efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

155
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EFEKTIVITAS BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN RECALL MEMORY PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI BULUKANTIL NO. 150 SURAKARTA SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi Oleh: Masrika Lestina Raharjani G0106063 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

Page 1: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

EFEKTIVITAS BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN

RECALL MEMORY PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

NEGERI BULUKANTIL NO. 150 SURAKARTA

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Pendidikan Strata I Psikologi

Oleh:

Masrika Lestina Raharjani

G0106063

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

HALAMAN PENGESAHAN

Page 3: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

Page 4: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi

ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga

tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang

lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam

daftar pustaka. Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan ini, maka saya

bersedia derajat kesarjanaan saya dicabut.

Surakarta, Januari 2012

Masrika Lestina Raharjani

Page 5: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

MOTTO

(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram

dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah

hati menjadi tenteram.

(ar-

Man jadda wajada. Man shabara zhafira.

Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.

Siapa yang bersabar akan beruntung.

(Ahmad Fuadi)

Hidup dan hati boleh jatuh bangun. Konsistensi berkarya jalan terus.

(Steve Jobs)

Page 6: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Page 7: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari adanya hambatan dan kesulitan

dalam penyelesaian skripsi ini, namun berkat

berbagai pihak, skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi

Efektivitas Brain Gym Terhadap Peningkatan Recall Memory Pada

Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil No. 150 Surakarta

untuk memenuhi persyaratan guna mendapatkan gelar sarjana dari Program Studi

Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi telah melibatkan berbagai

pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp. PD-KR-FINASIM selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi

kesempatan bagi penulis untuk dapat menuntut ilmu di Program Studi

Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi

kesempatan bagi penulis untuk dapat menuntut ilmu di Program Studi

Page 8: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta serta

memberi izin atas penelitian ini.

3. Bapak Drs. H. Thulus Hidayat, SU., MA. selaku dosen pembimbing utama

dan Bapak Aditya Nanda Priyatama, S. Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing

pendamping dan pembimbing akademik yang telah memberikan arahan,

motivasi, dan ilmu yang bermanfaat bagi penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dra. Sri Wiyanti, M.Si. selaku dosen penguji I dan Bapak Nugraha Arif

Karyanta, M.Psi. selaku dosen penguji II yang telah memberikan saran

maupun kritik kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak, Ibu dosen, staf tata usaha, dan staf perpustakaan Program Studi

Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang telah

memberikan bantuan kepada penulis selama proses studi.

6. Bapak Maryanto, S.Pd., M.M., selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri

Bulukantil No. 150 Surakarta, dan Bapak Sriyadi A.Md., selaku Wali Kelas V,

beserta seluruh staf tenaga kependidikan yang telah memberikan izin dan

membantu penulis dalam melakukan penelitian serta seluruh siswa kelas V

yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi subjek penelitian

dan membantu dalam proses pengumpulan data.

7. Bapak, Ibu, adik

dukungan yang senatiasa diberikan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi

ini.

Page 9: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

8. Kru Brain Gym (Rasty, Arfi, Zhaifa, Vera, Sheila, Sita, Jaya, Wildan, Gendig,

Prehaten, Indri, Burhan, dan Uwie) yang telah bersedia meluangkan waktu

dan tenaga untuk suksesnya penelitian ini.

9. Keluarga besar Psikologi Dua Ribu Enem) yang telah berbagi

cerita dan semangat, menemaniku hingga karya ini terselesaikan. Perjalanan

kita masih panjang, ini hanyalah awal dari sebuah tahapan yang baru.

10. Keluarga besar Marching Band Sebelas Maret Surakarta, untuk persahabatan,

pengalaman, dan pelajaran yang kuperoleh. Kepada rekan-rekan Tim Pelatih

GPMB 2010 dan BMBC 2011, serta Color Guard Marching Band Sebelas

Maret, terima kasih atas kebersamaan yang teriring dalam perjuangan ini.

Bangga menjadi bagian dari kalian.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan kelemahan dalam karya

ini, karena keterbatasan pengetahuan yang ada dan hasilnya masih jauh dari

sempurna. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

psikologi, khususnya psikologi pendidikan.

Surakarta, Januari 2012

Penulis

Page 10: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

EFEKTIVITAS BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN RECALL MEMORY PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI

BULUKANTIL NO. 150 SURAKARTA

Masrika Lestina Raharjani Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRAK Ingatan merupakan komponen penting dalam belajar, terutama terkait dengan kemampuan siswa untuk mereproduksi pengetahuan yang sudah diterimanya. Permasalahan yang kerap dijumpai adalah banyak siswa yang mudah lupa dengan materi pelajaran yang telah diajarkan atau yang baru saja diajarkan. Kegiatan seseorang dalam mengambil kembali atau mengingat kembali pengetahuan yang dipelajarinya pada waktu lampau dalam ilmu psikologi disebut recall memory. Peningkatan kemampuan recall memory pada siswa dapat ditinjau dari cara belajar yang merupakan kunci pokok untuk menunjang keberhasilan belajar. Brain gym merupakan aktivitas fisik dalam cara belajar kinestetik yang digunakan untuk merangsang kedua belahan otak sehingga memungkinkan pencapaian kinerja otak yang maksimal. Brain gym dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan recall memory siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dari pemberian brain gym terhadap peningkatan recall memory pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil No. 150 Surakarta. Penelitian ini menggunakan Randomized Pretest-Posttest Control Group Design dengan subjek penelitian sebanyak 46 siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil No. 150 Surakarta yang terbagi dalam Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. Pemberian brain gym menggunakan metode ice breaking, presentasi, dan simulasi gerakan serta materi pelatihan yang telah disusun dalam modul. Pengambilan data dilakukan menggunakan Tes Recall Memory yaitu Tes Susunan Huruf Tak Bermakna dengan daya beda aitem 0,088-0,803 dan koefisien

Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney U-Test diperoleh probabilitas (p) pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,014, sehingga Asymp. Sig. (2-tailed) 0,014 < 0,05 Level of Significant bahwa pemberian brain gym efektif terhadap peningkatan recall memory pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil No. 150 Surakarta. Kata Kunci: Brain Gym, Recall Memory, Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil No. 150 Surakarta

Page 11: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

THE EFFECTIVENESS OF BRAIN GYM TO INCREASE RECALL MEMORY ON 5th GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS OF

BULUKANTIL NO. 150 SURAKARTA

Masrika Lestina Raharjani Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRACT Memory is the important aspect in learning, especially it is related to the

students' ability to reproduce the knowledge that has been received before. The most common problem is there are many students who easily forget the subject that are given to them. The activity in taking-back or re-calling the previous subject that has been learned before in psychologics, is called recall memory. The increasing method. This becomes the main key to support the study. Brain gym is the physical activity in kinesthetic study which is used to stimulate both hemispheres of the brain in order to reach the maximum performance. Brain gym is intended to enhance students' ability to recall memory. This research is conducted to know the effectiveness of brain gym to increase recall memory in 5th Grade elementary school students of Bulukantil No. 150 Surakarta.

This research applies Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. This research involves 46 students in 5th Grade elementary school of Bulukantil No. 150 Surakarta which are divided into two groups. First group is Experimental Group, while the second is Control Group. Brain gym is given by ice breaking method, presentation, movement simulation, and training materials that have been compiled in modules. The data is collected using a Recall Memory Test is Not Meaningful Letter Composition Tests with different power aitem 0.088 to 0.803 and the reliability coefficient ( 0.941.

Based on test results the Mann-Whitney U-Test obtained probability (p) in column Asymp. Sig. (2-tailed) of 0.014, so Asymp. Sig. (2-tailed) 0.014 < 0.05 Level of Significant ( This research concludes that there is an effectiveness of brain gym to increase recall memory in 5th Grade elementary school students of Bulukantil No. 150 Surakarta. Key words: Brain Gym, Recall Memory, 5th Grade Elementary School Students of Bulukantil No. 150 Surakarta

Page 12: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN.........................................................................iv

MOTTO..........................................................................................................v

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................vii

ABSTRAK .....................................................................................................x

ABSTRACT .....................................................................................................xi

DAFTAR ISI ..................................................................................................xii

DAFTAR BAGAN .........................................................................................xvi

DAFTAR TABEL ..........................................................................................xvii

DAFTAR GRAFIK.........................................................................................xviii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................1

B. Perumusan Masalah ..............................................................................9

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................9

D. Manfaat Penelitian ................................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Recall Memory .....................................................................................11

Page 13: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

1. Pengertian Recall Memory ...............................................................11

2. Tahapan Memory .............................................................................13

3. Syarat Terjadinya Recall Memory ....................................................18

4. Pengukuran Recall Memory .............................................................19

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Recall Memory .........................21

B. Brain Gym ............................................................................................28

1. Pengertian Brain Gym .....................................................................28

2. Pengaruh Brain Gym pada Kinerja Otak ..........................................29

3. Dimensi Kerja Otak dalam Brain Gym.............................................32

4. Bentuk-Bentuk Gerakan Brain Gym ................................................34

5. Manfaat Brain Gym .........................................................................44

C. Pengaruh Brain Gym Terhadap Recall Memory

pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar.......................................................46

D. Kerangka Pemikiran .............................................................................50

E. Hipotesis ...............................................................................................51

BAB III METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian .............................................................52

B. Definisi Operasional .............................................................................52

C. Subjek Penelitian ..................................................................................53

D. Teknik Pengumpulan Data....................................................................54

E. Validitas dan Reliabilitas ......................................................................56

F. Rancangan Penelitian ............................................................................57

G. Prosedur Penelitian ...............................................................................58

Page 14: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

H. Teknik Analisis Data ............................................................................60

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Penelitian .............................................................................61

1. Orientasi Kancah Penelitian .............................................................61

2. Persiapan Administrasi ....................................................................63

3. Persiapan Alat Ukur ........................................................................63

a. Alat Ukur Sebelum Uji Coba .......................................................63

b. Uji Coba Alat Ukur .....................................................................66

c. Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas ................................68

4. Persiapan Eksperimen......................................................................73

a. Persiapan Alat dan Bahan ............................................................73

b. Screening ....................................................................................74

c. Penentuan Subjek Penelitian ........................................................77

B. Pelaksanaan Penelitian ..........................................................................79

1. Pelaksanaan Pengambilan Data Pretest ............................................79

2. Pelaksanaan Eksperimen..................................................................82

3. Pelaksanaan Pengambilan Data Posttest ..........................................85

C. Hasil Penelitian.....................................................................................89

1. Hasil Analisis Kuantitatif.................................................................89

2. Hasil Analisis Deskriptif ..................................................................91

D. Pembahasan..........................................................................................126

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................134

Page 15: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

B. Saran ....................................................................................................135

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................136

Page 16: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Aktivitas Utama pada Ingatan............................................................13

Bagan 2 Tahapan Ingatan ................................................................................14

Bagan 3 Model Pemrosesan Informasi dalam Ingatan .....................................17

Bagan 4 Kerangka Pemikiran ..........................................................................50

Bagan 5 Desain Penelitian Randomized Control Group Pretest-

Posttest Design .................................................................................58

Page 17: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Visi dan Misi Sekolah Dasar Negeri Bulukantil No. 150 Surakarta .....62

Tabel 2 Tes Susunan Huruf Tak Bermakna Sebelum Uji Coba ........................64

Tabel 3 Tes Susunan Huruf Tak Bermakna Setelah Uji Coba ..........................70

Tabel 4 Hasil Uji Reliabilitas .............................................72

Tabel 5 Hasil Tes IQ Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil

No. 150 Surakarta ..............................................................................75

Tabel 6 Subjek Penelitian Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ......78

Tabel 7 Skor Pretest Kelompok Eksperimen ...................................................80

Tabel 8 Skor Pretest Kelompok Kontrol .........................................................81

Tabel 9 Skor Posttest Kelompok Eksperimen ..................................................86

Tabel 10 Skor Posttest Kelompok Kontrol ......................................................88

Tabel 11 Hasil Uji Mann Whitney U-Test pada Dua Independen Sampel .........90

Tabel 12 Distribusi Kategori Recall Memory pada Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol (dalam Persen) ..........................128

Tabel 13 Distribusi Hasil Analisis Evaluasi Proses Pelatihan ..........................131

Page 18: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xviii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Skor Recall Memory pada Peserta AW (Pretest-Posttest) ..................92

Grafik 2 Skor Recall Memory pada Peserta HSM (Pretest-Posttest) ................93

Grafik 3 Skor Recall Memory pada Peserta ITC (Pretest-Posttest) ..................95

Grafik 4 Skor Recall Memory pada Peserta ATY (Pretest-Posttest).................96

Grafik 5 Skor Recall Memory pada Peserta YWA (Pretest-Posttest) ...............98

Grafik 6 Skor Recall Memory pada Peserta ASA (Pretest-Posttest) .................99

Grafik 7 Skor Recall Memory pada Peserta RFCP ( Pretest-Posttest) ...............101

Grafik 8 Skor Recall Memory pada Peserta EHPP (Pretest-Posttest) ...............102

Grafik 9 Skor Recall Memory pada Peserta HAL ( Pretest-Posttest).................104

Grafik 10 Skor Recall Memory pada Peserta MHA (Pretest-Posttest)..............105

Grafik 11 Skor Recall Memory pada Peserta RNS (Pretest-Posttest) ...............107

Grafik 12 Skor Recall Memory pada Peserta HCP (Pretest-Posttest) ...............108

Grafik 13 Skor Recall Memory pada Peserta MMA (Pretest-Posttest) .............109

Grafik 14 Skor Recall Memory pada Peserta AAAM (Pretest-Posttest) ...........111

Grafik 15 Skor Recall Memory pada Peserta ZKT ( Pretest-Posttest) ...............113

Grafik 16 Skor Recall Memory pada Peserta LSJ ( Pretest-Posttest).................114

Grafik 17 Skor Recall Memory pada Peserta GSP ( Pretest-Posttest) ...............115

Grafik 18 Skor Recall Memory pada Peserta ASIH (Pretest-Posttest)..............117

Grafik 19 Skor Recall Memory pada Peserta ERP (Pretest-Posttest) ...............119

Grafik 20 Skor Recall Memory pada Peserta SA (Pretest-Posttest)..................120

Grafik 21 Skor Recall Memory pada Peserta ARN (Pretest-Posttest) ..............122

Page 19: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xix

Grafik 22 Skor Recall Memory pada Peserta RAR (Pretest-Posttest)...............123

Grafik 23 Skor Recall Memory pada Peserta OMR (Pretest-Posttest) ..............125

Grafik 24 Perbedaan Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest pada

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ...............................129

Page 20: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Jadwal Kegiatan Penelitian ..........................................................140

Lampiran B Tes Recall Memory Try Out & Penelitian

(Tes Susunan Huruf Tak Bermakna) ...........................................142

Lampiran C Modul Pelatihan Brain Gym........................................................161

Lampiran D Detail Rancangan Penelitian .......................................................171

Lampiran E Lembar Panduan Observasi & Lembar Evaluasi Proses ..............176

Lampiran F Daftar Hadir Siswa .....................................................................179

Lampiran G Tabulasi Try Out, Tabulasi Pretest, Tabulasi Posttest,

Kategorisasi Recall Memory .......................................................182

Lampira n H Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Hipotesis ................................200

Lampiran I Dokumentasi .................................................................................207

Lampiran J Surat -Surat ...................................................................................215

Page 21: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepanjang kehidupannya, manusia tidak terlepas dari proses belajar.

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat

positif pada diri seseorang. Dunia pendidikan merupakan komponen penting yang

berperan dalam usaha membangun dan mencerdaskan anak bangsa, terutama di

sekolah-sekolah karena disinilah berlangsungnya proses belajar mengajar dan

evaluasi hasil belajar berlangsung.

Endang Ekowarni (1993) menjelaskan bahwa pada dasarnya proses

pendidikan mengandung education transmission, sehingga diharapkan sekolah

dapat memacu dan menunjang perkembangan kognitif melalui proses belajar

mengajar yang sesuai dan searah dengan ciri perkembangan pada tahap tertentu.

Piaget (dalam Syamsu Yusuf, 2002) membagi tahap perkembangan kognitif

menjadi empat tahap, yaitu tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional

(2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan tahap operasional formal

(11 tahun keatas).

Pada usia sekolah dasar yang termasuk dalam tahap operasional konkret,

kemampuan kognitif anak telah berkembang ke arah berpikir konkret dan

rasional. Menurut Papalia dkk (2008), ketika anak bergerak melewati masa

sekolahnya, mereka membuat kemajuan berkesinambungan dalam kemampuan

memproses dan menyimpan informasi. Anak telah lebih paham tentang kinerja

Page 22: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

ingatan dan pengetahuan ini memungkinkan mereka menggunakan strategi, atau

dengan sengaja membuat rencana, untuk membantu mengingat.

Seiring dengan berkembangnya pengetahuan anak melalui proses belajar,

mereka menjadi semakin awas terhadap jenis informasi yang penting untuk

diperhatikan dan diingat. Atkinson dkk (1983) mengungkapkan bahwa segala

macam belajar melibatkan ingatan. Jika seseorang tidak dapat mengingat apa pun

mengenai pengalamannya, maka seseorang tidak akan dapat belajar apa-apa.

Tanpa ingatan, seseorang tidak dapat merefleksikan dirinya, karena pemahaman

diri tergantung pada suatu kesadaran yang berkesinambungan yang hanya dapat

terlaksana dengan adanya ingatan.

Aktivitas belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah (2003) tidak lepas dari

proses mengingat, terutama anak-anak karena pada masa ini terjadi perkembangan

memori yang sangat pesat, begitu pula dengan kemampuan mengingatnya. Hasil

belajar atau informasi yang diperoleh akan disimpan agar dapat digunakan

kembali, sehingga informasi tersebut harus disimpan dalam ingatan atau memori.

Menurut Alex Sobur (2003) antara proses-proses belajar dan ingatan

terdapat hubungan yang erat. Tidak mungkin seseorang dapat mempelajari sesuatu

tanpa tersangkutnya fungsi ingatan sebagai salah satu aspek atau fungsi psikis.

Belajar tanpa memori, tanpa mengingat apa yang dipelajari adalah nonsens, tidak

ada artinya.

Hal senada diungkapkan oleh E. P. Hutabarat (1988) yang menyebutkan

bahwa kemampuan mengingat mempunyai peran yang sangat penting dalam

belajar. Mengingat adalah kegiatan yang telah dilakukan oleh manusia dan sering

Page 23: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dilakukan tanpa disadari. Hal ini membuat banyak orang beranggapan bahwa

kegiatan mengingat bukanlah sesuatu yang penting untuk dipelajari. Stine (1999)

menyatakan bahwa cara mengingat yang efektif perlu diajarkan sehingga daya

ingat dapat meningkat. Melalui ingatan yang baik, seseorang dapat mengingat

kembali materi yang telah dipelajarinya.

King (2010) mengatakan bahwa ingatan menunjuk pada penyimpanan

informasi seiring dengan berjalannya waktu melalui proses pengodean,

penyimpanan, dan pengambilan. Ellis dkk (dalam Suharnan, 2005) menjelaskan

bahwa ingatan atau memory menunjuk pada proses penyimpanan atau

pemeliharaan informasi sepanjang waktu (maintaining information overtime).

Hampir semua aktivitas manusia selalu melibatkan aspek ingatan, sehingga

ingatan memegang peranan penting di dalam proses-proses kognitif manusia.

Ingatan merupakan komponen penting dalam belajar, terutama terkait

dengan kemampuan siswa untuk mereproduksi pengetahuan yang sudah

diterimanya, misalnya pada waktu ujian para siswa harus mereproduksi

pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh selama mengikuti pelajaran. Namun

permasalahan yang kerap dijumpai adalah banyak siswa yang mudah lupa dengan

materi pelajaran yang telah diajarkan atau yang baru saja diajarkan. Sumadi

Suryabrata (2004) mengungkapkan bahwa salah satu sifat khas anak pada masa

kelas-kelas tinggi sekolah dasar (9-12 tahun) yaitu anak memandang nilai (angka

rapor) adalah ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolahnya. Oleh karena itu

untuk mendapatkan prestasi dan nilai yang baik maka siswa perlu memiliki

kemampuan mengingat yang baik.

Page 24: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Kemampuan mengingat menunjukkan bahwa manusia mampu menerima,

menyimpan, dan menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang dialaminya

(Bimo Walgito, 2004). Kegiatan seseorang dalam mengambil kembali atau

mengingat kembali pengetahuan yang dipelajarinya pada waktu lampau dalam

ilmu psikologi disebut recall memory.

Recall memory merupakan salah satu tahapan dalam proses ingatan yang

disebut dengan retrieval. Adapun tahap pemrosesan informasi pada ingatan terdiri

dari encoding (pemasukan informasi ke dalam ingatan), penyimpanan, dan

retrieval (pengambilan informasi dari penyimpanan). Pengambilan kembali

(retrieval) ingatan terjadi ketika informasi yang disimpan pada ingatan

dikeluarkan dari penyimpanan (King, 2010). Nobel dan Shiffrin (dalam King,

2010) mengungkapkan bahwa kehadiran atau ketiadaan isyarat yang baik dan

tugas retrieval adalah faktor yang penting dalam pembedaan ingatan yaitu

mengingat kembali (recall) dan mengenali kembali (recognition).

Mengingat kembali (recall) adalah tugas ingatan ketika seseorang harus

mengambil kembali informasi yang telah dipelajari sebelumnya, seperti ketika

ujian esai. Mengenali kembali (recognition) adalah tugas ingatan ketika seseorang

hanya harus mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang sudah pernah dipelajari

sebelumnya, seperti dalam ujian pilihan ganda. Tes mengingat seperti tes esai

yang terkait dengan recall memory memiliki isyarat retrieval yang buruk (King,

2010).

Menurut Bimo Walgito (2004) pada mengingat kembali (recall) seseorang

dapat menimbulkan kembali apa yang diingat tanpa dibantu adanya objek sebagai

Page 25: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

stimulus untuk dapat diingat kembali. Sedangkan pada mengenali kembali

(recognition) seseorang dapat menimbulkan kembali apa yang diingat atau apa

yang telah dipelajari dengan bantuan adanya objek yang harus diingat. Karena

pada mengenal kembali (recognition) dibantu dengan adanya objek, maka besar

kemungkinannya seseorang dapat melakukan retrieval dengan baik. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa mengenal kembali akan lebih mudah apabila

dibandingkan dengan mengingat kembali.

Kemampuan ingatan seseorang itu terbatas, dalam arti bahwa tidak semua

yang disimpan dalam ingatan itu dapat ditimbulkan kembali dalam alam

kesadaran. Penelitian yang dilakukan oleh Ebbinghauss dan Boreas (dalam Bimo

Walgito, 2004) menunjukkan bahwa kekuatan mengingat (recall) seseorang

makin lama makin berkurang, yang pada akhirnya seseorang dapat mengalami

kelupaan. Berdasarkan hasil penelitian Ebbinghauss dan Boreas (dalam Bimo

Walgito, 2004) maka dapat dikemukakan bahwa kelupaan dapat terjadi karena

materi yang disimpan dalam ingatan tidak sering ditimbulkan kembali dalam alam

kesadaran, sehingga akhirnya seseorang mengalami kelupaan.

Burt dan Dobell (dalam Bimo Walgito, 2004) mengadakan suatu

eksperimen berkaitan dengan mengenal kembali (recognition) dan mengingat

kembali (recall) yang hasilnya menunjukkan bahwa mengenal kembali

menampilkan hasil yang lebih baik apabila dibandingkan dengan mengingat

kembali. Permasalahan yang muncul pada siswa adalah saat diadakannya tes

evaluasi belajar. Pada umumnya bentuk dari tes yang disajikan berupa tes esai dan

tes pilihan ganda. Telah diungkapkan sebelumnya bahwa tes esai yang terkait

Page 26: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

dengan recall memory memiliki isyarat retrieval yang buruk. Padahal tujuan

pelaksanaan tes evaluasi belajar adalah untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam mengingat materi pelajaran yang berpengaruh terhadap prestasi belajar

siswa.

Winkel (1991) mengemukakan bahwa recall memory memegang peranan

penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam pendidikan. Hal ini terkait

dengan reproduksi pengetahuan, misalnya pada waktu ujian siswa harus me-recall

kembali pengetahuan dan pemahaman yang telah diperoleh selama mengikuti

pelajaran. Permasalahan ini dapat diatasi dengan menggunakan teknik atau

metode yang dapat meningkatkan kemampuan recall memory pada siswa.

Peningkatan kemampuan recall memory pada siswa dapat ditinjau dari cara

belajar yang merupakan kunci pokok untuk menunjang keberhasilan belajar.

Menurut Denisson dan Denisson (2004), terdapat tiga macam cara belajar yaitu

visual (belajar dengan cara melihat), audiotorial (belajar dengan cara mendengar),

dan kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh). Cara

belajar kinestetik merupakan cara belajar yang mengintegrasikan potensi otak dan

penerapan gerakan untuk proses pembelajaran. Menurut Rentschler (2007), cara

belajar kinestetik mencakup senam otak, senam penglihatan, dan teknik-teknik

lainnya untuk meningkatkan pembelajaran dan performansi.

Dennison dan Denisson (1986) memandang aktivitas fisik dalam cara

belajar kinestetik sebagai salah satu kecerdasan bodily-kinesthetic, yaitu proses

untuk mempermudah pembelajaran yang biasanya dimasukkan dalam bidang

pendidikan kinestetik. Dennison dan Denisson (1986) lebih lanjut mendalami

Page 27: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

pendidikan ini seperti halnya prinsip yoga untuk menjadikan senam otak sebagai

program pengembangan kecerdasan. Brain gym meliputi 26 gerakan sederhana

untuk menstimuli kedua belahan otak sehingga memungkinkan pencapaian kinerja

otak yang maksimal.

Menurut Ayinosa (dalam Untari Retno Wulan, 2010), brain gym atau

senam otak menjadi alat bantu pembelajaran yang sangat efektif. Brain gym dapat

dilakukan untuk menyegarkan fisik dan pikiran siswa setelah menjalani proses

pembelajaran yang membutuhkan konsentrasi tinggi yang mengakibatkan

kelelahan pada otak. Brain gym adalah serangkaian latihan gerak yang sederhana

untuk memudahkan kegiatan belajar.

Penelitian sebelumnya mengenai efektivitas brain gym terkait dengan

ingatan yaitu daya ingat jangka pendek dilakukan oleh Untari Retno Wulan

(2010). Berdasarkan penelitiannya, diketahui pada kelompok eksperimen sebelum

diberi perlakuan rata-rata subjek memiliki daya ingat jangka pendek berada pada

kategori sedang yaitu 50%. Setelah diberi perlakuan rata-rata subjek memiliki

daya ingat jangka pendek yang berada dalam kategori tinggi yaitu sebesar 70%.

Hal ini berarti rata-rata daya ingat jangka pendek pada kelompok eksperimen

mengalami peningkatan.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas mengenai manfaat

brain gym terhadap ingatan, membuat peneliti tertarik untuk dapat

menggunakannya sebagai salah satu metode meningkatkan kemampuan recall

memory siswa sekolah dasar. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya,

perkembangan kognitif anak usia sekolah dasar terutama ingatan pada masa ini

Page 28: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

mencapai intensitas yang paling besar dan kuat. Sejalan dengan pendapat Kartini

Kartono (1990), ingatan anak mengalami kemajuan pesat pada fase-fase tertentu.

Ingatan pada usia 8-12 tahun mencapai intensitas yang paling besar. Menurut

Slavin (2008), anak-anak pada masa ini dapat dengan pesat mengembangkan

kemampuan daya ingat dan kognitifnya. Hal tersebut yang melandasi peneliti

memilih siswa kelas V sekolah dasar sebagai subjek penelitian karena pada

rentang usia tersebut anak mencapai intensitas ingatan paling besar.

Hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas V mengenai recall memory

yang ditemukan dalam subjek penelitian diketahui bahwa dalam kegiatan belajar

siswa seringkali kesulitan untuk mengingat kembali dengan cermat materi-materi

pelajaran yang diberikan oleh guru, terutama pada saat evaluasi atau ujian. Hal ini

mengakibatkan pencapaian prestasi belajar siswa menjadi kurang optimal,

terutama pada mata pelajaran yang lebih banyak menghafal seperti PKn, IPA, dan

IPS. Rata-rata nilai siswa kelas V untuk ketiga mata pelajaran tersebut antara lain

PKn sebesar 63.16, IPA sebesar 62.35, dan IPS sebesar 72.04. Selain itu kendala

dari guru adalah belum menggunakan secara efektif mengenai cara belajar

kinestetik, terutama dengan menggunakan brain gym atau senam otak.

Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut membuat Peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil

No. 150 Surakarta. Brain gym diharapkan dapat memberi pengaruh dalam

mengoptimalkan ingatan, terutama recall memory pada siswa. Hal tersebut yang

mendasari Peneliti mengemukakan Efektivitas Brain

Page 29: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Gym Terhadap Peningkatan Recall Memory Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar

Negeri Bulukantil No. 150 Surakarta

B. Perumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,

maka rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah terdapat efektivitas dari

pemberian brain gym terhadap peningkatan recall memory pada siswa kelas V

Sekolah Dasar Negeri Bulukantil No. 150 Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

efektivitas dari pemberian brain gym terhadap peningkatan recall memory pada

siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil No. 150 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Memberi informasi tentang pengertian pembelajaran menggunakan brain

gym.

b. Memberi pengertian tentang pentingnya pembelajaran menggunakan brain

gym pada cara belajar kinestetik terhadap peningkatan kemampuan recall

memory anak.

c. Memberi masukan kepada guru tentang kesesuaian pembelajaran

menggunakan brain gym dengan perkembangan jiwa anak.

Page 30: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2. Manfaat Praktis

a. Melatih siswa sekolah dasar untuk mempermudah mengingat atau

melakukan recall memory atas materi pelajaran dengan pembelajaran

menggunakan brain gym.

b. Mengenalkan kepada guru mengenai pembelajaran dengan menggunakan

brain gym dalam cara belajar kinestetik.

c. Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa khususnya melalui cara

belajar kinestetik.

Page 31: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Recall Memory

1. Pengertian Recall Memory

Recall memory adalah kemampuan menggali kembali dan mereproduksi

informasi yang telah dimiliki sebelumnya. Soal ujian esai dan isian singkat

merupakan contoh jenis soal yang membutuhkan kemampuan penggalian

kembali atau recall (Wade dan Tavris, 2007). Menurut Ahmad Fauzi (1997),

seseorang me-recall sesuatu apabila ia sadar bahwa ia telah mengalami

sesuatu di masa yang lalu, tanpa mengenakan sesuatu pada inderanya.

Misalnya saat me-recall nama buku yang telah selesai dibaca minggu lalu.

Recall memory merupakan suatu tipe pengembalian ingatan dengan

isyarat minimum yang membuat seseorang dapat mengingat kembali

pengalaman atau informasi yang pernah dipelajari sebelumnya (Kartini

Kartono dan Dali Gulo, 2000). Winkel (1991) mengemukakan bahwa dalam

recall memory, dihadirkan suatu kesan dari masa lampau dalam bentuk suatu

tanggapan atau gagasan, tetapi hal yang diingat itu tidak hadir pada saat

mengingat kembali. Berdasarkan pejelasan diatas maka dapat disimpulkan

bahwa pada waktu mengingat kembali, seseorang memproduksi apa yang

pernah dijumpai tanpa berkontak kembali dengan hal yang pernah dijumpai

itu.

Page 32: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Sternberg (2008) menyatakan bahwa dalam pengingatan kembali

(recall) seseorang harus mereproduksi sebuah fakta, sebuah kata, atau hal lain

dalam memorinya, sehingga recall memory umumnya menghasilkan tingkat

ingatan yang lebih dalam. Menurut Akyas Azhari (2004), recall memory

merupakan bentuk mengingat yang lebih sukar, seperti mengingat-ingat

rangkaian kejadian yang pernah terjadi dimasa lalu.

Recall memory berarti mengingat kembali atau mereproduksi kembali

fakta-fakta atau informasi dari ingatan. Kemampuan recall memory pada

umumnya diperlukan dalam tes esai, karena dalam bentuk tes ini seseorang

diharuskan untuk menimbulkan kembali apa yang diingat tanpa dibantu

adanya objek sebagai stimulus untuk dapat diingat kembali. Kemampuan

recall memory juga berarti kemampuan untuk mereproduksi atau

menimbulkan kembali informasi dengan meminimalisasi stimulus eksternal

(Coon, 1988).

Penelitian ini menggunakan waktu yang terbatas untuk mengukur

kemampuan recall memory dari materi yang disimpan dalam short term

memory. Menurut Atkinson dan Shiffrin (dalam King, 2010), short term

memory atau ingatan jangka pendek adalah penyimpanan ingatan dengan

rentang waktu hingga 30 detik. Menurut Wade dan Tavris (2007),

penyimpanan dalam short term memory memiliki kemampuan yang terbatas

dan terlibat dalam proses mengingat suatu informasi untuk kurun waktu yang

singkat.

Page 33: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa recall memory adalah kemampuan seseorang untuk

mengingat kembali pengalaman atau informasi yang disimpan dalam short

term memory tanpa dibantu suatu objek sebagai stimulus untuk mengingat

kembali, atau dengan kata lain tanpa berkontak kembali dengan hal yang

pernah dipelajari atau ditemui sebelumnya.

2. Tahapan Memori

Ingatan atau memory terjadi melalui tiga aktivitas utama diantaranya

encoding, penyimpanan, dan retrieval (King, 2010). Ketiga aktivitas utama

pada ingatan dijelaskan dalam bagan dibawah ini.

Bagan 1 Aktivitas Utama pada Ingatan

(Sumber: King, 2010).

Ketiga aktivitas utama tersebut kemudian menjalankan fungsinya dalam

proses pembentukan dan pengambilan ingatan yang disebut dengan tahapan

ingatan, mencakup kemampuan-kemampuan sebagai berikut.

Encoding Memasukkan

informasi ke dalam ingatan

Penyimpanan Menyimpan ingatan

seiring dengan berjalannya waktu

Retrieval Mengambil

informasi dari penyimpanan

Page 34: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Bagan 2 Tahapan Ingatan

(Sumber: Bimo Walgito, 2004).

Berdasarkan gambar di atas, dapat dikemukakan bahwa ingatan

merupakan kemampuan psikis untuk memasukkan (learning), menyimpan

(retention), dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah

lampau. Bimo Walgito (2004) mengemukakan istilah-istilah lain yaitu

encoding, storage, dan retrieval untuk tahapan masuknya informasi,

penyimpanan informasi, dan pengingatan kembali. Penjelasan mengenai

ketiga tahapan ingatan antara lain sebagai berikut.

a. Encoding (Masuknya Informasi).

Encoding adalah proses saat informasi masuk ke dalam

penyimpanan ingatan. Sebagian informasi masuk ke dalam ingatan nyaris

secara otomatis, sedangkan encoding sebagian informasi yang lain

mungkin membutuhkan usaha (King, 2010). Encoding merupakan proses

masuknya rangsangan ke dalam otak melalui indera dan diproses oleh

jaringan yang terdiri dari impuls syaraf. Proses masuknya rangsangan ini

oleh Bimo Walgito (2004) dibedakan menjadi dua cara yaitu:

1) Cara tidak sengaja, cara ini merupakan ketidaksengajaan dari suatu

peristiwa yang dialami sehingga terekam dalam ingatan. Cara tidak

sengaja ini umumnya terlihat jelas pada diri anak-anak saat

Memasukkan Mengeluarkan kembali (learning) (remembering) Penyimpanan

Page 35: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

mendapatkan pengalaman-pengalaman yang tidak sengaja dari suatu

peristiwa-peristiwa tertentu disekitarnya sehingga disimpan dalam

memorinya sebagai pengertian-pengertian.

2) Cara sengaja, individu yang sengaja memasukkan pengalaman-

pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan kedalam memori. Dalam

bidang ilmu pada umumnya seseorang akan memperoleh pengetahuan

secara sengaja melalui pemahaman dan pembelajaran dari hal-hal atau

keadaan-keadaan yang pada akhirnya akan dimasukkan kedalam

ingatannya.

Cepat atau lambat seseorang memasukkan apa yang dipersepsi atau

apa yang dipelajari itu merupakan sifat ingatan yang berkaitan dengan

kemampuan memasukkan (learning). Problem psikologisnya adalah

bagaimana usaha agar yang dipelajari atau yang dipersepsi itu dapat cepat

masuk dan dapat dengan baik disimpannya (Bimo Walgito, 2004).

b. Retensi atau Retention atau Storage (Penyimpanan Informasi).

Selain kualitas encoding yang mempengaruhi kualitas ingatan,

ingatan juga harus disimpan dengan baik setelah dikodekan. Penyimpanan

(storage) mencakup bagaimana informasi dipertahankan seiring dengan

waktu dan bagaimana informasi direpresentasikan dalam ingatan (King,

2010).

Problem yang timbul berkaitan dengan fungsi ini ialah bagaimana

agar yang telah dipelajari atau yang telah dimasukkan itu dapat disimpan

dengan baik, sehingga pada suatu waktu dapat ditimbulkan kembali

Page 36: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

apabila dibutuhkan. Sehubungan dengan fungsi retensi atau penyimpanan,

terdapat pula masalah kelupaan, dimana persoalan yang timbul adalah

masalah interval, yaitu jarak waktu antara memasukkan atau mempelajari

dan menimbulkan kembali apa yang telah dipelajari (Bimo Walgito,

2004).

c. Retrieval (Pengingatan Kembali atau Mereproduksi Kembali).

Merupakan proses menimbulkan kembali hal-hal yang disimpan

dalam ingatan, melalui tahap pencarian dan menemukan informasi yang

disimpan dalam ingatan untuk digunakan kembali. Gardiner dan

Radvansky (dalam King, 2010) menyebutkan bahwa retrieval sangat

tergantung pada situasi bagaimana ingatan tersebut dikodekan dan

bagaimana ingatan tersebut disimpan.

Retrieval dapat ditempuh dengan (1) mengingat kembali (to recall)

dan (2) mengenal kembali (to recognize). Pada mengingat kembali,

seseorang dapat menimbulkan kembali apa yang diingat tanpa dibantu

adanya objek sebagai stimulus untuk dapat diingat kembali, contohnya

seperti ketika ada ujian esai. Pada mengenal kembali, seseorang dapat

menimbulkan kembali apa yang diingat dengan bantuan adanya objek

yang harus diingat, contohnya dalam ujian pilihan ganda (Bimo Walgito,

2004).

Sistem ingatan memerlukan suatu prosedur tertentu guna memasukkan

dan mengambil kembali informasi. Sesuai dengan yang telah dijelaskan

sebelumnya bahwa apabila seseorang memasukkan informasi ke dalam

Page 37: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

ingatannya, akan terjadi tahapan atau stage tertentu dalam proses mengingat

informasi tersebut (Bimo Walgito, 2004). Berikut adalah bagan dari proses

ingatan berdasarkan teori ingatan dari Atkinson dan Shiffrin.

Rehearsal Retrieval

Sensory

Input

Attention Storage

Bagan 3 Model Pemrosesan Informasi dalam Ingatan

(Sumber: Bimo Walgito, 2004).

Stimulus atau informasi yang merupakan sensory input dipersepsi

melalui alat indera atau sensory register. Untuk mengadakan persepsi maka

perlu adanya perhatian. Apa yang dipersepsi masuk dalam ingatan dan dalam

waktu yang singkat apa yang dipersepsi tersebut dapat ditimbulkan kembali

sebagai memory output. Inilah yang disebut dengan short-term memory (King,

2010) atau disebut juga dengan short-term store (Morgan dalam Bimo

Walgito, 2004). Namun di samping itu apa yang dipersepsi dapat pula tidak

segera ditimbulkan dalam alam kesadaran sebagai memory output, tetapi

disimpan dalam ingatan melalui encoding. Pada suatu waktu apabila

diperlukan melalui retrieval apa yang ada dalam ingatan dapat ditimbulkan

kembali sebagai memory output. Retrieval merupakan kebalikan dari

encoding, yaitu mencari informasi dalam gudang ingatan. Informasi yang

dipersepsi atau dipelajari dapat disimpan dalam ingatan dalam waktu yang

Sensory Register

Short-Term Store

Long-Term Store

Memory Output

Page 38: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

lama, dan apabila dibutuhkan dapat ditimbulkan kembali dalam alam

kesadaran. Inilah yang disebut dengan long-term memory (King, 2010) atau

disebut juga dengan long-term store (Morgan dalam Bimo Walgito, 2004).

Sehubungan dengan penjelasan yang telah dikemukakan di atas, dapat

diketahui bahwa ingatan mencakup tiga tahapan yakni encoding (masuknya

informasi), penyimpanan informasi (retensi atau retention atau storage), dan

retrieval (pengingatan kembali atau mereproduksi kembali). Ketiga tahapan

tersebut kemudian menjalankan fungsinya dalam proses pembentukan dan

pengambilan ingatan.

3. Syarat Terjadinya Recall Memory

Atkinson dan Shiffrin (dalam Matlin, 1998), menjelaskan bahwa

terdapat beberapa syarat terjadinya proses mengingat kembali informasi

(recall memory) antara lain:

a. Adanya stimulus yang diterima

Stimulus akan diperhatikan jika (a) stimulus tersebut lain daripada

biasanya maka stimulus tersebut akan lebih diperhatikan, (b) jika stimulus

tersebut kontras dibanding lingkungannya, (c) intensitas/kekuatan stimulus,

yang berarti semakin kuat stimulus maka cenderung akan lebih

diperhatikan, (d) ulangan stimulus, yang berat semakin menarik perhatian,

(e) ukuran stimulus lain daripada biasanya cenderung akan lebih

diperhatikan, dan (f) individu, jika ada hal yang terkait secara mendalam

akan lebih menarik perhatian.

Page 39: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b. Alat indera

Jika alat indera yang digunakan sehat dan berfungsi dengan baik

maka informasi yang diterima akan semakin jelas.

c. Waktu

Semakin lama stimulus tidak diakses maka akan dimasukkan ke

dalam long term memory namun jika stimulus segera diakses atau

ditimbulkan kembali maka masuk ke dalam short term memory yang akan

lebih mudah untuk ditimbulkan kembali.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa syarat

terjadinya recall memory antara lain adanya stimulus yang diterima, alat

indera, dan waktu.

4. Pengukuran Recall Memory

Recall memory dapat diukur dengan menggunakan tes recall. Tes recall

akan mengarahkan subjek untuk memproduksi stimulus-stimulus yang

terdapat di dalam peristiwa sasaran. Pada tahap pengetesan ingatan atau tes

recall, subjek diminta menghasilkan kembali stimulus-stimulus yang telah

disajikan dalam tahap belajar (Suharnan, 2005).

Menurut Lockhart (dalam Sternberg, 2008), terdapat tiga tipe utama

dalam mengukur recall memory yang digunakan dalam eksperimen-

eksperimen, diantaranya:

a. Serial recall atau tugas pengingatan-berseri, yaitu dimana subjek diminta

untuk mengulangi penyebutan item di sebuah daftar sepersis mungkin

Page 40: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

setelah membaca atau mendengarnya. Menurut Crowder dan Green (dalam

Sternberg, 2008) dalam tipe tes ini subjek diminta mengingat item-item

dalam urutan yang tepat seperti yang telah diperlihatkan kepada subjek.

Contoh tugasnya adalah jika kepada subjek diperlihatkan rangkaian angka

2-8-7-1-6-4, maka subjek diminta untuk mengulangi rangkaian tersebut

sesuai urutan yang diberikan.

b. Free-recall atau tugas pengingatan-bebas, yaitu dimana subjek diminta

untuk mengulangi penyebutan item-item di dalam daftar berdasarkan

urutan apapun yang dapat diingat. Pengertian lain diungkapkan oleh

Davidoff (1981) bahwa dalam tugas pengingatan bebas, subjek harus

mengingat materi yang diberikan secara bebas, tanpa terdapat aturan.

Contoh tugasnya adalah jika kepada subjek diperlihatkan daftar kata-kata

seperti anjing, pensil, waktu, rambut, kera, monyet, restoran. Subjek

kemudian diminta untuk menyebutkan kata-kata tersebut secara bebas.

c. Clued-recall atau tugas pengingatan-berpetunjuk, yaitu dimana subjek

harus mengingat sebuah daftar berisi pasangan-pasangan item yang

berbeda-beda, kemudian ketika diberikan salah satu item dari pasangan-

pasangan tersebut, maka subjek harus dapat mengingat kembali

pasangannya. Menurut Lockhart (dalam Sternberg, 2008), selama proses

mengingat dalam tugas pengingatan-berpetunjuk, subjek diberi petunjuk

hanya salah satu dari setiap pasangan dan kemudian diminta menyebutkan

setiap pasangannya dengan tepat. Mengingat dengan menggunakan

petunjuk juga sering disebut dengan mengingat item yang berpasangan.

Page 41: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Contoh tugasnya adalah jika kepada subjek diperlihatkan rangkaian

pasangan kata seperti: waktu-kota, tombol-kertas, penghargaan-hari, tinju-

awan, angka-cabang. Kemudian subjek akan diberikan stimulus seperti

sebagai pasangan katanya.

Pengukuran dalam recall memory diketahui dapat dilakukan dengan

menggunakan tes recall. Tes recall itu sendiri terbagi menjadi tiga tipe utama

yaitu serial recall, free recall, dan clued recall. Peneliti memilih

menggunakan pengukuran recall memory secara langsung dengan clued-recall

atau tugas pengingatan-berpetunjuk. Pengukuran recall memory dilakukan

dengan Tes Susunan Huruf Tak Bermakna yang diadaptasi dari penelitian

Peterson dan Peterson (1959). Setiap item dari tes berupa rangkaian 3 huruf

(trigram) yang membentuk susunan huruf tak bermakna (nonsense syllable)

dan pasangannya berupa rangkaian angka yang terdiri dari 2 digit angka.

Subjek akan diminta untuk mengingat trigram tersebut dengan pentunjuk yang

diberikan berasal dari rangkaian 2 digit angka yang menjadi pasangan dari

trigram tersebut.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Recall Memory

Menurut Haberlandt (1997), beberapa faktor yang mempengaruhi recall

memory antara lain:

Page 42: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

a. Jangka waktu penyimpanan (retention interval).

Semakin lama interval penyimpanan, maka semakin lemah

retensinya. Hal ini akan mengakibatkan kemampuan recall memory

menurun. Menurut Bimo Walgito (2004), lama interval berkaitan dengan

lamanya waktu antara waktu pemasukan bahan (act of learning) sampai

ditimbulkan kembali bahan itu (act of remembering).

b. Kuantitas materi.

Kemampuan recall memory akan menurun seiring dengan semakin

banyaknya materi yang harus diingat.

c. Efek posisi serial (serial position effect).

Recall memory khususnya dalam free-recall, informasi yang

terletak pada bagian awal dan akhir akan cenderung diingat lebih baik

daripada informasi yang berada di urutan tengah.

Menurut Suharnan (2005), informasi yang terletak di bagian awal

akan lebih dulu memasuki ingatan jangka pendek sehingga memungkinkan

dilakukan pengulangan (rehearsal) secara memadai untuk kemudian

dipindahkan ke dalam ingatan jangka panjang. Bagi informasi yang

terletak di tengah urutan, ketika memasuki ingatan jangka pendek

bersamaan waktunya dengan proses pengulangan informasi di bagian

depan, sehingga hanya sedikit kapasitas bagi pengulangan kembali

informasi yang terletak di tengah. Dengan demikian, informasi yang

terletak di tengah urutan belum sampai dipindahkan ke ingatan jangka

panjang. Sementara itu, informasi yang terletak di bagian akhir cenderung

Page 43: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

diingat lebih baik, sebab informasinya masih berada di ingatan jangka

pendek pada waktu di-recall.

d. Kedalaman pemrosesan (depth of processing).

Pemrosesan informasi pada tingkat yang lebih dalam akan

meningkatkan kinerja penggalian kembali informasi di dalam ingatan

(recall). Menurut Suharnan (2005), pemrosesan yang lebih dalam ini

disebabkan oleh dua faktor yaitu adanya karakteristik yang menonjol

(distinctiveness) dan pemerincian (elaboration). Karakteristik yang

menonjol berarti seberapa jauh suatu stimulus berbeda dengan stimulus

yang lain di dalam berkas atau sistem ingatan seseorang. Elaborasi

melibatkan proses penambahan atau perluasan makna informasi. Selain itu

elaborate) berarti

memberikan perhatian penuh kepada sebuah subjek dan menanmbahkan

detail. Kellog (dalam King, 2010) mengatakan bahwa dalam sebuah

pemrosesan yang mendalam, semakin luas pemrosesan, maka semakin

baik dalam mengingat kembali.

Adapun aspek-aspek lain yang mempengaruhi keoptimalan hasil dari

recall memory antara lain:

a. Inteligensi.

Menurut Suharnan (2005) inteligensi adalah salah satu kemampuan

mental, pikiran atau intelektual manusia. Inteligensi merupakan bagian dari

proses-proses kognitif pada urutan yang lebih tinggi (higher order

cognition). Secara umum inteligensi sering disebut kecerdasan, sehingga

Page 44: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

orang yang memiliki inteligensi tinggi sering disebut pula sebagai orang

cerdas atau jenius. Suatu definisi kerja tentang inteligensi manusia diajukan

oleh Solso (1995) di dalam perspektif kognitif dan pemrosesan informasi.

Solso mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan memperoleh dan

menggali pengetahuan; menggunakan pengetahuan untuk memahami

konsep-konsep konkret dan abstrak, dan menghubungkan diantara objek-

objek dan gagasan-gagasan; menggunakan pengetahuan dengan cara-cara

yang lebih berguna (in a meaningful way) atau efektif.

Menurut Schunn dkk (dalam Suharnan, 2005), individu yang

memiliki inteligensi tinggi cenderung lebih cepat dan akurat di dalam

memproses informasi jika dibandingkan dengan yang memiliki inteligensi

rendah. Hal ini berlaku pada proses mengingat kembali atau me-recall

pengetahuan dari ingatan. Individu yang memiliki inteligensi tinggi lebih

efisien atau baik di dalam encoding informasi sehingga recall memory yang

dihasilkan lebih maksimal.

b. Asosiasi.

Asosiasi merupakan kemampuan untuk menghubungkan materi yang

yang tengah dipelajari dengan fakta yang ada dalam ingatan (Higbee, 2003).

Membuat asosiasi antara data baru dengan yang telah diketahui sering

dilakukan tanpa sadar. Semakin banyak asosiasi yang dibuat, semakin dalam

pemrosesannya dan semakin kuat pengkodeannya. Hal ini terkait dengan

elaborasi, dimana menurut King (2010), semakin banyak elaborasi yang

digunakan maka semakin baik seseorang me-recall informasi dari ingatan.

Page 45: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

c. Konteks.

Konteks yang dimaksud dalam hal ini adalah memastikan bahwa

konteks informasi yang diingat kembali sama dengan konteks informasi

dimana seseorang memasukkan pesan dalam ingatan. Menurut Estes (dalam

Atkinson dkk, 1983), merupakan hal yang lebih mudah jika untuk

pengingatan kembali suatu episode tertentu, seseorang berada dalam

konteks yang sama dengan konteks dimana episode itu terjadi.

Konteks tidak selalu merupakan sesuatu yang eksternal bagi orang

yang mengingat, seperti lokasi fisik atau wajah tertentu. Sesuatu yang

terjadi dalam diri seseorang sewaktu menyusun informasi (keadaan internal)

juga merupakan bagian dari konteks. Ingatan sebagian tergantung pada

keadaan internal selama masa belajar yang disebut dengan belajar yang

tergantung pada keadaan. Menurut pendapat Eich dkk (dalam Atkinson dkk,

1983), terdapat banyak penelitian mengenai belajar yang tergantung pada

keadaan, dan meskipun buktinya bersifat kotroversial, tetapi menunjukkan

bahwa ingatan memang bertambah baik jika keadaan internal sewaktu

pengingatan kembali sesuai dengan keadaan pada waktu menyusun

informasi dalam ingatan. Konteks merupakan suatu syarat pengingatan

kembali atau recall memory yang kuat, hal ini dapat ditingkatkan dengan

memulihkan konteks dimana belajar terjadi.

Page 46: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

d. Faktor emosional.

Menurut Rapport (dalam Atkinson dkk, 1983), banyak peneliti telah

menemukan adanya ingatan yang lebih baik dalam situasi emosional

dibandingkan dengan situasi yang tidak emosional.

Selain emosi yang bersifat positif, emosi negatif juga dapat

menghalangi terjadinya pengingatan kembali. Holmes (dalam Atkinson dkk,

1983) menyatakan bahwa secara tidak langsung kecemasan merupakan

sebab gagalnya ingatan, tetapi kecemasan itu menyebabkan atau

diasosiasikan dengan pikiran yang bukan-bukan dan pikiran inilah yang

menyebabkan kagagalan ingatan dengan cara mengganggu pengingatan

kembali (recall memory).

Emosi dapat mengganggu ingatan adalah melalui dampak konteks.

Ingatan akan kuat bila konteks pada pengingatan kembali cocok dengan

konteks pada saat penyusunan informasi. Karena keadaan emosi selama

belajar merupakan bagian dari konteks, bila seseorang merasakan emosi

sedih ketika belajar materi tertentu, maka ia dapat dengan baik mengingat

kembali materi itu bila dalam keadaan sedih pula

e. Perhatian.

Perhatian dipengaruhi minat. Dari semua metode alamiah yang telah

digunakan dalam recall memory atau mengingat informasi, selama ini minat

adalah metode yang paling mudah dan sederhana. Seseorang mempunyai

begitu banyak informasi dalam otaknya dan butuh untuk disimpan dalam

ingatan jangka pendek. Karena kapasitas dalam ingatan jangka pendek

Page 47: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

terbatas, maka jika hanya diperhatikan sepintas, sebuah informasi tak akan

pernah berhasil memasuki ingatan permanen. Seseorang harus memutuskan

informasi mana yang ingin dipindahkan ke dalam ingatan permanen, lalu

memusatkan perhatian pada informasi tersebut. Kegagalan recall memory

atau mengingat informasi merupakan kegagalan untuk memberi perhatian

secara optimal. Fenomena seperti ini dinamakan sebagai absent minded,

atau pikiran kosong (Chernow, 2001).

f. Pengulangan.

Pengulangan merupakan penghafalan repetitif suatu item (Sternberg,

2006). Eksperimen Peterson dan Peterson (dalam Solso dkk, 2008)

menunjukkan bahwa kemampuan mengingat (recall) menurun drastis ketika

partisipan tidak dijinkan mengulang informasi (kluster tiga huruf) yang

disimpan di dalam short term memory.

g. Sisi yang menarik dari informasi.

Menurut Chernow (2001), agar dapat me-recall atau mengingat

sesuatu, maka seseorang harus tertarik pada hal itu. Seseorang tidak bisa

berharap bahwa apa yang dilihat atau didengar akan secara ajaib terekam

dalam ingatan. Apabila suatu informasi memiliki sisi yang menarik untuk

diperhatikan, maka tingkat ketertarikan ini akan membuat informasi tersebut

me-recall informasi

yang bersangkutan.

Sehubungan dengan uraian di atas maka dapat diketahui faktor yang

mempengaruhi recall memory yang diungkapkan oleh Haberlandt (1997)

Page 48: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

antara lain jangka waktu penyimpanan (retention interval), kuantitas materi,

efek posisi serial (serial position effect), dan kedalaman pemrosesan (depth of

processing). Selain itu faktor-faktor lain yang mempengaruhi keoptimalan dari

recall memory antara lain inteligensi, asosiasi, konteks, faktor emosional,

perhatian, pengulangan, serta sisi yang menarik dari sebuah informasi.

B. Brain Gym

1. Pengertian Brain Gym

Brain gym atau senam otak adalah serangkaian gerakan sederhana yang

menyenangkan dan digunakan untuk meningkatkan kemampuan belajar

dengan mengoptimalkan kemampuan otak. Brain gym terdiri dari serangkaian

gerakan yang dapat membantu mengoptimalkan kemampuan belajar dan

bermanfaat secara akademik (Dennison dan Dennison, 2002).

Menurut McClelland (dalam Ihwan Sidiq Nugroho, 2008) brain gym

merupakan metode yang dapat meningkatkan kemampuan koordinasi tubuh

melalui gerakan-gerakan sederhana. Metode brain gym sering digunakan

untuk membantu siswa agar lebih sukses di sekolah, meningkatkan

kepercayaan diri, serta membantu penderita yang mengalami kelemahan otak,

cacat otak, gangguan perhatian, dan gangguan perilaku.

Soemarmo Markam (2005) mengemukakan bahwa brain gym atau

senam otak adalah senam yang bertujuan utama untuk mempertahankan

kesehatan otak dengan melakukan gerakan badan. Latihan vitalisasi otak

Page 49: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

dalam brain gym merupakan sebuah produk latihan kebugaran fisik yang

mengkhususkan diri pada upaya mempertahankan kebugaran otak manusia.

Otak manusia terdiri dari tiga dimensi dengan bagian-bagian yang

saling berhubungan sebagai satu kesatuan. Pelajaran akan lebih mudah

diterima bila mengaktifkan sejumlah panca indera daripada hanya diberikan

secara abstrak saja. Otak manusia memiliki tugas-tugas yang spesifik,

sehingga untuk aplikasi brain gym digunakan istilah Dimensi Lateralitas untuk

belahan otak kiri dan kanan, Dimensi Pemfokusan untuk bagian belakang otak

(batang otak atau brainstem) dan bagian depan otak (frontal lobes), serta

Dimensi Pemusatan untuk sistem limbis (midbrain) dan otak besar (cerebral

cortex). Gerakan-gerakan dalam brain gym dibuat guna menstimulasi

(Dimensi Lateralitas), meringankan (Dimensi Pemfokusan), atau merelaksasi

(Dimensi Pemusatan) murid yang terlibat dalam situasi belajar tertentu

sehingga membuat pengalaman belajar lebih bermutu dan tepat (Dennison dan

Dennison, 2002).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

brain gym atau senam otak merupakan serangkaian gerakan tubuh sederhana

yang digunakan sebagai latihan vitalisasi otak sehingga dapat membantu

mengoptimalkan kegiatan belajar.

2. Pengaruh Brain Gym pada Kinerja Otak

Menurut Atkinson dkk (1983), otak merupakan organ terpenting dalam

tubuh manusia dan sistem saraf otonom yang utama dalam tubuh yang

Page 50: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

berfungsi mengendalikan semua aktivitas tubuh. Otak manusia terdiri atas tiga

lapisan konsentrik antara lain:

a. Sentral core. Mencakup medulla, yang bertanggung jawab terhadap

pengeluaran dan gerak refleks postural; serebelum yang menyangkut

koordinasi motorik; thalamus sebagai atasiun pemancar untuk informasi

sensorik yang masuk; serta hipotalamus yang berperan penting dalam hal

emosi dan mempertahankan homeostatis. Sistem retikular yang menyilang

melalui beberapa struktur yang disebut di atas mengendalikan keadaan

organisme dalam keadaan terjaga dan terkena rangsang.

b. Sistem limbic. Bertanggung jawab mengendalikan beberapa kegiatan

instingtif yang diatur oleh hipotalamus yang juga memegang peranan

penting dalam emosi dan ingatan.

c. Sereberum. Dibagi dalam dua belahan sentral. Permukaan belahan yang

bergelombang yaitu korteks serebral mengendalikan diskriminasi,

pembuatan keputusan, belajar, dan berpikir. Bagian tertentu otak

merupakan pusat masukan sensorik atau untuk pengendalian gerakan

khusus. Bagian otak selebihnya terdiri dari bagian yang berasosiasi.

Soemarmo Markam (2005) berpendapat bahwa secara neurologi (ilmu

yang mempelajari tentang otak), pemeliharaan otak dapat dilakukan melalui

kegiatan pemeliharaan struktural dan fungsional. Pemeliharaan otak secara

struktural memerlukan suplai darah, oksigen, dan energi yang cukup ke otak

hingga diharapkan struktur otak akan terpelihara dan fungsi otak pun akan

menjadi lebih optimal.

Page 51: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Otak dapat diibaratkan sebagai komputer istimewa. Menurut Soemarmo

Markam (2005) perilaku manusia tergantung pada program-program yang ada

di dalamnya. Sementara chips otak adalah sel saraf-neuron. Sel-sel saraf yang

berhubungan satu dengan lainnya membentuk suatu jaringan. Hubungan satu

sel saraf dengan sel saraf lainnya disebut sinapsis. Makin rimbun hubungan

antar sel saraf, makin tinggi kecerdasannya. Makin banyak dan baik asupan

program yang terjadi dalam proses belajar, makin banyak percabangan juluran

sel saraf yang terjadi sehingga daya ingat meningkat.

Soemarmo Markam (2005) mengungkapkan bahwa salah satu upaya

untuk menjaga vitalisasi otak adalah dengan cara latihan. Latihan vitalisasi

otak merupakan penyelarasan fungsi gerak, pernapasan, dan pusat berpikir.

Gerakan-gerakan yang dilakukan dalam brain gym atau senam otak dapat

merangsang kerja sama antarbelahan otak dan antar bagian-bagian otak.

Menurut Jensen dan Kovalik (dalam Ihwan Sidiq Nugroho, 2008)

pergerakan atau aktivitas fisik merupakan salah satu komponen yang

(1991) menyatakan bahwa aktivitas fisik tidak hanya meningkatkan hubungan

antar neuron akan tetapi juga menstimuli otak untuk mengoptimalkan kegiatan

belajar.

Sehubungan dengan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

brain gym dapat digunakan untuk meningkatkan hubungan antar neuron dan

menstimuli otak dengan cara merangsang kerja sama antarbelahan otak dan

Page 52: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

antar bagian-bagian otak, sehingga dapat berfungsi secara optimal terutama

dalam belajar.

3. Dimensi Kerja Otak dalam Brain Gym

Dennison dan Dennison (2002) mengatakan bahwa otak dibagi ke

dalam tiga fungsi yakni, dimensi lateralis (otak kiri-kanan), dimensi

pemfokusan (otak depan-belakang), serta dimensi pemusatan (otak atas-

bawah). Masing-masing dimensi memiliki tugas tertentu, sehingga gerakan

senam yang harus dilakukan bervariasi, diantaranya:

a. Dimensi Lateralitas.

Tubuh manusia dibagi dalam sisi kiri dan sisi kanan. Sifat ini

memungkinkan dominasi salah satu sisi misalnya menulis dengan tangan

kanan atau kiri, dan juga untuk integrasi ke dua sisi tubuh (bilateral

integration), yaitu untuk menyebrangi garis tengah tubuh untuk bekerja di

bidang tengah. Bila keterampilan ini telah dikuasai, seseorang akan mampu

memproses kode linear, simbollis tertulis (misalnya tulisan), dengan dua

belahan otak dari kedua jurusan: kiri ke kanan atau kanan ke kiri, yang

merupakan kemampuan dasar kesuksesan akademik. Ketidakmampuan

untuk menyebrangi garis tengah mengakibatkan apa yang disebut

ketidakmampuan belajar (learning disabled) seperti sulit menulis dan

cenderung menulis huruf terbalik (disgrafia) dan sulit membaca (disleksia).

Page 53: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

b. Dimensi Pemfokusan.

uh, dan juga

bagian belakang (occipital) dan depan otak (frontal lobe). Garis tengah

partisipasi adalah garis bayangan vertikal di tengah tubuh (dilihat dari

samping); tergantung partisipasi batin pada suatu kegiatan apakah

seseorang berada di depan atau di belakang garis tersebut. Informasi

diterima oleh otak bagian belakang (batang otak atau brainstem) yang

merekam semua pengalaman, lalu informasi diproses dan diteruskan ke

otak bagian depan untuk diekspresikan sesuai tuntutan dan keinginannya.

Ketidaklengakapan perkembangan refleks dapat menghasilkan

ketidakmampuan untuk secara mudah mengekspresikan diri sendiri dan

ikut aktif dalam proses belajar. Murid yang mengalami fokus-kurang

(underfocused) disebut kurang perhatian, kurang pengertian, terlambat

bicara, atau hiperaktif. Sementara, sebagian lain adalah anak yang terlalu

mengalami fokus lebih (overfocused) dan berusaha terlalu keras. Contoh

gerakan untuk dimensi ini adalah burung hantu.

c. Dimensi Pemusatan.

Pemusatan adalah kemampuan untuk menyebrangi garis pisah antara

bagian atas dan bawah tubuh dan mengaitkan fungsi dari bagian dan bawah

otak; bagian tengah sisten limbis (midbrain) yang berhubungan dengan

informasi emosional serta otak besar (cerebrum) untuk berpikir abstrak.

Apa yang dipelajari benar-benar harus dapat dihubungkan dengan perasaan

Page 54: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

dan memberi arti. Ketidakmampuan untuk mempertahankan pemusatan

ditandai

atau

menyatakan emosi. Gerakan yang membuat sistem badan menjadi relaks

dan membantu menyiapkan murid untuk mengolah informasi tanpa

pengaruh emosi negatif disebut pemusatan atau bertumpu pada dasar yang

kokoh. Contoh gerakan untuk dimensi ini adalah tombol bumi, tombol

keseimbangan, tombol angkasa, pasang telinga, titik positif dan lain-lain.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa mekanisme

kerja brain gym didasarkan pada pembagian otak ke dalam tiga fungsi yaitu

dimensi lateralis (otak kiri-kanan), dimensi pemfokusan (otak depan-

belakang), dan dimensi pemusatan (otak atas-bawah) yang masing-masing

dimensi tersebut memiliki tugas tertentu, sehingga setiap dimensi memiliki

gerakan senamnya masing-masing.

4. Bentuk-Bentuk Gerakan Brain Gym

Gerakan brain gym yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

gerakan brain gym yang diperkenalkan oleh Dennison dan Dennison (2002).

Gerakan brain gym yang digunakan berhubungan dengan ingatan dan

dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan recall memory anak, dengan

mekanisme gerakan antara lain sebagai berikut:

Page 55: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

a. 8 Tidur (Lazy 8s).

Gerakan dilakukan dengan membuat angka delapan tidur di udara,

tangan mengepal dan jari jempol ke atas, dimulai dengan menggerakkan

kepalan ke sebelah kiri dan membentuk angka delapan tidur. Gerakan ini

diikuti dengan gerakan mata melihat ke ujung jari jempol. Angka delapan

tidur dibuat 3 kali setiap tangan dan dilanjutkan 3 kali dengan kedua

tangan.

Gerakan ini dapat mengaktifkan otak untuk memperbaiki penglihatan

dengan dua mata bersamaan (binocular) dan melihat lebih jauh ke samping

(perifer), serta meningkatkan koordinasi otot mata (terutama untuk

menyusuri).

1) Hubungan perilaku dengan sikap tubuh:

Dapat digunakan untuk melepaskan ketegangan mata, otot tengkuk dan

bahu pada waktu memusatkan perhatian; meningkatkan kedalaman

persepsi; meningkatkan keseimbangan dan koordinasi.

2) Secara akademik:

Gerakan ini dapat meningkatkan kemampuan mekanisme membaca

melalui gerakan mata ke kiri dan ke kanan dan menangkap arti dari

bacaan (ingatan asosiatif jangka panjang).

b. Gajah (The Elephant).

Gerakan dilakukan dengan menekuk lutut sedikit, letakkan telinga di

atas bahu dan tangan direntangkan lurus ke depan. Bayangkan tangan

menjadi belalai gajah yang menyatu dengan kepala. Gerakan dengan

Page 56: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

membuat angka delapan tidur di udara, dimulai dengan menggerakkan

tangan ke sebelah kiri atas dan membentuk angka delapan tidur. Mata

diarahkan melewati jari tangan ke kejauhan sambil melakukan gerakan

delapan tidur dari pinggul.

Gerakan ini mengaktifkan bagian dalam telinga untuk keseimbangan

yang lebih baik, juga mengintegrasi otak untuk mendengar dengan kedua

telinga, membuat rileks otot-otot tengkuk yang tegang yang sering timbul

sebagai reaksi terhadap bunyi atau gerakan bibir yang berlebihan sewaktu

membaca dalam hati.

Gerakan ini dapat mengaktifkan otak untuk menyebrangi garis

tengah pendengaran, daya ingat jangka panjang dan pendek, kemampuan

berbicara dalam hati dan berpikir, integrasi penglihatan, pendengaran, dan

gerakan tubuh, kedalaman persepsi, dan kemampuan koordinasi kedua

mata.

1) Hubungan perilaku dengan sikap tubuh:

Dapat meningkatkan kemampuan gerakan kepala ke kiri dan kanan;

penglihatan binokuler; tengkuk tetap rileks saat berkonsentrasi;

koordinasi tubuh bagian atas dan bawah meningkat; mengaktifkan

telinga bagian dalam untuk keseimbangan.

2) Secara akademik:

Gerakan ini dapat membantu meningkatkan pemahaman mendengar,

berbicara, mengeja, dan mengingat secara berurutan.

Page 57: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

c. Burung Hantu (The Owl).

Gerakan dilakukan dengan mengurut otot bahu kiri dan kanan, tarik

nafas saat kepala berada di posisi tengah. Kemudian hembuskan nafas ke

samping atau ke otot yang tegang sambil rileks. Gerakan tersebut kemudian

diulangi dengan tangan kiri.

Gerakan burung hantu akan memperpanjang otot tengkuk dan bahu,

dengan mengatur kembali jangkauan gerakannya dan peredaran darah ke

otak untuk meningkatkan kemampuan fokus, perhatian, dan ingatan.

Gerakan ini melegakan otot trapezius atas dan digunakan untuk melepaskan

ketegangan saat melakukan keterampilan dengan jarak pandang dekat.

1) Hubungan perilaku dengan sikap tubuh:

Dapat meningkatkan kemampuan menggerakkan kepala ke kiri dan

kanan; meningkatkan kekuatan dan keseimbangan otot leher dan

tengkuk; melegakan otot-otot tengkuk, rahang dan bahu;

menyeimbangkan otot leher dan tengkuk.

2) Secara akademik:

Gerakan ini dapat meningkatkan kemampuan mendengarkan dengan

pemahaman, perhitungan matematika, ingatan, dan pekerjaan lain yang

menggunakan papan tombol.

d. Pasang Kuda-Kuda (The Grounder).

Gerakan dilakukan dengan kaki terbuka. Arahkan kaki kanan ke

kanan dan kaki kiri tetap lurus ke depan. Tekuk lutut kanan sambil buang

Page 58: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

nafas, lalu ambil nafas saat lutut kanan diluruskan kembali. Pinggul ditarik

ke atas, ulangi tiga kali kemudian ganti dengan kaki kiri.

Gerakan ini termasuk dalam gerakan meregangkan otot yang

membuat rileks kelompok otot dasar tubuh yang kelenturannya penting

bagi keseimbangan dan koordinasi seluruh tubuh. Gerakan ini dapat

membantu pernafasan yang lebih baik, kesadaran ruang gerak, dan

merelaksasi seluruh tubuh.

1) Hubungan perilaku dengan sikap tubuh:

Dapat meningkatkan keseimbangan dan kestabilan; konsentrasi dan

perhatian meningkat; tubuh atas dan bawah bergerak sebagai satu

kesatuan simetris; sikap lebih mantap dan lebih rileks.

2) Secara akademik:

Gerakan ini dapat meningkatkan pemahaman, ingatan untuk jangka

panjang, penyimpanan ingatan jangka pendek, keterampilan mengatur

pikiran, kemampuan matematika, dan ekspresi diri.

e. Pasang Telinga (The Thinking Cap).

Gerakan ini membantu pendengaran lebih baik, dan sebaiknya

dilakukan sebelum kelas dimulai. Gerakan dilakukan dengan memijit daun

telinga pelan-pelan, dari atas sampai ke bawah sebanyak 3-5 kali.

Gerakan ini berfungsi mengaktifkan otak dalam memperbaiki

pendengaran (termasuk pengenalan, perhatian, pembedaan bunyi, persepsi,

dan ingatan melalui pendengaran), memperbaiki ingatan jangka pendek,

kebugaran mental dan fisik meningkat, dan mengaktifkan formatio

Page 59: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

retricularis atau kemampuan untuk menyaring suara-suara yang

mengganggu dari yang perlu didengar.

1) Hubungan perilaku dengan sikap tubuh:

Energi dan nafas akan lebih baik; resonansi meningkat; merelaksasi otot

wajah, lidah, dan rahang; kemampuan menolehkan kepala ke kiri dan

kanan lebih baik; fokus perhatian meningkat; keseimbangan lebih baik;

jangkauan pendengaran yang lebih luas.

2) Secara akademik:

Gerakan ini mempunyai manfaat untuk meningkatkan pemahaman

ketika mendengar, berbicara di depan umum, penyampaian lisan, dan

mengeja.

f. Titik Positif.

Titik positif adalah dua tonjolan di tengah dahi. Titik positif ini

disentuh dengan kedua ujung jari tangan selama ± 30 detik. Dalam keadaan

stres, otot bagian depan pada kening adalah salah satu yang mengalami

kerutan, sehingga menghambat kelancaran arus neurovascular ke daerah

prefrontal di bagian depan otak. Jika otot pada bagian tersebut diber i

pijatan lembut,maka otot wajah akan rileks dan arus neurovascular tidak

terhambat lagi.

Gerakan ini mengaktifkan bagian depan otak guna menyeimbangkan

stres yang berhubungan dengan ingatan tertentu, situasi, orang, tempat, dan

keterampilan. Mengatasi lupa karena gugup, menenangkan pada saat tes di

sekolah, dan dalam penyesuaian sehari-hari. Titik-titik ini merupakan titik

Page 60: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

keseimbangan neurovascular untuk meridian perut. Titik positif membuat

darah mengalir dari hipotalamus ke otak bagian depan yang berfungsi

sebagai pemikiran logis. Hal ini dapat meningkatkan respon untuk

mempelajari situasi yang baru.

1) Hubungan perilaku dengan sikap tubuh:

Gerakan ini akan meningkatkan kemampuan dalam mengatur

pekerjaan, keterampilan belajar, dan memperbaiki kinerja pada saat tes.

2) Secara akademik:

Gerakan titik positif ini dapat membantu mengoptimalkan ingatan,

meningkatkan kemampuan berhitung, dan ketika ingatan jangka

panjang dibutuhkan.

g. Positive (Kait Relaks).

Mekanisme gerakan ini, pertama letakkan kaki kiri di atas kaki

kanan, dan tangan kiri di atas tangan kanan dengan posisi jempol ke bawah,

jari-jari kedua tangan saling menggenggam, kemudian tarik kedua tangan

kearah pusat dan terus ke depan dada. Tutuplah mata dan pada saat menarik

nafas lidah ditempelkan di langit-langit mulut dan dilepaskan lagi pada saat

menghembuskan nafas. Tahap kedua, buka silangan kaki dan ujung-ujung

jari kedua tangan saling bersentuhan secara halus di dada atau di pangkuan,

sambil bernafas dalam 1 menit lagi.

Gerakan ini memindahkan energi listrik dari pusat-pusat pertahanan

hidup di batang otak ke pusat-pusat penalaran di otak tengah dan neocortex,

sehingga mengaktifkan integrasi hemisferik, meningkatkan koordinasi

Page 61: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

motorik halus, dan meningkatkan penalaran formal. Tangan dan kaki

menyilang menstimuli korteks motorik di dalam kedua hemisfer dan secara

simultan mengaktifkan semua pusat kontrol motorik otak, sehingga

menolak setiap respons yang tidak memadai dari refleks pertahanan diri,

hormon stres, atau sistem saraf simpatik.

1) Hubungan perilaku dengan sikap tubuh:

Dapat mengendalikan diri dan lebih menyadari batas-batas;

keseimbangan dan koordinasi meningkat; perasaan nyaman terhadap

lingkungan sekitar; dan pernafasan yang lebih mendalam.

2) Secara akademik:

Gerakan ini dapat meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara,

kesiapan menghadapi tes, dan tantangan sejenisnya.

h. Active (Gerakan Silang atau Cross Crawl).

Dilakukan dengan menggerakkan tangan kanan bersamaan dengan

kaki kiri dan tangan kiri dengan kaki kanan. Bergerak ke depan, ke

samping, ke belakang, atau jalan di tempat. Selain itu menyentuh lutut

dengan tangan secara berlawanan juga dapat dilakukan.

Gerakan silang mengaktifkan hubungan kedua sisi otak dan

merupakan gerakan pemanasan untuk semua keterampilan yang

memerlukan penyebrangan garis tengah bagian lateral tubuh. Juga efektif

karena merangsang bagian otak yang menerima informasi (receptive) dan

juga bagian yang mengungkapkannya (expressive), sehingga

mempermudah proses belajar yang terintegrasi.

Page 62: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Gerakan ini berfungsi mengaktifkan otak untuk menyebrangi garis

tengah penglihatan/pendengaran/kinestetik/perabaan/sentuhan, gerakan

mata dari kiri ke kanan, meningkatkan kebersamaan penglihatan kedua

mata (binocular).

1) Hubungan perilaku dengan sikap tubuh:

Meningkatkan koordinasi tubuh bagian kiri dan kanan; memperbaiki

pernafasan dan stamina; memperbaiki koordinasi dan kesadaran tentang

ruang gerak; memperbaiki pendengaran dan penglihatan.

2) Secara akademik:

Gerakan ini dapat meningkatkan kemampuan mengeja, menulis,

mendengarkan, membaca, dan memahami.

i. Clear (Sakelar Otak atau Brain Buttons).

Sakelar otak (jaringan lunak di bawah tulang selangka di kiri dan

kanan tulang dada), dipijat dengan satu tangan, sementara tangan yang lain

memegang pusar.

Sakelar otak terletak persis di atas pembuluh darah carotid, yang

mensuplai darah yang baru saja dioksigenasi ke otak. Tindakan menstimuli

titik-titik ini akan menstimuli carotid untuk memperbaiki kerja mengantar

oksigen. Menaruh tangan di pusar akan membangun kembali pusat

gravitasional tubuh, dengan menyeimbangkan rangsangan ke dan dari

kanal-kanal semilingkaran (pusat-pusat keseimbangan di telinga dalam).

Gerakan ini dapat mengaktifkan otak untuk mengirim pesan dari

bagian otak kanan ke sisi kiri tubuh dan sebaliknya, meningkatkan

Page 63: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

penerimaan oksigen, stimulasi arteri karotis untuk meningkatkan aliran

darah ke otak, dan meningkatkan aliran energi elektromagnetik.

1) Hubungan perilaku dengan sikap tubuh:

Keseimbangan tubuh kiri dan kanan (pinggang tidak ditekuk, kepala

tegak tidak menunduk) meningkat; tingkat energi lebih baik;

memperbaiki kerja sama kedua mata (dapat meringankan stres visual

atau memperbaiki pandangan yang terus-menerus); otot tengkuk dan

bahu lebih rileks.

2) Secara akademik:

Gerakan ini dapat meningkatkan kemampuan membaca, koordinasi

tubuh, koreksi terbaliknya huruf dan angka, memadukan konsonan, dan

fokus pada saat membaca.

j. Energetic (Minum Air).

Air merupakan pembawa energi listrik yang sangat baik. Dua per

tiga tubuh manusia terdiri dari air. Air dapat mengaktifkan otak untuk

hubungan elektro kimiawi yang efisien antara otak dan sistem saraf,

menyimpan, dan menggunakan kembali informasi secara efisien. Dengan

kecukupan air, maka kemampuan akademik akan meningkat. Minum air

yang cukup sangat bermanfaat sebelum menghadapi tes atau kegiatan lain

yang dapat menimbulkan stres. Kebutuhan air adalah kira-kira 2% dari

berat badan per hari. Semua aksi listrik dan kimia dari otak dan sistem saraf

pusat tergantung pada aliran arus listrik antara otak dan organ sensorik,

yang dimudahkan oleh air.

Page 64: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

1) Hubungan perilaku dengan sikap tubuh:

Dapat meningkatkan konsentrasi (mengurangi kelelahan mental);

kemampuan bergerak dan berpartisipasi meningkat; koordinasi mental

dan fisik meningkat (mengurangi berbagai kesulitan yang berhubungan

dengan perubahan neurologis); melepas stres; meningkatkan

komunikasi dan keterampilan sosial.

2) Secara akademik:

Jika kecukupan air, maka kemampuan akademik dapat meningkat,

selain itu apabila minum air sebelum menghadapi tes atau kegiatan lain

akan membantu mengurangi stres.

Melalui penjelasan di atas, diketahui bahwa gerakan brain gym yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sepuluh macam gerakan antara lain

8 Tidur (Lazy 8s), Gajah (The Elephant), Burung Hantu (The Owl), Pasang

Kuda-Kuda (The Grounder), Pasang Telinga (The Thinking Cap), Titik

Positif, Positive (Kait Relaks), Active (Gerakan Silang atau Cross Crawl),

Clear (Sakelar Otak atau Brain Buttons), dan Energetic (Minum Air). Gerakan

brain gym yang digunakan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan recall

memory anak.

5. Manfaat Brain Gym

Kegiatan brain gym dapat dikatakan telah mencapai tujuannya setelah

para murid mampu belajar bagaimana mengoordinasikan gerakan mata,

tangan, dan tubuh. Menurut Dennison dan Dennison (2002), sebagian orang

Page 65: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

akan mengakui bahwa gerakan-gerakan brain gym dalam waktu singkat sangat

membantu untuk mencapai perilaku tertentu. Kebanyakan murid secara sadar

memilih untuk melakukan gerakan-gerakan tersebut secara teratur selama

beberapa minggu atau bulan guna membantu memperkuat sesuatu yang

dipelajari. Banyak murid akan kembali menggunakan gerakan-gerkan rutin

brain gym yang disenangi bilamana stres atau menghadapi evaluasi belajar.

Dennison dan Dennison (2002) juga mengungkapkan bahwa brain gym

didasarkan pada tiga pokok pemikiran, yaitu:

a. Belajar adalah kegiatan yang alami dan menyenangkan yang terus terjadi

sepanjang hidup.

b. Kesulitan belajar adalah ketidakmampuan menghadapi stres dan keraguan

dalam menghadapi suatu tugas yang baru.

c. elajar

untuk tidak bergerak.

Berdasarkan tiga pokok pemikiran tersebut, diketahui bahwa gerakan-gerakan

brain gym efektif untuk mengurangi kelelahan mental. Brain gym juga dapat

menimbulkan rasa senang, mengeliminasi situasi emosional, dan

menumbuhkan rasa percaya diri.

Selain dapat meningkatkan kemampuan belajar, brain gym juga dapat

memberikan beberapa manfaat lain seperti yang dikemukakan oleh Demuth

(2005) antara lain:

a. Mengurangi stres dan pikiran menjadi lebih jernih.

b. Suasana bekerja atau belajar dapat menjadi lebih rileks dan lebih tenang.

Page 66: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

c. Kemampuan berbahasa dan daya ingat meningkat.

d. Menjadi lebih bersemangat,lebih kreatif, dan efisien.

e. Prestasi kerja dan belajar dapat meningkat.

Sehubungan dengan penjelasan di atas dapat diketahui beberapa

manfaat dari brain gym yaitu dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa;

mengurangi stress dan menjernihkan pikiran; membuat suasana bekerja dan

belajar menjadi lebih rileks; meningkatkan kemampuan berbahasa dan daya

ingat; menambah semangat, kreativitas, dan lebih efisien; serta meningkatkan

prestasi kerja dan belajar.

C. Pengaruh Brain Gym Terhadap Recall Memory pada Siswa Kelas V

Sekolah Dasar

Recall memory adalah kemampuan seseorang untuk mengingat kembali

pengalaman atau informasi yang pernah dipelajari atau dijumpai sebelumnya

tanpa dibantu adanya objek sebagai stimulus untuk mengingat informasi tersebut

dari ingatan. Pembicaraan tentang ingatan termasuk recall memory berarti terkait

dengan potensi otak dan segala kelebihannya, sebagaimana yang diungkapkan

oleh Rolls dkk (dalam King, 2010) bahwa banyak bagian sistem saraf dan otak

yang terlibat dalam proses yang kaya dan kompleks yang disebut ingatan.

Menurut Sperry (dalam Deasy Harianti, 2008) otak menusia terbagi

menjadi dua belahan yaitu belahan kiri dan kanan. Setiap belahan atau hemisfer

memiliki fungsi yang berbeda walaupun keduanya saling mendukung.

Diungkapkan pula oleh Deasy Harianti (2008) bahwa setiap belahan otak bersifat

Page 67: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

dominan dalam aktivitas tertentu, tetapi masing-masing belahan otak tetap saling

mendukung dalam proses berpikir. Agar aktivitas setiap belahan otak dapat saling

mendukung, maka cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyeimbangkan

keterampilan mental antara otak kiri dan otak kanan. Kedua belahan otak

ra optimal sehingga dapat mencapai hasil

pembelajaran yang maksimal,. Hal ini penting, mengingat dalam proses berpikir

Dennison dan Dennison (2002) mengemukakan bahwa cara yang dapat

digunakan untuk mengoptimalkan fungsi otak adalah dengan brain gym. Menurut

Demuth (2005) brain gym atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan senam

otak adalah serangkaian latihan gerak sederhana untuk memudahkan kegiatan

belajar dan penyesuaian dengan tuntutan sehari-hari, serta merupakan inti dari

Edu-K.

Edu-K merupakan singkatan dari Educational Kinesiology atau ilmu

education

educare

Berdasarkan arti harfiah tersebut, education tidak seperti yang sering dipahami

menarik keluar potensi-potensi yang terdapat dalam diri (Demuth, 2005). Menurut

penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan dasar Educational

Kinesiology sebagai metode belajar adalah menarik keluar potensi belajar yang

terpendam dalam diri seseorang melalui gerakan tubuh.

Page 68: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Gerakan merupakan pintu dari pembelajaran. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Hannaford (1995), bahwa gerakan akan membangunkan dan

mengaktivasi kapasitas mental, mengintegrasikan, dan menjangkarkan informasi

baru dalam sistem saraf, serta berperan penting dalam mengekspresikan proses

berpikir dan pemahaman diri. Menurut Hannaford (1995) gerakan dibutuhkan

untuk memasukkan sebuah informasi yang penting dalam ingatan, salah satu

caranya adalah materialisasi dengan kata-kata atau menulis. Gerakan tangan pada

saat menulis akan membantu seseorang membuat hubungan dalam pemikirannya

dan hal ini diperlukan untuk membangun jaringan saraf.

Pendapat lain dikemukakan oleh Ratey (2001) yang menjelaskan bahwa

pergerakan fisik seseorang dapat mempengaruhi kemampuan belajar, berpikir, dan

mengingat. Kapasitas untuk menguasai daya ingat secara biologis akan meningkat

oleh karena aktivitas fisik. Gerakan-gerakan fisik yang dilakukan dapat

merangsang neuron untuk memaksimalkan kemampuan kognitif seseorang.

Beberapa pendapat di atas diperkuat oleh penemuan para pakar neurosains

yang diungkapkan oleh Hannaford (1995). Pada dasawarsa terakhir ini ditemukan

dua area di otak yang sebelumnya ditengarai hanya berhubungan dengan kontrol

gerakan, ternyata juga berperan penting dalam koordinasi pikiran. Area tersebut

adalah ganglia basalis dan serebelum. Area ini ditemukan berhubungan dengan

lobus frontalis yang berperan dalam fungsi kognitif.

Menurut Kulak dan Sobaniec (2004) latihan fisik akan meningkatkan

jumlah neuron-neuron baru yang mungkin diperantarai oleh faktor neurotrofik

seperti Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF). Brain-Derived Neurotrophic

Page 69: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Factor (BDNF) adalah suatu faktor neurotrofik yang ditemukan pertama kali di

otak. BDNF merupakan suatu protein yang mempunyai aktivitas pada neuron-

neuron sistem saraf pusat dan perifer yang membantu survival neuron,

meningkatkan pertumbuhan dan diferensiasi neuron serta sinaps baru. BDNF pada

otak ditemukan aktif di hippokampus, korteks, dan basal forebrain, yaitu area-area

vital dalam proses belajar, mengingat, dan proses berpikir yang lebih tinggi.

Molteni dkk (2002) berpendapat bahwa peningkatan kadar BDNF akibat latihan

fisik dapat mempengaruhi plastisitas neuronal pada terminal pre dan pasca sinaps,

dengan kata lain latihan fisik dapat berpotensial meningkatkan plastisitas neuronal

di hippokampus.

Gomez-Pinilla dkk (2002) menenemukan bahwa terdapat mekanisme lain

yang mengalami peningkatan selain BDNF, yaitu peningkatan sinapsin I, Growth-

Asscociated Protein 43 (GAP-43), serta Cyclic AMP Response Element-Binding

Protein (CREB). Sinapsin I merupakan anggota fosfoprotein spesifik terminal

saraf dan terlibat dalam pengeluaran neurotransmitter, pemanjangan akson, dan

pemeliharaan kontak sinaptik. BDNF mempengaruhi sintesis dan fosforilasi

sinapsin I sehingga meningkatkan pelepasan neurotransmitter. GAP-43 terdapat

dalam terminal akson yang sedang tumbuh dan memiliki peranan penting dalam

pertumbuhan akson, pelepasan neurotransmitter, serta proses belajar dan

mengingat. CREB merupakan salah satu faktor transkripsi di otak dan dapat

dimodulasi oleh BDNF, dibutuhkan dalam berbagai bentuk mengingat dan

memiliki peran dalam ketahanan neuronal bersama-sama dengan BDNF.

Page 70: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas maka diketahui

bahwa gerakan fisik mampu meningkatkan kemampuan belajar, berpikir, dan

mengingat. Hal ini didasari dengan penemuan bahwa gerakan fisik diketahui

dapat meningkatkan platisitas neuronal di hippokampus, yaitu bagian otak yang

berperan dalam proses belajar, mengingat, dan proses berpikir yang lebih tinggi.

Bentuk-bentuk gerakan fisik yang terangkum dalam brain gym diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan belajar terutama kemampuan recall memory pada

siswa kelas V sekolah dasar. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kartini

Kartono (1990) bahwa ingatan pada usia 8-12 tahun merupakan masa dimana

mencapai intensitas yang paling besar. Brain gym diharapkan efektif dalam

mengoptimalkan ingatan, terutama recall memory pada siswa.

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini secara sistematis terlihat seperti

bagan di bawah ini:

Bagan 4 Kerangka Pemikiran

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V sekolah dasar yang

terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Siswa Kelas V Sekolah Dasar

Perlakuan Berupa Brain Gym

Recall Memory

Kelompok Kontrol

Kelompok Eksperimen

Tanpa Perlakuan

Recall Memory

Page 71: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Siswa yang termasuk dalam kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa

brain gym, sementara siswa yang termasuk ke dalam kelompok kontrol tidak

diberi perlakuan. Selanjutnya akan dibandingkan kemampuan recall memory

antara kedua kelompok penelitian, yakni kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen.

E. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat efektivitas dari pemberian

brain gym terhadap peningkatan recall memory pada siswa kelas V Sekolah Dasar

Negeri Bulukantil No. 150 Surakarta.

Page 72: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel merupakan konsep yang mempunyai variabilitas, suatu konstruk

yang bervariasi atau yang dapat memiliki bermacam nilai tertentu (Latipun, 2006).

Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan

penelitian (Sumadi Suryabrata, 2006).

Berdasarkan uraian yang telah dibahas sebelumnya, maka variabel dalam

penelitian ini adalah :

1. Variabel tergantung : Recall Memory

2. Variabel bebas : Brain Gym

B. Definisi Operasional

Definisi operasional berarti meletakkan arti pada suatu variabel dengan cara

menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur

variabel itu (Latipun, 2006). Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan

atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (Sumadi Suryabrata,

2006). Definisi operasional dari variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini

antara lain sebagai berikut:

1. Recall Memory.

Recall memory adalah kemampuan seseorang untuk mengingat kembali

pengalaman atau informasi yang pernah dipelajari tanpa dibantu suatu objek

Page 73: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

sebagai stimulus untuk mengingat kembali. Penelitian ini menggunakan waktu

yang terbatas untuk mengukur kemampuan recall memory dalam short term

memory, dengan rentang waktu hingga 30 detik.

Pengukuran recall memory dilakukan dengan Tes Susunan Huruf Tak

Bermakna dari penelitian Peterson dan Peterson (1959). Semakin tinggi skor

yang diperoleh maka kemampuan recall memory juga tinggi, dan sebaliknya

semakin rendah skor yang diperoleh maka kemampuan recall memory juga

rendah.

2. Brain Gym.

Brain gym atau senam otak merupakan serangkaian gerakan tubuh

sederhana yang digunakan untuk latihan vitalisasi otak sehingga dapat

membantu mengoptimalkan kegiatan belajar. Gerakan-gerakan brain gym

yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sepuluh macam gerakan

antara lain 8 Tidur (Lazy 8s), Gajah (The Elephant), Burung Hantu (The Owl),

Pasang Kuda-Kuda (The Grounder), Pasang Telinga (The Thinking Cap),

Titik Positif, Positive (Kait Relaks), Active (Gerakan Silang atau Cross

Crawl), Clear (Sakelar Otak atau Brain Buttons), dan Energetic (Minum Air).

Gerakan brain gym yang digunakan bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan recall memory anak.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil

No. 150 Surakarta, sebanyak 49 siswa. Pemilihan sekelompok subjek yang terbagi

Page 74: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol didasarkan atas karakteristik

subjek penelitian, antara lain:

1. Siswa kelas V sekolah dasar dengan rentang usia 8-12 tahun.

Sesuai dengan pendapat Kartini Kartono (1990) bahwa ingatan anak

pada usia 8-12 tahun mencapai intensitas yang paling besar. Brain gym

diharapkan dapat memberi pengaruh positif dalam mengoptimalkan ingatan,

terutama recall memory pada siswa.

2. Subjek yang memiliki tingkat kecerdasan average.

Berdasarkan pendapat dari Schunn dkk (dalam Suharnan, 2005) bahwa

subjek yang memiliki inteligensi tinggi cenderung lebih cepat dan akurat

dalam memproses informasi jika dibandingkan dengan subjek yang memiliki

inteligensi rendah. Hal ini berlaku pada proses mengingat kembali atau me-

recall pengetahuan dari ingatan. Subjek yang memiliki inteligensi tinggi lebih

efisien atau baik di dalam encoding informasi sehingga recall memory yang

dihasilkan lebih optimal. Subjek yang diambil adalah subjek yang memiliki

tingkat kecerdasan average sesuai dengan norma CFIT (Culture Fair

Intelligence Test).

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode tes. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu Tes Susunan Huruf Tak Bermakna untuk mengukur recall memory. Tes

Susunan Huruf Tak Bermakna yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

Page 75: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

modifikasi dari tes serupa yang dikembangkan dalam penelitian Peterson dan

Peterson (1959).

Setiap aitem dalam tes terdiri dari rangkaian 3 huruf (trigram) yang

membentuk susunan huruf tak bermakna (nonsense syllable) dan pasangannya

berupa rangkaian angka yang terdiri dari 2 digit angka. Urutan dibuat sedemikian

rupa sehingga pengulangan huruf untuk soal yang berurutan dibuat minimal.

Jumlah soal yang diberikan sebanyak 44 soal.

Modifikasi yang dilakukan Peneliti terletak pada cara penyampaian soal,

cara menjawab, dan materi soal yang diberikan. Pada tes yang asli, penyajian soal

dilakukan secara individual, setiap soal disampaikan kepada subjek secara verbal,

dan jawaban yang diberikan subjek secara verbal pula. Pada penelitian ini,

pemberian tes dilakukan secara klasikal. Modifikasi dilakukan pada cara

penyampaian soal dan cara menjawab. Setiap soal disampaikan dengan cara

ditayangkan menggunakan LCD dan jawaban dituliskan oleh subjek pada kolom

dalam lembar jawaban yang disediakan.

Tiap-tiap aitem soal ditampilkan selama 2 detik. Setelah 1 aitem soal

ditayangkan, maka tugas subjek adalah menghitung mundur sebanyak 3 angka

dari 2 digit angka yang menjadi pasangan trigram yang ditayangkan. Misalnya

trigram yang ditayangkan adalah ABC, kemudian subjek diminta untuk

menghitung mundur angka pasangannya, misalnya 25, yaitu 22-19-16. Jawaban

ditulis pada kolom dalam lembar jawaban yang disediakan, dimulai dari angka

acak yang diberikan, lalu kemudian menuliskan kembali trigram yang

ditayangkan sebelumnya. Menurut Davidoff (1981) tugas menghitung mundur

Page 76: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

diberikan untuk mengurangi efek latihan agar recall memory dapat diukur secara

murni. Selang waktu yang diberikan kepada subjek untuk mengerjakan adalah

selama 15 detik.

Tugas menghitung mundur dapat dilakukan sebanyak 3 atau 4 angka seperti

yang dikemukakan oleh Peterson dan Peterson (1959). Peneliti memilih untuk

melakukan perhitungan mundur sebanyak 3 angka, dengan komposisi angka ganjil

dan angka genap dibuat sama banyaknya. Skor yang diberikan adalah 1 (satu)

untuk jawaban benar, baik untuk hitungan dan susunan huruf tak bermakna.

Jawaban yang salah, baik untuk hitungan dan susunan huruf tak bermakna

maupun salah satunya, maka skor yang diberikan adalah 0 (nol).

Tes Susunan Huruf Tak Bermakna diberikan sebanyak dua kali kepada

subjek penelitian sebagai pretest dan posttest. Hal ini bertujuan untuk melihat

pengaruh brain gym terhadap recall memory pada subjek dengan membandingkan

hasil sebelum dan setelah diberikan perlakuan.

E. Validitas dan Reliabilitas

Validitas dan reliabilitas merupakan dua hal yang berperan penting dalam

menentukan baik atau tidaknya suatu hasil penelitian. Oleh karena itu, alat ukur

yang digunakan berupa Tes Susunan Huruf Tak Bermakna harus memenuhi syarat

valid dan reliabel.

Tes Susunan Huruf Tak Bermakna dimodifikasi oleh Peneliti dari tes

serupa yang dikembangkan dalam penelitian Peterson dan Peterson (1959).

Modifikasi yang dilakukan terletak pada cara penyampaian soal, cara menjawab,

Page 77: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

dan materi soal yang diberikan. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan

uji validitas dan uji reliabilitas pada Tes Susunan Huruf Tak Bermakna.

Pengukuran uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi

Product Moment dari Pearson. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan teknik analisis dengan bantuan SPSS 16.

Try Out atau uji coba Tes Susunan Huruf Tak Bermakna dilakukan di SD Negeri

Ngoresan Surakarta dengan karakteristik subjek yang sama dengan subjek

penelitian.

F. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan true experimental research. Desain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah randomized pretest-posttest control group

design. Peneliti menggunakan desain penelitian ini karena validitas internalnya

menjadi lebih kuat (tinggi) dan variasi antar-session (yaitu extraneous variables

yang terjadi antara T1 dan T2) telah dikontrol (Sumadi Suryabrata, 2006). Dengan

kata lain, dalam desain penelitian ini hampir semua variabel luar dan sumber

invaliditas dapat terkendali sepenuhnya (Latipun,2006).

Pertama-tama dilakukan pengukuran (pretest) dengan menggunakan tes

susunan huruf tak bermakna pada kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen

(Te) dan kelompok kontrol (Tk), lalu dikenakan perlakuan berupa brain gym pada

kelompok eksperimen (Te) untuk jangka waktu tertentu sedangkan kelompok

kontrol (Tk) tidak mendapatkan perlakukan. Setelah jangka waktu tertentu

Page 78: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

kemudian dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya (posttest) pada kedua

kelompok. Rancangan eksperimen ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Group Pretest Treatment Posttest

Exp. Group (Te)

Contr. Group (Tk)

Bagan 5 Desain Penelitian Randomized Control Group Pretest-Posttest Design

(Sumber: Sumadi Suryabrata, 2006)

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pengukuran tingkat kecerdasan pada subjek penelitian dengan menggunakan

norma CFIT (Culture Fair Intelligence Test). Tes yang digunakan adalah

CFIT skala 2 karena sesuai dengan usia subjek penelitian antara 8-12 tahun.

2. Melakukan matching. Matching dilakukan dengan mengurutkan nilai atau

skor dari pengukuran tingkat kecerdasan yang telah dilakukan. Setiap subjek

dibuatkan pasangan berdasarkan urutan skor CFIT, yaitu pasangan pertama:

subjek urutan no.1 dengan no.2; pasangan kedua: subjek urutan no.3 dengan

no.4, dan seterusnya.

Setelah matching dilakukan, randomisasi juga dilakukan saat memasukkan

subjek ke dalam setiap kelompok penelitian. Randomisasi atau random

assigment adalah prosedur memasukkan secara acak subjek penelitian pada

sampel penelitian ke dalam setiap kelompok penelitian (Te dan Tk) sehingga

T1 X T2

T1 T2

Page 79: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

kedua kelompok penelitian diasumsikan setara sebelum manipulasi dilakukan

(Liche Seniati, 2005). Dari setiap pasangan yang diperoleh, salah satu subjek

dimasukkan secara acak ke dalam kelompok eksperimen (Te) dan salah satu

subjek lagi ke dalam kelompok kontrol (Tk).

Liche Seniati (2005) juga mengungkapkan bahwa penggunaan teknik

matching hanya dapat dilakukan apabila memenuhi 2 syarat. Pertama, apabila

besar atau nilai variabel sekunder subjek sudah atau dapat diketahui oleh

peneliti sebelum penelitian dilakukan, dalam penelitian ini yaitu skor tes

inteligensi setiap subjek sudah diketahui. Kedua, matching dapat dilakukan

apabila hanya melibatkan 2 kelompok penelitian yaitu kelompok eksperimen

(Te) dan kelompok kontrol (Tk).

3. Melaksanakan pretest (T1) berupa Tes Susunan Huruf Tak Bermakna pada

kelompok eksperimen (Te) dan kelompok kontrol (Tk).

4. Memberikan perlakuan yang dilaksanakan selama sembilan kali perlakuan

dalam kurun waktu tiga minggu pada kelompok eksperimen (Te) berupa brain

gym, sedangkan untuk kelompok kontrol (Tk) tidak diberi perlakuan.

5. Melaksanakan posttest (T2) berupa Tes Susunan Huruf Tak Bermakna baik

pada kelompok eksperimen (Te) maupun kelompok kontrol (Tk). Tes Susunan

Huruf Tak Bermakna yang digunakan pada saat posttest (T2) merupakan

bentuk tes yang sama dengan pretest (T1).

6. Menganalisis hasil perlakuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan dan

nonperlakuan pada kemampuan recall memory siswa.

Page 80: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan statistik non parametrik Mann-Whitney U-Test. Perhitungan

selengkapnya menggunakan analisis data statistik dengan SPSS version 16 for MS

Windows.

Analisis Mann-Whitney U-Test digunakan dengan alasan karena penelitian

ini bertujuan untuk membandingkan hasil skor recall memory perlakuan dan non

perlakuan pada siswa. Selain itu menurut Imam Ghozali (2006), Mann-Whitney

U-Test digunakan karena menguji signifikansi hipotesis komparatif dua grup

independen yang datanya berbentuk ordinal.

Page 81: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Penelitian

1. Orientasi Kancah Penelitian

Penentuan tempat penelitian merupakan salah satu tahapan persiapan

penelitian yang dilakukan oleh Peneliti. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah

Dasar Negeri Bulukantil No. 150 Surakarta. Penentuan tempat penelitian

didasarkan oleh populasi dan karakteristik yang telah ditetapkan sebelumnya

oleh Peneliti. Peneliti berkoordinasi dengan Guru Wali Kelas V untuk melihat

nilai-nilai mata pelajaran yang terkait dengan ingatan. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui kemampuan recall memory siswa berdasarkan performansi siswa

saat tes mata pelajaran.

Mata pelajaran yang dijadikan acuan oleh Peneliti adalah Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS). Rata-rata nilai siswa kelas V untuk ketiga mata

pelajaran tersebut antara lain PKn sebesar 63.16, IPA sebesar 62.35, dan IPS

sebesar 72.04. Selain itu cara belajar yang digunakan selama di dalam kelas

hanya mencakup cara belajar visual dan audiotorial. Sedangkan kendala dari

guru adalah belum menggunakan secara efektif untuk cara belajar kinestetik,

terutama dengan menggunakan brain gym atau senam otak. Hal ini yang

menjadi perhatian utama Peneliti dalam mencermati permasalahan tersebut.

Page 82: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Sekolah Dasar Negeri Bulukantil No. 150 Surakarta beralamat di Jl.

Kartika No. 32 Ngoresan, Jebres, Surakarta. Visi dan misi dari sekolah ini

antara lain sebagai berikut:

Tabel 1 Visi dan Misi Sekolah Dasar Negeri Bulukantil No. 150 Surakarta

Visi Terwujudnya sekolah berkualitas yang berdasarkan imtaq,

iptek dan dapat dijangkau lapisan masyarakat.

Misi 1. Menciptakan suasana sekolah yang kondusif melalui

budaya disiplin di segala bidang.

2. Mengembangkan intelektual siswa dengan mendorong

serta membantu untuk mengenal potensi dirinya agar

tercapai perestasi yang sesuai dengan bakat dan

kemampuannya

3. Membina anak agar dapat tumbuh menjadi manusia

yang sehat sosial, jasmani, rohani, berbudaya, terampil,

dan berbudi luhur, bertanggung jawab sesuai dengan

agamanya masing-masing.

4. Mengembangkan komunikasi dan kegiatan dengan

lingkungan masyarakat dan sekolah

(Sumber: Profil Sekolah Dasar Negeri Bulukantil No. 150 Surakarta)

Tenaga kependidikan dari sekolah ini terdiri dari 15 orang guru, 1 orang

petugas tata usaha, dan 1 orang tenaga bantu. Jumlah anak didik tahun

pelajaran 2010/2011 sebanyak 271 siswa, dengan rincian siswa Kelas I

sebanyak 42 siswa, Kelas II sebanyak 45 siswa, Kelas III sebanyak 44 siswa,

Page 83: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Kelas IV sebanyak 45 siswa, Kelas V sebanyak 49 siswa, dan Kelas VI

sebanyak 46 siswa. Penelitian ini melibatkan seluruh siswa Kelas V sejumlah

49 siswa yang terdiri dari 21 putra dan 28 putri.

2. Persiapan Administrasi

Persiapan administrasi untuk penelitian meliputi perizinan yang

diajukan kepada pihak yang terkai

Brain Gym Terhadap Recall Memory Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar

penelitian dilakukan

melalui surat pengantar dari Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan nomor surat

820/UN27.06.7.1/TU/2011 yang ditujukan kepada Kepala Sekolah Dasar

Negeri Bulukantil No. 150 Surakarta. Melalui surat izin tersebut, Peneliti

mengajukan permohonan kepada pihak Sekolah Dasar Negeri Bulukantil No.

150 Surakarta. Berdasarkan izin dari pihak sekolah dan jadwal yang telah

disepakati bersama maka penelitian dilakukan pada bulan November 2011

setelah pelaksanaan ujian tengah semester.

3. Persiapan Alat Ukur

a. Alat Ukur Sebelum Uji Coba

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Susunan

Huruf Tak Bermakna yang digunakan untuk mengukur kemampuan recall

memory siswa. Tes ini terdiri dari 48 soal. Setiap item dalam tes terdiri

dari rangkaian 3 huruf (trigram) yang membentuk susunan huruf tak

bermakna (nonsense syllable) dan pasangannya berupa rangkaian angka

Page 84: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

yang terdiri dari 2 digit angka. Urutan dibuat sedemikian rupa sehingga

pengulangan huruf untuk soal yang berurutan dibuat minimal.

Skor yang diberikan dalam tes ini adalah 1 (satu) untuk jawaban

benar, baik untuk hitungan dan susunan huruf tak bermakna. Jawaban

yang salah, baik untuk hitungan dan susunan huruf tak bermakna maupun

salah satunya, maka skor yang diberikan adalah 0 (nol).

Tabel 2 Tes Susunan Huruf Tak Bermakna Sebelum Uji Coba

No Angka Acak 3 Angka yang Dihitung Mundur Huruf Tak

Bermakna

1. 45 42 39 36 BFH

2. 74 71 68 65 PGZ

3. 26 23 20 17 RJH

4. 52 49 46 43 QGK

5. 87 84 81 78 CJP

6. 40 37 34 31 BGK

7. 58 55 52 49 FNQ

8. 75 72 69 66 SZP

9. 70 67 64 61 DEX

10. 77 74 71 68 NRZ

11. 94 91 88 85 LSH

12. 51 48 45 42 PXT

13. 56 53 50 47 KGD

14. 93 90 87 84 RPB

15. 69 66 63 60 MQX

Page 85: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

16. 96 93 90 87 ZSN

17. 25 22 19 16 LXH

18. 22 19 16 13 MBS

19. 61 58 55 52 SHX

20. 20 17 14 11 DKM

21. 32 29 26 23 TJN

22. 44 41 38 35 CMF

23. 31 28 25 22 GJP

24. 36 33 30 27 FDM

25. 23 20 17 14 GMB

26. 64 61 58 55 TQH

27. 55 52 49 46 JNB

28. 78 75 72 69 HZT

29. 21 18 15 12 QSW

30. 80 77 74 71 ZBK

31. 27 24 21 18 JXZ

32. 84 81 78 75 NLR

33. 46 43 40 37 HBK

34. 35 32 29 26 DSZ

35. 71 68 65 62 KPB

36. 95 92 89 86 NCS

37. 54 51 48 45 HCT

38. 29 26 23 20 JDP

39. 66 63 60 57 ZET

Page 86: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

40. 47 44 41 38 MPB

41. 88 85 82 79 QSG

42. 79 76 73 70 CMZ

43. 65 62 59 56 KMX

44. 48 45 42 39 CQK

45. 37 34 31 28 SBF

46. 53 50 47 44 THL

47. 68 65 62 59 XFR

48. 57 54 51 48 BPM

b. Uji Coba Alat Ukur

Uji coba alat ukur dilakukan dengan uji coba Tes Susunan Huruf

Tak Bermakna kepada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Ngoresan

Surakarta yang berjumlah 38 orang dari total siswa kelas V sebanyak 48

orang. Peneliti menggunakan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri

Ngoresan Surakarta sebagai subjek uji coba Tes Susunan Huruf Tak

Bermakna karena memiliki karakteristik yang sama dengan subjek

penelitian di Sekolah Dasar Negeri Bulukantil No. 150 Surakarta, yaitu

siswa kelas V memiliki rentang usia yang sama antara 8-12 tahun dan

memiliki tingkat kecerdasan average atau rata-rata berdasarkan hasil

screening menggunakan tes CFIT skala 2.

Uji coba Tes Susunan Huruf Tak Bermakna dilaksanakan tanggal 4

November 2011 terhadap siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Ngoresan

Surakarta, setelah satu hari sebelumnya yaitu tanggal 3 November 2011

Page 87: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

dilakukan screening untuk subjek yang sama. Prosedur pelaksanaannya

adalah sebelumnya Peneliti memberikan informasi kepada pihak sekolah

yang bersangkutan bahwa Peneliti akan melakukan screening dan uji coba

alat tes, serta negosiasi jadwal dengan pihak sekolah.

Pada tanggal 3 November 2011 sesuai dengan jadwal yang telah

disepakati, Peneliti melakukan screening terhadap 48 siswa kelas V

Sekolah Dasar Negeri Ngoresan Surakarta. Screening dilakukan dengan

menggunakan tes CFIT skala 2 untuk mengukur tingkat kecerdasan siswa.

Pada hari pelaksanaan screening, 2 siswa tidak hadir sehingga screening

dilakukan pada 46 siswa.

Hasil screening tersebut kemudian ditindak lanjuti oleh Peneliti

dengan mengambil beberapa siswa yang memiliki tingkat kecerdasan rata-

rata sebagai subjek uji coba alat tes. Hal ini dilakukan dalam upaya

menyamakan kriterianya dengan subjek penelitian. Peneliti mengambil 40

siswa dengan tingkat kecerdasan rata-rata sebagai subjek uji coba alat tes

yang terdiri dari 4 siswa dengan klasifikasi high average, 25 siswa dengan

klasifikasi average, dan 11 siswa dengan klasifikasi low average.

Hari berikutnya yaitu pada tanggal 4 November 2011, Peneliti

melaksanakan uji coba alat tes terhadap 40 siswa kelas V Sekolah Dasar

Negeri Ngoresan Surakarta. Peneliti didampingi oleh Guru dan 3 orang

observer selama proses uji coba alat tes berlangsung. Sebelum melakukan

uji coba, Peneliti terlebih dahulu menginformasikan kepada para siswa

mengenai maksud dan tujuan uji coba alat tes.

Page 88: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Setelah uji coba alat tes dilakukan, diperoleh 38 alat tes yang dapat

dianalisis, hal ini karena 2 orang subjek tidak hadir pada hari itu. Langkah

selanjutnya adalah penskoran dan analisis terhadap 38 alat tes untuk

pengujian validitas dan reliabilitas. Selanjutnya Peneliti mengkategorikan

skor menjadi tiga kategori (Saifuddin Azwar, 2003) yaitu:

Rendah : X < MH - 1(SD)

Sedang : MH 1(SD) X < MH + 1(SD)

Tinggi : MH + 1(SD) X

Keterangan:

MH = Mean Hipotetik

SD = Standar Deviasi

Perhitungan kategori skor recall memory dan tabulasi try out

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran G.

c. Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas

Penskoran Tes Susunan Huruf Tak Bermakna dilakukan oleh

Peneliti terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian validitas dan

reliabilitas. Skor untuk setiap aitem yang benar, untuk susunan huruf tak

bermakna dan 3 angka yang dihitung mundur adalah 1 (satu). Skor untuk

setiap aitem yang salah, baik untuk susunan huruf tak bermakna, 3 angka

yang dihitung mundur, maupun keduanya adalah 0 (nol). Setelah

penskoran selesai dilakukan, maka diperoleh skor total untuk setiap

subjek. Berdasarkan hasil penskoran tersebut maka dilakukan pengujian

Page 89: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

validitas dan reliabilitas tes, dengan menggunakan bantuan program SPSS

version 16 for MS Windows.

1) Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini mencakup content validity dan

construct validity. Content validity dilakukan melalui review

professional judgement, dalam hal ini adalah Pembimbing sebagai

pihak yang berkompeten. Review professional judgement dilakukan

untuk menilai tes agar memenuhi kesan mampu mengungkap atribut

yang hendak diukur.

Uji daya beda aitem selanjutnya dilakukan dengan

menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson dengan

bantuan SPSS 16. Peneliti mendapati hasil uji tersebut memiliki indeks

korelasi berkisar antara 0,088 hingga 0,803. Seleksi atau dasar

pengambilan keputusan untuk aitem yang valid dengan cara

membandingkan nilai r hitung dengan nilai r kriteria 0,320 untuk taraf

signifikansi 5%. Jika nilai corrected item total correlation bernilai

positif dan > 0,320 maka aitem dianggap valid, sedangkan jika nilai

corrected item total correlation bernilai negatif dan < 0,320 maka

aitem dianggap tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, Peneliti

memperoleh 44 aitem yang valid dari 48 aitem yang diujicobakan

dengan kisaran nilai antara 0,323 hingga 0,803. Aitem yang valid

sejumlah 44 aitem, antara lain aitem 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,

Page 90: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33,

34, 35, 36, 37, 38, 40, 41, 43, 44, 45, 46, 47, dan 48. Aitem yang gugur

sejumlah 4 aitem yaitu aitem 6, 25, 39, dan 42.

Tabel 3 Tes Susunan Huruf Tak Bermakna Setelah Uji Coba

No Angka Acak 3 Angka yang Dihitung Mundur Huruf Tak

Bermakna

1. 45 42 39 36 BFH

2. 74 71 68 65 PGZ

3. 26 23 20 17 RJH

4. 52 49 46 43 QGK

5. 87 84 81 78 CJP

6. 58 55 52 49 FNQ

7. 75 72 69 66 SZP

8. 70 67 64 61 DEX

9. 77 74 71 68 NRZ

10. 94 91 88 85 LSH

11. 51 48 45 42 PXT

12. 56 53 50 47 KGD

13. 93 90 87 84 RPB

14. 69 66 63 60 MQX

15. 96 93 90 87 ZSN

16. 25 22 19 16 LXH

17. 22 19 16 13 MBS

18. 61 58 55 52 SHX

Page 91: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

19. 20 17 14 11 DKM

20. 32 29 26 23 TJN

21. 44 41 38 35 CMF

22. 31 28 25 22 GJP

23. 36 33 30 27 FDM

24. 64 61 58 55 TQH

25. 55 52 49 46 JNB

26. 78 75 72 69 HZT

27. 21 18 15 12 QSW

28. 80 77 74 71 ZBK

29. 27 24 21 18 JXZ

30. 84 81 78 75 NLR

31. 46 43 40 37 HBK

32. 35 32 29 26 DSZ

33. 71 68 65 62 KPB

34. 95 92 89 86 NCS

35. 54 51 48 45 HCT

36. 29 26 23 20 JDP

37. 47 44 41 38 MPB

38. 88 85 82 79 QSG

39. 65 62 59 56 KMX

40. 48 45 42 39 CQK

41. 37 34 31 28 SBF

42. 53 50 47 44 THL

Page 92: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

43. 68 65 62 59 XFR

44. 57 54 51 48 BPM

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas pada aitem yang valid merupakan tahapan

selanjutnya yang dilakukan setelah pengujian validitas. Uji reliabilitas

dilakukan menggunakan teknik analisis dengan

bantuan SPSS 16. Hasil uji reliabilitas ditunjukkan dalam tabel berikut

ini:

Tabel 4 Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.941 44

Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya

berada dalam rentang 0,00 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi

koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi

reliabilitasnya (Saifuddin Azwar, 2003). Hasil uji reliabilitas Tes

Susunan Huruf Tak Bermakna diperoleh koefisien reliabilitas ( )

sebesar 0,941 sehingga dapat dinyatakan bahwa Tes Susunan Huruf

Tak Bermakna tersebut reliabel, yang selanjutnya dapat digunakan

sebagai alat ukur penelitian.

Page 93: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

4. Persiapan Eksperimen

Eksperimen dalam penelitian ini menggunakan pelatihan brain gym

sebagai perlakuan terhadap kelompok eksperimen. Pelatihan brain gym ini

dilakukan oleh seorang fasilitator atau penyaji, dan lima orang observer.

Sebelum berjalannya eksperimen, Peneliti melakukan briefing terlebih dahulu

dengan fasilitator dan observer mengenai materi dan pelaksanaan pelatihan.

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan penjelasan mengenai

materi dan detail pelatihan kepada fasilitator dan observer.

Persiapan eksperimen yang dilakukan oleh Peneliti antara lain

persiapan alat dan bahan, screening pada subjek penelitian, serta penentuan

subjek penelitian ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Selain itu Peneliti juga mempersiapkan materi brain gym yang tersusun dalam

modul sebagai perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen.

a. Persiapan Alat dan Bahan

Peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam

rangka eksperimen. Adapun alat dan bahan tersebut antara lain:

1) Satu unit laptop, laptop dalam penelitian ini digunakan untuk

menayangkan slide Tes Susunan Huruf Tak Bermakna pada saat

pretest dan posttest.

2) Slide Tes Susunan Huruf Tak Bermakna, slide dibuat untuk

pelaksanaan pretest dan posttest, terdiri dari 44 butir soal.

Page 94: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

3) Lembar observasi, lembar observasi ini dibuat untuk membantu

Peneliti dalam mengamati keaktifan, ekspresi, dan sikap subjek selama

berlangsungnya pelatihan brain gym.

4) Lembar evaluasi proses, lembar evaluasi proses dibuat untuk

mengetahui pendapat subjek penelitian, dalam hal ini kelompok

eksperimen, terhadap pelatihan brain gym.

5) Alat tulis, alat tulis berupa pulpen atau pensil digunakan oleh subjek

penelitian untuk mengerjakan soal pretest dan posttest serta mengisi

lembar evaluasi proses.

6) Kamera digital, dipergunakan untuk keperluan dokumentasi penelitian.

b. Screening

Screening dilaksanakan pada hari yang sama dengan screening

untuk subjek uji coba alat tes, yaitu tanggal 3 November 2011. Screening

dilakukan dengan menggunakan tes IQ yaitu CFIT skala 2 terhadap kelas

V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil No. 150 Surakarta. Jumlah

keseluruhan siswa kelas V adalah sebanyak 49 orang, namun pada hari

pelaksanaan ternyata 2 siswa tidak hadir. Sehingga screening dilakukan

terhadap 47 siswa. Berdasarkan hasil screening diperoleh data sebagai

berikut:

Page 95: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Tabel 5 Hasil Tes IQ Siswa Kelas V SDN Bulukantil No. 150 Surakarta

No Nama Usia Jenis

Kelamin IQ Klasifikasi

1 WSA 11 L 121 Superior

2 AW 10 P 119 High Average

3 DAR 10 P 119 High Average

4 HSM 10 L 119 High Average

5 RA 10 P 119 High Average

6 ITC 10 L 116 High Average

7 NL 10 P 116 High Average

8 ATY 10 P 114 High Average

9 ELR 10 P 114 High Average

10 YWA 10 P 114 High Average

11 OA 11 L 111 High Average

12 ASA 10 P 108 Average

13 AM 10 P 108 Average

14 RFCP 10 P 108 Average

15 MAS 11 L 107 Average

16 EHPP 10 L 105 Average

17 EM 11 P 105 Average

18 HAL 10 L 105 Average

19 KDE 10 P 105 Average

20 MHA 10 L 105 Average

21 RIS 10 L 105 Average

Page 96: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

22 RNS 10 P 105 Average

23 SAD 10 P 103 Average

24 HCP 10 L 100 Average

25 ITH 10 L 100 Average

26 MMA 10 L 100 Average

27 RRPP 10 L 100 Average

28 AAAM 11 P 97 Average

29 JAN 10 P 97 Average

30 ZKT 10 P 97 Average

31 EBMA 10 P 95 Average

32 LSJ 10 P 95 Average

33 LNK 10 P 95 Average

34 GSP 11 L 93 Average

35 MIA 10 L 93 Average

36 ASIH 10 P 92 Average

37 B. Q. R. DIM 10 L 92 Average

38 ERP 10 P 92 Average

39 SEK 10 P 92 Average

40 SA 12 L 91 Average

41 GH 11 P 89 Low Average

42 ARN 11 P 87 Low Average

43 ANA 10 P 87 Low Average

44 RAR 11 L 84 Low Average

45 DNK 10 L 81 Low Average

Page 97: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

46 OMR 10 P 81 Low Average

47 M 11 L 80 Low Average

48 RP - - - -

49 SNC - - - -

Keterangan:

RP dan SNC tidak hadir saat pelaksanaan screening.

Data hasil tes IQ digunakan untuk memilih subjek penelitian dan

untuk membagi subjek menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Teknik yang digunakan adalah dengan teknik

matching, yaitu mengurutkan IQ yang tertinggi sampai terendah seperti

yang telah dipaparkan dalam Tabel 5.

c. Penentuan Subjek Penelitian

Peneliti mengambil subjek penelitian yang berada dalam kategori

IQ Average, termasuk didalamnya yaitu High Average, Average, dan Low

Average. Jumlah subjek penelitian sebanyak 46 orang adalah siswa yang

berada dalam tiga tingkat kategori IQ yaitu kategori High Average

sebanyak 10 siswa, kategori Average sebanyak 29 siswa, dan kategori Low

Average sebanyak 7 siswa. Subjek penelitian dengan IQ yang sama dibagi

menjadi 2 kelompok dengan cara random assigment. Berikut dipaparkan

pembagian subjek penelitian kedalam kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol:

Page 98: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tabel 6 Subjek Penelitian Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

No Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Nama IQ Klasifikasi Nama IQ Klasifikasi

1 AW 119 High Average DAR 119 High Average

2 HSM 119 High Average RA 119 High Average

3 ITC 116 High Average NL 116 High Average

4 ATY 114 High Average ELR 114 High Average

5 YWA 114 High Average OA 111 High Average

6 ASA 108 Average AM 108 Average

7 RFCP 108 Average MAS 107 Average

8 EHPP 105 Average EM 105 Average

9 HAL 105 Average KDE 105 Average

10 MHA 105 Average RIS 105 Average

11 RNS 105 Average SAD 103 Average

12 HCP 100 Average ITH 100 Average

13 MMA 100 Average RRPP 100 Average

14 AAAM 97 Average JAN 97 Average

15 ZKT 97 Average EBMA 95 Average

16 LSJ 95 Average LNK 95 Average

17 GSP 93 Average MIA 93 Average

18 ASIH 92 Average B. Q. R. DIM 92 Average

19 ERP 92 Average SEK 92 Average

20 SA 91 Average GH 89 Low Average

21 ARN 87 Low Average ANA 87 Low Average

Page 99: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

22 RAR 84 Low Average DNK 81 Low Average

23 OMR 81 Low Average M 80 Low Average

Selanjutnya, Peneliti menginformasikan hasil pembagian subjek

penelitian kepada pihak sekolah mengenai siswa yang termasuk dalam

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pihak sekolah kemudian

menginformasikan kepada siswa yang menjadi peserta pelatihan atau

masuk ke dalam kelompok eksperimen untuk mengikuti pelatihan brain

gym.

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Pelaksanaan Pengambilan Data Pretest

Pengambilan data pretest dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9

November 2011. Pretest dilakukan dengan menggunakan Tes Susunan Huruf

Tak Bermakna untuk mengetahui kemampuan recall memory dari 46 siswa

yang menjadi subjek penelitian. Peneliti membagi 46 siswa tersebut kedalam 5

kelompok dimana 4 kelompok terdiri dari 10 siswa dan 1 kelompok terdiri

dari 6 siswa.

Pelaksanaan pretest dilakukan secara bergantian per kelompok. Hal ini

dilakukan untuk meminimalkan kecurangan yang mungkin dilakukan oleh

siswa. Selain itu, Peneliti juga dibantu oleh 10 orang observer untuk

mengawasi tiap siswa selama pretest berlangsung.

Berdasarkan skor pretest yang diperoleh, maka subjek penelitian dapat

dikategorikan dalam tingkatan recall memory yaitu rendah, sedang, dan tinggi.

Page 100: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Skor pretest kelompok kontrol dan eksperimen ditampilkan pada tabel-tabel

berikut ini:

Tabel 7 Skor Pretest Kelompok Eksperimen

No Nama Usia Jenis

Kelamin Skor

Kategori

Recall Memory

1 AW 10 P 29 Sedang

2 HSM 10 L 34 Tinggi

3 ITC 10 L 33 Tinggi

4 ATY 10 P 43 Tinggi

5 YWA 10 P 16 Sedang

6 ASA 10 P 43 Tinggi

7 RFCP 10 P 44 Tinggi

8 EHPP 10 L 30 Tinggi

9 HAL 10 L 31 Tinggi

10 MHA 10 L 30 Tinggi

11 RNS 10 P 40 Tinggi

12 HCP 10 L 31 Tinggi

13 MMA 10 L 9 Rendah

14 AAAM 11 P 24 Sedang

15 ZKT 10 P 11 Rendah

16 LSJ 10 P 13 Rendah

17 GSP 11 L 17 Sedang

18 ASIH 10 P 16 Sedang

19 ERP 10 P 37 Tinggi

Page 101: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

20 SA 12 L 41 Tinggi

21 ARN 11 P 7 Rendah

22 RAR 11 L 29 Sedang

23 OMR 10 P 14 Rendah

Jumlah 622

Rata-Rata 27.04 Sedang

Tabel 8 Skor Pretest Kelompok Kontrol

No Nama Usia Jenis

Kelamin Skor

Kategori

Recall Memory

1 DAR 10 P 40 Tinggi

2 RA 10 P 40 Tinggi

3 NL 10 P 37 Tinggi

4 ELR 10 P 18 Sedang

5 OA 11 L 35 Tinggi

6 AM 10 P 42 Tinggi

7 MAS 11 L 39 Tinggi

8 EM 11 P 43 Tinggi

9 KDE 10 P 42 Tinggi

10 RIS 10 L 22 Sedang

11 SAD 10 P 32 Tinggi

12 ITH 10 L 29 Sedang

13 RRPP 10 L 39 Tinggi

14 JAN 10 P 19 Sedang

Page 102: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

15 (EBMA) - - - -

16 LNK 10 P 29 Sedang

17 MIA 10 L 30 Tinggi

18 B. Q. R. DIM 10 L 24 Tinggi

19 SEK 10 P 22 Sedang

20 GH 11 P 41 Tinggi

21 ANA 10 P 32 Tinggi

22 DNK 10 L 40 Tinggi

23 M 11 L 10 Rendah

Jumlah 705

Rata-Rata 32.04 Tinggi

Keterangan:

EBMA tidak hadir saat pelaksanaan posttest sehingga jumlah subjek penelitian dalam

kelompok kontrol menjadi 22 siswa.

Berdasarkan hasil pretest maka diketahui bahwa kelompok eksperimen

memiliki rata-rata skor sebesar 27,04 yang termasuk dalam kategori Recall

memory sedang. Kelompok kontrol memiliki rata-rata skor sebesar 32,04 yang

termasuk dalam kategori recall memory tinggi. Tabulasi pretest dan

kategorisasi Recall memory untuk pretest selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran G.

2. Pelaksanaan Eksperimen

Pelaksanaan eksperimen dengan memberikan perlakuan berupa

pelatihan brain gym. Pelatihan ini dilaksanakan selama sembilan kali

pertemuan selama kurun waktu tiga minggu. Durasi waktu tiap pertemuan dari

Page 103: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

pelatihan ini adalah 60 menit. Pelaksanaan eksperimen terdiri atas tiga sesi

yang berlangsung dari pukul 09.30 WIB hingga pukul 10.30 WIB untuk hari

Senin dan Sabtu, dan pukul 08.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB untuk hari

Rabu dan Jumat. Pelatihan brain gym yang telah dilaksanakan yaitu:

a. Eksperimen 1 (Pertemuan Pertama) pada hari Senin tanggal 14 November

2011 pukul 09.30-10.30 WIB.

b. Eksperimen 2 (Pertemuan Kedua) pada hari Rabu tanggal 16 November

2011 pukul 08.00-09.00 WIB.

c. Eksperimen 3 (Pertemuan Ketiga) pada hari Jumat tanggal 18 November

2011 pukul 08.00-09.00 WIB.

d. Eksperimen 4 (Pertemuan Keempat) pada hari Sabtu tanggal 19 November

2011 pukul 09.30-10.30 WIB.

e. Eksperimen 5 (Pertemuan Kelima) pada hari Senin tanggal 21 November

2011 pukul 09.30-10.30 WIB.

f. Eksperimen 6 (Pertemuan Keenam) pada hari Rabu tanggal 23 November

2011 pukul 08.00-09.00 WIB.

g. Eksperimen 7 (Pertemuan Ketujuh) pada hari Jumat tanggal 25 November

2011 pukul 08.00-09.00 WIB.

h. Eksperimen 8 (Pertemuan Kedelapan) pada hari Sabtu tanggal 26

November 2011 pukul 09.30-10.30 WIB.

i. Eksperimen 9 (Pertemuan Kesembilan) pada hari Senin tanggal 28

November 2011 pukul 09.30-10.30 WIB.

Page 104: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Penjelasan tiap sesi pelatihan brain gym untuk sembilan kali pertemuan

adalah sebagai berikut:

a. Sesi I

Sesi I terdiri dari pembukaan, perkenalan, dan ice breaking. Durasi

waktu dalam sesi I ini adalah 10 menit. Kegiatan dalam sesi I diawali

dengan pengkondisian tempat pelatihan. Pembukaan pelatihan dilakukan

oleh fasilitator, kemudian seluruh pelaksana memperkenalkan diri kepada

peserta pelatihan. Sementara itu ice breaking yang dilakukan untuk sesi I

ini m

b. Sesi II

Sesi II merupakan pelatihan gerakan brain gym yang bertujuan

untuk meningkatkan recall memory, dengan durasi waktu 45 menit.

Gerakan brain gym yang diberikan terdiri dari sepuluh gerakan antara lain

8 Tidur (Lazy 8s), gerakan Gajah (The Elephant), gerakan Burung Hantu

(The Owl), Pasang Kuda-Kuda (The Grounder), Pasang Telinga (The

Thinking Cap), Titik Positif, Positive (Kait Relaks), Active (Gerakan

Silang atau Cross Crawl), Clear (Sakelar Otak atau Brain Buttons), dan

Energetic (Minum Air).

c. Sesi III

Sesi III adalah penutup untuk pelatihan brain gym dengan durasi 5

menit. Penutupan dilakukan oleh fasilitator. Fasilitator mengucapkan

Page 105: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

terima kasih dan salam penutup serta mengarahkan peserta pelatihan untuk

kembali ke kelas.

Pelatihan brain gym dilaksanakan di Ruang Serba Guna Sekolah Dasar

Negeri Bulukantil No. 150 Surakarta. Selama berjalannya pelatihan, terdapat

beberapa pertemuan dimana kehadiran kelompok eksperimen yang tidak

lengkap 23 siswa. Daftar hadir siswa untuk setiap pertemuan dapat dilihat

pada Lampiran F.

Pelatihan brain gym dipandu oleh seorang fasilitator atau penyaji, dan

lima orang observer yang merupakan mahasiswa Program Studi Psikologi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta semester 11. Pada

pelatihan ini Peneliti membagi kelompok eksperimen yang terdiri dari 23

siswa menjadi 5 kelompok kecil dimana 3 kelompok terdiri dari 5 siswa dan 2

kelompok terdiri dari 4 siswa. Pembagian kelompok eksperimen ini menjadi 5

kelompok kecil dilakukan oleh Peneliti dengan alasan untuk memudahkan

kinerja observer. Tiap observer bertanggungjawab atas 1 kelompok kecil

dalam mengamati keaktifan, ekspresi, dan sikap subjek selama

berlangsungnya pelatihan brain gym.

3. Pelaksanaan Pengambilan Data Posttest

Pengambilan data posttest dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 3

Desember 2011, dengan jarak 5 hari setelah pelaksanaan pelatihan terakhir.

Hal ini dilakukan karena menurut Latipun (2006) bahwa untuk mengetahui

efek suatu perlakuan dilakukan dengan jalan membandingkan kondisi atau

performansi subjek antara kondisi awal dengan kondisi setelah perlakuan.

Page 106: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Masih menurut Latipun (2006), untuk menghindari carry over effect antara

pengambilan data awal dan setelah perlakuan maka harus diberi interval waktu

tertentu.

Berdasarkan teori tersebut, maka Peneliti melakukan posttest 5 hari

setelah pelatihan terakhir dan 24 hari setelah pretest. Pengambilan interval

waktu tersebut dilakukan dengan maksud untuk memberi waktu kepada subjek

untuk mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan yang telah diperoleh

dari pelatihan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu pengambilan interval

waktu juga dilakukan untuk menghindari carry over effect antara pretest

dengan posttest karene menggunakan alat ukur yang sama yakni Tes Susunan

Huruf Tak Bermakna.

Posttest direncanakan untuk diberikan pada 46 siswa subjek penelitian,

namun pada hari pelaksanaan posttest terdapat 1 orang siswa dari kelompok

kontrol yang tidak hadir, sehingga keseluruhan subjek penelitian menjadi 45

siswa. Prosedur untuk pelaksanaan posttest merupakan prosedur yang sama

dengan pelaksanaan pretest. Skor posttest kelompok kontrol dan eksperimen

ditampilkan pada tabel-tabel berikut ini:

Tabel 9 Skor Posttest Kelompok Eksperimen

No Nama Usia Jenis

Kelamin Skor

Kategori

Recall Memory

1 AW 10 P 36 Tinggi

2 HSM 10 L 40 Tinggi

3 ITC 10 L 40 Tinggi

Page 107: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

4 ATY 10 P 44 Tinggi

5 YWA 10 P 17 Sedang

6 ASA 10 P 43 Tinggi

7 RFCP 10 P 44 Tinggi

8 EHPP 10 L 33 Tinggi

9 HAL 10 L 35 Tinggi

10 MHA 10 L 38 Tinggi

11 RNS 10 P 40 Tinggi

12 HCP 10 L 37 Tinggi

13 MMA 10 L 21 Sedang

14 AAAM 11 P 27 Sedang

15 ZKT 10 P 17 Sedang

16 LSJ 10 P 31 Tinggi

17 GSP 11 L 41 Tinggi

18 ASIH 10 P 28 Sedang

19 ERP 10 P 43 Tinggi

20 SA 12 L 42 Tinggi

21 ARN 11 P 14 Rendah

22 RAR 11 L 35 Tinggi

23 OMR 10 P 20 Sedang

Jumlah 766

Rata-Rata 33.30 Tinggi

Page 108: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Tabel 10 Skor Posttest Kelompok Kontrol

No Nama Usia Jenis

Kelamin Skor

Kategori

Recall Memory

1 DAR 10 P 40 Tinggi

2 RA 10 P 44 Tinggi

3 NL 10 P 40 Tinggi

4 ELR 10 P 19 Sedang

5 OA 11 L 39 Tinggi

6 AM 10 P 44 Tinggi

7 MAS 11 L 39 Tinggi

8 EM 11 P 41 Tinggi

9 KDE 10 P 43 Tinggi

10 RIS 10 L 31 Tinggi

11 SAD 10 P 23 Sedang

12 ITH 10 L 34 Tinggi

13 RRPP 10 L 39 Tinggi

14 JAN 10 P 25 Sedang

15 (EBMA) 10 P - -

16 LNK 10 P 30 Tinggi

17 MIA 10 L 38 Tinggi

18 B. Q. R. DIM 10 L 29 Sedang

19 SEK 10 P 28 Sedang

20 GH 11 P 43 Tinggi

21 ANA 10 P 35 Tinggi

Page 109: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

22 DNK 10 L 41 Tinggi

23 M 11 L 7 Rendah

Jumlah 752

Rata-Rata 34.18 Tinggi

Keterangan:

EBMA tidak hadir saat pelaksanaan posttest sehingga jumlah subjek penelitian dalam

kelompok kontrol menjadi 22 siswa.

Berdasarkan hasil posttest maka diketahui bahwa kelompok eksperimen

memiliki rata-rata skor sebesar 33,30 yang termasuk dalam kategori Recall

memory tinggi. Kelompok kontrol memiliki rata-rata skor sebesar 34,18 yang

termasuk dalam kategori recall memory tinggi. Tabulasi posttest dan

kategorisasi recall memory untuk posttest selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran G.

C. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Kuantitatif

Berdasarkan hasil screening, diperoleh subjek penelitian yaitu sebanyak

23 siswa dalam kelompok eksperimen dan 22 siswa dalam kelompok kontrol.

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis data statistik

nonparametrik dengan uji Mann-Whitney U-Test. Menurut pendapat Imam

Ghozali (2006), uji ini merupakan salah satu uji nonparametrik yang sangat

kuat (powerful) dan merupakan alternatif dari uji parametric T-test. Selain itu

Page 110: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Mann-Whitney U-Test digunakan karena data dalam penelitian ini merupakan

data ordinal.

Pengujian hipotesis menggunakan uji statistik nonparametrik yaitu

Mann-Whitney U-Test dengan gain skor (selisih skor posttest dan skor

pretest). Uji Mann-Whitney U-Test digunakan untuk melihat apakah terdapat

efektivitas dari pelatihan brain gym terhadap peningkatan recall memory

subjek penelitian. Hasil pengujian atas efektivitas dari pelatihan brain gym

terhadap peningkatan recall memory pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol sebagai berikut:

Tabel 11 Hasil Uji Mann-Whitney U-Test pada Dua Independen Sampel

(Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol)

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Recall_Memory Eksperimen 23 27.70 637.00

Kontrol 22 18.09 398.00

Total 45

Test Statisticsa

Recall_Memory

Mann-Whitney U 145.000

Wilcoxon W 398.000

Z -2.468

Asymp. Sig. (2-tailed) .014

a. Grouping Variable: Kelompok

Page 111: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa rata-rata ranking kelompok

eksperimen adalah 27,70 dengan jumlah ranking 637, sementara rata-rata

ranking kelompok kontrol adalah 18,09 dengan jumlah ranking 398. Besarnya

nilai Wilcoxon W (Wx) = 398 dengan nilai Z hitung -2,468. Tabel Test

Statistics diatas juga menunjukkan nilai probabilitas (p) pada kolom Asymp.

Sig. (2-tailed) sebesar 0,014 (uji dua sisi), sehingga Asymp. Sig. (2-tailed)

0,014 < 0,05 Level of Significant

dapat diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan skor recall

memory yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok

kontrol setelah diberi perlakuan berupa pelatihan brain gym. Artinya, terdapat

efektivitas dari pemberian brain gym terhadap peningkatan recall memory

pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil No. 150 Surakarta.

2. Hasil Analisis Deskriptif

Peneliti melakukan analisis deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran proses yang dialami peserta pelatihan selama proses pelatihan dan

setelah mengikuti pelatihan brain gym. Analisis deskriptif pada penelitian ini

diperoleh dari skor pretest, posttest, dan hasil observasi. Hasil analisis

deskriptif dari peserta pelatihan antara lain sebagai berikut:

Page 112: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

a. Analisis Deskriptif pada Peserta 1 (AW)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 1

Skor Recall Memory pada Peserta AW (Pretest-Posttest)

Grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan skor recall memory

dari Peserta (AW) setelah mengikuti pelatihan brain gym. Peningkatan

skor recall memory dari Peserta (AW) diperoleh dari hasil pengerjaan Tes

Susunan Huruf Tak Bermakna saat pretest dan posttest. Skor recall

memory Peserta (AW) yang berjenis kelamin perempuan pada saat pretest

adalah 29, yang termasuk dalam kategori sedang. Sementara untuk

posttest, Peserta (AW) memperoleh skor 36 yang berada dalam kategori

tinggi.

Peningkatan skor recall memory dari Peserta (AW) didukung pula

dari hasil observasi selama pelatihan dalam sembilan kali pertemuan. Pada

umumnya keaktifan di kelas dari Peserta (AW) cukup baik. Posisi duduk

Peserta (AW) selama pelatihan berada didepan, sehingga dapat mengikuti

instruksi dari fasilitator dengan baik dan tidak berbicara sendiri maupun

tertawa-tawa dengan teman lainnya saat materi diberikan. Terutama pada

Page 113: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

pertemuan ke-5, Peserta (AW) berani memeragakan gerakan Burung

Hantu di depan kelas. Selama berjalannya pelatihan, Peserta (AW) hanya

sesekali bercanda dengan teman yang duduk disebelahnya. Ikut tertawa

bila ada candaan dari teman-temannya yang lain namun tidak pernah

membuat keributan di dalam kelas.

b. Analisis Deskriptif pada Peserta 2 (HSM)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 2

Skor Recall Memory pada Peserta HSM (Pretest-Posttest)

Skor recall memory dari Peserta (HSM) setelah mengikuti pelatihan

brain gym mengalami peningkatan seperi ditunjukkan pada grafik di atas.

Peningkatan skor recall memory Peserta (HSM) diperoleh dari hasil

pengerjaan Tes Susunan Huruf Tak Bermakna saat pretest dan posttest.

Skor recall memory Peserta (HSM) yang berjenis kelamin laki-laki untuk

pretest adalah sebesar 34 yang termasuk dalam kategori recall memory

tinggi. Sementara dari hasil posttest, Peserta (HSM) memperoleh skor 40

yang juga berada dalam kategori recall memory tinggi.

Page 114: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Berdasarkan hasil observasi selama pelatihan, Peserta (HSM)

umumnya sulit memfokuskan perhatiannya saat materi disampaikan oleh

fasilitator. Peserta (HSM) suka bermain sendiri, mengobrol, dan tertawa

dengan teman disebelahnya. Bahkan pada pertemuan ke-5, Peserta (HSM)

mengganggu teman yang duduk didepannya dengan cara menyundul

kepala temannya dengan tangan. Peserta (HSM) juga memain-mainkan

name tag dengan cara ditempelkan di dahi atau dagunya. Beberapa kali

Peserta (HSM) melontarkan perkataan yang menimpali perintah fasilitator.

Walaupun Peserta (HSM) sering bergurau dengan temannya saat

pelatihan, Peserta (HSM) dapat melakukan gerakan dengan cukup baik

sesuai instruksi dari fasilitator. Pada pertemuan ke-2 Peserta (HSM)

memberitahu teman yang duduk disebelahnya karena salah saat melakukan

gerakan Titik Positif. Peserta (HSM) juga suka mencoba-coba sendiri

gerakan brain gym sebelum diberi intruksi untuk dilakukan bersama-sama

peserta lainnya. Pada pertemuan ke-8 Peserta (HSM) tidak dapat hadir

karena sakit.

Page 115: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

c. Analisis Deskriptif pada Peserta 3 (ITC)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 3

Skor Recall Memory pada Peserta ITC (Pretest-Posttest)

Berdasarkan grafik di atas, terlihat skor recall memory dari Peserta

(ITC) mengalami peningkatan setelah mengikuti pelatihan brain gym.

Peningkatan skor diperoleh dari pengerjaan Tes Susunan Huruf Tak

Bermakna saat pretest dan posttest. Peserta (ITC) yang berjenis kelamin

laki-laki memperoleh skor 33 saat pretest yang termasuk dalam kategori

recall memory tinggi. Sedangkan untuk posttest, Peserta (ITC)

memperoleh skor 40 yang juga termasuk dalam kategori recall memory

tinggi.

Menurut hasil observasi selama pelatihan, Peserta (ITC) cukup aktif

mengikuti instruksi dari fasilitator. Beberapa kali mengganggu dan

mengobrol dengan teman yang duduk disebelah kanan dan kirinya. Pada

pertemuan ke-5, Peserta (ITC) menambahkan gerakan sendiri untuk materi

Pasang Telinga dan Pasang Kuda-Kuda. Pada gerakan Pasang Telinga

yang seharusnya hanya memijat telinga, Peserta (ITC) menambahkan

Page 116: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

gerakan menggosok-gosok telinga dengan tangannya. Sedangkan untuk

gerakan Pasang Kuda-Kuda, tangan seharusnya diletakkan di pinggang,

beberapa kali Peserta (ITC) berpegangan pada kursi di depannya.

Secara keseluruhan, Peserta (ITC) antusias menerima materi selama

berjalannya pelatihan namun ada beberapa gerakan yang dilakukan secara

berlebihan. Pada gerakan Burung Hantu saat bagian menoleh dan

menghembuskan nafas, Peserta (ITC) melakukannya sambil tertawa dan

memanggil teman yang duduk disebelahnya, sesekali menghembuskan

nafas dengan bersuara. Pada gerakan Silang, Peserta (ITC) melakukannya

hingga meloncat-loncat. Contoh lain adalah saat gerakan Kait Relaks,

Peserta (ITC) menghembuskan nafas hingga mulutnya terbuka.

d. Analisis Deskriptif pada Peserta 4 (ATY)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 4

Skor Recall Memory pada Peserta ATY (Pretest-Posttest)

Grafik di atas menunjukkan adanya sedikit peningkatan skor recall

memory dari Peserta (ATY) setelah mengikuti pelatihan brain gym.

Peningkatan skor recall memory dari Peserta (ATY) diperoleh dari hasil

Page 117: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

pengerjaan Tes Susunan Huruf Tak Bermakna saat pretest dan posttest.

Skor recall memory Peserta (ATY) yang berjenis kelamin perempuan pada

saat pretest adalah 43, yang termasuk dalam kategori tinggi. Sementara

untuk posttest, Peserta (ATY) memperoleh skor 44 yang juga berada

dalam kategori tinggi.

Peningkatan skor recall memory Peserta (ATY) yang kurang

maksimal terlihat dari hasil observasi Peserta (ATY) selama proses

pelatihan. Peserta (ATY) mempu memperhatikan dan mengikuti instruksi

yang diberikan oleh fasilitator namun perhatiannya mudah teralihkan,

misalnya saat ada teman lain yang membuat keributan dan tertawa-tawa.

Peserta (ATY) tampak bingung saat materi pertama kali diberikan di

pertemuan pertama, namun dalam kelanjutannya Peserta (ATY) dapat

mengikuti instruksi dan gerakan dengan baik. Sebaiknya selain dapat

mempraktekkan gerakan, Peserta (ATY) juga dapat memfokuskan

perhatiannya terhadap materi yang disampaikan sehingga benar-benar

memahami detail gerakan yang dilakukan.

Page 118: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

e. Analisis Deskriptif pada Peserta 5 (YWA)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 5

Skor Recall Memory pada Peserta YWA (Pretest-Posttest)

Berdasarkan grafik di atas, terlihat skor recall memory dari Peserta

(YWA) mengalami peningkatan setelah mengikuti pelatihan brain gym.

Peningkatan skor diperoleh dari pengerjaan Tes Susunan Huruf Tak

Bermakna saat pretest dan posttest. Peserta (YWA) yang berjenis kelamin

perempuan memperoleh skor 16 saat pretest yang termasuk dalam kategori

recall memory sedang. Sedangkan untuk posttest, Peserta (YWA)

memperoleh skor 17 walaupun masih termasuk dalam kategori recall

memory sedang.

Hasil observasi selama pelatihan untuk Peserta (YWA)

memperlihatkan Peserta (YWA) cukup memperhatikan saat fasilitator

memberi materi gerakan brain gym dan dapat melakukan gerakan dengan

baik, namun beberapa kali bercanda dan mengobrol dengan teman yang

duduk disebelahnya. Hal inilah yang turut mempengaruhi keoptimalan dari

gerakan dan pemahaman akan detail gerakan yang dilakukan oleh Peserta

Page 119: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

(YWA). Pada pertemuan ke-4, Peserta (YWA) berani maju ke depan kelas

untuk memeragakan gerakan Pasang Telinga dan Titik Positif. Peserta

(YWA) sering tertawa sendiri bila fasilitator memeragakan gerakan yang

menurutnya lucu, contohnya gerakan Gajah, Pasang Kuda-Kuda, dan

gerakan Silang.

f. Analisis Deskriptif pada Peserta 6 (ASA)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 6

Skor Recall Memory pada Peserta ASA (Pretest-Posttest)

Skor recall memory dari Peserta (ASA) setelah mengikuti pelatihan

brain gym tidak mengalami peningkatan seperi ditunjukkan pada grafik di

atas. Skor recall memory Peserta (ASA) diperoleh dari hasil pengerjaan

Tes Susunan Huruf Tak Bermakna saat pretest dan posttest. Skor recall

memory Peserta (ASA) yang berjenis kelamin perempuan untuk pretest

adalah sebesar 43 yang termasuk dalam kategori recall memory tinggi.

Sementara dari hasil posttest, Peserta (ASA) memperoleh skor yang sama.

Hasil observasi selama pelatihan untuk Peserta (ASA) menunjukkan

bahwa Peserta (ASA) kurang mengikuti instruksi dengan baik. Hal inilah

Page 120: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

yang dapat menjadi penyebab mengapa Peserta (ASA) tidak mengalami

peningkatan skor recall memory, walaupun kemampuan recall memory

Peserta (ASA) termasuk dalam kategori tinggi. Peserta (ASA) cukup aktif

dalam menjawab pertanyaan dari fasilitator, namun kurang mematuhi

instruksi. Contohnya suka mempercepat gerakan untuk gerakan 8 Tidur,

tidak mengikuti hitungan dari fasilitator sehingga gerakan lebih cepat

dibandingkan teman-temannya. Peserta (ASA) juga sering melakukan

kegiatan yang tidak perlu, misalnya menoleh dan melihat apa yang

dilakukan oleh teman yang lain. Peserta (ASA) cukup aktif memberi

intrupsi pada fasilitator apabila ada gerakan yang kurang dimengerti,

contohnya pada gerakan Kait Relaks. Secara keseluruhan, Peserta (ASA)

mengerti gerakan yang disampaikan dan ia lakukan, hanya kurang disiplin

dalam melakukannya. Selain itu Peserta (ASA) juga suka mencari

perhatian teman-temannya dan fasilitator dengan sengaja menjatuhkan diri

dari kursi atau dengan mengeluh pada fasilitator.

Page 121: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

g. Analisis Deskriptif pada Peserta 7 (RFCP)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 7

Skor Recall Memory pada Peserta RFCP (Pretest-Posttest)

Grafik di atas menunjukkan tidak adanya peningkatan skor recall

memory dari Peserta (RFCP) setelah mengikuti pelatihan brain gym. Skor

recall memory dari Peserta (RFCP) diperoleh dari hasil pengerjaan Tes

Susunan Huruf Tak Bermakna saat pretest dan posttest. Skor recall

memory Peserta (RFCP) yang berjenis kelamin perempuan pada saat

pretest adalah 44, yang termasuk dalam kategori tinggi. Sementara untuk

posttest, Peserta (RFCP) memperoleh skor yang sama.

Berdasarkan hasil observasi selama pelatihan, Peserta (RFCP)

melakukan seluruh gerakan dan mengikuti instruksi dengan tertib. Peserta

(RFCP) tetap memperhatikan fasilitator walaupun teman-teman

disebelahnya banyak yang bercanda. Gerakan-gerakan yang dilakukan

Peserta (RFCP) benar, sesuai dengan hitungan dari fasilitator. Pada

pertemuan ke-3, Peserta (RFCP) terlihat agak kesulitan melakukan

gerakan Silang saat membuang kaki. Hal ini dikarenakan Peserta (RFCP)

Page 122: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

menggunakan rok agak panjang dan posisinya sedikit lebih dekat dengan

teman disebelahnya. Ekspresi yang ditunjukkan oleh Peserta (RFCP)

selama pelatihan cenderung biasa-biasa saja, namun secara keseluruhan

Peserta (RFCP) melakukan instruksi dengan disiplin gerakan dan

hitungan. Peserta (RFCP) tidak mengalami peningkatan skor recall

memory karena telah memperoleh skor maksimal pada saat pretest dan

posttest.

h. Analisis Deskriptif pada Peserta 8 (EHPP)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 8

Skor Recall Memory pada Peserta EHPP (Pretest-Posttest)

Berdasarkan grafik di atas, terlihat skor recall memory dari Peserta

(EHPP) mengalami peningkatan setelah mengikuti pelatihan brain gym.

Peningkatan skor diperoleh dari pengerjaan Tes Susunan Huruf Tak

Bermakna saat pretest dan posttest. Peserta (EHPP) yang berjenis kelamin

laki-laki memperoleh skor 30 saat pretest yang termasuk dalam kategori

recall memory tinggi. Sedangkan untuk posttest, Peserta (EHPP)

Page 123: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

memperoleh skor 33 walaupun masih termasuk dalam kategori recall

memory tinggi.

Peningkatan skor recall memory Peserta (EHPP) ditunjukkan dari

hasil observasi selama pelatihan. Hasil observasi Peserta (EHPP)

menunjukkan Peserta (EHPP) tampak antusias, dapat mengikuti instruksi

yang diberikan oleh fasilitator, dan mampu melakukan gerakan dengan

baik. Peserta (EHPP) tampak bersemangat selama menjalani pelatihan.

Ekspresi wajah ceria dan banyak tersenyum sering terlihat dari Peserta

(EHPP) dalam beberapa kali pertemuan. Peserta (EHPP) disiplin dengan

instruksi dari fasilitator, beberapa kali ia memperhatikan dan menyamakan

gerakan dengan teman disebelahnya. Hanya sesekali Peserta (EHPP)

terlihat bergurau dengan teman disebelahnya, berbicara hanya pada saat

teman disebelahnya mengajak berbicara. Pada pertemuan pertama, Peserta

(EHPP) beberapa kali diganggu oleh teman disebelahnya sehingga terjatuh

dari kursi. Peserta (EHPP) pada pertemuan pertama terlihat sedikit

bingung dalam mengikuti gerakan Silang, saat mengordinasikan tangan

dan kaki mana yang harus digerakkan. Secara keseluruhan selama

berjalannya pelatihan, Peserta (EHPP) memperlihatkan sikap yang baik

dan sopan, serta melakukan instruksi dengan disiplin gerakan dan

hitungan.

Page 124: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

i. Analisis Deskriptif pada Peserta 9 (HAL)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 9

Skor Recall Memory pada Peserta HAL (Pretest-Posttest)

Skor recall memory dari Peserta (HAL) setelah mengikuti pelatihan

brain gym mengalami peningkatan seperi ditunjukkan pada grafik di atas.

Skor recall memory Peserta (HAL) diperoleh dari hasil pengerjaan Tes

Susunan Huruf Tak Bermakna saat pretest dan posttest. Skor recall

memory Peserta (HAL) yang berjenis kelamin laki-laki untuk pretest

adalah sebesar 31 yang termasuk dalam kategori recall memory tinggi.

Sementara dari hasil posttest, Peserta (HAL) memperoleh skor 35 yang

tergolong dalam tingkat recall memory tinggi.

Hasil observasi Peserta (HAL) memperlihatkan bahwa Peserta

(HAL) dapat mengikuti instruksi dari fasilitator dengan baik, walaupun

beberapa kali bercanda dengan teman-teman yang duduk disebelahnya.

Peserta (HAL) suka memain-mainkan name tag dengan cara

meletakkannya di hidung atau pada dagunya. Pada awal pertemuan,

Peserta (HAL) tampak malas melakukan gerakan, namun lama-kelamaan

Page 125: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

mulai menikmati gerakan yang dilakukan bersama teman-temannya.

Secara keseluruhan, Peserta (HAL) tidak cukup aktif dalam menjawab

pertanyaan maupun umpan dari fasilitator, namun melakukan gerakan

sesuai dengan yang disampaikan oleh fasilitator. Sikap Peserta (HAL)

yang kurang aktif selama proses pelatihan juga dapat mempengaruhi

performa Peserta (HAL) saat pelaksanaan pengukuran recall memory,

sehingga hasil yang dicapai kurang maksimal.

j. Analisis Deskriptif pada Peserta 10 (MHA)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 10

Skor Recall Memory pada Peserta MHA (Pretest-Posttest)

Grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan skor recall memory

dari Peserta (MHA) setelah mengikuti pelatihan brain gym. Skor recall

memory dari Peserta (MHA) diperoleh dari hasil pengerjaan Tes Susunan

Huruf Tak Bermakna saat pretest dan posttest. Skor recall memory Peserta

(MHA) yang berjenis kelamin laki-laki pada saat pretest adalah 30, yang

termasuk dalam kategori tinggi. Sementara untuk posttest, Peserta (MHA)

Page 126: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

memperoleh skor 38 yang masih termasuk dalam kategori recall memory

tinggi.

Berdasarkan hasil observasi, Peserta (MHA) menunjukkan sikap

yang aktif di dalam kelas. Peserta (MHA) aktif dalam menjawab

pertanyaan maupun umpan dari fasilitator. Peserta (MHA) terlihat cepat

menangkap materi gerakan dan menghitung sendiri tahapan-tahapan

gerakan yang dilakukannya. Pada pertemuan ke-7, fasilitator

memperkenalkan sebuah ice breaking

(MHA) yang bernyanyi dengan suara paling keras disbanding teman-

temannya yang lain.

Peserta (MHA) terlihat bersemangat mengikuti kegiata pelatihan

dari awal hingga akhir. Walaupun beberapa kali banyak gangguan dari

teman disebelahnya, Peserta (MHA) tetap memperhatikan instruksi dengan

sungguh-sungguh. Peserta (MHA) juga sering melontarkan komentar-

komentar yang menimpali materi yang disampaikan fasilitator. Pada

pertemuan ke-3, Peserta (MHA) mengerjai teman yang duduk di depannya

dengan cara menarik kursi yang akan diduduki oleh temannya tersebut.

Beberapa kali saat jeda antar materi, Peserta (MHA) suka bernyanyi-

nyanyi sendiri dengan suara pelan. Secara keseluruhan selama mengikuti

pelatihan, Peserta (MHA) mampu mengikuti instruksi dan menerima

materi gerakan dengan baik.

Page 127: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

k. Analisis Deskriptif pada Peserta 11 (RNS)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 11

Skor Recall Memory pada Peserta RNS (Pretest-Posttest)

Berdasarkan grafik di atas, terlihat skor recall memory dari Peserta

(RNS) tidak mengalami peningkatan setelah mengikuti pelatihan brain

gym. Skor diperoleh dari pengerjaan Tes Susunan Huruf Tak Bermakna

saat pretest dan posttest. Peserta (RNS) yang berjenis kelamin perempuan

memperoleh skor 40 saat pretest yang termasuk dalam kategori recall

memory tinggi. Sedangkan untuk posttest, Peserta (RNS) memperoleh skor

yang sama.

Hasil observasi Peserta (RNS) mengesankan Peserta (RNS)

cenderung pasif terhadap pertanyaan atau umpan dari fasilitator, namun

Peserta (RNS) mampu mengikuti instruksi yang diberikan oleh fasilitator.

Selama mengikuti pelatihan, Peserta (RNS) menunjukkan sikap tenang

dan tidak banyak bercanda dengan teman lain. Peserta (RNS) terkadang

melamun dan tidak fokus, ekspresi yang terlihat cenderung datar dan

kurang bersemangat. Sikap Peserta (RNS) yang kurang aktif selama proses

Page 128: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

pelatihan juga dapat mempengaruhi performa Peserta (RNS) saat

pelaksanaan pengukuran recall memory, sehingga hasil yang dicapai

kurang maksimal. Secara keseluruhan, Peserta (RNS) cukup baik dalam

mengikuti instruksi dan tidak melakukan hal-hal selain gerakan yang

diinstruksikan.

l. Analisis Deskriptif pada Peserta 12 (HCP)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 12

Skor Recall Memory pada Peserta HCP (Pretest-Posttest)

Berdasarkan grafik di atas, terlihat skor recall memory dari Peserta

(HCP) mengalami peningkatan setelah mengikuti pelatihan brain gym.

Peningkatan skor diperoleh dari pengerjaan Tes Susunan Huruf Tak

Bermakna saat pretest dan posttest. Peserta (HCP) yang berjenis kelamin

laki-laki memperoleh skor 31 saat pretest yang termasuk dalam kategori

recall memory tinggi. Sedangkan untuk posttest, Peserta (HCP)

memperoleh skor 37 walaupun masih termasuk dalam kategori recall

memory tinggi.

Page 129: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Berdasarkan hasil observasi, Peserta (HCP) dapat mengikuti

instruksi dari fasilitator dengan baik, walaupun beberapa kali bercanda

dengan teman-teman yang duduk disebelahnya. Peserta (HCP) juga

termasuk peserta pelatihan yang suka memainkan name tag dengan cara

menempelkan name tag di dahinya. Selama berjalannya pelatihan, Peserta

(HCP) memperhatikan penjelasan fasilitator dengan cukup baik, namun

perhatiannya mudah teralihkan. Fokus dari Peserta (HCP) teralihkan saat

ia mulai menoleh ke arah teman untuk melihat gerakan yang dilakukan

oleh temannya, atau memainkan name tag yang tertempel di dahi dengan

cara meniupnya. Pada pertemuan ke-4, Peserta (HCP) berani

memeragakan gerakan Titik Positif bersama dengan fasilitator di depan

kelas. Walaupun beberapa kali terlihat bergurau dengan teman

disebelahnya, Peserta (HCP) dapat mengikuti instruksi dan disiplin saat

melakukan gerakan maupun hitungannya.

m. Analisis Deskriptif pada Peserta 13 (MMA)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 13

Skor Recall Memory pada Peserta MMA (Pretest-Posttest)

Page 130: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan skor recall memory

dari Peserta (MMA) setelah mengikuti pelatihan brain gym. Skor recall

memory dari Peserta (MMA) diperoleh dari hasil pengerjaan Tes Susunan

Huruf Tak Bermakna saat pretest dan posttest. Skor recall memory Peserta

(MMA) yang berjenis kelamin laki-laki pada saat pretest adalah 9, yang

termasuk dalam kategori rendah. Sementara untuk posttest, Peserta

(MMA) memperoleh skor 21 yang termasuk dalam kategori recall memory

sedang.

Peningkatan skor recall memory Peserta (MMA) didukung dari

hasil observasi selama pelatihan. Secara keseluruhan Peserta (MMA) tidak

terlalu aktif dalam menjawab pertanyaan maupun umpan dari fasilitator,

namun Peserta (MMA) selalu memperhatikan fasilitator dalam

menjelaskan materi. Pada pertemuan ke-6, Peserta (MMA) terlihat telah

hapal tahapan-tahapan dari gerakan brain gym yang diberikan. Pandangan

Peserta (MMA) melihat fasilitator saat materi disampaikan, namun

perhatiannya juga mudah teralihkan bila ada teman lain yang membuat

keributan.

Page 131: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

n. Analisis Deskriptif pada Peserta 14 (AAAM)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 14

Skor Recall Memory pada Peserta AAAM (Pretest-Posttest)

Berdasarkan grafik di atas, terlihat skor recall memory dari Peserta

(AAAM) mengalami peningkatan setelah mengikuti pelatihan brain gym.

Skor diperoleh dari pengerjaan Tes Susunan Huruf Tak Bermakna saat

pretest dan posttest. Peserta (AAAM) yang berjenis kelamin perempuan

memperoleh skor 24 saat pretest yang termasuk dalam kategori recall

memory sedang. Hasil posttest untuk Peserta (AAAM) memperoleh skor

27, yang masih tergolong recall memory sedang.

Hasil observasi Peserta (AAAM) selama mengikuti pelatihan

terlihat bahwa Peserta (AAAM) dapat mengikuti setiap instruksi yang

diberikan oleh fasilitator. Selama berjalannya pelatihan, Peserta (AAAM)

tidak begitu aktif menaggapi pertanyaan atau umpan dari fasilitator,

namun dapat melakukan gerakan dengan baik sesuai instruksi. Sikap

Peserta (AAAM) yang kurang aktif selama proses pelatihan juga dapat

Page 132: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

mempengaruhi performa Peserta (AAAM) saat pelaksanaan pengukuran

recall memory, sehingga hasil yang dicapai kurang maksimal.

Pada pertemuan pertama, Peserta (AAAM) terlihat agak bingung

saat diberi penjelasan tentang materi brain gym. Setelah diberi penjelasan

dan mekanisme gerakan, Peserta (AAAM) mulai menikmati gerakan yang

ia lakukan. Pada pertemuan ke-5, bahkan Peserta (AAAM) berani

menemani fasilitator di depan kelas untuk memeragakan gerakan Burung

Hantu dan Pasang Kuda-Kuda.

Peserta (AAAM) terlihat bersemangat saat mempraktekkan gerakan.

Saat merasa kesulitan melakukan gerakan, ia tidak bertanya pada

fasilitator namun melihat gerakan teman disebelahnya untuk kemudian

membenarkan gerakannya sendiri. Secara keseluruhan, sikap yang

ditunjukkan Peserta (AAAM) baik dan tidak membuat kegaduhan. Peserta

(AAAM) tampak fokus pada penjelasan fasilitator dan mengikuti instruksi

dengan baik.

Page 133: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

o. Analisis Deskriptif pada Peserta 15 (ZKT)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 15

Skor Recall Memory pada Peserta ZKT (Pretest-Posttest)

Skor recall memory dari Peserta (ZKT) setelah mengikuti pelatihan

brain gym mengalami peningkatan seperi ditunjukkan pada grafik di atas.

Skor recall memory Peserta (ZKT) diperoleh dari hasil pengerjaan Tes

Susunan Huruf Tak Bermakna saat pretest dan posttest. Skor recall

memory Peserta (ZKT) yang berjenis kelamin perempuan untuk pretest

adalah sebesar 11 yang termasuk dalam kategori recall memory rendah.

Sementara dari hasil posttest, Peserta (ZKT) memperoleh skor 17 yang

tergolong dalam tingkat recall memory sedang.

Berdasarkan hasil observasi, selama pelatihan Peserta (ZKT) dapat

mengikuti instruksi dan mempraktekkan materi gerakan yang diberikan,

walaupun sering kali bergurau dengan teman yang duduk disebelahnya.

Terdapat beberapa gerakan yang kurang sungguh-sungguh dilakukan oleh

Peserta (ZKT), yaitu gerakan 8 Tidur, Kait Relaks, dan Titik Positif. Pada

gerakan 8 Tidur, pandangan mata dari Peserta (ZKT) tidah melihat ke

Page 134: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

ujung jari jempol melainkan melihat ke arah depan. Pada gerakan Kait

Relaks, beberapa kali Peserta (ZKT) tersenyum-senyum sendiri saat

bagian memejamkan mata. Sedangkan untuk gerakan Titik Positif, Peserta

(ZKT) memijat hingga bagian batang hidungnya. Konsentrasi Peserta

(ZKT) mudah teralihkan, sehingga beberapa kali terlambat memulai

instruksi dari fasilitator.

p. Analisis Deskriptif pada Peserta 16 (LSJ)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 16

Skor Recall Memory pada Peserta LSJ (Pretest-Posttest)

Grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan skor recall memory

dari Peserta (LSJ) setelah mengikuti pelatihan brain gym. Skor recall

memory dari Peserta (LSJ) diperoleh dari hasil pengerjaan Tes Susunan

Huruf Tak Bermakna saat pretest dan posttest. Skor recall memory Peserta

(LSJ) yang berjenis kelamin perempuan pada saat pretest adalah 13, yang

termasuk dalam kategori rendah. Sementara untuk posttest, Peserta (LSJ)

memperoleh skor 31 yang termasuk dalam kategori recall memory tinggi.

Page 135: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Peningkatan skor recall memory Peserta (LSJ) didukung oleh hasil

observasi selama pelatihan. Peserta (LSJ) selalu memperhatikan materi

yang disampaikan dan instruksi yang diberikan oleh fasilitator. Selama

pelatihan, Peserta (LSJ) memperlihatkan sikap tenang dan tidak pernah

bercanda dengan teman lain atau membuat kegaduhan. Peserta (LSJ) dapat

mengikuti gerakan dengan baik sesuai aba-aba dari fasilitator.

Peserta (LSJ) khidmat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir,

walaupun teman-teman disebelahnya membuat kegaduhan. Pada

pertemuan pertama, Peserta (LSJ) terlihat kesulitan mempraktekkan

gerakan 8 Tidur, karena Peserta (LSJ) sulit mengikuti gerakan ujung ibu

jarinya. Pada pertemuan ke-2, Peserta (LSJ) berani memeragakan gerakan

Burung Hantu dan Pasang Kuda-Kuda. Secara keseluruhan, Peserta (LSJ)

memperlihatkan sikap yang baik selama pelatihan, memperhatikan

penjelasan fasilitator dengan baik, dan melakukan instruksi dengan tertib.

q. Analisis Deskriptif pada Peserta 17 (GSP)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 17

Skor Recall Memory pada Peserta GSP (Pretest-Posttest)

Page 136: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Berdasarkan grafik di atas, terlihat skor recall memory dari Peserta

(GSP) mengalami peningkatan setelah mengikuti pelatihan brain gym.

Skor diperoleh dari pengerjaan Tes Susunan Huruf Tak Bermakna saat

pretest dan posttest. Peserta (GSP) yang berjenis kelamin laki-laki

memperoleh skor 17 saat pretest yang termasuk dalam kategori recall

memory sedang. Hasil posttest untuk Peserta (GSP) memperoleh skor 41,

yang tergolong recall memory tinggi.

Peningkatan skor recall memory Peserta (GSP) setelah mengikuti

pelatihan brain gym terlihat dari hasil observasi selama pelatihan. Peserta

(GSP) tampak antusias mengikuti kegiatan pelatihan. Peserta (GSP)

selama mengikuti pelatihan memunjukkan sikap yang aktif. Terkadang

beberapa kali keaktifan dari Peserta (GSP) sedikit mengganggu aktivitas

teman disampingnya. Contohnya saat gerakan Pasang Kuda-Kuda,

kakinya dibuka melebihi lebar bahu, hingga mengenai kaki teman

disebelahnya. Pada pertemuan ke-5, Peserta (GSP) berani maju ke depan

kelas untuk memeragakan gerakan Burung Hantu dan Pasang Kuda-Kuda.

Peserta (GSP) terlihat enjoy dan rileks selama kegiatan, serta tidak

tampak kesulitan dalam mengikuti setiap gerakan yang dicontohkan.

Peserta (GSP) memang terlihat tidak begitu serius, namun ia mampu

mengikuti instruksi dengan baik. Fokus dari Peserta (GSP) mudah

teralihkan, saat melakukan gerakan banyak menoleh ke arah teman

lainnya.

Page 137: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Pada pertemuan ke-2 untuk gerakan 8 Tidur, Peserta (GSP) terlihat

telah hafal mekanisme gerakannya. Hal ini membuatnya melakukan

gerakan mendahului instruksi dari fasilitator. Peserta (GSP) melakukan

beberapa gerakan tambahan, antara lain menggoyang-goyangkan kaki,

bersandar pada meja, dan menyuarakan napas yang dihembuskan.

Peserta (GSP) terlihat tidak terlalu serius dalam memperhatikan

fasilitator saat menjelaskan, namun secara keseluruhan ia dapat

melakukan materi gerakan yang diberikan. Misalnya pada pertemuan ke-5,

ia mengoreksi gerakan Titik Positif yang dilakukan Peserta (ITC). Peserta

(GSP) memberitahukan bahwa seharusnya yang dilakukan adalah memijat

titik positif di tengah dahi, bukan menggosok dahi seperti yang dilakukan

oleh Peserta (ITC).

r. Analisis Deskriptif pada Peserta 18 (ASIH)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 18

Skor Recall Memory pada Peserta ASIH (Pretest-Posttest)

Skor recall memory dari Peserta (ASIH) setelah mengikuti pelatihan

brain gym mengalami peningkatan seperi ditunjukkan pada grafik di atas.

Page 138: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Skor recall memory Peserta (ASIH) diperoleh dari hasil pengerjaan Tes

Susunan Huruf Tak Bermakna saat pretest dan posttest. Skor recall

memory Peserta (ASIH) yang berjenis kelamin perempuan untuk pretest

adalah sebesar 16 yang termasuk dalam kategori recall memory sedang.

Sementara dari hasil posttest, Peserta (ASIH) memperoleh skor 28 yang

masih tergolong dalam tingkat recall memory sedang.

Pada pertemuan pertama, Peserta (ASIH) tidak dapat hadir

mengikuti pelatihan dikarenakan sakit, sehingga baru mulai mengikuti

pelatihan di pertemuan kedua. Selama pelatihan berlangsung, Peserta

(ASIH) menunjukkan sikap tenang, fokus pada penjelasan dari fasilitator,

dan mampu mempraktekkan materi gerakan dengan baik. Peserta (ASIH)

juga tergolong aktif karena berani menjawab pertanyaan atau umpan dari

fasilitator, walaupun sering kali dilakukan berbarengan dengan teman

lainnya.

Peserta (ASIH) pada pertemuan ke-3 telah berani maju ke depan

kelas bersama fasilitator untuk memandu gerakan 8 Tidur dan Gajah.

Secara keseluruhan Peserta (ASIH) mampu melakukan gerakan brain gym

dengan baik. Salah satu hal yang menjadi catatan Peneliti adalah saat

gerakan Silang, Peserta (ASIH) agak kesulitan mengkoordinasikan kaki

dan tangan yang harus digerakkan. Kesulitan yang dialami Peserta (ASIH)

tersebut hanya sementara, karena seiring berjalannya pelatihan ia mulai

terbiasa untuk mengkoordinasikan anggota tubuh dalam bergerak.

Page 139: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

s. Analisis Deskriptif pada Peserta 19 (ERP)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 19

Skor Recall Memory pada Peserta ERP (Pretest-Posttest)

Grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan skor recall memory

dari Peserta (ERP) setelah mengikuti pelatihan brain gym. Skor recall

memory dari Peserta (ERP) diperoleh dari hasil pengerjaan Tes Susunan

Huruf Tak Bermakna saat pretest dan posttest. Skor recall memory Peserta

(ERP) yang berjenis kelamin perempuan pada saat pretest adalah 37, yang

termasuk dalam kategori tinggi. Sementara untuk posttest, Peserta (ERP)

memperoleh skor 43 yang masih termasuk dalam kategori recall memory

tinggi.

Hasil observasi Peserta (ERP) menunjukkan Peserta (ERP)

memperlihatkan sikap tenang selama pelatihan berlangsung. Peserta (ERP)

memang tidak begitu aktif dalam menjawab pertanyaan atau umpan dari

fasilitator, namun selalu memperhatikan penjelasan dan instruksi dari

fasilitator. Pada pertemuan ke-1 saat pertama kali diperkenalkan dengan

gerakan brain gym, Peserta (ERP) memperhatikan penjelasan fasilitator

Page 140: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

dengan serius. Walaupun terlihat sedikit bingung setiap mencoba gerakan

baru, Peserta (ERP) lama-kelamaan terbiasa dengan gerakan yang

dilakukannya.

Secara keseluruhan, Peserta (ERP) mengikuti pelatihan dengan

baik. Ekspresi wajah yang ditunjukkan cenderung datar, hanya sesekali

tersenyum. Sikap Peserta (ERP) selama pelatihan sopan, tidak

mengganggu teman lainnya, dan hanya sesekali berbicara dengan teman

disebelahnya.

t. Analisis Deskriptif pada Peserta 20 (SA)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 20

Skor Recall Memory pada Peserta SA (Pretest-Posttest)

Berdasarkan grafik di atas, terlihat skor recall memory dari Peserta

(SA) mengalami peningkatan setelah mengikuti pelatihan brain gym. Skor

diperoleh dari pengerjaan Tes Susunan Huruf Tak Bermakna saat pretest

dan posttest. Peserta (SA) yang berjenis kelamin laki-laki memperoleh

skor 41 saat pretest yang termasuk dalam kategori recall memory tinggi.

Page 141: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Hasil posttest untuk Peserta (SA) memperoleh skor 42, yang masih

tergolong recall memory tinggi.

Berdasarkan hasil observasi, Peserta (SA) tergolong aktif selama

mengikuti pelatihan. Peserta (SA) aktif menjawab pertanyaan dari

fasilitator. Beberapa kali Peserta (SA) bergurau dengan beberapa teman,

namun dapat mengikuti instruksi dengan baik. Pada pertemuan pertama,

pandangan Peserta (SA) lurus ke fasilitator saat diberikan penjelasan. Pada

pertemuan-pertemuan berikutnya Peserta (SA) mulai banyak menoleh ke

teman lain untuk melihat gerakan mereka.

Konsentrasi Peserta (SA) mudah teralihkan, terutama saat ada

teman didekatnya yang bercanda. Hal ini yang dapat menyebabkan

mengapa performansi Peserta (SA) yang kurang maksimal karena

konsentrasi yang sulit terfokus. Pada pertemuan ke-4 Peserta (SA) berani

maju ke depan kelas untuk memeragakan gerakan Gajah, Burung Hantu,

dan Pasang Kuda-Kuda. Pada pertemuan ke-8 Peserta (SA) tidak hadir

dikarenakan sakit. Secara umum meskipun Peserta (SA) suka bergurau

dengan teman lain, ia mengikuti jalannya kegiatan dengan baik.

Page 142: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

u. Analisis Deskriptif pada Peserta 21 (ARN)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 21

Skor Recall Memory pada Peserta ARN (Pretest-Posttest)

Skor recall memory dari Peserta (ARN) setelah mengikuti pelatihan

brain gym mengalami peningkatan seperi ditunjukkan pada grafik di atas.

Skor recall memory Peserta (ARN) diperoleh dari hasil pengerjaan Tes

Susunan Huruf Tak Bermakna saat pretest dan posttest. Skor recall

memory Peserta (ARN) yang berjenis kelamin perempuan untuk pretest

adalah sebesar 7 yang termasuk dalam kategori recall memory rendah.

Sementara dari hasil posttest, Peserta (ARN) memperoleh skor 14 yang

masih tergolong dalam tingkat recall memory rendah.

Peningkatan skor recall memory Peserta (ARN) terlihat dari hasil

observasi selama pelatihan. Peserta (ARN) selalu memperhatikan

fasilitator dengan seksama, beberapa kali mencoba sendiri gerakan

sebelum fasilitator selesai menjelaskan. Selama pelatihan, Peserta (ARN)

melakukan gerakan dengan baik dan mengikuti instruksi dengan tertib.

Page 143: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Selama mengikuti pelatihan, Peserta (ARN) terlihat bersemangat,

antusias, dan banyak tersenyum. Secara keseluruhan Peserta (ARN) tertib

mengikuti kegiatan dan dapat mengikuti instruksi dengan baik, walaupun

sesekali mengobrol dengan teman lain. Pada pertemuan ke-9 Peserta

(ARN) tidak mengikuti pelatihan dikarenakan sakit.

v. Analisis Deskriptif pada Peserta 22 (RAR)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 22

Skor Recall Memory pada Peserta RAR (Pretest-Posttest)

Grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan skor recall memory

dari Peserta (RAR) setelah mengikuti pelatihan brain gym. Skor recall

memory dari Peserta (RAR) diperoleh dari hasil pengerjaan Tes Susunan

Huruf Tak Bermakna saat pretest dan posttest. Skor recall memory Peserta

(RAR) yang berjenis kelamin laki-laki pada saat pretest adalah 29, yang

termasuk dalam kategori sedang. Sementara untuk posttest, Peserta (RAR)

memperoleh skor 35 yang masih termasuk dalam kategori recall memory

tinggi.

Page 144: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Hasil observasi Peserta (RAR) menunjukkan bahwa Peserta (RAR)

selama mengikuti pelatihan brain gym menunjukkan sikap yang sangat

aktif. Pada awal pelatihan, Peserta (RAR) sering membuat kegaduhan, hal

ini juga dipicu karena posisi duduk Peserta (RAR) berada di deretan paling

belakang. Peserta (RAR) sering menyela saat fasilitator menerangkan

materi dan mengganggu teman yang duduk didepannya. Selain itu Peserta

(RAR) juga kurang memperhatikan fasilitator sehingga beberapa kali

gerakan yang dilakukan tidak sesuai dengan instruksi.

Pada hari ke-3, Peserta (RAR) mulai terlihat lebih tertib mengikuti

pelatihan dibandingkan hari-hari sebelaumnya. Pada pertemuan ke-3

Peserta (RAR) berani mencontohkan gerakan Silang kepada fasilitator.

Peserta (RAR) aktif mengikuti instruksi dari fasilitator, walaupun ada

gerakan yang ditambahkan sendiri. Gerakan yang dimodifikasi oleh

Peserta (RAR) adalah gerakan Pasang Telinga. Selain memijat daun

telinga, Peserta (RAR) juga menggosok-gosokkan daun telinganya dengan

telapak tangan. Walaupun demikian, dari pertemuan ke-3 hingga

selanjutnya Peserta (RAR) mempu mengikuti instruksi dengan baik selama

kegiatan berlangsung. Peserta (RAR) selalu menunjukkan sikap

bersemangat, baik motorik maupun verbal.

Page 145: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

w. Analisis Deskriptif pada Peserta 23 (OMR)

Skor Recall Memory

0

10

20

30

40

Pretest Posゆe st

Grafik 23

Skor Recall Memory pada Peserta OMR (Pretest-Posttest)

Berdasarkan grafik di atas, terlihat skor recall memory dari Peserta

(OMR) mengalami peningkatan setelah mengikuti pelatihan brain gym.

Skor diperoleh dari pengerjaan Tes Susunan Huruf Tak Bermakna saat

pretest dan posttest. Peserta (OMR) yang berjenis kelamin perempuan

memperoleh skor 14 saat pretest yang termasuk dalam kategori recall

memory rendah. Hasil posttest untuk Peserta (OMR) memperoleh skor 20,

yang masih tergolong recall memory sedang.

Peningkatan skor recall memory Peserta (OMR) didukang pula

dengan hasil observasi. Peserta (OMR) menunjukkan sikap yang tertib

selama pelatihan, jarang mengobrol dan bercanda dengan teman lainnya.

Peserta (OMR) memperhatikan penjelasan materi dari fasilitator,

walaupun dari ekspresi wajahnya terlihat datar dan kurang bersemangat.

Pada gerakan Silang, Peserta (OMR) terlihat kurang bersemangat

dibandingkan teman-teman lainnya, terlihat kurang bertenaga. Beberapa

Page 146: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

kali pandangan mata Peserta (OMR) terkesan kosong, sehingga terlambat

mengikuti instruksi. Peserta (OMR) suka memperhatikan teman-teman

lainnya saat bergerak, sehingga kurang fokus dengan gerakan sendiri.

Secara umum walaupun Peserta (OMR) sering terlihat tidak fokus, ia

mampu mempraktekkan gerakan dengan baik. Pada pertemuan ke-9

Peserta (OMR) tidak mengikuti pelatihan dikarenakan sakit.

Hasil analisis deskriptif yang telah dipaparkan di atas menunjukkan

bahwa sebagian besar peserta pelatihan mengalami peningkatan kemampuan

recall memory yang ditunjang dari hasil observasi selama pelatihan, namun

terdapat tiga orang peserta pelatihan yang tidak mengalami peningkatan skor.

Ketiga peserta tersebut adalah ASA, RFCP, dan RNS yang memperoleh skor

yang sama untuk pretest dan posttest. Hasil observasi peserta pelatihan yang

mengalami peningkatan kemampuan recall memory umumnya menunjukkan

keaktifan dalam mengikuti pelatihan, memperhatikan penjelasan dari

fasilitator, dan mengikuti instruksi dengan baik. Pada ketiga peserta yang

tidak mengalami peningkatan skor, hasil observasi menunjukkan keaktifan

yang kurang pada peserta RFCP dan RNS. Sedangkan pada peserta ASA

terlihat kurang disiplin hitungan saat melakukan gerakan dan kurang

memperhatikan penjelasan dari fasilitator.

D. Pembahasan

Pengujian hipotesis dari penelitian ini dilakukan dengan menguji selisih

skor posttest dan skor pretest (gain skor) antara kelompok eksperimen dan

Page 147: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

kelompok kontrol. Hasil uji gain skor antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dengan uji statistik nonparametrik Mann-Whitney U-Test terlihat pada

tabel 11. Tabel tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor recall

memory antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan probabilitas

(p) signifikansi 0,014 < 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan skor recall

memory yang signifikan antara kelompok eksperimen yang mendapat pelatihan

brain gym dengan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan apapun.

Berdasarkan hasil uji hipotesis, yang menyatakan terdapat efektivitas dari

pemberian brain gym terhadap peningkatan recall memory pada siswa kelas V

Sekolah Dasar Negeri Bulukantil No. 150 Surakarta dapat diterima.

Peningkatan rata-rata skor recall memory kelompok eksperimen sebelum

(pretest) dan setelah (posttest) pemberian perlakuan berupa pelatihan brain gym

dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 9. Pada Tabel 7 terlihat rata-rata skor pretest

kelompok eksperimen sebesar 27,04 yang berada dalam kategori recall memory

sedang. Pada Tabel 9 terlihat rata-rata skor posttest kelompok eksperimen

mengalami peningkatan, yaitu menjadi 33,30 yang berada dalam kategori recall

memory tinggi. Selanjutnya untuk mendukung analisis data diatas, Peneliti

menyusun tabel distribusi frekuensi relatif sebagai berikut:

Page 148: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

Tabel 12 Distribusi Kategori Recall Memory pada Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol (dalam Persen)

Kategori Recall

Memory Rentang Skor

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

Rendah X < 14,7 21,74% 4,35% 4,55% 4,55%

Sedang 14,7 X < 29,3 26,09% 26,09% 27,27% 22,73%

Tinggi 29,3 X 52,17% 69,56% 68,18% 72,72%

Jumlah 100% 100% 100% 100%

Berdasarkan tabel di atas, diketahui rata-rata skor pretest dan posttest kedua

kelompok berada dalam kategori recall memory tinggi. Apabila dicermati saat

sebelum (pretest) dan setelah (posttest) perlakuan, rata-rata kelompok eksperimen

yang berada dalam kategori recall memory tinggi mengalami peningkatan yang

lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol. Peningkatan rata-rata

kelompok eksperimen sebesar 17,39%, sedangkan kelompok kontrol hanya

mengalami peningkatan sebesar 4,54%.

Perbedaan rata-rata skor pretest dan posttest pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Page 149: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

0

10

20

30

40

Pretest Posゆest

Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol

Grafik 24

Perbedaan Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest pada Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol

Rata-rata skor kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk pretest

dan posttest mengalami peningkatan. Rata-rata skor pretest kelompok eksperimen

adalah 27,04 dan skor posttest 33,30. Rata-rata skor pretest kelompok kontrol

adalah 32,04 dan skor posttest 34,18. Selisih skor pretest dan posttest kelompok

eksperimen adalah 6,26 sedangkan kelompok kontrol 2,14. Artinya, pada

kelompok eksperimen yang diberi pelatihan brain gym terjadi peningkatan skor

yang lebih besar dibandingkan peningkatan skor kelompok kontrol. Adanya

peningkatan skor recall memory yang lebih besar pada kelompok eksperimen

setelah pelatihan brain gym menunjukkan bahwa brain gym efektif dalam

meningkatkan kemampuan recall memory. Efektivitas yang dimaksud adalah

brain gym terbukti dapat meningkatkan kemampuan recall memory.

Hampir seluruh peserta pelatihan dalam kelompok eksperimen

menunjukkan perubahan positif berupa peningkatan kemampuan recall memory.

Page 150: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

Peningkatan kemampuan recall memory peserta pelatihan juga ditunjang dengan

hasil observasi selama pelatihan brain gym. Peserta pelatihan pada umumnya

mengikuti kegiatan pelatihan dengan tertib, memperhatikan penjelasan dari

fasilitator, dan dapat mempraktekkan gerakan dengan baik. Peneliti berkoordinasi

dengan Guru Wali Kelas untuk mengkondisikan kelompok kontrol yang tidak

mengikuti pelatihan agar tetap belajar di dalam kelas.

Berdasarkan evaluasi proses pelatihan pada peserta pelatihan, perubahan

positif juga mulai dirasakan oleh sebagian besar peserta. Sebanyak 91,30%

peserta pelatihan merasa lebih rileks setelah mereka melakukan rangkaian gerakan

brain gym. Selain itu menurut 78,26% dari peserta pelatihan ingin melakukan

gerakan-gerakan brain gym sebelum mereka mulai belajar. Bagi 91,30% peserta

pelatihan, pelatihan brain gym sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan.

Bagi Peneliti, perubahan positif dari peserta pelatihan menunjukkan adanya

peningkatan kemampuan recall memory siswa setelah mengikuti pelatihan brain

gym. Peningkatan tersebut diperoleh dari peningkatan skor recall memory peserta

pelatihan sebelum (pretest) dan setelah (posttest) mengikuti pelatihan brain gym.

Selengkapnya mengenai evaluasi proses pelatihan terlihat dalam tabel di bawah

ini:

Page 151: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

Tabel 13 Distribusi Hasil Analisis Evaluasi Proses Pelatihan

No Aspek yang Dievaluasi Kriteria Evaluasi Jumlah (%)

1. Penyaji memperkenalkan diri dengan

jelas.

Setuju 100%

Tidak Setuju 0%

2. Penyaji dapat menjelaskan dan

memperagakan materi dengan baik.

Setuju 100%

Tidak Setuju 0%

3. Gerakan-gerakan brain gym mudah

dipahami dan diperagakan.

Setuju 100%

Tidak Setuju 0%

4. Gerakan-gerakan brain gym

menyenangkan untuk dilakukan.

Setuju 95.65%

Tidak Setuju 4.35%

5. Setelah melakukan gerakan-gerakan

brain gym, saya merasa lebih rileks.

Setuju 91.30%

Tidak Setuju 8.7%

6. Saya ingin melakukan gerakan-

gerakan brain gym sebelum mulai

belajar.

Setuju 78.26%

Tidak Setuju 21.74%

7. Kegiatan ini bermanfaat dan

menambah pengetahuan.

Setuju 91.30%

Tidak Setuju 8.7%

Hasil penelitian mengenai efektivitas brain gym terhadap peningkatan

recall memory ini sesuai dengan pendapat dari Hannaford (1995), bahwa gerakan

akan membangunkan dan mengaktivasi kapasitas mental, mengintegrasikan dan

menjangkarkan informasi baru dalam sistem saraf, serta berperan penting dalam

mengekspresikan proses berpikir dan pemahaman diri. Selain pendapat dari

Hannaford (1995), hasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat dari Ratey

(2001) bahwa pergerakan fisik seseorang dapat mempengaruhi kemampuan

Page 152: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

belajar, berpikir, dan mengingat. Kapasitas untuk menguasai daya ingat secara

biologis akan meningkat oleh karena aktivitas fisik. Gerakan-gerakan fisik yang

dilakukan dapat merangsang neuron untuk memaksimalkan kemampuan kognitif

seseorang.

Hal ini yang terjadi pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil

No. 150 Surakarta yang menjadi peserta pelatihan Brain Gym. Upaya untuk

meningkatkan kemampuan kognitif yakni recall memory inilah yang dikaji oleh

Peneliti. Sementara gerakan fisik yang digunakan untuk meningkatkan

kemampuan recall memory adalah gerakan brain gym.

Faktor yang mendukung pelaksanaan penelitian ini adalah modul pelatihan

yang telah disusun sedemikian rupa oleh Peneliti sehingga memudahkan

fasilitator dalam memandu pelatihan dan menyampaikan materi. Selama

berlangsungnya pelatihan, fasilitator dapat menjelaskan dan memperagakan

materi dengan baik. Fasilitator mampu memandu pelatihan dan membangun

suasana keakraban dengan peserta pelatihan. Suasana keakraban dibangun oleh

fasilitator dari awal pertemuan dengan perkenalan dan ice breaking. Peneliti juga

membagi 23 siswa peserta pelatihan ke dalam 5 kelompok kecil untuk

mempermudah observasi selama pelatihan berlangsung.

Secara teknis dalam pelaksanaan pelatihan, Peneliti juga dimudahkan

dengan tersedianya sarana dan prasarana. Ruangan pelatihan yang kondusif dan

terpisah dari ruang kelas turut menunjang kenyamanan peserta pelatihan. Alat dan

bahan yang dibutuhkan Peneliti dalam penelitian ini juga tersedia, sehingga hal

tersebut turut menunjang keberhasilan penelitian.

Page 153: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

Hasil penelitian ini memang telah membuktikan hipotesis yang diajukan

oleh Peneliti, namun penelitian ini memiliki beberapa kelemahan yakni:

1. Adanya proses belajar dari s ubjek penelitian karena Tes Susunan Huruf Tak

Bermakna diberikan dua kali, yaitu pada saat pretest dan posttest.

2. Minimnya variasi ice breaking maupun games selama pelatihan, sehingga

pada pertemuan-pertemuan terakhir peserta mudah merasa bosan.

3. Beberapa peserta pelatihan kurang mampu memfokuskan seluruh perhatian

pada fasilitator, sesekali bercanda dengan teman-teman yang lain.

4. Peneliti tidak mampu mengendalikan faktor -faktor yang mempengaruhi

penerimaan materi pelatihan untuk seluruh peserta pelatihan. Beberapa

diantaranya dari sembilan kali pertemuan, dalam dua kali pertemuan

kehadiran peserta pelatihan tidak lengkap karena ada peserta pelatihan yang

sakit. Selain itu pada saat posttest, 1 siswa dari kelompok kontrol tidak hadir

karena sakit, sehingga jumlah subjek penelitian berkurang dari 46 siswa

menjadi 45 siswa.

Penelitian ini memiliki beberapa kekurangan seperti yang telah disebutkan

di atas. Meskipun demikian, Peneliti telah berusaha untuk meminimalisir

kekurangan dengan cara memaksimalkan persiapan dan konsep penelitian.

Page 154: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian baik analisis kuantitatif maupun analisis

deskriptif yang telah dilakukan, Peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat efektivitas dari pemberian brain gym terhadap peningkatan recall

memory pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil No. 150

Surakarta. Hal ini diketahui dari hasil analisis kuantitatif melalui uji hipotesis

bahwa terdapat perbedaan skor recall memory yang signifikan antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan probabilitas (p)

signifikansi 0,014 < 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan skor recall memory antara kelompok eksperimen yang mendapat

pelatihan brain gym dengan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan

perlakuan apapun.

2. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, sebagian besar siswa kelas V yang

menjadi peserta pelatihan mengalami peningkatan skor recall memory setelah

mengikuti pelatihan brain gym. Peningkatan kemampuan recall memory

peserta pelatihan diperoleh melalui peningkatan skor sebelum (pretest) dan

setelah (posttest) mengikuti pelatihan brain gym. Hal ini juga didukung dari

hasil observasi peserta pelatihan. Peserta pelatihan pada umumnya mengikuti

kegiatan pelatihan dengan baik, memperhatikan penjelasan dari fasilitator, dan

dapat mempraktekkan gerakan brain gym yang diberikan.

Page 155: efektivitas brain gym terhadap peningkatan recall memory pada ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat dikemukakan beberapa

saran antara lain:

1. Cara belajar kinestetik melalui brain gym dimasukkan dalam agenda kegiatan

belajar mengajar di sekolah sebagai alternatif peningkatan hasil belajar siswa,

terutama terkait dengan kemampuan recall memory. Contohnya sesaat

sebelum mulai pelajaran atau disela-sela jam pelajaran siswa melakukan brain

gym dengan dipandu oleh guru.

2. Kepada Peneliti selanjutnya agar mempertimbangkan secara matang faktor -

faktor lain yang dapat mempengaruhi invaliditas dari penelitian, agar

perubahan yang terjadi benar-benar disebabkan karena perlakuan atau

intervensi bukan karena faktor lain.