DT. Keganasan Kepala Dan Leher

download DT. Keganasan Kepala Dan Leher

of 33

Transcript of DT. Keganasan Kepala Dan Leher

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    1/33

    Karsinoma Nasofaring

    Definisi

    Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah

    nasofaing dengan predileksidi fosa Rossenmuller dan atap

    naso fa r ing . Merupakan tumor dae rah kepa la dan l ehe r

    yangterbanyak di temukan di Indonesia. diagnosis dini cukup sulit karena

    letakya yang tersembunyi dan berhubungan dengan banyak daerah vital.1

    Epidemiologi

    Angka kejadian karsinoma nasofaring di Indonesia cukup tinggi,

    yakni 4,7 kasus baru per tahun per 100.000 penduduk. Catatan

    da r i be rbaga i rumah s ak i t menun jukkan bahwa

    kar s i nom a nasofaring menduduki urutan ke empat setelah kanker leher

    rahim, kanker payudara dan kanker ku l i t . Tet api s el u ruh b ag i an

    THT ( te l inga h idung dan t enggorokan ) d i Indones ia

    sepaka t mendudukan ka rs inoma naso fa r ing pada pe r in gka t

    pe r tama penyak i t kanke r pada dae rah in i .D i jumpa i l eb ih

    banyak pada p r ia da r ipada wan i ta dengan pe rband ingan 2 -

    3o r an g p r i a dibandingkan wanita.2

    Di Cina Selatan angka kejadian karsinoma nasofaring 30 kasus per

    100.000 orang pertahun, dan merupakan masalah kesehatan yang serius di

    daerah ini. Pada Cantonese boatpeople di Cina Selatan memiliki

    insiden tertinggi untuk karsinoma nasofaring 54,7 kasus per

    100.000 orang pertahun. Angka kejadian karsinoma nasofaring di

    Korea dan Jepang sangat rendah meskipun beberapa di Asia

    Tenggara, termasuk Filipina, Malaysia dan Singapura, insiden karsinoma

    nasofaring relatif tinggi .Angka kejadian karsinoma nasofaring di

    Singapura, persentase terbesar mengenai mas yarakat keturunan

    Tionghoa (18,5 per 100.000 penduduk) disusul oleh

    keturunanMelayu (6,5 per 100.000) dan terakhir adalah

    keturunan Hindustan (0,5 per 100.000). Angka kejadian

    karsinoma nasofaring di negara Eropa atau Amerika Utara per

    100.000 penduduk per tahun.2

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    2/33

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    3/33

    ka rs inoma naso fa r ing d i s ebabkan akumula s i da r i debu

    kap as , as am, caustic atau dyeing process.

    M e r o k o k j u g a berhubungan dengan peningkatan resiko

    karsinoma nasofaring. Penelitian menunjukkan adanya p a p a r a n

    j a n g k a p a n j a n g d a r i b a h a n b a h a n p o l u s i m e m e g a n g

    p e r a n a n d a l a m p a t o g e n e s i s k a r s i n o m a . Fa kt or

    l ingkungan l a in yang dapa t men ingka tkan re s iko

    kar s i nom a nasofaring yang pernah dilaporkan adalah penggunaan herbal

    china, dijumpainya nikel pada daerah endemik, penggunaan alkohol dan

    infeksi jamur pada kavum nasi.

    Gejala Klinik

    Gejala berdasarkan organ tubuh di bagi dalam empat kelompok:5

    Gejala nasofaring sendiri, berupa epistaksis ringan, pilek, atausumbatan hidung.

    Gejala telinga berupa tinnitus, rasa tidak nyaman sampai nyeri ditelinga.

    Gejala saraf berupa gangguan saraf otak, seperti dipopia,parestesia daerah pip ih, neuralgia trigeminal, paresis/paralysis

    arkus faring, kelumpuhan otot bahu dan sering tersedak.

    Gejala di leher berupa benjolan.

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    4/33

    Kompl ika s i be rupa me ta s ta s i s j auh ke tu lang , ha t i , dan

    paru dengan gejala khas nyeri padatulang, batuk-batuk dan

    gangguan fungsi hati

    Gejala berdasarkan waktu :5

    Gejala Dini.Penting untuk mengetahui gejala dini karsinoma nasofaring

    dimana tumor masih terbatas dinasofaring, yaitu :

    Gejala telinga: Rasa penuh pada telinga, tinitus, gangguanpendengaran

    Gejala hidung: Epistaksis, hidung tersumbat Gejala mata dan saraf: Diplopia, Gerakan bola mata terbatas

    Gejala lanjut Limfadenopati servikal Gejala akibat perluasan tumor ke jaringan sekitar Gejala akibat metastase jauh.

    Diagnosis

    Diagnosis ditegakan berdasarkan

    1. Pemeriksaan nasofaringPemeriksaan tumor primer di nasofaring dapat dilakukan

    dengan cara rinoskopi posterior (tidak langsung) dan

    nasofaringoskop (langsung) serta fibernasofaringoskopi

    2. Pemeriksaan radiologi4Digunakan untuk melihat massa tumor nasofaring dan

    melihat massa tumor yang menginvasi pada jaringan

    sekitarnya dengan menggunakan :

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    5/33

    Computed Tomografi (CT), dapat memperlihatkanpenyebaran ke jaringan ikat lunak pada nasofaring dan

    penyebaran ke ruang paranasofaring. Sensitif mendeteksi

    erosi tulang, terutama pada dasar tengkorak

    Magnetic Resonance Imaging (MRI), menunjukkankemampuan imaging yang multiplanar dan lebih

    baik dibandingkan CT dalam membedakan tumor

    dari peradangan. MRI juga lebih sensitif dalam

    mengevaluasi metastase pada retrofaringeal dan kelenjar

    limfe yang dalam. MRI dapat mendeteksi infiltrasi tumor ke

    sumsum tulang, dimana CT tidak dapat mendeteksinya

    3. Serologi4Pada tumor , DNA Ebs te in Ba r r be rs i fa t homogen

    dan k lona l mela lu i pengulangan skuens i . Ekspres i

    dari spesific viral messenger RNAs atau produk gen

    seca ra konsis ten dapat dideteksi pada seluruh sel tumor.

    Virus dapat dideteksi pada tumor dengan pemeriksaan insitu

    hibridisasidan tekhnik imunohistokimia. Dapat juga

    dideteksi dengan tekhnik PCR pada material yang

    diperoleh dari asprasi biopsi jarum halus pada metastase

    kelenjar getah bening leher. Deteksi dariantibodi Ig G ( yang

    dijumpai pada masa awal infeksi virus ) dan antibody Ig A (

    yang dijumpai pada capsid viral antigen ) digunakan di Amerika

    Serikat untuk mendukung diagnosis karsinoma n a s o f a r i n g .

    V i r u s E b s t e i n B a r r d a p a t d i j u m p a i p a d a

    u n d i f f e r e n t i a t e d c a r c i n o m a d a n n o n k e r a t i n i z i n g

    squamous cell carcinoma

    4. Patologi4 Biopsi aspirasi jarum halus pada kelenjar getah bening servikalisSejumlah kasus karsinoma nasofaring diketahui berdasarkan

    pemeriksaan sitologi biopsi aspirasi kelenjar getah bening

    servikalis

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    6/33

    BiopsiBiopsi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dari hidung dan

    dari mulut. Biopsi melalui hidung dilakukan tanpa

    melihat jelas tumornya (blind-biopsy). Cunam

    biopsi dimasukkan melalui rongga hidung menyusuri

    konka media ke nasofaring kemudian cunam diarahkan ke

    lateral dan dilakukan biopsi. Biopsi melalui mulut dengan

    memakai bantuan kateter nelaton yang dimasukkan melalui

    hidungdan ujung kateter yang berada di dalam mulut

    ditarik keluar dan diklem bersama-sama dengan ujung

    kateter yang dihidung. Demikian juga dengan kateter

    disebelahnya sehingga palatum mole tertarik ke atas. Kemudian

    dengan kaca laring dilihat daerah nasofaring. Biopsi dilakukan

    dengan melihat tumor melalui kaca tersebut atau

    memakai nasofaringoskop yang dimasukkan melalui

    mulut, massa tumor akan terlihat lebih jelas. Biopsi tumor

    nasofaring umunya dilakukan dengan anestesi topikal

    dengan xy loca in 10%.

    Histo pa to lo g i

    Klasifikasi gambaran histopatologi yang direkomendasikan oleh

    Organisasi Kesehatan Dunia(WHO) dibagi atas 3 tipe, yaitu :6

    1. Karsinoma sel skuamosa berkeratinPada pemeriksaan histopatologi keratinizing squamous cell

    carcinoma memiliki kesamaan bentuk dengan yang terdapat

    pada lokasi lainnya. Dijumpai adanya diferensiasi dari sel

    squamous dengan intercellular bridge atau keratinisasi. Tumor

    tumbuh dalam bentuk pulau-pulau yang dihubungkan dengan

    stroma yang desmoplastik dengan infiltrasi sel-sel radang limfosit,

    sel plasma, neutrofil dan eosinofil yang bervariasi. Sel-sel tumor

    berbentuk poligonal dan stratified. Batas antar sel jelas dan

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    7/33

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    8/33

    3. Karsinoma tidak berdiferensiasiPada pemeriksaan undifferentiated carcinoma memperlihatkan

    gambaran sinsitial dengan batas sel yang tidak jelas, inti bulat

    sampai oval dan vesikular, dijumpai anak inti. Sel-sel tumor sering

    tampak terlihat tumpang tindih. Beberapa sel tumor dapat

    berbentuk spindel . Dijumpai infi l t ra tse l radang dalamj u m l a h b a n y a k , k h u s u s n y a l i m f o s i t , s e h i n g g a

    d i k e n a l j u g a s e b a g a i l ym p ho ep it h el i om a.

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    9/33

    Stadium7

    Untuk menentukan stadium dipakai sistem TNM menurut UICC (2002)

    T = Tumor primer T0 : Tidak tampak tumor T1 : Tumor terbatas di nasofaring T2 : Tumor meluas kejaringan lunak T2a: perluasan tumor ke orofaring dan atau rongga hidung tanpa

    perluasan ke parafaring

    T2b : disertai perluasan ke parafaring T3 : Tumor menginfasi struktur tulang dan atau sinus paranasal T4 : Tumor dengan perluasan intrakranial dan atau terdapat

    keterlibatan saraf kranial, fossa infratemporal, hipofaring, orbita

    atau ruang mastikator

    N : Pembesaran kelenjar limfe regional Nx : pembesaran kelenjar getah bening tidak dapat dinilai N0 : Tidak ada pembesaran kelenjar N1 : Metastasis kelenjar unilateral dengan ukuran terbesar < 6 cm

    diatas fosa supraklavikula

    N2 : Metastasis kelenjar bilateral dengan ukuran terbesar < 6 cmdiatas fosa supraklavikula

    N3 : : Metastasis kelenjar bilateral dengan ukuran terbesar > 6cmatau terletak didalam fosa supraklavikula

    M = Metastase, menggambarkan metastase jauh Mx : metastasis tidak dapat dinilai

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    10/33

    M0 : Tidak ada metastase jauh M1 : Terdapat metastase jauh

    Stadium I T1 N0 M0

    Stadium IIA T2a N0 M0

    Stadium IIB

    T1 N1 M0

    T2a N1 M0

    T2b N0, N1 M0

    Stadium III

    T1 N2 M0

    T2a, T2b N2 M0

    T3 N2 M0

    Stadium IV a T4 N0, N1,N3 M0

    Stadium Ivb Semua T N3 M0

    Stadium IVc Semua T Semua N M1

    Pengobatan

    1. Radioterapi4Sampai saat ini radioterapi masih memegang peranan penting dalam

    penatalaksanaan karsinoma nasofaring. Penatalaksanaan pertama

    untuk karsinoma nasofaring adalah radioterapi dengan atau tanpa

    kemoterapi.

    Radioterapi adalah metode pengobatan penyakit-penyakit

    mal igna dengan menggunakan sinar peng-ion, bertujuanuntuk mematikan sel-sel tumor sebanyak mungkin dan memelihara

    jaringan s eha t d i s ek i t a r tum or aga r t idak m en de r i t a

    ke rusakan t e r l a lu be ra t . Ka rs inoma

    na so fa ri ng bersifat radioresponsif sehingga radioterapi

    tetap merupakan terapi terpenting. Radiasi pada jaringan

    dapat menimbulkan ionisasi air dan elektrolit dari cairan tubuh baik

    intra maupun ekstra seluler, sehingga timbul ion H+ dan OH- yang

    sangat reaktif

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    11/33

    Ion itu dapat bereaksi dengan molekul DNA dalam kromosom,

    sehingga dapat terjadi:

    1. Rantai ganda DNA pecah2. Perubahan cross-linkage dalam rantai DNA3. Perubahan base yang menyebabkan degenerasi atau kematian

    sel. Dosis lethal dan kemampuan reparasi kerusakan pada sel-sel

    kanker lebih rendah dari sel-sel normal, sehingga akibat radiasi

    sel-sel kanker lebih banyak yang mati dan yang tetap rusak

    dibandingkan dengan sel-sel normal.

    Sel-sel yang masih tahan hidup akan mengadakan reparasi

    kerusakan DNA-nya sendiri-sendiri. Kemampuan reparasi DNA

    sel normal lebih baik dan lebih cepat dari sel kanker.

    Keadaan ini dipakai sebagai dasar untuk radioterapi pada

    kanker. Pada kongres Radiologi Internasional keVIII tahun

    1953, ditetapkan RAD (Radiation Absorbed Dose) sebagai

    banyaknya energi yang di serap per unit jaringan. Saat ini unit

    Sistem Internasional ( SI ) dari dosis yang di absorpsi telah diubah

    menjadi Gray (Gy) dan satuan yang sering dipakai adalah satuan

    centi gray (cGy). 1 Gy = 100 rad1 rad = 1 cGy = 10-2 Gy Hasil

    pengobatan yang dinyatakan dalam angka respons terhadap

    penyinaran sangat tergantung pada stadium tumor. Makin lanjut

    stadium tumor, makin berkurang responsnya. Untuk stadium I dan

    II, diperoleh respons komplit 80% -100% dengan terapi radiasi.

    Sedangkan stadium III danIV, ditemukan angka kegagalan respons

    lokal dan metastasis jauh yang tinggi, yaitu 50% - 80%. Angka

    ketahanan hidup penderita karsinoma nasofaring tergantung

    beberapa faktor, diantaranya yang terpenting adalah stadium

    penyakit. penderita yang diberikan terapi radiasi adalah

    86%,59%, 49% dan 29% pada stadium I, II, III dan IV.

    2. KemoterapiKemoterapi sebagai terapi tambahan pada karsinoma

    nasofaring ternyata dapat meningkatkan hasil terapi.

    Terutama diberikan pada stadium lanjut atau pada keadaan

    kambuh.4

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    12/33

    3. OperasiT indakan ope ra s i pada pende r i t a ka rs inoma

    naso fa r ing be rupa d i s eks i l ehe r rad ika l dan

    nasofaringektomi. Diseksi leher dilakukan jika masih ada sisa

    kelenjar pasca radiasi atau adanya k e k a m b u h a n k e l e n j a r

    d e n g a n s y a r a t b a h w a t u m o r p r i m e r s u d a h

    d i n y a t a k a n b e r s i h y a n g dibuktikan dengan

    pemeriksaan radiologik dan serologi. Nasofaringektomi

    merupakan suatu operas i palia t if yang dilakukan pada

    kasus -kasus yang kambuh a tau adanya re s idu pada

    nasofaring yang tidak berhasil diterapi dengan cara lain.4

    Prognosis

    Angka ketahanan hidup dipengaruhi oleh usia (lebih baik pada

    pasien usia muda), staging klinik dan lokas i da r i met a t a se

    reg iona l ( l eb ih ba ik pada yang homola te ra l d iband ingkan

    pada metastase kontralateral dan metastase yang terbatas pada

    leher atas dibandingkan dari leher bawah). Studi terakhir

    dengan menggunakan TNM S tag ing Sys tem menun jukkan

    5 years survival rate un tu k st age I 98 %, st age II A -B 95 %,

    s tage I I I 86%, dan s tage IV A-B 73%.6

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    13/33

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    14/33

    Perluasan intrakaranial dapat terjadi melalui fosa infratemporal dan

    pterigomaksila masuk ke fosa serebri media. Dari sinus etmoid masuk ke

    fosa serebri anterior atau dari sinus sfenoid ke sinus kavernosus dan fosa

    hipofise.8

    Diagnosis biasanya hanya ditegakkan berdasarkan gejala klinis.

    Gejala awal adalah epistaksis dan sumbatan hidung.10

    Adanya obstruksi

    hidung memudahkan terjadinya penimbunan sekret, sehingga mudah

    timbul rinorea kronis yang diikuti oleh gangguan penciuman. Okulasi pada

    tuba Eustachius akan menimbulkan ketulian atau otalgia. Sefalgia hebat

    biasanya menunjukkan bahwa tumor sudah meluas ke intrakranial. Pada

    pemeriksaan fisik dengan rinoskopi anterior dapat ditemukan massa tumor

    angiofibroma apabila tumor telah mengalami penyebaran ke arah anterior

    atau nasal.8

    Pada pemeriksaan fisik secara rinoskopi posterior akan terlihat

    massa tumor yang berkonsistensi kenyal, warnanya bervariasi dari abu-abu

    sampai merah muda. Bagian tumor yang terlihat di nasofaring biasanya

    diliputi oleh selaput lendir berwarna keunguan, sedangkan bagian yang

    meluas ke luar nasofaring berwarna putih abu-abu. Pada usia muda

    warnanya merah muda, pada usia yang lebih tua warnanya kebiruan, karena

    lebih banyak komponen fibromanya. Mukosanya mengalami

    hipervaskularisasi dan tidak jarang ditemukan adanya ulserasi.8

    Karena tumor sangat mudah berdarah, sebagai pemeriksaan

    penunjang diagnosis dilakukan pemeriksaan endoskopi, radiologik

    konvensional (foto kepala potongan antero-posterior, lateral dan Waters)

    akan terlihat gambaran klasik yang disebut sebagai tanda Holman Miller

    yaitu pendorongan prosesus Pterigoideus ke belakang, sehingga fisura

    pterigopalatina melebar. Akan terlihat juga adanya massa jaringan lunak di

    daerah nasofaring yang dapat mengerosi tulang dinding orbita, arkus

    zigoma dan tulang di sekitar nasofaring. Pada pemeriksaan CT scan dengan

    zat kontras akan tampak secara tepat perluasan massa tumor serta destruksi

    tulang ke jaringan sekitarnya.8

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    15/33

    Pemeriksaan magnetik resonansi imaging (MRI) dilakukan untuk

    menentukan batas tumor terutama yang telah meluas ke intra kranial.

    Pada pemeriksaan arteriografi arteri karotis interna, akan

    memperlihatkan vaskularisasi tumor yang biasanya berasal dari cabang

    a.maksila interna homolateral. A. maksilaris interna terdorong ke depan

    sebagai akibat dari pertumbuhan tumor dari posterior ke anterior dan dari

    nasofaring ke arah fosa pterigimaksila. Selain itu, masa tumor akan terisi

    oleh kontras pada fase kapiler dan akan mencapai maksimum setelah 36

    detik zat kontras disuntikkan.8

    Kadang-kadang juga sekaligus dilakukan embolisasi agar terjadi

    trombosis intravaskular, sehingga vaskularisasi berkurang dan akan

    mempermudah pengangkatan tumor.

    Pemeriksaan patologi anatomi tidak dapat dilakukan, karena biopsi

    merupakan kontraindikasi, sebab akan mengakibatkan perdarahan yang

    masif.

    Untuk menentukan derajat atau stadium tumor umumnya saat ini

    menggunakan klasifikasi Session and Fisch. Stadium menurut Session

    yaitu:8

    Stadium IA : Tumor dibatasi pada nares posterior dan ataunasofaringeal voult

    Stadium IB : Sama dengan IA tetapi dengan perluasan ke satu ataulebih sinus para nasal

    Stadium IIA : Tumormeluas sedikit ke fossa pterygomaksila Stadium IIB : Tumor memenuhi fossa pterygomaksila tanpa

    mengerosi tulang

    Stadium IIIA : Tumor telah mengerosi tulang basis tengkorak danmeluas sedikit ke intrakranial

    Stadoum IIIB : Tumor telah meluas ke intrakranial dengan atautanpa sinus kevernosus.

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    16/33

    Pengobatan

    Terdapat beberapa cara pengobatan, antara lain radiasi, operasi dan

    terapi hormonal. Sekarang ini pengobatan yang disukai, jika dapat

    dilakukan, adalah reseksi bedah. Berbagai pendekatan operasi dapat

    dilakukan sesuai dengan lokasi tumor dan perluasannya, seperti melalui

    transsphenoethmoidal, transpalatal, rinotomi lateral, rinotomi sublabial,

    preauricular orbitozygomatic atau kombinasi dengan kraniotomi

    frontotemporal bila sudah meluas ke intrakranial. Selain itu, operasi

    melalui bedah endoskopi transnasal juga dapat dilakukan dengan dipandu

    CT scan 3 dimensi dan pengangkatan tumor dapat dibantu dengan laser.8

    Sebelum dilakukan operasi pengangkatan tumor selain embolisasi

    untuk mengurangi pendarahan yang banyak, dapat dilakukan ligasi arteri

    karotis eksterna dan anastesi dengan teknik hipotensi.8

    Pengobatan hormonal diberikan pada pasien dengan stadium I dan

    II dengan preparat testosterone reseptor bloker (flutamid).8

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    17/33

    TUMOR GANAS RONGGA MULUT

    Tumor ganas rongga mulut ialah tumor ganas yang terdapat di

    daerah yang terletak mulai dari perbatasan kulit-selaput lendir bibir atas

    dan bawah sampai ke perbatasan palatum durum-palatum mole di bagian

    atas dan garis sirkum vallate di bagian bawah.11

    Etiologi.11

    Umumnya penyebab yang pasti tidak dapat diketahui. Faktor

    merokok dan alkohol disebut-sebut sebagai penyebab utama. Memamah

    sirih dan tembakau juga dapat sebagai faktor penyebab terjadinya tumor

    ini. Penting diketahui lamanya kontak zat karsinogen yang terdapat pada

    daerah tersebut dan banyaknya kontak dengan selaput lendir rongga mulut.

    Tumor rongga mulut lebih sering terpadat pada usia lanjut. Faktor etnis

    juga menentukan. Pada wanita-wanita India yang menghisap tembakau

    mempunyai insiden tumor ganas palatum yang lebih tinggi. Alkohol

    sebagai suatu zat yang memberikan iritasi, secara teori, menyebabkan

    terjadinya pembakaran pada tempat tersebut secara terus-menerus dan

    meningkatkan permeabilitas selaput lendir. Hal ini menyebabkanpenyerapan zat karsinogen yang terdapat di dalam alkohol atau tembakau

    tersebut oleh selaput lendir mulut. Higiene mulut serta kebiasaan makanan

    juga menentukan terjadinya tumor ganas rongga mulut.

    Keganasan di rongga mulut akan menjalar ke organ lain atau

    berpindah ke tempat lain melalui aliran limfa. Umumnya penjalaran sel-sel

    tumor ialah ke kelenjar limfa yang terdaat di daerah submental dan sub

    mandibula. Kelenjar limfa pada ujung lidah mengalir ke kelenjar limfa di

    jugulodigastrikus bagian atas dan kelenjar limfa di restrofaring bagian

    lateral yang selanjutnya bermuara pada kelenjar limfa di daerah sumbental.

    Bagian lateral dua pertiga depan lidah mempunyai aliran limfa yang

    menjalar ke kelenjar limfa sub-mandibula dan kelenjar limfa jugulo-

    digastrikus. Kelenjar limfa yang berasal dari pangkal lidah (sepertiga lidah

    bagian belakang) mempunyai jaringan limfa pada kedua sisi, sedangkan

    dua pertiga dari lidah bagian depan hanya mempunyai penjalaan ada satu

    sisi.

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    18/33

    Epidemiologi.11

    Di samping terdapatnya hubungan antara merokok, minum alkohol,

    mengunyah sirih dan tembakau dengan timbulnya tumor ganas rongga

    mulut, terdapat juga faktor-faktor lain seperti faktor geografis dan etnis. Di

    Amerika Serikat pada thaun 1987, disebutkan bahwa tiap tahun terdaat

    17.400 pasien baru tumor ganas rongga mulut, 95% terdapat ada mereka

    yang berumur diatas 40 tahun dengan rata-rata umur 60 tahun. Jumlah

    pasien ini dari setahun selalu bertambah, sebab makin banyaknya kaum

    wanita yang merokok, di samping makin bertambahnya penduduk dengan

    usia lanjut. Di Asia, seperti India, Hong Kong, Taiwan, Vietnam, lebih dari

    25% seluruh keganasan, terjadi di rongga mulut.

    Diagnosis.11

    Umumnya pasien tumor ganas ini mempunyai keluhan-keluhan

    seperti rasa nyeri waktu menelan (disfagia). Kadang-kadang pasien tidak

    bisa membuka mulut (trismus). Terdapatnya bercak keputihan

    (leukoplakia) dan bercak kemerahan (ertiroplakia) yang tidak bisa hilang

    dengan pengobatan biasa, harus dicurigai kemungkinan adanya keganasan.

    Terdapatnya suatu massa dengan permukaan yang tidak rata (ulkus)

    dan memberikan rasa nyeri, karena adanya rangsangan pada organ-organ

    rongga mulut yang dipersarafi oleh cabang N. Trigeminus dan cabang N.

    Facialis, dapat menjadi pertanda adanya suatu keganasan. Guna

    menentukan batas serta ukuran pada tumor besar dan luas, dapat dilakukan

    pemeriksaan radiologis seperti CT Scan atau MRI.

    Pemeriksaan CT Scan dapat menerangkan penjalaran tumor ke arah

    tulang (adanya kerusaka), sedangkan MRI daat menerangkan luasnya suatu

    massa pada jaringan lunak. Feinmesser menyatakan bahwa CT Scan

    kadang-kadang kurang sensitif dalan penentuan ukuran tumor. Jika

    dibandingkan dengan periksaan palpasi terhadap tumor primer atau

    metastasisnya pada leher, CT Scan dapat menerangkan terjadinya

    metastasis ke leher kalau ukuran tersebut melebihi 1 cm.

    Untuk itu perlu diperhatikan dan dievaluasi ukuran dari tumorprimer, terdapatnya pembesaran kelenjar regional pada daerah submental

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    19/33

    dan submandibula, adanya tumor primer yang lain, serta kemungkinan

    terdapatnya metastasis jauh. Pemeriksaan rutin seperti foto toraks, uji

    fungsi hati atau pemeriksaan scan ulang untuk kemungkinan adanya

    metastasis ke tulang perlu dilakukan. Diagnosis pasti dari keganasan ini

    adalah diagnosis dari pemeriksaan patologi-anatomi dari jaringan yang

    diambil pada massa tumor yang dicurigai.

    Biopsi dilakukan langsung pada massa tumor (insisional). Jaringan

    contoh dimasukkan di dalam botol yang berisi cairan formalin 10% atau

    alkohol 70%. Selanjutnya dikirim dan dipersakan di Rumah Sakit terdekat

    yang tedapat spesialis Patologi Anatominya. Kalau ternyata hasilnya suatu

    keganasan, maka pasien dirujuk ke rumah sakit terdekat untuk

    penatalaksanaan terapi selanjutnya (pembedahan dan radioterapi).

    Dari seluruh tumor ganas rongga mulut, 95% hasil PA-nya adalah

    karsinoma sel skuamosa. Tumor ini berasal dari epitel yang terdapat di

    rongga mulut. Bentuk tumor ganas lain yang banyak terdapat dari kelenjar

    liur minor, seperti karsinoma adenoid kistik, adenokarsinoma dari

    karsinoma mukoepidermoid. Di samping keganasan yang berasal dari dari

    epitel, juga terdapat keganasann yang berasal dari mesenkim sepertisarkoma berupa rhabdomiosarkoma, liposarkoma dan lain-lain.

    Stadium.11

    Menurut American Joint Committee on Cancer tahun 1992 tumor

    primer di bagi dalam TX (karsinoma in situ), T1 jika diameter 2 cm atau

    kurang dari 2 cm, T2 jika diamter antara 2-4 cm, T3 jika diameter lebih

    dari 4 cm. Pada T4 tumor sudah menyerang organ-organ lain seperti bagian

    korteks dari tulang, otot-otot lidah yang lebih dalam, sinus maksila dan

    kulit. Kelenjar limfa regional dibagi dalam NX kalau tidak terditeksi sel

    tumor pada kelenjar, N0 jika tidak teraba pembesaran kelenjar, N1 jika

    diameter 3 cm atau kurang dari 3 cm, pada sisi yang sama, N2 jika

    diameter antara 3 s/d 6 cm, pada sisi yang sama, atau kurang dari 6 cm

    tetapi terdapat pada beberapa kelenjar pada sisi yang sama, pada kedua sisi

    atau sisi lain. N2 ini dibagi lagi atas N2a:3-6 cm hanya satu (single) pada

    satu sisi, N2b kurang dari 6 cm, terdiri dari beberapa (multiple) kelenjar

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    20/33

    dan hanya pada 1 sisi, N2c kurang dari 6 cm bisa pada 2 sisi atau sisi

    kontralateral, N3 jika ukurannya lebih dari 6 cm.

    Tentang metastasis, MX disebut jika tidak diketahui dimana adanya

    metastasis, M0 tidak ada metastasis jauh, M1 terdapat metastasis jauh.

    Secara patologi anatomi, tumor ganas rongga mulut yang terbanyak

    adalah karsinoma sel skuamosa. Walaupun tumor ini bersifat radiosensitif,

    terapi terbaik adalah pengangkatan massa tumor tersebut. Selanjutnya

    ditambah penyinaran dengan Cobalt, Cessium atau Megavolt sebanyak

    6000-6.600 cG. Penyinaran interstisial (penanaman radium dan

    semacamnya), saat ini tidak dianjurkan lagi.

    Sudah dapat dipastikan bahwa makin besar tumor atau makin lanjut

    stadiumnya, prognosis bertambah jelek. Dengan terdapatnya metastasis,

    prognosis lebih jelek, terutama pada tumor pangkal lidah, oleh karena pada

    tempat ini terdapat banyak jaringan lomfa yang bersifat bercampur dan

    bermuara ke kelenjar limfa leher.

    Tumor yang hanya terdapat pada permukaan dengan tebal 2-3 mm

    mempunyai prognosis yang lebih baik. Kalau tumor sudah masuk ke dalam

    jaringan, prognosis menjadi lebih jelek dan pada terapi sering harus diikuti

    dengan diseksi leher elektif, walaupun tidak teraba metastasis (N0). Tumor

    yang lebih besar, mungkin harus dilakukan glosektomi sebagian (parsial)

    atau glosektomi satu sisi (hemiglosektomi). Kalalu tumor sudah melewati

    garis tengah, harus dilakukan glosektomi total. Kalau teraba pembesaran

    kelenjar, maka harus di lakukan diseksi leher radikal sebelumnya.

    Pemberian radiasi (radioterapi) saja hanya dilakukan pada tumor

    dengan T1 yang kecil. Selanjutnya pada tumor yang lebih besar harus

    dioperasi. Pada tumor pangkal lidah yang lebih besar, dilakukan diseksi

    leher radikal leher fungsional pada sisi lain. Sesudah tindakan operasi

    umumnya dilanjutkan dengan radioterapi. Kemoterapi (sitostatika) tidak

    diberikan pasca operasi oleh karena sitostika memberikan efek samping

    yang jelek.

    Massa tumor yang diangkat, dapat memberikan cacat operasi yang

    kecil, sedang atau besar pada daerah operasi tergantung pada besar tumor.

    Cacat operasi yang kecil dapat ditutup dengan menjahitkan jaringan sehat

    luar tumor. Cacat operasi sedang memerlukan rekonstruksi dengan

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    21/33

    memakai jaringan sehat di luar daerah tumor dengan cara rotasi,

    dipindahan atau tandur kulit untuk menutup cacat itu. Cacat operasi yang

    terlalu besar, harus ditutup dengan menggunakan jabir berupa pulau (island

    flap) yang diambil dari dada yaitu jabir yang terdiri dari kulit, otot,

    pembuluh darah dan saraf yang disebut jabir miokutaneus dari pektoralis

    mayor.

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    22/33

    Tumor Jinak Laring

    Laring manusia memiliki peranan penting dalam proteksi jalan

    nafas, pernafasan, dan fonasi. Tumor jinak laring tidak banyak ditemukan,

    hanya kurang lebih 5% dari semua jenis tumor laring.12 Kebanyakan pasien

    dengan tumor jinak laring mengeluh disfonia. Kelainan ini sering timbul

    pada penyanyi professional.13

    Untuk mendiagnosis penyakit diperlukan pemahaman mendalam

    mengenai gaya hidup pasien dan kebiasaan kerja serta pemeriksaan

    lengkap pita suara termasuk stroboskopi. Kebanyakan lesi jinak bisa

    diobati dengan kombinasi terapi pembedahan dan bicara, namun langkah-

    langkah pencegahan kekambuhan penyakit dengan cara menjaga pola

    hidup juga diperlukan.13

    Tumor jinak laring dapat berupa:12

    1. Papiloma laring (terbanyak frekuensinya)2. Adenoma3. Kondroma4. Mioblastoma sel granuler5. Hemangioma6. Lipoma7. Neurofibroma

    Papiloma Laring

    Papiloma laring atau papilomatosis (disebut juga recurrent

    respiratory papillomatosis [RRP]) dikarakteristikkan dengan pertumbuhan

    lesi seperti kutil, terutama di laring, tetapi dapat ditemukan juga di hidung,

    faring, dan trakea. Keadaan ini jinak tetapi berhubungan dengan morbiditas

    dan mortalitas yang signifikan.13

    Patogenesis13

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    23/33

    RRP disebabkan oleh human papilloma virus (HPV), subtype 6 dan

    11, dan yang lebih jarang dari subtype 16 dan 18. HPV 6 dan 11 juga

    dikenal sebagai penyebab tersering papiloma genital, dan transmisi dari

    saluran genital dipercaya sebagai penyebab utama timbulnya RRP.

    Transmisi vertikal virus dari ibu ke anak timbul ketika ascending

    uterine infection atau melalui kontak langsung melalui jalan lahir. Namun,

    resiko seorang anak menderita RRP setelah kelahiran pervaginam dengan

    ibu yang menderita kondiloma akuminata hanya 1 dari 400 kelahiran.

    Faktor kerentanan masih dalam tahap pencarian.

    Temuan Klinis.13

    Papiloma muncul sebagai kutil yang multipel, mudah pecah, dan

    tumbuh irregular di laring. Lesi ini mengenai pita suara asli dan palsu,

    tetapi dapat ditemukan pula di lokasi lain di laring dan saluran napas atas.

    Keluhan tergantung pada letak lesi. Pasien dengan lesi pada glotis

    timbul disfonia; sedangkan pada lesi supraglotis akan timbul stridor.

    Terapi.13

    HPV tidak bisa dieradikasi dari laring. Dengan remisi spontan pun,

    DNA HPV bisa dideteksi pada mukosa normal. Tujuan utama terapi adalah

    untuk menghilangkan lesi simtomatis dengan morbiditas minimal. Teknik

    yang sesuai antara lain reseksi laser CO2, eksisi beku, atau dengan

    laryngeal microdebrider. Trakeostomi harus dihindari dan berhubungan

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    24/33

    dengan keterlibatan jalan napas distal. Terapi adjuvant termasuk injeksi

    cidofovir (Vistide) intralaringeal.

    Vaksin untuk HPV 6, 11, 16, dan 18 sedang memasuki tahap uji

    coba.

    Prognosis.13

    Penyakit bisa mengalami remisi spontan, tetapi kekambuhan dapat

    terjadi beberapa tahun kemudian. Terdapat kemungkinan kecil resiko untuk

    menjadi ganas.

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    25/33

    TUMOR GANAS LARING

    Keganasan di laring bukanlah hal yang jarang ditemukan dan masih

    merupakan masalah, karena penatalaksanaannya mencakup berbagai segi.12

    Penatalaksanaan keganasan di laring tanpa memperhatikan bidang

    rehabilitasi belumlah lengkap.12

    Sebagai gambaran perbandingan, di luar negeri karsinoma laring

    menempati tempat pertama dalam urutan keganasan di bidang THT,

    sedangkan di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, karsinoma laring

    menduduki urutan ketiga setelah karsinoma nasofaring dan tumor ganas

    hidung dan paranasal.12

    Menurut dara statistic dari WHO (1961) yang meliputi 35 negara,

    seperti dikutip Batsakis (1979), rata-rata 1,2 orang per 100.000 penduduk

    meninggal oleh karsinoma laring.12

    Etiologi karsinoma laring belum diketahui dengan pasti, namun

    >90% pasien dengan karsinoma laring memiliki riwayat perokok berat dan

    meminum alkohol.12,13

    Faktor resiko lain juga telah didapati. Infeksi laring oleh HPV

    mengakibatkan papiloma laring, yang biasanya jinak, tetapi subtipe 16 dan

    18 diketahui dapat menjadi karsinoma sel skuamosa. Refluks

    gastroesofagus juga dilaporkan; namun, hubungan pasti dengan kanker

    laring masih belum jelas, meskipun terapi penekan produksi asam dapat

    mengurangi rekurensi kanker laring. Bermacam paparan lingkungan dan

    racun inhalan (seperti asbestos dan gas mustar), defisiensi nutrisi, dan

    riwayat radiasi leher memiliki kaitan dengan resiko terjadinya kanker

    laring.13

    Yang terpenting dalam penatalaksanaan karsinoma laring ialah

    diagnosis dini dan pengobatan.tindakan yang tepat dan kuratif, karena

    tumornya masih terisolasi, dan dapat diangkat secara radikal. Tujuan utama

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    26/33

    ialah mengeluarkan bagian laring yang terkena tumor dengan

    memperhatikan fungsi respirasi, fonasi serta fungsi sfingter laring.12

    Histopatologi

    Karsinoma sel skuamosa meliputi 95% sampai 98% dari semua

    tumor ganas laring. Karsinoma sel skuamosa dibagi menjadi 3 tingkat

    diferensiasi: (1) berdiferensiasi baik (grade 1); (2) berdiferensiasi sedang

    (grade 2); dan (3) berdiferensiasi buruk (grade 3). Kebanyakan tumor ganas

    pita suara cenderung berdiferensiasi baik. Lesi yang mengenai hipofaring,

    sinus piriformis dan plika ariepiglotika kurang berdiferensiasi baik.12

    Klasifikasi Letak Tumor.12

    Tumor supraglotik terbatas pada daerah mulai dari tepi atas

    epiglottis sampai batas atas glottis termasuk pita suara palsu dan

    ventrikel laring.

    Tumor glotik mengenai pita suara asli. Batas inferior glotik

    adalah 10 mm di bawah tepi bebas pita suara, 10 mm merupakan batas

    inferior otot-otot intrinsik pita suara. Batas superior adalah ventrikel laring.

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    27/33

    Oleh karena itu tumor glotik dapat mengenai 1 atau kedua pita suara, dapat

    meluas ke subglotik sejauh 10 mm, dan dapat mengenai komisura anterior

    atau posterior atau prosesus vokalis kartilago aritenoid.

    Tumor subglotik tumbuh lebih dari 10 mm di bawah tepi bebas pita

    suara asli sampai batas inferior krikoid.

    Tumor ganas transglotik adalah tumor yang menyeberangi ventrikel

    mengenai pita suara asli dan pita suara palsu, atau meluas ke subglotik

    lebih dari 10 mm.

    Gejala dan Tanda

    Gejala dan tanda lesi keganasan pada laring adalah suara serak

    (hoarseness), disfagia, hemoptisis, perasaan ada massa di leher, nyeri

    tenggorokan, nyeri telinga, kesulitan bernafas, dan aspirasi.13

    Kanker glotik laring sering menjadi perhatian kesehatan ketika

    masih stadium awal karena perubahan sedikit saja pada kontur, ketebalan,

    atau getaran pita suara mengakibatkan perubahan suara. Pasien dengankanker supraglotik, datang pada stadium lanjut karena tumor menjadi besar

    (misalnya, pada stadium T yang lebih tinggi) sebelum timbul gejala

    perubahan suara, disfagia, kesulitan bernafas, atau aspirasi muncul. Selain

    itu, karena kanker supraglotis memiliki suplai limfatik lebih banyak, lesi

    primer supraglotik cenderung metastase awal dan lebih sering didiagnosis

    pada stadium N lanjut. Ditemukannya adenopati servikal memberikan

    gambaran prognosis buruk dan menandakan stadium lanjut. Penurunanberat badan juga ditemukan pada kanker laring stadium lanjut akibat

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    28/33

    kesulitan menelan. Sebagai catatan, nyeri tenggorokan dan telinga biasanya

    merupakan gejala tumor stadium lanjut.13

    Dispnea dan stridor adalah gejala yang disebabkan oleh sumbatan

    jalan nafas dan dapat timbul pada tap tumor laring. Gejala ini disebabkan

    oleh gangguan jalan nafas oleh massa tumor, penumpukan kotoran atau

    secret, maupun fiksasi pita suara. Pada umumnya dispnea dan stridor

    adalah tanda prognosis kurang baik.12

    Batuk jarang ditemukan pad atumor ganas glotik, biasanya timbul

    dengan tertekannya hipofaring disertai secret yang mengalir ke dalam

    laring. Hemoptisis sering terjadi pada tumor glotik dan supraglotik.12

    Diagnosis

    Ketik dicurigai adanya kanker laring, dilakukan pemeriksaan

    lengkap kepala dan leher, terutama pada laring dan leher. Kualitas suara

    diperhatikan. Suara mendesah mengindikasikan parese pita suara dan suara

    teredam, lesi supraglotik.

    13

    Pemeriksaan laring dapat dilakukan dengan cara tidak langsung

    dengan menggunakan kaca laring atau dengan menggunakan laringoskop.

    Pemeriksaan ini untuk menilai lokasi tumor, penyebaran tumor, kemudian

    dilakukan biopsi untuk pemeriksaan patologi anatomik.12

    Pemeriksaan penunjang yang diperlukan selain pemeriksaan

    laboratorium darah, juga pemeriksaan radiologik. Foto toraks diperlukan

    untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya proses spesifik dan

    metastasis di paru. CT scan laring dapat memperlihatkan keadaan tumor

    dan laring lebih seksama.12

    Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan patologi anatomik

    dari bahan biopsi laring, dan biopsi jarum halus pada pembesaran getah

    bening di leher. Dari hasil patologi anatomic yang terbanyak adalah

    karsinoma sel skuamosa.

    12

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    29/33

    Klasifikasi Tumor Ganas Laring13

    American Joint Committee on Cancer 2002, T(Tumor, N(Nodes),

    M(Metastases), Staging for Malignant Laryngeal Disorders

    Supraglottis

    T1 Tumor terbatas pada 1 sisi supraglotis

    T2 Tumor melibatkan lebih dari 1 sisi supraglotis, glotis,

    atau daerah diluar supraglotis (vallecula, basis lidah,

    dinding medial sinus piriformis)

    T3 Tumor mengakibatkan fiksasi pita suara dan/atau

    menginvasi ruang pre-epiglotis, area poskrikoid

    T4a Tumor mengivasi kartilago tiroid, dan/atau menyebar

    ke jaringan lunak leher nonlaring

    T4b Tumor menginvasi ruang prevertebra atau

    mediastinum, atau melukai arteri karotis

    Glotis

    T1 Tumor terbatas pada pita suara; mungkin melibatkan

    komisura anterior atau posterior

    T2 Tumor menyebar ke supraglotis, glotis, dan/atau

    mengganggu mobilitas pita suara

    T3 Fiksasi pita suara

    T4a Tumor mengivasi kartilago tiroid, dan/atau menyebar

    ke jaringan lunak leher nonlaring

    T4b Tumor menginvasi ruang prevertebra atau

    mediastinum, atau melukai arteri karotis

    Subglotis

    T1 Tumor terbatas pada subglotis

    T2 Tumor menyebar ke pita suara dengan mobilitas

    normal atau terganggu

    T3 Fikasasi pita suara

    T4a Tumor menginvasi kartilago krikoid atau tiroid,

    dan/atau menyebar ke jaringan lunak leher nonlaring

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    30/33

    T4b Tumor menginvasi ruang prevertebra atau

    mediastinum, atau melukai arteri karotis

    N0 Limfo nodi sevikal tidak teraba

    N1 Limfo nodul tunggal ipsilateral diameter 3 cmN2a Limfo nodul tunggal ipsilateral diameter >3 cm dan 6

    cm

    N2b Limfo nodul multipel ipsilateral, masing-masing

    dengan diameter 6 cm

    N2c Limfo nodi bilateral atau kontralateral, masing-masing

    dengan diameter 6 cm

    N3 Limfo nodi tungal atau multiple dengan diameter 6 cm

    M0 Tidak ada metastasis jauh

    M1 Terdapat metastasis jauh

    Stadium T N M

    I T1 N0 M0

    II T2 N0 M0

    III T3 N0 M0

    T1-3 N1 M0

    IVA T4a N0-2 M0

    T1-4a N0 M0

    IV B T4b N berapa pun M0

    T berapa pun N3 M0

    IV C T berapa pun N berapa pun M1

    Penatalaksanaan.

    Setelah didiagnosis dan stadium tumor ditegakkan, maka ditentukan

    tindakan yang akan diambil sebagai penatalaksanaannya.

    Ada 3 cara penatalaksanaan yang lazim dilakukan, yakni

    pembedahan, radiasi, obat sitostatika atau pun kombinasi, tergantung pada

    stadium penyakit dan keadaan umum pasien.

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    31/33

    Sebagai patokan dapat dikatakan stadium 1 dikirim untuk

    mendapatkan radiasi, stadium 2 dan 3 dikirim untuk dilakukan operasi,

    stadium 4 dilakukan operasi dengan rekonstruksi, bila masih

    memungkinkan atau dikirim untuk mendapatkan radiasi.12

    Jenis pembedahan adalah laringektomi totalis atau pun parsial,

    tergantung lokasi dan penjalaran tumor, serta dilakukan juga diseksi leher

    radikal bila terdapat penjalaran ke kelenjar limfa leher.

    Pengangkatan bagian tertentu kanker laring dengan endoskopi dapat

    dicapai dengan aman dan efektif menggunakan mikroskop dan instrumen

    diseksi mikrolaringeal. Laser karbon dioksida, digunakan dengan bantuan

    laringoskopi direk dan mikroskop, merupakan alat diseksi yang berguna

    juga, terutama untuk lesi supraglotik. Laser kordektomi memberikan

    kontrol lokal yang baik dan preservasi laring pada kanker glotik stadium

    dini; teknik ini menurunkan morbiditas dan memberikan pilihan terapi

    ulang yang baik bila mengalami kegagalan lokal.

    Hemilaringektomi adalah pembedahan setengah vertikal laring.

    Tumor yang dapat dibedah dengan teknik ini adalah tumor yang (1) beradadi subglotik dengan ekstensi < 1 cm dibawah pita suara asli; (2) pita suara

    yang bergerak; (3) keterlibatan unilateral; (4) tidak ada invasi tulang rawan;

    dan (5) tidak ada keterlibatan jaringan ikat ekstralaring.

    Laringektomi supraglotik memerlukan pembuangan supraglotis atau

    bagian atas laring. Pembedahan ini dapat dipertimbangkan ketika

    memenuhi kriteria berikut: (1) untuk tumor dengan stadium T1, T2, atau

    T3 dengan keterlibatan spasium pre-epiglotik saja; (2) pita suara dapat

    bergerak; (3) tidak ada keterlibatan tulang rawan; (4) komisura anterior

    tidak terlibat; (5) pasien memiliki status pulmoner yang masih baik; (6)

    basis lidah tidak terlibat hingga papilla sirkumvalata; (7) apeks sinus

    piriformis tidak terlibat; dan (8) volume ekpiratori paksa > 50%.

    Laringektomi suprakrikoid adalah teknik bedah terbaru, yang

    mengembangkan prosedur laringektomi supraglotik tradisional untuk

    mempertahankan suara pada kanker yang terletak di anterior glottis,

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    32/33

    termasuk komisura, atau dengan keterlibatan spasium pre-epiglotik. Pita

    suara asli, supraglotis, dan tulang rawan tiroid diangkat, menyisakan tulang

    rawan krikoid dan aritenoid.

    Laringektomi hampir total adalah prosedur laringektomi parsial

    yang lebih luas dengan hanya menyisakan satu aritenoid dan pipa

    trakeoesofageal dibuat untuk membantu bicara. Suara dihasilkan dari paru-

    paru, namun dengan nada yang terbatas. Prosedur ini tidak diperuntukkan

    pada pasien yang terapi radiasi yang gagal, status pulmoner yang jelek,

    atau dengan tumor di bawah cincin krikoid. Kandidat pasien adalah dengan

    lesi T3 dan T4 dengan satu aritenoid yang tidak terlibat, atau dengan tumor

    transglotik unilateral dengan fiksasi pita suara.

    Laringektomi total memerlukan pembuangan seluruh bagian laring,

    termasuk tulang rawan tiroid dan krikoid, kemungkinan beberapa cincin

    trakea atas, dan tulang hyoid. Indikasi untuk laringektomi total adalah (1)

    kanker T3 dan T4 tidak menerima prosedur laringektomi parsial atau terapi

    mempertahankan organ dengan kemoradiasi, (2) keterlibatan luas tulang

    rawan tiroid dan krikoid, (3) invasi langsung jaringan lunak sekitar leher,

    dan (4) terlibatnya basis lidah di luar papila sirkumvalata.

    Pemakaian sitostatika belum memuaskan, biasanya jadwal

    pemberian sitostatika tidak sampai selesai karena keadaan umum

    memburuk, di samping harga obat ini yang relative mahal, sehingga tidak

    terjangkau oleh pasien. Agen kemoterapi yang digunakan adalah cisplatin

    dan 5-fluorouracil.

    Para ahli berpendapat, bahwa tumor laring ini mmpunyai prognosis

    yang paling baik di antara tumor-tumor daerah traktus aero-digestivus, bila

    dikelola dengan tepat, cepat dan radikal.

    Rehabilitasi Suara

    Laringektomi yang dikerjakan untuk mengobati karsinoma laring

    menyebabkan cacat pada pasien. Dengan dilakukannya pengangkatan

    laring beserta pita-suara yang ada di dalamnya, maka pasien akan menjadiafonia dan bernapas melalui stoma permanen di leher.

  • 7/31/2019 DT. Keganasan Kepala Dan Leher

    33/33

    Untuk itu diperlukan rehabilitasi terhadap pasien, baik yang bersifat

    umum, yakni agar pasien dapat memasyarakatkan dan mandiri kembali,

    maupun rehabilitasi khusus yakni rehabilitasi suara (voice rehabilitation),

    agar pasien dapat berbicara (bersuara), sehingga berkomunikasi verbal.

    Rehabilitasi suara dapat dilakukan dengan pertolongan alat bantu suara,

    yakni semacam vibrator yang ditempelkan di daerah submandibula, atau

    pun dengan suara yang dihasilkan dari esofagus (esophageal speech)

    melalui proses belajar. Banyak faktor yang mempengaruhi suksesnya

    proses rehabilitasi suara ini, tetapi dapat disimpulkan menjadi 2 faktor

    utama, ialah faktor fisik dan faktor psiko-sosial.