Fakto-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Diare Di Tpa Sarimukti

download Fakto-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Diare Di Tpa Sarimukti

of 39

Transcript of Fakto-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Diare Di Tpa Sarimukti

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DIARE DI WILAYAH TPA SARIMUKTI

PROPOSAL PENELITIANDIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS METODOLOGI PENELETIAN

Oleh :ANGGA WIGUNA SAPUTRANPM P17333110057

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNGJURUSAN KESEHATN LINGKUNGAN2012KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan proposal penelitian tentang FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DIARE DI WILAYAH TPA SARIMUKTI.Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Metode Penelitian.Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini, terutama kepada kedua orang tua, dosen pembimbing dan semua teman-teman yang telah memberikan bimbingan, masukan dan dukungan yang berarti kepada penulis dalam membuat proposal penelitian ini.Penulis menyadari masih terdapat banyak keterbatasan dan kelemahan dalam penyusunan proposal penelitian ini. Oleh karena itu keritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan. Akhir kata, semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Cimahi,.

Penulis

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangDiare hingga saat ini masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian hampir di seluruh daerah geografis di dunia dan semua kelompok usia bisa diserang oleh diare, tetapi penyakit berat dengan kematian yang tinggi terutama terjadi pada bayi dan anak balita. Di negara berkembang, anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali per tahun dan hal ini yang menjadi penyebab kematian sebesar 15-34% dari semua penyebab kematian (Aman, 2004 dalam Zubir et al, 2006). Di negara berkembang, anak-anak balita mengalami rata-rata 3-4 kali kejadian diare per tahun tetapi di beberapa tempat terjadi lebih dari 9 kali kejadian diare per tahun atau hampir 15-20% waktu hidup anak dihabiskan untuk diare (Soebagyo, 2008). Penyakit diare di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, hal ini disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan diare yang menimbulkan banyak kematian terutama pada balita. Angka kesakitan diare di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Angka kesakitan diare pada tahun 2006 yaitu 423 per 1000 penduduk, dengan jumlah kasus 10.980 penderita dengan jumlah kematian 277 (CFR 2,52%). Di Indonesia dilaporkan terdapat 1,6 sampai 2 kejadian diare per tahun pada balita, sehingga secara keseluruhan diperkirakan kejadian diare pada balita berkisar antara 40 juta setahun dengan kematian sebanyak 200.000-400.000 balita. Pada 1 2 survei tahun 2000 yang dilakukan oleh Ditjen P2MPL Depkes di 10 provinsi, didapatkan hasil bahwa dari 18.000 rumah tangga yang disurvei diambil sampel sebanyak 13.440 balita, dan kejadian diare pada balita yaitu 1,3 episode kejadian diare pertahun (Soebagyo, 2008). Hal yang menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit diare pada balita adalah perilaku hidup masyarakat yang kurang baik dan sanitasi lingkungan yang buruk. Diare dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani secara serius karena tubuh balita sebagian besar terdiri dari air dan daging, sehingga bila terjadi diare sangat mudah terkena dehidrasi (Irianto, 1996). Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak memadainya penyediaan air bersih, air tercemar oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan, pembuangan tinja yang tidak higienis, kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek, serta penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya (Sander, 2005). Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menjadi faktor pendorong terjadinya diare, terdiri dari factor agent, penjamu, lingkungan dan perilaku. Faktor penjamu yang menyebabkan meningkatnya kerentanan terhadap diare, diantaranya tidak memberikan ASI selama 2 tahun, kurang gizi, penyakit campak, dan imunodefisiensi. Faktor lingkungan yang paling dominan yaitu sarana penyediaan air bersih danpembuangan tinja, kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, maka penularan diare dengan mudah dapat terjadi (Depkes, 2005).Dewasa ini masalah sampah merupakan salah satu masalah serius dalam lingkungan hidup diseluruh dunia dan kaitannya sangat erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Semua orang tidak bisa terlepas dengan masalah sampah, sebagai pihak yang menghasilkan sampah. Maka boleh dikatakan masalah sampah adalah masalah persepsi masyarakat mengenai sampah.Sampah menjadi masalah yang tak habis untuk dikupas bagi sebuah kota. Setiap hari kita, warga Kota Bandung menghasilkan sampah dari kegiatan yang kita jalani. Perjalanan sampah-sampah itu tentu saja tidak berakhir di tong sampah yang ada di tempat kerja atau rumahmu. Mereka akan berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) yang letaknya jauh dari pusat kota.Kehadiran tempat pemrosesan akhir (TPA) seringkali menimbulkan dilema. TPA dibutuhkan, tetapi sekaligus tidak diinginkan kehadirannya di ruang pandang. Kegiatan TPA juga menimbulkan dampak gangguan antara lain: kebisingan, ceceran sampah, debu, bau, dan binatang-binatang vektor. Belum terhitung ancaman bahaya yang tidak kasat mata, seperti kemungkinan ledakan gas akibat proses pengolahan yang tidak memadai. Lebih lanjut, sampah juga berpotensi menimbulkan konflik sosial dengan masyarakat yang ada di sekitarnya akibat penguasaan lahan oleh kelompok orang yang hidup dari pemulungan. Konflik bisa memuncak pada protes dari masyarakat kepada pengelola TPA untuk menutupnya dan memindahkannya ke tempat yang lain.Timbul masalah penyediaan air bersih di wilayah TPA yang menjadi salah satu prioritas dalam perbaikan derajat kesehatan masyarakat. Mengingat keberadaan air sangat vital dibutuhkan oleh makhluk hidup. Kehidupan di muka bumi ini hanya dapat berlangsung dengan keberadaan air. Seiring meningkatnya kepadatan penduduk dan pesatnya pembangunan, maka kebutuhan air pun semakin meningkat. Sehingga dituntut tersedianya air yang sehat yang meliputi pengawasan dan penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia yang bertujuan untuk menjamin tercapainya air minum maupun air bersih yang memenuhi syarat kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat.Peranan lalat dalam kesehatan masyarakat maupun hewan telah banyak diketahui. Sehubungan dengan perilaku hidupnya yang suka di tempat-tempat yang kotor yaitu tumpukan sampah, makanan, dan pada tinja, dari situlah lalat membawa berbagai mikroorganisme penyebab penyakit. Lalat selain sangat mengganggu juga ada yang berperan sebagai vector mekanik beberapa penyakit (Kartikasari, 2008).Penyakit diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan. Beberapa faktor yang berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak memadainya penyediaan air bersih, air tercemar oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan (pembuangan tinja yang tidak higienis), kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek, penyiapan makanan kurang matang dan penyimpananmakanan masak pada suhu kamar yang tidak semestinya (Sander, 2005). Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung menjadi pendorong terjadinya diare yaitu faktor agent, penjamu, lingkungan dan perilaku. Faktor lingkungan merupakan faktor yang paling dominan yaitu sarana penyediaan air bersih dan pembuangan tinja, kedua faktor berinteraksi bersama dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta terakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat, maka penularan diare dengan mudah dapat terjadi (Zubir et al, 2006). Seperti di wilayah wilayah TPA sarimukti yang faktor lingkungannya kurang terjamin dan faktor agent lalat yang tinggi dan menyebabkan terjadinya kasus diare. Maka dengan ini peneliti tertarik untuk meneliti kasus penyakit diare di kawasan wilayah TPA Sarimukti.

1.2 Rumusan MasalahFaktor Apa saja yang berhubungan dengan kejadian penyakit diare di wiliyah sekitar TPA Sarimukti

1.3 TujuanPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit diare di wilayah sekitar TPA Sarimukti.

1.4 Ruang LingkupRuang lingkup pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai sumber air, tempat penyimpanan makanan, kepadatan lalat, pengetahuan dan prilaku dengan kejadian diare di wilayah TPA Sarimukti.

1.5 Manfaat Penelitian1.5.1 Bagi MasyarakatMenambah pengetahuan tentang hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian penyakit diare sehingga masyarakat dapat lebih meningkatkan sanitasi lingkungannya.

1.5.2 Bagi PenelitiMenambah pengetahuan dan memberi pengalaman langsung dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang dimiliki dan Sebagai penerapan dalam mata kuliah metodologi penelitian.

1.5.3 Bagi instansi terkaitSebagai tambahan informasi dan bahan masukan tentang hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian penyakit diare sehingga dapat meningkatkan penyuluhan dan pembinaan terhadap masyarakat luas.BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1Definisi Penyakit DiareDiare adalah suatu penyakit yang biasanya ditandai dengan perut mulas, meningkatnya frekuensi buang air besar, dan konsentrasi tinja yang encer. Tanda-tanda Diare dapat bervariasi sesuai tingkat keparahannya serta tergantung pada jenis penyebab diare. Ada beberapa penyebab diare. Beberapa di antaranya adalah Cyclospora cayetanensis, total koliform (E. coli, E. aurescens, E. freundii, E. intermedia, Aerobacter aerogenes), kolera, shigellosis, salmonellosis, yersiniosis, giardiasis, Enteritis campylobacter, golongan virus dan pathogen perut lainnya. Penularannya bisa dengan jalan tinja mengontaminasi makanan secara langsung ataupun tidak langsung (lewat lalat). Untuk beberapa jenis bakteri, utamanya EHEC (Enterohaemorragic E. coli), ternak merupakan reservoir terpenting. Akan tetapi, secara umum manusia dapat juga menjadi sumber penularan dari orang ke orang. Selain itu, makanan juga dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen akibat lingkungan yang tidak sehat, di mana-mana ada mikroorganisme patogen, sehingga menjaga makanan kita tetap berseih harus diutamakan.Diare atau penyakit diare (Diarrheal disease) berasal dari bahasa Yunani yaitu diarroi yang berarti mengalir terus, merupakan keadaan abnormal dari pengeluaran tinja yang terlalu frekuen.8,9,42 Terdapat beberapa pendapat tentang definisi penyakit diare. Menurut Hippocrates definisi diare yaitu sebagai suatu keadaan abnormal dari frekuensi dan kepadatan tinja, Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, diare atau penyakit diare adalah bila tinja mengandung air lebih banyak dari normal. Menurut WHO dikatakan diare bila keluarnya tinja yang lunak atau cair dengan frekuensi 3x atau lebih per hari dengan atau tanpa darah atau lender dalam tinja. Diare adalah berak cair lebih dari tiga kali dalam 24 jam, dan lebih menitik beratkan pada konsistensi tinja dari pada menghitung frekuensi berak. Ibu-ibu biasanya sudah tahu kapan anaknya menderita diare dan merasakan adanya perubahan konsistensi dan frekuensi BAB pada anaknya, mereka biasanya mengatakan bahwa berak anaknya encer atau cair.. Menurut Direktur Jenderal PPM dam PLP, diare adalah penyakit dengan buang air besar lembek/ cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari)..Diare merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan morbilitas pada anak di negara-negara berkembang. WHO telah berhasil menurunkan angka kematian hingga 95% tapi hanya sedikit menurunkan angka kesakitan. Diare juga merupakan penyebab penting kekurangan gizi, ini disebabkan karena adanya anoreksia pada penderita diare sehingga ia makan lebih sedikit dari biasanya dan kemampuan menyerap sari makananpun juga berkurang. Padahal kebutuhan sari makanan meningkat akibat dari adanya infeksi.2.2 Penyebab diare

a. Minum air tidak dimasakb. Makan jajanan kurang bersihc. Makan dengan tangan yang kotord. Berak disembarang tempate. Mengguankan air kotor untuk keperluan sehari-harif. Makanan tidak ditutup sehingga dihinggapi lalat dan terkena debu dan kotorang. Ikan, jamur atau singkong dan makan makanan yang mengandung racunh. Makanan dan minuman yang basi atau menggunakan zat pewarna berlebihanMenurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1215/MENKES/SK/XI/2001 penyebab diare adalah sebagai berikut :1.2.1 Karena peradangan usus yang disebabkan oleh :1)Bakteri, misal: Vibrio Cholera, Shigela, E. coli, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus.2)Virus, misal: Rota Virus, Adenovirus, Norwalk laike agent.3)Parasit- Protozoa (Entamoeba histolytica, Giarta labtia, Balantidium coli, Crytosporodium)- Cacing perut (Ascaris lumbricoides, Thichiuris trichiura)- Jamur1.2.2 Karena kekurangan gizi yaitu karena kekurangan energi protein.1.2.3 Karena tidak tahan terhadap makanan tertentu, misalnya intoleran terhadap susu sapi.1.2.4 Karena kurang adaptasi terhadap cuaca

2.3 Jenis DiareBerdasarkan waktu, WHO membagi diare menjadi diare kronik dan diare akut.a. Diare KronikDiare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari disebut diare kronik. b. Diare AkutDiare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari tanpa diselang-seling berhenti lebih dari 2 hari.9,42 Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dari tubuh penderita, gradasi penyakit diare akut dapat dibedakan dalam empat katagori, yaitu :1. Diare tanpa dehidrasi2. Diare dengan dehidrasi ringan, apabila cairan yang hilang 5 % dariberat badan.3. Diare dengan dehidrasi sedang, apabila cairan yang hilang berkisar 6 10 % dari berat badan4. Diare dengan dehidrasi berat, apabila cairan yang hilang lebih dari 10%Empat unsur utama, pengelolaan diare yang dianjurkan WHO, yaitu: pemberian cairan, diet, obat-obatan dan edukasi terhadap keluarga dan penderita.2.4 GejalaDiare adalah penyakit gangguan pada pencernaan yang biasanya berkaitan dengan kebersihan makanan, ditandai dengan keluarnya tinja yang encer atau frekuensi buang air besar yang terlalu sering.Tanda Dan Gejala Diare :a. Tinja yang berbentuk encer.b. BAB lebih dari 3 kali sehari, atau bisa kurang dari 3 kali tapi yang keluar kebanyakan air.c. Merasa lemas setelah BABd. Tidak mempunyai nafsu makan.e. terasa nyeri pada perut.f. Kadang disertai demam, mual, dan munta.

Gejala-gejala dari penyakit diare :a. Diare dengan dehidrasi ringan, dengan gejala sebagai berikut: Frekuensi buang air besar 3 kali atau lebih dalam sehari Keadaan umum baik dan sadar Mata normal dan air mata ada Mulut dan lidah basah Tidak merasa haus dan bisa minumb. Diare dengan dehidrasi sedang, kehilangan cairan sampai 5-10% dari berat badan, dengan gejala sebagai berikut : Frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dan sering Kadang-kadang muntah, terasa haus Kencing sedikit, nafsu makan kurang Aktivitas menurun Mata cekung, mulut dan lidah kering Gelisah dan mengantuk Nadi lebih cepat dari normal, ubun-ubun cekungc. Diare dengan dehidrasi berat, kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan, dengan gejala : Frekuensi buang air besar terus-menerus Muntah lebih sering, terasa haus sekali Tidak kencing, tidak ada nafsu makan Sangat lemah sampai tidak sadar Mata sangat cekung, mulut sangat kering Nafas sangat cepat dan dalam Nadi sangat cepat, lemah atau tidak teraba Ubun-ubun sangat cekung2.5 Cara PenularanKementrian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa penularan penyakit diare dibagi menjadi dua cara yaitu : secara langsung adalah penularan dari manusia satu ke manusia yang lainnya tidak melalui perantara, sedangkan untuk penularan secara tidak langsung adalah penularan penyakit dari manusia ke manusia yang lainnya melalui perantara, misalnya benda atau barang kotor yang terkena kuman dan biasanya perantara tersebut adalah air kotor, makanan dan minuman yang kotor atau telah terkontaminasi. Makanan yang terkontaminasi dengan bakteri E.Coli yang dibawa oleh lalat yang hinggap pada tinja, karena buang air besar (BAB) tidak di jamban. Air minum yang mengandung E. Coli yang tidak direbus sampai mendidih. Air sungai yang tercemar bakteri E.coli karena orang diare buang air besar di sungai digunakan untuk mencuci bahan makanan, peralatan dapur, sikat gigi, dan lain-lain. Tangan yang terkontaminasi dengan bakteri E.coli (sesudah BAB tidak mencuci tangan dengan sabun) Makanan yang dihinggapi lalat pembawa bakteri E.Coli kemudian dimakan oleh manusia. 2.6 Cara PencegahanUpaya pencegahan penyakit diare menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1215/MENKES/SK/2001 adalah sebagai berikut :a. Pemberian ASI (khusus bayi)ASI adalah makanan yang paling baik untuk bayi. ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanya anti body dan zat-zat lain yang dikandungnya. ASI memberikan perlindungan terhadap diare.b. Menggunakan air bersih yang cukupSebagian kuman infeksius penyebab penyakit diare ditularkan melalui fekal oral. Mereka dapat ditularkan dengan memasukkan ke dalam mulut, cairan atau benda yang tercemar tinja , misalnya air minum, jari-jari tangan, makan yang disiapkan dalam plastik yang dicuci dengan air yang tercemar. Masyarakat dapat mengurangi risiko terhadap serangan penyakit diare yaitu dengan: ambil air dari sumberair yang bersih, simpan air dalam tempat air yang bersih tertutup serta gunakan gayung khusus untuk mengambil air, jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang. Gunakan air yang direbus, cuci semua peralatan masak dan makan dengan air bersih yang cukup.c. Mencuci tanganMencuci tangan dengan sabun, terutama setelah buang air besar, sesudah buang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan sebelummakan, mempunyai dampak dalam kejadian diared. Menggunakan jambanPengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam menurunkan risiko terhadap penyakit diare. Dalam penggunaan jamban harus adanya pemanfaatan jamban yang seusuai dengan fungsinya dan pemeliharaan jamban agar dapat nyaman digunakan. Cara pencegahan penyakit diare yang disesuaikan dengan faktor penyebabnya adalah sebagai berikut:

2.6.1 Penyediaan air tidak memenuhi syarat 1. Gunakan air dari sumber terlindung 2. Pelihara dan tutup sarana agar terhindar dari pencemaran 2.6.2 Pembuangan kotoran tidak saniter1. Buang air besar di jamban 2. Buang tinja bayi di jamban 3. Apabila belum punya jamban harus membuatnya baik sendiri maupun berkelompok dengan tetangga. 2.6.3 Perilaku tidak higienis1. Cuci tangan sebelum makan atau menyiapkan makanan 2. Cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar 3. Minum air putih yang sudah dimasak 4. Menutup makanan dengan tudung saji 5. Cuci alat makan dengan air bersih 6. Jangan makan jajanan yang kurang bersih 7. Bila yang diare bayi, cuci botol dan alat makan bayi dengan air panas/mendidih Sedangkan intervensi pada faktor lingkungan dapat dilakukan antra lain melalui : 1. Perbaikan sanitasi lingkungan dan pemberantasan vektor secara langsung. 2. Perbaikan sanitasi dapat diharapkan mampu mengurangi tempat perindukan lalat. Cara yang bisa diambil di antaranya adalah menjaga kebersihan kandang hewan, buang air besar di jamban yang sehat, pengelolaan sampah yang baik, dan sebagainya. Keberadaan lalat sangat berperan dalam penyebaran penyakit diare, karena lalat dapat berperan sebagai reservoir. Lalat biasanya berkembang biak di tempat yang basah seperti sampah basah, kotoran hewan, tumbuh-tumbuhan yang membusuk, dan permukaan air kotor yang terbuka. Pada waktu hinggap, lalat mengeluarkan ludah dan tinja yang membentuk titik hitam. tanda-tanda ini merupakan hal yang penting untuk mengenal tempat lalat istirahat. Pada siang hari lalat tidak makan tetapi beristirahat di lantai dinding, langit-langit, rumput-rumput, dan tempat yang sejuk. Juga menyukai tempat yang berdekatan dengan makanan dan tempat berbiaknya, serta terlindung dari angin dan matahari yang terik. Di dalam rumah, lalat istirahat pada pinggiran tempat makanan, kawat listik dan tidak aktif pada malam hari. Tempat hinggap lalat biasanya pada ketinggian tidak lebih dari 5 (lima) meter. Pemberantasan lalat dapat dilakukan dengan 3 cara, fisik (misalnya penggunaan air curtain), kimia (dengan pestisida), dan biologi (sejenis semut kecil berwana hitam Phiedoloqelon affinis untuk mengurangi populasi lalat rumah di tempat tempat sampah). Lingkungan yang tidak higienis akan mengundang lalat. Padahal lalat dapat memindahkan mikroorganisme patogen dari tinja penderita ke makanan atau minuman.2.7 Klasifikasi LalatPeranan lalat dalam kesehatan masyarakat maupun hewan telah banyak diketahui. Sehubungan dengan perilaku hidupnya yang suka di tempat-tempat yang kotor yaitu tumpukan sampah, makanan, dan pada tinja, dari situlah lalat membawa berbagai mikroorganisme penyebab penyakit. Lalat selain sangat mengganggu juga ada yang berperan sebagai vector mekanik beberapa penyakit (Kartikasari, 2008).

Lalat merupakan vector penting dalam penyebaran penyakit pada manusia dan juga kehidupan lalat yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Di samping lalat sebagai vector penyakit, lalat merupakan binatang yang menjijikkan bagi kebanyakan orang. Karena penularan penyakitnya dapat secara mekanik, yaitu penularan dari penderita ke orang lain atau dari suatu bahan tercemar (makanan, minuman, dan air) ke orang sehat dengan perantara menempelnya bagian tubuh lalat misalnya lewat prombosis, tungkai, kaki dan badan lalat (Kartikasari, 2008).

Berbagai penyakit yang ditularkan oleh lalat antara lain virus, bakteri, protozoa dan telur cacing yang menempelpada tubuh lalat dan ini tergantung dari spesiesnya. Lalat Musca domestica dapat membawa telur cacing (Oxyrus vermicularis, Tricuris trichiura, Cacing tambang, dan Ascaris lumbricoides), protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamlia, dan Balantidium coli), bakteri usus (Salmonella, Shigella dan Eschericia coli), Virus polio, Treponema pertenue (penyebab frambusia), dan Mycobacterium tuberculosis. Lalat domestica dapat bertindak sebagai vector penyakit typus, disentri, kolera, dan penyakit kulit. Lalat Fannia dewasa dapat menularkan berbagai jenis penyakit myasis (Gastric, Intestinal, Genitaurinary). Lalat Stomoxys merupakan penyakit surra (disebabkan oleh Trypanosima evansi), anthraks, tetanus, yellow fever, traumatic miasis dan enteric pseudomiasis (walaupun jarang). Lalat hijau (paenicia dan chrysomya) dapat menularkan penyakit myasis mata, tulang dan organ lain melalui luka. Lalat Sarcophaga dapat menularkan penyakit myasis kulit, hidung, sinus, jaringan vagina dan usus (Kartikasari, 2008).

Lalat merupakan salah satu insekta (serangga) termasuk dalam ordo diphtera yang mempunyai sepasang sayap berbentuk membran dan saat ini diseluruh dunia dapat dijumpai sekitar 60.000 100.000 spesies lalat (Santi, 2001). Lalat diklasifikasikan sebagai berikut :Kingdom : AnimaliaPhylum : ArthropodaClass : HexapodaOrdo : DipteraFamily : Muscidae, Sarchopagidae, Challiporidae, dll.Genus : Musca, Stomoxys, Phenisia, Sarchopaga, Fannia, dll.Spesies : Musca domestica, Stomoxy calcitrans, Phenesia sp, Sarchopaga sp, Fannia sp,dll

Jenis Species dari Tiap-tiap Kelas Flies (Lalat) adalah Houseflies (lalat rumah, Musca domestica), Sandflies (lalat pasir, genus Phlebotomus), Tsetse flies (lalat tsetse, genus Glossina), Blackflies (lalat hitam, genus Simulium).2.7.1 Biologi Lalat

a. Siklus Hidup LalatDalam kehidupan lalat dikenal ada 4 (empat) tahapan yaitu mulai dari telur, larva, pupa dan dewasa. Lalat berkembang biak dengan bertelur, berwarna putih dengan ukuran lebih kurang 1 mm panjangnya. Setiap kali bertelur akan menghasilkan 120130 telur dan menetas dalam waktu 816 jam .Pada suhu rendah telur ini tidak akan menetas (dibawah 12 13 C). Telur yang menetas akan menjadi larva berwarna putih kekuningan, panjang 12-13 mm. Akhir dari phase larva ini berpindah tempat dari yang banyak makan ke tempat yang dingin guna mengeringkan tubuhnya, Setelah itu berubah menjadi kepompong yang berwarna coklat tua, panjangnya sama dengan larva dan tidak bergerak. Phase ini berlangsung pada musim panas 3-7 hari pada temperatur 3035 C, Kemudian akan keluar lalat muda dan sudah dapat terbang antara 450900 meter, Siklus hidup dari telur hingga menjadi lalat dewasa 6-20 hari Lalat dewasa panjangnya lebih kurang inci, dan mempunyai 4 garis yang agak gelap hitam dipunggungnya. Beberapa hari kemudian sudah siap untuk berproduksi, pada kondisi normal lalat dewasa betina dapat bertelur sampai 5 (lima) kali. Umur lalat pada umumnya sekitar 2-3 minggu, tetapi pada kondisi yang lebih sejuk biasa sampai 3 (tiga) bulan Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin, tetapi sebaliknya lalat akan terbang jauh mencapai 1 kilometer.

b. MakananLalat dewasa sangat aktif sepanjang hari terutama pada pagi hingga sore hari. Serangga ini sangat tertarik pada makanan manusia sehari-hari seperti gula, susu, makanan olahan, kotoran manusia dan hewan ,darah serta bangkai binatang Sehubungan dengan bentuk mulutnya, lalat hanya makan dalam bentuk cairan, makanan yang kering dibasahi oleh lidahnya terlebih dahulu baru dihisap air merupakan hal yang penting dalam hidupnya, tanpa air lalat hanya hidup 48 jam saja. Lalat makan paling sedikit 2-3 kali sehari.

c. Tempat PerindukanTempat yang disenangi adalah tempat yang basah seperti sampah basah, kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan busuk, kotoran yang menumpuk secara kumulatif (dikandang).1. Kotoran HewanTempat perindukan lalat rumah yang paling utama adalah pada kotoran hewan yang lembab dan masih baru (normal nya lebih kurang satu minggu).

2. Sampah dan sisa makanan dari hasil olahanDisamping lalat suka hinggap juga berkembang baik pada sampah, sisa makanan, buahbuahan yang ada didalam rumah maupun dipasar.

3. Kotoran OrganikKotoran organik seperti kotoran hewan, kotoran manusia. Sampah dan makanan ikan adalah merupakan tempat yang cocok untuk berkembang biaknya lalat.

.4. Air KotorLalat Rumah berkembang biak pada pemukaan air kotor yang terbuka.

2.7.2 Ekologi Lalat Dewasa

Dengan memahami ekologi lalat kita dapat menjelaskan peranan lalat sebagai karier penyakit dan dapat pula membantu kita dalam perencanaan pengawasan. Lalat dewasa aktif pada siang hari dan selalu berkelompok. Pada malam hari biasanya istirahat walaupun mereka dapat beradaptasi dengan cahaya lampu yang lebih terang.

a. Tempat peristirahatanPada Waktu hinggap lalat mengeluarkan ludah dan tinja yang membentuk titik hitam. Tanda-tanda ini merupakan hal yang penting untuk mengenal tempat lalat istirahat. Pada siang hari lalat tidak makan tetapi beristirahat di lantai dinding, langit-langit, rumputrumput dan tempat yang sejuk. Juga menyukai tempat yang berdekatan dengan makanan dan tempat berbiaknya, serta terlindung dari angin dan matahari yang terik. Didalam rumah, lalat istirahat pada pinggiran tempat makanan, kawat listik dan tidak aktif pada malam hari. Tempat hinggap lalat biasanya pada ketinggian tidak lebih dari 5 (lima) meter. b. Fluktuasi Jumlah lalatLalat merupakan serangga yang bersifat fototropik yaitu menyukai cahaya. Pada malam hari tidak aktif, namun dapat aktif dengan adanya sinar buatan. Efek sinar pada lalat tergantung sepenuhnya pada temperatur dan kelembaban jumlah lalat akan meningkat jumlahnya pada temperatur 20 C 25 C dan akan berkurang jumlahnya pada temperatur < 10 C atau > 49 C serta kelembaban yang optimum 90 %.

c. Perilaku dan perkembangbiakan

Pada siang hari lalat bergerombol atau berkumpul dan berkembang biak di sekitar sumber makanannya. Penyebaran lalat sangat dipengaruhi oleh cahaya, temperatur, kelembaban. Untuk istirahat lalat memerlukan suhu sekitar 35- 40C, kelembaban 90%. Aktifitas terhenti pada temperatur < 15C.

2.8 Air dan KesehatanAir bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini.

2.8.1 Sumber air bersih SungaiRata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-sungai di dunia. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk setiap orang) sepintas terlihat cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat yang tidak tepat. Sebagai contoh air bersih di lembah sungai Amazon walupun ketersediaannya cukup, lokasinya membuat sumber air ini tidak ekonomis untuk mengekspor air ke tempat-tempat yang memerlukan. Curah hujanDalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air bersih, individu perorangan/ berkelompok/ pemerintah biasanya membangun bendungan dan tandon air yang mahal untuk menyimpan air bersih di saat bulan-bulan musim kering dan untuk menekan kerusakan musibah banjir. Air permukaan dan air bawah tanah.2.8.2 Penyalah gunaan dan pencemaran airSumber-sumber air bersih ini biasanya terganggu akibat penggunaan dan penyalahgunaan sumber air seperti:1. Pertanian. Penghamburan air akibat ketiadaannya penyaluran air yang baik pada lahan yang diairi dengan irigasi (untuk penghematan dalam jangka pendek) dapat berakibat terjadinya kubangan dan penggaraman yang akhirnya dapat menyebabkan hilangnya produktivitas air dan tanah [2]2. Industri. Walaupun industri menggunakan air jauh lebih sedikit dibandingkan dengan irigasi pertanian, namun penggunaan air oleh bidang industri mungkin membawa dampaknya yang lebih parah dipandang dari dua segi. Pertama, penggunaan air bagi industri sering tidak diatur dalam kebijakan sumber daya air nasional, maka cenderung berlebihan. Kedua, pembuangan limbah industri yang tidak diolah dapat menyebabkan pencemaran bagi air permukaan atau air bawah tanah, seihingga menjadi terlalu berbahaya untuk dikonsumsi. Air buangan industri sering dibuang langsung ke sungai dan saluran-saluran, mencemarinya, dan pada akhirnya juga mencemari lingkungan laut, atau kadang-kadang buangan tersebut dibiarkan saja meresap ke dalam sumber air tanah tanpa melalui proses pengolahan apapun. Kerusakan yang diakibatkan oleh buangan ini sudah melewati proporsi volumenya. Banyak bahan kimia modern begitu kuat sehingga sedikit kontaminasi saja sudah cukup membuat air dalam volume yang sangat besar tidak dapat digunakan untuk minum tanpa proses pengolahan khusus.3. Eksploitasi sumber-sumber air secara masal oleh rumah tangga.* Di negara berkembang: Di beberapa tempat di negara bagian Tamil Nadu di India bagian selatan yang tidak memiliki hukum yang mengatur pemasangan penyedotan sumur pipa atau yang membatasi penyedotan air tanah, permukaan air tanah anjlok 24 hingga 30 meter selama tahun 1970-an sebagai akibat dari tak terkendalikannya pemompaan atau pengairan. Pada sebuah konferensi air di tahun 2006 wakil dari suatu negara yang kering melaporkan bahwa 240.000 sumur pribadi yang dibor tanpa mengindahkan kapasitas jaringan sumber air mengakibatkan kekeringan dan peningkatan kadar garam.* Di negara maju seperti Amerika Serikat seperlima dari seluruh tanah irigasi di AS tergantung hanya pada jaringan sumber air (Aquifer) Agallala yang hampir tak pernah menerima pasok secara alami. Selama 4 dasawarsa terakhir terhitung dari tahun 2006, sistem jaringan yang tergantung pada sumber ini meluas dari 2 juta hektar menjadi 8 juta, dan kira-kira 500 kilometer kubik air telah tersedot. Jaringan sumber ini sekarang sudah setengah kering kerontang di bawah sejumlah negara bagian. Sumber-sumber air juga mengalami kemerosotan mutu, di samping pencemaran dari limbah industri dan limbah perkotaan yang tidak diolah, seperti pengotoran berat dari sisa-sisa dari lahan pertanian. Misalnya, di bagian barat AS, sungai Colorado bagian bawah sekarang ini demikian tinggi kadar garamnya sebagai akibat dari dampak arus balik irigasi sehingga di Meksiko sudah tidak bermanfaat lagi, dan sekarang AS terpaksa membangun suatu proyek besar untuk memurnikan air garam di Yuma, Arizona, guna meningkatkan mutu sungainya. Situasi di wilayah perkotaan jauh lebih jelek daripada di daerah sumber dimana rumah tangga yang terlayani terpaksa merawat WC dengan cara seadanya karena langkanya air, dan tanki septik membludak karena layanan pengurasan tidak dapat diandalkan, atau hanya dengan menggunakan cara-cara lain yang sama-sama tidak tuntas dan tidak sehat. Hal ini tidak saja mengakibatkan masalah bagi penggunanya sendiri, tetap juga sering berbahaya terhadap orang lain dan merupakan ancaman bagi lingkungan karena limbah mereka lepas tanpa proses pengolahan.2.8.3 Akibat ketiadaan air bersihProgram percontohan penyediaan air bersih melalui sambungan saluran rumah tangga oleh USAID dan ESP.Ketiadaan air bersih mengakibatkan:1. Penyakit diare. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian kedua terbesar bagi anak-anak dibawah umur lima tahun. Sebanyak 13 juta anak-anak balita mengalami diare setiap tahun. Air yang terkontaminasi dan pengetahuan yang kurang tentang budaya hidup bersih ditenggarai menjadi akar permasalahan ini. Sementara itu 100 juta rakyat Indonesia tidak memiliki akses air bersih.2. Penyakit cacingan.3. Pemiskinan. Rumah tangga yang membeli air dari para penjaja membayar dua kali hingga enam kali dari rata-rata yang dibayar bulanan oleh mereka yang mempunyai sambungan saluran pribadi untuk volume air yang hanya sepersepuluhnya [6]2.8.4. Jenis Jenis Air

Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga. Tanpa air manusia, hewan dan tanaman tidak akan dapat hidup. Air di bumi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :1. Air TanahAir tanah adalah air yang berada di bawar permukaan tanah. Air tanah dapat kita bagi lagi menjadi dua, yakni air tanah preatis dan air tanah artesis.a. Air Tanah PreatisAir tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air / impermeable.b. Air Tanah ArtesisAir tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di antara dua lapisan kedap air.2. Air PermukaanAir pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan mudah dilihat oleh mata kita. Contoh air permukaan seperti laut, sungai, danau, kali, rawa, empang, dan lain sebagainya. Air permukaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :a. Perairan DaratPerairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan misalnya seperti rawa-rawa, danau, sungai, dan lain sebagainya.b. Perairan LautPerairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas. Contohnya seperti air laut yang berada di laut.2.8.5 Penyediaan Air

Untuk menghindari terjadinya penyakit yang berhubungan dengan air diperlukan suatu prinsip penyediaan air bersih dengan persyaratan sebagai berikut:a. KualitasAir yang akan digunakan oleh masyarakat harus memenuhi persyaratan fisik, kimia, bakteriologis dan radioaktif berdasarkan Permenkes No.492/MENKES/PER/IV/2010 mengenai persyaratan kualitas air bersih, yaitu:1) Syarat fisikYsitu air bersih harus jernih tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna.2) Syarat Bakteriologi AirHarus dipenuhi agar air tidak menimbulkan penyakit bagi yang menggunakannya, maka Total Coliform dan E.Coli dalam air harus 0 MPN/100ml, dan bisa dikatakan air tersebut harus terbebas dari mikroorganisme.3) Syarat Kimia AirAir yang akan digunakan tidak mengandung bahan kimia berlebihan yang berbahaya bagi kesehatan atau yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis maupun ekonomis, dapat dilihat pada Permenkes No.492/MENKES/PER/IV/2010 mengenai persyaratan kimia untuk air bersih.4) Syarat Radioaktif air(1) Gross alpha activity; kadar yang diperbolehkan adalah 0,1 Bq/liter(2) Gross beta activity; kadar yang diperbolehkan adalah 1 Bq/liter

b. KuantitasJumlah air bersih yang dibutuhkan oleh orang dalam satu hari untuk memenuhi kebutuhannya. Pemakaian air rata-rata tiap orang dibeberapa negara berbeda, tergantung dari tingkat kehidupannya. Sebagai kebutuhan pokok, air bersih mutlak diperlukan. Kebutuhan tubuh manusia adalah 2,5 liter perhari. Namun kebutuhan lain perlu dipertimbangkan khususnya untuk menjaga kesehatan. Kondisi emergency, setiap jiwa membutuhkan minimal 7,5 15 liter perhari untuk kebutuhan minum, memasak dan membersihkan tangan serta peralatan makan (Depkes RI, 2007).2.8.6 Air minum Adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002)Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya.Bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100C, namun banyak zat berbahaya, terutama logam, yang tidak dapat dihilangkan dengan cara ini. Saat ini terdapat krisis air minum di berbagai negara berkembang di dunia akibat jumlah penduduk yang terlalu banyak dan pencemaran air.

2.9 Pengertian Makanan

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud makanan adalah : Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, wich are part of human diet. Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.Makanan dapat membuat orang menjadi sehat atau sakit. Makanan yang sehat membuat tubuh menjadi sehat namun, makanan yang sudah terkonaminasi dapat menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, makanan dan minuman yang dikonsumsi haruslah terjamin baik dari segi kualitas dan kuantitasnya. Pengertian higiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan. Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan.2.9.1 Syarat MakananMakanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki 2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness).2.9.2 Penyimpanan makanan Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan makanan yang tidak segera diolah terutama untuk katering dan penyelenggaraan makanan RS perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk, sehingga kualitasnya dapat terjaga. Cara penyimpanan yang memenuhi syarat hgiene sanitasi makanan adalah sebagai berikut:- Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan memenuhi syarat- Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari lalat/tikus dan untuk produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan pada suhu yang dingin.Penyimpanan bahan makanan merupakan satu dari 6 prinsip higiene dan sanitasi makanan. Penyimpanan bahan makanan yang tidak baik, terutama dalam jumlah yang banyak (untuk katering dan jasa boga) dapat menyebabkan kerusakan bahan makanan tersebut. Adapun tata cara penyimpanan bahan makanan yang baik menurut higiene dan sanitasi makanan adalah sebagai berikut:A. Suhu penimpanan yang baikSetiap bahan makanan mempunyai spesifikasi dalam penyimpanan tergantung kepada besar dan banyaknya makanan dan tempat penyimpanannya. Sebagian besar dapat dikelompokkan menjadi:1. Makanan jenis daging, ikan, udang dan olahannya Menyimpan sampai 3 hari : -50 sampai 00 C Penyimpanan untuk 1 minggu : -190 sampai -50 C Penyimpanan lebih dari 1minggu : dibawah -100 C2. Makanan jenis telor, susu dan olahannya Penyimpanan sampai 3 hari : -50 sampai 70 C Penyimpanan untuk 1 minggu : dibawah -50 C Penyimpanan paling lama untuk 1 minggu : dibawah -50 C3. Makanan jenis sayuran dan minuman dengan waktu penyimpanan paling lama 1 minggu yaitu 70 sampai 100 C. sedangkan 4. Tepung, biji-bijian dan umbi kering pada suhu kamar (250C). B. Tata cara Penyimpanan1. Peralatan penyimpanana. Penyimpanan suhu rendah dapat berupa:- Lemari pendingin yang mampu mencapai suhu 100 150 C untu penyimpanan sayuran, minuman dan buah serta untuk display penjualan makanan da minuman dingin.- Lemari es (kulkas) yang mampu mencapai suhu 10 - 40 C dalam keadaanisi bisa digunakan untuk minuma, makanan siap santap dan telor.- Lemari es (Freezer) yang dapat mencapai suhu -50 C, dapat digunakan untuk penyimpanan daging, unggas, ikan, dengan waktu tidak lebih dari 3 hari.- Kamar beku yang merupakan ruangan khusus untuk menyimpan makanan beku (frozen food) dengan suhu mencapai -200 C untuk menyimpan daging dan makanan beku dalam jangka waktu lama.b. Penyimpanan suhu kamarUntuk makanan kering dan makanan terolahan yang disimpan dalam suhu kamar, maka rang penyimpanan harus diatur sebagai berikut:- Makanan diletakkan dalam rak-rak yang tidak menempel pada dinding, lantai dan langit-langit, maksudnya adalah:o untuk sirkulasi udara agar udara segar dapatsegera masuk keseluruh ruangano mencegah kemungkinan jamahan dan tempat persembunyian tikuso untuk memudahkan pembersihan lantaio untuk mempermudah dilakukan stok opname- Setiap makanan ditempatkan dalam kelompoknya dan tidak bercampur baur- Untuk bahan yang mudah tercecer seperti gula pasir, tepung, ditempatkan dalam wadah penampungan sehigga tidak mengotori lantaiC. Cara penyimpanan1. Setiap bahan makanan yan disimpan diatur ketebalannya, maksudnya agar suhu dapat merata keselutuh bagian2. Setiap bahan makanan ditempatkan secara terpisah menurut jenisnya, dalam wadah (container) masing-masing. Wadah dapat berupa bak, kantong plastik atau lemari yang berbeda.3. Makanan disimpan didalam ruangan penyimpanan sedemikian hingga terjadi sirkulasi udara dengan baik agar suhu merata keseluruh bagian. Pengisian lemari yang terlalu padat akan mengurangi manfaat penyimpanan karena suhunya tidak sesuai dengan kebutuhan.4. Penyimpanan didalam lemari es:a. Bahan mentah harus terpisah dari makanan siap santapb. Makanan yang berbau tajam harus ditutup dalam kantong plastik yang rapat dan dipisahkan dari makanan lain, kalau mungin dalam lemari yang berbeda, kalau tidak letaknya harus berjauhan.c. Makanan yang disimpan tidak lebih dari 2 atau 3 hari harus sudah dipergunakand. Lemari tidak boleh terlalu sering dibuka, maka dianjurkn lemari untuk keperluan sehari-hari dipisahkan dengan lemari untuk keperluan penyimpanan makanan1. Penyimpanan makanan kering:a. Suhu cukup sejuk, udara kering dengan ventilasi yang baikb. Ruangan bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembabc. Rak-rak berjarak minimal 15 cmdari dinding lantai dan 60cm dari langit-langitd. Rak mudah dibersihkan dan dipindahkane. Penempanan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO (firs in first out) artinya makanan yang masuk terlebih dahulu harus dikeluarkan lebih duluD. Administrasi penyimpananSetiap barang yang dibeli harus dicatat dan diterima oleh bagian gudang untuk ketertiban adminisrasinya. Setiap jenis makanan mempunyai kartu stock, sehingga bila terjadi kekurangan barang dapat segera diketahui.2.10 PengetahuanPengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan data sekedar berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk menindaki.2.11 Perilaku

Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya Perilaku mempunyai beberapa dimensi: - fisik, dapat diamati, digambarkan dan dicatat baik frekuensi, durasi dan intensitasnya - ruang, suatu perilaku mempunyai dampak kepada lingkungan (fisik maupun sosial) dimana perilaku itu terjadi - waktu, suatu perilaku mempunyai kaitan dengan masa lampau maupun masa yang akan datang Perilaku diatur oleh prinsip dasar perilaku yang menjelaskan bahwa ada hubungan antara perilaku manusia dengan peristiwa lingkungan. Perubahan perilaku dapat diciptakan dengan merubah peristiwa didalam lingkungan yang menyebabkan perilaku tersebut Perilaku dapat bersifat covert ataupun overt - overt artinya nampak (dapat diamati dan dicatat) - covert artinya tersembunyi (hanya dapat diamati oleh orang yang melakukannya)Fokus pengubahan perilaku kepada perilaku yang dapat diamati (perilaku overt)1. Cuci tangan sebelum makan atau menyiapkan makanan 2. Cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar 3. Minum air putih yang sudah dimasak 4. Menutup makanan dengan tudung saji 5. Cuci alat makan dengan air bersih 6. Jangan makan jajanan yang kurang bersih 7. Bila yang diare bayi, cuci botol dan alat makan bayi dengan air panas/mendidih 2.12 Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga sangat penting peranannya dalam mencegah penyakit baik penyakit non menular (seperti penyakit gizi buruk, gizi kurang, masalah kesehatan ibu hamil maupun ibu bersalin) maupun penyakit menular (misalnya flu burung/avian influenza atau Swine flu, dimana virus H5N1 atau H1N1 akan mati dengan ditergen/sabun). Secara umum indikator PHBS tatanan Rumah Tangga yang sangat sulit dicapai adalah indikator Pemberian ASI eksklusif dan indikator RT tidak merokok. Dalam hal ini peranan nyata TP PKK sangat penting dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga dalam mendukung program-program Kesehatan melalui pembinaan 10 Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga. Rumah Tangga dikatakan Rumah Tangga ber PHBS adalah Rumah Tangga yang melaksanakan 10 PHBS di Rumah Tangga tersebut.Adapun 10 Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga adalah sebagai berikut:1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan2. Memberi ASI ekslusif3. Menimbang balita setiap bulan4. Menggunakan air bersih5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun6. Menggunakan jamban sehat7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu8. Makan buah dan sayur setiap hari9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari10. Tidak merokok di dalam rumah.2.11 Tempat Pembuangan AkhirTempat pembuangan akhir (TPA) atau tempat pembuangan sampah (TPS) ialah tempat untuk menimbun sampah dan merupakan bentuk tertua perlakuan sampah.TPA dapat berbentuk tempat pembuangan dalam (di mana pembuang sampah membawa sampah di tempat produksi) begitupun tempat yang digunakan oleh produsen. Dahulu, TPA merupakan cara paling umum untuk limbah buangan terorganisir dan tetap begitu di sejumlah tempat di dunia.Sejumlah dampak negatif dapat ditimbulkan dari keberadaan TPA. Dampak tersebut bisa beragam: musibah fatal (mis., burung bangkai yang terkubur di bawah timbunan sampah); kerusakan infrastruktur (mis., kerusakan ke akses jalan oleh kendaraan berat); pencemaran lingkungan setempat (seperti pencemaran air tanah oleh kebocoran dan pencemaran tanah sisa selama pemakaian TPA, begitupun setelah penutupan TPA); pelepasan gas metana yang disebabkan oleh pembusukan sampah organik (metana adalah gas rumah kaca yang berkali-kali lebih potensial daripada karbon dioksida, dan dapat membahayakan penduduk suatu tempat); melindungi pembawa penyakit seperti tikus dan lalat, khususnya dari TPA yang dioperasikan secara salah, yang umum di Dunia Ketiga; jejas pada margasatwa; dan gangguan sederhana (mis., debu, bau busuk, kutu, atau polusi suara).

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN3.1 Desain Penelitian3.1.1 Kerangka TeoriFaktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit tergantung pada host, agent dan environment. Ketiga faktor tersebut merupakan tritunggal yang selalu ada tetapi tidak akan selalu menimbulkan penyakit, hal itu tergantung pada kondisi masing-masing faktor serta proses interaksi antara ketiga faktor tersebut. Sakit akan terjadi bila dalam lingkungan yang memadai agent berhasil memasuki tubuh host dan mulai menimbulkan reaksi

Faktor LingkunganFaktor Agent

Kepadatan Lalat

Tumpukan sampah

Jarak antara sumber air dengan sumber pencemarTempat penyimpanan makananKualitas air bakteriologis

Kualitas makanan dan minumanKetersediaan sarana air bersih

Faktor ManusiaPrilakuPengetahuanSikap

Kejadian Penyakit Diare

3.1.2 Kerangka Konsep

Penegetahuan masyarakat menegenai kejadian diareBerdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan diatas, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit diare sangat banyak. Untuk itu kerangka konsep ini hanya mengambil faktor kepadatan lalat dan beberapa faktor saja karena keterbatasan dalam hal biaya dan waktu. Oleh karena itu kerangka konsepnya dapat diuraikan sebagai berikut :

Tempat penyimpanan makananKepadatan LalatKejadian Penyakit Diare

Prilaku masyarakat Mengenai Hygiene PeroranganSumber Air minum

3.1.3 Hipotesa1. Terdapat hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan terjadinya diare di wilayah TPA Sarimukti Kabupaten Bandung barat2. Terdapat hubungan antara tempat penyimpanan makanan dengan terjadinya diare di wilayah TPA Sarimukti Kabupaten Bandung barat3. Terdapat hubungan antara Kepadatan lalat dengan terjadinya diare di wilayah TPA Sarimukti Kabupaten Bandung barat4. Terdapat hubungan antara Sumber air minum dengan terjadinya diare di wilayah TPA Sarimukti Kabupaten Bandung barat5. Terdapat hubungan antara Prilaku masyarakat mengenai Hygiene perorangan dengan terjadinya diare di wilayah TPA Sarimukti Kabupaten Bandung barat

3.1.4 Definisi OperasionalUntuk membatasi penelitian dan menyamakan persepsi maka di tulis pengertian - pengertian secara operasional sebagai berikut :NoVariabelDefinisi operasionalCara UkurAlat UkurSkalaHasil hitung

Kejadian Penyakit Diare

Suatu Keadaan adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek samapai mencair dan frekuensi BAB lebih dari 3 kali sehariMenelaah data yang sudah adaLaporan PuskesmasNominal1.sakit2.tidak sakit

Pengetahuan Masyarakat mengenai kejadian diarePengetahuan merupakan hasil dari tahu tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya diare.wawancaraLembar KuisionerNominal1. Baik2. Tidak baik

Tempat Penyimpanan MakananTempat yang digunakan untuk menyimpan makanan setelah selesai diolahObservasiLembar ObservasiNominal1. Memenuhi syarat2. Tidak memenuhi syarat

Kepadatan Lalatbanyaknya lalat yang hinggap atau berada di suatu tempat yang diukur menggunakan alat yaitu fly grillMenggunakan perhitungan manualFly grillOrdinal1.Padat, 2.sedang,3.rendah

Sumber Air MinumSarana air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup balita sehari untuk kebutuhan minum. Yang bersumber dari sumur atau PDAM

ObservasiLembar ObservasiNominal1. Memenuhi syarat2. Tidak memenuhi syarat

Prilaku (Hygiene Perorangan)perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya masyarakat mengenai hal yang berkaitan dengan personal hygienewawancaraLembar KuisionerNominal1. Setuju2. Tidak setuju

3.1.5 Jenis PenelitianJenis penelitian yang peneliti lakukan ialah Analitik observasional dengan Rancangan Crossectional, Rancangan ini merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengamatan pada saat bersamaan antara faktor risiko / paparan dengan penyakit (Alimul Aziz, 2009).

3.2 Rancangan Sampel3.2.1 Populasi dan SampelPopulasi adalah keseluruhan unit analisis yang karakteristiknya akan diduga. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari populasi manusia, populasi agent dan lingkungan. Untuk populasi manusia adalah seluruh masyarakat di wilayah TPA Sarimukti. Dan untuk populasi agent adalah vektor lalat. Sedangkan untuk populasi lingkungan terdiri dari tempat penyimpanan makanan dan sumber air minum. Pada penelitian ini dilakukan sampling karena pengamatan dilakukan terhadap seluruh populasi.3.2.2 Besar Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang bias mewakili keseluruhan populasi yang diteliti, sedangkan besarnya sampel ditentukan dengan banyaknya subyek seperti menurut pendapat Suharsimi, yaitu: Apabila subyek yang diteliti kurang dari 100 subyek, lebih baik diambil semua, sehingga merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subyek yang diteliti besar/lebih dari 100 dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25%. Adapun jumlah populasi yang akan diteliti di wilayah TPA Sarimukti Kab. Bandung Barat Tahun 2011 adalah sebanyak 700 kepala keluarga. Berdasarkan hal tersebut diatas maka dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 25% dari jumlah populasi. Jumlah sampel yang diambil yaitu 25% dari 700 kepala keluarga atau responden adalah sebanyak 175 kepala keluarga atau responden.3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampel random sampling secara acak sederhana karena populasi dianggap homogen, sehingga setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Cara menentukan anggota sampel, mula-mula semua anggota populasi diberi nomor secara berurutan, kemudian dibuat 4 buah gulungan kertas yang telah diberi nomor 1, 2, 3, 4 selanjutnya diambil salah satu gulungan kertas yang terambil, misalnya yang terambil adalah nomor 4, itulah yang menjadi sampel pertama untuk melakukan sampel penelitian, selanjutnya dengan cara pelompatan setiap 4 subyek sampai diperoleh jumlah yang diinginkan.

3.3 Rancanangan Pengumpulan Data3.3.1 Jenis DataJenis data meliputi data sekunder yang diperoleh dari Puskesmas Rajamandala yaitu data kasus Diare, dan data kependudukan yang diperoleh dari masing-masing RT di wilayah RW sekitar TPA SarimuktiData primer diperoleh dari hasil observasi dan wawancara penderita.3.3.2Alat Pengumpul DataAlat yang digunakan untuk pengumpulan data ialah :1) Lembar kuesioner2) Lembar observasi3) Kamera4) Fly grill3.3.3 Teknik Pengumpul DataPeneliti menggolongkan data kedalam data primer dan data sekunder1) Data PrimerPengumpulan data primer menggunakan teknik sebagai berikut :1. Melakukan wawancara terhadap Masyarakat.2. Melakukan observasi sikap mengenai hygiene perorangan, tempat penyimpanan makanan, dan sumber air bersih dan kepadatan lalat.2) Data SekunderData sekunder diperoleh dari instansi-instansi kesehatan seperti, puskesmas Rajamandala yang meliputi data jumlah kasus, gambaran umum lokasi penelitian dan data demografi.

3.3.4 Tenaga Pengumpul DataTenaga pengumpul data dalam penelitian ini adalah penulis pribadi selaku mahasiswa poltekes bandung jurusan kesehatan lingkungan yang telah diberikan pengarahan sebelumnya.3.4 Rancangan Pelaksanaan Penelitan3.4.1 Tempat dan Waktu PenelitianLokasi penelitian dalam studi ini dilakukan di wilayah TPA sarimukti pada tahun 2011.3.4.2 Langkah-langkah Penelitian1. Persiapan alat dan bahanAlat yang disiapkan dalam penelitian meliputi Lembar kuisioner, lembar observasi, kamera dan fly grill.2. Menguji coba instrument pengumpul dataMenguji coba instrument yang akan dipakai dalam penelitian ini3. Persiapan pengambilan dataPersiapan pengambilan data dalam penelitian ini meliputi :a) Pengurusan Surat Izin penelitian yang ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota bandung, Puskesmas Rajamandala, dan Ketua RW 09 Kecamatan sarimukti.b) Pembuatan lembar observasic) Mempersiapkan Alat yang digunakan untuk menghitung kepadatan lalat.

3.4.3 Pengolahan dan Analisis Data3.4.3.1 Pengolahan DataPengolahan data pada penelitian ini meliputi tahapan sebagai berikut :1) Editing, yaitu kegiatan memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang dikembalikan responden untuk memeriksa kesesuaian jawaban responden dengan pertanyaan yang diajukan, kelengkapan pengisian daftar pertanyaan serta konsistensi jawaban responden.2) Coding, yaitu Setelah kegiatan editing diselesaiakan, kegiatan selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pemberia kode. Pengkodean dilakukan dengan pemberian tanda (simbol) yang berupa angka pada jawaban responden yang diterima. Tujuan pengkodean ini adalah untuk menyederhanakan jawaban responden. Dalam pengkodean harus diperhatikan pemberian kode pada jenis pertanyaan yang diajukan.Pada penelitian ini peneliti memberi kode sebagai berikut :1. Untuk pertanyaan pada aspek pengetahuan dengan pilihan jawaban 3 option1) Nilai 3 untuk jawaban yang benar2) Nilai 2 untuk jawaban yang mendekati benar3) Nilai 1 untuk jawaban yang salah atau tidak2. Untuk prilaku1) Nilai 4 untuk jawaban yang sangat setuju2) Nilai 3 untuk jawaban yang setuju3) Nilai 2 untuk jawaban yang tidak setuju4) Nilai 1 untuk jawaban yang sangat tidak setuju3. Sedangkan untuk observasi peneliti member kode sebagai berikut :1) Nilai 1 untuk item yang memenuhi syarat2) Nilai 0 untuk item yang tidak memenuhi syarat3) Entry, yaitu memasukkan data dalam program komputer untuk dilakukan analisis lebih lanjut.4) Tabulating, yaitu Kegiatan yang dilakukan dalam tabulasi adalah menyusun dan menghitung data hasil pengkodean untuk kemudian disajikan dalam bentuk tabel. Dalam kegiatan tabulasi ini penulis menggunakan cara Tabulasi mekanis yaitu pelaksanaan tabulasi dengan menggunakan peralatan program komputer.Pengolahan Data Kuisioner dan Observasi.1. Aspek PengetahuanCara penilaian data yang sudah didapat yaitu menjumlahkan nilai-nilai dari setiap jawaban responden untuk seluruh pernyataan lalu dipersentasekan dengan rumus sebagai berikut :

P = persentaseF = frekuensiN = jumlah sampelMenetapkan kategori dari seluruh responden per pertanyaan dibagi dalam kriteria sebagai berikut (Alimul aziz : 2009)76% - 100%= Sangat baik 51% - 100%= Baik26% - 50%= Tidak baik< 25%= Sangat tidak baikKemudian kategori di kelompokkan menjadi 2, yaitu :77% - 100%= Baik t tabel berarti valid begitu sebaliknya.2. Uji ReliabilitasSetelah mengukur validitas, maka perlu mengukur reabilitas data (Alimul Aziz, 2009), apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Dalam mengukur reabilitas dapat digunakan rumus diantaranya : rumus belah dua dan spearman brown lalu dibandingkan antara nilai pada uji reliabilitas dengan nilai r hitung pada uji validitas. Nilai pada uji reliabilitas harus lebih besar dari pada nilai r hitung pada uji validitas. D Hasil uji reabilitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut :3. Analisis UnivariatAnalisis univariat dilakukan untuk menggambarkan distribusi frekuens imasing-masing variabel, baik variable bebas, variable terikat maupun deskripsi karakteristik responden.

4. Analisis BivariatAnalisis bivariat dilakukan denganm enggunakan uji chi square. Syarat uji chi square antara lain jumlah sampel harus cukup besar, pengamatan harus bersifat independen, dan hanya dapat digunakan pada data deskrit atau data kontinu yang telah dikelompokkan menjadi kategori (Notoatmodjo, 2005). Dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis berdasarkan pendekatan probabilistic yaitu membandingkan nilai P dengan nilai :(1) Jika nilai p > maka hipotesis penelitian (Ho) gagal ditolak. Berarti tidak ada hubungan atau tidak ada perbedaan.(2) Jika nilai p maka hipotesis penelitian (Ho) ditolak. Ada hubungan atau ada perbedaan.

Lembar Kuisioner

PengantarDaftar pertanyaan ini dilakukan untuk keperluan studi atau penelitian maka dengan kerendahan hati, Bapak/ibu/saudara kami mohon berkenan mengisinya dengan lengkap dan benar. Hasil penelitian ini semata-mata untuk kepentingan studi. Kerahasian data dijamin oleh penanggungjawab penelitian. Atas kesedian Bapak/ibu/saudara kami sampaikan banyak terimakasih.Petunjuk PengisianBerikan tanda (x) pada jawaban yang dipilihIsikan jawaban pada tempat yang disediakan

Wawancara Aspek Pengetahuan Mengenai Kejadian Diare1. Menurut saudara, apakah yang dimaksud dengan penyakit Diare?a. Buang air besar lebih dari 3x seharib. Mencretc. Buang air kecil lebih dari 3x sehari2. Menurut saudara, apakah penyebab diare ?a. Bakteri E Coli, Salmonella, Shigella, Virus, Parasitb. Kuman, Bakteri, Virusc. Kuman3. Menurut saudara, dimanakah tempat hidup bakteri ?a. Air, makanan, tinja manusiab. Makanan dan airc. Tinja4. Menurut saudara, bagaimana gejala penyakit diare ?a. Buang air besar lebih dari 3x dalam sehari, tinja berair, muntah, dehidrasib. Buang air besar lebih dari 3x dalam seharic. Mencret5. Menurut saudara, bagaimana cara penyakit diare menular ?a. Melalui air minum dan makanan yang terkontaminasib. Melalui makananc. Melalui bersentuhan kulit6. Menurut saudara, bagaimana cara pencegahan penyakit diare ?a. Mengguakan air bersih, perbaikan lingkungan, peningkatan hygiene perorangan, dan pengendalian vector penyakitb. Menggunakan air bersih c. Menutup makanan dengan tudung saji7. Menurut saudara, berapakah jarak antara jamban keluarga dengan sumber air ?a. 11 meterb. 7 meter c. 5 meter8. Menurut saudara, air yang bagaimana yang baik untuk di konsumsi?a. Tidak berbau, berasa, berwarna,tidak mengandung zat kimia yang berbahaya dan tidak mengandung bakteri pathogenb. Jernih tidak kotorc. Tidak kotor9. Menurut saudara, bagaimana septictank yang memenuhi syarat ?a. Kedap air, jarak dari sumber air > 11 meter, memiliki pipa ventb. Jarak dari sumber air > 11 meterc. Kedap air10. Menurut saudara, apa fungsi dari septictank ?a. Sebagai tempat penampungan tinjab. Sebagai tempat pembuangan air dan WCc. Tempat pembuangan air kecil

Wawancara Prilaku Mengenai Hygine Sanitasi Perorangan1. Selalu mencuci tangan sebelum makana. Setuju b. Tidak setuju2. Selalu mencuci tangan setelah Buang air besara. Setujub. Tidak setuju3. Selalu mencuci tangan sesudah makana. Setujub. Tidak setuju 4. Selalu memotong kukua. Setujub. Tidak setuju5. Mencuci tangan menggunakan sabuna. Setujub. Tidak setuju6. Selalu mencuci alat makan sebelum digunakana. Setujub. Tidak setuju

LEMBAR OBSERVASI TEMPAT PENYIMPANAN MAKANANNOItem yang diperiksaYaTidak

1.2.3.4.5.

Kontruksi kuat, kokoh, bersih dan mudah dibersihkan Tempat penyimpanan makanan tertutupTempat penyimpanan makanan dipisahkan sesuai jenisnyaTempat penyimpanan alat makan jauh dari sumber pencemarTempat penyimpanan makanan jauh dari vector dan binatang pengganggu

LEMBAR OBSERVASI SUMBER AIR MINUMNOItem yang diperiksaYaTidak

1.

2.

3.

4.Apakah sebelum diminum air dimasak terlebih dahulu sampai mendidih pada suhu 1000 CApakah masyarakat menampung air yang digunakan untuk keperluan minum dan memasak di wadah tertutup

Apkah wadah untuk menampung air yang dugunakan untuk keperluan minum dan memasak dalam keadaan bersih

Apakah jarak sumber air yang digunakan dengan sumber pencemar lainnya > 11 meter

LEMBAR OBSERVASI KEPADATAN LALATNOItem yang diperiksaYaTidak

1.

2.

3.

4.Apakah sampah tidak berserakan di sekitar tempat tinggal warga

Apakah tidak terdapat genangan air kotor di sekitar tempat tinggal warga

Apakah tempat sampah warga memenuhi persyaratan

Apakah jarak TPA dengan tempat tinggal waraga setempat > 10 km