumber arus searah, maka partikel koloid akan bergerak ke salah satu

elektrode bergantung pada jenis muatannya. Koloid bermuatan negatif akan

bergerak ke anode (elektrode positif) sedangkan koloid yang bermuatan positif

bergerak ke katode (elektrode negatif). Dalam percobaan dicampurkan koloid

dari Fe(OH)3 berwarna merah dan As2S3 berwarna kuning, campuran dari

sistem koloid tadi dimasukkan dalam alat elektroforesis.

Dari percobaan yang ditunjukkan pada Gambar 2.4, setelah beberapa

saat kedua kutub tersebut dihubungkan dengan sumber arus listrik, ternyata

daerah kutub (+) berwarna kuning dan daerah kutub (-) berwarna merah. Dari

hasil pengamatan tersebut dapat dinyatakan bahwa koloid As2S3 bermuatan

negatif karena ditarik oleh elektode positif dan koloid Fe(OH)3 bermuatan

positif karena ditarik oleh elektrode negatif. Dengan demikian elektroferesis

dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid.

Gambar 2.4 Sel elektroforesis sederhana

b) Adsorpsi

Partikel koloid memiliki kemampuan menyerap ion atau muatan

listrik pada permukaanya. Oleh karena itu partikel koloid menjadi bermuatan

listrik. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorpsi. Contohnya partikel

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

 

koloid dari Fe(OH)3 bermuatan positif dalam air, karena mengadsorpsi ion H+,

sedangkan partikel As2S3 dalam air bermuatan negatif karena mengadsorpsi

ion negatif.

Gambar 2.5 Adsorbsi ion-ion menyebabkan partikel koloid bermuatan listrik

Sifat adsorpsi partikel ini sangat penting karena banyak manfaat

dapat dilakukan bardasarkan sifat-sifat tersebut. Contoh:

(1) Pemutihan gula tebu

Gula yang masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan

melalui tanah diatome dan arang tulang. Zat-zat warna dalam gula akan

diadsorpsi sehingga diperoleh gula yang putih bersih.

(2) Norit

Norit adalah tablet yang terbuat dari karbon aktif norit. Didalam usus norit

membentuk sistem koloid yang dapat mengadsorpsi gas atau zat racun.

(3) Penjernihan air

Untuk menjernihkan air dapat dilakukan dengan menanbahkan tawas atau

aluminium sulfat. Di dalam air, aluminium sulfat terhidrolisis membentuk

Al(OH)3 yang berupa koloid. Koloid Al(OH)3 ini dapat mengadsorpsi zat-

zat warna atau zat pencemar dalam air (Michael Purba, 2008).

4) Koagulasi

Telah disebutkan bahwa koloid distabilkan oleh muatannya. Apabila

muatan koloid dilucuti maka kestabilan akan berkurang dan dapat

menyebabkan koagulasi atau penggumpalan. Pelucutan muatan koloid dapat

terjadi pada sel elektroforesis atau jika elektrolit ditambahkan ke dalam sistem

koloid. Apabila arus listrik dialirkan cukup lama ke dalam sel elektroforesis

maka partikel koloid akan digumpalkan ketika mencapai elektrode. Jadi,

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

 

koloid yang bermuatan negatif akan digumpalkan di anode, sedangkan koloid

yang bermuatan positif digumpalkan di katode seperti pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Antarpartikel koloid terdapat gaya tolak-manolak listrik karena bermuatan sejenis

Koagulasi karena penambahan elektrolit terjadi sebagai berikut.

Koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation), sedangkan

koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion). Ion-ion

tersebut akan membentuk selubung lapisan kedua seperti pada gambar 2.7.

Apabila selubung lapisan kedua itu terlalu dekat maka selubung itu

akan menetralkan muatan koloid sehingga terjadi koagulasi. Makin besar

muatan ion makin kuat daya tarik menariknya dengan partikel koloid,

sehingga makin cepat terjadi koagulasi. Gambar 2.7 memperlihatkan bahwa

ion fosfat yang bermuatan -3 tertarik lebih dekat daripada ion klorida yang

bermuatan -1, walaupun konsentrasi ion fosfat itu lebih kecil.

Gambar 2.7 Koagulasi koloid karena penambahan elektrolit. Gambar di atas memperlihatkan bahwa ion yang bermuatan lebih besar efektif dalam menggumpalkan koloid

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

 

Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari dan industri:

a) Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat

(lempung) dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur

dengan elektrolit air laut.

b) Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format.

c) Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan

menambahkan tawas. Sol tanah liat dalam air sungai biasanya bermuatan

negatif sehingga akan digumpalkan oleh ion Al3+ dari tawas (aluminium

sulfat).

d) Asap atau debu dari pabrik/ industri dapat digumpalkan dengan alat

koagulasi listrik dari cottrel seperti pada gambar 2.8.

Gambar 2.8 Pengendap Cottrel

5) Koloid pelindung

Suatu koloid dapat distabilkan dengan menambahkan koloid lain

yang disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini akan membungkus

partikel zat terdispersi sehingga tidak dapat lagi mengelompok.

a) Pada pembentukan es krim digunakan gelatin untuk mencegah

pembentukan kristal besar es atau gula.

b) Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid

pelindung.

c) Zat-zat pengemulsi, seperti sabun dan deterjen, juga tergolong koloid

pelindung.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

 

6) Dialisis

Pada pada pembuatan suatu koloid, seringkali terdapat ion-ion yang

dapat menggangu kestabilan koloid tersebut. Ion-ion penganggu ini dapat

dihilangkan dengan suatu proses yang disebut dialisis. Dalam proses ini,

sistem koloid dimasukkan ke dalam suatu kantong koloid, lalu kantong koloid

itu dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air mengalir (lihat Gambar 2.9).

Kantong koloid tadi terbuat dari selaput semipermeable, yaitu selaput yang

dapat melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau molekul

sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan demikian, ion-ion keluar dari

kantong dan hanyut bersama air.

Proses pemisahan hasil-hasil metabolisme dari darah oleh ginjal juga

merupakan proses dialisis. Jaringan ginjal bersifat sebagai selaput

semipermeabel yang dapat dilewati air dan molekul-molekul sederhana seperti

urea, tetapi menahan butir-butir darah yang merupakan koloid. Orang yang

menderita ginjal dapat menjalani cuci darah, dimana fungsi ginjal diganti oleh

suatu mesin dialisator (Michael Purba, 2008).

Gambar 2.9 Proses Dialisis

Gambar 2.10 Diagram suatu dialisis darah

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

 

7) Koloid liofil dan koloid liofob

Berdasarkan interaksi antara partikel terdispersi dengan medium

pendispersinya, sistem koloid dibedakan menjadi dua macam yaitu koloid

liofil dan koloid liofob. Koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya

suka menarik medium pendispersinya. Peristiwa ini disebabkan gaya tarik

antara partikel-partikel terdispersi dengan medium pendispersinya kuat.

Koloid liofob adalah sistem koloid yang fase terdispersinya tidak suka

menarik.

Gambar 2.11 Contoh koloid hidrofob (mayonaise) dan koloid hidrofil

(agar-agar)

medium pendispersinya. Bila medium pendispersinya air koloid liofil disebut

juga koloid hidrofil, sedangkan koloid liofob disebut sebagai koloid hidrofob.

Contoh koloid hidrofil dan hidrofob disajikan pada Gambar 2.11.

Perbedaan kemampuan menarik medium pendispersinya

mengakibatkan terjadinya perbedaan sifat-sifat koloid tersebut. Perbandingan

sifat koloid liofil dan koloid liofob disajikan dalam tabel 2.3

(Unggul Sudarmo, 2009).

Tabel 2.3 Perbandingan Sifat Koloid Liofil dan Koloid Liofob

No Sifat Sol liofil Sol liofob 1 Daya adsorpsi

terhadap medium Kuat, mudah mengadsorpsi mediumnya sehingga ukuran partikelnya dapat semakin besar

Tidak mengadsorpsi mediumnya

2 Efek tyndall Kurang jelas Sangat jelas 3 Viskositas

(kekentalan) Lebih besar daripada mediumnya

Hampir sama dengan mediumnya

4 Koagulasi Sukar terkoagulasi Mudah terkoagulasi (kurang stabil)

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

 

5 Lain-lain Bersifat reversible (bila sudah terkoagulasi dapat dengan mudah dijadikan koloid lagi )

Irreversible (bila sudah menggumpal sukar dikoloidkan kembali)

6 Contoh Protein, sabun, detergen, agar-agar, kanji, gelatin

Susu, mayonaise, sol logam, sol belerang, darah, sol Fe(OH)3

d. Pembuatan sistem koloid

Cara pembuatan koloid dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu dengan

cara dispersi dan cara kondensasi. Cara dispersi dilakukan dengan memperkecil

ukuran partikel. Cara ini melibatkan pengubahan ukuran partikel (misalnya

suspensi atau padatan) menjadi ukuran partikel koloid. Cara kondensasi dilakukan

dengan memperbesar ukuran partikel, umumnya dari larutan diubah menjadi

koloid.

Gambar 2.12 Dua cara pembuatan, koloid dispersi, dan kondensasi

1) Cara dispersi

a) Dispersi langsung (mekanik)

Cara ini dilakukan dengan memperkecil zat terdispersi sebelum

didispersikan ke dalam medium pendispersi. Untuk memperkecil ukuran

partikel dapat dilakukan dengan menggiling atau menggerus partikel

sampai ukuran tertentu. Misalnya, pada pembuatan sol belerang dalam air,

serbuk belerang dihaluskan dahulu dengan menggerus bersama kristal gula

secara berulang-ulang. Campuran semen dengan air dapat membentuk

koloid secara langsung karena ukuran partikel-partikel semen sudah

digiling sedemikian rupa sehingga ukuran partikelnya menjadi ukuran

koloid.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

 

b) Homogenisasi

Pembuatan susu kental manis yang bebas kasein dilakukan dengan

mencampurkan serbuk susu skim ke dalam air di dalam air di dalam mesin

homogenisasi, sehingga partikel-partikel susu akan berubah menjadi

seukuran pertikel koloid. Emulsi obat pada pabrik obat dilakukan dengan

proses homogenisasi menggunakan mesin homogenisasi.

c) Peptisasi

Proses peptisasi dilakukan dengan cara memecah partikel-partikel besar,

misalnya suspensi, gumpalan, atau endapan dengan menambahkan zat

pemecah (pemeptisasi) tertentu. Sebagai contoh endapan Al(OH)3 akan

berubah menjadi koloid dengan menambahkan AlCl3 ke dalamnya.

Endapan AgCl akan berubah menjadi koloid dengan menambahkan larutan

NH3 secukupnya.

d) Busur Bredig

Busur bredig adalah suatu alat yang khusus digunakan untuk membentuk

koloid logam. Proses ini dilakukan dengan cara meletakkan logam yang

akan dikoloidkan pada kedua ujung elektrode dan kemudian diberi arus

listrik yang cukup kuat sehingga terjadi loncatan bunga api listrik (lihat

Gambar 2.13). Suhu tinggi akibat adanya loncatan bunga api listrik

mengakibatkan logam akan menguap dan selanjutkan terdispersi ke dalam

air membentuk suatu koloid logam.

Gambar 2.13 Pembuatan sol logam dengan busur bredig

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

 

2) Cara kondensasi

Cara kondensasi dilakukan dengan mengubah suatu larutan menjadi koloid.

Proses ini umumnya melibatkan reaksi-reaksi kimia yang menghasilkan zat

yang menjadi partikel-partikel terdispersi.

a) Reaksi hidrolisis

Reaksi ini umumnya digunakan untuk membuat koloid-koloid basa dari

suatu garam yang dihidrolisis (direaksikan dengan air).

Contoh:

Pembuatan sol Fe(OH)3 dengan cara memanaskan larutan FeCl3.

FeCl3 (aq) + 3H2O (l) → Fe(OH)3(s) + 3HCl (aq)

b) Reaksi redoks

Reaksi yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi. Koloid yang terjadi

merupakan hasil oksidasi atau reduksi.

Contoh:

Pembuatan sol belerang dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan

SO2. 2 H2S(g) + SO2 (aq) → 2H2O (l) + 3S (s)

Pembuatan sol emas dari reaksi antara HAuCl4 dengan larutan K2CO3 dan

HCHO (formaldehida).

2HAuCl4(aq) + 6 K2CO3(aq) + 3HCHO(aq) → 2Au(koloid) + 5CO2(g) +

8KCl(aq) + 3HCOOK(aq) + KHCO3(aq) + 2H2O(l)

c) Pertukaran ion

Reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari

zat-zat yang sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia.

Contoh:

Pembuatan sol As2S3 dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan

As2O3.

3H2S (g) + As2S3(aq) → As2S3(s) + 3H2O (l)

Pembuatan sol AgCl dengan mencampurkan larutan perak nitrat encer

dengan larutan HCl encer.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

 

AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(koloid) + HNO3(aq)

d) Penggantian pelarut

Selain dengan cara-cara di atas, koloid juga dapat terjadi dengan

penggantian pelarut.

Contoh:

Larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol akan terbentuk

suatu koloid berupa gel.

e. Koloid Asosiasi

Berbagai jenis zat, seperti sabun dan detergen, larut dalam air tetapi

tidak membentuk larutan, melainkan koloid. Molekul sabun atau detergen terdiri

atas bagian yang polar (disebut kepala) dan bagian yang nonpolar (disebur ekor).

Kepala sabun adalah gugus yang hidrofil (tertarik ke air) sedangkan

gugus hidrokarbon bersifat hidrofob (takut air). Jika sabun dilarutkan dalam air,

maka molekul-molekul sabun akan mengadakan asosiasi karena gugus

nonpolarnya (ekor) saling tarik menarik, sehingga terbentuk partikel koloid

(Gambar 2.15).

Gambar 2.15 Larutan sabun merupakan koloid asosiasi. Ekor yang hidrofob cenderung berkumpul sekaligus menghindari air.

Daya pengemulsi dari sabun dan detergen juga disebabkan oleh aksi

yang sama. Gugus nonpolar dari sabun akan menarik partikel kotoran (lemak) dari

bahan cucian kemudian mendispersikannya ke dalam air (lihat Gambar 2.16).

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

 

Gambar 2.16 Skema cara kerja detergen: (a) Kotoran atau bercak lemak pada bahan cucian; (b) molekul sabun atau detergen menarik kotoran dengan gugus nonpolarnya; (c) kotoran mulai terangkat; (d) kotoran didispersikan dalam air.

Sebagai bahan pencuci, sabun dan detergen bukan saja berfungsi sebagai

pengemulsi tetapi juga sebagai pembasah dan penurun tegangan permukaan. Air

yang mengandung sabun atau detergen mempunyai tegangan permukaan yang

lebih rendah sehingga lebih mudah meresap pada bahan cucian

(Michael Purba, 2008).

B. Kerangka Berpikir

Sekolah Bertaraf Internasional di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak

tahun 1951 seperti Jakarta International School (JIS). Akan tetapi keberadaan

dari sekolah ini hanya dikhususkan untuk menampung siswa-siswa asing, yang

orang tuanya bekerja sebagai diplomat atau bekerja di perusahaan-perusahaan

multinasional. Sejak itu, mulai bermunculan berbagai sekolah bertaraf/berstandar

internasional di Indonesia, baik yang didirikan oleh kantor-kantor Kedutaan Besar

asing maupun oleh lembaga-lembaga swasta (domestik dan asing) yang bergerak

di bidang pendidikan. Hal itu didukung pula oleh kebijakan pemerintah dalam

UU Sisdiknas no. 20 tahun 2003 pasal 50 ayat 3 tentang sekurang-kurangnya

pemerintah atau pemerintah daerah menyelenggarakan satu satuan pendidikan

untuk msing-masing jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi sekolah

bertaraf internasional.

Dalam konteks implementasi pembelajaran kimia pada program RSBI di

SMA Negeri I Karanganyar, pembelajaran bermakna sebagai suatu proses yang

mengatur lingkungan supaya siswa belajar dimana pembelajaran yang dilakukan

oleh guru dapat menggunakan bilingual serta pembelajaran yang dilakukan

berbasis TIK. Proses pembelajaran ini merupakan rangkaian kegiatan yang

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

 

melibatkan berbagai komponen diantaranya guru, siswa, sumber belajar, sarana

prasarana dan lingkungan. Semuanya berinteraksi untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Tujuan pembelajaran ini sudah tercantum dalam Standar Kompetensi

(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

Semua guru dituntut untuk mengembangkan SK dan KD tersebut menjadi suatu

silabus. Kemudian silabus tersebut dijabarkan lebih lanjut menjadi RPP yang akan

digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran,baik dari materi pelajaran,

proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) ini digunakan untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta

didik dalam upaya mencapai KD. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini

disusun sesuai dengan kondisi dan potensi sekolah serta daerahnya.

Kegiatan pembelajaran kimia pada program RSBI harus dirancang untuk

memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik dalam

rangka pencapaian kompetensi dasar. Hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan

hal tersebut seorang guru harus berpedoman pada suatu acuan pembelajaran yaitu

silabus dan RPP, sehingga seorang guru harus memiliki keahlian untuk menyusun

silabus dan RPP sesuai dengan kreativitasnya. Demikian pula dengan guru kimia.

Dalam pelaksanaannya di lapangan, acuan kegiatan pembelajaran yang

inovatif seperti yang dicanangkan tersebut belum diterapkan oleh guru kimia.

Untuk mengetahui efektifitas suatu program pembelajaran diperlukan suatu

evaluasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yaitu melalui evaluasi proses

dengan menggunakan model CIPP. Selama ini yang lebih sering dilakukan adalah

evaluasi hasil belajar yang digunakan untuk mengetahui ketercapaian kompetensi

peserta didik.

Pada evaluasi pelaksanaan pembelajaran akan dilihat dari tiga segi yaitu

dari input, proses pembelajaran dan produk atau hasil pembelajaran. Dari input,

akan dinilai tentang kualitas siswa, kualitas guru dan minat siswa terhadap mata

pelajaran kimia serta kualitas dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah

dibuat oleh guru. Dari segi proses pembelajaran, akan dinilai apakah guru sudah

menerapkan suatu strategi pembelajaran atau metode pembelajaran yang berpusat

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

 

pada siswa serta lebih mengaktifkan siswa dalam pelaksanaannya di kelas serta

penggunaan media, gaya mengajar dan interaksi antara siswa dan guru selama

pembelajaran. Sedangkan dari segi produk atau hasil pembelajaran menggunakan

nilai baik nilai aspek kognitif, afektif maupun psikomotor dari materi yang

diajarkan pada saat itu. Guru sudah atau belum menerapkan kurikulum berbasis

KTSP pada program RSBI.

Setelah dilakukan evaluasi pelaksanaan pembelajaran ini, akan

didapatkan suatu hasil evaluasi yang menunjukkan bagaimana keterlaksanaan

pembelajaran kimia pada program RSBI di SMA Negeri I Karanganyar, kendala-

kendala yang dihadapi selama pelaksanaan pembelajaran kimia pada program

RSBI di SMA Negeri I Karanganyar serta usaha-usaha dalam mengembangkan

pembelajaran kimia pada program RSBI di SMA Negeri I Karanganyar. Dengan

diperolehnya hasil evaluasi tersebut akan dijadikan suatu dasar untuk memberikan

saran dan rekomendasi kepada pihak-pihak yang terkait agar pelaksanaan

pembelajaran kimia pada program RSBI selanjutnya dapat menjadi lebih baik.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

 

Gambar 2.17 Skema kerangka berpikir

Konteks pembelajaran pada program RSBI

Input

Proses

produk

Kondisi awal siswa, kualitas RPP

Gaya mengajar, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, penggunaan media dan interaksi kelas antara guru dan siswa

Hasil nilai ulangan

Evaluasi pelaksanaan

pembelajaran

Hasil evaluasi

Saran dan rekomendasi

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

 

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

 

52

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

(RSBI) Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Karanganyar. Pengambilan data

dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2011. Penelitian ini hanya

dilakukan di SMA Negeri 1 Karanganyar yang telah melaksanakan program

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), sehingga hasil penelitian ini dapat

dipergunakan untuk memberikan rekomendasi kebijakan tentang penyelenggaraan

pembelajaran kimia pada program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)

di sekolah-sekolah serta kepada pihak-pihak terkait. Selanjutnya, dari hasil

penelitian evaluatif tentang pelaksanaan pembelajaran kimia pada program RSBI

ini diharapkan dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas input dan proses

pembelajaran, yang pada akhirnya berimplikasi pada peningkatan kualitas lulusan

dari sekolah-sekolah yang sudah menjalankan dan akan melaksanakan program

RSBI.

B. Rancangan Penelitian

1. Model Penelitian

Model penelitian evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model penelitian Context, Input, Process dan Product (CIPP)

(Eko Putro Widoyoko, 2011) dengan pendekatan metode campuran antara

pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan

untuk mendeskripsikan secara evaluatif pelaksanaan pembelajaran kimia pada

program Rintasan Sekolah Bertaraf Internasional di SMA Negeri 1 Karanganyar,

sedangkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dipergunakan untuk dalam

menjawab rumusan masalah keterlaksanaan program RSBI di SMA Negeri 1

Karanganyar.

.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

 

2. Tahapan Penelitian

Sesuai dengan karakteristik dan tujuan penelitian, prosedur penelitian ini

mengikuti tahapan berikut:

a. Observasi awal

b. Penyusunan proposal dan instrumen penelitian

c. Perbaikan instrumen dan persiapan memasuki lapangan

d. Pengumpulan data

e. Analisis dan interpretasi data

f. Pembahasan hasil penelitian

g. Penyusunan laporan

C. Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang menunjuk pada asal diperoleh

(Suharsimi Arikunto, dkk, 2004: 65). Adapun sumber data dalam penelitian ini

adalah:

1. Narasumber

Narasumber adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik

terhadap masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada

peneliti. Adapun narasumber dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru

kimia dan siswa kelas XI IPA.

2. Tempat dan Peristiwa

Tempat dan peristiwa menjadi informasi karena dalam pengamatan harus

sesuai dengan konteksnya dan setiap situasi sosial melibatkan tempat, perilaku,

dan aktivitasnya. Dalam hal ini tempat memuat dua jenis data yang dapat

dikumpulkan yaitu benda-benda sebagai objek diam, meliputi kondisi ruang kelas,

sarana prasarana, dan sebagainya, dan yang bergerak meliputi proses

pembelajaran di kelas dan kegiatan belajar mengajar.

3. Arsip dan Dokumen

Arsip dan dokumen merupakan sumber data yang paling penting. Dalam

penelitian ini yang menjadi sumber data penelitian meliputi segala bentuk

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

 

literatur/pustaka/arsip dan dokumen operasional yang relevan dengan objek

penelitian.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling. Purposive sampling (Sugiyono, 2008:300) digunakan karena

mempertimbangkan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, dalam

penenlitian ini mengambil sampel siswa kelas III IPA dan juga guru SMA Negeri

I Karanganyar yang mengajar dalam kelas tersebut dengan pertimbangan siswa

dan guru kimia tersebut terlibat langsung atau sebagai pelaksana (implementor)

dalam pembelajaran kimia pada program RSBI, sehingga memudahkan peneliti

menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif umumnya metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data adalah pengamatan/ observasi, wawancara dan dokumentasi

(Sugiyono, 2008:308). Begitu pula dengan penelitian evaluasi juga menggunakan

teknik pengumpulan data yang sama dengan teknik pengumpulan data dalam

penelitian lain.

Berdasarkan hal tersebut maka teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data meliputi pengamatan/

observasi, wawancara, analisi dokumen, dan angket atau kuesioner. Dalam

penelitian ini dibagi menjadi 3 variabel yaitu perencanaan, proses, penilaian hasil

belajar. Adapun dalam teknik pengumpulan data menggunakan teknik yang

berbeda untuk setiap variabel, seperti dibawah ini :

a. Variabel perencanaan menggunakan teknik pengumpulan data observasi

dan wawancara

b. Variabel proses pelakasanaan pembelajaran menggunakan teknik

pengumpulan data observasi, angket, wawancara dan studi dokumentatif.

c. Variabel penilaian hasil belajar menggunakan teknik pengumpulan data

studi dokumentatif.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

 

1. Pengamatan/Observasi

Penelitian ini menggunakan observasi partisipasi terbatas karena

pengamatan dilakukan dalam beberapa kali kunjungan, peneliti tidak

merahasiakan identitas, dan berusaha membina hubungan yang baik dengan

subjek penelitian. Peneliti akan mengamati secara langsung bagaimana kegiatan

guru dan siswa dalam pembelajaran, bagaimana strategi pembelajaran yang

diterapkan dan kegiatan apa saja yang dilakukan guru dan siswa.

2. Wawancara

Informan yang diwawancarai adalah penanggungjawab program RSBI

dan guru kimia. Dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara terstruktur

yaitu wawancara dilakukan dengan berpegang pada pedoman yang telah

disiapkan.

3. Analisis Dokumen

Analisis dokumen merupakan teknik penelitian yang dilakukan dengan

cara mencatat dan mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen

yang isinya berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian. Dalam penelitian

ini dilakukan analisis terhadap dokumen yang meliputi rencana pembelajaran,

silabus, daftar nilai siswa, dan lain-lain yang mendukung penelitian.

Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam

arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah

(Suharsimi Arikunto, 2002).

4. Angket atau Kuesioner

Dalam penelitian ini digunakan angket berstruktur karena pada angket ini

pertanyaan diajukan dalam bentuk pernyataan terbuka dan responden diberi

alternatif jawaban untuk menjawab pertanyaan menurut pendapatnya sendiri.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi ini disusun untuk mendapatkan data tentang

pelaksanaan pembelajaran di kelas serta data-data yang mendukung penelitian.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

 

pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran dikembangkan dari standar proses

yang diterbitkan oleh BSNP. Di sisi lain, pedoman observasi keterlaksanaan

program RSBI disusun berdasarkan Panduan penyelenggaraan RSMABI tahun

2008 dan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 78 tahun 2008 tentang

penyelenggaraan sekolah bertaraf internasional pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah. Untuk pedoman observasi dibagi menjadi 3 yaitu pedoman observasi

aktivitas guru mengajar, pedoman observasi siswa dan juga pedoman observasi

sarana dan prasarana seperti pada Lampiran 1.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini dibuat sebagai pedoman agar wawancara tetap

terarah dan tidak menyimpang dari penelitian. Pedoman wawancara ini dibuat

untuk mendapatkan informasi dari kepala sekolah dan guru kimia tentang

pelaksanaan pembelajaran kimia terkait dengan penggunaan metode

pembelajaran, penggunaan media pembelajaran dan evaluasi pembelajaranyang

dilakukan oleh guru kimia seperti pada Lampiran 2.

3. Pedoman Dokumentasi

Pedoman ini dibuat untuk mendaftar jenis-jenis dokumen-dokumen yang

mendukung penelitian. Dokumen yang dijadikan data disini meliputi, silabus,

program tahunan, program semester dan rencana pelaksanaan pembelajaran dan

dokumen lain yang mendukung penelitian seperti pada Lampiran 3.

4. Angket

Angket ini dibuat untuk mendapatkan informasi dari siswa tentang

pelaksanaan pembelajaran yang terjadi di kelas dan minat siswa terhadap mata

pelajaran kimia seperti pada Lampiran 4.

G. Validitas Data

Instrumen Penelitian khususnya angket sebelum digunakan untuk

mengambil data, angket tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahu

kualitas dari angket. Validitas dari angket menggunakan validitas item dan

reliabilitas menggunakan rumus dari Cronbrach. Validitas data dalam penelitian

ini menggunakan Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan data. Triangulasi

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

 

merupakan suatu cara memandang permasalahan/objek yang dievaluasi dari

berbagai sudut pandang (Sugiyono, 2008:372). Triangulasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah triangulasi metode dan triangulasi data (sumber).

H. Teknik Analisis Data

Data dianalisis sesuai dengan jenis dan karakteristik informasi yang

diperoleh. Untuk itu dilakukan tabulasi data atau penyajian data dalam bentuk

matriks untuk melakukan klasifikasi hasil-hasil penelitian. Selanjutnya, data

dianalisis, dievaluasi dan ditafsirkan secara objektif.

Cara analisis terdiri dari dua bagian yaitu analisis untuk menghasilkan

kesimpulan atas data empiris dan analisis untuk menghasilkan alternatif

rekomendasi kebijakan. Analisis pertama untuk menemukan apa yang perlu

direkomendasi, sedangkan analisis kedua menjadi dasar untuk merumuskan

alternatif rekomendasi kebijakan yang operasional.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini data yang diperoleh diklasifikasikan menjadi 3 yaitu

1) input data yang diperoleh berupa nilai masuk siswa, kualitas dari RPP yang dibuat

oleh guru, dan hasil angket minat yang diisi oleh siswa terhadap pembelajaran kimia,

2) proses data yang berupa hasil wawancara dengan penanggung jawab RSBI dan

guru kimia, hasil angket siswa, hasil observasi proses pembelajaran, dan dokumentasi

terhadap proses pembelajaran serta arsip-arsip yang mendukung penelitian dari

sekolah yang diteliti serta dan 3) produk data yang diperoleh berupa nilai ulangan

harian siswa pada pokok bahasan koloid.

1. Kondisi Awal (Input)

Dalam proses ini data yang diperoleh dibagi menjadi tiga yaitu dilihat dari

kualitas input siswa dan minta siswa serta kualitas dari RPP yang dibuat oleh guru,

sedangkan minat siswa data yang diperoleh dari angket yang disebarkan untuk siswa.

Kualitas RPP yang dibuat guru diperoleh dari penilaian dosen.

a. Kualitas siswa

Kualitas input siswa diperoleh dari studi dokumentatif yaitu dari nilai yang

didapatkan siswa ketika mereka mendaftar sebagai siswa baru di SMA Negeri I

Karanganyar yang meliputi nilai rata-rata rapor, nilai tes akademik, nilai tes

wawancara dan nilai rata-rata Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN). Dari

studi dokumentatif diperoleh data seperti pada Tabel 4.1, untuk data lebih rinci bisa

dilihat di Lampiran 5.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 4.1. Tabel Distribusi Kualitas Siswa SMA Negeri I Karanganyar Tahun 2009/2010

b. Minat siswa

Data minat siswa diperoleh dari angket yang disebarkan kepada siswa yang

disusun berdasarkan indikator yang isinya mencakup ketertarikan, perhatian dan

aktivitas siswa bersumber dari buku slameto (180: 1995). Ketertarikan siswa meliputi

mengikuti pelajaran kimia, peningkatan kedisiplinan; perhatian siswa meliputi

kedatangan guru, pengetahuan, kemampuan berpikir, ekspresi siswa; dan terakhir

adalah aktivitas siswa meliputi: mengajukan dan atau menjawab pertanyaan dari guru,

mengerjakan tugas yang diberikan guru , belajar untuk mendapatkan nilai yang bagus.

Deskripsi data dari minat siswa dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini, untuk data

lebih rinci bisa dilihat di Lampiran 6.

Tabel 4.2. Tabel Distribusi Minat Siswa SMA Negeri 1 Karanganyar

Indikator Kategori (%) Total (%) Rendah Sedang Tinggi A. Ketertarikan

1. Aplikatif 0 26,47 75,76 100 2. Eksperimen 0 11,76 88,24 100 3. Sedikit rumus dan

sedikit teori 0 32,35 67,65 100

4. Banyak rumus dan banyak teori

0 23,53 76,47 100

B. Perhatian 1. Kehadiran 0 11,74 88,26 100 2. Keseriusan 0 26,47 73,53 100

C. Aktivitas 1. Review materi 11,77 58,82 29,41 100 2. Mengerjakan PR atau

tugas 2,94 58,82 38,24 100

3. Menjawab pertanyaan 5,88 67,65 26,47 100

4. Mengisi waktu luang 0 73,53 26,47 100

Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori 22-44 0 0 Rendah 45-67 12 35,30 Sedang 68-90 22 64,70 Tinggi

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

c. Kualitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Data kualitas RPP diperoleh dari studi dokumentatif berupa RPP yang sudah

dibuat oleh guru ketika mengajar di dalam kelas. Penilaian kualitas RPP yang dibuat

oleh guru dilakukan oleh dosen menggunakan pedoman dari DIKTI. Dari penilaian

dosen mengenai RPP yang dibuat guru bisa dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini untuk

lebih rinci data bisa dilihat di Lampiran 7.

Tabel 4.3. Persentase Penilaian RPP Guru

Indikator Penilaian Persentase (%) Perumusan Masalah 70,83 Rumusan Kompetensi dan indikatornya 79,17 Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Ajar 75,00 Pemilihan Sumber/ Media Pembelajaran 62,50 Strategi Pembelajaran 65,63 Penilaian Hasil Belajar 50,00 Skor total 67,19

2. Hasil Wawancara

Data yang diperoleh dari hasil wawancara ini akan dibedakan menjadi 2

yaitu wawancara dengan penanggungjawab program RSBI (wawancara I) dan

wawancara dengan guru kimia (wawancara II) dari sekolah yang diteliti.

a. Wawancara I Tentang Pelaksanaan RSBI Di Sekolah

Wawancara I ini untuk mengetahui pelaksanaan program RSBI di

SMA Negeri 1 Karanganyar. Wawancara dilakukan dengan penanggungjawab

program rintisan sekolah bertaraf internasional di SMA Negeri I Karanganyar. Data

hasil wawancara I dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan di Lampiran 8.

Tabel 4.4. Data Hasil Wawancara I

No. Aspek Jawaban 1. Pelaksanaan program RSBI Sejak tahun pelajaran baru 2008/ 2009 2. Alasan terpilihnya SMA N 1 Karanganyar

sebagai sekolah penyelenggara program RSBI

SMA Negeri 1 Karanganyar telah memenuhi verifikasi sebagai SMA penyelenggara program RSBI.

3. Prioritas dari SMA N I Karanganyar untuk menunjang program RSBI

Prioritas utama dari pihak sekolah adalah berkaitan dengan peningkatan kualitas SDM yang ada di SMA Negeri 1 Karanganyar dimana mereka dimotivasi untuk melanjutkan S2 yang

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

linear, mau mengikuti kegiatan workshop ataupun pelatihan karena untuk guru-guru senior minat untuk mengikuti kursus kurang. Selain itu juga terkait masalah fasilitas yaitu dimulai dari tahap renovasi pembangunan gedung sekolah secara bertahap dan dilanjutkan dengan fasilitas-fasilitas yang lain

4. Hal yang dilakukan dari pihak sekolah untuk meningkatkan kemampuan guru untuk menunjang program RSBI

Hal yang dilakukan dari pihak sekolah untuk menunjang pembelajaran adalah dengan melakukan pelatihan seperti pelatihan bahasa Inggris bekerjasama dengan LPIA, LCC dan LIA, Pelatihan IT bekerjasama dengan teman atau mereka kursus secara mandiri di lembaga, workshop silabus dan RPP serta evaluasi pembelajaran pelaksanaannya adalah dari pihak sekolah dengan mendatangkan pakar, ada yang dari provinsi, ada yang dari tingkat nasional serta ada yang dengan MGMP (RPP)

5. Pengembangan silabus Dikembangkan oleh guru mata pelajaran masing-masing melalui MGMP

6. Pemahaman guru tentang program RSBI 70% 7. Persentase pelaksanaan program RSBI di

SMA N 1 Karanganyar 60% s.d 70%

8. Potensi daya dukung sekolah Ruang kelas sudah ber-AC, ada LCD, ada komputer untuk pembelajaran berbasis IT, layar LCD, sumber bacaan bilingual ada, ada titik area hotspot

9. Kemitraan dengan pihak Luar Ada dengan LPIA, LCC dan LIA untuk pelatihan bahasa Inggris, SMA N 4 Denpasar bidang kurikulum, SMA N 3 bandung penambahan jam pelajaran di luar jam sekolah, Pioneer Junior College tukar menukar guru bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

10. Kendala dalam program RSBI Kurangnya semangat dari guru senior, dan belum meratanya fasilitas pembangunan, pemahaman beberapa guru yang kurang tentang RSBI, pemanfaatan media serta sumber belajar yang belum terlalu optimal baik oleh guru ataupun siswa.

11. Usaha yang dilakukan sekolah Memotivasi guru, mengadakan pelatihan dan mengikutsertakan guru dalam workshop baik untuk pembuatan media pembelajaran ataupun terkait dengan assesmen.

12. Evaluasi program RSBI Evaluasi setiap tahun dari direktorat tinggi Jakarta dan juga dari provinsi serta dari dinas pendidikan kabupaten.

13. Potensi lokal yang dimiliki oleh SMA N 1 Karanganyar

Dalam bidang olahraga: panahan, seni tari dan juga seni rupa.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 4.4. Lanjutan Data Hasil Wawancara I

No. Aspek Jawaban 14. Target dari SMA N 1 Karanganyar

terhadap lulusan Target dari lulusan program RSBI adalah a. Siswa bisa berkomunikasi dalam bahasa

Inggris dengan lancar dan benar b. Siswa bisa menguasai IT dengan baik c. Siswa bisa berkompetisi atau bersaing dalam

event baik nasional maupun internasional. d. Siswa bisa lulus baik lulus secara Institusi/

Lembaga maupun lulus dalam kelompok mata pelajaran

b. Wawancara II Tentang Pelaksanaan Pembelajaran Kimia Pada Program RSBI

Wawancara II dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran kimia

pada program RSBI. Wawancara II dilakukan dengan guru kimia dan data hasil

wawancara II dari sekolah yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan di

Lampiran 9.

Tabel 4.5. Data Hasil Wawancara II No. Pertanyaan Jawaban 1. Perencanaan pembelajaran Selalu membuat perangkat pembelajaran biasanya

di awal tahun bersama tim MGMP sekolah. 2. Penerapan RPP Bersifat fleksibel, sesuai dengan karakteristik/

kondisi sekolah 3. Pengelolaan program pembelajaran Tergantung pada kedalaman materi, penguasaan

materi dan tingkat kesulitan materi 4. Kemampuan dan Minat Siswa Cukup berminat kira-kira 70% 5. Pemilihan Metode Pembelajaran Berdasarkan rata-rata karakteristik siswa 6. Penggunaan Metode Pembelajaran Lebih sering menggunakan metode tanya jawab,

diskusi dan pemberian latihan soal 7. Penggunaan Media Pembelajaran Disesuaikan dg media yang dimiliki sekolah,

biasanya menggunakan power point atau macromedia flash hasil download atau sharing dengan teman

8. Penggunaan Sumber Belajar Guru : buku-buku dari berbagai penerbit. Siswa : LKS, buku Kimia dari Erlangga dan internet

9. Usaha Guru untuk Meningkatkan keaktifan dan minat siswa

a. Menyajikan pembelajaran yang humoris dan menarik

b. Melakukan praktikum c. Melibatkan siswa untuk menjawab soal

sekaligus alasannya 10. Penilaian Hasil Belajar Tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Tabel 4.5. Lanjutan Data Hasil Wawancara II No. Pertanyaan Jawaban 11. Tindakan untuk siswa yang tidak tuntas

KKM Diadakan remedial terhadap siswa yang belum tuntas sedangkan untuk siswa yang punya kemampuan lebih diadakan pengayaan.

12. Remidi pengajaran atau remisi tes Remidi tes karena kalau mau mengadakan remidi pengajaran waktunya yang tidak ada

13. Hambatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran

a. Kemampuan dan karakteristik siswa yang beragam

b. Penggunaan bahasa Inggris karena penguasan bahasa Inggris yang kurang, selain guru yang kurang penguasaan bahasa Inggris siswa pun juga kurang

c. Fasilitas yang kadang-kadang juga susah, jaringan internet yang tidak terlalu bagus. Dan kadang-kadang susah mencari literature.

d. susah membuat media pembelajaran karena penguasaan IT yang kurang

e. tidak adanya laboran jadi merasa kesulitan ketika mau mengajak siswa untuk praktikum di laboratorium

3. Hasil Observasi

Observasi ini dilakukan selama ± 1 bulan, dengan melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa dan aktivitas guru untuk satu bab terakhir semester 2. Data observasi ini akan dibedakan menjadi 2 yaitu data observasi guru kimia dan data observasi siswa dari sekolah yang diteliti. a. Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran

Data hasil observasi guru disusun berdasarkan persentase jumlah pertemuan yang dilakukan yang menunjukkan aktivitas guru melakukan kegiatan tersebut. Penilaian aktivitas guru selama proses belajar mengajar meliputi persiapan mengajar, penggunaaan metode dan gaya mengajar, penggunaan media dan sumber belajar serta evaluasi pembelajaran. Adapun hasilnya dapat ditunjukkan pada Tabel 4.6. Sedangkan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 4.6. Persentase Aktivitas Guru Kimia di SMA Negeri 1 Karanganyar Indikator Penilaian Persentase (%)

Persiapan mengajar 91,67 Penggunaan metode dan gaya mengajar 61,11 Penggunaan media dan sumber belajar 54,17 Evaluasi pembelajaran 67,71 Skor total 68,67

b. Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran

Data hasil observasi siswa disusun berdasarkan persentase jumlah

pertemuan yang menunjukkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Penilaian

aktivitas siswa meliputi perhatian siswa terhadap pelajaran, keaktifan siswa bertanya,

kemampuan siswa dalam mejawab pertanyaan dan interaksi yang terjadi pada saat

pembelajaran baik interaksi antar siswa maupun interaksi antara siswa dengan guru

dan lingkungan/ sumber belajar. Adapun data hasilnya dapat ditunjukkan pada

Tabel 4.7 dan di Lampiran 11.

Tabel 4.7. Persentase Aktivitas Siswa di SMA Negeri I Karanganyar Indikator Penilaian Persentase (%)

Perhatian 79,71 Keaktifan bertanya 62,50 Menjawab pertanyaan 79,17 Interaksi antar siswa 45,83 Interaksi siswa dengan sumber belajar 62,50

Di samping observasi terhadap proses pembelajaran, observasi juga

dilakukan terhadap fasilitas-fasilitas sekolah dan hal-hal lain yang berhubungan

dengan penelitian. Dari hasil observasi terhadap fasilitas sekolah khususnya yang

berhubungan dengan pembelajaran kimia diketahui bahwa sekolah yang diteliti sudah

memiliki laboratorium kimia dan media pembelajaran kimia, hanya saja alat ataupun

media pembelajaran yang dimiliki belum dimanfaatkan secara optimal oleh guru

untuk kegiatan pembelajaran kimia. Hal itu dikarenakan laboratorium yang dimiliki

masih belum mencukupi kebutuhan siswa (jumlah alat yang sedikit) dan bahan-bahan

kimianya sudah lama tidak digunakan sehingga sudah banyak yang rusak serta belum

adanya laboran yang mengurusi laboratorium.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

4. Hasil Angket

Angket siswa ini digunakan untuk mengetahui penilaian siswa terhadap

proses pembelajaran yang telah berlangsung dan saran ataupun kritik yang diberikan

untuk pembelajaran kimia. Aspek yang dinilai siswa dalam angket ini adalah metode

pembelajaran dan gaya mengajar, alat/ media/ sumber belajar, evaluasi pembelajaran,

interaksi dalam proses pembelajaran, dan ketersediaan sarana dan prasarana

pendukung pembelajaran. Metode pembelajaran dan gaya mengajar yang dimaksud

adalah guru menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa

belajar meliputi sesuai dengan kebutuhan, sesuai dengan karakteristik materi, sesuai

dengan daya dukung sarana dan prasarana, mendorong siswa aktif dan kreatif,

meningkatkan mutu produk belajar dan sesuai dengan konsep. Penilaian alat/ media

meliputi mencantumkan sumber belajar, terdiri atas beberapa sumber belajar, sesuai

dengan kompetensi dasar, menggunakan power point, mendayagunakan flash, video,

CD, menggunakan animasi pembelajaran, dan menggunakan sumber belajar

berbahasa Inggris. Interaksi dalam proses pembelajaran meliputi siswa bertanya

kepada guru dan atau siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan yang

terakhir ketersediaan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran pada program

RSBI. Dari angket diperoleh data sebagai berikut pada Tabel 4.8 dan di Lampiran 12.

Tabel 4.8. Persentase Tentang Proses Pembelajaran Kimia di SMA Negeri I Karanganyar

Indikator Kategori (%) Total (%) Rendah Sedang Tinggi a. Metode Pembelajaran

dan gaya mengajar 17,65 44,12 55,88 100

b. Alat/ media/ sumber belajar

11,76 58,82 29,41 100

c. Evaluasi pembelajaran 5,88 41,18 29,41 100 d. Interaksi dalam proses

pembelajaran 5,88 58,82 35,29 100

e. Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran

2,94 50,00 47,06 100

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

5. Hasil Dokumentasi Tentang Perangkat Pembelajaran

Data yang diperoleh dari dokumentasi yaitu dokumentasi tentang perangkat

pembelajaran yang dibuat guru-guru kimia dari sekolah yang diteliti, instrumen

penilaian kognitif, daftar nilai (Lampiran 13), pedoman KKM (Lampiran 14), serta

dokumentasi foto tentang proses pembelajaran yang berlangsung selama proses

pembelajaran materi koloid (Lampiran 15).

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran kimia

pada program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMA Negeri I Karanganyar,

kendala yang dihadapi serta usaha-usaha yang dilakukan guru kimia dalam

mengembangkan pembelajaran kimia, sehingga analisis data dan pembahasan akan

dibedakan menjadi 3 hal yaitu input, proses dan produknya.

1. Kondisi awal (Input)

Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 4.1, kondisi awal (input) siswa

kelas XI IPA 3 di SMA Negeri I Karanganyar 64,70% termasuk kategori tinggi,

sisanya 35,30% tergolong kategori sedang. Hal tersebut bisa dilihat juga dari tingkat

persaingan yang cukup ketat yaitu dari 640 siswa yang mendaftar pada tahun

pelajaran 2009/2010 yang diterima adalah 288 siswa. Siswa yang mendaftar harus

melalui serangkaian tes seperti tes potensi akademik (TPA), tes kemampuan

akademik, dan tes wawancara serta menyerahkan beberapa dokumen seperti nilai

SKHUN. Untuk guru yang saat ini mengajar bidang studi kimia sudah memiliki

kualifikasi S2, dimana S1 dalam bidang pendidikan kimia dan S2 magister majemen.

Guru juga belum mencapai standar yang disyaratkan untuk kemampuan bahasa

Inggris dimana guru harus memiliki skor IELTS 7,5. Hal itu juga bisa dilihat didalam

observasi yang dilakukan dimana guru jarang menggunakan bahasa Inggris dalam

proses pembelajaran, penggunaan bahasa Inggris oleh guru hanya terlihat pada

pembuatan perangkat pembelajaran saja yaitu seperti pembuatan silabus, program

tahunan, program semester dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta di

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

awal pembelajaran dan di akhir pembelajaran saja. Dalam Permendiknas no. 79 tahun

2009 guru yang mengajar dalam program RSBI harus memiliki skor TOEFL tes lebih

besar dari 7,5 dalam skala internet based learning. Akan tetapi, dalam hal ini guru

belum memiliki kualifikasi tersebut. Hal ini didukung dari Sumitomo B (2012: 25)

yang menyatakan bahwa sebanyak 600 guru sekolah SBI di Indonesia yang ikut

dalam Test of English for International Communication (ToEIC) jauh dari kategori

memuaskan, bahkan 60% diantaranya tergolong pada level rendah.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Kimia pada Program RSBI

Profil pelaksanaan pembelajaran kimia pada program RSBI di SMA Negeri I

Karanganyar akan dibedakan menjadi 3 yaitu perencanaan pembelajaran, proses

pembelajaran dan penilaian hasil belajar.

a. Perencanaan Pembelajaran Kimia

Perencanaan pembelajaran ini meliputi penyusunan perangkat pembelajaran

seperti pengembangan silabus, program tahunan, program semester dan

pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Berdasarkan hasil

penelitian, guru kimia SMA Negeri I Karanganyar sudah menyusun perangkat

pembelajaran, mulai dari pengembangan silabus sampai pengembangan RPP.

Pengembangan silabus kimia ini dilakukan oleh musyawarah guru mata pelajaran

(MGMP) kimia sekolah berdasarkan silabus yang disusun MGMP kimia kabupaten

berdasarkan standar kompetensi lulusan (SKL) dengan beberapa perubahan sesuai

dengan kondisi dan tuntutan sekolah. Pada umumnya dalam mengembangkan silabus,

guru hanya mengutip standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) pada

lampiran standar isi yaitu guru belum melakukan pengkajian atau pemetaan

kompetensi (laporan hasil pelaksanaan kegiatan bimtek KTSP di SMA tahun 2009),

karena mereka belum memahami bahwa proses pengkajian dimaksud sangat penting

dan bermanfaat untuk merumuskan indikator pencapaian, materi pokok, kegiatan

pembelajaran, metode pembelajaran penentuan bentuk dan jenis soal, serta

sumber/bahan belajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) bidang studi kimia

dibuat oleh guru-guru kimia SMA Negeri I Karanganyar. Berdasarkan Tabel 4.3,

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

rata-rata penilaian dosen terhadap RPP yang sudah dibuat oleh guru adalah 67,19%

tergolong kategori cukup baik. Penilaian ini meliputi perumusan masalah, rumusan

kompetensi dan indikatornya, pemilihan dan pengorganisasian materi ajar, pemilihan

sumber/ media pembelajaran, strategi pembelajaran dan penilaian hasil belajar.

Dalam pembuatan RPP guru kimia belum menyesuaikan dengan Permendiknas no.

41 tahun 2007 tentang standar proses. Didalam standar proses dijelaskan pelaksanaan

pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) guru kimia masih sangat sederhana, belum mencakup semua yang disyaratkan

dalam Permendiknas no. 41 tahun 2007. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang

dibuat guru kimia hanya meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,

tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar dan

penilaian. Langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran seperti kegiatan

pendahuluan, kegitan inti meliputi kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi serta

kegiatan penutup belum dijelaskan secara mendetail oleh guru kimia didalam RPP.

Evaluasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kimia juga belum dijelaskan

didalam RPP.

b. Proses Pembelajaran Kimia

Dalam konteks implementasi pembelajaran RSBI berdaya dukung KTSP,

pembelajaran dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar

dengan melibatkan berbagai komponen belajar. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam

proses belajar mengajar siswa harus dijadikan sebagai pusat kegiatan (students

centered learning). Proses pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, sehingga

segala kegiatan yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran sudah terlihat dalam

RPP yang disusun.

Guru kimia SMA Negeri I Karanganyar sudah menyusun dan

mengembangkan RPP yang menunjukkan pembelajaran yang menyenangkan,

menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, hanya saja RPP tersebut

tidak semuanya diterapkan dalam pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

tersebut lebih bersifat fleksibel yaitu disesuaikan dengan kondisi di kelasnya dan

keadaan sekolah.

Didalam rencana pelaksanaan pembelajaran tertulis bahwa metode yang

digunakan oleh guru dalam pembelajaran kimia koloid antara lain menggunakan

metode diskusi informasi, tanya jawab dan eksperimen. Dari hasil pengamatan atau

observasi yang dilakukan selama 4 kali pertemuan di dalam kelas, metode

pembelajaran yang digunakan oleh guru kimia di SMA Negeri 1 Karanganyar

kebanyakan masih menggunakan ceramah plus, yaitu ceramah yang disertai dengan

dengan tanya jawab. Berdasarkan Tabel 4.8, menurut siswa penggunaan metode

pembelajaran dan gaya mengajar yang digunakan guru 55,88% menilai menarik dan

sisanya 44,12% menilai penggunaan metode pembelajaran dan gaya mengajar yang

digunakan guru cukup menarik. Hal ini juga bisa dilihat pada ketuntasan belajar

kimia koloid yaitu sekitar 58, 82% seperti pada Lampiran 13.

Penggunaan variasi metode pembelajaran belum dilakukan oleh guru kimia

SMA Negeri 1 Karanganyar seperti mengombinasikan metode ceramah dengan

metode diskusi, analogi, eksperimen/ praktikum, latihan soal, pemberian tugas dan

tanya jawab. Modifikasi terhadap metode ceramah seperti yang dicontohkan diatas

oleh Muhibin (2006) disebut sebagai metode ceramah plus. Modifikasi ini dapat

dilakukan untuk mengatasi kendala dalam memfasilitasi karakteristik, minat dan

potensi siswa yang berbeda tersebut agar terpenuhi semua. Dalam pengamatan di

dalam kelas juga terlihat bahwa guru jarang memberikan penguatan dan balikan

(reinforcement and feedback) terhadap siswa. Padahal penguatan dan balikan ini

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Sekaligus penguatan ini juga berfungsi

sebagai bentuk balikan bagi siswa dan guru atas proses dan hasil pembelajaran yang

telah dilakukan.

Didalam pembelajaran kimia pada program RSBI idealnya dalam

pelaksanaan pembelajaran kimia itu harus memenuhi beberapa hal antara lain: materi

sebagian berasal dari internet, berkomunikasi bilingual dan pembelajaran berbasis

teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Akan tetapi, pelaksanaan pembelajaran

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

yang terjadi, guru masih sering menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

pengantar dan guru masih banyak melakukan aktivitas menulis di papan tulis.

Penggunaan media/sumber belajar di dalam proses pembelajaran belum

dilakukan sepenuhnya oleh guru. Berdasarkan Tabel 4.8, siswa menilai penggunaan

media/sumber belajar 11,76% kurang baik, 58,82% cukup baik dan 29,41% baik.

Berdasarkan pengamatan sumber belajar yang digunakan oleh guru kimia adalah

buku kimia bilingual dimana dalam satu meja hanya terdapat satu buah buku

pegangan. Penggunaan sumber belajar di SMA Negeri 1 Karanganyar hanya LKS

dari MGMP Kabupaten dan buku dari penerbit Erlangga. Penggunaan buku ajar dari

perpustakaan juga belum dilakukan secara maksimal oleh guru maupun siswa. Dalam

kegiatan pembelajaran, penggunaan fasilitas, media dan sumber belajar yang menarik

dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar, maka hal itu akan

menumbuhkan semangat siswa dan akan berimbas pada nilai akhir siswa. Dalam hal

ini guru bisa menggunakan media pembelajaran berupa media gambar atau media

objek nyata karena materi pokok koloid sangat dekat kaitannya dengan kehidupan

sehari-hari (Zainudidin Muhtar dan Lalilan Siregar, 2007).

Pembelajaran yang dilakukan harus dapat mengoptimalkan interaksi antara

kedua komponen tersebut, yaitu interaksi multiarah (guru-siswa, siswa-siswa, dan

siswa-guru). Berdasarkan Tabel 4.8, menurut penilaian siswa: 5,55% siswa menilai

interaksi yang terjadi kurang baik, 58,82% cukup baik dan sisanya 35,29% menilai

baik. Dari pengamatan ataupun penilaian siswa interaksi yang terjadi di dalam kelas

sebenarnya sudah cukup baik tetapi perlu ditingkatkan lagi sehingga interaksi yang

terjadi akan lebih optimal lagi. Peningkatan interaksi supaya lebih optimal bisa

dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa, memberikan tugas dan juga

menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa seperti Student

Teams Achievement Divisions (STAD) atau menggunakan metode praktikum yang

lebih cocok untuk pokok bahasan koloid . Dalam pembelajaran RSBI, tahapan

pembelajaran meliputi pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Dari ketiga tahapan

pembelajaran tersebut, guru kimia di SMA Negeri 1 Karanganyar masih sering

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

meninggalkan tahapan penutup yang berupa penarikan kesimpulan dan kegiatan

tindak lanjut. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi (Lampiran 12) yang

menunjukkan bahwa guru kimia jarang membuat kesimpulan bersama dengan siswa.

Padahal kegiatan penutup adalah penting untuk memberikan gambaran menyeluruh

tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa

dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran (Uzer Usman, 2007: 92).

c. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian yang dilakukan harus dapat memantau proses dan kemajuan

belajar siswa (kompetensi apa saja yang telah dicapai siswa) serta untuk

meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Standar penilaian yang disyaratkan

dalam pembelajaran RSBI adalah melaksanakan penilaian berbasis TIK, mengelola

penilaian berbasis TIK, melaksanakan pengembangan KTSP sesuai dengan

kebutuhan sekolah dalam mewujudkan mutu yang berstandar sekolah dinegara maju

dan melaksanakan pengujian dengan menggunakan soal berbahasa Inggris

(Pedoman Penyelenggaraan RSMABI, 2009). Penilaian yang juga harus meliputi 3

aspek (kognitif, afektif dan psikomotor). Berdasarkan pengamatan, guru kimia SMA

Negeri I Karanganyar hanya melaksanakan penilaian untuk ranah kognitif saja untuk

materi kimia koloid yaitu berupa tes ulangan harian. Soal tes yang digunakan untuk

penilaian terdiri dari 88 soal pilihan ganda (dibagi 2 untuk soal ganjil dan genap

masing-masing siswa mengerjakan 44 soal) dan 2 soal esai. Soal yang digunakan

guru hanya mengambil dari sebuah buku dan semua butir soal berbahasa Indonesia.

Dalam penilaian terutama aspek kognitif perlu ditetapkan kriteria ketuntasan

minimal (KKM) yang digunakan sebagai acuan dalam mengetahui ketercapaian

tujuan belajar yang diharapkan. Sekolah Menengah Negeri I Karanganyar memiliki

nilai KKM yang cukup tinggi yaitu 75 (Lampiran 14) untuk materi koloid. Hal ini

menunjukkan kemampuan akademik untuk SMA Negeri I Karanganyar cukup tinggi.

Siswa yang belum tuntas pada materi koloid sebesar 41,18% (Lampiran 13). Padahal

dalam pembelajaran kimia RSBI pencapaian kriteria ketuntasan ideal siswa

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

diharapkan mencapai 100% (Instrumen Evaluasi Kinerja Penyelenggara RSBI) . Hal

ini perlu menjadi perhatian guru untuk meningkatkan proses pembelajaran kimia.

Dalam Pembelajaran RSBI, siswa yang belum mencapai batas tuntas (nilai ≤

KKM) akan mendapatkan program remedial yang dapat berupa:

1) Pembelajaran ulang dengan media dan metode yang berbeda

2) Belajar mandiri

3) Belajar kelompok dengan bimbingan alumni atau tutor sebaya.

Sedangkan siswa yang sudah tuntas (mencapai nilai ≥ KKM) maka siswa tersebut

akan mendapatkan program pengayaan. Program pengayaan ini digunakan untuk

memberikan kesempatan kepada siswa yang pandai untuk tetap mempertahankan

kecepatan belajarnya (Mulyasa, 2007).

Berdasarkan hasil pengamatan, guru kimia SMA Negeri I Karanganyar

sudah menerapkan program remedial untuk siswa yang belum tuntas, hanya saja

remidi yang dilakukan dalam hal ini adalah remedial tes bukan seperti yang

diharapkan. Sedangkan program pengayaan juga belum dilakukan untuk siswa yang

sudah tuntas karena waktu yang dimiliki terbatas.

3. Kendala-Kendala Pelaksanaan Pembelajaran Kimia Pada Program RSBI

Dalam pelaksanaan pembelajaran kimia, terdapat kendala-kendala yang

dihadapi oleh guru kimia terutama dalam proses pembelajaran dan penilaiannya.

Berdasarkan wawancara dengan guru kimia kendala-kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan pembelajaran kimia pada program RSBI ada 3 aspek yaitu perencanaan

pembelajaran, proses pembelajaran, dan penilaian hasil belajar:

a. Perencanaan Pembelajaran

Kendala-kendala yang dihadapi guru kimia adalah pengembangan

perencanaan pembelajaran (RPP) yang dapat memfasilitasi keberagaman karakteristik

siswa. Guru merasa kesulitan dalam memilih metode yang sesuai dengan karakteristik

siswa tersebut serta guru merasa kesulitan untuk membuat suatu media pembelajaran

yang menarik untuk siswa. Hal inilah yang menyebabkan pelaksanaan pembelajaran

di kelas berbeda dengan RPP yang telah disusun. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

lebih bersifat fleksibel yaitu disesuaikan dengan keadaan kelas saat pembelajaran

berlangsung. Selain itu, karena di kabupaten Karanganyar hanya terdapat satu sekolah

RSBI membuat guru kimia SMA Negeri I Karanganyar terbatas untuk berdiskusi

mengenai pembelajaran kimia pada program RSBI bahkan untuk melakukan diskusi

dengan guru yang mengajar mata pelajaran yang sama di satu sekolah karena

padatnya jam mengajar guru.

b. Proses Pembelajaran

Kendala-kendala yang dihadapi guru kimia SMA Negeri I Karanganyar

dalam proses pembelajaran meliputi:

1) Jumlah siswa yang terlalu banyak

Dalam Pembelajaran RSBI, jumlah maksimal siswa dalam setiap kelas adalah

25 siswa. Sedangkan jumlah siswa setiap kelasnya yang terdapat di SMA Negeri I

Karanganyar lebih besar dari 25 siswa. SMA Negeri I Karanganyar terdiri dari 32-34

siswa/kelas. Jumlah siswa yang terlalu banyak ini berkecenderungan:

a) Suasana belajar menjadi tidak kondusif.

b) Kepuasan belajar siswa akan cenderung menurun karena akan

mendapatkan pelayanan terbatas dari guru (perhatian guru akan semakin

terpecah).

c) Semakin banyak jumlah siswa, siswa akan semakin berkurang

partisipasinya.

d) Guru kesulitan dalam mengelola kelas ketika pembelajaran berlangsung

ditambah lagi apabila guru harus menjelaskan dalam bahasa Inggris.

2) Fasilitas laboratorium kimia yang belum digunakan oleh guru kimia.

Sekolah Menengah Atas Negeri I Karanganyar sudah memiliki laboratorium

kimia, namun fasilitas yang terdapat di dalamnya masih belum memadai. Hal ini

terlihat dari jumlah peralatan praktikum yang masih sedikit dan banyak yang rusak,

bahan-bahan kimia yang sudah kadaluarsa dan tidak adanya laboran. Hal inilah yang

menyebabkan guru jarang mengajak murid untuk melakukan eksperimen dimana

kalau mereka menyiapkan semua alat dan bahan praktikum akan membutuhkan

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

waktu yang cukup lama sedangkan mereka juga mempunyai waktu terbatas untuk

menyelesaikan materi pelajaran.

3) Penggunaan sarana dan prasarana yang belum optimal

Sarana prasarana yang dimaksud adalah penggunaan multimedia (komputer/

IT) untuk mengembangkan pembelajaran kimia, pemanfaatan laboratorium dan

pemanfaatan perpustakaan. Meskipun di dalam kelas sudah terdapat fasilitas

komputer lengkap beserta jaringan internetnya, tetapi penggunaannya belum terlalu

optimal oleh guru. Hal itu dikarenakan guru belum terlalu mahir menggunakannya

dan jaringan internet yang kadang-kadang susah untuk diakses. Selain itu, guru juga

merasa kesulitan untuk mebmuat media pembelajaran terutama media berbahasa

Inggris karena kemampuan guru yang kurang dalam bahasa Inggris dan sudah lama

tidak menggunakan bahasa Inggris. Penggunaan sarana dan prasarana dalam proses

pembelajaran yang dilaksanakan guru sekitar 72,22% seperti pada Lampiran 16.

4) Penggunaan Bahasa Inggris yang kurang

Di dalam pembelajaran kimia RSBI seharusnya guru sudah menggunakan

media pembelajaran ataupun menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris 50-70%.

Akan tetapi penggunaannya dalam pembelajaran hanya sekitar 20% saja. Hal ini

disebabkan karena kemampuan bahasa Inggris guru yang kurang ditambah siswa juga

merasa kesulitan ketika harus menerima penjelasan guru dalam bahasa Inggris. Selain

itu, guru sudah lama sekali tidak menggunakan bahasa Inggris degan adanya program

RSBI ini mereka disuruh untuk mengajar dalam bahasa Inggris (Sumitomo, 2012: 26)

5) Keberagaman karakteristik siswa

Guru masih kesulitan untuk memfasilitasi dan menyesuaikan pembelajaran

dengan keberagaman karakteristik dan kemampuan siswa.

c. Penilaian Hasil Belajar

Kendala yang dihadapi sehubungan dengan penilaian adalah kesulitan

mengevaluasi aspek afektif dan psikomotor karena guru harus memahami siswa

secara individu yang jumlahnya cukup banyak pada setiap kelas. Guru juga merasa

kesulitan untuk membuat soal tes dalam bahasa Inggris, karena selama ini kursus

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

yang diadakan sekolah hanya untuk membantu meningkatkan kemampuan bahasa

Inggris guru dinilai kurang tepat atau dinilai kurang sesuai dengan yang diinginkan

guru. Guru mengharapkan kursus yang diadakan di sekolah itu mengundang ahli di

bidangnya masing-masing untuk mengajarkan mengenai pembuatan media

pembelajaran dan juga cara membuat alat tes dalam bahasa Inggris. Kelebihan guru

dalam penilaian adalah hasil penilaian diumumkan secara terbuka tetapi belum

dibuatkan daftar kemajuan hasil belajar yang ditempel di kelas atau di personal untuk

masing-masing siswa. Akan lebih baik jika guru melakukan hal itu karena dari daftar

kemajuan belajar tersebut setiap peserta didik atau siswa dapat melihat prestasi

mereka masing-masing tiap semester.

4. Usaha dalam Mengembangkan Pembelajaran Kimia pada Program RSBI

Kegiatan pembelajaran pada penerapan program harus dirancang untuk

memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui

interaksi antarsiswa, siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya

dalam rangka pencapaian kompetensi dasar didukung dengan pembelajaran

menggunakan bahasa Inggris dan berbasis TIK. Untuk mewujudkan hal tersebut guru

harus berusaha untuk mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan prinsip

RSBI.

Berdasarkan hasil penelitian, usaha-usaha yang perlu dilakukan guru kimia

di SMA Negeri I Karanganyar meliputi:

a. Perencanaan Pembelajaran

Dari aspek perencanaan, usaha-usaha pengembangan pembelajaran kimia

pada program RSBI dari guru kimia di SMA Negeri I Karanganyar terlihat pada

perencanaan penggunaan metode dan media pembelajaran yang terdapat dalam RPP

yang juga dibuat dalam dua bahasa yang berbeda yaitu bahasa Indonesia dan bahasa

Inggris. Meskipun dalam pelaksanaannya, RPP tersebut tidak sepenuhnya diterapkan.

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

b. Proses Pembelajaran

Dari aspek proses pembelajaran, usaha-usaha guru kimia di SMA Negeri I

Karanganyar dalam mengembangkan pembelajaran kimia pada program RSBI terlihat

dari:

1) menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan melalui

pembelajaran yang humoris dan pembelajaran yang menantang melalui

ceramah disertai tanya jawab dan menggunakan media pembelajaran

seperti macromedia flash. Hal ini dapat secara tidak langsung akan

memotivasi siswa untuk lebih aktif,

2) memberikan tanya jawab dimana siswa menjawab dengan mengemukakan

alasan sehingga dapat menimbulkan keberanian untuk berpendapat dan

melatih siswa untuk berpikir kritis,

3) mengikuti pelatihan pembuatan alat evaluasi atau pembuatan media

pembelajaran yang diadakan oleh dinas pendidikan kota/ kabupaten atau

provinsi,

4) mengikuti pelatihan kursus bahasa Inggris yang diadakan oleh sekolah.

c. Penilaian Hasil Belajar

Usaha-usaha guru kimia pada aspek ini belum terlalu terlihat, karena di

dalam penilaian guru hanya mengandalkan dari penilain kognitif saja. Teknik dan

instrument yang digunakan guru dalam penilaian juga masih belum terlihat. Teknis

tes yang digunakan adalah tes tertulis saja.

C. Analisis Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan Program RSBI pada pembelajaran

kimia khususnya kelas XI di SMA Negeri I Karanganyar masih ditemukan beberapa

kelemahan. Dari sekolah yang diteliti dapat diketahui kelemahan-kelemahan tersebut

diantaranya:

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

1. Sarana dan Prasarana Sekolah yang Kurang Memadai

Meliputi :

a. perabot, perlengkapan dan bahan-bahan kimia yang tersedia di laboratorium

belum memadai, yang hanya memiliki alat dalam jumlah masih sedikit

(diperkirakan 25% dari jumlah yang seharusnya berdasarkan standar sarana

prasarana laboratorium), bahan-bahan kimia yang sudah lama tidak digunakan

dan keadaan laboratorium yang kurang terawatt,

b. belum optimal menggunakan media berbasis teknologi/komputer dalam

pembelajarannya padahal sekolah memiliki fasilitas komputer yang cukup

memadai dan adanya jaringan internet,

c. ruang kelas yang terlalu padat karena melebihi batas maksimal yaitu 30-32 siswa.

Padahal sebagaimana yang ditetapkan dalam standar sarana prasarana ruang

kelas maksimal berisi 25 siswa.

2. Sulitnya Guru Memfasilitasi Karakteristik Siswa yang Beragam

Kesulitan tersebut terlihat pada penentuan dan pemilihan metode yang

sesuai atau dapat memfasilitasi semua karakteristik siswa yang beragam, sehingga

ada beberapa siswa yang kurang dapat menerima pelajaran karena metode

pembelajaran yang diterapkan guru tidak sesuai dengan karakteristik siswa tersebut.

3. Sulitnya Mengevaluasi Aspek Afektif dan Psikomotorik

Kesulitan ini terjadi karena jumlah siswa di kelas yang terlalu banyak dan

guru tidak hanya mengajar dalam satu kelas saja. Guru kesulitan ketika harus

mengevaluasi satu per satu siswa, dengan instrumen yang berbeda untuk kedua aspek

tersebut. Akibatnya dalam evaluasi kedua aspek ini guru hanya melihat dari keaktifan

siswa di kelas (melalui pengamatan guru sendiri) tanpa menyusun instrumen untuk

kedua aspek tersebut.

4. Kompetensi Guru yang Belum Maksimal

Belum maksimalnya kompetensi guru ini terlihat pada kompetensi dalam

mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran karena pembelajaran

yang diterapkan di kelas tidak sesuai dengan rancangan yang telah disusun belum

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

adanya aspek adapted curriculum pada pembelajaran kimia seperti yng diinginkan

pada program RSBI. Selain itu juga kompetensi pada pemanfaatan teknologi

informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran yang masih belum

optimal.

Berdasarkan kelemahan di atas, dapat diberikan beberapa rekomendasi yang

bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran kimia SMA Kelas XI di SMA Negeri I

Karanganyar yang akan datang sehingga hasil (output) pembelajaran kimia akan lebih

baik. Rekomendasi ini ditujukan kepada guru kimia dan pihak sekolah.

1. Rekomendasi untuk Sekolah

Rekomendasi untuk sekolah mencakup:

a. Peningkatan kinerja guru-guru terutama guru kimia, khususnya terkait dengan

kompetensi guru yang perlu dikembangkan, melalui:

1) optimalisasi MGMP guru mata pelajaran kimia, mungkin dengan

mengundang guru di luar Karanganyar yang sama-sama memiliki program

RSBI atau mengundang pakar yang ahli dalam bidang kurikulum,

2) mengadakan atau mengikuti seminar, workshop, lokakarya, penataran dan

simposium mengenai pengembangan metode pembelajaran untuk

pembelajaran kimia yang sesuai dengan tuntutan RSBI dan pemanfaatan IT

dalam pembelajaran dengan mengundang pakar yang ahli dibidang

pembelajaran kimia,

3) mengadakan atau mengikuti pelatihan tentang penggunaan IT atau komputer

untuk pembelajaran kimia misalnya pelatihan pembuatan media animasi

dengan macromedia flash atau yang lain untuk pembelajaran kimia.

b. Fasilitasi pembelajaran yang perlu dilengkapi atau diperbaiki, terutama fasilitas

laboratorium kimia, misalnya dengan penambahan alat praktikum, pemantauan

terhadap masa berlaku bahan kimia dan perawatan terhadap laboratorium kimia

sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Sebagai sumber

keuangan dapat melalui block grant (bantuan keuangan dari pemerintah pusat

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

atau propinsi) dan bantuan keuangan dari pemerintah setempat, dengan cara

mengirimkan proposal kepada pihak yang terkait.

c. Media dan sumber-sumber pembelajaran kimia yang perlu dilengkapi dan

ditingkatkan pemakaiannya, misalnya melalui proposal bantuan pengadaan

buku-buku pelajaran dan perpustakaan kepada pemerintah atau kepada sumber-

sumber yang tidak terikat seperti dari percetakan dan pihak swasta.

2. Rekomendasi untuk Guru Kimia

Rekomendasi untuk guru memuat saran perbaikan terhadap:

a. Untuk mengatasi keberagaman karakteristik siswa guru bisa mengandalkan

pengalaman mereka mengajar dengan mencoba berbagai metode sehingga guru

bisa menemukan metode yang paling tepat untuk materi tertentu.

b. Proses pembelajaran kimia yang masih harus diusahakan untuk meningkatkan

keaktifan dan kreativitas siswa, yaitu dengan memberikan tugas khusus kepada

para siswa untuk merancang proyek individual atau kelompok mengenai materi

kimia dengan jangka waktu yang telah ditentukan sehingga siswa akan tertantang,

lebih aktif dan kreatif karena meskipun minat mereka sebagian besar tinggi tetapi

banyaknya siswa yang tuntas KKM masih kurang.

1) Kreativitas guru kimia yang masih perlu ditingkatkan untuk membuat suatu

pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif meskipun dengan sarana

prasarana sekolah kurang memadai. Usaha yang dapat dilakukan guru untuk

meningkatan kreativitas yaitu dengan telaah ilmu oleh guru tersebut misalnya

dengan mengikuti seminar, lokakarya atau pelatihan tentang pengembangan

pembelajaran yang inovatif dan melakukan diskusi antar guru kimia tentang

metode pembelajaran yang inovatif.

Sedangkan jenis pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif yang dapat

diterapkan misalnya penggunaan media yang ada di lingkungan/ kehidupan

sehari-hari (seperti melakukan praktikum di laboratorium untuk pokok bahasan

koloid atau menggunakan media pembelajaran berupa gambar nyata),

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

c. Menyesuaikan pembelajaran kimia dengan karakteristik, minat, dan potensi siswa,

dengan mengakomodasi gaya belajar siswa yang berbeda tersebut misalnya

dengan menyediakan variasi strategi pembelajaran, menawarkan pilihan dan

menegosiasikan strategi belajar tersebut pada siswa. Pilihan siswa tersebut yang

akan diterapkan dalam pembelajaran di kelas.

d. Mengatasi kemampuan bahasa Inggris yang belum maksimal, guru bisa mengikuti

kursus bahasa Inggris di luar jam sekolah atau membuat jadwal bersama-sama

dengan MGMP untuk mengundang ahli kimia yang biasa menggunakan bahasa

Inggris dalam proses pembelajaran untuk melatih mereka mengajar dalam bahasa

Inggris atau berlatih dengan guru kimia yang ada di SMA-nya sendiri atau juga

menggunakan power point dengan menggunakan teks bahasa Inggris untuk

mengajar yang bisa didownload dari internet (Sumitomo B, 2012: 26)

d. Kesulitan dalam penilaian aspek afektif dan psikomotor dapat diatasi misalnya

dengan: 1) merekam video pelaksanaan pembelajaran dan melakukan penilaian

berdasarkan pengamatan terhadap video tersebut, 2) mengundang seorang rekan

untuk membantu dalam melakukan pengamatan terhadap aspek afektif dan

psikomotor siswa dan 3) untuk penilaian individu guru bisa memberikan tugas

individu kepada siswa

3. Kelemahan Penelitian

Tentunya dalam penelitian ini ada beberapa kelemahan. Kelemahan dalam

penelitian ini antara lain banyak pihak-pihak terkait yang belum terlibat dalam

penelitian ini terutama kepala sekolah dan guru kimia lain. Langkah-langkah dalam

penelitian evaluasi yang belum terpenuhi.

D. TABEL MATRIKULASI CIPP MODEL

Dari proses pengamatan, pemberian angket dan wawancara dengan

penanggung jawab RSBI dan juga guru mata pelajaran kimia, maka dapat dibuat tabel

matrikulasi CIPP Model sebagai berikut:

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

82

Tabel. 4.9. Matriks CIPP Model Proses Pembelajaran Kimia pada Program RSBI di SMA Negeri 1 Karanganyar

CIPP Context Evaluation Input Evaluation Process Evaluation Product Evaluation CIPP Model yang diimplementasikan pada pembelajaran kimia di program RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar

Konteks dari program RSBI: 1. Mengintegrasikan

bahasa Inggris ke dalam Mata pelajaran (dalam hal ini mata pelajaran kimia)

2. Kurikulum yang diadaptasi

3. Pembelajaran berbasis TIK

Input dari pembelajaran kimia pada program RSBI: 1. 64,70% siswa

memiliki kemampuan akademik yang baik dan 35,30% memiliki kemampuan akademik cukup baik

2. Minat siswa juga baik terhadap pelajaran kimia

3. Guru kimia kelas XII memiliki kualifikasi S1 di Bidang Pendidikan Kimia UNS dan S2 Manajemen Pendidikan UNISRI

Proses dari Pembelajaran kimia pada program RSBI: 1. Guru sering

menggunakan metode tanya jawab pada saat proses pembelajaran (55,88% siswa menilai baik, 44,12% cukup baik dan 17,65% kurang baik)

2. guru jarang memberikan reinforcement dan feedback terhadap siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung

3. guru belum memanfaatkan fasilitas dengan maksimal

4. guru sering menggunakan bahasa Indonesia di dalam kelas

5. guru hanya melakukan satu kali ujian tanpa memberikan tugas berupa PR ataupun presentasi

Hasil dari proses pembelajaran kimia pada program RSBI adalah dari 34 siswa yang tuntas untuk materi koloid 58,82% saja. Saran: a. guru menggunakan metode

yang variatif dalam proses pembelajaran khususnya untuk pokok bahasan koloid

b. penggunaan laboratoriuum ataupun ICT sekolah dimanfaatkan secara optimal

c. pemberian tugas kepada siswa lebih diperbanyak untuk memperdalam materi siswa

d. soal ujian akan lebih baik jika diberikan bilingual atau bahkan full-english

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

82

4. Penggunaan Bahasa Inggris kurang dalam dalam proses pembelajaran

5. Guru membuat RPP dalam proses pembelajaran

6. Di dalam ruang kelas terdapat fasilitas ICT yang cukup memadai.

6. siswa memiliki buku pegangan terbatas terutama buku bebahasa Inggris atau Bilingual

7. soal ujian semua berbahasa Indonesia

 

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  

83  

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data penelitian di depan, dapat diambil simpulan

sebagai berikut:

1. Input siswa di SMA Negeri I Karanganyar kelas XII IPA 3 64,70% siswanya

tergolong baik, sedangkan sisanya 35,30% tergolong cukup baik.

2. Profil pelaksanaan pembelajaran kimia pada program RSBI di SMA Negeri I

Karanganyar meliputi 3 aspek yaitu aspek perencanaan, proses dan penilaian.

Dari aspek perencanaan, guru kimia sudah membuat perangkat pembelajaran

terutama RPP dengan cukup baik dan guru memiliki persiapan mengajara yang

baik. Sementara itu, dalam proses pembelajaran penggunaan metode

pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar oleh guru sudah cukup

baik serta penggunaan bahasa Inggris oleh guru kimia belum dilakukan dengan

baik oleh guru kimia. Dalam proses penilaian guru kimia sudah melakukan cukup

baik.

3. Kendala yang dihadapi oleh guru kimia dalam kegiatan pembelajaran kimia pada

program RSBI adalah guru merasa kesulitan dalam pemilihan metode

pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa, belum mahirnya guru kimia dalam

menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar, belum termanfaatkannya

fasilitas laboratorium dan kesulitan mengevaluasi aspek afektif dan psikomotor

serta guru dan siswa kesulitan menggunakan bahasa Inggris untuk komunikasi

dalam proses pembelajaran. Sementara itu, usaha yang bisa dilakukan oleh guru

kimia untuk meningkatkan proses pembelajaran adalah menggunakan metode

pembelajaran yang lebih vaiatif dan disesuaikan karakter siswa, penggunaan

media dan sumber belajar yang ada disekolah lebih optimal, menggunakan

bilingual dalam proses pembelajaran dan memberikan tugaas lebih kepada siswa.

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84  

4. Pada pembelajaran koloid siswa yang tuntas 58,82% dari 34 siswa dalam satu

kelas.

B. Rekomendasi

Rekomendasi dari hasil evaluasi proses pembelajaran kimia berbasis KTSP

ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran kimia SMA Kelas XI yang akan

datang sehingga hasil (output) pembelajaran kimia akan lebih baik. Rekomendasi

ditujukan kepada guru kimia dan pihak sekolah.

1. Rekomendasi untuk Sekolah

Rekomendasi untuk sekolah mencakup :

a. Peningkatan kinerja guru-guru terutama guru kimia, khususnya terkait dengan

kompetensi guru yang perlu dikembangkan seperti memanfaatkan TIK untuk

proses pembelajaran, menggunakan metode pembelajaran yang lebih variatif dan

membuat penilaian hasil belajar yang lebih variatif.

b. Fasilitasi pembelajaran yang perlu dilengkapi atau diperbaiki, terutama fasilitas

laboratorium kimia, misalnya dengan penambahan alat praktikum, pemantauan

terhadap masa berlaku bahan kimia, perawatan terhadap laboratorium kimia

sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan dengan

memberikan laboran untuk mengurus laboratorium.

c. Media dan sumber-sumber pembelajaran kimia yang perlu dilengkapi dan

ditingkatkan pemakaiannya.

d. Mengadakan kegiatan workshop untuk meningkatkan kemampuan membuat alat

evaluasi dan pembuatan media pembelajaran dalam bahasa Inggris dengan

mengundang pakar untuk masing-masing bidang.

2. Rekomendasi untuk Guru Kimia

Rekomendasi untuk guru memuat saran perbaikan terhadap:

a. Proses pembelajaran kimia yang masih harus diusahakan untuk meningkatkan

keaktifan dan kreativitas siswa.

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKS SE ANAAN PE KOLAH BE KARANGA FAKULT MBELAJA RTARAF NYAR KE PADA POK TAHUN J

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85  

b. Kreativitas guru kimia yang masih perlu ditingkatkan untuk membuat suatu

pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif dengan memanfaatkan sarana

prasarana sekolah yang dimiliki.

c. Menyesuaikan pembelajaran kimia dengan karakteristik, minat, dan potensi

siswa.

d. Guru memberikan reinforcement dan feedback di akhir pembelajaran.

e. Penilaian aspek afektif dan psikomotor dengan menggunakan pengamat

partisipan (guru lain).

f. Pemberian tugas kepada siswa yang lebih variatif baik untuk tugas individu

maupun tugas kelompok.

g. Soal ujian kognitif paling tidak ada yang menggunakan bahasa Inggris.

h. Sering mengikuti kursus atau pelatihan bahasa Inggris dan pembuatan media

pembelajaran.