Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

133
Page | i Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Penulis: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, M.T Drs. Syafiuddin P., M.Pd PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Transcript of Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

Page 1: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | i

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Penulis:

Drs. Darmawang, M.Kes

Drs. Suardy, M.T

Drs. Syafiuddin P., M.Pd P

SG

Rayon 1 24 U

niversitas Negeri M

akassar

Page 2: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | ii

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

SAMBUTAN KETUA RAYON 1 24

Universitas Negeri Makassar (UNM) adalah salah satu Perguruan Tinggi yang diberi amanah oleh pemerintah menyelenggarakan sertifikasi guru dalam jabatan yang bertugas memberikan sertifikat

pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Pelaksanaan sertifikasi guru pada tahun 2012 mengalami beberapa perubahan, antara lain perubahan yang mendasar yaitu pola penetapan peserta dan pelaksanaan uji kompetensi awal sebelum PLPG. Selain itu, sertifikasi guru dalam jabatan

tahun 2012 dilaksanakan berbasis program studi sesuai dengan Permendikbud Nomor 5 tahun 2012. Yang dimaksud dengan berbasis program studi adalah bahwa hanya rayon yang memiliki program studi S1 kependidikan terakreditasi yang dapat melaksanakan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

pada mata pelajaran yang sesuai. PLPG merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk memperoleh sertifikat pendidik.

Untuk menjamin standardisasi isi/materi PLPG, diperlukan keseragaman format penyajian materi menurut bidang studi kepesertaan dengan memperhatikan empat kompetensi guru yang dalam penyusunannya mengacu pada kisi-kisi Uji Kompetensi Awal (UKA). Oleh karena itu, tersusunnya

modul ini kami sambut dengan baik diiringi rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan pengharapan semoga modul ini dapat dijadikan sebagai acuan utama bagi

instruktur dan peserta dalam pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Oleh sebab itu, Ketua Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang tinggi kepada penyusun modul yang telah bekerja keras dengan penuh dedikasi dalam menyusun modul ini. Mudah-mudahan melalui modul ini proses penyelenggaraan PLPG dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien yang pada gilirannya dapat meningkatkan kompetensi dan

profesionalisme guru peserta Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).

Ketua Rayon 1 24/Rektor UNM,

Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 3: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | iii

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT oleh karena atas rahmat dan Inayah-Nya sehingga Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

dapat tersusun sebagaimana yang diharapkan. Modul ini disusun berdasarkan pada Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal (UKA) dan Rambu-Rambu

Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (Buku 4) yang dikeluarkan oleh Dirjen DIKTI Kemdikbud Tahun 2012, dikembangkan sesuai dengan kisi-kisi yang telah disahkan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG) dan kurikulum PLPG PSG Rayon 1 24 UNM. Perubahan mendasar yang

membedakan pelaksanaan PLPG tahun 2012 ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya antara lain: (1) Pelaksanaan PLPG yang berbasis Program Studi; (2) Pemberian materi kebijakan pembinaan profesionalisme guru berkelanjutan; dan (3) Penguatan materi bidang studi dengan penambahan

jumlah JP serta penyampaian materi yang menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM).

Tujuan penyusunan modul ini adalah untuk memantapkan pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru pada Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru ini

antara lain memuat isi Pedagogik Umum dan Pedagogik Khusus. Kepada tim penyusun serta pihak lain yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Modul Pendidikan

dan Latihan Profesi Guru ini disampaikan banyak terima kasih. Semoga Allah SWT memberkahi segala aktivitas kita.

Makassar, April 2012 Ketua PSG,

Prof. Dr. H. Eko Hadi Sujiono, M.Si.

NIP. 19691017 199303 1 003

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 4: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | iv

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................................ i Sambutan Ketua Rayon 1 24 ....................................................................................................... ii

Kata Pengantar .......................................................................................................................... iii Daftar Isi .................................................................................................................................. iv

- Media Pembelajaran Kejuruan .............................................................................................. 1 - Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................................................... 13 - Strategi Pembelajaran Kejuruan............................................................................................ 24

- Evaluasi Hasil Pembelajaran Kejuruan .................................................................................. 35 - Pembacaan Gambar Bidang Otomotif ................................................................................... 46 - Alat Ukur dan Servis Otomotif ............................................................................................. 55

- Perbaikan Mesin Bensin ....................................................................................................... 65 - Perbaikan Mesin Diesel ....................................................................................................... 86 - Perbaikan Sistem Pemindah Tenaga .................................................................................... 93

- Perbaikan Sistem Kemudi, Rem dan Suspensi ....................................................................... 99 - Perbaikan Kelistrikan Otomotif ............................................................................................. 107

- Perbaikan Sistem Air Conditioner (AC) .................................................................................. 121

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 5: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 1

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

MEDIA PEMBELAJARAN KEJURUAN

Standar Kompetensi : Media dalam pembelajaran otomotif Sub Kompetensi : 1. Pentingnya media dalam pembelajaran otomotif

2. Menerapkan media dalam pembelajaran otomotif Alokasi Waktu : 50 menit

A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat:

1. Menguraikan pengertian, peran, fungsi media dalam pembelajaran otomotif.

2. Menjelaskan pentingnya teori-teori belajar dalam kaitannya dengan pemilihan media. 3. Memilih media pembelajaran media visual 4. Menerapkan pembelajaran berbasis media komputer.

B. Kegiatan Belajar Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar

berikut ini: 1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang

disajikan. 2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang

disediakan.

C. Materi Pembelajaran 1. Rasional Pengunaan Media Pendidikan

Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Dan kegiatan belajar-mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasitersendiri dimana dosen dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Pengalaman menunjukkan bahwa dalam

komunikasi itu sering terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan tidak efisien yang antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan siswa, kurang minat dan kegairahan dan lain-lain.

Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan di atas ialah penggunaan media di dalam proses belajar mengajar, mengingat bahwa fungsi media di dalam proses ini kecuali sebagai penyaji stimulus (informasi, sikap dan lain-lain), juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan

informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik.

Kecuali dari hal itu juga media mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut : 1. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.

Pengalaman siswa berbeda-beda, kehidupan keluarga dan masyarakat sangat menentukan

macam pengalaman siswa. Sebagai contoh dua anak yang hidup di dua lingkungan berbeda aka mempunyai pengalaman yang berbeda tersebut.

2. Media dapat mengatasi ruang kelas

Banyak hal yang sukar untuk secara langsung oleh siswa di dalam kelas, seperti obyek yang selalu besar atau terlalu kecil, gerakan-gerakan yang akan diamati terlalu cepat. Dengan melalui kesukaran seperti di atas dapat di atasi.

3. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan. Gejala fisik dan sosial dapat diajak berkomunikasi dengannya.

4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan

Pengamatan yang dilakukan oleh siswa dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang dapat dianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit dan realitas.

Penggunaan media seperti gambar, film, modul, grafik dan lainnya dapat memberikan konsep dasar yang benar.

6. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang mahassiwa untuk belajar.

Pemasangan gambar di papan buletin, pemutaran film, modul, grafik dan lainnya dapat menimbulkan rangsangan-rangsangan tertentu kearah keinginan untuk belajar.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 6: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 2

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

7. Minat dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.

Dengan menggunakan media, horizon pengalaman anak makin luas, persepsi semakin tajam dan konsep-konsep dengan sendirinya semakin lengkap. Akibatnya keinginan dan minat baru

untuk belajar selalu timbul. 8. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari yang kongkrit sampai yang abstrak.

2. Karakteristik Pemilihan Media Pendidikan Media adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar.

Tetapi akan beraneka ragamnya serta masing-masing media mempunyai karakteristik sendiri,

maka kita harus berusaha memilihnya dengan cermat agar dapat digunakan secara tepat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media antara lain :

1. Tujuan yang ingin di capai

Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Masalah tujuan ini adalah kriteria yang paling pokok, sedangkan yang lainnya merupakan kelengkapan dan kriteria yang utama tadi.

2. Ketepatgunaan materi media Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari suatu benda maka gambar seperti bagan chart atau slide dapat digunakan, sedangkan kalau yang dipelajari

adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak, maka media film atau video lebih tepat. 3. Keadaan Siswa

Sebuah program media mungkin cocok untuk tujuan tertentu. Tetapi bila kerumitannya serta kosakata yang dipakai jauh di atas kemampuan siswa kita, maka media tersebut tidak dapat dipilih. Di samping kemampuan dan kesiapan siswa kita yang akan mempergunakan media,

besar kecilnya kelompok juga mempengaruhi media. 4. Ketersediaan Media

Seringkali media yang kita nilai sangat tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran kita,

umpamanya saja film, ternyata di perpustakaan kita tidak tersedia, sedangkan untuk memproduksi sendiri adalah suatu hal yang jauh dari mungkin. Dalam hal ini kita harus memilih alternatif yang lain, misalnya film strip, slide atau gambar mati, yang tersedia atau

yang dapat dibuat sendiri. 5. Mutu teknis dari media

Umpamanya kita akan menerangkan bagaimana cara kerjanya mesin turbin atau mesin ketam

penebal. Ternyata pengambilannya tidak begitu memenuhi syarat, sehingga ada bagian-bagian yang penting tidak jelas. Karena mutu teknisnya tidak memenuhi persyaratan, maka media slide tidak dapat digunakan.

6. Biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan dan penggunaan media. Kriteria yang tidak kalah pentingnya adalah masalah biaya. Biaya yang dikeluarkan untuk

mendapatkan dan menggunakan media hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil yang dicapai. Jika tujuan kita agar siswa dapat emnyebutkan bagian-bagian dari tubuh kita, gambar mati atau foto sudah dapat dipergunakan. Tidak perlu kita melihat media video yang biayanya

jauh lebih mahal.

3. Fungsi Media Pembelajaran

Kalau seorang guru akan melakukan proses belajar-mengajar, maka pertama-tama guru harus memiliki gagasan yang diwujudkan dalam desain instruksional. Hal ini guru akan mengadakan proses komunikasi dengan siswanya, Oleh karena itu dalam proses komunikasi itu

selain ada gagasan dari guru, ada pula unsur-unsur yang dapat menunjang proses komunikasi dan ada tujuan dari komunikasi itu. Proses komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut :

Sebagai contoh, bila seorang guru akan mengadakan persamaan pemahaman mengenai suatu gagasan (ambil sebagai contoh tentang motor/engine, model pembelajaran kelilstrikan atau

yang lain) dengan siswa, maka ia pertama-tama harus membentuk gagasan itu kedalam suatu “code” menjadi kata-kata yang sambung menyambung yang kita dapat sebut kalimat, sesudah guru siap dengan kalimat-kalimat, tentang bagaimana ia harus mengatakan kepada siswa,

mulailah guru berbicara, kalau pembicaraan itu berlangsung dalam bentuk tatap muka, maka

SUMBER (RESOURCE)

KOMUNIKATOR (ENCODER)

KOMUNIKAN (DECODER)

TUJUAN (DESTINATION)

SIGNAL (MESSAGE)

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 7: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 3

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

kalimat-kalimat itu sampai kepada siswa dalam bentuk gelombang-gelombang suara yang kita

kenal sebagai bahasa. Kalau pembicaraan berlangsung dalam jarak yang jauh atau dalam ruang dan waktu yang

berbeda harus digunakan alat bantu misalnya radio, telepon, TV, atau bentuk karya tulis. Kalimat-kalimat itu akhirnya diterima melalui indra telinga atau mata. Kalau melalui komunikasi itu siswa dapat berhasil membentuk gambaran yang berarti dalam otaknya, maka dikatakan siswa itu

mengerti. Dalam komunikasi belajar mengajar yang menjadi sumber dari pada massage itu dari

gagasan-gagasan yang terucapkan adalah juga otak guru. Dalam hal ini guru menjadi “Sourse”

dan sekaligus “Encoder”. Kalimat-kalimat yang terucapkan, yang berupa gelombang suara, yang disampaikan guru

kepada siswa disebut signal. Siswa menerima signal dari guru dalam bentuk gelombang suara

atau tulisan dan selanjutnya membentuknya kembali menjadi gagasan, maka siswa dalam hal ini disebut komunikan dan tujuan dan sekaligus, maka jelaslah sekarang bahwa “sumber/source” adalah sumber dari massage/signal, misalnya Si guru dan komunikan/encoder pembentuk

gagasan menjadi kata-kata dan kalimat yang diekspressikan. Komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar semakin penting artinya karena dalam

proses komunikasi, tujuan utama harus tercapai, yaitu siswa menjadi mengerti/memahami. Media

pendidikan digunakan dengan maksud untuk meningkatkan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar-mengajar, untuk memungkinkan media pendidikan berfungsi secara maksimal

maka perlu memperhatikan ciri-ciri umum dari media tersebut sebagai berikut: 1. Media Pendidikan pada umumnya dapat dilihat atau dapat didengar (Media Pendidikan disebut

alat pandang dengar).

2. Media Pendidikan adalah alat bantu belajar mengajar di kelas atau luar kelas 3. Media Pendidikan adalah suatu medium atau perantara yang digunakan untuk pendidikan 4. Media pendidikan sebagai alat belajar, misalnya modul, program radio, program TV.

Media Pendidikan adalah satu bagian yang integral dalam proses pendidikan di sekolah.

Media pendidikan telah berkembang sedemikian rupa berkat kemajuan ilmu dan teknologi dan

perubahan sikap masyarakat untuk lebih maju sesuai dengan tujuan pendidikan dan ilmu jiwa belajar.

Media dan teknologi banyak manfaatnya dalam pendidikan antara lain pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan pendidikan kejuruan. Dengan menggunakan media guru dapat mengatasi hal-hal yang secara biasa tidak dapat disajikan karena beberapa sebab.

Media Pendidikan mempunyai beberapa nilai praktis sebagai berikut : 1. Media pendidikan dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi siswa, misalnya siswa yang

berasal dari golongan yang mampu tidak akan sama pengalamannya sehari-hari dengan siswa dari golongan yang tidak/kurang mampu (yaitu dengan film, gambar, TV dan lainnya).

2. Media pendidikan dapat mengatasi batas-batas ruang kelas, misalnya : benda yang akan

diajarkan terlalu besar atau berat bila dibawa ke ruang kelas untuk diajarkan/diamati secara langsung (yaitu dengan film, gambar, slide, film strip dan sebagainya).

3. Media pendidikan dapat mengatasi apabila suatu benda secara langsung tidak dapat diamati

karena terlalu kecil, seperti molekul, sel atau atom (yaitu dengan model, gambar, film dan sebagainya).

4. Media pendidikan dapat mengatasi apabila secara langsung benda itu terlalu lambat

gerakannya atau terlalu cepat, sedangkan gerakan itu yang menjadi pusat perhatian siswa (yaitu dengan film, film strip dan sebagainya).

5. Media pendidikan dapat mengatasi apabila hal-hal itu terlalu kompleks untuk dapat diamati,

seperti sistem listrik pada pesawat terbang atau isi tabung binatang (yaitu dengan slide, film, gambar dan sebagainya).

6. Media pendidikan dapat mengatasi apabila suara terlalu halus untuk didengar secara biasa

(yaitu dengan radio, kaset, sistem pengeras suara dan sebagainya). 7. Media pendidikan dapat mengatasi hal-hal seperti peristiwa-peristiwa alam misalnya tiupan

angin, mekarnya bunga, terjadinya letusan gunung berapi (yaitu dengan film, film strip, slide

dan sebagainya). 8. Media pendidikan memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan masyarakat atau

dengan keadaan alamiah (yaitu dengan meninjau kebun binatang, taman nasional, museum dan sebagainya).

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 8: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 4

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

9. Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan terhadap sesuatu dimana pada

mulanya pengalaman-pengalaman siswa itu bermacam-macam atau berbeda-beda (yaitu dengan film, slide dan sebagainya).

10. Media pendidikan membangkitkan minat belajar yang baru dan membangkitkan motivasi serta merangsang kegaiatan belajar (yaitu dapat menggunakan hampir semua jenis media yang telah disebutkan)

1. Metode Template

Template adalah suatu alat bantu untuk mengambbar di papan tulis terbuat dari

hardboard, sheet metal atau plastik yang dibuat menjadi sebuah pola tertentu sesuai dengan bentuk gambar yang akan dibuat di papan tulis. Dengan menggunakan template ini membuat gambar di papan tulis lebih cepat dan

kelemahannya adalah bahwa template hanya khusus untuk membuat gambar. Dalam mempergunakan template ini sebaiknya dibuat desain gambar secara garis besarnya saja, kemudian dilengkapi gambar tersebut sewaktu porses belajar-mengajar berlangsung.

2. Metode Pola Lubang Pola lubang merupakan suatu alat bantu untuk menggambar di papan tulis. Pola lubang terbuat dari plastik atau kertas tebal yang diberi lubang-lubang kecil sesuai dengan bentuk

gambar yang akan di gambar di papan tulis. Kertas yang sudah mempunyai lubang kecil-kecil sesuai dengan bentuk gambar yang

dibuat tersebut di tempelkan di papan tulis kemudian dipukul-pukul dengan penghapus papan, hasilnya merupakan titik-titik putih sesuai dengan bentuk gambar yang dibuat. Keuntungan mempergunakan pola lubang ini adalah guru tidak menghabiskan waktu

terlalu lama untuk membuat gambar di papan tulis. 3. Papan Tulis Putih (White Board)

Papan tulis putih adalah suatu permukaan benda datar berwarna putih dipergunakan untuk

menulis di depan kelas dengan mempergunakan alat tulis khusus. Papan tulis putih terbuat dari mika, sebagian ada yang dilapisi dengan metal, disebut magnetic board.

Pemakaian white board tidak menggunakan kapur tulis melainkan spidol khusus (felt-maker pen). Alat ini merupakan media pendidikan yang mewah dan biaya pemakaiannya sehari jauh lebih tinggi bila kita bandingkan dengan papan tulis biasa. Di pasaran tersedia

dalam bermacam-macam ukuran, antara lain :

40 X 60 cm ; 80 x 120 cm ; 90 x 120 cm

90 X 180 cm ; 90 x 240 cm ; 120 x 240 cm

Keuntungan pemakaian white board terutama sekali adalah tidak berdebu dan bersih, juga kelihatan lebih bagus dan spidol tersedia dari bermacam-macam warna sehingga penyajian bahan akan lebih menarik.

Kelemahan pemakaian white board antara lain adalah: harganya sangat mahal bila dibandingkan dengan papan tulis biasa, memerlukan spidol khusus dengan harga yang cukup mahal, sehingga kecil sekali kemungkinan digunakan di daerah terpencil,

membutuhkan pangaturan cahaya yang baik karena lebih mengkilat dari papan tulis biasa.

4. Model

Model merupakan modifikasi dari benda asli, benda asli ini dimodifikasi atau ditiru, karena beberapa hal. Misalnya, karena benda asli itu terletak jauh dari sekolah, atau terdapat di kota lain, sehingga bila siswa di bawa kedaerah tersebut akan memakan biaya yang besar dan banyak waktu

yang hilang, dalam kasus seperti ini dosen atau guru dapat membuat model sebagai tiruan benda asli. Hal lain adalah karena benda asli tersebut ukurannya terlalu besar dan perlu dibuat lebih kecil, sehingga guru dapat menggunakannya di kelas.

Kadangkala bila benda asli terlalu kecil, seperti microchips atau IC, maka guru dapat memperbesarnya menjadi sebuah model, sehingga model ini dapat diamati dengan baik oleh siswa. Pada sekolah-sekolah kejuruan penggunaan model sebagai alat bantu pembelajaran sangat

bermanfaat sekali. Alat-alat seperti; mesin-mesin, motor-motor, konstruksi bangunan, dapat ditampilkan dalam bentuk mini, lebih jauh lagi konstruksi bagian dalam dari suatu alat dapat pula

ditunjukkan dengan model dipotong, diharapkan dengan model ini pemahaman akan cara kerja

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 9: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 5

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

bagian-bagian penting alat, secara faktual dapat ditangkap oleh siswa dengan cepat dan tahan lama

dalam ingatannya. Model dapat juga dapat berupa kit, seperti rangkaian instalasi listrik, turbin, bangunan-

bangunan, pesawat terbang dan lain-lain. Peranan guru dalam hal ini mendemostrasikan cara merakit kit tersebut sehingga menjadi alat, benda jadi atau model yang diharapkan.

Kemudian dengan memberikan kesempatan pada siswa/siswa untuk merakit kit tersebut

menjadi model, akan sangat membantu penanaman siswa akan obyek yang dikerjakan.

1. Papan Magnit (Magnetic Board)

Papan magnit adalah papan putih yang dilapisi metal. Dengan mempergunakan magnit (berupa magnit buah baju, magnit pita, dan lain-lain), bahan dapat disajikan bahan pada papan magnit itu. Biasanya, bahan yang disajikan adalah bahan pelajaran yang penting berupa konsep-konsep, ide-

ide, atau gagasan yang dilengkapi dengan ikhtisar, ilustrasi, gambar, atau grafik. Bahan itu disiapkan secara baik dan sempurna terlebih dahulu. Keuntungan mempergunakan papan magnit :

a) Dapat dipersiapkan sebelumnya di luar kelas; b) Bahan displaynya dapat dibuat dari bahan yang mudah diperoleh seperti karton dan kertas

tebal lainnya.

c) Dapat dipakai dengan mudah. d) Dapat dikembangkan selangkah, dari yang sederhana sampai kepada yang kompleks sesuai

dengan jalannya pelajaran. e) Dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, yaitu dengan jalan menyuruh siswa menyusunnya

atau memberi nama bagian-bagian gambar/ilustrasi itu.

Kelemahan mempergunakan papan magnit :

a) biaya papan putihnya mahal.

b) Mungkin sulit mendapatkan magnit pita dan magnit lempengan.

2. Papan Flanel (Flanelgraf).

Papan flannel adalah salah satu alat bantu pelajaran yang paling tua, paling sederhana, dan barangkali merupakan yang paling efektif serta mudah dipergunakan di samping papan tulis. Alat ini juga paling murah bahannya

Papan flannel pada umumnya dibuat dari kain flannel atau bahan-bahan selimut dengan warna netral dan menarik. Kain itu ditutupkan pada selembar papan atau multipleks ukuran 40x80 cm dengan mempergunakan paku gambar secukupnya. Papan flannel itu ditempatkan pada suatu standar

yang dapat diturun naikkan. Seperti halnya pada papan magnit, bahan display untuk papan flannel juga dengan karton

manila. Pilihlah yang berwarna dan tulislah dengan warna spidol yang serasi. Di belakang bahan yang telah disiapkan di tempelkan amplas kayu (kertas pasir) yang kasar. Karena permukaan flannel atau kain selimut itu kasar, maka bahan display akan tergantung dengan baik pada flannel.

Ditinjau dari segi materi yang dapat disajikan pada papan flannel ini sama dengan papan magnit. a. Kegunaan Papan Flanel.

a) Dapat di pakai pada semua tingkat sekolah, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi.

b) Dapat dipakai pada berbagai situasi belajar

c) Dapat dipakai untuk menerangkan perbandingan perkembangan atau persamaan secara sistematis sambil menambahkan butir yang satu pada yang lain.

b. Keuntungan mempergunakan papan planel

a) Bahan papannya mudah dibuat dan didapatkan. b) Dapat dibuat sendiri oleh guru atau guru bersama siswa c) Dapat dipersiapkan sebelumnya dengan teliti di luar kelas

d) Bahan displaynya dapat dari bahan yang mudah diperoleh seperti karton dan kertas tebal lainnya.

e) Dapat dipakai dengan mudah

f) Dapat memusatkan perhatian siswa kepada masalah yang akan dibicarakan g) Dapat disajikan dan dikembangkan selangkah demi selangkah sesuai dengan jalannya

pelajaran. h) Bahan yang sudah dibuat dapat digunakan berkali-kali tanpa mengurangi kwalitasnya.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 10: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 6

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

i) Dapat menghemat waktu dan tenaga bagi guru dengan hanya tinggal menerangkan hal-hal

yang perlu saja, karena anak dapat melihat sendiri. j) Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi yaitu dengan jalan menyuruh siswa menyusun atau

memberi warna bagian-bagian gambar/ilustrasi. c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian papan 6lannel

a) Letakkan papan plannel setinggi garis mata anak (siswa).

b) Butir harus cukup besar, jelas dan cukup diterangi. c) Jangan terlalu banyak menempelkan butir pada suatu saat, agar jangan mengacaukan dan

membingungkan.

d) Letakkan butir yang penting saja dan letakkan secara sistematis e) Adakan persiapan sebaiknya, agar pelajaran dapat berjalan lancar, persiapan butir meliputi:

pengaturan, pemberian nomor, penempelan dalam amplop dan sebagainya.

f) Adakan percobaan dan penelitian sebelum dipakai di muka kelas. g) Perhatikan materi yang akan disampaikan siapa yang akan dihadapi.

d. Prosedur/langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut :

a) Rencanakanlah komposisi dan lay out sebagai konsep sebelum dikerjakan pada kertas karton yang sesungguhnya.

b) Buatlah secara sederhana

c) Jangan menuliskan informasi atau keterangan terlalu banyak d) Pakai dan pilihlah warna yang serasi dan menarik

e) Ukuran gambar dan tulisan harus cukup besar sehingga jelas dan mudah dilihat/dibaca dari belakang

f) Pemakaian kertas pasir harus seimbang dengan karton yang akan menjadi bebannya

g) Keterangan/informasi yang diperlukan sebagai pendukung, dapat disampaikan melalui media lainnya.

3. Flip Chart dan Wall Chart Flip Chart dan Wall Chart adalah media pendidikan (AVA) dua dimensi yang berbentuk gambar

tidak diproyeksikan. Cara penggunaan flip chart dan wall chart, cara yang baik dalam proses belajar

mengajar, karena sangat membantu kelancaran proses komunikasi antara guru dan siswa. Pesan yang disampaikan akan lebih mudah dan lebih cepat dipahami siswa. Penyajian akan menggunakan chart akan mempunyai arti tersendiri bagi siswa dalam usaha memahami materi pelajaran yang

sedang dibicarakan, karena mereka dapat melihat dengan jelas hubungan-hubungan isi materi yang diterangkan. Di samping itu, penggunaan gambar atau ilustrasi yang telah dipersiapkan sebelum proses belajar-mengajar berlangsung dapat pula menghemat waktu dalam penyajian materi pelajaran.

Pengertian

Untuk jelasnya berikut ini akan dicoba menjelaskan prinsip-prinsip penggunaan flip chart dan wall chart tersebut. 1) Flip Chart

Flip chart adalah gambar atau ilustrasi yang cukup besar yang dibuat pada lembaran-lembaran kertas ini merupakan satu kesatuan rangkaian informasi satu kesatuan. Setiap lembar kertas mempunyai satu gambar yang merupakan satu bahagian atau satu tahap dari keseluruhan

informasi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Selesai menerangkan satu tahap atau satu bahagian lembaran itu dibalikkan, dan lembaran berikutnya merupakan tahap lanjutan dari lembaran pertama.

Demikian selanjutnya sampai pada lembaran terakhir pulalah disajikan satu kesatuan materi atau satu kesatuan informasi yang lengkap. Satu materi pelajaran atau informasi mungkin saja memerlukan 8 atau 10 lembar informasi ini disatukan agar tidak mudah terpisah antara satu

dengan yang lainnya. Dengan menyiapkan flip chart ini pada akhirnya akan dimiliki suatu koleksi informasi yang lengkap dan dapat dipilih setiap akan mempergunakannya.

Cara mempergunakan flip chart adalah dengan jalan menggantungkannya pada suatu

standar gantungan atau dipasangkan pada papan agar dibalikkan dengan mudah.

2) Wall Chart

Wall Chart adalah suatu gambar atau illustrasi yang dibuat pada selembar kertas dan biasa juga disebut gambar dinding. Gambar ini akan menampilkan suatu materi pelajaran atau

suatu informasi yang lengkap mengenai suatu atau sub topik pelajaran.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 11: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 7

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Perencanaan dan Syarat-syarat Pembuatan

Flip Chart dan Wall Chart biasanya disediakan oleh guru yang bersangkutan. Merencanakan suatu gambar harus sesuai dengan materi atau topik yang akan disajikan pada

waktu tertentu. Seperti telah disebutkan di atas bahwa flip chart dan wall chart adalah salah satu alat bantu berkomunikasi dalam suatu proses belajar-mengajar dengan demikian di harapkan dapat mencapai efektivitas dan efisiensi yang tinggi. Untuk dapat mencapai efektivitas dan

efesiensi inilah maka gambar atau illustrasi sebaiknya direncanakan dan dibuat sendiri oleh guru yang akan menerangkan materi tersebut. Dengan merencanakan dan membuat sendiri guru dapat menyesuaikan dan menerapkan ide/gagasan dalam bentuk visual yang diikuti dengan kata-kata

sendiri yang merupakan suatu kesatuan informasi. Guru menghayati sekali apa saja yang harus terkandung dalam gambar yang dibuatnya dan informasi yang bagaimana yang harus diberikan untuk menjelaskan materi yang terkandung dalam gambar itu.

Syarat-syarat yang diperlukan untuk suatu flip chart dan wall chart yang baik adalah sebagai berikut : a. Gambar atau ilustrasi harus dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh siswa/siswa dalam kelas.

b. Gambar atau ilustrasi harus sederhana tidak rumit sehingga mudah dimengerti oleh siswa/siswa.

c. Gambar atau ilustrasi harus sesuai dengan materi pelajaran yang bersangkutan.

d. Pemberian warna akan lebih menarik minat siswa/siswa. Rencanakan paduan warna yang serasi untuk memperjelas bagian-gaian yang ada.

e. Buatlah ukuran dan bentuk tulisan yang mudah dapat dibaca oleh seluruh peserta dalam kelas.

f. Gambar yang disajikan adalah gambar yang betul sesuai dengan prinsip-prinsip teori yang

mendukungnya.

Selain syarat-syarat yang tersebut di atas, juga masih perlu diperhatikan ukuran kertas

yang dipergunakan untuk membuat flip chart dan wall chart ini biasanya adalah kertas A1 atau A01, lebih kurang 60 x 84 cm atau 84 x 120 cm.

Dengan mempergunakan kertas ukuran A1 atau A01 ini masing-masing gambar atau

illustrasi pada setiap lembar kertas mempunyai ukuran yang cukup besar, sehingga akan jelas terlihat oleh seluruh anggota kelas.

4. Over Head Projector (OHP) Media transparansi sebagai media instruksional merupakan komunikasi yang sangat

potensial dalam kegiatan belajar-mengajar di Perguruan Tinggi. Dewasa ini seluruh Perguruanm

Tinggi di Indonesia sudah mempunyai Over Head Projector (OHP). Alat tersebut dapat digunakan dengan mudah serta tidak memerlukan ruangan yang gelap.

Dalam kegiatan belajar mengajar dengan mempergunakan media transparansi seorang dosen dapat : 1. Berkomunikasi dengan siswa tanpa kehilangan pandangan. Untuk mengarahkan perhatian dia

tidak perlu membelakangi kelas untuk menunjukkan saja pada bagain pesan pada transparansi yang ada dihadapan anda.

2. Menutup transparansi yang berisi pesan dengan transparansi lain yang kosong agar dapat

digunakan untuk menambah catatan pada waktu memberikan kuliah tanpa merusak transparnasi aslinya. Setelah selesai dipergunakan transparansi penutup tersebut dapat dibersihkan kembali dengan alkohol.

3. Mempergunakan kertas penutup yang tidak tembus cahaya untuk mengatur kecepatan. Pada penutup tersebut dapat pula dituliskan catatan penting dari pesan yang akan disampaikan. Pada waktu dipergunakan untuk menutup transparansi hal tersebut tidak akan diproyeksikan kelayar

karena kertasnya tidak tembus cahaya. 4. Mempergunakan overlays, yaitu transparansi lain yang berisikan bagian dari pesan yang akan

disampaikan langkah demi langkah. Dengan demikian konsep yang sulit dapat diberikan tahap

demi setahap selama memberikan kuliah. 5. Mempergunakan benda 3 dimensi untuk memproyeksikan sivetnya. Dengan memanipulasi benda-

benda tersebut dapat terjadi animasi untuk menunjukkan gerak atau perubahan.

Pada dasarnya prinsip-prinsip pembuatan media transparansi ada empat prinsip umum yang

perlu diperhatikan seperti kesederhanaan, kesatuan, penekanan dan keseimbangan, serta lima unsur

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 12: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 8

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

tambahan seperti garis, bentuk, telestur warna dan ruang. Dengan demikian sedapat mungkin dalam

mendesain media transparansi prinsip dan unsur tambahan tersebut perlu diperhatikan. Selain prinsip umum dan unsur tambahan yang disebutkan di atas, masih ada beberapa

prinsip yang perlu diperhatikan di dalam membuat overhead transparancy (OHT) sebagai berikut : 1. Mudah terlihat, huruf yang dibuat pada OHT jangan terlalu kecil karena akan sulit di baca peserta

atau siswa yang ada dibagian belakang. Huruf paling kecil pada transparansi adalah 6 mm atau

diproyeksikan pada layar paling kecil 2,5 cm, baru dapat terbaca pada jarak 10m.m kalau bisa tulisan diatur secara horizontal agar lebih nyaman dilihat siswa.

2. Jelas, satu transparansi yang baik memuat satu ide, enam kata perbaris, enam baris per

transparansi. Memberikan illustrasi dengan gambar mempermudah dan mempercepat orang mengerti. Gambar harus jelas, tidak ruwet dan sistematis. Warna warni memperbagus penampilan.

3. Sederhana, informasi dalam transparansi hanyalah hal-hal yang penting saja. Pembuatan media transparansi dapat dikerjakan dengan dua cara yaitu :

1. Proses langsung, yaitu orang dapat menulis langsung, menggambar, membuat grafik pada bahan transparansi (write on transparancy atau write on film), atau plastik taplak meja, dengan mempergunakan marking pen yang dapat dihapus atau yang permanen sesuai dengan

kebutuhan. Dalam membuat transparansi secara langsung ini disarankan agar anda menggunakan pena transparansi yang permanen. Karena jenis lain yaitu yang non permanen mudah terhapus.

Tulisan yang menggunakan pena transparansi yang permanen tidak mudah dihapus sehingga dapat dipakai berulang-ulang. Akan tetapi jika kita akan menghapusnya, hal tersebut dapat dilaksanakan dengan menggunakan alkohol.

2. Proses tidak langsung, yaitu dengan menggunakan mesin heat termal atau infrared transparancy, yaitu memindahkan pesan yang sudah ada atau telah dibuat terlebih dahulu pada sehelai kertas dengan memakai thermofax.

Alat pengatur ketebalan dapat diatur apakah hasilnya diperlukan tebal atau tipis, tinggal

memutar atau menggeser jarumnya saja.

Caranya sebagai berikut : 1. Terlebih dahulu buatlah pesan visual diatas sehelai kertas HVS jika perlu bahan tersebut dapat di

foto copy dahulu.

2. Letakkan infrared transparancy diatas fotocopy atau bahan asli tadi. Perlu diperhatikan sudut yang dipotong harus terletak pada sudut kanan atas.

3. Masukkanlah bahan yang sudah disiapkan pada langkah-langkah ke dalam themofax, dengan

bahan transparansi terletak di sebelah atas. Jangan lupa mengatur jarum penunjuk ketebalan untuk mengatur tebal tipisnya hasil yang diinginkan.

Bahan-bahan untuk membuat transparansi

Transparansi overhead adalah suatu karya grafis yang dibuat di atas sehelai plastik yang

tembus pandang. Kemudian diproyeksikan ke sehelai layar dengan sebuah proyektor overhead (OHP) untuk mengajarkan atau menjelaskan sesuatu.

Plastik yang dipakai untuk transparansi OHP adalah khusus. Ada yang disebut kertas acelate

kertas write on transparancy dan merek-merek lainnya. Tapi transparansi OHP dapat pula dibuat dari sehelai plastik untuk taplak meja. Namun hasil hanya grafis yang dibuat di atas plastik biasa tidak sebaik bila di buat di atas kertas acetate atau kertas write on transparancy. Hasil yang dibuat di atas

acetate atau kertas write on transparancy jernih bila diproyeksikan, sedangkan hasil di atas plastik biasa agak suram.

Untuk membuat diperlukan bermacam-macam alat dan bahan terutama yang dianggap

penting, antara lain ; 1. Kertas write on transparanscy, kertas acetate atau plastik biasa (untuk taplak meja) untuk

transparan.

2. Kertas gambar putih 3. Kertas plastik beraneka warna yang khusus untuk keperluan ini(norma film ) dari mecanorma. 4. Pita plastik transparan khusus untuk keperluan ini dari mecanorma.

5. Letter press. 6. Visual marking pen (sigh pen) permanent dan non permanen macam-macam warna, merk 3M,

Stabilio, Steadler. 7. Marking tape /selotape.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 13: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 9

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

8. Bingkai khuaus untuk OHP transparansi dari karton.

9. Pena rapido. 10. Pisau /Gunting.

11. Peralatan menggambar. 12. Tinta cina, Retering, Steadler, dan sebagainya

Untuk pembuatan transpran telah disebut terlebih dahulu pada bagian bahan – bahan. Untuk membuat garis hitam dan bloking dapat dipergunakan visual market / sign pen dari 3M atau stabilo. Ada yang permanen dan ada yang tidak permanen bila tertekan air atau keringat atau lentur dan

gambarnya akan hilang terhapus. Ada pula cat air yang khusus untuk dipakai diatas plastik. Cat plakat dapat pula dipakai,hanya bila nanti gambar diproyeksikan semua gambar akan nampak berupa bloking hitam saja, warnanya tidak nampak. Untuk mendapatkan warna bila transparansi

diproyeksikan selain dengan visual maker tadi juga dapat dengan menempelkan semacam kertas dan pita yang disebut dengan Norma Filem atau transparan adhesive film dan transparan adhesive tape.

Dalam membuat gambar dan huruf usahakan sederhana saja, jangan terlalu ramai, jangan

pula mempergunakan bentuk-bentuk yang sulit. Buatlah gambar seperti pada karton, atau distilasi. Pada bagian-bagian terpenting dari karya grafis, berilah tekanan, sehingga lebih nampak dan lebih menonjol dari obyek lainnya. Penekanan itu dapat diberi dengan macam-macam cara. Umpamanya,

dengan memberikan garis pinggir (outline) yang jelas maupun tebal. Untuk membuat gambar lebih menarik atau menonjol dapat digunakan texture, yaitu berupa bintik-bintik garis-garis dan lain

sebagainya. Untuk keperluan ini dapat dipergunakan kertas normatone. Cara memberi teks

Pemberian teks pada transparansi OHP harus dipikirkan terlebih dahulu. Bila mempergunakan visual maker atau sign pen ada warna-warna yang tipis sekali. Sehingga bisa terjadi huruf atau teks tidak akan dapat di baca atau sukar di baca karena begitu tipisnya warna tersebut. Paling

mempergunakan warna hitam dan warna gelap lainnya. Huruf yang berupa tulisan tangan dapat dibuat dengan visual maker atau dengan semacam pena, umpamanya Rapido. Mata pena rapido mempunyai ketebalan yang bermacam-macam. Untuk teks pergunakan cara huruf yang sederhana

tidak banyak hiasan, dan tebal. Huruf lebih kecil dari ½`` (6 mm) akan sukar di baca. Bila

mempergunakan leter press jangan memakai lebih kecil dan 41 pt.

Untuk judul digunakan ukuran 24 pt atau 9 mm ke atas. Corak huruf yang baik dan tepat untuk teks judul antara lain, ialah huruf Futura, Grotesque, Univers dan Helvetica. Ada pula yang

penting harus dipikirkan yaitu jarak antara huruf dengan huruf, kata dengan kata, dan baris yang satu dengan yang lain terlalu jauh atau terlalu dekat atau menganggu waktu dibaca. Demikian pula halnya jarak antara kata demi kata baris demi baris.

Bila lebar semua huruf 6 mm, maka jarak a antara huruf yang satu dengan yang lain cukup sekitar 2-3 mm. Perlu diperhatikan bahwa jarak dari tiap bentuk huruf tidak dapat disamakan karena

bentuknya berbeda-beda. Jadi bila jarak antara huruf N dengan huruf H sejauh 3 mm maka jarak antara A dan V lebih kecil lagi dari 3 mm. Hal ini supaya ruangan yang terjadi antara huruf -huruf enak dipandang mata.

Jarak antara satu kata dengan kata yang lain kira-kira 1-121 kali lebar huruf N. Sedangkan

jarak antara baris dengan baris berikutnya sebaiknya ialah sekitar 1-11/2 huruf. Dalam satu lembar transparan usahakan jangan sampai teks lebih 7 baris. Lebih dari itu akan terlalu penuh. Sebaiknya teks itu hanya 5 baris saja, sehinga jarak antara baris dapat leluasa diatur dan huruf dapat dipilih

dengan tepat. Penyusunan teks huruf harus rapi, terletak pada satu garis lurus. Sebagai penolong dapat dipergunakan kertas yang sudah diberi garis, kemudian taruh disebelah bawah transparansi. Tapi teks yang tidak sam a nemberikan kesan kacan (semrawut ). Maka buatlah sebelah kiri teks rata

terletak pada pada satu garis lurus yang vertikal. Penggunaan huruf yang bermacam-macam dalam satu bidang gambar akan membingungkan

yang membacanya.Kalau akan mempergunakan huruf yang berbeda-beda juga, pakailah 2 macam

saja. Umpamanya untuk judul satu macam lalu untuk teks satu macam lagi.Begitu pula tulisan tangan yang banyak variasinya akan menyukarkan untuk dibaca.

a. Cara membuat overlays. Salah satu sifat yang sangat efektif dalam penggunaan media transparansi sebagai media

instruksional ialah teknik overlays seperti telah dikemukakan di muka masalah, proses atau informasi

dapat dibagi atau diuraikan menjadi unsur-unsur yang logis dan disiapkan dalam transparansi yang

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 14: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 10

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

terpisah untuk setiap unsur, dan kemudian diprosentasikan secara berurutan agar supaya kokmunikasi

kita lebih efektif. Untuk memperlihatkan satu demi satu bagian dari gambar, selain cara lipatan (overlays),

dapat dengan cara menutup sebahagian gambar dengan menarik kertas kemudian ditarik kertas tersebut sedikit demi sedikit, sehingga akhirnya seluruh gambar /transparansi kelihatan.

Dengan demikian langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk membuat overlays adalah

sebagai berikut : 1. Buatlah sketsa yang menggambarkan keseluruhan materi. 2. Uraikanlah materi tersebut menjadi unsur-unsur yang logis.

3. Tentukanlah unsur-unsur yang akan dijadikan dasar dan unsur-unsur mana yang bagian-bagian yang mengikutinya(overlays)

4. Buatlah dengan lembaran yang terpisah transparansi dasar dan untuk setiap overlays. Hal

tersebut dapat dibuat baik dengan proses langsung maupun tidak langsung 5. Tentukanlah transparansi dasar pada muka bagian bawah sedangkan lembaran overlays di

tempelkan pada bagian atas bingkai.

5. Media Laboratorium/Workshop a. Pengertian dan Fungsi Laboratory Work

Dalam dunia pendidikan di sadari perlunya menghubungkan teori dan praktek. Prinsip-prinsip akan dikaji dalam praktek. Yang terdapat dalam pengalaman praktek: di cari dasar-

dasarnya, dalam teori dan dalam prinsip-prinsip. Hubungan antara teori dan praktek seyogyanya bersifat berlapis-lapis yang integratif dimana teori dan praktek secara bergantian dan bertahap salaming isi mengisi, saling mencari dasar dan saling mengkaji (Raka Joni, 1980, Pengembangan

Kurikulum IKIP/FIP/FKG Suatu Kasus Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi, 19). Sehubungan kaitan antara teori dan praktek inilah “Laboratory Work” dan fasilitas lain

dalam proses belajar mengajar patut mendapat perhatian. “Laboratory Work” atau kerja

laboratorium adalah kegiatan (kerja) yang berlangsung dalam laboratorium. Laboratorium yang dimaksud tidak hanya berarti ruangan atau bangunan yang dipergunakan untuk percobaan ilmiah misalnya dalam bidang Sain teknologi dan kejuruan dan sebagainya., melainkan juga termasuk

tempat aktivitas ilmiahnya sendiri baik itu berupa eksprimen, riset, observasi, demonstrasi yang terkait dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain Laboratory Work adalah kegiatan kerja ilmiah dalam suatu tempat yang dialkukan oleh dosen atau siswa atau pihak lain, baik berupa

praktikum, observasi, penelitian, demonstrasi dan pembuatan model-model yang dilakukan dalam rangka kegiatan belajar-mengajar.

Jadi dalam pengertian laboratorium tidak hanya termasuk di dalamnya gedung atau ruang

dan peralatannya seperti misalnya Laboratorium kimia, Fisika, teknologi dan kejuruan atau workshop. Dalam pengertian labortatorium termasuk juga sekolah, kelas dan bahkan bengkel dan

masyarakat sendiri. Lembaga kemasyarakatan, alam sekitar merupakan laboratorium pula. Ia meruapakan sumber belajar dan media dalam proses belajar-mengajar yang tiada akan kering.

Darin uraian di atas maka yang disebut dengan laboratory work adalah kegiatan kerja

ilmiah yang dilakukan dalam sebuah laboratorium-laboratorium dapat diartikan dalam bermacam-macam segi. a. Laboratorium dapat merupakan wadah yaitu tempat, gedung, ruang dengan segala macam

peralatan yang diperlukan untuk kegaiatan ilmiah. Dalam hal ini laboratorium dilihat sebagai perangkat keras (hardware).

b. Laboratorium dapat merupakan sarana media dimana dilakukan kegiatan belajar mengajar.

Dalam pengertian ini laboratorium dilihat sebagai perangkat lunaknya (software) dalam kegiatan ilmiah.

c. Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat kegiatan ilmiah untuk menemukan kebenaran

ilmiah dan penerapannya. d. Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat inovasi.

Dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sebuah laboratorium diadakanlah kegiatan

ilmiah; eksperimentasi sehingga terdapat penemuan-penemuan baru dalam bidang keilmuan yang membawa pembaharuan baik itu berupa mesin-mesin, bahan-bahan baru, cara-cara kerja dan sebagainya.

e. Dilihat dari segi chentele maka laboratorium merpuakan tempat dimana dosen, siswa, guru, siswa dan orang lain melaksanakan kegiatan kerja ilmiah dalam rangka kegiatan belajar

mengajar.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 15: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 11

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

f. Dilihat dari segi kerjanya laboratorium merupakan tempat dimana dialkukan kegiatan kerja

untuk menghasilkan sesuatu. Dalam hal demikian ini dalam bidang teknik laboratorium di sini dapat diartikan sebagai bengkel kerja (Workshop)

g. Dilihat dari hasil yang diperoleh maka laboratorium dengan segala sarana dan prasarana yang dimiliki dapat merupakan dan berfungsi sebagai pusat sumber belajar (PSB). Pertanyaan yang lebih lanjut adalah apakah fungsi laboratory work itu ?

Secara garis besarnya fungsi laboratory work adalah sebagai berikut : a. Memberikan kelengkapan bagai pelajaran teori yang telah diterima sehingga antara teori dan

praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah, melainkan dua sisi dari satu mata uang.

Keduanya saling kaji mengkaji dan saling mencari pasar. b. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagai siswa / siswa c. Memberikanb dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu

objek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial. d. Menambah ilmu keterampilan dalam mempergunakan alat media yang tersedia untuk mencari

dan menemukan kebenaran.

e. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang calon ilmuwan. f. Memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan yang diperoleh,

penemuan yang di dapat dalam proses kerja laboratorium.

Uraian manfaat kegiatan laboratorium tersebut dapat dikaitkan dengan beberapa contoh

manfaatnya dalam bidang studi tertentu. Dalam bidang teknologi misalnya dengan menggunakan laboratorium atau workshop, siswa diajak mempelajari konsep-konsep teknologi dalam situasi yang kongkrit dengan menggunakan objek-objek kongkrit misalnya membuat sesuatu benda kerja

dengan menggunakan fasilitas yang ada di laboratorium atau workshop dan sebagainya. Dengan penggunaan alat peraga siswa aktif bekerja dan rasa keyakinannya menimbulkan rasa tertarik untuk mempelajari atau mencobanya lebih lanjut.

Manfaat dari kegiatan dalam laboratorium antara lain adalah: a. Menimbulkan gairah dan mendorong untuk belajar hal-hal keteknikan, karena kegiatan

laboratorium tekanan diberikan pada aktivitas siswa.

b. Lebih meragakan konsep-konsep dan proses pembelajaran teknologi c. Mendorong penggunaan proses belajar-mengajar di bidang teknologi yang bersifat multimedia d. Membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesional calon guru teknik.

b. Macam Ragam Laboratory Work

Macam ragam laboratory work dapat dilihat dari beberapa segi. Dilihat dari segi

pendekatan ada beberapa macam, yaitu : a. Computer Assisted Learning (CAL)

Istilah CAL sering dikalangan buruh dalam kerajaan Inggris sedang istilah lain dengan isi yang sama adalah Computer Assisted Instruction (CAI) yang sering dipakai dikalangan guru-guru di Amerika Serikat.

Komputer dalam pendekatan ini sebagai sarana atau media belajar. Seringkalai komputer untuk membuat model atau simulasi suatu situasi atau proses yang tidak mungkin tersedia untuk dipelajari, mungkin karena harganya mahal atau kelengkapannya sehingga tidak

mungkin memperoleh pengalaman langsung dari padanya. Peranan guru digantikan oleh komputer, karena komputer dapat mengisi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada guru (dosen).

b. Learning Aids Laboratory (LAL) Learning Aids Laboratory dapat dirumuskan sebagai pusat dimana siswa terlibat dalam individualized learning dengan memakai sarana/peralatan yang ada dalam laboratorium

misalnya Audio Visual Aids, Calculator, Computer, Pameran, percobaan sendiri atau Studi Referensi. Keberhasilan belajar dengan memakai pendekatan LAL ini amat tergantung pada motivasi

siswa sendiri karena peralatan dalam laboratorium baik yang perangkat keras (hardware) maupun perangkap lunaknya (Software-nya) tergantung pada niat, kemampuan dan irama kerja dari siswa sendiri. Jadi laboratorium di sini hanya berfungsi sebagai media belajar

mengajar. c. Modular Laboratory (ML)

Hal ini dimaksudkan adalah laboratorium dimana yang bersangkutan siswa atau dosen atau orang lain dapat bekerja dengan menggunakan modul-modul yang tersedia.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 16: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 12

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Penggunaan modul sebagai metode belajar mengajar, sebagaimana metode belajar mengajar

lain yang bersifat inovatif disebabkan antara lain untuk mengatasi jumlah kelas yang besar yang tidak lagi memperhatikan perbedaan-perbedaan individual, apabila berbentuk kelas

dengan metode ceramah. d. Integrated Laboratory

Laboratorium yang terintegrasi berusaha mengintegrasikan, menyatakan disiplin yang

terpisah-pisah atau sub-sub disiplin ke dalam satu paket belajar dengan media laboratorium yang terintegrasikan. Misalnya laboratorium/workshop teknik sipil teknik mesin, teknik otomotif, teknik elektro,

elektronika dan PKK. Oleh karena itu demi pemakaian laboratorium yang berdaya guna dan berhasil guna, maka pendirian laboratorium terintegrasi untuk dua disiplin bidang studi tersebut amat bermanfaat.

e. Project Work Belajar dengan bekerja merupakan suatu pengalaman belajar tersendiri dimana siswa dihadapkan kepada masalah-masalah yang kongkrit yang harus dipecahkan.

Dalam Laboratorium Project, siswa atas nasehat dosen pembimbing memilih satu project topic. Atas dasar pilihan itu dia memilih kepustakaan untuk mendapatkan informasi. Informasi ini merupakan dasar penyusunan rencana kerja untuk mencapai tujuan yang telah

dirumuskan terlebih dahulu. Barulah kemudian menyusul fase kerja lapangan, eksperimen dengan berbagai alat yang tersedia atau perlu dibuat terlebih dahulu. Langkah-langkah yang

dijalankan dan persoalan yang timbul serta hasil-hasil yang dicapai di catat dalam laporan formal yang merupakan hasil kerja ilmiah. Selama proses berlangsung pembimbing project memberikan kesempatan pada siswa untuk berkonsultasi mengenai masalah-masalah yang

dihadapi. f. Partisipation in Research (PIR)

Di dalam macam atau model ini siswa ikut serta dalam real research yang sedang diadakan

oleh Fakultas atau lembaga lain. Misalnya Lembaga Penelitian, Lembaga Pengabdian Masyarakat dan seterusnya. Riset yang sedang dilaksanakan itu meruapakan laboratorium dimana siswa mendapatkan pengetahuan

langsung baik teori, maupun praktek dari pengalaman kerja dalam riset tersebut. Dalam riset inilah siswa mempelajari konsep yang dipadukan dalam praktek dalam kenyataan hidup (real life).

Di samping macam-macam laboratory work dapat didasarkan pada pendekatan bidang

studi atau kelompok bidang studi :

1) Laboraorium work untuk bidang sains (Science), misalnya laboratorium IPA. 2) Laboratory work untuk bidang studi tertentu. Misalnya dalam Lab. Kimia, Lab. Fisika, Lab.

Bahasa, Lab. IPS, Lab. PMP dan sebagainya. 3) Untuk bidang keguruan misalnya : PSB memberikan fasilitas yang ada. Untuk mempelajari

bidang ini, misalnya AVA untuk micro teaching. Sekolah latihan dapat pula merupakan

laboratorium kejuruan. 4) Untuk Ilmu Teknik : Laoratorium dapat diartikan dan berwujud bengkel kerja (Workshop).

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 17: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 13

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Standar Kompetensi : Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sub Kompetensi : 1. Memiliki pengetahuan tentang RPP

2. Memiliki kemampuan menyusun RPP Alokasi Waktu : 50 menit

A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat:

1. Memahami anatomi RPP

2. Menganalisis format RPP 3. menerapkan prinsip-prinsip perumusan format RPP

B. Kegiatan Belajar Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini:

1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang disajikan.

2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang disediakan.

C. Materi Pembelajaran 1. Kompetensi Dasar dalam Penyusunan Silabus

Pengidentifikasian indikator dari suatu kompetensi dasar (KD) perlu dilakukan secara

sistematis agar indikator-indikator yang diperoleh benar-benar merupakan representasi dari penanda dan KD yang dimaksud. Dalam penyusunan silabus, jabaran KD yang berupa indikator-indikator menentukan pemilihan bahan pelajaran, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, asesmen, dan sumber

dan media pembelajaran. Bagian ini akan menyajikan serangkaian langkah latihan penyusunan silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Uraian setiap langkah diawali dengan rasional, tujuan, dan kegiatan

yang dilakukan. Kegiatan dalam setiap Iangkah disertai contoh untuk memudahkan penerapannya. Pemikiran-pemikiran yang melandasi uraian ini adalah:

1. Pelaksanaan pembelajaran hanya akan berlangsung efektif apabila indikator-indikator dari suatu

KD telah dirumuskan di dalam silabus dengan baik. 2. Indikator-indikator dari suatu KD menunjukkan ‘apa yang harus diajarkan’ (bahan pelajaran),

‘bagaimana diajarkannya’ (kegiatan pembelajaran), dan ‘bagaimana diases.’ 3. RPP, sebagai suatu skenario pembelajaran, memandu kegiatan guru dan utamanya siswa

melaksanakan pembelajaran di kelas.

4. Silabus adalah acuan pengembangan RPP dan RPP adalah acuan pelaksanaan KBM

Penyusunan Silabus Langkah 1 : Identifikasi keoperasionalan rumusan KD Rasional : Tidak semua KD memiliki rumusan yang operasional,

Tujuan : Menentukan tingkat keoperasionalan rumusan KD Kegiatan : 1. Tulis KD yang hendak dirinci ke dalam indikator-indikator pada rumusan KD

tersebut benar-benar operasional Contoh 1). Gunakan Format B apabila

rumusan KD tersebut tampaknya memuat dua kompetensi atau lebih (Contoh 2).

2. Kaji apakah KD tersebut menyuratkan satu atau lebih dari satu kompetensi :

a. Apabila hanya memiliki satu kompetensi (lihat Lampiran 1 dan 2), lakukan analisis instruksional untuk mengidentifikasi indikator-indikatornya (teruskan ke Langkah 4).

b. Apabila terdapat lebih dari satu kompetensi (lihat Lampiran 3 dan4), identifikasi sub-kompetensi/sub-KD-nya (lakukan Langkah 2).

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 18: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 14

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Contoh 1 :

Kompetensi Dasar (1)

Indikator (2)

(KD dengan satu kompetensi) 1. Menjelaskan pengertian motor bakar

di depan kelas dengan benar tanpa membuka buku catatan.

2. Menyebutkan prinsip kerja motor secara benar tanpa dibantu oleh temannya.

Contoh 2 :

Kompetensi : (KD dengan lebih dari satu kompetensi) Dasar Menyebutkan komponen-komponen sistem penerangan pada mobil (baterai,

kunci kontak, sekering,kabel-kabel, dan bola lampu) serta prinsip kerja pada lampu jarak pendek dan jarak jauh.

Sub-kompetensi : …

Dasar

Sub-sub Kompetensi Dasar (1)

Indikator (2)

Langkah 2 : Identifikasi sub-tujuan/sub-KD

Rasional : KD yang tidak operasional memiliki lebih dari satu kompetensi. Tujuan : mengidentifikasi sub-kompetensi/sub-KD Kegiatan :

1. Buatlah diagram pohon berupa kotak-kotak. 1. Tuliskan rumusan KD di dalam kotak teratas 2. Kaji bagian-bagian yang menjadi sub-kompetensi dari KD tersebut.

3. Rumuskan sub-kompetensinya dan tuliskan di dalam kotak-kotak di bawahnya. 4. Apabila sudah operasional (hanya terdapat satu kompetensi), tuliskan rumusan sub-kompetensi ke

dalam kolom sub-kompetensi dasar (Silabus Format B) (lihat lampiran3 dan 4). Teruskan ke

langkah 4. 5. Apabila belum operasional (masih terdapat lebih dari satu kompetensi), lakukan langkah 3.

Langkah 3 : Identifikasi sub-sub kompetensi/sub-sub-KD Rasional : Sub-Kompetensi dari KD dimungkinkan belum operasional Tujuan : mengidentifikasi sub-sub-kompetensi/sub-sub-KD

Kegiatan : 1. Kaji apakah sub-kompetensi pada Langkah 2 masih bisa dijabarkan lagi ke dalam sub-sub-kompetensi

2. Apabila sub-kompetensi tersebut masih memuat beberapa sub-sub-kompetensi,

buat kotak-kotak tambahan di bawah diagram 3. Rumuskan sub-sub-kompetensi ini dan tuliskan di dalam kotak-kotak di bawahnya 4. Pindahkan rumusan sub-sub-kompetensi tersebut kedalam kolom sub-sub-

kompetensi dasar (SIlabus Format B) (Lampiran 5).

Prinsip Kerja Motor

Motor 4 Tak

Motor 2 Tak

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 19: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 15

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Langkah 4 : Analisis Instruksional

Rasional : Indikator dari suatu KD perlu diidentifikasi secara logis, sistematis, dan pedagogis Tujuan : Mengidentifikasi Indikator

Kegiatan : 1. Tuliskan KD yang rumusannya operasional atau sub-KD/sub-sub-KD yang merupakan penjabaran dari KD yang rumusannya tidak operasional di bagian atas diagram.

2. Buat beberapa kotak di bawahnya dan hubungkan dengan tanda panah. 1 3. Rumuskan indicator-indikator dan tuliskan secara berurutan mulai dari indicator

yang merupakan awal langkah kegiatan pembelajaran di dalam kotak-kotak

yang tersedia.2 4. Pindahkan rumusan indicator ke dalam kolom Indikator pada format silabus.

Langkah 5 : Analisis instruksional lanjut Rasional : Kegiatan belajar dan mengajar tidak hanya menyangkut perumusan tujuan, tetapi

juga apa yang dipelajari, bagaimana dipelajari, dan bagaimana diases.

Tujuan : mengidentifikasi sub - indikator ( sub - keterampilan/ pengetahuan ) Kegiatan : 1. Setelah indikator dirumuskan, lakukan identifikasi sub-ketrampilan dan/atau

pengetahuan yang dibutuhkan siswa untuk mampu menguasai masing-masing

indikator. 2. Kembangkan hasil analisis indikator sebelumnya dengan menambahkan kotak-

kotak di bawah masing-masing indikator.1

Catatan: 1. Hanya indikator utama saja dipindahkan ke dalam silabus. Pengetahuan dan sub-ketrampilan

yang teridentifikasi tidak perlu dituliskan di dalam silabus.

2. Hasil analisis instruksional digunakan sebagai dasar pemilihan bahan pelajaran, penyusunan kegiatan pembelajaran, pemilihan bentuk alat ukut asesmen, pemilihan indikator-indikator yang perlu diases, dan pengembangan alat ukurnya.

3. Lampirkan hasil analisis instruksional ini di bagian akhir RPP untuk panduan pelaksanaan pembelajaran.

Langkah 6: Identifikasi bahan pelajaran Rasional : KD dicapai melalui sejumlah indikator dan sub indikator dapat dikuasai apabila

butir-butir bahan pelajaran dipilih berdasarkan indikator. Tujuan : Mengidentifikasi butir-butir bahan pelajaran. Kegiatan : 1. Mengidentifikasi butir-butir bahan pelajaran berdasarkan rumusan butir-butir

sub-indikator. 2. Menentukan butir-butir bahan pelajaran yang sesuai butir-butir sub-indikator.1 3. Tulis butir-butir bahan pelajaran di dalam kolom Bahan Pelajaran.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 20: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 16

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

B. Menyusun Silabus dan RPP

Indikator (2)

Bahan Pelajaran (3)

Indikator 1 : …

Butir bahan pelajaran 1: …

Indikator 2 : …

Butir bahan pelajaran 2: …

Indikator 3 :

Butir bahan pelajaran 3:

Indikator 4 : …

Butir bahan pelajaran 4: …

Catatan : 1. Silabus KTSP adalah silabus yang berbasis visi. Oleh karena itu, butir-butir bahan pelajaran perlu

diberi muatan yang mencerminkan pernyataan visi sekolah. Muatan ini bisa berupa tema, topic, bahan bacaan, tugas, dan/atau contoh (lihat Lampiran 1-5).

Pernyataan Visi Sekolah Muatan bahan Pelajaran

Mencetak mekanik yang handal Terkait dengan perbengkelan

Membentuk pelopor kewirausahaan Terkait dengan semangat kewirausahaan dalam segala bidang kehidupan

Mengutamakan sains dan teknologi Terkait dengan isu-isu perubahan dan

perkembangan sains dan teknologi

Keimanan dan ketaqwaan Terkait dengan masalah-masalah keimanan

dan ketaqwaan

Langkah 7: Identifikasi kegiatan pembelajaran Rasional : Keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh rumusan tujuan yang jelas

dan pemilihan bahan pelajaran, tetapi juga langkah-langkah pembelajaran yang sistematis dan pedagogis.

Tujuan : Mengidentifikasi kegiatan/langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan : 1. Memastikan bahwa hasil analisis instruksional telah menggambarkan dan memetakan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang mengarah pada pencapaian Sub-sub KD/Sub-KD/KD.

2. Memilih pokok-pokok kegiatan pembelajaran berdasarkan indikator dan sub-indikator (pengetahuan dan sub-ketrampilan)1

3. Tulis butir-butir kegiatan pembelajaran di dalam kolom Kegiatan Pembelajaran.

Indikator (2) Bahan Pelajaran (3)

Indikator 1 :… Butir bahan pelajaran 1:…

Indikator 2 :… Butir bahan pelajaran 2:…

Indikator 3 :… Butir bahan pelajaran 3:…

Indikator 4 : … Butir bahan pelajaran 4:…

Catatan : 1. Kegiatan pembelajaran juga diupayakan berupa kegiatan yang sejalan dengan butir bahan

pelajaran-kegiatan pembelajaran berbasis visi.

Langkah 8 : Penetapan alokasi waktu Rasional : Keberhasilan pencapaian kompetensi dipengaruhi oleh ketersediaan waktu belajar

yang cukup.

Tujuan : Menentukan alokasi waktu pembelajaran Kegiatan : 1. Membuat estimasi waktu penyelesaian penyajian bahan yang memungkinkan

siswa mampu mencapai kompetensi

2. Menetapkan alokasi waktu pembelajaran 3. Tuliskan alokasi waktu pembelajaran di dalam kolom Alokasi Waktu

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 21: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 17

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Kegiatan Pembelajaran (4)

Alokasi Waktu (5)

Kegiatan Pembelajaran 1 :… Estimasikan waktu untuk menyelesaikan bahan pelajaran dan

melakukan kegiatan pembelajaran terkait

Kegiatan Pembelajaran 2 :…

Kegiatan Pembelajaran 3 :…

Kegiatan Pembelajaran 4 :…

Langkah 9 : Penetapan bentuk asesmen dan alat ukur asesmen

Rasional : Asesmen diperlukan untuk memperoleh simpulan/penjelasan apakah kompetensi telah tercapai sesuai standar yang diharapkan dan ditetapkan

Tujuan : menentukan jenis asesmen dan alat ukur asesmen.1

Kegiatan : 1. Mengkaji indikator dan sub-indikator untuk menentukan jenis asesmen-hasil (tes) dan/atau proses (non-tes).

2. Menentukan jenis dan alat ukur asesmen sesuai indikator dan sub-indikator

yang hendak diukur 3. Tuliskan jenis dan alat ukur asesmen di dalam kolom Asesmen. Sertai dengan

contoh alat ukur

Indikator (3) Asesmen (6)

Indikator 1 : …

Asesmen hasil dan/atau proses?

Alat ukur asesmen? Contoh?

Indikator 2 : …

Indikator 3 : …

Indikator 4 : …

Catatan : Jenis asesmen dan alat ukur asesmen ditentukan berdasarkan indikator dan/atau sub-indikator. Asesmen diarahkan hanya pada sampel indikator dan/atau sub-indikator (pengetahuan dan/atau sub-

ketrampilan) yang dianggap penting (lihat penjelasannya di bagian Pengembangan RPP di bawah). Langkah 10 : Pemilihan sumber dan media pembelajaran

Rasional : Pembelajaran lebih efektif apabila, selain guru, terdapat sumber informasi lain dan alat bantu pembelajaran.

Tujuan : Menentukan sumber dan media pembelajaran Kegiatan : 1. Mengkaji bahan pelajaran untuk menentukan sumber dan media pembelajaran

1. Menentukan sumber dan media pembelajaran

2. Tuliskan sumber dan media pembelajaran di dalam kolom Sumber dan Media Pembelajaran

3. Periksa keseluruhan silabus untuk memastikan kesatuan antar isi deskripsi

masing-masing kolom

Bahan Pelajaran (3)

Sumber dan Media Pembelajaran (7)

Bahan Pelajaran 1 : …

Tentukan sumber dan media pembelajaran berdasarkan bahan pelajaran

Bahan Pelajaran 2 :

Bahan Pelajaran 3 :

Bahan Pelajaran 4 : …

Dengan dirumuskannya sumber dan media pembelajaran, penyusunan silabus untuk satu KD

berakhir. Langkah selanjutnya adalah menyusun silabus untuk KD-KD yang lain atau mengembangkan

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 22: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 18

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

RPP untuk KD yang telah diselesaikan. Yang amat penting dalam setiap pengembangan silabus adalah

tahapan analisis instruksional karena hasil dan analisis ini akan menentukan uraian yang diperlukan di kolom-kolom lain. Seperti yang akan terlihat pada penjelasan pada bagian berikut, pengembangan

silabus amat mudah dilakukan apabila setiap kolom di dalam di silabus telah berisi uraian yang lengkah dan sesuai dengan keperluan.

C. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Silabus adalah suatu rencana instruksional/pembelajaran yang dibuat untuk setiap mata

pelajaran yang terdapat di struktur kurikulum. Silabus disusun untuk dilaksanakan selama kurun

waktu tertentu (1 semester, 1 tahun, 2 tahun, atau 3 tahun). Satu silabus mata pelajaran memerlukan penjabaran ke dalam beberapa RPP. RPP sesuai namanya, adalah rencana pembelajaran satu unit pelajaran atau kompetensi dasar suatu mata pelajaran untuk dilaksanakan selama kurun waktu

pembelajaran tertentu (1, 2,3, atau 4 x jam pembelajaran). Format RPP bisa berbeda, tetapi pada dasarnya memuat komponen-komponen sebagai berikut:

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 23: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 19

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Format RPP :

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

1. Mata Pelajaran : … 2. Kelas/Semester : … 3. Pertemuan Ke : …

4. Alokasi Waktu : … 5. Kompetensi Dasar : … 6. Sub-kompetensi Dasar : …

7. Sub-sub-kompetensi Dasar : .. 8. Indikator : … 9. Bahan Pelajaran : …

10. Strategi pembelajaran : … 11. Langkah-langkah Pembelajaran : …

a. Pembukaan :

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

b. Kegiatan Inti :

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

c. Penutup : …

12. Asesmen : … 13. Sumber dan Media Pembelajaran : … 14. Lampiran :

RPP dibuat berdasarkan silabus. Beberapa bagian dari RPP tidak memerlukan pengembangan,

namun beberapa yang lain perlu ditambah dengan rincian atau contoh-contoh sesuai keperluan

(Lampiran 6 - 10). Bagian-bagian yang pengenbangannya sama, maupun yang berbeda, adalah: Kompetensi Dasar:

1. Sama dengan silabus. 2. Bagian Kompetensi Dasar diisi dengan rumusan KD seperti yang terdapat di dalam silabus.

Sub-kompetensi Dasar: 1. Sama dengan silabus. 2. Bagian Sub-kompetensi Dasar diisi apabila di dalam silabus terdapat rumusan sub-KD

(Lampiran 8 dan 9). Apabila tidak ada rumusan sub-KD, bagian ini dibiarkan kosong Lampiran

6 dan 7). 3. Hanya satu sub-KD dipilih untuk dibuatkan RPP-nya.

Indikator: 1. Sama dengan silabus. 2. Bagian ini diisi dengan rumusan-rumusan indikatordari KD, Sub-KD, atau Sub-sub-KD. 3. Tuliskan indikator utama saja.

Bahan Pelajaran:

1. Diperjelas.

2. Bagian ini diisi deskripsi dan contoh bahan pelajaran. 3. Apabila bahan pelajaran tersebut terdapat di dalam buku paket, tuliskan bab atau judul

pelajaran dan halaman butir-butir bahan pelajaran tersebut disajikan di buku paket.

4. Apabila bahan pelajaran tersebut diambilkan dan sumber lain, lampirkan bahan tersebut.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 24: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 20

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Langkah-langkah Pembelajaran:

1. Deskripsikan bagian ini berdasarkan hasil analisis instruksional. 2. Kelompokkan bagian ini menjadi bagian pembukaan, bagian inti kegiatan, dan bagian penutup.

3. Pembukaan: Bagian pembukaan bisa diisi dengan salah satu atau gabungan dari hal-hal berikut: a. Penciptaan suasana kelas yang produktif/kondusif. b. Persiapan mental dan intelektual siswa mengikuti pelajaran.

c. Pemberian prates: Prates yang dimaksud disini berbeda dengan prates untuk mengases pengetahuan terdahulu. Prates ini adalah sejumlah pertanyaan yang langsung terkait dengan isi pembelajaran, diberikan dalam waktu singkat sehingga tidak menyita waktu kegiatan inti

pembelajaran, berbentuk terbuka (open-ended), dan dijawab siswa dalam angan-angan unituk merangsang penemuan jawaban yang tepat sejalan dengan proses pembelajaran.

d. Pemaparan tujuan pembelajaran: siswa diberitahukan tujuan-tujuan pembelajaran (indikator-

indikator) yang diharapkan dapat dilakukan dan dikuasainya. e. Overview: deskripsi singkat isi bahan pelajaran dalam bentuk paragraf atau diagram. f. Advance organizer seperti overview, tetapi ditulis dalam bentuk abstraksi tingkat tinggi.

4. Kegiatan Inti: Kelompokkan bagian kegiatan inti menjadi dua bagian. Bagian pertama mendeskripsikan kegiatan guru dan bagian kedua kegiatan siswa. Rumuskan masing-masing bagian sedemikian rupa untuk menunjukkan waktu yang lebih lama digunakan siswa belajar

dibandingkan waktu yang digunakan guru memberikan penjelasan — siswa aktif melakukan kegiatan pembelajaran dan guru memfasilitasinya, bukan mendominasi.

5. Penutup: Isi bagian penutup dengan pemberian tugas-tugas di luar jam pelajaran yang memungkinkan siswa mendalami bahan pelajaran yang baru dipelajari dan mempersiapkan bahan pelajaran selanjutnya.

6. Asesmen: Asesmen ditentukan berdasarkan sampling terhadap indikator.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 25: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 21

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Contoh : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata pelajaran : Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas/Semester : I (Satu) / I Tahun Pelajaran : 2009/2010

Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit) Bidang Keahlian : …………………………………………………..

A. Standar Kompetensi : Menggunakan ikon menggambar B. Kompetensi Dasar : Menggunakan ikon-ikon untuk penampilan (viewer) dan pembuatan

gambar. C. Indikator pencapaian kompetensi siswa : 1. Produk:

a. Mewarnai gambar yang tidak berwarna b. Mengganti komposisis warna gambar yang sudah berwarna

c. Melakukan beberapa perubahan warna gambar.

2. Proses : a. Mendemonstrasikan ikon untuk :

1) memilih gambar 2) memilih warna 3) mewarnai gambar

4) menghapus warna dan 5) mengganti warna 3. Keterampilan social :

a. Bekerja sama b. Komunikasi lisan c. Komunikasi tulisan, dan

d. Menaggapi pertanyaan/pendapat

D. Materi Pokok :

Perangkat lunak pengolah gambar sederhana a. Ikon memilih gambar b. Ikon memilih warna

E. Pendekatan dan metode pembelajaran : 1. Pendekatan pembelajaran :

Direct Instruction (Pembelajaran langsung) Siswa diajak langsung berinteraksi kepada perangkat computer yang digunakan. 2. Metode pembelajaran :

a. kerja kelompok b. Diskusi c. Demonstrasi

F. Sumber dan media pembelajaran : 1. Buku paket

2. Lembar observasi (lembar kerja) 3. Laboratorium computer 4. Perangkat computer

G. Skenario Pembelajaran : 1. Pra-pembelajaran :

a. Memeriksa kelas b. mengabsen siswa c. Melakukan pre-test dengan cara :

1) Salah seorang siswa disuruh menceritakan pengalamannya dalam mewarnai, atau 2) Salah seorang siswa menyampaikan kelebihan mewarnai dengan computer. Jika tidak ada

siswa yang mampu, maka sambil dibantu guru atau jika tidak ada yang memungkinkan,

maka guru yang menyampaikan.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 26: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 22

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

2. Pembelajaran inti :

a. Guru mengajak siswa membuka lembar kerja dan mengikuti contoh yang diberikan guru : 1) menyalakan computer

2) membuka program mewarnai 3) memilih gambar 4) memilih warna

5) menghapus warna 6) mengganti warna

b. Siswa mengulangi kembali kegiatan (a) hanya dengan melihat lembar kerja, sementara guru

berkeliling mengawasi dan membantu jika diperlukan. c. Siswa mengulangi kembali kegiatan (b) tanpa melihat lembar kerja, sementara guru

berkeliling mengawasi dan membantu jika diperlukan.

d. Siswa membentuk kelompok kecil dan mengerjakan tugas bersama memilih dan mewarnai gambar, memberi judul gambar, dan komentarnya.

e. Perwakilan kelompok membacakan judul gambar dan komentarnya.

3. Penutup : a. mengulas rangkuman materi kompetensi yang telah disajikan.

b. Memberi penghargaan kepada kelompok yang berhasil dengan baik. c. Memberikan tugas-tugas kepada siswa untuk diselesaikan di rumah.

H. Penilaian : 1. Jenis tugas : a. Test tulis

b. Unjuk kerja (penilaian praktik) c. Proyek (tugas projek) d. Portofolio (kumpulan tugas)

2. Bentuk instrument : Menjodohkan dan lembar observasi

3. Soal/instrument : a. Uji kompetensi tertulis b. Uji kompetensi unjuk kerja :

Mendemonstrasikan ikon-ikon untuk : 1) memilih gambar 2) memilih warna

3) menghapus warna 4) mengganti warna c. Tugas kelompok :

1) Memilih dan mewarnai gambar 2) memilih judul dan memberikan komentas 4. Contoh instrument penilaian :

No Aspek instrument Rentang nilai Jumlah nilai

Psikomotorik Kuantitatif

1 Menunjukkan ikon memilih gambar

0 - 3

.../12 x 10 = …

2 Menunjukkan ikon memilih warna 0 – 3

3 Menunjukkan ikon menghapus

warna 0 – 3

4 Menunjukkan ikon mengganti

warna 0 - 3

Skor maksimal 12

Afektif Kuantitatif

A B C D Keterangan

1 Bekerja sama

2 Komunikasi lisan

3 Komunikasi tulisan

4 Tanggung jawab

5 Kedisiplinan

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 27: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 23

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Keterangan :

Jumlah skor yang diperoleh 1. Nilai akhir = x 10

Skor maksimal 2. Untuk penilaian psikomotorik, bila siswa menjawab cepat diberi nilai 3, bila menjawab agak

lambat diberi nilai 2, jika membutuhkan waktu yang lama untuk menjawab diberi nilai 1, dan

bila tidak dapat menjawab diberi nilai 0. 3. Untuk penilaian aspek afektif : A = sangat baik

B = Baik C = cukup D = kurang

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 28: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 24

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

STRATEGI PEMBELAJARAN KEJURUAN

Standar Kompetensi : Menerapkan Strategi Pembelajaran Sub Kompetensi : 1. Membandingkan model-model pembelajaran

2. Menerapkan model-model pembelajaran Alokasi Waktu : 50 menit

A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat: 1. Model-model pembelajaran

2. Penerapan model-model pembelajaran B. Kegiatan Belajar

Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini: 1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang

disajikan. 2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang

disediakan. C. Materi Pembelajaran

1. Latar Belakang Strategi Pembelajaran Guru memegang peranan yang cukup penting baik dalam perencanaan maupun

pelaksanaan pembelajaran kejuruan. Guru adalah perencana, pelaksana dan pengembang

pembelajaran di kelasnya. Karena itu, guru merupakan barisan terdepan dalam penciptaan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Menyadari hal itu, betapa pentingnya untuk meningkatkan aktivitas, kreativitas, kualitas dan profesiona-lisme guru kejuruan. Hal tersebut lebih

tampak lagi dalam pendidikan yang dikembangkan secara desentralisasi sejalan dengan kebijaksanaan otonomi daerah, oleh karena itu guru disini diberi kebebasan untuk memilih dan mengembangkan materi standar dan kompetensi untuk disajikan dalam proses pembelajaran.

Hasil penelitian di negara-negara berkembang menunjukkan adanya dua kunci penting dari peran guru yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa, yaitu jumlah waktu efektif yang digunakan guru untuk melakukan pembelajaran di kelas, dan kualitas

kemampuan guru. Dalam hal ini, guru hendaknya memiliki standar kemampuan profesional untuk melakukan pembelajaran kejuruan yang berkualitas, kreatif dan menyenangkan.

Kualitas guru kejuruan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi proses dan dari segi hasil pembelajaran. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental maupun social dalam proses pembelajaran. Disamping

itu, dapat dilihat dari gairah dan semangat mengajarnya, serta adanya rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang dilaksanakan mampu mengubah perilaku sebagian besar siswa ke arah penguasaan kompetensi dasar yang lebih

baik. Untuk memenuhi tuntutan tersebut diperlukan berbagai kompetensi pembelajaran. Pengembangan kualitas guru merupakan suatu proses yang kompleks, dan melibatkan

berbagai faktor yang saling terkait. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya tidak hanya menuntut

keterampilan teknis dari para ahli terhadap pengembangan kompetensi guru, tetapi juga harus dipahami berbagai faktor yang mempengaruhinya. Sehubungan dengan itu, perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas guru dalam pengembangan berbagai aspek

pendidikan dan pembelajaran. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang masih tetap menerapkan pola berbasis kompetensi dengan manajemen berbasis sekolah, dalam konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah.

Pelaksanaan berbagai kebijakan tersebut secara benar dan transparan dapat meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan.

Dalam penerapan berbagai kebijakan di atas, guru dituntut menjadi ahli penyebar

informasi yang baik, karena tugas utamanya antara lain menyampaikan informasi (materi pelajaran) kepada siswa. Guru juga berperan sebagai perencana (planner), pelaksana

(implementer), dan penilai (evaluator) pembelajaran. Apabila pembelajaran diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pribadi para peserta didik dengan penyediaan ilmu yang tepat dan latihan

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 29: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 25

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

keterampilan yang mereka perlukan, maka diperlukan ketergantungan terhadap materi standar

yang efektif dan terorganisasi. Untuk itu, diperlukan peran baru dari para guru, mereka dituntut memiliki keterampilan-keterampilan teknis yang memungkinkan untuk mengorganisasi materi

standar serta mengelolanya dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi siswa. Dalam implementasi KTSP yang berbasis kompetensi, guru terutama berperan dalam

mengembangkan materi standar dan membentuk kompetensi peserta didik. Sehubungan dengan

itu, guru harus kreatif, professional, dan menyenangkan dalam pengembangan materi pembelajaran. Guru harus kreatif dalam memilih dan memilah, serta mengembangkan materi standar sebagai bahan untuk membentuk kompetensi peserta didik. Guru harus professional dalam

membentuk kompetensi peserta didik sesuai dengan karakteristik individual masing-masing. Guru juga harus menyenangkan, tidak saja bagi peserta didik, tetapi juga terhadap dirinya. Artinya, belajar dan pembelajaran harus menjadi makanan pokok guru sehari-hari, harus dicintai agar

dapat membentuk dan membangkitkan rasa cinta dan gairah belajar peserta didik. Dalam kondisi dan perubahan yang bagaimanapun dahsyatnya, guru harus tetap guru, jangan terpengaruh oleh issu, dan jangan bertindak terburu-buru.

2. Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Keberhasilan dalam pembelajaran KBK sangat tergantung kepada guru. Sebab guru

merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran. Bagaimanapun sempurnanya sebuah kurikulum, tanpa didukung oleh kemampuan guru, maka kurikulum itu hanya sesuatu yang tertulis

dan tidak memiliki makna. Oleh karena itu, guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses implementasi kurikulum. Selanjutnya, peran apa saja yang harus dilakukan oleh guru? Dalam implementasi KBK, peran guru dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu: (1) peran guru sebagai

perencana, (2) peran guru sebagai pengelola, (3) peran guru sebagai fasilitator dan (4) peran guru sebagai evaluator. 1. Guru sebagai perencana pembelajaran

Keberhasilan dalam implementasi KBK dapat dipengaruhi oleh perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru. Oleh sebab itu, kepiawaian guru dalam menyusun rencana pembelajaran (instructional design) dapat menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi.

KBK adalah kurikulum yang memberikan peluang kepada guru untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik serta kondisi daerah masing-masing. Oleh karena itu, dalam proses penyusunan perencanaan, guru dituntut agar memahami

kebutuhan dan kondisi daerah setempat, di samping memahami karakteristik peserta didik. Melalui pemahaman itu, selanjutnya guru mendesain pembelajaran sesuai dengan kondisi lapangan dan kebutuhan.

2. Guru sebagai pengelola pembelajaran Tujuan dari pengelolaan pembelajaran adalah terciptanya kondisi lingkungan belajar yang

menyenangkan bagi peserta didik, sehingga dalam proses pembelajaran peserta didik tidak merasa terpaksa apalagi tertekan. Oleh karena itulah, peran dan tanggung jawab guru sebagai pengelola pembelajaran (manager of leraning) menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif,

baik iklim social maupun iklim psikologis. Iklim social yang baik ditunjukkan dengan terciptanya hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didik, antara peserta didik dan peserta didik, serta antara guru dan pengelola sekolah. Sedangkan iklim psikologis ditunjukkan dengan adanya

saling kepercayaan dan saling menghormati antara sesama unsur sekolah. Melalui iklim yang demikian, memungkinkan peserta didik untuk berkembang secara optimal, terbuka, dan demokratis.

3. Guru sebagai fasilitator Sebagai seorang fasilitator, tugas guru adalah membantu untuk mempermudah peserta didik belajar. Dengan demikian, guru perlu memahami karakteristik peserta didik, termasuk gaya

belajar, kebutuhan kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik. Melalui pemahaman itu, guru dapat melayani dan memfasilitasi setiap peserta didik. Sebagai seorang fasilitator, guru harus menempatkan diri sebagai orang yang memberi pengarahan dan petunjuk agar peserta didik

dapat belajar secara optimal. Dengan demikian, yang menjadi sentral kegiatan pembelajaran adalah peserta didik, bukan guru. Guru tidak berperan sebagai sumber belajar yang dianggap serba bisa dan serba tahu segala macam hal.

4. Peran guru sebagai evaluator Guru sebagai seorang evaluator tidak kalah pentingnya dengan peran yang lain. Dilihat dari

fungsinya, evaluasi bisa berfungsi sebagai formatif dan sumatif. Evaluasi formatif berfungsi untuk melihat berbagai kelemahan guru dalam mengajar. Artinya, hasil dari evaluasi itu

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 30: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 26

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

digunakan sebagai bahan masukan untuk memperbaiki kinerja guru. Evaluasi sumatif digunakan

sebagai bahan untuk menentukan keberhasilan peserta didik dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian, peran guru sebagai evaluator, menunjuk ke dua hal, yaitu untuk melihat

keberhasilan dalam melakukan proses pembelajaran dan peran untuk menentukan ketercapaian peserta didik dalam menguasai kompetensi sesuai dengan kurikulum.

3. Kompetensi Guru dalam Implementasi Pembelajaran Pekerjaan guru merupakan pekerjaan profesional. Sebagai pekerjaan profesional, seorang guru harus memiliki sejumlah kompetensi tertentu yang tidak dimiliki oleh profesi lain. Kompetensi

merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan (Mc. Leod, 1999). Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan perannya secara bertanggung jawab dan layak.

Kompetensi apa yang harus dimiliki guru dalam hubungannya dengan implementasi KBK? Sesuai dengan perannya, kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dalam hubungannya dengan implementasi KBK meliputi tiga hal, yaitu:

a. Kompetensi yang berhubungan dengan proses perencanaan pembelajaran, b. Kompetensi yang berhubungan dengan proses implementasi pembelajaran, dan c. Kompetensi yang berhubungan dengan proses evaluasi pembelajaran,

1) Kompetensi proses perencanaan pembelajaran

Kompetensi dalam hal penyusunan rencana pembelajaran, berhubungan dengan kemampuan guru dalam menyusun program pembelajaran termasuk menyusun silabus yang sesuai dengan kondisi sekolah tempat melaksanakan tugas mengajar. KBK adalah kurikulum yang memberikan peluang

kepada guru untuk mengembangkan proses pembelajaran sesuai dengan kondisi daerah. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk mampu menjabarkan kompetensi dasar ke dalam sejumlah kegiatan pembelajaran yang dianggap sesuai dengan kemampuan peserta didik dan kondisi daerah. Dalam

hal inilah letak perbedaan KBK dengan kurikulum sebelumnya. Sesuai dengan semangat otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan, guru dapat merencanakan proses pembelajaran sesuai dengan kondisi daerahnya dan kondisi peserta didik yang dihadapinya. KBK kemudian

dikembangkan menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). 2) Kompetensi proses implementasi pembelajaran

Kompetensi dalam implementasi kurikulum berhubungan dengan kemampuan guru mengelola

proses pembelajaran. KBK adalah kurikulum yang menekankan kepada aktivitas peserta didik secara optimal. Asumsi dasar proses pembelajaran dalam KBK adalah bahwa pengetahuan itu akan bermakna manakala dicari, ditemukan, dan dikonstruksi oleh peserta didik sendiri. Oleh karena itu,

dalam proses pembelajaran, guru bukan satu-satunya sumber belajar seperti selama ini, akan tetapi guru harus berperan sebagai pengelola atau pengatur lingkungan agar peserta didik belajar.

Guru harus mampu memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tersedia, di samping menggunakan berbagai strategi pembelajaran.

3) Kompetensi proses evaluasi pembelajaran,

Kompetensi dalam melakukan evaluasi, berhubungan dengan kemampuan guru untuk melakukan evaluasi sebagai fungsi formatif dan evaluasi sebagai fungsi sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dirancang dan dilakukan guru untuk menilai dirinya sendiri dalam melakukan proses

pembelajaran. Artinya, hasil evaluasi ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai kekurangan kekurangan guru dalam mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai umpan balik untuk memperbaiki kinerjanya. Sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dirancang

dan dilakukan guru untuk menilai keberhasilan peserta didik dalam mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalui evaluasi ini, guru dapat menilai sejauh mana kompetensi yang telah dicapai peserta didik, di samping guru dapat melihat kemampuan

peserta didik dibanding dengan kelompok belajarnya. Untuk menunjang ketiga kompetensi guru dalam implementasi pembelajaran tentu saja guru harus memahami berbagai ilmu pengetahuan. Sebab, salah satu persyaratan sebagai profesi adalah

adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam sesuai dengan bidang keahliannya (Moh. Ali, 1995). Bidang pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional untuk melaksanakan tugasnya diantaranya pengetahuan tentang: (1) psikologi

perkembangan anak, (2) berbagai pendekatan dalam pembelajaran, (3) pengetahuan tentang media dan sumber belajar, (4) pengetahuan mengenai teknik penilaian, dan lain sebagainya.

Tanpa pengetahuan yang memadai tentang hal-hal tersebut, tidak mungkin kompetensi itu dapat dimiliki setiap guru.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 31: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 27

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

4. Empat Kekeliruan Guru dalam Implementasi PBM

Untuk mempercepat pemahaman terhadap kekeliruan yang mungkin pernah dilakukan guru, maka dikemukakan sebuah illustrasi pelaksanaan proses pembelajaran di suatu kelas sebagai berikut:

Telah hampir satu jam pelajaran seorang guru menghabiskan waktunya untuk menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Tentu saja materi yang ia sampaikan adalah materi pelajaran yang ia pelajari pada malam harinya. Sebagian besar peserta didik sama sekali tidak merasa tertarik

dengan materi pelajaran yang disampaikannya, karena mereka merasa apa yang disampaikan sang guru sama persis dengan apa yang ada dalam buku yang telah mereka pelajari di rumah. Oleh karena itulah mereka merasa gelisah selama mendengarkan penjelasan guru. Di antara mereka ada yang

asyik membaca buku, mengobrol, dan ada juga yang mengantuk. Memperhatikan gejala yang tidak mengenakkan itu, guru segera bereaksi. Sambil memukul-mukul mistar panjang ke papan tulis ia berkata: ”Anak-anak tolong perhatikan …..!” Materi yang bapak sampaikan ini adalah materi yang

sangat penting untuk kalian kuasai. Nanti soal-soal ulangan tidak akan jauh dari apa yang saya sampaikan. Oleh karena itu, tolong perhatikan apa yang bapak sampaikan.

Anak-anak diam sebentar. Yang sedang mengobrol segera menghentikan obrolannya, yang

sedang membaca melipat buku bacaannya, demikian juga yang sedang mengantuk melepas kantuknya. Sang guru segera melanjutkan “mengajarnya”, bertutur menyampaikan informasi. Suara sedikit lemah, karena kehabisan energi, sehingga yang duduk di bangku bagian belakang semakin

membuat bosan peserta didik. Mereka kembali dengan aktivitasnya semula : mengobrol, membaca, dan mengantuk. “Membosankan…..!”Gerutu seorang peserta didik yang duduk di belakang.

Hari ini memang membosankan, baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Guru menganggap anak didiknya bandel-bandel. Ia merasa disepelekan oleh peserta didik yang tidak mau mendengarkan penjelasannya. Demikian juga peserta didik, ia merasa guru tidak mampu mengajar,

karena ia hanya menyampaikan informasi yang sebetulnya sudah mereka kuasai. Oleh sebab itu ketika bel berbunyi tanda pelajaran berakhir, baik bagi guru maupun peserta

didik seakan-akan keluar dari mimpi buruk yang menegangkan. Peserta didik pun bersorak kegirangan

menyambut bel; sementara guru keluar dari kelas dengan langkah gontai karena kecapaian. Kita sering melihat bahkan mungkin merasakan peristiwa semacam itu. Bagi seorang guru,

peristiwa itu sering dianggap sebagai peristiwa yang menjengkelkan, sehingga ia menganggap kalau

kelas tersebut adalah kelas yang bandel, kelas yang tidak bisa diurus dan lain sebagainya. Bagaimana menurut Anda, bijaksanakah tindakan guru yang demikian? Sebelum Anda menjawab pertanyaan tersebut, marilah kita tinjau beberapa hal yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar di atas.

Pertama, ketika mengajar guru tidak berusaha mencari informasi, apakah materi yang diajarkannya sudah dipahami peserta didik atau belum. Kurangnya perhatian peserta didik seperti dalam peristiwa belajar mengajar di atas, jelas disebabkan oleh peserta didik, karena sudah

memahami informasi yang disampaikan guru, sehingga menganggap materi itu tidak penting lagi. Kedua, dalam proses belajar mengajar guru tidak berusaha berpikir untuk peserta didik.

Komunikasi terjadi satu arah, yaitu dari guru ke peserta didik. Guru menganggap bahwa bagi peserta didik menguasai materi pelajaran lebih penting dibandingkan dengan mengembangkan kemampuan berpikir.

Ketiga, guru tidak berusaha mencari umpan balik, mengapa peserta didik tidak mau mendengarkan penjelasannya.

Keempat, guru menganggap bahwa ia adalah orang yang paling mampu dan menguasai

pelajaran dibandingkan dengan peserta didik. Peserta didik dianggap sebagai “tong kosong” yang harus diisi dengan sesuatu yang dianggapnya sangat penting.

Keempat hal tersebut di atas, merupakan kekeliruan guru dalam mengajar. Mengapa demikian?

Mari kita analisis ke empat hal di atas.

a. Guru tidak berusaha mengetahui kemampuan awal siswa. Sebagai seorang Mekanik yang professional misalnya, sebelum ia melakukan perbaikan dan

pengerjaan serta tindakan kendaraan yang rusak, terlebih dahulu ia akan melakukan diagnosis, misalnya ia akan bertanya kepada pemilik mobil, apa gejala mobil anda, apakah kendaraan anda

susah bunyi? sejak kapan mobil anda mengalami gangguan? dan sebagainya, sambil memeriksa bagian kendaraan yang dikerjakan. Begitu pula dokter yang professional, sebelum ia melakukan treatment atau tindakan kepada

pasien, terlebih dahulu ia akan melakukan diagnosis, misalnya ia akan bertanya, bagian mana yang sakit, apakah anda sudah makan obat sebelumnya? dan sebagainya, sambil memeriksa bagian tubuh

pasien. Setelah dokter menemukan gejala-gejala sumber penyakit, baru ia menentukan apa yang harus dilakukannya; Apakah pasien cukup berobat jalan, harus diopname, dan lain sebagainya.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 32: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 28

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Demikian juga seorang pengacara, sebelum melakukan tindakan hukum ia akan mempelajari

kasus yang dihadapi kliennya, termasuk perundang-undangan sesuai dengan kasus yang sedang ditanganinya. Apakah seorang arsitek bangunan, sebelum ia membangun sebuah gedung bertingkat,

atau membangun sebuah jembatan, tidak didahului survei tentang struktur tanah serta aspek-aspek pendukung lainnya? Tidak, bukan? Ya, seorang profesional, sebelum ia melakukan tindakan selamanya akan didahului oleh langkah diagnosis, sehingga langkah ini merupakan bagian dari

pekerjaan profesionalnya. Kemudian bagaimana dengan guru dalam illustrasi di atas? Tampaknya ia tidak melakukan diagnosis tentang keadaan peserta didik, sehingga ia tidak mengetahui apakah peserta didik sudah faham tentang materi yang akan dijelaskannya; demikian juga ia tidak

mengetahui apakah peserta didik sudah membaca buku yang ia baca. Jangan-jangan peserta didik lebih faham dari gurunya tentang materi pelajaran yang akan diajarkannya, karena selain peserta didik membaca buku yang menjadi rujukan guru, peserta didik pun mambaca buku lain yang dianggap

relevan.

b. Guru tidak pernah mengajak siswa untuk berpikir Pernahkah seorang yang sedang bermain catur mengantuk? Tidak bukan? Ya, tentu tidak,

sebab bermain catur membutuhkan konsentrasi dan motivasi, demikian juga halnya dengan seseorang yang sedang bermain kartu. Kita tidak akan menemukan mereka yang mengantuk atau melakukan

aktivitas lain. Seorang yang sedang bermain catur akan memusatkan perhatiannya kepada bidak caturnya; seorang yang bermain kartu akan mengonsentrasikan pikirannya pada kartu yang sedang

dimainkannya. Demikian juga halnya dalam mengajar. Mengajar bukan hanya menyampaikan materi

pelajaran akan tetapi melatih kemampuan peserta didik untuk berpikir, menggunakan struktur

kognitifnya secara penuh dan terarah. Materi pelajaran semestinya digunakan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir, bukan sebagai tujuan. Mengajar yang hanya menyampaikan informasi akan membuat peserta didik kehilangan motivasi dan konsentrasinya. Mengajar adalah mengajak

peserta didik untuk berpikir, sehingga melalui kemampuan berpikir akan terbentuk peserta didik yang cerdas dan mampu memecahkan setiap persoalan yang dihadapinya.

3. Guru tidak berusaha memperoleh umpan balik Proses mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh sebab itu apa yang dilakukan oleh

seorang guru seharusnya mengarah pada pencapaian tujuan. Apa bedanya antara seorang guru

dengan seorang tukang obat? Ya, perbedaannya terletak pada tujuan yang ingin dicapai. Walau keduanya sama-sama bicara, tapi bicaranya tukang obat tidak lebih dari keinginannya untuk menarik perhatian orang; sedangkan apa yang keluar dari mulut guru selalu diarahkan untuk mencapai tujuan

belajar, yakni perubahan tingkah laku. Oleh karena itu dalam setiap proses mengajar, guru perlu mendapatkan umpan balik, apakah tujuan yang ingin dicapai sudah dikuasai oleh peserta didik atau

belum, apakah proses atau gaya bicara guru dapat dimengerti atau tidak. Hal ini sangat diperlukan untuk proses perbaikan mengajar yang telah dilakukannya.

4. Guru menganggap paling mampu dan menguasai pelajaran. Dewasa ini, berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi informasi

setiap orang bisa memperoleh pengetahuan lewat berbagai media. Anda ingin belajar bahasa Inggris?

Silahkan Anda belajar melalui kaset atau melalui video dan radio. Anda ingin belajar matematika atau lainnya? Silahkan Anda belajar melalui VCD dan CD-nya sudah banyak dijual di pasaran. Apakah Anda ingin mengetahui peristiwa-peristiwa aktual? Silahkan Anda berkomunikasi lewat internet. Dewasa ini

setiap orang bisa belajar dari berbagai sumber belajar. Dengan demikian, kalau sekarang ini ada guru yang menganggap dirinya paling pintar, paling menguasai sesuatu, itu sangat keliru. Bila terjadi dewasa ini peserta didik lebih menguasai materi pelajaran dibandingkan dengan gurunya merupakan

hal yang wajar. Hal ini bisa terjadi karena kemungkinan peserta didik yang di rumahnya banyak membaca koran, majalan, buku-buku, banyak mempelajari berbagai pengetahuan lewat internet, maka peserta didik yang demikian akan lebih hebat dibanding guru yang tidak pernah membaca

koran, tidak mengikuti perkembangan dunia, tidak pernah berkomunikasi dengan internet karena tidak memiliki fasilitas untuk itu dan lain sebagainya.

Jadi dengan demikian dalam era informasi sekarang ini seharusnya telah terjadi perubahan

peranan guru. Guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber belajar (learning resources), akan tetapi lebih berperan sebagai pengelola pembelajaran (manager of instruction). Dalam posisi

semacam ini bisa terjadi guru dan peserta didik saling membelajarkan. Salahkah kalau guru belajar dari peserta didik?

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 33: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 29

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

5. Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran mengacu pada model pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan pembelajaran, tahapan kegiatan pembelajaran, lingkungan

pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Pendekatan pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial untuk

menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 1992: 4). Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap pendekatan pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik

sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Seokamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000) mengemukakan maksud dari pendekatan

pembelajaran adalah: “Kerangka konseptual yang melukiskann prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak

(1993) bahwa pendekatan pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar. Istilah pendekatan pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi,

metode atau prosedur. Menurut (Kardi dan Nur, 2000: 9), pendekatan pengajaran mempunyai empat

ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah: a. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.

b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai).

c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar pendekatan tersebut dapat dilaksanakan dengan

berhasil. d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

1) Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. Istilah pendekatan pembelajaran meliputi pendekatan yang luas dan menyeluruh.

Contohnya pada pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok kecil siswa

bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan pendekatan pembelajaran tersebut, seringkali siswa menggu-nakan bernacam-macam keterampilan, prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis.

Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivisme. Pada pendekatan ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerja sama antar siswa. Dalam pendekatan

pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan; guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang

dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan siswa.

2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai)

Pendekatan-pendekatan pembelajaran dapat diklasifi-kasikan berdasarkan tujuan

pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya. Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan tujuan adalah pembelajaran langsung, suatu pendekatan pembelajaran yang baik untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar seperti tabel

perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep matematika tingkat tinggi.

3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar pendekatan tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil

Sintaks (pola urutan) dari suatu pendekatan pembel-ajaran adalah pola yang

menggambarakan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yamg pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pemelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu pendekatan pembelajaran menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru atau siswa.

Sintaks dari macam-macam pendekatan pembelajaran memiliki komponen-komponen yang sama. Contoh, setiap pendekatan pembelajaran diawali dengan upaya menarik perhatian siswa dan

memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap pendekatan pembelajaran

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 34: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 30

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

diakhiri dengan menutup pelajaran, di dalamnya meliputi kegiatan merangkum poko-pokok

pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.

4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai Tiap-tiap pendekatan pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan

belajar yang sedikit berbeda. Misalnya, pendekatan pembelajaran kooperatif memerlukan

lingkungan belajara yang fleksibel seperti tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran diskusi para siswa duduk di bangku yang disusun secara melingkar atau seperti tapal kuda. Sedangkan pada proses

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran langsung, siswa berhadap-hadapan dengan guru. Pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada pendekatan pembelajaran

langsung siswa harus tenang dan memperhatikan guru. Johnson (dalam Samani, 2000), menyatakan bahwa untuk mengetahui kualitas

pendekatan pembelajaran harus dilihat dari dua aspek, yaitu aspek proses dan aspek hasil. Aspek

proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan (joyful learning) serta mendorong siswa untuk aktif belajar. Sedangkan aspek hasil mengacu kepada apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan, yaitu meningkatkan kemampuan siswa

sesuai dengan standar kemampuan atau kompetensi yang ditentukan. Dalam hal ini sebelum melihat hasilnya, terlebih dahulu aspek proses sudah dapat dipastikan berlangsung baik.

Tugas utama guru adalah mengajar dan karena itu setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi mengajar. Kompetensi mengajar dimiliki jika guru paling tidak mampu memahami dan menerapkan secara taktis berbagai metode belajar-mengajar di samping kemampuan-kemampuan

lain yang menunjang. Menjadi guru kreatif, profesional, dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan

mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif. Hal ini penting

terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Cara guru melakukan suatu kegiatan pembelajaran mungkin memerlukan pendekatan dan metode yang berbeda dengan pembelajaran lainnya.

6. Kriteria Pendekatan Pembelajaran Selain ciri-ciri khusus, pendekatan pembelajaran dikatakan baik apabila memenuhi

kriteria/aspek sebagai berikut: a. Aspek sahih (valid).

Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal yaitu: (1) apakah pendekatan yang digunakan didasarkan

pada rasionalitas teori yang kuat; dan (2) apakah terdapat konsistensi internal. b. Aspek praktis.

Aspek kepraktisan hanya dapat dipenuhi jika: (1) para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan; dan (2) kenyataan menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan tersebut dapat diterapkan.

c. Aspek efektif. Aspek ini berkaitan dengan aspek efektifitas. Trianto (2007) menyatakan bahwa parameter keefektifan pendekatan pembelajaran meliputi: (1) para ahli dan praktisi berdasarkan

pengalamannya menyatakan pendekatan tersebut efektif; dan (2) secara operasional pendekatan tersebut memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Menurut Khabibah (2006), bahwa untuk melihat tingkat kelayakan suatu pendekatan pembelajaran untuik aspek validitas dibutuhkan ahli dan praktisi untuk memvalidasi pendekatan pembelajaran yang dikembangkan. Sedangkan untuk aspek kepraktisan dan efektifitas diperlukan suatu perangkat

pembelajaran untuk melaksanakan model pembelajaran yang dikembangkan. Sehingga untuk melihat kedua aspek ini perlu dikaji suatu perangkat pembelajaran untuk suatu topik tertentu yang sesuai dengan pendekatan pembelajaran. Sealin itu, perlu juga dikembangkan instrument penelitian yang

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 3. Jenis-Jenis Pendekatan pembelajaran

Sedikitnya terdapat lima pendekatan pembelajaran yang perlu dipahami guru untuk mengajar dengan baik, yaitu pendekatan kompetensi, pendekatan keterampilan proses, pendekatan lingkungan,

pendekatan kontekstual, dan pendekatan tematik, kelima pendekatan tersebut dijelaskan sebagai berikut.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 35: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 31

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

a. Pendekatan Kompetensi

Kompetensi menunjuk kepada kemampuan melaksana-kan sesuatu yang diperoleh melalui pembelajaran dan latihan. Dalam hubungannya dengan proses pembelajaran, kompetensi

menunjuk kepada perbuatan (performance) yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar. Dikatakan perbuatan karena merupakan perilaku yang dapat diamati meskipun sebenarnya seringkali terlihat pula proses yang tidak tampak seperti

pengambilan keputusan/pilihan sebelum perbuatan dilakukan. Kompetensi selalu dilandasi oleh rasionalitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran “mengapa” dan “bagaimana” perbuatan tersebut dilakukan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan indikator

yang menunjuk kepada perbuatan yang diamati, dan sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta tahap-tahap pelaksanaannya secara utuh.

Pembentukan kompetensi bersifat transaksional, bergantung pada kondisi-kondisi dan

pihak-pihak yang terlibat secara aktual. Paling tidak terdapat tiga landasan filosofi yang mendasari pendidikan berdasarkan kompetensi.

Pertama, adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran

individual. Melalui pembelajaran individual peserta didik diharapkan dapat belajar sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Setiap peserta didik dapat belajar dengan cara dan berdasarkan kemampuannya masing-masing. Hal ini membutuhkan pengaturan kelas yang fleksibel, baik

sarana maupun waktu, karena memungkinkan peserta didik belajar dengan kecepatan yang berbeda, penggunaan alat yang berbeda, serta mempelajari bahan ajar yang berbeda pula.

Kedua, pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning) atau belajar sebagai penguasaan (learning of mastery) adalah suatu falsafah tentang pembelajaran yang mengatakan bahwa dengan system pembelajaran yang tepat semua peserta didik akan dapat belajar dengan

hasil yang baik dari seluruh bahan yang diberikan. Bloom dalam Hall (1986) menyatakan bahwa “Sebagian besar peserta didik dapat menguasai apa yang diajarkan kepadanya, dan tugas pembelajaran adalah mengkondisikan lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik

menguasai materi pembelajaran yang diberikan”. Ketiga bagi perkembangan pendidikan berdasarkan kompetensi adalah usaha penyusunan kembali definisi bakat. Dalam kaitan ini Carrol dalam Hall (1986) menyatakan bahwa dengan waktu yang cukup, semua peserta didik dapat

mencapai penguasaan suatu tugas belajar. Jika asumsi tersebut diterima, perhatian harus dicurahkan pada waktu yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas belajar.

Implikasi terhadap pembelajaran adalah sebagai berikut. Pertama, pembelajaran perlu

lebih menekankan pada pembelajaran individual meskipun dilaksanakan secara klasikal, dengan memperhatikan perbedaan peserta didik. Misalnya tugas diberikan secara individu, bukan secara kelompok.

Kedua, perlu diupayakan lingkungan belajar yang kondusif dengan metode dan media yang bervariasi yang memungkinkan setiap peserta didik mengikuti kegiatan belajar dengan

tenang dan menyenangkan. Ketiga, dalam pembelajaran perlu diberikan waktu yang cukup, terutama dalam

penyelesaian tugas/praktek pembelajaran agar setiap peserta didik dapat mengerjakan tugas

belajar dengan baik. Apabila waktu yang tersedia di sekolah tidak mencukupi, berilah kebebasan kepada peserta didik untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan di luar kelas.

Dalam kaitannya dengan pengembangan pembelajaran berdasarkan pendekatan

kompetensi, Ashan (1981) mengemukakan terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) menetapkan kompetensi yang ingin dicapai, (2) mengem-bangkan strategi untuk mencapai kompetensi, dan (3) evaluasi proses pembelajaran. Kompetensi yang ingin dicapai merupakan

pernyataan tujuan (goal statement) yang hendak diperoleh peserta didik serta menggambarkan hasil belajar (learning outcomes) pada aspek pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap.

Strategi mencapai kompetensi (the enabling strategy), merupakan strategi untuk

membantu peserta didik dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan. Untuk itu, dapat dibuat sejumlah alternatif kegiatan, misalnya membaca, mendengarkan, berkreasi, berinteraksi, observasi, dan sebagainya sampai terbentuk suatu kompetensi.

Evaluasi dilakukan untuk menggambarkan perilaku hasil belajar (behavioral outcomes) dengan respon peserta didik yang dapat diberikan berdasarkan apa yang diperoleh dari belajar. Sejalan dengan uraian di atas Sukmadinata (1983) mengemukakan tiga tahap yang dilakukan

guru dalam proses pembelajaran, yakni perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 36: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 32

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

1) Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan pertama-tama perlu ditetapkan kompetensi-kompetensi yang akan diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan kompetensi-kompetensi tersebut

selanjutnya dikembangkan tema, subtema, dan topik-topik mata pelajaran yang akan diajarkan. Pendekatan kompetensi yang mendasari konsep kesepadanan teori dan pratik sering menggunakan modul sebagai sistem pembelajaran. Modul merupakan suatu unit yang

berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu peserta didik mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara jelas. Mengingat kondisi guru-guru di Indonesia sangat beragam, baik berkaitan dengan

kemampuan maupun latar belakang pendidikannya, dalam pengembangan materi pembelajaran, khususnya dalam persiapan pembelajaran, disarankan minimal meliputi tiga hal, yakni (1) tujuan yang ingin dicapai, (2) materi yang perlu dipelajari, dan (3) sejumlah

pertanyaan untuk menilai kemampuan belajar peserta didik. 2). Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan langkah merealisasikan konsep pembelajaran dalam

bentuk perbuatan. Dalam pendidikan berdasarkan kompetensi pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu rangkaian pembelajaran yang dilakukan secara berkesinambungan, yang meliputi persiapan, penyajian, aplikasi, dan penilaian.

a) Tahap persiapan Merupakan tahap guru mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan

pembelajaran. Hal-hal yang termasuk dalam tahap ini adalah mempersiapkan ruang belajar, alat dan bahan, media, dan sumber belajar, serta mengkondisikan lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga peserta didik siap belajar.

b) Tahap penyajian Merupakan tahap guru menyajikan informasi, menjelaskan cara kerja baik keseluruhan

proses maupun masing-masing gerakan yang dilakukan dengan cara demonstrasi.

c) Tahap aplikasi atau praktek Merupakan tahap peserta didik diberi kesempatan melakukan sendiri kegiatan belajar yang

ditugaskan. Kegiatan guru lebih terkonsentrasi pada pengawasan dan pemberian bantuan

secara perseorangan maupun kelompok. d) Tahap penilaian Merupakan tahap guru memeriksa hasil kerja dengan menyertakan peserta didik untuk

menilai kualitas kerja serta waktu yang dipergunakan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.

3) Evaluasi dan Penyempurnaan

Evaluasi dan penyempurnaan perlu dilakukan sebagai proses yang kontinu untuk memperbaiki pembelajaran dan membimbing pertumbuhan peserta didik. Dalam kaitannya dengan

pembelajaran berdasarkan pendekatan kompetensi, evaluasi dilakukan untuk menggambarkan perilaku hasil belajar (behavioral outcomes) dengan respon peserta didik yang dapat diberikan berdasarkan apa yang diperoleh dari belajar. Evaluasi dan behavioral outcomes ini

mengandung nilai-nilai yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas atau derajat pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

b. Pendekatan Keterampilan Proses Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang

menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengertian tersebut, termasuk diantaranya keterlibatan fisik, mental, dan social peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan.

Indikator-indikator pendekatan keterampilan proses antara lain kemampuan mengidentifikasi, mengklasifikasi, menghitung, mengukur, mengamati, mencari hubungan, menafsirkan, menyimpulkan, menerapkan, mengkomunikasikan, dan mengekspresikan diri dalam

suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu karya. Kemampuan-kemampuanyang menunjukkan keterlibatan peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran tersebut dapat dilihat melalui partisipasi dalam kegiatan pembelajaran berikut:

1) Kemampuan bertanya 2) Kemampuan melakukan pengamatan

3) Kemampuan mengidentifikasi dan mengklasifikasi hasil pengamatan 4) Kemampuan menafsirkan hasil identifikasi dan klasifikasi

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 37: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 33

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

5) Kemampuan menggunakan alat dan bahan untuk memperoleh pengalaman secara langsung

6) Kemampuan merencanakan suatu kegiatan penelitian 7) Kemampuan menggunakan dan menerapkan konsep yang telah dikuasai dalam situasi baru

8) Kemampuan menyajikan suatu hasil pengamatan dan atau hasil penelitian

Pendekatan keterampilan proses bertolak dari suatu pandangan bahwa setiap peserta

didik memiliki potensi yang berbeda, dan dalam situasi yang normal, mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Oleh karena itu, tugas guru adalah memberikan kemudahan kepada peserta didik dengan menciptakan lingkungan yang kondusif agar semua

peserta didik dapat berkembang secara optimal. Pembelajaran berdasarkan pendekatan keterampilan proses perlu memperhatikan hal-

hal sebagai berikut:

1) Keaktifan peserta didik didorong oleh kemauan untuk belajar karena adanya tujuan yang ingin dicapai (azas motivasi).

2) Keaktifan peserta didik akan berkembang jika dilandasi dengan pendayagunaan potensi yang

dimilikinya. 3) Suasana kelas dapat mendorong atau mengurangi aktivitas peserta didik. Suasana kelas harus

dikelola agar dapat merangsang aktivitas dan kreativitas belajar peserta didik.

4) Dalam kegiatan pembelajaran, tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar melalui bimbingan dan motivasi untuk mencapai tujuan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk

mendorong aktivitas dan krativitas peserta didik dalam pembelajaran antara lain: diskusi, pengamatan, penelitian, praktikum, tanya jawab, karyawisata, studi kasus, bermain peran, dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran

c. Pendekatan Lingkungan

Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha

untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian peserta didik jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan

dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungannya. Dalam pendekatan lingkungan, pelajaran disusun sekitar hubungan faedah lingkungan.

Isi dan prosedur disusun hingga mempunyai makna dan ada hubungannya antara peserta didik

dengan lingkungannya. Pengetahuan yang diberikan harus memberi jalan ke luar bagi peserta didik dalam menanggapi lingkungannya. Pemilihan tema seyogyanya ditentukan oleh kebutuhan lingkungan peserta didik. Misalnya di lingkungan petani, tema yang berkaitan dengan pertanian

akan memberikan makna yang lebih mendalam bagi peserta didik. Demikian halnya di lingkungan pantai, tema tentang kehidupan pantai akan sangat menarik minat dan perhatian peserta didik.

Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti peserta didik mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri apa-apa yang ada di lingkungan sekitar, baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah. Dalam hal ini, peserta didik dapat menanyakan

sesuatu yang ingin diketahui kepada orang lain di lingkungan mereka yang dianggap tahu tentang masalah yang dihadapi. Berkaitan dengan pendekatan lingkungan, UNESCO (1980) mengemukakan bahwa jenis-jenis lingkungan yang dapat didayagunakan oleh peserta didik untuk

kepentingan pembelajaran meliputi: 1) Lingkungan yang meliputi faktor-faktor fisik, biologi, sosio ekonomi, dan budaya yang

berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung, dan berinteraksi dengan kehidupan

peserta didik. 2) Sumber masyarakat yang meliputi setiap unsur atau fasilitas yang ada dalam suatu kelompok

masyarakat

3) Ahli-ahli setempat yang meliputi tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan khusus dan berkaitan dengan kepentingan pembelajaran.

Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat dilakukan dengan dua cara: 1) Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran. Hal ini biasa dilakukan

dengan metode karyawisata, metode pemberian tugas, dan lain-lain.

2) Membawa sumber-sumber dari lingkungan sekolah (kelas) untuk kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber asli, seperti nara sumber, bisa juga sumber tiruan, seperti

pendekatan, dan gambar.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 38: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 34

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Guru sebagai pemandu pembelajaran dapat memilih lingkungan dan menentukan cara-

cara yang tepat untuk mendayagunakannya dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan tema dan lingkungan yang akan didayagunakan hendaknya didiskusikan dengan peserta didik.

d. Pendekatan kontekstual

Pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yang sering

disingkat CTL merupakan salah satu pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat digunakan untuk mengefektifkan dan menyukseskan implementasi Kurikulum 2004. Pendekatan CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran

dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Melalui proses penerapan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik akan merasakan pentingnya

belajar, dan mereka akan memperoleh makna yang mendalam terhadap apa yang dipelajarinya. CTL memungkinkan proses belajar yang tenang dan menyenangkan, karena pembelajaran dilakukan secara alamiah, sehingga peserta didik dapat mempraktekkan secara langsung apa-apa yang

dipelajarinya. Pembelajaran kontekstual mendorong peserta didik memahami hakekat, makna, dan manfaat belajar, sehingga memungkinkan mereka rajin dan termotivasi untuk senantiasa belajar, bahkan kecanduan belajar.

Dalam pembelajaran kontekstual tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan

hanya menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hafalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar. Lingkungan belajar yang kondusif sangat penting dan sangat menunjang pembelajaran kontekstual, dan keberhasilan pembelajaran

secara keseluruhan. Nurhadi (2002: 4) mengemukakan pentingnya lingkungan belajar dalam pembelajaran kontekstual sebagai berikut: 1) Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dari “guru akting di

depan kelas, siswa menonton” ke “siswa aktif bekerja dan berkarya, guru mengarahkan”. 2) Pembelajaran harus berpusat pada ‘bagaimana cara’ siswa menggunakan pengetahuan baru

mereka. Proses belajar lebih dipentingkan dibandingkan hasilnya.

3) Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian (assessment) yang benar.

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kontekstual dipengaruhi oleh berbagai factor yang sangat erat kaitannya. Faktor-faktor tersebut bisa datang dari dalam diri peserta didik (internal) dan dari luar dirinya atau dari lingkungan di sekitarnya (eksternal). Sehubungan dengan itu, Zahorik

(1995) mengungkapkan lima elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual, sebagai berikut:

1) Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik 2) Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagian-bagiannya secara khusus (dari

umum ke khusus)

3) Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman, dengan cara: a) Menyusun konsep sementara b) Melakukan sharing untuk memperoleh masukan tanggapan dari orang lain

c) Merevisi dan mengembangkan konsep 4) Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekan secara langsung apa-apa yang dipelajari 5) Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan pengetahuan.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 39: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 35

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN KEJURUAN

Standar Kompetensi : Menerapkan Evaluasi Hasil Pembelajaran Sub Kompetensi : 1. Prinsip-Prinsip Evaluasi Hasil pembelajaran

2. Prinsip-Prinsip dan Kaidah penulisan dan penskoran tes. Waktu : 50 menit

A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat: 1. Prinsip-Prinsip Evaluasi Hasil pembelajaran

2. Prinsip-Prinsip dan Kaidah penulisan dan penskoran tes. B. Kegiatan Belajar

Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini: 1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang

disajikan. 2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang

disediakan. C. Materi Pembelajaran

1. Pengertian Penilaian Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka atau deskripsi

verbal), analisis, dan interpretasi untuk mengambil keputusan. Sedangkan penilaian pendidikan adalah

proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.

Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan

keputusan. Dalam hal ini, keputusan berhubungan dengan sudah atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi, penilaian merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi.

Penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar

peserta didik. Penilaian dilaksanakan melalui berbagai bentuk antara lain: penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian

melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri. Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang

menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu

dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang

diharapkan.

2. Prinsip Penilaian

Dalam melaksanakan penilaian mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut. a) Memandang penilaian dan kegiatan pembelajaran secara terpadu. b) Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri.

c) Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik.

d) Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik.

e) Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik.

f) Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi. Penilaian dapat dilakukan dengan cara

tertulis, lisan, produk portofolio, unjuk kerja, proyek, dan pengamatan tingkah laku. g) Melakukan penilaian secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan

perbaikan hasil, dalam bentuk: ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Ulangan harian dapat dilakukan bila sudah menyelesaikan

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 40: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 36

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

satu atau beberapa indikator atau satu kompetensi dasar (KD), ulangan tengah semester

dilakukan bila telah menyelesaikan beberapa KD atau satu stándar kompetensi (SK), ulangan akhir semester dilakukan setelah menyelesaikan semua KD atau SK semester bersangkutan,

sedangkan ulangan kenaikan kelas dilakukan pada akhir semester genap dengan menilai semua SK semester ganjil dan genap, dengan penekanan pada semester genap.

h) Penilaian kompetensi pada uji kompetensi melibatkan pihak sekolah dan Institusi

Pasangan/Asosiasi Profesi, dan pihak lain terutama DU/DI. Idealnya, lembaga yang menyelenggarakan uji kompetensi ini independen; yakni lembaga yang tidak dapat diintervensi oleh unsur atau lembaga lain.

3. Kegunaan Penilaian

Kegunaan penilaian antara lain sebagai berikut:

a) Memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya dalam proses pencapaian kompetensi.

b) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga

dapat dilakukan pengayaan dan remedial. c) Untuk umpan balik bagi pendidik/guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan

sumber belajar yang digunakan.

d) Memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan. e) Memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Dinas Pendidikan Daerah) dalam meningkatkan

kualitas penilaian yang digunakan.

4. Fungsi Penilaian

Penilaian memiliki fungsi untuk: a) Menggambarkan sejauhmana peserta didik telah menguasai suatu kompetensi. b) Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu memahami dirinya, membuat

keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk perencanaan program belajar, pengembangan kepribadian, maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).

c) Menemukan kesulitan belajar, kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik, dan

sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik/guru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.

d) Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna

perbaikan proses pembelajaran berikutnya. e) Pengendali bagi pendidik/guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik.

5. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal untuk setiap mata pelajaran yang ditentukan

oleh satuan pendidikan, berkisar antara 0-100%. a. KKM Program Normatif dan Adaptif

Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator program normatif dan adaptif adalah

75%. KKM program normatif dan adaptif ditentukan dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, dan kemampuan sumber daya pendukung dalam

penyelenggaraan pembelajaran dengan rincian sebagai berikut: 1) Tingkat kemampuan rata-rata peserta didik ”A”

Rata-rata nilai = 80 - 100, A diberi skor 3

Rata-rata nilai = 60 - 79, A diberi skor 2

Rata-rata nilai = < 60, A diberi skor 1 2) Tingkat kompleksitas/kesulitan kompetensi ”B”

Kompleksitas/kesulitan rendah, B diberi skor 3

Kompleksitas/kesulitan sedang, B diberi skor 2

Kompleksitas/kesulitan tinggi, B diberi skor 1 3) Sumber daya pendukung pembelajaran (SDM, alat dan bahan) ”C”

Dukungan tinggi, C diberi skor 3 Dukungan sedang, C diberi skor 2

Dukungan rendah, C diberi skor 1 Contoh penentuan KKM

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 41: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 37

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Jika dalam pembelajaran suatu kompetensi/mata pelajaran memiliki kondisi: kemampuan rata-

rata peserta didik ”65”, tingkat kesulitan/kompleksitas ”sedang”, dan sumber daya pendukung ”sedang”, maka nilai KKM-nya adalah :

100

9X

CBAKKM

7,661009

222

X dibulatkan 67

b. KKM Program Produktif KKM program produktif mengacu kepada standar minimal penguasaan kompetensi yang berlaku

di dunia kerja yang bersangkutan. Kriteria ketuntasan untuk masing-masing kompetensi dasar (KD)

adalah terpenuhinya indikator yang dipersyaratkan dunia kerja yaitu kompeten atau belum kompeten dan diberi lambang/skor 7,00 bila memenuhi persyaratan minimal.

6. Kriteria Penilaian

a. Validitas

Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Misal, dalam pelajaran bahasa Indonesia, pendidik/guru ingin menilai kompetensi berbicara. Bentuk penilaian valid jika menggunakan tes lisan. Jika

menggunakan tes tertulis penilaian tidak valid. b. Reliabilitas

Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Misal, guru menilai dengan proyek, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin penilaian

yang reliabel petunjuk pelaksanaan proyek dan penskorannya harus jelas. c. Berfokus pada kompetensi

Dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berbasis kompetensi, penilaian

harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan hanya pada penguasaan materi (pengetahuan).

d. Menyeluruh/Komprehensif Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan peserta didik, sehingga tergambar profil kemampuan

peserta didik. e. Objektivitas

Penilaian harus dilaksanakan secara objektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana,

berkesinambungan, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor. f. Mendidik; Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi pendidik/guru

dan meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik.

Penilaian Hasil Belajar Kelompok Mata Pelajaran adalah sebagai berikut: 1. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok

mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui: a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi

dan kepribadian peserta didik.

b. Ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. 2. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur

melalui ulangan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi

yang dinilai, 3. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan

terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik.

4. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan dilakukan

melalui: a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan

psikomotorik dan afeksi peserta didik, dan

b. Ulangan dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 42: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 38

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

7. Teknik Penilaian

Berbagai teknik penilaian dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar, sesuai dengan

kompetensi yang harus dikuasai. Penilaian kompetensi dilakukan melalui pengukuran indikator-indikator pada setiap kompetensi dasar. Dalam penilaian hasil belajar dapat digunakan berbagai teknik penilaian diantaranya adalah: penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian

proyek, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

A. Penilaian Unjuk Kerja

1. Pengertian Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan suatu pekerjaan/tugas. Penilaian ini cocok digunakan untuk

menilai ketercapaian penguasaan kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu, seperti: praktik di bengkel/laboratorium, praktik sholat, praktik olah raga, presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca

puisi/deklamasi. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis, karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:

a. langkah-langkah kerja yang diharapkan untuk dilakukan peserta didik dalam menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.

b. kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut. c. kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. d. kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak (hanya yang esensial), sehingga semua

dapat diamati. e. kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati.

2. Teknik Penilaian Unjuk Kerja

Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Misalnya, untuk menilai kemampuan berbicara peserta didik perlu dilakukan pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti: diskusi

dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (”ya”/”tidak”),

terhadap indikator-indikator pada setiap KD. Peserta didik dinyatakan ”kompeten” apabila seluruh indikator terpenuhi (ya) dan ”tidak kompeten” apabila ada indikator yang tidak terpenuhi.

Contoh

Format Penilaian Pembuatan Telor Asin Nama peserta didik: ___________ Kelas: ________

No. KD/Indikator Ya Tidak

A. Memilih telor:

1. Telor dipilih berdasarkan kesegarannya menurut candle system

2. Telor dipilih berdasarkan keutuhannya

B. Membuat adonan

1. Komposisi garam dan bahan pembungkus 1:3

2. Dst.

C. Dst.

3. Pengolahan Data Penilaian Unjuk Kerja

Data penilaian unjuk kerja adalah skor yang diperoleh dari pengamatan terhadap unjuk kerja

peserta didik dari suatu kompetensi. Skor diperoleh dari format penilaian unjuk kerja, berupa daftar ceklist.

Nilai yang dicapai oleh peserta didik dalam suatu unjuk kerja adalah tingkat ketercapaian indikator pada setiap KD. Nilai unjuk kerja suatu kompetensi ditetapkan berdasarkan skor KD terendah.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 43: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 39

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

B. Penilaian Sikap

1. Pengertian Penilaian sikap merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati sikap peserta didik

dalam berperilaku di lingkungan tempat belajar. Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan

bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau

pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan.

Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata

pelajaran adalah sebagai berikut: a. Sikap terhadap materi pelajaran; Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap materi

pelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik, akan tumbuh dan berkembang minat

belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.

b. Sikap terhadap guru/pengajar; Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru.

Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru, akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.

c. Sikap terhadap proses pembelajaran; Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran di sini mencakup suasana

pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman, dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

d. Sikap berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu berhubungan dengan suatu materi pelajaran; Misalnya: kasus atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi atau Kimia.

Peserta didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang

lain, peserta didik memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu glondongan ke luar negeri.

e. Sikap-sikap lain yang dimuat dalam tujuan pendidikan Misalnya: mandiri, kreatif,

bertanggung jawab, demokratis, dan lain-lain yang secara umum digunakan pada unjuk kerja.

2. Teknik Penilaian Sikap

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan melakukan observasi perilaku peserta didik. Penggunaan skala penilaian (rating scale) memungkinkan penilai memberi skor/nilai terhadap

sikap/perilaku tertentu secara lebih cermat.

Berikut contoh penggunaan penilaian skala:

No Jenis/Aspek

Sikap

Standar Pencapaian Strategi Penilaian

Deskripsi Skor

1 Sikap percaya diri

Mampu tampil secara wajar dalam kegiatan di depan

massa

Observasi aktivitas siswa dalam

berdiskusi, kegiatan massa di sekolah/ber-

masyarakat

selalu 5

sering 4

kadang-kadang 3

jarang 2

sangat jarang 1

Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku harian catatan khusus

tentang kejadian-kejadian yang berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 44: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 40

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Contoh: Isi Buku Catatan Harian

No. Hari/tanggal Nama

peserta didik Kejadian Tanda tangan peserta didik

Catatan dalam lembaran buku tersebut untuk menilai perilaku peserta didik. Kejadian yang ditulis mencakup sikap positif maupun negatif peserta didik. Contoh: Format Penilaian Sikap

No.

(n)

Aspek Sikap /ranah Non-

instruksional/ (Attitude)

Skor Perolehan

Believe (B) (Preferensi oleh

Peserta didik ybs.)

Evaluation (E)

(Oleh Guru/ mentor)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Kedisiplinan

2. Kejujuran

3. Kerja sama

4. Mengakses dan mengorganisasi informasi

5 Tanggung jawab

6 Memecahkan masalah

… Kemandirian

nmax Ketekunan

(Bn + En )

Nilai Attitude (NAt) = X Smax

(5 + 5) x nmax Keterangan:

nmax = banyaknya aspek sikap (dalam contoh diatas nmax = 8);

Smax = Skor maksimum; 10,00; 100; atau sesuai ketetapan tertentu.

Bn dan En : skor B dan E pada aspek sikap ke n;

Pesrta didik dapat mengisi skor diri sendiri terlebih dahulu, kemudian diserahkan kepada guru/mentor untuk diisi dan diolah nilai NAt

3. Pengolahan Data Penilaian Sikap

Penilaian sikap memiliki dua makna, yaitu: sikap minat mengikuti pembelajaran dan sikap

(attitude) di lingkungan pembelajaran (sekolah, masyarakat, dan DU/DI). Nilai sikap mengikuti pembelajaran diperoleh dari data buku catatan harian peserta didik. Penilaian sikap (attitude) idealnya dilakukan oleh dua penilai atau lebih. Skor hasil penilaian selanjutnya

dimasukkan dalam fishbean analysis. C. Penilaian Projek (Project Work)

1. Pengertian Penilaian proyek (project work) merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus

diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa kegiatan sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pelaksanaan tugas, pengolahan, dan penyajian produk (barang dan jasa). Teknik ini dimaksudkan untuk menilai kemampuan peserta

didik secara menyeluruh (comprehensive) dalam pengorganisasian dan pelaksanaan suatu kompetensi.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 45: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 41

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

2. Teknik Penilaian Projek

Komponen/kegiatan yang perlu dinilai: penyusunan disain atau proposal, unjuk kerja, produk (barang/jasa), penyajian hasil/produk, dan laporan tertulis.

Dalam penilaian projek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: a. Kemampuan melaksanakan projek

Kemampuan peserta didik dalam memilih topik / mencari informasi, melaksanakan

tugas/projek, mengelola waktu, dan penulisan laporan. b. Relevansi

Kesesuaian antara standar kompetensi yang dipelajari dengan jenis pekerjaan di masyarakat

(Du/Di). c. Keaslian produk

Produk yang dihasilkan peserta didik harus merupakan hasil karyanya. Penilaian produk

biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. 1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada

tahap appraisal.

2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.

3. Pengolahan Data Penilaian Projek Data penilaian projek (project work) meliputi skor perolehan dari penilaian perencanaan,

pelaksanaan, kulminasi, produk, dan attitude. Dalam menilai setiap tahap, guru dapat menggunakan 4 (empat) rentang skor,

Status Skor Predikat

tidak kompeten 0,00 - 6,90 kurang

kompeten

7,00 - 7,90 baik

8,00 - 8,90 sangat baik

9,00 - 10 istimewa

Berikut ini contoh deskripsi dan penskoran untuk empat tahapan pengerjaan projek.

Tahap Deskripsi Skor

Perencanaan/ persiapan

Memuat: topik, tujuan, bahan/alat, langkah-langkah kerja, jadwal, waktu, perkiraan data yang akan diperoleh,

tempat pelaksanaan proyek, daftar pertanyaan atau format yang digunakan sesuai dengan tujuan.

7,00 - 10

Pengumpulan data/informasi

a. Data/informasi tercatat dengan rapi, jelas dan lengkap.

b. Ketepatan menggunakan alat/bahan

7,00 - 10

Pengolahan data/Pelaksanaan pekerjaan

a. Ada pengklasifikasian data, penafsiran data sesuai dengan tujuan pelaksanaan pekerjaan.

b. Ada uraian tentang pelaksanaan pekerjaan.

7,00 - 10

Penyajian data/ laporan

Merumuskan topik, merumuskan tujuan, menuliskan alat dan bahan, menguraikan cara kerja (langkah-

langkah kegiatan) Penulisan laporan sistematis, menggunakan bahasa yang komunikatif. Penyajian data lengkap, memuat

kesimpulan dan saran.

7,00 - 10

Total Skor

Semakin lengkap dan sesuai informasi pada setiap tahap semakin tinggi skor yang diperoleh.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 46: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 42

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

D. Penilaian Portofolio

1. Pengertian Penilaian portofolio merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan dengan

menggunakan bukti-bukti hasil belajar (evidence) yang relevan dengan kompetensi keahlian yang dipelajari. Evidence tersebut dapat berupa karya peserta didik (hasil pekerjaan) dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi

keahlian tertentu. Portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang peserta didik, sebagai hasil pelaksanaan

tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh peserta didik bersama guru, sebagai bagian

dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Jadi, tidak setiap kumpulan karya seorang peserta didik disebut portofolio. Portofolio digunakan sebagai instrumen penilaian atau salah satu komponen dari instrumen penilaian, untuk menilai

kompetensi peserta didik, atau menilai hasil belajar peserta didik. Sebagai instrumen penilaian, portofolio difokuskan pada dokumen tentang kerja siswa

yang produktif, yaitu ‘bukti’ tentang apa yang dapat dilakukan oleh siswa, bukan apa yang tidak

dapat dikerjakan (dijawab atau dipecahkan) oleh siswa. Bagi guru, portofolio menyajikan wawasan tentang banyak segi perkembangan siswa dalam belajarnya: cara berpikirnya, pemahamannya atas pelajaran yang bersangkutan, kemampuannya mengungkapkan gagasan-

gagasannya, sikapnya terhadap mata pelajaran yang bersangkutan, dan sebagainya. Portofolio penilaian bukan sekedar kumpulan hasil kerja siswa, melainkan kumpulan

hasil siswa dari kerja yang sengaja diperbuat siswa untuk menunjukkan bukti tentang kompetensi, pemahaman, dan capaian siswa dalam mata pelajaran tertentu. Portofolio juga merupakan kumpulan informasi yang perlu diketahui oleh guru sebagai bahan pertimbangan

dalam menentukan langkah-langkah perbaikan pembelajaran, atau peningkatan belajar siswa. Portofolio peserta didik untuk penilaian merupakan kumpulan produk siswa, yang berisi

berbagai jenis karya seorang siswa, misalnya:

a. Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik siswa, yang disajikan secara tertulis atau dengan penjelasan tertulis.

b. Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa, dalam rangka melaksanakan tugas untuk mata

pelajaran yang bersangkutan. c. Analisis situasi yang berkaitan atau relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan. d. Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah, dalam mata pelajaran yang bersangkutan.

e. Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep dalam mata pelajaran atau antarmata-pelajaran.

f. Penyelesaian soal-soal terbuka.

g. Hasil tugas pekerjaan rumah yang khas, misalnya dengan cara yang berbeda dengan cara yang diajarkan di sekolah, atau dengan cara yang berbeda dari cara pilihan teman-teman

sekelasnya. h. Laporan kerja kelompok. i. Hasil kerja siswa yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam video, alat rekam audio,

dan komputer. j. Fotokopi surat piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh siswa yang

bersangkutan.

k. Hasil karya dalam mata pelajaran yang bersangkutan, yang tidak ditugas-kan oleh guru (atas pilihan siswa sendiri, tetapi relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan).

l. Cerita tentang kesenangan atau ketidaksenangan siswa terhadap mata pelajaran yang

bersangkutan. m. Cerita tentang usaha siswa sendiri dalam mengatasi hambatan psikologis, atau usaha

peningkatan diri, dalam mempelajari mata pelajaran yang bersangkutan.

2. Teknik Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Jelaskan kepada peserta didik maksud penggunaan portofolio. b. Jelaskan sampel-sampel portofolio yang dapat digunakan. c. Peserta didik diharuskan mengumpulkan dan mengarsipkan portofolio.

d. Cantumkan tanggal pembuatan pada setiap evidence. e. Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel portofolio.

f. Lakukan penilaian diri peserta didik. g. Lakukan perbaikan terhadap portofolio yang belum sesuai dengan kriteria.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 47: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 43

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Contoh: Penilaian Portofolio

Kompetensi Keahlian : Teknik Gambar Bangunan Mata Pelajaran/SK : Menggambar Teknik Bangunan Gedung Alokasi Waktu : 1 (Satu) Semester

Nama Siswa : .................................................. Kelas : X/1

No

Standar

Kompetensi/ Kompetensi Dasar

Periode

Kriteria

Ket Keaslian Kesesuaian

Kualitas / Kerapihan

Waktu Pembuatan

1. Menggambar macam-macam

pondasi

30/7

10/8

dst.

2. Membuat analisa perencanaan bangunan gedung

1/9

30/9

dst.

3. Dan seterusnya ...

Catatan: Setiap karya peserta didik sesuai Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar

portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai bukti pekerjaannya. Skor untuk setiap kriteria menggunakan skala penilaian 0,00 - 0,00 atau 0 - 100. Semakin baik hasil penugasan/karya peserta didik, semakin tinggi skor yang diberikan. Kolom

keterangan diisi dengan catatan guru tentang kelemahan dan kekuatan/kelebihan bukti belajar (evidence) yang dinilai.

3. Pengolahan Data Penilaian Portofolio Data penilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahap-tahap: perencanaan/persiapan, pengumpulan data, dan pengolahan data, pelaksanaan pekerjaan dan penyajian data/laporan. Dalam

menilai setiap tahap, pendidik dapat menggunakan skor yang terentang dari 1 sampai 4. Skor 1 merupakan skor terendah dan skor 4 adalah skor tertinggi untuk setiap tahap. Jadi total skor terendah untuk keseluruhan tahap adalah 4 dan total skor tertinggi adalah 16. Berikut tabel yang memuat

contoh deskripsi dan penskoran

Tahap Deskripsi Skor

Perencanaan/ persiapan Memuat: topik, tujuan, bahan/alat, langkah-langkah kerja,

jadwal, waktu, perkiraan data yang akan diperoleh, tempat pelaksanaan proyek, daftar pertanyaan atau format yang digunakan sesuai dengan tujuan.

7,00 - 10

Pengumpulan data/informasi a. Data/informasi tercatat dengan rapi, jelas dan lengkap.

b. Ketepatan menggunakan alat/bahan

7,00 - 10

Pengolahan data/ Pelaksanaan pekerjaan

a. Ada pengklasifikasian data, penafsiran data sesuai dengan tujuan pelaksanaan pekerjaan.

b. Ada uraian tentang pelaksanaan

pekerjaan.

7,00 - 10

Penyajian data/ laporan Merumuskan topik, merumuskan tujuan, menuliskan alat dan bahan, menguraikan cara kerja (langkah-langkah kegiatan)

Penulisan laporan sistematis, menggunakan bahasa yang komunikatif. Penyajian data lengkap, memuat kesimpulan dan saran.

7,00 - 10

Total Skor

Semakin lengkap dan sesuai informasi pada setiap tahap semakin tinggi skor yang diperoleh.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 48: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 44

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

PELAPORAN HASIL PENILAIAN

Penilaian menghasilkan informasi tentang pencapaian kompetensi peserta didik yang dapat digunakan sebagai: (1) perbaikan (remedial) bagi peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan, (2)

pengayaan bagi peserta didik yang sudah mencapai kriteria ketuntasan (KKM) lebih cepat dari waktu yang disediakan, (3) perbaikan program dan proses pembelajaran, (4) pelaporan, dan (5) penentuan kenaikan kelas.

A. Interpretasi Hasil Penilaian

Penilaian dilakukan untuk menentukan apakah peserta didik telah berhasil menguasai suatu

kompetensi mengacu ke indikator yang telah dikembangkan. Penilaian dilakukan pada waktu pembelajaran atau setelah pembelajaran berlangsung. Sebuah indikator dapat dijaring dengan beberapa soal/tugas.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap indikator dalam suatu Kompetensi Dasar (KD) diberikan skor 0% - 100%. Kriteria ideal pencapaian masing-masing indikator adalah lebih dari 70%, tetapi sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator (misalnya: mulai dari 50%),

dengan rasional acuan: tingkat kemampuan akademis peserta didik, kompleksitas indikator, dan ketersediaan daya dukung guru serta sarana dan prasarana. Kriteria ketuntasan untuk masing-masing Kompetensi Dasar (KD) adalah terpenuhinya indikator yang dipersyaratkan dunia kerja

yaitu kompeten atau belum kompeten dan diberi lambang/skor 7,00 bila memenuhi persyaratan minimal.

Kualitas sekolah akan dinilai oleh pihak luar/masyarakat secara berkala, antara lain melalui keberhasilan sekolah dalam ujian nasional. Penilaian ini akan menunjukkan peringkat suatu sekolah dibandingkan dengan sekolah lain (benchmarking). Dengan pemeringkatan ini diharapkan

sekolah terpacu untuk meningkatkan kualitasnya, dalam arti meningkatkan kriteria pencapaian indikator.

Berikut ini beberapa contoh ilustrasi Interpretasi hasil penilaian 1. Apabila perolehan nilai peserta didik pada suatu indikator KKM, artinya telah menuntaskan

indikator tersebut.

2. Apabila semua indikator telah tuntas, artinya peserta didik telah menguasai KD terkait. Dengan demikian, peserta didik diinterpretasikan telah menguasai SK dan mata pelajaran.

3. Apabila jumlah indikator dari suatu KD yang telah tuntas 50%, peserta didik dapat

mempelajari KD berikutnya dengan mengikuti remedial untuk indikator yang belum tuntas, Sebaliknya, apabila nilai indikator dari suatu KD < KKM, artinya peserta didik belum menuntaskan indikator. Apabila jumlah indikator dari suatu KD yang belum tuntas > 50%,

peserta didik belum dapat mempelajari KD berikutnya (artinya harus mengulang KD tersebut).

Contoh: Penghitungan nilai KD dan ketuntasan belajar suatu mata pelajaran.

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar Indikator KKM Perolehan

Nilai Ketuntasan

Menyimpulkan bahwa tiap

wujud benda memiliki sifatnya

masing-masing dan

dapat mengalami perubahan

1. Mendeskripsikan sifat-sifat benda

padat, cair, dan gas

Mendeskripsikan benda padat

berdasarkan sifatnya.

Menunjukkan bukti

tentang sifat benda cair.

Menunjukkan bukti tentang sifat benda gas

70%

70%

60%

70

69

69

Tuntas

Belum tuntas

Tuntas

2. Mendemonstrasika

n bahwa beberapa benda dapat melarutkan benda

lainnya

Menunjukkan benda padat yang dapat

dilarutkan pada benda cair.

Mengidentifikasi

benda cair yang

60%

70%

60%

61

80

90

Tuntas

Tuntas

Tuntas

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 49: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 45

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar Indikator KKM Perolehan

Nilai Ketuntasan

dapat melarutkan

benda padat. Mengartikan larutan

dan pelarut

Nilai indikator pada hasil belajar No.1 cenderung 70, jadi nilai hasil belajar No.1 adalah 70 atau

7,00. Nilai indikator pada hasil belajar No.2 bervariasi, dihitung nilai rata-rata indikator. Jadi nilai hasil belajar No.2 :

7,70atau 773

908061

; Dengan demikian nilai KD = 73,5

2

7770

Pada hasil belajar No.1, indikator No.2 belum tuntas. Jadi peserta didik perlu mengikuti remedial

untuk indikator No.2

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 50: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 46

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

PEMBACAAN GAMBAR BIDANG OTOMOTIF

Standar Kompetensi : Membuat dan Membaca Gambar Sub Kompetensi : 1. Menerapkan konsep gambar teknik

2. Menerapkan konsep toleransi dalam gambar teknik. Waktu : 50 menit

A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat: 1. Menerapkan konsep gambar teknik

2. Menerapkan konsep toleransi dalam gambar teknik. B. Kegiatan Belajar

Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini: 1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang

disajikan. 2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang

disediakan. C. Materi Pembelajaran

Pengertian Gambar Teknik Gambar teknik merupakan alat untuk menyatakan ide atau gagasan ahli teknik. Oleh karena

itu gambar teknik sering juga disebut sebagai bahasa teknik atau bahasa bagi kalangan ahli-ahli

teknik. Sebagai suatu bahasa, gambar teknik harus dapat meneruskan keterangan-keterangan secara tepat dan obyektif. Gambar teknik dapat juga diartikan sebagai gambar yang dibuat dengan menggunakan cara-cara, ketentuan-ketentuan, aturan-aturan yang telah disepakati bersama oleh ahli-

ahli teknik. Sebagai bahasa teknik, gambar teknik mencakup keterangan-keterangan dan pikiran yang berlimpah.

Sebagai alat komunikasi di Industri, gambar mempunyai peran yang penting sebagai

bahasa diantara perancang dan pelaksana. Agar dapat terjadi komunikasi yang intensif tanpa kesalahan interpretasi diantara mereka yang ada di Industri dalam pembuatan produk, maka diperlukan penguasaan kemampuan dalam membaca dan membuat gambar teknik. Dengan

melihat penjelasan tentang Menggambar Teknik maka harus diketahui bahwa Menggambar Teknik merupakan bagian dari suatu mekanisme kerja dalam industri yang tak terpisahkan. Kegiatan

Menggambar Teknik biasanya dilakukan dalam suatu tempat yang disebut studio gambar (engineering drafting department). Orang yang biasanya bertugas membuat Gambar Teknik disebut perancang (designer).

Dalam menggambar teknik terdapat aturan-aturan menggambar yang disebut juga standar gambar. Standar gambar juga dapat disebut sebagai tata bahasa teknik, di mana akan mengatur cara penyampaian keterangan-keterangan melalui gambar agar gambar dapat dijadikan sebagai alat

komunikasi seperti halnya bahasa lisan atau tulisan.

1. Gambar proyeksi

Untuk menyajikan sebuah benda tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi dipergunakan cara proyeksi. Pada gambar 1 terdapat tiga buah titik A, B dan C, dan di antaranya terdapat sebuah bidang datar P. Jika titik A dihubungkan dengan titik-titik B dan C oleh garis-garis lurus, maka bidang

P akan dipotong oleh garis AB di D dan AC di E. Tititk-titik D dan E pada bidang P disebut proyeksi dari titik A. Garis lurus AB dan AC disebut garis proyeksi, bidang P disebut bidang proyeksi dan titik A disebut titik penglihatan.

Gambar. 1 Proyeksi.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 51: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 47

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Jika sebuah benda dilihat dari sebuah titik penglihatan O, seperti pada gambar. 2(a), maka

proyeksi dari benda ini pada bidang proyeksi P disebut proyeksi perspektif dan gambarnya disebut gambar perspektif. Jika titik penglihatannya berada di tak terhingga, maka garis-garis proyeksi atau

garis-garis penglihatan menjadi garis-garis sejajar, seperti pada gambar 2(b). Dalam hal ini cara proyeksinya disebut proyeksi sejajar.

Bila pada proyeksi sejajar garis-garis proyeksi berdiri tegak lurus pada bidang proyeksi P, cara

proyeksinya disebut proyeksi ortogonal. Dan bila garis-garis proyeksi menbuat sudut dengan bidang proyeksi P, cara proyeksi ini disebut proyeksi miring.

Gambar. 2 Proyeksi dari sebuah benda.

a. Proyeksi ortogonal Gambar proyeksi ortogonal dipergunakan untuk memberikan informasi yang lengkap dan

tepat dari suatu benda tiga dimensi. Untuk mendapatkan hasil demikian bendanya diletakkan dengan bidang-bidangnya sejajar dengan bidang proyeksi, terutama sekali bidang yang penting diletakkan sejajar dengan bidang proyeksi vertikal. Proyeksi ortogonal pada umumnya tidak memberikan

gambaran lengkap dari benda hanya dengan satu proyeksi saja. Oleh karena itu diambil beberapa bidang proyeksi. Biasanya diambil tiga bidang tegak lurus, dan dapat ditambah dengan bidang bantu di mana diperlukan. Bendanya diproyeksikan secara ortogonal pada tiap-tiap bidang proyeksi untuk

memperlihatkan benda tersebut pada bidang-bidang dua dimensi. Dengan menggabungkan gambar-gambar proyeksi tersebut dapatlah diperoleh gambaran jelas dari benda yang dimaksud. Cara penggambaran demikian disebut proyeksi ortogonal.

Cara menggambarkannya diperlihatkan pada gambar 3. Antara benda dan titik penglihatan di tak terhingga diletakkan sebuah bidang tembus pandang sejajar dengan bidang yang akan digambar. Pada gambar. 3 bidang tebus pandang diambil vertikal. Apa yang dilihat pada bidang tembus pandang

ini merupakan gambar proyeksi dari benda tersebut. Jika benda tersebut dilihat dari depan, maka gambar pada bidang tembus pandang ini disebut pandangan depan. Dengan cara demikian benda tadi dapat diproyeksikan pada bidang proyeksi horizontal, pada bidang proyeksi vertikal sebelah kiri atau

kanan, dan masing-masing gambar disebut pandangan atas, pandangan kiri atau kanan (gambar 4).

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 52: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 48

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar. 3 proyeksi orthogonal.

Tiga, empat atau lebih gambar demikian digabungkan dalam satu kertas gambar, dan

terdapatlah suatu susunan gambar yang memberikan gambaran jelas dari benda yang dimaksud.

Gambar 4. Proyeksi Ortogonal. Susunan pandangan-pandangan dapat dilihat pada gambar. 5.

Gambar 5. Susunan pandangan Proyeksi Orthogonal.

Proyeksi Sistem Amerika

Pada proyeksi sistem Amerika (Third Angle Projection = Proyeksi Sudut Ketiga), bidang

proyeksi terletak diantara benda dengan penglihat yang berada di luar. Untuk memproyeksikan benda pada bidang proyeksi, seolah-olah benda ditarik ke bidang proyeksi. Dengan demikian kalau bidang-bidang proyeksi dibuka, maka pandangan depan akan terletak di depan, pandangan

atas terletak di atas, pandangan samping kanan terletak di samping kanan, pandangan samping kiri terletak di samping kiri, pandangan bawah terletak di bawah, dan pandangan belakang terletak di sebelah kanan samping kanan (lihat Gambar 6).

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 53: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 49

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 6. Proyeksi sistem Amerika

Proyeksi Sistem Eropa

Pada proyeksi sistem Eropa (Fist Angle Projection = Proyeksi Sudut Pertama), benda terletak di dalam kubus diantara bidang proyeksi dan penglihat. Untuk memproyeksikan benda seolah-olah benda tersebut di dorong menuju bidang proyeksi. Dengan demikian jika bidang

proyeksi di buka, maka pandangan depan tetap, pandangan samping kanan terletak di sebelah kiri, pandangan samping kiri terletak di sebelah kanan, pandangan atas terletak di sebelah bawah, pandangan bawah terletak di atas, dan pandangan belakang terletak di sebelah kanan

pandangan samping kiri (lihat Gambar 7).

Gambar 7. Proyeksi Sistem Eropa

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 54: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 50

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Dari kedua proyeksi yang telah dijelaskan di atas, nampak bahwa proyeksi

sistem Amerika (Third Angle Projection = Proyeksi Sudut Ketiga) penggunaannya lebih rasional dan mudah dipahami. Atas dasar itulah proyeksi sistem Amerika pemakaiannya lebih luas

dibandingkan dengan sistem Eropah. Negara-negara pantai laut Pacifik, seperti USA dan Canada, juga Jepang, Korea Selatan, Australia, dan juga Indonesia menggunakan proyeksi sistem Amerika.

b. Gambar Sketsa (Proyeksi Piktorial) Gambar sketsa bagi para pendesain gambar adalah sangat bernilai untuk dapat menyusun

pikiran dan gagasan mereka. Pensketsaan ini sangat efektif dan ekonomis untuk merumuskan berbagai penyelesaian untuk suatu masalah yang dihadapi sehingga pilihan dapat diambil dari berbagai penyelesaian tersebut. Oleh karena sketsa teknik dibuat untuk benda-benda tiga dimensi,

bentuk sketsa tersebut hambir bersesuaian dengan jenis proyeksi standar. Dalam sketsa benda dapat ditunjukkan seperti potret dalam satu pandangan misalnya dengan sketsa perspektif, isometrik atau miring.

1). Proyeksi perspektif Jika antara benda dan titik penglihatan tetap diletakkan sebuah bidang vertikal atau bidang

gambar, maka pada bidang gambar ini akan terbentuk bayangan dari benda tadi (gambar 8).

bayangan ini disebut gambar perspektif. Gambar perspektif adalah gambar yang serupa dengan gambar benda yang dilihat dengan mata biasa, dan banyak dipergunakan dalam bidang arsitektur. Ini

merupakan gambar pandangan tunggal yang terbaik, tetapi cara penggambarannya sangat sulit dan rumit dari pada cara-cara gambar yang lain. Untuk gambar teknik dengan bagian-bagian yang rumit dan kecil tidak menguntungkan, oleh karenanya jarang sekali dipakai dalam gambar teknik mesin.

Gambar 8. Proyeksi perspektif.

Gambar. 9 Gambar Perspektif.

Dalam gambar perspektif garis-garis sejajar pada benda bertemu di satu titik dalam ruang,

yang dinamakan titik hilang. Ada tiga macam gambar perspektif, seperti perspektif satu titik

(perspektif sejajar), perspektif dua titik (perspektif sudut) dan perspektif tiga titik (perspektif miring), sesuai dengan jumlah titik hilang yang dipakai (gambar. 9).

2). Sketsa Isometrrik Sketsa isometrik merupakan salah satu dari metode sederhana untuk persiapan sketsa gambar yang sangat besar manfaatnya dalam mempelajari prinsip-prinsip proyeksi banyak

pandangan. Untuk membuat sketsa isometrik, miringkan benda (terhadap pendesain) dengan sudut depan akan tampak tegak dan kedua tepi bawah dan tepi lain yang masing-masing sejajar dengannya

membentuk sudut kira-kira 300 dengan bidang datar (gambar 10).

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 55: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 51

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

3). Sketsa Miring Sketsa miring merupakan metode sederhana lain untuk mensketsa gambar denga pertama-tama membuat sketsa muka depan benda seakan-akan membuat pandangan depan. Kemudian sketsa

garis-garis miring sejajar satu sama lain pada sudut 300 atau 450 dengan bidang datar. Jika panjang garis-garis miring dibuat tiga perempat atau setengahnya dari panjang sebenarnya, akan nampak lebih alami, sketsa yang demikian dinamai sketsa kabinet. Dan jika panjang garis miring dibuat sama

dengan panjang sebenarnya, sketsa ini dinamai sketsa cavalier.

Gambar 11. Sketsa Miring

3. Gambar Potongan Penggunaan garis strip-strip (gores) untuk melukiskan bagian benda yang tidak terlihat

dalam jumlah yang sedikit memang bisa membantu para pembaca gambar, tetapi bila bagian

yang tidak terlihat banyak akan membingungkan. Untuk menghindari kebingungan dan memperjelas bagian dalam suatu benda yang akan digambar dipergunakan gambar potongan (sectional views).

Untuk memperlihatkan bagian dalam suatu benda dengan menggunakan gambar potongan dapat dilakukan dengan potongan seluruhnya, potongan separoh dan potongan sebagian

disesuaikan dengan kadar kebutuhan dari bagian dalam yang akan diperlihatkan (lihat Gambar 12). Memang penggunaan gambar potongan seluruhnya akan lebih memperlihatkan bagian dalam, tetapi dalam hal- hal tertentu justru akan mubazir terutama dalam penggunaan waktu

menggambar, seperti benda kerja yang simetris, maka gambar potongannya cukup separoh atau sebagian saja tidak perlu seluruhnya.

Potongan Seluruhnya Potongan Separoh Potongan Sebagian

Gambar 12. Macam-macam potongan

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 56: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 52

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Cara Menggambar Potongan

Bagian dalam yang mendapat potongan perlu dibedakan dengan bagian luar yang tidak dipotong. Untuk itu seluruh bagian yang dipotong diarsir dengan sudut 45o terhadap garis sumbu

atau garis gambar (lihat Gambar 13). Jarak garis arsir yang dibuat disesuaikan dengan besarnya gambar dan jaraknya sama antara satu sama lainnya. Gambar susunan benda kerja yang menjadi satu, potongannya ditunjukkan dengan arsiran yang berbeda arah (lihat Gambar 14),

sedangkan potongan dari satu benda harus diarsir dengan arah yang sama.

Gambar 13. Arsir untuk penunjukkan potongan

Gambar 14. Arsir berbeda untuk gambar susunan

Untuk penampang yang tipis, seperti benda yang terbuat dari plat, baja profil, dan

paking dapat digambar dengan garis tebal (dihitamkan), sedangkan daerah yang dihitamkan dari beberapa penampang yang berbeda dipisahkan (diberi jarak) sedikit (lihat Gambar 15).

Gambar 15. Arsir hitam untuk benda tipis

Gambar potongan memang dapat membantu untuk menjelaskan bentuk bagian dalam yang tidak terlihat dan ukuran-ukurannya, namun demikian ternyata tidak semua benda dapat dipotong. Bagian-bagian benda seperti baut, paku keling, pasak, poros, dan sirip tidak boleh dipotong

(lihat Gambar 16).

Gambar 16. Benda-benda yang tidak boleh dipotong

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 57: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 53

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Pemotongan pada suatu pandangan dilakukan dengan menggunakan garis potong, yaitu

garis strip titik dengan ujung tebal dan diberi anak panah yang diberi huruf sama. Pada penunjukkan bagian yang dipotong ditulis huruf yang sama dengan pemotongannya (lihat

Gambar 17).

Gambar 17. Penunjukkan pemotongan

4. Toleransi dan Suaian

a. Toleransi Toleransi adalah penyimpangan yang diijinkan. Adanya toleransi pada benda kerja

yang dibuat memungkinkan suatu produk yang dibuat oleh orang berbeda atau perusahaan

berbeda dapat dipasangkan atau diasembling. Dengan demikian toleransi ini memungkinkan suatu benda kerja dapat diproduksi lebih banyak secara massal yang mempunyai kemampuan tukar untuk banyak komponen yang sesuai satu sama lain dengan tepat.

Ada dua cara dalam menentukkan besarnya ukuran toleransi yang dikehendaki yaitu dengan sistem basis lubang dan sistem basis poros. Pada sistem basis lubang, semua lubang diseragamkan pembuatannya dengan toleransi “H” sebagai dasar, sedangkan ukuran poros

berubah-ubah menurut macam suaiannya. Pada sistem basis poros ukuran poros sebagai dasar dengan toleransi “h” dan ukuran lubangnya berubah-ubah. Untuk menghindari kekeliruan dalam

membaca antara huruf dan angka, maka tidak semua huruf dipakai sebagai pembacaan toleransi. Adapun huruf- huruf yang tidak dipakai adalah I, L, O, Q, dan W.

b. Suaian Suaian yang menunjukkan keketatan atau kelonggaran pada suatu toleransi

dapat diakibatkan oleh penerapan kerenggangan komponen yang berpasangan. Ada tiga

jenis kemungkinan suaian pada toleransi, yaitu: (a) suaian longgar, suaian ini menghasilkan batas ukuran yang menjamin ruangan bebas antara komponen yang berpasangan pada waktu dirakit, (b) suaian transisi, suaian ini memungkinkan terjadinya kesesakan kecil atau kelonggaran yang kecil

pada komponen yang berpasangan pada waktu dirakit, dan (c) suaian sesak, suaian ini menghasilkan kesesakan diantara dua komponen yang saling berpasangan pada waktu dirakit.

Untuk sistem basis lubang, suaian longgar dengan pasangan daerah toleransi lubang

‘H’ maka daerah toleransi poros dari ‘a’ sampai ‘h’, suaian transisi dengan toleransi lubang lubang ‘H’, toleransi porosnya dari ‘j’ sampai ‘n’. Sedangkan untuk suaian sesak, toleransi lubang ‘H’, toleransi porosnya dari ‘p’ sampai ‘z’. Untuk sistem basis poros prinsipnya sama, cuma poros pakai

huruf kecil, sedangkan lubangnya huruf besar. Untuk memperoleh suaian yang tepat antara dua komponen yang saling berpautan, maka perlu dihitung dahulu ukuran batas yang memodifikasi ukuran nominal kedua komponen itu lalu baru ditentukan besarnya penyimpangan

(kelonggaran) yang diinginkan. Penyimpangan atas harus ditulis pada kedudukan atas, dan penyimpangan bawah pada kedudukan bawah, ini berlaku untuk lubang maupun untuk poros.

Gambar 16 di bawah ini memperlihatkan pembatasan-pembatasan ukuran dalam toleransi lubang dan poros.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 58: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 54

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Dari gambar 18, didapatkan notasi-notasi dan definisi sebagai berikut:

a. Ukuran nominal: adalah ukuran yang tertulis pada gambar tanpa memperhatikan toleransi. b. Ukuran aktual: adalah ukuran dari hasil pengukuran.

c. Penyimpangan atas: adalah selisih antara ukuran nominal dan ukuran aktual terbesar yang diijinkan.

d. Penyimpangan bawah: adalah selisih antara ukuran nominal dan ukuran aktual terkecil yang

diijinkan. e. Toleransi: Harga absolut dari selisih penyimpangan atas dan penyimpangan bawah. f. Kelonggaran: adalah selisih antara ukuran lubang dan ukuran poros pasangan suaiannya (disini

ukuran lubang lebih besar dari poros). g. Kesesakan: adalah selisih antara ukuran lubang dan ukuran poros pasangan suaiannya

(disini ukuran poros lebih besar dari lubang).

Gambar 18. Pembatasan ukuran dalam toleransi lubang dan poros D. Latihan

1. Gambarkan pandangan depan, pandangan atas, dan pandangan samping gambar tersebut ini.

2. Gambarkan proyeksinya dengan sistem proyeksi Eropa gambar

tersebut ini.

3. Buatlah sketsa perspektif benda tersebut dibawah ini.

4. Bagaimana maksud dari suaian elemen mesin yang tersebut ini.

5. Pada gambar seperti soal no. 4 terdapat dua macam suaian dengan besar toleransinya.

Tunjukkan kedua macam suaian tersebut (dengan namanya) dan besar toleransinya

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 59: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 55

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

ALAT UKUR DAN SERVIS OTOMOTIF

Standar Kompetensi : Menggunakan alat ukur dan alat servis otomotif Sub Kompetensi : 1. Menggunakan dan memelihara alat ukur mekanis

2. Menggunakan dan memelihara alat ukur analog dan digital Waktu : 50 menit

A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat: 1. Menggunakan dan memelihara alat ukur mekanis.

2. Menggunakan dan memelihara alat ukur listrik analog dan digital.

B. Kegiatan Belajar

Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini: 1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang

disajikan. 2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang

disediakan. C. Materi Pembelajaran

Perbaikan automotif memerlukan pengukuran yang presisi,sehingga diperlukan pemahaman yang benar tentang alat ukur dan cara penggunaanya, baik alat ukur mekanis maupun alat ukur listrik analog ataupun digital.

1. Alat Ukur Mekanis Alat ukur mekanis presisi yang sering digunakan dalam kegiatan servis otomotif adalah

vernier caliper dan micrometer.

a. Vernier caliver Vernier caliper biasa juga disebut mistar geser, jangka sorong atau sigmat. Sebagai alat ukur presisi, vernier caliper mempunyai ketelitian 0.1, 0.05, 0,02 mm bahkan sampai ukuran micron.

Skala/Vernier pada Mistar Geser

Skala adalah alat pembanding yang pada umumnya terdapat pada semua jenis alat ukur

sehingga memungkinkan mendapat hasil pengukuran yang tepat. Skala pada mistar geser terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:

a. Skala utama b. Skala nonius

Skala utama terdiri atas skala standar yang pembagiannya sama seperti pada mistar baja. Skala

nonius dibuat panjang tertentu sehingga dapat dibagi ke dalam beberapa bagian. Tiap bagiannya menunjukkan panjang yang proporsional terhadap skala pada bagian skala utama.

Bagian-Bagian Mistar Geser Secara umum bagian mistar geser terdiri dari: a. Rahang tetap/fixed jaw, yang bingkainya terdapat pembagian skala yang sangat teliti.

b. Rahang gerak/sliding jaw, yang skala noniusnya dapat digerakkan sepanjang bingkai. Bagian yang lainnya untuk jenis mistar geser tertentu, kadang-kadang dilengkapi dengan

pengatur gerakan yang halus sepanjang bingkainya dan juga dilengkapi dengan bagian untuk

mengukur kedalaman. Bagian-bagian mistar geser sebagaimana (Gambar 1) yaitu: • Beam (batang/rangka) • Fixed jaw (rahang tetap)

• Sliding jaw (rahang gerak) • Main scale (skala tetap) • Vernier scale (skala nonius)

• Fine adjustment (penggerak halus) • Clamping screws (baut pengencang)

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 60: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 56

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 1. Bagian dari mistar ingsut nonius

Fungsi Mistar Geser

Mistar geser dapat digunakan untuk berbagai kegiatan pengukuran, di antaranya untuk

mengukur: a. Ketebalan, jarak luar, atau diameter luar

b. Kedalaman c. Tingkat/step d. Jarak celah atau diameter dalam

Prinsip Skala Metric

Prinsip skala metric yang memiliki ketelitian 0,05 mm adalah pada rahang gerak, terbagi

menjadi 20 bagian/garis. Jarak dari 0 sampai 20 = 19 mm, jarak antara garis satu dengan yang lainnya 19 : 20 = 0,95 mm. Jadi, selisih dari dua skala ini adalah 1 mm – 0,95 mm = 0,05 mm. Dengan demikian, mistar geser ini mampu mengukur sampai ukuran terkecil 0,05 mm (lihat

Gambar 3)

Gambar 3 Prinsip skala metrik

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 61: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 57

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Pembacaan Mistar Geser Ketelitian 0,05 mm

Contoh pembacaan mistar geser ketelitian 0,05 mm pada pengukuran 9,5 mm sebagaimana Gambar 4 ada pengukuran 9,5 mm, maka kedudukan garis-garis ukurnya sebagai berikut.

a. Garis 0 pada skala nonius terletak antara garis ke-9 dan 10 pada skala tetap. b. Garis ke-10 skala nonius segaris dengan salah satu garis pada skala tetap.

Gambar 4. Contoh pengukuran 9,5 mm

Tata cara pengukuran dan pemeliharaan vernier caliper

1. sebelum diukur benda kerja dan vernier caliper di bersihkan terlebih dahulu.

2. sebelum digunakan pastikan skla vernier dapat bergeser dengan bebas, dan angka 0 pada kedua skala bertemu dengan tepat.

3. sewaktu mengukur, usahakan benda yang diukur sedekat mungki ke skala utama gigi pengukur, menghasilkan pembacaan yang kurang akurat.

4. untuk mencegah salah baca, bacalah langsung dari atas strip yang tepat.

5. untuk mencegah karat vernier caliper dilap dengan kain yang dibasahi oli sedikit. b. Mikrometer

Mikrometer merupakan alat ukur linier yang mempunyai ketelitian/kecermatan yang lebih baik daripada mistar ingsut. Bagian-bagian mikrometer dapat dilihat pada Gambar 5

Gambar 5. Mikrometer luar dengan nama bagiannya

Fungsi Mikrometer

Mikrometer dapat digunakan untuk berbagai kegiatan pengukuran, di antaranya untuk

mengukur: a. Diameter luar/dalam b. Ketebalan suatu benda kerja

c. Panjang dari suatu bagian Pembacaan Mikrometer

Pada bagian tabung ukur dan tabung putar terdapat angka-angka dan garis-garis (Gambar 6). Angka-angka inilah yang menunjukkan ukuran benda yang diukur. Angka-angka yang terdapat pada tabung ukur menunjukkan mm, misalnya 0 – 5 – 10 – 15 – 20 – 25. Dari 0 – 5

jaraknya 5 mm. Demikian pula 5 – 10 jaraknya 5 mm, dan seterusnya. Dari angka ke angka ini dibagi dalam 5 bagian, sehingga 1 bagian jaraknya 1 mm. Pada

bagian garis bawah terdapat pula garis-garis ukur pembagi dua, yang artinya antara garis atas dan garis bawah jaraknya 0,5 mm. Pada tabung putar terdapat garis-garis ukur yang banyaknya

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 62: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 58

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

50 buah (Gambar 7). Apabila tabung putar diputar satu kali (misalnya dari 0 sampai ke 0 lagi),

poros geser akan bergerak 0,5 mm. Jika diputar 2 kali, berarti 2 × 0,5 mm = 1 mm dan seterusnya. Dengan demikian, tabung putar dibagi dalam 50 bagian maka 1 bagian jaraknya 0,5

mm : 50 = 0,01 mm (Gambar 8).

Gambar 6. Tabung ukur dan tabung garis

Gambar 7 Penunjukan garis ukur

Gambar 8. Penunjukan jarak ukur

Contoh Pembacaan Mikrometer

Contoh pembacaan mikrometer kapasitas 0–25 mm ketelitian/kecermatan 0,01, pada

pengukuran 5,62 mm (Gambar 9).

Gambar 9. Contoh pembacaan mikrometer

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 63: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 59

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Pada pengukuran 5,62 mm, kedudukan garis-garis ukurannya sebagai berikut:

a. Pada tabung ukur terlihat dengan jelas garis ukur milimeter yang ke-5 b. Garis ukur 0,5 mm pada tabung ukur terletak antara garis ke-5 dan ke-6 serta terlihat posisi

tabung putarnya melebihi garis ukur 0,5 mm c. Pada tabung putar posisi garis ke-12 segaris dengan garis tengah pada tabung ukur. Jadi cara

pembacaannya adalah 5 mm + 0,5 mm + 0,12 mm = 5,62 mm

Mikrometer Dalam

Inside micrometer kelihatannya seperti outside micrometer tanpa kerangka. Tingkat

pengukuran inside micrometer ialah 25 mm, dan prinsip pengukurannya sama dengan outside micrmeter.

Gambar 10. Mikrometer dalam

Penggunaan inside micrometer lebih sukar daripada outside micrometer. Sebagai contoh

untuk mengukur diameter silinder, peganglah grip pada inside micrometer dan sentuhkan anvilnya

pada satu sisi. Putarkan thimblenya perlahan lahan sampai anvil menyentuh sisi yang lain. Posisi micrometer harus benar, gerakan micrometer secara vertikal seperti gambar A sampai

didapat pembacaan yang paling kecil. Kemudian gerakkkan secara horisontal seperti gambar B

sampai didapat pembacaan yang paling besar.

Gambar 11. Pengukuran diameter lubang/silinder

Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan mikrometer 1. sebelum dipakai, periksa titik “0” jika perlu dilakukan kalibrasi 2. sebelum mengukur benda kerja dibersihkan dengan kain yang bersih

3. jepitlah micrometer dengan frame, putarlah thimble ke arah benda yang diukur, dan putarlah ratchet stopper sampai menyentuh spindle. Putarlah kembali stopper 2 sampai 3 kali agar penekanan lebih meyakinkan, kemudian baca.

4. ulangi pengukuran beberapa kali agar kesalahannya sekecil mungkin.

c. Alat Ukur Listrik

Untuk mengetahui besaran listrik DC maupun AC seperti tegangan, arus, resistansi, daya, faktor kerja, dan frekuensi kita menggunakan alat ukur listrik.

Awalnya dipakai alat-alat ukur analog dengan penunjukan menggunakan jarum dan membaca

dari skala. Kini banyak dipakai alat ukur listrik digital yang praktis dan hasilnya tinggal membaca pada layar display (Gambar 13).

Bahkan dalam satu alat ukur listrik dapat digunakan untuk mengukur beberapa besaran,

misalnya tegangan AC dan DC, arus listrik DC dan AC, resistansi kita menyebutnya Multimeter. Untuk kebutuhan praktis tetap dipakai alat ukur tunggal, misalnya untuk mengukur tegangan

saja, atau daya listrik saja.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 64: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 60

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Sampai saat ini alat ukur analog masih tetap digunakan karena handal, ekonomis, dan praktis

(Gambar 12). Namun alat ukur digital makin luas dipakai, karena harganya makin terjangkau, praktis dalam pemakaian, dan penunjukannya makin akurat dan presisi.

Gambar 12. Meter listrik analog Gambar 13. Meter listrik digital

Ada beberapa istilah dan definisi pengukuran listrik yang harus dipahami, diantaranya alat

ukur, akurasi, presisi, kepekaan, resolusi, dan kesalahan.

a. Alat ukur, adalah perangkat untuk menentu kan nilai atau besaran dari kuantitas atau variabel.

b. Akurasi, kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari variabel yang diukur.

c. Presisi, hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran, atau derajat untuk membedakan satu pengukuran dengan lainnya.

d. Kepekaan, ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input atau variable

yang diukur. e. Resolusi, perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu ditanggapi oleh alat ukur. f. Kesalahan, angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur.

Besaran Listrik

Secara praktis besaran listrik yang sering digunakan adalah volt, amper, ohm, henry, dan

sebagainya. Kini sistem SI sudah membuat daftar besaran, satuan dan simbol di bidang kelistrikan dan kemagnetan yang berlaku internasional.

Tabel Besaran dan Simbol Kelistrikan

Besaran dan simbol Nama dan simbol Persamaan

Arus listrik, I amper A -

Gaya gerak listrik, E volt, V V -

Tegangan, V volt, V V -

Resistansi, R ohm, Ω R = V/I

Muatan listrik, Q coulomb C Q = It

Kapasitansi, C farad F C = Q/V

Kuat medan listrik, E V/m E = V/I

Kerapatan fluk listrik, D C/m2 D = Q/l2

Permittivity, ε F/m e= D/E

Kuat medan magnet, H A/m ∫ Hdl = nI

Fluk magnet, Φ weber Wb E =d<5/dt

Kerapatan medan magnet, B tesla T B = O/l2

Induktansi, L, M henry H M = <5/l

Permeability, µ H/m M = B/H

Ukuran Standar Kelistrikan Ukuran standar dalam pengukuran sangat penting, karena sebagai acuan dalam peneraan

alat ukur yang diakui oleh komunitas internasional. Ada enam besaran yang berhubungan dengan

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 65: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 61

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

kelistrikan yang dibuat sebagai standar, yaitu standar amper, resistansi, tegangan, kapasitansi,

induktansi, kemagnetan, dan temperatur. 1. Standar amper menurut ketentuan Standar Internasional (SI) adalah arus konstan yang

dialirkan pada dua konduktor dalam ruang hampa udara dengan jarak 1 meter, di antara kedua penghantar menimbulkan gaya = 2 × 10-7 newton/m panjang.

2. Standar resistansi menurut ketentuan SI adalah kawat alloy manganin resistansi 1Ω yang memiliki tahanan listrik tinggi dan koefisien temperatur rendah, ditempatkan dalam tabung terisolasi yang menjaga dari perubahan temperatur atmosfer.

3. Standar tegangan ketentuan SI adalah tabung gelas Weston mirip huruh H memiliki dua elektrode, tabung elektrode positip berisi elektrolit mercury dan tabung elektrode negatip diisi elektrolit cadmium, ditempatkan dalam suhu ruangan. Tegangan elektrode Weston pada suhu 20°C sebesar 1.01858 V.

4. Standar Kapasitansi menurut ketentuan SI, diturunkan dari standart resistansi SI dan standar tegangan SI, dengan menggunakan sistem jembatan Maxwell, dengan diketahui resistansi dan frekuensi secara teliti akan diperoleh standar kapasitansi (farad).

5. Standar Induktansi menurut ketentuan SI, diturunkan dari standar resistansi dan standar kapasitansi, dengan metode geometris, standar induktor akan diperoleh.

6. Standart temperatur menurut ketentuan SI, diukur dengan Kelvin. Besaran Kelvin didasarkan pada tiga titik acuan air saat kondisi menjadi es, menjadi air dan saat air mendidih. Air menjadi es sama dengan 0° celsius = 273,160 Kelvin, air mendidih 100°C = 100

+ 273,160 = 373,160 K 7. Standar luminasi cahaya menurut ketentuan SI.

Sistem Pengukuran Ada dua sistem pengukuran yaitu sistem analog dan sistem digital. Sistem analog

berhubungan dengan informasi dan data analog. Sinyal analog berbentuk fungsi kontinyu,

misalnya penunjukan temperatur dalam ditunjukkan oleh skala, penunjuk jarum pada skala meter, atau penunjukan skala elektronik (Gambar 14.a).

Sistem digital berhubungan dengan informasi dan data digital. Penunjukan angka digital

berupa angka diskret dan pulsa diskontinyu berhubungan dengan waktu. Penunjukan display dari tegangan atau arus dari meter digital berupa angka tanpa harus membaca dari skala meter. Sakelar pemindah frekuensi pada pesawat HT juga merupakan angka digital dalam bentuk digital

(Gambar 14.b).

Gambar 14. Penunjukan meter analog dan meter digital

Alat Ukur Listrik Analog

Alat ukur listrik analog merupakan alat ukur generasi awal dan sampai saat ini masih digunakan. Bagiannya banyak komponen listrik dan mekanik yang saling berhubungan. Bagian listrik yang penting adalah, magnet permanen, tahanan meter, dan kumparan putar. Bagian

mekanik meliputi jarum penunjuk, skala dan sekrup pengatur jarum penunjuk (Gambar 15).

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 66: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 62

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Gambar 15. Komponen alat ukur listrik analog

Mekanik pengatur jarum penunjuk merupakan dudukan poros kumparan putar yang diatur

kekencangannya (Gambar 16). Jika terlalu kencang jarum akan terhambat, jika terlalu kendor

jarum akan mudah goncang. Pengaturan jarum penunjuk sekaligus untuk memposisikan jarum pada skala nol meter.

Gambar 16. Dudukan poros jarum penunjuk

Alat ukur analog memiliki komponen putar yang akan bereaksi begitu mendapat sinyal listrik.

Cara bereaksi jarum penunjuk ada yang menyimpang dulu baru menunjukkan angka pengukuran.

Atau jarum penunjuk bergerak ke angka penunjukan perlahan-lahan tanpa ada penyimpangan. Untuk itu digunakan peredam mekanik berupa pegas yang terpasang pada poros jarum atau bilah sebagai penahan gerakan jarum berupa bilah dalam ruang udara.

Multimeter Analog

Multimeter analog adalah salah satu meter analog yang banyak dipakai untuk pekerjaan

kelistrikan termasuk bidang otomotif (Gambar 17). Multimeter memiliki tiga fungsi pengukuran, yaitu:

1. Voltmeter untuk tegangan AC dengan batas ukur 0-500 V, pengukuran tegangan DC dengan batas ukur 0-0,5 V dan 0-500 V.

2. Ampermeter untuk arus listrik DC dengan batas ukur 0-50 µA dan 0-15 A, pengukuran arus

listrik AC 0-15 A. 3. Ohmmeter dengan batas ukur dari 1Ω-1MΩ.

Gambar 17. Multimeter analog

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 67: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 63

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Alat Ukur Digital

Alat ukur digital saat sekarang banyak dipakai dengan berbagai kelebihannya, murah, mudah dioperaikan, dan praktis.

Multimeter digital mampu menampilkan beberapa pengukuran untuk arus miliamper, temperatur °C, tegangan milivolt, resistansi ohm, frekuensi Hz, daya listrik mW sampai kapasitansi nF (Gambar 18)

Gambar 18. Tampilan penunjukan digital

Pada dasarnya data /informasi yang akan diukur bersifat analog. Blok diagram alat ukur

digital terdiri komponen sensor, penguat sinyal analog, analog to digital converter, mikroprosesor,

alat cetak, dan display digital (Gambar 19). Sensor mengubah besaran listrik dan non elektrik menjadi tegangan, karena tegangan masih dalam orde mV perlu diperkuat oleh penguat input

Gambar 19. Prinsip kerja alat ukur digital

Sinyal input analog yang sudah diperkuat, dari sinyal analog diubah menjadi sinyal digital

dengan (ADC) analog to digital akan diolah oleh perangkat PC atau mikroprosessor dengan

program tertentu dan hasil pengolahan disimpan dalam sistem memori digital. Informasi digital ditampilkan dalam display atau dihubungkan dicetak dengan mesin cetak.

Display digital akan menampilkan angka diskrit dari 0 sampai angka 9 ada tiga jenis, yaitu 7-

segmen, 14-segmen dan dot matrik 5 x 7 (Gambar 20.). Sinyal digital terdiri atas 0 dan 1, ketika sinyal 0 tidak bertegangan atau OFF, ketika sinyal 1 bertegangan atau ON.

Gambar 20. Multimeter digital AC dan DC

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 68: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 64

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Sebuah multimeter digital, terdiri dari tiga jenis alat ukur sekaligus, yaitu mengukur

tegangan, arus, dan tahanan. Mampu untuk mengukur besaran listrik DC maupun AC. Sakelar pemilih mode digunakan untuk pemilihan jenis pengukuran, mencakup tegangan

AC/DC, pengukuran arus AC/DC, pengukuran tahanan, pengukuran diode, dan pengukuran kapasitor. Terminal kabel untuk tegangan dengan arus berbeda. Terminal untuk pengukuran arus kecil 300 mA dengan arus sampai 10 A dibedakan.

Carman Scan Scaner

Scaner adalah alat untuk membaca ECU mobil EFI dan sebagai alat komunikasi antara mekanik dengan engine. Fungsi scaner adalah (1) membaca dan menghapus kesalahan sensor-sensor (trouble code) di ECU, (2) membaca dan merekam data engine secara live (current data)

- Menguji kinerja komponen yang diatur oleh ECU (actuator test) dan (3) membaca data sensor dengan osciloscope

Electronic Fuel Injection (EFI) Pengaturan bahan bakar, pengapian berdasarkan data dari sensor yang diolah oleh ECU,

dengan tujuan pembakaran lebih efisien. Data yang diterima oleh ECU antara lain suhu udara masuk,

suhu mesin, beban mesin, pengapian, knoking, pembukaan throtle dll. Dari data yang diterima oleh ECU, maka ECU memberikan perintah kepada sistem bahan bakar ( injeksi ) kapan, berapa banyak

bahan bakar yang akan diinjeksikan sesuai dengan kebutuhan engine Dengan menggunakan beberapa sensor untuk memberikan input data ke ECU tentunya

perawatan yang dibutuhkan lebih extra. Saat ini mobil EFI merupakan kendala bagi mereka (bengkel)

yang tidak paham mengenai EFI jadi cenderung takut untuk menservice mobil mobil EFI. Untuk membantu pekerjaan ini bengkel membutuhkan alat scanner.

D. Latihan

1. Suatu mistar geser pada skala metrik jumlah skala nonius ada 40 skala. Hitung ketelitian dari mistar geser tersebut.

2. Jika pada skala british jumlah skala nonius ada 8 skala. Hitung ketelitian dari mistar geser tersebut.

3. Pada suatu hasil pengukuran menggunakan mistar geser dengan ketelitian 0,05 mm, skala

batang menunjukkan 57 mm dan skala vernier yang segaris dengan skala batang pada angka 13. Hitung penunjukan ukuran tersebut.

4. Pada pengukuran dengan mikrometer, pembacaan skala diatas garis pada outer sleeve adalah

12, dibawah garis 0,5 dan skala thimble (tabung putar) 18. Hitung penunjukan ukuran tersebut.

5. Suatu arus listrik akan dilakukan pengukuran tegangan listrik menggunakan multimeter

analog, jika belum diketahui batasan besarannya bagaimana langkah pelaksanaannya agar tidak terjadi kesalahan yang dapat merusak multimeter tersebut.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 69: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 65

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

PERBAIKAN MESIN BENSIN

Standar Kompetensi : Mendiagnosis dan Memperbaiki Mesin Bensin Sub Kompetensi : 1. Memelihara engine dan komponennya

2. Menyetel sistem bahan bakar 3. Mengovehaul sistem pelumasan 4. Mengoverhaul engine dan komponennya

5. Mendiagnosis dan mencari trouble pada engine Waktu : 100 menit

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat:

1. Memelihara engine dan komponennya 2. menyetel sistem bahan bakar 3. Mengovehaul sistem pelumasan

4. Mengoverhaul engine dan komponennya 5. mendiagnosis dan mencari trouble pada engine

B. Kegiatan Belajar Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini:

1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang disajikan.

2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang

disediakan. C. Materi Pembelajaran

MESIN BENSIN

Komposisi Kendaraan Sebuah kendaraan terdiri dari komponen-komponen yaitu (1) Mesin (mesin Bensin dan

Diesel) , (2) Pemindah Daya, .(3) Chassis (Suspensi, Kemudi dan Rem), (4) Kelistrikan Mesin, (5)

Kelistrikan Bodi dan (6) Bodi Klasifikasi berdasarkan Tenaga Penggerak Kendaraan dapat diklasifikasikan berdasarkan tipe tenaga penggerak sebagai berikut:

1. Kendaraan mesin bensin Kendaraan tipe ini menggunakan bahan bakar bensin. Karena mesin bensin menghasilkan tenaga yang tinggi dan hadir dalam bentuk kendaraan penumpang kecil, maka kendaraan tersebut

banyak digunakan sebagai kendaraan penumpang. Mesin serupa juga digunakan pada mesin CNG, mesin LPG dan mesin alkohol, yang menggunakan tipe bahan bakar yang berbeda. CNG: Compressed Natural Gas LPG: Liquefied Petroleum Gas

2. Kendaraan mesin diesel Kendaraan tipe ini menggunakan mesin berbahan bakar diesel. Karena mesin diesel menghasilkan

momen yang besar dan menawarkan keekonomisan bahan bakar, maka mesin tersebut banyak digunakan pada truk dan kendaraan SUV.

SUV: Sports Utility Vehicle 3. Kendaraan hybrid

Kendaraan tipe ini dilengkapi dengan tenaga penggerak yang memiliki tipe yang berbeda, seperti

mesin bensin dan motor listrik. Karena mesin bensin membangkitkan listrik, kendaraan tipe ini tidak memerlukan sumber luar untuk mengisi ulang baterai. Sistem penggerak roda menggunakan tegangan 270V, dan arus listrik 12V. Sebagai contoh: selama start, kendaraan tersebut

menggunakan motor listrik yang menghasilkan tenaga tinggi meskipun kecepatannya rendah. Saat kecepatan kendaraan naik, maka akan mengoperasikan mesin bensin yang lebih efisien sifatnya pada kecepatan yang lebih tinggi. Dengan cara menggunakan sebaik-baiknya ke dua tipe

tenaga penggerak ini, maka gas buang dapat dikurangi dan bahan bakar dapat lebih ekonomis.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 70: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 66

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

4. Kendaraan listrik

Kendaraan ini menggunakan tenaga baterai untuk mengoperasikan motor listrik. Tidak seperti bahan bakar, baterai memerlukan pengisian ulang. Kendaraan tersebut menawarkan banyak

manfaat, termasuk tidak adanya gas buang dan suara yang rendah selama pengoperasian. Sistem penggerak rodanya menggunakan tegangan 290V, sedangkan arus listrik 12V.

5. Kendaraan berbahan bakar cell hybrid (Fuel cell hybrid vehicle)

Kendaraan listrik ini menggunakan energi listrik yang diciptakan saat bahan bakar hidrogen bereaksi dengan oksigen di udara untuk membentuk air. Karena hanya mengeluarkan air, maka kendaraan ini dianggap sebagai kendaraan dengan tingkat polusi yang paling rendah, dan

diperkirakan akan menjadi tenaga penggerak bagi generasi di masa datang. Gasolin Engine

Pada mesin bensin, percampuran udara-bahan bakar diledakkan di dalam mesin, dan daya ini dirubah menjadi gerakan rotasi untuk menggerakkan kendaraan. Untuk mengoperasikan mesin, berbagai macam sistem disediakan sebagai tambahan bagi mesin dasar. Sistem yang dimaksud (1)

Bagian-bagaian Mesin , (2) Sistem isap , (3) Sistem bahan bakar, (4) Sistem pelumasan, (5) Sistem pendinginan dan (6) Sistem buang.

Hampir seluruh mesin bensin komersial adalah Recipro-engines, kecuali jenis rotary engine

yang mempunyai cara kerja yang berbeda. Kata “Recipro” berasal dari “Reciprocating”. Yaitu perpindahan mekanis secara bolak balik sehingga Recipro-engine adalah suatu alat yang digunakan

untuk merubah gerakan reciprocal menjadi gerakan rotational dengan menggunakan crank pada alat yang mempunyai bentuk prominence dan depression.

Pada potongan gambar Recipro-engine terlihat bahwa piston reciprocal bergerak pada cylinder di bagian atas dan terdapat crankshaft pada bagian bawah, piston dan crankshaft terhubung menggunakan connecting rod. Mesin bensin menggunakan udara sebagai media pengubah untuk

mengubahkan energi panas menjadi energi mekanis. Udara akan bercampur dengan kabut bensin di dalam cylinder. Ketika campuran ini terkompresi oleh piston dan terbakar, kemudian gas ledakannya akan menekan piston. Ledakan ini menghasilkan daya dorong yang mandorong piston untuk

menjalankan mobil. Pada saat tersebut, selain ada gaya ekpansif juga terdapat gaya inertia yang perlu dipertimbangkan. Gaya inertia ini agak aneh karena tidak dihasilkan dengan sengaja, tetapi mengikuti

gerakan bagian engine dengan sendirinya. Sehingga dapat berpengaruh terhadap performa engine atau bisa sebagai sumber munculnya getaran dan noise.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 71: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 67

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Prinsip kerja pergerakan reciprocal pada piston, yaitu piston mulai bergerak dari posisi berhentinya di posisi langkah paling atas (TMA), akan mencapai kecepatan maksimum pada saat

pertengahan langkah, Setelah itu, kecepatan akan berkurang dan berhenti pada titik langkah paling bawah, dan kemudian kembali ke posisi paling atas lagi. Selama melakukan pergerakan ini, gaya inertia akan terbentuk pada saat perubahan kecepatan terjadi. Sebagai contoh, pada saat piston

bergerak dari titik atas ke titik tengah, terdapat pertambahan gaya inertia. Setelah itu gaya inertia berkurang saat piston bergerak dari langhak tengah ke titik langkah bawah. Ketika gaya inertia pada piston ini dipantulkan dengan yang lainnya maka, kemungkinan akan terjadi getaran atau noise.

Reciprocal Engine

Recipro-Engines dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis 2-langkah (2 Tak) dan 4-langkah (4 tak).

Setelah dikembangkan oleh Daimler di Jerman pada tahun 1883, jenis mesin 4-langkah yang dipakai sebagai standar untuk produknya, dan pada tahun 1900 digunakan pada hampir semua merek kendaraan.

Prinsip kerja dari reciprocal engine adalah campuran udara dan gasoline diinjeksikan kedalam

cylinder, campuran ini akan dibakar menggunakan electric spark untuk meledakannya, gaya pembakaran yang terjadi mendorong piston bergerak secara berulang ulang (reciprocal), dan pergerakan ini diubah menjadi gerakan memutar oleh crankshaft.

Cara Kerja Mesin 4 Tak

Cara kerjanya sama seperti yang disebutkan diatas. Ketika piston berada pada posisi atas,

intake valve membuka. Seiring dengan piston bergerak turun, campuran bahan baker diinjeksikan kedalam cylinder dan kemudian intake valve is closed [langkah isap] Selanjutnya, piston akan bergerak keatas untuk mengkompresikan campuran gas tersebut [langkah kompresi]. Kemudian,

campuran bahan bakar dan udara yang terkompresi dibakar menggunakan sistim pengapian electrik [langkah pembakaran]. Gas yang terbakar mempunyai tekanan dan temperatur tinggi sehingga akan

menekan piston bergerak turun. Pada saat ini, exhaust valve akan membuka untuk membuang gas yang terbakar [Langkah buang]. Langkah tersebut diatas akan terus diulang.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 72: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 68

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Diantara keempat langkah tersebut, hanya pada saat langkah pembakaranlah mesin dapat

menghasilkan tenaga. Maka dari itu dibutuhkan tambahan gaya untuk memasukan dan mengeluarkan gas pada langkah isap dan buang dengan memasang flywheel pada crankshaft dengan memanfaatkan

gaya inertia untuk menjaga terjadinya gerakan memutar terus menerus.

Jenis engine 2 tak mempunya dua langkah. Cara kerja engine ini menggunakan empat

komponen seperti yang ada pada engine 4-cycle yaitu Kompresi, pembakaran dan pembuangan.

Compression and Expansion Exhaust and Intake Prinsipnya sebelum dan sesudah piston berada pada titik atas, terjadi langkah compresi dan

pembakaran, dan juga sebelum dan sesudah piston mencapai titik bawah ekhaust dan intake bekerja

secara bersamaan. Sehingga, dengan dua langkah engine telah selesai melakukan proses kerja dengan sempurna. Jenis engine 4-cycle ( 4 tak ) melakukan langkah pembakaran sekali dalam dua putaran crankshaft, tetapi, pada engine 2-cycle ( 2 tak ) engine melakukan langkah pembakaran pada

tiap putaran crankshaft. Maka dari itu, engine dengan jenis 2-cycle ( 2 tak ) mempunyai effisiensi lebih tinggi. Pada engine jenis 2 tak ini tidak mempunyai intake dan exhaust valves sehingga strukturnya simpel dan biayanya murah, sehingga menjadi satu keuntungan.

Exhaust gas dikeluarkan dengan cara memasukan campuran baru saat posisi piston pada titik

bawah. Karena itu, beberapa campuran baru yang masuk kedalam intake dan yang belum terbakar akan ikut keluar. Hal ini menyebabkan polusi udara dan konsumsi bahan bakar menjadi lebih banyak.

Mesin adalah bagian yang terpenting yang membuat kendaraan berjalan. Oleh karena itu,

setiap komponen dibuat dari part-part presisi. Bagian mesin yang penting adalah (1) Kepala, silinder, (2). Blok silinder, (3.) Piston , (4). Poros engkol, (5). Flywheel, (6). Mekanis mekatup, 7. Drive belt, dan (8). Oil pan

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 73: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 69

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Kepala silinder

Part-part yang membentuk ruang pembakaran dengan piston turun ke dasar kepala silinder

Blok silinder Part-part yang membentuk bangunan kerangka

mesin. Untuk mengoperasikan mesin dengan lembut, digunakan beberapa silinder

Kepala silinder Gasket Blok silinder

Piston Piston bergerak secara vertikal di dalam silinder, sebagai hasil dari tekanan yang dibangkitkan oleh

pembakaran percampuran udara-bahan bakar.

Poros engkol Poros engkol merubah pergerakan linier piston menjadi pergerakan rotasi melalui batang

persambungan (connecting rod). Flywheel

Flywheel terbuat dari piringan baja berat, dan mengubah pergerakan rotasi poros engkol menjadi kelembaman. Oleh karenanya, ia dapat

menghasilkan daya rotasi yang stabil.

Piston Pin piston

Batang persambungan (Connecting rod) Poros engkol

Flywheel Drive Belt

Drive belt mengirimkan tenaga rotasi poros engkol ke alternator, power steering pump, A/C compressor melalui puli. Biasanya, sebuah

kendaraan memiliki dua atau tiga belt. Drive belt harus diperiksa apakah tegangannya tepat atau apakah mengalami keausan, dan harus diganti pada

interval yang telah ditentukan

Puli poros engkol

Puli power steering pump

Puli alternator

Puli pompa air (Water pump)

Puli A/C compressor

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 74: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 70

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Oil Pan

Ini adalah wadah oli, yang terbuat dari baja atau

aluminum. Oil pan terdiri dari bagian cekungan yang dalam dan partisi sehingga meskipun kendaraan sedang pada posisi menurun, maka akan tersedia oli

yang cukup di dasar oil pan.

Oil pan No.1

Oil pan No.2

Oil pan tanpa dinding penyekat

Oil pan dengan dinding penyekat

Mekanisme Katup

Mekanisme katup adalah sekelompok kom-ponen yang membuka dan menutup katup-katup isap dan

buang di dalam kepala silinder pada waktu yang tepat.

Ket. Poros engkol Timing sprocket

Rantai timing Poros cam isap (Intake camshaft) Katup isap

Poros cam buang (Exhaust camshaft) Katup buang

Rantai timing

Rantai ini mengirimkan pergerakan rotasi poros engkol ke poros-poros cam

Ket. Rantai timing Sprocket poros cam Sprocket poros engkol

Timing belt Seperti roda gigi, belt memiliki gigi-gigi untuk

bertautan dengan gigi-gigi puli timing. Pada kendaraan, belt ini terbuat dari material berbahan dasar karet. Timing belt harus diperiksa apakah

tegangannya tepat atau apakah mengalami keausan, dan gantilah pada interval yang telah ditentukan.

Ket. Timing belt Puli timing poros cam

Puli timing poros engkol

Sistem VVT-i (Variable Valve Timing-intelligent)

Sistem VVT-i menggunakan komputer untuk secara optimal mengontrol waktu pembukaan dan penutupan katup isap sesuai dengan kondisi mesin. Sistem ini menggunakan tekanan hidrolik untuk membedakan waktu pembukaan dan penutupan katup isap, sehingga menghasilkan

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 75: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 71

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

peningkatan efisiensi isap, momen, power output, penghematan bahan bakar, dan gas buang yang

lebih bersih. Sebagai tambahan bagi sistem VVT-i ini, ada juga sistem VVTL-i (Variable Valve Timing and Lift- Intelligent) yang meningkatkan volume pengangkat katup (langkah) dan meningkatkan

efisiensi isap selama putaran dengan kecepatan tinggi.

Sistem Isap Sistem isap menyediakan udara bersih dengan

volume yang cukup bagi mesin Ket. Pembersih udara

Throttle body Intake manifold

Turbo charger

Turbo charger adalah alat untuk memampatkan udara isap dengan menggunakan energi gas buang dan mengirimkan percampuran dengan kepadatan

tinggi ke dalam ruang pembakaran untuk meningkatkan pembangkitan tenaga. Saat roda-roda turbin berputar dengan energi dari gas buang, roda

kompresor yang terhubung dengan poros pada posisi yang berlawanan, mengirimkan udara isap yang dimampatkan ke mesin. Terdapat juga alat yang

disebut "super charger", yang menggerakkan kompresor melalui poros engkol ke drive belt secara langsung, dan meningkatkan volume udara isap

Turbo charger

Super charger

Roda turbin Roda kompresor Pembersih Udara Pembersih udara mengandung elemen pembersih

udara untuk membuang debu dan partikel lain dari udara saat memasukkan udara luar ke dalam mesin. Elemen pembersih udara harus dibersihkan atau

diganti secara berkala

Elemen pembersih udara

Kotak pembersih udara

Pengontrol VVT-I Sensor posisi poros cam Sensor temperatur air

Katup kontrol oli timing poros cam Sensor posisi poros engkol

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 76: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 72

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Throttle Body

Katup throttle menggunakan seutas kabel untuk beroperasi bersama-sama dengan pedal akse-lerator

yang terletak di dalam interior kendaraan, guna mengatur volume per-campuran udara-bahan bakar yang ditarik ke dalam silinder. Saat pedal akselerator

ditekan, katup throttle membuka untuk menarik udara dan bahan bakar dengan jumlah besar, sehingga meningkatkan output mesin. ISCV (Idle

Speed Control Valve) juga tersedia, guna mengatur volume udara selama idling atau saat mesin dingin

Pedal akselerator, Kabel throttle,

Katup throttle , ISCV

ISCV (Idle Speed Control Valve ISCV mengatur volume udara yang mengalir melalui

saluran bypass yang disediakan di dalam katup throttle, untuk terus mengontrol kecepatan idling pada tingkat optimum.

Manifold Isap

Manifold isap terdiri dari beberapa pipa yang menyalurkan udara ke setiap silinder

ISCV, Throttle body, Katup throttle, Bypass

Melepas dan Memasang Distributor pada Mobil

Melepas distributor

Melepas semua kabel dari distributor

Memutar poros engkol sehingga torak pada silinder 1 pada posisi TMA langkah kompresi (posisi saat pengapian )

Memberi tanda pada rumah distributor sesuai dengan arah jari rotor

Memberi tanda pada rumah distributor dan blok motor

Melepas distributor dari dudukannya

Memasang kembali distributor

Pastikan bahwa posisi torak silinder 1 pada TMA langkah kompresi / posisi saat pengapian

Menyesuaikan tanda pada rumah distributor dengan arah jari rotor

Memasang distributor pada blok motor

Memasang baut pengikat tapi jangan dikeraskan

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 77: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 73

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Pasang sistem pengabelan

Stel saat pengapian, dan keraskan baut pengikat

Hidupkan motor

Menentukan letak silinder 1 Menurut normalisasi silinder 1 terletak paling jauh dari pemindah tenaga pada bentuk V atau

bentuk datar silinder 1 terletak sebelah kiri dan paling jauh dari pemindah tenaga

Menentukan urutan pengapian Dengan melihat gerakan katup

Perhatikan jumlah silinder, untuk menentukan besar sudut jarak pengapian

Putar poros engkol sampai kedua katup silinder 1 dalam posisi menutup ( langkah kompresi )

Putar poros engkol sesuai dengan besar sudut jarak pengapian periksa dan catat silinder mana

yang kedua katupnya menutup

Ulangi langkah kerja diatas sampai silinder memperoleh urutan pengapian

Menutup lubang busi dengan gabus

Membuka busi silinder 1 dan mengantinya dengan gabus

Memutar motor sampai gabus pada silinder 1 lepas

Membuka semua busi yang lain dan menggantinya dengan gabus

Perhatikan dan catat, bila gabus lepas berarti pada silinder itu terjadi kompresi

Ulangi sampai semua silinder sampai memperoleh urutan pengapian

Penyetelan Celah Katup, Motor Sebaris 4 Silinder

Alat Bahan Kotak alat

Set kunci sok

Motor/ mesin hidup dan paking tutup kepala silinder

Kain lap

Langkah kerja Cari besar celah katup didalam buku data.

Besarnya celah katup pada mesin panas/dingin biasanya tidak sama

Lepaskan tutup kepala silinder

Putar motor searah dengan putarannya sampai tanda TMA Tanda TMA terletak pada puli motor (

gambar ) atau pada roda gaya.

Pemindah tenaga

Pemindah tenaga

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 78: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 74

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Tentukan apakah silinder pertama atau terakhir, yang berada pada posisi saat akhir langkah kompresi. Pada saat akhir langkah kompresi, kedua katup mempunyai celah.

Stel katup. Setengah jumlah katup dapat distel. Penyetelan pertama : silinder yang berada pada posisi saat akhir kompresi kedua katup dapat distel. Pada silinder berikut, katup masuk dapat

distel. Pada silinder berikutnya lagi, katup buang dapat distel dan seterusnya. Katup-katup pada silinder terakhir tidak dapat distel. Lihat gambar berikut :

Contoh : Motor 4 silinder, silinder pertama pada saat akhir langkah kompresi.

M1 M2 M3 M4 M Katup masuk

B Katup buang X Katup yang dapat distel

B1 B2 B3 B4

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada penyetelan katup :

Fuler harus dapat didorong / tarik Fuler yang berombak harus diganti baru. Jangan mengencangkan mur-mur terlalu keras Gunakan kunci

ring rata dan obeng yang cocok. Putar motor satu putaran lagi sampai tanda TMA Stel celah katup-katup yang lain (setengah jumlah katup )

Pasang tutup kepala silinder, lihat 60 45 10 20 Hidupkan motor dan kontrol dudukan/kebocoran paking tutup

kepala silinder serta sambungan-sambungan ventilasi karter.

Sistem Bahan Bakar

Kegunaan sistem bahan bakar bensin : Mengalirkan bensin dari tangki ke motor agar motor dapat hidup dan mengasilkan tenaga

Membentuk campuran bahan bakar/udara serta mengatur jumlah campuran yang diisap motor agar campuran bensin + udara sesuai kebutuhan ( misalkan : untuk idle, beban rendah, beban

penuh, dsb ).

Karburator

Sistem Injeksi

Tanda TMA pada puli motor

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 79: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 75

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Karburator

Pada gasoline engine, karburator atau ECM dipakai untuk mencampur udara dan bahan bakar. kebanyakan dari engine dengan 4-cylinder menggunkan sistim ECM, hanya beberapa mesin kecil yang

menggunakan karburator

Sistim yang dipakai pada karburator adalah spraying principle untuk mencampur gasoline dan

udara. karena itu pada venturi dibuat lubang untuk menyemprotkan fuel dan aliran udara pada

venturi tinggi. Sehingga tekanan pada lubang penyemprotan ful meningkat. Sehingga bahan bakar akan mengikuti aliran udara dalam bentuk kabut dan mencampurnya dengan udara. Peristiwa ini disebut dengan Venturi effect sesuai dengan nama penemunya. Untuk meningkatkan

efek ini, venturi dibuat dengan bentuk menyerong mungkin. diameter dalam ini disebut main bore size yang mengindikasikan ukuran karburator. dengan mendefinisikan diameter venturi yang merupakan ukuran bore utama, jumlah bahan bakar dapat dikontrol berdasarkan pada udara yang mengalir,

sehingga perbandingan bahan bakar dan udara dapat dijaga. Pipa untuk mensuplai bahan bakar disebut main jet (fuel spraying hole). dengan memilih jet yang tepat sesuai dengan kondisi pengendaraan, hal ini sangat memungkinkan untuk dapat digunakan dengan rpm

Bagian-Bagian Karburator

Bagian-bagian : 1. Saluran masuk bensin

2. Ruang pelampung 3. Pelampung 4. Ventilasi ruang pelampung

5. Pipa pengabur ( nosel ) 6. Venturi 7. Katup gas

Prinsip Kerja : Saat piston langkah isap terjadi aliran udara yang cepat pada venturi. Bensin akan terisap oleh

turunnya tekanan ( vakum ) dan bercampur dengan udara masuk ke dalam silinder mesin.

Prinsip kerja sistem utama

Mengapa bensin dapat tersemprot ?

Karena pada udara yang mengalir dengan cepat tekanannya turun

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 80: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 76

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Sistem utama

Bensin dapat diisap pada pipa pengabut sesuai kecepatan udara yang mengalir ke motor.

Venturi

Untuk apa memakai venturi ? Untuk menurunkan tekanan lebih besar pada waktu udara mengalir pada venturi

Sistem utama dengan venturi

Venturi pada pipa pengabut untuk menurunkan tekanan udara agar bensin juga terisap pada keadaan katup gas tebuka sedikit.

Penyetelan Putaran Idle (Stationer) Persyaratan penyetelan idle

Sebelum menyetel idle, kontrol saat pengapian, celah katup, sistem ventilasi karter dan saringan

udara. Sewaktu penyetelan, motor harus pada temperatur kerja, tetapi jangan terlalu panas. Penyetelan campuran idle harus dilaksanakan saat saringan udara terpasang.

Langkah kerja

Pasang takhometer, hidupkan motor

Bandingkan rpm idle dengan spesifikasi (biasanya 750-850rpm). Jika salah, stel rpm pada sekrup penyetel katup gas yang terpasang pada mekanisme katup gas. Perhatikan : Sekrup penyetel

katup gas jangan tertukar dengan sekrup penyetel putaran start dingin yang terletak pada mekanisme cuk.

Venturi

Kabel gas

Pipa pengabut

Saringan Udara

Ruang Pelampung

Katup Gast

Venturi

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 81: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 77

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Stel campuran idle dengan sekrup penyetel yang terletak pada rumah katup gas.

Cara menyetel campuran idle tanpa pengetes gas buang Perbandingan campuran mempengaruhi putaran idle. Berdasarkan pengaruh tersebut. Kita bisa

menyetel campuran yang sesuai.

Langkah penyetelan :

Sekrup penyetel diputar kearah luar, sampai putaran motor mulai turun. (Titik 1 pada diagram).

Kemudian, sekrup penyetel diputar kearah dalam, sampai putaran motor mulai turun. (Titik 2 pada diagram) .

Untuk ini, putar sekrup penyetel tahap demi tahap dengan 1/2 putaran. Setiap 1/2 putaran, tunggu sedikit dan perhatikan reaksi pada motor. Pada saat terdengar/ terasa * putaran mulai

turun, kendorkan sekrup pada penyetel 1/2 putaran untuk mendapat penyetelan campuran yang benar.

Jika setelah penyetelan campuran, tinggi putaran tidak sesuai, penyetelan katup gas dan

penyetelan campuran perlu diulangi.

Petunjuk Jangan menyetel idle pada saat motor sangat panas.

Karburator sering dilengkapi dengan katup termostatik, yang terbuka saat temperatur

karburator di atas 500C. Pada saat terbuka, katup tersebut mengalirkan udara tambahan ke saluran

masuk, sehingga campuran menjadi lebih kurus. Oleh karena itu, penyetelan idle tidak boleh dilakukan, jika motor terlalu panas.

Katup termostatik (Kijang) pada saat terbuka:

campuran rpm

Sekrup diputar ke arah luar. Sekrup diputar ke arah dalam.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 82: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 78

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Penyetelan campuran idle yang terlalu kaya mengakibatkan pemakaian bahan bakar menjadi boros.

Penyetelan campuran idle yang terlalu kurus mengakibatkan motor hidup tersendat-sendat pada idle dan pada beban rendah. (Beban rendah : katup gas hanya terbuka sedikit). Bila campuran idle distel

dengan baik, pada saat motor dingin perlu menggunakan cuk selama 1 menit. Jika penggunaan cuk tidak perlu, berarti bahwa campuran idle terlalu kaya.

Penyetelan Idle dengan Pengetes Emisi Gas Buang Persyaratan Penyetelan Idle

Sebelum penyetelan idle dilakukan beberapa hal/persyaratan harus dipenuhi, agar hasil

penyetelan idle menghasilkan data-data yang akurat. Langkah-langkah yang dilaksanakan sebelum penyetelan idle adalah sebagai berikut :

Kontrol kondisi busi dan kabel busi

Kontrol sudut dwell dan saat pengapian

Kontrol celah katup

Kontrol tekanan kompresi ( bila perlu )

Kontrol sistem ventilasi karter dan saringan udara

Pada waktu penyetelan campuran idle, motor harus dalam kondisi temperatur kerja

Kontrol kondisi saluran buang dan knalpot ( tidak boleh bocor )

Langkah Kerja

Hidupkan pengetes emisi gas buang, dan biarkan alat beberapa saat untuk melaksanakan proses pemanasan (kode pada display 01) dan proses kalibrasi (kode 21)

Proses pengujian dapat dilaksanakan bila parameter emisi gas buang pada monitor sudah

menyala semua

dari saringan udara

ke saluran masuk (manifold)

pegas bimetal

Keterangan

Saklar ON – OFF berada

dibagian belakang

1. Layar monitor 2. Saklar ON dari posisi stand by 3. Tombol printer

4. Tempat kertas printer 5. Tombol printer memasukkan

kertas

2 3 1 5 4

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 83: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 79

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Hidupkan motor pada posisi putaran idle

Masukkan ujung probe paling sedikit 20 cm ke dalam ujung knalpot

Lihat display layar monitor dan perhatikan kadar emisi gas buang

Lakukan penyetelan jika hasil pengujian emisi gas buang diluar standar (pada posisi idle)

Kemudian lakukan pengujian pada putaaran menengah ( 2000 – 2500 rpm dan putaran tinggi

3000 – 3500 rpm )

Hasil pengujian bandingkan dengan data standar dibawah ini

Mobil tanpa Katalysator

Exhaust gas Sebelum tahun 1986 Sesudah tahun 1986

CO

HC

CO2

O2

Lambda

4 % max

400 ppm max

12 %- 15 %

0,5 % - 2 %

0,95 – 1,05

3,5 % max

300 ppm max

12 % - 15 %

0,5 % - 2 %

0,95 – 1,05

Mobil dilengkapi Katalysator Exhaust gas Nilai

CO

HC

CO2

O2

Lambda

0 % ( 2 % max )

0 ppm ( 100 ppm max ) 13 % - 16 %

0,3 % - 2 % 0,97 – 1,03

Jika pengujian emisi gas buang telah selesai, lepas ujung probe dari knalpot

Alat pengetes emisi gas buang tidak perlu dimatikan, biarkan ON terus, secara otomotis. Alat pengetes emisi gas buang akan berada pada posisi 03 stand by / energi saving ( siap dipakai

setiap saat )

Jika akan dipakai lagi, tinggal menekan ON-pump ( tombol paling kiri bagian atas / No.2 )

Informasi

Emisi gas buang sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan

Emisi gas buang hasil pembakaran motor bersifat beracun yang terdiri atas ; Carbon Monoksid (

CO ), Hidro Carbon ( HC ), Nitrogen Monoksid ( Nox ), Senyawa timah hitam ( Pb ), Carbon Dioksid ( CO2 ), dari beberapa kandungan gas beracun pada emisi gas buang, hanya beberapa yang dapat diuji melalui alat ini yaitu ; HC, CO dan CO2, dengan menganalisa kondisi HC, CO,CO2

dan ditambah O2, maka kita dapat menganalisa pembakaran didalam ruang bakar, yang secara otomatis kita juga dapat melihat performance motor.

Petunjuk praktis cara analisa

HC tinggi.umumnya disebabkan oleh problem pada sistem pengapian ( karena bensin tidak

terbakar ) Misal : Kabel busi jelek, busi jelek, pengapian tidak tepat dan bisa juga

dipengaruhi oleh kompresi yang rendah

CO besar disebabkan oleh campuran bahan bakar dan udara yang terlalu kaya, sehingga

kekurangan O2, untuk mengubah CO menjadi CO2 Problem yang terjadi adalah :

Carburator salah penyetelan ( dari sistem idle sampai dengan sistem utama )

Filter udara kotor

Katup cuk tertutup

Injektor kotor

Sistem start dingin terganggu

Dsb

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 84: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 80

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Lambda merupakan perbandingan jumlah udara yang dibutuhkan dibagi jumlah perbandingan

udara + bahan bakar yang ideal ( 1 kg bensin = 14,7 kg udara )

Jika lambda ( ) kurang dari 1 campuran kaya / boros

Lambda ( ) lebih besar dari 1 campuran kurus / irit

O2 besar disebabkan knalpot bocor sehingga banyak O2 yang masuk ke knalpot yang akan juga

mempengaruhi hasil pengujian dari gas buang yang lain

O2 besar bisa juga disebabkan oleh campuran yang kurus / irit

CO2 rendah disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

Campuran bensin dan udara salah ( terlalu kaya )

Kurangnya pengapian ( pengapian lemah )

Kualitas bensin yang jelek.

Penyetelan Sistem Idle-Up Sistem idle-up digunakan pada mobil yang dilengkapi AC. Saat AC dihidupkan, motor dibebani

oleh kompresor AC, maka rpm idle akan turun, motor dapat mati. Untuk mencegahnya, katup gas

akan dibuka sedikit oleh sistem idle-up.

Cara mengontrol/meyetel Suruh seseorang menghidupkan/mematikan AC dan perhatikan kerjanya membran sistem idle-up.

Stel pada sekrup penyetel sehingga rpm motor dinaikkan sedikit selama AC hidup (900-1000

rpm). Perhatikan : Jika penambahan oleh sistem idle-up terlalu banyak, fungsi penguat rem ( boster )

berkurang, karena vakum pada saluran masuk berkurang. Sistem Bahan Bakar (EFI)

Sistem bahan bakar mengalirkan bahan bakar ke mesin. Ia juga memiliki fungsi untuk membuang sampah atau debu dan mengatur

volume pemberian bahan bakar Ket. Tangki bahan bakar

Pompa bahan bakar Saringan bahan bakar

Regulator tekanan Injektor Tutup tangki bahan bakar

Poros katup gas

Sekrup penyetel idle-up

Ke solenoid AC

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 85: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 81

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Pompa Bahan Bakar

Memompa bahan bakar dari tangki bahan bakar ke mesin, sehingga memungkinkan pipa

bahan bakar menjaga tekanan tertentu. Ada tipe in-tank yang terletak di dalam tangki, dan tipe segaris (inline) yang terletak di tengah

pipa bahan bakar. Terdapat cara-cara yang berbeda dimana pompa digerakkan; sistem EFI (Electronic Fuel Injection) meng-gunakan

pompa yang digerakkan secara listrik oleh sebuah motor.

Motor

Pendorong Injektor Bahan Bakar Dalam merespon sinyal dari ECU (Electronic

Control Unit), koil mena-rik plunger dan membuka katup untuk menginjeksikan bahan bakar.

Injektor, Grommet, Nozzle, Ring-O

Katup, Koil, Plunger

Bahan bakar yang diinjeksikan dari injektor bahan bakar bercampur dengan udara, dan percampuran ter-sebut dikirim ke silinder.

Untuk mendapatkan rasio percampuran udara bahan bakar yang optimal, ECU (Electronic Control Unit) mengatur waktu dan volume

injeksi. Volume injeksi diatur oleh lamanya injeksi.

Injektor, Intake port

Saringan Bahan Bakar Buang zat-zat kontaminasi dari bahan bakar.

Untuk mencegah agar zat-zat tersebut tidak terpompa masuk ke dalam injektor, sebuah kertas saringan digunakan untuk menyaring

zat-zat kontaminasi. Rakitan saringan bahan bakar harus diganti pada interval berkala

Saringan bahan bakar (tipe kotak tergabung) Rakitan pompa bahan bakar

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 86: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 82

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Regulator Tekanan

Mengatur bahan bakar ke tekanan tertentu, sehingga suplai bahan bakar akan selalu

stabil.

Pressure regulator Rakitan pompa bahan bakar

Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan menggunakan pompa oli untuk secara terus-menerus menyuplai oli

mesin ke seluruh bagian dalam mesin. Sistem ini mengurangi gesekan diantara part-part dengan film oli. Bila mesin tidak bekerja

dengan oli, maka ia akan bekerja dengan buruk, atau bahkan meleleh. Sebagai tambahan pelumasan, oli mesin men-

dinginkan dan membersihkan mesin.

Oil pan, Oil strainer, Pompa oli, Dipstick (Pengukur permukaan)

Switch tekanan oli, Saringan oli,

Pompa Oli a. Pompa trochoid Terdiri dari drive rotor dan driven rotor

dengan poros yang berbeda. Pergerakan rotasi rotor-rotor ini menyebabkan celah antara rotor-rotor tersebut berubah-ubah,

sehingga membentuk aksi pemompaan. Drive rotor digerakkan oleh poros engkol.

Katup pembebas tersedia di dalam pompa untuk mencegah agar tekanan oli tidak melampaui nilai yang telah ditentukan.

Drive rotor, Driven rotor, Katup pembebas

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 87: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 83

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

b. Pompa roda gigi

Saat drive gear yang bergandengan dengan poros engkol berputar, ukuran celah ntara

roda-roda gigi penggerak berubah, dan oli yang berada diantara sisi gigi dan area berbentuk bulan sabit (crescent) di-pompakan.

Drive gear, Driven gear

Area berbentuk bulan sabit (Crescent) c. Saringan Oli

Saringan oli menyaring zat-zat yang terkontaminasi dari oli mesin, seperti partikel-partikel logam, dan menjaga oli mesin tetap

bersih. Saringan oli memiliki katup pemeriksa (check valve) untuk menyimpan oli di dalam saringan

saat mesin dimatikan. Sehingga saringan akan tetap mengandung oli saat mesin dihidupkan. Saringan oli juga memiliki katup pembebas

untuk memungkinkan oli dikirim ke mesin saat saringan diisikan. Saringan oli adalah part yang harus diganti

secara berkala, dan harus diganti sebagai satu rakitan pada jarak yang telah ditentukan.

Katup pemeriksa (Check valve) Elemen Kotak

Katup pembebas Sistem Pendingin Sistem pendingin mengatur temperatur mesin

ke tingkat optimal (80 sampai 90ºC pada temperatur air pendingin) dengan cara mengedarkan air pendingin ke seluruh mesin.

Kipas pendingin mendinginkan air pendingin di dalam radiator dan pompa air mengedarkan air pendingin melalui kepala silinder dan blok

silinder.

Radiator, Tangki reservoir, Tutup radiator Kipas pendingin, Pompa air, Thermostat

Aliran air pendingin Daya dari pompa air menyebabkan air pendingin bersirkulasi melalui sirkuit air

pendingin. Air pendingin menyerap panas dari mesin dan menghilangkannya ke udara melalui radiator. Air pendingin yang telah

didinginkan kemudian kembali ke mesin.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 88: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 84

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Radiator

Radiator mendinginkan air pendingin yang telah mencapai temperatur tinggi. Air

pendingin di dalam radiator menjadi dingin saat tube dan sirip-sirip radiator mendapat aliran udara yang diciptakan oleh kipas

pendingin, dan aliran udara yang diciptakan oleh gerakan kendaraan.

Tutup radiator Tutup radiator memiliki katup tekanan yang menekan air pendingin. Temperatur air

pendingin dibawah tekanan naik diatas 100ºC, sehingga menciptakan perbedaan yang lebih besar antara temperatur air pendingin dan

temperatur udara. Hal ini menyebabkan efisiensi pendingin meningkat. Katup tekanan membuka dan mengirimkan

kembali air pendingin ke tangki reservoir saat tekanan radiator dinaikkan. Katup vacuum membuka untuk membuang air pendingin dari

tangki reservoir saat radiator dikurangi tekanan udaranya.

Pressure valve, Vacuum valve

Tekanan naik saat temperatur tinggi Tekanan menurun, saat tekanan udara diturunkan

Tangki Reservoir

Tangki reservoir disambungkan ke radiator untuk menyimpan air pendingin yang mengalir secara berlebihan dari radiator, dan

mencegahnya mengalir ke luar. Saat temperatur air pendingin di dalam radiator naik, temperatur tersebut kemudian menyebar

dan mengalir ke dalam tangki reservoir. Saat radiator mendingin, maka radiator akan menyedot air pendingin dari tangki reservoir.

Tangki reservoir, Slang tangki reservoir,

Rediator

Pompa Air

Pompa ini mengalirkan air pendingin ke dalam sirkuit pendingin. Drive belt digunakan untuk mengirim gerakan rotasi poros engkol guna

menggerakkan pompa air.

Water pump

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 89: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 85

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Thermostat

Thermostat adalah part yang berfungsi memanaskan mesin dengan cepat dan

mengatur temperatur air pendingin. Thermostat terletak di saluran antara radiator dan mesin. Saat temperatur air pendingin

menjadi tinggi, katup yang menuju radiator membuka untuk men-dinginkan mesin. Terdapat dua tipe thermostat: Tipe 'Dengan

katup bypass' untuk tipe-tipe bypass dasar, dan tipe 'Tanpa katup bypass' untuk tipe-tipe bypass segaris.

Dengan katup bypass, Tanpa katup bypass

Katup, Silinder, Katup bypass, Wax Katup jigle

D. Latihan 1. Jelaskan dengan benar proses bagaimana mobil dapat bergerak dengan sendirinya tanpa ditarik

atau didorong oleh tenaga dari luar. 2. Jelaskan dengan benar serta berurut cara mnyetel katup motor bensin 4 tak 4 silinder 3. Gambarkan sistem aliran bahan bakar mobil bensin jenis EFI dan jelaskan cara kerjanya sehingga

dapat menyemprotkan bensin pada manifold masuk (ruang bakar) 4. Jelaskan secara berurut dan benar langkah-langkah menyetel putaran idle mesin bensin jenis

karburator.

5. Jelaskan mengapa mesin perlu dilumasi dengan menggunakan oli tertentu dan kemukakan bagian mana saja yang perlu mendapat pelumasan.

6. Jelaskan dengan benar serta berurut cara memasang distributor pada mobil bensin

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 90: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 86

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

PERBAIKAN MESIN DIESEL

Standar Kompetensi : Mendiagnosis dan Memperbaiki Mesin Diesel Sub Kompetensi : 1. Memahami karakteristik komponen mesin diesel

2. Memperbaiki komponen sistem bahan bakar mesin diesel 3. Mengovehaul sistem bahan bakar mesin diesel 4. Memelihara sistem kontrol emisi

Waktu : 100 menit A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat: 1. Memahami karakteristik komponen mesin diesel 2. Memperbaiki komponen sistem bahan bakar mesin diesel

3. Mengovehaul sistem bahan bakar mesin diesel 4. Memelihara sistem kontrol emisi

B. Kegiatan Belajar Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut

ini: 1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang

disajikan.

2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang disediakan.

C. Materi Pembelajaran Mesin Diesel

Mesin diesel mempunyai bentuk yang hampir sama dengan mesin bensin. Perbedaannya adalah

pada metode pengapiannya. Pada mesin gasoline pembakaran campuran bahan bakar dilakukan oleh elektrik spark. Bedanya, pada mesin diesel, bahan bakar diinjeksikan ke dalam udara yang terkompresi dan mempunyai temperatur tinggi. Ketika udara dikompress maka udara tersebut akan

mengalami peningkatan suhu. Pada mesin bensin campuran bahan bakar yang dikompress adalah 1/10 dari volume.

Pada mesin diesel udara yang dikompresi sekitar 1/20 dari volume untuk meningkatkan

temperatur hingga lebih dari 600 derajat celcius, dan menginjeksikan bahan bakar yang bertekanan

lebih dari 100 atm pada injection pump selama 1/1000•2/1000 detik. Untuk mesin bensin outputnya dikontrol dengan jumlah campuran bahan bakar yang diinjeksikan. Di lain hal, output dari mesin diesel dapat dikontrol dengan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan tanpa mengontrol udara (the fixed

amount of the air). Untuk melakukan pembakaran dengan sempurna dilakukan dengan cara meningkatkan

temperartur udara, perbandingan kompresinya harus naik. Karena itu tenaga expansinya akan meningkat juga. Mesin harus kuat untuk menahan gaya yang bertambah. Tambahannya, kualitas

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 91: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 87

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

penginjeksian bahan bakar yang baik sangat diperlukan. Kemudian mesin akan lebih berat dan

biayanya juga mahal. Dengan alasan seperti tersebut diatas maka mesin diesel kebanyakan digunakan untuk kendaraan penumpang. Pada mesin diesel, dikarenakan volume udara yang diisap kedalam

cylinder jumlahnya tetap, beban yang diberikan ke mesin relatif lebih ringan. Saat bahan bakar yang dibutuhkan saat kecepatan rendah sedikit, fuel harus terbakar dengan sempurna. Bagaimanapun juga, dengan beban yang penuh, mesin diesel akan membutuhkan fuel lebih banyak sehingga jumlah udara

kecil, sehingga akan mengeluarkan asap hitam lebih banyak. Pada mesin bensin, pengapian dihasilkan oleh elektrik spark untuk membakar campuran bahan

bakar sehingga waktu pembakarannya sangat pendek. Pada mesin diesel, bahan bakar disemprotkan

ke udara yang terkompresi, sehingga dibutuhkan beberapa waktu untuk menguap. Oleh karena itu, kecepatan maksimum mesin relatif lebih rendah dan outputnya juga lebih rendah dari mesin bensin. Dibandingkan dengan mesin bensin, expansion force dan inertia dari komponen penggerak lebih besar

sehingga suara yang ditimbulkannyapun lebih bising dan getarannya lebih besar. Keuntungannya mudah dalam perawatan karena tidak mengandung part yang halus seperti yang ada pada sistim pengapian dan juga mempunyai efisiensi bahan bakar yang baik maka dari itu lebih banyak dipakai

sebagai kendaraan commercial atau business daripada sebagai kendaraan penumpang.

Katup isap, Katup buang, Nozzle injeksi

Ruang pembakaran, Piston, Batang persambungan

Untuk membangkitkan tenaga peng-gerak

bagi kendaraan, mesin 4-langkah biasa mengulang ke empat langkah seperti yang

ditunjukkan pada diagram. Tidak seperti mesin bensin, mesin diesel tidak memiliki sistem pengapian. Akan tetapi, bahan bakar

bertekanan tinggi diinjeksikan ke dalam udara ber-temperatur tinggi dan bertekanan tinggi guna membuat bahan

bakar terbakar dengan sendirinya.

Ruang Pembakaran Ruang pembakaran memiliki ruang yang tercipta diantara piston, blok silinder, dan

kepala silinder. Tipe ruang melingkar (Swirl chamber) Tipe injeksi langsung

(Utama) Ruang pembakaran Glow plug Nozzle injeksi

Ruang melingkar (Swirl chamber) Saluran pemindah (Transfer passage)

Sistem Bahan Bakar Sistem bahan bakar mesin diesel

menginjeksikan bahan bakar bertekanan tinggi ke dalam ruang pembakaran dimana udara telah dimampatkan ke tekanan tinggi. Hal ini

memerlukan perlengkapan khusus yang tidak digunakan di dalam mesin bensin.

Tangki bahan bakar Saringan bahan bakar dengan sedimenter Pompa injeksi

Nozzle injeksi

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 92: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 88

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Saringan Bahan Bakar

Alat ini menyaring debu dan air dari bahan bakar untuk melindungi pompa injeksi dan

nozzle-nozzle injeksi yang mengandung part-part kecil. Debu dan air harus dibuang dari bahan bakar untuk mencegah agar pompa

injeksi tidak tersita atau berkarat karena pompa injeksi dilumasi dengan bahan bakar diesel.

Pompa priming, Saringan Sedimenter

Pompa Injeksi Terdapat dua tipe pompa injeksi yang digunakan pada mesin diesel: Pompa injeksi mekanikal

secara mekanik mengontrol volume dan waktu injeksi bahan bakar. Pompa injeksi elektronik

menggunakan ECU (Electronic Control Unit) pada sistem EFI-D (Electronic Fuel Injection-Diesel).

Pompa injeksi memberi tekanan bahan bakar dan memompanya ke nozzle-nozzle injeksi. Volume dan

waktu injeksi bahan bakar secara mekanik dikontrol sesuai dengan banyaknya usaha yang diberikan pada pedal akselerator dan putaran mesin.

Diesel EFI tipe konvensional

Sistem ini menggunakan sensor-sensor untuk mendeteksi pembukaan akselerator dan putaran mesin, dan sebuah ECU untuk menentukan volume

dan waktu injeksi bahan bakar. Mekanisme kontrol yang digunakan pada proses

pemompaan, pendistribusian, dan injeksi didasarkan pada sistem diesel tipe mekanikal.

ECU (Electronic Control Unit)

Sensor-sensor, Tangki bahan bakar Saringan bahan bakar, Pompa injeksi Nozzle injeksi

Pompa injeksi mekanikal Pompa injeksi elektronik

Pompa injeksi Nozzle injeksi Timing belt

ECU Sensor-sensor

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 93: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 89

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Diesel EFI tipe Common-rail

Bahan bakar yang telah diberi tekanan oleh pompa supply disimpan di dalam common-

rail sebelum didistribusikan ke injektor-injektor. ECU (Electronic Control Unit) dan EDU (Electronic Driving Unit) mengontrol

volume dan waktu injeksi bahan bakar ke tingkat optimum dengan cara mengoperasikan dan menutup injektor-

injektor sesuai dengan sinyal-sinyal dari sensor-sensor. Proses ini serupa pada proses di sistem EFI yang digunakan pada

mesin bensin.

Pompa supply, Common-rail, Sensor tekanan

bahan bakar, Pembatas tekanan, Injektor,

Sensor-sensor, ECU, EDU, Tangki bahan bakar, Saringan bahan bakar, Katup pemeriksa

Nozzle Injeksi Bagian ini menerima bahan bakar bertekanan tinggi dan menginjeksikannya ke dalam ruang pembakaran.

Saat tekanan bahan bakar yang dipompakan oleh pompa injeksi menjadi lebih besar daripada beban pegas

tekanan, maka tenaganya mendorong jarum nozzle ke atas. Hal ini menyebabkan pegas tekanan menjadi mampat dan bahan bakar diinjeksikan ke ruang

pembakaran. Tekanan injeksi dapat disetel dengan cara membedakan ketebalan shim penyetel, yang secara efektif mengubah beban pada pegas.

Pegas tekanan (Pressure spring) Jarum nozzle, Bodi nozzle Shim penyetel

Sistem Pemanasan Awal Panas mampat yang cukup tidak dapat

diperoleh selama start mesin dingin atau pada pengoperasian temperatur rendah. Sistem pemanasan awal memanaskan udara isap

untuk meningkatkan kemampuan pengapian bahan bakar. Sistem ini menggunakan baterai untuk memanaskan udara isap.

Terdapat dua tipe sistem pemanasan awal: Tipe Glow plug: Memanaskan ruang

pembakaran.

Tipe pemanas isap: Memanaskan udara isap

Glow plug Koil panas (heat coil)

Mengetes Gas Buang Motor Diesel Alat Bahan Waktu Pengetes asap

Daftar evaluasi

Tester evaluasi elektronik

Mobil/motor hidup Instruksi : 1 jam

Latihan : 1 jam

Langkah Kerja

Sebelum pengetesan dilakukan perhatikanlah hal-hal sebagai berikut : 1. Motor harus dijalankan dengan beban sampai mencapai temperatur kerja mesin

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 94: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 90

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

2. Elemen saringan udara telah diservis

3. Gerakan maksimum pedal gas harus menghasilkan gerak maksimum pada rak kontrol pompa injeksi

4. Sebelum tes, tekan 3 kali pedal gas sampai motor mencapai putaran maksimum Pasangkan pengetes gas buang, ujung slang diklem pada ujung knalpot seperti gambar dibawah

Hidupkan motor Tekan bola karet sampai tuas pompa bergerak ke atas sambil menekan pedal gas maksimum

(penekanan pedal gas dihentikan bila tuas pompa tidak naik lagi)

Tekan tuas pompa kembali ke bawah sampai tuas tidak bergerak lagi

Keluarkan kertas bekas penekanan gas buang dari pompa. Lakukan pengetesan dua kali lagi,

agar diperoleh hasil kekotoran gas buang yang rata-rata pada kertas Cocokkan hasil kekotoran gas buang pada kertas dengan daftar evaluasi kekotoran gas buang

Supaya tingkat kekotoran gas buang pada kertas dapat dinyatakan dalam angka yang pasti, gunakan tester evaluasi elektronik !

Langkah tes dengan tester evaluasi elektronik Kenalilah bagian-bagian tester sebagai berikut :

1. Pemegang tes

2. Lampu 3. Elemen foto sel 4. Kertas filter

5. Skala digital 6. Tombol penyetel angka nol (0) 7. Tomboltes

8. Tempat kertas filter 9. Tempat baterai (2 x 9V)

Ambil minimal 5 kertas filter di atas meja kerja, tekan pemegang tes tegak lurus terhadap kertas

filter Tekan tombol penyetel angka nol sampai digital menunjukkan angka 0,0

Elemen foto sel sekarang dipindahkan ke kertas hasil pengukuran kekotoran gas buang, posisikan

juga tegak lurus terhadap kertas itu sambil ditekan Tekan tombol ( c ) sampai keluar angka tingkat kekotoran gas buang pada digital

Petunjuk Tester evaluasi elektronik sebaiknya dipakai untuk membedakan tingkat kekotoran gas buang

antar 1 sampai 4

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 95: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 91

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Bila kekotoran gas buang mempunyuai nilai 5 sampai 9, maka untuk menentukan tingkat

kekotorannya cukup memakai kertas daftar evaluasi saja, karena tingkat kekotoran 5 sampai 9 sudah tidak diperbolehkan lagi

Lakukan perbaikan bila tingkat kekotoran gas buang sudah menunjukkan angka 5 sampai 9 Kemungkinan penyebab kekotoran gas buang adalah sebagai berikut :

Gas buang berwarna hitam

1. Saringan udara kotor Meskipun volume penyemprotan pada pompa injeksi sudah sesuai, tapi karena saringan udara kotor, maka udara yang masuk ke dalam silinder tidak sebanding dengan solar yang

disemprotkan (udara terlalu sedikit). Solar tidak terbakar dengan sempurna, akibatnya asap hitam Ganti atau bersihkan saringan udara !

2. Bentuk penyemprotan nosel injeksi tidak bagus/ada tetesan Bentuk penyemprotan atau ada tetesan pada nosel injeksi akan menyebabkan solar tidak

bercampur dengan udara secara sempurna. Sebagian solar tidak terbakar, asap akan hitam Periksa tahanan injeksi, bentuk penyemprotan dan tetesan pada injektor !

3. Saat penyemprotan terlambat

Solar juga tidak akan terbakar dengan sempurna Stel saat penyemprotan !

4. Taken turbo carjer kurang

Pada motor-motor yang dilengkapi dengan sistem pengisian udara tekan pengisian silinder akan berkurang bila tekanan pengisian kurang. Hal ini disebabkan kerusakan pada turbocarjer itu sendiri atau kebocoran-kebocoran pada salurannya

Periksa tekanan pengisian ! 5. Knalpot/saluran gas buang tersumbat

Pada motor dengan turbocarjer, knalpot yang tersumbat akan menyebabkan asap hitam.

Apabila gas buang tidak keluar silinder dengan lancar, maka udara bersih yang masuk kesilinder berkurang, tetapi jumlah penyemprotan bahan bakar tetap sesuai untuk pengisian udara yang normal

Periksa dan bersihkan knalpot atau ganti bila perlu ! 6. Volume penyemprotan tidak sesuai (terlalu banyak)

Sampai batas tertentu, penambahan volume penyemprotan akan menambah daya motor, tapi

penambahan volume yang terlalu banyak tidak akan menaikkan lagi daya motor dan akan mengakibatkan asap hitam karena solar tidak terbakar dengan sempurna

Stel volume penyemprotan pada pompa injeksi ! Gas buang berwarna putih

1. Takanan kompresi rendah 2. Suhu mesin rendah (motor belum panas) 3. Saat penyemprotan terlalu awal

4. Ada air pendingin yang masuk ke dalam silinder (melalui paking kepala silinder, atau retak) Gas buang berwarna biru

Oli ikut terbakar (kebocoran oli pada cincin torak atau pada sil katup) D. Latihan

1. Jelaskan mengapa mesin diesel dapat mengadakan pembakaran tanpa harus dinyalakan oleh percikan bunga api?

2. Jelaskan mengapa mesin diesel lebih berasap dibanding dengan mesin bensin.

3. Jelaskan secara berurut langkah kerja mengetes gas buang mesin diesel 4. Jelaskan kemungkinan penyebab bilmana gas buang mesin diesel berwarna hitam

5. Beri nama komponen motor Diesel dibawah ini serta beri warna yang berbeda pada sistem aliran bahan bakarnya.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 96: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 92

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Nama bagian:

1. ........................................... Bahan bakar- kotor 2. ........................................... Bahan bakar bersih

3. ........................................... Bahan bakar tekanan tinggi 4. ........................................... Bahan bakar kembali ke tangki

1. Karakteristik komponen mesin diesel 2. Perbaikan komponen sistem bahan bakar mesin diesel 3. Ovehaul sistem bahan bakar mesin diesel

4. Pemeliharaan sistem kontrol emisi

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 97: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 93

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

PERBAIKAN SISTEM PEMINDAH TENAGA

Standar Kompetensi : Mendiagnosis dan Memperbaiki Sistem Pemindah Tenaga Sub Kompetensi : 1. Merawat unit kopeling

2. Merawat unit transmisi 3. Memperbaiki dan memodifikasi transmisi otomatis 4. Memperbaiki dan memodifikasi differensial dan poros roda

5. Mendiagnosis dan mencari trouble pada sistem pemindah tenaga. Waktu : 100 menit

A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat melakukan: 1. Perawatan kopeling

2. Perawatan unit transmisi 3. Perbaikan transmisi otomatis 4. Perbaikan differensial dan poros roda

5. Diagnosis dan trouble pada sistem pemindah tenaga.

B. Kegiatan Belajar Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut

ini:

1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang disajikan.

2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang

disediakan. C. Materi Pembelajaran

Pemindah Daya (Power Train)

Kendaraan dapat berjalan/ bergerak karena ada sistem yang memindahkan tenaga/ momen/ putaran dari mesin ke roda-roda. Kendaraan ditinjau dari sistem pemindah tenaganya dikelompokkan menjadi beberapa tipe/ jenis, yaitu :

Front Engine Rear Drive (FR) yaitu kendaraan bermesin depan dan berpenggerak roda belakang

Front Drive (FF) yaitu (kendaraan bermesin depan dan berpenggerak roda depan) Transmisi manual

Transmisi otomatik

Selain FF dan FR ada juga kendaraan 4 WD (4-Wheel Drive) atau (Berpenggerak 4-Roda) dan MR (Midship engine Rear-wheel drive) atau (Mesin sedang dan berpenggerak roda belakang).

FF FR Mesin, Transaxle, Transmisi, Poros penggerak , Poros propeller,

Diferensial, Poros axle, Axle , Ban & roda

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 98: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 94

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Kopling Kopling kendaraan bertransmisi manual

memungkinkan tenaga mesin disalurkan atau diputus oleh pengoperasian pedal kopling

Pedal kopling

Batang pendorong (Push rod) Silinder master Slang hidrolik

Silinder pembebas Garpu pembebas Penutup kopling

Part-part kopling

Karet penutup, Garpu pembebas Klip, Bantalan pembebas Penutup kopling, Piringan kopling,

Fly wheel, Pegas diapragma, Plat tekanan (pressure plate)

Alur pengoperasian kopling

Kopling terdiri dari bagian yang bekerja secara mekanik untuk mengirim tenaga, dan bagian yang

memanfaatkan tekanan hidrolik untuk mengirim tenaga.

Pengoperasian mekanikal Pengoperasian hidrolik

Pedal kopling, Batang pendorong, Silinder master, Slang hidrolik, Silinder

pembebas , Garpu pembebas, Bantalan pembebas , Pegas diapragma, Plat tekanan (Pressure plate) , Piringan kopling

Transaxle Transaxle, dimana transmisi dan

diferensial tergabung, digunakan pada kendaraan-kendaraan berpenggerak empat roda dan

kendaraan-kendaraan bermesin menengah

Transmisi Diferensial

Poros input Poros output

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 99: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 95

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Mesin Kopling Poros input,

Lengan-lengan hub Tuas pemindah Poros output Diferensial Poros-poros penggerak Ban-ban

Transaxle manual

Transaxle manual mengirim dan memutus tenaga dan merubah kombinasi roda-roda

gigi yang bertautan. Akibatnya, ia dapat mengubah kekuatan tenaga, kecepatan putaran, dan arah putaran.

Transaxle Otomatik

Transaxle otomatik terdiri dari sebuah torque converter, planetary gear unit, dan sistem

kontrol hidrolik. Transaxle otomatik menggunakan tekanan hidrolik untuk secara otomatis memindah roda gigi sesuai dengan kecepatan kendaraan, pembukaan akselerator, dan posisi tuas pemindah. Oleh karena itu, tidaklah perlu memindah roda gigi seperti pada transaxle manual; bahkan ia tidak

dilengkapi dengan kopling. Ia juga menggunakan komputer untuk mengatur pemindahan sesuai dengan kondisi pengendaraan yang terdeteksi oleh sensor-sensor. Sistem ini disebut ECT (Electronically Controlled Transmission)

1. Torque Converter

2. Pompa Oli 3. Planetary Gear Unit 4. Vehicle speed sensor

5. Counter gear speed sensor 6. Input turbine speed sensor 7. Sensor-sensor

8. Mesin & ECT ECU (Electronic Control Unit) 9. Katup solenoid 10. Hydraulic Control Unit

11. Tuas Pemindah

Torque Converter

Torque converter kendaraan bertransaxle otomatik mengirimkan tenaga mesin ke transaxle dengan memanfaatkan daya

dorong fluida. Prinsipnya sama dengan sepasang kipas yang saling berhadapan. Satu kipas meniup udara untuk memutar kipas

lainnya. Putaran pendorong pompa (pump impeller) memberikan gaya sentrifugal kepada fluida, yang mengirimkan tenaga ke

turbine runner.

Pendorong pompa (Pump impeller) (dari

mesin) Turbine runner (ke transaxle)

Stator Penutup depan Kopling pengunci (Lockup clutch)

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 100: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 96

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Pompa Oli

Pompa oli digerakkan oleh torque converter untuk menyuplai tekanan hidrolik

yang diperlukan bagi pengoperasian transmisi otomatik.

Bodi depan Driven gear Drive gear

Planetary Gear Unit

Unit ini memindahkan roda-roda gigi pada transmisi otomatik. Ia meng-gunakan tekanan hidrolik untuk

menahan salah satu dari tiga tipe roda gigi (pinion gear, sun gear atau ring gear) guna menciptakan kondisi

berikut seperti yang diinginkan deselerasi, rangkaian langsung (direct coupling) dan putaran balik.

Intermediate shaft Planetary carrier Sun gear

depan Sun gear belakang Ring gear Pinion gear (pendek) Pinion gear (pendek)

Hydraulic Control Unit Komponen ini mengontrol tekanan (garis)

hidrolik yang mengoperasikan planetary gear unit. Katup-katup yang mewakili

Katup pengatur utama: Mengatur tekanan hidrolik dari pompa oli untuk menciptakan tekanan garis.

Katup pemindah: Roda-roda gigi pemindah.

Katup manual : Mengganti alur-alur

tekanan garis sesuai dengan pergerakan tuas pemindah.

Katup solenoid : Mengganti alur-alur

hidrolik untuk memin-dahkan roda-roda gigi dengan cara menerima sinyal-sinyal dari ECU (Electronic

Control Unit).

Pompa oli, Mesin & ECT ECU (Electronic Control Unit), Tuas pemindah

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 101: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 97

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Diferensial

Diferensial memiliki tiga fungsi sebagai berikut:

Fungsi deselerasi mengurangi kecepatan putaran yang telah diubah oleh ransmisi guna meningkatkan torsi.

Fungsi diferensial menyetel diferensial putaran antara roda kanan dan roda kiri saat kendaraan membelok. Tanpa

fungsi diferensial, ban-ban akan mengalami slip dan kendaraan tidak akan dapat menyelesaikan belokan

dengan lembut. Fungsi perubahan arah gaya penggerak (FR) Fungsi ini merubah gaya putar dari transmisi di sudut kanan dan mengirimkannya ke roda-roda

penggerak .

Poros propeller Roda gigi penggerak/Pinion penggerak Ring gear

Roda gigi pinion Roda gigi sisi Poros penggerak

Cara Kerja Roda-roda gigi diferensial terdiri dari roda-roda gigi sisi dan roda gigi pinion. Roda-roda

gigi ini secara otomatis mengatur perbedaan putaran antara roda kanan dan roda kiri saat kendaraan membelok.

FF (Kendaraan bermesin depan dan berpenggerak roda depan) FR (Kendaraan bermesin depan dan

berpenggerak roda belakang)

Poros Propeller (Untuk Kendaraan FR) Poros propeller mengirimkan tenaga dari

transmisi ke diferensial kendaraan FR (Bermesin depan dan berpenggerak roda depan). Universal joint digunakan pada area

dimana poros bergabung guna mengirimkan tenaga dengan lembut meskipun sudut poros propeller berubah karena pergerakan vertikal

diferensial. Poros propeller tersedia dengan dua atau tiga persambungan. Kopling fleksibel (Flexible

coupling) dapat digunakan pada persambungan-persambungan tersebut.

Tipe 3-persambungan

Tipe 2-persambungan Universal joint Bantalan tengah

Sleeve yoke Flexible coupling

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 102: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 98

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Universal Joint

Persambungan ini dengan lembut mengirimkan tenaga dengan cara

menyesuaikan ke sudut persambungan poros propeller.

Yoke

Bantalan laba-laba (spider bearing)

Spider

Poros Penggerak Poros penggerak mengirimkan putaran mesin ke roda-roda melalui transmisi

dan diferensial. Mereka digunakan pada kendaraan-kendaraan dengan roda-roda penggerak yang ditopang

oleh sistem suspensi independen. Poros axle digunakan pada kendaraan dengan suspensi tipe rigid.

Diferensial Poros-poros penggerak Poros-poros axle Rumah axle

D. Latihan

1. Jelaskan mengapa mobil memerlukan sistem pemindah tenaga 2. Gambarkan secara berkaitan dan berurut komponen-komponen sistem pemindah tenaga pada

mobil serta jelaskan fungsi masing-masing komponen tersebut

3. Tuliskan susunan kopling plat tunggal mulai dari Fly wheel sampai garpu pembebas 4. Jelaskan mengapa mobil bilamana berbelok tidak terjadi slip pada roda ? 5. Tuliskan nama bagian transmisi otomatis pada gambar di bawah ini sesuai dengan nomornya

serta jelaskan masing-masing fungsinya

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 103: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 99

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

PERBAIKAN SISTEM KEMUDI, REM DAN SUSPENSI

Standar Kompetensi : Mendiagnosis dan Memperbaiki Sistem Kemudi, Rem dan Suspensi

Sub Kompetensi : 1. Memperbaiki sistem kemudi 2. Merawat sistem rem

3. Memelihara dan merawat sistem suspensi

Waktu : 100 menit A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat melakukan: 1. Perawatan sistem kemudi 2. Perawatan sistem rem

3. Memelihara dan merawat sistem suspensi

B. Kegiatan Belajar

Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini:

1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang disajikan.

2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang

disediakan. C. Materi Pembelajaran

Chasis Otomotif

Bersama-sama dengan eksterior, interior, dan mesin, chasis merupakan bagian dari sebuah

kendaraan. Ia memungkinkan fungsi pengendaraan, membelok, dan berhenti. Chasis terdiri dari: a. Sistem Suspensi b. Sistem kemudi

c. Sistem rem d. ban-ban & roda-roda piringan

Suspensi Sistem suspensi menggabungkan roda-roda

pada bodi atau rangka guna secara fisik menopang kendaraan. Meningkatkan pengendaraan dengan cara

meredam benturan yang diterima ban-ban dari permukaan jalan.

Memastikan stabilitas pengendaraan.

Suspensi depan Suspensi belakang

Pegas, Peredam kejut Batang stabilisator (Stabilizer bar) Ball joint

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 104: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 100

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Tipe-tipe pegas

Fungsi pegas-pegas adalah untuk menyerap benturan dari permukaan jalan dan

mengurangi getaran yang dikirimkan ke bodi.

Pegas koil

Pegas daun Pegas batang puntiran (Torsion bar

spring)

Peredam Kejut Peredam kejut menahan pergerakan pegas-pegas dengan oli yang mengalir melalui alur di piston. Peredam

kejut juga menyerap getaran bodi kendaraan, dan memberikan pengen-daraan yang baik.

Piston Katup Lubang/mulut (Orifice)

Pegas Peredam kejut

Tanam (Stud) Karet penutup (Boot) Tempat duduk Rumah Bantalan karet (Rubber cushion)

Ball Joint

Ball joints membawa beban vertikal dan juga horisontal, dan juga berperan sebagai poros bagi steering knuckle saat roda kemudi

diputar.

Stabilizer Bar Saat kendaraan membelok, bodi kendaraan bergerak ke luar karena adanya gaya sentrifugal.

Disini stabilizer bar mengontrol kendaraan dengan tenaga pegas yang berputar, dan menjaga ban-ban agar tetap dekat dengan tanah. Ia juga bekerja bila

ban-ban pada satu sisi berjalan pada permukaan yang berbeda. Saat bodi kendaraan bergerak ke luar dan ban-ban masuk ke salah satu sisi, maka

stabilizer bar diputar dan berfungsi sebagai pegas, yang mengangkat ban-ban bodi kendaraan yang

miring ke samping. Pada kasus dimana ban-ban pada kedua sisi masuk

secara merata, stabilizer bar tidak berfungsi sebagai pegas karena tidak diputar

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 105: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 101

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Type Suspensi

Terdapat dua tipe suspensi, tergantung pada bagaimana suspensi-suspensi tersebut menopang

roda-roda. Suspensi rigid axle Suspensi independen

Penyetelan Roda (Wheel Alignment)

Kendaraan harus memiliki performa garis lurus yang tepat untuk pengendaraan yang stabil, dan

performa membelok untuk pengendaraan mengitari tikungan. Oleh karena itu, roda-roda kendaraan dipasang pada sudut tertentu pada jalan dan

suspensi tertentu untuk setiap tujuan. Hal ini disebut penyetelan roda.

Camber Kingpin Caster

Radius Putaran Toe-in dan Toe-out Kemudi

Pada sistem kemudi, roda-roda depan kendaraan digerakkan dengan cara memutar roda kemudi. Ada dua tipe kemudi; tipe rack-dan-pinion dan tipe recirculating-ball.

Tipe rack-dan-pinion Merubah gerakan rotasi roda kemudi menjadi gerakan ke kanan dan ke kiri

steering rack. Konstruksinya sederhana dan ringan. Kemudi solid, dan respon roda kemudi sangat cepat.

Roda kemudi Poros utama kemudi & column

tube Roda gigi kemudi Rumah steering rack Pinion Rack

Power Steering Alat untuk usaha pengemudian dipasang di mekanisme kemudi untuk mengurangi banyaknya

usaha pengemudian yang dikeluarkan oleh pengemudi.

Terdapat dua tipe alat untuk usaha pengemudian: Tipe hidrolik dan tipe motor listrik. Power steering hidrolik

Sistem power steering menggunakan tenaga mesin untuk menggerakkan vane pump yang membangkitkan tekanan hidrolik. Saat roda kemudi diputar, sirkuit oli diubah pada control valve. Saat tekanan oli diberikan pada power piston di power cylinder, maka tenaga yang dibutuhkan untuk

mengoperasikan roda kemudi dikurangi. Pemeriksaan kebocoran fluida power steering perlu dilakukan secara berkala.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 106: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 102

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Tangki reservoir Vane pump Control valve Power cylinde Power piston Roda kemudi Mesin

EHPS (Electric Hydraulic Power Steering)

Pada umumnya, sistem power steering menggunakan tenaga mesin untuk menggerakkan vane pump yang membangkitkan tekanan hidrolik. Akan tetapi EHPS menggunakan motor, dan mengurangi tenaga yang diperlukan untuk mengoperasikan roda kemudi.

Tangki reservoir

Vane pump dengan motor

EMPS ECU (Electronic Control Unit)

Motor DC

EMPS (Electric Motor-assist Power Steering) EMPS membantu pengoperasian kemudi secara langsung dengan tenaga gerak motor DC, dan

bukan tekanan hidrolik.

Rem-rem

Rem-rem mengurangi kecepatan atau menghentikan kendaraan yang sedang bergerak, atau mencegah agar kendaraan yang diparkir tidak bergerak.

Remkaki Rem parkir

A Pedal rem B Booster rem C Master cylinder

1 Reservoir 2 Silinder 3 Ke rem-rem depan

4 Ke rem-rem belakang

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 107: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 103

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Pedal rem

Part-part yang dikontrol oleh daya kaki pengemudi. Daya ini berubah menjadi tekanan hidrolik, yang bekerja pada sistem rem. Kekuatan daya pengereman ditentukan oleh banyaknya

penekanan pedal yang dilakukan oleh pengemudi. Adalah perlu untuk memeriksa gerak bebas pedal rem, tinggi, dan jarak cadangan pedal sebagai bagian dari pemeliharaan.

Booster rem Alat untuk meningkatkan daya yang bekerja pada master cylinder sesuai dengan banyaknya

usaha yang diberikan oleh pengemudi. Kevakuman dari engine intake digunakan sebagai sumber

peningkatan tenaga. Master cylinder

Part-part untuk mengubah tekanan pedal pengemudi menjadi tekanan hidrolik. Terdiri dari reservoir yang menyimpan fluida rem dan sebuah silinder yang membangkitkan tekanan hidrolik. Master cylinder mengubah tekanan pedal pengemudi menjadi tekanan hidrolik. Kemudian tekanan

hidrolik diberikan pada disc brake caliper rem-rem depan dan belakang, dan ke silinder-silinder roda rem-rem tromol. Penggantian fluida rem termasuk di dalam item-item perawatan.

Rem Piringan Menekan pad rem piringan melawan rotasi

rotor rem piringan dengan roda-roda, dan menciptakan gesekan. Mengontrol rotasi roda-roda dengan gesekan.

Caliper rem piringan Piston piston mendorong pad rem piringan

melawan rotor rem piringan dengan tekanan hidrolik dari silinder master.

Caliper rem piringan

Pad rem piringan Rotor rem piringan Piston

Fluida

Sebelum pengoperasian Selama

pengoperasian

Rem tromol

Tromol rem berotasi bersama-sama dengan roda. Sepatu rem ditekan melawan tromol dari dalam. Gesekan ini mengontrol

rotasi roda. Adalah perlu untuk memeriksa tromol rem dan pelapis sepatu rem. Sepatu-sepatu rem ditekan melawan

tromol yang berotasi dari dalam untuk mendapatkan tenaga pengereman. Saat ditekan ke arah yang sama saat tromol

berputar, sepatu rem masuk ke arah rotasi oleh gesekan dengan tromol. Akibatnya, tenaga gesekan naik, yang disebut "self-

energizing action". Silinder roda

Sepatu rem Pelapis sepatu rem

Tromol rem Piston Tutup piston

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 108: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 104

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Katup Proportioning (Katup P)

Katup ini diletakkan diantara silinder master dan rem-rem belakang. Ia

mendistribusikan tekanan hidrolik dengan tepat ke roda-roda depan dan belakang guna memberikan daya pengereman yang

stabil. Tekanan hidrolik yang meningkat yang diberikan pada rem-rem belakang (yang dapat dengan mudah mengunci

selama deselerasi) dibuat lebih rendah daripada rem-rem depan.

Booster rem, Silinder master rem

Katup proportioning, Rem depan kiri Rem belakang kiri

P & BV, LSPV dan LSPV & BV

1. Katup P (Proportioning) 2. Katup B (Bypass) 3. Dari depan master cylinder 4. Ke silinder roda

depan 5. Dari master cylinder belakang 6. Ke silinder roda belakang 7. Load sensing spring

P & BV (Katup Proportioning dan Bypass) P & BV mengandung katup bypass untuk mencegah agar fluida rem tidak mengalir melalui

katup P saat terjadi malafungsi pada rem depan.

LSPV (Katup Load Sensing Proportioning) Katup ini merasakan adanya beban dan menaikkan tekanan hidrolik pada rem-rem belakang

bila beban berat.

LSPV & BV (Katup Load Sensing Proportioning dan Katup Bypass) LSPV & BV adalah gabungan dari LSPV dan BV.

Rem-rem Parkir Rem parkir digunakan terutama saat

kendaraan diparkir. Secara mekanik mengunci roda-roda belakang. Item-

item perawatan termasuk penyetelan tuas rem parkir.

Tuas rem parkir Kabel rem parkir Rem belakang

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 109: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 105

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

ABS (Anti-lock Brake System)

Bila roda menjadi terkunci saat rem difungsikan, ABS menggunakan komputer untuk mengontrol tekanan hidrolik yang diberikan pada silinder-silinder roda dan piston rem piringan.

Dengan cara mencegah roda-roda agar tidak terkunci, sistem ini mencegah kendaraan agar tidak slip atau menjadi tidak stabil. Pengoperasian ABS

1. Sistem ini memonitor kecepatan putaran ke empat roda. Saat roda hendak mengunci, sistem ini dengan cepat membebaskan rem pada roda tesebut agar roda dapat

mengembalikan putarannya. Setelah kendaraan yang hendak mengunci kembali ke putarannya,

penerapan rem pada roda tersebut dilanjutkan kembali.

2. Bila roda hendak mengunci kembali,

sistem ini membebaskan rem dari roda tersebut.

3. Sistem ini mengulang proses-proses di

atas lebih dari belasan kali setiap detiknya untuk memaksimalkan

kemampuan rem, dan untuk memastikan stabilitas dan kemampuan bermanuver kendaraan.

Ban Diantara berbagai macam part yang digunakan di kendaraan, ban adalah satu-

satunya part yang mengalami kontak dengan permukaan jalan, dan menopang tiga efisiensi dasar: pengendaraan, membelok dan

penghentian. Item-item perawatan termasuk pemeriksaan (kerusakan eksterior, kedalaman tapak, dan kondisi keausan), penyetelan

tekanan udara, dan rotasi ban.

Ban radial Ban Bias (Bias Tire) Tapak Belt (rigid breaker) Carcass

Garis dalam Bead wire

Spesifikasi Sistem Pengkodean

Ukuran, performa, dan konstruksi ban ditunjukkan pada dinding samping ban. Diagram di sebelah kiri menunjukkan nama

ukuran berbagai macam area pada ban. Rasio tinggi bagian menyilang ban ke bagian yang lebar (dalam rentang 100) ditunjukkan

dalam prosentasi (%). Rasio aspek = / x 100(%)

Tinggi ban Lebar ban Diameter tepi roda Diameter luar ban

Ban dengan rasio aspek tinggi : Performa membelok sedikit buruk. Memberikan pengendaran yang lebih baik, dan sesuai untuk mobil keluarga. Ban dengan rasio aspek rendah : Memberikan pengendaraan yang sedikit buruk. Namun sesuai untuk mobil-mobil sport karena performa

membeloknya lebih baik.

ECU

Aktuator

Sensor

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 110: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 106

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Bagaimana membaca ukuran ban

Pelek Ukuran roda ditunjukkan pada tepi roda

piringan. Roda piringan baja tempa Roda piringan logam tuang campuran

Lebar tepi roda Bentuk flange tepi roda

Offset Diameter tepi roda Pusat tepi roda

P.C.D (Pitch Circle Diameter) Permukaan dudukan hub

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 111: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 107

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

PERBAIKAN KELISTRIKAN OTOMOTIF

Standar Kompetensi : Mendiagnosis dan Memperbaiki Kelistrikan Otomotif

Sub Kompetensi : 1. Mengaplikasikan hukum ohm dan kirchoff 2. Membandingkan proses pembangkitan listrik generator AC dan DC.

3. Memasang, memelihara, menguji dan memperbaiki sistem kelistrikan

engine. 4. Menganalisis sistem pengisian.

Waktu : 100 menit

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat:

1. Menerapkan hukum ohm dan kirchoff 2. Menerapkan proses pembangkitan listrik generator AC dan DC. 3. Memasang, memelihara, menguji dan memperbaiki sistem kelistrikan engine.

4. Menganalisis sistem pengisian.

B. Kegiatan Belajar Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut

ini:

1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang disajikan.

2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang

disediakan. C. Materi Pembelajaran

Kelistrikan Mesin

Berbagai macam perlengkapan diperlukan untuk

menghidupkan mesin dan mengoperasikannya dengan cara yang stabil. 1. Baterai

2. Starter (Sistem start) 3. Starter (Sistem start) 4. Alternator (Sistem pengisian)

5. Switch pengapian 6. Meter kombinasi (Lampu peringatan

pengosongan baterai)

7. Sensor-sensor

Sistem Start Sistem start memaksa mesin untuk berputar dengan menggunakan motor listrik, dan

menghidupkan mesin.

Baterai Switch pengapian Starter

Pengoperasian starter Starter menghidupkan mesin dengan cara menautkan pinion gear ke dalam ring gear.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 112: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 108

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Cara Kerja A. Start mesin

Saat switch pengapian diputar ke posisi START, arus mengalir ke pull-in coil dan hold-in coil. Lalu pinion gear bergeser dan bertautan dengan ring gear. Pada saat yang sama, arus mengalir ke field coil, menyebabkan rotor berotasi. Gerakan rotasi ini dikirimkan ke pinion gear, ring gear dan

poros engkol untuk menghidupkan mesin. B. Setelah start mesin

Saat switch pengapian diputar ke posisi START, arah arus yang mengalir ke pull- in coil berubah dan pinion gear kembali ke posisi semula. Saat arus berhenti mengalir ke field coil, rotasi starter berhenti.

Sistem Pengisian

Sistem pengisian menghasilkan arus listrik untuk mensuplai komponen-komponen kelistrikan

dengan jumlah arus listrik yang diperlukan, dan untuk mengisi baterai saat mesin kendaraan sedang bekerja. Sesaat setelah mesin hidup, drive belt menyebabkan alternator bekerja.

Cara Kerja Pembangkitan Arus

Saat mesin hidup, drive belt mengirim roatsi mesin ke puli alternator yang menyebabkan rotor berotasi. Akibatnya, stator coil membangkitkan alternating current.

Switch pengapian

Pull-in coil Hold-in coil Field coil

Armature Kopling Pinion gear

Ring gear

Alternator

Baterai

Lampu peringatan

pengosongan baterai

Switch pengapian

P

SG

Rayon 1 24 U

niversitas Negeri M

akassar

Page 113: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 109

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Rektifikasi (Pembetulan)

Sistem kelistrikan kendaraan mengguna-kan arus langsung. Oleh karena itu, rectifier

mengubah alternating current yang dibangkitkan oleh stator coil menjadi arus langsung.

Pengaturan tegangan Tegangan sistem kelistrikan kendaraan diset

sebesar 12V. IC regulator digunakan untuk mengatur arus ke tegangan konstan tanpa mengindahkan perubahan kecepatan

alternator.

Rotor coil Stator coil

Sistem Pengapian

A. Sistem Pengapian Konvensional Sistem pengapian konvensional adalah sistem pengapian yang menggunakan platina dan kondensator untuk pemutusan arus primer dan banyak digunakan pada mobil. Sistem pengapian ini

mempunyai beberapa komponen diantaranya adalah kunci kontak, koil, platina, kondensor, busi, kabel tegangan tinggi. Pada kendaraan bermotor yang bersilinder lebih dari satu menggunakan distributor untuk membagi tegangan ke busi sesuai dengan firing order (FO.

Prinsip Kerja Apa bila kunci kontak dihubungkan “ON” dan posisi platina menutup, maka arus primer dari baterai akan mengalir ke koil pengapian terus ke platina dan massa (terjadi kemagnetan pada kumparan

primer). Pada saat platina mulai membuka, maka : 1) Pada kumparan sekunder timbul arus induksi

dengan tegangan 10 kv – 20 kv. Pada motor bersilinder satu, arus terus mengalir ke busi. Sedangkan pada motor bersilinder banyak,

arus mengalir kebusi lewat pembagi arus sesuai dengan firing order (FO).

2) Pada kumparan primer timbul induksi sendiri dengan tegangan 300 – 400 volt. Arus ini kemudian

mengalir dan di simpan untuk sementara dalam kondensator. Dan apabila platina menutup

kembali maka muatan listrik yang ada dalam kondensator tersebut di atas akan mengalir ke rangkaian, arus primer segera menjadi penuh.

B. Sistem Pengapian CDI Sistem pengapian CDI merupakan pengembangan dari sistem pengapian konvensional,

dengan menambahkan komponen elektronik pada sistem ini, membuat kerja sistem pengapian

menjadi lebih baik. Sistem pengapian CDI adalah sistem pengapian yang memanfaatkan pengisian dan pengosongan muatan kapasitor untuk menimbulkan induksi tegangan tinggi pada koil pengapian.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 114: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 110

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Prinsip Kerja Sistem Pengapian CDI

Apabila kunci kontak “ON” maka arus dari baterai mengalir menuju transformator yang berada dalam

unit CDI, kemudian transformator menaikkan tegangan baterai 12 volt menjadi 400 volt, yang kemudian mengisi kapasitor. Jika pada SCR diberikan sinyal dari pulsa triger maka SCR akan ON,

sehingga arus listrik muatan kapasitor akan mengalir menuju primer koil. Karena arus kapasitor mengalir hanya sesaat maka primer koil menjadi kehilangan kemagnetan dengan cepat, hal ini yang menyebabkan terbangkitnya tegangan tinggi (Induksi) pada koil pengapian yang selanjutnya dialirkan

ke busi. C. Sistem Pengapian dgn Koil Igniter

Sistem pengapian membangkitkan loncatan bunga api pada tegangan tinggi, dan menyalakan percampuran udara-bahan bakar yang dimampatkan di dalam silinder, pada waktu yang optimal. Berdasarkan sinyal-sinyal yang diterima dari sensor-sensor, engine ECU (Electronic Control Unit)

mempengaruhi kontrol untuk mendapatkan waktu pengapian yang optimal

Switch pengapian Baterai

Koil pengapian dengan igniter

Busi Engine ECU Sensor posisi poros cam Sensor

Sistem Pengapian Langsung Sistem pengapian langsung menyuplai tegangan tinggi langsung dari koil pengapian ke busi.

Tipe A

Menyediakan koil pengapian dengan igniter untuk setiap silinder.

Tipe B

Menyediakan koil pengapian dengan igniter untuk setiap dua silinder. Menggunakan kawat bertegangan tinggi untuk menyuplai arus ke

silinder-silinder.

Koil pengapian (dengan igniter) Busi

Kawat bertegangan tinggi

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 115: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 111

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Distributor

Tipe konvensional Mendistribusikan listrik dengan koil peng-

apian dan sebuah igniter, melalui kawat bertegangan tinggi dari distributor.

Tipe IIA (Integrated Ignition

Assembly) Mengandung koil pengapian dan igniter di dalam distributor.

Distributor Tutup distributor Rotor Koil

pengapian Igniter Engine ECU (Electronic Control

Unit) Signal rotor Pick-up coil

Koil Pengapian Komponen ini meningkatkan tegangan baterai (12V) untuk membangkitkan

tegangan tinggi di atas 10kV, yang perlu untuk pengapian. Primary dan secondary coil diletakkan saling

berdekatan. Saat arus diberikan secara intermittent ke primary coil, terciptalah saling induktansi. Meka-nisme ini

dimanfaatkan untuk membangkitkan tegangan tinggi pada secondary coil. Koil pengapian dapat membangkitkan tegangan

tinggi yang berbeda-beda sesuai dengan jumlah dan ukuran gulungan koil.

Tipe konvensional Tipe DIS (Direct Ignition

System) Tipe IIA (Integrated Ignition Assembly)

Primary terminal (+) Primary terminal (-) Primary coil Pusat besi (Iron core) Secondary coil Secondary terminal Igniter

Busi Melepas dan Memasang Distributor pada Mobil

Melepas distributor

Melepas semua kabel dari distributor

Memutar poros engkol sehingga torak pada silinder 1 pada posisi TMA langkah kompresi (posisi saat pengapian )

Memberi tanda pada rumah distributor sesuai dengan arah jari rotor

Memberi tanda pada rumah distributor dan blok motor

Melepas distributor dari dudukannya

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 116: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 112

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Memasang kembali distributor

Pastikan bahwa posisi torak silinder 1 pada TMA langkah kompresi / posisi saat pengapian

Menyesuaikan tanda pada rumah distributor dengan arah jari rotor

Memasang distributor pada blok motor

Memasang baut pengikat tapi jangan dikeraskan

Pasang sistem pengabelan

Stel saat pengapian, dan keraskan baut pengikat

Hidupkan motor

Menentukan letak silinder 1 Menurut normalisasi silinder 1 terletak paling jauh dari pemindah tenaga pada bentuk V atau

bentuk datar silinder 1 terletak sebelah kiri dan paling jauh dari pemindah tenaga

Menentukan urutan pengapian Dengan melihat gerakan katup

Perhatikan jumlah silinder, untuk menentukan besar sudut jarak pengapian

Putar poros engkol sampai kedua katup silinder 1 dalam posisi menutup ( langkah kompresi )

Putar poros engkol sesuai dengan besar sudut jarak pengapian periksa dan catat silinder mana yang kedua katupnya menutup

Ulangi langkah kerja diatas sampai silinder memperoleh urutan pengapian

Menutup lubang busi dengan gabus

Membuka busi silinder 1 dan mengantinya dengan gabus

Memutar motor sampai gabus pada silinder 1 lepas

Membuka semua busi yang lain dan menggantinya dengan gabus

Perhatikan dan catat, bila gabus lepas berarti pada silinder itu terjadi kompresi

Ulangi sampai semua silinder sampai memperoleh urutan pengapian

Penyetelan Kontak Pemutus dengan Dwell Tester Langkah kerja Lepas tutup distributor, rotor dan piringan tutup.

Periksa celah kontak secara visual. Untuk mobil biasanya 0,4 – 0,5 mm. Jika celah kontak lebih

besar atau lebih kecil, stel menurut metode yang sudah dijelaskan pada penyetelan dengan fuller. Pasang pengetes dwel

Start motor dan periksa sudut dwel. Jika salah, stel celah kontak sampai mendapatkan hasil yang baik dan keraskan sekrup-sekrup pada kontak tetap.

Pasang kembali, kontrol sudut dwel sekali lagi selama motor ( putaran idle )

Petunjuk

Pemindah tenaga

Pemindah tenaga

Besar sudut dwel untuk motor 4 silinder biasanya 52 - 560, untuk motor 6 silinder 36 - 380

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 117: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 113

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Kadang-kadang ada perubahan pada sudut dwel, yang tergantung pada jumlah putaran motor.

Itu diakibatkan oleh kebebasan plat dudukan kontak dan kebebasan poros governor. Kalau jumlah perubahan lebih dari 5 derajat, distributor harus dioverhoul. Kecuali : distributor buatan

delco ( GM ) dan Ducellier ( Renault ). Distributor tersebut mengalami perubahan sudut dwel pada saat advans vakum bekerja. Perubahan itu dikarenakan oleh konstruksinya.

Penyetelan Saat Pengapian Cara Menyetel Dengan Lampu Timing Pasang lampu timing dan tachometer

Kontrol / stel putaran idle

Lihat saat pengapian pada putaran idle. Tanda pengapian terletak pada puli atau roda gaya. Jika tanda kotor, bersihkan terlebih dahulu

Apabila saat pengapian tidak tepat, kendorkan sekrup pengikat distributor sampai distributor

dapat digerakkan Putar distributor sampai didapatkan saat pengapian tepat, kemudian keraskan sekrup kembali

Busi

Komponen ini menerima tegangan tinggi yang dibuat di koil pengapian, dan membangkitkan bunga api guna mengapikan percampuran

udara-bahan bakar di dalam silinder. Tegangan tinggi membangkitkan bunga api listrik di celah antara elektroda tengah dan elektroda massa.

Busi dengan banyak elektroda

Busi beralur Busi dengan elektroda menonjol

Elektroda tengah Elektroda massa Alur-V Alur-U Perbedaan pada volume tonjolan

1. Kelistrikan Bodi

Komponen-komponen kelistrikan bodi terdiri dari part-part kelistrikan yang dipasang pada bodi kendaraan yaitu wire harness, switch dan relay , sistem penerangan, meter kombinasi dan pengukur, penghapus dan pembasuh kaca, air conditioning A. Wire Harness

Wire harness dibagi menjadi kelompok-kelompok berikut untuk memudahkan persambungan

antara komponen-komponen kelistrikan sebuah kendaraan: wire dan kabel, part-part per-sambungan, part-part pelindung sirkuit, dll.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 118: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 114

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Wire dan Kabel Tipe tipe utama wire dan kabel digunakan

pada kendaraan. Untuk melindungi, digunakan part-part pelindung wiring: 1. Wire bertegangan rendah Tipe wire yang digunakan secara luas pada kendaraan, terdiri dari elemen wire element

dan penyekatan.

2. Kabel-kabel berpelindung Tipe kabel yang dirancang untuk melindungi dirinya sendiri dari gangguan-gangguan luar, dan digunakan pada area-area sebagai berikut: Kabel radio antenna feeder, Garis-garis sinyal pengapian,

Garis-garis sinyal oxygen sensor, dll. 3. Kawat bertegangan tinggi (High-tension cords) Tipe kawat yang digunakan sebagai part dari sistem pengapian mesin bensin. Kawat ini terdiri dari sebuah konduktor (core wire) yang ditutup oleh penyekat karet tebal yang mencegah agar tegangan tinggi tidak bocor keluar.

4. Part-part pelindung wiring Part-part pelindung menutup atau membalut wire dan kabel, atau mengamankannya dari part-part

lain guna melindungi wiring harness Untuk memudahkan persambungan, wire harness dipusatkan di beberapa tempat pada

kendaraan:

Junction block (J/B)

Junction block adalah part dimana konektor-konektor untuk sirkuit listrik dikelompokkan bersama-sama. Pada umumnya, terdiri dari:

Papan-papan sirkuit tercetak, fuse, relay, pemutus sirkuit, dan alat-alat lain.

Relay block (R/B) Meskipun sangat serupa dengan junction block, relay block tidak memiliki papan-papan sirkuit

tercetak atau fungsi-fungsi per-sambungan terpusat lainnya

Ruang mesin J/B atau R/B Relay

Fuse dan fusible link Konektor-Konektor

Fungsi konektor-konektor, yang digunakan diantara wire harness atau diantara wire harness dan komponen kelistrikan, adalah untuk memberikan persambungan listrik. Terdapat dua tipe

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 119: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 115

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

konektor: Konektor wire-ke-wire, Konektor wire-ke-komponen. Konektor-konektor dibagi menjadi tipe

laki-laki dan perempuan, tergantung pada bentuk terminalnya. Konektor-konektor tersebut tersedia dalam bermacam warna.

Junction connector

Fungsi junction connector adalah untuk menghubungkan terminal-terminal dari kelompok yang

sama.

Konektor persambungan (Junction connector)

Fungsi konektor persambungan (Junction connector) adalah untuk menghubungkan terminal terminal pada kelompok yang sama.

Baut-baut massa digunakan untuk memassakan wire harness dan komponen komponen listrik ke bodi kendaraan. Tidak seperti baut-baut biasa, permukaan permukaan baut ini dicat hijau untuk

mencegah oksidasi. Part-part Pelindung Sirkuit

Part-part pelindung sirkuit melindungi sirkuit dari arus yang berlebihan yang mengalir saat

kawat atau komponen listrik/elektronik mengalami konsleting. Fuse

Sebuah fuse dipasang diantara fusible link dan

alat kelistrikan. Saat arus yang melebihi nilai amper yang ditentukan mengalir melalui sirkuit alat kelistrikan individu, fuse meleleh untuk

melindungti sirkuit. Digunakan dua tipe fuse: tipe mata pisau, dan tipe cartridge.

Fusible Link

Sebuah fusible link dipasang segaris diantara sumber tenaga dan alat kelistrikan tempat dimana arus dengan amper tinggi mengalir. Bila arus yang berlebihan mengalir sebagai akibat dari konsletingnya wire harness dengan bodi, fusible link mencair untuk melindungi wire harness. Digunakan dua tipe

fusible link: Tipe cartridge dan tipe link. Pemutus sirkuit

Pemutus sirkuit digunakan untuk melindungi sirkuit dengan beban amper yang tinggi yang tidak dapat dilindungi oleh sebuah fuse, seperti power window, defogger, blower motor, dll. Saat arus

yang melebihi nilai amper yang ditentukan mengalir, elemen bimetal di pemutus membangkitkan panas dan menyebarkannya guna memutus arus.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 120: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 116

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Tidak seperti fuse, sebuah pemutus sirkuit dapat digunakan kembali saat bimetalnya diset kembali. Pemutus arus memiliki dua tipe seperti yang ditunjukkan oleh gambar di sebelah kiri: tipe reset

otomatik yang secara otomatis mengeset kembali, dan tipe reset manual yang secara manual mengeset kembali.

B. Switch dan Relay Switch dan relay membuka dan menutup sirkuit listrik guna menghidupkan dan mematikan lampu-lampu, dan juga untuk mengoperasikan sistem-sistem kontrol.

Switch

Beberapa switch dioperasikan secara manual, sementara yang lainnya beroperasi secara otomatis

dengan merasakan adanya tekanan, tekanan oli, atau temperatur.

Relay

Relay memungkinkan fungsi ON/OFF dengan arus kecil sirkuit listrik yang mem-butuhkan arus besar. Saat relay digunakan, sirkuit-sirkuit yang

membutuhkan arus yang besar dapat disederhanakan.

Switch Relay Baterai

Tipe-tipe switch dan relay

Meskipun bila arus di bawah

nilai amper yang ditentukan,

bila arus mengalir berulang kali

dalam waktu pendek atau

panjang, tempe-ratur bimetal

akan naik untuk memutus arus

tersebut.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 121: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 117

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Switch yang langsung

dioperasikan dengan tangan

a. Switch rotary

b. Switch tekan

c. Switch gergaji

d. Switch tuas

Switch yang bekerja karena perubahan

temperatur atau arus listrik

e. Switch deteksi temperatur

f. Switch deteksi arus Switch yang dioperasikan oleh perubahan

permukaan fluida

Relay

g. Relay elektromagnetik

h. Switching relay tipe bergantung

C. Sistem Penerangan Lampu besar

Lampu besar mengarahkan sinarnya ke depan untuk memastikan jarak pandang pengemudi selama pengendaraan malam hari. Lampu-lampu tersebut dapat diganti untuk memberikan menyinaran jarak jauh (diarahkan ke atas) dan jarak dekat (diarahkan ke bawah).

Lampu-lampu tersebut juga memberitahukan pengemudi kendaraan lain atau pejalan kaki akan kehadiran kendaraan Anda. Beberapa model dilengkapi dengan lampu pengendaraan siang hari yang tetap menyala setiap saat untuk memberikan peringatan kepada kendaraan lain akan kehadiran

kendaraan Anda. Pembersih lampu besar untuk membersihkan lensa-lensa lampu besar juga tersedia pada beberapa model.

Lampu-Lampu Lain

1. Lampu belakang/kecil Pada malam hari atau di dalam terowongan, lampu belakang/kecil memberitahukan kendaraan di belakang akan keberadaan kendaraan ini.

2. Lampu berhenti (lampu rem) Lampu-lampu tanda ini memberitahukan kendaraan yang berada di belakang bahwa sedang

dilakukan pengereman. Biasanya, lampu rem berbagi rumah lampu yang sama dengan lampu belakang/kecil, dan menyala lebih terang.

3. Lampu-lampu tanda belok

Lampu-lampu tanda ini memberitahukan kendaraan lain bahwa kendaraan anda sedang membelok ke kanan atau ke kiri, atau arah perjalanannya berubah.

4. Lampu-lampu peringatan tanda bahaya

Lampu-lampu tanda ini memberitahukan kendaraan lain bahwa kendaraan anda sedang melakukan penghentian darurat atau diparkir.

5. Lampu-lampu mundur

Lampu-lampu tanda ini menyala saat kendaraan mundur. Lampu-lampu ini juga menyala pada malam hari.

6. Lampu clearance (lampu-lmapu posisi)

Pada malam hari, lampu-lampu ini memberitahukan kendaraan lain akan posisi dan lebar kendaraan anda.

7. Lampu plat nomor

Lampu-lampu ini membuat nomor-nomor pada plat nomor terlihat saat malam hari.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 122: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 118

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

8. Lampu-lampu kabut depan & belakang

Lampu-lampu indikator tambahan ini digunakan di bawah kondisi cuaca yang buruk, seperti kabut atau hujan.

9. Lampu panel instrumen Menyala agar meter dan pengukur terlihat pada malam hari. Menyala saat switch dimmer lampu besar di putar satu langkah

10. Lampu interior (lampu dome/ruang) Pada umumnya, lampu ini terletak di tengah atap, atau bagian atas dalam kaca spion. Switch untuk lampu ini biasanya memiliki 3 pengesetan sebagai berikut:

"ON" : tetap dalam keadaan menyala. "OFF" : tetap dalam keadaan mati. "DOOR" : menyala hanya bila pintu dibuka.

D. Meter Kombinasi dan Pengukur

Meter kombinasi dan pengukur terdiri dari meter, pengukur, lampu peringatan, dam lampu

indikator untuk menunjukkan informasi yang dibutuhkan oleh pengemudi guna pengendaraan yang aman.

Meter dan Pengukur

Meter dan pengukur berikut menunjukkan, melalui gerakan jarum-jarumnya, informasi yang sering berubah.

Tachometer Speedometer Pengukur temperatur air Pengukur bahan bakar (dengan lampu

peringatan permukaan bahan bakar) Pengukur tekanan oli Voltmeter

Lampu-lampu Peringatan

Lampu-lampu peringatan ini menyala pada situasi berikut: - Untuk memberi peringatan kepada pengemudi bahwa ada malafungsi atau membutuhkan

pengisian kembali atau penggantian.

- Untuk memastikan keamanan pengendaraan. - Digunakan bohlam berwarna merah dan jingga, tergantung pada kegentingan atau prioritas

informasi.

Lampu peringatan ABS (hanya kendaraan yang dilengkapi dengan ABS saja)

Lampu peringatan permukaan fluida rem

Lampu indikator malafungsi

Lampu peringatan pengosongan baterai

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 123: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 119

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Lampu peringatan sabuk pengaman

Lampu peringatan pintu terbuka

Lampu peringatan airbag (hanya kendaraan yang dilengkapi dengan airbag saja)

Lampu peringatan permukaan bahan bakar rendah

Lampu peringatan tekanan oli rendah

Lampu peringatan sedimenter bahan bakar (hanya untuk kendaraan bermesin diesel)

Lampu peringatan glowplug (hanya untuk kendaraan bermesin diesel

Lampu-lampu Indikator Lampu-lampu ini menyala untuk memberitahukan pengemudi bahwa masing-masing alat

berfungsi, setelah pengemudi mengoperasikan switch atau tuas. Bohlam berwarna biru, hijau dan jingga digunakan, tergantung pada tujuannya.

Indikator peringatan tanda bahaya dan tanda belok

Lampu indikator tuas pemindah A/T (hanya kendaraan dengan transmisi otomatik

saja)

Indikator lampu jauh

Lampu indikator overdrive off

Lain-lain

Penghapus dan Pembasuh Kaca

1. Wiper motor dan linkage

2. Reservoir fluida pembasuh 3. Wiper arm dan blade belakang 4. Wiper motor belakang

5. Wiper arm dan blade 6. Nozzle pembasuh depan 7. Nozzle pembasuh belakang

Fungsi-fungsi penghapus kaca Fungsi kecepatan: mengganti kecepatan penghapus kaca antara HI dan LO.

Fungsi intermittent : mengoperasikan penghapus kaca pada kecepatan LO. Terdapat pula tipe dimana interval dapat disetel dalam beberapa tahap.

Fungsi kabut : mengoperasikan penghapus kaca sekali saat switch sedang bekerja. Fungsi parkir otomatis : meskipun penghapus kaca sedang beroperasi, akan tetapi bila memutar

switch ke posisi OFF, maka penghapus kaca akan kembali ke posisi asalnya. Fungsi persambungan pembasuh : secara otomatis mengoperasikan penghapus kaca saat switch

pembasuh diputar ke posisi ON untuk beberapa detik.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 124: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 120

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

D. Latihan

1. Jelaskan kemungkinan penyebabnya bilamana motor starter tidak dapat berputar untuk memutar roda gila (Fly wheel)

2. Jelaskan kemungkinan penyebabnya bilamana tidak terjadi pengisian pada aki. 3. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional (Platina) serta jelaskan bagaimana

prinsip kerjanya sehingga dapat meloncatkan bunga api pada busi.

4. Jelaskan cara memasang distributor pada mobil bensin 5. Jelaskan bagaimana cara menyetel kontak pemutus (platina) dengan menggunakan Dwell

Tester

6. Jelaskan kemungkinan penyebabnya bila mana lampu kepala tidak mau menyala 7. Jelaskan bagaimana cara menyetel lampu kepala

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 125: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 121

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

PERBAIKAN SISTEM AIR CONDITIONER (AC)

Standar Kompetensi : Mendiagnosis dan Memperbaiki sistem AC Otomotif

Sub Kompetensi : 1. Mendiagnosis sistem AC pada kendaraan ringan 2. Mengoverhaul sistem AC pada kendaraan ringan.

Waktu : 100 menit

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat melakukan:

1. Mendiagnosis sistem AC pada kendaraan ringan 2. Mengoverhaul sistem AC pada kendaraan ringan.

B. Kegiatan Belajar Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut

ini:

1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang disajikan.

2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang disediakan.

C. Materi Pembelajaran Air Conditioners (AC)

AC atau Air Conditioners, adalah suatu rangkaian peralatan (komponen) yang berfungsi untuk mendinginkan udara di dalam kabin agar penumpang dapat merasa segar dan nyaman.

Heater Cooler Dehumidifier

Rangkaian peralatan (komponen) tersebut adalah: Compressor Berfungsi untuk memompakan Refrigrant yang berbentuk gas agar tekanannya

meningkat sehingga juga akan mengakibat-kan temperaturnya meningkat.

Condenser Berfungsi untuk menyerap panas pada Refrigerant yang telah dikompresikan

oleh kompresor dan mengubah refrigrant yang berbentuk gas menjadi cair (dingin).

Dryer/Receifer Berfungsi untuk menampung Refrigerant cair untuk sementara, yang untuk

selanjutnya mengalirkan ke Evaporator melalui Expansion Valve, sesuai dengan beban pendinginan yang dibutuhkan. Selain itu Dryer/Receifer juga berfungsi sebagai Filter untuk menyaring uap air dan kotoran yang dapat merugikan bagi

siklus Refrigerant

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 126: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 122

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Expansion Valve Berfungsi Mengabutkan Refrigrant kedalam Evaporator, agar Refrigerant cair dapat segera berubah menjadi gas.

Evaporator

Merupakan kebalikan dari Condenser Berfungsi untuk menyerap panas dari udara yang melalui sirip-sirip pendingin Evaporator, sehingga udara tersebut menjadi dingin

Cara Kerja Komponen AC

1. Compressor Kompresor di gerakkan oleh tali kipas dari puli engine. Perputaran kompresor ini akan

menggerakkan Piston/Vane dan gerakan piston/vane ini akan menimbulkan tekanan bagi Refrigerant yang berbentuk gas sehingga tekanannya meningkat yang dengan sendirinya juga akan meningkatkan temperaturnya.

Jenis kompresor dapat dipisahkan seperti dibawah ini:

Tipe Crank

Tipe Reciprocating

Tipe Swash Plate

Tipe Rotary Tipe Through Vane

Tipe Reciprocating mengubah putaran Crankshaft menjadi gerakan bolak-balik pada piston.

Tipe Crank Pada tipe ini sisi piston yang berfungsi hanya satu sisi saja, yaitu bagian atas. Oleh sebab itu pada kepala silinder (Valve Plate)

terdapat dua katup yaitu katup isap (Suction) dan katup penyalur (Discharge). Lihat gambar mekanis kompresi.

Pada langkah turun, Refrigerant masuk kedalam ruang silinder dari Evaporator, dan pada langkah naik

Refrigerant keluar dari ruang silinder menuju ke Condenser dengan tekanan meningkat dari 2,1 kg/cm2 menjadi 15 kg/cm2 yang mengubah temperatur dari 0oC menjadi 70oC.

Tipe Swash Plate Terdiri dari sejumlah piston dengan interval 72o untuk kompresor 10 silinder dan interval 120o untuk kompresor 6 silinder. Kedua sisi ujung piston pada tipe ini berfungsi, yaitu apabila salah satu sisi

melakukan langkah kompresi maka sisi lainnya melakukan langkah isap (lihat bagan gambar mekanis kompresi)

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 127: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 123

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Tipe Through Vane Tipe Through Vane ini terdiri atas dua vane yang integral dan saling tegak lurus. Dan bila rotor berputar vane akan bergeser pada arah radial sehingga ujung-ujung vane akan selalu bersinggungan

dengan permukaan dalam silinder. (lihat bagan gambar mekanis kompresi).

Kopling Magnet (Magnetic Clutch) Kopling magnet adalah perlengkapan kompresor yaitu suatu alat yang dipergunakan untuk

melepas dan menghubungkan kompresor dengan putaran mesin. Peralatan intinya adalah: Stator, Rotor dan Pressure Plate. Sistem kerja dari alat ini adalah Elektro Magnetic.

Konstruksi Puli terpasang pada poros kompressor dengan bantalan di antaranya menyebabkan puli dapat

bergerak dengan bebas. Sedang stator terikat dengan kompressor housing, pressure plate terpasang

mati pada poros compressor.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 128: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 124

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

2. Condenser Refrigerant yang masuk kedalam Condenser oleh karena tekanan kompresor masih dalam bentuk gas dengan

temperatur yang cukup tinggi (80oC). Temperatur yang tinggi dari Refrigerant yang berada dalam Condenser yang bentuknya berliku-liku akan mengakibatkan terjadinya

pelepasan panas oleh Refrigerant. Proses pelepasan panas ini di permudah dengan adanya aliran udara baik dari gerakan mobil maupun isapan Fan yang terpasang dibelakang

Condenser. Semakin baik pelepasan panas yang di hasilkan oleh Condenser makin baik pula pendinginan yang akan

dilakukan oleh Evaporator.

Pada ujung pipa keluar Condenser Refrigerant sudah tidak berbentuk gas lagi akan tetapi sudah berubah menjadi

Refrigerant cair dengan temperatur 57oC (cooled liquid). 3. Receifer/Dryer

Refrigerant dari Condenser masuk ke tabung Receifer melalui lubang masuk (inlet port), kemudian melalui Dryer, Desiccant dan Filter Refrigerant cair naik dan keluar melalui

lubang keluar (Outlet Port) menuju ke Expansion Valve. Dryer, Desiccant maupun Filter berfungsi untuk mencegah kotoran yang dapat menimbulkan karat maupun pembekuan

Refrigerant terutama pada Expansion Valve yang mana akan mengganggu siklus dari Refrigerant. Bagian atas dari Receifer/Dryer disediakan gelas kaca (Sight Glass) yang

berfungsi untuk melihat sirkulasi Refrigerant.

4. Expansion Valve

Oleh karena fungsi dari Expansion Valve ini untuk mengabutkan Refrigerant kedalam Evaporator, maka lubang keluar pada alat ini berbentuk lubang kecil (Orifice) konstan atau dapat

diatur melalui katup (Valve) yang pengaturannya menggunakan perubahan temperatur yang dideteksi oleh sebuah sensor panas. Berdasarkan pengaturan pengabutan ini expansion valve dibedakan menjadi:

Expansion Valve tekanan konstan Expansion Valve tipe thermal

Pada gambar disamping adalah cara kerja Expansion Valve tipe thermal.

Pembukaan Valve sangat bergantung dari besar kecilnya tekanan Pf dari Heat Sensitizing Tube. Bila temperatur lubang keluar (Out Let) Evaporator dimana alat ini ditempelkan meningkat, maka

tekanan Pf > dari tekanan Ps + Pe, maka Refrigerant yang disemprotkan akan lebih banyak. Sebaliknya bila temperatur lubang keluar (Out Let) Evaporator menurun maka tekanan Pf < Ps + Pe, maka Refrigerant yang disemprotkan akan lebih sedikit.

Ps: tekanan pegas Ps: tekanan uap didalam evaporator

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 129: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 125

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

5. Evaporator

Perubahan zat cair dari refrigerant menjadi gas yang terjadi pada evaporator akan berakibat terjadi

penyerapan panas pada daerah sekelilingnya, udara yang melewati kisi-kisi evaporator panasnya akan terserap sehingga dengan hembusan Blower udara yang ke luar

keruang kabin mobil akan menjadi dingin.

AC Otomatis

Sistem AC otomatis mengatur temperatur interior secara otomatis pada temperatur yang telah

ditentukan. Saat mode pengoperasian diset ke posisi AUTO dan temperatur diset, maka sensor-sensor mendeteksi temperatur udara ambient, temperatur interior, dan temperatur yang telah ditentukan. Kemudian, komputer secara otomatis mengontrol temperatur outlet, kecepatan blower, dan posisi

outlet untuk mendapatkan temperatur yang telah ditentukan.

Pengetesan Sistem AC Bermacam cara dapat dilaksanakan untuk

pengetesan sistem AC, antara lain (1) Tes

tekanan (2) Tes temperatur (3) Tes kebocoran

1. Tes tekanan

A. Bagian tekanan rendah B. Bagian tekanan tinggi

Putaran mesin 2000 rpm

Sistem AC yang bekerja normal saluran isap kompresor,

zat pendingin harus berupa gas dengan tekanan 1,5 – 2 bar (21 – 29 psi). Pada saluran tekan kompresor zat pendingin masih berbentuk gas dengan tekanan 14,5 – 2

bar (200 – 213 psi). Besar tekanan ini juga berlaku sampai zat pendingin masuk ke katup ekspansi.

Zat pendingin berubah bentuk dari gas menjadi cair karena didinginkan oleh kondensor. Keterangan :

TR = Tekanan rendah. TT = Tekanan tinggi.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 130: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 126

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Tekanan zat pendingin diturunkan oleh katub ekspansi, dalam evaporator zat pendingin

mengambil panas di sekelilingnya, berubah bentuk menjadi gas dan kembali ke saluran isap Kompresor. Proses berulang terus seperti semula.

- Sistem AC tidak bekerja normal Kedua manometer menunjukkan tekanan yang rendah dari semestinya.

Tekanan yang kurang pada saluran tekan dan saluran

hisap kompresor menunjukkan zat pendingin yang beredar dalam sistem volumenya sudah berkurang. Kekurangan zat pendingin yang sudah diisi penuh

disebabkan kebocoran pada sistem, akibatnya sistem AC bekerja tidak efisien (AC kurang dingin).

Bila tekanan tinggi diukur setelah saringan, hal ini

bisa menunjukkan saringan sudah kotor.

Kedua manometer menunjukkan tekanan yang lebih besar

Pengisian zat pendingin terlalu banyak.Tekanan pada

bagian tekanan tinggi akan na-ik, volume zat pendingin

yang disemprotkan katup ekspansi akan lebih besar, menyebabkan saluran tekanan rendah naik pula tekanannya.

Pendingin kondensor yang kurang baik, menyebabkan

temperatur evaporator menjadi naik, dan tekanan pipa kontrol katup ekspansi akan naik juga mengakibatkan katup ekspansi akan selalu membuka. Tekanan kedua

bagian saluran tekanan tinggi & rendah akan naik

Bila manometer menunjukkan tekanan yang lebih besar lagi pada kedua saluran, hal ini berarti

ada uap air yang beredar dalam sistem. Pengisian zat pendingin yang terlalu banyak harus dihindari, karena sistem AC bekerja lebih

berat dan terasa kurang dingin

Manomater tekanan rendah lebih tinggi dan manometer tekanan tinggi lebih rendah - Kebocoran pada bagian – bagian yang berge-sekan

dari kompresor seperti katup – katup cincin torak,

menyebabkan kompresor tidak bekerja dengan baik. - Langkah tekan kompresor tidak menghasilkan tekanan

yang lebih tinggi dan temperatur eva-porator naik,

katup expansi akan selalu terbuka. - Katup – katup kompresor yang rusak akan

menyebabkan zat pendinginan yang ditekan akan

mengalami kebocoran kebagian saluran hisap, akibatnya saluran hisap tekanannya akan lebih naik/tinggi dan bagian saluran tekanan, tekanannya

akan turun/rendah

2. Tes temperatur

a. Mengukur temperatur udara dalam saluran evaporator Pengetesan kemampuan sistem AC dengan cara ini masih pada putaran mesin 2000 rpm, AC

bekerja dengan beban penuh dan pengetesan dengan manometer menunjukkan sistem tidak ada kesalahan. Tabel perbandingan temperatur udara luar dan temperatur udara dalam saluran

evaporator di bawah ini, dapat dijadikan pedoman untuk tes temperatur.

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 131: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 127

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Temperatur udara luar (ºC) Temperatur udara dalam saluran evaporator (ºC)

15

20 26 32

37

4 – 6

4 – 6 4 – 7 5 – 8

7 – 10

Bila temperatur udara pada saluran evaporator : 4 - 6ºC hal ini berarti pada waktu kopling

magnet menghubung adalah : 6ºC dan waktu melepas 4ºC.

b. Mengukur temperatur ruangan AC & kelembaban udara

Prosentase kelembaban udara relatif yang lebih besar dapat diturunkan oleh sistem AC, karena

udara yang basah/lembab akan dikeringkan oleh evaporator, hal ini terlihat adanya tetesan air

(kondensasi) di sekitar pipa – pipa evaporator. Dengan Higrometer kita dapat mengukur kelembaban udara dalam ruangan AC, kelembaban udara yang ideal adalah 45 –50% dengan temperatur ruangan 20 - 22ºC. Bila kelembaban udara luar tidak jauh berbeda dengan kelembaban udara dalam ruangan

AC, hal ini berarti evaporator terlalu basah & kotor. Gejala ini juga terasa AC kurang dingin

3. Mengetes kebocoran

Mengetes kebocoran zat pendingin pada sistem dapat

dilakukan dengan macam – macam cara, secara sederhana dapat dilakukan dengan memeriksa sambungan – sambungan instalasi pipa memakai busa sabun, atau dengan kompor nyala api sipiritus. Gambar di sebelah memperlihatkan alat detektor elektronik yang dapat mencari kebocoran freon dari sistem

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 132: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 128

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

Melepas dan Memasang Kompresor, Mengganti Kopling Magnet

Alat Bahan

Kotak alat

Special service tool/SST)

Manometer dan perleng-

kapannya

Stetoskop

Mobil dengan AC

Kompresor dan kopling magnet

Oli khusus kompresor AC

Freon

Kain lap

A. Pemeriksaan pada ruang mesin Langkah Kerja

- Hidupkan sistem AC dengan putaran mesin 2000 rpm, lakukan pemeriksaan kemampuan kerja

kompresor dengan manometer

- Pemeriksa dudukan kompresor pada blok mesin. Kompresor harus duduk dan dibautkan dengan baik. Hubungan roda puli kompresor dengan poros mesin harus lurus bila dilihat dari samping

mesin. Hubungan yang tidak lurus akan mengakibatkan sabuk (belt) cepat rusak dan bantalan magnet cepat aus.

Periksa kerja kopling magnet Kopling magnet dapat menghubung dan memutus dengan poros kompresor secara baik, tanpa

menimbulkan suara yang kasar setelah kopling magnet bekerja. (Tapi sesaat kopling magnet menghubung memang menimbulkan bunyi karena sabuk penggerak mengalami slip untuk

menyesuaikan putaran, hal itu adalah wajar !)

Suara yang kasar juga dapat didengar pada kompresor saat bekerja, bunyi tersebut disebabkan

oleh kerusakan mekanis yang terjadi dalam kompresor (kerusakan bantalan poros torak, dll) Pastikan bunyi terjadi dengan menggunakan steteskop !

Pada waktu mesin & sistem AC tidak bekerja, periksa tahanan gulungan kopling magnet

Besaran tahanan 3 – 4 Ohm

Periksa juga dari kemungkinan ada hubungan singkat dengan massa (bodi)

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar

Page 133: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, MT Drs. Syafiuddin P., M.Pd

P a g e | 129

Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

B. Pemeriksaan setelah kompresor dilepas dari sistem

Periksa kebocoran pada kompresor tutup

sambungan TR & TT. Isikan freon dengan tekanan 3 bar ( 43 psi) ke dalam kompresor melalui

katup pelayanan TT

Periksa kemungkinan kebocoran freon dengan detektor !

Periksa pegas penekan kopling magnet dari kemungkinan patah atau korosi

Periksa besar celah plat penekan dengan roda puli. Besar celah 0,3 – 0,6 mm

Celah yang lebih besar disebabkan keausan yang terjadi akibat gesekan antara plat penekan dengan roda puli

Lepas kopling magnet seperti urutan langkah pada

gambar

Ukur besar tahanan gulungan kopling magnet

Tahanan gulungan 3 – 4 Ohm

Bila pada kompresor terdapat kebocoran sil poros atau bantalan poros sudah rusak sehingga menimbulkan suara waktu kompresor bekerja, bongkar kompresor!

D. Latihan

AC atau Air Conditioners, adalah suatu rangkaian peralatan (komponen) yang berfungsi untuk

mendinginkan udara di dalam kabin agar penumpang dapat merasa segar dan nyaman. 1. Gambarkan rangkaian komponen AC mobil dan jelaskan bagaimana caranya sehingga dapat

memberikan penumpang rasa segar dan nyaman.

2. Jelaskan masing-masing fungsi setiap komponen pada sistem AC mobil 3. Jelaskan kemungkinan penyebab bilamana AC mobil tidak dapat mengeluarkan hawa dingin. 4. Jelaskan bagaimana cara pengetesan sistem AC dengan Tes Tekanan

5. Jelaskan cara melepas dan memasang kompresor dan mengganti kopling magnet

PS

G R

ayon 1 24 Universitas N

egeri Makassar