diskusi makalah modul pengantar 2

14
PANCASILA Topik : Menerjemahkan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari DI SUSUN L!" : K!LMPK #III K!LAS $ Shin%a Prad&as%i '()(**+,) Si%i Khoerum Milla '()(**+,. Si%i Nauli Amalia '()(**+,/ Si%%i 0osi&an%i '()(**+,1 Sora&a Alamudi '()(**+,, Sri 2us3i%a '()(**+,4 Sri 5uliani Ci%ra '()(**+,6 S%e3ani 0edi%&a An77raini '()(**+4( Su%risuna '()(**+4* S&l8ia Chandra '()(**+4+ Tan&a !d9ina '()(**+4) Tara%h&a $un7a D '()(**+4. Theodore D L '()(**+4/ Theresia A;uila 5 " '()(**+41 Tia <i%ri Pem=a&un '()(**+4, Topan 2oesdar '()(**+44 <akul%asKedok%eranUni8ersi%asTrisak%i +(**

description

nasionalisme

Transcript of diskusi makalah modul pengantar 2

PANCASILA

Topik : Menerjemahkan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

DI SUSUN OLEH :KELOMPOK VIII KELAS B

Shinta Pradyasti (03011273)Siti Khoerum Milla (03011274)Siti Nauli Amalia (03011275)Sitti Rosiyanti(03011276)Soraya Alamudi (03011277)Sri Gusfita(03011278)Sri Yuliani Citra (03011279)Stefani Reditya Anggraini (03011280)

FakultasKedokteranUniversitasTrisakti2011

Sutrisuna (03011281)Sylvia Chandra (03011282)Tanya Edwina(03011283)Tarathya Bunga D.(03011284)Theodore D.L. (03011285)Theresia Aquila Y.H. (03011286)Tia Fitri Pembayun(03011287)Topan Goesdar (03011288)

14

BAB 1PENDAHULUAN

Makalah ini dibuat berdasarkan hasil diskusi 16 orang dari kelompok VIII Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti selama lebih kurang dua jam yang dilaksanakan pada tanggal 13 September 2011 pada pukul 08.00 09.50 WIB. Diskusi ini dipimpin oleh Topan Goesdar ( 03011288 ) sebagai selaku ketua kelompok VIII dengan dibantu oleh Soraya Alamundi ( 03011277 ) sebagai sekretaris. Tutor yang membimbing kelompok VIII selama diskusi ini adalah dr. Hanslavina Arkeman, M. Biomed. Kegiatan diskusi dengan tema Pancasila berlangsung teratur berkat bimbingan tutor.Dalam diskusi ini, hal yang paling menonjol adalah aktifnya anggota dalam kelompok dalam menyampaikan aspirasi mereka masing-masing meskipun masih belum mengerti dan paham tata cara untuk berdiskusi dengan baik. Walaupun demikian, kelompok VIII berusaha untuk menyampaikan pendapat yang mungkin bisa diterima dalam tema Pancasila ini. Setelah beberapa lama diskusi berlangsung peserta mulai mengerti tentang aturan dan tata cara berdiskusi sehingga mereka menjadi lebih berani dan aktif dalam menyampaikan aspirasinya masing-masing.Topik yang didiskusikan adalah Menerjemahkan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari dengan fokus pada aspek pembangunan nasionalitas. Di sini peserta menemukan tantangan berupa kurangnya rasa bangga menjadi warga Negara Indonesia pada jiwa generasi muda, khususnya pada siswa Sekolah Menengah Atas dan Mahasiswa, dan kami telah merencanakan progam kerja sebagai solusi untuk tantangan ini. Diharapkan progam kerja ini dapat direalisasikan dengan baik oleh masyarakat luas sehingga tantangan tersebut bisa diatasi dan masalah nasionalitas di Indonesia bisa berkurang sehingga melahirkan masyarakat yang memiliki rasa nasionalitas yang tinggi untuk membangun bangsa.

BAB IILAPORAN KASUS

Di era globalisasi ini, bangsa Indonesia menjadi terbuka pada pengaruh luar. Ini menyebabkan masyarakat kita terexposed dengan budaya luar seperti gaya hidup yang kebarat-baratan. Namun, dengan adanya keterbukaan ini, bangsa Indonesia justru mengalami krisis nasionalisme yang serius. Masyarakat Indonesia seperti sedang kehilangan jati dirinya. Contohnya adalah banyaknya masyarakat Indonesia yang tidak tahu secara lengkap sila dasar negara kita; Pancasila. Hal ini ironis karena Pancasila merupakan dasar negara Indonesia dan juga merupakan saripati budaya bangsa Indonesia. Lebih rincinya, masyarakat Indonesia zaman sekarang kurang memiliki rasa kebanggaan terhadap negara kita. Padahal Nasionalisme adalah syarat mutlak bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup suatu bangsa dalam abad modern ini; sebab tanpa perasaan nasionalisme sesuatu bangsa akan hancur terpecah belah dari dalam(Soeharto,1997). Tanpa adanya semangat persatuan bangsa, negara Indonesia, dengan masyarakat yang berbilang majemuk dengan perbedaan ras, agama dan budaya yang cukup luas , menjadi rentan akan berbagai konflik. Ketika masyarakat Indonesia tidak menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan, ini akan menimbulkan rasa curiga dan perselisihan antara yang berbeda ras, agama dan juga kebudayaan. Tambahan lagi, masyarakat Indonesia kurang menghargai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan perihal kebangsaan. Contohnya seperti keengganan masyarakat, termasuk pelajar, generasi muda penerus bangsa kita, dalam mengikuti dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan nasionalisme seperti upacara pancasila. Hal ini sangat mengkhawatirkan masa depan bangsa kita baik dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya. Ini juga pada akhirnya akan menimbulkan risiko-risiko yang mengancam persatuan Negara Republik Indonesia. Pada hakekatnya Sila Persatuan Indonesia mengandung prinsip Nasionalisme, cinta bangsa dan tanah air, menggalang terus persatuan dan kesatuan bangsa. Nasionalisme adalah syarat mutlak bagi petumbuhan dan kelangsungan hidup suatu bangsa dalam abad modern sekarang ini, sebab tanpa perasaan Nasionalisme suatu bangsa akan hancur terpecah belah dari dalam. Inilah yang sedang dialami oleh Negara kita yang tidak lagi menanamkan perasaan nasionalisme baik dari pemerintahnya maupun dari masyarakatnya. Akibatnya sebagian dari kita lebih menonjolkan rasa kebanggaan terhadap negara lain, misalnya sebagian dari kita lebih memilih pindah kewarganegaraan dibanding tetap menjadi warga Negara Indonesia, karena menganggap Negara lain lebih mempunyai fasilitas yang nyaman dan kualitas hidup yang lebih pasti. Keadaan ini bukannya membuat pemerintah turun tangan untuk lebih menghargai masyarakat dengan membangun fasilitas yang lebih baik dan lebih layak, dana pembangunan masyarakat malah digunakan untuk kepentingan pribadi. Dengan demikian Sila Persatuan Indonesia yang dulu dibangun berdasarkan pancasila hanyalah menjadi sebuah teori dasar Negara yang tidak diterapkan dalam kehidupan. Masalah-masalah yang telah bisa kami rumusi dari kasus ini adalah lemahnya semangat kebangsaan masyarakat Indonesia. Kita juga bisa melihat rasa nasionalitas yang kurang dipahami oleh masyarakat Indonesia sehingga menimbulkan lemahnya nasionalitas di kalangan masyarakat. Lebih-lebih lagi, kurangnya perhatian dari pemerintah atas daerah-daerah perbatasan memperkuat alasan lemahnya rasa persatuan rakyat Indonesia. Dari masalah yang telah disebutkan, yang paling berpengaruh terhadap persatuan Negara Indonesia ialah lemahnya semangat kebangsaan. Contohnya perayaan hari-hari nasional yang kurang di perhatikan atau diperdulikan oleh masyarakat negara kita sendiri. Tidak hanya itu saja, pemerintah atau pemimpin daerah juga tidak peduli dan tidak ikut mengembangkan kegiatan-kegiatan yang bertujuan supaya masyarakat peduli akan kegiatan di hari-hari perayaan nasional. Selain itu, banyak juga masyarakat yang tidak mengerti rasa nasionalitas. Misalnya, banyaknya siswa dan siswi yang mengacuhkan upacara peringatan hari-hari nasional (upacara 17 Agustus, Perayaan Kemerdakaan Negara Indonesia dan sebagainya). Bahkan banyak masyarakat yang tidak mengetahui tanggal-tanggal Nasional (Hari Ibu Kartini, Hari Pahlawan, Hari Pendidikan, dan sebagainya) atau mengingat lagu-lagu nasional yang sering kita nyanyikan saat upacara. Hal ini didukung dengan lemahnya mental bangsa Indonesia, sehingga kita mudah terpengaruh oleh negara luar dan rasa kebangsaan kita jadi hilang. Selain itu, kurangnya perhatian dari pemerintas atas daerah-daerah perbatasan juga memicu lemahnya rasa nasionalisme kita. Hal ini menyebabkan beberapa negara mengakui tanah indonesia sebagai milik mereka.

Untuk meningkatkan harga diri dan kebanggaan kira sebagai warga negara Indonesia, rencana yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah tersebut dapat dimulai dari meningkatkan kesadaran nasionalisme sedari kecil, yaitu dengan melakukan seminar kepada generasi muda agar meningkatkan rasa semangat untuk membangun bangsa. Semangat membangun bangsa harus ditegakkan dari kita sebagai generasi muda sendiri. Jika diadakan pendidikan dan penyuluhan di universitas-universitas dan SMA-SMA di Indonesia yang dihadiri oleh generasi muda, maka semakin banyak dari mereka yang ingin membangun bangsa dan tidak memutuskan untuk berpindah kewarganegaraan. Untuk pemerintah, diharapkan agar menteri-menteri yang berhubungan dengan ketenagakerjaan agar bertemu dengan orang-orang yang berkompeten sehingga banyak warga negara Indonesia yang hijrah ke negara lain dan mempunyai keahlian agar kembali ke tanah air. Dan, dewan perwakilan diharapkan mengirim wakilnya yaitu menteri-menteri tertentu untuk melaksanakan dialog dengan wakil rakyat sehingga pemerintah mempertimbangkan ide-ide dari rakyat, dan sekaligus membuat rakyat merasa lebih dekat dengan pemerintahannya dan lebih percaya terhadap pemerintahnya.Menurut kelompok kami rasa persatuan bangsa Indonesia semakin melemah. Oleh sebab itu, kami mengusulkan beberapa program kerja yang bertujuan untuk meningkatkan rasa nasionalisme rakyat Indonesia demi kemajuan bangsa diberbagai aspek. Persatuan dan kesatuan bangsa merupakan kekuatan dan modal utama untuk maju dan mencapai cita-cita. (Soeharto,1997). Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus meningkatkan rasa nasionalisme demi kepentingan bersama.

BAB IIIPEMBAHASAN

Nasionalisme adalah syarat mutlak bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup suatu Bangsa dalam abad modern sekarang ini. Tanpa perasaan Nasionalisme,suatu Bangsa akan hancur terpecah-pecah internalnya. Nasionalisme atau rasa cinta Bangsa dan Tanah Air dapat menggalang persatuan dan kesatuan Bangsa karena nasionalisme dapat membuat kita mempersatukan berbagai macam suku, keturunan maupun perbedaan ras. Masyarakat Indonesia telah merasa senasib sepenanggungan sehingga timbul perasaan kebangsaan, persatuan dan satu kepribadian yang telah berlangsung secara turun menurun. Namun, kini Bangsa kita mengalami disintegrasi yang memprihatinkan. Nilai-nilai universal yang mempersatukan kita sebagai Bangsa hampir hilang dan harus diangkat kembali dan disebarluaskan ke seluruh penjuru negeri, agar dapat diserap dan terinternalisasi kembali ke dalam diri setiap warga Negara Indonesia. Seperti yang kita ketahui, kesadaran kebangsaan tidaklah timbul secara langsung dalam kehidupan masyarakyat Indonesia, tetapi tumbuh secara berangsur, bermula pada kalangan terpelajar. Jadi intinya, para generasi muda sangat berperan penting dalam menumbuhkan rasa nasionalisme. Rasa nasionalisme mesti dipupuk dari kecil sehingga kelak menjadi luas dan bisa disebarkan pada masyarakat luas. Kesadaran kebangsaan ini perlu dipelihara secara terus-menerus seperti dengan cara memasyarakatkan sejarah pertumbuhan kesadaran kebangsaan tersebut kepada generasi berikutnya. Hal ini karena pada generasi muda terdapat potensi untuk membangun negara dengan semangat tinggi dan pemikiran yang lebih modern dan universal. Menurut hasil diskusi kelompok kami, kami menemukan bahwa solusi dari permasalahan ini belum sepenuhnya dapat terwujud akibat kurangnya rasa kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Diantaranya disebabkan oleh kurangnya apresiasi masyarakat yang ditunjang dengan fasilitas serta jaminan ekonomi yang seharusnya diperoleh sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh masing- masing individu yang terkait dan juga ditambah dengan kurangnya infromasi mengenai perihal tersebut dan juga lapangan kerja di Indonesia. Di era free world trade seperti sekarang, yang difasilitasi oleh infrastruktur transportasi dan informasi yang lebih efisien, proses migrasi pekerja ke luar negeri telah dipertingkatkan. Hal ini terjadi karena adanya ketidakadilan antar negara di bidang ekonomi (Bandiyono,Labor Migration in Indonesia:Policy and Practice, 1996)mengingat perekonomian di Indonesia yang belum sepenuhnya kuat. Banyak masyarakat indonesia yang berpendidikan lebih memilih untuk bekerja di luar negeri daripada bekerja di dalam negeri. Hal ini secara tidak langsung membuat mereka lebih memilih untuk membangun negara orang dibanding negaranya sendiri.Aspek pembangunan yang kami bahas adalah nasionalitas. Seperti setelah yang telah disampaikan pada bagian pendahuluan, yakni kurangnya nasionalitas pada jiwa individu bangsa Indonesia. Pada dasarnya, rendahnya rasa kebanggaan pada bangsa Indonesia merupakan tantangan yang mendasar dan perlu ditingkatkan lebih jauh lagi. Berdasarkan tantangan tersebut, meningkatkan kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia merupakan solusi normatif atau tujuan khusus yang harus dihadapi oleh Bangsa kita. Jadi, kita sebagai Bangsa Indonesia seharusnya kita melakukan seminar untuk meningkatkan rasa semangat membangun bangsa dengan mempromosikan yang kita miliki, yakni berupa Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) agar setiap generasi muda yang lebih memilih untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri mengetahui bahwa kekayaan yang dimiliki Negaranya sendiri sudah melimpah dan patut untuk dibanggakan. Melakukan audiensi untuk masyarakat luas agar pemerintah memberikan prospek kerja yang baik dan berkualitas, serta jaminan ekonomi yang seharusnya didapatkan berdasarkan kemampuan jumlah kontribusi yang disalurkan kepada Bangsa. Melakukan dialog kepada Dewan Perwakilan Rakyat agar pemerintah dapat berkomitmen menjalankan apa yang telah disepakati, sebagai program kerja kepada publik, pemerintah, dan Dewan Perwakilan Rakyat sebagai kelompok sasaran, untuk meningkatkan kualitas Negara kita ini. Berdasarkan program- program kerja yang telah kami bahas di atas, kami mendapatkan evaluasi berupa output, outcome, dan impact untuk masing- masing kelompok sasaran. Pertama, untuk kelompok sasaran publik, kami melakukan satu kali pertemuan di sekolah-sekolah dan universitas yang akan dihadiri oleh para siswa,guru, mahasiswa, dosen, dansebagainya. Dengan adanya output tersebut, kami berharap semakin banyaknya generasi muda berprestasi yang kembali ke tanah air untuk membangun Bangsa dan Negara. Kedua, untuk kelompok sasaran pemerintah, kami berencana untuk mengadakan satu kali pertemuan dengan para menteri yang berhubungan dengan orang yang bersangkutan di bidang kompetensi sebagai output. Dari pertemuan tersebut, kami mengharapkan munculnya lebih banyak Warga Negara Indonesia berprestasi yang melanjutkan studi di luar negeri untuk kembali ke tanah air untuk membangun Bangsa menjadi lebih maju. Ketiga, untuk kelompok sasaran Dewan Perwakilan Rakyat, kami berencana untuk mengupayakan satu kali dialog yang akan dihadiri oleh wakil rakyat (qourum) sebagai output. Bila output tersebut terlaksana dengan baik, maka pemerintah akan dengan pasti menjalankan program yang telah disetujui. Dengan segala output dan outcome pada masing- masing kelompok sasaran, kami mendapat sebuah impact yang menyeluruh pada semua kelompok sasaran, yakni meningkatnya rasa kebanggaan pada diri masing- masing individu sebagai Bangsa indonesia, sehingga akan memicu warga Negara Indonesia khususnya pelajar yang melanjutkan studi ke luar negeri untuk kembali ke tanah air dan dapat berkontribusi membantu pemerintah dengan baik guna memajukan Negara Bangsa Indonesia.Dari pembahasan di atas diharapkan : pertama, masyarakat mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan. Kedua, masyarakat sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negera dan bangsa apabila diperlukan. Ketiga, mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. Keempat, mengembangkan rasa kebanggaan berkembangsaan dan bertanah air Indonesia. Kelima, memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Keenam, mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar BHINEKA TUNGGAL IKA. Ketujuh, memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Aspek Pembangunan TantanganSolusiNormatifProgram KerjaKelompokSasaranEvaluasi

OutputOutcomeImpact

Nasionalitasrendahnya rasa kebanggaan pada bangsa Indonesiameningkatkan kebanggaan sebagai Bangsa Indonesiaseminar untuk meningkatkan rasa semangat membangun bangsa dengan mempromosikan yang kita milikiPublikkhususnyaMahasiswadangenerasimuda.melakukan satu kali pertemuan di sekolah-sekolah dan universitas yang akan dihadiri oleh para siswa,guru, mahasiswa, dosen, dansebagainyasemakin banyaknya generasi muda berprestasi yang kembali ke tanah air untuk membangun Bangsa dan Negarameningkatnya rasa kebanggaan pada diri masing- masing individu

Melakukan audiensi untuk masyarakat luas agar pemerintah memberikan prospek kerja yang baik dan berkualitas, serta jaminan ekonomi yang seharusnyapemerintahmengadakan satu kali pertemuan dengan para menteri yang berhubungan dengan orang yang bersangkutan di bidang kompetensi.lebih banyak Warga Negara Indonesia berprestasi yang melanjutkan studi di luar negeri untuk kembali ke tanah air untuk membangun Bangsa

Melaksanakan dialog yang diwakili menteri tertentuDewan Perwakilan Rakyatmengupayakan satu kali dialog yang akan dihadiri oleh wakil rakyat (qourum)pemerintahmenjalankan program yang telah disetujui.

Berikut secara singkat akan kami paparkan aspek pembangunan, tantangan,solusi normatif, program kerja, kelompok sasaran, beserta evaluasinya dalam format tabel.DAFTAR PUSTAKA

Yayasan Proklamasi. Cetakan pertama. 1976 .Pandangan Presiden Soeharto tentang Pancasila. Jakarta : Centre for Strategic and International Studies. Bahan Penataran P-4. Pancasila P-4. Badan pembinaan pendidikan pelaksaan pedoman penghayatan dan pengalaman pancasila (BP-7) Pusat 1994. Penanggungjawab : Sudharmono, S.H.Brownlee, Patrick,dkk. 2000. Labour Migration in Indonesia: Policies and Practice. Jogjakarta: Population Studies Centre Gadjah Mada UniversityDr. Danny Wiradharma. Pancasila, Sari PatiBudayaBangsa. 2011. Wandy N. Tuturoong.5 langkah menuju Indonesia baru. Bab: Saripati budaya, Akar, Kebangkitan Bangsa, Wandy N. Tuturoong.5 langkah menuju Indonesia baru. Bab : Membangkitkan semangat dan Rasa Kebangsaan,

BAB VPENUTUP DAN UCAPAN TERIMA KASIH

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan da nkelemahannya, seperti pepatah TAK ADA GADING YANG TAK RETAK kerena terbatasannya pengetahuan yang kami peroleh.Kami banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang dapat membangun kelompok kami menjadi lebih sempurna dalam penulisan makalah di kesempatan kesempatan berikutnya. Selain itu, kami juga ingin menghaturkan banyak terimakasih kepada :1. dr. Danny Wiradharma, SH, MS. yang telah mecetuskan topic utama diskusi dan mengajarkan dasar-dasar dan nilai-nilai dalam Pancasila,2. dr. Hanslavina Arkeman, M. Biomed. yang telah membimbing kami selama berlangsungnya diskusi,3. para dosen wali yang telah member bimbingan dalam pembuatan makalah,4. serta para pembaca sekalian.Semoga makalah dapat menjadi referensi bagi anggota kelompok VIII dan pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.