Draft 21/02/2013 PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL · PDF fileberhubungan dengan gaya penulisan yang...
Transcript of Draft 21/02/2013 PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL · PDF fileberhubungan dengan gaya penulisan yang...
1
Draft
21/02/2013
PEDOMAN PENULISAN
ARTIKEL JURNAL ILMIAH
PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
DASAR ILMIAH
TUJUAN DAN PENGERTIAN
JENIS, BENTUK DAN CAKUPAN
ARTIKEL JURNAL
KAIDAH, ETIKA, DAN PENGELOLAAN BANK ARTIKEL
A. Kaidah
B. Etika
C. Pengelolaan Bank Artikel
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
A. Bagian Umun
B. Bagaian Pembuka Artikel
C. Bagaian Abstrak dan Kata Kunci
D. Bagaian Utama Artikel
E. Bagaian Akhir Artikel
3
PENDAHULUAN
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memiliki sejarah dan kompetensi di
bidang penelitian dan pegembangan (litbang) yang memiliki salah satu tugas sebagai
instansi pembina Jabatan Fungsional Peneliti semua peneliti di Indonesia. Salah satu bentuk
kewenangan dan tanggung jawab pembinaan peneliti adalah melakukan akreditasi jurnal
ilmiah yang diterbitkan dalam lingkup lembaga litbang. Kualitas jurnal ilmiah yang dinilai
tersebut sangat dipengaruhi oleh kualitas karya tulis ilmiah (KTI) yang dimuat di dalamnya.
Sebagai wujud tanggung jawab terhadap peningkatan publikasi hasil litbang di Indonesia,
LIPI berupaya menjaga keseragaman persepsi dan kualitas isi atas KTI dengan memberikan
pedoman penyusunan penulisan KTI, terutama diperuntukkan bagi peneliti di unit litbang
pemerintah. Pedoman KTI ini telah dibahas dengan melibatkan tim penyusun yang
profesional dan berpengalaman. Selain itu, latar belakang keilmuan yang beragam juga
menambah kedalaman isi pedoman ini dengan harapan mampu mengakomodasi berbagai
sudut pandang.
Surat Edaran Dirjen Pendidikan Tinggi (SE Ditjen Dikti) No. 152 Tahun 2011
mengatakan bahwa menulis publikasi ilmiah di jurnal ilmiah merupakan salah satu syarat
kelulusan bagi mahasiswa. Lebih lanjut surat edaran tersebut mengatakan bahwa perbedaan
antara publikasi ilmiah dan tugas akhir adalah dalam format penulisan dan pada
publikasinya. Pertama, tugas akhir ditulis lebih panjang dalam bentuk skripsi, tesis dan
disertasi, sementara publikasi ilmiah ditulis ringkas yang disebut “artikel”. Peringkasan
dilakukan karena jurnal ilmiah hanya memiliki halaman yang terbatas sehingga hanya dapat
memuat artikel yang padat namun tetap memuat informasi yang diperlukan untuk
memahami proses dan hasil penelitian tersebut. Kedua, tugas akhir tidak wajib
dipublikasikan sedangkan publikasi ilmiah atau artikel harus dipublikasikan. Kewajiban
publikasi berhubungan dengan aturan dan hak kekayaan intelektual serta prinsip-perinsip
pengembangan ilmiah yang menyatakan bahwa publikasi ilmiah paling tidak berisi salah
satu dari aspek-aspek berikut ini yaitu akumulasi pengetahuan baru, pengamatan empirik
dan pengembangan gagasan atau usulan baru. Publikasi dilakukan dengan mengunggah
naskah pada laman yang memiliki tautan dengan Portal Garda Rujukan Dijital (Garuda)
yang dimiliki Ditjen Dikti, dan portal-portal lain yang dapat diakses untuk kepentingan
4
Pascasarjana UNJ, sehingga sebuah publikasi ilmiah dapat dibandingkan dengan naskah
lain dan Ditjen Dikti atau Pascasarjana UNJ dapat melakukan scanning terhadap
kemungkinan seorang penulis melakukan plagiarism bagi lulusan suatu perguruan tinggi.
Selain itu, volume artikel pada masing-masing fakultas/lembaga riset/pascasarja UNJ
dengan adanya sistem pendataan artikel secara terpadu (BANK ARTIKEL) semakin
bertambah, maka kesempatan menjadi salah satu world class university di dunia semakin
mendekat.
Dua hal penting dalam artikel ilmiah adalah bentuk dan isi artikel. Bentuk artikel
berhubungan dengan gaya penulisan yang bersifat khas pada masing-masing jurnal (gaya
penulisan selingkung/in house style). Gaya penulisan mutlak harus diikuti oleh kemampuan
dan keterampilan penulis yang menginginkan artikelnya dimuat dalam jurnal tertentu.
Penulis dianjurkan mempelajari pola penyajian, dan petunjuk lain dari jurnal yang dituju
untuk memperbesar kemungkinan artikel dimuat, naskah yang memerlukan banyak
penyuntingan akan membuka peluang ditolaknya naskah. Isi artikel berhubungan dengan
substansi gagasan di dalam naskah, dimana isi artikel ilmiah adalah kajian masalah tertentu
dengan menggunakan metode ilmiah dan menyajikannya dengan tata tulis ilmiah dalam
upaya menemukan kebenaran atau menyelesaikan masalah. Seiring waktu, timbul
kesepakatan bahwa isi artikel ilmiah juga dapat didasarkan atas kajian konseptual
(theoretical review) yaitu pengkajian masalah oleh seorang atau sekelompok pakar yang
berisi pengembangan konsep atau teori.
DASAR ILMIAH
KTI didefinisikan sebagai suatu tulisan oleh seseorang yang mengungkapkan buah pikiran
sebagai dasar ilmiah, yang diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, evaluasi, kajian,
atau peninjauan terhadap sesuatu obyek atau subyek yang disusun menurut metodologi dan
sitimatika tertentu, dan yang isi serta kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara
formal. Hasil KTI merupakan sesuatu tulisan yang memaparkan hasil penelitian atau
pengkajian yang dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim yang memenuhi kaidah dan
etika keilmuan yang ditaati oleh masyarakat keilmuan. Gay, L.R dalam buku Educational
Research (1987: hal. 467-468) mengatakan bahwa preparation of a research report for
publication in a professional journal serves the interests of the professional community as
well as those of researcher. Dessertation, and theses are not read nearly as often as
professional journals; thus publication in a frequently read journal permits the largers
5
possible audience to read about and use the findings of a research study. Based on your
review of related literature and your references, you should be able to identify two or three
journals which publish studies in the area of research represented by your study. Bertolak
dari kutipan ini, tidak hanya disertasi yang dapat dipublikasi sebagai jurnal, tetapi juga
tesis, dan sekripsi, serta jenis karya ilmiah lain asalkan sesuai dengan kaidah-kaidah
penulisan artikel ilmiah.
Kemahiran menulis adalah salah satu keahlian umat manusia yang paling penting.
Bahkan tulisan diyakini sebagai salah satu unsur utama pembentuk perdaban manusia saat
ini. Pemikiran kompleks dari generasi ke generasi untuk kemudian dikembangkan hanya
dapat dilalukan secara efektif melalui tulisan, sekali lagi TULISAN. Gelb (1969: 221-222,
dalam Pardede, P, 2010), sejarawan Amerika yang memelopori penelitian system tulisan,
menyimpulkan bahwa jika bahasa membedakan manusia dari binatang, maka tulisan
membedakan manusia beradab dari manusia biadab. Dengan kata lain bahwa tulisan hanya
terdapat dalam peradaban, dan peradaban tidak akan ada tanpa tulisan. Jadi seseorang yang
mengaku dirinya berbudaya, artinya manusia pemikir menciptakan budaya, seharusnya
menjadikan aktifitas menulis sebagai salah satu kegiatan utamanya sehari-hari. Dalam
kehidupan modern, pada hakekatnya tidak seorang pun yang bisa mengelak dari tulisan
(Pardede, P, 2010).
TUJUAN DAN PENGERTIAN
Tujuan penulisan artikel jurnal ilmiah ini adalah (1). Memberikan acuan bagi peneliti,
dosen dan mahasiswa dalam penyusunan artikel ilmiah; (2). Menyediakan standar minimal
dalam hal kaidah penulisan artikel ilmiah; dan (3). Membangun terjadinya kesamaan
persepsi dalam penulisan artikel ilmiah. Pengertian artikel jurnal ilmiah adalah suatu tulisan
naskah artikel yang berada dalam jurnal publikasi yang memenuhi syarat-syarat KTI secara
nyata, mengandung data dan informasi yang memajukan iptek, dan ditulis sesuai dengan
kaidah-kaidah penulisan ilmiah, serta diterbitkan secara berkala.
Ditinjau dari segi bentuk dan fungsinya sebagai dasar ilmiah, dapat dibedakan ke
dalam sepuluh jenis karya ilmiah, yaitu dalam bentuk: (1) laporan, (2) makalah, (3) kertas
kerja, (4) sekripsi, (5) tesis, (6) disertasi, (7) resensi, (8) kritik, (9) esai, (10) artikel ilmiah.
Meskipun jenis karya ilmiah cukup beragam, terdapat lima ciri khas yang membedakan
dengan ragam tulisan lainnya, seperti puisi atau novel, yaitu accurate, brief, clear, ethical,
dan logical (ABCEL). Ke sepuluh jenis karya ilmiah tersebut dapat ditulis melalui delapan
6
tahapan penulisan menurut Gardner dan Johnson (1977), yaitu: (1) pra-menulis, (2)
pembuatan draft awal dengan menuangkan ide di atas kertas, (3) pembacaan ulang dengan
menggunakan kaidah2 penulisan, (4) pemeriksaan mitra bestari, (5) revisi dengan perbaikan
ulang melalui mitra bestari, (6) pengeditan dengan perbaikan teknis penulisan dan ejaan, (7)
penulisan naskah akhir, dan (8) penerbitan dengan mengirim naskah ke redaktur. Jadi,
tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa menulis karya ilmiah pada hakekatnya merupakan
kegiatan pikiran-tulis-pikiran-tulis (THINK-WRITE-THINK-WRITE).
Langkah-langkah praktis yang dapat ditempuh penulis agar naskah artikel dapat
diterima dengan lebih mudah oleh redaktur jurnal ilmiah adalah: (1) Cermati petunjuk bagi
calon penulis yang dicantumkan pada setiap penerbitan jurnal dan tulis naskah sesuai
ketentuan yang dipersyaratkan; (2) Diamkan naskah sementara waktu untuk kemudian
dibaca kembali agar menemukan kesalahan yang tidak terdeteksi; dan (3) Serahkan naskah
kepada tim pembimbing untuk dikoreksi dan setelah diperbaiki sesuai saran Tim
Pembimbing Kirimkan Naskah Kepada Dewan Redaksi.
JENIS, BENTUK DAN CAKUPAN
ARTIKEL JURNAL
A. Jenis
Jenis KTI terdiri atas: (1) Hasil penelitian dan pengembangan (litbang) dan (2) Tinjauan,
ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis. KTI disusun berdasarkan jenisnya, tetapi
tetap dibuat dalam format yang sama, kecuali untuk KTI jenis tinjauan, ulasan (review),
kajian, dan pemikiran sistematis dijelaskan secara keseluruhan dan lengkap tentang subjek
yang ditinjau/diulas dan dikaji. Isi dari tulisan ini tentu sesuai dengan kedalaman analisis
setiap penulis. KTI mengacu pustaka secara komprehensif dan mencerminkan
perkembangan menyeluruh di bidang keilmuannya serta memproyeksikan dampak dan
menawarkan solusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
B. Bentuk
KTI dapat dipublikasikan dalam bentuk Jurnal Ilmiah. Jurnal ilmiah wajib memenuhi
persyaratan administratif sebagai berikut: (1) Memiliki Internasional Standard Serial
Number (ISSN); (2) Memiliki mitra bestari paling sedikit empat orang; (3) Diterbitkan
secara teratur dengan frekuensi paling sedikit dua kali dalam satu tahun, kecuali jurnal
7
ilmiah dengan cakupan keilmuan spesialisasi, dengan frekuensi satu kali dalam satu tahun;
(4) Bertiras tiap kali penerbitan paling sedikit berjumlah 300 eksemplar, kecuali jurnal
ilmiah yang menerbitkan sistem jurnal elektronik (e-journal) dan jurnal ilmiah yang
menerapkan sistem daring (online) dengan persyaratan sama dengan persyaratan jurnal
ilmiah tercetak; dan (5) Memuat artikel utama tiap kali penerbitan berjumlah paling sedikit
lima, selain dapat ditambahkan dengan artikel komunikasi pendek yang dibatasi paling
banyak tiga buah.
C. Cakupan
Cakupan karya tulis meliputi (1). Lingkup pedoman KTI merupakan substansi minimal
yang harus dipenuhi dalam penyusunan KTI; (2) Pengembangan teknis penulisan KTI
disesuaikan dengan gaya selingkung yang berlaku di setiap pengelola jurnal ilmiah,
lembaga penerbitan atau instansi lain dengan memperhatikan kaidah-kaidah penulisan yang
benar; (3) Wilayah pedoman penulisan KTI ini mencakupi KTI yang merupakan terbitan
lokal/nasional dan regional/internasional dengan pengelolaan di Indonesia.
KAIDAH, ETIKA, DAN PENGELOLAAN BANK ARTIKEL
A. Kaidah
Sumber data dan informasi ilmiah yang dijadikan dasar dalam penyusunan KTI adalah
tulisan yang mengandung data dan informasi yang memajukan iptek serta ditulis sesuai
kaidah-kaidah ilmiah. Kaidah KTI terdiri atas sifat-sifat berikut: (1) Logis, berarti
kerunutan penjelasan dari data dan informasi yang masuk ke dalam logika pemikiran
kebenaran ilmu; (2) Obyektif, berarti data dan informasi sesuai dengan fakta sebenarnya;
(3) Sistematis, berarti sumber data dan informasi yang diperoleh dari hasil kajian dengan
mengikuti urutan pola pikir yang sistematis atau litbang yang konsisten/berkelanjutan; (4)
Andal, berarti data dan informasi yang telah teruji dan sahih serta masih memungkinkan
untuk terus dikaji ulang; (5) Desain, berarti terencanakan dan memiliki rancangan; dan (6)
Akumulatif, berarti kumpulan dari berbagai sumber yang diakui kebenaran dan
keberadaannya serta memberikan kontribusi bagi khasanah iptek yang sedang berkembang.
B. Etika Penyusunan
Etika penyusunan KTI meliputi hal-hal sebagai berikut: (1) Peneliti mengelola,
melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian ilmiahnya secara bertanggung jawab,
cermat dan saksama; (2) Peneliti menyebarkan informasi tertulis dari hasil penelitiannya
8
dan informasi pendalaman pemahaman ilmiah dan/atau pengetahuan baru yang terungkap
yang diperolehnya untuk disampaikan ke dunia ilmu pengetahuan pertama kali dan sekali,
tanpa mengenal publikasi duplikasi atau berganda atau diulang-ulang; (3) Peneliti/penulis
memberikan pengakuan melalui: (a). penyertaan sebagai penulis pendamping; (b).
Pengutipan pernyataan atau pemikiran orang lain; dan/atau (c) pernyataan ucapan terima
kasih yang tulus kepada pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penelitiannya dan
secara nyata mengikuti tahapan rancangan penelitian dimaksud serta mengikuti dari dekat
jalannya penelitian; dan (4) Meskipun hasil dari suatu kegiatan/penelitian merupakan
sesuatu yang sangat rumit, penulis/peneliti dapat menyampaikan dalam bentuk yang
padat/ringkas, tetapi tidak etis bila menyampaikan dalam bentuk yang sederhana/pendek.
Peneliti/penulis juga harus menampilkan seluruh informasi yang secara langsung
mendukung kegiatannya dan menyampaikan/ melaporkan seluruh aspek yang mungkin
akan sangat penting bagi penelitian lainnya; (5) Dalam melakukan atau menghasilkan suatu
kegiatan/penelitian, penulis/peneliti menjunjung tinggi nilai kejujuran, menghindari upaya
plagiasi dan pemalsuan informasi yang dapat mengakibatkan kerugian pada eksistensi
penulis asli baik secara profesi maupun materi dan juga dapat menghambat perkembangan
ilmu pengetahuan bahkan kondisi social dan ekonomi. Pemalsuan yang dimaksud adalah
penipuan dengan cara manipulasi data, informasi, dan hasil/kesimpulan yang bertujuan
untuk mengubah makna, interpretasi serta menyajikan suatu fakta yang berbeda dengan
kondisi penelitian; (6) Penulis/peneliti memiliki tanggung jawab moral untuk
menyampaikan/melaporkan bila ada hal yang bertolak belakang dengan pandangannya.
Bila ditemukan kelemahan pada metode yang digunakan, maka harus disampaikan; (7)
Kolaborasi antara pengajar atau peneliti senior dan siswa atau peneliti junior harus
mengikuti kriteria yang adil. Pengawas atau pimpinan instansi harus memastikan bahwa
mereka tidak memasukkan nama seseorang yang kurang atau tidak sama sekali
berkontribusi atau selain yang berpartisipasi dalam pekerjaan/penelitian. Dalam ilmu
pengetahuan, “penulis bayaran” merupakan hal yang tidak etis dan tidak dapat diterima; (8)
Seluruh penulis/peneliti bertanggung jawab atas keakuratan dan kejujuran suatu
kegiatan/penelitian, baik penulis utama maupun pendamping dan juga bertanggung jawab
atas kontribusi masing-masing. Seluruh penulis harus dapat menjelaskan kontribusinya
masing-masing bila diperlukan; (9) Sebagai bentuk tanggung jawab penulis/peneliti
terhadap hasil penelitian dan/atau pengembangan yang dilakukan, KTI yang dipublikasikan
harus dapatdibuktikan dengan dokumentasi wujud nyata hasil dari penelitian dan/atau
pengembangan tersebut dan dapat diakses bagi pihak yang berkepentingan; dan (10)
9
Seluruh penelitian harus dilakukan dengan standar prosedur dan etika baik terhadap
manusia maupun hewan.
C. Pengelolaan Bank Artikel
Prosedur pengelolaan artikel mulai dari diterimanya artikel sampai dinyatakan layak terbit
dimulai dari diserahkannya draft artikel oleh penulis kepada pengelola jurnal. Artikel akan
diperiksa oleh Editor dalam waktu 1 minggu. Dari hasil pemeriksaan oleh editor, jika paper
tidak memiliki ruang lingkup yang sesuai dengan jurnal system informasi atau memiliki
kesalahan metodologi, maka draft artikel langsung akan ditolak. Sebaliknya, jika artikel
memiliki ruang ruang lingkup yang sesuai dengan jurnal system informasi, maka artikel
lebih lanjut akan diperiksa peer reviewer atau blind reviewer dalam waktu 3 minggu.
Artikel yang telah diperiksa dan memilikikesalahan fundamental, maka akan langsung
ditolak, dan sebaliknya jika artikel hanya memiliki kesalahan minor, akan dikembalikan
kepada penulis utk direvisi dalam 1 minggu.
Mekanisme tersebut dapat dikembangkan melalui suatu system informasi databased
yang memiliki perinsip bahwa komunikasi antara pengelola jurnal dengan penulis artikel
adalah amat penting. Kelasifikasi peringkat kualitas artikel perlu dibangun dalam suatu
system agar penulis artikel merasa terbantu dan terlayani karena pelayanan yang dilakukan
oleh pengelola jurnal. Karena itu, pembangunan bank artikel akan menjadi penting dalam
pelayanan penerbitan jurnal berkala secara berkelanjutan.
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
A. Pedoman Umum
Ketentuan umum dan gaya penulisan yang digunakan pada penlisan artikel ilmiah pada
jurnal di lingkungan UNJ, mengacu pada format dari Unesco seperti yang diamanatkan
dalam Peraturan Dirjen Dikti No. 49/DIKTI/Kep/2011 tentang Pedoman Akreditasi
Terbitan Berkala Ilmiah. Pembahasan mengenai gaya penulisan artikel ilmiah telah
disampaikan pada bab sebelumnya mengneai. Bagian ini khusus membahas tentang teknik
meringkas hasil penelitian mahasiswa agar menjadi format artikel ilmiah. Hasil penelitian
yang diringkas dapat berasal dari skripsi, tesis, dan disertasi. Gaya pengutipan, pengacuan
dan referensi yang tidak diatur dalam peraturan tersebut menggunakan gaya yang umum
digunakan dalam berbagai publikasi ilmiah dari rumpun ilmu sosial yaitu gaya pengutipan
Harvard style atau APA style. Pedoman penulisan wajib dipahami dan ditaati oleh penulis
10
yang akan mempublikasikan artikel ilmiahnya pada jurnal-jurnal nasional atau
internasional. Ketentuan umum yang berlaku bagi artikel yang akan dimuat di jurnal-jurnal
adalah sebagai berikut:
1). Artikel adalah karya ilmiah hasil penelitian atau penelitian konseptual dari suatu bidang
yang belum pernah diterbitkan dalam jurnal, prosiding atau penerbitan lain dan penulis
adalah pihak yang bertanggungjawab terhadap hal ini dengan menuliskan Surat
Pernyataan bermaterai.
2). Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Naskah dipaparkan secara
naratif (hindari penomoran kecuali terpaksa).
3). Artikel akan ditelaah oleh redaktur untuk kesesuaian format, penerimaan maupun
penolakan pemuatan artikel akan diberitahukan kepada penulis dan penulis artikel
berkesempatan melakukan revisi berdasarkan catatan dari redaktur.
4). Manuskrip yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah menjadi hak milik jurnal sehingga
hanya pengelola jurnal yang berhak menerbitkan manuskrip tersebut dalam berbagai
bentuk untuk tujuan ilmiah.
5). Jumlah halaman antara 15-20 halaman dengan margin atas/bawah/kiri/kanan berurutan:
4/3/4/3 cm, satu kolom dengan jarak 2 spasi menggunakan huruf Times New Roman.
Paragraf diberi first line 1 cm sementara antar paragraf tidak diberi spasi ganda, istilah
yang bukan kata dalam bahasa Indonesia dicetak miring dan satuan ukuran
menggunakan International Unit System (IUS).
6). Artikel yang diserahkan kepada redaktur harus disertai soft copy. Sesuai dengan format
yang diamanatkan oleh Dikti maka publikasi ilmiah dapat dibagi dalam tiga (3) bagian
yaitu bagian pembuka artikel, bagian utama artikel dan ucapan terimakasih dapat
ditampilkan dalam sub-bab tersendiri setelah referensi sebagaimana umumnya jurnal
ilmiah internasional. Ucapan terimakasih berupa ucapan kepada pihak yang membantu
seperti pemberi dana, bahan dan sarana penelitian, sponsor serta pembimbing. Semua
nama yang tercantum dalam ucapan terimakasih harus sudah dikonfirmasi oleh penulis.
Ucapan terimakasih diungkapkan secara wajar, tidak berlebihan dan lugas.
B. Bagian Pembuka Artikel
1. Judul. Judul naskah yang dibuat hendaknya memperhatikan beberapa hal seperti berikut.
Judul dibuat sederhana,spesifik, lugas mencerminkan isi artikel dan menarik Judul
merupakan pernyataan ringkas tentang topik dan diusahakan menyebutkan variabel atau isu
11
teoretis yang diteliti. Judul maksimal 12 kata dalam bahasa Indonesia dan 10 kata dalam
bahasa Inggris. Judul dibuat dengan huruf kapital dengan ukuran huruf 14pt, bold, center.
1). Spesifik, dan mencerminkan isi artikel. Judul harus spesifik, dan mencerminkan isi
artikel dimana secara eksplisit maupun implisit mencerminkan masalah penelitian
(research problem). Dengan membaca judul, pembaca akan segera dapat memutuskan
apakah perlu atau tidak membaca laporan/tulisan tersebut lebih lanjut. Masalah penelitian
yang berbeda akan membutuhkan cara penyelesaian yang berbeda sehingga menggunakan
variabel yang berbeda dan akan melahirkan judul yang berbeda. Perbedaan juga dapat
timbul karena wilayah (tempat) penelitianyang berbeda walaupun masalah penelitiannya
sama. Perbedaan wilayah penelitian membutuhkan cara pemecahan masalah yang berbeda
dan berkonsekuensi terhadap penggunaan variabel serta judul penelitian yang berbeda.
Masalah penelitianyang dihadapi peneliti akan berbeda baik menurut jurusan, maupun
konsentrasi.
2). Menunjukkan hakekat obyek, metode dan wilayah penelitian. Fungsi pokok judul
adalah menunjukkan kepada pembaca mengenai hakekat obyek penelitian, metode dan
wilayah yang digunakan. Obyek penelitian adalah variabel-variabel yang diteliti. Metode
secara implisit tersirat pada tingkat eksplanasi dari penelitian yang dilakukan, apakah
deskriptif, komparatif, asosiatif/prediktif, model, etnografi, kasus, dan sebagainya. Jika
peneliti melakukan penelitian dengan tingkat eksplanasi asosiatif, maka masalah
penelitiannya mencerminkan persoalan pada dependen variabel yang diteliti dan memuat
variabel-variabel dan hubungan antar variabel jika tingkat eksplanasinya asosiatif. Wilayah
menjelaskan tempat penelitian dilakukan.
3). Maksimal 12 kata (Bahasa Indonesia), dan 10 kata (Bahasa Inggris). Jika judul
skripsi, tesis, atau disertasi yang akan diringkas ternyata melebihi 12 kata dalam bahasa
Indonesia atau melebihi 10 kata dalam bahasa Inggris, maka judul harus diringkas tanpa
merubah esensi judul. Jika dalam meringkas judul artikel menghadapi kendala jumlah kata
yang terlalu banyak sehingga tidak dapat memasukkan semua kriteria yaitu obyek, metode
dan wilayah penelitian maka yang paling mungkin tidak dimunculkan adalah wilayah
penelitian seperti desa, kecamatan, kabupaten, atau provinsi, namun dalam bahasan di
artikel tetap harus ada penjelasan tentang dimana wilayah penelitian dilakukan.
4). Menunjukkan tingkat eksplanasi artikel. Tingkat eksplanasi artikel bisa berada pada
pendekatan analisis kuantitatif, seperti tingkat deskriptif, komparatif, asosiatif, dan model,
dan pada pendekatan analisis kualitatif, seperti kasus, etnografi, dan sejarah. Tingkat
eksplanasi ini harus tercermin pada judul artikel.
12
2. Identitas Penulis. Indentitas penulis meliputi (Nama, lembaga afiliasi dan media
komunikasi penulis). Nama (para) penulis ditulis lengkap tanpa gelar dan tanpa jabatan.
Lembaga afiliasi adalah lembaga yang secara hukum menaungi penulis saat menulis artikel.
Media komunikasi penulis adalah e-mail (akan dipublikas). Pada artikel dengan penulis
lebih dari satu maka media komunikasi yang dicantumkan hanya media komunikasi penulis
pertama karena komunikasi hanya dilakukan dengan penulis pertama. Nama penulis
ditebalkan (bold), lembaga afiliasi dan media komunikasi penulistidak ditebalkan.
Seluruhnya dibuat dengan huruf ukuran 12pt, center, 1 spasi, ditulis berderet ke bawah
(dalam hal penulis lebih dari 1) dimulai dari penulis utama.
B. Bagian Abstrak dan Kata Kunci (keywords)
Abstrak adalah rangkuman lengkap tentang artikel.Abstrak memuat persoalan yang diteliti,
subyek penelitian, metode penelitian secara ringkas, temuan penelitian dan memuat
simpulan dan saran penelitian yang penting. Abstrak ditulis dalam dua bahasa yaitu
Indonesia dan Inggris, ukuran huruf 10 pt, spasi 1, indent kiri kanan 0.5 cm, justify.
Abstrak ditulis dalam satu paragraf dengan kisaran 75 – 150 kata. Kata kunci
mencerminkan konsep yang dikandung artikel dan membantu peningkatan keteraksesan
artikel. Besar huruf kata kunci adalah 10 pt, cetak miring, huruf kecil, 3 sampai 5 kata,
menggunakan kata sesuai thesaurus bidang ilmu dan di tulis satu baris. Abstrak ditulis
secara ringkas dan padat serta mencerminkan keseluruhan isi tulisan. Abstrak memuat
masalah penelitian berupa kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Sebagai contoh
diharapkan kinerja pegawai mengalami kenaikan, namun kenyataannya malah sebaliknya.
Contoh lain misalnya target produksi atau penjualan tidak tercapai, semangat kerja pegawai
terus menurun, tingkat pengangguran semakin tinggi, kemiskinan semakin meluas, dan
sebagainya.
Semua contoh tersebut merupakan masalah penelitian yang menjadi dasar penelitian
dilakukan, hal ini berarti di dalam abstrak minimal menjelaskan tentang adanya
kesenjangan informasi tentang sesuatu dan bahwa informasi tersebut sangat dibutuhkan
untuk pengambilan keputusan. Berdasarkan isu atau masalah penelitian tersebut maka di
dalam abstrak dapat dirumuskan tujuan dan metode penelitian yangdigunakan. Penjelasan
tentang metode penelitian di dalam abstrak cukup menyebutkan tentang lokasi penelitian,
responden/sampel penelitian, teknik sampling,serta teknik analisis data. Kata kunci yang
13
dimasukkan dapat berupa teori dasar, variabel-variabel penelitian, seperti variabel
dependen, independen, atau responden penelitian.
C. Bagian Utama Artikel
Bagian utama naskah penulisan artikel menguraikan pendahuluan, metode penelitian, serta
hasil dan pembahasan.
1. Pendahuluan
Pendahuluan harus mencerminkan wawasan penulis tentang permasalahan yang diteliti dan
yang ditulis, sehingga secara implisit maupun eksplisit menyampaikan pemecahan masalah
yang akan dilakukan atau diajukan oleh peneliti. Di awal bagian pendahuluan, penulis dapat
memberikan uraian yang menjelaskan garis besar logika penelitian dan alasan penelitian
sementara pada bagian akhir pendahuluan perlu dinyatakan secara eksplisit definisi variabel
dan hipotesis penelitian yang kemudian diikuti dengan tujuan penelitian. Van Cappellen
(2000) mengatakan bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam pendahuluan adalah (1)
nature and scope of problem,(2) review of relevant literature, (3) your hypothesis, (4) Your
approach used in this study (justification for this approach), (4) principal results, dan (5)
main conclusions.
Penulisan skripsi/tesis/disertasi memisahkan antara latar belakang dan kajian
pustaka, sedangkan penulisan article ilmiah kedua hal ini diuraikan dalam satu bagian.
Latar belakang membahas tentang pentingnya topik atau riset tersebut dilakukan (alasan
penelitian). Pemahaman tentang pentingnya topik tersebut dapat diperoleh melalui
kepustakaan yang dibaca atau yang diacu. Setelah selesai membahas tentang pentingnya
topik penelitian, uraian dalam pendahuluan dilanjutkan dengan penyampaian
permasalahan/isu yang menjadi fokus penelitian. Kajian kepustakaan yang dibahas secara
ringkas dalam pendahuluan meliputi teori-teori yang digunakan serta hasil-hasil penelitian
yang mendukung.
Hasil penelitian yang mendukung dapat bersumber dari jurnal nasional maupun
jurnal internasional. Penelitian sebelumnya tidak perlu diulas secara lengkap dan terperinci
karena diasumsikan pembaca jurnal ilmiah telah memiliki pengetahuan yang cukup pada
bidang ilmu tersebut sehingga tidak memerlukan penjelasan panjang lebar. Penelitian
sebelumnya lebih difungsikan sebagai pemberi gambaran atau sejarah tentang konteks
penelitian. Dengan demikian pendahuluan akan memuat sebagian besar dari pustaka yang
ada dalam referensi.
14
Selain latar belakang dan kajian pustaka, pendahuluan juga dapat memuat harapan
dari hasil penelitian dalam memecahkan masalah yang dihadapi, dilanjutkan dengan
penjelasan mengenai kaitan penelitian dengan penelitian-penelitian sebelumnya, yang
kemudian dilanjutkan dengan uraian tentang hipotesis,desain penelitian dan implikasi
teoretis penelitian dan barulah pada bagian akhir pendahuluan diuraikan tujuan penelitian.
Pendahuluan mencakup latar belakang, kajian pustaka dan hasil penelitian sebelumnya
(disarankan acuan primer dan wajib mereferensi artikel dari jurnal yang dituju). Porsi
pendahuluan sekitar 15% dari total artikel. Bagian utama artikel ditulis dengan huruf
Times New Roman 12pt, 2 spasi, first line 1 cm. Mengikuti pola penulisan yang
dianjurkan dalam Keputusan Dikti No 49/DIKTI/Kep/2011, artikel sebaiknya tidak dibuat
dengan bentuk pembaban seperti penulisan skripsi yang mencantumkan kerangka teori,
pernyataan masalah, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka dan sejenisnya. Pembagian
artikel ke dalam sub-sub bagian menggunakan sub-heading. Judul bab ditulis dengan huruf
kapital, bold tanpa mencantumkan nomor bab. Judul sub-heading dibuat tebal (bold) dan
tanpa penomoran di depan sub-heading dengan maksimal tiga peringkat sub-heading.
2. Metode Penelitian
Bagian ini menjelaskan pelaksanaan penelitian dan diharapkan dapat membuat pembaca
mengevaluasi ketepatan metode, reliabilitas, dan validitas hasil penelitian serta
memungkinkan peneliti lain mereplikasi penelitian. Penjelasan tentang metode dapat dibagi
dalam beberapa sub-bagian yang diberi judul tersendiri. Hal-hal penting yang biasanya
dibuat dalam sub-bagian tersendiri adalah deskripsi tentang populasi dan sampel, instrumen
dan dan prosedur penelitian. Porsi untuk bagian ini sekitar 10% dari seluruh artikel. Bagian
metode penelitian menguraikan tentang beberapa hal yaitu:
(1). Lokasi penelitian. Lokasi penelitian dapat berupa wilayah makro atau wilayah
regional seperti desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, maupun nasional Indonesia, dan juga
dapat berupa lokasi penelitian mikro seperti perusahaan, lembaga pemerintah, kumpulan
dari beberapa perusahaan swasta maupun Perusahaan Negara. Alasan ilmiah pemilihan
lokasi penelitian harus disampaikan dan bukan alasan yang bernuansa subyektif. Alasan
ilmiah dapat dihubungkan dengan isu atau masalah penelitian yang melandasi penelitian
dilakukan di lokasi tersebut.
(2). Sumber data. Sumber data secara umum ada dua yaitu sumber data primer dan
sumber data sekunder. Peneliti dapat menggunakan hanya satu sumber data atau kedua-
15
duanya untuk menjawab tujuan penelitian. Jika masih memungkinkan, perlu juga
disampaikan secara singkat contoh data sesuai dengan sumber yang digunakan.
(3). Populasi, sampel, metode pengambilan sampel,. Naskah harus menjelaskan populasi,
jumlah sampel dan metode penentuan sampel. Populasi tidak hanya orang tetapi segala
sesuatu yang menjadi pusat perhatian untuk diteliti. Cara menentukan jumlah sampel yang
digunakan harus disampaikan berbagai metode penentuan sampel. Sebutkan metode
penentuan sampel yang digunakan untuk kemudian diklasifikasikan apakah tergolong
random sampling atau non random sampling. Sub-heading yang khusus menjelaskan
tentang suatu bagian penelitian dapat dibuat apabila dirasa perlu menilai hasil penelitian
dari sub-heading ini.Sub-heading juga dapat dibuat tentang instrumen seperti tentang
reliabilitas dan validitas instrument atau prosedur penelitian yang merangkum langkah-
langkah pelaksanaan penelitian seperti pemilihan lokasi penelitian.
(4). Instrumen dan teknik pengumpulan data. Instrumen tertentu untuk mengumpulkan
data biasanya digunakan pada penelitian dengan metode survei dengan jumlah sampel yang
relatif banyak. Bagian ini perlu menjelaskan secara singkat tentang instrumen yang
digunakan dan uji validitas serta reliabilitas yang telah dilakukan. Nilai-nilai statistik uji
validitas dan reliabilitas hendaknya disampaikan secara singkat. Teknik atau metode
pengumpulan data yang digunakan harus diberikan penjelasan secara singkat namun
memadai. Umumnya teknik pengumpulan data antara laian metode observasi,
angket/kuesioner, wawancara/interview, dan indepth interview (wawancara mendalam).
Menerangkan bagaimana data dikumpulkan, sumber data dan cara analisis data. Bagian ini
diuraikan secara naratif dan langsung membahas metode yang digunakan dan tidak perlu
menguraikan teori statistik yang digunakan.
(5). Teknik analisis data. Teknik analisis data yang digunakan harus disesuaikan dengan
tingkat eksplanasi dari tujuan penelitian. Tiga teknik analisis data yang sesuai dengan
tingkat eksplanasi dari tujuan penelitiannya adalah teknik statistik deskriptif, komparatif,
dan asosiatif. Naskah boleh menggunakan satu atau lebih teknik statistik semasih sesuai
dengan tujuan penelitian. Teknik analisis data juga perlu disesuaikan dengan derajat
kelulusan mahasiswa, seperti S1, S2, dan S3 dimana semakin tinggi derajat kelulusan, maka
seyogyanya teknik analisis data yang digunakan semakin luas dan mendalam.
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian diarahkan untuk menjawab tujuan penelitian, sehingga nilai-nilai statistik
yang diungkap dalam hasil penelitian diarahkan untuk menjawab tujuan penelitian dan
16
sesuai dengan kuantitas dari tujuan penelitian. Jika terdapat tiga tujuan penelitian, maka
paling sedikit harus ada tiga nilai-nilai statistik yang dikutip dan dimasukkan ke dalam
tulisan/naskah. Hasil statistik yang ditujukan bukan untuk mencapai tujuan penelitian juga
dapat diungkapkan apabila hasil statistik itu memperkuat analisis. Sebagai contoh jika
penulis menganalisis hubungan kualitas SDM dilihat dari tingkat pendidikan dan
pengalaman dengan produktivitas, maka dapat dianalisis secara deskriptif melalui hasil
statistik deskriptif tentang kondisi variabel pendidikan dan pengalaman responden.
Penjelasan hasil statistik dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai bentuk
penyajian data seperti grafik, tabel, maupun diagram.Pembahasan tentang variable yang
tercantum dalam tabel/grafik maupun diagram dilakukan dengan cara
menginterpretasikannya dan bukan dengan menyebutkan lagi angka-angka yang ada dalam
tabel/grafik/diagram. Pada dasarnya, yang harus dilakukan peneliti dalam menginterpretasi
adalah dengan melihat kecenderungan data tersebut, atau jika memungkinkan dapat juga
membandingkan dengan data lain yang bersifat lebih umum/makro.
Pada bagian pembahasan, penulis bebas menjelaskan serta menarik simpulan dari
hasil penelitian dengan memperhatikan bahwa interpretasi, generalisasi dan kesimpulan
tidak boleh melebihi skala populasi dan sampel. Narasi pada akhir bagian pembahasan
difokuskan terhadap beberapa hal yaitu sumbangan penelitian terhadapbidang ilmu,
sumbangan penelitian terhadap pemecahan masalah serta konsekuensi teoretis dari hasil
penelitian. Hasil merupakan bagian artikel yang menguraikan hasil bersih (tanpa proses
analisis data) dan hasil pengujian hipotesis (jika ada). Hasil dapat disajikan dengan tabel
atau grafik untuk memperjelas hasil. Hasil menjelaskan tentang data dan penerapan statistik
terhadap data tersebut. Hasil penelitian yang dirasa penting serta relevan dinarasikan
dengan ringkas dan jangan memasukkan data mentah. Pembahasan adalah bagian
terpenting dari artikel ilmiah. Tujuan pembahasan adalah menjawab masalah penelitian,
menafsirkan temuan, mengintegrasikan temuan ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah
ada dan menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang sudah ada. Bagian hasil dan
pembahsan mencakup sekitar 70% dari keseluruhan isi artikel.
4. Kesimpulan
Bagian ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dan kesimpulan ini difokuskan
atau disesuaikan dengan tujuan penelitiannya. Paling tidak secara implicit kesimpulan yang
disampaikan sesuai dengan rumusan tujuan penelitian.Saran yang disampaikan harus
didasarkan atas analisis yang dibuat pada bagian pembahasan dan tidak embuat saran yang
17
hanya didasarkan atas apa yang ada dalam logika pikiran tanpa didasarkan atas hasil
analisis dan pembahasan. kesimpulan memuat jawaban atas pertanyaan penelitian. Saran-
saran mengacu pada hasil penelitian dan ditujukan untuk penelitian selanjutnya. Seluruhnya
ditulis dalam bentuk esai dan bukan dalam bentuk numerikal. Porsi untuk bagian ini sekitar
5% dari seluruh artikel
D. Bagian Akhir
Bagian akhir naskah berupa referensi/daftar pustaka/sumber bacaan yang digunakan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis referensi adalah seperti berikut: (1)
Semua acuan di dalam artikel harus dimasukkan ke dalam referensi dan semua referensi
harus diacu di dalam teks. Agar penulisan referensi lengkap, maka sebaiknya dibuat
sebagai tahap akhir penulisan.; (2) Referensi yang baik adalah 80 persennya merupakan
acuan primer (artikel dalam jurnal), dengan masa terbitan 10 tahun terakhir. Lebih dipilih
yang mereferensi artikel yang diterbitkan oleh jurnal yang dituju. Misalnya mengirim
tulisan untuk dimuat pada Jurnal Penilaian, maka artikel seyogyanya mereferensi artikel
yang pernah dimuat di Jurnal Penilaian;m (3) Cara menulis referensinya disesuaikan
dengan aturan yang ada seperti yang telah dibahas.
1. Pengutipan dan Pengacuan
Pengutipan dan Pengacuan dilakukan sesuai aturan anti-plagiarisme sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 17 Tahun 2010.
Teknik pengutipan yang sesuai dengan aturan tersebut dapat dilihat pada peraturan tersebut.
Pengacuan menggunakan sistem penulisan referensi dalam kurung (author-
dateparenthetical referencing) sesuai dengan Harvard Style atau APA style yang
ditunjukkan dengan tanda kurung buka dan tutup yang berisi nama penulis dan tahun
artikel. Contoh: (Maxwell, 2002). Pengacuan buku teks disertai dengan nomor halaman.
Contoh: (Hansen, 2009: 10). Diharapkan tidak melakukan pengacuan bertingkat seperti:
Locong (1969) dalam Mongkeg (1998) dalam Sangut (2009), tetapi boleh pengacuan
kelompok (Loncong, 1969; Mongkeng, 1998; Sangut, 2009)
2. Referensi
Referensi berarti sumber acuan yang dipakai oleh penulis sebagai bahan dalam menyusun
tulisannya. Semua acuan yang tertulis dalam artikel harus dituliskan sumbernya secara
lengkap dan benar dalam referensi guna menghindarkan penulis dari kemungkinan
18
plagiarism. Penulisan referensi yang benar pada artikel ilmiah adalah ditulis menyambung
dari bagian terakhir artikel (tidak pada halaman baru seperti pada skripsi atau tesis).
Referensi disusun menurut urutan alfabetis dari nama pengarangnya dan ditulis dengan
besar huruf 12pt. Jarak antara baris dengan baris adalah 1 spasi, jarak antara pokok dengan
pokok adalah 1 spasi. Tiap pokok disusun sejajar vertikal dimulai dari pinggir margin kiri
sedangkan baris kedua, ketiga dan seterusnya dari tiap pokok dimasukkan ke dalam (indent)
sebanyak lima ketukan. Referensi ditulis dengan mengacu pada Harvard style atau APA
style (author-date parenthetical referencing) dengan ketentuan umum sebagai berikut: (1).
Nama penulis disebutkan secara lengkap dengan terlebih dahulu menyebutkan nama
keluarga, dipisahkan dengan tanda baca koma dan dilanjutkan dengan namalainnya. Gelar
kesarjanaan tidak dituliskan, gelar keturunan masih dapat dipakai; (2) Bagian setelah nama
penulis adalah tahun penerbitan artikel atau buku; (3) Bagian setelah tahun penerbitan
adalah judul buku atau judul artikel; (4). Untuk buku, judul buku disebutkan secara
lengkap termasuk judul tambahannya dan cetakan ke berapa dan ditulis miring (italic).
Buku yang terdiri dari dua jilid atau lebih, angka jilidnya ditempatkan sesudah judul dan
dipisahkan oleh tanda titik.Setelah judul buku adalah bagian yang menerangkan tempat
buku diterbitkan dan nama penerbit; (5) Untuk artikel dari jurnal, judul artikel ditulis
tegak sedangkan nama jurnal ditulis miring disertai dengan keterangan tentang volume dan
nomor penerbitan jurnal serta diakhiri dengan nomor halaman artikel; (6) Skripsi, Tesis
atau Disertasi yang belum diterbitkan diperlakukan sebagai artikel dalam jurnal, dengan
menyebutkannya sebagai hasil penelitian yang belum dipublikasi dengan seizin penulis asli.
Makalah yang telah diterima untuk publikasi tetapi belum diterbitkan dapat dirujuk dengan
perkataan “in press”.
3. Persamaan, Tabel, dan Gambar
Persamaan ditulis tersendiri dan tidak diletakkan di dalam kalimat, persamaan diletakkan
dengan posisi di tengah (center), diberi nomor berurutan di sebelah kanannya. Jika
persamaan terlalu panjang maka dapat digunakan pemotongan (splitting). Persamaan ditulis
dengan menggunakan Microsoft Word Equation. Tabel dan gambar dibuat sedemikian rupa
sehingga ukuran tabel dan gambar tidak terlalu kecil namun juga tidak melebihi satu
halaman dan diusahakan agar gambar hanya dalam dua warna (hitam-putih).Tabel dan
gambar diberi judul dengan penomoran yang berurutan dimana judul tabel diletakkan di
atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar. Judul tabel maupun
gambar ditebalkan (bold) dengan menggunakan huruf besar di awal kata. Gambar dan tabel
harus mencantumkan rujukannya, apabila tabel dan gambar merupakan hasil primer maka
19
disebut sebagai hasil penelitian dan disebutkan tahunnya. Rujukan ini disebutkan dengan
kata “Sumber:” yang diletakkan di bagian kiri bawah dari tabel dan gambar. Tabel dibuat
tanpa menampilkan garis kolom sedangkan garis baris pada table hanya ditampilkan untuk
memisahkan judul keterangan tabel dan mengakhiri isi tabel. Ukuran huruf tabel adalah
10pt sedangkan ukuran huruf gambar menyesuaikan dengan kejelasan informasi yang
dikandung oleh gambar tersebut.
REFERENSI
Jenie, U.A. 2006. Pedoman Akreditasi Majalah Ilmiah. Pusat Pendidikan, Pembinaan dan
Pelatihan Peneliti, LIPI, Cibinong, Jawa Barat.
Gardner, A., And Johnson, D. 1997. Teaching Personal Experience Narrative in the
Elementary and Beyond. Flagstaff, AZ: Northen Ariszona Writing Project Press.
Gelb Ignace Jay. 1969. A study of Writing. Cjicago: University of Chicago Press.
Hakim, Lukman, 2012. Pedoman Karya Tulis Ilmiah, Peraturan Kepala LIPI, Nomor
04/E/2012, Jakarta.
Hakim, Lukman. 2011. Pedoman Akreditasi Majalah Ilmiah, Peraturan Kepala LIPI,
Nomor 04/E/2011, Jakarta.
Munir, Moch. 2006. Panduan Akreditasi Berkala Ilmiah. Keputusan Dirjen Dikti, Nomor
11/DIKTI/Kep./2006. Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Jakarat
20
Pardede, P. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Makalah Presentasi dalam Forum Ilmiah Dwi-
Bulanan FKIP-UKI, Jakarta.
Van Cappellen, Victoria L.K. (2000). Writing tips for peer-reviewed journal articles.
Senior Information Specialist, EAS