etika-profesi

5
1. Teori Etika dan Pengambilan Keputusan Beretika Tujuan dari etika adalah untuk mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan tindakan tersebut atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut. 1.Etika Berdasarkan Egoisme Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya. Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar. 2.Etika Berdasarkan Utilitarianisme/Manfaat Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah “the greatest happiness of the greatest number”, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar. Utilitarianisme mencakup empat prinsip, yaitu: 1. Konsekuensialisme. Prinsip yang berpendiran bahwa kebenaran tindakanditentukan semata-mata oleh konsekuensinya. 2. Hedonisme. Manfaat (utility) dalam teori ini didefinisikan sebagai kesenangan dan tidak adanya kesedihan. Hedonisme adalah prinsip bahwa kesenangan dan hanya kesenanganlah yang merupakan perbuatan tertinggi. 3. Maksimalisme. Tindakan yang benar adalah tindakan yang tidak hanya memiliki konsekuensi berupa beberapa kebaikan, tetapi juga jumlah terbesar konsekuensi baik setelah memperhitungkan konsekuensi buruk. 4. Universalisme. Konsekuensi yang harus dipertimbangkan adalah konsekuensi bagi setiap orang. Utilitarianisme dibedakan menjadi Utilitarianisme Klasik dan Utilitarianisme Pluralistik : 1. Utilitarianisme Klasik mendefinisikan kebaikan tertinggi

description

ifac

Transcript of etika-profesi

Page 1: etika-profesi

1. Teori Etika dan Pengambilan Keputusan BeretikaTujuan dari etika adalah untuk mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan

tujuan yang ingin dicapai dengan tindakan tersebut atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut.

1. Etika Berdasarkan EgoismeInti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya

bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya.

Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.

2. Etika Berdasarkan Utilitarianisme/ManfaatMenurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi

manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah “the greatest happiness of the greatest number”, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar.Utilitarianisme mencakup empat prinsip, yaitu: 1. Konsekuensialisme. Prinsip yang berpendiran bahwa kebenaran tindakanditentukan

semata-mata oleh konsekuensinya.2. Hedonisme. Manfaat (utility) dalam teori ini didefinisikan sebagai kesenangan dan

tidak adanya kesedihan. Hedonisme adalah prinsip bahwa kesenangan dan hanya kesenanganlah yang merupakan perbuatan tertinggi.

3. Maksimalisme. Tindakan yang benar adalah tindakan yang tidak hanya memiliki konsekuensi berupa beberapa kebaikan, tetapi juga jumlah terbesar konsekuensi baik setelah memperhitungkan konsekuensi buruk.

4. Universalisme. Konsekuensi yang harus dipertimbangkan adalah konsekuensi bagi setiap orang.

Utilitarianisme dibedakan menjadi Utilitarianisme Klasik dan Utilitarianisme Pluralistik :1. Utilitarianisme Klasik mendefinisikan kebaikan tertinggi adalah kesenangan

(pleasure) dan keburukan tertinggi adalah keburukan (plain) dan semua tindakan harus dievaluasi dengan ukuran kesenangan dan kesedihan yang dihasilkan bagi semua orang yang dipengaruhi.

2. Utilitarianisme Pluralistik disebut juga utilitarianisme dalam arti luas yaitu dengan mengartikan kebaikan sebagai kesejahteraan umat manusia. Apapun yang menjadikan umat manusia secara umum lebih baik atau memberikan manfaat adalah kebaikan, dan apapun yang menyebabkan umat manusia menjadi lebih buruk atau menimbulkan kerugian adalah keburukan.

Utilitarianisme dibedakan menjadi Utilitarianisme Tindakan dan Utilitarianisme Aturan :1. Utilitarianisme Tindakan berpendirian bahwa dalam semua situasi seseorang

seharusnya melakukan tindakan yang memaksimalkan manfaat (utility) bagi semua orang yang dipengaruhi oleh tindakan tersebut. Dapat pula dinyatakan suatu tindakan adalah benar jika tindakan itu menghasilkan selisih terbesar dari kebaikan atas keburukan bagi setiap orang.

2. Utilitarianisme Aturan berpendirian bahwa manfaat dapat diperhitungkan pada kelompok-kelompok tindakan, bukan pada masing-masing tindakan secara

Page 2: etika-profesi

individual.Dapat pula dinyatakan suatu tindakan adalah benar jika dan hanya jika tindakan itu sesuai dengan seperangkat aturan yang keberterimaannya secara umum akan menghasilkan selisih terbesar dari kebaikan atas keburukan bagi setiap orang.

Prinsip dasar utilitarianisme (manfaat terbesar bagi jumlah orang terbesar) diterapkan pada perbuatan. Utilitarianisme aturan membatasi diri pada justifikasi aturan-aturan moral.

3. DeontologiDeontologi berarti kewajiban, yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan

adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi : 1. Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan

kewajiban.2. Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan

itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik.

3. Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal.

4. Teori KeadilanTeori keadilan mencakup dua prinsip dasar. Prinsip pertama menganggap

bahwa setiap orang memiliki hak untuk memiliki kebebasan pribadi tingkat maksimum yang masih sesuai dengan kebebasan orang lain. Prinsip kedua menyatakan bahwa tindakan sosial dan ekonomi harus dilakukan untuk memberikan manfaat bagi setiap orang dan tersedia bagi semuanya.

Teori Hak merupakan suatu aspekdari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama, karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.

5. Teori Keutamaan (Virtue)Teori Keutamaan (Virtue) memandang sikap atau akhlak seseorang tidak

ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan yaitu disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Contoh keutamaan yaitu kebijaksanaan, keadilan, suka bekerja keras serta menjalani hidup yang baik

2. Pengambilan Keputusan Beretika1. Kerangka Pengambilan Keputusan Beretika

Untuk mengambil keputusan yang etis, ada tiga langkah yang dapat dilakukan, yaitu :1. Identifikasi fakta dan semua kolompok pemangku kepentingan serta kepentingan

yang mungkin akan terpengaruhi2. Membuat peringkat para pemangku kepentingan serta kepentingan mereka,

identifikasi yang paling penting dan lebih mempertimbangkan mereka dalam analisis.3. Menilai dampak dari tindakan yang diusulkan pada setiap kepeentingan kelompok

pemangku kepentingan berkenaan dengaan kekayaan mereka, keadilan perlakuan, dan hak-hak lainnya, termasuk harapan kebajikan, menggunakan pertanyaan kerangka

Page 3: etika-profesi

kerja yang komperhensif, dan memastikan bahwa perangkap umum yang dibahas nanti tidak masuk kedalam analisis.

Ciri-ciri keputusan etis antara lain :1.   Harus mempertimbangkan apa yang benar dan apa yang salah.2.   Harus mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang buruk.3.   Harus memperimbangkan pikiran dan hati nurani dalam menentukan mana yang

baik dan mana yang buruk karena fungsi dari etika sebagai alat pengawas.

2. Stakeholder Impact Analysis (Alat untuk menilai keputusan dan tindakan)Sejak berkembangnya konsep utilitarianisme pada 1861, suatu pendekatan yang

diterima untuk menilai keputusan dan hasil tindakan adalah dengan mengevaluasi hasil akhir atau konsekuensi dari tindakan, yang secara tradisional didasarkan pada dampak keputusan terhadap kepentingan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Biasanya, dampak ini diukur dari keuntungan atau kerugian yang terjadi, karena keuntungan telah menjadi ukuran keberadaan yang ingin dimaksimalkan oleh pemegang saham. Pandangan tradisional ini sekarang berubah dalam dua jalan. Pertama, asumsi bahwa semua pemegang saham ingin memaksimalkan hanya keuntungan jangka pendek menunjukkan fokus yang terlalu sempit. Kedua, hak dan tuntutan kelompok-kelompok non-pemegang saham, seperti pekerja, konsumen/klien, supplier, pemerhati lingkungan, dan pemerintah yang mempunyai kepentingan dalam keluaran keputusan, atau didalam perusahaan itu sendiri, statusnya diakui dalam pengambilan keputusan perusahaan. Perusahaan modern sekarang akuntabel terhadap pemegang saham dan kelompok non-pemegang saham, yang keduanya menjadi pemangku kepentingan, kepada siapa respon perusahaan ditujukan. Biasanya, maksimalisasi keuntungan dalam jangka waktu lebih dari setahun memerlukan hubungan yang harmonis dengan kelompok pemangku kepentingan dan kepentingannya.